33
1 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha kuasa atas berkat rahmat dan cinta kasih-Nya sehingga modul pelatihan “manage your self” ini dapat diselesaikan dengan baik. Modul ini dikembangkan sebagai salah satu alat bantu pelatihan yang berupa bahan tertulis yang berisi materi dan tugas-tugas pelatihan. Modul ini memuat materi dan tugas-tugas pelatihan yang terdiri dari tiga aspek psikologis dari pengembangan harga diri yaitu penerimaan diri , manajemen stres, dan motivasi. Modul ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi trainer dan fasilitator dalam memberikan pelatihan, dan pegangan bagi peserta pelatihan dalam upaya meningkatkan harga diri masing-masing peserta. Penulis berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi upaya peningkatan harga diri khususnya peningkatan harga diri bagi penderita HIV/AIDS. Salatiga, Juni 2014 Penulis

Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

  • Upload
    lehuong

  • View
    221

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

1

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha kuasa atas

berkat rahmat dan cinta kasih-Nya sehingga modul pelatihan “manage

your self” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Modul ini dikembangkan sebagai salah satu alat bantu pelatihan

yang berupa bahan tertulis yang berisi materi dan tugas-tugas pelatihan.

Modul ini memuat materi dan tugas-tugas pelatihan yang terdiri dari tiga

aspek psikologis dari pengembangan harga diri yaitu penerimaan diri ,

manajemen stres, dan motivasi.

Modul ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi trainer dan

fasilitator dalam memberikan pelatihan, dan pegangan bagi peserta

pelatihan dalam upaya meningkatkan harga diri masing-masing peserta.

Penulis berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi upaya

peningkatan harga diri khususnya peningkatan harga diri bagi penderita

HIV/AIDS.

Salatiga, Juni 2014

Penulis

Page 2: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

2

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar …………............................................................ 91

Daftar Isi ……………………………………………………..... 93

Pendahuluan ………………………………………………........ 94

Modul 1

:

Penerimaan Diri“Ku Istimewa”................................... 97

Modul 2

:

Manajemen Stres “Masalah sapa takut???”................. 107

Modul 3

:

Motivasi ”Aku Pasti Bisa !!!”.................................... 116

Lampiran ……………………………………………..................... 123

Page 3: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

3

PENDAHULUAN

Ketika seseorang di vonis terinfeksi HIV/AIDS maka

mereka akan merasa bahwa harga dirinya rendah sehingga tidak

mau berinteraksi dengan orang lain. Tanpa di bekali harga diri

(self esteem) yang sehat, individu akan kesulitan untuk

menghadapi tantangan hidup maupun untuk merasakan berbagai

kebahagiaan dalam hidupnya. Self esteem juga mengandung nilai

kelangsungan hidup (survival value) yang merupakan kebutuhan

dasar manusia. Hal ini memungkinkan harga diri (self estem)

memberikan sumbangan bermakna bagi proses kehidupan

individu selanjutnya, maupun perkembangan pribadi yang sehat.

Pelatihan ini juga sebagai sarana bagi penderita HIV/AIDS untuk

mengevaluasi pribadinya sehingga mereka dapat menerima setiap

kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

Bahwa pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan

apa yang selama ini menjadi kebutuhan dan kendala-kendala

seseorang yang terinfeksi ketika harus berhubungan dengan dunia

di luar mereka, bagaimana mereka menghadapi setiap

diskriminasi dan stigma yang mereka terima dari masyarakat dan

lingkungan. Pelatihan ini juga diharapkan akan membawa

penderita HIV/AIDS mempunya kualitas hidup yang baik dan

tetap bisa berkarya nyata dalam masyarakat dan lingkungannya

seperti saat mereka belum terinfeksi.

Program pelatihan kerja dapat disusun secara berjenjang

atau tidak berjenjang. Program pelatihan kerja yang disusun

secara berjenjang mengacu beberapa aspek yang sering muncul

Page 4: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

4

sebagai masalah bagi penderita HIV/AIDS dalam mereka

bersosialisasi dan bermasyarakat.

Dalam program pelatihan ini mengangkat sebuah topik

tentang harga diri (self esteem) yang diberi nama pelatihan

“manage your self“ dimana penderita HIV/AIDS diajak

memanage dirinya atau mengatur kepribadiannya dengan

mempertimbangkan bahwa setiap individu adalah pribadi yang

sempurna dan berharga di mata sang pencipta. Oleh karena

keberhasilan seseorang dalam hidup adalah ketika seseorang bisa

menerima dirinya apa adanya dan menyadari setiap potensi yang

dimilikinya.

Secara garis besar, pelatihan “manage your self” berangkat

dari sebuah konsep dasar bahwa sehat itu tidak hanya bicara soal

kesehatan medis saja tapi juga kesehatan psikis dimana apabila

secara psikologis seseorang dikatakan sehat dia akan dapat

menjalani kehidupannya dengan lebih baik dan dapat memaknai

hidup yang dijalaninnya.

Dalam pelatihan ini ada tiga aspek yang ditekankan untuk

dapat di manage dan dikembangkan bagi para peserta yaitu

penerimaan diri , manajemen stres, dan motivasi. Karena ketiga

aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

dan kesehatan mental penderita HIV/AIDS. Dan aspek-aspek ini

juga sangat erat keterkaitannya dengan harga diri bagi setiap

penderita HIV/AIDS.

Tujuan pelatihan ini adalah memberikan pencerahan dan

motivasi kepada peserta untuk meningkatkan kemampuan dan

kualitas diri sendiri dalam menjawab berbagai tantangan di

Page 5: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

5

tengah keluarga dan kehidupan di masyarakat. Dan melalui

pelatihan ini juga diharapkan peserta memiliki motivasi yang

tinggi, kesadaran diri dengan mengembangkan kepekaan terhadap

perasaan dan keberadaan orang lain serta dapat mengembangkan

setiap potensi yang ada dan bisa menjadi pribadi yang

berdayaguna bagi keluarga,masyarakat dan lingkungan.

Page 6: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

6

MODUL 1

PENERIMAAN DIRI

“Ku Istimewa”

A. Pengantar

Menurut Ryff (1996), penerimaan diri adalah keadaan dimana

seorang individu memiliki penilaian positif terhadap dirinya, menerima

serta mengakui segala kelebihan maupun segala keterbatasan yang ada

dalam dirinya tanpa merasa malu atau merasa bersalah terhadap kodrat

dirinya. Jersild (dalam Hurlock, 1974) mengemukakan beberapa ciri

penerimaan diri untuk dapat membedakan antara orang yang menerima

keadaan dirinya atau yang telah mengembangkan sikap penerimaan

terhadap dirinya dengan orang yang menolak keadaan dirinya (denial),

antara lain:

1. Memiliki harapan yang realistis terhadap keadaannya dan menghargai

dirinya sendiri.

2. Yakin akan standar-standar dan pengakuan terhadap dirinya tanpa

terpaku pada pendapat orang lain.

3. Memiliki perhitungan akan keterbatasan dirinya dan tidak melihat

dirinya secara irasional;

4. Menyadari aset diri yang dimiliki dan merasa bebas untuk melakukan

keinginannya,menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri.

Hurlock (1974) mengemukakan sepuluh faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri individu, yaitu:

1. Pemahaman tentang Diri Sendiri

Timbul dari kesempatan seseorang untuk mengenali kemampuan dan

ketidakmampuannya serta mencoba menunjukan kemampuannya.

Page 7: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

7

Semakin individu memahami dirinya, maka semakin besar penerimaan

individu terhadap dirinya.

2. Harapan Realistik

Timbul jika individu menentukan sendiri harapannya dengan

disesuaikan dengan pemahaman kemampuannya, dan bukan

diarahkan oleh orang lain. Dengan harapan realistik, akan semakin

besar kesempatan tercapainya harapan tersebut sehingga

menimbulkan kepuasan diri.

3. Tidak Adanya Hambatan di Lingkungan

Harapan individu akan sulit tercapai bila lingkungan di sekitarnya

tidak memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi (walaupun

harapan individu sudah realistik).

4. Sikap-sikap Anggota Masyarakat yang Menyenangkan tidak adanya

suatu prasangka, adanya penghargaan terhadap kemampuan sosial

orang lain dan kesediaan individu mengikuti kebiasaan lingkungan.

5. Tidak adanya gangguan emosional yang berat

Tidak adanya gangguan emosional yang berat akan membuat individu

dapat bekerja sebaik mungkin dan merasa bahagia.

6. Pengaruh Keberhasilan yang dialami keberhasilan yang dialami dapat

menimbulkan penerimaan diri (yang positif). Sebaliknya, kegagalan

yang dialami mengakibatkan adanya penolakan diri.

7. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik

individu yang mengidentifikasi diri dengan orang yang well adjusted,

dapat membangun sikap-sikap yang positif terhadap diri sendiri dan

bertingkah laku dengan baik, yang dapat menimbulkan penerimaan

diri dan penilaian diri yang baik.

8. Adanya Perspektif Diri yang Luas

Page 8: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

8

Yakni memperhatikan pandangan orang lain tentang diri. Perspektif

diri yang luas ini diperoleh melalui pengalaman dan belajar.

9. Pola Asuh di Masa Kecil yang Baik

Anak yang diasuh secara demokratis akan cenderung berkembang

sebagai orang yang dapat menghargai dirinya sendiri.

10. Konsep Diri yang Stabil.

Individu yang tidak memiliki konsep diri yang stabil (misalnya,

kadang menyukai diri dan kadang tidak menyukai diri), akan sulit

menunjukan pada orang lain siapa ia sebenarnya, sebab ia sendiri

ambivalen terhadap dirinya.

Hurlock (1974), memberikan pandangan bahwa semakin baik

seorang individu dapat menerima dirinya, semakin baik penyesuaian diri

dan penyesuaian sosialnya. Penyesuaian diri yang positif adalah adanya

keyakinan pada diri dan adanya harga diri sehingga timbul kemampuan

menerima.

Mungkin kita pernah mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam

bahasa sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau

persoalan? Hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri

dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa

bahkan sampai usia lanjut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri

menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada

tantangan ataupun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri,

"Dulu saya tidak penakut seperti ini... kenapa sekarang jadi begini ?". Ada

juga yang berkata: "Kok saya tidak seperti dia yang selalu percaya diri...

rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya... saya malu menjadi

diri saya !".

Page 9: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

9

Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul

pertanyaan dalam benak kita: mengapa rasa percaya diri begitu penting

dalam kehidupan individu. Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat

diperbaiki sehingga tidak menghambat perkembangan individu dalam

menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hubungan interpersonal.

Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan

dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan

memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas

kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan

kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Orang yang tidak percaya

diri akan merasa terus menerus jatuh, takut untuk mencoba, merasa ada

yang salah dan khawatir (Elly Risman, 2003: 151).

Rusaknya kepercayaan diri tidak dapat tumbuh dalam satu hari.

Lingkungan banyak punya andil membentuknya. Bagi penderita

HIV/AIDS rusaknya penerimaan diri biasanya terbentuk disaat mereka

mereka tahu dan mengerti status sosial mereka dimasyarakat dan

penerimaan dari masyarakat, keluarga dan orang-orang terdekat mereka

yang tidak bersahabat juga membawa mereka semakin tidak bisa

menerima keberadaan mereka ini juga bisa pada kondisi mereka

menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan Tuhan.

B. Tujuan

Tujuan dari sesi ini adalah agar masing-masing peserta memiliki

pengertian yang benar tentang siapa dirinya dengan segala potensi dan

kapasitas serta dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimikinya.

Sehingga seburuk apapun kondisi yang dialami saat ini peserta dapat

menerima keadaaan itu dengan lapang dada dan selalu berpikir positif

Page 10: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

10

terhadapat permasalahan yang terjadi pada dirinya. Pada akhir sesi ini,

peserta diharapkan akan mampu:

1. Mengerti tentang dirinya dengan segala kelebihan dan

kekurangannya.

2. Dapat menerima keadaan dirinya.

3. Menjadi pribadi yang bernilaiguna bagi orang lain.

4. Tidak menyalahkan keadaan yang terjadi pada dirinya.

C. Materi

Dalam sesi penerimaan dan pengembangan diri ini langkah

pertama peserta diminta menuliskan siapa diri mereka dengan segala

kelebihan, kekurangannya, potensi dan kendala pada kertas kerja Format

M.1.1. Peserta akan dipandu fasilitator dalam mengerjakan kertas kerja

tersebut.Peserta diminta untuk mengingat kembali hal-hal yang dirasakan

menjadi penghambatnya selama ini dalam menerima dirinya sendiri dan

hal-hal apa saja yang membuat dirinya tidak bisa berkembang dengan

baik. Langkah kedua peserta akan dipandu oleh trainer dalam refleksi

dengan suasana hening dan diiringi dengan musik yang syahdu yang

membawa suasana dimana peserta berhubungan dengan dirinya sendiri

dalam merefleksikan siapa dirinya. Langkah ketiga peserta akan diberi

materi tentang penerimaaan dan pengembangan diri dimana trainer akan

menyampaikan materi lewat media LCD dan tampilan slide-slide bahwa

setiap manusia itu istimewa, diciptakan dengan tujuan yang mulia dan

selalu ada potensi yang bisa digali dalam kehidupan seseorang.

Begitu juga dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS harus bisa

menerima keberadaaan dirinya termasuk dengan penyakit atau virus yang

ada yang berkembang dalam dirinya. Sehingga kalau bisa menerima

Page 11: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

11

keberadaan dirinya perserta diharapkan dapat menjaga kesehatannya dan

menjaga dirinya untuk tidak menularkan virus yang ada pada orang lain

dengan pola hidup sehat dan setia pada pasangannya.

D. Prosedur Berlatih

1. Pahami modul dengan baik,bila ada yang kurang jelas dapat di

tanyakan kepada fasilitator.

2. Isilah Format M.1.1 dengan baik dan jujurlah pada setiap pertanyaan

yang ada.

3. Lakukan refleksi dengan hikmat dalam suasana tenang dan tidak

berisik karena dapat menganggu para peserta lainnya.

4. Ikuti setiap materi yang disampaikan oleh fasilitator.

E. Waktu

Waktu yang digunakan dalam sesi ini adalah 90 menit.

F. Alat Bantu

Alat bantu yang diperlukan dalam melakukan modul pernerima dan

pengembangan diri adalah. Modul penerimaan diri , Format M.3.1, spidol,

pulpen LCD projector. Komputer/laptop, musik klasik, ruangan yang

tenang dan jauh dari gangguan suara-suara luar.

G. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan melihat umpan balik dari peserta

pelatihan dan mengamati antusiasme peserta dalam proses pelatihan.

Evaluasi juga dilakukan dengan mencermati hasil kerja peserta yang

dituangkan dalam Format M.1.1

Page 12: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

12

FORMAT M.1.1

SIAPA AKU???

Nama :

Usia :

Hobbi :

Kelebihan Kekurangan

1…………………………………..

2……………………………………

3……………………………………

4……………………………………

.

5……………………………………

.

1……………………………………

..

2……………………………………

..

3……………………………………

4……………………………………

.

5……………………………………

.

Potensi Kendala

1……………………………………

.

2……………………………………

..

3……………………………………

1……………………………………

..

2……………………………………

..

3……………………………………

Page 13: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

13

..

4……………………………………

..

5……………………………………

..

.

4……………………………………

..

5……………………………………

..

Penjelasan :

A. Kelebihan

Pada kolom kelebihan peserta diminta untuk menulis setiap

kelebihan yang dimilikinya sebagai suatu hal yang positif yang

terdapat dalam dirinya.Kelebihan ini bisa berupa fisik, sifat

dan karakter yang selama ini melekat dalam diri peserta.

B. Kekurangan

Pada kolom ini peserta diminta untuk menulis setiap

kekurangan yang ada pada dirinya dan yang sering dirasakan

sebagai suatu hal yang negatif bahkan kadang membuat

dirinya merasa tidak menjadi pribadi yang baik. Kekurangan

ini bisa berupa fisik,sifat dan karakter yang dimiliki.

C. Potensi

Dalam kolom ini peserta diminta menuliskan hal-hal yang

selama ini menjadi potensi yaitu yang merupakan

kemampuan, kekuatan baik yang belum terwujud maupun

yang sudah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum

sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal.

Page 14: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

14

D. Kendala

Dalam kolom ini peserta menuliskan kendala yaitu faktor-

faktor yang selama ini membatasi atau menghalangi untuk

seseorang dapat mencapai sasaran dalam hidupnya.Kendala

ini bisa berasal dari dalam diri peserta atau dari luar dirinya.

Page 15: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

15

MODUL 2

MANAJEMEN STRES

“Masalah sapa takut ???”

A. Pengantar

Semakin tinggi stres yang terjadi pada manusia dapat mengakibatkan

munculnya emosi yang negatif, misalnya kecemasan atau depresi. Selain

mempengaruhi emosi, stres juga bisa menyebabkan physical illnesses,

baik ringan maupun berat. Di dalam menghadapi peristiwa yang

menimbulkan stres, berbagai reaksi individu bisa sangat berbeda: Ada

yang mengalami masalah serius pada aspek psikologis, ada juga yang

bermasalah pada aspek fisik; namun ada yang tidak mengalami masalah

terhadap peristiwa stres yang sama, bahkan merasa tertantang dan tertarik.

Kondisi-kondisi di atas membuat topik stres menjadi menarik untuk

dikaji. Jadi, apakah stres itu? Secara umum, stres terjadi ketika orang

dihadapkan pada peristiwa yang dirasakan sebagai ancaman bagi keadaan

fisik atau psikisnya. Peristiwa ini dinamakan stressor dan reaksi individu

terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres. Karakteristik Stres tak

terhitung banyaknya peristiwa yang menyebabkan stres, terutama

peristiwa yang mengakibatkan perubahan besar, yang dampaknya

mempengaruhi banyak orang, misalnya bencana alam seperti gempa bumi

dan perang,dapat juga berupa peristiwa yang menyebabkan perubahan

besar dalam kehidupan individu, misalnya pindah rumah, ditinggal karena

kematian oleh orang yang disayangi, menikah, menderita penyakit serius,

kehilangan, pekerjaan dan sebagainya. Jadi, sumber stres dapat berada

Page 16: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

16

dalam diri individu, berbentuk motif atau keinginan yang bertentangan.

Secara garis besar, sumber stres dapat dikategorikan sebagai berikut:

merupakan sumber stres yang paling dikenali, yaitu situasi bahaya yang

ekstrim, yang berada diluar rentang pengalaman manusia yang lazim,

misalnya bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami; maupun bencana

buatan manusia seperti perang ataupun peristiwa nuklir, kecelakaan berat

misalnya tabrakan pesawat, dan penyerangan fisik seperti pemerkosaan

atau upaya pembunuhan.

Pola perilaku umum (disaster syndrome) reaksi terhadap traumatic events

yaitu: Pada awalnya, individu menjadi bingung melompong dan

menunjukkan ketidaksadaran atas bahaya atau luka-lukanya. Mereka

mondar-mandir tak berarah tujuan, dan mungkin menempatkan diri

mereka dalam risiko cedera lainnya. Controllability semakin tampak tak

terkendalikannya suatu peristiwa, besar kemungkinan peristiwa itu

dianggap stressful. Peristiwa tak terkendalikan terutama kematian orang

yang dicintai, dipecat, atau menderita penyakit serius. Sedangkan

peristiwa ringan yang terkendalikan misalnya teman yang menolak untuk

memaafkan atas kesalahanmu, atau gagal berangkat karena kehabisan tiket

pesawat. Alasan yang dapat dipahami bahwa peristiwa tak terkendali

sebagai peristiwa stressful adalah jika kita tidak dapat mengendalikannya,

maka kita tidak dapat mencegahnya terjadi. Keyakinan bahwa kita dapat

mengendalikan suatu peristiwa akan memperkecil pengaruh peristiwa itu,

walaupun kita tidak pernah mengalami peristiwa tersebut.

Manajemen Stres. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa orang

yang memiliki banyak ikatan sosial (pasangan, kawan kerabat, anggota

kelompok) hidup lebih lama dan kurang rentan mengalami penyakit yang

berhubungan dengan stres dibandingkan orang yang memiliki sedikit

Page 17: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

17

kontak sosial suportif (Collen & Wills, 1985). Kawan-kawan dan keluarga

dapat memberikan dukungan dalam banyak cara. Mereka dapat

meningkatkan harga diri dengan mencintai kita apapun masalah kita.

Mereka dapat memberikan informasi dan nasehat, pendampingan untuk

mengalihkan perhatian kita dari kekuatiran kita, dan bantuan finansial atau

material. Semua hal itu cenderung menghilangkan perasaan tidak berdaya

dan meningkatkan percaya diri kita tentang kemampuan kita menghadapi

masalah. Stres lebih mudah ditoleransi jika penyebab stres diceritakan

kepada orang lain. Dukungan emosional dan perhatian dari orang lain

dapat menjadikan stres lebih dapat ditanggung. Kecemasan dan konflik

individual cenderung dilupakan saat orang bekerja bersama melawan

musuh yang sama atau mengejar tujuan yang sama.

Tetapi kadang keluarga dan kawan dapat meningkatkan stres.

Meremehkan keseriusan masalah atau memberikan keyakinan buta bahwa

segalanya akan baik dapat menimbulkan lebih banyak stres dan bukannya

memberikan dukungan sama sekali. Orang lain juga dapat memberikan

tuntutan atau menciptakan beban pada seseorang tiap kali ia menghadapi

stresor lain. Selain mencari dukungan sosial yang positif pada saat stres,

orang juga dapat mempelajari teknik lain untuk menurunkan efek negatif

dari stres terhadap tubuh dan pikiran.

Kaitan antara stres dengan kesejaterahan psikologis telah terbukti

dimana tingkat stres yang lebih tinggi berasosiasi dengan kesejaterahan

psikologis yang rendah atau dapat disimpulkan bahwa stres berhubungan

negatif dengan kesejaterahan psikologis. Oleh karena itu, kemampuan

untuk mengatasi stres adalah faktor penting dalam menentukan kesehatan

dan kesejaterahan psikologis (Lee, 2007). Upaya peningkatan kemampuan

pengelolahan stres sosial di masyarakat dapat dilakukan dengan

Page 18: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

18

memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang kemampuan

menyelesaikan masalah sosial sehingga berkontribusi positif terhadap

kesejaterahan diri (Bell & D’ Zurilla, 2009; Chang, D’Zurilla, Samna,

2007). Pengurangan stres psikologis dapat menyebabkan peningkatan

kesehatan, termasuk memperlambat perkembangan penyakit dalam

populasi ODHA (Brincks, Feaster & Mitrani, 2010). Pelatihan manajemen

stres merupakan sebuah integrasi dalam usaha pemenuhan kebutuhan

ODHA untuk meningkatkan perawatan diri dan kulitas hidup. Lebih lanjut

WHO menyatakan bahwa kesejaterahan hidup adalah tujuan primer dalam

perawatan kontemporer terhadap penyakit sehingga intervensi psikososial

yang mampu mengurangi stres dan meningkatkan fungsi psikologis

seharusnya menjadi sebuah rutinitas yang penting dalam perawatan yang

ditawarkan pada penderita HIV/AIDS (Gayner et al,2011).

B. Tujuan

Tujuan dari sesi ini adalah agar masing-masing peserta dapat

mengambil satu kesimpulan yang tepat mengenai apa itu stres dan

bagaimana dapat mengelolah stres dengan baik sehingga stres tidak

menjadi hal yang menghambat peserta dalam mencapai apa yang dicita-

citakan dan harapan.

Pada sesi ini trainer akan memberikan materi tentang stres, setelah

selesai trainer mempersilakan bagi peserta untuk bertanya tentang materi

yang telah disampaikan trainer juga mengajak peserta bagaimana merubah

pikiran negatif yang sering datang pada saat stres menjadi pikiran positif

(disertai contoh kasus).

Pada akhir sesi ini, peserta diharapkan akan mampu:

1. Mengerti dengan benar arti dan bagaimana stres itu.

Page 19: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

19

2. Mengerti hal apa saja yang menjadi sumber stres (stressor) dalam

dirinya.

3. Mencatat dan mengklasifikasikan sumber stres dalam dirinya.

4. Memahami melakukan pengelolahan stres dengan benar dan efektif.

5. Mendapat penguatan dari testimony yang disampaikan dari salah

seorang odha yang berhasil mengatasi masalah hidupnya.

C. Materi

Langkah pertama dalam sesi manajemen stres ini adalah kegiatan

mengidentifikasi sumber stres atau stressor para peserta pelatihan.Peserta

akan diberikan blangko indentifikasi stres dan diminta untuk mengisinya.

Peserta bisa meminta bantuan fasilitator untuk dapat membantu

menanyakan apabila menemukan kesulitan dalam mengisi blangko

indentifikasi stres.

Langkah kedua tainer akan memberikan materi tentang manajemen

stres dan bagaimana mengelolah stres untuk para peserta. Memberikan

penjelasakan kepada peserta bahwa masalah yang terjadi dalam kehidupan

kita itu bukan untuk di hindari tetapi untuk di hadapi.

Langkah ketiga dari sisi manajemen stres ini adalah pemaparan

testimony dari seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS yang telah dianggap

oleh peneliti dan professional adjustment cukup berhasil dalam mengatasi

masalah hidupnya, sebagai seorang yang terinfeksi HIV/AIDS dan

menceritakan bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan saat mengetahui

status terinfeksinya, bagaimana mengatasi penolakan dari keluarga dan

lingkungan serta stigma dan diskriminasiyang masih diterima, oleh peserta

sampai saat ini.Pemapar ini adalah seorang yang sudah terbuka (open

status) tentang siapa dirinya sebagai seorang penderita HIV/AIDS

Page 20: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

20

Langkah keempat trainer kembali menguatkan peserta bahwa hidup

harus terus berlanjut dan cara menghadapi stigma dan diskriminasi adalah

dengan menghasilkan karya dan berbuat hal-hal yang tidak bertentangan

dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

D. Prosedur Berlatih

1. Pahami modul manajemen stres diskusikan dengan fasilitator apabila

ada hal yang tidak diketahui

2. Isilah dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk yang ada

blangko identifikasi stres yang diberikan.

3. Tuangkan dalam blangko apa yang selama ini menjadi sumber stres

atau stressor yang ada.

4. Ikutin dengan seksama testimony yang disampaikan dan jadikan itu

sebagai penguatan dan pembelajaran karena pesan disampaikan dari

orang yang mengalami hal yang sama dengan apa yang peserta alami.

E. Waktu

Waktu yang dipelukan untuk sesi ini adalah 90 menit.

F. Alat Bantu

Alat bantu yang diperlukan adalah modul manajemen stress,kertas

kerja Format M.2.1 pulpen, spidol, LCD projector, komputer/laptop.

G. Evaluasi

Evaluasi proses dilakukan dengan meminta umpan balik dari peserta

tentang proses pelatihan dan mengamati antusiasme dalam proses

pelatihan Evaluasi juga dilakukan dengan mencermati hasil kerja peserta

yang dituangkan dalam kertas kerja Format M.2.1

Page 21: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

21

FORMAT M.2.1

LEMBAR KERJA MENGIDENTIFIKASI SUMBER STRES

(SRESSOR)

INDENTITAS :

- Nama :

- Status : Kawin/Tidak Kawin

- Usia :

Tujuan dari identifikasi stres ini adalah untuk menentukan stressor

mana yang paling berpengaruh dalam hidup anda.

YANG HARUS DILAKUKAN :

1. Buatlah satu daftar dari semua stressor yang dirasakan mempunyai

pengaruh.Pertimbangkan semua kategori di bawah ini .Susunlah

menurut prioritas untuk setiap kategori.

Lingkungan Fisik Sosial, Ekonomi,

Politik Keluarga

Pekerjaan

& Karir

Hubungan antar

pribadi

2. Tuliskan semua simptom-simptom (gejala)yang muncul

3. Bagaimana cari menghadapi dan mengatasinya ?

Page 22: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

22

MODUL 3

MOTIVASI BERTAHAN HIDUP

“Aku Pasti Bisa !!!“

A. Pengantar

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk

melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan

sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari

kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk

tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia

telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam

kehidupan.

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi

yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang

membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan

melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status

ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbinya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar

pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang

membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang

dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya

manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy & Becker

membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori

yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori

penetapan sasaran.

Page 23: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

23

Aktualisasi diri

penghargaan

sosial

keamanan

Fisik

Era globalisasi telah mengubah dunia menjadi seakan tanpa batas,

perkembangan ilmu pengetahuan kian pesat dan pada waktu yang sama di

tempat yang berbeda informasi dapat diperoleh dengan mudah. Sebagai

konsekuensi logis terjadilah ledakan informasi yang tentunya memerlukan

suatu teknologi yaitu teknologi informasi untuk dapat mengakses dan

menyebarluaskan informasi tersebut dengan cepat. Seiring dengan hal ini

maka terjadi begitu banyak perubahan dalam dunia organisasi.

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada

dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya

dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari

tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan

Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai

motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah

kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak

harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya

menjadi penentu tindakan yang penting.

Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).

Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya).

Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang

lain, diterima, memiliki).

Page 24: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

24

Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan).

Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan,

dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan bahwa

kepuasan diri dan menyadari akan potensinyayang terdapat pada

dirinya).

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan

tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih

tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai

waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika

kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan

karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya

masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

Bagi penderita HIV/AIDS adalah hal yang sangat penting untuk

memiliki motivasi yang baik, apalagi motivasi bertahan hidup.Pada saat

seseorang di vonis menderita HIV/AIDS adalah hal yang sangat ditakutkan

bagi setiap penderita HIV/AIDS. Ada beberapa faktor yang membuat

penderita HIV/AIDS sehingga mengalami ketakutan dan pada akhirnya

membuat penderita merasa sedih dan tidak memiliki motivasi lagi dalam

menjalani kehidupan mereka. Faktor–faktor yang biasa akan dihadapi

diantaranya :

1. Ketakutan akan kematian karena HIV/AIDS adalah penyakit yang

belum ditemukan obat atau penangkal virusnya.

2. Ketakutan mendapat stigma dari masyarakat karean masyarakat akan

menilai mereka sebagai orang yang bermasalah dan harus dijauhi.

Page 25: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

25

3. Ketakutan mendapat diskriminasi dari lingkungan dan masyarakat,

diskriminasi ini juga bisa pengucilan dari masyarakat, tidak bisa meng

gunakan fasilitas bersama, diskriminasi di tempat kerja, sekolah,

rumah sakit dan lain-lain.

B. Tujuan

Tujuan dari sesi motivasi bertahan hidup ini adalah agar masing-

masing peserta memiliki motivasi yang baik dalam menghadapi kehidupan

mereka, dan disadarkan bahwa dapat status sebagai orang terinfeksi itu

bukan akhir dari segalanya, dengan status terinfeksipun masih tetap bisa

melanjutkan kehidupan dan menjadi pribadi yang berdaya guna dan

membuktikan pada masyarakat luas bahwa orang terinfeksi bukanlah

merupakan beban bagi keluarga dan masyarakat. Pada akhir sesi ini,

peserta diharapkan akan mampu:

1. Menyimpulkan secara pribadi apa itu motivasi.

2. Menyimpulkan peran motivasi secara tepat dalam kehidupan ketika

menghadapi bahwa mereka adalah orang yang terinfeksi HIV/AIDS.

3. Bangkit dari segala keterpurukan dan dapat melanjutkan kehidupan

dengan penuh semangat dan gairah.

C. Materi

Dalam sesi motivasi ini ada beberapa langkah–langkah yang

dilakukan, langkah pertama yang dilakukan adalah trainer akan

menanyakan kepada peserta apa yang perserta ketahui tentang motivasi

atau apa itu motivasi? Peserta akan diminta menjawab spontan, pertanyaan

ini hanya diajukan kepada 3 orang peserta saja. Setelah itu trainer akan

mencoba menjelaskan begitu pentingnya motivasi dalam diri seseorang

dan motivasilah yang menjadi pengerak seseorang dalam melakukan

sesuatu. Langkah kedua akan ditayangkan video paralympic games yaitu

Page 26: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

26

video tentang lomba olahraga bagi penyandang cacat penjelasan tentang

tayangan paralympic :

Peserta diajak untuk melihat bahwa ketika kita memiliki suatu kekurangan

pasti juga kita memiliki kelebihan di tempat lain. Bahwa banyak orang

yang sepertinya kurang beruntung dengan memiliki kekurangan tapi tetap

bisa berhasil dan menjadi kebanggaan bagi keluarga masyarakat bahkan

negaranya dan dengan video ini peserta diharapkan mengenali kelebihan

dan kekurangan, mendapat pelajaran bagaimana memotivasi diri dan bisa

merasakan apa yang orang lain juga rasakan.Langkah ketiga peserta akan

dibagi dalam 4 kelompok dimana masing-masing kelompok berjumlah 5

orang.Peserta akan diberikan masing-masing 2 kota kartu remi dan 1 kota

mana (lilin warna) untuk masing-masing kelompok. Didalam kelompok

peserta diminta untuk melakukan aktivitas membuat suatu bentuk

bangunan dan menceritakan filosopi dari dari apa yang mereka

buat.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun kerjasama tim,

dimana mengajarkan pada peserta bahwa dalam hidup ini kita harus saling

bekerjasama untuk mencapai tujuan dan kita sangat membutuhkan orang

lain.

Langkah keempat dari sesi motivasi bertahan hidup adalah ini adalah

penyampaian materi tentang motivasi dari trainer tentang kehidupan yang

harus dijalanin bagi penderita HIV/AIDS harusnya dengan penuh

semangat dan keinginan kuat untuk dapat bertahan hidup bahwa dengan

status terinfeksi tidak menganggu mereka untuk terus dapat melanjutkan

hidupnya dengan penuh tanggung jawab apalagi ada dari beberapa dari

penderita HIV/AIDS ini memiliki tanggungan dalam keluarga seperti

anak, istri dan orang tua.

Page 27: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

27

D. Prosedur Berlatih

1. Pahamilah modul motivasi bertahan hidup diskusikan dengan

fasilitator hal-hal yang dianggap penting dan perlu untuk diketahui.

2. Ikuti setiap materi yang disampaikan oleh trainer dengan penuh

semangat dan antusias

3. Saat menonton tanyangan carilah posisi duduk yang dapat melihat

tanyangan dengan lebih jelas, konsentrasi dan tontonlah dengan

seksama

4. Kerjalanlah aktivitas dalam kelompok dengan baik dan

bekerjasamalah dengan anggota kelompok.

E. Waktu

Waktu yang digunakan dalam sesi ini adalah 90 menit

F. Alat Bantu

Alat bantu yang diperlukan dalam melakukan modul motivasi ,

spidol, pulpen LCD projector. Komputer/laptop, file video Paralympic

games,kartu remi 8 kotak, mana (lilin warna) 4 kotak.

G. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan melihat umpan balik dari peserta

pelatihan dan mengamati antusiasme peserta dalam proses pelatihan, dan

mengamati kerja peserta dalam kelompok.

Page 28: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

28

LAMPIRAN

A. UJI COBA MODUL

Sebelum modul digunakan untuk pelatihan modul perlu diuji

cobakan untuk menguji kelayakan, ketepatan waktu dan efisiensinya. Isi

modul dikonsultasikan dengan pihak yang kompoten untuk bahasan yang

akan diberikan ini merupakan bentuk validitas internal. Uji coba modul

dilakukan melalui uji validitas isi dan validitas tampang (face validity)

dengan professional judgment. Modul pelatihan diberi pada dua orang

dosen fakultas psikologi UKSW yang merupakan dosen pembimbing

peneliti sendiri, dan kepada satu orang akademisi bidang psikologi dari

Universitas Gunadarma Jakarta dan 2 orang orang lainnya yang

merupakan aktivis dari program penanggulangan HIV/AIDS untuk dinilai

dan diberi masukan. Penilaian modul pelatihan meliputi evaluasi secara

umum tentang manfaat, kejelasan tujuan, sistematika dan alur, alokasi

penggunaan waktu, dan kualifikasi fasilitator. Beberapa hal yang biasanya

mengalami perubahan setelah dilakukan uji modul adalah:

1. Penyederhanaan bahasa yang digunakan untuk instruksi agar

meningkatkan kejelasan maksud dan isi dari materi yang

disampaikan.

2. Penambahan atau pengurangan pada tahap-tahap pelatihan agar lebih

jelas mengenai isi dan tujuan dari setiap sesi

3. Perubahan waktu apabila didapati ada bagian-bagian yang karena

pertimbangan waktu harus disederhanakan agar tidak ada waktu

yang terbuang sia-sia.

4. Perubahan penempatan jadwal pada beberapa bagian pelatihan

karena alas an waktu yang berbeda jangka waktu antar pelatihan

Page 29: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

29

dengan hari berikutnya.Ini juga dilakukan agar proses pelatihan

tidak terasa membosankan.

B. RUNDOWN PELATIHAN

Waktu

Kegiatan

Hari pertama

09.00-09.15

Pembukaan

Dalam sesi ini fasilitator memberikan gambaran mengenai training yang

akan diadakan bersama ,setelah itu peserta dan fasilitator saling

memperkenalkan diri untuk mencairkan suasana agar tidak ada rasa kaku

selama pelaksanaan training

09.15-09.25

Maksud dan tujuan

Dalam sesi ini peserta akan mendapat informasi mengenai manfaat dari

mengikuti training “manage your self” dalam aplikasi kehidupan sehari-

sehari sebagai penderita HIV/AIDS

09.25-09.40

Kontrak belajar

Dalam sesi ini fasilitator dan peserta training membuat kesepakatan

mengenai harapan dan aturan main yang di sepakati bersama dalam

pelaksanaan training.

09.40-10.00 Pretest

10.00-10.30 Sesi I :Penerimaan diri “Ku Istimewa “

Peserta akan mengisi fomat M.1.1 yang berisi tentang

kelebihan,kekurangan,potensi dan kendala.

10.30-11.00

Refleksi

Pada sesi ini trainer akan memandu peserta untuk masuk pada tahap

refleksi dimana dengan diiringi musik yang lembut peserta akan dibawa

untuk merefleksikan apa yang telah di tulisnya dan bagaimana peserta

akan dapat menerima apa yang sekarang dialami dan bagaimana

mengembangkan diri karena hidup harus terus berlanjut

11.00-11.30

Materi Penerimaan diri

Pada sesi ini peserta akan diberi materi tentang penerimaan dan

pengembangan diri,dimana sebagai penderita HIV/AIDS adalah hal yang

tersulit untuk bias menerima suatu kenyataan bahwa mereka adalah

penderita HIV/AIDS.Setelah belajar penerimaan diri peserta diharapkan

juga dapat mulai mengembangkan dirinya dengan mengali dan

mengembangkan setiap potensi dan kapasitas yang ada sehingga bias terus

melanjutkan hidup dan bermanfaat bagi orang lain.

11.30-12.30 ISTIRAHAT

Makan siang.

12.30-12.45 Ice Breaking

Dalam sesi ini peserta diberi dua jenis games untuk semakin menarik

minat peserta mengikuti sesi berikutnya.

12.45-13.15 Pada sesi ini juga peserta diminta untuk mengisi form Format M.2.1

tentang Indetifikasi sumber stres atau stressor.

Page 30: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

30

13.15-13.45

Materi manajemen stres

Dalam sesi ini trainer akan memberikan materi tentang apa itu stres dan

bagaimana mengelolah stres sehingga stres tidak menjadi penganggu

dalam kehidupan.Sesi ini juga disampaikan tentang hal terberat apapun

dalam hidup dapat menjadi sumber stres termasuk saat tahu bahwa peserta

adalah penderita HIV/AIDS

13.45-13.55

Testimony

Disampaikan oleh seorang penderita HIV/AIDS yang telah berhasil

mengatasi permasalahan hidupnya, seorang yang sudah diterima oleh

masyarakat dengan status terinfeksinya dan kembali bekerja ditengah

lingkungan.

13.55-14.00 Penutup

Peserta diingatkan tentang kontrak belajar sera kembali mengikuti

pertemuan berikutnya dengan tepat waktu

Hari Kedua

09.00-09.15

Pembukaan

Fasilitator merefresh kembali peserta tentang training hari sebelumnya dan

memastikan peserta siap mengikuti training hari kedua ini dengan

semangat.

09.15.09.30 Menonton video Paralympic games

Tayangan ini sebagai pembuka dari sesi motivasi diharapkan dengan

menonton tanyangan peserta mendapat stimulan tentang apa itu motivasi

09.30-10.00

Materi motivasi

Trainer memberikan materi tentang apa itu motivasi dan bagaimana kita

dapat memiliki motivasi yang baik.

10.00-10.15

“Brainstorming” Motivasi

Brainstorming dipimpin oleh fasilitator untuk mengali pemahaman peserta

mengenai motivasi bertahan hidup yang dimiliki peserta kemudian

dirangkum oleh fasilitator.Peserta mampu untuk mengelolah perasaan

(affection), perilaku (behavior) dan pikiran (cognition) untuk mencapai

suatu tujuan.

10.15-10.30

Final Destination

Merupakan benang merah dari proses pelatihan selama dua hari berjalan,

peserta diharapkan dapat memahami setiap sesi training yang sudah

diikuti dan menyadari bahwa apa yang dilami saat ini bukanlah akhir dari

perjalanan hidup mereka tapi suatu tantangan untuk menjadi peribadi yang

lebih baik lagi.

10.30.11.00 Post test

11.00-11.30 Evaluasi pelatihan.

11.30-12.00

Penutup

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu terselenggaranya pelatihan ini,pemberian bingkisan kepada

para peserta pelatihan,diakhiri dengan doa penutup.

Page 31: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

31

C. KUALIFIKASI PELAKSANA PELATIHAN

1. Fasilitator

Seseorang yang memiliki kemampuan bidang psikologi dan pelatihan

dengan profesi yang dijalani dan kompoten di bidangnya.

2. Co-fasilitator

Sarjana Magister Sains Psikologi memiliki pengalaman menjadi

konselor atau pendamping penderita HIV/AIDS minimal selama satu

tahun.

3. Trainer

Dalam pelatihan ini yang menjadi trainer adalah seorang trainer

bidang soft skill yang telah mempunya pengalamn menjadi trainer

dam peneliti sendiri, karena peneliti memiliki pengalaman

pendampingan HIV/AIDS dan telah mengikuti pelatihan-pelatihan

yang berhubungan dengan HIV/AIDS dan peneliti sendiri ingin

mengaplikasikan apa yang selama ini di dapat dalam perkuliahan

sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam hal ini penderita

HIV/AIDS di kota Salatiga.

4. Observer

Dua orang aktivis HIV/AIDS di ikutkan sebagai pengamat dalam

pelatihan ini. Dua orang pengamat bertugas mengamati masing-

masing sepuluh orang peserta pelatihan.

Page 32: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

32

Lembar panduan observasi

LEMBAR PANDUAN OBSERVASI PROSES PELATIHAN

Hari/Tanggal :

Waktu :

Sesi :

Materi :

Observer :

1. Deskripsi kelompok secara umum

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

---------------

2. Kondisi peserta pada saat pelatihan

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

---------------

3. Kondisi fasilitator

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

---------------------

Catatan khusus selama pelatihan

Page 33: Pengaruh Pelatihan Penerimaan Diri, Manajemen Stres dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9278/8/T2_832011012...aspek ini adalah hal-hal yang sangat mempengaruhi kehidupan

33

LAMPIRAN 5

DOKUMENTASI

LAMPIRAN 6

DATA MENTAH