123
PENGEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI PAUD AL FARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Annisa Amalia Rahmah NIM: 23050 15 0001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

PENGEMBANGAN BAHASA ANAKe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6079/1...MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A ... Tabel 1.1 Penilaian Indikator

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGEMBANGAN BAHASA ANAK

    MELALUI METODE BERCERITA DENGAN

    MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A

    DI PAUD AL FARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Annisa Amalia Rahmah

    NIM: 23050 15 0001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

  • ii

    PENGEMBANGAN BAHASA ANAK

    MELALUI METODE BERCERITA DENGAN

    MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A

    DI PAUD AL FARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Annisa Amalia Rahmah

    NIM: 23050 15 0001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

  • iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lampiran : 4 EksemplarHal : Naskah Skripsi

    Kepada:Yth. Dekan FTIK IAIN Salatigadi Salatiga

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Setelah kami meneliti dan mengadakanperbaikanseperlunya, makanaskahskripsi mahasiswa:

    Nama : Annisa Amalia RahmahNIM : 23050150001Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia DiniFakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanJudul : PENGEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI

    METODE BERCERITA DENGAN MEDIA PANGGUNGBONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI PAUD ALFARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGASALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatigauntukdiujikandalamm

    unaqosyah. Demikian notapembimbinginidibuat, untukmenjadiperhatiandandigunakansebagaimanamestinya.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  • iv

  • v

    DEKLARASI DAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Annisa Amalia Rahmah

    NIM : 23050150001

    Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Judul : Pengembangan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita dengan

    Media Panggung Boneka pada Anak Kelompok A di Paud Al

    Farabi Cabean Mangunsari Salatiga Salatiga Tahun Pelajaran

    2018/2019”

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

    karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

    etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan dipublikasi oleh perpustakaan IAIN

    Salatiga..

    Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulisuntuk dapat dimaklumi.

  • vi

    MOTTO

    Jika kamu tidak bisa bercerita melalui mulutmu, maka berceritalah melalui

    tulisanmu.

    (Rama Amalia)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini dipersembahkan untuk:

    1. Kepada orangtua saya Bp Purwadi dan Ibu Sumarti, kepada kedua adikku

    Fatimatuz Zahra dan Lathifah Nur yang telah memberikan dukungan dan

    semangatnya. Keluarga Bp Tri Makno S. Ag yang telah memfasilitasi saya

    selama masa perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

    2. Sahabat-sahabat saya, Arfi, Maghrifah, Hilyatul, Danif, Dzaki, Sukri, yang

    bersedia menjadikan saya sebagai teman, kakak dan adik. Bagoes, Wahyu,

    Rangga, Herwi dan Nurul yang selalu mendorong dan memotivasi saya

    dari SMP hingga terselesaikannya skripsi.

    3. Mbak Risa, Mbak Aryana yang bersedia membantu atas terselesaikannya

    skripsi ini.

    4. Rama Amalia yang telah menginspirasi dan memotivasi saya untuk segera

    menyelesaikan skripsi ini, sekaligus sebagai wadah untuk menyalurkan

    tulisan imajinasi saya.

    5. Teman-teman yang mendukung saya untuk terus berkarya.

    6. Keluarga besar PIAUD, terkhusus angkatan 2015 yang telah menemani

    selama proses perkuliahan dari awal hingga akhir.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT untuk segala kenikmatan yang telah

    diberikan kepada penulis selaku hamba. Atas ijin dan ridho-Nya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan keadaan sehat tanpa kekurangan suatu apapun.

    Sholawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi

    Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul akhir nanti.

    Penulisan skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir guna memenuhi salah

    satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

    Islam Anak Usia Dini, dengan judul “Pengembangan Bahasa Anak Melalui

    Metode Bercerita dengan Media Panggung Boneka pada Anak Kelompok A di

    Paud Al Farabi, Cabean, Mangunsari, Salatiga, Tahun Pelajaran 2018/2019”.

    Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang

    telah membimbing selama penulisan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan

    rasa terimakasih kepada:

    1. BapakProf Dr. Zakiyyuddin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga.

    3. Bapak Imam Mas Arum M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam

    Anak Usia Dini IAIN Salatiga dan dosen pembimbing skripsi yang telah

    membimbing dan memberikan arahan serta masukan kepada penulis selama

    proses penulisan skripsi.

  • ix

    4. Ibu Sofwati selaku kepala sekolah Paud Al Farabi beserta guru-guru Paud Al

    Farabi yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu proses penulisan

    skripsi.

    5. Kepada orang tua Bapak Purwadi dan Ibu Sumarti yang telah memberikan doa

    dan dukungan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

    6. Seluruh pihak yang telah membantu selama proses penulisan skripsi.

    Semoga segala amal baik diterima Allah SWT dan menjadi keberkahan serta

    mendapat balasan yang tak terhingga. Penulis menyadari bahwa dalam

    penyusunan skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

    penulis memohon kritik dan saran yang membangun dengan harapan skripsi ini

    dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi sumbangan pengetahuan untuk

    pendidikan.

    Salatiga, 30 Juli 2019

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL LUAR ..................................................................................

    LEMBAR BERLOGO IAIN......................................................................................

    HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

    DEKLARASI DAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN..................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...............................................................v

    MOTTO ................................................................................................................. vi

    PERSEMBAHAN................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI............................................................................................................x

    DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv

    ABSTRAK ........................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1

    B. Rumusan Masalah.......................................................................................6

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................6

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.........................................6

    E. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 8

    F. Definisi Operasional ...................................................................................8

    G. Metode Penelitian .....................................................................................10

    1. Rancangan Penelitian..........................................................................10

    2. Subjek Penelitian ................................................................................11

    3. Langkah-Langkah Penelitian ..............................................................12

    4. Instrumen Penelitian ...........................................................................14

    5. Pengumpulan Data..............................................................................15

    6. Analisis Data.......................................................................................16

    7. Sistematika Penulisan .........................................................................16

  • xi

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Perkembangan Bahasa Anak ....................................................................18

    1. Pengertian Bahasa...............................................................................18

    2. Tahap perkembangan Bahasa pada Anak ...........................................20

    a. Tahap Satu Kata............................................................................21

    b. Tahap Dua Kata ............................................................................22

    c. Tahap Banyak Kata.......................................................................23

    B. Metode Bercerita untuk Mengembangkan Bahasa ...................................26

    1. Tujuan Bercerita .................................................................................28

    2. Manfaat Bercerita ...............................................................................29

    C. Pengembangan Bahasa Anak Melalui Panggung Boneka ........................29

    1. Pengertian Media Pembelajaran .........................................................29

    2. Panggung Boneka ...............................................................................30

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................................34

    1. Sejarah Berdirinya Paud Al Farabi ......................................................34

    2. Profil Sekolah.......................................................................................35

    3. Letak Geografis Paud Al Farabi...........................................................36

    4. Visi, Misi dan Tujuan Paud Al Farabi .................................................36

    5. Keadaan Siswa dan Guru .....................................................................37

    6. Struktur Organisasi ..............................................................................39

    7. Tata Tertib dan Pembiasaan .................................................................39

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...............................................................41

    1. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................41

    2. Pra Siklus .............................................................................................41

    3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................44

    4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...........................................................48

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

    A. Deskripsi Per Siklus ...................................................................................51

    1. Ketentuan Penilaian dan Pengelolaan Data .........................................51

  • xii

    2. Analisis Hasil Pra Siklus......................................................................58

    3. Data Hasil Penilaian Siklus I................................................................57

    4. Data Hsil Penilaian Siklus II ................................................................60

    B. Pembahasan................................................................................................64

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................................67

    B. Saran...........................................................................................................67

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 69

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Penilaian Indikator Keberhasilan

    Tabel 1.2 Lembar Penilaian Siswa

    Tabel 2.1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-6

    Tahun

    Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok Bermain

    Tabel 3.2 Data Nama Siswa Kelompok A

    Tabel 3.3 Data Nama Siswa Kelompok B

    Tabel 3.4 Daftar Nama Guru Paud Al Farabi

    Tabel 4.1 Penilaian Indikator Keberhasilan

    Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus

    Tabel 4.3 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Pra Siklus

    Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus 1

    Tabel 4.5 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus 1

    Tabel 4.6 Data Penilaian Siklus II

    Tabel 4.7 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus II

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Siklus Pelaksanaan PTK

    Gambar 1.2 Data Struktur Kepengurusan

    Gambar 1.3 Grafik Perbandingan

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Naskah Cerita Siklus I

    Lampiran 2 Naskah Cerita Siklus II

    Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 5 RPPH Siklus I, Catatan Anekdot, Penilaian

    Lampiran 6 RPPH Siklus I, Catatan Anekdot, Penilaian

    Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian

    Lampiran 8 SKK

    Lampiran 9 Prosem (Program Semester)

    Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

  • xvi

    ABSTRAK

    Rahmah, Annisa Amalia. 2019. Pengembangan Bahasa Anak MelaluiMetodeBercerita dengan Media Panggung Boneka pada Anak Kelompok A diPaud Al Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun Pelajaran2018/2019. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PendidikanIslam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: ImamMas Arum, M.Pd.

    Kata Kunci: Pengembangan, Bahasa, Bercerita dan Panggung Boneka.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa metode berceritadengan panggung boneka dapat mengembangkan bahasa anak usia dini di Paud AlFarabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

    Penelitian ini merupakan Chlasroom Action Research (CAR) atauPenelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian yaitu anak usia 4-5 tahunpada kelompok A yang berjumlah 12 anak. Metode yang digunakan untukmengumpulkan data adalah observasi, dokumentasi dan tes berupa lisan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak melaluimetode bercerita dengan media panggung boneka pada kelompok A Paud AlFarabi tahun pelajaran 2018/2019 bahwa kondisi awal presentase pra siklus26,78% terdapat 6 anak Belum Berkembang (BB) dan 5 anak Mulai Berkembang(MB). Pada siklus 1 menunjukkan hasil presentase pencapaian kelas sebesar51,33% terdapat 1 anak Belum Berkembang (BB), 2 anak Mulai Berkembang(MB) dan 9 anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada siklus II diperolehpresentase keberhasilan kelas sebesar 79,01% dengan 1 anak mendapat kriteriaMulai Berkembang (MB) dan 11 anak mendapat kriteria Berkembang Sangat Baik(BSB) dengan indikator keberhasilan kelas yang telah ditetapkan yaitu 75%sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II. Berdasarkanpengembangan kemampuan tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui metodebercerita dengan media panggung boneka dapat mengembangkan bahasa anak diPaud Al Farabi Cabean Mangunsari Saltiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang

    pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan

    suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

    hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian

    rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

    perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

    dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan

    pada jalur formal, nonformal, informal (Madyawati, 2016: 2).

    Terdapat enam aspek perkembangan yang harus diberikan kepada

    anak berupa Nilai Agama Moral (NAM), kognitif, sosial

    emosional, seni, fisik motorik dan bahasa.

    Menurut Sri Wulan dalam Dhieni, dkk (2015: 12.1) Bahasa

    merupakan pondasi anak dalam mempelajari hal-hal lain. Sebelum

    anak belajar hal lainnya, terlebih dulu menggunakan bahasa guna

    memperoleh atau mengungkapkan sesuatu dengan baik. Anak akan

    dapat mengembangkan kemampuan dalam aspek mendengar,

    berbicara, menulis, dan membacayang mendukung keaksaraan

    yang lebih tinggi. Kemampuan berbahasa sendiri diperoleh anak

    secara alami lewat lingkungan sekitarnya. Dengan demikian peran

    orang dewasa penting untuk menumbuhkembangkan kemampuan

  • 2

    berbahasa pada anak. Karena anak mendengarkan, mempelajari

    kemudian meniru setiap perkataan atau bahasa yang dilontarkan

    orang sekitar. Anak yang tinggal di lingkungan dengan perkataan

    kasar akan menirukannya, begitupula sebaliknya, anak yang tinggal

    di lingkungan dengan perkataan halus atau baik akan menirunya

    juga.

    Kemampuan berbahasa atau kecerdasan bahasa disebut juga

    dengan kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik perlu

    dikembangkan sejak usia dini agar anak dapat mengungkapkan

    perasaan emosi, pendapat, keinginan ataupun isi pikiran yang ada

    dalam kepalanya. Untuk mengembangkan kecerdasan tersebut,

    pendidik dapat merangsang anak melalui kegiatan bercakap-cakap,

    bernyanyi, bersyair, bercerita/ mendengarkan cerita ataupun

    kegiatan bermain yang berhubungan dengan bahasa seperti kata

    berantai, tebak kata, menirukan suara dan sebagainya.

    Cerita bagi anak usia dini merupakan suatu hal

    menyenangkan. Melalui bercerita, anak dapat mengembangkan

    imajinasi dan memperluas kosa kata. Karena itu, bercerita

    merupakan salah satu metode yang digunakan untuk merangsang

    kecerdasan linguistik anak. Nurgiantoro dalam Madyawati (2016:

    162) mengatakan bahwa bercerita adalah aktivitas berbahasa yang

    bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita melibatkan kesiapan

  • 3

    mental, pikiran, artikulasi dan keberanian untuk memberikan

    informasi kepada orang lain.

    Aktivitas bercerita sendiri tidak lepas dari kemampuan

    pendidik dalam menyampaikan isi cerita kepada anak. Apabila

    pendidik kurang cakap menyampaikannya kepada anak, anak akan

    bosan sehingga pesan yang ingin disampaikan lewat cerita tidak

    sampai. Untuk mempermudah penyampaian isi cerita kepada anak,

    pendidik hendaknya lebih kreatif untuk menggunakan suatu media

    agar saat bercerita anak lebih tertarik untuk menyimak.

    Selain menarik perhatian anak, penggunaan media belajar

    juga efektif untuk membangkitkan motivasi belajar anak. Anak

    yang penasaran dengan media akan bertanya-tanya dan menunggu

    penjelasan dari pendidik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan

    oleh Miarso dalam Hasnida (2015: 36) menjelaskan tujuan

    pengembangan media sebagai usaha dalam memberikan motivasi

    atau dorongan belajar pada diri peserta didik, secara sadar atau

    tidak sadar, sehingga dapat mempengaruhi proses belajar. Dengan

    demikian peran media dalam pembelajaran memberikan

    kemudahan bagi pendidik untuk menyampaikan materi dan

    memberikan kemudahan bagi anak untuk memahami materi yang

    diajarkan.Boneka adalah suatu benda yang tidak asing lagi bagi

    anak. Beberapa ada yang menganggap boneka seperti teman hingga

    mengajaknya bercerita. Madyawati (2016: 185) mengemukakan

  • 4

    bahwa tercatat sejak tahun 1940an boneka sebagai media

    pendidikan telah terkenal dan digunakan pada sekolah-sekolah

    dasar dan sekolah lanjutan. Di negara Eropa, seni membuat boneka

    terkenal melebihi di Amerika dan digunakan pula sebagai media

    pembelajaran di sekolah- sekolah.

    Panggung boneka adalah salah satu media pembelajaran

    untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Melalui

    panggung boneka anak-anak akan menyaksikan dan menyimak

    sebuah pertunjukan cerita dimana tokoh-tokoh yang

    memerankannya adalah boneka. Dhieni, dkk (2015: 10. 5)

    mengatakan bahwa kemampuan menyimak atau mendengarkan

    adalah syarat utama kerena melalui ini anak mendengar bahasa

    yang di ucapkan, dan dapat membuat anak memahami perintah

    serta mengambil bagian dari percakapan. Jadi, dapat dikatakan

    bahwa kegiatan menyimak penting bagi anak usia dini untuk

    memahami atau mendapatkan suatu informasi.

    Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas A

    Paud Al Farabi diketahui bahwa berbagai cara untuk menstimulus

    perkembangan bahasa khususnya verbal anak sudah dilakukan,

    diantaranya yaitu menggunakan metode bermain, bernyanyi,

    bersyair dan bercerita. Guru menyebutkan bahwa menggunaan

    metode bercerita untuk menstimulus perkembangan bahasa anak

    belumlah maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan

  • 5

    dan inovasi guru dalam menampilkan cerita sehingga anak mudah

    bosan dan menyebabkan kelas tidak kondusif.

    Dalam melakukan kegiatan bercerita, guru tidak terbiasa

    menggunakan media. Biasanya guru bercerita tanpa menggunakan

    media, adapun jika menggunakan media adalah dengan buku cerita

    yang ukurannya tidak besar. Hal ini mempengaruhi keadaan kelas

    dan berdampak pada anak. Untuk itu perlu adanya suatu inovasi

    agar anak tidak bosan saat mendengarkan cerita, sehingga pesan

    yang akan disampaikan kepada anak dapat tersampaikan.

    Paud Al Farabi terletak di Jl Abdul Wahid No 28, Cabean

    RT 05/01, Mangunsari, Salatiga. Di Paud Al Farabi terdapat 3

    kelas yang terdiri dari Kelompok Bermain (KB), TK A dan TK B.

    Selain berbagai masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti

    memilih Paud Al Farabi karena pendidik khususnya guru kelas A

    belum pernah menggunakan media panggung boneka untuk

    menstimulus perkembangan bahasa anak. Dari hasil observasi yang

    dilakukan, capaian indikator pengembangan bahasa anak di

    kelompok A sejumlah 26,78%. Oleh karena itu perlu dicari solusi

    untuk memperbaiki keadaan di dalam kelas agar presentase

    keberhasilan anak tercapai. Dalam hal ini diharapkan hasil yang

    diperoleh maksimal.

    Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

    melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul:

  • 6

    “PENGEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI

    METODE BERCERITADENGAN MEDIA PANGGUNG

    BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI PAUD AL

    FARABI CABEAN MANGUNSARI SALATIGA TAHUN

    PELAJARAN 2018/ 2019”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di

    atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian

    ini yaitu, apakah melalui metode bercerita dengan media panggung

    boneka dapat mengembangkan bahasa anak usia dini di Paud Al

    Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2018/ 2019?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan

    penelitian ini untuk mengetahui metode bercerita dengan media

    panggung boneka dapat mengembangkan bahasa pada anak usia

    dini di Paud Al Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran

    2018/ 2019.

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hipotesis ini

    adalah penerapan metode bercerita dengan media panggung boneka

    dapat mengembangkan bahasa pada anak usia dini di Paud Al

    Farabi Cabean Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

  • 7

    Penelitian dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan

    berupa tercapainya indikator keberhasilan pada anak. Aqib (2017:

    20)mengatakan bahwa indikator keberhasilan yang menjadi acuan

    keberhasilan dalam setiap tindakan berupa gradasi 80-100 (sangat

    berhasil), 60-79 (berhasil), 40-59 (cukup), 20-39 (kurang berhasil),

    0-19 (tidak berhasil). Dengan acuan tersebut, peneliti menetapkan

    indikator keberhasilan kelas adalah 75%. Adapun indikator

    keberhasilan yang harus dicapai anak adalah bintang tiga atau BSH

    (51-75%) dengan ketentuan sesuai Prosem Paud Al Farabi:

    1. Menjawab dengan tepat ketika ditanya.

    2. Merespon dengan tepat saat mendengar cerita.

    3. Menceritakan kembali apa yang sudah didengar.

    4. Bisa mengungkapkan perasaan emosinya dengan

    bahasa yang tepat.

    Penilaian dalam setiap indikator adalah dengan simbol

    bintang dengan kriteria sebagai berikut:

    Tabel 1.1 Penilaian Indikator Keberhaasilan

    Simbol Bintang Skor/Nilai

    Kategori Kriteria/ Ketentuan

    1 Belum Berkembang(BB)

    Jika anak mencoba,tidak tepat, atau anaktidak mau mencoba.

    2 Mulai Berkembang(MB)

    Jika anak bisa denganbantuan guru ataumeniru teman.

  • 8

    3 Berkembang SesuaiHarapan (BSH)

    Jika anak bisa denganbantuan awal.

    4 Berkembang SangatBaik (BSB)

    Jika anak bisa tanpabantuan.

    Keterangan:

    Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%

    Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%

    Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%

    Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76% -100%

    E. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat teoritis

    Secara teoritis, hasil dari penelitian dapat menambah

    pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya Pendidikan

    Anak Usia Dini tentang cara mengembangkan bahasa melalui

    media panggung boneka.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembalajaran

    yang berbeda dan menyenangkan.

    b. Bagi Guru, menjadi bahan ajar dalam kegiatan belajar

    mengajar.

    c. Bagi sekolah, menambah khazanah dalam pengenalan

    metode bercerita menggunakan media yang asik dan

    menyenangkan bagi anak.

  • 9

    F. Definisi Operasional

    Definisi operasional diperlukan untuk memberikan

    kejelasan dan menyamakan pandangan mengenai beberapa istilah

    yang digunakan:

    1. Pengertian Bercerita

    Mulyasa (2017: 72) menyebutkan bahwa tujuan

    pembelajaran PAUD dapat ditempuh dengan pembelajaran

    melalui bercerita.

    Madyawati (2016: 162) menyatakan bahwa

    bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang

    secara lisan kepada orang lain dengan alat tentang apa yang

    harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya

    sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang

    dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.

    Jadi, bererita adalah suatu kegiatan berbicara untuk

    memberikan informasi kepada orang lain yang dapat

    didengarkan secara menyenangkan.

    2. Pengertian Media

    Menurut Arsyad, media berasal dari bahasa latin

    medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar

    (Hasnida, 2015: 33). Gangge dan Bringgs mengatakan

    bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

    digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran

  • 10

    yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, vidio kemera,

    vidio recorder, film, slide, foto, grafik, televisi dan

    komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen

    sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

    instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang

    siswa untuk belajar (Hasnida, 2015: 34).

    Jadi, media dapat diartikan sebagai suatu alat atau

    sarana untuk membantu dalam kegiatan belajar mengajar.

    3. Pengertian Panggung Boneka

    Panggung merupakan tempat untuk menunjukkan

    suatu pertunjukan. Sedangkan boneka adalah suatu bentuk

    tiruan dari manusia, binatang atau tumbuhan yang terbuat

    dari kain ataupun kayu.

    Sokanto dalam Solihati (2015) menjelaskan bahwa

    panggung boneka adalah suatu tempat yang digunakan untuk

    mementaskan atau menampilkan suatu cerita dengan tokoh-

    tokoh boneka yang memerankannya.

    Jadi, bisa dikatakan panggung boneka adalah aneka

    macam boneka yang ditampilkan di atas panggung untuk

    menampilkan suatu cerita dengan boneka sebagai tokohnya.

  • 11

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian

    Tindakan Kelas atau PTK atau istilah dalam bahasa Inggris

    yitu Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

    kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

    berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

    terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto dkk, 2014: 4).

    Jadi, penelitian tindakan kelas adalah penilitian yang

    dilakukan di dalam kelas untuk mengamati kegiatan belajar

    mengajar dengan tujuan memperbaiki suatu pembelajaran.

    Tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut

    Arikunto dkk, (2014: 16) sebagai berikut:

  • 12

    Gambar 1. 1 Siklus pelaksanaan PTK

    2. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok A

    di Paud Al Farabi yang berlokasi di jalan Kyai Hasyim No.

    28, Cabean, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga tahun pelajaran

    2018-2019 dengan jumlah 12 anak, terdiri dari 4 laki-laki dan

    8 perempuan.

    Perencanaan

    PelaksanaanRefleksiSIKLUSI

    Pengamatan

    Perencanaan

    ?

    Perencanaan

    Refleksi PelaksananSIKLUS II

  • 13

    3. Langkah-Langkah Penelitian

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai

    berikut:

    a. Pra Siklus

    Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas

    pada siklus I, terlebih dahulu peneliti melakukan

    observasi pra siklus. Observasi pra siklus ini berguna

    untuk mencari tahu sejauh mana kondisi pembelajaran

    yang dilakukan sebelum adanya penelitian untuk

    dibandingkan setelah diadakannya penelitian pada siklus

    I dan II.

    b. Siklus I

    1) Perencanaan

    a) Peneliti membuat konsep atau skenario

    pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran Harian (RPPH).

    b) Peneliti meyiapkan lembar obervasi, dokumentasi

    dan lembar penilaian.

    c) Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa

    panggung boneka dan boneka tangan.

    d) Peneliti menyiapkan naskah cerita.

  • 14

    2) Pelaksanaan Tindakan

    a) Mengkondisikan keadaan kelas dengan tepuk atau

    bernyanyi.

    b) Memberikan informasi mengenai kegiatan

    pembelajaran.

    c) Mengenalkan media pembelajaran.

    d) Membuat kesepakatan terhadap anak tentang

    peraturan sebelum pembelajaran dilakukan.

    e) Menyampaikan cerita dengan media panggung

    boneka.

    f) Menanyakan isi cerita terhadap anak.

    g) Melakukan refleksi dan evaluasi berupa tes lisan

    terhadap anak untuk mengetahui pencapaian hasil

    belajar anak.

    3) Observasi

    Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas

    anak saat proses pembelajaran berlangsung serta

    situasi dan kondisi lingkungan pembelajaran untuk

    mengetahui sejauh mana anak berkembang.

    4) Evaluasi

    Pada tahap ini, peneliti memberikan tes

    berupa tanya jawab terhadap anak. Adapun hasil

  • 15

    dari tes tanya jawab adalah bentuk pemahaman anak

    mengenai isi materi.

    c. Siklus II

    Dalam pelaksanaannya, siklus II hampir sama

    dengan siklus I begitupun dengan tahapannya mulai

    dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,

    evaluasi, refleksi. Hanya saja dalam siklus II ini

    diadakan perbaikan dengan harapan hasil yang dicapai

    lebih baik daripada hasil dari pelaksanaan siklus I.

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam

    penelitian tindakan kelas yaitu:

    a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

    Dibuat sebagai acuan untuk melakukan kegiatan

    pembelajaran dalam waktu satu hari.

    b. Lembar observasi

    Lembar observasi digunakan untuk mengamati

    selama proses pembelajaran berlangsung.

    c. Lembar Penilaian

    Lembar penilaian berguna untuk mencatat

    perkembangan anak saat pembelajaran.

  • 16

    Tabel 1.2 Lembar Penilaian Siswa

    No Nama

    Menjawabdengantepat

    Merespondeng

    antepat

    Menceritakankembali

    Mengungkapkanemosi

    JumlahSkor

    Persentase

    Jumlah Skor

    Rata-Rata

    5. Pengumpulan Data

    a. Observasi

    Observasi adalah kegiatan pengamatan

    (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek

    tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto dkk, 2014:

    127). Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh

    mana peserta didik dapat memahami isi cerita yang

    disampaikan.

  • 17

    b. Dokumentasi

    Dokumentasi membantu peneliti untuk

    mengumpulkan data secara tertulis. Pengumpulan data

    ini berupa prosem, RPPH, jurnal anak, penilaian dan

    hasil dari observasi yang telah dilakukan.

    c. Tes

    Peneliti memberi penugasan kepada anak sebagai

    instrumen untuk mendapatkan data kuantitatif berupa

    nilai. Peneliti memberi tes lisan kepada anak, kemudian

    hasil dari tes di analisis dan diambil kesimpulannya.

    6. Analisis Data

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

    pengolahan data model kualitatif dengan metode diskriptif,

    yaitu cara analisis yang berisi uraian kata untuk

    menjelaskan objek yang diteliti. Data yang diperoleh di

    lapangan dirangkum kemudian disusun, setelah data

    terkumpul diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok data yaitu

    kuntitatif berupa angka untuk mencari presentase

    keberhasilan belajar dan data kualitatif yang berupa

    informasi berbentuk kalimat.

  • 18

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah pembaca memahami penyajian data

    skripsi ini, penulis memaparkan sistematika skripsi secara garis

    besar menjadi bebrapa bagian:

    Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi antara lain: Latar

    Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

    Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,

    Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

    Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi antara lain:

    Perkembangan Bahasa Anak, Metode Bercerita, Media Panggung

    Boneka.

    Bab III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini berisi antara lain:

    Gmbaran umum lokasi dan subjek penelitian, Deskripsi penelitian

    pra siklus, deskripsi penelitian pelaksanaan siklus II.

    Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi

    antara lain: Deskripsi Persiklus dan Pembahasan.

    Bab V Penutup. Bab ini berisi antara lain: Kesimpulan dan

    Saran.

    Bagian akhir dari skripsi berisi daftar pustaka, lampiran-

    lampiran dan riwayat hidup penulis.

  • 19

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Perkembangan Bahasa Anak

    1. Pengertian Bahasa

    Kecerdasan verbal-linguistik sangat penting untuk dimiliki

    oleh manusia. Dengan ini manusia dapat mengungkapkan

    keinginan dan mengungkapkan isi pikiran. Dengan kata lain

    kecerdasan verbal-linguistik membantu seseorang untuk

    mempermudah berkomunikasi dengan orang sekitar. Lwin dkk

    dalam Madyawati (2016: 127) mengungkapkan beberapa

    alasan kecerdasan verbal-linguistik perlu dimiliki oleh setiap

    anak. Yaitu:

    a. Kecerdasan verbal-linguistik dapat mengungkapkan

    kemampuan membaca.

    b. Kecerdasan verbal-linguistik dapat meningkatkan

    kemampuan menulis.

    c. Kecerdasan verbal-linguistik dapat membangun

    pembawaan-pembawaan diri dan keterampilan linguistik

    umum.

    d. Kecerdasan verbal-linguistik dapat meningkatkan

    kemampuan mendengarkan.

    Oleh karena itu kecerdasan verbal-linguistik anak harus

    diasah sejak usia dini. Pendidik perlu melatih kemampuan anak

  • 20

    untuk berbicara. Pendidik dapat melatih kemampuan verbal

    anak melalui bernyanyi, bersyair atau bercerita.

    Bromley dalam Dhieni, dkk (2016: 1.5) mendefinisikan

    bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk menstransfer

    berbagai ide maupun informasi yang terdiri atas simbol-simbol

    visual maupun verbal. Simbol visual yaitu yang dapat dilihat,

    ditulis dan dibaca. Sedangkan simbol verbal yang dapat

    diucapkan dan didengarkan.Menurut Setiawati dalam Mulyati,

    dkk (2015: 2.3) menyebutkan bahasa merupakan kumpulan

    bunyi-bunyi yang tersusun secara teratur sehingga

    menimbulkan makna, diujarkan secara lisan, digunakan untuk

    mengungkapkan pikiran. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa bahasa adalah suatu simbol yang memiliki keteraturan

    untuk mengungkapkan pikiran yang diutarakan melalui bentuk

    visual dan verbal.

    Kemampuan bahasa berbeda dengan berbicara. Bahasa

    sendiri merupakan suatu sistem yang bersifat semantik (makna

    kata dalam kalimat), sedangkan berbicara merupakan ungkapan

    berbentuk kata. Bahasa bersifat reseptif dan ekspresif. Bahasa

    bersifat reseptif yaitu yang dapat dimengerti dan diterima

    seperti mendengarkan dan membaca suatu informasi. Bahasa

    ekspresif yaitu yang dapat dinyatakan seperti berbicara atau

    berkomunikasi kepada orang lain.

  • 21

    Pengembangan kemampuan berbahasa di TK bertujuan

    agar anak didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan

    lingkungannya (Zubaidah, 2004: 461). Dalam kehidupan

    sehari-hari, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi

    dengan orang lain. Bahasa diperoleh secara alamiah. Secara

    alami seseorang akan mendengarkan atau memperhatikan

    penggunaan bahasa di lingkungan sekitar, setelah memperoleh

    bahasa tersebut seseorang akan mempelajarinya kemudian

    menggunakan bahasa yang sama dengan yang didengarnya.

    2. Tahapan Perkembangan Bahasa pada Anak

    Perkembangan bahasa anak tidak jauh dari peran orangtua,

    apakah anak menggunakan kata kasar atau halus,

    lingkunganlah yang ikut berperan didalamnya, terutama dari

    keluarga dan teman sebaya.Untuk itu pola asuh yang kreatif,

    inovatif dan sesuai dengan tahap perkembangan anak akan

    memberi peluang positif dalam perkembangan bahasa anak.

    Setiap anak mempunyai bahasa pertama, yaitu bahasa ibu.

    Bahasa ibu adalah bahasa yang digunakan dalam lingkungan

    sekitar anak. Bahasa ibu inilah yang mengantarkan anak untuk

    memperoleh bahasa ke dua. Anak yang tinggal di daerah jawa

    otomatis akan mendengar bahasa jawa sebagai bahasa sehari-

    hari, kemudian mempelajari bahasa Indonesia. Bahasa jawa ini

  • 22

    merupakan bahasa ibu bagi anak, dan bahasa Indonesia sebagai

    bahasa ke dua.

    Pemerolehan bahasa 1 (B1) atau bahasa ibu menurut

    Comsky dalam Zubaidah (2004: 467) menyebutkan bahwa B1

    merupakan kemampuan bawaan yang dimiliki oleh setiap

    manusia. Dengan kemampuan bawaannya tersebut anak dapat

    menguasai kaidah dan struktur kebahasaan melalui berbagai

    interaksi langsung dalam kegiatan berbahasa, mulai dari yang

    sederhana hingga yang rumit. Sedangkan pemerolehan bahasa

    2 (B2) menurut Dulay, Bruth dan Krashen ditentukan oleh

    faktor lingkungan bahasa dan faktor diri/ internal (Zubaidah,

    2004: 468). Berikut tahap perkambangan bahasa anak:

    a. Tahap Satu Kata (12-18 Bulan)

    Pada tahap ini, anak belajar mengucapkan kata yang

    berhubungan dengan objek nyata dan perbuatan. Orangtua

    hendaknya sering mengajak anak berbicara agar anak

    memiliki banyak perbendaharaan kata. Kalau anak jarang

    diajak berbicara, anak hanya mendapat sedikit

    perbendaharaan kata sehingga penguasaan kosakata

    minim. Sebaiknya saat mengajak berbicara pada anak

    menggunakan bahasa orang dewasa, bukan bahasa bayi.

    Maksudnya yaitu bahasa yang diterima saat dewasa nanti,

  • 23

    misalnya ‘makan’ bukan ‘macan’, ‘pulang’ bukan

    ‘puyang’, dan sebagainya.

    Di usia ini anak menggunakan satu kata yang

    mewakili pikirannya. Contohnya “mam” sambil

    menunjuk nasi, bisa jadi artinya adalah “saya lapar” atau

    “itu nasi punya saya”. Kata dengan kandungan konsonan

    ‘b, p, dan m’ biasanya lebih mudah diucapkan oleh anak

    di usia ini, seperti ‘mama’, ‘papa’, ‘mik’, dsb.

    Memahami makna kata yang diucapkan anak pada

    usia ini tidak mudah. Menurut Tarigan, dkk dalam

    Madyawati (2016: 58) ada dua penyebab, yang pertama

    yaitu karena bahasa anak masih terbatas. Sehingga

    keterbatasan bahasa diganti dengan ekspresi muka, gerak

    tubuh, dan unsur nonverbal lainnya. Dan penyebab kedua,

    yaitu apa yang diucapkan anak adalah sesuatu yang

    menarik perhatiannya saja.

    b. Tahap Dua Kata (18-24 Bulan)

    Pada tahap ini anak mulai mengkombinasi dua kata.,

    misalnya “Ma, maem” yang artinya “Aku mau makan

    atau aku sedang makan”. Anak juga sudah mampu

    memahami makna kata, tapi belum mampu menggunakan

    bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin

    dan waktu terjadinya peristiwa.

  • 24

    c. Tahap Banyak Kata (3-5 Tahun)

    Pada tahap ini anak sudah menggunakan tiga kata

    atau lebih. Anak mulai menggunakan bahasa untuk

    keperluannya termasuk yang bersifat bercanda. Tomskin

    dan Hoskisson dalam Madyawati (2016: 60) menyatakan

    bahwa pada usia 3-4 tahun, tuturan anak mulai lebih

    panjang dan bahasa teratur. Anak tidak hanya

    menggunakan dua kata, tetapi sudah menggunakan tiga

    kata atau lebih. Pada umur 5-6 tahun, bahasa anak seperti

    menyerupai orang dewasa, panjang tuturannya semakin

    bervariasi. Dalam fase ini sudah mengungkapkan

    keinginan, penolakan, ataupun pendapat lainnya melalui

    lisan. Pada tahap ini anak juga mulai menggunakan kata

    perintah. Selain itu, mereka juga mulai mengenal tentang

    kemungkinan, andaikan, misalnya, jika, dan sebagainya.

    Mereka juga sering dan banyak bertanya mengenai hal

    yang membuatnya penasaran.

    Berikuttabel permendiknas no. 58 tahun 2009 tentang

    tingkat pencapaian perkembangan bahasa disusun

    berdasarkan kelompok usia (4-6 tahun):

  • 25

    Tabel 2.1 Standar Tingkat Pencapaian

    Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-6 Tahun

    Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan

    Usia 4 – 5 Tahun Usia 5 – 6 Tahun

    A. Menerima

    Bahasa

    1. Menyimak

    perkataan orang

    lain (bahasa ibu

    atau lainnya).

    2. Mengerti dua

    perintah yang

    diberikan secara

    bersamaan.

    3. Memahami

    cerita yang

    dibacakan.

    4. Mengenal

    perbendaharaan

    kata sifat (nakal,

    pelit, baik hati,

    berani, jelek, dan

    sebagainya).

    1. Mengerti

    beberapa

    perintah secara

    bersamaan.

    2. Mengulang

    kalimat yang

    lebih kompleks.

    3. Memahami

    permainan

    dalam suatu

    aturan.

  • 26

    B. Mengungkapkan

    Bahasa

    1. Mengulang

    kalimat

    sederhana.

    2. Menjawab

    pertanyaan

    sederhana.

    3. Mengungkapkan

    perasaan dengan

    kata sifat.

    4. Menyebutkan

    kata-kata yang

    dikenal.

    5. Mengutarakan

    pendapat kepada

    orang lain.

    6. Menyatakan

    alasan terhadap

    sesuatu yang

    diinginkan atau

    ketidaksetujuan.

    7. Menceritakan

    kembali cerita/

    dongeng yang

    1. Menjawab

    pertanyaan yang

    lebih kompleks.

    2. Menyebutkan

    kelompok

    gambar yang

    memiliki bunyi

    yang sama.

    3. Berkomunikasi

    secara lisan,

    memiliki

    perbendaharaan

    kata, serta

    mengerti

    simbol-simbol

    untuk persiapan

    membaca,

    menulis dan

    berhitung.

    4. Menyusun

    kalimat

    sederhana

    dalam struktur

  • 27

    pernah didengar. lengkap (pokok

    kalimat-

    predikat-

    keterangan).

    5. Memiliki lebih

    banyak kata-

    kata untuk

    mnegekspresika

    n ide pada

    orang lain.

    6. Melanjutkan

    sebagian cerita/

    dongeng yang

    telah didengar.

    Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, StandarPendidikan Nasional Anak Usia Dini, (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2009).

    B. Metode Bercerita untuk Pengembangan Bahasa Anak Usia

    Dini

    Kegiatan bercerita bagi Anak Usia Dini (AUD) merupakan

    kegiatan menyenangkan. Dengan kegiatan ini, anak dapat

    mengembangkan imajinasinya. Selain itu, dalam cerita terdapat

    sisipan-sisipan informasi atau pesan-pesan yang diberikan kepada

    anak dengan cara menyenangkan.

  • 28

    Dalam konsep Islam, cerita disebut qasash, yang artinya

    kisah. Selain itu juga dapat diartikan sebagai urusan, berita,

    pemberitahuan (kisah) Al Qur’an tentang hal ihwal yang telah lalu,

    nubuwat yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi

    (Isnaini, 2015: 13). Kisah atau cerita dalam Al-Qur’an merupakan

    sebaik-baik kisah. Allah Swt berfirman dalam QS Yusuf ayat 3 dan

    111sebagai berikut:

    ذَا الْ قُْرآَن نَْحُن نَقُصُّ َعلَْیَك أَْحَسَن اْلقََصِص بَِما أَْوَحْینَا إِلَْیَك َھٰ

    َوإِْن ُكْنَت ِمْن قَْبِلِھ لَِمَن اْلغَافِِلینَ

    “Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yangpaling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dansesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidakmengetahui”(Kemenag, 2012:235).

    ثًا لَقَْد َكاَن فِي قََصِصِھْم ِعْبَرةٌ ِألُوِلي اْألَْلبَاِب ۗ َما َكاَن َحِدی

    ِكْن تَْصِدیَق الَِّذي بَْیَن یَدَْیِھ َوتَْفِصیَل كُ ّلِ َشْيٍء یُْفتََرٰى َولَٰ

    ِلقَْوٍم یُْؤِمنُونَ َوُھدًى َوَرْحَمةً

    “Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapatpengajaran bagi orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itubukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan kitab-kitabyang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu dan sebagaipetunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Kemenag,2012:248).

  • 29

    Menurut Moslichatoen dalam Roesmiyati (2017: 28)

    metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman

    belajar bagi anak TK/ RA dengan membawakan cerita kepada anak

    secara lisan. Nurgiantoro dalam Madyawati (2016: 162)

    mengatakan bahwa bercerita adalah aktivitas berbahasa yang

    bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita melibatkan kesiapan

    mental, pikiran, artikulasi dan keberanian untuk memberikan

    informasi kepada orang lain.

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cerita

    adalah suatu metode menyenangkan untuk menyampaikan isi

    pesan suatu pembelajaran dengan cara lisan. Kegiatan bercerita

    tidak lepas dari peran guru, sehingga bagaimana guru

    menyampaikan cerita seharusnya harus menarik perhatian anak

    agar pesan atau informasi yang disampaikan dalam cerita dapat

    diterima anak.Hal lain yang harus diperhatikan dalam

    menyampaikan cerita kepada anak adalah penggunaan kosakata

    yang mudah dipahami anak. Penggunaan kata yang sulit dan

    penggunaan kalimat yang berbelit-belit akan membingungkan anak

    sehingga anak akan kesulitan memahami isi cerita.

    Berikut adalah tujuan dan manfaat dari bercerita:

  • 30

    1. Tujuan Bercerita

    a. Memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial,

    moral dan keagamaan, pemberian informasi tentang

    lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

    b. Anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa

    yang disampaikan oleh orang lain.

    c. Anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya.

    d. Anak dapat menjawab pertanyaan.

    e. Anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap

    apa yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga

    hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun

    didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan

    diceritakannya terhadap orang lain (Rosmiyati, 2017: 30).

    2. Manfaat Bercerita

    a. Memberikan pengetahuan bagi anak.

    b. Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan

    unik bagi anak.

    c. Sebagai media efektif dalam berkomunikasi.

    d. Mengasah kepekaan anak (sosial emosional).

    C. Pengembangan Bahasa Anak Melalui Media Panggung Boneka

    1. Pergertian Media Pembelajaran

    Menurut Arsyad, media berasal dari bahasa latin medius

    yang artinya tengah, perantara atau pengantar (Hasnida, 2015:

  • 31

    33). Gangge dan Bringgs mengatakan bahwa media

    pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

    menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri dari buku,

    tape recorder, kaset, vidio kemera, vidio recorder, film, slide,

    foto, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media

    adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

    mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang

    dapat merangsang siswa untuk belajar (Hasnida, 2015: 34).

    Sejalan dengan itu Ibrahim dkk dalam Kustiawan (2016:

    6) menyebutkan media pembelajaran merupakan sesuatu yang

    digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan ajar sehingga

    dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan

    siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

    pembelajaran tertentu.

    Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

    bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana untuk

    membantu dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran

    memberikan kemudahan bagi pendidik untuk menyampaikan

    materi dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk lebih

    memahami materi yang tengah diajarkan.

    2. Panggung Boneka

    Panggung merupakan tempat untuk menunjukkan suatu

    pertunjukan. Sedangkan boneka adalah suatu bentuk tiruan

  • 32

    dari manusia, binatang atau tumbuhan yang terbuat dari kain

    ataupun kayu. Bagi anak, boneka merupakan benda yang tidak

    asing. Sebagian dari mereka menganggap boneka sebagai

    teman, sehingga dapat menceritakan keluh kesah atau kegiatan

    yang dilaluinya. Kustiawan (2006: 73) menyatakan bahwa

    boneka merupakan tiruan/ model manusia atau hewan yang

    biasanya bagi masyarakat digunakan untuk berbagai keperluan

    misalnya sebagai mainan anak, hiasan/ maskot, dan pentas

    sandiwara.

    Sandiwara boneka atau panggung boneka adalah salah

    satu kegiatan yang dapat merangsang bahasa anak. Melalui

    kegiatan ini, imajinasi anak juga akan berkembang. Sokanto

    dalam Solihati (2015) menjelaskan bahwa panggung boneka

    adalah suatu tempat yang digunakan untuk mementaskan atau

    menampilkan suatu cerita dengan tokoh-tokoh boneka yang

    memerankannya. Kaitannya dengan panggung boneka,

    terdapat beberapa jenis boneka untuk memainkannya,

    diantaranya adalah boneka tangan, boneka jari, boneka tali dan

    boneka tongkat.

    Boneka tangan adalah boneka yang terbuat dari kain

    yang dapat dimainkan dengan memasukkan tangan kedalam

    boneka. Sedangkan boneka jari yaitu boneka yang dimainkan

    menggunakan jari-jari, yaitu memasukkan jari-jari tangan ke

  • 33

    dalam tubuh boneka. Ukuran boneka tangan lebih besar

    daripada boneka jari. Untuk itu, boneka tangan lebih cocok

    digunakan untuk dimainkan atau ditampilkan dalam panggung

    boneka. selain itu, boneka tangan lebih mudah digunakan dan

    didapatkan dibandingkan boneka tali atau boneka tongkat.

    Panggung boneka dapat dimainkan lebih dari satu orang.

    Satu orang sebagai pembawa cerita sedangkan satu lainnya

    sebagai pembantu untuk menyiapkan peralatan. Cara

    memainkan panggung boneka yaitu, orang yang bercerita atau

    menggerakkan boneka (dalang) bersembunyi di balik

    panggung. Sehingga audien tidak melihat dalang, melainkan

    hanya melihat panggung dan boneka-boneka.

    Guru yang kreatif biasanya memilih mandiri untuk

    membuat suatu media karena lebih hemat dan dapat

    memanfaatkan barang di sekitar lingkungan. Membuat media

    panggung boneka mudah. Adapun langkah-langkah

    pembuatannya adalah sebagai berikut:

    a. Potong kardus bagian depan seperti membuat bingkai

    jendela.

    b. Hias kardus dengan hiasan yang diinginkan. Misalnya

    kertas karton, cat air dan sebagainya.

  • 34

    c. Jika ingin lebih menarik, hiasi panggung boneka dengan

    stiker binatang, bunga dan sebagainya. Atau dapat

    digambar sendiri dengan cat air.

    d. Pasang tirai pada panggung boneka dengan kawat.

    e. Panggung boneka siap digunakan.

    Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

    panggung boneka adalah suatu media yang dapat dibuat

    sendiri dan dapat dimainkan seseorang atau lebih dengan

    cara bersembunyi dibalik panggung kecil sehingga

    penonton hanya melihat sandiwara yang ada di panggung

    tanpa melihat orang yang memainkannya.

  • 35

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

    1. Sejarah Berdirinya Paud Al Farabi

    Sejarah berdirinya Paud Al Farabi, diawali dengan

    pembicaraan warga dan tokoh masyarakat Cabean tentang kondisi

    sekolah Paud disekitar Cabean dalam pembiayaan sekolahnya di

    atas menengah ke bawah. Berbagai pendapat dipertimbangkan oleh

    para tokoh tersebut, kemudian ada gagasan untuk mendirikan

    sekolah anak usia dini yang sesuai dengan kondisi masyarakat

    sekitar.

    Dalam proses pembuatan gagasan sekolah itu juga harus

    memenuhi persaratan dan kondisi yang sudah ada. Awal mulanya

    hanya mendirikan Kelompok Bermain secara gratis. Sumber daya

    guru diambil dari masyarakat sekitar.

    Tahun 2012, dengan swadaya masyarakat sekitar berdirilah

    bangunan TK dengan 2 kelas, yaitu TK A dan B. Masyarakat

    sekitar mempercayakan anaknya untuk bersekolah di Paud Al

    Farabi. Gedung kelas TK ini berfungsi menjadi 2, dimana setiap

    pagi untuk sekolah dan pada sorenya untuk mengaji/ TPA.

    Pembangunan gedung TK tidak bisa langsung selesai karena

    memang pembangunannya bertahap.

  • 36

    Sekarang meskipun masih dalam tahap pembangunan, Paud

    Al Farabi memiliki 3 kelas yang terdiri dari KB, TK A dan TK B.

    Dan memiliki gedung kantor baru yang berada di sebelah gedung

    TK B.

    2. Profil Sekolah

    Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut:

    a. Nama Satuan PAUD : PAUD AL FARABI

    b. Alamat Satuan PAUD

    Jalan dan Nomor : Jl. Abdul Wahid No. 28

    Desa : Cabean

    Kelurahan : Mangunsari

    Kecamatan : Sidomukti

    Kota : Salatiga

    Provinsi : Jawa Tengah

    Kode Pos : 50721

    c. Status Satuan PAUD : Swasta

    d. Tanggal Pendirian Satuan PAUD: 7 Desember 2011

    e. No Ijin Operasional : 421.9/0023/101,27-01- 2016

    f. NPSN : 69913069

    g. Kedudukan dalam Gugus : Anggota Gugus

  • 37

    3. Letak Geografis Paud Al Farabi

    Lokasi Paud Al Farabi beralamat di Cabean RT 05/ 01 Jl.

    Abdul Wahid No 05, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan

    Sidomukti, Kota Slataiga, Kode Pos 50721, Provinsi Jawa Tengah.

    4. Visi, Misi dan Tujuan Paud Al Farabi

    Visi

    Mempersiapkan generasi yang beriman dan berakhlaqul karimah.

    Misi:

    a. Menyelenggarakan pendidikan KB/ TK yang profesional.

    b. Membina terwujudnya kualitas iman dan taqwa.

    c. Membina terwujudnya kualitas akhlaqul karimah peserta didik.

    d. Membina sikap mental kepedulian sosial peserta didik.

    e. Mewujudkan keseimbangan ilmu umum dan agama kepada

    peserta didik.

    Tujuan:

    a. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang

    memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai

    dengan usia dan potensinya.

    b. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi,

    sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan

    intervensi dini.

    c. Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan asik bagi

    anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan

  • 38

    potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti

    pendidikan pada jenjang sekolah yang lebih tinggi.

    d. Dalam rangka ikut berpartisipasi membangun pendidikan dan

    pembiasaan akhlaqul karimah serta pendalaman ilmu-ilmu

    agama islam.

    5. Keadaan Siswa dan Guru

    a. Daftar Siswa

    Siswa di Paud Al Farabi berjumlah 36 yang terbagi menjadi

    3 kelas, yaitu KB sejumlah 6 anak, TK A 12 anak dan TK B

    18 anak.

    Tabel 3.1 Data Nama Siswa Kelompok Bermain

    NO NAMA Jenis Kelamin

    1. Agam AbdillaPratama

    L

    2. Kallista Sidra Philotra P

    3. Dwi Kaniya Marcelia P

    4. Raihan Tsani R L

    5. Hanna Ais Salma P

    6. Azka Putra Febrian L

    Tabel 3.2 Data Nama Siswa Kelompok A

    NO NAMA Jenis Kelamin

    1. Alif Tegar Ardana L

    2. Aqela Sahla Nashyta P

    3. Fata Muzaki L

  • 39

    4. Farida Hastiyani P

    5. Mestalia Nur Saputri P

    6. Natasya AngelinaPutri

    P

    7. Panji Aji Laksono L

    8. Septi Mahmudah P

    9. Umi Fauzia Nur P

    10. Darren MuhammadAdrian

    L

    11. Almaira Fiderma Q. B P

    12. Chanaya Kasih Putri P

    Tabel 3.3 Data Nama Siswa Kelompok B

    NO NAMA Jenis Kelamin

    1. Abdurrahman Zidan F L

    2. Alya Firzana Atifa P

    3. Annahata Ramadhina P

    4. Ardian Dafa Y L

    5. Ashaka Sari Khairana P

    6. Azzahra Alya Nabila P

    7. Darra Falisha R P

    8. Eishilla Ghaisani J P

    9. Fanda Aqila Fatwa P

    10. Fathir Alcantara W L

    11. Michelia Ayunda P

    12. Nagata Valiant L

    13. Nibras Yusuf L

  • 40

    14. Raditya Dimas R L

    15. Rafa Fauzan Kamil L

    16. Darrell MuhammaadA

    L

    17. Salfa Mentari A. P P

    18. Fayyedh Arkan L

    b. Daftar Guru

    Tabel 3.4 Data Nama Guru Paud Al Farabi

    No Nama Jabatan

    1 Sofwati Kepala Sekolah

    2 Masruroh Yulianti Bendahara

    3 Sri Lestari Guru KB

    4 Eka Agustya Guru KB

    5 Samsul Darojah, S. Pd. Guru TK A

    6 Endah Tiyas Utami Guru TK A

    7 Risa Oktavia, S. Pd. Guru TK B

    8 Annisa Amalia Guru TK B

  • 41

    6. Struktur Organisasi

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekolah

    7. Tata Tertib dan Pembiasaan di PAUD AL FARABI

    a. Masuk pukul 07.30.

    b. Masuk kelas.

    c. Duduk sesuai tempat yang diinginkan.

    d. Berdoa mau belajar, asmaul husna, hadist atau surat pilihan.

    e. Pembukaan.

    f. Guru membacakan absensi dan menanyakan keadaan murid.

    g. Menyanyi, bertepuk irama, serta bercerita atau tanya jawab di

    awal pembelajaran.

    h. Apersepsi

    i. Masuk ke inti, guru sudah mempersiapkan pembelajaran.

    KEPALA SEKOLAHSofwati

    BENDAHARAMasruroh Yulianti

    SEKRETARISSamsul Darojah

    GURU KELOMPOK ASamsul Darojah, S.Pd

    GURU KELOMPOK BRisa Oktavia, S.Pd

    GURU PENDAMPINGKELOMPOK A

    Endah Tiyas Utami, S.E

    GURU PENDAMPINGKELOMPOK BAnnisa Amalia

  • 42

    j. Guru membimbing, mengarahkan, melatih dan mendampingi

    anak didik dengan baik dan teliti.

    k. Memberikan suasana yang menyenangkan serta nyaman pada

    anak.

    l. Mengikuti perintah serta menyelesaikan penugasan yang

    diberikan.

    m. Baris cuci tangan.

    n. Berdoa sebelum makan.

    o. Makan bekal dari rumah.

    p. Berdoa sesudah makan.

    q. Istirahat.

    r. Bel masuk.

    s. Ekstrakulikuler.

    t. Recalling. Guru menanyakan tentang kejadian hari ini untuk

    mengingatkan kembali apa yang sudah dikerjakan.

    u. Membeca kafarotul majlis.

    v. Penutup.

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    1. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan terhitung tanggal 30 April 2019 sampai

    dengan tercapainya hasil yang diharapkan oleh peneliti. Tempat

    penelitian adalah Paud Al Farabi Cabean Mangunsari Salatiga pada

    anak kelompok A.

  • 43

    2. Pra Siklus

    Pelaksanaan pra siklus dilakukan untuk membandingkan

    kemampuan anak sebelum dilaksanakannya penelitian siklus I dan

    siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan

    sebelum dan sesudah dilaksanakannya penelitian pada anak sehingga

    hasil yang ditampilkan jelas.

    Terlebih dahulu peneliti memohon ijin kepada kepala sekolah

    untuk melakukan penelitian serta berdiskusi tentang pelaksanaan

    pembelajaran untuk mengembangkan bahasa verbal anak dan

    menyampaikan rencana yang akan dilakukan oleh peneliti.

    Pra siklus dilaksanakan pada 30 April 2019. Metode yang

    diberikan adalah bercerita menggunakan media buku cerita. Dari hasil

    diskusi dengan kepala sekolah dan guru kelas A disimpulkan bahwa

    sebagian besar anak belum berkembang. Anak belum bisa menjawab,

    merespon, menceritakan kembali dan mengungkapkan perasaannya

    terhadap cerita. Hal ini juga dipengaruhi oleh media yang

    membosankan bagi anak.

    Berikut adalah hasil observasi pra siklus yang dilakukan pada 30

    April 2019 di Paud Alfarabi terhadap siswa kelompok A.

    No Nama A B CD

    SkorPersentasePencapaia

    n

    1 Alf 2 2 1 2 7 43,75%

  • 44

    2 Aql 2 1 1 2 6 37,5%

    3 Fta 1 1 1 1 4 25%

    4 Hst 1 1 1 2 5 31,25%

    5 Ppt 1 1 1 1 4 25%

    6 Tsy 2 1 1 2 6 37,5%

    7 Pnj 1 2 1 1 5 31,25%

    8 Sep 1 1 1 1 4 25%

    9 Um 3 1 1 2 7 43,75%

    10 Drn 1 1 1 1 4 25%

    11 Ara 3 1 2 2 8 50%

    12 Nya 0 0 0 0 0 0%

    Jumlah 60

    Persentase Keberhasilan 26,78%

    Keterangan:

    A : Menjawab dengan tepat

    B : Merespon dengan tepat

    C : Dapat menceritakan kembali

    D : Dapat mengungkapkan emosi

  • 45

    No Nama PersentaseKeberhasilan

    IndikatorKeberhasilan

    Status Pencapaian

    1. Alf 43,75% 75% MB

    2. Aql 37,5% 75% MB

    3. Fta 25% 75% BB

    4. Hst 31,25% 75% BB

    5. Ppt 25% 75% BB

    6. Tsy 37,5% 75% BB

    7. Pnj 37,5% 75% MB

    8. Sep 25% 75% BB

    9. Um 43,75% 75% MB

    10. Drn 25% 75% BB

    11. Ara 50% 75% MB

    12. Nya 0% 75% BB

    Keterangan:

    Belum Berkembang (BB) antara 0% - 25% sebanyak 7 anak

    Mulai Berkembang (MB) antara 26% - 50% sebanyak 5 anak

    Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51% - 75% sebanyak 0

    anak

  • 46

    Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100% sebanyak 0 anak.

    Hasil pembelajaran pra siklus yang dilakukan di Paud Al Farabi

    khususnya pada kelompok A pada 30 April 2019 dalam aspek

    menjawab dengan tepat, merespon dengan tepat, menceritakan kembali

    dan mengungkapkan perasaan atau emosi adalah 21,87% dari indikator

    yang ditetapkan adalah 75%. Apabila hasil belum mencapai angka

    yang telah ditentukan berarti pembelajaran pra siklus belum berhasil

    dan dilanjutkan dengan siklus 1.

    3. Siklus 1

    a. Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan akan dilaksanakan pada 3 Mei 2019

    pada kelompok A di Paud Al Farabi mulai dari jam 07.30-11.00.

    Peneliti berdiskusi dengan guru kelas dalam mempersiapkan

    kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus 1. Hal yang

    didiskusikan yaitu mengenai perencanaan pembelajaran. Beberapa

    hal yang dipersiapkan dalam siklus 1 yaitu:

    1) Menyiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian

    (RPPH), sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian.

    2) Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan selama

    kegiatan pembelajaran berlangsung dalam bentuk foto.

    3) Mempersiapkan media berupa panggung boneka, naskah cerita,

    boneka tangan bebek dan monyet.

    4) Mempersiapkan instrumen penilaian.

  • 47

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan siklus 1 berlangsung pada 3 Mei 2019 mulai

    pukul 07.30-10.00. Pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari

    pukul 08.00-08.30 WIB. Tema yang sedang berlangsung yaitu

    tema Indonesia, sub tema Negaraku. Penelitian siklus I diikuti oleh

    11 anak.

    Peneliti melakukan senam sehat ceria bersama anak

    sebelum pembelajaran dimulai. Setelah senam selesai

    dilaksanakan, selanjutnya anak-anak masuk ke dalam kelas.

    Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu peneliti

    mempersiapkan RPPH, absensi, teks asmaul husna, naskah cerita

    dan media yang akan digunakan berupa panggung boneka dan

    boneka tangan. Pada siklus 1, peneliti menggunakan boneka tangan

    bentuk bebek dan monyet.

    Adapun pelaksaan adalah sebagai berikut:

    1) Pembukaan

    Kegiatan pembukaan diawali dengan doa bersama,

    membaca asmaul husna, absensi, membaca surat pendek (QS

    An-Nass), ice breaking (tepuk/ bernyanyi) dan pemberian

    apersepsi.

  • 48

    2) Inti Kegiatan

    Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan

    dilaksanakan dan mengenalkan media yang akan dipakai

    dalam pembelajaran berupa panggung boneka dan boneka.

    Kemudian guru menyampaikan peraturan kepada peserta didik

    untuk disepakati bersama. Apabila peserta didik tidak

    menepati peraturan yang telah disepakati, maka akan

    mendapatkan konsekuensi. Setelah peraturan disepakati,

    gurumemulai bercerita dengan judul “Monyet dan Bebek”.

    3) Istirahat

    Yang dilakukan anak sebelum istirahat yaitu:

    a) Anak mencuci tangan.

    b) Anak berdoa sebelum makan.

    c) Anak makan bekal bersama-sama yang dibawakan dari

    rumah.

    d) Anak berdoa sesudah makan.

    e) Anak bermain diluar kelas.

    4) Penutup

    Guru menanyakan kegiatan hari ini dan menanyakan

    perasaan kepada anak. Kemudian dilakukan tanya jawab

    mengenai isi cerita yang telah disampaikan.

    Setelah dilakukan tanya jawab, anak mengemasi

    barang dan dilanjutkan dengan doa sesudah belajar.

  • 49

    c. Observasi

    Peneliti bekerjasama dengan guru untuk mengamati anak.

    Kegiatan ini dilaksanakan saat pembelajaran dimulai. Peneliti dan

    guru mengamati perkembangan bahasa anak dengan berpedoman

    pada empat aspek berupa menjawab dengan tepat ketika ditanya,

    merespon dengan tepat saat mendengar cerita, dapat menceritakan

    kembali isi cerita dan bisa mengungkapkan perasaan emosi dengan

    tepat. Hasil perkembangan bahasa anak melalui panggung boneka

    menunjukkan peningkatan lebih baik dibandingkan pra siklus.

    d. Refleksi

    Setelah kegiatan observasi dilakukan, langkah selanjutnya

    yaitu refleksi. Peneliti dan guru melakukan analisis dengan cara

    diskusi dan mengevaluasi berdasarkan hasil pengamatan selama

    proses pembelajaran terhadap anak. Adapun hambatan dalam

    pelaksanaan siklus I yaitu:

    1) Kurangnya koordinasi peneliti dan guru.

    2) Suara guru saat bercerta kurang keras.

    3) Meja yang digunakan untuk menaruh media terlalu tinggi.

    Saat proses analisis, peneliti dan guru berpedoman pada

    komponen yang telah ditentukan. Hasil menunjukkan bahwa masih

    adanya kekurangan sehingga penelitian dianggap belum maksimal.

    Untuk itu perlu diadakannya Siklus II.

  • 50

    C. Deskriptif Pelaksanaan Siklus II

    1. Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan Siklus II mengacu pada hasil dari

    pembelajaran dari Siklus I. Dilakukan Siklus II karena pada Siklus I

    belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu

    75% karena masih ada beberapa anak yang belum mencapai

    komponen yang ditentukan. Untuk itu perlu diadakan perbaikan

    dalam Siklus II agar indikator perkembangan yang diharapkan

    tercapai.

    Siklus II dilaksanakan pada 10 Mei 2019. Adapun beberapa hal

    yang dipersiapkan dalam Siklus II yaitu:

    a) Menyiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian

    (RPPH), sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian.

    b) Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung dalam bentuk foto.

    c) Mempersiapkan media berupa panggung boneka, naskah cerita,

    boneka tangan laki-laki dan perempuan.

    d) Mempersiapkan lembar penilaian

    2. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan siklus II berlangsung pada 10 Mei 2019.

    Pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari pukul 08.00-08.30

    WIB. Tema yang sedang berlangsung yaitu tema Indonesia. Boneka

  • 51

    yang dipakai dalam siklus II berbeda dengan boneka pada Siklus I.

    Peneliti menggunakan boneka tangan bentuk manusia. judul cerita

    pada siklus II yaitu “Zaki dan Safira”.Adapun pelaksaan adalah

    sebagai berikut:

    a) Pembukaan

    Kegiatan pembukaan diawali dengan doa bersama, membaca

    asmaul husna, absensi, membaca surat pendek (QS Al Lahab), ice

    breaking (tepuk/ bernyanyi) dan pemberian apersepsi.

    b) Inti

    Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan

    dilaksanakan dan mengenalkan media. Kemudian guru

    menyampaikan peraturan kepada peserta didik untuk disepakati

    bersama. Setelah itu peneliti mulai bercerita.

    c) Istirahat

    Yang dilakukan anak sebelum istirahat yaitu:

    1) Anak mencuci tangan.

    2) Anak berdoa sebelum makan.

    3) Anak makan bekal bersama-sama yang dibawakan dari

    rumah.

    4) Anak berdoa sesudah makan.

    5) Anak bermain diluar kelas.

    6) Penutup

  • 52

    Guru menanyakan kegiatan hari ini dan menanyakan

    perasaan kepada anak. Kemudian guru melakukan tanya jawab

    mengenai isi cerita. Setelah dilakukan tanya jawab, anak

    mengemasi barang kemudian berdoa sesudah belajar.

    3. Observasi

    Peneliti bekerjasama dengan guru kelas A untuk mengamati

    anak. Di siklus II anak telah memahami empat aspek berupa

    menjawab dengan tepat ketika ditanya, merespon dengan tepat saat

    mendengar cerita, dapat menceritakan kembali isi cerita dan bisa

    mengungkapkan perasaan emosi dengan tepat. Hasil perkembangan

    bahasa anak melalui media panggung boneka menunjukkan

    tercapainya terget yang ditetapkan oleh peneliti.

    4. Refleksi

    Peneliti dan guru melakukan analisis dengan cara diskusi

    dan mengevaluasi berdasarkan hasil pengamatan selama proses

    pembelajaran terhadap anak. Pada siklus II dilakukan perbaikan

    berupa pengaturan meja untuk bercerita dan melantangkan suara saat

    bercerita. Meja yang digunakan lebih rendah dibanding saat

    pelaksanaan siklus I, yaitu jika saat siklus I menggunakan meja guru

    maka pada siklus II ini menggunakan meja anak sehingga anak-anak

    tidak kesulitan melihat panggung cerita. Hasil menunjukkan bahwa

    pada siklus II mengalami peningkatan sesuai dengan indikator yang

    diharapkan.

  • 53

    BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Per Siklus

    1. Ketentuan Penilaian dan Pengolaan Data

    Penilaian yang diberikan kepada anak berupa simbol bintang yang

    nantinya akan diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif atau angka

    kemudian diolah dalam bentuk bahasa atau kualitatif.

    Adapun indikator yang digunakan pada tiap siklus hasilnya

    berbeda, begitupun cerita dan bentuk boneka pada setiap siklus untuk

    mengembangkan bahasa anak melalui panggung boneka berbeda-beda.

    Tabel 4. 1 Penilaian Indikator Keberhasilan

    Kriteria/Ketentuan Kategori Simbol Skor/Nilai

    Menjawab dengan

    tepat

    BB (Belum Berkembang)1

    MB (Mulai Berkembang)2

    BSH (Berkembang Sesuai

    Harapan)3

    BSB (Berkembang Sangat Baik)4

    Merespon dengan

    tepat

    BB (Belum Berkembang)1

    MB (Mulai Berkembang)2

  • 54

    BSH (Berkembang Sesuai

    Harapan)3

    BSB (Berkembang Sangat Baik)4

    Menceritakan

    kembali

    BB (Belum Berkembang)1

    MB (Mulai Berkembang)2

    BSH (Berkembang Sesuai

    Harapan)3

    BSB (Berkembang Sangat Baik)4

    Mengungkapkan

    emosi

    BB (Belum Berkembang)1

    MB (Mulai Berkembang)2

    BSH (Berkembang Sesuai

    Harapan)

    3

    BSB (Berkembang Sangat Baik)4

    Indikator keberhasilan dalam pengembangan bahasa anak melalui

    media panggung boneka yaitu 75%. Anak dikatakan mampu apabila

    mencapai target tersebut. Untuk analisis data terhadap anak dilakukan

    beberapa tahap seperti Mulyasa dalam Safrita (2019: 20), yaitu:

    1. Menjulmah skor yang dicapai anak pada setiap butir muatan.

    2. Menghitung persentase peningkatan bahasa anak.

  • 55

    Persentase pencapaian kemampuan bahasa rumusnya adalah:

    P

    enelitian pada setiap siklus akan berhasil apabila kemampuan

    anak mencapai persentase yang sudah ditentukan. Dari hasil

    yang diperoleh, akan digolongkan menjadi 4 kriteria sebagai

    berikut:

    1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%

    2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%

    3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-

    75%

    4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-

    100%

    2. Analisis Hasil Pra Siklus

    Pelaksanaan pra siklus dilakukan untuk membandingkan

    kemampuan anak sebelum dilaksanakannya penelitian siklus I dan

    siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan

    sebelum dan sesudah dilaksanakannya penelitian pada anak sehingga

    hasil yang ditampilkan jelas.

    Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan

    Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum

  • 56

    Pra siklus dilaksanakan pada 30 April 2019 dari pukul 07.30-

    11.00. Metode yang diberikan adalah bercerita menggunakan media

    buku cerita. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan

    guru kelas A disimpulkan bahwa sebagian besar anak belum

    berkembang. Anak belum bisa menjawab, merespon, menceritakan

    kembali dan mengungkapkan perasaannya terhadap cerita dengan

    tepat. Berikut adalah hasil pemerolehan data pada pra siklus:

    Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus

    No Nama A B C D SkorPersentasePencapaia

    n

    1 Alf 2 2 1 2 7 43,75%

    2 Aql 2 1 1 2 6 37,5%

    3 Fta 1 1 1 1 4 25%

    4 Hst 1 1 1 2 5 31,25%

    5 Ppt 1 1 1 1 4 25%

    6 Tsy 2 1 1 2 6 37,5%

    7 Pnj 1 2 1 1 5 31,25%

    8 Sep 1 1 1 1 4 25%

    9 Um 3 1 1 2 7 43,75%

  • 57

    10 Drn 1 1 1 1 4 25%

    11 Ara 3 1 2 2 8 50%

    12 Nya 0 0 0 0 0 0%

    Jumlah 60

    Persentase Keberhasilan 26,78%

    Keterangan:

    A : Menjawab dengan tepat

    B : Merespon dengan tepat

    C : Dapat menceritakan kembali

    D : Dapat mengungkapkan emosi

    Contoh Perhitungan:

    Jumlah Skor Maksimum= 4 x 4=16

    Persentase Pencapaian Anak= 7 x 100%= 43,75%16

    Persentase Keberhasilan Kelas = 60 x 100%= 26,78%

    224

    Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan

    Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum

  • 58

    Adapun rincian data perkembangan bahasa melalui media boneka

    pada anak adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Pra Siklus

    No Nama PersentaseKeberhasilan

    IndikatorKeberhasilan

    Status Pencapaian

    1. Alf 43,75% 75% MB

    2. Aql 37,5% 75% MB

    3. Fta 25% 75% BB

    4. Hst 31,25% 75% BB

    5. Ppt 25% 75% BB

    6. Tsy 37,5% 75% BB

    7. Pnj 37,5% 75% MB

    8. Sep 25% 75% BB

    9. Um 43,75% 75% MB

    10. Drn 25% 75% BB

    11. Ara 50% 75% MB

    12. Nya 0% 75% BB

    Keterangan :

  • 59

    1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%

    2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%

    3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%

    4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100%

    Hasil pembelajaran pra siklus yang dilakukan di Paud Al

    Farabi khususnya pada kelompok A pada 30 April 2019 dalam aspek

    menjawab dengan tepat, merespon dengan tepat, menceritakan kembali

    dan mengungkapkan perasaan atau emosi adalah 21,87% dari indikator

    yang ditetapkan adalah 75%. Apabila hasil belum mencapai angka

    yang telah ditentukan berarti pembelajaran pra siklus belum berhasil

    dan dilanjutkan dengan siklus 1.

    3. Data Hasil Penilaian Siklus I

    Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan

    data pada siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

    4.4 Hasil Penilaian Siklus I

    No Nama A B CD

    Skor

    Persentase

    Penca

    paian

    1 Alf 3 3 3 3 12 75%

    2 Aql 3 2 3 3 11 68,75%

    3 Fta 2 2 2 2 8 50%

  • 60

    4 Hst 3 3 2 3 11 68,75%

    5 Ppt 2 2 2 3 9 56,25%

    6 Tsy 3 3 3 3 12 75%

    7 Pnj 3 2 2 3 10 62,5%

    8 Sep 3 2 2 2 9 56,25%

    9 Um 3 3 3 3 12 75%

    10 Drn 2 3 2 2 9 56,25%

    11 Ara 3 3 3 3 12 75%

    12 Nya 0 0 0 0 0 0%

    Jumlah 115

    Persentase Keberhasilan 51,33%

    Keterangan:

    A : Menjawab dengan tepat

    B : Merespon dengan tepat

    C : Dapat menceritakan kembali

    D : Dapat mengungkapkan emosi

    Contoh Perhitungan:

    Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan

  • 61

    Adapun rincian data perkembangan bahasa melalui media boneka pada

    anak adalah sebagai berikut:

    4.5 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus I

    No Nama PersentaseKeberhasilan

    IndikatorKeberhasilan

    Status Pencapaian

    1. Alf 75% 75% BSH

    2. Aql 68, 75% 75% BSH

    3. Fta 50% 75% MB

    4. Hst 68,75% 75% BSH

    5. Ppt 56,25% 75% BSH

    6. Tsy 75% 75% BSH

    7. Pnj 62,5% 75% BSH

    8. Sep 56,25% 75% BSH

    Jumlah Skor Maksimum= 4 x 4=16

    Persentase Pencapaian Anak= 12 x 100%= 75%16

    Persentase Keberhasilan Kelas = 115 x 100%= 51,33%

    224

    Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum

  • 62

    9. Um 75% 75% BSH

    10. Drn 56,25% 75% BSH

    11. Ara 75% 75% MB

    12. Nya 0% 75% BB

    Keterangan:

    1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%

    2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%

    3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%

    4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100%

    Dari data di atas, dapat dijelaskan bahwa perkembangan bahasa

    anak mengalami peningkatan. Anak yang berada pada kriteria BB

    sebanyak 1 orang, MB sebanyak 2orang dan BSH sebanyak 9 orang.

    Rata-rata keberhasilan pengembangan bahasa melalui media panggung

    cerita pada kelompok A di Paud Al Farabi sebanyak 51,33% sehingga

    berada pada kriteria BSH.

    Kendala yang dihadapi oleh peneliti pada siklus I yaitu posisi

    meja untuk meletakkan panggung boneka terlalu tinggi sehingga posisi

    anak-anak untuk melihat panggung boneka kurang nyaman. Selain itu

    suara saat bercerita kurang keras, sehingga masih banyak anak perlu

    bantuan saat menjawab pertanyaan atau saat menceritakan kembali.

  • 63

    Hal ini membuktikan bahwa pengembangan bahasa anak melalui

    panggung boneka pada siklus I belum berhasil.

    4. Data Hasil Penilaian Siklus II

    Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan

    data pada siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai

    berikut:

    4.6 Hasil Penilaian Siklus II

    No Nama A B C DSkor

    Persentase

    Pencapaian

    1 Alf 4 4 4 4 16 100%

    2 Aql 4 4 4 4 16 100%

    3 Fta 4 3 3 4 14 81,5%

    4 Hst 4 4 3 4 15 93,75%

    5 Ppt 4 4 3 4 15 93,75%

    6 Tsy 4 4 4 4 16 100%

    7 Pnj 3 4 4 4 15 93,75%

    8 Sep 4 4 3 4 15 93,75%

    9 Um 4 4 4 4 16 100%

    10 Drn 3 4 4 4 15 93,75%

  • 64

    11 Ara 4 4 4 4 16 100%

    12 Nya 2 2 2 2 8 50%

    Jumlah 177

    Persentase Keberhasilan 79,01

    Keterangan:

    A : Menjawab dengan tepat

    B : Merespon dengan tepat

    C : Dapat menceritakan kembali

    D : Dapat mengungkapkan emosi

    Contoh Perhitungan:

    Adapun rincian data perkembangan bahasa melalui media boneka

    pada anak adalah sebagai berikut:

    Jumlah Skor Maksimum= 4 x 4=16

    Persentase Pencapaian Anak= 16 x 100%= 100%16

    Persentase Keberhasilan Kelas = 177 x 100%= 79,01%

    224

    Jumlah Skor Maksimum= Skor maksimum butir muatan x Jumlah butir amatan

    Persentase Pencapaian Anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%Jumlah siswa x jumlah skor maksimum

  • 65

    4.7 Data Perkembangan Bahasa Anak pada Siklus II

    No Nama PersentaseKeberhasilan

    IndikatorKeberhasilan

    Status Pencapaian

    1. Alf 100% 75% BSB

    2. Aql 100% 75% BSB

    3. Fta 81,5% 75% BSB

    4. Hst 93,75% 75% BSB

    5. Ppt 93,75% 75% BSB

    6. Tsy 100% 75% BSB

    7. Pnj 93,75% 75% BSB

    8. Sep 93,75% 75% BSB

    9. Um 100% 75% BSB

    10. Drn 93,75% 75% BSB

    11. Ara 100% 75% BSB

    12. Nya 50% 75% MB

    Keterangan:

    1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%

    2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%

  • 66

    3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%

    4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100%

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengembangan bahasa

    anak melalui media penggung boneka pada siklus II mencapai

    79,01% dan termasuk dalam kriteria BSB (Berkembang Sangat

    Baik). Terdapat 1 anak yang mendapat kriteria MB karena pada pra

    siklus dan siklus I anak tidak berangkat dan baru berangkat pada

    siklus II. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

    kelas yang dilakukan pada siklus II berhasil dan tidak perlu

    dilakukan perbaikan.

    Dari hasil perbandingan antara pra siklus, siklus I dan siklus II

    dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

    Dari grafik di atas dapat diketahui perkembangan anak di setiap

    siklus. Pemerolehan pada pra siklus adalah 26,78%, pada siklus I

    sebesar 51,33% dan siklus II 79,01%. Maka dapat disimpulkan

    bahwa dari pra siklus, siklus I dan siklus II pengembangan bahasa

    0

    20

    40

    60

    80

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Grafik Perbandingan Tiap Siklus

    Grafik Perbandingan Siklus

  • 67

    anak kelompok A melalui media panggung boneka dinyatakan

    berhasil.

    B. Pembahasan

    Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2

    pertemuan siklus I dan siklus II di Paud Al Farabi pada siswa kelompok

    A dengan jumlah 12 anak menunjukkan bahwa pengembangan bahasa

    melalui media panggung boneka dinyatakan terdapat peningkatan dan

    dinyatakan berhasil.

    Peneliti menetapkan kriteria hasil akhir untuk mengembangkan

    bahasa anak melalui media panggung boneka dengan angka keberhasilan

    sebanyak 75%. Apabila persentase keberhasilan kurang dari 75%

    dinyatakan belum berhasil atau anak dinyatakan Belum Berkembang

    (BB) dan harus dilakukan perbaikan agar hasil yang diharapkan tercapai

    dengan melanjutkan pada siklus berikutnya. Apabila presentase

    keberhasilan yang ditetapkan sama dengan yang didapatkan anak atau

    melebihi dengan apa yang ditetapkan, maka anak dinyatakan berhasil.

    Dengan begitu anak dinyatakan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan

    tidak harus melakukan perbaikan.

    Pada siklus I presentase keberhasilan adalah 51,33% dan harus

    dilakukan perbaikan pada siklus II. Kendala yang dihadapi oleh peneliti

    pada siklus I yaitu posisi meja untuk meletakkan panggung boneka

    terlalu tinggi sehingga posisi anak-anak untuk melihat panggung boneka

    kurang nyaman. Selain itu suara saat bercerita kurang keras, sehingga

  • 68

    masih banyak anak perlu bantuan saat menjawab pertanyaan atau saat

    menceritakan kembali. Hal ini membuktikan bahwa pengembangan

    bahasa anak melalui panggung boneka belum berhasil.

    Pada pelaksanaan siklus II peneliti melakukan perbaikan

    berdasarkan pengalaman pada siklus sebelumnya. Peneliti menyiapkan

    meja yang lebih pendek sehingga anak dapat memandang pertunjukan

    panggung boneka dengan nyaman. Selain itu peneliti juga memperbaiki

    media panggung boneka. Peneliti menambahkan aksesoris berupa

    tempelan gambar-gambar untuk diletakkan di media paggung boneka,

    sehingga anak lebih tertarik dengan media. Guru juga menambah volume

    atau memperbesar volume saat bercerita dengan tujuan anak-anak dapat

    mendengarkan dengan jelas.

    Setelah dilakukan perbaikan, terdapat peningkatan pada setiap

    indikator.Anak-anak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan

    merespon dengan tepat cerita yang ditampilkan. Anak juga dapat

    menceritakan kembali cerita yang telah ditampilkan dan dapat

    mengungkapkan emosinya seara tepat. Saat istirahat berlangsung,

    peneliti mendapati beberapa anak sedang memainkan media panggung

    boneka dan bercerita seolah-olah seperti peneliti saat sedang bercerita.

    Hal ini dapat dikatakan bahwa perbaikan pada siklus II berhasil.

    Pada penelitian pengembangan bahasa anak melalui panggung

    boneka pada kelompok A di Paud Al Farabi, peneliti memilih

    menggunakan boneka tangan karena lebih mudah digunakan, lebih

  • 69

    mudah dicari dan lebih pas digunakan dalam panggung boneka karena

    ukurannya yang besar, sehingga anak-anak lebih mudah melihat boneka

    yang dimainkan dalam pertunjukan panggung boneka.

  • 70

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak

    melalui metode bercerita dengan media panggung boneka pada kelompok

    A Paud Al Farabi tahun pelajaran 2018/2019 bahwa kondisi awal

    presentase pra siklus 26,78% terdapat 6 anak Belum Berkembang (BB)

    dan 5 anak Mulai Berkembang (MB). Pada siklus 1 menunjukkan hasil

    presentase pencapaian kelas sebesar 51,33% terdapat 1 anak Belum

    Berkembang (BB), 2 anak Mulai Berkembang (MB) dan 9 anak

    Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada siklus II diperoleh presentase

    keberhasilan kelas sebesar 79,01% dengan 1 anak mendapat kriteria

    Mulai Berkembang (MB) dan 11 a