Upload
buitu
View
227
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBERDAYAAN EKONOMI MELALUI PROGRAM
PEMANFAATAN PEKARANGAN TANAMAN LIDAH BUAYA
DI KELOMPOK TANI WANITA PRIMA JAYA MANDIRI
KECAMATAN BOJONGSARI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)
/
Oleh:
Nurfikriansyah
1112054000008
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1439 H
PEMBERDAYAAN EKONOMI MELALUI PROGRAM PEMANFAATAN
PEKARANGAN TANAMAN LIDAH BUAYA DI KELOMPOK TANI
WANITA PRIMA JAYA MANDIRI KECAMATAN BOJONGSARI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Nurfikriansyah
NIM : 11120554000008
Dosen Pembimbing
Wati Nilmsari, M.Si
NIP. 197105201999032002
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1439 H
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN
Skripsi ini berjudul "Pemberdayaan Ekonomi Melalui Program PemanfaatanPekarangan Tanaman Lidah Buaya di Kelompok Tani Wanita Prima Jaya MandiriKecamatan Bojong Sari" telah diujikan dalam sidang munaqasyah FakultasDakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UfN SyarifHidayatullah Jakarla pada hari Kamis, 10 Agustus 2017. Skripsi ini telah diterimasebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
program studi Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 19 Oktober 2017
Sidang Munaqosyah
Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota
Penguji II
NIP. 19760617 200s01 1 006
Muhtadi. M.SiNrP. 197506012014tt 1 001
Pembimbing,
Ketua Merangkap Anggota
NIP.
Penguji I
10s20 199903 2 002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 11 Oktober 2017
Penulis\ METERAI :r;,,EfMPEL "1pi.
,,t...o--..- -i 6 1,E95AEF7355 1 990 1
z=F-r.#t;. i&*++ ".-)B'- lHrtM R|BU RUptAH r;;rr,, , ..i
Nur Fikriansvah
ABSTRAK
NURFIKRIANSYAH
PEMBERDAYAAN EKONOMI MELALUI PROGRAM PEMANFAATAN
PEKARANGAN TANAMAN LIDAH BUAYA DI KELOMPOK TANI WANITA
PRIMA JAYA MANDIRI KELURAHAN DUREN SERIBU KECAMATAN BOJONG
SARI
Hakekat pembangunan adalah upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal
tersebut diperjelas dalam pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan kemerdekaan yaitu
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian
pembangunan nasional diharapkan mampu menuju pada keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan dari Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan dan dampak
program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari.
Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif menurut Tylor yang dikuutip oleh Lexi J. Moleong adalah sebuah prosedur sebuah
peneltian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang dan
prilaku yang diamati.
Hasil temuan lapangan yang peneliti dapat terkait dengan pelaksanaan dan dampak dari
program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri sesuai
dengan dengan teori yang kemukakan oleh Gumawan Sumodiningrat adalah Pertama adalah
produksi, dalam hal ini memalui proses pengumpula bahan baku, pengambilan daging lidah
buaya, perendaman dengan metode di rebus, dan sitem pengemasan. Kedua adalah distribusi
dengan cara penentuan tempat distribusi, pelaksanaan sistem distribusi melalui tiga cara
seperti bazar, pedagang eceran, dan koperasi. Ketiga adalah konsumsi yang notabene adalah
pemuda yang masih aktif di dunia pendidikan. Adapun dampak dari progra ini adalah adanya
peningkatan produktivitas dan kenaikan pendapatan.
Dengan demikian, pemberdayaan ekonomi di Kelompok Tani Wanita Prima Jaya
Mandiri Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari adalah untuk produktifitas
masyarakat dalam pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan ataupun lahan kosong
dalam hal ini yang dikembangkan secara optimal adalah budi daya dan lahan aloovera karena
selain memiliki khasiat dan manfaat untuk kesehatan juga dapat bernilai ekonomi yang tinggi
sebagai wujud upaya peningkatan pendapatan keluarga.
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh,
Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji hanya pada-MU satu-satunya zat
yang kusembah Allah SWT. Atas karunia, ridho dan kekuatan dari-NYA lah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberdayaan Ekonomi
Melalui Program Pemanfaatan Pekarangan Tanaman Lidah Buaya Di Kelompok
Tani Wanita Prima Jaya Mandiri Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong
Sari” sebagai syarat dalam memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Program Studi Pengembangan Masyarakat
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat
serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak motivasi bimbingan baik
secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini, ucapan terimakasih tersebut penulis tunjukkan kepada:
1. Bapak Dr.Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
stakeholder nya.
2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si Selaku Ketua Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing
yang telah luar biasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
ii
melalui nasehat, motivasi, dan doa’a yang selalu beliau berikan kepada
penulis.
3. Bapak M. Hudri,M.Ag Selaku Ketua Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta yang banyak membantu dalam
penyelesaian adminitrasi dengan baik.
4. Seluruh dosen Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah ihklas mengamalkan ilmunya kepada
penulis.
5. Kedua orang tuaku tercinta, H. Davit Kasidi dan Ibu Hj.Siti Rukoyah
dengan untaian doa yang telah tiada lelah memberikan dukungan moril
maupun materil, tanggung jawabnya yang besar serta rela berkorban jiwa
dan raga dalam memberikan fasilitas kehidupan demi keberlangsungan
pendidikan dan kesuksesan puteranya. Atas curahan cinta dan kasih
sayang yang tiada putus, mengajarkan penulis untuk selalu kuat, tabah dan
tegas dalam menjalani hidup sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Kepada kaka dan adek ku tercinta Eka Safitri dan Nofal Fahrizal yang
kebetulan adik juga meneruskan jejak perkulihannya sama seperti penulis
semoga tetap semangat sehingga bisa mencapai gelar kesarjanaannya
dengan baik.
7. Kepada teman-teman Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam
angkatan 2012 Ahmad Firdaus, Khairul Anam, Zuyin Arwani, Lilis
Okviyani, Arianne Sarah, Faisal Amin, Diqu Zarobi Alfadia, Nurdin
iii
Arraniri, Imam Ramadhan, Dwiki Handika, dan lainnya, terimakasih atas
doa, dukungan motivasi dan kebersamaannya sampai saat ini.
8. Tak lupa buat teman-teman Dutsing Family, keluarga Kracker Southside
Supermoto Depok, Supermoto Indonesia, Ikatan Remaja Masjid
Ibadurrahman, dan teman-teman Lembaga Sosial Lentera Huma Berhati
yang dibangun bersama. tidak ada bosan bosan nya selalu memberikan
semangat dan menanyakan terus kapan wisuda tiada henti nya.Terimakasih
banyak pokoknya you are the best my friend.
Depok , 11 Oktober 2017
Penulis
Nurfikriansyah
iv
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ................................................................................... 1
B. BatasanMasalahdanRumusanMasalah .............................................. 7
C. TujuandanManfaat ............................................................................ 8
D. MetodologiPenelitian ........................................................................ 9
E. TinjauanPustaka ................................................................................ 16
F. SistematikaPenulisan ........................................................................ 21
BAB II LANDASAN TEORI
A. PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT ........................ 23
1. PengertianPemberdayaan Ekonomi ............................................ 23
2. Ekonomi Masyarakat .................................................................. 25
3. Cakupan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ........................... 29
4. Upaya Pemberdayaan Ekonomi .................................................. 30
5. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat............................. 33
B. KELOMPOK ................................................................................... 34
1. Definisi Kelompok ...................................................................... 34
2. Ciri-Ciri Umum Kelompok ......................................................... 35
v
3. Macam-Macam Kelompok.......................................................... 37
4. Norma Kelompok ........................................................................ 38
5. Efektivitas Kelompok.................................................................. 39
6. Kelompok Tani Wanita ............................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. ProfilKWT Prima Jaya Mandiri ........................................................ 41
B. Visi-misi KWT Prima Jaya Mandiri ................................................. 42
1. Visi KWT Prima Jaya Mandiri ................................................... 42
2. Misi KWT Prima Jaya Mandiri .................................................. 42
C. Program KWT Prima Jaya Mandiri .................................................. 42
D. Letak geografis KWT Prima Jaya Mandiri ....................................... 44
E. Mitra kerjasama KWT Prima Jaya Mandiri ...................................... 44
1. Dinas Kesehatan .......................................................................... 45
2. Dinas Pertanian ........................................................................... 46
3. Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ......................... 47
4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) .......... 49
5. MajelisUlama Indonesia (MUI) .................................................. 49
F. Struktur KWT Prima Jaya Mandiri ................................................... 51
G. Sumber permodalan .......................................................................... 51
1. Swadaya anggota ......................................................................... 51
2. DISPRINDAG ............................................................................ 52
3. Dinas koperasi dan UMKM ........................................................ 52
H. Keanggotaan ...................................................................................... 52
BAB IV ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
vi
A. PelaksanaanPemberdayaanEkonomi produktif Melalui
Program PemanfaatanPekaranganTanamanLidahBuaya Di
KWT Prima Jaya Mandiri ................................................................. 54
1. Produksi ...................................................................................... 54
a) Pengumpulan ................................................................... 57
b) Pengambilan daging ........................................................ 58
c) Perendaman ..................................................................... 59
d) Sistem pengemasan ......................................................... 60
2. Distribusi ..................................................................................... 61
a) Penentuan tempat distribusi .................................................. 61
b) Sistem distribusi .................................................................... 62
1) Bazar .............................................................................. 63
2) Pedagang Eceran ............................................................. 64
3) Koperasi ......................................................................... 65
3. Konsumsi ................................................................................... 66
B. Dampak Program ProgramPemanfaatanPekaranganTanaman
LidahBuaya Di Kwt Prima JayaMandi ............................................. 67
1. Peningkatan Produktivitas ........................................................... 67
2. Kenaikan pendapatan .................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73
LAMPIRAN .................................................................................................. 76
vii
DAFTAR TABEL
Tabel1 Kerangka Informan/Subjek Penelitian .............................................. 11
Tabel 2 daftar anggota KWT Prima Jaya Mandiri ......................................... 53
Tabel 3 Pendapatan Peserta Program Pemanfaatan Pekarangan Tanaman
Lidah Buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri ................................................. 70
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Letak geografis Kelurahan Duren Seribu dan peta pemanfaatan
hasil “toga budi daya lidah buaya Kelurahan Duren Seribu ......................... 45
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SuratKeteranganDosenPembimbingSkripsi
Lampiran 2 SuratKeteranganPengajuanJudulSkripsi
Lampiran 3 DaftarWawancara
Lampiran 4 Laporan Observasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakekat pembangunan adalah upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut diperjelas dalam pembukaan UUD 1945 bahwatujuan kemerdekaan
yaitu memajukan kesejahteraan umum danmencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan demikian pembangunan nasionaldiharapkan mampu menuju pada
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat.1
Kemiskinan merupakan salah satu dampak negatif dari pembangunan.
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan perubahan
semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Secara umum, kemiskinan adalah
ketidaksamaan untuk mengakumulasi basis kekuatan sosial. Sementara yang
dimaksud basis kekuatan sosial itu menurut Friedman meliputi: Pertama, modal
produktif atas aset, misalnya tanah perumahan, peralatan, dan kesehatan. Kedua,
sumber keuangan, seperti income dan kredit yang memadai. Ketiga, organisasi
sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama,
seperti koperasi. Keempat, network atau jaringan sosial untuk memperoleh
pekerjaan, barang-barang, pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Kelima,
informasi-informasi yang berguna untuk kehidupan.2
Dalam pengentasan kemiskinan banyak strategi yang ditawarkan untuk
mengentaskannya, seperti penyediaan lapangan pekerjaan dan program kecakapan
vokasional bagi masyarakat. Kebijakan penanggulangan kemiskinan tidak lepas
1Sudjana, Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat dan Teori
Pendukung serta Asas. (Bandung: Falah Production, 2004), h. 148. 2Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penangananya. (Malang, In-Trans
Publishing, 2015), Cet.ke-3, h.2-3.
2
dari konteks pembangunan masyarakat. Pembangunan masyarakat mengandung arti
sebagai usaha sadar, sistematis, dan terarah yang diselenggarakan oleh, untuk dan
dalam masyarakat yang bertujuan mengubah taraf kehidupan mereka sendiri ke
arah yang lebih baik.3
Strategi mengurangi kemiskinan dengan meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat dalam program pengentasan kemiskinan perlu mendapat perhatian agar
kesejahteraan masyarakat miskin segera dapat diwujudkan. Upaya pengentasan
kemiskinan di Indonesia terutama di pedesaan atau kelurahan telah dilakukan
melalui berbagai cara. Program pengentasan kemiskinan selama ini kurang
memperhatikan peran masyarakat miskin sebagai subjek tetapi hanya sebagai objek
pengentasan kemiskinan.
Langkah tersebut kurang memberikan hasil signifikan, kemudian muncul
upaya pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan. Pengentasan
kemiskinan dengan cara ini diharapkan mampu menekan kemiskinan di pedesaan
atau kelurahan mengingat jumlah rumah tangga miskin terus bertambah seiring
melonjaknya harga kebutuhan pangan.4
Hal ini mengingat Individu, kelompok atau bahkan masyarakat miskin
memiliki daya, akan tetapi kadar daya itu akan berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait antara lain
seperti pengetahuan, kemampuan, status, dan gender.5 Faktor-faktor yang saling
terkait tersebut pada akhirnya membuat hubungan dengan dikotomi subjek dan
3Sudjana, Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat dan Teori
Pendukung serta Asas. (Bandung: Falah Production, 2004), h. 270 4Hastuti, Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Berbasis Pemanfaatan Sumberdaya
Perdesaan Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Perdesaan. (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2009), h.5 5Ferdian Toni Nasdian, Pengembangan Masyarakat. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2014), h.92
3
objek tersebut merupakan relasi yang ingin diperbaiki melalui proses
pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat harus berorientasi kepada pergeseran paradigma
pembangunan dari peradigma production centered ke paradigma people centered
development atau dalam kontek pembangunan ekonomi yang lebih spesifik
berorientasi kepada perubahan dari paradigma pembangunan ekonomi yang
terpusat pada produksi ke paradigma pembangunan yang berpusat kepada rakyat,
karena tanggung jawab utama dalam program pemberdayaan adalah masyarakat
berdaya atau memilki daya kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud
dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama,
kekuatan intekktual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip
pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan
kemandirian masyarakat. 6
Pendekatan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu wujud
pembangunan alternatif yang menhendaki agar masyarakat mampu mandiri dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Selain itu, keberhasilan program pemberdayaan masyarakat dipengaruhi
oleh partisipasi masyarakat, mekanisme pelaksanaan program serta proses
pendampingan dalam menerapkan pendekatan partipasi. Tingkat partisipasi
masyarakat diperngaruhi oleh tingkat kewenangan atau kekuasaan masyarakat
untuk mengontrol atau menentukan pengambilan keputusan dalam berbagai tahap
kegiatan tersebut untuk meyakinkan bahwa kepentingannya dapat dipenuhi.
6 Journal Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomer 1 Juni 2011, h.17
4
Strategi pembangunan dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas masyarakat
melalui pembedayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yaitu proses belajar
mengajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis yang dilaksanakan secara
berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya
dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu dan kelompok masyarakat
sehingga mampu melakukan transformasi sosial.7 Kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakan diharapkan dapat
menunjang penanggulangan kemiskinan sehingga dapat berjalan lebih efektif.
Pembangunan masyarakat merupakan suatu proses yang berkelanjutan
dengan pendekatan holistik atau menyeluruh, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
menerapkan pemberdayaan masyarakat yang berpengaruh dengan melibatkan
seluruh aspek pembangunan serta menggunakan kemitraan untuk membuka akses
dalam menciptakan keberdayaan masyarakat yang serasi, selaras dan seimbang.
Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang
dilakukan secara terus menerus untuk mendorong terjadinya perubahan yang positif
bagi kualitas kehidupan masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pembangunan
sangat diperlukan karena masyarakat merupakan objek sekaligus subjek
pembangunan.
Terkait dengan pentingnya peran masyarakat dalam proses pembangunan
tersebut maka diperlukan sebuah konsep pembangunan dengan pendekatan yang
bersifat bottom up yang senantiasa mengedepankan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan melalui proses-proses pemberdayaan masyarakat.
7Onny S Prijono & A.M.W Pranarka, Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan, dan Implentasi.
(Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 1996), h. 72
5
Hal ini terjadi mengingat pemberdayaan masyarakat adalah proses
pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial
untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
Dalam pemberdayaan di suatu komunitas masyarakat, harus disadari bahwa
setiap masyarakat berbeda-beda. Mereka memiliki karakteristik budaya, geografi,
sosial, politik, dan demografi yang unik, sehingga pengalaman pemberdayaan di
suatu komunitas masyarakat belum tentu dapat berjalan di masyarakat yang lain,
Respon dalam hal ini dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui
apakah adanya program pemberdayaan disuatu komunitas masyarakat benar-benar
dibutuhkan, diterima, serta dimanfaatkan oleh masyarakat tersebut.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mentransformasikan
pertumbuhan masyarakat sebagai kekuatan nyata masyarakat, untuk melindungi
dan memperjuangkan nilai-nilai dan kepentingan di dalam arena segenap aspek
kehidupan. Pemberdayaan masyarakat mempunyai arti meningkatkan kemampuan
atau meningkatkan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bukan
hanya meliputi penguatan individu tetapi juga pranata-pranata sosialnya.
Adapun dalam kontek kekinian dan relevansinya denga para ibu-ibu
khususnya yang tergabung dalam kelompok tani wanita (KWT) dikarenakan peran
aktif wanita tidak saja sebagai sasaran tetapi juga sebagai pelaku kegiatan dan
penikmat hasil pembangunan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan wanita,
peningkatan kesejahteraan keluarga atas dasar peran serta aktif masyarakat dalam
kegiatan pembangunan dan peningkatan peranan dan tanggung jawab wanita dalam
pembangunan.
6
Ruang lingkup pemberdayaan perempuan untuk saat ini sampai ditingkat
desa bahkan ditinghkat rukun tetangga (RT) Pemberdayaan perempuan dilakukan
dari, oleh, dan untuk perempuan.
Hal ini sejalan dengan firman Allah yang menyuruh manusia untuk selalu
berusaha dalam menghadapi masalah hidup sebagai masalah pengembangan dan
pemberdayaan umat islam khususnya, sebagaimana termaktub dalam firman Allah
surat Ar-ra'd ayat 11 yang berbunyi:
ه ٱإن لل ي نفسهم له يغهها بأ وا مه ي يغه ت وم حه ا بقه مه
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaansesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada padadiri mereka sendiri.8(Q.S Ar-
Ra’d: 13.11)
Berangkat dari itu, dipandang perlu adanya sebuah sistem pemberdayaan
masyarakat yang komprehensif yang dapat mewujudkan tingkat kesejahteraan
keluarga atau masyarakat pada umumnya. Hal ini mengingat keluarga merupakan
unit terkecil dalam pembangunan masyarakat menjadi dasar dalam perwujudan
sebagai upaya untuk mensejahterakan keluarganya, baik hal tersebut dilakukan oleh
sekelompok orang atau masyarakat secara keseluruhan.
Atas dasar itu, penulis ingin pelaksanaan pemberdayaan ekonomi dalam
program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di Kelompok Tani Wanita
(KWT) Prima Jaya Mandiri ini dalam sebuah judul skripsi yakni:
8Deparement Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Gema Risalah Press, 1992), h. 315
7
“Pemberdayaan Ekonomi Melalui Program Pemanfaatan Pekarangan
Tanaman Lidah Buaya di Kelompok Tani Wanita Prima Jaya Mandiri
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari”.
B. Batasa dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan peneliti membatasi
konsep-konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan
pembahasan yang sistematis, terarah, jelas, dan fokus. Maka dalam skripsi
ini peneliti membatasi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat program
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
perlu adanya penysunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini,
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan ekonomi melalui program
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya
Mandiri Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari ?
b. Bagaimana dampak pemberdayaan ekonomi melalui program
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya
Mandiri terhadap masyarakat Kelurahan Duren Seribu Kecamatan
Bojongsari ?
8
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pemberdayaan
ekonomi melalui program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah
buaya di KWT Prima Jaya Mandiri Kelurahan Duren Seribu
Kecamatan Bojongsari.
b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis dampak pemberdayaan
ekonomi melalui program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah
buaya di KWTP rima Jaya Mandiri terhadap masyarakat Kelurahan
Duren Seribu Kecamatan Bojongsari.
2. Manfaat
a. Akademik
1) Menanmbah khazanah pengetahuan dan pengalaman peneliti
secara langsung di lapangan melalui penelitian ini, khususnya
tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya
Mandiri Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari.
2) Sebagai cara dalam memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos)
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Praktis
1) Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pengurusKWT Prima Jaya
Mandiri dalam menjalakankan aktivitas program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya.
9
2) Menjadi sebuah acuan dalam pendekatan pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi dalam penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif menurut Tylor yang dikuutip oleh Lexi J. Moleong adalah
sebuah prosedur sebuah peneltian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata atau lisan dari orang dan prilaku yang diamati.9
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis akan menghimpun
data, mengolah data, dan menganalisis data secara kualitatif dengan tujuan
memperoleh jawaban dari penelitian tentang pemberdayan ekonomi produktif
melalui program pemanfaatan tanaman lidah buaya di Kelompok Tani Wanita
Prima Jaya Mandiri Kecamatan Bojong Sari Kota Depok yang diajukan menjadi
penelitian.
1. Bentuk dan Jenis Penelitian
Bentuk penetilian ini adalah penelitian lapangan, didukung oleh
observasi dan wawancara sebagai pelengkap. Adapun jenis penelitian ini
adalah deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut dari naskah wawancara,
catatan lapangan, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainnnya.10
9Lexi j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2007), Cet. Ke-15, h.3 10Burhan Bugin, Analisis Penentian Kualitatif. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Cet. ke-2, h.39
10
2. Jenis Sumber Data dan Penentuan Responden
Jenis data yang digunakan dalam penetian ini adalah data kualitatif.
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang bersumber dari Ketua Pembina
Kesejahteraan Keluarga (PKK), Ketua KWT Prima Jaya Mandiri,
Wakil Ketua, Seksi-seksi produksi, Seksi-seksi Humas, dan peserta
program.
b. Data sekunder
Data sekunder yang bersumber dari buku pedoman profil KWT
Prima Jaya Mandiri, makalah, proposal kegiatan artikel, media massa
(seperti surat kabar, majalah jurnal) dan media elektronik, seperti
internet.
c. Teknik Penentuan Informan
Penentuan responden ini didasarkan oleh pertimbangan tertentu,
seperti keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat
mengambil sample yang besar dan jauh. Adapun cara dalam penentuan
sampel, penulis menggunakan cara purposive sampling. Hal ini
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,
randome, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tinjauan tertentu.
Dalam buku metode penelitian oleh Sugiyono menjelaskan bahwa
11
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.11
Tabel 1. Kerangka Informan/Subjek Penelitian
No. Data Yang Dibutuhkan Nama Informan Jumlah
Informan
1
Peran keterlibatan dalam
kebijkan dan sistem
anggaran untuk kegiatan
di KWT
Ketua PKK Kecamatan
Bojong sari Kota
Depok
1
2
Sejarah, visi-misi,
program, mitra
kerjasama, sistem
pendanaan, perencanaan,
pelaksanaan dan dampak
dari program
pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya
Ketua KWT 1
3
Sistem pendanaan, proses
pelaksanaan dan dampak
dari program
pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya
Wakil Ketua KWT 1
4
Sistem produksi,
distribusi, dan konsumsi
program pemanfaatan
pekarangan tanaman
lidah buaya
SIE Humas 1
5
Perencanaan dan
pelaksanaan program
pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya
SIE Produksi 1
6
Manfaat program,
Dampak program, dan
harapan
Peserta program 4
JUMLAH 9 Orang
11Sugiyono, Meteode Penelitian Kuantitatif Kualitattif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 126
12
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di KWT Prima Jaya Mandiri
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari. Adapun beberapa
pertimbangan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut yaitu:
a. Adanya informasi yang peneliti dapatkan dari Ketua KWT Prima Jaya
Mandiri mengenai program-program pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari.
b. Lokasi KWT Prima Jaya Mandiri yang tidak begitu jauh dari tepat
tinggal peneliti, sehinggga menghemat waktu dan biaya.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhitung mulai 25 November 2016 sampai
27 Maret 2017. Dengan catatan penelitian ini akan berakhir jika data-data
yang diperlukan dalam penelitian telah rampung dan dirasa cukup.
Sedangkan hal-hal yang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dari penelitian ini, menggunakan teknik
pengumpulan data, antara lain:
a. Dokumentasi
Berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis.
Di dalam penelitian melalui dokumentasi peneliti berusaha
menyelidiki benda-benda yang tertulis seperti: buku-buku, data-data
jurnal, notulen anggaran dan pendidikan lain-lain. Dengan
13
menggunkan dokumentasi peneliti dapat mengumpulkan data yang
tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini
dilakukan untuk mengambil data tentang program terhadap masalah
yang diteliti.
b. Observasi
Alat pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diteliti.12 Selain itu
observasi merupakan kegiatan pengamatan, peninjauan secara cermat
tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi disuatu tempat tertentu.
Dengan demikian penulis diharapkan dapat memperoleh data tentang
pemberdayaan ekonomi melalui program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya yang sesuai dengan penelitian.
Penulis melakukan observasi dengan mendatangi KWT Prima
Jaya Mandiri terutama melalui hal-hal yang menjadi objek penelitian
ini, peneliti juga melihat dan mengikuti program melalui pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya.
c. Wawancara
Wawancara atau interview mencakup cara yang digunakan kalau
seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dan seseorang responden
dengan bercakap berhadapan muka dengan orang itu.13 Wawancara
dilakukan dilakukan kepada ketua KWT Prima Jaya Mandiri Ketua
Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK), Ketua KWT Prima Jaya
12 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.70
13Koenjaningrat, Metode-Metode Peneiltian Masyarakat. (Jakarta: PT. Gramedia,1980),
Cet. Ke-3, h.162
14
Mandiri, Wakil Ketua, Seksi-seksi produksi, Seksi-seksi Humas, dan
peserta program.
6. Instrumen dan Alat Bantu Peneliti
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen terpenting
dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti menggunakan
alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, handpone, dan
kamera.
Dalam menggunakan data-data penulis membutuhkan alat bantu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunkan beberapa alat yang digunakan:
a. Alat Perekam
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara,
agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa
harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam
pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah
mendapat izin dari subjek untuk menggunakan alat tersebut pada saat
wawancara berlangsung.
b. Kamera
Kamera berguna sebagai alat bantu untuk mengambil gambar
pada saat berjalannya kegiatan yang dilakukan oleh KWT Prima Jaya
Mandiri.
15
7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses pengumpulan data dan mengurutkan
kedalam pola, pengelompokan data tersebut untuk kemudian dianalisa agar
mendapat kesimpulan berdasarkan data yang ada. Yaitu dengan
menggunakan data yang bersifat deskriptif untuk mendapatkan gembaran
yang kongkrit tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di Kelurahan Duren Seribu
Kecamatan Bojongsari. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kualitatif deskriptif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan
bahwa subjek ini adalah kegiatan menganalisis data meliputi kegiatan
reduksi data, reduksi yaitu mengalisa suatu secara keseluruhan kepada
bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap akhir dari proses perkembangan
sebelumnya yang lebih sederhana.14
8. Teknik Keabsahan Data
Tehnik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:
a. Kreadibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triangulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan data lain, hal
ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil wawancara,
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain misalnya dalam hal ini penelti
membandingkan jawaban yang diberikan oleh SIE Produksi
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di Kelurahan Duren
14A. Pius Partanto, M. Dahlann Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994), Cet. ke-1 h.124
16
Seribu Kecamatan Bojongsari dengan peserta program, dan
membandingkan dokumen dengan unit analisis.15
b. Ketekunan atau pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau
isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci. Maksudnya peneliti hanya memuusatkan dan
mencari jawaban sesuai rumusan masalah saja. Misalnya peneliti
membandingkan jawaban stake holder dengan jawban dari partisipan
program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima
Jaya Mandiri Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari.
c. Kepastian dengan pemeriksaan audit kepastian auditor dalam hal ini
adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa suatu itu objektif
atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap
pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan
bahwa pengalaman seseorang itu objektif sedangkan jika disepakati
oleh beberapa orang barulah dikatakan obektif.16
E. Tinjaun Pustaka
Untuk mendukung penelaahan yang lebih mendetail, penulis melakukan
kajian terhadap beberapa karya ilmiah yang relevan dengan topik penulisan. Dalam
peulisan karya ilmiah ini, penulis mereview dan membandingkan isi skripsi nya
15Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, PT Remaja Rosda
Karya, 2011), Cet.Ke-29, h.330-338 16Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , h.330-338
17
dengan skripsi milik orang lain yang isinya hampir menyerupai. Adapun tinjauan
pustaka dalam penulisan ini penulis menggunakan karya ilmiah sebagai berikut:
Pertama Skripsi berjudul “Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus
Kegiatan Bank Sampa di perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13
Tangerang Selatan” 2013, yang disusun oleh Bunga Nur Mawaddah. Skripsi yang
membahas tentang pemberdayaan masyarakatt melalui pengolahan sampah. Di
antara kegiatan Bank Sampah Melati Bersih Perumahan Bukit Indah Pamulang RW
09 dan RW 13 Tangerang Selatan Banten kegiatannya memilah, menimbang,
dicatat dalam tabungan. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi warga RW 09
dan 13 Bukit Pamulang Indah dan kontribusi Bank Sampah terhadap kebersihan
lingkungan di perumahan Bukit Indah cukup signifikan. Program ini telah berhasil
memproduksi sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Keberhasilan
kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit
Pamulang Indah dengan kegiatan bank sampah ini menjadi icon Tangerang Selatan
dalam penanganan masalah lingkungan, sehingga berpengaruh besar terhadap
warga dan pihak institusi sendiri.17 Untuk membedakan skripsi penulis dengan
orang lain terdapat pada subjek penelitian, tempat dan studi kasus.
Kedua skripsi berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui
Kerajinan Tempurung Kelapa: Stusi di Dusun Santan Guwosari Panjangan
Bantul”, 2014 yang disusun oleh Merla Liana Herawati. Skripsi ini membahas
tentang usaha ekonomi kreatif berupa kerajinan tempurung yang memanfaatkan
potensi lokal, mengasah kemampuan dan keterampilan batok/tempurung kelapa di
Dusun Santan diolah menjadi benda kerajinan yang mampu meningkatkan
17Bunga Nur Mawaddah Nasution, Pemberdayaan Masyakat: Kegiatan Bank Sampah di
Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan, Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatulla Jakarta, 2013.
18
perekonomian warga Dusun Santan melalui usaha daur ulang limbah batok
menjadi benda seni kreatif. Selain itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
kerajinan tempurung kelapa memiliki prospek kedepan yang bagus sehingga
mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat.18 Untuk membedakan skripsi
penulis dengan orang lain terdapat pada subjek penelitian, tempat dan sistem
pengelolaan dari program pemberdayaan ekonomi masyarakat tersebut.
Ketiga skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal
Melalui Kerajinan Perak Oleh Koperasi Prouksi Pengusaha Perak Yogyakarta
(KP3Y) di Kotagede Yogyakarta”, 2015 yang disusun oleh Nimayah. Skripsi ini
membahas tentang kerajinan perak dapat diolah menjadi barang-barang yang
memiliki nilai jual mahal. Usaha kerajinan perak sudah banyak dikenal diberbagai
daerah, salah satunya di Kotagede. Usaha kerajinan perak dapat membantu
masyarakat dalam melakukan usaha dan mengembangkan keterampilan yang
dimiliki. Kerajinan perak Kotagede dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dan
penyerapan tenaga kerja.19 Untuk membedakan skripsi penulis dengan orang lain
terdapat pada subjek penelitian, tempat dan sistem pengelolaan dari program
pemberdayaan ekonomi masyarakat tersebut.
Keempat skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui
Koperasi Industri Kerajinan Rakyat Sentra Kapur : Studi Kasus di Desa
Karangasem, Margasari, Tegal”, 2008 yang disusun oleh Moh. Amiruddin.
Dalam penelitian ini menulis tentang bagaimana peranan pemberdayaan ekonomi
18Merla Liana Herawati, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan
Tempurung Kelapa: Stusi Di Dusun Santan Guwosari Panjangan Bantul. Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014 19 Nimayah, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal Melalui Kerajinan Perak Oleh
Koperasi Prouksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) di Kotagede Yogyakarta. Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015
19
lokal oleh kerajinan rakyat sentra kapur terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat di Desa Karangasem Margasari Tegal. Hasil penelitiannya patisipasi
masyarakat mampu mendorong tercapainya tujuan koperasi industri kerajinan
rakyat setra kapur. Sedangkan upaya dalam peningkatan ekonomi lokal dengan
cara memberikan pinjaman modal dan pelatihan usaha produktif yang bekerja
sama dengan pihak dinas perindustrian dan pedagang koperasi.20 Untuk
membedakan skripsi penulis dengan penelitian ini adalah terdapat pada subjek
penelitian, tempat dan sistem pengelolaan dari program pemberdayaan ekonomi
masyarakat tersebut, selain itu skripsi ini hanya konsen pada peran dari Koperasi
Industri Kerajinan Rakyat Sentra Kapur. Sedangkan penelitian yang dilkukan oleh
penulis adalah pelaksanaan dari program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah
buaya di KWT Prima Jaya Mandiri di Kelurahan Duren Seribu Kecamatan
Bojong Sari Kota Depok.
Kelima skripsi yang Berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di
Sentra Kerajinan Tatah Sengging Wayang Kulit Di Susun Gendeng, Bangun Jiwo,
Kasihan, Bantul”, 2014 yang disusun Oleh Wulan Mega Ristanti. Bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat di sentra kerajinan
tatah sungging wayang kulit, di dusun Gendeng, Bangun Jiwo Kasaihan Bantul.
Hasil penelitiannya proses pemberdayaan di industri di wayang kulit meliputi
proses pendidikan dan pelatihan, penyediaan lapangan kerja, pelatihan menatah,
sdangkan peran pemeritah yang dilakukan yaitu subsidi dari pemerintah berupa
modal non material berupa alat-alat untuk membuat wayang, seperti pandukan,
20Moh. Amiruddin, Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Koperasi Industri Kerajinan
Rakyat Sentra Kapur: Studi Kasus Di D Esa Karangasem, Margasari, Tegal. Yogyakarta:
Fakultas Dakwah Uin Sunan Kalijaga, 2008
20
tindih, tatah, dan ganden.21 Untuk membedakan skripsi penulis dengan penelitian
ini adalah terdapat pada subjek penelitian, tempat dan sistem pengelolaan dari
program pemberdayaan ekonomi masyarakat tersebut, selain itu skripsi ini hanya
konsen pada peran dari Koperasi Industri Kerajinan Rakyat Sentra Kapur.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pelaksanaan dari
program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya
Mandiri di Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari Kota Depok.
Keenam skripsi yang berjudul “Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui
Usaha Bata Merah Pasca Gempa di Dusun Kuden Kecamatan Piyungan Bantul”,
2007, yang disuusn oleh Agus Sunarto. Dalam penelitian ini saudara Agus
Sunarto ingin mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh pengusaha bata
merah setalah gempa untuk meningkatkan usahanya sehingga berkontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat di Dusun Kunden. Hasil penelitiannya adalah usaha
yang dilakukan oleh pengusaha bata merah untuk mengembangkan ekonomi lokal
meliputi: a) peningkatan permodalan, baik modal sosial dan modal manusia. b)
peningkatan produksi yaitu pemilihan bahan baku dan peningkatan kualitas
produksi. c) peningkatan pemasaran, menjual kepengusaha yang besar, langsung
menjual sendiri kekonsumen dan menggunakan jasa perantara.22 Untuk
membedakan skripsi penulis dengan penelitian ini adalah terdapat pada subjek
penelitian, tempat dan sistem pengelolaan dari program pemberdayaan ekonomi
masyarakat tersebut, selain itu skripsi ini hanya konsen pada peran dari Koperasi
21Wulan Mega Restanti, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Sentra Kerajinan
Tatah Sungging Wayang Kulit D Dusun Gendeng, Bamgunjiwo, Kasihan Bantul, Yogyakarta:
fakultas dakwah UIN Sunan kalijaga, 2014 22Agus Sunarto, Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Usaha Bata Merah Pasca
Gempa Di Dusun Kunden Kecamatan Piyungan. Yogyakarta: Fakultas Dakwah Uin Sunan
Kalijaga, 2007
21
Industri Kerajinan Rakyat Sentra Kapur. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh penulis adalah pelaksanaan dari program pemanfaatan pekarangan tanaman
lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri di Kelurahan Duren Seribu Kecamatan
Bojong Sari Kota Depok.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skrips ini berdasarkan buku panduan pedoman
penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.23 Untuk
memudahkan pembahasan dalam skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab,
yakni:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah,
perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang beberapa pengertian dan penjelasan yaitu:
pengertian pemberdayaan ekonomi, ekonomi masyarakat, cakupan
pemberdayaan ekonomi masyarakat, upaya pemberdayaan
ekonomi, tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat, definisi
kelompok, ciri-ciri umum kelompok, macam-macam kelompok,
norma kelompok, efektifitas kelompok.
BAB III : PROFIL KELOMPOK TANI WANITA PRIMA JAYA MANDIRI
23Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisna Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
(Jakarta, CEQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), cet. Ke-2, h.11
22
Bab ini berisi tentang gambaran umum KWT Prima Jaya Mandiri,
yang terdiri dari latar belakang berdirinya KWT Prima Jaya
Mandiri, visi dan misi, program KWT Prima Jaya Mandiri, mitra
kerjasama, dan struktur pengurus.
BAB IV : ANALISA HASIL TEMUAN LAPANGAN
Bab ini berisi tentang pelaksanaan dan dampak program
pemenfaatan pekarangan tanaman lidah buaya oleh KWT Prima
Jaya Mandiri.
BAB V :PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat berdasarkan hasil
dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup
dari pembahasan skripsi ini.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan
pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi
dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan
gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk
memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus
dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya
sendiri, maupun aspek kebijakannya.1 Pemberdayaan ekonomi
diperuntukkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan yang
diperintah sebagai konsumen agar berfungsi sebagai penanggung
dari dampak negatif pertumbuhan, pembayar resiko salah urus,
pemikul beban pembangunan, kegagalan program, dan akibat
kerusakan lingkungan.2
Sejalan dengan pengertian di atas jika dikomparasikan dari
berbagai tulisan Sumodiningrat konsep pemberdayaan ekonomi
dapat dikemukakan sebagaimana berikut:
a. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang
diselenggarakan oleh rakyat. perekonomian
diselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa perekonomian
1 Erni Febrina Harahap, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei
2012, h. 82-83 2 Adon Nasrullah jamaluddin, Sosiologi Pembangunan. (Bandung: C.V Pustaka Setia,
2016), cet.Ke-1, h.148
24
nasional yang berakar pada potensi dan kekuasaan
masyarakat secara luas untuk menjalankan roda
perekonomian mereka sendiri.
b. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk
menjadikan ekonomi kuat, besar, modern, dan berdaya
saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena
kendala pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala
struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus
dilakukan melalui perubahan struktural.
c. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan
dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari
ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ekonomi subsistem
ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke kemandirian.
d. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan
peningkatan produktivitas, memberikan suntikal modal
sebagai stimulan, tetapi harus dijamin adanya kerjasama
dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dengan
yang masih lemah dan belum berkembang.
e. Kebijakan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah
pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada
aset produksi khususnya modal, memperkuat posisi
transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat, pelayanan
pendidikan dan kesehatan, penguatan intruksi kecil,
25
mendorong munculnya wirausaha baru, dan pemerataan
spasial.
f. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup
peningkatan akses bantuan modal usaha, peningkatan
akses pengembangan sumberdaya manusia, dan
peningkatan akses ke sarana dan prasarana yang
mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat lokal.3
Selain itu, pemberdayaan masyarakat ekonomi
didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat yang secara swadaya mengolah sumberdaya apapun
yang dapat dikuasainya, dan ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya dan keluarganya.4
Dari beberapa perspektif di atas dapat penulis definisikan
secara sederhana, bahwa pemberdayaan ekonomi adalah sebuah
usaha yang dilakukan untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi dan
kualitas hidup yang lebih demi terciptanya masyarakat yang ideal.
2. Ekonomi Masyarakat
Ekonomi rakyat merupakan strategi bertahan hidup yang
dikembangkan oleh penduduk masyarakat miskin, baik di kota
maupun di desa-desa.5
Adapun dalam kontek meningkatkan kesejahteraan,
ekonomi merupakan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
3 Erni Febrina Harahap, “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi Untuk
Mewujudkan Ekonomi Nasional Yang Tangguh dan Mandiri”, Manajemen dan Kewirausahaan
III, no.2 (Mei 2012): h.86-87 4 Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Pembangunan IDT. (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), h.1 5 Mubyarto, Ekonomi Rakyat Dan Pembangunan IDT, h.4
26
Ekonomi dapat diartikan sebagai upaya dalam mengelola rumah
tangga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup
melalui tiga kegiatan utama. Yakni, produksi, distribusi, dan
konsumsi. Pemenuhan kebutuhan hidup dengan kendala
terbatasnya sumber daya, erat kaitannya dengan upaya
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan.6 selain itu, kegiatan
ekonomi adalah tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan atau
untuk mencapai kesejahteraan dengan menetapkan pilihan-pilihan
secara tepat. 7
Dari uraian beberapa pengertian di atas, maka dapat penulis
simpulkan bahwa ekonomi masyarakat adalah sebuah cara untuk
bisa bertahan hidup terhadap adanya derasnya globalisasi dan
tuntutan hidup.
Dengan demikian benang merah dari pemberdayaan
ekonomi masyarakat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat dengan secara swadaya mengelola sumber daya apapun
yang dapat dikuasai, dan ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dan kelurganya.8
Dari sekian banyak teori pemberdayaan ekonomi
masyarakat, penulis dalam penelitian ini fokus pada teori yang
dikemukan oleh Gumawan Sumodiningrat, karena menurutnya
6 Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat. (Yogkarta: Pustaka Pelajar,
1998), h.24 7 Gunawan Sumodiningrat, Ari Wulandari, Membangun Indonesia Dari Desa:
Pemberdayaan Desa Sebagai Upaya Kunci Kesuksesan Pembangunan Ekonomi Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. (yogyakarta: Media Pressindo, 2016), cet.ke-1, h117 8 Mubyanto, Ekonomi Rakyat Dan Program IDT. (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), h.1
27
kegiatan pemberdayaann masyararakat khususnya dalam aspek
ekonomi adalah sebuah pola yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup melalui tiga kegiatan utama. Yakni: produksi,
distribusi dan konsumsi.
Ekonomi dapat diartikan sebagai upaya dalam mengelola
rumah tangga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup
seperti nyang yang dikemukakan di atas (produksi, distribusi dan
konsumsi). Pemenuhan hidup dengan kendala terbatasnya sumber
daya, erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan. 9
Dari pernyataan di atas yang dimaksud dengan
pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah upaya dalam
mempersiapkan masyarakat khususnya Kelompok Tani Wanita
Prima Jaya Mandiri di Kelurahan Duren Seribu Kecamatan
Bojongsari agar mampu memenuhi kebutuhan dasar sehingga
dapat meningkatkan kemakmuran dan kemandirian demi
tercapainya kesejahteraan hidup.
Selain dari teori pemberdayaan ekonomi masyarakat dan
ekonomi masyarakat di atas dalam mencapai tingkat keberhasilan
juga terdapat pada hal penting lainnya yakni:
a. Produksi
Produksi adalah cara atau metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan produks dengan
9 Gunawan Sumodiningrat, Membangun Prekonomian Rakyat (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), h.24
28
mengoptimalkan sumber daya produksi yaitu tenaga
kerja, mesin, bahan baku, dan dana yang ada.10
b. Distribusi
Distribusi dalam pandangan sosiologi, distribusi dapat
diartikan sebagai suatu perangkat hubungan sosial yang
melaluinya orang mengalokasikan barang dan jasa
dihasilkan. Distribusi juga menunjuk suatu proses dari
produksi barang dan jasa sampai ketangan konsumen.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produksi
merupakan proses perantara antara produksi dan
konsumsi.11
c. Konsumsi
Konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor sosial
dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan
sesuatu yang dapat memuaskan mereka. Definisi tersebut
meliputi pengetian menggunakan (to use up), untuk merusak
(to distroy) dan untuk menghabiskan (to exhaust).12
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh
aktivitas manusia yang menyangkut kegiatan menggunakan,
menghabiskan dan merusak sesuatu barang atau jasa adalah
aktivitas mengkonsumsi.
10 Arman Hakim Nasution, Perncanaan dan Pengendalian Produksi (Yogyakarta: Rgaha
Ilmu, 2008), h.2 11 Damsar, Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), h.100 12 ibid.h.120
29
3. Cakupan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Ismet Firdaus dan Ahmad Zaky dalam bukunya yang berjudul
pengalaman al-quran tentang pemberdayaan dhuafa;
pengembangan ekonomi setidaknya mencakup tiga bidang
pengembangan, yaitu:
a. Aset Manusia
Aset manusia menjadi sangat penting karena ini berkaitan
erat dengan pengembangan kualitas sumberdaya
manusianya.
b. Pengembangan Aset Modal Keuangan
Cakupan ini menjadi penting karena tidak bisa dipungkiri,
keuangan menjadi hal yang sangat vital, uang bisa
diibaratkan menjadi mobilisasi suatu kegiatan. Karena
dengan adanya pembangunan aset modal keuangan, ini
dapat mempermudah bidang produksi, distribusi,
perdagangan, maupun jasa pada program pemberdayaan
ekonomi yang sedang dilakukan.
c. Pengembangan Aset Sosial
Aset sosial menurut Michael Sherraden meliputi keluarga,
teman, koneksi atau jaringan sosial dalam bentuk
dukungan emosional, informasi, dan akses yang lebih
mudah dalam pekerjaan, kredit dan tipe aset lainnya.
30
Sosial aset ini dapat dirubah menjadi sosial kapital untuk
meningkatkan kesejahteraan.13
4. Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Seteiap pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ingin
dicapai adalah sebuah sebuah perubahan agar masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya baik dari segi ekonomi,
pendidikan, dan sosial. Namun keinginan tersebut tidak akan
terwujud jika belum ada upaya yang mengarah untuk kemajuan
sehingga tidak tergantung pada pihak luat. Berikut beberapa upaya
pemberdayaan ekonomi masyarakat, diantaranya adalah:
a. Efektivitas dan Efesiensi Program Pemberdayaan
Kita patut bergembira, karena dalam beberapa tahun
terkahir ini banyak sekali program pemberdayaan yang
dilaksanakan oleh banyak pihak, mulai dari pihak
pemerintah, pihak swasta, maupun pihak lembaga
swadaya masyarakat (LSM). Ini indikasi, bahwa
pemberdayaan sebagai paradigma baru pembangunan,
telah menjadi komitmen dari semua komponen bangsa.
Untuk efektivitas dan efisiensi, ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian kita bersama. Beberapa hal
dimaksud antara lain: (1) perlu ada kesamaan paham
mengenai konsep pemberdayan, sebab pada akhir-akhir
ini berbagai program/proyek pembangunan diberi lebel
13 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Du’afa (Jakarta:
Dakwah Press, 2008), Cet.ke-1, h.277
31
pemberdayaan, walaupun sebenarnya justru mengingkari
makna pemberdayaan; dan (2) perlu ada koordinasi
antarlembaga dan bahkan dalam lembaga dalam gerakan
pemberdayaan ini, sebab ditengarai ada banyak
kegiatan/proyek yang saling tumpang tindih dan mirip
satu sama lain dengan nama yang berbeda.
b. Penguatan Faktor Produksi
Dari banyak program pemberdayaan yang selama ini
telah dilakukan, hampir tidak ada yang mencoba
memasuki aspek yang cukup fundamental, yaitu aspek
penguasaan faktor-faktor produksi oleh rakyat. Kalaupun
ada umumnya pada faktor produksi modal. Untuk faktor
produksi lahan (lahan pertanian, pertambangan,
perikanan, kehutanan) masih belum disentuh. Kelangkaan
atau ketidakberanian menyentuh aspek ini, barangkali
disebabkan kandungan politik yang cukup tinggi. Apapun
alasannya, aspek ini perlu mendapat perhatian dalam
kerangka pemberdayaan ekonomi rakyat. Sebab pada
dasarnya penguatan ekonomi rakyat adalah penguatan
pemilikan (spesifikasi hak) atas faktor-faktor produksi.
Tanpa memasuki aspek ini, maka pemberdayaan ekonomi
rakyat, hanya akan menyentuh permukaannya saja.
32
c. Distorsi Konsepsi
Distorsi konsep dalam implementasi dan kebijakan
adalah hal yang umum terjadi. Demikian juga dalam
program pemberdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi. Dilihat dari segi konsep umum, pemberdayaan
masyarakat dalam bidang ekonomi cukup jelas dan logik.
Tetapi ketika diimplementasikan, terjadi pendangkalan
yang luar biasa. Ini terjadi karena beberapa hal, antara
lain: (1) konsepmya sendiri masih bersifat umum,
sehingga dipahami beragam oleh pelaksana atau
penyusun program; dan (2) kendala administrasi, dimana
setiap proyek harus dapat dipertanggungjawabkan secara
administrasi, sedang dalam program pemberdayaan
kadang-kadang sulit didamaikan dengan persyaratan
administrasi yang sudah baku. Oleh sebab itu, yang
paling aman adalah, desain proyek harus menyesuaikan
administrasi, bukan sebaliknya. Pemberdayaan
masyarakat tanpa didukung dengan perubahan
administrasi pembangunan, akan mengalami kesulitan
untuk dilaksanakan.
d. Penguatan Sumber Daya Manusia
Hampir pada setiap program pemberdayaan, aspek
pengembangan sumberdaya manusia dijadikan salah satu
komponennya. Tetapi juga hampir di semua program
33
pemberdayaan, aspek pengembangan sumberdaya
manusia ini hanya dilakukan ala kadarnya. Tidak ada
usaha sistematik dan rencana strategis untuk
pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka
pengembangan ekonomi rakyat. Oleh sebab itu,
pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka
pemberdayaan ekonomi rakyat, harus mendapat
penanganan yang serius. Sebab sumberdaya manusia
adalah unsur paling fundamental dalam penguatan
ekonomi rakyat.14
5. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui tiga
kegiatan utama: produksi, distribusi, dan konsumsi. Hal ini
merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung secara terus
menerus dan sering disebut sebagai proses yang
berkesinambungan. Proses ini berjalan secara alamiah berjalan
dengan perkembangan masyarakat dibidang sosial, budaya dan
politik.15
14 Erni Febrina Harahap, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei
2012, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang, h. 91-94 15 Gumawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat. (Yogkarta: Pustaka
Pelajar, 1998), h.24
34
B. KELOMPOK
1. Definisi Kelompok
Yang dimaksud dengan kelompok adalah sekumpulan individu-
individu yang saling mengadakan interaksi dan saling mempengaruhi
satu dengan yang lain.
Adapun menurut Shaw seorang ahli dalam dinamika kelompok
memberikan pengertian mengenai klompok itu as two or more people
who interact with and influence one another. Menurut Shaw satu ciri
yang dipunyai oleh semua kelompok, yaitu anggotanya saling
berinteraksi satu dengan lain, dan karenanya saling mempengaruhi. 16
Di samping pengertian yang dikemukakan di atas masih dapat
dijumpai adanya bermacam-macam pengertian mengenai kelompok.
Para ahli memandang kelompok dari sudut yang berbeda satu dengan
yang lainnya. pengertian kelompok dapat dipandang dari segi persepsi,
motivasi.
Pengertian kelompok dari segi persepsi anggota kelompok
bersarkan atas asumsi bahwa anggota kelompok sadar persepsi
bersama akan hubungan mereka dengan anggota yanglain.
Dalam hal ini Smith menggunakan istilah social group sebagai
suatu unit, yang terdiri dari beberapa anggota yang mempunyai
persepsi bersama tentang kesatuan mereka.
Pengertian yang berdasarkan atas motivasi misalnya
dikemukakan oleh Bass “we define ‘group’ as a colection of
16 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2003), h.79
35
individuals whose existance as colection is rewarding to the
individuals”
Dari pengertian tersebut pandangan lebih dititikberatkan pada
adanya rewarding dari kelompok tersebut terhadap individu-individu
yang ada dalam kelompok. Bass menggunakan istilah group bukan
social group.17
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat penulis tarik
kesimpulan bahwa kelompok itu ciri yang tidak dapat dilepaskan
adalah adanya interaksi antara anggota satu dengan anggota yang lain.
Disamping itu kelompok paling sedikit terdiri dari dua orang,
sekalipun ada pendapat menyatakan bahwa paling sedikit terdiri dari
tiga orang.
2. Ciri-Ciri Umum Kelompok
Diantara ciri umum kelompok adalah interaksi sebagaimana
penulis kemukakan pada sub kajian sebelumnya, namun selain
interaksi sebagai ciri suatu kelompok menurut Forsyth kelmpok masih
mempunyai ciri-ciri yang lain, yaitu tujuan (goals), struktur, dan
groupness.
a. Interaksi
Adalah saling mempengaruhi individu satu dengan
individu yang lain (mutual influences). Interaksi dapat
berlangsung dengan secara fisik, non-verbal, emosional dan
sebagainya. Yang merupakan salah saru sifat dari kehidupan
17 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2003), h.81
36
kelompok. Mengenai interaksi akan dapat dijumpai adanya
berbagai macam teori yang dikemukakan oleh beberapa orang
ahli.
b. Tujuan (goals)
Orang yang bergabung dalam kelompok mempunyai
beberapa tujuan ataupun alasan. Tujuan dapat bersifat intrinsik,
misalnya bergabung dalam kelompok mempunyai rasa senang.
Namun juga dapat bersifat ekstrinsik, yaitu bahwa untuk
mencapai suatu tujuan tidak dapat dicapai secara sendiri, tetapi
dapat dicapai dengan cara bersama-sama, ini meruakan tujuan
bersama atau merupakan common goals. Commons goals ini
merupakan yang paling kuat dan faktor pemersatu dalam
kelompok.
c. Stuktur
Kelompok yang mempunyai struktur, berarti adanya
peran, norma, dan hubungan antar anggota. Peran dari masing-
masing anggota kelompok akan tergantung pada posisi ataupun
kemampuan individu masing-masing anggota kelompok akan
bergantung pada posisi ataupun kemampuan individu masing-
masing.
d. Groupness
Kelompok merupakan suatu entity (kesatuan), dan objek
yang unified. Menurut Campbell sebagaimana dikutip Bimo
Walgito dalam bukunya Psikologi Sosial: Suatu Pengantar
37
orang mempersepsi kelompok lebih sebagai suatu unified whole
dari pada sekelompok orang yang saling berdekatan satu dengan
yang lainnya. jadi satu dengan lain tidak saling lepas, tetapi
kelompok merupakan suatu kesatuan dari para anggotanya,
merupakan kesatuan yang bulat. Karena itu dalam menganalisis
perilaku kelompok, unit analisisnya adalah perilaku kelompok
tersebut, bukan prilaku individu-individu.18
3. Macam-Macam Kelompok
Kelompok ternyata ada bermacam-macam jenis, yaitu ada (1)
kelompok primer, dan (2) kelompok sekunder.
Kelompok primer adalah kelompok yang mempunyai interaksi
sosial yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu
dengan anggota lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face
to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota
kelompok yang lain, sehingga para anggota kelompok lain, sehingga
para anggota kelompok saling kenal mengenal dengan baik.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang mempunyai
interaksi yang kurang mendalam bila dibandingkan dengan kelompok
primer. Hubungan anggota satu dengan yang lain kurang mendalam,
karenanya hubungan anggota satu dengan anggota yang lain agak
renggang, tidak seintensif seperti pada kelompok primer. Hubungan
pada kelompok sekunder lebih bersifat formal, objektif, atas dasar
logis rasional, kurang bersifat kekeluargaan. Sedangkan pada
18 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2003),
h.84-86
38
kelompok primer hubungannya justru sebaliknya, lebih bersifat
informal, subjektif, atas dasar perasaan dan atas dasar kekeluargaan.19
Di samping apa yang telah penulis paparkan di atas kelompok
juga dapat dibedakan atas (1) kelompok resmi atau formal, dan (2)
kelompok tidak resmi atau informal.
Perbedaan ini lebih dilihhat dari segi pernyataan norma-
normanya, pada kelompok resmi norma-normanya dinyatakan secara
tertulis, sedangkan pada kelompok yang tidak resmi norma-normanya
tidak dinyatakan secara tertulis, tidak dinyatakan secara formal.20
4. Norma Kelompok
Dengan terjadinya atau terbentuknya kelompok, maka akan
terbentuk pula norma kelompok. Yang dimaksud dengan norma
kelompok ialah pedoman-pedoman yang mengatur perilaku atau
perbuatan anggota kelompok. Karena norma itu berada dan berlaku
dalam kelompok, maka norma itu merupakan norma dari kelompok
yang bersangkutan (group norm). Norma selalu terdapat dalam
kelompok, bagaimanapun kecilnya suatu kelompok.
Norma kelompok merupakan norma yang tidak tetap, dalam arti
bahwa norma kelompok itu dapat berubah sesuai dengan keadaan yang
dihadapi oleh kelompok. Sesuai dengan perkembangan keadaan
19 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2003), h.88
20 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2003),
h.88-89
39
kemungkinan norma kelompok akan mengalami perubahan, sehingga
norma kelompok yang dahulu berlaku, kemudian tidak berlaku lagi. 21
5. Efektivitas Kelompok
Keberadaan kelompok dalam organisasi merupakan suatu
kelaziman, baimyang di bentuk berdasarkan ketentuan formal maupun
yang bersifat informal. Ada tiga model untuk mengetahui kinerja
kelompok yang dapat menunjukkan efektivitas kelompok: heurestic
model, dan tecnological model.
Heurestic model dapat digunakan pada berbagai tipe organisasi
yang berbeda. Persoalannya, apakah asumsi ang digunakan untuk
menganalisis kinerja suatu kelompok dapat diterapkan pada kelompok
llain yang berbeda sifat dan karakternya.
Tecnological model yang dimaksud di atas terdiri dari empat
komponen: peralatan, material, lingkungan fisik, dan program yang
digunakan dalam mengubah suatu objek dari suatu keadaan menjadi
bentuk atau keadaaan lainnya. keempat komponen ini menentukan
pola dan hambatan bagi aktivitas kelompok. Untuk mengembangkan
model kinerja kelompok yang dapat hidup terus diperlukan
pemahaman terhadap sistem teknologi. tecnological model digunakan
untuk analasis efektivitas kelompok pada suatu organisasi yang
menggunakan teknologi tertentu. Pada intinya pemahaman terhadap
teknologi yang digunakan oelh suatu kelompok dapat membantu utuk
21 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2003),
h.89-90
40
menjelaskan mengapa suatu kelompok memiliki kinerja lebih baik dari
kelompok lainnya.22
6. Kelompok Tani Wanita (KWT)
Adalah kelompok perempuan yang bergerak dalam bidang
pertanian di tingkat kelurahan guna untuk meningkatkan produksi
pertanian dalaam rangka mencukupi kebutuhan pangan keluarga,
dimana usaha taninya lebih dari satu. Mencakup sektor perikanan,
pertanian, peternakan, agrobisnis dalan lain-lain.23
22 Mas Wigrrantoro Roes Setiayad, Manerep Pasaribu, (Paper) Dinamika Kelompok; Apa
dan Bagaimana Membangun Tim Work Yang Efektif. Program Strategic Doktor Program Studi
Ilmu Manajemen Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005, h.8 23 Profil Pemanfaatan Pekarangan Tanaman Lidah Buaya Sebagai Ekonomi Prodktif
Kleurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari Kota Depok Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
41
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. PROFIL KWT PRIMA JAYA MANDIRI
KWT Prima Jaya Mandiri (KWT) adalah suatu Kelompok Tani
Wanita mandiri yang terdiri dari masyrakat dan kader PKK salah satu
upauyanya adalah untuk mengembangkan potensi dari sumber daya manusia
dan sumber daya alam dan lingkungan untuk mewujudkan keluarga sehat,
sejahtera, dan bahgia dalam rangka pembangunan. Selain itu, KWT Prima
Jaya Mandiri lahir dalam pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan
ataupun lahan kosong dalam hal ini yang dikembangkan adalah budi daya dan
olahan aloevera.
Secara khusus KWT Prima Jaya Mandiri berdiri pada 21 Agustus
2010 dengan status kelompok berkembang yang telah memiliki sertifikasi
penyuluhan keamanan pangan dari DINKES, sertifikasi penyuluhan kemasan
dari DESPERINDAG, sertifikat P-IRT dari DINKES, Sertifikat HCCP dari
DINKES, TDI dari BPPT, dan HO dari BBPT.
Selain itu, berdasarkan surat keputusan Kelurahan Duren Seribu
nomer: 429.1 / Kpts / KWT / I / 2010 tentang pembentukan pengurus
Kelompok Tani Wanita Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari
Kota Depok dengan berdasarkan pertimbangan dalam upaya mengembangkan
peningkatan kualitas dan kuantitas taraf hidup keluarga sebagai wujud
peningkatan pemanfaatan indek pembangunan manusia bidang kesehatan
dalam rangka mewujudkan rakyat sejahtera ketahanan pangan keluarga maka
42
perlu dibentuk KWT Prima Jaya Mandiri dan bernama “Kelompok Wanita
Tani Terpadu Prima Jaya Mandiri” (KWTT-PJM).1
B. VISI-MSI KWT PRIMA JAYA MANDIRI
1. Visi KWT Prima Jaya Mandiri
Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan untuk anggota dan
masyarakat.
2. Misi KWT Prima Jaya Mandiri
a. Meningkatkan derajat kesehatan untuk masyakat.
b. Sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan keluarga dan
ekonomi produsktif.
Adapun dalam pelaksanaan perwujudan dari visi dan misi di atas
tersebut dalam capaiannya belum maksimal hal ini dikarenakan adanya faktor
lemahnya networking dalam distribusi produk yang dihasilkan, bahkan kalau
di persentasikan dengan perkiraaan 60 % sebagaimana disampaiakn oleh
ketua KWT Prima Jaya Mandiri ibu Yanti Syafitri sebagai berikut:
“Ya capaiannya untuk menjadi kesejahteraan anggota, namun belum
maksimal dan kalau dipersentasikan perkiraan 60 % dari target awal”2
C. PROGRAM KWT PRIMA JAYA MANDIRI
Program yang dilaksankaan di KWT Prima Jaya Mandiri untuk saat
ini hanya fokus pada budidaya dan olahan aloevera. Yang mana program
tersebut Merupakan kegiatan KWT yang beranggotakan kader PKK dan
1 Profil Pemanfaatan Pekarangan Tanaman Lidah Buaya Sebagai Ekonomi Prodktif
Kleurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari Kota Depok Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 2 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti safitri (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Sawangan
Depok, Senin 24 april 2017 Pukul 17.25 WIB
43
masyrakat bina untuk mengembangkan tanaman lidah budaya dengan wilayah
Kelurahan Duren Seribu yang sudah mengembangkan budidaya lidah buaya
yang dimotori oleh kelompok tani, kader KWT dan masyarakat sebagai mitra
binaan sudah mencapai kurang lebih 11.000 denga perincian sebagai berikut:
RW. 01 : 3500 pohon
RW. 03 : 700 pohon
RW. 04 : 3300 pohon
RW. 05 : 600 pohon
RW. 06 : 300 pohon
RW. 07 : 1100 pohon
RW. 08 : 700 pohon
RW. 11 : melalui pot 100 pohon
RW. 10 : melalui pot 500 pohon
D. LETAK GEOGRAFIS KWT PRIMA JAYA MANDIRI
Berdasarkan surat keterangan domisili usaha nomer: 536.1 / - pemb &
ekonomi yang ditandatangani oleh Kepala Kelurahan Duren Seribu Drs.
Undang Hidayat dan Camat Bojong Sari Drs. Yudi Suparyadi beralamat di
Duren Seribu RT. 003 / 001 Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari
Kota Depok.
44
E. MITRA KERJASAMA KWT PRIMA JAYA MANDIRI
Kerjasama menjadi salah satu kunci untuk mencapai tujuan bersama
sehingga bisa mendapat hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Kerjasama
yang dimaksud adalah keterlibatan secara langsung maupun tidak langsung
dengan KWT Prima Jaya Mandiri, diantara beberapa mitra tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan
Merupakan sistem kerjasama yang dilakukan dengan dinas
kesehatan adalah penerapan pelayanan kesehatan yang higienis
terhadap produk yang dihasilkan oleh KWT Prima Jaya Mandiri
Gambar 1. Peta pemanfaatan hasil “toga budi daya lidah
buaya” Kelurahan Duren Seribu
45
dengan Dinas Kesehatan Kota Depok yang bertujuan untuk meningkat
kualitas dan mempertegas bahwa produk yang dihasilkan adalah aman
untuk kesehatan.
Adapun dalam kontek KWT Prima Jaya Mandiri sistem
kerjasama yang dihasilkan adalah berupa pemberian izin rumah
tangga (PIRT) yang melalui proses verifikasi dan sesuai dengan
standar operasional prosedul (SOP). Sebagaimana disampaikan oleh
Ibu Yanti Safitri selaku ketua dari KWT Prima Jaya Mandiri berikut:
“Untuk kita dari kelompok ya, bukan perseorangan kemudian
kita sinergikan dengan dinas kesehatan untuk mendapatkan
bantuan terkait pembinaan kesehatan, pemberian izin PIRT
setelah dilakukan hasil verifikasi oleh dinas kesehatan terus
kita dengan SOP yang dipelajari dan di atur kemudian kita kita
kemudia disahkan untuk mendapatkan PIRT 3”
Terkait dengan hal tersebut juga disampaikan oleh Ketua PKK
Kecamatan Bojongsari Kota Depok Ibu Siti Rukaiyah sebagaimana
berikut:
“Dinas kesehatan memang banyak peran pada KWT kita,
karena jika tidak melibatkan yang pasti kami tidak bisa
melakukan produksi, mengingat standarisari produk harus
sesuai dengan aturan, untuk selama ini kerjasama yang
diberikan sih ya pemberian izin rumah tangga untuk
menghasilkan aneka makanan dari lidah buaya seperti yang
kami geluti”.4
Dari hasil temuan lapangan tersebut dapat penulis simpulkan
bahwa peranan dinas kesehatan sangat urgent sekali dalam tataran
penentuan pemberian izin rumah tangga yang bertujuan untuk
3 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti Safitri (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Sawangan
Depok, Senin 24 April 2017 Pukul 17.25 WIB 4 Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Rukaiyah (Ketua PKK Kecamatan Bojong Sari)
Kantor Kecamatan Bojong Sari, Rabu 5 April 2017 Pukul 10.18 WIB
46
meningkat kualitas dan mempertegas bahwa produk yang dihasilkan
adalah aman untuk kesehatan.
2. Dinas Pertanian
Merupakan sistem kerjasama yang diperbantukan untuk
memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang
budidaya toga dengan baik denga berbasis pada konsep peningkatan
pengetahuan dari anggota dan pengurus KWT Prima Jaya Mandiri.
Adapun dengan dinas pertanian sistem kerjasama yang
dilakukan adalah masalah kelembagaan seperti manajemen kelompok
kewirausahaan dan pengembangan budidaya. Sebagaimana yang
sampai oleh Ibu Yanti Safitri selaku ketua dari KWT Prima Jaya
Mandiri berikut:
“Ya sih, biasanya untuk pelembagaan itu di binaannya dan
kelompok, Masalah ke lembagaan atau kelompok bagi
pemasarannya yang menjalankan, Bagai mana cara menjalankan
kelompok manajemen kewirausahannya dan kemudian
pengembangan budidayanya”5
Terkait dengan hal tersebut juga disampaikan oleh Kepala
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari Kota Depok Bapak
Undang Hidayat sebagaimana berikut:
“Kalau untuk KWT kami, peran dari dinas pertanian
memberikan dalam entuk pengarahan, pembinaan, dan
penyuluhan bahkan lainnya. biasanya dibidang budidaya toga,
untuk selanjutnya untuk mengatur manajemen KWT agar lebih
banyak wawasan dalam memajukan usaha yang digeluti
khususnya kami sendiri”6
5 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti Safitri (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Sawangan
Depok, Senin 24 April 2017 Pukul 17.25 WIB 6 Wawancara pribadi dengan Undang Hidayat (Kepala Lurah Duren) Sawangan Depok,
Rabu 12 April 2017 Pukul 17.25 WIB
47
Dalam konteks kerjasama ini dapat penulis ambil benang merah
bahwa kemitraan yang dilakukan KWT Prima Jaya Mandiri dengan
Dinas Pertanian adalah mengarahkan, pembinaan, dan penyuluhan
terhadap pengurus dan peserta program pemanfaatan pekarangan
dengan lidah buaya.
3. Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
KWT Prima Jaya Mandiri merupakan usaha ekonomi
produktif, sehingga sangat perhatikan oleh Dinas UMKM Kota Depok
dengan pemberian modal untuk pengembangan usaha yang berjangka
panjang.
Bentuk kerjasama yang dilakukan dengan Dinas UMKM
adalah permodalan yang mediatori oleh dinas koperasi usaha mikro,
fasilitasi marketing, pameran, dan kegiatan provinsi lainnya.
Sebagaimana yang sampaikan oleh Ibu Yanti Safitri selaku ketua dari
KWT Prima Jaya Mandiri berikut:
“Kalo dari Dinas UKM salah satu nya di permodalan dengan
bekerja sama dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro gitu, jadi
misalkan ada seperti marketing melakukan pameran kaya gituh
dia mempasilitasi untuk pemasaran ada salah satu kegiatanya”7
Terkait dengan hal tersebut juga disampaikan oleh Kepala
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari Kota Depok Bapak
Undang Hidayat sebagaimana berikut:
“Saya selaku jajaran dari Dinas Pemerintahan di lingkungan
KWT mendorong untuk mengikutsertakan UMK Kota Depok
dalam kerjasama berbentuk permodalan dan kegiatan lainnya,
bahkan dari kegiatan kami dengan UMK Kota Depok terakhir
7 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti Safitri (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Sawangan
Depok, Senin 24 April 2017 Pukul 17.25 WIB
48
pada bulan April lalu berupa pameran di Balai Wali Kota
Depok”8
Dalam kerjasama dengan UMK ini dapat peneliti analisis bahwa
peranannya adalah memberikan permodalan yang dimediatori oleh
Dinas Koperasi Usaha Mikro dan dikursertakan dalam kegiatan
provinsi lainnya, seperti halnya bazar, diikutsertakan dalam tingkat
provinsi yang telah dilakukan bulan Februari lalu yang bertempat di
Provinsi Aceh Darussalam.
4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)
Potensi cukup besar berada pada produk pangan seperti
kegiatan usaha yang dilakukan oleh KWT Prima Jaya Mandiri,
sehingga dibutuhkan peran aktif dari Disperindag pada aspek
pengemasan, hal ini untuk menjaga produk agar tidak mudah
mengalami kerusakan dan tidak mudah mengalami kontaminasi yang
semua itu berpengaruh terhadap mutu dan keamanan produk yang
telah di hasilkan. Oleh sebab itu, KWT Prima Jaya Mandiri telah
melakukan kerjasama dengan Disperindag demi terwujudnya produk
yang unggul dan terbaik.
Selain itu, bentuk kerjasama dengan DISPERINDAG adalah
pemasaran dan peralatan seperti halnya pemberian bantuan alat
pemotongan lidah buaya, tengki, belender, panci, bak dan sejenisnya.
Sebagaimana yang sampai oleh Ibu yanti safitri selaku ketua
dari KWT Prima Jaya Mandiri berikut:
8 Wawancara pribadi dengan Undang Hidayat (Kepala Lurah Duren) Sawangan Depok,
Rabu 12 April 2017 Pukul 17.25 WIB
49
“Sebetulnya intinya kalo di Disperindak pemasaran kemudian
pengadaan oleh peralatan karena ngak ada permodalan sih, ada
juga bantuan alat pada kita seperti alat pemotongan lidah buaya,
kemudian tengki, belender, panci, bak dan sejenisnya”9
Selain dari statement di atas terkait kerjasama dengan
DESPERINDAG juga disampaikan oleh Ibu Eti Syirvi selaku Wakil
Ketua dari KWT Prima Jaya Mandiri sebagaimana berikut:
“Pada dasarnya untuk kita sekarang kerjasama yang diberikan
oleh DESPERINDAG sih pada batasan bantuan kebutuhan-
kebuhan yang dibutuhkan KTW terutama berkaitan berkaitan
dengan barang-barang pendukung produksi seperti alat
pemotongan lidah buaya dan lainnya”10
Uraian di atas merupakan bentuk kerjasama yang diberikan
DESPERINDAG terhadap KWT Prima Jaya Mandiri dengan
pemberian fasilitas untuk mendukung operasional dalam
memproduksi lidah buaya menjadi beberapa olahan jadi, sehingga
dengan hal tersebut sangat membantu dan menjadi salah satu kunci
utama atas keberlangsungan dari KWT ini.
5. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Hal ini mengacu undang-undang Nomer 12 Tahun 2012
tentang Pangan. Yang mana redaksinya bahwa pelaksanaan mengenai
pencantuman label halal selama ini dilakukan oleh Badan POM MUI
Jawa Barat, sehingga KWT Prima Jaya Mandiri ikut serta untuk
mensertifikasi produk nya degan label halal. Dengan hal tersebut bisa
kita konklusikan bahwa bentuk kerajasama yang dilakukan antara
pihak KWT Prima Jaya Mandiri dengan MUI Jawa Barat adalah
9 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti Safitri (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri)
Sawangan Depok, Senin 24 April 2017 Pukul 17.25 WIB 10 Wawancara pribadi dengan Ibu Ety Syirvi (Wakil Ketua dari KWT Prima Jaya Mandiri)
Sawangan Depok, Selasa 11 April 2017 Pukul 11.40 WIB
50
pemberian lebel halal dari alur pengolahan hingga alur produksinya
berdasarkan hail survei dan verifikasi dari pihak MUI Jawa Barat.
Sebagaimana yang sampai oleh Ibu yanti safitri selaku ketua
dari KWT Prima Jaya Mandiri berikut:
“Dari MUI seandainya kita, mau memberikan lebel halal itu
harus memiliki lebel PIRT salah satu syarat utama kemudian
juga di verifikasi dari MUI Provinsi Jawa Barat pada waktu itu
langsung di buat kan lebel halal nya gitu, di liat dari alur
produksi nya melalui proses pengolahannya kemudian dari hasil
survei itu di verifikasi”11
Kerjasama dengan MUI merupakan tindak lanjut setelah
melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam pengurusan
PIRT sehingga denga hal tersbut maka didapatkan sertifikasi halal
dalam pengolahan lidah buaya hingga alur produksinya berdasar
verifikasi dan standarisasi dari pihak MUI Jawa Barat.
F. STRUKTUR KWT PRIMA JAYA MANDIRI
Pada dasarnya struktur KWT Prima Jaya Mandiri tidak terlalu banyak
dan berbelit. Mereka mengobtimalkan pengurus yang dibutuhkan dalam
menjalankan program. Kepengurusan yang memungkinkan kordinasi yang
maksimal untuk kepengurusan sejenis komunitas tersebut. Dari struktur yang
ramping tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut:
Pelindung : Drs. Undang Hidayat (Kepala Kelurahan Duren Seribu)
Pembina : PPL Keamanan
Penasehat : Firdaus
Ketua : Yanti Safitri
11 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti Safitri (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri)
Sawangan Depok, Senin 24 April 2017 Pukul 17.25 WIB
51
Wakil ketua : Eti Syirvi
Sekretaris : Yati dan Yayah Safitri
Bendahara : Siti Zulaika dan Yeti Hendartoyo
Seksi Humas : Nuraida, Nur Aulia, dan Maryam
Seksi Produksi : Juliati, Suryanti, dan Ruminah
Seksi Marketing : Awaliyah dan Jejen
Seksi Logistik : Nina, Sawiyah, dan Rosanah
Seksi R & D : Erna Suyudi, Nur Mukti, Dan Yuliati
Disamping itu juga KWT Prima Jaya Mandiri didukung oleh
pendamping yang cepat dalam kerja serta tanggap dalam merespon tuntutan
lapangan. Para pendamping yang membantu berjalannya kegiatan di KWT
tersebut sangat dibuthkan, sebab jika hanya kordinator saja tentu akan
kekurangan orang dalam turun di lapangan. Selain itu dapat memudahkan
bekerjasama dan memberi data-data lapangan yang kongkrit.
G. SUMBER PERMODALAN
Dana menjadi hal yang sangat menunjang dalam pelaksanaan
program pemanfaatan pekarangan melalui lidah buaya di KWT Prima Jaya
Mandiri, mengingat ini menjadi tumpuan akan eksistensi dan keberlanjutan
kedepan. Adapun beberapa sumber yang men-support terhadap program
yang dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Swadaya Anggota
Pelayanan Kota Depok dengan relatif terbatasnya kemampuan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat, maka
dengan suka rela para anggota dari KWT Prima Jaya Mandiri sebagai
52
alternatif pembinyaan untuk menjalanan kelompok yang telah di rintis
berasama tersebut.
terkait
2. DISPRINDAG
Cara yang dilakukan oleh stake holder KWT Prima Jaya
Mandiri untuk mendapatkan bantuan berupa peralatan yang dibutuhkan
olehnya, sehingga dengan hal tersebut setiap kegiatan yang dijalankan
oleh KWT Prima Jaya Mandiri bisa berjalan dengan baik dan sesuai
dengan yang ditargetkan.
3. Dinas Koperasi Usaha Mikro
Modal merupakan hal vital dalam menjalankan estapet dan
eksistensi dari KWT Prima Jaya Mandiri. selain itu, peran dari modal
untuk mencapai tujuan individu maupun tujuan bersama.\
H. KEANGGOTAAN
Berikut beberapa daftar anggota KWT Prima Jaya Mandiri di
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojongsari Kora Depok yang dapat
penulis himpun:
No. Nama Alamat
1 Yanti Safitri Duser RT. 03/01
2 Eti Sirvi Sawangan Elok RT. 01/11
3 Yati Arco RT. 01/05
4 Siti Zulaika Sawangan Elok RT.01/11
5 Nur Mukti Arco RT. 01/05
6 Yeti Hendartoyo Arco RT. 01/05
7 Erna Suyudi Arco RT. 01/05
8 Awalinah Duser RT. 01/01
9 Nina Sujiana Duser RT. 01/01
10 Rosanah Duser RT. 01/01
53
11 Mariyam Duser RT. 02/01
12 Jejen Duser RT. 02/01
13 Nuraida Duser RT. 02/01
14 Sawiyah Duser RT. 03/01
15 Nuraulia Duser RT. 03/01
16 Lasinah Duser RT. 03/01
17 Ruminah Duser RT. 03/01
18 Jumiati Duser RT. 03/01
19 Suryanti Sawangan Elok RT. 01/11
20 Yayah Safitri Duser RT. 03/01
53
BAB IV
ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
Konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat jika ditelaah sebenarnya
berangkat dari pandangan yang menempatkan manusia sebagai subjek dari
dunianya sendiri. Pola dasar gerakan pemberdayaan ini mengamanatkan kepada
perlunya power dan menekankan keberpihakan kepada kelompok yang tidak
berdaya. 1
Sejalan dengan hal tersebut untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pemberdayaan ekonomi produktif melalui program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya di Kelompok Tani Wanita (KWT) Prima Jaya Mandiri
Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari Kota Depok, maka analisis akan
dilakukan dengan teori pemberdayaan ekonomi Gumawan Sumodiningrat yang
menurutnya bahwa pemberdayaan ekonomi mengacu pada produksi, distribusi,
dan konsumsi. Berikut ini akan peneliti jabarkan secara lengkap dan jelas
mengenai hasil temuan data lapangan, wawancara peneliti dengan pengurus KWT
Prima Jaya Mandiri dan para anggotanya.
Program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya merupakan upaya
untuk merangkul masyarakat Kelurahan Duren Seribu dengan cara mengajak dan
melibatkan diri secara partisipasi aktif dalam ekonomi produktif dengan prinsip
memberikan kail bukan ikan agar masyarakat terdidik dan lebih kreatif.
Dalam menganalisa data peneliti menggunakan teknik triangulasi, yakni
teknik keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data.
Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil wawancara peneliti dengan ketua,
1 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktek (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), h,72.
54
wakil, pengurus lainnya KWT Prima Jaya Mandiri dengan anggota KWT Prima
Jaya Mandiri. Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Berikut di bawah ini peneliti jabarkan tentang
hasil temuan data wawancara dan observasi yang peneliti lakukan sesuai dengan
urutan teori pemberdayaan ekonomi yang dikemukakan oleh Gumawan
Sumodiningrat.
A. Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Melalui Program Pemanfaatan
Pekarangan Tanaman Lidah Buaya Di KWT Prima Jaya Mandiri
Pelaksanaan pemberdayaan ekonomi melalui program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri menjadi fokus
utama penelitian. Terkait dengan hal tersebut peneliti akan uraikan secara
komprehensif sebagaimana berikut:
1. Produksi
Dari banyak program pemberdayaan yang selama ini telah dilakukan,
hampir tidak ada yang mencoba memasuki aspek yang cukup fundamental,
yaitu aspek penguasaan faktor-faktor produksi oleh rakyat. Kalaupun ada
umumnya pada faktor produksi modal. Untuk faktor produksi lahan (lahan
pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan) masih belum disentuh.
Kelangkaan atau ketidakberanian menyentuh aspek ini, barangkali disebabkan
kandungan politik yang cukup tinggi. Apapun alasannya, aspek ini perlu
mendapat perhatian dalam kerangka pemberdayaan ekonomi rakyat. Sebab
pada dasarnya penguatan ekonomi rakyat adalah penguatan pemilikan
55
(spesifikasi hak) atas faktor-faktor produksi. Tanpa memasuki aspek ini, maka
pemberdayaan ekonomi rakyat, hanya akan menyentuh permukaannya saja.2
Sehingga secara sederhana produksi berarti pembuatan Kemudian
pelaku pembuatan disebeut produsen dan pelaku pemakaian disebut
konsumen.3
Oleh sebab itu, terkait faktor produksi dalam kaitannya dengan
konteks KWT Prima Jaya Mandiri adalah adanya lahan masih belum
disentuh untuk dikelola menjadi lahan produktif melalui penanaman lidah
buaya, Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Yanti selaku ketua dari
KWT sebagaimana berikut:
“Awalnya berangkat dari keprihatinan yang ada di lingkungan
sekitar kami banyak lahan yang mempunyai potensi atau nilai jual,
tetapi tidak begitu dilirik untuk kemajuan ekonomi khususnya di
kampung sendiri, padahal kalau mau kita bisa memanfaatkan
pekarangan tersebut bisa mengangkat taraf hidup masyarakat
setempat” 4
Selaras dengan di atas menurut Eti Syirvi selaku wakil ketua KWT
Prima Jaya Mandiri sebagai berikut:
“Di tempat kami khsusunya di Duren Seribu banyak tanah atau
pekarangan yang tidak dikelola dengan baik, sehingga seperti tanah
tidur dek, oleh karena itu kami melihat ini peluang yang harus
dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik dan syukur-syukur dengan
cara dikelola bisa berdampak positif pada warga tempat kami
tinggal”.5
Dari penjelasan di atas mengindikasikan bahwa faktor produksi
menjadi salah satu nadi akan keberlangsungan dari program pemanfaatan
2 Projono, O.S dan Pranarka, A.M.W, Pemberdayan: Konsep, Kebijakan dan
implementasi (Jakarta, CSIS, 1996), h.269 3 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro edisi revisi 7 (Jakarta: PT Raja Grefindo Persada, 2006), hal. 54-55. 4 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Duren Seribu,
Minggu 21 Maret 2017 Pukul 20.19 WIB 5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti Syirvi (Wakil Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 17.19 WIB
56
pekarangan tanaman lidah buaya hingga saat ini, mengingat faktor
produksi sebagai penghasilkan atau menciptakan barang guna barang yang
sudah ada memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasar, mendapatkan
keuntungan bahkan bisa meningkatkan kemakmuran.
Terlepas dari itu semua, bahkan KWT ini juga telah menghasilkan
beberapa produk yang menjadi unggulan khususnya percontohan dari kota-
kota besar lain di Indonesia seperti pembuatan jus lidah buaya
“Riyamavera”, dodol, wajik, permen, dan jelly. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Ibu Eti Syirvi selaku wakil ketua dari KWT
sebagaimana berikut:
“Iya banyak sih mas, salah satunya kemaren saya mewakili dari
tingkat provinsi buat jadi dalam ekonomi kreatif melalui tanaman
lidah buaya, karena KWT kami telah menghasilkan minuman dari
lidah buaya, permen, dodol, jelly, dan wajik” 6
Informan ini didukung dengan informasi yang diberikan kepada
penulis oleh Ibu Nuraida sebagaimana berikut:
“Kalau produk ya dek, yang berbahan dari lidah buaya yang
dihasilkan KWT yang pernah dan sedang kami fokusi itu seperti
jus, dodol, wajik, jelly, permen, dan teh bahkan sering pula kami
juga terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan permintaan”7
Pencapaian ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih semua
anggota KWT Prima Jaya Mandiri, sehingga dalam waktu lima tahun sejak
berdirinya selalu berinovasi untuk menghasilkan karya yang kreatif
melalui bahan utama lidah buaya.
6 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti Syirvi (Wakil Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 17.19 WIB 7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nuraida (SIE Humas KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 20 Maret 2017 Pukul 09.29 WIB
57
Ada beberapa pola yang digunakan oleh KWT Prima Jaya Mandiri
untuk membuat bahan mentah menjadi barang jadi, diantara pola tersebut
peneliti akan uraikan secara komprehensif sebagaimana berikut:
a) Pengumpulan
Langkah awal untuk membuat sebuah produk dari lidah
buaya yang dilakukan oleh KWT Prima Jaya Mandiri adalah
mengumpulkan alat dan bahan baku. Bahan yang diperlukan yang
semuanya bersumber dari tempat atau pekarangan dari anggota dan
pengurus yang berada di Kelurahan Duren Seribu Kecamatan
Bojong Sari Kota Depok. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu
Eti Syirvi selaku wakil ketua dari KWT sebagaimana berikut:
“Pada tahap awal sih ya, kalau mau produksi kami kordinasi
dengan para peserta dari program ini, untuk memastikan akan
keberadaan bahan baku, kalau sudah ada dan terkumpul di
rumah ini, ibu dan temen-temen yang lain baru bisa mulai
melakukan ketahap pengambialn daging dan lainnya”8
Adapun yang disampaikan oleh Ibu Nuraida SIE Humas dari
KWT terkait dengan sistem pengumpulan alat dan bahan baku
sebagaimana berikut:
“Kalo kami pas mau produksi, lebih ke arah pengumpulan bahan
produksi dulu ya dari beberapa tempat, walaupu ada juga loh
dari anggota kami itu melakukan produksi di rumahnya sendiri
karena memang sudah bisa seperti membuat jus lidah buaya,
namun merek dan surat izin menggunakan atas nama KWT”9
Dengan adanya proses pengumpulan alat dan bahan baku yang
dilakukan oleh KWT Prima Jaya Mandiri ini menjadikan langkah
8 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti Syirvi (Wakil Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 17.19 WIB 9 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nuraida (SIE Humas KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 20 Maret 2017 Pukul 09.29 WIB
58
awal dalam tahap produksi beberapa olahan kreatif berbahan dasar
lidah buaya.
b) Pengambilan Daging
Daun lidah buaya yang telah ditelah dikumpulkan dan
dibersihkan, dibelah menjadi dua bagian untuk mempermudah
pengambilan daging dari daun. Setelah terlepas dari kulit luar,
daging lidah buaya yang dibersihkan menggunakan air bersih dan di
potong dadu untuk mempermudah proses penggilingan.
Hasil wawancara peneliti dengan Ibu Maryam mengatakan
bahwa pengambilan daging pada proses produksi dilakukan pada
lidah buaya yang berkualitas baik dengan cara di belah menjadi dua.
Berikut pernyataan dari Ibu Maryam:
“Abis di kumpulin semuanya, teman-teman dan saya khususnya,
mengambil daging dari lidah buaya seteleh dibelah menjadi dua
dilanjutkan di bersihkan ya biar tetap terjaga kualitas baiknya”10
Selain itu, hasil wawancara dengan Ibu Siti Zulaika tentang
proses produksi dalam hal pengambilan daging lidah buaya adalah
sebagai berikut:
“Pastinya kalau kami memilih daun lidah buaya yang telah
tumbuh membesar atau menebal dan lebih matang serta banyak
mengandung gel dalam kondisi yang masih baik dan segar,
biasanya kalau pas melakukan pengambilan daging itu pada
daun yang paling luar kami potong”11
Dari dua hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa proses
produksi dalam konteks pengambilan daging yang dilakukan oleh
10 Wawancara Pribadi dengan Ibu Maryam (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 22 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB 11 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zulaika (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 14.19 WIB
59
para peserta program dan pengurus di KWT Prima Jaya Mandiri
menunjukkan adanya tahap pengambilan daging lidah buaya dalam
kondisi baik dan masih segar.
c) Perendaman
Daging lidah buaya yang telah di bersihkan dan dipotong
selanjutnya direndam. Tujuanya adalah untuk menghilangkan lendir
yang menempel pada daging lidah buaya. Sehingga bisa
menghilangkan bau khas lidah buaya.
Pelaksanaan perendaman merupakan salah satu hal penting,
sehingga dengan adanya ini dapat menjadikan lidah buaya menjadi
tidak bau seperti lidah buaya pada biasanya. Sebagaimana
dinyatakan oleh Ibu Siti Zulaika saat peliti melakukan wawancara:
“Kalau perendaman pasti kami dilakukan dengan cara direbus
sampai berwarna putih kayak transpran gitu, kurang lebih 5
menit, dengan adanya cara seperti ini maka lendir tidak akan
ada dan cara memotongnyapun juga lebih mudah”12
Penjelasan di atas diperkuat oleh pernyataan Ibu Jumiati yang
sudah berkali-kali melakukan produksi lidah buaya sebagai berikut:
“Untuk perendaman sih dengan cara direbus beberapa menit
saja, karena kalau terlalu lama kurang baik, selain itu dengan
cara ini dapat juga membuatnya tidak bau, karena lendir yang
ada pada lidah buaya tidak ada lagi”13
Dengan demikian proses perendaman yang dilakukan oleh
KWT Prima Jaya Mandiri dengan cara direbus dapat menjadikan
12 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zulaika (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 14.19 WIB 13 Wawancara Pribadi dengan Ibu Jumiati (SIE produksi KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 22 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB
60
lidah buaya yang bebas dari lendiri, tidak berbau, dan bahkan
menjadikannya lebih mudah dalam proses produksi.
d) Sistem Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan
pengamanan terhadap hasil dari olahan lidah buaya KWT Prima Jaya
Mandiri, agar yang telah mengalami pengolahan dapat sampai ke
tangan konsumen dengan selamat secara kuantitas maupun kualitas.
Selain itu, kemasan memegang peranan penting dalam
mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu.
Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga
menarik konsumen. Berikut pernyataan dari Ibu Jumiati selaku seksi
produksi mengenai sistem pengemasan di KWT Prima Jaya, yakni:
“Saat pengemasan kami selalu mengacu pada standar Dinas
Kesehatan dan Majlis Ulama Indonesia sehingga setiap
produk yang dihasilkan higienis, berkualitas, dan kami juga
mau bahwa yang dihasilkan oleh KWT ini adalah aman untuk
kesehatan”14
Terkait dengan hal tersebut juga disampaikan oleh Ibu
Maryam seperti berikut:
“Kami selalu memprioritaskan kualitas dalam proses
pengemasan ini, bahkan kami juga membuat izin produksi ke
dinas kesehatan. Untuk menjamin setiap apa yang di produksi
oleh kami dan ibu-ibu lainnya di KWT sesuai dengan
ketentuan yang ada, kalau kami kemas sesuai dengan produk
yang di buat, ada yang menggunakan botol plastik untuk jus,
kalau permen kemasannya pake plastik yang semuanya diberi
label”15
14 Wawancara Pribadi dengan Ibu Jumiati (SIE produksi KWT Prima Jaya Mandiri)
Duren Seribu , Minggu 23 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB 15 Wawancara Pribadi dengan Ibu Maryam (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 22 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB
61
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di atas
menunjukan bahwa sistem pengemasan yang dilakukan oleh KWT
Prima Jaya Mandiri dengan mengacu pada aturan Dinas Kesehatan
dan Majlis Ulama Indonesia untuk menjamin kualitas dari setiap
yang diproduksi sehingga aman untuk kesehatan.
2. Distribusi
Secara sederhana distribusi dapat diartikan sebagai suatu perangkat
hubungan sosial yang melaluinya orang mengalokasikan barang dan jasa
dihasilkan. Adapun dalam kegiatan yang dilakukan oleh KWT Prima Jaya
Mandiri adalah penyaluran barang yang dibuat agar tersebar luas. Kegiatan
ini berfungsi mendekatkan KWT dengan masyarakat sehingga barang
tersebut dapat terjual sesuai permintaan dengan baik. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagaimana berikut:
a. Penentuan tempat distribusi
Tempat distribusi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan karena ini menyangkut efisiensi transportasi, bahan
baku, produk dan distribusi mencapai konsumen sehingga bisa
mendatangkan keuntungan bagi KWT Prima Jaya Mandiri. Untuk
penentuan distribusi yang dilakukan KWT adalah dengan beberapa
cara seperti; (1) biaya transportasi distribusi produk murah, (2)
fasilitas tenaga penggerak mudah didapat, dan (3) dekat dengan
pembeli. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Jumiati selaku
SIE produksi dari KWT sebagaimana berikut:
“Ada beberapa cara Fikri yang dikedepankan dalam distribusi
ini, seperti masalah biaya transportasi distribusi yang jauh
62
lebih efesien dan murah, terus juga leih mengedepankan
fasilitas tenaga kerja di sekitar tempat usaha kami ada, dan
yang terakhir pastinya juga harus dekat dengan pembeli”16
Uraian di atas mengambarkan bahwa tempat menjadi faktor
yang mempengaruhi terhadap eksistensi KWT Prima Jaya
Mandiri dalam mengahadapi persaingan yang lain, mengingat
tempat distribusi produk sangat menentukan kinerja,
perkembangan, kemajuan dari produk yang di distribusikan
sehingga nantinya bisa bersifat suitainable. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Ibu Sawiyah selaku SIE Humas dari KWT
sebagaimana berikut :
“Tempat memang menjadi hal yang sangat penting untuk
penyaluran barang yang telah kami produksi, untuk
sementara pangsa pasar yang kami lakukan hanya untuk
daerah-daerah JABODETABEK”17
b. Sistem distribusi
Ada tiga cara yang digunakan oleh KWT Prima Jaya Mandiri
untuk mendistribusikan barang-barang olahan yang telah
diproduksi secara baik. Oleh sebab itu, penulis uraikan secara
komprehensif sebagaimana berikut:
1) Bazar
Bazar menjadi media kegiatan berdagang yang
dilakukan pelaksanaannya pada saat menghadapi hari-hari
besar sebagai suatu event, insidentil atau rutinitas setiap yang
dilakukan oleh pemerintah Kota Depok atau lintas KWT
16 Wawancara Pribadi dengan Ibu Jumiati (SIE produksi KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 23 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB 17Wawancara Pribadi dengan Ibu Maryam (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 22 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB
63
lainnya, dalam hal ini KWT Prima Jaya Mandiri terus terlibat
untuk terus memperkenalkan hasil karyanya. Sebagaimana
disampaikan oleh Ibu Yanti sebagai Ketua KWT yakni:
“Setiap ada kesempatan kami terus ambil dan ikut
bagian, dengan hal itu KWT ini bisa dikenal dan terus
memberikan peran yang positif terhadap masyarat,
bahkan kemaren pas ulang tahun Kota Depok kemaren
kami juga ikut bagian di acara bazarnya”18
Sedangkan menurut Eti Syirvi selaku wakil KWT
tentang cara pendisrtibusian hasil produksi melalui bazar
yakni:
“Melalui bazar, bisanya kami mengenalkan produk
olahan yang dibuat dari lidah buaya kepada
pengunjung, walaupun sih bazarnya hanya berlangsung
beberapa hari saja, dengan itu kami juga beharap ada
order yang otomatis bertambah, bahkan peluang untuk
memperluas kemitraan juga semakin terbuka, siapa
tahu bisa bekerjasama di masa mendatang”19
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Yanti
dan Ibu Eti Syirvi di atas mengindikasikan bahwa bazar
menjadi salah satu cara untuk mendistribusikan hasil
produksin dengan mencari calon pembeli baru, mitra
kerjasama, dan bahkan untuk terus memperkenalkan ke
publik dari setiap produk KWT Prima Jaya Mandiri.
2) Pedagang Eceran
Pedagang eceran memegang peranan penting bagi
KWT Prima Jaya Mandiri sehingga konsumen bisa
18 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Duren Seribu,
Minggu 21 Maret 2017 Pukul 20.19 WIB 19 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti Syirvi (Wakil Ketua KWT Prima Jaya Mandiri)
Duren Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 17.19 WIB
64
mengkonsumsi barang yang di produksi, tujuan dari
penjualan yang dilakukan bisa terwujud. Cara ini sangat
penting bagi KWT, karena melalui pengecer dapat
memperoleh informasi berharga tentang barangnya.
Sebagaimana disampaikan oleh Ibu Jumiati berikut:
“Peran dari pedagang eceran sangat penting ya,
khususnya dalam memasarkan barang-barang dari
KWT, bahkan seminggu sekali kami harus mensupply
untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan dari para
pedagang”20
Sejalan dengan pernyataan di atas menurut Ibu Maryam
selaku peserta KWT Prima Jaya Mandiri adalah sebagai
berikut:
“Biasanya sih kalau KWT kami menyasar ke pedagang
eceran, untuk mereka lebih banyak mengambil barang
di kami untuk diperjual belikan kembali karena
mengejar keuntungan, sehingga dengan adanya ini
kami sangat bersyukur ya tentunya”21
Dari data di atas menunjukkan bahwa pedagang eceran
dalam memasarkan produk dari KWT Prima Jaya Mandiri
mempunyai peranan yang trategis untuk mensupply ke para
yang membutuhkan sesuai dengan permintaan dengan sistem
pengiriman setiap seminggu sekali.
20 Wawancara Pribadi dengan Ibu Jumiati (SIE produksi KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 23 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB 21Wawancara Pribadi dengan Ibu Maryam (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 22 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB
65
3) Koperasi
Koperasi menjadi salah satu metode dalam
pendistribusian produk yang dilakukan oleh KWT Prima Jaya
Mandiri, mengingat koperasi berlandaskan asas kekeluargaan
serta demokrasi ekonomi. Selain itu, produk yang di hasilkan
KWT bisa sangat bernilai ekonomi tinggi berjalan dengan
secara bersama-sama, yang dalam hal ini selaras dengan
tujuan dari koperasi sebagai sarana untuk mencapai
masyarakat, adil, makmur, dan sejahtera.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Siti Zulaika
selaku anggota dari KWT sebagaimana berikut :
“Sangat penting sekali ya untuk perwujudan distrisbusi
yang baik, sehingga kami melakukan beberapa cara, di
antara cara tesebut seperti kami ikut bazar, terus juga
melalui pedagang eceran, dan sering kami gunakan
adalah koperasi Kecamatan Bojong Sari dalam
pendistribusian”22
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Zulaika di atas
menunjukkan bahwa melalui koperasi bisa membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan penjualan setiap
produk KWT Prima Jaya Mandiri sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
3. Konsumsi
Konsumsi merupakan sebuah upaya menggunakan atau
menghabiskan suatu barang, sehingga Pada aspek ini, kegiatan yang
dilakukan adalah pemakaian barang yang telah diproduksi KWT Prima
22 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zulaika (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 14.19 WIB
66
Jaya Mandiri, untuk pemenuhan kebutuhan atau mendapatkan kepuasan
oleh masyarakat baik secara berangsur-angsur ataupun sekaligus.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Jumiati selaku SIE produksi dari
KWT sebagaimana berikut:
“Alhamdulillah untuk sampai saat ini konsumsi dari barang yang
kami hasilkan semakin baik, bahkan terbaru kami kerjasama
dengan swasta untuk terus melebarkan pangsa pasar, bahkan
nantinya dari setiap anggota KWT bisa mendapatkan hasil yang
tetap dengan nominal yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan”23
Terkait hal ini juga disampaikan oleh Ibu Yanti selaku Ketua KWT
Prima Jaya Mandiri seperti berikut:
“Sampai saat ini selalu ada yang pengin nyobain dari hasil produki
kami, tidak jarang juga sudah ada yang menjadi pelanggan setia
atau menjadi penggemar dari olahan lidah buaya, biasanya anak
muda khususnya yang masih sekolah ya”24
Dengan adanya para konsumen di atas bahwa apa yang dilakukan
oleh KWT mengindikakasin bahwa tingkat konsumi oleh para pelanggan
ada dan bahkan sudah ada yang menjadi pelanggan setia khususnya anak
muda yang masih aktif di dunia pendidikan.
B. Dampak Program Pemanfaatan Pekarangan Tanaman Lidah Buaya Di Kwt
Prima Jaya Mandiri
Pada dasarnya tujuan dari pemberdayaan ekonomi sebagai dikemukan oleh
Gumawan Sumodiningrat untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui tiga kegiatan
utama, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi. Hal ini merupakan rangkaian
23 Wawancara Pribadi dengan Ibu Jumiati (SIE produksi KWT Prima Jaya Mandiri)
Duren Seribu , Minggu 23 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB 24 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti (Ketua KWT Prima Jaya Mandiri) Duren Seribu,
Minggu 21 Maret 2017 Pukul 20.19 WIB
67
kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan sering disebut sebagai proses
yang berkesinambungan. Proses ini berjalan secara alamiah berjalan dengan
perkembangan masyarakat dibidang sosial, budaya dan politik.25
Namun terlepas dari itu semua pasti mempunyai dampak perubaha,
begitupun hal nya dengan temuan yang didapatkan peneliti di lapangan, diantara
dampak dari adanya program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di
KWT Prima Jaya Mandiri tersebut seperti menjadi alternatif baru dalam
peningkatan ekonomi masyarakat khususnya dari anggota dan pengurus. Untuk
itu, berikut akan peneliti uraikan secara detail, yakni;
1. Peningkatan Produktivitas
Kenaikan produktivitas menunjukkan setiap anggota KWT
Prima Jaya Mandiri memproduksi atau menghasilkan banyak
produk. Produktivitas tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
termasuk semakin baikknya SDM dan dan semakin ekonomisnya
produksi yang telah dihasilkan. Sebagaimana yang disampaikan oleh
Ibu Nina selaku Anggota dari KWT sebagaimana berikut :
“Saya sangat bersyukur bisa kenal dan bergabung dengan
KWT ini, karena biasanya setelah nganterin anak sekolah
ngerumpi atau diam dirumah, tapi setelah gabung dengan ini
saya bisa tahu membuat dodol, permen, minuman lidah
buaya, bahkan lumayan nambah uang atau membantu
ekonomi keluarga”26
Terkait dengan penjelasan di atas juga disampaikan oleh Ibu
Siti Zulaika tentang kenaikan produktivitas yang dialami ketika
tergabung dengan KWT Prima Jaya Mandiri, yakni:
25 Gumawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat. (Yogkarta: Pustaka
Pelajar, 1998), h.24 26 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nina (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren Seribu,
Minggu 21 Maret 2017 Pukul 20.19 WIB
68
“Yang Ibu dapatkan dua ya dek, pertama keterampilan untuk
membuat olahan dari lidah buaya seperti jus, dodol, permen
dan lainnya. Terus kedua yang Ibu dapatkan juga dengan
bergabung dengan KWT ini pendapat tambahan dari hasil
penjualan produk lidah buaya, bahkan kalau Ibu sendiri
mendapatkan penghasilan tambahan”27
Pernyataan Ibu Nina dan Siti Zulaika didukung oleh Ibu
pernyataan dari Ibu Maryam berikut:
“Kalo perubahan sih alhamdulillah ya, karena setelah
menjadi anggota dari KWT ini Ibu sendiri merasa ada
perubahan signifikan, terutama pas kosong pasti ada kegiatan
lain di KWT dan jarang nganggur setelah nganter anak ke
sekolah”28
Dengan demikian dapat peneliti tarik benang merah dari hasil
wawancara di atas bahwa perubahan dan peningkatan produtivitas
yang di dapet adalah peningkatan keterampilan dalam membuatn
olahan dari lidah buaya seperti dodol, jus, permen dan lainnya.
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah dengan adanya program
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya
Mandiri adalah dapat mengisi waktu luang dengan kegitan produktif
dan dapat pula menghasilkan uang yang bisa membantu
perekonomian keluarga dari setiap peserta program.
2. Kenaikan Pendapatan
Pendapatan menjadi hal terpenting dalam tolak ukur tingkat
kesejahteraan masyarakat. Oleh sebanb itu, kenaikan pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga harus selalu terkontrol dengan baik.
27 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zulaika (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 14.19 WIB 28Wawancara Pribadi dengan Ibu Maryam (Anggota Program KWT Prima Jaya Mandiri)
Duren Seribu , Minggu 22 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB
69
Adapun dalam konteks KWT Prima Jaya Mandiri pendapatan yang
didapatkan dari peserta program pemanfaatan pekarangan tanaman
lidah buaya KWT ini perbulan secara akumulasi seperti yang
disampaikan oleh Ibu Siti Zulaika berikut:
“Untuk bulan pertama memang belum terlihat ya dampak
secara dari pas gabung dengan KWT, namun setelah tiga
bulan tuh baru ada perubahan signifikan, bahkan juga ngarug
ke pendapatan loh, yang awalanya pendapatan hanya 2 juta
namun setelah tergabung lebih besar dengan perkiraan ibu itu
dapat perbulannya empat jutaan setelah semua di potong
modal ya”29
Adapun menurut Ibu Maryam selaku Anggota dari KWT
Prima Jaya Mandiri adalah sebagai berikut:
“Kalau secara langsung pengaruhnya pada pendapatan
lumayan ya, bisa membantu mencukupi kebutuhan rumah
tangga dan juga bayar SPP anak sekolah, kalau dihitung-
hitung ibu bisa punya penghasilan dua jutaan lah ya, yang
sebelumnya hanya menerima jatah uang bulanan dari suami
karena saya tidak punya penghasilan karena jadi ibu rumah
tangga”30
Dengan demikian dapat peneliti dapat tarik kesimpulan
bahwa perbedaan sebelum dan sesudah ikut program dari KWT
Prima jaya mandiri ada, dengan mengacu pada pendapat perbulan
sehingga dapat membantu kehidupan ekonominya di rumah tangga
masing-masing. Untuk lebih jelasnya terkait peningkatan pendapat
dari peserta program ini akan disajikan dalam bentuk tabel
sebagaimana berikut:
29 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zulaika (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu, Minggu 21 Maret 2017 Pukul 14.19 WIB 30 Wawancara Pribadi dengan Ibu Maryam (Anggota KWT Prima Jaya Mandiri) Duren
Seribu , Minggu 22 Maret 2017 Pukul 10.18 WIB
70
Tabel 3. Pendapatan Peserta Program Pemanfaatan Pekarangan
Tanaman Lidah Buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri
NO. NAMA SEBELUM SESUDAH
1. Yanti Safitri 750.000 1.500.000
2. Eti Sirvi Tidak ada 2.500.000
3. Yanti 3.100.000 6.000.000
4. Siti Zulaika 2.000.000 4.000.000
5. Maryam Tidak Ada 2.000.000
6. Nur Mukti Tidak Ada 2.000.000
7. Yeti Hendartoyo Tidak Ada 3.000.000
8. Erna suyudi 1.000.000 2.700.000
9. Awalinah 1.500.000 2.500.000
10. Nina Sujiana 3.000.000 4.000.000
11. Rosanah 1.700.000 2.500.000
12. Jejen Tidak Ada 3.000.000
13. Nuraida 1.000.000 3.000.000
14. Sawiyah Tidak ada 2.000.000
15. Nuraulia 2.000.000 3.500.000
16. Lasinah 700.000 2.500.000
17. Ruminah Tidak Ada 1.000.000
18. Jumiati 1.500.000 3.000.000
19. Suryanti Tidak Ada 1.700.000
20. Yayah Syafitri 2.750.000 4.500.000
Sumber: Wawancara pribadi dengan anggota dan pengurus KWT Prima
Jaya Mandiri
71
Dari tabel uraian pendapatan di atas menunjukkan adanya perubahan
sebelum dan sesudah adanya program pemanfaatan pekarangan tanaman
lidah buaya yang dilakaukan oleh KWT terhadap 20 anggotanya, dengan
pendapatan rata-rata dari anggota ini adalah 2.600.000 setelah dihitung
secara matematis.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ada
beberapa hal yang bisa disimpulkan, adapun terkait dengan hal tesebut
sebagaimana berikut:
1. Pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh KWT Prima Jaya
Mandiri adalah sebuah terobosan dalam peningkatan taraf hidup
masyarakat dengan pemanfaatan pekarangan melalui lidah
buaya secara baik dan profesional.
2. Pemberdayaan ekonomi ini mengacu pada asas ke keadilan,
sehingga tidak ada anggota yang tergabung dalam KWT Prima
Jaya Mandiri yang terdiskreditkan.
3. Dampak dari pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh KWT
Prima Jaya Mandiri sangat bagus bagi keberlangsungan
masyarakat yang ideal, walaupun juga ada dampak negatif
seperti adanya pengalihan yang nature ke lahan garapan yang
produktif.
B. Saran
1. Harus bisa mengubah paradigma pemberdayaan masyarakat
dalam konteks penanggulangan kemiskinan bukan sebagai
upaya memberantas kemiskinan, tapi meningkatkan
kesejahteraan keluarga miskin secara berkelanjutan.
73
2. Lebih tersedianya data yang solid, yang mana data tersebut
dapat menjadi acuan awal untuk pembentukan bertindak lebih
jauh bagi KWT Prima Jaya Mandiri.
3. Pengarusutamaan pada peningkatan kesejahteraan anggota KWT
dan masyarakat sekitar, cara ini merujuk pada
pengharmonisasian sumber-sumber daya yang ada untuk
menggerakkan kesejahteraan keluarga agar lebih baik.
1
DAFTAR PUSTAKA
Abu, AchmadidanNarbuko, Cholid, Metodelogi Penelitian(Jakarta: Bumi Aksara,
1999.
Adi, Rukminto, Isbandi, Pemikiran-Pemikiran Pembangunan
KesejahteraanSosial. Jakarta: LembagaPenerbit FE-UI, 2002.
Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial. Tangerang Selatan:
Lenteta Hati, 2012.
Asy’ari, Musa, Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi (Yogyakrta: Lesfi,
1997.
Bakar, Yul H Teknologi Penanganan dan Pemanfataan Sampah. Jakarta: PT.
Waca Utama Pramesti, 1986.
Bariyah, Nurul, Oneng, Total Quality Management Zakat:
PrinsipdanPraktikPemberdayaanEkonomi. Ciputat: WahanaKardofa
FAI UMJ, 2012.
Bugin, Burhan, Analisis Penentian Kualitatif . Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.
Candra, Julius, Kreativitas; Bagaimana Menanam, Membangun, dan
Mengembangkannya. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Chayatin, NuruldanMubarak,Iqbal Wahid, Ilmu Kesehatan Masyrakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Depertemen Agama, Tafsir al-Quran Tematik: Pelestarian Lingkungan Hidup
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2009).
Dwi Pratiwi Kurniawati, Bambang Supriyono, Imam Hanafi, (jurnal)
Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Usaha Ekonomi:Studi Pada
Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto. Jurusan
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang.
Elizabeth B, Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2002.
Fadhilah,AmirdanSyamsir, Sosiologi Pedesaan. Jakata: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Fahrudin, Adidkk.,Pemberdayaan, Partisipasi, danPenguatanMasyarakat.
Bandung: Humaniora, 2011.
2
Hermansyah, Tantan danMuhtadi,Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam.
Ciputat: UIN Jakarta Press, 2013.
Huraerah, Abu, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Bandung:
Humaniora, 2011.
Ismail, Usman, Asep, Zaky, Ahmad danFirdaus, Ismet dkk, Pengalaman Al-
Quran Tentang Pemberdayaan Dhuafa. Jakarta: Dakwah Press, 2008.
Jamasy, Owin,Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan
Kemiskinan. Jakarta: Belantik, 2004.
KBBI Of Line diakses tanggal 8 November 2016 Pukul 08.28 WIB
Koenjaningrat, Metode-Metode Peneltian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia,
1980.
Moleong, Lexi J., Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2007.
Mubyanto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT. Yogyakarta: Aditya Media, 1998.
Muhtadi,danHermansyah,Tantan,Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat
Dalam Islam. Bogor: Titian Nusa Press, 2010.
Munandar, Utami, S.C, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Grasindo, 1999.
Nasdian,Tonny, Fredian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2015), Cet.ke-2.
Nasrullah, Adondan Jamaludin, Sosiologi Pembangunan. Bandung: CV
PustakaSetia, 2016.
Nasrullah, Akbar,dkk.,Young Social Enterpreneurship: Kami Berani Berbeda.
Ciputat: Dompet Dhuafa, 2014.
Nasuhi, Hamid dkk, Pedoman Penulisna Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan
Disertasi. Jakarta: CEQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Partanto Pius A danAl-Barry,M. Dahlan Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:
Arkola, 1994.
Qardhawi,Yusuf, Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya, 2001.
Rintuh, Cornelis, Miar, Kelembagaan dan Ekonomi Rakyat. Yogyakarta: BPFE,
2005.
Sasono, Adi, Rakyat BangkitBangunMartabat. Jakarta: PustakaAlvabeta, 2008.
3
Slamet, Soemirat, Juli, Kesehatan Lingkungan(Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), Cet.ke-7.
Soebianto, Poerwoko danMardikanto, Totok, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta,2015.
Soetomo, Pembangunan Masyarakat(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).
Suharto,Edi,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT
Refika Aditama, 2010.
Sukmaniar, (tesis) Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Dala Pengelolaan
Program Pengembangan Kecamatan (PKK) Pasca Tsunami di
Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Program Pasca Sarjana
Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas
Diponegoro, Semarang, 2007.
Sumantri,Arif Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
Sumodingrat, Gumawan, MembangunPerekonomian Rakyat. Yogyakarta:
PustakaPelajar, 1998.
Suryana, Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Jakarta:
Salemba Empat, 2006.
Suyanto, Bagong, Anatomi Kemiskinan. Malang : In-Tras Publishing, 2015.
Tesoriero, Frank danIfe, Jim, Community Development: Alternatif Pengembangan
Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Wulandari, Ari danSumodinigrat, Gumawan, Membangun Indonesia Dari Desa:
PemberdayaanDesaSebagaiKunciKesuksesan Pembangunan
EkonomiUntukMeningkatkanKesejahteraanRakyat .Yogyakarta: Media
Pressindo, 2016.
Yuwono, Trisno, Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaSurabaya: Arkola, 2010.
Zubaedi, Wacana Pembangunan Alternatif . Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group,
2007.
LAPORAN OBSERVASI
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Januari 2017
Kegiatan : Perizinan untuk membuat skripsi di KWT Prima Jaya
Mandiri Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari
Deskripsi :
Pagi ini jam saya mencoba untuk menghubungi SIE Humas dari KWT
Prima Jaya Mandiri, saya bermaksud untuk sekedar salam pembuka dan meminta
izin kepada KWT Prima Jaya Mandiri untuk melakukan penelitian di salah satu
program pemberdayaan yaitu pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya.
Setelah membuat perjanjian akhirnya saya diizinkan untuk datang ke kantor KWT
jam 10 pagi ini. Akhirnya saya bergegas dan jam 10 pagi saya sudah berada di
kantor KWT Prima Jaya Mandiri.
Sesampainya di kantor KWT Prima Jaya Mandiri, saya masuk dan
mengucapkan salam, kemudian disana terlihat sudah ada Ibu Yanti (selaku ketua
KWT), sedikit pembicaraan ringan untuk mengawali perizinan skripsi saya, saya
menceritakan kendala pada skripsi saya sebelumnya, sulitnya untuk mengambil
data, setelah menceritakan semuanya dan KWT Prima Jaya Mandiri memahami,
akhirnya saya mendapat izin untuk penelitian skripsi saya yang baru. Pada hari itu
selain mengurus perizinan, saya mendapat banyak informasi mengenai apa itu
Lidah buaya dan manfaatnya. Lokasi, bahkan program yang lain sedang dijalani
sekarang.
Setelah mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan penelitian pada
program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya untuk pertemuan
selanjutnya saya akan melakukan wawancara ke pihak KWT Prima Jaya Mandiri,
survey ke lapangan, dan melakukan pendekatan ke SIE Produksi. Pada pukul satu
siang saya berpamitan pulang dan menyusun kembali perencanaan dan
pertanyaan wawancara untuk penelitian berikutnya.
Hari/Tanggal : Kamis , 26 Januari 2017
Kegiatan : Survey ke lokasi KWT Prima Jaya Mandiri Kelurahan
Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari
Deskripsi :
Pada hari ini tepat jam 11 saya tiba di kantor KWT Prima Jaya Mandiri
dan bertemu dengan Ibu Yanti dan Ibu Maryam. Kali ini agenda adalah
memetakan jumlah penyebaran lidah buaya di Kelurahan Duren Seribu sehingga
dapat memahami situasi lapangan, dan sekalian meminta izin ke anggota KWT
Prima Jaya Mandiri yang lain.
Sesampainya di lokasi, saya melihat banyak hamparan lidah buaya yang
sudah siap panen untuk dikelola menjadi beberapa hasil olahan. Setelah melihat
pekarangan atau tempat budidaya dari lidah buaya kami langsung ke rumah Ibu
Siti Zulaika salah satu anggota dari KWT setelah sampai di rumahnya saya
disuguhi makanan, setelah menyantap makanan yang telah disediakan, saya
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan saya dalam
melakukan penelitian di lokasi ini sebagai tugas akhir perkuliahan saya.
Wawancara berjalan dengan santai dan tidak kaku, sekita jam 1 siang
wawancarapun selesai untuk pengurus dalam penerapan program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya. Data-data yang saya perlukan sudah lumayan
banyak untuk penelitian tugas akhir saya. Setelah selesai wawaancara saya
berpamitan untuk pulang.
Hari/Tanggal : Senin, 21 Maret 2017
Kegiatan :Wawancara ketua KWT Prima Jaya Mandiri
Deskrpsi :
Sekitar pukul setengah enam saya pergi ke rumah Ibu Yanti Syafiri untuk
kordinasi kembali terkait niatan saya sekaligus untuk mewancarainya, namun
sebelum ke rumahnya saya persiapan terlebih dahulu dan makan bersama
keluarga. setelah persiapan dan makan bersama tersebut saya langsung
meyiapakan buku catatan dan mengecek HP takut nya low bat, setelah dikira
sudah siap lansung menuju kediaman beliau.
Setelah berangkat di tengah perjalanan saya ketemu dengan tukang
martabak, saya mampir dulu untuk membeli dua porsi. Setelah memesan dan siap
melanjutkan perjalanan saya lanjut pergi lagi.
Alhamdulillah, sekitar jam enam an saya tiba di rumah Ibu untuk
melaksanakan wawancara, wawancara berjalan santai karena sambil diskusi dan
saya di nasehati agar cepat menyelesaikan tugas kuliah ini dengan baik ditengah
selingan beberapa jawaban dari pertanaan diajukan. Setelah selesai menanyakan
sesuai dengan pedoman wawacara saya dan Ibu Yanti Syafiri mengobrol dari luar
topik, sehingga lebih membuat suasana lebih cair.
Tidak terasa di tengah asyiknya wawancara dengan Ibu Yanti Syafitri jam
sudah menunjukkan jam 9 malam, karena dikira sudah malam dan mendapatkan
data yang cukup yang lumayan banyak darinya karena selaku ketua umum dari
KWT Prima Jaya Mandiri, wajar saja lebih banyak jawabannya langsung sangat
singkron dengan pertanyaa.
Setelah sekiranya cukup saya meminta izin untuk pulang karena takut
kelaman di jalan, alhamdulillah setelah itu saya pulang dan megumpulkan hasil
dari wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan/
Hari/Tanggal : Minggu 22 Maret 2017
Kegiatan :Wawancara Anggota KWT Prima Jaya Mandiri
Deskripsi :
Jam 10.18 WIB saya keluar rumah untuk ketemu dengan ibu Maryam
salah satu anggota dari KWT Prima Jaya Mandiri karena satu minggu sebelumnya
untuk melakukan wawancara secara dengannya, hampir 30 menit perjalanan
akhirnya saya sampai ketempatnya. Setelah sampai di depan halaman rumah ibu
Maryam saya mengucapkan salam namun yang keluar adalah suaminya, dan
beliau menyanpaiakan kalau Ibu Maryam lagi keluar sebentar dan saya disuruh
menunggunya.
Setelah kira-kira menunggu 10 menit akhirnya Ibu Maryam datang dan
kami bisa memulai pembicaraan atau wawancara tentang program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya karena Ibu Maryam adalah pelaku dari program
tersebut. Pembicaraan dimulai dengan santai sehingg membuat suasana tidak
tegang. Pertanyaan pertama dimulai dengan pertanyaan tentang latar belakang
mengapa ibu Maryam tergabung dengan KWT, setelah itu dilanjut kepertanyaan
berikutnya tentang manfaat dari adanya program ini dan berlanjut sampai selesai.
Tidak terasa pembicaraan yang kami lakukan sudah sampai satu jam lebih.
Karena sudah dikira cukup dengan pertanyaan yang saya sampaikan, saya
sudahkan dan banyak mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Maryam dan
meminta lagi dikemudian hari jika ada yang dibutuhkan meminta waktunya untuk
bekenan diwawancarai. Seteleh dikira semua selesai saya mohon izin untuk pulag
ke rumah.
Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2017
Kegiatan : Wawancara Anggota KWT Prima Jaya Mandiri
Deskrpsi :
Hari sudah semakin siang dan tidak terasa pula menunjukkan jam dua
belasan, saya memacu motor dengan kecepatan 80 KM ke atas karena merasa
tidak enak dengan informan dari KWT Prima Jaya Mandiri mengingat buat
sebelumnya jam sebelas, saya langsung menuju ke luarahan duren seribu karena
membuat janji untuk ketemu disana. Setelah sampai saya langsung menemui ibu
Maryam untuk mengkonfirmasi kembali tentang tujuan saya dan meminta maaf
karena datang terlambat.
Alhamdulillahnya, ibu Maryam memaklumi akan keterlambatan saya,
sehingga dengan cepat obrolan santai dengan beliau bisa dimulai. Sambil
menanyakan pertanyaan yang disampaikan saya disuguhkan kopi. Sambil minum
kopi yang disuguhkan wawancara santai dengan ibu Maryam tetap berlanjut.
Namun ditengah proses wawancara adzan berkumandang, sejenak kami berhenti
dan setelah itu kami lanjukan beberapa petanyaan.
Saking asyiknya tidak terasa satu jam lebih saya dengan ibu Maryam
melakun wawancara, dan tepat jam 13.19 wawacara kami selesai, dari situlah
kami secara langsung setelah wawancara saya dinasehati oleh Ibu Maryam, bahwa
katanya adek kamu harus segera menyelesaikan tugas akhirnya agar bisa
membahagiakan orang tua, karena salah satu kebahagiaan orang tua adalah
anaknya bisa sarjana.
Nasehatnya langsung dari ibu Maryam seolah membuat saya tersentak dan
berfikir benar juga, karena selama ini saya sudah banyak membuang waktu untuk
hal-hal yang kurang produktif. Akhirnya karena segala urusan dan semua point
pertanyaan sudah di tanyakan ke ibu Maryam, saya mohon izin pamit untuk
pulang.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Yanti
Jabatan : ketua KWT Prima Jaya Mandiri
Tempat Wawancara : Kelurahan Duren Seribu, Sawangan Depok.
Tanggal : Senin, 24 April 2017
Waktu Wawancara : 17.25 Wib
A. PROSES PERENCAANAAN
1. Bagaimana Latar Belakang dari Program program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri ?
KWT Prima Jaya Mandiri (KWT) adalah suatu Kelompok Tani
Wanita mandiri yang terdiri dari masyrakat dan kader PKK salah satu
upayanya adalah untuk mengembangkan potensi dari sumber daya
manusia dan sumber daya alam dan lingkungan untuk mewujudkan
keluarga sehat, sejahtera, dan bahagia dalam rangka pembangunan.
Selain itu, KWT Prima Jaya Mandiri lahir dalam pengembangan
pemanfaatan lahan pekarangan ataupun lahan kosong dalam hal ini
yang dikembangkan adalah budi daya dan olahan aloevera.
2. Apa tujuan dari program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah
buaya di KWT Prima Jaya Mandiri ?
Ya capaiannya untuk menjadi kesejahteraan anggota, namun belum
maksimal dan kalau dipersentasikan perkiraan 60 % dari target awal.
3. Siapa yang terlibat dalam program program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri ?
Untuk kita dari kelompok ya, bukan perseorangan kemudian kita
sinergikan dengan dinas kesehatan untuk mendapatkan bantuan
terkait pembinaan kesehatan, pemberian izin PIRT setelah dilakukan
hasil verifikasi oleh dinas kesehatan terus kita dengan SOP yang
dipelajari dan di atur kemudian kita kita kemudia disahkan untuk
mendapatkan PIRT. Ya sih, biasanya untuk pelembagaan itu di
binaannya dan kelompok, Masalah ke lembagaan atau kelompok bagi
pemasarannya yang menjalankan, Bagaimana cara menjalankan
kelompok manajemen kewirausahannya dan kemudian pengembangan
budidayanya.
Kalo dari Dinas UKM salah satu nya di permodalan dengan
bekerja sama dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro gitu, jadi misalkan
ada seperti marketing melakukan pameran kaya gituh dia
mempasilitasi untuk pemasaran ada salah satu kegiatanya.
Sebetulnya intinya kalo di Disperindak pemasaran kemudian
pengadaan oleh peralatan karena ngak ada permodalan sih, ada juga
bantuan alat pada kita seperti alat pemotongan lidah buaya, kemudian
tengki, belender, panci, bak dan sejenisnya.
Dari MUI seandainya kita mau memberikan lebel halal itu harus
memiliki lebel PIRT salah satu syarat utama kemudian juga di
verifikasi dari MUI Provinsi Jawa Barat pada waktu itu langsung di
buat kan lebel halal nya gitu, di liat dari alur produksi nya melalui
proses pengolahannya kemudian dari hasil survei itu di verifikasi.
4. Bagaimana tahapan/mekanisme pelaksanaan program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri ?
Awalnya berangkat dari keprihatinan yang ada di lingkungan
sekitar kami banyak lahan yang mempunyai potensi atau nilai jual,
tetapi tidak begitu dilirik untuk kemajuan ekonomi khususnya di
kampung sendiri, padahal kalau mau kita bisa memanfaatkan
pekarangan tersebut bisa mengangkat taraf hidup masyarakat
setempat.
Setiap ada kesempatan kami terus ambil dan ikut bagian, dengan
hal itu KWT ini bisa dikenal dan terus memberikan peran yang positif
terhadap masyarat, bahkan kemaren pas ulang tahun Kota Depok
kemaren kami juga ikut bagian di acara bazarnya.
Sampai saat ini selalu ada yang pengin nyobain dari hasil produki
kami, tidak jarang juga sudah ada yang menjadi pelanggan setia atau
menjadi penggemar dari olahan lidah buaya, biasanya anak muda
khususnya yang masih sekolah ya.
5. Bagaimana cara mengenalkan program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri pada masyarakat?
kita mengenalkan KWT ini ke masyarakat itu melalui sosialisasi
yang di bantu oleh tokoh masyarakat setempat seperti Rt dan Rw.
6. Bagaimana respon masyarakat terhadap program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri?
sejauh ini respon masyarakat terhadap program pekarangan lidah
buaya di KWT ini alhamdulillah positif ya responnya, banyak
masyarakat yang mendukung kegiatan program kita dengan
mengikutinya. Ya namun dulu waktu awal awal kita mulai bergerak
sih ada yang menganggap kegiatan kita ini hanya gerakan yang anget
anget ee ayam aja, semangat di awalnya aja tapi redup di kemudian
hari, tapi kita tetap bergerak sampai sejauh ini.
7. Seperti apa pendampingan KWT Prima Jaya Mandiri terhadap
masyarakat melalui program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah
buaya di KWT Prima Jaya Mandiri?
Pendampingannya itu kita ada tiga bagian yaitu, memberikan ilmu
tentang Peluang untuk pemasaran, pengenalan terhadap alat untuk
mempermudah produksi, dan pengenalan terhadap dunia digital.
8. Adakah produk yang dihasilkan oleh anggota dan pengurus dengan
adanya program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di
KWT Prima Jaya Mandiri?
Oh tentu saja ada, produk andalan kita itu pembuatan jus lidah
buaya “Riyamavera”, dodol, wajik, permen, dan jelly.
9. Bagaimana tahapan produksi yang dilakukan oleh KWT Prima Jaya
Mandiri?
Ada 4 tahap dalam produksi yang kita lakukan, yaitu
pengumpulan, pengambilan daging, perendaman dan yang terakhir itu
sistem pengemasan.
10. Bagaimana cara pemasaran hasil produksi tersebut?
Ada 3 cara pemasaran yang kita lakukan yaitu kita melakukan bazar,
ada juga dengan pedagang eceran, lalu trakhir koperasi.
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
Nama : Eti Syirvi
Jabatan : wakil ketua KWT
Tempata Wawancara : kelurahan duren seribu
Tanggal : 21 maret 2017
Waktu Wawancara : 17.19 WIB
1. Apa yang yang menjadi latar belakang berdirinya ibu rasakan dengan
adanya melalui program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya di
KWT Prima Jaya Mandiri?
Di tempat kami khsusunya di Duren Seribu banyak tanah atau
pekarangan yang tidak dikelola dengan baik, sehingga seperti tanah tidur
dek, oleh karena itu kami melihat ini peluang yang harus dimanfaatkan
untuk hal yang lebih baik dan syukur-syukur dengan cara dikelola bisa
berdampak positif pada warga tempat kami tinggal
2. Apa yang dihasilkan oleh KWT Prima jaya mandiri melalui program
pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya ?
Kalau produk ya dek, yang berbahan dari lidah buaya yang
dihasilkan KWT yang pernah dan sedang kami fokusi itu seperti jus,
dodol, wajik, jelly, permen, dan teh bahkan sering pula kami juga terus
berinovasi untuk memenuhi kebutuhan permintaan
3. Kapan saja Ibu mengikuti kegiatan tersebut ?
Untuk tahap awal ya, biasanya pelatihan yang dilakukan adalah
seminggu sekali untuk pemberian pelatihan untuk olahan dari lidah
buaya, pas disitu semua datang karena sudah masuk ke praktek biasanya.
Namun selain tergantung dengan kebutuhan saja.
4. Bagaimana cara pengenalan program ke masyarakat sekitar ?
Ada beberapa yang saya lakukan dalam pengenalan program yang
pertama melalui tahap sosialisasi program melalui beberapa pertemuan
dan diskusi dengan warga sekitardan obrolan dari mulut ke mulut.
5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya di KWT Prima Jaya Mandiri ?
Beberapa masyarakat sih ada yang memberikan respon positif
bahkan sangat tertarik dengan program ini dan ada juga sebagian
masyrakat yang memang memberikan respon biasa bisasa saja dan tidak
begitu tertarik dengan program ini.
6. Bagaimana proses produksi yang dilakukan oleh KWT Prima jaya mandiri
?
Di tempat kami khsusunya di Duren Seribu banyak tanah atau pekarangan
yang tidak dikelola dengan baik, sehingga seperti tanah tidur dek, oleh
karena itu kami melihat ini peluang yang harus dimanfaatkan untuk hal
yang lebih baik dan syukur-syukur dengan cara dikelola bisa berdampak
positif pada warga tempat kami tinggal.
7. Bagaimana proses distribusi produk yang dihasilkan oleh KWT Prima jaya
mandiri ?
Melalui bazar, bisanya kami mengenalkan produk olahan yang
dibuat dari lidah buaya kepada pengunjung, walaupun sih bazarnya
hanya berlangsung beberapa hari saja, dengan itu kami juga beharap ada
order yang otomatis bertambah, bahkan peluang untuk memperluas
kemitraan juga semakin terbuka, siapa tahu bisa bekerjasama di masa
mendatang.
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
Nama : Ibu Maryam
Jabatan : Anggota KWT Prima Jaya Mandiri
Tempat Wawancara : Duren Seribu
Tanggal : 22 Maret 2017
Waktu Wawancara : 10.18
1. Bagaimana menurut anda tentang program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri?
Ya kalo menurut sih bagus ya dengan adanya program ini, saya
jadi ada kegiatan gitu, yang sebelumnya Cuma ibu rumah tangga aja
sekarang jadi ada kegiatan laennya yang bermanfaat.
2. Adakah kendala saat ikut serta dalam program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri?
Emm untuk sejauh ini sih kaga ada kendalanya ya,
3. Seperti apa yang diberikan pelayan oleh KWT Prima Jaya Mandiri
kepada para anggotanya ?
Pelayanannya itu kita dikasih materi tentang bagaimana melihat
peluang buat dagang, terus ada juga kita dikasih tau mesin mesin buat
produksi sama dikasih pelayanan pengenalan sama dunia digital.
4. Apa maanfaat program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya
menurut Ibu ?
Manfaat dari program ini sih saya mendapatkan keterampilan
mengenai pengolahan lidah buaya dan pendapatan ekonomi.
5. Seperti apa dampak dari program pemanfaatan pekarangan tanaman
lidah buaya oleh Ibu hingga saat ini dari KWT Prima Jaya Mandiri ?
Kalo perubahan sih alhamdulillah ya, karena setelah menjadi
anggota dari KWT ini Ibu sendiri merasa ada perubahan signifikan,
terutama pas kosong pasti ada kegiatan lain di KWT dan jarang
nganggur setelah nganter anak ke sekolah.
Kalau secara langsung pengaruhnya pada pendapatan lumayan
ya, bisa membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga dan juga
bayar SPP anak sekolah, kalau dihitung-hitung ibu bisa punya
penghasilan dua jutaan lah ya, yang sebelumnya hanya menerima
jatah uang bulanan dari suami karena saya tidak punya penghasilan
karena jadi ibu rumah tangga.
6. Bagaimana proses produksi lidah buaya yang Ibu lakukan?
Abis di kumpulin semuanya, teman-teman dan saya khususnya,
mengambil daging dari lidah buaya seteleh dibelah menjadi dua
dilanjutkan di bersihkan ya biar tetap terjaga kualitas baiknya.
7. Apa hasil dari produksi yang dihasilkan oleh ibu selama tergabung
dengan oleh KWT Prima Jaya Mandiri ?
Hasil produksi kita itu lidah buaya “Riyamavera”, dodol, wajik.
8. Bagaimana sistem pengemasan lidah buaya yang ibu lakukan?
Kami selalu memprioritaskan kualitas dalam proses pengemasan
ini, bahkan kami juga membuat izin produksi ke dinas kesehatan.
Untuk menjamin setiap apa yang di produksi oleh kami dan ibu-ibu
lainnya di KWT sesuai dengan ketentuan yang ada, kalau kami kemas
sesuai dengan produk yang di buat, ada yang menggunakan botol
plastik untuk jus, kalau permen kemasannya pake plastik yang
semuanya diberi label.
9. Di distrribusikan kemana saja lidah buaya yang ibu produksi?
Biasanya sih kalau KWT kami menyasar ke pedagang eceran, untuk
mereka lebih banyak mengambil barang di kami untuk diperjual
belikan kembali karena mengejar keuntungan, sehingga dengan
adanya ini kami sangat bersyukur ya tentunya.
10. Berapakah pendapatan Ibu dari kegiatan program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya ini?
Waduh hehe, kalo penpadatan sih alhamdulillah ya mas sekitaran
2 jutaan.
11. Apa harapan dari ibu dengan adanya program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya dari KWT Prima Jaya Mandiri?
Harapan saya sih program ini tetap konsisten aja sampe
seterusnya.
Nama : Ibu Siti Zulaika
Jabatan : Anggota KWT Prima Jaya Mandiri
Tempat Wawancara : Duren Seribu
Tanggal : 22 Maret 2017
Waktu Wawancara : 14.19
1. Bagaimana menurut anda tentang program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri?
Saya sih alhamdulillah banget ya dengan adanya program ini saya
jadi ada pendapatan lebih.
2. Adakah kendala saat ikut serta dalam program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri?
Engga ada sih, karena dari pihak KWT nya itu selalu membimbing
kami.
3. Seperti apa yang diberikan pelayan oleh KWT Prima Jaya Mandiri
kepada para anggotanya ?
Pelayanannya itu kita dijelasin tentang bagaimana melihat
peluang berdagang, lalu dikasih tau alat-alat buat produksi sama
dikasih pengenalan sama dunia digital.
4. Apa maanfaat program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya
menurut Ibu ?
Manfaatnya sih banyak yah, salah satunya saya jadi tau kalo lidah
buaya itu bisa jadi sebuah bahan makanan dan bisa jadi barang
dagang.
5. Seperti apa dampak dari program pemanfaatan pekarangan tanaman
lidah buaya oleh Ibu hingga saat ini dari KWT Prima Jaya Mandiri ?
Yang Ibu dapatkan dua ya dek, pertama keterampilan untuk
membuat olahan dari lidah buaya seperti jus, dodol, permen dan
lainnya. Terus kedua yang Ibu dapatkan juga dengan bergabung
dengan KWT ini pendapat tambahan dari hasil penjualan produk lidah
buaya, bahkan kalau Ibu sendiri mendapatkan penghasilan tambahan
6. Bagaimana proses produksi lidah buaya yang Ibu lakukan?
Pastinya kalau kami memilih daun lidah buaya yang telah tumbuh
membesar atau menebal dan lebih matang serta banyak mengandung
gel dalam kondisi yang masih baik dan segar, biasanya kalau pas
melakukan pengambilan daging itu pada daun yang paling luar kami
potong.
7. Apa hasil dari produksi yang dihasilkan oleh ibu selama tergabung
dengan oleh KWT Prima Jaya Mandiri ?
Hasil produksi yang saya hasilkan itu ada dodol sama wajik.
8. Di distrribusikan kemana saja lidah buaya yang ibu produksi?
Sangat penting sekali ya untuk perwujudan distrisbusi yang baik,
sehingga kami melakukan beberapa cara, di antara cara tesebut
seperti kami ikut bazar, terus juga melalui pedagang eceran, dan
sering kami gunakan adalah koperasi Kecamatan Bojong Sari dalam
pendistribusian.
9. Berapakah pendapatan Ibu dari kegiatan program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya ini?
Kalo pendapatan saya disini si lumayan yah ada 3 sampe 4 jutaan
10. Apa harapan dari ibu dengan adanya program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya dari KWT Prima Jaya Mandiri?
Harapan saya sih program ini tetap konsisten sama terus
berkembang biar dagangannya makin laku.
Nama : Ibu Nina
Jabatan : Anggota KWT Prima Jaya Mandiri
Tempat Wawancara : Duren Seribu
Tanggal : 22 Maret 2017
Waktu Wawancara : 20.19
1. Bagaimana menurut anda tentang program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri?
Bagus sih buang nambah nambahin duit, hehe
2. Adakah kendala saat ikut serta dalam program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya oleh KWT Prima Jaya Mandiri?
Engga de alhamdulillah
3. Seperti apa yang diberikan pelayan oleh KWT Prima Jaya Mandiri
kepada para anggotanya?
Pelayanannya itu kita dikasih materi tentang bagaimana melihat
peluang buat dagang, terus ada juga kita dikasih tau mesin mesin buat
produksi sama dikasih pelayanan pengenalan sama dunia digital.
4. Apa maanfaat program pemanfaatan pekarangan tanaman lidah buaya
menurut Ibu ?
Manfaat dari program ini sih saya mendapatkan keterampilan
mengenai pengolahan lidah buaya dan pendapatan ekonomi.
5. Seperti apa dampak dari program pemanfaatan pekarangan tanaman
lidah buaya oleh Ibu hingga saat ini dari KWT Prima Jaya Mandiri ?
Kalo perubahan sih alhamdulillah ya, karena setelah menjadi
anggota dari KWT ini Ibu sendiri merasa ada perubahan signifikan,
terutama pas kosong pasti ada kegiatan lain di KWT dan jarang
nganggur setelah nganter anak ke sekolah.
Kalau secara langsung pengaruhnya pada pendapatan lumayan
ya, bisa membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga dan juga
bayar SPP anak sekolah, kalau dihitung-hitung ibu bisa punya
penghasilan dua jutaan lah ya, yang sebelumnya hanya menerima
jatah uang bulanan dari suami karena saya tidak punya penghasilan
karena jadi ibu rumah tangga.
6. Bagaimana proses produksi lidah buaya yang Ibu lakukan?
Abis di kumpulin semuanya, teman-teman dan saya khususnya,
mengambil daging dari lidah buaya seteleh dibelah menjadi dua
dilanjutkan di bersihkan ya biar tetap terjaga kualitas baiknya.
7. Apa hasil dari produksi yang dihasilkan oleh ibu selama tergabung
dengan oleh KWT Prima Jaya Mandiri ?
Hasil produksi kita itu lidah buaya “Riyamavera”, dodol, wajik.
8. Bagaimana sistem pengemasan lidah buaya yang ibu lakukan?
Kami selalu memprioritaskan kualitas dalam proses pengemasan
ini, bahkan kami juga membuat izin produksi ke dinas kesehatan.
Untuk menjamin setiap apa yang di produksi oleh kami dan ibu-ibu
lainnya di KWT sesuai dengan ketentuan yang ada, kalau kami kemas
sesuai dengan produk yang di buat, ada yang menggunakan botol
plastik untuk jus, kalau permen kemasannya pake plastik yang
semuanya diberi label.
9. Di distrribusikan kemana saja lidah buaya yang ibu produksi?
Biasanya sih kalau KWT kami menyasar ke pedagang eceran, untuk
mereka lebih banyak mengambil barang di kami untuk diperjual
belikan kembali karena mengejar keuntungan, sehingga dengan
adanya ini kami sangat bersyukur ya tentunya.
10. Berapakah pendapatan Ibu dari kegiatan program pemanfaatan
pekarangan tanaman lidah buaya ini?
Waduh hehe, kalo penpadatan sih alhamdulillah ya mas sekitaran
2 jutaan.
11. Apa harapan dari ibu dengan adanya program pemanfaatan pekarangan
tanaman lidah buaya dari KWT Prima Jaya Mandiri?
Harapan saya sih program ini tetap konsisten aja sampe
seterusnya.
KEMENTERIAN AGAMAUNTVERSITAS ISLAM NEGBRI (UIN)SYARIF IIIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIJI. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat tl4tl,Indonesia Telp./fax: (62-21) 7432728 / 74703580
r IIL.LIII IWebsite: www.fidkom.ui
No :IstimewaLamp : I BerkasPerihal: Permohonan pengajuan judul skripsi
Kepada YthKetua I)ewan Pertimbangan SkripsiFakultas Ilmu Dakwah Ean IlrnuKomunikasiUIN Syarif Hidayatullah JakartaDi Tempat
As salamu' alaikum Wr. Wb
J akarta, I 5 Septemb er 2016
A.o , rB okiokn yl6 - ^,, (.
Perl.Li wbvul '" Wah I'/ilavsvrrvi>'
V;latvtlar,i ,M {; )Salam teririn_S do-a kami sampaikan semoga bapak selalu berada dalam lindungan
Allah SWT, dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari Amin.Sehubung, dengan persyaratan menyelesaikan studi di LIIN syarif Hidayatullah
Jakarta program strata satu (S-1). Maka selanjutnya saya yang bertanda tangandibawah ini :
Nama ; NurfikriansyahNIM :1112054fi)0008Semester : X (Sembilan)Fak/Jur :Ilmu Dakwah dan IImu komunikasi / Pengembangan Nlasyarakat
Islam
Bermaksud mengajukan proposal judul si<ripsi dengan judul : 6rlmplementasiPemberdayaan Ekonomi Produktif_ Melalui Piogram Pemenfaatan pekaranganTanaman Lidah Buaya Di Ketompok Tani Wanita Kelurahan I)uren Seribu KecamatanBojongsari" . Proposal skripsi ini selanjutnya diharapkan dapat dilanjutkan sebagai syaratuntuk mendapatkan gelar S.Kom.I dalam jenjang strata-I di Unf Syarif Hidayatullah Jakarta.Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan :
1. Outline2. Proposal Skripsi3. Daftar Pustaka Sementara
Demikian pennphonan ini sayaucapkan terima kasih.Was salamu' alaikum Wr. W
sampaikan, atas segala perhatian Bapak/Ibu saya
Honnat Saya,Pemohon
F*",
Mengetahui,
NrP. 1971 0s20 199903 2 002
N.IP. 1971 0520 199903 2 0A2
NIM. 1112054000008
Wati Ni[amsari. M.Si.
KEMENTERIAI{ AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKUUTAS ILMU DAKWAH DAN TLMU KOMUI\IKASI
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, IndonesiaWebsite : www.fidkom.uinjkt.ac.id
Telp./Fax: (62-21) 7432728 I 74703580Email: [email protected]
Nonror : Un.01/F5lPP.00.9l gs5g1;
Lamp :l(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
arta.lg Okto
NarraNonror Pokok.ltrrttsa r.t
SerlesterTeip..lLrclLrl Sl<ripsi
Tembusan :
1. Dekan2. Ketua .lurusan Pengembangan Masl,,arakat Islant
Kepada Yth.Wati Nilamsari, M.SiDosen Fakr-rltas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Sy'arif I-l idayatr.rl Iah Jakarta
A.s.sa lamu' ul ui kunt Wr. Wb.
Bersama ini karni sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang dia.iukan olehmahasisr,r,a FakLrltas IlmLr Dakwah dan llmu Kornunikasi UN Sy'arif HidayatLrllah.lakartasebagai berikLrt"
N Lrrfi kriansl'ahr r r 2054000008Peneernbangan Masvarakat IslamIX (Senbilan)
Inrplementasi Pemberdavaan Ekonomi Produktil' MelalLri ProgranrPernanfaatan Pekaranqarr Tanarran l-idah BLral,a cli Kelornpoli TaniWanita Kelurahan Duren SeribLr l(ecanratan Bo.jongsari.
I(ami mohon kesediaannya untuk r-nembimbing mal-iasisw.a tersebut dalan-rpenvtlstlnan dan penyelesaian skripsinl,'a selanra 6 bulan dari tanggal 17 Oktober 2016 s.d.l7 April 2017.
Dentikian. atas perhatian dan kesediaannl'a kami sarnpaikan terima kasih.
Wassal amu' olaihm Wr. Wb.
an. Dekan.Wakil Dekan Bidang Akademilt
'M.Ed, Ph.D arr0130 1ee803
{004
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN
KWT PRIMA JAYA MANDIRI
Pelaksanaan pemberian pemahaman terhadap siswa/siswi SMPI Binakheir school
dalam kegiatan Field Trip di Kelurahan Duren Seribu
Peproses pengambilan daging lidah buaya oleh siswa/siswi SMPI Binakheir
school dalam kegiatan Field Trip di Kelurahan Duren Seribu
Ketua KWT Prima Jaya Madiri Ibu Yanti dan SIE Humas KWT Prima jaya
madiri ikut serta dalam bazar HUT Kota Depok ke-18 di Balai Kota Depok
Ketua KWT Prima Jaya Mandiri Ibu Yanti memberikan pemahaman kepada
siswa/siswi SMPI Binakheir school dalam kegiatan Field Trip di Kelurahan
Duren Seribu tentang pemanfaatan lidah buaya
Proses pengambilan daging oleh Anggota KWT Prima Jaya Mandiri Ibu Maryam
saat Kegiatan Field Trip SMPI Binakheir school
Tempat penangkaran budidaya lidah buaya punya Ibu Maryam anggota KWT
Prima jaya mandiri di Kelurahan Duren Seribu Kecamatan Bojong Sari
Permen olahan dari lidah buaya salah satu hasil dari pemanfaatan pekarangan
melalui lidah buaya KWT Prima Jaya Mandiri
Produk minuman botol olahan dari lidah buaya diproduksi oleh KWT Prima Jaya
Mandiri dengan brand aloevera
Produk minuman gelas dari lidah buaya yang diproduksi oleh KWT Prima Jaya
Mandiri
Pendampingan oleh ketua KWT Yanti Syfitri dalam proses menanam yang baik
lidah buaya kepada siswa SMPI Binakheir school dalam kegiatan Field Trip di
Kelurahan Duren Seribu
Keikut sertaan KWT Prima jaya mandiri pada pelatihan dan pengembangan UKM
dan Kelompok Tani yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan Bojong Sari
Kota Depok
Pemberian bantuan barang berupa alat produksi oleh pemerintah Kecamatan
Bojong Sari Kota Depok yang diwakili Ibu Maryam selaku anggota dari KWT
Prima Jaya Mandiri