Upload
lybao
View
267
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS
PELAYANAN TERHADAP SIKAPKONSUMEN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP
MINAT BELI ULANG
(Studi Kasus pada Salma Coffee Break Bekasi)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Hilman Afriyansah Halim
NIM : 1111081000025
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Hilman Afriyansah Halim
Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 03 April 1993
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ciputat Molek Selatan Blok F No 4
Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat
Timur, Tangerang Selatan, Banten
Telepon : 082387115929
E-mail : [email protected]
B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 07 Kota Bengkulu (1999-2005)
2. SMP Negeri 02 Kec.Harau (2005-2008)
3. SMA Negeri 01 Payakumbuh (2008-2011)
4. UIN Syarif Hidayatullah (2011-2015)
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Ketus OSIS SMP 02 Kec. Harau (2006-2007)
2. Paskibra SMA 01 Payakumbuh (2009-2010)
3. Anggota HMJ Manajemen (2012-2013)
4. Sekretaris Dept. Eksternal BEM FEB (2013-2014)
5. Dept. Diklat Anggota HMI KAFEIS (2014-2015)
6. Ketua Umum HMI KAFEIS (2015-2016)
7. Sekretaris Umum HMI Cabang Ciputat (2016-2017)
vii
The Influence Of Product Quality And Service Quality Toward
Consumer Attitudes and Its Implication To The Repurchase Interest
(Case Study On Salma's Coffee Break)
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of product quality and
service quality on customer attitudes and its implication to the
repurchase interest in Salma Coffee Break Bekasi.
The data used in this study are primary data and secondary data
collected from 100 respondents. Sampling technique in this research
is non-probability sampling technique with purposive sampling
method, then data in process using path analysis.
The result of this research shows that in structure I partially
product quality and service quality have significant effect to consumer
attitude. Simultaneously proven that influence of product quality and
service quality influence to consumer satisfaction.
In structure II variable of, service quality did’nt have
significant effect to repurchase, but variable Product quality and
Consumer Attituted have significant effect to repurchase. Determinant
coefficient analysis (R2) in structure I seen from R square equal to
26,9%. This number means that the effect of product quality and
service quality simultaneously is 26.9%, while the rest of 73.1%
(100% - 26.9%) is influenced by other variables. Determinant
coefficient analysis (R2) in structure II seen from R square equal to
44,9%. This figure means that the quality of the product and the
attitude simultaneously is 44,9%, while the rest of 55,1% (100% -
44.9%) is influenced by other variables.
Keywords: service quality, product quality, consumer attitude,
repurchase interest
viii
Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Sikap Konsumen Dan Implikasinya Terhadap Minat Beli Ulang
(Studi Kasus Pada Salma Coffee Break Bekasi)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas
produk dan kualitas pelayanan terhadap sikap konsumen dan
implikasinya terhadap minat pembelian ulang pada Salma Coffee Break
Bekasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder yang dikumpulkan dari 100 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik non-probability
sampling dengan metode purposive sampling, kemudian data di proses
menggunakan analisis path.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam struktur I
secara parsial kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap sikap konsumen. Secara simultan terbukti bahwa
pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen.
Pada struktur II variabel, kualitas pelayanan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pembelian ulang. Variabel Kualitas Produk dan
Sikap Konsumen berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang.
Analisis koefisien determinan (R2) pada struktur I dilihat dari R square
sebesar 26,9%. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh
kualitas produk dan kualitas pelayanan secara simultan adalah 26,9%,
sedangkan sisanya sebesar 73,1% (100% - 26,9%) dipengaruhi oleh
variabel lain. Analisis koefisien determinan (R2) pada struktur II setelah
dilakukan uji Trimming dilihat dari R square sebesar 44,9%. Angka
tersebut mempunyai maksud bahwa kualitas produk dan sikap secara
simultan adalah 44,9%, sedangkan sisanya sebesar 55,1% (100% -
44,9%) dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata kunci : kualitas pelayanan, kualitas produk, sikap konsumen, minat beli ulang.
ix
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrahmanirrahim”
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang
Maha memiliki seluruh alam semesta, semoga rahmat dan hidayah-Nya akan
selalu tercurahkan kepada kita semua. Atas izin dan limpahan berkah dari-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menjadi tugas akhir dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi jenjang pendidikan strata satu program studi Manajemen
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sholawat serta Salam selalu terucurahkan untuk Junjungan Baginda Nabi
Besar MUHAMMAD SAW, dengan kesabaran dan ketabahan yang Beliau
berikan telah membawa manusia dari zaman yang penuh dengan kebodohan ke
jalan yang penuh dengan cahaya yang begitu indah seperti yang kita rasakan saat
ini.
Dalam proses penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis merasa banyak mendapat
dukungan yang luar biasa dari berbagai pihak sehingga pada akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Dengan rasa hormat
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ;
1. Kedua orang tua saya, Bapak Yurni Halim dan Ibu Nuraisah, terima kasih atas
semua do’a, dukungan, cinta dan kasih sayang yang selama ini diberikan.
Semoga kalian diberi berkah yang melimpah dan umur panjang sehingga
mampu melihat keberhasilan anakmu selanjutnya.
2. Kepala dan Wakil Kepala Jurusan Manajemen, Ibu Titi Dewi dan Ibu Ella
Patriana yang telah memberikan semangat kepada saya untuk bias
menyelesaikan studi saya.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah S.E,.MBA selaku Dosen Pembimbing
Akademik sekaligus Dosen Pembimbing saya dalam penulisan skripsi, terima
kasih yang sebesar-besarnya atas waktu yang telah Ibu luangkan untuk
x
memberikan ilmu-ilmu yang berguna bagi saya. Semoga ilmu yang beliau
berikan dapat menjadi amal ibadah yang tiada hentinya.
4. Dosen-dosen FEB UIN Jakarta yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu
yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan kepada saya, Semoga
ilmu yang beliau-beliau berikan dapat menjadi amal ibadah yang tiada
hentinya.
5. Kak Hilma dan Kak Rizka yang telah banyak membantu penulis secara materi
maupun non-materi sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikannya
hingga akhir.
6. Terima kasih untuk keluarga besar HMI KAFEIS, tempat dimana saya
mengenal Keluarga baru di perantauan, tempat dimana saya belajar banyak
dalam hal kedewasaan serta cara untuk bertanggung jawab.
7. Teruntuk sahabat seperjuangan Rizky Wijaya dan Ahmad Mulki yang tidak
lupa untuk salilng menyemangati dan berjuang bersama-sama agar bisa
menyelesaikan skripsi ini secepat mungkin.
8. Terima kasih untuk abang saya Huzaimi Attamimi yang dengan sabar
mengajarkan saya cara penggunaan SPSS, cara membaca table T, Tabel F dan
segala hal yang berhubungan dengan statistik.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2011 dan Marketing 2011, terima
kasih atas dukungan dan motivasi yang diberikan.
10. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dalam membantu
penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat menjadi bahan tambahan
wawasan bagi pembaca. Akhir kata saya mengucapkan mohon maaf apabila
dalam penyajian Skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.
Jakarta, Mei 2018
Hilman Afriyansah Halim
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM………………………………………………………………. ..i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………………………iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………………………………….iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………...vi
ABSTRAC ................................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 10
1. Tujuan Penelitian..................................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................... 12
1. Pemasaran................................................................................................ 12
2. Manajemen Pemasaran ............................................................................ 12
3. Pemasaran Jasa ........................................................................................ 13
4. Kualitas Pelayanan .................................................................................. 19
5. Kualitas Produk ....................................................................................... 21
6. Perilaku Konsumen ................................................................................. 29
xii
7. Sikap Konsumen ..................................................................................... 31
8. Motif-motif Pembelian ............................................................................ 35
9. Minat Pembelian Ulang ........................................................................... 35
B. Hubungan Antar Variabel .............................................................................. 37
C. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 41
D. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 47
E. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 51
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 51
1. Populasi ................................................................................................... 51
2. Sampel ..................................................................................................... 52
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 54
1. Data Primer ............................................................................................. 54
2. Data Sekunder ......................................................................................... 55
D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 56
1. Uji Kualitas Data ..................................................................................... 56
a. Uji Validitas ..................................................................................... 56
b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 57
2. Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................................. 58
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................... 63
b. Uji Simultan (Uji-F) ......................................................................... 63
c. Uji Parsial (Uji-t).............................................................................. 64
d. Analisis Korelasi .............................................................................. 65
e. Uji Trimming ................................................................................... 66
f. Uji Sobel .......................................................................................... 67
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................................................... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Salma Coffee Break ................................................................... 73
2. Struktur Organisasi .................................................................................. 75
3. Produk – produk Salma Coffee Break..................................................... 76
4. Jaminan Halal .......................................................................................... 77
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 78
1. Kualitas Produk (X1) ................................................................................ 79
2. Kualitas Pelayanan (X2) ......................................................................... 80
3. Sikap Konsumen (Y) .............................................................................. 82
xiii
4. Minat Beli Ulang (Z) .............................................................................. 83
C. Karakteristik Responden
1. Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................................... 84
2. Berdasarkan Usia.................................................................................... 85
3. Berdasarkan Pekerjaan ........................................................................... 85
4. Berdasarkan Pengeluaran per Bulan ...................................................... 86
5. Berdasarkan Frekuensi Pembelian ......................................................... 86
D. Hasil dan Pembahasan................................................................................... 87
1. Variabel Kualitas Produk (X1) ............................................................... 87
2. Variabel Kualitas Pelayanan (X2) .......................................................... 88
3. Variabel Sikap Konsumen (Y) ............................................................... 89
4. Variabel Niat Pembelian Ulang (Z) ....................................................... 90
E. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 91
1. Menguji dan Memahami Sub Struktural I .............................................. 91
a. Koefisien Determinasi (Uji Kontirbusi Model) .............................. 91
b. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1), Kualitas
Pelayanan (X2) secara simultan
terhadap Sikap Konsumen (Y) ........................................................ 92
c. Melihat Pengaruh Kualitas Pelayanan (X1), Kualitas
Produk (X2)secara parsial
terhadap Kepuasan Konsumen (Y) ................................................. 94
2. Menguji dan Memahami Sub Struktural II ............................................ 99
a. Koefisien Determinasi (Uji Kontirbusi Model) .............................. 99
b. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1), Kualitas Pelayanan (X2)
dan Sikap Konsumen (Y) Secara Simultan
Terhadap Minat Beli Ulang (Z)...................................................... 101
c. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1), Kualitas Pelayanan
(X2),
dan Sikap Konsumen (Y)
Secara Simultan Terhadap Niat Pembelian Ulang (Z) .................... 103
3. Uji Trimming.......................................................................................... 110
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)………………………...........110
b. Uji Simultan (Uji-F)…………………………………...………......112
c. Uji Parsial (Uji-t)……………………………………………...…..114
4. Analisis Korelasi.................................................................................... 120
5. Penghitungan pengaruh ......................................................................... 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 129
xiv
B. Saran .............................................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 133
LAMPIRAN ........................................................................................................... 136
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Nota Transaksi ................................................................................... 5
1.2 Nilai Penjualan Salma Coffee Break Bekasi .................................................... 6
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 41
3.1 Skala Likert ..................................................................................................... 55
3.2 Kriteria Koefisien Korelasi ........................................................................... 66
3.3 Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 70
4.1 Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Kualitas Produk ................................... 79
4.2 Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Kualitas Produk ................................ 80
4.3 Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Kualitas Pelayanan............................... 81
4.4 Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Kualitas Pelayanan ........................... 81
4.5 Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Kepuasan Konsumen ........................... 82
4.6 Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Kepuasan Konsumen ....................... 82
4.7 Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Niat Pembelian Ulang .......................... 83
4.8 Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Niat Pembelian Ulang ........................ 83
4.9 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 84
4.10 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ........................................................... 85
4.11 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................... 85
4.12 Jumlah Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan .............................. 86
4.13 Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian ................................. 86
4.14 Distribusi jawaban responden pada Variabel X1 .......................................... 87
4.15 Distribusi jawaban responden pada Variabel X2 ........................................... 88
xvi
4.16 Distribusi jawaban responden pada Variabel Y ............................................. 89
4.17 Distribusi jawaban responden pada Variabel Z ............................................. 90
4.18 Model Summary Sub Struktur I ...................................................................... 91
4.19 ANOVA Sub Struktur I .................................................................................. 92
4.20 Coefficients Sub Struktur I ............................................................................ 94
4.21 Model Summary Sub Struktur II ................................................................... 100
4.22 ANOVA Sub Struktur II ................................................................................. 101
4.23 Coefficients Sub Struktur II ........................................................................... 103
4.24 Model Summary Setelah Trimming .............................................................. 111
4.25 Model Annova Setelah Trimming .................................................................. 112
4.26 Coefficients Setelah Trimming ....................................................................... 114
4.27 Correlations ................................................................................................... 120
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Implikasi Intangibilitas Jasa…………………………………………..............16
2.2 Implikasi Inseparabilitas Jasa…………………………………………………17
2.3 Model Kerangka Pemikirian Penelitian ....................................................... 47
3.1 Diagram Analisis jalur ................................................................................. 61
3.2 Sub Struktur – 1 hipotesis – 1 ...................................................................... 62
3.3 Sub Struktur – 2 hipotesis – 2 ...................................................................... 62
4.1 Logo Salma Coffee Break ............................................................................ 75
4.2 Struktur Organisasi Salma Coffee Break ..................................................... 76
4.3 Sub Struktural I ............................................................................................ 99
4.4 Sub Struktural II ........................................................................................... 110
4.5 Model Substruktur II Setelah Trimming ...................................................... 119
4.6 Model Struktur Analisis jalur ....................................................................... 126
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian ................................................................................... 136
2 Rekapitulasi Jawaban Responden (Tryout) ................................................. 140
3 Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 143
4 Rekapitulasi Jawaban Responden ............................................................... 146
5 Output SPSS ................................................................................................ 154
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data dari United States Departement Of Agriculture (USDA),
di antara Negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen
dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia
adalah importer kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina,Malaysia,dan
Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat
setelah Brazil, Vietnam,dan Kolombia. Tetapi dalam hal eksportir kopi, Indonesia
adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil,Vietnam,dan
Kolombia (Triyanti, 2016: XIX).
Menurut Ketua Kompartemen Industri dan Kopi Spesial Asosiasi
Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto memperkirakan
konsumsi kopi di pasar domestik Indonesia akan mencapai 1,6 kg – 1,7 kg per
kapita. Proyeksi tersebut meningkat pesat dibandingkan dengan kondisi pada 10
tahun – 12 tahun lalu yang hanya 0,8 kg per kapita. Pranoto berpendapat
peningkatan konsumsi domestik RI akan mendongkrak harga kopi di pasar
internasional. Indonesia harus bisa belajar dari Brasil yang 50% kopinya
dikonsumsi oleh penduduknya sendiri. (Maskur, 2016)
Kopi adalah tumbuhan yang berbuah kecil, bulat dengan ukuran maksimal
sebesar biji kelereng. Tumbuhan kopi ini seringkali di buat bubuk, dengan tujuan
diminum, dibuat makanan, atau keperluan lainnya.Untuk asal Istilah kopi menurut
banyak ahli berasal dari Bahasa Arab qahwah (indonesianstudents.com).
2
Kopi merupakan salah satu jenis minuman global yang dicintai oleh
sebagian besar umat manusia dan memang sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Minuman berwarna pekat ini sangat mudah ditemukan, mulai dari warung pinggir
jalan, cafe, sampai restoran mewah maupun hotel berbintang menyediakan
minuman kopi dengan variasi jenis dan harga yang berbeda.
Coffee shop di Indonesia biasa disebut warung kopi atau kedai kopi.
Coffee shop atau warung kopi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah
“sebuah tempat yang menjual kopi dan jenis minuman lain, serta makanan-
makanan kecil dengan harga yang murah”.
Jika kita lihat kondisi saat sekarang ini, perkembangan dunia usaha telah
membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk
memperebutkan konsumen. Persaingan membuat para pelaku usaha untuk
memberikan yang terbaik kepada konsumen dengan meningkatkan kualitas
produk dan pelayanan. Perusahaan sejenis yang beroperasi dengan berbagai
produk/jasa yang ditawarkan semakin banyak berkembang dan dapat
mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk/jasa tersebut. .
Berbicara tentang persaingan usaha yang semakin ketat khususnya usaha-
usaha yang menjadikan kopi sebagai menu utama, Kota Bekasi semakin marak
dengan beragam coffee shop baru yang berdiri dan tersebar, namun tidak semua
coffee shop di daerah Bekasi banyak dikunjungi oleh konsumen, karena hanya
coffee shop tertentu yang terlihat ramai pengunjung. Sikap konsumen dan minat
beli di sebuah coffee shop dipengaruhi beberapa hal, seperti kualitas produk yang
terjamin, kualitas pelayanan, dan kenyamanan tempat.
3
Pemain pasar minuman kopi harus mempunyai kemampuan untuk
menghadapi lingkungan yang serba dinamis dengan berorientasi pada konsumen,
dimana selera konsumen terhadap produk mudah berubah dari waktu ke waktu.
Pemain pasar minuman kopi juga harus memperhatikan pelayanan,
penetapan harga yang seusai, penjagaan kualitas, serta fasilitas tambahan lainnya
yang dapat memberikan sikap positif bagi konsumen sehingga produk tersebut
mempunyai keunggulan tersendiri dibandingkan dengan produk kopi lainnya.
Perubahan-perubahan perilaku konsumen sangat penting diketahui oleh
perusahaan agar dapat memperkirakan kebutuhan konsumen pada saat sekarang
dan yang akan datang. Menganalisis perilaku konsumen dalam segala tindakannya
berarti harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen, salah satunya adalah faktor psikologi, yaitu motivasi, persepsi,
keyakinan dan sikap. Sikap dapat mendorong orang untuk berperilaku secara
konsisten terhadap obyek yang dinamis. Intensitas, dukungan, dan kepercayaan
adalah sifat penting dari sikap. Masing-masing sifat ini akan bergantung pada
kualitas pengalaman konsumen sebelumnya dengan objek sikap. Sementara
konsumen mengakumulasi pengalaman baru, sikap akan berubah. (Amador, 2012)
Berbicara tentang sikap, sikap adalah evaluasi perasaan suka atau tidak
suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek
atau ide (Kotler dan Amstrong, 2010:145) Definisi tersebut menunjukkan bahwa
sikap merupakan organisasi keyakinan yang relatif tetap, memiliki kecenderungan
untuk dipelajari, untuk merespon secara konsisten dan konsekuen,
menguntungkan atau tidak, positif atau negatif, suka atau tidak terhadap obyek
4
atau situasi. Seorang individu mempelajari sikap melalui pengalaman dan
interaksi dengan orang lain. Meskipun sikap ini dapat dipelajari dan dapat diubah
dari waktu ke waktu, pada setiap saat tidak semuanya memiliki dampak yang
setara, dan beberapa sikap lebih kuat dari sikap lainnya. Saat konsumen
mempunyai sikap yang negatif terhadap suatu aspek atau lebih pada praktik
pemasaran perusahaan, maka kemungkinan mereka tidak berhenti menggunakan
produk tersebut, tetapi juga mendorong kerabat atau teman-teman untuk
melakukan hal yang sama.
Sikap positif dan negatif dari konsumen terhadap sebuah perusahaan akan
berdampak terhadap kemajuan perusahaan itu sendiri. Kualitas dari produk yang
dijual harus dijaga untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat. Hal tersebut
mutlak dilakukan terhadap bisnis yang sedang dikelola. Jika sebuah usaha akan
bertahan hidup, maka haruslah memikirkan cara efektif agar dapat bersaing. Salah
satu cara adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan maupun produk yang
dikelola.
Salah satu jenis usaha Coffee Shop baru yang sedang berkembang adalah
Salma Coffee Break. Salma Coffee Break didirikan oleh Sirajuddin Arridho pada
15 Mei 2017 dengan outlet berada di Kecamatan Jatisari Kelurahan Jatiasih
Bekasi, meskipun Salma Coffee Break tergolong Coffee Shop baru di Jatiasih
Bekasi, tetapi dapat langsung mampu diminati dan diterima oleh semua kalangan.
Menawarkan bisnis minuman berbahan dasar kopi dengan harga terjangkau dan
unggul di kualitas dan cita rasa.
5
Ada beberapa pesaing yang dihadapi Salma Coffee Break dalam
menjalankan bisnisnya antara lain Coffee Bona, Cakadidi Coffee & Eatery, Little
Talk Coffee dan masih banyak lagi yang tersebar di Jatiasih. Untuk jam
operasional, Salma Coffee Break buka dari jam 4 sore hingga jam 12 malam.
Mempunyai 3 orang pegawai: 1 sebagai peracik makanan, 1 orang sebagai peracik
minuman dan 1 orang lagi sebagai pramusaji. Menu yang tersedia berupa Roti
Bakar dengan berbagai varian rasa (strawberry, chocholate, srikaya dan
blueberry) untuk makanan, kopi dengan berbagai variasi rasa sebagai produk
unggulan (black coffee, cappuccino, cafe latte, mocha latte, tiramisu latte,
hazelnut latte, vanilla latte, caramel latte) , lalu coklat, milkshake (strawberry
cream, vanilla cream, chocolate cream), soft drink, dan es krim (strawberry,
vanilla, chocolate).
Berdasarkan data jumlah nota transaksi Salma Coffee Break di dapatkan
tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jumlah Nota Transaksi Juli 2017 – Desember 2017
No Bulan Jumlah Nota Transaksi Total Pengunjung
1 Juli-1017 450 348
2 Agustus-2017 532 376
3 September-2017 730 (a)
670
4 Oktober-2017 860 (a)
685
5 November-2017 724 530
6 Desember-2017 780(b)
570
Sumber : Data Internal Salma Coffee Break Bekasi
6
Keterangan:
(a) : Pada bulan September-Oktober 2017 terjadi lonjakan cukup besar dari
segi jumlah total nota transaksi dan jumlah pengunjung dikarenakan adanya
renovasi tempat seperti penambahan hiasan dinding took dan ornament lampu
hias, promosi melalui banner/spanduk dan selebaran tentang menu-menu yang
disediakan Salma Coffee Break yang dipasang disekitar daerah jatisih serta
pemasangan Wi-Fi untuk menarik pelanggan yang datang.
(b) : Pada bulan November 2017 mulai terjadi sedikit penurunan jumlah
total nota transaksi dan dari jumlah pengunjung, dan pada bulan Desember
kembali ada sedikit lonjakan.
Tabel 1.2
Nilai Penjualan
Salma Coffee Break Bekasi
Juni 2017 – Desember 2017
Sumber : Data internal Salma Coffee Break Bekasi
Pada bulan Juli 2017 sampai Agustus 2017, penjualan Salma Coffee Break
mengalami sedikit peningkatan dari jumlah keuntungan yang diperoleh.
NO BULAN/TAHUN KEUNTUNGAN
1 JULI 2017 10.640.000
2 AGUSTUS 2017 11.300.000
3 SEPTEMBER 2017 20.550.000
4 OKTOBER 2017 23.450.000
5 NOVEMBER 2017 20.150.000
6 DESEMBER 2017 21.000.000
7
Pada bulan September hingga Oktober 2017, nilai penjualan mengalami
peningkatan yang besar dari bulan sebelumnya, baik dari segi nilai penjualan dan
jumlah transaksi yang terjadi. Hal ini dikarenakan telah adanya promosi seperti
pada penjelasan sebelumnya disertai penambahan beberapa fasilitas dan menu
yaitu penambahan kapasitas tempat duduk, fasilitas hotspot, tv kabel, neon box,
perubahan suasana tempat dengan penggantian cat dan stiker dinding,
penambahan menu yang banyak diminta oleh pelanggan pada bulan bulan
sebelumnya seperti es krim dan coklat. Pada bulan-bulan berikutnya terjadi sedikit
penurunan nilai penjualan secara berangsur yaitu dari bulan November hingga
Desember 2017
Terjadinya kenaikan dan penurunan nilai penjualan,turunnya jumlah nota
transaksi pada periode November hingga Desember 2017 menunjukkan adanya
penurunan jumlah pengunjung ,yang memperlihatkan adanya tanda minat beli
ulang konsumen yang fluktuatif.
Pada wawancara yang dilakukan terhadap salah satu karyawan Salma
Coffee Break, didapat informasi terkait masalah minat beli ulang ini :
“ Dari beberapa pelanggan yang sering datang hampir setiap hari, sekarang sudah
mulai tidak terlihat lagi. Beberapa pelanggan seperti Mas yang selalu membawa
gitar yang suka memesan Black Coffee kemudian anak SMA yang selalu mampir
setiap pulang sekolah”.
Dari hasil observasi yang dilakukan penulis, dari jumlah nota transaksi
yang ada ,wawancara terhadap karyawan dan observasi di Salma Coffee Break
dapat diduga adanya pengaruh dari kualitas produk dan Kualitas pelayanan
8
kepada sikap konsumen terhadap Salma Coffee Break, sehingga terjadi fluktuasi
minat beli ulang konsumen dari waktu ke waktu.
Pada penelitian Amador (2012) pada Semerbak Coffee Tembalang
Semarang, hubungan kualitas produk dan sikap konsumen adalah signifikan.
Kemudian pada penelitian lain oleh Hanifah dan Rubiyanti (2016) pada produk
Kosmetik Organik Melilea International Bandung, menyebutkan adanya
hubungan yang signifikan antara variabel kualitas produk terhadap sikap
konsumen. Menurut Tjiptono (2014:266) Kualitas produk (baik barang maupun
jasa) berkontribusi besar kepada kepuasan pelanggan, rethensi pelanggan, word-
of-mouth, pembelian ulang, loyalitas pelanggan, pangsa pasar dan profitabilitas.
Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk
memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Freymann dkk (2009) pada penelitian di sebuah
toko kelontong, menunjukkan adanya hubungan langsung antara kualitas
pelayanan dengan sikap konsumen. Begitu juga menurut Tjiptono (2014:392)
minat beli ulang adalah menyangkut pembelian suatu produk tertentu yang sama
berulang kali.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan serta dasar teoritis diatas, maka
penulis tertarik untuk melihat lebih dalam mengenai apa sebenarnya penyebab
yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen di Salma Coffee Break.
9
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan
masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Kualitas Produk (X1)
terhadap Sikap Konsumen (Y)?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Kualitas Pelayanan
(X2) terhadap Sikap Konsumen (Y)?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Kualitas Produk (X1)
dan Kualitas Pelayanan (X2) terhadap Sikap (Y)?
4. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Kualitas Produk (X1)
terhadap Minat Beli Ulang (Z)?
5. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Kualitas Pelayanan
(X2) terhadap Minat Beli Ulang (Z)?
6. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Sikap Konsumen (Y)
terhadap Minat Beli Ulang (Z)?
7. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Kualitas Produk
(X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Sikap Konsumen (Y) terhadap Minat
Beli Ulang (Z)?
8. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Kualitas
Produk) (X1) terhadap Minat Beli Ulang (Z) melalui Sikap Konsumen
(Y)?
10
9. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Kualitas
Pelayanan (X2) terhadap Minat Beli Ulang (Z) melalui Sikap Konsumen
(Y).
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
a. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Kualitas Produk (X1)
terhadap Sikap Konsumen (Y).
b. Menganalisis pengaruh langsung antara Kualitas Pelayanan (X2)
terhadap Sikap Konsumen (Y).
c. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Kualitas Produk (X1)
dan Kualitas pelayanan (X2) terhadap Sikap Konsumen (Y).
d. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Kualitas Produk (X1)
terhadap Minat Beli Ulang (Z).
e. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Kualitas Pelayanan
(X2) terhadap Minat Beli Ulang (Z).
f. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Kualitas produk (X1)
dan Kualitas pelayanan (X2) Terhadap Minat Belli Ulang (Z).
g. Menganalisi pengaruh langsung antara variabel Sikap Konsumen (Y)
terhadap Minat Beli Ulang (Z).
h. Menganalisi pengaruh tidak langsung antara variabel Kualitas Produk
(X1) terhadap Minat Beli Ulang (Z) melalui Sikap Konsumen (Y).
11
i. Menganalisis pengaruh tidak langsung antara variabel Kualitas
Pelayanan (X2) terhadap Minat Beli Ulang (Z) melalui Sikap
Konsumen (Y).
2. Manfaat Penelitian
Dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis
ingin memberikan beberapa manfaat terkait dengan penelitian ini, yaitu:
a. Bagi Penulis
Memberikan sumbangan informasi kepada pihak lain untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan dapat menambah kepustaan sebagai
informasi bahan-bahan perbandingan bagi penelitian lain serta sebagai
wujud Darma Bakti kepada perguruan tinggi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi Perusahaan
Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan, dan jika memungkinkan dapat dijadikan
pedoman untuk melakukan perbaikan dalam mengambilan keputusan
saat ini maupun masa yang akan datang.
c. Bagi Akademisi
Dapat memberikan tambahan informasi yang berguna terhadap dunia
ilmu pendidikan khususnya pengetahuan di bidang pemasaran, selain
itu dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Definisi pemasaran menurut Doyle dalam Tjiptono (2007:2)
merupakan proses manajemen yang berupaya memaksimalkan laba
(returns) bagi pemegang saham, dengan jalan menjalin relasi dengan
pelanggan utama (valued customers) dan menciptakan keunggulan
kompetitif.
Menurut American Marketing Assocition (AMA) pemasaran
adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya. (Kotler dan Keller, 2009:5).
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran (marketing management) adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. (Kotler dan Amstrong, 2001:8)
Adapun menurut Kotler dan Keller (2009:5) manajemen
pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan
13
menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul.
Dari pengertian diatas, manajemen pemasaran meliputi kegiatan
perencanaan hingga implementasi dan kontrol untuk mencapai tujuan,
yaitu kepuasan pihak-pihak yang terlibat atau Customer Satisfaction.
Dengan kata lain, manajemen pemasaran berorientasi pada konsumen atau
Customer Oriented. (Evans and Berman, 2002:12).
3. Pemasaran Jasa
Definisi jasa menurut Kotler (2007:42) jasa adalah setiap tindakan
atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau tidak terkait dengan
produk fisik.
Christopher Lovelock dan Evert Gummesson menetapkan bahwa
jasa (service) adalah suatu bentuk sewa-menyewa yang dapat memberikan
suatu manfaat bagi konsumen. Lovelock sendiri juga mendefinisikan
bahwa jasa adalah aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain. (Lovelock et.al, 2010:15-16).
a. Jenis Jasa
Berdasarkan kerangka non-kepemilikan, Lovelock et.al (2010:15)
membagi jasa dalam lima kategori:
1) Jasa penyewaan barang (rented goods service)
14
Jenis jasa seperti ini memungkinkan konsumen memiliki hak
sementara untuk menggunakan barang yang tidak mau mereka
beli.Contohnya adalah penyewaan kapal, kostum pesta, dan mesin pemotong
padi.
2) Penyewaan ruang dan tempat (defined space and place rentals)
Konsumen akan dapat menggunakan bagian tertentu dari sebuah
bangunan, kendaraan atau are tertentu lainnya. Contohnya adalah menyewa
suatu ruangan dalam gedung perkantoran, tempat duduk di dalam pesawat,
atau sebuah meja di restoran.
3) Menyewa tenaga kerja dan keahlian manusia (labor and expertise
rentals)
Konsumen dapat menyewa orang lain untuk melakukan pekrjaan yang
tidak ingin mereka lakukan sendiri (mislanya pembantu rumah tangga) atau
tidak dapat mereka lakukan sendiri karena tidak memilki keahlian, peralatan,
atau keterampilan yang dibutuhkan.
4) Akses untuk masuk ke kawasan bersama (access to shared physical
environtments)
Kawasan ini bisa terletak di luar maupun di dalam ruangan atau
kombinasi dari keduanya. Contohnya yaitu museum, taman hiburan,
pertunjukan, tempat kebugaran, lapangan golf, resort, dan jalan tol.
Pelanggan membayar sejumlah uang untuk mendapat hak menggunakan
fasilitas di dalam kawasan itu bersama-sama dengan pelanggan lainnya.
15
5) Akses masuk dan menggunakan sistem dan jaringan (access to and
usage systems and networks)
Di sini, konsumen menyewa hak untuk berpartisipasi dalam suatu
jaringan tertentu seperti dalam jasa telekomunikasi, utilitas, perbankan,
asuransi maupun jasa informasi tertentu lainnya. Penyedia jasa biasanya akan
membuat berbagai pilihan menu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang
bervariasi, yang disesuaikan juga dengan perbedaan kemampuan konsumen
untuk membayar jasa tersebut.
b. Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap bahwa
jasa memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari
barang dan berdampak pada caramemasarkannya. Fandy Tjiptono
(2014:28-34) menerangkan secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri
atas ingtangibility, inseparability, variability/heterogenety, perishability,
danlack of ownership.
1) Intangibility
Jasa berbeda dengan barang.Bila barang merupakan suatu
objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau
usaha.Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Hal ini
memiliki sejumlah implikasi bagi konsumen dan penyedia jasa
(lihat gambar 2.1).Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam
16
pembelian jasa relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities,
yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum
pembelian dilakukan.
Selain itu, jasa biasanya mengandung unsur experience
quality dan credence quality yang tinggi. Experience quality
adalah karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai
pelanggan setelah pembelian. Sedangkan credence quality
merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah
pembelian dilakukan
Gambar 2.1
Implikasi Intangibilitas Jasa
Sumber: Tjiptono, 2014 : 30
INTANGIBILITAS
Menyebabkan konsumen:
Sulit mengevaluasi berbagai alternative penawaran
jasa
Mempersepsikan tingkat resiko yang tinggi
Menekankan pentingnya sumber informasi informal
Menggunakan harga sebagai dasar penelitian kualitas
Membutuhkan respon manajemen
berupa:
Reduksi kompleksitas jasa
Penekanan tangible cues
Fasilitasi rekomendasi dari mulut ke mulut
Fokus pada kualitas jasa
17
2) Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu
dikonsumsi.Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Karakteristik
semacam ini mempunyai beberapa implikasi (lihat gambar 2.2).
Gambar 2.2
Implikasi Inseparabilitas Jasa
Sumber: Tjiptono, 2014 : 32
INSEPARABILITAS JASA
Menyebabkan konsumen:
Menjadi co-producers jasa
Kerapkali menjadi co-consumers suatu jasa dengan konsumen lainnya
Sering harus melakukan perjalanan untuk mencapai lokasi produk jasa
Membutuhkan respon manajemen
berupa:
Upaya memisahkan produksi dan konsumsi
Manajemen interaksi konsumen dan
produsen
Penyempurnaan sistem penyampaian jasa
18
Pertama, pada jenis jasa yang tingkat kontak antara penyedia jasa dan
pelanggannya tergolong tinggi dan membutuhkan kehadiran pelanggan,
interaksi di antara mereka merupakan faktor penting yang menentukan
kepuasan pelanggan terhadap jasa bersangkutan.
Kedua, konsumen lain biasanya juga hadir dalam penyampaian jasa.
Dan ketiga, perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan.
3) Variability/heterogeneity
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas jenis, tergantung kepada siapa,
kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Berbeda dengan mesin, orang
biasanya tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap
dan perilaku. Menurut Bovee, Houston, & Thill (1995) dalam Tjiptono
(2014: 31), terdapat tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa;
yaitu (1) kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa; (2)
moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan; dan (3) beban kerja
perusahaan. Kesemuanya ini menyebabkan organisasi jasa sulit
mengembangkan citra merek yang konsisten sepanjang waktu.
4) Perishability
Perishability berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan.Artinya jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada saat konsumsi
jasa tersebut berlangsung. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak
dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau
hilang begitu jasa karena tidak bisa disimpan. Bila permintaan bersifat
19
konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karena staf dan kapasitas
penyedia jasa bisa direncanakan untuk memenuhi permintaan.Namun
sayangnya, permintaan pelanggan terhadap sebagian besar jasa sangat
fluktuatif.
5) Lack of ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dan
jasa.Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan
dan manfaat produk yang dibelinya.Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan,
atau menjualnya. Di lain pihak pada pembelian jasa, pelanggan mungkin
hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang
terbatas. Pembayaran biasanya ditujukan untuk pemakaian, akses atau
penyewaan item-item tertentu berkaitan dengan jasa yang ditawarkan.
4. Kualitas Pelayanan
a. Pengertian Kualitas pelayanan
Kualitas menurut Kotler dan Keller (2009:143) adalah totalitas
fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat.
Kualitas pelayanan merupakan dasar bagi pemasar jasa, karena
inti produk yang dipasarkan adalah suatu kinerja yang berkualitas dan
kinerjalah yang dibeli oleh konsumen.Kualitas pelayanan jasa jauh
lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila dibandingkan
dengan kualitas barang.Bila ukuran kualitas dan pengendalian kualitas
20
telah lama dikembangkan dan diterapkan untuk barang-barang
berwujud (tangible goods), maka untuk jasa berbagai upaya justru
dikembangkan untuk merumuskan ukuran-ukuran semacam itu.
(Tjiptono, 2014:266).
b. Dimensi Kualitas Pelayanan
Pada prinsipnya, kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan. (Tjiptono, 2014:268)
Pengukuran kualitas jasa dalam model Servqual didasarkan
pada skala multi item yang dirancang untuk mengukur harapan dan
persepsi pelanggan, serta gap di antara keduanya dalam dimensi-
dimensi utama kualitas jasa. Pada penelitian awalnya, Parasuraman, et
al. (1985) mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok, yakni reliabilitas,
daya tanggap, kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi, kredibilitas,
keamanan, kemampuan memahami pelanggan, dan bukti fisik. Namun
pada penilitan berikutnya, ketiga pakar ini (Parasuraman, et al., 1988)
menyempurnakan dan merangkum sepuluh dimensi tersebut. Dengan
demikian, terdapat lima dimensi utama dalam Tjiptono (2014:282),
yakni sebagai berikut :
a. Reliabilitas (reliability), yakni kemampuan memberikan layanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
b. Daya tanggap (responsiveness), yakni keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.
21
c. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki staf.
d. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas
kebutuhan individual para pelanggan.
e. Bukti fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai
dan sarana komunikasi.
Berdasarkan dimensi kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2014:282)
diatas, indikator yang digunakan di dalam dimensi kualitas pelayanan adalah
sebagai berikut :
1. Keandalan (Reliability): pelayanan cepat dan pelayanan yang
memuaskan.
2. Daya Tanggap (Responsiveness): selalu bersedia membantu saat
dibutuhkan dan tanggap dalam merespon permintaan konsumen.
3. Jaminan (Assurance): Kesopanan Karyawan dan karyawan memiliki
pengetahuan mendalam tentang produk.
4. Empati (Empathy): memberikan perhatian pribadi dan memenuhi
kebutuhan spesifik.
5. Bukti fiik (Tangible): peralatan makanan yang sesuai dan
penampilan karyawan.
22
5. Kualitas Produk
a. Pengertian Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266) produk adalah
semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik
perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Menurut Tjiptono (2014:231) dari sudut pandang produsen
atau pemasar, produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, dan/atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan
atau keinginan pasar bersangkutan. Berdasarkan perspektif konsumen,
produk adalah segala sesuatu yang diterima pelanggan dari sebuah
pertukaran dengan pemasar.
b. Pengertian Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang
ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak
dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan mencoba
memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu
produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih
baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika
penampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
23
Kotler and Armstrong (2014:283) menyatakan kualitas produk
sebagai “the characteristics of a product or service that bear on its
ability to satisfy stated or implied customer needs”. Artinya kualitas
produk adalah suatu karakteristik produk atau jasa yang bergantung
pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggann yang
dinyatakan atau tersirat. Jadi berdasarkan teori-teori diatas, kualitas
produk adalah karakteristik yang dimiliki barang atau jasa dalam
memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan sesuai dengan yang
mereka harapkan.
c. Tingkatan Produk: Hierarki pelanggan
Menurut Kotler dan Keller (2012: 348) dalam merencanakan
tawaran pasarnya, pemasar perlu memikirkan secara mendalam lima
tingkat produk. Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak
nilai pelanggan, dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan.
1) Tingkatan yang paling mendasar adalah manfaat inti (core benefit)
adalah layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli
pelanggan. Seorang tamu hotel istirahat dan tidur. Pemasar harus
melihat diri mereka sebagai penyedia manfaat
2) Pada tingkatan kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut
menjadi produk dasar (basic product). Dengan demikian, kamar hotel
meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja tulis, meja rias dan
lemari pakaian.
24
3) Pada tingkatan ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan
(expexted product) yaitu beberapa atribut dan kondisi yang biasanya
diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini. Tamu hotel
mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk yang bersih, lampu
baca dan kadar ketenangan tertentu.
4) Pada tingkatan keempat, pemasar menyiapkan produk yang
ditingkatkan (augmented product) yang melampaui harapan
pelanggan. Di negara-negara yang sudah berkemban, persaingan dan
penentuan posisi merek berlangsung pada tingkat ini.
5) Pada tingkatan kelima yaitu produk yang potensial (potential
product) yang mungkin meliputi semua augmentasi dan perubahan
produk atau penawaran yang mungkin dialami di masa depan.
d. Klasifikasi Produk
1) Daya tahan dan wujud
Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
(Kotler, Keller 2012: 349) yaitu :
a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-
barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kalo penggunaan, seperti bir dan pencuci rambut.
Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering
dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakan di berbagai lokasi,
hanya dikenakan sedikit kenaikan harga, dan memasang iklan
25
besar-besaran untuk memancing orang-orang untuk mencoba dan
membangun preferensi.
b) Barang yang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud
yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-
kali. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan
pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih
tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual.
c) Jasa (service) adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak
terpisahkan, variabel, dan produk yang mudah rusak yang
biasanya memerlukan control kualitas yang lebih, pemasok yang
berkredibiltas dan mudah beradaptasi.
2) Klasifikasi barang konsumen
Begitu banyak jenis produk yang dibeli konsumen dapat
diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan belanja diantaranya yaitu
(Kotler Keller, 2012: 349) :
a) Barang sehari-hari (convenience goods)
Barang sehari-hari yang dibeli berulang-ulang dengan
terus menerus dan dengan upaya yang sedikit.
b) Barang toko (shooping goods)
Barang yang biasanya dibandingkan oleh konsumen
pada proses pemilihan dan pembelian berdasarkan
kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya
c) Barang khusus (specialty goods)
26
Barang seperti ini mempunyai ciri-ciri atau
identifikasi merek yang unik, karena itulah banyak pembeli
melakukan upaya pembelian yang khusus.
d) Barang yang tidak dicari (unsought goods)
Barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau
biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya.
3) Klasifikasi barang industri
Kotler dan Keller (2012:349-350) mengklasifikasikan barang industri
dalam hal biaya relative yang mereka keluarkan dan bagaimana mereka
memasuki proses produksi.
a) Bahan dan Suku Cadang (Materials and parts)
b) Barang pokok (Capital Items)
c) Persediaan dan Layanan Bisnis (Supplies and Business Service)
e. Dimensi Kualitas Produk
Terdapat sembilan dimensi kualitas produk menurut Kotler
dan Keller (2012:351) yaitu :
1) Form (Bentuk)
Banyak produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk – ukuran,
bentuk, atau struktur fisik produk.
2) Features (Fitur)
Karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi
produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk
3) Customization
27
Pemasar dapat membedakan produk dengan menyesuaikan
mereka.sebagai perusahaan yang telah tumbuh,maka perusahaan harus mahir
dalam mengumpulkan informasi tentang pelanggan individu dan mitra bisnis
merekadan sebagai pabrik mereka dirancang lebih fleksibel, mereka telah
meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan penawaran pasar, pesan,
dan media secara individual.
4) Performance Quality(Mutu Kinerja)
Mutu kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk.
Perusahaan tidak harus merancang level kinerja setinggi mungkin. Terus
menerus memperbaiki produk dapat menghasilkan pendapatan dan pangsa
pasar yang besar.
5) Conformance Quality (Mutu Kesesuaian)
Pembelimengharapkan mutukesesuaianyang tinggi, sejauh
manasemuaunit yang diproduksiidentikdanmemenuhi spesifikasiyang
dijanjikan.
6) Durability (Daya Tahan)
Daya tahan adalah suatu ukuran daya tahan produk yang
diharapkan oleh konsumen pada masa pekerjaan di bawah
keadaan yang biasa saja atau dalam keadaan tertekan.
7) Reliability (Keandalan)
28
Pembeli biasanya akan membayar lebih untuk produk yang lebih
handal. keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan
mengalami kerusakan atau gagal dalam jangka waktu tertentu.
8) Repairability (Perbaikan)
Perbaikan yang dimaksud di sini adalah mengukur kemudahan dalam
memperbaiki produk yang rusak atau gagal.
9) Style (Gaya)
Gaya menggambarkan tampilan produk dan perasaan untuk para
pembeli. Hal ini menciptakan kekhasan yang sulit untuk di ikuti oleh para
pesaing.
Berdasarkan dimensi kualitas produk menurut Kotler dan Keller
(2012:351) diatas, indikator yang digunakan di dalam dimensi kualitas produk
adalah sebagai berikut :
1. Form : Diferensiasi produk
2. Features : Karakter produk
3. Customization : Penyesuaian produk
4. Performance Quality : Produk yang berinovasi
5. Comformance Quality : Keidentikan produk
6. Durability : Mempertahankan rasa
7. Reliability : Kehandalan dalam menyajikan
8. Repairability : perbaiki produk rusak atau tidak sesuai
9. Style : Tampilan produk dan rasa yang khas
6. Perilaku Konsumen
29
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Shiffman dan Kanuk (2008:6) perilaku konsumen adalah
“Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in
searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products,
services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut
berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan
kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Hawkins, best, dan Coney (2007:6) dalam Suryani (2008:6) perilaku
konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan
organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan,
menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk
memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan
masyarakat. Dengan demikian studi perilaku konsumen itu mencakup bidang
yang lebih luas, karena termasuk di dalamnya juga mempelajari dampak dari
proses dan aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun
masyarakat.
b. Jenis Perilaku Konsumen
Menurut Assael dalam Kotler dan Susanto (2000:246-249) terdapat
empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan derajat keterlibatan
pembelian dan derajat perbedaan antara berbagai merek :
1) Perilaku pembelian kompleks
30
Para konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks ketika
mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya
perbedaan perbedaan nyata antara berbagai merek (para konsumen sangat
terlibat bila suatu produk mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai
ekspresi pribadi yang tinggi). Dengan keterlibatan konsumen yang tinggi
pemasar perlu mengembangkan strategi yang dapat membantu mempelajari
atribut-atribut merek.
2) Perilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian (disonasi)
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam suatu pembelian
tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merek. Dalam kasus ini, pembeli
akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia tetapi akan membeli
dengan cukup cepat karena perbedaan merek tidak nyata.
3) Perilaku pembelian menurut kebiasaan
Dimana keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak ada
perbedaan merek yang signifikan. Para pemasar produk dengan
keterlibatan konsumen ynag rendah dan sedikit perbedaan merek
merasa efektif untuk menggunakan harga dan promosi penjualan
untuk mendorong percobaan produk, karena pembeli tidak terlalu
terikat dengan suatu merek.
4) Perilaku pembelian yang mencari variasi
Keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat
nyata. Dimana konsumen banyak melakukan peralihan merek. Strategi
pemasarannya adalah berbeda untuk pemimpin pasar dan merek kecil dalam
31
kategori produk ini. Pemimpin pasar akan berusaha untuk mendorong
perilaku pembelian dengan mendominasi rak-rak penjualan, menghindari
situasi kehabisan stok. Sedangkan perusahaan pesaing, melakukan strategi
dengan menawarkan harga murah, hadiah, kupon dan sampel gratis.
7. Sikap Konsumen
a. Pengertian Sikap
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:222) Sikap adalah
kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek
tertentu. Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataan-
pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang
atau suatu peristiwa. Menurut Allport dalam Suryani (2008:161)
sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untk merespon
terhadap sat obyek dalam bentuk rasa skuka atau tidak suka.
b. Karakteristik Sikap
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008 : 222) karakteristik sikap
terdiri dari:
1) Obyek Sikap, kata obyek dalam definisi mengenai sikap yang
berorientasi pada konsumen harus ditafsirkan secara luas meliputi
konsep yang berhubungan dengan konsumsi atau pemasaran khusus,
seperti produk, merk, jasa, kepemilikan, penggunaan produk, sebab-
sebab atau isu, orang, iklan, situs internet, harga, medium, atau
pedagang ritel.
32
2) Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari, hal ini berarti bahwa
sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil
dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan
dari orang lain, iklan media masa, dan bentuk pemasaran langsung
(seperti katalog ritel).
3) Sikap mempunyai konsistensi, hal ini berarti sikap relatif konsisten
dengan perilaku yang dicerminkannya.
4) Sikap terjadi dalam situasi tertentu, maksud situasi disini adalah
berbagai peristiwa atau keadaan yang pada tahap dan waktu tertentu,
mempengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku konsumen. Situasi
tertentu dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara
yang kelihatannya tidak konsisten dengan sikap mereka.
c. Fungsi Sikap
Terdapat empat macam fungsi sikap, yaitu (Suryani 2008:172-
174):
1) Fungsi Utilitarian
Sikap merupakan fungsi penilaian konsumen tentang apakah obyek
sikap (misalnya produk) memberikan manfaat atau kegunaan bagi dirinya.
Fungsi ini mengacu pada pendapat bahwa individu mengek-presikan
perasaannya untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan
hukuman dari orang lain.
2) Fungsi Ekspresi Nilai
33
Sikap terbentuk sebagai fungsi dari keinginan individu untuk
mengepresikan nilai-nilai individu kepada orang lain. Ekspresi sikap
digunakan oleh individu untuk menunjukkan konsep dirinya.
3) Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap konsumen sering kali merupakan sarana bagi
konsumen untuk melindungi diri dari kebenaran mendasar tentang
dirinya atau sesuatu yang akan mengancam
4) Fungsi Pengetahuan
Sikap konsumen merupakan fungsi dari pengetahuan dan pengalaman
konsumen mengenai obyek sikapnya. Sikap juga digunakan individu sebagai
dasar untuk memahami. Melalui sikap yang ditunjukkan akan dapat diketahui
bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang cukup, yang banyak atau tidak
tahu sama sekali mengenai obyek sikap.
d. Komponen Sikap
Menurut Schiffman & Kanuk (2010: 225) bahwa di dalam
sikap terdapat tiga komponen yaitu :
1) Komponen Kognitif : kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang
obyek. Yang dimaksud obyek adalah atribut produk, semakin positif
kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka keseluruhan
komponen kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan.
2) Komponen Afektif : emosional yang merefleksikan perasaan
seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkan
atau disukai.
34
3) Komponen Konatif : Konatif berkaitan dengan tindakan. Sedangkan
komponen konatif ialah kecenderungan seseorang untuk melaksanakan
suatu tindakan dan perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu obyek
sikap. Komponen konatif dalam pemasaran penelitian konsumen
lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi niat konsumen untuk membeli
atau menolak suatu produk.
Berdasarkan Komponen Sikap Konsumen menurut Schiffman &
Kanuk (2008: 225) diatas, indikator yang digunakan di dalam dimensi Sikap
Konsumen adalah sebagai berikut :
1. Komponen Kogitif (Pemikiran) : Kepercayaan terhadap produk
Pengetahuan tentang produk.
2. Komponen Afektif (Perasaan) : Perasaan seseorang terhadap produk
3. Komponen Konatif (Tindakan) : Ekspresi niat konsumen untuk
membeli atau menolak suatu produk
8. Motif-motif Pembelian
Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong
mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai buying motives ini
terdapat tiga macam menurut Buchari Alma (2013:99) yaitu sebagai
berikut :
a. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya
misalnya kalau orang mau makan ia akan mencari nasi.
b. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap ini berdasarkan rasio,
waktu, dan emosi. Jadi selective buying motive dapat berbentuk rational
35
buying motive, emotional buying motive, atau impulse (pembelian
seketika).
c. Patronage buying motive, ini adalah selective buying motive yang
ditujukan kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul
karena layanan yang memuaskan, tempatnya dekat, cukup persediaan
barang, ada halaman parkir, orang-orang besar suka berbelanja ke tempat
tersebut dan sebagainya.
9. Minat Pembelian Ulang
Minat Pembelian Ulang dapat terjadi setelah konsumen
mengkonsumsi suatu produk atau jasa dan mengevaluasi produk tersebut.
Jadi, konsumen dihadapkan oleh suatu pemikiran apakah akan memiliki
niat (Intention) untuk melakukan pembelian ulang (Repurchase).
Jones and Sasser dalam Yang et.al (2009:247) menyatakan bahwa
pembelian ulang adalah perilaku dasar setelah konsumen menemukan
kepuasan dalam pembeliannya, dan pada akhirnya melibatkan perilaku
lainnya seperti mendapatkan reputasi produk dan rekomendasi ke
masyarakat banyak.
Sedangkan menurut Tjiptono (2014:392) minat beli ulang adalah
menyangkut pembelian merek tertentu yang sama berulang kali (bias
karena memang hanya satu-satunya yang tersedia, murah dan sebagainya).
Menurut Hellier et.al dalam Hume dan Mort (2010: 174), niat
pembelian ulang didefinisikan sebagai penilaian individu tentang
36
pembelian layanan kembali dan keputusan untuk terlibat dalam aktivitas
masa depan dengan penyedia layanan dan bentuk yang akan diambil.
Hume dan Mort (2010:174) berpendapat bahwa niat pembelian
ulang dengan cara mempertimbangkan situasi individu dan kemungkinan
suatu keadaan, adalah salah satu variabel independen yang sesuai dalam
sistem suatu hubungan yang dirancang untuk mengembangkan wawasan
manajemen dan meningkatkan perencanaan strategis serta pelayanan.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa niat pembelian ulang adalah
suatu tindakan untuk melakukan pembelian kembali setelah merasakan
suatu kepuasan dari produk atau jasa yang ia rasakan.
Menurut Ferdinand (2002:25-26) yang dikutip oleh Saidani dan
Arifin (2012:7) niat beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator-
indikator sebagai berikut :
a. Minat transaksional : yaitu kecenderungan seseorang untuk selalu
membeli ulang produk yang telah dikonsumsinya.
b. Minat refrensial: yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan
produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain, dengan
refrensi pengalaman konsumsinya.
c. Minat preferensial: menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
memiliki preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi. Preferensi
ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
37
d. Minat eksploratif: menggambarkan perilaku sesorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat-sifat positif dari produk yang dilangganinya.
Berdasarkan Dimensi minat beli ulang menurut Ferdinand yang
dikutip oleh Saidani dan Arifin (2012:7) diatas, indikator yang
digunakan di dalam dimensi minat beli ulang adalah sebagai berikut :
1. Transaksional : Keinginan untuk membeli kembali produk yang telah
Dibeli
2. Referensial : Keinginan untuk mereferensikan produk yang telah dibeli
3. Preferensial : Produk menjadi pilihan pertama dibanding produk lain
4. Eksploratif : Pencarian Informasi
B. Hubungan Antar Variabel
1. Pengaruh kualitas produk terhadap sikap konsumen
Di dalam penelitian terdahulu mengisyaratkan adanya hubungan
diantara variabel kualitas produk dan sikap konsumen. Pada hasil
penelitian yang dilakukan Amador (2012) pada Semerbak Coffee
Tembalang Semarang, hubungan kualitas produk dan sikap konsumen
adalah signifikan. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Aulia Hanifah
dan Rubiyanti (2016) pada produk kosmetik organic Melilea Internasional
Bandung, hubungan kualitas produk dan sikap konsumen adalah
signifikan. Begitu juga pada penelitian yang dilakukan oleh sumitroi
(2016) pada industry kecil di Labuan Batu, menyebutkan bahwa adanya
38
hubungan yang signifikan antara variabel kualitas produk terhadap sikap
konsumen untuk membeli ulang.
Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat kita simpulkan
bahwa terdapat pengaruh kualitas produk terhadap sikap konsumen.
2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Sikap Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:225) bahwa di dalam sikap
terdapat tiga komponen yaitu Kognitif (keyakinan), Afektif (perasaan) dan
Konatif (perilaku). Keyakinan disini pada dasarnya berisikan apa yang
dipikirkan dan apa yang diyakini seseorang mengenai objek sikap. Sumber
pembentuk sikap seseorang adalah perilaku orang lain. Sebagai contoh,
seorang pelanggan bersikap positif terhadap layanan suatu restoran karena
kabar dari orang disekitar bahwa banyak yang suka terhadap sikap layanan
restoran tersebut. Pelayanan yang baik akan menimbulkan kesan yang baik
sehingga sikap kita menjadi positif. Dari penjelasan diatas terlihat adanya
hubungan antara kualitas pelayanan dengan sikap konsumen.
Beberapa penelitian sebelumnya menguatkan hubungan antara
kedua variabel ini. Menurut penelitian yang dilakukan Freymann (2010)
pada sebuah took kelontong menunjukkan adanya hubungan langsung
antara kualitas pelayanan dengan sikap konsumen. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Amador (2012) pada Semerbak Coffee
Tembalang Semarang bahwa kualitas pelayanan memberikan pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap sikap konsumen.
39
Dari penjelasan teoritis serta hasil penelitian diatas maka dapat kita
tarik kesimpulan baha terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap sikap
konsumen.
3. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli Ulang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Ardani
(2016) pada produk fashion via online di Kota Denpasar, sikap konsumen
berpengaruh positif, signifikan terhadap niat beli ulang. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wang (2014) pada Department store di
Kaohsiung, Taiwan menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki niat
pembelian sepatu yang lebih tinggi memiliki sikap yang lebih baik. Oleh
sebab itu berdasarkan penelitian diatas, terdapat pengaruh antara sikap
konsumen terhadap minat beli ulang.
4. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang
Kotler dan Amstrong (2014) menyatakan kualitas produk adalah
suatu karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat. Jadi
dapat kita simpulkan bahwa konsumen akan membeli atau akan membeli
lagi suatu produk yang dapat memberikan kepuasan terhadap apa yang
konsumen butuhkan dari suatu produk tersebut.
Penelitian yang dilakuan oleh Sumitro (2016) pada industry kecil
di labuan batu menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
40
signifikan antara kualitas produk terhadap minat membeli ulang. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryadhe dan Rastini di PT Agung
Toyota Denpasar. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kualitas
produk berpengaruh postif dan signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen.
Dari beberapa penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa ada
pengaruh antara kualitas produk terhadap minat beli ulang.
5. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat membeli ulang
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Nadya (2015) yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Pembelian ulang
(studi kasus pada Trans Retail Carrefour di Bandung)” didapatkan hasil
yaitu dari dimensi kualitas pelayanan yang diteliti (Tangible, reliability,
assurance, emphaty dan responsiveness) terdapat pengaruh yang simultan
terhadap minat pembelian ulang. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aryadhe dan Rastini di PT Agung Toyota Denpasar, bahwa hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
kualitas pelayanan terhadap niat pembelian ulang konsumen.
Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh kualitas
pelayanan terhadap minat beli ulang.
41
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
1 Abror
Aflah
Amador
(2012)
Pengaruh
Kualitas
Produk Dan
Kualitas
Pelayanan
Terhadap
Sikap
Konsumen
Dan
Implikasinya
Terhadap
Minat Beli
Ulang (Studi
Kasus pada
Semerbak
Coffee
Tembalang
Semarang)
Variabel
bebasnya
adalah kualitas
produk,kualitas
pelayanan,
Variable
interveningnya
adalah sikap
konsumen
sedangkan
variable terikat
adalah minat beli
ulang
Menggunakan
analisis
regresi linier
berganda
Dengan
menggunakan
data dari 100
responden, 2
variabel
bebas.
Semua
variabel
bebas
berpengaruh
positif pada
variabel
terikat.
42
Tabel 2.1 (lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
2 Aulia
Hanifah
dan
Rubiyanti
(2016)
Pengar
uh
Kualita
s
Produk
Terhad
ap
Sikap
Konsu
men
Kosmetik
Organik
Melilea
Internation
al Bandung
Variabel
bebas
pada
penelitia
n ini
adalah
kualitas
produk.
Variable
terikatnya
adalah sikap
konsumen
Analisis
Regresi
Linier
sederhana
Berdasarkan
hasil uji
hipotesis secara
parsial kualitas
produk
berpengaruh
dengan nilai
positif dan
signifikan
terhadap sikap
konsumen
kosmetik
organik pada
Melilea
International
Bandung..
43
Tabel 2.1 (lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No
.
Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
3
.
Sumitro
(2016)
Analisi
s
Kualita
s
Produk,
Harga,
Kepuas
an
Konsu
men
Pada
Minat
Membe
li
Ulang:
Studi
Kasus
Pada
Industri
Kecil Di
Labuhan
batu
Variabel
bebasnya
adalah
Kalitas
Produk,
Harga,K
epuasan
Konsume
n.
Variable
terikatnya
dalah Minat
membeli
Ulang
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Hasilnya
Kualitas
Produk, Harga,
Kepuasan
Konsumen
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Minat
membeli ulang.
Variabel
kualitas
Produk
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
membeli ulang
44
Tabel 2.1 (lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
4. Nadya
Oktaviani
(2015)
Pengaru
h
Kualitas
Pelayan
an
Terhada
p Minat
Pembeli
an
Ulang
(Studi Pada
Trans Retail
Carrefour
Di
Bandung)
Penelitian
ini
menggunak
an variable
bebas
tangible
(X1),
Reliability
(X2),
Responsive
ness
(X3), Assurance
(X4), Empathy
(X5). Variable
Terikatnya
adalah Minat
Pembelian
Ulang
Mengguna
kan
analisis
regresi
linier
berganda
Menunjukka
n bahwa
variabel
tangible
(bukti fisik),
reliability
(kehandalan)
, assurance
(jaminan)
dan empathy
(empati)
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat pembelian
ulang, kecuali
responsiveness.
45
Tabel 2.1 (lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
5. Basrah
Saidani
dan
Samsul
Arifin
(2012)
Pengaruh
Kualitas
Produk Dan
Kualitas
Layanan
Terhadap
Kepuasan
Konsumen
Dan Minat
Beli Pada
Ranch
Market.
Eksogen:
Kualitas
Produk dan
Kualitas
Pelayanan
Endogen:
Kepuasan
Pelanggan
dan Minat
Beli
Analisis
SEM
(Structural
Equation
Modeling)
Kualitas produk dan
kualitas pelayanan
berpengaruh
terhadap kepuasan
pelanggan dan minat
beli ulang.
Kualitas produk dan
kualitas pelayanan
secara parsial
berpengaruh
terhadap kepuasan
pelanggan.
Kualitas produk dan
kualitas pelayanan
secara parsial
berpengaruh
terhadap minat beli
ulang.
Kepuasan pelanggan
berpengaruh
terhadap minat beli
ulang
46
Tabel 2.1 (lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
6. Von
Freymann,
dkk (2010)
Consumer
Service
Quality
Assessments
and Future
Revenues in
Small
Businesses:
A Case
Study.
Variabel
bebasnya
adalah
kualitas
pelayana
n.
Variabel
terikatny
a
adalah Sikap
Konsumen.
Analisis
SEM
(Structural
Equation
Modeling)
Hasilnya pada
penilaian
konsumen atas
layanan
kelontong ada
hubungan
langsung antara
kualitas
pelayanan
dengan sikap
7. Astarini
Dewi & Sri
Ardani
(2016)
Pengaruh
Sikap,
Norma
Subjektif
Terhadap
Niat Beli
Ulang
Produk
Fashion Via
Online Di
Kota
Denpasar
Variabel
bebas: sikap
dan norma
subjektif
Variable
Variabel
terikat: niat
beli ulang
Regresi
Linier
Berganda
Terdapat
efek yang
positif dan
signifikan
sikap
konsumen
terhadap
niat beli
ulang.
47
D. Kerangka Berpikir
Gambar 2.3
Model Kerangka Pemikirian Penelitian
Sumber: Peneliti, 2018
Uji Kualitas
Data :
1. Uji Validitas
Kesimpulan dan
Saran
Kualitas Produk
(X1)
Sikap
Konsumen
Minat Beli
Ulang (Z)
Kualitas
Pelayanan (X2)
Path Analysis
1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
2. Uji Simultan (Uji F)
3. Uji Parsial (Uji t)
4. Uji Trimming
5. Uji Sobel
Hasil
48
Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini
menjelaskan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan untuk mengambil
kesimpulan. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat konsep model
pemikiran yang akan diteliti, kemudian langkah kedua yaitu menguji data
yang telah diperoleh dan dikumpulkan, langkah ketiga menggunakan metode
path untuk mengetahui pengaruh setiap variabel, kemudian dilakukan langkah
terakhir yaitu membuat kesimpulan dan saran.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dibuat maka
dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:
1. Sub Struktural I
Hipotesis 1 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas Produk
dengan sikap konsumen.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas produk dengan
sikap konsumen.
Hipotesis 2 :
Ho :Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan
dengan sikap konsumen.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan
sikap konsumen.
Hipotesis 3 :
49
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk dan
kualitas pelayanan dengan sikap konsumen.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas produk dan
kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen.
2. Sub Struktural II
Hipotesis 4 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas Produk
dengan minat pembelian ulang.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas produk dengan
minat pembelian ulang.
Hipotesis 5 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan
dengan minat pembelian ulang.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan
minat pembelian ulang.
Hipotesis 6 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara sikap konsumen
dengan niat pembelian ulang
Ha : Ada pengaruh antara sikap konsumen dengan
niat pembelian ulang
50
Hipotesis 7 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk,
kualitas pelayanan dan sikap konsumen
terhadap minat pembelian ulang.
Ha : ada pengaruh antara kualitas produk, kualitas
pelayanan dan sikap konsumen terhadap minat
pembelian ulang.
Hipotesis 8 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk
terhadap minat pembelian ulang melalui sikap
konsumen.
Ha : ada pengaruh antara kualitas produk terhadap
minat pembelian ulang melalui sikap
konsumen.
Hipotesis 9 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan
terhadap minat pembelian ulang melalui sikap
konsumen.
Ha : ada pengaruh antara kualitas pelayanan
terhadap minat pembelian ulang melalui sikap
konsumen.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa yang mana penelitian ini berfokus pada pengaruh
kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap sikap konsumen dan
dampaknya terhadap minat beli ulang pada konsumen Salma Coffee Break
yang terletak di Jalan Sirojul Munir Jatiasih Bekasi. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Maret 2018 sampai Mei 2018 dan objek dalam
penelitian ini adalah para konsumen yang telah atau pernah mengonsumsi
produk (makanan dan minuman), mendapatkan pelayanan dan merasakan
fasilitas di Salma Coffee Break Bekasi.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiono, 2013:80) selain itu populasi juga bisa
didefinisikan sebagai gabungan seluruh elemen yang memeiliki
serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk
kepentingan masalah riset pemasaran (Malhotra, 2009: 364). Populasi
dalam penelitian ini adalah konsumen di Salma Coffee Break Bekasi
sebanyak 3197 orang.
52
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
mengambil sampel yang diambil dari populasi itu. Dan sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (Sugiono,
2013:215). Menurut Malhotra (2009:364) sampel adalah
subkelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Adapun teknik penarikan sampel pada penelitian ini
menggunkan teknik probability sampling.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampling, purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:68). Pertimbangan
yang digunakan dalam memilih responden adalah:
a. Responden dalam penelitian adalah konsumen yang datang
mengunjungi Salma Coffee Break Bekasi karena dianggap
sudah mengenal lingkungan Salma Coffee Break Bekasi.
b. Responden adalah konsumen yang menikmati hidangan di
Salma Coffee Break dan yang makanannya dibawa pulang,
selain itu juga bersedia menjadi responden.
c. Pemilihan responden ditujukan kepada konsumen yang
sedang menunggu makanan yang akan dihidangkan atau
53
setelah menikmati hidangan agar tidak mengganggu
aktivitas responden pada saat menyantap hidangan.
Teknik pengambilan sampel yang peneliti lakukan adalah
menggunakan rumus Slovin yakni:
Dimana: n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e2 = Standar Eror
Sampel yang dipilih sebagai sumber data yang dibutuhkan
untuk penelitian ini adalah konsumen Salma Coffee Break.
Berdasarkan data internal dari Salma Coffee Break, total pengunjung
adalah sebanyak 3.179 orang. Dalam hal ini penulis menetapkan
presisi sebesar 10%. Maka dapat dirumuskan :
Maka dari hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin
diperoleh hasil 99,96. Dengan demikian responden yang dibutuhkan
dibulatkan menjadi 100 orang. Dari konsumen Salma Coffee Break
Bekasi.
54
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013:225). Data primer dari
penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013:142). Kuesioner
penelitian ini akan peneliti berikan langsung kepada responden secara
personal agar peneliti dapat memberikan penjelasan seperlunya
mengenai penelitian ini.
Agar data dapat diolah dengan menggunakan software maka
data kuesioner dipilih menggunakan skala ordinal berupa skala likert
(likert scale). Menurut Maholtra (2009:298) skala likert adalah
pengukuran lima kategori respon yang berkisar antara sangat setuju
hingga sangat tidak setuju yang mengharuskan responden menentukan
derajat persetujuan atau ketidak setujuan responden terhadap masing-
masing variabel yang dipertanyakan oleh peneliti.
55
Tabel 3. 1
Skala Likert
Jenis Jawaban Kode Bobot
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber : Malhotra, 2009
Angka 1 (satu) menunjukan bahwa responden
memberikan tanggapan yang bersifat negatif (sangat tidak
setuju) terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
sedangkan angka 5 (lima) menunjukan tanggapan yang bersifat
positif (sangat setuju).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk
maksud selain untuk menyelesaikan suatu masalah penelitian yang
sedang dihadapi, data ini dapat ditemukan dengan cepat dan tidak
mahal (Malhotra, 2009:121). Dan dalam penelitian ini, penulis
melakukan riset kepustakaan dengan memilih, mengumpulkan, dan
mempelajari data yang diperoleh dari berbagai sumber di dalam
maupun luar kampus, literatur seperti buku-buku cetak, jurnal, dan
website.
56
D. Metode Analisi Data
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan merupakan tahap yang sangat penting dan
menentukan. Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga
berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab
persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis path.
Dalam pengukuran data dikenal beberapa uji untuk menyatakan sebuah
penelitian sistematik atau tidak, yaitu :
a. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali, 2016:52).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung (correlatd item totalcorrelatoins) dengan r tabel. Jika nilai r
hitung > r tabel dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut di
katakan valid. Uji validitas menurut Ghazali (2016:52-55) dibagi
menjadi tiga cara untuk mengukurnya, yaitu :
1) Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan
total skor konstruk atau variabel.
57
2) Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan
korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator
dengan total skor konstruk.
3) Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan untuk
mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner, apakah item
kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang diukur.
Dapat digunakan korelasi Corrected Item-Total Correlation.
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak
digunakan distribusi (Tabel r) untuk alpha 0.05 dengan derajat
kebebasan (dk = n-2). Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau
item pernyataan dinyatakan valid, dan jika r hitung < r tabel,
maka instrumen atau item pernyataan dinyatakan tidak valid.
Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah (n) = 20, maka
besar dk = 20 - 2 = 18. Dengan α = 0,05 maka diperoleh nilai r
tabel sebesar 0,444.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk
(Ghazali, 2016:47). Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk
cenguji realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan uji
58
statistik Cronbach’s Alpha. Untuk mengetahui kuesioner tersebut
sudah reliabel atau tidak kita bisa menggunakan dengan bantuan
program SPSS pada komputer.
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau
tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk alpha 0.05 dengan
derajat kebebasan (dk=n-2). Kemudian membuat keputusan
membandingkan r11 dengan r table. Adapun kaidah keputusan :
Jika r11> r table berarti reliabel dan r11 < r table berarti tidak
reliabel.
Pengukuran realibillitas menurut Ghazali (2016:48) dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Repeated measure atau pengukuran ulang.
2) One shot atau pengukuran sekali saja.
Kriteria peniliaian uji reliabilitas menurut Nunnally (1994)
yang dikutip oleh Ghazali (2016:48) adalah jika Cronbach Alpha
memberikan nilai > 0.70 maka instrumen penelitian dianggap
reliabel.
2. Path Analysis
Analisis Jalur yang dikenal dengan path Analysis
dikembangkan pertama kali tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika
yaitu Sewall Wright (Joresko & Sorbon, 1996; Johnson & Wichern,
1992). Path Analysis diartikan oleh Bhornstedt (1974) dalam Kusnendi
(2005:1) yang dikutip oleh Riduwan dan Kuncoro (2008:1) bahwa “a
59
technique for estimating the effect’s a set of independent variables han
on a dependent caribale from a set of observed correlations, given a
set of hypothesized causal asymmetric relation among the < ominant<
.”
Sedangkan Tujuan utama path analysis adalah a method of
measuring the direct influence along each separate path in such a
system and thus of finding the degree to which variation of a given
effect is determined by each particular cause. The method depend on
the combination of knowledge og the degree of correlation among the
variables in a system with such knowledge as may possessed of the
causal relations (Maruyama, 1998:16) dalam Riduwan dan Kuncoro
(2008:1).
Jadi, model path analysis digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung maupun tidak langsung seperangkat < ominant bebas
(eksogen) terhadap variable terikat (endogen).
Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji
besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur
pada setiap diagram jalur hubungan kausal antara variable X1 dan X2
terhadap Z serta dampaknya kepada Y.
Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu
variabel dengan variabel lainnya mempunyai hubungan.
a. Konversi diagram alur ke dalam persamaan
60
Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi spesifikasi
model ke dalam rangkaian persamaan.
b. Persamaan-persamanaa structural (Struktural equation)
Y = PY X1 + PY X2 + Є1
Z = PZX1 + PZX2+ PZ Y + Є2
Keterangan :
X1 = Kualitas Produk
X2 = Kualitas Pelayanan
Y = Sikap Konsumen
Z = Minat Beli Ulang
Є = Error
Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :
Jika signifikasi penelitian < 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Jika signifikasi penelitian > 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Adapun langkah-langkah menguji analisis path (Sugiyono,
2007:298) :
1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien
regresi.
3) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan).
4) Menghitung koefisie jalur secara individu.
61
5) Meringkas dan menyimpulkan.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,
maka penelitian harus menyusun model hubungan antara variabel yang
dalam hal ini disebut diagram jalur
Gambar 3.1
Diagram Analisis jalur
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:151)
Keterangan : Diagram Path lengkap tersebut mempunyai 2 variabel eksogen
(X1 dan X2) dan 2 variabel endogen (Y dan Z).
Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka dibuatlah sub
struktur yang tujuannya untuk menjelaskan dan mempermudah perhitungan
sebagai berikut :
Sikap Konsumen
(Y) ρZY
Є2 Є1
ρZX1
r
Kualitas Pelayanan
(X2)
Minat Beli Ulang
(Z)
Kualitas Produk
(X1)
ρZX2
ρYX1
ρYX2
62
Gambar 3.2
Sub Struktur – 1 hipotesis – 1
Keterangan : Variabel endogen (Y) dan variabel eksogen (X1 dan X2),
memiliki persamaan struktur Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYЄ1 Є1
Gambar 3.3
Sub Struktur – 2 hipotesis – 2
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008, 129-136)
Keterangan : Variabel endogen (Z) dan variabel eksogen (X1, X2 dan Y),
memiliki persamaan struktur Z = ρZX1 X1 + ρZX2 X2 + ρZԐ2 Є2
Dari perhitungan program SPSS nanti, akan diperoleh keterangan atau
hasil dari koefisien determinasi (R2), uji secara simultan (Uji F) dan uji secara
parsial (Uji t).
r
ρYX1
ρYX2
ЄKualitas Produk
(X1)
Kualitas Pelayanan
(X2)
Sikap Konsumen
(Y)
Є2
r
ρZX1
ρZX2
ρZY
Kualitas Produk
(X1)
Kualitas Pelayanan
(X2)
Sikap Konsumen
(Y)
Minat Beli Ulang
(Z)
63
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi
variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya
(Pardede dan manurung, 2014:28). Hasil output SPSS pada model
summary khususnya, angka yang terdapat pada kolom R Square
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen dengan cara menghitung koefisien (KD)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sarwono, 2007:30) :
KD = r2 x 100%. Cara menghitung standar error adalah є : √(1-R2)
b. Uji Simultan
Untuk melihat pengaruh variabel secara simultan, pertama-
tama kita akan melihat hasil perhitungan dalam model summary
khususnya angka R Square pada hasil output program SPSS.
Angka yang terdapat pada kolom R Square digunakan untuk
melihat besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel
endogen dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Sarwono, 2007:30) :
KD = r2
x 100%
Langkah selanjutnya pengujian untuk mengetahui pengaruh secara
keseluruhan (Uji simultan) dapat dilakukan dengan cara
membandingkan angka taraf signifikan (sig) hasil penghitungan
64
dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) dan derajat kebebasan = (k-
1)(n-k). Kriterianya sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro,
2008:117) :
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan atau
Jika F hitung > F table maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho diolak
dan Ha diterima, artinya signifikan atau jika F hitung < F
tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
c. Uji Parsial
Uji statistik yang digunakan untuk pengujian secara
individual yaitu dengan cara menghitung besarnya angka table t
dengan ketentuan sebagai berikut (Sarwono, 2007:32):
1) Taraf signifikansi 0,05
2) Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n – 2.
Selanjutnnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur
bandingkan dengan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas
Sig. dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut
(Riduwan dan Kuncoro, 2008:118) :
65
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas Sig. atau [0.05 ≤ Sig], maka Ho
diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak signifikan
atau jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig. atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak
dan Ha diterima, yang artinya signifikan atau jika t
hitung < t tabel Ho diterima dan Ha ditolak.
d. Analisi Korelasi
Untuk tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
ordinal, uji korelasi yang dipakai adalah uji korelasi rank
spearmant. Korelasi rank spearman digunakan untuk mengetahui
hubungan antar variabel jika data yang digunakan
sekurangkurangnya memiliki skala ordinal (Pardede dan
manurung, 2014:28). Analisis korelasi rank spearman merupakan
jenis analisis korelasi yang didasarkan pada rangking yang paling
banyak digunakan. Dasar pemikiran analisis korelasi ini adalah jika
sebuah nilai dalam satu variabel memiliki kesesuaian, maka kedua
variabel tersebut saling berkorelasi. Jika rangking nilai-nilai pada
suatu variabel sama persis dengan rangking nilai-nilai pada
variabel lainnya, maka kedua variabel tersebut memiliki korelasi
66
sempurna. Adapun kriteria yang menjadi acuan uji koefisien
korelasi rank spearman yaitu :
Tabel 3.2
Kriteria Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangan Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:62)
e. Uji Trimming
Model trimming adalah model yang diigunakan untuk
memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara
mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya
tidak signifikan Pardede dan Manurung (2014:116). Jadi, model
trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan
ternyata ada variabel yang tidak signifikan, peneliti perlu
memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah di
hipotesiskan.
67
Cara menggunakan model trimming yaitu menghitung
ulang koefisien jalur tanpa menyertakan variabel yang koefisien
jalurnya tidak signifikan.
Langkah-langkah pengujian path analysis model trimming sebagai
berikut:
1) Merumuskan persamaan struktural.
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada
koefisien regresi.
a) Gambarkan diagram jalur lengkap
b) Menghitung koefisien regresi untuk setiap struktur
yang telah dirumuskan.
3) Menghitung koefisien jalur secara simultan
(keseluruhan).
4) Menghitung secara individual.
5) Menguji kesesuaian antar model antar model analisis
jalur.
6) Merangkum kedalaman tabel.
7) Memaknai dan menyimpulkan.
f. Uji Sobel
Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu
Sikap Konsumen. Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam
Ghozali (2016:235) suatu variabel disebut variabel intervening jika
variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel
68
prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen).
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang
dikembangkan oleh Sobel (1982) dalam Ghazali (2016:236),
dikenal dengan uji sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan
cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel
independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel
intervening (M). Besarnya standard error pengaruh tidak langsung
(indirect effect) Sp2p3 dihitung dengan rumus dibawah ini :
Sp2p3 = √p32Sp2
2+p2
2Sp3
2+Sp2
2Sp3
2
Keterangan :
p2 : Unstandardized coefficient beta variabel independen
p3 : Unstandardized coefficient beta variabel intervening
Sp2 : Standar error independen
Sp3 : Standar error intervening
Kemudian untuk mencari nilai t statistic pengaruh mediasi dengan
rumus sebagai berikut : t =
E. Operasional Variabel Penelitian
Secara operasional variabel penelitian adalah konsep yang
menunjukan sifat–sifat, atribut–atribut dan aspek yang mempunyai variasi
nilai atau memiliki lebih dari satu nilai yang saling berkaitan satu dengan
69
yang lain serta berfungsi sebagai pembeda. Dari berbagai indikator dan
variasi nilai dari konsep itu melalui objek penelitian ditetapkan untuk
ditarik kesimpulan yang berarti. Macam–macam variabel penelitian dilihat
dari sifatnya menurut Supriyanto (2009:88), yaitu :
1. Variabel Independen atau bebas (Independent Variable)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel ini sering dilambangkan dengan variabel X. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu Kualitas Produk
(X1) dan Kualitas Pelayanan (X2).
2. Variabel dependen atau terikat (dependent Variable)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini
variabel dependen dilambangkan dengan variabel Z. Variabel
dependen nya adalah Minat Beli Ulang (Z).
3. Variabel Intervening (Intervening Variable)
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independent dengan variabel dependent menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela antara variable independent dengan
variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
70
Variabel ini sering dilambangkan dengan variabel Y. Dalam penelitian
ini variabel intervening nya adalah Sikap Konsumen (Y).
Berikut ini adalah tabel operasional yang digunakan dalam penelitian
kali ini:
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kualitas Produk
(X1)
(Kotler and
Keller,
2012;351)
Form 1. Diferensiasi produk
ordinal
Features 2. Karakter produk
Customization 3. Penyesuaian produk
Performance
Quality
4. Produk yang berinovasi
Conformance
Quality
5. Keidentikan produk
Durability 6. Mempertahankan rasa
Reliability 7. Kehandalan dalam menyajikan
Repairability 8. Memperbaiki produk yang
rusak atau tidak sesuai
Style 9. Tampilan produk yang khas
10. Rasa yang khas
71
Tabel 3.3 (lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kualitas
Pelayanan
(X2)
(Parasuraman
dalam Fandy
Tjiptono,
2014:282)
Keandalan
(Reliability)
11. Pelayanan Cepat
12. Pelayanan yang memuaskan
Ordinal
Daya Tanggap
(Responsiveness)
13. Selalu bersedia membantu saat
dibutuhkan
14. Tanggap dalam merespon
permintaan konsumen
Jaminan
(Assurance)
15. Kesopanan karyawan
16. Karyawan memiliki pengetahuan
mendalam tentang produk
Empati
(Empathy)
17. Memberikan perhatian pribadi
18. Memahami kebutuhan spesifik
Bukti Fisik
(Tangible)
19. Peralatan makan yang sesuai
20. Penampilan karyawan
72
Tabel 3.3 (lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Sikap Konsumen
(Y)
Schiffman &
Kanuk, (2010:225)
Komponen
Kognitif
(pemikiran)
21. Kepercayaan
terhadap produk
22. Pengetahuan
tentang produk
Ordinal
Komponen
Afektif (Perasaan)
23. perasaan seseorang
terhadap produk
Komponen
Konatif
(tindakan)
24. ekspresi niat
konsumen untuk
membeli atau
menolak suatu
produk.
Minat Beli Ulang
(Z)
(Saidani dan Arifin,
2012:7)
Transaksional
25. keinginan untuk
membeli kembali
produk yang telah
dibeli
Ordinal
Referensial
26. Keinginan untuk
mereferensikan
produk yang telah
dibeli
Preperensial 27. Produk menjadi
pilihan pertama
dibanding produk
lain
Eksploratif 28. pencarian Informasi
73
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Salma Coffee Break
Di daerah Kp. Jatisari Kecamatan Jatiasih Bekasi, tepatnya berada di
jalan Sirojul Munir, terdapat sebidang tanah yang cukup luas dan sedang
dibangun sebuah bangunan untuk dijadikan sebuah kantor. Pemilik tanah yang
cukup luas ini bernama Pak Langgeng, beliau membeli tanah yang cukup luas
ini sebagai bentuk Investasi. Pada awalnya di tanah ini sudah dibangun 3
petak kolam pemancingan umum yang sudah berjalan sekitar 2 tahun lebih
dan dikelola oleh pak Robi.
Setelah bangunan itu selesai, awalnya pak Langgeng berencana untuk
menjadikan bangunan tersebut sebagai kantor untuk usaha sampingan beliau,
tetapi entah darimana beliau mendapatkan ide atau inspirasi, akhirnya pak
Langgeng berubah fikiran dan ingin menjadikan bangunan ini sebagai tempat
usaha Kafe.
Keputusan pak Langgeng sudah bulat, bahwa bangunan itu akan
dijadikan sebuah kafe. Akhirnya pak Langgeng merekrut seorang karyawan di
kantornya yang beliau kenal jujur dan pekerja keras untuk ditarik menjadi
pengelola di kafe yang akan beliau dirikan, dan orang itu adalah Sirajudin
Arridho atau akrab disapa dengan nama Ridho.
Setelah perbincangan yang cukup lama antara pak Langgeng dan
Ridho, akhirnya didapatkan keputusan bahwa kafe ini akan mengusung tema
74
Coffee Shop dan secepatnya akan segera direalisasikan. Untuk menjalankan
Coffee Shop ini, Ridho mengajak salah seorang adik kelasnya di kampus
ketika masih kuliah dulu yang beliau kenal concern bergerak di bidang
perkopian dan juga seorang barista, namanya Hilman Afriyansah (penulis).
Setelah selama kurang lebih satu minggu menyiapkan perlengkapan
untuk coffee shop, mulai dari peralatan dapur, barista, layout dan lain-lain,
akhirnya resmi pada tanggal 17 Mei 2017 Coffee Shop ini mulai beroperasi
dan diberi nama Salma Coffee break.
Nama Salma sendiri diambil dari nama putri ketiga pak Langgeng
yang bernama Salma Azizah. Menurut cerita beliau semenjak putri ketikanya
lahir, pekerjaan dan usaha yang beliau lakukan semakin meningkat dan bias
mendapatkan keuntungan yang lebih, karenanya beliau berharap hal yang
sama dengan Salma Coffee break ini.
Salma Coffee break terletak di tengah-tengan pemukiman warga
Jatisari dan dekat dengan beberapa sekolah SMP dan SMA yang ada di
wilayah Jatiasih Bekasi. Konsep Coffee break sendiri diusung oleh Ridho dan
Hilman dengan harapan bahwa Salma Coffee break dapat menjadi pilihan
utama bagi konsumen sebagai tempat untuk melepas kepenatan dengan
menyeruput secangkir kopi serta makanan ringan setelah letih seharian
beraktivitas.
75
Gambar 4.1
Logo Salma Coffee break
Sumber : Instagram Salma Coffee break
2. Struktur Organisasi
Seluruh kegiatan restoran Salma Coffee break dilayani oleh 3
orang karyawan dengan posisi yang berbeda dan tanggung jawab yang
berbeda pula.
Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerjanya, Salma Coffee
break dipimpin oleh 1 Manager yang membawahi 5 orang karyawan
diantaranya yaitu 1 orang sebagai Barista (mengurus segala macam
pesanan berupa minuman mulai dari Coffee, jus, milkshake dan lain-lain),
1 orang sebagai Kasir, 1 orang sebagai Koki (mengurus segala macam
pesanan berupa snack dan makanan ringan lainnya), dan 2 orang waiters.
Adapun struktur organisasi di dalam Salma Coffee break adalah
sebagai berikut:
76
MANAGER
Sirajudin Arridho
KASIR
Yulianti
BARISTA
Muhammad Abdi
KOKI
Danang Saputra
WAITER
Febrianti
Arianto Yudha
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Salma Coffee Break
3. Produk-produk Salma Coffee break
Makanan dan minuman yang ditawarkan Salma Coffee break
sangat beragam, mulai dari minuman Coffee dan Non-Coffee serta Snack-
snack atau makanan-makanan ringan seperti :
a. Coffee
Menu coffee yang tersedia di Salma Coffee break adalah black
coffee, cappuccino, cafe latte, mocha latte, tiramisu latte, hazelnut
latte, vanilla latte, caramel latte
b. Non-Coffee
Menu Non-Coffee di Salma Coffee break adalah milkshake
(strawberry cream, vanilla cream, chocolate cream), soft drink, dan
es krim (strawberry, vanilla, chocolate).
c. Snack dan Makanan Ringan
Adapun snack dan makanan ringan yang disediakan oleh
Salma Coffee break adalah Roti bakar varian rasa (strawberry,
77
chocholate, srikaya dan blueberry), Pisang Goreng varian rasa
(strawberry, chocholate, srikaya dan blueberry), omelette, Spaghetti,
kentang goreng, banana split dan sosis bakar. Untuk waktu-waktu
tertentu seperti Nonton Bareng Pertandingan Sepak Bola, Salma
Coffee break menyediakan paketan makanan dan minuman seperti
Paket Nendang (Donut+Kopi Nusantara+Kacang Goreng).
Selain menu-menu diatas, selama perjalanannya Salma Coffee
break selalu berinovasi dengan menghadirkan menu-menu baru
seperti Kopi Susu Salma, Kopi Single origin (aceh gayo, mandhailing,
toraja, lampung dll), Nasi Goreng, Ayam Bakar dan Pecel Lele Salma.
4. Jaminan Produk Halal
Salma Coffee break hanya menggunakan bahan-bahan premium
pilihan yang sudah di jaga kesegarannya. Untuk menambahkan keyakinan
pada setiap konsumennya, Salma Coffee break memberikan fasilitas
musholla untuk para konsumen melakukan ibadah wajib mereka dan juga
mewajibkan setiap karyawan untuk melaksanakan shalat ketika waktu
Adzan masuk serta menghentikan Music sementara jika terdengar suara
Adzan Berkumandang. Jadi dengan kebijakan yang dibuat ini, owner
meyakinkan kepada konsumen bahwa produk-produk yang ditawarkan
Salma Coffee break adalah produk Halal.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
78
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghazali, 2016:52).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
(correlatd item total correlatoins) dengan r tabel. Jika nilai r hitung > r tabel
dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut di katakan valid. Untuk
mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi
(Tabel r) untuk alpha 0.05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2). Jika r hitung
> r tabel, maka instrumen atau item pernyataan dinyatakan valid, dan jika r
hitung < r tabel, maka instrumen atau item pernyataan dinyatakan tidak valid.
Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah (n) = 20, maka besar dk = 20 - 2
= 18. Dengan α = 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Dan salah
satu ukuran reliabilitas adalah dengan nilai koefisien Cronbach’s Alpha > 0,
7 menunjukan instrumen tersebut reliabel (Ghozali, 2011:48). Penghitungan
uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan software SPSS 23.
Untuk mendapatakan data primer, penulis melakukan penyebaran
kuesioner secara keseluruhan kepada 100 responden. Sebelum kuesioner
disebarkan kepada 100 responden, penulis melakukan uji coba kuesioner
(tryout) terhadap 20 responden dengan memberikan 28 butir pernyataan untuk
menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut.
Kuesioner tersebut dibagi menjadi 4 variabel utama yaitu kualitas produk
(X1) dibagi menjadi 9 indikator dengan 10 butir pernyataan, variabel kualitas
pelayanan (X2) dibagi menjadi 5 indikator dengan 10 pernyataan, variabel
sikap konsumen (Y) dibagi menjadi 3 indikator dengan 4 pernyataan, dan
79
variabel minat pembelian ulang (Z) dibagi menjadi 4 indikator dengan 4
pernyataan. Berikut ini adalah hasil tryout yang diberikan kepada 20
responden dengan 28 pernyataan yang dibagi menjadi 4 variabel utama, yaitu
Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Sikap Konsumen, dan Minat Beli
Ulang.
1. Kualitas Produk (X1)
Adapun dalam pernyataan kualitas produk ini terdapat 10 butir
pernyataan yang akan diuji validitas, berikut hasil uji validitas variabel
kualitas produk.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Kualitas Produk
Item Pernyataan Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
X1_1 .718
VALID
X1_2 .851
VALID
X1_3 .523
VALID
X1_4 .864
VALID
X1_5 .591
VALID
X1_6 .631
VALID
X1_7 .708
VALID
X1_8 .722
VALID
X1_9 .472
VALID
X1_10 .589
VALID
Sumber: Data Primer diolah, 2018
80
Dari hasil output di atas dapat dilihat bahwa seluruh
pernyataan pada variabel kualitas produk memiliki nilai r hitung lebih
besar dari 0,444 dan dinyatakan seluruh pernyataan valid.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Kualitas Produk
Cronbach’s Alpha N of Item
.906 10
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Untuk uji reliabilitas, suatu konstruk dikatakan reliabel
menurut Nunnally yang dikutip oleh Ghozali (2016: 48) adalah jika
Cronbach’s Alpha memberikan nilai > 0.70. Dari hasil output didapat
nilai Cronbach’s Alpha 0.906 > 0.70, sehingga dapat disimpulkan
untuk instrumental kualitas produk adalah reliabel.
2. Kualitas Pelayanan (X2)
Adapun dalam pernyataan kualitas pelayanan ini terdapat 10 butir
pernyataan yang akan diuji validitas, berikut hasil uji validitas variabel
kualitas pelayanan.
81
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Kualitas Pelayanan
Item Pernyataan Corrected Item-
Total
Correlation
Keterangan
X2_1 .742 VALID
X2_2 .531 VALID
X2_3 .524 VALID
X2_4 .479 VALID
X2_5 .684 VALID
X2_6 .783 VALID
X2_7 .829 VALID
X2_8 .861 VALID
X2_9 .593 VALID
X2_10 .610 VALID
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Dari hasil output di atas dapat dilihat bahwa seluruh
pernyataan pada variabel kualitas pelayanan, memiliki nilai r hitung
lebih besar dari 0,444 dan dinyatakan seluruh pernyataan valid
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Kualitas Pelayanan
Cronbach’s Alpha N of Item
.907 10
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Untuk uji reliabilitas, suatu konstruk dikatakan reliabel
menurut Nunnally yang dikutip oleh Ghozali (2016: 48) adalah jika
Cronbach’s Alpha memberikan nilai > 0.70. Dari hasil output didapat
82
nilai Cronbach’s Alpha 0.907 > 0.70, sehingga dapat disimpulkan
untuk instrumental kualitas pelayanan adalah reliabel.
3. Sikap Konsumen (Y)
Adapun dalam pernyataan Sikap konsumen ini terdapat 4 butir
pernyataan yang akan diuji validitas, berikut hasil uji validitas variabel
sikap konsumen.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Sikap Konsumen
Item
Pernyataan
Corrected Item-
Total
Correlation
Keterangan
Y_1 .608 VALID
Y_2 .777 VALID
Y_3 .493 VALID
Y_4 .605 VALID
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Dari hasil output di atas dapat dilihat bahwa seluruh
pernyataan pada variabel sikap konsumen, memiliki nilai r hitung
lebih besar dari 0,444 dan dinyatakan seluruh pernyataan valid.
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Sikap Konsumen
Cronbach’s Alpha N of Item
.803 4
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Untuk uji reliabilitas, suatu konstruk dikatakan reliabel
menurut Nunnally yang dikutip oleh Ghozali (2016: 48) adalah jika
83
Cronbach’s Alpha memberikan nilai > 0.70. Dari hasil output didapat
nilai Cronbach’s Alpha 0.907 > 0.70, sehingga dapat disimpulkan
untuk instrumental sikap konsumen adalah reliabel.
4. Minat Beli Ulang (Z)
Adapun dalam pernyataan Minat beli ulang ini terdapat 4 butir
pernyataan yang akan diuji validitas, berikut hasil uji validitas variabel
minat beli ulang.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Tryout Variabel Kualitas Minat Beli Ulang
Item
Pernyataan
Corrected Item-
Total
Correlation
Keterangan
Z_1 .812 VALID
Z_2 .775 VALID
Z_3 .893 VALID
Z_4 .731 VALID
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Dari hasil output di atas dapat dilihat bahwa seluruh pernyataan
pada variabel minat beli ulang, memiliki nilai r hitung lebih besar dari
0,444 dan dinyatakan seluruh pernyataan valid.
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Tryout Variabel Minat Beli Ulang
Cronbach’s Alpha N of Item
.914 4
Sumber: Data Primer diolah, 2018
84
Untuk uji reliabilitas, suatu konstruk dikatakan reliabel
menurut Nunnally yang dikutip oleh Ghozali (2016: 48) adalah jika
Cronbach’s Alpha memberikan nilai > 0.70. Dari hasil output didapat
nilai Cronbach’s Alpha 0.778 > 0.70, sehingga dapat disimpulkan
untuk instrumental Minat beli ulang adalah reliabel.
Dari hasil tryout pada tabel-tabel di atas diperoleh data yang
menyatakan bahwa semua item pernyataan valid. Berdasarkan hal
tersebut dan juga arahan dari dosen pembimbing maka item
pernyataan tidak ada yang perlu dikoreksi dan dilakukan penyebaran
sebanyak 100 kuesioner.
C. Karakteristik Responden
Responden yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah para
pengunjung yang datang ke Salma Coffee break dan menerima pelayanan
serta yang menikmati produk dari Salma Coffee break. Berikut rangkuman
data dari pengunjung Salma Coffee break yang bersedia menjadi responden :
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.9
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Primer diolah, 2018
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-Laki 30 30%
2. Perempuan 70 70%
Jumlah 100 100%
85
Berdasarkan hasil dari data yang diolah pada tabel 4.9 presentase
untuk responden yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 30% dan untuk
responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar 70%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak
mengunjungi dan melakukan pembelian di Salma Coffee break adalah
respendon perempuan.
2. Berdasarkan Usia
Tabel 4.10
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Persentase
1. 15 – 25 Tahun 75 75%
2. 26 – 35 Tahun 15 15%
3. 36 – 45 Tahun 7 7%
4. > 45 Tahun 3 3%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil dari data yang diolah pada tabel 4.10 dapat
dilihat dari kategori umur terdapat responden yang berusia 17 – 25 tahun
dengan presentase sebesar 75%, usia 26 – 35 tahun sebesar 15%, usia 36 -
45 tahun sebesar 7% dan usia > 45 Tahun sebesar 3% .
86
3. Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.11
Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Berdasarkan dari data yang diolah pada tabel 4.11 dapat dilihat
bahwa presentase pengunjung Salma Coffee break yang masih Pelajar
sebesar 40%, Mahasiswa sebesar 22%, Karyawan Swasta 19% PNS
sebesar 8% dan Lain-lain sebesar 11%. Melalui data tersebut dapat
disimpulkan bahwa dari 100 responden pengunjung, 62% pengunjung
yang datang ke Salma Coffee break adalah Pelajar dan Mahasiswa, ini
sesuai dengan target pasar Salma Coffee breakyaitu anak muda.
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1. Pelajar 40 40%
2. Mahasiswa 22 22%
3. Karyawan Swasta 19 19%
4. PNS 8 4%
5. Lain-lain 11 8%
Jumlah 100 100%
87
4. Berdasarkan Pengeluaran per Bulan
Tabel 4.12
Jumlah Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan
No Pengeluaran Jumlah Persentase
1. ≤ Rp. 1.000.000 55 55%
2. Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 20 20%
3. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 16 16%
4. > Rp. 2.000.000 9 9%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Berdasarkan data yang diolah oleh pada tabel 4.12 dapat dilihat
bahwa presentase pengunjung Salma Coffee break yang memiliki
pengeluaran ≤ Rp. 1.000.000 sebesar 55%, yang memiliki pengeluaran
Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 sebesar 20%, yang memeliki pengeluaran
Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 sebesar 16%, dan yang memiliki
pengeluaran > Rp. 2.000.000 sebesar 9%. Melalui data tersebut dapat
disimpulkan bahwa dari 100 responden yang datang berkunjung ke Salma
Coffee break sebanyak 55% memiliki pengeluaran ≤ Rp. 1.000.000 per
bulan.
88
5. Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Tabel 4.13
Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Berdasarkan data yang diolah oleh pada tabel 4.13 dapat dilihat
bahwa presentase pengunjung Salma Coffee break yang baru 1 kali datang
adalah sebesar 57% dan sisanya sebesar 43% adalah para pengunjung
yang sudah 2 kali atau lebih datang ke Salma Coffee break. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 57% pengunjung di Salma
Coffee break adalah para konsumen baru yang ingin mencoba produk-
produk dan layanan yang ada di Salma Coffee break.
D. Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Terhadap Sikap Konsumen
Dan Dampaknya pada Minat Beli Ulang (Studi Kasus pada Salma Coffee break
Bekasi), dapat dilihat dan dijelaskan melalui output kuesioner yang telah
diberikan kepada 100 responden, distribusi pernyataan-pernyataannya sebagai
berikut :
No Frekuensi Jumlah Persentase
1. 1 Kali 57 67%
2. 2 Kali atau Lebih 43 33%
Jumlah 100 100%
89
1. Pernyataan Variabel Kualitas Produk (X1)
Tabel 4.14
Distribusi jawaban responden pada Variabel X1
PERNYATAAN SS
%
S
%
N
%
TS
%
STS
%
%
1 9 66 21 4 0 100
2 8 55 34 3 0 100
3 14 66 20 0 0 100
4 17 56 25 2 0 100
5 22 68 10 0 0 100
6 13 54 28 5 0 100
7 6 24 56 13 1 100
8 2 33 56 7 2 100
9 30 56 11 3 0 100
10 17 64 19 0 0 100
JUMLAH 138 542 280 37 3
RATA-RATA 13,8% 54,2% 28% 3,7% 0,3% 100
Dari table 4.14 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab setuju (s) dengan persentase rata-rata sebesar 54,2% dan
menjawab sangat setuju (SS) dengan persentase rata-rata sebesar 13,8%.
Kemudian diikuti dengan menjawab Netral (N) sebesar 28%. Lalu
menjawab tidak setuju (TS) sebesar 3,7% serta menjawab sangat tidak
setuju (STS) sebesar 0,3%. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kualitas produk
Salma Coffee break umumnya sudah Cukup Baik.
Data tersebut menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden
diatas dapat dimanfaatkan bagi manajer dalam mengetahui tingkat
kualitas produk yang disediakan oleh Salma Coffee break
90
2. Pernyataan Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel X2
PERNYATAAN
SS S N TS STS
% % % % % %
1 36 46 18 0 0 100
2 39 37 24 0 0 100
3 24 52 22 2 0 100
4 17 41 40 2 0 100
5 25 49 23 3 0 100
6 12 49 38 1 0 100
7 11 46 43 0 0 100
8 15 38 46 1 0 100
9 17 50 33 0 0 100
10 21 51 28 0 0 100
JUMLAH 217 459 315 9 0
RATA-RATA 21,7% 45,9% 31,5% 0,9% 0 100%
Dari table 4.15 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab setuju (s) dengan persentase rata-rata sebesar 45,9% dan
menjawab sangat setuju (SS) dengan persentase rata-rata sebesar 21,7%.
Kemudian diikuti dengan menjawab Netral (N) sebesar 31%. Lalu
menjawab tidak setuju (TS) sebesar 0.9% serta menjawab sangat tidak
setuju (STS) sebesar 0,0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kualitas
pelayanan Salma Coffee break umumnya sudah Cukup Baik.
Data tersebut menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden
diatas dapat dimanfaatkan bagi manajer dalam mengetahui tingkat
kualitas pelayanan yang diberikan oleh Salma Coffee break.
91
3. Pernyataan Variabel Sikap Konsumen
Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Y
PERNYATAAN
SS S N TS STS
% % % % % %
1 23 54 20 3 0 100
2 20 48 30 2 0 100
3 6 25 56 13 0 100
4 9 39 45 7 0 100
JUMLAH 58 166 151 25 0
RATA-RATA 14.5% 41.5% 37.75% 6.25% 0% 100%
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
setuju (s) dengan persentase rata-rata sebesar 41,5% dan menjawab netral
(N) dengan persentase rata-rata sebesar 37,75%. Kemudian diikuti dengan
menjawab sangat setuju (SS) sebesar 14,5%. Lalu menjawab tidak setuju
(TS) sebesar 6,25% serta menjawab sangat tidak setuju (STS) sebesar 0%.
Data tersebut menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden
diatas dapat dimanfaatkan bagi manajer dalam mengetahui sikap
konsumen terhadap Salma Coffee break.
4. Pernyataan Variabel Minat Beli Ulang
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Z
PERNYATAAN
SS S N TS STS
% % % % % %
1 18 57 20 5 0 100
2 14 57 29 0 0 100
3 12 47 27 14 0 100
4 13 48 31 8 0 100
JUMLAH 57 209 107 27 0
RATA-RATA 14,25% 52,25% 26,75% 6,75% 0 100
92
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
setuju (s) dengan persentase rata-rata sebesar 52,25% dan menjawab
netral (N) dengan persentase rata-rata sebesar 26,75%. Kemudian diikuti
dengan menjawab sangat setuju (SS) sebesar 14,25%. Lalu menjawab
tidak setuju (TS) sebesar 6,75% serta menjawab sangat tidak setuju (STS)
sebesar 0%.
Data tersebut menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden
diatas dapat dimanfaatkan bagi manajer dalam mengetahui minat beli
ulang konsumen terhadap Salma Coffee break.
E. Pengujian Hipotesis
1. Menguji dan Memahami Sub Strukutural I
Adapun rumus model persamaan sub struktural I adalah sebagai
berikut : Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyϵ1 Є1
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
diperoleh hasil sebagai berikut secara simultan dan parsial :
a. Koefisien Determinasi (Uji Kontirbusi Model)
Untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel Kualitas Produk,
Kualitas Pelayanan terhadap Sikap Konsumen, kita akan melihat hasil
perhitungan dalam Model Summary, khususnya angka Adjusted R Square
di bawah ini :
93
Tabel 4.18
Model Summary Sub Struktur I
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Besarnya angka Adjusted R Square adalah 0,254. Angka
tersebut digunakan untuk melihat besarnya kontribusi variabel kualitas
produk, kualitas pelayanan, terhadap sikap konsumen dengan cara
menghitung koefisien determinasi (KD) menggunakan rumus sebagai
berikut :
KD = r2 x 100%
KD = 0,254 x 100%
KD = 25,4 %
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa kualitas produk
dan kualitas pelayanan berkontribusi terhadap sikap konsumen sebesar
25,4%, sedangkan sisanya sebesar 74,6% (100% - 25,4%)
disumbangkan oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabel sikap
konsumen yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel
kualitas produk dan kualitas pelayanan sebesar 25,4% sementara
pengaruh sebesar 74,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar
model ini.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .518a .269 .254 2.170
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X2), Kualitas Produk (X1)
94
b. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2)
secara simultan terhadap Sikap Konsumen (Y).
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau
masih salah, diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan angka F
sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 4.19
ANOVAa Sub Struktur I
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 167.759 2 83.879 17.813 .000b
Residual 456.751 97 4.709
Total 624.510 99
a. Dependent Variable: Sikap Konsumen (Y)
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X2), Kualitas Produk (X1)
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk dan kualitas
pelayanan dengan sikap konsumen.
Ha : ada pengaruh antara kualitas produk dan kualitas
pelayanan dengan sikap konsumen. Pengujian dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Membandingkan besarnya angka F hitung dengan F tabel pada model
anova, F penelitian didapat sebesar 17,813 dan F tabel diperoleh
sebesar 3,09. Dengan ketentuan derajat kebebasan = (k-1)(n-k) atau
df1 = k – 1 dan df2 = n – k dimana df1 = 3 – 1 = 2 dan df2 = 100 – 3 =
97.
95
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka F hitung sebesar 22,753 > F
tabel 3,09 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh
antara kualitas produk dan kualitas pelayanan dengan sikap konsumen.
2) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel anova angka
signifikansi (Sig) adalah 0,000 angka tersebut menunjukkan bahwa
nilai taraf signifikansi 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai taraf
signifikansi (Sig) [0,05 ≥ 0,000] maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Berarti, ada pengaruh antara kualitas produk dan kualitas pelayanan
dengan sikap konsumen.
96
c. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2)
secara parsial terhadap Kepuasan Konsumen (Y).
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel kualitas pelayanan, kualitas
produk dan atmosfer toko secara parsial terhadap kepuasan konsumen
digunakan Uji t, sementara itu, untuk melihat besarnya pengaruh,
digunakan angka beta atau standardized coefficients dibawah ini
Tabel 4.20
Coefficientsa Sub Struktur I
Sumber: Data Primer diolah, 2018.
1) Pengaruh antara kualitas produk dengan sikap konsumen.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan
dengan sikap konsumen.
Ha : Ada Pengaruh antara kualitas produk dengan
sikap konsumen.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Membandingkan besarnya angka t hitung dengan t tabel, t hitung
didapat sebesar 3,644 dan t tabel diperoleh sebesar 1,985. Dengan
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.275 2.499 -.110 .913
Kualitas Produk (X1) .214 .059 .332 3.644 .000
Kualitas Pelayanan
(X2) .174 .052 .309 3.382 .001
a. Dependent Variable: Sikap Konsumen (Y)
97
ketentuan Derajat Kebebasan (DK) = n-2, atau 100-2 = 98
menghasilkan t tabel sebesar 1,985. Dengan kriteria uji hipotesis :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dari hasil perhitungan didapatkan angka t hitung sebesar
3,644 > t tabel 1,985 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
ada pengaruh antara kualitas produk dengan sikap konsumen.
b) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel
coefficients angka signifikansi (Sig) untuk kualitas produk
adalah 0,000 angka tersebut menunjukkan bahwa nilai taraf
signifikansi 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai taraf
signifikansi (Sig) [0,05 ≥ 0,000] maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Artinya ada pengaruh antara kualitas produk dengan
sikap konsumen. Besarnya pengaruh kualitas produk terhadap
98
sikap konsumen sebesar 0,332 atau 33,2%. Sedangkan sisanya
(100% - 33,2% = 66,8%) dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dikemukan Aulia Hanifah dan
Rubiyanti (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh
Kualitas Produk Terhadap Sikap Konsumen Kosmetik Organik
Melilea International Bandung
Diketahui bahwa kualitas produk memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap sikap konsumen. Dengan kata lain,
semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan Salma Coffee
break kepada konsumen maka sikap konsumen juga akan semakin
positif.
2) Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan
dengan sikap konsumen.
Ha : Ada Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan
sikap konsumen.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Membandingkan besarnya angka t hitung dengan t tabel, t hitung
didapat sebesar 3,382 dan t tabel diperoleh sebesar 1,985. Dengan
ketentuan Derajat Kebebasan (DK) = n-2, atau 100-2 = 98
menghasilkan t tabel sebesar 1,985. Dengan kriteria uji hipotesis :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
99
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dari hasil perhitungan didapatkan angka t hitung
sebesar 3,382 > t tabel 1,985 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti ada pengaruh antara kualitas pelayanan
dengan sikap konsumen.
b) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel
coefficients angka signifikansi (Sig) untuk kualitas
pelayanan adalah 0,001 angka tersebut menunjukkan
bahwa nilai taraf signifikansi 0,05 lebih besar atau sama
dengan nilai taraf signifikansi (Sig) [0,05 ≥ 0,001] maka
H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya ada pengaruh antara kualitas pelayanan
dengan sikap konsumen. Besarnya pengaruh kualitas
pelayanan terhadap sikap konsumen sebesar 0,309 atau
30,9%. Sedangkan sisanya (100% - 30,9% = 69,1%)
100
dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dikemukan Vonn Freymann dkk (2010)
dalam jurnalnya yang berjudul Consumer Service Quality
Assessments and Future Revenues in Small Businesses: A
Case Study.
Diketahui bahwa kualitas pelayanan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sikap
konsumen. Dengan kata lain, semakin ditingkatkannya
kualitas pelayanan yang ada di Salma Coffee break maka
sikap konsumen juga akan semakin positif.
Persamaan struktural I menjadi :
Y = 0,332 X1 + 0,309 X2 + 0,854 Є1
Angka residu sebesar 0,854 diperoleh dari √1 – R2
√1 – 0,269 = 0,854
Gambar 4.3
Model Substruktural I
0,307
0,332
0,309
0,854 Є1 Kualitas Produk
(X1)
Kualitas Pelayanan
(X2)
Sikap Konsumen
(Y)
101
2. Menguji dan Memahami Substruktural II
Adapun rumus model persamaan sub struktural II adalah sebagai berikut :
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρzϵ2 Є2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
hasil sebagai berikut secara simultan dan parsial :
a. Koefisien Determinasi (Uji Kontirbusi Model)
Untuk melihat kontribusi variabel Kualitas Produk Kualitas
Pelayanan dan Sikap Konsumen terhadap Minat Beli Ulang, kita akan
melihat hasil perhitungan dalam Model Summary, khususnya angka
Adjusted R Square di bawah ini :
Tabel 4.21
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .683a .466 .450 1.889
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas Pelayanan
(X2), Kualitas Produk (X1)
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Besarnya angka adjusted R Square adalah 0,450. Angka
tersebut digunakan untuk melihat besarnya kontribusi kualitas produk,
kualitas pelayanan dan sikap konsumen terhadap minat beli ulang
dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) menggunakan
rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
KD = 0,450 x 100%
102
KD = 45%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa kontribusi kualitas
produk, kualitas pelayanan dan sikap konsumen terhadap minat beli
ulang sebesar 45%, sedangkan sisanya sebesar 55% (100% - 45%)
disumbangkan oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabel minat belu
ulang yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel kualitas
produk, kualitas pelayanan dan sikap konsumen sebesar 45%
sementara 55% disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model
ini.
b. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan
Sikap Konsumen (Y) Secara Simultan Terhadap Minat Beli Ulang (Z)
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau masih
salah, diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan angka F
sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 4.22
ANOVAa
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 299.260 3 99.753 27.953 .000b
Residual 342.580 96 3.569
Total 641.840 99
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
b. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas Pelayanan (X2), Kualitas
Produk (X1)
103
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk,
kualitas pelayanan dan sikap konsumen dengan
minat beli ulang.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas produk, kualitas
pelayanan dan sikap konsumen dengan minat
beli ulang.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Membandingkan besarnya angka F hitung dengan F tabel pada model
anova, F penelitian didapat sebesar 27,953 dan F tabel diperoleh
sebesar 2,70. Dengan ketentuan derajat kebebasan = (k-1)(n-k) atau
df1 = k – 1 dan df2 = n – k dimana df1 = 4 – 1 = 3 dan df2 = 100 – 4 =
96.
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka F hitung sebesar 27,953 > F
tabel 2,70 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh
antara kualitas produk, kualitas pelayanan dan sikap konsumen dengan
minat beli ulang.
2) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
104
a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel anova angka
signifikansi (Sig) adalah 0,000 angka tersebut menunjukkan bahwa
nilai taraf signifikansi 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai taraf
signifikansi (Sig) [0,05 ≥ 0,000] maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Berarti, ada pengaruh antara kualitas produk, kualitas pelayanan
dan sikap konsumen dengan minat beli ulang.
c. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan
Sikap Konsumen (Y) Secara Parsial Terhadap Minat Beli Ulang (Z)
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel kualitas produk, kualitas
pelayanan dan sikap konsumen secara parsial terhadap minat beli ulang
digunakan Uji t, sementara itu, untuk melihat besarnya pengaruh,
digunakan angka beta atau standardized coefficients dibawah ini :
105
Tabel 4.23
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.620 2.175 -.285 .776
Kualitas Produk (X1) .174 .055 .267 3.196 .002
Kualitas Pelayanan (X2) .049 .047 .086 1.041 .300
Sikap Konsumen (Y) .486 .088 .480 5.501 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
Sumber: Data Primer diolah, 2018
1) Pengaruh antara kualitas produk dengan minat beli ulang.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk dengan
minat beli ulang.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas produk dengan
Minat beli ulang.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Membandingkan besarnya angka t hitung dengan t tabel, t hitung
didapat sebesar 3,196 dan t tabel diperoleh sebesar 1,985. Dengan
ketentuan Derajat Kebebasan (DK) = n-2, atau 100-2 = 98
menghasilkan t tabel sebesar 1,984. Dengan kriteria uji hipotesis :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dari hasil perhitungan didapatkan angka t hitung sebesar 3,196 > t
tabel 1,985 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
pengaruh antara kualitas produk dengan minat beli ulang.
106
b) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel
coefficients angka signifikansi (Sig) untuk kualitas produk
adalah 0,002 angka tersebut menunjukkan bahwa nilai taraf
signifikansi 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai taraf
signifikansi (Sig) [0,05 ≥ 0,002] maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya ada pengaruh antara kualitas produk
dengan minat beli ulang. Besarnya pengaruh kualitas
produk terhadap minat beli ulang adalah sebesar 0,267 atau
26,7%, sedangkan sisanya 88,5% (100% - 26,7% = 73,3%)
dijelaskan oleh variabel lain.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikemukan
Sumitro (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis
Kualitas Produk, Harga, Kepuasan Konsumen Pada Minat
Membeli Ulang: Studi Kasus Pada Industri Kecil Di
Labuhan batu. diketahui bahwa kualitas produk
107
berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang. Dengan
kata lain, kualitas produk yang diberikan Salma Coffee
break dapat menjamin konsumen untuk melakukan
pembelian ulang karena kualitas produk Salma Coffee
break memiliki pengaruh terhadap terciptanya minat beli
ulang konsumen.
2) Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan minat beli ulang.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan dengan
Minat beli ulang
Ha : Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan
Minat beli ulang.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Membandingkan besarnya angka t hitung dengan t tabel, t hitung
didapat sebesar 1,041 dan t tabel diperoleh sebesar 1,985. Dengan
ketentuan Derajat Kebebasan (DK) = n-2, atau 100-2 = 98
menghasilkan t tabel sebesar 1,985. Dengan kriteria uji hipotesis :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dari hasil perhitungan didapatkan angka t hitung sebesar 1,041 < t
tabel 1,984 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada
pengaruh antara kualitas pelayanan dengan minat beli ulang.
108
b) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel
coefficients angka signifikansi (Sig) untuk kualitas
pelayanan adalah 0,30 angka tersebut menunjukkan
bahwa nilai taraf signifikansi 0,05 lebih kecil atau sama
dengan nilai taraf signifikansi (Sig) [0,05 ≤ 0,062] maka
H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh
antara kualitas pelayanan dengan minat beli ulang.
Besarnya pengaruh kualitas produk terhadap niat
pembelian ulang adalah sebesar 0,086 atau 8,6% dan hal
tersebut memiliki pengaruh yang sangat lemah, sedangkan
sisanya 91,4% (100% - 8,6% = 91,4%) dijelaskan oleh
variabel lain.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dikemukan Nadya Oktaviani (2015) dalam jurnalnya yang
berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
109
Pembelian Ulang (Studi Pada Trans Retail Carrefour Di
Bandung). Diketahui bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen.
3) Pengaruh antara sikap konsumen dengan minat beli ulang.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh kepuasan konsumen dengan
minat beli ulang.
Ha : Ada Pengaruh antara sikap konsumen dengan minat
beli ulang.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Membandingkan besarnya angka t hitung dengan t tabel, t hitung
didapat sebesar 5,501 dan t tabel diperoleh sebesar 1,985. Dengan
ketentuan Derajat Kebebasan (DK) = n-2, atau 100-2 = 98
menghasilkan t tabel sebesar 1,985. Dengan kriteria uji hipotesis :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka t hitung sebesar 5,501 > t
tabel 1,985 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
pengaruh antara sikap konsumen dengan minat beli ulang.
b) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
110
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel
coefficients angka signifikansi (Sig) untuk sikap
konsumen adalah 0,000 angka tersebut menunjukkan
bahwa nilai taraf signifikansi 0,05 lebih besar atau sama
dengan nilai taraf signifikansi (Sig) [0,05 ≥ 0,000] maka
H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya ada pengaruh antara sikap konsumen
dengan minat beli ulang. Besarnya pengaruh sikap
konsumen terhadap minat beli ulang sebesar 0,480 atau
48%. Sedangkan sisanya 52% (100% - 48% = 52%)
dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dikemukan Ni Putu Ratih Astarini Dewi
dan I Gusti Agung Ketut Sri Ardani dalam jurnalnya yang
berjudul Pengaruh Sikap, Norma Subjektif Terhadap Niat
Beli Ulang Produk Fashion Via Online Di Kota Denpasar.
Diketahui bahwa sikap konsumen memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niat beli
111
ulang. Dengan kata lain, sikap pelanggan terhadap Salma
Coffee lebih baik dari kafe yang lain serta merasa bahwa
mengunjungi Salma Coffee break adalah keputusan yang
tepat, sehingga konsumen tersebut akan menjadikan
Salma Coffee break sebagai pilihan utama dalam serta
tetap berkunjung ke Salma Coffee break dalam beberapa
waktu kedepan.
Persamaan struktural II menjadi :
Z = 0,267 X1 + 0,086 X2 + 0,480 Y + 0,740 Є2
Angka residu sebesar 0,730 diperoleh dari √1 – R2
√1 – 0,466 = 0,730
Gambar 4.4
Model Substruktur II
3. Uji Trimming
Model trimming adalah model yang diigunakan untuk memperbaiki
suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model
variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan (Pardede dan
Manurung 2014:116). Jadi, model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji
0,730 Є2
0,307
0,267
0,086
0,480
Kualitas
Produk
(X1)
Kualitas
Pelayanan
(X2)
Sikap
Konsumen
(Y)
Minat Beli
Ulang
(Z)
112
secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan, peneliti perlu
memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah di hipotesiskan.
Pada substruktural II ditemukan bahwa hasil dari variabel kualitas
pelayanan (X2) tidak berpengaruh terhadap variabel minat beli ulang (Z), oleh
sebab itu kita perbaiki model struktur analisis jalur yang telah di hipotesiskan.
a. Koefisien Determinasi (Uji Kontirbusi Model)
Untuk melihat kontribusi variabel Kualitas Produk dan Sikap
Konsumen terhadap Minat Beli Ulang, kita akan melihat hasil
perhitungan dalam Model Summary, khususnya angka Adjusted R
Square di bawah ini :
Tabel 4.24
Model Summary Setelah Trimming
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Besarnya angka adjusted R Square adalah 0,449. Angka
tersebut digunakan untuk melihat besarnya kontribusi kualitas produk
dan sikap konsumen terhadap minat beli ulang dengan cara
menghitung koefisien determinasi (KD) menggunakan rumus sebagai
berikut :
KD = r2 x 100%
KD = 0,449 x 100%
KD = 44,9%
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .678a .460 .449 1.890
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas Produk (X1)
113
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa kontribusi kualitas
produk dan sikap konsumen terhadap minat beli ulang sebesar 44,9%,
sedangkan sisanya sebesar 55,1% (100% - 44,9%) disumbangkan oleh
faktor lain. Dengan kata lain, variabel minat beli ulang yang dapat
diterangkan dengan menggunakan variabel kualitas produk dan sikap
konsumen sebesar 44,9% sementara 55,1% disebabkan oleh variabel-
variabel lain di luar model ini.
b. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1) dan Sikap Konsumen (Y)
Secara Simultan Terhadap Minat Beli Ulang (Z)
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau masih
salah, diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan angka F
sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 4.25
ANOVAa
Setelah Trimming
Sumber: Data Primer diolah, 2018
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 295.392 2 147.696 41.353 .000b
Residual 346.448 97 3.572
Total 641.840 99
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
b. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas Produk (X1)
114
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk dan
sikap konsumen dengan minat beli ulang.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas produk dan sikap
konsumen dengan minat beli ulang.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Membandingkan besarnya angka F hitung dengan F tabel pada model
anova, F penelitian didapat sebesar 41,353 dan F tabel diperoleh
sebesar 3,09. Dengan ketentuan derajat kebebasan = (k-1)(n-k) atau
df1 = k – 1 dan df2 = n – k dimana df1 = 3 – 1 = 2 dan df2 = 100 – 3 =
97.
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka F hitung sebesar 41,353 > F
tabel 3,09 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh
antara kualitas produk dan sikap konsumen dengan minat beli ulang.
2) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
115
b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel anova angka
signifikansi (Sig) adalah 0,000 angka tersebut menunjukkan bahwa
nilai taraf signifikansi 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai taraf
signifikansi (Sig) [0,05 ≥ 0,000] maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Berarti, ada pengaruh antara kualitas produk dan sikap konsumen
dengan minat beli ulang.
c. Melihat Pengaruh Kualitas Produk (X1) dan Sikap Konsumen (Y)
Secara Parsial Terhadap Minat Beli Ulang (Z)
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel kualitas produk dan
sikap konsumen secara parsial terhadap minat beli ulang digunakan Uji t,
sementara itu, untuk melihat besarnya pengaruh, digunakan angka beta
atau standardized coefficients dibawah ini :
Tabel 4.26
Coefficientsa
Sumber: Data Primer diolah, 2018
1) Pengaruh antara kualitas produk dengan minat beli ulang.
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .520 1.881 .277 .783
Kualitas Produk (X1) .183 .054 .281 3.404 .001
Sikap Konsumen (Y) .516 .084 .509 6.172 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
116
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk dengan
minat beli ulang.
Ha : Ada pengaruh antara kualitas produk dengan
Minat beli ulang.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Membandingkan besarnya angka t hitung dengan t tabel, t
hitung didapat sebesar 3,404 dan t tabel diperoleh sebesar
1,985. Dengan ketentuan Derajat Kebebasan (DK) = n-2, atau
100-2 = 98 menghasilkan t tabel sebesar 1,985. Dengan kriteria
uji hipotesis :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dari hasil perhitungan didapatkan angka t hitung
sebesar 3,404 > t tabel 1,985 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti ada pengaruh antara kualitas produk
dengan minat beli ulang.
b) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama
dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka
H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama
dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
117
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel
coefficients angka signifikansi (Sig) untuk kualitas
produk adalah 0,001 angka tersebut menunjukkan
bahwa nilai taraf signifikansi 0,05 lebih besar atau
sama dengan nilai taraf signifikansi (Sig) [0,05 ≥
0,001] maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
pengaruh antara kualitas produk dengan minat beli
ulang. Besarnya pengaruh kualitas produk terhadap
minat beli ulang adalah sebesar 0,281 atau 28,1%,
sedangkan sisanya 71,9% (100% - 28,1% = 71,9%)
dijelaskan oleh variabel lain.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dikemukan Sumitro (2016) dalam jurnalnya yang
berjudul Analisis Kualitas Produk, Harga, Kepuasan
Konsumen Pada Minat Membeli Ulang: Studi Kasus
Pada Industri Kecil Di Labuhan batu. diketahui bahwa
kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat
beli ulang. Dengan kata lain, kualitas produk yang
diberikan Salma Coffee break dapat menjamin
konsumen untuk melakukan pembelian ulang karena
kualitas produk Salma Coffee break memiliki pengaruh
terhadap terciptanya minat beli ulang konsumen.
2) Pengaruh antara sikap konsumen dengan minat beli ulang.
118
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh kepuasan konsumen dengan
minat beli ulang.
Ha : Ada Pengaruh antara sikap konsumen dengan minat
beli ulang.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Membandingkan besarnya angka t hitung dengan t tabel, t
hitung didapat sebesar 6,172 dan t tabel diperoleh sebesar
1,985. Dengan ketentuan Derajat Kebebasan (DK) = n-2, atau
100-2 = 98 menghasilkan t tabel sebesar 1,985. Dengan kriteria
uji hipotesis :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka t hitung sebesar 6,172
> t tabel 1,985 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
pengaruh antara sikap konsumen dengan minat beli ulang.
b) Membandingkan besarnya taraf signifikansi (Sig) dengan taraf
signifikansi 0,05.
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama
dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka
H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama
dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
119
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel
coefficients angka signifikansi (Sig) untuk sikap
konsumen adalah 0,000 angka tersebut menunjukkan
bahwa nilai taraf signifikansi 0,05 lebih besar atau
sama dengan nilai taraf signifikansi (Sig) [0,05 ≥
0,000] maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya ada pengaruh antara sikap konsumen
dengan minat beli ulang. Besarnya pengaruh sikap
konsumen terhadap minat beli ulang sebesar 0,509 atau
50,9%. Sedangkan sisanya 49,1% (100% - 50,9% =
49,1%) dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dikemukan Ni Putu Ratih
Astarini Dewi dan I Gusti Agung Ketut Sri Ardani
dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Sikap, Norma
Subjektif Terhadap Niat Beli Ulang Produk Fashion
Via Online Di Kota Denpasar.
Diketahui bahwa sikap konsumen memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niat beli
ulang. Dengan kata lain, sikap pelanggan terhadap
Salma Coffee lebih baik dari kafe yang lain serta
merasa bahwa mengunjungi Salma Coffee break adalah
keputusan yang tepat, sehingga konsumen tersebut
akan menjadikan Salma Coffee break sebagai pilihan
120
utama dalam serta tetap berkunjung ke Salma Coffee
break dalam beberapa waktu kedepan.
Persamaan struktural II menjadi :
Z = 0,281 X1 + 0,509 Y + 0,740 Є2
Angka residu sebesar 0,730 diperoleh dari √1 – R2
√1 – 0,460 = 0,734
Gambar 4.5
Model Substruktur II Setelah Trimming
0,734 Є2
0,411
0,281
0,509
Kualitas Produk
(X1)
Sikap
Konsumen
(Y)
Minat Beli
Ulang
(Z)
121
4. Analisis Korelasi
Tabel 4.27
Correlations
Kualitas
Produk
(X1)
Kualitas
Pelayanan
(X2)
Sikap
Konsumen
(Y)
Minat Beli
Ulang
(Z)
Kualitas
Produk
(X1)
Pearson
Correlation 1 .307
** .411
** .365
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000
N 100 100 100 100
Kualitas
Pelayanan
(X2)
Pearson
Correlation .307
** 1 .427
** .498
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000
N 100 100 100 100
Sikap
Konsumen
(Y)
Pearson
Correlation .411
** .427
** 1 .629
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Minat Beli Ulang
(Z)
Pearson
Correlation .365
** .498
** .629
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer diolah, 2018
a. Korelasi antara kualitas produk dengan kualitas pelayanan
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel kualitas
produk dengan kualitas pelayanan sebesar 0,307. Untuk menafsirkan
angka tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut:
0,00 – 0,29 : korelasi sangat lemah
0,30 – 0,49 : korelasi lemah
0,50 – 0,69 : korelasi cukup
0,70 – 0,79 : korelasi kuat
122
0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,307 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kualitas produk dengan kualitas pelayanan mempunyai korelasi yang
lemah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika kualitas
pelayanan tinggi maka kualitas produk juga tinggi. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Jika
angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan,
sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan kedua
variabel tidak signifikan.
b. Korelasi antara kualitas produk dengan sikap konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel kualitas
produk dengan sikap konsumen sebesar 0,411. Untuk menafsirkan angka
tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut :
0,00 – 0,29 : korelasi sangat lemah
0,30 – 0,49 : korelasi lemah
0,50 – 0,69 : korelasi cukup
0,70 – 0,79 : korelasi kuat
0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,411 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen mempunyai korelasi yang
lemah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika kualitas
produk tinggi maka sikap konsumen juga tinggi. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Jika
123
angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan,
sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan kedua
variabel tidak signifikan.
c. Korealsi antara kualitas pelayanan dengan sikap konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel kualitas
pelayanan dengan sikap konsumen sebesar 0,427. Untuk menafsirkan
angka tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut:
0,00 – 0,29 : korelasi sangat lemah
0,30 – 0,49 : korelasi lemah
0,50 – 0,69 : korelasi cukup
0,70 – 0,79 : korelasi kuat
0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,427 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kualitas pelayanan dengan sikap konsumen mempunyai korelasi yang
lemah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika kualitas
pelayanan tinggi maka sikap konsumen juga tinggi. Korelasi kedua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua variabel
signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan
kedua variabel tidak signifikan.
124
d. Korelasi antara kualitas produk dengan minat beli ulang
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel kualitas
produk dengan minat beli ulang sebesar 0,365. Untuk menafsirkan angka
tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut :
0,00 – 0,29 : korelasi sangat lemah
0,30 – 0,49 : korelasi lemah
0,50 – 0,69 : korelasi cukup
0,70 – 0,79 : korelasi kuat
0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,365 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kualitas produk dengan minat beli ulang mempunyai korelasi yang lemah
dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika kualitas produk
tinggi maka minat beli ulang juga tinggi. Korelasi kedua variabel bersifat
signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Jika angka
signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan,
sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan kedua
variabel tidak signifikan.
e. Korelasi antara kualitas pelayanan dengan minat beli ulang
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel
kualitas pelayanan dengan minat beli ulang sebesar 0,498. Untuk
menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut:
0,00 – 0,29 : korelasi sangat lemah
0,30 – 0,49 : korelasi lemah
125
0,50 – 0,69 : korelasi cukup
0,70 – 0,79 : korelasi kuat
0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,498 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kualitas pelayanan dengan minat beli ulang mempunyai korelasi yang
lemah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika kualitas
produk tinggi maka niat pembelian ulang juga tinggi. Korelasi kedua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua variabel
signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan
kedua variabel tidak signifikan.
f. Korelasi antara sikap konsumen dengan minat beli ulang
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel sikap
konsumen dengan minat beli ulang sebesar 0,629. Untuk menafsirkan
angka tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut:
0,00 – 0,29 : korelasi sangat lemah
0,30 – 0,49 : korelasi lemah
0,50 – 0,69 : korelasi cukup
0,70 – 0,79 : korelasi kuat
0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,629 mempunyai maksud hubungan antara
variabel sikap konsumen dengan minat beli ulang mempunyai korelasi
yang cukup dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika
126
kepuasan konsumen tinggi maka niat pembelian ulang juga tinggi.
Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikan
sebesar 0,000 < 0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka
hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan
(sig.) > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
5. Penghitungan Pengaruh
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect)
Untuk menghitung pengaruh langsung , digunakan formula sebagai
berikut :
1) Pengaruh variabel kualitas produk terhadap sikap konsumen
X1 Y = 0,332
2) Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap sikap konsumen
X2 Y = 0,309
3) Pengaruh variabel kualitas produk terhadap minat beli ulang
X1 Z = 0,281
4) Pengaruh variabel kualitas pelayanan dengan minat beli ulang
X2 Z = 0,086
5) Pengaruh variabel sikap konsumen dengan minat beli ulang
Y Z = 0,509
b. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)
1) Pengaruh variabel kualitas produk terhadap minat beli ulang
melalui sikap konsumen
X1 Y Z = (0,332 x 0,509) = 0,168
2) Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang
melalui sikap konsumen
X2 Y Z = (0,309 x 0,509) = 0,157
c. Pengaruh Total (Total Effect)
127
1) Pengaruh variabel kualitas produk terhadap minat beli ulang
melalui sikap konsumen
X1 Y Z = (0,332 + 0,509) = 0,841
2) Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang
melalui sikap konsumen
X2 Y Z = (0,309 + 0,509) = 0,818
Gambar 4.6
Model Struktur Analisis jalur
Persamaan strukturalnya adalah :
Sub struktur I : Y = 0,332 X1 + 0,309 X2 + 0,854 Є1
Sub struktur II : Z = 0,281 X1 + 0,509 Y + 0,743 Є2
6. Uji Sobel
Uji sobel, dilakukan untuk mengukur apakah variabel intervening dalam hal
ini adalah variabel Sikap Konsumen, mampu dijadikan instrument untuk
Sikap
Konsumen
(Y) 0,509
Є 2
0,743
Є1
0,854
0,281
0,307
Kualitas
Pelayanan
(X2)
Minat Beli
Ulang
(Z)
Kualitas Produk
(X1)
0,332
0,309
128
mediasi variabel independen dan variabel dependen. Adapun hasil dari
perhitungan adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh kualitas produk (X1) terhadap minat beli ulang (Z) melalui
sikap konsumen (Y)
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel kualitas
produk (X1) terhadap minat beli ulang (Z) melalui sikap
konsumen (Y)
Ha : Ada pengaruh tidak langsung antara variabel kualitas
produk (X1) terhadap minat beli ulang (Z) melalui sikap
konsumen (Y)
Dimana : Sp2p3 : √p32Sp2
2 + p2
2Sp3
2 + Sp2
2Sp3
2
Sp2p3 : √0,516
2x0,054
2 + 0,183
2x0,084
2 + 0,054
2x0,084
2
: 0,032
t : p2p3 = 0,183x0,516 = 2,95 t-tabel : 1,984 Sp2p3 0,032
Karena nilai t-hitung > t-tabel, maka kesimpulan adalah Ha
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung antara kualitas produk (X1) terhadap minat beli ulang (Z)
melalui sikap konsumen (Y).
129
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan
berdasarkan Rank Spearman, dimana hal ini merupakan jawaban dari
rumusan masalah yang disebutkan pada bab 1 yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang rendah antara kualitas produk (X1) terhadap sikap
konsumen (Y).
2. Terdapat pengaruh yang rendah antara kualitas pelayanan (X2) terhadap sikap
konsumen (Y).
3. Terdapat pengaruh yang rendah antara variabel kualitas produk (X1) dan
kualitas pelayanan (X2) terhadap variabel sikap konsumen.
4. Terdapat pengaruh langsung yang rendah antara variabel kualitas produk (X1)
dengan minat beli ulang (Z).
5. Terdapat pengaruh yang sangat rendah antara kualitas pelayanan (X2)
terhadap minat beli ulang (Z).
6. Terdapat pengaruh yang cukup kuat antara sikap konsumen (Y) terhadap
minat beli ulang (Z).
7. Terdapat pengaruh langsung yang cukup kuat antara variabel kualitas produk
(X1), kualitas pelayanan (X2) dan sikap konsumen (Y) terhadap variabel
minat beli ulang (Z).
130
8. Terdapat pengaruh tidak langsung yang sangat rendah antara variabel kualitas
produk (X1) terhadap minat beli ulang (Z) melalui variabel sikap konsumen
(Y).
9. Terdapat pengaruh tidak langsung yang sangat rendah antara variabel kualitas
pelayanan (X2) terhadap minat beli ulang (Z) melalui sikap konsumen (Y).
B. Saran
Salma Coffee Break adalah kafe yang dan dipimpin oleh Sirajuddin
Arridho , penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
ataupun bahan pertimbangan untuk tetap memberikan kualitas produk,dan kualitas
pelayanan yang terbaik kepada konsumen, dengan demikian apa yang menjadi
tujuan kafe dapat dicapai secara maksimal. Berdasarkan hasil analisis dari
kesimpulan diatas, maka didapatkan beberapa saran dari hasil penelitian, antara
lain :
1. Bagi perusahaan
Dapat dilihat dari hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan
pada setiap variabel, namun tingkat korelasi antar variabel masih dinilai
hanya sebatas cukup kuat pada skala 0,40 – 0,599. Untuk lebih lengkapnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kualitas produk yang diberikan oleh karyawan Salma Coffee Break
sudah cukup memuaskan, dari beberapa review kuesioner banyak
responden yang merasa puas akan produk yang diberikan oleh Salma
Coffee Break. Mayoritas konsumen sepakat bahwa makanan dan
minuman yang ditawarkan Salma Coffee break berbeda dari yang
131
lainnnya, unik, dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen,
inovatif, identic dengan gambar di buku menu serta stabil dalam
mempertahankan rasa, memiliki tampilan yang khas serta memiliki
cita rasa yang khas. Namun demikian, Salma Coffee Break harus
memperhatikan diantaranya ketepatan waktu memenuhi pesanan
pelanggan meskipun ramai pengunjung dan mengganti menu makanan
dan minuman yang tidak sesuai pesanan karena terlihat dari jawaban
responden yang mayoritas ragu ragu dan tidak setuju terhadap hal
tersebut.
b. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan salma coffee break
sudah cukup memuaskan karena mempunyai value (3.644), dari
beberapa review kuesioner banyak responden yang bersikap positif
akan pelayanan yang diberikan oleh Salma Coffee Break tetapi dari
sikap tersebut tidak menjamin bahwa para konsumen ingin melakukan
beli ulang. Dari tinjauan hasil jawaban responden terhadap pelayanan
yang dilakukan, bisa dilihat beberapa pelayanan yang masih kurang,
seperti kurang pemberian pelayanan yang memuaskan bagi konsumen,
ketanggapan dalam merespon permintan konsumen serta memahami
secara spesifik kebutuhan konsumen. Jika pelayanan Salma Coffee
Break masih belum juga berubah kemungkinan untuk konsumen
datang kembali sangat kecil jika konsumen melihat dari segi
pelayanan.
132
c. Sikap yang dirasakan konsumen atas pengaruh beberapa variabel juga
dinilai cukup baik. Sebenarnya banyak hal yang dapat mempengaruhi
sikap konsumen dalam memilih Salma Coffee Break, namun di dalam
penelitian ini konsumen sudah percaya terhadap produk-produk yang
ditawarkan dan sudah mengetahui tentang produk-produk yang
ditawarkan oleh Salma Coffee Break. Namun demikian, dari hasil
jawaban responden masih banyak yang menjawab ragu-ragu terhadap
suka dengan produk yang ditawarkan serta ragu-ragu dalam merasa
bebas untuk membeli atau tidak terhadap produk yang ditawarkan oleh
Salma Coffee Break. Diharapkan bagi StakeHolder Salma Coffee
Break dapat meningkatkan sikap positif konsumen terhadap Salma
Coffee Break melalui kualitas produk dan pelayanan yang diberikan.
2. Bagi Akademisi
Terdapat beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi penelitian
ini dan berharap untuk penelitian berikutnya bisa lebih diperbaharui antara
lain:
a. Masih diperlukan penelitian pada aspek yang sama untuk mengetahui
konsistensi hasil penelitian ini.
b. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan untuk menambahkan atau
mengganti variabel lain sehingga dapat meenghasilkan data yang baru dan
lebih baik.
133
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchori. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Bandung:
Alfabeta. 2011.
Amador, Abror Aflah dan Ibnu widiyanto. “Pengaruh Kualitas Produk dan
Kualitas Pelayanan terhadap Sikap Konsumen dan Implikasinya Terhadap
Minat Beli Ulang (Studi Kasus Pada Semerbak Coffee Tembalang
Semarang)” Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Berman, Barry and Joel Evans, Retail “Management: A Strategic Approach”.
Prentice Hall: Englewood Cliffs, 2002.
Berman, Berry and Joel R. Evans. “Retail Management”. New Jersey: Prentice
Hall. 2007.
Dewi, Ni Putuh Astarini dan I Gusti Agung Ketut Sri Ardani. “Pengaruh Sikap,
Norma Subjektif Terhadap Niat Beli Ulang Produk Fashion Via Online Di
Kota Denpasar”. ISSN 2302-8912. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol.5
No.4. 2016.
Freymann, Von Jeffreyy and Barry Cuffe. “Consumer Service Quality
Assessments and Future Revenues in Small Businesses: A Case Study”.
Journal Services Marketing Quarterly SCOPUS. ISSN 1533-2969. pp 381-419. 2010.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23”, Edisi 8, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
Hanifah, Aulia dan Rubiyanti “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Konsumen
Kosmetik Organik Melilea International Bandung”. e-Proceeding of
Management : Vol.4, No.1 pp. 772. April 2017
Hume, Margee and Gillian Sullivan Mort. “The Consequence Of Appraisal
Emotion, Service Quality, Perceived Value And Customer Satisfaction On
Repurchase Intent In The Performing Arts”. Journal of Service Marketing.
Vol. 24. No. 2. pp. 170-182. 2010.
Kotler, Philip and Amstrong. “Manajemen Pemasaran”. Terjemahan Ancellawati.
Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 2010.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, edisi ketiga
belas jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2009.
________________________________. “Manajemen Pemasaran”, edisi ketiga
belas jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2009.
Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”. Edisi 12. Jakarta: PT. Macana Jaya
Cemerlang. 2007.
134
Kotler, Philip. “Marketing Management” 14th
edition. New York: Pearson
Education Ltd. 2012.
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2014. “Principles of Marketing 15th
edition”.
Pearson Education, Inc. new Jersey
Lovelock, Christopher. et.al. “Pemasaran Jasa”. Edisi ketujuh jilid I. Jakarta:
Erlangga. 2010
Malhotra, Naresh K.”Riset Pemasaran”. Edisi ke empat jilid I. Jakarta: Indeks.
2009.
Mowen, John C. and Michael Minor. “Perilaku Konsumen”. Edisi ke lima jilid II.
Jakarta: Erlangga. 2002.
Oktaviani, Nadya. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Pembelian
Ulang (Studi pada Trans Retail Carrefour di Bandung)”. ISSN 2355-
9357. Vol.2, No.3 Desember 2015.
Parasuraman, A., V.A. Zeithaml and L.L. Berry, “A Conceptual Model of Service
Quality and Its Implications for Future Research”, Journal of Marketing,
Vol. 49 (Fall), pp. 41-50. 1985.
_____________________________________. “SERVQUAL: A Multi-item Scale
for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality”, Journal of
Retailing, Vol. 64 (Spring), pp. 12-40. 1988
Riduwan, Drs. MBA. dan Dr. Engkos A. Kuncoro. “Cara Menggunakan dan
Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis)”. Bandung: Alfabeta. 2008
Saidani, Basrah dan Samsul Arifin. “Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas
Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Ranch
Market”. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). Vol. 3. No. 1.
pp. 1-22. 2012.
Sarwono, Jonathan. “Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS”.
Yogyakarta: Andi Offset. 2007.
Schiffman, Leon G dan Kanuk, Lesley L. Consumer Behavior Tenth Edition.
Pearson Education. 2010.
Sugiyono. “Statistik Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. 2010
Sumitro. “Analisis Kualitas Produk, Harga, Kepuasan Konsumen Pada Minat
Membeli Ulang: Studi Kasus Pada Industri Kecil Di Labuhanbatu”. ISSN
2477-2836. Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah. pp.37-40.
2016.
135
Sunyoto, Danang, “Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan
Kasus)”, Edisi 1, Yogyakarta, Center of Academic Publishing Service
(CAPS), 2014.
Tjiptono, Fandy. “Pemasaran Jasa”. Malang: Bayu Media. 2007.
Tjiptono, Fandy. “Pemasaran Jasa”. Malang: Bayu Media. 2014.
Triyanti, Dyah Riniarsi. “Outlook Kopi: Komoditas Pertanian Subsektor
Perkebunan”. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. ISSN No:
1907-1507 pp XIX. 2016.
Wang, Yun. Consumers’ Purchase Intentions of Shoes: Theory of Planned
Behavior and Desired Attributes. International Journal of Marketing
Studie, 6 (4); pp:50-58.2014.
www.indonesiastudents.com, “definisi Kopi”. (diakses pada tanggal 01 mei 2018).
www.kbbi.web.id, “definisi warung kopi”. (diakses tanggal 20 mei 2018)
www.industri.bisnis.com, “AEKI: Konsumsi Kopi di Pasar Domestik Naik Pesat”.
(diakses tanggal 20 mei 2018)
137
Lampiran 1 : Kuesioner penelitian
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari :
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Manajemen
Pemasaran
Nama : Hilman Afriyansah Halim
NIM : 1111081000025
Bermaksud melakukan penelitian untuk tugas akhir program
Strata Satu (S-1) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Sikap Konsumen Dan Implikasinya Terhadap Minat Beli
Ulang (Studi Kasus Pada Salma Coffee Break Bekasi)
Untuk itu, dalam rangka pengumpulan data ini saya memohon
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi angket (kuesioner) yang telah
disediakan. Mengingat kualitas penelitian ini sangat tergantung dari pengisian
Bapak/Ibu/Saudara/i, maka saya menghimbau agar kiranya
Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi dengan seobjektif mungkin dan
sejujurnya. Atas perhatian dan bantuan dari Bapak/Ibu/Saudara/i, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Hilman Afriyansah Halim
138
A. Data Responden
Nama : …………………………
1. Jenis Kelamin
Pria : Wanita :
2. Usia
15 – 25 tahun : 35 – 45 tahun :
25 – 35 tahun : > 45 tahun :
3. Pekerjaan
Pelajar Mahasiswa Karyawan Swasta
PNS Lain-lain (sebutkan): ………..
4. Frekuensi Pembelian di Salma Coffee Break Depok dalam Kurun
Waktu 1 Bulan
1 kali 2 kali atau lebih (sebutkan) ……kali
5. Pengeluaran dalam sebulan
≤ Rp. 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- – Rp. 1.500.000,-
Rp. 1.500.001,- – Rp. 2.000.000,-
≥ Rp. 2.000.000,- atau lebih (sebutkan) Rp. ……………..
B. Petunjuk Pengisian
Isi dan jawablah pernyataan di bawah ini sesuai dengan pilihan
dan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i, berikan tanda (√) atau (×) pada
jawaban yang saudara setujui menurut tingkatan yang telah disediakan
sebagai berikut:
Jawaban Keterangan
SS Sangat Setuju
S Setuju
N Netral
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak
Setuju
139
NO PERNYATAAN
SS S N TS STS KUALITAS PRODUK
1. Makanan Dan Minuman Yang Ditawarkan oleh Salma
Coffee Break berbeda dari yang lainnya
2. Makanan Dan Minuman Yang Ditawarkan oleh Salma
Coffee Break Unik
3.
Makanan Dan Minuman Yang Ditawarkan oleh Salma
Coffee Break Dapat Disesuaikan Dengan Keinginan
Konsumen.
4. Salma Coffee Break Melakukan Inovatif (Pembaruan)
Dengan Menu Makanan Dan Minumannya
5.
Makanan Dan Minuman Yang Disajikan Salma Coffee
Break Sesuai (Identik) Dengan Gambar Di Buku
Menu
6.
Salma Coffee Break Tetap Stabil Mempertahankan
Rasa Makanan Dan Minuman Pada Saat Ramai
Pengunjung.
7. Salma Coffee Break Tepat Waktu Dalam Memenuhi
Pesanan Meskipun Sedang Ramai Pengunjung
8. Salma Coffee Break Bersedia Mengganti Pesanan
Makanan Dan Minuman Yang Tidak Sesuai
9. Wujud Makanan Dan Minuman Yang Disajikan oleh
Salma Coffee Break Mempunyai Tampilan Yang Khas
10. Makanan Dan Minuman Yang Disajikan oleh Salma
Coffee Break Memiliki Cita Rasa Yang Khas
KUALITAS PELAYANAN
11. Karyawan Salma Coffee Break Memberikan
Pelayanan Yang Cepat
12. Karyawan Salma Coffee Break Selalu Memberikan
Pelayanan Yang Memuaskan
13. Karyawan Salma Coffee Break Selalu Bersedia
Membantu Pada Saat Dibutuhkan
14. Karyawan Salma Coffee Break Tanggap Dalam
Merespon Permintaan Konsumen
140
NO PERNYATAAN
SS S N TS STS KUALITAS PELAYANAN
15. Karyawan Salma Coffee Break Selalu Sopan Dalam
Melayani Konsumen
16. Karyawan Salma Coffee Break Memiliki Pengetahuan
Mendalam Tentang Produk
17. Karyawan Salma Coffee Break Memberikan Perhatian
Secara Personal (Pribadi) Kepada Setiap Konsumen
18. Karyawan Salma Coffee Break Memahami Kebutuhan
Konsumen Secara Spesifik
19. Peralatan Makan Yang Digunakan Salma Coffee
Break Sesuai Dengan Konsep Yang Ditawarkan
20. Karyawan Salma Coffee Break Berpenampilan Rapi
Dan Menarik
SIKAP KONSUMEN
21. Saya percaya terhadap produk-produk yang
ditawarkan oleh Salma Coffee break
22. Saya mengetahui tentang produk-produk yang
ditawarkan oleh Salma Coffee Break
23. Saya suka terhadap produk-produk yang ditawarkan
oleh Salma Coffee Break
24. Saya merasa bebas untuk membeli atau tidak membeli
produk yang ditawarkan oleh Salma Coffee Break
MINAT BELI ULANG
25 Saya Berkeinginan Untuk Datang Kembali Ke Salma
Coffee Break
26 Saya Bersedia Merekomendasikan Salma Coffee
Break Kepada Orang Lain
27 Saya Lebih Memilih Salma Coffee Break
Dibandingkan Dengan Merek Pesaing Yang Sejenis.
28
Saya Berkeinginan Mencari Tahu Tentang Informasi
Produk Terbaru Yang Disebar Salma Coffee Break
Melalui Akun Jejaring Sosial Resmi Salma Coffee
Break
141
Kualitas Produk
No KPRO1 KPRO2 KPRO3 KPRO4 KPRO5 KPRO6 KPRO7 KPRO8 KPRO9 KPRO10 TOTAL
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
2 3 4 5 4 5 3 3 3 4 4 38
3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 32
4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
6 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 48
7 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48
8 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
9 4 4 5 4 4 5 3 3 4 4 40
10 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 40
11 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 46
12 4 3 3 4 4 3 3 3 5 4 36
13 3 3 5 4 5 4 3 4 5 3 39
14 3 3 3 4 5 4 4 3 5 4 38
15 2 3 4 4 4 4 4 5 5 5 40
16 2 3 4 4 4 5 3 3 5 4 37
17 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 34
18 3 3 4 4 4 4 3 3 5 3 36
19 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 37
20 3 4 5 4 5 3 3 3 4 4 38
N
No KPEL1 KPEL2 KPEL3 KPEL4 KPEL5 KPEL6 KPEL7 KPEL8 KPEL9 KPEL10
TOTA
L
142
1 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 34
2 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48
3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 42
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 41
6 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 42
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
10 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31
11 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38
12 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38
13 4 4 4 1 4 4 3 3 3 4 34
14 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 35
15 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
16 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 41
17 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 40
18 4 5 5 3 3 4 3 3 3 2 35
19 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 34
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
143
Sikap konsumen
No S1 S2 S3 S4 TOTAL
1 4 4 4 4 16
2 5 5 4 4 18
3 2 3 3 3 11
4 5 5 5 4 19
5 5 3 3 3 14
6 5 5 3 4 17
7 5 5 4 4 18
8 4 4 3 3 14
9 3 3 3 3 12
0 5 4 4 3 16
11 5 5 4 3 17
12 5 4 3 4 16
13 5 5 3 4 17
14 4 4 3 4 15
15 5 5 5 5 20
16 4 4 4 4 16
17 4 4 4 4 16
18 4 4 3 3 14
19 5 5 3 4 17
20 5 5 4 4 18
144
Minat Beli Ulang
No MBL1 MBL2 MBL3 MBL4 TOTAL
1 4 3 3 4 14
2 5 4 4 4 17
3 3 2 3 3 11
4 5 5 5 5 20
5 3 3 3 3 12
6 5 5 5 5 20
7 5 5 5 5 20
8 4 4 4 4 16
9 4 4 4 4 16
10 5 4 4 4 17
11 5 5 5 5 20
12 4 4 4 4 16
13 4 4 3 3 14
14 4 4 4 4 16
15 5 5 4 4 18
16 5 5 4 3 17
17 4 4 4 4 16
18 4 4 4 3 15
19 5 4 5 5 19
20 5 4 4 4 17
146
Lampiran 3 : Validitas dan Reliabilitas
A. Uji Validitas
X1 (Kualitas Produk)
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Correct
ed Item-Total
Correlation
Square
d Multiple
Correlation
Cronba
ch's Alpha if
Item Deleted
K
PRO1 37.15 21.503 .718 .766 .891
K
PRO2 36.85 22.029 .851 .949 .878
K
PRO3 36.25 25.461 .523 .860 .900
K
PRO4 36.45 24.366 .864 .888 .883
K
PRO5 36.25 26.197 .591 .733 .898
K
PRO6 36.70 23.800 .631 .780 .894
K
PRO7 37.20 23.747 .708 .809 .889
K
PRO8 37.15 23.187 .722 .859 .888
K
PRO9 36.20 26.274 .472 .888 .903
K
PRO10 36.55 25.524 .589 .623 .897
147
X2 (Kualitas Pelayanan)
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Correct
ed Item-Total
Correlation
Square
d Multiple
Correlation
Cronba
ch's Alpha if
Item Deleted
K
PEL1 34.95 18.471 .742 .852 .881
K
PEL2 34.85 18.345 .531 .776 .891
K
PEL3 34.65 18.976 .524 .542 .891
K
PEL4 35.70 17.274 .479 .657 .901
K
PEL5 35.35 16.871 .684 .804 .881
K
PEL6 35.05 17.524 .783 .851 .875
K
PEL7 35.15 17.397 .829 .809 .873
K
PEL8 35.20 17.011 .861 .880 .870
K
PEL9 35.50 17.211 .593 .462 .888
K
PEL10 35.05 17.313 .610 .837 .886
148
Y (Sikap Konsumen)
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Correct
ed Item-Total
Correlation
Square
d Multiple
Correlation
Cronba
ch's Alpha if
Item Deleted
S
1 11.60 2.674 .608 .522 .756
S
2 11.75 2.618 .777 .646 .657
S
3 12.45 3.313 .493 .283 .801
S
4 12.35 3.397 .605 .420 .758
Z (Niat Beli Ulang)
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale
Variance if Item
Deleted
Correct
ed Item-Total
Correlation
Square
d Multiple
Correlation
Cronba
ch's Alpha if
Item Deleted
N
BL1 12.15 3.924 .812 .703 .881
N
BL2 12.45 3.629 .775 .750 .896
N
BL3 12.50 3.737 .893 .846 .854
N
BL4 12.55 3.945 .731 .752 .909
149
B. Uji Reliabilitas
X1 (Kualitas Produk)
Reliability Statistics
Cronba
ch's Alpha
Cronba
ch's Alpha
Based on
Standardized
Items
N
of Items
.902 .906 10
X2 (Kualitas Pelayanan)
Reliability Statistics
Cronba
ch's Alpha
Cronba
ch's Alpha
Based on
Standardized
Items
N
of Items
.894 .907 10
Y (Sikap Konsumen)
Reliability Statistics
Cronba
ch's Alpha
Cronba
ch's Alpha
Based on
Standardized
Items
N
of Items
.798 .803 4
Z (Miat Beli Ulang)
Reliability Statistics
Cronba
ch's Alpha
Cronba
ch's Alpha
Based on
Standardized
Items
N
of Items
.911 .914 4
150
Lampiran 4 : Rekapitulasi Jawaban Responden KPRO
1
KPRO
2
KPRO
3
KPRO
4
KPRO
5
KPRO
6
KPRO
7
KPRO
8
KPRO
9
KPRO
10 TOTAL
4 3 3 3 4 3 3 3 5 4 35
4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 33
4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 42
4 4 4 4 5 5 3 4 4 5 42
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 38
4 3 3 4 4 4 3 3 4 5 37
4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 39
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32
4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 39
4 2 5 5 4 2 1 1 5 5 34
2 4 4 2 4 3 3 3 4 3 32
4 3 4 4 4 4 2 2 4 3 34
4 3 3 4 4 3 2 2 5 4 34
4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 35
4 4 4 4 4 3 3 3 5 3 37
3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 35
3 3 4 3 5 4 3 2 5 4 36
4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 40
4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 35
4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 36
4 3 4 3 5 4 3 3 4 4 37
3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 35
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 45
4 3 4 5 5 4 3 4 5 5 42
4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 35
4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 35
3 3 4 4 3 4 2 3 5 5 36
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
3 3 4 4 5 5 4 3 5 4 40
3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 35
3 3 5 5 5 3 4 4 5 4 41
4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 44
3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 33
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37
151
4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 39
4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 33
4 4 5 5 4 4 3 3 5 4 41
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
3 3 4 4 4 5 2 4 5 4 38
4 4 4 3 4 3 3 4 5 5 39
5 5 4 4 4 4 3 3 5 3 40
5 4 4 5 4 4 2 3 4 4 39
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35
2 2 3 2 4 3 2 3 4 3 28
2 3 4 4 4 5 2 3 5 4 36
4 3 4 4 3 2 2 2 4 3 31
4 4 5 5 4 2 3 3 4 4 38
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 39
4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 38
3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 34
4 4 3 4 4 3 3 4 4 37
4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 39
4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 44
4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 41
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 34
5 3 4 4 4 3 2 1 4 4 34
4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 45
4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 36
5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 47
3 4 3 3 4 4 2 2 5 4 34
4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 44
4 3 3 4 4 2 2 3 2 4 31
4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 38
3 4 4 3 3 4 2 2 3 4 32
3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36
3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 34
5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 45
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
2 3 4 4 4 3 3 3 5 4 35
4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 34
152
4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 46
4 4 5 5 5 5 3 3 5 4 43
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38
4 4 3 3 5 4 4 4 2 3 36
4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 46
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 35
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38
5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 44
3 2 4 4 3 2 2 3 2 4 29
4 3 3 3 4 3 5 3 4 5 37
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 33
5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 44
4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37
5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 44
4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 40
5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 42
KPEL
1
KPEL
2
KPEL
3
KPEL
4
KPEL
5
KPEL
6
KPEL
7
KPEL
8
KPEL
9
KPEL
10
TO
TA
L
3 4 4 3 4 4 3 3 5 4 37
4 5 4 3 4 3 3 4 4 5 39
3 4 4 3 4 3 4 5 3 3 36
5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 39
4 4 4 3 5 4 5 5 4 5 43
3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 32
4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 37
3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 33
4 3 4 3 5 3 4 3 4 3 36
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 35
4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 39
5 5 5 4 5 4 3 3 3 4 41
3 4 5 5 5 2 5 4 5 5 43
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 36
4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 33
153
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 39
4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 39
4 5 4 3 4 4 3 5 5 4 41
5 5 4 3 5 3 3 5 5 4 42
3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 34
3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 34
4 5 3 5 4 3 3 3 4 5 39
5 3 5 5 4 4 3 4 3 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 43
5 5 5 3 4 4 3 5 4 3 41
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38
4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 36
5 3 5 3 5 4 3 3 5 5 41
5 5 4 4 3 4 3 3 4 4 39
4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 40
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 33
5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 35
5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 40
4 5 3 3 4 3 4 3 5 5 39
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 39
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 32
5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 5 3 5 4 3 3 4 4 40
5 5 5 4 5 3 3 3 4 5 42
5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 45
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 32
4 3 4 4 2 3 3 2 3 4 32
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 39
3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 34
5 5 4 5 5 3 4 5 4 4 44
5 5 4 5 4 4 3 3 4 5 42
154
5 5 5 3 4 3 3 4 4 3 39
5 5 4 4 3 4 4 3 3 3 38
5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 41
5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 42
5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 32
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 33
4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 34
5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 41
5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 45
4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 45
4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 35
3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 35
5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 47
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36
5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 45
5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 47
3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 34
5 5 5 3 3 4 4 4 5 5 43
4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 46
4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44
4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 35
5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 46
3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 36
4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 45
5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 44
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 37
4 3 2 3 3 3 3 5 3 3 32
5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 46
4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 35
4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 33
3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 36
5 5 3 5 5 4 3 3 4 4 41
4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 33
5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 44
5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 39
155
4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 42
4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 35
4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 33
5 5 3 5 5 4 3 3 4 4 41
5 5 4 3 5 3 3 4 5 4 41
3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 36
SK1 SK2 SK3 SK4 TOTAL MBU1 MBU2 MBU3 MBU4 TOTAL
4 4 3 4 15 4 3 3 3 13
4 4 4 4 16 3 4 4 4 15
3 4 4 3 14 4 3 5 4 16
5 5 5 4 19 4 4 4 3 15
4 3 3 4 14 4 4 4 5 17
3 3 3 3 12 4 4 4 4 16
5 5 5 5 20 4 4 4 4 16
4 4 4 3 15 3 3 3 4 13
3 3 3 3 12 3 3 2 3 11
2 2 2 2 8 2 4 2 2 10
4 4 3 3 14 3 3 3 3 12
4 4 3 3 14 3 3 3 3 12
4 4 3 4 15 2 3 3 2 10
3 3 3 4 13 4 4 2 4 14
4 4 2 3 13 3 3 2 2 10
3 3 2 3 11 3 3 3 3 12
4 4 2 3 13 4 4 2 4 14
5 4 5 3 17 5 4 4 4 17
3 3 2 2 10 3 3 3 4 13
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
4 4 3 4 15 4 4 4 4 16
4 4 3 3 14 3 3 2 3 11
4 4 3 3 14 3 3 2 3 11
5 3 3 3 14 3 3 3 2 11
4 4 3 3 14 4 4 4 3 15
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
4 4 4 4 16 5 5 4 4 18
4 3 3 3 13 5 4 5 4 18
4 4 3 3 14 4 4 3 4 15
4 4 3 4 15 4 4 4 4 16
5 5 3 5 18 4 4 5 5 18
5 4 3 4 16 5 4 4 4 17
156
4 4 3 3 14 4 4 3 3 14
4 4 3 3 14 4 4 4 4 16
4 3 3 3 13 4 4 4 4 16
3 3 3 3 12 3 3 3 3 12
3 3 3 4 13 4 4 3 3 14
4 4 4 3 15 4 4 3 4 15
5 5 5 5 20 5 5 5 5 20
5 5 3 4 17 4 4 5 5 18
3 3 2 3 11 3 3 3 3 12
5 5 3 4 17 5 4 4 5 18
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
4 5 3 4 16 4 4 4 4 16
5 5 4 5 19 4 3 3 4 14
3 3 3 3 12 4 4 4 4 16
5 5 4 4 18 5 5 5 5 20
4 4 4 3 15 4 4 3 3 14
3 3 2 4 12 3 3 2 2 10
4 3 3 4 14 4 5 5 5 19
4 4 3 3 14 5 3 4 4 16
3 3 3 2 11 4 4 3 3 14
4 4 2 3 13 4 4 2 2 12
4 4 4 4 16 5 5 3 3 16
4 5 3 4 16 4 4 5 4 17
4 3 3 3 13 3 3 3 3 12
4 4 3 4 15 4 4 4 4 16
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
5 5 5 4 19 4 4 4 4 16
4 4 4 4 16 5 4 4 4 17
3 3 3 3 12 4 4 3 3 14
3 3 3 2 11 4 4 3 3 14
3 3 3 3 12 4 3 4 4 15
5 5 4 5 19 5 5 4 5 19
4 4 3 3 14 4 4 4 4 16
5 5 4 4 18 5 4 5 5 19
5 3 3 4 15 4 3 4 2 13
4 4 3 3 14 4 4 4 4 16
4 4 2 3 13 3 3 4 4 14
2 3 2 2 9 3 4 3 3 13
2 2 2 2 8 2 3 2 2 9
5 5 3 3 16 4 4 5 5 18
5 3 4 4 16 4 3 2 3 12
157
5 4 4 5 18 5 5 4 4 18
3 3 3 3 12 4 3 4 3 14
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
4 4 3 2 13 4 4 3 3 14
4 3 3 3 13 3 3 4 4 14
4 4 3 5 16 5 4 4 4 17
4 5 3 3 15 3 3 3 3 12
5 5 5 5 20 5 5 5 5 20
5 5 4 4 18 5 5 4 4 18
5 5 4 4 18 5 5 4 4 18
4 4 3 4 15 4 4 4 4 16
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
3 3 3 3 12 2 3 2 4 11
5 5 3 5 18 4 5 4 4 17
3 3 3 3 12 3 4 3 3 13
4 4 3 3 14 4 4 4 4 16
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
4 4 3 3 14 4 5 3 3 15
4 4 2 4 14 4 3 2 3 12
3 3 3 3 12 5 5 4 5 19
4 3 4 4 15 4 4 5 5 18
5 5 4 4 18 4 4 4 3 15
4 4 3 3 14 4 4 4 3 15
4 4 3 3 14 4 5 3 3 15
4 4 3 3 14 4 4 4 4 16
4 4 3 4 15 4 4 4 4 16
3 3 2 3 11 2 4 2 3 11
158
Lampiran 5 : Output SPSS
a. Sub Struktur I
Model Summary
M
odel R
R
Square
Adjuste
d R Square
Std.
Error of the
Estimate
1 .5
18a
.2
69 .254 2.170
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X2), Kualitas
Produk (X1)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F
S
ig.
1 Regr
ession
167.75
9 2
83.87
9
1
7.813
.0
00b
Resi
dual
456.75
1
9
7 4.709
Total 624.51
0
9
9
a. Dependent Variable: Sikap Konsumen (Y)
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X2), Kualitas Produk (X1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standa
rdized
Coefficients
T
S
ig. B
Std
. Error Beta
1 (Constant) -.275
2.4
99
-
.110
.
913
Kualitas
Produk (X1) .214
.05
9 .332
3
.644
.
000
Kualitas
Pelayanan (X2) .174
.05
2 .309
3
.382
.
001
a. Dependent Variable: Sikap Konsumen (Y)
159
b. Sub Struktur II
Model Summary
M
odel R
R
Square
Adjuste
d R Square
Std.
Error of the
Estimate
1 .6
83a
.4
66 .450 1.889
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas
Pelayanan (X2), Kualitas Produk (X1)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F
S
ig.
1 Regr
ession
299.26
0 3
99.75
3
2
7.953
.0
00b
Resi
dual
342.58
0
9
6 3.569
Total 641.84
0
9
9
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
b. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas Pelayanan (X2), Kualitas Produk (X1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
S
ig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -.620 2.175
-
.285
.
776
Kualitas Produk
(X1) .174 .055 .267
3
.196
.
002
Kualitas Pelayanan
(X2) .049 .047 .086
1
.041
.
300
Sikap Konsumen
(Y) .486 .088 .480
5
.501
.
000
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
160
c. Uji Triming
Model Summary
M
odel R
R
Square
Adjuste
d R Square
Std.
Error of the
Estimate
1 .6
78a
.4
60 .449 1.890
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas
Produk (X1)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F
S
ig.
1 Regr
ession
295.39
2 2
147.6
96
4
1.353
.0
00b
Resi
dual
346.44
8
9
7 3.572
Total 641.84
0
9
9
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
b. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (Y), Kualitas Produk (X1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standa
rdized
Coefficients
T
S
ig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) .520 1.881
.2
77
.7
83
Kualitas
Produk (X1) .183 .054 .281
3.
404
.0
01
Sikap
Konsumen (Y) .516 .084 .509
6.
172
.0
00
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang (Z)
161
d. Koefisien Korelasi
Correlations
Kualitas
Produk (X1)
Kualitas
Pelayanan
(X2)
Sikap
Konsumen
(Y) Minat Beli Ulang (Z)
Kualitas Produk (X1) Pearson
Correlation 1 .307
** .427
** .498
**
Sig. (2-
tailed) .002 .000 .000
N 100 100 100 100
Kualitas Pelayanan (X2) Pearson
Correlation .307
** 1 .411
** .365
**
Sig. (2-
tailed) .002 .000 .000
N 100 100 100 100
Sikap Konsumen (Y) Pearson
Correlation .427
** .411
** 1 .629
**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Minat Beli Ulang (Z) Pearson
Correlation .498
** .365
** .629
** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).