Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
211
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, KOMITE AUDIT, DAN
KUALITAS AUDITOR TERHADAP MANAJEMEN LABA: STUDI
PADA PERUSAHAAN PUBLIK NON-KEUANGAN SEKTOR
MANUFAKTUR BIDANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016
Halim Putera Siswanto, Michelle Kristian
Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected]
Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected]
ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari variabel Kecakapan Manajerial,
Komite Audit, dan Kualitas Auditor terhadap Manajemen Laba dari emiten bidang manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan untuk
mengukur Kecakapan Manajerial, sedangkan Komite dan Kualitas Auditor diukur dummy variable, dan
Manajemen Laba diukur dengan discretionary accruals yang menggunakan Model Modified Jones.
Sampel di dalam penelitian ini terdiri atas 14 perusahaan terbuka di sektor manufaktur yang terdaftar di
BEI antara tahun 2014-2016, yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan
berbentuk data sekunder, seperti laporan tahunan dari BEI. Hasil penelitian ini adalah : (1) Kecakapan
Manajerial dan Komite Audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba (2) Kualitas
Auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba, dan (3) Kecakapan Manajerial, Komite
Audit, dan Kualitas Auditor secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba,
dengan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Kata kunci: Kecakapan Manajerial, Komite Audit, Kualitas Auditor, Manajemen Laba
ABSTRACT: The objective of this research is to examine the effect of Managerial Skills, Audit Committee, and Auditor
Quality on Earnings Management among manufacturing companies listed in IDX. Managerial Skills were
measured by Data Envelopment Analysis (DEA), while Audit Committee and Auditor Quality were
measured by dummy variable, and Earnings Management was measured by discretionary accruals with
Modified Jones Model. This study used 14 public companies in manufacturing sector that were listed in
Indonesia Stock Exchange (IDX) for the year 2014-2016 as samples study, which was determined by
purposive sampling method. Data which used was secondary data, such as annual/ financial report from
IDX, used in this study. The results are (1) Managerial Skills and Audit Committee do not have
significant effect on Earnings Management (2) Auditor Quality has significant effect on Earnings
Management, and (3) Managerial Skills, Audit Committee , and Auditor Quality have simultaneously
significant effect on Earnings Management, at 95% confidence level.
Keywords: Managerial Skills, Audit Committee, Auditor Quality, Earnings Management
PENDAHULUAN
Perusahaan Terbuka yang terdaftar dalam di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib
mempublikasikan laporan keuangan karena laporan tersebut dapat menggambarkan
kondisi perusahaan serta digunakan sebagai sarana dalam mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak pengguna laporan
keuangan tergolong menjadi dua jenis, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak
internal merupakan pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
perusahaan, yang menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan
perusahaan yang bertujuan untuk menyusun dan menentukan kebijakan yang tepat.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
212
Pihak eksternal merupakan pihak yang meliputi, investor, kreditor, pemasok, pelanggan,
masyarakat dan pemerintah.
Informasi laba dalam laporan keuangan digunakan oleh para investor sebagai
sarana informasi dalam mempertimbangkan investasi dana pada suatu perusahaan dan
bagi pihak internal digunakan untuk menentukan alur perusahaan beberapa tahun
mendatang. Apabila manajemen melakukan pembaruan terhadap informasi laba dalam laporan keuangan, maka akan mengakibatkan terjadinya manajemen laba yang akan
merugikan pihak internal dan eksternal perusahaan.
Manajemen laba merupakan suatu kegiatan menaikkan atau menurunkan laba
yang dilaporkan oleh pihak manajemen tanpa mengakibatkan peningkatan atau
penurunan profitabilitas jangka panjang. Menurut Guna dan Herawati (2010)
Manajemen melakukan manajemen laba sebagai salah satu cara dalam menyusun
laporan keuangan yang mempengaruhi tingkat laba. Untuk mencegah terjadinya hal
yang merugikan, maka para manajer perusahaan harus memiliki kecakapan manajerial.
Kecakapan manajerial merupakan sebuah karakteristik yang sesuai dengan norma
dan etika yang berlaku dalam suatu perusahaan. Kecakapan manajerial dapat membantu
kemajuan perusahaan jika diterapkan dengan baik oleh seluruh karyawan, terutama oleh
Manajer. Menurut Purwanti (2010), Manajer yang ahli, memiliki intelijensi,
pengalaman, dan pendidikan yang cukup tinggi, sehingga menjadi faktor penting dalam
menentukan kecakapan Manajer tersebut. Manajer yang cakap dalam mengelola kinerja
perusahaan dengan baik dan dapat mengambil setiap keputusan secara tepat pada
kegiatan operasional perusahaan, dapat mengoptimalkan laba tanpa melanggar etika
perusahaan, sehingga akan meminimalkan kemungkinan melakukan manajemen laba.
Setiap keputusan seorang Manajer akan mempengaruhi tingkat kondisi perusahaan yang
dipimpin dan akan merefleksikan tingkat kecakapan dari Manajer tersebut.
Selain kecakapan manajerial, perusahaan juga harus memiliki mekanisme Good
Corporate Governance (GCG) yang baik sehingga dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya manajemen laba. Salah satu langkah dalam mekanisme GCG adalah adanya
Komite Audit. Komite Audit merupakan sebuah komite yang bersifat independen yang
dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
peningkatan kinerja perusahaan. Komite Audit bertugas meninjau penerapan kebijakan
akuntansi perusahaan, internal control, meninjau eksternal pelaporan dan kepatuhan
akan peraturan (Kusumaningtyas, 2012). Keberadaan Komite Audit bermanfaat
meningkatkan kualitas laporan, meningkatkan efektivitas audit internal dan eksternal,
pengungkapan informasi manjemen memberikan keadilan bagi stakeholder (Effendi dan
Daljono, 2013). Dengan ini, Komite Audit diharapkan dapat mencegah kesempatan
terjadinya manajemen laba di dalam perusahaan.
Selain itu, dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan juga membutuhkan
kualitas Auditor laporan keuangan. Independensi Auditor menciptakan kualitas audit
tinggi sehingga bisa melakukan deteksi apakah terdapat manajemen laba laporan
keuangan emiten yang bersangkutan. Jika diaudit oleh Auditor KAP the-Big-Four,
dimana KAP the Big Four mempunyai program audit, prosedur kerja juga proses
pelatihan terstruktur dibandingkan dengan Auditor dari KAP lainnya.
Berdasarkan batasan permasalahan diatas, masalah penelitian adalah:
1. Apakah Kecakapan Manajerial berpengaruh dalam Manajemen Laba?
2. Apakah Komite Audit berpengaruh dalam Manajemen Laba?
3. Apakah Kualitas Auditor berpengaruh dalam Manajemen Laba?
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
213
4. Apakah Kecakapan Manajerial, Komite Audit dan Kualitas Auditor secara
simultan berpengaruh dalam Manajemen Laba?
TINJAUAN LITERATUR
Laporan Keuangan
Menurut PSAK 1 (IAI, 2014), “laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah:
(1) Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi, dan (2) Menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”
Manajemen Laba
Menurut Utami dan Syafruddin (2013) definisi manajemen laba meliputi: (1)
Intervensi dari manajemen laba dapat dilakukan dengan menggunakan judgment
terhadap pelaporan keuangan, dan (2) manajemen laba bertujuan menyesatkan para
stakeholder terhadap kinerja Perusahaan yang sesungguhnya.
Menurut Scott (2009) dalam Rohaeni dan Aryati (2012) bentuk-bentuk manajemen
laba yang dapat dilakukan oleh manajer adalah:
1. Taking-a-bath, yaitu biaya periode mendatang dan rugi pada periode yang sedang
berjalan diakui diawal, sehingga manajemen membebankan biaya yang akan terjadi
masa mendatang.
2. Income minimization, saat laba yang tinggi, sehingga jika laba periode mendatang
menurun, maka laba dari periode sebelumnya diambil ke periode sekarang.
3. Income maximization, melaporkan laba bersih yang tinggi dengan tujuan untuk
memperoleh bonus lebih besar saat laba menurun.
4. Income smoothing, memperhalus laba, sehingga mengurangi fluktuasi laba, para
investor menghendaki kestabilan laba.
Kecakapan Manajerial
Menurut Demerjian (2010) dalam Melawati (2011), Manajer yang memiliki
pengetahuan lebih tentang bisnisnya, melakukan penilaian (judgement), serta
menentukan estimasi baik, serta mampu untuk menghasilkan laba yang berkualitas
adalah kriteria Manajer yang cakap. Manajer juga berkewajiban untuk melaporkan
kinerja perusahaan kepada semua stakeholder. Penggunaan judgement dimaksudkan
agar laporan keuangan yang dibuat, sehingga akan meningkatkan nilai akuntansi
sebagai sebuah komunikasi. Bentuk judgement yang dilakukan oleh manajer mampu
untuk menginterprestasikan dan menyampaikan semua informasi yang diperlukan
seperti mengestimasi umur dan estimasi nilai residu dari aktiva (Purwanti, 2010).
Manajerial diperbolehkan untuk menentukan metode-metode akuntansi yang diatur di
dalam PSAK guna melaporkan transaksi ekonomi yang sama. Tujuan dari tindakan ini
supaya bentuk komunikasi meningkatkan nilai akuntansi (Utami dan Syafruddin, 2013).
Menurut Melawati (2011), keterampilan pribadi demi terwujudnya kinerja yang tinggi
kecakapan manajerial dalam tugas manajemen:
1. Leadership, yaitu mampu mempengaruhi orang untuk melaksanakan tugas tertentu.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
214
2. Self-objectivity, yaitu mampu menilai diri sendiri.
3. Analytical thinking, yaitu mampu menyampaikan informasi.
4. Behavorial flexibility, yaitu mampu menyesuaikan perilaku untuk mencapai tujuan.
5. Personal impact, yaitu mampu menimbulkan kesan dan kepercayaan bagi orang
lain.
Untuk mencegah pihak manajemen termotivasi untuk melakukan manajemen laba,
maka para manajemen harus memiliki kecakapan manajerial yang sesuai dengan kode
etik perusahaan. Dengan demikian, hipotesis pertama di dalam penelitian ini adalah:
H1: Kecakapan manajerial berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Komite Audit
Komite Audit menurut OJK (www.ojk.go.id) pada KEP-643/BL/2012 adalah
“sebuah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang diketuai oleh Komisaris
Independen dan dua anggota lainnya berasal dari pihak dari luar emiten atau perusahaan
publik.” Menurut Guna dan Herawati (2010) Tujuan Komite Audit adalah memberikan
kepastian bahwa laporan keuangan sesuai dengan SAK, internal control telah berjalan,
pengawasan penyimpangan dan menindaklanjuti, memberikan rekomendasi perihal
pemilihan Auditor eksternal yang akan melakukan tugas audit. Menurut Wardhani dan
Joseph (2010), latar belakang akuntansi dan keuangan Audit komite berpengaruh
signifikan dalam manajemen laba. Dari hasil penelitian Pamudji dan Trihartati (2010),
latar belakang akuntansi keuangan dari Komite Audit berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan tingkat manajemen laba. Menurut penelitian Guna dan Herawati (2012)
Komite Audit tidak berpengaruh dalam manajemen laba. Menurut Kusumaningtyas
(2012), Komite Audit berpengaruh signifikan dalam manajemen laba. Dengan
demikian, hipotesis kedua di dalam penelitian ini adalah:
H2: Komite Audit berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Kualitas Auditor
Kualitas Auditor adalah kemampuan seorang Auditor dalam mendeteksi dan
melaporkan kesalahan yang material dalam laporan keuangan. Dalam proses audit harus
memperhatikan kualitas auditor. Tujuan audit adalah untuk memeriksa dan
memperoleh keyakinan dari laporan keuangan perusahaan yang diaudit apakah data
kegiatan operasional perusahaan yang dalam hal-hal material telah sesuai dengan
kriteria perusahaan tersebut atau terdapat temuan audit di dalamnya.
Kualitas audit yang tinggi dapat dilihat dari besarnya ukuran KAP. Menurut
Effendi dan Daljono (2013), KAP the-Big -Four dianggap berkualitas dibanding non big
four, karena telah menerima training, program audit efektif. Kualitas Auditor
mempunyai pengaruh negatif yang signifikan. Hipotesis ketiga adalah:
H3: Kualitas Auditor berpengaruh dalam Manajemen Laba.
Hasil penelitian Utami dan Syafruddin (2013) menyatakan bahwa Kecakapan
Manajerial dan Kualitas Auditor secara simultan berpengaruh dalam Manajemen Laba.
Menurut penelitian Effendi Daljono (2013) GCG dan Kualitas Auditor secara simultan
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
215
berpengaruh terhadap manajemen laba. Menurut penelitian Wardhani dan Joseph
(2010), Komite Audit berpengaruh Manajemen Laba. Maka hipotesis keempat:
H4: Kecakapan Manajerial, Komite Audit , dan Kualitas Auditor secara simultan
berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berjenis causal study, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat
adanya pengaruh signifikan antara kecakapan manajerial, komite audit, dan kualitas
Auditor terhadap manajemen laba. Penelitian ini bersifat ex-post facto, yaitu semua data
yang dikumpulkan berasal dari kejadian yang sudah berlalu.
Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba (Earnings
Management). Manajemen laba merupakan tindakan manajemen dalam memodifikasi
nilai laba dengan menaikan ataupun menurunkan angka dalam laporan keuangan.
Dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan discretionary accrual dengan
menggunakan Modified Jones Model (1999) dalam Utami dan Syafruddin (2013).
A. Total Accruals
B. Total Accruals yang diestimasi dengan menggunakan persamaan model regresi
OLS (Ordinary Least Square) (Wardhani dan Joseph, 2010):
C. Non-Discretionary Accrual
D. Discretionary Accruals
2. Variabel Independen
Kecakapan Manajerial
Kecakapan manajerial diperlukan oleh setiap orang yang bekerja dalam
perusahaan terutama seorang manajer. Menurut Djuitaningsih dan Rahman (2012)
dalam Anggraeni dan Hadiprajitno (2013), kecakapan manajerial diartikan sebagai suatu
kemampuan tercapatinya kinerja dalam berbagai fungsi manajemen. Manajer cakap
yaitu manajer yang dapat mengelola kinerja operasional perusahaan dengan baik,
mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan estimasi, mengoptimalkan laba
tanpa melanggar etika perusahaan, menggunakan judgment untuk membuat laporan
keuangan dan kinerja perusahaan kepada stakeholder. Adapun kecakapan manajerial
TAC = NIit - CFOit
DACit = (TACit/ Ait-1) - NDAit
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
216
yang dimiliki seorang manajer menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), yaitu
sebuah program untuk mengevaluasi efisiensi relatif suatu Unit satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya (Utami dan Syafruddin, 2013). Output ialah penjualan. Input terdiri
dari Total Asset , Jumlah Tenaga Kerja, DCI (Days COGS in Inventory) dan DSO
(Days Sales Outstanding).
a. Total asset b. Jumlah Tenaga Kerja
c. Days COGS in Inventory (DCI)
d. Days Sales Outstanding (DSO)
Komite Audit
Komite Audit melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Komite Audit
berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai kebijakan keuangan, kebijakan
akuntansi , dan internal control (Guna dan Herawati, 2010). Komite Audit diukur
dengan menggunakan latar belakang akuntansi dan keuangan dari Komite Audit sebagai
variabel dummy.
Kualitas Auditor Auditor mempunyai peran yang krusial dalam hal penentuan kualitas dari laporan
keuangan dan kinerja perusahaan. Kualitas Auditor dipengaruhi oleh independensi dan
ukuran besarnya KAP. Dalam penelilitan ini, kualitas Auditor diukur dengan variabel
dummy untuk mengetahui variabel independen yang berukuran kategori dalam model
regresi dengan memberikan nilai 1 atau 0. Kelompok yang diberi nilai 0 merupakan
excluded group (non-big four), sedangkan kelompok yang diberi nilai 1 (big four)
disebut included group (Ghozali, 2013).
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder diambil dari
perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2014-2016. Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini ialah data laporan keuangan dan data laporan tahunan perusahaan go
public non keuangan yang termasuk dalam sektor manufaktur bagian sektor konsumsi
pada tahun 2014-2016 yang telah diaudit oleh Auditor independen. Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id dan www.sahamok.com.
Teknik Pengambilan Sampel
Kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel di dalam penelitian ini adalah
perusahaan go-public non-keuangan yang termasuk dalam sektor manufaktur bidang
konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode 2014-2016, yang telah menerbitkan
laporan keuangan secara lengkap dan menggunakan denominasi Rupiah, memiliki data
Receivables
DSO =
Sales/ 365
365
DCI =
COGS / Inventory
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
217
keuangan yang lengkap (total aset, jumlah tenaga kerja, persediaan, COGS, piutang,
penjualan) untuk perhitungan DEA, memiliki data komite audit, dan melampirkan
informasi mengenai ukuran KAP yang mengaudit.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dengan menggunakan Program SPSS versi 21.
Manajemen Laba = α + β1 Kecakapan Manajerial + β2 Komite Audit + β3 Kualitas Auditor + Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Berdasarkan Tabel 1, nilai minimum yaitu -0.1038 dan nilai maksimum
manajemen laba yaitu 0.2081. Rata-rata manajemen laba adalah sebesar 0.0296 dengan
deviasi standar 0.0762.
Nilai minimum kecakapan manajerial adalah 0.3903 dan nilai maksimum adalah
1. Nilai minimum menjelaskan mengenai tingkat efisiensi yang dapat dicapai
perusahaan, sedangkan nilai maksimum menggambarkan tingkat tertinggi efisiensi yang
dapat dicapai perusahaan. Rata-rata nilai kecakapan manajerial yaitu 0.9186 standar
deviasi yaitu 0.1628. Hal tersebut menunjukkan perusahaan tbk. non-keuangan sektor
manufaktur bidang konsumsi listed BEI memiliki tingkat efisiensi sebesar 91.86%.
Nilai minimum Komite Audit adalah 0 dan nilai maksimum adalah 1. Rata-rata
nilai Komite Audit adalah 0.8810 dengan deviasi standar 0.3278. artinya perusahaan go
public non-keuangan sektor manufaktur bidang konsumsi di BEI telah memiliki Komite
Audit yang mempunyai latar belakang akuntansi dan keuangan.
Nilai minimum yaitu 0 dan nilai maksimum kualitas Auditor yaitu 1. Nilai 1
menunjukkan bahwa perusahaan diaudit oleh KAP big-four, sedangkan nilai 0
menunjukkan bahwa perusahaan diaudit oleh KAP non-big-four. Rata-rata nilai kualitas
Auditor adalah 0.5000 dengan deviasi standar 0.5061. Hal tersebut menunjukkan bahwa
diantara 14 perusahaan go public non-keuangan sektor manufaktur bidang konsumsi di
BEI terdapat 7 perusahaan yang diaudit oleh KAP big-four.
Uji Normalitas
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
218
Berdasarkan Tabel 2, hasil uji Kolmogorov-Smirnov adalah 0.836 dengan
probabilitas signifikansi 0.486. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas
signifikansi residual melebihi 0.05, sehingga data residual tersebut disimpulkan telah
terdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Tabel 3. Hasil Uji Multikolonieritas
Berdasarkan Tabel 3, semua variabel independen memiliki nilai tolerance diatas
0,10 dan nilai VIF dibawah angka 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolonieritas di dalam penelitian ini, yang berarti tidak terdapat korelasi antar
variabel independen yang ada.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada Gambar 1, tidak terdapat pola tertentu pada grafik scatter-plot, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data penelitian ini.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
219
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4, nilai durbin-watson adalah sebesar 1.685.
Dengan nilai dl = 1.357 dan nilai du = 1.662, maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji
terletak pada du < d < 4-du, yaitu: 1.662 < 1.685 < 2.338. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi pada data penelitian ini.
1. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan Tabel 5, nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0.143. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen, yaitu Kecakapan Manajerial, Komite Audit, dan Kualitas
Auditor, dapat menjelaskan variabel dependen (Manajemen Laba) sebesar 14.3%, dan
sisanya sebesar 85.7% variasi pada Manajemen Laba dijelaskan oleh variabel yang lain.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 6. Tabel Hasil Uji Statistik F
Berdasarkan Tabel diatas, tabel 6, F-hitung bernilai 3.288 dengan tingkat
signifikansi 0.031 atau lebih kecil dari 0.05. Nilai signifikansi yang dibawah 0.05
menunjukkan model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi manajemen laba,
atau dapat disimpulkan bahwa H4 diterima. Hal ini berarti bahwa Kecakapan
Manajerial, Komite Audit, dan Kualitas Auditor secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Manajemen Laba.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Tabel 7. Hasil Uji Statistik-t
Berdasarkan Tabel 7, koefisien regresi adalah sebesar 0.026 untuk variabel
kecakapan manajerial. Koefisien bernilai positif menunjukkan hubungan yang searah,
sehingga setiap kenaikan 1 satuan dari kecakapan manajerial akan menaikan manajemen
laba sebesar 0.026 satuan. Kenaikan kecakapan manajerial menunjukkan bahwa
manajer semakin ahli dalam menggunakan kemampuannya melakukan praktik
manajemen laba untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam pengujian kecakapan
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
220
manajerial pada penelitian ini, terdapat beberapa sampel yang tergolong dalam kriteria
efisien yaitu, ALTO, CEKA, DLTA, INDF, MLBI, PSDN, ROTI, SKLT, ULTJ.
Sampel disebut efisien apabila bernilai 1. Jika nilai sampel tersebut dibawah angka 1
atau 0, maka disebut tidak efisien. Perusahaan yang efisien mempunyai manajer cakap,
tetapi manajer cakap berpeluang menggunakan kemampuannya untuk melakukan
praktik manajemen laba. Uji-t untuk kecakapan manajerial adalah 0.342 tingkat signifikansi sebesar 0.734 (lebih besar dari 0.05), menunjukkan bahwa H1 ditolak , yang
berarti kecakapan manajerial tidak membawa pengaruh dalam manajemen laba.
penelitian ini mendukung Melawati (2011) kecakapan manajerial tidak mempunyai
pengaruh dalam manajemen laba. Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan
Utami dan Syafruddin (2013) yang berkesimpulan kecakapan manajerial berpengaruh
signifikan dalam manajemen laba .
Berdasarkan Tabel 7, koefisien regresi untuk Komite Audit adalah sebesar -0.039.
Koefisien bernilai negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan, sehingga setiap
kenaikan 1 satuan dari Komite Audit akan menurunkan Manajemen Laba sebesar 0.039.
Kenaikan dari komite audit menunjukkan terdapat pengawasan terhadap kinerja
perusahaan yang semakin bagus, sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya
manajeman laba pada perusahaan. Hasil uji statistik-t adalah -1.150 tingkat signifikansi
0.257 (lebih besar daripada 0.05 ). Hasil ini menunjukkan bahwa H2 ditolak , yang
berarti Komite Audit tidak mempunyai pengaruh signifikan dalam Manajemen Laba.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Guna dan Herawati (2012), yang
menyatakan bahwa Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba, namun
bertentangan dengan hasil penelitian Wardhani dan Joseph (2010) dan Anggraeni dan
Hadiprajitno (2013) yang menyatakan bahwa Komite Audit berpengaruh signifikan
terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan Tabel 7, koefisien regresi Kualitas Auditor adalah -0.065. Koefisien
bernilai negatif sehingga kenaikan dari Kualitas Auditor akan menurunkan Manajemen
Laba sebesar 0.065. Kenaikan dari kualitas Auditor menunjukkan bahwa terdapat
kualitas audit akan menurunkan manajemen laba . Hasil uji-t yaitu -2.685 tingkat
signifikansi yaitu 0.011 yaitu H3 diterima, yang berarti bahwa Kualitas Auditor
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Effendi dan Daljono (2013) yang menyatakan bahwa Kualitas Auditor
mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap Manajemen Laba.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
1. H1 ditolak, yang berarti bahwa Kecakapan Manajerial yang diukur dengan
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Manajemen Laba.
2. H2 ditolak, yang berarti bahwa Komite Audit yang diukur dari faktor latar belakang
akuntansi dan keuangan dari anggotanya tidak berpengaruh signifikan terhadap
Manajemen Laba.
3. H3 diterima, yang berarti bahwa Kualitas Auditor yang diukur dengan ukuran KAP
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.
4. H4 diterima, yang berarti Kecakapan Manajerial, Komite Audit, dan Kualitas
Auditor secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
221
Implikasi
Guna menghindari terjadinya praktik manajemen laba, maka perusahaan atau
emiten dapat memilih Kualitas Auditor yang tinggi atau Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang besar di dalam menjalankan proses audit atas laporan keuangannya. Namun
demikian, KAP yang besar belum tentu menjamin bahwa praktik manajemen laba tidak terjadi. Bahwa Kecakapan Manajerial dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba, mungkin disebabkan karena data penelitian ini tidak cukup
untuk mendukung terjadinya fenomena tersebut, karena apabila dipandang secara
simultan, seluruh variabel independen turut mempengaruhi terjadinya manajemen laba.
Untuk itu, perusahaan perlu memberikan perhatian juga terhadap kedua variabel
tersebut, yakni Kecakapan Manajerial dan Kualitas Auditor guna menghindari
terjadinya praktik manajemen laba di masa depan.
Saran
1. Penelitian selanjutnya kiranya dapat meneliti variabel lain yang mempunyai
kemungkinan berpengaruh terhadap manajemen laba seperti financial leverage,
ukuran perusahaan, dan GCG.
2. Penelitian selanjutnya kiranya dapat menggunakan sektor manufaktur bidang
lainnya (selain bidang konsumsi) sebagai sampel penelitian.
3. Variabel Komite Audit kiranya dapat menggunakan pengukuran karakteristik yang
lain, misalnya: memiliki pengalaman kerja di KAP dan / atau pernah menjadi bagian
di dalam struktur manajemen perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Riske Meitha dan Hadiprajitno, Basuki. (2013). Pengaruh Struktur
Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Good Corporate
Governance terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol
2 (3), pp. 754-766. Tersedia di :
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/3465/3395
Effendi, Sofyan dan Daljono. (2013). Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas
Auditor Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol 2
(3), pp: 811-824. Tersedia di :
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/3470/3400
Guna, Welvin I, dan Herawati, Arleen. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor Lainnya
terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12 (1), pp: 53-68.
Tersedia di : http://jurnaltsm.id/index.php/JBA/article/view/162/137
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2014). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Kusumaningtyas, Metta. (2012). Pengaruh Independensi Komite Audit dan
Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Prestasi, Vol. 9
(1), pp: 41-61. ISSN: 1411-1497. Tersedia di :
https://docplayer.info/63647249-Pengaruh-independensi-komite-audit-dan-
kepemilikan-institusional-terhadap-manajemen-laba.html
Melawati. (2011). Pengaruh Kecakapan dan Kepemilikan Manajerial terhadap
Manajemen Laba. Tersedia di :
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
222
http://a-research.upi.edu/skripsiview.php?start=5442.
Pamudji, Sugeng dan Tri Hartati, Aprillya. (2010). Pengaruh Independensi dan
Efektifitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Dinamika
Akuntansi, Vol. 2 (1), pp: 21-29. Tersedia di :
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/view/1924/2042
Purwanti, Lilik. (2010). Kecakapan Manajerial, Skema Bonus, Manajemen Laba, dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 8 (2), pp: 430-436.
Tersedia di : https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/341/377
Rohaeni, Dian dan Aryati, Titik. (2012). Pengaruh Konvergensi IFRS terhadap Income
Smoothing dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi. Simposium
Nasional Akuntansi XV. Tersedia di :
http://sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/100-SIPE-22.pdf
Utami, Radityas dan Syafruddin, Muchamad. (2013). Pengaruh Kecakapan Manajerial
Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Auditor Sebagai Variabel
Pemoderasi. Diponegoro Journal of Accounting, Vol 2 (2), pp: 190-200.
Tersedia di :
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/3271/3205
Wardhani, Ratna dan Joseph, Herunata. (2010). Karakteristik Pribadi Komite Audit Dan
Praktik Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Tersedia di :
http://blog.umy.ac.id/ervin/files/2012/05/AKPM_38.pdf
http://www.idx.co.id
http://www.ojk.go.id
http://www.sahamok.com