12
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH DAN NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN KALUS KOTILEDON TANAMAN BUNGA MATAHARI (  Helianthus annuus L.) Ani Lutviana, Y. Sri Wulan Manuhara, dan Edy Setiti Wida U.  Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,  Universitas Airlangga Abstract The aims of this research were to know the effects combination of plant growth regulators auxin and cytokinin for callus induction and the effect of different concentration of NaCl on the growth of callus from cotyledon explant of sunflower (  Helianthus annuus L.). This research used a complete randomized design (CDR). In callus induction there are 8 treatments, 6 replication grown Murashige and Skoog medium (MS) with addition of combination of plant growth (2,4-D 1 mg/L; 3mg/L and NAA 1 mg/L; 3mg/L with Kinetin 1 mg/L & BAP 1 mg/L). In the treatment  of  NaCl, the most callus on research previously grown on MS medium with the addition of  NaCl (0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, and 2.5%) with 6 replications. Observations of callus include the morphology of the callus covers (color and texture of the callus) and fresh weight of callus. The observation was done every week  for 6 weeks on callus induction phase and 4 weeks of NaCl treatment  with different  concentrations . The data obtained were ana lyzed qualitatively (callus morphology) and quantitative (fresh weight of callus). The results showed that combination of plant growth regulators NAA 1 mg/L and Kinetin 1 mg/L gave the best results in the callus induction with fresh weight 0.76620 ± 0.38226 gram and on 1% of NaCl callus cotyledon explants of sunflower plants (  Helianthus annu us L.) can grow. Key words : plant growth regulator  , cotyledon of   Helianthus annuus L.  , NaCl. Pendahuluan Bunga matahari (  Helianthus annuus  L.) merupakan tanaman sumber minyak nabati menduduki peringkat keempat dengan produksi di seluruh dunia sekitar 10,6 juta metrik ton (mt) tahun 2006 (FAO- STAT, 2008). Selain kandungan protein yang tinggi, residu yang berasal dari ekstraksi minyak kaya akan senyawa fenolik yang t erdiri dari 1-4% dari total massa, dengan asam klorogenat sebagai komponen utama (Weisz et al., 2008). Oleh karena itu Indonesia yang mempunyai iklim dan tanah yang baik untuk pertumbuhan bunga matahari berpotensi untuk membudidayakan tanaman bunga matahari. Tapi kendala yang dihadapi adalah banyak sekali lahan di Indonesia yang tidak dapat ditanami karena mempunyai kadar garam yang sangat tinggi. Salinitas ditimbulkan oleh konsentrasi garam laut di dalam tanah yang terlalu tinggi. Mengingat banyaknya lahan di Indonesia yang mempunyai kandungan garam cukup tinggi,

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PDF

Citation preview

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    1/12

    PENGARUHZAT PENGATUR TUMBUH DANNaCl TERHADAP

    PERTUMBUHAN KALUS KOTILEDON TANAMAN BUNGA

    MATAHARI (Helianthus annuus L.)

    Ani Lutviana, Y. Sri Wulan Manuhara, dan Edy Setiti Wida U.

    Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,

    Universitas Airlangga

    Abstract

    The aims of this research were to know the effects combinationof plant

    growth regulators auxin and cytokinin for callus induction and the effect of

    different concentration of NaCl on the growth of callus from cotyledon explant of

    sunflower (Helianthus annuus L.). This research used a complete randomized

    design (CDR). In callus induction there are 8 treatments, 6 replication grown

    Murashige and Skoog medium (MS) with addition of combination of plant growth

    (2,4-D 1 mg/L; 3mg/L and NAA 1 mg/L; 3mg/L with Kinetin 1 mg/L & BAP 1

    mg/L). In the treatmentofNaCl, the mostcalluson researchpreviouslygrown on

    MS medium withthe addition ofNaCl(0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, and 2.5%) with

    6 replications. Observationsof callus include themorphology of the calluscovers

    (color andtexture of the callus) andfreshweight of callus. The observation was

    done every week for 6 weeks on callus induction phase and 4 weeks of NaCl

    treatment with different concentrations. The data obtained were analyzed

    qualitatively (callus morphology) and quantitative (fresh weight of callus). Theresults showed that combination of plant growth regulators NAA 1 mg/L and

    Kinetin 1 mg/L gave the best results in the callus induction with fresh weight

    0.76620 0.38226 gram and on 1% of NaCl callus cotyledon explants of

    sunflower plants (Helianthus annuus L.) can grow.

    Key words :plant growth regulator, cotyledon ofHelianthus annuus L.,NaCl.

    Pendahuluan

    Bunga matahari (Helianthus

    annuus L.) merupakan tanamansumber minyak nabati menduduki

    peringkat keempat dengan produksi

    di seluruh dunia sekitar 10,6 juta

    metrik ton (mt) tahun 2006 (FAO-

    STAT, 2008). Selain kandungan

    protein yang tinggi, residu yang

    berasal dari ekstraksi minyak kaya

    akan senyawa fenolik yang terdiri

    dari 1-4% dari total massa, dengan

    asam klorogenat sebagai komponen

    utama (Weisz et al., 2008). Oleh

    karena itu Indonesia yang

    mempunyai iklim dan tanah yang

    baik untuk pertumbuhan bunga

    matahari berpotensi untukmembudidayakan tanaman bunga

    matahari. Tapi kendala yang

    dihadapi adalah banyak sekali lahan

    di Indonesia yang tidak dapat

    ditanami karena mempunyai kadar

    garam yang sangat tinggi. Salinitas

    ditimbulkan oleh konsentrasi garam

    laut di dalam tanah yang terlalu

    tinggi. Mengingat banyaknya lahan

    di Indonesia yang mempunyai

    kandungan garam cukup tinggi,

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    2/12

    maka perlu dikembangkan usaha

    berupa penelitian untuk memperoleh

    tanaman yang tahan terhadap tanahyang mempunyai kandungan garam

    tinggi. Salah satu teknik yang saat ini

    telah dikembangkan adalah teknik

    budidaya jaringan atau dikenal

    dengan istilah teknik kultur jaringan.

    Pada teknik kultur jaringan

    dibutuhkan sedikit bagian dari

    tanaman yang akan dikulturkan yang

    disebut eksplan. Dari eksplan akan

    muncul kalus yaitu suatu massa sel

    yang tidak terorganisir akibat

    pembelahan sel secara terus-menerus

    yang tidak terkendali. Kalus yang

    mengalami morfogenesis akan

    tumbuh menjadi tanaman utuh. Salah

    satu keuntungan dari penerapan

    teknik kultur jaringan adalah

    mendapatkan tanaman yang toleran

    terhadap stres garam, yaitu dengan

    mengkondisikan medium buatan

    mengandung kadar garam yang dapatmenimbulkan stess pada eksplan.

    Kondisi ini akan merubah pola

    metabolisme sel sehingga sel akan

    mampu membelah dan bertahan pada

    kondisi di bawah tekanan kadar

    garam. Pertumbuhan dan

    morfogenesis tanaman secara in vitro

    dikendalikan oleh keseimbangan

    hormon yang ada dalam eksplan

    (Ardiana, 2009). Zat pengatur

    tumbuh sangat diperlukan sebagaikomponen medium bagi

    pertumbuhan dan diferensiasi.

    Pertumbuhan kalus dan organ-organ

    ditentukan oleh penggunaan yang

    tepat dari zat pengatur tumbuh

    tersebut (Prakoeswa et al., 2009).

    Penelitian ini dilakukan untuk

    mendapatkan data tentang kombinasi

    zat pengatur tumbuh terbaik untuk

    induksi kalus kotiledon dari tanaman

    bunga matahari dan pengaruh

    pemberian NaCl berbagai

    konsentrasi terhadap pertumbuhan

    kalus tanaman bunga matahari(Helianthus annuus L.).

    Metode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di

    laboratorium Fisiologi Tumbuhan

    Departemen Biologi Fakultas Sains

    dan Teknologi Universitas

    Airlangga, Surabaya. Bahan yang

    digunakan adalahbiji bunga matahari

    (Helianthus annuus L.) yang

    diperoleh dari kota Medan. Eksplan

    yang dipakai adalah kotiledon yang

    berumur 10 hari. Bahan kimia yang

    digunakan adalah penyusun

    Murashige dan Skoog, zat pengatur

    tumbuh (2,4-D, NAA, BAP, dan

    kinetin), alkohol 70%, sodium

    hipoklorit, spiritus, aquades streril,

    KOH 1N, HCl 1N, dan NaCl. Alat

    yang digunakan laminar air flow,autoclave, neraca analitik, gelas

    ukur, beaker glass, cawan petri,

    pinset, pipet, botol kultur,

    erlenmeyer, magnetic stirer, kompor

    listrik, bunsen, kertas pH, aluminium

    foil, hand sprayer, kertas saring,

    kapas, skalpel, mata pisau, bunsen,

    dan kertas payung. Penelitian ini

    terdiri dari dua tahap, tahap induksi

    kalus dan tahap perlakuan dengan

    NaCl. Rancangan percobaan padapenelitian ini adalah RAL

    (Rancangan Acak Lengkap), pada

    tahap induksi ada 8 perlakuan

    dengan 6 ulangan dan pada tahap

    perlakuan NaCl ada 6 perlakuan

    dengan 6 ulangan. Pada tahap

    induksi kalus langkah pertama adalah

    mengecambahkan biji bunga, biji

    disterilkan dengan alkohol 70%

    selama 1 menit dan disterilkan

    dengan sodium hipoklorit 20%

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    3/12

    selama 10 menit lalu dibilas dengan

    akuades steril, setelah itu ditanam

    secara aseptik pada media kapas.Setelah kotiledon tumbuh, lalu

    ditanam pada media MS + kombinasi

    zat pengatur tumbuh (2,4-D 1 mg/L;

    3mg/L dan NAA 1 mg/L; 3mg/L

    dengan Kinetin 1 mg/L & BAP 1

    mg/L) dan ditumbuhkan selama 6

    minggu. Setelah 6 minggu,

    kombinasi zat pengatur tumbuh yang

    menghasilkan kalus terbaik

    disubkultur pada media perlakuan

    NaCl (0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, dan

    2.5%) selama 4 minggu. Yang

    diamati adalah morfologi kalus

    meliputi warna dan tekstur kalus dan

    berat basah kalus. Hasil dan

    Pembahasan

    1. Pengaruh Kombinasi ZatPengatur Tumbuh Terhadap

    Induksi Kalus dari Eksplan

    Kotiledon Tanaman Helianthus

    annuusL.Penelitian tahap satu yaitu

    tahap proliferasi kalus bertujuan

    untuk menginduksi kalus pada

    eksplan kotiledon tanaman

    Helianthus annuus L. dengan

    menggunakan berbagai variasi

    kombinasi zat pengatur tumbuh.

    Awal pembentukan kalus sebagian

    besar terjadi pada luka bekas irisan.Munculnya kalus pada bekas irisan

    sesuai dengan teori Dodds dan

    Robberts (1982) yang menyatakan

    bahwa terjadinya kalus ditempat

    bekas irisan yang bertujuan untuk

    menutup luka sebagai akibat

    proliferasi sel-sel jaringan induk.

    Menurut Hendaryono dan Ari (1994)

    kalus merupakan sel-sel yang belum

    terdeferensiasi yang terbentuk pada

    salah satu atau seluruh irisan eksplan.

    Pada induksi kalus terdapat

    perbedaan hasil berat dari masing-

    masing perlakuan (tabel 1).

    Respon-respon yang berbeda tersebut

    antara lain dipengaruhi oleh media

    yang telah diberi perlakuan

    kombinasi zat pengatur tumbuh

    auksin dan sitokinin dengan berbagai

    konsentrasi sehingga memberikan

    hasil yang bervariasi pula padaeksplan yang dikultur. Pemberian

    kombinasi zat pengatur tumbuh yang

    seimbang antara auksin dan sitokinin

    akan dapat memberikan hasil

    regenerasi yang baik.

    Tabel 1. Rerata berat basah kalus (gram) eksplan kotiledon tanaman

    Helianthus annuus L.pada berbagai variasi zat pengatur tumbuh

    Jenis ZPTKinetin

    1 mg/L

    BAP

    1 mg/L2,4-D 1 mg/L

    3 mg/L

    0,108680,04482 0,146900,05078

    0,133880,05374 0,285670,07508

    NAA 1 mg/L

    3 mg/L

    0,766200,38226 0,227800,22520

    0,749100,30050 0,243900,31500

    Dari tabel di atas dapat diketahui

    rerata berat basah kalus tertinggi

    terdapat pada perlakuan ke-5 yaitu

    kombinasi NAA 1 mg/L+ Kinetin 1

    mg/L dengan rata-rata berat basah

    sebesar 0,766200,38226 gram,

    sedangkan rata-rata berat basah

    terendah ditunjukkan oleh perlakuan

    ke-1 yaitu kombinasi 2,4-D 1 mg/L +

    Kinetin 1 mg/L dengan rata-rata

    berat basah sebesar 0,108680,04482

    gram.

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    4/12

    Rahayu et al. (2003) menyatakan

    bahwa berat segar kalus yang besar

    ini disebabkan karena kandunganairnya yang tinggi. Berat basah yang

    dihasilkan sangat tergantung pada

    kecepatan sel-sel tersebut membelah

    diri, memperbanyak diri dan

    dilanjutkan dengan membesarnya

    kalus.

    Untuk mengetahui pola

    terbentuknya kalus pada eksplan

    kotiledon tanaman bunga matahari

    pada masing-masing perlakuan

    kombinasi zat pengatur tumbuh,

    maka dilakukan pengamatan secara

    visual setiap minggu selama 6

    minggu pada eksplan kotiledon

    tanamanHelianthus annussL.

    Indikator pertumbuhan eksplan pada

    budidaya in vitro berupa warna kalus

    menggambarkan penampilan visual

    kalus sehingga dapat diketahui

    apakah suatu kalus masih memiliki

    sel-sel yang aktif membelah atautelah mati. Jaringan kalus yang

    dihasilkan dari suatu eksplan

    biasanya memunculkan warna yang

    berbeda-beda. Kualitas kalus yang

    baik memiliki warna yang hijau.

    Menurut Fatmawati (2008), warnakalus mengindikasikan keberadaan

    klorofil dalam jaringan, semakin

    hijau warna kalus semakin banyak

    pula kandungan klorofilnya. Warna

    terang atau putih dapat

    mengindikasikan bahwa kondisi

    kalus masih cukup baik. Perbedaan

    warna kalus menunjukkan bahwa

    tingkat perkembangan kalus berbeda-

    beda (tabel 2). Warna hijau pada

    kalus adalah akibat efek sitokinin

    dalam pembentukan klorofil. Warna

    kalus yang semakin gelap (menjadi

    coklat) berarti pertumbuhan kalus

    semakin menurun. Dalam penelitian

    ini, kalus yang berwarna hijau

    kecoklatan dihasilkan pada media

    yang mengandung 2,4-D. Hal ini

    diperkuat dengan hasil penelitian

    Dwiyono (2009) bahwa penambahan

    2,4-D yang semakin meningkat dapatmenyebabkan peningkatan

    terbentuknya kalus dengan warna

    coklat tanaman mahkota dewa.

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    5/12

    Tabel 2. Morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman Helianthus annussL.pada

    media MS dengan berbagai kombinasi zat pengatur tumbuh selama 6

    minggu.

    Kombinasi

    ZPT (ppm)

    Morfologi kaluskotiledon tanaman

    Warna kalus minggu ke- Tekstur kalus

    selama 8 minggu1 2 3 4 5 6

    D1K1

    KT HC C C C C R

    D3K1

    KT HC C C C C R

    D1B1

    KT KT C C C C K

    D3B1

    KT C C C C C K

    N1K1

    H H HP PH PH P K

    N3K1

    H PH P HC HC HP + C K

    N1B1

    H HP HP HP HP PH K

    N3B1 H H HP P P PC K

    Keterangan = D: 2,4-D; K: Kinetin; B: BAP; N: NAA; KT: kalus tidak tumbuh,

    warna dan tekstur kalus belum tampak;H: kalus tumbuh berwarna

    hijau; C: kalus tumbuh berwarna coklat; HP: kalus tumbuh

    berwarna hijau keputihan; P: kalus tumbuh berwarna putih; HP +

    C: kalus tumbuh berwarna dominan hijau keputihan dan sebagian

    coklat; PC: kalus tumbuh berwarna putih kecoklatan; PH: kalus

    tumbuh berwarna putih kehijauan; K: kalus bertekstur kompak; R:

    kalus berteksturremah.

    Pada pengamatan minggu

    pertama eksplan pada perlakuan

    kombinasi zat pengatur tumbuh

    D1K1, D3K1, D1B1, dan D3B1 belum

    menunjukkan pertumbuhan kalus.

    Sedangkan pada kombinasi N1K1,

    N3K1, N1B1, dan N3B1 telah

    menunjukkan pertumbuhan kalus

    dari bekas irisan. Kalus yang tumbuh

    pada eksplan seluruhnya berwarna

    hijau. Pada pengamatan minggukedua mulai tumbuh kalus pada

    kombinasi zat pengatur tumbuh

    D1K1, D3K1, dan D3B1, kalus yang

    tumbuh berwarna hijau kecoklatan,

    pada kombinasi N1K1, N1B1, N3B1 -

    dan N3K1 tumbuh rambut akar.

    Sedangkan kombinasi D1B1 belum

    juga tumbuh kalus dan eksplan

    menjadi coklat.Pada minggu ketiga pada

    semua kombinasi perlakuan telah

    tumbuh kalus. Perlakuan yang

    menggunakan kombinasi zat

    pengatur tumbuh auksin jenis 2,4-D

    memiliki petumbuhan kalus yang

    lambat, bahkan pada kombinasi ini

    rata-rata kalus yang tumbuh

    berwarna coklat. Sedangkan zat

    pengatur tumbuh dengan kombinasi

    auksin jenis NAA memiliki

    pertumbuhan yang tinggi. Pada

    pengamatan minggu keempatkelompok perlakuan N3B1 eksplan

    mulai menunjukkan pertumbuhan

    akar dan pada kelompok perlakuan

    N1B1 pertumbuhan akar semakin

    panjang.

    Pada pengamatan minggu

    keenam, seluruh kelompok perlakuan

    memberikan respon yang berbeda-

    beda. Kelompok perlakuan D1K1,

    D1B1, D3K1, dan D3B1 memberikan

    respon warna eksplan yang menjadi

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    6/12

    coklat. Kalus yang tumbuh pada

    perlakuan D1K1 dan D3K1 memiliki

    tekstur remah dan kalus tumbuhhanya pada ujung eksplan,

    sedangkan pada kelompok perlakuan

    D1B1 dan D3B1 kalus yang tumbuh

    memilki tekstur yang kompak.

    Pada kelompok perlakuan

    N1K1 menunjukkan kalus yang

    tumbuh hampir di seluruh permukaan

    eksplan berwarna putih kehijauan

    dan bertekstur kompak. Sedangkan

    pada perlakuan N3K1 kalus tumbuh

    di seluruh permukaan eksplan

    berwarna putih, bertekstur kompak,dan tumbuh akar. Kelompok

    perlakuan N1B1 memberikan respon

    kalus yang berwarna putih dan

    bertekstur kompak, selain itu tumbuh

    akar yang banyak. Sedangkan

    perlakuan N3B1 memberikan respon

    yang tidak jauh berbeda dengan

    memliki akar(Gambar 4.1).

    Gambar 1. Morfologi kalus eksplan kotiledon tanamanHelianthus annuusL. pada

    minggu ke-6 pada masing-masing perlakuan kombinasi zat pengatur

    tumbuh. (a) D1K1; (b) D1B1; (c) D3K1; (d) D3B1; (e) N1B1; (f) N3B1;

    (g) N1K1; (h) N3K1; ak: akar; skala = 1 cm

    ak

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    7/12

    2. Pengaruh NaCl BerbagaiKonsentrasi Terhadap

    Pertumbuhan Kalus dari EksplanKotiledon Tanaman Helianthus

    annuusL.

    Pengaruh pemberian NaCl

    berbagai konsentrasi pada kalus dari

    eksplan kotiledon tanamanHelianthus annuus L.terhadap rerata

    berat basah kalus dapat dilihat pada

    (tabel 3).

    Tabel 3.Rerata berat basah kalus eksplan kotiledon tanamanHelianthus

    annuus L. pada perlakuan pemberianNaCl berbagai konsentrasi

    No.

    Konsentrasi NaCl (%) Rerata Berat Kalus (gram)

    1 0 1,90380,2726

    2 0,5 0,75560,0977

    3 1 0,36750,0312

    4 1,5 0,33560,0276

    5 2 0,29860,0409

    6 2,5 0,28360,0548

    Pada perlakuan pemberian NaCl

    berbagai konsentrasi, rerata berat

    kalus tertinggi terdapat pada

    perlakuan pertama (NaCl 0%) yaitu

    1,90380,2726 gram dan rerata berat

    kalus terendah pada perlakuan ke-6(NaCl 2,5%) yaitu 0,28360,0548

    gram. Untuk mengetahui pengaruh

    pemberian NaCl berbagai

    konsentrasi terhadap berat kaluspada

    masing-masing perlakuan dianalisis

    dengan uji Kruskal-Wallis dengan

    tingkat signifikansi (a) 5%

    dan

    dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk

    mengetahui beda antar perlakuan.

    Dari hasil analisis Kruskal-Wallis

    pada data rata-rata berat kalus yang

    berasal dari eksplan kotiledon

    tanaman bunga matahari diperoleh

    hasil bahwa konsentrasi NaCl

    berpengaruh pada pertumbuhankalus. Hal ini dapat dilihat dari (tabel

    3), dimana kalus mengalami

    penurunan berat seiring kenaikan

    konsentrasi garam. Dan hasil analisis

    Mann-Whitney menunjukkan bahwa

    perlakuan NaCl konsentrasi 0% dan

    0,5% berbeda nyata dengan semua

    perlakuan NaCl (gambar 2).

    Gambar 4.2. Diagram batang rerata berat basah kalus pada perlakuan NaCl

    Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menyatakan berbeda nyata

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    8/12

    Terhambatnya pembelahan

    sel menyebabkan berat kalus

    menurun, hasil tersebut menunjukkanbahwa peningkatan konsentrasi NaCl

    menyebabkan berat kalus menurun.

    Berdasarkan hasil tersebut

    menunjukkan bahwa pada

    konsentrasi NaCl tinggi semua

    genotipe sudah mengalami stress

    berat sehingga proses pembelahan sel

    terhambat. Hal ini disebabkan karena

    adanya molekul NaCl yang

    mengalami ionisasi menjadi Na

    +

    danCl

    -

    sehingga terjadi peningkatan

    salinitas media yang menginduksi

    terjadinya cekaman ion dan

    mengakibatkan kematian sel-sel

    kalus. Selain itu, peningkatan

    konsentrasi NaCl juga menyebabkan

    terjadinya penurunan potensial air

    larutan pada media dan menginduksi

    terjadi-nya cekaman kekeringan

    (Farid et al, 2006). Menurut Blum

    (1988) dalamFarid et al, 2006NaCl

    sebagai bahan osmotikum dapat

    menginduksi tiga macam cekaman,

    yaitu cekaman keracunan mineral

    yang disebabkan oleh garam,

    cekaman air karena tekanan osmosis

    (osmoticum) dan cekaman nutrisi

    mineral dalam tanaman.

    Tanggapan tanaman terhadap

    lingkungan NaCI umumnya

    diakibatkan oleh adanya perubahanmetabolisme. Apabila perubahan

    tersebut cukup berat akan

    menyebabkan kerusakan jaringan,

    bahkan kematian tanaman. Batas

    ketahanan disebabkan oleh

    terhentinya pertumbuhan, kematian

    jaringan, hilangnya turgor, daungugur sampai tanaman mati.

    Hal serupa dinyatakan oleh

    Bekheet et al.(2006) pada penelitian

    tanamanAllium cepa L. bahwa berat

    basah kalus menurun seiiring

    naiknya konsentrasi NaCl pada

    media. Sedangkan hasil terbaik dari

    toleransi garam terdapat pada

    konsentrasi 2000 ppm NaCl (setara

    dengan 2%) dengan memiliki berat

    basah tertinggi dibanding konsentrasi

    NaCl yang lebih tinggi dengan rasio

    toleransi garam sebesar 0,92. Selain

    itu kalus yang toleran terhadap 2000

    ppm NaCl mampu beregenerasi

    menjadi tunas yang baik dan

    memiliki warna hijau gelap.

    Untuk mengetahui pola

    terbentuknya kalus pada masing-

    masing perlakuan pemberian NaCl

    berbagai konsentrasi dilakukanpengamatan secara visual pada

    eksplan kotiledon tanaman

    Helianthus annuss L. setiap minggu

    selama 4 minggu masa kultur.

    Pemberian NaCl berpengaruh pada

    pertumbuhan kalus. Penambahan

    NaCl pada media menekan dan

    menghambat pembelahan sel, selain

    itu juga mengganggu proses

    metabolisme sel. Gejala ini dapat

    diamati dari warna kalus yangmengalami perubahan setiap minggu

    pengamatan (tabel 4).

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    9/12

    Tabel 4. Morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman Helianthus annussL. pada

    perlakuanpemberian NaCl berbagai konsentrasi selama 4 minggu masa

    kultur

    Konsentrasi

    NaCl (%)

    Morfologi kalus kotiledon tanaman

    Warna kalus minggu ke- Tekstur kalus 4

    mingguI II III IV

    0 P P P P K

    0,5 PH PH HC HC K

    1 HP HP HC HC K

    1,5 HC C C C K

    2 C C C C K

    2,5 C C CHt CHt K

    Keterangan = C: kalus berwarna coklat; HP: kalus berwarna hijaukeputihan;P: kalus berwarna putih; HC: kalus berwarna hijau

    kecoklatan; PH:kalus berwarna putih kehijauan; CHt: kalus

    berwarna coklat kehitaman; K: kalus bertekstur kompak.

    Pada (tabel 4) dapat diketahui

    eksplan kotiledon tanaman bunga

    matahari (Helianthus annuuss L.)

    pada perlakuan pemberian NaCl

    berbagai konsentrasi membentuk

    tekstur kompak selama 4 minggu

    masa kultur pada semua kelompokperlakuan. Selain itu, dapat kita

    amati perubahan warna kalus yang

    terjadi setiap minggu pada masing-

    masing perlakuan. Pada minggu ke-1

    kalus yang tumbuh pada perlakuan

    NaCl 0% berwarna putih, berbeda

    dengan perlakuan NaCl 0,5% kalus

    yang tumbuh berwarna putih

    kehijauan, pada NaCl 1% kalus

    berwarna hijau keputihan. Sedangkan

    pada kelompok perlakuan 1,5%, 2%,dan 2,5% kalus berwarna coklat.

    Pada semua kelompok perlakuan

    kecuali kontrol (NaCl 0%) air keluar

    dari dalam sel. Peristiwa ini

    ditunjukkan dengan adanya cairan

    yang terdapat pada media (Gambar

    3).

    Pemberian NaCl berpengaruh

    pada pertumbuhan kalus.

    Penambahan NaCl pada media

    menekan dan menghambat

    pembelahan sel, selain itu juga

    mengganggu proses metabolisme sel.

    Gejala ini dapat diamati dari warnakalus yang mengalami perubahan

    setiap minggu pengamatan.

    Pengamatan minggu ke-1 pada

    semua perlakuan kecuali pada

    kontrol (NaCl 0%) air keluar dari sel.

    Hal ini terjadi karena konsentrasi

    lingkungan di luar sel lebih tinggi

    dengan adanya NaCl, keadaan yang

    demikian menyebabkan tekanan

    osmosis dalam sel rendah dan air

    dalam sel keluar. Pada perlakuanNaCl 0,5% kalus yang tumbuh

    berwarna putih kehijauan. Kalus

    pada perlakuan NaCl 1% berwarna

    hijau keputihan, pada perlakuan

    NaCl 1,5% kalus berwarna hijau

    kecoklatan. Dan pada perlakuan

    NaCl 2% dan NaCl 2,5% kalus

    menjadi berwarna coklat (gambar 3).

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    10/12

    Gambar 3. Perbandingan morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman

    Helianthus annuus L. dalam media pertumbuhan NAA 1 mg/L +

    kinetin 1 mg/L dengan perlakuan NaCl berbagai konsentrasi pada

    minggu pertama. (a) pada media perlakuan NaCl 0%; (b) pada media

    perlakuan NaCl 0,5%; (c) pada media perlakuan NaCl 1%; (d) pada

    media perlakuan NaCl 1,5%; (e) pada media perlakuan NaCl 2%; (f)

    pada media perlakuan NaCl 2,5%; skala = 1 cm.

    Pengamatan ke-4, kalus pada

    perlakuan NaCl 0,5% dan NaCl 1%

    tetap berwarna hijau kecoklatan dan

    bertekstur kompak. Perlakuan NaCl

    1,5% kalus berwarna coklat lebih

    gelap dibanding minggu sebelumnya,

    kalus bertekstur kompak. Padaperlakuan NaCl 2% dan NaCl 2,5%

    kalus berwarna coklat gelap dan pada

    kalus ada bagian yang menghitam

    dan tekstur kalus kompak (gambar

    3). Kalus yang mengalami perubahan

    degradasi warna menjadi coklat yang

    lebih gelap bahkan hitam

    menunjukkan sel-sel yang

    mengalami kematian. Kalus tidak

    mampu bertahan terhadap stres padamedia perlakuan sehingga kalus tidak

    mampu mengadakan pertumbuhan

    dan mati (gambar 4)

    Gambar 3.Perbandingan morfologi kalus eksplan kotiledon tanaman Helianthus

    annuusL.dalam media pertumbuhan NAA 1 mg/L + kinetin 1 mg/L

    dengan perlakuan NaCl berbagai konsentrasi pada minggu keenam.

    (a) pada media perlakuan NaCl 0%; (a) pada media perlakuan NaCl

    0,5%; (c) pada media perlakuan NaCl 1%; (d) pada media perlakuan

    NaCl 1,5%; (e) pada media perlakuan NaCl 2%; (f) pada media

    perlakuan NaCl 2,5%; skala = 1 cm.

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    11/12

    Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut:1. Pada kombinasi zat pengatur

    tumbuh NAA 1 mg/L +

    kinetin 1 mg/L yang

    memberikan hasil terbaik

    dalam menginduksi

    terbentuknya kalus dari

    eksplan kotiledon tanaman

    Helianthus annuus L. yaitu

    dengan rata - rata berat basah

    kalus tertinggi yaitu sebesar

    0,766200,38226gram.

    2. Pemberian perlakuan NaClberbagai konsentrasi

    berpengaruh terhadap

    pertumbuhan kalus kotiledon

    tanamanHelianthus annuus

    L..

    3. Pada perlakuan NaCl 1%kalus yang berasal dari

    eksplan kotiledon tanaman

    Helianthus annuus L. masihdapat tumbuh.

    Saran

    Perlu penelitian lebih lanjut

    mengenai penggunaan bagian lain

    dari kecambah biji bunga matahari

    seperti hipokotil dan epikotil sebagai

    eksplan untuk induksi kalus agar

    mendapatkan hasil yang lebih baik

    dan penelitian lebih lanjut tentang

    kemampuan diferensiasi kalus yang

    tahan terhadap stres NaCl sehingga

    mampu menumbuhkan tanaman yang

    tahan terhadap NaCl.

    Daftar Pustaka

    1. Bekheet, Taha H.S. andSolliman M.E., 2006, Salt

    Tolerance in Tissue Culture of

    Anion, Jurnal Arab J. Biotech.

    Vol. 9, No. (3): 467-476

    2. Dodds, J. H., dan Robert, L. W.,1982, Experiment in Plant

    Tissue Culture, Cambridge

    University Press, London

    3. Dwiyono, E., 2009, InduksiKalus Tanaman Mahkota Dewa

    (Phaleria macrocarpa (Scheff.)

    Boerl.) dengan Perlakuan

    Kondisi Gelap dan 2,4-D,

    Skripsi, Fakultas Pertanian UNS.

    Surakarta

    4. Farid Muh., Yunus Musa,

    Nasaruddin dan Darmawan,2006, Variasi Somaklonal Tebu

    Tahan Salinitas Melalui

    Mutagenesis In Vitro, Journal

    Agrivigor5 (3):247-258

    5. Hendaryono, D. P.S dan Ari W.,1994, Kultur Jaringan:

    Pengenalan & Petunjuk

    Perbanyakan Tanaman Secara

    Vegetatif Modern, Kanisius,

    Yogyakarta

  • 5/25/2018 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Nacl Terhadap

    12/12

    This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.This page will not be added after purchasing Win2PDF.

    http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/http://www.win2pdf.com/