Upload
lythuan
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN, PENGETAHUAN
AKUNTANSI DAN AUDITING SERTA SKEPTISME PROFESIONAL
AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT
OLEH AKUNTAN PUBLIK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Tania Kautsarrahmelia
NIM: 108082000002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Tania Kautsarrahmelia
2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Maret 1990
3. Alamat : Jl. Sabar No. 24 Rt. 008 Rw. 04
Petukangan Selatan, Pesanggrahan,
Jakarta Selatan
4. Telpon : 089630708038
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (1996-2002) : SDN 010 Pesanggrahan
2. SMP (2002-2005) : SMPN 177 Jakarta
3. SMA (2005-2008) : SMAN 90 Jakarta
4. S1 (2008-2013) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. PRAMUKA SDN 010 Pesanggrahan sebagai Anggota (1999-2001)
2. Dokter Kecil SDN 010 Pesanggrahan (1999-2001)
3. Ekskul Tari Saman SMAN 90 Jakarta (2005-2008)
4. Badan Eksekutif Mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebagai Sekretaris Koordinator Divisi Pemberdayaan Ekonomi
(2009-2010)
vi
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Achmad Nugroho (Alm.)
2. Ibu : Hj. Sri Wahyuni
3. Tempat & Tanggal Lahir : Bogor, 17 Juni 1964
4. Pekerjaan : PNS
5. Adik : Wemby A. S. P. Nugroho
6. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Juli 1993
7. Suami : Han Sulaiman
8. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Februari 1985
9. Pekerjaan : Dosen Swasta
10. Alamat : Jl. Sabar No. 24 Rt. 008 Rw. 04
Petukangan Selatan, Pesanggrahan,
Jakarta Selatan
vii
INFLUENCE OF INDEPENDENCE, EXPERTISE, KNOWLEDGE OF
ACCOUNTING AND AUDITING, AND AUDITOR’S PROFESSIONALISM
SCEPTICISM TO THE ACCURACY OF AUDIT OPINION BY PUBLIC
ACCOUNTING
ABSTRACT
This study was examining the influence of independence, expertise,
knowledge of accounting and auditing, auditor’s professionalism scepticism and
the accuracy of audit opinion. Respondents in this study were auditors who
worked for the Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor
involved in this study were 67 auditors from 14 Public Accounting Firm in
Jakarta. The method of determining the sample was using purposive sampling
method, while the data processing methods used by researcher was the multiple
regression analysis.
The result shows that independence and expertise did not have sigificantly
influence to the accuracy of audit opinion, whereas knowledge of accounting and
auditing, and auditor’s professionalism scepticism had significantly and positively
influence to the accuracy of audit opinion.
Keyword: independence, expertise, knowledge of accounting and auditing,
auditor’s professioalism scepticism, the accuracy of audit opinion
viii
PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN, PENGETAHUAN
AKUNTANSI DAN AUDITING SERTA SKEPTISME PROFESIONAL
AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT
OLEH AKUNTAN PUBLIK
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh independensi,
keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing serta skeptisme profesional auditor
terhadap ketepatan pemberian opini. Responden dalam penelitian ini adalah para
Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Jumlah
auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 67 responden dari 14
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Metode penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode
pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkann bahwa independensi dan keahlian tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit,
sedangkan variabel pengetahuan akuntansi dan auditing memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.
Kata kunci: independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing,
skeptisme profesional, dan ketepatan pemberian opini audit
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalammualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul: “Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi Dan
Auditing Serta Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Audit Oleh Akuntan Publik”. Penyususnan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Mama tercinta, Hj. Sri Wahyuni. Penyemangat terbesar dan terbaik dalam
hidup yang telah memberikan dukungan tiada henti baik berupa doa maupun
kasih sayang berlimpah kepada penulis. Skripsi ini kupersembahkan untuk
Mama.
2. Papa, Achmad Nugroho (Alm.). Semoga segala pencapaian penulis dapat
selalu membanggakan dan menjadi amal baik untuk Papa.
3. Adik dan suamiku, Wemby Adhiatma dan Han Sulaiman. Terima kasih atas
segala pelajaran, motivasi, semangat, perhatian, serta cinta dan kasih
sayangnya kepada penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
7. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi.
8. Ibu Putriesti Mandasari, SP., MSi selaku Dosen Pemimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan ilmu yang
sangat berharga untuk penulis selama proses menyusun skripsi.
9. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu.
10. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan.
11. Sahabat-sahabatku, “The U” tercinta: Siti Zakiah, Tisha Kartika Fitriyani,
Tri Suryanti, Yulfa Zailia dan Yuni Ersa Syaiful. Terima kasih atas segala
canda tawa dalam suka maupun duka yang telah kalian bagi selama ini,
sukses dan bahagia selalu buat kita semua yaaaa!
12. Teman-teman Akuntansi A, B, C, D, dan E angkatan 2008, khususnya Latifah
Alfi Hidayati dan Nafis Kurtuby. Terima kasih atas kebersamaan yang
menyenangkan, juga ilmu, pengalaman, serta semangat yang banyak kalian
bagi kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 31 Mei 2013
Tania Kautsarrahmelia
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 12
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 14
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........................ 14
1. Basis Teori .................................................................................... 14
2. Teori Audit ..................................................................................... 15
a. Definisi Audit ........................................................................... 15
b. Jenis-Jenis Audit ...................................................................... 17
c. Jenis-Jenis Auditor ................................................................... 18
d. Tujuan Audit ............................................................................ 21
e. Standar Audit ........................................................................... 22
3. Pemberian Opini Auditor ............................................................... 24
4. Independensi .................................................................................. 25
5. Keahlian ......................................................................................... 32
6. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing ............................................ 34
7. Skeptisme Profesional ................................................................... 38
B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 40
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 46
D. Hipotesis ............................................................................................... 48
1. Independensi terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit ............. 48
2. Keahlian terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit ................... 50
3. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing terhadap Ketepatan Pemberian
Opini Audit ...................................................................................... 50
4. Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini
Audit ................................................................................................ 52
5. Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta
Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini
Audit ................................................................................................ 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 54
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 54
B. Metode Pengumpulan Sampel.............................................................. 54
xiii
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 55
1. Sumber Data ................................................................................... 55
2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 56
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 56
1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 56
2. Uji Kualitas Data ............................................................................ 56
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 58
4. Analisis Data .................................................................................. 61
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ............................. 63
1. Variabel Independen ...................................................................... 63
a. Independensi .............................................................................. 63
b. Keahlian ..................................................................................... 63
c. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing ....................................... 64
d. Skeptisme Profesional Auditor .................................................. 64
2. Variabel Dependen ......................................................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 70
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 70
1. Tempat danWaktu Penelitian ......................................................... 70
2. Karakteristik Profil Responden ...................................................... 72
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 76
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 76
2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................. 78
a. Hasil Uji Validitas ..................................................................... 78
b. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 81
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 83
a. Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................ 83
b. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 84
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 86
4. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 89
a. Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 89
xiv
b. Hasil Uji Statistik t .................................................................... 90
c. Hasil Uji Statistik F ................................................................... 97
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 102
A. Kesimpulan .......................................................................................... 102
B. Implikasi ............................................................................................... 103
C. Saran ................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 111
xv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 41
3.1 Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 66
4.1 Data Sampel Penelitian .......................................................................... 71
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian .......................................................... 72
4.3 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 73
4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Kerja ................. 74
4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 75
4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .......... 76
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 77
4.8 Hasil Uji Validitas Independensi ............................................................ 79
4.9 Hasil Uji Validitas Keahlian .................................................................. 79
4.10 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi dan Auditing ..................... 80
4.11 Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesional ............................................. 80
4.12 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini Audit .......................... 81
4.13 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 82
4.14 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................... 83
4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov .................. 86
4.16 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ..................................................... 88
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
..................................................... 89
4.18 Hasil Uji Statistik t .................................................................................. 91
4.19 Hasil Uji Statistik F ................................................................................. 98
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................... 46
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ................................. 85
4.2 Grafik Scatterplot ................................................................................... 87
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1. Surat Penelitian Skripsi........................................................................... 111
2. Surat Keterangan Dari KAP ................................................................... 114
3. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 120
4. Daftar Jawaban Responden..................................................................... 130
5. Output Hasil Pengujian Data .................................................................. 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Akuntan publik merupakan auditor independen yang menjual jasanya
kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan
keuangan yang disajikan oleh kliennya. Tugas akuntan publik adalah
memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan
suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (Sari, 2011).
Laporan keuangan memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Hal ini
disebabkan laporan keuangan dapat mencerminkan bagus tidaknya posisi
suatu perusahaan sehingga dapat menentukan keberlangsungan suatu
perusahaan (going concern). Laporan keuangan suatu perusahaan pasti
membutuhkan jasa seorang akuntan publik (auditor) untuk memeriksa laporan
keuangan tersebut.
Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau
menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat
memungkinkan ditemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas
laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia (Agoes, 2007).
Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai
pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk
2
meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan opini audit yang dapat
diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Meningkatnya persaingan tersebut
membuat para akuntan publik menjadi lebih sulit berperilaku secara
professional, dan membuat banyak kantor akuntan publik lebih
berkepentingan untuk mempertahankan klien dan laba yang besar
(Mayasari, 2011).
Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan
tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk
pihak lain yang bekepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Untuk
dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan
keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki sikap independensi
dan kompetensi yang memadai (Herawaty dan Susanto, 2009). Akuntan
publik bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan keuangan klien
dan tidak memihak kepada siapapun karena akuntan publik tidak hanya
mendapatkan kepercayaan dari klien tetapi juga pihak ketiga.
Seringkali kepentingan klien dan pihak ketiga bertentangan atau dengan
kata lain terjadi situasi konflik audit. Ketika terjadi situasi konflik audit inilah
auditor dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan
pihak ketiga dengan cara mempertahankan independensinya. Klien mungkin
saja melakukan penghentian penugasan bila auditor menolak memenuhi
keinginannya. Hal ini menunjukan bahwa, kesadaran moral auditor
memainkan peran penting dalam mengambil keputusan akhir. Seorang auditor
harus tetap profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinannya
3
(Arens, et. al., 2008). Auditor yang dianggap telah melakukan kesalahan
maka akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan klien. Hal ini
dikarenakan klien merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar
terhadap auditor.
Kurangnya independensi auditor dan maraknya rekayasa laporan
keuangan korporat, telah menurunkan kepercayaan para pemakai laporan
keuangan auditan, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti investor
dan kreditor mempertanyakan eksistensi akuntan publik sebagai pihak yang
independen. Beberapa kasus dalam dunia bisnis terkait kegagalan auditor
dalam mendeteksi kecurangan terbukti dengan adanya beberapa skandal
keuangan yang melibatkan akuntan publik seperti Enron, Xerox, World Com,
Walt Disney, Merck, dan Tyco.
Kasus yang belum lama terjadi yakni skandal keuangan yang terjadi pada
Olympus Corp., sebuah perusahaan produsen kamera dan peralatan kesehatan
asal Jepang, yang terungkap pada akhir tahun 2011. Olympus Corp., telah
menyembunyikan kerugian dengan menganggapnya sebagai aset sejak tahun
1990-an. Kasus ini mencuat setelah dewan Olympus memecat CEO mereka,
Michael C. Woodford, yang baru menjabat selama enam bulan, karena terus
mendesak dilakukannya penyelidikan internal terkait transaksi mencurigakan
biaya advisory (penasihat keuangan) sebesar 687 juta dollar AS atas transaksi
akuisisi senilai 2,2 miliar dollar AS. Setelah dipecat, Woodford membeberkan
dokumen yang mengungkap besarnya biaya penasihat keuangan yang dibayar
Olympus untuk mengakuisisi perusahaan alat kesehatan asal Inggris, Gyrus,
4
pada 2008 lalu. Reuters mencatat biaya 687 juta dollar AS atau sekitar
6 triliun rupiah itu sebagai biaya penasihat keuangan terbesar yang pernah
ada. Jumlah biaya penasihat keuangan yang dikeluarkan Olympus itu
mencapai sepertiga dari total nilai akuisisinya, atau hampir
30 kali lipat dari biaya advisory yang biasanya berlaku di pasar
modal, sekitar 1 hingga 5 persen. Diketahui kemudian
bahwa kesepakatan itu dilakukan untuk menyembunyikan kerugian
(indonesiafinancetoday.com, 2011; koran-jakarta.com, 2011).
Auditor Olympus pada 1990-an adalah Arthur Andersen afiliasi Jepang,
yang dulu adalah salah satu dari perusahaan akuntan Big Five. Setelah
Andersen runtuh pada 2002, KPMG mengakuisisi unit perusahaan ini di
Jepang, kemudian berganti nama menjadi Asahi & Co. Sejak saat itu, audit
Olympus diambil alih oleh Asahi & Co. KPMG masih menjadi auditor hingga
2009. Olympus kemudian beralih ke Ernst & Young pada akhir tahun tersebut
(indonesiafinancetoday.com, 2011).
Financial Times bulan Oktober 2011 melaporkan ada yang janggal
dengan opini KPMG terkait pembukuan Olympus. Tidak ada perselisihan
antara KPMG dan Olympus yang diungkap ke publik, namun kemudian
terkuak dalam artikel 4 November 2011 di Daily Telegraph. Begitu pula
dengan opini Ernst & Young yang tidak mengungkap terjadi masalah.
Laporan audit terbaru yang ditandatangani pada 28 Juni 2011 menyebutkan
laporan keuangan yang sudah diaudit hanya untuk tahun fiskal
5
2010 dan 2011. Sementara laporan keuangan 2009 diaudit oleh
auditor lain (indonesiafinancetoday.com, 2011).
Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat dilihat bahwa tidak hanya
Arthur Andersen, melainkan KPMG dan Ernest & Young juga tidak cukup
kompeten dalam mengaudit Olympus Corp., karena kegagalan dalam
mendekteksi maupun mengungkapkan kecurangan laporan keuangan mereka.
Kegagalan tersebut bisa terjadi karena kurangnya independensi, keahlian,
pengetahuan, ataupun skeptisme auditor dalam mengaudit laporan keuangan.
Contoh kasus di Indonesia seperti yang dikemukakan beberapa tahun
silam adalah kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma (2001) yang
overstated di mana terjadi penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp.
32,668 miliar, telah menyebabkan tuntutan pengadilan terhadap sebuah
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor perusahaan tersebut.
Selain itu di tahun 2001 kasus penggelapan pajak oleh KAP “KPMG Sidharta
& Harsono” yang menyarankan kepada kliennya (PT. Easman Christensen)
untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk
mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarkan
(Ludigdo, 2006). BPKP juga menemukan bahwa 10 KAP yang mengaudit 37
bank bermasalah (bank penerima BLBI, bank-bank beku usaha (BBU) dan
bank beku operasi (BBO)) melanggar Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP). Dengan indikasi KAP tidak melakukan pengujian yang memadai,
dokumentasi audit kurang memadai dan tak memahami peraturan perbankan.
6
Berdasarkan kasus-kasus di atas dan kemudian dihubungkan dengan
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang
harus/paling bertanggung jawab. Hal ini disebabkan karena peran pentingnya
akuntan dalam masyarakat bisnis. Akuntan publik bahkan dituduh sebagai
pihak yang paling besar tanggungjawabnya atas kemerosotan perekonomian
Indonesia (Ludigdo, 2006).
Secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil audit inilah, kemudian
auditor menarik sebuah kesimpulan dan menyampaikan kesimpulan tersebut
kepada pemakai yang berkepentingan.
Jasa yang diberikan oleh auditor dalam bidang auditing adalah
melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan
opini apakah laporan keuangan perusahaan tersebut telah disajikan secara
wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah
ditetapkan. Hasil akhir dari proses audit laporan keuangan perusahaan adalah
berupa pemberian opini auditor, yang dalam penulisan selanjutnya ditulis
opini audit.
Pemberian opini audit yang tepat dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang
ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sangat penting
agar hasil audit tidak menyesatkan para pengguna yang berkepentingan
7
(pimpinan perusahaan, pemegang saham, pemerintah, kreditur dan karyawan)
dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu audit harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Begitu pentingnya opini yang diberikan oleh auditor bagi
sebuah perusahaan, maka seorang auditor disyaratkan memiliki independensi
dan keahlian yang baik agar mampu mengumpulkan dan menganalisa bukti-
bukti audit sehingga dapat memberikan opini yang tepat.
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) yang dikutip dalam
Desyanti dan Ratnadi (2006) mendefinisikan keahlian merupakan
keterampilan dari seorang ahli. Ahli didefinisikan sebagai seseorang yang
memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam
subjek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman.
Hayes Roth dkk (1983) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006) mendefinisikan
keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan
tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam
lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk memecahkan permasalahan
tersebut.
Keahlian auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan
bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat
seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Menurut pendapat
Tubbs (1992) dalam Noviyani dan Bandi (2002) jika seorang auditor
berpengalaman, maka (1) auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak
kekeliruan, (2) auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang
kekeliruan, (3) auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim,
8
dan (4) hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat
terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal
menjadi relatif lebih menonjol.
Komponen keahlian berdasarkan model yang dikembangkan
oleh Abdol Mohammadi dkk (1992) dalam Desyanti dan Ratnadi
(2006) dapat dibagi menjadi (1) komponen pengetahuan (knowledge
component) yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-
fakta, prosedur, dan pengalaman; (2) ciri-ciri psikologis (pshycological traits)
yang ditujukan dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan
bekerja dengan orang lain; (3) kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan
dan mengolah informasi; (4) strategi penentuan keputusan, baik formal
maupun informal; dan (5) analisis tugas yang dipengaruhi oleh pengalaman
audit yang mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit,
yaitu pengetahuan akuntansi dan auditing. Akuntansi adalah proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi (Nataline, 2007). Pengetahuan sangat penting
untuk dimiliki oleh semua auditor, terlebih pengetahuan di bidang akuntansi
dan auditing. Kedua pengetahuan tersebut merupakan dasar yang penting
yang menjadi modal selama mereka bekerja sebagai seorang akuntan terlebih
pada saat melakukan pengauditan atas laporan keuangan klien. Para auditor di
Jakarta umumnya saat melakukan pengauditan dihadapkan pada penguasaan
9
kedua pengetahuan tersebut dan menerapkannya dalam praktiknya. Kualitas
audit yang baik akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit.
Auditor harus senantiasa menggunakan skeptisme profesionalnya dalam
mengumpulkan bukti audit. Sehingga tujuan auditor untuk memperoleh bukti
kompeten yang cukup dan memberikan basis yang memadai dalam
merumuskan pendapat dapat tercapai dengan baik. Penelitian yang dilakukan
oleh SEC (Securities and Exchange Commissions) menemukan bahwa urutan
ketiga dari penyebab kegagalan audit adalah tingkat skeptisme professional
yang kurang memadai. 40 kasus audit yang diteliti SEC, 24 kasus (60%)
diantaranya terjadi karena auditor tidak menerapkan tingkat skeptisme
profesional yang memadai.
Skeptisme berasal dari kata skeptis yang berarti kurang percaya atau
ragu-ragu (KBBI, 2005). Skeptisme profesional auditor adalah sikap yang
mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secara skeptis terhadap bukti audit (Gusti dan Ali, 2008). Seorang auditor
yang skeptis tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi
akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi
mengenai objek yang dipermasalahkan. Skeptisme profesional auditor dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain independensi, keahlian,
pengalaman, situasi audit yang dihadapi dan etika.
Audit atas laporan keuangan berdasarkan atas standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia harus direncanakan dan dilaksanakan
dengan sikap skeptisisme profesional (SPAP, 2012). Skeptisme profesional
10
akan terasah oleh auditor dalam pengalamannya melaksanakan tugas audit
dan dalam mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung atau
membuktikan asersi manajemen. Sikap skeptis dari auditor ini diharapkan
dapat mencerminkan keahlian profesional dari seorang auditor. Selanjutnya
keahlian profesional auditor diharapkan akan mempengaruhi ketepatan
pemberian opini oleh auditor, sehingga secara tidak langsung skeptisisme
profesional auditor ini akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik. Selain itu, dengan sikap skeptisisme profesional auditor ini,
auditor diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sesuai standar yang telah
ditetapkan, menjunjung tinggi kaidah dan norma agar kualitas audit dan citra
profesi auditor tetap terjaga.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan
Sabrina dan Januarti (2012) tentang pengaruh pengalaman, keahlian, situasi
audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini audit melalui
skeptisme profesional auditor (studi kasus pada KAP Big Four di Jakarta).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu mengurangi variabel
pengalaman, situasi audit, etika dan gender, lalu menggantinya dengan
variabel independensi (Yuskar dan Devisia, 2011) serta pengetahuan
akuntansi dan auditing (Mardisar dan Sari, 2007), lalu mengganti variabel
moderating skeptisme profesional auditor menjadi variabel bebas atau
independen.
Beradasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis bermaksud
melakukan penelitian dengan beberapa variabel yang berbeda dari penelitian
11
terdahulu. Penulis mengharapkan penelitian ini akan dapat menambah
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan
pemberian opini audit. Untuk itu penulis akan memberikan judul
penelitian: Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi
dan Auditing serta Skeptisme Profesional terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Audit oleh Akuntan Publik.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah variabel independensi memiliki pengaruh signifikan dan positif
terhadap ketepatan pemberian opini audit?
2. Apakah variabel keahlian memiliki pengaruh signifikan dan positif
terhadap ketepatan pemberian opini audit?
3. Apakah variabel pengetahuan akuntansi dan auditing memiliki pengaruh
signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit?
4. Apakah variabel skeptisme profesional auditor memiliki pengaruh
signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit?
5. Apakah variabel independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan
auditing, serta skeptisme profesional auditor memiliki pengaruh secara
simultan terhadap ketepatan pemberian opini audit?
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah penulis jabarkan
di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh faktor independensi terhadap ketepatan
pemberian opini audit.
b. Untuk mengetahui pengaruh faktor keahlian terhadap ketepatan
pemberian opini audit.
c. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan akuntansi dan
auditing terhadap ketepatan pemberian opini audit.
d. Untuk mengetahui pengaruh faktor skeptisme profesional auditor
terhadap ketepatan pemberian opini audit.
e. Untuk mengetahui pengaruh faktor independensi, keahlian,
pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme professional
auditor secara simultan terhadap ketepatan pemberian opini audit.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang profesi akuntan publik
serta menambah pengetahuan akuntansi dan auditing dengan
13
memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan pemberian opini audit.
c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
d. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang
diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan ketepatan
pemberian opini auditnya.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Basis Teori
Konsep yang mendasari teori tentang ketepatan pemberian opini
merujuk kepada teori akuntansi keprilakuan khususnya teori
atribusi. Teori atribusi merupakan teori yang dikembangkan oleh
Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan
oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan
atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu faktor-faktor
yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau
keberuntungan (Ikhsan, et. al., 2005). Sedangkan dalam kompasiana.com
disebutkan bahwa atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang
upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab
perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya
untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam
beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri.
Teori lain yang juga mendukung penelitian ini adalah teori peran
(role theory). Teori peran membahas bagaimana orang memposisikan
dirinya dan bagaimana tindakan yang dipilih saat melakukan interaksi
dengan orang lain dalam suatu organisasi (Praptapa, 2009). Teori peran
15
merupakan interaksi antara peran sosial (social role), norma (norms), dan
identitas (identity) atas orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi.
Peran sosial adalah kaitan dari hak, tugas dan tanggungjawab, dan
perilaku yang tepat dari orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam
konteks sosial. Norma adalah perilaku yang dianggap tepat dan
diharapkan dalam suatu peran tertentu. Sedangkan identitas adalah
berkaitan dengan bagaimana seseorang menetapkan siapa dirinya dan
bagaimana ia akan bertindak pada suatu situasi tertentu (Praptapa, 2009).
2. Teori Audit
a. Definisi Audit
Definisi auditing yang berasal dari The Report of the
Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting
Association yang dikutip oleh Boynton dan Johnson (2006), sebagai
berikut:
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai
yang berkepentingan“
Menurut Arens, et. al. (2008) auditing adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten
dan independen.
16
Sedangkan Agoes (2007) mendefinisikan auditing yaitu sebagai
berikut:
“Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut”.
Beberapa karakteristik audit dari definisi di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian
bukti atau informasi.
2) Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas
keterangan yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai
tingkat kesesuaian informasi.
3) Adanya tingkat kesesuaian dengan kriteria tertentu.
4) Kriteria yang telah ditentukan adalah standar-standar yang
digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan.
5) Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki
kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang
auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau
satuan usaha yang diperiksanya.
6) Adanya pelaporan dan pengkomunikasian hasil audit kepada
pihak yang berkepentingan melalui laporan tertulis yang
menunjukan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang
telah ditetapkan.
17
7) Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang
menggunakan temuan-temuan auditor.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat penulis
simpulkan bahwa auditing merupakan suatu proses untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang
peristiwa ekonomi dengan menentukan derajat kesesuaian antara
asersi yang dibuat dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian
hasilnya dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Jenis-Jenis Audit
Menurut Arens, et. al. (2008) akuntan publik atau auditor
eksternal melakukan tiga jenis utama audit, antara lain:
1) Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap
bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir
audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-
saran untuk memperbaiki operasi. Dalam audit operasional,
review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada
akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur
organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan
semua bidang lain dimana auditor menguasainya.
18
2) Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Audit ketaatan dilaksanakan untuuk menetukan apakah pihak
yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu
yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit
ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada
pemakai luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang
berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap proseur dan
peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagian besar
pekerjaan jenis ini seringkali dilakukan oleh auditor yang
bekerja pada unit organisasi itu.
3) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah
laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu.Biasanya, kriteria yang berlaku
adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Generally Accepted Accounting Principle—GAAP). Dalam
menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara
wajar sesuai dengan GAAP, auditor mengumpulkan bukti untuk
menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung
kesalahan yang material atau salah saji lainnya.
c. Jenis-Jenis Auditor
Menurut Boynton (2006) para profesional yang ditugaskan
untuk melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi bagi
19
perorangan dan entitas resmi, pada umunya diklasifikasikan dalam
tiga kelompok, antara lain:
1) Auditor Independen (Independent Auditor)
Auditor Independen atau yang di Amerika biasa disebut
Certified Public Accountant (CPA) adalah para praktisi
individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan
jasa auditing professional kepada klien. Klien dapat berupa
perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba,
badan pemerintah maupun usaha individu perorangan. Lisensi
untuk dapat melakukan suatu audit diberikan pada mereka yang
telah lulus ujian CPA serta memilik pengalaman praktik dalam
bidang auditing. Auditor ini bertanggung jawab atas
pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan dengan
memberikan opini atas informasi yang diauditnya.
2) Auditor Internal (Internal Auditor)
Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan,
perusahaan milik negara maupun perusahaan swasta, tempat
mereka melakukan audit. Tugas pokok auditor internal adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menetukan baik atau
tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menetukan
efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta
20
menetukan kendala informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi.
Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam
melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Ruang lingkup
audit internal meliputi semua tahap kegiatan organisasi,
terutama berhubungan dengan audit kepatuhan dan operasional.
Meskipun demikian, pekerjaan auditor internal dapat
mendukung audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
auditor independen. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan
baik, maka auditor internal harus berada diluar fungsi lini suatu
organisasi, kedudukannya independen dari auditee. Auditor
internal wajib memberikan informasi bagi manajemen
pengambil keputusan yang berkaitan dengan operasional
perusahaan. Sehingga dukungan dari manajemen informasi dari
auditor internal tidak banyak dimanfaatkan oleh pihak
eksternal karena independensinya terbatas (tidak
independen bagi pihak eksternal), hal inilah yang
membedakan auditor internal dan akuntan publik
(Rahayu dan Suhayati, 2010).
3) Auditor Pemerintah (Government Auditor)
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi
pemerintahan yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi
21
dalam pemerintahan. Audit ini mencakup audit laporan
keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Laporan audit
ini diserahkan kepada kongres, dalam hal ini adalah Dewan
Perwakilan Rakyat. Rahayu dan Suhayati (2010) menyatakan
aktivitas yang dilakukan oleh auditor pemerintah adalah:
a) Audit keuangan (financial audit) yang terdiri atas audit
laporan keuangan dan audit atas hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan.
b) Audit kinerja (performance audit) yang terdiri atas audit
ekonomi dan efisiensi operasi organisasi dan duti atas
program pemerintah dan BUMN (efektifitas).
4) Auditor Pajak
Auditor pajak bekerja pada Direktorat Jenderal Pajak yang
berada dibawah Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.Auditor pajak mempunyai tanggung jawab terhadap
pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak sesuai
dengan ketentuan perpajakan. Lingkup pekerjaannya adalah
melakukan audit terhadap wajib pajak tertentu untuk menilai
apakah telah sesuai dengan ketentuan undang-undang
perpajakan.
d. Tujuan Audit
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran, dalam semua hal yang material posisi keuangandan hasil
22
usaha serta arus kas apakah telah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Untuk mencapain tujuan ini auditor perlu
menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu
mengidentifikasi dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk
setiap akun laporan keuangan.
Tujuan spesifik audit ditentukan berdasarkan asersi yang dibuat
oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan meliputi asersi manajemen yang bersifat
eskplisit maupun implisit. Auditing Standards Board (ASB)
AU 326.03 SAS 31 dalam Nasution (2010) telah mengakui lima
kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut:
1) Keberadaan dan keterjadian (existence and ocurance)
2) Kelengkapan (completeness)
3) Hak dan kewajiban (right and obligation)
4) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation)
5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
e. Standar Audit
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dalam PSA No.1 (SA Seksi 150) adalah sebagai
berikut:
23
1) Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
2) Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
24
3) Standar Pelaporan
a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika
ada, ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut
dalam periode sebelumnya.
c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
d) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus dinyatakan.
3. Pemberian Opini Audit
Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor
tentang kewajaran penyajian lapoaran keuangan perusahaan tempat
auditor melakukan audit. Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan
bahwa: “Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
25
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam semua hal jika nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,
laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor bersangkutan”.
Terdapat lima opini atau pendapat yang mungkin diberikan oleh
akuntan publik atas laporan keuangan yang diauditnya. Pendapat-
pendapat tersebut adalah: Unqualified Opinion (pendapat wajar tanpa
pengecualian), Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified
Wording (pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa yang
ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku), Qualified Opinion
(pendapat wajar dengan pengecualian), Adverse Opinion (pendapat tidak
wajar), dan Disclaimer of Opinion (pernyataan tidak memberikan
pendapat).
4. Independensi
Standar Auditing Seksi 220.1 (SPAP: 2012) menyebutkan bahwa
independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah dipengaruhi
karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan
demikian, auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa
pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia
akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya.
26
Independensi menurut IAI dalam pernyataan etika profesi no. 1:
independensi berarti sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik
untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya
yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektifitas.
Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan
masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor
yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit.
Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntansi
memperoleh kepercayaan diri dari klien dan para pemakai laporan
keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun
dan disajikan oleh klien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa harus bersikap
independen terhadap kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan,
maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri.
Menurut Mulyadi (2010) independensi berarti bebas dari pengaruh,
tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain atau
jujur dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif,
tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapat.
Penilaian masyarakat atas independensi auditor independen bukan
pada diri auditor secara keseluruhan. Oleh karenanya apabila seorang
auditor independen atau suatu Kantor Akuntan Publik lalai atau gagal
mempertahankan sikap independensinya, maka kemungkinan besar
27
anggapan masyarakat bahwa semua akuntan publik tidak independen.
Kecurigaan tersebut dapat berakibat berkurang atau hilangnya
kredibilitas masyarakat terhadap jasa audit profesi auditor independen.
Banyak definisi mengenai independensi telah dikemukakan oleh para
pakar akuntansi. Umumnya definisi-definisi tersebut berbeda satu dengan
yang lain dan perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
masing-masing pakar yang pada gilirannya mengakibatkan perbedaan
cakupan makna independensi.
Arens dan Loebbecke (2003) dalam Indah (2010) mendefinisikan
independensi dalam pengauditan sebagai ”pengguna cara pandang yang
tidak bias dalam pelaksanaan pengujian audit, evaluasi hasil pengujian
tersebut, dapat pelaporan hasil temuan audit. Selain itu,
Arens dan Loebecke (2003) dalam Indah (2010) mengategorikan
independensi kedalam dua aspek, yaitu: independensi dalam kenyataan
(independence in fact) dan independensi dalam penampilan
(independence in appearance). Independensi dalam kenyataan ada
apabila akuntan publik berhasil mempertahankan sikap yang tidak bias
selama audit, sedangkan independensi dalam penampilan adalah hasil
persepsi pihak lain terhadap independensi akuntan publik.
Antle (1984) dalam Mayangsari (2003) mendefinisikan independensi
sebagai suatu hubungan antara akuntan dan kliennya yang mempunyai
sifat sedemikian rupa sehingga temuan dan laporan yang diberikan
28
auditor hanya dipengaruhi oleh bukti-bukti yang ditemukan dan
dikumpulkan sesuai dengan aturan atau prinsip-prinsip profesionalnya.
Independensi secara esensial merupakan sikap pikiran seseorang
yang dicirikan oleh pendekatan integritas dan obyektivitas tugas
profesionalnya. Hal ini senada dengan American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA) dalam Meutia (2004) menyatakan bahwa
independensi adalah suatu kemampuan untuk bertindak berdasarkan
integritas dan objektivitas. Meskipun integritas dan obyektivitas tidak
dapat diukur dengan pasti, tetapi keduanya merupakan hal yang
mendasar bagi profesi akuntan publik. Integritas merupakan prinsip
moral yang tidak memihak, jujur, memandang dan mengemukakan fakta
seperti apa adanya, di lain pihak, obyektivitas merupakan sikap tidak
memihak dalam mempertimbangkan fakta, kepentingan pribadi tidak
terdapat dalam fakta yang dihadapi (Mulyadi, 1998 dalam Indah, 2010).
Selain itu American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) juga memberikan prinsip-prinsip berikut sebagai panduan yang
berkaitan dengan independensi, yaitu:
a. Auditor dan perusahaan tidak boleh tergantung dalam hal
keuanganterhadap klien.
b. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak terlibat dalam konflik
kepentingan yang akan mengangggu obyektivitas mereka berkenaan
dengan cara-cara yang mempengaruhi laporan keuangan.
29
c. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak memiliki hubungan dengan
klien yang akan menganggu obyektivitasnya auditor.
SEC (Securities and Exchange Commission) sebagai badan yang
juga berkepentingan terhadap audior yang independen memberikan
definisi lain berkaitan dengan independensi. SEC memberikan empat
prinsip dalam menentukan auditor yang independen. Prinsip-prinsip ini
menyatakan bahwa independensi dapat terganggu apabila auditor:
memiliki konflik kepentingan dengan klien, mengaudit pekerjaan mereka
sendiri, berfungsi baik sebagai manajer ataupun pekerja dari
kliennya, bertindak sebagai penasehat bagi kliennya
(Ryan, et. al., 2001 dalam Meutia, 2004).
Menurut Scott, et. al., (2000) dalam Meutia (2004) auditor
independen seharusnya dapat menjadi pelindung terhadap praktek-
praktek akuntansi, karena auditor tidak hanya dianggap memiliki
pengetahuan yang mendalam di bidang akuntansi tetapi juga dapat
berhubungan dengan komite audit dan dewan direksi yang bertanggung
jawab untuk memeriksa dengan teliti para pembuat keputusan di
perusahaan.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik (2011) disebutkan
bahwa dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa
profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan
Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus
30
meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in
appearance). Selain itu benturan kepentingan (conflict of interest) dan
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material
misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya
kepada pihak lain.
Buku “The Phylosophy of Auditing” karya Mautz dan Sharaf yang
dikutip oleh Sawyer (2006) memberikan beberapa indikator independensi
profesional bagi akuntan publik, sebagai berikut:
a. Independensi dalam Program Audit
1) Bebas dari intervensi manajerial dalam program audit.
2) Bebas dari segala intervensi dalam prosedur audit.
3) Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang
memang disyaratkan untuk sebuah proses audit.
b. Independensi dalam Verifikasi
1) Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan
karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.
2) Mendapat kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen
selama verifikasi audit.
3) Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi
aktifitas yang diperiksa atau membatasi perolehan bahan bukti.
4) Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi
audit.
31
c. Independensi dalam Pelaporan
1) Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau
signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan.
2) Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang
signifikan dalam laporan audit.
3) Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik
secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta,
opini, dan rekomendasi dalam interpratasi auditor.
4) Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor
mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.
Atas dasar beberapa definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan
mengenai unsur-unsur pengertian independensi akuntan publik sebagai
berikut :
a. Kepercayaan masyarakat terhadap integritas, obyektivitas dan
kebebasan kuntan publik dari pengaruh pihak lain.
b. Kepercayaan akuntan publik terhadap diri sendiri yang merupakan
integritas profesionalnya.
c. Kemampuan akuntan publik meningkatkan kredibilitas
pengetahuannya terhadap laporan keuangan yang diperiksa.
d. Suatu sikap mental akuntan publik yang jujur dan ahli, serta tindakan
yang bebas dari bujukan, pengaruh dan pengendalian pihak lain
dalam melaksanakan perencanaan, pemeriksaan, penilaian, dan
pelaporan hasil pemeriksaannya.
32
Berdasarkan berbagai pendapat mengenai independensi di atas,
terdapat satu kesepakatan bahwa independensi merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh auditor. Terdapat berbagai jenis independensi,
tetapi dapat disimpulkan bahwa independensi yang dapat dinilai hanyalah
independensi yang kelihatan dan penilaian terhadap independensi yang
kelihatan ini selalu berkaitan dengan hubungan yang dapat dilihat serta
diamati antara auditor dan kliennya (Indah, 2010).
5. Keahlian
Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2012)
menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Sedangkan, standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2012)
menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib
memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan
tugasnya sebagai auditor.
Keahlian audit mencakup seluruh pengetahuan auditor akan dunia
audit itu sendiri, tolak ukurnya adalah tingkat sertifikasi pendidikan dan
jenjang pendidikan sarjana formal (Gusti dan Ali, 2008). Webster’s
Ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Indah (2010)
mendefinisikan keahlian (expertise) sebagai keterampilan dari seorang
ahli. Ahli (expert) didefinisikan seseorang yang memiliki tingkat
33
keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek
tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.
Definisi keahlian dalam bidang auditing pun sering diukur dengan
pengalaman (Mayangsari, 2003). Pengertian keahlian menurut
Bedard (1986) dalam Murtanto (1999) adalah seseorang yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan
dalam pengalaman audit. Menurut Trotter dalam Mayangsari (2003),
keahlian adalah mengerjakan pekerjaan secara mudah, cepat,
intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.
Ashton (1991) dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa ukuran
keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan
pertimbanganpertimbangan lain dalam pembuatan suatu keputusan yang
baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain
disamping pengalaman.
Komponen keahlian berdasarkan model yang dikembangkan
oleh Abdol Mohammadi (1992) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006)
dapat dibagi menjadi (1) komponen pengetahuan (knowledge component)
yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta,
prosedur, dan pengalaman; (2) ciri-ciri psikologis (pshycological traits)
yang ditujukan dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan
kemampuan bekerja dengan orang lain; (3) kemampuan berpikir untuk
mengakumulasikan dan mengolah informasi; (4) strategi penentuan
keputusan, baik formal maupun informal; dan (5) analisis tugas yang
34
dipengaruhi oleh pengalaman audit yang mempunyai pengaruh terhadap
penentuan keputusan.
Prakteknya definsi keahlian sering ditunjukkan dengan pengakuan
resmi (official recognition) seperti kecerdasan partner dan penerimaan
konsensus (consensual acclamation) seperti pengakuan terhadap seorang
spesialis pada industri tertentu, tanpa adanya suatu daftar
resmi dari atribut-atribut keahlian (Mayangsari, 2003).
Shanteau (1987) dalam Murtanto (1999) memberikan definisi operasional
seorang ahli adalah seorang yang telah diatur dalam profesinya sebagai
orang yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang penting untuk
menilai pada derajat yang tinggi (Indah, 2010).
6. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing
Pengetahuan akuntan publik bisa diperoleh dari berbagai pendidikan
dan pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan
seminar, lokakarya serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor
juniornya. Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang
akuntan publik melakukan perkerjaan dalam proses audit. Seseorang
yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang
tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan
tugasnya (Herawaty dan Susanto, 2009). Auditor harus telah menjalani
pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan
35
teknik auditing sehingga mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan
tepat (Arnan, et. al., 2009 dalam Sabrina dan Januarti, 2012).
Nataline (2007) mendefinisikan akuntansi adalah proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan pelaporan dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Sedangkan
menurut Arrens dan Loebbecke (1996) dalam Nataline (2007)
akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan, dan
pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan
logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan. Jadi dari dua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan untuk
menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.
Menurut Nataline (2007), pada dasarnya akuntansi harus
mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusannya akan diambil, maka proses atau menganalisa data yang
relevan, dan mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan. Metode akuntansi melibatkan
pengidentifikasian kejadian dan transaksi yang berimbas terhadap
entitas, begitu diidentifikasi, unsur-unsur tersebut diukur, dicatat,
diklasifikasikan dan dirangkum dalam catatan akuntansi
(Simamora, 2002 dalam Sabrina dan Januarti, 2012).
36
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi
berkaitan dengan proses pengidentifikasian, penganalisaan, kemudian
mengubah data dalam bentuk catatan akuntansi yang selanjutnya dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Menurut Nataline (2007),
tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi informasi keuangan yang
relevan dan andal yang bakal berfaedah bagi pengambilan keputusan.
Menurut Guy, et. al., (2002), tujuan umum akuntansi adalah
menyediakan informasi keuangan mengenai entitas ekonomi yang
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berdasarkan keterangan
diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi adalah memperoleh
informasi keuangan yang relevan dan andal yang berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002) dalam Indah (2010)
adalah pemeriksaan secara objekif atas laporan keuangan suatu
perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain tersebut disajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Sedangkan Agoes (2007)
mendefinisikan auditing sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
37
Jadi dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses
pengumpulan, pemeriksaan dan pengevaluasian secara objektif
atas laporan keuangan suatu perusahaan yang dilakukan oleh
seorang yang kompeten yang independen untuk menentukan
kewajaran suatu laporan keuangan, dan posisi keuangan
serta hasil usaha perusahaan tersebut.
Tujuan audit menurut Guy, et. al., (2002), adalah menguji
pernyataan dan meningkatkan keyakinan atas pernyataan tersebut.
Sedang menurut Mulyadi (2010), auditing ditujukan untuk menentukan
secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen
dalam laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan audit
adalah menguji pernyataan, dan menentukan secara objektif keandalan
informasi yang disampaikan oleh menajemen dalam laporan keuangan.
Standar umum pertama mengatur persyaratan keahlian auditor dalam
menjalankan profesinya. Auditor harus telah menjalani
pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi
dan teknik auditing (Mulyadi, 2002 dalam Indah, 2010). Bahkan
dalam Nataline (2007), juga disebutkan jika dalam hal auditor atau
asistennya tidak mampu menangani suatu masalah mereka berkewajiban
untuk mengupayakan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan,
mengalihkan pekerjaannya kepada orang lain yang lebih mampu, atau
mengundurkan diri dari penugasan. Auditor selain harus memiliki
pendidikan auditing formal, mereka juga harus peduli dengan
38
perkembangan baru dalam bidang akuntansi, auditing, dan bisnis serta
harus menerapkan pernyataan otoritatif baru di bidang akuntansi dan
auditing begitu dikeluarkan.
7. Skeptisme Profesional Auditor
SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik, 2012) menyatakan
skeptisme professional auditor sebagai suatu sikap yang
mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.
Shaub dan Lawrence (1996) dalam Gusti dan Ali (2008) mengartikan
skeptisisme profesional auditor sebagai berikut “Professional scepticism
is a choice to fulfill the professional auditor’s duty to prevent or reduce
or harmful consequences of another person’s behavior…”. Skeptisme
profesional digabungkan ke dalam literatur profesional yang
membutuhkan auditor untuk mengevaluasi kemungkinan kecurangan
material. Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk memenuhi
tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi konsekuensi
bahaya dan prilaku orang lain (SPAP, 2012).
Kee dan Knox’s (1970) dalam Gusti dan Ali (2008), dalam model
“Professional Scepticism Auditor” menyatakan bahwa skeptisisme
profesional auditor dipengaruhi oleh beberapa faktor
a. Faktor-faktor kecondongan etika
Faktor-faktor kecondongan etika memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap skeptisisme profesional auditor. The American
39
Heritage Directory menyatakan etika sebagai suatu aturan atau
standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu
profesi. Pengembangan kesadaran etis/moral memainkan
peranan kunci dalam semua area profesi akuntan
(Louwers, 1997 dalam Gusti dan Ali, 2008), termasuk dalam melatih
sikap skeptisisme profesional akuntan.
b. Faktor-faktor situasi
Faktor-faktor situasi berperngaruh secara positif terhadap
skeptisisme profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit
yang memiliki risiko tinggi (situasi irregularities) mempengaruhi
auditor untuk meningkatkan sikap skeptisisme profesionalnya.
c. Pengalaman
Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor
dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi
lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah
dilakukan. Butt (1988) dalam Gusti dan Ali (2008) memperlihatkan
dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan
membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas
profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Jadi
seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat
skeptisisme profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang
kurang berpengalaman.
40
Skeptisme profesional yang dimaksud disini adalah sikap skeptis
yang dimiliki seorang auditor yang selalu mempertanyakan dan
meragukan bukti audit. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya
bahwa penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisisme profesional. Dapat
diartikan bahwa skeptisisme profesional menjadi salah satu faktor dalam
menentukan kemahiran profesional seorang auditor. Kemahiran
profesional akan sangat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh
seorang auditor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
tingkat skeptisisime seorang auditor dalam melakukan audit, maka
diduga akan berpengaruh pada ketepatan pemberian opini auditor
tersebut (Noviyanti, 2008).
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1 berikut:
41
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
dan
Tahun
Judul Variabel
yang Diteliti
Hasil Penelitian
(Kesimpulan)
1. Yulius Jogi
Christiawan
(2002)
Kompetensi
dan
Independensi
Akuntan
Publik: Refleksi
Hasil Penelitian
Empiris.
Kompetensi
dan
independensi.
Kualitas audit
ditentukan oleh dua
hal yaitu kompetensi
dan independensi.
Hasil penelitian
tentang kompetensi
menunjukkan bahwa
profesi akuntansi
mulai tidak menarik
dan tergeser oleh
profesi yang lain.
Hasil penelitian
tentang
independensi
menunjukkan bahwa
dalam mengambil
keputusan akuntan
publik dipengaruhi
oleh dorongan untuk
mempertahankan
klien auditnya.
Bersambung pada halaman selanjutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
dan Tahun
Judul Variabel
yang Diteliti
Hasil Penelitian
(Kesimpulan)
2. Sekar
Mayangsari
(2003)
Pengaruh
Keahlian Audit
dan Independensi
terhadap
Pendapat Audit:
Sebuah
Kuasieksperimen.
Keahlian
audit,
independensi,
dan opini
audit.
Pendapat auditor
yang ahli dan
independen
berbeda dengan
auditor yang
hanya memiliki
salah satu
karakter atau
sama sekali tidak
mempunyai
karakter tersebut.
3. Ida Suraida
(2005)
Pengaruh Etika,
Kompetensi,
Pengalaman
Audit dan Resiko
Audit, terhadap
Skeptisisme
Profesional
Auditor dan
Ketepatan
Pemberian Opini
Akuntan Publik.
Etika,
kompetensi,
pengalaman,
resiko,
skeptisisme
professional
dan ketepatan
pemberian
opini.
Etika,
kompetensi,
pengalaman audit,
risiko audit dan
skeptisisme
professional
auditor
berpengaruh
positif terhadap
ketepatan
pemberian opini
akuntan publik
baik secara
parsial maupun
secara simultan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
dan Tahun
Judul Variabel
yang Diteliti
Hasil Penelitian
(Kesimpulan)
4. Abu Bakar,
et. al.
(2005)
Factors
Influencing
Auditor
Independence:
Malaysian Loan
Officers’
Perception
Independensi. Ukuran
perusahaan audit
dan komite audit
berpengaruh
negatif terhadap
independensi
auditor. Ukuran
fee audit,
lamanya waktu
audit yang
diberikan kepada
klien, tingkat
persaingan antara
perusahaan audit,
dan Management
Advisory Services
(MAS)
berpengaruh
positif terhadap
independensi
auditor.
5. Nizarul
Alim, et. al.
(2007).
Pengaruh
kompetensi dan
independensi
terhadap kualitas
audit dengan etika
auditor sebagai
variabel
moderasi.
Kompetensi,
independensi,
kualitas
audit, dan
etika auditor.
Hasil penelitian
ini membuktikan
bahwa
kompetensi,
independensi, dan
etika auditor
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas
audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
dan Tahun
Judul Variabel
yang Diteliti
Hasil Penelitian
(Kesimpulan)
6. Mardisar
dan Sari
(2007)
Pengaruh
akuntabilitas dan
pengetahuan
terhadap kualitas
hasil kerja
auditor.
Kualitas hasil
kerja auditor,
akuntabilitas
dan
pengetahuan.
Untuk
menghasilkan
pekerjaan yang
berkualitas
seorang auditor
harus memiliki
akuntabilitas dan
pengetahuan
yang tinggi.
7. Gusti dan
Ali (2008)
Hubungan
skeptisisme
profesional
auditor dan situasi
audit, etika,
pengalaman serta
keahlian audit
dengan ketepatan
pemberian opini
auditor oleh
akuntan publik.
Skeptisisme
profesional
auditor,
situasi audit,
etika,
pengalaman,
keahlian
audit, dan
ketepatan
pemberian
opini auditor.
Hasil penelitian
ditemukan bahwa
antara
skeptisisme
profesional
auditor dan
ketepatan
pemberian opini
auditor oleh
akuntan publik
terdapat
hubungan yang
signifikan.
8. Sukriah, et.
al. (2009)
Pengaruh
pengalaman kerja,
independensi,
obyektifitas,
integritas dan
kompetensi
terhadap kualitas
hasil
pemeriksaan.
Pengalaman
kerja,
independensi,
objektifitas,
integritas,
kompetensi,
dan kualitas
hasil
pemeriksaan.
Pengalaman
kerja, obyektifitas
dan kompetensi
berpengaruh
positif terhadap
kualitas hasil
pemeriksaan.
Sedangkan untuk
indepedensi dan
integritas tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas
hasil
pemeriksaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
45
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
dan
Tahun
Judul Variabel
yang Diteliti
Hasil Penelitian
(Kesimpulan)
9. Yuskar
dan
Devisia
(2011)
Pengaruh
Independensi
Auditor,
Komitmen
Organisasi,
Pemahaman
Good
Governance,
Integritas
Auditor,
Budaya
Organisasi,
dan Etos Kerja
terhadap
Kinerja
Auditor
Independensi,
komitmen
organisasi,
pemahaman
good
governance,
integritas,
budaya
organisasi,
etos kerja,
dan kinerja
auditor.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
beberapa variabel
seperti independensi
auditor, komitmen
organisasi,
integritas auditor
dan budaya
organisasi berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja auditor,
sedangkan variabel lain
seperti pemahaman
pemerintahan yang
baik dan etika
kerja tidak berpengaruh
langsung
terhadap kinerja
auditor.
10. Sabrina
K. dan
Indira
Juniarti
(2012)
Pengaruh
Pengalaman,
Keahlian,
Situasi Audit,
Etika dan
Gender
terhadap
Ketepatan
Pemberian
Opini Auditor
Melalui
Skeptisme
Profesional
Auditor
(Studi Kasus
Pada KAP Big
Four di
Jakarta)
Pengalaman,
keahlian,
situasi audit,
etika, gender,
ketepatan
pemberian
opini auditor
dan
skeptisme
profesional.
Penelitian ini
membuktikan situasi
audit berpengaruh
positif dengan
ketepatan pemberian
opini auditor melalui
skeptisisme profesional
auditor. Sedangkan
faktor lainnya
pengalaman, keahlian,
situasi dan etika tidak
berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian
opini. Faktor
pengalaman, etika,
keahlian, gender tidak
berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian
opini melalui
skeptisisme sebagai
variabel intervening.
46
Terjadinya Skandal Audit di Luar Negeri dan Dalam Negeri
Teori Atribusi, Teori Peran, dan
Teori Auditing
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya
Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan
Auditing, serta Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Audit
Independensi
(Christiawan, 2002), (Mayangsari, 2003),
(Alim et. al. 2007 ),
(Yuskar dan Devisia, 2011)
Keahlian
(Mayangsari, 2003), (Gusti dan Ali, 2008),
(Sabrina dan Januarti, 2012)
Pengetahuan Akuntansi & Auditing
(Alim et. al., 2007), (Mardisar dan Sari, 2007)
Skeptisme Profesional
(Suraida, 2005), (Gusti dan Ali, 2008),
(Sabrina dan Januarti, 2012)
Ketepatan
Pemberian Opini
Audit
(Suraida, 2005),
(Gusti dan Ali,
2008), (Sabrina dan
Januarti, 2012)
47
Gambar 2.1 (lanjutan)
Metode Analisis:
Regresi Berganda
Uji Kualitas Data:
1. Validitas
2. Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik:
1. Multikolonieritas
2. Heteroskesdastisitas
3. Normalitas
Uji Hipotesis:
1. Uji R2
2. Uji t
3. Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
48
D. Hipotesis
1. Independensi dengan Ketepatan Pemberian Opini Audit
Independensi adalah suatu istilah yang sering digunakan oleh profesi
auditor. Antle (1984) dalam Mayangsari (2003) mendefinisikan
independensi sebagai suatu hubungan antara akuntan dan kliennya yang
mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga temuan dan laporan yang
diberikan auditor hanya dipengaruhi oleh bukti-bukti yang ditemukan
dan dikumpulkan sesuai dengan aturan atau prinsip-prinsip
profesionalnya. Independen berarti akuntan publik tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan umum
(Christiawan, 2002). Akuntan publik tidak dibenarkan memihak
kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya
kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur
dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan
publik (Christiawan, 2002).
Independensi merupakan hal yang penting dalam melaksanakan
pemeriksaan akuntansi karena adanya kepercayaan dari klien dan para
pemakai laporan keuangan dalam hal membuktikan kewajaran
penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor harus bersikap
independen dari berbagai kepentingan. Auditor yang menegakkan
independensinya, tidak akan terpengaruh oleh pihak luar dalam
mempertimbangkan fakta yang ditemukan dalam pemeriksaan
(Windarti, 2011).
49
Mayangsari (2003) melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan pendapat antara auditor. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa yang menyebabkan perbedaan pendapat adalah
independensi. Auditor yang independen memberikan pendapat yang lebih
tepat dibandingkan auditor yang tidak independen. Auditor yang ahli dan
non-ahli memang mempunyai perbedaan dalam memberikan suatu
pendapat jika mereka tidak mendapatkan tekanan social maupun
ekonomis dalam proses pemberian pendapat.
Trianingsih (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Independensi merupakan aspek penting bagi profesionalisme akuntan
khususnya dalam membentuk integritas pribadi yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena pelayanan jasa akuntan sangat dipengaruhi oleh
kepercayaan klien maupun publik secara luas dengan berbagai
kepentingan yang berbeda. Seorang auditor yang memiliki independensi
yang tinggi maka kinerjanya akan lebih baik dan dapat menghasilkan
ketepatan pemberian opini yang lebih baik pula. Berdasarkan berbagai
penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Independensi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
ketepatan pemberian opini audit.
50
2. Keahlian dengan Ketepatan Pemberian Opini Audit
Keahlian dan kemahiran profesional merupakan standar umum yang
harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melakukan pekerjaan auditnya
(Boynton et. al., 2003). Menurut hasil penelitian Mayangsari (2003),
pendapat auditor yang ahli dan independen berbeda dengan auditor yang
hanya memiliki salah satu karakter tersebut atau tidak sama sekali
memiliki kedua karakter tersebut. Jenis informasi yang digunakan oleh
seorang ahli akan berbeda dengan jenis informasi yang digunakan oleh
orang yang tidak ahli. Seorang yang ahli dalam bidangnya dan terlatih
independen, maka akan mendapatkan temuan audit dengan baik.
Mayangsari (2003) dalam penelitiannya menunjukan keahlian
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian
opini audit. Menurut Suraida (2005) kompetensi atau keahlian
profesional berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian
opini audit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis
sementara dalam penelitian ini sebagai berikut:
H2: Keahlian berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan
pemberian opini audit.
3. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing dengan Ketepatan Pemberian
Opini Audit
Mardisar dan Sari (2007), perbedaan pengetahuan di antara auditor
akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan.
51
Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa menyelesaikan
sebuah pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Auditor yang memiki tingkat pengetahuan yang tinggi akan
berperilaku pantas sesuai dengan persepsi serta ekspektasi orang lain dan
lingkungan tempat auditor bekerja (Sabrina dan Januarti, 2012).
Seorang auditor dalam mendeteksi kesalahan harus didukung dengan
pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi
(Nasution, 2010 dalam Fitriyani, 2012). Secara umum seorang auditor
harus memiliki pengetahuan-pengetahuan mengenai General
auditing, Functional Area, computer auditing, Accounting Issue,
Specific Industri, General World knowledge (pengetahuan umum),
dan Problem solving knowledge (Mardisar dan Sari, 2007). Penelitian
juga dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2009) yang menyatakan
bahwa pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan memiliki
pengaruh positif terhadap tingkat materialitas.
Mardisar dan Sari (2007) menemukan bahwa besarnya usaha yang
dicurahkan seseorang untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan berbeda-
beda sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki dan juga
menemukan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat meningkatkan
kualitas hasil kerja. Kualitas hasil kerja auditor yang baik akan
menghasilkan pemberian opini yang tepat pula.
52
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka keterkaitan antara
pengetahuan akuntansi dan auditing dengan ketepatan pemberian opini
audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:
H3: Pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan
dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.
4. Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian
Opini Audit
Skeptisme profesional auditor adalah sikap yang mencakup pikiran
yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara skeptis
terhadap bukti audit (Gusti dan Ali, 2008). Menurut
Sabrina dan Januarti (2012) skeptisisme profesional auditor adalah sikap
yang harus dimiliki oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sebgai
akuntan publik yang dipercaya oleh publik dengan selalu
mempertanyakan dan tidak mudah percaya atas bukti-bukti audit agar
pemberian opini auditor tepat. Auditor diharapkan dapat lebih
mendemonstrasikan tingkat tertinggi dari skeptisme profesionalnya.
Skeptisme profesional dapat dilatih oleh auditor dalam
melaksanakan tugas audit, pemberian opini audit harus didukung oleh
bukti audit kompeten yang cukup, dimana dalam mengumpulkan bukti
audit auditor harus senantiasa menggunakan skeptisme profesionalnya
yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit
53
(SPAP, 2001) agar diperoleh bukti-bukti yang meyakinkan sebagai dasar
dalam pemberian opini akuntan. Kemahiran profesional auditor akan
sangat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor, sehingga
secara tidak langsung skeptisme professional auditor ini akan
mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
H4: Skeptisme profesional auditor berpengaruh signifikan dan
positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.
5. Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta
Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian
Opini Audit
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari
(2003), Suraida (2005), Alim, et. al. (2007), Mardisar dan Sari (2007),
Gusti dan Ali (2008), Yuskar dan Devisia (2011), serta Sabrina dan
Januarti (2012), maka diduga bahwa independensi, keahlian,
pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional auditor
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian
opini audit. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing,
serta skeptisme profeional auditor secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua atau
lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini akan
membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian
opini audit oleh akuntan publik. Populasi penelitian ini adalah auditor
eksternal yang bekerja pada 14 Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian
adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002) dengan kriteria
antara lain:
1. Sampel merupakan auditor di Kantor Akuntan Publik yang berada di
DKI Jakarta.
2. Auditor memiliki jabatan auditor junior, auditor senior, manajer,
supervisor, dan partner.
55
C. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).
Data primer ini secara khusus dikumpulkan peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data primer
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
kuesioner. Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan
daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu auditor eksternal
yang bekerja pada KAP di Jakarta. Skala yang digunakan adalah
skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
tentang kejadian atau gejala sosial. Kategori dari penilaian skala
likert:
SS = Sangat Setuju Diberi skor 5
S = Setuju Diberi skor 4
N = Netral Diberi skor 3
TS = Tidak Setuju Diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju Diberi skor 1
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
56
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Penulis mengumpulkan data
sekunder dengan cara membaca, dan memahami buku, literature,
artikel, jurnal, dan data dari internet.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang dikirimkan kepada auditor yang bekerja
di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta. Pengiriman kuesioner
dilakukan secara langsung, yaitu dengan mengirimkan langsung kepada
kantor yang bersangkutan (Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik dan analisis data.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2011).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
57
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu
konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada
kuesioner tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan
Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi
antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan.
Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di
bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid
(Ghozali, 2011).
b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama. mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Suatu konstuk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0, 70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011).
58
Ghozali (2011) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Pengukuran ini
dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada seseorang
yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat
apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Pengukuran yang
dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan.
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
normalitas.
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion
Factor (VIF) (Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Deteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi
dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
59
tolerance. Regresi bebas dari multikolinearitas jika nilai VIF < 10
dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2011).
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2011).
Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat
dengan ada tidaknya pola tertentu yang teratur, seperti
bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011). Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan
yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik
yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji
statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas. Salah satunya dengan menggunakan uji Glejser.
Dasar pengambilan keputusan:
60
Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas
Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas
c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah di dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat
normalitas data dengan cara membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati garis normal dengan
menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004).
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov.
Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov smirnov adalah dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya)
dengan distribusi normal baku. Penerapan pada uji kolmogorov
smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data
yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
61
4. Analisis Data
a. Analisis Regresi Berganda
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi
berganda. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Keterangan:
Y = Ketepatan Pemberian Opini Audit
α = Konstanta
β1,..5 = Koefisien regresi
X1 = Independensi
X2 = Keahlian
X3 = Pengetahuan akuntansi dan auditing
X4 = Skeptisisme Profesional
e = error terms
b. Analisis Koefisien Determinan
Untuk mengetahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel berikut (Y) dipergunakan
koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinan
r = Koefisien korelasi
62
c. Uji Hipotesis
1) Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual, untuk dapat mengetahui
apakah ada pengaruh signifikan dari variabel masing-masing
independen terhadap variabel dependen, maka nilai
signifikannya dibandingkan dengan derajat kepercayaannya.
Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikan lebih
besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan Ho
ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2011).
2) Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan ke dalam variabel model
regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011). Kriteria yang dipakai untuk membuat
keputusan terhadap hasil uji hipotesis yang diuji adalah
berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yang merupakan
probabilitas kesalahan sebesar 5%. Dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika Probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
2) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
63
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi variabel independen dan
dependen yang digunakan sebagai operasional dan pengukurannya.
Penjelasan masing variabel independen dan dependen yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Variabel Independen
Pengertian variabel independen (X) yaitu variabel yang bebas dan
mempengaruhi variabel lain (dependen). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan
auditing, serta skeptisme profesional auditor.
a. Independensi (X1)
Independensi akuntan publik adalah sikap yang diharapkan dari
diri seorang akuntan publik utnuk tidak mempunyai kepentingan
pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan
prinsip integritas dan objektifitas. Instrumen pengukuran variabel ini
adalah sebelas pertanyaan lewat kuesioner berdasarkan indikator dari
Mautz dan Sharaf dalam Sawyer (2006).
b. Keahlian
Keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seorang ahli. Ahli
(experts) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat
keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek
tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau pelatihan. Variabel ini
64
diukur dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki serta
tingkat sertifikasi pendidikan atau pengakuan resmi.
Hasil penelitian Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa
komponen keahlian untuk auditor di Indonesia terdiri atas:
1) Komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting
dalam suatu keahlian, komponen ini meliputi pengetahuan
terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur dan pengalaman.
2) Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi,
kreativitas kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
Instrumen pengukuran variabel ini adalah enam pertanyaan
lewat kuesioner berdasarkan indikator dari Mohammadi (1992)
dalam Desyanti dan Ratnadi (2006).
c. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing
Pengetahuan akuntansi dan auditing menggambarkan segala
atau semua ilmu yang dimiliki auditor yang berguna dalam
melaksanakan pemeriksaan. Instrumen pengukuran variabel ini
adalah sembilan pertanyaan lewat kuesioner yang dikembangkan
dari Nataline (2007), Guy, et. al. (2002), dan Indah (2010).
d. Skeptisme Profesional Auditor
Skeptisme profesional auditor adalah sikap auditor yang akan
membawa pada tindakannya yang selalu mempertanyakan dan
menaksir secara kritis terhadap bukti audit. Indikator skeptisme
professional auditor adalah tingkat keraguan auditor terhadap bukti
65
audit, banyaknya pemeriksaan tambahan dan konfirmasi langsung.
Instrumen pengukuran variable ini terdiri dari enam
pertanyaan lewat kuesioner yang dikembangkan dari
Noviyanti dan Bandi (2008).
2. Variabel Dependen
Variabel ini (Y) sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen
dalam penelitian ini yaitu ketepatan pemberian opini audit.
Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor
tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat
auditor melakukan audit. Variabel ini diukur antara lain melalui
pemberian opini yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan
dalam macam-macam opini yaitu Wajar Tanpa Pengecualian
(Unqualified Opinion), Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa
Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph), Wajar
Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Tidak Wajar (Adverse), dan
Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer). Instrumen pengukuran
variabel ini terdiri dari sepuluh pertanyaan yang dikembangkan dari
Mautz dan Sharaf dalam Sawyer (2006), Mohammadi (1992) dalam
Desyanti dan Ratnadi (2006), Nataline (2007), Guy, et. al. (2002), Indah
(2010), serta Noviyanti dan Bandi (2008).
66
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator
No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Independensi
(X1)
Mautz dan
Sharaf dalam
Sawyer
(2006)
a) Bebas dari intervensi manajerial. 1
Skala Interval
b) Bebas dari intervensi prosedur audit. 2
c) Bebas persyaratan. 3
d) Bebas mengakses data. 4
e) Bebas bekerja sama. 5
f) Bebas dari pengaruh manajerial. 6
g) Bebas dari kepentingan pribadi. 7
h) Bebas dari keingian pribadi. 8
i) Bebas dari tekanan. 9
j) Menghindari kata menyesatkan. 10
k) Bebas menggunakan judgement. 11
Keahlian
(X2)
Mohammadi
(1992) dalam
Desyanti dan
Ratnadi
(2006)
a) Komponen penting dalam
pengetahuan. 12
Skala Interval
b) Prosedur-prosedur dalam
pengetahuan. 13
c) Pengalaman dalam menghimpun dan
memberikan kemampuan bagi
pengetahuan.
14
d) Kemampuan berkomunikasi. 15
e) Kreativitas.
16
f) Kemampuan bekerja sama dengan
orang lain. 17
67
Tabel 3.1 Lanjutan
Variabel Indikator
No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Pengetahuan
Akuntansi
dan Auditing
(X3)
Nataline
(2007), Guy,
et. al. (2002),
dan Indah
(2010)
a) Pengetahuan akuntansi sangat
menunjang ketepatan pemberian opini
audit.
18
Skala Interval
b) Pengetahuan auditing sangat menunjang
ketepatan pemberian opini audit. 19
c) Pengetahuan dan pengalaman praktik
akuntansi mempengaruhi ketepatan
pemberian opini audit.
20
d) Pengetahuan dan pengalaman praktik
auditing mempengaruhi ketepatan
pemberian opini audit.
21
e) Pengetahuan Auditor berpengaruh
terhadap keputusan yang dibuat. 22
f) Pengetahuan akuntansi dan auditing
dapat membantu auditor mengetahui
kekeliruan di suatu perusahaan berikut
penyelesaiannya.
23
g) Semakin banyak pengetahuan akuntansi
dan auditing yang dimiliki auditor,
semakin besar kemampuan auditor
dalam menganalisis setiap permasalahan
yang ada.
24
h) Pengetahuan akunatnsi dan auditing
membantu auditor dalam mempertajam
analisis masalah.
25
i) Pengetahuan akuantansi dan auditing
membantu auditor dalam memprediksi
dan mendeteksi masalah secara
profesional.
26
68
Tabel 3.1 Lanjutan
Variabel Indikator
No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Skeptisme
Profesional
Auditor
(X4)
Noviyanti
dan Bandi
(2008)
a) Mengevaluasi temuan audit harus
menggunakan sikap skeptis. 27
Skala Interval
b) Sikap skeptis berpengaruh dalam
menemukan pelanggaran dalam
laporan keuangan.
28
c) Auditor harus menggunakan sikap
skeptis dalam mengevaluasi temuan
audit.
29
d) Tutuntan professional seorang
auditor dalam mengaudit
mengakibatkan tumbuhnya sikap
skeptis.
30
e) Akuntan publik diharapkan
mempunyai sikap skeptis terhadap
temuan audit yang berhubungan
dengan wajar tidaknya laporan
keuangan.
31
f) Bersikap cermat dan
seksamadalammelaksanakan tugas
audit merupakan faktor sikap
skeptis.
32
Ketepatan
Pemberian
Opini Audit
(Y)
a) Memiliki sikap independensi
merupakan hal yang penting dalam
memberikan opini audit.
33
Skala Interval
b) Memiliki keahlian merupakan hal
yang penting dalam ketepatan
pemberian opini audit.
34
c) Memiliki pengetahuan akuntansi dan
auditing merupakan hal yang penting
dalam memberikan opini audit.
35
d) SkeptismeProfesional mempengaruhi
ketepatan pemberian opini audit. 36
69
Tabel 3.1 Lanjutan
Variabel Indikator
No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Ketepatan
Pemberian
Opini Audit
(Y)
Mautz dan
Sharaf dalam
Sawyer
(2006),
Mohammadi
(1992) dalam
Desyanti dan
Ratnadi
(2006),
Nataline
(2007), Guy,
et. al. (2002),
Indah (2010),
serta
Noviyanti
dan Bandi
(2008)
e) Memiliki sikap skeptis merupakan
hal yang penting dalam memberikan
opini audit.
37
Skala Interval
f) Laporan keuangan telah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan. 38
g) Perlakuan akuntansi yang tepat. 39
h) Opini audit harus sesuai dengan bukti
dan temuan audit yang ada. 40
i) Bukti yang cukup dan kompeten
sehingga tepat dalam memberikan
opini audit.
41
j) Kesalahan yang material dapat
mempengaruhi jenis opini yang akan
diberikan auditor.
42
70
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah
Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi
manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang
melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi
responden dan secara tidak langsung melalui perantara kepada
responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar
dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2012 yang diterbitkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran
serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal
10 Desember 2012 hingga 9 Januari 2013.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP dari keseluruhan
KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan
berjumlah 110 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah
sebanyak 72 kuesioner atau 65,5%. Kuesioner yang tidak kembali
71
sebanyak 38 buah atau 34,5%, hal ini mungkin dikarenakan waktu
penyebaran kuesioner yang masuk dalam masa-masa peak season.
Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 67 buah atau 93,1%,
sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak
memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap
oleh responden sebanyak 5 buah atau 6,9%. Gambaran mengenai
data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 110 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 72 65,5%
3. Jumlah kuesioner yang tidak
kembali
38 34,5%
4. Jumlah kuesioner yang tidak
dapat diolah
5 6,9%
5. Jumlah kuesioner yang dapat
diolah
67 93,1%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel 4.2.
72
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1. Basyiruddin & Wildan (Pusat) 10 0
2. Darmawan, Hendang, & Yogi
(Pusat)
10 10
3. Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang (Cab.)
5 0
4. Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang (Pusat)
10 10
5. Drs. Danny Sughanda 5 0
6. Drs. Hananta Budianto & Rekan 10 10
7. Drs. Tasnim Ali Widjanarko &
Rekan
5 0
8. Drs. Wirawan & Rekan 5 0
9. Hasnil, M. Yasin & Rekan 5 0
10. Herman, Dody, Tanumihardja &
Rekan
10 9
11. Hertanto, Sidik & Rekan (Pusat) 10 10
12. Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo &
Rekan (Cab.)
10 10
13. Soejatna, Mulyana & Rekan 10 10
14. Usman & Rekan (Pusat) 5 3
Sumber: Data Primer
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan
Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), baik yang mempunyai Nomor Register Ak
maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan di bidang
auditing. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden
penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir,
73
pendidikan terakhir, pengalaman kerja, jumlah penugasan audit
responden.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 36 orang atau
53,7% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan,
dan sisanya sebanyak 31 orang atau 46,3% responden berjenis
kelamin laki-laki.
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Auditor
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan auditor
disajikan pada tabel berikut ini:
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 31 46.3 46.3 46.3
Perempuan 36 53.7 53.7 100.0
Total 67 100.0 100.0
74
Tabel 4.4
Data Responden Berdasarkan Jabatan Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Supervisor 1 1.5 1.5 1.5
Auditor
Senior
26 38.8 38.8 40.3
Auditor
Junior
40 59.7 59.7 100.0
Total 67 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 40 orang atau sebesar 59,7%
menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang
menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 26 orang
atau 38,8%. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 1 orang atau
1,5% menjabat sebagai supervisor.
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
75
Tabel 4.5
Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 3 4.5 4.5 4.5
S1 61 91.0 91.0 95.5
S2 3 4.5 4.5 100.0
Total 67 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1)
dengan jumlah 61 responden atau 91,0%. Sebesar 4,5% atau
sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan
juga sebesar 4,5% atau sebanyak 3 orang berpendidikan
terakhir Diploma III (D3).
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan
pengalaman kerja:
76
Tabel 4.6
Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 tahun 24 35.8 35.8 35.8
1-3 tahun 22 32.8 32.8 68.7
> 3 tahun 21 31.3 31.3 100.0
Total 67 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa
terdapat hasil yang cukup merata dalam jumlah responden
pada ketiga kategori lamanya pengalaman kerja yakni
sebanyak 24 auditor atau 35,8% memiliki pengalaman bekerja
kurang dari 1 tahun, lalu sebanyak 32,8% atau sekitar 22
auditor memiliki pengalaman 1-3 tahun dan sebanyak 21 orang
atau 31,3% sisanya memiliki pengalaman diatas 3 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing,
Skeptisme Profesional, dan Ketepatan Pemberian Opini Audit
akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam
tabel 4.7.
77
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Independensi 67 37 55 46.61 4.348
Keahlian 67 17 30 24.40 2.786
Pengetahuan Akuntansi
dan Auditing
67 32 45 37.88 3.752
Skeptisme Profesional 67 18 30 24.37 2.485
Ketepatan Pemberian
Opini Audit
67 35 50 41.96 3.574
Valid N (listwise) 67
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel independensi
jawaban minimum responden sebesar 37 dan maksimum sebesar
55, dengan rata-rata total jawaban 46,61 dan standar deviasi
sebesar 4,348. Pada variabel keahlian, minimum jawaban
responden sebesar 17 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata
total jawaban 24,40 dan standar deviasi sebesar 2,786. Pada
variabel pengetahuan akuntansi dan auditing, minimum jawaban
responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata
total jawaban 37,88 dan standar deviasi sebesar 3,752. Pada
variabel skeptisme profesional, minimum jawaban responden
sebesar 18 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total
jawaban 24,37 dan standar deviasi sebesar 2,485. Sedangkan, pada
78
variabel ketepatan pemberian opini audit jawaban minimum
responden sebesar 35 dan maksimum sebesar 50, dengan rata-rata
total jawaban 41,96 dan standar deviasi sebesar 3,574.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model
dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka
butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Imam Ghozali,
2011). Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari 5
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Independensi (In), Keahlian (Ke), Pengetahuan Akuntansi dan
Auditing (PAA), Skeptisme Profesional (SP) dan Ketepatan
Pemberian Opini Audit (KPOA), dengan 67 sampel responden.
79
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Independensi
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (In1) 0,601** 0,000 Valid
2 (In2) 0,609** 0,000 Valid
3 (In3) 0,763** 0,000 Valid
4 (In4) 0,701** 0,000 Valid
5 (In5) 0,736** 0,000 Valid
6 (In6) 0,812** 0,000 Valid
7 (In7) 0,802** 0,000 Valid
8 (In8) 0,777** 0,000 Valid
9 (In9) 0,621** 0,000 Valid
10 (In10) 0,755** 0,000 Valid
11 (In11) 0,707** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.8 menunjukkan variabel independensi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Keahlian
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
12 (Ke1) 0,750** 0,000 Valid
13 (Ke2) 0,553** 0,000 Valid
14 (Ke3) 0,362** 0,003 Valid
15 (Ke4) 0,784** 0,000 Valid
16 (Ke5) 0,772** 0,000 Valid
17 (Ke6) 0,576** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.9 menunjukkan variabel keahlian mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
80
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi dan Auditing
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
18 (PAA1) 0,773** 0,000 Valid
19 (PAA2) 0,797** 0,000 Valid
20 (PAA3) 0,692** 0,000 Valid
21 (PAA4) 0,785** 0,000 Valid
22 (PAA5) 0,666** 0,000 Valid
23 (PAA6) 0,716** 0,000 Valid
24 (PAA7) 0,643** 0,000 Valid
25 (PAA8) 0,720** 0,000 Valid
26 (PAA9) 0,509** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.10 menunjukkan variable pengetahuan akuntansi
dan auditing mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesional
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
34 (SP1) 0,828** 0,000 Valid
35 (SP2) 0,790** 0,000 Valid
36 (SP3) 0,874** 0,000 Valid
37 (SP4) 0,678** 0,000 Valid
38 (SP5) 0,830** 0,000 Valid
39 (SP6) 0,768** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.11 menunjukkan variabel skeptisme profesional
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
81
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini Audit
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
40 (KPOA1) 0,820** 0,000 Valid
41 (KPOA2) 0,800** 0,000 Valid
42 (KPOA3) 0,769** 0,000 Valid
43 (KPOA4) 0,459** 0,000 Valid
44 (KPOA5) 0,585** 0,000 Valid
45 (KPOA6) 0,662** 0,000 Valid
46 (KPOA7) 0,465** 0,000 Valid
47 (KPOA8) 0,839** 0,000 Valid
48 (KPOA9) 0,769** 0,000 Valid
49 (KPOA10) 0,472** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.12 menunjukkan variabel ketepatan pemberian
opini audit mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7
(Imam Ghozali, 2011). Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji
reliabilitas untuk lima variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini.
82
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Independensi 0,904 Reliabel
Keahlian 0,718 Reliabel
Pengetahuan Akuntansi
dan Auditing
0,861 Reliabel
Skeptisme Profesional 0,875 Reliabel
Ketepatan Pemberian Opini
Audit
0,856 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.13 menunjukkan variabel independensi, keahlian,
pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme
profesional yang masing-masing memiliki Cronbach’s Alpha
sebesar 0,904; 0,718; 0,861; 0,875 dan variabel dependen
ketepatan pemberian opini audit sebesar 0,856. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s
alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh
data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan
kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
83
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multikolonieritas,
maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar
variabel independen.
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa nilai
tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor
(VIF) dibawah angka 10 untuk setiap variabel, yang
ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk Independensi,
Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta
Skeptisme Profesional masing-masing sebesar 0,693; 0,714;
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Independensi .693 1.442
Keahlian .714 1.400
Pengetahuan Akuntansi
dan Auditing
.723 1.384
Skeptisme Profesional .749 1.336
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit
84
0,723; 0,749 serta masing-masing mempunyai VIF 1,442;
1,400; 1,384; 1,336. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem
multikolonieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel
independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal.
85
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1 grafik normal probability plot of regresison
standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini
terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal
dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.
Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini
normalitas data juga dilihat dengan menggunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%.
86
Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov
lebih besar dari 0,05 berarti data normal.
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Data primer yang diolah
Terlihat bahwa nilai signifikan dari pengujian
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,481; dengan nilai signifikansi
di atas 0,05 berarti bahwa hipotesis nol diterima atau nilai
residual terdistribusi secara normal.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 67
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.77781650
Most Extreme Differences Absolute .103
Positive .064
Negative -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .840
Asymp. Sig. (2-tailed) .481
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
87
lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada
penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga
model regresi layak digunakan untuk memprediksi ketepatan
pemberian opini audit berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu independensi, keahlian, pengetahuan
akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional. Namun,
88
analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup
signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi
hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin
sulit menginterpretasikan grafik plot. Oleh sebab itu,
diperlukan uji statistik yang dapat menjamin keakuratan
hasil, salah satunya menggunakan uji glejser.
Tabel 4.16
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Mode
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -4.417 3.037 -1.454 .151
Independensi .015 .062 .035 .244 .808
Keahlian -.065 .096 -.096 -.673 .504
Pengetahuan
Akuntansi
dan Auditing
.075 .071 .151 1.060 .293
Skeptisme
Profesional
.184 .105 .244 1.748 .085
a. Dependent Variable: ABS_RES
89
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar
0,808; 0,504; 0,293; 0,085. Tingkat probabilitas di atas 5%
tersebut berarti tidak ada indikasi heteroskedastisitas dalam
model regresi.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model
analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan model variabel independen untuk
menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,357.
Hal ini menandakan bahwa variabel Independensi, Keahlian,
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .629a .396 .357 2.866
a. Predictors: (Constant), Skeptisme Profesional,
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Keahlian,
Independensi
b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit
90
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme
Profesional bisa menjelaskan 35,7% variasi variabel Ketepatan
Pemberian Opini Audit. Sedangkan 64,3% sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model
penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel
independen secara individu memiliki dampak yang signifikan
terhadap variabel dependen, serta untuk membuktikan
variabel mana yang paling dominan. Hasil uji statistik t
dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka
H0 diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.18 dibawah ini menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan akuntansi dan auditing serta variabel skeptisme
profesional berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap variabel ketepatan pemberian opini audit, namun
variabel independensi dan keahlian tidak berpengaruh
terhadap variabel k e t ep a t an p emb e r i an op in i au d i t .
Variabel independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan
auditing, serta skeptisme profesional mempunyai tingkat
91
signifikansi sebesar 0,110; 0,296; 0,040; 0,015. Hasil Uji
Statistik t dapat dilihat dalam tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh independensi terhadap
ketepatan pemberian opini audit
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel
independensi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,110.
Hal ini berarti menolak H1, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independensi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap ketepatan pemberian opini audit karena tingkat
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.989 4.742 2.528 .014
Independensi .158 .097 .192 1.620 .110
Keahlian .158 .150 .123 1.055 .296
Pengetahuan
Akuntansi dan
Auditing
.231 .111 .243 2.093 .040
Skeptisme
Profesional
.410 .164 .285 2.497 .015
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit
92
signifikansi yang dimiliki variabel independensi lebih besar
dari 0,05.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sukriah, et. al. (2009) yang menyatakan bahwa
kualitas hasil pemeriksaan, atau dengan kata lain opini audit,
tidak dipengaruhi oleh independensi auditor. Hasil penelitian
tidak signifikan disebabkan karena pada saat penyusunan
program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan untuk
menentukan, mengeliminasi, atau memodifikasi bagian-bagian
tertentu yang akan diperiksa, serta intervensi atas prosedur-
prosedur yang dipilih oleh auditor (Sukriah, et. al., 2009).
Tudingan pelanggaran independen dalam penampilan
sering terjadi. Setidaknya terdapat dua hal penyebab
pelanggaran ini yaitu: pertama, kantor akuntan publik
melakukan multi service pada klien yang sama dan kedua,
tidak ada batasan lamanya kantor akuntan publik yang
sama melakukan audit pada klien yang sama
(Christiawan, 2002). Beberapa bukti penelitian menyatakan
bahwa pemakai laporan percaya jumlah consulting service
yang besar akan menurunkan independensi auditor (AAA
Financial Accounting Standard Committee, 2000 dalam
Christiawan, 2002). Sebab lainnya bahwa sebagian akuntan
93
publik tidak melakukan rotasi terhadap audit partnernya dan di
sisi lain perusahaan tidak memiliki kebijakan untuk merotasi
akuntan publiknya (Christiawan, 2002).
Berbeda dengan hasil penelitian Mayangsari (2002) serta
Yuskar dan Devisia (2011) yang menyatakan bahwa
independensi auditor berpengaruh terhadap pemberian opini
audit oleh akuntan publik. Perbedaan ini disebabkan karena
adanya perbedaan karakteristik responden, baik dari segi
jumlah ataupun wilayah.
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh keahlian terhadap
ketepatan pemberian opini audit
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel
keahlian mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,296. Hal ini
berarti menolak H2, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
keahlian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel keahlian lebih besar dari 0,05.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan Gusti dan Ali (2008) serta
Sabrina dan Januarti (2012) bahwa keahlian tidak berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Namun
94
bertolak belakang dengan hasil penelitian Mayangsari (2003)
dan Suraida (2005).
Simamora (2002) dalam Sabrina dan Januarti (2012)
menyatakan keahlian ditentukan oleh pendidikan kesarjanaan
formal, pelatihan dan partisipasi dalam program edukasi yang
berkelanjutan selama karir profesi, semakin tinggi tingkat
pendidikan kesarjanaan formalnya maka semakin tepat dalam
melaksanakan prosedur audit sehingga opini yang diberikan
tepat.
Alasan tidak signifikannya variabel keahlian menurut
dugaan Sabrina dan Januarti (2012), adalah karena sebagian
besar responden berpendidikan S1 sehingga tidak semahir
auditor berpendidikan S2 dalam memberikan opininya.
Kondisi ini sama seperti yang terjadi pada penelitian ini,
dimana jumlah responden sebesar 91% adalah S1, sedangkan
jumlah responden dengan pendidikan S2 hanya sebesar 4,5%.
Hasil penelitian ini didukung oleh Gusti dan Ali (2008).
Menurut Gusti dan Ali (2008), hasil penelitian mereka dengan
menggunakan keahlian sebagai variabel independen
menyatakan bahwa keahlian audit mempunyai hubungan yang
tidak signifikan terhadap ketepatan pemberian opini auditor
oleh akuntan publik, sehingga belum tentu auditor yang
95
memiliki keahlian audit yang baik dapat menemukan temuan
audit yang akan diungkapkan dalam bentuk opini auditor
secara baik.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh pengetahuan akuntansi
dan auditing terhadap ketepatan pemberian opini audit
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel
pengetahuan akuntansi dan auditing mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,040. Hal ini berarti menerima H3, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan akuntansi dan
auditing berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel pengetahuan akuntansi dan auditing
lebih kecil dari 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap tindakan dan keputusan
yang diambil auditor dalam melakukan audit adalah
berdasarkan pengetahuan akuntansi dan auditing yang dimiliki.
Hal itu dikarenakan pekerjaan tersebut tidak lepas dari
akuntansi dan auditing maka pengetahuan yang baik tentang
akuntansi dan auditing merupakan syarat yang utama, sebab
auditor tidak akan dapat menjalankan pekerjaan tersebut tanpa
dilandasi dengan pengetahuan yang baik.
96
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Nataline (2007), serta Mardisar dan Sari (2007) bahwa
pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil kerja auditor atau dengan kata lain
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang auditor maka
semakin tinggi pula ketepatan pemberian opini audit yang
dihasilkan dan dapat bermanfaat bagi para pemakai laporan
keuangan dalam mengambil keputusan.
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh skeptisme profesional
terhadap ketepatan pemberian opini audit
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel
skeptisme profesional mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,015. Hal ini berarti menerima H4, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel sketisme profesional berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit
karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel skeptisme
profesional lebih kecil dari 0,05.
Skeptisme profesional auditor adalah sikap yang
mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara skeptis terhadap bukti audit
97
(Gusti dan Ali, 2008). Skeptisme profesional dapat dilatih oleh
auditor dalam melaksanakan tugas audit, pemberian opini audit
akuntan harus didukung oleh bukti audit kompeten yang
cukup, dimana dalam mengumpulkan bukti audit auditor harus
senantiasa menggunakan skeptisme profesionalnya yaitu sikap
yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit
(SPAP, 2001) agar diperoleh bukti-bukti yang meyakinkan
sebagai dasar dalam pemberian opini akuntan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Suraida (2005), serta Gusti dan Ali (2008) bahwa skeptisme
profesional berpengaruh signifikan dan positif terhadap
ketepatan pemberian opini audit.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan
menolak H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari
0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011). Uji
statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan ke dalam variabel
model regresi secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
98
Hasil Uji Statistik Signifikansi Simultan (Uji F) dapat
dilihat dalam tabel 4.19 berikut ini:
Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 333.592 4 83.398 10.153 .000a
Residual 509.273 62 8.214
Total 842.866 66
a. Predictors: (Constant), Skeptisme Profesional, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing,
Keahlian, Independensi
b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh independensi, keahlian,
pengetahuan akuntansi & auditing, serta skeptisme
profesional terhadap ketepatan pemberian opini audit
Tabel dari F-test didapat nilai F hitung sebesar 10,153
dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi Ketepatan Pemberian Opini Audit atau
dapat dikatakan Independensi, Keahlian, Pengetahuan
Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme Profesional
berpengaruh terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Gusti dan Ali
99
(2008), Mardisar dan Sari (2007), serta Sabrina dan Januarti
(2012).
Berdasarkan tabel 4.18, maka diperoleh model persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Y = 11,989 + 0,158X1 + 0,158X2 + 0,231X3 + 0,410X4 + e
Keterangan:
Y = Ketepatan Pemberian Opini Audit
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Independensi
X2 = Keahlian
X3 = Pengetahuan Akuntansi dan Auditing
X4 = Skeptisme Profesional
e = Standar error
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai
konstanta sebesar 11,989. Hal ini menyatakan bahwa jika
variabel independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan
auditing, serta skeptisme profesional auditor dianggap 0, maka
ketepatan pemberian opini audit akan meningkat sebesar
11,989 satuan.
Koefisien regresi pada variabel independensi sebesar
0,158 (15,8%); hal ini menunjukkan jika variabel independensi
100
mengalami kenaikan 1% maka variabel ketepatan pemberian
opini meningkat sebesar 15,8%; dengan catatan nilai variabel
independen lainnya tetap.
Koefisien regresi pada variabel keahlian sebesar 0,158
(15,8%); hal ini berarti jika variabel keahlian megalami
kenaikan 1% maka variabel ketepatan pemberian opini audit
meningkat sebesar 15,8%; dengan catatan nilai variabel
independen lainnya tetap.
Koefisien regresi pada variabel pengetahuan akuntansi dan
auditing sebesar 0,231 (23,1%); hal ini berarti jika variabel
pengetahuan akuntansi dan auditing mengalami kenaikan 1%
maka variabel ketepatan pemberian opini audit meningkat
sebesar 23,1%; dengan catatan nilai variabel independen
lainnya tetap.
Koefisien regresi pada variabel skeptisme profesional
sebesar 0,410 (41%); hal ini berarti jika variabel skeptisme
profesional mengalami kenaikan 1% maka variabel ketepatan
pemberian opini audit meningkat sebesar 41%, dengan catatan
nilai variabel independen lainnya tetap.
Seluruh variabel independen masing-masing koefisiennya
bernilai positif. Hal tersebut berarti terjadi hubungan positif
antara tiap variabel independen yaitu independensi, keahlian,
101
pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme
profesional terhadap variabel dependen ketepatan pemberian
opini audit. Semakin tinggi independensi, keahlian,
pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme
profesional yang dimiliki seorang auditor maka akan semakin
meningkat ketepatan pemberian opini audit.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi,
keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional
terhadap ketepatan pemberian opini audit. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 67 orang auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang terletak di DKI Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2012. Berdasarkan
pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan
terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan
pemberian opini audit. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
peneltian Mayangsari (2002) dan Yuskar & Devisia (2011). Namun
sejalan dengan penelitian Christiawan (2002) dan Sukriah, et. al. (2009).
2. Keahlian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan Gusti dan Ali (2008) serta
Sabrina dan Januarti (2012).
3. Pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan dan positif
terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini mendukung
103
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007) bahwa
pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan pemberian opini audit.
4. Skeptisme profesional berpengaruh signifikan dan positif terhadap
ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Gusti dan Ali (2008) bahwa skeptisme profesional
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit.
5. Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengujian terhadap kelima
variabel independen secara bersama-sama (simultan) ternyata dapat
disimpulkan bahwa independensi, keahlian, pengetahuan akuntasi dan
auditing, serta skeptisme profesional berpengaruh secara simultan dan
positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian Christiawan (2002),
Gusti dan Ali (2008), Mardisar dan Sari (2007), serta
Sabrina dan Januarti (2012).
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisis, implikasi dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai ketepatan
pemberian opini audit.
104
2. Bagi masyarakat, sebagai sarana informasi tentang gambaran profesi
akuntan publik yang cakap serta menambah pengetahuan tentang
akuntansi dan auditing dengan memberikan bukti empiris tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit.
3. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi tambahan dalam
melaksanakan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai ketepatan
pemberian opini audit.
4. Bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), hasil penelitian ini
membuktikan bahwa pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme
profesional memberikan dampak kepada ketepatan pemberian opini audit.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan akuntansi dan auditing serta
skeptisme profesional yang dimiliki oleh para auditor, khususnya auditor
yang bekerja di KAP, maka akan semakin tepat opini yang diberikan
dalam mengaudit laporan keuangan.
C. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah atau mengganti
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
audit, dimana ketepatan pemberian opini audit dapat dipengaruhi oleh
105
beberapa factor lain, seperti tenure audit, fee audit, objektifitas, dan
integritas.
2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survey
sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara lebih
lengkap, serta diharapkan dapat memfokuskan penelitian pada grup
tertentu, misalnya untuk senior auditor, supervisor, dan manajer, yang
memiliki tingkat pendidikan minimum S1 dan pengalaman bekerja sebagai
auditor lebih dari 3 tahun, khususnya dalam penelitian mengenai ketepatan
pemberian opini audit.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah sampel penelitian yang
lebih banyak agar lebih mendapatkan gambaran keadaan secara lebih luas
dari objek yang diteliti.
4. Penelitian yang menggunakan kuesioner dengan auditor eksternal sebagai
responden disarankan untuk dilakukan pada waktu kantor akuntan publik
sedang low season yakni sekitar bulan April hingga September, hal ini
untuk memudahkan peneliti dalam megumpulkan data secara lebih leluasa
dan lengkap jika kembali menjadikan auditor sebagai sampel penelitian.
106
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, et. al. ”Factors Influencing Auditor Independence: Malaysian Loan
Officers’ Perceptions”, Managerial Auditing Journal Vol. 20 No. 8,
Department of Accounting Faculty of Economics and Mangement Sciences
International Islamic University Malaysia, Kuala Lumpur, 2005.
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”,
Jilid 1, Edisi ketiga. LPFE UI, Jakarta, 2007.
Arens, et. al. “Auditing dan jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi”. Jilid I,
Edisi keduabelas, Erlangga, 2008.
Arens dan Loebbecke. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Diadaptasi oleh Amir
Abadi Jusuf. Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Boynton, et. al. “Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of
Financial Reporting”. Eight Edition, John Wiley and Sons, Inc, United
State of America, 2006.
Christiawan, Yulius Yogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan
Publik:Refleksi Hasil Penelitian Empiris” Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Vol 4 No.2 hal 79-92, 2002.
Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi
Ketiga, Balai Pustaka, 2005.
Desyanti, Ni Putu Eka dan Ni Made Dwi Ratnadi. “Pengaruh Independensi,
Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap
Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada Bank
Perkreditan Rakyat di Kabupaten Bandung”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Universitas Udayana Bali, 2006.
Fitriyani, Tisha Kartika. “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Akuntansi dan
Auditing serta Batasan Waktu Audit terhadap Kualitas Hasil Kerja
Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta”. Skripsi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
107
Gusti, Maghrifah dan Syahril Ali. “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan
Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan ketepatan
Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik”. Simposium Nasional
Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
Guy, et. al. “Auditing”. Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2001.
Halim, Abdul. “Auditing 1 ( Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan )”.
AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. UIN press, Jakarta, 2012.
Herawaty, Arleen dan Yulius K. Susanto. “Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika profesi terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik”. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Vol. 11, No. 1, 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba
Empat, Jakarta, 2012.
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak. "Akuntansi Keperilakuan". Salemba Empat,
Jakarta, 2005.
Indah, Siti Nur Mawar. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang)”. Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, BFE,
Yogyakarta, 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Professional Akuntan Publik”. Jakarta, 2001.
Institut Akuntan Publik Indonesia. “Directory 2012 Kantor Akuntan Publik dan
Akuntan Publik”. Jakarta, 2012.
Justiana, Dita. “Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman dan Keahlian Auditor
terhadap Opini Audit”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
108
Koran Jakarta. “Skandal Olympus Ancam Kredibilitas Jepang”. http://koran-
jakarta.com/index.php/detail/view01/74727. 2011. Diakses pada tanggal
10 Januari 2013.
Ludigdo, Unti. “Strukturisasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah
Studi Interpretif”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, Agustus,
2006.
Mardisar, Diani dan Ria Nelly Sari. ”Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan
terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor “. Simposium Nasional Akuntansi
X, Makassar, 2007.
Mayangsari, Sekar. 2003. “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap
Pendapat Audit: Sebuah Kuasiaeksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol 6, 2003.
Mayasari, Dian. “Pengaruh Profesionalisme, Independensi, Kompetensi, Etika
Profesi, dan Pengetahuan Auditor dalam Mendeteksi Kekeliruan terhadap
Ketepatan Pemberian Opini Audit oleh Auditor”. Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2011.
Meutia, Intan. “Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba
untuk KAP Big 5 dan Non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.
7, No. 3, 2004.
Mulyadi. "Auditing", Edisi ketujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
Nasution, Hafifah. “Pengaruh Akuntabilitas, Independendi, Pengetahuan dan
Pengalaman Audit terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor”. Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Nataline. “Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing,
Bonus Serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit”. Skripsi, Universitas
Negeri Semarang, 2007.
Noviyani, Putri dan Bandi. “Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadap
Struktur Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan”. Simposium Nasional
Akuntansi V, Semarang, 2002.
109
Noviyanti, Suzy. “Skeptisisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan untuk Mencapai Prosedur Audit yang Efektif”. Disertasi
Tidak Dipublikasikan, Program Doktor, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2008.
Praptapa, Agung. “Konsep Akuntansi Keprilakuan”.
http://apbehavioralaccounting.blogspot.com/2009/03/konsep-akuntansi-
keperilakuan.html . 2009. Diakses pada tanggal 25 Maret 2013.
Pesek, William. “Olympus, Skandal Korporasi Baru di Jepang”.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/16661/Olympus-Skandal-
Korporasi-Baru-di-Jepang. 2011. Diakses pada tanggal 10 Januari 2013.
Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. “Auditing Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik”. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Sabrina dan Indira Januarti. “Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit,
Etika, dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit melalui
Skeptisme Profesional Auditor (Studi Kasus Pada KAP Big Four di
Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin, 2012.
Sari, Ratna. “Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor, Keahlian Audit dan
Pengalaman Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit pada
Akuntan Publik di DKI Jakarta”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.
Sasongko, Noer. “Konsep Keprilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial”.
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.com/. 2009. Diakses pada tanggal
25 Maret 2013.
Sawyer, B. Lawrence, et. al. “Internal Auditing”. Buku 1, Salemba Empat,
Jakarta, 2006.
Simamora, Henry. “Auditing”. Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN,
Yogyakarta, 2002.
Sukriah, et. al. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,
Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. SNA XII
Palembang, 2009.
110
Suraida, Ida. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit
terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini
Akuntan Publik”. Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran,
Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, Bandung, 2005.
Trianingsih, Sri. “Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governence, Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor”. Simposium Nasional
Akuntansi X, Makassar, 2007.
Wahyudi, Teguh. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai Variabel Moderating”.
Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Windarti, Gustami Ika. “Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman
Organisasi, dan Supervisi terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Skripsi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Zulaikha. “Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman
Auditor terhadap Audit Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi IX,
Padang, 2006.
112
113
115
116
117
118
119
119
KUESIONER PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN,
PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN AUDITING, SERTA
SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KETEPATAN
PEMBERIAN OPINI AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
120
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, Januari 2013
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Tania Kautsarrahmelia
NIM : 108082000002
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/IX
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh
Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme
Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit oleh Akuntan Publik”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah
menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i
bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk
mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan
lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi
maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih
jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
121
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka
Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di bawah). Atas kesediaan
Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam
eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
Peneliti
(Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA.,) (Tania Kautsarrahmelia)
122
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir : Partner Manajer Supervisor
Auditor Senior Auditor Junior
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun > 3 tahun
1. Variabel Independensi (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan
untuk menentukan, mengeliminasi, atau memodifikasi
bagian-bagian tertentu yang diperiksa.
2. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan
atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan
prosedur yg dipilih.
3. Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihak
lain terhadap subjek pekerjaan pemeriksaan yang
disediakan.
123
No. Pernyataan STS TS N S SS
4. Dalam melakukan verifikasi, auditor memperoleh
kebebasan dalam mengakses semua informasi yang
berhubungan dengan kegiatan audit.
5. Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh
dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak
manajemen klien.
6. Manajemen klien memberikan kebebasan pada auditor
dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun
objek yang akan diperiksa
7. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari keinginan
pribadi maupun pihak lain untuk memodifikasi bahan
bukti selama aktifitas audit.
8. Auditor harus bebas dari keinginan pribadi maupun
pengaruh pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti
selama aktifitas audit.
9. Auditor harus bebas dari tekanan pihak manapun dalam
melaporkan temuan-temuan yang bersifat material.
10. Auditor harus menghindari kata-kata yang menyesatkan
baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam
melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam
interpretasi auditor.
11. Auditor harus bebas dalam mengunakan judgement
mengenai fakta dan opini dalam laporan audit.
124
2. Variabel Keahlian (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. 1
2
.
Semakin sering seorang auditor mengikuti diklat,
seminar dan lokakarya dapat meningkatkan
pengetahuan dan keahlian seorang auditor ketika
melaksanakan pemeriksaan.
2. 1
3
.
Pengetahuan, prosedur dan pengalaman auditor
mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan.
3. 1
4
.
Keahlian dapat diperoleh seiring bertambahnya
pengetahuan, pengalaman dan jam terbang dalam
melakukan pemeriksaan.
4. 1
5
.
Kemampuan berkomunikasi mempengaruhi auditor
dalam mengambil keputusan.
5. 1
6
.
Kemampuan kreatifitas dalam mengaudit
mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan
6. 1
7
.
Seorang auditor harus mampu bekerja sama dengan
klien sehingga semua kegiatan audit dapat berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
125
3. Variabel Pengetahuan Akuntansi dan Auditing (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. 1
8
.
Pengetahuan akuntansi sangat menunjang ketepatan
pemberian opini audit.
2. 1
9
.
Pengetahuan auditing sangat menunjang ketepatan
pemberian opini audit.
3. 2
0
.
Pengetahuan dan pengalaman praktik akuntansi
mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit.
4. 2
1
.
Pengetahuan dan pengalaman praktik auditing
mempengaruhi ketepatan pemb.rian opini audit.
5. 2
2
.
Pengetahuan Auditor berpengaruh terhadap keputusan
yang dibuat.
6. 2
3
.
Pengetahuan akuntansi dan auditing dapat membantu
auditor mengetahui kekeliruan di suatu perusahaan
berikut penyelesaiannya
7. 2
4
.
Semakin banyak pengetahuan akuntansi dan auditing
yang dimiliki auditor, semakin besar kemampuan
auditor dalam menganalisis setiap permasalahan yang
ada.
8. 2
5
.
Pengetahuan akuntansi dan auditing membantu auditor
dalam mempertajam analisis masalah.
9. 2
6
.
Pengetahuan akuntansi dan auditing membantu auditor
dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara
profesional.
126
4. Variabel Skeptisme Profesional (X5)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. 3
4
.
Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap
proses audit.
2. 3
5
.
Sikap skeptis berpengaruh dalam menemukan
pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan.
3. 3
6
.
Auditor dalam mengevaluasi temuan audit harus
menggunakan sikap skeptis.
4. 3
7
.
Tutuntan professional seorang auditor dalam mengaudit
mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptis.
5. 3
8
.
Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap
temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan
tidaknya laporan keuangan.
6. 3
9
.
Bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan
tugas audit merupakan faktor skeptisme.
127
5. Variabel Ketepatan Pemberian Opini Audit oleh Akuntan Publik (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. 4
0
.
Memiliki sikap independensi merupakan hal yang
penting dalam memberikan opini audit.
2. 4
1
.
Memiliki keahlian merupakan hal yang penting dalam
ketepatan pemberian opini audit.
3. 4
2
.
Memiliki pengetahuan akuntansi dan auditing
merupakan hal yang penting dalam memberikan opini
audit.
4. 4
3
.
Skeptisme profesional mempengaruhi ketepatan
pemberian opini audit.
5. 4
4
.
Memiliki sikap skeptis merupakan hal yang penting
dalam memberikan opini audit.
6. 4
5
.
Laporan Keuangan telah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
7. 4
6
.
Perlakuan akuntansi yang tepat.
8. 4
7
.
Opini audit harus sesuai dengan bukti dan temuan
audit yang ada.
9. 4
8
.
Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam
memberikan opini audit.
10. 49
.
Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis
opini yang akan diberikan auditor.
131
Jawaban Responden Variabel Independensi (X1)
No. In1 In2 In3 In4 In5 In6 In7 In8 In9 In10 In11 Independensi
1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
2 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 43
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 52
5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
7 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 50
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 42
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
12 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 51
13 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 50
14 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 47
15 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 50
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
20 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 52
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
22 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 37
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
26 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 38
27 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
30 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 51
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
32 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 53
33 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 49
34 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 49
35 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 48
132
Jawaban Responden Variabel Independensi (X1)
No. In1 In2 In3 In4 In5 In6 In7 In8 In9 In10 In11 Independensi
36 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 50
37 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 37
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
41 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 45
42 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43
43 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 45
44 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 48
45 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 51
46 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 47
47 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 51
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
49 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 49
50 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 46
51 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 52
52 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 47
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
54 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
55 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 43
56 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43
57 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 52
58 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
60 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 50
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
63 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 42
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
65 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 51
66 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 50
67 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 47
133
Jawaban Responden Variabel Keahlian (X2)
No. Ke1 Ke2 Ke3 Ke4 Ke5 Ke6 Keahlian
1 5 4 4 4 5 5 27
2 4 4 4 5 5 4 26
3 4 5 4 4 4 4 25
4 5 4 4 4 4 4 25
5 4 4 4 4 4 4 24
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 5 5 4 4 4 26
8 4 4 4 4 4 4 24
9 5 5 5 5 5 5 30
10 4 4 4 4 4 3 23
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 5 5 4 3 5 26
13 2 4 4 2 1 4 17
14 3 4 5 2 2 4 20
15 4 5 5 4 4 5 27
16 3 4 4 4 4 4 23
17 4 4 4 4 4 4 24
18 5 4 4 4 4 4 25
19 4 4 4 4 4 4 24
20 4 4 4 4 4 4 24
21 4 4 4 4 4 4 24
22 4 4 3 3 3 4 21
23 4 4 4 4 4 4 24
24 5 5 5 5 5 5 30
25 4 4 4 4 4 4 24
26 4 4 4 4 4 4 24
27 4 4 4 4 4 4 24
28 4 4 4 4 4 4 24
29 4 4 4 4 4 4 24
30 5 5 5 2 3 5 25
31 4 4 4 4 4 4 24
32 5 5 5 2 3 5 25
33 4 4 5 5 4 5 27
34 4 4 5 5 4 5 27
35 4 4 4 3 4 5 24
134
Jawaban Responden Variabel Keahlian (X2)
No. Ke1 Ke2 Ke3 Ke4 Ke5 Ke6 Keahlian
36 3 5 5 5 5 5 28
37 3 3 3 4 4 4 21
38 4 4 4 4 4 4 24
39 4 4 4 4 4 4 24
40 4 4 4 4 4 4 24
41 5 5 5 5 4 4 28
42 4 4 5 4 4 5 26
43 2 4 5 2 4 4 21
44 3 4 5 2 2 4 20
45 4 4 5 2 2 4 21
46 4 5 5 4 2 4 24
47 4 4 5 4 4 5 26
48 2 4 4 4 4 5 23
49 3 4 5 4 3 4 23
50 5 5 5 3 3 4 25
51 4 4 4 4 4 5 25
52 4 4 5 4 2 4 23
53 2 4 4 2 2 4 18
54 5 4 4 4 5 5 27
55 4 4 4 5 5 4 26
56 4 5 4 4 4 4 25
57 5 4 4 4 4 4 25
58 4 4 4 4 4 4 24
59 5 5 5 5 5 5 30
60 4 5 5 4 4 4 26
61 4 4 4 4 4 4 24
62 5 5 5 5 5 5 30
63 4 4 4 4 4 3 23
64 4 4 4 4 4 4 24
65 4 5 5 4 3 5 26
66 2 4 4 2 1 4 17
67 3 4 5 2 2 4 20
135
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Akuntansi dan Auditing (X3)
No. PAA1 PAA2 PAA3 PAA4 PAA5 PAA6 PAA7 PAA8 PAA9 PAA
1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
2 4 4 4 4 3 5 3 4 4 35
3 4 4 4 5 4 5 5 4 3 38
4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 43
5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 41
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
7 4 4 4 5 5 4 5 4 5 40
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
10 3 4 4 4 3 3 4 4 4 33
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
12 4 4 4 4 5 5 5 5 4 40
13 4 4 4 4 5 5 4 4 4 38
14 4 4 5 5 4 4 5 4 4 39
15 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
21 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32
22 3 3 4 4 4 4 4 3 4 33
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
25 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32
26 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34
27 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32
28 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32
29 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32
30 3 4 4 4 3 4 4 5 5 36
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
32 3 4 4 4 4 4 4 5 5 37
33 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
34 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
35 3 5 4 4 4 5 5 4 4 38
136
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Akuntansi dan Auditing (X3)
No. PAA1 PAA2 PAA3 PAA4 PAA5 PAA6 PAA7 PAA8 PAA9 PAA
36 5 5 4 5 4 5 4 4 5 41
37 4 3 3 4 4 4 3 3 4 32
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
39 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
40 5 5 4 4 4 4 4 4 3 37
41 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
42 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
44 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41
45 4 4 5 5 4 5 5 4 2 38
46 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
48 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
49 2 2 4 4 4 4 5 4 4 33
50 4 4 5 5 5 4 4 4 3 38
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
52 4 4 5 5 4 4 4 4 4 38
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
54 5 5 4 5 5 5 4 5 5 43
55 4 5 5 5 4 5 5 4 4 41
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
57 4 4 4 5 5 4 5 4 5 40
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
60 3 4 4 4 3 3 4 4 4 33
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
62 4 4 4 4 5 5 5 5 4 40
63 4 4 4 4 5 5 4 4 4 38
64 4 4 5 5 4 4 5 4 4 39
65 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
137
Jawaban Responden Variabel Skeptisme Profesional (X4)
No. SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP
1 4 4 4 4 4 4 24
2 4 4 4 4 4 5 25
3 4 4 4 3 4 4 23
4 5 4 5 5 4 5 28
5 4 4 4 3 3 4 22
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 5 4 4 5 4 26
8 4 4 4 4 4 4 24
9 5 5 5 5 5 5 30
10 4 4 4 4 3 4 23
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 4 4 4 4 4 24
13 4 4 4 5 4 4 25
14 4 4 4 4 4 4 24
15 4 4 4 4 4 4 24
16 4 4 4 4 4 4 24
17 4 4 4 4 4 4 24
18 5 4 4 4 4 4 25
19 4 4 4 4 4 4 24
20 3 3 3 3 3 3 18
21 4 4 4 4 4 4 24
22 4 4 3 3 3 3 20
23 4 4 4 4 4 4 24
24 5 5 5 5 5 5 30
25 4 4 4 4 4 4 24
26 3 3 4 4 4 4 22
27 4 4 4 4 4 4 24
28 4 4 4 4 4 4 24
29 4 4 4 4 4 4 24
30 4 3 4 4 4 4 23
31 4 4 4 4 4 4 24
32 4 3 4 5 4 4 24
33 5 4 4 4 4 3 24
34 5 4 4 4 4 3 24
35 4 4 4 4 4 5 25
138
Jawaban Responden Variabel Skeptisme Profesional (X4)
No. SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP
36 4 4 4 4 4 5 25
37 3 3 3 3 3 3 18
38 5 5 5 5 5 5 30
39 4 4 4 4 4 4 24
40 4 3 4 4 4 4 23
41 5 5 4 4 4 4 26
42 4 4 4 4 4 4 24
43 4 4 4 4 4 4 24
44 4 4 4 4 4 4 24
45 4 5 4 3 4 5 25
46 4 4 5 2 5 4 24
47 4 4 4 4 4 4 24
48 4 4 4 4 4 4 24
49 4 4 4 4 4 4 24
50 4 4 4 4 4 4 24
51 4 4 4 4 4 4 24
52 5 5 5 5 5 4 29
53 3 3 3 3 3 3 18
54 5 5 5 5 5 5 30
55 4 4 4 4 4 4 24
56 4 3 4 4 4 4 23
57 5 5 4 4 4 4 26
58 4 4 4 4 4 4 24
59 4 4 4 4 4 4 24
60 4 4 4 4 4 4 24
61 4 5 4 3 4 5 25
62 4 4 5 2 5 4 24
63 4 4 4 4 4 4 24
64 5 5 5 5 5 5 30
65 4 4 4 4 4 4 24
66 3 3 4 4 4 4 22
67 4 4 4 4 4 4 24
139
Jawaban Responden Variabel Ketepatan Pemberian Opini (Y)
No. KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 KPO10 KPO
1 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 43
2 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 44
3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 41
4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 47
5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
7 5 5 5 2 4 5 4 5 5 5 45
8 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 45
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 41
13 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 44
14 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 45
15 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 45
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
22 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 35
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
26 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
27 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
32 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42
33 4 5 5 2 3 5 5 5 5 5 44
34 4 5 5 2 3 5 5 5 5 5 44
35 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 46
140
Jawaban Responden Variabel Ketepatan Pemberian Opini (Y)
No. KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 KPO10 KPO
36 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 46
37 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 36
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
39 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
40 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
41 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 46
42 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 40
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 35
46 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 46
47 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
49 5 5 5 5 5 4 4 5 4 2 44
50 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 45
51 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 48
52 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 46
53 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 39
54 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 41
55 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 44
56 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 45
57 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 45
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
61 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 35
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
65 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
66 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
141
Identitas Responden
RESPONDEN
JENIS
KELAMIN
JABATAN
KERJA
PENDIDIKAN
TERAKHIR
PENGALAMAN
KERJA
1 2 5 1 1
2 2 5 2 2
3 1 4 2 3
4 2 4 2 2
5 2 5 1 1
6 1 4 2 3
7 2 4 2 3
8 1 5 2 2
9 2 5 2 2
10 1 5 2 1
11 2 5 2 1
12 2 5 2 2
13 1 4 2 3
14 1 4 2 3
15 1 5 2 1
16 1 5 2 1
17 1 5 2 1
18 1 5 2 1
19 1 5 2 1
20 1 4 2 3
21 2 4 2 3
22 1 5 2 2
23 2 4 2 3
24 1 4 2 3
25 2 5 2 2
26 2 5 2 1
27 2 5 2 1
28 2 4 2 3
29 1 4 2 3
30 2 4 2 2
31 2 4 2 2
32 2 5 2 1
33 1 4 2 2
34 1 4 2 2
35 1 5 2 1
142
Identitas Responden
RESPONDEN
JENIS
KELAMIN
JABATAN
KERJA
PENDIDIKAN
TERAKHIR
PENGALAMAN
KERJA
36 1 5 2 1
37 1 4 3 3
38 2 5 2 1
39 2 5 2 2
40 2 5 2 2
41 1 4 2 3
42 2 5 2 1
43 1 4 3 3
44 2 4 2 2
45 2 5 2 2
46 1 3 3 3
47 1 4 2 3
48 1 5 2 1
49 2 4 2 3
50 2 5 2 1
51 1 4 2 3
52 2 5 2 2
53 1 5 1 1
54 2 5 2 2
55 2 5 2 2
56 2 4 2 3
57 2 5 2 1
58 1 5 2 1
59 2 4 2 3
60 1 5 2 1
61 2 5 2 2
62 1 5 2 2
63 2 5 2 2
64 2 5 2 2
65 2 5 2 1
66 2 5 2 1
67 1 4 2 3
Keterangan Identitas Responden:
Jenis Kelamin : 1 = Laki-laki, 2 = Perempuan;
Jabatan Kerja : 4 = Auditor Senior, 5 = Auditor Junior;
Pendidikan Terakhir : 1 = D3, 2 = S1, 3 = S2
Pengalaman Kerja : 1 = <1 tahun, 2 = 1-3 tahun 3 = >3 tahun
Correlations
In1 In2 In3 In4 In5
In1 Pearson Correlation 1 .400** .547
** .358
** .502
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .003 .000
N 67 67 67 67 67
In2 Pearson Correlation .400** 1 .581
** .277
* .270
*
Sig. (2-tailed) .001 .000 .023 .027
N 67 67 67 67 67
In3 Pearson Correlation .547** .581
** 1 .545
** .455
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In4 Pearson Correlation .358** .277
* .545
** 1 .736
**
Sig. (2-tailed) .003 .023 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In5 Pearson Correlation .502** .270
* .455
** .736
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .027 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In6 Pearson Correlation .315** .400
** .499
** .569
** .604
**
Sig. (2-tailed) .009 .001 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In7 Pearson Correlation .427** .477
** .519
** .459
** .477
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In8 Pearson Correlation .407** .500
** .495
** .343
** .403
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .005 .001
N 67 67 67 67 67
In9 Pearson Correlation .170 .217 .317** .346
** .412
**
Sig. (2-tailed) .170 .078 .009 .004 .001
N 67 67 67 67 67
In10 Pearson Correlation .310* .283
* .410
** .376
** .429
**
Sig. (2-tailed) .011 .020 .001 .002 .000
N 67 67 67 67 67
In11 Pearson Correlation .213 .311* .578
** .535
** .556
**
Sig. (2-tailed) .084 .010 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
Independensi Pearson Correlation .601** .609
** .763
** .701
** .736
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
In6 In7 In8 In9 In10
In1 Pearson Correlation .315** .427
** .407
** .170 .310
*
Sig. (2-tailed) .009 .000 .001 .170 .011
N 67 67 67 67 67
In2 Pearson Correlation .400** .477
** .500
** .217 .283
*
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .078 .020
N 67 67 67 67 67
In3 Pearson Correlation .499** .519
** .495
** .317
** .410
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009 .001
N 67 67 67 67 67
In4 Pearson Correlation .569** .459
** .343
** .346
** .376
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .004 .002
N 67 67 67 67 67
In5 Pearson Correlation .604** .477
** .403
** .412
** .429
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .000
N 67 67 67 67 67
In6 Pearson Correlation 1 .651** .621
** .614
** .629
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In7 Pearson Correlation .651** 1 .763
** .337
** .604
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000
N 67 67 67 67 67
In8 Pearson Correlation .621** .763
** 1 .481
** .677
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In9 Pearson Correlation .614** .337
** .481
** 1 .793
**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In10 Pearson Correlation .629** .604
** .677
** .793
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
In11 Pearson Correlation .545** .586
** .418
** .325
** .518
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .000
N 67 67 67 67 67
Independensi Pearson Correlation .812** .802
** .777
** .621
** .755
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
In11 Independensi
In1 Pearson Correlation .213 .601**
Sig. (2-tailed) .084 .000
N 67 67
In2 Pearson Correlation .311* .609
**
Sig. (2-tailed) .010 .000
N 67 67
In3 Pearson Correlation .578** .763
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 67 67
In4 Pearson Correlation .535** .701
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 67 67
In5 Pearson Correlation .556** .736
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 67 67
In6 Pearson Correlation .545** .812
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 67 67
In7 Pearson Correlation .586** .802
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 67 67
In8 Pearson Correlation .418** .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 67 67
In9 Pearson Correlation .325** .621
**
Sig. (2-tailed) .007 .000
N 67 67
In10 Pearson Correlation .518** .755
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 67 67
In11 Pearson Correlation 1 .707**
Sig. (2-tailed) .000
N 67 67
Independensi Pearson Correlation .707** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).