2
Penelitian Sistem Produksi Minyak Atsiri Rimpang Jahe (Zingiber officinalis) Strategi dasar pengembangan sektor agribisnis di Tasikmalaya dimulai dengan pengembangan sektor pertanian yaitu pengembangan sektor pertanian dengan pendekatan agribisnis, berbasiskan pada usaha tani lahan kering, yang berwawasan lingkungan. Rimpang jahe merupakan salah satu usaha tani di Tasikmalaya yang belum banyak dikembangkan dibandingkan tanaman nilam, lada, cengkeh, dsb. Masyarakat Indonesia umumnya telah mengenal dan memanfaatkan jahe dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai kepentingan, seperti bahan campuran makanan, minuman, kosmetik, parfum dan lain-lain mulai dari tingkat tradisional di masyarakat pedesaan sampai tingkat modern di masyarakat perkotaan. Dalam perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe untuk bahan baku industri meningkat terus, sehingga pengadaannya secara teratur, berkualitas baik, cukup dan kesinambungan makin terasa menjadi suatu keharusan. Selama ini tata niaga jahe dijual atau diekspor hanya berupa bentuk mentah/crude yang bukan bentuk minyak atsiri, oleoresin atau isolatnya. Untuk meningkatkan nilai tambah dari tanaman jahe dan menggali beberapa komponen utama dari rimpang jahe maka diperlukan proses lebih lanjut dari rimpang jahe tersebut. Dari hal tersebut Pusat Penelitian Kimia – LIPI bekerjasama dengan Koperasi Unit Desa (KUD) daerah Sukapura Kabupaten Tasikmalaya mengolah rimpang jahe gajah menjadi minyak jahe dengan spesifikasi sesuai dengan standar pasar (SNI 06-1312 -1998). Luas lahan rimpang jahe yang ada sekarang 200 Ha, dengan kapasitas produksi jahe basah sebesar 20 ton per Ha. Dengan melimpahnya bahan baku jahe tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari jahe tersebut. Dalam kegiatan ini, teknologi proses penyulingan yang dipilih adalah penyulingan dengan uap (steam distillation) karena pada cara ini bahan hanya berkontak dengan uap dan tidak berkontak dengan air panas. Kapasitas produksi proses ini direncanakan 500 kg jahe kering setiap kali prosesnya dan diharapkan dihasilkan minyak jahe sebanyak 6,5 kg (rendemen 1,3%), harga 1 kg minyak jahe adalah Rp 650.000 pada bulan Nopember 2008. Diharapkan dengan adanya kegiatan IPTEKDA ini dapat meningkatkan pendapatan para petani dan menambah lapangan pekerjaan yang baru. Sampai saat ini pembuatan alat penyulingan minyak jahe ini sudah selesai. Ketel dan unit penyulingan sudah diselesaikan dan sudah dilakukan uji coba pada tanggal 13 Nopember 2009. Bahan baku yang digunakan sebanyak 1 ton jahe basah yang kemudian dicacah dan dikeringkan. Jahe kering yang diperoleh sebesar 154 Kg, kemudian diproses dengan kondisi operasi, tekanan 1 atm dan suhu 100 oC. Di laporan tahap II sudah dijelaskan bahwa unit penyulingan ini tidak mempunyai boiler sehingga pada saat uji coba, kami menggunakan fasilitas boiler milik PP Kimia – LIPI. Minyak jahe yang dihasilkan sebanyak 4 Kg, dan memiliki spesifikasi sebagai berikut: • Appearance = clear yellow with the characteristic odor and flavor of ginger. • Specific gravity = 0.8677 gram/mL (27 oC) • Refractive index = 1.471 (27 oC) • Acid number = 0.4085 mg KOH/gram sample • Ester number = 4.5545 • Kadar minyak jahe = 2,6 % (kegiatan Iptekda) Penulis : Marissa Angelina, S.Si., Apt.

Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jahe merah

Citation preview

PenelitianSistem Produksi Minyak Atsiri Rimpang Jahe (Zingiber officinalis)Strategi dasar pengembangan sektor agribisnis di Tasikmalaya dimulai dengan pengembangan sektor pertanian yaitu pengembangan sektor pertanian dengan pendekatan agribisnis, berbasiskan pada usaha tani lahan kering, yang berwawasan lingkungan. Rimpang jahe merupakan salah satu usaha tani di Tasikmalaya yang belum banyak dikembangkan dibandingkan tanaman nilam, lada, cengkeh, dsb. Masyarakat Indonesia umumnya telah mengenal dan memanfaatkan jahe dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai kepentingan, seperti bahan campuran makanan, minuman, kosmetik, parfum dan lain-lain mulai dari tingkat tradisional di masyarakat pedesaan sampai tingkat modern di masyarakat perkotaan.Dalam perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe untuk bahan baku industri meningkat terus, sehingga pengadaannya secara teratur, berkualitas baik, cukup dan kesinambungan makin terasa menjadi suatu keharusan. Selama ini tata niaga jahe dijual atau diekspor hanya berupa bentuk mentah/crude yang bukan bentuk minyak atsiri, oleoresin atau isolatnya. Untuk meningkatkan nilai tambah dari tanaman jahe dan menggali beberapa komponen utama dari rimpang jahe maka diperlukan proses lebih lanjut dari rimpang jahe tersebut.Dari hal tersebut Pusat Penelitian Kimia LIPI bekerjasama dengan Koperasi Unit Desa (KUD) daerah Sukapura Kabupaten Tasikmalaya mengolah rimpang jahe gajah menjadi minyak jahe dengan spesifikasi sesuai dengan standar pasar (SNI 06-1312 -1998). Luas lahan rimpang jahe yang ada sekarang 200 Ha, dengan kapasitas produksi jahe basah sebesar 20 ton per Ha. Dengan melimpahnya bahan baku jahe tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari jahe tersebut. Dalam kegiatan ini, teknologi proses penyulingan yang dipilih adalah penyulingan dengan uap (steam distillation) karena pada cara ini bahan hanya berkontak dengan uap dan tidak berkontak dengan air panas. Kapasitas produksi proses ini direncanakan 500 kg jahe kering setiap kali prosesnya dan diharapkan dihasilkan minyak jahe sebanyak 6,5 kg (rendemen 1,3%), harga 1 kg minyak jahe adalah Rp 650.000 pada bulan Nopember 2008. Diharapkan dengan adanya kegiatan IPTEKDA ini dapat meningkatkan pendapatan para petani dan menambah lapangan pekerjaan yang baru. Sampai saat ini pembuatan alat penyulingan minyak jahe ini sudah selesai. Ketel dan unit penyulingan sudah diselesaikan dan sudah dilakukan uji coba pada tanggal 13 Nopember 2009. Bahan baku yang digunakan sebanyak 1 ton jahe basah yang kemudian dicacah dan dikeringkan. Jahe kering yang diperoleh sebesar 154 Kg, kemudian diproses dengan kondisi operasi, tekanan 1 atm dan suhu 100 oC. Di laporan tahap II sudah dijelaskan bahwa unit penyulingan ini tidak mempunyai boiler sehingga pada saat uji coba, kami menggunakan fasilitas boiler milik PP Kimia LIPI.Minyak jahe yang dihasilkan sebanyak 4 Kg, dan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Appearance = clear yellow with the characteristic odor and flavor of ginger. Specific gravity = 0.8677 gram/mL (27 oC) Refractive index = 1.471 (27 oC) Acid number = 0.4085 mg KOH/gram sample Ester number = 4.5545 Kadar minyak jahe = 2,6 %(kegiatan Iptekda)Penulis :Marissa Angelina, S.Si., Apt.