9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 11 tahun 2016 tentang penyelenggaraan pelayanan rawat jalan eksekutif di rumah sakit, Rumah sakit bermutu adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kemenkes RI, 2016). Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan harus berdasarkan standart rumah sakit dan kode etik profesi, salah satunya profesi perawat. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus berdasarkan kode etik yang sudah ditentukan, sehingga para konsumen akan merasa puas dalam menerima pelayanan kesehatan (Yulihastin, 2009). Profesionalitas perawat merupakan salah satu indikator kunci keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan, sehingga perlu ditingkatkan (Al-Assaf, 2009). Kinerja perawat tersebut dapat ditingkatkan dengan mengembangkan kinerja keperawatan dan pengalaman belajar di lapangan dengan benar (Priharjo, 2008). Mutu pelayanan suatu profesi perlu ditingkatkan, untuk itu dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan professional, sehingga penting mengelola sumber daya manusia dengan baik sejak awal, salah satunya yaitu dengan melakukan rotasi kerja secara berkala (Lim, http://repository.unimus.ac.id

PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 11

tahun 2016 tentang penyelenggaraan pelayanan rawat jalan eksekutif di

rumah sakit, Rumah sakit bermutu adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Kemenkes RI, 2016). Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan

harus berdasarkan standart rumah sakit dan kode etik profesi, salah satunya

profesi perawat. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus

berdasarkan kode etik yang sudah ditentukan, sehingga para konsumen akan

merasa puas dalam menerima pelayanan kesehatan (Yulihastin, 2009).

Profesionalitas perawat merupakan salah satu indikator kunci keberhasilan

rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan, sehingga perlu

ditingkatkan (Al-Assaf, 2009).

Kinerja perawat tersebut dapat ditingkatkan dengan mengembangkan

kinerja keperawatan dan pengalaman belajar di lapangan dengan benar

(Priharjo, 2008). Mutu pelayanan suatu profesi perlu ditingkatkan, untuk itu

dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan professional,

sehingga penting mengelola sumber daya manusia dengan baik sejak awal,

salah satunya yaitu dengan melakukan rotasi kerja secara berkala (Lim,

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

2

2008). Tujuan rotasi kerja yaitu untuk mengurangi rasa bosan, tugas atau

pekerjaan yang bersifat monoton dan dilaksanakan terus menerus dapat

mengakibatkan kebosanan dan penurunan hasil kerja dari pegawai. Tujuan

rotasi kerja juga meningkatkan motivasi melalui pembuatan variasi untuk

aktivitas karyawan dan membantu karyawan memahami dengan lebih baik

bagaimana pekerjaan mereka memberikan konstribusi terhadap organisasi.

Rotasi sebagai kesempatan untuk belajar keterampilan baru. Selain itu rotasi

juga dilihat sebagai kesempatan untuk berkenalan dengan bagian yang lain

dalam satu organisasi (Lim, 2008). Secara tidak langsung rotasi kerja

bermanfaat bagi organisasi, karena karyawan yang mempunyai banyak

keterampilan memberi manajemen lebih banyak fleksibilitas dalam

merencanakan pekerjaannya, menyesuaikan diri dan mengisi lowongan yang

ada (Hawley, 2010).

Di RSUP Dr. Kariadi, rotasi kerja yang dilakukan terhadap para

perawat dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga perawat masing-masing

instalasi, sehingga tidak bisa disamakan antara ruang satu dengan ruangan

yang lain kapan dilakukan rotasi kerja. Selama satu tahun rotasi kerja perawat

dilakukan secara menyeluruh di rumah sakit sebanyak 10 kali dengan tempat

rotasi yang berbeda-beda. Sedangkan di Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr.

Kariadi dilakukan sebanyak 5 kali rotasi terhadap para perawat. Selain itu

pihak RSUP Dr. Kariadi Semarang dalam upaya meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan menambah beberapa ruangan-ruangan baru, misalkan

Instalasi Kedokteran Nuklir dan Instalasi Onkologi yang sebentar lagi selesai

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

3

dibangun, yang membutuhkan cukup banyak tenaga perawat yang diambilkan

dari perawat ruangan lain yang sudah mendapatkan pelatihan-pelatihan

dengan keahlian berdasarkan ruangan yang akan ditempati.

Supaya rotasi tepat sasaran dan menghasilkan persepsi yang positif

terhadap stafnya, maka perlu adanya kebijakan data dan informasi akurat

mengenai kinerja individu, pengalaman kerja di unit, keterlibatan pelatihan,

dan perilaku karyawan. Kemudian perlu dilakukan sosialisasi agar para

karyawan tidak merasa diperlakukan secara tidak adil. Rotasi pekerjaan juga

harus berbasis kompetensi dari karyawan bersangkutan. Mereka harus

disiapkan lebih dahulu paling tidak dalam bentuk orientasi di tempat

pekerjaan yang baru (Santoso & Riyardi, 2012).

Rotasi bisa memberikan dampak yang negatif pada perawat

diantaranya menimbulkan gangguan cemas dan stress. Perubahan lingkungan

kerja yang baru dan tuntutan pekerjaan yang banyak dapat menyebabkan

stress pada perawat (Indriarini & Rahayu, 2012). Penelitian yang dilakukan

oleh PPNI dalam Revalicha dan Sami’an (2016), menyatakan terdapat

50,9% perawat di Indonesia mengalami stres kerja. Penelitian serupa juga

dilakukan oleh Juliadi (2011), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

menunjukkan sebanyak 50.9% perawat mengalami stres kerja.

Beberapa bulan pertama rotasi merupakan masa yang penuh tantangan

dan stress bagi perawat baru (Indriarini & Rahayu, 2012). Kramer dalam

Indriarini dan Rahayu (2012), mengungkapkan ketakutan dan kesulitan

khusus dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja adalah hal yang umum

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

4

dialami perawat baru dan menyebut ketakutan ini sebagai reality shock

karena terjadi sebagai akibat konflik antara peran keperawatan dan kenyataan

peran sesungguhnya.

Persepsi perawat terhadap rotasi ini secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi persepsi positif dan persepsi negatif. Perawat yang

berpersepsi positif terhadap rotasi akan memberikan manfaat bagi perawat,

sesuai dengan harapan dan tujuan rotasi. Persepsi negatif dapat diartikan

rotasi itu membawa kerugian dan menimbulkan dampak yang tidak

diharapkan dari tujuan rotasi. Persepsi perawat terhadap rotasi ini berbeda-

beda, ada perawat yang menerima di rotasi, ada juga yang tidak menerima

(Fikri, 2014).

Hasil observasi di Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi

Semarang menunjukkan bahwa rotasi yang dilakukan ada yang tidak sesuai

dengan kompetensi masing-masing perawat, misalkan seorang perawat

sebelumnya bekerja di Ruang Bedah Sentral kemudian ditempatkan di ruang

rawat inap, padahal perawat tersebut telah mengikuti berbagai pelatihan yang

berkaitan dengan ruang operasi. Selain itu ada beberapa perawat yang

sebelumnya di Ruang Intensive Care Unit (ICU) dipindah ke Poliklinik rawat

jalan, padahal secara garis besar karakteristik ruangan yang sebelum

ditempati sangat jauh berbeda dengan ruangan yang ditempatinya sekarang.

Proses orientasi juga belum berjalan maksimal, sehingga saat melakukan

pekerjaan di ruangan baru ada beberapa perawat yang melakukan kesalahan,

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

5

bahkan ada yang sampai dikomplain oleh pasien akibat komunikasi yang

kurang baik maupun kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 perawat di Instalasi Paviliun

Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang yang mengalami rotasi, sebanyak 6

orang mengatakan kaget karena tiba-tiba dirotasi padahal sebelumnya tidak

pernah ada masalah di ruangan lama dan tidak ada pemberitahuan terlebih

dulu sebelumnya, 4 orang mengatakan susah beradaptasi karena dia termasuk

orang introvet susah untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman baru yang

mempunyai sifat berbeda-beda, 5 orang merasa sedih dan cemas karena harus

meninggalkan ruangan lama yang sudah nyaman dan hafal dengan cara

kerjanya, dan 8 orang merasa stress karena harus bekerja di ruangan yang

baru dengan teman-teman baru yang kemungkinan belum tentu cocok, stress

karena mendapat pimpinan baru yang gaya kepemimpinannya mungkin

berbeda dari pemimpin ruangan lama, stress karena sistem kerjanya berbeda

dengan ruangan lama. 5 dari 8 perawat yang stress mengatakan, akibat dari

stress membuat tidak semangat untuk bekerja, dalam melakukan pekerjaan

masih ada yang kurang, setiap berangkat bekerja selalu merasa was-was,

bekerja jadi tidak terasa menyenangkan seperti di ruangan sebelumnya.

Hasil studi awal juga menunjukkan bahwa jumlah perawat yang

dipindah dari kelas lebih tinggi ke kelas lebih rendah cukup banyak. Pada

bulan September 2017 sebanyak 24 perawat dari Instalasi Paviliun Garuda

dipindah ke ruangan yang lebih rendah, seperti Ruang Rajawali, Ruang

Kepodang, dan Ruang Merak. Kondisi tersebut mempengaruhi finansial

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

6

perawat yang dipindah, meskipun banyak sedikitnya berbeda-beda, sehingga

baik secara langsung maupun tidak langsung faktor finansial juga ikut

mempengaruhi stres para perawat yang ikut dipindah. Selain itu sebanyak 13

perawat dari kelas lebih rendah seperti Ruang Cendrawasih, Ruang Elang,

dan Ruang Parkit dipindah ke Ruang Garuda yang kelasnya lebih tinggi.

Hasil wawancara dengan 7 dari 13 perawat tersebut mengatakan cukup stres

karena dipindah ke kelas yang lebih tinggi karena tuntutan kerja dari atasan

juga pasti akan meningkat dan tingkat komplain dari para pasien dan keluarga

pasien juga cukup tinggi. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas,

maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan rotasi

kerja terhadap tingkat stress pada perawat di Instalasi Paviliun Garuda RSUP

Dr. Kariadi Semarang.

B. Perumusan Masalah

Rotasi kerja selain untuk mengurangi rasa bosan juga bertujuan

meningkatkan motivasi melalui pembuatan variasi untuk aktivitas karyawan

dan membantu karyawan memahami dengan lebih baik bagaimana pekerjaan

mereka memberikan konstribusi terhadap organisasi. Secara tidak langsung

rotasi kerja bermanfaat bagi organisasi, karena karyawan yang mempunyai

banyak keterampilan memberi manajemen lebih banyak fleksibilitas dalam

merencanakan pekerjaannya, menyesuaikan diri dan mengisi lowongan yang

ada.

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

7

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap perawat yang mengalami

rotasi, sebagian besar mengatakan stres karena harus beradaptasi dengan

tempat yang baru dan hanya sebagian kecil yang mengatakan sudah terbiasa

dengan rotasi yang dilakukan, karena karakteristik ruangan yang baru hampir

sama dengan ruangan sebelumnya dan sudah sering mengalami rotasi kerja.

Oleh karena itu peneliti ingin meneliti bagaimanakah hubungan rotasi kerja

terhadap tingkat stress pada perawat di Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr.

Kariadi Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan rotasi kerja terhadap tingkat stress pada perawat

di Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik perawat di Instalasi Paviliun Garuda

RSUP Dr. Kariadi Semarang.

b. Mendeskripsikan rotasi kerja pada perawat di Instalasi Paviliun Garuda

RSUP Dr. Kariadi Semarang.

c. Mendeskripsikan tingkat stress pada perawat di Instalasi Paviliun

Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

d. Mendeskripsikan tingkat stress pada perawat di Instalasi Paviliun

Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi, bagi

perawat, bagi peneliti sendiri, dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Manfaat bagi institusi

Diharapkan dapat menjadi sumber data sebagai acuan dalam perpindahan

perawat di ruangan baru sehingga dapat mengembangkan sistem orientasi

yang tepat agar adaptasi perawat di ruangan baru tidak mengalami

kesulitan ataupun hambatan.

2. Manfaat bagi perawat

Diharapkan perawat dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

perawat dalam beradaptasi sehingga perawat dapat mencari solusi yang

baik untuk dapat mengatasinya.

3. Manfaat bagi peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan mengenai adaptasi, faktor-faktor yang

mempengaruhi adaptasi, tinggkat stress dan cara beradaptasi di ruangan

baru dan hal ini dapat digunakan oleh peneliti sebagai sumber saat

peneliti mengalami hal yang sama jika suatu saat dipindah keruangan

lain, serta dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

4. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya dan

dapat dikembangkan dengan menambah variabel lain untuk lebih

memahami proses adaptasi.

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1898/2/BAB I.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... (2011 ), di RSUD Kota Dumai, hasil penelitian

9

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang hampir sama sudah sudah pernah dilakukan,

dengan variabel yang berbeda, tempat yang berbeda atau metode penelitian

yang berbeda. Penelitian yang sudah dilakukan terkait penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.1Perbedaan Variabel antara Penelitian Satu dengan Penelitian yang Lain

Hal yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya

adalah tujuannya yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat stress pada

perawat terhadap rotasi ruangan di Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr.

Kariadi Semarang.

Nama(Tahun) Judul Metode Variabel Hasil

Timbul(2015)

Pengaruh kepuasankerja dan rotasiterhadapproduktivitas kerjakaryawan pada PTPNIV Persero AFD IIIKebun Pabatu

Analisisregresilinierberganda

VariabelIndependen:Kepuasan kerja,rotasi kerjaVariabel

Dependen:Produktifitaskerja

Terdapat pengaruhsecara simultan antarkepuasan kerja danrotasi kerja terhadapproduktivitas kerjapada karyawan PTPNIV Persero AFD IIIKebun Pabatu

Nurdiana(2015)

Pengaruh rotasi kerjadan kompensasiterhadap kinerjapegawai: kepuasankerjasebagai variabelintervening

Analisisregresilinierberganda

VariabelIndependen:Rotasi kerja,kompensasiVariabel

Dependen:Kinerja pegawaiVariabel

intervening:Kepuasan kerja

Rotasi kerja bagipegawai SekretariatDaerah Kota Surakartalebih memberikan efekpuas dibandingkandengan kompensasiyang diterima.Sedangkan dalamkaitannya kinerja,mereka berpendapatbahwa kompen-sasimerupakan faktor yanglebih dapatmeningkatkan kinerjadibandingkandengan rotasi kerja dankepuasan kerja.

http://repository.unimus.ac.id