73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: PUTRI SARTIKA AGUSTIN K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

PUTRI SARTIKA AGUSTIN

K4307045

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

PUTRI SARTIKA AGUSTIN

K4307045

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Harlita, S.Si, M.Si Riezky Maya P, S.Si, M.Si

NIP.19690401 199802 2 001 NIP. 19760419 200112 2 003

Page 4: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 9 Februari 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Puguh Karyanto, S.Si, M. Si, Ph.D ......................

Sekretaris : Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si ......................

Anggota I : Harlita, S.Si, M.Si ......................

Anggota II : Riezky Maya P, S.Si, M.Si .......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 196007271987021001

Page 5: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Putri Sartika Agustin. PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh

penggunaan metode inquiri terpimpin dalam pembelajaran biologi terhadap

keterampilan proses sains siswa, (2) Apakah ada pengaruh minat belajar siswa

terhadap keterampilan proses sains siswa, (3) Apakah ada interaksi antara metode

inquiri terpimpin dengan minat belajar siswa terhadap keterampilan proses sains

siswa, kelas XI SMA Negeri 1 Boyolali .

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment)

menggunakan Randomized Control Only Design. Metode pembelajaran dan minat

belajar sebagai variabel bebas dan keterampilan proses sains sebagai variabel

terikat. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil

SMA Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Sampel pada penelitian ini

adalah siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas XI

IPA 6 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan “Cluster

Random Sampling”. Teknik pengumpulan data keterampilan proses sains

menggunakan teknik lembar observasi. Pengukuran minat belajar biologi juga

menggunakan lembar observasi. Teknik analisis data dengan menggunakan

Analisis varians (ANAVA) dua jalan dan uji lanjut Bonfferoni.

Hasil penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: (1) Metode pembelajaran

inquiri terpimpin berpengaruh nyata terhadap keterampilan proses sains pada

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Boyolali, (2) Minat belajar siswa berpengaruh nyata

terhadap keterampilan proses sains pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Boyolali,

(3) Tidak ada interaksi antara Metode pembelajaran inquiri terpimpin dengan

minat belajar terhadap keterampilan proses sains pada siswa kelas XI SMA Negeri

1 Boyolali.

Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Metode Pembelajaran Inquiri Terpimpin,

Minat Belajar

Page 6: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Putri Sartika Agustin. K4307045. The Influence of Guided Inquiry Method To

Science Process Skills In Biology Learning Observed From Learning

Interest Of Students On SMA In Academic Year 2011/2012. Thesis,

Surakarta: Biology Education Department of Teacher Training and Education

Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, January 2012.

Keywords :Science Process Skills, Guided Inquiry Method, and learning interest.

The purposes of this research is aimed to know: 1) the influence of guided

inquiry method to the science process skills; 2) the influence of student’s learning

interest to science process skills; 3) the interaction between learning method and

learning interest to the science process skills.

This research is considered as a quasi experimental research using

Randomized Control Only design. Learning method and learning interest become

the independent variables where as science process skills become the dependent

variable in this research. This research was conducted towards student of of SMA

Negeri 1 Boyolali as population. The samples of this research were the students of

class XI IPA 2 as the experimental group and students of class XI IPA 6 as the

control group. Research sample was taken using cluster random sampling. The

data about science process skills collected by use observation. The obtained data

was analised using anava two away in different cell.

It can be concluded that: 1) Guided Inquiry was significantly influence the

science process skills on XI grade of SMA Negeri 1 Boyolali; 2) Learning interest

was also significantly influence the science process skills on XI grade of SMA

Negeri 1 Boyolali; 3) There was no interaction between the afore mentioned

stated variable in affect the science process skills on XI grade of SMA Negeri 1

Boyolali.

Page 7: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Cukuplah Alloh (sebagai penolongku) bagiku, tidak ada sesembahan (yang benar

lagi berhak diibadahi) kecuali Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia

adalah Rabb ‘Arsy yang Agung.

(Abu Dawud: 4/321)

Tidak ada kata terlambat untuk belajar mengembangkan diri menjadi pribadi

super, back to Al-Qur’an & As-Sunnah

(Penulis)

Seribu langkah berawal dari satu langkah, terus berusaha, berdoa, dan yakin

bahwa kita mampu meraih dunia akhirat

(Penulis)

Page 8: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dengan Rahmat dan Ridho Allah SWT, kupersembahkan karya ini

untuk:

Ibu.. Ibu.. Ibu.. dan Bapak, terima kasih untuk doa dan kasih sayang yang

senantiasa mengiringi langkahku. Semampuku.. aku berusaha memberikan

yang terbaik, meski takkan pernah mampu aku membalas budi baikmu, wahai

ibu bapakku.

Kakak-kakakku yang aku sayangi, terima kasih untuk persaudaraan yang

indah ini, semoga kan terus terjaga hingga ke Jannah-Nya.

Keponakanku, Angga & Chacha yang lucu-lucu dan pintar, semoga menjadi

anak yang sholeh sholehah, berbakti pada ibu bapak, sayang Eyang Uti &

Kakung juga Bulik.

Sahabatku yang selalu setia menemani dan memberikan dukungan, Dwi SP.

Bu Lita dan Bu Riezky, terima kasih untuk bimbingan, pengarahan serta

waktu yang diberikan.

Bu Suci dan Pak Baskoro, terima kasih telah meluangkan waktu dan

memberikan bantuan.

Pak Slamet dan Bu Retno, terima kasih telah menjadi sumber inspirasi.

Teman-teman yang bernaung di bawah satu atap kos, terima kasih telah

menjadi keluarga keduaku dengan segala cerita suka duka, Yunita, Mbak

Widi, Indah, Mbak Titin, Eka Chan, Mbak Dini, Aji, Nurul, Arum, Mahar,

Suci.

Teman-teman satu bimbingan, terima kasih untuk dukungan dan kebersamaan

yang indah selama ini, maaf bila banyak kata-kata yang kurang berkenan.

Terima kasih untuk teman-temanku yang selalu mengingatkan akan kebaikan,

walau raga tak bersua semoga ukhuwah kan tetap di hati.

Desi, Mbak Ida, Dewi Apple, Nisa dan teman-teman angkatan 2007, terima

kasih untuk kebersamaan dan perjuangan bersama yang tak kan terlupakan,

semoga kita berkumpul bersama lagi di Jannah-Nya.

Almamater.

Page 9: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,

yang telah memberikan ilmu, inspirasi, dan taufiq kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENGARUH METODE INQUIRI

TERPIMPIN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR

SISWA SMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar

sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Harlita S.Si, M.Si, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam menyelesaikan penelitian hingga penyusunan skripsi.

5. Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu

memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penelitian hingga

penyusunan skripsi.

6. Meti Indrowati S.Si, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan dukungan, pengarahan, perhatian dan doa.

7. Bapak Kepala sekolah SMA Negeri 1 Boyolali, yang telah memberi ijin guna

pengambilan data dalam penelitian.

Page 10: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Ibu Yustin selaku guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 1 Boyolali, yang

telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.

9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Tidak ada yang dapat penulis berikan selain doa semoga amal kebaikan

Bapak/Ibu/Saudara mendapat balasan yang sempurna dari Allah. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena penulis yakin

bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah. Saran dan kritik sangat kami

harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

Surakarta, 9 Februari 2012

Penulis

Page 11: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6

1. Metode Inquiri Terpimpin .............................................................. 6

2. Minat Belajar Biologi ..................................................................... 11

3. Keterampilan proses Sains ............................................................. 15

4. Pembelajaran Biologi ..................................................................... 19

B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 21

C. Hipotesis ............................................................................................... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 24

Page 12: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 24

1. Tempat Penelitian........................................................................... 24

2. Waktu Penelitian ............................................................................ 24

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 24

1. Populasi Penelitian ......................................................................... 24

2. Sampel Penelitian ........................................................................... 25

3. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 25

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 25

1. Variabel Penelitian ......................................................................... 25

2. Metode Pengumpuan Data ............................................................ 26

3. Teknik Penyusunan Instrumen ....................................................... 27

4. Analisis Instrumen ........................................................................ 28

D. Rancangan Penelitian ........................................................................... 30

E. Teknik Analisis Data . .......................................................................... 31

1. Uji Kesetimbangan ......................................................................... 31

2. Uji Prasyarat Analisis . ................................................................... 34

3. Uji Hipotesis .................................................................................. 34

4. Uji Lanjut Anava . .......................................................................... 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 35

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 35

1. Data Keterampilan proses Sains .................................................... 35

a. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Secara Keseluruhan ... .. 35

b. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode

Pembelajaran ............................................................................ 35

c. Keterampilan Proses Sains ditinjau dari Minat Belajar Siswa . 36

d. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Interaksi Metode

Pembelajaran dan Minat Belajar Siswa .................................... 37

2. Uji Prasyarat Analisis ..................................................................... 37

a. Uji Normalitas .......................................................................... 37

b. Uji Homogenitas ....................................................................... 38

3. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 39

Page 13: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Hipotesis Pertama ..................................................................... 39

b. Hipotesis Kedua........................................................................ 40

c. Hipotesis Ketiga ....................................................................... 40

4. Uji Lanjut ...................................................................................... 41

B. Pembahasan Hasil Analisis .................................................................. 44

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 55

A. Simpulan .............................................................................................. 55

B. Implikasi ............................................................................................... 55

C. Saran ..................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57

LAMPIRAN ..................................................................................................... 61

Page 14: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbedaan antara pertanyaan produktif dan pertanyaan

nonproduktif ...................................................................................... 8

Tabel 2. Rancangan Penelitian “Randomized Control Only Design” .............. 30

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal .. 32

Tabel 4. Rangkuman Hasil perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal 33

Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Kemampuan Awal ................... 33

Tabel 6. Data Nilai Keterampilan Proses Sains siswa ..................................... 35

Tabel 7. Data Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode Pembelajaran 36

Tabel 8. Data KPS Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Tinggi, Sedang dan

Rendah............................................................................................... 36

Tabel 9. DataKeterampilan Proses Sains Siswa Ditinjau dari Minat Belajar

Tinggi, Sedang dan Rendah Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen 37

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan

Metode pembelajaran 38

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains Siswa Ditinjau

Dari Minat Belajar Siswa 38

Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan

Metode pembelajaran dan ditinjau dari Minat Belajar 38

Tabel 13. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode pembelajaran(A) 39

Tabel 14. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Keterampilan Proses Sains ditinjau dari Minat Belajar Siswa(B) 40

Tabel 15. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode pembelajaran dan

ditinjau dari Minat Belajar Siswa(AB) 40

Tabel 16. Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bonferroni) Pengaruh Metode Inquiri

terpimpin terhadap Keterampilan Proses Sains 42

Page 15: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 17. Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bonferroni) Pengaruh Minat Belajar

terhadap Keterampilan Proses Sains 42

Page 16: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Penelitian ...... ................................................... 22

Gambar 2. Grafik Interaksi Antara Metode pembelajaran dan Minat Belajar

Siswa terhadap Keterampilan Proses Sains ................................... 41

Gambar 3. Skema Perbedaan Langkah-Langkah Pembelajaran Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol...................... ................................................... 54

Page 17: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................. 61

Lampiran 2. Data Awal ................................................................................. 152

Lampiran 3. Validitas, Reliabilitas dan Data Hasil Penelitian ...................... 161

Lampiran 4. Dokumentasi ............................................................................. 185

Lampiran 5. Periinan ..................................................................................... 189

Page 18: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dengan

segala isinya. Sains diperoleh melalui serangkaian kegiatan ilmiah yang dikenal

sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah digunakan untuk mendapatkan sejumlah

fakta, konsep, prinsip, dan hukum tentang kealaman. Metode ilmiah diawali

dengan mengamati gejala yang terjadi di alam, kemudian melakukan hipotesis

terhadap apa yang diamati, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis melalui

eksperimen, lalu diperoleh data-data yang merupakan hasil eksperimen atau

dengan mencari informasi dari sumber lain. Data-data hasil eksperimen atau data

yang diperoleh dari sumber-sumber informasi diolah dan dievaluasi untuk

penarikan kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan suatu fakta atau konsep

dari permasalahan yang diteliti. Rangkaian metode ilmiah dapat meningkatkan

sikap ilmiah seperti jujur, teliti, dan tekun serta hati-hati sehingga sains

merupakan rangkaian kegiatan ilmiah untuk memperoleh fakta, konsep dan

produk sains lainnya dengan dilandasi oleh sikap ilmiah.

Biologi merupakan bagian dari sains. Biologi mempelajari tentang

kehidupan dimulai dari yang mikroskopik hingga lingkungan alam raya serta

mempelajari tentang sistem yang terdapat dalam diri maupun sistem yang ada

lingkungan sekitar. Biologi juga mempelajari cara mencari tahu dan memahami

alam secara sistematis sesuai dengan metode ilmiah dalam sains. Cara belajar

bologi yang tepat adalah tidak hanya sekedar sajian konsep dan informasi tetapi

juga harus melibatkan siswa pada proses belajar langsung agar siswa lebih

memahami konsep dalam biologi sehingga siswa mampu menjelajahi dan

memahami alam serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran biologi yang umum diterapkan di sekolah-sekolah masih

bersifat teacher center. Guru menjadi sumber pengetahuan dan informasi utama

bagi siswa dan metode yang diterapkan adalah metode ceramah. Metode ini

1

Page 19: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

banyak dipilih karena merupakan metode paling efektif untuk menyampaikan

materi yang semakin bertambah seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK

serta waktu yang terbatas. Alasan inilah yang sering diungkapkan oleh guru-guru

karena khawatir materi belum selesai diajarkan tetapi waktu sudah habis. Hal ini

yang menyebabkan kemampuan yang dimiliki siswa hanya sebatas pengetahuan

berupa hafalan-hafalan konsep saja. Guru belum memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertindak, berkreasi, dan berpikir kritis sesuai dengan

perkembangannya. Siswa cenderung bersikap pasif, hal ini ditunjukkan dengan

hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan, hanya siswa tertentu yang

menjawab pertanyaan dari guru, sehingga interaksi antara guru dan siswa sangat

sedikit. Kegiatan siswa didominasi dengan mendengarkan ceramah guru dengan

bantuan power point dan mencatat hal-hal yang dianggap penting sehingga waktu

banyak dihabiskan untuk mencatat yang sebenarnya sudah ada di dalam buku

teks.

Pembelajaran biologi yang tepat adalah pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa dengan mengedepankan keterampilan proses sains sesuai

dengan karakteristik biologi. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan

yang harus dimiliki oleh siswa untuk menemukan konsep layaknya seorang

ilmuan. Keterampilan proses sains meliputi keterampilan mengobservasi,

membuat hipotesis, merencanakan penelitian, pengendalian variabel, menafsirkan

data, menyusun kesimpulan, meramalkan, menerapkan dan mengkomunikasikan.

Metode ceramah tidak mampu memfasilitasi siswa untuk aktif belajar dan

memiliki keterampilan proses sains untuk itu diperlukan suatu kondisi dimana

siswa mampu aktif dan mengembangkan keterampilan proses sainsnya, yaitu

harus terpenuhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya

minat belajar siswa dan faktor eksternal adalah metode pembelajaran yang

digunakan.

Minat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan belajar dengan maksimal.

Minat merupakan kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat yang baik dalam diri siswa terhadap mata pelajaran

memacu siswa untuk mencurahkan segala perhatian dan memiliki kemauan yang

Page 20: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

besar untuk menyelesaikan tugas belajar yang dibebankan dengan baik. Siswa

menjadi lebih banyak mengajukan pertanyaan, fokus selama pembelajaran,

mendengarkan materi dengan baik, melakukan aktifitas sesuai dengan situasi

pembelajaran, dan memiliki sikap duduk yang baik, dengan demikian siswa tentu

akan berusaha dengan sebaik mungkin untuk mengikuti proses pembelajaran dan

mencapai target belajar dengan baik.

Pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

dalam pembelajaran. Apabila metode pembelajaran yang digunakan menarik

minat siswa maka keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran meningkat

dengan demikian mampu meningkatkan keterampilan proses sains pada diri siswa.

Alternatif yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran

biologi adalah dengan menggunakan metode pembelajaran inquiri terpimpin.

Metode inquiri terpimpin dapat dikatakan sebagai suatu metode yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi sendiri dengan binbingan

guru. Pemilihan metode inquiri terpimpin didasarkan pada kondisi siswa yang

belum siap untuk melakukan penyelidikan secara mandiri. Hal ini dikarenakan

pembelajaran yang berlangsung selama ini bersifat teacher center sehingga

diperlukan sedikit campur tangan guru dalam memberikan bimbingan pada setiap

tahap penyelidikan demi kelancaran proses pembelajaran. Guru menyajikan

beberapa pengetahuan seraya mendorong siswa untuk mencari pengetahuan

sendiri. Tugas guru dalam pembelajaran metode inquiri terpimpin adalah sebagai

fasilitator, mediator, dan konselor sedangkan siswa ditempatkan sebagai subjek

belajar yang mengembangkan kreativitas dalam memecahkan permasalahan.

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode inquiri terpimpin adalah

dengan observasi, perumusan masalah, menetapkan jawaban sementara /

hipotesis, siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan, dan menarik

kesimpulan jawaban. Metode inquiri terpimpin sangat sesuai untuk

mengembangkan keterampilan proses sains siswa karena keterampilan proses

sains berkaitan dengan keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa untuk

melakukan sebuah penyelidikan seperti mengamati, merumuskan permasalahan,

hipotesis, merencanakan percobaan, melaksanakan percobaan, mengumpulkan

Page 21: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

data dan membuat kesimpulan. Keterampilan ini sangat dibutuhkan untuk

keberhasilan penerapan metode inquiri terpimpin serta menumbuhkan sikap

ilmiah, sehingga metode inquiri terpimpin tidak dapat dipisahkan dengan

keterampilan proses sains siswa.

Metode inquiri terpimpin menjadikan siswa aktif, menantang siswa untuk

melakukan penyelidikan, dengan demikian pembelajaran biologi berlangsung

tidak hanya transfer of knowledge, tetapi juga mempelajari bagaimana cara

menemukan konsep dan bagaimana cara memecahkan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai

“PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA”.

B. Perumusan Masalah

Dari masalah yang ada maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode inquiri terpimpin dalam pembelajaran biologi

berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa?

2. Apakah minat belajar siswa berpengaruh terhadap keterampilan proses sains

siswa?

3. Apakah ada interaksi antara metode inquiri terpimpin dengan minat belajar

siswa terhadap keterampilan proses sains siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah penggunaan metode inquiri terpimpin dalam

pembelajaran biologi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa

2. Mengetahui apakah minat belajar siswa berpengaruh terhadap keterampilan

proses sains siswa

3. Mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode inquiri terpimpin dengan

minat belajar siswa terhadap keterampilan proses sains siswa?

Page 22: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan kemampuan keterampilan proses siswa dalam pembelajaran

biologi.

b. Memberikan suasana belajar yang berbeda dari biasanya sehingga

pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada peningkatan

minat belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang efektif dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Memberikan gambaran yang jelas pada guru mata pelajaran tentang

penggunaan metode inquiri terpimpin dalam pembelajaran biologi.

3. Bagi Institusi

a. Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses

pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa

SMA.

b. Memberikan masukan atau saran dalam upaya meningkatkan sumber daya

pendidikan sehingga menghasilkan output yang berkualitas, dan dapat

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Page 23: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Metode Inquiri Terpimpin

Pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila guru dapat menampilkan

pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik dan lingkungan

belajar di kelas sehingga peserta didik dapat aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Nana Sudjana dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 63) menyatakan

bahwa keterlibatan peserta didik / keaktifan peserta didik dapat dikondisikan.

Salah satunya adalah dengan menentukan metode pembelajaran yang tepat.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 70) metode merupakan cara atau

siasat yang dipergunakan dalam pembelajaran. Metode adalah rencana

menyeluruh yang berhubungan dengan pengajaran bahan pelajaran secara teratur,

tidak saling bertentangan, dan mendasarkan diri atas suatu pendekatan. Sedangkan

pembelajaran menurut Agus Suprijono (2010: 13) merupakan proses, cara,

perbuatan mempelajari. Lebih lanjut, metode pembelajaran menurut Martinis

Yamin (2008: 145) merupakan cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi

contoh dan memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan belajar.

Sementara itu, metode pembelajaran menurut Wenno (2008: 85) merupakan

teknik atau cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan interaksi

dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Berdasarkan uraian

tersebut maka metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Inkuiri berasal dari kata ”inquire”, yang berarti mencari atau

mempertanyakan. Sedangkan Inquiri secara harfiah berarti penyelidikan. Inkuiri

ditandai dengan adanya pencarian jawaban yang mempersyaratkan siswa

melakukan serangkaian kegiatan intelektual agar pengalaman ataupun masalah

dapat dipahami. Karena itu, inkuiri menekankan pada kemauan siswa untuk

mengalami proses belajarnya sendiri. Proses pembelajaran dipandang sebagai

6

Page 24: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Sementara itu, Victor dan Kellough (2004) dalam Jacobsen (2009: 243)

mengemukakan bahwa inkuiri merupakan sebuah proses dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan dan memecahkankan masalah-masalah berdasarkan pada

pengujian logis atas fakta-fakta dan observasi-observasi. Sedangkan menurut

Peggy Brickman (2009) inquiri merupakan metode untuk membimbing siswa

dalam menentukan variabel, menentukan langkah kerja, mengontrol variabel,

mengukur dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa dalam

menemukan jawaban / konsep tertentu. Lebih lanjut, Mulyani (2001: 142)

mengemukakan bahwa metode inquiri melibatkan peserta didik dalam proses

mental untuk menemukan informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai

tujuan belajarnya. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan proses mental peserta didik

menurut Mulyasa (2006: 109) dapat dilakukan dengan: mengajukan pertanyaan-

pertanyaan tentang fenomena alam, merumuskan masalah, menyusun hipotesis,

merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan serta menganalisis data,

kemudian menarik kesimpulan.

Metode inquiri juga dapat diterapkan dengan guru memberikan suatu

benda/barang/buku yang masih asing kepada siswa, semua siswa diminta untuk

mengamati, meraba, melihat dengan seluruh alat inderanya. Kemudian guru

memberikan masalah/pertanyaan kepada seluruh siswa yang sudah siap dengan

jawaban atau pendapat. Jawaban atau pendapat yang sudah dikemukakan

terdahulu tidak boleh diulang oleh teman yang lainnya. Sehingga masalah

berkembang sesuai dengan garis pelajaran yang telah direncanakan. (Roestiyah,

2008: 76).

Salah satu dasar penting untuk bisa melakukan inquiri menurut Ari Widodo

(2009: 22) adalah kemampuan mengajukan pertanyaan produktif. Pertanyaan

produktif adalah pertanyaan yang jawabannya bisa ditemukan melalui kegiatan

atau pengamatan, sedangkan pertanyaan nonproduktif adalah pertanyaan yang

jawabannya didasarkan pada buku atau sumber kedua.

Page 25: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tabel 1. Perbedaan antara pertanyaan produktif dan pertanyaan nonproduktif

Pertanyaan nonproduktif Pertanyaan produktif

Mendorong munculnya pengertian sains

sebagai informasi

Mendorong munculnya pengertian

bahwa sains adalah cara kerja

Jawaban diperoleh dari sumber kedua

misal dari bacaan

Jawaban diperoleh dari pengamatan

langsung yang menuntut tindakan

pengamatan atau percobaan

Cenderung menekankan bahwa ada

jawaban yang lebih benar

Mendorong munculnya kesadaran

bahwa jawaban yang berbeda bisa saja

benar, tergantung konteks

Anak dengan kemampuan verbal baik

cenderung lebih aktif dan banyak

menjawab

Hampir semua anak bisa menjawab

pertanyaan

Jelly (1985: 4)

Menurut Sund and Trowbridge (1973) dalam Mulyasa (2006:109) metode

inquiri dibagi menjadi tiga, yaitu inquiri terpimpin, inquirI bebas, dan inquiri

bebas yang dimodifikasi. Penelitian ini menggunakan metode inquiri terpimpin

(guide inquiry). Inquiri terpimpin merupakan suatu metode yang diterapkan pada

peserta didik yang belum terbiasa dengan metode inquri. Pembelajaran

dilaksanakan dengan bantuan dari guru yang berupa guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan secara runtut dan sistematis kemudian dengan petunjuk

yang jelas dari guru, peserta didik menyusun dan mengumpulkan data untuk

memperoleh informasi yang diinginkan. Pada tahap awal bimbingan dan arahan

cukup luas. Namun, sejalan dengan waktu, sedikit demi sedikit bimbingan

dikurangi. Pendapat ini didukung oleh Jamal Ma’mur Asmani (2010: 159) yang

menyatakan bahwa metode inquiri merupakan metode yang menempatkan peserta

didik sebagai subjek belajar, namun guru tetap memegang peranan penting

sebagai perancang pembelajaran.

Guru berperan sebagai pengarah siswa untuk melakukan suatu kegiatan.

Guru dapat memancing pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik yang

kemudian peserta didik aktif untuk memecahkan permasalahan yang diberikan.

Page 26: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dengan demikian, peserta didik aktif membaca buku, berpikir, bertukar pikiran

dan berdiskusi. Tugas guru selain sebagai penggiring peserta didik, juga sebagai

pencipta iklim yang kondusif dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat

diciptakan menggunakaan fasilitas media dalam bentuk modul pembelajaran.

Jamal Ma’mur Asmani (2010: 158) menyatakan bahwa metode inquiri

merupakan metode pembelajaran yang mampu menyadarkan peserta didik

mengenai apa yang telah dialami dalam belajar. Siswa dituntut berpikir untuk

memproses pengalaman yang telah diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna

dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, proses inquiri dapat berjalan dengan baik jika

peserta didik memiliki bekal pengetahuan yang kemudian siswa memproses

pengetahuan yang telah dimiliki menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan

sehari-hari. Peserta didik memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dari

hasil inquiri.

Siklus inquiri menurut Suwarna (2006: 122) meliputi observasi, bertanya,

mengajukan dugaan, pengumpulan data dan kesimpulan. Siklus inquiri yang

pertama adalah observasi. Peserta didik dihadapkan pada fenomena alam yang

terjadi disekitar lingkungan peserta didik untuk dilakukan pengamatan. Kemudian

guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan fenomena tersebut, dilanjutkan

dengan siswa mengajukan dugaan-dugaan berkaitan dengan pertanyaan. Dugaan-

dugaan tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan penyelidikan berdasarkan

eksperimen atau dengan menggali berbagai informasi kemudian hasil

penyelidikan dianalisis untuk kemudian penarikan kesimpulan sebagai jawaban

atas pertanyaan yang diajukan. Kesimpulan dapat diperoleh dengan jalan peserta

didik aktif, kreatif, berpikir kritis, analitis dan produktif.

Langkah-langkah dalam proses inquiri menurut Wenno (2008: 62) adalah

a. observasi, b. perumusan masalah, c. menetapkan jawaban sementara / hipotesis,

d. siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan, e. menarik kesimpulan

jawaban. Implementasi inquiri di kelas adalah sebagai berikut: mengidentifikasi

dan merumuskan situasi dengan jelas yang berarti memfokuskan inkuiri, guru

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, pertanyaan yang diberikan bertujuan untuk

merangsang keingintahuan peserta didik. Setiap peserta didik aktif berpikir

Page 27: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menemukan dugaan-dugaan atas pertanyaan yang diberikan berdasarkan atas

pengetahuan yang dimiliki, kemudian siswa mengumpulkan data yang relevan

dengan hipotesis yang dibuat dengan cara menjelajahi informasi atau data

eksperimen, dilanjutkan dengan mengevaluasi data tersebut untuk sampai kepada

kesimpulan.

Langkah-langkah dalam inkuiri terpimpin menurut Mulyasa (2006: 109)

mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam, merumuskan masalah

yang ditemukan, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Langkah-

langkah dalam inkuiri terpimpin ini mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan berperan aktif melatih

keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetahuan sendiri untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan skenario

pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Salah satu cara

yang dilakukan untuk mendukung proses inquiri adalah dengan memberikan teka

teki bergambar. Menurut Roestiyah (2008: 79) gambar, peragaan, atau situasi

yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan

kreatif siswa.

Keunggulan metode inquiri menurut Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:

79) yaitu: a. membantu peserta didik untuk mengembangkan penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif, b. peserta didik lebih mudah dalam

memahami materi dan lebih mengendap dalam pikiran siswa, c. mampu motivasi

dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi, d. memberikan

peluang untuk maju dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan minat

masing-masing peserta didik, e. memperkuat dan menambah kepercayaan pada

diri sendiri dengan proses penyelidikan.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh metode inkuiri dalam pelaksaan

pembelajaran di kelas menurut Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 79) adalah a.

peserta didik harus memiliki kesiapan dan kematangan mental serta kemauan

untuk mengetahui keadaan sekitar dengan baik, b. jumlah siswa yang besar

menyebabkan pelaksanaan inkuiri kurang memuaskan, c. guru dan siswa yang

Page 28: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran gaya lama maka metode inquiri ini

akan sangat mengecewakan. Lebih lanjut, kelemahan metode inquiri menurut

Slameto (1991:117) adalah : a. Tidak dapat diterapkan secara aktif pada semua

tingkatan kelas, b. Tidak semua guru/instruktur mampu menerapkan metode

inquiri, c. Terlalu menekankan aspek kognitif dan kurang menekankan aspek

afektif, d. memerlukan banyak waktu.

2. Minat Belajar Biologi

Siswa merupakan satu komponen yang menjadi sentral dalam proses

pembelajaran biologi. Siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki

tujuan dan keinginan untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita secara maksimal.

Siswa merupakan faktor penentu bagi masa depan siswa itu sendiri, sehingga

tanpa minat dari diri peserta didik dalam proses pembelajaran biologi maka tidak

akan berhasil dengan maksimal karena menurut Sardiman (2007: 95) proses

belajar baru akan berjalan dengan lancar jika disertai dengan minat belajar yang

baik.

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Mursal (1981)

dalam Syaiful Bahri Djamarah (2005: 60) minat adalah perhatian yang

mengandung unsur-unsur perasaan. Sementara itu, Hilgard dalam Slameto (1995:

57) minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Sedangkan menurut Kurt Singer (1973: 78) minat adalah suatu landasan

yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Pendapat lain

dikemukakan oleh Uzer Usman (2005: 27) yang menyatakan bahwa minat

merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang dan berpengaruh

terhadap belajar. Lebih lanjut, menurut Winkel (1996: 188) minat diartikan

sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang

studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.

Kemudian, menurut Whitherington (1984) dalam Syaiful Bahri Djamarah (2005:

60) minat diartikan sebagai kesadaran seseorang bahwa suatu objek, atau situasi

bersangkut paut dengan dirinya.

Page 29: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Beberapa pendapat mengenai pengertian minat belajar tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa minat belajar biologi timbul karena adanya kemauan,

kesadaran, perhatian, ketertarikan, dan perasaan senang terhadap pembelajaran

sehingga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran biologi.

Bila peserta didik berminat terhadap mata pelajaran biologi maka dia akan

memperhatikannya dalam jangka waktu tertentu, dengan demikian konsentrasi

peserta didik dapat terpusatkan pada pelajaran biologi. Seorang peserta didik akan

belajar dengan sungguh- sungguh apabila ia menaruh minat yang tinggi pada

materi yang diajarkan oleh guru dan akan memberikan hasil belajar yang

memuaskan. Siswa yang berminat pada pelajaran biologi akan memusatkan

perhatiannya dan mengikuti proses pembelajaran dengan penuh gairah.

Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat menurut Dewa

Ketut Sukardi (1988: 63) yaitu: minat yang diekspresikan (expressed interest).

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu,

misalnya:seseorang mungkin mengatakan bahwa dia tertarik dalam menciptakan

suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dalam

mengumpulkan mata uang logam; minat yang diwujudkan (manifest Interest).

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui

tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu,

misalnya : siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, sains dan

matematika. Hobi dan asosiasi dengan siswa yang lain dalam aktivitas

berkelompok dan organisasi remaja adalah suatu cara untuk mewujudkan minat-

minatnya; minat yang diinventarisasikan (inventoried interest ). Seorang menilai

minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu

dan urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan

semacam ini disebut inventori minat.

Unsur- unsur yang berperan untuk mengetahui minat siswa terhadap

suatu mata pelajaran yang antara lain disebutkan sebagai berikut:

1) Kemauan

Apabila seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan

maka timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak melaksanakan

Page 30: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

putusan itu (Sardiman, 2007 : 89). Adanya kemauan untuk berbuat atau

melakukan sesuatu hal menandakan minat seseorang. Karena adanya kemauan

maka timbul keingintahuan dan kesadaran untuk melakukan sesuatu.

2) Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu

obyek pelajaran (Sardiman, 2007 : 45). Seseorang yang menaruh minat terhadap

suatu hal maka akan mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan. Perhatian

dapat timbul secara langsung karena sudah ada kesadaran pada diri siswa akan

tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diikuti. Selain itu, perhatian juga baru

dapat timbul bila mendapat rangsangan dari guru berupa pembelajaran yang

menarik (Slameto, 1991: 86). Apabila terdapat perhatian pada diri siswa mengenai

pelajaran biologi, maka pelajaran yang diterima akan dihayati, diolah dalam

pikiran, sehingga timbullah pengertian. Syaiful Bahri Djamarah (2005: 59-60)

menambahkan bahwa perhatian pada siswa dapat ditunjukkan dengan perhatian

terarah pada pembicaraan guru, pandangan dan anggota tubuhnya duduk dengan

baik ketika guru sedang menjelaskan bahan pelajaran, tidak terkejut saat diberi

pertanyaan atau ada sesuatu yang mengejutkan, siswa melihat ke papan tulis,

gambar, guru, buku, tulisan di papan tulis, mendengarkan apa yang guru ucapkan,

dan bukan melihat ke arah luar jika ingin belajar.

3) Perasaan

Perasaan dibedakan menjadi perasaan senang dan perasaan tidak senang.

Perasaan senang merupakan ungkapan menyukai terhadap sesuatu hal. Perasaan

ini merupakan perasaan tanggapan yang mempunyai makna perasaan yang

mengiri apabila kita menganggap suatu keadaan (Agus Sujanto, 2004: 77).

Perasaan tanggapan menimbulkan keinginan untuk mengadakan interaksi dengan

hal yang disenanginya. Dapat dikatakan perasaan senang menimbulkan minat

terhadap sesuatu hal sedang perasaan tidak senang berperan sebaliknya yaitu

menurunkan minat.

4) Kesadaran

Apabila seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan

maka timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak melaksanakan

Page 31: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

putusan itu (Sardiman, 2007 : 89). Adanya kesadaran untuk berbuat atau

melakukan sesuatu hal menandakan minat seseorang. Karena adanya kesadaran

maka timbul keingintahuan dan kemauan untuk melakukan sesuatu.

5) Konsentrasi

Konsentrasi menurut Sardiman (2007: 40) dimaksudkan memusatkan

segenap kekuatan perhatian pada situasi belajar. Konsentrasi adalah pemusatan

perhatian secara menyeluruh terhadap sesuatu hal. Adanya konsentrasi

menunjukkan bahwa seseorang dikatakan berminat pada sesuatu hal. Seseorang

yang berminat terhadap sesuatu akan berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan.

Usaha konsentrasi pelajaran menyebabkan siswa memperoleh pengalaman

langsung, mengamati sendiri, meneliti sendiri, untuk menyusun dan

menyimpulkan pengetahuan sendiri. (Slameto, 1991:88).

Minat belajar dalam pembelajaran biologi yang ada dalam diri peserta

didik muncul dengan didorong oleh beberapa faktor. Kurt Singer (1973: 92)

mengemukakan beberapa persyaratan untuk menumbuhkan minat belajar peserta

didik adalah sebagai berikut:

a) Pelajaran akan menarik perhatian jika terlihat terdapat hubungan antara

pelajaran dengan kehidupan nyata.

b) Pelajaran menarik harus mempertimbangkan minat pribadi peserta

didik.

c) Pelajaran akan lebih menarik bagi peserta didik jika mereka memberi

kesempatan untuk giat dan mandiri.

d) Minat peserta didik akan bertambah jika ia dapat melihat dan

mengalami bahwa yang dipelajari itu dapat mencapai tujuan tertentu.

e) Guru harus memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berperan

serta atau bahkan menumbuhkan rasa keterlibatan aktif peserta didik.

Minat belajar dalam pembelajaran biologi yang dimiliki oleh peserta didik

tidak serta merta datang dengan sendirinya, melainkan perlu dibangkitkan dan

dikembangkan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk membangkitkan minat

menurut Winkel (1996: 189) antara lain:

1) Membina hubungan yang akrab dengan peserta didik.

Page 32: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu diatas daya tangkap

siswa, namun juga tidak jauh di bawahnya.

3) Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar.

4) Tidak membodohkan peserta didik jika mereka belum bisa.

Lebih lanjut, Sardiman (2007:95) minat dapat dibangkitkan dengan:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2) Menghubungkan dengan pengalaman masa lampau.

3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

4) Menggunakan berbagai macam brntuk mengajar.

Inti dari uraian di atas adalah untuk membangkitkan minat belajar peserta

didik dalam pembelajaran biologi diperlukan suatu kondisi belajar yang

menyenangkan, terbuka, dan memberikan pemahaman kepada peserta didik

bahwa ilmu yang sedang dipelajari merupakan kebutuhan bagi peserta didik untuk

sekarang ataupun nanti.

Terdapat empat cara untuk mengukur minat menurut Wayan Nurkancana

dan Sunartama (1986 : 232) yaitu metode observasi, kuesioner, interview, dan

inventori. Pengukuran minat dengan menggunakan metode observasi dapat

dilakukan dengan mengamati minat seseorang dalam kehidupan nyata. Pencatatan

hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung. Pada metode

kuesioner, daftar-daftar berupa pertanyaan tentang minat diajukan kepada

responden untuk dijawab dengan menuliskan persyaratan. Metode inilah yang

digunakan dalam penelitian ini. Metode berikutnya yaitu metode interview

dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari responden. Selanjutnya

metode yang terakhir yaitu metode inventori adalah metode pengukuran atau

penilaian yang sejenis dengan kuesioner hanya saja responden memberi jawaban

dengan memberi tanda lingkaran, menyilang, atau tanda lain yang berupa

jawaban singkat dari pertanyaan lengkap.

3. Keterampilan Proses Sains

Aspek proses dalam pembelajaran biologi merupakan suatu hal yang tidak

dapat terpisahkan karena rancangan pembelajaran biologi harus sesuai dengan

hakikat belajar biologi dan sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan

Page 33: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ango (2002)

menyatakan bahwa untuk dapat mengaplikasikan konsep, attitude dan psikomotor

dalam kehidupan maka diperlukan bermacam-macam keterampilan proses.

Keterampilan proses sains merupakan komponen dasar untuk mempelajari sains

dibawah bimbingan guru. Pendapat ini diperkuat dengan pernyataan yang di

kemukakan Ausubel (1968) dalam Ango (2002) bahwa keterampilan proses

merupakan langkah yang penting untuk membangun pemahaman konsep ilmiah,

teori dan memahami betul prosedur ilmiah guna memecahkan permasalahan.

Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang

digunakan para ilmuan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Belajar biologi

akan bermakna bilamana siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan sosial

maka keterampilan proses sains perlu dikembangkan. Beberapa alasan mengenai

seberapa penting keterampilan proses sains menurut Wenno (2008: 66 – 67)

adalah:

a) Sains tidak terpisahkan dengan metode penyelidikan, hal ini berarti

bahwa untuk memahami sains tidak hanya mengetahui materi sains

saja, melainkan dapat memahami bagaimana cara mengumpulkan fakta

dan mengolahnya untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan.

b) Keterampilan proses sains diperlukan sepanjang hayat (life-long

learning), yang digunakan tidak hanya sekedar untuk mempelajari

ilmu melainkan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 140), ada dua

kelompok keterampilan didalam keterampilan proses, yaitu keterampilan dasar

(basic skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan dasar

terdiri atas enam keterampilan, yaitu mengobservasi, mengklasifikasi,

memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Keterampilan

terintegrasi terdiri atas mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,

menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel,

mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis,

memdefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan

melaksanakan eksperimen. Sedangkan menurut Nuryani (2005: 80-81),

Page 34: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

keterampilan proses sains dibagi menjadi 9 keterampilan, yaitu melakukan

pengamatan, menafsirkan pengamatan, mengelompokkan, meramalkan,

berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep atau

prinsip, dan mengajukan pertanyaan.

Keterampilan proses sains yang akan diukur dalam penelitian ini terdiri

atas 5 keterampilan, yaitu mengobservasi, merumuskan pertanyaan, merumuskan

hipotesis, menyusun cara kerja dan menarik kesimpulan.

1. Mengobservasi atau mengamati

Keterampilan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam

memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting

untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Menurut

Sigit Saptono (2001: 71) keterampilan mengamati mencakup kemampuan yang

melibatkan semua alat indera untuk menyatakan sifat yang dimiliki oleh satu atau

lebih onjek. Lebih lanjut Nuryani (2005: 80) menyatakan bahwa observasi

dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar,

pengecap, dan peraba. Selain itu, menggunakan fakta yang relevan dan memadai

dari hasil pengamatan juga merupakan bagian dari mengobservasi.

2. Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa,

mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan

tentang latar belakang hipotesis menunjukkan siswa sudah memiliki gagasan atau

perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Mary L Ango (2011) dalam

jurnalnya mengatakan bahwa keterampilan bertanya merupakan dasar terjadinya

komunikasi di dalam kelas. Pertanyaan menjembatani guru dan siswa untuk

membuat proses pembelajaran sains lebih hidup dan aktif. Pertanyaan yang

diajukan memiliki karakteristik yang berbeda, melayani berbagai fungsi dan

dapat menstimulasi pemikiran yang berbeda.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan

pengamatan tertentu. Seorang ilmuan biasanya membuat hipotesis yang kemudian

diuji melalui eksperimen.

Page 35: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4. Menyusun Cara Kerja

Menyusun cara kerja perlu di latih agar dalam pelaksanaannya tidak

terjadi pemborosan waktu, tenaga, biaya serta hasil yang mungkin tidak sesuai

dengan yang diharapkan.

5. Membuat Kesimpulan

Menghubung-hubungkan hasil percobaan, menemukan pola dalam suatu

seri pengamatan dan menarik kesimpulanmengenai percobaan yang dilakukan.

Guru berperan penting dalam mengembangkan keterampilan proses sains

siswa. Peran guru dalam pengembangan keterampilan proses sains siswa menurut

Nuryani (2010: 1.21-1.25) secara umum adalah memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan eksplorasi materi dan fenomena dengan menggunakan

alat-alat indera, memberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok kecil,

mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari produk yang dihasilkan yang

diperlukan untuk membentuk gagasan siswa, mendorong siswa untuk mengenali

keterampilan-keterampilan yang perlu diitngkatkan dan mendorong siswa untuk

mempertimbangkan cara-cara alternatif untuk mengembangkan kegiatan mereka

serta memberikan strategi yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan

penyelidikan.

Keterampilan proses sains dapat diukur dengan berbagai cara yaitu dengan

tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan. (Sigit, 2001: 73). Tes perbuatan mampu

mengukur penguasaan keterampilan secara menyeluruh, tetapi banyak

membutuhkan waktu, alat dan bahan. Sedangkan tes tertulis memiliki daya

jangkau yang luas baik dari segi testee, alat, bahan maupun waktu. Namun

demikian, tes tertulis hanya mampu mengukur kemampuan mental yang kemudian

dituangkan dalam bentuk tulisan dan tidak mampu mengungkap kemampuan

manual nyata yang dimiliki siswa. Tes kelompok memungkinkan siswa untuk

berkomunikasi dan bekerja sama lebih banyak, tetapi kurang dapat

mengungkapkan keterampilan perseorangan. Keterampilan proses dapat

dievaluasi secara bagian demi bagian menurut jenis dengan catatan tetap

melibatkan mental bersama dengan kemampuan manual dan sosial siswa.

Page 36: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran menurut Agus Suprijono (2010: 13) merupakan terjemahan

dari learning. Berdasarkan makna leksikal, pembelajaran berarti proses, cara,

perbuatan mempelajari. Sedangkan menurut Slavin (2008:179) pembelajaran

didefinisikan sebagai perubahan dalam diri siswa yang disebabkan oleh

pengalaman. Sementara itu, menurut Mulyasa (2006: 193) pembelajaran pada

hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya,

sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pendapat ini

diperkuat oleh Syaiful Sagala (2009:164) yang menyatakan bahwa pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar dilakukan oleh guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik dengan

mempelajari pengetahuan dan keterampilan mengenai materi-materi pembelajaran

sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran ialah upaya membelajarkan peserta

didik. Lebih jauh, Hamzah B. Uno (2006:134-135) mengungkapkan bahwa

pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau desain sebagai upaya

membelajarkan siswa sehingga siswa berinteraksi dengan keseluruhan sumber

belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh peserta didik dalam

mempelajari suatu materi pelajaran dengan difasilitasi oleh guru untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan berupa perolehan pengetahuan, perubahan tingkah

laku ke arah yang lebih baik, dan perolehan sikap. Guru berperan untuk

menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik, sedangkan siswa sebagai subjek

belajar. Siswa sebagai subjek belajar yang aktif dituntut untuk melakukan proses

berpikir, mencari, mengolah, mengurai, menggabungkan, menyimpulkan dan

menyesuaikan masalah, sehingga pembelajaran lebih menekankan bagaimana

membelajarkan siswa, bukan pada apa yang dipelajari siswa. Pembelajaran yang

penuh makna adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat

peserta didik dan terdapat hubungan yang erat dengan kehidupan nyata serta

berguna dalam kehidupannnya (Syaiful Sagala, 2009:164).

Page 37: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Biologi merupakan bagian dari sains sehingga karakteristik biologi tidak

berbeda jauh dengan karakteristik sains yaitu obyek kajian berupa gejala-gejala

kebendaan dan dapat ditangkap indera; dikembangkan berdasarkan pengalaman

empiris (pengalaman nyata); memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat

baku, menggunakan cara berfikir logis; yang bersifat induktif artinya berfikir

dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang

berlaku umum; hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari

kepentingan pelaku (subyektif); hasil berupa fakta, prinsip, hukum, dan teori.

(Wenno, 2008: 2-3).

Biologi menurut Nuryani (2010: 1.6) merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang bekerja ilmiah, klasifikasi dan keanekaragaman hayati,

makhluk hidup dan lingkungan, struktur dan fungsi, pewarisan sifat dan aplikasi

biologi. Berdasarkan uraian tersebut, lingkup pembelajaran biologi yang pertama

adalah proses berupa bekerja ilmiah sedangkan lingkup pembelajaran berikutnya

adalah berupa produk yang meliputi fakta, konsep, hukum dan prinsip tentang

dunia kealaman. Produk tersebut hanya dapat diperoleh melalui proses yaitu

melalui metode ilmiah (scientific methods). Hal ini didukung oleh pendapat

Wenno (2008: 3) yang mengatakan bahwa elemen utama biologi adalah sebagai

proses dan produk yang saling melengkapi. Biologi sebagai proses merupakan

rangkaian kegiatan ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan yang disebit dengan

produk ilmiah.

Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran biologi hendaknya tidak

dengan memberikan produk biologi sebanyak-banyaknya melainkan pembelajaran

biologi yang memberikan kesempatan berbuat, berpikir, dan bertindak seperti

ilmuan dengan mengikuti metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran biologi yang tepat adalah dengan memberikan kesempatan

dan bekal untuk memproses biologi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari dengan mengikuti cara yang benar dan sesuai dengan etika keilmuan sserta

etika yang berlaku di dalam masyarakat. Lebih lanjut, Saptono (2001) mengatakan

bahwa belajar biologi tidak cukup sekadar mengingat dan memahami konsep yang

Page 38: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan

perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan

dan penelitian ilmiah sehingga dapat menghasilkan berbagai keterampilan yang

dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa.

B. Kerangka Pemikiran

Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang berkembang

dengan pesat seiring dengan perkembangan IPTEK. Efek yang ditimbulkan oleh

semakin pesatnya temuan-temuan dalam bidang kebiologian adalah semakin

bertambahnya materi-materi biologi yang harus dikuasai oleh peserta didik di

sekolah-sekolah. Hal ini menjadikan kesulitan tersendiri bagi kalangan pendidikan

karena harus merombak cara belajar lama menuju cara belajar yang lebih efektif

dan ini merupakan suatu hal yang sulit. Umumnya guru mengatasi kondisi seperti

ini dengan mengejar ketuntasan materi tetapi tidak memperhatikan aspek proses

sehingga porsi kemampuan memori lebih ditonjolkan sedangkan porsi untuk

aplikasi di dunia nyata serta kemampuannya dalam memecahkan permasalahan

sangat sedikit. Kondisi semacam ini menempatkan guru sebagai sumber utama

ilmu sedangkan siswa sebagai penerima ilmu yang pasif. Suatu hal yang kurang

tepat karena anak didik dibekali akal untuk berpikir dan berkreasi serta

mendapatkan keterampilan yang semestinya mereka dapatkan seperti

keterampilan untuk membangun konsep dengan melakukan serangkaian kegiatan

penyelidikan ilmiah tetapi selama pembelajaran berlangsung kegiatan siswa lebih

banyak mendengarkan, dan mencatat sehingga keterampilan proses sains tidak

tersampaikan. Selain itu, hal ini juga berefek negatif pada minat belajar siswa

dalam pembelajaran biologi. Padahal, minat menjadi faktor penting dalam

keberhasilan belajar. Minat belajar akan mendorong siswa untuk melakukan

aktifitas sesuai dengan bidang yang siswa sukai, menjadikan siswa lebih fokus

dalam pembelajaran, dan memiliki kemauan yang serta usaha yang maksimal

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, oleh karena itu tanpa minat

belajar maka proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik dan

hasilnya juga tidak dapat maksimal.

Page 39: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Penggunaan metode pembelajaran inquiri terpimpin diharapkan dapat

menjadi solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Pembelajaran inquiri

terpimpin ini siswa dilatih untuk bekerja sesuai dengan metode ilmiah seperti

seorang ilmuan sedangkan untuk berhasil dalam bekerja dengan metode ilmiah

seorang siswa harus memiliki keterampilan proses sains yang memadai sehingga

dengan penerapan metode inquiri ini diharapkan dapat melatih keterampilan

proses sains siswa dan menambah ketertarikannya untuk melakukan penyelidikan

dimasa yang akan datang, dengan demikian pembelajaran biologi berpeluang

besar untuk menciptakan bibit-bibit seorang peneliti sains yang handal.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat

digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

X = Metode pembelajaran

X1 = Metode inquiri terpimpin

X1

Y1

A

A

Y3

Y2

X1Y1A

A X1Y3A

X1Y2A

Y2

Y1

Y3 A

A

A

X0Y3A

X0Y2A

X0 Y1A

X

0

X

Page 40: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

X0 = Metode konvensional

Y = Minat belajar siswa

Y1 = Minat belajar siswa rendah

Y2 = Minat belajar siswa sedang

Y3 = Minat belajar siswa tinggi

A = Keterampilan proses sains

X1Y1A = Interaksi antara metode inquiri terpimpin dengan minat belajar siswa

rendah terhadap keterampilan proses sains.

X1Y2A = Interaksi antara metode inquiri terpimpin dengan minat belajar siswa

sedang terhadap keterampilan proses sains.

X1Y3A = Interaksi antara metode inquiri terpimpin dengan minat belajar siswa

tinggi terhadap keterampilan proses sains.

X0 Y1A= Interaksi antara metode konvensional dengan minat belajar siswa rendah

terhadap keterampilan proses sains.

X0 Y2A= Interaksi antara metode konvensional dengan minat belajar siswa sedang

terhadap keterampilan proses sains.

X0 Y3A= Interaksi antara metode konvensional dengan minat belajar siswa tinggi

terhadap keterampilan proses sains.

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penggunaan metode inquiri terpimpin dalam pembelajaran

biologi terhadap keterampilan proses sains siswa.

2. Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap keterampilan proses sains

siswa.

3. Ada interaksi antara metode inquiri terpimpin dengan minat belajar siswa

terhadap keterampilan proses sains siswa.

Page 41: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Boyolali kelas XI yang

beralamat di Jalan Kates No 8 Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2011/2012 dimulai pada bulan Oktober 2011. Pelaksanaan penelitian ini

dilakukan secara bertahap dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan, meliputi: permohonan pembimbing, survei sekolah

yang bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan

silabus (Lampiran 1 hal 61), pembuatan RPP (Lampiran 1 hal 64-99), pembuatan

LKS (Lampiran 1 hal 100-142), try out angket (Lampiran 3 hal 165-172 ), dan

perijinan penelitian (Lampiran 5 hal 189) yang dilaksanakan pada bulan Juni

2011 sampai September 2011.

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian, meliputi : semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat

penelitian yang meliputi pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rancangan

pembelajaran, dan pengambilan data. Dilaksanakan pada bulan Oktober – awal

November 2011.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian, meliputi: analisa data (Lampiran 3 hal 173-184) dan

penyusunan laporan. Dilaksanakan bulan November 2011 sampai selesai.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:115), “Populasi adalah keseluruhan

subyek yang akan diteliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa

kelas XI SMA Negeri I Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

24

Page 42: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IPA 6

sebanyak 32 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas XI IPA 2 sebanyak 32

siswa sebagai kelompok eksperimen.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

cluster random sampling. Menurut Subana dan Sudrajat (2009:123) cluster

random sampling adalah pengambilan sampel secara random yang bukan

individual, tetapi kelompok-kelompok unit yang kecil atau “kluster”. Kelas

dianggap kelompok sampling yang mewakili populasi. Dari enam kelas pada kelas

XI IPA di SMA Negeri 1 Boyolali dilakukan pengambilan secara random dua

kelompok untuk dijadikan sampel yaitu satu sebagai kelompok eksperimen dan

satu sebagai kelompok kontrol.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan

sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Pada penelitian ini

terdapat dua veriabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas

1) Metode pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas. Metode yang

digunakan untuk kelas eksperimen adalah metode inkuiri terpimpin,

sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan metode yang biasa

diterapkan guru dalam mengajar di kelas.

2) Minat Belajar Biologi Siswa

Minat belajar biologi siswa adalah suatu kecenderungan yang menetap

pada diri seseorang dan menyebabkan seseorang tersebut memberikan

perhatian dengan rasa senang terhadap bidang studi biologi dalam proses

belajar mengajar yang ditunjukkan dengan angket minat belajar yang

diubah ke skala ordinal. Minat dikategorikan menjadi tiga, yaitu minat

tinggi, sedang dan rendah.

Page 43: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(1) minat belajar tinggi, jika X ≥ X gab + Sgab

(2) minat belajar sedang, jika X gab - Sgab < X < X gab + Sgab

(3) minat belajar rendah, jika X ≤ X gab - Sgab

dengan:

X : skor observasi minat

Xgab : rerata skor observasi minat

Sgab : standar deviasi gabungan

(Anas Sudijono, 2008: 448-451)

b. Variabel Terikat

1) Keterampilan proses sains siswa

Keterampilan proses sains siswa adalah ketermpilan-keterampilan yang

diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas yang meliputi keterampilan

mengobservasi, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, menyusun

cara kerja dan menarik kesimpulan.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data

adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003:54), metode dokumentasi adalah cara

pengumpulan data dengan melihat dalam dokumen-dokumen yang telah ada.

Metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai ulangan

harian kelas XI tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi. Nilai ulangan

harian ini digunakan untuk melakukan uji kesetimbangan pada dua kelas yang

dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Metode angket

Data minat siswa terhadap pembelajaran biologi digunakan metode angket.

Angket terdiri dari pernyataan yang mengandung kondisi siswa yang menjadi

tujuan pengajaran. Angket merupakan alat serta teknik pengumpulan data yang

mengandalkan informasi atau keterangan dari sumber data responden.

Page 44: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Pengukuran Keterampilan Proses Sains Siswa

Penyusunan instrumen keterampilan proses sains diawali dengan

menyusun kisi-kisi lembar observasi (Lampiran 1 hal 143) kemudian menyusun

lembar observasi beserta rubrik penilaian (Lampiran 1 hal 145-147). Penilaian

dilakukan oleh tiga observer, dan peneliti dengan melakukan checklist (√). Skala

yang digunakan pada lembar observasi adalah skala 1, 2, 3, dan 4. (Moh. Uzer

Usman, 2005: 45).

b. Pengukuran Minat Belajar Siswa

Pengukuran minat belajar siswa menggunakan teknik angket yang diawali

dengan penyusunan kisi-kisi (Lampiran 1 hal 144), kemudian penyusunan butir-

butir soal (Lampiran 1 hal 148-151) yang terdiri dari 45 soal pilihan dengan 4

alternatif jawaban. Penilaian angket adalah:

Untuk butir angket pertanyaan positif

- Jawaban SS nilai: 4

- Jawaban S nilai: 3

- Jawaban TSnilai: 2

- Jawaban STS nilai: 1

Untuk butir angket pertanyaan negatif

- Jawaban SS nilai: 1

- Jawaban S nilai: 2

- Jawaban TS nilai: 3

- Jawaban STS nilai: 4

Keterangan:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu

dikonsultasikan dengan konsultan pendidikan yang berkompeten mengenai

kelayakan angket tersebut. Apakah memenuhi syarat sebagai angket atau tidak.

Page 45: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4. Analisis Instrumen

a. Validitas

Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas

konstruk dan isi yaitu sebelum digunakan terlebih dahulu lembar indikator

divalidasi oleh ahli seperti dosen pembimbing maupun dosen ahli.

Observasi dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang sebenarnya

harus diukur. Validitas suatu teknik observasi sangat bergantung pada kecakapan,

pengertian, pengetahuan, dan sifat-sifat pengamat itu sendiri. Maka untuk menjaga

tetap adanya validitas observasi, perlu diperhatikan ketententuan-ketentuan sebagai

berikut:

1) Pencatatan di dalam observasi harus dilakukan segera dan secepat mungkin

sehingga bagian-bagian yang penting tidak terlupakan dan pencatat lebih

objektif

2) Observer harus selalu sadar akan bahaya misinterpretasi yang timbul karena

kekacauan

3) Generalisasi dari observasi baru dapat diterima atau dilakukan berdasarkan

penelitian yang sangat hati-hati

4) Last but no least, signifikansi hasil observasi sangat bergantung pada

kecakapan, pemahaan, dan sifat-sifat pengamat itu sendiri.

(Ngalim Purwanto, 152:2006).

Untuk menguji validitas butir angket pada penelitian ini digunakan rumus

korelasi produk moment sebagai berikut:

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi suatu butir atau item

X = menyatakan nilai dari variabel X (Skor butir nomor tertentu).

Y = menyatakan nilai dari variabel Y (Skor subyek nomor tertentu).

N = menyatakan jumlah subyek

Page 46: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Σ = menyatakan sigma / jumlah nilai.

(Suharsimi Arikunto, 2002:72)

Jika harga ruv < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item soal dikatakan

invalid. Sebaliknya, jika ruv > r tabel maka item pertanyaan dinyatakan valid. Uji

validitas tes try out angket minat di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Surakarta

menunjukkan bahwa dari jumlah 45 item, 4 item invalid dan 41 item valid.

Selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 3 hal 164-168.

b. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut

dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali kepada

subyek yang sama. Reliabilitas lembar observasi keterampilan proses sains

menggunakan perhitungan dua atau tiga observer peninjau, skor dua atau lebih

observer dibandingkan untuk objektivitas dalam interpretasi. Pemanfaatan

pengamat lain membantu mengurangi kemelencengan pengumpulan data. (Mueller,

1996: 114).

Pengujian reliabilitas angket dengan kemungkinan jawaban 1, 2, 3, dan 4

digunakan rumus koefisien alpha yang dinyatakan sebagai berikut:

2

2

11 11

t

b

n

nr

Keterangan:

11r = reliabilitas butir secara keseluruhan

n = banyaknya butir pertanyaan

t

b = jumlah varian butir

2

t = varians total

N

N

XX

b

b

b

2

2

2

N

N

XX

t

t

t

2

2

2

Hasil perhitungan uji reliabilitas dengan rumus alpha ini diinterpretasikan sebagai

berikut:

Page 47: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

0,80 < 11r 1,00 : Tinggi

0,60 < 11r 0,80 : Cukup

0,40 < 11r 0,60 : Agak Rendah

0,20 < 11r 0,40 : Rendah

0,00 < 11r 0,20 : Sangat Rendah

(Suharsimi Arikunto, 2002:109)

Hasil uji reliabilitas tes try out angket minat belajar di kelas XI IPA SMA Negeri

3 Surakarta menunjukkan korelasi yang tinggi yaitu 0.946. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian sangat reliabel untuk

digunakan. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 hal 165-168.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (Quasi

experiment). Kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi

perlakuan yang berbeda. Pada saat pemberian perlakuan kedua kelas

dikelompokkan berdasarkan tingkat minat belajar. Minat belajar biologi

digolongkan menjadi 3 tingkatan berdasarkan mean dan standar deviasi menurut

Anas Sudijono (2008: 324) yaitu:

(1) minat belajar tinggi, jika X ≥ X gab + Sgab

(2) minat belajar sedang, jika X gab - Sgab < X < X gab + Sgab

(3) minat belajar rendah, jika X ≤ X gab - Sgab

dengan:

X : skor observasi minat

Xgab : rerata skor observasi minat

Sgab : standar deviasi gabungan

Rancangan penelitian adalah ”Randomized Control Only Design”. Adapun bentuk

rancangannya disajikan pada Tabel 5 di bawah ini:

Tabel 2. Rancangan Penelitian “Randomized Control Only Design”

Group Treatment Post Test

Eksperimen Group (R) X T2

Control Group (R) - T2

Page 48: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yaitu dengan

penerapan metode inquiri terpimpin.

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelompok

kontrol

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah anava dua jalan

pada sel yang tidak sama dengan uji General Linear Model pada Minitab 16.

Kedua faktor yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris,

efek kolom, serta kombinasi efek baris dan efek kolom terhadap hasil belajar

adalah faktor A (metode pembelajaran) dan faktor B (minat belajar). Teknik

analisis data ini digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yang telah

dikemukakan di depan.

Selain anava, digunakan pula analisis data lain yaitu uji-t, uji Anderson-

Darling dan uji Levene’s. Uji-t digunakan untuk menguji keseimbangan hasil

belajar antara kelompok eksperimen dan kolompok kontrol sebelum perlakuan

sedangkan uji Anderson-Darling dan uji Levene’s digunakan untuk menguji

prasyarat analisis yaitu normalitas dan homogenitas. (Triyanto, 2009)

1) Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan pada kedua kelompok sebelum diberi perlakuan metode

pembelajaran yang berbeda bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

tersebut seimbang. Secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti

dari dua sampel yang independen.

Sebelum uji-t dilakukan uji prasyarat yaitu uji Anderson-Darling untuk

uji normalitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Anderson-Darling pada

Minitab 16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)

Page 49: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi

α = 0,05, H0 diterima

4) Kesimpulan:

1) Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 diterima.

2) Sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 ditolak.

Hasil perhitungan uji normalitas kemampuan awal dengan menggunakan uji

Anderson-Darling disajikan dalam Tabel 2 dan selengkapnya pada Lampiran 3

hal 162-163.

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal

Nilai Awal

p-value Kriteria Keputusan

H0 Kelompok

Kontrol

Kelompok

Eksperimen

0,572 0,216 p-value > 0,05 Diterima,

normal

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa kemampuan awal untuk kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki p-value lebih dari nilai

signifikasi 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s pada Minitab 16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen)

H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi

α = 0,05, H0 diterima

4) Kesimpulan:

1) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.

2) Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.

Hasil perhitungan uji homogenitas kemampuan awal dengan menggunakan uji

Levene’s disajikan dalam Tabel 3 dan selengkapnya pada Lampiran 3 hal 164.

Page 50: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 4. Rangkuman Hasil perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal

Nilai Awal

p-value Kriteria Keputusan H0

0.051 p-value > 0,05 Diterima, homogen

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa kemampuan awal kelas kontrol dan

kelas eksperimen memiliki p-value lebih dari nilai signifikasi 0,05 sehingga

semua variasi homogen.

c. Uji Kesetimbangan

Perhitungan uji kesetimbangan sampel menggunakan T-test pada Minitab 16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)

H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi

α = 0,05, H0 diterima.

4) Kesimpulan:

1) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima.

2) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0

ditolak.

Hasil perhitungan uji kesetimbangan kemampuan awal dengan

menggunakan T-test disajikan dalam Tabel 5 dan selengkapnya pada Lampiran 3

hal 164.

Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Kemampuan Awal

Nilai Awal

p-value Kriteria Keputusan H0

0.883 p-value > 0,05 Diterima, kemampuan

awal sama

Berdasarkan Tabel 5 diketahui p-value untuk nilai awal lebih besar dari

nilai signifikasi 0,05 sehingga H0 diterima jadi diinterpretasikan bahwa kedua

sampel penelitian memiliki kemampuan awal yang sama.

Page 51: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1) Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi atau distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling. Kriteria pengujian: data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal (H0=diterima) jika nilai nyatasi

probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyatasi α = 0,05.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari

sejumlah populasi apakah sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas pada

penelitian ini menggunakan uji Levene’s. Kriteria pengujian adalah varians

populasi baik metode maupun minat yang diteliti dinyatakan homogeny

(H0=diterima) jika nilai nyatasi probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai

nyatasi α = 0,05. Sebaliknya apabila p-value lebih kecil dari α maka dinyatakan

tidak homogeny (H0=ditolak.

2) Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan uji anava dua jalan. Perhitungan uji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan General Linear Model untuk anava dua jalan

pada sel yang tidak sama. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan

hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya

yaitu Ho ditolak jika signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti

jika signifikasi probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan

sebaliknya jika signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil

diterima.

3) Uji Lanjut Anava

Uji lanjut dari analisis variansi digunakan apabila hasil analisis variansi

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak sehingga terdapat perbedaan

signifikan antar variabel. Tingkat perbedaan dapat diketahui dengan perhitungan

menggunakan uji Bonferroni. Perhitungan uji lanjut digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel yang lebih baik.

Page 52: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Keterampilan Proses Sains

a. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Secara Keseluruhan

Setelah dilakukan penelitian, kelas eksperimen menggunakan metode

inquiri terpimpin, dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional maka

diperoleh data nilai keterampilan proses sains siswa yang telah dikonversi ke

dalam skala 1-100. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 92 dan nilai terendah

adalah 54. Hasil perhitungan distribusi keterampilan proses sains siswa dapat

dilihat pada Lampiran 2 hal 154- 157 dan secara ringkas disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Nilai Keterampilan Proses Sains siswa

No Nilai

Frekuensi

Total

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

1 54-59 2 2 0

2 60-65 4 3 1

3 66-71 16 11 5

4 72-77 8 4 4

5 78-83 24 11 13

6 84-89 5 1 4

7 90-95 5 0 5

Jumlah 64 32 32

b. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode Pembelajaran

Data keterampilan proses sains diambil dari dua kelas sebagai kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen, dengan jumlah 64 siswa dari kelompok XI

IPA-2 dan XI IPA-6 SMA Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Kelas

XI-IPA 6 sebagai kelompok kontrol dengan menerapkan metode pembelajaran

konvensional berjumlah 32 siswa. Kelas XI-IPA 2 sebagai kelompok eksperimen

dengan menerapkan metode inquiri terpimpin berjumlah 32 siswa.

Hasil keterampilan proses sains siswa pada sub bab organ tumbuhan dari

kelompok kontrol pada siswa kelas XI-IPA 6 dengan sampel sebanyak 32 siswa

dan kelompok eksperimen pada siswa kelas XI-IPA 2 dengan sampel sebanyak 32

35

Page 53: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

siswa, berdasarkan perhitungan pada Lampiran 3 hal 173-174, dapat disajikan

secara ringkas dalam Tabel 7.

Tabel 7. Data Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode Pembelajaran

Kelas Frekuensi Kelompok

Kontrol

Frekuensi Kelompok

Eksperimen

54-59 2 0

60-65 3 1

66-71 11 5

72-77 4 4

78-83 11 13

84-89 1 4

90-95 0 5 Mean 72.97 81.41

Standart Deviasi 8.189 8.036

Varience 67.064 64.572

Minimum 54 63

Maximum 88 92

Median 73 79

N 32 32

c. Keterampilan Proses Sains Biologi ditinjau dari Minat Belajar Siswa

Penggolongan hasil keterampilan proses sains tidak hanya dilihat dari

metode pembelajaran tetapi juga ditinjau dari minat belajar siswa. Data minat

belajar siswa dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Boyolali tahun

pelajaran 2011/2012 berupa skor minat belajar biologi siswa. Data-data tersebut

diambil dari kelas XI IPA 6 sebagai kelompok kontrol dan kelas XI IPA 2 sebagai

kelompok eksperimen yang masing-masing kelas berjumlah 32 siswa. Data minat

belajar biologi siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

selanjutnya dikatagorikan menjadi tiga yaitu minat belajar tinggi, sedang, dan

rendah. Data sebaran minat belajar siswa pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen pada Lampiran 3 hal 175-177 dapat disajikan secara ringkas dalam

Tabel 8.

Tabel 8. Data KPS Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Tinggi, Sedang dan Rendah

Minat

Statistik

Minat Belajar

Rendah

Minat Belajar

Sedang

Minat Belajar

Tinggi

Skor X3<109.8 109.8

<X2<127.6

X > 127.620

Frekuensi

(Kontrol)

5 20 7

Page 54: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Frekuensi

(Eksperimen)

4 18 10

Mean 69.09 76.47 82.8

Standart Deviasi 8.252 8.180 6.614

Varience 68.091 66.905 43.743

Minimum 54 58 71

Maximum 79 92 92

Median 67 77 83

N 11 38 15

d. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Interaksi Metode pembelajaran

dan Minat Belajar Siswa

Keterampilan proses sains siswa berdasarkan interaksi metode

pembelajaran dan minat belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen pada Lampiran 3 hal 182-184 dapat disajikan secara

ringkas dalam Tabel 9.

Tabel 9. DataKeterampilan Proses Sains Siswa Ditinjau dari Minat Belajar Tinggi,

Sedang dan Rendah Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen Hasil

Statistik

Minat Belajar Rendah Minat Belajar Sedang Minat Belajar Tinggi

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Mean 68.0 75.714 72.5 80.45 81.6 86.8

StDev 9.110 8.693 7.022 7.207 4.879 7.12

Varience 83.000 75.571 49.313 51.945 23.80 50.7

Minimum 54 63 58 67 75 79

Maximum 79 88 83 92 88 92

Median 67 75 71 71 83 92

N 5 4 20 18 7 10

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari

populasi yang terdistribusi normal. Populasi yang terdistribusi normal merupakan

prasyarat dari uji hipotesis anava dua jalan. Perhitungan uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling. Kriteria pengujian: data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai nyatasi probabilitasnya (p-value)

Page 55: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

lebih besar dari nilai nyatasi α = 0,05. Hasil uji normalitas keterampilan proses

sains siswa pada Lampiran 3 hal 173-177 dapat disajikan secara ringkas dalam

Tabel 10 dan 11.

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan

Metode pembelajaran Keterampilan

Proses

Sains

P-value Kriteria Keputusan

Uji H0 Metode

Konvensional

Metode inquiri

terpimpin

0.162 0.166 p-value > 0,05 H0 diterima,

normal

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains Siswa Ditinjau Dari

Minat Belajar Siswa Keterampilan

Proses Sains

Siswa

P-value

Kriteria

Keputusan

Uji H0 Minat

Rendah

Minat

Sedang

Minat

Tinggi

0.281 0.159 0.352 p-value > 0,05 H0 diterima,

normal

Tabel 10 dan 11 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas Anderson-

Darling nilai probabilitinya (p-value) lebih dari nilai signifikasi 0,05 sehingga

keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semua sampel

pada penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variansi-variansi

pada populasi sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian

ini menggunakan uji Levene’s. Kriteria pengujian adalah varians populasi baik

metode maupun minat yang diteliti dinyatakan homogen jika nilai nyatasi

probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyatasi α = 0,05. Sebaliknya

apabila p-value lebih kecil dari α maka dinyatakan tidak homogen. Hasil uji

homogenitas keterampilan proses sains siswa secara lengkap disajikan pada

Lampiran 3 hal 178 dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan

Metode pembelajaran dan ditinjau dari Minat Belajar

Uji

Homogenitas

P- value

Kriteria

Keputusan

Uji H0 Metode

pembelajaran

Minat

Belajar

Keterampilan

Proses Sains

0.917 0.707 p-value > 0,05

H0 diterima,

homogen

Page 56: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) untuk semua

variansi berdasarkan metode pembelajaran dan ditinjau dari minat belajar siswa

lebih dari nilai signifikansi 0,05 sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa kedua sampel mempunyai variansi metode

pembelajaran ( Konvensional= Metode Inquiri terpimpin ) dan minat belajar ( tinggi =

sedang= rendah) yang homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka diketahui

bahwa masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan

homogen. Uji dilanjutkan ke analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis varian dua jalan

untuk sel yang tidak sama melalui uji General Linear Model. Prasyarat uji anava

dua jalan yaitu uji normalitas dan homogenitas telah terpenuhi. Sampel populasi

harus terdistribusi normal dan memiliki variasi yang sama.

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah

tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho ditolak jika

signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi

probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika

signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima.

a. Hipotesis Pertama

Hasil analisis pengaruh penerapan metode inquiri terpimpin terhadap

keterampilan proses sains menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama pada Lampiran 3 hal 178 dapat disajikan secara ringkas dalam Tabel 13.

Tabel 13. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode pembelajaran(A)

KPS

Sumber F P-value Kriteria Keputusan

A 43,79 0.049

p-value < 0,05

Ho ditolak, Terdapat

pengaruh

Page 57: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Berdasarkan Tabel 13 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

HOA ditolak HaA diterima artinya ada perbedaan yang signifikan rata – rata

keterampilan proses sains berdasarkan metode pembelajaran (kelompok kontrol

dengan metode pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan

metode inquiri terpimpin) sehingga diinterpretasikan bahwa penerapan metode

inquiri terpimpin berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.

b. Hipotesis Kedua

Hasil perhitungan keterampilan proses sains siswa ditinjau dari minat

belajar menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada

Lampiran 3 hal 179 dapat disajikan secara ringkas dalam Tabel 14.

Tabel 14. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Keterampilan Proses Sains ditinjau dari Minat Belajar Siswa(B)

KPS

Sumber F P-value Kriteria Keputusan

B 25,53 0,000 p-value < 0,05

Ho ditolak, Terdapat

Pengaruh

Berdasarkan Tabel 14 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

HOB ditolak HaB diterima artinya ada perbedaan rata – rata keterampilan

proses sains ditinjau dari minat belajar siswa sehingga diinterpretasikan ada

pengaruh minat belajar terhadap keterampilan proses sains siswa.

c. Hipotesis Ketiga

Hasil perhitungan keterampilan proses sains berdasarkan metode

pembelajaran dan ditinjau dari minat belajar menggunakan analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama pada Lampiran 3 halaman 179 dapat disajikan secara

ringkas dalam Tabel 15.

Tabel 15. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Metode pembelajaran dan

ditinjau dari Minat Belajar Siswa(AB)

KPS

Sumber F P-value Kriteria Keputusan

AB 0,13 0,299 p-value >0,05

Ho diterima, tidak

ada interaksi

Berdasarkan Tabel 15 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

HOAB diterima HaAB ditolak artinya tidak ada interaksi antara metode

pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap keterampilan proses sains sehingga

Page 58: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

diinterpretasikan tidak ada pengaruh bersama (interaksi) antara penerapan metode

pembelajaran dan minat belajar siswa keterampilan proses sains.

Interaksi antara penerapan metode pembelajaran dan minat belajar siswa

pada keterampilan proses sains dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:

TinggiSedangRendah

85

80

75

70

KONTROLEKSPERIMEN

85

80

75

70

KELAS

MINAT

EKSPERIMEN

KONTROL

KELAS

Rendah

Sedang

Tinggi

MINAT

Interaction Plot for NILAIData Means

Gambar 2. Grafik Interaksi Antara Metode pembelajaran dan Minat Belajar

Siswa terhadap Keterampilan Proses Sains

Gambar 2 menunjukkan tidak terdapat perpotongan antar kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen dilihat dari minat belajar siswa dan tidak

terdapat perpotongan antar minat tinggi, sedang dan rendah dilihat dari metode

pembelajaran. Grafik tersebut menunjukkan tidak terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap keterampilan proses sains.

Keterampilan proses sains kelompok eksperimen dengan penerapan metode

inquiri terpimpin selalu lebih tinggi dibanding keterampilan proses sains

kelompok kontrol dengan penerapan metode pembelajaran konvensional baik

dilihat dari minat tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa metode pembelajaran dan minat belajar memiliki pengaruh sendiri-sendiri.

4. Uji Lanjut Anava

Analisis uji lanjut dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh dari

masing-masing perlakuan saat uji anava dua jalan memberi keputusan H0 ditolak

(ada perbedaan signifikan). Perhitungan uji lanjut pada penelitian ini

menggunakan uji Bonferroni untuk sel yang tidak sama. Kriteria yang digunakan

Page 59: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau

5% yaitu Ho ditolak jika sig < α (0,05). Hal ini berarti jika sig < 0,05 maka

hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika sig > 0,05 maka hipotesis nihil

diterima. Tingkat pengaruh yang lebih baik dapat dilihat dari perbedaan rata-rata.

a. Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin

Uji lanjut anava (uji Bonferroni) pengaruh metode inquiri terpimpin

terhadap keterampilan proses sains dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 3

halaman 179. Sajian secara ringkas dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bonferroni) Pengaruh Metode Inquiri

terpimpin terhadap Keterampilan Proses Sains

KPS

Difference Of Means P-Value Kriteria Keputusan

-11,02 0,0493 p-value < 0,05 H0 Ditolak, Ada

pengaruh

Berdasarkan Tabel 16 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

H0 ditolak Ha diterima artinya terdapat perbedaan rata-rata keterampilan proses

sains yang signifikan antara metode inquiri terpimpin dan metode konvensional.

Rata-rata nilai keterampilan proses sains untuk metode inquiri terpimpin lebih

tinggi dibandingkan rata-rata nilai keterampilan proses sains pada metode

konvensional, sehingga dapat diinterpretasikan metode inquiri terpimpin lebih

baik dari pada metode pembelajaran konvensional.

b. Pengaruh Minat Belajar Siswa

Hasil uji lanjut untuk pengaruh minat belajar terhadap keterampilan

proses sains dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 179-180 dan dapat disajikan

secara ringkas pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bonferroni) Pengaruh Minat Belajar

terhadap Keterampilan Proses Sains

KPS

Minat

Belajar Difference Of Means

P-Value Kriteria

Keputusan

Rendah-

Sedang 7,193 0,0212

p-value < 0,05

H0 ditolak, KPS

minat sedang

lebih baik

daripada minat

rendah

Rendah- 13,000 0,0002 p-value < 0,05 H0 ditolak, KPS

Page 60: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tinggi minat tinggi lebih

baik daripada

minat rendah

Sedang-

Tinggi 5,808 0,0457

p-value < 0,05 H0 ditolak, KPS

minat Tinggi

lebih baik

daripada minat

sedang

Berdasarkan Tabel 17 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1) H0(minat rendah-sedang) ditolak Ha (minat rendah – sedang) diterima artinya ada

perbedaan rata-rata keterampilan proses sains yang signifikan antara minat

belajar rendah dengan minat belajar sedang.

2) H0(minat rendah – tinggi) ditolak Ha (minat rendah – tinggi) diterima artinya ada

perbedaan rata-rata hasil keterampilan proses sains yang signifikan antara

minat belajar rendah dengan minat belajar tinggi. Rata-rata nilai keterampilan

proses sains untuk minat belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan rata-rata

nilai keterampilan proses sains pada minat belajar rendah, sehingga dapat

diinterpretasikan keterampilan proses sains minat belajar tingggi lebih baik

daripada keterampilan proses sains minat belajar rendah.

3) H0(minat tinggi – sedang) ditolak Ha (minat tinggi – sedang) diterima artinya ada

perbedaan rata-rata keterampilan proses sains yang signifikan antara minat

belajar tinggi dengan minat belajar sedang. Rata-rata keterampilan proses

sains untuk minat belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai

keterampilan proses sains pada minat belajar sedang, sehingga dapat

diinterpretasikan keterampilan proses sains minat belajar tinggi lebih baik

daripada keterampilan proses sains minat belajar sedang.

c. Interaksi Metode pembelajaran dan Minat Belajar Siswa

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan

keterampilan proses sains H0AB diterima, sehingga tidak ada interaksi antara

variabel metode pembelajaran dan minat belajar terhadap keterampilan proses

sains. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara

metode pembelajaran konvensional dan metode inquiri terpimpin pada minat

belajar tinggi, sedang dan rendah terhadap keterampilan proses sains. Rata rata

Page 61: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

keterampilan proses sains pada siswa minat belajar tinggi, sedang, dan rendah

dengan penerapan metode inquiri terpimpin selalu lebih tinggi dibanding

keterampilan proses sains metode pembelajaran konvensional.

B. Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil uji anava pada Tabel 13 diketahui bahwa penerapan

metode inquiri terpimpin berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa,

sedangkan pada uji lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

keterampilan proses sains yang signifikan antara metode inquiri terpimpin dan

metode konvensional. Tabel 7 menunjukkan nilai rata-rata keterampilan proses

sains di kelas eksperimen yang menggunakan metode inquiri terpimpin dalam

pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan

metode konvensional. Hal ini karena metode inquiri terpimpin yang diterapkan di

kelas eksperimen dengan materi pelajaran struktur jaringan organ tumbuhan

mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri

dengan bimbingan dari guru. Siswa dibimbing untuk mampu melihat apa yang

terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan

mencari jawaban sendiri serta menghubungkan penemuan yang satu dengan

penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang

ditemukan peserta didik lainnya sehingga dapat diperoleh kesimpulan sementara.

Hal ini menjadikan siswa lebih memahami proses perolehan ilmu dan melatih

siswa untuk mampu membaca apa yang ada di alam, khususnya mengenai

anatomi organ tumbuhan. Peristiwa ini berbeda nyata bila dibandingkan dengan

yang terjadi pada kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran metode ceramah

bervariasi. Pembelajaran di kelas kontrol lebih di dominasi oleh guru sebagai

sentral informasi. Guru memberikan ceramah dengan materi struktur jaringan

organ tumbuhan dimulai dengan apersepsi (Lampiran 4 hal 187), kemudian

dilanjutkan dengan paparan konsep-konsep (Lampiran 4 hal 187). Pembelajaran

ceramah ini juga disertai dengan guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

siswa dan kemudian siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

(Lampiran 4 hal 187). Pertanyaan yang diajukan adalah untuk seluruh kelas, tidak

Page 62: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

spesifik pada anak tertentu, akan tetapi yang menjawab pertanyaan hanya orang-

orang tertentu saja. Siswa yang mengajukan pertanyaanpun hanya siswa-siswa

tertentu saja sehingga kelas terkesan hanya di dominasi oleh beberapa siswa,

kemudian siswa diberi suatu gambar anatomi batang dikotil dari pucuk hingga

pangkal untuk didiskusikan dalam kelompok (Lampiran 4 hal 187), siswa

mengalami kesulitan untuk memperkirakan jawaban sementara tentang fenomena

yang terjadi dan siswa juga tidak mampu menghubungkan kaitan antara gambar

satu dengan yang lainnya, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan hipotesis

siswa dan kemampuan menghubungkan pengamatan satu dengan lainnya masih

terlihat kurang.

Pembelajaran inquiri terpimpin di kelas XI IPA 2 berlangsung di

laboratorium biologi SMA Negeri 1 Boyolali yang dimulai dengan melakukan

apersepsi berupa pengamatan terhadap organ-organ dari dua jenis tanaman jagung

(monokotil) dan bayam (dikotil) (Lampiran 4 hal 185), dari pengamatan yang

dilakukan ini akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik salah satunya

adalah mengapa tanaman dikotil mampu membentuk kayu sedangkan tanaman

monokotil tidak mampu membentuk kayu. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan,

guru mengarahkan siswa untuk melakukan eksperimen mendeskripsikan masing-

masing organ tanaman baik dari tanaman jagung maupun bayam dengan bantuan

LKS. LKS yang diberikan berisi kolom-kolom yang harus diisi siswa untuk

melakukan penyelidikan ilmiah dimulai dengan merumuskan pertanyaan,

menyusun hipotesis, menuliskan rancangan kerja, melakukan eksperimen,

mengumpulkan data, menganalisis dan membuat kesimpulan (Lampiran 4 hal

185). Hipotesis disusun berdasarkan permasalahan yang ingin diselesaikan oleh

siswa yaitu berupa jawaban sementara yang kemudian akan diuji kebenarannya

melalui eksperimen. Tahap selanjutnya adalah menyusun langkah kerja. Guru

memberikan bimbingan pada siswa melalui kata kunci-kata kunci pada setiap

langkah yang terdapat pada kolom. Kata kunci yang diberikan memacu siswa

untuk berpikir kritis dalam menyusun langkah kerja yang tepat beserta dengan

anggota kelompoknya. Tahap selanjutnya yaitu siswa melakukan eksperimen

sesuai dengan langkah kerja yang telah disusun. Masing-masing siswa dalam

Page 63: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kelompok melakukan tugas sendiri-sendiri dimulai dengan mempersiapkan

mikroskop, mengiris tipis organ tumbuhan yang akan diamati, meletakkannya di

object glass, kemudian mengamati dibawah mikroskop, dilanjutkan dengan

menggambar hasil observasi di LKS, mengidentifikasi bagian-bagian organ dan

menganalisis masing-masing struktur jaringan yang menyusun organ (Lampiran 4

hal 185-186). Langkah-langkah inquiri yang padat ini membuat siswa berperan

aktif dalam menyelesaikan beban belajar di kelas, dan hanya beberapa siswa yang

kurang aktif. Pernyataan ini didukung pula oleh Sevilay Karamustafaoğlu (2011)

bahwa keterampilan proses sains sangat bermanfaat bagi siswa untuk mampu

berpartisipasi aktif dalam penyelidikan di laboratorium.

Lain halnya dengan kelas kontrol yang juga melakukan kegiatan di

laboratorium yaitu kegiatan eksperimen yang dilakukan semua dijelaskan secara

detail oleh guru sehingga siswa hanya sebagai pelaksana atas rancangan yang

dibuat oleh guru (Lampiran 4 hal 188). Siswa tidak membuat pertanyaan-

pertanyaan untuk dipecahkan akan tetapi eksperimen dilakukan untuk menguatkan

konsep yang diberikan guru di kelas. Pembelajaran dengan metode ini kurang

memberikan pengalaman keterampilan proses pada siswa karena dalam proses

pembelajaran ada beberapa keterampilan yang tidak muncul yaitu tidak disertai

dengan merumuskan permasalahan, dan menyusun hipotesis. Siswa hanya diberi

kesempatan yang luas untuk menyusun cara kerja dan mengisi jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada LKS dan membuat kesimpulan. Hal

ini didukung oleh Jamal Ma’mur Asmani (2010: 146) yang menyatakan bahwa

dalam metode eksperimen, guru harus menjelaskan permasalahan yang akan diuji,

menjelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan, menjelaskan urutan

eksperimen, dan menjelaskan hal-hal yang perlu dicatat. Metode eksperimen yang

biasa diterapkan dengan demikian kurang mampu menimbulkan keterampilan

proses dengan optimal.

Hasil pengamatan dalam pembelajaran inquiri terpimpin, siswa memiliki

kesempatan yang luas untuk menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan

proses. Hal ini karena siswa yang belajar dengan metode inquiri diberi

kesempatan yang luas untuk melakukan penyelidikan seperti yang dilakukan oleh

Page 64: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

seorang ilmuan. Masing-masing tahap inquiri membelajarkan siswa akan

keterampilan proses sains dengan demikian metode inquiri tidak dapat dipisahkan

dengan keterampilan proses sains. Keterampilan-keterampilan yang dicapai siswa

dalam pembelajaran inquiri terpimpin di kelas eksperimen adalah keterampilan

mengobservasi, merumuskan permasalahan, menyusun hipotesis, merancang dan

melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data serta menarik

kesimpulan sedangkan pembelajaran secara konvensional yaitu metode ceramah

kurang memfasilitasi siswa untuk menumbuhkan dan mengembangkan

keterampilan proses sains sehingga keterampilan proses sains siswa kelas

ekperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Penelitian yang

dilakukan oleh Ramziye Ergul dkk (2011) yakni inquiri terpimpin melibatkan

siswa dalam penyelidikan ilmiah. Inquiri terpimpin melibatkan aktifitas dan

keterampilan tetapi berfokus pada pencarian pengetahuan atau kepuasan dalam

suatu penyelidikan. Metode pembelajaran inquiri terpimpin merupakan sarana

utama untuk membangun keterampilan proses sains dan inquiri terpimpin

digunakan untuk membelajarkan keterampilan proses sains dengan jalan

memberikan fasilitas yang memungkinkan siswa merancang penelitian sendiri

dengan merumuskan permasalahan, hipotesis, memilih metode atau cara

mendapatkan data, berdiskusi, melaporkan, dengan demikian siswa dapat

mengadopsi keterampilan proses sains melalui langkah-langkah inquiri terpimpin.

Zehra dan Nermin (2009) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa inquiri

terpimpin meningkatkan keterampilan proses siswa dengan memberikan banyak

latihan keterampilan hans on. Metode inquiri terpimpin membimbing siswa untuk

melalui serangkaian penyelidikan ilmiah dengan berdasarkan pada model learning

by doing. Pembelajaran ini dipersiapkan oleh guru dan guru membimbing siswa

sehingga siswa dapat menemukan dan menyelediki apa yang belum diketahui.

Pelaksanaan pembelajaran inquiri di kelas XI IPA 2 menunjukkan adanya

antusias yang tinggi pada siswa dalam penyelidikan. Masing-masing siswa

memiliki tugas yang harus diselesaikan dan terfokus pada tugas. Rasa tanggung

jawab yang tinggi juga didorong akan keingintahuan yang harus segera terjawab

melalui penyelidikan. Terbukti dari masing-masing kelompok mencoba

Page 65: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

menyelesaikan tiap alur yang telah diberikan sesuai panduan LKS. LKS yang

diberikan memicu siswa untuk berpikir kritis dengan disertai kata kunci dan

pernyataan-pernyataan yang mengarah pada bagian-bagian tertentu dari struktur

jaringan organ tanaman. Hal ini didukung oleh Hanafiah dan Suhana (2009:77)

dalam Moehamad Hayin Amin (2010) menyatakan bahwa pembelajaran inquiri

terpimpin merupakan serangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,

dan logis sehingga siswa dapat menemukan konsep, sikap dan keterampilan

sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku.

Tanggung jawab siswa untuk berperan serta ditunjukkan ketika

pelaksanaan penyelidikan, yaitu masing-masing siswa berulang kali membuat

irisan setipis mungkin agar hasil sayatan dapat terbaca dengan jelas dibawah

mikroskop (Lampiran 4 hal 185). Kelompok yang telah berhasil menemukan

bayangan objek segera konfirmasi pada guru untuk mengecek sehingga

pembelajaran inquiri di kelas eksperimen mampu meningkatkan tanggung jawab

siswa untuk turut aktif. Senada dengan Trianto (2007) bahwa pembelajaran inquiri

terpimpin memiliki sasaran utama yaitu keterlibatan siswa secara maksimal dalam

pembelajaran, dan untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah

dalam waktu yang relatif singkat. Proses ilmiah dalam pembelajaran biologi

mensyaratkan dimilikinya keterampilan-keterampilan kerja ilmiah. Penelitian

yang dilakukan oleh Zainuddin Muchtar dan Pikek Arsidah (2009) di tiga sekolah

yaitu MAN 1 Medan, MAN 2 Model Medan, dan MAS Al-Kautsar PAB 1

Sampali juga menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih

aktif dalam proses belajar dan rata-rata mencapai level ketuntasan belajar minimal

yang lebih baik dibandingkan dengan kelas konvensional. Metode inquiri juga

mampu melibatkan peserta didik dalam proses belajar. Penggunaan metode inquiri

menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga memicu keaktifan untuk bertanya

maupun mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul selama proses belajar.

Hasil wawancara dengan siswa yang dilakukan ketika jam istirahat

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran metode inquiri terpimpin

mempermudah siswa untuk memiliki gambaran yang jelas mengenai struktur

Page 66: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

jaringan organ tumbuhan baik dikotil maupun monokoti. Siswa merasa lebih

mudah dalam memahami materi pelajaran karena saat proses pelajaran siswa

berhadapan langsung dengan objek tanaman dikotil dan monokotil. Terlebih lagi

pembelajaran dilakukan dengan melakukan penyelidikan pada struktur anatomi

organ tumbuhan tersebut sehingga siswa seperti dibawa langsung ke alam untuk

memahami ilmu. Proses pembelajaran yang sistematis membuat siswa merasa

akrab dengan materi struktur jaringan organ tumbuhan. Proses pembelajaran

inquiri juga memberikan siswa kesempatan untuk melakukan penemuan melalui

kegiatan penelitian sebagai bagian dari mengimplementasikan konsep – konsep

awal sehingga pembelajaran lebih bermakna. Watcharee Ketpichainarong dkk

(2010) juga menjelaskan bahwa metode inquiri terpimpin dalam pembelajaran

sangat penting karena dapat membantu siswa untuk memahami dunia nyata dan

siswa dapat memahami situasi dalam dunia nyata. Depdiknas (2006:451) dalam

Puji Astuti (2009) juga menyatakan bahwa pembelajaran biologi sebagai bagian

dari IPA sebaiknya dilakukan secara inquiri terpimpin ilmiah (scientific inquiry)

untuk menumbuh kembangkan kemampuan kerja ilmiah dan sikap ilmiah karena

dalam pembelajaran biologi menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk

memahami konsep dan proses sains. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purbo

Suwasono (2011) di jurusan Fisika FMIPA UM dengan menggunakan

pendekatan kualitatif jenis penelitian tindakan kelas juga menunjukkan bahwa

pelaksanaan inquiri terpimpin mampu meningkatkan keterampilan proses sains

mahasiswa.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan tabel hasil uji hipotesis diketahui adanya pengaruh minat

belajar terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil perhitungan uji lanjut

anava (uji Bonferroni) pada Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan

proses sains siswa dengan minat belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan

minat belajar sedang dan rendah, sedangkan minat belajar sedang memiliki rata-

rata keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibandingkan dengan minat

belajar rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki minat belajar

tinggi dalam pembelajaran materi organ tumbuhan memiliki perhatian dan

Page 67: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kemauan yang besar untuk mengikuti setiap tahap dalam proses pembelajaran

sehingga peserta didik mencurahkan segenap perhatian pada pembelajaran, lebih

aktif, lebih terampil dan rasa keingintahuan lebih tinggi untuk memecahkan

permasalahan. Keaktifan siswa dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari frekuensi

mengajukan pertanyaan pada guru, turut menyelesaikan menyusun langkah kerja

dengan berdiskusi bersama, tidak pernah menganggur selama eksperimen

berlangsung dalam arti selalu berusaha berperan serta dalam proses penyelidikan

baik dengan sumbang pemikiran ataupun perbuatan oleh karena itu keterampilan

yang dicapai oleh siswa dengan minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan

siswa dengan minat belajar sedang dan rendah. Reilli dan Lewiss (1983) dalam

Chumdari dan Hadiyah (2007) menyatakan bahwa minat merupakan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap suatu kegiatan dimana minat

menjadi sebab kegiatan itu dilakukan seseorang dan juga merupakan penyebab

seseorang turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

Hasil observasi di kelas menunjukkan bahwa siswa dengan minat yang

sedang dan rendah dalam pembelajaran materi struktur jaringan organ tumbuhan

memiliki perhatian dan kemauan yang lebih rendah dari siswa dengan minat

belajar tinggi dalam melakukan setiap kegiatan penyelidikan. Siswa dengan minat

belajar sedang memiliki keaktifan yang rata-rata bila dibandingkan dengan siswa

dengan minat belajar tinggi, hal ini terlihat ketika terjadi proses pembelajaran di

laboratorium yaitu siswa dengan minat belajar sedang mengambil peran yang baik

dalam pengamatan ataupun dalam penyusunan rancangan penelitian akan tetapi

masih terdapat kekurangan misalnya menuliskan kesimpulan tetapi belum

memenuhi semua indikator, menuliskan langkah kerja secara sistematis tepai tidak

dijelaskan secara rinci, menggunakan dua atau satu sumber referansi lain,

sedangkan siswa dengan minat belajar rendah sering melakukan aktifitas diluar

proses pembelajaran materi anatomi organ tumbuhan, yaitu kurang berperan serta

dalam setiap langkah inquiri terpimpin, siswa cenderung hanya berjalan-jalan,

hanya melihat teman-teman yang lain bekerja, sikap duduk yang tidak baik

(tiduran), jika bertanya tidak ada sangkut paut dengan materi pelajaran seperti

bertanya mengenai kehidupan guru, dan tidak turut andil dalam kegiatan

Page 68: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

eksperimen sehingga menjadikan siswa terlihat kurang merespon pembelajaran

dan tidak terlihat nyata usaha untuk mampu menyelesaikan tugas yang diberikan

meskipun sesekali siswa dengan minat belajar rendah membantu teman dalam

anggota kelompok untuk melakukan pengamatan anatomi organ tumbuhan.

William James (1890) dalam Moh Uzer Usman (22:1994) menyatakan bahwa

minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar

siswa, maka siswa dengan minat sedang cenderung memiliki keaktifan yang lebih

baik dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah.

Siswa dengan minat belajar tinggi melalui pembelajaran inquiri terpimpin

pada materi anatomi organ tumbuhan lebih banyak menggunakan indera untuk

melakukan observasi, yaitu dengan menggunakan indera peraba untuk meraba

permukaan daun dengan tujuan mengetahui modifikasi yang dimiliki oleh daun

berupa trikoma, menggunakan indera penglihatan untuk melakukan pengamatan

terhadap lentisel, dan objek yang diamati dibawah mikroskop ketika praktikum

berlangsung, indera pendengaran yang digunakan selama diskusi dan saat siswa

melakukan presentasi, indera pencecapan yang digunakan siswa saat mencicipi

wortel dan kentang dalam praktikum, sebaliknya siswa dengan minat belajar

sedang dan rendah dalam pembelajaran materi struktur jaringan organ tumbuhan

ini hanya menggunakan dua indera atau bahkan satu indera saja, yaitu indera

penglihatan, pendengaran, atau indera peraba saja. Hal ini didukung pula oleh

Syaiful Sagala (169:2009) yang menyampaikan bahwa belajar aktif berarti giat

bekerja, berusaha, dan melakukan perbuatan untuk menemukan pengetahuan

melalui belajar dengan berbuat, mengaktifkan banyak indera untuk mencari tahu,

berinteraksi dalam kerja kelompok dan diskusi, dan berkomunikasi melalui

presentasi. Siswa dengan minat yang tinggi akan mendorong keaktifan dalam diri

siswa, dengan demikian keterampilan proses yang dicapai juga akan meningkat,

namun sebaliknya siswa dengan minat belajar rendah akan menunjukkan

keaktifan yang rendah, hal ini berakibat keterampilan yang dikuasai akan rendah

pula.

Pemusatan perhatian pada siswa dengan minat belajar tinggi dalam

pembelajaran organ tumbuhan memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan

Page 69: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

akhirnya mencapai keterampilan yang diinginkan. Hal ini terlihat ketika siswa

aktif mencari beberapa sumber belajar lain untuk menyusun hipotesis dalam

rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam pembelajaran struktur jaringan

organ tumbuhan di dalam laboratorium. Siswa dengan minat belajar tinggi hampir

tidak luput dalam memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru di dalam

kelas. Ormrod (102:2008) mengungkapkan bahwa siswa dengan minat yang

tinggi akan mencurahkan perhatian yang lebih dan terlibat aktif secara kognitif di

dalamnya. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa siswa dengan minat yang

tinggi cenderung belajar lebih bermakna, terorganisasi dan terperinci, misalnya

mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya, membuat gambar-gambar

visual, mengaitkan berbagai ide, menarik kesimpulan, dan mengidentifikasi

potensi penerapan konsep yang didapat dengan fungsi pada masing-masing organ

tumbuhan. Minat dalam pembelajaran organ tumbuhan memicu semangat untuk

mempelajari lebih dalam mengenai struktur tumbuhan dan mengaitkannya dengan

fungsi organ tumbuhan sehingga dalam hal ini keterampilan proses siswa

mengalami peningkatan yang signifikan.

Hasil penelitian ini didukung oleh Muhibbin Syah (2005: 135) yang

mengungkapkan minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam

bidang-bidang tertentu. Menurut Dwijiastuti (2003) minat belajar IPA merupakan

perasaan siswa untuk menyukai / menyenangi berbagai kegiatan belajar IPA.

Sallah satu kegiatan belajar IPA adalah keterampilan proses sains yang

menggambarkan cara kerja ilmiah para ilmuan. Keterampilan proses sangat

berguna bagi kehidupan sehari-hari yaitu dalam memecahkan permasalahan.

Akibatnya siswa dengan minat yang semakin besar untuk mempelajari IPA akan

memberikan peluang memperoleh hasil belajar serta keterampilan proses yang

lebih baik.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hasil uji hipotesis pada Tabel 15 menunjukkan tidak ada interaksi antara

penerapan metode inquiri terpimpin dengan minat belajar terhadap keterampilan

proses sains siswa. Berdasarkan Grafik 2 yaitu grafik interaksi dapat diketahui

bahwa pengaruh metode inquiri terpimpin terhadap keterampilan proses sains

Page 70: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

siswa selalu lebih baik daripada metode konvensional untuk minat tinggi, sedang,

dan rendah, serta minat belajar tinggi selalu lebih baik daripada minat belajar

sedang dan rendah, kemudian minat belajar sedang lebih baik daripada minat

belajar rendah pada metode inquiri terpimpin maupun metode konvensional. Hal

ini dikarenakan metode pembelajaran dan minat belajar memiliki pengaruh

sendiri-sendiri terhadap keterampilan proses sains siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan minat belajar

tinggi memiliki dorongan yang kuat untuk aktif dalam pembelajaran dan memiliki

kemauan yang keras untuk menguasai materi baik dengan metode pembelajaran

inquiri terpimpin ataupun metode konvensional sehingga minat belajar tidak

berpengaruh terhadap metode pembelajaran. Siswa dengan minat belajar tinggi,

sedang, dan rendah apabila diberi pembelajaran dengan metode inquiri ataupun

metode konvensional memiliki pengaruh yang sama terhadap keterampilan proses

sains siswa. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru sebagai

wahana untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan

nyata. Metode pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara guru dengan

siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan belajar. Metode

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan akan membuat siswa lebih

memfokuskan perhatiannya dan memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti

pelajaran dengan baik sedangkan minat merupakan penentu derajat keaktifan

siswa dalam pembelajaran. Metode inquiri terpimpin merupakan metode

pembelajaran yang menantang siswa untuk aktif berperan serta dalam

penyelidikan yang akan berpengaruh positif pada peningkatan keterampilan

proses sains siswa. Keterampilan proses sains siswa pada kelompok eksperimen

dengan penerapan metode inquiri terpimpin secara langsung merangsang siswa

untuk memiliki keterampilan proses yang harus dimiliki agar siswa berhasil dalam

belajar inquiri terpimpin. Kelas kontrol yang diperlakukan dengan metode

ceramah dan eksperimen kurang memfasilitasi siswa untuk melatih keterampilan

proses yang dimiliki karena suasana di kelas tidak mendukung untuk siswa

berlatih keterampilan proses sains.

Page 71: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Berdasarkan pengamatan, banyak faktor lain yang mempengaruhi

ketercapaian keterampilan proses sains selain metode pembelajaran yang

diterapkan dan minat belajar. Faktor internal yang turut berpengaruh selain minat

belajar antara lain aspek fisiologis (kesehatan siswa) dan aspek psikologis (gaya

belajar) serta faktor eksternal lain yaitu lingkungan belajar, dukungan orang tua,

sarana dan prasarana yang mendukung dalam pembelajaran, serta keikutsertaan

siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah. Berikut ini disajikan tabel

perbedaan langkah kegiatan pelaksanaan pembelajaran dikelas kontrol dan kelas

eksperimen:

Pertemuan I

IPA 2 (Eksperimen) IPA 6 (Kontrol)

Pertemuan II

Apersepsi dengan

demonstrasi tanaman +

media PPT

PPT

(10

menit)

Apersepsi PPT (5-

10 menit)

Penutupan dan Informasi PPT

(5 menit)

Ceramah dan diskusi dalam

kelompok

PPT

(75

menit)

Keterampilan proses

dengan kegiatan

laboratorium

Lab +

LKS (75

menit)

Penugasan Kelompok dan

Penutupan

PPT

(5 menit)

Apersepsi dan pembagian

LKS

5 menit Apersepsi 5 menit

Persentasi hasil

keterampilan poroses dan

diskusi kelompok

PPT

siswa &

LKS

(80

menit)

Kegiatan lab. Keterampilan

proses sains dan diskusi

kelompok

Lab &

LKS (75

menit)

Pembeda:

1. Kesempatan Presentasi

2. LKS

Penutup 5 menit Penutup 5 menit

Page 72: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

55

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh metode inquiri terpimpin

terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari minat belajar siswa dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran inquiri terpimpin berpengaruh nyata terhadap

keterampilan proses sains pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Boyolali.

2. Minat belajar siswa berpengaruh nyata terhadap keterampilan proses sains pada

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Boyolali.

3. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran inquiri terpimpin dengan

minat belajar terhadap keterampilan proses sains pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Boyolali.

Berdasarkan uji lanjut diperoleh hasil bahwa metode inquiri terpimpin lebih

baik dibanding konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Boyolali.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

referensi pada penelitian sejenis dan dapat digunakan sebagai upaya bersama

antara guru, siswa serta penyelenggara sekolah agar dapat membantu siswa dalam

meningkatkan ketercapaian keterampilan proses sains.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru

dalam memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan membangkitkan minat

belajar siswa serta menerapkan metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi

keterampilan proses sains.

Page 73: PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAJARAN 201 K4307045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU commit to user i PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

C. SARAN

1. Guru

Metode inquiri terpimpin dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif

untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

2. Peneliti

Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu

diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan metode pembelajaran

inquiri terpimpin dan minat belajar dalam ruang lingkup yang lebih luas serta

faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap pembelajaran.