Upload
dangdieu
View
266
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PENDALAMAN MATERI PAI SMP
A. Latar Belakang
Guru PAI SMP adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan menengah.1)
Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan Dosen Bab II pasal 2
(1) Bahwa guru SMP mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada
jenjang pendidikan menengah, mengandung arti bahwa pilihan menjadi guru
adalah pekerjaan profesional, merupakan pekerjaan hanya dapat dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat
pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan,
sertifikat diperoleh dengan uji kompetensi melalui sertifikasi guru dalam jabatan
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 dilakukan melalui jalur
penilain portofolio dan melalui jalur pendidikan.
Jalur pendidikan harus dilakukan apabila jalur penilaian portofolio tidak lulus,
maka diasumsikan bahwa empat kompetensi yan harus dimiliki seorang guru
profesional, meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi
social dan kompetensi professional 2) belum terpenuhi, maka pendalaman materi
adalah untuk memenuhi tuntutan kompetensi professional.
B. Tujuan Pendalaman Materi PAI
1. Pendalaman materi PAI dapat meningkatkan kemampuan guru PAI dalam :
Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam; Menganalisis materi,
struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam3
1) Undang-Undang RI no 14 Tahu 2005 Tentang Guru Dan Dosen dilengkapi putusan Mahkamah Konstitusi Tentang pengujian undang-undang Sistem Pendidikan Nsional, Uijian Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006 , 2006, Jakarta, Bip Cipta,hlm. 2-3
2) Undang-Undang RI no.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen … hlm. 223) Ibid
408
2. Pendalaman materi PAI dapat meningkatkan kemampuan penguasaan materi ,
bagaimana seorang guru mampu mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran
dengan mepertimbangkan :1. relevansi materi pokok dengan SK dan KD; 2.
tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik; 3.kebermanfaatan bagi peserta didik; 4.struktur keilmuan; 5. kedalaman
dan keluasan materi;6.relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; 6. alokasi waktu.4 Selain itu harus diperhatikan:1. kesahihan
(validity): materi memang benar-benar teruji kebenaran dan kesahihannya; 2.
tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar
diperlukan oleh siswa;3. kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya;4.layak
dipelajari (learnability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan
maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;5. menarik minat
(interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk
mempelajari lebih lanjut.5
3. Guru PAI dapat memperkaya materi PAI dengan berbagai sumber/ bahan yang
relevan, dari berbagai bidang ilmu, baik ilmu pengetahuan sosial seperti
geografi, sosiologi, antropologi, pendidikan kewarganegaraan dll., ilmu
pengetahuan Alam seperti fisika, biologi, kimia, juga memperhatikan
perkembangan teknologi, sehingga pengetahuan, pemahaman dan penerapan
PAI dapat lebih fungsional bagi peserta didik.
C. Model pendalaman Materi PAI SMP
1. Berpedoman pada standar Isi 2006 PAI SMP, Memilih Standar Kompeensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) , memilih materi meliputi Al-Qur’an ,
akidah, akhlak, fikih, tarikh dan Kebudayaan Islam, baru menentukan kelas dan
semester
2. Mereview materi PAI SMP yang telah dikembangkan para penulis buku
teks PAI SMP
3. Memperbanyak buku bacaan atau referensi yang sesuai ruang lingkup PAI
4)Departemen Pendidikan Nasional , Panduan pengembangan silabus Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Depdiknas,2008,h.135 Ibid
409
4. Memperkaya materi PAI SMP dengan menggunakan ragam sudut pandang
5. Mendiskusikan materi PAI dengan teman sejawat, bisa dengan guru mata
pelajaran ilmu-ilmu sosial, guru mata pelajaran ilmu alam, serta guru mata
pelajaran lain yang memiliki keterkaitan topik bahasan.
6. Mengidentifikasi realitas kehidupan umat Islam dan masyarakat secara luas
, agar pengembangan materi PAI dapat mengikuti perkembangan zaman.
7. Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti: seminar, workshop, lokakarya,
II. Standar Isi Pendidikan Agama Islam Untuk SMP
Kelas VII Semester 1
Standar Kompetensi Kompenetsi DasarAl-Qur’an1. Menerapkan Hukum bacaan
Al-Syamsiyah dan Al-Qamariyah1.1.Menjelaskan hukum bacaan
Al-Syamsiyah dan Al-Qamariyah1.2. Membedakan hukum Bacaan Al-
Syamsiyah dan Al-Qamariyah1.3. Menerapkan bacaan Al-Syamsiyah
dan Al-qamariyah dalam bacaan surah-surah Al-Qur’an dengan benar.
Akidah2. Meningkatkan keimanan kepada
Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifat-Nya
2.1. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
2.2. Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.3. Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
2.4. Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah
3. Memahami Al-Asmaul Husna 3.1. Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Al-Asmaul Husna
3.2. Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna
Akhlak4. Membiasakan perilaku terpuji
4.1. Menjelaskan pengertian tawaduk, taat, qanaah dan sabar4.2. Menampilkan contoh-contoh perilaku tawaduk, taat, qanaah dan sabar
410
4.3. Membiasakan perilaku tawaduk, taat Qanaah dan sabar
Fikih5. Memahami ketentuan-ketentuan
taharah (bersuci)
5.1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajib
5.2. Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6. Memahami tata cara salat 6.1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan salat wajib
6.2. Mempraktikkan salat wajib7. Memahami tata cara salat jamaah dan
munfarid (sendiri)7.1. Menjelaskan pengertian salat
jama’ah dan munfarid7.2. Mempraktikkan salat jama’ah dan
salat munfarid Tarikh dan Kebudayaan Islam8. Memahami sejarah Nabi Muhammad saw.
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad saw.8.2. menjelaskan misi Nabi Muhammd SAW untuk semua manusia
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Quran9. Menerapkan hukum
bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati.
9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.
9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.
9.3Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.
Aqidah10. Meningkatkan
keimanan kepada Malaikat
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat. 10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat.
Akhlak11. Membiasakan
perilaku terpuji.11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet, dan teliti. 11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun,
ulet, dan teliti.11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan
teliti.
Fiqih12. Memahami tatacara
shalat Jum’at 12.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat Jum’at.12.2 Mempraktikkan shalat Jum’at.
411
13. Memahami tatacara shalat jama’ dan qashar
13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qasar.13.2 Mempraktikkan shalat jama’ dan qashar.
Tarikh dan Kebudayaan Islam14. Memahami sejarah
Nabi Muhammad Saw.
14.1 Menjelaskan misi Nabi Muhammad Saw. untuk menyempurnakan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat.
14.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.
14.2 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah.
Kelas VIII, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Quran1. Menerapkan hukum
bacaaan Qalqalah dan Ra.
1.1 Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra.1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam
bacaan surat-surat Al-Quran dengan benar.
Aqidah2. Meningkatkan
keimanan kepada Kitab-kitab Allah
2.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah.
2.2 Menyebutkan nama-nama Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul.
2.3 Menampilkan sikap mencintai Al-Quran sebagai Kitab Allah.
Akhlak3. Membiasakan perilaku
terpuji3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal.3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal.3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menghindari perilaku tercela
4.1 Menjelaskan pengertian ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
4.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
4.3 Menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.
412
Fiqih5. Mengenal tatacara
shalat sunnat5.1 Menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib.5.2 Mempraktikkan shalat sunnat rawatib.
6. Memahami macam-macam sujud
6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
6.3 Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
7. Memahami tatacara puasa.
7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib.7.2 Mempraktikkan puasa wajib.7.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin-Kamis,
Syawal, dan Arafah.7.4 Mempraktikkan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal,
dan Arafah.8. Memahami zakat 8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal.
8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal.8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat
fitrah dan zakat mal.8.4 Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan akat
mal.
Tarikh dan Kebudayaan Islam9. Memahami sejarah
Nabi Muhammad Saw.
9.1 Menceritakan sejarah Nabi Muhammad Saw. dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
9.2 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat di Madinah.
Kelas VIII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Quran10. Menerapkan hukum
bacaaan Mad dan Waqaf
10.1 Menjelaskan hukum bacaan Mad dan Waqaf.10.2 Menunjukkan contoh hukum bacaan Mad dan
Waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Quran.10.3 mempraktikkan bacaan Mad dan Waqaf dalam
bacaan surat-surat Al-Quran.
413
Aqidah11. Meningkatkan
keimanan kepada Rasul Allah
11.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah.
11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah.11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah Saw.
Akhlak12. Membiasakan
perilaku terpuji12.1 Menjelaskan adab makan dan minum.12.2 Menampilkan contoh adab makan dan minum.12.3 Mempraktikkan adab makan dan minum dalam
kehidupan sehari-hari.
13. Menghindari perilaku tercela.
13.1 Menjelaskan pengertian perilaku dendam dan munafik.
13.2 Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik.13.3 Menghindari perilaku pendendam dan munafik
dalam kehidupan sehari-hari.
Fiqih14. Memahami hukum
Islam tentang hewan sebagai sumber bahan makanan
14.1 Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan haram dimakan.
14.2 Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan.
Tarikh dan Kebudayaan Islam15. Memahami sejarah
dakwah Islam.15.1 Menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan Islam sampai masa Abbasiyah.15.2 Menyebutkan tokoh ilmuwan Muslim dan perannya
sampai masa daulah Abbasiyah.
Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Quran dan Al-Hadits1. Memahami ajaran Al-
Quran surat At-Tin.1.1 Membaca QS. At-Tin dengan tartil.1.2 Menyebutkan arti QS. At-Tin.1.3 Menjelaskan makna QS. At-Tin.
414
2. Memahami ajaran Al-Hadits tentang menuntut ilmu
2.1 Membaca Al-Hadits tentang menuntut ilmu.2.2 Menyebutkan arti Al-Hadits tentang menuntut ilmu. 2.3 Menjelaskan makna menuntut ilmu seperti dalam Al-
Hadits.
Aqidah3. Meningkatkan
keimanan kepada hari akhir
3.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada hari akhir.3.2 Menyebutkan ayat Al-Quran yang berkaitan dengan
hari akhir.3.3 Menceritakan proses kejadian kiamat sughra dan
kubra seperti terkandung dalam Al-Quran dan Al-Hadits.
Akhlak4. Membiasakan perilaku
terpuji4.1 Menjelaskan pengertian qana'ah dan tasamuh.4.2 Menampilkan contoh perilaku qana'ah dan tasamuh.4.3 Membiasakan perilaku qana'ah dan tasamuh dalam
kehidupan sehari-hari.
Fiqih5. Memahami hukum
Islam tentang penyembelihan hewan
5.1 Menjelaskan tatacara penyembelihan hewan.5.2 Menjelaskan ketentuan aqiqah dan qurban.5.3 Memperagakan cara penyembelihan hewan aqiqah
dan qurban.
6. Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah
6.1 Menyebutkan pengertian dan ketentuan haji dan umrah.
6.2 Memperagakan pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Tarikh dan Kebudayaan Islam7. Memahami
perkembangan Islam di Nusantara
7.1 Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran.
7.2 Menceritakan beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Kelas IX, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
415
Al-Quran dan Al-Hadits8. Memahami Al Qur’an
surat Al-Insyirah.8.1 Menampilkan bacaan QS. Al-Insyirah dengan tartil
dan benar.8.2 Menyebutkan arti QS. Al-Insyirah.8.3 Mempraktikkan perilaku dalam bekerja selalu
berserah diri kepada Allah seperti dalam QS. Al-Insyirah.
9. Memahami ajaran Al-Hadits tentang kebersihan
9.1 Membaca Al-Hadits tentang kebersihan.9.2 Menyebutkan arti Al-Hadits tentang kebersihan.9.3 Menampilkan perilaku bersih seperti dalam Al-
Hadits.Aqidah10. Meningkatkan
keimanan kepada Qadha dan Qadar.
10.1 Menyebutkan ciri-ciri beriman kepada qadha dan qadar.
10.2 Menjelaskan hubunan antara qadha dan qadar.10.3 Menyebutkan contoh-contoh qadha dan qadar
dalam kehidupan sehari-hari.10.4 Menyebutkan ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan
dengan qadha dan qadar.
Akhlak11. Menghindari perilaku
tercela. 11.1 Menyebutkan pengertian takabur. 11.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku takabur. 11.3 Menghindari perilaku takabur dalam kehidupan
sehari-hari.
Fiqih12. Memahami tatacara
berbagai shalat sunnah
12.1 Menyebutkan pengertian dan ketentuan shalat sunnah berjamaah dan munfarid.
12.2 Menyebutkan contoh shalat sunnah berjamaah dan munfarid.
13.3 Mempraktikkan shalat sunnah berjamaah dan munfarid dalam kehidupan sehari-hari.
Tarikh dan Kebudayaan Islam13. Memahami sejarah
tradisi Islam Nusantara
13.1 Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi Islam.
13.2 Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara.
III. Contoh Pendalaman Materi
416
Dalam contoh pendalaman materi PAI SMP ini dilakukan dengan
berpedoman pada standar Isi 2006 PAI SMP, Memilih Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) , memilih materi meliputi Al-Qur’an , akidah, akhlak, fikih,
tarikh dan Kebudayaan Islam, baru menentukan kelas dan semester
A. Al-Qur’an( Kelas VII Semester 1)
1. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum bacaan Al( Alif-Lam)-Syamsiyah dan Al(Alif -Lam) -
Qamariyah
2. Kompetensi Dasar
1.1. Menjelaskan hukum bacaan Al-Syamsiyah dan Al-Qamariyah
3. Indikator
a. Menjelaskan pengertian dan hukum bacaan Al( Alif-Lam)-Syamsiyah
b. Mengidentifikasi contoh bacaan Al-Syamsiyah
c. Menjelaskan pengertian dan hukum bacaan Al-Qamariyah
d. Mengidentifikasi contoh bacaan Al-Qamariyah
2. Materi
a. Pengertian bacaan dan hukum bacaan Al-Syamsiyah.
Alif -lam Syamsiyah adalah bacaan lafal dalam Al-Qur’an jika
terdapat huruf alif lam sukun bertemu dengan huruf syamsiyah maka
dibaca tidak jelas ( lam sukun lebur kedalam huruf di depannya )
b. Mengidentifikasi contoh bacaan Al-Syamsiyah dalam QS.Ali Imran
ayat 132-134, Q.S. Al-Baqarah ayat 177.
b. Pengertian bacaan dan hukum bacaan Al( Alif-lam) -qamariyah
Alif-lam qamariyah adalah bacaan lafal dalam Al-Qur’an jika
terdapat huruf alif-lam sukun bertemu dengan huruf qamariyah,
bacaan lam sukun pada lafal tersebut dibaca jelas.
c. Mengidentifikasi contoh bacaan Al-Qamariyah
Q.S. Al-Baqarah ayat 197, Q.S. Al-Maidah ayat 6
3. Nilai –nilai materi Al-Qur’an
417
a. Taat pada aturan, tercermin dari pembacaan Al-Qur’an harus sesuai
dengan hukum-hukum bacaan yang diatur secara detail
b. Menumbuhkan sikap hati-hati dan teliti dalam melaksanakan tugas
sebagai khalifatullah di muka bumi
B. Akidah (Kelas VII semester 1)
1. Standar Kompetensi :
Meningkatkan keimanan Kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-
sifatnya
2. Kompetensi Dasar :
2.3 Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWt
3. Indikator
a. Menjelaskan Pengertian Iman
b. Mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur’an tentang adanya Allah
c. Mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur’an tentang sifat-sifat Allah
d .Menjelaskan makna adanya Allah SWT
e. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam materi akidah
4.Materi
a. Pengertian Iman
Iman artinya percaya dengan sepenuh hati, mengakui eksistensi Allah
SWT.
Iman kepada Allah maksudnya kita percaya sepenuh hati bahwa Allah
adalah pencipta dan pemelihara seluruh alam, yang didalamnya
meliputi, manusia, bumi beserta isinya , lautan beserta isinya, semua itu
adalah ciptaan Allah
b. Mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang
adanya Allah
418
Kebenaran akan adanya Allah dapat ditunjukkan secara normatif
dengan mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur’an yang tersebar diberbagai
surat diantaranya QS. Al-A’raf[7]:54)
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.(QS. Al-A’raf[7]:54)
Semua itu ciptaan Allah yang harus dijaga dan dilindungi. Allah, tidak
ada Tuhan selain Dia; Yang Maha hidup Yang terus menerus mengurus
makhluk-Nya. (QS Ali Imran: 2)
c. Makna adanya Allah SWT.
Bila kita mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an tentang adanya Allah swt. berarti
kita mengkaji secara normative, selain dari ayat-ayat Al-Qur’an kita dapat
menggunakan logika ilmu Tauhid tentang pembuktian adanya Tuhan Para ahli
kalam klasik pada umumnya membangun logika seperti ini: Jika seorang siswa
bertanya: apakah yang menjadi bukti adanya Tuhan itu, maka seorang guru
mungkin menjawab dengan mengatakan: “ya, adanya dunia ciptaan yang kita
lihat ini”. Kemudian, jika ada siswa yang lebih kritis, mungkin dia akan
bertanya lagi dengan mengatakan: “seandainya Tuhan tidak menciptakan dunia
yang kita lihat ini, apakah Tuhan juga tidak ada?” Ini salah satu contoh saja
untuk menunjukkan bahwa akan ditemukan berbagai kesulitan ketika
pendekatan nalar (logika) digunakan untuk membuktikan adanya Tuhan itu.
Kesulitan besar akan ditemukan lagi, yakni ketika siswa secara kritis melihat
dan menemukan bahwa banyak sekali kejahatan di dunia ciptaan Tuhan ini. Di
kepala siswa akan menumpuk seribu satu pertanyaan tentang fenomena yang
demikian. Misalnya mereka akan bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi,
mengapa Tuhan membiarkan hal itu terjadi, mengapa Tuhan tidak menghukum
mereka yang berbuat kejahatan itu. Demikian pula orang-orang yang banyak
berbuat kebajikan, tetapi justru mereka hidup dalam kesulitan atau penindasan
419
Dalam membicarakan adanya Allah, seorang guru harus selalu
memperbanyak ilustrasi tentang contoh-contoh yang disebut ‘ada’ tetapi tidak
dapat dilihat. Siswa harus dituntut secara bertahap untuk terbiasa berpikir dalam
memaknai kata ‘ada’ tidak selamanya langsung membayangkan seperti adanya
benda atau makhluk yang lain, yang biasanya membutuhkan ruang (space) dan
waktu (time) relatif. Terlebih lagi, makna kata ‘ada’ sejauh yang yang
dipahami, biasanya diawali dari permulaan, yakni dari tiada-nya menjadi ada,
atau adanya makhluk berawal dari bentuknya yang lain. Adanya benda biasanya
dapat dilihat dengan mata dan diraba dengan tangan, tetapi adanya Allah tidak
bisa dibuktikan dengan diraba atau dilihat dengan mata. Allah hanya bisa
dilihat dengan mata hati (percaya sepenuh hati).
Seorang guru boleh mengklasifikan dua macam makna ‘ada’, yakni
‘ada’ yang terlihat mata dan ‘ada’ yang tidak terlihat mata. ‘Ada’ yang terlihat
mata, itulah barang-barang yang ada di sekitar kita. ‘Ada’ yang tidak terlihat,
perlu penjelasan lewat contoh-contoh sederhana. Seorang siswa misalnya
diinjak kakinya. Lalu guru bertanya, kamu merasa sakit? Ya pak guru. Lalu,
pak guru bertanya lagi, kamu melihat sakitnya? Tentu siswa akan menjawab,
tidak bisa melihatnya. Langsung guru mengatakan begitulah ibarat keberadaan
Tuhan, ada tetapi tak bisa dilihat mata. Mungkin masih banyak ilustrasi yang
lebih menarik perhatian siswa.
Pembicaraan tentang ‘ada’ memang sering terkait dengan pembicaraan
filsafat yang lebih rumit. Sudah barang tentu, seorang siswa belum sampai ke
arah yang demikian. Namun demikian, bisa saja seorang guru menggunakan
pendekatan filsafat, tetapi dengan ungkapan-ungkapan yang sangat sederhana
dan bahasa yang mudah dipahami seorang siswa. Memang selama ini ada
kesan, filsafat dipandang sebagai disiplin yang aneh, melangit dan merusak
keyakinan agama. Sudah barang tentu, pandangan yang demikian kurang tepat.
Terutama, jika dilihat fungsi filsafat itu, sebenarnya, sebagai sarana untuk
menjadikan pemikiran seseorang menjadi runtut dan sistematis. Yang diambil
dari filsafat itu adalah metodologinya, bukan ideologinya.
Allah SWT adalah nama Yang Maha Mulia, dari zat Yang Maha Suci,
yang kita percaya dan kita berusaha karena-Nya, dariNya lah hidup kita dan
420
kepadaNya kita kembali. Sejak alam ini dijadikan dan sejak manusia diberiNya
kelapangan hidup di atas dataran bumi ini, secara fenomenal, ada orang yang
ta’at kepadaNya dan ada yang durhaka. Tetapi, kendati kedurhakaan manusia
itu sampai ke puncak langit, atau ditaqdirkan semuanya ingkar kepada
perintah-Nya, namun kebesaran Ilahi tidaklah akan rusak lantaran itu. Hamka,
dalam bukunya Pelajaran Agama Islam, dengan bahasa yang begitu puitis
mengatakan, sejemput kecil tidaklah kemegahan-Nya akan kurang. Secabik
kecil tidaklah cahaya-Nya akan dapat dilindungi. Dia kaya sendirinya, Maha
Besar dalam zat dan sifat-Nya, Maha Luas dalam malakut-Nya dan jabarut-
Nya.6
Wujud atau adanya Allah, bukanlah perkara sukar yang harus dicari
dengan jalan berbelit-belit. Fitrah manusia sendiri telah mengakui adanya
Tuhan, meskipun pada mulanya mereka belum tahu siapa namaNya. Tabi’at
manusia dan perjalanan hidupnya, kemanapun tujuan jalannya dan di manapun
perhatiannya, di sana dia akan menemukan adanya Tuhan. Cuma sayang,
kesangatan nyata itulah kadang-kadang yang menjadikan tersembunyi-Nya, dan
sangat dekat-Nya itulah yang kerap kali menyebabkan Dia tak terlihat. Orang
yang mengingkari adanya Tuhan sendiripun, ragu dalam keingkarannya atau
ingkar dalam keraguannya. Di dalam satu hadis ada tersebut bahwasannya
Tuhan berfirman:
”Sesungguhnya Tuhan-ku, ’azza wa jalla (Yang Maha Tinggi dan Mulia) memerintahkan kepadaku, supaya aku ajarkan kepada kamu apa yang tidak kamu ketahui, yang diajarkan hari ini oleh Tuhanku: ”Tiap-tiap anugerahku kepada hamba-hambaku adalah halal. Dan Aku telah menciptakan hamba-hambaku itu di dalam agama yang suci semuanya. Tetapi kemudian datanglah syaithan-syaithan itu menyesatkan mereka daripada agama suci-murni itu, dan mereka haramkan atas mereka apa yang
B. Menumbuhkan kesadaran adanya Allah
Dalam proses pembelajaran tentang iman terhadap Allah SWT , guru
dapat memilih pendekatan kesadaran kehadiran Tuhan dalam diri seseorang 6Hamka, Pelajaran Agama Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal. 42.
421
Sembahlah Tuhan seolah-olah engkau melihat Dia. Jika engkau tidak melihat
Dia, tetapi Dia senantiasa melihatmu.
Mungkin salah salah satu cara yang lebih tepat dari pada hanya
menekankan doktrin bahwa Tuhan itu ada dan wajib diimani, penekanan
pendekatan ini secara terus menerus akan menjadikan siswa merasa bahwa
Tuhan selalu hadir dan memperhatikan apa saja yang mereka lakukan, bahkan
apa saja yang tergerak dalam hati dan pikiran mereka. Dengan demikian,
seorang guru, secara tidak langsung telah mengajarkan konsep ihsan kepada
siswa bersamaan dengan konsep iman.
4. Nilai-Nilai dalam materi akidah antara lain:
a. Aqidah adalah sebagai landasan spiritual bagi kehidupan manusia
b. Menumbuhkan kesadaran pada diri manusia bahwa berperilaku
baik atau buruk akan dipertanggungawabkan kepada Allah SWT.
c. Menunjukkan adanya keseimbangan antara materi ( adanya tampak
oleh mata) -immateri ( adanya tidak tampak mata).
C. Akhlak ( Kelas VIII semester 1)
1.Standar Kompetensi :
Membiasakan perilaku terpuji
2. Kompetensi Dasar :
3.1. Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakkal
3. Indikator
a. pengertian Zuhud dan tawakkal
b. Ciri-ciri orang zuhud dan tawakkal
4. Materi
a. Pengertian Zuhud dan tawakkal
Zuhud secara bahasa berate meninggalkan, tidak menyukai, atau
menjauhkan diri , secara bahasa berarti kondisi mental yang tidak mau
terpengaruh oeh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri
kepada Allah SWT.
422
Kebalikan dari zuhud adalah hubbuddunya atau mencintai dunia
sebagaimana dalam Q.S. Al-Humazah
Tawakkal berasal dari at-tawakkul yang dibentuk dari kata wakala
artinya menyerah, mempercayakan atau mewakilkan urusan kepada orang
lain, secara istilah tawakkal adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan
usaha yang dilakukan kepada Allah SWT
b. Ciri dan pembagian perilaku zuhud dan tawakkal
Ciri- ciri perilaku zuhud:
1) Pengabdian nya semata-mata kepada Allah SWT. Tidak terpengaruh
oleh harta kesenangan dunia
2) Harta dunia sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT
3) Lebih mengutamakan kehidupan akhirat
4) Orientasi hidup hanya kepada Allah SWT. Semata
Pembagian Zuhud menurut Imam Ghazali:
1. Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu
2. Meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat
keakhiratan
3. meninggalkan segala sesuatu selain Allah SWT karena mencintai-Nya.
Ciri-ciri perilaku tawakkal
1) Tidak gelisah dan berkeluh kesah
2) Menyerahkan segala keputusan kepada Allah SWT
3) Iktiar atau berusaha terlebih dahulu baru diserahkan kepada Allah SWT
atas usaha yang yelah diusahakan
5. Nilai-Nilai yang terkandung
a. Membentuk manusia yang memilki pribadi kokoh, tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan, tidak mudah putus asa karena apa yang telah
423
dikerjakan dan diusahakan berhasil atau tidakberhasil harus diserahkan
kepada Allah
b. Menumbuhkan semangat untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
maksimal
D. FIKIH ( Kelas IX Semester I)
1.Standar Kompetensi
Memahami hukum Islam tentang penyembelihan hewan
2. Kompetensi Dasar
5.1.Menjelaskan tata cara penyembelihan hewan
5.2. Menjelaskan ketentuan akikah dank urban
5.3. Memperagakan cara penyembelihan hewan akikah
3.Indikator
a.Menjelaskan hukum qurban
b. Menyebutkan syarat dan jenis hewan qurban
c. Menyebutkan waktu cara pemotongan hewan qurban
d. Menjelaskan hikmah qurban
e. Menjelaskan pengertian aqiqah
f. Menjelaskan hukum aqiqah
g. Menjelaskan pemotongan hewan aqiqah
h. Menjelaskan hikmah aqiqah
4.Materi
a. Qurban
1)Pengertian qurban
Qurban secara bahasa adalah dekat. Sedangkan secara terminologiqurban
adalah ibadah dengan cara memotong binatang untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT pada hari raya idul Adha dan tiga hari di hari tasyrik
(tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).
Ajaran berqurban yang berlaku saat sekarang adalah mengikuti
424
Syariat yang diajarkan Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau
diperintah Allah SWT dalam mimpinya untuk menyembelih putranya, Ismail.
Hal ini diceritakan dalam S. As Saffat ayat 102-107
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
2).Hukum qurban
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum qurban, yaitu ada yang
brpendapat bahwa hukum qurban adalah wajib dan ada yang berpendapat bahwa
hukum qurban adalah sunah muakad. Alasan Ulama yang mengatakan bahwa
hukum qurban adalah wajb adalah:
a). Allah SWT dalam S. Al Kautsar ayat 1-2: menyebutkan:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
b). Sabda Rasulullah SAWArtinya: “Barangsiapa yang menyembelih qurban sebelum shalat, hendaknya berqurban lagi”.(Muttafaqun Alaih)
Artinya: Dari Abu Huraira bahwa Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa
yang berkecukupan berqurban dan dia tidak berqurban maka janganlah
mendekati tempat shalatku.
Adapun ulama yang mengatakan bahwa hukum qurban itu sunah,
seperti dalam madzhab Syafi’i demikian Sufyan ats-Tsauri dan Ibnu
Mubarok.
Sabda Nabi:
425
Artinya: Dari Muhammad bin Sirrin berkata: Aku bertanya kepada Ibnu
Umar, apakah dia wajib. Dia menjawab: Rasulullah saw telah berqurban
dan kaum muslim setelah beliau berlaku hukum sunnah.
Para ulama sepakat bahwa qurban nadzhar hukumnya wajib dan
Imam Syafi’i mengatakan bahwa apabila qurban itu wajib, maka yang
berqorban tidak boleh memakan dagingnya, namun apabila ia sunnah ia
boleh memakan dagingnya.
3).Syarat dan jenis hewan qurban
Tidak semua binatang binatang dapat dijadikan hewan qurban. Ulama
bersepakat bahwa qurban itu dari hewan ternak seperti unta, sapi, kerbau,
kambing, dan biri-biri (domba). Binatang yang akan dijadikan qurban harus
memenuhi syarat tertentu:
a)Binatang itu sehat dan tidak cacat
b)Binatang itu telah cukup umur:
(1) Biri-biri yang telah berumur satu tahun lebih atau telah tanggal giginya
(2) Kambing yang telah berumur dua tahun lebih
(3) Kerbau dan sapi yang telah berumur dua tahun lebih
(4) Unta yang telah berumur lima tahun lebih
4). Waktu dan cara pemotongan hewan qurban
Pemotongan hewan qurban dilakukan setelah shalat Idul Adha (10
Dzulhijjah) dan berakhir hingga akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah). Waktu
memotong hewan qurban disunnahkan sebagai berikut:
a) Membaca “Bismillahi Wallahu akbar”
b) Membaca shalawat Nabi
c) Membaca doa
d) Hewan qurban dihadapkan ke arah qiblat
e) Menggunakan alat potong yang tajam
Orang yang berqurban dengan seorang kambing atau domba hanya berlaku
untuk satu orang sedang bila berqorban dengan unta, sapi atau kerbau dapat
berlaku untuk tujuh o
426
Artinya: Dari Jabir bin Abdillah bahwasanya dia berkata kami bersama Rasulullah
saw waktu perjanjian Hudaibiyah berqurban seekor unta untuk tujuh orang dan
seekor sapi untuk tujuh orang.
Untuk qurban dengan unta sebagian ulama menyatakan dapat digunakan untuk
10 orang. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas
Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata kami bersama Rasulullah dalam suatu
perjalanan dan mendapati hari Nahr (qurban), maka kami bersama-sama
menyembelih seekor unta untuk 10 orang dan seekor sapi untuk 7 orang.
5.Nilai-nilai dari pelaksanaan qurban
Di antara nilai yang terkandung dari pelaksanaan qurban adalah sebagai berikut:
a. Mendekatkan diri kepada Allah
b. Sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang dilimpahkan oleh Allah
c. Memupuk rasa solidaritas terhadap sesama manusia sehingga meningkatkan
ukhuwah Islamiyyah
d. Salah satu solusi dalam menanggulangi kemiskinan
b. Aqiqah
1)Pengertian Aqiqah
Aqiqah adalah memotong hewan ternak pada hari ketujuh dari kelahiran anak
dengan ketentuan syara.
2)Hukum Aqiqah
Aqiqah hukumnya sunnah muakkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan karena
anak yang belum dilakukan aqiqah seolah-olah masih berada dalam gadaian dan
penebusnya adalah berupa aqiqah. Sabda Nabi:
Artinya: “Setiap anak yang lahir itu tergadaikan sampai disembelihkan baginya
binatang aqiqah yang disembelih untuknya pada hari ketujuh, (juga ketika
itu) hendaknya diberi nama dan dicukur rambutnya” (HR Abu Daud dan
Nasai)
427
Apabila sampai belum dewasa, belum dilaksanakan aqiqah karena belum mampu
maka dapat dilaksanakan setelah dewasa pada saat dia mampu melaksanakan
aqiqah.
3)Nilai-Nilai Aqiqah
Adapun nilai-nilai pelaksanaan aqiqah adalah sebagai berikut:
a. Sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan ibu dan anak
b. Sebagai bentuk rasa kasih sayang orang tua terhadap anak yang dilahirkan
c. Sebagai media memberitahukan kepada masyarakat bahwa orang tua sudah
memikul amanat Allah berupa anak
d. Sebagai pelajaran bagi orang tua bahwa nanti harus bertanggung jawab dalam
membesarkan anak
4) Perbedaan Qurban dan Aqiqah
Perbedaan qurban dan aqiqah adalah sebagai berikut:
No Qurban Aqiqah
1 Dilaksanakan pada hari raya
qurban dan hari tasyrik
Dilaksanakan karena ada
kelahiran anak
2 Bisa setiap tahun Sekali seumur hidup
3 Daging qurban dibagi dalam
keadaan mentah
Dibagi dalam keadaan sudah
dimasak
E. Tarikh dan Kebudayaan Islam (Kelas VIII Semester 2)
1.Standar Kompetensi
15.Memahami sejarah dakwah Islam
2. Kompetensi Dasar
15.1. Menceritakan pertumbuhan ilmu pengetahuan Islam sampai masa Abbasiyah
3. Indikator
428
a. Pertumbuhan ilmu pengetahuan Islam pada Masa NabiMuhammad saw,
b. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa khulafaurrasyidi
c. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Umayah
d. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyah
4. Materi:
1. Pertumbuhan ilmu pengetahuan Islam pada Masa NabiMuhammad saw
Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad dimulai dari
kota Makkah menekankn pada:
Pendidikan tauhid dalam teori dan praktik , ajaran tauhid ini merupakan
inti dari Q.S. Al-Fatihah bahwa Allah adalah: a. pencipta alam semesta yang
sebenarnya, b. Bahwa Allah telah memberikan nikmat c. bahwa Allah adalah raja
hari kemudian, d. bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya, e. Allah
sebenarnya yang membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia dalam
mengarungi kehidupan dunia
Pengajaran Al-Qur’an yang merupakan sumber pokok ajaran Islam, Tugas
Nabi Muhammad disamping mengajarkan Tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an
kepada umatnya, agar secara utuh dan sempurna menjadi milik umatnya dan
menjadi pegangan dan pedoman hidup kaum muslimin sepanjang zaman
Periode Madinah menekankan pada:
Dalam mengajarkan Al-Qur’an Nabi Muhammad menganjurkan
pengikutnya untuk menghafal dan menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana
diajarkan Nabi, para penulis Al-Qur’an yang sudah ditunjuk untuk menuliskan
setiap ayat yang diturunkan dengan baik.
Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan, mengikis
habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan antar suku dengan jalan mengikat
tali persaudaraan antara kaum muhajirin dan kaum anshar.7
2. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa khulafaurrasyidi.
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannnya dengan
perluasan wilayah Islam, telah berkembang beberapa ilmu meliputi: Ilmu 7 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara,2006, h 23-46
429
pengetahuan islam klasik ‘Ulum an-Naqliyah yang besumber pada Al-Qur’an,
lahir ilmu qira’at, ilmu hadis, ilmu nahwu, khath al-Qur’an, pertumbuhan ilmu
fiqh, sastra, dan ‘Ulum al-Aqliyah yang bersumber pada akal, berkembang ilmu
arsitektur sebagaimana beberapa masjid dibangun diantaranya: Masjid al-
Haram, masjid Madinah (nabawi), Masjid al-Atiq, juga dibangun beberara kota
seperti kota Basrah, Kufah dan Fusthath8
3. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayah
Ilmu pengetahuan terus berkembang dan meluas pada bidang hukum, fiqh
dengan munculnya berbagai madzhab yang ditimbulkan dari bidang pemikiran
Islam ada beberapa pola pikir, pola pemikiran yang bersifat skolastik, pola
pemikiran yang bersifat rasional, pola pemikiran yang bersifat batiniyah dan
intuitif.9
4. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah
Perkembangan pada periode Bani Abbasiyah ini adalah gerakan
penerjemahan manuskrip-manuskrip berbahasa asing terutama Bahasa Yunani
dan Bahasa Persia ke dalam Bahasa Arab, buku tentang ketatanegaraan, politik
serta moral seperti Kalila wa-Dimna dan Sindhind dalam bahasa Persia
diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, mansukrip berbahasa Yunani Logika
karya Aristoteles, Almagest karya Ptolemy, Aritmatic karya Nicomacus,
Geometri karya Euclid, juga sejumlah manuskrip yang berbahasa Yunani klasik,
Yunani Bizantium, bahasa Pahlavi, Bahasa Neo-persia dan Bahasa Syiria.
Didirikannya Baitul Hikmah merupakan perpustakaan sebagai pusat
perkembangan ilmu pengetahuan, juga terdapat observatorium astronomi untuk
meneliti perbintangan
Dalam bidang Hukum Islam para tokoh dan karyanya yang terkenal Majmu’
al-Fiqh karya Zaid bin Ali (W.122/740) berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah; Abu
Hanifah ( w. 150/767 H) sebagai pendiri madzhab Hanafi karyanya Fiqh al-
Akbar, Wasiyah Abi Hanifah; Malik Ibn Anas di Madinah (w. 179/795)pendiri
madzhab Maliki karyanya kitab al-Muwaththa’; Muhammad ibn Idris as-Syafi’i
(w. 204/820 H) karyanya kitab al-Risalah fi Ushul al-Fiqh atau al-Risalah;
8 Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern,Yogyakarta LESFI, 2003,h. 71-76.
9 Zuhairini, Op.Cit. h. 86-87
430
Ahmad ibn Hambal (w. 241/855) karyanya Musnad, Kitab al-Masa’il, Kitab
al-Wuru’ dan kitab al-Zuhd10
E. Nilai-Nilai yang terkandung
1. sumbangan Islam terhadap berkembangnya ilmu pengetahuan bermanfaat bagi
kehidupan manusia,
2. Menuntut ilmu merupakan kewajiban pribadi (wajib ‘ain) sehingga setiap
peserta didik memiliki peluang dapat berkembang untuk menekuni berbagai
bidang ilmu pengetahuan
IV. PENUTUP
Tulisan ini merupakan pengantar untuk pendalaman materi, salah satu model
pendalaman materi PAI SMP bisa disusun berdasar pada Standar isi 2006 memuat ,
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, kemudian disusun Indikator, Materi dan
Nilai-Nilai yang terkandung pada setiap materi.ruang lingkup materi PAI meliputi
Al-Qur’an, Akidah, Akhlak, Fikih , Tarikh dan Kebudayaan Islam.
10 Siti Maryam, Op.Cit, h.124-128
431