123
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AUDIT TENURE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi LAILA ARVIDA 109082000135 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

PENGARUH MEKANISME CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23884/1/Skripsi.pdf · Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ... Integritas Laporan Keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KANTOR

AKUNTAN PUBLIK DAN AUDIT TENURE TERHADAP INTEGRITAS

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

LAILA ARVIDA

109082000135

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

ii

iii

iv

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Laila Arvida

No. Induk Mahasiswa : 109082000135

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap nakah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa

ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian

yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah

melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang

berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, April 2013

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Laila Arvida

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Desember 1991

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Kebangsaan : Indonesia

6. Alamat : Jl. Jombang Raya Kp. Gunung No.46 Rt. 06/16.

Kel Jombang, Kec. Ciputat, Tangerang Selatan

15414.

7. Telepon : 021 74705719 / 0856 1366962

8. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Ciputat VI Tahun 1997-2003

2. SMPN 3 Tangerang Selatan Tahun 2003-2009

3. SMAN 1 Tangerang Selatan Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN INFORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris di The Islamic English Club National English Centre Ciputat

Tahun 2003-2004

2. Kursus Bahasa Inggris di Arya Course Ciputat Tahun 2005-2006

vii

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi, divisi Forkat (2010-

2011)

2. Anggota Tari Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah (2011-2-

12)

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Nanang Supendi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 8 Juni 1962

3. Pekerjaan : Pegawai Swasta

4. Ibu : Evi Saptaningsih

5. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Mei 1968

6. Alamat : Jl. Jombang Raya Kp. Gunung No.46 Rt. 6/16. Kel.

Jombang. Kec. Ciputat. Kota Tangerang Selatan 15414.

viii

THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, QUALITY OF PUBLIC

ACCOUNTANT AND AUDIT TENURE ON THE INTEGRITY OF FINANCIAL

STATEMENT

(Empirical Study In Manufacture Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period

2006-2011)

ABSTRACT

This research purposes to check the effects of corporate governance mechanisms

(institutional ownership, managerial ownership, audit committees and independent directors),

quality of public accountant and audit tenure on the integrity of financial statements. This

research used sample of manufacture industry which is listed in Indonesian Stock Exchange

during 2006-2011 period. The number of manufacture industries that were became in this

study were 18 companies with 6 years observation. Based on purposive sampling method,

research sample total is 108 companies. Hypothesis in this research are tested by logistic

regression.

Results of this research indicates that (1) institutional ownership do not influence

significantly on the integrity of financial statements, (2) managerial ownership influences

significantly on the integrity of financial statements, (3) the audit committee influence

significantly on the integrity of financial statements, (4) independent directors do not

influence on the integrity of financial statements, (5) the quality of the public accountant

influence significantly on the integrity of financial statements and (6) the audit tenure do not

influence significantly on the integrity of the financial statements.

Keywords: Integrity Financial Statement, Corporate Governance Mechanisms, Quality of

Public Accountant, Audit Tenure.

ix

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KAP DAN

AUDIT TENURE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2011)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh mekanisme

corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan

komisaris independen), kualitas kap dan audit tenure terhadap integritas laporan keuanganpada

perusahaan manufaktur di Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel

pada penelitian ini adalah 108 perusahaan selama 6 periode, yaitu 2006-2011. Metode

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sedangkan metode analisis data

menggunakan metode analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap integritas laporan keuangan, (2) kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan, (3) komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan

keuangan, (4) komisaris independen tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, (5)

kualitas kap berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan dan (6) audit tenure tidak

berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Kata Kunci: Integritas Laporan Keuangan, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas kantor

Akuntan Publik, Audit Tenure.

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia yang

telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,

Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)” sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan program pendidikan strata satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan

dalam skripsi ini bukan hanya semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan berkat

bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Orang tua tercinta, Ayahanda Nanang Supendi dan Ibunda Evi Saptaningsih yang telah

banyak berkorban dan memberikan dukungan bagi penulis, baik moril maupun materiil,

mencurahkan perhatian, memberi masukan dan bimbingan, semangat, kasih sayang, serta

doa yang tulus dan tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Adikku Raihan Aulia Ramadhan, terima kasih untuk bantuan, semangat dan

dukungannya

3. Keluarga besar di Tasikmalaya, yang selalu memberi doa dan dukungan bagi penulis

serta Nenekku tercinta Entin Sofiah yang tidak henti-hentinya memberi doa yang tulus,

semangat dan dukungan.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan

waktunya yang sangat berharga untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam

penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan dan bimbingan yang sangat

berguna bagi penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Eonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia meluangkan

waktu, memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala

bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.

7. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak,M.Si selaku SekretarisJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Staf pengejar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bantuan kepada

penulis.

xi

9. Teman-teman seperjuangan, Deviana Dewi Prastuti, Yunila Nurdiani, Isnaini Putri,

Ningga Anindiarina dan Asri yang selalu sama-sama saat suka dan duka, kita semua

harus sukses yaaa :D

10. Teman-teman angkatan 2009 khususnya kelas akuntansi D yang telah bersama-sama dari

awal semester 1 sampai semester akhir, memberi banyak hal bagi saya dalam dunia

perkuliahan. Semoga kelulusan bukanlah akhir dari silaturahmi kita semua.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT selalu

melimpahkan rahmat dan hidayahNya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan berhadap semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

kepada penulis. Dan semoga skripsi ini akan bermanfaat menjadi bahan masukan dan

tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan rekan mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam

penyajian skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.

Jakarta, April 2013

Laila Arvida

xii

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

HALAMAN ......................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................................ viii

ABSTRAK .......................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .........................................................................................................x

DAFTAR ISI...................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii

BAB I LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................1

B. Perumusan Masalah.................................................................................10

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................11

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................................12

2. Corporate Governance ........................................................................15

2.1 Kepemilikan Institusional .............................................................16

2.2 Kepemilikan Manajerial ................................................................17

2.3 Komite Audit ................................................................................19

2.4 Komisaris Independen ..................................................................21

3. Kualitas Kantor Akuntan Publik .........................................................23

4. Audit Tenure ........................................................................................26

5. Integritas Laporan Keuangan ..............................................................28

6. Konservatisme Akuntansi ....................................................................31

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Kepemilikan Institusional dengan Integritas Laporan Keuangan .......33

2. Kepemilikan Manajerial dengan Integritas Laporan Keuangan ..........34

xiii

3. Komite Audit dengan Integritas Laporan Keuangan ...........................35

4. Komisaris Independen dengan Integritas Laporan Keuangan .............36

5. Kualitas Kantor Akuntan Publik dengan Integritas Laporan

Keuangan ............................................................................................36

6. Audit Tenure dengan Integritas Laporan Keuangan ............................37

C. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................38

D. Kerangka Penelitian ................................................................................44

E. Hipotesis ..................................................................................................46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................47

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................47

C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................48

D. Metode Analisis Data ..............................................................................48

1. Statistik Deskriptif ...............................................................................49

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................................49

3. Menguji Kelayakan Model Regresi .....................................................51

4. Uji Multikolinieritas ............................................................................52

5. Matriks Klasifikasi ..............................................................................53

6. Model Regresi yang Terbentuk ...........................................................53

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................55

1. Variabel Terikat ...................................................................................55

2. Variabel Bebas ....................................................................................56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................................61

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...........................................................63

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................................63

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .............................................................65

C. Pembahasan .............................................................................................70

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ..............................................................................................79

B.Implikasi ...................................................................................................80

C.Saran .........................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................87

xiv

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................38

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel .........................................................................60

Tabel 4.1 Tabel Rincian Sampel Penelitian .................................................................61

Tabel 4.2 Tabel Daftar Nama Perusahaan ...................................................................62

Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif..............................................................64

Tabel 4.4 Tabel Penilaian Keseluruhan Model ............................................................66

Tabel 4.5 Tabel Koefisien Determinasi .......................................................................66

Tabel 4.6 Tabel Pengujian Kelayakan Model Regresi .................................................67

Tabel 4.7 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................68

Tabel 4.8 Tabel Matriks Klasifikasi .............................................................................68

Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik .................................................69

xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….44

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel ...........................................................88

2. Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel Independen .......................................89

3. Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel Dependen ..........................................98

4. Output Hasil Pengumpulan Data ........................................................................104

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan

adalah gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam

proses pembuatannya laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan

disajikan dengan jujur kepada pengguna laporan keuangan tersebut. Informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal. Informasi yang

memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak menyesatkan, tidak ada kesalahan

material, dan dapat di andalkan pemakainya sebagai informasi yang jujur dan

disajikan secara wajar (Jamaan, 2008:1). Dengan demikian, laporan keuangan

dituntut untuk disajikan dengan integritas yang tinggi.

Tetapi pada saat ini banyak terjadi manipulasi data akuntansi khususnya

pada laporan keuangan. Kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi

akuntansi ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak

perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan dengan tidak

memikirkan faktor integritas, yang mana informasi yang disampaikan tidak

benar dan tidak adil bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan. Kasus

manipulasi data akuntansi terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika

seperti Enron, Tyco, Global Crossing dan Worldcom. Contoh perusahaan di

Indonesia yang melakukan manipulasi data akuntansi diantaranya seperti PT.

2

Kimia Farma dan Bank Lippo yang sebelumnya mempuunyai kualitas audit

yang bagus (Susiana dan Herawaty, 2007:2).

Seperti pada kasus Enron, dimana perusahaan ini melakukan suatu

manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungannya sebesar 600

juta Dollar AS, padahal perusahaan Enron ini mengalami kerugian.

Manipulasi keuntungan dikarenakan perusahaan ingin agar saham tetap

diminati investor. Dan kasus yang terjadi di Indonesia yaitu PT. Kimia Farma

yang diduga kuat melakukan mark up laba bersih dalam laporan keuangan

tahun 2001. Dalam laporan tersebut, Kimia Farma menyebut berhasil meraup

laba sebesar Rp 132 miliar. Belakangan, belang Kimia Farma terkuak lebar.

Perusahaan farmasi tersebut pada tahun 2001 sebenarnya hanya menjala

untung sebesar Rp 99 miliar. Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta &

Mustofa (HTM), diduga terlibat dalam aksi penggelembungan tersebut.

Belakangan Kimia Farma dan HTM mengoreksi laporan keuangan tersebut.

Mereka beralasan telah terjadi “kesalahan pencatatan” (www.tempo.co).

Ternyata kasus manipulasi data akuntansi ini melibatkan banyak pihak,

dan kebanyakan adalah pihak dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya

CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai dengan eksternal

auditornya. Hal ini menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

kinerja perusahaan ditandai dengan turunnya harga saham perusahaan. Hal ini

merupakan suatu kerugian karena masyarakat menjadi ragu untuk ikut andil

memiliki saham perusahaan tersebut (Susiana dan Herawaty, 2007:2).

Munculnya kasus-kasus serupa menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak

3

terhadap corporate governance yang mengakibatkan terungkapnya kenyataan

bahwa good corporate governance belum diterapkan dengan baik.

Kasus manipulasi data keuangan yang banyak terjadi dapat membuktikan

bahwa kurang integritasnya laporan keuangan dalam penyajian informasi bagi

pengguna laporan keuangan. Penyajian laba dalam laporan keuangan tidak

menunjukan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Menurut SFAC

(Statement of Financial Accounting Concepts) No.1, informasi laba

merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban

manajemen. Selain daripada itu, informasi laba juga membantu pemilik atau

pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan

datang. Informasi dalam laporan keuangan harus berguna bagi kreditor,

investor, dan pengguna laporan keuangan lainnya yang potensial untuk dapat

digunakan dalam pengambilan keputusan investasi atau kredit yang rasional.

Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan

masyarakat atas jasa yang diberikan oleh akuntan publik, mengharuskan

akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun

pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh

akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan

akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kontribusi

akuntan publik itu sendiri adalah menyajikan akuntabilitas dan integritas

laporan keuangan, memberikan pendapat yang independen, serta memberi

informasi apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan

hasil operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan

4

dalam bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturan–aturan yang telah

ditetapkan (Hadiningsih, 2010:62).

Integritas laporan keuangan adalah hal yang penting karena mencerminkan

nilai perusahaan, yang merupakan sinyal positif agar dapat mempengaruhi

opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi

investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan

keputusan sejenis (Jama‟an, 2008:5)

Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif informasi

akuntansi, yaitu relevance, objectivity, dan reliability. Menurut Jamaan

(2008:2) informasi dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi

keputusan pengguna laporan keuangan dengan menguatkan atau mengubah

pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliable

apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan

bergantung padaa informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila

informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi

independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila

laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki karakteritik-

karakteristik tersebut.

Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang

disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Ukuran integritas

laporan keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur

dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang

5

biasanya diukur dengan manajemen laba. Beberapa peneliti menyatakan

bahwa auditor lebih menyukai pelaporan yang konservatif, Basu (1997) dalam

Mayangsari (2003:1257).

Penelitian ini mencoba melihat pengaruh mekanisme corporate

governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap

integritas laporan keuangan. Integritas informasi laporan keuangan tidak

hanya dilihat dari sisi besarnya laba atau kualitas laba, karena laba akrual

masih dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi atau metode akuntansi yang

digunakan. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pilihan metode

akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih

rendah atau utang lebih tinggi. Penelitian lain, Basu (1997:11) mendefinisikan

konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva

bersih) dalam merespons berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan

laba (meninggikan aktiva bersih) dalam merespons berita baik (good news).

Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang

dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan

dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang

dilingkupi ketidakpastian (Widya, 2005:3). Selain itu menurut Mayangsari

(2003:1265), laporan keuangan yang disajikan dengan prinsip konservatisme

memang sama sekali tidak memberikan manfaat bagi pihak manajemen,

sebagai pihak yang paling diuntungkan jika melakukan manipulasi laporan

kaeuangan karena justru dengan menerapkan konservatisme, laba yang

dilaporkan akan kecil.

6

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009)

menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari

posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Perusahaan yang wajib

menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan adalah entitas yang

memenuhi salah satu kriteria yang telah ditentukan, yaitu perseroan terbuka,

entitas yang mengerahkan dana masyarakat, mengeluarkan surat pengakuan

utang, entitas yang keuangan tahunannya diwajibkan oleh bank untuk diaudit,

dan perusahaan asing yang menjalankan kegiatan usaha di Indonesia, serta

berwenang untuk mengadakan perjanjian (Bapepam, Peraturan Nomor X.K.6).

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara

formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak

manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Publikasi laporan

keuangan sebagai produk informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan,

tidak terlepas dari proses penyusunannya. Proses penyusunan laporan

keuangan ini melibatkan pihak pengurus dalam pengelolaan perusahaan,

diantaranya adalah pihak manajemen. Untuk menilai integritas laporan

keuangan yang disajikan, peranan dewan komisaris dalam perusahaan publik

melakukan pengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan publik

melakukan poengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan yang sehat

(Good Corporate Governance) guna menghasilkan integritas informasi

laporan keuangan yang bermutu (Jama‟an, 2008:28)

Untuk menjamin integritas laporan keuangan, diperlukan proses

monitoring secara efektif melalui kepemilikan institusional terhadap pihak

7

manajemen. Presentase saham tertentu yang dimiliki oleh intitusi dapat

megurangi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup

kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan manajemen (Gideon,

2005:4).

Menurut Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG, 2002)

memonitor kualitas kerja auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya dan

meilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tepat oleh komite audit merupakan

kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pengguna. Penting bagi

pemakai laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pihak yang

independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya

jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa

KAP memberikan kualitas jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit

atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak

dengan professionalisme tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), untuk

melihat integritas laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan

menggunakan independensi auditor, mekanisme corporate governance dan

kualitas audit. Dimana independensi auditor diukur dengan spektrum jasa

kantor akuntan publik (berbagai macam jasa-jasa tambahan yang disediakan

oleh kantor akuntan publik termasuk jasa akuntansi pembukuan, jasa

perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen) dan lamanya hubungan atau

penugasan audit (periode penugasan untuk mengaudit atau mereview laporan

keuangan klien atau untuk menyiapkan laporan kepada bapepam). Mekanisme

8

corporate governance yang diukur dengan komite audit (digunakan untuk

mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme akuntansi,

auditing, serta sistem pengendalian lainnya) sehingga unsur-unsur

pengendalian tersebut tetap optimal dalam sistem ekonomi pasar. Komisaris

independen (digunakan untuk menjadi penyeimbang dalam pengambilan

keputusan) serta kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusi. Sedangkan

kualitas audit diukur dengan spesialisasi industri auditor. Penelitian ini

menyimpulakn bahwa semua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

terhadap integritas laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan mengenai

pengaruh pelaksanaan corporate governance terhadap tindakan manajemen

laba. Mekanisme corporate governance diukur melaui komposisi dewan

komisaris, ukuran dewan komisaris dan komite audit. Dalam penelitiannya,

Nasution dan Setiawan (2007) memberikan bukti empiris tentang dampak

mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba di industri

perbankan dengan populasi penelitian seluruh perusahaan perbankan yang

terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta selama periode 2000-2004.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008),

mekanisme corporate governance yang diukur dengan kepemilikan

institusional, komisaris independen dan komite audit serta kualitas audit yang

diukur dengan spesialisasi jasa auditor dapat mempengaruhi secara signifikan

terhadap integritas dari laporan keuangan. Kualitas KAP (Spesialisasi Industri

Auditor) menunjukkan hasil yang positif signifikan, yang berarti penelitian

9

mengenai kualitas KAP (Spesialisasi Industri Auditor) ini, berpengaruh secara

positif signifikan terhadap integritas informasi laporan keuangan.

Sementara itu, Susiana dan Herawaty (2007) melakukan penelitian

mengenai pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan

kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa independensi auditor, mekanisme corporate

governance dan kualitas audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

integritas laporan keuangan.

Karena begitu besar perbedaan yang dihasilkan dari para peneliti tersebut,

membuat rasa penasaran yang teramat dalam bagi penulis untuk mengetahui

seberapa besar tingkat signifikan dari mekanisme corporate governance,

kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenure terhadap integritas laporan

keuangan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya,

yaitu untuk melihat jalannya mekanisme corporate governance dalam suatu

perusahaan, penulis menggunakan variabel kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen . Tahun yang

digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu tahun 2000 sampai tahun 2003

dan tahun 2003 sampai 2006. Pada penelitian ini tahun yang digunakan adalah

tahun 2006-2011.

Perbedaan ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Penelitian ini menggunakan tahun yang lebih up-date yaitu tahun

2006-2011.

2. Penelitian ini tidak memasukkan variabel independensi sebagai salah

10

satu variabel independen. Pada penelitian ini menggunakan variabel

mekanisme corporate governance, kualitas kantor akuntan publik dan

audit tenure.

3. Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya adalah perusahaan

publik yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini menggunakan sampel

yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sektor manufaktur

dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang listing

paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang integritasnya sebuah laporan keuangan dengan

judul: “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor

Akuntan Publik dan Audit Tenure terhadap Integritas Laporan

Keuangan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan pada bagian

sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Bagaimanakah pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris

independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap

integritas laporan keuangan?

11

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permaslahan, maka penelitian

ini dilakukan dengan tujuan untuk:

Menganalisis pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris

independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap

integritas laporan keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan berguna:

1. Perusahaan, dengan dilakukannya penelitian mengenai mekanisme

penerapan corporate governance diharapkan dapat dijadikan bahan

evaluasi atas pentingnya penerapan corporate governance.

2. Investor, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai

pertimbangan dalam keputusan invetassi pada perusahaan-perusahaan

yang menerapkan corporate governance.

3. Pemerintah atau Bapepam, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi untuk mengawasi dan menanggulangi tindak kecurangan (fraud).

4. Kantor Akuntan Publik, untuk pihak kantor akuntan publik dapat

memberikan masukan untuk lebih melakukan tugasnya secara profesional

dan menjaga independensinya dalam mengaudit.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik

(principal) dan manajemen (agent). Teori agensi menyatakan bahwa

apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai prinsipal dan manajer

sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan muncul

permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu

berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya. Menurut Jensen dan

Meckling (1976) dalam Gideon (2005:177) menyatakan bahwa terdapat

dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan

pemegang saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi

pinjaman (bondholders). Dengan adanya perkembangan perusahaan yang

semakin besar maka sering terjadi konflik antara prinsipal dalam hal ini

adalah para pemegang saham (investor) dan pihak agent yang diwakili

oleh manajemen (direksi). Agen dikontrak melalui tugas tertentu bagi

prinsipal serta mempunyai tanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh

prinsipal. Prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberi imbalan kepada

agen atas jasa yang telah diberikan oleh agen. Adanya perbedaan

kepentingan antara agen dan prinsipal inilah yang dapat menyebabkan

terjadinya konflik keagenan. Prinsipal dan agen sama-sama menginginkan

13

keuntungan yang sebesar-besarnya. Prinsipal dan agen juga sama-sama

menghindari adanya risiko.

Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007:5)

menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia

yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest),

(2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari

resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut

manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu

mengutamakan kepentingan pribadinya. Sebagai pengelola perusahaan,

manajer perusahaan tentu akan lebih banyak mengetahui informasi internal

dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik

(pemegang saham). Oleh karena itu manajer sudah seharusnya selalu

memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal

yang dapat diberikan oleh manajer yakni melalui pengungkapan informasi

akuntansi seperti laporan keuangan. Adanya ketidakseimbangan

penguasaan informasi dapat menjadi pemicu munculnya suatu kondisi

yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry).

Adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi ini akan memicu

munculnya kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information

asymmetry). Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai

rasionalisasi ekonomi dan semata mata mementingkan kepentingannya

sendiri. Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak

14

diharapkan oleh pemilik sehingga terdapat kecenderungan untuk

memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut,

maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen dalam hal ini adalah

akuntan publik. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan jasa

untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir

adalah opini audit.

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan

untuk memahami corporate governance. Corporate governance yang

merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa

berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor

bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka

investasikan. Menurut Shleifer dan Vishny (1997) dalam Ujiyantho dan

Pramuka (2007:6), corporate governance berkaitan dengan bagaimana

para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi

mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau

menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan

berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan

berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer.

Dengan kata lain corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk

menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost) dan

meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sehingga pada

akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan harga sahamnya.

15

2. Corporate Governance

Pengertian corporate governance menurut (Griffin dalam Susiana dan

Herawaty, 2007:7) adalah :

“The roles of shareholders, directors and other managers in corporate

decision making”.

Good governance merupakan tata kelola yang baik pada suatu usaha yang

dilandasi oleh etika profesional dalam berusaha atau berkarya. Pada

prinsipnya tujuan corporate governance adalah menciptakan nilai bagi

pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut adalah pihak internal

yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan pihak eksternal

yang berkepentingan. Corporate governance didefinisikan sebagai

seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang

saham, manajer, kreditor, pemerintah karyawan, dan stakeholder internal

maupun eksternal lain, mengenai hak dan kewajiban mereka, atau sistem

di mana perusahaan diatur (directed) dan dikendalikan (controlled), tujuan

corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi stakeholder

(Forum For Corporate Governance, 2001:2).

Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002

mendefinisikan Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur

yang digunakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan

keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai

pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundang-

undangan dan nilai-nilai etika.

16

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development

(OECD), Corporate Governance adalah:

“One key element in improving economic efficiency and growth as

well as enhancing investor confidence that involves a set of relationships

between a company’s management, its board, its shareholders and other

stakeholders and also provides the structure through which the objectives

of the company, the means of attaining those objectives and monitoring

performance”.

2.1 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh

institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan

investment banking (Veronica dan Utama, 2005:6). Persentase saham

institusi diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan

yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di

luar negeri (Susiana dan Herawaty, 2007:8). Melalui proses monitoring

secara efektif, kepemilikan institusional mampu untuk mengendalikan

pihak manajemen sehingga dapat mengurangi tindakan manajemen laba.

Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi

proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan

terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Gideon,

2005:175).

Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan Corporate

Governance yang kuat yang bisa digunakan untuk memonitor perusahaan

pada umumnya dan manajemen pada khususnya. Tindakan monitoring

tersebut dapat menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Adanya

17

monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan

utang menurun. Hal ini karena peranan utang sebagai salah satu alat

monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan institusional.

Tindakan monitoring oleh pihak investor institusional dapat

mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri yang

dilakukan oleh manajer sehingga manajer dapat lebih memfokuskan

perhatiannya terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh investor institusional

terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat

digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para

pemegang saham. Nesbitt (dalam Jama'an, 2008:13) menemukan adanya

bukti yang menyatakan bahwa tindakan pengawasan yang dilakukan oleh

sebuah perusahaan dan pihak investor institusional dapat membatasi

perilaku para manajer. Penelitian yang dilakukan Jama‟an (2008)

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan

institusional dengan integritas laporan keuangan.

2.2 Kepemilikan Manajerial

Midiastuty & Machfoedz (2003:177) mendefinisikan kepemilikan

manajerial sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang

secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi

komisaris dan direksi. Kepemilikan saham oleh perusahaan merupakan

mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas

sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Persentase kepemilikan

18

saham ini merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen

termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen

secara pribadi (Susiana & Herawaty, 2007:8).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan saham

manajerial dapat membantu menyatukan kepentingan antara manajer dan

pemegang saham, yang berarti semakin meningkat proporsi kepemilikan

saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Adanya

kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya

dalam mengurangi masalah keagenan dengan manajer dan menyelaraskan

kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Semakin besar

proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen

cenderung giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya

sendiri (Ross 1999) dalam Tarjo (2002:278).

Kepemilikan perusahaan juga terkait dengan pengendalian operasional

perusahaan. Dengan semakin besarnya kepimilikan manajer, maka

manajer dapat lebih leluasa dalam mengatur pemilihan metode akuntansi,

serta kebijakan-kebijakan akuntansi penting terkait dengan masa depan

perusahaan. Untuk memperbaiki corporate governance adalah dengan

meyakinkan bahwa perusahaan memiliki satu atau lebih pemegang saham

besar. Penelitian yang dilakukan oleh Susiana & Herawati (2007) dan

Jama‟an (2008) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

kepemilikan manajerial dengan integritas laporan keuangan.

19

2.3 Komite Audit

Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi

untuk mengaudit operasi dan keadaan (Susiana dan Herawaty, 2007:8).

Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan

publik. Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam

perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan

pemeriksa terhadap manajemen.

Dalam pedoman pembentukan komite audit yang efektif (KNKG,

2006) dijelaskan bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan paling

sedikit beranggotakan tiga orang, yang diketuai oleh komisaris independen

perusahaan dengan anggota lainnya merupakan orang eksternal yang

independen terhadap perusahaan serta menguasai dan memiliki latar

belakang keuangan dan akuntansi.

Pengetahuan yang dimiliki komite audit diharapkan mampu

memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan

dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern

perusahaan. Supriyono (dalam Susiana dan Herawati, 2007:8) menjelaskan

tujuan pembentukan komite audit antara lain :

1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan

dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum.

2. Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai.

3. Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial

di bidang keuangan dan implikasi hukumnya.

20

4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.

Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite

audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan

memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku

terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan

standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan

informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai

mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal

(Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2002).

Pembentukan komite audit dan komisaris independen sudah diatur

dalam regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan

Bapepam, antara lain sebagai berikut:

1. Keputusan Nomor Kep-315/BEJ/06/2000 perihal Peraturan Pencatatan

Efek Nomor I-A yang antara lain mengatur tentang kewajiban

mempunyai Komisaris Independen, Komite Audit, memberikan peran

aktif Sekretaris Perusahaan di dalam memenuhi kewajiban

keterbukaan informasi serta mewajibkan perusahaan tercatat untuk

menyampaikan informasi yang material dan relevan.

2. Surat Edaran Ketua Bapepam-LK Nomor SE-03/PM/2000 tentang

Komite Audit yang berisi himbauan perlunya komite Audit dimiliki

oleh setiap Emiten

21

3. Surat Edaran Ketua bapepam-LK Nomor SE-07/PM/2004 yang

dijelaskan dalam peraturan Nomor IX.I.5 tentang pembentukan dan

pedoman pelaksanaan kerja komite Audit.

Dengan dibentuknya komite audit merupakan salah satu upaya auditor

dalam mempertahankan independensinya (Susiana & Herawaty, 2007:9).

Sesuai dengan fungsi komite audit di atas, keberadaan komite audit dalam

perusahaan dapat mempengaruhi kualitas dan integritas laporan keuangan

yang dihasilkan.

2.4 Komisaris Independen

Definisi komisaris independen menurut ketentuan Bapepam No.

Kep29/PM/2004 adalah:

“Anggota komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik,

tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada

emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai afiliasi dengan emiten

atau perusahaan publik, komisaris, direksi atau pemegang samam utama

emiten atau perusahaan publik serta tidak memiliki hubungan usaha, baik

langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha

emiten atau perusahaan publik“.

Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam

pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap

pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Susiana &

Herawati, 2007:9).

Menurut Weisbach (1988) dalam Arifin (2005:40), komisaris

independen dalam suatu perusahaan harus benar-benar independen

sehingga dapat menolak pengaruh, intervensi dan tekanan dari pemegang

22

saham utama yang memiliki kepentingan tertentu. Sebagai bagian dari

organ pengawasan, komisaris independen diharapkan memiliki perhatian

dan komitmen penuh dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk

itu komisaris independen perusahaan merupakan orang-orang yang

memiliki pengetahuan, kemampuan, waktu dan integritas yang tinggi.

Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek Jakarta

melalui peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan bahwa

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia harus mempunyai

komisaris independen yang secara proporsional sama dengan jumlah

saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas (bukan controlling

shareholders). Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal komisaris

independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris.

Beberapa kriteria tentang komisaris independen adalah sebagai

berikut:

a) Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan

pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali

(controlling shareholders) perusahaan tercatat yang bersangkutan;

b) Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur

dan/atau komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan;

c) Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada

perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang

bersangkutan;

23

d) Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan

di bidang pasar modal;

e) Komisaris independen disusulkan dan dipilih oleh pemegang saham

minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan

controlling shareholders) dalam Rapat Umum pemegang Saham

(RUPS).

Fungsi komisaris independen yang sebenarnya, yaitu menilai kinerja

perusahaan secara luas dan keseluruhan (Siregar dan Utama, 2005:9).

Adanya komisaris independen dalam suatu perusahaan dapat

menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka

perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain

yang terkait. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris

independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integitas suatu

laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan

memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan

oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan

terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar

manajemen perusahaan (Susiana dan Herawaty, 2007:9).

3. Kualitas Kantor Akuntan Publik

Kualitas kantor akuntan publik, dalam penelitian ini mengacu pada

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur

Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 perlu mengatur kembali Jasa

24

Akuntan Publik dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dengan

Peraturan Menteri Keuangan, NOMOR: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa

Akuntan Publik pasal 1. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah

memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Sehingga dalam penelitian ini

jumlah patner (sekutu) yang mempunyai izin akuntan dalam badan usaha

menjadi ukuran kualitas kantor akuntan publik yang menjadi sampel

penelitian.

Kualitas kantor akuntan publik dalam penelitian ini juga mengacu

pada KAP name atau audit brand name yang tercermin dari kerjasama

dengan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) dan Organisasi Audit

Asing (OAA). KAP yang mencantumkan nama KAPA atau OAA pada

nama kantor, kepala surat, dokumen, dan media lainnya diasumsikan

sebagai big KAP, setelah mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal atas

nama Menteri (Jama‟an, 2008:16).

Spesialisasi industri adalah atas banyaknya jasa atestasi atau

banyaknya klien industri sejenis dengan yang dikerjakan atau ditangani

oleh auditor KAP dalam tahun pengamatan, juga menjadikan ukuran

dalam penelitian ini kualitas kantor akuntan publik terhadap integritas

informasi laporan keuangan. Aspek spesialisasi industri ini dapat

mempengaruhi kualitas audit oleh KAP, disamping karekteristik industri

yang berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar dibanding perusahaan

dengan perusahaan lain. Adanya perbedaan ini membutuhkan keahlian

25

tertentu untuk bisa mendeteksi dengan lebih baik seberapa besar pengaruh

tersebut (Mayangsari, 2003:1259).

Kombinasi antara faktor-faktor khusus perusahaan dan industri

menghasilkan variasi permintaan terhadap monitoring serta

konsekuensinya pada kualitas audit (Craswell et al., 1995) dalam

Mayangsari (2003:1259). Spesialisasi industri yang dimiliki oleh kantor

akuntan mempunyai dampak positif karena dapat meningkatkan audit fee.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan

berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya variasi permintaan

klien terhadap kualitas audit. Penelitian-penelitian sebelumnya

membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaan big five dan non big

five dan ada juga yang menggunakan spesialisasi industri auditor untuk

memberi nilai bagi kualitas audit ini seperti penelitian Mayangsari (2003).

Teoh (1993) dalam Giri (2010:11) berargumen bahwa kualitas audit

berhubungan positif dengan kualitas earnings, yang diukur dengan

Earnings Response Coefficient (ERC). Penelitian kali ini menilai kualitas

auditor berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big

four, dikarenakan salah satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah

dinyatakan collapsed. Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan

positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit. Penelitian DeAngelo

(1981) mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang

lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya

dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil.

26

Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) big four sekarang ini

mempunyai kemampuan melayani pasar internasional. Menurut

Tampubolon (2010:27), sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

Indonesia, big four ini berafiliasi dengan KAP Indonesia, yaitu sebagai

berikut:

1. Purwanto, Prasetio Sarwoko dan Sndjaja bermitra dengan Ernst &

Young (EY)

2. Osman, Bing, Satrio dan rekan bermitra dengan Deloitte Touche

Tohmatsu (DIT)

3. Siddharta & Widjaja bermitra dengan Kinsfield Peat Marwick

Goerdeller (KPMG)

4. Haryanto, Sahari dan rekan bermitra dengan Prince Waterhouse

Cooper (PWC).

4. Audit Tenure

Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)

dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai

audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa jabatan

untuk KAP paling lama 5 tahun berturut-turut dan oleh seorang akuntan

publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/200

27

tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang

pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas

dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-

turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun

buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima

kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak

memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

Audit Tenure biasanya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap

independensi auditor. Federasi Akuntan Internasional (IFAC)

mengeluarkan suatu dokumen Rebuilding Public Confidence in Financial

Reporting, dimana IFAC menganggap kekerabatan antara auditor dengan

klien sebagai suatu ancaman bagi independensi auditor. Perhatian IFAC

yang utama adalah kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan

keragu-raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan

sewajarnya. Dengan demikian, untuk mengurangi tingkatan keragu-raguan

diperlukan suatu audit yang efektif (IFAC, 2003 dalam Astria, 2011:41).

Carey dan Simnett (2006) berpendapat ada dua faktor utama yang

menimbulkan timbulnya hubungan yang negatif antara hubungan auditor-

klien dan kualitas audit yaitu pengikisan independensi yang mungkin

muncul seiring dengan berkembangnya hubungan pribadi antara auditor

dan klien mereka dan berkurangnya kapasitas auditor untuk memberikan

penilaian kritikal. Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor

akuntan dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan

28

manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit

untuk diterapkan oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008).

Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified

Accountants (AICPA) dalam Al-Thuneibat et al., (2011:15), ditemukan

bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun pertama

dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya.

Penelitian tersebut melakukan survei terhadap 406 kasus kegagalan audit.

Dua penelitian yang memeriksa gugatan yang melibatkan auditor (St

Pierre dan Anderson, 1984; Stice, 1991 dalam Al-Thuneibat et al.,

2011:17) menemukan bahwa kegagalan audit lebih umum terjadi pada tiga

tahun atau kurang dalam hubungan auditor-klien. Auditor dengan

perikatan yang panjang, dibandingkan dengan auditor dengan perikatan

yang pendek, lebih mungkin untuk mengeluarkan opini going concern

untuk klien yang kemudian menyatakan kebangkrutan (Geiger dan

Raghunandan, 2002 dalam Al-Thuneibat et al., 2011:19).

5. Integritas Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara manajemen

dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas

perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI, 2002) dalam PSAK No.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,

29

kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi oleh para

pengguna laporan keuangan apabila informasi yang tercantum dalam

laporan keuangan tersebut memenuhi karakteristik kualitatif informasi

akuntansi. Dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

No.2 mengenai Qualitative Characteristic OF Accounting Information,

terdapat dua hal yang menjadi kualitas primer dalam suatu laporan

keuangan, yaitu relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) (Kieso

dan Weygandt, 2001:38). Relevansi merujuk pada kemampuan informasi

akuntansi untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan

dengan mengubah atau membantu mengkonfirmasi harapan merek tentang

hasil atau konsekuensi suatu tindakan/kejadian.

Relevansi informasi dapat diukur dalam kaitannya dengan maksud

penggunaan informasi tersebut. Artinya jika sutu informasi tidak relevan

dengan kebutuhan pengambil keputusan, maka informasi akuntansi yang

dapat diandalkan, yaitu informasi akuntansi yang bebas dari kesalahan dan

penyimpangan serta merupakan suatu penyajian yang jujur Laporan

keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut

memenuhi kualitas reliability (Kieso, 2001:38) dan sesuai dengan prinsip

30

akuntansi yang berterima umum. Reliability memiliki kualitas sebagai

berikut:

a. Verifiability

Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama

dengan laporan keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama

jika diaudit oleh auditor yang berbeda.

b. Representational faithfullness

Angka dan keterangan yang disajikan sesuai dengan apa yang ada dan

benar-benar terjadi.

c. Neutrality

Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan

umum

pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak

tertentu.

Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang

menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan

pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan. Terkait dengan

integritas laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

yang memiliki integritas yang tinggi maka telah memenuhi dua

karakteristik utama dalam suatu laporan keuangan.

Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi akan dapat

diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur sehingga

memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi

31

tersebut. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang tinggi

memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan

keuangan untuk membantu membuat keputusan. Integritas laporan

keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan disajikan menunjukkan

informasi yang benar dan jujur (Mayangsari, 2003:1257).

Mulyadi (2004) dalam Jama‟an (2008: 32) mendefinisikan bahwa :

“integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang

yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apadanya dan

mengemukakan fakta tersebut seperti apadanya.”

Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun

demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan

konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang

biasanyadiukur dengan manajemen laba.

Menurut Mayangsari (2003:1257) laporan keuangan yang reliable

atau berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip

konservatisme dan penggunaan earning management karena informasi

dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila laporan keuangan

tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate supaya

tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan

tersebut.

6. Konservatisme Akuntansi

Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian

(prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak

32

dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman

(debtholders). Basu (1997) sebagaimana dikutip oleh Jamaan (2008:2)

mengatakan bahwa konservatime merupakan praktek akuntansi dengan

mengurangi laba (dan menurunkan nilai aktiva bersih) ketika menghadapi

badnews, akan tetapi meningkatkan laba (dan menaikan nilai aktiva

bersih) ketika menghadapi goodnews.

Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan

keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan

yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk

semua pemakai laporan keuangan. Konservatisme identik dengan laporan

keuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan

keuangan yang overstate sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan

lebih reliable, memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi

akuntansi sesuai dengan ketentuan SFAC No.2 (Oktadella dan Zulaikha,

2011:2) tentang “Qualitative Characteristic of Accounting Information”.

Konservatisme juga berarti bahwa akuntan harus mencatat nilai

alternatif terendah untuk aset dan nilai alternatif tertinggi untuk kewajiban

(Watts dan Zimmerman, 1986) dalam Widya (2005:2). Di dalam prinsip

konservatisme, ketika terdapat dua atau lebih alternatif akuntansi yang

memiliki kemampuan sama dalam memenuhi objektivitas dari laporan

keuangan, maka yang dipilih adalah alternatif yang memiliki dampak yang

paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Dengan

demikian konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui

33

pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang

terendah dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Holthausen dan Watts

(2001) memberikan bukti yang menunjukkan bahwa konservatisma

akuntansi sudah ada sebelum penetapan standar formal dan regulasi di

Amerika Serikat. Penelitian Qiang (2003) juga membuktikan bahwa

terdapat peningkatan kecenderungan perusahaan di Amerika untuk

menerapkan konservatisma akuntansi secara sukarela, Widya (2005:2).

Widya (2005) mereplikasi penelitian Qiang (2003) dan menemukan

bukti yang sama untuk Indonesia. Munculnya praktik konservatisme

tersebut karena standar akuntansi yang berlaku menginginkan perusahaan

memilih salah satu metode akuntansi yang dirasa paling tepat (Widya,

2005). Setiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang

berbeda. Jamaan (2008) berpendapat bahwa perbedaan pemilihan metode

akuntansi berpengaruh terhadap angka-angka yang disajikan baik dalam

neraca maupun laporan laba-rugi perusahaaan.

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Kepemilikan Institusional dengan Integritas Laporan Keuangan

Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang dimiliki

oleh institusi (Beiner et al., 2003) dalam Jamaan (2008:13). Gideon

(2005:4) mengemukakan, persentase saham tertentu yang dimiliki

institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang

tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak

34

manajemen. Menurut Bushee (1998) dalam Hadiningsih (2010:6)

kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif

para manajer yang mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan

yang intensif. Kepemilikan institusional dapat menekan kecenderungan

manajemen untuk melakukan kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Bagaimana kepemilikan institusional berpengaruh positif

terhadap integritas laporan keuangan

2. Kepemilikan Manajerial dengan Integritas Laporan Keuangan

Jensen dan Meckling (1976:69) menemukan bahwa kepemilikan

manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah

keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer

dengan pemegang saham. Kepemilikan oleh manajer dapat menentukan

kebijakan dan pengambil keputusan terhadap metode akuntansi yang

diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola.

Dengan demikian, manajer pada perusahaan yang memiliki persentase

kepemilikan manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih

besar dalam menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk

kesejahteraan perusahaan, dan melaporkan laporan keuangan dengan

informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan

keuangan yang tinggi.

35

H2: Bagaimana kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan.

3. Komite Audit dengan Integritas Laporan Keuangan

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi

yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan

keuangan dan audit ekstern. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan

tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit

laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan

keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan

apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah

sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite

audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan

auditor eksternal (KNGCG, 2002) dalam Jamaan (2008:3).

Komite audit dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam

mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga

komite audit diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap

tindakan manajemen yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi

terhadap laporan keuangan yang mempengaruhi integritas laporan

keuangan (Oktadella dan Zulaikha, 2011:13)

H3: Bagaimana komite audit berpengaruh secara positif terhadap

integritas laporan keuangan.

36

4. Komisaris Independen dengan Integritas Laporan Keuangan

Menurut penelitian Mayangsari (2003:1259) Komisaris independen

bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan

khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham

minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait.

Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan

fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang memenuhi good

corporate governance dan mengurangi resiko kecurangan yang dapat

dilakukan manajemen terhadap laporan keuangan sehingga dalam hal ini

komisaris independen dalam perusahaan dapat meningkatkan integritas

laporan keuangan (Oktadella dan Zulaikha, 2011:13)

H4: Bagaimana komisaris independen berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan

5. Pengaruh Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas

Laporan Keuangan

Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan

pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah

satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed.

Penelitian yang dilakukan Susiana dan Herawaty (2007) menyatakan

bahwa kualitas audit diukur dengan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Dalam penelitian

tersebut KAP dibedakan menjadi KAP big four dan KAP non-big four.

37

Lennox (1999) dalam Mayangsari (2003:1257) menyatakan bahwa

auditor kantor akuntan big-eight dan lebih akurat dibandingkan dengan

KAP non-big eight. Dengan demikian semakin besar KAP semakin tinggi

integritas laporan keuangan yang dihasilkan. Hal ini ndikarenakan KAP

besar memiliki insentif untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak

reputasinya.

H5: Bagaimana kualitas KAP berpengaruh positif terhadap integritas

laporan keuangan.

6. Audit Tenure dengan Integritas Laporan Keuangan

Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)

dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Menurut Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/200 tentang

“Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian

jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh

KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh

seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-

turut.

Isu yang muncul akibat lamanya audit tenure adalah isu independensi

auditor. Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan

dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan

manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit

untuk diterapkan oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008). Dengan

38

independensi yang rusak karena masa kerja auditor, menyebabkan

beberapa Negara mengeluarkan kebijakan yang bersifat mandatory.

H6: Bagaimana audit tenure berpengaruh negatif terhadap integritas

laporan keuangan.

C. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa perbedaan penelitian tentang mekanisme corporate

governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure disajikan

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Mayang

sari

(2003)

Analisis

Pengaruh

Independensi

,Kualitas

Audit, Serta

Mekanisme

Corporate

Governance

terhadap

Integritas

Laporan

Keuangan.

Integritas

Laporan

Keuangan,

Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan

Manajerial,

Komite Audit

dan Komisaris

Independen.

Independensi dan

Kualitas Audit.

Populasi dan

sampel penelitian

pada perusahaan

publik yang

terdaftar di BEI,

penelitian ini

menggunakan

perusahaan

manufaktur saja.

Hasil penelitian ini

adalah kualitas audit

berpengaruh positif

terhadap integritas

laporan keuangan.

Independensi

berpengaruh negatif

terhadap integritas

laporan keuangan

dan mekanisme

corporate

governance

berpengaruh secara

statistis signifikan

terhadap integritas

laporan keuangan.

Bersambung pada halaman selanjutnya

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

2. Siregar

dan

Utama

(2005)

Pengaruh

Struktur

Kepemilikan,

Ukuran

Perusahaan

dan Praktek

Corporate

Governance

Terhadap

Pengelolaan

Laba

Kepemilikan

institusional,

Komisaris

independen

dan Komite

audit.

Pengelolaan

Laba,

Kepemilikan

Keluarga, Ukuran

Perusahaan dan

Kualitas Audit.

Variabel yang

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

besaran

pengelolaan laba

adalah ukuran

perusahaan

dan kepemilikan

keluarga. Variabel

kepemilikan

institusional dan

praktek corporate

governance tidak

terbukti

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

besaran

pengelolaan laba.

3. Widya

(2005)

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pilihan

Perusahaan

Terhadap

Akuntansi

Konservatif

Konservatisme

diukur dengan

menggunakan

pengukuran

berdasarkan

asumsi.

Populasi dan

sampel

penelitian

pada

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar

di BEI.

Periode

penelitian dari

tahun 1995-2002

sedangkan

penelitian ini

periode tahun

2006-2011.

Penelitian ini

membuktikan

bahwa struktur

kepemilikan, kos

politis dan growth

mempengaruhi

pilihan perusahaan

terhadap akuntansi

konservatif. Hanya

satu variabel yang

menunjukkan hasil

sebaliknya, yaitu

debt covenant yang

diproksikan dengan

leverage (utang

jangka panjang/

total aset).

Bersambung pada halaman selanjutnya

40

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

4. Gideon

SB.

Boediono

(2005)

Kualitas

Laba: Studi

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Governance

dan Dampak

Manajemen

Laba dengan

Menggunakan

Analisis Jalur

Kepemilikan

Institusional

dan

Kepemilikan

Manajerial.

Manajemen

Laba, Kualitas

Laba, Komposisi

Dewan

Komisaris.

Pengaruh

kepemilikan

institusional,

kepemilikan

manajerial dan

komposisi dewan

komisaris pada

manajemen laba

masing-masing

adalah semi kuat,

lemah dan sangat

lemah.

Sedangkan

pengaruh

kepemilikan

institusional,

kepemilikan

manajerial dan

komposisi dewan

komisaris dan

manajemen laba

terhadap kualitas

laba masing-masing

adalah lemah lemah, lemah dan

sangat lemah.

5. Susiana

dan

Herawaty

(2007)

Analisis

Pengaruh

Independen

si,Mekanisme

Corporate

Governance

dan Kualitas

Audit

Terhadap

Integritas

Laporan

Keuangan.

Integritas

Laporan

Keuangan,

Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan

Manajerial,

Komite Audit

dan

Komisaris

Independen.

Independensi dan

Kualitas Audit.

Perhitungan

Konservatisme

menggunakan

Cskor.

Penelitian ini

menghasilkan hasil

bahwa

independensi

auditor,mekanisme

corporate

governance dan

kualitas audit

memiliki pengaruh

yang tidak

signifikan terhadap

integritas

laporan keuangan.

Bersambung pada halaman selanjutnya

41

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

6. Wuchun,

Chiawen,

dan

Taychang

(2007)

What Affects

Accounting

Conservatism:

A Corporate

Governance

Perspective

Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan

Manajerial

Ukuran Dewan,

Kompetensi

Dewan, Kekuatan

CEO dan

Dualitas CEO.

Konservatisme

diukur dengan

menggunakan

Cskor

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa

Kepemilikan

Institusional dan

Ukuran Dewan

yang lebih besar

memiliki

permintaan

terhadap akuntansi

yang kurang

konservatif.

Sedangkan

Kepemilikan

manajerial dan

dualitas CEO

memiliki

permintaan yang

besar terhadap

akuntansi

konservatif.

7. Muh.

Arief

Ujiyantho,

dkk

(2007)

Mekanisme

Corporate

Governance,

Manajemen

Laba dan

Kinerja

Keuangan

Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan

Manajerial

Manajemen Laba,

Proporsi Dewan

Komisaris

Independen dan

Jumlah Dewan

Komisaris.

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa variabel

Kepemilikan

institusional,

kepemilikan

manajerial, jumlah

dewan komisaris

berpengaruh

negatif terhadap

manajemen laba.

Sedangkan

variabel Proporsi

dewan komisaris

independen

berpengaruh

positif terhadap

manajemen laba.

Bersambung pada halaman selanjutnya

42

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

8. Jamaan

(2008)

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Governance,

dan Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

Terhadap

Integritas

Informasi

Laporan

Keuangan

Integritas

Laporan

Keuangan,

Kepemilikan

Institusional,

Komite Audit

dan

Komisaris

Independen.

Kualitas Kantor

Akuntan Publik

terdiri dari jumlah

patner dan izin

akuntan, audit

brand name dan

spesialisasi

industri.

Hasil penelitian

menemukan

pengaruh antara

mekanisme

corporate

governance

(kepemilikan

institusional,

komisaris

independen dan

komite audit) serta

kualitas

kantor akuntan

publik

menunjukkan hasil

yang positif

signifikan.

9. Khanifah

(2007)

Pengaruh

Masa

Penugasan

Kantor

Akuntan

Publik,

Kepemilikan

Manajemen,

dan

Keberadaan

Komite

Audit

Terhadap

Kualitas

Laba

Masa

penugasan

kantor

akuntan

publik

(tenure),

Kepemilikan

Manajerial

dan Komite

Audit.

Kualitas Laba

Populasi dan

sampel

menggunakan

perusahaan

industri non

keuangan,

sedangkan

penelitian ini

menggunakan

perusahaan

manufaktur saja.

Hasil penelitian ini

jika menggunakan

model nilai absolut

unexpected accrual

terdapat pengaruh

audit tenure terhadap

kualitas laba,

kepemilikan

manajemen dan

keberadaan

komite audit tidak

berpengaruh terhadap

kualitas laba. Untuk

model persistency

current

accruals, terdapat

pengaruh

kepemilikan

manajemen terhadap

kualitas laba, Audit

tenure dan

keberadaan komite

audit tidak

berpengaruh terhadap

kualitas laba.

Bersambung pada halaman selanjutnya

43

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

10. Guna dan

Herawaty

(2010)

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Governance,

Independensi

Auditor,

Kualitas

Audit dan

Faktor

Lainnya

Terhadap

Manajemen

Laba.

Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan

Manajerial,

Komisaris

Independen

dan Komite

Audit.

Manajemen Laba,

Independensi

Auditor,

Leverage,

Kualitas Audit,

Profitabilitas dan

Ukuran

Perusahaan.

Variabel

kepemilikan

institusional,

kepemilikan

manajerial, komite

audit, komisaris

independen dan

independensi

auditor tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen laba.

Sedangkan variabel

leverage dan

kualitas audit

berpengaruh

terhadap

manajemen laba.

Sumber: Data diolah

44

Basis Teori

Adanya Pelanggaran dan Skandal Akuntansi yang dilakukan oleh

Akuntan Publik

SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics of Accounting

Information serta Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik dan The

Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat digambarkan

kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Dalam Gambar 2.1 menunjukkan

kerangka pemikiran dalam penelitian yaitu menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman selanjutnya

Objek Penelitian

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

45

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Variabel Penelitian

Variabel Independen

i

Variabel Dependen

Bersambung pada halaman selanjutnya

Kualitas Kantor Akuntan

Publik (X5)

Mekanisme Corporate

Governance

Kepemilikan Institusional

(X1)

Kepemilikan Manajerial

(X2)

Komite Audit (X3)

Komisaris Independen

(X4)

Audit Tenure (X6)

Integritas Laporan

Keuangan (Y)

Metode Analisis

Regresi

Regresi Logistik

46

Gambar 2.1 (Lanjutan)

E. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat

disimpulkan hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas

Laporan keuangan

H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan

keuangan

H3 : Komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan

H4 : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan

keuangan

H5 : Kualitas kantor akuntan publik berpengaruh positif terhadap integritas

laporan keuangan

H6 : Audit Tenure berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan

Interpretasi dan Kesimpulan

Hasil Pengujian dan

Pembahasan

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen),

kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan

keuangan. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur ysng

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang digunakan adalah

periode tahun 2006-2011.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI pada periode tahun 2006-2011. Perusahaan yang menjadi sampel

dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, yaitu

pengunpulan data dengan menggunakan syarat dan kriteria-kriteria tertentu.

Jadi sampel dipilih berdasarkan pertimbangan langsung peneliti dengan

syarat sampel mewakili dan sesuai dengan karakteristik populasi yang

diinginkan dalam penelitian, yaitu:

1. Perusahaan bergerak di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2006-2011.

48

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode 2006-2011.

3. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah

diaudit oleh auditor independen.

4. Terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun

2006-2011.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data pada penelitian ini, peneliti menggunakan data

yang sudah tersedia. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini

merupakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan. Data

yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal yaitu

Financial Report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode

2006-2011 yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang

diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,

Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

D. Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression) dengan menggunakan SPSS versi 20.

Penggunaan alat regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel

dependen yaitu integritas laporan keuangan bersifat dummy. Asumsi normal

distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran

antara variabel kontinyu (metrik) dan katagorial (non-metrik). Dalam hal ini

49

dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu

asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011:333).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel-

variabel dalam penelitian ini, yaitu tingkat integritas laporan keuangan,

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen,

komite audit, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenur pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Statistik deskriptif akan

memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis

yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai

minimum dan maksimum serta standar deviasi (standard deviation).

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood Estimation

(MLE):

Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon ysng diperhatikan (dalam

populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α

= 5%.

Kaidah pengambilan keputusan adalah:

50

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif

didukung.

b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif

tidak didukung.

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit Model)

Dalam penelitian ini pertama kali akan dilakukan penilaian

terhadap keseluruhan model fit terhadap data. Beberapa tes statistik

digunakan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model ini

adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis tersebut hipotesis nol harus ditolak agar model

fit dengan data. Statistik yang digunakan menggunakan statistik

Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa

model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk

menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -

2 Log Likelihood atau -2LL. Penurunan likehood (-2LL)

menunujukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain

model yang dihipotesiskan fit dengan data.

2) Koefisien Determinasi (Negelkerke R Square)

Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square merupakan

ukuran yang mencoba meniru ukuran R2

dalam multiple regression

yang didasarkan pada teknik estimasi Likelihood. Nagelkerke R

51

Square lebih mudah diinterpretasikan daripada Cox and Snell R

Square sehingga untuk mengetahui seberapa besar variabilitas

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

dapat dilihat dari nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerke’s R

Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).

Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell‟s R2

dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R Square dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2

pada multiple regression. Nilai

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

3) Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris

cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model

dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau

kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada

perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya

52

sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat

memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat

diterima karena cocok dengan data observasinya.

4) Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat

problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen (Husein

Umar, 2009: 177). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas

multiko jika mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan

mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat

dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu

model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi

antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika

korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko.

53

5) Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan prinsip konservatisme

yang digunakan oleh perusahaan. Pada kolom merupakan dua nilai

prediksi dari variabel dependen dalam hal ini konservatif (1) dan

optimis (0), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi

sesungguhnya dari variabel dependen konservatif (1) dan optimis

(0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada

pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%.

6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat

pengaruh mekanisme corporate governance yang diproksikan

dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite

audit dan komisaris independen, kualitas kantor akuntan public,

dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

KONSR it = β0 + β1 INSTit + β2 MANJit + β3 KAUDit + β4

KINDit + β5 KAPit + β6 TENUREit + e

54

Dimana :

KONSR : Ukuran integritas laporan keuangan yang diukur

dengan menggunakan variabel dummy dari asumsi

konservatisme

INST : Persentase kepemilikan saham oleh institusi

MANJ : Persentase kepemilikan saham oleh manajemen

KAUD : Keberadaan komite audit, yang ditunjukkan dengan

ukuran ada tidaknya komite audit yang diukur dengan

menggunakan variable dummy dan diberi nilai 1 jika

ada komite audit yang dimiliki perusahaan dan nilai 0

jika sebaliknya

KIND : Keberadaan komisaris independen, yang diukur

Dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai

1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen

dan 0 jika perusahaan tidak memiliki komisaris

independen.

KAP : Kualitas KAP, Variabel ini merupakan variabel

Dummy dan diberi nilai 1 jika KAP merupakan KAP

big four dan nilai 0 untuk KAP non big four

TENURE : Masa kerja, lamanya hubungan auditor-auditee

sebelum auditor berpindah

E : error

55

E. Operasional Variabel Penelitian

Data dalam penelitian ini dapat dikelompokan ke dalam dua variabel yaitu:

1. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama

peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil integritas laporan

keuangan (Y) sebagai komponen variabel terikat. Integritas laporan

keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan

menunjukkan informasi yang benar dan jujur (Mayangsari.

2003:1257). Dalam penyajian laporan keuangan tidak ada yg ditutup-

tutupi atau disembunyikan, jadi dapat mengetahui keadaan perusahaan

saat itu.

Dalam penelitian ini integritas laporan keuangan diukur dengan

menggunakan konservatisme. Alasan untuk menggunakan

konservatisme sebagai proxy integritas laporan keuangan adalah

konservatisme identik dengan laporan keuangan yang understate yang

resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate

sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih reliable,

memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai

dengan ketentuan SFAC No.2. Konservatisme dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu (1) konservatif dan

(0) optimis. Pengukuran konservatisme dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan asumsi.

Asumsi yang dikemukakan antara lain :

56

a) Perusahaan yang menggunakan metode persediaan rata-rata akan

lebih konservatif dibandingkan dengan yang menggunakan metode

FIFO.

b) Perusahaan yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun

relatif lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang

menggunakan metode garis lurus.

c) Perusahaan yang menggunakan metode amortisasi saldo menurun

relative lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang

menggunakan metode garis lurus.

d) Perusahaan yang mengakui biaya riset sebagai biaya pada tahun

berjalan akan cenderung lebih konservatif dibanding perusahaan

yang mengakui biaya riset sebagai aktiva.

Dari keempat asumsi diatas dapat disimpulkan, jika perusahaan

memenuhi empat, tiga, atau dua asumsi diatas, maka perusahaan

tersebut digolongkan konservatif (1). Jika perusahaan hanya memenuhi

satu atau tidak memenuhi satu pun dari asumsi di atas maka

perusahaan tersebut digolongkan optimis (0).

2. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

terikat, baik itu secara positif atau negatif. Jika terdapat variabel terikat

maka variabel bebas juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan

57

dalam variabel bebas maka akan terdapat pula kenaikan atau

penurunan dalam variabel terikat.

a. Mekanisme Corporate Governance

Pengertian corporate governance adalah : “The roles of shareholders,

directors and other managers in corporate decision making.” Menurut

(Griffin dalam Susiana dan Herawaty, 2007:7). Variabel ini merupakan

variabel yang tidak diukur secara mandiri tetapi diukur dengan

menggunakan empat dimensi variabel, yaitu :

1. Kepemilikan Institusional

Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh institusi

keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan

investment banking. Investor institusional dianggap sophisticated

investors yang tidak mudah „dibodohi‟ oleh tindakan manajer.

(Guna dan Herawati, 2010:5).

2. Kepemilikan Manajerial

Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen

yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusanaan

(komisaris dan direksi). Persentase saham yang dimiliki oleh

manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki

oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang

perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. (Susiana dan

Herawaty, 2007).

58

3. Komite Audit

Komite audit menurut Kep. 29/PM/2004 merupakan komite yang

dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas

pengawasan dalam pengelolaan perusahaan. Komite audit ini

diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika

perusahaan memiliki komite audit dan nilai 0 jika perusahaan tidak

memiliki komite audit (Susiana dan Herawaty, 2007).

4. Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak

terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya

dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis

dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata semi

kepentingan perusahaan (KNKG, 2004 dalam Guna dan Herawaty,

2010:6). Komisaris independen ini diukur dengan menggunakan

variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan mempunyai

komisaris independen dan nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki

komisaris independen (Susiana dan Herawaty, 2007:13).

5. Kualitas Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dianggap

sebagai penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi

di lingkungan bisnis mereka. Kualitas Kantor Akuntan Publik

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan

59

Publik Big four dan Kantor Akuntan Publik non Big four. Variabel

ukuran menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien

diaudit oleh KAP big four diberi nilai 1 tetapi jika perusahaan

diaudit KAP non big four maka diberi nilai 0.

Berikut adalah KAP yang termasuk dalam KAP Big four di

Indonesia:

1. Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu (Deloitte).

2. Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst &

Young (EY).

3. Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick

Goerdeler (KPMG).

4. Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan

Pricewaterhouse (PwC).

6. Audit Tenure

Audit tenure diartikan sebagai periode keterikatan antara kantor

akuntan publik dengan klien. Untuk mengukur variabel periode

keterikatan kantor akuntan publik dengan klien, dihitung dengan

menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor

berpindah (Astria dan Ardiyanto, 2011).

60

Tabel 3.1

Operasional Variabel

No. Variabel Jenis

Variabel

Indikator Skala

Pengukuran

1. X1

Kepemilikan

Instutusional

(INST)

Independen Persentase kepemilikan saham

yang dimiliki oleh lembaga

keuangan

Rasio

2. X2

Kepemilikan

Manajerial

(MANJ)

Independen Persentase kepemilikan saham

yang dimiliki oleh pihak

manajemen

Rasio

3. X3

Komite

Audit

(KAUD)

Independen Variabel dummy, keberadaan

komite audit dalam perusahaan

Nominal

4. X4

Komisaris

Independen

(KIND)

Independen Variabel dummy, keberadaan

komisaris independen dalam

perusahaan

Nominal

5. X5

Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

(KAP)

Independen Variabel dummy, Kantor

Akuntan Publik Big Four atau

Kantor Akuntan Publik non

Big Four

Nominal

6. X6

Audit Tenure

(TENURE)

Independen Lamanya Kantor Akuntan

Publik bekerja pada klien.

Rasio

7. Y

Integritas

Laporan

Keuangan

(KONSR)

Dependen Variabel dummy, bersifat

konservatif atau optimis

Nominal

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian menggunakan populasi perusahaan-perusahaan manufaktur go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2006-

2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive

sampling. Industri dalam bidang manufaktur dipilih dalam penelitian ini

karena memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak listing daripada

industri lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

melalui situs resminya www.idx.co.id diperoleh total perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2011 sebanyak 131 perusahaan. Dari

jumlah tersebut, hanya sebanyak 18 perusahaan yang memenuhi kriteria

sampel penelitian yang telah diterapkan. Berikut adalah ringkasan perolehan

sampel penelitian:

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

1 Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI dari

tahun 2006-2011 131

2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan di BEI tahun 2006-2011 44

3 Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data 69

4 Perusahaan yang menjadi sampel selama periode tahun

2006-2011 18

Tahun pengamatan 6

Jumlah sampel selama periode penelitian 108

Sumber: Data diolah

62

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2006-2011 berjumlah 131 perusahaan. Dari jumlah 131

perusahaan tersebut, terdapat 44 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan

keuangannya di BEI dan 69 perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan

data.

Jumlah sampel dalam penelitiaan ini adalah sejumlah 18 perusahaan,

jumlah ini didapat karena untuk mengukur integritas laporan keuangan

diperlukan adanya biaya riset dan pengembangan, namun hanya beberapa

perusahaan saja yang menyantumkan biaya riset dan pengembangan tersebut.

Jumlah sampel yang digunakan sebanyak terdiri dari tiga sektor perusahaan,

yaitu: 1. Basic Industry and Chemicals 2. Miscellaneous industry 3.

Consumer goods industry. Adapun daftar perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INDF

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF

6 Kalbe Farma Tbk KLBF

7 Lion Metal Works Tbk LION

8 Merck Tbk MERK

9 Mustika Ratu Tbk MRAT

10 Pyridam Farma Tbk PYFA

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB

14 Semen Gresik Tbk SMGR

Bersambung pada halaman selanjutnya

63

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kode

15 Indo Acidatama Tbk SRSN

16 Siantar Top Tbk STTP

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR

Sumber: www.idx.co.id

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan logistic regression,

karena variabel dependennya berupa variabel dummy (non-metrik) dan variabel

independennya berupa gabungan antara variabel metrik dan non-metrik sehingga

tidak perlu lagi menggunakan uji normalitas dan uji asumsi klasik (Ghozali,

2011:333).

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen, kualitas kantor

akuntan publik dan audit tenure sebagai variabel independen sedangkan

variabel dependen yaitu integritas laporan keuangan yang diukur dengan

konservatisme. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3.

64

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

INST 108 0 90 20.30 31.533

MANJ 108 0 100 32.95 35.166

KAUD 108 0 1 .46 .501

KIND 108 0 1 .77 .424

KAP 108 0 1 .39 .490

TENURE 108 1 6 2.86 1.626

ILK 108 0 1 .84 .366

Valid N (listwise) 108

Sumber: Data Diolah

Tabel 4.3 Menunjukan statistik deskriptif untuk variabel independen dan

variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap Kepemilikan Institusional (INST) menunjukkan

nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 90 dengan rata-rata sebesar

20.30 dan standar deviasi 31.533. Pada variabel Kepemilikan Manajerial

(MANJ) menunjukkan nilai minimum 0, nilai maksimum 100 dengan rata-rata

sebesar 32.95 dan standar deviasi sebesar 35.166. Variabel Komite Audit

(KAUD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1

dengan rata-rata sebesar 0.46 dan standar deviasi sebesar 0.501. Untuk

variabel Komisaris Independen (KIND) menunjukkan nilai minimum sebesar

0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.77 dan standar deviasi

0.424. Pada variabel Kualitas KAP (KAP) menunjukkan nilai minimum

sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.39 dan standar

deviasi sebesar 0.490. Variabel Audit Tenure (TENURE) menunjukkan nilai

65

minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 6 dengan rata-rata sebesar 2.86

dan standar deviasi sebesar 1.626. Sedangkan variabel Integritas laporan

keuangan yang diukur dengan konservatisme (KONSR) menunjukkan nilai

minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.84

dan standar deviasi sebesar 0.366.

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Karena variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dummy

(konservatif atau optimis), maka pengujian dilakukan dengan menggunakan

uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi

logistik dapan dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011:333):

a) Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai

antara -2 Log Likelihood(-2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai

-2 Log likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal

adalah sebesar 94.035. Setelah dimasukkan variabel independen, maka

nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 68,217. Penurunan

Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau

dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

66

Tabel 4.4

Menilai Keseluruhan Model

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE

Step 1

1 83.752 .667 .000 .011 .336 .059 .657 -.038

2 74.119 .509 .004 .024 .740 -.149 1.343 -.075

3 69.753 .372 .008 .042 1.182 -.599 2.106 -.109

4 68.365 .225 .012 .058 1.550 -.909 2.758 -.135

5 68.219 .131 .013 .066 1.707 -.988 3.024 -.145

6 68.217 .118 .013 .067 1.726 -.995 3.056 -.147

7 68.217 .118 .013 .067 1.727 -.995 3.056 -.147

Initial -2 Log Likelihood: 94.035

Sumber: Output SPSS

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R. Squuare. Nilai Nagelkerke R. Square

adalah 0,366 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variabel independen adalah sebesar 36,6 % sedangkan sisanya 63,4 %

dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti

independensi, manajemen laba, leverage, ukuran perusahaan, dan ROA.

Tabel 4.5

Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 68.217a .213 .366

67

b. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-Square

sebesar 6,439 dengan signifikansi (p) sebesar 0,598. Berdasarkan hal tersebut,

karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan

mampu memprediksi nilai observasinya.

Tabel 4.6

Menguji Kelayakan Model Regresi

c. Hasil Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat

di antara varabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar

variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen.

Hasil tabel 4.7 Menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel

yang nilainya lebih besar dari 0,8 maka tidak ada gejala multikolinieritas yang

serius antar variabel bebas (Arezo et al., 2011:164).

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6.439 8 .598

68

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinieritas

Correlation Matrix

Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE

Step 1

Constant 1.000 -.592 -.377 -.522 -.465 -.226 -.366

INST -.592 1.000 .579 .590 -.036 .301 -.136

MANJ -.377 .579 1.000 .630 -.290 .369 -.213

KAUD -.522 .590 .630 1.000 -.158 .370 -.185

KIND -.465 -.036 -.290 -.158 1.000 -.221 .059

KAP -.226 .301 .369 .370 -.221 1.000 -.080

TENURE -.366 -.136 -.213 -.185 .059 -.080 1.000

Sumber: Output SPSS

d. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan keuatan prediksi dari model regresi untuk

memprediksi apakah perusahaan menggunakan prinsip konservatif atau

optimis.

Tabel 4.8

Matriks Klasifikasi

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi perusahaan

menggunakan prinsip konservatif adalah sebesar 97,8%. Hal ini menunjukkan

bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat

Classification Tablea

Observed Predicted

KONSR Percentage

Correct 0 1

Step 1

KONSR 0 5 12 29.4

1 2 89 97.8

Overall Percentage

87.0

Sumber: Output SPSS

69

sebanyak 89 perusahaan (97,8%) yang diprediksi akan menggunakan prinsip

konservatif dari total 91 perusahaan yang menggunakan prinsip konservatif.

Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak menggunakan prinsip

konservatif (optimis) adalah sebesar 29.4%, yang berarti bahwa dengan model

regresi yang digunakan ada sebanyak 5 perusahaan (29,4%) yang diprediksi

tidak akan menggunakan prinsip konservatif (optimis) dari total 17 perusahaan

yang tidak menggunakan prinsip konservatif (optimis), (Ghozali, 2011:342).

e. Hasil Uji Regresi Logistik

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald df Sig. Ket

Step 1a

INST .013 .011 1.424 1 .233 Tidak Signifikan

MANJ .067 .026 6.733 1 .009 Signifikan

KAUD 1.727 .846 4.170 1 .041 Signifikan

KIND -.995 .805 1.528 1 .216 Tidak Signifikan

KAP 3.056 1.215 6.331 1 .012 Signifikan

TENURE -.147 .194 .574 1 .449 Tidak Signifikan

Constant .118 1.103 .011 1 .915 -

Sumber: output SPPS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut

ini:

KONSR = 0,118 + 0.013 INST + 0.067 MANJ + 1,727 KAUD - 0,995 KIND +

3.065 KAP – 0,147 TENURE

70

C. Pembahasan

Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana

telah dijelaskan sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam enam bagian.

Bagian pertama membahas pengaruh kepemilikan institusional terhadap

Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H1). Bagian

kedua membahas pengaruh kepemilikan manajerial terhadap Integritas

Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H2). Bagian ketiga

membahas pengaruh komite audit terhadap Integritas Laporan Keuangan yang

diukur dengan konservatisme (H3). Bagian keempat membahas pengaruh

komisaris independen terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur

dengan konservatisme (H4). Bagian kelima membahas pengaruh kualitas KAP

terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme

(H5). Bagian keenam membahas pengaruh audit tenure terhadap Integritas

Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H6).

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Integritas Laporan Keuangan

yang diukur dengan Konservatisme

Variabel kepemilikan institusional (INST) menunjukkan koefisien

positif sebesar 0,013 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,233 lebih

besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%

maka hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil

membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

integritas laporan keuangan yang diukur dengan konservatisme. Hal ini

71

menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh istitusi keuangan dalam

sebuah perusahaan tidak bisa menjadikan sebuah laporan keuangan

menjadi konservatif. Hal ini dapat terjadi karena saham yang dimiliki oleh

pihak institusi seperti perusahaan perbankan dan lembaga keuangan

mempunyai persentase yang cukup besar, sehingga mereka mempunyai

hak untuk mengatur dalam penyusunan laporan keuangan dan

menyebabkan pihak mereka melakukan tindakan manipulasi terhadap laba

perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pandangan yang

menyatakan bahwa pihak institusional adalah pihak yang lebih

memfokuskan pada current earnings (Porter, 1992 dalam Pranata dan

Mas‟ud, 2003:179). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Cornet et al. (2006) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang

menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan membuat manajer

merasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor, sehingga

mereka akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manipulasi laba.

Hal ini dapat terjadi karena adanya pihak institusi keuangan tidak

melakukan tugas sebagaimana mestinya, sehingga laporan keuangan tidak

menjadi konservatif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007) tetapi tidak mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008) dan Mayangsari (2003).

72

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan

yang diukur dengan Konservatisme.

Variabel Kepemilikan Manajerial (MANJ) memiliki koefisien regresi

positif sebesar 0,67 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,009, lebih

kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5%

maka hiotesis ke-2 berhasil didukung. Kepemilikan manajerial mempunyai

pengaruh yag positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hamonangan dan Mas‟ud

(2006) serta Ujiyantho dan Pramuka (2007). Meskipun hasil penelitian ini

tidak mendukung hasil penelitian dari Guna dan Herawaty (2010).

Hasil penelitian ini seuai dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan, maka

manajemen akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kerjanya

(Hamonangan dan Mas‟ud, 2006:4). Hal ini menunjukkan bahwa besarnya

saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dapat membuat laporan

keuangan menjadi konservatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya pihak

manajemen termasuk di dalamnya anak perusahaan, membuat mereka

merasa bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan dengan baik

dengan tidak memanipulasi laba.

Adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi

salah satu upaya dalam mengurangi masalah keagenan dengan manajer

dan menyelaraskan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham,

serta menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang

73

diambil oleh pihak manajemen dalam perusahaan. Semakin besar proporsi

kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung giat

untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri.

3. Pengaruh Komite Audit (KAUD) terhadap Integritas Laporan Keuangan

yang diukur dengan Konservatisme (KONSR)

Variabel KAUD menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 1,727

dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,041, lebih kecil dari α = 5%.

Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5 % maka hipotesis ke-

3 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa komite

audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian

ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jama‟an

(2008) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif

signifikan terhadap integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Utama (2005) dan

Fitriasari (2007).

Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komite audit dalam

perusahaan membuat integritas laporan keuangan semakin tinggi atau

bersifat konservatif. Komite audit menjalankan tugasnya dengan baik,

yaitu memonitor dan mengawasi audit dari laporan keuangan dan

memastikan agar laporan keuangan sudah konsisten dan sesuai dengan

standar. Komite audit juga memantau agar pihak manajemen tidak

melakukan upaya manajemen laba.

74

Hasil penelitian ini sejalan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM,

Keputusan Menteri BUMN, dan UU BUMN yang menyatakan bahwa

pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan, dimana komite

audit merupakan salah satu komite yang memiliki peranan penting dalam

corporate governance.

4. Pengaruh Komisaris Independen (KIND) terhadap Integritas Laporan

Keuangan yang diukur dengan Konservatisme (KONSR)

Variabel KIND meninjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,995

dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,216, lebih besar dari α = 5%.

Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-

4 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan

bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan

keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ujiyantho

(2007) yang menyatakan pengaruh yang signifikan antara komisaris

independen dengan pelaporan keuangan.

Hasil penelitian ini dapat terjadi jika keberadaan komisaris

independen hanya untuk memenuhi ketentuan formal saja. Pengangkatan

komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk

pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good

Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan (Siregar dan Utama,

2005: 9). Hal ini tidak sesuai dengan fungsi komisaris independen yang

sebenarnya, yaitu menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan.

75

Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam

pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap

pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait.

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa komisaris

independen berfungsi untuk mengawasi dan melindungi pihak-pihak luar

manajemen perusahaan dan menjadi penengah dalam perselisihan yang

terjadi antara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta

memberikan nasihat kepada manajemen.

5. Pengaruh Kualitas KAP (KAP) terhadap Integritas Laporan Keuangan

yang diukur dengan Konservatisme (KONSR)

Variabel KAP menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 3,056

dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,012, lebih kecil dari α = 5%.

Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ke-5

berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kualitas

kap berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jama‟an (2008) dan Guna

dan Herawaty (2010), namun tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Susiana dan Herawati (2007).

Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan pengelompokkan

auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu Kantor akuntan

public big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Kantor

Akuntan Publik yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari

76

hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan kantor akuntan

publik yang lebih kecil (Jamaan, 2008:17).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan

yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik big four dapat membuat

laporan keuangan perusahaan tersebut menjadi konservatif, selain itu

penelitian ini membuktikan bahwa kantor akuntan publik yang kompeten

dalam hal ini yaitu kantor akuntan publik big four memiliki sikap

professional yang baik dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan

yang berlaku. Hal ini dapat terjadi karena Kantor Akuntan Publik big four

tentu saja tidak akan mau untuk merusak reputasi yang telah terpercaya

oleh publik dengan cara melaksanakan tugasnya dengan baik,

dibandingkan degan Kantor Akuntan Publik non big four.

Selain itu, peran auditor sebagai pihak independen yang dapat

meminimalisir tindakan manajemen laba dengan memberikan kepastian

terhadap angka-angka akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen dalam

laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan tujuan audit yang dikemukakan

oleh Mayangsari (2003) bahwa tujuan dari audit laporan keuangan adalah

untuk memberi kepastian mengenai integritas dari laporan keuangan yang

disajikan oleh pihak manajemen. Kepastian mengenai relevansi dan

keandalan laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk

membantu pihak eksternal dalam mengambil keputusan bisnis.

77

6. Pengaruh Audit Tenure (TENURE) terhadap Integritas Laporan Keuangan

yang diukur dengan Konseratisme (KONSR).

Variabel TENURE menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -

0,147 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,449, lebih besar dari α =

5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis

ke-6 tidak berhasil didukung dan dapat disimpulkan bahwa audit tenure

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan

keuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakuka oleh

Guna dan Herawaty (2010), Hadinigsih (2010) serta Astria dan Ardiyanto

(2011), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Khanifah (2007) dan Yonatan (2012) yang menyatakan bahwa semakin

lama masa penugasan kantor akuntan publik, maka tingkat manajemen

laba semakin rendah karena meningkatkan pengetahuan spesifik auditor,

sehingga dapat menurunkan tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh

pihak manajemen di dalam perusahaan.

Hal ini tidak sesuai dengan peraturan menteri keuangan yang

membatasi hubungan kerja antara kantor akuntan publik sengan klien pada

rentang waktu 3 sampai 6 tahun. Dimana semakin lama masa kerja antara

kantor akuntan publik dengan klien maka semakin rendah integritas

laporan keuangannya, karena menurunkan independensi kantor akuntan

publik itu sendiri. Karena tidak ada pengaruh yang signifikan dari audit

tenure mengartikan bahwa integritas laporan keuangan tidak terganggu

78

dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor dengan kliennya,

selain itu audit tenure yang mengindikasikan independensi kantor akuntan

publik terhadap integritas laporan keuangan berarti bahwa audit tenure

bukan dasar penyajian laporan keuangan agar menjadi tidak konservatif.

Hal ini dengan pertimbangan bahwa perubahan dari akuntansi yang

konservatif menjadi optimis akan dihindari oleh perusahaan untuk

mengurangi kecurigaan investor atau pengguna laporan keuangan lainnya

(Astria dan Ardiyanto, 2011:27).

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari mekanisme

corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,

komite audit dan komisaris independen), kualitas kantor akuntan publik dan

audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Jumlah perusahaan yang

dijadikan sampel yaitu 108 perusahaan untuk periode 2006-2011 dari

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan melakukan analisis regresi logistik, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas

laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sylvia dan Siddharta (2005) serta Ujiyantho dan

Pramuka(2007).

2. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap integritas

laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hamonangan dan Mas‟ud (2006) serta Ujiyantho dan Pramuka

(2007).

80

3. Komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan

keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Jamaan (2008) serta Oktadella dan Zulaikha (2011).

4. Komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas

laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung peneltian yang

dilakukan oleh Gideon (2005) dan Jamaan (2008).

5. Kualitas kantor akuntan publik berpengaruh possitif signifikan terhadap

integritas laporan keuangan. Hasil penelitian mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010) dan Jamaan (2008).

6. Audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan

keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Khanifah (2007) dan Yonatan (2012).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi pemahaman kita tentang mekanisme corporate

governance yang mempengaruhi integritas laporan keuangan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini memiliki beberapa

implikasi bagi beberapa pihak yang terkait, yaitu:

1. Perusahaan, dengan mengetahui adanya pengaruh yang signifikan

kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap integritas laporan

keuangan, maka jika perusahaan mempunyai saham yang dimiliki oleh

pihak manajemen dan keberadaan komite audit maka dapat membuat

81

integritas laporan keuangan semakin tinggi. Integritas laporan keuangan

yang tinggi, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

laporan keuangan perusahaan.

2. Investor, jika ingin melakukan pertimbangan dalam keputusan investasi

pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan corporate governance,

hendaknya tidak hanya melihat laba dalam perusahaan yang

menguntungkan, tetapi juga memperhatikan integritas laporan keuangan

perusahaan tersebut.

3. Pemerintah atau Bapepam, hendaknya mengawasi dan menanggulangi

tindak kecurangan (fraud) dan menetapkan suatu regulasi tentang

integritas laporan keuangaan perusahaan agar kepercayaan masyarakat

terhadap laporan keuangan bisa dilihat dari integritasnya.

4. Kantor Akuntan Publik, untuk pihak KAP agar lebih melakukan tugasnya

secara professional dan menjaga independensinya dalam mengaudit,

sehingga pihak-pihak yang lain khususnya bagi pihak investor agar dapat

member keyakinan terhadap integritas laporan keuangan dan menjaga

kualitas dari suatu kantor akuntan publik, tidak hanya kantor akuntan

publik big four tetapi juga kantor akuntan publik non big four.

82

C. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah

sebagai berikut:

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel penelitian

yang tidak hanya dari industri manufaktur saja, tetapi juga mencakup

industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar dapat

mencerminkan hasil temuan.

b. Disarankan untuk menambah variabel dalam mekanisme corporate

governance yang lain diantaranya yaitu, komposisi dewan direksi, auditor

internal dan kepemilikan terkonsentrasi.

c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain

yang diduga mempengaruhi integritas laporan keuangan seperti

independensi, leverage, ukuran perusahaan dan ROA.

83

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2005. Hubungan antara Corporate Governance dan Variabel

Pengurang Masalah Agensi. Jurnal Siasat Bisnis , Vol.1 No.10, pp.39-55.

Astria, Tia. 2011. “Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance dan

Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Jurnal

Universitas Diponegoro, Semarang.

Basu, S. 1997. “The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of

Earnings”. Journal of Accounting and Economics.

Dewanti dan Zulaikha. 2011. “Analisis Corporate governance terhadap Integritas

Laporan Keuangan”. Jurnal Universitas Diponegoro Semarang.

GarcÌa Lara, J., B. Garcia Osma, and F. Penalva. 2007. “Accounting conservatism

and corporate governance”. Review of Accounting Studies. Spain.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Menggunakan

Program SPSS”. Univertitas Diponegoro, Semarang.

Gideon SB Boediono. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan

Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Giri, Efraim Ferdinan. 2010.“Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan

Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Di

Indonesia”. Simposioun Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Hadiningsih, Pancawati. 2010. “Pengaruh Independensi, Corporate Governance,

dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan.” Kajian

akuntansi, Pebruari 2010, Hal 61-76.

Ibrani, Ewing Yuvisa, Abdul Rohman dan Rr Sri Handayani. 2009. “Pengaruh

Identifikasi Auditor atas Klien Terhadap Objektivitas Auditor dengan

Auditor Tenur, Client Importance dan Client Image sebagai Variabel

anteseden”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. “Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Oktober

2004.” Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Jamaan. 2008. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas

Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan:

Studi Kasus Perusahaan Publik yang Listing di BEJ”. Universitas

Diponegoro, Semarang.

84

Jensen, Michael C. Dan W.H. McKling. 1976. “Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure:. Journal of Financial

Economics.

Khanifah. 2007. “Pengaruh Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik,

Kepemilikan Manajemen, dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Kualitas

Laba”. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Khaled Aljifri. 2007. “The Impact of Corporate Governance Mechanisms on the

Performance of UAE Firms: An Empirical Analysis”. Journal of Economic

& Administrative Sciences.

Komite Nasional Kebijakan Governance, (2004). Pedoman ; Tentang

KomisarisIndependen. http://www.governance-indonesia.or.id/main.htm.

Mayangsari, Sekar. 2003. “Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan

Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Midiastuty P.P dan Machfoedz, Mas‟ud. 2003. “Analisa Hubungan Mekanisme

Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba”. Makalah

Simposium Nasional Akntansi VI. Surabaya.

Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas‟ud. 2006. “Mekanisme Corporate

Fovernance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi IX. Padang

Susiana dan Arleen Herawaty. 2007. “Analisa Pengaruh Indepedensi, Mekanisme

Corporate Governance, Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan

Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar. 26-28 Juli

2007.

Tarjo. 2002. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap

Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik Indonesia. Tesis S2 Program

Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

Ujiyantho, Muh Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium

Nasional Akuntansi X. Makassar.

Veronica, Sylvia, dan Sidharta Utama. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap

Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional

Akuntansi VIII. Solo.

85

Widya. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan

Terhadap Akuntansi Konservatif“. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Solo.

Wuchun Chi, Chiawen Liu dan Taychang Wang. 2007. “What Affects Accounting

Conservatism: A Corporate Governance Perspective”. Journal Department

of Accounting, National Taiwan University. Taiwan.

www.tempo.co/read/news/2002/11/04/05633339/Bapepam-Kasus-Kimia-Farma-

Merupakan-Tindak-Pidana

86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

87

LAMPIRAN 1

Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode Emiten

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INDF

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF

6 Kalbe Farma Tbk KLBF

7 Lion Metal Works Tbk LION

8 Merck Tbk MERK

9 Mustika Ratu Tbk MRAT

10 Pyridam Farma Tbk PYFA

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB

14 Semen Gresik Tbk SMGR

15 Indo Acidatama Tbk SRSN

16 Siantar Top Tbk STTP

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR

Sumber: www.idx.co.id

88

LAMPIRAN 2

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,

Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2006

No Kode

Mekanisme Corporate Governance Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan

Manajerial

Komite

Audit

Komisaris

Independen

1 IGAR 0 0 1 0 0

2 INAF 80.66 0.02 0 0 0

3 INTP 0 65.14 0 0 1

4 JKSW 0 1.33 1 1 0

5 KAEF 90.03 0.39 1 1 0

6 KLBF 8.64 0 0 1 1

7 LION 0 57.88 0 1 0

8 MERK 0 74 0 1 1

9 MRAT 80.48 0 0 1 0

10 PYFA 0 76.93 0 1 0

11 RICY 23.71 15.46 0 1 0

12 RMBA 0 0 1 1 1

13 SMCB 0 78.23 1 0 1

14 SMGR 51.01 0 0 1 1

15 SRSN 13.61 0.09 1 1 0

16 STTP 5.71 66.9 0 1 0

17 ULTJ 0 27.9 0 1 0

18 UNVR 0 85 0 0 1

89

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,

Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2007

No Kode

Mekanisme Corporate Governance Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan

Manajerial

Komite

Audit

Komisaris

Independen

1 IGAR 0 0 1 0 0

2 INAF 80.66 0.02 0 0 0

3 INTP 0 65.14 0 1 1

4 JKSW 0 1.33 1 1 0

5 KAEF 90.03 0.27 1 1 0

6 KLBF 8.76 0 0 1 1

7 LION 0 57.88 0 1 0

8 MERK 0 74 0 1 1

9 MRAT 80.48 0 0 1 0

10 PYFA 0 76.93 1 1 0

11 RICY 5.2 15.46 0 1 0

12 RMBA 9.66 0 1 1 1

13 SMCB 0 78.23 1 0 1

14 SMGR 51.01 0 0 1 1

15 SRSN 6.99 0.05 1 1 0

16 STTP 0 66.89 0 1 0

17 ULTJ 27.68 30.37 0 1 0

18 UNVR 0 85 0 0 1

90

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,

Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2008

No Kode

Mekanisme Corporate Governance Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan

Manajerial

Komite

Audit

Komisaris

Independen

1 IGAR 0 0 1 0 0

2 INAF 80.66 0.02 0 0 0

3 INTP 0 65.14 0 1 1

4 JKSW 0 1.33 1 1 0

5 KAEF 90.03 0.27 1 1 0

6 KLBF 9.13 0 0 1 1

7 LION 0 57.88 0 1 0

8 MERK 0 74 0 1 1

9 MRAT 80.48 0 0 1 0

10 PYFA 0 76.93 1 1 0

11 RICY 0 15.46 0 1 0

12 RMBA 51.93 0 1 1 1

13 SMCB 0 78.23 1 0 1

14 SMGR 51.59 0 0 1 1

15 SRSN 11.89 0 1 1 0

16 STTP 0 56.78 0 1 0

17 ULTJ 15.92 32.73 0 1 0

18 UNVR 0 85 0 0 1

91

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,

Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2009

No Kode

Mekanisme Corporate Governance Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan

Manajerial

Komite

Audit

Komisaris

Independen

1 IGAR 0 0 1 0 0

2 INAF 80.66 0.02 0 0 0

3 INTP 0 51 0 1 1

4 JKSW 0 1.33 1 1 0

5 KAEF 90.03 0.27 1 1 0

6 KLBF 9.49 0 0 1 1

7 LION 0 57.93 0 1 0

8 MERK 0 74 0 1 1

9 MRAT 80.48 0.03 0 1 0

10 PYFA 0 76.93 1 1 0

11 RICY 0 15.46 0 1 0

12 RMBA 0 99.74 1 1 1

13 SMCB 0 78.23 1 0 1

14 SMGR 51.01 0 0 1 1

15 SRSN 19.91 0 1 1 0

16 STTP 0 64.16 1 1 0

17 ULTJ 25.42 39.37 0 1 0

18 UNVR 0 85 0 0 1

92

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,

Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2010

No Kode

Mekanisme Corporate Governance Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan

Manajerial

Komite

Audit

Komisaris

Independen

1 IGAR 0 0 1 0 0

2 INAF 80.66 0.02 0 0 0

3 INTP 0 51 0 1 1

4 JKSW 0 1.33 1 1 0

5 KAEF 90.03 0 1 1 0

6 KLBF 9.49 0 1 1 1

7 LION 0 57.93 0 1 0

8 MERK 0 74 0 1 1

9 MRAT 80.48 0.03 0 1 0

10 PYFA 0 76.93 1 1 0

11 RICY 0 15.46 1 1 0

12 RMBA 0 99.14 1 1 1

13 SMCB 0 80.65 1 0 1

14 SMGR 51.01 0 1 1 1

15 SRSN 20.94 0 1 1 0

16 STTP 0 61 1 1 0

17 ULTJ 25.22 39.37 0 1 0

18 UNVR 0 85 0 0 1

93

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,

Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2011

No Kode

Mekanisme Corporate Governance Kualitas

Kantor

Akuntan

Publik

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan

Manajerial

Komite

Audit

Komisaris

Independen

1 IGAR 0 0 1 0 0

2 INAF 80.66 0 0 0 0

3 INTP 0 51 0 1 1

4 JKSW 0 1.33 1 1 0

5 KAEF 90.03 0 1 1 0

6 KLBF 9.49 0 1 1 1

7 LION 0 57.93 0 1 0

8 MERK 0 74 0 1 1

9 MRAT 80.48 0 0 1 0

10 PYFA 0 76.93 1 1 0

11 RICY 0 15.46 1 1 0

12 RMBA 13.41 85.55 1 1 1

13 SMCB 0 80.65 1 0 1

14 SMGR 51.01 0 1 1 1

15 SRSN 20.94 0 1 1 0

16 STTP 0 61 1 1 0

17 ULTJ 25.22 39.37 0 1 0

18 UNVR 0 85 0 0 1

94

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Audit Tenure

No Kode Kantor Akuntan Publik

2006 2007

1 IGAR Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)

2 INAF Hadori & Rekan Hadori & Rekan

3 INTP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)

4 JKSW S. Manan, Sofwan, Adnan & Rekan (Integra International) S. Manan, Sofwan, Adnan & Rekan (Integra International)

5 KAEF Rama Wendra (Parker Randall) Rama Wendra (Parker Randall)

6 KLBF Purwantoto, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)

7 LION Kosasih & Nurdiyaman (SC International) Kosasih & Nurdiyaman (SC International)

8 MERK Siddharta, Siddharta & Widjaja Siddharta, Siddharta & Widjaja

9 MRAT Kosasih & Nurdiyaman Kosasih & Nurdiyaman

10 PYFA Tanubrata Sutanto Sibarani Tanubrata Sutanto Sibarani

11 RICY Hendrawinata, Gani & Hidayat Hendrawinata, Gani & Hidayat

12 RMBA Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)

13 SMCB Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young)

14 SMGR Haryanto Sahari & Rekan Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)

15 SRSN Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)

16 STTP Adi Jimmy Arthawan Adi Jimmy Arthawan

17 ULTJ Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih

18 UNVR Haryanto Sahari & Rekan Haryanto Sahari & Rekan

95

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Audit Tenure

No Kode Kantor Akuntan Publik

2008 2009

1 IGAR Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)

2 INAF Hadori & Rekan Husni, Mucharam & Rasidi

3 INTP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)

4 JKSW Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry

5 KAEF Rama Wendra (Parker Randall) Rama Wendra (Parker Randall)

6 KLBF Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)

7 LION Kosasih & Nurdiyaman (SC International) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan

8 MERK Siddharta, Siddharta & Widjaja Siddharta, Siddharta & Widjaja

9 MRAT Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan

10 PYFA Tanubrata Sutanto & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan

11 RICY Joachim Sulistyo & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan

12 RMBA Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)

13 SMCB Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst &Young) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young)

14 SMGR Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young)

15 SRSN Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)

16 STTP Adi Jimmy Arthawan Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)

17 ULTJ Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih

18 UNVR Haryanto Sahari & Rekan Tanudireja, Wibisana & Rekan

96

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Audit Tenure

No Kode Kantor Akuntan Publik

2010 2011

1 IGAR Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)

2 INAF Husni, Mucharam & Rasidi Husni, Mucharam & Rasidi

3 INTP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)

4 JKSW Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Muhammad Sofwan & Rekan

5 KAEF Hendrawinata Gani & Hidayat Hendrawinata, Eddy & Siddharta

6 KLBF Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young)

7 LION Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan

8 MERK Siddharta, Siddharta & Widjaja Siddharta, Siddharta & Widjaja

9 MRAT Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan

10 PYFA Tanubrata Sutanto & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan

11 RICY Joachim Sulistyo & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan

12 RMBA Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan

13 SMCB Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young)

14 SMGR Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young)

15 SRSN Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)

16 STTP Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Hadori Sugiarto Adi & Rekan

17 ULTJ Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih

97

LAMPIRAN 3

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2006

No Nama Perusahaan Kode KONSR

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 0

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1

6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1

7 Lion Metal Works Tbk LION 1

8 Merck Tbk MERK 1

9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0

10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1

14 Semen Gresik Tbk SMGR 1

15 Indo Acidatama Tbk SRSN 0

16 Siantar Top Tbk STTP 1

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1

98

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2007

No Nama Perusahaan Kode KONSR

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 0

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1

6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1

7 Lion Metal Works Tbk LION 1

8 Merck Tbk MERK 1

9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0

10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1

14 Semen Gresik Tbk SMGR 1

15 Indo Acidatama Tbk SRSN 0

16 Siantar Top Tbk STTP 1

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1

99

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2008

No Nama Perusahaan Kode KONSR

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 0

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1

6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1

7 Lion Metal Works Tbk LION 1

8 Merck Tbk MERK 1

9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0

10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1

14 Semen Gresik Tbk SMGR 1

15 Indo Acidatama Tbk SRSN 0

16 Siantar Top Tbk STTP 1

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1

100

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2009

No Nama Perusahaan Kode KONSR

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 1

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1

6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1

7 Lion Metal Works Tbk LION 1

8 Merck Tbk MERK 1

9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0

10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1

14 Semen Gresik Tbk SMGR 1

15 Indo Acidatama Tbk SRSN 1

16 Siantar Top Tbk STTP 1

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1

101

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2010

No Nama Perusahaan Kode KONSR

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 1

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1

6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1

7 Lion Metal Works Tbk LION 1

8 Merck Tbk MERK 1

9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0

10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1

14 Semen Gresik Tbk SMGR 1

15 Indo Acidatama Tbk SRSN 1

16 Siantar Top Tbk STTP 1

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 1

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1

102

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)

Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2011

No Nama Perusahaan Kode KONSR

1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 1

2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1

3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1

4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1

5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1

6 Kalbe Farma Tbk KLBF 0

7 Lion Metal Works Tbk LION 1

8 Merck Tbk MERK 1

9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0

10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1

11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1

12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1

13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1

14 Semen Gresik Tbk SMGR 1

15 Indo Acidatama Tbk SRSN 1

16 Siantar Top Tbk STTP 1

17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 1

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1

103

LAMPIRAN 4

OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

INST 108 0 90 20.30 31.533

MANJ 108 0 100 32.95 35.166

KAUD 108 0 1 .46 .501

KIND 108 0 1 .77 .424

KAP 108 0 1 .39 .490

TENURE 108 1 6 2.86 1.626

ILK 108 0 1 .84 .366

Valid N

(listwise) 108

104

Menilai Keseluruhan Model

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE

Step 1

1 83.752 .667 .000 .011 .336 .059 .657 -.038

2 74.119 .509 .004 .024 .740 -.149 1.343 -.075

3 69.753 .372 .008 .042 1.182 -.599 2.106 -.109

4 68.365 .225 .012 .058 1.550 -.909 2.758 -.135

5 68.219 .131 .013 .066 1.707 -.988 3.024 -.145

6 68.217 .118 .013 .067 1.726 -.995 3.056 -.147

7 68.217 .118 .013 .067 1.727 -.995 3.056 -.147

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 94.035

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.

Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 68.217a .213 .366

a. Estimation terminated at iteration number 7 because

parameter estimates changed by less than .001.

105

Menguji Kelayakan Model Regresi

Hasil Uji Multikolinieritas

Correlation Matrix

Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE

Step 1

Constant 1.000 -.592 -.377 -.522 -.465 -.226 -.366

INST -.592 1.000 .579 .590 -.036 .301 -.136

MANJ -.377 .579 1.000 .630 -.290 .369 -.213

KAUD -.522 .590 .630 1.000 -.158 .370 -.185

KIND -.465 -.036 -.290 -.158 1.000 -.221 .059

KAP -.226 .301 .369 .370 -.221 1.000 -.080

TENURE -.366 -.136 -.213 -.185 .059 -.080 1.000

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6.439 8 .598

106

Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted

ILK Percentage

Correct 0 1

Step 1 ILK

0 5 12 29.4

1 2 89 97.8

Overall Percentage 87.0

a. The cut value is .500

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

INST .013 .011 1.424 1 .233 1.014

MANJ .067 .026 6.733 1 .009 1.069

KAUD 1.727 .846 4.170 1 .041 5.622

KIND -.995 .805 1.528 1 .216 .370

KAP 3.056 1.215 6.331 1 .012 21.251

TENURE -.147 .194 .574 1 .449 .864

Constant .118 1.103 .011 1 .915 1.125

a. Variable(s) entered on step 1: INST, MANJ, KAUD, KIND, KAP, TENURE.

107

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

40 +

+

I

I

I

1I

F I

1I

R 30 +

1+

E I

1I

Q I

1I

U I

1I

E 20 +

1+

N I

1I

C I

1I

Y I

1I

10 +

1+

I

1I

I

1 1 1I

I

1 1 1 1 1 1 11 11 1 1 111 1111I

Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+--------

-+---------+---------+---------+----------

Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5

.6 .7 .8 .9 1

Group:

00000000000000000000000000000000000000000000000000111111111111111111

11111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1

The Cut Value is .50

Symbols: 0 - 0

1 - 1

Each Symbol Represents 2.5 Cases.