Upload
phamduong
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU
Darwinsyah, Merti Triyanti, M.Pd.2, Yuni Krisnawati, M.Pd.
3
1Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3
Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh model Cooperative Script terhadap hasil
belajar biologi Kelas VIII SMP Negeri 9 Lubuklinggau”. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh model Cooperative Script
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 9
Lubuklinggau?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
model Cooperative Script terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII
SMP Negeri 9 Lubuklinggau. Metode penelitian ini adalah menggunakan
metode eksperimen dengan rancangan berbentuk pretest-postest control
group design atau desain kelompok kontrol eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 240 siswa. Dua kelas sebagai
sampel diambil secara acak dengan cara diundi yaitu kelas VIII. 6 sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII.7 sebagai kelas kontrol. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik tes pilihan ganda. Data nilai siswa
dianalisis dengan menggunakan uji t. Dari hasil analisis data post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan 0,05% didapat thitung
= 3,53 dan ttabel = 1,67 karena thitung > ttabel, berarti rata-rata nilai kelas
eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, maka dapat disimpulkan ada
pengaruh model Cooperative Script terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas VIII SMP Negeri 9 Lubuklinggau.
Kata Kunci: Cooperative Script, Hasil Belajar, Biologi.
A. PENDAHULUAN.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 01 Juni
2016 didapat informasi bahwa nilai rata-rata ulangan harian (IPA)
siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) belajar yang
telah ditetapkan SMP Negeri 9 Lubuklinggau yaitu sebesar 75. Hasil belajar
siswa kelas VII tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 240 masih banyak
yang di bawah KKM yaitu sebanyak 135 siswa (56,25%). Sementara itu
siswa yang mendapatkan nilai 75 atau lebih hanya 105 siswa (43,75%).
Rendahnya hasil belajar ini karena kegiatan pembelajaran belum melibatkan
siswa secara aktif dan cenderung didominasi oleh guru.
Kurangnya keaktifan siswa ini disebabkan karena siswa hanya
menerima saja apa yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya ketika mereka
mengalami kesulitan dalam belajar. Berdasarkan masalah tersebut, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan suatu model yang efektif agar
siswa mempelajari materi dengan sungguh-sungguh, mau bertanya ketika
proses pembelajaran berlangsung, tidak menggantungkan diri dengan orang
lain dan bekerja sama dalam memecahkan permasalahan dalam proses
pembelajaran.
Salah satu model yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah
tersebut adalah model pembelajaran Cooperative Script. Menurut Mustajab
(2013:37-38) Model Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang
mengembangkan upaya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama
sedangkan Suprijono (2009:126) mengatakan bahwa pada model
pembelajaran Cooperative Script siswa akan dipasangkan dengan temannya
dan akan berperan sebagai pembicara dan pendengar. Pembicara membuat
kesimpulan dari materi yang akan disampaikan kepada pendengar dan
pendengar akan menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok.
Untuk mencapai tujuan belajar diperlukan juga aktivitas siswa sebagai
penunjang dalam pembelajaran yaitu aktivitas siswa yang dapat
membangkitkan motivasi dan kreativitas siswa, sehingga kegiatan belajar
mengajar berlangsung dinamis. Siswa yang aktif mendengar, berpikir,
bertanya, menjawab, menanggapi pertanyaan adalah salah satu bukti
keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Trianto, 2011:23).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud mengadakan
penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh model Cooperative Script
terhadap hasil belajar biologi Kelas VIII SMP Negeri 9 Lubuklinggau”.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang penting bagi setiap orang,
pengetahuan dan prestasi maupun keahlian yang dimiliki seseorang
merupakan akibat yang dihasilkan setelah menjalani tahap belajar. Belajar
pada intinya tertumpu pada berbagai kegiatan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan untuk bekal hidup dimasa sekarang dan masa
yang akan datang. Saat proses kegiatan pendidikan di sekolah, belajar
merupakan kegiatan yang paling utama. Ini menunjukkan berhasil atau
tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa selaku anak didik.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2009:6) “Hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar adalah perubahan prilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja”. Menurut Hamalik (2001:30) “Hasil belajar tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati
dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan”.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dimyati & Mudjiono (2009:237) menyatakan faktor internal
belajar yang dialami oleh siswa mencakup tiga tahap yaitu:
a. Sebelum belajar hal yang berpengaruh pada belajar
b. Proses belajar, yaitu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa.
c. Proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi,
mengolah, menyimpan, menggali dan unjuk berprestasi.
d. Sesudah belajar merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar.
4. Hasil Belajar pada Ranah Kognitif
Menurut Bloom (Suprijono, 2009:6-7) Hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif meliputi aspek sebagai berikut:
a. Pengetahuan, didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang
telah dipelajari sebelumnya. Contohnya: menyebutkan (C1),
menjelaskan (C1), mengidentifikasi (C1), dan menunjukkan (C1).
b. Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami
materi/bahan. Contohnya: menghitung (C2), membandingkan (C2),
dan menguraikan (C2).
c. Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata, atau
baru. Contohnya: menentukan (C3), menggambarkan (C3), dan
menggunakan (C3).
d. Analisis, merupakan kemampuan untuk menguraikan menguraikan
materi ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih
terstruktur dan mudah dimengerti. Contohnya: menganalisis (C4),
memecahkan (C4), dan menyimpulkan (C4).
e. Sintesis, merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-
bangian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Contohnya:
mengatur (C5), mengumpulkan (C5), dan merumuskan (C5).
f. Penilaian, merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji
nilai suatu materi (pernyataan/laporan penelitian) untuk tujuan
tertentu. Contohnya: membandingkan (C6), memutuskan (C6), dan
menafsirkan (C6).
5. Model Pembelajaran
Menurut Trianto (2011:51) “Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial”.
Menurut Rusman (2010:132) “Model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”.
6. Model Cooperative Script
Menurut Suprijono (2009:109) langkah-langkah dalam model
pembelajaran Cooperative Script adalah:
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar; menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-
ide pokok yang kurang lengkap. Membantu mengingat dan
menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
f. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
g. Penutup.
Berdasarkan uraian langkah-langkah model Cooperative Script di
atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagikan materi pelajaran kepada setiap siswa
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi
yang telah dibagikan
d. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan dari materi yang telah
dipelajari
e. Guru menetapkan siswa yang pertama kali berperan menjadi pembicara
dan siswa yang berperan sebagai pendengar. Sementara pendengar;
menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap. Membantu mengingat dan menghapal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
f. Bertukar peran, semula sebagai pendengar ditukar menjadi pembicara
dan sebaliknya.
g. Kesimpulan dan penutup
Zamzani (2013:345) menjelaskan bahwa kelebihan dan kekurangan
model Cooperative Script adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Teknik pembelajaran ini mendorong keaktifan siswa pada saat
pembelajaran yang meliputi keberanian siswa dalam
mengungkapkan ide yang mereka miliki serta keberanian dalam
mengajukan pertanyaan.
2) Kegiatan ini melatih daya ingat siswa serta kecepatan mereka dalam
berpikir.
3) Teknik pembelajaran ini mendorong siswa yang enggan untuk
terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
b. Kelemahan
1) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar
siswa.
2) Membutuhkan waktu yang lama.
3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi dan tenaga).
4) Guru cenderung kesulitan dalam mengelola kelas.
C. METODE PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010:9) “Penelitian
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antar
dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”.
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen murni yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan dengan
adanya kelas pembanding. Desain eksperimen yang digunakan yaitu
desain pretest-post-test control group design, yaitu terdapat dua kelompok
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Arikunto (2010:124)
desain penelitian dapat digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Pretest-Posttest Control Group Design
D.
Group Pre-test Treatment Post-test
E O1 X O2
K O3 - O4
Keterangan:
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
O1 = pre-test kelas eksperimen
O2 = post-test kelas eksperimen
O3 = pre-test kelas kontrol
O4 = post-test kelas kontrol
X = perlakuan dengan model Cooperative Script
- = perlakuan dengan pembelajaran ceramah
Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan “Variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas (X)
disebut juga dengan variabel pengaruh/penyebab yang berfungsi
mempengaruhi variabel lain. Variabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu model Cooperative Script.
Sedangkan Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu hasil belajar.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi dan Analisis Tes Awal
Pre-test adalah tes awal sebelum mengikuti pembelajaran materi
jaringan tumbuhan. Pre-test juga berfungsi untuk mengetahui kemampuan
awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi
perlakuan atau pembelajaran. Soal pre-test yang digunakan yaitu
berjumlah 22 butir soal berbentuk pilihan ganda.
a. Rata-rata ( x ) dan Simpangan Baku (s) Pre-test.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Pre-test
No Uraian Eksperimen Kontrol
1 Jumlah siswa 36 34
2 Nilai rata-rata 58,06 57,53
3 Nilai terendah 36 41
4 Nilai tertinggi 77 82
5 Rentang nilai 41 41
6 Simpangan baku 11,00 10,12
b. Uji Normalitas Pre-test
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-test
Kelas 2 hitung dk 2 table Kesimpulan
Kelas Eksperimen Pre-test
2,1724 5 11,070 Distribusi normal
Kelas Kontrol Pre-test
1,1551 5 11,070 Distribusi normal
Kurva normalitas data pre-test kelas eksperimen dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kurva Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen
Untuk kurva normalitas data pre-test kelas kontrol dapat dilihat
pada Gambar 4.2.
0
2
4
6
8
10
12
-3 -2 -1 0 1 2
Pre-test
Gambar 4.2 Kurva Normalitas Pre-test Kelas Kontrol
c. Uji Homogenitas Pre-test
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pre-test
Kelas Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Pre-test 1,18 35:33 1,82 Homogen
.
d. Uji-t Pre-test
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Uji-t Pre-test
Jenis Tes thitung ttabel Kesimpulan
Pre-test 0,21 2,00 thitung < ttabel H0 diterima
2. Deskripsi dan Analisis Tes Akhir
Post-test adalah tes akhir setelah mengikuti proses belajar mengajar
pada materi jaringan tumbuhan. Tes ini diberikan untuk mengetahui sejauh
mana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yang diterapkan
baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
a. Rata-rata ( x ) dan simpangan baku (s) Post-test
0
2
4
6
8
10
12
14
-2 -1 0 1 2 3
Pre-test
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pre-test Post-test
Rata
-rata
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Post-test
No Uraian Eksperimen Kontrol
1 Jumlah siswa 36 34
2 Nilai rata-rata 79,86 73,82
3 Nilai terendah 64 59
4 Nilai tertinggi 91 86
5 Rentang nilai 27 27
6 Simpangan baku 6,50 7,71
Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Pre-test dan Post-test
Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui bahwa perbandingan antara
kemampuan awal siswa (pre-test) dengan kemampuan akhir siswa
(post-test) di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata ( x )
pre-test kelas eksperimen adalah 58,06 sedangkan nilai rata-rata post-
test 79,86, artinya terdapat peningkatan sebesar 21,80. Nilai rata-rata
( x ) pre-test pada kelas kontrol adalah 57,53, sedangkan nilai rata-rata
post-test adalah 73,82 yang artinya terdapat peningkatan sebesar 16,29.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
b. Uji Normalitas Post-test
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Post-test
Kelas 2 hitung dk
2 tabel Kesimpulan
Kelas Eksperimen
Post-test
2,9663 5 11,070 Distribusi normal
Kelas Kontrol
Post-test
1,8149 5 11,070 Distribusi normal
Gambar 4.4 Kurva Normalitas Post-test Kelas Eksperimen
Untuk kurva normalitas data post-test kelas kontrol dapat dilihat
pada Gambar 4.5.
0
2
4
6
8
10
12
-3 -2 -1 0 1 2 3
Post-test
Gambar 4.5 Kurva Normalitas Post-test Kelas Kontrol
c. Uji Homogenitas Post-test
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Post-test
Kelas Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Post-test 1,41 33:35 1,80 Homogen
d. Uji-t Post-test
Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas
sampel terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa. Kelas eksperimen
diberikan pembelajaran dengan menerapkan model Cooperative Script,
sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan model
konvensional.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji-t Post-test
Jenis Tes thitung ttabel Kesimpulan
Post-test 3,53 1,67 thitung > ttabel H0 ditolak
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh nilai rata-rata
post-test kelas eksperimen sebesar 79,86 sedangkan pada kelas kontrol
0
2
4
6
8
10
-3 -2 -1 0 1 2 3
Post-test
sebesar 73,82. Kemudian hasil analisis uji-t diperoleh thitung = 3,53 >
ttabel =1,67, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
model Cooperative Script terhadap hasil belajar biologi siswa kelas
VIII SMP Negeri 9 Lubuklinggau.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis
memandang perlu untuk memberikan saran sebagai berikut:
a. Siswa
Hendaknya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
serta mampu belajar mandiri dalam menggali pengetahuan,
sehingga hasil belajarnya dapat ditingkatkan.
b. Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya menggunakan model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif
dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat serta hasil
belajar siswa.
c. Sekolah
Dalam mengoptimalkan proses belajar mengajar, hendaknya
sekolah menyediakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
pembelajaran dikelas.
F. DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rieneka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka
Cipta.
Firmansyah, R., Mawardi, A & Riandi, U. 2009. Mudah dan Aktif Belajar
Biologi 2: untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ibrilusiyanti, N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Script dengan Metode Praktikum terhadap Aktivitas dan
Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Fisika Kelas VIII di MTs Miftahul
Hasan Prasi Probolinggo. Jurnal Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Jember. 1 (2), 363-369.
Istorina, N. W. A. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative
Script Berbantuan Media Tape Recorder Terhadap Keterampilan Menulis
Siswa Kelas V SD Saraswati 2 Denpasar. e–Journal Mimbar PGSD, 2
(1), 1-10.
Jihad, A & Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Mustajab, M. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script
Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri
2 Karanggayam Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Sains. 1
(1), 37-40.
Natalina, M. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script
Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
VII5 SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP, Universitas
Riau. 10 (1), 44-52.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpabeta.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman & Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.
Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Yulaelawati, E. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Filosofi Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.
Zamzani, R. 2013. Pengaruh Teknik Pembelajaran Cooperative Script
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar
Elektronika Pada Siswa Kelas X TAV di SMK Negeri 1 Sidoarjo. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro. 2 (1), 343-350.