150
1 PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI, YIELD DAN TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP NILAI OUTSTANDING SUKUK RITEL NEGARA SR SERI-008 DI INDONESIA TAHUN 2016 2019 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : LAIKA INTAN FATIYANI NIM 11140860000029 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI, YIELD DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49091...Olimpiade Sains Nasional tahun 2013 3. Winner of Business Plan in Youtex Program

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI, YIELD DAN TINGKAT

    BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP NILAI

    OUTSTANDING SUKUK RITEL NEGARA SR SERI-008 DI INDONESIA

    TAHUN 2016 – 2019

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh :

    LAIKA INTAN FATIYANI

    NIM 11140860000029

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1441 H / 2019

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Laika Intan Fatiyani

    NIM : 11140860000029

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Syariah

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

    dan mempertanggungjawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

    atau tanpa ijin pemilik karya.

    4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

    karya ini.

    Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

    melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

    ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

    dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, 19 November 2019

    Yang Menyatakan,

    (Laika Intan Fatiyani)

    NIM. 11140860000029

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. Identitas Pribadi

    1. Nama : Laika Intan Fatiyani

    2. Jenis Kelamin : Perempuan

    3. Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 07 Oktober 1997

    4. Kewarganegaraan : Indonesia

    5. Agama : Islam

    6. Alamat : Gria Jakarta Jl. Tanjung blok D5 No. 17,

    Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang

    Selatan, Banten.

    7. No. HP : 081807947787

    8. E-mail : [email protected]

    II. Pendidikan Formal

    2002 – 2008 : SDN Gentra Maksekdas 2 Garut

    2008 – 2011 : MTsN 1 Tangerang Selatan

    2011 – 2014 : MAN 4 Jakarta

    2014 – 2019 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta

  • vi

    III. Pengalaman Organisasi

    1. Anggota Departemen Olahraga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

    Ekonomi Syariah 2015 – 2016

    2. Anggota Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan

    (HMJ) Ekonomi Syariah 2016 – 2017

    3. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat

    4. Anggota Komunitas Untuk Negeri

    IV. Pengalaman Kerja

    1. Guru Privat untuk SD, SMP dan SMA 2014

    2. Marketing dan Desain Interior Artmediasia 2017

    3. Finance Admin pada program magang Human Capital Indonesia di BTN

    Syariah Tangerang 2018

    4. Freelance Marketing Event

    V. Prestasi

    1. Runner Up Karya Ilmiah Remaja Kotamadya tahun 2009

    2. Olimpiade Sains Nasional tahun 2013

    3. Winner of Business Plan in Youtex Program Kuala Lumpur, Malaysia

    tahun 2016

    4. Duta Muslimah Preneur Tangerang Selatan tahun 2019

    VI. Latar Belakang Keluarga

    1. Ayah : Irwin Shabahy

    2. Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 05 Agustus 1972

  • vii

    3. Ibu : Nuryani Kamilah

    4. Tempat, Tanggal Lahir : 02 Juli 1975

    5. Alamat : Gria Jakarta Jl. Tanjung blok D5

    No. 17 Pamulang Barat, Pamulang,

    Tangerang Selatan

    6. Anak ke dari : 1 dari 4 bersaudara

  • viii

    ABSTRACT

    This study aims to analyze the factors of independent variables consists of

    macroeconomic variables, yield to maturity retail sukuk series 008 and the level of

    revenue sharing of mudharabah deposits to outstanding value of retail sukuk series

    008 as the dependent variable in the short term and long term . The method used in

    this study is VAR / VECM method with Eviews 9 programme.

    Based on the VECM estimation, results show that the variables have a

    significant positive effect in the long term are the Exchange Rate, revenue sharing

    of mudharabah deposits and yields to maturity retail sukuk SR-008. While the

    Inflation variable has a negative effect of Outstanding Value retail sukuk SR-008v

    in the long term. As for the short-term variable rate of revenue sharing on

    mudharabah deposits negatively effects of Outstanding Value retail sukuk SR-008.

    BI Rate variable does not have a positive or negative effect on outstanding sukuk

    both in the short and long term.

    Keywords: Retail Sukuk, Outstading Value, VAR / VECM

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor variabel independen yang

    terdiri dari variabel makroekonomi, yield sukuk ritel SR 008 dan imbal hasil

    deposito mudharabah terhadap variabel dependen yaitu nilai outstanding sukuk ritel

    SR 008 dalam jangka pendek dan jangka panjang. Metode yang digunakan pada

    penelitian ini adalah metode VAR/VECM dengan Eviews 9.

    Berdasarkan hasil estimasi VECM, hasil menunjukkan bahwa variabel yang

    berpengaruh signifikan secara positif dalam jangka panjang adalah Nilai Tukar,

    imbal hasil deposito mudharabah dan yield sukuk negara ritel SR-008. Sedangkan

    variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap Outstanding sukuk negara ritel SR-

    008 dalam jangka panjang. Adapun dalam jangka pendek variabel tingkat imbal

    hasil deposito mudharabah berpengaruh negatif terhadap nilai Outstanding sukuk

    negara ritel SR-008. Variabel BI Rate tidak berpengaruh secara positif atau negatif

    terhadap outstanding sukuk baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka

    panjang.

    Kata Kunci : Sukuk Ritel, Nilai Outstading, VAR/VECM

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat

    dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

    salam tidak lupa senantiasa selalu terlimpah untuk Nabi Muhammad saw.

    keluarganya beserta para sahabatnya hingga pada umatnya hingga akhir zaman.

    Penulisan skripsi ini ditunjukkan untuk memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana pada Program Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

    Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul yang penulis

    ajukan adalah “Pengaruh Variabel Makroekonomi, Yield dan Deposito

    Mudharabah terhadap Nilai Outstanding Sukuk Negara Ritel SR-008 di Indonesia

    tahun 2016 – 2019”. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis

    mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu

    penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, secara spiritual maupun

    materil. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

    1. Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas izin dan

    kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    2. Kedua orang tua beserta adik – adik saya, yang selalu memberikan rasa

    cinta, kasih sayang, perhatian, motivasi, semangat, doa dan pelajaran

    yang tiada henti diberikan kepada penulis. My everything!

  • x

    3. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., Ca., QIA., BKP selaku Dekan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE.,

    M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Bapak Dr.

    Muhammad Nur Rianto Al-Arif, SE., M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

    Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    4. Ibu Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku

    Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Ibu Rr. Tini Anggraeni, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

    Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dengan penuh

    perhatian dan meluangkan waktu, pikiran serta memberikan ilmu

    tambahan kepada penulis. Segala arahan dan perhatiannya menjadikan

    skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

    6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen, Staff, dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    memberikan banyak bantuan, ilmu dan pengalaman.

    7. Untuk teman hidup saya Adnan Sulistyo yang menjadi tempat berkeluh

    kesah dan menjadi support sistem bagi penulis. Terima kasih telah

    bersedia mendampingi penulis dalam keadaan baik suka, duka dan

    memberikan segala bentuk perhatian serta kasih untuk penulis.

  • xi

    8. Sahabat – sahabat terbaik saya selama perkuliahan, Nadiyah dan Fatimah

    Zuhra. Terima kasih banyak atas keceriaan, duka dan support yang

    diberikan. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal

    perkuliahan hingga tiada akhir.

    9. Sahabat – sahabat SMA Wahyuni Pambukowati, Yngwie Leginah, dan

    Nur Wasiah terima kasih telah menjadi sahabat baik penulis sejak SMA

    hingga perkuliahan ini, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah

    SWT.

    10. Sahabat yang hangat seperti keluarga “HMKI” Nadiyah, Fatimah Zuhra,

    Muhammad Zakki, Ferdian Naufal, Alfi Priestyan, Sahid Al Hudri,

    Wahyu Adi, Nur Anwar, Ibnu Rusyd dan Ainur Rizki yang telah

    memberikan doa dan support dalam mengerjakan tugas akhir ini, semoga

    kita sukses di masa depan.

    11. Teman – teman yang telah mau direpotkan oleh penulis Maylina

    Syarifah, Aulia Ananda, Firsty, Nurul dan Gigih. Terima kasih telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    12. Terima kasih banyak kepada teman – teman seperjuangan mahasiswa

    Ekonomi Syariah angkatan 2014. Semoga kita selalu berada dalam

    lindungan Allah swt.

  • xii

    Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap hati dan kemampuan yang

    dimiliki untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis sadari masih banyak

    kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharap segala

    bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun kepada penulis dari

    berbagai pihak. Terima kasih bagi siapa pun kalian yang sudah bersedia

    meluangkan waktunya untuk membaca karya ini.

    Jakarta, November 2019

    Laika Intan Fatiyani

    NIM. 11140860000029

  • xiii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF .................................. ii

    LEMBAR PERNYATAAN UJIAN SKRIPSI ......................................... iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v

    ABSTRACT ............................................................................................. viii

    ABSTRAK ............................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    A. Latar Belakang ................................................................................. 1

    B. Pembatasan Masalah ...................................................................... 20

    C. Rumusan Masalah .......................................................................... 21

    D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 21

    E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 22

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 23

    A. Landasan Teori ............................................................................... 23

    1. Investasi.............................................................................. 23

  • xiv

    2. Pasar Modal ........................................................................ 26

    3. Sukuk.................................................................................. 28

    B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 54

    C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 60

    D. Hipotesis ......................................................................................... 61

    BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 63

    A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 63

    B. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 64

    1. Penelitian Kepustakaan ...................................................... 64

    2. Data sekunder ..................................................................... 64

    C. Metode Analisis Data ..................................................................... 65

    1. Uji Stasioneritas Data ......................................................... 66

    2. Uji Lag Length ................................................................... 67

    3. Uji Kointegrasi ................................................................... 68

    4. Uji Kausalitas Granger ....................................................... 69

    5. Uji Analisis VECM ............................................................ 70

    6. Uji Impulse Response Function (IRF) ............................... 70

    7. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) 71

    D. Variabel Penelitian ......................................................................... 71

    1. Variabel Independen .......................................................... 71

    2. Variabel Dependen ............................................................. 72

    BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 73

    A. Sukuk Negara Ritel Seri 008 .......................................................... 73

  • xv

    1. Gambaran Umum ............................................................... 73

    2. Profil Investor..................................................................... 81

    B. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 84

    1. Outstanding ........................................................................ 84

    2. Inflasi.................................................................................. 85

    3. BI Rate ............................................................................... 86

    4. Nilai Tukar ......................................................................... 87

    5. Yield to

    Maturity

    ................................................................................................

    88 ............................................................................................

    6. Imbal Hasil Deposito Mudharabah .................................... 89

    C. Analisis Data .................................................................................. 90

    1. Uji Stationeritas Data ......................................................... 90

    2. Penetapan Lag Optimal ...................................................... 92

    3. Uji Kointegrasi ................................................................... 93

    4. Uji Kausalitas Granger ....................................................... 94

    5. Estimasi VECM ................................................................. 97

    6. Uji Impulse Response Function (IRF) ............................. 100

    7. Uji FEVD ......................................................................... 103

    D. Pembahasan .................................................................................. 104

    BAB V PENUTUP ................................................................................... 110

    A. Kesimpulan .................................................................................. 110

  • xvi

    B. Saran ............................................................................................. 110

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 112

    LAMPIRAN ............................................................................................. 120

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia periode 2014 - 2016 ..................... 3

    Tabel 1.2 Sukuk Ritel Success Story SR-001 sampai SR-009............................... 10

    Tabel 1.3 Target Inflasi dan Tingkat Inflasi Aktual Bank Indonesia ..................... 13

    Tabel 2.1 Perbedaan Sukuk dan Obligasi .............................................................. 36

    Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 55

    Tabel 3.1 Sumber Data ........................................................................................... 63

    Tabel 4.1 20 Bank Umum Agen Penjual Sukuk Ritel Negara SR-008 .................. 73

    Tabel 4.2 6 Perusahaan Efek Agen Penjual Sukuk Ritel Negara SR-008 ............. 74

    Tabel 4.3 Terms & Condition Sukuk Ritel SR-008 ............................................... 75

    Tabel 4.4 Realisasi Penerbitan SBSN Tahun 2016 ................................................ 76

    Tabel 4.5 Perkembangan Penerbitan SBSN Tahun 2014 - 2016 ........................... 77

    Tabel 4.6 Perkembangan SBSN/Sukuk 2010-2019 ............................................... 78

    Tabel 4.7 Penyebaran Investor Berdasarkan Wilayah ........................................... 82

    Tabel 4.8 Penyebaran Investor Berdasarkan Profesi.............................................. 83

    Tabel 4.9 Penyebaran Investor Berdasarkan Usia.................................................. 83

    Tabel 4.10 Hasil Uji Stasioner pada tingkat level .................................................. 91

    Tabel 4.11 Hasil Uji Stasioner pada tingkat first difference .................................. 92

    Tabel 4.12 Penetapan Lag Optimal ........................................................................ 93

    Tabel 4.13 Uji Kointegrasi ..................................................................................... 94

    Tabel 4.14 Uji Granger Kausalitas ......................................................................... 95

    Tabel 4.15 Estimasi VECM ................................................................................... 97

    Tabel 4.16 Uji IRF ............................................................................................... 100

    Tabel 4.17 Hasil Uji FEVD .................................................................................. 104

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 10 Negara dengan Sukuk Outstanding Terbesar ................................. 7

    Gambar 1.2 Tingkat Pergerakan BI Rate ............................................................... 15

    Gambar 1.3 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS 2016 – 2019 ...................... 17

    Gambar 1.4 Pergerakan Yield Sukuk SR-008........................................................ 18

    Gambar 1.5 Kurva Imbal Hasil Deposito Mudharabah ......................................... 19

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 60

    Gambar 4.1 Oustanding Sukuk Negara Ritel SR-008 ............................................ 84

    Gambar 4.2 Pertumbuhan Inflasi 2016 -2019 ........................................................ 85

    Gambar 4.3 Tingkat Pergerakan BI Rate ............................................................... 86

    Gambar 4.4 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS 2016 – 2019 ...................... 87

    Gambar 4.5 Pergerakan Yield Sukuk SR-008........................................................ 88

    Gambar 4.6 Kurva Imbal Hasil Deposito Mudharabah ......................................... 89

    Gambar 4.7 Hasil Uji IRF Inflasi ......................................................................... 100

    Gambar 4.8 Hasil Uji IRF BI Rate ....................................................................... 101

    Gambar 4.9 Hasil Uji IRF Nilai Tukar................................................................. 101

    Gambar 4.10 Hasil Uji IRF Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah ............ 102

    Gambar 4.11 Hasil Uji IRF Yield ........................................................................ 103

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Uji Stasioneritas Data Level ............................................................. 117

    1. Variabel Outstanding ............................................................................... 117

    2. Variabel Inflasi ......................................................................................... 117

    3. Variabel BI Rate ....................................................................................... 118

    4. Variabel Exchange Rate ........................................................................... 118

    5. Variabel Deposito Mudharabah ............................................................... 118

    6. Variabel Yield ......................................................................................... 119

    Lampiran 2 Uji Stasioneritas pada First Difference ............................................. 120

    1. Variabel Inflasi ......................................................................................... 120

    2. Variabel BI Rate ....................................................................................... 120

    3. Variabel Exchange Rate ........................................................................... 121

    4. Variabel Yield ......................................................................................... 121

    Lampiran 3 Uji Lag Optimal ................................................................................ 122

    Lampiran 4 Uji Kointegrasi ................................................................................. 122

    Lampiran 5 Uji Kausalitas Granger ..................................................................... 123

    Lampiran 6 Uji Hasil Estimasi VECM ................................................................ 124

    Lampiran 7 Hasil Uji Impulse Response Function .............................................. 126

    Lampiran 8 Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) ............ 129

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Setiap negara di dunia memiliki berbagai masalah ekonomi yang

    berbeda, baik di negara maju maupun negara berkembang. Namun, pada

    negara berkembang masalah ekonomi menjadi salah satu beban negara.

    Menurut P. Todaro (2002:132), jika negara maju telah sukses melewati fase

    peralihan dari ekonomi sektor tradisional pada fase efisiensi teknologi

    dengan sektor industi perkotaan modern, sehingga memperole produktivitas

    dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

    Negara berkembang memiliki permasalahan yang lebih kompleks

    baik dari sisi mikro maupun dalam konteks ekonomi makro. Ruang lingkup

    ekonomi mikro menitikberatkan pada permasalahan ekonomi individu,

    rumah tangga dan pasar. Sedangkan ekonomi makro mencakup ekonomi

    secara keseluruhan seperti pendapatan nasional, pengangguran, inflasi,

    anggaran pemerintah serta pembangunan ekonomi lainnya (Suprayitno,

    2008: 6-8).

    Pada negara yang menerapkan peran pemerintah dalam sistem

    perekonomian, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik kebijakan

    fiskal maupun moneter akan berdampak besar terhadap roda perekonomian.

    Kebijakan moneter merupakan kebijakan dalam lingkup keuangan negara,

    sedangkan kebijakan fiscal merupakan kebijakan dalam pengelolaan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (P3EI, 2014 : 463).

  • 2

    Dalam praktiknya, di Indonesia pendapatan negara sebagian besar berasal

    dari pajak dan penerimaan lainnya selain pajak. Sedangkan untuk belanja

    negara terbagi menjadi tiga yaitu belanja pemerintah pusat, transfer ke

    daerah dan pembiayaan.

    Berdasarkan target pencapaian pembangunan dan pertumbuhan

    ekonomi, di Indonesia menerapkan budget atau anggaran defisit dalam

    penerapan pengeluaran/belanja negara. Permasalahan defisit anggaran

    menjadi hal yang tidak asing dihadapi oleh sebuah negara yang ingin

    memperoleh pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang tinggi di tengah

    keterbatasan sumber daya dan dana yang dimiliki. Untuk menyelesaikan

    permasalahan tersebut, pemerintah mengambil kebijakan dengan

    pembiayaan atau pinjaman baik di dalam maupun di luar negeri (utang).

    Oleh karena itu, setiap periodenya sebagian anggaran pendapatan negara

    dialokasikan untuk pembiayaan atau membayar utang yang dilakukan pada

    periode sebelumnya.

    Dalam beberapa periode ini pemerintah melakukan pembangunan

    proyek dan infrastruktur secara besar – besaran, baik jalan Tol, MRT, jalur

    kereta cepat dan sebagainya. Hal ini menyebabkan pembengkakan defisit

    anggaran yang berakibat pada pengambilan kebijakan dengan alternative

    pembiayaan dari luar negeri. Berikut laporan perkembangan Utang Luar

    Negeri (ULN) Indonesia periode 2014 hingga 2016.

  • 3

    Tabel 1.1

    Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia periode 2014 - 2016 berdasarkan

    kelompok Peminjam dalam Juta USD

    Peminjam 2014 2015 2016

    1. Pemerintah dan Bank Sentral

    1.1 Pemerintah

    1.2 Bank Sentral

    129.736

    123.806

    5.930

    142.608

    137.396

    5.212

    159.798

    155.946

    3.852

    2. Swasta

    2.1 Bank

    2.2 Bukan Bank

    2.2.1 LKBB

    2.2.2 Perusahaan Bukan

    Lembaga Keuangan

    163.592

    31.673

    131.920

    10.149

    121.771

    167.445

    31.925

    135.520

    11.247

    124.357

    163.451

    29.225

    134.227

    10.261

    123.966

    Total 293.328 310.053 323.249

    Sumber : Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia (Diolah)

    Dapat dilihat dari tabel 1.1 diatas, utang luar negeri Indonesia terus

    mengalami peningkatan. Meskipun risiko utang relatif kecil, namun tetap

    memiliki kelemahan dan risiko di kemudian hari. Menurut Basri dalam

    Rowland (2013 :356) terdapat dua hal penting yang dianggap memotivasi

    dan melandasi bantuan luar negeri ke negara – negara debitur yaitu motivasi

    politik dan motivasi ekonomi dimana keduanya memiliki keterikatan yang

    sangat erat satu dengan yang lainnya. Seiring permasalahan yang terjadi,

    pemerintah mengeluarkan berbagai instrument investasi untuk mengurangi

    angka utang luar negeri Indonesia.

    Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun

    institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan

  • 4

    berinvestasi.. Pada prinsipnya, pasar modal sebagai letak jantung pada

    sistem keuangan. Menurut Bursa Efek Indonesia, pasar modal merupakan

    pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa

    diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,

    instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.

    Terjadinya krisis ekonomi yang menimpa negara Indonesia tahun

    1997-1998 menjadi pelajaran berharga bagi pengelolaan keuangan negara.

    Puncaknya krisis ekonomi mengakibatkan banyaknya industri keuangan

    termasuk perbankan mengalami kesulitan likuiditas untuk membayar

    kewajiban kepada nasabah yang menarik uang secara besar – besaran atau

    money rush. Hal ini menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap USD

    karena tindakan spekulan telah mendorong meningkatnya beban utang luar

    negeri industri perbankan nasional. Risiko ini terjadi karena tidak adanya

    perlindungan mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Saat terjadi

    depresi rupiah, pembayaran kewajiban mata uang asing meningkat dengan

    drastis dan mengakibatkan kondisi gagal bayar.

    Dalam kondisi gagal bayar tersebut, pemerintah melakukan peran

    untuk menyelamatkan kondisi industri keuangan dari kegagalan sistemik.

    Pada saat itu pemerinah melakukan program rekapitulasi dan restrukturisasi

    perbankan dengan biaya tidak kurang dari 650 triliun rupiah agar industri

    keuangan domestik kembali normal. Pada saat yang sama, industri

    keuangan syariah mulai tumbuh dengan berbagai cabang industrinya.

    Industri keuangan syariah mulai melebarkan sayapnya di negara – negara

  • 5

    Timur Tengah dan Asia. Awal pertumbuhan industri keuangan syariah telah

    menunjukkan ketangguhannya bertahan dari krisis keuangan. Karakteristik

    keuangan syariah yang lebih prudent dalam mengelola transaksinya dan

    penggunaan underlying asset menjadi salah satu benteng keuangan syariah.

    Instrument keuangan syariah memiliki peran penting dalam

    mengembangkan negara termasuk Indonesia yang mana mayoritas

    penduduknya adalah muslim. Pemilihan sistem keuangan didasarkan pada

    upaya untuk mengerakkan sektor riil dengan baik serta dibutuhkan

    dukungan regulasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi (Sanrego dkk,

    tanpa tahun : 183). Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia

    semakin meningkat yang dimulai dari runtuhnya sistem keuangan

    konvensional akibat guncangan ekonomi global.

    Begitu pun terjadi pada perkembangan pasar modal di Indonesia.

    Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional

    Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan

    langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001

    tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

    Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah

    dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September

    2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang

    digunakan adalah akad mudharabah. (www.ojk.go.id). Dan pada tanggal 3

    Juli 2000 telah dibuat Jakarta Islamic Index (JII) yang mana saham – saham

    http://www.ojk.go.id/

  • 6

    yang terdapat didalamnya telah terjamin sebagai saham yang dibolehkan

    dalam islam oleh Dewan Syariah Nasional.

    Secara terminologi, Obligasi Syariah atau yang lebih dikenal dengan

    sukuk merupakan surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah

    yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang

    mewajibkan emiten unuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi

    syariah berupa bagi hasil atau margin serta membayar kembali dana obligasi

    ketika jatuh tempo. (Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002). Sukuk

    menjadi jembatan penghubung antara pemilik modal dengan pengguna

    modal, dimana pemilik modal menjadikan sukuk sebagai sarana investasi

    sedangkan pengguna modal menjadikan sukuk sebagai sarana untuk

    memperoleh pembiayaan.

    Penguatan sumber pembiayaan APBN melalui penerbitan Sukuk

    Negara dirasa cukup potensial, mengingat Indonesia adalah negara dengan

    penduduk muslim terbesar di dunia. Penerbitan Sukuk Negara dalam

    berbagai jenis instrumen dalam rangka pengembangan pasar menunjukkan

    hal yang cukup membanggakan.

    Di pasar domestik, Sukuk Negara menjadi salah satu alternatif

    investasi yang diharapkan mampu bersaing dengan instrumen keuangan dan

    investasi konvensional. Pengembangan pasar keuangan syariah masih perlu

    dikembangkan, mengingat pangsa pasar keuangan syariah saat ini masih

    berkisar 5% dibanding pasar keuangan konvensional. Pengembangan pasar

  • 7

    keuangan syariah dinilai mampu menjadi trigger bagi pertumbuhan

    ekonomi secara inklusif.

    Indonesia saat ini tercatat sebagai negara penerbit Sukuk Negara

    dalam denominasi mata uang asing (Sukuk Global) terbesar di dunia, yang

    mencapai nominal US$ 10,15 miliar dengan outstanding saat ini sebesar

    US$ 9,5 miliar. Pada saat ini, beberapa negara telah menjadi regular issuer

    dari sukuk, misalnya Malaysia, Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirate

    Arab, Qatar, Pakistan, dan State of Saxony Anhalt-Jerman. Pada grafik 1.1

    akan disajikan 10 negara dengan Sukuk Outstanding terbesar.

    Gambar 1.1

    10 Negara dengan Sukuk Outstanding Terbesar (dalam US dollar)

    Gambar 1.1 menunjukkan peringkat 10 negara dengan sukuk

    outstanding terbesar (dalam US dollar) berdasarkan laporan yang

    dikeluarkan oleh Islamic Commercial Law 2017. Malaysia menempati

    posisi pertama dengan total outstanding terbesar yaitu USD 188,700. Dan

    188,

    7

    52,0

    64

    30,6

    78

    24,7

    41

    14,9

    73

    10,0

    04

    4,80

    3

    4,09

    7

    2,92

    1

    2,09

    7

    M A L A Y S I A S A U D I U A E I N D O N E S I AQ A T A R T U R K E Y B A H R A I N I R A N P A K I S T A NH O N G K O N G

  • 8

    di posisi terakhir dengan outstanding sebesar USD 2,097 ditempati oleh

    Hongkong. Adapun Indonesia berada di peringkat ke-4 sebesar USD

    24,741. Namun, dari sisi penerbitan sukuk, Indonesia dengan nilai

    penerbitan sebesar USD 8,815 juta berada pada posisi kedua terbesar setelah

    Malaysia.

    Perkembangan sukuk di dunia dimulai dengan penerbitan sukuk

    negara (sovereign sukuk) dan pada tahun-tahun berikutnya sukuk korporasi

    (corporate sukuk) lahir. Sedangkan, di Indonesia berdasarkan emiten atau

    institusi yang menerbitkannya, sukuk dibagi menjadi dua macam yaitu :

    Pertama, Sukuk Korporasi (Corporate sukuk) adalah sukuk yang

    diterbitkan oleh perusahaan atau emiten untuk keperluan membiayai

    kebutuhan dana perusahaan atau proyek-proyek perusahaan.

    Kedua, Sukuk Negara (Sovereign Sukuk) adalah sukuk yang

    dikeluarkan oleh pemerintah. Investasi ini pada prinsipnya merupakan

    investasi yang bebas dari risiko gagal bayar, yaitu kegagalan Pemerintah

    untuk membayar imbalan dan nominal kepada investor. Sedangkan jika

    transaksi di pasar sekunder dimungkinkan adanya risiko pasar terjadi berupa

    capital loss akibat harga jual sukuk ritel lebih rendah dibandingkan harga

    belinya. Risiko capital loss ini dapat dihindari dengan cara tidak menjual

    sukuk ritel sampai dengan jatuh tempo.

    Dilihat dari jumlah penerbitan sukuk negara (sovereign sukuk)

    sebagai instrument kebajakan fiskal, nilainya terus mengalami peningkatan.

    Selain peningkatan dari segi jumlah, dari segi tujuan dan fungsi pun

  • 9

    mengalami peningkatan. Jika periode – periode sebelumnya penerbitan

    sukuk negara hanya diunjukkan untuk menutupi defisit APBN, namun saat

    ini diarahkan untuk proyek pembiayaan infrastruktur, seperti pembangunan

    jalan tol, proyek MRT. Selain itu, sukuk juga dapat digunakan untuk

    keperluan pembiayaan cash-mismatch, yaitu dengan menggunakan sukuk

    dengan jangka waktu pendek (Islamic Treasury Bills) yang juga dapat

    digunakan sebagai instrumen pasar uang (Direktorat Kebijakan Pembiayaan

    Syariah, 2008).

    Sukuk Negara memiliki 8 instrumen yaitu Islamic Fixed Rate (IFR),

    Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S), Surat Perbendaharaan

    Negara Syariah Non Tradable (SPN-S NT), Sukuk Dana Haji Indonesia

    (SDHI), Sukuk Negara Indonesia (SNI), Project Based Sukuk (PBS), Sukuk

    Ritel (SR) dan Sukuk Tabungan (ST) (Kemenkeu,2017).

    Sukuk Ritel (SR) merupakan salah satu jenis sukuk yang diterbitkan

    oleh negara. Jenis sukuk ini pertama kali diterbitkan dengan seri SR-001

    pada 25 Februari 2009 dengan tenor 3 tahun dan tanggal jatuh tempo pada

    25 Februari 2012. Tingkat imbalan sebesar 12% dan volume penerbitan SR-

    001 sebesar Rp. 5,556 triliun. Volume penerbitan sukuk dari tahun ke tahun

    selalu mengalami kenaikan yang cukup tinggi hanya pada seri SR-003 saja

    yang mengalami penurunan sebesar 692 triliun.

    Berdasarkan laporan outstanding SBN, berikut perincian mengenai

    sukuk ritel yang telah diterbitkan hingga Maret 2017.

    Tabel 1.2

    Sukuk Ritel Success Story SR-001 sampai SR-009

  • 10

    Uraian SR-

    001

    SR-

    002

    SR-

    003

    SR-

    004

    SR-

    005

    SR-

    006

    SR-

    007

    SR-

    008

    SR-

    009

    SR-

    010

    Masa

    Penawaran

    30 Jan

    s/d 20

    Feb

    2009

    25 Jan

    s/d 5

    Feb

    2010

    7 s/d

    18 Feb

    2011

    5 s/d

    16

    Maret

    2012

    8 s/d

    22 Feb

    2013

    14 s/d

    28 Feb

    2014

    23 Feb

    s/d 6

    Maret

    2015

    19 Feb

    s/d 4

    Maret

    2016

    27 Feb

    s/d 17

    Maret

    2017

    23 Feb

    s/d16

    Maret

    2018

    Tanggal

    Penerbitan

    25 Feb

    2009

    10 Feb

    2010

    23 Feb

    2011

    21

    Maret

    2012

    27 Feb

    2013

    5

    Maret

    2014

    11

    Maret

    2015

    10

    Maret

    2016

    22

    Maret

    2017

    21

    Maret

    2018

    Tanggal

    Jatuh

    Tempo

    25 Feb

    2012

    10 Feb

    2013

    23 Feb

    2014

    21

    Sept

    2015

    27 Feb

    2014

    5

    Maret

    2017

    11

    Maret

    2018

    10

    Maret

    2019

    10

    Maret

    2020

    10

    Maret

    2021

    Tenor 3 th 3 th 3 th 3 th 3 th 3 th 3 th 3 th 3 th 3 th

    Imbalan 12,00% 8,20% 8,15% 6,25% 6,00% 8,75% 8,25% 8,30% 6,90% 5,90%

    Struktur

    Akad

    Ijarah sale and Lease

    Back

    Ijarah Asset to be Leased

    Agen

    Penjual

    13 18 20 24 25 28 22 26 22 22

    Maksimum

    Pembelian

    Tidak

    ada

    Tidak

    ada

    Tidak

    ada

    Rp. 5

    miliar

    Rp. 5

    miliar

    Rp. 5

    miliar

    Rp. 5

    miliar

    Rp. 5

    miliar

    Rp. 5

    miliar

    Rp. 5

    miliar

    Volume

    Penerbitan

    Rp.

    5.556

    triliun

    Rp.

    8.033

    triliun

    Rp.

    7.341

    triliun

    Rp.

    13.5

    triliun

    Rp.

    14.968

    triliun

    Rp.

    19.323

    triliun

    Rp.

    21.965

    triliun

    Rp.

    31.500

    triliun

    Rp.

    14.037

    triliun

    Rp.

    8.437

    triliun

    Jumlah

    Investor

    14.295 17.231 15.487 17.606 17.783 34.692 29.706 48.444 29.838 17.922

    Sumber: Siaran Pers OJK

    Berdasarkan uraian Tabel 1.2 beberapa seri sukuk diatas baik dari

    segi besarnya volume penerbitan, jumlah investor, tingkat imbalan dan

    sebagainya dapat dilihat pada seri SR-008 mengalami peningkatan yang

    cukup besar dari seri sebelumnya pada bagian tingkat imbalan, jumlah

    investor dan volume penerbitan. Sukuk Negara Ritel SR-008 memiliki daya

    tarik yang kuat bagi para investor, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya

    jumlah investor dari seri sukuk sebelumnya. Jika dilihat dari jumlah investor

    pada seri SR-008 ini memiliki jumlah investor terbanyak dari seri yang

    lainnya yaitu 48.444 investor. Ketertarikan investor untuk membeli sukuk

    SR-008 dipicu dengan tingginya tingkat imbalan dari sebelumnya 8,25%

  • 11

    menjadi 8.30%. Faktor lainya yang mempengaruhi minat investor dalam

    membeli sukuk ini adalah dengan melihat volume penerbitan. Volume

    penerbitan sukuk pada seri SR-007 Rp. 21.96 triliun sedangkan pada seri

    SR-008 meningkat menjadi Rp. 31.5 triliun.

    Sukuk Ritel (SR) seri 008 berlaku sejak Maret 2016 hingga Maret

    2019 dengan total volume penerbitan sebesar Rp. 31.500.000.000.000 atau

    (tiga puluh satu triliun lima ratus miliar rupiah). Volume penerbitan SR 008

    berfluktuarif selama periode berlaku hingga jatuh tempo dan cenderung

    menurun hingga akhir periode. Di bulan Maret tahun 2016 jumlah

    penerbitan SR 008 sangat tinggi yakni Rp.

    Indonesia tidak saja dikenal sebagi penerbit sukuk dalam

    denominasi USD terbesar di dunia, namun juga dikenal berhasil dalam

    menerbitkan sukuk untuk pembiayaan infrastruktur (project financing

    sukuk/project based sukuk) dan dalam menerbitkan Sukuk Ritel yang sangat

    mendukung program financial inclusion. Hal ini sebagaimana disampaikan

    oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan

    Risiko, serta Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kebijakan dan Regulasi

    Jasa Keuangan dan Pasar Modal dan ditulis pada keterangan pers dalam

    acara 1st Annual Islamic Finance Conference yang dilaksanakan di Jakarta

    17 Mei 2016 silam.

    Investor menggunakan volume perdagangan untuk melihat apakah

    sukuk yang dibeli termasuk jenis sukuk yang aktif diperdagangkan di bursa.

    Pergerakan volume perdagangan sukuk di pasar sekunder bersifat fluktuatif.

  • 12

    Hal ini dapat disebabkan oleh guncangan variabel ekonomi yang dapat

    mempengaruhi volume perdagangan sukuk. Volume penerbitan yang besar

    juga mengindikasikan bahwa proyek pemerintah maupun APBN telah

    dipenuhi pendanaannya.

    Guna meningkatkan volume penerbitan sukuk, maka diperlukan

    peran aktif dari banyak elemen. Tim Studi Minat Emiten di Pasar Modal-

    OJK menyebutkan jika faktor yang paling berpengaruh dalam penerbitan

    sukuk adalah faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor yang

    perlu diperhatikan adalah kondisi makroekonomi yang ada di Indonesia.

    Jika kondisi makroekonomi buruk maka akan berakibat buruk bagi

    pertumbuhan ekonomi dan akan berpengaruh pula pada pertumbuhan

    investasi termasuk sukuk ritel.

    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat volume

    penerbitan sukuk yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu

    yield to maturity sedangkan Faktor eksternal yang perlu diperhatikan yaitu

    faktor ekonomi makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar

    (kurs) serta faktor lain seperti imbal hasil deposito mudharabah. Inflasi

    merupakan suatu keadaan dimana terjadi permintaan yang berlebih terhadap

    barang-barang secara keseluruhan dalam perekonomian suatu wilayah

    (Razali, 2011). Peristiwa tersebut akan menyebabkan meningkatnya harga

    secara umum dan terus-menerus.

    Karakterisik tingkat inflasi yang kurang stabil di Indonesia

    menyebabkan deviasi yang lebih besar dari proyek inflasi tahunan oleh

  • 13

    Bank Indonesia. Akibatnya tercipta biaya – biaya ekonomi seperti pinjaman

    yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

    Adapun target inflasi dan tingkat inflasi aktual yang ditetapkan oleh Bank

    Indonesia tahun 2015 hingga 2019 sebagai berikut.

    Tabel 1.3

    Target Inflasi dan Tingkat Inflasi Aktual Bank Indonesia

    Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual

    2015 4,00% 3,35%

    2016 4,00% 3,02%

    2017 4,00% 3,61%

    2018 3,50% 3,13%

    2019 3,50% -

    Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id)

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tingkat inflasi di Indonesia

    dari tahun 2015 hingga 2018 belum memenuhi target yang telah ditetapkan

    Bank Indonesia. BI memprediksi bahwa inflasi pada tahun 2016 mencapai

    minus 1% sedangkan pemerintah memprediksi inflasi sepanjang 2017

    sebesar 4%. Rendahnya tingkat inflasi membuat para investor tertarik untuk

    menginvestasikan dananya pada sukuk ritel SR-008. Hal ini didukung

    dengan tingginya kupon yang diberikan sebesar 8,30% dan meningkatnya

    total investor dari 29,706 menjadi 48,444 investor.

    Menurut Raharjo (2004) kondisi perekonomian yang kuat serta

    inflasi rendah mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk investasi

    juga sangat bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap

    perdagangan dan investasi pada obligasi. Oleh karena itu, laju inflasi

  • 14

    berpengaruh positif terhadap yield obligasi yang diinginkan oleh investor

    (Nurfauziah dan Setyarini, 2004). Hal ini sejalan dengan penelitian Ibrahim

    (2008) dan Surya serta Nasher (2011) yang menyatakan bahwa inflasi

    berpengaruh positif signifikan terhadap yield obligasi.

    Pada penelitian ini oustanding sukuk ritel SR-008 menurun hingga

    masa jatuh temponya. Menurunnya tingkat outstanding dapat disebabkan

    oleh beberapa faktor salah satunya suku bunga. Menurut BI rate adalah

    suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan

    moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada

    publik. (www.bi.go.id). BI Rate diimplementasikan pada operasi moneter

    yang dilakukan BI melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di

    pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Pada

    bulan Agustus 2016 Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan baru yaitu BI

    7-Day Repo Rate. Instrument BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru

    memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya

    transaksional dan mendorong pendalaman pasar keuangan. Apabila suku

    bunga lebih tinggi dari tingkat pengembangan modal, maka investasi yang

    direncanakan tidak menguntungkan dan keinginan investor menaruh

    dananya pada bank (www.bi.go.id).

    http://www.bi.go.id/http://www.bi.go.id/

  • 15

    Gambar 1.2

    Tingkat Pergerakan BI Rate

    Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id)

    Pada grafik 1.2 dapat dilihat pergerakan BI Rate sempat mengalami

    penurunan dan berada di titik terendah pada bulan agustus 2017 hingga

    bulan april 2018. Menurunnya tingkat suku bunga berdampak positif

    terhadap pertumbuhan investasi termasuk sukuk ritel negara. Dalam kondisi

    suku bunga yang rendah, harga sukuk dan instrument investasi lainnya di

    pasar modal akan lebih rendah termasuk deposito. Sehingga para investor

    lebih memilih berinvestasi di pasar modal dibandingkan dengan menyimpan

    dananya dalam bentuk deposito dikarenakan return atau imbal hasil yang

    akan didapatkan lebih kecil.

    Nilai tukar merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari suatu

    mata uang ke mata uang lainnya. Dalam hal ini, nilai tukar yang digunakan

    adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami hubungan secara

    tidak langsung, yakni melalui perilaku para investor. Instrument investasi

    SR-008 menggunakan mata uang rupiah dalam transaksinya. Instrument

    0,00%

    5,00%

    10,00%

    Ap

    r-1

    6

    Jun

    -16

    Agu

    -16

    Okt

    -16

    Des

    -16

    Feb

    -17

    Ap

    r-1

    7

    Jun

    -17

    Agu

    -17

    Okt

    -17

    Des

    -17

    Feb

    -18

    Ap

    r-1

    8

    Jun

    -18

    Agu

    -18

    Okt

    -18

    Des

    -18

    Feb

    -19

    BI Rate

    BI Rate

  • 16

    investasi di Indonesia tentu beraneka ragam jenisnya dari mulai saham,

    obligasi, sbsn hingga reksa dana.

    Instrument investasi tersebut ada yang menggunakan rupiah sebagai

    mata uang transaksinya dan ada yang menggunakan valuta asing bahkan ada

    yang menggunakan keduanya dalam bertransaksi. Namun, dalam kondisi

    ini investor dihadapkan dengan pilihan dan pertimbangan khususnya pada

    tingkat keuntungan yang dipatkan di masa mendatang. Ketika

    meningkatnya nilai mata uang Dollar AS atau terapresiasi, para investor

    yang semula membeli Sukuk Ritel akan beralih pada produk investasi yang

    menggunakan valuta asing. Hal ini dikarenakan tingkat keuntungan yang

    didapat oleh investor akan jauh lebih besar dibanding menginvestasikan

    dananya pada sukuk. Sebaliknya, jika Dollar AS terdepresiasi maka investor

    akan lebih memilih menginvestasikan dananya pada sukuk karena tingkat

    imbal hasil yang pasti dan tidak merugikan.

    Hal ini didukung oleh hasil penelitian Rahman (2017) dan Manab

    dan Sujianto (2016) yang menyatakan bahwa nilai tukar mempunyai

    pengaruh signifkan terhadap sukuk. Adapun Kurs Rupiah terhadap Dollar

    As periode 2016-2019 sebagaimana grafik berikut.

  • 17

    Gambar 1.3

    Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS 2016 – 2019

    Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id)

    Pada grafik 1.3 dapat dilihat informasi mengenai pergerakan nilai

    tukar rupiah terhadap dollar AS sejak tahun 2016 hingga 2019 sangat

    fluktuatif. Nilai tukar rupiah terhadap dollar dimulai pada bulan juli 2015

    sebesar 13.391,4 rupiah, selanjutnya pada bulan agustus 2015 mengalami

    kenaikan dengan pesat menyentuh angka 14.787,6 rupiah per 1 dollar AS.

    Selama periode tersebut nilai tukar rupiah berada di titik terendah pada

    bulan September 2016 yaitu 12,926 rupiah dan berada pada titik tertinggi

    bulan Oktober 2018 sebesar 15.253 rupiah per dollar AS.

    Indikator lain yang memiliki pengaruh paling kuat adalah tingkat

    imbal hasil dari SR-008 itu sendiri. Dalam berinvestasi setiap investor

    tentunya mengharapkan tingginya keuntungan atau return tiyang akan di

    dapatkan dari hasil investasinya. Banyaknya nominal sukuk yang akan

    diterbitkan sesuai dengan permintaan investor yang salah satunya

    menjadikan imbal hasil sebagai pertimbangan dalam membeli sukuk ritel.

    Dalam sukuk istilah untuk menggambarkan return yang dihasilkan oleh

    obligasi yaitu yield sukuk (Islamic bond yield) atau bisa dikenal juga dengan

    110001200013000140001500016000

    Ap

    r-1

    6

    Jun

    -16

    Agu

    -16

    Okt

    -16

    Des

    -16

    Feb

    -17

    Ap

    r-1

    7

    Jun

    -17

    Agu

    -17

    Okt

    -17

    Des

    -17

    Feb

    -18

    Ap

    r-1

    8

    Jun

    -18

    Agu

    -18

    Okt

    -18

    Des

    -18

    Feb

    -19

    Exchange Rate Curve

    Exchange Rate Curve

  • 18

    tingkat imbal hasil. Yield sukuk merupakan ukuran pendapatan obligasi

    yang akan diterima investor, yang cenderung bersifat tidak tetap, karena

    yield sukuk akan sangat terkait dengan tingkat return yang diisyaratkan

    investor. Sehingga dengan yield yang tinggi akan menambah tingkat

    volume penerbitan sukuk.

    Imbal hasil atau yield (dalam %) SR-008 di pasar sekunder

    mengalami pergerakan yang fluktuatif dari bulan April 2016 hngga bulan

    Maret 2019. Fluktuasi yield sukuk digambarkan dalam grafik dibawah ini.

    Gambar 1.4

    Pergerakan Yield Sukuk SR-008

    Sumber : Pusat data Bursa Efek Indonesia

    Grafik diatas menyajikan pergerakan yield SR-008 sejak bulan ke-4

    tahun 2016 hingga bulan ke-3 tahun 2019. Yield bergerak stabil pada

    periode awal hingga mengalami kenaikan pada bulan Mei 2018 dan berada

    di titik terendah pada bulan Oktober 2018. Yield kembali mengalami

    kenaikan yang signifikan pada akhir periode sukuk SR 008 yaittu pada bulan

    Maret 2019.

    Variabel selanjutnya adalah bagi hasil deposito mudharabah.

    Deposito mudharabah merupakan salah satu instrument investasi pada bank

    0

    10

    20

    30

    40

    Ap

    r-1

    6

    Jun

    -16

    Agu

    -16

    Okt

    -16

    Des

    -16

    Feb

    -17

    Ap

    r-1

    7

    Jun

    -17

    Agu

    -17

    Okt

    -17

    Des

    -17

    Feb

    -18

    Ap

    r-1

    8

    Jun

    -18

    Agu

    -18

    Okt

    -18

    Des

    -18

    Feb

    -19

    Yield SR-008 2016 - 2019

    Yield SR-008 2016 - 2019

  • 19

    syariah dengan keuntungan bagi hasil berdasarkan nisbah yang disepakati.

    Apabila nisbah pada deposito mudharabah lebih tinggi dibandingkan bunga

    atau bagi hasil pada sekuritas pasar modal, maka masyarakat akan lebih

    tertarik menyimpan dananya pada deposito mudharabah. Seiring

    berjalannya waktu, nisbah bagi hasil yang diberikan deposito mudharabah

    semakin kompetitif, sehingga pengaruhnya terhadap keputusan masyarakat

    untuk menempatkan dananya pada deposito mudharabah semakin besar.

    Berikut tingkat imbal hasil deposito mudharabah dalam periode 2016

    hingga 2019.

    Gambar 1.5

    Kurva Imbal Hasil Deposito Mudharabah

    Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id)

    Berdasarkan gambar 1.5 dapat dilihat grafik imbal hasil deposito

    mudharabah menunjukkan adanya fluktuasi setiap bulannya. Tingkat imbal

    hasil deposito mudharabah tertinggi terjadi pada bulan April dan Juni 2016

    sebesar 6,5% namun mengalami kemerosotan pada bulan Oktober 2016

    sebesar 4,6%. Meskipun sempat menurun, tingkat imbal hasil kembali stabil

    4

    4,5

    5

    5,5

    6

    6,5

    7

    Ap

    r-1

    6

    Jun

    -16

    Agu

    -16

    Okt

    -16

    Des

    -16

    Feb

    -17

    Ap

    r-1

    7

    Jun

    -17

    Agu

    -17

    Okt

    -17

    Des

    -17

    Feb

    -18

    Ap

    r-1

    8

    Jun

    -18

    Agu

    -18

    Okt

    -18

    Des

    -18

    Feb

    -19

    Imbal Hasil Deposito Mudharabah

    Imbal Hasil Deposito Mudharabah

  • 20

    dan terus berfluktuatif hingga bulan Maret 2019 mencapai titik stabilnya

    sebesar 6,18%.

    Bagi hasil deposito mudharabah ini dapat diasumsikan sebagai asset

    alternative dari Sukuk Negara Ritel SR-008. Harga barang lain asset

    alternative memiliki hubungan negatif terhadap harga barang asset relative

    yang akan berpengaruh terhadap permintaan asset relatif, dimana semakin

    tinggi imbal hasil deposito mudharabah maka akan mempengaruhi

    penurunan volume penerbitan Sukuk Negara Ritel SR-008.

    Berdasarkan penjelasan diatas, penulis merasa tertarik dan perlu

    untuk melakukan sebuah penelitian pada sukuk ritel negara seri SR-008

    dengan judul “Analisis pengaruh Variabel Makroekonomi, Yield to

    Maturity dan Yield Sukuk Malaysia terhadap Volume Penerbitan Sukuk

    Ritel Negara Seri 008 di Indonesia 2016 – 2019.”

    B. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti

    membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

    1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Volume

    Penerbitan Sukuk Ritel SR-008.

    2. Variabel Independen atau yang mempengaruhi Yield Sukuk Ritel SR-

    007 pada penelitian ini dibatasi pada Variabel Makroekonomi yang

    terdiri dari Inflasi, BI Rate dan nilai tukar, Yield to Maturity SR-008 dan

    Bagi Hasil Depostito Mudharabah

    C. Rumusan Masalah

  • 21

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan

    diatas, maka permasalah yang akan dibahas adalah :

    1. Apakah terdapat pengaruh jangka pendek antara tingkat Inflasi, BI Rate,

    tingkat Nilai tukar, Yield to Maturity dan Bagi Hasil Depostito

    Mudharabah terhadap Volume Penerbitan Sukuk Ritel Seri 008 ?

    2. Apakah terdapat pengaruh jangka panjang antara tingkat Inflasi, BI

    Rate, tingkat Nilai tukar, Yield to Maturity dan Bagi Hasil Depostito

    Mudharabah terhadap Volume Penerbitan Sukuk Ritel Seri 008?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Untuk menganalisis pengaruh jangka pendek antara tingkat Inflasi, BI

    Rate, tingkat Nilai tukar, Yield to Maturity dan Bagi Hasil Depostito

    Mudharabah terhadap Volume Penerbitan Sukuk Ritel Seri 008

    2. Untuk menganalisis pengaruh jangka panjang antara tingkat Inflasi, BI

    Rate, tingkat Nilai tukar, Yield to Maturity dan Bagi Hasil Depostito

    Mudharabah terhadap Volume Penerbitan Sukuk Ritel Seri 008

  • 22

    E. Manfaat Penelitian

    Adapun hasil penelitian ini diharapkan manfaat dan kontribusi

    sebagai berikut :

    a. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam

    mengambil keputusan dalam menerbitkan sukuk ritel terutama terkait

    kebijakan moneter.

    b. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam

    penelitian dengan obyek maupun variabel yang sama.

    c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

    sumber informasi dalam berinvestasi khususnya pada sukuk ritel.

  • 23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Investasi

    Tidak seperti tabungan dan konsumsi, investasi merupakan sebuah

    bisnis yang tidak dapat diprediksi dan memiliki risiko, karena investasi

    tidak harus mengikuti pergerakan yang sama dengan produk nasional

    bruto (GNP) beda halnya dengan pengeluaran konsumsi yang dapat

    mempengaruhi nilai produk nasional bruto. Menurut Rahmawan, (2005)

    Investasi adalah barang tidak bergerak atau barang milik perseorangan

    atau perusahaan yang dimiliki dengan harapan untuk mendapatkan

    pendapatan periodik atau keuntungan atas penjualan dan pada umumnya

    dikuasai untuk periode yang relatif panjang.

    Adapun menurut (Kasmir dan Jakfar, 2015) investasi juga dapat

    diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang

    memiliki rentang waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha

    atau proyek yang membutuhkan dana dengan tujuan memperoleh

    keuntungan. Investasi menurut Islam adalah penanaman dana atau

    penyertaan modal untuk suatu bidang usaha tertentu yang kegiatan

    usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, baik

    objeknya maupun prosesnya. (Arifin 2009).

    Islam melarang bentuk – bentuk spekulasi yang di dalam

    perekonomian konvensional tidak terpisahkan, jenis – jenis spekulasi

  • 24

    yang dilarang dalam islam tidak hanya mencakup perlombaan,

    permainan kartu dan aktivitas perjudian lainnya, namun juga bentuk –

    bentuk transaksi yang melibatkan hasil yang akan datang (forward

    transaction). Faktor yang terpenting lainnya ikut memengaruhi tingkah

    laku investasi dalam islam adalah dengan tidak adanya suku bunga.

    Islam melarang segala bentuk pembayaran yang menggunakan suku

    bunga didalam setiap transaksinya baik dilakukan kepada teman,

    instansi maupun pemerintahan. Dengan demikian investasi dalam islam

    berarti fungsi dari tingkat keuntungan yang diharapkan dimana tingkat

    keuntungan tersebut bergantung pada bagian relative dari keuntungan

    yang dialokasikan antara investor dan mereka yang menyediakan dana

    – dananya pada bentuk kerjasama atau pinjaman.

    Dalam berinvestasi, terdapat beberapa aspek yang harus

    diperhatikan menurut perspektif islam menurut (Chair, 2015).

    a. Aspek material atau fiinansial yaitu suatu bentuk investasi

    hendaknya menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif

    dibandingkan dengan bentuk investasi lainnya.

    b. Aspek kehalalan yaitu suatu bentuk investasi harus terhindari dari

    bidang maupun prosedur yang subhat atau haram. Jika investasi

    tersebut tidak halal atau haram maka akan membawa pelakunya

    dalam kesesatan dan perilaku destruktif (darurah) baik secara

    individu maupun sosial.

  • 25

    c. Aspek sosial dan lingkungan yaitu suatu bentuk investasi hendaknya

    memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan

    lingkungan sekitar, baik untuk generasi saat ini maupun yang akan

    datang.

    d. Aspek pengharapan kepada rida Allah yaitu bentuk investasi tertentu

    dipilih dalam rangka mencapai rida Allah SWT..

    Islam mendukung umatnya untuk melakukan investasi selama

    investasi tersebut dilakukan dengan cara yang benar bukan dengan cara

    yang bathil dan terhindar dari hal – hal yang mengandung riba. Adapun

    pengertian investasi menurut Al-Quran QS. al-Baqarah [2]: 261.

    ِ َكَمثَِل َحبٍَّة أَۢنبَتَْت َسْبَع َسنَابَِل فِى لَُهْم فِى َسبِيِل ٱَّللَّ ثَُل ٱلَِّذيَن يُنِفقُوَن أَْمَوَٰ مَّ

    ِسٌع َعِليمٌ ُ َوَٰ ِعُف ِلَمن يََشآُء ۗ َوٱَّللَّ ُ يَُضَٰ ۟ائَةُ َحبٍَّة ۗ َوٱَّللَّ ُكل ِ ُسۢنبُلٍَة م ِ

    “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) oleh orang – orang yang

    menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih

    yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah

    melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah

    Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

    Ayat ini secara implisit memberikan informasi akan pentingnya

    berinvestasi, dimana ayat itu menyampaikan betapa beruntungnya orang

    yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Orang yang kaya secara

    finansial (keuangan) kemudian menginfakkan hartanya untuk

    pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu melalui usaha

  • 26

    produktif, maka sesungguhnya dia sudah menolong ribuan, bahkan

    ratusan ribu orang miskin untuk berproduktif ke arah yang lebih baik

    lagi (Yuliana 2010).

    Secara lebih spesifik, M.M Metwally (1993) mengembangkan suatu

    fungsi investasi dalam perekonomian islami akan sangat berbeda dari

    perekonomian yang non-islami (konvensional). Model yang

    dikembangkan mengasumsikan tingkat suku bunga nol. Ia mengganti

    variable bunga dengan variabel expected rate of profit. Penggantian

    variable ini membawa perubahan mendasar karena tingkat suku bunga

    yang ditentukan oleh pasar kredit (credit market) dan bukan ditentukan

    oleh tingkat profitabilitas bisnis pengusaha. Sedangkan variabel

    expected rate of profit ditentukan oleh karakteristik bisnis pengusaha.

    2. Pasar Modal

    Pasar modal merupakan jenis pasar yang konkret, berbeda dengan

    pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan instrument

    jangka pendek dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar

    uang biasanya terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek

    seperti deposito, commercial paper, Sertifikat Bank Indonesia dan Surat

    Berharga Pasar Uang.

    Pertumbuhan industri jasa keuangan syariah telah menjadi suatu

    fenomena yang meluas dan popular di hampir seluruh pasar keuangan

    dunia. Pertumbuhan keuangan syariah dalam satu dekade terakhir telah

    menempatkan posisinya sebagai elemen permanen dalam sistem

  • 27

    keuangan global. Beragam produk keuangan syariah telah banyak

    bermunculan dan dapat diakses secara luas. Kemunculan dan semakin

    intensifnya gerakan kebangkitan islam sepanjang abad ke-20 telah

    mendorong upaya transformasi institusi politik, hukum sosial dan

    ekonomi masyarakat Muslim warisan barat menjadi institusi yang lebih

    sejalan dengan norma dan prinsip islam (Soemitra, 2014)

    Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme

    kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan

    dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip syariah.

    Adapun yang dimaksud dengan prinsip – prinsip syariah adalah prinsip

    yang didasarkan oleh syariah ajaran Islam yang penetapannya dilakukan

    oleh DSN-MUI melalui fatwa (Firdaus, et al, 2005).

    Pasar Modal Syariah tidak terlepas dari berbagai instrument –

    instrumennya. Instrumen Pasar Modal pada prinsipnya adalah semua

    surat – surat berharga (efek) yang umum diperjual belikan melalui pasar

    modal. Efek adalah setiap surat pengakuan utang surat berharga

    komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, righ,

    warrans, opsi atau setiap derivative dari efek atau setiap instrument yang

    ditetapkan oleh OJK sebagai efek. Sedangkan pasar modal syariah

    secara khusus memperjual belikan efek syariah. Efek syariah adalah

    efek yang berupa akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara

    penerbitannya melalui prinsip – prinsip syariah yang didasrkan atas

  • 28

    ajaran islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI dalam

    bentuk fatwa.

    Dari segi instrument, pada Pasar Modal Syariah tidak diperbolehkan

    segala jenis sekuritas untuk menawakan pemasukan di awal baik dalam

    jangka pendek maupun dalam jangka panjang, karena hal tersebut

    termasuk kedalam riba dan akan masuk dalam investasi yang tidak sah.

    Yang dibolehkan baik secara penuh atau dengan catatan meliputi saham

    (stocks) dan obligasi syariah (Islamic bonds/sukuk), sekuritas

    pemerintah berbasis bagi hasil dan surat berharga lain yang

    menggunakan akad berdasarkan prinsip syariah (Iggi, 2003)

    3. Sukuk

    Secara”etimologi”, kata sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk

    yang berarti dokumen atau ,( َصكَّ ) ’bentuk jama dari kata‘Shakk (ُصُكْوك)

    sertifikat. Secara istilah sukuk didefinisikan sebagai surat berharga yang

    berisi kontrak atau akad pembiayaan berlandaskan prinsip – prinsip

    syariah. Sukuk dapat dikeluarkan oleh suatu lembaga institusi maupun

    organisasi baik swasta maupun pemerintah kepada investor (sukuk

    holder). Penerbit sukuk wajib membayar pendapatan (return) kepada

    investor berupa bagi hasil atau marjin atau fee selama masa akad.

    Emiten wajib membayar kembali dana investasi kepada investor pada

    saat jatuh tempo.

    Penggunaan sukuk berkembang pada abad 4 - 5 Hijriyah (10-11

    Masehi) dimana seorang pembeli dapat mengirim sukuk pada seorang

  • 29

    pedagang. Pada sukuk tersebut tertulis nama barang yang diinginkan,

    harga barang dan tanda tangan pembeli. Kemudian pedagang tersebut

    mengirim barang yang diinginkan pembeli, ketika pedagang itu

    menemui atau menghubungi pembei pada watu yang telah ditentukan,

    maka ia menyerahkan sukuk tersebut pada pembeli dan pembeli

    membayar sesuai dengan harga barang (Fatah, 2011:37).

    Hingga pada abad pertengahan sukuk lazim digunakan oleh para

    pedagang muslim sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban

    finansial yang timbul dari perdagangan dan aktivitas komersial lainnya.

    Sedangkan pada masa kontemporer kemunculan sukuk dilatarbelakangi

    oleh upaya untuk menghindar praktik riba yang terjadi pada obligasi

    konvensional dan mencar alternatif instrument pembiayaan bagi

    investor yang berdasarkan pada prinsip syariah.

    Sementara ini, sukuk disamakan dengan obligasi syariah dimana

    menurut Fatwa DSN no: 32/DSN-MUI/IX/2002, sukuk merupakan surat

    berharga jangka panjang berdasaran prinsip syariah yang diterbitkan

    emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten

    untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa

    bagi hasil atau marjin atau fee serta membayar kembali dana obligasi

    pada saat jatuh tempo. Sedangkan menurut substanisnya, obligasi

    merupakan surat utang seperti yang didefinisikan dalam ekonomi

    konvensional “A debt security in which the issuer owes the holder a debt

  • 30

    and is obliged to repay the principal and interest (the coupon) at a later

    date, termed maturity).

    a. Jenis – jenis sukuk

    Perbedaan sukuk dapat dilakukan dengan tiga kategori yaitu jenis

    akad yang digunakan, pembayaran pendapatan yang akan dibagikan

    kepada pihak – pihak yang berakad dan basis pembiayaan serta multiple

    sukuk. Berdasarkan jenis akad sukuk terbagi dalam enam jenis sebagai

    berikut.

    1) Sukuk Mudharabah

    Sukuk Mudharabah adalah surat berharga yang berisi akad

    pembiayaan yang menggunakan sistem akad mudharabah.

    Sukuk mudharabah dapat juga diartikan sebagai surat berharga

    yang berisi akad pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah

    yang dikeluarkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah atau

    institusi lainya yang mewajibkan penerbit sukuk membayar

    pendapatan kepada pemegang sukuk (investor) berupa bagi hasil

    dari hasil pengelolaan dana yang telah disetorkan oleh pemilik

    dana serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh

    tempo.

    Pada sistem mudharabah, sukuk yang diterbitkan dengan

    akad mudharabah dimana satu pihak menyediakan modal

    (shahib al-mal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian

    (mudharib). Keuntungan dari kerjasama antara kedua belah

  • 31

    pihak akan dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Sedangkan

    apabila terdapat kerugian, maka kerugian akan ditanggung oleh

    penyedia modal. Pihak pemegang sukuk berhak mendapat

    bagian keuntungan serta menanggung kerugian tanpa ada

    jaminan atas keuntungan dan tanpa jaminan bebas dari kerugian.

    Apabila kerugian disebabkan oleh siklus bisnis, kerugian

    ditanggung bersama oleh pihak – pihak yang berakad. Pihak

    shahibul mmal menanggung kerugian keuangan yang timbul,

    sedangkan pihak mudharib menanggung risiko bisnis sehingga

    ia tidak menerima imbalan atas jasanya mengelola usaha.

    Sukuk mudharabah dapat menjadi instrument dalam

    meningkatkan partisipasi publik pada kegiatan investasi dalam

    suatu perekonomian. Jenis sukuk ini mewakili proyek atau

    kegiatan yang dikelola secara prinsip mudharabah dengan

    menunjuk partner atau pihak lain sebagai mudharib untuk

    manajeme bisnis.

    2) Sukuk Musyarakah

    Sukuk Musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan

    berdasarkan perjanjian akad Musyarakah, dimana terdapat dua

    pihak atau lebih yang menggabungkan modal untuk membiayai

    suatu proyek atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan dan

    kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan

    proporsi partisipasi modal yang dikumpulkan.

  • 32

    Di Sudan, sejumlah aset Menteri Keuangan dan Bank of

    Sudan, Bank of Khatoum, nilai bank dan entitas publik lainnya

    telah diidentifikasi untuk tujuan sekuritisasi dengan dasar

    musyarakah. Instrumennya dikenal dengan Sertifikat

    Musyarakah Bank Sentral dan Sertifikat Musyarakah

    Pemerintah yang diterbitkan untuk para investor (Ayub, 2002:

    128-131).

    3) Sukuk Ijarah

    Sukuk Ijarah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan

    akad ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri melalui

    wakilnya menjual atau menyewakan hak manfaat suatu aset

    kepada pihak lain berdasarkan harga. Sukuk ijarah merupakan

    sekuritas yang mewakili kepemilikan aset yang keberadaannya

    jelas dan diketahui yang melekat pada suatu kontrak sewa beli

    (lease), sewa di mana pembayaran return pada pemegang sukuk.

    Dengan tingkat fleksibilitasnya pada aturan ijarah, pelaksanaan

    sekuritas kontrak ijarah merupakan faktor kunci dalam

    mengatasi masalah – masalah manajemen likuiditas dan untuk

    pembiayaan kebutuhan – kebutuhan sekor publik di negara

    berkembang.

    Fleksibilitas dapat digunakan untuk mengubah benuk yang

    berbeda dari kontrak dan sukuk dapat disesuaikan untuk tujuan

    berbeda dari penerbit dan para pemegang sukuk. Pemerintah

  • 33

    dapat menggunakan konsep ini sebagai alat alternative dari

    peminjaman berdasarkan bunga selama memiliki aset jangka

    panjang yang dapat digunakan untuk pelaksanaan fungsi –

    fungsi pemerintah. Penggunaan aset oleh pemerintah

    dimungkinkan, tidak menjadi masalah apabila aset ini

    meningkatkan pendapatan atau tidak. (Kahf,1998).

    Sedangkan sukuk yang tidak boleh diperdagangkan menurut

    beberapa pendapat sebagai berikut :

    1) Sukuk Murabahah

    Sukuk Murabahah adalah sukuk berdasarkan akad

    Murabahah. Murabahah adalah kontrak jualbeli dimana penjual

    menjual barangnya kepada pembeli ditambah dengan margin

    keuntungan. Jenis sukuk ini mewakili obligasi moneter yang

    dikeluarkan untuk transaksi penjualan kredit oleh bank dan tidak

    dapat menciptakan instrument yang dapat diperjualbelikan.

    Sukuk murabahah lebih memungkinkan digunakan untuk hal

    yang berhubungan dengan pembelian barang sektor publik.

    Dalam kasus pemerintah membutuhkan barang – barang dengan

    harga yang tinggi, maka dimungkinkan membelinya dengan

    penjualan kredit melalui pembayaran angsuran. Penjual akan

    melakukan amortasi biaya dan returnnya untuk keseluruhan

    periode angsuran. Pemerintah akan menerbitkan sertifikat

    berdasarkan jumlah angsuran. Setiap sertifikat memiliki tanggal

  • 34

    jatuh tempo dimana dapat mewakili hak kepemilikan penjual

    yang tidak dapat dipindahtangankan dan sejumlah klaim yang

    tidak dapat diubah. Penjual dapat memindahkan hak

    kepemilikannya kepada yang lain dimana pembayaran akan

    sama nilainya dengan nilai yang tercantum pada sertifikat

    dikurangi biaya pengumpulan.

    2) Sukuk Salam

    Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga di muka

    yang dibua untuk barang – barang yang dikirim kemudian.

    Sukuk dengan kontrak pembayaran dimuka, yang dibuat untuk

    barang-barang yang dikirim kemudian tidak diperbolehkan

    dalam akad ini menjual komoditas sebelum komoditas diterima.

    Untuk itu penerima idak boleh menjual kembali komoditas

    salam sebelum menerimanya, namun ia berhak menjual kembali

    komoditas tersebut dengan kontrak yang lain secara paralel

    dengan kontrak yang pertama. Dalam hal ini kontrak pertama

    dan kedua harus bersikap independen satu sama lain. Begitu pula

    dengan barang dan jadwal pengiriman dari kedua kontrak harus

    sesuai satu sama lain.

    3) Sukuk Istisna’

    Jenis Sukuk ini diterbitkan berdasarkan akad Istisna’ dimana

    para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan

    suatu proyek atau aset. Sedangkan harga, waktu penyerahan dan

  • 35

    spesifikasi proyek atau aset ditentukan terlebih dahulu. Pada

    istisna’,kepemilikan penuh dari bagian yang dibangun segera

    dipindahkan kepada pembeli dengan harga jual yang ditunda

    yang secara nominal tidak hanya menutupi biaya pembangunan

    tetapi juga keuntungan yang dapat disahkan, termasuk hal – hal

    lainnya, biaya pengikatan dana untuk jangka waktu periode

    pembayaran kembali.

    b. Perbedaan sukuk dan obligasi

    Pada dasarnya istilah Sukuk atau Obligasi Syariah yang

    digunakan dalam fatwa DSN lebih mengikuti opini di pasar modal

    konvensional. Namun, sukuk dan obligasi konvensional sangat

    berbeda. Menurut Fasa (2016 : 84), perbedaan mendasar antara

    sukuk dengan obligasi terletak pada ditetapkannya besaran bunga

    yang ditentukan diawal transaksi. Sedangkan sukuk, yang

    ditentukan adalah banyaknya porsi bagi hasil apabila mendapatkan

    fee atau keuntungan di masa mendatang. Berikut ini beberapa

    perbedaan mendasar antara sukuk dan obligasi.

  • 36

    Tabel 2.1

    Perbedaan Sukuk dan Obligasi

    No Karakteristik Sukuk Obligasi

    1

    Prinsip Dasar Kepemilikan bersama atas

    suatu aset / manfaat aset / jasa

    / proyek / investasi tertentu

    Utang piutang antara

    obligasi dan investor

    2

    Penggunaan

    Dana

    Penggunaan dana hanya

    untuk kegiatan usaha yang

    tidak bertentangan dengan

    prinsip syariah

    Tidak terbatas pada

    kegiatan usaha yang tidak

    bertentangan dengan

    prinsip syariah

    3

    Representasi

    dari share of

    assets

    Representasi share of assets Representasi penjualan

    utang

    4 Basis

    pendapatan

    Berbasis pada income Berbasis pada nilai utang

    (obligasi)

    5 Risiko Tidak bebas risiko Bebas risiko

    6

    Prioritas

    bagian

    likuidasi

    Prioritas sebelum saham Prioritas pertama

    7 Imbal Hasil Bagi hasil, fee atau ujrah,

    margin

    Bunga

    8 Underlying

    Asset

    Perlu Tidak Perlu

    Sumber :

    Perbedaan utama antara sukuk dengan obligasi adalah bahwa

    sukuk harus diterapkan dengan memperhatikan dan mengikuti

    prinsip – prinsip syariah, sehingga dapat dipastikan bahwa sukuk

    bebas dari unsur riba dan aktifitas non halal yang diharamkan dalam

    prinsip syariah.

    c. Penerbitan sukuk negara dan korporasi

    Instrument investasi yang diperdagangkan di bursa efek

    konvensional selama ini merupakan surat berharga yang diterbitkan

    pemerintah. Misalnya, obligasi pemerintah atau surat utang negara

  • 37

    dan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti saham,

    saham preferen dan obligasi perusahaan serta surat berharga

    derivatif. Pada pertengahan tahun 2008 total emisi obligasi syariah

    di Indonesia baru mencapai lima triliun rupiah ($500 juta), relatif

    kecil dibandingkan dengan Malaysia yang pada pertengahan 2007

    telah membukukan total emisi RM 111,5 miliar ($33 miliar). Hal

    tersebut disebabkan oleh banyaknya tantangan yang dihadapi dalam

    pengembangan obligasi syariah di Indonesia (Achsien, 2004)

    diantaranya adalah sosialisasi kepada investor, opportunity cost,

    aspek likuiditas sampai regulasi perundang – undangan (Jakarsih &

    Aam, 2009 : 2).

    Menurut Ascarya (2007) sukuk Korporasi di Indonesia pada

    umumnya merupakan inisiasi dari underwriter, bukan dari korporasi

    penerbit itu sendiri. Hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman

    tentang kelebihan dan kelemahan sukuk (Jakarsih dan Aam, 2012).

    Sedangkan sukuk Negara merupakan salah satu instrument

    keuangan syariah yang memiliki karakteristik sendiri dibandingkan

    dengan instrument lain, diantaranya Pertama, SBSN diterbitkan

    oleh pemerintah atau Special Purpose Vehicle (SPV). Kedua, Sukuk

    dapat diperdagangkan atau tidak berdasarkan pada jenis akad dan

    persyaratan. Ketiga, pembayaran imbal hasil tetap (fixed coupon)

    atau bervariasi (variable coupon), pembayaran imbal hasil dan jatuh

    tempo dijamin oleh UU No. 19 Tahun 2008 dan UU APBN.

  • 38

    Keempat, imbalan dibayarkan setiap bulanan atau semester. Kelima,

    sukuk dijual pada harga par, premium atau diskon. Keenam, investor

    SBSN terdiri dari investor syariah dan konvensional, individu dan

    institusi. Ketujuh, sukuk diterbitkan dalam rupiah atau dalam mata

    uang asing.(Soemitra, 2014 : 292).

    d. Sukuk Ritel

    Sukuk ritel adalah investasi yang aman, atau dapat dibilang tidak

    beresiko, karena dijamin oleh Negara dan telah diatur dalam

    undang-undang. Sukuk ritel dapat bersaing dengan deposito yang

    diterbitkan oleh perbankan, karena keduanya sama-sama merupakan

    investasi berjangka yang memberikan imbalan atau bagi hasil yang

    cukup tinggi tiap tahunnya. Namun dalam hal ini sukuk ritel jauh

    lebih tinggi dalam memberi imbalan pada investor, yaitu berkisar

    8% per tahun.

    Sukuk ritel menurut Kementrian Keuangan adalah produk

    investasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada

    individu Warga Negara Indonesia (WNI) melalui Agen Penjual.

    Jenis sukuk ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau, yakni

    mulai dari Rp. 5 juta sampai dengan Rp. 5 miliar. Dengan membeli

    sukuk ritel, investor akan memperoleh pendapatan tetap setiap bulan

    (fixed coupon) serta potensi mendapatkan capital gain (jika dijual di

    pasar sekunder), adapun jangka waktu (tenor) sukuk ritel adalah 3

    tahun semenjak diterbitkan.

  • 39

    Adapun tujuan penerbitan Sukuk Ritel menurut (Kementrian

    Keuangan, 2015: 101) sebagai berikut.

    1) Diversifikasi sumber pembiayaan APBN, terutama yang

    bersumber dari pasar domestic.

    2) Memperluas basis investor Surat Berharga Negara di pasar

    domestik.

    3) Memberikan alternative instrument ritel yang berbasis syariah

    bagi investor

    4) Mendukung pengembangan pasar keuangan syariah

    5) Memberikan kesempatan kepada investor individu untuk

    berinvestasi dalam instrument pasar modal

    6) Memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong

    transformasi dan saving-oriented society menjadi investment-

    oriented..

    e. Volume Penerbitan Sukuk

    Menurut Debikel (2011:33) Volume Penerbitan atau

    Outstanding Sukuk merupakan instrumen yang dapat digunakan

    untuk melihat perkembangan reaksi pasar modal terhadap informasi

    melalui volume saham yang diperdagangkan di bursa efek. Volume

    juga menjadi indikator penting yang digunakan dalam menganalisis

    perdagangan di pasar serta teknikal analisis dalam menilai harga

    saham dan instrumen lain yang digunakan untuk melihat reaksi pasar

    modal terhadap informasi dengan parameter aktivitas volume

  • 40

    perdagangan saham pasar.. Maka dari itu, jika sukuk semakin liquid

    hal ini dapat meningkatkan besaran volume perdagangan.

    Volume perdagangan saham diartikan juga sebagai banyaknya

    lembar saham dari suatu perusahaan atau emiten yang diperjual-

    belikan seiap harinnya dengan tingkat harga yang telah disepakati

    oleh kedua belah pihak melalui broker (perantara) perdagangan

    saham (Abidin, Suhadak dan Hidayat, 2016: 24). Menurut

    Nurhasanah (2011) semakin besar volume perdagangan obligasi

    semakin besar kapitalisasi dan berpeluang semakin tinggi

    kemungkinan ditransaksikan di pasar sekunder. Volume

    perdagangan investasi merupakan hal yang penting bagi seorang

    investor. Karena bagi investor volume perdagangan

    menggambarkan kondisi saham yang diperjual belikan di pasar

    modal.

    Volume perdagangan sukuk yang besar akan meningkatkan

    permintaan sukuk. Kegiatan perdagangan dalam volume yang

    sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar

    akan membaik.

    Sukuk merupakan salah satu instrumen investasi di Indonesia,

    kegiatan investasi yang merupakan bagian dari kegiatan

    perekonomian memerlukan iklim yang kondusif. Iklim investasi

    kondusif cenderung dikaitkan dengan perbaikan kondisi

    makroekonomi dalam negeri. Sehingga apabila kondisi

  • 41

    makroekonomi baik, maka akan berdampak pada kegiatan investasi

    menjadi positif (Syafii, 2013:2).

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2016)

    penerbitan sukuk dipengaruhi oleh Ekspor, Nilai Tukar, BI Rate dan

    Inflasi. Sedangkan hasil penelitian (Yusiarmayanti) 2017 harga

    sukuk, tingkat bagi hasil deposito mudharabah,dan inflasi

    berpengaruh secara negatif terhadap volume perdagangan sukuk.

    Adapun variabel yang berpengaruh positif adalah tingkat suku

    bunga deposito dan PDB.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pergerakan volume

    perdagangan sukuk yang bersifat fluktuatif di pasar sekunder dapat

    disebabkan oleh pengaruh dari variabel ekonomi maupun sukuk itu

    sendiri. Makroekonomi terdiri dari banyak variabel seperti PDB,

    Inflasi, Nilai Tukar, BI rate, Ekspor-Impor, Harga Minyak Dunia

    dsb. Namun pada penelitian ini dari banyaknya variabel

    makroekonomi yang ada hanya dipilih tiga variabel yang

    kemungkinan memiliki tingkat pengaruh yang besar terhadap

    outstanding sukuk yaitu Inflasi, BI Rate dan PDB, tingkat likuiditas

    dan satu variabel yang diambil dari bagian SR 007 itu sendiri yakni

    yield

    f. Faktor yang mempengaruhi Volume Penerbitan Sukuk

    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat volume

    penerbitan sukuk yakni faktor variabel ekonomi makro, tingkat

  • 42

    likuiditas dan yield. Menurut Sukirno (2013;27) Ekonomi makro

    adalah salah satu bidang studi ilmu ekonomi yang melihat dan

    menganalisis tentang kegiatan ekonomi yang berlaku dalam negara

    melalui analisis yang bersifat menyeluruh. Dapat disimpulkan

    ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari

    tentang perekonomian secara keseluruhan atau dalam skala besar di

    suatu negara seperti pertumbuhan inflasi, suku bunga dan Nilai

    Tukar.

    1) Inflasi

    Inflasi secara umum merupakan kenaikan tingkat harga

    secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama

    periode waktu tertentu. Menurut Razali (2011) Inflasi adalah

    suatu keadaan dimana terjadi permintaan yang berlebih terhadap

    barang-barang secara keseluruhan dalam perekonomian suatu

    wilayah. Peristiwa tersebut akan menyebabkan meningkatnya

    harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu

    atau dua barang saja tidak dapat disebut dengan inflasi, kecuali

    kenaikan tersebut meluas kepada barang – barang lain

    (Boediono, 1998:161 dalam Mas’ud, 2014:21).

    Laju inflasi merupakan tingkat perubahan secara umum

    untuk berbagai jenis barang dalam rentang waktu tertentu dan

    cenderung dalam jangka panjang seperti perbulan, pertriwulan

    atau bahkan pertahun.

  • 43

    Menurut Mankiw (2008)