68
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha sangatlah dinamis, dan sarat dengan ketidakpastian, dimana persaingan semakin ketat dan perubahan yang terjadi semakin cepat, sehingga para pengusaha harus dapat mengatasi persaingan, dan beradaptasi terhadap perubahan dan mengatasi dampak dari perubahan terhadap bisnis mereka. Berbagai perubahan dalam industri penambangan timah merupakan tantangan yang mendorong PT Timah untuk terus berevolusi menjadi perusahaan pertambangan yang handal dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan. “Go Offshore, Go Deeper”, menjelaskan terjadi transformasi dan strategi usaha PT Timah untuk meraih masa depan yang gemilang dan berkelanjutan.. Transformasi visi dan misi perusahaan MVVM (Mission, Visison, Values, and Meaning) didasarkan pada pemahaman bahwa berbagai perubahan dan tantangan terus bermunculan dengan semakin kerap di masa sekarang, dan untuk itu Perusahaan harus siap menghadapinya dengan pola manajemen yang baik dan profesionalisme kerja yang tinggi, serta memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait. Untuk itu, diperlukan juga budaya kerja yang tepat dan efektif dalam membangun sumber daya manusia yang akan membawa perusahaan mencapai visisnya dengan melaksanakan setiap misinya dengan baik. Lepas dari hal tersebut manusia merupakan sumber daya yang paling penting di dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai keberhasilan. Mengingat betapa pentingnya peranan sumber daya manusia bagi perusahaan, maka diperlukan suatu cara agar perusahaan mendapatkan karyawan yang bekualitas, memiliki semangat yang tinggi dalam

PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2012-1-00575-MN Ringkasan001.pdfData yang dikumpulkan berupa data sekunder baik data yang dimiliki oleh perusahaan,

  • Upload
    votuong

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia usaha sangatlah dinamis, dan sarat dengan ketidakpastian, dimana

persaingan semakin ketat dan perubahan yang terjadi semakin cepat, sehingga para

pengusaha harus dapat mengatasi persaingan, dan beradaptasi terhadap perubahan dan

mengatasi dampak dari perubahan terhadap bisnis mereka.

Berbagai perubahan dalam industri penambangan timah merupakan tantangan

yang mendorong PT Timah untuk terus berevolusi menjadi perusahaan pertambangan yang

handal dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan. “Go Offshore, Go Deeper”,

menjelaskan terjadi transformasi dan strategi usaha PT Timah untuk meraih masa depan yang

gemilang dan berkelanjutan..

Transformasi visi dan misi perusahaan MVVM (Mission, Visison, Values, and

Meaning) didasarkan pada pemahaman bahwa berbagai perubahan dan tantangan terus

bermunculan dengan semakin kerap di masa sekarang, dan untuk itu Perusahaan harus siap

menghadapinya dengan pola manajemen yang baik dan profesionalisme kerja yang tinggi,

serta memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait. Untuk itu, diperlukan juga

budaya kerja yang tepat dan efektif dalam membangun sumber daya manusia yang akan

membawa perusahaan mencapai visisnya dengan melaksanakan setiap misinya dengan baik.

Lepas dari hal tersebut manusia merupakan sumber daya yang paling penting di

dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai keberhasilan. Mengingat betapa

pentingnya peranan sumber daya manusia bagi perusahaan, maka diperlukan suatu cara agar

perusahaan mendapatkan karyawan yang bekualitas, memiliki semangat yang tinggi dalam

memberikan yang terbaik untuk konsumen dan melakukan pekerjaannya dengan maksimal.

Untuk mencapai keberhasilan di dalam menjalankan dan memaksimalkan kegiatan usahanya,

suatu perusahaan tidak dapat hanya bergantung pada kemajuan teknologi, maupun modal

usaha yang besar, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas tenaga kerja atau karyawan yg

akan direkrut oleh perusahaan.

PT Timah (Persero) Tbk adalah perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak

dibidang pertambangan timah. Perusahaan berdomisili di Jl. Jendral Sudirman no. 51,

Pangkal Pinang Prop. Bangka Belitung. Produk PT Timah yang utama adalah logam timah,

sementara produk-produk lainnya meliputi produk spesifik berbasis timah, batubara, dan

pasir industri.

Gambar 1.1 Jumlah karyawan tetap Sumber : PT Timah

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor Internal Marketing yang saat ini

dilakukan?

2. Merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal

marketing ?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor Internal Marketing yang akan

dilakukan.

2. Untuk merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal

marketing.

1.4 Manfaat Penelitain Bagi penulis:

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman.

2. Untuk mendapatkan informasi sistem Internal Marketing yang saat

ini dijalankan PT Timah.

3. Merupakan latihan bagi penulis untuk mendefinisikan masalah,

menganalisa masalah, dan menganalisa situasi.

4. Lebih mengenal perusahaan pertambangan serta cara menjalin

hubungan yang baik di dalam perusahaan.

Bagi pembaca:

1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai faktor-faktor

untuk meningkatkan internal marketing perusahaan.

2. Dapat menggunakan skripsi ini sebagai acuan dalam meneliti faktor internal

marketing.

3. Memberikan informasi secara akurat kepada masyarakat.

Bagi perusahaan:

Dapat memberikan ide baru untuk meningkatkan Internal marketing. Baik secara finansial

maupun non-finansial, sehingga dapat berpengaruh dalam menentukan strategi marketing

yang tepat dan baik agar PT. Timah Tbk dapat menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia

demi kehidupan yang lebih berkualitas.

1.5 Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri metodologi-metodologi yang

terdiri dari:

• Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Library Research

Data yang dikumpulkan berupa data sekunder baik data yang dimiliki oleh

perusahaan, jurnal, internet atau sumber-sember lainnya.

2. StudiPustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca

buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner

dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.

• Metode Analisis

Tujuan Penelitian Metode yang digunakan Alat Analisis

T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor

T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dalam penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi

lima bagian yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, analisis sistem yang

berjalan, usulan pemecahan masalah, serta simpulan dan saran. Secara garis besar,

penulisan ini berisi sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab pertama dari Penulisan dalam penelitian ini menguraikan secara

singkat mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat,

metodologi yang digunakan serta sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Pada bab kedua membahas mengenai teori-teori dasar mengenai faktor

internal marketing, serta teori-teori khusus lain yang berkaitan dengan

faktor internal marketing.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Pada bab ketiga membahas mengenai desain penelitian, operasionalisasi

variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel,

teknik pengolahan sampel, dan metode analisis.

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, strukturisasi perusahaan,

pengolahan data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product

and Service) 16.0 for Windows .

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan simpulan dari hasil pengolahan data serta

memberikan sejumlah saran pada PT Timah yang bertujuan untuk

membantu meningkatkan internal marketing.

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 VISI

2.1.1.1 PENGERTIAN VISI

Berdasarkan pendapat dari Wibisono (2006, p. 43), Visi merupakan rangkaian kalimat

yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai

di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari

organisasi atau perusahaan.

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis,

antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang diinginkan oleh organisasi.

(http://www.deptan.go.id/pusdatin/renstra/renstra2.htm)

Jadi kesimpulannya Visi adalah cita-cita dari sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin

dicapai di masa depan.

2.1.2 Misi

2.1.2.1 Pengertian Misi

Menurut Wibisono (2006,p.46) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan

tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan

kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

Pengertian misi adalah tujuan dan alasan yang memberikan arah sekaligus batasan

proses pencapaian tujuan. Misi pada dasarnya hanya bukan usaha formal untuk memperjelas

apa yang dikehendaki, namun misi merupakan tahapan aksi yang akan dilaksanakan dari visi

yang telah ada, guna mencapai suatu tujuan.

(http://indonetasia.com/definisionline/?p=339)

Menurut penulis, pengertian dari misi yaitu suatu pernyataan oleh organisasi atau

perusahaan mengenai produk/jasa yang akan diberikan kepada masyarakat yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.2.3 Tujuan Misi

Menurut Wibisono (2006,p.46) Tujuan dari misi adalah mengkomunikasikan kepada

stakeholders, di dalam maupin di luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke

arah mana perusahaan akan menuju.

Misi PT Timah Tbk

• Mengoptimalkan nilai Perusahaan, kontribusi terhadap pemegang saham, dan

tanggung jawab sosial.

• Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, kreatif dan Professional

• Mewujudkan harmonisasi hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholder)

dan Lingkungan global

2.1.3 Internal Marketing

2.1.3.1 Konsep dari Pemasaran Internal

Menurut Richard J. Varey Kebutuhan untuk perbaikan nyata dalam kemampuan

organisasi untuk, dan pengiriman layanan pelanggan yang berharga yang sesuai dengan

kebutuhan pelanggan, sebagai dasar untuk strategi kompetitif dan keunggulan kompetitif

telah menerima perhatian luas dalam literatur manajemen akademik dan profesional

(Christopher et al. 1991; Wilson et a, 1992).

Sampai saat ini, bagaimanapun, sebagian besar perhatian telah difokuskan pada

penyedia layanan, khususnya layanan kesehatan, jasa keuangan dan profesional di Amerika

Serikat (George, 1986; Gronroos, 1983; Gummesson, 1991a; Schlesinger dan Heskett, 1991),

dan layanan unsur apa yang organisasi manufaktur lakukan untuk pelanggan mereka belum

sepenuhnya ditangani. Beberapa pekerjaan telah mengakui bahwa semua pemasok banyak

penyedia layanan dan nilai yang semakin banyak diciptakan untuk layanan pelanggan melalui

kompetensi khas (Quinn et al., 1990).

2.1.3.2 Pengertian Marketing

Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari

organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

menyampaikan sebuah nilai (value) kepada konsumen dan menjaga hubungan kepada

konsumen dalam berbagai cara yang dapat menghasilkan keuntungan (benefit) untuk

organisasi maupun para pemegang saham.

Sedangkan Rangkuti,F (2009,P 20) berpendapat bahwa, pemasaran adalah kegiatan

manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses

pertukaran.

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemasaran adalah proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan sebuah nilai kepada konsumen untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah organisasi.

Pengertian Internal Marketing:

Menurut kotler (2008,p.25) Internal Marketing adalah tugas merekrut, melatih, dan

memotivasi karyawan-karyawan yang kompeten, yang ingin melayani pelanggan dengan

baik. Pemasar yang cerdas menyadari bahwa aktivitas pemasaran di dalam perusahaan bisa

menjadi sepenting atau bahkan lebih penting daripada aktivitas pemasaran yang diarahkan ke

luar perusahaan. Tidak masuk akal mejanjikan menjanjikan pelayanan yang prima sebelum

staff perusahaan siap memberikannya.

Menurut Richard Varey, barbara lewis dalam buku Internal Marketing: Directions for

Manajemen (2002), Internal Marketing merupakan istilah yang diciptakan pada awal tahun

1970 yang digunakan dalam manajemen pendekatan untuk membangun dan

mempertahankan kompetensi pelayanan. Saat ini, istilah internal marketing telah diterapkan

lebih luas dalam kepentingan manajemen dan sosial. Pemasaran internal mengidentifikasi

termasuk:

1. Melakukan Sosial Marketing

2. Mengelola Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif

3. Meningkatkan Pemasaran dan Manajemen Pelayanan

4. Mengembangkan Manajemen Mutu

5. Melakukan Pengembangan Organisasi

6. Mengembangkan Identitas perusahaan, citra dan reputasi

7. Meningkatkan Perusahaan komunikasi

Lebih dari 25 tahun yang lalu, pemasaran internal (IM) pertama kali diusulkan

sebagai solusi untuk masalah dan memberikan kualitas pelayanan yang tinggi secara

konsisten oleh Berry et al 1. Namun, meskipun literatur yang berkembang pesat pada IM,

organisasi yang relatif sedikit benar-benar menerapkan konsep dalam praktek. Satu dari

masalah utama yang berkontribusi untuk ini adalah bahwa ada tidak ada suatu Konsep

terpadu tunggal apa yang dimaksud dengan IM. Ada berbagai arti dikaitkan dalam literatur

mengenai apa IM, apa itu seharusnya dilakukan, bagaimana seharusnya melakukannya, dan

siapa yang seharusnya melakukannya, menurut Pervaiz K. Ahmed, Mohammed Rafiq dalam

buku Internal Marketing (Chartered Institute of Marketing) 2002.

Manfaat sosial media

Sosial media menjadi sangat penting baik dalam kehidupan pribadi maupun proses

bisnis. Cara hidup masyarakat saat ini telah berubah sejak sosial media hadir, maka cara kita

berbisnis maupun melakukan aktivitas pemasaran sebaiknya juga berubah.

Sosial media mampu bersaing dengan berbagai media komunikasi lainnya, bahkan memberi

dampak yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Berikut beberapa manfaat sosial media dalam kehidupan sehari-hari menurut Denis, dkk

(2011,5) yaitu :

1. Personal branding is not only public figure’s it’s for everyone

Sudah bukan zamannya lagi yang terkenal adalah artis atau public figure. Siapa saja

dapat terkenal sekarang ini, dari yang “nobody” menjadi “somebody”.

Berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, Youtobe, Flickr, dapat menjadi

media untuk unjuk gigi. Menciptakan diferensiasi adalah kunci utam,a untuk

mendapatkan popularitas di sisual media. Keunggulan membangun personal branding

melalui sosial media adalah media ini tidak mengenal trik atau popularitas semu,

karena audiens yang menentukan.

2. Fantastic marketing result through sosial media

People don’t watch TVs anymore, they watch their mobile phones. Fenomena ini

tentu tidak asing, televise meliputi berbagai perubahan cara hidup masyarakat saat ini

cenderung begitu mencintai telepon genggam mereka. Yang mereka sebut sebagai

“smart phones”. dengan smart phone, kita dapat melihat berbagai informasi nasional

bahkan dunia.

Sosial media memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan

konsumen. Sosial media menawarkan bentuk komunikasi yang lebih individual,

personal dan dua arah. Melalui sosial media para marketer dapat mengetahui

kebiasaan atau pribadi masing-masing konsumen mereka dan melakukan interaksi

secara personal serta membangun keterikatan yang lebih dalam.

2.2.2 Mengelola Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif

Manajemen sumber daya manusia menurut Gary Dessler (2004,p2) adalah proses

memperoleh, melatih, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan

hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan

Menurut Mathis & Jackson (2006,p3) Manajemen sumber daya manusia adalah

rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan

bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan operasional. (2006,p41)

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan sebuah bidang yang telah

mengalami banyak perkembangan sejak permuaanya pada tahun 1990an. Manajemen SDM

dimulai sebagai sebuah operasi administratif yang berhubungan dengan penggajian, riwayat

karyawan, dan pengaturan kunjungan sosial.

Konsep-konsep dan teknik-teknik yang dibutuhkan untuk menentukan aspek manusia

atau personil dalam pekerjaan manajemen yaitu:

• Melakukan analisis pekerjaan (menentukan pekerjaan setiap karyawan)

• Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon karyawan

• Memilih calon karyawan

• Mengarahkan dan melatih karyawan-karyawan baru

• Mengatur upah dan gaji (memberikan kompensasi kepada karyawan)

• Memberikan intensif dan keuntungan

• Menilai prestasi

• Berkomunikasi (mewawancarai , memberikan konseling, mendisiplinkan)

• Melatih dan mengembangkan para manajer

• Membangun komiten karyawan

Dan para manajer harus mengetahui tentang :

• Kesempatan yang sama dan tindakan yang disetujui

• Kesehatan dan keamanan karyawan

• Menangani keluhan dan hubungan pekerja

Menururt Hasibuan (2007,p10) Unsur manajemen SDM adalah manusia yang merupakan

tenaga kerja pada perusahaan manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap

kegiatan, karena manusia menjadi perencan, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan

organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat

yang dimiliki perusahaan begitu canggih.

2.2.3 Meningkatkan Pemasaran dan Manajemen Pelayanan Menururt Fred R.David (2011, p135) Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses

mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan untuk produk dan jasa. Ada tujuh fundations dasar pemasaran yaitu :

• Customer analysis

Analisis pelanggaan merupakan pemeriksaan dan evaluasi kebutuhan konsumen, keinginan,

dan harapan. Melibatkan dalam melakukan survei pelanggan, menganalisis informasi

konsumen, mengevaluasi strategi pasar positioning, developinng profil pelanggan, dan

menentukan strategi segmentasi pasar yang optimal

• Selling products/services

Implementasi strategi yang sukses pada umumnya bersandar pada kemampuan organisasi

untuk menjual beberapa produk atau layanan. Penjualan tersebut meliputi kegiatan

pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, manajemen tenaga

penjualan, hubungan pelanggan, dan hubungan agen.

• Product and service planning

Perencanaan produk dan layanan meliputi kegiatan seperti uji pemasaran, produk dan brand

positioning, jaminan merancang, kemasan, menentukan pilihan produk, fitur, gaya, dan

kualitas, menghapus produk lama, dan menyediakan layanan pelanggan. Produk dan layanan

perencanaan khususnya penting ketika perusahaan sedang mengejar pengembangan produk

atau diversifikasi

• Pricing

Lima stakeholder utama mempengaruhi keputusan harga yaitu : konsumen, pemerintah,

pemasok, distributor dan pesaing. Terkadang suatu organisasi akan mengejar strategi

integrasi ke depan terutama untuk mendapatkan kontrol yang lebih baik atas harga yang

dibebankan kepada konsumen. Pemerintah dapat memaksakan kendala pada diskriminasi

harga, penetapan harga, harga minimum unit harga, harga iklan, dan kontrol harga.

• Distribution

Distribusi meliputi saluran distribusi pergudangan, cakupan distribusi, lokasi situs ritel,

wilayah penjualan, tingkat persediaan dan lokasi, operator transportasi, grosir, dan ritel.

Kebanyakan produsen saat ini tidak menjual barang-barang mereka langsung ke konsumen.

Berbagai entitas pemasaran bertindak sebagai perantara, mereka menanggung berbagai nama

seperti grosir, pengecer, broker, fasilitator, agen, vendor atau hanya distributor.

• Marketing research

Riset pemasaran adalah pengumpulan sistematis, merekam, dan menganalisa data tentang

masalah yang berhubungan dengan pemasaran barang dan jasa. Riset pemasaran dapat

mengungkap kekuatan dan kelemahan kritis, dan peneliti pemasaran menggunakan skala

yang banyak, instrumen, prosedur, konsep, dan teknik untuk mengumpulkan informasi.

Pemasaran kegiatan penelitian mendukung semua fungsi bisnis utama dari suatu oganisasi.

Organisasi yang memiliki keterampilan riset pemasaran yang sangat baik memiliki kekuatan

pasti dalam mengejar strategi generik.

• Opportunity analysis

Fungsi ketujuh pemasaran adalah biaya / analisis manfaat, yang melibatkan dalam menilai

biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran.

2.2.4 Mengembangkan Manajemen Mutu

Menurut Stephen P.Robbins (2007, p51) Manajemen mutu adalah filosofi manajemen

yang didorong oleh perbaikan yang berkelanjutan dan tanggapan kepada kebutuhandan

harapan pelanggan..

Yang mencakup manajemen mutu antara lain :

1. Fokus yang kuat pada pelanggan. Pelanggan bukan saja mencakup orang luar yang

membeli produk organisasi melainkan juga pelanggan internal yang beinteraksi dan

melayani orang lain di dalam organisasi tersebut.

2. Perhatian bagi perbaikan berkelanjutan. Manajemen mutu merupakan komitmen untu

tidak pernah merasa puas. “Baik sekali” tidaklah cukup. Mutu dapat senantiasa

diperbaiki.

3. Berfokus pada proses. Manajemen mutu berfokus pada sejumlah proses kerja karena

mutu barang dan jasa diperbaiki secara berkelanjutan.

4. Perbaikan mutu segala sesuatu yang dilakukan organisasi. Manajemen mutu

menggunakan definisi mutu yang sangat luas. Definisi ini bukan hanya berkaitan

dengan produk akhir melainkan juga cara organisasi menangani penyerahan

(delivery), seberapa cepat organisasi menanggapi keluhan, seberapa sopan jawaban

yang diberikan kepada telepon yang masuk, dan semacam itu.

5. Pengukuran yang tepat. Manajemen mutu menggunakan teknik-teknik statistik untuk

mengukur setiap variabel penting penentu keberhasilan operasi organisasi tersebut

pengfukuran itu diperbandingkandengan standar atau tolak ukur (benchmarks) guna

mengidentifikasi masalah, melacak masalah sampai ke akar-akarnya, dan

menghilangkan penyebabnya.

6. Memberdayakan para karyawan. Manajemen mutu melibatkan orang yang bertugas

pada proses perbaikan tadi. Tim digunakan secara luas dan program-program

manajemen mutu sebagai wahana pemberdayaan untuk menemuikan dan

menyelesaikan masalah.

2.2.5 Melakukan Pengembangan Organisasi

Menurut Gary N McLean dalam buku Organization Development: Principles,

Processes, Performance (A Publication in the Berrett-Koehler Organizational Performanc)

2006, Pengembangan organisasi adalah setiap proses atau kegiatan, berdasarkan ilmu

perilaku, yang, baik awalnya atau dalam jangka panjang, memiliki potensi untuk

mengembangkan dalam sebuah organisasi pengaturan dan meningkatkan pengetahuan,

keahlian, produktivitas, kepuasan, pendapatan, interpersonal hubungan, dan hasil yang

diinginkan lainnya, baik untuk pribadi atau kelompok / tim keuntungan, atau untuk

kepentingan organisasi, masyarakat, bangsa, wilayah, atau, pada akhirnya, seluruh umat

manusia.

Egan (2002), menggunakan proses kartu-sortasi berdasarkan 27 definisi OD,

mengidentifikasi 10 kelompok variabel dependen (atau hasil yang diinginkan) terkandung

dalam definisi:

• Pembaharuan organisasi Muka

• Libatkan perubahan budaya organisasi

• Meningkatkan profitabilitas dan daya saing

• Menjamin kesehatan dan kesejahteraan organisasi dan karyawan

• Memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan

• Meningkatkan pemecahan masalah

• Meningkatkan efektifitas

• Memulai dan / atau mengelola perubahan

• Memperkuat perbaikan sistem dan proses

• Dukungan adaptasi untuk mengubah

Seperti serangkaian luas hasil yang diinginkan dapat menambah kompleksitas

lapangan dari OD, berdampak pada harapan OD oleh organisasi yang praktisi, yang dapat

membuat lingkungan sangat menantang untuk melakukan OD kerja.

(http://en.bookfi.org/book/1109693)

2.2.6 Mengembangkan Identitas perusahaan, citra dan reputasi

Rhenald Kasali ( 2003, p 110-114) mengatakan bahwa identitas perusahaan atau

identitas korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk logo perusahaan

atau lambang lainnya. Simbol selain dimaksud agar lebih mudah diingat oleh konsumen juga

agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol sangat penting bagi perusahaan yang

bergerak di sektor jasa yang menjaga pelayanan, kredibilitas, dan keramahan manusia di

dalamnya.

Menurut, M. Linggar Anggoro (2002, p 67) menyatakan bahwa, perusahaan-

perusahaan yang memiliki reputasi bagus, umumnya menikmati enam hal. Pertama,

hubungan yang baik dengan para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan

pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa kebanggaan dalam

organisasi dan di antara khalayak sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran,

baik internal maupun eksternal. Dan terakhir meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan.

Identitas Perusahaan Untuk Reputasi

Gambar 2.2.6 Identitas Perusahaan Untuk Reputasi Sumber : http://en.bookfi.org

Corporate Identity

Names

Custome community Investor

Employee

CorporateReputation

2.2.7 Meningkatkan Perusahaan komunikasi

Ibnu Hamad (2007, p 1.2) menyatakan bahwa pengertian Perencanaan Program

Komunikasi adalah; “Upaya membuat rancangan pelaksanaan sebuah bentuk kegiatan

komunikasi, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan di lapangan hingga

monitoring dan evaluasi (monev).

Kegiatan komunikasi ini bersifat sistematis dan terukur.”Di antara ahli yang

mengaitkan Perencanaan Komunikasi dengan Kampanye Komunikasi adalah Sven Windahl,

Benno H. Signitzer dan Jean T. Olson (1992:19), menurut mereka “Kampanye Komunikasi

adalah sebuah usaha terencana dari seorang komunikator (sender) untuk mempengaruhi

khalayak (audience) melalui satu atau seperangkat pesan.

Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Program Komunikasi Menurut Ibnu Hamad (2007,

p 8.2) menyatakan langkah-langkah menyusun perencanaan program komunikasi adalah

sebagai berikut :

a. Pra –desain

Pra-desain terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu: Masalah kampannye komunikasi Penelitian dan

perumusan tema Rencana operasional kampanyeEvaluasi dan monitoringRencana kerja dan

danaPenyusunan strategi kampanye.

1. Analisis situasi: berisi uraian tentang hasil pemetaan perencana atas situasi dan

kondisi lapangan di mana Perencanaan Program Komunikasi akan dilaksanakan.

2. Analisis khalayak: berisiskan tentang hasil pengumpulan data berkenaan dengan

pengetahuan, perasaan dan perilaku (kognisi, afektif dan psikomotorik) tentang

masalah atau produk sejenis yang pernah ada.

b. Disain Sebuah desain kampanye sepenuhnya berisikan strategi dan rencana pelaksanaan

kampanye dengan rincian sebagai berikut:

1. Tujuan kampanye: perencana menuliskan visi dan misi kampanye serta menjelaskan

tujuan kampanye yang ingin dicapai.

2. Penetapan khalayak sasaran: perencana menyatakan siapa khalayak sasaran (audience

target)

3. Strategi kampanye: perencana menyebutkan strategi apa yang akan dipergunakan,

apakah terpadu (integrated communication marketing) ataukah tunggal.

4. Pendekatan komunikasi: perencanaan menyebutkan pendekatan komunikasi mana

yang akan dipakai; transmisionis, display, mencipta makna, ritual, konstruksi realitas

atau gabungan ke limanya.

5. Strategi pesan: perencana merumuskan gagasan besar (big idea) yang menjadi

substandi kampanye, menunjukkan nama atau merek (brand) untuk produk atau ide

yang akan dikampanyekan.

6. Strategi Media: Perencana komunikasi akan menyatakan cara pesan disampaikan

melalui media sebagaimana sudah dijelaskan dalam strategi dan penempatan media

(media strategy and media placement).

7. Strategi komunikator atau sumber (endorser): perencana menetapkan kriteria sumber

dan acara apa yang sebaiknya digunakan oleh sumber penyampaian pesan secara

efektif.

8. Strategi mengembangkan mitra: perencana menuliskan rencana kemitraan yang akan

dilakukan.

9. Rencana Pelaksanaan: perencana menyebutkan seluruh rencana pelaksanaan

kampanye, di antaranya:

- Tahapan kampanye; menjelaskan tahapan-tahapan kampanye yang akan dilaksanakan.

- Rencana pencapaian efek atau tujuan kampanye; hal ini berkaitan dengan penggunaan

media.

- Penyusunan pesan; terangkan rencana menerjemahkan gagasan besar (big idea) ke dalam

nama atau merek (breand).

- Penggunaan media; menguraikan secara rinci rencana pelaksanaan cek media.

- Perencanaan komunikator atau endoser; mengacu pada strategi komunikator.

- Rencana anggaran; perencana membuat rencana pembiayaan pada setiap tahapan

kampanye.

- Jadwal kerja; sebagai suatu manajemen kegiatan yang beriontasi pada tujuan (management

by objective), perencana membuat jadwal kerja yang harus ditaati oleh semua pelaksana

kampanye.

- Pembagian tugas dan tanggung jawab; perencana membuat rincian tugas tersebut atas

prinsip the right man on the right place.

c. Rencana Monev (Monitoring dan evaluasi) Pada bagian ini perencana menguraikan

metode monitoring apa yang sebainya dilakukan untuk memantau setiap tahapan kampanye,

serta menjabarkan metode evaluasi apa yang sepatutnya dipakai untuk mengevaluasi hasil

kampanye.

2.3 Kerangka Pemikiran

PT. TIMAH

Visi dan Misi

Sasaran Strategi

Internal Marketing

Model

sosial

marketing

Sebuah manajemen sumber daya manusia perspektif

Identitas perusahaan, citra dan reputasi

Perusahaan komunikasi

Pengembangan Organisasi

Manajemen mutu

Pemasaran dan manajemen pelayanan

Eksplorasi faktor-faktor Internal Marketing

EFA

Exploritory Factor Analisiss

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Hasil: Hasil diolah penulis

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih. Bentuk hubungan antar variabelnya adalah hubungan kausal yaitu sebab

akibat. (M.Aziz 2012,p19)

Analisis yang digunakan untuk masing-masing identifikasi masalah adalah unit analisis

karyawan PT Timah.Time Horizon yang digunakan adalah one cross section, yaitu

mengumpulkan informasi hanya pada saat tertentu.Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut

(Sugiono,2004:p7). Untuk lebih ringkasnya desain dari penelitian ini dijabarkan pada kolom

berikut:

3.1 Tabel Desain Penelitian

Tujuan Jenis Penelitian Metode Unit Analisis Time

Peta Strategi

Rekomendasi Internal Marketing

Pengembangan SDM untuk meningkatkan standar pelayanan dan penjualan

Standarisasi kualitas produk

Komunikasi yang dilaksanakan bersifat internal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai

Keterlibatan stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara efektif dan efisien

Penelitian Penelitian Horizon

T1 Deskriptif-

Asosiatif

Survey Karyawan Cross

Sectional

T2 Deskriptif-

Asosiatif

Survey Karyawan Cross

Sectional

Dimana:

T1 :Untuk mengetahui faktor-faktor Internal Marketing yang saat ini dilakukan.

T2 :Untuk merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal marketing.

Cross Sectional merupakan pengamatan dengan jangka waktu tertentu.

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub variabel

Indikator Instrument ukuran

Ukuran Skala

Internal Marketing

Melakukan Sosial Marketing

• Pengunaan dan peningkatan website

• Pemahaman sosial media

• Situs media sharing

• Forum

Kuesioner Ordinal Likert

Mengukur Manajemen Sumber Daya Manusia

• Menentukan pekerjaan setiap karyawan

• Merencanakan kebutuhan tenaga kerja

• Mengarahkan dan melatih karyawan-karyawan baru

• Memberikan intensif dan keuntungan

• Membangun

Kuesioner Ordinal Likert

komitmen karyawan

• Menilai prestasi

Mengukur Pemasaran dan manajemen pelayanan

• Melakukan analisis pelanggan dengan tujuan mengevaluasi kebutuhan user

• Perencanaan pengembangan produk dan layanan

• Perluasan saluran distribusi

Kuesioner Ordinal Likert

Mengukur Manajemen Mutu

• Peningkatan kualitas produk

• Produk harus memenuhi standar kualitas

• Peralatan yang digunakan sudah memenuhi standar

• Karyawan sudah memahami bidang kerja masing-masing.

Kuesioner Ordinal Likert

Mengukur Pengembangan Organisasi

• Budaya perusahaan dapat diterima dan dipelajari

• PT Timah meningkatkan profitabilitas dan daya saing untuk tetap menjadi yang terdepan

• Kesehatan dan kesejahteraan organisasi sudah dijamin oleh PT Timah

Kuesioner Ordinal Likert

Mengukur Identitas perusahaan, citra dan reputasi

• Kinerja PT Timah lebih baik dibandingkan perusahaan sejenis

• PT Timah cepat dalam menanggapi complain pelanggan

• PT Timah melakukan tanggung jawab sosial dalam menjalankan bisnisnya.

Kuesioner Ordinal Likert

Mengukur Perusahaan komunikasi

• Perencanaan kegiatan dikomunikasikan dengan seluruh staff PT Timah

• Proses komunikasi berjalan dengan baik

Kuesioner Ordinal Likert

Sumber : penulis, 2012

Dalam penelitian skala yang digunakan untuk pengukuran instrument adalah likert

yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam pengukuran tersebut diberikan pembobotan untuk setiap jawaban kuesioner

yaitu dengan 5 buah skala, bobot dan kategori atas tanggapan responden diuraikan dalam

tabel berikit ini:

Tabel 3.3 Bobot dan Kategori Pengukuran Data

Keterangan Penilaian

Sangat tidak setuju 1

Tidak Setuju 2

Ragu-ragu 3

Setuju 4

Sangat setuju 5

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tujuan Data Jenis data Sumber data

T-1 Kuesioner

Penunjang PT

Timah

Deskriptif-

Asosiatif

Primer-kuesioner

T-2 Kuesioner

Penunjang PT

Timah

Deskriptif-

Asosiatif

Primer-kuesioner

Sumber: penulis, 2012

Menururt Nur Indriantoro (2002) Data Primer adalah data yang di dapat dari sumber

pertama baik dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4. Library Research

5. StudiPustaka

6. Kuesioner

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Sampling dapat diketahui, bahwa secara umum terdapat dua kelompok teknik

sampling yaitu: (1) probability sampling, dan (2) non-probability sampling.

Probability Sampling

Probability Sampling Adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, dimana pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

3.6 Teknik Pengolaan Sampel

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p 37) populasi wilayah generalisai yang terdiri

dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian ini adalah karyawan PT Timah yang dipilih secara acak, tanpa

memperhatikan strata yang ada. Jadis etiap orang adalah populasi.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber daya dan dapat

mewakilkan keseluruhan populasi. Bila populasi besar peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterlambatan waktu dan tenaga, maka

peneliti dapat menggunaka sampel yang diambil dari populasi.

Dalam penelitian ini penilaian pengukuran akan menggunakan skala Likert yang ditemukan

oleh Rensis Likert. Berikut skala penilaian likert:

5 = performance perusahaan sangat baik

4-4,9 = performance perusahaan baik

3-3,9 = performance perusahaan cukup

2-2,9 = performance perusahaan buruk

1-1,9 = performance perusahaan sangat buruk

3.7 Metode Analisis3.6 Teknik Pengolaan Sampel

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p 37) populasi wilayah generalisai yang terdiri

dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian ini adalah karyawan PT Timah yang dipilih secara acak, tanpa

memperhatikan strata yang ada. Jadis etiap orang adalah populasi.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber daya dan dapat

mewakilkan keseluruhan populasi. Bila populasi besar peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterlambatan waktu dan tenaga, maka

peneliti dapat menggunaka sampel yang diambil dari populasi.

Dalam penelitian ini penilaian pengukuran akan menggunakan skala Likert yang ditemukan

oleh Rensis Likert. Berikut skala penilaian likert:

5 = performance perusahaan sangat baik

4-4,9 = performance perusahaan baik

3-3,9 = performance perusahaan cukup

2-2,9 = performance perusahaan buruk

1-1,9 = performance perusahaan sangat buruk

Table 3.5 Metode Analisis

Tujuan Penelitian Metode yang digunakan Alat Analisis

T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor

T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor

Sumber: Penulis 2013

Keterangan :

T-1 : Untuk mengetahui aktor-faktor Internal Marketing yang saat ini dilakukan.

T-2 : Untuk merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal marketing.

Ridwan dan Kuncoro (2007, p22) mengemukakan kegiatan yang cukup penting dalam

keseluruhan proses penelitian ialah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui

tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitian pun

akan segera diketahui.

Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui bantuan

computer dengan program SPSS (Statistical Product and Service) 16.0 for Windows.

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum mengolah sampel hingga layak

untuk diolah dengan Analisis Faktor. Pertama data yang di terima dalam bentuk ordinal di

convert ke bentuk interval, kemudian dilanjutkan sebagai berikut :

3.7.1 Uji Validitas

Dalam setiap penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena data

merupakan representasi dari variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian

hipotesis. Valid atau tidaknya data yang dikumpulkan akan sangat menentukan kualitas

data tersebut.

Uji valiiditas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat dalam

melakukan fungsi pengukurannya. Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat

apakah alat ukur yang berupa kuisioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Uji

validitas dilakukan dengaan melihat korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan

dengan skor total.

Untuk menghitung validitasmenggunakan teknik korelasi Pearson product

moment.Rumusnya adalah sebagai berikut:

R hitung =

Dimana :

r hitung = Koefisien Korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi =Jumlah skor total

n =Total responden

t Hitung = r

Dimana

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk a- 0,1 dan derajad kebebasan (df = n-2)

Kaidah keputusan : t hitung ˃ t table berarti valid sebaliknya

t hitung ˃ t table berati tidak valid

Uji validitas ini disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30

orang.Dengan jumlah minimal 30 orang ini,distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva

normal.Pada uji validitas ini peneliti menggunakan Corrected Item-Total Correlation

Dengan langkah langkah sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis

H0 = Skor butir berkorelasi positif dengan skor factor

H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor factor

2. Menentukan nilai r table

- Hitung nilai “df” dengan rumus df =n-2 (n=jumlah responden)

- Hitung nilai “t” dengan cara : pilih menu “transform”, kemudian pilih sub menu

“compute” pada kolom sebelah kiri diisi dengan “t”,dan disebelah kanan diisi

dengan rumus “IDF.T(0.95,DF). Kemudian “ok”.

- Hitung nilai “r” dengan cara : pilih menu “transform”,kemudian pilih sub

menu”compute” pada kolom sebelah kiri diisi dengan “r”,dan sebelah kanan diisi

dengan rumus “t/sqrt(df+t**2)”.Kemudian “ok”

3. Mencari r hasil

- Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS 20.0

- Pilih menu “analyze” pilih sub menu “scale”, pilih yang “reliability analyze”

- Kemudian pada kolom item isi dengan variable yang ingin dihitung.

- Pada bagian “model”,biarkan pilihan pada “alpha”

- Klik tombol “statistic”.Pada bagian “descriptive for” pilih semuanya (Item,Scale,Scale

if item deleted)

- Kemudian ok,maka akan keluar hasilnya

Disini r hasil untuk tiap item bias dilihat padaoutput kolom CORRECTED ITEM-

TOTAL CORRELATION pada tampilan software SPSS.

4. Mengambil Keputusan

Dasar pengambilan keputusan :

- Jika r hasil positif, dan r hasil ˃ r table,maka butir tersebut Valid.

- Jika r hasil tidak positif, dan r hasil ˃ r table, maka butir tersebut tidak Valid.

Jika ada instrument pertanyaan yang tidak valid, maka instrument tersebut dibuang

lalu diuji validitas kembali.Setelah pertanyaan dinyatakan semuanya valid, selanjutnya

dilakukan uji reabilitas.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat

menghasilkan data yang reliabel. Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil

suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (realibel).

Suatu hasil pengukuran dikatakan reliabel apabila menghasilkan data yang stabil

dan konsisten (relatif sama atau tidak ada perbedaan signifikan) bila dipakai untuk

mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Teknik yang dipakai untuk

menguji reliabilitas pada studi ini adalah dengan pendekatan konsistensi internal yang

ditunjukan oleh koefisien Cronbach Alpha.

Langkah yang dilakukan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut;

1. Menetukan Hipotesis

H0 = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya.

H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya.

2. Menentukan nilai r table

Pada program SPSS,metode ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha,dimana

suatu kuesioner dianggap reliable apabila Cronbach’s Alpha ˃ 0,6 (Santoso,

2001,pg251)

3. .Mencari r hasil

Disini r hasil adalah angka ALPHA (terletak di akhir output) dari tampilan software

SPSS.

4. Mengambil Kesimpulan

- Jika r ALPHA positif,dan r APLHA ˃ r table,maka butir tersebut Reliabel.

- Jika r ALPHA tidak positif, dan r ALPHA ˃ r table,maka butir tersebut tidak reliable

3.7.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dimiliki berdistribusi

normal atau tidak. Uji ini hanya digunakan untuk data berskala ordinal, interval, dan rasio.

Jika analisis menggunakan statistic parametric, maka persyaratannya adalah data dari analisis

harus berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistic yang

digunakan adalah statistic non parametric.

SPSS menyajikan dua table sekaligus dalam uji normalitas, yaitu klomogorov-smirnov

dan Shapiro-wilk. Tapi yang digunakan oleh analisis ini adalah klomogorov-smirnov karena

datanya lebih dari 50, dengan menggunakan taraf signifikan 5% atau 0.05, dan terdapat juga

gambar kurva normal. Jika sebaran data berada di sekeliling garis, maka data berdistribusi

normal.

3.8 Analisis Faktor

3.8.1 Pengertian Analisis Faktor Analisis faktor termasuk pada interdependence technique, yang berarti tidak ada

variable dependen ataupun variable independen (Santoso,S. 2010:11). Analisis Faktor (factor

analysis) merupakan nama umum yang menunjukan suatu kelas prosedur, utamanya

dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variable yang banyak diubah

menjadi sedikit variable (Supranto, 2010:114).

Secara prinsip analisis faktor mencoba menemukan hubungan (inter relationship) antar

sejumlah variabel-variabel yang awalnya yang awalnya saling independen satu dengan yang

lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari

jumlah variabel awal. Sebagai contoh, jika ada 10 variabel yang independen satu dengan

yang lain, dengan analisis faktor mungkin bisa diringkas hanya menjadi 3 kumpulan variabel

baru. Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, dimana faktor tersebut tetap mencerminkan

variabel-variabel aslinya.

3.8.2 Tujuan Analisis Faktor

Pada dasarnya tujuan analisis faktor adalah:

1. Data summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan

melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel (dalam pengertian SPSS

adalah ‘kolom’), analisis tersebut dinamakan R Faktor Analisis. Namun, jika korelasi

dilakukan antar responden atau sampel (dalam pengertian SPSS adalah ‘baris’)

analisis disebut R Faktor Analisis, yang juga populer disebut Cluster Analisis.

2. Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi dilakukan proses membuat sebuah

variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikansejumlah variabel

tertentu.

SPSS membuat satu atau beberapa factor score sebagai hasil analisis faktor, dimana

variabel factor score tersebut bisa digunakan untuk analisis lanjutan, sepert t test,

ANOVA, dan sebagainya.

3.8.3 Asumsi pada Analisis Faktor

Karena prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi terkait dengan

korelasi yang akan digunakan, yaitu : (Santoso,S. 2010: 58)

• Besar Korelasi atau korelasi antar-variabel independen harus cukup kuat, misalkan

di atas 0,5.

• Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap

variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial

diberikan lewat pilihan ANTI-IMAGE CORRALATION.

• Pengujian seluruh matrik korelasi(korelasi antar-variabel), yang diukur dengan

besaran BARTLETT TEST OF SPHERICITY atau MEASURE SAMPLING

ADEQUACY (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang

signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.

• Pada beberapa kasus, asumsi NORMALITAS dari variabel-variabel atau faktor

yang terjadi sebaiknya dipenuhi.

3.8.4 Proses Dasar Analisis Faktor

Proses utama analisi faktor meliputi hal-hal berikut:

1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan pada langkah 1 di atas untuk

menentukan variabel-variabel yang dapat dianggap layak untuk masuk tahap

analisis faktor;pengujian menggunakan metode barlett test of sphericity serta

pengukuran MSA (Measure of Sampling adequacy)

3. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan berlanjut ke

proses inti pada analisis faktor, yakni factoring; proses ini akan mengekstrak satu

atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel yang

sebelumnya.

4. Intepretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor

yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota

faktor tersebut.

5. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah

valid. Validasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti :

a) Membagi sampel awal menjadi dua bagian, lalu membandingkan hasil

faktor sampel satu dengan sampe dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan,

bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.

b) Dengan menggunaka metode Confirmatory Faktor Analisis (CFA) dengan

cara Structural Equation Modelling. Proses ini bisa dibantu dengan

software khusus seperti LISREL.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

4.1.1 Profil Perusahaan PT Timah (Persero) Tbk adalah perusahaan eksportir timah sekaligus perusahaan

penambangan timah terintegrasi terbesar di dunia.Produk PT Timah yang utama adalah

logam timah, sementara produk-produk lainnya meliputi produk spesifik berbasis timah,

batubara, dan pasir industri. PT Timah memproduksi 38.132 metrik ton logam timah di tahun

2011, dengan lebih dari 95% total produksinya diekspor ke seluruh dunia, dan menguasai

11% pangsa pasar global.

Pada tahun 2011 PT Timah membukukan pendapatan total sebesar Rp 8,75 triliun dan

laba bersih senilai Rp 897 miliar, dengan total aset senilai Rp 6,57 triliun. Wilayah

operasional PT Timah meliputi 117 wilayah izin usaha penambangan (IUP) di provinsi

bangka belitung dan kepulauan Riau, dengan sejumlah operasi sekundernya di provinsi

Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Banten, dan Jakarta. Hingga akhir tahun 2011 PT

Timah mempekerjakan 6.341 karyawan, 3,948 diantaranya karyawan tetap.PT Timah

berkantor pusat di Pangkalpinang, Bangka, Indonesia, dan sahamnya diperdagangkan di

Bursa Efek Indonesia dengan kode emitem ‘TINS’. Kapitalisasi pasar saham TINS per 31

Desember 2011 mencapai Rp 8,4 triliun.

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

4.1.2 Kondisi Perusahaan Gejolak politik maupun ekonomi global yang terjadi sepanjang tahun 2011 telah

berdampak pada harga maupun permintaan dunia akan timah, kondisi tersebut sangat

berpengaruh pada PT Timah. Pada tahun 2011 perusahaan berhasil memproduksi biji timah

maupun logam timah sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan,

walaupun untuk logam timah jumlah nya mengalami penurunan 6% dibandingkan tahun

sebelumnya akibat berhenti beroperasinya sejumlah kapal keruk perusahaan.

Untuk itu Dewan Komisaris terus mendorong perusahaan untuk segera

menyelesaikan proses alih teknologi kapal keruk menjadi bucket wheel dredge (BWD), yang

akan berdampak peningkatan produksi timah offshore sehingga dapat mengurangi

ketergantungana perusahaan terhadap tambang-tambang darat sebagai sumber pasokan bijih

timah. Beberapa isu negatif penambangan darat serta adanya kerusakan kapal keruk telah

berdampak pada penurunan produksi timah.Sementara itu, dari sisi penjualan logam timah,

terjadi penurunan volume sebesar 16% dari penjualan tahun sebelumnya. Namun, perusahaan

dapat membukukan pendapatan sebesar Rp 8,7 triliun dan mencatat laba sebelum pajak

sebesar Rp 1,3 triliun, yang keduanya sedikit lebih tinggi daripada tahun 2010.

Dewan Komisaris berharap agar perusahaan dapat lebih fokus untuk

mempersiapkan SDM yang lebih profesional dan berkualitas serta alat produksi yang lebih

tangguh dan canggih, seperti menggantikan kapal isap dengan BWD yang akan merupakan

teknologi penambangan andalan perusahaan di masa depan. Perusahaan juga diharapkan

semakin efisien dan produktif dalam melakukan kegiatan operasional utamanya melalui

peningkatan teknologi produksi sekaligus melaksanakan program-program diversifikasi

usahanya secara simultan.

Gambar 4.2 Logo PT Timah

4.2 Profil Responden Profil responden berdasarkan jenis kelamin

Table 4.1Profil Responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 34 64%

Wanita 19 36%

Total 53 100%

Sumber :Hasil pengolahan Data 2013

Berdasarkan hasil kuisioner profil responden mengenai jenis kelamin, dapat

diketahui responden penelitian ini yaitu 34 orang adalah pria dan 19 orang adalah wanita Ini

menunjukan bahwa karyawan PT Timah mayoritas adalah pria dengan presentasi 64%. Dapat

dilihat dalam diagram sebagai berikut :

Sumber :Hasil Pengolahan Data, 2013

Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Profil Responden berdasarkan usia

Table 4.2 Profil Responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Presentase

18-20 tahun 10 19%

21-30 tahun 22 40%

>30 tahun 21 41%

Total 53 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan hasil kuisioner profil responden mengenai usia, dapat diketahui

bahwa responden penelitian ini yaitu 10 orang berusia 18-20 tahun, dan 22 orang berusia 21-

30 tahun, dan 21 orang berusia < 30 tahun. Ini menunjukan bahwa karyawan yang bekerja di

PT Timah mayoritas berusia 21-30 tahun, dengan presentase 41%. Dapat dilihat dalam

diagram sebagai berikut:

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia

Profil Responden berdasarkan tingkat pendidikan

Table 4.3 Profil Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

SMA 9 17%

D3 18 34%

S1 21 40%

S2 5 9%

Total 53 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,2013

Berdasarkan hasil kuisioner profil responden mengenai tingkat pendidikan dapat

diketahui bahwa responden penelitian ini yaitu 9 orang berpendidikan SMA, 18 orang

berpendidikan D3, 21 orang berpendidikan S1, dan 5 orang berpendidikan S2. Ini

menunjukan bahwa karyawan PT Timah mayoritas berpendidikan S1 dengan presentase

40%.Dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.3 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya pernyataan, sedangkan uji

reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban seseorang

terhadap item-item pertanyaan di dalam kuisioner ( Sarjono, Winda, p 35). Untuk

mengukur validitas alat ukur yang digunakan adalah rumus PearsonProduct

Moment. Uji validitas menggunakan tingkat kpercayaan 95%, dimana df = n-2.

Nilai n dalam penelitian ini yaitu 53, sehingga nilai df = 51. Dengan begitu,

diperoleh nilai ttable = 1.68. selanjutnya diperoleh rtable = 0.23. Dasar

pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut :

• Jika rhitung > rtable, maka butir pertanyaan tersebut valid.

• Jika r hitung < rtable, maka butir pertanyaan tidak valid.

Hasil Uji Validitas adalah sebagai berikut :

Table 4.4 Uji Validitas

Variabel Butir Pertanyaan

R hitung R tabel Keterangan

Sosial Marketing

2 374 0,23 Valid 4 058 0,23 Valid 5 537 0,23 Valid

Manajemen Sumber Daya

Alam

1 678 0,23 Valid 2 498 0,23 Valid 3 446 0,23 Valid 4 578 0,23 Valid 5 374 0,23 Valid 6 488 0,23 Valid

Pemasaran dan Manajemen Pelayanan

1 238 0,23 Valid 2 704 0,23 Valid 3 596 0,23 Valid 4 629 0,23 Valid 5 584 0,23 Valid

Pemasaran dan manajemen pelayanan

2 299 0,23 Valid 3 639 0,23 Valid 4 678 0,23 Valid 5 374 0,23 Valid

Manajemen mutu

1 355 0,23 Valid 2 379 0,23 Valid 3 172 0,23 Valid 4 715 0,23 Valid 5 216 0,23 Valid

Pengembangan organisasi

1 273 0,23 Valid 2 221 0,23 Valid 3 339 0,23 Valid 4 206 0,23 Valid 5 622 0,23 Valid 6 463 0,23 Valid

Identitas perusahaan, citra, dan reputasi

1 600 0,23 Valid 2 598 0,23 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16

Pada table diatas menunjukan bahwa pertanyaan sudah valid karena rhitung > 0.23, maka

data digunakan untuk proses analisa selanjutnya.

4.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam

penelitian ini yaitu 53, sehingga nilai df = 51. Dengan begitu, diperoleh nilai ttable = 1.68.

selanjutnya diperoleh nilai rtable = 0.23. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas

adalah sebagai berikut (Ghozali, I., 2011, p 48)

• Jika Cronbach Alpha > 0.70, maka dapat dikatakan reliable.

• Jika Cronbach Alpha < 0.70, maka dapat dikatakan tidak reliable.

Table 4.5 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.882 34 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16

Pada table di atas menunjukan bahwa pertanyaan reliable karena Cronbach Alpha > 0.70,

maka data akan digunakan untuk proses analisa selanjutnya.

4.3.3 Uji Normalitas Dasar pengambilan keputusan :

• Jika angka Sig Kolmogrof-Smirov > 0.05, maka data berdistrtibusi

normal

• Jika angka Sig Kolmograf-Smirocv < 0.05, maka data tidak

berdistribusi normal.

Table 4.6 Test of Normality

Variable Sig-Kolmogorov-

Smirov

Keterangan

Melakukan

Sosial

Marketing

0.000 0.05 Data tidak berdistribusi

normal

Mengukur

Manajemen

Sumber Daya

Manusia

0.000 0.05 Data tidak berdistribusi

normal

Mengukur

Pemasaran dan

manajemen

pelayanan

0.000 0.05 Data tidak berdistribusi

normal

Mengukur

Manajemen

Mutu

0.000 0.05 Data tidak berdistribusi

normal

Mengukur

Pengembangan

Organisasi

0.000 0.05 Data tidak berdistribusi

normal

Mengukur

Identitas

0.000 0.05 Data tidak berdistribusi

normal

perusahaan, citra

dan reputasi

Mengukur

Perusahaan

komunikasi

0.000 0.05 Data tidak berdistribusi

normal

Sumber : Hasil pengolahan Data dengan SPSS 16

Pada table di atas menunjukan bahwa semua data tidak berdistribusi normal, karena Sig

Kolmogorov-Smirov < 0.05, maka data tetap digunakan untuk proses analisa selanjutnya.

Menurut Singgih (2012:p47) apabila data ’Tidak Normal’, maka data diterima apa adanya,

memang di anggap ‘Tidak Normal’ dan tidak perlu dilakukan berbagai treatment.Untuk itu,

alat analisis yang diperlukan harus di perhatikan, seperti untuk multivariate seperti Factor

Analysis tidak begitu memetingkan kenormalan.

4.4 Mengidentifikasi Faktor-Faktor dalam Internal M arketing untuk meningkatkan Internal Marketing PT Timah

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam PT Timah untuk meningkatkan Internal

Marketing digunakan analisis factor. Analisis faktor adalah salah satu alat untuk menemukan

suatu cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variable asli (awal) menjadi satu

set dimensi baru atau variate (factor). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur

lewat data summarization atau lewat reduction (pengurangan data) (Ghozali dalam Wijaya,j.,

dan Prabowo,O., 2005:,p 63) lebih lanjut akan dibahas dalam beberapa tahap sebagai berikut:

4.4.1 Tahap pertama Analisis Faktor Untuk melihat apakah variable-variabel tersebut layak atau tidak untuk dianalisis lebih lanjut,

dapat dilihat pada KMO and Barlett’s Test. Jika KMO MSA (Kaiser Meyer Olkin Measure of

Sampling Adequancy) lebih besar dari 0.5 maka proses dapat dilanjutkan. Hipotesis untuk

signifikansi adalah :

• Ho = sampel (variable) belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut.

• Ha = sampel (variable) sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.

Kriteria dengan melihat probabilitas (signifikan) :

• Angka Sig. > 0.05 maka Ho diterima

• Angka Sig. < 0.05 maka Ho ditolak

Angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) berkisar 0 sampai 1, dengan kriteria :

• MSA = 1, variable tersebut bisa diprediksi tanpa kesalahan oleh variable lain.

• MSA > 0.5, variable masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

• MSA < 0.5, variable tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau

dikeluarkan dari variable lainnya.

Dengan menggunakan program SPSS 16.0 didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6.1 KMO and Bartlett’s Test

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.837

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 430.262

df 171

Sig. .000

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20 Dari table di atas, didapat hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) sebesar 0.837 >

0.5, begitu juga dengan Bartlett’s Test of Sphericity juga signifikan pada 0.000. Jadi dapat

disimpulkan bahwa analisis factor dapat di teruskan. Dasar MSA ini akan digunakan untuk

menganalisis setiap variabel berikut ini :

Gambar 4.6.1 Anti –Image Matrices

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20

Tabel 4.6.2 Communalies

Communalities

Initial Extraction

Q5 1.000 .581 Q6 1.000 .583 Q7 1.000 .480 Q8 1.000 .556 Q11 1.000 .624 Q13 1.000 .641 Q14 1.000 .605 Q15 1.000 .635 Q16 1.000 .432 Q18 1.000 .646 Q19 1.000 .604 Q20 1.000 .638 Q25 1.000 .626 Q29 1.000 .621 Q30 1.000 .607 Q31 1.000 .545 Q32 1.000 .685 Q33 1.000 .591 Q34 1.000 .666

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Setelah diolah .

• Untuk variabel Q5 , angka adalah 0.581. hal ini berarti sekitar 58,1% varians dari

variabel 5 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q6 , angka adalah 0.583. hal ini berarti sekitar 58,3% varians dari

variabel 6 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q7 , angka adalah 0.480. hal ini berarti sekitar 48,0% varians dari

variabel 7 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q8 , angka adalah 0.556. hal ini berarti sekitar 55,6% varians dari

variabel 8 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q11, angka adalah 0.624. hal ini berarti sekitar 62,4% varians dari

variabel 11 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q13, angka adalah 0.641. hal ini berarti sekitar 64,1% varians dari

variabel 13 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q14, angka adalah 0.605. hal ini berarti sekitar 60,5% varians dari

variabel 14 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

• Untuk variabel Q15, angka adalah 0.635. hal ini berarti sekitar 63,5% varians dari

variabel 15 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q16, angka adalah 0.432. hal ini berarti sekitar 43,2% varians dari

variabel 16 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q18, angka adalah 0.646. hal ini berarti sekitar 64,6% varians dari

variabel 18 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q19, angka adalah 0.604. hal ini berarti sekitar 60,4% varians dari

variabel 19 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q20, angka adalah 0.638. hal ini berarti sekitar 63,8% varians dari

variabel 20 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q25, angka adalah 0.626. hal ini berarti sekitar 62,6% varians dari

variabel 25 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q29, angka adalah 0.621. hal ini berarti sekitar 62,1% varians dari

variabel 29 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q30, angka adalah 0.607. hal ini berarti sekitar 60,7% varians dari

variabel 30 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Q31, angka adalah 0.545. hal ini berarti sekitar 54,5% varians dari

variabel 31 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

• Untuk variabel Q32, angka adalah 0.685. hal ini berarti sekitar 68,5% varians dari

variabel 32 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

• Untuk variabel Q33, angka adalah 0.591. hal ini berarti sekitar 59,1% varians dari

variabel 33 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

• Untuk variabel Q34, angka adalah 0.666. hal ini berarti sekitar 66,6% varians dari

variabel 34 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

Extraction

Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20 Gambar 4.6.2 Total Variance Explained

Ada 16 variabel (component) yang dimasukan dalam analisis faktor, dengan masing-masing

variabel mempunyai varians 1, maka total varians adalah 16*1 = 16. Dari tabel di atas

terlihat bahwa hanya ada 5 faktor (nilai eigenvalue > 1). Jika 16 variabel tersebut ‘diringkas’

atau diekstrak menjadi 5 faktor, maka :

• Varians faktor pertama adalah 7.396 / 19 * 100 %

=38.925 %

• Varians faktor kedua adalah 1.535 / 19 * 100% =

8.080%

• Varians faktor ketiga adalah 1.281 / 19 * 100% =

6.742 %

• Varians faktor keempat adalah 1.154 / 19 * 100% =

6.072 %

Total keempat faktor akan menjelaskan 38.925% + 8.080% + 6.742% + 6.072% = 59.819 dari 19 variabel asli tersebut.

Scree plot menampakan jumlah faktor yang didapat dalam bentuk grafik.Terlihat

bahwa dari angka Eigenvalue > 1, ada 4 buah titik. Component 1 pada titik Eigenvalue 7.396,

kemudian component 2 pada titik Eigenvalue 1.535 , kemudian component 3 pada titik

Eigenvalue 1.281 , kemudian component 4 pada titik Eigenvalue 1.154.

Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan

perhitungan angka, maka Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik. Terlihat

bahwa dari titik pada faktor satu ke faktor dua ( garis dari sumbu Component Number = 1 ke

2), arah garis menurun. Kemudian dari faktor dua ke faktor tiga, faktor tiga ke faktor empat

garis masih menurun. Pada faktor lima terlihat bahwa nilai eigenvalues sudah di bawah angka

satu dari sumbu Y. dalam hal ini, hanya component satu, dua, tiga, dan empat yang nilai

eigenvaluesnya > 1, namum pada component dari lima sampai dengan sembilan belas angka

eigenvalues dibawah 1, sehingga proses factoring bisa dihentikan. Hal ini menunjukan bahwa

empat faktor adalah paling bagus untuk ‘meringkas’ sembilan belas variabel tersebut.

Gambar 4.6.3 Component Matrix

Setelah diketahui bahwa 4 faktor adalah jumlah yang paling optimal, tabel Component

Matrix menunjukan distribusi 19 variabel tersebut pada empat faktor terbentuk. Sedangkan

angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah faktor Loadings.Yang menunjukan besar

kolerasi antara suatu variabel dengan faktor satu yang terbentuk. Dari tabel 4.12 dapat hasil,

yaitu :

• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 1 adalah +0.582 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 2 adalah 0.428 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 3 adalah -0.210 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 4 adalah -0.080 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 1 adalah -0.754 (Kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 2 adalah +0.044 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 3 adalah +0.107 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 4 adalah -0.035 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 1 adalah +0.603 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 2 adalah +0.134 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 3 adalah -0.221 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 4 adalah +0.223 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 1 adalah +0.517 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 2 adalah -0.015 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 3 adalah -0.042 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 4 adalah -0.536 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 1 adalah +0.661 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 2 adalah -0.429 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 3 adalah -0.200 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 4 adalah +0.163 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 1 adalah +0.797 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 2 adalah +0.030 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 3 adalah -0.066 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 4 adalah -0.022 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 1 adalah +0.626 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 2 adalah -0.337 (lemah karena di dibawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 3 adalah +0.233 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 4 adalah -0.213 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 1 adalah +0.695 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 2 adalah +0.313(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 3 adalah +0.002 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 4 adalah +0.368 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 1 adalah +0.588(kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 2 adalah +0.046(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 3 adalah +0.262 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 4 adalah +0.123 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 1 adalah +0.375(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 2 adalah -0.154(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 3 adalah -0.677(kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 4 adalah +0.153 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 1 adalah +0.675 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 2 adalah -0.229 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 3 adalah +0.243 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 4 adalah -0.191 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 1 adalah +0.749 (kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 2 adalah -0.076 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 3 adalah -0.038(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 4 adalah -0.264(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 1 adalah -0.784(kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 2 adalah -0.017(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 3 adalah -0.008(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 4 adalah -0.104 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabelQ29 dengan faktor 1 adalah +0.437(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q29 dengan faktor 2 adalah +0.851 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q29 dengan faktor 3 adalah -0.057(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q29 dengan faktor 4 adalah +0.044(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 1 adalah +0.177(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 2 adalah +0.415(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 3 adalah +0.590(kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 4 adalah +0.235(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 1 adalah +0.700(kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 2 adalah +0.117(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 3 adalah -0.089(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 4 adalah +0.185(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 1 adalah +0.463(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 2 adalah -0.436(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 3 adalah +0.356 (lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 4 adalah +0.392(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 1 adalah +0.722(kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 2 adalah -0.220(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 3 adalah -0.056(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 4 adalah +0.135(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 1 adalah +0.640(kuat karena di atas 0.5)

• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 2 adalah +0.272(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 3 adalah -0.007(lemah karena di bawah

0.5)

• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 4 adalah -0.427(lemah karena di bawah

0.5)

Table 4.6.3 Rotated Component Matrix

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4

Q5 .230 .724 .038 .056 Q6 .493 .423 .399 -.040 Q7 .153 .575 .296 .195 Q8 .728 .119 -.005 .108 Q11 .250 .164 .598 .421 Q13 .489 .491 .382 .126 Q14 .600 -.010 .495 .003 Q15 .122 .613 .495 .002 Q16 .289 .339 .440 -.200 Q18 .035 .348 .155 .707 Q19 .605 .098 .475 -.048 Q20 .670 .279 .323 .080 Q25 .556 .407 .377 .095 Q29 .174 .733 -.133 -.187 Q30 -.035 .305 .170 -.696 Q31 .258 .570 .380 .095 Q32 .050 -.003 .821 -.096 Q33 .341 .324 .570 .213 Q34 .700 .416 -.036 -.037

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations.

• Variabel Q5 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar

(0.724)

• Variabel Q6 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.423)

• Variabel Q7 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar

(0.575)

• Variabel Q8 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.728)

• Variabel Q11 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar

(0.598)

• Variabel Q13 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.489)

• Variabel Q14 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.600)

• Variabel Q15 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar

(0.613)

• Variabel Q16 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 3 terbesar

(0.440)

• Variabel Q18 : Masuk pada faktor 4, karena Factor Loading dengan faktor 4 terbesar

(0.707)

• Variabel Q19 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.605)

• Variabel Q20 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.670)

• Variabel Q25 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.556)

• Variabel Q29 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar

(0.733)

• Variabel Q30 : Masuk pada faktor 4, karena Factor Loading dengan faktor 4 terbesar

(0.696)

• Variabel Q31 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar

(0.570)

• Variabel Q32 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 3 terbesar

(0.821)

• Variabel Q33 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 3 terbesar

(0.570)

• Variabel Q34 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar

(0.700)

Dengan demikian, ketujuh belas variabel telah di reduksi menjadi 4 faktor, yaitu :

• Faktor 1 terdiri dari variabel Q6, Q8, Q14, Q19, Q20, Q25, Q34

• Faktor 2 terdiri dari variabel Q5, Q7, Q13, Q15, Q29, Q30, Q31

• Faktor 3 terdiri dari variable Q11, Q16, Q32, Q33

• Factor 4 terdiri dari variable Q18

Tabel 4.6.4 Transformation Matrix

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4

1 .605 .575 .541 .099

2 -.075 .693 -.574 -.430

3 .124 -.277 .321 -.897

4 -.783 .334 .524 -.024

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

4.4.2 Tahap Kedua Membuat Faktor Score dan Penamaan Faktor Faktor score pada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel

yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada.

Pembuatan faktor score akan berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis

regresi atau analisis diskriminan. Berikut merupakan hasil factor score

Faktor 1

• Q6 : Pekerjaan setiap karyawan PT Timah disesuaikan dengan kemampuan yang

dimilik

• Q8 : PT Timah mengatur upah dan gaji serta memberikan kompensasi pada karyawan

• Q14 : Adanya perencanaan pengembangan produk dan layanan guna meningkatkan

penjualan

• Q19 : Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar

• Q20 : Karyawan PT Timah sudah memahami bidang kerja masing-masing

Faktor 2

• Q5 : PT Timah harus meraancang forum untuk penjualan melalui internet, yang

mempermudah penjualan

• Q7 : PT Timah mengarahkan dan melatih karyawan baru dengan baik

• Q13 : Kegiatan unit kerja pemasaran sudah dilakukan secara merata

• Q15 : Keputusan harga berdasarkan konsumen, pemerintah, pemasok, distribusi, dan

pesaing

• Q29 : PT Timah sudah dipandang baik oleh user manapun

• Q30 : PT Timah melakukan tanggung jawab social dalam bisnisnya

• Q31 : PT Timah mudah dalam mendapatkan investor baru

Faktor 3

• Q11 : Apakah karyawan sudah mengetahui visi dan misi perusahaan

• Q16 : Saluran distribusi PT Timah perlu diperluas

• Q32 : Perencanaan kegiatan harus di komunikasikan dengan seluruh staf PT Timah

• Q33 : Proses komunikasi di dalam organisasi telah berjalan dengan baik

Faktor 4

• Q18 : Produk yang dihasilkan harus memenuhi standar kualitas

4.5 Rancangan Pemecahan Masalah

Pada penelitian ini, membahas mengenai “Analisis Faktor untuk meningkatkan Internal

Marketing pada PT Timah” , didapatkan hasil sebagai berikut :

• Ada 4 faktor yang terbentuk dari 17 variabel (componenet), karena nilai

eigenvaluesnya >1, sehingga perusahaan dapat mengelompokan sebagai berikut :

• Faktor 1 yang disebut faktor Peningkatan SDM untuk meningkatkan standar

pelayanan dan penjualan yang terdiri atas variabel : Pekerjaan setiap karyawan PT

Timah disesuaikan dengan kemampuan yang dimilik, PT Timah mengatur upah dan

gaji serta memberikan kompensasi pada karyawan,

adanya perencanaan pengembangan produk dan layanan guna meningkatkan

penjualan, Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar

dan karyawan PT Timah sudah memahami bidang kerja masing-masing

• Faktor 2 yang melibatkan stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara efektif dan

efisien yang terdiri atas variable; PT Timah harus merancang forum untuk penjualan

melalui internet, yang mempermudah penjualan, PT Timah mengarahkan dan melatih

karyawan baru dengan baik, kegiatan unit kerja pemasaran sudah dilakukan secara

merata, keputusan harga berdasarkan konsumen, pemerintah, pemasok, distribusi, dan

pesain, PT Timah sudah dipandang baik oleh user manapun, PT Timah melakukan

tanggung jawab social dalam bisnisnya, PT Timah mudah dalam mendapatkan

investor baru

• Faktor 3 yang disebut komunikasi dilaksanakan bersifat Internal sehingga tujuan

perusahaan tercapai yang terdiri atas variabel apakah karyawan sudah mengetahui

visi dan misi perusahaan, saluran distribusi PT Timah perlu diperluas, perencanaan

kegiatan harus di komunikasikan dengan seluruh staf PT Timah, proses komunikasi di

dalam organisasi telah berjalan dengan baik.

• Faktor 4 yang disebut Standarisasi kualitas produk yang terdiri atas produk yang

dihasilkan harus memenuhi standar kualitas

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai “Analisis faktor untuk meningkatkan

Internal Marketing pada PT Timah (Persero) Tbk”, dapat disimpulkan bahwa

1. Faktor 1 yang disebut faktor Pengembangan SDM untuk meningkatkan

standar pelayanan dan penjualan yang terdiri atas variabel : Pekerjaan setiap

karyawan PT Timah disesuaikan dengan kemampuan yang dimilik, PT

Timah mengatur upah dan gaji serta memberikan kompensasi pada

karyawan, adanya perencanaan pengembangan produk dan layanan guna

meningkatkan penjualan, Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar,

dan karyawan PT Timah sudah memahami bidang kerja masing-masing.

2. Faktor 2 yang disebut factor stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara

efektif dan efisien yang terdiri atas variable; PT Timah harus merancang

forum untuk penjualan melalui internet yang mempermudah penjualan, PT

Timah dapat mengarahkan dan melatih karyawan baru dengan baik,

kegiatan unit kerja pemasaran sudah dilakukan secara merata, keputusan

harga berdasarkan konsumen, pemerintah, pemasok, distribusi, dan pesain,

PT Timah sudah dipandang baik oleh user manapun, PT Timah melakukan

tanggung jawab sosial dalam bisnisnya, PT Timah mudah dalam mendapatkan

investor baru.

3. Faktor 3 yang disebut komunikasi dilaksanakan bersifat Internal sehingga

tujuan perusahaan tercapai yang terdiri atas variabel apakah karyawan

sudah mengetahui visi dan misi perusahaan, saluran distribusi PT Timah perlu

diperluas, perencanaan kegiatan harus di komunikasikan dengan seluruh staf

PT Timah, proses komunikasi di dalam organisasi telah berjalan dengan baik.

4. Faktor 4 yang disebut Standarisasi kualitas produk yang terdiri atas produk

yang dihasilkan harus memenuhi standar kualitas

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan mengenai kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat

diberikan kepada PT Timah sehubungan dengan penelitian ini adalah:

1. Sebaiknya perusahaan memfokuskan dalam faktor-faktor baru yang terbentuk

seperti : faktor stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara efektif dan efisien,

faktor Peningkatan SDM untuk meningkatkan standar pelayanan dan penjualan,

faktor komunikasi dilaksanakan bersifat Internal sehingga tujuan perusahaan

tercapai , faktor Standarisasi kualitas produk , sehingga dapat meningkatkan

Internal Marketing.

2. Perusahaan perlu mengembangkan SDM yang berkualitas dengan cara

menyesuaikan karyawan dengan bidang kerja masing-masing, mengembangkan

produk untuk meningkatkan kualitas layanan, peralatan yang digunakan

disesuaikan dengan standar, sehingga dapat membantu memperingan pekerjaan

karyawan, serta memberikan kompensasi, upah, dan gaji.

3. Perusahaan perlu mempermudah proses komunikasi yang berlangsung di

dalam perusahaan, agar setiap pekerjaan berjalan dengan efektif dan efisien.