Upload
lamliem
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MEDIA BONEKA PLASTIK UNTUK
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI TEKS
PROSEDUR KOMPLEKS PADA KELAS X DI SMA SANTA
MARIA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Meilani Tri Wahyuningrum
111224034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto
Pakailah baju sarjanamu sebelum engkau memakai baju pengantin.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis mempersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Yang selalu menyejukkan hati dan melimpahkan rahmatnya
Orang tua tercinta Sih Sutrisno dan Triningsih terima kasih atas kasih sayang dan
pengorbanannya sehingga menjadikan seseorang yang berguna
Serta kakak saya Eka Marsetyo Wibowo dan Agustina Dwiningtyas dan adik
Catur Yanuar Pamungkas yang memberi semangat serta motivasi.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalamkutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Oktober 2015
Penulis,
Meilani Tri Wahyuningrum
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Meilani Tri Wahyuningrum
Nomor Induk Mahasiswa : 111224034
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberi karya ilmiah ini kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul:
PENGEMBANGAN MEDIA BONEKA PLASTIK UNTUK PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA MATERI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS PADA
KELAS X DI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan, dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan,
mengalih,kan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dan memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis.
Demiakian pernyataan ini saya buat dengan sebesar-besarnya.
Yogyakarta, 5 Oktober 2015
Meilani Tri Wahyuningrum
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Wahyuningrum, Meilani Tri. 2015. Pengembangan Media Boneka Plastik
untuk Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Teks Prosedur Kompleks
pada Kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan media boneka plastik
untuk pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur kompleks di kelas X
SMA Santa Maria Yogyakarta. (2) mengetahui kelayakan media boneka plastik
untuk pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur kompleks di kelas X
SMA Santa Maria Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan
meggunakan model pengembangan melalui kegiatan pendahuluan, pengumpulan data, pengembangan produk, validasi ahli materi dan media, revisi produk, uji coba lapangan, revisi produk, dan hasil akhir media. Kelayakan media boneka plastik untuk pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosdeur kompleks yaitu: (1) ahli materi menilai kejelasan materi dan isi materi, (2) ahli media menilai kejelasan media, daya tarik, kreativitas media, dan kepercayaan media, (3) populasi dalam penelitian ini berjumlah 125 siswa, sedangkan sampel penelitian berjumlah 65 siswa yang diambil secara acak.
Hasil penelitian berupa pengembangan media melalui 8 tahapan untuk menghasilkan produk media boneka plastik yang layak digunakan pada proses pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur kompleks di kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Kelayakan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur kompleks yaitu: ahli materi memvalidasi 10 poin dan ahli media memvalidasi 12 poin serta uji lapangan sejumlah 65 siswa memvalidasi 12 poin.
Kata kunci: Media boneka plastik, pembelajaran bahasa Indonesia materi teks
prosedur kompleks.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Wahyuningrum, Meilani Tri. 2015. The Developing of Plastic Puppet Media for
Learning Indonesian Language in Complex Procedure Text of X Grade
Students at SMA Santa Maria Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: PBSI,
Sanata Dharma University.
This research aims to: 1) make the result of plastic puppet media for
learning Indonesian language in the complex procedure text material in X grade
students at SMA Santa Maria Yogyakarta. 2) find out the feasibility of plastic
puppet media for learning Indonesian language in the complex procedure text
material in X grade students at SMA Santa Maria Yogyakarta. This research was the research and development using the development
model through opening, collecting data, developing product, validating material and media expert, revising product, field trial, revising product, and the result of media. The feasibility of plastic puppet media for learning Indonesian language in complex procedure text material, namely: (1) the material expert to assess the explanatory material and the content of material, (2) the media expert to assess the explanatory media, attractiveness, media creativity, and media reliability, (3) the population in this research was 125 students and the sample of this research was 65 students which was taken randomly.
The result of this research was the developing of media through 8 steps to
produce the plastic puppet which was worth taking in the process of learning
Indonesian language in the complex procedure material in X grade students at
SMA Santa Maria Yogyakarta. The media feasibility of learning Indonesian
language in complex procedure text material, namely: it was validated by one
person from the material expert and it was consisted of 10 points, one person from
the media expert and it was consisted of 12 points, and field trials amount 65
students and it was consisted of 12 points.
Keywords: Of plastic puppet media, learning Indonesia language in complex
procedure.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat, kasih
juga anugrah yang dilimpakan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Pengembangan Media Boneka Plastik untuk Pembelajaran Bahasa
Indonesia Materi Teks Prosedur Kompleks pada Kelas X di SMA Santa Maria
Yogyakarta. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Penulis menyadari bahwa pengerjaan skripsi ini dapat terwujud bukan
hanya oleh kerja keras penulis semata, namun berbagai pihak yang telah
membantu, mendukung, dan membimbing dari awal sampai akhir skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma, terima
kasih atas bantuannya.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih M.Pd, selaku Kaprodi PBSI, atas bimbingan
dan arahannya kepada penulis.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama skripsi,
yang memberikan arahan, masukan dan dukungan kepada penulis.
4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua
skripsi, yang memberikan arahan, masukan dan dukungan kepada penulis.
5. Sr. M. Ancilla OSF, S.Pd.,M.M., selaku kepala sekolah SMA Santa Maria,
terima kasih atas ijin yang diberikan penulis untuk mengadakan penelitian
di SMA Santa Maria.
6. Dra. Elin Ermawanti., Selaku wakil kepala sekolah, terima kasih atas ijin
yang diberikan penuis untuk mengadakan penelitian di SMA Santa Maria.
7. Agustina Galuh Eka Noviyanti, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas
X SMA Santa Maria, terima kasih telah membantu peneliti dalam uji coba
produk.
8. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum., selaku dosen penilai materi, terima
kasih sudah memberikan masukan dalam menilai materi kepada penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Murid-murid kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta, terima kasih atas
kerja samanya.
10. Keluarga penulis tercinta, Bapak Sih Sutrisno dan Ibu Triningsih, Eka
Marsetyo Wibowo, Agustina Dwiningtyas, dan Catur Yanuar Pamungkas
terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada
penuis.
11. Muji Santara, SJ., terima kasih atas dukungan dan masukan yang diberikan
kepada penulis.
12. Fransiska Tri Ratna Sari, Arum Kristanti, Marselia Adelin Pratiwi,
Constantia Wilzet Pabendan, Elisabeth Tri Ani Douw, Gabriella Rini
Sulandi, Novelia Gitanurani dan Yoana Ndaru Kusumastuti yang telah
membantu dan mendukung penulis.
13. Risman Taufik Karti Pratama terima kasih atas semangat, perhatian dan
motivasi yang diberikan.
14. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat, terima kasih atas bantuannya.
15. Teman-teman PBSI angkatan 2011, atas semangat dan dukungannya.
16. Terima kasih atas semua pihak yang telah membantu dan memberi
dukungan terhadap pembuatan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Penulis berharap
semoga penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat terkhusus dibidang
akademis dan dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Yogyakarta, 5 Oktober 2015
Meilani Tri wahyuningrum
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
HALAMAN PUBLIKASI................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pengembangan...................................................................................4
1.4 Spesifiksasi Produk ....................................................................................... 5
1.5 Pentingnya Pengembangan............................................................................ 6
1.6 Definisi Istilah ............................................................................................... 7
1.7 Sistematika Penelitian....................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11
2.1 Penelitian yang Relevan...............................................................................11
2.2 Kajian Teori..................................................................................................15
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.1 Media Pembelajaran...............................................................................15
2.2.2 Media Visual..........................................................................................27
2.2.3 Rancangan Pengajaran Tradisional........................................................39
2.2.4 Pengajaran Bahasa Indonesia dengan Media Boneka Plastik................43
2.2.5 Pengajaran Bahasa Indonesia Materi Teks Prosedur Kompleks...........46
2.2.6 Pengembangan Media Berbasis Boneka Plastik....................................61
2.2.7 Kerangka Berpikir..................................................................................66
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................67
3.1 Model Pengembangan.................................................................................67
3.1.1 Kegiatan Pendahuluan............................................................................68
3.1.2 Pengumpulan Data.................................................................................69
3.1.3 Pengembangan Produk...........................................................................70
3.1.4 Validasi Ahli..........................................................................................72
3.1.5 Revisi Produk.........................................................................................72
3.1.6 Uji Coba Lapangan................................................................................73
3.1.7 Revisi Produk.........................................................................................78
3.1.8 Hasil Akhir Media..................................................................................73
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................74
3.2.1 Populasi..................................................................................................74
3.2.2 Sampel....................................................................................................75
3.3 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................79
3.3.1 Wawancara.............................................................................................80
3.3.1 Kuesioner...............................................................................................80
3.4 Instrumen Penelitian.....................................................................................84
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Validitas dan Reliabilitas..............................................................................86
3.5.1 Validitas Instrumen................................................................................86
3.5.2 Reabilitas Instrumen..............................................................................88
3.6 Teknik Analisis Data....................................................................................95
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................99
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................................99
4.1.1 Pengembangan Media............................................................................99
4.1.2 kelayakan media..................................................................................105
4.1.3 Uji Coba Lapangan..............................................................................108
4.2 Pembahasan...............................................................................................109
4.2.1 Pengembangan Rancangan Pembelajaran............................................109
4.2.2 Kelayakan Produk Boneka Plastik.......................................................110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................112
5.1 Kesimpulan.................................................................................................112
5.1.1 Rancangan Pengembangan Media Boneka Plastik..............................112
5.1.2 Kelayakan Media Boneka Plastik........................................................113
5.2 Saran...........................................................................................................113
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................114
LAMPIRAN
BIODATA
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Siswa pada Masing-masing kelas X..........................................116
Tabel 2. Jumlah Sampel Siswa.............................................................................177
Tabel 3. Pengumpulan Data.................................................................................118
Tabel 4. Instrumen Kelayakan Media..................................................................119
Tabel 5. Instrumen Kelayakan Materi..................................................................120
Tabel 6. Pengukuran Kriteria Penilaian untuk Siswa...........................................121
Tabel 7. Pengukuran Kriteria Penilaian untuk Ahli.............................................121
Tabel 8. Pengembangan dan Kelayakan Media...................................................122
Tabel 9. Kriteria Kualitas Media untuk Para Ahli...............................................124
Tabel 10. Interpretasi Kategori Penilaian.............................................................124
Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.................................124
Tabel 12. Interpretasi Kategori Penilaian Validasi Para Ahli..............................125
Tabel 13.Rangkuman Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas..................................125
Tabel 14. Interval Kategori Penilaian Validitas Para Ahli...................................126
Tabel 15. Pedoman Interpretasi Koefisien Alfa Cronbach...................................126
Tabael 16. Penentuan Patokan Skala Lima..........................................................127
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alat dan Bahan Pembuatan Boneka Plastik.......................................128
Gambar 2. Langkah-Langkah Cara Pembutan Boneka Plastik............................128
Gambar 3. Peserta Didik Membuat Boneka Plastik.............................................130
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian.........................131
a. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran.....................................132
b. Hasil Observasi.........................................................................148
c. Hasil Wawancara......................................................................150
Lampiran 2. Validasi dan Reliabilitas Ahli Media Materi serta Kuesioner.........154
Validasi dan Reliabilitas Ahli Media...................................................................155
Validasi dan Reliabilitas Ahli Materi...................................................................158
Kuesioner untuk Siswa.........................................................................................159
Lampiran 3. Produk yang dihasilkan...................................................................172
Lampiran 4. Hasil Penelitian................................................................................175
a. Perhitungan Kelayakan Media..................................................176
b. Perhitungan Kelayakan Materi..................................................177
c. Perhitungan Kelayakan Siswa...................................................178
Lampiran 5. Surat Izin..........................................................................................179
a. Surat Izin Penelitian di Sekolah...............................................180
b. Surat Izin Pernyataan Materi....................................................182
c. Surat Izin Pernyataan
Media.......................................................................................183
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, banyak peserta didik yang kurang menyukai pembelajaran
bahasa Indonesia. Alasannya hampir sama, yaitu pembelajar menganggap
pembelajaran bahasa Indonesia mudah dan membosankan. Peserta didik
bosan dihadapkan dengan teks-teks yang dianggap dapat membuat peserta
didik mengantuk dan tidak beranjak dari teks saja.
Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif apabila pengajar
memiliki motivasi dan kreativitas dalam mengolah setiap bahan ajar. Salah
satu upaya untuk meningkatkan pembelajaran adalah menguasai media
pembelajaran. Oleh karena itu, media pengajaran sangat berdampak
langsung terhadap kegiatan pembelajaran dan sangat memengaruhi hasil
akhir tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan UU No. 19 tahun 2003, kompetensi pedagogi menuntut.
Pengajar agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pembelajar
dapat terlaksana dengan baik apabila pengajar dapat merencanakan atau
merancang pembelajaran dengan sistematis dan cermat. Salah satu
komponen yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan adalah
pemilihan media pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, penulis ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran bahasa Indonesia dibuat menjadi lebih menarik. Salah satu
cara agar pembelajaran Bahasa Indonesia dibuat menarik adalah dengan
menggunakan media pembelajaran. Media yang digunakan tergantung dari
aspek pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa.
Pembelajaran dapat menarik, karena dengan menggunakan media yang
kreatif. Oleh karena itu, penulis mencoba dengan kreativitasnya membuat
boneka yang terbuat dari plastik sebagai media pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas X SMA Santa Maria dalam materi teks prosedur kompleks.
Selain sebagai media pembelajaran dalam materi teks prosedur kompleks,
penulis juga peduli terhadap lingkungan yang sebagaian besar tercemar
karena sampah plastik yang begitu banyak, serta penulis mengetahui bahwa
sebagian besar wanita khususnya siswi atau remaja putri yang sangat
menyukai boneka. Dengan begitu, boneka plastik dapat menarik perhatian
siswi SMA Santa Maria untuk lebih fokus mendalami materi teks prosedur
kompleks sekaligus penulis ingin membangkitkan kreativitas pendidik
terhadap pemanfaatan barang bekas yang bisa dan dapat diolah sebagai
media pembelajaran dalam materi teks prosedur kompleks.
Boneka plastik pun memunyai banyak kegunaan yaitu dapat menjadi
media pembelajaran maupun materi itu sendiri. Penggunaan boneka plastik
dalam pembelajaran dapat mengembangkan minat belajar peserta didik,
meningkatkan kreativitas pendidik, dapat menjaga lingkungan dengan
memanfaatkan kantong plastik kresek bekas menjadi berguna dan mengatasi
sikap pasif perserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pemanfaatan media dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sangat
membantu peserta didik dalam memahami dan menangkap materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru, juga membantu guru dalam menjelaskan
sesuatu bahan ajar yang tidak mampu dijelaskannya. Dengan adanya media
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dapat mengembangkan keterampilan
kebahasaan, berbahasa, dan kesastraan peserta didik.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mencoba mengemukakan
sumbangan pemikirannya demi efektifnya pengajaran bahasa Indonesia
terutama mengenai materi teks prosedur kompleks. Titik berat pembahasan
diarahkan kepada media yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Setiap materi pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan
media yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi tertentu,
sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membuat siswi
SMA Santa Maria kelas X merasa bosan terhadap pembelajaran yang
diajarkan.
Pemilihan SMA Santa Maria sebagai tempat penelitian didasarkan atas:
(a) belum maksimalnya penggunaan media yang sederhana. (b) Perlunya
kemampuan berkreasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. (c) penulis
sudah mengenal SMA Santa Maria sebagai tempat PPL (Praktik
Pengalaman Lapangan) pada semester VII.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian mengenai “pengembangan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
boneka plastik dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi prosedur
kompleks pada kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah dapat dirumuskan
suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengembangan rancangan media boneka plastik dalam
pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks pada
kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta?
2. Bagaimanakah kelayakan produk boneka plastik dapat digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks pada
kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta?
1.3 TUJUAN PENGEMBANGAN
Berdasarkan rumusanm masalah, peneliti mengemukakan tujuan
pengembangan yaitu:
1. Agar rancangan media boneka plastik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia untuk materi prosedur kompleks pada kelas X di SMA Santa
Maria Yogyakarta dapat tercapai.
2. Agar mengetahui kelayakan produk boneka plastik dapat digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks pada
kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.4 SPESIFIKSASI PRODUK
Boneka plastik merupakan bagian dari teks prosedur kompleks yang
menerangkan bagaimana cara pembuatan boneka plsatik. Produk yang
dihasilkan berupa media pembelajaran yang sederhana dan kreatif. Media
tersebut sangat cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran mengenai
teks prosedur kompleks.
Spesifikasi produk boneka plastik ini pun yakni bisa berukuran besar,
sedang, dan kecil tergantung dari kantong plastik tersebut. Jumlah yang
dihasilkan boneka plastik bisa lebih dari satu karena pembuatan boneka
plastik tidaklah susah hanya membutuhkan ketekunan dalam
pembuatannya. Bahan yang digunakan dalam pembuatan boneka plastik
tersebut adalah kantong plastik kresek yang sudah tidak diunakan lagi
melainkan kantong plastik kresek bekas yang hanya membutuhkan alat
gunting, tali rafia dan lem castol. Warna yang digunakan dalam pembuatan
boneka plastik pun sesuai dengan selera. Boneka plastik ini tidak
berbahaya karena bahan dasarnya terbuat dari kantong plastik kresek akan
tetapi boneka plastik tersebut rentan terhadap sesuatu yang panas seperti
api karena mudah terbakar.
Produk boneka plastik yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
memiliki manfaat bagi pembelajar yakni pembelajar lebih memahami
materi teks prosedur kompleks yang merupakan langkah-langkah atau cara
pembuatan boneka plastik yang peneliti masukan dalam materi bahan ajar.
Tujuan dari produk boneka plastik ini adalah hasil yang akan dicapai oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pembelajar bahwa boneka plastik ini berhasil dapat membantu pembelajar
memahami materi teks prosedur kompleks dengan cara yang lebih kreatif.
Fungsi mengenai boneka plastik ini pun adalah dapat membantu
peneliti menjelaskan materi teks prosedur kompleks selama berpraktik
mengajar di kelas X SMA Santa Maria. Dengan menggunakan media
boneka plastik, pembelajar dapat lebih memahami materi yang diberikan.
Tidak hanya memahami, pembelajar pun tertarik dapat mempelajari cara
pembuatan boneka plastik tersebut. Boneka plastik ini pun dapat
diterapkan oleh pendidik bahkan calon pendidik untuk mengajarkan
pembelajaran bahasa Indonesia secara kreatif, sehingga pembelajar lebih
fokus dalam memahami materi yang diajar.
1.5 PENTINGNYA PENGEMBANGAN
Media pembelajaran yang sederhana seperti boneka plastik adalah
media pembelajaran yang dapat memanfaatkan kantong plastik kresek
bekas menjadi sebuah boneka. Boneka yang terbuat dari kantong plastik
kresek bekas ini dapat dimasukan kedalam pembelajaran bahasa Indonesia
mengenai materi teks prosedur kompleks yang merupakan langkah atau
cara pembuatannya. Tujuannya adalah pembelajaran dan model
pembelajaran yang lebih efektif. Strategi dan model pembelajaran
tergantung pada media yang digunakan. Oleh karena itu, pentingnya
pengembangan ini didasari oleh keterampilan pendidik terhadap sampah
kantong plastik kresek bekas yang dapat didaur ulang menjadi sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
boneka dan dapat dijadikan media pembelajaran bahasa Indonesia dalam
materi teks prosedur kompleks.
1.6 DEFINISI ISTILAH
1.6.1 Pengembangan
Menurut pendapat peneliti, pengembangan merupakan langkah strategi
yang dapat dilakukan oleh guru untuk menyusun bahan ajar dalam materi
teks prosedur kompleks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002:538), pengembangana adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan. Menurut Peter Salim (1991:700), pengembangan adalah
proses, cara, atau perbuatan pengembangan.
1.6.2 Media
Menurut pendapat peneliti, media adalah jembatan bagi guru untuk
membantu guru menyampaikan materi kepada pembelajar. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:726), media adalah alat (sarana)
komunikasi seperti koran, majalah, televisi, film, poster, dan spanduk yang
terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dsb).
1.6.3 Pengembangan Media
Menurut pendapat peneliti, pengembangan media adalah proses atau
cara yang dilakukan oleh guru sebagai perantara materi yang akan
disampaikan terhadap pembelajar. Menurut Latuheru (1988:14),
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
1.6.4 Boneka Plastik
Menurut pendapat peneliti, boneka plastik adalah boneka yang terbuat
dari kantong plastik kresek bekas. Boneka plastik yang dasarnya dari
kantong plastik kresek bekas ini hanya memerlukan lem castol, gunting,
dan tali rafia sebagai alat yang digunakan dalam pembuatan boneka
plastik.
1.6.5 Teks Prosedur Kompleks
Menurut peneliti, teks prosedur kompleks adalah teks yang
memaparkan langkah-langkah atau cara pembuatan sesuatu. Menurut
buku siswa (2014:39), teks prosedur kompleks ditata dengan struktur teks
tujuan langkah-langkah. Adapun langkah-langkah adalah cara yang
ditempuh agar tujuan itu tercapai.
Menurut Engkos Kosasi (2013:131), Teks prosedur kompleks
menyerupai artikel. Seperti artikel pada umumnya, teks tersebut terbagi
kedalam Pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
1.7 SITEMATIKA PENELITIAN
Sitematika penelitian dapat dideskripsikan atas 5 (lima) hal yaitu: (1)
pendahuluan, (2) landasan teori, (3) metode penelitian, (4) hasil penelitian
dan pembahasan, (5) dan saran kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini menguraiakan bagian pendahuluan terdiri atas enam
subbab. Bagian awal adalah latar belakang masalah, dari fakta yang ada
peneliti menemukan bagaimana cara pengembangan dan tujuan media
dengan boneka plastik dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi
teks prosedur kompleks pada kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta dan
tingkat kelayakan boneka plastik dalam pembelajaran bahasa Indonesia
untuk materi teks prosedur kompleks.
Bab 2 Landasan Teori
Pada bab ini peneliti membahas penelitian yang relevan dan kajian
dijabarkan antara lain (1) media pembelajaran, (2) media visual,
(3) rancangan pengajaran tradisional, (4) pengajaran bahasa Indonesia
dengan objek boneka plastik, (5) pengajaran bahasa Indonesia untuk
materi teks prosedur kompleks, (6) pengembangan media berbasis boneka
plastik, (7) kerangka berpikir.
Bab 3 Metode Penelitian
Pada bab ini, peneliti menggunakan model pengembangan untuk
menghasilkan produk dan menguji kelayakan tersebut. Model
pengembangan yang digunakan oleh peneliti Brog & Gall Sugiono.
Masing-masing ahli tersebut mempunyai langkah dalam melakukan
pengembangan, yaitu: (1) Kegiatan pendahuluan, (2) pengumpulan data,
(3) pengembangan produk, (4) validasi para ahli materi dan media,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk, dan (8) hasil
akhir media.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini, Penelitian ini telah menghasilkan media boneka plastik
pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk teks prosedur kompleks. Media
pembelajaran ini disusun sesuai dengan silabus yang ada. Penelitian ini
dilakukan di SMA Santa Maria Yogyakarta kelas X. Waktu penelitian dan
pengembangan dilakukan pada bulan September 2014 selama peneliti
melaksanakan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Data yang diperoleh
pada penelitian ini adalah kualitatif yang ditranformasikan terlebih dahulu
berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan menjadi kuantitatif. Data
tersbut merupakan data kuantitatif yang selanjutnya dianalisis dengan
statistik deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
produk tertentu dan menguji keefektifan produk.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini, peneliti akan menyimpulakn hasil penelitian dan
pembahasan tentang pengembangan media boneka plastik pada
pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks di
kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Peneliti juga memberikan saran
pengembangan media boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia
untuk materi teks prosedur kompleks di kelas X SMA Santa Maria
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, peneliti membahas penelitian yang relevan dan kajian teori
yang dijabarkan pada bab ini, antara lain: (1) media pembelajaran, (2) media
visual, (3) pancangan pengajaran tradisional, (4) pengajaran bahasa
Indonesia dengan objek boneka plastik, (5) pengajaran bahasa Indonesia
untuk materi teks prosedur kompleks, (6) pengembangan media berbasis
boneka plastik, (7) kerangka berpikir.
2.1 Penelitian yang Relevan
Ada tiga penelitian yang menurut peinelti relevan dengan penelitian ini,
penelitian tersebut dengan judul Peningkatan Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas VII B SMP Negri 1 Prambanan Sleman dengan Menggunakan Boneka
Tangan, diteliti oleh Teny Wulan Sudani (2011) mahasiswa PBSI,
Universitas Negri Yogyakara. Penelitian berikutnya dengan judul
Pengembangan Media Gambar dalam Pembelajarn Bahasa Indonesia bagi
Pembelajar Asing Tingkat Dasar (Beginner) di Puri Bahasa Yogyakarta
diteliti oleh F. Lusi Veronita Tearmawati mahasiswa (2004) PBSI,
Universitas Sanata Dharma. Dan penelitian selanjutnya dengan judul
Pengaruh Penggunaan Media Wayang Terhadap Kemampuan Menyimak
Dongeng di Kelas V SD Negri 1 Serang dan SD Negri 2 Mantranom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kecamatan Bawang Banjarnegara diteliti oleh Ening Setiowati (2012)
mahasiswa PGSD, Universitas Negri Yogyakarta.
Penelitian Teny Wulan Sudaniti (2011) Peningkatan Keterampilan
Bercerita Siswa Kelas VII B SMP Negri 1 Prambanan Sleman dengan
menggunakan boneka tangan dan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
bercerita siswa tampak pada kualitas proses pembelajaran yang ditunjukan
oleh keaktifan, perhatian pada pelajaran, antusias. Selama pembelajaran,
keberanian bercerita di depan kelas dan kerjasama kelompok sehingga dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif dan kreatif.
Peningkatan secara produk dapat dilihat dari peningkatan skor hasil
bercerita siswa pada setiap siklus. Kemampuan rata-rata siswa dalam
bercerita menjadi kategori kurang. Namun setelah implementasi tindakan
secara dua siklus, kemammpuan rata-rata siswa dalam bercerita menjadi
kategiri baik. Peningkatan kualitas produk atau hasil dapat dilihat dari
perbandingan skor rata-rata bercerita siswa pada setiap tahap pratindakan
sampai pasca tindakan siklus II. Skor rata-rata siswa pada tahap pratindakan
sebesar 19,17, pada siklus I peningkatan menjadi 23,03, dan siklus II
meningkat menjadi 25,89. Skor rata-rata keterampilan siswa mengalami
peningkatan sebesar 6,72. Dengan demikian, keterampilan siswa kelas VII B
SMP Negri 1 Prambanan Sleman telah mengalami peningkatan baik secara
proses maupun produk setelah diberi tindakan menggunakan media boneka
tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Penelitian berikutnya F. Lusi Veronita Hermawati (2004) dengan judul
Pengembangan Media Gambar dalam Pembelajar Bahasa Indonesia bagi
Pembelajar Asing Tingkat Dasar (Beginner) di Puri Bahasa Yogyakarta ini
menganggap penelitian tersebut penting karena atas dasar:
1) merupakan penelitian pengembangan, produk yang dihasilkan pun media
gambar.
2) Tujuan penelitian untuk mengahsilkan media gambar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia bagi pembelajar asing tingkat dasar di puri bahasa
Yogyakarta.
Pengemabnagan media gambar dilakukan dengan menggunakan model
Sadiman. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
a) Mengidentifikasikan kebutuhan dan kareakter pembelajar
b) Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas
c) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan
d) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
e) Menulis naskah media
f) Mengadakan tes dan revisi
Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti membuat produk berupa
media gambar berdasarkan materi dan modul 1b yang digunakan khusus di
puri bahasa Yogyakarta dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya
untuk pembelajaran asing tingkat dasar (Beginner). Media tersebut disusun
untuk enam pelajaran, media gambar tersebut terdiri dari tiga tahap untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
setiap strukturnya, yaitu: (1) tahap pengenalan, (2) tahap drill, dan (3) tahap
penguatan; dan satu tahap untuk struktur gabungan, yaitu tahap review.
Media gambar tersebut terdiri dari kartu, dan gambar berseri.
Penelitian berikutnya Ening Setiowati dengan judul Penggunaan Media
Wayang terhadap Kemampuan Menyimak Dongeng di Kelas V SD Negri 1
Serang dan SD Negri 2 Mantronem Kecamatan Bawang Banjarnegara
(2012). Jenis penelitian ini adalah eksperimen sederhana. desain eksperimen
yang digunakan yaitu Quasi Experimental (nonequivalent control group
design) subjek dalam penelitian ini adalah kemampuan menyimak dongeng.
Instrumen yang digunakan rumus point validitas dan uji reliabilitas
menggunakan K-R.20. teknik analisis data menggunakan beda mean.
Hasil penelitian ini yaitu rata-rata post test kelompok kontrol yaitu 67,33
sedangkn nilai rata-rata post test kelompok eksperimen yaitu 75,56. Selisih
ilai rata-rata yaitu 8,23. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian ini yaitu Hipotesi Alternatif (HA) yang berbunyi terdapat
Pengaruh Penggunaan Media Wayang terhadap Kemampuan Menyimak
Dongeng di kelas V SD Negri 1 Serang dan SD Negri 2 Mantranom
Kecamatan Bawang Banjarnegara.
Dengan demikian, penelitian tersebut relevan berdasarkan penelitian
yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Rasionalnya, adanya kesesuaian topik
yang akan diteliti walaupun berbeda instrumen yang digunakan. Kemudian
subjek atau tempat yang diteliti pun berbeda. Kendati demikian, kesamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang muncul terletak pada jenis penelitian yaitu menggunakan media yang
sederhana.
2.2 Kajian Teori
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas
dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan
metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran atau pelatihan.
2.2.1 Media Pembejaran
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari
medium yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat. Menurut Webster Dictonary dalam Sri Anitah
(2010:4), media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah
dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara
atau penghubung dua pihak atau dua hal. Oleh karena itu, media
pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan
pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
Menurut Association for Educational Communications and Technology
atau AECT dalam Sri Anitah (2010:4), mendefinisikan media sebagai segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Berbeda dengan
pendapat Briggs dalam Sri Anitah (2010:4), mengatakan bahwa media pada
hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan
isi pembelajaran termasuk didalamnya buku, videotape, slide suara, suara
guru, atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Didalamnya
tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi seperti slide, buku, buku ajar,
tape recorder.
Dengan pengertian itu, maka guru atau dosen, buku ajar, serta lingkungan
adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju kesuatu tujuan.
Didalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang
lain. Informasi ini mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet,
film, microfilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media pembelajaran
karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada pembelajar.
Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain
saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan
yang disebut perangkat lunak (software). Contoh: bila guru membuat bagan
atau tulisan pada suatu transparansi, kemudian diproyeksikan melalui
Overhead Projector (OHP), maka bahan atau materi pada transparan tersebut
dinamakan perangkat lunak (software), sedangkan OHP itu sendiri
merupakan alat atau perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk
memproyeksikan (memantulkan) materi pelajaran pada layar.
Dewasa ini orang membedakan antara alat peraga dengan media, namun
banyak pula yang menggunakan kedua istilah itu saling berganti untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menunjuk kepada suatu alat atau benda yang sama. Sebenarnya perbedaan
diantara keduanya hanyalah pada fungsi, bukan pada substansi maupun
bendanya itu sendiri. Sesuatu disebut sebgai alat peraga bila fungsinya hanya
sebagai alat bantu belaka, dan disebut media bila merupakan bagian integral
dari seluruh kegiatan pembelajaran, serta ada pembagian tanggung jawab
antara guru disatu pihak dan media dilain pihak. Contoh: pada suatu
pembelajaran bahasa dengan materi deklamasi, suatu saat mungkin tak perlu
ada guru untuk memberi contoh, pelajar dapat diminta mendengarkan kaset
audio sebagi media pembelajaran. Guru hanya diperlukan sewaktu memberi
penjelasan tentang isi sajak yang tidak dimengerti oleh isi pelajar.
Di dalam pendidikan kita mengenal berbagai istilah peragaan atau
keperagaan. Tetapi ada pula yang mengguanakan komunikasi peragaan.
Tetapi ada pula yang menggunakan istilah komunikasi peragaan. Dewasa ini
telah mulai dipopulerkan istilah baru yaitu “Media Pendidikan” sedangkan
dalam kepustakaan asing ada sementara asing yang menggunakan istilah
Audio-Visual AIDS. Untuk pengertian yang sama, banyak pula ahli yang
menggunakan istilah teaching material atau instructional material. Menurut
Oemar Hamalik (1994:11). Dengan beragamanya istilah tersebut, yang
mempunyai tekanan sendiri-sendiri, maka akan lebih baik jika kita
mengambil salah satu diantaranya, dalam hal ini “media pendidikan”.
B. Ciri-Ciri Umum dari Media Pendidikan
Menurut Oemar Hamalik (1994:12), ciri-ciri umum dari media
pendidikan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang
berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat,
didengar, dan yang dapat diamati melalui panca indra kita.
2. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan
didengar.
3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi)
dalam pengajaran, antara guru dan siswa.
4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik di
luar kelas.
5. Berdasarkan c dan d, maka pada dasarnya media pendidikan
merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam
rangka pendidikan.
6. Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik,
yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
7. Karena itu, sebagi tindakan operasional, dalam buku ini kita
menggunakan pengertian “media pendidikan”.
Oleh karena itu, yang dimaksud media pendidikan adalah alat,
metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Tidak hanya itu media pun
merupakan sarana untuk menuju kesuatu tujuan. Tujuannya adalah agar
siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru.
C. Fungsi Media Komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Oemar Hamalik (1994:12), sesungguhnya media
komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas, yang meliputi: edukatif,
sosial, ekonomis, politis dan seni budaya.
D. Nilai atau Manfaat Media Pendidikan
Menurut Encyclopedia of Educatational Reserach dalam Oemar
Hamalik (1994:15), nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Meletakan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi “verbalisme”.
2. Memperbesar perhatian para siswa.
3. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan hal ini terutama terdapat
dalam gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu perkembangannya efesien yang lebih
mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menurut Oemar Hamalik (1994:17), media pendidikan
memungkinkan terjadinya interaksi lansung antara siswa dan
lingkungannya. Dalam pengajaran tradisional, para siswa hnya
membicarakan tentang fakta dengan jalan mendengarkan ceramah
atau membaca buku, tidak ada kontak langsung dengan gejala-gejala
sosial alamiah.
Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan.
Pengamatan para siswa terhadap sesuatu biasanya berbeda tergantung
pada perangsangan pengalamannya masing-masing. Siswa yang hanya
melihat ikan asin akan berbeda presepsinya dengan siswa yang telah
melihat dan memakan ikan asin. Melalui media pendidikan guru dapat
memberikan presepsi yang sama terhadap suatu benda atau peristiwa
tertentu kepada para siswa dalam kelas itu. Presepsi yang sama akan
menimbulkan pengertian dan pengalaman yang sama. Misalnya
presepsi tentang sayap nyamuk.
Media pendidikan membangkitakan keinginan dan minat yang
baru. Melaui alat atau media para siswa akan memperoleh pengalaman
lebih luas dan lebih kaya. Dengan demikian, presepsinya akan
menjadi lebih tajam dan pengertiannya menjadi lebih tepat dan akan
menimbulkan keinginan-keinginan serta minat belajar yang baru.
Menurut Oemar Hamalik (1994:46), pada umumnya audio-visual
dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, ialah alat visual yang
dilihat: filmstrip, tranparencies, microprojection, papan tulis, bulettin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
board, gambar-gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan
globe. Alat-alat yang auditif hanya radio, rekaman pada taperecorder.
Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi.
Benda-benda tiga dimensi yang biasa dipertunjukan, misalnya model,
specimens, mock-up, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama,
dipertunjukan melalui pameran dan musium. Dramatisasi, misalnya
pageant, pantonim, permaianan dramatisasi, permaian peranan, sosio-
drama, sandiwara boneka, dan demonstrasi. Dengan alat ini
pengajaran menjadi kongkret dan para siswa akan memperoleh
pengalaman-pengalaman yang bersifat mendidik.
Menurut Oemar Hamalik (1994:133), benda-benda bermafaat
kerana nyata dan kongkret. Sebelum anak-anak masuk sekolah mereka
senantiasa bermain dengan benda-benda kongkret ini sehingga tidak
timbul verbalisme. Sejak zaman dahulu, pada umumnya sekolah
nggunakan benda-benda kongkret tetapi setelah banyak penemuan
baru, kemudian hanya digunakan buku-buku dan ceramah. Keadaan
inilah yang menimbulakn konsekuensi pengajaran yang tidak
diinginkan itu; sejak itu pula timbul konsep pembaikan dari
Pestalozzi, agar sekolah menggunakan benda-benda kembali dalam
pengajaran di sekolah.
Benda tersebut juga objek, artinya benda-benda yang dapat
digunakan untuk membantu pengajaran seperti bunga, batu, koran,
dan sebagainya yang mungkin dibawa oleh siswa atau guru. Bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dari suatu objek disebut specimen, seperti sayap kupu-kupu, tutup
botol, dapat juga menunjukan suatu kelompok keseluruhan. Seperti
ikat kepala orang madura, kain songket oarang palembang, semuanya
dapat dosebut specimen.
Menurut Oemar Hamalik (1994:133), dalam mengajar tidak
senantiasa dapat digunakan benda sesungguhnya disebabkan oleh
berbagai faktor. Karena itu digunakan benda-benda pengganti yang
menggantikan benda sebenarnya dalam bentuk sederhana,
menghilangkan bagian benda yang kurang perlu serta menonjolkan
bagian yang perlu saja. Benda-benda demikian disebut model, atau
benda tiruan.
Model terbagi atas tiga jenis:
1. Solid model, yang terutama menunjukan bagian luar.
2. Cross section model, yang menampakan struktur bagian dalam.
3. Working model, yang mendemontrasikan fungsi atau proses-
proses.
Ketiga jenis model ini dapat digunakan di sekolah. Akan tetapi, model
yang paling banyak digunakan di sekolah ialah jenis model yang
pertama.
Menurut Oemar Hamalik (1994:134), model yang sederhana akan
memberikan hasil yang sama baiknya seperti model yang pelik.
Model dapat dibuat oleh siswa atas bimbingan guru atau dibuat oleh
guru itu sendiri. Model hanya dipergunakan pada sekolah-sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
untuk pengertian pokok bila dimaksudkan untuk memperolah
pengetahuan yang dalam dan kecakapan. Sekalipun model sudah bisa
dianggap mewakili benda yang asli, namun karena ia adalah benda
tiruan tentu saja kekurangannya dalam aspek-aspek tertentu
disebabkan aspek besarnya benda, perubahan karena pengaruh luar,
pada suatu saat sudah tak canggih lagi.
Menurut Oemar Hamalik (1994:135), menggunakan model dalam
kelas hendaknya disesuaikan dengan program mengajar. Berikut ini
merupakan saran-saran yang dapat menjadikan pengajaran lebih
efektif:
1. Bentuk dan besarnya model perlu diperhatikan agar bisa dilihat
oleh kelas. Model yang lebih besar dapat dilihat oleh semua
anak secara jelas.
2. Jangan terlalu banyak memberikan penjelasan sebab biasanya
para siswa mengkonsentrasikan parhatiannya kepada model dan
bukan kepada penjelasannya.
3. Gunakan model untuk maksud tertentu dalam pengajaran bukan
bertujuan untuk mengisi waktu guru dan mengurangi peranan
guru dalam kelas.
4. Usahakan agar para siswa sebanyak mungkin belajar dari model
dengan mendorong mereka bertanya, berdiskusi, atau
memberikan kritik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5. Pada waktu-waktu tertentu gunakan sejumlah model, bukan
hanya sebuah model saja. Dengan demikian, kelas dapat
membandingkannya dengan kelas yang satu sama lain.
6. Model hendaknya diintegrasikan dengan alat-alat lainnya supaya
pengajaran lebih berhasil.
7. Didalam situasi pelajaran gunakan hanya model-model yang
hanya terpilih saja. Jangan menggunakan bermacam-macam
model karena bisa menyebabkan kebingungan pada anak-anak.
8. Kalau menggunakan beberapa model hendaknya model itu satu
sama lain berhubungan dan menghubungkan pelajaran satu
dengan pelajaran lainnya.
Menurut Oemar Hamalik (1994:136), benda yang termasuk jenis
jenis tiga dimensi salah satunya adalah diorama. Diorama adalah
suatu penyajian tiga dimensi yang menggabungkan bermacam-macam
bahan, baik simbolis maupun trill, seperti gambar-gambar, specimen;
dan pada umumnya menggunakan cahaya pantulan sehingga
menunjukan pengaruh pemandangan yang naturalistis. Diorama
menggunakan figura-figura miniatur dan latar belakang dalam
perspektif yang aktual.
Menurut Oemar Hamalik (1994:145), boneka adalah media yang
efektif dalam pengajaran, karena mendorong anak-anak bekerja sama.
Semua anak baik yang kurang pandai maupun pandai memberikan
sumbangannya yang penting, mengerjakan berbagai pekerjaan rumah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mengembangkan minat membaca, memperbaiki bentuk ekspresi baik
lisan maupun tertulis, memajukan kecakapan berhitung
memperkembangkan minat terhadap musik, dan sensifitas bentuk dan
kerajinan tangan.
Melalui media ini berbagai pelajaran dipelajarai oleh kelas dan
pengalaman-pengalaman yang diperoleh akan membantu anak untuk:
1. menemukan dan mengembangkan bakat-bakat yang terpendam.
2. memperkembang perbendaharaan bahasa, melatih berbicara yang
baik.
3. memperluas kecakapan tertentu.
4. memperoleh pengetahuan tentang penduduk, industri dan kesenian.
5. menambah kecakapan tentang teknik belajar dan bekerja.
6. mengalami rasa berhasil dan kepuasan, ini erat hubungannya
dengan kemajuan belajar.
7. memperkembang rasa aman sebagai obat atas ketegangan yang
terjadi disebabkan oleh masalah tertentu.
8. memperkembang kontrol diri dan pertimbangan untuk mencapai
suatu tujuan.
9. berpatisipasi di dalam berbagai kegiatan kurikulum.
10. memahami dan melatih diri sebagai pedoman yang baik;
mendengarkan dan berpatisipasi secara teratur.
Melihat manfaat dari penjelasan di atas maka, kita akan memahami
mengapa boneka sangat memikat perhatian anaka-anak. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ternyata dengan mudah pelajar dapat menceritakan kembali, bahkan
juga dapat dramatisasikannya. Tidak hanya itu, benda-benda
bermanfaat karena nyata dan konkret.
E. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
a. Menurut Sanjaya (2010:208), media pembelajaran dapat dapat
diklasifikasikan menjadi:
1. media auditif, media yang hanya dapat didengar saja atau media
yang hanya memiliki unsur suara.
2. Media visual, media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara.
3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media tersebut dapat
dibagi kedalam:
1. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti
radio dan televisi
2. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu film, slide dan sebaginya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi
kedalam:
1. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, transparansi, dan
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,
radio dan lainnya.
F. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2010:226), media pembelajaran dapat harus
digunakan untuk membelajarkan, maka ada sejumlah prinsip yang
harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
1. Media yang digunakan pengajar harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi
pembelajaran.
3. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi siswa.
4. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas
dan efesien media yang akan digunakan harus sesuai dengan
kemampuan pengajar dalam mengoperasikannya.
2.2.2. Media Visual
Menurut Sri Anitah (2010:7), mengatakan media visual juga disebut
media pandang, karena seseorang dapat mengahayati media tersebut melalui
pengelihatannya media ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai
berikut.
A. Media Visual yang Tidak Diproyeksikan
Menurut Jhon D. Latuheru dalam bukunya yang berjudul “Media
Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini” (1988:41),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pengertian media pandang yang tidak diproyeksikan ialah bahwa media
yang digunakan itu tidak mebutuhkan suatu alat bantu lain (misalnya suatu
proyektor) untuk melihatnya. Media seperti ini sangat banyak, mudah
diperoleh dan mudah digunakan secara luas di kelas bila dibanding dengan
media pandang yang lain. Selain itu media seperti ini sangat umum dan
banyak terdapat dalam lingkungan kehidupan kita, sehingga para pendidik
atau guru kadang-kadang cenderung tidak memperhitungkan kehadiran
media ini dalam proses pembelajaran. Padahal media ini, selain dari mudah
diperoleh, juga tidak membutuhkan adanya aliran listrik, dan tidak
membutuhkan tenaga khusus untuk melayaninya. Di samping itu, media
sepeti itu, media seperti ini dapat digunakan di mana-mana, misalnya di
daerah-daerah yang belum terjangkau oleh aliran listrik dan sarana atau
prasarana komunikasi yang lancar. Media pandang yang tidak diproyeksikan
dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) gambar, (2) grafis, (3) model dan
benda asli.
Sri Anitah (2010:7), mengatakan media visual yang tidak diproyeksian
merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar
untuk memproyeksikan perangkat lunak. Media ini tidak tembus cahaya
(non transparan), maka tidak dipantulkan pada layar. Namun, media ini
hanya digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun
penggunaannya. Faktor-faktor seperti: tidak adanya aliran listrik, daerah
terpencil, tidak tersedianya peralatan, kelompok kelas kecil, menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
guru memilih media yang dirasa praktis, termasuk dalam jenis ini antara lain
sebagai berikut:
1. Gambar Mati atau Gambar Diam (still picture)
Gerlach dan Ely dalam Sri Anitah (2010:7), mengatakan bahwa gambar
tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu mil.
Melalui gambar dapat ditunjukan kepada pelajar suatu tempat, orang, dan
segala sesuatu dari daerah yang jauh dari lingkungan pengalaman pelajar
sendiri. Gambar juga dapat memberikan gambaran dari waktu yang telah
lalu atau potret (gambaran) masa yang akan datang.
Smaldino, dkk dalam Sri Anitah (2010:8), mengatakan bahwa gambar
atau fotografi dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu, seperti:
binatang, orang, tempat ataau peristiwa. Gambar diam yang pada umumnya
digunakan dalam pembelajaran yaitu: potret, kartupos, ilustrasi dari buku,
katalog, dan gambar cetak. Melalui gambar dapat diterjemahkan ide-ide
abstrak dalam bentuk yang liberalistis.
1. Kelebihan Gambar
Sri Anitah (2010:8), mengatakan kelebihan gambar antara lain
sebagai berikut:
a. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak kedalam bentuk yang lebih
nyata.
b. Banyak tersedia dalam buku-buku.
c. Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.
d. Relatif tidak mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
e. Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.
2. Kelemahan Gambar
Sri Anitah (2010:8), mengatakan kelemahan gambar antara lain
sebagai berikut.
a. Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukan di kelas yang
besar.
b. Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukan
dimensi yang ketiga (kedalam benda), harus digunakan satu seri
gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda.
c. Tidak dapat menunjukan gerak.
d. Pelajar tidak selalu mengetahui bagaimana pembaca
(menginterpretasikan) gambar.
3. Manfaat Gambar
Sri Anitah (2010:9), mengatakan manfaat gambar antara lain sebagai
berikut.
a. Menimbulkan daya tarik bagi pembelajar. Gambar dengan berbagai
warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta
perhatian pembelajar.
b. Mempermudah pengertian pembelajar. Suatu penjelasan yang
sifatnya abstrak dapat dibantu dengan gambar sehingga pembelajar
lebih mudah memahami apa yang dimaksud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Memperjelas bagan-bagan yang penting. Melalui gambar, dapat
diperbesar bagian-bagian yang penting atau yang kecil sehingga
dapat diamati lebih jelas.
d. Menyikat suatu uraian panjang. Uraian tersebut dapat ditunjukan
dengan sebuah gambar saja.
4. Ciri-Ciri Gambar yang Baik
Sri Anitah (2010:9), mengatakan ciri-ciri gambar yang baik antara lain:
a. Cocok dangan tingkatan umur dan kemampuan pembelajar.
b. Bersahaja dalam arti yang tidak kompleks, karena dengan gambar
itu pembelajar mendapat gambaran yang pokok.
c. Realistis, maksudya gambar itu sepeti gambar yang sesungguhnya
atau sesuai dengan apa yang digambar, sudah tentu perbandingan
ukuran juga harus diperhatikan.
d. Gambar dapat diperlakukan dengan tangan.
5. Teknik Penggunaan Gambar
Sri Anitah (2010:10), mengatakan teknik penggunaan gambar antara
lain sebagai berikut.
a. Pengetahuan apa yang akan diperhatikan melalui gambar itu, harus
jelas terlebih dahulu.
b. Kemungkinan salah pengertian yang akan ditimbulkan oleh
gambar.
c. Persoalan apa yang hendak dijawab oleh gambar.
d. Reaksi emosional apa yang hendak dibina oleh gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
e. Apakah gambar itu membawa pembelajar kepenyelidikan lebih
lanjut.
f. Apakah sekiranya ada media lain yang lebih tepat untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
6. Cara Menunjukan Gambar
Sri Anitah (2010:10), mengatakan cara menunjukan gambar antara
lain sebagai berikut.
a. Apa yang harus dicari pembelajar dalam gambar itu
b. Pembelajar harus mengerti bagaimana mempelajari gambar.
c. Bagaimana pembelajar memberikan kritik terhadap gambar.
d. Bagaimana hubungan gambar tersebut dengan materi pelajaran
lain.
e. Bila gambar terlampau luas, berikan dalam seri-seri gambar yang
mempunyai ukuran logis.
f. Waktu melihat gamabar, mungkin tidak semua pembelajar dapat
melihat dengan jelas, maka sesudah pemebelajaran berakhir
hendaknya gambar diletakan ditempat yang dapat dijangkau oleh
pembelajar.
B. Media Visual yang Diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan ialah bahwa media yang
digunakan itu membutuhkan suatu alat bantu lain (misalnya suatu
proyektor) untuk melihatnya. Media seperti ini sangat banyak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mudah diperoleh dan mudah digunakan secara luas di kelas bila
dibanding dengan media pandang yang lain.
1. Ilustrasi
Menurut Sri Anitah (2010:11), Ilustrasi berasal dari bahasa latin
Illustrare, yang berarti menerangkan atau membuat sesuatu menjadi
jelas. Ilustrasi juga didefinisikan sebagai gambar atau wujud yang
menyerupai teks. Gambar atau tulisan tersebut merupakan suatu
kesatuan yang bertujuan memperjelas teks atau buku cetakan yang
diterbitkan. Pendapat lain mengatakan bahwa ilustrasi merupakan
gambar atau wujud lain yang bermaksud menerangkan, menghias,
ditampilakan dengan suatu kepribadian dan mengandung daya tarik
serta memberi stimulus dan motif suatu gerak. Dari uraian tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa ilustrasi mempunyai arti
menerangkan atau membuat sesuatu menjadi jelas. Dalam pengertian
yang cukup luas, ilustrasi dapat berupa gambar, tulisan, ucapan,
gerak (tari), bunyi (musik). Ilustrasi berwujud gambar dua dimensi
berfungs memperjelas dan menghias cerita yang diterbitkan.
2. Karikatur
Menurut Sri Anitah (2010:11), karikatur adalah gambar yang
disederhanakan bentuknya dan biasa berisi sindiran. Merencanakan
karikatur tidaklah mudah, karena harus memahami terlebih dahulu
objek yang akan dibuat. Jika akan membuat karikatur tentang
seseorang, yang perlu diperhatikan adalah ciri khas orang yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ditonjolkan. Untuk menghadapi hal itu, diperlukan keterampilan-
keterampilan khusus untuk menuangkan ke dalam goresan-goresa,
Tetapi bagi seseorang yang tidak dapat menggambar, dapat
melakukannya dengan gambar-gambar garis dan lingkaran sederhana
atau gambar dalam bentuk tongkat atau garis-garis.
Gambar yang berwujud karikatur ini dapat digunakan sebagai
media komunikasi untuk semua tingkatan sosial, mulai dari orang-
orang yang tidak bersekolah sampai pada orang yang berpendidikan
tinggi. Karikatur juga dapat bebicara dalam bahasa universal tanpa
memerlukan penjelasan. Bentuknya selain manarik, juga dapat
meningkat perhatian orang dan memperjelas ide serta informasi
yang dikemukakan.
3. Poster
Menurut Sri Anitah (2010:12), poster merupakan gambar yang
mengobinasikan unsur-unsur visual seperti, garis, gambar dan kata-
kata yang bermaksud menarik perhatian serta mengomunikasikan
pesan secara singkat. Agar lebih efektif, poster seharusnya berwarna
dan menimbukan daya tarik dengan maksud menjangkau perhatian
dan menghubungkan pesan-pesannya dengan cepat. Dalam proses
pembelajaran, poster dapat menimbulkan perhatian pembelajar untuk
berbagai situasi belajar. Misalnya, untuk mengenalkan suatu topik
atau materi baru, sebagai peringatan untuk hal-hal yang berbahaya,
seperti, praktikum dengan bahan-bahan kimia, listrik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tegangan tinggi, dapat diberikan melalui suatu poster. Berikut ini
adalah beberapa manfaat poster sebagai berikut.
a. Sebagai penggerak perhatian, misalnya di bawah gambar tong
sampah, ditulis “jagalah kebersihan”.
b. Sebagai petunjuk, misalnya poster pariwisata dengan gambar
Candi Borobudur disertai tulisan “Candi Borobudur 10 km”,
maksudnya letak candi tersebut 10 km dari tempat poster
dipasang.
c. Sebagai peringatan, misalnya “awas meledak”.
d. Pengalaman kreatif, misalnya poster untuk pameran atau suatu
pertunjukan atau pembelajaran seni.
e. Untuk kampanye.
4. Bagan
Menurut Sri Anitah (2010:14), bagan adalah gambaran dari
suatu yang dilukiskan dengan garis, gambar, dan kata-kata.
Maksudnya untuk memperagakan suatu pokok pelajaran yang
menunjukan adanya hubungan, perkembangan, atau perbadingan
terntang sesuatu. Beberapa jenis bagan anatara lain:bagan organisasi
(aliran), bagan bergambar (bagan lukisan), bagan perbadingan atau
perbedaan, bagan pandangan tembus, bagan keadaan, bagan terurai,
bagan waktu, bagan pertumbuhan, bagan skematik, bagan lembaran
balik (flip chart).
5. Diagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Menurut Sri Anitah (2010:21), Diagram adalah suatu gambaran
terbuka dari suatu objek atau proses. Maksudnya adalah sesuatau
yang diterapkan irisannya atau penampangnya dengan gambar, garis,
dan kata-kata.
6. Grafik
Menurut Sri Anitah (2010:21), grafik merupakan pemakaian
lambang-lambang visual untuk menjelaskan data statistik. Untuk
mempermudah pengertian belajar, deretan angka-angka dapat
digambarkan dengan lambang-lambang visual seperti garis-garis,
titik-titik, gambar atau bentuk-bentuk tertentu sehingga menarik dan
mudah dimengerti. Dengan grafik, penggambaran kuantitatif akan
kelihatan lebih sederhana. Ada pun jenis-jenis garfik yaitu: grafik
garis, grafik batang atau grafik bidang, grafik gambar, grafik
lingkaran.
7. Peta Datar
Menurut Sri Anitah (2010:24), peta adalah gambar yang
menjelaskan permukaan bumi atau beberapa bagian bumi yang
menunjukan ukuran atau posisi yang relatif. Menurut skala yang
digambarkan, jenis peta menurut isinya dapat dibedakan menjadi:
peta fisiska, peta ekonomis, peta politik, peta untuk belajar, peta
timbul, atlas, bola dunia atau globe.
8. Realita dan Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Menurut Sri Anitah (2010:25), realita atau disebut juga obejak
adalah benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh. Misalnya: orang,
binatang, rumah, dan sebagainya. Model adalah media tiga dimendi
yang mewakili benda yang sebenarnya. Benda tiga dimensi adalah
benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan isi (tinggi). Suatu
model lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan benda yang
sebenarnya yang diwakili. Mungkin lebih lengkap, terperinci atau
lebih sederhana sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Jadi, model merupakan tiruan yang mewakili benda yang
sebenarnya. Hampir semua objek yang dibuat modelnya, mulai dari
serangga sampai pesawat terbang, dapat ditampilkan ke dalam kelas
untuk keperluan pembelajaran. Selain model dan benda yang
sebenarnya, masih ada istilah yang berhubungan dengan benda itu,
yaitu specimen dan mock up.
Specimen (specimey) merupkaan bagian atau pecahan dari benda
yang sebenarnya, seperti: pecahan gelas, mineral, kulit, batu-batuan,
daun, ranting, dan lain-lain yang sering diperlukan untuk keperluan
pembelajaran. Bagian-bagian dari benda tersebut sangat berguna
karena merupakan benda yang sebenarnya, hanya sebatas pada
pecahan atau bagian dari keseluruhan. Mock up adalah bagian dari
benda yang ingin ditunjukan cara kerjanya. Misalnya, bila guru ingin
menunjukan cara bekerja mesin mobil, maka cukup menunjukan
bagian dari mesin itu, tanpa menampilkan seluruh badan mobil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Menurut Jhon D. Latuheru (1988:52), model dan benda asli
kadang-kadang terlupakan untuk dijadikan media pembelajaran,
sebab sebagian orang yang menganggap bahwa model dan benda asli
tidak termasuk atau tidak tergolongkan sebagai media. Akan tetapi
sebenarnya suatu benda asli merupakan media yang paling tepat
guna, dibanding dengan tiruannya. Hanya kadang-kadang benda sulit
ditampilkan di depan kelas. Mengenai model, justru lebih baik
daripada gambar, sebab model memiliki tiga dimensi, sedangkan
gambar hanya satu atau dua dimensi saja. Selain itu, model kadang-
kadang lebih praktis dari benda aslinya, karena model dapat dilepas
bagian-bagiannya. Suatu model kadang-kadang lebih besar, lebih
kecil atau malah sama dengan ukuran benda aslinya. Model dapat
dilengkapi selengkap mungkin ataupun disederhanakan sesederhana
mungkin, disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Pada model
tertentu dapat dibuka bagian luarnya sehingga bagian dalamnya
nampak jelas, sedangkan hal ini sulit diadakan pada benda asli.
9. Berbagai Jenis Papan
Menurut Sri Anitah (2010:26), papan untuk pembelajaran yang
sudah lama dipakai adaah papan berwarna hitam atau kadang-kadang
hijau tua yang banyak dipakai oleh guru untuk membantu
penjelasan-penjelasan yang disampaikan secara lisan. Selain itu,
masih ada beberapa jenis papan antara lain: papan tulis hitam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
papan tulis putih, cetakan papan tulis, papan peragaan, papan flanel,
papan tetap, dan papan tempel.
10. Media Visual yang Diproyeksikan
Menurut Sri Anitah (2010:26), media ini merupakan suatu media
visual, namun dapat diproyeksikan pada layar melalui suatu pesawat
proyektor. Oleh karena itu, media ini terdiri dari dua unsur yang tak
dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu perangkat keras dan perangkat
lunak. Melalui pesawat proyektor, materi atau perangkat lunak ysng
berwujud gambar, bagan, atau tulisan, dapat diproyeksikan pada
layar. Media visual ini banyak jenisnya, akan tetapi pada buku ajar
ini hanya akan ditampilkan beberapa jenis yang banyak digunakan,
seperti: Overhead projector (OHP), Slide projector (projektor film
bingkai), filmstrip projector, dan opague projector.
2.2.3 Rancangan Pengajaran Tradisional
Menurut munandir dengan judul bukunya Rancangan Sistem
Pengajaran (1987:16), pola pengembangan bidang studi dan
program yang tradisional ini sering sering mengahasilkan mutu
pengajaran yang rendah. Beberapa orang memang bisa merancang
dan menyampaikan pengajaran yang efektif dengan menggunakan
ancangan yang demikian, tetapi ini bukanlah kejadian yang umum.
Kelemahan cara tradisional dalam pengembangan bidang studi dan
program latihan bukannya karena cara itu tidak pernah berhasil,
tetapi alih-alih karena mutu pengajaran yang dikembangkan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
tradisional itu amat berbeda-beda, tidak dapat diramalkan, dan
acapkali tidak dapat ditentukan sama sekali.
Pengembangan dan penyampaian yang bermutu secara tradisional
sebagian besar adalah kiat yang sayangnya hanya bisa dilakukan
oleh guru-guru yang terbatas jumlahnya. Dengan demikian, yang
dihasilkannya adalah mutu yag tidak seragam. Bahkan diantara guru-
guru yang berbakat ada masalah, yaitu bahwa bakat ada masalah,
yaitu bahwa bakatnya tidak dapat ditularkan kepada orang-orang lain
yang mungkin nanti bisa menjadi “seniman” atau “ahli kiat”, dalam
perancangan dan penyampaian pengajaran.
A. Siasat Pengajaran dan Media
Menurut Munandir dengan judul bukunya rancangan sistem
pengajaran (1987:18), dalam rancangan sistem pengajaaran soal
perencanaan siasat pengajaran dan pemilihan media diberikan
perhatian yang besar. Keputusan tentang bagaimana
menyelenggarakan pengajaran didasarkan pada bukti-bukti empirik
yang banyak tentang keefektivan berbagai siasat pengajaran dan
media (Bretz, 1971 ; Briggs dan Wager, 1981). Tekanan diberikan
pada pemilihan dan penggunaan siasat pengajaran dan media yang
cocok dengan tugas-tugas belajar dan dengan ciri-ciri pribadi siswa,
dalam batas-batas kendala keadaan yang ada. Berdasarkan bukti-bukti
penelitian yang ada, ancangan ini akan menolak pandangan bahwa
ada media atau siasat yang paling baik untuk semua pengajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Demikianlah, keputusannya tentang keunggulan beberapa siasat ajaran
(misalnya, belajar discoveri) atau media (misalnya, TV pendidikan)
yang dianggap benar itu, yang yang merupakan ciri pengajaran
tradisional, tidaklah sejalan dengan paham ancangan sistem
pengajaran. Keputusan tentang siasat/media tertentu bagi jenis belajar
tertentu dan bagi macam siswa tertentu pula (Cronbach dan Snow,
1976). Rancangan sistem pengajaran akan menolak pendapat tentang
keunggulan yang umum sifatnya dari siasat dan media pengajaran
apapun. Pengajaran itu dijabarkan dari lingkungan sistem pengajaran.
Demikianlah, sistem pengajaran merupakan anak sistem dari suatu
sistem yang lebih besar lingkungan sistem pengajaran.
B. Tujuan dan Lingkungan Pengajaran
Menurut Munandir dengan judul bukunya rancangan sistem
pengajaran (1987:19), tujuan tertentu untuk sistem pengajaran harus
dijabarkan dengan jalan menganalisa lingkungan sistem tersebut.
Dalam latihan dilingkungan industri atau ketentaraan, tujuan untuk
pengajaran didasarkan pada analisa tugas pekerjaan khusus apa yang
untuk itu para siswa disiapkan. Prosedur analisa yang demikian
disebut analisa pekerjaan (job analysis) atau analisa tugas (task
analysis) (Branson, 1977 ; Gagne, 1977a). Dalam pendidikan umum,
tujuan pengajaran dapat didasarkan atas penilaian kebutuhan yang
dilakukan dalam masyarakat sekitar sekolah (Burton dan Merril,
1977; Kaufman dan English, 1978). Cara ini mencerminkan asas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
penting yang berasal dari teori sistem – tujuan bagi sistem pengajaran
harus diturunkan dari lingkungan sistem pengajaran yang
bersangkutan.
C. Siswa atau Si Belajar
Menurut munandir dengan judul bukunya rancangan sistem
pengajaran (1987:19), siswa sebagai pihak yang belajar mempunyai
peran sentral dalam ancangan sisem pengajaran. Keterampilan dan
pengetahuan yang dibawa siswa kedalam situasi pengajaran
merupakan penentu yang kuat bagi keberhasilan pengajaran (Ausubel
dkk., 1978; Gagne, 1977a). Perlulah dibeikan perhatian pada usaha
mengenali ciri-ciri rancangan pelajaran (Lesson Design). Dalam
beberapa model rancangan sistem, rancangan serangkaian pelajaran
dipandang sebagai suatu soal bagaimana menyusun rencana bagi
terwujudnya: (a) pengurutan keterampilan-keterampilan prasayarat
(subordinate skills) yang efektif, dan (b) peristiwa pengajaran
(instructional events) yang diinginkan (Briggs, 1977 ; Briggs dan
Wager, 1981; Gagne’ dan Briggs 1979).
Pengurutan pengajaran yang dimaksud diperoleh dengan analisa
tugas belajar. Untuk tujuan dalam ranah keterampilan intelek, yang
dilakukan ialah menyurun hirarki belajar (Gagne’, 1977b). Untuk
semua jenis tujuan belajar atau pengajaran, disusun peta kurikulum
pengajaran pada tingkat-tingkat bidang studi, unit pelajaran, dan
pelajaran (Briggs dan Wager, 1981). Untuk melaksanakan kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
teknik analisa ini penting sekali tujuan digolong-golongkan atas
ranah-ranah hasil yang mau dicapainya: informasi; keterampilan
intelek; sikap; siasat kognitif; dan keterampilan motorik (Gagne’ dan
Briggs, 1979; Hannum, 1980).
2.2.4 Pengajaran Bahasa Indonesia dengan Media Boneka Plastik
Kantong plastik kresek merupkan produk polimerisasi. Sampah
kantong palstik kresek selain sebagai produk polimerisasi, sampah
plastik kantong plastik kresek juga merupakan sampah an organik.
Kantong plastik kresek dapat didaur ulang oleh penulis menjadi
sebuah boneka. Boneka yang terbuat dari kantong plastik kresek ini,
sebagi penulis dapat digunakan sebagai objek pembelajaran bahasa
Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks di kelas X SMA Santa
Maria Yogyakarta.
Penekanan pada pengajaran bahasa Indonesia dengan objek boneka
plastik ini pun lebih ke praktik pada proses pembelajarannya. Bentuk
atau hasil dari kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia untuk
materi teks prosedur kompleks adalah boneka plastik. Selain itu,
pengajaran bahasa Indonesia dengan obejek boneka plastik
mengintegrasikan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu:
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Ada berapa alasan penulis menggunakan boneka plastik sebagai
objek pembelakarannya dalam materi teks prosedur kompleks antara
lain: (1) menciptakan hal-hal baru untuk membuat boneka dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kantong plastik kresek kepada pembelajar untuk materi teks prosedur
kompleks. (2) meningkatkan minat pembelajar untuk belajar bahasa
Indonesia yang tidak selalu dihadapkan dengan teks-teks saja. (3)
meningkatkan kognitif, keterampilan, dan sikap pembelajar. (4) tujuan
pembelajaran dengan objek boneka plastik untuk materi teks prosedur
kompleks dapat tercapai. (5) memberi pengalaman-pengalaman
langsung terhadap pembelajar pada pembuatan boneka plastik. (6)
membantu pembelajar dalam menyusun laporan makalah. (7)
meningkatkan pembelajar untuk lebih aktif, kreatif, dan efektif dengan
objek boneka plastik. (8) keterlibatan pembelajar dalam membuat
boneka plastik.
Dengan adanya boneka plastik sebagai objek dalam pembelajaran
bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks, boneka plastik
pun sebagai media yang menjembatani kegiatan belajar mengajar
antara guru dan siswa. Pembelajar tidak hanya menjadi penerima yang
pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya
sendiri. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan objek boneka plastik
memberikan motivsi yang tinggi dalam pembelajaran karena boneka
plastik berkaitan dengan keterampilan yang membutuhkan kreativitas.
Oleh karena itu, pembelajaran dengan objek boneka plastik akan
tercapai.
Hambatan dalam pembelajaran dnegan dengan objek boneka
plastik adalah waktu, ketekunan dalam mengumpulkan kantong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
plastik kresek, dan niat untuk membuat boneka plastik. Hal tersebut
merupakan alasan hambatan dalam pembuatan boneka plastik karena
kesibukan dengan hal-hal lain dan tidak adanya motivasi dari dalam
untuk membuat boneka plastik. Apalagi, media pembelajaran saat ini
kurang berkembang karena keterbatasan pengetahuan dari pengajar
atau ahli pengajaran.
Kelebihan dalam pembelajaran dengan objek boneka plastik adalah
adanya kemungkinan bagi peserta didik untuk membuat boneka
plastik dengan sesama pembelajar dan dengan pengajar di luar
ruangan kelas. Kemampuan membuat boneka dari kantong plastik ini,
lebih efektif yang kemungkinan memberikan umpan balik terhadap
proses dari hasil belajar peserta didik.
2.2.5 Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Materi Teks Prosedur
Kompleks
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X / 1
Materi Pokok : Memahami struktur dan kaidah teks prosedur kompleks
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli(gotong royong), kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui tes anekdot, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan hasil observasi.
3.1 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
eksposisi, dan negosiasi, baik berupa lisan maupun tulisan.
4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik lisan maupun tulisan.
C. Indikator
1. Siswa mampu mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia
dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.
2. Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin
dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan tahapan dan
langkah yang telah ditentukan.
3. Siswa mampu menginterpretasi teks prosedur kompleks.
4. Siswa mampu mengidentifikasi pembagian kalimat berdasarkan fungsi dalam
teks prosedur kompleks.
5. Siswa mampu menggunakan struktur teks dalam pembuatan teks prosedur
kompleks.
6. Siswa mampu mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam teks prosedur
kompleks.
7. Siswa mampu memetakan teks prosedur kompleks ke dalam bagian teks
prosedur kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan
dan tulis melalui teks prosedur kompleks
2. Siswa dapat menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan tahapan dan langkah
yang telah ditentukan.
3. Siswa dapat menginterpretasi teks prosedur kompleks.
4. Siswa dapat mengidentifikasi pembagian kalimat berdasarkan fungsi dalam
teks prosedur kompleks.
5. Siswa dapat menggunakan struktur teks dalam pembuatan teks prosedur
kompleks.
6. Siswa dapat mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam teks prosedur kompleks.
7. Siswa dapat memetakan teks prosedur kompleks ke dalam bagian teks
prosedur kompleks.
E. Materi Pembelajaran
1. Teks bacaan cara membuat boneka dari kantong plastik kresek
2. Pembagian kalimat berdasarkan fungsi teks prosedur kompleks
3. Struktur dan kaidah teks prosedur kompleks (terlampir)
4. Ciri basa teks prosedur kompleks
5. Piranti kohesi (kata ganti sebagai pengacuan) teks prosedur kompleks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
F. Metode Pembelajaran
1. Menggunakan pendekatan scientific
2. Menggunakan teknik diskusi, penugasan
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : teks “Cara Membuat Boneka Plastik”(plastik, lem castol,
gunting, tali rafia)
2. Alat/ bahan : LCD, Viewer, laptop, handout.
3. Sumber belajar :
a. Kemendikbud.2013. Buku Guru Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan
Akademik Kelas X. Jakarta: Kemendikbud
b. Kosasi, Engkos.2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas X.
Jakarta: Erlangga
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi
pembelajaran sebelumnya.
4. Guru menyampaikan informasi terkait dengan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
5. Guru menampilkan sebuah video yang berjudul “Cara membuat boneka
plastik” untuk menarik minat siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
6. Guru memaparkan fungsi mempelajari teks prosedur kompleks yang
berjudul “Cara membuat boneka plastik” dan mengaitkannya dengan
konteks kehidupan.
b. Kegiatan Inti (70 menit)
1. Mengamati
a. Siswa membentuk kelompok kecil (2 orang).
b. Siswa mengamati guru yang sedang memberikan arahan bagaimana cara
membuat boneka plastik
c. Siswa memperhatikan pembagian struktur prosedur kompleks yang
terdiri atas tujuan, langkah-langkah, dan kaidah dengan teliti dan
bertanggung jawab.
2. Menanya
Siswa bertanya jawab, berdiskusi dan menganalisis karakteristik prosedur
kompleks dalam kelompok dengan saling menghargai pendapat teman dan
menggunakan bahasa yang santun.
3. Mencoba
Siswa membuat kesimpulan bersama dari konsep yang diperoleh
dikelompoknya.
4. Menalar
Siswa didalam kelompok menyampaikan informasi yang didapatkan atas
pemahaman masing-masing dan membagikan informasi tesebut kepada
rekan sekelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
5. Mengkomunikasikan
Perwakilan dari setiap kelompok menyampaikan keseluruhan konsep yang
telah didapatkan bersama rekan sekelompoknya dan membagikan
informasi tersebut kepada kelompok lain didepan kelas.
c. Penutup (10 menit)
1. Siswa dan guru membuat kesimpulan atas proses pembelajaran.
2. Siswa dan guru melakukan refleksi atas proses pembelajaran.
3. Guru memberikan arahan akan materi berikutnya.
4. Guru memberikan tugas menyusun teks prosedur kompleks yang kepada
masing-masing siswa.
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
LEMBAR PENIAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Peserta didik :
Kelas / semester : X/1
Materi pokok : Teks Prsodeur kompleks
Tahun Pelajaran : 2014/2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
NO Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya semakin yakin dengan keberadaan
Tuhan setelah mempelajari ilmu
pengetahuan
2 Saya berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu kegiatan
3 Saya mengucapkan rasa syukur atas segala
karunia Tuhan
4 Saya memberi salam sebelum dan sesudah
mengungkapkan pendapat di depan umum
5 Saya mengungkapkan keagungan Tuhan
apabila melihat kebesarannya
Jumlah
KETERANGAN:
SL : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR : sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
KD : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP JUJUR
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya mencontek pada saat mengerjakan
ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang
jika menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya
lakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat
jawaban teman yang lain
Jumlah
KETERANGAN:
SL : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
SR : sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
KD : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP TANGGUNGJAWAB
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Aspek pengamatan 1 2 3 4
1 Sebagai peserta didik saya melakukan tugas-
tugas dengan baik
2 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
dilakukan
3 Saya menuduh orang lain tanpa bukti
4 Saya mau mengembalikan barang yang
dipinjam dari orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5 Saya berani menerima maaf jika melakukan
kesalahan yang merugikan orang lain
Jumlah
KETERANGAN:
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 : sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP DISIPLIN
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Sikap yang diamati ya tidak
1 Saya masuk kelas tepat waktu
2 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Saya memakai seagam sesuai tata tertib
4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan
5 Saya tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Saya mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan
7 Saya membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Saya membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP PERCAYA DIRI
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Aspek pengamatan 1 2 3 4
1 Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu
2 Saya berani mengambil keputusan secara cepat
dan bisa dipertanggungjawabkan
3 Saya tidak mudah putus asa
4 Saya berani menunjukan kemampuan yang
dimiliki depan orang banyak
5 Saya berani mencoba hal-hal baru
Jumlah
KETERANGAN:
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
b. Teknik non tes
i. Bentuk Instrumen dan Instrumen
a. Bentuk Instrumen
- Skala sikap dan penilaian sikap
b. Instrumen
Materi (terlampir)
1. Pengertian Teks Prosedur Kompleks
Teks prosedur kompleks adalah teks yang menyajikan tata cara dan
langkah-langkah tentang membuat, menggunakan, atau melakukan sesuatu.
Menurut Engkos Kosasi (2013:131) teks prosedur kompleks menyerupai artikel.
Seperti halnya artikel pada umumnya, teks prosedur kompleks terbagi ke dalam
pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Pendahuluan diisi dengan pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan
dikemukakan pada bagian pembahasan. Pendahuluan diisi dengan dua paragraf.
Pada bagian ini, mungkin pula dikemukakan tujuan dari penulisan petunjuk itu
sendiri.
Pembahasan diisi dengan petunjuk atau langkah-langkah pengerjaan sesuatu
yang disusun secara sistematis. Pada umumnya, penyusunannya mengikuti urutan
waktu atau bersifat kronologis. Namun, penyusunan sub judul tidak mengikuuti
pola kronologis, melainkan urutan nya berdasarkan hal penting ke yang kurang
penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Terdapat empat kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur kompleks:
(1) teks yang berisi cara-cara atau pengguanaan alat, benda, ataupun perangkat
lain yang sejenis. (2) teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. (3) teks
yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. (4) penutup diisi dengan
kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa kesimpulan yakni terdiri atas dua
kalimat. Seolah-olah kalimat tersebut hanya berfungsi sebagai penanda bahwa
teks itu sudah selesai.
2. Teks prosedur kompleks ditata dengan struktur:
Struktur teks prosedur kompleks tersebut anatara lain tujuan dan langkah-
langkah. Tujuan di sini adalah hasil akhir yang akan dicapai. Adapun langkah-
langkah adalah cara-cara yang ditempuh agar tujuan itu tercapai. Langkah-
langkah itu merupakan urutan yang biasanya tidak dapat diubah urutannya.
Langkah awal menjadi penentu langkah-langkah berikutnya.
3. Kaidah Teks Prosedur Kompleks
Pada umumnya dalam suatu teks prosedur kompleks banyak dijumpai
kalimat perintah. Konsekuensi dari penggunaan kalimat perintah tersebut adalah
pemakaian kata kerja imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan,
atau larangan. seperti : bacalah, carilah, pakailah. Ciri kebahasaan yang
dipergunakan dalam teks prosedur kompleks adalah bahasa dengan
mempergunakan kaidah baku dan komunikatif.
4. Cara Membuat Boneka Plastik
Cara pembuatan boneka plastik pun tidaklah susah, hanya memerlukan alat dan
bahan yang sangat sederhana:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Alat dan Bahan:
1. Kantong kresek
2. Gunting
3. Lemcastol
4. Tali rapiah
5. Hiasan boneka seperti mata dan pita
Cara kerja
1. Sediakan lah alat dan bahan.
2. Kumpulkanlah sebanyak-banyaknya kantong kresek yang sudah tidak
terpakai lagi.
3. Usahakanlah agar warna kantong kresek sesuai warna yang ingin dibuat.
4. Setelah terkumpul, gunting lah satu persatu kantong kresek kemudian
gunting menjadi persegi panjang.
5. Setelah itu gabungkan semua kantong kresek yang telah digunting menjadi
sangat ramping itu kemudian ikat dengan tali rapiah. Bentuk menjadi
seperti bola.
6. Buat dua bola dengan 6 ukuran kecil sebagai telinga, tangan dan kaki. Satu
ukuran sedang sebagai kepala dan ukuran besar sebagai badannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
7. Satukan bagian tubuh yang telah dibentuk dari bola-bola kantong kresek
kemudian rekatkan menggunakan lem.
Ini merupakan langkah-langkah dalam teks prosedur kompleks dengan
membuat boneka dari kantong plastik kresek.
2.2.6 Pengembangan Media Berbasis Boneka Plastik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:538), Pengembangan
adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Pembelajaran dengan
menggunakan media boneka plastik membuat pembelajar semakin tertarik
terhadap materi yang diajarkan oleh pendidik. Pada dasarnya pengembangan
media didedikasikan untuk membantu pembelajar memperoleh sebuah
pesan. Selain itu pembelajaran menggunakan media boneka plastik dapat
membantu pembelajar lebih kreatif dalam memanfaatkan barang bekas,
selain itu juga dapat dengan mudah mengingat materi yang disampaikan
oleh pendidik.
Pembelajaran dengan menggunakan boneka plastik atau media yang
sederhana ini, sangatlah mudah untuk dipergunakan sebagai media
pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah atau cara pembuatan
boneka plastik tersebut. Media boneka plastik yang sederhana ini bisa
digunakan oleh pemeblajar belajar secara mandiri.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi-teknologi informasi
semakin dominan sehingga dapat dengan mudah membangun media
interaktif. Oleh karena itu, penulis ingin mengemabngkan media dengan
barang-barang bekas seperti kantong plastik kresek agar dengan mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dapat digunakan sebagi media pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi
teks prosedur kompleks.
Dilihat dari segi fungsionalitas, peneliti berkesimpulan bahwa boneka
plastik dapat digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan efektif. Pengemabangan boneka plastik tersebut sangat
cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks
prosedur kompleks di kelas X SMA Santa Maria. Hal tersebut didasarkan
atas memanfaatkan kantong plastik kresek agar dapat didaur ulamg menjadi
sebuah boneka plastik yang menarik serta memberikan pengalaman secara
nyata pada pembelajar karena dapat dilakukan dengan praktik. Untuk lebih
jelas, berikut peneliti memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan
media boneka plastik untuk materi teks prosedur kompleks di SMA Santa
Maria.
A. Pengertian Boneka Plastik
Menurut KBBI (2002:162), boneka adalah tiruan anak untuk permainan;
anak-anakan. Sedangkan menurut KBBI (2002:882), plastik merupakan
benda yang dapat diacu dalam bentuk, misalnya tanah liat; 2 kumpulan zat
organik yang stabil pada suhu biasa, tetapi pada tahap pembuatannya plastik
sehingga dapat diubah bentuk dengan menggunakan kalor dan tekanan; 3
bahan sintesis yang memiliki bermacam-macam warna (dibuat sisir,
dompet, ember, dsb). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa boneka
plastik adalah maian anak-anak yang terbuat zat organik yang dapat diubah
bentuk degan menggunakan kalor dan tekanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Boneka plastik juga merupakan bagian dari teks prosedur kompleks
yang menerangkan bagimana cara pembuatan boneka plsatik. Produk yang
dihasilkan berupa media pembelajaran yang sederhana dan kreatif. Media
tersebut sangat cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran mengenai
teks prosedur kompleks.
B. Kelebihan Boneka Plastik
Boneka plastik ini merupakan boneka yang terbuat dari kantong platik
kresek yang dapat digunakan sebagai media sekaligus objek pembelajaran
untuk materi teks prosedur kompleks di kelas X SMA Santa Maria
Yogyakarta. Media yang sekaligus objek pembelajaran ini secara langsung
dapat membantu melestarikan lingkungan yang sudah tercemar akibat
samapah kantong plastik kresek.
Boneka plastik pun dapat melatih keterampilan pendidik terhadap
barang-barang bekas yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Guru yang kreatif akan menciptakan kelas yang kondusif dengan siwa yang
aktif terhadap kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut yang pernah penulis
praktikan ketika PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di kelas X SMA
Santa Maria Yogyakarta.
Sebelum membuat boneka plastik, penulis mengumpulkan kantong
plastik kresek bekas sebanyak-banyaknya. Agar boneka plastik tersebut
lebih menarik, penulis mengumpulkan kantong plastik yang cocok dan
sesuai dengan warna kesukaan. Pembuatan boneka plastik tersebut tidak lah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
susah, karena hanya menggunakan bahan dasar yang sanagat sederhana dan
tidak membutuhkan biaya yang banyak.
Seperti pada gambar 2.2 alat dan bahan untuk membuat boneka plastik
tidak lah susah juga tidak membutuhkan biaya yang cukup banyak. Alat dan
bahan yang digunakan untuk membuat boneka platik adalah gunting, tali
rafia, dan lem castol. Sedangkan bahan yang digunakan dalam pembuatan
boneka plastik adalah kantong plastik kresek bekas yang telah terkumpul
banyak. Kantong plastik kresek tersebut sesuai dengan warna kesukaan.
Gambar 2.2 alat dan bahan cara pembuatan boneka plastik
C. Kelemahan Boneka Plastik
Dalam sebuah produk, secanggih dan sebagus apapun pasti disisi lain
memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti yang ada pada boneka plastik.
Kekurangan yang ditemukan peneliti adalah media boneka plastik yang
tidak begitu besar sehingga tidak dapat terjangkau oleh seluruh kelas.
Pemecahan masalahnya adalah dengan membuat teks mengenai langkah-
langkah cara pembuatan boneka plastik yang juga merupakan bagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
teks prosedur kompleks, agar dapat dengan mudah dipahami siswa.
Kemudia kelemahan yang mendasar adalah kurangnya popularitas pengguna
media boneka plastik ini. Hal tersebut diakibatkan karena kurang adanya
niat dari pendidik untuk mengembangkan kreativitasnya terhadap sampah
kantong plastik kresek kepeserta didik.
D. Kekhasan Media Boneka Plastik untuk Siswi kelas X SMA Santa Maria
Yogyakarta
Media sekaligus objek yang dikembangkan ini, berbeda dengan media dan
objek lain yang pada umumnya buku cetak, teks-teks yang panjang, power
point, dan lain-lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi kreativitasnya
dan fungsionalitasnya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi
teks prosedur kompleks. Pembelajar diharapkan dalam bab ini belajar secara
mandiri dengan menciptakan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan
dikreasikan.
Pengembangan ini didasarkan atas analisis kebutuhan dan analisis bahan
ajar kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Penyesuaian bahan ajar dengan
media ini pun dilakukan guna mengarahkan dan menjelaskan langkah-
langkah cara pembuatan boneka plastik dan hal-hal yang tidak dipahami
dalam materi teks prosedur kompleks.
Kekhasan yang menonjol adalah penggunaan media sekaligus objek
boneka plastik ini, baru pertama kali diteliti dan diajarkan di kelas X SMA
Santa Maria Yogyakarta sebagai bahan ajar yang menarik dan kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2.2.7 Kerangka Berpikir
Pada bagian ini akan dipaparkan oleh peneliti kerangka berpikir yang
digunakan dalam mengembangkan produk berupa media serta objek
pembelajaran dalam bentuk boneka plastik.
1. Subjek peneliti adalah pembelajaran di kelas X SMA Santa Maria
Yogyakarta dengan kemampuan dibawah normal, normal, dan diatas
normal.
2. Teori yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah (1)
media pembelajaran, (2) media visual, (3) Rancangan Pengjaran
Tradisional, (4) pengajaran bahasa Indonesia dengan objek boneka
plastik, (5) pengajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur
kompleks, (6) pengembangan media berbasis boneka plastik, (7)
kerangka berpikir. Peneliti menggunakan teori tersebut atas dasar
relevansi pengembangan bahan ajar berupa media sekaligus objek
pembelajaran di kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.
3. Pengembangan materi berdasarkan analisis kebutuhan dan anlisis bahan
ajar untuk mteri teks prosedur kompleks pada kelas X untuk semester
gasal.
4. Uji coba dilakukan pada saat penulis melaksanakan PPL (Praktik
Pengalaman Lapangan) di SMA Santa Maria.
5. Revisi dilakukan berdasarkan hasil uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB III
METOE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan
Menurut Sugiono (2010:297), penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengembangan atau Research Based Revelopment (R&D), yang artinya
metode penetilitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji
kelayakan produk tersebut. Menurut Brog and Gall (1983:4), penelitian dan
pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan
produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti adalah model
pengembangan Brog & Gall, dan Sugiono. Masing-masing kedua ahli
tersebut mempunyai delapan langkah dalam melakukan penelitian
pengembangan, yaitu:
1. Kegiatan pendahuluan
2. pengumpulan data
3. pengembangan produk
4. validasi para ahli materi dan media
5. revisi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6. uji coba lapangan
7. revisi produk
8. hasil akhir media
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bidang pendidikan dan
pembelajaran merupakan model penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan dan menvalidasi produk pendidikan dan pembelajaran
secara efektif dan efesien di SMA Santa Maria Yogyakarta. Produk dari
penelitian tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan mutu
pendidikan dan pembelajaran di SMA Santa Maria Yogyakarta.
3.1.1 Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan langkah awal untuk mengetahui materi
teks prosedur kompleks dengan pengembangan cara pembuatan boneka
plastik di kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. kegiatan ini dilakukan
dengan cara observasi kelas, kuesioner, dan wawancara dengan kepala
sekolah dan guru bidang studi bahasa Indonesia. Berdasarkan obeservasi
kelas dan wawancara, dapat diuraian bahwa menurut pendapat kepala sekolah
dan guru bidang studi bahasa Indonesia ada beberapa guru yang mengajar
menggunakan media pembelajaran yang tidak menarik sehingga siswa merasa
bosan dalam mengikuti pelajaran tersebut dan mengalami kesulitan dalam
mengerjakan materi yang diajar. Sebagian besar guru banyak yang hanya
menggunakan power point sebagai jembatan untuk menyampaikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
tanpa memberi contoh atau bukti konkrit dalam menyampaikan materi yang
diajarkannya. Di dalam dunia pendidikan siswa dituntut untuk aktif dalam
bertanya dan belajar mandiri dengan media yang diberikan oleh guru, akan
tetapi kenyataannya hal tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, karena dari hasil belajar tersebut sebagian besar siswa banyak
yang bingung dan kurang jelas dengan materi yang disampaikan.
Proses kegiatan belajar mengajar yang pasif terlihat dari aktivitas siswa
yang masih kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Dalam arti siswa hanya sebagai pendengar karena guru yang kurang kreatif
dalam menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa terlihat kurang
termotivasi dalam belajar. Kenyataan tersebut berakibat pada hasil belajar
siswa yang tidak sesuai dan tidak diharapkan. Oleh karena itu, peneliti
membuat salah satu produk media pembelajaran yang sederhana yang
diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar siswa dam
mempermudah siswa didalam menerima materi yang disampaikan.
3.1.2 Pengumpulan Data
Dalam menyusun materi diperlukan pendapat dari guru yang sesuai dengan
kurikulum yang digunakan pada saat itu yaitu kurikulum 2013. Adapun
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sudah tertulis
disilabus. Dalam penelitian ini, kompetensi dasarnya yaitu menerapkan
pengetahuan prosedural yaitu cara membuat boneka plastik. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kompetensi dasarnya, membuat boneka plastik dengan langkah-langkah
pada materi teks prosedur kompleks.
2. Merumuskan indikator keberhasilan yang harus dicapai terdiri dari:
1. Siswa mampu mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam
memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis
melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan
negosiasi.
2. Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan
disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan
tahapan dan langkah yang telah ditentukan.
3. Siswa mampu menginterpretasi teks prosedur kompleks.
4. Siswa mampu mengidentifikasi pembagian kalimat berdasarkan
fungsi dalam teks prosedur kompleks.
5. Siswa mampu menggunakan struktur teks dalam pembuatan teks
prosedur kompleks.
6. Siswa mampu mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam teks prosedur
kompleks.
7. Siswa mampu memetakan teks prosedur kompleks ke dalam bagian
teks prosedur kompleks.
3.1.3 Pengembangan Produk (Pembuatan Media Boneka Plastik)
Mengembangkan produk media boneka plastik berdasarkan materi teks
prosedur kompleks yang berupa langkah-langkah cara membuat boneka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
plastik merupakan hasil yang diperoleh. Pada tahap ini pembuatan media
boneka plastik menggunakan kantong plastik kresek bekas (pilihan warna
terserah) dengan ukuran 50,5 cm X 25,5 cm dengan menggunakan alat
gunting, tali rafia, dan lem castol.
Pada cara pembuatan boneka plastiknya pun sangat sederhana dan mudah.
Dengan cara pembuatannya pun peneliti memasukan langkah-kangkah cara
pembuatannya pada materi teks prosedur kompleks dengan
mengembangkan boneka plastik. Ada pun cara pembuatannya sebagai
berikut:
1. Sediakan alat dan bahan
2. Kumpulkanlah sebanyak-banyaknya kantong plastik kersek yang
sudah tidak dipakai lagi.
3. Usahakan agar warna kantong plastik tersebut sesuai dengan warna
yang ingin dibuat.
4. Setelah terkumpul guntinglah satu per satu kantong plastik tersebut
menjadi persegi panjang.
5. Setelah itu gabungkan kantong plastik tesebut menjadi sangat ramping,
lalu ikat dengan menggunakan tali rafia. Bentuk menjadi seperti bola.
6. Buat dua bola dengan enam ukuran kecil sebagai telinga, tangan dan
kaki. Satu ukuran sedang sebagai kepala dan satu ukuran besar sebagai
badannya.
7. Satukan bagian tubuh yang telah dibentuk dari bola-bola kantong
plastik, kemudian rekatkan menggunakan lem castol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3.1.4 Validasi Ahli
Validasi ahli memiliki kualitas keahlian S1/S2/S3. Para ahli memiliki
pengalaman dibidang perancangan pengetahuan dan keterampilan dibidang
perancangan pembelajaran bahasa Indonesia serta aktif dalam bidang
penelitian dan pelatihan active learning. Berikut merupakan sifat benar
menurut bahan bukti yang ada:
1. Ahli Materi
Ahli materi memberikan saran berdasarkan penjelasan dari
pengembangan media boneka plastik melalui materi teks prosedur
kompleks. Setelah ahli materi melakukan penilaian, maka diketahui
hal-hal yang perlu direvisi.
2. Ahli Media
Setelah melalukan validasi kepada materi, selanjutnya adalah
melakukan validasi kepada ahli media dengan memberikan saran dari
media boneka plastik yang dihasilkan setelah ahli media melakukan
penilaian, maka diketahui hal-hal yang perlu direvisi.
3.1.5 Revisi Produk
Berdasarkan validasi dan beberapa ahli yang diketahui, ada beberapa hal
yang harus direvisi. Setelah produk media boneka plastik diperbaiki sesuai
saran dari ahli media, kemudian diuji cobakan pada kelas X sebanyak 65
siswa agar dari produk media boneka plastik dapat optimal. Media boneka
plastik tidak hanya optimal akan tetapi dapat diterapkan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3.1.6 Uji Coba Produk di Lapangan
Uji coba produk dilapangan oleh peneliti bersama-sama dengan guru
bahasa Indonesia kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Uji coba produk
dilakasanakan ketika peneliti melaksanakan PPL (Praktik Pengelaman
Lapangan) di SMA Santa Maria Yogyakarta. Pada uji coba produk boneka
plastik, sebanyak 65 siswa diminta memberikan penilaian terhadap boneka
plastik melalui materi teks prosedur kompleks yang dikembangkan oleh
peneliti melalui kuesioner.
3.1.7 Revisi Produk
Berdasarkan hasil uji coba produk boneka plastik terhadap materi teks
prosedur kompleks oleh guru Bahasa Indonesia kelas X dan siswa kelas X
SMA Santa Maria sebagai responden mengatakan bahwa boneka plastik
layak menjadi media pembelajaran untuk materi teks prosedur kompleks.
Sehinga pada tahap revisi produk boneka plastik untuk materi teks prosedur
kompleks tidak revisi atau tidak mengalami perbaikan.
3.1.8 Hasil Akhir Media
Setelah melalui beberapa tahapan mulai dari pengembangan, validasi,
sampai pada uji produk lapangan, maka diperoleh hasil akhir media boneka
plastik dengan materi teks prosedur kompleks. Dengan begitu, hasil media
boneka plastik adalah sebagai berikut:
1. Media boneka plastik merupakan media yang digunakan dalam teks
prosedur kompleks yang menjelaskan cara atau langkah-langkah
pembuatan boneka yang terbuat dari kantong plastik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Media boneka plastik menggunakan kantong plastik kresek yang
sudah tidak dipakai
3. Media boneka plastik menggunakan gunting, lem castol, dan tali
rafia sebagai alat yang digunakan dalam pembuatan boneka plastik
tersebut.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel merupakan analisis data yang wajib dilakukakan pada
saat penelitian. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
subyek yang dipelajari. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain, begitu halnya dengan sampel yang merupakan
bagian dari populasi.
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:119), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA Santa Maria Yogyakarta yang terdiri dari 5 kelas XA, XB, XC, XD dan
XE. Jumlah populasi akan di jelaskan pada tebel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 1. Jumlah Siswa pada Masing-Masing Kelas X SMA Santa
Maria Yogyakarta
NO Kelas Jumlah siswa
1 XA 25 siswa
2 XB 25 siswa
3 XC 25 siswa
4 XD 25 siswa
5 XE 25 siswa
Total 125 siswa
Berdasarkan tebel di atas, menunjukan bahwa jumlah siswa kelas
X SMA Santa Maria Yogyakarta yang mengikuti pelajaran bahasa
Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks adalah 125 siswa. Dengan
demikian jumlah popilasi dalam penelitian ini adalah 125 siswa.
3.2.1 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:119), bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling
insidental karena teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data, Sugiyono (2012:126).
Adapun acuan penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan acuan dari Suharsimi Arikunto (2006:134), sebagai berikut:
Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya
besar, dapat diambil antara 10% - 15%, 30% - 35%, 50% - 55% atau
lebih, tergantung setidaknya dari sebagai berikut:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya dana.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk
penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampel besar
kecilnya akan baik.
Penelitian ini cara pengambilan sampelnya mengguanakan siswa,
sehingga didapatkan populasi sebanyak 125 siswa, sehingga didapatkan
jumlah sampelnya adalah 65 siswa. Selanjutnya dapat ditentukan jumlah
masing-masing kelas dengan rumus Ridwan dan Akdon (2002:256), sebagai
berikut:
Ni
ni= . 100
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Keterangan:
ni : jumlah sampel menurut statum
Ni : jumlah populasi menurut statum (25 siswa)
N : jumlah populasi seluruhnya (125 siswa)
s : jumlah sampel (65 siswa)
Tabel 2. Jumlah Sampel Siswa Kelas X yang Mengikuti Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia untuk Materi Teks Prosedur Kompleks di SMA Santa
Maria Yogyakarta
NO Kelas Jumlah siswa Jumlah sampel
1 XA 25 25/125 X 65 = 13
siswa
2 XB 25 25/125 X 65 = 13
siswa
3 XC 25 25/125 X 65 = 13
siswa
4 XD 25 25/125 X 65 = 13
siswa
5 XE 25 25/124 X 65 = 13
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Penelitian ini jumlah sampelnya 65 siswa dimana pemgambilan
samplingnya dengan cara kebetulan, yaitu siapa saja yang insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data harus memperhatikan jenis data,
pemilihan alat, dan pengambilan data. Untuk mendapatkan data penelitian,
diadakan validasi terhadap produk yang telah dibuat untuk menentukan
kelayakan dari produk tersebut. Data tersebut diambil dari ahli materi, ahli
media dan peserta didik. Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kuesioner. Dalam
penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data
meliputi dua jenis, yaitu kesesuaian media dan kesesuain materi. Insrumen
yang dikumpulkan melalui kuesioner.
Penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data
meliputi dua jenis kualitas. Kesesuaian media dan kesesuaian materi,
dikumpulkan dengan malalui kuesioner. Untuk lebih jelasnya didalam
teknik pengumpulan data dapat dilihat tebel berikut.
Tabel 3. Pengumpulan Data
NO Kegiatan Teknik Pengumpulan Data Sumber data
1 Observasi kelas,
wawancara dengan
Observasi dan wawancara Kepala
sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kepala sekolah dan
guru bidang studi
bahasa Indonesia
kelas X
guru bidang
studi bahasa
Indonesia
kelas X
2 Pengembangan
produk untuk
mengetahui
kualitas media
pembelajaran
dilakukan dengan
validasi ahli
Kuesioner Ahli materi
dan media
3 Uji lapangan untuk
mengetahui
kelayakan produk
media
pembelajaran
Kuesioner peserta didik
a. Wawancara
Teknik wawancara yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap orang yang memiliki
kepentingan penelitian. Di dalam wawancara, peneliti melakukan wawancara
kepada kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta sekaligus guru bidang
studi bahasa Indonesia kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
b. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner merupakan suatu teknik dengan
memberikan pertanyaan kepada responden dengan dua pilihan jawaban “Ya
dan Tidak”. Hasil responden tersebut menjadi masukan atas produk media
pembelajaran yang dihasilkan.
KUESIONER PENILAIAN
PESERTA DIDIK
TERHADAP PRODUK BONEKA PLASTIK UNTUK MATERI TEKS
PROSEDUR KOMPLEKS
NAMA :
KELAS :
PETUNJUK : Bagaimana penilan anda tentang media boneka plastik dalam
kelas bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks?
Berikan penilan anda dengan memberikan tanda ( ѵ ), jika:
1. Apakah pembelajaran dengan media boneka plastik dapat memahami
materi yang diajar tentang teks prosedur kompleks?
a. YA b. TIDAK
2. Apakah pembuatan boneka plastik cukup sederhana?
a. YA b. TIDAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3. Apakah pembuatan boneka plastik sangat bermanfaat dalam pengelolaan
kantong plastik kresek bekas di SMA Santa Maria?
a. YA b. TIDAK
4. Apakah pembuatan boneka plastik membutuhkan biaya yang banyak?
a. YA b. TIDAK
5. Apakah pembuatan boneka plastik memerlukan waktu yang cukup dalam
pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks?
a. YA b. TIDAK
6. Apakah ada kesulitan dalam membuat boneka plastik?
a. YA b. TIDAK
7. Apakah pembelajaran dengan menggunakan boneka plastik pada materi
teks prosedur kompleks, siswa mendapat hasil atau nilai yang baik?
a. YA b. TIDAk
8. Apakah pembelajaran bahasa indonesia untuk materi teks prosedur
komples menggunakan boneka plastik dapat diterangkan dengan cukup
jelas?
a. YA b. TIDAK
9. Apakah dengan menggunakan media boneka plastik, dapat meningkatkan
minat siswa dalam memahami materi teks prosedur kompleks?
a. YA b. TIDAK
10. Apakah dalam menggunakan media boneka plastik siswa merasa antusias
dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks
prosedur kompleks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
a. YA b. TIDAK
11. Apakah dalam pembuatan boneka plastik untuk materi teks prosedur
kompleks siswa mendapat pengalaman yang baru?
a. YA b. TIDAK
12. Apakah langkah-langkah pembuatan boneka plastik sudah sesuai dengan
kaidah yang ada pada teks prosedur kompleks?
a. YA b. TIDAK
Tabel 4. Penilaian Dosen Ahli terhadap Produk Boneka Plastik untuk Materi
Teks Posedur Kompleks
PETUNJUK : Bagaimana penilan dosen ahli tentang media boneka plastik dalam
kelas bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks?
Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda ( ѵ ), dan berikut ini merupakan
bobot nilai pada setiap penilaian yang disediakan:
Sangat kurang = bobot satu
Kurang = bobot dua
Cukup = bobot tiga
Baik = bobot empat
Sangat baik = bobot lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
NO Butir Penilaian 1 2 3 4 5
1 Kesesuaian boneka plastik untuk materi
teks prosedur kompleks dengan tujuan
instruksional atau bersifat pengajaran
2 Ketepatan topik yang dipelajari
3 Kesesuaian boneka plastik untuk materi
teks prosedur kompleks dengan taraf
berpikir pembelajaran
4 Daya tarik media
5 Keterpahaman penggunaan media
6 Kreativitas media
7 Kepemahaman media dengan materi yang
diajar
8 Keautentikan media atau kepercayaan
media
9 Kejelasan cara membuat boneka plastic
10 Kesesuaian boneka plastik untuk materi
teks prosedur kompleks dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3.4 Instrumen Penelitian
Produk yang layak diperlukan instrumen yang valid dan reliabilitas, agar
dapat mengetahui kualitas media pembelajaran yang biasa identik dengan uji
kelayakan. Uji kelayakan yang dilakukan oleh para ahli adalah dengan
menggunakan skala likert dan skala dikotomi menurut Jogianto (2010:66),
merupakan skala yang digunakan untuk mengukur subjek kedalam lima point
skala dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan
adalah tipe interval. Sedangkan skala dikotomi adalah skala yang digunakan
untuk memberikan nilai dikotomi, misalnya nilai ya atau tidak.
Tabel 5. Pengukuran Kriteria Penilaian untuk Siswa
Jawaban Pertanyaan Nilai
Ya 1
Tidak 0
Tabel 6. Pengukuran Kriteria Penilaian untuk Ahli Materi dan Media
Jawaban Pertanyaan Skor
Kurang setuju Bobot 1
Kurang Bobot 2
Cukup Bobot 3
Baik Bobot 4
Sangat baik Bobot 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 7. Pengembangan dan Kelayakan Media Boneka Plastik dalam
Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks
NO Variabel Aspek Indikator NO Item Sumber
Data
1 Media
boneka
plastik
(langka
h-
langkah
cara
pembua
tan
boneka)
a. Materi 1. kejelasan
materi
2. isi materi
1, 2, 4, 6,
10
3, 5, 7, 8,
9,
ahli
materi
b. kejelasan media
boneka
plastik(langkah
cara pembuatan
boneka plastik)
1. kejelasan
media
2. daya tarik
3. kreativita
s media
4. kepercaya
an media
1, 7, 9, 10
3, 4,
2, 5, 6,
8, 11, 12
ahli media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
c. kepemahaman
materi dan
kemenarikan
media boneka
plastik(langkah-
langkah cara
pembuatan
boneka plastik)
1. kejelasan
materi
2. kejelasan
media
3. isi materi
dengan
mengguna
kan
langkah-
langkah
membuat
boneka
plastik
7
1, 2, 3, 4,
6, 10, 11,
5
8, 9, 12
Peserta
didik
3.5 Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Validitas Instrumen
Menurut Joko Sulistyo (2012:40), validitas adalah ketepatan atau
kecermatan suatu instrumen dalam pengukuran. Menurut Sugiyono
(2010:352), instrumen yang valid dan reliabilitas merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable. Validitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct
validity) karena berbentuk angket. Menurut Sugiyono (2010:352), validitas
konstruk yaitu instrumen dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan
diukur dengan berlandasan teori tertentu, kemudian dikonstruksikan.
Setelah instrumen dikatakan layak, maka dilanjutkan dengan media
boneka plastik pada materi teks prosedur kompleks yaitu uji coba lapangan
pada siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta yang berfungsi untuk
mengetahui ketercapaian materi dari media bobeka plastik pada
pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi teks prosedur kompleks.
Kemudian, dihitung dengan tingkat validitasnya.
Rumus
rxy = N∑xy – ( ∑x ) ( ∑~)
√{N∑x2
– ( ∑x )2} {N∑y
2 – ( ∑y
2)}
Keterangan:
rχy = koefisien korelasi x dan y
N = jumlah responden
∑χy = jumlah perkalian skor butir dan skor total
∑χ = jumlah skor butir
(∑χ)2 = jumlah skor total
(∑y)2 =jumlah kuadrat skor total
(Suharsimi Arikunto, 2006:170)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3.5.2 Reliabilitas Instrumen
Menurut Joko Sulistyo (2012:46), uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan
dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Menurut Joko Sulistyo (2012:46), ada beberapa metode pengujian
reliabilitas diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-
Brown, formula Rulon, formula Flanagan, metode formula KR-20, KR-21,
dan metode Anova Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat cocok digunakan
pada skor dikotomi (0 dan 1) dan akan menghasilkan perhitungan yang
setara dengan menggunakan metode K-20 dan Anova Hoyt.
Reliabilitas untuk menguji media boneka plastik pada materi teks prosedur
kompleks yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
Reliabilitas yang diminta pendapatnya dalam uji reliabilitas adalah desen
sebagai ahli media dan materi, dan siswa SMA Santa Maria kelas X.
Penilaian yang digunakan berbentuk checklist dengan skala penilaian yaitu
layak = 1 dan tidak layak = 0, setelah diperoleh hasil pengukuran dari
tabulasi skor langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kelas interval yakni 2, karena membutuhkan
jawaban yang pasti dengan menggunakan skala Guttman.
2. Menentukan rentang skor yaitu skor maksimum dan skor
minimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Menetukan panjang kelas (P) yaitu rentang skor dibagi jumlah
kelas.
4. Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar.
Berdasarkan penelitian untuk mengukur kualitas media boneka plastik
sama dengan menentukan kelayakan dari media pembelajaran tersebut,
maka diperlukan jumlah butir valid dan skala nilai. Hasil perkalian jumlah
butir valid dikalikan dengan nilai tertinggi diperoleh skor maksimum,
sedangkan dari perkalian jumlah butir valid dari nilai terendah diperoleh
skor munimum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tersebut:
Tabel 8. Kriteria Kualitas Media untuk Para Ahli
Kategori penilaian Interval nilai
Layak (smin + P) ≤ S ≤ smax
Tidak layak Smin ≤ S ≤ (smin + P – 1)
Keterangan :
S : skor responden
Smin : skor terendah
Smax : skor tertinggi
Agar dapat mengetahui validitas dan reliabilitas media boneka plastik
untuk materi teks prosedur kompleks pada pembelaran bahasa Indonesia
kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta dari ahli media yaitu dengan jumlah
item 12, adapun interpretasi kategori kelayakan media boneka plastik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
materi teks prosedur kompleks untuk pembelajaran bahasa Indonesia dari
ahli media yaitu:
Tabel 9. Interpretasi Kategori Penilaian Hasil Validasi Para Ahli
Ketegori penilaian Interpretasi
Layak Ahli media menyatakan bahwa media
boneka plastik layak untuk proses
pembelajaran
Tidak layak Ahli media menyatakan bahwa media
menyatakan tidak layak untuk proses
pembelajaran
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kelayakan
Media Boneka Plastik pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Teks Prosedur Kompleks oleh Ahli Media
Pernyataan pendapat ahli Skor kualitas
Ahli 1 12 Layak
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil skor
yang diberikan oleh pendapat ahli atau aspek kelayakan media pada mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks yaitu:
memberikan 12 poin dengan memperoleh 100%, maka hasil penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dinyatakan sudah layak digunakan sebagai sumber belajar. Artinya
penggunaan media boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia
untuk materi teks prosedur kompleks telah valid (layak), akan tetapi masih
memerlukan sumber belajar dengan revisi sesuai saran.hasil selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari ahli materi dengan
jumlah item 10, adapun adapun interpretasi kategori kelayakan materi teks
prosedur kompleks untuk pembelajaran bahasa Indonesia dari ahli media
yaitu:
Tabel 9. Interpretasi Kategori Penilaian Hasil Validasi Para Ahli
Ketegori penilaian Interpretasi
Layak Ahli materi menyatakan bahwa
media boneka plastik layak untuk
proses pembelajaran
Tidak layak Ahli materi menyatakan bahwa
media menyatakan tidak layak
untuk proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 10 Rangkuman Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kelayakan
Media Boneka Plastik pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Teks Prosedur Kompleks oleh Ahli Materi
Pernyataan pendapat ahli Skor kualitas
Ahli 1 10 Layak
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil skor yang
diberikan oleh pendapat ahli atau aspek kelayakan media pada mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks yaitu:
memberikan 10 poin dengan memperoleh 100%, maka hasil penilaian
dinyatakan sudah layak digunakan sebagai sumber belajar. Artinya
penggunaan media boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia
untuk materi teks prosedur kompleks telah valid (layak), akan tetapi masih
memerlukan sumber belajar dengan revisi sesuai saran.hasil selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran.
Reliabilitas Koefisien Alfa Cronbach yaitu untuk menguji keandalan
instumen yang bersifat gradasi dengan rentangan skor 1-5 (Sugiyono
2010:365), reliabilitas Koefisien Alfa Cronbach dilakukan untuk menguji
media pembelajaran boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia
untuk materi teks prosedur kompleks kelas X SMA Santa Maria
Yogyakarta. pengujian reliabilitas dengan teknik Alfa Cronbach
menggunakan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
ri =
keterangan:
ri = reliabilitas
k = mean kuadrat antara subyek
∑si2 = mean kuadrat kesalahan
St2 = varians total
Rumus untuk total variansi dan variansi item:
St2
Si2
Keterangan:
St2 = varians total
Si2 = variansi item
Jki = jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = jumlah kuadrat subyek
n = jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Nilai Koefisien Alfa Cronbach yang sahih apabila rhitung ≥ 0,362
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien menurut Sugiyono
(2010:257).
Tabel 11. Pedoman Interpretasi Koefisien Alfa Cronbach
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1000 Sangat kuat
Dalam penelitian ini, perhitungan nilai validitas dan reliabilitas
menggunakan program SPSS 16.0 untuk menguji instrumen kuesioner
kelayakan media pembelajaran boneka plastik oleh siswa, karen
menggunakan program SPSS, maka untuk melihat validitas setiap
pernyataan akan dilihat kolom Corrected Item-total Correlation. Jika
nilai Corrected Item-total Correlation lebih besar dari rtabel (0,362),
maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Untuk reliabilitas akan
dilihat pada tabel reability statistics. Jika cronbach’s alpha lebih dari 0,7
(>0,7), maka semua pertanyaan tersebut dapat dikatakan reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan langkah yang penting dalam
penelitian, karena analisis data tersebut digunakan untuk menjawab
permasalahan yang ada. Setelah dikaji, data tersebut kemudian
diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelakasaan penelitian.
Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Menurut Sugiyono (2007:21), data kualitatif adalah tanggapan-
tanggapan dari para ahli terhadap kualitas produk yang dikembangkan
ditinjau dari aspek materi dan sikap, Sedangkan menurut KBBI
(2002:603), kuantitatif adalah berdasarkan jumlah atau banyaknya.
Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut
Sugiyono (2012:199), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
Menurut Sukardi (2003:50), untuk instrumen dalam bentuk non tes
kriteria penilaian menggunakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan
jumlah butir valid dan nilai yang dicapai dari skala nilai yang digunakan.
Oleh karena itu, kriteria penilaian produk media boneka plastik ini
didasarkan pada kriteria yang disusun dengan cara melakukan
pengelompokan skor (interval nilai) yang didapat dari responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kriteria penilaian untuk para ahli dalam penelitian ini disusun
dengan cara pengelompokan skor (interval nilai) setelah diperoleh
pengukuran dari tabulasi skor. Langkah-langkah perhitungan adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan kelas interval, yakni 2 karena membutuhkan
jawaban yang pasti dengan mengguanakan skala Guttman
2. Menentukan rentang skor, yaitu rentang skor maksimum dikurang
skor minimum
3. Menentukan panjang kelas (P), yaitu rentang skor dibagi jumlah
kelas
4. Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai skor
terbesar
Berdasarkan penilaian untuk mengukur kualitas media boneka
plastik sama dengan menentukan kelayakan dari media pembelajaran
tersebut, yaitu diperlukan jumlah butir valid dikalikan nilai tertinggi
diperoleh skor maksimum. Sedangkan dari perkalian jumlah butir valid
dari nilai terendah diperoleh skor minimum. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat tebel berikut:
Tabel 12. Kriteria Kualitas Media untuk Para Ahli
Kategori penilaian Interval nilai
Layak (Smin + P) ≤ S ≤ Smax
Tidak layak (Smin ≤ S ≤ (Smin + P – 1)
Widihastuti, 2007 : 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Keterangan:
S : Skor responden
Smin : Skor terendah
Smax : Skor tertinggi
P : Panjang kelas interval
Tabel 13. Interval Kategori Penilaian Hasil Validitas Para Ahli
Kategori
penilaian
Interpretasi
Layak Ahli materi dan media menyatakan
bahwa media boneka plastik baik
digunakan untuk proses pembelajaran
bahasa Indonesia materi teks prosedur
kompleks
Tidak layak Ahli materi dan media menyatakan
bahwa media boneka plastik tidak baik
digunakan untuk pembelajaran bahasa
Indonesia materi teks prosedur kompleks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 14. Penentuan Patokan Skala Lima
Interval
persentase
tingkat
penguasaan
Nilai ubah skla
lima
0 – 4
Nilai ubah skla
lima
E – A
Keterangan
85% - 100%
75% - 84%
60%-74%
40%-59%
0%-39%
4
3
2
1
0
A
B
C
D
E
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Untuk mengetahui kelayakan diketahui melalui hasil dari perhitungan
rata-rata dan hasil persentase. Pengguanaan persentase (frekuensi
relatif) terdapat skor yang diperoleh dimaksudkan sebagi konversi
untuk memudahkan dalam menganalisa hasil penelitian menurut Anas
Sudijono (2006:40), data hasil jawaban dicari persentasinya, adapun
rumus dari persentase adalah sebagai berikut.
P= f/N X 100%
Keterangan:
f: frekuensi yang sedang dicari persentasinya
N: Number of Case (jumlah frekuensi/banyaknyindividu)
P: angka persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini telah menghasilkan media boneka plastik pada
pembelajaran bahasa Indonesia untuk teks prosedur kompleks. Media
pembelajaran ini disusun sesuai dengan silabus yang ada. Penelitian ini
dilakukan di SMA Santa Maria Yogyakarta kelas X. Waktu penelitian dan
pengembangan dilakukan pada bulan September 2014 selama peneliti
melaksanakan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Data yang diperoleh
pada penelitian ini adalah kualitatif yang ditranformasikan terlebih dahulu
berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan menjadi kuantitatif. Data
tersbut merupakan data kuantitatif yang selanjutnya dianalisis dengan
statistik deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
produk tertentu dan menguji keefektifan produk.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengembangan Media Boneka Plastik pada Materi Teks
Prosedur Kompleks
a. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan langkah awal untuk mengetahui
materi teks prosedur kompleks dengan pengembangan cara pembuatan
boneka plastik di kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. kegiatan ini
dilakukan dengan cara observasi kelas, kuesioner, dan wawancara dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100100100
kepala sekolah dan guru bidang studi bahasa Indonesia. Berdasarkan
obeservasi kelas dan wawancara, dapat diuraian bahwa menurut pendapat
kepala sekolah dan guru bidang studi bahasa Indonesia ada beberapa guru
yang mengajar menggunakan media pembelajaran yang tidak menarik
sehingga siswa merasa bosan dalam mengikuti pelajaran tersebut dan
mengalami kesulitan dalam mengerjakan materi yang diajar. Sebagian
besar guru banyak yang hanya menggunakan power point sebagai
jembatan untuk menyampaikan materi tanpa memberi contoh atau bukti
konkrit dalam menyampaikan materi yang diajarkannya. Di dalam dunia
pendidikan siswa dituntut untuk aktif dalam bertanya dan belajar mandiri
dengan media yang diberikan oleh guru, akan tetapi kenyataannya hal
tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena dari
hasil belajar tersebut sebagian besar siswa banyak yang bingung dan
kurang jelas dengan materi yang disampaikan.
Proses kegiatan belajar mengajar yang pasif terlihat dari aktivitas
siswa yang masih kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Dalam arti siswa hanya sebagai pendengar karena guru yang
kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa
terlihat kurang termotivasi dalam belajar. Kenyataan tersebut berakibat
pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dan tidak diharapkan. Oleh
karena itu, peneliti membuat salah satu produk media pembelajaran yang
sederhana yang diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101101101
siswa dam mempermudah siswa didalam menerima materi yang
disampaikan.
b. Pengumpulan Data
Dalam menyusun materi diperlukan pendapat dari guru yang sesuai
dengan kurikulum yang digunakan pada saat itu yaitu kurikulum 2013.
Adapun tahapan yang dilakukan adalah:
1. Merumuskan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sudah
tertulis disilabus. Dalam penelitian ini, kompetnsi dasarnya yaitu
menerapkan pengetahuan prosedural yaitu cara membuat boneka
plastik. Sedangkan kompetensi dasarnya, membuat boneka plastik
dengan langkah-langkah pada materi teks prosedur kompleks.
2. Merumuskan indikator keberhasilan yang harus dicapai terdiri dari:
1). Siswa mampu mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan
bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan
menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.
2). Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab,
dan disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk
menunjukkan tahapan dan langkah yang telah ditentukan.
3). Siswa mampu menginterpretasi teks prosedur kompleks.
4). Siswa mampu mengidentifikasi pembagian kalimat
berdasarkan fungsi dalam teks prosedur kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102102102
5). Siswa mampu menggunakan struktur teks dalam pembuatan
teks prosedur kompleks.
6). Siswa mampu mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam teks
prosedur kompleks.
7). Siswa mampu memetakan teks prosedur kompleks ke dalam
bagian teks prosedur kompleks.
c. Pengembangan Produk (Pembuatan Media Boneka Plastik)
Mengembangkan produk media boneka plastik berdasarkan materi
teks prosedur kompleks yang berupa langkah-langkah cara membuat
boneka plastik merupakan hasil yang diperoleh. Pada tahap ini
pembuatan media boneka plastik menggunakan kantong plastik kresek
bekas (pilihan warna terserah) dengan ukuran 50,5 cm X 25,5 cm dengan
menggunakan alat gunting, tali rafia, dan lem castol.
Pada cara pembuatan boneka plastiknya pun sangat sederhana dan
mudah. Dengan cara pembuatannya pun peneliti memasukan langkah-
kangkah cara pembuatannya pada materi teks prosedur kompleks dengan
mengembangkan boneka plastik. Ada pun cara pembuatannya sebagai
berikut:
1. Sediakan alat dan bahan.
2. Kumpulkanlah sebanyak-banyaknya kantong plastik kersek yang
sudah tidak dipakai lagi.
3. Usahakan agar warna kantong plastik tersebut sesuai dengan warna
yang ingin dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103103103
4. Setelah terkumpul guntinglah satu per satu kantong plastik tersebut
menjadi persegi panjang.
5. Setelah itu gabungkan kantong plastik tesebut menjadi sangat ramping,
lalu ikat dengan menggunakan tali rafia. Bentuk menjadi seperti bola.
6. Buat dua bola dengan enam ukuran kecil sebagai telinga, tangan dan
kaki. Satu ukuran sedang sebagai kepala dan satu ukuran besar sebagai
badannya.
7. Satukan bagian tubuh yang telah dibentuk dari bola-bola kantong
plastik, kemudian rekatkan menggunakan lem castol.
d. Validasi Ahli
Validasi ahli memiliki kualitas keahlian S1/S2/S3. Para ahli
memiliki pengalaman dibidang perancangan pengetahuan dan
keterampilan dibidang perancangan pembelajaran bahasa Indonesia serta
aktif dalam bidang penelitian dan pelatihan active learning. Berikut
merupakan sifat benar menurut bahan bukti yang ada:
1. Ahli Materi
Ahli materi memberikan saran berdasarkan penjelasan dari
pengembangan media boneka plastik melalui materi teks prosedur
kompleks. Setelah ahli materi melakukan penilaian, maka diketahui hala-
hal yang perlu direvisi.
2. Ahli Media
Setelah melalukan validasi kepada materi, selanjutnya adalah
melakukan validasi kepada ahli media dengan memberikan saran dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104104104
media boneka plastik yang dihasilkan setelah ahli media melakukan
penilaian, maka diketahui hal-hal yang perlu direvisi.
e. Revisi Produk
Berdasarkan validasi dan beberapa ahli yang dietahui, ada beberapa
hal yang harus direvisi. Setelah produk media boneka plastik diperbaiki
sesuai saran dari ahli media, kemudian diuji cobakan pada kelas X
sebanyak 65 siswa agar dari produk media boneka plastik dapat optimal.
Media boneka plastik tidak hanya optimal akan tetapi dapat diterapkan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur
kompleks.
f. Uji Coba Produk di Lapangan
Uji coba produk dilapangan oleh peneliti bersama-sama dengan guru
bahasa Indonesia kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Uji coba produk
dilakasanakan ketika peneliti berPPL (Praktik Pengelaman Lapangan) di
SMA Santa Maria Yogyakarta. Pada uji coba produk boneka plastik,
sebanyak 65 siswa diminta memberikan penilaian terhadap boneka plastik
melalui materi teks prosedur kompleks yang dikembangkan oleh peneliti
melalui kuesioner.
Penilaian media boneka plastik dengan kuesioner yang terdiri dari 12
butir skor valid dengan jumlah responden 65 orang, maka diperoleh skor
maksimalnya skor maksimalnya 2 x 780 = 1560, skor minimal 1 x 780 =
780, jumlah kelas 2 dan panjang kelas intervalnya 390.
g. Revisi Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105105105
Berdasarkan hasil uji coba produk boneka plastik terhadap materi
teks prosedur kompleks oleh guru Bahasa Indonesia kelas X dan siswa
kelas X SMA Santa Maria sebagai responden mengatakan bahwa boneka
plastik layak menjadi media pembelajaran untuk materi teks prosedur
kompleks. Sehinga pada tahap revisi produk boneka plastik untuk materi
teks prosedur kompleks tidak revisi atau tidak mengalami perbaikan.
h. Hasil Akhir Media
Setelah melalui beberapa tahapan mulai dari pengembangan,
validasi, sampai pada uji produk lapangan, maka diperoleh hasil akhir
media boneka plastik dengan materi teks prosedur kompleks. Dengan
begitu, hasil media boneka plastik adalah sebagai berikut:
1. Media boneka plastik merupakan media yang digunakan dalam teks
prosedur kompleks yang menjelaskan cara atau langkah-langkah
pembuatan boneka yang terbuat dari kantong plastik.
2. Media boneka plastik menggunakan kantong plastik kresek yang
sudah tidak dipakai
3 Media boneka plastik menggunakan gunting, lem castol, dan tali
rafia sebagai alat yang digunakan dalam pembuatan boneka plastik
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106106106
4.1.2 Kelayakan Media Boneka Plastik
Penentu kelayakan media diukur melalui hasil pengukuran dari para
ahli, diantaranya para ahli materi, para ahli media dan uji coba yang
dilakukan siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Data yang
diperoleh menunjukan tingkat validitas kelayakan media sebagai media
pembelajaran, saran yang ada dan digunakan sebagai bahan untuk
perbaikan. Sedangkan hasil uji reliabilitas, mengatakan tingkat
keterbacaan media tersebut sudah reliabel karena beberapa ahli
mengatakan bahwa media tersebut layak untuk dikembangkan dan
digunakan sebagai media pembelajaran:
1. Ahli Materi
Ahli materi memberikan saran berdasarkan materi yang terdapat dalam
media boneka plastik, beberapa hal yang dinilai diantaranya adalah
kejelasan materi, pemahaman bahasa, bentuk dan ukuran huruf,
pemahaman kalimat dan isi materi. Ahli materi yang diminta untuk
memberikan masukan yaitu satu orang ahli materi.
Kualitas materi ditinjau dari ahli materi diukur dengan menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 10 poin dengan jumlah responden satu orang,
maka skor minimal 0 x 10 = 0 dan skor maksimalnya 1 x10 = 10, jumlah
kelas 5, panjang kelas interval 2 sehingga diperoleh pengkategorian
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107107107
Tabel 15. Kriteria Kualitas Materi Berdasarkan Ahli Media
Kelas Kategori penilaian Interval nilai Presentase
1 Layak 5 ≤ S ≤ 10 96%
2 Tidak layak 0 ≤ S ≤ 2 0 %
Jumlah 196%
Berdasarkan validasi ditinjau dari materi sejumalah satu responden
diperoleh skor 10, Sehingga dilihat dari kategori yang digunakan dalam
materi teks prosedur kompleks langkah-langkah menbuat boneka plastik
ditinjau dari ahli materi termasuk daam katergori layak.
2. Ahli Media
Setelah melakukan validasi ahli materi, selanjutnya adalah
melakukan vaidasi ahli maedia. Ahli media memberikan saran dari media
boneka plastik yang dihasilkan. Beberap hal yang dinilai diantaranya
adalah kejelasan media, daya tarik media, kreativitas media dan
kepercayaan media. Ahli yang diminta untuk memberikan masukan yaitu:
satu orang ahli media.
Kualitas media ditinjau dari ahli media diukur dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 butir soal dengan jumlah
responden 1 orang, maka skor minimal 0 x 12 = 0 dan skor maksimal 1 x
12 = 12, jumlah kelas 5, panjang kelas 2,4, sehingga diperoleh
pengkategorian sebagai berikut:
Tabel 16. Kriteria Kualitas Media Berdasarkan Ahli Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108108108
Kelas Kategori penilaian Interval nilai Presentase
1 Layak 5 ≤ S ≤ 12 77%
2 Tidak layak 0 ≤ S ≤ 5 0 %
Jumlah 77%
Setelah ahli media melakukan penilaian terhadap produk yang
dihasilkan, maka disarankan untuk merevisi produk. Produk tersebut
direvisi sesuai saran dari ahli. Setelah hasil produk direvisi sesuai dengan
saran dari ahli, maka hasil produk pembelajaran tersebut termasuk dalam
kategori layak sesuai dengan tabel kategori penilaian. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil validasi media boneka plastik dan hasil
validasi materi adalah layak dan dapat diuji cobakan.
4.1.3 Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilaksanakan setelah media boneka plastik
dilakukan perbaikan berdasarkan analisis data dari hasil validasi ahli media
dan materi. Uji coba dilapangan ini melibatkan 65 siswa diambil secara acak
dari 5 kelas (responden) kelas XA, XB, XC, XD dan XE di SMA Santa
Maria Yogyakarta. pada uji lapangan ini siswa diminta penilaian terhadap
media boneka plastik yang dikembangkan oleh peneliti dengan mengisi
kuesioner.
Penilaian media boneka plastik dengan kuesioner yang terdiri dari
12 butir skor valid dengan jumlah responden 65 orang, maka diperoleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109109109
maksimalnya skor maksimalnya 2 x 780 = 1560, skor minimal 1 x 780 =
780, jumlah kelas 2 dan panjang kelas intervalnya 390.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengembangan Rancangan Pembelajaran Media Boneka Plastik
untuk Materi Teks Prosedur Kompleks
Pengembangan media boneka plastik untuk materi teks prosedur
kompleks merupakan serangkaian kegiatan dan proses untuk menghasilkan
suatu produk boneka plastik yang valid dan layak digunakan untuk pelajaran
bahasa Indonesia materi teks prosedur kompleks. Langkah pertama diawali
dengan analisis kebutuhan (penelitian dan pengumpulan data awal) untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur
kompleks di kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. berdasarkan hasil
analisis kebutuhan yang diperoleh dari wawancara dengan guru pengampu
mata pelajaran bahasa Indonesia dan kepala sekolah SMA Santa Maria serta
hasil observasi, dapat diketahui bahwa pada mata pelajaran bahasa Indonesia,
guru belum menggunakan media yang komunikatif dalam menyampaikan
materi teks prosedur kompleks. Media yang digunakan dalam menyampaikan
materi hanya sebatas pada papan tulis sehingga hasil belajar siswa belum
maksimal. Metode pembeljaran yang digunakan masih menggunakan metode
ceramah. Dengan adanya media yang menarik perhatian siswa diharapkan
lebih termotivasi dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran bahasa
Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110110110
Pengembangan produk media boneka plastik diawali dengan
menyusun materi pembelajaran. Materi disusun dan dikembangkan
berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada dalam silabus.
Kegiatan pengembangan produk dilanjutkan dengan validasi boneka plastik
oleh ahli media dan materi. Berdasarkan validasi dari bebrapa ahli diketahui
hal-hal yang harus direvisi pada penilaian yaitu kalimat yang digunakan
masih kurang sesuai dan ukuran huruf seerta tanda baca yang digunakan
masih krang sesuai. Walaupun demikian, berdasarkan hasil validasi dan telah
melalui beberapa kali revisi sesuai saran dari ahli media dan ahli materi
boneka plastik dinyatakan layak digunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks.
4.2.1 Kelayakan Produk Boneka Plastik dapat Digunakan dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Materi Teks Prosedur
Kompleks
Kualitas media boneka plastik diperoleh dari data hasil validasi oleh
ahli materi, ahli media dan siswa. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas
media boneka plastik yang diukur melalui ahli materi, ahli media dan siswa
dijabarkan dalam pembahasan berikut ini:
a. Ahli media
Berdasarkan kriteria media boneka plastik untuk materi teks prosedur
kompleks yang divalidasi oleh satu orang ahli media yang terdiri dari 12
poin memperoleh 77 %, jadi dari hasil ahli media tersebut dapat diartikan
bahwa media boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111111111
prosedur kompleks kategori layak digunakan dalam pembelajaran di kelas,
walaupun perlu dilakukan perbaikan.
b. Ahli Materi
Berdasarkan kriteria kualitas yang digunakan untuk memperjelas media
boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk teks prosedur
kompleks yang divalidasi oleh satu orang ahli materi maka masing-masing
yang terdiri dari 10 poin memperoleh 96%, jadi dari hasil validasi ahli
materi tersebut dapat diartikan bahwa materi teks prosedur kompleks
dikatakan ketegori layak digunakan dalam pembelajaran di kelas, walaupun
perlu dilakukan perbaikan.
c. Uji Coba Lapangan
Berdasarkan kriteria kelayakan media boneka plastik pada
pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks dari
uji lapangan berjumlah 65 orang siswa dengan 12 poin memperoleh
87,43%. Berdasarkan data para ahli dapat diketahui bahwa menurut ahli
media termasuk kategori layak, ahli materi termasuk kategori layak, dan
uji coba lapangan termasuk kategori layak. Sehingga dapat diartikan
bahwa media boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk
materi teks prosdur kompleks secara keseluruhan sudah layak dan baik
digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112112112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan media boneka plastik pada
pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks di kelas
X SMA Santa Maria Yogyakarta adalah:
5.1.1 Rancangan Pengembangan Media Boneka Plastik
Rancangan mengembangkan media boneka plastik, yaitu dengan cara sebagai
berikut:
a. Melakukan analisis kebutuhan yang dilakukan dengan observasi kelas
dan wawancara.
b. Rancangan pengembangan produk media boneka plastik yang
dilakukan dengan cara: penyusunan materi, merumuskan kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang sudah ditulis dalam silabus,
merumuskan indikator keberhasilan, menyusun strategi pembelajaran,
dan mengembangkan media boneka plastik.
c. Setelah media boneka plastik tersusun, maka media boneka plastik
divalidasi oleh para ahli media dan ahli materi.
d. Setelah media divalidasi oleh para ahli, selanjutnya merevisi sesuai
saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113113113
e. Selanjutnya media boneka plastik diuji cobakan ke lapangan supaya
produk media boneka plastik hasilnya dapat maksimal.
f. Tahap selanjutnya merevisi sesuai dengans aran dari responden uji
lapangan, bila hasilnya layak maka media boneka plastik dapat
digunakan dlam proses pembelajaran.
5.1.2 Kelayakan Media Boneka Plastik
Kualitas media boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk
materi teks prosedur kompleks di kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta
divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan uji lapangan. Hasil validasi ahli
materi 96%, ahli media 77 % dan sisiwa 87.43% termasuk kategori layak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan media boneka plastik
pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi teks prosedur kompleks
kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Pengembangan media boenka plastik sebaiknya perlu dipersiapkan lebih
matang, mulai dari analisis kebutuhan, penyusunan produk hingga akhir
agar proses dan hasil pengembangan lebih maksimal.
2. Kualitas media boneka plastik pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk
materi teks prosedur kompleks yang sudah layak perlu dikembangkan
terus, atau diperbaharui pada waktu-waktu tertentu sesuai dengam
kebutuhan materi agar tidak kehilangan daya tarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114114114
Daftar Pustaka
Ali, Huhamad. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.
Bandung Angkasa.
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta. Yuma Pustaka bekerja
samadengan FKIP UNS.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung.
Kemendikbud.2013.Bahasa Indonesia:Ekspresi Diri dan Akademik kelas
X.Jakarta:Kemendikbud.
Kemendikbud.2013.Buku Guru Bahasa Indonesia:Ekspresi Diri dan Akademik
Kelas X.Jakarta:Kemendikbud.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas X.
Jakarta : Erlangga.
Latuheru, Jhon. 1988. Media Pembelajaran dalam Belajar Mengajar Masa Kini.
Jakarta.
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta. Kencana
Prenandamedia Grup.
Salim, Peter. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer. Jakarta: MODERN
ENGLISH PREES
Sari, Septiati Notita. 2012. Pengembangan Media Chart Tiga Dimensi (3D)
Pembelajaran Menjahit Celana pada Mata Pelajaran Keterampilan PKK
Siswa Kelas VIII di SMP N 16 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Teknik
Busana. Universitas Negri Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115115115
Setiowati, Ening. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Wayang Terhadap
Kemampuan Menyimak Dongeng di Kelas V SD Negri 1 Serang dan SD 2
Manranom Kecmatan Banjarnegara. Skripsi. Yogyakarta: PGSD. Universitas
Sanata Dharma.
Sudjana dan Rivai. 1990. Media Pembelajaran: Menggunakan dan Membuatnya.
Bandung: CV. Sinar Baru.
Sudani, Teny Wulan. 2011. Peningkatan Keterampilan bercerita Siswa Kelas
VII B SMP Negri 1 Prambanan Sleman dengan Menggunakan Boneka
Tangan. Skripsi. Yogyakarta: PBSI. Universitas Negri Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
ALFABETA.
Tim Redaksi. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Widharyanto. Dkk. 2003. Student Active Learning sebagai Salah Satu Pendekatan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Siswa pada Masing-Masing Kelas X SMA Santa
Maria Yogyakarta
NO Kelas Jumlah siswa
1 XA 25 siswa
2 XB 25 siswa
3 XC 25 siswa
4 XD 25 siswa
5 XE 25 siswa
Total 125 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2. Jumlah Sampel Siswa Kelas X yang Mengikuti Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia untuk Materi Teks Prosedur Kompleks di SMA Santa
Maria Yogyakarta
NO Kelas Jumlah siswa Jumlah sampel
1 XA 25 25/125 X 65 = 13
siswa
2 XB 25 25/125 X 65 = 13
siswa
3 XC 25 25/125 X 65 = 13
siswa
4 XD 25 25/125 X 65 = 13
siswa
5 XE 25 25/124 X 65 = 13
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3. Pengumpulan Data
NO Kegiatan Teknik
Pengumpulan
Data
Sumber data
1 Observasi kelas, wawancara
dengan kepala sekolah dan guru
bidang studi bahasa Indonesia
kelas X
Observasi dan
wawancara
Kepala
sekolah dan
guru bidang
studi bahasa
Indonesia
kelas X
2 Pengembangan produk untuk
mengetahui kualitas media
pembelajaran dilakukan dengan
validasi ahli
Kuesioner Ahli materi
dan media
3 Uji lapangan untuk mengetahui
kelayakan produk media
pembelajaran
Kuesioner peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. INSTRUMEN KELAYAKAN MEDIA BONEKA PLASTIK UNTUK MATERI TEKS
PROSEDUR KOMPLEKS
NO Butir Penilaian 1 2 3 4 5
1 Kesesuaian media boneka plastik untuk
materi teks prosedur kompleks sesuai dengan
tujuan instruksional atau bersifat pengajaran
2 Penggunaan media boneka plastik dapat
menambah variasi dalam penyajian materi
3 Penggunaan media boneka plastik dapat
mendorong motivasi belajar siswa
4 Daya tarik media boneka plastik
5 Keterpahaman penggunaan media boneka
plastik
6 Kreativitas media boneka plastik
7 Kepemahaman media boneka plastik dengan
materi yang diajar
8 Keautentikan media atau kepercayaan media
9 Kejelasan cara membuat boneka plastik
10 Penggunaan media boneka plastik dapat
memperlihatkan langkah-langkah membuat
boneka plastik secara langsung
11 Media boneka plastik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
12 Media boneka plastik sederhana dan lugas,
tidak rumit atau berbelit-belit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5. INSTRUMEN KELAYAKAN MATERI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
NO Butir Penilaian 1 2 3 4 5
1 Bahasa yang digunakan pada materi teks
prosedur kompleks mudah dipahami
2 Materi teks prosedur kompleks mudah
dipelajari oleh siswa
3 Petunjuk dalam materi teks prosedur
kompleks mudah dipelajari
4 Kalimat yang digunakan dalam teks prosedur
kompleks sesuai dengan pemahaman siswa
kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta
5 Langkah-langkah pada teks prosedur
kompleks mudah dipahami siswa
6 Materi teks prosedur kompleks menggunakan
kalimat yang sederhana, sehingga
mempermudah pemahaman siswa
7 Sistematika isi materi teks prosedur
kompleks disusun secara berurutan, sehingga
mempermudah pemahaman siswa
8 Teks prosedur kompleks dengan
menggunakan media boneka plastik sesuai
dengan KI dan KD yang harus dicapai siswa
9 Kesesuaian materi teks prosedur kompleks
dengan menggunakan boneka plastik sesuai
dengan taraf berfikir siswa
10 Materi teks prosedur kompleks menggunakan
EYD dengan bak dan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 6. Pengukuran Kriteria Penilaian untuk Siswa
Jawaban Pertanyaan Nilai
Ya 1
Tidak 0
Tabel 7. Pengukuran Kriteria Penilaian untuk Ahli Materi dan Media
Jawaban Pertanyaan Skor
Kurang setuju Bobot 1
Kurang Bobot 2
Cukup Bobot 3
Baik Bobot 4
Sangat baik Bobot 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 8. Pengembangan dan Kelayakan Media dan Materi Boneka Plastik
dalam Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks
N
O
Variabel Aspek Indikator NO Item Sumbe
r Data
1 Media
boneka
plastik
(langkah-
langkah
cara
pembuatan
boneka)
a. Materi 1. kejelasan
materi
2. isi materi
1, 2, 4, 6,
10
3, 5, 7, 8,
9,
ahli
materi
b. kejelasan media
boneka
plastik(langkah
cara pembuatan
boneka plastik)
1. kejelasan
media
2. daya tarik
3. kreativitas
media
4. kepercayaan
media
1, 7, 9,
10
3, 4,
2, 5, 6,
8, 11, 12
ahli
media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. kepemahaman
materi dan
kemenarikan
media boneka
plastik(langkah-
langkah cara
pembuatan
boneka plastik)
1. kejelasan
materi
2. kejelasan
media
3. isi materi
dengan
menggunaka
n langkah-
langkah
membuat
boneka
plastik
7
1, 2, 3, 4,
6, 10, 11,
5
8, 9, 12
Peserta
didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 9. Kriteria Kualitas Media untuk Para Ahli
Kategori penilaian Interval nilai
Layak (smin + P) ≤ S ≤ smax
Tidak layak Smin ≤ S ≤ (smin + P – 1)
Widihastuti, 2007 : 126
Tabel 10. Interpretasi Kategori Penilaian Hasil Validasi Para Ahli
Ketegori penilaian Interpretasi
Layak Ahli media menyatakan bahwa
media boneka plastik layak untuk
proses pembelajaran
Tidak layak Ahli media menyatakan bahwa
media menyatakan tidak layak untuk
proses pembelajaran
Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kelayakan Media
Boneka Plastik pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Teks Prosedur
Kompleks oleh Ahli Media
Pernyataan pendapat ahli Skor kualitas
Ahli 1 12 Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 12. Interpretasi Kategori Penilaian Hasil Validasi Para Ahli
Ketegori penilaian Interpretasi
Layak Ahli materi menyatakan bahwa
media boneka plastik layak untuk
proses pembelajaran
Tidak layak Ahli materi menyatakan bahwa
media menyatakan tidak layak untuk
proses pembelajaran
Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kelayakan Media
Boneka Plastik pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Teks Prosedur
Kompleks oleh Ahli Materi
Pernyataan pendapat ahli Skor kualitas
Ahli 1 10 Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 14. Interval Kategori Penilaian Hasil Validitas Para Ahli
Kategori
penilaian
Interpretasi
Layak Ahli materi dan media menyatakan
bahwa media boneka plastik baik
digunakan untuk proses pembelajaran
bahasa Indonesia materi teks prosedur
kompleks
Tidak layak Ahli materi dan media menyatakan
bahwa media boneka plastik tidak baik
digunakan untuk pembelajaran bahasa
Indonesia materi teks prosedur kmpleks
Tabel 15. Pedoman Interpretasi Koefisien Alfa Cronbach
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1000 Sanagt kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 16. Penentuan Patokan Skala Lima
Interval
persentase
tingkat
penguasaan
Nilai ubah skla
lima
0 – 4
Nilai ubah skla
lima
E – A
Keterangan
85% - 100%
75% - 84%
60%-74%
40%-59%
0%-39%
4
3
2
1
0
A
B
C
D
E
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1. PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN
INSTRUMEN PENELITIAN
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Hasil Observasi
c. Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X / 1
Materi Pokok : Memahami struktur dan kaidah teks prosedur kompleks
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli(gotong royong), kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan soSial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui tes anekdot, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan hasil observasi.
3.1 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
eksposisi, dan negosiasi, baik berupa lisan maupun tulisan.
4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik lisan maupun tulisan.
C. Indikator
1. Siswa mampu mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia
dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin
dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan tahapan dan
langkah yang telah ditentukan.
3. Siswa mampu menginterpretasi teks prosedur kompleks.
4. Siswa mampu mengidentifikasi pembagian kalimat berdasarkan fungsi dalam
teks prosedur kompleks.
5. Siswa mampu menggunakan struktur teks dalam pembuatan teks prosedur
kompleks.
6. Siswa mampu mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam teks prosedur
kompleks.
7. Siswa mampu memetakan teks prosedur kompleks ke dalam bagian teks
prosedur kompleks.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan
dan tulis melalui teks prosedur kompleks
2. Siswa dapat menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan tahapan dan langkah
yang telah ditentukan.
3. Siswa dapat menginterpretasi teks prosedur kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Siswa dapat mengidentifikasi pembagian kalimat berdasarkan fungsi dalam
teks prosedur kompleks.
5. Siswa dapat menggunakan struktur teks dalam pembuatan teks prosedur
kompleks.
6. Siswa dapat mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam teks prosedur kompleks.
7. Siswa dapat memetakan teks prosedur kompleks ke dalam bagian teks
prosedur kompleks.
E. Materi Pembelajaran
1. Teks bacaan cara membuat boneka dari kantong plastik kresek
2. Pembagian kalimat berdasarkan fungsi teks prosedur kompleks
3. Struktur dan kaidah teks prosedur kompleks (terlampir)
4. Ciri basa teks prosedur kompleks
5. Piranti kohesi (kata ganti sebagai pengacuan) teks prosedur kompleks
F. Metode Pembelajaran
1. Menggunakan pendekatan scientific
2. Menggunakan teknik diskusi, penugasan
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : teks “Cara Membuat Boneka Plastik”(plastik, lem castol,
gunting, tali rafia)
2. Alat/ bahan : LCD, Viewer, laptop, handout.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Sumber belajar :
a. Kemendikbud.2013. Buku Guru Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan
Akademik Kelas X. Jakarta: Kemendikbud
b. Kosasi, Engkos.2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas X.
Jakarta: Erlangga
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi
pembelajaran sebelumnya.
4. Guru menyampaikan informasi terkait dengan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
5. Guru menampilkan sebuah video yang berjudul “cara membuat boneka
plastik” untuk menarik minat siswa.
6. Guru memaparkan fungsi mempelajari teks prosedur kompleks yang
berjudul “Cara Membuat boneka plastik ” dan mengaitkannya dengan
konteks kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kegiatan Inti (70 menit)
1. Mengamati
a. Siswa membentuk kelompok kecil (2 orang).
b. Siswa mengamati guru yang sedang memberikan arahan bagaimana cara
membuat boneka plastik
c. Siswa memperhatikan pembagian struktur prosedur kompleks yang
terdiri atas tujuan, langkah-langkah, dan kaidah dengan teliti dan
bertanggung jawab.
2. Menanya
Siswa bertanya jawab, berdiskusi dan menganalisis karakteristik prosedur
kompleks dalam kelompok dengan saling menghargai pendapat teman dan
menggunakan bahasa yang santun.
3. Mencoba
Siswa membuat kesimpulan bersama dari konsep yang diperoleh
dikelompoknya.
4. Menalar
Siswa didalam kelompok menyampaikan informasi yang didapatkan atas
pemahaman masing- masing dan membagikan informasi tesebut kepada
rekan sekelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Mengkomunikasikan
Perwakilan dari setiap kelompok menyampaikan keseluruhan konsep yang
telah didapatkan bersama rekan sekelompoknya dan membagikan
informasi tersebut kepada kelompok lain didepan kelas.
c. Penutup (10 menit)
1. Siswa dan guru membuat kesimpulan atas proses pembelajaran.
2. Siswa dan guru melakukan refleksi atas proses pembelajaran.
3. Guru memberikan arahan akan materi berikutnya.
4. Guru memberikan tugas menyusun teks laporan hasil observasi yang
bertemakan alam kepada masing-masing siswa
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
LEMBAR PENIAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Peserta didik :
Kelas / semester : X/1
Materi pokok : Teks Prsodeur kompleks
Tahun Pelajaran : 2014/2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N
O
Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya semakin yakin dengan keberadaan
Tuhan setelah mempelajari ilmu
pengetahuan
2 Saya berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu kegiatan
3 Saya mengucapkan rasa syukur atas segala
karunia Tuhan
4 Saya memberi salam sebelum dan sesudah
mengungkapkan pendapat di depan umum
5 Saya mengungkapkan keagungan Tuhan
apabila melihat kebesarannya
Jumlah
KETERANGAN:
SL : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KD : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP JUJUR
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
N
O
Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya mencontek pada saat mengerjakan
ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya
lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat
jawaban teman yang lain
Jumlah
KETERANGAN:
SL : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
KD : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP : tidak pernah, apabila tidak pernah melakuka
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP TANGGUNGJAWAB
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Aspek pengamatan 1 2 3 4
1 Sebagai peserta didik saya melakukan tugas-
tugas dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
dilakukan
3 Saya menuduh orang lain tanpa bukti
4 Saya mau mengembalikan barang yang
dipinjam dari orang lain
5 Saya berani menerima maaf jika melakukan
kesalahan yang merugikan orang lain
Jumlah
KETERANGAN:
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP DISIPLIN
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanggal :
NO Sikap yang diamati ya tidak
1 Saya masuk kelas tepat waktu
2 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Saya memakai seagam sesuai tata tertib
4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan
5 Saya tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Saya mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan
7 Saya membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Saya membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP PERCAYA DIRI
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO Aspek pengamatan 1 2 3 4
1 Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu
2 Saya berani mengambil keputusan secara cepat
dan bisa dipertanggungjawabkan
3 Saya tidak mudah putus asa
4 Saya berani menunjukan kemampuan yang
dimiliki depan orang banyak
5 Saya berani mencoba hal-hal baru
Jumlah
KETERANGAN:
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
b. Teknik non tes
i. Bentuk Instrumen dan Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Bentuk Instrumen
- Skala sikap dan penilaian sikap
b. Instrumen
Materi (terlampir)
1. Pengertian Teks Prosedur Kompleks
Teks prosedur kompleks adalah teks yang menyajikan tata cara dan
langkah-langkah tentang membuat, menggunakan, atau melakukan sesuatu.
Menurut Engkos Kosasi (2013:131) teks prosedur kompleks menyerupai artukel.
Seperti halnya artikel pada umumnya, teks prosedur kompleks terbagi ke dalam
pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Pendahuluan diisi dengan pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan
dikemukakan pada bagian pembahasan. Pendahuluan diisi dengan dua paragraf.
Pada bagian ini, mungkin pula dikemukakan tujuan dari penulisan petunjuk itu
sendiri.
Pembahasan diisi dengan petunjuk atau langkah-langkah pengerjaan sesuatu
yang disusun secara sistematis. Pada umumny, penyusunannya mengikuti urutan
waktu atau bersifat kronologis. Namun, penyusunan sub judul tidak mengikuuti
pola kronologis, melainkan urutan nya berdasarkan hal penting ke yang kurang
penting.
Terdapatempat kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur kompleks:
1) teks yang berisi cara-cara atau pengguanaan alat, benda, ataupun perangkat lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sejenis. 2) teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. 3) teks yang
berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. 4) penutup diisi dengan
kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa kesimpulan yakni terdiri atas dua
kalimat. Seolah-olah kalimat tersebut hanya berfungsi sebagai penanda bahwa
teks itu sudah selesai.
2. Teks prosedur kompleks ditata dengan struktur:
1. Tujuan
2. Langkah-langkah
Tujuan di sini adalah hasil akhir yang akan dicapai. Adapun langkah-langkah
adalah cara-cara yang ditempuh agar tujuan itu tercapai. Langkah-langkah itu
merupakan urutan yang biasanya tidak dapat diubah urutannya. Langkah awal
menjadi penentu langkah-langkah berikutnya.
Kaidah Teks Prosedur Kompleks
Pada umumnya dalam suatu teks prosedur kompleks banyak dijumpai kalimat
perintah. Konsekuensi dari penggunaan kalimat perintah tersebut adalah
pemakaian kata kerja imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan,
atau larangan. seperti : bacalah, carilah, pakailah. Ciri kebahasaan yang
dipergunakan dalam teks prosedur kompleks adalah bahasa dengan
mempergunakan kaidah baku dan komunikatif.
3. Cara Membuat Boneka Plastik
Cara pembuatan boneka plastic pun tidaklah susah, Hanya memerlukan alat dan
bahan yang sangat sederhana:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alat dan Bahan:n
1. Kantong kresek
2. Gunting
3. Lemcastol
4. Tali rapiah
5. Hiasan boneka seperti mata dan pita
Cara kerja
1. Sediakan lah alat dan bahan.
2. Kumpulkan lah sebanyak-banyaknya kantong kresek yang sudah tidak
terpakai lagi.
3. Usahakan lah agar warna kantong kresek sesuai warna yang ingin dibuat.
4. Setelah terkumpul, gunting lah satu persatu kantong kresek kemudian
gunting menjadi persegi panjang.
5. Setelah itu gabungkan semua kantong kresek yang telah digunting menjadi
sangat ramping itu kemudian ikat dengan tali rapiah. Bentuk menjadi
seperti bola.
6. Buat dua bola dengan 6 ukuran kecil sebagai telinga, tangan dan kaki. Satu
ukuran sedang sebagai kepala dan ukuran besar sebagai badannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Satukan bagian tubuh yang telah dibentuk dari bola-bola kantong kresek
kemudian rekatkan menggunakan lem.
Ini merupakan langkah-langkah dalam teks prosedur kompleks dengan
membuat boneka dari kantong plastik kresek.
LEMBAR PENIAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Peserta didik :
Kelas / semester : X/1
Materi pokok : Teks Prsodeur kompleks
Tahun Pelajaran : 2014/2015
N
O
Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya semakin yakin dengan keberadaan
Tuhan setelah mempelajari ilmu
pengetahuan
2 Saya berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu kegiatan
3 Saya mengucapkan rasa syukur atas segala
karunia Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Saya memberi salam sebelum dan sesudah
mengungkapkan pendapat di depan umum
5 Saya mengungkapkan keagungan Tuhan
apabila melihat kebesarannya
Jumlah
KETERANGAN:
SL : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
KD : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP JUJUR
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N
O
Pernyataan TP K
D
SR SL
1 Saya mencontek pada saat mengerjakan
ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya
lakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat
jawaban teman yang lain
Jumlah
KETERANGAN:
SL : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
KD : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TP : tidak pernah, apabila tidak pernah melakuka
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP TANGGUNGJAWAB
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Aspek pengamatan 1 2 3 4
1 Sebagai peserta didik saya melakukan tugas-
tugas dengan baik
2 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
dilakukan
3 Saya menuduh orang lain tanpa bukti
4 Saya mau mengembalikan barang yang
dipinjam dari orang lain
5 Saya berani menerima maaf jika melakukan
kesalahan yang merugikan orang lain
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KETERANGAN:
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP DISIPLIN
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Sikap yang diamati ya Tida
k
1 Saya masuk kelas tepat waktu
2 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Saya memakai seagam sesuai tata tertib
4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Saya tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Saya mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan
7 Saya membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Saya membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP PERCAYA DIRI
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
NO Aspek pengamatan 1 2 3 4
1 Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu
2 Saya berani mengambil keputusan secara cepat
dan bisa dipertanggungjawabkan
3 Saya tidak mudah putus asa
4 Saya berani menunjukan kemampuan yang
dimiliki depan orang banyak
5 Saya berani mencoba hal-hal baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah
KETERANGAN:
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 : sering, apabila serig melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kdang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
b. Teknik non tes
ii. Bentuk Instrumen dan Instrumen
a. Bentuk Instrumen
- Skala sikap dan penilaian sikap
b. Instrumen
Materi (terlampir)
4. Pengertian Teks Prosedur Kompleks
Teks prosedur kompleks adalah teks yang menyajikan tata cara dan
langkah-langkah tentang membuat, menggunakan, atau melakukan sesuatu.
Menurut Engkos Kosasi (2013:131) teks prosedur kompleks menyerupai artukel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seperti halnya artikel pada umumnya, teks prosedur kompleks terbagi ke dalam
pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Pendahuluan diisi dengan pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan
dikemukakan pada bagian pembahasan. Pendahuluan diisi dengan dua paragraf.
Pada bagian ini, mungkin pula dikemukakan tujuan dari penulisan petunjuk itu
sendiri.
Pembahasan diisi dengan petunjuk atau langkah-langkah pengerjaan sesuatu
yang disusun secara sistematis. Pada umumny, penyusunannya mengikuti urutan
waktu atau bersifat kronologis. Namun, penyusunan sub judul tidak mengikuuti
pola kronologis, melainkan urutan nya berdasarkan hal penting ke yang kurang
penting.
Terdapatempat kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur kompleks:
1) teks yang berisi cara-cara atau pengguanaan alat, benda, ataupun perangkat lain
yang sejenis. 2) teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. 3) teks yang
berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. 4) penutup diisi dengan
kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa kesimpulan yakni terdiri atas dua
kalimat. Seolah-olah kalimat tersebut hanya berfungsi sebagai penanda bahwa
teks itu sudah selesai.
5. Teks prosedur kompleks ditata dengan struktur:
3. Tujuan
4. Langkah-langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan di sini adalah hasil akhir yang akan dicapai. Adapun langkah-langkah
adalah cara-cara yang ditempuh agar tujuan itu tercapai. Langkah-langkah itu
merupakan urutan yang biasanya tidak dapat diubah urutannya. Langkah awal
menjadi penentu langkah-langkah berikutnya.
Kaidah Teks Prosedur Kompleks
Pada umumnya dalam suatu teks prosedur kompleks banyak dijumpai kalimat
perintah. Konsekuensi dari penggunaan kalimat perintah tersebut adalah
pemakaian kata kerja imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan,
atau larangan. seperti : bacalah, carilah, pakailah. Ciri kebahasaan yang
dipergunakan dalam teks prosedur kompleks adalah bahasa dengan
mempergunakan kaidah baku dan komunikatif.
6. Cara Membuat Boneka Plastik
Cara pembuatan boneka plastic pun tidaklah susah, Hanya memerlukan alat dan
bahan yang sangat sederhana:
Alat dan Bahan:
1. Kantong kresek
2. Gunting
3. Lemcastol
4. Tali rapiah
5. Hiasan boneka seperti mata dan pita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cara kerja
1. Sediakan lah alat dan bahan.
2. Kumpulkan lah sebanyak-banyaknya kantong kresek yang sudah tidak
terpakai lagi.
3. Usahakan lah agar warna kantong kresek sesuai warna yang ingin dibuat.
4. Setelah terkumpul, gunting lah satu persatu kantong kresek kemudian
gunting menjadi persegi panjang.
5. Setelah itu gabungkan semua kantong kresek yang telah digunting menjadi
sangat ramping itu kemudian ikat dengan tali rapiah. Bentuk menjadi
seperti bola.
6. Buat dua bola dengan 6 ukuran kecil sebagai telinga, tangan dan kaki. Satu
ukuran sedang sebagai kepala dan ukuran besar sebagai badannya.
7. Satukan bagian tubuh yang telah dibentuk dari bola-bola kantong kresek
kemudian rekatkan menggunakan lem.
Ini merupakan langkah-langkah dalam teks prosedur kompleks dengan membuat
boneka dari kantong plastik kresek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL OBSERVASI
ANALISIS KEBUTUHAN PELAKSANAAN PEMBEAJARAN
BAHASA INDONESIA MATERI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
PADA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
A. Tujuan Observasi
Untuk mengetahui hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran bahasa
indonesia materi teks prosedur kompleks, sehingga dapat diketahui
permasaahan dan perhatian penggunaan media yang akan dijadikan untuk
kemajuan pembelajaran bahasa Indonesia.
B. Pertanyaan Observasi dilaksanakan:
Hari/Tanggal : Senin, 8 September 2014
Tempat : Ruang kelas XA, XB, XC, XD, dan XE
C. Hasil Observasi
Aspek yang diamati Deskriptif hasil observasi
1.penggunaan media
pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan, media
pembelajaran yang digunakan guru pada mata
pelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur
kompleks di kelas X SMA Santa Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, yaitu: satu papan tulis, dan contoh
teks yang sudah ada di buku panduan.
2. Penggunaan
metode
Pada saat pembelajaran bahasa Indonesia materi
teks prosedur kompleks banyak menggunakan
metode ceramah yang merupakan bagian
penting dalam menjelaskan.
3.Sikap siswa Pada pembelajaran bahasa Indonesia materi
teks prosedur kompleks banyak siswa yang
pasif, karena media yang digunakan tidak
menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL WAWANCARA
ANALISIS KEBUTUHAN PELAKSANAAN PEMBEAJARAN
BAHASA INDONESIA MATERI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
PADA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
A. Tujuan Wawancara:
Untuk mengetahui keadaan lapangan, yaitu apakah produk media yang
akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan SMA Santa Maria,
sehingga media diterima atau tidak oleh objek.
B. Subjek Wawancara
Kepala Sekolah, Guru Bidang studi bahasa Indonesia dan beberapa siswa
Hari/Tanggal : Senin, 15 September 2014
Tempat : ruang kepala sekolah dan ruang kelas
Hasil wawancara secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
Siswa
1. Pertanyaan : Metode apa yang digunakan guru anda saat pembelajaran
bahasa indonesia materi teks prosedur kompleks?
Jawaban : kebanyakan menggunakan metode ceramah, untuk
menjelasan teks prosedur kompleks.
2. Pertanyaan : Media apa yang digunakan guru pada mata pelajaran
bahasa Indonesia materi teks prosedur kompleks?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban : Media yang digunakan guru yaitu papan tulis dan contoh
media yang ada di dalam buku panduan, sehingga siswa kurang tertarik
dan pasif dalam pembelajaran tersebut.
3. Pertanyaan : Apakah media yang digunakan guru sudah mampu
membantu anda dalam pembeajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur
kompleks?
Jawaban : Tidak, karena media yang digunakan terbatas dan kurang
jelas dalam pemahaman siswa.
4. Pertanyaan : Kendala apa yang anda alami dalam pembelajaran bahasa
Indonesia materi teks prosedur kompleks?
Jawaban : Belum ada yang tampilannya secara konkrit dan dapat
diamati siswa.
Guru
Nama Guru : Agustina Galuh Eka Noviyanti, S.Pd
Pekerjaan : Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA
Santa Maria Yogyakarta
1. Pertanyaan :Metode apa yang digunakan guru pada saat pembelajaran
bahasa Indonesia materi teks prosedur kompleks?
Jawaban : Ibu menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan
materi.
2. Pertanyaan : Media apa yang digunakan Ibu pada mata pelajaran
bahasa Indonesia Materi teks prosedur kompleks?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban : Media yang digunakan papan tulis dan buku panduan
bahasa Indonesia yang berisi contoh teks prosedur kompleks.
3. Pertanyaan : Apakah media yang Ibu gunakan dapat diamati secara
luas?
Jawaban : Belum, karena contoh yang ada di dalam buku yang
digunakan Ibu tidak dapat dilihat secara langsung pada proses
pembuatannya berdasarkan langkah-langkah.
4. Pertanyaan : Apakah media yang digunakan Ibu sudah mampu
membantu siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi Teks
prosedur kompleks?
Jawaban : Belum, karena media yang terbatas dan kurang jelas
dalam pemahaman siswa, sehingga siswa kadang merasa kesulitan.
5. Pertanyaan : Kendala apa yang Ibu alami dalam pembelajaran bahasa
Indonesia matri teks prosedur kompleks?
Jawaban : Belum ada media yang ditampilkan secara konkrit dan
dapat diamati oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepala Sekolah
Nama : Sr. M. Ancilla OSF, S.Pd.,M.M
Pekerjaan : Sepala Sekolah
1. Pertanyaan : Apakah suster mendukung adanya cara pembuatan boneka
plastik dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur
kompleks?
Jawaban : Iya, tentu saya sangat mendukung cara pembuatan boneka
plastik tersebut.
2. Pertanyaan : Apakah media yang digunakan guru bidang studi sudah
mendukung dalam menyampaikan materi teks Prosedur kompleks?
Jawaban : Sebagian besar sudah ada yang mendukung, akan tetapi
bila media yang digunakan guru lebih kreatif lagi itu akan membuat siswa
lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran tersebut.
3. Pertanyaan : Apakah media boneka plastik membawa membawa
dampak positif bagi siswa SMA Santa Maria?
Jawaban : Ya tentu saja. Selain dapat memanfaatkan sampah plastik
kresek (ramah lingkungan), kantong plastik kresek juga dapat menambah
wawasan bagi siswa untuk lebih kreatif lagi tidak hanya murid akan tetapi
mungkin guru SMA Santa Maria akan menggunakan media sederhana
yang dapat ditemukan disekitar dengan memanfaatkan barang bekas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
VALIDASI DAN RELIABILITAS AHLI MEDIA
VALIDASI DAN RELIABILITAS AHLI MATERI
KUESIONER UNTUK SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
PRODUK YANG DIHASILKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LANGKAH-LANGKAH CARA MEMBUAT BONEKA PLASTIK
1. Gunting satu persatu platik menjadi persegi panjang
2. Gabungkan semua kantong plastik yang sudah di gunting menjadi sangat
ramping kemudian ikat dengan menggunakan tali rapia. Bentuk menjadi
seperti bola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Buat bola dengan enam ukuran kecil sebagai telinga, tangan dan kaki. Satu
ukuran sedang sebagai kepala dan satu ukuran besar sebagai badan.
4. Satukan bagian bola plastik tersebut dengan menggunakan lem castol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 HASIL PENELITIAN
a. Perhitungan Kelayakan Para Ahli Media
b. Perhitungan kelayakan Para Ahli Materi
c. Perhitungan Angket untuk Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERHITUNGAN KELAYAKAN MATERI
Soal : jumlah soal x jumlah skor = 10 x 1 = 10
Skor minimum (smin) : skor terendah x jumlah soal = 0 x 10 = 0
Skor maksimum (smax) : skor tertinggi x jumlah soal = 10 x 0 = 10
Jumlah kelas : 5
Panjang kelas interval (p) = smak - smin =
kelas Kategori
penilaian
Interval nilai Interval nilai
1 Layak (smin+p)≤s≤smax 2≤s≤10
2 Tidak layak smin≤s≤(smin+p-1) 0≤s≤1
Presentasi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERHITUNGAN KELAYAKAN MEDIA
Soal : jumlah soal x jumlah skor = 12 x 1 = 12
Skor minimum (smin) : skor terendah x jumlah soal = 0 x 12 = 0
Skor maksimum (smax) : skor tertinggi x jumlah soal = 12 x 0 = 12
Jumlah kelas : 5
Panjang kelas interval (p) = smak - smin =
kelas Kategori
penilaian
Interval nilai Interval nilai
1 Layak (smin+p)≤s≤smax 2≤s≤12
2 Tidak layak smin≤s≤(smin+p-1) 0≤s≤4
Presentasi hasil
Dibulatkan jadi 77 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERHITUNGAN KELAYAKAN SISWA
Soal : jumlah soal x jumlah skor = 12 x 1 = 12
Skor minimum (smin) : skor terendah x jumlah soal = 0 x 12 = 0
Skor maksimum (smax) : skor tertinggi x jumlah soal = 12 x 0 = 12
Jumlah kelas : 2
Panjang kelas interval (p) = smak - smin =
kelas Kategori
penilaian
Interval nilai Interval nilai
1 Layak (smin+p)≤s≤smax 2≤s≤12
2 Tidak layak smin≤s≤(smin+p-1) 0≤s≤5
Presentasi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5 SURAT IJIN
a. SURAT IJIN PENELITIAN DI SEKOLAH
b. SURAT IJIN PERNYATAAN AHLI MATERI
c. SURAT IJIN PERNYATAAN AHLI MEDIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI