Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH CAMPUS CONNECTEDNESS DAN PEER SUPPORTTERHADAP RESILIENSI PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN
SKRIPSI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Oleh:
KHALFIA ANISA SUAD
NIM: 11150700000172
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019
2
3
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“IF SOMEBODY ELSE CAN DO IT, SO DO I”
“ALLAH’s PLANS ARE BETTER THAN OUR WISHES”
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini kupersembahakan untuk mama, papa, andung, nenek, kakak, adik-
adik, dan sahabat-sahabat yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
kepadaku.
5
ABSTRAK
A) Fakultas PsikologiB) 2019C) Khalfia Anisa SuadD) Pengaruh Campus Connectedness dan Peer Support terhadap Resiliensi
Mahasiswa dalam Mengerjakan SkripsiE) xv + 67 halaman + 19 lampiranF) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh campus
connectedness(keterhubungan dengan mahasiswa, keterhubungan fakultas,keterhubungan dengan teman lama, keterhubungan dengan teman baru, danketerhubungan dengan beragam teman)dan peer support (informational support,emotional support, dan lack of confidence)terhadap resiliensi pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.Partisipan penelitian adalah mahasiswa aktif diJabodetabek yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian ini melibatkan 200responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi dariResilience Scale (RS), Measures of Connectedness, dan Perceived Peer Support(PSS-Fr). Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) digunakan untuk menguji validitassetiap item kuesioner. Sedangkan uji statistik dengan menggunakan analisisregresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel independenterhadap variabel dependen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga dimensi yang berpengaruhsignifikan terhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, yaituketerhubungan dengan fakultas, keterhubungan dengan teman lama, danketerhubungan dengan teman baru. Hasil uji hipotesis minor yang menguji limadimensi dari variabel campus connectedness, diperoleh dua dimensi yang tidaksignifikan yaitu keterhubungan dengan mahasiswa dan keterhubungan denganberagam teman. Kemudian, hasil uji hipotesis minor menguji tiga dimensi darivariabel peer support dan ketiganya tidak signifikan, yaitu informationalsupport, emotional support, dan lack of confidence. Peneliti berharap implikasidari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan dikembangkan pada penelitianselanjutnya dengan menambahkan variabel-variabel lainnya.
G) Bahan bacaan: 40; Buku: 5 + Jurnal: 31 + Artikel: 3
ABSTRACT
6
A) Faculty of PsychologyB) 2019C) Khalfia Anisa SuadD) The Effect of Campus Connectedness and Peer Support on Students Resilience in
Writing Thesis.E) xv + 67 pages + 19 appendix
F) Thisstudy aimstodeterminetheeffectofcampusconnectedness (studentconnectedness, faculty connectedness, connectedness with old friends,connectedness with new friends, and connectedness to diverse friends)and peersupport (informational support, emotional support, and lack of confidence) onstudents resilience in writingthesis. Research participants were active studentsin Jabodetabek who were working on their thesis. The study involved 200participants. The questionnaire methods used in this study were the adaptationof Resilience Scale (RS), Measures of Connectedness, and Perceived PeerSupport (PSS-Fr). Confirmatory Factor Analysis (CFA) was used to test thevalidity of each item questionnaire. Multiple regression analysis was used to seethe impact of the independent variable onthe dependent variable.
The results of this study indicate that there are three dimensions significantlyinfluence the students’ resilience, there are faculty connectedness,connectedness with old friends, and connectedness with new friends. The resultof a minor hypothesis test that tested five dimensions of campus connectednessvariable obtained two dimensions that have no significant effect, there arestudent connectedness and connectedness to diverse friends. Then the result ofminorhypothesisteststhattestthreedimensionsofpeersupportandthatthreedimensionshave no significant effect, there are informational support, emotionalsupport,andlackofconfidence.Theresearcherhopestheimplicationsoftheresultsofthisstudy canbe reviewed and developed in subsequent research by adding othervariables.
G) References; Books: 5 + Journals: 31 + Article: 3
7
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puja dan puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan peneliti berbagai macam nikmat di antaranya nikmat iman dan islam
serta sehat wal afiat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
lancar dan tepat pada waktunya.
Pada penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah membantu peneliti baik secara materi, tenaga atau pun moril, maka dari itu
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.2. Ibu Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing peneliti dengan sabar, memberikan motivasi, dan nasehat kepada
peneliti.3. Bapak Bambang Suryadi, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik peneliti
yang telah membimbing, memberi arahan, serta nasehat sejak awal perkuliahan.4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan telah menjadi contoh yang
baik bagi peneliti. Para staf Civitas Akademika Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan baik
bagi peneliti dalam proses administrasi selama masa perkuliahan.
8
5. Seluruh subjek penelitian dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Terima kasih telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga
segala bantuan, dukungan, dan doanya kepada peneliti dibalas Allah SWT
dengan kebaikan yang berlimpah.6. Kedua orang tua peneliti, Papa dan Mama yang tanpa henti memanjatkan doa,
kasih sayang yang tulus, serta memberikan segala dukungan dan pengorbanan
untuk peneliti.7. Keluarga peneliti Andung, Nenek, Kakak, dan Adik-Adik yang selalu
memberikan doa, kasih sayang, motivasi, dan kebahagiaan agar peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan lancar.8. Sahabat-sahabat peneliti sedari SMP Icha, Anggi, Cattleya, Cella, dan Chika
yang selalu menemani, menjadi pendengar yang baik atas segala suka duka yang
penulis lewati dan selalu memberikan semangat kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.9. Sahabat-sahabat peneliti sedari SMA Indriani, Bernika, Kezia, Helsa, Jacqueline,
dan Givina yang juga selalu memberikan semangat tanpa henti kepada peneliti.10. Sahabat-sahabat semasa perkuliahan Soffa, Iwin, Deisya, dan Karisha yang
dengan ikhlas membantu peneliti dalam proses pengolahan data. Juga kepada
Naufalia, Ulvi, Luqman, dan Raditio. Terima kasih peneliti ucapkan kepada
mereka atas segala canda, tawa, kasih sayang, motivasi yang telah diberikan
selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini terdapat banyak
sekali kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penelitian ini. Semoga
9
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri ataupun orang lain, dan pihak yang
berkepentingan.
Jakarta, September 2019
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................iHALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................................iiHALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................iiiHALAMAN PERNYATAAN................................................................................................ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................................vABSTRAK..............................................................................................................................viABSTRACT..........................................................................................................................vii
10
KATA PENGANTAR..........................................................................................................viiiDAFTAR ISI...........................................................................................................................xiDAFTAR TABEL................................................................................................................xiiiDAFTAR GAMBAR............................................................................................................xivDAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................11.1 Latar Belakang......................................................................................................1 1.2 Pembatasan Masalah............................................................................................51.3 Perumusan Masalah..............................................................................................61.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................................6
BAB 2 LANDASAN TEORI................................................................................................9 2.1 Resiliensi.............................................................................................................9
2.1.1 Definisi resiliensi......................................................................................10 2.1.2 Dimensi resiliensi.....................................................................................102.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi..............................................12 2.1.4 Alat ukur resiliensi....................................................................................14
2.2 Campus Connectedness......................................................................................162.2.1 Definisi campus connectedness..................................................................162.2.2 Dimensi campus connectedness..................................................................172.2.3 Alat ukur campus connectedness................................................................18
2.3 Peer Support.......................................................................................................192.3.1 Definisi peer support..................................................................................192.3.2 Bentuk-bentuk peer support.......................................................................20 2.3.3 Alat ukur peer support...............................................................................21
2.4 Kerangka Berpikir..............................................................................................22 2.5 Hipotesis Penelitian...........................................................................................27
BAB 3METODE PENELITIAN..........................................................................................283.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel..........................................28 3.2 Variabel Penelitian.............................................................................................293.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................................293.4 Instrumen Pengumpulan Data............................................................................30
3.4.1 Alat ukur resiliensi....................................................................................303.4.2 Alat ukur campus connectedness................................................................313.4.3 Alat ukur peer support................................................................................35
3.5 Uji Validitas Konstruk.......................................................................................363.5.1 Uji validitas konstruk resiliensi..................................................................363.5.2 Uji validitas konstruk campus connectedness............................................37
3.5.2.1 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan mahasiswa.................383.5.2.2 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan fakultas......................383.5.2.3 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan teman lama................383.5.2.4 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan teman baru.................38
11
3.5.2.5 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan beragam teman......................................................................................................39
3.5.3 Uji validitas konstruk peer support............................................................393.5.3.1 Uji validitas dimensi informational support.....................................393.5.3.2 Uji validitas dimensi emotional support...........................................403.5.3.3 Uji validitas dimensi lack of confidence...........................................40
3.6 Teknik Analisis Data..........................................................................................413.7 Prosedur Penelitian.............................................................................................46
BAB 4 HASIL PENELITIAN...........................................................................................464.1 Gambaran Subjek Penelitian.................................................................................464.2 Analisis Deskriptif................................................................................................484.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian...............................................................................504.4 Proporsi Varians....................................................................................................55
BAB 5 PENUTUP..............................................................................................................585.1 Kesimpulan...........................................................................................................585.2 Diskusi..................................................................................................................595.3 Saran.....................................................................................................................63
5.3.1Saran teoritis................................................................................................63 5.3.2 Saran praktis.............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................65LAMPIRAN..........................................................................................................................69
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blueprint Skala Resiliensi....................................................................................30Tabel 3.2 Blueprint Skala Campus Connectedness.............................................................31Tabel 3.3 Blueprint Skala Peer Support..............................................................................32Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Konstruk Resiliensi.............................................................35Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Mahasiswa.....................37Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Fakultas.........................37Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Teman Lama...................38Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Teman Baru....................38Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Beragam Teman.............39Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Dimensi Informational Support..........................................40Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Dimensi Emotional Support................................................40Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Dimensi Lack of Confidence...............................................41Tabel 4.1 Karakteristik Responden......................................................................................47Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian................................................................48Tabel 4.3 Analisis Regresi...................................................................................................50
12
Tabel 4.4 ANOVA................................................................................................................51Tabel 4.5 Koefisien Regresi.................................................................................................52Tabel 4.6 Proporsi Varians...................................................................................................55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir...................................................................................26
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian...........................................................................................71Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram Hasil Uji Validitas.....................................................78Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Berganda 87
14
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki semester akhir perkuliahan merupakan masa-masa penentuan bagi
mahasiswa. Pada semester akhir, mahasiswa akan mulai membuat tugas akhir
yaitu suatu karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan. Karya tulis
ilmiah ini biasa disebut dengan skripsi. Pada pengerjaan skripsi, mahasiswa
bekerja secara individual dibawah bimbingan dosen. Mahasiswa diharapkan dapat
mengerjakan penelitian dan karya ilmiah dengan bekal pengetahuan dan
keterampilan yang telah ia dapatkan selama perkuliahan.
Masa pengerjaan skripsi merupakan masa paling penuh tekanan dalam
masa perkuliahan. Ketidakmampuan menghadapi tekanan dalam menyelesaikan
skripsi menyebabkan mahasiwa gagal menyelesaikan pendidikan sesuai dengan
target waktu. Tekanan ini muncul karena adanya kesulitan-kesulitan yang dialami
oleh mahasiswa, antara lain kesulitan memperoleh referensi, bertemu dengan
dosen pembimbing, hingga sulit dalam membagi waktu antara skripsi dan
pekerjaan. Skripsi yang tidak selesai pada waktunya ini dapat menyebabkan drop
out. Menurut peraturan Menteri Ristek dan Dikti No. 44 Tahun 2015,
memamparkan bahwa maksimum masa studi jenjang S1 adalah tujuh tahun
(Kemenristekdikti, 2016). Datamenujukkan bahwa jumlah drop out pada
mahasiswa universitas swasta dan negeri di Indonesia tahun 2017 mencapai
195.176 mahasiswa dengan presentase 2,8% (Kemenristekdikti, 2017).
2
Kesulitan-kesulitan yang ada dalam proses pengerjaan skripsi dapat
dilalui apabila mahasiswa memiliki ketahanan yang kuat sehingga tidak mudah
menyerah dan semua kesulitan dapat diatasi. Untuk itu kemampuan resiliensi
pada mahasiswa dibutuhkan agar mereka sukses menyelesaikan studinya.
Resiliensi adalah kemampuan individu untuk bisa bertahan, mengatasi, dan
bahkan berkembang di tengah kesulitan, serta memiliki proses adaptasi yang baik
dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedi, ancaman, atau sumber stress yang
signifikan (Connor & Davidson, 2003; American Psychological Association,
2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor dinilai dapat
memengaruhi resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal (Asmawan, 2016). Faktor internal merupakan faktor
yang bersumber dari diri sendiri yang meliputi motivasi dan kemampuan
mahasiswa dalam menulis skripsi, sedangkan faktor eksternal bersumber dari luar
yang meliputi lingkungan, sistem pengelolaan skripsi oleh fakultas, dan dosen
pembimbing (Asmawan, 2016).
Salah satu faktor internal yang disebutkan sebelumnya adalah motivasi.
Memiliki motivasi sangat penting dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi dari
dalam diri akan mempermudah mahasiswa dalam menghadapi tekanan dalam
mengerjakan skripsi karena apa yang ia lakukan atas kemauan dirinya sendiri dan
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Lalu, adapula faktor eksternal, yaitu faktor
yang bersumber dari luar. Faktor yang bersumber dari luar yang dapat
3
meningkatkan resiliensi pada mahasiswaantara laincampus connectednessdan
peer support.
Connectedness menunjukkan pengakuan keanggotaan dari suatu
komunitas dan perasaan persahabatan, kohesi, dan kepuasan yang berkembang
pada pelajar (Rovai, 2002). Whitlock, Wyman, & Barreira (2012) yang
mengatakan bahwa campus connectedness merupakan keterhubungan sebagai
kondisi psikologis di mana individu merasa bahwa mereka dihargai, diperhatikan,
dipercaya, dan dihormati dalam lingkungan sosial atau geografis di mana mereka
berada (seperti universitas, perguruan tinggi, atau komunitas persaudaraan).
Berdasarkan penelitian oleh Pidgeon, Rowe, Stapleton, Magyar, & Lo (2014)
menyebutkan bahwa campus connectedness dapat meningkatkan resiliensi pada
mahasiswa. Dengan adanya campusconnectednessmahasiswa akan merasa bahwa
adanya rasa diperhatikan, dihargai, dipercaya, dan sebagainya yang dapat
menguatkan dirinya, sehingga memiliki resiliensi yang tinggi dalam menghadapi
segala hambatan dalam mengerjakan skripsi.
Pidgeon et al. (2014) meneliti faktor lainnya yang dapat meningkatan
resiliensi, yaitu peer social support. Menurut penelitian yang mereka lakukan,
social support dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa. Dukungan sosial
bisa diperoleh dari lingkungan sosial kita, salah satunya adalah teman sebaya.
Peer support dapat didefinisikan dengan memahami situasi orang lain secara
empati dengan berbagi pengalaman rasa sakit emosional dan psikologis (Mead,
Hilton, & Curtis, 2001). Menurut Herdianto, Kasim, & Mursyidah (2015), peer
support dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa yang sedang mengerjakan
4
skripsi. Dalam penelitian Herdianto, Kasim, & Mursyidah(2015), responden yang
memiliki peer support setuju bahwa dengan bertukar pikiran bersama teman
tentang masalah yang dihadapi dapat membuat dirinya tenang. Ketenangan ini
juga dibutuhkan dalam proses pengerjaan skripsi. Mahasiswa harus memilki
ketenangan dalam menghadapi hambatan-hambatan yang dialami, sehingga
mahasiswa dapat dengan lancar dalam mengerjakan skripsi dan dapat terhindar
dari stres. Dengan kelancaran ini, mahasiswa dapat menyelesaikan studinya
sebelum batas maksimum masa studi yang telah ditetapkan oleh masing-masing
universitas
Penelitian yang dilakukan oleh Pidgeon et al. (2014) mengenai resiliensi
menyebutkan bahwa memasuki dunia perkuliahan merupakan masa yang dapat
menyebabkan stres dimana adanya perubahan lingkungan, berkurangnya jaringan
dukungan sosial, tekanan akademik, mengembangkan hubungan teman sebaya,
dan manajemen keuangan pada mahasiswa secara umum. Sedangkan pada
penelitian ini, peneliti akan lebih memfokuskan untuk meneliti resiliensi pada
mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi. Dimana seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, masa pengerjaan skripsi merupakan masa paling penuh
tekanan selama masa perkuliahan.
€€Dari beberapa data penelitian yang sudah dijelaskan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa resiliensi merupakan salah satu faktor yang penting bagi
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Dengan resiliensi yang tinggi
mahasiswa akan memiliki ketahanan yang tinggi dalam menghadapi segala
hambatan dalam menyelesaikan skripsi, sehingga skripsi dapat diselesaikan tepat
5
waktu. Penyelesaian skripsi yang tepat waktu dan tidak lewat dari batas maksimal
yang telah ditetapkan setiap universitas dapat membantu mengurangi angka drop
out pada mahasiswa. Peneliti berasumsi bahwa campus connectedness dan peer
support dapat mempengaruhi resiliensi pada mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi. Sehingga, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Campus Connectedness dan Peer Support terhadap Resiliensi pada
Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi.”
1.2 Pembatasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi
penelitian ini pada resiliensi dan variabel-variabel yang mempengaruhinya, yaitu
campus connectedness dan peer support. Adapun definisi dari masing-masing
variabel, yaitu:
a. Resiliensi adalah karakteristik kepribadian positif yang meningkatkan adaptasi
individu dan memoderasi efek negatif dari stres (Wagnild & Young, 1993).
b. Campus connectedness merupakan keterhubungan sebagai kondisi psikologis
dari kepemilikan di mana individu merasa bahwa mereka dihargai,
diperhatikan, dipercaya, dan dihormati dalam lingkungan sosial atau geografis
di mana mereka berada (seperti universitas, perguruan tinggi, atau komunitas
persaudaraan) (Whitlock et al., 2012).
c. Peer support sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa kebutuhannya
akan dukungan, informasi, dan umpan balik telah terpenuhi (Procadino &
Heller, 1983).
6
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini, antara lain:
a. Bagaimana pengaruh campus connectedness dan peer support terhadap
resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi?
b. Variabel apa yang paling mempengaruhi resiliensi pada mahasiswa dalam
mengerjakan skripsi?
c. Seberapa besar pengaruh campus connectedness dan peer support terhadap
resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan penelitian
1.4.1.1 Tujuan umum
Untuk mengukur pengaruh campus connectedness dan peer support terhadap
resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
1.4.1.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengukur pengaruh antara campus connectedness dan peer
support terhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi;
b. Untuk mengukur pengaruh antara keterhubungan dengan
mahasiswaterhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan
skripsi;
7
c. Untuk mengukur pengaruh antara keterhubungan dengan
fakultasterhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi;
d. Untuk mengukur pengaruh antara keterhubungan dengan teman
lamaterhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi;
e. Untuk mengukur pengaruh antara keterhubungan dengan teman
baruterhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi;
f. Untuk mengukur pengaruh antara keterhubungan dengan beragam
temanterhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi;
g. Untuk mengukur pengaruh antara informational support terhadap
resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi;
h. Untuk mengukur pengaruh antara emotional support terhadap resiliensi
pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi;
i. Untuk mengukur pengaruh antara lack of confidence terhadap resiliensi
pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1.4.2.1 Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
menambah pengetahuan pada ilmu psikologi. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai resiliensi.
1.4.2.2 Manfaat praktis
8
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para mahasiswa yang
sedang mengerjakan skripsi agar memperoleh pengetahuan mengenai hal yang
dapat meningkatkan resiliensi, sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat
waktu.
b. Penelitian ini mengharapkan dapat memberikan edukasi bagi individu yang
memiliki teman yang sedang mengerjakan skripsi atau pun sedang
mengerjakan untuk dapat saling memberikan dukungan satu sama lain.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Resiliensi
2.1.1 Definisi resiliensi
Berdasarkan American Psychological Association (2017) resiliensi adalah proses
adaptasi yang baik dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedy, ancaman, atau
sumber stres yang signifikan. Resiliensi terdiri dari faktor pelindung atau
mekanisme fungsional yang mengembangkan hasil yang baik walaupun seseorang
sedang mengalami kesulitan dalam hidupnya (Hjemdal, Friborg, Stiles,
Rosenvinge, & Martinussen, 2006). Fletcher dan Sarkar (2013) menyatakan
bahwa resiliensi psikologis adalah proses mental dan perilaku dalam
mengembangkan aset pribadi dan melindungi individu dari efek negatif dari
stressors.
Menurut Connor dan Davidson (2003), resiliensi adalah kemampuan
individu untuk bisa bertahan, mengatasi, dan bahkan berkembang di tengah
kesulitan. Masten, Best, dan Garmezy (1990) mendefinisikan resiliensi sebagai
proses, kapasitas, atau hasil dari adaptasi yang sukses meskipun berada dalam
situasi yang menantang atau mengancam. Resilensi merupakan kemampuan untuk
merespon dengan baik dan berhasil dalam menghadapi kesulitan, atau mencapai
ekspektasi dalam kesulitan (Gilligan, 2007).
9
10
Resiliensi merupakan pelindung yang melindungi individu menghadapi
kesulitan (Jackson, Firtko, & Edenborough, 2007). Sedangkan menurut Wagnild
dan Young (1993), resiliensi merupakan karakteristik kepribadian positif yang
meningkatkan adaptasi individu dan memoderasi efek negatif dari stres. Resiliensi
dikarakteristikkan sebagai suatu predesposisi untuk melawan kecemasan,
memiliki temperamen positif, dan mau menambah pengalaman (Block & Kremen,
1996). Resiliensi merupakan kapasitas untuk menghadapi pengalaman yang
negatif, traumatis, atau stres dengan cara yang positif (Tugade & Fredrickson,
2004).
Berdasarkan definisi resiliensi dari berbagai tokoh yang telah dipaparkan
diatas, definisi mengenai resiliensi yang menjadi acuan dalam penelitian ini
adalah karakteristik kepribadian positif yang meningkatkan adaptasi individu dan
memoderasi efek negatif dari stres(Wagnild & Young, 1993).
2.1.2 Dimensi resiliensi
Wagnild dan Young (1993) membagi resiliensi menjadi lima dimensi, yaitu:
a.Equanimity
Equanimity atau ketenangan merupakan perspektif yang seimbang dari
kehidupan dan pengalaman seseorang. Ketenangan ini berarti kemampuan
untuk mempertimbangkan masalah dengan lebih luas sehingga dapat
menemukan solusi untuk setiap masalah. Individu yang resilien mampu
memanipulasi kesulitan dengan sikap yang tenang sehingga individu cenderung
berhati-hati dalam menemukan solusi atas kesulitan yang dimiliki.
11
b. Perseverance
Perseverance adalah sikap yang tekun walaupun sedang mengalami kesulitan
atau keputusasaan. Ketekunan berarti keinginan untuk melanjutkan perjuangan
hidup individu, serta untuk tetap terlibat dan melatih kedisiplinan diri. Individu
yang résilient mampu bersikap positif walaupun menemukan beberapa
hambatan dan mampu untuk menyelesaikan kesulitan dengan mencapai tujuan
hidup.
c. Self-Reliance
Self-Reliance atau kemandirian adalah kepercayaan diri dan kemampuan
individu untuk membela diri serta mengenal pribadi individu dan keterbatasan
yang dimiliki individu. Individu mampu untuk mengenal kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri sehingga individu yang resilien mampu untuk
mengatasi kesulitan berdasarkan pengalaman hidup sebelumnya yang
kemudian dapat meyakinkan individu akan kemampuan dalam dirinya.
d. Meaningfulness
Meaningfulness atau kebermaknaan adalah kesadaran bahwa hidup memiliki
tujuan. Kebermaknaan menyampaikan rasa syukur atas segala yang telah
dimiliki individu. Individu yang resilien akan tetap bersikap positif untuk
mencapai tujuan hidup walaupun dalam keadaan yang sulit.
e. Existential Aloneness
Existential Aloneness adalah kesadaran bahwa setiap hidup individu
merupakan hal yang unik, beberapa pengalaman memang ada yang dapat
dihadapi bersama, namun ada juga yang harus dihadapi sendiri. Individu yang
12
resilien belajar untuk hidup dengan keberdayaan dirinya sendiri. Individu tidak
terus-menerus mengandalkan orang lain, dengan kata lain mandiri dalam
menghadapi situasi sulit apapun sehingga individu menjadi lebih menghargai
kemampuan yang dimilikinya. Karakteristik existential aloneness bukan berarti
tidak menghiraukan pentingnya berbagi pengalaman dan merendahkan orang
lain, melainkan menerima diri sendiri apa adanya.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi
Menurut Lee, Nam, Kim, Kim, Lee, dan Lee (2012) terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi resiliensi pada individu, yaitu:
a. Protective Factors
Protective Factors merupakan faktor yang paling mempengaruhi resiliensi,
yang terdiri dari enam variable, yaitu kepuasan hidup, optimisme, pengaruh
positif, self-efficacy, self-esteem, dan dukungan sosial. Kepuasan hidup
merujuk pada proses kognitif dan penilaian yang menunjukan bagaimana
seseorang puas dengan keadaanya sekarang berdasarkan standar yang telah
ditetapkan oleh masing-masing individu untuk dirinya sendiri (Diener,
Emmons, Larsen, & Griffin, 1985). Optimisme dapat diartikan sebagai
kecenderungan untuk percaya diri dan gigih dalam menghadapi tantangan
hidup (bahkan ketika perkembangannya lambat atau sulit) (Carver, Scheier, &
Segerstrom, 2010). Self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa ia dapat
berhasil berperilaku sesuai dengan yang diperlukan pada situasi tertentu
(Mischel, Shoda, & Ayduk, 2008). Self-esteem merupakan seberapa positif dan
13
negatifnya seseorang memandang dirinya sendiri (Mischel, et al., 2008).
Menurut Sarafino dan Smith (2011), dukungan sosial dibagi menjadi
empat, yaitu dukungan emosional dengan menyampaikan empati, kepedulian,
perhatian dan dorongan kepada orang lain; lalu ada dukungan instrumental
yang melibatkan bantuan langsung; dukungan informasional yang mengacu
pada pemberian saran, arahan, sugesti, serta timbal balik atas sesuatu yang
seseorang lakukan, dan yang terakhir dukungan persahabatan yang mengacu
pada ketersediaan orang lain untuk menghabiskan waktu bersama.
b. Risk Factors
Risk Factors merupakan faktor yang cukup mempengaruhi resiliensi, yang
terdiri dari lima variabel, yaitu kecemasan, depresi, pengaruh negatif, stres
yang dialami, dan PTSD (Posttraumatic Stress Disorder). Kecemasan
dikarakteristikkan sebagai sebuah emosi yang menyedihkan dan sumbernya
tidak tentu (Strongman, 1995). Depresi adalah adanya rasa sedih atau kesulitan
untuk merasakan kesenangan dalam aktivitas sehari-hari (Kring, Johnson,
Davison, & Neale, 2012. PTSD (Posttraumatic Stress Disorder) terjadi pada
seseorang yang mengalami suatu kejadian yang traumatis (Kring, Johnson,
Davison, & Neale, 2012).
c. Demographic Factors
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor, yaitu usia dan jenis kelamin
memengaruhi resiliensi (Lee et al., 2012). Penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa semakin bertambahnya umur akan semakin meningkatkan resiliensi
seseorang (Campbell-Sills, Forde, & Stein, 2009). Selain itu, pada penelitian
14
yang dilakukan oleh Davidson, Payne, Connor, Foa, Rothbaum, Hertzberg, dan
Weisler (2005) menunjukkan bahwa perempuan lebih resilien dibanding laki-
laki.
2.1.4 Alat ukur resiliensi
Terdapat beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur resiliensi,
anatara lain:
a. The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC)
The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) (Connor & Davidson,
2003) terdiri dari 25 item, yang tiap itemnya memiliki poin skala 0 – 4, dengan
arti semakin tinggi nilai, maka tingkat resiliensinya semakin tinggi. Skala ini
telah diberikan pada kelompok subjek berikut: sampel komunitas, pasien rawat
jalan, pasien rawat jalan psikatri umum, uji klinis pada generalized anxiety
disorder, dan dua uji coba pada PTSD (Connor & Davidson, 2003).
b. Resilience Scale (RS)
Tujuan dari Resilience Scale (Wagnild & Young, 1993) adalah untuk
mengidentifikasi tingkat resiliensi individu, dianggap sebagai karakteristik
kepribadian positif yang meningkatkan adaptasi individu. Responden diminta
untuk menentukan tingkatan setuju atau tidak setuju pada tiap item (Wagnild &
Young, 1993). Terdiri dari 25 item, semua item memiliki skala 7 poin, dari 1
artinya tidak setuju hingga 7 artinya setuju (Wagnild & Young, 1993). Skor
yang mungkin didapat adalah 25 sampai 175 dengan makin tinggi skor
merefleksikan makin tinggi resiliensi (Wagnild & Young, 1993).
15
c. The Ego-Resiliency Scale
The Ego-Resiliency Scale (Block, J. & Kreme, 1996) diberikan untuk
mengukur trait resiliensi psikologis yang merupakan kapasitas untuk
memodifikasi respon untuk mengubah tuntutan situasi, terutama mengalami
frustasi dan stres. Skala ini terdiri dari 14 item, yang masing-masing memiliki
4 poin skala Likert, dari 1 artinya sangat tidak sesuai sampai 4 artinya sangat
sesuai.
d. Resilience Scale for Adults (RSA)
The RSA merupakan 33 item skala self-report untuk mengukur faktor protektif
resiliensi pada orang dewasa (Hjemdal et al., 2006). Menggunakan 7 poin skala
semantic differential yang tiap itemnya memiliki atribut positif dan negatif
(Hjemdal et al., 2006). Skor tinggi mengindikasikan tingkat faktor protektif
resiliensi yang tinggi (Hjemdal et al., 2006). Faktor dalam skala ini, yaitu
persepsi diri, perencanaan masa depan, kompetensi sosial, gaya struktur, kohesi
keluarga, dan sumber daya sosial (Hjemdal, Friborg, Braun, Kempenaers,
Linkowski, & Pierre Fossion, 2011).
Berdasarkan beberapa alat ukur yang sudah dipaparkan di atas, penelitian
ini menggunakan alat ukur Resilience Scaleyang diadaptasi sesuai dengan target
penelitian yaitu mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Skala tersebut
dipilih karena paling sesuai dengan teori yang digunakan pada penelitian ini.
2.2 Campus Connectedness
2.2.1 Definisi campusconnectedness
16
Whitlock et al., (2012) mengartikan connectedness atau keterhubungan sebagai
kondisi psikologis dari kepemilikan di mana individu merasa bahwa mereka
dihargai, diperhatikan, dipercaya, dan dihormati oleh orang lain atau komunitas-
komunitas yang sering berhubungan dengan mereka (seperti teman sebaya,
keluarga, hubungan romantis, kelompok) atau dalam lingkungan sosial atau
geografis di mana mereka berada (seperti universitas, perguruan tinggi, atau
komunitas persaudaraan). Connectedness merupakan perasaan memiliki dan
penerimaan, serta terciptanya keterikatan hubungan (Rovai, 2002).
Connectedness merupakan kondisi psikologis dari keberadaan yang
mencerminkan rasa kedekatan, kelekatan, visabilitas ke individu dan sekumpulan
individu (seperti kelompok atau institusi) dan sebagai sistem hubungan melalui
persepsi yang dihasilkan dan norma yang ditransmisikan (Whitlock et al., 2012).
Connectedness menunjukkan pengakuan keanggotaan dari suatu komunitas dan
perasaan persahabatan, kohesi, dan kepuasan yang berkembang pada pelajar
(Rovai, 2002). Setelah individu diterima sebagai bagian dari komunitas belajar
yang baik, mereka mengembangkan rasa aman dan kepercayaan (Rovai, 2002).
Menurut Rovai (2002) dengan adanya keamanan dan kepercayaan, muncul
keinginan anggota komunitas untuk berbicara secara terbuka.
Connectedness memiliki definisi yang hampir sama dengan
belongingness dan relationship. Menurut Baumeister dan Leary (1995),
belongingness dapat dikatakan bahwa manusia memiliki dorongan yang kuat
untuk membentuk dan mempertahankan setidaknya sedikit hubungan
interpersonal yang abadi, positif, dan signifikan. Selain itu, Duck dan Sants
17
(1983) mengartikan relationship sebagai proses, bukan keadaan, dan terdiri dari
beberapa komponen yang terus berinteraksi.Dari definisi tersebut dapat dilihat
bahwa connectedness memiliki pengertian yang lebih luas. Dari beberapa
pengertian yang dipaparkan di atas, connectedness juga memiliki hubungan
dengen kondisi psikologis, sedangkan belongingness dan relationship tidak.
Maka berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengacu pada
definisi dari Whitlock et al. (2012) yang mengatakan bahwa campus
connectedness merupakan keterhubungan sebagai kondisi psikologis dari
kepemilikan di mana individu merasa bahwa mereka dihargai, diperhatikan,
dipercaya, dan dihormati dalam lingkungan sosial atau geografis di mana mereka
berada (seperti universitas, perguruan tinggi, atau komunitas persaudaraan).
2.2.2 Dimensi campus connectedness
Jorgenson, Farrell, Fudge, dan Pritchard (2018) mengungkapkan bahwa terdapat
lima dimensi dalam connectedness, antara lain:
a. Keterhubungan dengan Mahasiswa
Keterhubungan dengan mahasiswamerupakan perasaan diterima, dihargai,
diikutsertakan dan didorong oleh teman dalam lingkup kelas dan perasaan
bahwa seseorang merupakan bagian yang penting dalam kehidupan dan
kegiatan di dalam kelas.
b. Keterhubungan dengan Fakultas
18
Keterhubungan dengan fakultas bisa disebut juga dengan keterhubungan
mahasiswa dengan universitas didefinisikan sebagai dukungan dan perhatian
yang dirasakan oleh mahasiswa dari dosen, staf, dan manajemen kampus.
c. Keterhubungan dengan Teman Lama
Keterhubungan dengan teman lamamerupakan perasaan memiliki dan
penerimaan, serta terciptanya keterikatan hubungan dengan teman lama
sebelum masuk kuliah.
d. Keterhubungan dengan teman baru
Keterhubungan dengan teman barumerupakan perasaan memiliki dan
penerimaan, serta terciptanya keterikatan hubungan dengan teman baru.
e. Keterhubungan dengan beragam teman
Keterhubungan dengan beragam temanmerupakan perasaan memiliki dan
penerimaan, serta terciptanya keterikatan hubungan dengan teman baru yang
memiliki pengalaman hidup, nilai, dan asumsi yang berbeda mengenai dunia,
serta asal daerah atau suku yang berbeda.
2.2.3 Alat ukur campus connectedness
Berikut merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur campus
connectedness, yaitu:
a. Campus Connectedness Scale
Campus Connectedness Scale (CCS)merupakan pengukuran self-report yang
dibuat untuk menilai tingkat rasa kepemilikan mahasiswa terhadap kampus
mereka. CCS terdiri dari 16 item. CCS diadaptasi oleh Pidgeon et al. (2014)
19
dari Social Connectedness Scale (SCS). Social Connectedness Scale (SCS)
merupakan skala yang memiliki item yang menggambarkan jarak emosional
umum antara diri sendiri dan orang lain yang mungkin dialami dengan teman
atau sahabat (Lee & Robbins, 1995).
b. Measures of Connectedness
Measures of Connectedness merupakan sebuah analisis faktor eksploratori
menggunakan prinsip-prinsip ekstraksi komponen dan rotasi varimax yang
digunakan untuk mengetahui faktor yang membentuk connectedness
(Jorgenson et al., 2018).Measures of Connectedness terdiri dari 27 item.
Berdasarkan alat ukur yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis akan
menggunakan measures of connectedness sebagai alat ukur untuk mengukur
campus connectedness pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Alat
ukur ini digunakan karena paling sesuai dengan teori yang digunakan dan
menggambarkan keterhubungan mahasiswa dengan lingkungan kampus.
2.3 Peer Support
2.3.1 Definisi peer support
Peer support merupakan suatu sistem menerima dan memberi bantuan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip utama dari penghormatan, tanggung jawab
bersama, dan kesepakatan bersama mengenai sesuatu yang bermanfaat (Mead et
al., 2001). Peer support itu memahami situasi orang lain secara empati dengan
berbagi pengalaman rasa sakit emosional dan psikologis (Mead et al.,
2001).Procadino dan Heller (1983) mendefinisikan peer support sebagai sejauh
20
mana seseorang percaya bahwa kebutuhannya akan dukungan, informasi, dan
umpan balik telah terpenuhi.
Peer social support sebagai strategi yang terorganisir dalam memberi dan
menerima bantuan dapat diartikan sebagaimana kecenderungan alami manusia
untuk merespon dengan baik dalam berbagi kesulitan (Penney, 2018). Peer
support merupakan model inklusif yang membuat ruang bagi semua orang untuk
sepenuhnya merasakan “menjadi siapa mereka”, tumbuh dengan pilihannya
sendiri, yang dalam proses mencapai tujuannya, mulai membantu
merestrukturisasi sistem yang lebih besar (Mead et al., 2001).
Maka berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengacu pada definisi
yang menyatakan bahwa peer supportsebagai sejauh mana seseorang percaya
bahwa kebutuhannya akan dukungan, informasi, dan umpan balik telah terpenuhi
(Procadino & Heller, 1983).
2.3.2 Bentuk-Bentuk Peer Support
Terdapat tiga bentuk dukungan sosial menurut Procadino dan Heller (1983), yaitu:
. Informational support
Dukungan informasional terdiri atas memberi saran, arahan, sugesti, atau
timbal balik mengenai bagaimana individu melakukan suatu pekerjaan
(Sarafino & Smith, 2011).
b. Emotional Support
21
Dukungan emosional menyampaikan empati, kepedulian, perhatian, dan
dorongan kepada orang lain (Sarafino & Smith, 2011). Hal ini memberikan
kenyamanan dan kepastian dengan rasa memiliki dan dicintai pada saat stress
(Sarafino & Smith, 2011).
a. Lack of Confidence
Lack of confidence yang dimaksud adalah individu merasa bahwa tidak
mendapatkan umpan balik atas perilaku yang sudah diberikan kepada individu
lainnya (Procadino & Heller, 1983).
2.3.3 Alat ukur peer support
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah PSS-Fr. Alat ukur ini
digunakan karena paling sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian.The
PSS didesain untuk mengukur sejauh mana seseorang merasa bahwa
kebutuhannya akan dukungan, informasi, dan timbal balik dipenuhi oleh teman
(PSS-Fr) (Procadino & Heller, 1983).
PSS-Fr terdiri atas 20 item. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti
mengurangi delapan item sehingga secara keseluruhan item yang digunakan
sebanyak 12 item. Hal ini dilakukan karena beberapa item memiliki pengertian
yang serupa ketika diterjemahkan. PSS-Fr merupakan alat ukur yang homogen
dengan Cronbach α 0.88 (N=222) (Procadino & Heller, 1983). Lalu, analisis
faktor menggunakan rotasi faktor ortogonal menunjukkan bahwa setiap skala
terdiri dari faktor tunggal (Procadino & Heller, 1983).
2.4 Kerangka Berpikir
22
Resiliensi merupakan hal yang dapat membantu mahasiswa memiliki ketahanan
yang kuat dalam mengerjakan skripsi. Banyaknya hambatan dalam pengerjaan
skripsi dapat membuat mahasiswa menunda atau bahkan menyerah untuk
mengerjakannya. Selain itu pula, mahasiswa tingkat akhir pasti sudah memiliki
tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan mahasiswa baru. Sehingga, ia
tidak hanya fokus dalam mengerjakan skripsi, namun sudah mulai banyak
tuntutan lain yang harus mereka kerjakan. Belum lagi pikiran akan pekerjaan yang
harus mereka dapatkan setelah mereka lulus nanti. Hal-hal tersebutlah yang
terkadang menjadi hambatan para mahasiswa sehingga pengerjaan skripsi tidak
tepat pada waktunya atau bahkan tidak selesai.
Beberapa faktor seperti campus connectedness dan peer support memiliki
peran dalam meningkatkan resiliensi pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
Berdasarkan Jorgenson et al. (2018) terdapat lima dimensi dalam connectedness,
yaituketerhubungan dengan mahasiswa,keterhubungan dengan
fakultas,keterhubungan dengan teman lama, keterhubungan dengan teman
baru,dan keterhubungan dengan beragam teman.
Keterhubungan dengan mahasiswa dimana individu memiliki perasaan
diterima, dihargai, diikutsertakan dan didorong oleh teman dalam lingkup kelas
dan perasaan bahwa seseorang merupakan bagian yang penting dalam kehidupan
dan kegiatan di dalam kelas (Goodenow, 1993). Lingkup kelas merupakan lingkup
yang paling dekat dengan mahasiswa. Sejak awal perkuliahan, mahasiswa akan
sering berada dalam lingkup kelas untuk mengikuti perkuliahan. Kebersamaan
yang dilewati di dalam kelas selama kurang lebih tujuh semester dapat membuat
23
mahasiswa merasa bahwa ia merupakan bagian dari penting dalam kegiatan kelas.
Apabila perasaan ini terus terjalin dimana mahasiswa merasa diterima,
diikutsertakan, dihargai oleh teman kelasnya, peneliti mengasumsikan bahwa
keterhubungan dengan mahasiswa akan mempengaruhi resiliensipada mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi.
Keterhubungan dengan fakultasdidefinisikan sebagai dukungan dan
perhatian yang dirasakan oleh mahasiswa dari dosen, staf, dan manajemen
kampus (Ngozi et al., 2010). Perhatian yang diberikan dosen, seperti membantu
mahasiswa dalam mencari referensi, lalu kemudahan dalam mendapat informasi
dari staf dan manajemen kampus diasumsikan akan meningkatkan resiliensi pada
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Keterhubungan dengan teman
lamamerupakan perasaan memiliki dan penerimaan, serta terciptanya keterikatan
hubungan (Rovai, 2002) dengan teman lama sebelum masuk kuliah (Jorgenson et
al., 2018). Dengan tetap terjalinnya keterikatan hubungan dengan teman lama
diasumsikan dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan
skripsi.
Keterhubungan dengan teman baruperasaan memiliki dan penerimaan,
serta terciptanya keterikatan hubungan (Rovai, 2002) dengan teman baru
(Jorgenson et al., 2018). Teman baru di kampus juga memiliki peran pada
resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Dimana mahasiswa akan merasa
ada orang-orang yang memiliki hubungan yang erat dengannya sehingga dapat
membantu mahasiswa/i dalam menghadapi hambatan-hambatan yang dialami
dalam proses pengerjaan skripsi. Keterhubungan dengan beragam temanperasaan
24
memiliki dan penerimaan, serta terciptanya keterikatan hubungan (Rovai, 2002)
dengan teman baru yang memiliki latar belakang hidup yang berbeda, seperti
suku, kebiasaan, nilai-nilai yang dianut, dll.Latar belakang yang berbeda bisa
memberikan pengetahuan yang baru antar mahasiswa. Terciptanya keterikatan
hubungan antar mahasiswa yang memiliki latar belakang yang berbeda
diasumsikan dapat meningkatkan resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan
skripsi.
Selain campus connectedness, menurut peneliti peer support juga memiliki
pengaruh dalam meningkatkan resiliensi pada mahasiswa yang sedang
mengerjakan skripsi. Penelitian oleh Pidgeon et al. (2014) menyatakan bahwa
social support dapat mempengaruhi resiliensi. Selain itu, menurut Herdianto dan
Kasim (2015), peer support dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa yang
sedang mengerjakan skripsi. Peer support sendiri terdiri dari tiga dimensi,
yaituinformational support, emotional support, dan lack of confidence.
Informational support merupakan dukungan yang terdiri atas memberi
saran, arahan, sugesti, atau timbal balik mengenai bagaimana individu melakukan
suatu pekerjaan (Sarafino & Smith, 2011). Pemberian saran atau arahan oleh
teman sebaya mengenai skripsi diasumsikanmeningkatakan resiliensi pada
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Emotional support dengan menyampaikan
empati, kepedulian, perhatian, dan dorongan kepada orang lain (Sarafino & Smith,
2011). Kepedulian, perhatian, empati yang didapat dari teman sebaya diharapkan
dapat mengurangi tekanan yang dialami sehingga peneliti berasumsi bahwa hal
tersebut dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan
Campus Connectedness
25
skripsi. Lack of confidence yang dimaksud adalah individu merasa bahwa tidak
mendapatkan umpan balik atas perilaku yang sudah diberikan kepada individu
lainnya (Procadino & Heller, 1983).Tidak mendapatkan umpan balik baik atas
perilaku yang sudah diberikan kepada teman sebayanya atau individu merasa
tidak memiliki teman dekat seperti kebanyakan orang dapat mempengaruhi
resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
Dalam sebuah penelitian mengenai karakteristik resiliensi (Pidgeon et al.,
2014) mengemukakan bahwa semakin tinggi campus connectedness, maka akan
semakin tinggi pula resiliensi pada mahasiswa. Begitu pula dengan peer support,
semakin baik peer support yang didapat, maka akan semakin tinggi pula resiliensi
pada mahasiswa. Bahwasanya, mahasiswa membutuhkan lingkungan kampus
yang baik dan dukungan dari teman sebaya yang juga baik agar dapat
meningkatkan resiliensi pada dirinya.
Mahasiswa yang memiliki resiliensi yang rendah cenderung kurang
merasa nyaman dan tidak memiliki keterhubungan yang baik dengan lingkungan
kampusnya. Selain itu, mahasiswa dengan resiliensi yang rendah, juga cenderung
memiliki dukungan yang kurang dari teman sebayanya. Di mana, seharusnya
mereka saling mendukung satu sama lain untuk dapat mengerjakan skripsi dengan
baik dan menyelesaikannya tepat waktu.
Keterhubungan dengan mahasiswa
Keterhubungan dengan fakultas
Keterhubungan dengan teman baru
Keterhubungan dengan teman lama
ResiliensiKeterhubungan dengan beragam teman
Informational Support
Emotional Support
Lack of Confidence
Peer Support
26
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis Penelitian
27
2.5.1 Hipotesis mayor
H: Ada pengaruh yang signifikan antara campus connectedness dan peer support
terhadap resiliensi mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
2.5.2 Hipotesis minor
H1: Ada pengaruh yang signifikan antara keterhubungan dengan
mahasiswaterhadap resiliensi pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara keterhubungan dengan fakultasterhadap
resiliensi pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
H3: Ada pengaruh yang signifikan antara keterhubungan dengan teman
lamaterhadap resiliensi pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
H4: Ada pengaruh yang signifikan antara keterhubungan dengan teman
baruterhadap resiliensi pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
H5: Ada pengaruh yang signifikan antara keterhubungan dengan beragam
temanterhadap resiliensi pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
H6: Ada pengaruh yang signifikan antara informational support terhadap resiliensi
pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
H7: Ada pengaruh yang signifikan antara emotional support terhadap resiliensi
pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
H8: Ada pengaruh yang signifikan antara lack of confidence terhadap resiliensi
pada mahasiswadalam mengerjakan skripsi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif tingkat akhir yang sedang
mengerjakan skripsi, baik universitas negeri maupun universitas swasta di
Jabodetabek.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif tingkat
akhir, baik universitas negeri maupun universitas swasta di wilayah Jabodetabek.
Adapun kriteria dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi. Peneliti menetapkan jumlah sampel minimal 200 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability sampling atau pengambilan sampel secara tidak acak. Non
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak semua unsur di
dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel
(Hastono & Sabri, 2011). Teknik sampling yang digunakan adalah convenience
sampling, yaitu metode penetapan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota
populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan
sampel. (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini, peneliti akan mengambil sampel
dengan menyebarkan kuesioner melalui sosial media menggunakan google forms.
Laman google forms yaitu http://bit.ly/fillthequestionnaire. Kemudian, kuesioner
disebarluaskan dari satu responden ke responden lainnya.
28
29
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Dependent Variable (DV) dan
Independent Variable (IV) yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Dependent Variable (DV) : Resiliensi
b. Independent Variable (IV) :Campus Connectedness (keterhubungan dengan
mahasiswa, keterhubungan dengan fakultas, keterhubungan dengan teman
lama, connectedness to new friends, danketerhubungan dengan beragam
teman) danPeer Support(informational support, emotional support, dan lack of
confidence).
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Definisi mengenai resiliensi yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah
karakteristik kepribadian positif yang meningkatkan adaptasi individu dan
memoderasi efek negatif dari stres. (Wagnild & Young, 1993).
2. Campus connectedness merupakan keterhubungan sebagai kondisi psikologis
dari kepemilikan di mana individu merasa bahwa mereka dihargai,
diperhatikan, dipercaya, dan dihormati dalam lingkungan sosial atau geografis
di mana mereka berada (seperti universitas, perguruan tinggi, atau komunitas
persaudaraan) (Whitlock et al., 2012).
30
3. Peer support merupakan sejauh mana seseorang percaya bahwa kebutuhannya
akan dukungan, informasi, dan umpan balik telah terpenuhi (Procadino &
Heller, 1983).
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Alat ukur resiliensi
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur resilien dalam penelitian ini adalah
Resilience Scale (RS) yang dikembangkan oleh Wagnild & Young (2003).
Pengukuran menggunakan skala tujuh poin yaitu dari 1 (tidak setuju) sampai 7
(setuju). Terdiri atas 25 item, yaitu 24 item favorable dan 1 item unfavorable.
Tabel 3.1Blueprint Skala Resiliensi
No. Dimensi IndikatorPernyataan
JumlahFav Unfav
1. EquanimityIndividu mampu melihathal-hal positif
3, 4, 15,19, 25
- 5
2. PerseveranceIndividu mampumenghadapi situasi sulit
7, 8, 9,18, 23
- 5
3. Self-RelienceIndividu yakin padadirinya sendiri
5, 12,14, 22
11 5
4.Meaningfulness
Individu memilikitujuan
1, 2, 6,16, 20
- 5
5.Existential Aloneness
Individu dapatmenghargai kemampuanyang dimilikinya
10, 13,17, 21,
24- 5
Jumlah 24 1 25
31
3.4.2 Alat ukur campus connectedness
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur campus connectedness dalam
penelitian ini diadaptasi dari Measures of Connectedness yang dikembangkan oleh
Jorgenson et al. (2018). Pengukuran menggunakan skala 9 poin yaitu dari 1
(sangat tidak benar) sampai 9 (sangat benar). Terdiri atas 19 item, yaitu 19 item
favorable.
Tabel 3.2Blueprint Skala Campus Connectedness
No. Dimensi IndikatorPernyataan
JumlahFav Unfav
1.Keterhubungan dengan mahasiswa
Individu merasa diterima,dihargai, diikutsertakan dandidorong oleh teman dalamlingkup kelas.
1, 2, 3,4
- 4
2.Keterhubungan dengan fakultas
Individu merasa dukungandan perhatian dari dosen,staf, dan manajemenkampus.
5, 6, 7,8, 9
- 5
3.Keterhubungan dengan teman lama
Individu merasa adanyaketerikatan hubungandengan teman lamasebelum masuk kuliah.
10, 11,12, 13
- 4
4.Keterhubungan dengan teman baru
Individu merasa adanyaketerikatan hubungandengan teman baru.
14, 15.16
- 3
5.Keterhubungan dengan beragam teman
Individu merasa adanyaketerikatan hubungandengan teman baru yangmemiliki latar belakangyang berbeda.
17, 18,19
- 3
Jumlah 19 0 19
32
3.4.3 Alat ukur peer support
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur peer support dalam penelitian ini
diadaptasi dari Perceived Peer Support (PSS-Fr) yang dikembangkan oleh
Procadino & Heller (1983). Pengukuran menggunakan pernyataan deklaratif
dengan pilihan jawaban “Ya”, “Tidak”, atau “Tidak tahu”. Terdiri atas 20 item,
yaitu 8 item favorable dan 4 item unfavorable.
Tabel 3.3Blueprint skala peer support
No. Dimensi IndikatorPernyataan
JumlahFav Unfav
1.Informational Support
Individu mendapat saran,arahan, sugesti, atau timbalbalik dari temansebayanya.
1, 3, 7,9
- 4
2.Emotional Support
Individu mendapat empati, kepedulian, perhatian dari teman sebayanya.
4, 5, 6 12 4
3.Lack of Confidence
Individu kurang yakin akankemampuannya.
28, 10,
114
Jumlah 8 4 12
3.5 Uji Validitas KonstrukSebelum melakukan tahap analisa data, peneliti menguji alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA)
menggunakan bantuan software Lisrell 8.70. CFA adalah suatu bagian dari analisis
faktor yang digunakan untuk menguji apakah masing-masing item valid dalam
mengukur konstruk yang hendak diukur.
Adapun logika CFA sebagai berikut menurut Umar (dalam Alawiyah, 2015):
33
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan
secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk
mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran
terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-
itemnya.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap
subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes
bersifat unidimensional.
3. Dengan data yang tersedia, dapat diestimasi matriks korelasi antar item yang
seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini
disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris,
yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka
tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ dan matriks S, atau bisa juga
dinyatakan dengan ∑ - S = 0.
4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi
square. Jika hasil chi square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil
tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat
diterima bahwa item ataupun sub tes instrument hanya mengukur satu faktor
saja.
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau
tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test. Jika
hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sebaiknya item yang demikian di drop.
34
Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan taraf kepercayaan 95%
sehingga item yang dikatakan signifikan adalah item yang memiliki t-value
lebih dari 1,96 (t > 1,96).
6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan
faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai
dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).
Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item
yang valid untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, penulis
tidak menggunakan raw score/skor mentah (hasil menjumlahkan skor item). Item-
item inilah yang diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan
demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam mengukur apa yang
hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (True score). True
score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.
Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka penulis
mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi
T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak
ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus T (Umar, 2011) score
adalah:
T score = (10 x skor faktor) + 50
3.5.1 Uji validitas konstruk resiliensiPeneliti menggunakan 25 item yang mewakili tiap dimensi dari skala resiliensi.
Hasil pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit
35
dengan Chi-Square=946.56, df=275, P-value=0.00000, RMSEA=0.111. Setelah
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan
Chi-Square=248.58, df=214, P-value=0.05253, RMSEA=0.028. Adapun koefisien
muatan faktor untuk item-item kesiapan kerja dijelaskan pada tabel 3.4.Tabel 3.4Muatan Faktor Item Konstruk Resiliensi
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
1 0.65 0.07 9.91 2 0.51 0.07 7.50 3 0.57 0.07 8.53 4 0.54 0.07 7.93 5 0.43 0.07 6.14 6 0.49 0.07 7.10 7 0.44 0.07 6.30 8 0.58 0.07 8.76 9 0.55 0.07 8.16 10 0.77 0.07 12.45 11 -0.24 0.07 -3.31 X12 0.63 0.07 9.62 13 0.68 0.06 10.59 14 0.63 0.07 9.65 15 0.52 0.07 7.59 16 0.64 0.07 9.66 17 0.67 0.06 10.43 18 0.54 0.07 7.97 19 0.50 0.07 7.20 20 0.39 0.07 5.60 21 0.64 0.07 9.76 22 0.38 0.07 5.33 23 0.62 0.07 9.44 24 0.74 0.06 11.97 25 0.52 0.07 7.60
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
Pada tabel terdapat item yang memiliki nilai t < 1.96 yaitu item 11. Hal
ini menunjukkan bahwa hanya item 11 yang harus didrop atau dihilangkan dan
tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.
36
3.5.2 Uji validitas konstruk campus connectedness
Peneliti menguji 19 item dari konstruk campus connectedness yang didasarkan
pada aspek Keterhubungan dengan mahasiswa, Keterhubungan dengan fakultas,
Keterhubungan dengan teman lama, Keterhubungan dengan teman baru, dan
Keterhubungan dengan beragam teman. Peneliti menguji apakah aspek-aspek
tersebut bersifat unidimensional, yang berarti benar-benar hanya mengukur aspek-
aspek tersebut yang terdapat pada konstruk campus connectedness.
3.5.2.1 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan mahasiswa
Peneliti menguji 4 item dari dimensi keterhubungan dengan mahasiswa. Hasil
pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit
dengan Chi-Square=37.36, df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.298. Setelah
peneliti melakukan modifikasi 2 kali terhadap model, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Adapun
koefisien muatan faktor untuk item-item keterhubungan dengan mahasiswa
dijelaskan pada tabel sebagai 3.5:
Tabel 3.5Tabel Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Mahasiswa
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
1 0.62 0.10 6.08
37
2 0.51 0.11 4.66 3 1.08 0.15 7.40 4 0.32 0.08 3.96
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
3.5.2.2 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan fakultas
Peneliti menguji 5 item dari dimensi keterhubungan dengan fakultas. Hasil
pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit
dengan Chi-Square=64.96, df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.245. Setelah
peneliti melakukan modifikasi 3 kali terhadap model, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square=0.99, df=2, P-value=0.60981, RMSEA=0.000. Adapun
koefisien muatan faktor untuk item-item keterhubungan dengan fakultas
dijelaskan pada tabel sebagai 3.6:
Tabel 3.6Tabel Muatan Faktor Item DimensiKeterhubungan dengan Fakultas
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
5 0.45 0.07 6.09 6 0.44 0.07 6.11 7 0.89 0.08 11.70 8 0.79 0.07 10.76 9 0.80 0.08 10.20
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
3.5.2.3 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan teman lama
Peneliti menguji 4 item dari dimensi keterhubungan dengan teman lama. Hasil
pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit
dengan Chi-Square=56.86, df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.371. Setelah
peneliti melakukan modifikasi 2 kali terhadap model, maka diperoleh model fit
38
dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Adapun
koefisien muatan faktor untuk item-item keterhubungan dengan teman lama
dijelaskan pada tabel sebagai 3.7:
Tabel 3.7Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Teman Lama
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
10 0.95 0.06 16.34 11 0.84 0.06 13.57 12 0.81 0.07 12.36 12 0.74 0.06 11.70
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
3.5.2.4 Uji Validitas Dimensi Keterhubungan dengan teman baru
Peneliti menguji 4 item dari dimensi keterhubungan dengan teman lama. Hasil
pengujian CFA dengan model satu faktor menghasilkan model yang fit dengan
Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Adapun koefisien
muatan faktor untuk item-item keterhubungan dengan teman baru dijelaskan pada
tabel sebagai 3.8:
Tabel 3.8Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Teman Baru
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
14 0.85 0.07 12.91 15 0.86 0.07 13.10 16 0.63 0.07 9.25
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
3.5.2.5 Uji validitas dimensi keterhubungan dengan beragamteman
39
Peneliti menguji 3 item dari dimensi keterhubungan dengan beragam teman.
Hasil pengujian CFA dengan model satu faktor menghasilkan model yang fit
dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Adapun
koefisien muatan faktor untuk item-item keterhubungan dengan beragam teman
dijelaskan pada tabel sebagai 3.9:
Tabel 3.9
Muatan Faktor Item Dimensi Keterhubungan dengan Beragam Teman
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
14 0.59 0.08 7.79 15 1.00 0.08 11.92 16 0.59 0.08 7.80
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
3.5.3 Uji validitas konstruk peer support
Peneliti menguji 12 item dari konstruk modal psikologis yang didasarkan pada
aspek Informational Support, Emotional Support, dan Lack of Confidence.
Peneliti menguji apakah aspek-aspek tersebut bersifat unidimensional, yang
berarti benar-benar hanya mengukur aspek-aspek tersebut yang terdapat pada
konstruk peer support.
3.5.3.1 Uji validitas dimensi informational support
Peneliti menguji 4 item dari dimensi informational support. Hasil pengujian CFA
dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan Chi-
Square=9.45, df=2, P-value=0.00887, RMSEA=0.137. Setelah peneliti melakukan
modifikasi 1 kali terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-
40
Square=0.78, df=1, P-value=0.37609, RMSEA=0.000. Adapun koefisien muatan
faktor untuk item-item informational support dijelaskan pada tabel sebagai 3.10:
Tabel 3.10Muatan Faktor Item Dimensi Informational Support
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
1 0.66 0.08 8.61 3 0.46 0.08 5.64 7 0.49 0.08 6.09 9 0.75 0.08 9.57
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
3.5.3.2 Uji validitas dimensi emotional support
Peneliti menguji 4 item dari dimensi emotional support. Hasil pengujian CFA
dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan Chi-
Square=9.45, df=2, P-value=0.00887, RMSEA=0.137. Setelah peneliti melakukan
modifikasi 1 kali terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-
Square=2.87, df=2, P-value=0.23853, RMSEA=0.047. Adapun koefisien muatan
faktor untuk item-item emotional support dijelaskan pada tabel sebagai 3.11:
Tabel 3.11Tabel Muatan Faktor Item Dimensi Emotional Support
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
4 0.46 0.10 4.39 5 0.41 0.10 4.08 6 0.27 0.10 2.76 12 0.63 0.12 5.09
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
3.5.3.3 Uji Validitas Dimensi Lack of Confidence
41
Peneliti menguji 4 item dari dimensi lack of confidence. Hasil pengujian CFA
dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan Chi-
Square=11.07, df=2, P-value=0.00394, RMSEA=0.151. Setelah peneliti
melakukan modifikasi 1 kali terhadap model, maka diperoleh model fit dengan
Chi-Square=0.15, df=1, P-value=0.69878, RMSEA=0.000. Adapun koefisien
muatan faktor untuk item-item lack of confidence dijelaskan pada tabel sebagai
3.12:
Tabel 3.12Tabel Muatan Faktor Item Dimensi Lack of Confidence
Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan
2 -0.03 0.07 -0.37 X8 0.69 0.08 8.39 10 0.73 0.09 8.44 11 0.73 0.08 8.69
Keterangan: = Signifikan (t > 1,96), X = Tidak Signifikan
Pada tabel terdapat item yang memiliki nilai t < 1.96 yaitu item 2. Hal ini
menunjukkan bahwa hanya item 2 yang harus didrop atau dihilangkan dan tidak
diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh
campus connectedness dan peer support terhadap resiliensi mahasiswa dalam
mengerjakan skripsi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan, software
SPSS. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam mengolah data
adalah multiple regression analysis atau analisis regresi berganda. Analisis regresi
berganda merupakan analisis regresi dengan satu variabel dependen dan lebih dari
42
satu variabel independen. Rumus regresi berganda pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Dependent Variable (DV), yaitu Resiliensi
a = Konstan (Intersepsi)
b = Koefisien regresi untuk masing-masing X
X1 = Keterhubungan dengan mahasiswa
X2 = Keterhubungan dengan fakultas
X3 = Keterhubungan dengan teman lama
X4 = Keterhubungan dengan teman baru
X5 = Keterhubungan dengan beragam teman
X6 = Informational Support
X7 = Emotional Support
X8 = Lack of Confidence
Melalui analisis multiple berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu
koefisien korelasi berganda antara campus connectedness dan peer support
terhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Adapun koefisien
determinasi merupakan proporsi varians dari resiliensi yang dijelaskan oleh
campus connectedness dan peer support secara bersama-sama. Berikut adalah
rumus untuk memperoleh nilai R2, yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8
43
Pada tabel ANOVA akan diperoleh nilai F dan nilai signifikansi (sig.).
Nilai Sig. < 0.05 menunjukkan bahwa keseluruhan independent variable secara
simultan memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Nilai Sig. < 0.05 juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) signifikan. Rumus dalam
perhitungan nilai F adalah sebagai berikut:
Keterangan:
K = Jumlah independent variable (IV)
N = Jumlah sampel
Dari hasil uji signifkansi (uji F) dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis
minor, yaitu untuk mengetahui apakah masing-masing independent variable
mempengaruhi dependent variable. Selanjutnya, dilakukan uji t untuk menguji
apakah pengaruh yang diberikan independent variable signifikan terhadap
dependent variable. Uji t dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
b = Koefisien regresi
Sb = Standart error koefisien b
3.7 Prosedur Penelitian
44
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dikarenakan data yang
akan digunakan belum tersedia dan harus dicari terlebih dahulu. Untuk
mendapatkan dan menggunakan data tersebut maka dilakukan penelitian lapangan
dengan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Kemudian langkah-
langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti mulai dengan melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena
yang terjadi pada masyarakat, kemudian dipilih untuk hendak diteliti.2. Selanjutnya peneliti menggunakan studi pendahuluan terhadap fenomena
yang ditemukan.3. Melaporkan hasil penemuan kepada dosen pembimbing berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan untuk kemudian menentukan variabel dependen
dan variabel independen dalam penelitian.4. Setelah menentukan variabel apa saja yang digunakan untuk diteliti, peneliti
melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai
dengan variabel penelitian.5. Setelah mendapatkan landasan teori yang sesuai dengan penelitian, kemudian
peneliti menentukan, menyusun, dan meyiapkan alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian ini.6. Mengajukan persetujuan kepada dosen pembimbing mengenai alat ukur yang
akan digunakan.7. Membuat kuesioner menggunakan Google Forms.8. Pengambilan data yang dilakukan pada tanggal 9 Mei 2019 sampai dengan
tanggal 4 Juni 2019 yang penyebarannya dilakukan secara online melalui
media sosial, seperti whatsapp, instagram, dll. Terdapat 200 kuesioner yang
diikutsertakan dalam proses skoring.
45
9. Melakukan pengolahan data, setelah melakukan penyebaran data. Peneliti
selanjutnya melakukan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda dengan menggunakan software lisrel dan SPSS.10. Membuat laporan hasil penelitian.
BAB 4HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Subjek PenelitianSampel dalam penelitian ini sebanyak 200 mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi di Jabodetabek dengan karakteristik sampel yang diuraikan pada tabel 4.1.Dari hasil persentase data yang ada pada tabel 4.1, diketahui bahwa
sebesar 80.5% yang menjadi responden adalah perempuan. Begitu pula dengan
usia responden terbanyak yaitu berusia 22 tahun sebesar 46.5%. Responden
sebesar 75.5% merupakan mahasiswa dari Universitas Negeri. Sebagian besar
responden 88.0% merupakan mahasiswa semester 8 dan angkatan 2015.
Responden sebesar 80.0% tinggal bersama orang tua. Sebagian besar responden
96.5% tidak pernah mengambil cuti selama perkuliahan. Sebesar 57.7% yang
menjadi responden penelitian memiliki IPK pada rentang 2,79 – 3,49. Sebagian
besar responden sebesar 50.0% memiliki teman dekat lebih dari 6 orang.
46
47
Tabel 4.1Karakteristik Responden (N=200)
Karakteristik Responden n (%)Jenis KelaminLaki-Laki 39 (19.5%)Perempuan 161 (80.5%)Usia20 4 (2.0%)21 73 (36.5%)22 93 (46.5%)23 27 (13.5%)24 2 (1.0%)25 1 (0.5%)UniversitasUniversitas Negeri 151 (75.5%)Universitas Swasta 49 (24.5%)SemesterSemester 8 176 (88.0%)Semester 10 22 (11.0%)Semester 12 2 (1.0%)Tahun Angkatan2015 176 (88.0%)2014 22 (11.0%)2013 2 (1.0%)Tempat TinggalDengan Orang Tua 160 (80.0%)Sendiri (Indekos, dll) 40 (20.0%)CutiTidak Pernah 193 (96.5%)Pernah 7 (3.5%)Lama CutiTidak Pernah 193 (96.5%)
48
1 Semester 4 (2.0%)2 Semester 1 (0.5%)3 Semester 1 (0.5%)4 Semester 1 (0.5%)IPK3,50 – 4,00 83 (41.3%)2,79 – 3,49 116 (57.7%)2,00 – 2,74 1 (0.5%)Banyak Teman Dekat1 Orang 3 (1.5%)2 – 3 Orang 47 (23.5%)4 – 5 Orang 50 (25.0%)>6 Orang 100 (50.0%)
4.2 Analisis DeskriptifTabel 4.2Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (N=200)
VariabelRange Score Rendah Sedang Tinggi
Min. Max. n (%) n (%) n (%)
Resiliensi22.87 71.29 31 (15.5%)
136(68.0%)
33 (16.5%)
Keterhubungan dengan mahasiswa
26.63 67.74 25 (12.5%)150
(75.0%)25 (12.5%)
Keterhubungan dengan fakultas
22.29 68.24 30 (15.0%)144
(72.0%)26 (13.0%)
Keterhubungan dengan teman lama
18.13 61.13 26 (13.0%)141
(70.5%)33 (16.5%)
Keterhubungan dengan teman baru
27.75 60.50 31 (15.5%)129
(64.5%)40 (20.0%)
Keterhubungan dengan beragam teman
14.16 59.56 26 (13.0%)174
(87.0%)-
Informational Support19.23 54.60 19 (9.5%)
181(90.5%)
-
Emotional Support29.73 62.12 14 (7.0%)
185(92.5%)
1 (0.5%)
Lack of Confidence32.95 57.64 21 (10.5%)
179(89.5%)
-
49
Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti melakukan analisis deskriptif bertujuan
untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian guna
memperoleh gambaran mengenai suatu variabel. Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan subjek ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan skor pada variabel yang diukur
menjadi tiga kategori, yaitu skor rendah, skor sedang, dan skor tinggi.
Kategorisasi tersebut berdasarkan dalam norma X < Mean – Standar Deviasi
berarti rendah, Mean – Standar Deviasi X Mean + Standar Deviasi berarti
sedang, dan X > Mean + Standar Deviasi berarti tinggi.Dari tabel 4.2 berikut dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian
sebanyak 200 orang. Skor tertinggi berada pada resiliensi yaitu sebesar 71.29 dan
skor terendah berada pada dimensi keterhubungan dengan beragam teman yaitu
sebesar 14.16. Dapat dilihat pula pada resiliensi sebesar 16.5% responden dengan
kategori tinggi, 68.0% responden dengan kategori sedang, dan 15.5% responden
dengan kategori rendah. Pada dimensi keterhubungan dengan mahasiswa sebesar
12.5% responden dengan kategori tinggi, 75.0% responden dengan kategori
sedang, dan 12.5% responden dengan kategori rendah. Pada dimensi
keterhubungan dengan fakultas sebesar 13.0% responden dengan kategori tinggi,
72.0% responden dengan kategori sedang, dan 15.0% responden dengan kategori
rendah. Pada dimensi keterhubungan dengan teman lama sebesar 16.5%
responden dengan kategori tinggi, 70.5% responden dengan kategori sedang, dan
13.0% responden dengan kategori rendah. Pada dimensi keterhubungan dengan
teman baru sebesar 20.0% responden dengan kategori tinggi, 64.5% responden
dengan kategori sedang, dan 15.5% responden dengan kategori rendah. Pada
50
dimensi keterhubungan dengan beragam teman sebesar 87.0% responden dengan
kategori sedang dan 13.0% responden dengan kategori rendah. Pada dimensi
informational support sebesar 90.5% responden dengan kategori sedang dan 9.5%
responden dengan kategori rendah. Pada dimensi emotional support sebesar 0.5%
responden dengan kategori tinggi, 92.5% responden dengan kategori sedang, dan
7.0% responden dengan kategori rendah. Pada dimensi lack of confidence sebesar
89.5% responden dengan kategori sedang dan 10.5% responden dengan kategori
rendah. 4.3 Hasil Uji Hipotesis PenelitianPada tahapan ini teknik yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi
berganda menggunakan software SPSS 22.0. Dalam regresi ada tiga hal yang
perlu dilihat, yaitu melihat besaran R Square untuk mengetahui berapa persen (%)
varians dependent variable (DV) yang dijelaskan oleh independent variable (IV).
Tabel R Square dapat dilihat pada tabel 4.3.Tabel 4.3Analisis Regresi Campus Connectedness, Peer Support terhadap Resiliensipada Mahasiswa dalam mengerjakan skripsi
Model R
RSquare
Adjusted R
Square
Std.Error of
theEstimate
Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 .511a .261 .230 8.41546 .261 8.418 8 191 .000
a. Predictors: (Constant), Lack of Confidence, Informational Support, Keterhubungan dengan beragam teman, Keterhubungan dengan fakultas, Keterhubungan dengan mahasiswa, Emotional Support, Keterhubungan dengan teman lama, Keterhubungan dengan teman baru
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan R Square sebesar .261 atau
26.1%. Artinya kontribusi resiliensi yang dapat dijelaskan oleh semua
51
independent variable campus connectedness (keterhubungan dengan mahasiswa,
keterhubungan dengan fakultas, keterhubungan dengan teman lama,
keterhubungan dengan teman baru, dan connectedness with diverse friends) dan
peer support (informational support, emotional support, dan lack of confidence)
adalah sebesar 26.1%, sedangkan 73.9% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di
luar penelitian ini.Kedua, uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing
koefisien regresi. Peneliti melihat apakah seluruh IV berpengaruh secara
signifikan terhadap DV. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.4.Tabel 4.4Tabel ANOVA Pengaruh Keseluruhan Campus Connectedness, Peer Supportterhadap Resiliensi pada Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4769.173 8 596.147 8.418 .000b
Residual 13526.617 191 70.820
Total 18295.790 199
a. Dependent Variable: Resiliensi
b. predictors: (constant), Lack of Confidence, Informational Support, Keterhubungan dengan beragam teman, Keterhubungan dengan fakultas, Keterhubungan dengan mahasiswa, Emotional Support, Keterhubungan dengan teman lama, Keterhubungan dengan teman baru
Jika dilihat pada bagian kolom sig. pada tabel 4.4. di atas, dapat diketahui
nilai (p < 0.05), maka hipotesis nihil mayor yang menyatakan tidak ada pengaruh
yang signifikan dari seluruh independent variable campus connectedness
(keterhubungan dengan mahasiswa, keterhubungan dengan fakultas,
keterhubungan dengan teman lama, keterhubungan dengan teman baru, dan
connectedness with diverse friends)dan peer support (informational support,
52
emotional support, dan lack of confidence) terhadap resiliensi ditolak. Hal ini
bermakna bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel campus
connectedness (friends connectedness, keterhubungan dengan fakultas,
keterhubungan dengan teman lama, keterhubungan dengan teman baru, dan
connectedness with diverse friends)dan peer support (informational support,
emotional support, dan lack of confidence) terhadap resiliensi.Ketiga, melihat nilai koefisien regresi masing-masing independent
variable. Adapun nilai koefisien regresi pada tiap-tiap variabel penelitian dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5Regresi Berganda Campus Connectedness, Peer Support terhadap Resiliensipada Mahasiswa dalam mengerjakan skripsi
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.612 7.546 1.804 .073
Keterhubungan dengan Mahasiswa
-.134 .074 -.125 -1.798 .074
Keterhubungan dengan Fakultas
.267 .072 .254 3.694 .000
Keterhubungan dengan Teman Lama
.184 .074 .181 2.508 .013
Keterhubungan dengan Teman Baru
.235 .082 .221 2.849 .005
Keterhubungan dengan Beragam Teman
.088 .074 .090 1.183 .238
Informational Support
.124 .095 .097 1.306 .193
Emotional Support .058 .104 .038 .559 .577
53
Lack of Confidence -.095 .078 -.077 -1.226 .222
a. Dependent Variable: Resiliensi
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan persamaan regresinya
sebagai berikut:
Resiliensi = 13.612 – 0.134 keterhubungan dengan mahasiswa + 0.267
keterhubungan dengan fakultas + 0.184 keterhubungan dengan
teman lama + 0.235 keterhubungan dengan teman baru + 0.088
keterhubungan dengan beragam teman + 0.124 informational
support + 0.058 emotional support – 0.095 lack of confidence.Untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan
dapat dilihat pada nilai sig. pada kolom di atas. Jika sig < 0.05 maka koefisien
regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap resiliensi dan sebaliknya.
Dari hasil di atas terdapat tiga variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap
resiliensi, yaitu keterhubungan dengan fakultas, keterhubungan dengan teman
lama, dan keterhubungan dengan teman barusedangkan sisanya tidak signifikan.
Hal ini menyatakan bahwa dari delapan hipotesis minor terdapat tiga yang
signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-
masing independent variable (IV) adalah sebagai berikut:
1. Nilai koefisien regresi sebesar 0.134 pada variabel keterhubungan dengan
mahasiswa dengan nilai sig. sebesar 0.074 (sig. > 0.05), yang berarti bahwa
keterhubungan dengan fakultas tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap resiliensi.
54
2. Nilai koefisien regresi sebesar 0.267 pada variabel keterhubungan dengan
fakultas dengan nilai sig. sebesar 0.000 (sig. < 0.05), yang berarti bahwa
keterhubungan dengan fakultas secara positif memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap resiliensi. Artinya, semakin tinggi keterhubungan dengan
fakultas yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi resiliensi.3. Nilai koefisien regresi sebesar 0.184 pada variabel keterhubungan dengan
teman lama dengan nilai sig. sebesar 0.013 (sig. < 0.05), yang berarti bahwa
keterhubungan dengan teman lama secara positif memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap resiliensi. Artinya, semakin tinggi keterhubungan dengan
teman lama yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi resiliensi.4. Nilai koefisien regresi sebesar 0.235 pada variabel keterhubungan dengan
teman baru dengan nilai sig. sebesar 0.005 (sig. < 0.05), yang berarti bahwa
keterhubungan dengan teman baru secara positif memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap resiliensi. Artinya, semakin tinggi keterhubungan dengan
teman baru yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi resiliensi.5. Nilai koefisien regresi sebesar 0.088 pada variabel keterhubungan dengan
beragam teman dengan nilai sig. sebesar 0.238 (sig. > 0.05), yang berarti
bahwa keterhubungan dengan beragam teman tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap resiliensi. 6. Nilai koefisien regresi sebesar 0.124 pada variabel informational support
dengan nilai sig. sebesar 0.193 (sig. > 0.05), yang berarti bahwa informational
support tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi. 7. Nilai koefisien regresi sebesar 0.058 pada variabel emotional support dengan
nilai sig. sebesar 0.577 (sig. > 0.05), yang berarti bahwa emotional support
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi.
55
8. Nilai koefisien regresi sebesar 0.095 pada variabel lack of confidence dengan
nilai sig. sebesar 0.193 (sig. > 0.05), yang berarti bahwa lack of confidence
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi.
Dari penjabaran hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa hipotesis
minor yang diterima berjumlah tiga dari delapan variabel, yaitu H2 yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan keterhubungan dengan
fakultas terhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. H3 yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan keterhubungan dengan
teman lama terhadap resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Terakhir H4
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan keterhubungan
dengan teman baru terhadap resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
4.4 Proporsi VariansSelanjutnya, dianalisa juga bagaimana penambahan proporsi varians dari tiap
independent variable (IV) terhadap dependent variable (DV).Tabel 4.6Proporsi Varians Campus Connectedness, Peer Support terhadap Resiliensipada Mahasiswa dalam mengerjakan skripsi
Model R
RSquare
Adjusted R
Square
Std.Error of
theEstimate
Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 .101a .010 .005 9.56303 .010 2.060 1 198 .153
2 .359b .129 .120 8.99323 .119 26.885 1 197 .000
3 .435c .189 .176 8.70172 .060 14.420 1 196 .000
4 .490d .240 .224 8.44448 .051 13.123 1 195 .000
5 .494e .244 .224 8.44530 .004 .962 1 194 .328
6 .504f .254 .231 8.41016 .010 2.625 1 193 .107
56
7 .505g .255 .228 8.42646 .001 .254 1 192 .615
8 .511h .261 .230 8.41546 .006 1.502 1 191 .222
Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas, Keterhubungan dengan Teman Lama, Keterhubungan dengan Teman Baru, Keterhubungan dengan Beragam Teman, Informational Support, Emotional Support, Lack of Confidence
Pada tabel 4.6 signifikansi dapat dilihat pada kolom pertama dari kanan,
bila sig. < 0.05 maka variabel tersebut signifikan. Sedangkan, sumbangan varians
yang diberikan independent variable (IV) terhadap dependent variable (DV) bisa
dilihat pada baris R Square Change. Besarnya proporsi varians resiliensi pada
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi juga terdapat pada tabel 4.6.Dari tabel di atas didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Variabel keterhubungan dengan mahasiswa memberikan sumbangan sebesar
1.0% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara
statistik dengan F Change = 2.060 dan df2 = 198.2. Variabel keterhubungan dengan fakultas memberikan sumbangan sebesar
11.9% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik dengan F Change = 26.885 dan df2 = 197.3. Variabel keterhubungan dengan teman lama memberikan sumbangan sebesar
6.0% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik
dengan F Change = 14.420 dan df2 = 196.4. Variabel keterhubungan dengan teman baru memberikan sumbangan sebesar
5.1% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik
dengan F Change = 13.123 dan df2 = 195.5. Variabel keterhubungan dengan beragam teman memberikan sumbangan
sebesar 0.4% terhadap varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan
secara statistik dengan F Change = 0.962 dan df2 = 194.
57
6. Variabel informational support memberikan sumbangan sebesar 1.0% terhadap
varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan
F Change = 2.625 dan df2 = 193.7. Variabel emotional support memberikan sumbangan sebesar 0.1% terhadap
varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan
F Change = 0.254 dan df2 = 192.8. Variabel lack of confidence memberikan sumbangan sebesar 0.6% terhadap
varians resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan
F Change = 1.502 dan df2 = 191.
Dari delapan independent variable (IV) tersebut yang memberikan
sumbangan atau pengaruh varians terbesar terhadap resiliensi adalah variabel
keterhubungan dengan fakultas. Dilanjutkan dengan variabel keterhubungan
dengan teman lama dan variabel keterhubungan dengan teman baru.
58
58
BAB 5PENUTUP
5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil uji hipotesis mayor dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari seluruh independent variable (IV) terhadap
dependent variable (DV) ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel campus connectedness (keterhubungan dengan mahasiswa,
keterhubungan dengan fakultas, keterhubungan dengan teman lama,
keterhubungan dengan teman baru, dan connectedness with diverse friends) dan
peer support (informational support, emotional support, dan lack of confidence)
terhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.Berdasarkan hasil uji hipotesis minor dari signifikansi masing-masing
koefisien regresi terhadap dependent variable (DV), terdapat tiga variabel yang
nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu keterhubungan dengan fakultas,
keterhubungan dengan teman lama, dan keterhubungan dengan teman baru. Selain
itu,terdapat lima variabel yang tidak signifikan, diantaranya ialah keterhubungan
dengan mahasiswa, keterhubungan dengan beragam teman, informational
support, emotional support, dan lack of confidence.Dalam hasil penelitian ini, keterhubungan dengan fakultas memiliki
pengaruh yang paling besar, yaitu β=0.267 dan nilai sig. 0.000. Selanjutnya,
variabel keterhubungan dengan teman baru memiliki pengaruh signifikan sebesar
β=0.235 dan nilai sig. 0.005. Yang terakhir variabel keterhubungan dengan teman
lama memiliki pengaruh signifikan sebesar β=0.184 dan nilai sig. 0.013.
5.2 DiskusiBerdasarkan hasil penelitian, ditemukan sebagian besar mahasiswa (68.0%) yang
sedang mengerjakan skripsi memiliki tingkat resiliensi berada pada kategori
59
sedang. Artinya, sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat resiliensi yang cukup
baik dalam mengerjakan skripsi. Selain itu, mahasiswa lainnya (16.5%) memiliki
tingkat resiliensi yang tinggi. Namun, terdapat pula mahasiswa lainnya (15.5%)
yang memiliki tingkat resiliensi yang rendah, dimana dalam hal ini menunjukkan
kurangnya ketahanan diri serta kemampuan mengatasi kesulitan atau hambatan
yang dialami dalam proses pengerjaan skripsi.
60
61
Resiliensi mempunyai banyak faktor yang mempengaruhi, seperti
optimisme, pengaruh positif, self-efficacy, self-esteem, dan dukungan sosial.
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah campus connectedness
dan peer support. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
variabel campus connectedness (keterhubungan dengan mahasiswa,
keterhubungan dengan fakultas, keterhubungan dengan teman lama,
keterhubungan dengan teman baru, dan keterhubungan dengan beragam
teman) dan variabel peer support (informational support, emotional support,
dan lack of confidence) terhadap resiliensi. Dari delapan variabel yang
diujikan, terdapat tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap
resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, yaitu keterhubungan
dengan fakultas, keterhubungan dengan teman lama, dan keterhubungan
dengan teman baru.Dimensi keterhubungan dengan fakultas pada variabel campus
connectedness memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap resiliensi.
Artinya, semakin tinggi keterhubungan dengan fakultas yaitu keterhubungan
mahasiswa dengan universitas sebagai dukungan dan perhatian yang dirasakan
oleh mahasiswa dari dosen, maka semakin tinggi resiliensi. Mahasiswa yang
mendapat dukungan dan perhatian dari dosen, seperti memberi nasihat dan
berdiskusi dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan
skripsi. Perhatian yang diberikan dosen, seperti membantu mahasiswa dalam
mencari referensi, lalu kemudahan dalam mendapat informasi dari staf dan
manajemen kampus pun juga dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi. Hal ini didukung oleh penelitian Pidgeon et al. (2014)
62
yang menemukan bahwa keterhubungan dengan fakultas berpengaruh positif
secara signifikan terhadap resiliensi.Dimensi keterhubungan dengan teman lama dari variabel campus
connectedness juga berpengaruh positif secara signifikan terhadap resiliensi.
Artinya, semakin tinggi keterhubungan dengan teman lama yaitu perasaan
memiliki dan penerimaan, serta terciptanya keterikatan hubungan dengan teman
lama sebelum masuk kuliah, maka semakin tinggi resiliensi. Dengan seringnya
bertemu dan tetap terjaganya hubungan keterikatan yang dekat dengan teman
lama akan meningkatkan resiliensi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
Hubungan keterikatan yang tetap terjalin ini membuat mahasiswa tidak merasa
sendiri, ia akan merasa bahwa teman-teman lamanya akan selalu memberikan
dorongan saat ia menghadapi hambatan-hambatan sebagaimana biasanya. Hal ini
didukung oleh penelitian Pidgeon et al. (2014) yang menemukan bahwa
keterhubungan dengan teman lamaberpengaruh positif secara signifikan terhadap
resiliensi.Lalu, dimensi keterhubungan dengan teman baru pada variabel campus
connectedness juga berpengaruh positif secara signifikan terhadap resiliensi.
Artinya, semakin tinggi keterhubungan dengan teman baru yaitu perasaan
memiliki dan penerimaan, serta terciptanya keterikatan hubungan dengan teman
baru, maka semakin tinggi resiliensi. Kehadiran, memiliki, dan keterikatan
hubungan dengan teman baru dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa
dalam menjalankan proses pengerjaan skripsi. Keterikatan dengan teman baru dan
juga kehadirannya dapat membantu mahasiswa untuk merasa lebih tenang
sehingga akan mengurangi tekanan yang dirasakan. Rasa tenang ini juga bisa
63
timbul karena mereka sedang berada dalam fase yang sama, yaitu pengerjaan
skripsi. Hal ini didukung oleh penelitian Pidgeon et al. (2014) yang menemukan
bahwa keterhubungan dengan teman baruberpengaruh positif secara signifikan
terhadap resiliensi.Dimensi keterhubungan dengan mahasiswa dan keterhubungan dengan
beragam teman dari variabel campus connectedness tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Hal ini
dikarenakan dimensi keterhubungan dengan mahasiswadalam pengertiannya
hanya mencakup lingkup kelas. Dimana mahasiswa dalam mengerjakan skripsi
tidak lagi berada di lingkup kelas. Dalam pengerjaan skripsimahasiswa bekerja
secara individual di bawah bimbingan dosen. Dimensi keterhubungan dengan
beragam teman juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi
padamahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Dimensi keterhubungan dengan
beragam teman dalam pengertiannya mencakup keterikatan hubungan dengan
teman baru yang memiliki latar belakang, hobi, dan asal daerah yang berbeda. Hal
ini menunjukkan bahwa keterikatan hubungan dengan latar belakang, hobi, dan
asal daerah yang berbeda tidak mempengaruhi tingkat resiliensi pada mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi.Dimensi informational support, emotional support, dan lack of confidence
dari variabel peer support tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Tidak seperti campus
connectedness, peer support hanya mencakup dukungan antar teman sebaya tanpa
adanya keterikatan hubungan yang lebih dalam. Pengerjaan skripsi merupakan
masa yang paling penuh tekanan. Dalam hal ini, mahasiswa yang sedang
64
mengerjakan skripsi lebih membutuhkan rasa diperhatikan, kedekatan, kelekatan
dibanding hanya memberi dukungan.
5.3 SaranBerdasarkan penulisan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis menguraikan saran
menjadi dua bagian, yaitu saran teoritis dan saran praktis yang dapat menjadi
pertimbangan sebagai penyempurnaan untuk melakukan penelitian lain dengan
dependent variable yang sama.
5.3.1 Saran teoritisBerdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran teoritis yang dapat
diajukan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengukur resiliensi pada mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi. Alat ukur penelitian ini menunjukkan reliabilitas
yang baik untuk mahasiswa di Jabodetabek. Namun, pada penelitian berikutnya
mungkin dapat dikaji reliabilitasnya pada sampel yang berbeda, seperti
mahasiswa dalam mengerjakan tesis atau pada mahasiswa pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi atau menggunakan alat ukur yang lebih spesifik
untuk mengukur resiliensi pada bidang akademik.2. Saran bagi penelitian selanjutnya, agar dapat meneliti lebih jauh lagi mengenai
variabel-variabel yang signifikan dalam penelitian ini, yaituketerhubungan
dengan fakultas, keterhubungan dengan teman lama, dan connectedness to
new friends.Hal-hal apa saja yang dapat diberikan oleh dosen, staf, atau
manajemen kampus untuk dapat meningkatkan resiliensi pada mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi. Serta, kehadiran seperti apa yang dibutuhkan oleh
65
mahasiswa dari teman lama atau teman baru untuk dapat meningkatkan
resiliensi pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
5.3.2 Saran praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran praktis yang dapat
diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan berkenaan dengan hasil
penelitian, yaitu:
1. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa keterhubungan dengan fakultas
berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi. Kepada pihak fakultas,
seperti dosen atau staf agar lebih dapat memberikan suasana yang nyaman atau
hubungan yang baik dengan mahasiswa-nya. Hal ini dilakukan agar
mahasiswatidak merasa takut atau lebih nyaman dalam berdiskusi dengan
dosen atau mencari informasi dengan staf atau manajemen kampus.2. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa keterhubungan dengan teman lama
berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi. Maka diharapkan kepada
mahasiswa untuk tetap menjaga keterikatan hubungan dengan teman lama.3. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa keterhubungan dengan teman baru
berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi. Maka diharapkan kepada
mahasiswa untuk dapat menciptakan keterikatan hubungan yang baik dengan
teman baru di kampus.
66
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, T. (2015). Uji validitas konstruk pada instrumen big five inventorydengan metode confirmatory factor analysis. Jurnal Pengukuran Psikologidan Pendidikan Indonesia, 4(3), 215-230.
American Psychological Association. (2017). The road to resilience. Diunduh 22Oktober 2018. Dari https://www.apa.org/helpcenter/road-resilience.aspx.
Asmawan, M. C. (2016). Analisis kesulitan mahasiswa menyelesaikan skripsi.Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(2), 51-57.
Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (1995). The need to belong: desire forinterpersonal attachments as a fundamental human motivation.Psychological Bulletin, 117(3), 497-529.
Block, J., & Kremen, A. M. (1996). IQ and ego-resiliency conceptual andempirical connections and seperateness. Journal of Personality and SocialPsychology, 70(2), 349-361.
Carver, C. S., Scheier, M. F., & Segerstrom, S. C. (2010). Optimism. ClinicalPsychology Review, 30, 879-880.
Connor, K. M., & Davidson, J. R. T. (2003). Development of a new resiliencescale: the connor-davidson resilience scale (CD-RISC). Depression andAnxiety, 18, 76-82.
Campbell-Sills, L., Forde, D. R., & Stein, M. B. (2009). Demograpchic andchildhood environmental predictors of resilience in a community sample.Journal of Psychiatric Research, 43, 1007-1012.
Davidson, J. R. T., Payne, V. M., Connor, K. M., Foa, E. B., Rothbaum, B. O.,Hertzberg, M. A., & Weisler, R. H. (2005). Trauma, resilience andsaliostasis: effects of treatment in post-traumatic stress disorder.International Clinical Psychopharmacology, 20, 43-48.
Diener, E., Emmons, R. A., Larsen, R. J., & Griffin, S. (1985). The satisfactionwith life scale. Journal of Personality Assessment, 49(1), 71-75.
Duck, S., & Sants, H. (1983). On the origin of the specious: Are personalrelationship really interpersonal states. Journal of Social and ClinicalPsychology, 1(1), 27-41.
67
Fletcher, D., & Sarkar, M. (2013). Psychological resilience: A review and critiqueof definitions, concepts, and theory. Europian Psychologists, 18(1), 12-23.
Gilligan, R., (2007). Adversity, resilience and the educational progress of youngpeople in public care. Emotional and Behavioral Difficulties, 12(2), 135-145.
Goodenow, C. (1993). Classroom belonging among early adolescent students:relationship to motivation and achievement. The Journal of EarlyAdolescence, 13(1), 21-43.
Hastono, S. P., & Sabri, L. (2011). Statistik kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Herdianto, M. B., Kasim, V. N. A.& Mursyidah A. (2015). Pengaruh dukunganteman sebaya terhadap tingkat resiliensi mahasiswa dalam menyelesaikanskripsi.KIM Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, 3, 1-14.
Hjemdal, O., Friborg, O., Stiles, T. C., Rosenvinge, J. H., & Martinussen, M.(2006). Resilience predicting psychiatric symptoms: A prospective studyof protective factors and their role in adjustment to stressful life events.Clinical Psychology and Psychotherapy, 13, 194-201.
Hjemdal, O., Friborg, O., Braun, S., Kempenaers, C., Linkowski, P., & Fossion, P.(2011) The resilience scale for adults: construct validity and measurementin belgian sampel. International Journal of Testing, 11(1), 53-70.
Jackson, D., Firtko, A., & Edenborough, M. (2007). Personal resilience as astrategy for surviving and thriving in the face of workplace adversity:Aliterature review. Journal of Advanced Nursing, 60(1), 1-9.
Jorgenson, D. A., Farrel, L. C., Fudge, J. L., & Pritchard, A. (2018). Collegeconnectedness: The student perspective. journal of the scholarship ofteaching and learning, 18(1), 75-95.
Kemenristekdikti. (2016). Kemenristekdikti sosialisasikan permen nomor 44tahun 2015 tentang SN DIKTI. Yogyakarta: Ristekdikti. Darihttps://goo.gl/5bK7o7.
Kemenristekdikti. (2017). Statistik pendidikan tinggi. Jakarta: Pusdatin IptekDikti, Setjen, Kemenristekdikti.
Kring, A. M., Johnson, S. L., Davison, G., Neale, J. (2012). Abnormal psychology.Edisi ke-12. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
68
Lee, R. M., & Robbins, S. B. (1995). Measuring belongingness: The socialconnectedness and the social assurance scales. Journal of CounselingPsychology, 42(2), 232-241.
Lee, J. H., Nam, S. K., Kim, A., Kim, B., Lee, M. Y., & Lee, S. M. (2012).Resilience: A meta-analytic approach. Journal of Counseling Association,91, 269-279.
Masten, A. S., Best, K. M., & Garmezy, N. (1990). Resilience and development:contributions from the study of children who overcome adversity.Development and Psychopathology, 2, 425-444.
Mead, S., Hilton, D., Curtis, L. (2001). Peer support: Theoritical perspective.psychiatric rehabilitation journal, 25(2), 134-141.
Mischel, W., Shoda, Y., & Ayduk, O. (2008). Introduction to personality: Towardan integrative science of the person. Edisi ke-8. Hoboken: John Wiley &Sons, Inc.
Ngozi, A., Ada, O., & Christy, O. (2010). An assessment of students’connectedness in tertiary institutions in anambra state of nigeria.Educational Research and Reviews, 5(2), 90-98.
Penney, D. (2018). Defining “Peer Support”: Implication for policy, practice, andresearch. Advocates for Human Potential, Inc, 1-11.
Pidgeon A. M., Rowe, N. F., Stapleton, P., Magyar, H. B., & Lo, B. C. Y. (2014).Examining characteristics of resilience among university students: Aninternational study. Open Journal of Social Sciences, 2, 14-22.
Procadino, M. E., & Heller, K. (1983). Measures of perceived social support fromfriends and from family: Three validation studies. American Journal ofCommunity Psychology, 11(1), 1-24.
Rovai, A. P. (2002). Sense of community, perceived cognitive learning, andpersistence in asynchronous learning networks. The Internet and HigherEducation, 5, 319-322.
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology: Biopsychosocialinteraction (7th edition). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
Strongman, K. T. (1995). Theories of anxiety. New Zealend Journal ofPsychology, 24(2), 4-10.
Sugiyono. (2015). metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixedmethods). Bandung: Alfabeta.
69
Tugade, M. M., & Fredrickson, B. L. (2004). Resilient individuals use positiveemotions to bounce back negative emotional experiences. Journal ofPersonality and Social Psychology, 86(2), 320-333.
Wagnild, G. M., & Young, H.M. (1993). Development and psychometrivevaluation of the resilience scale. Journal of Nursing Measurement, 1(2),165-178.
Whitlock, J., Wyman, P. A., Barreira, P. (2012). Connectedness &suicideprevention in college settings. Brofenbrenner Center for TranslationalResearch, 1-15.
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.Perkenalkan, saya, Khalfia Anisa Suad mahasiswi Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian skripsi
mengenai mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Oleh karena itu, saya
mengharapkan bantuan anda untuk memberikan beberapa informasi dengan
mengisi kuesioner yang telah disediakan.Anda diharapkan untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya anda alami. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam mengisi
70
kuesioner ini. Seluruh data diri dan hasil kuesioner yang anda berikan dijamin
KERAHASIANNYA. Data ini akan diproses secara kumulatif bukan individual
dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian.Saya ucapkan terima kasih atas bantuan anda sebagai partisipan dalam
penelitian ini.Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat Peneliti,Khalfia Anisa [email protected]
Identitas Diri
Inisial :Usia : …. tahunJenis kelamin : L / KUniversitas :Fakultas :Jurusan :Tahun Angkatan : 2015 / 2014 / 2013 / 2012Semester : 8 / 10 / 12 / 14Tempat Tinggal : Dengan Orang Tua / SendiriCuti : Pernah / Tidak PernahLama Cuti : 1 Semester / 2 Semester / 3 Semester / 4 Semester / Tidak
PernahIPK : 3,50 – 4,00 / 2,75 – 3,49 / 2,00 – 2,74Apakah anda memiliki teman dekat? Ya / TidakAda berapa banyak teman dekat anda? 1 / 2 – 3 / 4 – 5 / >6No. Hp :
71
SKALA 1Petunjuk Pengisian:Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Terdapat skala 1 sampai 7, dimana 1
artinya tidak setuju sampai 7 artinya setuju. Cobalah anda nilai seberapa sesuai
pernyataan tersebut mencerminkan diri anda. Tidak ada jawaban yang benar dan
salah. Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan seksama.
No. PernyataanSkala
1 2 3 4 5 6 7
1.Saat saya membuat rencana, makasaya menjalankannya.
2.Saya biasanya mengatur satu hal danhal lainnya.
3.Saya dapat bergantung pada diri sayasendiri lebih dari orang lain.
4.Memiliki ketertarikan pada banyakhal adalah hal yang penting bagisaya.
5.Saya bisa melakukan semua halsendiri.
6.Saya merasa bangga ketika saya telahmencapai banyak hal dalam hidupsaya.
7.Saya biasanya melakukan sesuatudengan santai sampai selesai.
8.Saya bisa memahami kelemahan dankelebihan diri saya sendiri untukmencapai apa yang saya inginkan.
9.Saya merasa bahwa saya dapatmenangani banyak hal sekaligus.
10. Saya memiliki tekad kuat.
11.Saya terkadang bertanya-tanya apamanfaat dari apa yang saya lakukan.
12.Saya melakukan sesuatu tahap demitahap.
13.Saya dapat melewati masa sulitkarena saya telah mengalami masasulit sebelumnya.
14. Saya memiliki disiplin diri.15. Saya tertarik pada banyak hal.16. Saya biasanya dapat menemukan hal-
hal kecil yang dapat membuat saya
72
bahagia.
17.Kepercayaan saya pada diri sayamembuat saya dapat melewati masasulit.
18.Pada situasi darurat, saya adalahseseorang yang biasanya dapatdiandalkan orang.
19.Saya biasanya dapat melihat situasidalam berbagai cara.
20.Terkadang saya melakukan sesuatuwalaupun saya tidak menyukainya.
21. Hidup saya sangat bermakna.
22.Saya tidak memikirkan hal-hal yangtidak bisa saya lakukan.
23.Saat saya berada dalam situasi yangsulit, saya biasanya dapatmenemukan jalan keluarnya.
24.Saya mempunyai energi yang cukupuntuk melakukan hal yang harus sayalakukan.
25.Tidak masalah jika ada orang yangtidak menyukai saya.
SKALA 2Petunjuk Pengisian:Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Terdapat skala 1 sampai 9, dimana 1
artinya sangat tidak sesuai sampai 9 artinya sangat sesuai. Cobalah anda nilai
seberapa sesuai pernyataan tersebut dengan kondisi anda. Tidak ada jawaban yang
benar dan salah. Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan seksama.
No. PernyataanSkala
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.Saya dapat mengandalkan danmempercayakan mahasiswalain untuk masalah pribadi.
2.
Saya dapat mengandalkan danmempercayakan mahasiswalain untuk memberi nasihatyang berkaitan denganperkuliahan.
3. Saya dapat dengan mudahberbincang atau berdiskusi
73
dengan mahasiswa lainmengenai hal pribadi.
4.Saya dapat dengan mudahberdiskusi dengan mahasiswalain mengenai hal akademis.
5.Saya dapat mempercayakan danmengandalkan dosen untukmemberi nasihat pribadi.
6.Nasihat yang saya dapat daridosen secara langsung ituberharga.
7.Saya berdiskusi dengan dosenmengenai minat saya.
8.Saya biasanya berdiskusidengan dengan dosen mengenaiperkuliahan.
9.Saya mendapat dukungan daridosen untuk menyelesaikantugas-tugas perkuliahan.
10.Sejak kuliah, saya tetap dekatdengan teman-teman SMAsaya.
11.Sejak kuliah, saya seringbertemu dengan teman SMAsaya.
12.
Sebelum saya kuliah, sayaberharap akan sering bertemudengan teman-teman SMAsaya.
13.
Sebelum saya kuliah, sayaberharap akan dapatmempertahankan pertemanansaya dari SMA.
14.
Sebelum saya kuliah, sayaberharap akan bertemu denganorang yang belum saya kenalsebelumnya.
15.Sebelum saya kuliah, sayaberpikir akan bertemu denganorang yang berbeda.
16.Sejak kuliah, saya sudahbanyak bertemu dengan orangbaru.
17. Sebelum saya kuliah, sayaberpikir akan bertemu denganorang yang memiliki hobi yang
74
berbeda dengan saya.
18.
Sebelum saya kuliah, sayaberpikir akan bertemu denganorang yang datang darikampung halaman atau latarbelakang yang berbeda dengansaya.
19.Teman baru kampus sayamemiliki kemampuan yangberbeda dengan saya.
SKALA3Petunjuk Pengisian:Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Terdapat pilihan jawaban Ya, Tidak, dan
Tidak Tahu. Cobalah anda tentukan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan
kondisi anda. Tidak ada jawaban yang benar dan salah. Bacalah pernyataan-
pernyataan berikut dengan seksama.
No. Pernyataan Ya TidakTidakTahu
1.Teman-teman saya memberikan dukunganmoral yang saya butuhkan.
2.Saya tidak memliki teman dekat sepertikebanyakan orang.
3.Teman-teman tertentu datang kepada sayasaat mereka memiliki masalah ataumembutuhkan nasihat.
4.Saya bergantung pada teman-teman sayauntuk dukungan emosional.
5.Jika saya merasa bahwa satu atau beberapateman-teman saya kesal kepada saya, sayaakan memendamnya sendiri.
6.Ada seorang teman yang dapat saya datangijika saya merasa sedih, tanpa merasa malusetelahnya.
7.Teman-teman saya dan saya sangat terbukamengenai apa yang kita pikirkan.
8.Teman-teman saya peka terhadap kebutuhanpribadi saya.
9.Saya mempunyai hubungan yang mendalamdengan beberapa teman saya.
10. Ide-ide yang saya sampaikan diterima oleh
75
teman saya.
11.Saya berpikir bahwa teman saya merasabahwa saya baik dalam membantu merekamenyelesaikan masalah.
12.Saya tidak memiliki hubungan pertemananyang akrab seperti orang lain.
LAMPIRAN 2
SYNTAX DAN PATH DIAGRAM
76
1. Resiliensi
UJI VALIDITAS KONSTRUK RESILIENSIDA NI=25 NO=200 MA=PMLAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25PM SY FI=RESILIENSI.CORMO NX=25 NK=1 LX=FR TD=SYLKRESILIENSIFR TD 15 4 TD 19 18 TD 9 5 TD 13 6 TD 14 1 TD 12 2 TD 24 23 TD 21 17 TD 24 21 TD 5 3 TD 21 10 TD 23 7 TD 21 15 TD 12 4 TD 17 13 TD 5 1 TD 13 12 TD 19 8 TD 15 3 TD 20 14 TD 14 4 TD 14 12 TD 12 1 TD 19 16 TD 19 12 TD 22 6 TD 12 11 TD 17 8 TD 10 7 TD 19 3 TD 16 10 TD 16 9 TD 23 19 TD 21 18 TD 25 10 TD 17 16 TD 24 8 TD 16 11 TD 23 17 TD 23 21 TD 6 3 TD 12 7 TD 21 5 TD 18 9 TD 19 9 TD 18 16 TD 25 8 TD 20 3 TD 22 17 TD 22 5 TD 24 1 TD 20 1 TD 17 4 TD 16 15 TD 10 2 TD 18 11 TD 19 11 TD 21 3TD 22 13 TD 13 4 TD 8 2PDOU TV SS MI
2. Keterhubungan dengan Mahasiswa
UJI VALIDITAS KONSTRUK CCFRIENDSDA NI=4 NO=200 MA=PM
77
LAITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4PM SY FI=CCFRIENDS.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SYLKCCFRIENDSFR TD 4 2 TD 3 2PDOU TV SS MI
3. Keterhubungan dengan Fakultas
UJI VALIDITAS KONSTRUK CCFACULTYDA NI=5 NO=200 MA=PM
78
LAITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9PM SY FI=CCFACULTY.CORMO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SYLKCCFACULTYFR TD 2 1 TD 5 1 TD 5 3PDOU TV SS MI
4. Keterhubungan dengan Teman Lama
UJI VALIDATAS KONSTRUK CCOLDFRENDSDA NI=4 NO=200 MA=PM
79
LAITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13PM SY FI=CCOLDFRIENDS.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SYLKCCOLDFRIENDSFR TD 4 3 TD 3 1PDOU TV SS MI
5. Keterhubungan dengan Teman Baru
UJI VALIDITAS KONSTRUK CCNEWFRIENDS
80
DA NI=3 NO=200 MA=PMLAITEM14 ITEM15 ITEM16PM SY FI=CCNEWFRIENDS.CORMO NX=3 NK=1 LX=FR TD=SYLKCCNEWFRIENDSPDOU TV SS MI
6. Keterhubungan dengan Beragam Teman
UJI VAIDITAS KONSTRUK CCDIVFRIENDS
81
DA NI=3 NO=200 MA=PMLAITEM17 ITEM18 ITEM19PM SY FI=CCDIVFRIENDS.CORMO NX=3 NK=1 LX=FR TD=SYLKCCDIVFRIENDSPDOU TV SS MI
7. Informational Support
82
UJI VALIDITAS KONSTRUK INFORMATIONALSUPPDA NI=4 NO=200 MA=PMLAITEM1 ITEM3 ITEM7 ITEM9PM SY FI=INFORMATIONALSUPP.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SYLKINFORMATIONALSUPPFR TD 3 2PDOU TV SS MI
8. Emotional Support
83
UJI VALIDITAS KONSTRUK EMOTIONALSUPPDA NI=4 NO=200 MA=PMLAITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM12PM SY FI=EMOTIONALSUPP.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SYLKEMOTIONALSUPPPDOU TV SS MI
9. Lack of Confidence
84
UJI VALIDITAS KONSTRUK LACKOFCONFDA NI=4 NO=200 MA=PMLAITEM2 ITEM8 ITEM10 ITEM11PM SY FI=LACKOFCONF.CORMO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SYLKLACKOFCONFFR TD 3 2PDOU TV SS MI
LAMPIRAN 3
85
HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
Deviation
Resiliensi 200 22.87 71.29 50.0000 9.58846
Keterhubungan dengan mahasiswa
200 26.63 67.74 50.0000 8.95313
Keterhubungan dengan fakultas
200 22.29 68.24 50.0000 9.13371
Keterhubungan dengan teman lama
200 18.13 61.13 50.0000 9.39622
Keterhubungan dengan teman baru
200 27.75 60.50 50.0000 9.01924
Keterhubungan dengan beragam teman
200 14.16 59.56 50.0000 9.86003
Informational Support 200 19.23 54.60 50.0000 7.45068
Emotional Support 200 29.73 62.12 50.0000 6.29818
Lack of Confidence 200 32.95 57.64 50.0000 7.80811
Valid N (listwise) 200
Model Summary
Model R
RSquare
Adjusted R
Square
Std. Errorof the
Estimate
Change Statistics
RSquareChange
FChang
e df1 df2
Sig. FChang
e
1 .511a .261 .230 8.41546 .261 8.418 8 191 .000
a. Predictors: (Constant), Lack of Confidence, Informational Support, Keterhubungan dengan beragam teman, Keterhubungan dengan fakultas, Keterhubungan dengan mahasiswa, Emotional Support, Keterhubungan dengan teman lama, Keterhubungan dengan teman baru
86
ANOVAa
ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4769.173 8 596.147 8.418 .000b
Residual 13526.617 191 70.820
Total 18295.790 199
a. Dependent Variable: Resiliensi
b. Predictors: (constant), Lack of Confidence, Informational Support, Keterhubungan dengan beragam teman, Keterhubungan dengan fakultas, Keterhubungan dengan mahasiswa, Emotional Support, Keterhubungan dengan teman lama, Keterhubungan dengan teman baru
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.612 7.546 1.804 .073
CCSTUDENT -.134 .074 -.125 -1.798 .074
CCFACULTY .267 .072 .254 3.694 .000
CCOLDFRIENDS
.184 .074 .181 2.508 .013
CCNEWFRIENDS
.235 .082 .221 2.849 .005
CCDIVFRIENDS
.088 .074 .090 1.183 .238
INFORMATIONALSUPP
.124 .095 .097 1.306 .193
EMOTIONALSUPP
.058 .104 .038 .559 .577
87
LOC -.095 .078 -.077 -1.226 .222
a. Dependent Variable: Resiliensi
Model Summary
Model R
RSquare
Adjusted R
Square
Std. Errorof the
Estimate
Change Statistics
RSquareChang
e
FChang
e df1 df2Sig. F
Change
1 .101a .010 .005 9.56303 .010 2.060 1 198 .153
2 .359b .129 .120 8.99323 .119 26.885 1 197 .000
3 .435c .189 .176 8.70172 .060 14.420 1 196 .000
4 .490d .240 .224 8.44448 .051 13.123 1 195 .000
5 .494e .244 .224 8.44530 .004 .962 1 194 .328
6 .504f .254 .231 8.41016 .010 2.625 1 193 .107
7 .505g .255 .228 8.42646 .001 .254 1 192 .615
8 .511h .261 .230 8.41546 .006 1.502 1 191 .222
a. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa
b. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas
c. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas, Keterhubungan dengan Teman Lama
d. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas, Keterhubungan dengan Teman Lama, Keterhubungan dengan Teman Baru
88
e. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas, Keterhubungan dengan Teman Lama, Keterhubungan dengan Teman Baru, Keterhubungan dengan Beragam Teman
f. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas, Keterhubungan dengan Teman Lama, Keterhubungan dengan Teman Baru, Keterhubungan dengan Beragam Teman, Informational Support
g. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas, Keterhubungan dengan Teman Lama, Keterhubungan dengan Teman Baru, Keterhubungan dengan Beragam Teman, Informational Support, Emotional Support
h. Predictors: (Constant), Keterhubungan dengan Mahasiswa, Keterhubungan dengan Fakultas, Keterhubungan dengan Teman Lama, Keterhubungan dengan Teman Baru, Keterhubungan dengan Beragam Teman, Informational Support, Emotional Support, Lack of Confidence