Upload
anonymous-zdrwqx
View
170
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengecatan Gram
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
Berdasarkan perbedaan struktur peptidoglikan bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif, dimana bakteri gram positif terdiri dari
peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatif terdiri dari
lipoposakarida dan peptidoglikan yang tipis, sehingga dengan
penambahan larutan safranin, gentien violet dan emersi oil akan
memberikan warna ungu pada bakteri gram positif dan warna merah
muda untuk bakteri gram negatif. Daya ikat warna dan sifat dari dinding
sel dan membran luar dari suatu bakteri terhadap larutan zat warna yang
disebabkan oleh sifat kepolarannya. Bakteri gram positif yang sebagian
besar dinding selnya mengandung peptidoglikan akan mengikat warna
violet, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lebih sedikit
peptidoglikan pada bagian sel periplasmik menyebabkan pewarnaan
gram mudah dibilas, tetapi dinding sel tetap mengikat warna merah.
Morfologi jamur pada media pertumbuhan dapat diamati secara
visual maupun di bawah pengamatan mikroskop. Untuk mengetahui
suatu biakan mikroorganisme, pemeriksaan jamur yang diidentifikasi
berdasarkan penampakan fisik, termasuk bentuk koloni dan spora
produksi. Pemeriksaan morfologi jamur dapat dilakukan secara
mikroskopik menggunakan mikroskop pada jamur yang telah difiksasi
pada objek glass.Berdasarkan sifat jamur yang hanya dapat hidup di
tempat yang lembab maka untuk mengamati adanya jamur dibutuhkan
penambahan akuades lalu dihomogenkan dengan jamur yang akan
diamati dan dilakukan fiksasi agar jamur dapat menempel pada objek
glass.
1.2 Tujuan Percobaan
- Untuk mengetahui dan membedakan bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif
- Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pewarnaan
bakteri
- Untuk mengetahui klasifikasi berdasarkan hasil pengamatan bakteri
yang termasuk bakteri gram positif atau bakteri gram negatif
- Untuk mengetahui morfologi jamur
- Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
jamur
1.3 Manfaat Percobaan
- Agar praktikkan dapat mengetahui dan membedakan bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif
- Agar praktikkan dapat mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi pewarnaan bakteri
- Agar praktikkan dapat mengetahui klasifikasi berdasarkan hasil
pengamatan bakteri yang termasuk bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif
- Agar praktikkan dapat mengetahui morfologi jamur
- Agar praktikkan dapat mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan mengenai morfologi dan struktur halus bakteri
diperoleh dalam dua kurun waktu yang berbeda. Pengamatan – pengamatan
yang dibuat oleh Leeuwenhoek dengan mikroskopnya yang sederhana
menampakkan penampilan kasar mikroorganisme, termasuk bakteri.
Gambar – gambarnya yang telah dibuatnya dengan hati – hati mengenai apa
yang kini kita kenal sebagai bakteri menampakkan bentuk – bentuk sel yang
bundar, seperti batang atau spiral. Perbaikan – perbaikan selanjutnya dalam
mikroskopi cahaya, termasuk teknik – teknik pewarnaan, telah
memungkinkan untuk mengamati dengan lebih tepat bentuk khas sel – sl
ini, ukurannya, sebagian dari struktur luarnya, serta pola penataannya.
Ukuran, bentuk, serta penataan merupakan ciri morfologi kasar sel suatu
spesies bakteri (Pelczar, 1986).
Sel bakteri amat beragam panjangnya. Sel tersebut terdiri dari
beberapa spesies yang dapat berukuran 100 kali lebih panjang dari pada sel
spesies yang lain. Satuan ukuran bakteri adalah mikrometer (µ), yang setara
dengan 1/1000 mm atau 10-3mm. Bakteri yang paling umum dipelajari di
dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira – kira 0,5 – 1,0 x 2,0 –
5,0 µm. Sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan streptokokus yang
berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25
µm. Bentuk batang yang berukuran rata – rata seperti bakteri tifoid dan
disentri mempunyai lebar 0,5 sampai 1 µm dan panjang 2 sampai 3 µm. Sel
beberapa spesies bakteri amat panjang, panjangnya dapat melebihi 100 µm
dan diameternya berkisar 0,1 sampai 0,2 µm. Sekelompok bakteri yang
dikenal sebagai mikroplasma, ukurannya khas amat kecil, demikian
kecilnya sehingga hampir – hampir tidak tampak di bawah mikroskop
cahaya.Mereka juga pleomorfik, yaitu morfologinya amat beragam.
Ukurannya berkisar dari 0,1 sampai 0,3 µm (Pelczar, 1986).
Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur
dengan relatif mudah serta tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi
mikrometer okular, suatu piringan yang diukir dengan garis – garis berjarak
sama. Jarak antara garis – garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan
berpedomankan mikrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai
mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop
yang dilengkapi dengan mikrometer okular akan menampakkan garis –
garis yang sudah diketahui ukurannya di atas mikroorganisme yang
diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan
dengan mudah. Memang sukar untuk memahami bakteri yang ukurannya
sangat kecil itu dari segi kuantitatif seperti yang disebutkan di atas.
Contohnya, suatu volume sebanyak 1 cm3mengandung sekitar setengah
triliun bakteri berbentuk batang berukuran rata – rata. Kalkulasi
menunjukkan bahwa kira – kira 1 triliun ( 1.000.000.000.000 atau 1012)
bakteri mempunyai berat hanya 1 g. Paling banyak bakteri diperiksa pada
perbesaran 1.000 kali, lalat rumah yang umum biasanya diperbesar dengan
taraf yang sama akan tampak lebih panjang dari 9 m panjangnya (Pelczar,
1986).
Ciri khusus sel bakteri akan terungkapkan bila perbandingan antara
luas permukaan terhadap volumenya dihitung. Bagi bakteri, nilai ini sangat
tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lebih besar. Dari segi
praktis hal ini berarti bahwa isi suatu sel bakteri menjadi terbuka terhadap
batas permukaan antara dinding sel dan nutrien disekitarnya. Sifat inilah
yang merupakan salah satu penyebab tingginya laju metabolisme dan
pertumbuhan dari bakteri (Pelczar, 1986).
Sel – sel individu bakteri dapat berbentuk elips, bola, batang
( silindris ) atau spiral ( heliks ). Masing – masing ciri ini penting dalam
mencirikan morfologi suatu spesies. Sel bakteri yang berbentuk sperti bola
atau elips dinamakan kokus. Sebagaimana disebutkan di bawah, kokus
muncul dalam beberapa penataan yang khas bergantung kepada spesiesnya.
Sel bakteri berbentuk silindris atau seperti batang yang dinamakan basilus.
Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai
spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar,
dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang –
kadang basilus tetap saling melekat satu dengan lainnya, ujung dengan
ujung, sehngga memberikan penampilan rantai (Pelczar, 1986).
Bakteri berbentuk spiral, atau spirilum, terutama dijumpai sebagai
individu – individu sel yang tidak saling melekat. Tercakup di dalam
kelompok morfologis ini adalah spiroketa, beberapa diantaranya
menyebabkan penyakit yang gawat pada manusia. Individu – individu sel
dari spesies yang berbeda – beda menunjukkan perbedaan – perbedaan yang
menyolok dalam hal panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya serta
kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilum berukuran
pendek, spiralnya berpilin ketat, yang lain sangat panjang dan menunjukkan
sederetan pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap
disebut bakteri koma, atau vibrio (Pelczar, 1986).
Bakteri termasuk kelompok utama dalam prokariot. Bakteri adalah
uniseluler. Proses reproduksinya dengan pembelahan sel. Bakteri
terbungkus oleh dinding sel. Fungsi dari dinding sel sebagai perlindungan
terhadap pengaruh luar maupun sebagi pelindung tekanan osmotik dari
dalam. Tanpa adanya dinding sel, tekanan dari bahan – bahan dalam
sitoplasma akan menekan sel dan dapat menyebabkan pecahnya sel.
Ketebalan dinding sel bakteri sekitar 200 – 300 A. Pada bagian luar sel,
terlihat sel dibungkus oleh kapsul ( tidak semua jenis bakteri mempunyai
kapsul ), terdapat struktur khas pili dan flagella. Pada bagian dalam sel di
dalam sitoplasma terdapat ribosom, granula, nukleus yang tidak mempunyai
dinding inti, sitoplasma yang terbungkus oleh membran sitoplasma
(Muslimin, 1995).
Bakteri mempunyai bermacam – macam bentuk, seperti bola atau
elips yang disebut kokus, bakteri yang mempunyai bentuk silindris atau
batang yang disebut basilus, bakteri yang berbentuk spiral disebut spirilium
dan yang berbentuk koma. Dalam rangkaiannya, bakteri dapat sendiri –
sendiri atau slaing melekat sehingga membentuk rantai bergerombol atau
seperti filamen. Streptokokus adalah bakteri yang berbentuk bukat dan
mempunyai rangkaian seperti rantai. Stafilokokus adalah bakteri berbentuk
bulat yang mempunyai rangkaian bergerombol berbentuk sperti buah
anggur. Diplokokus adalah bakteri yang berbentuk bulat yang rangkaiannya
berpasangan. Streptobasilus adalah bakteri berbentuk batang yang
mempunyai rangkaian berantai. Spirilium adalah bakteri berbentuk spiral.
Vibrio adalah bakteri berbentuk koma. Pili adalah struktur khas pada
bakteri yang menyerupai flagela, namun jumlah pili lebih banyak dan
ukurannya lebih kecil. Fungsi pili adalah untuk menempel pada permukaan
benda padat, membentuk film dan berperan dalam konjungasi atau
memindahkan DNA dari satu sel ke sel yang lainnya. Endospora, struktur
endospora bervariasi untuk setiap jenis maupun spesies, tahan terhadap
lingkungan yang ekstrim, pemanasan, kering dan linnya. Bakteri yang
mempunyai spora antara lain Clostridium dan Bacillus. Kapsul adalah
bahan berlendir yang terdapat pada permukaan sel yang terdiri dari
polisakarida dan polipeptida. Fungsi dari kapsul untuk melindungi sel dari
pengaruh lingkungannya ( Muslimin, 1995).
Bakteri biru hijau diklasifikasikan dalam prokariot karena struktur
morfologinya. Ia dapat berbentuk kokoid atau filamentus. Bentuk
filamentus umumnya dapat bergerak secara menggelinding, bakteri ini
disebut juga sebagai ganggang biru – hijau. Anabaena dan Nostoc
umumnya berbentuk kokoid dan berantai, sedangkan Oscillatoria
karateristiknya dengan berbenruk filamentus. Bakteri biru hijau merupakan
jenis bakteri fotosintesa yang paling besar dan tersebar pada lingkungan
yang luas, ada yang dapat tumbuh pada daerah bersalju dan daerah gunung
yang tinggi. Ada jenis bakteri biru hijau yang dapat tumbuh pada daerah
vulkanik. Banyak subgrup dari bakteri biru hijau yang berbentuk uniseluler,
meskipun cara perbanyaknya dengan cara pembelahan sel tetapi kadang –
kadang masih tetap menempel dan membentuk suatu kesatuan. Bakteri biru
hijau umumnya mempunyai bermacam – macam bentuk : batang spiral atau
lonjong. Ukuran diameter selnya 1,5 – 2 µm, memunyai endospora yang
disebut dengan baeocyter (Muslimin, 1995).
Habitat dari ganggang biru hijau ini umumnya di air dan tanah,
pada perairan dapat hidup pada air tawar atau air asin. Organisma ini
mempunyai bentuk yang primitif, karena tidak mempunyai membran
sitoplasmadan organel – organel dalam sel. Pada bakteri bahan – bahan
genetiknya tersebar bebas dalam sitoplasma. Berbeda dengan bakteri, sel
bakteri biru hijau mutlak sebagai organisme fotosintesa yang mempunyai
pigmen klorofil dan pigmen tambahan lain seperti pikosianin, pikoeritrin,
karoten, dan xantofil. Bakteri ini disebut juga dengan ganggang. Ganggang
ini umumnya uniseluler atau bentuk filamentus. Cara berkembangbiak
umunya dengan pembelahan sel dan ada pula yang dengan pelepasan dari
filamen – filamennya (Muslimin, 1995).
Jika tumbuh pada bahan pangan, bakteri dapat menyebabkan
berbagai perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita-
rasa bahan pangan tersebut. Perubahan yang dapat terlihat dari luar
misalnya perubahan warna, pembentukan film atau lapisan pada permukaan
seperti pada minuman atau makanan cair/padat, pembentukan lendir,
pembentukan endapan atau kekeruhan pada minuman, pembentukan gas,
bau asam, bau alkohol, bau busuk, dan berbagau perubahan lainnya
(Fardiaz, 1992).
Bakteri diberi nama yang terdiri dari nama jenis(genus), spesies
dan galur(strain). Nama spesies kadang-kadang menunjukkan sifat, warna
atau penemunya. Sebagai contoh, Mycobacterium tuberculosis(penyebab
tuberkulosis ), Streptococcus albus(berwarna putih), Bacillus
stearothermophilus(bersifat termofilik), Clostridium welchii, dan
Propionibacterium shermanii (Fardiaz,1992).
Dalam Bergey's Manual of systematic Bacteriology, bakteri
dikelompokkan berdasarkan grup menurut bentuk, sifat pewarnaan gram,
dan kebutuhannya akan oksigen. Pengelompokan ini mungkin tidak sesuai
dengan standar pengelompokan berdasarkan ordo, famili dan jenis. Minimal
terdapat 19 grup bakteri, tetapi hanya beberapa grup yang dijumpai pada
makanan atau penting digunakan dalam industri pangan. Dalam buku ini
akan dibahas hanya jenis - jenis bakteri yang umum dijumpai pada
makanan, sedangkan bakteri lainnya yang tidak tumbuh pada makanan
tidak dibahas di dalam buku ini (Fardiaz, 1992).
Berbagai jenis bakteri telah digunakan dalam industri, baik industri
pangan maupun industri kimia. Keuntungan penggunaan bakteri dalam
industri, dibandingkan dengan kapang dan khamir, adalah pertumbuhannya
yang lebih cepat dengan waktu generasi rata – rata kurang dari satu jam ( 20
menit sampai satu jam ). Fermentasi makanan menggunakan bakteri dapat
berlangsung secara spontan, misalnya pada pembuatan sayur asin dan pikel,
atau dengan cara menambahkan kultur bakteri, misalnya dalam fermentasi
sosis, yougurt, nata de coco, susu asam, keju dan sebagainya (Fardiaz,
1992).
Staphylococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat
dalam bentuk tunggal, berpasangan, tetrad, atau berkelompok seperti buang
anggur. Nama bakteri ini berasal dari bahasa Latin “staphele” yang berarti
anggur. Beberapa spesies memproduksi pigmen berwarna kuning sampai
oranye, misalnya S. aureus. Bakteri ini membutuhkan nitrogen organik
( asam amino ) untuk pertumbuhannya, dan bersifat anaerobik fakultatif.
Kebanyakan galur S. aureus bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin
yang tahan panas, dimana ketahanan panasnya melebihi sel vegetatifnya.
Beberapa galur, terutama bersifat ptogenik, memproduksi koagulase
( menggumpalkan plasma ), bersifat proteolitik, lipolitik, dan betahemolitik.
Spesies lainnya, yaitu S. epidermidis, biasanya tidak bersifat patogen dan
merupakan flora normal yang terdapat pada kulit tangan dan hidung
(Fardiaz, 1992).
Enterobacteriaceae kebanyakan anggota dari famili
Enterobacteriaceae yang mempunyai flagela monotrikat, kecuali Shigella
yang tidak mempunyai flagella. Jenis – jenis Escherichia, Enterobacter
( dahulu disebut Aerobacter ) dan Klebsiella disebut kelompok bakteri koli (
koliform ), dan sering digunakan dalam uji sanitasi air dan susu. Jenis
Escherichia hanya mempunyai satu spesies yaitu E. Coli dan disebut
koliform fekal karena ditemukan di dalam saluran usus hewan dan manusia,
sehingga sering terdapat di dalam feses. Bakteri ini sering digunakan
sebagai indikator kontaminasi kotoran (Fardiaz, 1992).
Saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk
dalam khamir berbentuk oval. Saccharomyces cerevisiae mempunyai
mikrostruktur yang terdiri dari Kapsul, Dinding Sel, Membran Sitoplasma,
Nukleus, Vakuola, Mitokondria, Globula Lipid dan Sitoplasma. Dinding sel
khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama semakin
menebal seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang
disebut bekas lahir ( bekas yang timbul dari pembentukan oleh sel induk )
dan bekas tunas ( bekas yang timbul akibat pembentukan anak sel ). Setiap
sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak
bekas tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas
dengan rata-rata 24 tunas per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung
sel yang memanjang. Globula Lipid Saccharomyces cerevisiae mengandung
lipid dalam jumlah sangat sedikit. Lipid ini disimpan dalam bentuk globula
yang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi pewarna lemak seperti
Hitam Sudan atau Merah Sudan (Fardiaz, 1992).
Sebagian besar pengetahuan modern kita dari keturunan mikroba
adalah hasil dari serangkaian panjang dan hati-hati direncanakan percobaan
yang disarankan oleh penemuan tunggal : bahwa beberapa zat yang tidak
diketahui dalam mencerna sel bakteri tewas bisa mengubah karakteristik
genetik dari bakteri yang hidup dari cukup Jenis dan berbeda menyebabkan
bakteri hidup untuk menghasilkan off musim semi dengan beberapa
karakteristik yang mati. Dalam kertas berikut, Profesor Avery dan rekan-
rekannya menegaskan laporan sebelumnya agak kabur dari transformasi
satu jenis pneumococcus ke lain. Mereka mengidentifikasi "faktor
transformasi" sebagai asam deoksiribonukleat (DNA), substansi yang
dikenal untuk hadir dalam kromatin dari tumbuhan dan hewan kromosom
dan sudah dicurigai sebagai dasar fisik transmisi genetik dari sifat
keturunan (Flynn, 1966).
Untuk kedua genetika dan mikrobiologi, kertas adalah klasik :
untuk genetika karena diberikan bukti eksperimental peran DNA sebagai
pembawa sifat genetik ; untuk mikrobiologi karena dilengkapi bukti
biokimia bahwa mekanisme genetik dalam bakteri pada dasarnya mirip
dengan yang di hewan dan tumbuhan (Flynn, 1966).
Dalam 20 tahun yang telah berlalu sejak tulisan ini muncul, banyak
telah ditambahkan ke pengetahuan kita tentang genetika mikroba. Fakta
transformasi bakteri telah berulang kali dikonfirmasi dan telah menjadi
prinsip dasar yang berlaku mikrobiologi. Upaya telah dilakukan untuk
menemukan transformasi dalam mikroorganisme lainnya, di kultur suspensi
sel tumbuhan dan hewan sel, dan bahkan dalam vertebrata. Klaim telah
dibuat dari penemuan transformasi genetik pada burung, tapi ini sejauh
kurang konfirmasi. Sebenarnya, hanya beberapa spesies bakteri dan
tampaknya menyalahi, Trichomonas, telah belum diubah. Budaya dari
pneumococcus, biasanya mampu ditransformasi ( kompeten ), mungkin
kehilangan kapasitas ini. Ada indikasi bahwa kapasitas bakteri "kompeten"
untuk diubah adalah terkait dengan reseptor spesifik pada dinding bakteri:
jika ini hadir dan fungsional, bakteri dapat diubah; jika tidak maka tidak
dapat diubah (Flynn, 1966).
Bakteri gram positif mempunyai dinding sel organisme gram
positif yang cukup tebal (20-80 nm) dan terdiri dari dari 60 ke
peptidoglikan 100 persen. Semua sel gram positif memiliki polimer linear
dari asam N-acetylmuramic dan N-asetilglukosamin, tapi ada variasi dalam
panjang dan komposisi jembatan peptida yang cross-link yang tetrapeptide
dari satu asam N-acetylmuramic untuk polimer sebelah. Beberapa
organisme gram positif juga mengandung zat dinding sel yang disebut asam
teikoik yang terkait dengan asam muramic dari lapisan peptidoglikan. Asam
teikoik terjadi dalam dua utama adalah bentuk, ribitol asam teikoik dan
asam teikoik gliserol. Secara umum, mereka adalah polimer panjang baik
ribitol ( gula alkohol lima karbon ) atau gliserol ( tiga-karbon alkohol gula )
dihubungkan satu sama lain melalui jembatan fosfodiester. Namun, semua
kelompok hidroksil dari subunit ribitol atau gliserol terkait dengan berbagai
gula atau asam amino. Karena asam teikoik sangat antigenik ( yaitu, mereka
akan mendorong tuan rumah untuk membuat antibodi spesifik yang akan
bereaksi e dengan asam teikoik ), tampaknya bahwa mereka
memperpanjang melalui lapisan peptidoglikan dan dengan demikian
memberikan determinan antigenik yang digunakan dalam identifikasi
serologis banyak kelompok dan jenis bakteri gram positif. Selain asam ini
terikat peptidoglikan teikoik ( yang tidak hadir di semua bakteri gram
positif ), semua bakteri gram positif mengandung gliserol-jenis asam
teikoik terikat pada membran sel. Karena salah satu ujung asam teikoik
membran terikat ini dikaitkan dengan lipid dalam membran, ia juga disebut
asam lipoteikoat. Fungsi asam teikoik tidak sepenuhnya dipahami. Namun,
mutan yang telah kehilangan kemampuan untuk mensintesis asam teikoik
cacat dalam pemisahan sel. Cacat ini juga telah diamati ketika konstituen
kolin normal asam teikoik S (Volk, 1984)
Gram negatif Walls Sel Dinding sel bakteri gram negatif secara
kimiawi lebih kompleks daripada bakteri gram positif. Misalnya, dinding
sel gram negatif mengandung kurang peptidoglikan ( 10 sampai 20 persen
berat kering dinding sel ), tapi eksterior lapisan peptidoglikan mereka
mereka memiliki kedua "membran" struktur, terdiri dari protein, fosfolipid,
dan lipopolisakarida (asam lemak terkait dengan polisakarida). Komponen
lipopolysaccharide dari dinding sel bakteri gram-negatif adalah sangat
penting karena toksisitas untuk hewan. Karena toksisitas ini dan karena
materi merupakan bagian integral dari sel bakteri, telah diberi nama
endotoksin. Ini adalah bahan ini yang bertanggung jawab untuk demam
tinggi yang terjadi selama infeksi dengan organisme gram negatif. Studi
struktural telah diungkapkan bahwa lipopolisakarida ini terdiri dua
komponen utama : disakarida glukosamin terikat asam lemak (lipid yang
disebut A) dan rantai panjang gula dan fosfat gula terkait dengan lipid A
bagian. Hal ini diketahui bahwa toksisitas molekul berada dalam lipid.
Sebagian, meskipun mekanisme toksisitas masih belum jelas. Ketika
seorang individu yang terinfeksi dengan bakteri gram negatif, tubuh
merespon dengan membuat antibodi untuk rantai polisakarida dari
lipopolisakarida tersebut. Polisakarida sering disebut O antigen atau antigen
samactic. Jenis ini umumnya struktur mungkin serupa untuk bakteri gram
negatif, tetapi jenis dan susunan gula dalam polisakarida akan bervariasi
dari spesies ke spesies. Telah diusulkan bahwa lipopolisakarida ini sangat
dituntut dapat melayani dalam regulasi ion melewati ke dalam sel. Baik di
gram positif maupun dalam organisme gram-negatif akan dinding sel
mengambil cukup dari pewarna laboratorium ( Volk , 1984 )
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
- Api Bunsen
- Batang Pengaduk
- Beaker Glass
- Botol Akuades
- Botol Semprot
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
- Jarum Ose
- Kain Kasa Steril
- Kapas
- Kertas Label
- Kertas Perkamen Kajang
- Mikroskop
- Objek Glass
- Penjepit Tabung
- Pipet Tetes
- Sabun Antiseptis
- Spuit Jarum Suntik
- Tabung Reaksi
- Tisu
3.2 Bahan
- Akuades
- Alkohol 70 %
- Biakkan Bakteri ( Staphylococcus aureus dan Escherichia coli)
- Biakkan Jamur ( Saccharomyces cerevisiae )
- Gentian Violet
- Imersi Oil
- Safranin
3.3 Metode Percobaan ( Flowsheet )
Objek Gelas
Dicuci dengan alkohol 70%
Difiksasi
Diberi beberapa tetes aquasdest
Disterilkan jarum ose pada api
Bunsen
Disuspensikan sampel pada objek
gelas
Difiksasi
Bakteri Jamur
Gram + / Gram – Ditetesi imersi oil
Ditetesi gentian violet Diamati di
mikroskop
Dicuci dengan alkohol 70% Hasil
Difiksasi
Ditetesi safranin (pada gram -)
Didiamkan beberapa menit
Dicuci dengan aquadest
Ditetesi imersi oil
Diamati di bawah mikroskop
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini, dapat dilihat hasil akhir bakteri setelah pengecatan
berwarna pink. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri E. Coli adalah bakteri gram
negatif. Hal ini terjadi karena gram negatif memiliki dinding peptidoglikan yang tipis
yang mengakibatkan pada saat pemberian safranin safranin dicuci dengan akuadest
mencegah membran untuk larut lagi. Sedangkan hasil akhir bakteri lain berwarna
ungu. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri S. aureus adalah bakteri gram positif.
Hal ini terjadi karena gram positif memiliki dinding peptidoglikan yang tebal.
Hubungan bakteri dan zat warna basa yang menonjol disebabkan terutama
karena adanya asam nukleat dalam jumlah besar pada protoplasma sel. Jadi, jika
bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat, bakteri bereaksi dengan ion
positif zat warna basa ( Pelczar, 1986).
Dalam percobaan berikutnya, kita menggunakan biakkan jamur Saccharomyces
cerevisiae. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di bawah mikroskop, jamur
berwarna coklat kemuda – mudaan hampir kekuningan. Saccharomyces cerevisiae
adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk oval. Saccharomyces
cerevisiae mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari Kapsul, Dinding Sel, Membran
Sitoplasma, Nukleus, Vakuola, Mitokondria, Globula Lipid dan Sitoplasma.
Semua jamur adalah gram positif dikarenakan memiliki dinding sel yang
terbuat dari kitin yang menghambat pencucianzat warna gentian violet oleh alkohol
( Larena, 1975).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Bakteri gram positif berwarna ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah muda.
- Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh peptidoglikan. Bakteri gram positif memiliki
dinding peptidoglikan yang tebal sehingga warna ungu kristal violet tidak dapat dicuci
oleh alkohol. Bakteri gram negatif memiliki dinding peptidoglikan yang tipis sehingga
warna kristal violet dapat dicuci oleh alkohol dan kemudian menyerap warna pink dari
safranin.
- Bakteri yang termasuk gram positf adalah Staphylococcus aureus dan bakteri yang
termasuk gram negatif adalah Escherichia coli.
- Morfologi jamur terdiri dari hifa terlihat seperti serabut bening yang bergabung menjadi
satu bagian yang disebut miselium.
- Faktor-faktor pertumbuhan jamur selain air yaitu suhu, ph, media, kebutuhan oksigen,
dan komponen penghambat.
5.2 Saran
- Sebaiknya, pada saat objek glass di cuci dengan alkohol, dicuci sampai warna ungu
benar - benar hilang.
- Sebaiknya tangan praktikan dicuci dengan alkohol setelah melakukan pengecekan
gram.
- Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat digunakan sampel jamur yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Halaman 152-163.
Flynn, J.E. (1966). The New Microbiology. New York : McGraw Hill Book
Company. Halaman 3.
Muslimin, L.W. (1995). Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta : Dikti Depdikbud.
Halaman 17-21.
Pelczar, M.J.S. (1986). Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press. Halaman 99-
105.
Volk, W.A. (1984). Basic Microbiology. New York : Harper & Row, Publisher.
Halaman 47-50.