13
Definisi Pelabuhan Dalam Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan Fasilitas bangunan pelabuhan adalah suluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam daerah kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran pendukung guna memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan. Fasilitas pelabuhan secara umum meliputi fasilitas pokok pelabuhan dan fasilitas penunjang. a. Fasilitas pokok pelabuhan meliputi : 1. Perairan tempat labuh 1. Kolam labuh 2. Alih muat antar kapal 3. Dermaga 4. Terminal penumpang 5. Pergudangan 6. Lapangan penumpukan 7. Terminal peti emas, curah cair, curah kering dan RO-RO 8. Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa 9. Fasilitas bunker 10. Instalasi air, listrik dan telekomonikasi 11. Jaringan jalan dan rel kereta api 12. Fasilitas pemadam kebakaran 13. Tempat tunggu kendaraan bermotor b. Fasilitas penunjang pelabuhan meliputi : 14. Kawasan perkantoran untuk mengguna jasa pelabuhan; 15. Sarana umum; 16. Tempat penampungan limbah; 17. Fasilitas pariwisata, pos, dan telekomunikasi; 18. Fasilitas perhotelan dan restoran ;

Definisi Pelabuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pelabuhan

Citation preview

  • Definisi Pelabuhan

    Dalam Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan, Pelabuhan adalah

    tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat

    kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,

    berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas

    keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra

    dan antar moda transportasi.

    Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan

    Fasilitas bangunan pelabuhan adalah suluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam daerah

    kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran pendukung guna

    memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan.

    Fasilitas pelabuhan secara umum meliputi fasilitas pokok pelabuhan dan fasilitas penunjang.

    a. Fasilitas pokok pelabuhan meliputi :

    1. Perairan tempat labuh

    1. Kolam labuh

    2. Alih muat antar kapal

    3. Dermaga

    4. Terminal penumpang

    5. Pergudangan

    6. Lapangan penumpukan

    7. Terminal peti emas, curah cair, curah kering dan RO-RO

    8. Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa

    9. Fasilitas bunker

    10. Instalasi air, listrik dan telekomonikasi

    11. Jaringan jalan dan rel kereta api

    12. Fasilitas pemadam kebakaran

    13. Tempat tunggu kendaraan bermotor

    b. Fasilitas penunjang pelabuhan meliputi :

    14. Kawasan perkantoran untuk mengguna jasa pelabuhan;

    15. Sarana umum;

    16. Tempat penampungan limbah;

    17. Fasilitas pariwisata, pos, dan telekomunikasi;

    18. Fasilitas perhotelan dan restoran ;

  • 19. Areal pengembangan pelabuhan;

    20. Kawasan perdagangan;

    21. Kawasan industri.

    Fasilitas pelabuhan dapat juga dikategorikan berdasar fasilitas pelabuhan yang terdapat di laut dan

    di darat.

    1. Fasilitas pelabuhan di laut:

    a. Alur pelayaran

    Yaitu daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah pelabuhan. Alur ayaran ini

    dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu (pertama) artificial channel adalah alur yang sengaja

    dibuat sebagai jalan masuk kapal ke dermaga dengan mengadakan pengerukan dan (kedua)

    natural channel yaitu alur pelayaran yang telah terbentuk sedemikian rupa oleh alam.

    b. Kolam Pelabuhan

    Daerah disekitar dermaga yang digunakan kapal untuk melakukan aktivitasnya. Kolam

    Pelabuhan Minimal harus memiliki ukuran Panjang (L)= B + 1,4 B + 1,5 B + 30m, dan Lebar

    (W) = 1,5 B (dimana B = Lebar kapal) dan turning basin = 4 L tanpa tug boat dan 1,7 L sampai

    dengan 2 L dengan tug boat

    c. Breakwater/talud

    Salah satu bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk melindungi daerah pelabuhan dari

    gelombang dan sedimentasi, yaitu dengan memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal

    dapat berlabuh dan bertambat dengan tenang serta dapat melakukan bongkar muat dengan

    lancer. Talud ini dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu (a) penahan gelombang batu alam

    (rubble mounds breakwater). (b) penahan gelombang batu buatan (artificial breakwater) (c)

    penahan gelombang dinding tegak.

    d. Dermaga

    Sarana Tambatan Bagi Kapal Bersandar Untuk Bongkar/Muat Barang Atau

    Embarkasi/Debarkasi Penumpang .

    2. Fasilitas Pelabuhan di darat:

    a. Jalan

    adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. lintasan ini

    menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Fungsi jalan adalah untuk

    melancarkan kegiatan bongkar muat di pelabuhan

    b. Lapangan penumpukan barang

    Lapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk

    menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah dibongkar

    dari kapal.

  • c. Gudang

    Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal

    dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan berdasarkan jenis (lini-I,

    untuk penumpukan sementara dan lini-II sebagai tempat untuk melaksanakan

    konsolidasi/distribusi barang)

    d. Terminal penumpang

    Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan

    bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun penumpang di dalam

    pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas, terminal penumpang dan terminal

    konvensional.

    Klasifikasi Pelabuhan

    Pelabuhan dapat diklasifikasikan dilihat dari berbagai bidang,tergantung dari kegiatan yang

    dilakukan serta menyangkut fungsinya sesuai dengan kepentingan yang dituju. Berikut ini beberapa

    klasifikasi pelabuhan antara lain:

    1. Ditinjau dari Segi Penyeleggaraannya

    a. Pelabuhan Umum

    Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum .

    Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya dapat

    dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di

    indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk mengelola

    pelabuhan umum diusahakan. Keempat badan usaha tersebut dalah : PT (Persero) Pelabuhan

    Indonesia I berkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta,

    Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di

    Ujung Pandang.

    b. Pelabuhan khusus

    Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan

    tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk krprntingan umum, kecuali dalam keadaan

    tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik

    pemerintah maupun swasta yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi

    perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan

    untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan pabrik

    alumunium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk melayni import bahan

    baku bauksit dan exort alumunium ke daerah / Negara lain.

  • 2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya

    a. Pelabuhan yang diusahakan

    Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh

    kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukn kegiatan bongkar-muat barang, menaik-

    turunkan penumpang serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya ,

    seperti biaya jasa labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air

    bersih, jasa dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan sebagainya.

    b. Pelabuhan yang tidak diusahakan

    Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal/perahu , tanpa fasilitas bongkar muat ,

    bea-cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabunan kecil yang disubsidi oleh

    pemerintah , dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

    3. Ditinjau dari fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan Internasional

    a. Pelabuhan laut

    Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.

    Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal

    samudra.

    b. Pelabuhan pantai

    Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh

    karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk ke

    pelabuhan ini dengan memint ijin terlebih dahulu.

    4. Ditinjau dari Segi Penggunaannya.

    a. Pelabuhan ikan

    Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-

    kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan

    relatif masih sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu

    kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Di

    Indonesia contoh pelabuhan ikan seperti Pelabuhan Ikan Cilacap. Pelabuhan ikan Cilacap berada

    di Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke Samudera Indonesia dengan gelombang cukup besar.

    Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam yang dibuat dengan mengeruk daerah

    daratan untuk digunakan sebagai perairan pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di

    daerah darat, akan dapat mengurangi panjang pemecah gelombang . Tetapi, dengan demikian

    dibutuhkan pengerukan yang lebih besar.

    Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu dengan lapis pelindung dari tetrapod. Biaya

    pembuatan pemecah gelombang di laut dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah

    gelombang ini hanya berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan)

    sehingga bisa lebih pendek dan murah. Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini adalah

    kantor pelabuhan, kantor syahbandar, pemecah gelombang, dermaga (pier/jetty), tempat

  • pelelangan ikan, penyedian air tawar, persediaan bahan bakar minya, pabrik Es, tempat

    pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar, tempat penjemuran ikan dan perawatan jala.

    b. Pelabuhan minyak

    Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum.

    Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat

    menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuatjembatan perancah atau

    tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar.

    Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa Pipa-pipa penyalur diletakkan di

    bawah jembatan agar lalulintas diatas jembatan tidak terganggu. tetapi pada tempat-tempat di

    dekat kapal yang merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan

    penyambungan pipapipa.

    Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk memebersihkan tangki kapal

    dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan tidak panjang, maka pada ujung kapal

    harus diadakan penambatan dengan bolder atau pelampung pengikat agar kapal tdak bergerak.

    Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi draft kapal

    melampaui kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal

    tangker membuang sauh di laut dalam dan mengeluarkan minyak dengan mengguakan pipa

    bawah laut, atau memindahkan minyak ke kapal yang lebih kecil dan mengangkutnya ke

    pelabuhan.

    c. Pelabuhan barang

    Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat

    barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan

    pelabuhan harus cuku tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang

    ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk

    keperluan transport hasil produksinya seperti baja, alumunum, pupuk, batu bara, minyak dan

    sebagainya. Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan

    milik pabrik alumunium Asahan. Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga mempunyai

    pelabuhan sendiri.

    Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan berikut ini.

    Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak-

    tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui

    bagian muka, belakang dan ditengah kapal.

    Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang.

    Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat dengan kran

    masuk kapal. Demikian pulapembongkarannya dilakukan dengan kran dan barang

    diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke gudang.

  • Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga.

    Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan /pemasukan barang dari dan ke gudang

    serta mempunyai fasilitas reparasi.

    d. Pelabuhan penumpang

    Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan

    barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang , sedang untuk pelabuhan penumpang

    dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan

    kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan,

    maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu

    banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya

    penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai

    atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui

    dermaga.

    e. Pelabuhan campuran

    Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedangkan

    untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau

    masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan

    dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan

    jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.

    f. Pelabuhan Militer

    Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat

    kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun

    dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak

    lain. Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedang pada

    pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak

    berjauhan.

    5. Ditinjau Menurut Letak Geografis Dan Kontruksinya

    Menurut letak geografisnya dan kontruksinya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan

    alam, semi alam dan pelabuhan buatan.

    a. Pelabuhan alam

    Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara

    alam, misalnya oleh suatu pulau,jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di

    daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan cilacap yang terletak di selat antara

    daratan Cilacap dan Pulau Nusakambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah

    perairannya terlindung dari pengaruh gelombang yaitu oleh pulau Nusa Kambangan. Contoh

  • dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San

    Fransisco, London, dsb yang terletak di muara sungai (estuari).

    Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu

    pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan

    tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi penampungan air dalam

    jumlah sangat besar. Pada waktu surut, air tersebut akan keluar ke laut . Karena volum air yang

    dikeluarkan sangat besar, maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di

    dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang surut. Untuk

    pasang surut tipe diurne periode air pasang dan surut masing-masing adalah sekitar 12 jam .

    Sedang tipe semi diurne periode adalah 6 jam. Karena adanya pasang surut tersebut maka

    kedalaman air di estuari cukup besar, baikpada waktu air pasang maupun surut, sehingga

    memungkinkan kapal-kapal untuk masuk ke daerah perairan tersebut. Di estuari ini tidak

    dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus dan sedimentasi cukup besar.

    b. Pelabuhan buatan

    Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang

    dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini

    membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah atau

    mulut pelabuhan untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan

    alat penambat. Bagunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang

    yang menjalar ke pantai terhalang oleh banguan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah

    pelabuhan Tanjung priok , Tanjung Mas dsb.

    c. Pelabuhan semi alam

    Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang

    terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelbuhan

    bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan bengkulu memanfaatkan teluk yang

    terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir

    untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara

    sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan

    masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai , yang dapat menyebabkan

    terjadinya pendangkalan.

  • Pemilihan Lokasi Pelabuhan 1. Tinjauan topografi dan geologi

    Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu

    pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masa akan datang. Daerah daratan

    harus cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti: dermaga, jalan,

    gudang dan daerah industri.

    Kondisi geologi menentukan sulit tidaknya melakukan pengerukan daerah perairan dan kemungkinan untuk menggunakan hasil pengerukan tersebut untuk menimbun daerah lain.

    2. Tinjauan pelayaran

    Pelabuhan yang akan dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan menggunakannya. Kapal yang berlayar dipengaruhi oleh faktor-faktor alam seperti: angin, gelombang, arus. Faktor tersebut semakin besar apabila pelabuhan terletak di pantai yang terbuka ke laut dan sebaliknya pengaruhnya berkurang pada pelabuhan yang terletak pada daerah yang terlindung secara alam.

    3. Tinjauan gelombang dan arus Gelombang menimbulkan gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan pelabuhan. Untuk menghindari gangguan gelombang tersebut dibuat bangunan pelindung yang disebut pemecah gelombang.

    4. Tinjauan kedalaman air

    Kedalaman laut sangat berpengaruh dalam perencanaan pelabuhan. Di laut yang mengalami pasang surut variasi muka air kadang-kadang cukup besar. Tinggi pasang surut yang kurang dari 5 meter masih dapat dibuat pelabuhan terbuka. Bila pasang surut lebih dari 5 meter, maka harus dibuat suatu pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk memasukkan dan mengeluarkan kapal.

    Persyaratan Teknis Pelabuhan Pelabuhan harus mampu melindungi kapal dari iklim buruk selama berada di pelabuhan;

    Pelabuhan tidak berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (hinterland) yang

    subur dengan populasi penduduk yang padat;

    Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat, seperti: jalan raya dan

    kereta api, sehingga barang-barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan

    cepat;

    Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan penumpang dan barang;

    Pengerukan mula (capital dredging) dan pemeliharaan pengerukan (maintenance dredging)

    yang minim;

    Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu untuk

    merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar;

  • Kapal harus dapat dengan mudah keluarmasuk pelabuhan dan bebas dari gangguan

    gelombang dan cuaca;

    Tersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan dalam pelabuhan;

    Keadaan air harus cukup agar kapal terapung meskipun air dalam keadaan surut, sehingga

    untuk itu perlu:

    - Diusahakan perbedaan pasang-surut yang relatif kecil, serta pengendapan (sedimentasi)

    harus dapat dihilangkan/dikecilkan;

    - Kedalaman air yang cukup;

    Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang-gudang penyimpan

    barang, serta penyediaan peralatan bongkar muat yang memadai.

    Pembuatan tambatan/dermaga diusahakan sedemikian rupa agar:

    - Biaya awal dan biaya pemeliharaan minim, tetapi kuat memikul muatan, peralatan dan

    tumbukan kapal pada saat menambat;

    - Letak dan bentuk tambatan yang mampu menampung bermacam jenis kapal dengan sarat

    (draft) dan atau panjang kapal yang berlainan;

    - Mempunyai ukuran (dimensi) yang cukup untuk melaksanakan bongkar muat;

    - Dapat dilakukan penanganan bongkar muat barang khusus (curah);

    Cukup mempunyai tempat-tempat penyimpanan tertutup (gudang transit) atau lapangan

    terbuka (open storage) untuk menampung muatan;

    Fasilitas prasarana lain yang mendukung, yaitu air bersih, listrik, telepon dan minyak yang cukup

    untuk melayani kapal dan muatan;

    Muatan diusahakan bebas dari gangguan, misalnya: terhadap pencurian dan bahaya kebakaran;

    Tersedia fasilitas pemeliharaan minimal baik bagi kapal dan peralatan;

    Tersedia fasilitas perkantoran untuk para karyawan di pelabuhan;

    Masih memungkinkan untuk perluasan/pengembangan pelabuhan;

    Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan

    1. Faktor-faktor umum

    a. Kebutuhan hidup

    b. Kegiatan ekonomi

    c. Penjelajahan dunia baru

    2. Pertambahan jumlah penduduk

    Penyebaran jumlah penduduk agar merata perlu adanya akomodasi yang memadai dengan

    fasilitas-fasilitas pelabuhan yang perlu ditingkatkan.

  • 3. Pertumbuhan industry

    Sumber daya yang besar mendorong meningkatnya kegiatan industry, dengan adanya sumber

    daya khususnya sumder daya manusia menyebabkan perkembangan industry sangat pesat,

    serba modern dan canggih. Dengan keadaan tersebut, kelompok industry menghasilkan

    sejumlah kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan. Guna mendukung pertumbuhan

    ekonomi perlu penyebaran barang-barang hasil industry, salah satunya melalui akomodari laut

    yang dimana diduking oleh pelayaran. Semakin lama keadaan ini terus meningkat, begiru pula

    dengan perkembanga akomodasi laut yang notabena didukung oleh pelabuhan dengan fasilitas-

    fasilitas penunjang yang terus meningkat seiring meningkatnya kegiatan industry.

    4. Pertumbuhan industry minyak

    bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan yang terbesar dan berpengarus sangat

    luar biasa terhadap perkembangan suatu Negara. Indonesia merupakan salah satu pengekspor

    minyak dunia, tentu saja hal tersebut harus didukung oleh akomodasi yang pantas. Pelabuhan

    minyak adalah akodasi yang paling umum digunakan, yang dimana peningkatan kegiatan ekspor

    minyak menyebabkan peningkatan fasilitas-fasilitas pendukung pelabuhan guna memperlancar

    kegiatan tersebut

    5. Perkembangan pelabuhan-pelabuhan khusus

    Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang diperuntukkan menangani bongkar muat barang

    dengan fasilitas-fasilitas yang khusus juga. Kegitan bongkar muat dilakukan agar seefisien

    mungkin, untuk itu peralatan-peralatan penunjang yang diperlukan khusus dan memrlukan area

    yang tidak sempit. Untuk memperlancar kegiatan tersebut maka pelabuhan itu perlu adanya

    peningkatan fasilitas-fasilitasnya.

    6. Modernisasi pelabuhan

    Pelabuhan tidak sepenuhnya akan tetap dengan keadaan baik dan dalam kondisi sedemikian

    saja, rehabilitasi dan modernisasi dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi dan

    kemajuannya. Guna mendukung setiap kegiatan yang ada di pelabuhan tersebut, modernisasi

    sangat penting dilakuakan. Dalam perkembangannya, pembangunan pelabuhan dapat

    dibedakan menjadi dua kategori yaitu fasilitas general cargo dan fasilitas barang-barang khusus

    yang dimana keduanya disertai dengan pembangunan konstruksi yang baru serta modernisasi

    dan rehabilitasi.

    Penerapan teknologi modern dalam mempercepat pekerjaan bongkar muat barang seperti

    cargo unitization dalam angkutan laut dan penerapan economics. Unitization muatan meliputi

    berbagai cara agar sejumlah muatan berukuran kecil digabung menjadi satu kesatuan dan

  • dapat dikerjakan (bongkar muat) sebagai satu kesatuan pallets atau container dengan kapal

    guna ganda. Muatan yang dijadika satu menjadi kesatuan (pressrun cargo) tidak memerlukan

    kapal khusus dan dapat diangkut dalam kapal break bulk. Unitization dapat meredusir diaya

    bongkar muat, tetapi perlu ditekankan bahwa penghematan yang dilakukan oleh sistem ini

    sangat peka terhadap sifat dan volume muatan pada suatu trayek. Untuk hal tersebut, kembali

    pada fasilitasfasilitas yang dibuat untukmendukung kegiatan tersebut membuat pelabuhan

    semakin berkembang dengan peningkatan di setiap kekurangannya.

    7. Perkembangan dunia armada

    Seperti yang telah diketahui pada perkembangan kapal-kapal niaga yang dibuat semakin besar

    dan memiliki kecepatan yang tinggi. Menimbangi keadaan tersebut kondisi pelabuhan juga

    dituntut bias menampung kapal-kapaltersebut. Disisi lain biaya investasi kapal-kapl bertambah

    besar, sehingga efisiensi operation perlu ditingkatkan agar keuntungan penerapan economics

    of scale dapat dimanfaatkan.

    8. Kemajuan dalam perancangan konstruksi pelabuhan

    Kemajuan konstruksi pelabuhan sangat mendorong dalam perkembangan pembangunan

    pelabuhan di dunia maupun di Indonesia. Dalam dekade terkhir banyak dijumpai berbagai

    konstruksi yang menakjubkan dari pelabuhan itu sendiri. Beberapa kemajuan yang paling

    penting dalam perancangan konstruksi dapat terlihat dengan dukungan seperti : Mekanika

    Tanah, angin, arus (pasangsurut) dan gelombang, pemecah gelombang, beton, sistem fender,

    perlindungan terhadap korosi, berbagai metode baru dalam penanganan penumpang, serta

    kemajuan dalam bidang industri konstruksi.

    RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PERAK

    Tanjung Perak merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok di Jakarta.

    Pelabuhan ini juga menjadi pelabuhan utama di wilayah Indonesia Timur. Pelabuhan Tanjung Perak

    memberikan suatu kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan

    yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga di

    seluruh Kawasan Timur Indonesia.

    Mengingat pentingnya pelabuhan Tanjung Perak di kawasan Jawa Timur, usaha-usaha

    pengembangan terus dilakukan oleh Pelabuhan Tanjung Perak yang diarahkan pada perluasan

    dermaga khususnya dermaga kontainer, perluasan dan penyempurnaan berbagai fasilitas yang ada,

  • pengembangan daerah industri di kawasan pelabuhan, pembangunan terminal penumpang dan

    fasililas-fasilitas lainnya yang berkaitan dengan perkembangan pelabuhan-pelabuhan modern.

    Salah satu pengembangan pelabuhan yang akan dilakukan oleh PT Pelindo III, adalah dengan

    memeperluas lapangan penumpukan barang pada pelabuhan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

    waiting time kontainer maupun kapal atau kargo masuk pelabuhan yang selama ini dikeluhkan

    masyarakat. Dengan mengurangi durasi waiting time, arus barang masuk dan pelabuhan Tanjung

    Perak dapat lebih dipercepat.

    Rencana pengembangan pelabuhan Tanjung Perak yang lain adalah dengan menerapkan sistem

    satu terminal berfungsi tunggal, yang artinya terjadi spesialisasi dimana satu terminal hanya

    digunakan untuk satu jenis barang. Saat ini, satu terminal di kawasan itu bisa digunakan beragam

    fungsi, mulai bongkar muatan besi, curah hingga bongkar muat kontainer.

    Misalnya adalah Terminal Jamrud, akan diarahkan untuk terminal curah kering internasional. Saat

    ini terminal itu digunakan untuk curah campuran, besi, kargo hingga curah cair. Adapun terminal

    Berlian akan digunakan untuk peti kemas meski sekarang masih digunakan pula untuk curah kering.

    Terminal Mirah akan digunakan curah kering domestik. Spesialisasi terminal ini akan dapat

    meningkatkan kinerja keuangan perusahaan hingga 25% sampai 30%. Selain itu, dengan adanya

    spesialisasi, masuk dan keluarnya barang dapat lebih tertata sehingga otomatis akan dapat

    meningkatkan kinerja dari pelauhan Tanjung Perak.

    Pengembangan pelabuhan juga dapat dilakukan dengan menambahkan moda transportasi yang

    sesuai sehingga dapat meningkatkan efektifitas pelabuhan. Pada pelabuhan Tanjung Perak, telah

    terdapat rencana penyediaan alat pengangkut kontainer otomatis (ACT) untuk mendukung upaya

    peningkatan perekonomian di Surabaya dan kota-kota lain di Jatim. Dijelaskan, ACT merupakan

    moda transportasi horizontal peti kemas untuk membantu pendistribusian peti kemas dari

    pelabuhan ke depo dan dari depo ke pelabuhan atau sebaliknya. Dengan terbangunnya ACT

    tersebut sekaligus untuk menunjang kelancaran pengiriman barang pada kawasan Indonesia timur.

  • Namun meski dengan semua rencana tersebut, pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai

    pelabuhan utama berkelas internasional berpotensi besar terhambat dengan semakin dangkal dan

    sempitnya alur pelayaran barat Surabaya akibat adanya sampah atau hambatan seperti kabel

    bawah laut, pipa, dan bangkai kapal. Karena itu,upaya pendalaman dan pelebaran alur menjadi

    sangat mendesak. Setelah kawasan pelabuhan bersih dari segala hambatan, pelabuhan baru bisa

    dikembangkan menjadi pelabuhan berskala lebih besar.