Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM AL - MUHAJIRIN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
RETNA SULASTRI APRIANI
NIM: 1111015000022
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1439 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Retna Sulastri Apriani NIM 1111015000022, “Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di SMP Al
Muhajirin”. PTK Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Permasalahan pada pembelajaran tematik yaitu Penerapan model
pembelajaran inkuiri kurang mendapat perhatian dari guru, Aktivitas siswa dalam
pembelajaran masih rendah, Hasil belajar siswa rendah. Untuk itu perlu diadakan
tindakan perbaikan pembelajaran tematik dengan penerapan model pembelajaran
inkuiri.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran
inkuiri berupa peningkatan mutu hasil belajar dan proses pembelajaran. Metode
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan
Classroom Action Research (CAR) yang terdiri atas empat tahapan yaitu:
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas VII SMP Al-Muhajirin Padurenan III Gunung Sindur Bogor sebanyak 40
siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan tes obyektif tertulis pilihan
ganda dan observasi. Proses pembelajaran pada siklus I, dan siklus II dalam
membahas materi pembelajaran permintaan dan penawaran dilaksanakan oleh
siswa bersama kelompoknya dengan keaktifan yang baik. Hasil belajar siswa
pada pembelajaran siklus 1 mencapai nilai rata-rata 72 dan siklus II mencapai
80,1. Pencapaian Nilai Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditargetkan adalah 70%
siswa mencapai KKM 75. Pada siklus 1 siswa yang mencapai KKM tersebut
sebanayak 22 siswa dengen persentase 55%. Pada siklus II siswa yang mencapai
KKM tersebut sebanyak 29 siswa dengan persentase 73%. Hasil belajar pos tes
siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,308 berada dalam
kategori sedang. Jumlah siswa yang mendapatkan Nilai N-gain tinggi 7 anak
(18%), jumlah siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak 18 anak (45%),
dan jumlah siswa yang mendapakan N-gain rendah 15 anak (37%).
Berdasarkan nilai rata-rata proses pembelajaran, hasil belajar, pencapaian
nilai N-Gain dan persentase pencapaian 70% KKM 75 diketahui terjadinya
peningkatan ke arah yang positif dan signifikan. Sehingga dapat dinyatakan
penerapan pembelajaran inquiri di kelas VII SMP Al-Muhajirin dapat dinyatakan
efektif meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar sisiwa.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Inquiri, Hasil Belajar, IPS.
ii
ABSTRACT
Retna Sulastri Apriani NIM 1111015000022. “Implementing of Inquiry learning
method on improving learning outcome of Social Science at Seventh grade
students in SMP Al Muhajirin.” Classroom action research of Social Education
Department at the Faculty of Tarbiya and Teachers Training of Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The problem in thematic learning process Implementation of Inquiry
learning method was lack of teachers’ attention, Students activity was still in low
level, Students’ learning outcome was under the average. According to the
problems it needs to arrange inquiry learning method as the solution of them.
This research was aimed to improve the effectiveness of inquiry learning
method in term of learning outcome and learning process. The method used was
Classroom action research (CAR) that was divided into four steps; Planning,
Acting, Observing, and Reflecting. The subjects of the research were forty
seventh grade students of SMP Al Muhajirin Padurenan III Gunung Sindur Bogor.
The collecting data technique was written multiple choice objective test and
observation. Learning process on first cycle and second cycle that talked about
demanding and bargaining was held by students in group actively. The result
learning outcome of the research was 72 in first cycle and 80,1 in second cycle.
The standard of score was 70% of students gained 75. In the first cycle, there were
22 students reached the standard in percentage 55% and in the second cycle there
were 29 students gained the standard score in percentage 73%. The outcome
learning process in the first and second cycle obtained the average of N-gain
0,308. It was in the medium level. Total of the students that gained high N-gain
score was 7 students (18%), gained medium N-gain score was 18 students (45%)
and gained low N-gain score was 15 students (37%).
According to the average score, learning outcome, achievement of N-Gain
and 70% of standard score there was an improvement to positive side and it was
significance. It can be concluded that implementing inquiry learning method at
seventh grade students in SMP Al Muhajirin can improve learning process and
students learning outcome.
Key Word: Inquiry Learning Method, Learning Outcome, Social Science.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan ummatnya agar
menuntut ilmu agar menjadi insan cerdas dan berbudi luhur.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan, namun
berkat kesungguhan, doa, dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Allah swt. yang selalu memberikan kekuatannya selama proses
penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A. Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Syaripulloh, M.Si dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UniversitasIslam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. H. Nurrochim, MM. sebagai pembimbing skripsi yang telah
membimbing penulisan skripsi dari segi isi dan teknis penulisan.
6. Seluruh dosen Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Kedua Orang Tua penulis tercinta Ayahanda Agus Syukur, BSc. dan
Ibunda Dedeh Erna, yang selalu senantiasa megusahakan anak-anaknya
untuk sukses dan tidak hentinya mencurahkan kasih sayang serta do’a
yang selalu terucap untuk keberhasilan penulis.
8. Adik, Regita Putri Yuliandani yang selalu memberi dukungan dan
semangat sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibu Sri Mulyati, S,Pd.I, selaku Kepala SMP Islam Al-Muhajirin yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.
10. Dewan Guru SMP Islam Al-Muhajirin yang telah membantu dan
memotivasi penulis dalam penulisan skripsi.
11. Teman-teman kelas Geografi Pendidikan IPS, Raudhah, Fadhilah Fatmala,
Hambali, Ahmad Fauzi, dan Desy Tri Wahyuni yang selalu memberikan
kata-kata semangat dan selalu menghibur penulis dalam suka maupun
duka sehingga penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga tali
silaturahmi kita selalu terjaga.
iv
12. Teman-teman Mahasiswa Pendidikan IPS angkatan 2011 yang telah
berjuang bersama selama masa perkuliahan dan saling membantu dalam
perjuangan mendapat gelar Sarjana. Semoga kita selalu mendapat
kesuksesan dan selalu diberikan yang terbaik.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun dan bermanfaat
sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga penulisan skripsi ini
bermanfaat bagi lembaga pendidikan dan para pembaca serta menjadi tambahan
ilmu bagi kita
Jakarta, 29 Juni 2018
Penulis
Retna Sulastri Apriani
NIM: 1111015000022
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………....
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...….…………………………...
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI…………………. ........................
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH. ..............................................
ABSTRAK …………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR DIAGRAM ………………..……………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Masalah Penelitian................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian……… ......................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian..………………………………………… 5
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ….…………………..
6
A. Kajian Teoritik......................................................................... 6
1. Pengertian Belajar ……….………………..……………... 6
2. Ciri-ciri Belajar .................................................................. 8
3. Hasil Belajar …………………………...….....……………. 9
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………… 10
5. Konsep Pembelajaran IPS ………………………………… 15
6. Model Pembelajaran Inquiri ………………………………. 19
B. Hasil Penelitian yang Relevan …………………..……….….. 25
C. Hipotesis Tindakan …………………………………..………. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………… ……………………... 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian …… ………….…………….. 28
1. Tempat Penelitian……………………….………………… 28
2. Waktu Penelitian ………...……………………………….. 28
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus … …….……..…… 29
1. Desain Siklus Penelitian ……………………..…………… 30
vi
2. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ……..………… 32
3. Data dan Sumber Data …………………………………….. 32
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data …………….…. 32
5. Teknik Pengolahan Data ……...……………………..…… 34
C.. Teknik Validasi Data ……………… ………………………. 35
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN………. 41
A. Deskripsi Data…………………...................……………….. 41
B. Hasil Uji Instrumen ................................................................. 49
C. Analisis Siklus ……………………………………………... 70
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………... 99
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………………….. 106
A. Kesimpulan …………………………………………………... 106
B. Implikasi ……………………………………………………... 107
C. Saran-saran...…………………………………………………. 107
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 108
LAMPIRAN …………………………………………………….. 111
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian……………………………………...….….... 29
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tahapan Siklus……………..........………….……………………
Jenis dan Sumber Data…………………………………………...
31
33
Tabel 3.4 Interpretasi N-Gain………….. ..................................................... 35
Tabel 4.1 Identitas Guru................................................................................ 44
Tabel 4.2 Sarana Prasarana ........................................................................ 47
Tabel 4.3 Peralatan Pembelajaran ……......…………..……………………. 48
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...........……………………… 49
Tabel 4.5 Rekapitulasi Soal Valid …. …….…………………...………… 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas……………..………............................……... 53
Tabel 4.7 Rekapitulasi Soal Valid................................................................. 54
Tabel 4.8 Rekapitulasi Daya Pembeda ....................................................... 57
Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran ……………..………........................……..… 59
Tabel 4.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran ................................................... 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Validasi Soal …………………………………………. 61
Tabel 4.12 Rekapitulasi Soal Valid ……………………...............…………. 62
Tabel 4.13 Hasil Uji Validasi Soal ………………………………………….. 65
Tabel 4.14 Rekapitulasi Soal Valid …………………………………………. 66
Tabel 4.15 Daya Pembeda …………………………………………………... 68
Tabel 4.16 Tingkat Kesukaran …………………………………………….... 69
Tabel 4.17 Faktor Permintaan ………………………………………………. 72
Tabel 4.18 Jenis Permintaan ……….…………………………...…………… 72
Tabel 4.19 Faktor Penawaran ……………………………………………….. 72
Tabel 4.20 Harga dan Jumlah Barang Penawaran …………………………... 72
Tabel 4.21 Kegiatan Pembelajaran ………………………………………….. 74
Tabel 4.22 Hasil Pengamatan dan Pengumpulan Data ……………………… 75
Tabel 4.23 Hasil Diskusi ……………………………………………………. 76
Tabel 4.24 Hasil Belajar Pretes Siklus I ……...……………………………... 79
Tabel 4.25 Hasil Belajar Postes Siklus I ……...…………………………….. 81
Tabel 4.26 Hasil Belajar N-Gain Siklus I ……...……………………………. 83
Tabel 4.27 Pebcapaian KKM Siklus I ………………………………………. 85
Tabel 4.28 Rekapitulasi N-Gain ………………..…………………………… 86
Tabel 4.29 Hasil N-Gain Siklus 2 …………………………………………... 92
Tabel 4.30 Rekapitulasi N-Gain Siklus II………………..………………….. 94
Tabel 4.31 Pencapaian KKM Siklus 2 ……………………………………… 95
Tabel 4.32 Perbandingan N-Gain Pos Tes Siklus 1 dan 2…………………… 95
viii
Tabel 4.33 Hasil N-Gain Post Test Siklus 1 dan 2…………………………. 98
Tabel 4.34 Pencapaian KKM Siklus 2 ……………………………………… 98
Tabel 4.35 Hasil Kegiatan Diskusi Kelompok ……………………………… 100
ix
DAFTAR DIAGRAM
Bagan 3.2 Model PTK ……………………………………………………… 30
Diagram 4.1 Hasil Belajar ……………………...........………………………. 85
Diagram 4.2 Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 ………………………….. 103
Diagram 4.3 Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 ………………………….. 104
Diagram 4.4 Grafik Nilai Siklus …………….. ………………………………. 105
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ………………………………………… 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai
dan norma-norma tersebut, serta mewariskannya kepada generasi
berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi
dalam suatu proses pendidikan. Karena itu bagaimana pun peradapan
masyarakat, didalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan
sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hak asasi manusia yang
paling penting karena dengan melalui pendidikan dapat mengembangkan
manusia secara utuh dan pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan
generasi masa mendatang yaitu peserta didik yang dapat memenuhi
kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang
diamanatkan pemerintah yang tertulis di tujuan Pendidikan Nasional yaitu:
“Mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan fitrahnya untuk
menjadi pribadi yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia,
menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni, memiliki kesehatan
jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan
bermanfaat, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan agar mampu
mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas”.1
1Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7
2
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan
dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Agar anak didik merasa senang
dalam proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam pembelajaran terdapat tiga faktor yaitu : (1) kondisi
pembelajaran yaitu faktor yang mempengaruhi metode dalam
meningkatkan hasil belajar, (2) strategi pembelajaran dan (3) hasil
pembelajaran yaitu menyangkut efektifitas, efisiensi dan daya tarik
pembelajaran. Jadi, ketika guru akan melaksanakan kegiatan
pembelajaran, maka pikiran dan tindakannya harus tertuju pada tiga faktor
tersebut, dalam arti selalu mempertimbangkan kondisi pembelajaran dan
hasil belajar.
Proses pembelajaran IPS di sekolah selama ini lebih ditekankan pada
penguasaan materi sebanyak mungkin sehingga proses pembelajaran
terasa kaku dan hanya berpusat pada satu arah yang ditujukan oleh guru,
sehingga tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih
aktif dan mengeksplorasi terhadap materi yang diajarkan. Kegiatan belajar
yang selama ini di tandai dengan budaya menghafal daripada berfikir,
yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu di bawah KKM
yang ditetapkan oleh sekolah.
Dunia pendidikan semakin berkembang begitu juga dengan
pengembangan kurikulum yang terus mengembangkan kurikulum
pendidikan untuk kemajuan anak didik. Telah kita ketahui bersama telah
banyak kurikulum tercipta dari awal hingga sekarang dengan berbagai
pengembangan demi perbaikan dan membuat anak didik semakin
berkembang dalam belajar.
3
Hal di atas menimbulkan ketidakmampuan siswa dalam menerapkan
konsep dasar dari materi IPS dalam sistuasi kehidupan meraka.
Pembelajaran IPS di sekolah sangat di pengaruhi oleh kebutuhan evaluasi
akhir yang memuaskan. Hal ini menyebabkan siswa hanya semata-mata
mempelajari IPS dengan menghafalnya tanpa memahami dari materi yang
diajarkan, kemudian juga pada model pembelajaran yang diterapkan guru
serta kebijakan-kebijakan sekolah dan harapan orang tua terhadap hasil
akhir siswa yang dinilai hanya dengan nilai yang diperoleh bukan dari
pemahaman yang didapat.
Pembelajaran pada dasarnya berfungsi mengembangkan pengetahuan,
nilai dan sikap serta keterampilan sosial siswa untuk menelaah kehidupan
sehari-hari dan menciptakan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan
masyarakat Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Tujuan dari
pembelajaran IPS juga agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya sendiri dan juga
dapat memahami perkembangan tentang pertumbuhan masyarakat
Indonesia sejak dulu hingga sekarang.
Terlebih pada tahun 2015-2018 ini pemerintah menerapkan kurikulum
2013 dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.
Berdasarkan masalah di atas, untuk mengatasinya diperlukan model
pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari ilmu
pengetahuan sosial. Juga model yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
serta materi yang hendak diajarkan. Dibutuhkan pula variasi pembelajaran
agar tidak monoton dan yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.
4
Upaya untuk memecahkan masalah di atas yaitu dengan penerapan
model pembelajaran inkuiri. Dimana siswa di pacu untuk berpikir kritis,
menelaah dan memecahkan permasalahan dengan kekreatifan daya
pikirnya sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis berupaya
untuk menjawab permasalahan mengenai kurang kritisnya daya pikir
siswa, dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri, dalam penelitian
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di SMP Islam Al
Muhajirin”.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka sebagai berikut:
1. Fokus Penelitian
Peningkatan hasil belajar IPS sesuai dengan penerapan metode
pembelajaran inkuiri.
2. Pembatasan Masalah
Belum diketahui apakah penerapan metode inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al-
Muhajirin?
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian dan pembatasan masalah diatas,
maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu “Apakah
penerapan metode pembelajaran inquiri efektif dapat meningkatkan
hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al - Muhajirin?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini memiliki
tujuan yaitu untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar siswa IPS kelas VII di SMP Islam Al -
Muhajirin.
5
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Guru, memberikan pengetahuan tentang model pembelajaran inkuiri
dalam pengajaran sebagai solusi untuk mengatasi kejenuhan siswa
pada pelajaran.
2. Sekolah, dengan penelitian ini diharapkan sekolah menjadi lebih
bermutu dengan terus meningkatkan kualitas pembelajaran serta
kualitas guru untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
3. Pengawas, memberikan pengetahuan tentang pembelajaran inkuiri
yang dapat diterapkan dikehidupan bermasyarakat.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. KajianTeoritik
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses mendapatkan ilmu dengan
berbagai macam cara dan media yang digunakan. Belajar sangat
penting bagi kehidupan terutama kehidupan manusia. Manusia
membutuhkan kepandaian untuk menjalani hidupnya. Untuk menjadi
manusia yang dewasa dibutuhkan waktu yang lama. Manusia juga
akan selalu belajar dengan keadaan dan dimanapun dia berada dimana.
Belajar dapat dikatakan suatu kondisi yang di dalam diri seseorang
setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Dalam belajar manusia
memiliki tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
Menurut Morgan dalam Purwanto menyatakan bahwa “belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pengalaman
hidup yang dialami manusia dapat dikatan sebagai belajar. Karena dari
pengalaman tersebut manusia dapat mengalami perubahan-perubahan
yang mempengaruhi kepribadian manusia tersebut.”2
Sedangkan menurut Witherington dalam Purwanto mengemukakan
bahwa “belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.3
Dalam Purwanto, Good dan Brophy juga mengatakan bahwa
“belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata
2 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985 Cet. Ke-
2. h. 80 3Ibid., h. 81
7
karena proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang
mengalami belajar”.4
Menurut Muhibbin Syah sebagaimana dikutip oleh Barlow dalam
bukunya Educational Psycology: The Teaching Learning Procces,
berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Secara
umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan kognitif”.5
Kemudian Slameto juga mengungkapkan bahwa “belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.6
Sedangkan dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, “belajar
merupakan aktifitas manusia yang sangat vital dan secara terus
menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup”.7
Dari definisi-definisi di atas Purwanto sendiri menyampaikan
adanya beberapa elemen penting dalam mencirikan pengertian tentang
belajar, yaitu:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengulangan.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif
mantap.
d. Tiingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.8
4 Ibid., h. 82
5 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2010. Cet. ke-15. h. 88 6 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: rineka Cipta.
2010. Cet. ke-5 h. 2 7 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran. Jogja Karta: Ar
Ruzz Media.2011. Cet. Ke-1. Hal. 17
8
Jadi, dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
manusia bisa dikatakan belajar bilamana dia mampu untuk
merubah keadaan tingkah laku dan berkembang melewati
kemampuan makhluk-makhluk lain dengan kecakapannya
berdasarkan hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Terutama perubahan menuju kepribadian yang
baik, tapi kemungkinan juga berubah pada hal buruk. Belajar
menjadikan manusia berkembang secara bebas memutuskan jalan
hidupnya
2. Ciri - Ciri Belajar
Syaiful Bahri Djaramah mengemukakan beberapa ciri–ciri belajar
antara lain:
a. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar
berikutnya.
c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Dalam belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju
untuk sesuatu yang lebih baik. Perubahan yang bersifat aktif
artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan karena usaha individu itu sendiri.
d. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi
setelah belajar akan bersifat menetap.
8 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985 Cet. Ke-2
9
e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku.9
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
3. Pengertian Hasil Belajar
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya
evaluasi yang nantinya akan dijadikan tolak ukur maksimal yang telah
dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang
telah ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru
dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran
dari hasil belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran
saja tetapi juga mencakup tingkah laku siswa selama berlangsungnya
proses belajar mengajar.
Nana Sudjana mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan
tujuan yang ingin dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran.
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”10
Sedangkan Menurut Suprijono dalam buku Belajar &
Pembelajaran, “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.”11
Menurut Dimyati, “hasil belajar merupakan hasil dari interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di
9 Syaiful Bahri Djaramah. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta. 2011. Cet ke-3 h. 15-
16 10
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Karya. 2010. Cet. 15 hal. 22 11
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran. Jogja Karta: Ar
Ruzz Media.2011
10
akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.”12
Istilah hasil belajar dari bahasa Belanda”prestatie”dalam bahasa
Indonesia menjadi prtestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literatur,
prestasi selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu, seperti
dikemukakan oleh Robert M. gagne dalam setiap proses akan selalu
terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil
belajar seseorang.
Hasil belajar yang dapat dicapai siswa melalui proses pembelajaran
yang optimal cenderungmewujudkan yang berciri sebagai berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belakjar instrinsik pada diri siswa.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan siswa.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna dengan dirinya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif).
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengandalkan dirinya, terutama dalam minat hasil yang
dicapainya maupun menilai dan mengandalkan proses dan
usaha belajarnya.13
Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu hasil dari kemampuan yang dimiliki siswa
melalui proses pembelajaran berupa perbuatan, nilai, pengertian, sikap,
presiasi dan keterampilan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pendidikan melalui proses belajar mengajar.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
12
Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.
Cet. ke-4 hal.1-3 13
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Karya. 2010. Cet. 15 hal.56-57.
11
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam tingkah
laku dan kecakapan. Berhasil dan tidaknya suatu proses belajar
tergantung pada macam-macam faktor. Slameto mengungkapkan
faktor-faktornya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut
faktor individual. Faktor individual sangat besar pengaruhnya
terhadap belajar seseorang. Yang termasuk dalam faktor
invividual ini antara lain kematangan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.
Faktor-faktor sosial ini meliputi faktor keluarga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam mengajar,
lingkungan, dan kesempatan yang tersedia serta motivasi
sosial.14
Jadi, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar yaitu faktor individual yang timbul dari dalam diri sendiri dan
juga faktor dari luar individu itu sendiri yang biasa disebut faktor
sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,
tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern
dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada di luar individu.
a. Faktor-Faktor Intern
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan. Agar seseorang dapat belajar dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
14
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985 Cet. Ke-
2. h. 101-102
12
terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-
ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan,
olahraga, rekreasi dan ibadah.
b) Cacat Tubuh. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga
pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi. Siswa yang mempunyai tingkat intelengsi
yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar,
jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan
menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor
yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang
positif. Jika siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia
perlu mendapat pendidikan dilembaga pendidikan khusus.
b) Perhatian. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian
dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan
hobi atau bakatnya.
c) Minat. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap
belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat
yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal
yangsangat menarik dan berguna bagi kehidupan serta
kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
d) Bakat. Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Adalah penting
13
untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa
belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.15
Faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu
dari faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan kesempurnaan
tubuh, selain itu juga dari faktor psikologis yang meliputi tingkat
intelegensi, perhatian, bakat dan minat yang dimiliki.
b. Faktor Ekstern
Faktor Ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat
dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat.
1) Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik. Cara orang tua mendidik
anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan
pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak
tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
b) Relasi Antaranggota Keluarga. Relasi Antaranggota
Keluarga yang terpenting adalah orang tua dengan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau
dengan anggota keluarga yang yang lainpun turut
mempengaruhi belajar anak.
c) Suasana Rumah. Suasana rumah dimaksudkan sebagai
situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di
dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.
d) Keadaan Ekonomi Keluarga. Anak yang sedang belajar
selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga
membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu
15
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi).Jakarta: Rineka
Cipta. 2010. Cet. ke-5 h. 54
14
hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup
uang.16
Faktor ekstern juga sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar terutama keluarga. Cara orang tua mendidik dapat
mempengaruhi baik buruk hasil belajar. Selain itu juga dari
relasi dalam keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi
yang menunjang fasilitas belajar anak.
2) Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar. Metode mengajar yang kurang
baikakan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik
pula.
b) Kurikulum. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh
tidak baik terhadap belajar.
c) Relasi Guru dengan Siswa. Di dalam relasi (guru
dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang
diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari
sebaik-baiknya.
d) Relasi Siswa dengan Siswa. Menciptakan relasi yang
baik bagi siswa adalah perlu, agar dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.17
Faktor sekolah sangat berpengaruh untuk keberhasilan
belajar yaitu dari metode mengajar, kurikulum yang
diterapkan, relasi antara guru dan siswa juga relasi sesama
teman.
3) Faktor Masyarakat
16
Ibid., 58 17
Ibid., 59
15
a) Mass Media. Mass media yang baik memberi pengaruh
yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya mass media yang buruk juga dapat
berpengaruh buruk terhadap siswa.
b) Teman Bergaul. Teman bergaul yang baik akan
berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitupun
sebaliknya. Teman bergaul yang buruk juga akan
mempengaruhi yang bersifat buruk pula.
c) Bentuk Kehidupan Masyarakat. Kehidupan masyarakat
sekitar sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika
orang-orang dilingkungan sekitarnya berperilaku buruk
maka anak akan terpengaruh sebaliknya jika orang-
orang sekitarnya maka akan baik pula perilaku anak.18
Lingkungan masyarakat memberi pengaruh yang cukup
besar terhadap hasil belajar seperti mass media, pergaulan tehadap
teman di lingkungan masyarakat dan kehidupan yang terjadi di
masyarakat akan berdampak baik jika yang terjadi baik dan
sebaliknya akan berdampak buruk jika yang terjadi dilingkungan
buruk.
5. Konsep Pembelajaran IPS
a. Pembelajaran IPS
Menurut Trianto, “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti
sosiologi, sejarah, geogfrafi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner
dari aspek cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial
merupakan bagian ilmu dari kurikulum sekolah yang diturunkan
dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,
18
Ibid., 70
16
geografi, ekonomi politik, antropologi, filsafat, dan psikologi
sosial”.19
Menurut Rudy Gunawan sebagaimana yang dikutip oleh
Sumantri menyatakan bahwa “IPS merupakan suatu program
pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak
akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin
ilmu-ilmu sosial (Social Science), maupun ilmu pendidikan.”20
Sedangkan Rudy Gunawan menyatakan bahwa “hakikat
IPS adalah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai
makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya.”21
Melihat dari uraian diatas, IPS menurut penulis adalah ilmu
yang mempelajari manusia dalam lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial yang diambil dari berbagai ilmu sosial
berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan untuk pendidikan pada
siswa sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA.
b. Tujuan pembelajaran IPS
Pada dasarnya tujuan dari pendidkan IPS adalah untuk
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Rudy Gunawan sebagaimana dikutip oleh Kosasih
Djahiri menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah
sebagai berikut:
1) Diarahkan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan
2) Membina pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan yang
bermanfaat bagi studi lanjutan, kehidupan dan kemasyarakatan
19
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. 4. 2012. h. 171 20
Rudy Gunawan. Pendidikan IPS (Filososfi, Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
Cet 2. 2013. h. 17-19 21
Ibid., h. 17
17
3) Kecakapan menganalisis kenyataan (to analyze reality)
4) Konsep tindak merupakan target utama, melainkan proses
belajarnya yang utama, dan kemampuan menggunakan cara
menelaah.22
Sedangkan menurut Taba sebagaimana dikutip oleh Rudy
Gunawan berpendapat bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah
proses berpikir (thinking process), yang meliputi:
1) Proses pembentukan dan mengorganisasikan informasi untuk
mengembangkan konsep yang abstrak
2) Pengembangan generalisasi secara induktif, dimana para
pelajar menganalisis dan menginterpretasikan data dan
selanjutnya menarik kesimpulan atau inferensi dari data
tersebut
3) Penerapan prinsip-prinsip yakni proses memperoleh
pengetahuan seperti fakta dan generalisasi.23
Rudy Gunawan juga menyatakan bahwa tujuan pendidikan
IPS antara lain:
1) Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif,inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampiulan sosial.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial.24
Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS
menurut Nursid Sumaatmaja sebagaimana dikutip dari Rudy
22
Ibid.,h. 174 23
Abdul Rahman, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Strategi Relating,
Experiencing, Applaying, Cooperating, Transferring (REACT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII SMP Duta Bangsa, Jakarta Barat Tahun
2012”. Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2012, h. 33, tidak di publikasikan. 24
Ibid., h. 20
18
Gunawan adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang
baik, yang memiliki pengetahuan dan kepedulian sosial yang
berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”25
Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan dalam
buku Rudy Gunawan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada
tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman,
(2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4)
keterampilan.”26
Namun Somantri memberikan penjelasan P.IPS adalah
suatu synthetic disipline yang berusaha untuk mengorganisasikan
dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan. Makna synthetic discipline,
bahwa P.IPS bukan sekedar mensistesiskan konsep-konsep yang
relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, tetapi
juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan,
kebangsaan dan kenegaraan. Secara lebih tegas, bahwa Pendidkan
IPS memuat tiga sub tujuan, yaitu : Sebagai Pendidikan
Kewarganegaraan; Sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya
dalam disiplin ilmu-ilmu sosial; Sebagai ilmu yang menyerap
bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat
kemudian dikaji secara reflektif.27
Pada dasarnya tujuan IPS ialah untuk mendidik dan
memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan berbagai bekal bagi
siswa untuk menlanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Melalui pembelajaran IPS ini siswa-siswa diajarkan mengenai
realita dan permasalahan-permasalahan yang ada pada
25
Ibid., h. 21 26
Ibid., h. 22 27
Rudy Gunawan. Pendidikan IPS (Filososfi, Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
Cet 2. 2013. h. 18
19
masyarakat,yang dalam pemecahan maslahnya tidak dapat
dipecahkan dengan satu ilmu pengetahuan tertentu saja. Masalah
sosial yang terjadi memerlukan pembahasan dari berbagai
pandangan yang melibatkan ilmu pengetahuan lainnya.
6. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Inkuiri
Dalam bahasa Indonesia inkuiri adalah “penyelidikan,
pertanyaan, pemeriksaan dan permintaan keterangan. Inkuiri dapat
dikatan belajar mencari dan menemukan sendiri.”28
Pembelajaran inkuiri adalah “rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan.”29
Pada awalnya inkuiri banyak digunakan dalam ilmu-ilmu
alam. Namun, para ahli pendidikan ilmu sosial mengadopsi inkuiri
yang kemudian dinamakan inkuiri sosial. Menurut Robert A.
Wilkins sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya yang menyatakan
bahwa “dalam kehidupan masyarakat yang terus menerus
mengalami perubahan, pengajaran harus menekankan kepada
pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan,
menurutnya menuntut perubahan pola mengajar dari hanya yang
sekedar mengingat fakta yang dilakukan melalui pembelajaran
kuliah dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan
(driil) dalam pola tradisional, menjadi pengembangan kemampuan
berpikir kritis (critical thinking). Pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir itu adalah inkuiri sosial.”30
28
Aziz Fahrurozzi, dkk., Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Ciputat: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2012. h. 164 29
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Cet. 5. 2008. h.196 30
Ibid., h. 205
20
Inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu model pembelajaran
yang berorientasi pada pengalaman siswa.
“Model inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual,
dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai
betanya-tanyatentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir model
ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan
pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih
cermat.”31
Berkenaan dengan pembelajaran inkuiri sosial yang
dikembangkan oleh Massialas dan Cox dalam buku Made Wena.
“Pemilihan inkuiri sosial untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran sosial karena model ini khusus dirancang untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
memecahkan masalah-masalah sosial, kemudian beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa ini model ini terbukti efektif
meningkatkan kemampuan dan keterampiulan siswa dalam
memecahkan masalah-masalah sosial, serta merupakan sinkronisasi
antara teori mengajar dan teori belajar, yang memiliki prosedur
yang sistematis dan mudah diterapkan oleh pengajar.”32
Dengan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa metode inkuiri ini sangat menekankan pada berpikir kritis
siswa dalam memecahkan masalah yang mereka pelajari dan
hadapi berdasarkan pengalaman. Dimana guru hanya
membantunya ketika diperlukan sehingga dapat memacu daya pikir
siswa dengan hasil pemikiran sendiri guna mngembangkan
kemampuan berpikirnya.
31
Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
h. 76 32
Ibid., h. 81
21
b. Ciri – Ciri Model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa ciri dari model pembelajaran inkuiri yaitu,
pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses
pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu
sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Dengan demikian strategi ini
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dalam pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental.33
Model pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan memilikii
beberapa ciri-ciri yaitu siswa berperan untuk menemukan sendiri
inti dari materi pelajaran itu sendiri, guru sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa dan bertujuan mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis serta
mengembangkan intelektualnya
c. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Inkuiri
Prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri mengacu pada hal-hal
sebagai berikut:
33
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Cet. 5. 2008. H.196-197
22
1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian,
strategi pembelajaran ini selain beorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswamaupun interaksi siswa
dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti bukan
menempatkan guru sebagai sumber belajar, tetapi pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam model
pembelajaran inkuiri adalah guru sebgaai penanya. Sebab,
kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
Oleh karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam
setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Maka diperlukan
sikap yang kritis pada siswa untuk bertanya guna
mengembangkan kemampuan berpikirnya atas apa yang
mereka pelajari.
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sebuah fakta, akan
tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think),
yakni proses mengembangkan seluruh bagian otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal.
5) Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai
kemungkinan. Pembelajaran bermakna adalah
23
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan
sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukannya.34
Pembelajaran inkuiri memiliki prinsip-prinsip yang saling
berkorelasi antara lain pengembangan intelektual yaitu kemampuan
berpikir, prinsip interaksi anatar siswa dengan guru, siswa dengan
siswa dan siswa dengan lingkungan. Guru sebagai penanya untuk
merangsang daya pikir anak. Siswa juga diupayakan belajar untuk
berpikir menggunakan otak secara maksimal serta prinsip
keterbukaan untuk membuktikan suatu kebenaran hipotesis yang
diajukan.
d. Tahapan Pembelajaran Inkuiri
1) Tahap Orientasi
Tahap dimana untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Dengan cara menjelaskan topik,
tujuan dan hasil belajar yang diharapkan, menjelaskan langkah
yang harus dilalui siswa dan menjelaskan pentingnya mempelajari
topik materi.
2) Tahap Merumuskan Masalah
Membawa siswa kepada persoalan yang mengandung teka-
teki. Masalah dirumuskan oleh siswa, jawaban sudah pasti ada, serta
konsepnya sudah diketahu siswa sebelumnya.
3) Tahap Merumuskan Hipotesis
Jawaban sementara atas masalah yang sedang dikaji.
a) Tahap Mengumpulkan Data
Menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
34
Ibid., 197
24
b) Tahap Menguji Hipotesis
Yaitu proses menentukan jawaban sesuai data yang diperoleh.
c) Tahap Merumuskan Masalah.
Mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasar pada hasil
pengujian hipotesis.35
Dalam pembelajaran inkuiri dibutuhkan kemampuan berfikir
yang tinggi yang mampu mengembangkan daya pikirnya terhadap
pembelajaran yang mereka hadapi. Mereka harus mampu merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, menumpulkan data dan menarik
kesimpulan. Dalam hal ini siswa di tuntut untuk menganalisis dan
menyimpulkan sendiri dari apa yang telah dialami. Sedangkan guru
hanya memberi pengarahan dan memfasilitasi mereka ketika dibutuhkan
e. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri
1) Keunggulan
a) Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b) Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
c) Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata.
35
Ibid., 198
25
2) Kelemahan
a) Jika inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut sebelum pelaksanaan
pembelajaran inkuiri sebaiknya guru mempersiapkan secara
matang dan mengatur alur pembelajaran sehingga kegiatan
dengan model inkuiri dapat berjalan sesuai kriteria.
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
Oleh karena itu guru perlu berhati-hati dan awas terhadap
apa yang sedang berlangsung di kelasnya agar setiap
pembelajaran yang dilaksanakan memberikan hasil yang
memuaskan bagi siswa.
c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
Untuk itu sebaiknya siswa diberikan kesempatan dan waktu
lebih banyak untuk belajar secara mandiri dan
memanajemen proses mereka, sehingga mereka semakin
terbiasa dan waktu berangsur-angsur tak lagi akan menjadi
sebuah masalah besar dalam implementasi pembelajaran
ini.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka
inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. Oleh
karena itu guru sangat berperan untuk kebehasilan dalam
belajar. Guru harus menciptakan metode pembelajaran
yang tepat, agar memicu semangat dalam proses belajar
mengajar, dapat menumbuhkan minat dan motivasi dalam
26
mengikuti pelajaran, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. 36
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Anugrah Ilham Prakoso, program studi pendidikan fisika, jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,
Jakarta 2012 yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpiki Kreatif Siswa SMP, menyimpulkan bahwa
hasil terdapat pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa SMP pada konsep gerak. Penelitian
dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 22 Desa Pamulang Barat
Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang Selatan.
Ratu Siti Nurjanah, program studi Pendidikan Biologi, , jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,
Jakarta 2012 yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Inquiry Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep sitem Pencerahan.
Menyimpulkan bahwahasil dari penelitian menunjukan terdapat pengaruh
metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada konsep pencerahan pada
maanusia di SMP Lewidamar.
Titi Rohaeti, program studi Pendidikan Biologi, , jurusan PGMI Dual
Mode Sistem, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta 2012 yang berjudul
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui Penenrapan Model
Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Cahaya. Titi menyimpulkan
bahwa penerapan model inkuiri terbimbing padamateri pokok cahaya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran di MI Al-Furqon Jakarta Selatan
36
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Cet. 5. 2008. h. 208-209
27
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :
1. H1o : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al –Muhajirin
tahun ajaran 2017/2018.
2. H2o : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al –Muhajirin
tahun ajaran 2017/2018.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al - Muhajirin di Padurenan
III, Gunungsindur, Bogor. Dapat di lihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018,
yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2018. Waktu
penelitian dapat dilihat pada table 3.1.
29
Tabel 3.1
Uraian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Penelitian Feb Mar Apr Mei Juni 2018
1 Persiapan dan
Perencanaan
2 Observasi (Studi
Lapangan)
3 Kegiatan Penelitian
4 Analisis Data
5 Laporan Penelitian
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dengan dua siklus. Penelitian ini dikembangkan berdasarkan
permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas.
Pada penelitian tindakan ini akan digunakan pendekatan model
pembelajaran inkuiri dalam mengembangkan daya pikir dan analisis peserta didik.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di
kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3)
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat. PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian
tindakan (action reasearch) yang dilakukan oleh guru didalam kelas.
PTK menurut Carr dan Kemmis adalah “suatu bentuk penelitian refleksi
diri (self reflektive) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk
memperbaiki rasionalitas dan kebenaran.”1
1 Wujaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
Barat: PT. Indeks. Cet. 5. 2012. h. 8
30
Sedangkan menurut McNiff (memandang hakikat PTK sebagai “bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian
tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan
interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran.”2
Adapun menurut Wina Sanjaya PTK dapat diartikan “ sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya
untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh
dari perlakuan tersebut.”3
1. Desain Siklus Penelitian
Prosedur penelitian tindakan ini bersifat siklus. Peneliti akan melakukan
sebanyak 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yakni
perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan refleksi. Berikut ini penggambaran dari
siklus PTK:
Sumber : Model Spiral (Suharsimi Arikunto)
2 Ibid. h. 9
3 Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. 2009. Cet. ke-2. H. 26
31
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dari tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2
Tahapan Tindakan Siklus 1
Kegiatan
Pendahuluan
a. Observasi Pada Pembelajaran
Siklus 1 Perencanaan a. Orientasi siswa terhadap masalah.
b. Menganalisis dan merumuskan
masalah.
c. Menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri.
d. Menyiapkan instrumen yang
meliputi RPP, soal test ( Pretest
dan Posttest) yang akan dikerjakan
oleh siswa dan lembar observasi.
e. Melakukan uji coba instrumen.
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS
terpadu dengan menggunakn pendekatan
inkuiri sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun.
Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian
b. Observasi kelas
c. Observasi siswa
Refleksi Menganalisis data yang diperoleh dari
hasil penelitian dan pengamatan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan
tindakan.
Siklus II
Penulisan Laporan Penelitian
32
2. Peran Peneliti dan Partisipan dalam Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai pelaksana kegiatan
atau praktisi dan perancang kegiatan. Praktisi membuat perencanaan
kegiatan, kemudian melakukan pengamatan, mengumpulkan dan
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Adapunpenelitian ini
dibantu oleh guru mata pelajaran IPS kelas VII-10 yang bertindak sebagai
observer atau pengamat.
3. Jenis Data atau Sumber data yang Dikumpulkan
Data dan sumber data dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data
Data Sumber Data Instrumen
Kognitif (Penguasaan
Konsep)
Peserta didik Pretest dan Posttest
Aktifitas dan sikap
peserta ketika proses
pembelajaran
Peserta didik dan guru Lembar aktifitas guru
dan peserta didik serta
catatan lapangan
Respon peserta didik
dan observer terhadap
proses pembelajaran
Peserta didik dan
observer
Wawancara
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan instrumen pengumpulan data yang dilakukan pada
penelitian ini antara lain:
a. Tes
Tes adalah instrument pengumpulan data untuk mengukur
kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan
materi pembelajaran.4 Tes tertulis ini berupa tes awal (pre test) dan tes
akhir (post test) jenis pilhan ganda. T. Raka Joni menyatakan bahwa
“jenis tes bentuk multiple choice merupakan bentuk tes yang paling
4 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, jakarta, Jakarta: 2011, cet ke-3, h. 103
33
fleksibel.”5 Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian dengan pilihan ganda.
Tes awal (pre test) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan
pelajaran diberikan kepada siswa, karena itu butir-butir soalnya dibuat
yang mudah.
Sedangkan tes akhir (post test) adalah “bahan-bahan pelajaran yang
tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan
biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan tes awal”.6 Tes
tersebut dalam tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 15 soal.
b. Observasi
Observasi merupakan “teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”.7
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi untuk melihat aktifitas siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktifitas siswa dan
guru yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan
indikator pembelajaran model Inkuiri. Observasi dalam PTK adalah
pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja proses belajar
mengajar.8
c. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini berupa tanggapan atau kendala
yang dialami ketika pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri berlangsung. Wawancara ini dilakukan secara
terencana, dan dilihat dari bentuknya wawancara ini dilakukan secara
5 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet ke-1, h. 2
6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007,
h. 69 7 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, jakarta, Jakarta: 2011, cet ke-3, h. 86
8 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi
Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008, h. 73
34
terbuka, dimana siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
sesuai dengan pendapatnya sendiri. Wawancara dilakukan dengan baik
terhadap siswa maupun observer setelah pembelajaran berakhir.
d. Dokumentasi
kegiatan pembelajaran, sedangkan nilai hasil tes berfungsi
untuk mengetahui daya serap dan penguasaan materi yang telah
diajarkan peneliti.Dokumentasi berupa foto dan nilai tes siswa, foto
berguna untuk memberi gambaran partisipasi siswa dalam
mengikuti
5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu
peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menagnalisis data
merupakan salahsatu cara yang dilakukan peneliti untuk menguraikan data
yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meniliti,
tetapi juga untuk orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian
tersebut. Data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa, lembar observasi
aktivitas siswa dan guru pada proses pembelajaran, wawancara dan respon
siswa terhadap model pembelajaran Inkuiri.
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis konsep menggunakan analisis
deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor, nilainya selisih antara
nilai pre test dan post test dibagi dengan kenaikan skor maksimum, gain
menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.
Untuk mengetahui peningkatan skor pre test dan post test
menggunakan rumusan Normalized Gain.
N-Gain = Skor Pre test – Skor Post test
Skor Maksimum – Skor Pretest
35
Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar
siswa maka digunakan kriteria pada tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interpretasi Kriteria Tingkat Gain
Rentang Indeks N-Gain Kategori Peningkatan
g>0.7 Tinggi
0.3<g<0.7 Sedang
g<0.3 Rendah
C. Teknik Validasi Data
Teknik validasi data diperoleh dari:
1. Data Kuantitatif
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian,
terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap responden, yaitu orang-
orang diluar subjek (sampel) yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini
dilakukan uji coba kepada siswa kelas IX. Tes uji tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat
validitas dan realibilitasnya atau tidak.
a. Uji Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.9
Untuk menentukan validnya suatu butir soal dalam hal ini
menggunakan program ANATES. Rumusnya sebagai berikut:10
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2013, h. 211 10
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo. H. 185
36
√
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi poin biseral
Mp = Rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul dari item
yang dicari validitasnya
Mt = Rata-rata skor soal
St = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
q = Proporsi siswa yang menjawab ( q = 1–p )
Namun dalam penelitian ini pengujian validitas alat ukur
dilakukan dengan menggunakan Anates reliabilitas instrumen
b. Uji Realibilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur
apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah soal yang disusun dapat memberikan hasil
yang tepat atau tidak. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk
sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan
tetap sama. Instrumen disebut reliabil mengandung arti bahwa
instrumen tersebut cukup baik dan mengungkap data yang bisa
dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes hasil belajar
siswa Kuder-Ricardshon (K-R-20) dengan rumus sebagai berikut:11
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1999, h. 100.
37
r11 [
] [
∑
]
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
Vt : Varians total
P : Proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir
(proporsi subyek yang mendapat skor 1).
q : Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q=1-p)12
Adapun kriteria pengujiannya adalah :
r11 = 0,00-0,20 = reliabilitas kecil
r11 = 0,20-0,40 = reliabilitas rendah
r11 = 0,40-0,70 = reliabilitas sedang
r11 = 0,70-0,90 = reliabilitas tinggi
r11 = 0,90-1,00 = reliabilitas sangat tinggi
r>r = tabel instrumen hasil belajar reliabel
r<r = tabel instrumen hasil belajar tidak reliabel
c. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui taraf kesukaran soal dari suatu tes dapat
digunakan rumus sebagai berikut:13
P =
Keterangan:
P = Tingkat kesukaran soal
12 Ibid., h. 283
13 Ibid, h. 108
38
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria Kesukaran:
0,0-0,25 : Sangat Sukar
0,26-0,50 : Sukar
0,51-0,75 : Sedang
0,76-1,00 : Mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk
membedakan kelompok peserta didik antara peserta kelompok
didik yang pandai dengan kelompok peserta didik yang kurang
pandai. Cara penghitungan daya pembeda ini menggunakan rumus
sebagai berikut:14
DP =
Ba = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
benar
Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu benar
Ja = banyaknya peserta kelompok atas
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
14
Ibid, h.218
39
Klasifikasi Daya Pembeda:
D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 - 0,40 : cukup (satisfactory)
D : 0,40 - 0,70 : baik (good)
D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)
D : negatif : tidak baik sebaiknya dibuang
2. Data Kualitatif
Triangulasi
Triangulasi is qualitative cross-validation, it assesses the
sufficiency of yhe data according to the convergence of multiple data
sources of multiple data collection procedures (William Wiersma,
1986). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.15
Dalam teknik ini peneliti menggunakan triangulasi teknik
pengumpulan data. Triangulasi teknik digunakan untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh
dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi, kemudian
dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas
data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau
mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: ALFABETA,
2008, h. 273.
40
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Observasi
Kuesioner atau Dokumentasi
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Sekolah
SMP Islam Al-Muhajirin mulai didirikan pada tahun 2010 di bawah
Yayasan pimpinan keluarga Bapak Drs. H. Abdullah Syafi’i, MM. dengan
alasan melihat kondisi siswa lulusan SDN di daerah Padurenan kecamatan
Gunungsindur banyak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Sebab, daerah dan Desa yang memiliki 3 SD Pada waktu itu
banyak penghasilan masyarakatnya tahunan, yaitu bergantung kepada hasil
perkebunan, sedangkan jarak dari daerah Padurenan untuk menjangkau
SMP diluar Padurenan yang terdekat sejauh 2 km.
Selain jarak yang begitu jauh juga faktor kendaraan yang pada waktu
masih sedikit. SMP Islam Al-Muhajirin adalah satu satunya SMP Swasta
pilihan masyarakat di Desa Padurenan, disebabkan di desa tersebut tidak ada
sekolah SMP Negeri maupun SMP Swasta. Sehingga dalam Proses
Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Islam Al-Muhajirin tidak memakai
sistem Peringkat Nilai UN.
Dengan semakin majunya sekolah pada khususnya dan majunya
dunia pendidikan pada umumnya, menyusun perencanaan/program sekolah
untuk jangka waktu yang akan datang merupakan suatu keharusan yang
tidak bisa ditawar-tawar lagi, untuk hal tersebut sekolah mencoba menyusun
Rencana Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah, dengan harapan
kegiatan-kegiatan rutin sekolah dan kegiatan-kegiatan pengembangan
sekolah dapat lebih terprogram dan jelas arah tujuannya.
Pada awal pertama kali SMP Islam Al-Muhajirin berdiri, gedung
sekolah ini terbilang sangat sederhana. Gedung SMP Islam Al-Muhajirin
hanya dibangun dari bahan material yang sederhana dan bangunan
42
sekolahnya tidak terlalu besar. SMP Islam Al-Muhajirin ini menjadi satu-
satunya Sekolah Menengah Pertama yang terbilang sangat murah di daerah
Padurenan, Gunungsindur.
Guru-guru yang mengajar di sekolah ini rata-rata sudah memenuhi
syarat sebagai tenaga pengajar yaitu lulusan S1 dan S2 yang memegang
mata pelajaran masing-masing sesuai jurusan yang diambil pada fakultas
masing-masing guru. Guru yang mengajar sangat dipercaya untuk mengajar
di sekolah ini dikarenakan kinerja dan pengabdian mereka yang sangat baik
terhadap SMP Islam Al-Muhajirin.
2. Profil Sekolah
Sekolah Yayasan Al-Muhajirin Gunungsindur memiliki profil
sebagai berikut :
1) Nama Sekolah : SMP Islam Al - Muhajirin
2) Alamat : Jl. Pedurenan III RT 003/001, Kec.
Gunungsindur, Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat
3) Email : [email protected]
4) Fax/Telp : 081319686702
5) Status Sekolah : Swasta
6) Akreditasi : B (Mulai tahun )
7) Nama Yayasan/Pengelola : Yayasan SMP Islam Al -Muhajirin
8) Nama Ketua Yayasan : Drs. H. Abdullah Syafi’i, MM
9) Izin Operasional : DISDIK No.
421.3/435/DISDIK/209
10) N.S.S : 202.02.02.11.505
11) N.P.S.N : 20268231
12) Nomor Akte Pendirian : WJ/MAN/1679/1994
13) Luas Lahan/Bangunan : ± 1650
14) Status dan Bukti : Akte Notaris Rika Sumantri No. 01
2009
43
15) Pengesahan Akte Pendirian : Dari KEMENTRIAN HUKUM &
HAK AJASI MANUSIA NO. AHU-1415. AH. 01.04 TH. 2010
Tgl 15 April 2010
16) Surat Persetujuan Lingkungan : Warga Rt.03/01 Desa Pedurenan
Kec. Gunungsindur Tgl 12 Juni 2009.
17) Surat Keterangan Domisili : Dari Kepala Desa & Camat
Gunungsindur No. 503/06/VIII/2009 Tanggal 06 Agustus 2009.
18) Surat Keterangan Terdaftar Departemen Keuangan : No. PEM –
0012883.ER/WPJ.22/Kp.0803/2009 Tanggal 19 Oktober 2009.
19) Lembaran Berita Negara : AHU.1415.AH.01.04 Tahun 2010.
20) Pendiri Yayasan : 1. Drs. H. Abdullah Syafii, MM
2. Hj. Aisyah
3. Eliya Husna SE
4. Sri Mulyati, S.Pd.I
21) Kepemilikian Lahan : Milik Pribadi
22) Nama Kepala Sekolah : Sri Mulyati, S.Pd.I
23) Alamat : Depok
24) Kurikulum : Kurikulum 2013 dan KTSP
25) Waktu Belajar : 07.30 s.d 14.30
26) Muatan Lokal : Bahasa Arab, Tahfidz dan Tadarus
Al-Qur’an
27) Kegiatan Ekskul : Paskibra, Pramuka, Marawis,
Rohanis, Seni Tari, Marching Band, Gamelan dan Pencak Silat
*Visi SMP Islam Al - Muhajirin yaitu:
Terbentuknya warga sekolah yang berprestasi, berilmu dan berteknologi
dengan didasari iman dan taqwa serta berakhlak mulia.
*Misi SMP Islam Al - Muhajirin adalah sebagai berikut :
a. Membentuk warga sekolah yang inovatif
b. Membentuk warga sekolah yang diterima di masyarakat
44
c. Meningkatkan disiplin pengalaman dan penghayatan ajaran Islam
d. Memberikan pelayanan yang prima
3. Tenaga Kependidikan
Yayasan SMP Islam Al - Muhajirin memiliki tenaga pendidik
berjumlah 14 orang lulusan S1, terdiri dari 6 laki-laki dan 8 perempuan.
Sedangkan tenaga pendidik yang memiliki lulusan S2 berjumlah 2 orang
dengan jenis kelamin laki-laki dapat dilihat pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Data Identitas Guru
No. Nama TTL Jabatan Pendidikan Tugas
Mengajar
1 Drs. H.
Abdullah
Syafii, MM
Tangerang,
01 - 01 -
1952
Pimpinan
Yayasan S2 BP/BK
2 Sri Mulyati,
S.Pd.I
Bogor, 19
- 04 - 1983
Kepala
Sekolah S1 PAI
3 Asep
Ibrahim,
S.Pd
Guru S1 IPS
4 Muhamad
Romli S.S
Bogor, 20
- 07 - 1993 Guru S1
Bahasa
Indonesia
5 Amrullah,
M.Pd Guru S2 Matematika
6 Ririn
Karina
Husin, S.Pd
Bogor, 11
- 11 –
1994
Guru S1 IPA/PRKW
45
Lanjutan Tabel 4.1
7 Ersi Syaulla
S.Pd Guru S1
Bahasa
Inggris
8 Sri
sugiyarti,
S.Pd
Surabaya,
13 - 09 -
1949
Guru S1 Seni
Budaya
9 Niin
Supriatna,
S.Pd.I
Bogor, 20
- 02 - 1993 Guru S1 Penjaskor
10 Tini Kartini
S.Pd Guru S1
Bahasa
Sunda
11 Jefi
Burhanudin,
S.Pd.I
Bogor, 04
- 09 - 1992 Guru S1 PAI/BTQ
12 Hanun
Ruhana
D.S.Tp
Solo, 11 –
12 – 1980 Guru S1 Matematika
13 Ikbar
Fauzi,S.Pd
Bogor, 08
– 03 –
1994
Guru S1 PLH/Fiqih
14 Shoheh
Lazuardi
Bogor, 30
- 07 - 1992 Guru S1 TIK
15 Yeni
Dahlia,S.Pd
Bogor, 23
- 02 -1982
KAUR -
TU S1 PKN
46
Lanjutan Tabel 4.1
16 Eliya
Husna, SE
Bogor, 23
- 01 - 1978
KAUR -
TU S1
17 Faisal Bahri Bogor, 21
- 001 -
1995
Caraka SMA
18 Nanang Bogor, 07
- 09 - 1979 Guru SMP
Jumlah 18
4. Siswa
Jumlah Siswa-siswi
Siswa-siswi pada sekolah SMP Islam Al – Muhajirin sejak tahun
2010 sampai 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 memiliki siswa
sebanyak 26 orang dengan jumlah 1 kelas, sampai dengan pada tahun 2017
mengalami peningkatan memiliki siswa-siswi sebanyak 223 orang yang
terbagi dalam 6 kelas. Kelas 7 , 8 dan 9 masing-masing terbagi menjadi 2
kelas.
5. Sarana dan Prasarana
a) Data Keadaan Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang proses pembelajaran SMP Islam Al - Muhajirin
memiliki 8 ruang kelas dengan keadaan baik, 1 Ruang Lab IPA deangan
keadaan baik, 1 Ruang Perpustakaan dengan keadaan baik, 1 Ruang Lab.
Komputer dengan keadaan baik, Lapangan Olahraga, 1 Ruang UKS
dengan keadaan baik. Untuk Kepala yaysan juga memiliki ruangan khusus
dengan keadaan baik, juga memiliki Ruang Kepala Sekolah dengan
keadaan baik, ruang Tata Usaha dengan keadaan baik, Kamar Mandi
47
Siswa dengan keadaan baik, Ruang Kamar Mandi Siswi dengan keadaan
baik. Data pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Sekolah
No. Sarana Prasarana Jumlah Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Ruang Kelas 6 6
2. Ruang Kepala Yayasan 1 1
3. Ruang Kepala Sekolah 1 1
4. Ruang Guru dan Tata Usaha 1 1
5. Ruang Lab IPA 1 1
6. Ruang Perpustakaan 1 1
7. Ruang Lab.Komputer 1 1
8. Ruang Keterampilan
9. Ruang Multi Media
10. Masjid/Musholla 1 1
11. Lapangan Olahraga /
Upacara 1 1
12. Ruang UKS 1 1
13. Ruang Kamar Mandi Guru
Laki-laki 1 1
14 Ruang Kamar Mandi Guru
Perempuan 1 1
48
Lanjutan Tabel 4.2
15. Ruang Kamar Mandi Siswa
Laki-laki 1 1
16. Ruang Kamar Mandi Siswa
Perempuan 1 1
17. Ruang Pantry 1 1
b) Peralatan Penunjang Pembelajaran
Untuk kenyamanan proses belajar mengajar sekolah SMP Islam Al
– Muhajirin memiliki peralatan penunjang belajar yang cukup baik,
proyektor yang memadai dan masih keadaan baik. Ada lapangan olahraga
yang memadai dan disamping lapangan ada parkir motor, dan juga ruang
perpustakaan yang cukup memadai. Tapi Madrasah ini belum mempunyai
Lab IPS untuk menunjang pelajaran IPS. Data pada tabel 4.3 sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Peralatan Penunjang Pembelajaran
No Jenis
JUMLAH KONDISI Ketera
ngan Cukup Kurang Baik Rusak
1 Peralatan Lab.IPA √ √
2 Peralatan Lab.IPS Belum
ada
3 Peralatan TIK √ √
4 Peralatan Olahraga
Siswa √
√
5 Buku Perpustakaan √
√
49
6 LCD/ Proyektor √ √
7 Air Conditioner
(AC)
Belum
ada
B. Hasil Uji Instrumen
1. Uji Instrumen Siklus I
a. Analisa Validitas dan Reliabilitas Soal Pre Test
Analisis validitas soal dilakukan dengan menganalisis butir soal
menggunakan rumus Korelasi Point Biserial sebagai berikut:
Kriteria penerimaan tiap butir soal valid atau tidak valid, yaitu r
hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment,
yang telah ditentukan pada α = 0.05. Apabila r hitung lebih besar r
tabel berarti diterima (valid). Hasil perhitungan dijelaskan pada tabel
4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Soal Tes
Nom
or
Uji
Coba
Soal
Tes
t
α
r T
abel
Pro
du
ct
Mom
ent
r hit
ung
Ket
eran
gan
1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.460 Valid
2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.560 Valid
3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.560 Valid
4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.40 Valid
50
Lanjutan Tabel 4.4
5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 1.040 Valid
6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.350 Valid
7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.450 Valid
8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.450 Valid
9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.470 Valid
10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.510 Valid
11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.550 Valid
12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.390 Valid
13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.530 Valid
14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.470 Valid
15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.520 Valid
16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.790 Valid
17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.530 Valid
18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.410 Valid
19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 0.570 Valid
20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.065 Valid
Tabel 4.5 Rekapituasi Soal yang Valid
NO
INDIKATOR SOAL
NO SOAL
YANG
VALID
Ket
1 Siswa dapat menunjukkan
pengertin permintaan dengan benar
0.450 Valid
2 Siswa dapat menunjukkan
pengertian penawaran
0.560 Valid
51
Lanjutan Tabel 4.5
3 Siswa dapat menunjukkan maksud
dari penawaran dengan benar
0.560 Valid
4 Siswa dapat menunjukkan
permintaan efektif dengan benar
0.410 Valid
5 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan potensial
1.040 Valid
6 Siswa dapat menunjukkan
permintaan individu dengan benar
0.350 Valid
7 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan kelompok dengan benar
0.450 Valid
8 Siswa dapat menunjukkan maksud
permintaan pasar dengan benar
0.450 Valid
9 Siswa dapat menunjukkan faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
biaya dengan benar
0.470 Valid
10 Siswa dapat menunjukkan faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keunggulan dengan benar
0.510 Valid
11 Siswa dapat menunjukkan faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keuntungan
0.550 Valid
52
Lanjutan Tabel 4.5
12 Siswa dapat menunjukkan faktor
dari penawaran dengan benar
0.390 Valid
13 Siswa dapat menunjukkan hukum
penawaran dengan benar
0.530 Valid
14 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran dengan benar
0.470 Valid
15 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran positif dengan
benar
0.520 Valid
16 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi permintaan
dengan benar
0.790 Valid
17 Siswa dapat menunjukkan dampak
penapatan akan permintaan dengan
benar
0.530 Valid
18 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan selera pembeli dengan
benar
0.410 Valid
19 Siswa dapat menunjukkan dampak
kualitas barang dengan benar
0.570 Valid
20 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan ramalan masa depan
dengan benar
0.065 Valid
53
Harga 20 butir soal tersebut melampaui harga r tabel harga kritik
dari r Product Moment ternyata besarannnya melebihi batas harga r tabel.
Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r tabel (5%) adalah 0,312 dan r
tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian semua butir soal tersebut
adalah valid karena melebihi dari harga r tabel 0.312.
Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil
perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq
adalah 4,10 dan varian total diketahui 20,34. Sehingga diperoleh data
reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 0,839. Nilai reliabilitas sebesar
0,839 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan
1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian
instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
b. Analisa Validitas dan Reliabilitas Soal Post Test
Analisa Uji Validitas soal Post Test dapat dilihat pada tabel 4.6 :
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Soal Tes
Nom
or
Uji
Coba
Soal
Tes
t
α
r T
abel
Pro
duct
Mom
ent
r hit
ung
Ket
eran
gan
1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.380 Valid
2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.034 Valid
3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.330 Valid
4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.450 Valid
5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 1.000 Valid
6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.420 Valid
7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.380 Valid
8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.530 Valid
54
Lanjutan Tabel 4.6
9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.330 Valid
10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.340 Valid
11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.410 Valid
12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.420 Valid
13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.320 Valid
14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.390 Valid
15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.410 Valid
16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.350 Valid
17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.350 Valid
18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.330 Valid
19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 1.020 Valid
20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.350 Valid
Tabel 4.7 Rekapituasi Soal yang Valid
NO
INDIKATOR SOAL
NO SOAL
YANG
VALID
Ket
1 Siswa dapat menunjukkan
pengertin permintaan dengan benar
0.380 Valid
2 Siswa dapat menunjukkan
pengertian penawaran
0.034 Valid
3 Siswa dapat menunjukkan maksud
dari penawaran dengan benar
0.330 Valid
55
Lanjutan Tabel 4.7
4 Siswa dapat menunjukkan
permintaan efektif dengan benar
0.450 Valid
5 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan potensial
1.000 Valid
6 Siswa dapat menunjukkan
permintaan individu dengan
bewnar
0.420 Valid
7 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan kelompok dengan benar
0.380 Valid
8 Siswa dapat menunjukkan maksud
permintaan pasar dengan benar
0.530 Valid
9 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
biaya dengan benar
0.330 Valid
10 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keunggulan dengan benar
0.340 Valid
11 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keuntungan
0.410 Valid
12 Siswa dapat menunjukkan faktor
dari penawaran dengan benar
0.420 Valid
56
Lanjutan Tabel 4.7
13 Siswa dapat menunjukkan hukum
penawaran dengan benar
0.320 Valid
14 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran dengan benar
0.390 Valid
15 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran positif dengan
benar
0.410 Valid
16 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi permintaan
dengan benar
0.350 Valid
17 Siswa dapat menunjukkan dampak
penapatan akan permintaan dengan
benar
0.350 Valid
18 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan selera pembeli dengan
benar
0.330 Valid
19 Siswa dapat menunjukkan dampak
kualitas barang dengan benar
1.020 Valid
20 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan ramalan masa depan
dengan benar
0.350 Valid
Harga 20 butir soal tersebut melampaui harga r tabel harga kritik
dari r Product Moment ternyata besarannnya melebihi batas harga r tabel.
Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r tabel (5%) adalah 0,312 dan r
57
tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian semua butir soal tersebut
adalah valid karena melebihi dari harga r tabel 0.312.
Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil
perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq
adalah 3,80 dan varian total diketahui 09,59. Sehingga diperoleh data
reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 0,637. Nilai reliabilitas sebesar
0,839 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan
1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian
instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
a. Daya Pembeda
Dari 20 soal yang di uji memiliki daya pembeda. Berikut
rekapitulasi daya pembeda instrumen uji validitas siklus I pada tabel 4.8 :
Tabel 4.8
Rekapitulasi Daya Pembeda
No
Soal
Pretes Postes
DP Kesimpulan DP Kesimpulan
1 0,2 Cukup
0,3 cukup
2 0,4 Baik
0,2 cukup
3 0,3 Cukup
0,2 cukup
4 0,4 Baik
0,3 cukup
5 0,5 Baik
0,15 Jelek
6 0,2 Cukup
0,2 cukup
7 0,6 Baik
0,4 baik
8 0,35 Cukup
0,5 baik
58
Lanjutan Tabel 4.8
9 0,45 Baik 0,2 cukup
10 0,3 Cukup
0,3 cukup
11 0,2 Cukup
0,4 baik
12 0,5 Baik
0,4 baik
13 0,3 Cukup
0,2 cukup
14 0,5 Baik
0.9 Baik sekali
15 0,4 Baik
0,4 baik
16 0,7 Baik sekali 0,2 cukup
17 0,6 Baik
0,1 cukup
18 0,2 Cukup
0,2 cukup
19 0,6 Baik
0,1 cukup
20 0,5 Baik
0.25 cukup
Keterangan
D : 0,00 - 0,19: jelek (poor)
D : 0,20 - 0,39 : cukup (satisfactory)
D : 0,40 - 0,69 : baik (good)
D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)
D : negatif : tidak baik sebaiknya dibuang
59
Dari tabel 4.8 diatas daya pembeda pada pre test memiliki soal
yang cukup/diterima 7, jelek/ditolak 0, dan baik 12 soal dan baik sekali 1
soal. Sedangkan postesnya memiliki soal yang cukup/diterima 14 soal,
jelek/ditolak 1 soal, baik 5 soal, dan sangat baik 1 soal.
b. Tingkat Kesukaran
Dari 20 soal yang di uji memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-
beda. Berikut rekapitulasi tingkat kesukaran instrumen uji validitas siklus I
0,0-0,25 : Sangat Sukar
0,26-0,50 : Sukar
0,51-0,75 : Sedang
0,76-1,00 : Mudah
Tabel 4.9
Rekapitulasi Tingkat Kesukaran
No
Soal
Pretes Postes
TK Kesimpulan TK Kesimpulan
1 0,9 mudah
0,8 mudah
2 0,8 mudah 0,9 mudah
3 0,8 mudah
0,8 mudah
4 0,8 mudah
0,7 sedang
5 0,825 mudah
0,825 mudah
6 0,8 mudah
0,8 mudah
7 0,5 sukar
0,6 sedang
8 0,5 sukar
0,5 sukar
60
Lanjutan Tabel 4.9
9 0,47 sukar 0,5 sukar
10 0,7 sedang
0,3 sukar
11 0,8 mudah
0,7 sedang
12 0,4 sukar
0,7 sedang
13 0,6 sedang
0,7 sedang
14 0,4 sukar
0.7 sedang
15 0,5 sukar
0,7 sedang
16 0,6 sedang
0,8 mudah
17 0,6 sedang 0,7 sedang
18 0,4 sukar
0,8 mudah
19 0,7 sedang
0,9 sedang
20 0,6 sedang
0.78 mudah
Tabel 4.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran
No. Keterangan Pretest Postest
Jumlah Jumlah
1 Sangat Sukar 0 0
2 Sukar 7 3
3 Sedang 6 9
4 Mudah 7 8
5 Sangat mudah 0 0
Jumlah soal 20 20
61
Dari hasil uji validitas siklus I pre test terdapat jumlah soal yang
sangat sukar 0 soal, sukar 7 soal, soal yang memiliki tingkat kesukaran
sedang 6 soal dan mudah 7 soal. Sedangkan post test terdapat 3 soal
sukar, 9 soal sedang dan 8 soal mudah.
2. Uji Instrumen Siklus II
a) Uji Validitas dan Reliabilitas Pretest Siklus II
Sebelum melakukan pembelajaran menggunakan metode inkuiri siklus
II peneliti melakukan uji validitas soal kepada kelas yang sudah
mempelajari bab permintaan dan penawaran. Berikut data uji validitas soal
terdapat pada tabel 4.11 :
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Soal Tes
Nom
or
Uji
Coba
Soal
Tes
t
α
r T
abel
Pro
duct
Mom
ent
r hit
ung
Ket
eran
gan
1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.510 Valid
2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.350 Valid
3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.330 Valid
4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.370 Valid
5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 0,500 Valid
6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.340 Valid
7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.340 Valid
8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.350 Valid
9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.312 Valid
10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.460 Valid
11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.330 Valid
12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.470 Valid
62
Lanjutan Tabel 4.11
13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.370 Valid
14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.460 Valid
15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.460 Valid
16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.410 Valid
17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.480 Valid
18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.370 Valid
19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 0.680 Valid
20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.540 Valid
Tabel 4.12 Rekapituasi Soal yang Valid
NO
INDIKATOR SOAL
NO SOAL
YANG
VALID
Ket
1 Siswa dapat menunjukkan
pengertin permintaan dengan benar
0.510 Valid
2 Siswa dapat menunjukkan
pengertian penawaran
0.350 Valid
3 Siswa dapat menunjukkan maksud
dari penawaran dengan benar
0.330 Valid
4 Siswa dapat menunjukkan
permintaan efektif dengan benar
0.370 Valid
5 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan potensial
0,500 Valid
63
Lanjutan Tabel 4.12
6 Siswa dapat menunjukkan
permintaan individu dengan benar
0.340 Valid
7 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan kelompok dengan benar
0.340 Valid
8 Siswa dapat menunjukkan maksud
permintaan pasar dengan benar
0.350 Valid
9 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
biaya dengan benar
0.312 Valid
10 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keunggulan dengan benar
0.460 Valid
11 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keuntungan
0.330 Valid
12 Siswa dapat menunjukkan faktor
dari penawaran dengan benar
0.470 Valid
13 Siswa dapat menunjukkan hukum
penawaran dengan benar
0.370 Valid
14 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran dengan benar
0.460 Valid
64
Lanjutan Tabel 4.12
15 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran positif dengan
benar
0.460 Valid
16 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi permintaan
dengan benar
0.410 Valid
17 Siswa dapat menunjukkan dampak
penapatan akan permintaan dengan
benar
0.480 Valid
18 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan selera pembeli dengan
benar
0.370 Valid
19 Siswa dapat menunjukkan dampak
kualitas barang dengan benar
0.680 Valid
20 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan ramalan masa depan
dengan benar
0.540 Valid
Harga 20 butir soal tersebut melampaui harga r tabel harga kritik
dari r Product Moment ternyata besarannnya melebihi batas harga r tabel.
Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r tabel (5%) adalah 0,312 dan r
tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian semua butir soal tersebut
adalah valid karena melebihi dari harga r tabel 0.312.
Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil
perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq
adalah 3,90 dan varian total diketahui 296,86. Sehingga diperoleh data
reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 1,039. Nilai reliabilitas sebesar
1,039 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan
65
1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian
instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
b) Uji Validitas dan Reliabilitas Postest Siklus II
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Soal Tes
Nom
or
Uji
Coba
Soal
Tes
t
α
r T
abel
Pro
duct
Mom
ent
r hit
ung
Ket
eran
gan
1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.380 Valid
2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.430 Valid
3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.420 Valid
4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.390 Valid
5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 0,510 Valid
6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.440 Valid
7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.320 Valid
8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.360 Valid
9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.350 Valid
10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.350 Valid
11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.380 Valid
12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.480 Valid
13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.430 Valid
14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.390 Valid
15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.250 T.Valid
16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.410 Valid
17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.440 Valid
18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.520 Valid
19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 0.860 Valid
20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.410 Valid
66
Tabel 4.14 Rekapituasi Soal yang Valid
NO
INDIKATOR SOAL
NO SOAL
YANG VALID
Ket
1 Siswa dapat menunjukkan
pengertin permintaan dengan benar
0.380 Valid
2 Siswa dapat menunjukkan
pengertian penawaran
0.430 Valid
3 Siswa dapat menunjukkan maksud
dari penawaran dengan benar
0.420 Valid
4 Siswa dapat menunjukkan
permintaan efektif dengan benar
0.390 Valid
5 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan potensial
0,510 Valid
6 Siswa dapat menunjukkan
permintaan individu dengan benar
0.440 Valid
7 Siswa dapat menunjukkan contoh
permintaan kelompok dengan
benar
0.320 Valid
8 Siswa dapat menunjukkan maksud
permintaan pasar dengan benar
0.360 Valid
9 Siswa dapat menunjukkan faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
biaya dengan benar
0.350 Valid
10 Siswa dapat menunjukkan faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keunggulan dengan benar
0.350 Valid
67
Lanjutan Tabel 4.14
11 Siswa dapat menunjukkan faktor
yang mempengaruhi dalam
menentukan penawaran dari segi
keuntungan
0.380 Valid
12 Siswa dapat menunjukkan faktor
dari penawaran dengan benar
0.480 Valid
13 Siswa dapat menunjukkan hukum
penawaran dengan benar
0.430 Valid
14 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran dengan benar
0.390 Valid
15 Siswa dapat menunjukkan contoh
hukum penawaran positif dengan
benar
0.250 T.Valid
16 Siswa dapat menunjukkan Faktor
yang mempengaruhi permintaan
dengan benar
0.410 Valid
17 Siswa dapat menunjukkan dampak
penapatan akan permintaan dengan
benar
0.440 Valid
18 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan selera pembeli dengan
benar
0.520 Valid
19 Siswa dapat menunjukkan dampak
kualitas barang dengan benar
0.860 Valid
20 Siswa dapat menunjukkan Faktor
permintaan ramalan masa depan
dengan benar
0.410 Valid
68
Harga 20 butir soal tersebut dikethui 19 butir soal melampaui
harga r tabel harga kritik dari r Product Moment ternyata besarannnya
melebihi batas harga r tabel. Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r
tabel (5%) adalah 0,312 dan r tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian
19 butir soal tersebut adalah valid karena melebihi dari harga r tabel
0.312. Dan 1 butir soal tidak valid karena kurang dari 0.312 yaitu
mencapai 0,250.
Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil
perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq
adalah 3,10 dan varian total diketahui 225,61. Sehingga diperoleh data
reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 1,038. Nilai reliabilitas sebesar
1,038 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan
1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian
instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
c) Daya Pembeda
Dari 20 soal yang diuji memiliki daya pembeda. Berikut rekapitulasi
daya pembeda instrumen uji validitas siklus 2 pada tabel 4.15 :
Tabel 4.15 Rekapitulasi Daya Pembeda
No
Soal
Pretes Postes
DP Kesimpulan DP Kesimpulan
1 0,30 Cukup
0,30 Cukup
2 0,25 Cukup
0,20 Cukup
3 0,20 Cukup
0,10 Jelek
4 0,20 Cukup
0,20 Cukup
5 0,20 Cukup
0,10 Jelek
6 0,20 Cukup
0,20 Cukup
7 0,30 Cukup
0,30 Cukup
8 0,50 Baik
0,50 Baik
69
Lanjutan Tabel 4.15
9 0,30 Cukup 0,30 Cukup
10 0,30 Cukup
0,35 Cukup
11 0,40 Baik
0,40 Baik
12 0,35 Cukup
0,30 Cukup
13 0,30 Cukup
0,30 Cukup
14 0,90 Baik
1,00 Baik
15 0,30 Cukup
0,20 Cukup
16 0,30 Cukup
0,20 Cukup
17 0,40 Baik
0,30 Cukup
18 0,35 Cukup
0,40 Baik
19 0,30 Cukup
0,30 Cukup
20 0,35 Cukup
0,35 Cukup
Keterangan lengkap terlampir pada lampiran 1
Dari tabel 4.15 diatas daya pembeda pada pre test memiliki 20
soal yang di terima , di tolak tidak ada, dan di perbaiki tidak ada.
Sedangkan posttestnya memiliki soal yang di tolak tidak ada , di perbaiki
1 soal, dan di terima 19 soal.
d) Tingkat Kesukaran
Dari 20 soal yang di uji memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-
beda. Berikut rekapitulasi tingkat kesukaran instrumen uji validitas siklus I
pada tabel 4.16 :
Tabel 4.16 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran
NO KETERANGAN PRETES POSTES
1 Sangat Sukar 0 0
2 Sukar 0 0
3 Sedang 3 7
4 Mudah 17 13
5 Sangat mudah 0 0
70
Lanjutan Tabel 4.16
Jumlah soal 20 20
Keterangan terlampir pada lampiran
Dari hasil uji validitas terdapat jumlah soal yang sukar tidak ada ,
soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang 3 soal dan 17 soal yang
mudah pada pre test. Sedangkan pada post test soal memiliki tingkat
kesukaran sedang 7 soal, soal yang sangat mudah berjumlah 13 soal.
C. Analisis Tindakan Siklus I dan II
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
durasi 2 x 40 menit, dengan menerapkan strategi metode inkuiri dengan
teknik modifikasi. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah pengertian
permintaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi
untuk setiap pertemuan, dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk
masing-masing kelompok dan diakhiri dengan melakukan soal post test.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 22
Maret 2018. Pertemuan pertama berlangsung dalam durasi 2 x 40
menit. Dengan jumlah siswa yang hadir 40 siswa. Peneliti bertindak
sebagai guru mata pelajaran IPS dan guru kolaborator bertugas
mencatat absen siswa, mengisi lembar observasi dan mengamati siswa
di dalam kelas. Peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian guru memberikan soal
pretes kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan
materi dimulai, ini bertujuan agar mengetahui kemampuan atau
pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran.
71
Siswa diminta mengamati gambar orang yang sedang melakukan
kegiatan jual beli di warung, toko swalayan, pasar, dan tempat jajanan
sekolah.
Siswa diberi waktu untuk bertanya mengenai gambar tesebut atau
bekaitan kegiatan jual beli. Siswa juga diajak bertanya jawab
mengenai materi permintaan dan penawaran dalam jual beli.
Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian
faktor, jenis permintaan dan penawaran. Siswa diminta membahas
materi permintaan dan penawaan mengikuti urutan metode inkuiri
dengan teknik pengamatan
Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Kelompok 1-8 masing-
masing tediri atas 5 anggota. Masing-masing kelompok diupayakan
anggotanya heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun
kemampuannya.
Kegiatan berikutnya peneliti memberikan tugas kepada tiap
kelompok. Tugas diberikan dengan cara undian. Perwakilan kelompok
memilih dan mengambil gulungan kertas yang berisi tugas yang harus
dikejakan oleh kelompok. Kertas undian berisi 4 tugas tentang materi
pelajaran “permintaan” dan 4 tugas tentang “penawaran”
Hasil undian diketahui tugas-tugas masing-masing kelompok yaitu:
Kelompok 1 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran
Kelompok 2 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran
Kelompok 3 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan
Kelompok 4 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran
Kelompok 5 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran
Kelompok 6 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan
Kelompok 7 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan
Kelompok 8 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan
Guru menugaskan kepada semua kelompok yang memilih tugas
permintaan barang untuk menentukan barang yang akan dibelinya atau
barang yang dibutuhkannya. Semua kelompok permintaan diberi
72
waktu berdiskusi dengan anggota kelompoknya menentukan satu
barang yang dibutuhkan kelompoknya.
Hasil diskusi kelompok permintaan diketahui sebagai berikut:
Kelompok 3 membutuhkan barang yaitu pulpen
Kelompok 6 membutuhkan barang yaitu roti
Kelompok 7 membutuhkan barang buku tulis
Kelompok 8 membutuhkan barang yaitu air mineral kemasan.
Guru membimbing masing-masing kelompok untuk menyiapkan
rancangan penemuan dan solusi permasalahan melalui kegiatan
pengamatan. Kemudian guru menugaskan masing-masing kelompok
penawaran dan permintaan untuk mengamati jumlah dan harga barang
yang dibutuhkan kelompok permintaan. Mereka mengamati dan
mendata yang berkaitan dengan faktor-faktor permintaan di warung
atau toko swalayan sesuai tabel 4.17, 4.18, 4.19, dan 4.20 (terlampir).
Guru membimbing siswa untuk menyiapkan rancangan penemuan
dan solusi permasalahan melalui kegiatan pengamatan.
Masing-masing kelompok mengumpulkan data tentang permintaan
dan penawaran . Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan
dan menganalisis data melalui kegiatan diskusi, dari hasil diskusi
kemudian dicatat di lembar kegiatan siswa. Guru berkeliling
mengamati dan mengarahkan siswa yang sedang berdiskusi bersama
kelompoknya masing-masing.
2) Pertemuan kedua
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa
dengan memberikan pertanyaan untuk mereview atau mengulang
kembali materi pada pertemuan pertama. Guru mengecek hasil
pengamatan dan data yang sudah dilengkapi masing-masing
kelompok. Guru mempersilahkan kelompok yang sudah siap untuk
membacakan hasil diskusinya. Kelompok yang lain ditugaskan
menyimak dan memberikan pendapat.
73
Kelompok permintaan menyampaikan kebutuhan atau barang yang
ingin dibeli anggota kelompoknya. Kelompok 3 menyampaikan
permintaan barang yang dibutuhkan anggotanya yaitu pulpen.
Kelompok 6 menyampaikan permintaan barang yang dibutuhkan
anggotanya yaitu roti. Kelompok 7 menyampaikan permintaan barang
yang dibutuhkan anggotanya yaitu buku tulis. Kelompok 8
menyampaikan permintaan barang yang dibutuhkan anggotanya
yaitu air mineral kemasan.
Kemudian kelompok penawaran menyampaikan barang yang
ditawarkan kepada calon pembeli (kelompok permintan). Kelompok 1
menyampaikan penawaran barang yaitu beberapa merk pulpen.
Kelompok 2 menyampaikan menyampaikan penawaran barang yaitu
beberapa merk roti. Kelompok 5 menyampaikan menyampaikan
penawaran barang yaitu beberapa merk buku tulis Kelompok 6
menyampaikan penawaran barang yaitu beberapa merk air mineral
kemasan.
Guru bersama anggota kelompok permintaan dan penawaran
memperbaiki kekurangan jawaban tugas masing-masing kelompok.
Masing-masing kelompok permintaan dan penawaran memperbaiki
jawaban tugas.
Kegiatan berikutnya, msing-masing kelompok penawaran
ditugaskan merencanakan pengadaan barang yang diminta kelompok
permintaan. Mereka menyiapkan dana, barang, dan tempat untuk
kegiatan menjual.
Masing-masing kelompok permintaan ditugaskan merencanakan
pengadaan uang untuk tansaksi jual beli. Mereka menyiapkan dana
untuk membeli barang yang dibutuhkan atau yang akan dibeli anggota
kelompoknya.
Selesai diskusi dan pembahasan, kemudian bersama-sama
menyimpulkan hasil diskusi pada pertemuan ini Guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dan mengevaluasi
74
cara masing-masing kelompok bekerjasama. Dan diakhiri dengan
melakukan soal post test.
c. Tahap Pengamatan
Proses Belajar Mengajar
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, peneliti mengamati
beberapa kegiatan pembelajaran. Pertama kegiatan pembelajaran yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan. Kegiatan ini dijelaskan pada tabel 4.21 berikut:
Tabel 4.21
Kegiatan Pembelajaran
Kelo
mpok
Jenis
Kelompok
Jum
lah
Ang
gota
Meng
amati
Menan
ya
Menc
oba
Mena
lar
Mengko
munikasi
kan
% % %
1 Penawaran 5 100 20 60 80 70
2 Penawaran 5 80 0 60 80 70
3 Permintaan 5 60 20 80 80 70
4 Penawaran 5 80 20 60 70 70
5 Penawaran 5 80 0 60 70 70
6 Permintaan 5 100 0 80 80 70
7 Permintaan 5 80 0 60 80 70
8 Permintaan 5 80 20 80 80 70
Jumlah
660 80 540 620 560
Rerata
83 10 68 78 70
Tabel 4.21 diatas menjelaskan kegiatan mengamati gambar yang
disajikan guru dan menyimak penjelasan guru tentang permintaan dan
penawaran yang diikuti 83% siswa (33 anak), siswa yang berpartisipasi
kegiatan menanya 10 % (4 anak), siswa yang aktif belajar (mencoba)
68% (27 anak), kelomok yang mengembangkan luasan materi
75
pembelajaran (menalar) mencapai nilai 78, dan kelompok yang
menyampaikan hasil diskusinya mencapai nilai rata-rata 70.
Kedua kegiatan pengamatan dan mengumpulkan data yang
bekaitan dengan permintaan dan penawaran. Kegiatan ini dilakukan oleh
kelompok penawaran dibantu oleh kelompok permintaan. Berikut ini
adalah hasil kegiatan pengamatan dan pengumpulan data dapat dilihat
pada tabel 4.22 :
Tabel 4.22
Hasil Kegiatan Pengamatan dan Pengumpulan Data
Ke
lo
m
po
k
Faktor Permintaan
Jenis
Permintaan
Faktor Penawaran
Nam
a B
aran
g
Har
ga
Bar
ang
/RP
Ku
alit
as B
aran
g
Ban
yak
ny
a P
emb
eli
Har
ga
Bar
ang
lai
n
Ram
alan
Mas
a D
epan
Pen
dap
atan
/RP
Sel
era
Efe
kti
f
Po
ten
sial
Indiv
idu
al
kel
om
po
k
Bia
ya
Pro
du
ksi
/RP
Tek
no
logi/
Kem
asan
Har
apan
Lab
a(R
P)
No
n e
kono
mi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Pulpen
3000
B
ai
k 5 10.000
sedan
g
5 0 5 0
2 Roti 2000
ba
ik 5 10.000 Ras
a buah
5 0 5 0
4
Buku
Tulis
A 3000
ba
ik 5 15.000
ba
ik 5 0 5 0 2600
ba
ik 400
B 5000
ba
ik
C 8000
ba
ik
76
Lanjutan Tabel 4.22
5
Air
Mineal
A 500
ba
ik 5 10.000
ba
ik 5 0 5 0 350
ba
ik 150
B 1000
ba
ik
C 1500
ba
ik
Tabel 4.22 di atas menjelaskan kelompok penawaran 1 dan 2
mengamati dan mendata satu jenis barang penawaran. Kelompok 1 dan 2
juga belum mengisi 6 data penawaran dan sudah mengisi 9 data
penawaran. Kelompok penawaran 4 dan 5 masing-masing mengamati
dan mendata tiga jenis barang penawaran. Kelompok 4 dan 5 belum
mengisi 3 data penawaran dan sudah mengisi 12 data penawaran.
Ketiga adalah kegiatan diskusi kelompok permintaan. Masing-
masing kelompok permintaan mendiskusikan barang yang mereka
butuhkan atau yang akan mereka beli. Diskusi yang dilakukan kelompok
penawaran adalah memasukkan data hasil pengamatan jenis, harga, dan
kualitas barang. Kegiatan diskusi kelompok tersebut dijelaskan pada
tabel 4.23 berikut:
Tabel 4.23
Hasil Kegiatan Diskusi Kelompok
Kel
om
po
k
Jenis
Kelomp
ok
Jumla
h
Angg
ota
Barang
yang
diusulka
n
Bara
ng
yang
dipili
h
Men
data
Fakt
or
Perm
intaa
n
Menda
ta
Faktor
Penaw
aran
Mend
ata
Jenis
Permi
ntaan
Menda
ta
Harga
dan
jumlah
barang
Juml
ah
Rat
a2
Nil
ai
77
Lanjutan Tabel 4.23
d. Tahap Refleksi
1. Kelompok permintaan kurang aktif dalam diskusi kelompok,
sedangkan kelompok penawaran tampak lebih aktif.
2. Masing-masing kelompok masih kesulitan mengisi tabel tentang
faktor-faktor permintaan, jenis permintaan, faktor penawaran, jenis
penawaran, rincian harga dan jumlah barang.
3. Masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya.
Nilai
1
Penawar
an 5 70 70 60
60 260 65
2
Penawar
an 5 70 70 60
60 260 65
3
Perminta
an 5 60 100
160 80
4
Penawar
an 5 80 80 80
80 320 80
5
Penawar
an 5 80 80 80
80 320 80
6
Perminta
an 5 80 100
180 90
7
Perminta
an 5 80 100
180 90
8
Perminta
an 5 60 100
160 80
Jumlah
Rerata
78
4. Siswa masih tampak kesulitan memahami konsep permintaan dan
penawaran
5. Guru perlu menjelaskan kembali faktor-faktor permintaan, jenis
permintaan, faktor penawaran, jenis penawaran, rincian harga dan
jumlah barang yang disertai contoh.
6. Sedikit siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan sesuai dengan
materi pelajaran permintaan dan penawaan.
7. Sudah tampak upaya yang sungguh-sungguh pada masing-masing
kelompok untuk menemukan data mengenai permintaan dan
penawaran.
8. Tabel faktor permintaan perlu diperbaiki urutannya agar siswa lebih
mudah memasukkan data dan membaca datanya. Tabel terlampir.
9. Sebagian data permintaan barang sudah didapat oleh kelompok
penawaran dan kelompok penawaran ini sudah merencanakan strategi
penawaran. Akan tetapi masih ada kelompok penawaran lain yang
belum melengkapi data permintaan barang sehingga masih kesulitan
untuk merencanakan strategi penawaran.
10. Lembar tugas perlu dilengkapi pertanyaan-pertanyaan untuk
wawancara yang dapat mengungkap data tentang faktor-faktor
permintaan, jenis permintaan, faktor penawaran, jenis penawaran,
rincian harga dan jumlah barang.
11. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM mata pelajaan IPS (75) yaitu
mencapai rata-rata 70.
12. Proses belajar mengajar perlu dilanjutkan dengan kegiatan simulasi
jual beli sebagai cara penerapan konsep permintaan dan penawaran.
e. Hasil Penelitian Siklus 1
Berdasarkan hasil evaluasi pre tes dan post tes pada siklus 1,
didapatkan hasil sebagai berikut :
79
1) Hasil Belajar Pre-Test
Tabel 4.24
Hasil Belajar Nilai Pre Test Siklus
No Nama Pre-Test Keterangan
1 Aditya Putra 80
2 Ahmad Yudha Bahtiar 80
3 Ajeng Rianti 70
4 Al Bilal Ibrahim 90
5 Amanda Sari 65
6 Aurelia 80
7 Ayu Halimah Safitri 75
8 Dhafy 80
9 Diki Kurniawan 75
10 Ega Nauma 65
11 Egi Alviansyah 60
12 Eka Rahmawati 70
13 Fikriansyah 60
14 Helmy Juandes 30
15 Heni Indrayani 80
16 Indra Jaya Saputra 60
17 IntanLenstari 75
18 Mahvira Aisyah Bela 40
19 M.Rizky Noviandi 25
20 M. Deva Agustin 80
21 M. Dimas Azzikri 60
22 M. Nanda Yudha S. 35
23 M. Rifqi Ramadhan 75
24 M. Fatur Putra Novanda 20
80
Lanjutan Tabel 4.24
25 M. Firdan 60
26 M. Habib Adyuda 65
27 Nurhasanah 75
28 Pirda Amelia 40
29 Putra Rifky Maulana 35
30 Putri Andi Yani 20
31 Putri Nadya 50
32 Raditya 65
33 Rafi Dika Rifalsyah 55
34 Rina Andriana 35
35 Salsabila 55
36 Siti Aliya Khanza 20
37 Suci Rahmawati 25
38 Tri Mulyana 70
39 Tri Widiyanti 30
40 Verina Luciana 45
Jumlah 2275,0
Rata-rata 56,9
Tabel 4.24 hasil pre test di atas menjelaskan siswa memahami
materi pembelajaran permintaan dan penawaran mencapai nilai rata-rata
kelas 57.
2) Hasil Belajar Pos Test Siklus I
Hasil belajar pos test siklus I dijelaskan pada tabel 4.25 berikut:
81
Tabel 4.25
Hasil Belajar Post Test Siklus I
No Nama Pos-Test Keterangan
1 Aditya Putra 90
2 Ahmad Yudha Bahtiar 90
3 Ajeng Rianti 95
4 Al Bilal Ibrahim 100
5 Amanda Sari 75
6 Aurelia 85
7 Ayu Halimah Safitri 80
8 Dhafy 85
9 Diki Kurniawan 90
10 Ega Nauma 70
11 Egi Alviansyah 75
12 Eka Rahmawati 80
13 Fikriansyah 75
14 Helmy Juandes 50
15 Heni Indrayani 95
16 Indra Jaya Saputra 70
17 IntanLenstari 75
18 Mahvira Aisyah Bela 55
19 M.Rizky Noviandi 65
20 M. Deva Agustin 85
21 M. Dimas Azzikri 70
22 M. Nanda Yudha S. 45
23 M. Rifqi Ramadhan 80
24 M. Fatur Putra Novanda 40
25 M. Firdan 75
82
Lanjutan Tabel 4.25
26 M. Habib Adyuda 80
27 Nurhasanah 80
28 Pirda Amelia 65
29 Putra Rifky Maulana 50
30 Putri Andi Yani 55
31 Putri Nadya 70
32 Raditya 70
33 Rafi Dika Rifalsyah 90
34 Rina Andriana 60
35 Salsabila 60
36 Siti Aliya Khanza 50
37 Suci Rahmawati 80
38 Tri Mulyana 85
39 Tri Widiyanti 40
40 Verina Luciana 50
Jumlah 2880,0
Rata-rata 72,0
Nilai rata-rata kelas pos test mencapai 72 Hasil post test diatas
menjelaskan adanya peningkatan nilai dibandingkan dengan nilai pre test
(72). Selanjutnya untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa nilia pre
test dan post test tersebut diolah dengan menggunakan rumus N-Gain pada
tabel 4.26 sebagai berikut :
83
Tabel 4.26
Hasil Belajar Siklus I
N-GAIN SIKLUS I
No Nama
Pre-
Test
Pos-
Test
N-
Gain Kategori
1 Aditya Putra 80 90 0,50 Sedang
2 Ahmad Yudha Bahtiar 80 90 0,50 Sedang
3 Ajeng Rianti 70 95 0,83 Tinggi
4 Al Bilal Ibrahim 90 100 1,00 Tinggi
5 Amanda Sari 65 75 0,29 Rendah
6 Aurelia 80 85 0,25 Rendah
7 Ayu Halimah Safitri 75 80 0,20 Rendah
8 Dhafy 80 85 0,25 Rendah
9 Diki Kurniawan 75 90 0,60 Sedang
10 Ega Nauma 65 70 0,14 Rendah
11 Egi Alviansyah 60 75 0,38 Sedang
12 Eka Rahmawati 70 80 0,33 Sedang
13 Fikriansyah 60 75 0,38 Sedang
14 Helmy Juandes 30 50 0,29 Rendah
15 Heni Indrayani 80 95 0,75 Tinggi
16 Indra Jaya Saputra 60 70 0,25 Rendah
17 IntanLenstari 75 75 0,00 Rendah
18 Mahvira Aisyah Bela 40 55 0,25 Rendah
19 M.Rizky Noviandi 25 65 0,53 Sedang
20 M. Deva Agustin 80 85 0,25 Rendah
21 M. Dimas Azzikri 60 70 0,25 Rendah
22 M. Nanda Yudha S. 35 45 0,15 Rendah
23 M. Rifqi Ramadhan 75 80 0,20 Rendah
24 M. Fatur Putra Novanda 20 40 0,25 Rendah
84
Lanjutan Tabel 4.26
25 M. Firdan 60 75 0,38 Sedang
26 M. Habib Adyuda 65 80 0,43 Sedang
27 Nurhasanah 75 80 0,20 Rendah
28 Pirda Amelia 40 65 0,42 Sedang
29 Putra Rifky Maulana 35 50 0,23 Rendah
30 Putri Andi Yani 20 55 0,44 Sedang
31 Putri Nadya 50 70 0,40 Sedang
32 Raditya 65 70 0,14 Rendah
33 Rafi Dika Rifalsyah 55 90 0,78 Tinggi
34 Rina Andriana 35 60 0,38 Sedang
35 Salsabila 55 60 0,11 Rendah
36 Siti Aliya Khanza 20 50 0,38 Sedang
37 Suci Rahmawati 25 80 0,73 Tinggi
38 Tri Mulyana 70 85 0,50 Sedang
39 Tri Widiyanti 30 40 0,14 Rendah
40 Verina Luciana 45 50 0,09 Rendah
Jumlah 2275,0 2880,0 14,6
Rata-rata 56,9 72,0 0,364
Rendah 50% 20 anak
Sedang 37% 15 anak
Tinggi 13% 5 anak
Tabel 4.26 di atas menjelaskan nilai rata-rata pre test mencapai 57.
Nilai rata-rata pos test mencapai 72. Nilai dengan kategori rendah ada 20
siswa atau 50%. Nilai dengan kategori sedang ada 15 siswa atau 37%.
Siswa yang mencapai nilai kategori tinggi sebanyak 5 anak atau 13%.
Dinyatakan dalam bentuk diagram batang yang akan tergambar
pada diagram 4.1 sebagai berikut:
85
Diagram 4.1
Grafik Hasil Belajar Siklus I
0%5%
10%15%20%25%30%35%40%45%50%
Tinggi Sedang Rendah
Diagram batang 4.1 menjelaskan hasil belajar siswa yang rendah
mencapai 50%, hasil belajar yang sedang mencapai 37%, dan hasil belajar
yang tinggi mencapai 13%.
Tabel 4.27
Pencapaian KKM Siklus I
No
Kelas
IInterval
Frekuensi
( f ) (%)
1 75 – 100 22 55%
2 0 – 74 18 45%
Jumlah 40
Tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa siswa yang sudah mencapai
nilai KKM 75 ada 22 anak atau 55%. Dan siswa yang belum mmencapai
nilai KKM 75 ada 18 anak atau 45%. Ini berarti pembelajaran ddengan
metode inkuiri dengan yang digunakan belum cukup efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
86
Sedangkan rata-rata nilai N-Gain masuk dalam kelompok sedang
yaitu 0,364 (N-gain < 0.30). Berikutnya nilai N-gain rendah, sedang dan
tinggi dijelaskan pada tabel 4.28 berikut :
Tabel 4.28 Rekapitulasi N- Gain Siklus I
NO N – Gain
Kriteria
N- Gain
Jumlah Persentase
1 Nilai (g) ≥ 0,7 Tinggi 5 13%
2 Nilai 0,7 > (g) ≥
0,3 Sedang 15 37%
3 Nilai (g) < 0,3 Rendah 20 50%
Jumlah 40 100%
Keterangan perhitungan lengkap terlampir pada lampiran
Dari tabel 2.28 di atas untuk hasil belajar siklus I diperoleh nilai N-
gain tinggi sebanyak 5 anak. Nilai N-gain sedang sejumlah 20 anak, dan
yang memperoleh N-gain rendah sejumlah 20 anak. Dapat dilihat
banyaknya yang memperoleh nilai N-gain rendah mencapai 50%. Ini
menunjukan metode inkuiri masih belum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Dalam memperbaiki kekurangan proses pembelajaran pada siklus I
maka dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus
II ini untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang sudah
dilakukan pada siklus I. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Siklus II ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang
87
dilaksanakan pada Kamis, 26 Maret 2018 dengan menggunakan metode
inkuiri dengan teknik jual beli.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari
tindakan yang dilakukan pada siklus I. Adapun perencanaan yang
dilakukan pada siklus II berupa penyusunan rencana pembelajaran untuk
materi ajar yang akan dibahas pada siklus II dan penyusunan tes hasil
belajar.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan pertama
Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam, mengajak
siswa berdo’a sebelum belajar, menjelaskan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan ditempuh siswa. Selanjutnya guru memberikan soal pretes
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
pembahasan materi dilakukan.
Setelah pre test dilaksanakan dilanjutkan dengan semua
kelompok baik jenis kelompok penawaran dan kelompok permintaan
diajak oleh guru untuk mengamati kegiatan jual beli para pedagang
jajanan sekolah, kantin, dan warung dekat sekolah. Kemudian mereka
betanya jawab mengenai kegiatan yang bekaitan dengan menjual dan
yang berkaitan dengan kegaiatan membeli.
Masing-masing kelompok permintaan diminta merumuskan
masalah-masalah dan hipotesis yang berkaitan dengan kegiatan
membeli. Masing-masing kelompok penawaran diminta merumuskan
masalah-masalah dan hipotesis yang berkaitan dengan kegiatan
menjual.
Guru membimbing masing-masing kelompok mengecek
rencana kegiatan jual beli yang sudah dirancang pada pertemuan
sebelumnya.
88
Masing-masing kelompok penawaran berdiskusi memperbaiki
dan melengkapi data faktor permintaan, jenis permintaan, faktor
penawaran, harga dan jumlah barang yang akan ditawarkan. Mereka
menyiapkan sejumlah uang sesuai rencana. Kelompok penawaran
membagi tugas masing-masing anggotanya. Dua anak menyiapkan
tempat menjual, dua anak membeli barang yang akan dijual, dan satu
anak menyiapkan administrasi pemesanan, pembelian, dan penjualan.
Tempat menjual dipusatkan di halaman sekolah, masing-
masing penjual menata sepasang meja dan kursi. Mereka mendekorasi
tempat menjual itu semenarik mungkin. Anggota kelompok yang
bertugas membeli barang yang akan dijual, mereka membeli barang
tesebut di warung atau toko swalayan terdekat. Anggota yang betugas
menyiapkan administrasi penjualan bertindak sebagai pelayan toko.
Masing-masing kelompok penawaran yang bertindak sebagai
kelompok penjual, menata barang yang dijualnya di stand yang sudah
mereka persiapkan. Kelompok penawaran 1 menawakan atau menjual
pulpen. Kelompok penawaran 2 menawarkan atau menjual roti.
Kelompok 4 menawarkan atau menjual buku tulis. Kelompok
penawaran 6 menawarkan dan menjual air mineral kemasan gelas.
Kelompok permintaan yaitu kelompok 3, 5, 7, dan 8 bertindak
sebaga pembeli. Mereka berdiskusi menyiapkan sejumlah uang untuk
membeli barang-barang sesuai permintaan mereka. Mereka juga
mendiskusikan petugas pembeli yang mereka pilih yaitu pembeli
individu atau pembeli kelompok. Kelompok 3 melakukan permintaan
pulpen, kelompok 5 melakukan permintaan roti, kelompok 7
melakukan permintaan buku tulis, dan kelompok 8 melakukan
permintaan air mineral kemasan.
Guru dan siswa mengamati kegiatan jual beli yang dilakukan
jenis kelompok permintaan dan jenis kelompok penawaran. Pertama
kegiatan jual beli oleh kelompok 1 dan 3. Tiap anggota kelompok
permintaan 3 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 1.
89
Masing-masing anggota kelompok 3 membeli pulpen dan dilayani
dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 1.
Kedua kelompok 5 dan kelompok 2. Tiap anggota kelompok
permintaan 5 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 2.
Masing-masing anggota kelompok permintaan 5 membeli roti dan
dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 2.
Ketiga kelompok 7 dan 4. Tiap anggota kelompok permintaan
7 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 4. Masing-
masing anggota kelompok permintaan 7 membeli buku tulis dan
dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 4. Ada dua
anggota pembeli yang batal membeli buku tulis karena tidak cukup
uangnya. Sehingga ada 3 anak yang membeli buku tulis.
Keempat kelompok 8 dan 6. Tiap anggota kelompok
permintaan 8 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 6.
Masing-masing anggota kelompok permintaan 8 membeli air mineral
kemasan gelas dan dilayani dengan baik oleh anggota kelompok
penawaran 6.
Setelah kegiatan jual beli selesai. Kelompok penawaran dan
kelompok permintaan merapikan tempat dan alat-alat yang digunakan
dalam jual beli. Mereka membesihkan sampah yang ada di sekitar
lokasi jual beli.
2) Pertemuan kedua
Proses pembelajaran ini dibuka dengan berdoa’a terlebih
dahulu, kemudian mengabsen kehadiran siswa dan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Tidak lupa guru memberikan motivasi kepada
siswa.
Siswa mengamati foto-foto kegiatan jual beli yang di pasang di
papan tulis. Siswa diminta bertanya jawab mengenai kegiatan jual
beli pada foto tersebut. Siswa diminta pendapatnya mengenai
kegiatan jual beli tersebut. Selanjutnya guru mengulas kembali
90
materi permintaan dan penawaran yang sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Guru mengkaitkan materi permintaan dan
penawaran dengan kegiatan jual beli yang dilakukan siswa
pertemuan sebelumnya.
Kemudian peneliti mempersilahkan masing-masing siswa untuk
bergabung bersama kelompoknya masing-masing. Setelah mereka
berada pada kelompoknya masing-masing, maka peneliti
mempersilahkan untuk masing-masing kelompok untuk
mempebaiki data penjualan dan pembelian yang dilakukan pada
pertemuan sebelumnya. Kelompok yang sudah menyempunakan
datanya dipersilahkan mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Pertama kelompok 1 dan 3 mmepresentasikan hasil kegiatan
jual beli. Kedua kelompok 5 dan kelompok 2 yang
mempesentasikan hasil kerja kelompok. Ketiga kelompok 7 dan 4
mempesentasikan hasil kerja kelompoknya. Keempat kelompok 8
dan 6 yang mempresentasikan hasil kegiatan jual beli kedua
kelompok.
Proses presentasi berjalan dengan baik karena masing-masing
anggota kelompok mengalami sendiri kegiatan jual beli sehingga
mereka dapat menyampaikan kegiatan yang berkaitan permintaan
dan yang bekaitan dengan penjualan. Respon siswa yang baik ini,
dapat dilihat dengan lontaran pertanyaan mereka terhadap
pembicara, saran dan pendapat yang disampaikan, dan
kesungguhan mereka mengikuti kegiatan presentasi hasil kegiatan.
Pada akhir pembelajaran, mereka bersama-sama menyimpulkan
hasil kegiatan jual beli dan presentasi dengan materi permintaan
dan penawaran. Tiap kelompok juga menyimpulkan penemuannya
yang bekaitan dengan permintaan dan penawaran. Guru
meluruskan dan mengarahkan kesimpulan yang dibuat oleh
masing-masing kelompok. Sebagai penutup, siswa menjawab
evaluasi post test untuk mengukur seberapa jauh para siswa
91
berhasil memahami materi pelajaran permintaan dan penawaran
dengan menggunakan metode inkuiri dengan teknik simulasi jual
beli.
c. Tahap Pengamatan
Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. Kondisi ini dapat diamati berdasarkan
hasil observasi pada saat proses pembelajaran. Beberapa peningkatan
tersebut antara lain:
1. Suasana kelas lebih tertib, siswa menjadi lebih terkendali dan lebih
berkonsentrasi pada saat praktek dan pada saat berlangsunganya
proses diskusi dengan menerapkan metode inkuiri dengan teknik
bebas.
2. Siswa sudah mulai dapat mengembangkan sendiri materi yang
dilemparkan oleh peneliti kepada masing-masing kelompok siswa
untuk lebih mendalami dan memahami materi dengan menerapkan
metode inkuiri dengan teknik bebas.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II dengan
penerapan metode inkuiri dengan teknik bebas, diperoleh hasil bahwa
penerapan metode pembelajaran inkuiri dengan teknik bebas dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa telah
mencapai indikator yang telah ditetapkan pada awal penelitian. Dengan
demikian, indicator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga penelitian
ini menunjukan keberhasilan.
e. Hasil Penelitian Siklus 2
Berdasarkan hasil evaluasi pre test dan post test pada siklus 2,
didapat hasil sebagai berikut pada tabel 4.29 :
92
Tabel 4.29
Hasil Statistik Siklus 2
N-GAIN SIKLUS 2
No
Nama
Pre-
Test
Pos-
Test
N-
Gain
Kategori
1 Aditya Putra 85 100 1.00 Tinggi
2 Ahmad Yudha Bahtiar 85 100 1.00 Tinggi
3 Ajeng Rianti 95 100 1.00 Tinggi
4 Al Bilal Ibrahim 95 100 1.00 Tinggi
5 Amanda Sari 65 85 0.57 Sedang
6 Aurelia 85 95 0.67 Sedang
7 Ayu Halimah Safitri 85 85 0.00 Rendah
8 Dhafy 80 100 1.00 Tinggi
9 Diki Kurniawan 75 95 0.80 Tinggi
10 Ega Nauma 65 80 0.43 Rendah
11 Egi Alviansyah 65 85 0.57 Rendah
12 Eka Rahmawati 75 90 0.60 Rendah
13 Fikriansyah 65 85 0.57 Rendah
14 Helmy Juandes 55 90 0.78 Tinggi
15 Heni Indrayani 95 95 0.00 Rendah
16 Indra Jaya Saputra 95 95 0.00 Rendah
17 IntanLenstari 90 90 0.00 Rendah
18 Mahvira Aisyah Bela 80 80 0.00 Rendah
19 M.Rizky Noviandi 80 80 0.00 Rendah
20 M. Deva Agustin 85 85 0.00 Rendah
21 M. Dimas Azzikri 85 85 0.00 Rendah
22 M. Nanda Yudha S. 75 75 0.00 Rendah
23 M. Rifqi Ramadhan 90 90 0.00 Rendah
93
Lanjutan Tabel 4.29
24 M. Fatur Putra Novanda 60 60 0.00 Rendah
25 M. Firdan 70 70 0.00 Rendah
26 M. Habib Adyuda 80 80 0.00 Rendah
27 Nurhasanah 75 75 0.00 Rendah
28 Pirda Amelia 75 75 0.00 Sedang
29 Putra Rifky Maulana 60 60 0.00 Rendah
30 Putri Andi Yani 55 60 0.11 Rendah
31 Putri Nadya 50 65 0.30 Rendah
32 Raditya 45 55 0.18 Rendah
33 Rafi Dika Rifalsyah 60 90 0.75 Tinggi
34 Rina Andriana 60 70 0.25 Rendah
35 Salsabila 60 75 0.38 Rendah
36 Siti Aliya Khanza 75 75 0.00 Rendah
37 Suci Rahmawati 45 60 0.27 Rendah
38 Tri Mulyana 50 70 0.40 Rendah
39 Tri Widiyanti 10 30 0.22 Rendah
40 Verina Luciana 65 70 0.14 Rendah
Jumlah 2845.0 3205.0 13.0
Rata-rata 71.1 80.1 0.325
Rendah 72% 29
Sedang 7,5% 3
Tinggi 20% 8
Keterangan Tabel 4.29
NO KETERANGAN NILAI
1 Nilai Pretes Terendah 45
2 Nilai Pretes Tertinggi 90
94
Lanjutan Keterangan Tabel 4.29
3 Nilai Rata-rata Pretes 71,1
4 Nilai Postes Terendah 30
5 Nilai Postes Tertinggi 100
6 Nilai Rata-rata Postes 80,1
Keterangan : Perhitungan lengkap terlampir
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh
siswa pada saat pre test adalah 45, sedangkan nilai tertinggi pada pre test
adalah 90. dan rata-rata nilai pretes adalah 71,1. Sedangkan nilai terendah
yang diperoleh siswa pada saat post test sebesar 30, sedangkan nilai
tertinggi pada saat post test sebesar 100. Nilai rata-rata post test yaitu 80,1.
Pada postes ini siswa lulus 73% mencapai nilai KKM 75. Ini berarti
metode inkuiri dengan teknik bebas yang digunakan efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, Berikut rekapitulasi nilai N Gain siklus
II pada tabel 4.30 sebagai berikut :
Tabel 4.30 Rekapitulasi N- Gain Siklus II
NO N – Gain Kriteria N- Gain Jumlah
1 Nilai (g) ≥ 0,7 Tinggi 8
2 Nilai 0,7 > (g) ≥ 0,3 Sedang 3
3 Nilai (g) < 0,3 Rendah 29
Jumlah 40
Keterangan terlampir pada lampiran
Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,52.
Jumlah siswa yang mendapatkan Nilai N-gain tinggi 13 orang, jumlah
95
siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak 19 orang, dan jumlah
siswa yang mendapakan N-gain rendah 8 orang.
Tabel 4.31
Pencapaian KKM Siklus 2
No
Kelas
Interval
Frekuensi
( f )
(%)
1 75 – 100 29 73%
2 0 – 74 11 27%
Jumlah 40 100%
Tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa siswa yang sudah mencapai
nilai KKM 75 ada 29 anak atau 73%. Dan siswa yang belum mencapai
nilai KKM 75 ada 11 anak atau 27%. Ini berarti pembelajaran dengan
metode inkuiri dengan yang digunakan cukup efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
f. Perbandingan Post Test Siklus 1 dan 2
Hasil belajar nilai pos test siklus 1 dan 2 tergambar pada tabel 4.32
berikut:
Tabel 4.32
N-GAIN SIKLUS I dan 2
Nilai Pos Test
No
Nama
Pos-
Test
Siklus 1
Pos-
Test
Siklus 2
N-
Gain
Kategori
1 Aditya Putra 90 100 1.00 Tinggi
2 Ahmad Yudha Bahtiar 90 100 1.00 Tinggi
96
Lanjutan Tabel 4.32
3 Ajeng Rianti 95 100 1.00 Tinggi
4 Al Bilal Ibrahim 90 100 1.00 Tinggi
5 Amanda Sari 75 85 0.40 Sedang
6 Aurelia 85 95 0.67 Sedang
7 Ayu Halimah Safitri 80 85 0.25 Rendah
8 Dhafy 85 100 1.00 Tinggi
9 Diki Kurniawan 90 95 0.50 Sedang
10 Ega Nauma 70 80 0.33 Sedang
11 Egi Alviansyah 75 85 0.40 Sedang
12 Eka Rahmawati 80 90 0.50 Sedang
13 Fikriansyah 75 85 0.40 Sedang
14 Helmy Juandes 60 90 0.75 Tinggi
15 Heni Indrayani 95 95 0.00 Rendah
16 Indra Jaya Saputra 70 95 0.83 Tinggi
17 IntanLenstari 75 90 0.60 Sedang
18 Mahvira Aisyah Bela 55 80 0.56 Sedang
19 M.Rizky Noviandi 65 80 0.43 Sedang
20 M. Deva Agustin 85 85 0.00 Rendah
21 M. Dimas Azzikri 70 85 0.50 Sedang
22 M. Nanda Yudha S. 45 75 0.55 Sedang
23 M. Rifqi Ramadhan 80 90 0.50 Sedang
24 M. Fatur Putra N. 40 60 0.33 Sedang
25 M. Firdan 75 70 -0.20 Rendah
26 M. Habib Adyuda 80 80 0.00 Rendah
27 Nurhasanah 80 75 -0.25 Rendah
28 Pirda Amelia 65 75 0.29 Rendah
29 Putra Rifky Maulana 50 60 0.20 Rendah
30 Putri Andi Yani 55 60 0.11 Rendah
97
Lanjutan Tabel 4.32
31 Putri Nadya 70 65 -0.17 Rendah
32 Raditya 70 55 -0.50 Rendah
33 Rafi Dika Rifalsyah 90 90 0.00 Rendah
34 Rina Andriana 60 70 0.25 Rendah
35 Salsabila 60 75 0.38 Sedang
36 Siti Aliya Khanza 50 75 0.50 Sedang
37 Suci Rahmawati 80 60 -1.00 Rendah
38 Tri Mulyana 85 70 -1.00 Rendah
39 Tri Widiyanti 40 30 -0.17 Rendah
40 Verina Luciana 50 70 0.40 Sedang
Jumlah 2880.0 3205.0 12.3
Rata-rata 72.0 80.1 0.308
Rendah 37% 15
Sedang 45% 18
Tinggi 18% 7
Keterangan Tabel 4.32
NO KETERANGAN NILAI
1 Nilai Pos Tes Siklus 1 Terendah 40
2 Nilai Pos Tes Siklus 1 Tertinggi 90
3 Nilai Rata-rata Pos Tes Siklus 1 72
4 Nilai Postes Silus 2 Terendah 30
5 Nilai Postes Siklus 2 Tertinggi 100
6 Nilai Rata-rata Postes Siklus 2 80,1
Keterangan : Perhitungan lengkap terlampir
Dari tabel 4.32 di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh
siswa pada saat pre test siklus 1 adalah 40, sedangkan nilai tertinggi pada
98
pos test siklus 1 adalah 90. dan rata-rata nilai pre test adalah 72.
Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat post test siklus 2
sebesar 30, sedangkan nilai tertinggi pada saat post test siklus 2 sebesar
100. Nilai rata-rata post test yaitu 80,1. Pada post test ini siswa lulus 73%
mencapai nilai KKM 75. Ini berarti metode inkuiri dengan teknik bebas
yang digunakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut
rekapitulasi nilai pos test N Gain siklus 1 dan 2 pada tabel 4.33 sebagai
berikut :
Tabel 4.33 Rekapitulasi N- Gain Siklus I dan 2 Pos Test
NO N – Gain Kriteria N- Gain Jumlah
1 Nilai (g) ≥ 0,7 Tinggi 7
2 Nilai 0,7 > (g) ≥ 0,3 Sedang 18
3 Nilai (g) < 0,3 Rendah 15
Jumlah 40
Keterangan terlampir
Untuk hasil belajar pos test siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata
N-gain sebesar 0,308. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai N-gain
tinggi 7 anak, jumlah siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak
18 anak, dan jumlah siswa yang mendapatkan N-gain rendah 15 anak.
Tabel 4.34
Pencapaian KKM Siklus 2
No
Kelas
IInterval
Frekuensi
( f ) (%)
1 75 – 100 29 73%
2 0 – 74 11 27%
Jumlah 40 100%
99
Tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa siswa yang sudah mencapai
nilai KKM 75 ada 29 anak atau 73%. Dan siswa yang belum mencapai
nilai KKM 75 ada 11 anak atau 27%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Proses Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran siklus 1 secara garis besar ada tiga
kegiatan. Pertama kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
Kegiatan mengamati gambar yang disajikan guru dan menyimak penjelasan
guru tentang permintaan dan penawaran yang diikuti 83% siswa (33 anak),
siswa yang berpartisipasi kegiatan menanya 10 % (4 anak), siswa yang
aktif belajar (mencoba) 68% (27 anak), kelomok yang mengembangkan
luasan materi pembelajaran (menalar) mencapai nilai 78, dan kelompok
yang menyampaikan hasil diskusinya mencapai nilai rata-rata 70.
Kedua kegiatan pengamatan dan Mengumpulkan data yang
bekaitan dengan permintaan dan penawaran. Kegiatan ini dilakukan oleh
kelompok penawaran dibantu oleh kelompok permintaan. Kelompok
penawaran 1 dan 2 mengamati dan mendata satu jenis barang penawaran.
Kelompok 1 dan 2 juga belum mengisi 6 data penawaran dan sudah
mengisi 9 data penawaran. Kelompok penawaran 4 dan 5 masing-masing
mengamati dan mendata tiga jenis barang penawaran. Kelompok 4 dan 5
belum mengisi 3 data penawaran dan sudah mengisi 12 data penawaran.
Ketiga adalah kegiatan diskusi kelompok permintaan. Masing-
masing kelompok permintaan mendiskusikan barang yang mereka
butuhkan atau yang akan mereka beli. Diskusi yang dilakukan kelompok
penawaran adalah memasukkan data hasil pengamatan jenis, harga, dan
kualitas barang. Rata-rata nilai diskusi kelompok mencapai 79. Hasil
kegiatan diskusi dapat dilihat pada tabel 4.35 sebagai berikut:
100
Tabel 4.35
Hasil Kegiatan Diskusi Kelompok.
K
e
l
o
m
p
o
k
Jenis
Kelompok
Ju
mla
h
An
ggo
ta
Barang
yang
diusulka
n
Bara
ng
yang
dipili
h
Men
data
Fakt
or
Perm
intaa
n
Menda
ta
Faktor
Penaw
aran
Menda
ta
Jenis
Permi
ntaan
Mend
ata
Harga
dan
jumla
h
baran
g
Jumla
h
Rerata
Nilai
Nilai
1 Penawaran 5 70 70 60 60 260 65
2 Penawaran 5 70 70 60 60 260 65
3 Permintaan 5 60 100 160 80
4 Penawaran 5 80 80 80 80 320 80
5 Penawaran 5 80 80 80 80 320 80
6 Permintaan 5 80 100 180 90
7 Permintaan 5 80 100 180 90
8 Permintaan 5 60 100 160 80
Jumlah
630
Rerata
78.8
Siklus kedua siswa dan guru melakukan praktek permintaan dan
penawaran melaui kegiatan jual beli. Guru dan siswa mengamati kegiatan
jual beli yang dilakukan jenis kelompok permintaan dan jenis kelompok
penawaran. Pertama kegiatan jual beli oleh kelompok 1 dan 3. Tiap
anggota kelompok permintaan 3 melakukan transaksi dengan kelompok
penawaran 1. Masing-masing anggota kelompok 3 membeli pulpen dan
dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 1.
Kedua kelompok 5 dan kelompok 2. Tiap anggota kelompok
permintaan 5 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 2.
101
Masing-masing anggota kelompok permintaan 5 membeli roti dan dilayani
dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 2.
Ketiga kelompok 7 dan 4. Tiap anggota kelompok permintaan 7
melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 4. Masing-masing
anggota kelompok permintaan 7 membeli buku tulis dan dilayani dengan
baik oleh anggota kelompok penawaran 4. Ada dua anggota pembeli yang
batal membeli buku tulis karena tidak cukup uangnya. Sehingga ada 3
anak yang membeli buku tulis.
Keempat kelompok 8 dan 6. Tiap anggota kelompok permintaan 8
melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 6. Masing-masing
anggota kelompok permintaan 8 membeli air mineral kemasan gelas dan
dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 6.
2. Pembahasan Hasil Belajar
Metode inkuiri adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan
tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran.
Dengan lebih menekankan pada proses pembelajaran pada siswa agar
lebih menguasai materi pelajaran dan berhasil pada hasil belajar yang
berupa tes kognitif. Penerapan metode inkuiri terdiri dari beberapa tahap
yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan
(Observing), dan Refleksi (Reflecting). Hasil pengamatan melalui lembar
observasi dan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada penelitian ini
menunjukkan bahwa siswa menyenangi proses pembelajaran IPS melalui
penerapan metode inkuiri. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan
keaktifan siswa. Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya
pembelajaran dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif
karena diharuskan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk
membahas soal yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga dapat bertukar
pikiran antara anggota kelompok lain. Sehingga penerapan metode inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
102
Menurut Lif Khoiru Ahmadi dkk. dalam bukunya mengemukakan
“dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif dan salah
satunya adalah penilaian acuan patokan setiap kompetensi harus diberikan
feedback”.1 Penilaian banyak bentuknya baik berupa tes tertulis dan tidak
tertulis. Peneliti melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan
tes tertulis dengan jumlah persiklus 20 soal. Berdasarkan hasil tes yang
dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai paling rendah yang diperoleh
siswa pada saat pre test adalah 20 dan nilai tertinggi pada saat pre test
adalah 90 dengan nilai rata-rata nilai pre test 57. Ada 19 siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM 75. Sedangkan nilai terendah yang
diperoleh siswa pada saat post test sebesar 40, sedangkan nilai tertinggi
pada skor post test sebesar 100 dengan rata-rata nilai post test 72 juga
masih di bawah nilai KKM. Walaupun ada yang mendapat nilai 85 hampir
55% siswa yang masih di bawah nilai KKM yaitu 75. Untuk hasil belajar
siklus I diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,33. Dari hasil tes yang
diperoleh diketahui ketuntasan siswa belum maksimal. Ini berarti
penerapan metode inkuiri dengan teknik modifikasi yang digunakan belum
efektif dalam meningkatkan hasil belajar sesuai dengan standar N-gain.
Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini belum
tercapai, sehingga diperlukan penyempurnaan untuk masing-masing nilai
siswa dan peneliti melanjutkan ke siklus 2 mencoba memperbaiki dan
menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I. Berdasarkan
hasil observasi siklus I aktifitas siswa belum memuaskan. Hal ini terlihat
dari kurangnya komunikasi dalam kelompok, sebagian besar kelompok
masih mengandalkan siswa yang pintar untuk mengerjakan tugas, masih
sedikitnya jumlah siswa yang bertanya maupun yang menjawab
pertanyaan, serta munculnya rasa bosan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran.
1 lif Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta : PT. Prestasi
Pustakarya, 2011), h. 163
103
Dalam mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus
I, guru melakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Hasil
belajar siswa pada siklus 2 yaitu nilai paling rendah yang diperoleh siswa
pada saat pre test adalah 45 dan nilai tertinggi pada saat pre test adalah 90
dengan nilai rata-rata pre test 71 yang masih di bawah nilai KKM yaitu 75.
Sedangkan nilai terendah pada saat post test sebesar 30, dan skor post tets
tertinggi sebesar 100 dengan nilai rata-rata post test 80,1 di atas nilai
KKM 75. Ini menunjukkan ketuntasan siswa mencapai 73% pada siklus II.
Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N– gain sebesar 0,33.
Hasil belajar post test siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata N-
gain sebesar 0,308 berada dalam kategori sedang. Jumlah siswa yang
mendapatkan nilai N-gain tinggi 7 anak (18%), jumlah siswa yang
mendapatkan N-gain sedang sebanyak 18 anak (45%), dan jumlah siswa
yang mendapatkan N-gain rendah 15 anak (37%) yang dapat dilihat pada
Diagram 4.2 dan Diagram 4.3 dibawah ini:
Diagram 4.2
Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 dalam Jumlah
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Tinggi Sedang Rendah
Pos Test Siklus 1 dan2
104
Diagram 4.3
Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 dalam Persentase
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Tinggi Sedang Rendah
Pos Test Siklus 1 dan 2
Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah
tercapai. “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh
keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan
membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas
dll.”2
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa
jalannya pembelajaran pada siklus 2 telah berhasil memperbaiki berbagai
kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan
peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Siswa memberikan
respon yang positif terhadap metode pembelajaran inkuiri dengan teknik
bebas yang diterapkan pada siklus 2 karena siswa dapat berusaha untuk
menggali dan mendalami materi belajar yang disampaikan oleh guru.
Siswa saling membantu dalam memahami materi yang diajarkan. Metode
pembelajaran inkuiri dengan dua teknik yang diterapkan pada siklus 1 dan
2 yaitu teknik modifikasi dan bebas telah dapat menumbuhkan kerjasama
dan tanggung jawab siswa. Berikut diberikan grafik perbandingan hasil
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 163
105
penelitian siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat pada diagram 4.4 sebagai
berikut:
Diagram 4.4 Grafik Perbandingan
Nilai Rata-rata Pretes dan Postes Siklus 1 dan 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus 1 Siklus 2
Pretest
Pretes
Postes
Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya mengatakan “ Strategi
Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua segi yang sama
pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar.”3 Dari data diatas bisa
disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sukses karena hasil belajar
menunjukan tingkat kelulusan 73% pada siklus kedua. Hasil penelitian
dapat disimpulkan penerapan metode inkuiri berhasil meningkatkan
pelajaran IPS di SMP Islam Al-Muhajirin dengan keberhasilan ketuntasan
belajar siswa mencapai 73%.
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006), cet pertama h.207
106
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil Penelitian dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar IPS di kelas VII SMP Al-Muhajirin di
Padurenan III, Gunungsindur, Bogor.
Aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas (PTK)
mencapai rata-rata yang menunjukkan peningkatan positif. Berdasarkan pada
siklus I siswa bersama kelompoknya aktif mengikuti proses pembelajaran
melakukan pengamatan, mencari data, diskusi, dan presentasi mengenai materi
permintaan dan penawaran. Pada siklus 2 siswa bersama kelompoknya
melakukan kegiatan jual beli untuk menerapkan materi permintaan dan
penawaran.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang positif. Peningkatan
tersebut dapat dilihat pada perkembangan nilai rata-rata post test siklus I
mencapai nilai rata-rata 72, dan siklus II mencapai nilai rata-rata post test 80,1.
Hasil belajar ini sudah melampaui KKM IPS Kelas VII yaitu 75. Hasil belajar
post test siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,308 berada
dalam kategori sedang. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai N-gain tinggi 7
anak (18%), jumlah siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak 18 anak
(45%), dan jumlah siswa yang mendapakan N-gain rendah 15 anak (37%).
Berdasarkan nilai hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, maka
dapat diketahui pembelajaran inkuiri yang mengaktifkan dan menyenangkan
siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS ke arah yang positif dan signifikan.
Sehingga dapat dinyatakan penerapan model pembelajaran inkuiri di kelas VII
SMP Al-Muhajirin di Padurenan III, Gunungsiundur, Bogor dapat dinyatakan
berhasil dan hambatan yang dialami selama pembelajaran kecil.
107
B. Implikasi
1. Proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran inkuiri lebih
disesuaikan dengan tingkat kelas siswa oleh karenanya penerapannya
pada kelas VII perlu berbeda dengan kelas VIII dan IX.
2. Hasil belajar yang sudah dicapai dengan baik perlu ditingkatkan dengan
kegiatan belajar mengajar yang aktif dan menyenangkan.
3. Aktivitas belajar siswa terus dipantau dan didorong agar meningkat
keaktifannya sehingga siswa selalu semangat dalam belajar.
4. Siswa dibiasakan menemukan sendiri pemecahan masalah suatu materi
pelajaran baik melalui secara teori dan praktek.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas, selanjutnya dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Pembelajaran tematik yang menerapkan model inkuiri hendaknya guru
mengupayakan pembelajaran praktek mengimplementasikan materi dengan
kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar.
2. Guru hendaknya dalam penerapan model inkuiri terlebih dahulu
mempersiapkan metode dan teknik inkuiri yang akan disampaikan kepada
siswa. Selain itu hendaknya guru berlatih terlebih dahulu sebelum
menerapkan metode dan teknik inkuiri tersebut.
3. Kepala sekolah hendaknya mendukung dan melakukan pembinaan terhadap
guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevalusi pembelajaran
khususnya dalam penerapan model, metode, dan teknik pembelajaran.
4. Pengawas sekolah hendaknya dapat memasukkan kegiatan penerapan model
pembelajaran inkuiri sebagai agenda kegiatan pembinaan terhadap guru.
5. Siswa dilibatkan langsung dalam pembelajaran inkuiri.
108
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 1999.
Arikunto,Suharsimi.Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Rineka
Cipta,2013
Bahri Djaramah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta. 2011.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2009.
Gunawan, Rudy. Pendidikan IPS (Filososfi, Konsep dan Aplikasi). Bandung:
Alfabeta.2013.
Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta Barat: PT. Indeks. 2012.
Latifah. Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Al-Qur’an Surat Al-Maun pada Siswa Kelas II MI. Nurul
Iman Cobogo Kecamatan Cisauk Kabupaten Tanggerang. Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri
“Sultan Maulana Hasanudin” Banten, 2013
Maulana Nasrullah, Akmal. Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar
pada Pelajaran IPS Sosiologi. Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015.
Mudjijo.Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.2010.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985
Rahman, Abdul, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Strategi Relating,
Experiencing,Applaying, Cooperating, Transferring (REACT)
Untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Pada Mata Pelajaran IPS
Terpadu Kelas VII SMP Duta Bangsa, Jakarta BaratTahun 2012”.
Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2012
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: 2011
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group. 2008.
109
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.2010.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
ALFABETA, 2008
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar Ruzz Media.2011
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. 4. 2012.
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Bandung:Citra Umbara, 2003).
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
2009.
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Guru Mata Pelajaran
1. Bagaimana kondisi siswa kelas VII khususnya perhatian mereka terhadap
mata pelajaran IPS?
2. Bagaimana strategi guru mata pelajaran IPS dalam mengelola kelas?
3. Bagaimana pendapat anda mengenai metode pembelajaran inquiri?
Untuk Siswa
1. Bagaimana pembelajaran IPS yang selama ini kalian terima?
2. Apakah guru mata pelajaran menerapkan variasi dalam pembelajaran?
3. Bagaimana pendapat anda mengenai guru IPS di SMP Islam Al-Muhajirin
yang mencoba menerapkan metode pembelajaran inquiri?
Hasil Wawancara
Responden Guru Mata Pelajaran IPS
1. Peneliti : Bagaimana kondisi siswa kelas VII khususnya perhatian mereka
terhadap mata pelajaran IPS?
2. Guru : Untuk kelas VII tidak semuanya memiliki pemahaman yang baik
terhadap IPS. terkadang mereka merasa mudah untuk belajar tetapi hasil
belajarnya tidak memuaskan. Terutama untuk kelas VII-2 merupakan
kelas yang memperoleh nilai yang dibawah KKM.
3. Peneliti : Bagaimana strategi guru mata pelajaran IPS dalam mengelola
kelas?
4. Guru : Dalam pengelolaan kelas saya sudah berusaha menjelaskan
memakai metode ceramah dan mencatat. Tetapi hasilnya kurang
maksimal. Saya sampai bingung harus memilih metode apalagi, jalan satu-
satunya ya saya beri tugas untuk bias menambah nilai yang kurang.
5. Peneliti : Bagaimana pendapat anda mengenai metode pembelajaran
inquiri?
6. Guru : saya belum pernah mencoba menurut saya metode tersebut dapat
membuat siswa lebih mudah untuk memahami pelajaran IPS.
Responden Siswa
1. Peneliti : Bagaimana pembelajaran IPS yang selama ini kalian terima?
2. Siswa : membosankan bu, saya tidak paham dengan materinya.
3. Peneliti : Apakah guru mata pelajaran menerapkan variasi dalam
pembelajaran?
4. Siswa : Tidak bu, semua hanya menjelaskan, mencatat di papan tulis, kita
semua disuruh mencatat dan diberi tugas. Jadi yang kita tau hanya
tugasnya dan mencari jawaban itu, materiyanglain tidak paham.
5. Peneliti : Bagaimana pendapat anda mengenai guru IPS di SMP Islam Al-
Muhajirin yang mencoba menerapkan metode pembelajaran inquiri?
6. Siswa : Lebih menarik bu, dan kita semua jadi lebih mudah paham.
Foto Kegiatan Belajar Mengajar
Siklus I & Siklus II
BIOGRAFI PENULIS
Retna Sulastri Apriani, 1111015000022, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Prodi Pendidikan Geografi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011. Anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan
Bapak Agus Syukur dan Ibu Dedeh Erna. Penulis lahir di
Tangerang, 09 April 1993. Bertempat tinggal di Jalan Surya
Kencana RT 03/06 No. 57, Gg. Musholla II, Kelurahan
Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Pendidikan formal yang ditempuh ialah mulai dari TK Surya Kencana
Pamulang, melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Pamulang II Pamulang,
melanjutkan Madrasah Tsanawiyah di MTsN Tangerang II Pamulang Pamulang,
melanjutkan Madrasah Aliyah di MAN 4 Jakarta Jakarta, dan melanjutkan
Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial/Prodi Geografi.