Upload
ana-rosliana-dewi
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fdf
Citation preview
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di Indonesia, konsumsi berbagai macam produk gula bukanlah merupakan hal yang asing. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakattidak akan lepas dengan pemanis alami ini yang banyak digunakan untukkeperluan rumah tangga seperti bumbu masakan ataupun kebutuhan industri.Indonesia potensial menjadi produsen gula dunia karena dukunganagroekosistem, luas lahan, tenaga kerja.Gula merupakan komoditi penting bagi masyarakat Indonesia bahkan bagi masyarakat dunia. Manfaat gula sebagai sumber kalori bagi masyarakat selain dari beras, jagung dan umbi-umbian menjadikan gula sebagai salah satu bahan makanan pokok. Kebutuhan akan gula dari setiap negara tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok, tetapi juga karena gula merupakan bahan pemanis utama yang digunakan sebagai bahan baku pada industri makanan dan minuman. Peranan gula semakin penting disebabkan oleh belum tersedianya bahan pemanis buatan yang mampu menggantikan keberadaan gula pasir. Kondisi geografis Indonesia yang cukup berpotensi untuk menghasilkan tanaman tebu menjadikan Indonesia sebagai negara yang berpotensi sebagai produsen gula terbesar di dunia.
Produk berbasis gula yang banyak di produksi di Indonesia antara lain gula pasir dan gula merah cetak. Adapun gula semut, dan gula invert. Dalam praktikum ini ada pula pembuatan hidrolisa pati. Gula semut belum dikenal luas seperti halnya gula pasir ataupun gula merah cetak. Gula semut ini sebenarnya sama manfaatnya seperti gula merah cetak, hanya karena berbentuk kristal-kristal kecil membuat penggunaannya menjadi lebih praktis dan lebih lama umur simpannya karena kadar airnya yang rendah. Dalam memproduksi berbagai produk gula tersebut, gula yang dihasilkan harus dapat memenuhi standar mutu yang telah ada. Untuk mengetahui persyaratan mutu berbagai produk gula maka dilakukan analisa mutu produk gula. Analisa tersebut meliputi analisa sifat fisik dan kimia. Analisa sifat fisik meliputi uji kekerasan, warna, sedangkan sifat kimia yang diuji terdiri dari kadar air, kadar gula pereduksi, dan kadar sukrosa.
I.2 TujuanPraktikum ini bertujuan untuk menguji karakter atau karakterisasi dari
berbagai komoditas gula, membuat produk gula semut, membuat gula invert, membuatgula merah cetak, memproduksi hidrolisa pati serta menganalisa mutu dari produk gula tersebut.
II. METODOLOGI
II.1 Alat dan Bahan
(i) Karakterisasi Komoditas Pati dan GulaBahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah Serelia (beras, jagung), umbi-umbian (ubi kayu,ubi jalar, talas, kimpul), kacang-kacangan (kacang hijau), buah(pisang, sukun, labu).
(ii)Pembentukan Gula Merah CetakAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah wajan, saringan, kompor, pengaduk dari kayu, penggiling tebu dan cetakan dari bambu. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tebu, kapur(CaO) dan minyak nabati.
(iii)Pembuatan Gula SemutAlat yang digunakan dalam praktikum pembuatan gula semut adalah wajan, kain saring, timbangan, kompor, sendok dan pengaduk kayu. Sedangkan bahan yang diperlukan diantaranya gula cetak dan minyak nabati
(iv) Pembuatan Gula InvertAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas piala, pengaduk, termometer, sendok, dan penangas air. Sedangkan bahan yang digunakan adalah gula pasir, gula cetak, asam tartarat, HCL, sodium bikarbonat dan air.
II.2 Metode Kerja
(i) Karakterisasi Komoditas Pati dan Gulaa)Karakterisasi Sifat Fisik Serealia b)Karakterisasi Umbi-umbian dan buah
Start
Lakukan Pengambilan biji-bijian
Dihitung jumlah biji dalam 100 g
Diukur warna biji dengan metode Hunter
Start
Dihitung densitas kamba pada umbi tersebut
Diamati reaksi enzimatis pada umbi tersebut
Dihitung jumlah biji dalam 100 g
Lakukan pengambilan umbi-umbian
(ii)Pembentukan Gula Merah Cetak
Dihitung densitas kamba pada biji tersebut
Dilakukan perhitungan persentase beras kepala
Diamati bintik-bintik putih susu pada biji
Dicatat hasil pengamatan karateristik pada biji serelia
End
Diamati pengaruh pemasakan umbi tersebut dan bandingkan dengan yang mentah
End
Start
Dibagi tebu menjadi dua bagian(bagian atas dan bawah)
Ditimbang tebu dan diperas tebu dengan penggiling tebu
Didapatkan Nira dan tentukan nilai TSS nya
Dipanaskan pada wajan, minyak nabati satu sendok ditambahkan ketika muncul buih
Diaduk-aduk hingga mengental
Diuji kemasakan dengan meneteskan gula ke air dingin
Nira diangkat dari wajan dan dituang ke dalam cetakan hingga mengeras
Gula cetak merah
Dilakukan perhitungan neraca massa, jumlah bagase, dan gula merah cetak
End
Diamati pengaruh pemasakan umbi tersebut dan bandingkan dengan yang mentah
Dicatat hasil pengamatan karakteristik pada umbi tersebut
(iii)Pembuatan Gula Semut (iv)Pembuatan Gula Invert
a)Metode asam tartarat b)Metode HCL
Gula Cetak
Ditambahkan air dengan perbandingan 1:1
Dipanaskan dalam wajan
Ada buih dan meletup
Ditambahkan minyak 1 sendok
Dilakukan uji kemasakan
Diangkat dan dilakukan pengadukan dengan kuat
Dilakukan pengayakan
Gula semut
End
Start Start
Gula 100 gram + 42 ml air + 0.1
gram asam tartarat
Dicampur dan dipanaskan hingga mendidih
Diaduk 30 menit (suhu 1000C)
Didinginkan dan dinetralkan dengan 0.1 gram sodium
bikarbonat (dalam bentuk larutan)
Gula invert
Gula 100 gram + 42 ml air + 0.1 gram
asam tartarat
Dicampur dan dipanaskan 1.5 jam (suhu 700C)
Didinginkan dan dinetralkan dengan 0.1 gram sodium bikarbonat (dalam
bentuk larutan)
Gula invert
Start
Gula Cetak
End
End
Metodologi Produk Hidrolisat Pati
1. Alat dan BahanAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah Erlenmeyer, hotstirer, autoclave, pipet tetes, incubator goyang, corong Buchner, penyaring vakum, dan labu penyaring vakum. Bahan yang digunakan adalah pati, CaCO3, termamil 60 L (α-amylase), amiloglukosidase, iod, HCl 3%, arang aktif, kertas saring, dan kertas pH.
2. Metode2.1 Maltodekstrin dengan katalis asam
2.2 Maltodekstrin dengan katalis enzim
Mulai
selesai
Larutan pati 30% sebanyak 100 mL disiapkan
Larutan dituang pada loyang
Dikeringkan dalam oven pada suhu 500C hingga kering
Larutan dinetralkan dengan NaOH 1N hingga pH 4,2
Larutan tersebut dipanaskan sambil diaduk pada suhu 1000C selama 10 menit
Keasaman diatur dengan HCl 1 N hingga pH 2
diayak
Larutan pati 30% sebanyak 100 mL disiapkan
Mulai
2.3 Sirup Glukosa dengan katalis asam
Ditambahkan 200 ppm CaCl2
Keasaman diatur dengan HCl 1 N hingga pH 5,2
Ditambahkan 0,7 µl/g pati larutan enzim (α-amylase)
Larutan tersebut dipanaskan sambil diaduk pada suhu 1000C selama 30 menit
Dituang kedalam loyang
Didinginkan dan dibekukan dalam lemari pendingin dengan suhu -40C selama 11 jam
Dikeringkan dalam oven pada suhu 500C hingga kering
Digiling dan diayak
selesai
Mulai
Larutan pati 30% sebanyak 100 mL disiapkan
Keasaman diatur dengan HCl 1 N hingga pH 2
Larutan tersebut dipanaskan sambil diaduk pada suhu 1000C selama 60 menit
Larutan diuji dengan iod
2.4 Sirup Glukosa dengan katalis enzim
Pemanasan dilanjutkan bila hasil positif
Larutan dituang pada loyang
Larutan dinetralkan dengan NaOH 1N hingga pH 4,2 bila hasil negatif
Dikeringkan dalam oven pada suhu 500C hingga kering
Digiling dan diayak
selesai
Mulai
Larutan pati 30% sebanyak 100 mL disiapkan
Keasaman diatur dengan HCl 1 N hingga pH 6
Ditambahkan 0,1 mL larutan enzim (α-amylase)
Larutan tersebut dipanaskan sambil diaduk pada suhu 1000C selama 30 menit
Didinginkan hingga suhu 600C
pH diatur hingga menjadi 5,0-5,5
Ditambahkan 0,5 mL enzim amiloglukosidase
Diinkubasi pada suhu 600C selama 48 jam
selesai
METODOLOGI ANALISIS PRODUK GULA
AlatdanBahan :Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pipet ukur, tabung reaksi,
gelas piala, spektrofotometer, kuvet, colorimeter, penetrometer, refraktometer, Erlenmeyer, pendingin balik, pemanas, labu ukur, gelas ukur, dan buret. Bahan yang digunakan adalah larutan Luff, KI 20%, H2SO4 24%, Na2S2O5 0,1 N, indikator kanji 0,5%, DNS, NaOH, potassium sodium tartarat, phenol, sodium metabisulfit, glukosa.
Metode :1. Gula Pereduksi (Metode DNS)
2. Kadar Sukrosa (Metode Luff Schoorl)
Mulai
Selesai
Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 3 ml pereaksi DNS
Diletakkan didalam air mendidih selama 5 menit
Didinginkan hingga suhu kamar
Diukur nilai absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm
Dibuat kurva standar
Mulai
Sebanyak 50 ml hasil penyaringan gula pereduksi dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan 25 ml HCl 25%
Dihidrolisis pada suhu 68-700C selama 10 menit
Didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 30% dan indicator phenolphtalein
Ditepatkan hingga tanda tera dan dikocok 12 kali
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml
Ditambahkan 15 ml akuades, 25 ml larutan Luff, dan beberapa butir batu didih
Dipanaskan lalu didinginkan
Ditambahkan 10 ml larutan KI 20%, dan 25 ml H2SO425%
Larutan dititrasi dengan larutan tio 0,1 N dan indicator larutan kanji 0,5%
Selesai