67
PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN-1 ALPHA (IL- DAN TUMOR NECROSIS FACTOR ALPHA (TNF- PADA UTERUS TIKUS (Rattus norvegicus) MODEL CA MAMMAE HASIL INDUKSI MLD-DMBA SKRIPSI Oleh : REZHA ERLANGGA 105130100111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E

TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN-1 ALPHA (IL- DAN TUMOR NECROSIS FACTOR ALPHA (TNF-

PADA UTERUS TIKUS (Rattus norvegicus) MODEL CA MAMMAE

HASIL INDUKSI MLD-DMBA

SKRIPSI

Oleh :

REZHA ERLANGGA 105130100111030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 2: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN-1 ALPHA (IL-

DAN TUMOR NECROSIS FACTOR ALPHA (TNF- PADA UTERUS TIKUS (Rattus norvegicus)

MODEL CA MAMMAE HASIL INDUKSI

MLD-DMBA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh :

REZHA ERLANGGA 105130100111030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 3: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN-1 ALPHA (IL- TUMOR NECROSIS

FACTOR ALPHA (TNF- PADA UTERUS TIKUS (Rattus norvegicus) MODEL CA MAMMAE

HASIL INDUKSI MLD-DMBA

Abstrak

Kanker mammae merupakan tumor ganas yang dapat tumbuh di dalam jaringan payudara yang dapat dipicu oleh agen karsinogenik DMBA (Dymethylbenz( ) Anthrasen). Kanker mammae akibat induksi DMBA mempunyai kemungkinan untuk menyebar ke organ lain seperti uterus. ROS akibat kanker mammae akan terbawa aliran darah menuju uterus. Peningkatan ROS dan inflamasi sistemik pada organ reproduksi seperti uterus yang ditandai dengan peningkatan ekspresi IL- -mengetahui efek terapi kombinasi Kurkumin dengan Vitamin E dalam menurunkan ekspresi IL- - -DMBA pada organ uterus. Pembuatan hewan model kanker mammae dilakukan dengan induksi DMBA dosis 10 mg/kg BB dan estrogen dosis 20.000 IU/kg BB. Penelitian ini dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (KN), kontrol positif (KP), perlakuan satu (P1) terapi dengan Kurkumin 48mg/kg BB dan Vitamin E 300 IU/ekor, perlakuan dua (P2) dosis 72mg/kg BB dan 200 IU/ekor, dan perlakuan tiga (P3) dosis 108mg/kg BB dan 100 IU/ekor. Ekspresi IL- -uji ANOVA dan jika terdapat perbedaan nyata hasil antar perlakuan, maka dilakukan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E mampu menurunkan ekspresi IL- dan ekspresi TNF- secara signifikan (p<0,05) dengan dosis terapi 2 (kurkumin 72mg/kg BB + vitamin E 200 IU/ekor) yang paling efektif dalam menurunkan ekspresi IL- sebesar (5,76 ± 0,43%) dan menurunkan ekspresi TNF- sebesar (6,21 ± 0,67%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi kurkumin dan vitamin E dapat digunakan sebagai terapi kanker mammae

Kata kunci : Kanker Mammae, Uterus, DMBA, IL- -

.

Page 4: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

THERAPY EFFECT OF COMBINATION CURCUMIN AND VITAMIN E ON EXPRESSION OF INTERLEUKIN-1 ALPHA (IL- TUMOR NECROSIS

FACTOR ALPHA (TNF- Rattus norvegicus) MAMMARY CANCER MODELS RESULTS INDUCTION OF MLD-DMBA

Abstract

Breast cancer is a malignant tumor that can grow in the breast tissue that can be -induced

mammary cancer have the possibility to spread to other organs such as the uterus. ROS as a result of breast cancer will be carried by the blood flow to the uterus. Increased ROS and systemic inflammation of the reproductive organs such as the uterus characterized by increased expressionIL- -of curcumin combination therapy with Vitamin E in reducing the expression of IL-TNF- -DMBA in the organs of the uterus. Manufacture of animal models of breast cancer conducted by DMBA induced a dose of 10 mg / kg and estrogen dose 20,000 IU / kg. The research was divided into 5 groups: control group a negative (KN), a positive control (KP), the treatment of one (P1) treatment with curcumin 48mg / kg and Vitamin E 300 IU, treatment of two (P2) a dose of 72mg / kg BB and 200 IU, and treatment three (P3) dose of 108mg / kg and 100 IU. Expression IL-TNF- is a real difference between the results of the treatment, then the Tukey test. The results showed that the combination of curcumin and vitamin E therapy is able to reduce the expression of IL- - ond therapeutic dose (curcumin 72mg / kg + vitamin E 200 IU) most effective in decreasing the expression of IL-

-this study is the combination of curcumin and vitamin E can be used as a breast cancer therapy

Keywords : Breast cancer, uterine, DMBA, IL- -

Page 5: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

1

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Pengaruh Terapi Kombinasi Kurkumin Dan Vitamin E Terhadap Ekspresi Interleukin-1 Alpha (IL- Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF- Pada Uterus Tikus (Rattus norvegicus) Model Ca

Mammae Hasil Induksi MLD-DMBA

Oleh:Rezha Erlangga

105130100111030

Setelah dipertahankan di depan Majelis Penguji pada tanggal 17 Mei 2017 dandinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sri Murwani, drh.,MP Drh. Dyah Ayu O.A.P.,M.BiotechNIP.19630101 198903 2 001 NIP. 19841026 200812 2 004

Mengetahui,Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya

NIP. 19600903 198802 2 001

Page 6: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

2

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rezha ErlanggaNIM : 105130100111030Program Studi : Kedokteran Hewan. Penulis Skripsi berjudul:

Pengaruh Terapi Kombinasi Kurkumin Dan Vitamin E Terhadap Ekspresi Interleukin-1 Alpha (Il- Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF- Pada

Uterus Tikus (Rattus norvegicus) Model Ca Mammae Hasil Induksi MLD-DMBADengan ini menyatakan bahwa:

1. Isi dari skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-nama yang termaktub di isi dan tertulis di daftar pustaka dalam skripsi ini.

2. Apabila dikemudian hari ternyata skripsi yang saya tulis terbukti hasil jiplakan, maka saya akan bersedia menanggung segala resiko yang akan saya terima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, Mei 2017Yang menyatakan,

(Rezha Erlangga)NIM.105130100111030

Page 7: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

3

PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E TERHADAPEKSPRESI INTERLEUKIN-1 ALPHA (IL- TUMOR NECROSIS

FACTOR ALPHA (TNF- PADA UTERUS TIKUS (Rattus norvegicus) MODEL CA MAMMAE

HASIL INDUKSI MLD-DMBA

Abstrak

Kanker mammae merupakan tumor ganas yang dapat tumbuh di dalam jaringan payudara yang dapat dipicu oleh agen karsinogenik DMBA (Dymethylbenz( ) Anthrasen). Kanker mammae akibat induksi DMBA mempunyai kemungkinan untuk menyebar ke organ lain seperti uterus. ROS akibat kanker mammae akan terbawa aliran darah menuju uterus. Peningkatan ROS dan inflamasi sistemik pada organ reproduksi seperti uterus yang ditandai dengan peningkatan ekspresi IL- -mengetahui efek terapi kombinasi Kurkumin dengan Vitamin E dalam menurunkan ekspresi IL- -diinduksi oleh MLD-DMBA pada organ uterus. Pembuatan hewan model kanker mammae dilakukan dengan induksi DMBA dosis 10 mg/kg BB dan estrogen dosis 20.000 IU/kg BB. Penelitian ini dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (KN), kontrol positif (KP), perlakuan satu (P1) terapi dengan Kurkumin 48mg/kg BB dan Vitamin E 300 IU/ekor, perlakuan dua (P2) dosis 72mg/kg BB dan 200 IU/ekor, dan perlakuan tiga (P3) dosis 108mg/kg BB dan 100 IU/ekor. Ekspresi IL- -Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA dan jika terdapat perbedaan nyata hasil antar perlakuan, maka dilakukan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E mampu menurunkan ekspresi IL- dan ekspresi TNF- secara signifikan (p<0,05) dengan dosis terapi 2 (kurkumin 72mg/kg BB + vitamin E 200 IU/ekor) yang paling efektif dalam menurunkan ekspresi IL- sebesar (5,76 ± 0,43%) dan menurunkan ekspresi TNF- sebesar (6,21 ± 0,67%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi kurkumin dan vitamin E dapat digunakan sebagai terapi kanker mammae

Kata kunci : Kanker Mammae, Uterus, DMBA, IL- -

Vitamin E

.

Page 8: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

4

THERAPY EFFECT OF COMBINATION CURCUMIN AND VITAMIN E ONEXPRESSION OF INTERLEUKIN-1 ALPHA (IL- TUMOR NECROSIS

FACTOR ALPHA (TNF- N UTERINE RATS (Rattus norvegicus) MAMMARY CANCER MODELS RESULTS INDUCTION OF MLD-DMBA

Abstract

Breast cancer is a malignant tumor that can grow in the breast tissue that

DMBA-induced mammary cancer have the possibility to spread to other organs such as the uterus. ROS as a result of breast cancer will be carried by the blood flow to the uterus. Increased ROS and systemic inflammation of the reproductive organs such as the uterus characterized by increased expressionIL- -The purpose of this study was to determine the effects of curcumin combination therapy with Vitamin E in reducing the expression of IL- -models of breast cancer induced by MLD-DMBA in the organs of the uterus. Manufacture of animal models of breast cancer conducted by DMBA induced a dose of 10 mg / kg and estrogen dose 20,000 IU / kg. The research was divided into 5 groups: control group a negative (KN), a positive control (KP), thetreatment of one (P1) treatment with curcumin 48mg / kg and Vitamin E 300 IU, treatment of two (P2) a dose of 72mg / kg BB and 200 IU, and treatment three (P3) dose of 108mg / kg and 100 IU. Expression IL- -Immunohistochemistry observed. Data were analyzed by ANOVA and if there is a real difference between the results of the treatment, then the Tukey test. The results showed that the combination of curcumin and vitamin E therapy is able to reduce the expression of IL- - significantly (p <0.05) with a second therapeutic dose (curcumin 72mg / kg + vitamin E 200 IU) most effective in decreasing the expression of IL-expression of TNF-combination of curcumin and vitamin E can be used as a breast cancer therapy

Keywords : Breast cancer, uterine, DMBA, IL- -

KATA PENGANTAR

Page 9: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

5

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah NYA, seh Pengaruh Terapi Kombinasi Curcumin Dan Vitamin E Terhadap Ekspresi Interleukin-1 Alpha (Il-Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF- Pada Uterus Tikus (Rattus Norvegicus)Model Ca Mammae Hasil Induksi MLD-DMBA elesaikan.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sri Murwani, drh.,MP selaku dosen pembimbing I atas bimbingan,

kesabaran waktu dan juga yang selalu memberikan dukungan.

2. drh. Dyah Ayu Oktavianie, A.P., M.biotech selaku dosen pembimbing II atas

bimbingan, kesabaran waktu dan juga yang selalu memberikan dukungan.

3. drh. Aulia Firmawati, M.Vet selaku dosen penguji I yang telah memberikan

saran dan kritik yang membangun.

4. Drh. Indah Amalia Amri, M.Si selaku dosen pengganti penguji I yang telah

memberikan saran dan kritik yang membangun.

5. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya.

6. Keluarga tercinta Ayah, Ibu , Adik, dan keluarga yang senantiasa memberikan

dorongan, semangat, dan doa yang tiada henti demi keberhasilan penulis.

7. Partner terbaik yang selalu memberikan motivasi Cinantya Dwi Rahmawati

8. Teman-teman Kelas A 2010 yang selalu memberikan semangat dan motivasi

9. Teman-teman geng mammae yang senantiasa berbagi ilmu, memberikan

semangat dan masukan.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan yang telah diberikan dan skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Malang, Mei 2017

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ iiiLEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ivABSTRAK .................................................................................................. v

Page 10: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

6

ABSTRACT ................................................................................................ viKATA PENGANTAR................................................................................. viiDAFTAR ISI ............................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ....................................................................................... xDAFTAR GAMBAR................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiiDAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ................................................... xiiiBAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................ 11.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 41.3. Batasan Maslah ............................................................................... 41.4. Tujuan Penelitian ............................................................................ 51.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Kanker ............................................................................................ 6

2.1.1. Kanker Mammae.................................................................... 62.1.2. Etiologi .................................................................................. 7

2.2. DMBA ........................................................................................... 82.2.1 Struktur dan pengaruh DMBA................................................ 82.2.2 Patomekanisme Induksi DMBA ............................................. 92.2.3 Patomekanisme Kanker Mammae........................................... 122.2.4 Pengaruh Kanker Mammae terhadap Uterus ........................... 13

2.3. Kurkumin........................................................................................ 142.4. Vitamin E........................................................................................ 162.5. Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus) ................................ 172.6. Pengaruh Induksi DMBA terhadap Hepar ....................................... 18

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL3.1. Kerangka Konseptual ...................................................................... 203.2. Hipotesis Penelitian......................................................................... 22

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN4.1. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 234.2. Rancangan Penelitian ...................................................................... 234.3. Variabel Penelitian.......................................................................... 244.4. Alat dan Bahan ............................................................................... 254.5. Tahapan Penelitian.......................................................................... 25

4.5.1. Persiapan Hewan Coba........................................................... 254.5.2. Preparasi DMBA.................................................................... 264.5.3. Induksi DMBA ..................................................................... 264.5.4. Induksi Ekstrogen .................................................................. 274.5.5. Pemeriksaan Terbentuknya Ca Mammae................................ 274.5.6. Pelaksanaan terapi kombinasi kurkumin dengan Vit.E ........... 274.5.7. Pembedahan dan Pengambilan Organ..................................... 284.5.8. Pembuatan preparat histopatologi........................................... 284.5.9. Pengamatan ekspresi IL- - ................................... 294.5.10. Analisis Data.......................................................................... 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 11: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

7

5.1 Hewan Model Kanker Mammae...................................................... 325.2 Pengaruh Pemberian Kombinasi Terapi Kurkumin dan Vitamin E

Terhadap ekspresi IL- Tikus Model Kanker Mammae Hasil Induksi DMBA.............................................................................................. 34

5.3 Pengaruh Pemberian Kombinasi Terapi Kurkumin dan Vitamin Terhadap ekspresi TNF- Uterus Tikus Model Kanker Mammae Hasil Induksi DMBA......................................................................... 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan..................................................................................... 476.2 Saran............................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 48LAMPIRAN ................................................................................................ 55

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman4.1 Tabel Rancangan Penelitian .................................................................. 235.2 Presentase Area Ekspresi IL- ................................. 365.3 Tabel Rata-Rata Presentasi Area Ekspresi TNF- Uterus Tikus Hewan Model Kanker Mammae ....................................................................... 42

Page 12: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman3.1 Bagan Kerangka Konsep ......................................................................... 205.1 Terbentuknya Nodul pada Tikus .............................................................. 335.2 Ekspresi IL- pada Uterus Tikus ............................................................ 355.3 Ekspresi TNF- ........................................................... 40

Page 13: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Kerangka Operasional Penelitian .............................................................. 552. Timeline Penelitian ................................................................................... 563. Perhitungan Dosis DMBA ........................................................................ 574. Perhitungan Dosis Estrogen ..................................................................... 585. Perhitungan Dosis Kurkumin ................................................................... 586. Perhitungan Dosis Vitamin E ................................................................... 597. Pembuatan Pelarut Kurkumin (CMCNA 5%) ........................................... 598. Pembuatan Paraformaldehid (PFA) 4% .................................................... 609. Pembuatan Phospate Buffer Saline (PBS) ................................................ 6010. Pembuatan Larutan DMBA....................................................................... 6011. Pembuatan Larutan Kurkumin................................................................... 6112. Pembuatan Larutan Kombinasi Kurkumin dengan Vitamin E.................... 6113. Pengambilan Organ Uterus Tikus (Rattus norvegicus) .............................. 6114. Pembuatan Preparat ................................................................................. 6215. Pembuatan Preparat Histopatologi ............................................................ 6216. Preparat dengan Teknik Imunohistokimia ................................................ 6217. Pengambilan Sampel Darah dan Isolasi Serum ......................................... 6318. Sertifikat Laik Etik ................................................................................... 6519. Hasil Uji IHK IL- ................................................................................. 6720. Ekspresi TNF- ........................................................................................ 6821. Uji Normalitas Data ................................................................................ 6922. Uji Homogenitas data ............................................................................... 7023. Uji Anova ................................................................................................. 7024. Uji Tukey.................................................................................................. 71

Page 14: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

10

DAFTAR LAMBANG DAN ISTILAH

Simbol/Singkatan KeteranganAhr Arilhydrocarbon ReceptorCa CarcinomaCYP CytochromeDAB Diamone BenzidineDCIS Ductal Carcinoma In SituDMBA Dymethyl Bez( )AnthraceneDNA Deoxyribonucleic AcidKN Kontrol NegatifKP Kontrol PositifIHK ImunohistokimiaIU International UnitIL-1 Interleukin-1 AlphaNO Nitrid OxideONOO- PeroksinitricPAH Polisiklik Aromatik HidrocarbonPFA ParaformaldehidPBS Phospat Buffer SalineP53 Protein 53RAL Rancangan Acak LengkapROS Reactive Oksigen SpeciesSA-HRP StrepAvidin-Horseradish PeroxidaseTNF- Tumor Necrosis Factor Alpha

Page 15: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Carcinoma (Ca) mammae atau kanker mammae merupakan salah satu

kejadian kanker yang paling sering terjadi pada hewan betina. Kasus kanker

mammae dapat terjadi pada anjing, kucing, kuda, dan kasus lebih sering terjadi

pada anjing. Peningkatan angka kejadian kanker mammae didasari oleh pengaruh

dari beberapa faktor seperti nutrisi, inbreeding, vaksinasi, dan penggunaan obat-

obatan yang diberikan pada hewan tersebut (Amstrong, 2009). Faktor penyebab

kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait satu

dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar

dalam terjadinya kanker adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain yang

bersifat eksogen (Balasubramaniam, 2010).

Penelitian mengenai Ca mammae telah banyak dilakukan untuk

mempelajari lebih lanjut mengenai patomekanisme penyakit tersebut. Pembuatan

hewan model Ca mammae seringkali dilakukan dengan menginduksikan zat-zat

kimia yang bersifat karsinogenik seperti 7,12 dimetylbenz [a] antracene (DMBA),

benz[a]pyrene (BP), 4-nitroquinoline-1-oxide, dan N-nitroso-N-methylure. Zat-

zat tersebut diketahui mampu menginisiasi timbulnya Ca mammae pada hewan

percobaan (Cordeiro and Kaliwal, 2011). Zat karsinogen DMBA merupakan zat

yang paling sering digunakan dalam pembuatan hewan model Ca mammae.

Karena memiliki potensi lebih tinggi dan lebih stabil sebagai zat karsinogen

(Currier, 2005).

1

1

Page 16: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

12

Induksi DMBA akan dimetabolisme di dalam tubuh membentuk suatu

metabolit aktif berupa senyawa epoxide dihidrodriol. Senyawa aktif tersebut akan

berikatan dengan DNA dan menimbukan DNA adduct. Hasil metabolisme aktif

DMBA, yang merupakan senyawa karsinogen juga dapat meningkatkan jumlah

ROS (reactive oxygen species) dalam sel premaligna. Peningkatan jumlah ROS

akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang ditandai dengan adanya

peningkatan sitokin-sitokin proinflamatori termasuk Interleukin-1 alpha (IL-

dan Tumor Nuclear Factor Alpha (TNF- itokin proinflamatori

tersebut dapat merangsang timbulnya kejadian inflamasi atau peradangan secara

sistemik (Anggarwal et al., 2006).

Faktor hormonal yang mempunyai pengaruh terjadinya kanker adalah

estrogen. Pada uterus dan organ kelamin luar, efek estrogen adalah untuk

memperbesar ukuran organ genitalia tersebut (Guyton, 2006). Jika kadar hormon

estrogen terus menerus tinggi dan di organ tubuh banyak sel-sel reseptor yang

menangkap hormon tersebut, maka sel-sel tersebut bisa berubah perangainya, jadi

tumbuh berlebih, bisa jinak ataupun ganas. Sel reseptor ada di mana-mana dalam

organ tubuh, terutama ada di mammae, uterus, indung telur, mulut rahim dan

organ genitalia lainnya (Elisabet, 2013).

Pemberian DMBA secara peroral diketahui dapat memberikan efek

samping berupa inflamasi pada organ-organ di sekitar mammae, yang terpapar

oleh zat metabolit aktif dari DMBA (Ranita dan Widyarini, 2010). Oleh karena

itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengetahui pengaruh dari

Page 17: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

13

DMBA terhadap organ reproduksi lainnya yaitu uterus, karena uterus merupakan

organ reproduksi yang berperan penting dalam mengatur hormon-hormon

reproduksi dan memiliki keterkaitan erat dengan kanker mammae (Maccio and

Madeddu, 2012).

Pengobatan penyakit kanker umumnya dilakukan dengan operasi, radiasi,

kemoterapi dan obat kanker. Sistem pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi

memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena sifat toksiknya dapat

menurunkan fungsi fisiologis organ-organ tubuh lainnya (Gunanti dkk, 2009).

Sifat toksik dan antioksidan kimia yang berbahaya bila berlebihan didalam tubuh

maka antioksidan alami bisa digunakan salah satunya adalah kurkumin yang juga

digunakan sebagai salah satu obat penyakit kanker. Kurkumin merupakan bagian

terbesar pigmen kuning yang terdapat dalam rimpang kunyit yang memiliki

berbagai aktivitas biologis seperti antioksidan, antiinflamasi, dan antineoplasma

(Meiyanto, 1999). Selain kurkumin antioksidan yang baik yaitu vitamin E,

vitamin E bekerja sebagai antioksidan karena mudah teroksidasi. Vitamin E

tocopherol yang mempunyai efek sebagai pencegah kerusakan

DNA yang menyebabkan mutasi, penangkal radikal bebas dan antiinflamasi

(Astuti, 1995). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh zhang (2007) dengan

menggunakan dosis kurkumin sebanyak 100mg/kg BB dan 200mg/kg BB

diberkan secara peroral selama dua minggu membuktikan bahwa kurkumin dapat

meningkatkan apoptosis sel kanker dan vitamin E yang memiliki kandungan

antioksidan dengan dosis 400 IU/ekor dapat menurunkan kadar radikal bebas

(Greenlee et al, 2009).

Page 18: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

14

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pemberian kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E pada

tikus model kanker mammae yang di induksi DMBA dengan melihat ekspresi

TNF- dan IL- .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengaruh pemberian kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E

terhadap ekspresi TNF- pada uterus tikus model kanker mammae hasil

induksi DMBA.

2. Apakah pengaruh pemberian kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E

terhadap ekspresi IL-1 model kanker mammae hasil

induksi DMBA.

1.3 Batasan Masalah

1. Hewan model yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus (Rattus

norvegicus) betina strain sprague- dawley umur 10-12 minggu dengan

berat badan rata- rata 150-200 gram (Cordeiro and Kaliwal, 2011) yang

diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP) UGM

Yogyakarta. Penggunaan hewan coba dalam penelitian ini sudah

mendapatkan persetujuan layak etik oleh Komisi Etik Penelitian

Universitas Brawijaya dengan nomor 189-KEP-UB (Lampiran 18).

2. Pembuatan keadaan kanker mammae dilakukan dengan induksi MLD

DMBA (7,12 dime dengan dosis 10 mg/kg BB

Page 19: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

15

yang diinjeksi secara subcutan pada mammae sebanyak 10 kali

(modifikasi Cordeiro dan Kaliwal, 2011). Induksi estrogen dengan dosis

20.000 IU/kg BB secara intramuscular (modifikasi Naciff et al., 2002).

3. Terapi hewan model kanker mammae dilakukan dengan pemberian

kombinasi kurkumin dan vitamin E dengan dosis (P1) : kurkumin

48mg/kg BB + vitamin E 300 IU/ ekor, (P2) : kurkumin 72mg/kg BB +

vitamin E 200 IU/ ekor, (P3) : kurkumin 108mg/kg BB + vitamin E 300

IU/ ekor secara sonde selama 3 minggu (Cordeiro, 2011).

4. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah pengaruh pemberian

kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E terahadap produksi TNF-

IL-1 yang diamati dengan metode Imunohistokimia (IHK).

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi terapi kurkumin dan vitamin

E terhadap ekspresi TNF- pada uterus tikus model kanker mammae hasil

induksi DMBA.

2. Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi terapi kurkumin dan vitamin

E terhadap ekspresi IL-1 model kanker mammae hasil

induksi DMBA.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian

dalam pemanfaatan kurkumin dan vitamin E sebagai alternatif obat penyakit

kanker.

Page 20: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker

Kanker adalah kondisi tidak normal pada sel tubuh yang menjadikan sel

tumbuh dan berkembang cepat diluar kewajaran. Sel yang tumbuh dan

berkembang cepat terkendali (jinak) dinamakan tumor sedang yang tumbuh cepat

tidak terkendali dan ganas dinamakan dengan kanker. Kanker merupakan

kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus

menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak

berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya

jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar

kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan (Mardiana, 2004;

Dalimartha, 2004).

2.1.1 Kanker mammae

Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda beda. Ada yang tumbuh

secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat seperti kanker payudara

(Bustan, 1997). Kanker mammae atau payudara adalah penyakit berupa

neoplasma ganas yang berasal dari parenkim, pertumbuhan jaringan mammae

yang abnormal yang tidak mengikuti jaringan disekitarnya tumbuh infiltatrif dan

destruktrif, serta dapat bermetastase (Reksoprodjo, 1995).

Kanker mammae terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur

pertumbuhan dan diferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa

dapat dikendalikan. Hormon berperan penting dalam proses hiperplasia dan

Page 21: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

17

neoplasia jaringan mammae. Estrogen adalah stimulator poten pada proliferasi

sel-sel epitel mammae. Reseptor estrogen berada pada sel kanker mamme pada

hewan. Sel-sel kanker ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh

(Tjindarbumi, 2013). Kanker mammae umumnya terjadi pada anjing betina yang

masih bereproduksi dan berumur antara 5 10 tahun. Pernah juga dilaporkan

tumor ditemukan pada anjing betina berumur 2 tahun, namun kasus ini jarang

terjadi (Foster and Nash, 2008).

2.1.2 Etiologi

Kanker kelenjar mammae adalah kanker ganas (malignant) pada kelenjar

mammae (Tilley & Smith, 2004). Kanker umumnya terjadi pada anjing betina

yang masih bereproduksi dan berumur antara 5 10 tahun (Foster & Nash 2008),

namun ± 80 % kasus didiagnosa pada anjing berusia > 7 tahun (Mitsui 2007).

Kanker mammae pada anjing dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor

lingkungan, onkogen, dan tumor suppresor gen (Morrison, 2002). Faktor lain

yang dapat mempengaruhi terjadinya kanker seperti usia, berat badan, dan ras.

Anjing yang mempunyai siklus estrus pertama lebih rentan terkena kanker

mammae. Rata-rata umur anjing yang terkena kanker mammae adalah 10-11

tahun (Schafer et al.,1998).

Kanker mammae merupakan kanker yang menyerang -lobulus pada

jaringan mammae atau kelenjar mammae. Kanker mammae tumbuh dari glandular

epithelium pada kelenjar mammae. Kanker mammae mulai tumbuh dari kelenjar

mammae, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada mammae

(Polton, 2009).

Page 22: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

18

2.2 DMBA

2.2.1 Struktur dan Pengaruh DMBA

Senyawa 7,12-dimetilbenz [a] antracene (DMBA) adalah zat kimia yang

termasuk dalam polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang dikenal bersifat

mutagenik, teratogenik, karsinogenik, sitotoksik, dan immunosupresif (Budi dan

Widyarini, 2010). Senyawa DMBA berbentuk padat, berwarna kuning kehijau-

hijauan memiliki berat molekul 256.34 g/mol (Gillespie et al., 2012) dan

mempunyai 4 cincin benzene dengan empat macam cincin aromatik yang

berikatan khas sruktur polisiklik aromatic hidrokarbon (PAH) dengan tiga cincin

aromatik dan 2 subtituen logam yang dapat menyebabkan kanker pada manusia

(Jagdeep et al., 2010). Secara alami DMBA dapat ditemukan di alam sebagai hasil

dari proses pembakaran yang tidak sempurna, seperti dalam asap tembakau, asap

pembakaran kayu, asap pembakaran gas, bensin, minyak, batubara atau daging.

Senyawa 7,12- dimetilbenz [a] antracene (DMBA) dapat ditemukan di dalam air,

tanah maupun udara (Budi dan Widyarini, 2010).

Induksi DMBA dapat diberikan melalui makanan atau peroral, inhalasi

maupun kontak kulit dengan cara injeksi. Senyawa 7,12-dimetilbenz [a]

antracene (DMBA) juga dilaporkan sebagai karsinogen poten pada hewan coba,

dengan target utama pada kulit dan glandula mammae (Gillespie et al., 2012).

Paparan DMBA mampu menginduksi produksi dari ROS yang menyebabkan

peroksidasi lemak, kerusakan DNA, dan hilangnya sel yang memiliki sistem

antioksidan. Paparan DMBA juga mampu menyebabkan perubahan patologi

klinik melalui toksisitasnya pada kulit, kelanjar mammae, ginjal, dan hepar

Page 23: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

19

sehingga mampu menginduksi kerusakan parenkim hepatocelluler, hingga

menyebabkan lesi pada hepar, tumor, serta kanker. Dosis tinggi DMBA yang

diberikan secara kronik pada hewan coba dapat menyebabkan nekrosis pada

adrenal (Cordeiro, 2011).

Senyawa DMBA diketahui lebih sering digunakan dalam pembuatan

hewan coba kanker karena sifatnya yang mudah stabil dan memiliki potensi yang

lebih tinggi sebagai zat karsinogenik. Senyawa DMBA juga mudah diabsorbsi

melalui kulit, respiratori, dan juga saluran intestinal. Selain itu, DMBA juga

mudah diinduksikan melalui intravena, intraperitonial, ingesti, dan inhalasi.

Sensitifitas DMBA dalam memicu reaksi karsinogenik juga diketahui lebih tinggi

dibandingkan zat-zat kimia lainnya. Senyawa DMBA juga diketahui sebagai zat

karsinogen yang paling berpotensi dalam pembuatan kanker mammae dan kanker

kulit (Cordeiro and Kaliwal, 2011).

2.2.2 Patomekanisme Induksi DMBA

Bahan kimia dapat dimetabolisme oleh enzim-enzim tertentu menjadi

bahan hidrofilik yang mudah diekskresi, tetapi aktivitas dari enzim tersebut juga

dapat menghasilkan produk oksidan reaktif yang dapat menyebabkan lesi atau

mutasi DNA. Lesi serta mutasi DNA yang terjadi dapat menyebabkan aktivasi

onkogen atau inaktivasi gen suppressor sehingga terjadi transformasi sel

(Perhimpunan Onkologi Indonesia, 2010).

Senyawa 7,12-Dimetilbenz [a] antrasen (DMBA) sebagai inisiator

pembentukan kanker mammae memerlukan aktivasi metabolik oleh enzim yang

secara normal ada dalam tubuh, seperti sitokrom p450 dan merupakan bagian dari

Page 24: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

20

proses metabolisme xenobiotik. Jalur metabolisme DMBA melalui aktivasi enzim

sitokrom p-450 menjadi intermediate reaktif yang dapat merusak DNA, yaitu

terbentuknya epoksida dehidrodriol dan kation radikal. Epoksida dehidrodiol akan

mengikat gugus amino ekosiklik purin DNA secara kovalen menjadi bentuk

adduct yang stabil, sedangkan kation radikal akan mengikat N7 atau C8 purin

menjadi bentuk adduct tidak stabil yaitu depurinisasi menjadi tempat yang

kehilangan purin pada DNA. Jalur epoksida dehidrodiol inilah yang bertanggung

jawab terhadap inisiasi tumor karsinogenik DMBA dibanding bentuk kation

radikal (Hendris dan Iswahyudi, 2013).

Metabolit DMBA 3,4 diol-1,2 epoxides yang mampu membentuk DNA

adduct merupakan metabolit aktif dari DMBA (Cordeiro, 2011). Metabolit

tersebut menentukan mutasi dalam gen dan dapat mengendalikan siklus sel

sehingga mendorong pembelahan sel kanker. Senyawa epoksida akan berikatan

dengan gugus amino eksosiklik deoksiadenosin (dA) secara kovalen pada DNA.

Interaksi ini dapat menginduksi mutasi pada gen-gen penting sehingga

menyebabkan iniasi kanker. Mutasi somatik disebabkan oleh ultimate carcinogen

yang berikatan dengan DNA (Gillespie, 2012) .

Karsinogen DMBA, disamping sebagai stressor oksidatif yang bersifat

genotoksik, juga imunosupresif. Stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal

bebas atau prooksidan intrasel berlebihan bisa terjadi pada sel yang terpapar

metabolit DMBA. Salah satu hasil metabolisme DMBA oleh CYP1 adalah

pembentukan metabolit kation radikal reaktif, sebagai salah satu sumber reaksi

prooksidan. Metabolisme DMBA menjadi metabolit aktif yang bersifat

Page 25: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

21

imunosupresan melibatkan enzim CYP1B1 dan mychrosomal epoxide hidrolase

(Gao et al., 2007). Metabolisme DMBA oleh CYP1B1 dan enzim mikrosomal

epoksida hidrolase (MEH) akan menghasilkan DMBA-DE. Metabolit DMBA-DE

disamping bersifat hematotoksik yaitu menekan eritropoesis pada sumsum tulang,

juga bersifat imunosupresif (Budi dan Widyarini, 2010).

Pada kanker, DMBA akan bereaksi dengan sitokrom p-450 untuk

membentuk ikatan kovalen dengan DNA sel yang aktif sehingga menyebabkan

DNA adduct. DMBA akan dioksidasi oleh sikorom p-450 CYP1B1 menjadi

DMBA 3,4 epoksida. Selanjutnya akan diikuti hidrolisis epoksida oleh enzim

MEH menjadi metabolit proximate carcinogen DMBA-3,4-diol. Metabolit ini

kemudian dioksidasi oleh CYP1A1 atau CYP1B1 menjadi metabolit ultimate

carcinogen yaitu DMBA-3,4-diol-1,2-epoksida yang memiliki kemampuan

membentuk DNA adduct (Hendris dan Iswahyudi, 2013). DNA adduct inilah

yang merupakan proses awal munculnya kanker. DNA adduct sendiri merupakan

DNA yang terikat pada suatu senyawa kimia karsinogenik yang menyebabkan

terjadinya kerusakan pada DNA. Ketika DMBA berikatan dengan DNA,

menyebabkan kerusakan yang terjadi pada DNA, dimana replikasi yang tepat dan

sempurna untuk membentuk sel yang sempurna tidak terjadi (Kumari, et al.,

2008). Kegagalan replikasi tersebut, menyebabkan terjadinya mutasi atau proses

mutagenesis dari sel dan tanpa adanya DNA repair yang benar hal ini dapat

memicu inaktivasi dari gen-gen tertentu, salah satunya adalah Tumor Supressor

Gen seperti p53. Gen p53 yang tidak berfungsi secara normal akan mengakibatkan

Page 26: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

22

perkembangbiakan dan pembelahan sel tidak terkendali sehingga proliferasi sel

terjadi secara terus menerus dan menimbukan kanker (Syaifudin, 2007).

Kerusakan jaringan yang ditimbulkan oleh DMBA juga diketahui dapat

disebabkan oleh akumulasi senyawa ROS yang memicu respon inflamasi pada

jaringan yang terpapar DMBA. Proses metabolisme DMBA menjadi senyawa

metabolit aktif, diketahui memberikan produk samping berupa ROS yang

diperoleh dari reaksi oksidasi redoks (Flesher and Sydnor, 2014). Senyawa ROS

yang dihasilkan ini, akan memicu produksi sitokin proinflamasi melalui aktivasi

dari NFkB. Senyawa ROS yang ada di mitokondria akan mengaktivasi NFkB di

sitosol yang kemudian akan bertranslokasi di nukleus. NFkB selanjutnya akan

mengikat DNA target dan menstimulus makrofag untuk menghasilkan sitokin

proinflamasi yang akan menyebabkan kerusakan jaringan dan inflamsi pada sel

target (Held, 2010).

2.2.3 Patomekanisme Kanker Mammae

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang

disebut transformasi, yaitu terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap

inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memicu sel menjadi

ganas. Kerusakan DNA merupakan proses awal terjadinya kanker, atau adanya

mutasi gen P53 dan gen ras (Hanhan, 2011). Perubahan dalam bahan genetik sel

ini disebabkan oleh suatu gen yang disebut karsinogen, berupa bahan kimia, virus,

radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memliki kepekaan

yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel lebih rentan

terhadap karsinogen. Menurut Rundle et al., 2000 mengatakan bahwa terjadinya

Page 27: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

23

mutasi tersebut umunya disebabkan karena adanya paparan senyawa karsinogen

golongan polisklik aromatik hidrokarbon (PAH), misalnya DMBA. Pada tahap

promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.

Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi

(Desen, 2008). Mekanisme aktivasi DMBA melibatkan enzim sitokrom P450 dan

atau peroksidase menjadi intermediate reaktif yang dapat merusak DNA yaitu

terbentuknya epoksida dihidrol. DMBA akan diubah oleh enzim fase I, sitokrom

P450 (CYP) menjadi ultimate carcinogen berupa senyawa epoksida elektrofil

yang merupakan metabolit aktifnya. Metabolit epoksida dapat membentuk DNA

adduct dan menyebabkan mutasi yang berakibat membentuk kanker (Welmer et

al., 2000).

Menurut Price and Wilson (2006) mengatakan bahwa pada kanker

mammae terjadi poliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau

lobulus mammae. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan

perkembangan sel-sel atipikal. Sel-sel ini kemudian berlanjut menjadi karsinoma

in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu tujuh tahun untuk

tumbuh dari suatu sel menjadi massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi

(kira-kira berdiameter 1cm) pada ukuran itu, sekitar 25 % kanker mammae sudah

mengalami metastasis.

2.2.4 Pengaruh Kanker Mammae terhadap Uterus

Uterus merupakan salah satu organ reproduksi betina yang sensitif

terhadap hormon selain ovarium dan mammae. Pada kondisi kanker mammae,

hormon esterogen dalam kadar yang tinggi juga ikut berpengaruh pada kondisi

Page 28: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

24

uterus. DMBA yang digunakan sebagai zat karsinogen juga dapat menghasilkan

radikal bebas (ROS) yang akan ikut ke dalam sirkulasi dan menyebar ke organ

lain, termasuk uterus. ROS yang menempel pada uterus, dapat menyebabkan

inflamasi pada uterus (Closa et al, 2004).

2.3 Kurkumin

Kurkumin adalah senyawa berwarna kuning yang ditemukan dalam

rimpang Curcuma longa (kunyit), biasa ditemukan sebagai kurkuminoid yaitu

campuran antara kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin.

Keistimiewaan khasiat dan sifat fisika kimia yang menarik dari senyawa

kurkumin, menjadikannya digunakan sebagai lead compound untuk

pengembangan senyawa obat baru khususnya analgetika dan antiinflamasi

(supardjan dkk, 2012)

Klasifikasi Curcuma sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa (Syamsuhidayat dan hutapea, 1991).

Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah zat

warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% yang

Page 29: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

25

terdiri dari curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan

turunan fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta

turmeron), kurlon kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril

kurkumen, humulen, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin, dammar, dan

mineral (Sudarsono, 1996).

Usaha-usaha pencegahan atau pengobatan kanker menjadi semakin

penting mengingat tingkat kejadiannya yang cukup tinggi. Beberapa usaha

pengobatan kanker telah dilakukan secara intensif meliputi pengobatan fisik,

dengan pembedahan maupun dengan pengobatan dengan senyawa kimia

(kemoterapi). Sampai saat ini obat kanker yang benar-benar efektif belum

ditemukan. Selama dua dekade belakangan ini penelitian tentang kurkumin

sebagai bahan aktif untuk beberapa penyakit telah banyak dilakukan. Di antara

penelitian-penelitian tersebut antara lain melaporkan tentang efek kurkumin

sebagai antioksidan, antikanker, dan antiinflamasi (Arif, 2004).

Aktivitas antioksidan dan penangkap radikal kurkumin terdokumentasi dengan

baik dan mengindikasikan hubungannya sebagai penghambat proses

karsinogenesis kanker. Aktivitasnya sebagai antiinflamasi yaitu sebagai inhibitor

enzim siklooksigenase memiliki kaitan dengan aktivitasnya sebagai antikanker.

Kurkumin juga aktif dalam menghambat proses karsinogenesis pada tahap inisiasi

dan promosi atau progesi. Kurkumin juga memiliki efek memacu proses apoptosis

yaitu suatu proses alami kematian sel dalam rangka mempertahankan integritas sel

Page 30: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

26

secara keseluruhan (Meiyanto, 1999). Sebagai antiinflamasi kurkumin telah

menunjukkan penghambatan metabolisme asam arakidonat, silkoogsigenase,

lipooksigenase, sitokin (interleukin dan tumor necrosing factor) menghambat

sintesis prostlagandin dan melepaskan hormon steroid (Kohli et al, 2004).

Penelitian Kuo et al (1996), menyatakan bahwa kurkumin menginduksi kematian

sel yang diperantarai oleh ROS (Reactive Oxygen Species). Berbagai penelitian

membuktikan bahwa kurkumin yang diinjeksikan ke hewan coba tikus yang sudah

diinduksi DMBA terlebih dahulu akan menghambat pertumbuhan sel kanker

(Majeed et al., 1995).

Kurkumin juga mampu menghambat aktivitas tirosin kinase dari protein

p185 (Hong et al., 1999) yaitu suatu protein yang dihasilkan oleh onkogen erb B-

2/neu (atau dikenal sebagai HER-2). Onkogen ini diekspresi secara berlebihan

pada sekitar 30 % kasus kanker mammae (Salmon et al., 1997). Mekanisme

penghambatan ini melalui dua cara, pertama dengan menghambat aktivitas

enzimatik dari protein tersebut dan kedua dengan cara menurunkan kadarnya.

Aktivitas ganda yang ditunjukkan oleh kurkumin tersebut terbukti sangat efektif

untuk mencegah proliferasi sel-sel kanker dan sekaligus mencegah penyebarannya

(Arif, 2004).

2.4 Vitamin E

Vitamin E atau tokoferol merupakan zat yang gizi yang penting karena

vitamin ini mempunyai sifat antioksidan sehinggah zat ini dapat mencegah atau

tocopherol mempunyai biopotensi yang terbesar dan menunjukkan aktivitas

Page 31: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

27

biologis vitamin E yang asli. Vitamin E bekerja sebagai antioksidan karena mudah

teroksidasi, dengan demikian dapat melindungi senyawa lain dari oksidasi.

Karena itulah vitamin E merupakan pertahanan utama melawan oksigen perusak,

lipid perosida, dan radikal bebas. Radikal bebas terbentuk dari reaksi kimia yang

berlangsung sangat panjang dalam tubuh sehingga bisa menyerang pertumbuhan

sel, termasuk DNA dan asam lemak tak jenuh. Radikal bebas dapat merusak baik

struktur dan fungsi sel membran sehingga dapat menimbulkan respon karsinogen.

Dengan adanya sifat antioksidan dari vitamin E dapat melindungi dari dari radikal

bebas sehingga mencegah kerusakan DNA yang menyebabkan mutasi (Astuti,

1995).

2.5 Hewan Coba Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Tikus yang digunakan sebagai hewan coba dalam penelitian adalah Rattus

norvegicus strain sprague-dawley yang memiliki klasifikasi sebagai berikut

menurut Adiyati (2003) :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Odontoceti

Familia : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

Page 32: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

28

Tikus Rattus norvegicus lebih banyak digunakan sebagai subjek

penelitian genetik. Hal ini dikarenakan sebagian besar genome Rattus norvegicus

telah diurutkan. Selain itu tikus Rattus norvegicus mempunyai banyak

keunggulan, diantaranya : banyak gen tikus relatif mirip dengan manusia,

kemampuan berkembangbiak tikus Rattus norvegicus sangat tinggi, cocok untuk

digunakan dalam eksperimen massal, tikus ini lebih tenang dan cenderung tidak

menggigit, mereka dapat mentolerir untuk berkumpul dalam jumlah yang lebih

besar, tipe badan tikus kecil, mudah dipelihara dan obat yang digunakan pada

tikus cepat termanifestasi (Ekawati, 2007).

2.6 Pengaruh Induksi DMBA terhadap Hepar

Hepar merupakan organ tubuh terbesar yang terletak di rongga

abdomen di bawah diafragma dan merupakan kelenjar terbesar. Darah yang

berada di hepar sebagian besar berasal dari vena porta dan sebagian kecil dari

arteri hepatika. Hepar pada sirkulasi optimal untuk menampung, mengubah,

menimbun metabolit, menetralisir dan mengeluarkan substansi toksik (Juncqueira

et al., 2007).

Proses pembentukan kanker mammae akan berpengaruh pada hepar,

yang diakibatkan oleh zat karsinogenik yang digunakan dalam penelitian yaitu

DMBA dan akibat dari proses pertumbuhan kanker. Sitokrom P450 CYP1A1 atau

CYP1B1 dan mEH di hepar akan memetabolisme DMBA yang masuk menjadi

DMBA 3,4 diol-1,2 epoxida (DMBA-DE) membentuk DNA adduct yang reaktif.

Induksi DMBA akan megakibatkan akumulasi ROS yang disebabkan kerusakan

DNA dan menyebabkan terjadinya stres oksidatif, sehingga memediasi inflamasi

Page 33: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

29

dan terjadi kerusakan sel pada hepar (Adhi, 2009). Pada penelitian Nugroho

(2012) menunjukkan histopatologi anatomi hepar yang terpapar DMBA

menggambarkan displasia dan pada gambaran patologi anatomi menunjukkan

gambaran hepatosit dengan inti ganda disertai proliferasi hepatosit yang

meningkat.

Page 34: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

30

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Page 35: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

31

DMBA yang diinduksikan ke tubuh tikus akan berikatan dengan aryl

hydrocarbon reseptor (AhR) di sitoplasma akan menyebabkan aktivasi AhR. AhR

akan membentuk kompleks dengan Nuclear Translocator Protein (ARNT) yang

menginduksi fase pertama enzim detoksifikasi yaitu sitokrom P450. Induksi

estrogen diberikan untuk menaikkan kadar estrogen dalam tubuh tikus, sehingga

terjadi peningkatan kadar estradiol (E2). Estradiol (E2) merupakan ligand reseptor

estrogen dan substrat pada oksidasi Sitokrom P450. Sitokrom P450 mengubah

DMBA menjadi DMBA 3,4 diol-1,2 epoxida (DMBA-DE) sehingga

menyebabkan kerusakan DNA yang menyebabkan adanya kesalahan dalam

pengkodean gen-gen sehingga terjadi inaktivasi tumor suppressor gen (p53).

Akibat dari inaktivasi p53 ini menyebabkan apoptosis sel berkurang, sehingga

memicu terjadinya proliferasi yang terus menerus hingga berkembang membentuk

menjadi kanker.

DNA adduct selain menimbulkan kerusakan DNA juga akan memicu

peningkatan ROS (reactive oxygen species) dalam tubuh. Zat aktif DMBA yang

terdistribusi melalui aliran darah akan menyebabkan adanya peningkatan jumlah

ROS secara sistemik, sehingga menimbulkan kondisi stress oksidatif tidak hanya

terjadi pada mammae, melainkan juga pada organ disekitar mammae, yaitu uterus.

Kondisi stress oksidatif pada uterus memicu makrofag untuk mengaktivasi sitokin

proinflamatori, yaitu IL- - eaksi inflamasi.

Sel kanker yang merupakan sel abnormal, juga akan dikenali sebagai

benda asing yang dapat meningkatkan jumlah ROS dalam tubuh. Senyawa ROS

ini selanjutnya akan mengikuti aliran darah dan menyebabkan kondisi stres

Page 36: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

32

oksidatif di dalam tubuh, sehingga memicu makrofag untuk menghasilkan sitokin

proinflamatori seperti IL- -

Jumlah sitokin proinflamatori yang semakin meningkat akan mengakibatkan

reaksi inflamasi sistemik, dan akan semakin meningkatkan ekspresi Kurkumin

dan vitamin E mengandung antioksidan, antiinflamsi, dan anti kanker. Sehingga

pemberian kurkumin dan vitamin E memberikan efek sebagai anti kanker dan

mengikat ROS (Reactive Oxygen Species). Dengan pengikatan ROS maka ROS

akan terjadi penurunan, lalu terjadi penurunan sitokin proinflamasi dan inflamasi

sistemik, penurunan tersebut juga akan mempengaruhi kerusakan pada uterus

yang ditandai dengan perbaikan jaringan uterus yang rusak. Kombinasi kurkumin

dan vitamin E mampu menghambat proses perkembangbiakan sel, sehingga

disebut senyawa antiproliferasi sehingga bisa menyebabkan suplai nutrisi untuk

perkembangan kanker juga menurun pada uterus.

3.2 Hipotesis Penelitian

Terapi kombinasi kurkumin dan vitamin E dapat menurunkan ekspresi IL-

1 - memperbaiki kerusakan jaringan uterus pada tikus (Rattus

norvegicus) model kanker mammae hasil induksi DMBA.

Page 37: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

33

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada dua laboratorium yaitu laboratorium

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan laboratorium

Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Brawijaya. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September 2013 hingga

Januari 2014.

4.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian ekserimental dengan rancangan Post Test

Only Control Group Design. Rancangan penelitian ini menggunkan Rancangan

Acak Lengkap dengan menggunkan tikus yang diseragamkan yaitu tikus dengan

usia 10-12 minggu dan berat badan 150-200gr. Hewan coba dibagi menjadi lima

kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (KN), Kontrol Positif (KP), Perlakuan

Satu (P1), Perlakuan Dua (P2) dan Perlakuan Tiga (P3). Berikut adalah tabel

rancangan penelitian yang digunakan (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Tabel Rancangan Penelitian

Kelompok Keterangan

Kontrol negative Tikus hanya diberi pakan sebanyak 2x sehari dan minum ad libitum tanpa diberikan induksi DMBA

Kontrol positif Induksi DMBA 10 mg/kg BB dan estrogen 20000

IU

Perlakuan 1 Induksi DMBA 10 mg/kg BB dan estrogen 20.000

IU/kg BB. Terapi kurkumin 48 mg/kg BB + vitamin

E 300 IU/ekor

Perlakuan 2 Induksi DMBA dosis 10 mg/kg BB dan estrogen

20.000 IU/kg BB. Terapi kurkumin 72mg/kg BB +

Page 38: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

34

vitamin E 200 IU/ekor

Perlakuan 3 Induksi DMBA dosis 10 mg/kg BB dan estrogen

20.000 IU/kg BB. Terapi kurkumin 108mg/kg BB +

Vitamin E 100 IU/ekor

Penentuan jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus (Kusriningrum,

2008).

P(n-

5(n-1) 15

5n-5 15

5n 20

n 4

Berdasarkan perhitungan di atas untuk 5 kelompok diperlukan jumlah

sampel atau ulangan 4 kali dalam setiap kelompok. Sehingga diperlukan 20 ekor

hewan coba.

4.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel bebas : induksi 7,12- (DMBA) dan

estrogen, terapi kurkumin dengan vitamin E

Variabel tergantung : Ekspresi IL- - pada uterus

Variabel kendali : Tikus (Rattus norvegicus) betina umur 10-12 minggu

dengan berat badan 150-200 gram, pakan buras crumble,

minum adlibitum dan kondisi eksperimental.

Keterangan :

P = jumlah kelompok ( terdiri dari dua macam perlakuan)

n = jumlah ulangan yang diperlukan

Page 39: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

35

4.4 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: kandang tikus,

botol minum tikus, glove, masker, mortar, tabung reaksi, baker glass, tabung ukur,

glove latex, botol steril, obyek glass, cover glass, gunting, scapel blade,

timbangan analitik, pinset, mikroskop.

Bahan yang digunakan adalah: tikus putih (Rattus norvegicus) usia 10-12

minggu, 7,12 (DMBA), minyak biji bunga matahari,

normal saline (NS), NaCl fisiologis, alkohol 70%, antibodi primer IL- Anti-

Rabbit IL-1 alpha), antibodi primer TNF- Anti-Rabbit

(Goat Anti Rabbit IgG biotin labeled), Xylol, Etanol 100%, Aquades,

paraformaldehyde (PFA) 4%, Phosphate Buffer Saline (PBS) pH 7.4, PBS-tween,

buffer sitrat pH 6, EDTA pH 8, Hydrogen Perokssida (H2O2), methanol, susu

skim 1%, serbuk kurkumin, pelarut CMCNA 5%, minyak bunga matahari, alkohol

70 %, NaCl Fisiologis, vitamin E, larutan H2O2 3%, normal serum (blocking),

SA-HRP (Strep Avidin Horse Radish Peroxidase), DAB (Diamano Benzidine),

Mayer Hematoxyler, Air, Entellan, Kloroform, dan pakan standar tikus Buras

Crumble (BC).

4.5 Tahapan Penelitian

4.5.1 Penyiapan Hewan Coba

Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih

(Rattus norvegicus) strain Sprague-dawley betina yang berusia kurang lebih 10-12

minggu dengan aklimatisasi selama 1 minggu. Tikus yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 18 ekor, yang kemudian dibagi dalam 2 kelompok yaitu

Page 40: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

36

kelompok kontrol (A) dan kelompok perlakuan (B) dimana masing-masing

kelompok terdiri dari 9 ekor tikus yang ditempatkan dalam 2 buah kandang. Pada

masing-masing kandang, setiap harinya diberi pakan 2x dalam sehari yang berupa

pakan Buras Crumble (BC) dan air minum ad libitum. Selama penelitian

berlangsung tikus ditempatkan pada kandang hewan coba di laboratorium

farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

4.5.2 Preparasi DMBA

DMBA ditimbang dengan dosis yang merupakan modifikasi dari Cordeiro

(2011) yaitu 10 mg/kg BB, sesuai dengan perhitungan . Setelah ditimbang,

DMBA dihaluskan di dalam mortar. DMBA kemudian dilarutkan dalam normal

saline (NS) serta minyak biji bunga matahari (MBBM) dengan perbandingan 1:3

(modifikasi Pugalendhi et al., 2011). Proses pelarutan dilakukan dengan

menambahkan secara perlahan-lahan normal saline (NS) dan minyak biji bunga

matahari ke dalam mortar sambil tetap dihaluskan. Selanjutnya, larutan dituang ke

dalam botol steril yang tertutup rapat lalu dihomogenkan dengan cara divortex

hingga benar-benar homogen.

4.5.3 Induksi DMBA

Induksi DMBA dilakukan secara subkutan (SC) pada mammae tikus

dengan dosis sebanyak 10mg/kg BB, yang diberikan sesuai dengan perhitungan

pada lampiran 3. Volume pemberian pada setiap tikus adalah 1ml, dimana 0,5ml

pada mammae kanan dan 0,5ml pada mammae kiri. Induksi diberikan sebanyak

10x dan dilakukan setiap 2 hari sekali (Pugalendhi et al., 2011).

Page 41: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

37

4.5.4 Induksi Estrogen

Tikus putih (Sprague-dawley) juga dinduksi dengan estrogen secara

intramuskular (IM) dengan dosis 20.000 IU/kg BB yang merupakan modifikasi

dari Naciff et al (2002). Setiap tikus diinduksi estrogen sebanyak 0,2 ml/ekor

sesuai dengan perhitungan pada lampiran 4. Induksi estrogen diberikan sebanyak

dua kali dalam seminggu dengan interval waktu pemberian setiap 4 hari sekali.

Induksi estrogen diberikan dengan waktu bergantian dengan pemberian induksi

DMBA.

4.5.5 Pemeriksaan Terbentuknya Ca Mammae

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui terbentuknya tumor pada

mammae tikus. Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati apakah telah terbentuk

nodul pada mammae tikus. Pengamatan nodul dilakukan setiap minggu hingga

setelah 10x induksi selesai.

4.5.6 Pelaksanaan Terapi Kombinasi Kurkumin dengan Vitamin E

Terapi kombinasi kurkumin dengan vitamin E dilakukan tujuh hari setelah

penginduksian DMBA terakhir. Terapi dilakukan secara peroral dengan dosis

yang berbeda masing masing perlakuan. Kurkumin dan vitamin E dilarutkan

dalam CMCNA 5% dan aquades terlebih dahulu sebelum diterapi ke hewan coba.

Perlakuan satu (P1) terapi kombinasi kurkumin dengan dosis 48mg/kg BB dan

vitamin E dengan dosis 300 IU, perlakuan dua (P2) terapi kombinasi kurkumin

dengan dosis 72mg/kg BB dan vitamin E dengan dosis 200 IU, sedangkan

perlakuan tiga (P3) terapi kombinasi kurkumin dengan dosis 108mg/kg BB pada

lampiran 5 dan vitamin E dengan dosis 100 IU dapat dilihat pada lampiran 6.

Page 42: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

38

Terapi dilakukan secara peroral dan diberikan setiap hari selama 21 hari

(Kusriningrum, 2008) .

4.5.7 Pembedahan dan Pengambilan Organ

Hewan coba dieuthanasi dengan cara memasukkan pada wadah berisi

kloroform 10%. Setelah hewan mati, hewan diposisikan rebah terlentang,

kemudian disayat pada bagian abdomen. Setelah organ pada bagian abdomen

terlihat, dilakukan pengambilan organ uterus. Organ yang telah diambil, dicuci

dengan NaCl fisiologis untuk selanjutnya disimpan dan direndam dalam pot berisi

PFA 4% (Cordeiro, 2011).

4.5.8 Pembuatan preparat histopatologi

Tahap pembuatan preparat histopatologi terdiri dari proses fiksasi,

dehidrasi, infiltrasi penjernihan, infiltrasi paraffin, embedding, sectioning,

penempelan di gelas objek, serta pewarnaan.

Proses pembuatan preparat histopat diawali dengan proses fiksasi organ

uterus, yang dilakukan dengan perendaman uterus dalam larutan PFA 4%

kemudian direndam dalam etanol 70% minimal selama 24 jam, dan dilanjutkan

dengan perendaman kedalam etanol 80% selama 2 jam. Organ selanjutnya

direndam dalam etanol etanol 90% dan 95% secara berurutan selama masing-

masing 20 menit dan 25 menit. Proses dilanjutkan dengan merendam organ dalam

etanol absolute selama 3x30 menit dalam botol yang berbeda. Selanjutnya

dilakukan penjernihan dengan cara perendaman dalam xylol, yaitu xylol I selama

2x30 menit dan xylol II selama 30 menit pada suhu 60-63°C. Kemudian,

dilakukan pencelupan pada paraffin cair, lalu dilanjutkan dengan embedding

Page 43: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

39

dengan mencelupkan uterus dalam paraffin cair yang telah dituang dalam wadah.

Setelah beberapa saat paraffin akan memadat dan ovarium akan berada dalam

blok paraffin.

Proses embedding dilakukan dengan menggunakan cetakan yang

didalamnya diisi paraffin cair hingga membeku. Setelah membeku, cetakan

tersebut di potong-potong dan ditempelkan pada blok kayu. Blok kayu tersebut

dipasang pada mikrotom dan diatur agar posisinya sejajar dengan posisi pisau.

harus dilakukan trimming karena jaringan yang terpotong masih belum sempurna.

Hasil irisan selanjutnya dipindahkan dengan kuas ke dalam air hangat dengan

suhu 38-40oC untuk meluruskan kerutan halus yang ada. Irisan yang terentang

sempurna diambil dengan gelas obyek. Potongan yang terpilih kemudian

dikeringkan di atas hot plate yang bersuhu 38-40oC hingga kering dan disimpan

pada inkubator dengan suhu 38-40oC selama kurang lebih 24 jam (Muntiha,

2001).

4.5.9 Pengamatan ekspresi IL- -

Dalam penelitian ini, pemeriksaan ekspresi IL- -

dengan menggunakan uji IHK atau Imunohistokimia. Dalam uji ini, preparat

histopat dari organ ovarium dideparafinasi ke dalam xylol I, xylol II, ethanol

absolute I, ethanol absolute II, ethanol bertingkat (90%, 80%, 70%, 30%), dan

aquades selama masing-masing 1 x 5 menit, kemudian dicuci dengan PBS pH 7,4

sebanyak 3x. Selanjutnya preparat diunmusking dalam buffer sitrat pH 6 sebanyak

10mM dan 1mM EDTA pH 8 selama 10-20 menit pada suhu 90 oC kemudian

Page 44: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

40

slide dicuci dengan menggunakan aquades. Tahap selanjutnya adalah proses

blocking peroksidase jaringan dengan menggunakan H2O2 3% dalam methanol

selama 10 menit, kemudian dicuci dengan PBS sebanyak 3x. Proses selanjutnya

yaitu blocking slide dengan susu skim 1% dalam PBS-tween selama 30 menit,

kemudian slide dicuci menggunakan PBS sebanyak 3x. Slide selanjutnya diberi

dengan antibodi primer (anti rabbit IL- dan anti rabbit TNF- ) dengan

perbandingan 1:100 dalam susu skim 1% dan PBS-tween. Slide kemudian

disimpan pada suhu 4oC selama kurang lebih 24 jam. Selanjutnya slide dicuci

dengan PBS sebanyak 3x. Proses selanjutnya yaitu penambahan antibodi sekunder

goat anti-rabbit IgG berlabel biotin dengan perbandingan 1:300 dalam PBS yang

dibiarkan selama 1 jam, kemudian slide dicuci dengan PBS sebanyak 3x.

Preparat selanjutnya ditetesi SA-HRP (Strep Avidin Horse Radish

Peroxidase) dengan perbandingan 1:500 dalam PBS dan diinkubasi selama 45

menit pada suhu ruang. Kemudian dicuci kembali dengan PBS pH 7,4 sebanyak

3x, lalu ditetesi dengan DAB (Diamano Benzidine) dan diinkubasi selama 30

menit pada suhu ruang. Slide kemudian dicuci kembali dengan PBS pH 7,4

sebanyak 3x, lalu dilakukan counterstaning slide dengan Mayer Hematoxyler

selama 10 menit. Preparat selanjutnya dicuci dengan air mengalir selama 10

menit, kemudian dibilas dengan aquades dan dikeringkan selama kurang lebih 1

malam. Tahap akhir yaitu proses mounting dengan menggunakan entellan

kemudian ditutup dengan cover glass. Hasil selanjutnya diamati dengan

menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x. Pengamatan ekspresi IL-

dan TNF-

Page 45: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

41

software Axio Vision melalui pengamatan 5 bidang pandang kemudian dilakukan

perhitungan rata-rata presentase area. Ekspresi dari IL-

bagian nukleus sedangkan ekspresi dari TNF-

(Susianti, 2010).

4.5.10 Analisa Data

Data perhitungan presentase area produksi IL- - dilakukan

secara statistik kuantitatif dengan uji one way ANOVA untuk mengetahui

perbedaan nyata antar perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey Test

untuk membandingkan seluruh pasanganperlakuan dengan taraf kepercayaan 95%

( =0,05) (Kusriningrum, 2008).

Page 46: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

42

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hewan Model Kanker Mammae

Hewan model kanker mammae yang telah diinduksi dengan DMBA dosis

10 mg/kg BB selama dua hari sekali sebanyak sepuluh kali secara subcutan (SC)

pada mammae dan induksi estrogen dosis 20.000 IU/kg BB selama empat hari

sekali secara intramuscular (IM) dapat diamati keberhasilannya dengan cara

pemeriksaan nodul pada jaringan sekitar mammae. Pemeriksaan dilakukan dengan

cara palpasi yang dilakukan selama seminggu sekali. Terbentuknya nodul

merupakan tanda bahwa tikus mengalami kanker. Menurut Khasanah (2013),

gejala terjadinya kanker mammae salah satunya adalah munculnya benjolan pada

mammae bermassa keras, dan berbentuk tidak beraturan.

Nodul berupa masa padat di daerah mammae muncul pada hari ke-14

setelah induksi DMBA pertama dan pada hari ke-28 atau satu minggu setelah

induksi terakhir diberikan nodul telah mengeras dan tidak dapat digerakkan

membuktikan bahwa induksi DMBA yang diberikan telah mampu menyebabkan

terbentuknya kanker mammae. Nodul pada kelenjar mammae dapat terbentuk

karena adanya proliferasi sel (Gambar 5.1).

Page 47: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

43

Gambar 5.1 (A) Tikus normal, tanpa nodul (B) Tikus yang diinduksi DMBA, terdapat nodul di daerah mammae ( )

Padauleng et al., (2013) menyatakan bahwa induksi DMBA dengan dosis 20

mg/kg BB sebanyak 10 kali secara per oral dengan interval 1 minggu, nodul

pertama muncul pada minggu ke-4 setelah induksi DMBA. Pada penelitian ini

diinduksikan DMBA dosis 10 mg/kg BB sebanyak 10 kali secara SC dengan

interval pemberian dua hari dan menunjukkan pembentukkan nodul yang lebih

cepat yaitu terbentuknya nodul pada hari ke-14. DMBA diinduksikan selama 2

hari sekali agar DMBA tetap stabil dalam darah. Hal ini dikarenakan DMBA akan

tereliminasi sebanyak 90% setelah induksi 48 jam (Kuhl, 2013).

Nodul pada mammae akibat dari induksi DMBA yang diberikan secara SC

lebih cepat terbentuk. Hal ini dikarenakan pemberian secara SC tidak melalui

organ pencernaan, sehingga metabolisme DMBA langsung terjadi di hepar

kemudian dibawa menuju jaringan mammae. Selain itu, pemberian DMBA secara

oral memiliki kekurangan karena target utama DMBA tidak menginduksi organ

mammae , melainkan organ lain dalam saluran pencernaan. Penelitian yang

dilakukan Chu et al., (1965), memperlihatkan bahwa pemberian DMBA secara

A B

Page 48: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

44

oral menyebabkan terjadinya perubahan berupa keratinisasi sel epitel skuamus

pada lambung, dan adenokarsinoma pada usus halus. Keratinisasi dan metaplasia

glandula saliva juga ditemukan pada tikus yang diberi DMBA secara oral dengan

dosis berulang (Ziu et al., 1994).

5.2 Pengaruh Terapi Kombinasi Curcumin dan Vitamin E Terhadap Ekspresi Interleukin-1 Alpha (IL- ) pada Uterus Tikus (Rattus norvegicus)

Pengaruh terapi kombinasi curcumin dan vitamin E terhadap ekspresi

Interleukin-1 Alpha (IL- tikus (Rattus norvegicus) diamati dengan

menggunakan metode immunohistokimia (IHK) yang dilanjutkan dengan Uji

Tukey. Ekspresi IL- ditandai dengan warna kecoklatan pada sitoplasma sel

yang muncul karena reaksi antigen dan antibodi saat pewarnaan imunohistokimia.

Antigen IL- yang terdapat pada jaringan uterus berikatan dengan antibodi

primer (anti-rabbit IL- ) yang dilabel dengan antibodi sekunder yaitu antirabbit

IgG biotin labelled. Proses pelabelan dibantu dengan enzim SA-HRP (Strep

Avidin-Horse Radish Peroxidase) kemudian dilakukan penambahan substrat

berupa kromogen DAB (Diamino benzidine) yang akan menghasilkan produk

berwarna. Warna coklat menandakan bahwa jaringan tersebut mengekspresikan

antigen IL- si Interleukin-1 Alpha (IL- ) dapat diamati pada preparat

jaringan uterus dengan metode IHK (Gambar 5.2).

Page 49: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

45

Ekspresi IL- hewan model tikus (Rattus norvegicus) (400x). Keterangan A(tikus KN); B (tikus KP);ditandai adanya proliferasi sel kanker; C (P1) adanya perubahan struktur akibat proliferasi sel kanker; D (dosis P2)proliferasi sel mulai berkurang dari KP yang ditandai dengan warna coklat; E (P3) Jumlah sitokin masih banyak pada P3( ) = warna coklat ekspresi IL-

Gambar 5.2

Pada Gambar 5.2 A (KN) ditemukan ekspresi IL- yang terekspresikan

pada sitoplasma endometrium dalam kadar yang sangat rendah pada keadaan

B

E

C

A

D

Page 50: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

46

normal. IL- tetap ditemukan pada kondisi normal, karena IL- berfungsi untuk

merangsang fagositosis. Hal tersebut dikarenakan pada kondisi normal, tubuh

tetap menghasilkan ROS dalam kadar rendah sehingga aktivasi NF-

IL- yang diekspresikan juga rendah (Baratawidjaja, 2010). Pada Gambar 5.2 B

(KP) ekspresi IL- mengalami peningkatan dan tampak banyak dibandingkan

dengan Gambar A (KN). Sedangkan pada Gambar 5.2 C, D, E (P1, P2, P3),

intensitas penyebaran warna coklat pada uterus tampak lebih sedikit dibandingkan

dengan kelompok B. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan kadar IL- dalam

jaringan uterus setelah tikus diberikan terapi kombinasi curcumin dan vitamin E.

Hasil ekspresi IL- diperoleh dari data kuantitatif dengan perhitungan rata-rata

persentase area dari 5 lapang pandang dengan perbesaran 400x dan hasilnya

dianalisa menggunakan software Axiovision. Persentase area yang

mengekspresikan IL- pada uterus dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Persentase Area Ekspresi IL-

Kelompok Rata-rata Ekspresi IL-±SD

Peningkatanterhadap

uterus (%)

Penurunanterhadap

uterus(%)KN 3,16 ± 0,28a - -KP 10,89 ± 0,67d 244,62% -P1 7,93 ± 0,34c - 27,18%P2 5,76 ± 0,43b - 47,10%P3 9,07 ± 0,41c - 16,71%Keterangan : Perbedaan notasi a, b, c, dan d menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar kelompok perlakuan.

Hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA dan uji lanjutan

menggunakan uji Tukey (p<0,05) secara lengkap dijelaskan pada lampiran 20.

Hasil ANOVA ekspresi IL- pada tikus perlakuan menunjukkan perbedaan yang

Page 51: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

47

signifikan antar kelompok perlakuan (p<0,05). Pada Tabel 5.2 diketahui bahwa

kelompok KN menunjukkan ekspresi IL- paling rendah yaitu (3,16 ± 0,28)%

luas area. Hal tersebut dikarenakan tikus KN belum diinduksi dengan DMBA dan

estrogen.

Pada kelompok KP (10,89 ± 0,67)% ekspresi IL- menunjukkan

perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kelompok KN, ditandai dengan

peningkatan IL- sebesar 244,62%. Hal tersebut menunjukkan bahwa IL-

diproduksi lebih banyak selama proses karsinogenesis. Zat DMBA yang

diinduksikan secara SC akan didistribusi melalui jaringan kulit yang masuk

melalui pembuluh kapiler dan menuju ke peredaran darah sistemik untuk

selanjutnya dimetabolisme di hepar oleh sitokrom p-450 (Gunawan et al., 2005).

Devasagayam et al., (2004) menyatakan bahwa proses metabolisme suatu

senyawa, mampu menghasilkan produk berupa Reactive Oxygen Species (ROS).

Oleh karena itu, proses metabolisme dari zat DMBA menghasilkan produk

senyawa radikal bebas yaitu ROS yang mudah untuk diikat oleh darah, kemudian

masuk ke dalam aliran darah sistemik, dan menuju ke uterus. ROS yang berada

pada jaringan uterus menyebabkan terjadinya inflamasi sistemik. Peningkatan

ekspresi sitokin proinflamasi pada uterus menunjukkan bahwa induksi DMBA

pada mammae mampu menyebabkan kerusakan pada uterus yang ditandai dengan

adanya inflamasi pada uterus. Inflamasi sistemik yang terjadi pada uterus

menyebabkan terjadinya respon dari sitokin proinflamasi salah satunya adalah IL-

.

Page 52: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

48

Pemberian kombinasi terapi curcumin dan vitamin E pada tikus (Rattus

norvegicus) model kanker mammae berdasarkan Tabel 5.2. Pada kelompok P2

(5,76 ± 0,43)% ekspresi IL- yang diberikan terapi curcumin 72 mg dan vitamin

E 200 IU dengan penurunan ekspresi IL- sebesar 47,10% menunjukkan

perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kelompok KP dan KN. Dosis

tersebut merupakan dosis terapi terbaik yang seimbang dan tepat. Jurenka (2009)

menyatakan bahwa dosis curcumin yang paling baik digunakan sebagai terapi

adalah 20-80 mg/kg BB. Sementara dosis terapi vitamin E yang paling baik

adalah sebesar 100-400 IU/ekor (Arab dkk., 2000).

Curcumin yang mengandung flavonoid mempunyai struktur yang ideal

sebagai antioksidan yaitu sebagai scavanger radikal dengan adanya senyawa

fenol lebih dari satu yang tersusun oleh gugus aromatik dan gugus OH serta

adanya ikatan rangkap terkonjugasi dimana struktur tersebut dibutuhkan dalam

Terapi curcumin yang diberikan dikombinasi dengan vitamin E yang

-tokoferol sebagai antioksidan bekerja pada membran sel

untuk menangkap radikal bebas dan melindungi senyawa-senyawa yang mudah

teroksidasi (Iswara, 2009). Vitamin E disini berfungsi untuk memperbaiki

membran sel yang telah rusak akibat paparan radikal bebas. Vitamin E merupakan

zat yang penting, karena mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga zat ini

dapat mencegah atau menghambat terjadinya penyakit degeneratif. Vitamin E

larut dalam lemak, tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi

dari makanan dan suplemen. Fungsi lain dari vitamin E dapat menstimulasi respon

Page 53: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

49

imunologi (Combs, 1998). Vitamin E mengandung senyawa tocopherol, yang

dapat menghentikan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) (Maslachah dkk.,

2008)

5.3 Pengaruh Terapi Kombinasi Curcumin dan Vitamin E Terhadap Ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF- ) pada Uterus Tikus (Rattus norvegicus)

Seperti halnya pada IL- - tikus Ca.mammae

diamati melalui pewarnaaan imunohistokimia (IHK) dengan adanya warna coklat

pada jaringan. Warna coklat tersebut dihasilkan melalui adanya reaksi dari

substrat yaitu kromagen diamano benzidine (DAB). Pada pewarnaan IHK akan

terjadi ikatan antara antigen protein TNF- ibodi yang spesifik, yaitu

antibodi primer anti rabbit TNF- dan antibodi sekunder Goat anti rabbit Igg

berlabel biotin.. Banyaknya ikatan antara antigen dan antibodi menunjukkan

adanya ekspresi TNF- warna coklat pada sel otot polos

endometrium seperti yang terlihat pada Gambar 5.3.

Page 54: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

50

Gambar 5.3 Ekspresi TNF- endometrium (Perbesaran 400x). Ket: (A)= Uterus tikus kelompok kontrol negatif; (B) = Uterus tikus kelompok perlakuan (pasca induksiDMBA 10 mg/kg BB dan estrogen 20.000 IU/kg BB); (C)= Uterus tikus terapi dosis 1; (D)= Uterus tikus terapi dosis 2; (E)= Uterus tikus terapi dosis 3, ( ) = warna coklat ekspresi TNF-

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan metode IHK pada organ

uterus tikus model kanker mammae hasil induksi DMBA terlihat sedikit ekspresi

pada kelompok Kontrol Negatif (KN). Sementara ekpresi TNF- tampak telihat

A B

C D

E

Page 55: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

51

lebih banyak pada kelompok Kontrol Positif (KP) dibanding dengan kelompok

Kontrol Negatif (KN). Pada kelompok terapi 1, 2 dan 3 intensitas penyebaran

warna coklat pada organ uterus tampak lebih sedikit dibanding dengan kelompok

Kontrol Positif (KP). Hal ini terjadi karena penurunan kadar TNF- pada organ

uterus setelah tikus diberi terapi kombinasi kurkumin dan vitamin E. Banyaknya

ekspresi TNF- dapat diukur secara kuantitatif melalui pengukuran persentase

area pada uterus tikus yang menunjukkan ekspresi berwarna coklat. Perhitungan

jumlah ekspresi TNF- diukur menggunakan software Axiovision dari rata-rata

persentase area 5 lapang pandang dengan perbesaran 400x. Persentase area

ekspresi TNF- pada uterus tikus ditampilkan pada Tabel 5.3.

5.3 Rata- rata Presentase Area Ekspresi TNF- pada Uterus Tikus Hewan

Model Kanker Mammae

Kelompok Rata-rata Presentase Ekspresi TNF-

±SD (%)

Peningkatan Penurunan

Kontrol Negatif 2,79 ± 0.53a - -Kontrol Positif 13,39 ± 1,34d 379,92% -Terapi 1 9,07 ± 0,51c - 32,26%Terapi 2 6,21 ± 0,67b - 53,62%Terapi 3 10,25 ± 0,71c - 23,45%Keterangan: perbedaan notasi a, b, c, dan d menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0,05) antar kelompok perlakuan.

Hasil ekspresi TNF- berdasarkan penghitungan rata-rata persentase area

yang ditampilkan pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah

rata-rata ekpresi TNF- . Rata-rata ekspresi kelompok Kontrol Positif (KP) lebih

tinggi dibandingkan kelompok Kontrol Negatif (KN) yaitu terjadi peningkatan

presentase sebesar 379,92%. Berdasarkan pada Tabel 5.3 juga menunjukkan

kelompok terapi mampu menurunkan ekspresi TNF- pada uterus secara

Page 56: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

52

signifikan. Data yang didapat kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan uji

ANOVA dan uji Tukey (Beda Nyata Jujur) dengan software SPSS. Hasil dari uji

ANOVA memperlihatkan bahwa ekspresi TNF- pada setiap kelompok perlakuan

memiliki beda yang signifikan. Hasil uji statistik menggunakan uji ANOVAdan

uji lanjutan menggunakan uji Tukey (p<0,05) secara lengkap dijelaskan pada

lampiran 21.

Nilai ekspresi TNF- pada kelompok Kontrol Negatif (KN) adalah (2,79 ±

0.53%). Nilai tersebut merupakan nilai standart ekspresi TNF- uterus tikus

normal dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan adanya perubahan, baik

peningkatan atau penurunan ekspresi karena pengaruh perlakuan. Ekspresi TNF-

terdapat pada Kontrol Negatif (KN) karena secara normal sitokin terdapat di

dalam tubuh sebagai sistem kekebalan. Sitokin TNF- merupakan protein yang

dihasilkan oleh sitoplasma untuk membantu sistem kekebalan tubuh memicu

respon imun (Baratawidjaya, 2004).

Pada kelompok Kontrol Positif (KP) (13,39 ± 1,34%) menunjukkan

perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kelompok Kontrol Negatif (KN)

dengan peningkatan ekspresi sebesar 379,92%. Hasil kenaikan ekspresi ini

membuktikan bahwa induksi DMBA pada mammae mampu mempengaruhi organ

uterus. Dari uji statistika Tukey hasil Kontrol Positif (KP) menunjukkan

perbedaan yang signifikan dengan kelompok Kontrol Negatif (KN). Toksisitas

DMBA terhadap jaringan dipicu oleh hormon estrogen. Induksi DMBA pada

mammae, tidak hanya mempengaruhi organ mammae saja, tetapi juga adanya

kemungkinan mempengaruhi organ lain seperti uterus, karena hormon estrogen

Page 57: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

53

selain pada mammae juga terdapat di uterus selain itu DMBA dibawa oleh darah

dan dialirkan ke seluruh tubuh. Pada proses kejadian kanker peningkatan kadar

estrogen terjadi karena dibutuhkan sebagai ligand dan substrat dalam proses

inisiasi kanker. Sitokrom P450 memetabolisme DMBA dengan membentuk

DMBA-3,4-diol-1,2-epoksida yang dapat membentuk DNA adduct sehingga

menyebabkan kerusakan DNA. Selain menyebabkan kerusakan DNA, DMBA-

3,4-diol-1,2-epoksida juga dapat menyebabkan produksi radikal bebas yang

berlebih salah satunya adalah ROS (Reactive Oxygen Species). ROS akan memicu

makrofag menghasilkan sitokin proinflamatori seperti TNF- (Paramita, 2003),

sehingga akan berpengaruh pada peningkatan ekspresi TNF- pada uterus.

Ekspresi TNF- yang terdapat pada uterus merupakan bentuk respon imun

awal dari kerusakan jaringan tubuh yang tidak normal. TNF- merupakan hasil

sekresi dari sitoplasma yang teraktivasi oleh aktivitas makrofag akan merangsang

sel tersebut untuk memperbanyak diri dan menghasilkan sitokin yang lebih aktif

lagi (Campbell, 2004), sehingga menyebabkan peningkatan ekspresi TNF- pada

organ uterus yang kemudian akan berkembang menjadi inflamasi sistemik

ditandai dengan kerusakan pada organ uterus.

Rimpang kunyit merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai

antioksidan eksogen karena mengandung senyawa kurkumin yang tinggi. Hal ini

sesuai dengan Sharma (2005) yang menunjukkan bahwa kurkumin yang terdapat

dalam rimpang kunyit dapat berperan sebagai antioksidan dan antiinflamasi.

Kurkumin sebagai antioksidan akan menstabilkan radikal bebas yang diproduksi

akibat aktivasi makrofag. Sebagai antiinflamasi, Kurkumin menekan aktivasi dari

Page 58: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

54

nuclear factor kappa B(NF-

yang meliputi regulasi inflamasi, proliferasi selular, tranformasi dan

tumorigenesis. Aktivasi NF-

meningkatkan produksi COX-2, sel adhesi dan sitokin pro-inflamasi (Bernd,

2000). Aktivasi NF- ambat induksi

transkripsi dari sitokin proinflamasi, sehingga terjadi penurunan ekspresi dari

TNF- . Kurkumin juga dapat menghambat induksi cyclooxygenase-2(COX-2)

dan lypoxygenase (Sharma, 2005). Kurkumin menghambat secara langsung

aktivitas enzimatik dari COX-2 yang berperan dalam produksi prostaglandin

selama proses inflamasi, nyeri dan respon demam. Jalur lypoxygenase berperan

dalam produksi arachidonic acid yang akan menjadi prostaglandin sebagai

mediator inflamasi.

Kelompok terapi 2 menunjukkan ekspresi TNF- (6,21 ± 0,67%) yang

diberikan terapi kurkumin 72 mg/kg BB dan vitamin E 200 IU/ekor menunjukkan

perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kelompok Kontrol Negatif (KN) dan

kelompok Kontrol Positif (KP) dengan penurunan ekspresi TNF- sebesar

53,62%. Terapi dosis 2 merupakan dosis yang paling baik dengan ditunjukkan

dari penurunan ekspresi sebesar 53,62% dan mendekati Kontrol Negatif (KN).

Berdasarkan rata-rata dan penurunan ekspresi TNF- tersebut dapat

diketahui bahwa pemberian terapi kombinasi Kurkumin dan vitamin E mampu

menurunkan ekspresi TNF- pada organ uterus. Pada penelitian yang dilakukan

menunjukkan hasil terapi 2 yang paling efektif dalam menurukan ekspresi TNF-

pada uterus tikus hewan model kanker mammae. Dengan pemberian dosis

Page 59: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

55

kurkumin sebesar 72 mg/kg BB dapat menurunkan kanker karena dosis tersebut

merupakan dosis yang paling efektif dibandingkan dosis terapi 1 dan 3. Pernyatan

tersebut sesuai dengan Jurenka (2009), yang menyatakan dosis kurkumin 20 -80

mg/kg BB dapat digunakan sebagai terapi. Penambahan kombinasi terapi

menggunakan vitamin E dosis 200 IU/ekor juga bisa membantu kurkumin dalam

menurunkan kanker dan merupakan dosis yang paling efektif untuk digunakan.

Pernyatan tersebut sesuai dengan Arab dan Barr (2000), vitamin E dengan dosis

100 IU- 400 IU/ekor dapat digunakan sebagai terapi kanker. Dengan pemberian

terapi kombinasi kurkumin dosis 72 mg/kg BB dan vitamin E dosis 200 IU/ekor

dimungkinkan terjadinya penurunan yang signifikan pada ekpresi TNF- uterus

tikus karena pemberian dosis terapi yang seimbang.

Kurkumin mengandung senyawa polifenol yang larut dalam air. Kurkumin

sangat potensial sebagai antioksidan yang diduga disebabkan oleh gugus fenolik

dan 1,3-diketon. Senyawa antioksidan alami polifenolik ini bersifat

multifungsional dan dapat berfungsi sebaga penangkal radikal bebas, pengkelat

logam, menghambat aktivitas enzim oksidatif seperti sitokrom p-450 (Majeed, et

al., 1995). Dalam penelitian ini radikal bebas yang berasal dari metabolit reaktif

DMBA akan diikat oleh senyawa antioksidan dari kurkumin. Kurkumin yang larut

dalam air sehingga hanya bekerja di sitoplasma membuat kerja kurkumin kurang

maksimal sehingga perlu adanya kombinasi dari antioksidan lain yaitu vitamin E.

Vitamin E mengandung tocopherol yang larut dalam lemak sehingga dapat

langsung bekerja di membran sel. Vitamin E yang mudah teroksidasi mampu

melindungi senyawa lain dari oksidasi. Vitamin E sebagai antioksidan yang

Page 60: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

56

bersifat nonenzimatik dapat bekerja dengan cara melindungi membran sel dari

oksidasi (Heri, 2007). Maka pada penelitian ini vitamin E berfungsi untuk

membantu kerja kurkumin dalam memperbaiki kerusakan membran sel dan

menangkap radikal bebas penyebab kerusakan. Radikal bebas salah satunya

adalah ROS, dengan pengikatan ROS akan terjadi penurunan pada ROS lalu

menghambat sitokin proinflamasi dan inflamasi sistemik, penurunan tersebut juga

akan mempengaruhi uterus yang ditandai dengan perbaikan jaringan uterus yang

rusak.

Page 61: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

57

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pemberian kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E dengan dosis 2

(kurkumin 72 mg/kg BB + vitamin E 200 IU/ekor) menunjukkan

penurunan yang signifikan terhadap ekspresi interleukin-1 Alpha (IL-

pada uterus tikus model kanker mammae hasil induksi DMBA

dibandingkan dengan dosis terapi 1 dan terapi 3.

2. Pemberian kombinasi terapi kurkumin dan vitamin E dengan dosis 2

(kurkumin 72 mg/kg BB + vitamin E 200 IU/ekor) menunjukkan

penurunan yang signifikan terhadap ekspresi Tumor Necrosis Factor

Alpha (TNF- pada uterus tikus model kanker mammae hasil induksi

DMBA dibandingkan dengan dosis terapi 1 dan terapi 3.

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian terapi

kombinasi kurkumin dan vitamin E untuk pengobatan penyakit kanker mammae

dan keefektifan terapi kombinasi tersebut untuk mencegah kerusakan pada organ

lain yang mungkin terkena dampak dari penyakit kanker mammae.

Page 62: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

58

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, S. 2009. Homeopathic Approach to Cancer in Animal. Homeopathy in Practice. Page 56-59.

Adventus, B.B. dan Endang H.T. 2013. Ekstrak Metanol Daun Kelor Menurunkan Ekspresi BCL-2, Trail-R1, dan Kadar Caspase-3 Jaringan Kolon Tikus yang Diinduksi DMBA. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 27, No. 4:201-206.

Andrade, F.H.E., F.C. Figuerioa, P.R.O. Bersano, D.Z. Bissacot, and N.S. Rocha. 2010. Malignat Mammary Tumor in Female Dogs: Enviromental Contaminants. Short Report. Diagnostic Pathology 5:45. School ofVeterinary Medicine and Animal Science, San Paulo State University.

Anggarwal, B.B., S. Shishodia, S.K. Sandur, M.K. Pandey, G. Sethi. 2006. Inflammation and Cancer: How hot is the Link. J Biochemical Pharmacology 72:1605-1621.

Baratawidjaja, K. dan I. Rengganis. Imunologi Dasar. Ed 9. Jakarta: Penerbit FK UI.

Baruch, B.A. 2003. Inflammatory Cell, Cytokin, and Chemokines in Breast Cancer progression: Reciprocal Tumor-Microenvironment Interactions.Breast Cancer Res, 5:31-36 (DOI 10.1186/bcr554).

Chun, R. 2005. Mammary Gland (Breast) Tumors in Dogs and Cats. Textbook of Vetreinary internal Medicine. Ettinger and Feldman.

Cordeiro, M.C and B.B Kaliwal. 2011. Antioxidant Activity of Bark Extract of Bridelia Retusa Spreng on DMBA Induced Mammary Carcinogenesis in Female Sprague Dwley Rats. Journal of Pharmacognosy. ISSN: 0976-884X & E-ISSN: 0976-8858, Vol. Dampa2, Issue 1, 2011, pp-14-20.

Currier, N. 2005. Oncogenic Signaling Pathways Activated in DMBA-Induced Mouse Mammary Tumors. 33: 726. DOI: 10.1080/01926230500352226.

Devine, P.J., S.D. Perreault, and U. Luderer. 2012. Roles of Reactive Oxygen Species and Antioxidant in Ovarian Toxicity. Biol Reprod Journal 86(2):27.

Page 63: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

59

Dolores, M, A. Perez, L. Pena, A.I. Nieto, and M. Castano. 1997. Clinical and Pathological Prognostic factors in Canine Mammary Tumors. Ann. 1st.Super. Sanita, vol 33, n. 4, pp. 581-585.

Eritja, N., C. Mirantes, D. Liobet, G. Masip, X. Matias-Gulu, and X.Dolcet. 2011. ER -mediated Represssion of Pro-Inflammatory Cytokine Expression by Glucocorticoids Reveals A Crucial Role for TNF- and IL-1 in Lumen Formation and Maintenance. Journal of Cell Science 125, 1929-1944.

Farida, N. 2007. Tampilan Anak Tikus (Rattus norvegicus) dari Induk yang Diberi Bovine Somatotropin (bST) pada Awal Kebuntingan [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Flesher, James W. and Katherine L. Sydnor. 2014. Carcinogenecity of Derivates of 7,12-Dimethylbenz(a)Anthracene. Cancer Res, 31:1951-1954.

Germano, G., A. Paola, M. Alberto. 2008. Cytokines as a Key Component of Cancer-Related Inflammation. Cytokines Journal 43:374-379.

Gillespie, C, A. Quarshie, M. Penichet and RR. Gonzalez-Perez. 2012. Potential Role of Leptin Signaling in DMBA-induced Mammary Tumors by Non-Responsive C57BL/6J Mice Fed a High-Fat Diet. J Carcinogene Mutagene 2012, 3:2.

Gunawan, S.G., R. Setiabudi, Nafrialdi, dan Elysabeth. 2005. Farmakologi dan Terapi Ed.5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Held, Paul. 2010. An Introduction to Reactive Oxygen Species. Biotek Review Article, 1-13.

Hernawati, S. 2013. Mekanisme Signaling Transduction Inflamasi Kronis dengan Kanker. Jember: FKG Universitas Jember, Oral Medicine.

Jagdeep, K., M. Sharma, P.D. Sharma, and M.P. Bansal. 2010. Tumor Activity of Lantadenes in DMBA/TPA Induced Skin Tumors in Mice:Expression of Transcription Factors. American Journal of Biomedical Sciences. ISSN: 1937-9080. 2(1), 79-90; doi: 10.5099/aj100100079.

Kang, H.J., Y.B. Hong, H.J. Kim, O.C. Rodrigues, R.G. Nath, E.M. Tilli, C. Albanese, F. Chung, S.H. Kwon, and I. Bae. 2011. Detoxification: A Novel Function of BRCA1 in Tumor Supression. Toxicological Science 122(1), 26-37.

Page 64: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

60

Kelly, A. Metcalfe, H.T. Lynch, P. Ghadirian, N. Tung, I.A. Olivotto, W.D. Foulkes, E. Warner, O. Olopade, A. Eisen, B. Weber, J. McLennan, P. Sun, and S.A. Narod. 2005. The Risk of Ovarian Cancer after Breast Cancer in BRCA1 and BRCA2 carriers. J Gynecology Oncology 96: 222-226.

Kirkegaard, T., PhD. 2008. Expression of Tumor Necrosis Factor Converting Enzyme in Endocrine Cancers. Am J Clin Pathol;129:735-743 735. DOI: 10.1309/N6YB6YDVF58YCNHN.

Kuhl, R. 2013. Consideration for Use of Dimethylbenzantracene (DMBA).Madison: Environment, Health, and Safety Department of University of Wisconsin.

Kumari, S., R. P. Rastogi , Kanchan L. Singh, Shailendra P. Singh and Rajeshwar P. Sinha. 2008. DNA Damage: Detection Strategies. EXCLI Journal:7:44-62-ISSN 161-2156

Kwi, H.K., S. Jurkovic, K. Yang, S. Choi, Jin W. Jung, Kwang P. Kim, W. Zhang, and H. Jeong. 2012. Estradiol Induced Cytochrome P450 2B6 Expression at High Concentrations: Implication in Estrogen-Mediated Gene Regulation in Pregnancy. Biochem Pharmacol Journal 84(1): 93-103.

Laumbacher, B., Fellerhoff B., Herzberger B., Wank R. 2006. Do Dogs Harbour Risk Factors for Human Breast Cancer. Medical Hypotheses 67, 21-26.

Lin, WW and Karin M. 2007. A Cytokine-Mediated Link Between Innate Immunity, Inflamasi, and Cancer.Department of Pharmacolgy, College of Medicine, National Taiwan University, Taipe, Republic of China: 1175-1183

Maccio, A., C. Madeddu. 2012. Inflammation and Ovarian Cancer. Ovarian Cancer-Basic Science Perspective. ISBN 978-953-307-812-0. Italy: InTech..

McCarthy, A., P.J. Bair, K.S. Latimer. 2003. Canine Mammary Carcinoma.Department of Pathology, Veterinary Medicine, University of Georgia, Athens, GA 30602-7388.

Morrison, W.B. 2012 Inflammation and Cancer: A Comparative View. J. Vet Intern Med 26:13-31.

Page 65: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

61

Murdoch, W.J., D.C. Colgin, and J.A. Ellis. 2014. Role of Tumor Necrosis Factor- in the Ovulatory Mechanism of Ewes. J. Animal. Sci. 75: 1601-1605.

Naciff, J.M., M.L. Jump, S.M. Torontali, G.J. Carr, J.P. Tiesman, G.J. Overmann J. Gary, and G.P. Daston. 2002. -Ethynyl Estradiol, Bisphenol A, and Genistein in the Developing Female Reproductive System of the Rat. Oxfor Journal of Toxicol Science.Vol.68(1):184-99.

Papacleovoulou, G., Hilary O. D. Critchley, Hillier Stephen G., and Mason J. Ian. 2011 pithelial Cells.Jurnal of Endocrinology 211, 273-283.

Perhimpunan Onkologi Indonesia. 2010. Basic Science of Oncology: Ilmu Onkologi Dasar. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.

Polton, G. 2009. Mammary Tumours in Dogs. Irish Veterinary Journal Vol. 62 No.1.

Porta, C., L. Paola, R. Monica, G.T. Maria, A. Paola, M. Alberto, and S. Antonio. 2009. Cellular and Molecular Pathway Linking Inflammation and Cancer.J. Immunologi 214:761-777.

Porter, W.P.. 2005. Rats and Mice: Introduction and Use in Research. Cincinnati,Ohio. Laboratory Animaland Science, Marion Merrel Dow Inc.

Pugalendhi, P., S. Manoharan, K. Suresh, and N. Baskaran. 2011. Genistein and Daidzen, In Combination, Protect cellular Integrity During 7,12-Dimethylbenz[A]Anthracene (DMBA) Induced Mammary Carcinogenesis In Sprague-dawley Rats. Afr J Tradit Complement Altern Med. 8(2):91-97.

Raharjo M. 2003. Statistika. Pelatihan Instruktur/ Pengembangan Mutu. Yogyakarta: Depdiknas PPPG Matematika.

Rahayu, Wulan P., A. Anisyah, E. Heny. 2012. Aktivitas Antiproliferatif Jinten Hitam (Nigell sativa) pada Sel Paru Tikus yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz [a] Antraseba (DMBA). Makara, Kesehatan Vol. 16, No.2:51-56.

Ranita, T.B.M. dan S. Widyarini. 2010. Dampak Induksi Karsinogenesis Glandula Mammae dengan 7, 12 dimetilbenz( )antrasen terhadap

Page 66: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

62

Gambaran Histopatologis Lambung Tikus Sprague Dawle. Jurnal Veteriner Vol.11 No.1: 17-23.

R. A. Sharma, H. R. McLelland, K. A. Hill, et al., Pharmacodynamic and

pharmacokinetic study of oral Curcuma extract in patients with colorectal

cancer. Clin Cancer. Res 7, 1894 1900 (2005).

Rat Guide. 2000. Breeding, and Responsible Care of Pet Rats. <http://ratguide.com>[Diakses 3 April 2014].

Rider, P., Y. Carmi, O. Guttman, A. Braiman, I. Cohen, E. Voronov, M.R. White, C.A. Dinarello, and R.N Apte. 2011. IL- and IL-Myeloid Cell and Promote Different Stages of Sterile Inflammation.J.Immunol, DOI:10.4049.2202048.

Saha, D and M. Hait. 2012. An Ontological Design: Two Stage Mouse Skin Carcinogenesis Induced by DMBA and Promoted by Croton Oil. Asian J. Res. Pharm. Science. Vol 2:Issue 1, Pg 01-03.

Stanilov, N.S., Z.G. Dobreva, and S.A. Stanilova. 2011. Higher TNF-Alpha Production Detected in Colorectal Cancer Patients Monocytes. Article Medical Biotechnology. Doi:10.5504/50YRTIMB.2011.0020.

Sudiana, IK., 2005. Teknologi ilmu jaringan dan imunohistokimia. Surabaya : Agung Seto.

Supardjan. 2007. Gen Penekan Tumor P53, Kanker, dan Radiasi Pengion. Buletin Alara Vol.8, No.3:119-128.

Vet Cancer Group. 2010. Canine Mammary Gland Tumor. <http://www.VetCancerGroup.com/mammarytumor/canine/pdf> [Diakses 3 Maret 2014]

Waterson, A. and M. Bower. 2004. TNF and Cancer: Good or Bad. Cancer Therapy Vol.2, 131-148.

Wei, Y., J. Wang, Y. Li, P.Fan, G. Liu, N. Zang, M. Conaway, H. Wang, K.S. Korach, W. Bocchinfuso, and R. Santen. 2010. Effect of Estrogen on Breast Cancer Development: Role of Estrogen Receptor Independent Mechanisms . International Journal of Cancer 127, 174-1757.

Page 67: PENGARUH TERAPI KOMBINASI KURKUMIN DAN VITAMIN E …repository.ub.ac.id/173/1/REZHA ERLANGGA .pdf · model ca mammae hasil induksi mld-dmba skripsi oleh : rezha erlangga 105130100111030

63

Wibowo, Agung E., Sriningsih, Puspita E. Wuyung, R. Ranasasmita. 2010. The Influence of DMBA (7,12 Dimetthylbenz [a] Antracene) Regimen in the Development of Mammae Carcinogenesis on Sprague Dawley Female Rat. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention l(1):60-66. ISSN: 2088-0197.

Wooster, R and B.L. Weber. 2003. Breast and Ovarian Cancer. N Engl J Med;348:2339 2347.

Yager, J.D and N.E Davidson.2006. Estrogen Carcinogenesis in Breast Cancer.New England Journal of Medicine 354:270-82.

Zatloukal, J., J. Lorenzova, F. Tich, A. Neaas, H. Kecova, P. Kohout. 2005. Breed and Age as Risk Factors for Canine Mammary Tumours. Acta Vet. Brno,74: 103-109.