20
Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : / SK / PKM - WB / I Tanggal : Januari 2015 PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil meningkatnya umur harapan hidup dengan akibat meningkatnya populasi penduduk usia lanjut. Umur harapan hidup (UHH) tahun 1990 pada perempuan 64,7 tahun dan pada laki-laki 61 tahun, tahun 1995 untuk perempuan mencapai 66,7 tahun untuk laki-laki 62,9 tahun. Jumlah penduduk usia lanjut tahun 1990 :11,3 juta jiwa (6,4%) meningkat menjadi 15,3 juta (7,4%) pada tahun 2000. Berbagai dampak dari peningkatan jumlah usia lanjut antara lain adalah masalah penyakit degeneratif sering menyertai para usia lanjut,bersifat kronis dan multipatologis,serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar. Paradigma baru dalam pembangunan kesehatan melalui “Visi Indonesia Sehat menyebabkan terjadinya pergesaran dari pelayanan medis menjadi pemeliharaan kesehatan yang lebih menonjolkan aspek preventif dan promotif di samping upaya kuratif dan rehabilitatif yang ada. Setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan akan lebih terfokus pada

Pedoman Usila

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pedoman Lansia

Citation preview

Page 1: Pedoman Usila

Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara BaratNomor : / SK / PKM - WB / I Tanggal : Januari 2015

PEDOMANPEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA)

PUSKESMAS WARA BARAT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil meningkatnya

umur harapan hidup dengan akibat meningkatnya populasi penduduk usia lanjut. Umur harapan hidup (UHH) tahun 1990 pada perempuan 64,7 tahun dan pada laki-laki 61 tahun, tahun 1995 untuk perempuan mencapai 66,7 tahun untuk laki-laki 62,9 tahun. Jumlah penduduk usia lanjut tahun 1990 :11,3 juta jiwa (6,4%) meningkat menjadi 15,3 juta (7,4%) pada tahun 2000. Berbagai dampak dari peningkatan jumlah usia lanjut antara lain adalah masalah penyakit degeneratif sering menyertai para usia lanjut,bersifat kronis dan multipatologis,serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar.

Paradigma baru dalam pembangunan kesehatan melalui “Visi Indonesia Sehat menyebabkan terjadinya pergesaran dari pelayanan medis menjadi pemeliharaan kesehatan yang lebih menonjolkan aspek preventif dan promotif di samping upaya kuratif dan rehabilitatif yang ada. Setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan akan lebih terfokus pada upaya menyehatkan keluarga dan masyarakat,dan dalam langkah-langkah pelaksanaannya lebih di dasarkan pada kebutuhan masyarakat. Pencanangan otonomi daerah sejak januari 2001,mempunyai arti bahwa tiap kabupaten / kota mempunyai kewajiban dan fungsi untuk merencanakan,melaksanakan maupun melakukan evaluasi sendiri upaya kesehatan di daerahnya,yang tentunya di sesuaikan dengan keadaan masalah yang ada,kesiapan sumber daya manusia maupun pendanaannya.

Mengingat kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para usia lanjut,dengan strategi yang sudah di sebutkan di atas,perlu dilakukan peningkatan upaya melalui pencegahan,pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,disamping upaya penyembuhan dan pemulihan. Salah satu bentuk upaya yang di lakukan adalah dengan melakukan peningkatan kualitas pelayanan berupa peningkatan dan pengembangan kegiatan melalui “Strategi Puskesmas Santun Usia Lanjut”.

Page 2: Pedoman Usila

Dalam program pembangunan nasional yang akan datang,perhatian kepada kelompok usis lanjut dapat dilakukan melalui Puskesmas santun usia lanjut meliputi berbagai upaya pelayanan. Strategi Puskesmas santun usia lanjut di maksudkan sebagai salah satu acuan bagi pengelola program kesehatan usia lanjut dalam melakukan peningkatan kualitas dan pengembangan pelayanan.

Beberapa indikator keberhasilan dan target yang di harapkan dapat di capai antara lain:1.Pelayanan Medis a. Skrining kesehatan pada 30% usia lanjut. b. 30% Puskesmas melaksanakan konseling usia lanjut.2.Kegiatan non medis a. 70% Puskesmas membina kelompok usia lanjut. b. 50% kelompok usia lanjut melaksanakan senam usila.

B. Tujuan1. Umum :

Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut.2. Khusus :

a. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada usia lanjut sesuai dengan kebutuhan setempat.

b. Melakukan pelayanan pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas bagi penduduk usia lanjut.

c. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan kepada usia lanjut.d. Menurunkan jumlah kesakiran pada usia lanjut di wilayah kerja Puskesmase. Mewujudkan usia lanjut yang produktif dan bahagia.

C. SasaranSasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut,terbagi dua yaitu :1. Sasaran langsung :

a. Pra usia lanjut (virilitas / pra senilis) 45-59 tahunb. Usia lanjut 60-69c. Usia lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60

tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.2. Sasaran tidak langsung :

a. Keluarga di mana usia lanjut beradab. Masyarakat di lingkungan usia lanjutc. Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjutd. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjute. Petugas lain yang menangani kelompok usia lanjutf. Masyarakat luas

Page 3: Pedoman Usila

D. Ruang LingkupRuang lingkup pedoman ini meliputi permasalahan usia lanjut dan pembinaan usia lanjut di Puskesmas Wara Barat

E. Batasan Operasional1. Puskesmas : Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.

2. Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yg berusia 60 tahun atau lebih,yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya.

3. Melakukan pelayanan kesehatan kepada pra usia lanjut dan usia lanjut meliputi : aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan lebih menekankan unsur-unsur sebagai berikut:a. Pro-aktif : berupa pelayanan kesehatan pada saat kegiatan di kelompok usia lanjut dan

melaksanakan kunjungan pada penderita yang di rawat di rumah.b. Memberikan kemudahan proses pelayanan.c. Santun : pelayanan terhadap para usia lanjut di lakukan secara proporsional dengan

memberikan perlakuan sopan,hormat dan menghargai sosok insane yang lebih tua serta memberikan dukungan dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk mencapai masa tua dengan derajat kesehatan yang optimal.

d. Pelayanan oleh tenaga profesional serta penatalaksanaannya dikoordinasikan oleh pengelola program usia lanjut di Puskesmas.

F. Landasan HukumBeberapa dasar hukum yang menjadi alasan perlunya perlakuan/penanganan khusus bagi kelompok penduduk usia lanjut adalah :1. Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 yang menyatakan bahwa

pembinaan kesehatan usia lanjut merupakan tanggung jawab pemerintah dan di laksanakan oleh pemerintah bersama-sama masyarakat.

2. Undang-undang no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut yang menyebutkan bahwa perlu di berikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan usia lanjut dan bahwa pelayanan kesehatan di maksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut melalui upaya penyuluhan ,penyembuhan dan pengembangan lembaga.

3. Undang-undang no.22 tahun 1992 tentang pemerintahan daerah yang antara lain menyebutkan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakara sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4. Undang-undang no.25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Page 4: Pedoman Usila

5. PP no.25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

BAB IISTANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Page 5: Pedoman Usila

Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan lansia mulai dari Kepala Puskesmas ,tenaga kesehatan lainnya dan pengelolah program yang berkaitan dengan lansia. Penanggung jawab kegiatan lansia merupakan koordinator dalam melaksanakan kegiatan lansia di Puskemas Wara Barat.

B. Distribusi KetenagaanPengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas yang dikoordinir

oleh penanggung jawab program lansia sesuai dengan kesepakatan.

C. Jadwal KegiatanJadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di sepakati dan di susun bersama dengan

sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor tiap 3 bulan sekali.

BAB IIISTANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Page 6: Pedoman Usila

Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di lakukan oleh penanggung jawab program lansia yang menempati ruang lansia / gizi dari gedung Puskesmas. Pelaksanaan rapat koordinasi di lakukan di ruang rapat Puskesmas Wara Barat yang terletak didepan ruang lansia / gizi.

B. STANDAR FASILITAS1. Kit pelayanan posyandu lansia

a. Tensi meter air raksa : 1 buahb. Stetoskop : 1 buahc. Termometer : 1 buahd. Centimeter : 1 buahe. Timbangan berat badan : 1 buah

2. KMS Lansia

BAB IVTATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Page 7: Pedoman Usila

Program pembinaan kesehatan usia lanjut merupakan upaya usaha pengembangan Puskesmas yang lebih mengutamakan upaya promotif, preventif, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Program kesehatan usia lanjut di Puskesmas meliputi : Aspek pembinaan dan pelayanan kesehatan

1. Promotif Pembinaan pada usia lanjut dibagi atas komponen kegiatan pokok :

a. Sasaran langsung, dengan menyelenggarakan paket pembinaan terhadap kelompok usia lanjut berdasarkan umur.

b. Sasaran tidak langsung : pembinaan melalui upaya penyululuhan(KIE).2. Preventif

Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan.3. Kuratif

Pengobatan terhadap usia lanjut,termasuk rujukan ke rumah sakit.4. Rehabilitatif

Merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional serta kemandirian usia lanjut.

Pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang di hadapi.

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut di kelompokkan sebagai berikut :1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari ( activity of daily living ) meliputi kegiatan

dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

2. Pemeriksaan status mental.pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit ( lihat KMS Usia lanjut ).

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan di catat pada grafik indeks massa tubuh (IMT).

4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit.

5. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau di temukan kelain pada pemeriksaan butir 1 atau 4

6. Penyuluhan bias dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi oleh individu dan atau kelompok Usia Lanjut.

7. Kunjungan rumah oleh kader di sertai petugas bagi anggota kelompok Usia Lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Public Health Nursing).

Page 8: Pedoman Usila

8. Kegiatan olahraga antara lain senam usia lanjut untuk meningkatkan kebugaran.

B. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN LANSIAMekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah system 5 tahap ( 5

meja ) sebagai berikut :1. Tahap pertama : pendaftaran Lansia2. Tahap kedua : penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan3. Tahap ketiga : pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status

mental4. Tahap keempat : pencatatan5. Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konseling

C. PERMASALAHAN USIA LANJUTUsia lanjut mempunyai keterbatasan fisik dan kerentanan terhadap penyakit. Secara alami

bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan manifestasi beberapa penyakit seperti penyakit hipertensi , kelainan jantung, penyakit diabetes mellitus, kanker rahim / prostat,osteoporosis,dll

Gerak dan mobilitas usia lanjut menjadi lebih lambat dari pada kelompok umur yang lebih muda, begitu juga dengan kekuatannya. Secara mental, usia lanjut juga seringkali mempunyai perasaan tertekan / depresi akibat fisik yang lemah, kemampuan ekonomi yang menurun karena sudah berhenti bekerja / pensiun serta perasaan tersisih dari masyarakat karena berkurangnya kontak sosial.

Pandangan masyarakat umum mengenai usia lanjut saat ini masih belum sesuai dan keliru. Kebanyakan masih beranggapan bahwa,memang merupakan hal yang alami dan biasa bila usia lanjut seringkali sakit, cepat marah ataupun sering kali menaruh curiga terhadap orang lain. Akibat yang di rasakan karena pandangan salah tersebut adalah seringkali keadaan kesehatan fisik,mental maupun kebutuhan sosial usia lanjut tidak tertangani atau terpenuhi dengan baik.

Kelompok usia lanjut sendiri kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,antara lain di sebabkan oleh jarak Puskesmas yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, tidak ada yang mengantar ataupun ketidak mampuan di dalam membayar biaya pelayanan.

D. PEMBINAAN KESEHATAN USIA LANJUTPembinaan kesehatan usia lanjut melalui Puskesmas di lakukan terhadap sasaran usia

lanjut yang di kelompokkan sebagai berikut :1. Sasaran langsung

a. Pra usia lanjut 45-59 tahun.b. Usia lanjut 60-69 tahun.

Page 9: Pedoman Usila

c. Usia lanjut risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

2. Sasaran tidak langsunga. Keluarga di mana usia lanjut berada.b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut berada.c. Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan usia lanjutd. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjute. Masyarakat luas

3. Kegiatan-kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut yang dilakukan melalui puskesmas adalah :a. Pendataan sasaran usia lanjut

Kegiatan ini dilakukan paling tidak 2 kali setahun, yang seringkali akan lebih efektif bila dilakukan bekerjasama dengan petugas desa/kelurahan setempat dan di bantu oleh kader dasa wisma.

b. Penyuluhan kesehatan usia lanjut, pembinaan kebugaran melalui senam usia lanjut , pembinaan kebugaran melalui senam usia lanjut maupun rekreasi bersama.

c. Deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala, yang di lakukan setiap bulan melalui kelompok usia lanjut ( posyandu/posbindu dll) atau di Puskesmas dengan instrument KMS usia lanjut sebagai alat pencatat yang merupakan teknologi tepat guna.

d. Pengobatan penyakit yang di temukan pada sasran usia lanjut sampai kepada upaya rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.

e. Upaya rehabilitatif ( pemulihan ) berupa upaya medik, psikososial dan edukatif yang dimaksudkan untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional dan kemandirian usia lanjut.

f. Melakukan/memantapkan kerjasama dengan lintas sektor terkait melalui asas kemitraan dengan melakukan pembinaan terpadu pada kegiatan yang di laksanakan di kelompok usia lanjut, atau kegiatan lainnya.

g. Melakukan fasilitas dan bimbingan dalam rangka meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam pembinaan kesehatan usia lanjut , antar lain dengan pengembangan kelompok usia lanjut, dana sehat.

h. Melaksanakan pembinaan kesehatan usia lanjut secara optimal dalam perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi secara berkala. Upaya ini dapat dilakukan melalui pelaksanaan lokakarya mini di Puskesmas secara berkala, untuk menentukan strategi, target dan langkah-langkah selanjutnya dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

Page 10: Pedoman Usila

BAB V LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan Lansia di Puskesmas dibuat dalam rencana usulan kegiatan ( URK ) yang selanjutnya dibahas pada pertemuan Lokakarya Mini lintas program di Puskesmas , kemudian di hasilkan kesepakatan dalam bentuk rencana pelaksanaan kegiatan ( RPK ).

Page 11: Pedoman Usila

BAB VIKESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas perlu di perhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.

Page 12: Pedoman Usila

BAB VIIKESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.

Page 13: Pedoman Usila

BAB VIIIPENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan lansia di Puskesmas di monitor dan di evaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut :1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal 2. Kesesuain petugas yang melaksanakan kegiatan3. Tercapainya indikator kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas4. Permasalahan di bahas pada tiap pertemuan Lokakarya mini tiap triwulan

Page 14: Pedoman Usila

BAB IXPENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi pengelolah lansia di Puskesmas dan lintas sektor terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan lansia di Puskesmas. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman pelayanan lansia di Puskesmas ini, hendaknya pengelola lansia Puskesmas dapat menjabarkannya dalam protap ( prosedur tetap ) yang berisi langkah-langkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi Puskesmas.

Selain itu dengan pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan lansia di Puskesmas.