Upload
zeno-kurniawan
View
156
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Merupakan peningkatan proses biokimia dan metabolik normal, sehingga biasanya terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi yang cukup besar.
Bila tidak mendapat dukungan nutrisi yang adekuat, pasien akan banyak kehilangan berat badan dan terjadi komplikasi yang seringkali fatal.
Menjaga agar penurunan berat badan seminimal mungkin dengan harapan dapat mencegah komplikasi dan mengurangi morbiditas maupun mortalitas.
Kebutuhan energi / kalori total sehari dapat dihitung dari penjumlahan kebutuhan kalori basal (BMR), faktor stress, aktivitas fisik dan spesific dynamic action (SDA).
KK = KKB + FS + AF + SDA KK = Kebutuhan kalori total KKB = Kebutuhan kalori basal FS = Faktor stress AF = Aktivitas fisik SDA = Spesific dynamic action
Faktor stress dinilai berdasarkan penilaian status gizi dan status metabolik. Untuk memudahkan, faktor stress dikategorikan dalam :
Derajat stress ringan 10-30% Derajat stress sedang 31-50% Derajat stress berat > 51% Trauma digolongkan ke dalam stress
sedang, sehingga besarnya faktor stress untuk trauma adalah 31-50%. Faktor stress trauma multipel adalah 50%.
bila pasien harus di tempat tidur, aktivitas fisik 10%; sedangkan bila tidak di tempat tidur, aktivitas fisik adalah 20%.
SDA ( spesific dynamic action ) SDA dari makanan tergantung jenis
makanan yang diberikan. SDA nutrisi parenteral adalah 0% sedangkan SDA untuk formula enteral dan makanan peroral kira-kira 10-20%.
Protein : 1,5 – 2 g/Kg BB Lemak : 30 – 40 % dari
energi total Karbohidrat : 40 % dari
energi total Kebutuhan cairan : ± 1500
ml
Sumber KH : Nasi, Mie, Roti, dll Sumber Protein Hewani : Dg Sapi, ayam, ikan,
telur, susu dan hsl olahnya, es krim. Sumber Protein Nabati :Semua jenis kacang-
kacangan dan hasil olahannya. Sayuran : semua jenis sayuran. Buah : Semua jenis buah segar, buah kaleng,
buah kering dan jus buah. Minyak : minyak goreng, mentega, margarin,
santan encer. Minuman : soft drink, madu, sirup,the dan kopi
encer. Bumbu : bumbu tidak tajam.
Sumber Protein, sayuran : dimasak dgn banyak minyak atau santan kental.
Lemak dan minyak : santan kental.
Minuman : Minuman rendah energi.
Bumbu : Bumbu yang tajam.
Kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu tinggi yg menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme.
Dapat disebabkan o/ ledakan, aliran listrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas, matahari, dll
1. Kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh.
2. Luasnya permukaan tubuh yg terkena pengaruh panas.
Mempercepat penyembuhan Mencegah terjadinya gangguan metabolik Mempertahankan status gizi secara optimal
dgn cara :a. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan
jaringan yg rusakb. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yg
negatifc. Memperkecil hiperglikemiad. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan
zat gizi mikro.
Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin.
Kebutuhan energi dihitung dgn pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar, yaitu :
1.Menurut curreri : 25 kal/kg BB + 40 kkal x % luka bakar.
2.Menurut asosiasi Dietetik Australia berdasarkan % luka Bakar
Luka Bakar (%) Kebutuhan energi (kkal)
< 10 1,2 x AMB *)
11 - 20 1,3 x AMB
21 - 30 1,5 x AMB
31 - 50 1,8 x AMB
> 50 2,0 x AMB
Sumber : Handbook No. 6 Principles of nutritional Management of Disorders. JADA, 1990
(*Angka Metabolisme Basal
Protein tinggi → 20-25% dari energi total. Lemak sedang → 15-20% energi total. Lemak
tinggi →penundaan respon kekebalan. Karbohidrat sedang → 50-60% energi total. Vitamin → diatas AKG (2x lbh banyak) Mineral tinggi → Zn, Fe, Na, K, Ca, P, Mg. Cairan tinggi.
Diet luka bakar 1 → 0-8 jam pertama cairan AGGS penuh 0,5 kkal/ml, 8-16 jam kemudian ditingkatkan 1 kkal/ml, 16-24 jam.
Komposisi AGGS : Air : 200 ml, Gula/sirup : 25g/30 ml, Garam dapur : 2g/2 bks, soda kue : 1 gr/1 bks.
• Diet luka bakar II → segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan makanan cair penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi tubuh normal.
Cara pemberian :a. Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien (cair,
saring, lunak, biasa)b. Cairan AGGS tidak terbatas.c. Bila dalam bentuk cair → 8x sehari, volume
sesuai kemampuan pasien, maksimal 350 ml.
d. Bila saring, pemberian 3-4x sehari dapat dikombinasikan dgn makanan cair penuh.
e. Bila lunak/biasa disesuaikan dengan kondisi pasien.
Makanan cair Penuh :Energi : 1500 – 2000 kkal Makanan Saring :Energi : 1855 kkalProtein : 65 gLemak : 60 gKH : 269 gDitambah makanan cair 4x sehari @200 mlNilai gizi tambahan : energi : 800 kkal,
protein : 35 g, lemak : 30 g, KH : 99 g.
Bentuk lunak : Energi : 2097 kkal, Protein 78 g, Lemak : 61
g, KH : 311 gNilai gizi tambahan : energi : 539 kkal, prot :
25 g, Lemak : 31 g, KH : 39 g Bentuk biasa :Energi : 2690 kkal, prot : 103 g, lemak : 73 g,
KH : 420 G
Bahan makanan yg dianjurkan :Semua bahan makabab sumber energi dan
protein seperti susu, telur, daging, ayam dan keju serta gula pasir dan sirup.
Bahan makanan yg tidak dianjurkan :Bahan makanan yg hiperalergik.
• Tujuan : mengusahakan status gizi pasien optimal pada saat pembedahan. → tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan penyembuh luka.
• Syarat diet :a. Energi → pasien gz kurang →40-45 kkal/kg BB.b. Gz lebih → 10-25% dibawah normalc. Gz baik → ditambahkan 15% untuk faktor
stress.d. Berpenyakit lain disesuaikan penyakitnya.
Protein : Gz kurang → 1,5-2,0 g/kg BBGz baik → 0,8-1 g/kg BB Lemak cukup → 15-25% KH cukup Vitamin, mineral cukup Rendah sisa.
Sesuai dengan penyakit yang diderita.
Pembagian makanan → sesuai dengan diet penyakit yg diderita.
Tujuan : mengupayakan status gz normal, mempercepat penyembuhan, meningkatkan daya tahan tubuh.
Syarat diet : diberikan secara bertahap dari mulai cair sampai dengan biasa. Pemberian makanan disesuaikan pada macam pembedahan dan keadaan pasien.
1. Bedah kecil → makanan secepat mungkin kembali seperti biasa.
2. Bedah besar → disesuaikan dengan kemampuan menerimanya
Makanan yg dianjurkan : semua makanan sesuai dengan diet penyakit pasien dan kondisi pasien.
Makanan yg tidak dianjurkan : makanan yang berbumbu tajam dan minuman yg mengandung karbindioksida.
Kurangnya asupan makan Tindakan medik Efek psikologi Pengaruh keganasan Pada keadaan berat dapat menyebabkan
anoreksia, penurunan BB, gangguan refleks, lemas, anemia, KEP.
Aneroksia karena perubahan pada indra pengecap juga faktor psikologi
Gangguan asupan makan karena : gangguan saluran cerna, gangguan penyerapan zat gizi, kehilangan cairan dan elektrolit karena muntah dan diare.
Perubahan metabolisme protein, KH dan Lemak
Peningkatan pengeluaran energi
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dgn cara :
a. Memberikan makanan seimbang sesuai dgn keadaan penyakit serta daya terima pasien.
b. Cegah/hambat penurunan BB secara berlebihc. < rasa mual, muntah, dan diare.d. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat
terhadap makanan
Tinggi energi: laki-laki = 36 kkal/kg BB, untuk perempuan = 32 kkal/kg BB. Bila gizi kurang = 40 kkal/kg BB u/ laki-laki, dan 36 kkal/kg BB u/ perempuan.
Protein tinggi : 1-1,5 g/kg BB Lemak sedang = 15-20% energi total Kh cukup Vit dan mineral cukup terutama Vit A, B
komplek, C dan E.
Rendah yodium bila sedang menjalani radioaktif internal
Bila imun menurun (leukosit < 10 ul) atau pasien akan menjalani kemoterapi agresif, pasien harus mendapatkan makanan yg steril.
Porsi makan kecil dan sering.
Tergantung pada keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan menerima makanan.
Hendaknya disusun secara individual. Hendaknya memperhatikan nafsu makan,
perubahan indra pengecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan BB, dan akibat pengobatan.
Sesuai dengan keadaan pasien dpt melalui oral, enteral maupun parenteral.
Makanan dpt diberikan dlm bentuk padat, cair, atau kombinasi. Makanan padat→ makanan biasa, lunak atau lumat.
1. Bila anoreksiaa. Dianjurkan makanan yg disukai atau dapat
diterima walau tdk lapar.b. Hindari minum sebelum makanc. Tekankan bahwa makan adlh bag penting
dari pengobatan.d. Olahraga sesuai dgn kemampuan penderita.
2. Bila ada perubahan indra pengecap :a. Makan dan minum diberikan dalam keadaan
suhu kamar atau dinginb. Tambahkan bumbu sesuai untuk menambah
rasac. Minuman diberikan dlm bentuk segar (sari
buah/jus)
3. Bila ada kesulitan mengunyah/menelana. Minum dengan sedotanb. Makanan/minuman dalam suhu kamar/dinginc. Bentuk makanan disaring/caird. Hindari makanan terlalu asam/asin
4. Bila mulut keringa. Mak/min diberikan dlm suhu dinginb. Bentuk makanan cairc. Kunyah permen karet
5. Bila mual dan muntaha. Beri makanan keringb. Hindari makanan yang berbau merangsangc. Hindari makanan yg berlemak tinggid. Mak/min perlahane. Hindari mak/min terlalu manisf. Batasi cairan saat makang. Tidak tidur setelah makan
Memberikan intervensi gizi secara cepat dgn mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
Mencapai dan mempertahankan BB serta komposisi tubuh yg diharapkan.
Memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi
Mendorong perilaku sehat dlm menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi.
Mengatasi gejala diare, mual dan muntah Meningkatkan kemampuan untuk
memusatkan perhatian.(dpt membedakan antara gejala anoreksia, kenyang, perubahan indra pengecap, dan kesulitan menelan)
Mencapai dan mempertahankan BB normal Cegah penurunan BB berlebihan Memberikan kebebasan pasien untuk memilih
makanan sesuai dgn kemampuan makan dan jenis terapi yg diberikan
Energi tinggi → keniakan suhu 1 derajat C tambahkan 13% energi.
Protein tinggi →1,1-1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti seltubuh yg rusak. Disesuaikan jika ada kelainan hati dan ginjal.
Lemak cukup →10-15% (yg dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh)
Vitdan mineral tinggi (150% AKG) Serat cukup (yg mudah cerna) Cairan cukup sesuai dgn keadaan pasien. Elektrolit dari kehilangan karena diare,
muntah harus diganti. Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dgn
keadaan pasien. Porsi kecil tapi sering Hindari makanan yg merangsang.
Diet AIDS IDiberikan pada penderita HIV akut. Dgn
gejala : panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau setelah pasien dpt diberi makan. Berupa mak cair dan bubur susu.diberikan dlm porsi kecil setiap 3 jam.
Nilai gizi
NO ZAT GIZI
JENIS MAKANAN
MAKANAN CAIR ORAL
MAKANAN LEWAT PIPA/SONDE
BUATAN SENDIRI KOMERSIAL
1 Energi 2207 2240 21002 Protein 73 95 903 Lemak 103 83 614 KH 251 284 306
Diet AIDS IIDiberikan dalam bentuk makanan saring atau
cincang. Makanan ini rendah nilai gizinya, untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizinya diberikan makanan enteral sebagai tambahan.
Nilai gizi
NO ZAT GIZI
JENIS MAKANAN
MAKANAN SARING ORAL
MAKANAN ENTERAL
KOMERSIAL
1 Energi 1900 2100
2 Protein 72 90
3 Lemak 83 61
4 KH 223 306
Diet AIDS IIIBentuk makanan lunak atau biasa.Diberikan dlm porsi kecil tapi seringTinggi energi, protein, vit dan mineralJika msh ada penurunan BB tambahkan sonde
sebagai makanan tambahan.
Nilai gizi
NO ZAT GIZIJENIS MAKANAN
MAKANAN BIASA/LUNAK
MAKANAN SONDE
1 Energi 2503 2520
2 Protein 90 107
3 Lemak 65 73
4 KH 387 367
KH = semua bahan kec. Yg menimbulkan gas Prot Hewani = susu, telur, daging, ayam tidak
berlemak, ikan Protein nabati = tempe, tahu dan kacang
hijau Lemak = minyak, margarine, santan, dan
kelapa dlm jumlah terbatas. Sayuran = yg tidak menimbulkan gas. (labu
kuning, wortel, bayam, kangkung, buncis, kacang panjang, dan tomat)
Buah = pepaya, jeruk,apel, pisang, dsb Bumbu = tidak merangsang (bawang merah,
bawang putih, daun salam, ketumbar, laos,kecap.
Minuman = sirop, teh dan kopi.
KH = semua bahan yg menimbulkan gas Prot Hewani = daging dan ayam yg berlemak Protein nabati = Kacang merah Lemak = semua makanan yg mengandung lemak
tinggi (digoreng, bersantan kental) Sayuran = yg menimbulkan gas. Buah = yg menimbilkan gas Bumbu = yg merangsang : cabe,lada, asam, cuka
dan jahe. Minuman = minuman yg bersoda dan
mengandung alkohol.
Memenuhi kebutuhan energi dan protein yg meningkat u/ mengurangi kerusakan jaringan tubuh
Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Energi tinggi 40-45 kkal/kg BB Protein tinggi 2-2,5 g/kg BB Lemak cukup 10-25% dari energi total KH cukup Vit dan mineral sesuai kebutuhan normal Makanan mudah cerna
NO ZAT GIZIJENIS DIET
ETEP/TKTP I ETEP/TKTP II
1 Energi 2690 3040
2 Protein 103 120
3 Lemak 73 98
4 KH 420 420
KH = nasi, roti, mi, dan hasil olah tepung-tepungan lain. Dodol, ubi, dan KH sederhana seperti gula pasir.
Protein hewani = daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan hasil olahannya.
Protein nabati = semua jenis kacang-kacangan dan hasil olahannya.(tempe, tahu, dll)
Sayuran = semua jenis sayuran seperti bayam, buncis, daun singkong, kacang panjang, labu siam, dan wortel direbus, dikukus atau ditumis.
Buah = semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan jus buah.
Lemak dan minyak = minyak goreng, mentega, margarine, santan encer.
Minuman = soft drink, madu, sirop, teh, dan kopi encer.
Bumbu = bumbu tidak tajam →bawang merah, bawang puti, daun salam, laos dan kecap.
Protein hewani = yg dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan kental
Protein nabati = yg dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan kental
Sayuran = yg dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan kental
Lemak dan minyak = santan kental Minuman = minuman rendah energi Bumbu = yg tajam seperti : cabe dan merica.