Upload
dyanabila
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
1/20
PENATALAKSANAAN SESAK PADA ANAK
Pendahuluan
Kesulitan bernapas adalah masalah yang sering terjadi pada anak. Penyebabnya bervariasi,
mulai dari penyakit ringan, yang dapat sembuh sendiri sampai penyakit berat yang dapat
mengancam jiwa.
Anamnesis
Perhatikan terutama pada hal berikut:
Batuk dan kesulitan bernapas Lama dalam hari Pola: malam/dini hari? Faktor pencetus Paroksismal dengan whoops atau muntah atau sianosis sentral Kontak dengan pasien TB (atau batuk kronik) dalam keluarga Gejala lain (demam, pilek, wheezing, dll) Riwayat tersedak atau gejala yang tiba-tiba Riwayat infeksi HIV Riwayat imunisasi: BCG, DPT, campak, Hib Riwayat atopi (asma, eksem, rinitis, dll) pada pasien atau keluargaPemeriksaan fisis
Umum
• Sianosis sentral
• Merintih/grunting, pernapasan cuping hidung, wheezing, stridor
• Kepala terangguk-angguk (gerakan kepala yang sesuai dengan inspirasi
menunjukkan adanya distres pernapasan berat)
• Peningkatan tekanan vena jugularis
• Telapak tangan sangat pucat.
Dada
• Frekuensi pernapasan (hitung napas selama 1 menit ketika anak tenang)
Napas cepat:
- Umur < 2 bulan : > 60 kali- Umur 2 – 11 bulan : > 50 kali- Umur 1 – 5 tahun : > 40 kali- Umur > 5 tahun : > 30 kali
• Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest-indrawing)*
• Denyut apeks bergeser/trakea terdorong dari garis tengah
• Auskultasi – crackles (ronki) atau suara napas bronkial
• Irama derap pada auskultasi jantung
• Tanda efusi pleura (redup) atau pneumotoraks (hipersonor) pada perkusi.
*Catatan: tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest-indrawing) terjadi ketikadinding dada bagian bawah tertarik saat anak menarik napas. Bila hanya jaringan
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
2/20
lunak antar iga atau di atas klavikula yang tertarik pada saat anak bernapas, hal ini tidak
menunjukkan tarikan dinding dada bagian bawah.
Abdomen
• Masa abdominal: cair, padat
• Pembesaran hati dan limpa
Pemeriksaan Penunjang
Pulse-oximetry : untuk mengetahui saat pemberian atau menghentikan terapi oksigen. Foto thorax : dilakukan pada anak dengan pneumonia berat yang tidak memberi respons
terhadap pengobatan atau dengan komplikasi, atau berhubungan dengan HIV.
Diagnosis Banding Anak umur 2 bulan-5 tahun yang datang dengan
Batuk dan atau Kesulitan Bernapas
Diagnosis Gejala
Diagnosis Gejala yang ditemukanPneumonia Demam
- Batuk dengan napas cepat
- Crackles (ronki) pada auskultasi
- Kepala terangguk-angguk
- Pernapasan cuping hidung
- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
- Merintih (grunting)
- Sianosis
Bronkiolitis - Episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun- Hiperinflasi dinding dada
- Ekspirasi memanjang
- Gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai
- Kurang/tidak ada respons dengan bronkodilator
Asma - Riwayat wheezing berulang
Gagal jantung - Peningkatan tekanan vena jugularis
- Denyut apeks bergeser ke kiri
- Irama derap
- Bising jantung- Crackles /ronki di daerah basal paru
- Pembesaran hati
Penyakit jantung
bawaan
- Sulit makan atau menyusu
- Sianosis
- Bising jantung
- Pembesaran hati
Efusi/empiema - Bila masif terdapat tanda pendorongan organ intra toraks
- Pekak pada perkusi.
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
3/20
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial. Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, antara lain virus ,
jamur, dan bakteri S. pneumonia merupakan penyebab tersering pneumonia bacterial pada
semua kelompok umur. Virus lebih sering ditemukan pada anak usia kurang dari 5 tahun.
Respiratory syntical virus (RSV) merupakan virus trsering pada anak kurang 3 tahun. Pada
usia yang lebih muda lebih sering adenovirus, parainfluenza virus, dan influenza virus.
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia lebih sering ditemukan pada anak-anak
usia lebih dari 10 tahun.
EpidemiologiPenelitian di Bandung menunjukkan bahwa Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus
epidemidis merupakan bakteri yang paling sering ditemukan pada apusan tenggorokan
pasien pneumonia umur 2-59 bulan.
Faktor risiko
Defek anatomi bawaan Deficit imunologi Polusi GER (gastroesophageal reflux) Aspirasi Gizi buruk Berat badan lahir rendah Tidak mendapatkan ASI Imunisasi yang tidak lengkap Saudara serumah yang menderita batuk Kamar tidur yang terlalu padat penghuninya
Anamnesis
Batuk yang pada awalnya kering kemudian produktif dengan dahak purulen bahkanbisa berdarah
Sesak napas
Demam Sulit makan/minum
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
4/20
Tampak lemah Serangan pertama atau berulang untuk membedakan kondisi imunokompromais,
kelainan anatomi bronkus, atau asma
Pemeriksaan fisik
Penilaian keadaan umum anak, frekuensi napas, dan nadi harus dilakukan saat awalpemeriksaan sebelum pemeriksaan lain yang dapat menyebabkan anak gelisah atau
rewel.
Penilaian keadaan umum antara lain meliputi kesadaran dan kemampuanmakan/minum.
Gejala distress pernapasan seperti takipnea, retraksi subkostal, batuk, krepitasi danpenurunan suara paru.
Demam dan sianosis Anak di bawah 5 tahun mungkin tidak menunjukkan gejala pneumonia yang klasik.
Pada anak yang demam dan sakit akut, terdapat gejala nyeri yang diproyeksikan ke
abdomen. Pada bayi muda, terdapat gejala pernapasan tak teratur dan hipopnea.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto thorax tidak direkomendasikan secara rutin pada anak denganinfeksi saluran napas bawah akut ringan tanpa komplikasi
Pemeriksaan foto dada direkomendasikan pada penderita pneumonia yang dirawatinap atau bila tanda klinis yang ada membingungkan
Pemeriksaan foto dada follow up hanya dilakukan bila didapatkan adanya kolapslobus, kecurigaan terjadinya komplikasi, pneumonia berat, gejala yang menetap atau
memburuk atau tidak berespons terhadap antibiotic
Pemeriksaan foto dada tidak dapat mengidentifikasi agen penyebab
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan jumlah lekosit dan hitung jenis leukosit perlu dilakukan untukmembantu pemberian antibiotic.
Pemeriksaan kultur dan pewarnaan gram sputum dengan kualitas yang baikdirekomendasikan dalam tatalaksana anak dengan pneumonia berat.
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
5/20
Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutinpada pasien rawat inap dengankondisi berat dan pada setiap anak yang dicurigai menderita pneumonia bacterial
Pada anak kurang dari 18 bulan, dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi antigenvirus jika fasilitas tersedia.
Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan dilakukan pemeriksaanmikroskopis, kultur serta deteksi antigen bakteri (jika fasilitas tersedia) untuk
penegakan diagnosis serta menentukan mulainya pemberian antibiotic.
Pemeriksaan C-reactive protein (CRP), LED dan pemeriksaan fase akut lain dapatmembedakan infeksi viral dan bacterial dan tidak direkomendasikan sebagai
pemeriksaan rutin
Pemeriksaan uji tuberculin selalu dipertimbangkan pada anak dengan riwayat kontakdengan penderita TBC dewasa.
Klasifikasi pneumonia bedasarkan WHO
Bayi kurang dari 2 bulan- Pneumonia berat : napas cepat dan retraksi yang berat- Pneumonia sangat berat : tidak mau menetek/minum, kejang, letargis,
demam atau hipotermia, bradipnea atau pernapasan irregular
Anak umur 2 bulan- 5 tahun- Pneumonia ringan : napas cepat- Pneumonia berat : retraksi- Pneumonia sangat berat : tidak dapat minum/makan, kejang, letargis,
malnutrisi
Penatalaksanaan
Kriteria Rawat Inap
Bayi :
- Saturasi oksigen ≤ 92% sianosis - Frekuensi napas >60 kali/ menit- Distress pernapasan, apneu intermitten, atau grunting- Tidak mau minum/menetek- Keluarga tidak bias merawat dirumahAnak :- Saturasi oksigen
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
6/20
- Frekuensi napas >50 kali/menit- Distress pernapasan- Grunting- Terdapat tanda dehidrasi- Keluarga tidak bisa merawat dirumahTatalaksana umum
Pasien dengan saturasi oksigen ≤92% pada saat bernapas dengan udara kamar harus
diberikan terapi oksigen dengan kanul, nasal, headbox atau sungkup untuk
mempertahankan saturasi oksigen >92%
- Pada pneumonia berat atau asupan oral kurang, diberikan cairan intravena dandilakukan balans cairan ketat
- Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak direkomendasikan untuk anak denganpneumonia
- Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien danmengontrol batuk
- Nebulisasi dengan ß2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaikimucocilliary clearance.
- Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4 jamsekali termasuk pemeriksaan saturasi oksigen.
Antibiotic untuk community acquired pneumonia :
- Neonates sampai bayi 2 bulan : Ampisilin + gentamisin- >2 bulan : lini pertama ampisilin, bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat
ditambahkan kloramfenikol. Lini kedua : seftriakson.
- Bila gejala klinis membaik antibiotic iv dapat digantikan dengan preparat oral denganantibiotic golongan yang sama dengan antibiotic iv sebelumnya.
Nutrisi
- Pada anak dengan pernapasan berat, pemberian makanan per oral harus dihindari.Makanan dapat lewat NGT atau IV.
- Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalamioverhidrasi karena pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormone
antidiuretik.
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
7/20
Kriteria pulang
Gejala dan tanda pneumonia menghilang Asupan per oral adekuat Pemberian antibiotic diteruskan dirumah Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana control Kondisi dirumah memungkinkan untuk perawatan lanjut dirumah.
Antibiotik Dosis Frekuensi Keterangan
Penisilin G 50.000 unit/kg/kali.
Dosis tunggal maks.
4.000.000 unit
Tiap 4 jam S. pneumonia
Ampisilin 100mg/kg/hari Tiap 6 jam
Kloramfenikol 100mg/kg/hari Tiap 6 jam
Ceftriaxone 50mg/kg/kali
Dosis tunggal maks. 2gr
1 kali/ hari S. pneumonia, H. influenza
Cefuroxime 50mg/kg/kali
Dosis tunggal maks. 2gr
Tiap 8 jam S. pneumonia, H. influenza
Clindamycin 10mg/kg/ kali
Dosis tunggal maks. 1.2gr
Tiap 6 jam Group A Streptococcus,
S.aureus, S.pneumoniae
(alternative untuk anak alergi
beta lactam, lebih jarang
menimbulkan flebitis pada IV)
Eritromisin 10mg/kg/kali
Dosis tunggal maks. 1 gr
Tiap 6 jam S. pneumonia, Chlamydia
pneumonia, Mycoplasma pneumonia
Table 1 : Pilihan antibiotic intravena untuk Pneumonia
Bronkopneumonia
Dasar diagnosis:
a. Anamnesis
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
8/20
Gejala yang timbul mendadak biasanya didahului dengan infeksi saluran napas akut
bagian atas. Gejalanya antara lain :
Batuk Demam tinggi terus menerus Gelisah Rewel Sesak Kebiruan (sianosis) disekitar mulut Menggigil Kejang Nyeri dada Biasanya anak suka berbaring pada sisi yang terkena
b. Pemeriksaan fisik Suhu ≥39◦C Dispnea : inspiratory effort ditandai dengan takipnea Retraksi dinding dada Grunting Napas cuping hidung Sianosis Gerakan dinding thoraks berkurang pada daerah yang terkena Perkusi normal atau redup Fremitus menurun Suara napas menurun Pada auskultasi terdengar suara napas melemah atau ronki basah halus nyaring
di lapangan paru yang terkena.
c. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah tepi dapat terjadi trombositopenia, leukositosis dengan
shift to the left
Foto thorax :- Ditemukan infiltrate alveolar diseluruh lapangan paru- Konsolidasi pada satu atau lebih lobus pada pneumonia lobaris- Penebalan pleura pada pleuritis- Komplikasi seperti atelektasis, pneumomediastinum,
pneumothoraks, abses, pneumotokel atau perikarditis
Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan analisa gas darahPenatalaksanaan
i. Pemberian oksigen 1-2 liter/menit (nasal)ii. Pemberian kalori dan cairan yang cukup
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
9/20
iii. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan ß2 agonis untukmemperbaiki transport mukosiliar
iv. Koreksi asam basa dan elektrolitv. Pemberian antibiotic sesuai hasil biakan atau secara empiris.
Bronkiolitis
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan virus, biasanya lebih
berat pada bayi muda, terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan obstruksi saluran
pernapasan dan wheezing. Penyebab yang paling sering adalah Respiratory syncytial virus.
Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada keadaan tertentu.
Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas cepat atau tanda lain distres
pernapasan, sama dengan pneumonia. Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan
setelah serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis bronkodilator kerja cepat Ekspirasi memanjang/expiratory effort Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Crackles atau ronki pada auskultasi dada Sulit makan, menyusu atau minum.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah tepi tidak khas Pemeriksaan foto dada A/P dan lateral dapat terlihat gambaran hiperinflasi paru
(emfisema) dengan diameter AP membesar pada foto lateral serta terlihat bercak
konsolidasi yang tersebar.
Analisa gas darah menunjukkan hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosismetabolic atau respiratorik.
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
10/20
Penatalaksanaan
Antibiotik
Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan diberikankotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25
mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.
Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi anak masih bisaminum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/
kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam
pertama. Bila anak memberi respons yang baik makamterapi dilanjutkan di rumah
atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25 mg/kgBB/kali, dua kali sehari) untuk
3 hari berikutnya. Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat
keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan
semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat) maka
ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam) sampai
keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari.
Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (pneumonia berat) segera berikanoksigen dan pengobatan kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM atau IV sekali sehari).Oksigen
Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing dan distres pernapasan berat.Metode yang direkomendasikan untuk pemberian oksigen adalah dengan nasal
prongs atau kateter nasal. Bisa juga menggunakan kateter nasofaringeal. Pemberian
oksigen terbaik untuk bayi muda adalah menggunakan nasal prongs.
Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia menghilang. Perawat harusmemeriksa sedikitnya tiap 3 jam bahwa kateter atau prongs berada dalam posisi
yang benar dan tidak tersumbat oleh mukus dan semua sambungan terpasang aman.
Perawatan penunjang
Jika anak demam (≥ 390 C) yang tampak menyebabkan distres, berikan parasetamol.
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
11/20
Pastikan anak yang dirawat di rumah sakit mendapatkan cairan rumatan harian secaratepat sesuai umur tetapi hindarkan kelebihan cairan/overhidrasi . Anjurkan pemberian
ASI dan cairan oral.
Bujuk anak untuk makan sesegera mungkin setelah anak sudah bisa makanPemantauan
Anak yang dirawat di rumah sakit seharusnya diperiksa oleh seorang perawat sedikitnya
setiap 3 jam dan oleh seorang dokter minimal 1x/hari. Pemantauan terapi oksigen.
Perhatikan khususnya tanda gagal napas, misalnya: hipoksia yang memberat dan distres
pernapasan mengarah pada keletihan.
Komplikasi
Jika anak gagal memberikan respons terhadap terapi oksigen atau keadaan anak memburuk
secara tiba-tiba, lakukan pemeriksaan foto dada untuk melihat kemungkinan pneumotoraks.
Tension pneumothorax yang diikuti dengan distres pernapasan dan pergeseran jantung,
membutuhkan penanganan segera dengan menempatkan jarum di daerah yang terkena
agar udara bisa keluar (perlu diikuti dengan insersi kateter dada dengan katup di bawah air
untuk menjamin kelangsungan keluarnya udara sampai kebocoran udara menutup secara
spontan dan paru mengembang).
Asma
Asma adalah keadaan inflamasi kronik dengan penyempitan saluran pernapasan yang
reversibel. Diagnosis asma secara kliniks praktis adanya gejala batuk atau mengi berulang
terutama pada malam hari (nocturnal), reversible (dapat sembuh secara spontan atau
dengan pengobatan) dan biasanya terdapat atopi pada pasien dan atau keluarganya.
Pengelompokan asma tergantung pada darejat penyakitnya (aspek kronik) dan darejat
serangannya (aspek akut). Berdasarkan darejat penyakitnya, asma dibagi menjadi :
Asma episodic jarang Asma episodic sering Asma persisten
Berdasarkan darejat serangannya : Serangan asma ringan
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
12/20
Serangan asma sedang Serangan asma berat.
Parameter klinis,
kebutuhan obat dan
faal paru
Asma episodic
jarang
Asma episodic sering Asma persisten
Frekuensi serangan 1 kali/ bulan Sering
Lama serangan 1minggu Hampir sepanjang tahun,
tidak ada remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik
diluar serangan
Normal (tidak
ditemukan kelainan)
Mungkin terganggu
(ditemukan kelainan)
Tidak pernah normal
Obat pengendali
(anti inflamasi)
Tidak perlu Perlu , non- steroid Perlu, steroid
Uji faal paru (diluar
serangan)
PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 15% Variabilitas > 30% Variabilitas >50%
Table 2 : Pembagian darejat penyakit asma pada anak
Parameter klinis, faalparu, laboratorium Ringan Sedang Berat Ancaman henti
napas
Aktivitas Berjalan
Bayi : menangis
keras
Berbicara
Bayi : tangis
pendek dan lemah
Sulit makan
Istirahat
Bayi berhenti
makan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
13/20
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang
tangan
Kesadaran Mungkin teragitasi Biasanya teragitasi Biasanya teragitasi Kebingungan
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Mengi Sedang, sering
pada akhir
ekspirasi
Nyaring, sepanjang
ekspirasi + inspirasi
Sangat nyaring,
terdengar tanpa
stetoskop
Sulit/tidak
terdengar
Sesak napas Minimal Sedang Berat
Obat bantu napas Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradox
torakoabdominal
Retraksi Dangkal, retraksi
interkostal
Sedang ditambah
retraksi
suprasternal
Dalam, ditambah
napas cuping
hidung
Dangkal / hilang
Laju napas Meningkat Meningkat Meningkat Menurun
Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar :
Usia laju napas normal
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
14/20
-pascabronkodilator >80% 60-80%
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
15/20
Penatalaksanaan
Anak dengan episode pertama wheezing tanpa distress pernapasan, bisa dirawat dirumah hanya dengan terapi penunjang. Tidak perlu diberi bronkodilator.
Anak dengan distres pernapasan atau mengalami wheezing berulang, berisalbutamol dengan nebulisasi atau MDI (metered dose inhaler ). Jika salbutamol tidak
tersedia, beri suntikan epinefrin/adrenalin subkutan. Periksa kembali anak setelah
20 menit untuk menentukan terapi selanjutnya:
- Jika distres pernapasan sudah membaik dan tidak ada napas cepat, nasihatiibu untuk merawat di rumah dengan salbutamol hirup atau bila tidak
tersedia, beri salbutamol sirup per oral atau tablet.
- Jika distres pernapasan menetap, pasien dirawat di rumah sakit dan beriterapi oksigen, bronkodilator kerja-cepat
- Jika anak mengalami sianosis sentral atau tidak bisa minum, rawat dan beriterapi oksigen, bronkodilator kerja-cepat
- Jika anak dirawat di rumah sakit, beri oksigen, bronkodilator kerja-cepat dandosis pertama steroid dengan segera. Respons positif (distres pernapasan
berkurang, udara masuk terdengar lebih baik saat auskultasi) harus terlihat
dalam waktu 20 menit. Bila tidak terjadi, beri bronkodilator kerja cepat
dengan interval 20 menit.
- Jika tidak ada respons setelah 3 dosis bronkodilator kerja-cepat, beriaminofilin IV.
Oksigen
Berikan oksigen pada semua anak dengan asma yang terlihat sianosis atau mengalami
kesulitan bernapas yang mengganggu berbicara, makan atau menyusu (serangan sedang-
berat).
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
16/20
Efusi pleura
Anamnesis
Riwayat infeksi saluran napas atas, bronchitis,atau pneumonia Awalnya mengalami perbaikan dengan antibiotic, namun kemudian mengalami
demam dan nyeri dada
Pleuritis, menyebabkan nyeri dada (dapat menjalar ke bahu) rasa tertekan dan sesaknapas
Dispneu, batuk, respiratory distress, nyeri tumpul dada Muntah, nyeri abdomen, distensi abdomen Keganasan, lupus eritematosus sistemik, tuberculosis, trauma,operasi
Pemeriksaan fisik
Takipneu, cemas Auskultasi : pleural rub Perkusi toraks pekak, fremitus menurun Mediastinum, trakea, dan apex jantung tergeser kearah kontralateral dari tempat
efusi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah tepi, hitung jenis leukosit, kultur darah Laju endap darah (LED) Analisis cairan pleura Glukosa, laktat dehidrogenase (LDH), protein, trigliserida, elektrolit dan pH serum. Foto rontgen toraks AP, lateral dan lateral decubitus USG, CT-scan
Penatalaksanaan
Torakosintesis untuk terapi dan diagnosis pasti. Kontraindikasi relative torakosintesisadalah diastesis perdarahan, antikoagulan sistemik, ventilasi mekanik dan penyakit
kulit pada daerah pungsi
Pemasangan chest tube (drainase) secepatnya jika terdapat respiratory distress, puspada torakosintesis, pada analisis cairan pleura pH
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
17/20
Atasi penyakit primer yang mendasari terjadinya efusi pleura. Jika efusi disebabkanoleh infeksi TB paru, maka diterapikan OAT.
Pasien yang tidak memenuhi indikasi drainase cairan pleura, diberikan antibiotic :klindamisin 25-40mg/kg/hari(iv) diberikan 3-4 kali/hari atau 8-25mg/kg/hari
diberikan 3 kali/hari
Prednisone 1-2mg/kg/hari, diberikan 3-4 kali/hari dapat meningkatkan absorbs efusipleura.
Diet rendah lemak Biopsy pleura untuk kasus efusi pleura yang tidak diketahui penyebabnya, curiga TB
atau keganasan.
Konsul bedah toraks untuk pertimbangan dilakukan pleurodesis pada efusi berulangkarena keganasan dan untuk terapi lainnya.
Gagal jantung
Gagal jantung pada bayi dan anak adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh
ketidakmampuan miokardium memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh termasuk kebutuhan untuk pertumbuhan. Gagal jantung
dapat disebabkan oleh penyakit jantung bawaan maupun disebabkan oleh beban volume
(preload) atau beban tekanan (afterload) yang berlebih atau oleh insuffiensi miokard.
Penyebab lain: takikardia supraventrikular, blok jantung komplet, anemia berat, cor
pulmonale akut.
Anamnesis
Sesak napas
Bayi : sulit minum, bengkak pada kelopak mata/ sacrum Anak : bengkak pada tungkai Kronik : gangguan pertumbuhan dan perkembangan Penurunan toleransi latihan Keringat berlebihan didahi
Manifestasi klinis
Tanda gangguan miokard
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
18/20
- Takikardia : laju jantung >160kali/menit pada bayi dan >100 pada anak (saatdiam). Jika laju jantung >200kali/menit perlu dicurigai takikardia
supraventrikular
- Kardiomegali pada pemeriksaan fisik atau foto toraks- Peningkatan tonus simpatis : berkeringat, gangguan pertumbuhan- Gallop
Tanda kongesti vena paru (gagal jantung kiri)- Takipneu- Sesak napas terutama saat beraktivitas- Otopneu- Mengi atau ronki- Batuk
Tanda kongesti vena sistemik (gagal jantung kanan)- Hepatomegali : kenyal dan tepi tumpul- Peningkatan tekanan vena jugularis- Edema perifer
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin Foto toraks EKG Ekokardiografi Elektrolit darah Analisis gas darah
PenatalaksanaanUmum
Oksigen Tirah baring, posisi setengah duduk. Sedasi kadang diperlukan : fenobarbital 2-
3mg/kg/dosis tiap 8jam selama 1-2 hari
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit Restriksi garam jangan terlalu ketat, pada anak garam
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
19/20
Hilangkan factor pemberat seperti : atasi demam, anemia, infeksi jika ada.Medikamentosa
Inotropiko Digoksin
Lakukan EKG sebelum pemberian digoksin Jika mungkin periksa kadar kalium karena hipokalemia mempermudah
terjadinya toksisitas digoksin
Digitalisasi diberikan dengan cara : Dosis awal ½ dosis digitalisasi total 8 jam kemudian ¼ dosis digitalis total, sisanya 8 jam kemudian Dosis rumatan diberikan 12jam setelah dosis digitalisasi selesai Pada gagal jantung ringan dapat diberikan dosis rumatan
langsung
Tanda- tanda toksisitas digitalis : Pemanjangan PR interval pada EKG Bradikardia sinus atau blok pada sinoartrial Takikardia supraventrikular Aritmia ventricular
o Dopamine Inotropik dengan efek vasodilatasi renal dan takikardia Dosis secara 5-10mg/kgBB/menit IV drip
o Dobutamin Inotropik tanpa efek vasodilatasi renal dan takikardia Dosis 5-8mg/kgBB/menit IV drip
Diuretico Furosemid
Dosis 1-2mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari, oral atau IV Dapat menimbulkan hipokalemia
o Spironolakton Dosis sama dengan furosemid Dapat diberikan bersamaan dengan furosemid
8/13/2019 Penatalaksanaan Sesak Pada Anak
20/20
Bersifat menahan kalium Vasodilator
o Kaptopril Untuk mengurangi beban volume, kardiomiopati, insufisiensi mitral
atau aorta berat, pirau dari kiri ke kanan yang besar
Dosis 0.3-3mg/kgBB/hari per oral dibagi dalam 3 dosis Bersifat retensi kalium
Bedaho Tergantung penyebab misalnya VSD dilakukan penutupan setelah gagal
jantung teratasi
Suportifo Perbaikan penyakit penyerta atau kondisi yang memperburuk gagal jantung
misalnya anemia, demam dan sebagainya.