179
BAB I PENGANTAR HUKUM PERIKATAN YANG BERSUMBER PERJANJIAN 1. PENGERTIAN : Perikatan (verbintenis) adalah hubungan hukum yang timbul (terjadi) karena persetujuan atau perjanjian maupun karena telah ditentukan oleh Undang-undang (Pasal 1313 BW). Perjanjian atau overeenkomst mengandung pengertian yaitu suatu hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi. Berdasarkan pengertian tersebut di atas terdapat beberapa unsur yang memberi wujud pengertian dari perjanjian antara lain: (1) hubungan hukum (rechtbretekking) yang menyangkut hukum kekayaan antara dua orang (persoon) atau lebih; 1

PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

  • Upload
    lenhu

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

BAB IPENGANTAR HUKUM PERIKATAN YANG BERSUMBER

PERJANJIAN

1. PENGERTIAN :

Perikatan (verbintenis) adalah hubungan hukum yang timbul

(terjadi) karena persetujuan atau perjanjian maupun karena telah

ditentukan oleh Undang-undang (Pasal 1313 BW).

Perjanjian atau overeenkomst mengandung pengertian yaitu suatu

hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atau

lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk

memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain

untuk menunaikan prestasi.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas terdapat beberapa unsur

yang memberi wujud pengertian dari perjanjian antara lain:

(1) hubungan hukum (rechtbretekking) yang menyangkut hukum

kekayaan antara dua orang (persoon) atau lebih;

(2) yang memberi hak pada satu pihak dan kewajiban pada pihak

lain tentang suatu prestasi.

Jika demikian, perjanjian atau verbintenis adalah

hubungan hukum atau rechtbrekking yang oleh hukum itu

sendiri diatur dan disahkan cara perhubungannya. Oleh karena

itu, perjanjian yang mengandung hubungan hukum antara

perorangan atau persoon adalah hal-hal yang terletak dan

1

Page 2: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

berada dalam lingkungan hukum. Itulah sebabnya hubungan

hukum dalam perjanjian, bukan suatu hubungan yang bisa

timbul dengan sendirinya seperti yang kita jumpai dalam harta

benda kekeluargaan.

Jika dalam hubungan hukum kekayaan keluarga,

dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan

kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris

lain halnya dalam perjanjian. Hubungan hukum antara pihak

yang satu dengan pihak yang lain tidak bisa timbul dengan

sendirinya hubungan tersebut tercipta oleh karena adanya

tindakan hukum atau rechthandeling.

Tindakan atau perbuatan hukum yang dilakukan

oleh para pihaklah yang menimbulkan hubungan hukum

perjanjian, sehingga terhadap satu pihak diberi hak oleh pihak lain

untuk memperoleh prestasi. Sedangkan pihak lain itupun

menyediakan diri dibebani dengan kewajiban untuk menunaikan

prestasi. Jadi salah satu pihak memperoleh hak atau recht dan

pihak sebelah lagi, memikul kewajiban atau plicth untuk

menyerahkan atau menunaikan prestasi. Prestasi ini adalah objek

atau voorwerp dari verbintenis.

2

Page 3: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Tanpa prestasi hubungan hukum yang dilakukan berdasar

tindakan hukum sama sekali tidak mempunyai arti apa-apa bagi

hukum perjanjian, pihak yang berhak atas prestasi mempunyai

kedudukan sebagai schuldeiser pihak yang wajib menunaikan

prestasi berkedudukan sebagai schuldenaar atau debitur. Karakter

hukum kekayaan atau harta benda ini bukan hanya terdapat dalam

hukum perjanjian. Malahan dalam hubungan keluarga, hukum

kekayaan mempunyai karakter yang paling mutlak.

2. PERIKATAN DILIHAT DARI SUMBER ATAU LAHIRNYA

Apabila dilihat dari segi sumberbya atau lahirnya, maka perikatan

terjadi karena persetujuan dan Undang-undang. Ketika para pihak

sepakat membuat perjanjian yang mana mereka telah memenuhi

syarat-syarat sahnya perjanjian, maka pada detik yang bersamaan

lahirlah perikatan. Kalau perjanjian adalah hubungan hukum yang

bersifat konkrit, yang dapat dilihat adanya dua orang atau lebih

melakukan kesepakatan untuk membuat perjanjian, kemudian diakhiri

dengan penanda-tanganan akta perjanjiannya (kalau dilakukan secara

tertulis) kemudian mereka saling berjabat-tangan, maka perikatan

sebenarnya adalah hubungan hukum yang bersifat abstrak, artinya

tidak dapat dilihat oleh panca indera. Tetapi perikatan itu dianggap

lahir atau terjadi jika para pihak telah melakukan perjanjian.

Perikatan juga dapat terjadi atau lahir bukan karena didahului

adanya perjanjian, melainkan telah ditentukan oleh Undang-undang.

Seorang (sebut saja A) yang sebelumnya tidak mengenal orang lain

3

Page 4: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(sebut saja B), tetapi karena A melakukan perbuatan menimbulkan

kerugian pada B, maka ketika perbuatan itu terjadi, maka pada saat

yang bersamaan perikatan dianggap lahir (terjadi), jika perbuatan

yang dilakukan oleh A itu oleh Undang-undang dan Yurisprudensi

dianggap sebagai perbuatan melawan hukum. Atas dasar perbuatan

dan kesalahan yang dilakukan oleh A dan atas kerugian yang diderita

oleh B, maka sejak saat itu B berhak menggugat A untuk menuntut

ganti kerugian kepada A.

3. MACAM PERJANJIAN

Berdasarkan Pasal 1319 BW dinyatakan bahwa: Semua perjanjian

baik perjanjian bernama (yang mempunyai titel khusus) maupun

perjanjian tidak bernama tunduk pada aturan umum hukum perikatan

yang ada dalam Buku III BW”. Jadi secara garis besar perjanjian

dibedakan antara:

(1) Perjanjian bernama atau perjanjian yang memiliki nama (titel)

khusus yaitu seluruh perjanjian yang diatur dalam BW dan KUHD,

maupun;

(2) Perjanjian tidak bernama atau perjanjian yang tidak memiliki nama

khusus yang diatur di luar BW pada prinsipnya harus tunduk atas

berlakunya asas-asas hukum perikatan yang diatur dalam Buku III

BW.

Asas-asas hukum perikatan dimaksud antara lain menyangkut:

(1) aturan tentang syarat sahnya persetujuan (Pasal 1320 BW);

(2) aturan tentang kebebasan berkontrak (Pasal 1338 ayat (1));

(3) aturan tentang perubahan persetujuan (Pasal 1338 ayat (2));

4

Page 5: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(4) aturan tentang itikad baik dalam melaksanakan persetujuan (Pasal

1338 ayat (3));

(5) aturan tentang pembatasan kebebasan berkontrak yang diatur

dalam Pasal 1339 BW.

Letak pengaturan perjanjian bernama adalah terdapat di dalam KUH

Perdata (BW) maupun dalam KUH Dagang (WvK). Seluruh persetujuan

bernama sumber pengaturannya berasal dari BW dan WvK, sedangkan

perjanjian tidak bernama sumber pengaturannya berasal ditentukan oleh

perkembangan dalam dunia praktek perjanjian dan Yurisprudensi.

4. ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

Berdasarkan Pasal 1338 BW : “SEGALA PERSETUJUAN YANG

DIBUAT SECARA SAH BERLAKU SBG U.U. BAGI PEMBUATNYA”

Aturan umum atau asas hukum ini sering disebut asas kebebasan

berkontrak.

Apa dasar pertimbangan pembuat Undang-undang

membuat aturan umum (asas hukum) kebebasan berkontrak ini ?

dasar pertimbangan pembuat Undang-undang ini memiliki hubungan

erat dengan perkembangan hukum perjanjian. Pembuat Undang-

undang memiliki kesadaran dan pendapat bahwa tidak mungkin suatu

kodifikasi (U.U.) seperti BW dan WvK (isinya) dapat mengikuti

perkembangan jaman. Perkembangan masyarakat di bidang hukum

perjanjian memiliki kecenderungan untuk berkembang sesuai dengan

kebutuhannya.

Perkembangan hukum perjanjian (kontrak) di luar

BW diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat sebagai basis

5

Page 6: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

lingkungan hukumnya. Pembuat U.U. (BW) hanya memberi pintu

kebebasan membuat perjanjian itu melaluii aturan umum atau asas

kebebasan berkontrak. Inilah yang menyebabkan aturan atau asas

hukum perikatan BW tetap dapat mengikuti perkembangan hukum

kontrak yang terus berkembang dalam masyarakat.

Apa maksudnya “segala persetujuan yang dibuat secara sah berlaku

sebagai U.U. bagi pembuatnya “? Menurut para ahli hukum , “segala

persetujuan” dimaksud ditafsirkan sebagai berikut

(1) kebebasan untuk membuat /tidak membuat persetujuan;(1)kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin membuat

perjanjian(2)kebebasan untuk menentukan/memilih causa dari perjanjian

yang akan dibuatnya;(3)kebebasan untuk menentukan obyek perjanjian;(4)kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanjian(5)kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan u.u.

yang berlaku opsional (aanvulend)

Penafsiran secara harfiah seperti yang salama ini dipahami adalah:

1. SEGALA PERSETUJUAN

(1) persetujuan/perjanjian bernama atau perjanjian tidak bernama;

(2) persetujuan yang bentuknya dibuat secara tertulis atau lisan;

(3) persetujuan yang dibuat sesama warga negara/badan hukum dlm satu negara atau dengan pihak asing (perseorangan/badan hukum asing).

6

Page 7: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

5. KEABSAHAN PERJANJIAN

Setiap perjanjian atau persetujuan harus dibuat dengan memenuhi

syarat sahnya, baik syarat subyektif maupun syarat obyektif

sebagai dinyatakan dalam Pasal 1320 BW

Pasal 1320 BW menyatakan: ” Persetujuan dibuat secara sah

apabila memenuhi syarat:

(1) kesepakatan bebas para pihak (asas konsensualisme) (1) kecakapan para pihak yang membuat perjanjian (kebebasan

seseorang membuat kontrak dibatasi oleh kecakapannya. apabila u.u. menyatakan tidak cakap, maka orang itu sama sekali tidak memiliki kebebasan berkontrak).

(2) obyeknya tertentu dan harus dapat ditentukan ( standart pemakaian ukuran).

(3) causanya halal artinya tidak dilarang oleh u.u., ketertiban umum dan kesusilaan artinya para pihak tidak bebas membuat kontrak yang menyangkut causa yang dilarang oleh u.u., kesusilaan dan ketertiban umum”.

Sedangkan pengertian “ berlaku sebagai u.u. bagi pembuatnya” adalah:

Isi perjanjian tersebut mengikat seperti u.u. yang harus ditaati oleh

para pihak. para pihak tidak merubah apa yang telah menjadi isi

perjanjian secara sepihak karena akan mengakibatkan resiko

kerugian bagi pihak lain.

Jadi aturan/pasal yang membatasi kebebasan berkontrak adalah:

7

Page 8: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

TABEL: 1ATURAN PEMBATASAN KEBEBASAN BERKONTRAK

NO. PASAL ISI1. PASAL 1320

AYAT (1), (2)

Ayat (3) dan ayat (4)

Kebebasan salah satu pihak membuat perjanjian dibatasi oleh sepakat pihak lainnya. Kebebasan membuat perjanjian dibatasi oleh kecakapan para pihak, artinya apabila U.U. menyatakan bahwa seseorang itu tidak cakap membuat perjanjian, maka orang itu sama sekali tidak mempunyai kebabasan berkontrak

Kebebasan berkontrak tidak akan terwujud (batal demi hukum) ketika obyek perjanjian kabur (abcuur) dan causanya tidak halal

2. PASAL 1332 Memberikan arah mengenai kebebasan bahwa para pihak untuk memperjanjikan obyek berupa barang-barang atau hak yang mempunyai nilai ekonomis.

3. PASAL 1338 AYAT (2) , (3).

Para pihak tidak bebas merubah isi perjanjian secara sepihak . Para pihak juga tidak dapat diwujudkan sekehendaknya melainkan dibatasi oleh itikat baiknya. Artinya tidak boleh itikat buruk.

8

Page 9: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

4. PASAL 1339 Persetujuan tidak hanya berlaku atas hal-hal yang disepakati secara tegas oleh para pihak melainkan berlaku U.U., kebiasaan (kepatutan) dan ketertiban umum. Jadi para pihak dalam melaksanakan kebebasan berkontrak tidak boleh melanggar U.U., Kebiasaan dan Ketertiban Umum.

6. HUBUNGAN ANTARA KETENTUAN.2. PERJANJIAN BERNAMA DAN ASAS-ASAS HUKUM PERIKATAN

LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI artinya Ketentuan khusus harus diberlakukan lebih dahulu daripada ketentuan umum.

PASAL 1319 BW: SEMUA PERJANJIAN, BAIK BERNAMA MAUPUN TIDAK BERNAMA TUNDUK PADA KETENTUAN UMUM (HUKUM PERIKATAN yang termuat dalam Bab I, II BUKU III BW.

7. BERAKHIRNYA SUATU KONTRAK

PASAL 1381 BW menyatakan bahwa perikatan hapus karena:

(1) Pembayaran;

(2) Penawaran pembayaran secara tunai

(3) diikuti penyimpanan atau penitipan;

(4) Pembaruan hutang;

(5) Perjumpaan hutang atau kompensasi;

(6) Percampuran Hutang;

(7) Pembebasan Hutang;

9

Page 10: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(8) Musnahnya barang yang terhutang;

(9) Batal atau Pembatalan;

(10)Karena berlakunya syarat batal dan

(11)Karena lewatnya waktu (daluarsa)

8. ISI PERJANJIAN

Dilihat dari isinya perjanjian dapat terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

(1) Esensialia;

(2) Naturalia;

(3) Aksidentalia

Esensialia adalah isi perjanjian yang menyangkut

masalah pokok yang harus ada atau dicantumkan dalam kontrak.

Misalnya dalam perjanjian jual beli, esensialianya adalah adanya

kesepakatan barang dan harga bagi para pihak. Dalam perjanjian

sewa menyewa, esensialianya adanya obyek sewa, harga sewa dan

jangka waktu sewa. Apabila dalam suatu kontrak tidak

mencantumkan esensialianya, maka kontrak tersebut adalah batal

demi hukum, karena tidak memenuhi keabsahan perjanjian.

Naturalia adalah isi perjanjian yang menyangkut hal

yang telah diatur dalam Undang-undang. Misalnya hak dan

kewajiban para pihak dalam perjanjian jual beli, sewa menyewa,

utang piutang dan sebagainya. Janji-janji tentang jaminan para

pihak, Aturan yang ada dalam U.U. ini boleh dimunculkan oleh

10

Page 11: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

para pihak dalam kontrak ataupun tidak. Karena naturalia tidak

wajib dimunculkan sebagai klausula dalam kontrak. Jika hal itu

terjadi, maka kotrak tetap sah walaupun sangat minim mengatur

hal-hal tentang hak-kewajiban, pembayaran, penyerahan, janji-janji

para pihak untuk menjamin pihak lain.

Aksidentalia adalah isi perjanjian yang menyangkut hal-

hal yang disepakati secara khusus oleh para pihak. Hal-hal yang

disepakati secara khusus ini dapat saja menyimpang dari aturan

hukum (naturalia) kontrak tersebut. Hal ini membuktikan bahwa

hukum kontrak bersifat pelengkap atau anvulen recht. Contoh:

dalam perjajian jual beli, penjual diwajibkan menyerahkan barang

kepada pembeli. Tetapi mereka dapat saja menyepakati bahwa

pembeli mengambil sendiri barang di tempat penjual. Aksidentalia

ini eksistensinya tidak mempengaruhi keabsahan perjanjian.

Klausula yang berisi aksidentalia ini merupakan lex specialis

sedangkan aturan hukum kontrak (naturalia) adalah lege generali

yang dapat dikesampingkan oleh para pihak.

9. PENAFSIRAN HUKUM

Jika terjadi sengketa antara para pihak dan atas sengketa

tersebut tidak ada pengaturan yang jelas dalam perjanjian yang

disepakati para pihak, bukan berarti perjanjian itu belum mengikat

para pihak atau dengan sendirinya batal demi hukum. Mengapa ?

Karena pengadilan dapat mengisi kekosongan hukum tersebut

11

Page 12: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

melalui penafsiran untuk menemukan hukum yang berlaku bagi

para pihak yang membuat perjanjian.

KUH Perdata mengatur hal ini dalam Pasal 1342 sampai

Pasal 1351. Beberapa hal penting atas penafsiran dimaksud adalah

sebagai berikut:

(1) Pasal 1342 menyebutkan :

“Jika kata-kata suatu perjanjian sudah jelas, maka tidak

diperkenankan melakukan penafsiran yang menyimpang dari

kata-kata tersebut”;

(2) Pasal 1343 menyatakan:

“Jika kata-kata suatu perjanjian dapat diberikan berbagai

macam penafsiran, maka harus diselidiki maksud kedua belah

pihak yang membuat perjanjian. Misalnya, apakah maksud

sesungguhnya dari para pihak dalam membuat perjanjian”.

(3) Pasal 1344 menyatakan:

“Jika suatu janji dapat diberikan dua macam pengertian, maka harus

dipilih pengertian yang memungkinkan janji itu dilaksanakan daripada

pengertian yang tidak memungkinkan pelaksanaan”. Misalnya, untuk barang

tetap berlaku hukum di mana benda bergerak itu berada. Dalam Hukum

Perdata Internasional disebut asas Lex Loci Contractus.

12

Page 13: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(4) Pasal 1345

Jika kata-kata dapat diberikan dua macam pengertian, maka

harus dipilih pengertian yang paling selaras dengan sifat

perjanjian. Dalam hal ini harus diperhatian apakah

perjanjian itu bersifat konsensuil atau harus memenuhi

formalitas tertentu atau haruskah ada penyerahan barang

atau uang sebagai syarat keabsahan perjanjian.

(5) Pasal 1346

Jika terdapat hal-hal yang meragukan harus ditafsirkan

menurut apa yang menjadi kebiasaan di mana perjanjian itu

dibuat.

(6) Pasal 1347

Hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan,

dianggap secara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian.

Misalnya resiko atas barang yang belum diserahkan tetap

berada pada pihak penjual.

(7) Pasal 1348:

Semua janji yang dibuat dalam suatu perjanjian harus

ditafsirkan dalam hubungan satu sama lain, artinya tia-tiap

janji harus ditafsirkan dalam rangka perjanjian seluruhnya.

13

Page 14: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(8) Pasal 1349:

Jika atas suatu janji timbul keragu-raguan, maka janji

tersebut harus ditafsirkan atas kerugian orang yang meminta

diperjanjikan suatu hal (meminta suatu hak) dan atas

keuntungan orang yang telah mengikatkan diri

(menyanggupi kewajiban).

(9) Pasal 1350:

Meskipun kata-kata suatu perjanjian dirumuskan secara

sangat umum, namun perjanjian itu hanya meliputi hal-hal

yang nyata yang dimaksudkan oleh kedua belah pihak.

Misalnya kuasa untuk membeli, maka tidak dapat ditafsirkan

sebagai kuasa untuk menjual.

Pasal 1351

Suatu hal yang dinyatakan untuk menjelaskan perjanjian,

tidak dapat digunakan untuk membatasi kekuatan perjanjian

dalam hal-hal yang tidak dinyatakan.

Penafsiran Hukum yang berlaku di negara-negara common

law, seperti USA seperti dalam Uniform Commercial Code

menyebutkan tiga cara untuk melakukan panafsiran hukum, yaitu:

14

Page 15: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(1) Course of performance adalah cara bertindak yang dilakukan

para pihak dalam melaksanakan perjanjian;

(2) Course of Dealing, yaitu dilihat dari cara para pihak

melaksanakan kontrak sebelumnya. Hal ini akan menjadi

acuan untuk menyelesesaikan sengketa.

(3) Usage of Trade, yaitu berdasarkan praktik bisnis yang sudah

terjadi berulang-ulang dengan pola yang sama. Jika suatu hal

sudah menjadi kebiasaan yang berpola, maka hal inilah yang

digunakan sebagai dasar penafsiran.

Metode interpretasi atau penafsiran hukum dalam praktek

pengadilan (Mahkamah Agung) dikenal berbagai macam, yaitu:

(1) Subsumptif : yaitu penerapan teknik perundang-undangan

dalam kontrak (kasus in concreto) harus dianggap belum

memasuki taraf penggunaan penalaran hukum dan

penafsiran hukum;

(2) Gramatical : yaitu menafsirkan kata-kata atau istilah dalam

perundang-undangan sesuai kaidah tata bahasa;

(3) Sistematis (logis): yaitu menafsirkan peraturan perundang-

undangan dengan cara menghubungan dengan peraturan

perundang-undangan yang lain;

(4) Historis: meneliti U.U. atau kontrak dilihat dari proses

terjadinya;

15

Page 16: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(5) Teleologis/Sosiologis: yaitu menafsirkan undang-undang

atau kontrak atas sesuatu dengan tujuan pembentuk U.U.

atau pembuat kontrak;

(6) Komparatif: menafsirkan dengan jalan membandingkan

antara konsep antar sistem hukum;

(7) Antisipatif/Futuristik: menasirkan dengan menggunakan

sumber hukum (peraturan per U.U.an) yang belum resmi

berlaku ( R.U.U. atau Naskah Akademiknya. Demikian juga

dalam kontrak, dapat dilakukan penafsiran antisipatif

terhadap janji-janji pra (sebelum) kontrak dilkakukan;

(8)Restriktif, yaitu menafsirkan ketentuan U.U.atau kontrak

dengan membatasi artinya menurut hukum;

(9)Ekstensif, yaitu menafsirkan ketentuan U.U. atau kontrak

dengan cara melampaui batas-batas penafsiran gramatical;

(10)Otentik atau resmi: manafsirkan U.U. atau kontrak

berdasarkan arti beberapa kata yang digunakan dalam

peraturan Perundang-undangan yang dilakukan oleh pembuat

U.U. sendiri. Kalau dalam kontrak didasarkan atas apa

dilakukan oleh para pembuat kontrak itu sendiri.

16

Page 17: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

BAB IIPERJANJIAN JUAL BELI

1. PENGANTAR

Jual beli termasuk perjanjian bernama atau

perjanjian khusus karena diatur dalam dalam salah satu title dalam

BW. Walau secara normative jual beli dalam BW bersifat statis

tetapi yurisprudensi yang lahir dari perjanjian jual beli itu

berkembang sedemikian banyak dan luas. Oleh karena itu

mempelajari perjanjian jual beli tidak saja mengacu pada aturan

normatifnya seperti diatur dalam BW tetapi juga harus mengikuti

perkembangan yurisprudensi Mahkamah Agung yang bersumber

dari dunia praktek.

2. PENGERTIAN (DEFINISI)

Jual beli adalah perjanjian/persetujuan/kontrak di mana satu

pihak (penjual) mengikatkan diri untuk menyerahkan hak

kebendaan kepada pihak lainnya (pembeli) yang mengikatkan diri

untuk membayar harga berupa uang kepada penjual.

Definisi ini dinyatakan dalam Pasal 1457 BW.

Mengapa penjual hanya disebutkan menyerahkan “hak kebendaan”

saja, tidak secara tegas menyerahkan hak milik atas suatu benda ?

Ada 2 (dua) hukum yang dapat dijadikan pijakan.

17

Page 18: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(1) tidak disebutkannya menyerahkan “hak milik” atas suatu

kebendaan karena tujuan yang dikehendaki para pihak sudah

jelas yaitu menyerahkan hak milik. Hal ini dapat diketahui

secara tegas bahwa kewajiban penjual adalah menyerahkan

hak milik (Pasal 1474 BW);

(2) BW menganut sistem bahwa kesepakatan para pihak dalam

jual beli hanya berakibat lahirnya perjanjian jual beli tersebut

tetapi belum memindahkan hak milik. BW mengatur tersendiri

tentang peralihan (perpindahan) hak milik atas obyek jual beli

yaitu melalui penyerahan (levering), bukan pada waktu

kesepakatan hak milik itu berpindah.

3. SYARAT SAHNYA JUAL BELI

Sesuai dengan aturan tentang syarat sahnya perjanjian yang

diatur dalam Pasal 1320 BW, maka aturan ini berlaku bagi syarat

sahnya jual beli. Syarat sahnya persetujuan dimaksud Pasal 1320

BW adalah sebagai berikut:

(1)kata sepakat antara penjual dan pembeli;

(2)kemampuan/kecakapan para pihak dalam mengikatkan diri;

(3)obyek tertentu atau dapat ditentukan;

(4) sebab/cauda yang halal.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 268

K/Sip/1971 tanggal 25 Agustus 1971 dinyatakan bahwa:

18

Page 19: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Syarat-syarat yang diperlukan untuk sahnya perjanjian adalah

sebagai berikut:

“Alasan yang diperbolehkan (een geoorloofde oorzaak)

berdasarkan Pasal 1320 BW yang dalam hal merupakan “tujuan

bersama” (gezamenlijke doel) dari kedua belah pihak atas dasar

mana diadakan perjanjian dan bukan merupakan hal yang

mengenai akibat pada waktu pelaksanaan perjanjian”.

2. SAAT TERJADINYA JUAL BELI

Berdasarkan Pasal 1458 BW saat terjadinya jual beli ialah

saat penjual dan pembeli mencapai kata sepakat mengenai barang

(obyek) dan harganya, walau barang itu belum diserahkan dan

harganya pun belum dibayar.

Dalam praktek dikenal adanya Perjanjian Pengikatan Jual Beli.

Bagaimana perjanjian pengikatan jual beli itu dilihat dari Pasal

1458 BW ini ?

Perjanjian pengikatan jual beli yang sering digunakan dalam

praktek pada dasarnya adalah perjanjian jual beli karena para pihak

telah sepakat barang dan harganya walau barangnya belum

diserahkan dan harganya juga belum dibayar karena ada alasan-

alasan tertentu yang sama-sama diketahui oleh kedua pihak.

Menurut isi Pasal 1458 BW sebenarnya perjanjian pengikatan jual

beli ini tidak perlu menggunakan istilah “pengikatan” tetapi tetap

19

Page 20: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

menggunakan istilah “Perjanjian Jual Beli”, karena alasan harga

belum dibayar dan barang belum diserahkan bukan unsur penentu

terjadinya jual beli.

3. ASAS KONSENSUALISME JUAL BELI

Menurut Prof. R. Subekti asas konsensualisme yang tercantum

dalam Pasal 1320 mengenai syarat pertama sahnya perjanjian yaitu

adanya keharusan adanya kata sepakat kedua belah pihak yang

membuat perjanjian.

Apakah arti konsensualisme ? Konsensualisme berasal dari kata

konsensus yang artinya kata sepakat Sepakat adalah terjadinya

kesesuaian kehendak. Apa yang dikehendaki pihak satu juga

dikehendaki pihak lain. Kedua kehendak itu bertemu dalam

sepakat. Asas konsensualisme itu merupakan Tuntutan Kepastian

Hukum.

4. KEWAJIBAN PENJUAL

Menurut Pasal 1474 BW ada 2 (dua) kewajiban penjual yaitu:

(1) Menyerahkan benda yang dijualnya kepada pembeli dalam hak

milik.

BW mengenal 3 (tiga) jenis benda dan 3 (tiga) macam cara

penyerahan hak milik.

20

Page 21: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(1) Penyerahan benda bergerak menurut Pasal 612 BW dilakukan

dengan cara Penyerahan Nyata atau feitelijke levering);

(2) Penyerahan benda tak bergerak (berupa hak atas tanah)

dilakukan dengan cara penyerahan hukum (Juridische

Levering) yaitu melalui balik nama yang dilakukan dengan

Akta PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) selanjutnya harus

didaftarkan ke Kantor Pertanahan (dahulu disebut Kantor

Kadaster atau Kantor Pendaftaran Tanah;

(3) Penyerahan piutang atas nama dan hak milik lainnya menurut

Pasal 613 BW harus dibuat dengan akta notaries atau akta di

bawah tangan (cessie) yang harus diberitahukan kepada debitur

atau secara tertulis disetujuinya atau diakuinya.

Dalam praktek perdagangan, penyerahan piutang dilakukan secara

praktis yaitu penyerahan piutang kepada pengunjuk (aan toonder)

dilakukan dengan penyerahan nyata, sedangkan penyerahan

piutang atas perintah (aan order) dilakukandengan endosement.

Beberapa Pasal KUH Perdata penting yang harus diperhatikan:

No. Pasal Keterangan

1. 1476 Biaya penyerahan barang dipikul penjual,

biaya pengambilan dipikul oleh pembeli,

21

Page 22: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

kecuali ditentukan dengan cara lain

2. 1477 Penyerahan dilakukan di tempat di mana

benda berada pada saat terjadinya jual beli,

kecuali tidak disetujui dengan cara lain

3. 1478 Penjual tidak wajib menyerahkan barangnya

kepada pembeli jika pembeli tidak membayar

harganya. Inilah tangkisan yang disebut:

EXCEPTIO NON ADIMPLITI

CONTRACTUS yang dapat dikemukan oleh

debitur dalam hal tuntutan kreditur mengenai

pembatalan perjanjian ditambah dengan ganti

rugi, biaya dan bunga berdasarkan wan

prestasi debitur di muka pengadilan. Jadi

asas Exceptio non adimpliti contractus ini

adalah tangkisan (di muka pengadilan)

bahwa kreditur sendiri tidak melaksanakan

kewajibannya membayar dalam jual beli

secara tunai.

(2) Menjamin kenikmatan tenteram dan damai

Jaminan kenikmatan tenteram dan damai adalah bersumber pada

benda yang diserahkan oleh penjual itu benar-benar miliknya,

sehingga tidak mungkin ada gangguan dari pihak ketiga.

22

Page 23: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(4) Menjamin tidak adanya cacat tersembunyi

Menurut Pasal 1504 BW cacat tersembunyi pada barang adalah

cacat yang membuat barang itu tidak dapat dipergunakan sesuai

dengan maksudnya atau mengurangi gunanya (fungsinya)

sehingga seandainya pembeli mengetahuinya ia tidak akan

membeli kecuali dengan harga kurang.

Jaminan tidak adanya cacat tersembunyi ini adalah jaminan yang

berlaku khusus antara penjual kepada pembeli, bukan menjamin

tidak adanya gangguan dari pihak ketiga.

Pasal 1505 BW menyatakan penjual tidak wajib memberi

jaminan atas cacat yang kelihatan yang dapat diketahui sendiri

oleh pembeli.

Apakah yang dimaksud cacat tersembunyi ? Pengertian cacat

tersembunyi ini hanya dapat diketahui dalam praktek atau

Yurisprudensi seperti halnya Perbuatan Melawan Hukum (on

rechtmatige Daad Pasal 1365 BW).

5. HAK PENJUAL

(1) Hak atas pembayaran harga barang yang dijualnya;

(2) Hak reklame, yaitu hak penjual barang bergerak yang dijual

secara tunai. Hak reklame ini menuntut pengembalian

23

Page 24: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

barang dari pembeli yang belum membayar harga selama 30

hari setelah penyerahan barang (Pasal 1145 BW)

(3) Hak untuk menyatakan batal demi hukum (pasal 1518)

Pasal 1518 ini khusus untuk jual beli barang perabot rumah

tangga yang belum diambil oleh pembeli dalam jangka

waktu yang telah ditentukan tanpa harus memberikan

peringatan terlebih dahulu kepada pembeli. Jadi penjual

berhak membatalkan perjanjian jual beli itu jika alasan itu

terpenuhi.

6. KEWAJIBAN PEMBELI

(1) Membayar harga (Pasal 1513);

(2) Membayar bunga (Pasal 1515 BW) dalam hal barang yang

dibelinya sudah diserahkan oleh penjual tetapi ia belum

membayar harganya. Dalam hal ini penjual dapat

mengenakan bunga karena barang itu sudah memberi hasil

kepada pembeli;

(3) Melaksanakan pengambilan barang atas biaya sendiri (Pasal

1476 BW)

7. HAK PEMBELI

24

Page 25: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(1) Memperoleh jaminan dari penjual berupa kenikmatan

tenteram dan damai dan tidak adanya cacat tersembunyi;

(2) Hak untuk menunda pembayaran harga karena ada

gangguan dalam menikamati barang yang dibelinya oleh

tuntutan hukum pihak lain (lihat pasal 1516 BW).

8. MACAM-MACAM JUAL BELI

(1) Jual beli atas dasar percobaan

Menurut Pasal 1463 BW jual beli atas percobaan ini biasanya

dilakukan atas barang yang biasanya dicoba lebih dahulu.

(2) Jual beli atas dasar monster (sample)

Jual beli atas dasar monster ini tidak diatur dalam BW

melainkan dalam KUHD (WvK ) Pasal 69.

(3) Jual beli disertai Panjer (1464 BW)

Pembeli tidak dapat membatalkan perjanjian jual beli dengan

mengikhlaskan hilangnya panjer, demikian pula penjual tidak

dapat membatalkan perjanjian jual beli dengan mengembalikan

panjer tersebut.

9. KESIMPULAN

25

Page 26: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(1) Jual beli terjadi demi hukum ketika para pihak sepakat

tentang barang dan harganya walau barang belum

diserahkan dan harga belum dibayar;

(2) Unsur barang dan harga merupakan esensialia dalam

perjanjian beli. Kalau para pihak lalai mencantumkan

kesepakatannya tentang barang dan harga dalam perjanjian,

maka jual beli itu dianggap tidak sah;

(3) Hak dan kewajiban para pihak merupakan unsur naturalia

karena telah diatur secara tegas dalam BW;

(4) Kesepakatan yang dibuat sendiri menyimpang dari apa yang

ditentukan BW disebut unsur aksidentalia.

BAB III PERJANJIAN SEWA MENYEWA

26

Page 27: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

1. PENGANTAR

Perjanjian sewa menyewa adalah termasuk perjanjian

bernama atau perjanjian khusus karena memiliki nama atau title

tertentu dalam BW.

Unsur esensialia perjanjian sewa menyewa adalah: barang obyek

sewa, jangka waktu sewa dan harga sewa. Oleh karena itu siapapun

yang menyepakati perjanjian sewa menyewa harus mencantumkan

esensialia perjanjian itu dengan akurat agar perjanjian tersebut sah.

2. DEFINISI

Perjanjian sewa menyewa adalah perjanjian di mana pihak

yang satu (pihak yang menyewakan) mengikatkan diri untuk

menyerahkan “kenikmatan atas barang” kepada pihak lain dalam

jangka waktu tertentu yang mana pihak penyewa berkewajiban

membayar harga sewa (penyewa) (lihat pasal 1548 BW).

Jadi esensialia perjanjian sewa menyewa ini ada 3 (tiga) unsur yaitu:

benda obyek sewa, harga sewa dan jangka waktu sewa. Setiap unsur

hubungannya dengan unsur lain merupakan satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan (berlaku kumulatif, bukan alternatif).

Pihak yang menyewakan tidak harus berkedudukan sebagai

pemilik, cukup orang yang telah diberi kuasa atau kewenangan

mengelola oleh pemilik benda tersebut. Mengapa demikian ? Karena

tujuan perjanjian sewa menyewa bukan untuk menyerahkan hak

27

Page 28: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

milik kepada penyewa (berbeda halnya dengan perjanjian jual beli).

Untuk itu yang diserahkan hanyalah berupa “ Hak menikmati obyek

sewa” itu pun dibatasi selama jangka waktu tertentu.

3. KEWAJIBAN PIHAK YANG MENYEWAKAN

Di dalam Pasal 1550 BW, pihak yang menyewakan

berkewajiban:

a. menyerahkan benda yang disewakan kepada penyewa;

b. memelihara benda yang disewakan sedemikian rupa sehingga

benda itu dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan

oleh penyewa;

c. menjamin kepada penyewa berupa pemberian kenikmatan

tenteram dan damai selama jangka waktu sewa, artinya tidak

ada pihak ketiga yang menganggu hak menikmati obyek sewa

selama jangka waktu sewa berlangsung;

d. melakukan perbaikan atau reparasi yang dipandang perlu,

kecuali reparasi kecil yang harus dilakukan oleh penyewa

sendiri (Pasal 1551 dan 1583 BW). Apabila pihak yang

menyewakan tidak melaksanakan reparasi sebagaimana

dimaksud Pasal 1551 BW, maka penyewa dapat menuntut ke

Pengadilan agar ia sendiri diperkenankan melakukan reparasi

28

Page 29: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

sendiri atas biaya yang ditanggung oleh pihak yang

menyewakan (Pasal 1241 BW).

4. HAK DARI PIHAK YANG MENYEWAKAN

Hak yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan adalah:

a. hak atas pembayaran uang sewa;

b. Pand beslag, yaitu penyitaan yang dilakukan oleh pengadilan

atas permohonan pihak yang menyewakan agar diijinkan

menyita perabot-perabot rumah tangga milik penyewa karena

penyewa belum melunasi harga sewa.

5. KEWAJIBAN PENYEWA

Kewajiban penyewa berdasarkan Pasal 1560 adalah sbb:

a. Memakai benda obyek sewa sebagaimana kepala keluarga

yang baik. Artinya penyewa menggunakan sesuai dengan

peruntukan yang disepakati bersama dengan pihak yang

menyewakan, misalnya rumah tinggal. Jadi tidak

diperbolehkan menggunakan rumah itu untuk kantor atau

took sebab sudah diperjanjikan bahwa peruntukkannya untuk

rumah tinggal (lihat pasal 1561 BW).

29

Page 30: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

b. Membayar uang sewa pada waktu dan tempat yang telah

ditentukan;

c. Melengkapi perabot rumah tangga (jika berupa rumah

tinggal) secukupnya;

d. Melakukan reparasi kecil atau perbaikan kecil sehari-hari

(lihat Pasal 1583 BW).

6. HAK PENYEWA

a. Penyerahan obyek sewa dalam keadaan terpelihara (terawatt)

sehingga peruntukkan obyek sewa sesuai yang dikehendaki

oleh penyewa;

b. Memperoleh jaminan tidak adanya gangguan dari pihak lain

(ketiga) yang menganggu gugat pelaksanaan hak sewa selama

berlangsung.

7. PEMBAGIAN RESIKO

Bagaimana pembagian resiko jika obyek sewa musnah bukan

karena kesalahan kedua belah pihak ? Pasal 1553 menyinggung

masalah ini, yaitu ketika obyek sewa musnah karena keadaan

memaksa (force majeur) , maka perjanjian sewa menyewa itu gugur

demi hukum. Tetapi apabila hanya sebagian yang musnah, maka

menurut Pasal 1553 BW penyewa dapat memilih antara melakukan:

a. pembatalan perjanjian atau;

30

Page 31: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

b. perjanjian sewa terus berlangsung dengan pengurangan uang

sewa tanpa hak atas ganti rugi.

8. MENGULANG-SEWAKAN

Ada 2 (dua) istilah yang sering digunakan dalam praktek, yaitu:

a. mengulang-sewakan;

b. mengalihkan hak sewa.

Menurut Pasal 1559 BW penyewa tidak boleh mengulang-

sewakan benda yang disewanya atau pun mengoperkan atau

mengalihkan hak sewa kepada pihak lain apabila kewenangan itu

tidak diberikan oleh pihak yang menyewakan.

Jika penyewa mengulang sewakan atau pun mengalihkan hak

sewa tanpa seiijin pihak yang menyewakan, maka ia dapat

dituntut di muka pengadilan dengan ganti rugi, biaya dan bunga

sebagaimana diatur dalam Pasal 1267 BW.

Ada perbedaan mendasar antara tindakan mengulang-

sewakan dengan mengoperkan atau mengalihkan hak sewa.

(1) Dalam hal mengulang sewakan, penyewa bertindak seperti

pihak yang menyewakan dalam perjanjian sewa berikutnya

dengan phak ketiga;

31

Page 32: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(2) Dalam hal mengalihkan hak sewa, penyewa melepaskan

kedudukannya sebagai penyewa dan menyerahkannya kepada

pihak ketiga.

Kedua model perjanjian tersebut pada prinsipnya dilarang, kecuali

telah disepakati sebelumnya antara pihak yang menyewakan dengan

pihak penyewa.

9. BERAKHIRNYA PERJANJIAN SEWA MENYEWA (secara tertulis

dan lisan)

Berdasarkan Pasal 1570 BW dinyatakan perjanjian sewa

menyewa secara tertulis berakhir demi hukum pada saat berakhirnya

jangka waktu perjanjian sewa tersebut, tanpa harus ada

pemberitahuan (somasi) sebelumnya.

Sedangkan perjanjian sewa yang dilakukan secara lesan baru

akan berakhir manakala pihak yang menyewakan telah memberi

tahu terlebih dahulu kepada penyewa, masalah pengosongan atau

pengembalian obyek sewa diberikan dengan memberi tenggang

waktu yang layak sesuai dengan Pasal 1587 BW.

10.JUAL BELI TIDAK MENGAKHIRI SEWA MENYEWA

Pasal 1576 ayat (1) BW menyatakan bahwa jual beli tidak

mengakhiri sewa menyewa, kecuali jika berakhirnya hak sewa jika

obyek sewa itu terjual. Jadi selama tidak diperjanjikan seperti itu,

32

Page 33: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

maka pihak yang menyewakan dapat saja menjual obyek sewa yang

masih berlangsung, hanya saja ia tidak dapat mengakhiri hak sewa

penyewa dengan dalih obyek sewa sudah laku dijual kepada orang

lain.

BAB IV PERJANJIAN SEWA BELI

1. ISTILAH

Istilah sewa beli (hire purchase/huurkoop) digunakan

berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

a. P.P. Nomor 16 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Penjualan Rumah

Negeri dan S.K. Menteri Perdagangan dan Koperasi No.

33

Page 34: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

34/KP/II/1980 tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli, Jual

beli dengan Angsuran dan Sewa;

b. Yurisprudensi Putusan pengadilan tinggi Surabaya No.

174/1951 yang diperkuat dengan Putusan Mahkamah Agung R.I.

No. 5/K/Sip/1957 yang merupakan peletak dasar pandangan atas

lembaga sewa beli sebagai jual beli.

2. PENGERTIAN

(1) Jual beli Angsuran adalah jual beli yang harga barangnya

tidak dibayar tunai atau satu kali seluruh harga, melainkan

secara mengangsur sekalipun hanya dua kali angsuran (Pasal

1540 KUH

(2) Dasar hukum :

1. Peraturan pemerintah no. 16 th. 1974 tentang pelaksanaan

penjualan rumah dan s.k. menteri perdagangan dan koperasi

nomor. 34/kp/1x/1980 tentang perijinan kegiatan usaha sewa beli,

jual beli dengan angsuran dan sewa (renteng)

2. Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya nomor 174/1951 yang

diperkuat dengan putusan Mahkamah Agung no. 5/k/sip/1957

yang merupakan peletak dasar pandangan atas lembaga sewa

beli sebagai jual beli.

(3) SEWA BELI adalah species dari jual beli angsuran.

34

Page 35: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan dan

Koperasi No. 34/Kp/II/1980, tanggal 1 Pebruari 1980

pengertian Sewa Beli adalah:

“Jual beli barang di mana penjual melaksanakan penjualan

barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran

yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga

barang yang telah disepakati bersama dan yang diikat dalam

suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru

beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya

dibayar oleh pembeli kepada penjual”.

3. PERBEDAANNYA TERLETAK PADA:

(1) Pengalihan Hak milik atas obyek;

(2) Hakekat Pembayaran Angsuran;

(3) Perlindungan para pihak (penyewa beli)

Tabel: 1

URAIAN PERBEDAAN

No. VARIABEL PERBEDAAN

JUAL BELI DNG ANGSURAN

SEWA BELI

1. Pengalihan Hak Milik atas barang

Pada saat perjanjian mengikat kedua belah pihak, lazimnya pada saat pembayaran angsuran pertama atau penyerahan barang dari penjual kepada pembeli.

Tidak akan terjadi sampai saat pembayaran atau pelunasan bagian harga terakhir dalam hal sewa beli.

35

Page 36: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

2. Hakikat Pembayaran

Pembayaran bukan berupa kompensasi atas kenikmatan barang (bukan sewa) melainkan tertuju pada pemilikan atau hak milik atas barang sendiri.

Pembayaran dalam sewa beli dianggap merupakan kompensasi atas kenikmatan barang (seperti sewa) walau tujuan perjanjian ini bermaksud mengalihkan hak milik atas barang yang baru dapat dilakukan setelah seluruh pembayaran sewa dilunasi.

3. Perlindungan Para Pihak

Pihak pembeli kedudukannya lebih lemah dari penjual karena dapat dimanfaatkan dalam bentuk praktek riba.

Penyewa beli kedudukannya memikul resiko atas barang sekalipun hak miliknya belum beralih.

4. YURISPRUDENSI SEWA BELI

Kasus Posisi:

Toko mobil N.V. Handelsmaatschappij L’Auto menggugat seorang

bernama Jordan, untuk melunasi kekurangan angsuran atas harga mobil

yang disewa beli oleh Jordan. Mobil tersebut telah dirampas oleh

Jepang pada bulan Maret 1942.

Jordan berpendirian bahwa ia sudah tidak lagi diwajibkan membayar

angsuran yang tersisa karena mobil dapat dianggap musnah.

36

Page 37: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

P.N. Surabaya dalam putusannya tanggal 5 Pebruari 1951

membenarkan pendirian tergugat Jordan atas pertimbangan bahwa

perjanjian sewa beli itu harus diartikan sebagai perjanjian sewa

menyewa, karena itu gugatan dari toko mobil itu dinyatakan tidak

diterima (ditolak).

Dalam tingkat banding putusan P.N. Surabaya itu dibatalkan oleh

Pengadilan Tinggi Surabaya dengan putusannya tanggal 30

Agustus 1956 atas pertimbangannn bahwa perjanjian sewa beli iutu

adalah jenis jual beli, Oleh karena dianggap jenis perjanjian jual

beli maka Pengadilan Tinggi Surabaya menerapkan Pasal 1460

KUH.Perdata perihal resiko.

Dalam tingkat kasasi, permohonan kasasi tergugat terbanding

(Jordan) ditolak oleh Mahkamah Agung dengan putusan tanggal 16

Desember 1957, atas pertimbangan bahwa putusan Pengadilan

Tinggi Surabaya bahwa menurut isi perjanjian sewa beli risiko atas

hilangnya barang karena keadaan memaksa (overmacht) dipikul

oleh penyewa beli adalah mengenai suatu kenyataan (feitelijkheid),

sehingga keberatan pemohon kasasi tentang hal ini tidak dapat

dipertimbangkan oleh pengadilan kasasi.

Beberapa sarjana antara lain seperti Prof. Subekti

keberatan resiko atas obyek sewa beli yang musnah harus d

itanggung oleh penyewa beli, seharusnya ditanggung oleh pemilik

barang. Persoalan resiko ini menurut Prof Subekti adalah masalah

37

Page 38: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

yang mendasar, tetapi patut disayangkan Mahkamah Agung tidak

mempertimbangkannya secara matang dalam kasus ini.

Pasal 1460 BW melalui Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3

Tahun 1963 telah dihapus untuk tidak digunakan lagi oleh hakim.

4. SIFAT PERJANJIAN SEWA BELI

Sifat perjanjian sewa beli di dalam praktek tidak

merupakan perjanjian konsensuil, tetapi perjanjian konsensuil

yang sekaligus diikuti dengan perjanjian riil (penyerahan

panjer/uang muka dan penyerahan barang. Sepanjang uang muka

down payment belum dibayar dan barang belum diserahkan, maka

pembeli belum merasa dirinya terikat oleh perjanjian itu,

5. HAK PENJUAL/PEMILIK/KREDITUR

1. Menerima pembayaran pertama (down payment);

2. Menerima pembayaran angsuran sec. teratur;

3. Menerima sisa pembayaran angsuran secara sekaligus;

4.Membatalkan perjanjian sewa beli dan menarik obyeknya

apabila penyewa beli tidak memenuhi kewajibannya membayar

38

Page 39: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

angsuran, tanpa kewajiban mengembalikan pembayaran

angsuran yang telah diterimanya.

5. Menerima pembayaran walau terjadi force majeur.

6. Menerima pemberitahuan secara tertulis ttg perubahan alamat

penyewa beli;

7. Menerima pelunasan hutang secara sekaligus apabila pembeli

sewa dipensiunkan atau diberhentikan dengan tidak hormat,

dipindahkan ke tempat lain di luar lingkungan kerja semula,

meninggal dunia dengan menjual barang kepada pihak lain.

8. Memungut denda apabila tertunda pembayaran dalam 1 (satu)

bulan (5%).

9. Mengambil kembali barang apabila tertunda pembayaran

selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dan memiliki uang muka

dan uang angsuran.

10.Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan barang yang

menjadi obyek;

11.Memasuki ruangan tempat barang terletak/disimpan dan

mengambil kembali apabila tertunggak 2 (dua) bulan,

sedangkan pembayaran angsuran dianggap sebagai sewa

12.Menerima penggantian atas biaya yang dikeluarkan untuk

39

Page 40: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

pengambilan kembali barang tersebut;

13. Berhak membatalkan perjanjian secara sepihak dalam hal

pembayaran pertama tidak dilaksanakan dalam waktu 7

(tujuh) hari setelah perjanjian sewa beli dibuat;

14. Menerima kembali barang dari pembeli apabila perjanjian

batal demi hukum dalam waktu 1 (satu) minggu setelah

batalnya perjanjian;

15. Membayar pihak ketiga untuk melepaskan dari tuntutan

terhadap penyewa yang mengalihkan haknya kepada pihak

lain dan berhak memperoleh pembayaran kembali atas biaya

itu dari penyewa seketika ditagih.

16. Berhak mengambil alih barang (berupa mesin) kembali

dalam hal penyewa tidak membayar uang muka, angsuran

dalam 7 hari setelah pembayaran itu harus dibayarkan.

6. KEWAJIBAN PENJUAL/PEMILIK/KREDITUR

1. Menjamin bahwa barang yang dijual itu dalam keadaan baik,

baru dan siap pakai;

2. Menjamin pembeli dibebaskan dari segala tuntutan pihak

lain mengenai barang yang telah diserahkan kepada pembeli;

40

Page 41: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

3. Memberikan fasilitas servis berkala, reparasi dan

penggantian suku cadang;

4. Menyediakan bengkel reparasi maupun servis;

5. Memberikan faktur sebagai tanda pembayaran yang sah

pada saat pembayaran angsuran terakhir;

6. Memindahkan lokasi mesin atas permintaan pembeli sewa;

7. Menentukan jumlah yang harus dibayar sekaligus oleh

pembeli

8. Menyediakan barang tersebut dalam waktu yang telah

ditentukan setelah pembayaran pertama diterima;

9. Memasang mesin di tempat yang ditunjukkan pembeli

secara cuma-cuma di mana perwakilan penjual

berkedudukan, apabila di luar batas kota membayar biaya

pemasangan;

10. Memberitahukan tentang adanya perubahan suku bunga

kepada debitur;

11. Mengurus pembaharuan STNK, PKB dan SWDKLLJ;

41

Page 42: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

12. Menjual kendaraan apabila pembeli tidak menebus kembali

kendaraan yang disita dalam tempo tiga minggu.

7. HAK-HAK PEMBELI/DEBITUR

1. Menerima barang dalam keadaan baik, baru dan siap pakai;

2. Menerima fasilitas servis berkala 3 (tiga) kali berturut-turut,

reparasi dan penggantian suku cadang, bila perlu dengan

cuma-cuma;

3. Menerima tanda bukti pembayaran (kwitansi sementara) dan

faktur pada pembayaran angsuran terakhir;

4. Dapat melunasi/membayar sisa angsuran secara sekaligus,

memperoleh reduksi/pengurangan apabila mempercepat

jangka waktu pelunasan angsuran;

5. Menjual barang bersama-sama dengan penjual sewa untuk

melunasi hutang;

6. Menebus kembali barang yang telah diambil oleh penjual

dalam tempo 2 (dua) minggu dan membayar angsuran yang

tertunggak;

7. Menerima jaminan bahwa barang yang diserahkan oleh

penjual bebas dari segala tuntutan pihak lain;

42

Page 43: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

8. Memperoleh segala keuntungan dan kerugian yang

diperoleh dari barang yang telah diterimanya;

9. Menerima fasilitas pemasangan mesin secara cuma-cuma di

daerah perusahaan penjual berkedudukan dengan membayar

biaya pemasangan kalau di luar batas kota;

10. Memperoleh opsi (pilihan) untuk membeli mesin dengan

harga yang telah diperinci dalam perjanjian, atau sebesar

jumlah yang telah disetujui bersama dan dengan

dilaksanakannya opsi tersebut maka penyewaan berakhir

dan mesin menjadi milik penyewa.

8. KEWAJIBAN PEMBELI/DEBITUR

1. Membayar uang muka/uang pembayaran pertama;

2. Membayar angsuran secara teratur;

3. membayar biaya perjalanan dan akomodasi

4. Mempergunakan bengkel yang telah ditetapkan

5. penjual sewa apabila mesin memerlukan reparasi atau servis;

43

Page 44: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

6. Pembeli sewa tidak diperkenankan merubah, merusak,

menghilangkan, menjual atau meminjamkan mesin kepada

pihak lain

7. Memberitahukan permintaan pemindahan mesin kepada

penjual sewa dan membayar biaya pemindahan mesin;

8. Menanggung resiko dan menyelesaikan angsuran

pembayaran;

9. Memberitahukan perubahan alamat secara tertulis;

10. Tidak boleh mengganti/merubah perjanjian sewa beli tanpa

persetujuan kedua pihak;

11. Membayar denda sebesar 0,5 % dalam hal terlambat

membayar angsuran;

12. Menyerahkan kembali barang apabila tertunggak 2 (dua)

bulan;

13. Membayar biaya pengambilan yang telah dikeluarkan oleh

penjual sewa;

14. Melakukan pembayaran kepada dan di kantor penjual;

44

Page 45: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

15. Tidak akan mengajukan tuntutan apapun baik mengenai

keadaan serta cacat yang terlihat atau tersembunyi atas

barang yang telah diserahkan;

16. Menyerahkan surat pengakuan hutang;

17. Menyerahkan secara fiducia hak milik atas kendaraan

tersebut;

18. Menyerahkan jaminan tambahan;

19. Memberitahukan kepada penjual dalam waktu 3 (tiga) hari

sebelum keinginan untuk membayar sisa angsuran sekaligus;

20. Membayar sendiri angsuran sewa beli ke rekening Bank

penjual/ke Kantor penjual;

21. Menyediakan tempat pemasangan mesin sesuai kebutuhan

mesin dan keperluan teknis lainnya;

22. Dilarang mengalihkan perjanjian sewa beli ini kepada pihak

lain tanpa persetujuan penjual;

23. Dilarang menjadikan mesin sebagai barang jaminan;

45

Page 46: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

24. Dilarang melepaskan haknya atas pembayaran sewa beli

apabila menunggak 2 (dua) bulan berturut-turut sedangkan

perjanjian batal demi hukum;

25. Menyerahkan barang yang disewa kepada penjual 1 (satu)

minggu setelah batalnya perjanjian tanpa melakukan usaha

yang memperlambat penyerahan;

26. Kewajiban penyewa untuk membayar angsuran akan

berlangsung terus walaupun terdapat kekurangan atau

kemacetan, kehilangan atau kerusakan pada mesin secara

penuh tanpa adanya perjuampaan atau pemotongan.

27. Tetap memasang mesin pada tempatnya, pemindahan mesin

harus seizing pemilik;

28. Tidak akan membiarkan atau mengakibatkan mesin itu

dikenakan penyitaanb executie atau prioses hukum lainnya;

29. Memakai mesin tersebut dengan cara yang wajar dan

memelihara dalam keadaan baik, tidak mengadakan

perubahan atau tambahan pada mesin itu tanpa persetujuan

tertulis dari pemilik;

30. Membayar ganti kerugian pada pemilik terhadap semua

kerugian atau kerusakan yang timbul dari sebab apapun;

46

Page 47: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

31. Memakai suku cadang asli dan tidak akan menggunakan

seorang atau perusahaan untuk menyetel atau memperbaiki

mesin tanpa memperoleh persetujuan tertulis dari pemilikj;

32. Mendapatkan semua lisensi, surat ijin dan persetujuan yang

diperlukan untuk memakai mesin tersebut;

33. Memberikan ijin yang tidak dapat ditarik kembali pada para

petuga/agen pemilik pada waktu yang wajar untuk

memasuki tempat di mana mesin berada untuk meneliti atau

menarik kembalki mesin tersebut.

34. Membayar sisa harga sewa beli/uang lainnya yang belum

dibayarkan apabila perjanjian diputuskan;

35. Membayar kepada atau atas nama pemilik semua biaya,

lisensi, beban atau pajak-pajak yang sekarang dan di

kemudian hari dibebaskan oleh Pemerintah R.I. atau

instansi;

36. Menyetujui pemilik untuk melekatkan striker sampai hak

milik atas mesin beralih kepada penyewa;

37. Menanggung seluruh biaya yang diperlukan dalam

pengikatan barang jaminan dan pertanggungan asuransinya;

38. Menggadaikan kendaraan kepada penjual sebagai jaminan

utama;

47

Page 48: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

39. Menanggung segala resiko atas kendaraan dan wajib

memelihara kendaraan tersebut dengan sebaik-baiknya;

40. Menanggung biaya pengurusan STNK, PKB dan SWDKLJJ

yang dilakukan oleh penjual.

BAB V

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA/LEASING

48

Page 49: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

1. PENGERTIAN

Leasing adalah suatu sewa menyewa yang dilakukan

antara seseorang/usahawan (lessee) dengan lembaga

pembiayaan (lessor) atas suatu barang modal di mana

pada akhir masa sewa tersebut diberikan hak opsi kepada

lessee, agar dapat terjadinya suatu levering atas barang

modal yang menjadi obyek perikatan leasing tersebut.

Jadi unsur-unsur yang terdapat dalam bisnis leasing,

yaitu:

a. Metode pembiayaan bisnis;

b. Obyeknya berupa barang modal;

c. Perjanjiannya berupa sewa menyewa

d. Adanya hak opsi yang diberikan kepada lessee.

Dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan,

Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan masing-

masing No. KEP. 122/MK/IV/2/1974, Nomor

32/M/SK/2/1974, Nomor 30/Kptys/1/74 tanggal 7

Peberuari 1974, Pasal 1 memberikan definisi leasing

sebagai berikut:

49

Page 50: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

“Leasing sebagai kegiatan pembiayaan perusahaan

dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk

digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu

tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala disertai

dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk

membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau

memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai

sisa yang disepakati bersama”

2. KARAKTERISTIK PERJANJIAN LEASING

Adapun beberapa hal yang dianggap menonjol dikatakan

sebagai karakteristik leasing antara lain sebagai berikut:

a. leasing pada prinsipnya dianggap sebagai salah satu

metode pembiayaan bisnis, lessornya berbentuk

perusahaan pembiayaan dengan obyek berupa

barang-barang modal, alat produksi atau beberapa

bentuk barang konsumsi;

b. Lessor bertindak atau berkedudukan sebagai

penyandang dana, sementara barang obyek leasing

disediakan oleh pihak lain atau pihak lessee itu

sendiri;

50

Page 51: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

c. Menyewakan barang modal karena leasing

dikategorikan juga sebagai assets based finances;

d. Jika terjadi wan prestasi dari pihak lessee pada

prinsipnya lessor tinggal mengambil kembali barang

tersebut tanpa harus memperhitungkan atau

mengembalikan kelebihan harga. Hal ini disebabkan

karena barang modal itu masih menjadi milik lessor.

2. JENIS LEASING

1. OPERATING LEASE

Operating lease juga disebut service lease. Leasing

seperti ini tidak dibenarkan dilakukan oleh perusahaan

finansial, sebab menurut Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 1169/KMK 01/1991 yang dibenarkan hanya yang

memiliki (2) adanya hak optie (pilihan yang harus dipilih

oleh orang yang mengambil leasing).

Dalam perjanjian sewa tidak dikenal adanya

penentuan nilai sisa obyek atas obyek sewa dan tidak ada

optie bagi penyewa. Demikian pula dilihat dari

esensialinya, maka esensialia perjanjian sewa adalah

51

Page 52: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

obyek sewa, harga sewadan jangka waktu sewa.

Sedangkan esensialia perjanjian leasing adalah sama

dengan esensialia perjanjian sewa ditambah pembayaran

uang muka dan penyerahan barang obyek leasing.

Berdasarkan esensialia ini maka sifat perjanjian leasing

adalah kombinasi dari sifat konsensuil obligatoir seperti

sifat perjanjian sewa tetapi juga mengandung sifat riil

karena disertai pembayaran (uang muka) dan penyerahan

barang. Perjanjian leasing tanpa pembayaran uang muka

dan penyerahan barang obyek leasing dianggap tidak

pernah terjadi atau lahir.

BAB VI

PERJANJIAN PEMBIAYAAN MODAL VENTURA

52

Page 53: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

1. PENGERTIAN

Berdasarkan Kepres No. 61 Tahun 1988 Pasal 1 ayat (11)

tentang Lembaga Pembiayaan disebutkan bahwa:

“Modal ventura adalah sebagai usaha pembiayaan dalam

bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang

menerima bantuan pembiayaan (investee company) untuk

jangka waktu tertentu”

Jadi unsur pokok dalam pengertian (definisi) tersebut adalah:

1. Para pihak dalam perjanjian pembiayaan modal ventura adalah

perusahaan. Pihak satu adalah perusahaan yang telah

memperoleh ijin usaha sebagai Perusahaan Modal Ventura dari

Menteri Keuangan. Sedangkan pihak lain yang dapat

memperoleh penyertaan modal ventura adalah juga perusahaan

walaupun skalanya adalah usaha kecil dan menengah (UKM);

2. Perjanjian pembiayaan modal ventura dilakukan dengan cara

penyertaan modal dari perusahaan modal ventura ke dalam

perusahaan yang menerima pembiayaan modal ventura;

3. Perjanjian pembiayaan modal ventura tersebut dilakukan selama

jangka waktu tertentu.

53

Page 54: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

2. KARAKTERISTIK

Modal ventura sebenarnya memiliki ciri-ciri khusus atau

karakteristik sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan finansial dalam bentuk modal ventura ini

tidak hanya menginvestasikan modalnya saja, tetapi juga ikut

terlibat dalam manajemen perusahaan yang dibantunya;

2. Investasi yang dilakukan tidaklah bersifat permanen, tetapi

hanyalah bersifat sementara , untuk kemudian sampai waktunya

dilakukan divestasi (pengembalian modal secara penuh kepada

perusahaan modal ventura);

3. Motif pembiayaan (penyertaan) modal ventura tersebut adalah

motif bisnis murni artinya pertimbangan untuk memperoleh

keuntungan yang tinggi, bukan atas dasar kedermawanan

(charity) atau belas kasihan. Oleh karena itu kadang keuntungan

yang diharapkan (return) melebihi bunga kredit bank;

4. Investasi dalam bentuk modal ventura itu bersifat jangka

menengah dan jangka panjang bukan jangka pendek;

5. Investasi modal ventura itu sebenarnya bukan atau tidak dapat

dikatakan sebagai pinjaman (kredit), melainkan dalam bentuk

partisipasi equity, karena return (pengembalian atas keuntungan)

54

Page 55: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

yang diharapkan bukan dalam bentuk bunga melainkan deviden

atau capital gain;

6. Oleh karena ini investasi modal ventura pada prinsipnya

investasi tanpa jaminan (coleteral) oleh karena itu dibutuhkan

pertimbangan kehati-hatian dalam memberikan modal ventura

kepada perusahaan yang menerimanya (perusahaan pasangan

usaha);

7. Tujuan pemberian modal ventura itu diarahkan kepada

perusahaan kecil atau perusahaan baru yang belum memiliki

akses (kesempatan) untuk memperoleh kredit dari bank tetapi

memiliki potensi besar untuk berkembang.

3. JENIS MODAL VENTURA

Modal ventura dengan penyertaan bantuan manajemen;

Modal ventura tanpa penyertaan bantuan manajemen;

Modal ventura dengan penyertaan bantuan manajemen

diberikan oleh perusahaan modal ventura disertai masuknya

wakil perusahaan ventura pemberi modal tersebut ke dalam

perusahaan pasangan usaha sebagai pengurus perusahaan.

Dalam praktek masuknya wakil perusahaan ventura ke

dalam perusahaan pasangan usaha ini seringkali

55

Page 56: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

menyulitkan atau paling tidak mengekang ruang kebebasan

gerak perusahaan pasangan usaha.

Modal ventura tanpa penyertaan bantuan manajemen, artinya

dengan jenis ini perusahaan pasangan usaha bebas melakukan

improvisasi dalam mengelola usaha karena perusahaan modal

ventura tidak ikut campur ke dalam manajemen perusahaan.

Tetapi dilihat dari kepentingan perusahaan modal ventura jenis

ini mengandung resiko tinggi yang berupa kegagalan usaha

karena kebebasan perusahaan pasangan usaha belum tentu

menghasilkan profit (keuntungan) yang diharapkan.

4. KEWAJIBAN PARA PIHAK

Kewajiban perusahaan Modal Ventura adalah :

1. Melakukan pembinaan terhadap perusahaan pasangan usaha,

baik pembinaan di sektor usaha, manajemen maupun keuangan

yang dibiayai dengan modal tersebut;

2. Melakukan pelaporan-pelaporan yang diwajibkan oleh

pemerintah, khususnya yang berhubungan dengan bantuan dan

pembinaan pengusaha kecil yang berada di daerahnya.

Kewajiban perusahaan pasangan usaha adalah:

56

Page 57: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

1.mengembalikan modal yang telah diterimanya kepada

perusahaan ventura sesuai jangka waktu yang telah disepakati

dalam kontrak;

2.mebayar bunga atau bagi hasil atas pemberian modal tersebut

sebeasar yang telah disepakati bersama dalam kontrak;

3. Menerima bantuan manajemen dari perusahaan ventura.

Dalam prakteknya ternyata syarat untuk memperoleh pembiayaan

modal ventura ternyata juga tidak mudah dipenuhi oleh usaha

kecil atau menengah. Hal ini disebabkan perusahaan ventura

mensyaratkan adanya kualifikasi tertentu seperti:

a. usaha kecil dimaksud dituntut wajib memenuhi syarat untuk

memperhatikan dan memelihara lingkungan hidup dengan kata

lain memiliki ijin Hinder Ordonanti (U.U. Gangguan) atau Ijin

AMDAL;

b.memenuhi peraturan di bidang ketenaga-kerjaan seperti wajib

ikut jamsotek (karyawannya harus diikutkan jaminan sosial

ketenaga-kerjaan);

c. Mematuhi segala peraturan yang menyangkut kewajiban pajak

dan lain-lain.

5. ISI PERJANJIAN MODAL VENTURA

Isi atau syarat yang umumnya diperjanjian dalam kontrak

pembiayaan modal ventura adalah sebagai berikut:

57

Page 58: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

a. suku bunga atau besarnya persentase bagi hasil (deviden) dari

modal ventura yang diberikan;

b. Jangka waktu penggunaan modal ventura;

c. Cara-cara pengembalian modal ;

d. Jaminan atau agunan atas pemberian modal ventura tersebut,

walau jaminan atau agunannya tidak seperti agunan dalam

kredit bank;

e. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan ditanggung oleh

perusahan pasangan usaha;

f. Ikut serta asuransi jiwa bagi pengurus perusahaan pasangan

usaha dan asuransi kerugian juga harus dicover oleh asuransi;

g. Adanya syarat positive convenant dan negative convenan

seperti halnya dengan pemberian kredit bank oleh bank

kepada debiturnya dan atau perusahaan leasing (lessor)

kepada lessee

58

Page 59: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

BAB VII

PERJANJIAN LISENSI

1. PENGERTIAN : perjanjian yang dilakukan antara pemilik /pemegang

jenis HKI (licensor) dengan pihak yang menerima

lisensi (licensee) tentang pemberian ijin penggunaan,

penggandaan dan pemasaran suatu komoditas HKI

dalam jangka waktu tertentu dengan kewajiban

membayar royalti sebagai prestasi.

Unsur : 1. Para pihak;

2. Pemberian Ijin penggunaan, penggandaan

dan/atau pemasaran

3. Obyek: Komoditas HKI;

4. Dalam jangka waktu tertentu;

5. Royalty

2. RUANG LINGKUP

Scope perjanjian lisensi termasuk perikatan yang bersumber pada

perjanjian, karena isi perjanjian lisensi ditentukan sepenuhnya oleh para

pihak, bukan oleh Undang-undang. Dilihat dari obyeknya scope

perjanjian lisensi ini meliputi seluruh jenis hak kekayaan intelektual, yaitu:

(1)Hak merek;

(2)Hak Cipta;

(3)Hak Paten;

(4)Hak Desain Industri;

59

Page 60: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(5)Rahasia Dagang;

(6)Desain Tata letak Sirkuit Terpadu;

(7)Perlindungan Varietas Tanaman.

3. ASAS-ASAS HUKUM :

Dalam perjanjian terdapat sejumlah asas hukum yang harus ditaati

oleh para pihak, yaitu:

(1) Perjanjian lisensi harus dibuat dalam bentuk tertulis

dan

didaftarkan ke Direktorat Jenderal HKI, kecuali Perlindungan

Varietas Tanaman didaftarkan di Kantor Varietas Tanaman

Departemen Pertanian;

(2) Perjanjian lisensi jangka waktunya tidak boleh

melebihi jangka waktu perlindungan HKI, kecuali Rahasia

Dagang yang tidak mengenal pembatasan jangka waktu

perlindungan hukum. Contoh: masa perlindungan paten biasa

20 tahun, maka perjanjian lisensi tidak boleh melebihi jangka

waktu perlindungan tersebut.

(3) Perjanjian lisensi tidak boleh merugikan

kepentingan ekonomi (Indonesia) bertentangan dengan

ketertiban umum dan kesusilaan.

4. SYARAT SAH

60

Page 61: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Sesuai dengan syarat sahnya perjanjian sebagaimana

diatur dalam pasal 1320 KUH.Perdata, yaitu:

(1) Kesepakatan para pihak;

(1) Kecakapan para pihak;

(2) Obyek Tertentu;

(3) Causa Halal.

Yang dapat menjadi obyek perjanjian lisensi adalah meliputi

seluruh jenis HKI. Tetapi setiap perjanjian lisensi hanya dibolehkan

untuk satu jenis HKI, seperti lisensi merek, lisensi hak cipta, lisensi

paten. Berhubung HKI termasuk benda bergerak yang tidak

berwujud, maka untuk memenuhi syarat sahnya perjanjian khususnya

obyeknya harus tertentu dan dapat ditentukan. Berhubung HKI

termasuk jenis benda bergerak yang tidak berwujud, maka maka

spesifikasi obyek masing-masing jenis HKI yang dilisensikan harus

diketahui dan diuraikan dengan baik dalam perjanjian.

TABEL 1 :Spesifikasi Obyek HKI

No. Jenis HKI Spesifikasi Obyek

1. Hak Merek (1) Merek tersebut harus terdaftar, dibuktikan dengan sertifikat hak merek;

(1) Nomor sertifikat, kelas barang dan jasa harus disebutkan dengan tegas;

2. Hak Cipta (1) Ciptaan yang terdaftar dibuktikan dengan Surat Pendaftaran Ciptaan, bagi hak cipta yang tidak didaftarkan harus disertai surat pernyataan bahwa obyek ciptaan itu benar-benar milik pencipta;

(2) Uraian (kekhasan) Ciptaan harus disebutkan

61

Page 62: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

dalam perjanjian. 3. Hak Paten (1) Dibuktikan dengan Sertifikat paten;

(1) Menyebutkan nomor pendaftaran paten, Klasifikasi Paten sebagaimana ditentukan dalam IPC (Internasional Paten Calasification).

(2) Jenis lisensinya harus ditentukan apakah Lisensi Khusus atau tidak dengan lisensi khusus atau lisensi wajib.

4. Desian

Industri

(1) Dibuktikan dengan Sertifikat desain Industri;(1) Nomor Pendaftaran, dan Klasifikasi Desain

Industrinya harus disebutkan.5. Rahasia

dagang

(1) Dibuktikan dengan Surat Pernyataan Pemilikan Rahasia Dagang;

(1) Dibuktikan bahwa Rahasia Dagang tersebut dijamin kerahasiaannya oleh pemiliknya;

(2) Dalam perjanjian lisensi rahasia dagang bukan rahasia dagangnya yang dilisensikan tetapi produk yang dibuat berdasarkan rahasia dagang;

6. Desain Tata

Letak Sirkuit

Terpadu

(1) obyeknya dibuktikan dengan Sertifikat Desain Tata letak Sirkuit Terpadu;

(1) Proses kerja rangkaian elektronika terpadu tsb harus diberikan oleh pemberi lisensi kepada penerima lisensi.

7. Perlindungan

Varietas

Tanaman

(1) obyeknya ditentukan dengan Sertifikat PVT yang dikeluarkan oleh Kantor Varietas Tanaman;

(2) Jenis lisensinya harus disebutkan apakah lisensi khusus (hak eksklusif), umum atau lisensi wajib.

(3) Standarisasi Mutu tentang Produk yang dihasilkan juga harus disebutkan dengan jelas.

5. DASAR HUKUM : Perjanjian lisensi ini dasar hukumnya dinyatakan

secara tegas dalam Undang-Undang di bidang

HKI, sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut

ini:

62

Page 63: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Tabel 2:DASAR HUKUM

No. Jenis HKI Dasar Hukum

1. Merek Dagang/jasa U.U. Nomor 15 Tahun 2001

tentang Merek , Pasal:

43 sampai dengan 49

2. Hak Cipta U.U. No. 19 Tahun 2002 tentang

Hak Cipta, Pasal 45 s/d 47.

3. Hak Paten U.U., No. 14 Tahun 2001 tentang

Paten, Pasal 69 s/d 87. Perjanjian

lisensi Paten ini selanjutnya akan

diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

4. Desain Industri U.U. No. 31 Tahun 2000. Pasal

33 s/d 36

5. Rahasia Dagang U.U. No. 30 tahun 2001 Pasal 10,

11, 12.

6. Desain Tata letak Sirkuit

Terpadu

U.U. No. 32 Tahun 2000, Pasal

25 s/d 28.

7. Perlindungan Varietas

Tanaman

U.U. No. 29 Tahun 2000, pasal

42 s/d 55.

63

Page 64: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

5. CAUSA PERJANJIAN LISENSI:

Tidak merugikan kepentingan perekonomian Indonesia, tidak

melanggar U.U., ketertiban umum dan kesusilaan adalah suatu

batasan tentang causa perjanjian lisensi. Selama perjanjian lisensi

tidak bertentangan atau melanggar pembatasan tersebut, maka

secara de jure dianggap sah.

6. PEMBAYARAN ROYALTY :

Ada berbagai macam model pembayaran royalty

dalam perjanjian lisensi:

(1) Pembayaran suatu jumlah sekaligus;

(2) Persentase harga jual;

(3) Pembayaran jumlah tertentu dihitung tiap-masing masing

komponen yang dibuat;

(4) Persentase dari profit;

(5) Partisipasi pihak pemberi lisensi dalam perusahaan penerima

lisensi melalui pemilikan saham;

(6) Membayarnya dengan barang (imbal jual) atau dengan jasa,

seperti jasa melakukan riset dan sebagainya.

64

Page 65: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

BAB VIIIPERJANJIAN WARALABA

1. PENGERTIAN : Perjanjian waralaba adalah perjanjian tentang pemberian

ijin penggunaan format bisnis dari pemegang hak

waralaba (franchisor) kepada terwaralaba (franchisee),

selama jangka waktu tertentu dengan kewajiban

membayar royalty.

Dalam P.P. no. 42 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1)

disebutkan bahwa Waralaba atau franchise adalah: “hak

khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan

usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha

dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang

telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau

digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian

waralaba”.

65

Page 66: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

2. RUANG LINGKUP

Hak kekayaan Intelektual secara kolektif yang dikemas dalam satu paket atau

kesatuan format bisnis. Jadi mengandung berbagai HKI seperti Merek

Terdaftar, Hak Cipta, Desain Industri, Paten, Rahasia Dagang dan

sebagainya.

3. DASAR HUKUM :

(a) Dasar Hukurn Umum:

(1) Pasal 1319 K.U.H. Perdata yang menyatakan bahwa semua

perjanjian baik perjanjian bemarna maupun perjanjian tidak

bemama tunduk pada aturan umum hukum perikatan yang ada

pada Buku III K.U.H. Perdata

(2) Pasal 1320 K.U.H. Perdata yang menyatakan bahwa sahnya

persetujuan (perjanjian) yaitu apabila memenuhi syarat sebagai

berikut:

a. Kesepakatan; c. Obyek tertentu;

b. Kecakapan; d. Causa halal.

Pasal 1338 K.U.H. Perdata yang menyatakan bahwa:

(1) Segala perstujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai

Undang-undang bagi pembuatnya. (2) Persetujuan tidak dapat

66

Page 67: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

dirubah oleh salah satu pihak melainkan harus dilakukan oleh

kedua belah pihak; (3) Persetujuan harus dilakukan dengan itikad

baik.

(3)Pasal 1339 K.U.H. Perdata yaitu, segala persetujuan tidak hanya

mengikat terhadap hal-hal yang tersurat tetapi menurut sifatnya juga

tidak diperbolehkan bertentangan dengan UU kesusilaan dan

ketertiban umum.

b. Dasar Hukum Khusus

Peraturan yang menjadi dasar hukum khusus Waralaba yaitu: 1)

Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba.

2) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.

259/MPP/Kep/7/1997 tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pelaksanaan Pendaftaran Waralaba.

o

4. ASAS-ASAS :

(1) Jangka waktunya tidak boleh kurang 5 tahun;

(2) Harus dibuat secara tertulis dan didaftarkan pada Departemen Perdagangan;

(3) Terwaralaba dilarang merubah format bisnis termasuk segala macam unsure HKI yang merupakan bagian dari kesatuan ;

67

Page 68: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(4) Tidak boleh merugikan kepentingan perekonomian Indonesia, tidak melanggar U.U., Ketertiban umum dan Kesusilaan.

5. PERBEDAANNYA DENGAN PERJANJIAN LISENSI

Tabel 1Perbedaan antara Perjanjian Lisensi dan Perjanjian Waralaba

No. Lisensi Waralaba

1. Obyeknya hanya salah satu jenis HKI

Obyeknya lebih dari 1 (satu) jenis HKI

2. Penerima Lisensi menjalankan perusahaan dengan otoritasnya sendiri (menggunakan benderanya sendiri)

Penerima Waralaba (terwaralaba) menjalankan perusahaan/usaha dengan bendera pemegang/pemilik waralaba. Terwaralaba sama sekali dilarang mereservasi/merubah unsur-unsur dalam format bisnis tersebut..

3. Jangka waktunya tidak ditentukan, sepenuhnya ditentukan para pihak, asalkan tidak melebihi jangka waktu perlindungan hukum atas jenis HKI yang dilisensikan

P.P. No. 16 Tahun 1997 membatasi minimum 5 (lima) tahun.

4, Pemberi lisensi tidak berhak memutuskan kontrak lisensi terhadap penerima lisensi

Perusahaan (pemilik) waralaba dapat memutuskan kontrak waralaba terhadap terwaraba.

5. Isi Kontrak lisensi sepenuhnya ditentukan oleh kebebasan berkontrak para pihak

Isi Kontrak Waralaba walau ditentukan oleh kebebasan berkontrak para pihak tetapi juga harus memperhatikan dan membuka akses untuk ikut-sertanya usaha kecil dan menengah (UKM)

6. Kontrak Lisensi Dalam kontrak waralaba tidak

68

Page 69: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

memungkinkan terjadinya alih teknologi dari licensor kepada lisencee.

memungkinkan terjadinya alih tehnologi dari franchisor kepada franchisee (terwaralaba);

7. Kontrak lisensi dilakukan secara langsung antara para pihak tanpa didahului oleh pembicaraan pra kontrak

Kontrak waralaba wajib didahului oleh pemberian (pembicaraan) tentang prospektus penawaran dari franchisor kepada franchisee. Kesepakatan isi prospektus penawaran dianggap tahapan pra kontral.

7. PERTIMBANGAN KEUNTUNGAN WARALABA

Bisnis walaraba berkembang sangat pesat di Indonesia, baik

waralaba lokal maupun asing. Hal ini tentunya tidak terlepas dari

peluang profit bagi siapa saja yang menjalankan bisnis ini.

Suatu contoh:

Seorang akan memulai bisnis super market . Ia tentu akan

mempertimbangkan apakah usahanya itu akan berjalan lancar atau

malah pailit. Kalau usaha itu dikembangkan sendiri di tengah-tengah

persaingan yang begitu padat seperti saat ini, kemungkinan usaha itu

akan bangrut. Oleh karena itu ia lebih baik mengambil waralaba dari

pemegang hak waralaba supermarket yang sudah terkenal.

69

Page 70: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Pertimbangan dimaksud adalah:

(1)Merek jasa super market itu sudah sangat dikenal oleh masyarakat

(merek terkenal);

(2)Minat/jaminan konsumen telah terbangun dengan baik (stabil);

(3)Keuntungan yang akan diperoleh dapat diperkirakan dengan baik;

(4)Memiliki kestabilan usaha dalam menghadapi goncangan ekonomi.

Atas pertimbingan itulah seorang pengusaha lebih baik mengambil

waralaba dari waralaba terkenal daripada membangun reputasi bisnis

sendiri yang membutuhkan waktu panjang, menghadapi persaingan

ketat dan sejumlah hambatan bisnis lainnya.

8. SEJARAH PERKEMBANGAN WARALABA

Franchise lahir di Amerika Serikat kurang lebih satu abad yang

lalu ketika perusahaan mesin jahit singer mulai memperkenalkan konsep

franchising sebagai suatu cara untuk mengembangkan distribusi

produknya. Demikian pula perusahaan-perusahaan bir memberikan

lisensi kepada perusahaan kecil sebagai upaya mendistribusikan produk

mereka.

70

Page 71: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Franchise dengan cepat menjadi model yang dominan dalam

mendistribusikan barang dan jasa di Amerika Serikat. Menurut the

International Franchise Association, sekarang ini satu dari dua belas

usaha perdagangan di Amerika Serikat adalah franchise. Franchise

menyerap delapan juta tenaga kerja dan mencapai empat puluh satu

persen dan seluruh bisnis eceran di Amerika Senikat (David Hess,

1995:333).

Franchising kemudian berkembang dengan pesat karena

metode pemasaran ini digunakan oleh berbagai jenis usaha, seperti

restoran, bisnis retail, salon rambut, hotel, dealer mobil, stasiun pompa

bensin, dan sebagainya (Robert W.Emerson, 1994:920).

Waralaba (Franchise) sebenamya sudah berkembang lama di

Indonesia. Sekitar tahun 1950-an. Presiden Soekarno mengusir orang-

orang Belanda berikut perusahaannya. Perusahaan-perusahaan swasta

milik Belanda tersebut sekarang menjadi Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Salah satunya Pertamina yang merupakan pelopor waralaba di

Indonesia. Penjualan bensin secara retail melalui lisensi pompa bensin

(SPBU) oleh pertamina ini merupakan waralaba.

Selain pertamina, Perusahaan Jamu Nyonya Meneer juga

memberikan sumbangan yang besar artinya bagi keberadaan bisnis

71

Page 72: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

waralaba di Indonesia, perusahaan jamu jawa asli yang dikenal

masyarakat luas dengan brand name Jamu Cap Potret Nyonya Meneer

tersebut melisensikan penjualan jamu kepada pengusaha obat tradisional.

Semakin menariknya bisnis waralaba bagi dunia usaha,

membuat bisnis waralaba asing masuk dan berkembang di Indonesia,

keberadaan waralaba asing tersebut merupakan kecenderungan

globalisasi, di mana jaringan waralaba Amerika Serikat masuk ke

Indonesia pada tahun 1978 dengan Kentucky Fried Chicken (KFC) dan

Mc. Donald’s pada era tahun 1 990-an yang kini memiliki omzet yang

sangat besar di Indonesia.

Perkembangan waralaba semakin pesat pada satu dasawarsa

terakhir. Tidak sedikit orang beranggapan bahwa waralaba identik dengan

restoran atau makanan. Walaupun sudah menyentuh sektor lain selain

makanan atau restoran. Pada tahun 1993. Waralaba mulai dan beberapa

restoran dan beberapa tahun terakhir ini waralaba tidak hanya merambah

sektor makanan atau restoran saja, tetapi juga menyentuh sektor-sektor di

luar makanan. Sektor-sektor tersebut antara lain ritel, kosmetika,

pendidikan, teknologi informasi, usaha jasa pengiriman, jasa properti dan

lainnya.

72

Page 73: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Tidak mengherankan apabila memasuki abad ke- 20

perkembangan pasar sistem waralaba semakin menjadi sorotan dan

sekaligus menjadi alternatif dalam pengembangan jaringan produk. Jasa

menghadapi perdagangan pasar bebas dan pasar global. Bahkan waralaba

menjadi bahasan yang menarik di berbagai seminar dan media bisnis di

tanah air.

Bisnis waralaba begitu menarik dan menjanjikan keuntungan

yang relatif pasti, maka Pemenntah berkepentingan untuk

mengembangican bisnis waralaba di Indonesia guna terciptanya iklim

kemitraan usaha melalui pemanfaatan bisnis waralaba. Pertama kali

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 16 Tahun

1997. Perkembangan terakhir Peraturan pemenntah ini digantikan dengan

Peraturan Pemerintah RI. Nomor 42 Tahun 2007.

Berkat bantuan International Laboor Organization (ILO) dan

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia maka

didirikanlah Asosiasi Franchise Indonesia (AFT) pada tanggal 22

November 1991. Pada tahun 1995 berdiri juga Asosiasi restoran Waralaba

Indonesia (ARWI) yang mengkhususkan diri di bidang usaha restoran

ARWI bertujuan mengembangkan sumber daya manusia berkualitas di

bidang usaha restoran waralaba, mengembangkan infonnasi dan inovasi

73

Page 74: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

teknologi di bidang usaha restoran terutama mengenai teknologi makanan,

peralatan masak, kemasan, kesehatan dan gizi pengawetan, manajemen.

Di indonesia franchise dikenal sejak era 70-an ketika masuknya

Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat

sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat

sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Setelah itu,

usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter.

Para penerima waralaba asing terpaksa menutup usahanya

karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam. Perkembangan sampai

tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia.

Hal itu disebabkan kondisi ekonoini dan politik yang belum stabiliti

ditandai dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada tahun 2003,

usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing

Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu

kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industiy yang

melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor

franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan-

perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS dan

negara-negara lain.

74

Page 75: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

9. KONSEPSI WARALABA

Kata franchise (waralaba) berasal dan bahasa Perancis

affranchir yang artinya to free (membebaskan). Istilah franchise di

dalamnya terkandung seseorang memberikan kebebasan dan ikatan

yang menghalangi kepada orang lain untuk menggunakan atau

membuat atau menjual sesuatu.

Perjanjian franchise melibatkan dua pihak, yaitu franchisor

sebagai pihak yang memberi izin untuk menggunakan franchise

miliknya dan franchisee, yaitu pihak yang mendapat izin untuk

menggunakan franchise. Franchisor sebagai pihak pemilik atau

pemegang hak waralaba, sedangkan franchisee sebagai pihak yang

mengakses atau mengambil sistem waralaba itu selama jangka waktu

tertentu untuk memasarkan produk waralaba dengan kewajiban

memberikan royalti kepada pemilik waralaba.

Kiranya dapat dipahami bahwa perjanjian franchise adalah

perjanjian yang berisi pemberian hak kepada seseorang atau perusahaan

untuk menggunakan merek dagang (sistem Hak kekayaan lainnya), atas

barang atau jasa, berikut sistem bismsnya oleh pemilik merek dagang

75

Page 76: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

tersebut. Sistem bisnis dalam kaitannya dengan perjanjian franchise

dapat meliputi kiat-kiat bisnis berupa metode-metode dan prosedur

pembuatan, penjualan, dan pelayanan yang dilakukan oleh franchisor

dan di sini franchisor juga memberikan bantuan dalam perikianan dan

promosi serta pelayanan konsultasi.

Adapun ciri-ciri atau elemen-elemen pokok yang terkadang

dalam pengertian franchise tersebut adalah:

(1)Adanya hubungan hukum secara timbal balik (hubungan

kontraktual) antara franchisor dan franchisee sebagai akibat adanya

perjanjian atas beban yang dibuat pihak-pihak tersebut.

(2) Obyek waralaba adalah berupa pemberian izin untuk

mempergunakan kekayaan berwujud dan atau tidak berwujud dan

franchisor kepada franchisee.

(3)Adanya metode atau cara pendistribusian barang atau pemasaran di

bawah kendali metode franchisor.

(4)Adanya hak untuk menggunakan nama dagang dan atau merek

dagang (atau jenis Hak kekayaan Intelektual lainnya) milik

franchisor oleh franchisee.

76

Page 77: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(5)Adanya bimbingan pengelolaan franchisor (techinical assistant)

terhadap unit bisnis milik franchisee yang dijalankan dengan nama

dagang dan atau merek dagang franchisor.

(6)Adanya sejumlah fee (royalti) yang dibayarkan franchisee kepada

franchisor.

Melihat berbagai unsur serta ciri-ciri franchise di atas, maka

beberapa tahun menyatakan bahwa esensi utama dan franchise adalah

perjanjian lisensi. Namun di dalam perjanjian terdapat beberapa

ketentuan yang menonjol yang membedakannya dengan perjanjian

lisensi pada umumnya. Dalam franchisee, perjanjian lisensi diikuti

dengan kewenangan pemilik merek untuk melakukan kontrol guna

menjamin kualitas barang dan jasa yang dilisensikan dan juga punya

kewenangan, baik seluruhnya maupun sebagian.

Kalau ditelaah secara teliti paling terdapat perbedain pokok

antara perjanjian waralaba dengan perjanjian lisensi, yaitu sebagai

berikut:

(1)Dalam peijanjian waralaba, franchisee sekedar hanya menjalankan

bisnis franchisor tanpa diperbolehkan untuk melakukan

perubahanperubahan apapun. Pendek kata dalam waralaba,

sistemnya sudah baku merupakan paket yang tidak diperbolehkan

77

Page 78: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

dirubah-rubah oleh franchisee. Franchisee hanya menjalankan usaha

dengan bendera franchisor;

(2) Dalam perjanjian lisensi, pihak yang melisensi pada dasarnya

memiliki kebebasan untuk menjalankan usaha di bawah bendera

perusahaanya sendiri, bukan menjalankan usaha di bawah bendera

pemberi lisensi. Pendek kata penerima lisensi hanya melakukan

kewajiban sehubungan dengan hak lisensinya kepada pihak pemberi

lisensi.

Saat ini istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk

kegiatan yang berupa metode pemasaran atau distribusi. Di dalamnya

ada sebuah perusahaan besar meinberikan hak atau privelege untuk

menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu

kepada individu atau perusahaan yang relatif lebih kecil. Dilihat dari

segi bisnis franchise merupakan salah satu metode produksi dan

distribusi barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu standar dan

sistem eksploitasi tertentu

Salah satu kekhususan franchising dan lisensi adalah terletak

path keharusan franchisee untuk mengikuti metode dan persyaratan

kualitas tertentu yang diterapkan oleh franchisor. Metode yang harus

diikuti oleh franchisee tersebut tidak hanya menyangkut metode dan

78

Page 79: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

prosedur proses barang dan atau jasa yang diperdagangkan, tetapi juga

metode perdagangan dan manajemen yang telah dikembangkan oleh

franchisor.

Di dalam franchise antara lisensi dan semua unsur yang terkait

di dalamnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

menjadi satu sistem atau format bisnis. Satu hal lagi yang patut

dikemukakan untuk membedakan perjanjian franchise dengan lisensi

pada umumnya adalah pada franchisee lebih menyangkut bidang

perdagangan retail dan jasa yang merupakan perdagangan langsung

dengan pemakai jasa dan barang tersebut.

Melihat uraian di atas, dapat diisimpulkan bahwa pada dasarnya

perjanjian franchise memiliki kemiripan tetapi sekaligus juga memiliki

perbedaan pokok dengan perjanjian lisensi. Uraian ini dikemukakan

atas dasar pertimbangan bahwa pemahaman terhadap perjanjian

franchise akan lebih jelas apabila diiringi atau dibandingkan dengan

pemahaman terhadap perjanjian lisensi.

Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah

konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara

cepat. Demikian. franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan

salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara

79

Page 80: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

konvensional dalam rnengembangkan usaha. Bahkan sistem franchise

dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan,

SDM dan manajemen, kecuali kerelaan pernilik merek untuk berbagi

dengan pihak lain.

Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat

efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya. Sejumlah

pakar juga ikut memberikan definisi terhadap waralaba. Campbell

Black dalam bukunya Black’s Law Dictionaire menjelaskan franchise

sebagai sebuah lisensi merek dan pemilik yang mengijinkan orang lain

untuk menjual produk atau service atas nama merck tersebut.

David J. Kaufman memberi definisi franchising sebagai sebuah

sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis

kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak

terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang

mapan dibawah asistensi franchisor.

Sedangkan menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance,

franchise didefinisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang

intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang

diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang

(merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.

80

Page 81: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Selain definisi menurut cara pandang sarjana luar negeri, di

Indonesia juga berkembang definisi franchise. Salah Satunya seperti

yang diberikan oleh LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan

Manajemen, yang inengadopsi dan terjemahan kata franchise. LPPM

mengartikannya sebagai usaha yang memberikan laba atau keuntungan

sangat islimewa sesuai dengan kata tersebut yang berasal dan wara

yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan.

Henry Campbell Black, dalain Black’s Law Dictionairy

memberikan

beberapa pengertian waralaba sebagai berikut:

a. Franchise is a special prvilage to do certain things conferred by government on individual or corporation and which does not belong to citizens generally of common right e.g right granted to offer cable television service;

b. Franchise is a privilege or sold, such as to use a name or to sell product or services. The right given by a manufacturer or supplier to a retailer to use his products and name on terms and conditions mutually agred upon;

c. Franchise is a license from owner of a trade mark or trade name permitting another to sell a product or service under that name or mark”.

Pengertian waralaba dalam Black’s Law Dictionary tersebut apabila

diterjemahkan secara bebas, yaitu sebagai berikut:

a. Waralaba adalah suatu keistimewaan yang diberikan oleh pemerintah

terhadap individu atau perusahaan untuk melakukan sesuatu yang belum

81

Page 82: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

merupakan hak dan setiap warga negara pada umumnya, misalnya berhak

untuk menawarkan jasa pelayanan televisi kabel.

b. Waralaba adalah suatu keistimewaan atas suatu penjualan, seperti

misalnya untuk menggunakan narna atau untuk menjual barang dan jasa.

Hak tersebut dibenkan oleh pabrikan atau supplier kepada pengecer

untuk menggunakan produk dan nanianya sesuai dengan persyaratan

yang telah ditentukan.

c. Waralaba merupakan suatu lisensi dan pernilik merek dagang atau nama

dagang yang diperbolehkan kepada pihak lain untuk menjual suatu

produk atau pelayanan berdasarkan merk dagang atau nama dagang

tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian. Black melihat waralaba

sebagai suatu keistimewaan yang diberikan oleh pemerintah terhadap

individu atau pernerintah untuk melakukan sesuatu yang belum

merupakan hak dan setiap warga negara.

Selain hal tersebut di atas, waralaba juga merupakan

keistimewaan atas suatu penjualan barang dan jasa, dimana hak tersebut

diberikan oleh pabrik atau supplier kepada pengecer untuk menggunakan

namanya sesuai persyaratan yang ditentukan.

82

Page 83: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Dalam kaitannya dengan pemberian izin dan kewajiban

pemenuhan standar dan pemberi waralaba, pemberi waralaba akan

membenikan bantuan pemasaran, promosi maupun bantuan teknis

lainnya agar penerima waralaba dapat menjualkan usahanya

(memasarkan produknya) dengan baik.

Juga merupakan suatu lisensi dan pemiik merek dagang (atau

jenis HKI lainnya) atau nama dagang yang diperbolehkan kepada pihak

lain untuk menjual suatu produk atau pelayanan berdasarkan merek

dagang atau nama dagang tersebut.

David J. Kaufman melihat waralaba sebagai suatu bentuk atau

sistem pemasaran dan pendistribusian di mana suatu bisnis berskala kecil

dan independen yang disebut dengan franchise dijamin mempunyai hak

memasarkan suatu barang dan jasa dan pihak lain yang disebut sebagai

franchisor sesuai yang ditentukan, pihak franchisee akan membayar fee

atau biaya sedang pihak franchisor akan memberikan bantuannya.

Lebih lanjut Kaufman mengemukakan perkembangan waralaba ini

sebagai suatu sistem pemasaran serta pendistribusian barang dan jasa,

sehingga waralaba merupakan wujud dan suatu evolusi dalam bisnis

global saat ini.

10. BISNIS WARALABA

83

Page 84: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Franchisor, yang juga urnum disebut sebagai pemberi waralaba

adalah badan usaha yang memberikan hak kepada pihak lain untuk

memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau

penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.

Jadi kalau dilihat dan perspektif hak kekayaan intelektual

sebenamya waralaba menipakan kesatuan hak kekayaan (merek dagang,

hak cipta, desain industri, rahasia dagang mungkin juga terdapat paten

atas teknologi yang digunakan) yang dikemas menjadi satu paket atau

format bisnis. Dan pemahaman inilah yang menyebabkan fomiat bisnis

waralaba memiliki kesamaan antara outlet satu dengan lainnya.

Franchisee, yang juga disebut sebagai penenma waralaba,

adalah badan usaha yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau

menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ini khas

usaha yang dimilki pembeni waralaba. Franchisee sama sekali dilarang

untuk melakukan perubahan apapun baik sebagian atau beberapa bagian

dan sistem itu.

Larangan perubahan atas bagian fonnat bisnis waralaba itu

dimaksudkan agar reputasi bisnis milik franchisor itu tidak turun kelas

yang akan mengancam kesuksesannya. Keuntungan yang diperoleh oleh

franchisee dengan mengambil waralaba dan franchisor adalah disebabkan

84

Page 85: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

karena reputasi bisnis waralaba itu sudah dikenal luas oleh masyarakat,

sehingga bagi franchisee tidak perlu membangun reputasi bisnis baru

yang resikonya tenth lebih besar. Reputasi bisnis yang sudah dikenal luas

oleh masyarakat konsumen tersebut tenth sangat menjamin terbangunnya

customer (pelanggan).

Franchisor tentu sudah memiliki kesiapan dengan

perlengkapan operasi bisnis dan kinerja manajemen yang baik, menjamin

kelangsungan usaha dan distribusi bahan baku untuk jangka panjang,

serta menyediakan kelengkapan usaha sampai ke detail yang terkecil.

Franchisee hanya menyediakan tempat usaha dan modal

sejumlah tertentu bergantung pada jenis waralaba yang akan dibeli.

Franchisee mempunyai dua kewajiban finansial yakni membayar

franchise fee dan royalty fee. Franchise fee adalah jumlah yang harus

dibayar sebagai imbalan atas pemberian hak intelektual pemberi

waralaba, yang dibayar pada saat kontrak waralaba ditanda-tangani.

Nilai franchisee fee dan royally free ini sangat bervariatif

bergantung pada jenis waralaba. Namun franchisee juga mempunyai

kewajiban non-finansial yang sangat esensial. Masyarakat telah sangat

mengenal brand McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Bread Tallc

Starhuckc atau Pizza Hut.

85

Page 86: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Nama-nama merek dagang tersebut adalah merek dagang

waralaba asing. Dalam pengoperasiannya mereka menjual produk

franchise. Pertumbuhan bisnis waralaba yang cepat di Indonesia juga

karena andil berkibamya waralaba lokal seperti Primagama, Alfamart,

Indomaret, Citra dan sebagainya.

Waralaba lokal ini diaralikan pemerintah untuk bernaung di

bawah AFI (Asosiasi Franchise Indonesia) yang merupakan asosiasi

resmi yang diakui oleh pemerintah dalam bidang waralaba. Asosiasi ini

merupakan anggota dan IFA (International Franchise Association) yang

adalah organisasi franchise skala intemasional.

AFI didirikan pada tanggal 22 November 1991 dengan bantuan

dan ILO (International Labour Organization) dan Pemerintah Indonesia.

Pada Juni 2003, disponsori oleh Departemen Perindustrian dan

Perdagangan (sekarang Departemen Perdagangan), diselenggarakan

pemilihan waralaba lokal terbaik yakni : Rumah makan Wong Solo

(Kategori Restoran), Indomart (Kategori Retail), ILP (kategori

pendidikan).

Kriteria status usaha dapat berubah menjadi waralaba

setidaknya harus memenuhi berbagai persyaratan khusus yakni unik,

tidak mudah ditiru, mempunyai keunggulan dibandingkan dengan tipe

86

Page 87: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

usaha sejenisnya sehingga konsumen akan selalu mencari produk atau

jasa tersebut.

Mempunyai konsep usaha yang telah terbukti berhasil, dapat

dilihat daii neraca keuangan, citra perusahaan serta produk jasa yang

terjamin. Penerima waralabapun hanis pula diuntungkan dengan adanya

standarisasi dan pengoperasian yang jelas, yang dituangkan dalam

kerangka kerja yang dikenal sebagai SOP (Standard Operational

Procedure), SOP dapat dikatakan jiwa dan kehidupan waralaba.

Tanpa SOP yang jelas, mudah dimengerti dan diaplikasikan,

kesuksesan waralaba akan sulit tercapai. SOP akan memuat secara detail

pedoman pengoperasian suatu usaha, mulai dan suplai bahan baku,

manajerial, pelatihan SDM, keuangan, marketing dan promosi.

Setiap detail akan dibukukan menjadi manual-manual sesuai

dengan segmennya masing-masing. Faktor-faktor yang menjadi

persyaratan suatu waralaba seperti yang tersebut diatas unium disebut

dengan istilah franchisibilily. Oleh kanena standarisasi yang cukup

tinggi, memberikan keuntungan bagi masyarakat yang ingin membeli

waralaba.

Biaya pembelian atau penyewaan tempat usaha secara otomatis

bukan lagi menjadi tanggung jawab franchisor. Sebagai contoh suatu

87

Page 88: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

toko roti yang sudah terkenal di daerah Makassar akan memerlukan

ratusan juta rupiah, bahkan pada kisaran milyaran jika si pemilik ingin

membuka 10 cabang di berbagai kota di Indonesia. Sedangkan mungkin

hanya butuh dana yang tidak besar, jika usaha tersebut telah siap

diwaralabakan ke berbagai kota. Dalam hitungan bulan, berbagai

outletnya telah dibangun. Hal yang menarik daii isu waralaba nasional

adalah bahwa pertumbuhan waralaba lokal saat ini jaiih lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan waralaba asing di Indonesia. Fakta ini

disebabkan karena pewaralaba lokal memberikan berbagai kemudahan

dalam persyaratan pembelian waralaba mereka. Toleransi yang diberikan

juga cukup luas ditambah promosi dan marketing yang terus menerus.

Pihak media di Indonesia juga memberikan kontnibusi besar

dalam pertumbuhan waralaba lokal, berbagai media bisnis telah banyak

mengangkat waralaba sebagai suatu segmen liputan khusus, sarana

promosi yang menunjang ini makin diperkuat oleh berbagai pertunjukan

pameran skala nasional, yang tidak hanya diselenggarakan di Jakarta,

namun juga ke berbagai kota-kota di daerah.

Puluhan ribu pengunjung yang datang merupakan representasi

masyarakat akan pengetahuan waralaba. Hal ini disebabkan oleh makin

mudahnya rantai distribusi ke daerah dan potensi ekonomi mikro daerah

88

Page 89: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

yang menjanjikan sehingga mudah terjangkau oleh berbagai lapisan

masyarakat.

Keterkaitan industri perbankan juga makin memperkokoh

konsep bisnis waralaba, dengan hadimya program perkreditan khusus

kemitraan, sebagai contoh Bank HS 1906 yang memberikan kredit

investasi waralaba dan kredit modal keija waralaba.

Kerjasama developer-developer di bidang penyediaan tempat

waralaba mulai dirilik berbagai pemain properti, karena dianggap lebih

menguntungkan untuk penjualan tempat usaha (ruko, mall, trade center)

jika diintegrasikan.

Kerjasama ini sangat menguntungkan, karena selain arah dan

tujuan pemakaiaan tempat usaha sudah jelas untuk jenis waralaba

tertentu, harga property yang didapat pun lebih murah dibandingkan jika

mereka membeli secara terpisah. Sinergi yang kuat dan berbagai pihak

ini makin memantapkan eksistensi waralaba di Indonesia.

Keberadaan waralaba bagi pemerintah sendiri sangat membantu

teutama untuk membuka lapangan kerja baru secara instan dan memicu

perekonomian daerah. Besarnya variasi usaha ini hendaknya

rnemudahkan masyarakat untuk memilih yang benar-benar tepat untuk

dirinya.

89

Page 90: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Tidak sedikit pula jeriis franchise lokal yang sudah benar-benar

mantap menjaga kualitas dan membangun citra produknya sehingga

mereka sudah mulai go international dengan mengikuti berbagai expo di

mancanegara dan sudah membuka cabangnya di luar negeri.

Kita semua berharap suatu saat semua pihak waralaba di

Indonesia, baik franchisor maupun franchisee sudah mempunyai

profesionalisme dan etos kerja yang tinggi, yang melahirkan sistem yang

benar-benar teniji, sehingga produk dan sumber daya manusia yang

berkualitas dapat menjadi suatu epidemi di masyarakat Indonesia.

11. KEUNTUNGAN FRANCHISOR

Usaha waralaba ditengarai membenkan keuntungan kepada

pemiliknya, antara lain:

(1) Jaringan yang memberikan kemudahan karena keseragaman, daya

pembelian, kekuatan advertising, prasarana, dan sebagainya;

(2) Pengembang bisnis yang tidak terlalu mahal dibanding karena beban

investasi ditanggung oleh kedua belah pihak, franchisor dan

franchisee.

(3) Pengembangan yang tentunya memakan waktu lebih singkat.

90

Page 91: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(4) Kerjasama antar wirausahawan independen seperti franchisor dan

franchisee sangatlah efektif karena franchisee yang terseleksi adalah

mereka yang mau bekerja keras, mau menginvestasi waktu lebih dan

mengelola bisnisnya lebih serius danpada pegawai biasa.

`12. KEUNTUNGAN BAGI FRANCHISEE

Demikian pula untuk franchisee, usaha waralaba ditengarai

sebagai usaha yang menguntungkan dalam arti memberi kepastian

tentang keuntungan. Sejumlah keuntungan usaha dimaksud antara lain:

(1) Jaringan franchise menawarkan rnanfaat

atau keunggulan dalam keseragaman,daya pembelian, keuntungan

advertising dan sarana lainnya.

(2) Franchisee adalah pemilik perusahaannya sendiri yang otonom tetapi

dia tidak merasa sendiri dalarn mengelola bisnisnya.

(3) Franchisee mengikuti kesuksesan pendahulunya dengan bantuan

start up yang lebih cepat dan lebih murah.

(4) Dengan berfranchise maka akan mengurangi resiko kegagalan

dengan alasan yang sama.

(5) ROl lebih tinggi.

91

Page 92: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(6) Franchisee dibekali keahlian khusus.

(7) Franchisee mempelajari bisnis baru.

13. KEWAJIBAN FRANCHISEE

Franchisee mempunyai hak untuk mendapat perlindungan dan

franchisor, akan tetapi dalam melaksanakan usahanya, franchisee

dituntut franchisor untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan standar

operasional perusahaan yang diberikan oleh franchisor.

Kewajiban-kewajiban tersebut di antaranya:

(1) Mematuhi peraturan yang ada.

(2) Mengikuti evolusi konsep.

(3)Mengkonsumsi produk yang telah ditentukan melalui penyedia/

supplier yang sudah ditentukan.

(4)Kewajiban finansial (biaya awal/entry fee, royalti, dsb).

14. MELAKSANAKAN KEWAJIBAN YANG TERTULIS DI KONTRAK.

Franchisee mengikuti konsep yang sebenarnya bukan miliknya.

Oleh karena itu, haruslah dia menghormati peraturan yang ada. Tetapi

tentu saja franchisee dapat memberikan pendapatnya karena jaringan

yang sehat adalah jaringan yang memperhatikan komentar, saran dan ide

92

Page 93: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

dan franchisee. Sening kali bisms ini menciptakan sarana untuk

melibatkan franchisee dalarn mengembangkanjaringan bisnis ini.

15. PERAN DAN KONTRIBUSI FRANCHISEE

Berikut adalah yang hams dilakukan franchisee dengan bantuan dan

franchisor yang mengkontribusi model bisnis, saran dan pengalaman, dan

seringkali bertanggung jawab akan tugas-tugas tertentu tetapi tidak akan

menggantikan posisi franchisee sebagai wirausahawan. Peran dan

kontribusi tersebut dibagi menjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut:

a. Sebelum pcmbukaan outlet

Yang wajib dilakukan oleh franchisee sebelum pembukaan

outlet adalah sebagai benlcut:

(1)Mencari dan menegosiasi lokasi.

(2)Kontribusi modal danjaminan.

(3)Negosiasi bank.

(4)Pengaturan outlet.

(5)Partisipasi dalam pelatihan.

(6)Perekrutan dan pelatihan pegawai atau SDM.

(7)Pengadaan organisasi dan administrasi.

b. Saat pembukaan outlet

93

Page 94: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Yang wajib dilakukan oleh franchisee pada saat pembukaan

outlet adalah sebagai berikut:

1.. Pembukaan outlet.

2. Advertising peluncuran/launching

3, Penerapan konsep.

c. Setelah pembukaan outlet

Yang wajib dilakukan oleh franchisee setelah pembukaan outlet

adalah sebagai berilcut:

(1) Partisipasi dalam program

pelatihan pennanen.

(1) Partisipasi dalam kegiatan advertising.

(2) Partisipasi dalam meeting, seminar.

(3) Otonomi manajemen perusahaan.

(4) Menghormati hak kunjungan franchisor.

(5) Transparansi informasi.

(6) Mematuhi peijanjian keuangan dan kontrak.

(7) Perlindungan lokal terhadap merek produk.

(8) Peran dan kontribusi franchisor

94

Page 95: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Peran franchisor sangatlah penting. Franchisor campur tangan dalam

berbagai bidang untuk membantu franchisee atau memberikan franchisee

kontribusi solusi dan sarana lainnya tanpa hams mengambil posisi

franchisee sebagai pemiik perusahaan.

Seringkali franchisor menerangkan franchisee cara untuk melakukan

bisnis tetapi bukan menggantikan posisi franchisee. Yang kemudian

diikuti dengan daftar aktivitas yang harus dilakukan, yang mana bisa

berubah sesuai dengan bisnis franchise yang dijalani. Peran dan kontribusi

franchisor dibagi menjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut:

a. Sebelum pembukaan outlet

Yang harus dilaksanakan oleh franchisor sebelum pembukaan

outlet adalah sebagai berikut:

(1) Asisten dalam pencarian dan negosiasi lokasi atau tempat.

(2) Asisten dalam realisasi studi kelayakan dan negosiasi bank.

(3) Bantuan dalam pengaturan outlet.

(4) Pelatihan pegawai lSDM franchisee.

(5) Panduan dalani tugas administratif tertentu.

b. Saat pembukaan outlet

Yang hams dilaksanakan oleh franchisor pada saat pembukaan

outlet adalah sebagai berikut:

95

Page 96: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(1)Pengiriman dan instalasi stok/ persediaan.

(2)Pengiriman dan instalasi meubel/ furniture dan bahan baku.

(3)Advertising launching/ peluncuran.

(4)Asistensi saat pembukaan.

c. Setelah pembukaan outlet

Yang hanis dilaksanakan oleb franchisor setelah pembukaan

outlet adalah sebagai berikut:

(1) Training/pelatihan permanen.

(2) Rencana advertising dan operasi pemasaran.

(3) Meeting, seminar.

(4) Kunjungan periodik (kontrol, asistensi).

(5) Asistensi via telepon.

(6) Pengaturan pengiriman dan pengolahan data untuk kedua belah pihak.

(7) Mengikuti peraturan dan perjanjian finansial (keuangan) yang tertulis.

(8) Perlindungan terhadap merek produk.

(9) 6. Struktur dan kompensasi finansial

Tentu saja tidak aneh jika franchisor menerirna franchisee mengikuti

bisnisnya karena adanya peluang bisnis yang menguntungkan. Masing-

masing negara memiliki definisi sendiri tentang waralaba.

96

Page 97: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Amerika melalui International Franchise Association (IFA)

mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara

franchisor dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga

kepentingan secara berkelanjutan pada bidang usaha yang dijalankan

oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang

sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor).

Sedangkan menurut British Franchise Association sebagai

garansi lisensi kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain

(franchisee) dengan:

(1)Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalain

periode tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki

oleh franchisor.

(2)Mengharuskan franchisor untuk melatih kontrol secara

berkesinambungan selama periode peijanjian.

(2) Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap

franchisee pada subjek bisnis yang dijalankan di dalam hubungan

terhadap organisasi usaha franchisee seperti training terhadap staf,

merchandising, manajemen atau yang lainnya.

(3) Meminta kepada franchisee secara perioclik selama masa kerjasama

waralaba untuk membayarkan sejumlah fee franchisee atau royalti

97

Page 98: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

untuk produk atau service yang disediakan oleh franchisor kepada

franchisee.

Waralaba dan aspek unsumya mensyaratkan adanya 4 unsur, yaitu

sebagai berikut:

(1) Pemberian hak untuk berusaha dalam bisnis tertentu

(1) Lisensi untuk menggunakan tanda pengenal usaha, biasanya suatu merek

dagang atau merk jasa, yang akan menjadi ciri pengenal dan bisnis

franchise.

(2) Lisensi untuk menggunakan rencana pemasaran dan bantuan yang luas

oleh franchisor kepada franchise

(3) Pembayaran oleh franchisee kepada franchisor berupa sesuatu yang

bemilai bagi franchisor selain dan harga borongan barang yang terjual.

Douglas J. Queen memberikan pengertian waralaba sebagai

berikut yaitu men-franchise-kan adalah suatu metode perluasan

pemasaran dan bisnis. Suatu bisnis memperluas pasar dan distribusi

produk serta pelayanannya dengan membagi bersama standar pemasaran

dan operasional.

Pemegang franchise yang membeli suatu bisnis yang menarik

rnanfaat dan kesadaran pelanggan akan nama dagang. Sistem teruji dan

pelayanan lain yang disediakan pemilik franchise.

98

Page 99: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Sedangkan Winarto menyarankan suatu pengertian waralaba

(franchise) adalah sebagai berikut. Waralaba adalah hubungan kemilraan

antara usahawan yang usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang

relatif barn atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling

menguntungkan, khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan

jasa langsung kepada konsumen.

Dan beberapa pengertian yang dikemukakan diatas, terlihat

bahwa sistem bisnis waralaba melibatkan dua pthak. Pertama Franchisor

yaitu wirausahawan sukses pemilik produk, jasa, atau sistem operasi

yang khas dengan merk tertentu yang biasanya telah dipatenkan.

Kedua, Franchisee yaitu perorangan atau pengusaha lain yang

dipilih oleh franchisor yang disetujui perniohonannya untuk menjadi

franchisee oleh pihak franchisor. Franchisee menjalankan usaha dengan

menggunakan nama dagang, merek, atau sistem usaha miliknya itu,

dengan syarat memberi imbalan kepada franchisor benupa uang dalain

jumlah tertentu pada awal kerja sama dijalin (uang pangkal) dan atau

pada selang waktu tertentu selama jangka waktu kerja sama (royalti)

16. KARAKTERISTIK WARALABA

99

Page 100: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Dan pengertian waralaba menurut V. Winarto tersebut dapat

diidentifikasi karakteristik pokok yang terdapat dalam bisnis waralaba

sebagai berikut:

(1)Ada kesempatan kerja sama yang tertulis.

(1)Selama kerja sama tersebut, franchisor mengizinkan franchisee

menggunakan merek dagang dan identitas usaha milik dalam bidang

usaha yang disepakati, penggunaan identitas usaha tersebut akan

menimbulkan asosiasi pada masyarakat adanya kesamaan produk dan

jasa dengan franchisor.

(2) Selama kerja sama tersebut, franchisor memberikan jasa penyiapan

usaha dan melakukan pendampingan berkelanjutan pada franchisee.

(3) Selama keija sama tersebut, franchisee mengikuti ketentuan yang telah

disusun oleh franchisor yang menjadi dasar usaha yang sukses.

(4) Selama kerja sama tersebut, franchisor melakukan pengendalian hasil

dan sistem kerja sama.

(5) Kepemilikan dan badan usaha yang dijalankan oleh franchisee adalah

sepenuhnya pada franchisor. Secara hukum franchisor dan franchisee

adalah dua badan usaha yang terpisah.

17. ASAS-ASAS PADA PERJANJIAN WARALABA

100

Page 101: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Unsur-unsur dan suatu perjanjian waralaba merupakan dasar

pembuatan perjanjian waralaba, unsur-unsur dalam perjanjian waralaba

didasarkan path asas-asas yang mengatur perjanjian waralaba. Rooseno

Harjowidagdo menyebutkan beberapa asas dalam sistem perjanjian

waralaba ini, yaitu:

(1) Asas kebebasan berkontrak

Pasal 1338 K.U.H. Perdata menentukan, bahwa semua persetujuan

yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka

yang membuatnya. Namun deniikian, substansi perjanjian tersebut

harus tidak melanggar ketentuan undang-undang, tidak bertentangan

dengan kesusilaan yang balk dan tidak melanggar ketertiban umum.

Hal ini sesuai dengan yang ditegaskan dalam pasal 1339 K.U.H.

Perdata. Dengan demikian, walaupun terdapat kebebasan berkontrak

namun tetap kebebasan tersebut harus berada pada batas-batas

toleransi yang ditentukan oleh hukum, kesusilaan dan ketertiban

umum.

(2) Asas konsensualitas

Dalam hal im jika terdapat kesepakatan antara calon franchisor

dengan calon franchisee mengenai sesuatu hal yang akan diperjanjian,

maka pada dasarnya perjanjian tersebut dianggap sudah ada.

101

Page 102: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(3) Asas itikad baik

Persetujuan tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik, dimana

diketahui bahwa perjanjian franchise mempakan rangkaian dan suatu

proses kerja sama di bidang perdagangan barang atau jasa, sehingga

untuk dapat menimbulkan keuntungan kedua belah pihak, maka itikad

baik kedua belah pihak tentunya akan menentukan besaran

keuntungan yang akan di peroleh.

(4) Asas fairness (keadilan)

Asas ini dimaksudkan agar perjanjian waralaba yang dibuat tersebut

menempatkan posisi keseimbangan hukum kedua belah pihak secara

adil, sehingga terdapat suatu hubungan yang seimbang yang bermuara

pada posisi yang saling menguntungkan.

(5) Asas kesamarataan dalam hukum

Dengan asas ini, peijanjian waralaba yang dibuat hams membenikan

hak dan kewajiban yang seimbang bagi para pihak.

(6) Asas pikul barang (tanggung bersama atau tanggung renteng)

Asas ini sangat penting dalam perjanjian waralaba, karena kerugian

dalam bisnis itu kemungkinan besar akan ada. Oleh sebab itu, maka

perlu diperjanjikan hal-hal yang menyangkut tanggungjawab masing-

masing pihak jika terjadi kerugian di kemudian han. Dengan demikian

102

Page 103: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

kerugian yang timbul menjadi tanggung jawab bersama dengan suatu

perbandingan yang disepakati bersama.

(7) Asas informasi

Dalam bisnis waralaba, hendaknya pihak franchisor wajib

memberitahukan rahasia dagang secukupnya kepada pihak franchisee

serta prospektus usaha franchisenya sehingga pihak franchisee dapat

dengan mudah menentukan keputusannya untuk memilih franchisor

yang representatif untuk usahanya kelak.

(8) Asas kerahasiaan

Asas ini pada dasamya mewajibkan kepada para pihak untuk menjaga

kerahasiaan data-data ataupun ketentijan-ketentuan yang dianggap

rahasia, dan tidak dibenarkan untuk memberitahukan kepada pihak

ketiga kecuali undang-undang yang menghendakinya.

18. BENTUK-BENTUK WARALABA

Ada beberapa bentuk franchise yang apabila dilihat dari

bentuknya terdapat 2 (dua) bentuk :

1. Waralaba format bisnis

Dalam bentuk ini seorang pemegang waralaba (franchisee)

memperoleh hak untuk memasarkan dan menjual produk atau

103

Page 104: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

pelayanan dalam suatu wilayah atau lokasi yang spesifik. dengan

menggunakan standar operasional dan pemasaran. Dalarn

bentuk ini terdapat tiga jenis format bisnis waralaba, yaitu:

a. Waralaba Pekerjaan

Dalam bentuk ini franchise yang menjalankan usaha

waralaba pekerjaan sebenamya membeli dukungan untuk

usahanya sendiri. Misalnya, ia mungkin menjual jasa penyetelan

mesin mobil dengan merek waralaba tertentu. Bentuk waralaba

seperti ini cenderung paling murah, umunmya membutuhkan modal

yang kecil karena tidak menggunakan tempat dan perlengkapan yang

berlebihan.

b. Waralaba Usaha

Farchise ini termasuk franchise yang dapat dikatakan

berkembang dengan pesat. Bentuknya berupa toko eceran yang

menyediakan barang atau jasa atau restoran fast food. Biaya yang

dibutuhkan lebih besar daripada franchise pekerjaan karena

dibutuhkan tempat usaha dan peralatan khusus.

c. Waralaba Investasi

Ciri utama yang membedakan jenis waralaba pekerjaan dan

waralaba usaha adalah besarnya usaha, khususnya besarnya

104

Page 105: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

investasi yang dibufthkan, waralaba investasi adalah perusahaan

yang sudah mapan dan investasi awal yang dibutuhkan

mungkin mencapai miliaran.

Perusahaan yang ingin mengambil waralaba investasi biasanya

ingin melakukan diversifikasi tetapi karena manajemennya tidak

berpengalaman dalam pengelolaan usaha barn itu sehingga ia

memilih jalan dengan mengambil sistem waralaba jenis ini

misalnya suatu hotel, maka di pilih cara waralaba yang

memungkinkan mereka memperoleh bimbingan dan dukungan.

2. Waralaba distribusi produk

Dalam bentuk ini seorang pemegang waralaba

memperoleh lisensi eksklusif untuk memasarkan produk dan suatu

perusahaan tunggal dalam lokasi yang spesifik. Dalam bentuk ini,

pernilik waralaba (franchisor) dapat juga memberikan waralaba

wilayah di mana pemegang waralaba (franchisee) wilayah atau sub

pemilik waralaba membeli hak untuk mengoperasikan atau

menjual waralaba di wilayah geografis tertentu, sub pemilik

waralaba itu bertanggung jawab atas beberapa atau seluruh

pemasaran waralaba, melatih dan membantu pemegang atau seluruh

pemasaran waralaba, melatih dan membantu pemegang waralaba

105

Page 106: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

(franchisee), baru dan melakukan pengendalian, dukungan operasi

serta program penagihan royalti. Waralaba wilayah memberikan

kesempatan kepada pemegang waralaba induk untuk

mengembangkan rantai usaha Iebih cepat daripada biasa. Keahlian

manajemen dan risiko finansialnya dibagi bersarna oleh pemegang

waralaba (franchise) induk dan sub pemegangnya. Pemegang induk

pun menarik manfaat dati penambahan dalam royalti dan penjualan

produk.

19. HUBUNGAN HUKUM : ANTARA PROSPEKTUS PENAWARAN

DAN KONTRAK WARAlABA

Para pihak dalam perjanjian waralaba adalah terdiri dari

pemberi waralaba dan penerima waralaba. Pemberi waralaba adalah

adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak

untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang

dimilikinya kepada penerima waralaba. Sedangkan Penerima Waralaba

adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh

pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan

waralaba yang dimiliki pemberi waralaba.

106

Page 107: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Sebelum melakukan kontrak waralaba pada umumnya pihak

pemberi atau pemilik waralaba menawarkan formas bisnis waralaba itu

melalui prospektus yang telah didaftarkan di Departemen perdagangan.

Prospektus ini berisi informasi perusahaan waralaba, kemudian profil

usaha dan informasi tentang sukses usaha yang telah dijalankan. Dalam

prospektus ini juga dikemukakan tentang janjiijanji perusahaan

waralaba tentang keuntungan yang akan diperoleh oleh calon peminat

yang akan mengambil waralaba.

Dilihat dari proses perjanjian, maka apabila para pihak

merundingkan prospektus penawaran, maka sebenarnya mereka masih

dalam tahap merundingkan janji-janji pra kontrak artinya janji-janji

yang dikemukakan oleh perusahaan waralaba sebelum kontrak

waralaba dilakukan atau dengan kata lain kontrak waralaba belum

terjadi (lahir).

Lahirnya kontrak waralaba adalah ketika pada pihak sepakat

untuk melakukan dan mendata-tangani kontrak tersebut sehingga

kontrak itu sah dan mengikat para pihak.

Sedangkan janji-janji pra kontrak tidaklah termasuk bagian atau

isi kontrak bahkan dianggap tidak memiliki hubungan hukum

signifikan dengan kontrak itu sendiri. Melalui cara pandang seperti itu,

107

Page 108: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

maka janji-janji pra kontrak untuk sementara dianggap tidak memiliki

akibat hukum apapun sehingga pihak yang berjanji tidak terikat untuk

melaksanakan apa yang dijanjikan walaupun faktanya hal itu

merugikan pihak lain yang percaya pada janji-janji tersebut.

Janji-janji pra kontrak dilihat dari tahapan proses terjadinya

kontrak waralaba adalah tahapan yang disebut preliminary negotiation

(Suharnoko, 2008:1) Preliminary negotiation juga sering disebut

proses perundingan pendahuluan. Tahapan ini sebenarnya memiliki

hubungan erat dengan terjadinya kontrak. Bertitik-tolak dari janji-

janji pra kontrak itulah akhirnya orang sepakat untuk melakukan

kontrak waralaba.

Janji-janji pra kontrak yang umumnya diberikan oleh pemilik

waralaba itu antara lain:

(1)bisnis waralaba memiliki kepastian usaha termasuk keuntungan yang

akan diperoleh;

(2)penerima waralaba akan menjadi jaringan bisnis yang telah memiliki

reputasi nasional atau internasional, sehingga penerima waralaba tidak

perlu mengeluarkan biaya iklan atau promosi;

(3)penerima waralaba sangat kecil kemungkinannya untuk menanggung

kerugian (Rahman, Hasanuddin, 2003: 207)

108

Page 109: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Orang pada umumnya begitu percaya dan menaruh

pengharapan besar terhadap janji-janji yang diberikan oleh pemilik

waralaba. Jika orang yang bersangkutan tertarik dengan janji-janji yang

ditawarkan itu maka tahap berikutnya barulah ia melakukan kontrak

waralaba yang draft kontraknya telah sediakan dalam baku (standart

contract).

Janji-janji pra kontrak menurut teori klasik tidak dapat dituntut

pertanggungjawabannya karena termasuk janji yang tidak termasuk atau

tercantum dalam isi kontrak. Berdasarkan pandangan teori hukum

kontrak klasik ini, maka orang yang menerima janji itu tidak dapat

menuntut ganti rugi terhadap pihak yang berjanji.

Berdasarkan Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata menyatakan

bahwa “Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Lingkup

persetujuan /kontrak yang dikuasai asas itikad baik adalah kontrak

waralaba bukan termasuk janji-janji pra kontrak. Oleh karena apabila

janji-janji pra kontrak tidak dipenuhi dalam pelaksanaan kontrak

waralaba, maka hal tersebut tidak termasuk pelanggaran itikad baik dari

pemberi waralaba. Melalui cara pandang yang demikian ini, maka

pihak yang memberikan janji pra kontrak sama sekali tidak terikat

dengan pelaksanaan asas itikad baik, tidak dapat dimintai pertanggung-

109

Page 110: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

jawaban oleh pihak yang dirugikan. Dengan kata lain janji-janji pra

kontrak tidak memiliki akibat hukum bagi pemberi waralaba.

Akan tetapi saat ini telah terjadi perkembangan teori hukum

kontrak modern yang cenderung menghapuskan syarat-syarat formal

bagi kepastian hukum dan lebih menekankan kepada terpenuhinya rasa

keadilan (Suharnoko, 2008: 4). Berdasarkan perkembangan ini, janji-

janji pra kontrak dipandang memiliki akibat hukum, sehingga apabila

janji-janji itu merugikan pihak lain, maka pihak yang mengingkari janji-

janji pra krontrak itu dapat dimintai pertanggung-jawaban.

Di negara-negara maju yang menganut civil law system, seperti

Perancis, Negeri Belanda dan Jerman, pengadilan memberlakukan

asas itikad baik bukan hanya sebatas penanda-tanganan dan

pelaksanaan kontrak, tetapi juga meliputi tahap perundingan (the duty

of good faith in negotiation), sehingga janji-janji pra kontrak memiliki

akibat hukum dan dapat dituntut ganti kerugian jika janji itu diingkari.

Di negara yang menganut sistem common law, seperti Amerika

Serikat, pengadilan menerapkan doktrin promissory estoppel untuk

memberi perlindungan hukum kepada pihak yang dirugikan karena

percaya dan menaruh pengharapan (reasonably relied) terhadap janji-

janji pra kontrak

110

Page 111: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Akan tetapi beberapa putusan pengadilan di Indonesia

ternyata tetap tidak bergeser pandangannya dari teori hukum kontrak

klasik yang tidak menerapkan asas itikad baik dalam proses negosiasi

(janji pra kontrak). Hal ini disebabkan jika perjanjian belum

memenuhi syarat hal tertentu (syarat obyektif), maka dianggap

perjanjian itu belum melahirkan perikatan yang mempunyai akibat

hukum bagi para pihak. Akibatnya pihak yang dirugikan karena

percaya pada janji-janji pihak lawannya tidak terlindungi dan tertutup

peluangnya untuk menuntut ganti rugi.

Prof R. Subekti mengatakan jika pelaksanaan perjanjian

hanya menurut hurufnya, maka akan menimbulkan ketidak-adilan.

Oleh karena itu hakim mempunyai wewenang untuk menyimpang dari

isi perjanjian menurut hurufnya (leterlijk)). Jadi apabila pelaksanaan

perjanjian justru menimbulkan ketidak-seimbangan atau melanggar

rasa keadilan, maka hakim dapat mengadakan penyesuaian terhadap

hak dan kewajiban yang tercantum dalam kontrak tersebut.

Dalam praktik, berdasarkan asas itikad baik hakim

memang menggunakan wewenang untuk mencampuri isi perjanjian,

sehingga tampaknya itikad baik bukan saja harus ada pada

111

Page 112: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

pelaksanaan perjanjian tetapi juga pada saat dibuatnya atau ditanda-

tangananinya perjanjian itu.

Dalam Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 3138

K/Pdt/1984 tanggal 29 April 1997 dinyatakan menolak gugatan

penggugat dengan pertimbangan hukum bahwa dari site plan yang

akan dibangun yang disetujui oleh Pemerintah daerah tidak pernah

ada rencana tempat pemancingan dan rekreasi karena sarana tersebut

bukan merupakan fasilitas umum sehingga developer tidak wajib

untuk membangunnya.

Dalam kasus yang telah diputus Mahkamah Agung itu,

sebelumnya PT. Taman Narogong Indah (developer/ tergugat)

menjanjikan akan membangun fasilitas pemancingan dan rekreasi

seluas 1,2 hektar. Ternyata setelah konsumen tertarik dan membeli

unit rumah di kawasan itu, apa yang dijanjikan developer sama sekali

tidak dipenuhi.

Berdasarkan Putusan Mahkamh Agung tersebut di atas

diketahui bahwa pendirian Mahkamah Agung masih menitik-beratkan

pada sisi normatif, belum melihat kepentingan dari penggungat

(konsumen) yang dirugikan akibat tidak dipenuhinya janji pra

kontrak oleh developer PT. Taman Narogong Indah. Jadi jika ditinjau

112

Page 113: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

dari teori hukum kontrak, putusan Mahkamah Agung tersebut masih

menganut teori klasik karena janji untuk membangun fasilitas

pemancingan dan rekreasi pada tahap pra kontrak yang tidak dipenuhi

oleh developer tersebut tidak menimbulkan akibat hukum bagi pihak

yang berjanji.

Sebaliknya menurut pandangan teori kontrak modern janji

pra kontrak harus didasarkan pada itikad baik, sehingga pihak yang

memberikan janji pra kontrak dapat dituntut ganti rugi berdasarkan

perbuatan melawan hukum. Walaupun janji pra konrak bukan

merupakan isi kontrak tetapi berdasarkan pandangan bahwa orang

yang berjanji harus memiliki itikad baik untuk melaksanakannya.

Memenuhi janji adalah wujud dari pelaksanaan itikad baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaya Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing, penerbit Rineka Cipta, Cetakan I, tahun 1994.

A, Poliieteir, George, The Franchise Contracts –Reviewing the

Franchise Contract, Practising Law Institute Pub, New York, 1990

Basarah, Moch H., Mufidin, Faiz; Bisnis Franchise dan Aspek-aspek Hukumnya, Penerbit Citra Aditya Bakti

113

Page 114: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Bandung, Cetakan I Tahun, 2008

Beston, Jack, and Daniel Friedman (ed). Good Faith and Faults in Contract Law. Oxford: Clarendon Press, 1995

Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman tentang Hasil Symposium Bab-bab Kodifikasi Hukum Perdata,, yang dilaksanakan di Jakareta 1 Maret 1988

Campbell Black, Henry., Black’s Law Dictionairy, 7 th Ed., West Publishing Co. St Paul, 1990.

H.S. Salim, Hukum Kontrak (Teori & Teknik Penyusunan Kontrak), Penerbit Sinar Grafika Jakarta, Cetakan ke 5 Tahun 2008;

ELIPS, Hukum Kontrak Di Indonesia, Penerbit ELIPS 1998

Hans Kelsen, Teori Hukum Murni (Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Emperik Deskriftif, Alih bahasa Drs Somardi, Penerbit Rimdipres Yogyakarta, Cetakan pertama tahun 1995

Harahap. Yahya, Segi-segi Hukum Perjanjian, Peneribit PT. Citra Aditya Bakti Bandung, Cetakan Pertama tahun 1992;

Hasil Symposium Bab-bab Kodifikasi Hukum Perdata, Badan

Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman yang dilaksanakan di Jakareta 1 Maret 1988.

Kaufman, David J., Franchising Business Strategis and Compliance Issues, Practising Law Institute, 1990

Mulya Lubis, T., Franchise Sebagai Bisnis Abad 21, LPHIM Jakarta, tanpa tahun terbit,

Rahman, Hasanuddin, Contract Drafting (Seri Ketrampilan Merancang Kontrak Bisnis), Penerbit PT. Citra Aditya Bakti Bandung, Cetakan Pertama Tahun 2003

114

Page 115: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Rachmadi, Bambang N, Franchising The Most Practical and Excellent way of succeding (Membedah Tawaran Franchise Lokal Indonesia), PT. Gramedia Pustaka Utama, Cetakan Pertama, 2007.

Subekti. R, Hukum Perjanjian, Jakarta PT. Intermasa, Cet. ke 9 Tahun 1998.

Sumardi, Juajir, Aspek-aspek hukum Franchise dan Perusahaan Transnasional, Cetakan Pertama Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1995

Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analisa Kasus), Penerbit Kencana Predana Media Group Jakarta, Cetakan ke 5 Tahun 2008

Wignjossumarto, Prawoto., Peran Hakim Agung Dalam penemuan Hukum (Rechtsvinding) dan Penciptaan Hukum (rechtsschepping) Pada Era Reformasi dan Transformasi,. (artikel dalam Majalah Varia Peradilan, Ikatan Hakim Indonesia, Tahun ke XXI No. 251 Oktober 2006,

Peraturan Perundang-undangan

1. KUH. Perdata;2. Undang-undang R.I. No. 8 Tahun 1999 tentan Perlindungan

Konsumen; 3. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 42 Tahun 2007 tentang

Waralaba; 4. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia Nomor 259/MPP/Kep/7/1997 tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan dan Tatacara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba

Majalah/Jurnal:

Varia Peradilan Tahun ke XXI No. 251 Oktober 2006,Jurnal Hukum Bisnis, Volume 26 Nomor 2 Tahun 2007Jurnal Hukum Bisnis, Volume 7 Nomor 4 Tahun 2008 Varia Peradilan Tahun ke XXIV No. 285 Agustus 2009;

115

Page 116: PENGANTAR · Web view... dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris lain halnya dalam perjanjian. Hubungan

Varia Peradilan Tahun ke XXIII no. 270 Mei 2008

Putusan Mahkamah Agung No. 1284 K/Pdt/1998 tanggal 18 Desember 2000

Putusan Mahkamah Agung R.I. dalam Putusannya Nomor 3138 K/Pdt/1984 tanggal 29 April 1997

Himpunan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. Seri Perdata, Edisi terbaru tahun 2010.

116