9
Pemeriksaan Psikiatrik A. Riwayat Psikiatrik 1. Keluhan Utama Keluhan utama adalah alasan pasien datang memeriksakan dirinya atau mencari pengobatan, yang dicatat sesuai dengan kata-kata pasien sendiri. Dengan demikian dapat diketahui pula tingkat kemampuan pasien untuk mengobservasi dan mengevaluasi diri. Apabila keluhan utama tersebut berbeda dengan kesan pemeriksa terhadap kondisi pasien, masalah yang diutarakan pasien yang harus didahulukan daripada masalah yang ‘sesungguhnya’ menurut dokter. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Klarifikasi tentang keluhan utama. Informasi yang disampaikan antara lain, mengenai gambaran detil dan akurat tentang kesulitan atau gangguan yang dialami, awitan (onset) dan lama penyakit, perjalanan gejala-gejala itu konstan, hilang- timbul, atau makin memburuk; faktor yang mencetuskan dan yang meringankan gejala; Peristiwa yang baru terjadi seperti keluarga yang sakit atau meninggal, masalah perkawinan, keluarga, keuangan, hukum, pekerjaan dan masalah sosial yang mungkin berhubungan dengan timbulnya gejala; serta

Pemeriksaan Psikiatrik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

A

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan Psikiatrik

Pemeriksaan Psikiatrik

A. Riwayat Psikiatrik

1. Keluhan Utama

Keluhan utama adalah alasan pasien datang memeriksakan dirinya atau

mencari pengobatan, yang dicatat sesuai dengan kata-kata pasien sendiri.

Dengan demikian dapat diketahui pula tingkat kemampuan pasien untuk

mengobservasi dan mengevaluasi diri.

Apabila keluhan utama tersebut berbeda dengan kesan pemeriksa terhadap

kondisi pasien, masalah yang diutarakan pasien yang harus didahulukan

daripada masalah yang ‘sesungguhnya’ menurut dokter.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klarifikasi tentang keluhan utama. Informasi yang disampaikan antara

lain, mengenai gambaran detil dan akurat tentang kesulitan atau gangguan

yang dialami, awitan (onset) dan lama penyakit, perjalanan gejala-gejala

itu konstan, hilang-timbul, atau makin memburuk; faktor yang

mencetuskan dan yang meringankan gejala; Peristiwa yang baru terjadi

seperti keluarga yang sakit atau meninggal, masalah perkawinan, keluarga,

keuangan, hukum, pekerjaan dan masalah sosial yang mungkin

berhubungan dengan timbulnya gejala; serta pertolongan apa yang sudah

diupayakan. Hal yang perlu ditanyakan juga adalah penggunaan alkohol

atau zat lainnya, seberapa banyak, frekuensi dan kapan penggunaan

terakhir.

3. Riwayat Medik Lampau

Tujuan pemeriksaan ini adalah penyaring penyakit medis dan

menemukan penyebab medis dari penyakit psikiatrik. Yang utama di sini

adalah riwayat penyakit medis yang relevan terhadap keluhan utama,

termasuk penyakit medis sekarang dan pengobatannya serta penyakit

keturunan, juga digambarkan riwayat pembedahan yang pernah dialami.

4. Riwayat Keluarga

Mengetahui siapa saja keluarga pasien yang menderita gangguan jiwa

akan bermanfaat untuk memperoleh gambaran diagnostik seutuhnya,

Page 2: Pemeriksaan Psikiatrik

karena banyak gangguan jiwa bersifat familial dan mempunyai komponen

genetik. Untuk masing-masing anggota keluarga dapatkan informasi

berikut: umur, jika meninggal: tahun, umur, dan penyebab meninggalnya;

adanya masalah psikiatrik, penyalahgunaan zat, atau masalah medis yang

utama; juga hubungan interpersonal orang tersebut dengan pasien.

5. Riwayat Perkembangan dan Sosial

a. Riwayat kehamilan dan persalinan : kelainan semasa dalam

kandungan dan proses kelahiran.

b. Riwayat perkembangan dan pendidikan : kesulitan dalam melatih

kebiasaan keterlambatan mencapai tonggak perkembangan

(developmental milestones), perpisahan dari orang tua dan reaksinya,

kondisi kesehatan, pola asuh yang diterapkan; umur saat masuk

sekolah, sekolah apa saja yang dijalani, bagaimana prestasinya,

aktivitas di sekolah, hubungan dengan teman dan guru. Ditanyakan

juga riwayat perkembang seksual. Kalau ada kecurigaan atau pasien

mengutarakannya, tanyakan masalah orientasi seksual, aktivitas

homoseksual, dan kecurigaan akan penularan HIV.

c. Riwayat pekerjaan dan perkawinan : pekerjaan saja apa yang

pernah dialami, alasan pindah pekerjaan, kondisi keuangan, prestasi di

pekerjaan; usia saat menikah, berapa lama saling mengenal sebelum

menikah, pernikahan sebelumnya.

d. Riwayat sosial dan forensik : kebiasaan sosial, pemakaian NAPZA,

hobi dan pengisian waktu luang, hubungan antarmanusia, kondisi

perumahan, relasi sosial; catatan hukum, kasus kriminal dan

penahanan, hukuman penjara.

B. Pemeriksaan Status Mental

1. Penampilan dan Perilaku

Bagaimana penampilan pasien secara fisik dan psikis, apakah tampak

sesuai dengan umur yang tercatat, apakah rapi, berbau, kotor, baju tidak

sepadan, warna rambut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah raut dan

Page 3: Pemeriksaan Psikiatrik

ekspresi wajah, kontak mata dengan pemeriksa, ciri-ciri tertentu, kesan

kesehatan umum, dan status gizi. Penampilan psikis, misalnya tidak

tenang, lamban bereaksi, pandangan kosong, sangat gembira dan lainnya.

Perilaku dan aktivitas motorik: postur, mannerism, dan tingkah laku

pasien juga diamati. Jangan terlewatkan tanda-tanda intoksikasi atau efek

samping obat. Beberapa hal khusus seperti akathisia, hiperaktivitas,

bradikinesia, wajah topeng, distonia, gerakan khoreoatetosis perlu

diperhatikan.

2. Mood dan Afek

Mood adalah emosi yang mendalam dan bertahan lama, bersifat

subjektif dan didasarkan atas laporan pasien. Tanyakan tentang mood

pasien selama beberapa hari, minggu atau bulan terakhir. “Bagaimana

perasaan anda belakangan ini?” Jika pasien tidak menangkap maksud

pertanyaan itu, tanyakan “Apakah anda merasa sedih, gembira, cemas,

atau marah akhir-akhir ini?”

Afek adalah ekspresi perasaan yang dapat diobservasi. Perhatikan

perilaku nonverbal seperti gerakan wajah, intonasi suara, dan gerakan

tubuh. Amati juga rentangan afek yang diperlihatkan pasien. Apakah ada

afek yang dominan. Penting untuk dievaluasi apakah ada kesesuaian atau

keserasian antara afek dan pembicaraan (verbalisasi) topik yang sedang

didiskusikan dalam konteks pemikiran pasien.

3. Proses Pikir

a. Pembicaraan : Perhatikan respons pasien untuk menilai pembicaraan.

Apakah pasien menaikkan suaranya waktu menjawab, apakah jawaban

pasien hanya sepatah dua kata atau berkepanjangan, serta beberapa

cepat atau lambat ia berbicara. Perlu dicatat juga apakah ada afasia

atau disartria.

b. Bentuk pikiran (form of thought) : cara bagaimana buah pikiran

terhubungkan. Pikiran yang normal adalah bertujuan dan terangkai

berurutan dengan hubungan yang logis. Gangguan bentuk pikiran

ditunjukkan pasien sepanjang wawancara. Penilaian dilakukan

Page 4: Pemeriksaan Psikiatrik

berdasarkan observasi ciri-ciri dan aliran respons pasien selama

wawancara.

c. Isi pikiran : kadangkala pasien secara spontan menunjukkan gangguan

isi pikiran. Tetapi sering kali kita harus mengajukan pertanyaan khusus

tentang isi pikiran. Mulailah dengan pertanyaan tentang hal yang

normal, bukan tentang gangguan isi pikiran, untuk menghindari reaksi

negatif pasien. Dapat diketahui apakah pasien mengalami waham

(delusi), obsesi, kompulsi, fobia, pikiran bunuh diri atau homisid.

4. Persepsi

Untuk menentukan apakah pasien mengalami halusinasi tanyakan :

“Apakah anda mendengar suara orang pada saat tidak ada orang di sekitar

anda?” “ Apakah anda dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat orang

lain?” Tanyakan secara terperinci tentang halusinasi tersebut untuk

meyakinkan bahwa itu adalah benar suatu halusinasi. Tanyakan apakah

ada halusinasi perintah, “Apa yang dikatakan suara itu?” Tanyakan apa

yang dilakukan pasien sebagai reaksi atas halusinasi tersebut, misalnya

“Waktu suara itu menyuruh anda melakukan sesuatu, apa yang Anda

lakukan?”

Selain halusinasi pendengaran (auditorik) dan penglihatan (visual),

pasien mungkin mengalami halusinasi pengecapan (gustatorik, perabaan

(taktil), atau pembauan (olfaktori).

Untuk memeriksa depersonalisasi, bisa ditanyakan: “ Apakah Anda

merasa diri Anda berubah seperti bukan diri Anda lagi?” dan untuk

derealisasi: “Apakah Anda merasa lingkungan di sekitar Anda berubah

entah sebab apa?”

5. Kemampuan Kognitif

a. Kesadaran. Kondisi khusus yang perlu diperhatikan adalah kesadaran

berkabut (clouding of consciousness) atau keadaan kebingunan

(confusional state).

b. Orientasi. Tentukan orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan

orang. Apakah pasien dapat menentukan saat itu pagi atau siang, jam,

Page 5: Pemeriksaan Psikiatrik

tanggal, bulan dan tahun berapa; dimana dia berada sekarang, serta

mengenali diri sendiri dan orang lain.

c. Perhatian dan konsentrasi. Konsentrasi adalah kemampuan untuk

mengarahkan dan mempertahankan perhatian. Konsentrasi dapat dites

dengan serial 7 atau 3. Pasien diminta menghitung 100 dikurangi 7,

kemudian hasilnya dikurangi lagi dengan 7, demikian berturut-turut

sampai 5 kali. Jika mengalami kesulitan, digunakan pengurangan 3 (100

dikurangi 3, hasilnya dikurangi 3 lagi dan seterusnya).

d. Memori. Tentukan apakah ada gangguan memori segera, jangka

pendek dan jangka panjang.

e. Pengetahuan umum dan inteligensi. Ditanyakan hal-hal umum yang

biasanya diketahui oleh orang dengan tingkat pendidikan seperti pasien

dan kemampuan aritmatika.

f. Fungsi eksekutif dalam aspek kemampuan pemahaman

(comprehension), pemecahan masalah (problem solving), pertimbangan

(reasoning), pengambilan keputusan (judging), antisipasi (anticipation),

perencanaan (planning), pemahaman abstrak dan kemampuan

visuospatial.

6. Pertimbangan dan Tilikan (insight)

Tilikan menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-

faktor yang mempengaruhi situasi yang dihadapinya. Atau lebih khusus

kemampuan untuk mengerti bahwa ia sakit dan mempunyai konsep yang

realistik tentang penyebab serta kemungkinan pengobatan penyakit

tersebut. Kemampuan seseorang untuk mengobservasi diri sendiri dan

menunjukkan empati juga merupakan tolak ukur tilikan dan pertimbangan.

Sumber : Maramis, W.F. dan Maramis, A.A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa

Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.