11
PENGARUH PERBEDAAN WARNA MEDIA BUBU KARANG (CORAL TRAP) TERHADAP HASIL TANGKAPAN Oleh: Indra Gumay Yudha dan Tarsim (Staf pengajar PS Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2005 di perairan Pulau Puhawang, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan warna media bubu karang terhadap jumlah dan bobot ikan yang tertangkap. Warna media bubu yang digunakan sebagai perlakuan adalah biru, merah, kuning, hijau, dan tidak dicat (warna perak kawat galvanis) sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bubu karang yang berbeda warna pada kedalaman 20- 30 m tidak berbeda nyata terhadap jumlah ikan hasil tangkapan; sedangkan terhadap berat ikan yang tertangkap, bubu berwarna biru memberikan hasil yang terbaik. Jenis- jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan dari famili Nemipteridae, seperti kuniran (Nemipterus isacantus), belah perahu (Nemipterus nematopus), jelek mata (Scolopsis ciliatus), dan cunung (Pentapodus setosus). Kata kunci: bubu karang, perbedaan warna I. PENDAHULUAN Ikan-ikan karang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, baik sebagai ikan hias maupun untuk konsumsi. Pasar Hongkong dan Taiwan setiap tahun membutuhkan 25.000 ton ikan karang dengan nilai hampir mencapai 1 milyar dollar Amerika (Kunzman, 2001). Keadaan ini memungkinkan untuk dilakukan pengembangan usaha karena maximum sustainable yield (MSY) ikan karang adalah 76.000 ton (Nurhakim et. al., 1998). Dorongan untuk mendapatkan hasil yang besar menyebabkan nelayan melakukan penangkapan tanpa memperhatikan efek ekologisnya. Menutut Kunzman (2001) lebih dari 50% nelayan kecil masih menggunakan bom atau racun untuk menangkap ikan . Hal ini menyebabkan kerusakan terumbu karang yang merupakan habitat ikan dan memiliki keanekaragaman hayati yang besar. Penggunaan bom telah menyebabkan penurunan keanekaragaman spesies karang sebesar 50% di perairan yang dangkal (kedalaman 3 m) dan penurunan 10% pada perairan dengan kedalaman 10 m. Hilangnya habitat ikan dan Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 1

Pengaruh Warna Media Bubu Karang Thd Hasil Tangkapan Oleh Indra Gumay Yudha Dan Tarsim

Embed Size (px)

DESCRIPTION

warna media bubu karang dapat mempengaruhi hasil tangkapan.

Citation preview

PENGARUH PERBEDAAN WARNA MEDIA BUBU KARANG (CORAL TRAP) TERHADAP HASIL TANGKAPAN

Oleh: Indra Gumay Yudha dan Tarsim

(Staf pengajar PS Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2005 di perairan Pulau Puhawang, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan warna media bubu karang terhadap jumlah dan bobot ikan yang tertangkap. Warna media bubu yang digunakan sebagai perlakuan adalah biru, merah, kuning, hijau, dan tidak dicat (warna perak kawat galvanis) sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bubu karang yang berbeda warna pada kedalaman 20-30 m tidak berbeda nyata terhadap jumlah ikan hasil tangkapan; sedangkan terhadap berat ikan yang tertangkap, bubu berwarna biru memberikan hasil yang terbaik. Jenis-jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan dari famili Nemipteridae, seperti kuniran (Nemipterus isacantus), belah perahu (Nemipterus nematopus), jelek mata (Scolopsis ciliatus), dan cunung (Pentapodus setosus).

Kata kunci: bubu karang, perbedaan warna

I. PENDAHULUAN

Ikan-ikan karang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, baik sebagai ikan hias maupun

untuk konsumsi. Pasar Hongkong dan Taiwan setiap tahun membutuhkan 25.000 ton

ikan karang dengan nilai hampir mencapai 1 milyar dollar Amerika (Kunzman, 2001).

Keadaan ini memungkinkan untuk dilakukan pengembangan usaha karena maximum

sustainable yield (MSY) ikan karang adalah 76.000 ton (Nurhakim et. al., 1998).

Dorongan untuk mendapatkan hasil yang besar menyebabkan nelayan melakukan

penangkapan tanpa memperhatikan efek ekologisnya. Menutut Kunzman (2001) lebih

dari 50% nelayan kecil masih menggunakan bom atau racun untuk menangkap ikan . Hal

ini menyebabkan kerusakan terumbu karang yang merupakan habitat ikan dan memiliki

keanekaragaman hayati yang besar. Penggunaan bom telah menyebabkan penurunan

keanekaragaman spesies karang sebesar 50% di perairan yang dangkal (kedalaman 3 m)

dan penurunan 10% pada perairan dengan kedalaman 10 m. Hilangnya habitat ikan dan

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 1

potensi lainnya yang ada pada terumbu karang tidak hanya merugikan nelayan, tetapi

juga masyarakat umum. Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan alat tangkap yang

ramah lingkungan. Salah satu alat tangkap yang sering digunakan untuk menangkap ikan

karang adalah bubu. Bubu sangat cocok untuk menangkap ikan-ikan karang karena di

samping ikan yang ditangkap dalam kondisi hidup dan tidak rusak, jugat tidak merusak

terumbu karang.

Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas penangkapan dapat dilakukan dengan

aplikasi pewarnaan bahan bubu. Hal ini berdasarkan Bull (1952) dalam Gunarso (1988)

yang menyatakan bahwa sebagian besar ikan mempunyai daya penglihatan yang cukup

baik untuk membedakan warna seperti manusia, terutama ikan-ikan yang hidup di

perairan yang relatif dangkal dan banyak menerima cahaya matahari. Diduga ikan-ikan

tertentu menyukai jenis warna tertentu. Warna alat penangkap ikan yangbaik akan

menyebabkan ikan tidak takut untuk mendekati alat tangkap tersebut, bahkan dapat

menarik perhatian ikan untuk mendekat dan masuk dalam perangkap.

Penangkapan ikan-ikan karang menggunakan racun dan bom yang selama ini digunakan

sebagian besar nelayan telah menyebabkan kerusakan terumbu karang. Untuk

mengurangi kerusakan diperlukan alternatif alat tangkap yang ramah lingkungan dan

secara ekonomi menguntungkan. Alat tangkap yang selama ini digunakan sebagai

bubuefektivitasnya diduga masih rendah, sehingga kurang diminati nelayan. Salah satu

upaya untuk meningkatkan efektivitas alat tangkap adalah dengan cara menciptakan alat

tangkap yang lebih menarik. Oleh karena ikan-ikan karang mampu membedakan warna

karena hidup pada daerah di mana sinar matahari masih tembus ke dasarnya dan ikan-

ikan menyukai jenis warna tertentu, maka pewarnaan bahan bubu diduga dapat

meningkatkan efektivitas penangkapannya. Diduga ikan akan menyukai jenis warna

tertentu sehingga akan tertarik, mendekati dan masuk ke dalam alat tangkap.

Peningkatan daya tangkap bubu diharapkan dapat menarik nelayan untuk beralih dari

penggunaan bom dan racun ke alat tangkap bubu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis warna bubu yang paling efektif daya

tangkapnya. Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah: memberi informasi kepada

nelayan warna bubu yang ideal untuk menangkap ikan; meningkatkan efektivitas alat

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 2

tangkap bubu sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko penangkapan ikan dengan

bom dan racun; serta sebagai informasi bagi penelitian lainnya, khususnya kajian lebih

lanjut mengenai desain dan teknik penangkapan dengan bubu.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan selama 4 bulan yang berlangsung pada bulan Juli-Oktober 2005.

Penelitian awal dilakukan untuk merancang bubu karang yang digunakan untuk tahap

penelitian lapangan; sedangkan penelitian lapangan dilakukan pada daerah penangkapan

ikan di sekitar Pulau Puhawang, Kabupaten Lampung Selatan.

Alat dan bahan penelitian yang digunakan adalah bubu karang yang terbuat dari bahan

kawat galvanis sebanyak 15 unit yang dicat biru, merah, kuning, hijau, dan tidak dicat

(warna perak kawat galvanis) sebagai kontrol. Kontruksi bubu berukuran (pxlxt)

75x66x33 cm3 dan memiliki mulut (funnel) 1 buah.

Alat-alat lainnya adalah: GPS, peta dasar Pulau Puhawang, kantong plastik sebanyak 15

buah, tali PE berdiameter 4 mm sepanjang 30 m, alat pengukur berat (timbangan), kapal

motor dan perlengkapan selam (kompresor, masker, dan selang karet), buku identifikasi

ikan, kamera, borang isian dan alat tulis.

Seluruh bubu tersebut dioperasikan dengan menempatkannya di bawah perairan di sekitar

gosong karang pada kedalaman antara 20-30 m. Setting bubu dilakukan dengan bantuan

nelayan bubu yang biasa beroperasi di sekitar gugusan Pulau Puhawang. Saat setting alat

tangkap, biasanya nelayan-nelayan bubu melakukan penyelaman dengan bantuan

kompresor dan masker. Di dasar perairan bubu diikat dengan tali PE berdiameter 4 mm

dan diberi pemberat agar tidak hanyut terbawa arus.

Penempatan bubu di dasar perairan dilakukan secara acak dan diupayakan agar jarak

antara bubu tidak berdekatan, sehingga tidak saling mempengaruhi antara satu perlakuan

dengan perlakuan lainnya. Jarak antara bubu diupayakan lebih dari 10 m. Waktu

pengoperasian bubu adalah 3 hari 2 malam. Menurut para nelayan bubu, operasi

penangkapan ikan dengan menggunakan bubu karang dapat dilakukan selama 3 hari 2

malam atau maksimal 4 hari 3 malam. Jika terlalu lama dioperasikan (lebih dari 4 hari),

kemungkinan ikan yang tertangkap akan mengalami kematian dan luka-luka. Setelah

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 3

dioperasikan, bubu diangkat dan dicatat jenis, jumlah, dan diukur bobot ikan yang

tertangkap. Identifikasi ikan dilakukan berdasarkan Allen (2000).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5

perlakuan warna bubu, yaitu biru, merah, kuning, hijau, dan perak/warna kawat bubu

sebagai kontrol). Masing-masing perlakuan memiliki ulangan sebanyak 3 kali. Uji

signifikansi dilakukan dengan analysis of variance (ANOVA), sedangkan uji lanjut dapat

digunakan uji beda nyata terkecil (BNT). Untuk memudahkan analisis data digunakan

perangkat lunak Program SPSS.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data jumlah hasil tangkapan disajikan pada Lampiran 1. Jenis-jenis ikan yang dominan

tertangkap adalah dari famili Nemipteridae, yaitu sebanyak 148 ekor (47,44%); diikuti

dengan jenis lainnya yaitu famili Serranidae (14,74%), Ostraciidae (6,73%), Siganidae

(5,77%), dan Chaetodontidae (5,45%). Selebihnya, sekitar 19,87%, adalah jenis-jenis

ikan dari famili Monachantidae, Diodontidae, Hemiscyllidae, Pomacanthidae,

Pomacentridae, Labridae, Mullidae, Scaridae, Sparidae, Lethrinidae, Caesionidae, dan

Scorpaenidae.

47.44

6.735.45

14.74

19.87

5.77

Nemipteriidae Ostraciidae ChaetodontidaeSerranidae Lainnya Siganidae

Gambar 1. Komposisi famili ikan karang yang tertangkap

Ikan-ikan dari famili Nemipteridae yang tertangkap adalah kuniran (Nemipterus

isacantus), belah perahu (Nemipterus nematopus), jelek mata (Scolopsis ciliatus), dan

cunung (Pentapodus setosus); sedangkan dari famili Serranidae adalah kerapu klekek

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 4

(Epinephelus sexfasciatus), kerapu lodi (Plectropomus maculatus), kerapu karet loreng

(Epinephelus quoyanus), kerapu karet merah (Cephalopholis miniata), dan kerapu

lumpur (Epinephelus tauvina). Jenis-jenis ikan dari masing-masing famili secara

terperinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Jenis ikan ekonomis penting, yaitu kerapu lodi

dan kerapu lumpur (famili Serranidae) hanya tertangkap dalam jumlah sangat sedikit,

yaitu masing-masing 2 dan 1 ekor. Ikan kerapu lodi tertangkap pada bubu kontrol dan

bubu berwarna biru; sedangkan kerapu lumpur tertangkap pada bubu berwarna kuning.

Saat ini harga ikan kerapu lodi di tingkat pedagang pengumpul berkisar antara Rp

120.000,- hingga Rp 150.000,- per kg untuk ukuran konsumsi (≥500 gram); sedangkan

harga ikan kerapu lumpur Rp 60.000 per kg.

Perlakuan bubu yang berwarna biru menghasilkan tangkapan terbanyak, yaitu 79 ekor.

Bubu warna merah menangkap 56 ekor ikan, bubu berwarna kuning menghasilkan 61

ekor ikan, bubu berwarna hijau menangkap ikan sebanyak 50 ekor; sedangkan ikan yang

tertangkap pada bubu kontrol adalah 66 ekor. Dari analisis statistik One way ANOVA

diketahui bahwa perbedaan warna bubu yang digunakan tidak memberikan pengaruh

yang nyata (significant) terhadap jumlah ikan yang tertangkap; namun dari uji LSD

terlihat bahwa antara perlakuan bubu berwarna biru dengan bubu berwarna hijau berbeda

nyata (Lampiran 3).

Tidak berbeda nyata antara perlakuan bubu terhadap jumlah ikan yang tertangkap diduga

bahwa pada kedalaman 20-30 m (daerah pemasangan bubu) intensitas cahaya matahari

sudah mulai menurun. Walaupun pada kondisi tersebut ikan masih dapat melihat karena

cahaya yang dibutuhkan ikan untuk dapat melihat adalah 10-2-10-5 lux, tetapi

kemungkinan besar beberapa warna bubu tidak dapat dikenali pada kedalaman tersebut.

Jika warna suatu benda merefleksikan cahaya dengan warna yang sama, dan pada

kedalaman tertentu di dalam air tidak semua cahaya dapat menembusnya, maka warna

benda di dalam air pada kedalaman tersebut tidak dapat dikenali. Hal ini sesuai dengan

pendapat Nomura dan Yamazaki (1977), yang menyatakan bahwa cahaya matahari yang

masuk ke dalam air akan mengalami reduksi yang jauh lebih besar bila dibandingkan

dalam udara. Cahaya dengan warna berbeda akan diserap secara berbeda pula oleh air

sejalan dengan kedalaman air. Sinar merah tidak akan menembus lebih dari 10 m,

disusul kemudian jingga dan kuning. Sinar biru dan violet mampu menembus lebih

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 5

dalam. Dengan demikian pada kedalaman 20 hingga 30 m, ikan-ikan yang tertangkap

diduga tidak memiliki preferensi tertentu terhadap warna bubu.

Jumlah ikan yang tertangkap pada bubu juga sangat dipengaruhi oleh sifat ikan tersebut.

Ikan-ikan yang biasa hidup berkelompok (schooling) cenderung untuk tertangkap dalam

jumlah banyak; sedangkan ikan-ikan yang bersifat soliter cenderung tertangkap dalam

jumlah sedikit. Hal ini terlihat jelas pada beberapa bubu yang menangkap ikan-ikan dari

famili Nemipteridae yang biasa hidup berkelompok, dimana ikan-ikan tersebut tertangkap

dalam jumlah yang relatif banyak. Sebaliknya, pada bubu yang menangkap ikan-ikan

yang bersifat soliter, seperti famili Serranidae, Scorpaenidae, dan Hemiscyllidae, terlihat

bahwa ikan-ikan tesebut tertangkap dalam jumlah yang relatif sedikit. Proses

tertangkapnya ikan pada bubu diduga juga mempengaruhi hasil tangkapan. Jika ikan

yang tertangkap oleh bubu di awal setting adalah jenis predator, maka ikan-ikan lainnya

cenderung tidak mau memasuki bubu; sedangkan jika di awal setting bubu yang

tertangkap adalah jenis non predator, maka ikan ini berikutnya dapat menjadi umpan

untuk menarik ikan-ikan lainnya termasuk predator.

Data bobot per jenis ikan disajikan pada Lampiran 2. Kelompok ikan dari famili

Nemipteridae merupakan hasil tangkapan bubu yang paling banyak; demikian pula

dengan total bobotnya yang mencapai 6.484 gram. Ikan-ikan dari famili Serranidae yang

tertangkap bubu menempati urutan kedua dengan bobot total mencapai 5.925 gram.

Individu yang memiliki bobot terbesar saat tertangkap adalah kerapu lodi dengan bobot

425 gram. Berdasarkan hasil analisis statistik One way ANOVA, diketahui bahwa

perbedaan warna bubu berpengaruh nyata terhadap bobot ikan yang tertangkap

(Lampiran 3). Dari uji lanjut, yaitu uji BNT (LSD), diketahui bahwa bubu warna biru

memberi hasil tangkapan yang terbaik dibandingkan dengan perlakukan lainnya dari segi

bobot ikan yang tertangkap.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan bubu karang yang berbeda

warna pada kedalaman 20-30 m tidak menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 6

terhadap jumlah ikan hasil tangkapan; sedangkan terhadap berat ikan yang tertangkap,

bubu berwarna biru merupakan bubu yang terbaik.

Jenis-jenis ikan yang dominan tertangkap pada daerah perairan gosong karang di sekitar

Pulau Puhawang, Kabupaten Lampung Selatan pada saat penelitian adalah ikan-ikan dari

famili Nemipteridae.

Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan berbagai perlakuan

lainnya yang dapat meningkatkan efektivitas bubu karang, terutama untuk memikat ikan-

ikan karang ekonomis penting.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, G. 2000. Marine Fishes of South-East Asia. Periplus Edition (HK) Ltd.

Singapore.

Gunarso, W. !988. Tingkah laku ikan dalam hubungannya dengan alat, metode dan taktik penangkapan. Diktat kuliah Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.

Kunzman, A. 2001. Coral, fisherman and tourists. Jur. Pesisir dan Lautan. Vol. 4(1):40-53.

Nomura, M. & Yamazaki. 1977. Fishing technique. Comilation of transcript of lectures presented at the training departement, SEAFDFC. JICA. Tokyo

Nurhakim, S., J.C.B. Uktolseja, Badrudin & I.G.S. Mertha. 1998. Potensi, penyebaran, dan pemanfaatan sumberdaya ikan di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 7

Lampiran 1. Jumlah ikan yang tertangkap bubu dengan warna berbeda (ekor)

No. Nama Ikan Jml %1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Kerapu klekek (Epinephelus sexfasciatus ) 2 2 0 1 3 0 1 2 1 3 1 2 2 3 1 24 7.692 Kerapu lodi (Plectropomus maculatus ) 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0.3 Kerapu karet loreng (Epinephelus quoyanus ) 0 2 0 2 1 1 0 1 2 0 1 2 1 0 2 15 4.814 Kerapu karet merah (Cephalopholis miniata ) 2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1.5 Kerapu lumpur (Epinephelus tauvina ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0.

6 Kepe-kepe (Chaetodon linealotus) 0 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 8 2.7 Kepe layaran (Heniochus diphreutes ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 1 0 0 4 1.8 Kepe monyong (Chelmon rostratus ) 0 1 1 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 1.9 Kepe-kepe (Chaetodon kleinii )

10 Ucrit (Centropyge multifasciatus ) 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 5 1.

11 Nyainyai (Cheilinus chlorurus ) 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0.12 Leliyut (Thalassoma lunare ) 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 3 0.

13 Kuniran (Nemipterus isacantus ) 7 4 0 12 0 7 5 3 2 6 1 2 10 2 0 61 19.5514 Belah perahu (Nemipterus nematopus ) 4 1 5 0 2 4 1 3 0 3 1 6 3 0 2 35 11.2215 Jelek mata (Scolopsis ciliatus ) 1 5 2 0 6 2 2 5 4 1 2 3 1 3 2 39 12.5016 Cunung (Pentapodus setosus ) 1 3 0 1 2 0 3 1 0 0 0 1 0 1 0 13 4.17

17 Baronang/semadar (Siganus canaliculatus ) 3 0 0 2 2 1 0 2 1 1 2 0 1 0 3 18 5.77

18 Buntal kotak (Rhynchostracion nasus ) 0 0 2 7 0 1 1 0 0 3 0 2 1 1 0 18 5.7719 Buntal segitiga (Tetrasomus gibbosus) 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0.

20 Buntal landak (Diodon liturosus ) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0.

21 Hiu tutul (Hemiscyllium ocellatum ) 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0.

22 Amplas tanduk (Pseudomonacanthus peroni ) 0 1 0 0 1 0 1 0 2 0 0 0 1 2 0 8 2.

23 Seserak (Sargocentron cornutum ) 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0.

24 Udang-udang (Upeneus sundaicus ) 0 1 0 0 3 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 7 2.

25 Kakak tua (Scarus rubroviolaceus ) 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 1.

26 Haji (Dentex tumifrons ) 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 6 1.

27 Tambak-tambak (Lethrinus miniatus ) 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 6 1.

28 Ekor kuning (Caesio teres ) 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 4 1 0 1 0 10 3.21

29 Lepu kerundung (Scorpaenopsis venosa ) 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0.30 Lepu barongsai (Pterois rusell

64

2832

562860

60

6496

96

64

64

56

64

24

92

92

92

32i ) 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0.

21 25 20 30 29 20 17 23 16 23 16 22 25 14 11 312 100.00

Famili Caesionidae:

Warna bubu dan UlanganKontrol Biru Merah Kuning Hijau

Famili: Nemipteridae

Famili: Siganidae

Famili: Ostraciidae

Famili: Serranidae

Famili: Chaetodontidae

Famili: Pomacanthidae

Famili Labridae:

Famili Scorpaenidae:

Jumlah

Famili: Diodontidae

Famili Scaridae:

Famili Sparidae:

Famili Lethrinidae:

Famili Mullidae:

Famili Monachantidae:

Famili Pomacentridae:

Famili Hemiscyllidae:

64

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 8

Lampiran 2. Bobot ikan yang tertangkap bubu dengan warna berbeda (gram)

No. Nama Ikan Jml %1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Kerapu klekek (Epinephelus sexfasciatus ) 65 85 0 50 135 0 35 55 32 67 55 85 71 165 55 955 4.802 Kerapu lodi (Plectropomus maculatus ) 0 312 0 0 0 425 0 0 0 0 0 0 0 0 0 737 3.703 Kerapu karet loreng (Epinephelus quoyanus ) 0 210 0 120 535 250 0 215 458 0 312 335 120 0 315 2870 14.424 Kerapu karet merah (Cephalopholis miniata ) 760 0 0 245 0 0 230 0 0 0 0 0 0 0 0 1235 6.205 Kerapu lumpur (Epinephelus tauvina ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 128 0 0 0 0 128 0.64

6 Kepe-kepe (Chaetodon linealotus) 0 45 86 0 32 0 26 0 0 22 0 0 63 0 0 274 1.387 Kepe layaran (Heniochus diphreutes ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 23 0 0 90 0.458 Kepe monyong (Chelmon rostratus ) 0 20 24 0 65 0 0 31 0 0 0 0 0 0 0 140 0.709 Kepe-kepe (Chaetodon kleinii )

10 Ucrit (Centropyge multifasciatus ) 0 38 0 0 72 0 0 25 0 0 0 0 0 10 0 145 0.73

11 Nyainyai (Cheilinus chlorurus ) 0 0 315 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 315 1.5812 Leliyut (Thalassoma lunare ) 0 0 0 0 0 0 0 145 0 0 92 0 0 0 0 237 1.19

13 Kuniran (Nemipterus isacantus ) 524 183 0 622 0 312 224 130 86 251 43 79 390 86 0 2930 14.7214 Belah perahu (Nemipterus nematopus ) 165 42 220 0 78 171 45 130 0 145 38 238 128 0 88 1488 7.4715 Jelek mata (Scolopsis ciliatus ) 45 210 87 0 256 80 87 214 172 28 62 108 24 121 81 1575 7.9116 Cunung (Pentapodus setosus ) 32 128 0 21 87 0 136 35 0 0 0 28 0 24 0 491 2.47

17 Baronang/semadar (Siganus canaliculatus ) 68 0 0 62 46 21 0 50 32 25 58 0 28 0 75 465 2.34

18 Buntal kotak (Rhynchostracion nasus ) 0 0 105 1508 0 26 56 0 0 458 0 102 58 64 0 2377 11.9419 Buntal segitiga (Tetrasomus gibbosus) 0 0 34 0 0 0 51 0 0 0 0 42 0 0 0 127 0.64

20 Buntal landak (Diodon liturosus ) 0 0 0 0 0 0 0 0 61 0 0 35 0 0 0 96 0.48

21 Hiu tutul (Hemiscyllium ocellatum ) 0 0 0 0 230 0 0 0 0 174 0 0 0 0 0 404 2.03

22 Amplas tanduk (Pseudomonacanthus peroni ) 0 55 0 0 64 0 21 0 48 0 0 0 32 67 0 287 1.44

23 Seserak (Sargocentron cornutum ) 0 56 62 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 118 0.59

24 Udang-udang (Upeneus sundaicus ) 0 72 0 0 156 53 0 0 120 0 0 0 0 0 0 401 2.01

25 Kakak tua (Scarus rubroviolaceus ) 86 0 0 162 85 0 0 0 0 0 0 71 0 0 56 460 2.31

26 Haji (Dentex tumifrons ) 0 58 0 0 49 0 0 103 0 0 112 0 0 0 0 322 1.62

27 Tambak-tambak (Lethrinus miniatus ) 0 0 0 210 0 65 0 0 0 76 0 0 158 0 0 509 2.56

28 Ekor kuning (Caesio teres ) 0 0 110 0 0 43 0 0 54 0 274 46 0 51 0 578 2.90

29 Lepu kerundung (Scorpaenopsis venosa ) 0 0 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 0.1930 Lepu barongsai (Pterois ruselli ) 0 0 68 0 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 117 0.59

1745 1514 1149 3000 1939 1446 911 1133 1063 1313 1174 1169 1095 588 670 19909 100.00

Famili Sparidae:

Famili Lethrinidae:

Famili Caesionidae:

Famili: Serranidae

Famili: Chaetodontidae

Famili: Diodontidae

Famili Hemiscyllidae:

Warna bubu dan UlanganKontrol Biru Merah Kuning Hijau

Famili: Pomacanthidae

Famili Labridae:

Famili: Nemipteridae

Famili: Siganidae

Famili: Ostraciidae

Famili Pomacentridae:

Famili Mullidae:

Famili Scaridae:

Famili Monachantidae:

Famili Scorpaenidae:

Jumlah

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 9

Lampiran 3. Hasil analisis statistik A. ANOVA: pengaruh perbedaan warna bubu terhadap jumlah ikan yang tertangkap

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 162.267 4 40.567 1.488 .277

Within Groups 272.667 10 27.267 Total 434.933 14

Multiple Comparisons LSD: pengaruh perbedaan warna bubu terhadap jumlah ikan yang tertangkap

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

(I) PERLAKUA

(J) PERLAKUA

Lower Bound Upper Bound

kontrol biru -4.3333 4.2635 .333 -13.8331 5.1664 merah 3.3333 4.2635 .452 -6.1664 12.8331 kuning .3333 4.2635 .939 -9.1664 9.8331 hijau 5.3333 4.2635 .239 -4.1664 14.8331

biru kontrol 4.3333 4.2635 .333 -5.1664 13.8331 merah 7.6667 4.2635 .102 -1.8331 17.1664 kuning 4.6667 4.2635 .299 -4.8331 14.1664 hijau 9.6667 4.2635 .047 .1669 19.1664

merah kontrol -3.3333 4.2635 .452 -12.8331 6.1664 biru -7.6667 4.2635 .102 -17.1664 1.8331 kuning -3.0000 4.2635 .498 -12.4998 6.4998 hijau 2.0000 4.2635 .649 -7.4998 11.4998

kuning kontrol -.3333 4.2635 .939 -9.8331 9.1664 biru -4.6667 4.2635 .299 -14.1664 4.8331 merah 3.0000 4.2635 .498 -6.4998 12.4998 hijau 5.0000 4.2635 .268 -4.4998 14.4998

hijau kontrol -5.3333 4.2635 .239 -14.8331 4.1664 biru -9.6667 4.2635 .047 -19.1664 -.1669 merah -2.0000 4.2635 .649 -11.4998 7.4998 kuning -5.0000 4.2635 .268 -14.4998 4.4998

* The mean difference is significant at the .05 level.

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 10

Lampiran 3. Lanjutan B. ANOVA: Pengaruh perbedaan warna bubu terhadap bobot ikan yang tertangkap

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3271728.933 4 817932.233 4.931 .019

Within Groups 1658618.667 10 165861.867 Total 4930347.600 14

Multiple Comparisons LSD: Pengaruh perbedaan warna bubu terhadap bobot ikan yang tertangkap

95% Confidence Interval

(I) PERLAKUA

(J) PERLAKUA

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

Lower Bound Upper Boundkontrol biru -659.0000 332.5276 .076 -1399.9176 81.9176

merah 433.6667 332.5276 .221 -307.2509 1174.5842 kuning 250.6667 332.5276 .468 -490.2509 991.5842 hijau 718.3333 332.5276 .056 -22.5842 1459.2509

biru kontrol 659.0000 332.5276 .076 -81.9176 1399.9176 merah 1092.6667 332.5276 .008 351.7491 1833.5842 kuning 909.6667 332.5276 .021 168.7491 1650.5842 hijau 1377.3333 332.5276 .002 636.4158 2118.2509

merah kontrol -433.6667 332.5276 .221 -1174.5842 307.2509 biru -1092.6667 332.5276 .008 -1833.5842 -351.7491 kuning -183.0000 332.5276 .594 -923.9176 557.9176 hijau 284.6667 332.5276 .412 -456.2509 1025.5842

kuning kontrol -250.6667 332.5276 .468 -991.5842 490.2509 biru -909.6667 332.5276 .021 -1650.5842 -168.7491 merah 183.0000 332.5276 .594 -557.9176 923.9176 hijau 467.6667 332.5276 .190 -273.2509 1208.5842

hijau kontrol -718.3333 332.5276 .056 -1459.2509 22.5842 biru -1377.3333 332.5276 .002 -2118.2509 -636.4158 merah -284.6667 332.5276 .412 -1025.5842 456.2509 kuning -467.6667 332.5276 .190 -1208.5842 273.2509

* The mean difference is significant at the .05 level.

Indra Gumay Yudha dan Tarsim : Pengaruh perbedaan media bubu karang (coral trap) terhadap hasil tangkapan 11