Pencemaran Udara Faktor, Topografi, Efek

  • Upload
    hyunvy

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pencemaran Udara Faktor, Topografi, Efek

Citation preview

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencemaran Udara

Pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor meteorologi dan iklim serta faktor topografi.

Meteorologi dan IklimVariabel yang termasuk di dalam faktor meteorologi dan iklim, antara lain:a. TemperaturPergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat menimbulkan temperature inversi. Dengan kata lain, udara dingin akan terperangkap dan tidak dapat keluar dari kawasan tersebut dan cendurung menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga konsentrasi polutan di kawasan tersebut semakin lama semakin tinggi.Dalam keadaan tersebut, di permukaan bumi dapat dikatakan tidak terdapat pertukaran udara sama sekali. Karena kondisi itu dapat berlangsung sampai beberapa hari atau beberapa minggu, udara yang berada dekat permukaan bumi akan penuh dengan polutan dan dapat menimbulkan keadaan yang sangat kritis bagi kesehatan. Contoh, Kota Tokyo pada tahun 1970 diselimuti oleh kabut tebal penuh dengan polutan sampai beberapa minggu sehingga lebih dari 8.000 penduduknya menderita infeksi saluran pernapasan atas, sakit mata, dan lain-lain.b. Arah dan kecepatan anginKecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana dan dapat mencemari udara negara lain. Kondisi semacam ini pernah dialami oleh negara-negara di daratan eropa. Contoh lainnya adalah kebakaran hutan di Indonesia yang menyebabkan kabut asap di negara Malaysia dan Singapura. Sebaliknya, apabila kecepatan angin lemah, polutan akan menumpuk di tempat dan dapat mencemari udara tempat pemukiman yang terdapat di sekitar lokasi tersebut.c. HujanAir hujan, sebagai pelarut umum, cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara. Kawasan industri yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya berpotensi menjadi sumber pencemar udara di sekitarnya. Pembakaran batubara akan menghasilkan gas sulfurdioksida dan apabila gas tersebut bercampur dengan air hujan akan terbentuk asam sulfat (sulfuric acid) sehingga air hujan menjadi asam, biasa disebut hujan asam (acid rain).

TopografiVariabel-variabel yang termasuk di dalam faktor topografi, antara lain:a. Dataran rendahDi daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjurudan dapat melewati batas negara dan mencemari udara negara lain.b. PegununganDi daerah dataran tinggi sering terjadi temperature inversi dan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi.c. LembahDi daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak tertiup ke segala penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi. Contoh, kasus lembah Silicon (USA).

Efek Pencemaran Udara

Efek-efek pencemaran udara pada kehidupanmanusia dapat dibagi menjadi efek umum, efek terhadap ekosistem, efek terhadap kesehatan, efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, efek terhadap cuaca dan iklim, dan efek terhadap social-ekonomi.

Efek UmumEfek uum pencemaran udara terhadap kehidupan manusia, antara lain:a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan fauna.b. Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintersis tumbuhan.c. Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer shingga terjadi efek rumah kaca (green house effect).d. Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap benda yang terbuat dari logam.e. Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan dan lainnya.f. Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan lalulintas di darat, sungai maupun udara.g. Menyebabkan warna kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.

Efek terhadap EkosistemIndustri yang mempergunakan batubara sebagai sumber energinya akan melepaskan zat oksida sulfat ke dalam udara sebahai sisa pembakaran batubara. Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan memberntuk asam sulfat sehingga air hujan menjadi asam (acid rain). Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi perubahan pada ekosistem perairan danau. Akibatnya, pH air danau akan menjadi asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung pendapatan rakyat setempat pun menurun.

Efek terhadap KesehatanEfek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat diihat baik secara cepat maupun lambat, seperti berikut.a. Efek cepat.Hasi studi epidemiologi menunjukan bahwa peningkatan mendadak kasus pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran pernapasan. Pada situasi tertentu, gas CO dapat menyebabkan kematian mendadak karena daya afinitas gas CO terhadap haemoglobin darah (menjadi methaemoglobin) yang lebih kuat dibandingkan daya afinitas O2 sehingga terjadi kekurangan gas oksigen di dalam tubuh.b. Efek lambat.Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit bronchitis kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara, antara lain, emfisema paru, black lung disease, asbestosis, silikosis, bisinosis, dan pada anak-anak, penyakit asma dan eksema.

Efek terhadap Tumbuhan dan HewanTumbuh-tumbuhan sangat sensitive terhadap gas sulfur dioksida, florin, ozon, hidrokarbon dan CO. apabila terjadi pencemaran udara, konsentrasi gas tersebut akan meningkat dan dapat menyebabkan daun tumbuhan berlubang dan layu. Ternak akan menjadi sakit jika memakan tubuh-tumbuhan yang mengandung dan tercemar florin.

Efek terhadap Cuaca dan IklimGas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan panas tetap berada di bawah atmosfer sehingga yerjadi efek rumah kaca (green house effect). Udara menjadi panas dan gerah. Selain itu, partikel-partikel debu juga memiliki kecenderungan untuk memantulkan kembali sinar matahari di udara sebelum sinar tersebut sampai ke permukaan bumi sehingga udara di lapisan bawah atmosfer menjadi dingin.

Efek terhadap Sosial EkonomiPencemaran udara akan meningkatkan biaya perawatan dan pemeliharaan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya serta menyebabkan pengeluaran biaaya ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi.

6. HidrokarbonSumber buatan utama hidrokarbon adalah asap kendaraan bermotor, pembakaran di rumah, dan industri. Sekalipun hidrokarbon tersebut merupakan gas yang toksis bagi manusia, dalam situasi udara bebas, tidak akan menimbulkan masalah yang bersifat karsinogenik. Apabila pemaparan terjadi berulang kali dan berlangsung cukup lama, maka risiko untuk mendapatkan kanker menjadi bertambah. Hidrokarbon di udara juga dapat terjadi reaksi fotokimia yang menghasilkan zat-zat lain yang lebih berbahaya seperti peroksi-asetil nitrat (PAN), keton, dan aldehida.

7. PartikulatPartikulat adalah zat padat/cair yang halus dan tersuspensi di udara, misalnya embun, debu, asap, fumes, dan fog. Debu adalah zat padat berukuran antara 0,1-25 mikron sedangkan fumes adalah zat padat hasil kondensasi gas yang biasanya terjadi setelah proses penguapan logam cair, ukurannya kurang dari 0,1 mikron. Asap adalah karbon (C) yang berukuran kurang dari 0,1 mikron, akibat pembakaran hidrat karbon yang kurang sempurna, sehingga dapat terdiri dari zat organik dan anorganik.Sumber alami debu berasal dari debu yang memasuki atmosfer karena terbawa oleh angin. Sumber artifisial debu terutama dari pembakaran batubara, minyak bumi, dan lainnya yang dapat menhasilkan jelaga (zat partikulat yang terdiri atas karbon dan lain-lain zat yang melekat padanya). Sumber lain adalah segala proses seperti pabrik semen, industri metalurgi, industri konstruksi, industri bahan makanan dan juga kendaraan bermotor.

8. JelagaSatu partikulat jelaga terdiri dari ribuan Kristal yang saling berhubungan. Pada setiap Kristal dapat melekat ratusan PAH (polisiklik aromatic hidrokarbon) yang sering kali bersifar karsinogenik. PAH yang karsinogenik yang pernah ditemukan adalah benzo(a)pyrene, benzo(a)anthracene, chrysene, benzo(e)pyrene, dan benz(j)fluoranthene.

9. Efek Mikro-organisme di Udara BebasMikroba yang berada di udara kebanyakan terdiri dari jenis saprofit seperti jamur, spora, bakteri tanah dan virus. Udara bukan tempat alamiah miroba, maka bentuk vegetatif akan segera musnah, yang bertahan adalah spora dan virus. Lamanya mikroba berada di udara tergantung dari kecepatan angin serta kelembaban udara, sedangkan jumlahnya ditentukan oleh aktivitas/keadaan lingkungan yang ada. Maka dari itu, penularan penyakit melalui udara bebas sulit terlaksana, kecuali penyakit yang disebabkan oleh mikroba berspora dan virus.Efek partikulat terhadap paru-paru tergantung sekali pada sifat kimia, disika dan biologis partikulat tersebut. Partikulat dapat bersifat iritan dan menimbulkan fibrosis seperti silika, yang digolongkan sebagai penyakit pneumocomiosis, yaitu Silicosis. Partikulat dapat menimbulkan peradangan sehingga timbul granuloma seperti halnya bakteri, fungi, dan juga Beryllium. Asbestos juga bisa memasuki paru-paru dapat menimbulkan Asbestosis dan juga bersifat karsinogenik sehingga dapat menimbulkan kanker. Namun jarang terjadi pada udara bebas, lebih sering terjadi di lingkungan ruang kerja/industri.

Efek Biologis Udara Tidak BebasYang dimaksud efek biologis adalah efek yang terjadi pada organism, baik itu tumbuhan, hewan, maupun manusia.

1. FibrosisPenyebab fibrosis terutama adalah silika bebas yang baru terbentuk, penyakitnya disebut Silicosis, besi, Cobalt (cobaltosis), Barium, Beryllium (berylliosis), Bagasse (bagassiosis), Asbestos (asbestosis), Talcum, dan Karbon. Penyakit-penyakit tersebut tergolong Pneumoconiosis, yang berarti paru-paru berdebu.Kasus kanker berhubungan dengan asbestpun (mesothelioma) diketahui untuk pertama kalinya dalam suatu otopsi. Asbest merupakan Kristal berbentuk jarum, maka sekalipun ukurannya cukup besar, tetapi dapat masuk sampau ke selaput paru-paru, karena bersifat aerodinamik.