Upload
putrirahmimaharani
View
46
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jsakhfk
Citation preview
NUTRISI PADA SISTEM RESPIRATORY
Oleh : Mahdiah, DCN, M.Kes.
Hubungan Nutrisi Dengan Kesehatan Paru
Vitamin A• Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita
akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh,
• NUTRISI PADA Sebuah penelitian di University of Southampton, Inggris, menyebutkan bahwa diet yang kaya akan buah-buahan dan sayuran berpotensi menjadi pelindung terhadap perkembangan penyakit paru-paru obstruktif kronik. Peserta penelitian tersebut adalah 266 perokok yang mengisap sekitar 20 batang rokok/hari selama 10 tahun. Fakta yang ditemukan adalah, satu sendok makan sayuran per hari, atau satu potongan buah per hari, dapat membantu mengurangi risiko perkembangan penyakit tersebut.STEM RESPIRATORY
Beta-karotene• Dapat ditemukan pada wortel, kentang, cabe
hijau, dan lain-lain, antioksidan yang terkandung dalam bahan makanan ini akan dikonvert menjadi vitamin A, oleh tubuh. Beta karotine berfungsi untuk menjaga kesehatan mata, fungsi sistem imun, dan untuk kesehatan kulit.
• Studi yang dilakukan pada tahun2004 beta-karoten justru meningkatkan resiko kanker paru-paru pada perokok.
• Para peneliti di Universitas Auckland Selandia Baru menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat vitamin D yang lebih tinggi di dalam sistem tubuh mereka memperlihatkan fungsi paru-paru yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tingkat vitaminnya rendah
• Selain dari sinar matahari pagi, vitamin D dapat juga ditemukan di dalam makanan tertentu seperti hidangan yang berlapis lemak dan ikan gemuk seperti ikan salmon dan tenggiri yang mengandung cukup banyak suplemen yang dibutuhkan tubuh.
• "Walaupun terdapat hubungan tertentu antara fungsi paru-paru dan vitamin D, belum diketahui dengan jelas fungsi vitamin D sebagai suplemen atau jumlah makan yang sebenarnya akan meningkatkan fungsi paru-paru pada pasien yang menderita penyakit saluran pernafasan kronis,” demikian menurut Dr. Peter Black, yang memimpin suatu penelitian.
• Penelitian di University of Southampton, Inggris, menyebutkan bahwa diet yang kaya akan buah-buahan dan sayuran berpotensi menjadi pelindung terhadap perkembangan penyakit paru-paru obstruktif kronik. Peserta penelitian tersebut adalah 266 perokok yang mengisap sekitar 20 batang rokok/hari selama 10 tahun. Fakta yang ditemukan adalah, satu sendok makan sayuran per hari, atau satu potongan buah per hari, dapat membantu mengurangi risiko perkembangan penyakit tersebut.
Vitamin E.• berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di
dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
• Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.[
Vitamin D• Dengan lebih banyak mengonsumsi Vitamin D,
akan membuat kita lebih mudah untuk bernafas.
• Dari penemuan yang telah dipublikasikan seperti dilaporkan oleh Reuters, tampaknya akan menjadi kabar gembira untuk para perokok, penderita asma dan orang-orang yang mempunyai masalah kesehatan yang berhubungan dengan saluran pernapasan
• Para peneliti di Universitas Auckland Selandia Baru menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat vitamin D yang lebih tinggi di dalam sistem tubuh mereka memperlihatkan fungsi paru-paru yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tingkat vitaminnya rendah
• Selain dari sinar matahari pagi, vitamin D dapat juga ditemukan di dalam makanan tertentu seperti hidangan yang berlapis lemak dan ikan gemuk seperti ikan salmon dan tenggiri yang mengandung cukup banyak suplemen yang dibutuhkan tubuh."Walaupun terdapat hubungan tertentu antara fungsi paru-paru dan vitamin D, belum diketahui dengan jelas fungsi vitamin D sebagai suplemen atau jumlah makan yang sebenarnya akan meningkatkan fungsi paru-paru pada pasien yang menderita penyakit saluran pernafasan kronis,” demikian menurut Dr. Peter Black, yang memimpin suatu penelitian.
Kasus :Seorang anak laki-laki umur 6 tahun merupakan anak ketiga dari seorang buruh pabrik, BB 10,6 kg, TB 99 cm, menurut ibunya sejak 6 bulan yang lalu sering terserang demam, tidak dibawa ke dokter tapi hanya diberi obat penurun panas.Imunisasi yang diberikan sudah lengkap kecuali BCG. Anak initinggal dirumah kontrakan yang salah satu anak pemilikrumah tersebut menderita TBC.Dua minggu yang lalu anak tersebut panas tinggi, dibawa kedokter dan disarankan untuk dirawat di RS.
Ayahnya berpenghasilan Rp 500.000 per bulan, keadaanrumah berada di pemukiman kumuh dekat tempat sampahyang tidak mempunyai ventilasi dan jendela jarang dibuka.
Hasil pemeriksaan klinis dan fisik :Kaku kuduk, sianosis, muntah-muntah, perutkejang, sesak nafas, batuk dan pilek.
Hasil pemeriksaan laboratorium :HB 10 gr/ dl, albumin 3,5 mg %, globulin 3,5 mg %, total protein 7,5 mg %, alkali phospat 11,6 unit, cholesterol 322 mg %, creatinin 0,62 mg %.
Hasil foto thorax :• Spondilitis tuberkulosa.• Terapi medika mentosa :• Stretomicin, INH, ripadus, etibi, prednisone.
Hasil anamnesa gizi sebelum dirawat :• Kalori : 1134 kal• Protein : 42,3 gr• Lemak : 31 gr• Karbohidrat : 121 gr
Nafsu makan sudah membaik
FORMULIR STUDI KASUSIdentitas Pasien • Nama/Inisial : An. X• Jenis Kelamin : Laki - laki• Umur : 6 tahun• Anak ke : ketiga
I. ASSESMENTRiwayat Nutrisi1. Kuantitatif • Kalori : 1134 kal• Protein : 42,3 gr• Lemak : 31 gr• Karbohidrat : 121 gr2. Kualitatif• Tidak ada
II.2 Data Antropometri• BB = 10,6 kg• TB = 99 cm• Berat Badan Ideal (BBI) / Ideal Body Weight (IBW)• = (umur dalam th x 2) + 8• = (6 x 2) + 8• = 20 kg
Nilai Z-skor :• BB/ U 12=10,6 - 20,723,6 - 20,7"> = -3,5 → Gizi Buruk (underweight)• TB/ U 12=99 - 116,1 121,0 -116,1 "> = -3,5 → Gizi Buruk
(underweight)• BB/ TB 12 =10,6 - 15,517,0 - 15,5"> = -3,2 → Gizi Buruk
(underweight)
Kesimpulan : - Berdasarkan perhitungan BBI, pasien
termasuk kategori berat badan kurang karena BBI 20 kg dan berat badan pasien 10,6 kg.
- Berdasarkan Nilai Z-skor termasuk KEP status gizi buruk
II.3 Data Fisik• Kaku kuduk, sianosis, muntah-muntah, perut
kejang, sesak nafas, batuk dan pilek.• Pemeriksaan Penunjang (Rontgen, PA) :• Hasil foto thorax : Spondilitis tuberkulosa.
Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan rontgen An.X menderita TBC.
II.4 Data Klinis• Tensi : Tidak ada• Suhu : Tidak ada• Nadi : Tidak ada• Kesimpulan : Tidak ada
II.5 Data LaboratoriumJenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hb 10 g/dl 13 – 16 g/dl Rendah
Albumin 3,5 g/ dl 4 – 5,2 g/ dl Rendah
Globulin 3,5 g/ dl 1,3 – 2,7 g/ dl Tinggi
Total protein 7,5 g/ dl 6 – 7,8 g/ dl Normal
Alkali phospat 11,6 unit 80 – 306 unit Rendah
322 mg/dl <> Tinggi
Kesimpulan : Berdasarkan data diatas menunjukkan anemia, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia.
II.6 Data PersonalKeluhan • muntah-muntah, sesak nafas• Riwayat Penyakit Dahulu • 6 bln yang lalu sering terserang demam tidak dibawa ke dokter tapi hanya diberi obat
penurun panas.• Dua minggu yang lalu anak tersebut panas tinggi, dibawa ke dokter dan disarankan untuk
dirawat di RS.
Riwayat Penyakit Keluarga • Tidak ada
Riwayat Sosial Ekonomi • Ayahnya bekerja sebagai buruh pabrik berpenghasilan Rp 350.000 perbulan, tinggal di
rumah kontrakan.
Lingkungan • Di pemukiman kumuh dekat tempat sampah yang tidak mempunyai ventilasi dan jendela
jarang dibuka. Anak ini tinggal dirumah kontrakan yang salah satu anak pemilik rumah menderita TBC.
II DIAGNOSIS • Diagnosis Penyakit Berdasarkan pemeriksaan yang telah
dilakukan pasien didiagnosis mengalami TBC dan KEP.
II.2 Diagnosis GiziDomain Intake
Problem Etiologi Symptom
NI – 1.1Hypermetabolisme
Infeksi kuman Mycobcterium tuberculosis
DemamKondisi dengan diagnosis TBC
NI – 1.4Kekurangan intake energi
Kekurangan masupan makanan/ zat gizi
Penurunan BBBB aktual 10,6 kg → BBI 20 kg
NI – 2.1Kekurangan intake makanan dan minuman oral
Kurangnya kemampuan memenuhi bahan makanan karena keterbatasan prekonomian
Intake energi tidak mencukupi/ kurang intake protein kualitas tinggi dari makanan dibandingkan dengan standart kebutuhan
Keterbatasan masalah ekonomi sehingga terbatasnya ketersediaan makanan
Kondisi dengan diagnosis TBCNI – 5.2Malnutrisi protein energi yang nyata
Kekurangan dlm mendapatkan makanan karena keterbatasan prekonomian
Albumin 3,5 g/ dl → 4 – 5,2 g/ dlMalnutrisi tanpa komplikasi: kurus.
Penampakan kurus
Domain Klinis
Problem Etiologi Symptom
NC – 2.2Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus
Ganguan fungsi organ lain akibat perubahan biokimia
Hb rendah (10 g/dl) → anemiaAlbumin rendah (3,5 g/ dl) →
hipoalbuminemiaKolesterol (322 mg/dl) à
hiperkolesterolemia
NC – 3.1Berat badan kurang
Pola makan salahIntake energy kurangKeterbatasan mendapatkan
makanan
IMT 27,72 kg/m2 → IMT 25-29,9 kg/m2 (Obesitas I)
BB actual 82 kg → BB actual > BBI 64,8 kg
Domain PerilakuProblem Etiologi Symptom
NB – 1.4Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri
Kurangnya pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi
Asupan makan kurang dari kebutuhan
III INTERVENSI
Tujuan• Memberikan makanan adekuat untuk meningkatkan berat
badan normal.• Memberikan makanan tinggi energi dan protein secara
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien untuk mencapai keadaan gizi optimal.
• Menurunkan asupan kolestrol dari makanan. • Memperbaiki kerusakan jaringan atau luka pada paru.• Meningkatkan kadar Hb.• Menetralkan neuritis.• Mencegah dehidrasi.
III.2 Prinsip/ Syarat Diet• Energi cukup sesuai kebutuhan Energi 150
kkal/kg BB/ hr.• Protein cukup diberikan protein 4 g/ kg BB/ hr. • Lemak rendah diberikan 20 % dari kebutuhan
energi total yaitu sebesar 35,3 gram.• Karhohidrat cukup diberikan 275,7 gram.• Vitamin dan mineral cukup.• Cairan cukup 150 ml/ kg BB.
III.3 Perhitungan Kebutuhan Gizi• Energi 150 kkal/kg BB/ hr = 150 x 10.6 = 1590 kkal R ange kebutuhan energi : 1510,5 – 1669,5 kkal• Protein 4 g/ kg BB/ hr = 4 x 10.6 = 42.4 gr Range kebutuhan protein 40,3 – 44,5 gram• Lemak 20 % x 1590 = 318 kkal : 9 = 35,3 gram Range kebutuhan lemak : 33,5 – 37,1 gram• Karbohidrat
1590 - (169,6 + 317,7) = 275,7 gram 4
Range kebutuhan KH : 261,9 – 289,5 gram• Cairan 150 ml/ kg BB = 150 x 1590 ml
III.5 Makanan Yang Boleh/Tidak Boleh Diberikan Makanan Yang Boleh Diberikan• Sumber KH : beras dibubur/ ditim; kentang direbus; macaroni direbus; roti
dipanggang; krekers; tepung-tepungan dibuat bubur/ pudding.• Sumber protein hewani : daging empuk, ayam, ikan direbus, ditumis,
diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan minuman.
• Sumber protein nabati : tempe, tahu ditim, direbus, ditumis, pindakas.• Lemak : margarine dan mentega; minyak dalam jumlah terbatas untuk
menumis, mengoles dan setup.• Sayuran : sayuran rendah serat dan sedang seperti: kacang panjang, buncis
muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.• Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan
biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti: papaya, pisang, jeruk, avokad, nenas.
• Bumbu : garam, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas.• Minuman teh encer.
Makanan Yang Tidak Boleh Diberikan• Sumber KH : beras ketan, beras tumbuk/ merah, roti
whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lainyang manis dan gurih.
• Sumber protein hewani : daging berserat kasar (liat) serta daging, ikan, ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur ceplok/ digoreng.
• Sumber protein nabati : kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo.
• Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
• a dan alcohol.
• Sayuran : sayuran berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, daun papaya, daun dan buah melinjo, oyong, pare serta semua sayuran yang dimakan mentah.
• Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji dan pir serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti, nanas, kedondong, durian, nangka.
• Bumbu : cabe, bawang, merica, cuka, dan sebaginya yang tajam
• Minuman kopi dan the kental; minuman yang mengandung sod
III.6 Diskripsi Terapi Diet
Masalah gizi Indikator Tujuan ImplementasiAnemiaBB yang kurang HipoalbuminemiaHiperkolesterolemiaKurangnya pengetahuan
mengenai gizi dan makanan
Hb = 10 gr/ dlBBA =10.6 kgBBA = 20 kgAlbumin 3,5 mg %Kholesterol 322 mg %Data kebiasaan makan anak
yang salah.
Mencapai kadar Hb normal 12-14g/ dl
Mencapai BB normalMencapai kadar albumin
normal 4-5,2 g/ dlMencapai kadar kolesterol
normalMemperbaiki kebiasaan
makan anak yang salah.
Memberikan makanan sumber Fe dan pendukungnya
Memberikan diet yang sesuai dengan kebutuhan
Memberikan makanan tinggi protein.
Memberikan diet yang sesuai dengan kebutuhan
Memberikan makanan rendah lemak
Memberikan edukasi tentang makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh anak sesuai umur kepada orang tua.
• Rencana Penyuluhan Dan Konsultasi Gizi• Topik• Makanan Tinggi Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang• Sasaran• Pasien dan keluarga• Tujuan Penyuluhan/Konsultasi Gizi• Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang Makanan Tinggi Energi
Tinggi Protein dan Menu Seimbang.• Memperbaiki status gizi pasien.• Memberikan contoh bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak
dianjurkan.• Waktu/Tempat• 30 menit/ruang ahli gizi
Metode• Penyuluhan dan konsultasi
Alat Peraga• Food model, lembar balik
Materi Penyuluhan/Konsultasi Gizi• Pemahaman dasar mengenai Makanan Tinggi Energi
Tinggi Protein dan Menu Seimbang, pola makan dan kebiasaan makan yang baik.
• Penjelasan mengenai bahan makanan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk KEP dan TBC.
IV MONITORING• Memantau intake makanan, asupan makanan
terasup berapa % sesuai kebutuhan pasien.• Memantau data antropometri, BB naik berapa
%.• Memantau hasil pemeriksaan fisik & klinis awal
dan akhir.• Memantau data pemeriksaan laboratorium
HB , albumin , globulin , total protein , alkali phospat , cholesterol , creatinin awal dan akhir.
V EVALUASI• Apakah intake makanan sesuai kebutuhan pasien?• Apakah terjadi kenaikan BB pasien?• Apakah terjadi perubahan hasil pemeriksaan fisik & klinis
awal dan akhir?• Apakah terjadi perubahan hasil pemeriksaan
laboratorium HB , albumin , globulin , total protein , alkali phospat , cholesterol , creatinin awal dan akhir?
• Setelah dilakukan penyuluhan dan konseling gizi apakah pasien memahami dan mengerti Makanan Tinggi Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang?
• Apakah pasien sudah memahami, mengerti melaksanakan diet yang diberikan?
Sekian