Upload
sukma
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 pengaruh KCL dalam lumpur
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kcl-dalam-lumpur 1/7
ROIDINDONESI
PENGARUH PENGGUNAAN ADITIF BARITE DAN
KCl UNTUK MENANGGULANGI PROBLEM SWELLING PADA
FORMASI SHALE
HASTIAR, AL-HAQIM, ALVIAN CHANDRA
JurusanTeknikPerminyakan, Universitas Peman!unan Nasi"na# $Veteran%
&"!yakarta
ABSTRAK
Desain lumpur pemboran sangat penting dalam suatu operasi pemboran,
karena sangat menentukan berhasil atau tidaknya pemboran tersebut. Jika
pemboran menembus formasi shale maka desain lumpur perlu diperlakukan khusus.
Formasi shale yang banyak mengandung mineral lempung yang reaktif terhadap air
yaitu mineral dari kelompok smectite (montmorillonite) dan vermicullite akan selalu
mengembang bila terinvasi oleh air dari luar. Proses pengembangan lempung ini
disebabkan oleh plate-plate dari lempung yang terikat secara lemah. uatan-
muatan ion yang tidak seimbang dan lemahnya ion-ion positif terikat oleh atom
pusatnya semakin mendukung kuatnya proses pengembangan lempung. Formasi
shale yang kemungkinan mengembang yang ditemui dalam operasi pemboranakan menimbulkan berbagai masalah yang merugikan. Permasalahan ini dimulai
dengan masuknya !ltrat lumpur ke dalam formasi shale yang kemudian diikuti
pengembangan lempung. Pengembangan lempung akan menimbulkan berbagai
masalah yang meliputi ketidakstabilan lubang pemboran (sloughing, caving) dan
formation damage. "al-hal tersebut diikuti berbagai masalah yang merugikan yaitu
ter#epitnya pipa pemboran, rheology lumpur pemboran yang tidak stabil dan lain-
lainnya. $ntuk mengatasi atau mengurangi pengembangan lempung, kita harus
mengetahui #enis dan komposisi dari mineral clay yang menyusun batuan shale
tersebut dan %at adiktif apa yang harus ditambahakan kedalam desain lumpur yang
akan dibuat.Dalam hal ini, aditif yang digunakann yaitu &' polimer didalam aterbase mud. Fungsi dari &' adalah sebagai penstabil shale dengan memperkaya ion
& *
dalam sistem lumpur.
I. PENDAHULUAN
Pemboran merupakan salah
satu bagian dari kegiatan yang
dilakukan didalam industri
perminyakan terutama pada saat
eksplorasi atau pengembangan.Fluida
pemboran atau lumpur
mempunyai peranan yang sangat
7/26/2019 pengaruh KCL dalam lumpur
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kcl-dalam-lumpur 2/7
penting pada pelaksanaan pemboran
dan merupakan komponen utama
yang menentukan keberhasilan suatu
operasi pemboran. +leh karena itu
lumpur yang di gunakan harus
disesuaikan dengan keadaan kondisiformasi serta litologi batuan yang
akan ditembus dengan harapan agar
tidak mengalami permasalahan yang
signi!kan. alah satu masalah yang
sering timbul yaitu pada saat
pemboran menembus formasi yang
mengandung shale reaktif.
&etidakstabilan shale dapat
menyebabkan kesulitan pada
pemboran. danya kandungan shale
yang cukup tinggi terutama dari #enis
montmorillonite,karena sifatnya
sangat reaktif sekali terhadap air,
sehingga proses hidrasi shale pun
ter#adi dan menyebabkan te#adinya
pengembangan lempung (selling
clay). danya pengembangan
lempung dapat menimbulkan
masalahmasalah diantaranya
ketidakstabilan dinding lubang bor
yang nantinya dapat memper sempitdinding lubang bor dan
mengakibatkan pipa ter#epit. elain itu
kerusakan formasi #uga dapat ter#adi.
Pemboran ini dilakukan di o/
shore dengan kedalaman air laut 0122
m. Pemboran menembus trayek
03,451 in pada kedalaman 36122 in.
7ormal Pore Pressure8 2,91: psi;ft.
Fracture Pressure pada trayek 03,451
in 8 4512-9222 psi. Pemboran inimenembus formasi shale.
II. DASAR TEORI
<umpur pemboran merupakan
faktor yang penting dalam operasi
pemboran. &ecepatan pemboran,
e!sisensi, keselamatan dan biaya
pemboran sangat tergantung dari
desain lumpur pemboran yang dibuat
II.1. Fungsi Lumpu P!m"#$n
<umpur pemboran ini mempunyai
beberapa fungsi, diantaranya8
0. engangkat serbuk bor kepermukaanerbuk bor yang dihasilkan pada
aktu operasi pemboran harus segera
diangkat ke permukaan agar tidak
ter#adi penumpukan serbuk bor di
dasar sumur. &apasitas pengangkatan
serbuk bor tergantung dari beberapa
faktor antara lain= kecepatan aliran di
anulus, viskositas plastik, yield point
lumpur pemboran dan slip velisity dari
serbuk bor yang dihasilkan.3. engimbangi tekanan formasi$ntuk keselamatan pemboran,
tekanan formasi yang tinggi #uga
harus diimbangi dengan tekanan
hidrostatik yang tinggi, sehingga
tekanan hidrostatik lumpur lebih besar
dari tekanan formasi. ecara efektif
perbedaan antara tekanan hidrostatik
lumpur dengan tekanan formasi harus
sama dengan nol, tetapi dalampraktek harganya sekitar 022 322
psi. $ntuk mengontrol tekanan
tersebut dilakukan dengan mengatur
berat lumpur.4. endinginkan serta melumasi bit
dan drill stringPerputaran pahat dan drillstring
terhadap formasi akan
menghasilkan panas sehingga
dapat mempercepat keausan pahat
dan drillstring. elain panas yangditimbulkan akibat gesekan #uga
panas berasal dari formasi itu
sendiri, dimana semakin dalam
formasi yang dibor temperatur #uga
semakin tinggi. Dengan adanya
lumpur pemboran maka panas
7/26/2019 pengaruh KCL dalam lumpur
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kcl-dalam-lumpur 3/7
tersebut dapat ditransfer keluar
dari lubang bor.9. embersihkan dasar lubang bor
Pembersihan dasar lubang bor
dilakukan dengan menggunakan
>uida yang encer pada shear ratetinggi saat meleati no%%le pada
pahat. ni berarti baha >uida yang
kental kemungkinan besar dapat
digunakan untuk membersihkan
lubang bor, #ika >uida tersebut
mempunyai sifat shear thinning
yang baik. Dan pada umumnya,
>uida dengan kandungan padatan
yang rendah merupakan >uida
yang paling baik untuk
membersihkan dasar lubang bor.1. embantu dalam evaluasi formasi
ifat !sik dan kimia lumpur
pemboran berpengaruh terhadap
program ell logging. Pada saat
tertentu diperlukan informasi
tentang kandungan hidrokarbon,
batas air-minyak, dan lainnya
untuk korelasi, maka dilakukan ell
logging, yaitu memasukkan
sonde;alat kedalam sumur. <umpurdalam hal ini berfungsi sebagai
media ell logging.:. elindungi formasi produktif
Perlindungan formasi produktif
sangat penting. +leh karena itu,
pengendapan mud cake pada
dinding lubang bor dapat
mengi#inkan operasi pemboran
terus ber#alan dan tidak
menyebabkan keruskan formasi
produktif.5. embantu stabilitasi formasi
Pada lubang bor sering di#umpai
adanya problem stabilitas yang
disebabkan oleh fenomena
geologi , seperti %ona rekahan,
formasi lepas, hidrasi clay, dan
tekanan tinggi. <umpur pemboran
harus mampu pengontrol problem
tersebut, sehingga lubang bor
tetap terbuka dan proses
pemboran dapat terus dilan#utkan.II.%. K#mp#n!n D$s$ Lumpu
P#m"#$necara umum lumpur pemboran
mempunyai empat komponen
dasar, yaitu 6 8
0. &omponen 'air
3. &omponen Padat ?eaktif
4. &omponen Padat nnert
9. &omponen dditive;Pengontrol
K#mp#n!n C$i
&omponen cair adalah suatu
material yang diperlukan dalam
pembuatan sistem lumpur (mu' ase)
yang nantinya akan menentukan #enis
sistem lumpur. &omponen cair dapat
berupa air atau minyak. ir dapat pula
dibagi men#adi dua yaitu air taar dan
air asin.
K#mp#n!n P$&$' R!$('i)
Padatan ini bereaksi dengan
sekelilingnya (sistem) membentuk
koloidal. 'lay air taar seperti
bentonite menyerap air taar danmembentuk lumpur. Jumlah barel
lumpur yang dihasilkan dari satu ton
clay agar viskositasnya 01 cp, disebut
@ yie#'A. $ntuk bentonite yield-nya
kira-kira 022 bbl;ton.
K#mp#n!n P$&$' N#n*R!$('i)
&omponen padat non-reaktif
adalah komponen padat yang tidak
bereaksi (inert ) terhadap sistem
lumpurnya atau komponen pemberat,seperti barite (Ba+9), galena (Pb)
dan bi#i besi atau ore (Fe3+4).
K#mp#n!n A&&i'i+! ,"$-$n (imi$
&omponen additive merupakan
bagian dari sistem yang digunakan
untuk mengontrol sifat-sifat lumpur
bor. Bahan kimia tersebut pada
7/26/2019 pengaruh KCL dalam lumpur
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kcl-dalam-lumpur 4/7
umumnya digunakan untuk
mengontrol8 viskositas, !ltration loss,
p", densitas
II./. Si)$'*Si)$' Fisi( Lumpu
P!m"#$n
ifat !sik <umpur yangterpenting yang dikontrol pada setiapoperasi sumur migas dan panas bumiada tiga, yaitu80. Densitas3. ?heologi (sifat aliran)4. Filtration <ossD!nsi'$s
Pengontrolan densitas lumpurpada hakekatnya adalah mencegah#"( "ut , dan kadang-kadang #ugadigunakan untuk men#aga stabilitas
lubang bor. <umpur yang terlalu beratdapat menyebabkan ter#adinya #"st sir)u#ati"n, sedangkan, lumpur yangterlalu ringan dapat menyebabkanmasuknya >uida formasi ke dalamlubang bor (ki)k ) dan #ika tidak segeradiatasi akan menyebabkan ter#adinyasemburan liar (#"( "ut ).R-!#l#gi ,Si)$' Ali$n
Pengontrol rheologi diperlukanuntuk mengangkat serbuk bor()uttin!) pada saat pemboran
berlangsung. Dalam terminologylapanga minyak, istilah @sifat aliranA(*"( +r"+erties) dan @visk"sitasAadalah merupakan ungkapan umumyang digunakan untukmenggambarkan perilaku lumpurpemboran dalam keadaan bergerak.
Ciskositas menun#ukkankekentalan lumpur dalam aliran, dangel strength menun#ukkan kekentalanlumpur dalam kondisi diam padaperiode aktu tertentu. ecara ilmiah,
viskositas adalah suatu konstantaantara shear stress dan shear rateuntuk >uida 7etonian, seperti air,tetapi tidak berlaku untuk lumpurpemboran. $ntuk >uida pemboran,perbandingan antara shear stress danshear rate berkurang dengan naiknyashear rate.
Penggunaan utama plasticviscosity yang diukur dalam centipoises, adalah untuk menun#ukkanpengaruh kandungan padatanterhadap kekentalan lumpur. Plasticviscosity diperoleh dengan
mengurangkan dial reading :22 rpmdengan 422 rpm pada viscometer.Besarnya plastic viscosity dipengaruhioleh kandungan padatan, ukuranpadatan, dan temperatur. ukarmengatakan baha lumpur berattertentu harus mempunyai viskositastertentu #uga, karena faktor ukuranpadatan berpengaruh.
ield point adalah suatu hargayang menun#ukkan kemampuanlumpur untuk menahan padatan-
padatan pada saat lumpur disirkulasi.. ield point ditentukan secarakuantitatif dengan penguranganpembacaan 422 rpm dengan plasticviscosity.
Eel strength adalah merupakansuatu harga yang menun#ukkankemampuan lumpur untuk menahanpadatan-padatan pada saat lumpurtidak disirkulasi. Faktor yangmenyebabkan terbentuknya gelstrength yaitu adanya gaya tarik
menarik dari partikel-partikel atauplat-plat clay seaktu tidak adanyasirkulasi lumpur.III. METODOLOGI PENELITIAN
pengu#ian ini dilakukan dalamskala laboratorium di laboratoriumnalisa <umpur PemboranPerminyakan $P7 Ceteran ogkarta.ifat-sifat re"#"!y lumpur yang akandigunakan sebagai parameterpengu#ian berdasarkan case yangdiberikan.III.1. B$-$n 0$ng Digun$($n
• ir aar
• Barite
• Bentonite
• &'l
III.%. Al$' 0$ng &igun$($n
• ud Balance (pengukuran
Densitas)
7/26/2019 pengaruh KCL dalam lumpur
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kcl-dalam-lumpur 5/7
• Ciscometer Fann CE
(pengukuran ield Point dan Eeltrenght)
• p" meter
.4. P$$m!'!*p$$m!'! $ng&iu(u
• Densitas
• Plastic Ciskositas
• ield Point
• Eel trength
• p"
I2. PEMBAHASANP!-i'ung$n
• P" G 2,213 H I H CD
0322 G 2,213 H I 3451 ftI G K,53 ppg
• I G :69 H
G :69 H
G 3K,45 gramH$sil P!n!li'i$n
ir 8 412 ml
Bentonite 8 33,1 gr
ud Balance 8 6,: ppg
Berat Barite 8 3K,45 gram
Plastic Ciscosity 8 0,1 ield Point 8 4,1
Eel trength 02A 8 0,2 lb;022 ft3
Eel trength 02L 8 9,3 lb;022 ft3
&'l 8 1 gram
D!nsi'$sBerdasarkan kedalaman sumur
yang akan di tembus yaitu 3415 ft,
maka densitas lumur yang dibutuhkan
sebesar K,53 ppg. Dengan
penambahan barite sebesar 3K,45 grmaka akan meningkatkan densitas
lumpur sesuai dengan yang
diharapkan. Pengaturan densitas
lumpur sangat penting agar dapat
mengimbangi tekanan formasi agar
tidak ter#adi kick atau loss circulation.2is(#si'$s
Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap viskositas, terlihat ter#adi
penurunan viskositas plastik akibat
penambahan konsentrasi &'l dalam
lumpur pemboran. "al ini dapat
di#elaskan dengan ditambahkannya&'l dalam lumpur yang kemudian
terurai men#adi ion & * dan 'l-, dimana
ion & * akan menggantikan ion 7a*
atau molekul air akan terikat dalam
plate-plate lempung dan 'l- akan
menarik molekul-molekul air dari
plate-plate lempung. Dengan demikian
gaya tolak-menolak antar plate-plate
akan turun dan plate-plate clay akan
menggumpal dengan melepaskan air
bebas di luar gumpalan-gumpalan
tersebut. danya air bebas inilah
yang menurunkan viskositas lumpur.
Proses >okulasi ini dapat #uga disebut
sebagai berkurangnya sifat
mengembang dan dispersi lumpur.
G!l S'!ng'-
Eel strength adalah gaya tarik
menarik antar plate-plate lempung
untuk membentuk suatu padatan
dalam kondisi statik. Eel strengthlumpur akan bertambah besar dengan
bertambahnya aktu (tak terbatas)
sehingga gel strength 02 menit lebih
besar dari gel strength 02 detik.
Penambahan &'l akan menurunkan
gel strength, baik itu gel strength 02
detik maupun gel strength 02 menit.
Eel strength yang rendah akan
menyebabkan terendapkannya cutting
bila pompa dihentikan. 0i!l& P#in'
ield point adalah gaya tarik
menarik antar partikel-partikel
lempung dalam kondisi dinamik. ield
point seperti halnya gel strength
lumpur akan turun dengan
ditambahkanya &'l.
7/26/2019 pengaruh KCL dalam lumpur
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kcl-dalam-lumpur 6/7
pH Lumpu
Penambahan &'l yang
merupakan garam normal (p" &'l
sekitar 5) akan menurunkan p"
lumpur dasar.
Formasi shale yang banyakmengandung mineral lempung yang
reaktif terhadap air yaitu mineral dari
kelompok smectite (montmorillonite)
dan vermicullite akan selalu
mengembang bila terinvasi oleh air
dari luar. Proses pengembangan
lempung ini disebabkan oleh plate-
plate dari lempung yang terikat secara
lemah. ekanisme dari luar yang
mendukung ter#adinya clay selling
adalah invasi air !ltrat lumpur yang
kemudian dihidrasi mineral clay dalam
formasi. Proses hidrasi ter#adi menurut
proses hidrasi osmosis. "idrasi
osmosis yang mempunyai peran lebih
besar dalam proses selling, dimana
dalam hidrasi osmosis shale akan
menyerap air dalam #umlah besar,
sehingga akan menyebabkan
lemahnya ikatan antar plat-plat
lempung dalam shale. &'l dalam airtaar akan terurai men#adi ion & * dan
'<-. Dalam menstabilkan mineral shale
ion-ion & * akan menggantikan
kedudukan ion 7a* dan dalam plate-
plate lempung ion-ion & * akan terikat
#auh lebih kuat dibandingkan ikatan
antar ion 7a* dengan plate lempung
atau antar plate lempung dengan air,
sehingga daya tolak menolak antar
plate-plate lempung dalam air akanberkurang atau ikatan antar plate-nya
akan senakin kuat.
2. KESIMPULAN0. Dari hasil percobaan didapatkan
data sebagai berikut 8ir 8 412 mlBentonite 8 33,1 gr
ud Balance 8 6,: ppgBerat Barite 8 3K,45 gramPlastic Ciscosity 8 0,1
ield Point 8 4,1Eel trength 02A 8 0,2 lb;022
ft3
Eel trength 02L 8 9,3 lb;022
ft3
&'l 8 1 gramp" 8 K
3. Berdasarkan case yang
diberikan, tekanan formasi
sebesar 0264 psi maka tekanan
hidrostatik yang diperlukan
sebesar 022 - 322 psi diatas
tekanan formasi hal ini
dimaksudkan agar tidak ter#adi
kick sehingga desain lumpur
yang dibutuhkan sebesar K,53
ppg dengan penambahan barite
sebesar 3K,45 gram.4. elain itu, formasi yang
ditembus yaitu formasi shale
yang dapat menyebabkan
problem selling yang akan
mengakibatkan ter#epitnya pipa
pemboran, rheology lumpur
pemboran yang tidak stabil,ketidakstabilan lubang
pemboran (sloughing, caving)
dan formation damage. $ntuk
mengatasi hal ini, maka
diperlukan penambahan &'l
dalam desain lumpur.9. Penambahan &'l menyebabkan
ter#adinya penurunan sifat
rheologi lumpur maka dari itu
untuk mencegah problem
pemboran lain yang tidak
diinginkan, diperlukan
penambahan %at aditif yang
berfungsi menstabilkan sifat
rheologi lumpur2I. REKOMENDASI
7/26/2019 pengaruh KCL dalam lumpur
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kcl-dalam-lumpur 7/7
Dari case yang diberikan, kami
merekomendasikan
penambahan barite untuk
mengimbangi tekanan formasi
agar tidak ter#adi kick dan
penambahan &'l untukmengatasi selling pada
formasi shale serta
penambahan P"P untuk
menstabilkan sifat rheologi
lumpur.
REFERENCES
dam, 7eal J., 0K61, @Dri##in!
n!ineerin! A C"m+#ete .e##
P#annin! A++r"a)A, Penn Iell
Publishing 'ompany, ulsa,
+klahoma.
?ubiandini, ?udi ?.., 0KK1, @Diktat
/u#iaTeknik'anA#atPem"ranA,
" Patra, B, Bandung, Jaa
Barat.
MMM.., 3223, @Te Cevr"n Te0a)"
an' 1P Dri##in! 2#ui' Manua#A.
MMM..,
@1ukuPetun3ukPraktikumAna#isa
Lum+ur Pem"ranA,<aboratoriumnalisa emen dan
<umpur
JurusaneknikPerminyakan$niver
sitas Pembangunan 7asional
@CeteranA, ogyakarta.