27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Prinsip Percobaan Berdasarkan perbedaan struktur peptidoglikan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, dimana bakteri gram positif terdiri dari peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatif terdiri dari lipoposakarida dan peptidoglikan yang tipis, sehingga dengan penambahan larutan safranin, gentien violet dan emersi oil akan memberikan warna ungu pada bakteri gram positif dan warna merah muda untuk bakteri gram negatif. Daya ikat warna dan sifat dari dinding sel dan membran luar dari suatu bakteri terhadap larutan zat warna yang disebabkan oleh sifat kepolarannya. Bakteri gram positif yang sebagian besar dinding selnya mengandung peptidoglikan akan mengikat warna violet, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lebih sedikit peptidoglikan pada bagian sel periplasmik menyebabkan pewarnaan gram mudah dibilas, tetapi dinding sel tetap mengikat warna merah. Morfologi jamur pada media pertumbuhan dapat diamati secara visual maupun di bawah pengamatan mikroskop. Untuk mengetahui suatu biakan mikroorganisme, pemeriksaan jamur yang

Pengecatan Gram

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengecatan Gram

Citation preview

Page 1: Pengecatan Gram

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan

Berdasarkan perbedaan struktur peptidoglikan bakteri gram

positif dan bakteri gram negatif, dimana bakteri gram positif terdiri dari

peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatif terdiri dari

lipoposakarida dan peptidoglikan yang tipis, sehingga dengan

penambahan larutan safranin, gentien violet dan emersi oil akan

memberikan warna ungu pada bakteri gram positif dan warna merah

muda untuk bakteri gram negatif. Daya ikat warna dan sifat dari dinding

sel dan membran luar dari suatu bakteri terhadap larutan zat warna yang

disebabkan oleh sifat kepolarannya. Bakteri gram positif yang sebagian

besar dinding selnya mengandung peptidoglikan akan mengikat warna

violet, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lebih sedikit

peptidoglikan pada bagian sel periplasmik menyebabkan pewarnaan

gram mudah dibilas, tetapi dinding sel tetap mengikat warna merah.

Morfologi jamur pada media pertumbuhan dapat diamati secara

visual maupun di bawah pengamatan mikroskop. Untuk mengetahui

suatu biakan mikroorganisme, pemeriksaan jamur yang diidentifikasi

berdasarkan penampakan fisik, termasuk bentuk koloni dan spora

produksi. Pemeriksaan morfologi jamur dapat dilakukan secara

mikroskopik menggunakan mikroskop pada jamur yang telah difiksasi

pada objek glass.Berdasarkan sifat jamur yang hanya dapat hidup di

tempat yang lembab maka untuk mengamati adanya jamur dibutuhkan

penambahan akuades lalu dihomogenkan dengan jamur yang akan

diamati dan dilakukan fiksasi agar jamur dapat menempel pada objek

glass.

1.2 Tujuan Percobaan

- Untuk mengetahui dan membedakan bakteri gram positif dan

bakteri gram negatif

- Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pewarnaan

bakteri

Page 2: Pengecatan Gram

- Untuk mengetahui klasifikasi berdasarkan hasil pengamatan bakteri

yang termasuk bakteri gram positif atau bakteri gram negatif

- Untuk mengetahui morfologi jamur

- Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

jamur

1.3 Manfaat Percobaan

- Agar praktikkan dapat mengetahui dan membedakan bakteri gram

positif dan bakteri gram negatif

- Agar praktikkan dapat mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi pewarnaan bakteri

- Agar praktikkan dapat mengetahui klasifikasi berdasarkan hasil

pengamatan bakteri yang termasuk bakteri gram positif dan bakteri

gram negatif

- Agar praktikkan dapat mengetahui morfologi jamur

- Agar praktikkan dapat mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan jamur

Page 3: Pengecatan Gram

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan mengenai morfologi dan struktur halus bakteri

diperoleh dalam dua kurun waktu yang berbeda. Pengamatan – pengamatan

yang dibuat oleh Leeuwenhoek dengan mikroskopnya yang sederhana

menampakkan penampilan kasar mikroorganisme, termasuk bakteri.

Gambar – gambarnya yang telah dibuatnya dengan hati – hati mengenai apa

yang kini kita kenal sebagai bakteri menampakkan bentuk – bentuk sel yang

bundar, seperti batang atau spiral. Perbaikan – perbaikan selanjutnya dalam

mikroskopi cahaya, termasuk teknik – teknik pewarnaan, telah

memungkinkan untuk mengamati dengan lebih tepat bentuk khas sel – sl

ini, ukurannya, sebagian dari struktur luarnya, serta pola penataannya.

Ukuran, bentuk, serta penataan merupakan ciri morfologi kasar sel suatu

spesies bakteri (Pelczar, 1986).

Sel bakteri amat beragam panjangnya. Sel tersebut terdiri dari

beberapa spesies yang dapat berukuran 100 kali lebih panjang dari pada sel

spesies yang lain. Satuan ukuran bakteri adalah mikrometer (µ), yang setara

dengan 1/1000 mm atau 10-3mm. Bakteri yang paling umum dipelajari di

dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira – kira 0,5 – 1,0 x 2,0 –

5,0 µm. Sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan streptokokus yang

berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25

µm. Bentuk batang yang berukuran rata – rata seperti bakteri tifoid dan

disentri mempunyai lebar 0,5 sampai 1 µm dan panjang 2 sampai 3 µm. Sel

beberapa spesies bakteri amat panjang, panjangnya dapat melebihi 100 µm

dan diameternya berkisar 0,1 sampai 0,2 µm. Sekelompok bakteri yang

dikenal sebagai mikroplasma, ukurannya khas amat kecil, demikian

kecilnya sehingga hampir – hampir tidak tampak di bawah mikroskop

cahaya.Mereka juga pleomorfik, yaitu morfologinya amat beragam.

Ukurannya berkisar dari 0,1 sampai 0,3 µm (Pelczar, 1986).

Page 4: Pengecatan Gram

Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur

dengan relatif mudah serta tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi

mikrometer okular, suatu piringan yang diukir dengan garis – garis berjarak

sama. Jarak antara garis – garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan

berpedomankan mikrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai

mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop

yang dilengkapi dengan mikrometer okular akan menampakkan garis –

garis yang sudah diketahui ukurannya di atas mikroorganisme yang

diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan

dengan mudah. Memang sukar untuk memahami bakteri yang ukurannya

sangat kecil itu dari segi kuantitatif seperti yang disebutkan di atas.

Contohnya, suatu volume sebanyak 1 cm3mengandung sekitar setengah

triliun bakteri berbentuk batang berukuran rata – rata. Kalkulasi

menunjukkan bahwa kira – kira 1 triliun ( 1.000.000.000.000 atau 1012)

bakteri mempunyai berat hanya 1 g. Paling banyak bakteri diperiksa pada

perbesaran 1.000 kali, lalat rumah yang umum biasanya diperbesar dengan

taraf yang sama akan tampak lebih panjang dari 9 m panjangnya (Pelczar,

1986).

Ciri khusus sel bakteri akan terungkapkan bila perbandingan antara

luas permukaan terhadap volumenya dihitung. Bagi bakteri, nilai ini sangat

tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lebih besar. Dari segi

praktis hal ini berarti bahwa isi suatu sel bakteri menjadi terbuka terhadap

batas permukaan antara dinding sel dan nutrien disekitarnya. Sifat inilah

yang merupakan salah satu penyebab tingginya laju metabolisme dan

pertumbuhan dari bakteri (Pelczar, 1986).

Sel – sel individu bakteri dapat berbentuk elips, bola, batang

( silindris ) atau spiral ( heliks ). Masing – masing ciri ini penting dalam

mencirikan morfologi suatu spesies. Sel bakteri yang berbentuk sperti bola

atau elips dinamakan kokus. Sebagaimana disebutkan di bawah, kokus

muncul dalam beberapa penataan yang khas bergantung kepada spesiesnya.

Sel bakteri berbentuk silindris atau seperti batang yang dinamakan basilus.

Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai

spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar,

Page 5: Pengecatan Gram

dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang –

kadang basilus tetap saling melekat satu dengan lainnya, ujung dengan

ujung, sehngga memberikan penampilan rantai (Pelczar, 1986).

Bakteri berbentuk spiral, atau spirilum, terutama dijumpai sebagai

individu – individu sel yang tidak saling melekat. Tercakup di dalam

kelompok morfologis ini adalah spiroketa, beberapa diantaranya

menyebabkan penyakit yang gawat pada manusia. Individu – individu sel

dari spesies yang berbeda – beda menunjukkan perbedaan – perbedaan yang

menyolok dalam hal panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya serta

kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilum berukuran

pendek, spiralnya berpilin ketat, yang lain sangat panjang dan menunjukkan

sederetan pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap

disebut bakteri koma, atau vibrio (Pelczar, 1986).

Bakteri termasuk kelompok utama dalam prokariot. Bakteri adalah

uniseluler. Proses reproduksinya dengan pembelahan sel. Bakteri

terbungkus oleh dinding sel. Fungsi dari dinding sel sebagai perlindungan

terhadap pengaruh luar maupun sebagi pelindung tekanan osmotik dari

dalam. Tanpa adanya dinding sel, tekanan dari bahan – bahan dalam

sitoplasma akan menekan sel dan dapat menyebabkan pecahnya sel.

Ketebalan dinding sel bakteri sekitar 200 – 300 A. Pada bagian luar sel,

terlihat sel dibungkus oleh kapsul ( tidak semua jenis bakteri mempunyai

kapsul ), terdapat struktur khas pili dan flagella. Pada bagian dalam sel di

dalam sitoplasma terdapat ribosom, granula, nukleus yang tidak mempunyai

dinding inti, sitoplasma yang terbungkus oleh membran sitoplasma

(Muslimin, 1995).

Bakteri mempunyai bermacam – macam bentuk, seperti bola atau

elips yang disebut kokus, bakteri yang mempunyai bentuk silindris atau

batang yang disebut basilus, bakteri yang berbentuk spiral disebut spirilium

dan yang berbentuk koma. Dalam rangkaiannya, bakteri dapat sendiri –

sendiri atau slaing melekat sehingga membentuk rantai bergerombol atau

seperti filamen. Streptokokus adalah bakteri yang berbentuk bukat dan

mempunyai rangkaian seperti rantai. Stafilokokus adalah bakteri berbentuk

Page 6: Pengecatan Gram

bulat yang mempunyai rangkaian bergerombol berbentuk sperti buah

anggur. Diplokokus adalah bakteri yang berbentuk bulat yang rangkaiannya

berpasangan. Streptobasilus adalah bakteri berbentuk batang yang

mempunyai rangkaian berantai. Spirilium adalah bakteri berbentuk spiral.

Vibrio adalah bakteri berbentuk koma. Pili adalah struktur khas pada

bakteri yang menyerupai flagela, namun jumlah pili lebih banyak dan

ukurannya lebih kecil. Fungsi pili adalah untuk menempel pada permukaan

benda padat, membentuk film dan berperan dalam konjungasi atau

memindahkan DNA dari satu sel ke sel yang lainnya. Endospora, struktur

endospora bervariasi untuk setiap jenis maupun spesies, tahan terhadap

lingkungan yang ekstrim, pemanasan, kering dan linnya. Bakteri yang

mempunyai spora antara lain Clostridium dan Bacillus. Kapsul adalah

bahan berlendir yang terdapat pada permukaan sel yang terdiri dari

polisakarida dan polipeptida. Fungsi dari kapsul untuk melindungi sel dari

pengaruh lingkungannya ( Muslimin, 1995).

Bakteri biru hijau diklasifikasikan dalam prokariot karena struktur

morfologinya. Ia dapat berbentuk kokoid atau filamentus. Bentuk

filamentus umumnya dapat bergerak secara menggelinding, bakteri ini

disebut juga sebagai ganggang biru – hijau. Anabaena dan Nostoc

umumnya berbentuk kokoid dan berantai, sedangkan Oscillatoria

karateristiknya dengan berbenruk filamentus. Bakteri biru hijau merupakan

jenis bakteri fotosintesa yang paling besar dan tersebar pada lingkungan

yang luas, ada yang dapat tumbuh pada daerah bersalju dan daerah gunung

yang tinggi. Ada jenis bakteri biru hijau yang dapat tumbuh pada daerah

vulkanik. Banyak subgrup dari bakteri biru hijau yang berbentuk uniseluler,

meskipun cara perbanyaknya dengan cara pembelahan sel tetapi kadang –

kadang masih tetap menempel dan membentuk suatu kesatuan. Bakteri biru

hijau umumnya mempunyai bermacam – macam bentuk : batang spiral atau

lonjong. Ukuran diameter selnya 1,5 – 2 µm, memunyai endospora yang

disebut dengan baeocyter (Muslimin, 1995).

Habitat dari ganggang biru hijau ini umumnya di air dan tanah,

pada perairan dapat hidup pada air tawar atau air asin. Organisma ini

mempunyai bentuk yang primitif, karena tidak mempunyai membran

Page 7: Pengecatan Gram

sitoplasmadan organel – organel dalam sel. Pada bakteri bahan – bahan

genetiknya tersebar bebas dalam sitoplasma. Berbeda dengan bakteri, sel

bakteri biru hijau mutlak sebagai organisme fotosintesa yang mempunyai

pigmen klorofil dan pigmen tambahan lain seperti pikosianin, pikoeritrin,

karoten, dan xantofil. Bakteri ini disebut juga dengan ganggang. Ganggang

ini umumnya uniseluler atau bentuk filamentus. Cara berkembangbiak

umunya dengan pembelahan sel dan ada pula yang dengan pelepasan dari

filamen – filamennya (Muslimin, 1995).

Jika tumbuh pada bahan pangan, bakteri dapat menyebabkan

berbagai perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita-

rasa bahan pangan tersebut. Perubahan yang dapat terlihat dari luar

misalnya perubahan warna, pembentukan film atau lapisan pada permukaan

seperti pada minuman atau makanan cair/padat, pembentukan lendir,

pembentukan endapan atau kekeruhan pada minuman, pembentukan gas,

bau asam, bau alkohol, bau busuk, dan berbagau perubahan lainnya

(Fardiaz, 1992).

Bakteri diberi nama yang terdiri dari nama jenis(genus), spesies

dan galur(strain). Nama spesies kadang-kadang menunjukkan sifat, warna

atau penemunya. Sebagai contoh, Mycobacterium tuberculosis(penyebab

tuberkulosis ), Streptococcus albus(berwarna putih), Bacillus

stearothermophilus(bersifat termofilik), Clostridium welchii, dan

Propionibacterium shermanii (Fardiaz,1992).

Dalam Bergey's Manual of systematic Bacteriology, bakteri

dikelompokkan berdasarkan grup menurut bentuk, sifat pewarnaan gram,

dan kebutuhannya akan oksigen. Pengelompokan ini mungkin tidak sesuai

dengan standar pengelompokan berdasarkan ordo, famili dan jenis. Minimal

terdapat 19 grup bakteri, tetapi hanya beberapa grup yang dijumpai pada

makanan atau penting digunakan dalam industri pangan. Dalam buku ini

akan dibahas hanya jenis - jenis bakteri yang umum dijumpai pada

makanan, sedangkan bakteri lainnya yang tidak tumbuh pada makanan

tidak dibahas di dalam buku ini (Fardiaz, 1992).

Page 8: Pengecatan Gram

Berbagai jenis bakteri telah digunakan dalam industri, baik industri

pangan maupun industri kimia. Keuntungan penggunaan bakteri dalam

industri, dibandingkan dengan kapang dan khamir, adalah pertumbuhannya

yang lebih cepat dengan waktu generasi rata – rata kurang dari satu jam ( 20

menit sampai satu jam ). Fermentasi makanan menggunakan bakteri dapat

berlangsung secara spontan, misalnya pada pembuatan sayur asin dan pikel,

atau dengan cara menambahkan kultur bakteri, misalnya dalam fermentasi

sosis, yougurt, nata de coco, susu asam, keju dan sebagainya (Fardiaz,

1992).

Staphylococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat

dalam bentuk tunggal, berpasangan, tetrad, atau berkelompok seperti buang

anggur. Nama bakteri ini berasal dari bahasa Latin “staphele” yang berarti

anggur. Beberapa spesies memproduksi pigmen berwarna kuning sampai

oranye, misalnya S. aureus. Bakteri ini membutuhkan nitrogen organik

( asam amino ) untuk pertumbuhannya, dan bersifat anaerobik fakultatif.

Kebanyakan galur S. aureus bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin

yang tahan panas, dimana ketahanan panasnya melebihi sel vegetatifnya.

Beberapa galur, terutama bersifat ptogenik, memproduksi koagulase

( menggumpalkan plasma ), bersifat proteolitik, lipolitik, dan betahemolitik.

Spesies lainnya, yaitu S. epidermidis, biasanya tidak bersifat patogen dan

merupakan flora normal yang terdapat pada kulit tangan dan hidung

(Fardiaz, 1992).

Enterobacteriaceae kebanyakan anggota dari famili

Enterobacteriaceae yang mempunyai flagela monotrikat, kecuali Shigella

yang tidak mempunyai flagella. Jenis – jenis Escherichia, Enterobacter

( dahulu disebut Aerobacter ) dan Klebsiella disebut kelompok bakteri koli (

koliform ), dan sering digunakan dalam uji sanitasi air dan susu. Jenis

Escherichia hanya mempunyai satu spesies yaitu E. Coli dan disebut

koliform fekal karena ditemukan di dalam saluran usus hewan dan manusia,

sehingga sering terdapat di dalam feses. Bakteri ini sering digunakan

sebagai indikator kontaminasi kotoran (Fardiaz, 1992).

Page 9: Pengecatan Gram

Saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk

dalam khamir berbentuk oval. Saccharomyces cerevisiae mempunyai

mikrostruktur yang terdiri dari Kapsul, Dinding Sel, Membran Sitoplasma,

Nukleus, Vakuola, Mitokondria, Globula Lipid dan Sitoplasma. Dinding sel

khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama semakin

menebal seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang

disebut bekas lahir ( bekas yang timbul dari pembentukan oleh sel induk )

dan bekas tunas ( bekas yang timbul akibat pembentukan anak sel ). Setiap

sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak

bekas tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas

dengan rata-rata 24 tunas per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung

sel yang memanjang. Globula Lipid Saccharomyces cerevisiae mengandung

lipid dalam jumlah sangat sedikit. Lipid ini disimpan dalam bentuk globula

yang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi pewarna lemak seperti

Hitam Sudan atau Merah Sudan (Fardiaz, 1992).

Sebagian besar pengetahuan modern kita dari keturunan mikroba

adalah hasil dari serangkaian panjang dan hati-hati direncanakan percobaan

yang disarankan oleh penemuan tunggal : bahwa beberapa zat yang tidak

diketahui dalam mencerna sel bakteri tewas bisa mengubah karakteristik

genetik dari bakteri yang hidup dari cukup Jenis dan berbeda menyebabkan

bakteri hidup untuk menghasilkan off musim semi dengan beberapa

karakteristik yang mati. Dalam kertas berikut, Profesor Avery dan rekan-

rekannya menegaskan laporan sebelumnya agak kabur dari transformasi

satu jenis pneumococcus ke lain. Mereka mengidentifikasi "faktor

transformasi" sebagai asam deoksiribonukleat (DNA), substansi yang

dikenal untuk hadir dalam kromatin dari tumbuhan dan hewan kromosom

dan sudah dicurigai sebagai dasar fisik transmisi genetik dari sifat

keturunan (Flynn, 1966).

Untuk kedua genetika dan mikrobiologi, kertas adalah klasik :

untuk genetika karena diberikan bukti eksperimental peran DNA sebagai

pembawa sifat genetik ; untuk mikrobiologi karena dilengkapi bukti

biokimia bahwa mekanisme genetik dalam bakteri pada dasarnya mirip

dengan yang di hewan dan tumbuhan (Flynn, 1966).

Page 10: Pengecatan Gram

Dalam 20 tahun yang telah berlalu sejak tulisan ini muncul, banyak

telah ditambahkan ke pengetahuan kita tentang genetika mikroba. Fakta

transformasi bakteri telah berulang kali dikonfirmasi dan telah menjadi

prinsip dasar yang berlaku mikrobiologi. Upaya telah dilakukan untuk

menemukan transformasi dalam mikroorganisme lainnya, di kultur suspensi

sel tumbuhan dan hewan sel, dan bahkan dalam vertebrata. Klaim telah

dibuat dari penemuan transformasi genetik pada burung, tapi ini sejauh

kurang konfirmasi. Sebenarnya, hanya beberapa spesies bakteri dan

tampaknya menyalahi, Trichomonas, telah belum diubah. Budaya dari

pneumococcus, biasanya mampu ditransformasi ( kompeten ), mungkin

kehilangan kapasitas ini. Ada indikasi bahwa kapasitas bakteri "kompeten"

untuk diubah adalah terkait dengan reseptor spesifik pada dinding bakteri:

jika ini hadir dan fungsional, bakteri dapat diubah; jika tidak maka tidak

dapat diubah (Flynn, 1966).

Bakteri gram positif mempunyai dinding sel organisme gram

positif yang cukup tebal (20-80 nm) dan terdiri dari dari 60 ke

peptidoglikan 100 persen. Semua sel gram positif memiliki polimer linear

dari asam N-acetylmuramic dan N-asetilglukosamin, tapi ada variasi dalam

panjang dan komposisi jembatan peptida yang cross-link yang tetrapeptide

dari satu asam N-acetylmuramic untuk polimer sebelah. Beberapa

organisme gram positif juga mengandung zat dinding sel yang disebut asam

teikoik yang terkait dengan asam muramic dari lapisan peptidoglikan. Asam

teikoik terjadi dalam dua utama adalah bentuk, ribitol asam teikoik dan

asam teikoik gliserol. Secara umum, mereka adalah polimer panjang baik

ribitol ( gula alkohol lima karbon ) atau gliserol ( tiga-karbon alkohol gula )

dihubungkan satu sama lain melalui jembatan fosfodiester. Namun, semua

kelompok hidroksil dari subunit ribitol atau gliserol terkait dengan berbagai

gula atau asam amino. Karena asam teikoik sangat antigenik ( yaitu, mereka

akan mendorong tuan rumah untuk membuat antibodi spesifik yang akan

bereaksi e dengan asam teikoik ), tampaknya bahwa mereka

memperpanjang melalui lapisan peptidoglikan dan dengan demikian

memberikan determinan antigenik yang digunakan dalam identifikasi

serologis banyak kelompok dan jenis bakteri gram positif. Selain asam ini

Page 11: Pengecatan Gram

terikat peptidoglikan teikoik ( yang tidak hadir di semua bakteri gram

positif ), semua bakteri gram positif mengandung gliserol-jenis asam

teikoik terikat pada membran sel. Karena salah satu ujung asam teikoik

membran terikat ini dikaitkan dengan lipid dalam membran, ia juga disebut

asam lipoteikoat. Fungsi asam teikoik tidak sepenuhnya dipahami. Namun,

mutan yang telah kehilangan kemampuan untuk mensintesis asam teikoik

cacat dalam pemisahan sel. Cacat ini juga telah diamati ketika konstituen

kolin normal asam teikoik S (Volk, 1984)

Gram negatif Walls Sel Dinding sel bakteri gram negatif secara

kimiawi lebih kompleks daripada bakteri gram positif. Misalnya, dinding

sel gram negatif mengandung kurang peptidoglikan ( 10 sampai 20 persen

berat kering dinding sel ), tapi eksterior lapisan peptidoglikan mereka

mereka memiliki kedua "membran" struktur, terdiri dari protein, fosfolipid,

dan lipopolisakarida (asam lemak terkait dengan polisakarida). Komponen

lipopolysaccharide dari dinding sel bakteri gram-negatif adalah sangat

penting karena toksisitas untuk hewan. Karena toksisitas ini dan karena

materi merupakan bagian integral dari sel bakteri, telah diberi nama

endotoksin. Ini adalah bahan ini yang bertanggung jawab untuk demam

tinggi yang terjadi selama infeksi dengan organisme gram negatif. Studi

struktural telah diungkapkan bahwa lipopolisakarida ini terdiri dua

komponen utama : disakarida glukosamin terikat asam lemak (lipid yang

disebut A) dan rantai panjang gula dan fosfat gula terkait dengan lipid A

bagian. Hal ini diketahui bahwa toksisitas molekul berada dalam lipid.

Sebagian, meskipun mekanisme toksisitas masih belum jelas. Ketika

seorang individu yang terinfeksi dengan bakteri gram negatif, tubuh

merespon dengan membuat antibodi untuk rantai polisakarida dari

lipopolisakarida tersebut. Polisakarida sering disebut O antigen atau antigen

samactic. Jenis ini umumnya struktur mungkin serupa untuk bakteri gram

negatif, tetapi jenis dan susunan gula dalam polisakarida akan bervariasi

dari spesies ke spesies. Telah diusulkan bahwa lipopolisakarida ini sangat

dituntut dapat melayani dalam regulasi ion melewati ke dalam sel. Baik di

gram positif maupun dalam organisme gram-negatif akan dinding sel

mengambil cukup dari pewarna laboratorium ( Volk , 1984 )

Page 12: Pengecatan Gram

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

- Api Bunsen

- Batang Pengaduk

- Beaker Glass

- Botol Akuades

- Botol Semprot

- Erlenmeyer

- Gelas Ukur

- Jarum Ose

- Kain Kasa Steril

- Kapas

- Kertas Label

- Kertas Perkamen Kajang

- Mikroskop

- Objek Glass

- Penjepit Tabung

- Pipet Tetes

- Sabun Antiseptis

- Spuit Jarum Suntik

- Tabung Reaksi

- Tisu

Page 13: Pengecatan Gram

3.2 Bahan

- Akuades

- Alkohol 70 %

- Biakkan Bakteri ( Staphylococcus aureus dan Escherichia coli)

- Biakkan Jamur ( Saccharomyces cerevisiae )

- Gentian Violet

- Imersi Oil

- Safranin

Page 14: Pengecatan Gram

3.3 Metode Percobaan ( Flowsheet )

Objek Gelas

Dicuci dengan alkohol 70%

Difiksasi

Diberi beberapa tetes aquasdest

Disterilkan jarum ose pada api

Bunsen

Disuspensikan sampel pada objek

gelas

Difiksasi

Bakteri Jamur

Gram + / Gram – Ditetesi imersi oil

Ditetesi gentian violet Diamati di

mikroskop

Dicuci dengan alkohol 70% Hasil

Difiksasi

Ditetesi safranin (pada gram -)

Didiamkan beberapa menit

Dicuci dengan aquadest

Ditetesi imersi oil

Diamati di bawah mikroskop

Hasil

Page 15: Pengecatan Gram

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Dalam percobaan ini, dapat dilihat hasil akhir bakteri setelah pengecatan

berwarna pink. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri E. Coli adalah bakteri gram

negatif. Hal ini terjadi karena gram negatif memiliki dinding peptidoglikan yang tipis

yang mengakibatkan pada saat pemberian safranin safranin dicuci dengan akuadest

mencegah membran untuk larut lagi. Sedangkan hasil akhir bakteri lain berwarna

ungu. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri S. aureus adalah bakteri gram positif.

Hal ini terjadi karena gram positif memiliki dinding peptidoglikan yang tebal.

Hubungan bakteri dan zat warna basa yang menonjol disebabkan terutama

karena adanya asam nukleat dalam jumlah besar pada protoplasma sel. Jadi, jika

Page 16: Pengecatan Gram

bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat, bakteri bereaksi dengan ion

positif zat warna basa ( Pelczar, 1986).

Dalam percobaan berikutnya, kita menggunakan biakkan jamur Saccharomyces

cerevisiae. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di bawah mikroskop, jamur

berwarna coklat kemuda – mudaan hampir kekuningan. Saccharomyces cerevisiae

adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk oval. Saccharomyces

cerevisiae mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari Kapsul, Dinding Sel, Membran

Sitoplasma, Nukleus, Vakuola, Mitokondria, Globula Lipid dan Sitoplasma.

Semua jamur adalah gram positif dikarenakan memiliki dinding sel yang

terbuat dari kitin yang menghambat pencucianzat warna gentian violet oleh alkohol

( Larena, 1975).

Page 17: Pengecatan Gram

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Bakteri gram positif berwarna ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah muda.

- Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh peptidoglikan. Bakteri gram positif memiliki

dinding peptidoglikan yang tebal sehingga warna ungu kristal violet tidak dapat dicuci

oleh alkohol. Bakteri gram negatif memiliki dinding peptidoglikan yang tipis sehingga

warna kristal violet dapat dicuci oleh alkohol dan kemudian menyerap warna pink dari

safranin.

- Bakteri yang termasuk gram positf adalah Staphylococcus aureus dan bakteri yang

termasuk gram negatif adalah Escherichia coli.

- Morfologi jamur terdiri dari hifa terlihat seperti serabut bening yang bergabung menjadi

satu bagian yang disebut miselium.

- Faktor-faktor pertumbuhan jamur selain air yaitu suhu, ph, media, kebutuhan oksigen,

dan komponen penghambat.

5.2 Saran

- Sebaiknya, pada saat objek glass di cuci dengan alkohol, dicuci sampai warna ungu

benar - benar hilang.

- Sebaiknya tangan praktikan dicuci dengan alkohol setelah melakukan pengecekan

gram.

- Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat digunakan sampel jamur yang lain.

Page 18: Pengecatan Gram

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Halaman 152-163.

Flynn, J.E. (1966). The New Microbiology. New York : McGraw Hill Book

Company. Halaman 3.

Muslimin, L.W. (1995). Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta : Dikti Depdikbud.

Halaman 17-21.

Pelczar, M.J.S. (1986). Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press. Halaman 99-

105.

Volk, W.A. (1984). Basic Microbiology. New York : Harper & Row, Publisher.

Halaman 47-50.