Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMISI, JENJANG KARIER, DAN BONUS
TERHADAP KINERJA AGEN ASURANSI PADA
PRU EXCELENT JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
DEBBY ELDIRA MALBET
1112046200030
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H /2016 M
v
ABSTRAK
Debby Eldira Malbet. 1112046200030. Pengaruh Komisi, Jenjang Karier,
dan Bonus Terhadap Kinerja Agen Asuransi (Studi Kasus Pada PRU Excellent
Jakarta). Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
komisi, jenjang karier, dan bonus terhadap kinerja agen asuransi. Penelitian ini
menggunakan pengujian statistik dengan analisis regresi linier berganda dan
menggunakan program SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukan dari
perhitungan Adjusted R Square 0,399 yaitu bahwa kinerja agen mampu dijelaskan
dengan variabel komisi, jenjang karier, dan bonus sebesar 39,9%. Sedangkan
sisanya ditentukan oleh faktor lain selain komisi, jenjang karier, dan bonus.
Kemudian penelitian ini menunjukan bahwa variabel yang mempengaruhi
kinerja agen asuransi adalah variabel komisi sebesar 5,407 (X1), variabel jenjang
karier sebesar 1,887 (X2), variabel bonus sebesar 1,541 (X3). Maka berdasarkan
koefisien regresi setiap variabel dapat diketahui bahwa faktor yang paling
dominan adalah variabel komisi karena mempunyai koefisien uji t paling besar
yaitu 5,407 dibandingkan koefisien variabel jenjang karier dan bonus.
Kata Kunci : Komisi, Jenjang Karier, Bonus, dan Kinerja
Pembimbing : Asep Saepuddin Jahar, MA, Ph.D
vi
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat kasih sayang, berkah, hidayah serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Komisi, Jenjang Karier, dan Bonus Terhadap Kinerja Agen
Asuransi Pada PRU Excellent Jakarta” dapat diselesaikan. Penelitian ini
disusun untuk menyelesaikan tugas akhir di Program Sarjana khusus konsentrasi
Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan untaian terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan segenap waktu, arahan,
motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir
penulisan skripsi ini.
2. Bapak AM Hasan Ali, MA dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., MA., sebagai
Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf dan karyawan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.
vii
4. Staf Karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan
memfasilitasi referensi-referensi hingga penulis terbantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua orang tua, Bapak Ir.H.Indi Iksar dan Ibu Hj.Nurlaela yang tidak
pernah bosan dan selalu sabar dalam mendengarkan semua keluhan
penulis. Terimakasih karena doa yang tidak pernah terputus, nasehat,
semangat dan kasih sayangnya, serta untuk segala yang sudah diberikan
untuk penulis.
6. Kakak penulis, Fendy Nur Betamal, S.T dan Ayu Fitriani Bachtiar, S.Hum
yang sudah memberikan semangat dan terkadang secara tidak langsung
menghibur penulis dikala kejenuhan melanda dalam mengerjakan skripsi
ini.
7. Ichsan Arta Suratmaja as my part time lover and friend, full time good
listener. Terimakasih untuk segala masukan, nasehat, bantuan yang
banyak dan semangat yang diberikan serta kesabarannya mendengar
segala keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. You Lustrous!
8. Yang terkasih dan selalu menemani dikala galau melanda dan bahagia
merajalela, Jihan Nuraini dan Riana Maharani. Terimakasih selalu ada
untuk penulis, selalu menjadi yang serba bisa, selalu menjadi pendengar
setia, selalu menguatkan penulis dikala keadaan apapun dan pemberi
masukan yang terbaik. Extraordinary Princess and Amazing Barbie!
viii
9. Sahabat-sahabat seperjuangan BDRX, Ratih Ika Trisyana, Puri Pratiwi,
Muliana Defi, Puri Nilam Anggraini, Titis Zunatul Islami dan Iqlima
Fauziah yang selalu ada untuk penulis sejak semester pertama hingga
sekarang. Tempat berbagi isi hati, kesedihan, kebahagiaan, makanan,
minuman, materi dan tugas kuliah. Terimakasih untuk segala nasehat,
dukungan, bantuan, canda dan tawa yang kalian berikan.
10. Sahabat sepermainan GB, Ramadita, Puri Pratiwi, Titis Zunatul Islami,
Desy Anggrarini, Dhita Widhiastuti Maryono, Ilham Maulana, Ulul Albab
Badruzaman, Maulana Ihsan Al-ghofar yang selalu menghibur,
menyemangati, memberikan dukungan, dan mendengarkan keluh kesah
penulis.
11. Teman-teman Asuransi Syariah angkatan 2012 yang saling memberikan
bantuan sejak awal perkuliahan, semangat dan doa satu sama lain. Tidak
lupa juga kepada kakak-kakak senior Asuransi yang sudah memberikan
bantuan dan masukan kepada penulis.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyususnan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya. Aamiin.
Jakarta, Agustus 2016
Debby Eldira Malbet
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 8
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kinerja Agen ....................................................................... 10
1. Pengertian Kinerja .......................................................... 10
2. Tujuan Kinerja ................................................................ 10
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja 11
4. Kinerja Agen Asuransi ................................................... 12
B. Agen Asuransi ..................................................................... 13
1. Definisi Agen .................................................................. 13
2. Fungsi Agen .................................................................... 15
x
3. Wewenang Agen ............................................................. 18
C. Kompensasi ......................................................................... 19
1. Komisi ............................................................................. 19
2. Jenjang Karier ................................................................. 20
3. Bonus .............................................................................. 21
D. Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah .................... 22
1. Definisi Asuransi (Konvensional) .................................. 22
2. Definisi Asuransi Syariah ............................................... 22
E. Kerangka Konsep ................................................................ 24
F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ................................... 24
G. Hipotesis .............................................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 28
B. Subjek-Objek Penelitian ...................................................... 28
C. Jenis Penelitian .................................................................... 28
D. Metode Pengumpulan Data ................................................. 29
1. Jenis Data ........................................................................ 29
2. Sumber Data ................................................................... 30
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 30
E. Metode Penentuan Sampel .................................................. 31
1. Populasi ........................................................................... 31
2. Sampel ............................................................................ 31
F. Metode Analisi Data ............................................................ 33
xi
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................... 33
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 33
a. Uji Normalitas ............................................................ 34
b. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 34
c. Uji Multikolinearitas .................................................. 35
d. Uji Autokorelasi ......................................................... 36
3. Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 36
4. Uji Hipotesis ................................................................... 37
a. Uji F ........................................................................... 37
b. Uji Parsial (Uji t) ........................................................ 38
G. Indikator dan Operasional Variabel ..................................... 38
BAB IV Hasil Penelitian dan Analisis Data
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................. 40
B. Gambaran Umum Responden .............................................. 43
C. Analisis Hasil Pengolahan Data .......................................... 46
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................... 46
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 49
3. Analisis Regresi Berganda .............................................. 54
4. Uji Hipotesis ................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 62
B. Saran .................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 64
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komisi Agen ............................................................................... 20
Tabel 3.1 Skala Likert ................................................................................. 30
Tabel 3.2 Indikator dan Operasional Variabel ............................................ 39
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 44
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................ 44
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pengalaman Agen ................................ 45
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Komisi ............................................... 46
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas Jenjang Karier ................................... 47
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Bonus ................................................ 47
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Kinerja ............................................... 48
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 49
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................... 51
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 53
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Berganda ...................................................... 54
Tabel 4.12 Hasil Uji F ................................................................................. 56
Tabel 4.13 Hasil Uji t .................................................................................. 59
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................... 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas................................................................ 50
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perusahaan asuransi di Indonesia sangatlah pesat, baik
perusahaan asuransi konvensioanal maupun perusahaan asuransi syariah.
Berdasarkan data yang terdapat pada OJK, terdapat 50 perusahaan asuransi
jiwa, 76 perusahaan asuransi umum, 6 perusahaan reasuransi, 3 asuransi
wajib, dan 8 asuransi syariah dibulan Desember 2015. Dengan begitu
semakin besar pula daya saing yang ada pada setiap perusahaan asuransi,
untuk itu sebuah kewajiban bagi setiap perusahaan asuransi dalam
meningkatkan kualitas dan kredibilitas perusahaan agar dapat bersaing
dengan kompetitor lain untuk menarik minat nasabah bergabung di
perusahaan tersebut. Salah satu tujuan tercapainya kualitas atau profitabilitas
tersebut bergantung pada sumber daya manusia yang dimiliki dan juga
didukung oleh beberapa faktor produksi lainnya. Hal ini tidak lepas dari peran
pemimpin dengan kepemimpinan yang partisipatif dan transparansif dalam
bekerjasama dengan pegawai untuk mewujudkan tujuan perusahaan asuransi
syariah.
Sumber daya manusia atau tenaga pemasar yang dimiliki perusahaan
dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan salah satunya adalah agen.
Agen adalah penyalur yang atas nama suatu perusahaan tertentu menjual
barang dan jasa hasil produksi perusahaan tersebut di daerah tertentu. Agen
2
tidak akan menjual atau di jumpai barang dan jasa yang bukan produksi
perusahaan bersangkutan. Agen menjual barang dan jasa dengan harga yang
ditentukan oleh produsen.1
Agen adalah orang yang dipercaya oleh
perusahaan asuransi dan dipercaya pula oleh masyarakat, yang bertugas
mencari dan mendapatkan calon-calon pemegang polis dengan memberikan
penerangan tentang pentingnya jaminan hari tua, perlindungan untuk keluarga
dan orang lain yang ada kepentingan asuransi.2
Agen asuransi, bagian
perusahaan yang mempunyai banyak peran diluar atau di lapangan. Mereka
melakukan silaturahmi dengan calon nasabah, melakukan presentasi produk
dikantor-kantor, dan sebagainya dengan tujuan agar para calon nasabah yang
mereka temui akan mengambil keputusan untuk benar-benar menjadi nasabah
asuransi, bukan sekedar calon lagi. Para agen asuransi dituntut untuk menjadi
seseorang yang disenangi pribadinya agar dapat menarik simpatik para calon
nasabah. Pembekalan pun dilakukan untuk mencapai hal itu, biasanya melalui
seminar tentang keagenan atau pula melalui pembicaraan santai dengan
supervisor dan orang yang berpengalaman dibidangnya. Para agen asuransi
diharapkan mempunyai cara berkomunikasi yang baik terhadap calon
nasabah, baik dalam bertutur kata maupun berbuat, seperti jujur dalam
penyampaian keunggulan produk dan lain sebagainya. Terhadap perusahaan
tempat mereka bekerja pun para agen asuransi diharapkan menjadi agen yang
baik, seperti menjaga hubungan baik antara sesama karyawan dan atasan,
1http://www.temukanpengertian.com/2014/01/pengertian-agen.html diakses 9 Januari jam
10.45 2
M. Wahyu Prihartono, Manajemen Pemasaran Jasa dan Tata Usaha Asuransi,
(Yogyakarta: Kansisius, 2001), h.6
3
berpenampilan yang sesuai ketentuan perusahaan, disiplin, bertanggung
jawab, dan lain-lain.
Demikian apabila agen merupakan perantara dalam penutupan
asuransi, maka agen menutup asuransi tersebut bukan untuk namanya sendiri,
akan tetapi untuk dan atas nama principalnya. Sebagai balas jasa dari
tugasnya melakukan perantara tadi, agen memperoleh komisi dari premi,
jumlah mana diperolehnya dari penanggung atau principalnya. Tugas seorang
agen asuransi berbeda jauh dengan tugas pekerjaan jasa lainnya. Pekerjaan
agen asuransi sangat unik yaitu harus mampu menjual produk tidak riil
(intangible). Bentuk transaksinya pun tidak dapat selesai pada saat transaksi
itu dilakukan. Tetapi harus menunggu dalam waktu lama dan bahkan seumur
hidup. Oleh karena itu, agen asuransi sering juga disebut sebagai penjual
janji. Demikian juga agen berkedudukan sebagai wakil perusahaan asuransi
dalam mengadakan kontrak asuransi atau pertanggungan yang diatur dalam
perjanjian keagenan asuransi. Apabila terjadi evenemen terhadap pengambil
asuransi tersebut dan polis asli belum berada di tangan nasabah, maka nota
penutupan (cover note) yang diberikan oleh agen dapat dijadikan alat bukti
tertulis untuk mengklaim ganti kerugian karena nota penutupan ini selain
sebagai bukti lelang pernyataan kehendak yaitu penerimaan penawaran dari
pihak perusahaan (pihak asuransi), juga berlaku sebagai polis sementara yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti polis asli.3
3http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/36219 diakses 10 Januari jam 11.45
4
Perusahaan tidak hanya menuntut seorang agen untuk bekerja secara
profesional, akan tetapi perusahaan juga wajib memberikan bentuk apresiasi
atas apa yang telah dicapai oleh seorang agen. Visi misi perusahaan asuransi
syariah salah satunya ialah menyejahterakan dan memberikan perhatian
kepada pegawai, misalnya dengan cara memberikan kompensasi yang adil
dan layak akan memberikan dampak positif yaitu meningkatkan prestasi kerja
para pegawai.
Kinerja suatu perusahaan asuransi dapat dilihat dari kinerja seorang
agen. Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
Implementasi kinerja dilakukan oleh SDM yang memiliki kemampuan,
kompetensi, motivasi, dan kepentingan.4
Kinerja SDM merupkan istilah yang berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai seseorang). Maka, kinerja SDM adalah prestasi
kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per
satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.5
Kinerja agen dapat dilihat di akhir periode, dan apakah kinerjanya
baik atau tidak. Faktor yang mempengaruhi kinerja seorang agen biasanya
dilihat dari kompensasi perusahaan tersebut. kompensasi yang diberikan
perusahaan apakah berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme
dan kinerja seorang agen.
4 Wibowo, “Manajemen Kinerja”, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), h.4
5 Anwar Prabu Mangkunegara, “Evaluasi Kinerja SDM”, (Bandung: Refika Aditama,
2006), h.9
5
Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan oleh perusahaan kepada
agen dan mempengaruhi kinerja agen asuransi diantaranya bonus, komisi, dan
jenjang karir, yaitu sebagai berikut:
1. Bonus merupakan upah tambahan di luar gaji atau upah sebagai hadiah
atau bisa dikatakan sebagai pemacu dalam bekerja. Gaji atau upah ekstra
yang dibayarkan kepada karyawan dan sifatnya gratifikasi dan biasa
disebut insentif.
2. Komisi merupakan imbalan berbentuk uang atau persentase tertentu yang
dibayarkan karena jasa yang diberikan dalam jual beli dan sebagainya.
3. Jenjang karier atau tangga karier adalah jalur yang dilalui suatu karier
ketika karyawan mencapai kemajuan ke posisi dengan tanggung jawab
lebih besar. Jenjang karier yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
jenjang karier yang menjanjikan atau ada kejelasan dari setiap karier
apabila apabila progres kinerja setiap agen mengalami peningkatan yang
signifikan.
Agen penjual merupakan ujung tombak keberhasilan dalam
pencapaian target penjualan.6
Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya
kualitas suatu perusahaan. Seperti yang terjadi di pasar industri asuransi
syariah di Indonesia, PRU Excellent menjadi ranking pertama KPM (Kantor
Pemasar Mandiri) Nasional pada Januari 2016. Salah satu faktor yang
menunjang hal tersebut adalah produktivitas agen. Untuk itu, apakah
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan asuransi PRU Excellent
6
M. Wahyu Prihartono, “Manajemen Pemasarandan Tata Usaha Asuransi”
(Yogyakarta, Kanisius, 2001), h.6
6
mempengaruhi profesionalisme agen sehingga menjadikannya produktif
dalam memasarkan produknya.
Oleh karena itu, peneliti menganggap penting adanya penelitian
tentang seberapa besar faktor kompensasi yang didapatkan agen
mempengaruhi kinerja seorang agen asuransi. Pemberian kompensasi yang
adil dan benar sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang agen asuransi,
karena dengan memberikan kompensasi yang adil dan benar akan
meningkatkan produktivitas seorang agen. Jika produktivitas seorang agen
meningkat maka kinerja agen tersebut otomatis akan meningkat pula.
Meningkatnya kinerja agen tersebut akan memengaruhi jumlah nasabah yang
memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan asuransi tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perlu adanya
penelitian lebih mendalam tentang permasalahan tersebut dengan
mengemukakan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Faktor Komisi,
Jenjang Karier, dan Bonus Terhadap Kinerja Agen Asuransi Pada PRU
Excellent Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor komisi mempengaruhi kinerja agen asuransi ?
2. Apakah faktor jenjang karier mempengaruhi kinerja agen asuransi ?
3. Apakah faktor bonus mempengaruhi kinerja agen asuransi?
7
4. Apakah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja agen
asuransi?
5. Sejauh mana faktor komisi, jenjang karier, dan bonus mempengaruhi
kinerja agen asuransi?
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan
batasan-batasan masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan
masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak
termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Adapun pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah pada faktor komisi, jenjang karier,
dan bonus terhadap kinerja agen asuransi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Seberapa signifikan faktor komisi, jenjang karier, dan bonus
mempengaruhi kinerja agen asuransi?
b. Apakah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja
agen asuransi?
8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa signifikan faktor komisi, jenjang karier, dan
bonus mempengaruhi kinerja agen asuransi.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan terhadap kinerja agen
asuransi pada Pru Excellent Jakarta.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi penulis dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan di bidang asuransi syariah, yang mengkhususkan wacana
tentang faktor-faktor kompensasi yang mempengaruhi kinerja agen
asuransi.
2. Bagi Program Studi Muamalat Konsentrasi Asuransi Syariah, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, pendapatan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan
dan pengambilan keputusan akademisi, sehingga dapat menambah
referensi keilmuan, khususnya yang terkait dengan faktor-faktor
kompensasi yang mempengaruhi kinerja agen asuransi.
3. Menambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka serta menambah
khasanah pengetahuan bagi prodi muamalat khususnya asuransi tentang
faktor-faktor kompensasi yang mempengaruhi kinerja agen asuransi.
9
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulis membagi penulisan skrpsi ini menjadi 5 (lima) bab dan terdiri
atas beberapa sub bab. Susunan bab secara sistematis adalah sebagai brikut:
BAB 1 PENDAHULUAN, pada bab ini akan menjabarkan tentang latar
belakang, identifikasi masalah, batasan san rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 TEORI TENTANG KOMISI, JENJANG KARIER, BONUS,
KINERJA, DAN AGEN ASURANSI, pada bab ini akan diuraikan
teori-teori yang mendukung penelitian ini dan uraian teori yang
relevan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti.
BAB 3 METODE PENELITIAN, pada bab ini akan menjelaskan tentang
metode peneliti yang terdiri dari objek penelitian, jenis penelitian,
pendekatan penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data yang digunakan penulis.
BAB 4 HASIL PENELITIAN PENGARUH KOMISI, JENJANG
KARIER, DAN BONUS TERHADAP KINERJA AGEN
ASURANSI, pada bab ini akan menjabarkan tentang hasil penelitian
dan pembahasan. Yaitu tentang gambaran umum perusahaan,
karakteristik responden, analisis data, dan pembahasan hasil
penelitian.
BAB 5 PENUTUP, pada bab ini memuat kesimpulan yang merupakan
jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya
dan saran-saran, kemudian diakhiri dengan daftar pustaka serta
lampiran-lampiran.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja Agen
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
Implementasi kinerja dilakukan oleh SDM yang memiliki kemampuan,
kompetensi, motivasi, dan kepentingan.1
Kinerja SDM merupakan istilah yang berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai seseorang). Maka, kinerja SDM adalah
prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai
SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.2
2. Tujuan Kinerja
Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan merupakan sebuah aspirasi.
Tujuan adalah tentang arah secara umum, sifatnya luas, tanpa batasan
waktu dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu
tertentu.
1 Prof.Dr.Wibowo,S.E,M.Phill, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2007), h.4 2 Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT Refika
Aditama,2006), h.9
11
Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap
pekerjaan, membantu mendefinisikan harapan kerja,
mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling
berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan
kinerja individual dengan tujuan organisasi. Kesesuaian antara
upaya pencapaian tujuan individu dengan tujuan organisasi akan
mampu mewujudkan kinerja yang baik.3
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Menurut Henry Simamora (1995:500), kinerja (performance)
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:4
a. Faktor indiviul yang terdiri dari:
1) Kemampuan dari keahlian
2) Latar belakang
3) Demografi
b. Faktor psikologis yang terdiri dari:
1) Persepsi
2) Attitude
3) Personality
4) Pembelajaran
5) Motivasi
3 Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT Refika
Aditama,2006), h.42
4 Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT Refika
Aditama,2006), h.14
12
c. Faktor organisasi yang terdiri dari:
1) Sumber daya
2) Kepemimpinan
3) Penghargaan
4) Struktur
5) Job design
4. Kinerja Agen Asuransi
Penilaian kerja dibutuhkan untuk menetapkan tingkat kinerja agen
asuransi. Yang dapat dijadikan patokan untuk digunakan sebagai
perbandingan terhadap kinerja antar agen asuransi.
Minimal sebuah standar kinerja, harus berisi dua jenis informasi
dasar tentang apa yang harus dilakukan dan seberapa baik harus
melakukannya. Standar kinerja merupakan identifikasi tugas pekerjaan,
kewajiban, dan elemen kritis yang menggambarkan apa yang harus
dilakukan. Standar kinerja terfokus pada seberapa baik tugas akan
dilaksanakan. Agar berdaya guna, setiap standar atau kriteria harus
dinyatakan secara cukup jelas sehingga kelompok kerja mengetahui apa
yang diharapkan dan apakah telah tercapai atau tidak. Standar haruslah
dinyatakan secara tertulis dalam upaya menggambarkan kinerja yang
sungguh-sungguh memuaskan.
Hal ini dikarenakan bahwa tugas pekerjaan dan standar kinerja saling
berkaitan, adalah praktik yang lazim mengembangkannya pada waktu
yang bersamaan. Apapun metode analisis pekerjaan yang digunakan
13
haruslah memperhitungkan aspek kuantitatif kinerja, setiap standar harus
menunjuk pada aspek spesifik pekerjaan. Tampaknya lebih mudah
mengukur kinerja terhadap standar yang dapat digambarkan dalam istilah
kuantitatif.
B. Agen Asuransi
1. Definisi Agen
Agen memberikan pelayanan dalam menawarkan jasa perlindungan
terhadap kebutuhan financial baik individu maupun kelompok, baik dalam
kebutuhan kesehatan maupun harta benda. Seorang agen asuransi dalam
memberikan pelayanan kepada konsumen agar sukses dan memuaskan,
sangat dibutuhkan komitmen atas pekerjaan dengan senantiasa berlatih
secara konsisten dan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
asuransi.5 Seorang agen yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan
peningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan strategi yang
berimbas kepada meningkatnya pemasukan perusahaan asuransi tersebut.
“Profesi agen adalah profesi terhormat dan citranya sudah berubah
secara signifikan. Kehormatan agen harus terwujud dalam setiap
tindakannya dalam bekerja melayani nasabah. Kehormatan itu bisa
diperoleh melalui peningkatan kompetensi sehingga bisa bekerja secara
profesional dan beretika.” (Isa Rahmatawarta – Kepala Biro Asuransi
5Surjono Soerono, Penuntutat Keagenan Asuransi Jiwa edisi IV, (Jakarta: Dewan
Asuransi Indonesia, 1998) h.8
14
Bapepam-LK)6. Agen adalah orang yang menjual produk asuransi,
menurut UU perasuransian No.2 tahun 1992, definisi agen adalah seorang
atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa, memasarkan jasa
asuransi untuk dan atas nama penanggung.7
Agen bertindak sebagai perantara untuk mempertemukan pembeli
dan penjual barang atau jasa dengan menerima premi berdasarkan
kesepakatan sesuai dengan nilai transaksi yang dilakukan. Agen dalam
kegitan ekonomi memainkan peranan yang penting untuk memperlancar
fungsi dan mekanisme pasar.
Dengan demikian agen mengajarkan untuk mengutamakan
kepentingan pembeli atau nasabah. Dalam kegiatan menjual, penempatan
seni termasuk kedalam salah satu jalur untuk memenangkan tujuan dengan
mengandalkan kebaikan. Apabila dilakukan dengan jalur kekerasan hasil
yang didapatkan akan buruk.
Semakin meningkatnya perkembangan ekonomi suatu bangsa maka
tingkat kesadaran berasuransi masyarakat juga akan meningkat. Dengan
demikian jumlah perusahaan asuransi akan bertambah lebih banyak dan
kualitas tenaga penjualnya juga pasti akan meningkat.
6 Sugeng Widodo, Mindset Sukses Agen Asuransi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2011) h.4 7 Undang-Undang Republik Indonesia No.2 tahun 1992, Tentang Usaha Perasuransian
15
2. Fungsi Agen
Terdapat tiga fungsi agen diantaranya: menutup produksi baru,
melakukan konservasi atau mencegah polis lapse, serta memberikan
pelayanan kepada pemegang polis.
Langkah awal menutup produksi baru ialah dengan mencari nasabah
(costumer) yang potensial dipasar sasaran perusahaan. Mengukur potensial
costumer disebut dengan prospecting, seorang agen harus mengidentifikasi
kebutuhan prospek dengan cara mengumpulkan informasi tentang umur,
penghasilan, tabungan, jumlah keluarga, polis lainnya, dan pengeluaran
rata-rata setiap bulan.
Cara mencegah polis lapse salah satunya dengan agen telah
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan penting pemegang polis, kemudian
polis yang diberi memang benar-benar memenuhi kebutuhan, dengan
secara finansial pemegang polis mampu membayar preminya. Banyak
polis lapse dikarenakan kegagalan membayar premi pada waktunya.
Menjaga hubungan positif dengan pelanggan merupakan salah satu
cara pelayanan kepada pemegang polis, umumnya fungsi pelayanan
seorang agen ialah tetap waspada terhadap perubahan kebutuhan
pemegang polis, tanggap terhadap permintaan pelayanan, mendapatkan
dan mengisi formulir permintaan perubahan polis dan mengirimkan
formulir tersebut ke perusahaan.
Fungsi seorang agen dalam menjalankan kegiatannya mempunyai
tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yaitu:
16
1. Tugas Agen
Seorang agen dalam perusahaan asuransi mempunyai
tugas yaitu menjual produk asuransi sekaligus bertitik tolak pada
hal ini, maka dapat dikatakan bahwa tugas agen adalah sebagai
berikut:
a. Menjelaskan betapa pentingnya asuransi bagi masyarakat
b. Menjelaskan tentang apa, siapa, dan bagaimana kinerja
perusahaan asuransi
c. Mendapatkan calon pemegang polis atau nasabah sebanyak-
banyaknya
d. Dapat dipercaya oleh semua pihak
e. Menjaga nama baik perusahaan asuransi tempatnya bekerja
2. Kewajiban Agen
Agen harus taat dan memenuhi kewajibannya, apabila
menginginkan aktivitasnya mendatangkan hasil yang optimal.
Yang menjadi kewajiban agen yaitu:8
a. Agen perlu mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan
calon tertanggung dalam hal menjual produk yang
ditawarkan
b. Melakukan penutupan dan segera menyetorkan premi
c. Memberikan pelayanan yang baik kepada calon tertanggung
dengan tidak melanggar kode etik profesi agen asuransi
8 M. Wahyu Prihartono, Manajemen Pemasaran Jasa dan Tata Usaha Asuransi,
(Yogyakarta: Kansisius,2011) h.19
17
3. Tanggung Jawab Agen
Sesuai dengan tugas yang dilakukan agen, maka yang
menjadi tanggung jawab agen yaitu:
a. Memenuhi target yang ditetapkan
b. Berproduksi secara sehat
c. Menyetor premi pertama dan premi lanjutan sesuai
ketentuan yang berlaku
4. Kode Etik Agen Asuransi Syariah
Kode etik yang diperlukan untuk menjaga citra profesi
agen itu sendiri juga dan kepercayaan masyarakat terhadap
industri asuransi. Agen harus menjunjung tinggi kode etik agen
asuransi diantaranya sebagai berikut:9
a. Mengutamakan kepentingan para pemegang polis
b. Menghormati kepercayaan yang diberikan pemegang polis
dan akan memegang rahasia pribadinya
c. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan terus
menerus kepada pemegang polis
d. Menggunakan setiap cara yang layak dan sesuai dengan
kode etik untuk mendapatkan calon pemegang polis, tetapi
juga dengan tegas menolak segala cara yang dapat
menurunkan derajat profesi agen
9 M. Wahyu Prihartono, Manajemen Pemasaran Jasa dan Tata Usaha Asuransi,
(Yogyakarta: Kansisius,2011) h.9-10
18
e. Memberikan setiap fakta dan keterangan yang perlu secara
lengkap dan tepat dengan setulus-tulusnya agar
memungkinkan pemegang polis mengambil keputusan
secara tepat
f. Berusaha menyempurnakan kemahiran serta menambah
pengetahuan dengan cara berfikir kembali dan belajar
secara terus menerus
g. Berusaha melakukan tugas sedemikian rupa dengan
memperlihatkan sifat dan suri tauladan yang baik dalam
jabatan maupun kehidupan pribadi sehari-hari
Prinsip islam dalam etika bisnis mewajibkan adanya
keadilan antara pihak yang berkaitan dengan transaksi dalam
melakukan penjualan. Tujuannya agar salah satu pihak tidak ada
yang dirugikan dan mendapatkan manfaat yang diharapkan.
3. Wewenang Agen
Wewenang seorang agen terletak pada kontrak keagenan yang
diberikan kepadanya, namun kekuasaannya untuk mengikat prinsipal
melampaui wewenang kontraktual ini.
Agen asuransi memiliki tiga wewenang yaitu:
1. Wewenang tersurat yang tercantum dalam kontraknya dengan
prinsipalnya yang dalam hal ini adalah perusahaan asuransi.
2. Wewenang tersirat yang menurut hukum, agen memperoleh
wewenang yang layak dianggap publik dimilikinya.
19
3. Wewenang lahiriah yaitu wewenang yang telah dilaksanakan
agen itu yang didiamkan saja oleh perusahaan, artinya
perusahaan asuransi itu gagal melarang tindakan agen tersebut.10
C. Kompensasi
Segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas
kontribusinya kepada perusahaan atau organisasi dapat dikatakan sebagai
kompensasi.11
Dalam bukunya Heidjrachman (2002:138) kompensasi adalah
suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberian kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan.
Pada PRU Excellent terbagi tiga (komisi, jenjang karier, dan bonus)
kompensasi yang didapatkan oleh agen, yaitu:
1. Komisi
Komisi adalah imbalan (uang) atau persentase tertentu yang
dibayarkan karena jasa yang diberikan dalam jual beli dan
sebagainya.12
Agen PruExcellent akan mendapatkan komisi apabila agen
tersebut telah mendapatkan nasabah dan telah mendapatkan
konfirmasi dari kantor pusat (PT Prudential Life Insurance). Komisi
tersebut akan diterima oleh agen setelah satu bulan setelah Issued
dari nasabah tersebut, agen akan mendapatkan komisi dengan
10
Drs. A. Hasyim Ali, Pengantar Asuransi, (PT.Bumi Aksara: Jakarta, 2002) h.92 11
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT BumiAksara,
2012) EdisiRevisi, h.153 12
http://kbbi.web.id/komisidiakses pada 24 Maret Jam 14.28
20
presentase 99% selama lima tahun dari seorang nasabah untuk semua
produk.
Tabel 2.1 Komisi Agen
Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Komisi 30 % 30 % 5 % 5 % 5%
Bonus 12 % 12 % - - -
Total 42 % 42 % - - -
Total Komisi Selama 5 tahun yang Akan Didapatkan 99 %
2. Jenjang Karier
Jenjang karier adalah tingkatan posisi yang terdapat dalam
perusahaan modern sebagai apresiasi terhadap pekerjaannya.13
Loyalitas terhadap perusahaan menjadi ukuran pertama seorang
mendapatkan peningkatan jenjang karier. Keterampilan/skill yang
unik dan bermanfaat menjadi hal penting untuk dimiliki dalam upaya
perbaikan jenjang karier, skill yang telah dikembangkan akan lebih
cepat dipertimbangkan jika memiliki communication skill.
Kerjasama tim juga menjadi hal penting dalam peningkatan jenjang
karier, jangan pernah menjatuhkan seseorang demi kenaikan karier
karena ada kemungkinan orang lain akan berbuat hal serupa.
13
Ponijan Liaw, S.O.S (Strategi Orang Sukses) Bisnis, (Jakarta: PT Tangga Pustaka,
2012) h.251
21
PT Prudential Life Insurance memberikan jenjang karier
kepada para agen yang terdapat pada PRU Excellent apabila agen
tersebut berhasil mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan.
Adapun jenjang karier yang dimaksud diantaranya: Agen, Unit
Manager, Senior Unit Manager, Agency Manager, Senior Agency
Manager.
3. Bonus
Bonus adalah tambahan upah yang diterima pekerja/karyawan
karena ada sesuatu hal.14
Dalam arti lain, bonus adalah segala
sesuatu yang diterima karyawan sebagai imbalan atas sumbangannya
kepada perusahaan (Sentot 2010). Pemberian bonus merupakan
imbalan bagi karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa, dan
pemberian bonus ini digunakan untuk memberikan motivasi dan
kontribusi ide-ide baru, mengembangkan keterampilan, dan
mendapatkan sertifikasi profesional.
Pengaturannya bergantung pada situasi dan kondisi keuangan
perusahaan maupun misi pengusaha dalam mengelola perusahaan
tetapi yang berlaku umum tentang kriteria pemberian bonus adalah
14
Edytus Adisu, Hak Karyawan Atas Gaji & Pedoman Menghitung: Gaji Pokok, Uang
Lembur, Gaji Sundulan, Insentif-Bonus-THR, Pajak Atas Gaji, Iuran Pensiun-Pesangon, Iuran
Jamsostek/Dana Sehat, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008) h.76
22
berdasarkan posisi/jabatan, masa kerja, dan mencapai target
tertentu.15
PT Prudential Life Insurance memanjakan para agen PRU
Excellent dengan berbagai bonus atau reward seperti pergi ke luar
negeri, uang tunai, kendaraan, dan lainnya. Agen bisa mendapatkan
bonus jika agen tersebut berhasil mencapai target yang ditentukan
oleh perusahaan.
D. Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
1. Definisi Asuransi (Konvensional)
Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam
hukum Belanda disebut Verzekering yang artinya pertanggungan. Dari
peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi
penanggung, dan geassureerde bagi tertanggung.16
Definisi asuransi di
Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.17
Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan.
15
Edytus Adisu, Hak Karyawan Atas Gaji & Pedoman Menghitung: Gaji Pokok, Uang
Lembur, Gaji Sundulan, Insentif-Bonus-THR, Pajak Atas Gaji, Iuran Pensiun-Pesangon, Iuran
Jamsostek/Dana Sehat, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008) h.76 16
KH Ali Yafie, Asuransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,
(Bandung: Mizan, 1994)h.205-206 17
Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang republic Indonesia Nomor 2 Tahun 1992
dan Peraturan PelaksanaanTentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003, DAI, h.2-3
23
Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
2. Definisi Asuransi Syariah
Asuransi dalam islam lebih dikenal dengan istilah takaful yang
berarti saling memikul risiko antar sesama, sehingga antara satu dengan
lainnya menjadi penanggung atas risiko lainnya. Saling memikul didasari
dengan tolong menolong dalam kebaikan, masing-masing pihak
mengeluarkan dana tabarru’ yang ditunjuk untuk menanggung risiko
tersebut. Firman Allah SWT dalam surat al-maidah [5]:2 yang memiliki
arti
“Saling tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan
dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”.
Ayat tersebut memiliki hikmah bahwa didalam kehidupan ini banyak
ketidakpastian yang dilalui, maka manusia wajib saling tolong menolong
dan membantu sesama dalam kebaikan.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi
definisi tentang asuransi. Menurutnya, asuransi syariah (ta’min, takaful,
tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau
24
tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.18
Dari definisi diatas asuransi syariah bersifat saling melindungi dan
tolong menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota
peserta asuransi syariah dalam menghadapi risiko.
18
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life And General). (Jakarta: Gema Insani
2004)h.30
25
E. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini:
F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini penulis telah meninjau kajian
terdahulu dan menemukan beberapa penelitian dengan topik sejenis.
Penelitian tersebut antara lain:
Ade Andri Mulyana, strata satu (S-1) fakultas syariah dan hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi
Uji Instrument
1.Validitas
2. Reliabilitas
Analisis Uji Asumsi Klasik
1.Uji Normalitas
2. Uji Heterokedastisitas
3.Uji Multikolinieraritas
Analisis Regresi Berganda
Koefisien Determinasi (R)
Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (t)
2. Uji Simultan (F)
Asuransi Syariah
Jenjang Karier (X2) Komisi (X1) Bonus(X3)
Kinerja Agen (Y)
Interpretasi
26
Muamalat konsentrasi asuransi syariah. Judul skripsi “Pengaruh Pendidikan,
Pola Komunikasi, dan Jaringan Agen Terhadap Ketercapaian Nasabah
Asuransi Syariah” (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan, pola
komunikasi, dan jaringan agen terhadap ketercapaian nasabah asuransi
syariah. Sehingga kita dapat mengetahui faktor apa yg paling mempengaruhi
agen dalam mencapai nasabah asuransi syariah. Perbedaannya dengan skripsi
penulis ialah penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui faktor
kompensasi yang paling berpengaruh terhadap tingkat kinerja agen asuransi
syariah.
Nurussyifa, strata satu (S-1) fakultas syariah dan hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi Muamalat
konsentrasi asuransi syariah. Judul skripsi “Pengaruh Profesionalisme Agen
Terhadap Penjualan Produk Asuransi Syariah Pada PT.AJB Bumiputera
Syariah Cab.Rawamangun”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana tingkat profesionalisme agen yang dapat diukur serta bagaimana
pengaruh agen profesionalisme terhadap penjualan produk asuransi jiwa
syariah pada PT. AJB Bumiputera Syariah Cab. Rawamangun, sehingga akan
dapat diketahui cara-cara agen profesional dalam penjualan produk asuransi
jiwa syariah. Perbedaannya pada skripsi penulis, penelitian yang penulis
ambil mengacu pada beberapa faktor yang dijadikan tujuan untuk mengetahui
tingkat kinerja agen asuransi. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kelebihan
skripsi penulis dibandingkan skripsi sebelumnya, sebab pada skripsi penulis
dilakukan dengan lebih fokus menggunakan tiga faktor khusus yaitu, komisi,
jenjang karier, dan bonus.
27
Pratiwi Primadani, strata satu (S-1) fakultas syariah dan hokum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi
Muamalat konsentrasi perbankan syariah. Judul skripsi “Hubungan
Kemampuan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Agen di PT
Takaful Keluarga” (Agency Bintaro dan Ciledug). Penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan analisis hubungan kemampuan, motivasi, dan lingkungan
kerja dengan kinerja agen di PT Takaful Keluarga agency Bintaro dan
Ciledug. Sehingga dapat diketahui variabel mana yg paling berpengaruh
terhadap kinerja PT Takaful Keluarga agency Bintaro dan Ciledug. Perbedaan
dengan penulis ialah penulis meneliti variabel lain yang berpengaruh terhadap
kinerja, yaitu variabel komisi, jenjang karier, dan bonus pada PRU Excellent
Jakarta.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.19
Hipotesis 1
H01=0= Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komisi dengan
kinerja agen di PRU Excellent.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, h.64
28
Ha1≠0= Terdapat hubungan yang signifikan antara komisi dengan kinerja
agen di PRU Excellent.
Hipotesis 2
H02=0= Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenjang karier
dengan kinerja agen di PRU Excellent.
Ha2≠0= Terdapat hubungan yang signifikan antara jenjang karier dengan
kinerja agen di PRU Excellent.
Hipotesis 3
H03=0= Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara bonus dengan kinerja
agen di PRU Excellent.
Ha3≠0= Terdapat hubungan yang signifikan antara bonus dengan kinerja agen
di PRU Excellent.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu, “Pengaruh Komisi, Jenjang
Karier, dan Bonus Terhadap Kinerja Agen Asuransi Pada PRU Excellent
Jakarta”, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor mana yang
paling dominan mempengaruhi tingkat kinerja agen asuransi syariah dari
faktor-faktor yang telah disebutkan. Metode penelitian yang penulis gunakan
ialah metode deskriptif, adapun tehnik penulisan yang digunakan dalam
skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012.
B. Subjek-Objek Penelitian
Dalam menyusun skripsi yang dijadikan objek penelitin adalah agen
PRU Excellent Jakarta yang telah memiliki sertifikasi AASI (Asosiasi
Asuransi Syariah Indonesia) dan telah mencapai tingkatan UM (Unit
Manager).
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuntitatif dapat dirtikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
29
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1 Hipotesis yang ada
diuji melalui pengumpulan data lapangan. Data yang terkumpul selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, sehingga dapat
disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.
D. Metode Pengumpulan Data
Data adalah bahan keterangan suatu objek penelitian.2 Adapun dalam
metode pengumpulan data terdapat jenis data, sumber data, dan tehnik
pengumpulan data.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara, hasil
pengisian kuesioner, data survei, data observasi dan sebagainya.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-
sumber yang telah ada.3 Data ini diperoleh dari perpustakaan, referensi
terdahulu, artikel, majalah, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan
dengan materi skripsi ini.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.8
2 Burhan Bungin, Metodologi penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), h.123 3 Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h.21
30
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini ialah agen yang telah mencapai tingkat
Unit Manager dan bersertifikasi AASI pada kantor agency PRU Excellent
Jakarta yang berlokasi di Multivison tower lt.5, jl.Kuningan Mulia lot 9b
Jakarta Selatan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner untuk
mengumpulkan data-data yang berada dilapangan. Kuesioner atau angket
atau self administrated questioner adalah teknik pengumpulan data dengan
cara mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.4
Adapun jenis kuesioner menggunakan skala Likert. Skala Likert
dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) yang paling sering digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi responden suatu objek.5
Bentuk kuesioner skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini ialah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
Kategori Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
4 Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
h.65 5 Husani Usaman dan Purnomo Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h.65
31
Dengan menggunakan skala Likert 5 poin, caranya dengan
menghadapkan responden pada sejumlah pertanyaan dan kemudian
diminta untuk memberikan jawaban atas tingkat pelaksanaan yang terdiri
dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
E. Metode Penentuan Sampel
Dalam memudahkan penelitian ini maka penulis akan menentukan
sampel penelitian. Adapun dalam metode penentuan sampel terdapat
populasi, sampel, dan teknik sampling.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.6 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah agen yang
bersertifikasi AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) dan telah
mencapai jenjang UM (Unit Manager) di kantor keagenan PRU
Excellent Jakarta yang berjumlah 110 agen.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.7 Dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.80
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.81
32
sampel dari populasi, penulis mengunakan rumus Slovin sebagai
berikut:8
Keterangan:
n= Ukuran Sampel
N= Ukuran Populasi
e= Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (persen
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
populasi)
Dari hasil observasi di kantor keagenan PRU Excellent Jakarta,
yang menjadi agen tingkat UM dan telah tersertifikasi AASI berjumlah
110 agen. Oleh karena itu untuk sampel penelitian dapat dihitung dengan
rumus Slovin dengan nilai kritis (℮) sebesar 10% atau 0,1 adalah sebagai
berikut:
n = 52,3809523
Dari perhitungan diatas, maka yang akan menjadi sampel
penelitian adalah sebesar 52,3809523 atau dapat dibulatkan menjadi 52.
Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi sampel sebanyak 52 agen
dari populasi sebanyak 110 agen.
8 Sofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif , cetII, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group ,2014), h.34
33
F. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas yaitu digunakan untuk mengetahui apakah
instrument yang digunakan sudah benar dan dapat dipakai untuk
memperoleh data secara benar. Suatu kuesioner dikatan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.9
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu
pengukuran. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu,
pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliable).
Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu berkisar
antara 0.61-0.80 dianggap baik untuk digunakan.10
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukan hubungan yang
valid atau tidak bisa maka perlu pengujian asumsi klasik pada model
regresi yang digunakan, agar memperoleh model regresi yang baik.
Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi ialah:
9 Eti Rohety, et.all, Metodelogi Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana
Media,2007), h.57 10
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2004), h.277
34
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi
data. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa akan
mengikuti bentuk dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median.
Uji normalitas bisa dilihat dengan menggunakan grafik normal
probability plot.11
Suatu data akan terdistribusi secara normal jika
probabilitas yang diharapkan apakah sama dengan garis probabilitas
pengamatan. Kesamaan tersebut ditunjukan dengan garis diagonal yang
merupakan perpotongan harapan dan probabilitas pengamatan. Jika data
titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika
data titik menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya.
Salah satu cara untuk melihat adanya problem
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot (scatter plot).
Cara menganalisanya adalah sebagai berikut:12
11
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang,
Badan Penerbit UNDIP, 2006), h.147 12
Tony Wijaya, Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah dan Interpretasi, h.126-127
35
1) Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang
teratur seperti gelombang, melebar kemudian menyempit , jika
terjadi maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka
mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji yang ditunjukkan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas. Model uji regresi yang baik sebaiknya tidak terjadi
multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah
multikolinearitas adalah sebagai berikut:13
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel terkait.
2) Analisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada
korelasi yang cukup tinggi (di atas 0,90) maka hal ini merupakan
indikasi adanya multikolinearitas.
3) Multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF), jika VIF < 10 maka tingkat kolinearitas dapat
ditoleransi.
13
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2000), h.214
36
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi di
mana variabel dependent tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.
Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel
dependent tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik
nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Auto korelasi
merupakan gejala terjadinya korelasi di antara data pengamatan, karena
data di pengaruhi oleh data sebelumnya. Teknik pengujian korelasi
adalah Durbin Watson Test dengan ketentuan sebagai berikut:14
1. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl), maka hipotesis
nol ditolak, yang berarti terdapat auto korelasi.
2. Jika d terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis nol diterima,
yang berarti tidak ada auto korelasi.
3. Jika d terletak antara dl dan du atau diantara (4-du) dan (4-dl), maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk menghitung
besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel
terkait dan memprediksi variabel terkait dengan menggunakan dua atau
lebih variabel bebas. Kriteria yang harus dipenuhi untuk regresi linear
berganda, yaitu: variabel bebas maupun variabel terikat harus berskala
interval.
14
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametric, (Jakarta: PT. Alex Media
Komputindo, 2001), h. 37.
37
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
maka digunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai
berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y= Kinerja agen asuransi
a= Constanta
b= Koefisien regresi dari variabel independen
X1= Variabel Komisi
X2= Variabel Jenjang Karier
X3= Variabel Bonus
4. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F atau uji koefisien secara bersama-sama digunakan untuk
mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.15
Jika F hitung >
F tabel maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Selain itu, uji F juga dapat dilihat dari
signifikasi , jika nilai signifikan < 0,05 maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen.
15
Dwi Priyatno, Cara KiatBelajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2012), h.137
38
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
masing-masing variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh terhadap
variabel terikat (Y). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%
atau dengan level of significany (α) sebesar 5% dengan degree of
freedom (df) = n-k-1. Pengujian hipotesis ini menyatakan bahwa:
H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh antara komisi agen terhadap
kinerja agen secara serempak.
Ha : β1 ˃ 0 Terdapat pengaruh antara komisi agen terhadap kinerja
agen secara serempak.
H0 : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh antara jenjang karier agen terhadap
kinerja agen secara serempak.
Ha : β2 ˃ 0 Terdapat pengaruh antara jenjang karier agen terhadap
kinerja agen secara serempak.
H0 : β3 = 0 Tidak terdapat pengaruh antara bonus agen terhadap kinerja
agen secara serempak.
Ha : β3 ˃ 0 Terdapat pengaruh antara bonus agen terhadap kinerja agen
secara serempak.
G. Indikator dan Operasional Varibel
Dalam penelitian ini, penulis menuliskan indikator dan operasional
variabel yang diperlukan dalam membuat angket kuesioner untuk
memperoleh data yang sesuai.
39
Tabel 3.2
Indikator dan Operasional Variabel
Dimensi Subdimensi Sub-Subdimensi
Kinerja
Agen
(Y)
Hasil Kerja
a. Kuantitas kerja
b. Kualitas kerja
c. Wawasan kerja
Perilaku kerja a. Disiplin
b. Inisiatif
c. Ketelitian
Sifat pribadi a. Kejujuran
b. Pengethuan
Komisi
(X1)
Keadilan a. Pemberian komisi dari
perusahaan
b. Pengaruh komisi
c. Usaha agen
d. Kesesuaian komisi
e. Keadilan antara kedua
belah pihak
f. Hasil kerja
g. Motivasi agen
Jenjang
Karier
(X2)
Kemampuan a. Peningkatan kinerja
b. Strategi agen
c. Percaya diri
d. Motivasi agen
Bonus
(X3)
Pemberian bonus bagi
agen
a. Kepuasan
b. Bonus dapat memotivasi
agen
c. Kesesuaian bonus dengan
kinerja
d. Pengaruh besarnya bonus
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance
(Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah
grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian dari
grup yang berpengalaman lebih dari 167 tahun di industry asuransi jiwa,
Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan
bisnisnya di Indonesia. Sejak peluncuran produk asuransi terkait investasi
(unit link) pertamanya di tahun 1999, prudential Indonesia telah menjdi
pemimpin pasar (market leader) untuk kategori produk tersebut di
Indonesia. Prudential Indonesia menyediakan berbagai produk dan
layanan yang dirancang untuk memenuhi dan melengkapi setiap
kebutuhan keuanganpara nasabahnya di Indonesia.1
Prudential Idonesia melayani lebih dari 2,4 juta nasabah melalui
lebih dari 24.000 tenaga pemasar di 380 Kantor Pemsaran Mandiri
(KPM) di seluruh Nusantara. PruExcellent adalah salah satu Kantor
Pemasaran Mandiri (KPM) yang dimiliki Prudential Indonesia, pada
Januari 2016 PruExcellent menjadi ranking teratas KPM Nasional.
1 http://www.prudential.co.id/corp/prudential_en_id/header/aboutus/index.html, diakses 10
Mei 2016, Jam 18:53WIB.
41
2. Misi dan Kredo PT Prudential Life Assurance
MISI
“Menjadi perusahaan jasa keuangan ritel terbaik di Indonesia,
melampaui pengharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan
pemegang saham dengan memberikan pelayanan sempurna, produk
berkualitas, tenaga pemasaran profesional,yang berkomitmen tinggi
serta menghasilkan pendapatan investasi yang menguntungkan.”2
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Misi, PT Prudential
Life Assurance memiliki Empat Pilar, yaitu pondasi yang merupakan
dasar berdiri dan berkembanngnya perusahaan serta yang
membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain. Berikut ini adalah
Empat Pilar:
a) Semangat untuk selalu menjadi yang terbaik
Untuk memberikan yang terbaik dan memperbaiki kemampuan
untuk mendapatkan hasil yang terbaik pula.
b) Organisasi yang memberikan kesempatan belajar
Memberikan kesempatan kepada setiap orang di perusahaan untuk
mendapatkan pengetahuan, keahlian dan pengembangan pribadi
melalui berbagi training.
c) Bekerja sebagai suatu keluarga
Bekerja bergandengan tangan sebagai satu keluarga besar
memperlakukan satu sama lainnya dengan rasa hormat dan penuh
kasih untuk menciptakan suasana penuh pengertian
2http://www.prudential.co.id/corp/prudential_en_id/header/aboutus/missionandcredo/index.
html, diakses 10 Mei 2016, Jam 19:14WIB.
42
d) Integritas dan keuntungan yang merata bagi semua pihak
yang terkait dengan peruahaan.
Komitmen untuk selalu memiliki integritas dalam setiap hal,
menyediakan pelayanan terbaik untuk nasabah, menghargai setiap
orang dengan adil berdasarkan nilai tambah bisnis, berkomunikasi
dengan jelas dan memberikan pendapatan penghasilan yang baik
ke setiap orang (tanpa diskriminasi).
PT Prudential Life Assurance menjalankan “core values” (nilai-
nilai inti) yang dikembangkan oleh Prudential Corporation Asia (PCA)
sebagai panduan kepada setiap orang di perusahaan dalam bekerja:
a) Berinovasi dalam menciptakan peluang - kita terus berinovasi
dan menantang diri untuk menciptakan peluang.
b) Menunjukan rasa peduli dan memahami – kita mengerti dan
peduli akan kebuthuan dan harapan para karyawan, nasabah,
agen, mitra kerja, dan para pemegang saham.
c) Bekerja sama – kita menegakkan keterbukaan, saling percaya,
dan kerja sama tim di seluruh tingkatan organisasi.
d) Memberikan yang terbaik – kita memenuhi janji kita dan
memberikan yang terbaik berdasarkan harapan yang jelas dari
para stakeholders, sambil terus menjaga integritas kita disetiap
waktu.
43
KREDO
“Hanya dengan mendengarkan, kami dapat memahami apa yang
dibutuhkan, dan hanya dengan memahami apa yang dibutuhkan
masyarakat, kami dapat memberikan produk dan tingkat pelayanan
yang sesuai dengan yang diharapkan.”3
B. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah agen asuransi PruExcellent
yang telah mencapai tingkatan UM (Unit Manager), metode yang digunakan
dalam penelitian ini self administrated questioner yang menggunakan skala
Likert yaitu skala yang sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan presepsi responden suatu objek. Jumlah populasi dalam penelitian ini
dihitung ke dalam rumus Slovin dengan nilai kritis (e) sebesar 10% atau 0,1
yang menghasilkan populasi sebanyak 52.
Berdasarkan data dari 52 responden yang disebarkan melalui
kuesioner atau angket yang mencakup daftar pernyataan dan pertanyaan
didapatkan kondisi responden tentang jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan
pengalaman agen. Penggolongan yang dilakukan responden dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran umum
responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum responden sebagai
objek penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari
tabel berikut:
3http://www.prudential.co.id/corp/prudential_en_id/header/aboutus/missionandcredo/index.
html, diakses 10 Mei 2016, Jam 19:14WIB.
44
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-Laki 23 44%
Perempuan 29 56%
Jumlah 52 100%
Tabel 4.1 menunjukan bahwa responden perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan responden laki-laki, responden dengan jenis perempuan
sebanyak 60% dan laki-laki sebanyak 40%.
2. Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir agen PRU
Excellent yang telah mencapai tingkatan UM (Unit Manager) terdiri dari
enam pendidikan terakhir seperti yang tercantum pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)
SD 0 0%
SMP 0 0%
SMA 20 38%
Sarjana 29 56%
Pasca Sarjana 3 6%
Jumlah 52 100%
45
Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa jumlah sampel yang diambil dari
enam pendidikan terakhir agen PruExcellent yang telah mencapai tingkatan
UM (Unit Manager). Untuk responden pendidikan terakhir SD sebesar 0%,
responden pendidikan terakhir SMP sebesar 0%, responden pendidikan
terakhir SMA sebesar 38%, responden pendidikan terakhir Diploma sebesar
0%, responden pendidikan terakhir Sarjana sebesar 56%, dan responden
pendidikan terakhir Pasca Sarjana sebesar 6%.
3. Gambaran umum responden berdasarkan pengalaman agen.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengalaman agen
sebelumnya sebagai berikut:
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pengalaman Agen
Pengalaman Jumlah Responden Persentase (%)
Pernah 48 92%
Tidak Pernah 4 8%
Jumlah 52 100%
Dari tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa berdasarkan pengalaman
agen sebelumnya ialah responden pernah menjadi agen sebelumnya sebesar
92% dan responden tidak pernah jadi agen sebelumnya sebesar 8%.
46
C. Analisis Hasil Pengolahan Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Sebelum melakukan analisis data dan analisis regresi maka
terlebih dahulu dilakukan uji validitas data dan realibilitas pada
masing-masing pertanyaan dan pernyataan penelitian. Di dalam
penelitian ini keseluruhan variabel penelitian memuat 20
pertanyaan/pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun
criteria yang digunakan dalam menjawab valid atau tidaknya adalah
tingkat kepercayaan 95% dengan α 5%, derajat kebebasan (dk) = 52.
Maka r tabel 0,273. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r
positif maka butir pernyataan dikatakan valid. Berdasarkan
pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas
untuk masing-masing pernyataan dalam setiap variabel adalah sebagi
berikut:
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Validitas Komisi
Butir Pernyataan Colerrations Keterangan
Pernyataan 1 0,482 Valid
Pernyataan 2 0,680 Valid
Pernyataan 3 0,275 Valid
Pernyataan 4 0,443 Valid
Pernyataan 5 0,310 Valid
47
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, variabel komisi menunjukan nilai
colerration lebih besar dari r tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat
validitas dan dapat di analisis lebih lanjut.
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Validitas Jenjang Karier
Butir Pernyataan Colerrations Keterangan
Pernyataan 1 0,743 Valid
Pernyataan 2 0,550 Valid
Pernyataan 3 0,484 Valid
Pernyataan 4 0,788 Valid
Pernyataan 5 0,839 Valid
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, variabel jenjang karier menunjukan nilai
colerration lebih besar dari r tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat
validitas dan dapat di analisis lebih lanjut.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Validitas Bonus
Butir Pernyataan Colerrations Keterangan
Pernyataan 1 0,589 Valid
Pernyataan 2 0,528 Valid
Pernyataan 3 0,592 Valid
Pernyataan 4 0,728 Valid
Pernyataan 5 0,534 Valid
48
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, variabel bonus menunjukan nilai
colerration lebih besar dari r tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat
validitas dan dapat di analisis lebih lanjut.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Validitas Kinerja
Butir Pernyataan Colerrations Keterangan
Pernyataan 1 0,482 Valid
Pernyataan 2 0,680 Valid
Pernyataan 3 0,278 Valid
Pernyataan 4 0,443 Valid
Pernyataan 5 0,310 Valid
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, variabel kinerja menunjukan nilai
colerration lebih besar dari r tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat
validitas dan dapat di analisis lebih lanjut.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu
pengukuran. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu,
pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya
(reliable). Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik apabila jika
memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,60. Adapun hasil uji
reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel sebagai
berikut:
49
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Komisi (X1) 0,611 Reliabel
Jenjang Karier (X2) 0,856 Reliabel
Bonus (X3) 0,788 Reliabel
Kinerja (Y) 0,776 Reliabel
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, hasil tersebut menunjukan bahwa semua
variabel mempunyai cronbach alpha di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan
reliable dan layak untuk digunakan sebagai alat ukur.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji tentang kenormalan
distribusi data dan mengukur apakah data yang digunakan bersifat
normal atau tidaknya ketika digunakan dalam model regresi. Uji
normalitas yang digunakan dengan melihat hasil grafik P-plot yaitu:
a. Jika titik-titiknya mengikuti garis diagonal berarti memenuhi
asumsi nomalitas.
b. Jika titik-titiknya menjauhi garis diagonal berarti tidak
memenuhi asumsi normalitas.
50
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Dari grafik hasil uji normalitas tersebut dapat disimpulkan
bahwa variabel ini memenuhi asumsi normalitas karena titik-titiknya
bergerak mengikuti arah garis diagonal.
51
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,733 3,961 ,185 ,854
Komisi ,569 ,105 ,588 5,407 ,000 ,995 1,005
Jenjang
Karier ,227 ,120 ,205 1,887 ,045 ,997 1,003
Bonus ,182 ,118 ,168 1,541 ,030 ,992 1,008
a. Dependent Variable: Kinerja
Hasil Uji melalui Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil
output SPSS tabel Coefficients di atas, masing-masing variabel
independen yaitu: komisi, jenjang karier, dan bonus, memiliki VIF
tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance mendekati angka 1. Maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas
dari asumsi klasik dan dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Berdasarkan hasil
52
pengolahan data, maka hasil scatterplot dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar diatas menunjukan bahwa penyebaran titik-titik data
menyebar secara acak di atas dan di bawah sekitar angka nol dari
sumbu Y, penyebaran titik-titik tidak berbentuk pola. Maka dapat
disimpulkan tidak terjadi adanya heteroskedastisitas.
d. Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan yang lain disusun menurut
runtun waktu. Model regresi yang baik mengisyaratkan tidak ada
53
masalah autokorelasi. Dampak yang diakibatkan dengan adanya
autokorelasi yaitu dengan adanya varian sampel tidak
menggambarkan varian populasinya. Secara umum deteksi adanya
autokorelasi bias dilihat jika:4
1) Angka DW di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
2) Angak DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi,
3) Angka DW di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Hasil uji Durbin Watson, seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,659a ,435 ,399 1,25508 1,701
a. Predictors: (Constant), Bonus, Jenjang Karier, Komisi
b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel 4.10 di atas disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi
atau munculnya suatu akibat data lain dalam variabel penelitian yang
digunakan karena nilai Durbin Watson atau DW yang dihasilkan berada
diantara -2 sampai +2 yaitu 1,701.
4 Singgih Santoso, SPSS (Statistical Product and Service Solution), (Jakarta: Alex Media
Computindo, 2000), hal.218.
54
3. Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) ,733 3,961 ,185 ,854
Komisi ,569 ,105 ,588 5,407 ,000 ,995 1,005
Jenjang
Karier ,227 ,120 ,205 1,887 ,045 ,997 1,003
Bonus ,182 ,118 ,168 1,541 ,030 ,992 1,008
a. Dependent Variable: Kinerja
Pada tabel di atas dijelaskan nilai coefficients dari persamaan regresi dimana:
Y = Kinerja Agen
X1 = Komisi
X2 = Jenjang Karier
X3 = Bonus
Dalam kasus ini persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Dari output di dapatkan model persamaan regresi:
Y= 0,733 + 0,569X1 + 0,227X2 + 0,182X3
55
Dari model regresi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0,733 menyatakan bahwa jika ada nilai komisi,
jenjang karier, dan bonus, maka besarnya kinerja agen sebesar 0,733.
b. Koefisien regresi komisi (X1) sebesar 0,569 menyatakan bahwa
penambahan 1 karena tanda (+) dari komisi, maka kinerja agen (nilai Y)
akan bertambah sebesar 0,569.
c. Koefisien regresi jenjang karier (X2) sebesar 0,227 menyatakan bahwa
penambahan 1 karena tanda (+) dari jenjang karier, maka kinerja agen
(nilai Y) akan bertambah sebesar 0,227.
d. Koefisien regresi bonus (X3) sebesar 0,182 menyatakan bahwa
penambahan 1 karena tanda (+) dari bonus, maka kinerja agen (nilai Y)
akan bertambah sebesar 0,182
Persamaan regresi ini menunjukan bahwa variabel komisi (X1),
variabel jenjang karier (X2), variabel bonus (X3) berpengaruh positif
terhadap kinerja agen asuransi tingkatan UM (Unit Manager) pada
PruExcellent Jakarta. Jadi berdasarkan regresi di atas variabel yang
berpengaruh terhadap jumlah agen tingkatan UM (Unit Manager) adalah
variabel komisi (X1).
4. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F atau uji koefisien secara bersama-sama atau uji
serempak digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama
56
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.5 Kriteria yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan uji F yaitu jika F hitung > F tabel maka variabel
independe3n secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. selain itu uji F juga dapat dilihat dari signifikasi, jika nilai
signifikan < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.12
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 58,158 3 19,386 12,307 ,000b
Residual 75,611 48 1,575
Total 133,769 51
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Bonus, Jenjang KArier, Komisi
Berdasarkan hasil uji F di atas diperoleh hasil bahwa
diketahui F tabel 2,798 sedangkan F hitung lebih besar yaitu 12,307
maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen, atau dapat dilihat pula
5 Dwi Priyatno, Cara Kiat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2012), hal.137.
57
nilai F hitung sebesar 12,307 dengan tingkat signifikan 0,000. Karna
tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05hal ini dapat disimpulkan
bahwa variabel independen yaitu komisi, jenjang karier, dan bonus
berpengaruh secara bersama-sama atau secara simultan terhadap
kinerja agen asuransi.
b. Uji t
Uji t secara parsial bertujuan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel
terikatnya, adapun dalam halini dipergunakan hipotesis.
a. H0 : secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel komisi terhadap variabel kinerja.
Ha : secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara variabel
komisi terhadap variabel kinerja.
b. H0 : secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel jenjang karier terhadap variabel kinerja.
Ha : secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara variabel
jenjang karier terhadap variabel kinerja.
c. H0 : secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel bonus terhadap variabel kinerja.
Ha : secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara variabel
bonus terhadap variabel kinerja.
58
Adapun kriteria dasar pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
a. Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Jika t-hitung <
t-tabel, maka H0 diterima, jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
Adapun taraf signifikasi uji 2 arah α/2 5%/2 =2,5% atau
0,025 dan dari nilai df (degree of freedom) = n-k-l (52-3-1) =
48, dimana:
n adalah banyaknya sampel,
k adalah banyaknya variabel X, dan
l adalah angka mutlak variabel Y, maka diketahui nilai t-tabel
sebesar -2,682.
b. Dengan mengunakan angka signifikasi.
Jika angka signifikasi > 0,05 maka H0 diterima
Jika angka signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.
59
Adapun tabel uji t sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) ,733 3,961 ,185 ,854
Komisi ,569 ,105 ,588 5,407 ,000 ,995 1,005
Jenjang
Karier ,227 ,120 ,205 1,887 ,045 ,997 1,003
Bonus ,182 ,118 ,168 1,541 ,030 ,992 1,008
a. Dependent Variable: Kinerja
a. Variabel Komisi (X1)
Dari variabel diatas menunjukan bahwa nilai koefisien t-hitung 5,407
> t-tabel -2,682 sehingga H0 ditolak atau Ha diterima dan signifikasi
bernilai 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien pada variabel komisi berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel kinerja agen.
b. Variabel Jenjang Karier (X2)
Dari tabel koefisien dihasilkan nilai t-hitung 1,887 > t-tabel -2,682
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima dan signifikasi bernilai 0,045 <
0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan
60
bahwa koefisien pada variabel jenjang karier berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel kinerja agen.
c. Variabel Bonus (X3)
Dari tabel koefisien dihasilkan nilai t-hitung 1,541 > t-tabel -2,682
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima dan signifikasi bernilai 0,030 <
0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien pada variabel bonus berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel kinerja agen.
c. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
proporsi variasi dalam variabel bebas yang dijelaskan oleh regresi.
Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom Adjusted R
square, yang dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,659a ,435 ,399 1,25508 1,701
a. Predictors: (Constant), Bonus, Jenjang Karier, Komisi
b. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan tabel 4.14 diatas menunjukan bahwa besarnya nilai Adjusted
R Square adalah 0,399 atau 39,9%. Hal ini menunjukan bahwa variabel komisi,
61
jenjang karier, dan bonus memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja agen
sebesar 39,9%, sedangkan sisanya 60,1% dijelaskan dengan faktor lain diluar
variabel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu komisi, jenjang karier, dan
bonus.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komisi, jenjang
karier, dan bonus terhadap kinerja agen asuransi (studi kasus pada
Pruexcellent Jakarta). Analisis menggunakan analisis regresi berganda
dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. secara bersama-sama ada pengaruh komisi, jenjang karier, dan
bonus terhadap kinerja agen asuransi. Hal ini ditunjukan dengan
hasil uji regresi berganda diperoleh hasil bahwa F-tabel 2,798
sedangkan F-hitung lebih besar yaitu 12,307 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen. Serta nilai signifikasi
sebesar 0,000 < 0,05. Dengan nilai koefisien determinasi R2
adalah 0,399 menunjukan bahwa kinerja agen mampu dijelaskan
dengan variabel komisi, jenjang karier, dan bonus sebesar
39,9%. Sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain selain
komisi, jenjang karier, dan bonus.
2. Selain itu uji t-statistik menunjukan bahwa variabel yang
mempengaruhi kinerja agen adalah variabel komisi sebesar
63
5,407, jenjang karier sebesar 1,887, dan variabel bonus sebesar
1,541. Maka berdasarkan koefisien regresi setiap variabel dapat
diketahui bahwa faktor yang paling dominan adalah variabel
komisi karena mempunyai koefisien uji t paling besar yaitu
5,407 dibandingkan dengan koefisien variabel X yang lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian bahwa terdapat pengaruh
komisi, jenjang karier, dan bonus. Maka peneliti akan memberikan beberapa
saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perusahaan
dan bagi penelitian selanjutnya, antara lain:
1. Penelitian lebih lanjut diharapkan menggunakan sampel yang
lebih besar sehingga hasil yang akan diperoleh lebih
meyakinkan.
2. Perusahaan memberikan training lebih banyak agar memacu
para agen untuk meningkatkan jenjang karier agen.
3. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat menambah variabel
independen lainnya agar dapat menjelaskan variabel apa saja
yang dapat mempengaruhi kinerja agen asuransi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara, “Evaluasi Kinerja SDM”, (Bandung: Refika
Aditama, 2006), h.9
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT Refika
Aditama,2006), h.9
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT Refika
Aditama,2006), h.42
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT Refika
Aditama,2006), h.14
Burhan Bungin, Metodologi penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), h.123
Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang republic Indonesia Nomor 2 Tahun
1992 dan Peraturan PelaksanaanTentang Usaha Perasuransian, Edisi
2003, DAI, h.2-3
Drs. A. Hasyim Ali, Pengantar Asuransi, (PT.Bumi Aksara: Jakarta, 2002) h.92
Dwi Priyatno, Cara Kiat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2012), hal.137.
Dwi Priyatno, Cara KiatBelajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2012), h.137
Edytus Adisu, Hak Karyawan Atas Gaji & Pedoman Menghitung: Gaji Pokok,
Uang Lembur, Gaji Sundulan, Insentif-Bonus-THR, Pajak Atas Gaji, Iuran
Pensiun-Pesangon, Iuran Jamsostek/Dana Sehat, (Jakarta: Forum Sahabat,
2008) h.76
Edytus Adisu, Hak Karyawan Atas Gaji & Pedoman Menghitung: Gaji Pokok,
Uang Lembur, Gaji Sundulan, Insentif-Bonus-THR, Pajak Atas Gaji, Iuran
Pensiun-Pesangon, Iuran Jamsostek/Dana Sehat, (Jakarta: Forum Sahabat,
2008) h.76
Eti Rohety, et.all, Metodelogi Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media,2007), h.57
65
Husani Usaman dan Purnomo Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), h.65
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang,
Badan Penerbit UNDIP, 2006), h.147
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h.65
KH Ali Yafie, Asuransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih
Sosial, (Bandung: Mizan, 1994)h.205-206
M. Wahyu Prihartono, “Manajemen Pemasarandan Tata Usaha Asuransi”
(Yogyakarta, Kanisius, 2001), h.6
M. Wahyu Prihartono, Manajemen Pemasaran Jasa dan Tata Usaha Asuransi,
(Yogyakarta: Kansisius, 2001), h.6
M. Wahyu Prihartono, Manajemen Pemasaran Jasa dan Tata Usaha Asuransi,
(Yogyakarta: Kansisius,2011) h.19
M. Wahyu Prihartono, Manajemen Pemasaran Jasa dan Tata Usaha Asuransi,
(Yogyakarta: Kansisius,2011) h.9-10
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT
BumiAksara, 2012) EdisiRevisi, h.153
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.21
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life And General). (Jakarta: Gema
Insani 2004)h.30
Ponijan Liaw, S.O.S (Strategi Orang Sukses) Bisnis, (Jakarta: PT Tangga
Pustaka, 2012) h.251
Prof.Dr.Wibowo,S.E,M.Phill, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2007), h.4
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametric, (Jakarta: PT. Alex
Media Komputindo, 2001), h. 37.
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2004), h.277
66
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2000), h.214
Singgih Santoso, SPSS (Statistical Product and Service Solution), (Jakarta: Alex
Media Computindo, 2000), hal.218.
Sofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif , cetII, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group ,2014), h.34
Sugeng Widodo, Mindset Sukses Agen Asuransi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2011) h.4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, h.64
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.80
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.81
Surjono Soerono, Penuntutat Keagenan Asuransi Jiwa edisi IV, (Jakarta: Dewan
Asuransi Indonesia, 1998) h.8
Tony Wijaya, Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah dan Interpretasi,
h.126-127
Undang-Undang Republik Indonesia No.2 tahun 1992, Tentang Usaha
Perasuransian
Wibowo, “Manajemen Kinerja”, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), h.4
http://kbbi.web.id/komisidiakses pada 24 Maret Jam 14.28
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/36219 diakses 10 Januari jam 11.45
http://www.prudential.co.id/corp/prudential_en_id/header/aboutus/index.html,
diakses 10 Mei 2016, Jam 18:53WIB.
http://www.prudential.co.id/corp/prudential_en_id/header/aboutus/missionandcre
do/index.html, diakses 10 Mei 2016, Jam 19:14WIB.
http://www.prudential.co.id/corp/prudential_en_id/header/aboutus/missionandcre
do/index.html, diakses 10 Mei 2016, Jam 19:14WIB.
http://www.temukanpengertian.com/2014/01/pengertian-agen.html diakses 9
Januari jam 10.45
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,733 3,961 ,185 ,854
Komisi ,569 ,105 ,588 5,407 ,000 ,995 1,005
Jenjang
KArier ,227 ,120 ,205 1,887 ,045 ,997 1,003
Bonus ,182 ,118 ,168 1,541 ,030 ,992 1,008
a. Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,659a ,435 ,399 1,25508 1,701
a. Predictors: (Constant), Bonus, Jenjang KArier, Komisi
b. Dependent Variable: Kinerja
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e
VIF
1
(Constant) ,733 3,961 ,185 ,854
Komisi ,569 ,105 ,588 5,407 ,000 ,995 1,005
Jenjang
KArier ,227 ,120 ,205 1,887 ,045 ,997 1,003
Bonus ,182 ,118 ,168 1,541 ,030 ,992 1,008
a. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 58,158 3 19,386 12,307 ,000b
Residual 75,611 48 1,575
Total 133,769 51
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Bonus, Jenjang KArier, Komisi
Correlations
Komisi1 Komisi2 Komisi3 Komisi4 Komisi5 komisi
Komisi1 Pearson Correlation 1 .063 .006 .175 -.388** .482
**
Sig. (2-tailed) .655 .967 .214 .004 .000
N 52 52 52 52 52 52
Komisi2 Pearson Correlation .063 1 -.249 .695** -.027 .680
**
Sig. (2-tailed) .655 .076 .000 .850 .000
N 52 52 52 52 52 52
Komisi3 Pearson Correlation .006 -.249 1 -.429** .425
** .275
Sig. (2-tailed) .967 .076 .001 .002 .052
N 52 52 52 52 52 52
Komisi4 Pearson Correlation .175 .695** -.429
** 1 -.239 .443
**
Sig. (2-tailed) .214 .000 .001 .088 .001
N 52 52 52 52 52 52
Komisi5 Pearson Correlation -.388** -.027 .425
** -.239 1 .310
*
Sig. (2-tailed) .004 .850 .002 .088 .026
N 52 52 52 52 52 52
komisi Pearson Correlation .482** .680
** .271 .443
** .310
* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .052 .001 .026
N 52 52 52 52 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Jenjang
Karir
Jenjang
Karir2
Jenjang
Karir3
Jenjang
Karir4
Jenjang
Karir5
jenjang
karier
Jenjang Karir Pearson
Correlation 1 .246 .194 .563
** .630
** .743
**
Sig. (2-tailed) .078 .168 .000 .000 .000
N 52 52 52 52 52 52
Jenjang
Karir2
Pearson
Correlation .246 1 -.150 .563
** .471
** .550
**
Sig. (2-tailed) .078 .288 .000 .000 .000
N 52 52 52 52 52 52
Jenjang
Karir3
Pearson
Correlation .194 -.150 1 .033 .149 .484
**
Sig. (2-tailed) .168 .288 .816 .291 .000
N 52 52 52 52 52 52
Jenjang
Karir4
Pearson
Correlation .563
** .563
** .033 1 .713
** .788
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .816 .000 .000
N 52 52 52 52 52 52
Jenjang
Karir5
Pearson
Correlation .630
** .471
** .149 .713
** 1 .839
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .291 .000 .000
N 52 52 52 52 52 52
jenjang karier Pearson
Correlation .743
** .550
** .484
** .788
** .839
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 52 52 52 52 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Bonus1 Bonus2 Bonus3 Bonus4 Bonus5 Bonus
Bonus1 Pearson Correlation 1 .000 -.145 .114 -.541** .589
**
Sig. (2-tailed) 1.000 .306 .419 .000 .000
N 52 52 52 52 52 52
Bonus2 Pearson Correlation .000 1 .291* .331
* .111 .528
**
Sig. (2-tailed) 1.000 .036 .016 .434 .000
N 52 52 52 52 52 52
Bonus3 Pearson Correlation -.145 .291* 1 .666
** .587
** .592
**
Sig. (2-tailed) .306 .036 .000 .000 .000
N 52 52 52 52 52 52
Bonus4 Pearson Correlation .114 .331* .666
** 1 .362
** .728
**
Sig. (2-tailed) .419 .016 .000 .008 .000
N 52 52 52 52 52 52
Bonus5 Pearson Correlation -.541** .111 .587
** .362
** 1 .534
Sig. (2-tailed) .000 .434 .000 .008 .295
N 52 52 52 52 52 52
bonus Pearson Correlation .589** .528
** .592
** .728
** .148 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .295
N 52 52 52 52 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Kinerja
Agen1
Kinerja
Agen2
Kinerja
Agen3
Kinerja
Agen4
Kinerja
Agen5
kinerja
agen
Kinerja
Agen1
Pearson
Correlation 1 .063 .006 .175 -.388
** .482
**
Sig. (2-tailed) .655 .967 .214 .004 .000
N 52 52 52 52 52 52
Kinerja
Agen2
Pearson
Correlation .063 1 -.249 .695
** -.027 .680
**
Sig. (2-tailed) .655 .076 .000 .850 .000
N 52 52 52 52 52 52
Kinerja
Agen3
Pearson
Correlation .006 -.249 1 -.429
** .425
** .278
Sig. (2-tailed) .967 .076 .001 .002 .052
N 52 52 52 52 52 52
Kinerja
Agen4
Pearson
Correlation .175 .695
** -.429
** 1 -.239 .443
**
Sig. (2-tailed) .214 .000 .001 .088 .001
N 52 52 52 52 52 52
Kinerja
Agen5
Pearson
Correlation -.388
** -.027 .425
** -.239 1 .310
*
Sig. (2-tailed) .004 .850 .002 .088 .026
N 52 52 52 52 52 52
kinerja
agen
Pearson
Correlation .482
** .680
** .271 .443
** .310
* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .052 .001 .026
N 52 52 52 52 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).