Upload
ratihnovyantidewi
View
211
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
A. Pembangunan Krib di Pantai Sanur
Pantai Sanur sepanjang ± 4 km dari kampung Sanur di sebelah Utara
sampai Mertasari di sebelah Selatan terletak dibagian Selatan pulau Bali,
menghadap ke Timur ke Selat Badung. Pantai Sanur merupakan pantai berkarang
dengan pasir pantai yang berwarna putih yang indah yang bersumber dari pecahan
karang. Pengembangan pantai Sanur dengan memanfaatkan keindahan pantai
untuk kepentingan pariwisata telah dilakukan sejak tahun 1960, antara lain dengan
dibuatnya hotel-hotel dan cottage-cottage untuk mengakomodasi para wisatawan.
Salah satu hotel yang dibuat pada saat itu adalah Hotel Bali Beach. Saat ini (tahun
2004) hampir seluruh pantai Sanur telah dipenuhi dengan hotel-hotel maupun
fasilitas-fasilitas untuk kepentingan kepariwisataan.
Permasalahan yang dihadapi pantai Sanur sejak tahun 1965 adalah
erosi pantai. Berdasarkan hasil penelitian para ahli (Stig Angelin, 1973; Tsuchiya,
1976), erosi pantai disebabkan oleh pengambilan karang oleh penduduk untuk
keperluan pembuatan kapur antara tahun 1960 – 1970.
Antara tahun 1965 – 1970, usaha penanggulangan secara sederhana
oleh penduduk dan para pengelola kawasan dilakukan dengan pembuatan
bangunan pengamanan pantai dari keranjang babi diisi batu antara lain untuk
pembuatan revetmen dan krib tegak lurus pantai. Namun keranjang babi dari
bambu tidak tahan lama, karena mudah lapuk. Selanjutnya krib-krib diganti
dengan krib dari susunan pipa beton diisi siklop.
Gambar 1 Krib dan revetmen dari keranjang babi diisi batu
1
1
Gambar 2 Krib tegak lurus pantai dari susunan pipa beton diisi siklop
Karena erosi yang sudah mengancam pondasi hotel Bali Beach, maka
atas permintaan pengelola hotel, pada tahun 1965 Lembaga Penyelidikan Masalah
Air (sekarang Puslitbang Sumber Daya Air) telah menyarankan untuk membuat
krib tegak lurus pantai yang sekaligus untuk tempat landing helikopter. Krib
tersebut yang sekarang dikenal dengan Pier Bali Beach dibuat tahun 1968. Akibat
dibuatnya Pier tersebut, telah terjadi pengendapan di sebelah Selatan krib,
sementara erosi pantai di sebelah Utara Pier termasuk di dalamnya Musium Le
Mayeur makin bertambah parah.
Usaha penanggulangan selanjutnya antara tahun 1970 – 1980 adalah
usaha yang bersifat darurat dengan pembuatan krib-krib dari susunan pipa beton,
termasuk krib sejajar pantai di depan Werdhapura Cottege pada tahun 1987
sebagai model skala 1 : 1. Dengan pembuatan krib tersebut pantai Werdhapura
terlihat stabil, namun dari pendapat para pengunjung ke pantai, krib tersebut justru
mengganggu pemandangan ke laut. Pada tahun 1990 erosi pantai sebelah pantai
utara Pier Bali Beach depan Hotel Alit Sanur telah dilakukan dengan pembuatan
revetmen tipe rubble mound dengan armor dari batu karang gunung seperti
terlihat pada gambar berikut.
2
2
Gambar 3 Pier Hotel Bali Beach Sanur
Gambar 4 Revetmen di depan Hotel Alit Sanur
Dari hasil studi JICA tahun 1988, telah disarankan untuk
menanggulangi erosi pantai-pantai di sebelah Selatan Bali (Sanur, Nusa Dua dan
Kuta) secara menyeluruh dan pada tahun 1995 telah dibuat detail desainnya
3
3
termasuk Tanah Lot yang implementasi pelaksanaannya (kecuali pantai Kuta yang
sampai saat ini belum dilakukan) dilakukan pada tahun 2001 – 2004.
Di pantai Sanur telah dibuat :
7 (tujuh) buah krib berbentuk L (GN1, GN2, GN3, GN7, GN16, GN32 dan GA
2).
3 (tiga) buah krib berbentuk T (G3, G4, GN4).
3 (tiga) buah krib tegak lurus pantai (G35, G39, dan GA1).
1 buah krib sejajar pantai di Werdhapura.
G5, adalah Pier Bali Beach yang merupakan krib lama.
Selain krib-krib tersebut untuk memajukan garis pantai telah
dilakukan pengisian pasir di pantai sebanyak 261.700 m3 pada lokasi antara G3 -
G4, antara G4 - G5, antara GN1 - GN16 dan antara GN 32 – GA1. Pada gambar 1
disajikan gambar situasi pantai Sanur dengan krib-krib dan pengisian pasirnya.
Pada gambar 2 disajikan denah krib L dan potongan melintang B – B. Pada foto 6
sampai foto 8 menyajikan kondisi krib didepan pantai Shindu, kondisi pantai di
Le Mayeur dan kondisi pantai antara GN-1 dan G-5.
Gambar 5 Krib berbentuk L di depan pantai Shindu
4
4
Gambar 6 Kondisi pantai antara GN-1 sampai G-5, membentuk lengkungan yang cukup indah
5
5
Gambar 7 Gambar Situasi Pantai Sanur
6
6
Gambar 8 Potongan Melintang Krib
7
7
B. Tipe-Tipe Krib
1. Krib Tegak Lurus Pantai
Krib tegak lurus pantai adalah konstruksi pengaman pantai pada
erosi yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan angkutan pasir sejajar
pantai (longshore sand drfit). Krib tegak lurus pantai berfungsi menahan atau
mengurangi besarnya angkutan pasir sejajar pantai. Oleh karena itu,
maka struktur ini hanya cocok untuk pengamanan pada pantai yang berpasir.
Bahan konstruksi yang umum digunakan adalah susunan batu kosong,
pasangan batu, tiang pancang beton atau baja dan blok-blok beton. Dengan
dipasangnya krib, maka gerakan sedimen sejajar pantai akan tertahan di bagian
udik (updrfit) dari krib dan sebaliknya akan terjadi erosi di bagian hilir (down-
drfit) krib.
Tergantung dari keperluannya, maka krib dapat dibuat panjang,
pendek, tinggi atau rendah. Makin tinggi dan makin panjang krib, maka makin
tinggi kapasitas menahannya. Sebaliknya untuk krib yang rendah dan pendek,
maka kapasitas menahannya akan berkurang. Namun demikian, ada suatu harga
batas optimum, dimana bila krib dibuat lebih tinggi dan lebih panjang tidak akan
menambah kapasitasnya. Sebaliknya, bila krib dibuat lebih rendah dan pendek
dari harga batas minimum, maka krib tidak akan berfungsi sama sekali.
Pada sistim krib yang berfungsi mengurangi besarnya angkutan pasir
sejajar pantai, asih memungkinkan adanya angkutan pasir sejajar pantai melapaui
setiap krib. Pantai yang stabil pada kondisi ini dikenal dengan pantai stabil
dinamis. Dimensi krb (panjang dan jarak antara krib), sedemikian rupa sehingga
besarnya angkutan pasir yang melimpas sitem krib sesuai dengan angkutan pasir
supplay yang ada. Pada sistim krib yang tidak memungkinkan adanya pasir yang
keluar atau masuk ke pantai antara 2 krib yang berurutan dikenal dengan pantai
stabil statis. Pantai tersebut dikenal juga dengan sebutan pocket beach.
Krib tegak lurus pantai dipergunakan pada pantai yang mengalami
kerusakan dengan kondisi pasir yang cukup lebar terhadap sarana atau prasarana
yang dilindungi. Dengan adanya pemasangan krib, akan terjadi erosi di
bagian downdrift. Jarak minimum antara garis pantai terhadap prasarana dan
8
8
sarana yang dilindungi sama dengan jarak antara garis pantai yang tererosi
(bagian downdrfit) ditambah dengan jarak rayapannya. Apabila tida dikehendaki
adanya erosi dibagian down-drift setiap krib atau diinginkan garis pantai lebih
maju dari kondisi awal maka pembuatan sistem krib tegak lurus pantai, harus
disertai dengan pengisian pasir. Pada Gambar a dan b disajikan berturut-turut krib
tegak lurus pantai pada kondisi pantai yang dekat dan krib tegak lurus masih
jyang auh dari fasilitas yang dilindungi. Pada gambar c disajikan kondisi pantai
stabil dinamis dengan sistem krib.
Gambar 9 Krib tegak lurus pantai pada kondisi pantai yang dekat dengan fasilitas pantai yang
dilindungi
Gambar 10 Krib tegak lurus pantai pada kondisi garis pantai yang masih jauh dari fasilitas yang
dilindungi
9
9
Gambar 11. Krib tegak lurus pantai pada kondisi garis pantai stabil dinamis
2. Krib Berbentuk T
Krib berbentuk T merupakan kombinasi antara krib sejajar pantai
dan krib tegak lurus pantai. Penentuan panjang krib bagian tegak lurus dan bagian
yang sejajar pantai disesuaikan dengan penentuan dimensi untuk krib tegak lurus
pantai maupun sejajar pantai. Pada gambar 16 disajikan denah sistem krib
berbentuk T.
Gambar 12 Sketsa sistem krib berbentuk T
10
10
3. Krib Sejajar Pantai
Krib sejajar pantai adalah konstruksi pengaman pantai yang
ditepatkan sejajar atau kira-kira sejajar dengan jarak tertentu dari garis pantai;
berfungsi menahan atau mengurangi besarnya angkutan pasir sejajar pantai
maupun tegak lurus pantai dan membentuk perairan tenang di belakang krib. Krib
ini akan mereduksi energi gelobang dan merubah arah gelombang. Dengan
terreduksinya energi gelombang, maka tereduksi pula kapasitas angkutan
pasirnya. Penurunan kapasitas angkutan pasir sejajar pantai akan menyebabkan
terjadinya sedimentasi di belakang krib. Apabila sedimentasi menyatu dengan krib
disebuttombolo, sementara apabila sedimentasi tidak menyatu dengan krib
disebut salien. Pada gambar 15 disajikan perubahan garis pantai dengan adanya
krib sejajar pantai.
Gambar 13 Perubahan garis pantai akibat adanya krib sejajar pantai
11
11
C.
12
12
C. Modifikasi Krib
Kemiringan pantai yang landai dan komposisi material dasar yang terdiri
dari pasir halos sampai kasar mencirikan bahwa selain longshore trnsport, an-shore
transport juga berperan. Suatu modifikasi untuk mengantisipasi keadaan ini
adalah dengan membuat krib tersebut bercabang (fishtailed).Keuntungan dari
modifikasi ini adalah panjang krib dapat diperpendek sehingga dalam
pembangunannya tidak perlu bekerja pada air yang terlalu dalam karenanya
pelaksanaan menjadi lebih mudah. Sedangkan kerugian adalah lebih banyaknya
bahan yang digunakan untuk kepala krib. Keuntungan lain dari modifikasi ini adalah
mengurani erosi pantai pada sisi down drift dari krib. Sebab dengan bentuk ini, akan timbul
difraksi gelombang yang mengurangi gradien transport sejajar pantai. pada sisi down drift
dari krib. Sebab dengan bentuk ini, akan timbuldifraksi gelombang yang
mengurangi gradien transport sejajar pantai.
D. Perencanaan Bangunan Krib
Sebelum dilakukan perencanaan teknis perlu dilakukan survey untuk mendapat
data-data terkait perencanaan bangunan krib, meliputi :
a. Survey topografi dan bathimetri
b. Survey geologi regional
c. Penyelidikan tanah
d. Survey angina
e. Survey gelombang
f. Survey arus laut
g. Survey pasang surut
h. Survey sumber material
Selain itu perlu juga dilakukan peninjauan kondisi erosi pantai. Tinjauan ini harus
memperhatikan kondisi erosi pantai, penyebab erosi pantai, dan geomorfologi pantai. Setelah
dilaksanakan survey dan tinjauan tersebut barulah dimulai perencanaan teknis pembangunan
krib.
13
13
1. Kriteria Perencanaan
Kriteria perencanaan krib harus sesuai dengan batasan-batasan
yang telah ditetapkan pada peraturan. Contoh kriteria perencanaan adalah
sebagai berikut. Struktur krib dibuat memanjang, mulai dari garis pantai
pada elevasi HWL ke laut samapi batas LWL. Elevasi puncak pada pangkal krib
adalah HWL + 0,25 m. Ukuran batu lapis lindung ditentukan berdasarkan tinggi
gelombang rencana, sesuai formula Hudson dengan koefisien stabilisasi > 4.
Lapis lindung sekunder mempunyai berat sekurang-kurangnya 1/15 kali
berat batuan lapis lindung utama. Ujung krib dilengkapi dengan pelindung
kaki untuk mencegah tergerusnya bagian depan krib karena rip current
yang timbul gelombang Ih3.
2. Dimensi Reneana
Berdasarkan pada kriteria perencanaan, setelah dilakukan ana-
lisis, perhitungan dan justifikasi dari data yang terkumpul, didapatkan dimensi =
krib yang memenuhi. Dari kriteria yang telah disebutkan didapat dimensi
sebagai berikut :
Elevasi puncak pangkal krib = + 2,50 m
Kemiringan lereng krib 1 : 1,5
Kemiringan memanjang puncak krib 1 : 200
Dari dimensi tersebut ada 2 alternatif bentuk krib yang dapat
dibangun. Alternatif 1 (krib lurus) panjang krib ditetapkan 150 m dari garis
pantai. Alternatif 2 (fishtailed) panjang krib ditetapkan 50 m dibagian
pangkal dan masing-masing cabang adalah 60 m untuk arah updrift dan 40
m untuk arah downdrift. Jarak antara krib adalah 300 m. Diameter inti sekitar
325 m, panjang selubung disesuaiakan dengan masing-masing cabang. Berat
batuan lapis lindung tepresentatif = 250 kg, diletakkan dapat dipasang secara acak
maupun disusun.
3. Material
Material atau bahan-bahan yang digunakan untuk membangun krib juga
14
14
merupakan perencanaan yang bersifat teknis. Dalam contoh di atas dapat dijabarkan
perencanaan materialnya sebagai berikut. Sebagai bahan inti krib digunakan pasir
pantai di tempat lokasi studi, di sekitar muara Aek Sirahr. Agar inti tersebut tidak
terburai, digunakan selubung yang terbuat dari serat sintetis. dikenal sebagai textile.
Penggunaan selubung ini mempunyai keuntungan karena tidak membutuhkan
pengendalian mutu bahan inti krib secara ketat. Dengan adanya selubung tersebut,
konstruksi mempunyai massa yang besar sehingga lebih stabil, tetapi masih bersifat
fleksibel. Sebagai lapisan penutup digunakan batu bongkah yang dapat diperoleh di
sekitar lokasi studi.
Fungsi utama serat sintetis adalah sebagai separator/filter untuk
mencegah hanyutnya butiran bahan inti krib, tetapi harus tembus air agar tidak
terjadi gradien tekanan yangtinggi, karena hal ini dapat mengakibatkan uplift pada
stuktur. Selain berfungsi filter, penggunaan serat sintetis memiliki beberapa
keunggulan dibanding dengan filter granuler biasa, seperti : lebih tipisnya lapisan
filter, kuat tank yang tinggi, relatif murah dan pemasangannya yang lebih mudah
Walaupun bahan textile yang digunakan memiliki ketahanan terhadap sinar UV,
jadi dapat terekspose di sinar matahari, tetapi masih dibutuhkan. lapis lindung
untuk melindunginya dari sebab-sebab kerusakan mekanis.
E. Dampak dari Segi Pengadaan Bangunan Pantai
1. Penyelamatan Pantai dari Abrasi
Laju abrasi pantai Sanur dapat tertahan setelah dibangunnya krib-krib
penahan gelombang, sangat membantu menyelamatkan bibir-bibir pantai yang
nyaris hilang. Akan tetapi masi dapat dilihat di beberapa pantai yang masih
terkena abrasi dengan skala rendah dan dapat diatasi dengan perawatan
pengembangan krib sperti tampak pada gambar berikut.
15
15
Gambar 14 Perawatan Pengembangan Krib
Dampak positif dari pembangunan krib di sepanjang pantai dapat
dilihat dan dirasakan oleh semua pihak, tetapi segala perubahan yang tidak alami
akan memberikan reaksi yang tidak baik dan tidak dapat dilihat oleh kasat mata.
Pembangunan krib menyebabkan matinya padang lamun yang tumbuh di
sekitaran krib, ini dapat disebabkan karena terjadinya sedimentasi yeng berlebihan
dan juga perputaran arus yang kuat selain itu menjadi tempat rawan kecelakaan
karena arus tarik balik sekitar krib sangat kencang hingga menyebabkan
kecelakaan.
16
16
Gambar 15 Pesisir Sanur Sebelum Pembangunan Krib
(Sumber: Google Picture)
Gambar 16 Kondisi Pantai Setelah Pembangunan Krib
(Foto Hasil Penelitian 22 Desember 2010)
17
17