90
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, kecurangan atau fraud merupakan suatu kesalahan yang dilakukan secara sengaja.Konsep kecurangan atau fraud merupakan penyimpangan dari prosedur akuntansi yang seharusnya diterapkan dalam suatu entitas. Penyimpangan tersebut akan berdampak pada laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Statement of Auditing Standartmendefinisikan fraud sebagai tindakan kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subyek audit. Salah saji material dalam laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan keuangan karena informasi yang ada dalam laporan keuangan tersebut tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Berdasarkan fungsi dan peranan laporan keuangan tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam suatu entitas sering ditemukan praktik kecurangan, khususnya kecurangan pada laporan keuangan guna memenuhi ekspektasi atau harapan dari stakeholder yang bersangkutan.Disamping itu, adanya benturan kepentingan antara pihak manajemen dan pemegang saham juga dapat mendorong terjadinya praktik manipulasi laporan keuangan, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak-pihak tertentu.Hal tersebut tentu dapat mempengaruhi kewajaran dan keandalan dalam penyajian laporan keuangan sehingga informasi yang disajikan menjadi bias, tidak akurat serta menyesatkan (Pamungkas, 2014).

PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

  • Upload
    ngobao

  • View
    264

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum, kecurangan atau fraud merupakan suatu kesalahan yang

dilakukan secara sengaja.Konsep kecurangan atau fraud merupakan

penyimpangan dari prosedur akuntansi yang seharusnya diterapkan dalam suatu

entitas. Penyimpangan tersebut akan berdampak pada laporan keuangan yang

disajikan oleh perusahaan. Statement of Auditing Standartmendefinisikan fraud

sebagai tindakan kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam

laporan keuangan yang merupakan subyek audit. Salah saji material dalam

laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan keuangan

karena informasi yang ada dalam laporan keuangan tersebut tidak mencerminkan

kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Berdasarkan fungsi dan peranan laporan keuangan tersebut, tidak menutup

kemungkinan bahwa dalam suatu entitas sering ditemukan praktik kecurangan,

khususnya kecurangan pada laporan keuangan guna memenuhi ekspektasi atau

harapan dari stakeholder yang bersangkutan.Disamping itu, adanya benturan

kepentingan antara pihak manajemen dan pemegang saham juga dapat mendorong

terjadinya praktik manipulasi laporan keuangan, baik untuk kepentingan pribadi

maupun kepentingan pihak-pihak tertentu.Hal tersebut tentu dapat mempengaruhi

kewajaran dan keandalan dalam penyajian laporan keuangan sehingga informasi

yang disajikan menjadi bias, tidak akurat serta menyesatkan (Pamungkas, 2014).

Page 2: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

Pada sektor publik kecenderungan kecurangan dilakukan dalam bentuk

kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sed

sektor swasta bentuk kecenderungan kecurangan akuntansi terjadi dalam bentuk

yang sama yaitu ketidaktepatan dalam membelanjakan

2009). Menurut laporan dari

tahun 2016 kecurangan paling banyak terjadi pada sektor perbankan.

Tingkat Kecurangan Akuntansi Sektor Perindustrian

Sumber: Association of Certified Fraud Examiners 2016

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan meny

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak (UU No. 10 Tahun 1998). Saat ini di Indonesia di kenal dua jenis bank

yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

Pada sektor publik kecenderungan kecurangan dilakukan dalam bentuk

kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sed

sektor swasta bentuk kecenderungan kecurangan akuntansi terjadi dalam bentuk

yang sama yaitu ketidaktepatan dalam membelanjakan sumber dana (Thoyibatun,

). Menurut laporan dari Association of Certified Fraud Examiners

gan paling banyak terjadi pada sektor perbankan.

Gambar 1.1

Tingkat Kecurangan Akuntansi Sektor Perindustrian

Sumber: Association of Certified Fraud Examiners 2016

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak (UU No. 10 Tahun 1998). Saat ini di Indonesia di kenal dua jenis bank

yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan bank

2

Pada sektor publik kecenderungan kecurangan dilakukan dalam bentuk

kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan di

sektor swasta bentuk kecenderungan kecurangan akuntansi terjadi dalam bentuk

sumber dana (Thoyibatun,

Association of Certified Fraud Examiners(ACFE)

gan paling banyak terjadi pada sektor perbankan.

Tingkat Kecurangan Akuntansi Sektor Perindustrian

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

alurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak (UU No. 10 Tahun 1998). Saat ini di Indonesia di kenal dua jenis bank

konvensional dan bank

Page 3: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

3

yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah atau yang di sebut bank

syariah (Najib, 2016).

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin pesat pasca

disahkannya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Dalam laporan Statistika Perbankan Syariah 2016 menyatakan bahwa bank umum

syariah sejumlah 13 bank dengan jumlah kantor 1.869 yang tersebar di seluruh

Indonesia. Salah satu bank umum syariah tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia

(BRI) syariah, yang telah membuka cabang pada lebih 150 kota di indonesia

(www.brisyariah.co.id).

Semakin berkembangnya bank syariah berimplikasi pada semakin

besarnya tantangan yang harus dihadapi bank syariah, di mana tantangan terbesar

adalah untuk mempertahankan citra dan nama baik di mata nasbah agar tetap

menjaga kepercayaan serta loyalitas nasabah kepada bank syariah (Falikhatun,

2012). Maradita (2014) dalam Najib dan Rini (2016) menyatakan bahwa

sebagaimana yang diketahui bank syariah merupakan bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang bersumber dari Al-

Qur’an, Hadist dan Ijmak para ulama yang diterapkan baik dilingkungan dalam

maupun luar perusahaan.

Kemudian timbul pertanyaan apakah adanya unsur syariah menjamin suatu

lembaga terbebas dari tindak kecurangan (fraud)?Kenyataannya tidak, terbukti

dengan adanya kasus-kasus fraud yang terjadi di lembaga syariah.Sebagai bukti

terdapat kasus di mana nasabah melaporkan bank syariah, seperti yang dialami

Page 4: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

4

oleh BRI Syariah terkait gadai emas, nasabah merasa dirugikan karena tindak

penyelewengan yang dilakukan oleh pihak intern (Wijaya, 2012;Djumena, 2014).

Tidak hanya di Indonesia, beberapa kasus pada bank syariah juga pernah

terjadi di negara lain, seperti yang terjadi pada Dubai Islamic Bank yang

kehilangan sekitar US$ 300 miliar akibat manipulasi laporan keuangan dan pada

Islamic Bank of South Africa yang bangkrut pada tahun 1997 dengan hutang

antara R50 juta hingga R70 juta yang disebabkan oleh manajemen yang buruk

serta sistem akuntansi dan manajemen yang buruk (Rini, 2014). Adanya kasus-

kasus tersebut membuktikan bahwa tidak ada jaminan bahwa lembaga syariah

terutama bank yang berbasis syariah bebas dari tindakan fraud.

Laporan keuangan dalam entitas pemerintahan sangat erat hubungannya

dengan kepentingan publik.Untuk itu, seharusnya laporan keuangan disajikan

secara wajar dan tidak mengandung unsur kecurangan atau fraud.Kecurangan atau

fraud bisa saja dilakukan oleh manajer sampai pegawai.Statement of auditing

standard No. 99 mendefinisikan fraud sebagai tindakan kesengajaan untuk

menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subyek

audit.Alinson (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing menyatakan

kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan, sehingga dapat

menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan

memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan.

Kecurangan dapat dikaitkan oleh beberapa teori yang mendasari lahirnya

tindakan tersebut. Salah satu diantaranya adalah teori Fraud Triangle yang

dikembangkan oleh Cressey (1953) dalam Najahningrum (2013), mengatakan

Page 5: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

5

bahwa fraud disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: (1) Pressure atau tekanan, (2)

Oportunity atau kesempatan, (3) Rationalizationatau pembenaran.

Secara skematis Association of Certified Examiners (ACFE)

menggambarkan occupational fraud dalam bentuk fraud tree.Pohon ini

menggambarkan cabang-cabang dari fraud dalam hubungan kerja, beserta ranting

dan anak rantingnya.Occupational fraud tree ini mempunyai 3 cabang utama

yakni Asset Misappropriation (Penyalahgunaan Aset), fraudulent statement

(Kecurangan Pernyataan Laporan Keuangan) , dan Corruption ( Korupsi ).

Asset Misappropriation meliputi penyalahgunaan atau pencurian asset atau

harta perusahaan atau pihak lain. Fraud jenis ini juga merupakan jenis fraud yang

frekuensi terjadinya paling sering dan biasanya dilakukan oleh pegawai yang

kurang memiliki pengaruh atau wewenang dalam organisasi.Fraudulentstatement

meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan

atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya

dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam penyajian

laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan.

Christofel (2010) dalam Najahningrum (2013) Corruption (Korupsi)

merupakan jenis fraud yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama

dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan jenis yang

terbanyak yang terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya

lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor

integritasnya masih dipertanyakan. Korupsi merupakan jenis fraud yang sering

dilakukan oleh seseorang dengan jabatan atau wewenang yang tinggi pada suatu

Page 6: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

6

perusahaan. Frekuensi fraud jenis ini lebih jarang dibandingkan dengan asset

missapropriation akan tetapi lebih merugikan perusahaan dikarenakan

nominalnya yang relatif lebih tinggi.

Menurut Goolsarran (2006) dalam Kurniawan (2009), korupsi

menyebabkan sejumlah dampak terhadap perekonomian dimana: (1) barang dan

jasa menjadi lebih banyak memakan biaya sehingga merugikan kualitas dan

standar hidup masyarakat; (2) perdagangan yang terdistorsi karena preferensi

lebih diberikan kepada barang dan jasa yang dapat menawarkan tingkat

penyuapan yang tinggi; (3) akumulasi tingkat hutang jangka panjang yang tinggi

akibat dari kecenderungan pemerintahan yang korup untuk memakai dana

pinjaman luar negeri dalam membiayai proyek-proyek yang padat modal; serta (4)

terjadinya missalokasi sumberdaya yang langka dan tidak diperhatikannya

sejumlah daerah yang membutuhkan prioritas pembangunan akibat pejabat yang

korup lebih mementingkan daerah lain yang dapat menghasilkan lebih banyak

keuntungan pribadi untuk dirinya.

Motivasi seseorang melakukan kecurangan atau fraud relatif

bermacammacam.Salah satu teori yang menjelaskan tentang motivasi seseorang

melakukan fraud adalah Fraud Triangle Theory.Fraud triangle terdiri atas tiga

komponen yaitu opportunity (kesempatan), pressure (tekanan), dan

rationalization (rasionalisasi).

Kesempatan merupakan suatu kondisi yang memungkinkan seseorang bisa

melakukan kecurangan.Kondisi tersebut sebenarnya dapat dikendalikan oleh

perusahaan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kondisi tersebut

Page 7: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

7

dalam lingkup entitas perusahaan perbankan antara lain keefektifan pengendalian

internal.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecenderungan kecurangan (fraud) terhadap keefektifan

pengendalian internal.Penelitian Wilopo (2006) menunjukkan bahwa

pengendalian intern, ketaatan aturan akuntansi, asimetri informasi akuntansi dan

moralitas manajemen berpengaruh positif terhadap perilaku tidak etis dan

kecenderungan kecurangan. Pristiyanti (2012) melakukan penelitian pada

pemerintah kota dan Kabupaten Semarang. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem

pengendalian internal, kepatuhan pengendalian internal, budaya etis organisasi,

dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kecurangan.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah apabila pengendalian internal

lemah maka akan menyebabkan kekayaan perusahaan tidak terjamin

keamanannya, informasi akuntansi yang tidak teliti dan tidak dapat di percaya,

tidak efektif dan efisiennya kegiatan-kegiatan operasional perusahaan serta tidak

dapat di patuhinya kegiatan manajemen yang di tetapkan. Sebaliknya apabila

suatu pengendalian internal dalam perusahaan berjalan efektif maka kekayaan

perusahaan akan terjamin keamananya.

Definisi tersebut terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh Wilopo

(2006) bahwa pengendalian internal yang efektif memberikan pengaruh yang

signifikan dan negatif terhadap kecederungan kecurangan akuntansi. Namun, hasil

penelitian Wilopo (2006) dibantah oleh penelitian dari Devi (2011) yang

membuktikan bahwa pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap

Page 8: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

8

kecurangan akuntansi pada kantor cabang bank pemerintah dan swasta yang

berada di kota padang.

Menurut Skousen (2009) dalam Pamungkas (2014) rasionalisasi adalah

komponen penting dalam banyak kecurangan, rasionalisasi menyebabkan pelaku

kecurangan mencari pembenaran atas perbuatannya.Rasionalisasi merupakan

bagian dari fraud triangle yang paling sulit diukur.Budaya etis dalam organisasi

merupakan faktor yang diduga dijadikan alasan pembenaran mengapa pegawai

melakukan kecurangan.

Etis disini bermakna etika dalam suatu organisasi manajemen. Chandra

(2015) menyebutkan bahwa etika manajemen akan menjadi tolok ukur seorang

pegawai dalam melakukan tindakan, karena seorang individu lebih sering

mengikuti tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar orang yang ada didalam

suatu organisasi, maka individu merasa apa yang dilakukannya sudah benar

karena sebagian besar rekannya juga melakukan hal yang sama walaupun yang

dilakukan itu merupakan suatu bentuk tindakan kecurangan.

Pendapat lain tentang pengertian budaya etis dikemukakan oleh

Najahningrum (2013) yaitu, sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota

organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara

berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dijadikan acuan

perilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah

ditetapkan.

Pada penelitian Sulistyowati (2007) menyatakan adanya pengaruh

kulturetis organisasi terhadap kecurangan (fraud). Budaya organisasi yang kuat

Page 9: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

9

akan memicu karyawan untuk berfikir, berperilaku dan bersikap sesuai dengan

nilai-nilai organisasi. Sehingga, semakin kuat budaya etis organisasi, semakin

sedikit kecurangan yang mungkin akan dilakukan oleh karyawan. Jadi, dalam

penelitian ini, rasionalisasi (rationalization) diproksikan dengan persepsi

mengenai komitmen organisasi dan budaya etis organisasi (Najahningrum, 2013).

Variabel terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah religiusitas

individu. Menurut Glock dan Stark dalam Pamungkas (2014) religiusitas

didifinisikan sebagai suatu sistem yang terintegrasi dari keyakinan (belief), gaya

hidup, aktivitas ritual dan institusi yang memberikan makna dalam kehidupan

manusia dan mengarahkan manusia pada nilai-nilai suci atau nilai-nilai tertinggi.

Hasil penelitian Barnett, Bass dan Brown (1996) dalam Pamungkas (2014)

menunjukkan bahwa religiusitas mempengaruhi standar moral seseorang. Manusia

yang memiliki level religiusitas yang tinggi akan lebih mampu mengontrol diri,

mempunyai rasa empati dan memperhatikan kepentingan orang lain. Lebih lanjut

penelitian Pamungkas (2014) membuktikan bahwa religiusitas berpengaruh

negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Apabila seseorang yang

memiliki religiusitas tinggi maka senantiasa akan memperhatikan kepentingan

umum, tidak mementingkan diri sendiri, dan peluang melakukan kecurangan

semakin kecil.

Telah disampaikan sebelumnya bahwa kecenderungan kecurangan banyak

terjadi pada sektor perbankan.Untuk menjalankan aktifitasnya, perbankan harus

mempunyai integritas tinggi supaya masyarakat memiliki kepercayaan dalam

rangka menjalin hubungan kerja. Apabila perusahaan diketahui melakukan

Page 10: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

10

kecurangan otomatis kepercayaan masyarakat ataupun investor akan berkurang

dan satu persatu ataupun bersama-sama akan melakukan penarikan dana yang

telah disimpan di bank sehingga bisa menimbulkan rush dan bank dapat

mengalami kolaps dan BI akan menutupnya (Kusumastuti, 2012).

Dengan pertimbangan tersebut dan semakin banyaknya kasus kecurangan

akuntansi yang melibatkan perusahaan perbankan, maka penting dilakukan

penelitian kecurangan akuntasi untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi

perusahaan perbankan melakukan kecurangan akuntansi. Penelitian ini mengambil

objek pada BRI Syariah Kantor Cabang Surakarta. Alasan penelitian dilakukan di

bank syariah tersebut karena menjadi Kantor Cabang yang membawahi beberapa

Kantor Cabang Pembantu di wilayah Soloraya seperti: Karanganyar, Sukoharjo,

Sragen, dan Wonogiri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana BRI

Syariah sebagai cabang unit Surakarta mengendalikan cabang-cabang pembantu

di area Soloraya dengan budaya syariahnya dari berbagai sikap kecenderungan

kecurangan.

Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dan melakukan analisis mengenai “Analisis Keefektifan Pengendalian Internal,

Budaya Etis, dan Religiusitas Individu Terhadap Kecenderungan Kecurangan

(Fraud)StudiPadaBRI Syariah Cabang Surakarta.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kecenderungan kecurangan banyak terjadi pada sektor perbankan.

Page 11: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

11

2. Kecenderungan kecurunganterjadi karena adanya manipulasi laporan

keuangan dan penyelewengan dari pihak intern.

3. Kecenderungan kecurungan disebabkan oleh pengendalian internal yang

lemah dari perusahaan.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka penulis membatasi masalahnya

yaitu hanya membahas tentang pengaruh pengendalian internal, budaya etis, dan

religiusitas individu terhadap kecenderungan kecurangan.Lokasi penelitian ini

adalah pada BRI Syariah Cabang Surakarta.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Apakah keefektifan pengendalian internal berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan?

2. Apakah budaya etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan?

3. Apakah religiusitas individu berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh keefektifan pengendalian internal terhadap kecurangan

pada BRI Syariah Cabang Surakarta

Page 12: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

12

2. Mengetahui pengaruh budaya etis terhadap kecurangan di perbankan syariah

pada BRI Syariah Cabang Surakarta.

3. Mengetahui pengaruh religiusitas individu terhadap kecurangan pada BRI

Syariah Cabang Surakarta.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak

antara lain

1. Bagi akademisi

Pada penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah

khasanah keintelektualitasan dan wawasan bagi pengembangan keilmuan serta

diharapkan menjadi acuan untuk penelitian berikutnya.

2. Bagi praktisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai

tindakan yang dapat diambil oleh pihak BRI Syariah Cabang Surakarta, serta

memberikan pengetahuan dan wawasan kepada seluruh karyawan Perusahaan

terkhusus pada karyawan BRI Syariah Cabang Surakarta dalam pengambilan

kebijakan untuk menekan adanya kecenderungan kecurangan akuntansi dimasa

yang akan datang.

1.7. Jadwal Penelitian

(Terlampir)

Page 13: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

13

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dan pada setiap bab terdiri

dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi

tetap saling berkaitan antara bab satu dengan bab berikutnya. Adapun sistematika

pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang pendahuluan sebagai pengantar secara

keseluruhan penelitian, sehingga dalam bab ini akan diperoleh gambaran umum

tentang pembahasan skripsi ini. Bab pertama ini terdiri dari sub – sub sebagai

berikut: latar belakang masalah yang menjadi pemicu munculnya permasalahan,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, jadwal penelitian, dan pada akhir bab dijelaskan tentang

sistematika pembahasan penelitian yang akan digunakan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum landasan teori. Bab ini berisi

tentang kajian teori yang diperlukan di dalam menunjang penelitian, hasil

penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian. Bab ini membahas

tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik

pengambilan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel

penelitian, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

Page 14: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

14

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab keempat adalah analisis dan pembahasan. Gambaran umum penelitian,

Pengujian dan hasil analisis data, pembahasan hasil analisis data (pembuktian

hipotesis).

BAB V PENUTUP

Bab kelima adalah penutup.Penutup berisi tentang kesimpulan,

keterbatasan penelitian, saran-saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya

berdasarkan pada hasil penelitian ini, dan lampiran - lampiran yang mendukung

penelitian ini.

Page 15: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

15

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teoritis

2.1.1. Teori Keagenan

Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency theory adalah sebuah

kontrak antara manajer (agent) dan pemilik (principal) dalam Kusumastuti (2012).

Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, pemilik akan

mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada manajer. Perencanaan

kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan manajer dalam pemilik

dalam hal konflik kepentingan inilah yang merupakan inti dari agency theory.

Namun untuk menciptakan kontrak yang tepat merupakan hal yang sulit

diwujudkan. Oleh karena itu, investor diwajibkan untuk memberi hak

pengendalian residual kepada manajer (residual control right) yakni hak untuk

membuat keputusan dalam kondisi-kondisi tertentu yang sebelumnya terlihat di

kontrak (Ningsaptiti, 2010).

Eisenhardth (1989) dalam Kususmastuti (2012) menyatakan teori

keagenan dilandasi oleh asumsi yang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu asumsi

tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian dan asumsi informasi. Asumsi sifat

manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat mementingkan diri sendiri

(self-interest), manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (boundedrationality), dan manusia selalu menghindari resiko (risk

averse). Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,

efisiensi sebagai kriteria efektivitas dan adanya asimetri informasi antara principal

Page 16: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

16

dan agent. Asumsi informasi adalah bahwa informasi sebagai barang komoditi

yang dapat diperjualbelikan.

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia dijelaskan bahwa masing-masing

invidu lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri sehingga hal ini dapat

menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen.Pihak pemilik

(principal) termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterahkan dirinya

dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan manajer (agent)

termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan ekonomi dan psikologinya, antara

lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.

Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan

yang masing-masing ingin mempertahankan dan mencapai kemakmuran atau

keuntungan yang dikehendaki.

Permasalahan yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara

prinsipal dan agen disebut dengan agency problems.Salah satu penyebab agency

problems adalah adanya asimetri informasi.Asimetri informasi adalah

ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen, ketika

prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen, sebaliknya

agen memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja

dan perusahaan secara keseluruhan (Ningsaptiti, 2010).

Hal tersebut menyebabkan prinsipal merasa kesulitan untuk menelusuri

apa yang sebenarnya dilakukan oleh agen. Dalam keadaan seperti ini prinsipal

membutuhkan informasi yang dimiliki oleh agen mengenai keadaan perusahaan

dan kinerja agen itu sendiri.Sehingga asimetri membuat manajemen bertindak

Page 17: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

17

tidak etis dan cenderung berlaku curang dengan memberikan informasi yang

bermanfaat bagi prinsipal demi motivasi untuk memperoleh keuntungan pribadi.

2.1.2. Teori Fraud Triangle

Konsep fraud triangel pertama kali dikemukakan oleh Donald Cressey.

Fraud triangle theory sebagai dasar teori utama dalam penelitian ini. Teori Fraud

Triangle Cressey (1953) dalam Tuanakotta (2007), kecurangan (fraud) disebabkan

oleh 3 faktor, yaitu :

1. Tekanan (Pressure) adalah motivasi dari individu karyawan untuk bertindak

fraud dikarenakan adanya tekanan baik keuangan dan non keuangan dari

pribadi maupun tekanan dari organisasi,

2. Peluang (Opportunity) adalah peluang terjadinya fraud akibat lemah atau

tidaknya efektifitas kontrol sehingga membuka peluang terjadinya fraud.

Faktor penyebab fraud yang disebabkan adanya kelemahan didalam sistem

dimana seorang karyawan mempunyai kuasa atau kemampuan untuk

memanfaatkan sehingga perbuatan curang dapat dilakukan,

3. Rasionalisasi (Rationalization) adalah fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai

etika lokal yang mendorong (membolehkan) terjadinya fraud.

Pertimbangan perilaku kecurangan sebagai konsekuensi dari kesenjangan

integritas pribadi karyawan atau penalaran moral yang lain. Rasionalisasi terjadi

dalam hal seseorang atau sekelompok orang membangun pembenaran atas

kecurangan yang dilakukan.Pelaku fraud biasanya mencari alasan pembenaran

bahwa yang dilakukannya bukan pencurian atau kecurangan.

Page 18: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

18

Gambar 2.1 Fraud Triangle Theory

Sumber :Cressey (1953) dalam Norbarani(2012)

2.1.3. Kecenderungan Kecurangan (Fraud)

1. Pengertian Kecurangan (Fraud)

Definisi fraud menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) tahun 2016:

Kecurangan merupakan segala sesuatu perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu yang secara lihai dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan (manipulasi atau memberikan pernyataan keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain, dengan cara menutupi kebenaran, tipu daya, kelicikan atau mengelabui dan cara tidak jujur yang lain. Menurut Boynton (1996) dalam Najahningrum (2013) kecurangan atau fraud

adalah penipuan yang direncanakan misalnya salah saji, menyembunyikan, atau

tidak mengungkapkan fakta yang material sehingga merugikan pihak lain.

Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud sebagai “an

intentional act that result in amaterial misstatement in financial statements

Pleasure

Opportunity Razionalization

Page 19: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

19

tahtare the subject o an audit. Sedangkan menurut Black’s Law Dictionary fraud

didefinisikan sebagai:

Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang dapat diupayakan pleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak terduga, penuh siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang menyebabkan orang lain tertipu. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dalam Tanuakotta (2007),

menyebutkan beberapa pasal yang mencakup pengertian fraud seperti :

- Pasal 362 : Pencurian (definisi KUHP) : mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.

- Pasal 372 : Penggelapan (definisi KUHP) : dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan.

- Pasal 378 : Perbuatan curang (definisi KUHP) : dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang. Produk akhir dari proses pengolahan data akuntansi adalah informasi

akuntansi yang tertuang dalam laporan keuangan. Dalam mengartikan angka-

angka yang tercantum dalam laporan keuangan, pengguna laporan keuangan perlu

berhati-hati karena kemungkinan terjadinya bias dalam penyampaian informasi.

Kemungkinan bahwa laporan keuangan disusun dengan itikad tidak baik (sengaja

dilakukan) dengan tujuan tertentu. Jika faktor kecurangan terjadi dalam

penyusunan laporan keuangan dapat dipastikan laporan keuangan disajikan tidak

wajar (Najahningrumm, 2013). Jadi, kecurangan merupakan suatu hal yang di

sengaja oleh pelaku nya.Hal tersebut-lah yang membedakan antara kecurangan

Page 20: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

20

dan kesalahan. Selain itu, kecurangan dilakukan dengan melanggar ketentuan

yang berlaku untuk mengambil keuntungan demi dirinya sendiri .

2. Tipe-tipe Kecurangan

Menurut Widjaja (2013) dalam Ananda (2014:11) terdapat dua tipe

kecuranganyaitu :

a. Kecurangan eksternal adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar

terhadap suatu perusahaan/entitas, seperti kecurangan yang dilakukan

pelanggan terhadap usaha, wajib pajak terhadap pemerintah.

b. Kecurangan internal adalah tindakan tidak legal yang dilakukan oleh

karyawan, manager dan eksekutif terhadap perusahaan tempat mereka

bekerja. Kecurangan tersebut akan menimbulkan kerugian yang besar bagi

perusahaan itu sendiri.

3. Jenis Dan Pelaku Kecurangan (Fraud)

Menurut the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) fraud

diklasifikasikan menjadi 5 jenis.

Tabel 2.1 Jenis – jenis Fraud

Jenis Kecurangan Korban Pelaku Penjelasan Penggelapan uang atau kecurangan pekerjaan

Pegawai Pemberi Kerja Pemberi kerja secara langsung atau tidak langsung mengambil hak dari pekerjaannya

Kecurangan manajemen

Pemegang saham

Manajemen tingkat atas

Manajemen tingkat atas memberikan penyajian yang salah, pada informasi keuangan

Kecurangan investasi

Investor Individu perusahaan

Individu menipu investor

Page 21: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

21

Kecurangan Penyediaan/ logistik

Pembeli barang atau jasa

Penjual barang atau jasa

Mengenakan biaya yang berlebih atas barang atau jasa kepada pembeli

Kecurangan pelanggan

Penjual barang atau jasa

Pelanggan Pelanggan meminta harga yang lebih kecil dari seharusnya

Sumber :Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

4. Kondisi Penyebab Terjadinya Kecurangan

Menurut Arens (2008:432) penyebab terjadinya kecurangan disebut dengan

segitiga kecurangan (fraud triangle), yaitu :

a. Pressure/ Tekanan.

Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk

melakukan kecurangan. Karyawan mungkin merasa mendapat tekanan untuk

melakukan kecurangan karena adanyakebutuhan atau masalah

finansial.Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup,

tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan.

Menurut SAS No.99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada

pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah

financialstability, external pressure, personal financial need, dan financial

targets.

b. Opportunity/ Kesempatan.

Adanya peluang memungkinkan terjadinya kecurangan.Peluang tercipta

karena adanya kelemahan pengendalian internal, ketidakefektifan pengawasan

manajemen, atau penyalahgunaan posisi atau otoritas.Kegagalan untuk

menetapkan prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan

juga meningkatkan peluang terjadinya kecurangan.

Jenis Korban Pelaku Penjelasan

Page 22: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

22

Dari tiga faktor risiko kecurangan (pressure, opportunity dan

rationalization), peluang merupakan hal dasar yang dapat terjadi kapan saja

sehingga memerlukan pengawasan dari struktur organisasi mulai dari

atas.Organisasi harus membangun adanya proses, prosedur dan pengendalian

yang bermanfaat dan menempatkan karyawan dalam posisi tertentu agar

mereka tidak dapat melakukan kecurangan dan efektif dalam mendeteksi

kecurangan seperti yang dinyatakan dalam SAS No.99.

SAS No.99 menyebutkan bahwa peluang pada financial statement fraud

dapat terjadi pada tiga kategori kondisi.Kondisi tersebut adalah nature of

industry, ineffective monitoring, dan organizational structure.

c. Rationalization / Rasionalisasi.

Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan

manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau

mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka

merasionalisasi tindakan fraud.

Tabel 2.2 Kategori, Definisi dan Contoh Fraud Risk Factor dalam SAS No.99 yang

Berkaitan dengan Financial Statement Fraud

Fraud Risk Factor Kategori menurut SAS No.99

Definisi dan Contoh Faktor Risik

Financial Stability Keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil.

External Pressure Tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan harapan pihak ketiga.

Tabel Berlanjut…

Page 23: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

23

Pressure

Personal Financial Need

Suatu keadaan dimana keuangan perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan.

Financial Targets Tekanan berlebihan pada manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen.

Opportunity

Nature Of Industry Berkaitan dengan munculnya risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan estimasi dan pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar.

IneffectiveMonitoring Keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan.

OrganizationalStructure Struktur organisasi yang kompleks dan tidak satabil.

Rationalization Rationalization Sikap/rasionalisasi anggota dewan, manajemen, atau karyawan yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam dan/atau membenarkan kecurangan.

Sumber: Adinda (2015)

5. Skema Kecurangan

Skema-skema kecurangan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara.

Berdasarkan ACFE tahun 2016, prosentase tindakan kecurangan di tempat kerja

dapat dilihat sebagai berikut:

Lanjutan Tabel 2.2

Fraud Risk Factor Kategori menurut

SAS No.99

Definisi dan Contoh

Faktor Risik

Page 24: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

Sumber: Association of Certified Fraud Examnimers 2016

Kasus Misappropriation asset

Corruption (korupsi) sebanya

(pernyataan kecurangan keuangan) sebanyak 9,6% dari seluruh kasus kecurangan

di tahun 2016.

ACFE menjelaskan terdapat tiga kategori skema kecurangan yang selanjutnya

dijelaskan oleh Shintadevi (2015):

a. Kecurangan Pern

Kecurangan dalam laporan keuangan dikaitkan dengan kecurangan oleh

pihak manajemen.

kesalahan penyajian keuangan, untuk dapat digolongkan sebaga skema

kecurangan jenis ini, laporan harus memberikan manfaat keuangan langsung

atau tidak langsung bagi pelakunya. Dengan kata lain, laporan tersebut bukan

sebagai kendaraan untuk menyamarkan atau menutupi suatu tindakan curang.

Contohnya skema kecurangan ini adalah dengan

Gambar 2.2 Jenis Kecurangan Berdasarkan Frekuensi

Sumber: Association of Certified Fraud Examnimers 2016

Misappropriation asset(penyalahgunaan aset) sebanyak 83,5%,

(korupsi) sebanyak 35,4%, dan Financial Statement Fraud

(pernyataan kecurangan keuangan) sebanyak 9,6% dari seluruh kasus kecurangan

menjelaskan terdapat tiga kategori skema kecurangan yang selanjutnya

dijelaskan oleh Shintadevi (2015):

Kecurangan Pernyataan Keuangan (Financial Statement Fraud)

Kecurangan dalam laporan keuangan dikaitkan dengan kecurangan oleh

pihak manajemen. Walaupun semua kecurangan melibatkan suatu bentuk

kesalahan penyajian keuangan, untuk dapat digolongkan sebaga skema

jenis ini, laporan harus memberikan manfaat keuangan langsung

atau tidak langsung bagi pelakunya. Dengan kata lain, laporan tersebut bukan

sebagai kendaraan untuk menyamarkan atau menutupi suatu tindakan curang.

Contohnya skema kecurangan ini adalah dengan menyatakan terlalu rendah

24

(penyalahgunaan aset) sebanyak 83,5%,

Financial Statement Fraud

(pernyataan kecurangan keuangan) sebanyak 9,6% dari seluruh kasus kecurangan

menjelaskan terdapat tiga kategori skema kecurangan yang selanjutnya

(Financial Statement Fraud)

Kecurangan dalam laporan keuangan dikaitkan dengan kecurangan oleh

Walaupun semua kecurangan melibatkan suatu bentuk

kesalahan penyajian keuangan, untuk dapat digolongkan sebaga skema

jenis ini, laporan harus memberikan manfaat keuangan langsung

atau tidak langsung bagi pelakunya. Dengan kata lain, laporan tersebut bukan

sebagai kendaraan untuk menyamarkan atau menutupi suatu tindakan curang.

menyatakan terlalu rendah

Page 25: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

25

kewajiban untuk dapat menyajikan gambaran keuangan perusahaan yang baik

agar harga saham naik.

b. Korupsi (corruption)

Korupsi (corruption) mungkin adalah kejahatan kerah putih yang paling

tua.Korupsi meliputi penyuapan, konflik kepentingan, pemberian tanda terima

kasih yang tidak sah, dan pemerasan secara ekonomi.Korupsi adalah tindakan

seorang pejabat atau petugas yang secara tidak sah dan tidak dapat dibenarkan

memanfaatkan pekerjaannya atau karakternya untuk mendapatkan keuntungan

bagi dirinya sendiri atau untuk oranglain dengan melanggar kewajiban dan

hak. Aktivitas korupsi adalah sebagai berikut :

1) Penyuapan

Penyuapan Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran, permohonan

untuk menerima atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk

mempengaruhi seorang pejabat dalam melakukan kewajiban sahnya.Para

pejabat di sini dapat dipekerjakan oleh berbagai lembaga pemerintah (atau

pihak yang berwenang) atau perusahaan swasta.

2) Tanda Terima Kasih Yang Tidak Sah

Tanda terima kasih yang tidak sah (illegal gratuity) melibatkan

pemberian, penerimaan, penawaran, atau permohonan untuk menerima

sesuatu yang bernilai karena telah melakukan tindakan yang resmi,

tindakan ini hampir sama dengan penyuapan, tetapi transaksinya terjadi

setelah tindakan resmi tersebut dilakukan.

3) Konflik Kepentingan

Page 26: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

26

Setiap perusahaan harus mengharapkan karyawannya akan melakukan

pekerjaan dengan cara yang dapat memenuhi berbagai kepentingan

perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan

bertindak atas nama pihak ketiga dalam melakukan pekerjaannya atau

memiliki kepentingan pribadi dalam pekerjaannya yang dilakukan. Jika

konflik kepentingan karyawan tidak diketahui oleh perusahaan dan

mengakibatkan kerugian keuangan, maka telah terjadi kecurangan.

4) Pemerasan Secara Ekonomi

Pemerasan secara ekonomi adalah penggunaan (atau ancaman untuk

melakukan) tekanan (termasuk sanksi ekonomi) terhadap seseorang atau

perusahaan, untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.Istilah berharga

dapat berupa aset keuangan atau ekonomi.Informasi atau kerja ama untuk

mendapatkan keputusan yang berguna mengenai sesuatu yang sedang

dipermasalahkan.

c. Penyalahgunaan Aset (Misappropriation asset)

Bentuk skema kecurangan yang paling umum melibatkan beberapa bentuk

penyalahgunaan aset.Aset dapat disalahgunakan secara langsung atau tidak

langsung demi keuntungan si pelaku.Transaksi yang melibatkan kas, akun cek,

persediaan, peralatan, perlengkapan, dan informasi adalah yang paling rentan

disalahgunakan.

Page 27: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

27

2.1.4. Keefektifan Pengendalian Internal

1. Pengertian Keefektifan Pengendalian Internal

Menurut Komarudin (1994:269) efektivitas adalah suatu keadaan yang

menunjukkan tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan manajemen dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu, sedangkan dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa keefektifan adalah keberhasilan

dari suatu usaha atau tindakan. Dengan demikian keefektifan lebih menitik

beratkan pada tingkat keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan atau

target yang telah ditentukan.

Halim (2003:197) menyebutkan struktur pengendalian internal merupakan

rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencakup

berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan utama :

a. Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas

b. Menjaga efektif dan efisiensi operasi yang dijalankan

c. Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku

Sedangkan Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 69 (SA Seksi: 319)

tentang pengendalian internal adalah sebagai berikut:

Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan, yaitu: keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keefektifan

pengendalian internal adalah keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan

instansi yang berkaitan dengan menjaga keandalan penyajian laporan keuangan,

Page 28: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

28

efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku.Keefektifan pengendalian internal dapat berperan dalam mencegah dan

mendeteksi suatu kecurangan akuntansi (fraud) dalam suatu instansi.

2. Unsur - Unsur Pengendalian Internal

Pengendalian internal meliputi lima kategori yang dirancang dan

diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa sasaran

hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi, komponen pengendalian internal

menurut Arens (2008:376-385) yaitu :

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur

yang mencerminkan sikap dari manajemen puncak, para direktur dan pemilik

entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti

pentingnya bagi entitas itu.

b. Penilaian Risiko

Penilaian Risiko atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan

manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang

relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Generally

Accepted AccountingPrinciples (GAAP) atau prinsip-prinsip akuntansi yang

berterima umum.Setelah mengidentifikasi suatu risiko, manajemen

mengestimasi signifikansi risiko itu, menilai kemungkinan terjadinya risiko itu,

dan mengembangkan tindakan khusus yang diperlukan untuk mengurangi

risiko itu ke tingkat yang dapat diterima.

Page 29: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

29

Manajemen menilai risiko sebagai bagian dari perancangan dan

pelaksanaan pengendalian internal untuk meminimalkan kekeliruan serta

kecurangan, auditor menilai risiko untuk memutuskan bukti yang dibutuhan

dalam audit. Jika manajemen secara efektif menilai dan merespons risiko itu,

biasanya auditor akan mengumpulkan lebih sedikit bukti ketimbang jika

manajemen gagal mengidentifikasi atau merespons risiko yang signifikan.

Auditor akan memperoleh pengetahuan tentang proses penilaian risiko

oleh manajemen dengan memanfaatkan kuesioner dan diskusi dengan

manajemen untuk menentukan bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko-

risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan, mengevaluasi signifikansi

dan kemungkinanan terjadinya risiko itu, serta memutuskan tindakan apa yang

diperlukan untuk menangani risiko itu.

c. Kegiatan Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk

membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk

menangani risiko guna mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian

umumnya dibagi menjadi lima jenis berikut ini :

1) Pemisahan tugas yang memadai

2) Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas

3) Dokumen dan catatan yang memadai

4) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

5) Pemeriksaan kinerja secara independen

Page 30: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

30

d. Informasi Dan Komunikasi

Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi dari entitas adalah

untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi yang

dilakukan entitas itu serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait.Sistem

informasi dan komunikasi akuntansi mempunyai beberapa subkomponen,

yang biasnya terdiri atas kelas-kelas transaksi seperti penjualan, retur

penjualan, penerimaan kas, akuisisi dan sebagainya.

e. Pemantauan

Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian

internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan

bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan dan telah

dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi.

Agar efektif, fungsi audit internal harus dilakukan oleh staf yang

independen dari departemen operasi maupun departemen akuntansi, dan

mereka melapor langsung ke tingkat otoritas yang lebih tinggi dalam

organisasi, baik manajemen puncak atau komite audit dewan direksi. Selain

perannya dalam memantau pengendalian internal entitas, staf audit internal

yang memadai juga dapat mengurangi biaya audit eksternal dengan

memberikan bantuan lansung kepada auditor eksternal.

3. Tujuan Pengendalian Internal

Arens (2008:370) menjelaskan bahwa sistem pengendalian internal terdiri atas

kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian

yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya.Kebijakan

Page 31: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

31

dan prosedur ini disebut pengendalian, dan secara kolektif membentuk

pengendalian internal entitas tersebut. Manajemen memiliki tiga tujuan umum

dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif yaitu :

a. Reliabilitas Pelaporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para

investor, kreditor, dan pemakai lainnya.Manajemen memikul baik

tanggungjawab hukum maupun profesional untuk memastikan bahwa

informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan

seperti prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum (GAAP).Tujuan

pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi

tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.

b. Efisiensi Dan Efektivitas Operasi

Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakai sumber daya

secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran perusahaan.

Tujuan yang penting dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi

keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk

keperluan pengambilan keputusan.

c. Ketaatan Pada Hukum Dan Peraturan

Semua perusahaan publik diharuskan mengeluarkan laporan tentang

keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

4. Fungsi Dari Sistem Pengendalian Intern

Mulyadi (2008) menjelaskan fungsi dari sistem pengendalian intern yaitu:

Page 32: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

32

a. Preventif, yaitu pengendaian untuk mencegah kesalahan-kesalahan baik

berupa kekeliruan ataupun ketidakberesan yang sering terjadi dalam

operasi suatu kegiatan.

b. Detective, yaitu untuk medeteksi kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan

yang terjadi.

c. Corective, yaitu untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan dan

penyimpangan yang terdeteksi.

d. Directive, yaitu untuk mengarahkan agar pelaksanaan dilakukan dengan

tepat dan benar.

e. Compensative, yaitu untuk menetralisasi kelemahan pada aspek kontrol

yang lain.

Suhardjono (2006) dalam Devi (2011) menyatakan bahwa untuk mendapatkan

fungsi yang baik, pengendalian intern pada perusahaan perbankan dilakukan

berlapis-lapis, antara lain:

a. Pengendalian Internal Melalui Sistem

Pengendalian melalui sistem dilakukan, baik melalui sistem operasional

maupun melalui sistem aplikasi komputer. Keduanya dilakukan dengan cara:

1) Komputer yang digunakan untuk melakukan transaksi harus didaftar

terlebih dahulu ke dalam sistem komputer sentral, sehingga hanya

komputer yang telah terdaftar saja yang dapat digunakan untuk

melakukan transaksi perbankan.

2) Pencatatan ke dalam sistem komputer sentral, tidak hanya mencakup

komputer yang digunakan, akan tetapi juga petugas-petugas yang

Page 33: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

33

diperkenankan menggunakan komputer transaksi jasa perbankan.

Petugas-petugas yang diperkenankan melakukan transaksi jasa

perbankan identitasnya telah dicatat ke dalam komputer sentral,

sehingga hanya petugas yang diberikan wewenang saja yang dapat

menggunakan komputer untuk melakukan transaksi jasa perbankan.

3) Selanjutnya petugas yang diperkenankan melakukan transaksi jasa

perbankan, tidak dapat sembarangan menggunakan aplikasi jasa

perbankan. Petugas-petugas yang diberikan wewenang menggunakan

komputer untuk melakukan transaksi masing-masing diberi menu

aplikasi yang berbeda.

4) Petugas teller yang diberikan kewenangan untuk melakukan transaksi

pembukuan keuangan diberi kewenangan secara terbatas sesuai dengan

pengalaman, kemampuan dan integritasnya kepada perusahaan.

b. Pengendalian Internal Melalui Prosedur

Sistem pengendalian internal melalui prosedur diterapkan antara lain

dengan menerapkan konsep maker, cheker dan signer (MCS) dalam setiap

transaksi keuangan, pemisahan tugas dan pengawasan ganda.

1) Konsep maker, cheker dan signer (MCS), menjamin bahwa

pemrosesan transaksi keuangan dilakukan dengan seksama sehingga

dapat diselesaikan secara benar dan tepat. Maker adalah petugas yang

menyiapkan dokumen keuangan, cheker adalah petugas yang

melakukan pengecekan atas kebenaran isi dokumen keuangan dan

Page 34: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

34

signer adalah petugas yang memberikan persetujuan atas dokumen

keuangan tersebut.

2) Pemisahan tugas (separation of duty) adalah pengawasan yang

dilakukan untuk menjamin proses yang benar tidak akan di korbankan

karena adanya kepentingan pribadi. Ada dua jenis pemisahan tugas

yaitu pemisahan tugas dalam satu bagian atau satu seksi dan

pemisahan tugas antar bagian atau antar seksi berlainan.

3) Pengawasan ganda adalah pengawasan yang dilakukan dengan dua

jenis pengawasan, yaitu pembuatan dua dokumen yang berbeda dari

sumber yang sama selanjutnya kedua dokumen tersebut dicocokan satu

sama lain, dan penjagaan ganda dilakukan dengan menunjuk dua orang

untuk dapat melakukan pengawasan.

4) Pengendalian internal melalui struktur organisasi yaitu pembatasan

kewenangan melakukan transaksi keuangan dengan membatasi

kewenangan pembukuan pada petugas tertentu saja.

2.1.5. Budaya Etis

Etika organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari

setiap individu dan kelompok anggota organisasi yang secara keseluruhan akan

membentuk budaya organisasi (organizational culture) yang sejalan dengan

tujuan maupun filosofi organisasi yang bersangkutan. Menurut pendapat Rae and

Subramaniam (2008) bahwa di lingkungan yang lebih etis, karyawan akan

cenderung mengikuti aturan perusahaan dan peraturan karena perilakunya akan

dapat diterima secara moral.

Page 35: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

35

Sedangkan Robbins (2006) dalam Chandra (2015) mendefinisikan budaya

organisasi sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota

organisasi itu yang membedakan organisasi satu dengan lainnya.Hal ini

merupakan satu dari karakteristik nilai organisasi.Persepsi terhadap budaya

organisasi didasarkan pada kondisi- kondisi yang dialami seseorang dalam

organisasinya, seperti penghargaan, dukungan, dan perilaku yang diharapkan

diperoleh di organisasi.

Budaya organisasi manajemen harus memberikan teladan dan kemauan

yang kuat untuk membangun suatu kultur yang kuat dalam organisasiyang

dipimpinnya. Manajemen juga harus memperlihatkan kepada karyawan tentang

adanya kesesuaian antara kata dengan perbuatan dan tidak memberikan toleransi

terhadap perbuatan- perbuatan yang melanggar kaidah kaidah etika organisasi

yaitu dengan diberikan sanksi hukuman yang jelas dan demikian pula sebaliknya

terhadap pegawai yang berprestasi dan bermoral baik diberikan penghargaan yang

proporsional (Chandra, 2015).

Budaya etis organisasi merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan

yang telah menjadi menjadi panutan bagi semua anggota organisasi.Tingkah laku

disini merupakan suatu tingkah laku yang dapat diterima oleh moral dan benar

secara hukum. Didalam suatu budaya organisasi yang etis terdapat adanya suatu

komitmen dan lingkungan yang etis pula, didalam penelitian yang dilakukan oleh

Rae dan Subramaniam (2008) menunjukkan bahwa di suatu lingkungan yang

lebih, seorang karyawan akan lebih cenderung melakukan atau menjalankan

Page 36: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

36

peraturan – peraturan perusahaan, dan menghindari perbuatan kecurangan di

dalam instansi.

Adanya pelaksanaan hukuman dan penghargaan (reward) yang konsisten

memberikan nilai tambah bagi terciptanya suatu etika perilaku dan struktur

organisasi yang kuat. Pegawai akan merasakan diperlakukan secara adil dan

merasa bersyukur atas posisi yang telah direraihnya jika etika organisasi dapat

ditegakan secara konsisten oleh manajemen.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa budaya etis manajemen

merupakan suatu gambaran dari perilaku manajemen yang dapat dicontoh dan

ditiru oleh para pegawainya. Sekalipun itu merupakan tindakan kecurangan (fraud)

pegawai akan melakukan suatu pembenaran atas tindakannya tersebut karena

merasa bahwa tindakannya itu sudah dengan tindakan yang dilakukan oleh

manajemen. Oleh sebab itu, budaya etis manajemen yang baik sangat berpengaruh

terhadap kinerja pegawainya dan dapat menurunkan tindakan kecurangan (fraud).

Kreitner dan Kinichi (2000) dalam Riyanto (2009) menyarankan tindakan-

tindakan berikut ini untuk mengembangkan budaya etika dalam organisasi :

a. Bertingkah Laku Etis

Manajer hendaknya berlaku etis, karena manajer merupakan model peran

yang jelas, yang nantinya menjadi panutan karyawan lain.

b. Penyaringan Karyawan Potensial

Untuk mengembangkan perilaku etis harus dilakukan sejak awal yaitu

sejak seleksi karyawan dilakukan.Penyaringan yang lebih teliti di bidang ini

dapat menyaring mereka untuk tidak berbuat kesalahan di kemudian

Page 37: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

37

hari.Mengembangkan kode etik yang lebih berarti. Kode etik dapat

menghasilkan dampak yang positif bila mereka memenuhi empat kriteria :

1) Kode etik harus mencakup atau berlaku kepada setiap karyawan.

2) Kode etik sungguh – sungguh didukung oleh top manajemen.

3) Kode etik harus mengacu kepada praktik spesifik.

4) Mereka (karyawan) hendaknya didorong dengan penghargaan atas

prestasinya dan hukuman yang berat bagi ketidakpatuhan.

c. Menyediakan Pelatihan Etika

Para karyawan dapat dilatih untuk mengidentifikasikan dan berhadapan

dengn isu etis selama masa orientasi dan melalui sesi seminar dan pelatihan

menggunakan video.

d. Meningkatkan Perilaku Etis

Perilaku etis harus didukung, dibiasakan, dan diulangi kembali, sedangkan

perilaku yang tidak etis harus diberikan hukuman sementara perilaku etis

hendaknya dihargai.

e. Membentuk posisi, unit, dan mekanisme structural lain yang menggunakan

etika. Etika harus menjadi kegiatan sehari-hari, bukan kegiatan yang sekali

dilakukan kemudian disimpan dan dilupakan.

2.1.6. Religiusitas

1. Pengertian Religiusitas

Menurut Glock dan Stark (1965) dalam Pamungkas (2014) mendefiniskan

religiusitas sebagai suatu sistem yang terintegrasi dari keyakinan (belief), gaya

Page 38: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

38

hidup, aktivitas ritual dan institusi yang memberikan makna dalam kehidupan

manusia dan mengarahkan manusia pada nilai –nilai suci atau nilai-nilai tertinggi.

Pada akhirnya agama dapat mempengaruhi perasaan seseorang lebih tenteram,

karena orang yang religiusitasnya tinggi cenderung mengikutkan Tuhan pada

setiap gerak langkahnya.Hati menjadi longgar tidak terbebani, karena setiap

masalah yang dihadapi diserahkan kepada Tuhan, akhirnya kebahagiaan

meningkat.

Peran agama dapat mempengaruhi sikap individu, termasuk di dalam bersikap

terhadap pelaporan keuangan usaha. Religiusitas sesorang akan mempengaruhi

tingkat tanggungjawabnya terhadap informasi yang akan dilaporkannya. Hal ini

terkait dengan peningkatan kejujuran, keadilan dalam informasi.Di samping itu

dengan pengungkapan informasi yang jujur dan adil dapat mengurangi tuntutan

hukum.

Dyreng, Mayew dan Williams (2010) dalam Sulistiyo (2014) menemukan

bukti baru tentang peran agama dan norma-norma sosial dalam pelaporan

keuangan perusahaan di Amerika Serikat.Manajer perusahaan dengan kepatuhan

agama yang tinggi menunjukkan penyimpangan lebih kecil dari harapan.Hasil

tersebut di atas secara keseluruhan dan secara individual dilihat dari dimensi

kepatuhan agama Katolik dan Protestan.

2. Aspek Pengukuran Religiusitas

Asumsi mengenai sulitnya pengukuran religiusitas mulai berkurang karena

berkembangnya pengukuran relegiusitas di bidang ilmu psikologi, theologi dan

Page 39: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

39

sosiologi. Pengukuran religiusitas menurut Glock dan Stark (1965) dalam

Pamungkas, 2014) dapat dikelompokkan dalam beberapa aspek sebagai berikut:

a. Religious Practice (Dimensi Peribadatan)

Tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual di dalam

agama, seperti sembahyang, zakat, puasa dan sebagainya.Aspek ini mencakup

perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal – hal yang dilakukan orang untuk

menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.Menunjuk pada

seberapa tingkat kepatuhan Muslim dalam mengerjakan kegiatan – kegiatan

ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dalam

keberislaman, aspek ini menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji,

membaca Al – Qur’an, doa, zikir ibadah kurban, iktikaf di masjid di bulan

puasa, dan sebagainya.

b. Religious Belief (Dimensi Keyakinan)

Sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik di dalam ajaran

agamanya.Menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan Muslim dalam

mengerjakan kegiatan – kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan

oleh agamanya.Di dalam keberislaman, isi aspek keimanan menyangkut

keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rosul, kitab – kitab Allah.Surga

dan neraka, seta qadha dan qadar.

c. Religious Knowledge (Dimensi Pengetahuan)

Seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran agamanya.Hal ini

berhubungan dengan aktivitas seseorang untuk mengetahui ajaran-ajaran

dalam agamanya. Menunjuk pada seberapa tingkat pengetahuan dan

Page 40: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

40

pemahaman Muslim terhadap ajaran islam, sebagaimana yang termuat dalam

kitab suci Al – Qur’an. Dalam keberislaman menyangkut pengetahuan tentang

isi atau kandungan Al – Qur’an, pokok – pokok ajaran yang harus diimani dan

dilaksanakan (rukun Islam, dan rukun iman), hukum islam, sejarah islam, dan

sebagaimya

d. Religious Feeling (The Experiential Dimension)

Dimensi yang terdiri dari perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman

keagamaan yang pernah dirasakan dan dialami.Menunjuk pada seberapa jauh

Muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan – perasaan dan

pengalaman – pengalaman religius. Dalam keberislaman, aspek ini terwujud

dalam perasaan dekat dengan Tuhan, seseorang merasa takut berbuat dosa,

seseorang merasa doanya dikabulkan Tuhan, perasaan khusyuk dalam

beribadah, perasaan bersyukur kepada Allah, perasaan mendapat peringatan

atau pertolongan dari Allah.

e. Religious Effect (The Consequentialdimension)

Dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi oleh

ajaran agamanya di dalam kehidupannya.Menunjuk pada seberapa tingkatan

Muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran – ajaran agamanya, yaitu

bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain.

Dalam keberislaman, aspek ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama,

berderma, menyejahterakan, dan menumbuhkembangkan orang lain,

menegakkan keadilan, dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga

Page 41: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

41

lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak

melakukan kecurangan, dan mematuhi norma – norma Islam, dan sebagainya.

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang kecenderungan kecurangan akuntansi telah banyak

dilakukan oleh peneliti terdahulu.Berikut adalah beberapa penelitian mereka :

1. Wilopo (2006), melakukan penelitian mengenai sistem pengendalian intern,

kesesuaian kompensasi, ketaatan akuntansi, asimetri informasi dan moralitas

manajemen, terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan

akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan keefktifan pengendalian intern

memberikan pengaruh yang signifikan negatifterhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi di perusahaan tersebut. Sedangkan kesesuaian

kompensasi memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap perilaku tidak etis

pada BUMN dan perusahaan terbuka di indonesia. Asimetri informasi

menunjukkan hasil pengaruh yang signifikan positif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

2. Friskilla (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh ketaatan akuntansi,

sistem pengendalian intern, moralitas dan kesesuaiian kompensasi terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi yang dilakukan pada perusahaan BUMN

yang berada di kota Padang. Kemudian hasil dari penelitian tersebut adalah

ketaatan akuntansi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi, kemudian sistem pengendalian intern berpengaruh

signifikan negatif terhadap terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi.

Page 42: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

42

3. Devi (2011) juga melakukan penelitian pada kantor cabang bank pemerintah

dan swasta yang berada di kota padang. Berdasarkan penelitian tersebut di

dapatkan hasil bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi pada kantor cabang bank yang dia teliti dan sistem

pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi pada

kantor cabang bank pemerintah dan swasta yang berada di kota padang.

4. Rahmawati (2012) melakukan penelitian dengan hasil penelitian yang

menyatakan bahwa keefektifan pengendalian intern berpengaruh signifikan

negatif dan kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi namun tidak signifikan. Begitu juga

dengan variabel ketaatan akuntansi, asimetri informasi dan moralitas

manajemen yang mempunyai pengaruh negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

5. Chandra (2015) melakukan penelitian dengan hasil yang menyatakan bahwa

keefektifan pengendalian internal dan kesesuaiaan kompensasi berpengaruh

negatif terhadap kecenderungan akuntansi. Sedangkan tidak terdapat pengaruh

budaya etis organisasi, penegakan peraturan, komitmen organisasi, dan

terdapat pengaruh positif asimetri informasi terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan Kabupaten Grobogan.

Page 43: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

43

2.3. Kerangka Berpikir

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

2.4. Perumusan Hipotesis

1. Hubungan Kefektifan Pengendalian Intern dengan Kecenderungan

Kecurangan

Sistem pengendalian intern merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang

memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai

tujuan dan sasaran yaitu: reliabilitas pelaporan keuangan, efisiensi, dan efektivitas

operasional, dan ketaatan pada hukum dan aturan (Arens, 2008).

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern

yang efektif akan meminimalisir terjadinya peluang tindakan kecenderungan

kecurangan akuntansi. Sedangkan pengendalian intern yang tidak efektif

akanmemberikan peluang dan kesempatan seseorang untuk melakukan tindakan

H3

H1

H2

Keefektifan Pengendalian Internal(x1)

Budaya Etis (x2)

Religiusitas (x3)

Kecenderungan Kecurangan (fraud) (Y)

Page 44: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

44

kecurangan yang akan merugikan perusahaan dan mengganggu keberlangsungan

perusahaan, yang akan berakibat tujuan dari perusahaan tidak tercapai.

Pernyataan tersebut menjadi bukti adanya keterkaitan dengan teori Gone.

Teori Gone memaparkan empat faktor yang menyebabkan dan mendorong

seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu Greed (Keserakahan), Opportunity

(Kesempatan), Need (Keinginan) dan Exposure (pengungkpan), menyatakan

faktor yang sangat mendukung terjadinya kecurangan dalam suatu organisasi yaitu

adanya opportunity (kesempatan).

Wilopo (2006) dan Rahmawati (2012) menyatakan bahwa pengendalian intern

yang efektif mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi.Lebih lanjut,

penelitian mereka menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif

memberikan pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap kecederungan

kecurangan akuntansi.

Dari teori Gone tersebutdapat membuktikan bahwa kecurangan akuntansi

umumnya dilakukan karena adanya kesempatan dan peluang yang muncul akibat

lemahnya pengendalian intern dalam perusahaan. Sistem pengendalian intern yang

lemah, membuat seseorang tidak takut untuk melakukan tindakan yang merugikan

perusahaan, karena tindakan yang mereka lakukan tidak terdeteksi oleh siapapun.

H1: Efektivitas pengendalian internal berpengaruh terhadap Kecenderungan

Kecurangan

2. Hubungan Budaya Etis dengan Kecenderungan Kecurangan

Etika manajemen akan menjadi tolok ukur seorang pegawai dalam melakukan

tindakan, karena seorang individu lebih sering mengikuti tindakan yang dilakukan

Page 45: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

45

oleh sebagian besar orang yang ada didalam suatu organisasi, maka individu

merasa apa yang dilakukannya sudah benar karena sebagian besar rekannya juga

melakukan hal yang sama walaupun yang dilakukan itu merupakan suatu bentuk

tindakan kecurangan. Sulistyowati (2007) dalam penelitinnya menyatakan bahwa

budaya etis organisasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecurangan (fraud).

Penerapan budaya atau kebiasaan manajemen yang sesuai dengan etika yang

ditetapkan akan menurunkan tingkat tindakan kecurangan (fraud).

H3 : Budaya Etis berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan

3. Hubungan Religiusitas dengan Kecenderungan Kecurangan

Religiusitas atau keberagamaan merupakan kegiatan beragama seseorang

dalam melakukan ibadah, religiusitas tidak hanya suatu hal yang dilakukan secara

tampak akan tetapi merupakan keyakinan seseorang yang melibatkan antara hati,

pikiran, hal yang nyata dan hal yang ghaib. Sehingga religiusitas dapat

menunjukan kualitas diri seseorang yang beragama (Wicaksono, 2014).

Agama telah menjadi perhatian para peneliti dan memainkan peran penting

dengan cakupan luas dalam berbagai segi kehidupan manusia dan

lingkungan.Peran penting agama tersebut disebabkan karena agama merupakan

salah satu sumber etika yang diakui secara universal. Di samping itu, tidak ada

satu agama yang menempatkan etika secara marjinal pada ajarannya yang bisa

diterapkan sambil lalu.Setiap agama selalu menempatkan etika sebagai salah satu

inti utama ajarannya (Kholis: 2004 dalam Wicaksono: 2014).

Penelitian Barnett, Bass dan Brown (1996) dalam Wicaksono (2014)

menunjukkan bahwa religiusitas memengaruhi standar moral seseorang. Manusia

Page 46: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

46

yang memiliki level religiusitas yang tinggi akan lebih empati dan memperhatikan

kepentingan orang lain. Adanya sikap empati dan mementingkan orang

laintersebut mampu meminimalisir terjadinya kecurangan akuntansi

(fraud).Mendukung pernyataan di atas Pamungkas (2014) menuturkan bahwa

religiusitas berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Artinya semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang diharapkan tingkat

kecenderungan kecurangan akuntansi akan menurun, karena adanya rasa lebih

empati dan kepedulian orang lain tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penerapan religiusitasterhadap penerapan atau

kebiasaan manajemen yang sesuai dengan etika yang ditetapkan akan menurunkan

tingkat tindakan kecurangan (fraud).

H3 : Religiusitas berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan

Page 47: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam peneltian ini adalah metode kuantitatif.Metode

kuantitatif merupakan metode yang data penelitiannya berwujud angka-angka

sebagai hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012:21).Metode ini

digunakan untuk meneliti pengaruh dari keefektifan pengendalian internal,

asimetri informasi, budaya etis, dan religiusitas terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

3.2. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:80).Populasi

dalam penelitian ini adalah semua karyawan BRI Syariah Cabang Surakarta.

3.2.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan BRI Syariah Cabang

Surakarta yang terdiri dari manajer, bagian keuangan, bagian operasional, dan

bagian marketing.Mereka adalah karyawan yang mendapat delegasi wewenang

sebagai pengguna anggarandana, pengoperasi pembiayaan, penyelenggara

akuntabilitas dari BRI Syariah Cabang Surakarta.

Page 48: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

48

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode convinience

sampling.Convinience sampling adalah sebagai kumpulan informasi dari anggota

– anggota populasi yang mudah diperoleh dan mampu menyediakan informasi

tersebut (Sekaran, 2003).

3.3. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder :

1. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari jawaban responden

terhadap kuesioner yang diajukan kepada responden. Kuesioner akan

dibagikan kepada karyawan BRI Syariah Cabang Surakarta.

2. Data sekunder dalam penelitian ini berupalandasan teori yang diperoleh

dari jurnal riset akuntansi, skripsi, tesis, serta bukti-bukti literatur yang

mendukung.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data ini adalah dengan kuesioner.Penelitian

ini diukur dengan menggunakan skala likert, yang mana nilai jawaban dari

responden masing-masing tersebut memiliki skor yang dapat dihitung. Jawaban

yang diberikan yakni berupa sangat setuju, setuju, tidak setuju,sangat tidak setuju.

Page 49: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

49

3.5. Variabel Penelitian

3.5.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kecenderungan

Kecurangan.Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert 1 sangat tidak

setuju sampai 5 sangat setuju semakin tinggi nilai yang ditunjukkan maka

semakin tinggi frekuensi kecurangan yang terjadi.Indikator variabel dependen ini

dikembangkan dari jenis- jenis kecenderungan kecurangan menurut ACFE (2016)

yang terdiri dari:

1. Kecurangan laporan keuangan

2. Penyalahgunaan aset dan,

3. Korupsi.

3.5.2. Variabel Independen (X)

1. Keefektifan Pengendalian Internal (X1)

Pengukuran variabel ini menggunakan 5 item pertanyaan yang dikembangkan

dari unsur pengendalian.Komponen pengendalian itu saling terkait dan digunakan

dalam penelitian Wilopo (2006).Variabel keefektifan pengendalian internal di

ukur dengan indikator menggunakan pengukuran skala likert 1 sangat tidak setuju

sampai dengan 5 sangat setuju. Indikator variabel ini dikembangkan oleh

Rahmawati (2012) sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian

b. Penilaiaan risiko

c. Prosedur pengendalian

d. Pemantauan

Page 50: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

50

e. Informasi dan komunikasi

2. Budaya Etis (X2)

Budaya etis adalah persepsi pegawai tentang tindakan, pola tingkah laku, dan

kepercayaan yang telah menjadi suatu panutan bagi seluruh pegawai yang berada

di dalam instansi (Rae dan Subramaniam, 2008). Pengukuran menggunakan lima

item pertanyaan dengan skala likert 1-5, dimana (1) sangat tidak setuju sampai (5)

sangat setuju.Indikator pengukuran variabel budaya etis dikembangkan dari teori

Robins (2008) dalam Najahningrum (2013) yang meliputi:

a. Model peran yang visible, bertingkah laku etis.

b. Penyaringan karyawan yang potensial, dengan mengembangkan kode etis

c. Menyediakan pelatihan etis

d. Meningkatkan perilaku etis, dengan cara memberi hukuman/sanksi bagi

pelanggaran tindakan etis.

e. Mekanisme perlindungan etika, dengan membentuk posisi, unit, dan

mekanisme struktural lain yang menggunakan etika. Etika harus menjadi

kegiatan sehari-hari, bukan kegiatan yang sekali dilakukan kemudian

disimpan dan dilupakan.

3. Religiusitas Individu (X3)

Asumsi mengenai sulitnya pengukuran religiusitas mulai berkurang karena

berkembangnya pengukuran relegiusitas di bidang ilmu psikologi, theologi dan

sosiologi. Pengukuran religiusitas menurut Glock dan Stark (1965) dalam

Pamungkas (2014) dapat dikelompokkan dalam beberapa aspek sebagai berikut:

a. Religious practice (the ritualistic dimension) / praktek beragama.

Page 51: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

51

b. Religious belief (the ideological dimension) / kepercayaan beragama.

c. Religious knowledge (the intellectualdimension) / pengetahuan dalam

agama.

d. Religious feeling (the experiential dimension) / perasaan yang didapat

dalam beragama.

e. Religious effect (the consequentialdimension) / pengaruh yang diperoleh

dalam beragama.

3.6. Definisi Operasional Variabel

Berikut ini disajikan ringkasan dari variabel penelitian dan indikator yang

akan digunakan untuk pembuatan kuesioner

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Nama Variabel Definisi Operasional Indikator Skala No. Soal

1. Keefektifan Pengendalian Internal (X1)

Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi akurat dan memastikan bahwa perundang – undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Sumber: Waren, Reeve, Fees (1999) dalam Rahmawati (2012)

a. Lingkungan pengendalian

b. Penilaiaan risiko

c. Kegiatan Pengendalian

d. Prosedur pengendalian

e. Pemantauan Sumber: Rahmawati (2012)

Skala likert 1-5

1-5

Tabel Berlanjut…

Page 52: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

52

2. Budaya Etis(X3) Budaya etis organisasi merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan yang telah menjadi menjadi panutan bagi semua anggota organisasi. Sumber: Rae dan Subramaniam (2008)

a. Model peran yang visible

b. Penyaringan karyawan yang potensial

c. Pelatihan etis d. Hukuman bagi

tindakan etis e. Mekanisme

perlindungan etika

Sumber: Robins (2008) dalam Najahningrum (2013)

Skala likert 1-5

6-10

3. Religiusitas Individu(X2)

Religiusitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terintegrasi dari keyakinan (belief), gaya hidup, aktivitas ritual dan institusi yangmemberikan makna dalam kehidupan manusia dan mengarahkan manusia pada nilai –nilai suci atau nilai-nilai tertinggi. Sumber: Glock dan Stark (1965) dalam Pamungkas (2014)

a. Religious Practice

b. Religious belief

c. Religious Knowledge

d. Religious feeling

e. Religious Effect

Sumber: Glock dan Stark, (1965) dalam Pamungkas (2014)

Skala likert 1-5

11-15

4. Kecenderungan Kecurangan (Y)

Kecurangan merupakan segala sesuatu perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu yang secara lihai dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan (manipulasi atau

a. Kecurangan laporan keuangan

b. Penyalahgunaan aset dan,

c. Korupsi. Sumber: (ACFE, 2016).

Skala likert 1-5

16-18

No Nama Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Soal

Lanjutan Tabel 3.1

Tabel Berlanjut…

Page 53: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

53

memberikan pernyataan keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain, dengan cara menutupi kebenaran, tipu daya, kelicikan atau mengelabui dan cara tidak jujur yang lain. (ACFE, 2016).

3.7. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Semua

fenomena yang diamati ini disebut variabel penelitian.Instrumen yang digunakan

adalah kuesioner.Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala

likert.Skala Likert yang digunakan adalah rentang nilai 1 sampai dengan 5 dengan

asumsi.

Jawaban dari responden bersifat kualitatif di kuantitatifkan, dimana

jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (lima) poin skala likert, yaitu : 1 =

Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Netral, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju

(Sekaran, 2000).

Lanjutan Tabel 3.1

Page 54: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

54

3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut,

dikatakan valid apabila item indicator secara empiris jika korelasi rhitung> rtabel

(Ghozali, 2011). Sebelum kuesioner dibagikan maka dilakukan uji pendahuluan.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan pengujian validitas, selanjutnya akan dilakukan

pengujian reliabilitas, yang tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih.

Instrumen dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011).Cara untuk

mengukur reliabilitas dengan cronbach’s alpha dengan kriteria sebagai berikut:

���� �

������

∑ ���

���

Keterangan :

ral = korelasi keandalan Alpha

N = Jumlah Responden

∑ ��� = Jumlah Variasi Bagian

Vt = Varian Total

Untuk memudahkan perhitungan reliabilitas ini, digunakan alat bantu

komputer dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science).

Page 55: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

55

Kemudian, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011).

3.7.3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk melihat kelayakan model serta

untuk melihat apakah terdapat pelanggaran asumsi klasik dalam model regresi

berganda, karena model regresi yang baik adalah model yang lolos dari pengujian

asumsi klasik. Terdapat tiga asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh model regresi

agar parameter estimasi tidak bias, yaitu:

1. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas untuk mengetahui model statistik yang akan digunakan. Uji

normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau

mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat signifikansi

pada 0,05. Jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka akan berdistribusi

normal (Ghozali, 2011).

2. Uji Multikolinieritas

Ghozali (2011) memaparkan bahwa uji multikolinearitas dimaksudkan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independent).Artinya, antar variabel yang terdapat dalam model memiliki

hubungan yang sempurna.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen.Untuk menguji adanya multikolinearitas

dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflating Factor) dengan kriteria

sebagai berikut (Ghozali, 2011):

Page 56: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

56

a. Jika angka tolerancediatas 0,10 dan VIF > 10 dikatakan terdapat gangguan

multikolinearitas.

b. Jika angka tolerancediatas 0,10 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat

gangguan multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan varian residual untuk semua pengamatan pada model

regresi.Metode yang dapat digunakan untuk menguji adanya gejala tersebut

adalah metode Glejser (Ghozali, 2011), yaitu jika titik tersebar secara acak dan

tersebar baik dari bawah maupun di atas angka 0, maka dapat dikatakan bahwa

dalam model regresi tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas. Pengujian yang

dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas > 0,05 yang berarti tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau yang tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat juga dengan grafik plot

(scatterplot) dimana penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara acak,

tidak membentuk sebuah pola tertentu serta arah penyebarannya berada di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas pada regresi ini, sehingga model regresi yang dilakukan layak

di pakai.

Page 57: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

57

3.8. Metode Analisis Data

3.8.1. Koefisien Determinasi (Adj R2)

Untuk mengetahui kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat

dilihat dari adjusted R square-nya. Pemilihan nilai adjusted R square karena

penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan jumlah variabel

lebih dari satu. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. AdjustedR2 berarti

R2 sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah kuadrat

yang tercakup di dalam perhitungan adjusted R2. Untuk membandingkan dua R2,

maka harus memperhitungkan banyaknya variabel X yang ada dalam model

(Ghozali, 2011).

3.8.2. Analisis Regresi Berganda

Model pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini

digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap

variabel dependen. Persamaan regresinya sebagai berikut (Ghozali, 2011),:

Keterangan :

Yk = kecenderungan kecurangan akuntansi

a = konstanta

b1-b3 = koefisien regresi

X1 = keefektifan pengendalian internal

X2 = budaya etis

Yk = a + b1 X1+ b2 X2 + b3X3+ e

Page 58: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

58

X3 = religiusitas individu

e = error

3.8.3. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen atau bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap

variabel dependen atau terikat. Jika F hitung > F tabel, atau sig < 0,05, maka Ha

diterima, dan Ho ditolak. Jika F hitung < F tabel, atau sig > 0,05, maka Ha ditolak,

dan Ho diterima. Dengan tingkat kepercayaan (α) untuk pengujian hipotesis

adalah 95% atau (α) = 0,05. Jika hasil F-hitung > F-tabel maka model yang

dirumuskan sudah tepat (Ghozali, 2011).Rumus dari F hitung adalah :

� = ��(� − �)

(� − ��)����� − �

Keterangan :

k = Jumlah variabel

n = jumlah sampel

3.8.4. Uji t

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t untuk menguji apakah secara

terpisah variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara baik. Data

yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan regresi

berganda pada tingkat signifikansi α = 0,05.

Kesimpulan atas pengujian hipotesis didasarkan pada tingkat signifikan

dan koefisiennya yaitu sebagai berikut (Priyanto, 2008: 83) :

Page 59: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

59

1. Jika tingkat signifikan < α (0,05) dan koefisien regresi (β) negatif maka

hipotesis diterima yang berarti tersedia cukup bukti untuk menolak H0.

2. Jika tingkat signifikan < α (0,05) dan koefisien regresi (β) positif maka

hipotesis ditolak dan berarti tidak tersedia cukup bukti untuk menerima

hipotesis.

3. Jika tingkat signifikan > α (0,05) dan koefisien regresi (β) negatif maka

hipotesis ditolak yang berarti tidak tersedia cukup bukti untuk menerima

hipotesis.

Membandingkan t hitung dengan t tabel didasarkan oleh kriteria pengujian,

yaitu (Gujarati, 2012) :

1. H0 diterima, jika = -ttabel<thitung<ttabel, atau Sig. >α

2. Ha diterima, jika = thitung> ttabel, atau –thitung< -ttabel, atau Sig <α

Page 60: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

60

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitian

Pada dasarnya ada dua tipe kecurangan yang terjadi di suatu instansi

ataupun perusahaan, yaitu eksternal dan internal. Kecurangan eksternal yaitu

kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap perusahaan dan kecurangan

internal adalah tindakan tidak legal dari karyawan, manajer dan eksekutif terhadap

perusahaan, seperti: manajer, bagian keuangan, bagian operasional, dan bagian

marketing. Mereka adalah karyawan yang mendapat delegasi wewenang sebagai

pengguna anggarandana, pengoperasi pembiayaan, penyelenggara akuntabilitas

(Widjaja, 2013).

Responden penelitian ini adalah BRI Syariah Cabang

Surakarta.Sebelumnya terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan peneliti

untuk memperoleh responden. Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah

mengajukan surat permohonan penelitian kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Surakarta yang ditujukan untuk BRI Syariah. Kemudian,

membuat proposal penelitian dan selanjutnya mengajukan proposal penelitian

yang terlampir surat permohonan penelitian tersebut kepada bagian General Affair

BRI Syariah Cabang Surakarta.

Satu minggu kemudian peneliti mendapat konfirmasi bahwa proposal yang

telah ajukan diterima dan akan diproses lebih lanjut oleh pihak BRI Syariah

Cabang Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner.Setelah selesai

Page 61: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

61

seminar proposal, peneliti memberikan kuesioner kepada responden melalui

perantara General Affair BRI Syariah Cabang Surakarta, yang selanjutnya

didistribusikan kepada masing – masing karyawan dalam perusahaan tersebut.

Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini sebanyak 50 kuesioner kepada

karyawan BRI Syariah Cabang Surakarta.Penyebaran serta pengembalian

kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 19 Juni 2017 hingga 4 Juli 2017.

4.2. Gambaran Umum Responden

Pada penelitian ini, dari 50 kuesioner yang disebar sebanyak 40 kuesioner

kembali.Sedangkan kuesioner yang tidak kembali adalah sebanyak 10 kuesioner

dan kuesioner yang tidak lengkap sebanyak 5 kuesioner.Sehingga kuesioner yang

lengkap dan dapat diolah sebanyak 35 kuesioner.Gambaran mengenai data sampel

dan data jumlah responden disajikan pada tabel 4.1 serta tabel 4.2.

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Prosentase

1 Kuesioner yang disebar 50 100%

2 Kuesioner yang tidak kembali 10 20%

3 Kuesioner yang kembali 40 80%

4 Kuesioner yang tidak lengkap 5 10%

5 Kuesioner yang dapat diolah 35 70%

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jabatan

No. Keterangan Kuesioner Disebar Kuesioner Kembali

1 Manajer 5 4

Page 62: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

62

2 Bagian Keuangan 18 14

3 Bagian Operasional 14 10

4 Bagian Marketing 13 7

Jumlah 50 35

4.3.Karakteristik Profil Responden

Karakteristik-karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi

karakteristik responden menurut umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir,

agama, dan pengalaman bekerja, berikut akan dijelaskan satu per satu secara lebih

rinci:

4.3.1. Umur Tabel 4.3

Karakteristik Responden Menurut Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

20-30 Tahun 11 31.4 31.4 31.4

31-40 Tahun 20 57.1 57.1 88.6

41-50 Tahun 4 11.4 11.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa umur responden yang bekerja BRI

Syariah Cabang Surakarta terdiri dari: 31,4 % atau sebanyak 11 responden

berumur 20-30 tahun, sebesar 57,1 % atau sebanyak 20 responden berumur 31-40

tahun, dan sebesar 11,4% atau sebanyak 4 responder berumur lebih dari 50 tahun.

Page 63: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

63

4.3.2. Gender/Jenis Kelamin

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Menurut Gender

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden di BRI Syariah Cabang

Surakarta sebesar 51,4 % atau sebanyak 18 orang adalah laki-laki dan sebesar

48,6 % atau sebanyak 17 orang adalah perempuan.

4.3.3. Tingkat Pendidikan Terakhir

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

D3 1 2.9 2.9 2.9

S1 32 91.4 91.4 94.3

S2 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang bekerja BRI Syariah

Cabang Surakarta sebesar 2,9% atau sebanyak 1 responden merupakan lulusan D3.

91,4 % atau sebanyak 32 orang adalah lulusan S1. Sisanya 5,7 % atau sebanyak 2

orang merupakan lulusan S2.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki - Laki 18 51.4 51.4 51.4

Perempuan 17 48.6 48.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

Page 64: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

64

4.3.4. Pengalaman Bekerja

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<1 Tahun 2 5.7 5.7 5.7

1-5 Tahun 14 40.0 40.0 45.7

5-10 Tahun 17 48.6 48.6 94.3

>10 Tahun 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang bekerja BRI Syariah

Cabang Surakarta sebesar 5,7% atau sebanyak 2 responden memiliki masa kerja

kurang dari 1 tahun, 40% atau sebanyak 14 responden memiliki pengalaman kerja

1-5 tahun, 48,6% atau 17 responden memiliki masa kerja 5-10 tahun dan sisanya

5,7% atau sebanyak 2 responden memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun.

4.4. Pengujian dan Hasil Analisis Data

4.4.1. Hasil Uji Kualitas Data

1. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan sebagai alat pengukur suatu kuesioner yang

merupakan indicator dari variabel atau konstruk.Untuk mengukur reliabilitas

digunakan uji statistic Cronbach’s Alfa. Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alfa > 0,60 (Ghozali, 2011).

Page 65: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

65

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cranbach’s Alpha Keterangan

Keefektifan Pengendalian Internal 0,755 Reliabel

Budaya Etis 0,707 Reliabel

Religiusitas Individu 0,796 Reliabel

Kecenderungan Kecurangan 0,858 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Table 4.7 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel keefektifan

pengendalian internal sebesar 0,755; budaya etis sebesar 0,707; religiusitas

individu sebesar 0,796; dan kecenderungan kecurangan sebesar 0,858. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel

karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

2. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner.dengan membandingkan, nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of

freedom (df) = 35 - 2 = 33, untuk menguji apakah masing -masing indikator valid

atau tidak, nilai r tabel diketahui = 0,3338. Table berikut menunjukkan hasil uji

validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

keefektifan pengendalian internal (KPI), budaya etis (BE), religiusitas (R), dan

kecenderungan kecurangan (KK) dengan 35 sampel responden.

Page 66: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

66

Table 4.8 Hasil Uji Validitas Keefektifan Pengendalian Internal

No. Butir Pertanyaan Corrected item-Total Corelation

R tabel Keterangan

1 (KPI1) 0,721 0,3338 Valid 2 (KPI2) 0,455 0,3338 Valid 3 (KPI3) 0,693 0,3338 Valid 4 (KPI4) 0,343 0,3338 Valid 5 (KPI5) 0,462 0,3338 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Table 4.8 menunjukkan variabel keefektifan pengendalian internal

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih

besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut

dinyatakan valid.

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Budaya Etis

No. Butir Pertanyaan Corrected item-Total Corelation

R tabel Keterangan

6 (BE1) 0,395 0,3338 Valid 7 (BE2) 0,539 0,3338 Valid 8 (BE3) 0,564 0,3338 Valid 9 (BE4) 0,485 0,3338 Valid 10 (BE5) 0,379 0,3338 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Table 4.9 menunjukkan variabel budaya etis mempunyai kriteria valid

untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan

nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Religiusitas Invidu

No. Butir Pertanyaan Corrected item-Total Corelation

R tabel Keterangan

11 (R1) 0,687 0,3338 Valid 12 (R2) 0,604 0,3338 Valid

Page 67: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

67

13 (R3) 0,677 0,3338 Valid 14 (R4) 0,478 0,3338 Valid 15 (R5) 0,490 0,3338 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Table 4.10 menunjukkan variabel religiusitas individu mempunyai kriteria

valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel

dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.11 Hasil Validitas Kecenderungan Kecurangan

No. Butir

Pertanyaan

Corrected item-Total Corelation R tabel Keterangan

16 (KK1) 0,697 0,3338 Valid 17 (KK2) 0,724 0,3338 Valid 18 (KK3) 0,785 0,3338 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Table 4.11 menunjukkan variabel kecenderungan kecurangan mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r

tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indicator tersebut dinyatakan

valid.

3. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keefektifan

pengendalian internal, budaya etis, religiusitas individu, dan kecenderungan

kecuranganakan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat pada tabel 4.1.

Page 68: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

68

Tabel 4.12 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Keefektifan

Pengendalian Internal 35 9 24 19.14 3.173

Budaya Etis 35 15 25 20.51 2.188

Religiusitas Individu 35 16 25 21.09 2.571

Kecenderungan

Kecurangan 35 3 12 5.06 2.114

Valid N (listwise) 35

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Berdasarkan table 4.12 diperoleh informasi bahwa variabel, total jawaban

keefektifan pengendalian internal minimum responden sebesar 9 dan maksimum

sebesar 24, dengan rata-rata 19,14. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata

responden setuju dengan pernyataan keefektifan pengendalian internal dalam

kuesioner.

Variabel, budaya etis total jawaban minimum responden sebesar 15 dan

maksimum sebesar 25, dengan rata-rata 20,51 dan standar deviasi sebesar 2,188.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dengan pernyataan

budaya etis dalam kuesioner.

Variabel religiusitas individu, total jawaban minimum responden sebesar

16 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata 21,09. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa rata-rata responden setuju dengan pernyataan religiusitas individu dalam

kuesioner.

Variabel kecenderungan kecurangan, total jawaban minimum responden

sebesar 3 dan maksimum sebesar 12, dengan rata-rata 5,06. Hasil tersebut

Page 69: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

69

menunjukkan bahwa rata-rata responden sangat tidak setuju dengan pernyataan

kecenderungan kecurangan dalam kuesioner.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel

keefektifan pengendalian internal, budaya etis, religiusitas individu, dan

kecenderungan kecurangan rata-rata jawaban responden adalah setuju.

4.4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah regresi, variabel dependen

dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal.Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

analisis grafik (probability plot).

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Page 70: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

70

Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis

diagonal dan mendekati arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model

regresi telah memenuhi asumsi normal. Hasil uji normalitas berdasarkan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 35

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.76815124

Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .084

Negative -.061

Test Statistic .084

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Monte Carlo Sig. (2-

tailed)

Sig. .948e

99% Confidence

Interval

Lower Bound .942

Upper Bound .954

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Menurut tabel 4.13 di atas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

bahwa data penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai statistik

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,084 dan signifikan pada 0,05 (karena p = 0,200 >

dari 0,05). Jadi tidak dapat menolak H0 yang mengatakan bahwa residual

terdistribusi secara normal atau dengan kata lain bahwa data penelitian ini

berdistribusi normal.

Page 71: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

71

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini

dengan menggunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Regresi yang terbebas dar problem multikolonieritas apabila nilai VIF < 10 dan

nilai tolerance > 0,10 maka data tersebut tidak ada multikolonieritas (Ghozali,

2011). Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan nilai

tolerance dan VIF, yaitu:

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistic

Keterangan Tolerance VIF

(Constant)

Keefektifan

Pengendalian Internal 0,947 1,056 Tidak terjadi multikolinieritas

Budaya Etis 0,983 1,083 Tidak terjadi multikolinieritas

Religiusitas Individu 0,909 1,090 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Berdasarkan table 4.14 di atas terlihat nilai tolerance mendekati angka 1

atau > 0,10 dan nilai VIF di sekitar angka 1 atau < 10 untuk setiap variabel, yang

ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk keefektifan penendalian internal sebesar

0,947, budaya etis sebesar 0,924, dan religiusitas individusebesar 0,918. Dengan

nilai VIF untuk keefektifan pengendalian internal sebesar 1,056, budaya etis

sebesar 1,083, dan religiusitas individusebesar 1,090.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat multikolonieritas dan

dapat digunakan dalam penelitian ini.

Page 72: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

72

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap.Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas

menggunakan analisis grafik scatterplot.

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Gambar 4.2 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak

membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada

sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi

layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas berdasarkan uji Glejser disajikan

pada tabel 4.15 berikut ini:

Page 73: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

73

Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.046 2.396 2.106 .043

TKPI -.095 .061 -.271 -1.553 .131

TBE -.014 .091 -.027 -.149 .882

TR -.073 .078 -.168 -.936 .357

a. Dependent Variable: ABS_RES1 Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Dari hasil uji Glejser pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa tidak ada

variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen nilai Absolut Residual 1 (ABS_RES1).Hal ini terlihat dari probabilitas

signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%.Jadi dapat disimpulkan model

regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.

4.4.3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi

berganda.Uji statistik t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Pengujian ini menggunakan level of significant () 0,05. Tabel 4.18 menyajikan

hasil uji statistik t secara keseluruhan dalam penelitian ini, yaitu:

Page 74: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

74

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Dari tabel 4.16 di atas diketahui bahwa persamaan dalam regresi linear

berganda dalam penelitian ini adalah :

Y = 20,194 -0,225X1 - 0,240X2 – 0,277X3 + 4,212

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:

1. Nilai konstanta () diperoleh sebesar 20,194 mengindikasikan bahwa jika

variabel independen keefektifan pengendalian internal, budaya etis,

religiusitas individu adalah nol maka kecenderungan kecurangan sebesar

20,194.

2. Nilai koefisien regresi variabel X1 yaitu keefektifan pengendalian internal (b1)

bernilai negatif yaitu 0,225 ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan

keefektifan pengendalian internal sebesar 1 poin, sementara asumsi variabel

independen lain nilainya tetap, maka menurunkan perilaku kecenderungan

kecurangansebesar 0,225 dengan presentase 22,5% atau dengan kata lain nilai

Coefficientsa

Model

Unstandardize

d Coefficients

Standa

rdized

Coeffi

cients t Sig.

Correlations Collinearity

Statistics

B Std.

Error Beta

Zero-

order Partial Part

Toler

ance VIF

1 (Cons

tant) 20.194 4.212 4.794 .000

TKPI -.225 .103 -.338 -2.186 .036 -.321 -.366 -.329 .947 1.056

TBE -.240 .151 -.248 -1.589 .122 -.363 -.274 -.239 .924 1.083

TR -.277 .137 -.318 -2.026 .051 -.320 -.342 -.304 .918 1.090

Page 75: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

75

koefisien regresi untuk variabel keefektifan pengendalian internal adalah

bernilai negatif menyatakan bahwa apabila semakin tinggi tingkat keefektifan

pengendalian internalmaka menurunkan intensi untuk melakukan kecurangan.

3. Nilai koefisien regresi variabel X1 yaitu budaya etis (b2) bernilai negatif yaitu

0,240 ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan budaya etis sebesar 1 poin,

sementara asumsi variabel independen lain nilainya tetap, maka menurunkan

perilaku kecenderungan kecurangansebesar 0,240 dengan presentase 24%

atau dengan kata lain nilai koefisien regresi untuk variabel budaya etis adalah

bernilai negatif menyatakan bahwa apabila semakin tinggi tingkat budaya etis

maka menurunkan intensi untuk cenderung melakukan kecurangan.

4. Nilai koefisien regresi variabel X1 yaitu religiusitas individu (b3) bernilai

negatif yaitu 0,277 ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan religiusitas

individu sebesar 1 poin, sementara asumsi variabel independen lain nilainya

tetap, maka menurunkan perilaku kecenderungan kecurangansebesar 0,277

dengan presentase 27,7% atau dengan kata lain nilai koefisien regresi untuk

variabel religiusitas individu adalah bernilai negatif menyatakan bahwa

apabila semakin tinggi tingkat religiusitas individu maka menurunkan intensi

untuk cenderung melakukan kecurangan.

5. Error dalam pengujian ini sebesar 4,212 yang berarti bahwa pada populasi

penelitian (karyawan bank BRI Syariah Cabang Surakarta) terdapat selisih

antara nilai duga dengan nilai hasil pengamatan sebesar 4,212.

Page 76: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

76

4.4.4. Uji Ketepatan Model

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Dalam

penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu keefektifan pengendalian

internal, budaya etis, dan religiusitas individu. Sedangkan variabel dependennya

adalah kecenderungan kecurangan. Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square

disajikan dalam table 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .548a .300 .232 1.852

a. Predictors: (Constant), TR, TKPI, TBE

b. Dependent Variable: TKK

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Pada tabel 4.17 memperlihatkan Adjusted R Square sebesar 0,232. Hal ini

berarti 23,2% variabel kecenderungan kecurangan dapat dijelaskan oleh variabel

keefektifan pengendalian internal, budaya etis, religiusitas individu. Sedangkan

sisanya yaitu sebesar (100% - 23,2% = 76,8%) dijelaskan oleh variabel-variabel

lain diluar model penelitian.

Page 77: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

77

2. Hasil Uji Statistik F

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.18.Uji statistik F digunakan

untuk melihat kesesuaian model regresi yang telah dibuat, daerah penolakan

adalah p-value (Sig.) <.

Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 45.590 3 15.197 4.432 .011b

Residual 106.296 31 3.429

Total 151.886 34

a. Dependent Variable: TKK b. Predictors: (Constant), TR, TKPI, TBE

Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Pada tabel 4.18 nilai F diperoleh dengan tingkat signifikansi 0,011 atau

lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk mengetahui

pengaruh kecenderungan keceuranganatau dapat dikatakan bahwa model regresi

yang dipilih sudah tepat digunakan untuk penelitian ini.

4.5. Hasil Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh masing - masing

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.Tabel

menyajikan hasil uji t secara keseluruhan dalam penelitian ini, yaitu:

Page 78: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

78

Tabel 4.19 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 20.194 4.212 4.794 .000

TKPI -.225 .103 -.338 -2.186 .036

TBE -.240 .151 -.248 -1.589 .122

TR -.277 .137 -.318 -2.026 .051

a. Dependent Variable: TKK Sumber: Data primer yang diolah, SPSS 20

Pengujian ini mengunakan tingkat signifikansi 5% atau 0,05.Sesuai

hipotesis penelitian ini merupakan penelitian uji dua arah, yang berarti belum

diketahui arahnya. Dalam mencari nilai t tabel hal pertama yang dilakukan adalah

menghitung df.Rumus derajat bebas / degree of freedom (df) adalah n – k. Dimana

n = banyak observasi sedangkan k = banyaknya variabel (bebas dan terikat).

Penghitungan df bisa dilihat pada rumus dibawah ini:

Df = n – k

= 35 – 4

= 31

Sesuai tingkat signifikansi, perhitungan df, dan hipotesis pada penelitian ini dapat

dilihat bahwa nilai two tailed untuk t tabel adalah2,03951.

Pada tabel hasil uji t juga diketahui nilai t hitung setiap variabel

independen.Apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak, yang berarti

bahwa ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji t

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 79: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

79

1. Variabel Keefektifan Pengendalian Internal

Hasil analisis uji t untuk variabel keefektifan pengendalian internal diperoleh

nilai thitung sebesar 2,186 dan nilai ttabel sebesar 2,039. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai thitunglebih besar dari nilai ttabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar

0,036 artinya lebih kecil dari nilai signifikansinya 0,05. Perolehan tersebut berarti

H0 ditolak atau dapat dikatakan bahwa keefektifan pengendalian internal

berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan.

2. Variabel Budaya Etis

Hasil analisis uji t untuk variabel budaya etis diperoleh nilai thitungsebesar

1,589 dan nilai ttabel sebesar 2,039. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung

lebih kecil dari nilai ttabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar 0,122 artinya

lebih besar dari nilai signifikansinya 0,05. Perolehan tersebut berarti H0 diterima

atau dapat dikatakan bahwa budaya etis tidak berpengaruh signifikan terhadap

kecenderungan kecurangan.

3. Variabel Religiusitas Individu

Hasil analisis uji t untuk variabel religiusitas diperoleh nilai thitung sebesar

2,026 dan nilai ttabel sebesar 2,039. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung

lebih kecil dari nilai ttabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar 0,051 artinya

lebih besar dari 0,05. Perolehan tersebut berarti H0 diterima atau dapat dikatakan

bahwa religiusitas individu tidak berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan

kecurangan.

Page 80: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

80

4.6. Pembahasan Hasil Analisis Data

4.6.1. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap

Kecenderungan Kecurangan

Hasil analisis uji t untuk variabel keefektifan pengendalian internal

diperoleh nilai thitung sebesar 2,186 dan nilai ttabel sebesar 2,039. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel dan nilai probabilitas

sebesar 0,036 artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima,

yang artinya variabel keefektifan pengendalian internal mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kecenderungan kecurangan dengan nilai negative.

Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat keefektifan

pengendalian internal maka menurunkan intensi untuk cenderung melakukan

kecurangan, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat keefektifan

pengendalian internal maka meningkatkan intensi untuk cenderung melakukan

kecurangan.Wilopo (2006) menyebutkan bahwa pengendalian intern sangat

penting untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia

serta untuk menguangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai

dengan aturan.

Pernyataan tersebut juga disetujui oleh Susanto (2008) dalam Lestari

(2015) yang menjelaskan bahwa pengendalian intern yang efektif akan membantu

melindungi asset perusahaan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan

manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan dan

peraturan yang berlaku serta mengurangi risiko terjadinya kerugian,

penyimpangan, dan pelanggaran.

Page 81: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

81

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukann oleh wilopo

(2006) yang mengungkapkan bahwa keefektifan pengendalian internal mampu

mempengaruhi adanya kecenderungan kecurangan dalam cakupan khusus

akuntansi. Hasil yang sama juga diperoleh oleh Najahningrum (2013), dalam

penelitiannya keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud) di sektor publik dan Lestari (2015) di Koperasi

Simpan Pinjam Buleleng.

Kaitannya dengan variabel kecenderungan kecurangan dapat diindikasikan

bahwa responden cukup memahami pentingnya pengendalian yang efektif guna

menurunkan tingkat kecenderungan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan

Bank BRI Syariah Cabang Surakarta.Penelitian ini tidak sesuai dengan hasil

penelitian Devi (2011) yang menemukan bahwa pengendalian internal tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan.

4.6.2. Pengaruh Budaya Etis Terhadap Kecenderungan Kecurangan

Hasil analisis uji t untuk variabel budaya etis diperoleh nilai thitung sebesar

1,589 dan nilai ttabel sebesar 2,039 dan nilai probabilitas sebesar 0,122artinya lebih

besar dari 0,05maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, yang artinya variabel budaya

etis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan

kecurangan. Hasil pengujian mendapatkan bahwa budaya etis tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan kecurangan.Hasil ini tidak

mendukung hipotesis penelitian. Hasil penelitian tersebut karena budaya etis

merupakan nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk

Page 82: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

82

bagaimana orang – orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal

yang bisa dilakukan.

Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berkalitan dengan aspek

subjektif dari seseorang dalam memaham apa yang terjadi dalam suatu organisasi.

Kemudian, budaya etis dapat memberikan pengaruh dalam nilai – nilai dan norma

– norma yang meliputi semua kegiatan bisnis, yang mungkin terjadi tanpa disadari.

Dengan diterapkannya suatu budaya etis dalam organisasi tidak mempengaruhi

seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang beretika, oleh karena itu

kecenderungan untuk melakukan kecurangan pun tidak terhindarkan.Hal ini

disebabkan budaya etis berkaitan dengan aspek subjektif (pribadi masing –

masing). Jika seseorang bekerja di perusahaan yang menerapkan budaya beretika

yang baik, apabila muncul keinginan untuk melakukan kecurangan maka dengan

berbagai cara seorang tersebut akan melakukannya, tanpa mengindahkan budaya

etis perusahaaan tersebut.

Jadi, secara rasional lingkungan yang lebih etis sekalipun tidak menjamin

karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut akan bersikap secara etis. Dapat

disimpulkan bahwa budaya etis yang baik tidak dapat mencegah adanya

kecenderungan kecurangan yang terjadi.Penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Chandra (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh budaya etis

organisasi terhadap kecenderungan kecurangan dalam bidang akuntansi.

Page 83: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

83

4.6.3. Pengaruh Religiusitas Individu Terhadap Kecenderungan

Kecurangan

Hasil analisis uji t untuk variabel religiusitas diperoleh nilai thitung sebesar

2,026 dan nilai ttabel sebesar 2,039 dan nilai probabilitas sebesar 0,051 artinya

lebih besar dari 0,05 maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, yang artinya variabel

religiusitas individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kecenderungan kecurangan. Hasil pengujian mendapatkan bahwa religiusitas

individu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan

kecurangan.Hasil ini tidak mendukung hipotesis penelitian.

Religiusitas didifinisikan sebagai suatu sistem yang terintegrasi dari

keyakinan (belief), gaya hidup, aktivitas ritual dan institusi yang memberikan

makna dalam kehidupan manusia dan mengarahkan manusia pada nilai-nilai suci

atau nilai-nilai tertinggi (Glock dan Stark dalam Pamungkas, 2014). Peran agama

dapat mempengaruhi sikap individu, termasuk di dalam bersikap terhadap

pelaporan keuangan usaha. Religiusitas sesorang akan mempengaruhi tingkat

tanggungjawabnya terhadap informasi yang akan dilaporkannya. Hal ini terkait

dengan peningkatan kejujuran, keadilan dalam informasi.

Namun Dyreng, Mayew dan Williams (2010) dalam Sulistiyo (2014)

menemukan bukti baru tentang peran agama dan norma-norma sosial dalam

pelaporan keuangan perusahaan di Amerika Serikat.Manajer perusahaan dengan

kepatuhan agama yang tinggi menunjukkan penyimpangan lebih kecil dari

harapan.Hasil tersebut di atas secara keseluruhan dan secara individual dilihat dari

Page 84: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

84

dimensi kepatuhan agama Katolik dan Protestan. Kasus tersebut mampu

mendukung penelitian ini.

Sejalan dengan penjelasan budaya organisasi yang etis berkaitan dengan aspek

subjektif dari seseorang dalam memaham apa yang terjadi dalam suatu organisasi.

Sehingga setinggi apapun tingkat religiusitas seseorang tidak mempengaruhi

seseorang untuk cenderung melakukan kecurangan.Karena faktor keinginan untuk

memperkaya diri dan kebutuhan mendesak seseorang lebih mempengaruhinya.

Page 85: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

85

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang keefektifan pengendalian internal, budaya

etis, dan religiusitas invidu terhadap kecenderungan kecurangan. Analisis

dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda dengan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 20.Populasi dalam penelitian

ini adalah karyawan BRI Syariah Cabang Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka dapat

disimpukan menjadi beberapa poin di bawah ini:

1. Terdapat pengaruh signifikan pada variabel keefektifan pengendalian internal

terhadap kecenderungan kecurangan di BRI Syariah Cabang Surakarta.

2. Tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel budaya etis terhadap

kecenderungan kecurangan di BRI Syariah Cabang Surakarta.

3. Tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel religiusitas individu

terhadap kecenderungan kecurangan di BRI Syariah Cabang Surakarta.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Adapun keterbatasan

dalam penelitian ini adalah:

1. Sedikitnya kuesioner yang dapat diolah karena penelitian dilakukan ketika

bulan Ramadhan dan mendekati cuti bersama Lebaran, yang mana pekerjaan

Page 86: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

86

karyawan lebih banyak, sehingga tidak semua karyawan bersedia menjadi

responden.

2. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuesioner. Adapun keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner

yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan

keadaan yang sesungguhnya. Sehingga berpengaruh pada tidak signifikannya

hasil uji hipotesis yang menguji hubungan ketiga variabel yaitu: keefektifan

pengendalian internal, budaya etis, dan religiusitas terhadap kecenderungan

kecurangan.

5.3. Saran–saran

Saran yang didasarkan beberapa kesimpulan dan keterbatasan yang ada dalam

penelitian ini adalah:

1. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convinience

samplingyaitu sampel diperoleh dari anggota – anggota populasi yang mudah

diperoleh dan mampu menyediakan informasi tersebut (Sekaran, 2003:35).

Dalam penelitian ini hanya dapat mengumpulkan sampel sebanyak 35

responden. Meskipun jumlah sampel ini sudah sesuai dengan teknik

pengambilan jumlah sampel yang dijelaskan oleh Sugiyono(2012), dimana

dikatakan bahwa sebaiknya ukuran sampel diantara 30 sampai 500 elemen.

Namun, diharapkan penelitian berikutnya dapat menggunakan sample yang

lebih banyak lagi.

2. Penelitian ini hanya menggunakan responden dari satu Bank Syariah saja,

sehingga hasilnya sangat minimum dan tidak mampu mengeneralisir untuk

Page 87: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

87

semua Bank Syariah. Jadi untuk penelitian kedepannya diharapkan

menggunakan lebih dari satu Bank Syariah.

3. Kepada perusahaan diharapkan untuk lebih menerapkan peraturan serta

kebijakan dalam pemantauan dan evaluasi atas kegiatan pengendalian intern

perusahaan.

Page 88: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

88

DAFTAR PUSTAKA

Alinson.(2006). Fraud Auditing.http://www.reindo.co.id. Diakses tanggal 13 Februari 2017

Adinda, Y. M. (2015). Faktor yang mempengaruhi terjadinya kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan klaten.Accounting Auditing Journal 4 (3).ISSN 2252-6765.

Ancok, D., dan Suroso F. N. (2004). Psikologi islam solusi islam atas problem – problem psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arens, A. J., and Beasley, M. S. (2008). Auditing & assuranceservices an intergal apporoaach. Jakarta: Erlangga

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). (2016). Report to the nation onoccupational fraud and abuse.

Chandra, D. P. (2015).Determinan terjadinya kecenderungan kecuranganakuntansi (fraud) pada dinas pemerintah se kabupatengrobogan. Accounting Auditing Journal 4 (3) (2015). ISSN 2252-6765

Devi, N. S. (2011). Pengaruh kompensasidan sistem pengendalian intern terhadapkecenderungan kecurangan akuntansi(studi empiris pada kantor cabang bankpemerintah dan swasta di kota padang). Jurnal auditing UNP : Padang.

Djumena, E. Bank mega syariah terseret kasus investasi emas?.Diakses tanggal 2 Maret 2017, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/05/08/0821423/Bank.Mega.Syariah.Terseret.Kasus.Investasi.Emas.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss 19. Ed kelima. Semarang:Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. N., dan Porter, D. C. (2012). Dasar – dasar ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A. (2003). Auditing (Jilid 1). Yogyakarta: UPP AA YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia.(2009). Standar profesional akuntan publik. Jakarta: Salemba Empat

Kusumastuti, N. R. (2012). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dan perilaku tidak etis sebagai variabel intervening.Jurnal Akuntansi Auditing UNDIP.

Page 89: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

89

Lestari, K. A. (2015). Pengaruh pengendalian internal dan budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada koperasi simpan pinjam di kecamatan buleleng.E-journal Volume 3 No. 1 Tahun 2015

Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Najahningrum, A. F. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi fraud: persepsi pegawai dinas provinsi DIY.Accounting Analysis Journal 2.3 .

Najib,H., dan Rini. (2016). Analisis faktor yang mempengaruhi fraud di bank syariah.Simposium Nasional Akuntansi XIX Lampung

Ningsaptiti, R. (2010). Analisis pengaruh ukuran perusahaan dan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba studi emiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia 2006-2008).

Norbarani, L. (2012). Pendeteksiankecuranganlaporankeuangandengananalisisfraud triangle yang diadopsidalam sas no.99.Journal Managerial Accounting Semarang :Fakultas Ekonomi UNDIP

Pamungkas, I. D. (2014). Pengaruh religiusitas dan rasionalisasi dalam mencegah dan mendeteksikecenderungan kecurangan akuntansi.Jurnal Ekonomi dan bisnis volume 15 nomor 2 ISSIN1693-0008

Prabowo, D. (2013). Kredit fiktif bsm terendus sejak 2012, 3 pegawai sudah dipecat. Diakses tanggal 24 Februari 2017, http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/24/2349078/Kredit.Fiktif.BSM.Terendus.sejak.2012.3.Pegawai.Sudah.Dipecat

Priyanto, D. (2008). Mandiri belajar spss. Yogyakarta: Mediakom

PSA No. 69 pertimbangan atas pengendalian intern (SA Seksi: 319)

Rae et al. (2008).Quality of internal control procedures: antecedents and moderating effect on organisational justice and employess fraud.Managerial AuditingJournal 2.2 2008: 104-124.

Rahmawati, A. P. (2012). Analisis faktorinternal dan moralitas manajementerhadap kecenderungan kecuranganakuntansi.

Rini. (2014). The effect of audit committee role and sharia supervisiory board role on financial reporting quality atislamic banks in indonesia.Jurnal of Economics, Business, and Accountancy VenturaVo.17, No.1, page 145-156, April 2014.

Riyanto, M. (2009).Mengembangkan perilaku etis sebagai budaya organisasi.Orbith Vol.5 no. 1 Maret 2009:18-23

Sekaran, U. 2007. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat.

Page 90: PENDAHULUAN fraud merupakan mendefinisikan fraud laporan ...eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI full.pdf · laporan keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan

90

Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sulistiyo, H. (2014). Relevansi nilai religius dalam mencegah perilaku disfungsional audit.Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. No. 36/Th.XXI / April 2014

Sulistiyowati. (2007). Pengaruh kepuasan gaji dan kultur organisasi terhadap persepsi aparatur pemerintah daerah tentang tindak korupsi. Jurnal Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Melalui www.google.com

Thoyibatun, Siti. (2009). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi serta akibatnya terhadap kinerja organisasi.Jurnal Ekonomi dan Keuangan volume 16 nomor 2:245-260.

Tuanakotta, T. (2007).Akuntansiforensik& audit investigatif. Jakarta:LembagaPenerbitFakultasEkonomiUniversitas Indonesia.

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wijaya, A. S. (2012). Kasus gadai emas perburuk citra produk syariah.Diakses tanggal 24 Februari 2017.https://m.tempo.co/read/news/2012/10/04/087433724/kasus-gadai-emas-perburuk-citra-produksyariah.

Wilopo.(2006). Analisis faktor-faktor yangberpengaruh terhadap kecenderungankecurangan akuntansi studi padaperusahaan publik dan perusahaan badanusaha milik negara.SNA IX : Padang.

www.brisyariah.co.id (Diakses tanggal 10 Juni 2017 pukul 15.40 WIB)