38
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM INTEGUMENT (Biopsi, Kultur dan Sensitivitas, Tzanck Test, Skin Scraping, Patch Test, PCR, Serologi) TRIJATI PUSPITA LESTARI 105070207131003

PEMERIKSAAN KULIT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

integument

Citation preview

Page 1: PEMERIKSAAN KULIT

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKSISTEM INTEGUMENT

(Biopsi, Kultur dan Sensitivitas, Tzanck Test, Skin Scraping, Patch Test, PCR, Serologi)

TRIJATI PUSPITA LESTARI105070207131003

ILMU KEPERAWATAN – K3LNFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Page 2: PEMERIKSAAN KULIT

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM INTEGUMENT PENUNJANG

A. BIOPSI

Definisi:

Biopsi adalah pengambilan/pembedahan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia

untuk pemeriksaan laboratorium patologis mikroskopik yang dilakukan oleh dokter ahli

patologi.. Dari bahasa latin bios:hidup dan opsi: tampilan. Jadi secara umum biopsi adalah

pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk

diperiksa. Bagian apapun dari tubuh, seperti kulit, organ tubuh maupun benjolan dapat

diperiksa. X-ray, CT scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk

mengalokasikan area biopsi. Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk

membantu diagnosa dokter bukan untuk terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain

pengambilan sampel juga mengangkat semua massa atau kelainan yang ada. Resiko yang

dapat ditimpulkan oleh kesalahan proses biopsi adalah infeksi dan pendarahan.

Tujuan biopsi

1. Mengetahui morfologi tumor

Tipe histologic tumor

Subtipe tumor

Grading sel

2. Radikalitas operasi

3. Staging tumor

Besar specimen dan tumor dalam centimeter

Luas ekstensi tumor

Bentuk tumor

Nodus regional :

Banyak kelenjar limfe yang ditemukan

Benyak kelenjar limfe yang mengandung metastasis

Adanya invasi kapsuler

Metastase ekstranoda

Syarat Biopsi

1. Tidak boleh membuat flap

2. Dilakukan secara tajam

3. Tidak boleh memasang drain

Page 3: PEMERIKSAAN KULIT

4. Letaknya dibagian tumor yang dicurigai

5. Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif (diletakkan dibagian yang akan

diangkat saat operasi definitif)

Indikasi:

1. Biopsi jaringan dilakukan bila terdapat kecurigaan pada massa atau jaringan tubuh kearah

keganasan atau kanker.

2. Biopsi jaringan juga dapat dilakukan untuk menilai kecocokan organ yang akan

ditransplantasikan dengan penerima donor.

3. memastikan diagnosis

4. menjadi dasar bagi pengobatan

5. dilakukan untuk proses pembedahan

Kontra Indikasi:

1. Biopsi insisional pada tumor kecil yang dapat diangkat secara keseluruhan

2. Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)

3. Gangguan faal hemostasis berat (relatif)

4. Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi

Jenis Biopsi

Bentuk yang paling sederhana dari biopsi adalah pengambilan sebagian potongan

tumor yang viable seperti pads kulit atau permukaan lain yang mudah dijangkau dengan tang

pemotong yang sesuai. Prosedur semacam ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan

biasanya dilakukan tanpa pemberian Novocain selama kanker tidak disuplai oleh saraf.

Namun, kadang diperlukan biopsi yang melibatkan jaringan sehat serta yang dicurigai sakit

untuk mendapatkan sel yang hidup. Dalam hal ini , tentu diperlukan anastesi lokal. Ada

beberapa jenis biopsi yaitu:

Biposi Insisional yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau

bedah. Anda akan dibius total atau lokal tergantung lokasi massa, lalu dengan pisau

bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.

Pengambilan jaringan dilakukan dengan menembus tumor. Biopsi ini murni untuk

menentukan diagnosa hingga harus diikuti dengan tindakan lanjutan apakah operasi dan

atau radiasi serta kemoterapi

Page 4: PEMERIKSAAN KULIT

Biopsi Eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian

diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal

tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada

metastase atau penyebaran tumor. Pengambilan jaringan dilakukan tanpa menyentuh

tumor atau keseluruhan tumor dengan batas bebas tumor. Biopsi ini bersifat diagnosa

bagi tumor ganas dan penyembuhan bagi tumor jinak

Biopsi Jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat

jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum) dan bisa

dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai

panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan.

Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi,

sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration

biopsi.

Biopsy Jarum dengan Bantuan Endoskopi. Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel

jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai

panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernafasan,

pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk ke dalam saluran menuju

lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.

Page 5: PEMERIKSAAN KULIT

Punch Biopsy. Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan

dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di

kulit, lalu instrument tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan.

Anda akan dibius lokal saja dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu

dijahit.

Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsi difiksasi, dan dikirim untuk pemeriksaan

patologi dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini adalah untuk

menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis histologisnya.

Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening menentukan staging dari

keganasan. Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional) juga diperiksa untuk mengetahui

apakah seluruh lesi sudah terangkat (tepi bebas dari infiltrasi tumor)

Satu jenis biopsi khusus yang dapat mengetahui sitologi dari lesi adalah FNAB

(fine needle aspiration biopsy). Untuk beberapa jenis keganasan, sensitifitas dan spesifisitas

FNAB sama atau lebih baik dari biopsi konvensional.

Page 6: PEMERIKSAAN KULIT

Prosedur:

1. Pretest:

Selama 1 minggu sebelumnya Anda harus menghentikan segala macam konsumsi

obat yang membuat pembekuan darah terganggu seperti aspirin, Coumadin dan

nonsteroidal anti-inflammatory Drugs (NSAIDs).

Konsultasikan pada dokter apakah Anda harus tetap menkonsumsi obat-obatan

yang diresepkan untuk Anda

2. Intratest:

Pasien akan dibaringkan di atas meja periksa dengan memakai gaun rumah sakit.

X-ray, CT scan atau ultrasonografi mungkin akan dilakukan terlebih dahulu untuk

menentukan lokasi biopsi.

Lokasi biopsi dibersihkan dengan didesinfeksi dengan povidone iodine 10%.

Dilakukan drapping dengan linen steril berlubang

Obat bius dimasukkan ke dalam tubuh. pasien akan merasakan sakit menyengat

ringan.

Saat area biopsi sudah terbius, jarum kecil akan dimasukkan ke area yang akan

diteliti. Pada biopsi insisional, dilakukan sayatan dengan mess berbentuk elips. Pada

biopsi eksisional, dilakukan sayatan dengan mess berbentuk elips dengan margin 1-2

cm diluar tumor

Sebagian jaringan-jaringan atau sel-sel diambil. Dalam beberapa kasus, pembedahan

kecil dapat dilakukan agar jaringan atau benjolan dapat diambil untuk diperiksa.

Beritahu dokter anda jika merasa tidak nyaman.

Setelah itu jarum akan diangkat.

Daerah biopsi akan ditekan lalu akan dipasang kassa kecil. Jika dilakukan

pembedahan , maka akan dilakukan penjahitan.

Jaringan subkutan dijahit dengan benang absorbable dengan simpul di dalam.

Kulit dijahit dengan benang non absorbable dengan jahitan satu-satu.

Spesimen yang diperoleh difiksasi dalam larutan formalin 10% dengan perbandingan

volume minimal 1:5, dan semua bagian spesimen harus terendam dalam

larutan formalin

3. Posttest:

Kemungkinan akan ada memar, rasa tidak nyaman ataupun bengkak di tempat

biopsi dilakukan.

Jika perlu, pakailah obat penghilang rasa sakit yang tidak mengandung aspirin.

Letakkan es batu secukupnya di atas luka untuk mengurangi memar dan bengkak.

Page 7: PEMERIKSAAN KULIT

Hindari aktivitas berat ataupun mengangkat beban lebih dari 2,5 kg selama 24 jam.

Perlahan-lahan pasien dapat melakukan aktivitas normal kecuali ada pemberitahuan

sebelumnya dari dokter.

Hasil tes akan dikirim langsung ke dokter. Dokter akan memberitahukan hasilnya

kepada pasien.

Lain-lain yang hendaknya diketahui.

Bila pasien dibawah pengaruh bius umum, maka tindakan biopsi tidak akan

menimbulkan rasa sakit. Tapi bila biopsi dilakukan dengan bius lokal seperti pada biopsi

jarum, maka pasien mungkin akan merasakan sensasi nyeri tajam akibat tusukan jarum

sesaat saja.

Biasanya dibutuhkan waktu 2-3 hari, tapi ini tergantung keadaan jaringan dan teknologi

laboratorium yang ada.

Bila hasil biopsi dinyatakan normal, maka tidak ada kelainan atau keganasan pada

jaringan yang diambil. Tapi bila hasil biopsi dinyatakan abnormal, bukan berarti anda

terkena kanker. Hasil abnormal berarti ada kelainan pada jaringan yang bisa berarti

jinak atau ganas jadi tanyakan pada dokter anda intrepetasi yang lengkap. Bila hasil

biopsi pasien adalah inconclusive atau tidak dapat disimpulkan, maka kemungkinan

sampel jaringan yang diambil tidak representative dan mungkin biopsi harus diulang.

Bila pengambilan sampel tepat dan pemeriksaan sampel jaringan dilakukan oleh

ahlinya, maka biopsi insisional dan biopsi eksisional hampir 100% tepat. Tetapi khusus

untuk biopsi jarum, maka kemungkinan meleset hanya 2-5 kasus dari 100 kasus kanker.

Bila hasil biopsi jarum meragukan, maka dokter biasanya akan mengambil tindakan

biopsi jaringan.

Efek samping yang mungkin timbul adalah perdarahan, lebam, dan infeksi. Bila pasien

mengalami tanda-tanda tersebut segeralah ke dokter.

Menurut penelitian, biopsi jaringan bila dilakukan oleh ahlinya maka kemungkinan

penyebaran sel kanker melalui darah menjadi minimal.

Kesalahan Biopsi

Selain biopsi eksisi, kesalahan diagnosa dapat terjadi dalam biopsi insisi atau BAJAH

bila jaringan yang diambil tidak cukup.

Penyulit Biopsi

Selain perdarahan, pada tumor ganas, bila tidak dilakukan dengan benar maka dapat

memacu penyebaran penyakit.

Page 8: PEMERIKSAAN KULIT

Komplikasi operasi

a. Perdarahan

Bila hemostasis tidak baik, dapat terjadi perdarahan di daerah operasi. Pada

insisional biopsi tumor, mudah terjadi perdarahan. Bila perdarahan merembes dan

tidak dapat dijahit (jaringan rapuh), dilakukan penekanan dan balut tekan diatas titik

perdarahan

b.Infeksi

Infeksi dapat muncul bila tehnik aseptik tidak dilaksanakan dengan tepat, atau

sudah ada infeksi di daerah yang di biopsi

B. KULTUR DAN SENSITIVITAS

Definisi

Kultur virus dilakukan untuk mengonfirmasi kecurigaan terhadap infeksi virus. Sampel

darah, apusan sputum, dan asupan faringeal merupakan spesimen yang paling umum

digunakan untuk mengidentifikasi virus. Spesimen tersebut diletakkan pada media kultur

virus khusus, yang terbuat dari sel yang sedang tumbuh; virus tidak dapat hidup pada

media yang tidak hidup.

Indikasi

Tujuan

Untuk mengidentifikasi infeksi virus.

Masalah Klinis

POSITIF: Pneumonia (virus), meningitis (virus), rinovirus, sinusitis, konjungtivitis,

shingles, virus varisela zoster, herpes simpleks, enterovirus, influenza,

sitomegalovirus (CMV).

Prosedur

Pretest:

Tidak terdapat pembatasan asupan makanan/ cairan

Menjelaskan kepada klien tentang prosedur pengambilan spesimen

Intra test:

Kumpulkan 5 ml darah vena dalam tabung bertutup hijau dan setelahnya harus

didinginkan.

Page 9: PEMERIKSAAN KULIT

Apusan kultur dapat digunakan untuk mengambil spesimen dari konjungtiva, lesi,

tenggorok, dan rektum. Apusan harus diletakkan dalam media transportasi virus yang

didinginkan.

Post test:

Segera kirimkan spesimen ke laboratorium

Implikasi Keperawatan & Rasional

Kaji riwayat yang berkaitan dengan kemungkinan infeksi virus. Selanjutnya catat

keparahan infeksi.

Catat gejala yang dialami oleh klien, yang berkaitan dengan virus yang dicurigai.

C. TZANCK TEST

Tzanck Tes adalah Pemeriksaan cairan dari bula (melepuh) dalam mencari sel

Tzanck karakteristik varicella (cacar air), herpes zoster, herpes simpleks, dan pemphigus

vulgaris. Dinamakan untuk Arnault kulit Tzanck Rusia (1886-1954)

Etimologi: Arnault Tzanck, Rusia dokter kulit di Perancis, 1886-1954

pemeriksaan mikroskopis dari bahan selular dari lesi kulit untuk membantu

mendiagnosa penyakit vesikuler tertentu. Jaringan dikerik dari dasar vesikel dengan,

ditempatkan pada slide, dan bernoda dengan Wright atau yang noda Giemsa. Sel raksasa

multinuklear adalah diagnostik dari virus herpes atau varicella. Sel pemfigus dan lainnya yang

khas juga dapat diidentifikasi.

Sebuah tes Tzanck, juga dikenal sebagai hapusan Tzanck, adalah tes sederhana

yang dapat dilakukan untuk memeriksa sejumlah kecil infeksi virus. Ini termasuk penyakit

menular seksual (PMS) herpes kelamin.

Identifikasi

Selain herpes kelamin, pap Tzanck dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit

lain yang disebabkan oleh virus herpes, serta penyakit autoimun pemfigus, menurut Murat

Durdu dari Departemen Dermatologi di Universitas Başkent.

Prosedur

Dalam Tzanck smear, sampel diambil dari sakit kulit dengan pisau bedah. Sampel

ini kemudian diwarnai dengan Giemsa Wright-noda, menurut Panduan Merck. Arti Pap

Tzanck digunakan untuk mencari sel-sel raksasa multinuklear (sel besar yang memiliki lebih

dari satu inti) yang terjadi pada herpes dan kondisi yang berkaitan, menurut Panduan Merck.

Manfaat

Page 10: PEMERIKSAAN KULIT

Tzanck pengujian bernilai karena murah dan mudah untuk melakukan, menurut

Durdu.

Pertimbangan

Tzanck pengujian tidak dapat digunakan untuk memeriksa PMS lainnya. Orang-

orang mencari pengujian STD lanjut harus berkonsultasi Planned Parenthood atau Koalisi

Pengurangan Dampak Buruk.

D. SKIN SCRAPING

Scraping Kulit adalah teknik batuan dasar dalam dermatologi yang diterapkan pada

sebagian kasus yang tinggi. Ini memungkinkan baik ketebalan penuh epidermis dan isi folikel

rambut yang akan dijadikan sampel. Hal ini paling sering digunakan dalam diagnosis dari

infestasi parasit seperti sarcoptic, cheyletiellosis kudis dan demodicosis. Umumnya beberapa

situs sampel. Tungau bisa sangat sulit untuk menemukan dalam beberapa kasus.

Sebuah menggores kulit adalah tes diagnostik yang digunakan di hampir setiap

kondisi kulit. Penggunaan penting dari tes ini adalah untuk mendeteksi tungau, yang dalam

ukuran mikroskopis. Tungau jauh terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, dan hanya

dapat positif didiagnosis oleh gesekan kulit dan analisis berikutnya bahan tergores di bawah

mikroskop. Dua tungau biasa kita mendiagnosa oleh gesekan kulit yang kudis Sarcoptic (Kudis)

dan Demodex.

Tungau liang ke dalam kulit atau folikel rambut, beberapa membenamkan lebih dalam

daripada yang lain. Kadang-kadang kita perlu melakukan beberapa mengorek di berbagai

lokasi untuk menemukan tungau. Beberapa tungau memiliki kecenderungan untuk

mempengaruhi daerah-daerah tertentu, jadi ini adalah wilayah kami menekankan ketika kita

melakukan pengujian. Sebuah scraping kulit yang negatif tidak menjamin hewan peliharaan

Anda bebas dari tungau. Tungau Demodex relatif mudah untuk menemukan di bawah

mikroskop, sedangkan Kudis (Sarcoptes) tungau bisa sangat sulit untuk menemukan di bawah

mikroskop.

Mendapatkan Sampel

Langkah pertama adalah dengan lembut mengikis permukaan kulit dengan pisau

bedah. Hal ini akan menghasilkan kulit, rambut, bulu dan kadang-kadang tungau jika mereka

hadir.

Ketika Scraping tersebut dilakukan dengan benar akan ada area kesal kecil di kulit. Ini

menandakan bahwa mengorek dilakukan cukup menyeluruh untuk menemukan tungau yang

bersembunyi dalam. Iritasi minor akan menyelesaikan dalam waktu singkat dan tidak

memerlukan obat-obatan apapun.

Page 11: PEMERIKSAAN KULIT

Analisis

Bahan menggesek dipindahkan ke slide untuk melihat di bawah mikroskop. Slide ini

metodis dianalisis untuk tungau, telur tungau, atau bukti infeksi jamur. Ini memakan waktu 5

menit, sehingga laporan yang tersedia saat Anda menunggu.

Membuat Kerokan Kulit

1. Hapuslah beberapa kali bagian kulit yang akan dikerok dengan kapas dibasahi alkohol

2. Bagian yang dikerok sebaiknya bagian pinggir lesi, yang aktif dan tertutup dengan sisik

3. Keroklah bagian tersebut dengan skalpel

4. Kerokan kult ditamung dalam sebuah cawan petri

Membuat Sedian Langsung Kerokan Kulit

1. Tarulah setetes larutan KOH 10% pada kaca benda

2. Ujung jarum dibasahi dengan larutan KOH, lalu dikenakan pada kerokan kulit, sehingga

kerokan tersebut menempel pada ujung jarum

3. Kerokan kulit atau sisik diletakkan pada tetesan larutan KOH, lalu ditutup dengan kaca

tutup

4. Tunggu 10 menit, atau lewatkan sediaan tersebut beberapa kali diatas nyala api

5. Periksa dibawah mikroskop dengan kondensor rendah, mula-mula dengan pembesaran 10

x 10 untuk mencari bagian kulit yang akan diperiksa, kemudian dengan pembesaran 10 x

45.

Membuat Sediaan dari Biakan Jamur

1. Ambil sedikit koloni jamur dari biakan, dengan menggunakan jarum yang ujungnya

dibengkkkan. Letakkan koloni tersebut pada kaca benda dalam satu tetes alkohol 70%

(untuk mencegah terbentuknya gelembung udara).

2. Teteskan lactophenol cotton blue.

3. Uraikan jamur tersebut dengan menggunakan 2 jarum secara hati-hati. Bila koloni ragi

buatlah emulsi dengan jarum atau sengkelit.

4. Sediaan ditutup dengan kaca tutup

5. Lihat dibawah mikroskop denga pembesaran kecil, kemudian dengan pembesaran besar.

Koleksi Prosedur:

Page 12: PEMERIKSAAN KULIT

1) Label slide dengan pertama dan terakhir tanggal pasien, nama lahir dan sumber

spesimen dengan pensil di ujung buram dan tempat dalam wadah yang diisi dengan

etanol 95% sehingga slide yang benar-benar tertutup.

2) Lembut mengikis wilayah kelainan. Jika lesi abnormal vesikel, hapus menutupi dan

mengikis baik pada dasar vesikel dan sekitar pinggirannya.

3) Hapus salah satu slide dari fiksatif tersebut. Cepat dan merata Pap bahan yang

dikumpulkan di salah satu slide kaca.

4) Segera kembali membenamkan slide dalam fiksatif. Ulangi proses dengan slide kedua,

jika perlu, untuk hasil diagnostik yang lebih baik.

5) Ulangi proses untuk daerah tambahan jika diperlukan. Setelah pengumpulan,

meninggalkan slide dalam etanol 95%.

6) Menyerahkan spesimen dan bentuk permintaan menyelesaikan tes ke Laboratorium

Sitopatologi.

Transportasi:

Setiap spesimen harus ditempatkan dalam wadah berlabel yang jelas adalah bukti bocor.

Tempat spesimen dalam kantong transportasi Biohazard. Kertas permintaan (s) yang

menyertai spesimen atau slide dalam fiksatif harus ditempatkan di kantong luar tas

Biohazard untuk menghindari paparan untuk setiap kebocoran fiksatif.

Penyebab penolakan:

permintaan resmi pasien yang tidak lengkap, berlabel / spesimen salah berlabel, spesimen

beku, tes yang salah memerintahkan untuk spesimen, spesimen di fiksatif yang salah atau

kedaluwarsa, spesimen dari orang yang tidak sah. Tidak dapat diterima kondisi: Air-kering

tercoreng.

Catatan:

mengorek harus dari daerah yang terinfeksi.

1) Identifikasi kulit di daerah untuk dikorek (antara lipatan kulit, garis merah, titik pensil

seperti titik-titik).

2) Mengikis kulit dengan tepi pisau bedah. Gunakan tutup pembawa batin sebagai tahap

kerja.

3) Transfer materi yang melekat pada pisau bedah ke slide kaca dengan menekan lembut.

4) Tambahkan 1 atau 2 tetes minyak mineral dari segmen minyak menembus ke slide, dan

campuran sel-sel kulit dan minyak.

5) Label slide dengan menulis nama belakang pasien, nama pertama dan tanggal pada

bagian beku dari slide.

Page 13: PEMERIKSAAN KULIT

6) Tempatkan slide dalam pembawa slide, tape itu tertutup, dan tempat dalam tas

Biohazard. Tas harus disertai dengan bentuk sesuai dengan identifikasi pasien yang

relevan, sejarah klinis, dokter meminta dan lokasi kulit yang telah tergores.

E. PATCH TEST (UJI TEMPEL)

Uji tempel digunakan untuk mengetahui hipersensitivitas terhadap suatu bahan

yang kontak dengan kulit. Menurut American Academy of Allergy, Asthma, And Immunology

bahwa uji tempel ini merupakan golden standart untuk identifikasi dermatitis kontak,

terutama untuk penderita yang kronik dan berulang. Pelaksanaan uji tempel dilakukan setelah

dermatitisnya sembuh (tenang), bila mungkin setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel

biasanya di punggung, dapat pula di bagian luar lengan atas. Bahan uji diletakkan pada

sepotong kain atau kertas, ditempelkan pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan

impermeable, kemudian direkat dengan plester. Setelah 48 jam dibuka. Reaksi dibaca setelah

48 jam (pada waktu dibuka). Untuk bahan tertentu bahkan baru memberi reaksi setelah satu

minggu. Hasil positif dapat berupa eritema dengan urtika sampai vesikel atau bula. Penting

dibedakan, apakah reaksi karena alergi kontak atau karena iritasi, sehubungan dengan

konsentrasi bahan uji terlalu tinggi. Bila oleh karena iritasi reaksi akan menurun setelah 48

jam (reaksi tipe decrescendo), sedangkan reaksi alergi kontak makin meningkat (reaksi tipe

crescendo).

Syarat uji tempel adalah dermatitis dalam keadaan tenang atau sudah sembuh agar

tidak terjadi angry back, pemakaian kortikosteroid topical harus di hentikan sekurang –

kurangnya 1 minggu, uji tempel dilakukan dengan dengan bahan standar atau bahan yang

dicurigai. Hasil dapat berupa: tidak ada reaksi (0),eritema (+),eritema dan papul (++),

eritema,papula dan vesikula(+++), udema yang jelas dan vesikula (++++) (pembacaan hasil

menurut Fisher).

Uji tempel digunakan untuk mengetahui hipersensitivitas terhadap suatu bahan

yang kontak dengan kulit. Menurut American Academy of Allergy, Asthma, And Immunology

bahwa uji tempel ini merupakan golden standart untuk identifikasi dermatitis kontak,

terutama untuk penderita yang kronik dan berulang.

Pelaksanaan uji tempel dilakukan setelah dermatitisnya sembuh (tenang), bila

mungkin setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel biasanya di punggung, dapat pula di

bagian luar lengan atas. Bahan uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas, ditempelkan

pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan impermeable, kemudian direkat dengan plester.

Setelah 48 jam dibuka. Reaksi dibaca setelah 48 jam (pada waktu dibuka). Untuk bahan

tertentu bahkan baru memberi reaksi setelah satu minggu. Hasil positif dapat berupa eritema

Page 14: PEMERIKSAAN KULIT

dengan urtika sampai vesikel atau bula. Penting dibedakan, apakah reaksi karena alergi

kontak atau karena iritasi, sehubungan dengan konsentrasi bahan uji terlalu tinggi. Bila oleh

karena iritasi reaksi akan menurun setelah 48 jam (reaksi tipe decrescendo), sedangkan reaksi

alergi kontak makin meningkat (reaksi tipe crescendo).

Syarat uji tempel adalah dermatitis dalam keadaan tenang atau sudah sembuh agar

tidak terjadi angry back, pemakaian kortikosteroid topical harus di hentikan sekurang –

kurangnya 1 minggu, uji tempel dilakukan dengan dengan bahan standar atau bahan yang

dicurigai. Hasil dapat berupa: tidak ada reaksi (0),eritema (+),eritema dan papul (++),

eritema,papula dan vesikula(+++), udema yang jelas dan vesikula (++++) (pembacaan hasil

menurut Fisher).

Uji tempel sering dipakai untuk membuktikan dermatitis kontak. Suatu serisediaan

uji tempel yang mengandung berbagai obat ditempelkan pada kulit(biasanya daerah

punggung) untuk dinilai 48-72 jam kemudian.

Uji tempel dikatakan positif bila terjadi erupsi pruritus, eritema, dan vesikular yang

serupa dengan reaksi. Klinis alergi sebelumnya, tetapi dengan intensitasdan skala lebih ringan.

Gambar 19. Patch test

Persiapan

Pastikan bahwa kondisi antigen yang digunakan dalam keadaan layak

pakai,p e r h a ti k a n c a r a p e n y i m p a n a n d a n t a n g g a l k a d a l u a r s a n y a H a r u s

d i i n g a t b a h w a kortikosteroid dan obat imunosupresan dapat menekan reaksi ini sehingga

memberihasil negatif palsu. Setelah itu lakukan anamnesis tentang apakah pernah

berkontak sebelumnya dengan antigen yang akan digunakan.

Melakukan uji

K a l a u m e m u n g k i n k a n g u n a k a n a p l i k a t o r s e p e r t i d i a t a s s e h i n g g a

d a p a t digunakan banyak antigen sekaligus. Hati-hati sewaktu melepas penutup

Page 15: PEMERIKSAAN KULIT

antigen,harus dengan posisi menghadap ke atas sehingga antigen tidak tumpah. Kalau

tidak a d a a p l i k a t o r s e p e r t i i t u d a p a t d i g u n a k a n a n t i g e n y a n g m u d a h

d i d a p a t ( t e t a n u s , tuberculin, dan sebagainya). Dengan menggunakan alat

suntik tuberkulin, pastikanbahwa sejumlah 0,1 ml antigen masuk secara intrakutan hingga

berbentuk gelembung dan tidak subkutan. Beri tanda dengan lingkaran masing-

masing lokasiantigen.

Hasil pemeriksaan

Hasil uji dibaca setelah 24-48 jam. Bila setelah 24 jam hasil tes tetap negatif maka

cukup aman untuk memberikan dosis antigen yang lebih kuat. Indurasi

yangterjadi harus diraba dengan jari dan ditandai ujungnya, diukur dalam mm

dengandiameter melintang (a) dan memanjang (b). Untuk setiap reaksi gunakan

formula(a+b):2. Suatu reaksi disebut positif bilamana (a+b):2=2 mm atau lebih.

Efek samping

Dapat terjadi suatu reaksi kemerahan yang persisten selama 3-10 hari

tanpameninggalkan sikatriks. Pada orang yang sangat sensitif dapat timbul

vesikel danulserasi pada lebih dari satu lokasi antigen.

Interpretasi

Uji kulit ini saja tidak cukup untuk menyimpulkan status imunologik

selular s e s e o r a n g k a r e n a u n t u k d a p a t d i s i m p u l k a n h a s i l u j i h a r u s

d i s e s u a i k a n d e n g a n anamnesis dan keadaan klinik. Untuk menilai suatu uji

kulit, seperti juga prosedur diagnostik yang lain, sangat tergantung pada pemeriksanya.

Bila disimpulkan bahwakemungkinan terdapat gangguan pada sistem imunitas selular, maka

dapatdipertimbangkan pemberian imunoterapi. Tetapi untuk memulai terapi

sebaiknyapemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan secara in vivo.

F. PCR

Sebuah tes PCR herpes dilakukan ketika seseorang memiliki wabah herpes. Secara

umum, ada dua pendekatan untuk mendiagnosis herpes, baik melalui tes laboratorium atau

melalui pemeriksaan fisik dan sejarah. Dalam tes laboratorium, virus yang terdeteksi langsung

dari lesi kulit. Usap-raba di daerah yang sakit. Kemudian dikirim untuk salah satu tes beberapa

usap disebut budaya, FA, atau tes PCR. Kebanyakan pihak merasa tes laboratorium yang

akurat harus digunakan untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan fisik dan sejarah herpes

sarana paling dapat diandalkan herpes mendiagnosis.

Pengujian untuk virus langsung dari kulit berguna jika gejala kelamin yang hadir

selama waktu kunjungan ke dokter. Diagnosa herpes dengan hanya melihat sebuah lesi atau

Page 16: PEMERIKSAAN KULIT

sakit tidak memberikan diagnosis yang akurat karena infeksi atau iritasi lainnya dapat terlihat

seperti herpes. Dengan demikian, dan karena HSV adalah penyakit kronis, konfirmasi

diagnosis dengan tes laboratorium dianjurkan oleh hampir semua otoritas medis.

Polymerase Chain Reaction atau PCR Test

Polymerase Chain Reaction atau Test PCR adalah metode yang digunakan untuk

menganalisis urutan pendek DNA atau RNA bahkan dalam sampel yang mengandung hanya

jumlah menit DNA atau RNA. Herpes PCR digunakan untuk mereproduksi atau memperkuat

bagian yang dipilih dari DNA atau RNA. Sebelumnya, amplifikasi DNA yang terlibat kloning

segmen bunga menjadi vektor untuk ekspresi dalam bakteri, dan mengambil minggu. Tapi

sekarang, dengan tes PCR dilakukan dalam tabung uji, hanya dibutuhkan beberapa jam. Tes

PCR sangat efisien, sehingga tak terhitung salinan dapat dibuat dari DNA.

Pengujian PCR untuk Diagnosa herpes

PCR herpes pengujian adalah metode yang paling akurat untuk mendiagnosa

herpes. Teknik PCR membuat banyak salinan dari bahan genetik virus baik DNA atau RNA

dalam waktu singkat sehingga bahkan sejumlah kecil virus cukup untuk tes positif. Hal ini

memungkinkan PCR untuk mendiagnosis secara akurat dan andal herpes. Sebuah waktu yang

sangat singkat hanya sekitar 4 jam diperlukan sekali spesimen tiba di laboratorium. PCR

herpes tes juga dapat mengetahui apakah HSV-1 atau HSV-2 hadir. PCR tes hanya cukup

sensitif untuk menemukan lesi herpes pada yang tidak mengandung virus banyak. Metode ini

memberikan peningkatan 23% dalam sensitivitas dan spesifisitas 100% pada korelasi untuk

biakan virus. Hal ini dapat dilakukan pada sel atau cairan dari darah luka atau pada atau pada

fluida lain seperti cairan tulang belakang orang tersebut. Tes PCR tidak umum dilakukan pada

lesi kulit sendiri tapi yang terbaik adalah untuk pengujian cairan tulang belakang.

Apa PCR (polymerase chain reaction)?

PCR (polymerase chain reaction) merupakan metode untuk menganalisis urutan

pendek DNA (atau RNA) bahkan dalam sampel yang hanya berisi jumlah menit DNA atau RNA.

PCR digunakan untuk mereproduksi (memperkuat) bagian yang dipilih dari DNA atau RNA.

Sebelumnya, amplifikasi DNA yang terlibat kloning segmen bunga menjadi vektor untuk

ekspresi dalam bakteri, dan mengambil minggu. Tapi sekarang, dengan PCR dilakukan dalam

tabung reaksi, hanya dibutuhkan beberapa jam. PCR sangat efisien sehingga tak terhitung

salinan dapat dibuat dari DNA.

Selain itu, PCR menggunakan molekul yang sama bahwa alam menggunakan untuk

menyalin DNA:

Dua "primer", sekuens DNA untai tunggal pendek yang disintesis untuk sesuai dengan awal

dan akhir dari bentangan DNA yang akan disalin;

Page 17: PEMERIKSAAN KULIT

Sebuah enzim yang disebut polimerase yang bergerak di sepanjang segmen DNA,

membaca kode dan perakitan salinan; dan

Setumpuk blok bangunan polimerase DNA yang perlu membuat salinan itu.

Bagaimana PCR (polymerase chain reaction) dilakukan?

Seperti diilustrasikan dalam gambar animasi PCR, tiga langkah utama yang terlibat

dalam PCR. Ketiga langkah ini diulang untuk 30 atau 40 siklus. Siklus yang dilakukan pada

pengendara sepeda otomatis, perangkat yang dengan cepat memanaskan dan mendinginkan

tabung uji yang mengandung campuran reaksi. Setiap langkah - denatauration (perubahan

struktur), anil (bergabung), dan ekstensi - berlangsung pada suhu yang berbeda:

1) Denaturasi: Pada 94 C (201,2 F), DNA beruntai ganda mencair dan membuka ke dua

potong DNA beruntai tunggal.

2) Annealing: Pada suhu sedang, sekitar 54 C (129,2 F), primer berpasangan (anil) dengan

"template" beruntai tunggal (. Template adalah urutan DNA yang akan disalin) Pada

panjang kecil double-stranded DNA (primer bergabung dan template), polimerase

menempel dan mulai menyalin template.

3) Extension: Pada 72 C (161,6 F), polimerase karya terbaik, dan blok bangunan DNA

komplementer untuk template yang digabungkan untuk primer, membuat molekul DNA

double stranded.

Dengan satu siklus, segmen tunggal double-stranded DNA template diperkuat

menjadi dua bagian yang terpisah dari DNA beruntai ganda. Kedua potongan tersebut

kemudian tersedia untuk amplifikasi di siklus berikutnya. Sebagai siklus yang berulang,

semakin banyak salinan yang dihasilkan dan jumlah salinan dari template meningkat secara

eksponensial.

Apa tujuan melakukan PCR (polymerase chain reaction)?

Untuk melakukan PCR, DNA asli yang seseorang ingin menyalin tidak perlu murni

atau berlimpah. Hal ini dapat murni tetapi juga dapat menjadi bagian menit campuran bahan.

Jadi, PCR telah menemukan kegunaan yang luas dan tak terhitung - untuk mendiagnosa

penyakit genetik, melakukan sidik jari DNA, menemukan bakteri dan virus, penelitian evolusi

manusia, kloning DNA dari sebuah mumi Mesir, membangun ayah atau hubungan biologis, dll.

Dengan demikian, PCR telah menjadi alat penting bagi ahli biologi, laboratorium forensik

DNA, dan laboratorium lain yang mempelajari materi genetik.

Bagaimana PCR (polymerase chain reaction) ditemukan?

PCR Kary Mullis ditemukan oleh. Pada saat ia terpikir PCR pada tahun 1983, Mullis

sedang bekerja di Emeryville, California untuk Cetus, salah satu perusahaan bioteknologi

pertama. Di sana, ia didakwa dengan membuat rantai pendek DNA untuk ilmuwan lain. Mullis

Page 18: PEMERIKSAAN KULIT

telah menulis bahwa ia dikandung PCR sambil meluncur di sepanjang Pacific Coast Highway

128 suatu malam di sepeda motornya. Ia bermain dalam pikirannya dengan cara baru

menganalisis perubahan (mutasi) dalam DNA ketika ia menyadari bahwa ia bukannya

menemukan sebuah metode untuk memperkuat DNA setiap wilayah. Mullis telah

mengatakan bahwa sebelum perjalanan sepeda motornya sudah berakhir, dia sudah

menikmati prospek Hadiah Nobel. Ia berbagi hadiah Nobel Kimia dengan Michael Smith pada

tahun 1993.

Seperti Mullis telah tertulis dalam Scientific American:.. "Dimulai dengan satu

molekul DNA bahan genetik, PCR dapat menghasilkan 100 miliar molekul serupa di sore reaksi

ini mudah untuk mengeksekusi Hal ini membutuhkan tidak lebih dari sebuah tabung uji,

beberapa reagen sederhana, dan sumber panas. "

Apa itu RT PCR?

RT-PCR (reverse transcriptase-polymerase chain reaction) merupakan teknik yang

sangat sensitif untuk deteksi dan kuantisasi mRNA (messenger RNA). Teknik ini terdiri dari dua

bagian:

• Sintesis cDNA (DNA komplementer) dari RNA dengan transkripsi terbalik (RT) dan

• Para amplifikasi cDNA tertentu dengan reaksi rantai polimerase (PCR).

RT-PCR telah digunakan untuk mengukur viral load HIV dan juga dapat digunakan

dengan virus RNA lainnya seperti campak dan gondok.

Akurasi dan Keandalan Tes PCR

Sebuah studi memamerkan akurasi dan validitas tes PCR herpes. Lebih dari 36.000

spesimen yang diuji oleh budaya dan uji PCR, 3377 yang positif dengan PCR tetapi negatif oleh

budaya. Banyak spesimen yang positif hanya dengan PCR dikumpulkan dalam bulan-bulan

musim panas hangat. Kondisi transportasi yang hangat dapat membahayakan virus sehingga

tidak dapat menginfeksi sel kultur namun tes PCR tidak terpengaruh. Ini adalah alasan lain tes

PCR lebih akurat daripada tes kultur virus.

Pro dan Kontra Tes PCR Herpes

Karena test PCR lebih sensitif dibandingkan budaya atau sitologi, virus dapat

terdeteksi untuk jangka waktu lebih baik sebelum dan sesudah wabah. Tingkat negatif palsu

deteksi budaya mulai meningkat secara dramatis 48 sampai 72 jam setelah wabah.

Selanjutnya, Herpes budaya memerlukan pengumpulan terpisah yang harus didinginkan. PCR

herpes tes dilakukan langsung dari botol, dan dapat disimpan pada suhu kamar.

Page 19: PEMERIKSAAN KULIT

Meskipun keuntungan yang menarik dari pengujian PCR, tidak banyak tersedia dan

lebih mahal daripada budaya atau herpes FA tes. Tapi PCR lebih mungkin untuk memberikan

jawaban yang benar. Kesempatan herpes hilang dalam lesi dengan kultur atau FA jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan PCR. Jika PCR herpes tes tidak terjangkau atau tersedia untuk

Anda, serologi jenis tes darah khusus adalah alternatif yang baik untuk melihat apakah Anda

telah terinfeksi dengan HSV.

Lab Investigasi: Pemeriksaan suatu Gene Single

Dalam investigasi laboratorium, Anda akan menggunakan polymerase chain reaction

(PCR) untuk memeriksa bagian yang sangat kecil DNA.

Mengekstrak DNA

Bahan / Peralatan yang Dibutuhkan

Untuk kelas:

• Microwave

• Micropipet

• Micropipet tips

Untuk setiap strain bakteri:

• Tusuk gigi

• steril air

• 1,5 ml tabung microfuge

• Bakteri koloni dari masing-masing agar-agar LB + ampicillian

Prosedur

1) Memperoleh dua tabung microfuge dengan 20 air steril yang telah dibagikan ßl ke

dalamnya. Label Anda tabung-cahaya / cahaya tidak

2) Satu piring garis hitam: Gunakan pipet tip pipet steril pada untuk menempatkan

sejumlah kecil bakteri ke dalam air steril di pipet, tabung campuran air / bakteri atas

dan ke bawah beberapa kali untuk sepenuhnya mengusir sel-sel.

3) Tiga garis piring: Ulangi langkah 1-2 dengan piring kedua bakteri dalam tabung

microfuge kedua

4) Tutup tabung dan microwave selama 2 menit pada tinggi untuk meledak sel dan

melepaskan DNA mereka.

5) DNA bakteri sekarang siap untuk PCR. Simpan dalam freezer sampai siap untuk

digunakan.

Page 20: PEMERIKSAAN KULIT

Melakukan PCR

Bahan / Peralatan yang Dibutuhkan

Untuk kelas:

• thermocycler

• microcentrifuge (opsional)

• Micropipet

• Micropipet tips

• MasterMix (dari Eppendorf, Anda dapat menggunakan manik-manik PCR atau Anda

dapat mencampur campuran menguasai Anda sendiri, satu dari Eppendorf sangat

ekonomis).

Untuk reaksi masing-masing:

Untuk PCR 0,2 ml microfuge tabung tambahkan

10 ml of Eppendorf 2.5X MasterMix which contains:

• air steril

• MgCl2

• PCR buffer

• nukleotida (juga disebut dNTP)

• polimerase Taq DNA

5 diekstraksi DNA ml (DNA dari cahaya dan tidak ada bakteri cahaya)

5 ml dari primer ke depan

5 ml dari primer reverse

Prosedur

1) Label cahaya microfuge tabung / cahaya tidak

2) Menggunakan micropipet dengan ujung yang bersih, tambahkan 5 ml DNA diekstraksi

ke tabung yang sesuai.

3) Setelah menambahkan DNA, tambahkan campuran 10μl master dan 5 ml dari masing-

masing primer ke tabung. Jika perlu, tekan dengan lembut Anda tabung di meja untuk

mendapatkan semua cairan ke bagian bawah tabung.

4) Tempatkan tabung Anda ke thermocycler untuk menjalankan 'GFP' program. Program

ini adalah 30 siklus:

• 94 ° C selama 30 detik

• 55 ° C selama 45 detik

• 72 ° C selama 1,5 menit

5) Setelah siklus selesai, reaksi PCR dapat didinginkan atau dipersiapkan untuk

elektroforesis.

Page 21: PEMERIKSAAN KULIT

Elektroforesis reaksi PCR Anda

Bahan / Peralatan yang Dibutuhkan

• Elektroforesis aparat, elektroda, dan pasokan listrik

• Micropipet

• Micropipet tips

• Memuat pewarna

• 0,8% gel agarosa

• spidol berat molekul (1 tabung per gel)

• Air mandi di 55 ° C atau hot plate

• Termometer untuk mandi air

• TAE buffer

• etidium bromida kertas (1 per potong gel)

• Pewarnaan baki

• Sarung tangan (untuk penanganan etidium bromida)

• Kotak sinar UV

• sinar UV polaroid mengatur (termasuk kamera, film, konektor kamera, dan perisai

cahaya)

• Biohazard tas

Prosedur

Menuangkan gel agarosa

1) Dapatkan aparat elektroforesis dan segel kedua ujung baki gel dengan tape atau

sumbat.

2) Pastikan satu sisir di tempat pada elektrode negatif (akhir hitam gel).

3) Tuangkan agarosa meleleh ke ruang gel sampai gel adalah sekitar 5 mm mendalam.

Biarkan mengeras agarosa, yang harus mengambil 5-10 menit. Jangan menyentuh /

memindahkan gel Anda sampai sulit. Sementara itu, siapkan reaksi PCR Anda untuk

elektroforesis.

Elektroforesis reaksi PCR Anda

1) Menggunakan micropipet dengan ujung yang bersih, pipet 5 ml loading dye gel ke

dalam tabung reaksi Anda PCR. Anda akan memuat baik reaksi PCR dan sampel DNA

penanda standar ke gel. Sebuah penanda DNA standar memiliki banyak potongan

DNA yang berbeda ukuran sehingga Anda dapat membandingkannya dengan DNA

dari reaksi PCR Anda untuk mencari tahu apa ukuran sepotong itu. Dua atau tiga

Page 22: PEMERIKSAAN KULIT

kelompok dapat berbagi gel, tetapi hanya satu penanda berat molekul yang

dibutuhkan per gel.

2) Buatlah gambar gel Anda dan label di mana sumur Anda akan beban yang sampel

(PCR reaksi (s), DNA penanda). Jadilah tertentu untuk memiliki informasi di mana

kelompok-kelompok lainnya yang ditambahkan sampel mereka.

3) Ketika gel Anda telah mengeras, lepaskan pita atau sumbat.

4) Load sampel Anda ke dalam sumur - pastikan Anda melacak mana sampel Anda

memuat di mana sumur.

5) Tuangkan TAE buffer hati-hati sehingga memenuhi electrophoresisapparatus dan

hanya mencakup gel.

6) Jalankan gel yang! Pasang elektroda ke aparat elektroforesis Anda (merah ke merah,

hitam ke hitam), berhati-hati untuk tidak bump gel Anda terlalu banyak.

7) Plug sumber daya ke stopkontak dan mengatur tegangan untuk sekitar 100 V (max =

120 V).

8) Biarkan menjalankan gel sampai pewarna bermigrasi sekitar 5-6 cm dari sumur

(sekitar 20-25 menit).

9) Matikan power supply, lepaskan elektroda, dan menghapus bagian atas

electrophoresisapparatus tersebut.

10) Hati-hati menghapus gel. Gel dapat dibungkus dalam bungkus plastik dan disimpan

di lemari es atau ditempatkan dalam nampan pewarnaan untuk pewarnaan DNA.

Pewarnaan gel untuk meneliti reaksi PCR

1) Tempat pewarnaan gel dalam baki

2) Menggunakan sarung tangan, menghapus plastik dari lembar ethidium bromida dan

tempat kertas ethidium bromida pada gel. Lembut menggosok kertas dengan jari-

jari Anda untuk memastikan itu adalah menghubungi gel seluruh.

3) Stain selama sekitar 10 menit.

4) Masukan gel pada kotak sinar UV dan, dengan perisai UV bawah, melihat gel Anda.

5) Mengambil gambar polaroid gel Anda.

Analisis

Apa yang Anda lihat pada gel Anda? Apakah bakteri memperkuat gen GFP dari pGLO

plasmid? Mengapa atau mengapa tidak? Apa lagi yang bisa Anda lakukan untuk

memastikan DNA diperkuat adalah gen GFP?

Page 23: PEMERIKSAAN KULIT

G. SEROLASI

Uji serologi adalah membedakan bakteri berdasarkan sifat-sifat antigeniknya. Uji

serologi telah digunakan secara luas untuk diagnosis laboratories penyakit menular. Uji

laboratories yang didasarkan pada reaksi antigen-antibodi memperluas keterampilan

diagnostic para ahli klinik dan mempedomani usaha-usaha pengobatan. Uji serologi

merupakan bagian yang besar dari teknik laboratories yang tersedia untuk membantu para

ahli klinik. Uji serologi yang terpenting dan digunakan paling luas mencakup reaksi-reaksi

aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen.

Antibody (immunoglobulin) adalah sekelompok lipoprotein dalam serum darah dan

cairan jaringan pada mamalia. Antibody memiliki lebih dari satu tempat pengkombinasian

antigen. Kebanyakan antibody makhluk hidup mempunyai 2 tempat pengkombinasian yang

disebut bivalen. Beberapa antibody bivalen dapat membenuk beraneka antibody yang

mempunyai lebih dari 10 tempat pengkombinasian antigen.

Antigen adalah bahan yang asing untuk badan, terdapat dalam manusia atau organisme

multiseluler lain yang dapat menimbulkan pembentukan antibody terhadapnya dan

dengan antibody itu antigen dapat bereaksi dengan khas. Sifat antigenik dapat ditentukan

oleh berat molekulnya.. Salmonella dan jenis-jenis lainnya dalam family Enterobacteriaceae

mempunyai beberapa jenis antigen, yaitu antigen O (somatic), H (Flagella), K (Kapsul) dan Vi

(Virulen). Antigen di dalam reaksi aglutinasi dapat berupa sel atau partikel, misalnya partikel

latex yang permukaannya telah diresapi antigen yang dapat larut, ditambahkannya

antibody yang homolog akan menyebabkan terjadinya aglutinasi atau penggumpalan,

sehingga menghasilkan agregat kasat mata sel-sel itu, reaksi aglutinasi juga digunakan di

dalam penggolongan dan penentuan tipe darah manusia.

Uji serologis merupakan sebuah metode yang digunakan untuk melihat gambaran titer

antibodi di dalam tubuh ayam. Pengaplikasian uji serologis ini kurang lebih ada 4 tujuan, satu

diantaranya ialah untuk memantau hasil vaksinasi. Dalam perkembangannya, peternak mulai

menyadari perlunya melakukan uji serologis terlebih lagi dengan semakin banyaknya jenis

penyakit atau padatnya jadwal vaksinasi. Melalui uji serologis, pelaksanaan vaksinasi ulang

pun menjadi lebih tepat. Selain itu, hasil uji serologis juga dapat digunakan sebagai

peneguhan diagnosa suatu penyakit. Titer antibodi dari penyakit viral seperti Newcastle

diseases (ND), avian influenza (AI), infectious bursal disease (IBD/gumboro), infectious

bronchitis (IB) dan egg drops syndrome (EDS) maupun penyakit bakterial yaitu korisa,

salmonella dan chronic respiratory disease (CRD) dapat diketahui melalui uji serologis.

Metode Uji Serologi

Page 24: PEMERIKSAAN KULIT

HI test dan ELISA merupakan metode uji serologi yang telah familiar bagi peternak.

Kedua metode uji tersebut seringkali menjadi pilihan bagi peternak. Bahkan ada beberapa

peternak yang telah menjadikan seperangkat alat HI test sebagai sebuah investasi untuk

mendukung usaha peternakannya. Beberapa metode uji serologi yang diaplikasikan antara

lain :

Haemagglutination Inhibition (HI) test

Secara bahasa haemagglutination inhibition dapat diartikan sebagai hambatan

haemaglutinasi. Sedangkan haemaglutinasi merupakan penggumpalan dari sel darah

merah. Kemampuan mengaglutinasi tidak dimiliki oleh semua virus atau bakteri yang

menyerang ayam tetapi hanya beberapa virus dan bakteri yang memiliki zat

haemaglutinin, diantaranya paramyxovirus (ND), poxvirus (Pox), adenovirus (EDS),

orthomyxovirus (AI), bakteri Mycoplasma sp., Haemophilus paragallinarum maupun

Salmonella pullorum. Zat haemaglutinin yang terdapat dalam tubuh virus atau bakteri

tersebut bersifat antigenik yang dapat merangsang terbentuknya antibodi spesifik.

Antibodi yang terbentuk tersebut memiliki kemampuan mengambat terjadinya aglutinasi

darah yang disebabkan oleh haemaglutinin dari virus atau bakteri.

Hasil HI test ditunjukkan dari ada tidaknya proses aglutinasi.

(A = terjadi aglutinasi dan B = tidak terjadi aglutinasi)

HI test menggunakan reaksi hambatan haemaglutinasi tersebut untuk membantu

menentukan diagnosa penyakit secara laboratorium dan mengetahui status kekebalan

tubuh (titer antibodi, red). Prinsip kerja dari HI test ialah mereaksikan antigen dan serum

dengan pengenceran tertentu sehingga dapat diketahui sampai pengenceran berapa

antibodi yang terkandung dalam serum dapat menghambat terjadinya aglutinasi eritrosit.

HI test merupakan metode uji serologis yang mudah dilakukan dan hasilnya dapat

diketahui dengan cepat.

Page 25: PEMERIKSAAN KULIT

HI test merupakan metode uji serologis yang relatif mudah dilakukan

dan hasil yang diperolehnya pun cepat

Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

ELISA sebagai salah satu metode uji serologis mempunyai satu kelebihan yaitu

mampu mendeteksi beberapa jenis antibodi dari 1 sampel serum (tergantung dari kit ELISA

yang digunakan). ELISA juga memiliki tingkat spesifikasi (yaitu kemampuan mendeteksi

ayam yang tidak terinfeksi atau ayam yang tidak terinfeksi dinyatakan negatif) yang tinggi.

Peralatan yang digunakan dalam uji serologis melalui

ELISA salah satunya ialah microreader

Metode uji ini banyak digunakan untuk mendeteksi infeksi virus (IB atau IBD)

maupun bakteri, seperti Salmonella sp. dan Pasteurella multocida. ELISA juga merupakan

metode uji serologis yang cepat untuk menguji sampel dalam jumlah besar. Namun

peralatannya, seperti reader, washer dan komputer relatif mahal.

Agar Gel Precipitation (AGP)

Metode uji serologis ini termasuk metode yang sederhana untuk mendeteksi

antibodi terhadap berbagai virus berdasarkan reaksi positif (+) atau negatif (-). Namun AGP

akan mendeteksi semua strain virus tanpa memperhatikan serotipenya. Meski relatif

belum dikenal oleh peternak, metode ini seringkali digunakan untuk mendeteksi antibodi

dari virus IB dan fowl adenovirus (FAV) atau inclusion body hepatitis.

Page 26: PEMERIKSAAN KULIT

Rapid Plate Aglutination (RPA)

RPA merupakan metode uji serologis yang sesuai dan mudah digunakan untuk

mendeteksi antobodi yang dihasilkan saat ada infeksi atau vaksinasi bakteri Mycoplasma

sp. dan Salmonella sp. Metode uji ini juga relatif fleksibel karena dapat dilakukan di

laboratorium maupun langsung saat berada di kandang.

Cara metode uji ini juga sangat mudah, hanya dengan mencampur satu tetes

serum dengan satu tetes antigen kemudian dikocok selama 2 menit. Jika terjadi aglutinasi

(penggumpalan) maka reaksi dinyatakan positif dan sebaliknya jika tidak terjadi aglutinasi

hasil uji serologis dinyatakan negatif. Oleh karena itu, metode uji serologis ini hanya

menunjukkan ada tidaknya titer antibodi, namun tidak bsia menentukan tinggi rendahnya

(nilai) dari antibodi yang terdapat dalam tubuh ayam.

Serum Neutralisation (SN) test

Serum neutralisation (SN) test merupakan metode uji serologis yang paling mahal

diantara ke-4 metode uji sebelumnya. Metode uji ini membutuhkan peralatan yang mahal.

Selain itu, dalam metode ini diperlukan telur spesific pathogenic free (SPF) untuk persiapan

kultur jaringan atau kultur organ. Metode uji ini paling tepat digunakan untuk mendeteksi

antibodi terhadap serotipe yang berbeda dari virus yang diuji. Titer antibodi yang dapat

diuji dengan SN test antara lain IB dan FAV.

Titik Kritis Pertama Penentu Keberhasilan Diagnosa

Pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan tepat

Itulah metode pengambilan dan penanganan sampel darah. Oleh karena itu teknik

pengambilan dan penanganan sampel darah harus dilakukan dengan tepat. Mengenai hal ini

Page 27: PEMERIKSAAN KULIT

telah kami cantumkan pada artikel utama edisi kali ini pada subpoint pengambilan sampel

yang kurang tepat.

Jarak dan Waktu Analisis, Tidak Menjadi Kendala Lagi

Jarak dan waktu analisis sering kali menjadi kendala jika kita akan mela-kukan uji

serologis. Terlebih lagi hasil uji serologis tersebut dinantikan untuk me-mantapkan diagnosa

suatu penyakit. Berdasarkan latar belakang tersebut dan sejalan dengan misi Medion, yaitu

mem-berikan pelayanan yang prima maka di-bukalah layanan uji serologis (HI test) di seluruh

kantor cabang Medion. Selain dekat, waktu yang diperlukan untuk analisis sangat cepat.

Peternak dapat mengetahui hasil uji serologisnya dalam waktu tidak lebih dari 1 x 24 jam.

Uji serologis mempunyai peranan yang penting, terutama sebagai peman-tapan

diagnosa penyakit. Sudah saatnya kita mengenal dan mengaplikasikannya.

Page 28: PEMERIKSAAN KULIT

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Journal of the American Academy of Dermatology; Tzanck Smear Test Study Merck Manuals: Tzanck Test

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003840.htm

http:// doktermu.com/tes-medis/7-biopsi

http://bedahumum.wordpress.com/2008/10/08/biopsi-insisional-dan-eksisional/

http://www.rvc.ac.uk/review/Dermatology/Tests/Scraping.htm

http://dermnetnz.org/procedures/patch-tests.html