10
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013 65 ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN Misliah Idrus & Zulkifli A. Yusuf Staf pengajar Program Studi Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan - Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, Sulsel 90254 Telp. 0411-585637, e-mail: [email protected]; [email protected] Abstrak Salah satu komponen penting dari sistem transportasi laut untuk Negara kepulauan seperti Indonesia adalah pelabuhan. Lapangan penumpukan yang digunakan untuk melayani muatan peti kemas merupakan salah satu fasilitas utama pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan peti kemas yang berasal dari kapal atau yang akan ke kapal. Lapangan penumpukan diperlukan untuk mencegah resiko delay kapal yang mengakibatkan produksi bongkar muat menurun dan waktu kapal dan barang di pelabuhan menjadi lama. Terminal Petikemas Makassar merupakan salah satu dari 25 pelabuhan strategis yang ada di Indonesia, dan merupakan pelabuhan yang akan dikembangkan dengan prioritas tinggi (RPJP 2005-2025), berlokasi di kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Meningkatnya arus petikemas saat ini, menuntut kesiapan Terminal Petikemas Makassar dalam memberikan pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan arus kunjungan kapal petikemas tahun 2007 hingga 2012 dengan pertumbuhan rata-rata hingga 7,52%, dan adanya rencana pengembangan pelabuhan Makassar yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 2 Tahun 2004 yang menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Makassar (Master Plan).Tujuan penelitian menganalisis kapasitas lapangan penumpukan yang optimal baik bagi operator maupun pengguna. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pengelola pelabuhan (operator) yang dapat memperkecil resiko delay bagi pemilik kapal dan barang (pengguna) di Terminal Petikemas Makassar. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat pertumbuhan petikemas yang melewati lapangan penumpukan adalah 11 % dengan persentase jumlah petikemas yang dibongkar hampir sama dengan jumlah petikemas yang dimuat. Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan tahun 2010 sebesar 39,17% dengan kapasitas 1.129.861 teus pertahun dengan lama penumpukan rata-rata 4,9 hari. Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan optimal berdasar biaya operator dan pengguna diperoleh sebesar 95,21%, dengan kapasitas lapangan penumpukan yang dibutuhkan sebesar 464.816 teus pertahun, hal ini berarti untuk tahun 2010 kapasitas tersedia masih cukup. Dengan pertumbuhan petikemas yang ada diperoleh hasil tahun 2019 lapangan penumpukan sudah harus dikembangkan.. Kata Kunci Lapangan penumpukan, tingkat pemanfaatan, optimal PENDAHULUAN Salah satu komponen penting dari sistem transportasi laut untuk Negara kepulauan seperti Indonesia adalah pelabuhan. Pelabuhan berperan sebagai simpul moda transportasi laut dengan darat dalam menunjang dan menggerakkan perekonomian, dan berfungsi sebagai gerbang komoditi perdagangan dalam suatu wilayah serta merupakan tempat bongkar dan muat barang, embarkasi dan debarkasi bagi penumpang kapal laut. Dengan demikian perencanaan sistem transportasi laut perlu memperhatikan aspek pelayanan kapal, infrastruktur pelabuhan, potensi wilayah dan jaringan transportasi darat ke wilayah hinterland dalam suatu rencana yang terintegrasi dan terkoordinasi.

Pelabuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pelabuhan

Citation preview

Page 1: Pelabuhan

Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK)Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013

65

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKANTERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATORDAN PENGGUNA PELABUHAN

Misliah Idrus & Zulkifli A. YusufStaf pengajar Program Studi Teknik PerkapalanJurusan Teknik Perkapalan - Fakultas Teknik, Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, Sulsel 90254Telp. 0411-585637, e-mail: [email protected]; [email protected]

AbstrakSalah satu komponen penting dari sistem transportasi laut untuk Negara kepulauan sepertiIndonesia adalah pelabuhan. Lapangan penumpukan yang digunakan untuk melayani muatan petikemas merupakan salah satu fasilitas utama pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan petikemas yang berasal dari kapal atau yang akan ke kapal. Lapangan penumpukan diperlukan untukmencegah resiko delay kapal yang mengakibatkan produksi bongkar muat menurun dan waktukapal dan barang di pelabuhan menjadi lama. Terminal Petikemas Makassar merupakan salahsatu dari 25 pelabuhan strategis yang ada di Indonesia, dan merupakan pelabuhan yang akandikembangkan dengan prioritas tinggi (RPJP 2005-2025), berlokasi di kota Makassar PropinsiSulawesi Selatan. Meningkatnya arus petikemas saat ini, menuntut kesiapan Terminal PetikemasMakassar dalam memberikan pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan arus kunjungankapal petikemas tahun 2007 hingga 2012 dengan pertumbuhan rata-rata hingga 7,52%, danadanya rencana pengembangan pelabuhan Makassar yang ditetapkan dalam Keputusan MenteriPerhubungan Nomor: KM 2 Tahun 2004 yang menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Makassar(Master Plan).Tujuan penelitian menganalisis kapasitas lapangan penumpukan yang optimal baikbagi operator maupun pengguna. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman bagipengelola pelabuhan (operator) yang dapat memperkecil resiko delay bagi pemilik kapal danbarang (pengguna) di Terminal Petikemas Makassar. Hasil penelitian menunjukkan rata-ratatingkat pertumbuhan petikemas yang melewati lapangan penumpukan adalah 11 % denganpersentase jumlah petikemas yang dibongkar hampir sama dengan jumlah petikemas yang dimuat.Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan tahun 2010 sebesar 39,17% dengan kapasitas1.129.861 teus pertahun dengan lama penumpukan rata-rata 4,9 hari. Tingkat pemanfaatanlapangan penumpukan optimal berdasar biaya operator dan pengguna diperoleh sebesar 95,21%,dengan kapasitas lapangan penumpukan yang dibutuhkan sebesar 464.816 teus pertahun, hal iniberarti untuk tahun 2010 kapasitas tersedia masih cukup. Dengan pertumbuhan petikemas yangada diperoleh hasil tahun 2019 lapangan penumpukan sudah harus dikembangkan..

Kata KunciLapangan penumpukan, tingkat pemanfaatan, optimal

PENDAHULUAN

Salah satu komponen penting dari sistem transportasi laut untuk Negara kepulauan sepertiIndonesia adalah pelabuhan. Pelabuhan berperan sebagai simpul moda transportasi lautdengan darat dalam menunjang dan menggerakkan perekonomian, dan berfungsi sebagaigerbang komoditi perdagangan dalam suatu wilayah serta merupakan tempat bongkar danmuat barang, embarkasi dan debarkasi bagi penumpang kapal laut. Dengan demikianperencanaan sistem transportasi laut perlu memperhatikan aspek pelayanan kapal,infrastruktur pelabuhan, potensi wilayah dan jaringan transportasi darat ke wilayahhinterland dalam suatu rencana yang terintegrasi dan terkoordinasi.

Page 2: Pelabuhan

Analisa Kapasitas Optimal Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas MakassarBerdasar Operator dan Pengguna Pelabuhan

66

Lapangan penumpukan yang digunakan untuk melayani muatan peti kemas merupakansalah satu fasilitas utama yang digunakan untuk menyimpan peti kemas yang berasal darikapal atau yang akan ke kapal. Lapangan penumpukan diperlukan untuk mencegah resikodelay kapal yang mengakibatkan produksi bongkar muat menurun dan waktu kapal danbarang di pelabuhan menjadi lama. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kapasitaslapangan penumpukan yang optimal berdasar biaya pengelola pelabuhan (operator) danpemilik kapal dan barang (user).

Gambar 1.Layout pelabuhan Makassar dan terminal petikemas Makassar.

Terminal Petikemas Makassar merupakan salah satu dari 25 pelabuhan strategis diIndonesia dan merupakan pelabuhan internasional yang berfungsi melayani kegiatan danalih muat angkutan nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauanpelayanan yang luas serta merupakan simpul dalam jaringan laut transportasi internasional.Dalam upaya menangani kegiatan pelayanan petikemas seiring dengan meningkatnyaperkembangan petikemas melalui Pelabuhan Makassar saat ini, maka PT. PelabuhanIndonesia IV mengembangkan Terminal Petikemas Makassar untuk pengguna jasakepelabuhanan khususnya jasa pelayanan petikemas. Berikut adalah perkembangankegiatan operasional Terminal Petikemas Makassar selama lima tahun terakhir:

Tabel 1.Kunjungan kapal di terminal peti kemas Makassar pada tahun 2007 - 2012

No TahunKunjungan Kapal

(Call)Pertumbuhan

(%)1. 2007 636 -2. 2008 696 8,623. 2009 832 16,354. 2010 824 -0,975. 2011 870 5,296. 2012 1.034 15,86

Sumber: Cabang Terminal Peti kemas Makassar PT Pelindo IV

Tabel 1 memperlihatkan peningkatan jumlah kunjungan kapal dengan tingkat pertumbuhanrata-rata sebesar 7,52% per tahun. Adanya rencana pengembangan Pelabuhan Makassar

Page 3: Pelabuhan

Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK)Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013

67

yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 2 Tahun 2004 yangmenetapkan Rencana Induk Pelabuhan Makassar (Master Plan), dimana dalam hal ini telahterangkum tahap-tahap pembangunan pelabuhan, termasuk pengembangan terminalpetikemas.

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menentukan kapasitas optimal lapanganpenumpukan Terminal Petikemas Makassar yang baik bagi operator maupun penggunapelabuhan. Hasil peneltian diharapkan dapat menjadi pedoman bagi perencana pelabuhan(operator) dalam menentukan kapasitas lapangan penumpukan peti kemas, danmemperkecil resiko-resiko delay bagi pemakai (user) pelabuhan baik pemilik Kapalmaupun pemilik barang, serta bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukankebijakan pengembangan suatu pelabuhan.

Gambar 2.Layout pelabuhan Makassar yang akan dikembangkan.

Optimasi Tingkat Pemanfaatan Lapangan Penumpukan

Penanganan peti kemas di lapangan penumpukan bisa dilakukan dengan dua cara yaitumeletakkan di atas chassis atau menumpuk langsung di atas tanah (stacking on theground). Sistem chassis dapat dengan mudah diakses akan tetapi butuh tempat yang luas.Sistem stack on the ground tidak bisa langsung diakses namun ruang yang dibutuhkantidak banyak karena peti kemas dapat disusun, karena tempat untuk menumpuk/lapanganpenumpukan yang terbatas sehingga menumpuk langsung di atas lapangan penumpukan(stacking on the ground) yang umum dilakukan (Iris F.A. Vis, Rene de Koster, 2002).

Optimasi digunakan untuk menemukan satu kondisi yang diperlukan untuk mencapai hasilterbaik dari situasi yang ada. Untuk memecahkan masalah-masalah praktis di lapangandikembangkan teknik-teknik optimasi. Secara umum ada banyak jawaban bagi sebuahpersoalan, tetapi yang dipilih tentu saja yang terbaik. Caranya dengan menentukan tujuanterlebih dahulu. Tujuan ini beragam tetapi pada umumnya berkisar pada teknik atauekonomis. Dari segi ekonomis bentuk tujuan ini dapat bersifat maksimasi atau minimasi.

Model optimasi biaya dari antrian digunakan untuk mendapatkan tingkat pelayanan denganhasil optimal ditinjau baik dari nilai pelayanan maupun jumlah pelayannya. Hal ini dicapai

Page 4: Pelabuhan

Analisa Kapasitas Optimal Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas MakassarBerdasar Operator dan Pengguna Pelabuhan

68

dengan menyeimbangkan antara biaya pelayanan yang ada dengan biaya tunggu yangdiakibatkan oleh pelayanan yang ada. (Taha, 1987).

Gambar 3.Skema tampak atas penumpukan peti kemas.

Biaya pelayanan tergabung dalam pengoperasian fasilitas sedang biaya tunggu menyatakanongkos menunggu bagi pelanggan. Menambah atau meningkatkan pelayanan berartimengurangi waktu tunggu pelanggan. Gambar 4 memperlihatkan bahwa makin tinggitingkat pelayanan makin besar biaya yang dikeluarkan, di lain pihak tingkat pelayananyang tinggi mengakibatkan biaya menunggu pelanggan makin kecil. Tingkat pelayananoptimal diperoleh pada saat total biaya antara biaya tingkat pelayanan dan biaya pelangganminimum.

Gambar 4.Hubungan antara tingkat pelayanan dengan biaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Arus dan Tingkat Pertumbuhan Petikemas

Arus peti kemas yang melewati Terminal peti kemas selama enam tahun terakhirmenunjukkan peningkatan, Total bongkar muat pada tahun 2005 sebesar 244.200 teusmenjadi 442.550 teus pada tahun 2010, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata peti kemas

Page 5: Pelabuhan

Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK)Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013

69

sebesar 11 %. Detail jumlah petikemas yang melalui pelabuhan Terminal Petikemas dapatdilihat pada Tabel 2 dan Gambar 5 berikut ini.

Tabel 2.Arus kapal dan muatan peti kemas tahun 1998-2010 terminal peti kemas Makassar.

No TahunArus Kapal Perd. LN

(Teus)Perd. DN

(Teus)TOTBgkr

TOTMuat

TOTBM

(Call) (GT) Impor Ekspor Bongkar Muat (Teus) (Teus) (Teus)1 2005 1.426 10.618 121.173 110.983 122.599 121.601 244.2002 2006 1.262 12.283 127.266 115.260 128.528 127.543 256.0713 2007 1.647 15.576 150.442 134.358 152.089 149.934 302.0234 2008 1.583 15.286 176.239 160.139 177.822 175.425 353.2475 2009 2.245 16.648 184.012 167.627 186.257 184.275 370.5326 2010 442.550

Sumber: Cabang Terminal Peti kemas Makassar PT Pelindo IV

Gambar 5.Grafik arus petikemas terminal petikemas Makassar tahun 2005-2010.

Kapasitas Lapangan Penumpukan

1) Rata-rata Lama Penumpukan (DT)Lapangan penumpukan peti kemas Terminal Peti kemas Makassar semuanya dikelolapelabuhan tidak ada yang disewakan seperti pelabuhan cabang lainnya, Rata-rata lamapenumpukan adalah 4,9 hari. Detail tentang lamanya barang/peti kemas ditumpuk dilapangan penumpukan dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3.Rata-rata lama penumpukan peti kemas di tpm periode Januari S/D September tahun 2011

Bln Jml Petikemas(Teus)

Pk Via Cy(Teus)

Lama Penumpukan(Hari)

1 37.609 37.609 5,212 38.460 38.460 5.353 37.658 37.658 4,82

Page 6: Pelabuhan

Analisa Kapasitas Optimal Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas MakassarBerdasar Operator dan Pengguna Pelabuhan

70

Tabel 3.Rata-rata lama penumpukan peti kemas di tpm periode Januari S/D September tahun 2011(lanjutan)

Bln Jml Petikemas(Teus)

Pk Via Cy(Teus)

Lama Penumpukan(Hari)

4 37.937 37.937 5,135 35.852 35.852 4,626 35.652 35.652 4,717 37.577 37.577 4,338 39.292 39.292 4,459 26.835 26.835 5,69

Sumber: Terminal Peti kemas Makassar dan Direktorat Teknik dan Operasi Pelindo IV

2) Kapasitas Lapangan Penumpukan yang TersediaLuas Lapangan penumpukan pelabuhan adalah 126.400 M2, Gudang CFS 4.000 M2 danrata-rata tinggi penumpukan 3 tumpukan.

= × ××=

9,415

33650,6) x(126.400

x

xx

= 1.129.861,22 teus/tahun

Tingkat Pemanfaatan Lapangan Penumpukan

Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan menggunakan kapasitas yang ada sekarang(2010) dengan muatan peti kemas tahun 2010 diperoleh hasil sebagai berikut:

= ℎ × × 100%= 442.550 ℎ1.129.861 ℎ × 100%= 39,17%

Dari perhitungan di atas terlihat tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan petikemastahun 2010 masih rendah, hal ini berarti kapasitas tersedia pada tahun tersebut masihsangat tinggi.

Page 7: Pelabuhan

Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK)Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013

71

Tabel 4.Hasil perhitungan tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan petikemas untukberbagai luas lapangan penumpukan

NoLuas Lap.

Penumpukan(m2)

LamaPenumpukan

(Hari)

Kapasitas

(Teus/thn)

MuatanTahun 2010

(Teus)

YORTahun 2010

(%)1 126.400,00 4,90 1.129.861,22 442.550,00 39,172 125.000,00 4,90 1.117.346,94 442.550,00 39,613 120.000,00 4,90 1.072.653,06 442.550,00 41,264 115.000,00 4,90 1.027.959,18 442.550,00 43,055 114.446,00 4,90 1.023.007,10 442.550,00 43,266 110.000,00 4,90 983.265,31 442.550,00 45,017 105.000,00 4,90 938.571,43 442.550,00 47,158 100.000,00 4,90 893.877,55 442.550,00 49,519 95.000,00 4,90 849.183,67 442.550,00 52,1110 90.000,00 4,90 804.489,80 442.550,00 55,0111 85.000,00 4,90 759.795,92 442.550,00 58,2512 80.000,00 4,90 715.102,04 442.550,00 61,8913 75.000,00 4,90 670.408,16 442.550,00 66,0114 70.000,00 4,90 625.714,29 442.550,00 70,7315 60.000,00 4,90 536.326,53 442.550,00 82,5216 56.000,00 4,90 500.571,43 442.550,00 88,4117 55.000,00 4,90 491.632,65 442.550,00 90,0218 54.000,00 4,90 482.693,88 442.550,00 91,6819 53.000,00 4,90 473.755,10 442.550,00 93,4120 52.000,00 4,90 464.816,33 442.550,00 95,2121 51.000,00 4,90 455.877,55 442.550,00 97,0822 50.000,00 4,90 446.938,78 442.550,00 99,0223 40.000,00 4,90 357.551,02 442.550,00 123,7724 35.000,00 4,90 312.857,14 442.550,00 141,45

Kapasitas Tersedia

Tingkat Pemanfaatan Lapangan Penumpukan Optimal

Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan optimum dihitung dengan menghitung totalbiaya minimum antara biaya operator (biaya investasi lapangan penumpukan dan alatpenanganan petikemas) dan biaya pengguna (biaya petikemas antri dan biaya kapal antri).Hasil perhitungan menunjukkan YOR optimum adalah 95,21 %, dengan kapasitas yangdibutuhkan 464.816,33 teus per tahun, dan luas lapangan yang dibutuhkan sebesar52.000,00 m2.

Tabel 5 memperlihatkan makin besar kapasitas, biaya menunggu pengguna makin kecilsebaliknya makin besar kapasitas biaya operator makin besar. Kapasitas Optimal diperolehpada saat biaya total antara pengguna dan operator terkecil.

Page 8: Pelabuhan

Analisa Kapasitas Optimal Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas MakassarBerdasar Operator dan Pengguna Pelabuhan

72

Tabel 5.Hasil perhitungan tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan petikemas optimal untukberbagai luas lapangan penumpukan

Luas Lap.Penum-

pukan (m2)

Kapasitas

(Teus/thn)

MuatanTahun 2010

(Teus)

BiayaPengguna

(Rp)

Biaya Operator(Rp)

Total Biaya(Rp)

YORTahun 2010

(%)35.000,00 312.857,14 442.550,00 0 28.331.096,825 28.331.096,825 141,4540.000,00 357.551,02 442.550,00 0 28.719.135,077 28.719.135,077 123,7750.000,00 446.938,78 442.550,00 9.004.270,000 29.495.211,581 38.499.481,581 99,0251.000,00 455.877,55 442.550,00 8.290.371,600 32.134.302,138 40.424.673,738 97,0852.000,00 464.816,33 442.550,00 8.141.198,800 32.211.909,788 40.353.108,588 95,2153.000,00 473.755,10 442.550,00 8.087.922,800 32.289.517,439 40.377.440,239 93,4154.000,00 482.693,88 442.550,00 8.045.302,000 32.367.125,089 40.412.427,089 91,6855.000,00 491.632,65 442.550,00 8.023.991,600 32.444.732,740 40.468.724,340 90,0256.000,00 500.571,43 442.550,00 8.013.336,400 35.083.823,296 43.097.159,696 88,4160.000,00 536.326,53 442.550,00 7.981.370,800 35.394.253,898 43.375.624,698 82,5270.000,00 625.714,29 442.550,00 7.960.060,400 41.293.296,214 49.253.356,614 70,7375.000,00 670.408,16 442.550,00 7.960.060,400 44.242.817,372 52.202.877,772 66,0180.000,00 715.102,04 442.550,00 7.949.405,200 47.192.338,530 55.141.742,730 61,8985.000,00 759.795,92 442.550,00 7.949.405,200 50.141.859,689 58.091.264,889 58,2590.000,00 804.489,80 442.550,00 7.949.405,200 53.091.380,847 61.040.786,047 55,0195.000,00 849.183,67 442.550,00 7.949.405,200 56.040.902,005 63.990.307,205 52,11

100.000,00 893.877,55 442.550,00 7.949.405,200 58.990.423,163 66.939.828,363 49,51105.000,00 938.571,43 442.550,00 7.949.405,200 61.939.944,321 69.889.349,521 47,15110.000,00 983.265,31 442.550,00 7.949.405,200 64.889.465,479 72.838.870,679 45,01114.446,00 1.023.007,10 442.550,00 7.949.405,200 67.795.991,999 75.745.397,199 43,26115.000,00 1.027.959,18 442.550,00 7.949.405,200 67.838.986,637 75.788.391,837 43,05120.000,00 1.072.653,06 442.550,00 7.949.405,200 70.788.506,796 78.737.912,996 41,26125.000,00 1.117.346,94 442.550,00 7.949.405,200 73.738.028,954 81.687.434,154 39,61126.400,00 1.129.861,22 442.550,00 7.949.405,200 76.408.162,570 84.357.567,770 39,17

Kapasitas Tersedia Kapasitas Optimal

SIMPULAN

Terminal Petikemas Makassar merupakan pelabuhan yang khusus melayani petikemas,luas lapangan penumpukan sebesar 126,400.m2, rata-rata lama penumpukan 4,9 hari,dan kapasitas lapangan penumpukan 1,129,861 teus per tahun.

Tingkat pertumbuhan rata-rata arus petikemas yang melalui lapangan penumpukanTerminal Petikemas Makassar adalah 11 % per tahun.

Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan (YOR) untuk kondisi sekarang tahun 2010yaitu 39,17 %.

Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan (YOR) optimal berdasar biaya operatordan pengguna adalah 95,21 %, luas lapangan penumpukan yang dibutuhkan sebesar52.000 m2 atau kapasitas 464,816.33 teus per tahun.

Page 9: Pelabuhan

Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK)Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013

73

DAFTAR PUSTAKA

Jinca, Yamin, 2007. Dasar-dasar Transportasi. Pusdiklat Aparatur PerhubunganDepartemen Perhubungan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 61 tahun 2009, tentang Kepelabuhanan.

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Direktorat Pelabuhan danPengerukan dan Jica, 2000. Pedoman Pembangunan Pelabuhan, Terjemahan dari PortDevelopment Handbook, UNCTAD.

Eric Rath, Transportation Engineer, President, TRC Development, INC 1973. ContainerSystem. John Wiley & Sons.

Sodjono Kramadibrata, 2002. Perencanaan Pelabuhan. Ganeca Exact, Bandung.

Chuqian Zhang, Jiyin Liu, Yat-wah Wan, Katta G Murty, Richard J Linn, 2002, Storagespace allocation in container terminals, Transportation research part B, Elsevier.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 49 tahun 2005, tentang Sistem TransportasiNasional. Departemen Perhubungan. Jakarta.

Misliah, 1991, Optimalisasi Gudang Pelabuhan Makassar, Tesis S2 Institut TeknologiBandung. Bandung.

Pelabuhan Indonesia, 2000. Bangunan Fasilitas Pelabuhan. Edisi Pertama, Referensikepelabuhanan.

Triatmojo, 1996, Pelabuhan, Beta Ofset, Yogyakarta.

Undang-undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional Tahun 2005-2025.

PT Pelabuhan Indonesia IV, 2007, Annual Report 2006, Kantor Pusat PT PelabuhanIndonesia IV (Persero), Makassar.

PT Pelabuhan Indonesia IV, 2008, Annual Report 2007, Kantor Pusat PT PelabuhanIndonesia IV (Persero), Makassar.

PT Pelabuhan Indonesia IV, 2009, Annual Report 2008, Kantor Pusat PT PelabuhanIndonesia IV (Persero), Makassar.

PT Pelabuhan Indonesia IV, 2010, Annual Report 2009, Kantor Pusat PT PelabuhanIndonesia IV (Persero), Makassar.

Page 10: Pelabuhan

Analisa Kapasitas Optimal Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas MakassarBerdasar Operator dan Pengguna Pelabuhan

74