12
PENERAPAN KONTEKS LISTING DAN COUNTING DENGAN MEDIA KANCING DAN BONEKA Nama Kelompok: 1. Novri Heriyani Pratami (06081181419007) 2. Lusi Kurnia (06081181419023) 3. Siti Sholekah (06081181419011) 4. One Agustin (06081181419016) 5. Vina Dwi Purnamasari (06081181419013) 6. Sutri Octaviana Sitorus (06081181419074) Dosen Pembimbing: PROF.DR.ZULKARDI, MI.KOMP.,MSC. Kelas : Indralaya Mata Kuliah: Matematika Diskrit Program Studi: Pendidikan Matematika

Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

PENERAPAN KONTEKS LISTING DAN COUNTING DENGAN MEDIA KANCING

DAN BONEKA

Nama Kelompok:

1. Novri Heriyani Pratami (06081181419007)

2. Lusi Kurnia (06081181419023)

3. Siti Sholekah (06081181419011)

4. One Agustin (06081181419016)

5. Vina Dwi Purnamasari (06081181419013)

6. Sutri Octaviana Sitorus (06081181419074)

Dosen Pembimbing: PROF.DR.ZULKARDI, MI.KOMP.,MSC.

Kelas : Indralaya

Mata Kuliah: Matematika Diskrit

Program Studi: Pendidikan Matematika

Page 2: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

PENERAPAN KONTEKS LISTING DAN COUNTING DENGAN MEDIA KANCING

DAN BONEKA

Lusi Kurnia1, Novri Heriyani Pratami2, One Agustin3, Siti Solekah4, Sutri Oktaviana5

,Vina Dwi Purnamasari6

Zulkardi7

1,2,3,4,5,6Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Sriwijaya

7Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya

[email protected], [email protected], [email protected]

[email protected], [email protected], [email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini diterapkan pembelajaran berbasis kepribadian yang

meningkatkan kondisi siswa sebagai subjek dari kemajuan kepribadian mereka. Tujuan dari

penelitian yang melibatkan model pembelajaran berdasarkan kepribadian bagi siswa sebagai

calon guru matematika, meningkatkan siswa 'kasih sayang, kepribadian hasil studi

berdasarkan, dinamika siswa kegiatan dan proses belajar siswa diikuti multi-arah interaksi

antara siswa dan mempermudah siswa dalam mengetahui konsep dasar dari media yang

sudah dipersiapkan. Siswa diminta untuk melakukan mengurutkan dan menghitung yang

bertujuan untuk menuntun siswa pada materi selanjutnya atau dapat dikatakan sebagai

pendahuluan menuju kepada materi selanjutnya Siswa akan terlibat aktif pada pembelajaran

dengan dibuat kelompok-kelompok kecil untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran.

Menelaah pencapaian dan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dan

mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa.

Kata kunci : Model Pembelajaran, Mengurutkan, Menghitung, Representasi Matematis

Page 3: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

ABSTRACT

This classroom action research based learning applied personality that improve the condition

of students as subjects of the progress of their personality. The aim of the research involving

learning model is based on the personality of the students as future teachers of mathematics,

improve students' affection, personality studies based on the dynamics of student activities

and student learning process followed by multi-way interaction between the students and

facilitate students in knowing the basic concept of media that has been prepared. Students are

required to sort and count that aims to guide students on the next material or can be regarded

as preliminary lead to further material Students will be actively involved in the learning made

small groups to assess the success of teaching. Reviewing the achievements and upgrading of

the mathematical representation of students and assess differences in upgrading students'

mathematical representation.

Keywords: Learning Model, Sorting, Counting, Mathematical Representation

Page 4: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu

kebutuhan bagi seluruh masyarakat, tetapi

dalam pelaksanaannya seringkali

dihadapkan pada berbagai permasalahan.

Salah satu permasalahan yang acapkali

terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia

adalah masalah pembelajarannya. Sanjaya

(2006) menyebutkan bahwa salah satu

masalah yang dihadapi dunia pendidikan

kita adalah masalah lemahnya proses

pembe lajaran. Termasuk pembelajaran

matematika, karena pembelajaran

matematika dianggap sulit oleh para siswa.

Kesulitan belajar matematika bukan

semata-mata karena materi pelajaran

matematika itu sendiri, tetapi juga

disebabkan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran matematika yang

masih kurang efektif. Dimana dalam

proses pembelajaran, strategi yang

diterapkan oleh guru pada umumnya

kurang bervariasi dan kurang melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran.

Pada tahun 2014 ini pemerintah

menerapkan kurikulum 2013, sehingga

hampir semua sekolah di Indonesia

menerapkan kurikulum 2013. Penelitian

akan dilaksanakan pada tahun 2014,

sehingga penelitian akan menggunakan

kelas yang menerapkan kurikulum 2013.

Dalam kurikulum 2013 mengamanatkan

esensi pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran. Pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran

sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, mencoba,

mengolah, menyajikan, menyimpulkan,

dan menciptakan.

Seorang guru harus mampu membentuk

suatu sistem pembelajaran yang inovatif

dan kreatif yang sesuai dengan kurikulum

yang berkembang saat ini. Diantaranya sis-

tem pembelajaran yang berfokus pada

pengkonstruksian dan pengembangan

kemampuan matematis siswa, khususnya

kemampuan representasi dan pemecahan

masalah matematis siswa.

Pentingnya kemampuan

representasi matematis siswa diungkapkan

oleh Wahyuni (2012) yang menyatakan

bahwa pentingnya representasi matematis

untuk dimiliki oleh siswa sangat

membantu dalam memahami konsep

matematis berupa gambar, simbol dan

kata-kata tertulis. Penggunaan representasi

yang benar oleh siswa akan membantu

siswa menjadikan gagasan-gagasan

matematis lebih konkrit.

Namun kondisi di lapangan

menunjukkan bahwa kemampuan

representasi siswa pada umumnya masih

belum maksimal. Belum maksimalnya

kemampuan representasi matematis siswa

berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kelompok Kami (2016)

terhadap siswa SD menyatakan bahwa

Page 5: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

belum tercapainya kemampuan

representasi matematis siswa secara

maksimal yang disebabkan oleh kurang

pahamnya siswa terhadap konsep secara

keseluruhan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

memberikan pembelajaran yang inovatif

dan kreatif dengan mengaitkannya dengan

konsep dasar pengukuran dan pengurutan

dengan dibantu media seperti kancing dan

boneka beruang dari penelitian ini

diharapkan guru dapat melihat konstribusi

siswa terhadap pembelajaran serta masalah

dan kesulitan yang dihadapi siswa.Setiap

siswa akan mengerti makna dari proses

pembelajaran itu sendiri.

Kami juga membuat power point

show yang inovatif untuk membuat

kegiatan semakin menarik sehingga siswa

dapat dengan mudah masuk kedalam

proses pembelajaran yang sedang

berlangsung .

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana kemampuan penerapan

siswa pada pembelajaran caunting and

listing di sekolah dasar?”

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui gambaran kmampuan

siswa pada penerapan siswa untuk

pembelajaran counting and listing di

sekolah dasar.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan bermanfaat

bagi :

a. Siswa

Sebagai salah satu sumber belajar

khususnya pada penerapan

pembelajaran matematika di sekolah

dasar dan dapat menggunakan

kemampuan siswa yang dibutuhkan

dalam mempelajari matematika

sehingga dapat mencapai hasil

belajar seperti yang diharapkan.

b. Guru

dapat memberi masukan informasi

dan dapat dijadikan salah satu

inovasi dalam pembelajaran

matematika yang menekankan pada

kemampuan penerapan

pembelajaran.

c. Bagi peneliti lain :

Dapat dijadikan referensi dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran

matematika SD pada materi-materi lain

dengan penerapan pembelajaran caunting

and listing sehingga dapat secara luas

dipakai oleh guru-guru matematika

lainnya.

Page 6: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika

Mengajarkan matematika tidaklah

mudah, oleh karena itu tidak dibedakan

antara matematika dan matematika

sekolah. Maka dari itu perlu adanya desain

khusus untuk mningkatkan kualitas belajar

mengajar khususnya pada mata pelajaran

matematika.

“Matematika adalah (1) studi pola

dan hubungan (study of patterns and

relationships) dengan demikian masing-

masing topik itu akan saling berjalinan

satu dengan yang lain yang

membentuknya, (2). Cara berpikir (way of

thinking) yaitu memberikan strategi untuk

mengatur, menganalisis dan mensintesa

data atau semua yang ditemui dalam

masalah sehari-hari, (3). Suatu seni (an

art) yaitu ditandai dengan adanya urutan

dan konsistensi internal, dan (4) sebagai

bahasa (a language) dipergunakan secara

hati-hati dan didefinisikan dalam term dan

symbol yang akan meningkatkan

kemampuan untuk berkomunikasi akan

sains, keadaan kehidupan riil, dan

matematika itu sendiri, serta (5) sebagai

alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap

orang dalam menghadapi kehidupan

sehari-hari. Sedangkan mengenai

pengertian matematika sekolah.” (Reyt.,et

al, 1998 :4)

“Matematika sekolah adalah bagian

atau unsur dari matematika yang dipilih

antara lain dengan pertimbangan atau

berorentasi pada pendidikan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

matematika sekolah adalah matematika

yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan

dengan tahap perkembangan intelektual

siswa, serta digunakan sebagai salah satu

sarana untuk mengembangkan kemampuan

berpikir bagi para siswa.”(Soedjadi 199:1).

Berdasarkan paparan tersebut di atas

jelas terlihat bahwa konsep pembelajaran

matematika harus diberikan sesuai dengan

tingkat itelektual siswa. Hal ini didasarkan

pada pemberian konsep harus tahap demi

tahap guna untuk menyesuaikan taraf

kemampuan intelektual siswa. Maka dari

itu guru dituntut untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang sesuai dengan

acuan yang berlaku sehingga proses

pembelajaran khususnya pemblajaram

matematika dijadikan suatu mata pelajaran

yang tidak dianggap sulit oleh siswa.

Dengan kata lain guru harus membangun

konsep yang dapat menggugah siswa agar

bisa menguatkan metode penerapan

pembelajaran guna untuk menciptakan

bahwa pelajaran matematika adalah

pelajaran yang menyenangkan dan tidak

sulit untuk dipelajari.

“Dalam belajar aktif siswa harus

melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar

mendengarkan, untuk bisa terlibat aktif

para siswa itu harus terlibat dalam tugas

yang perlu pemikiran tingkat tinggi seperti

Page 7: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

tugas analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh

karena itu dalam rangka mewujudkan

CBSA guru harus berusaha mencari

metode mengajar yang dapat menyebabkan

siswa aktif belajar. Pembelajaran

matematika hendaknya menganut

kebenaran konsistensi yang didasarkan

kepada kebenaran-kebnaran terdahulu

yang telah diterima, atau setiap struktur

dalam matematika tidak boleh terdapat

kontradiksi (Bonwell dan Eison, 1991:1).

Dengan melihat paparan tersebut di

atas maka penulis dapat memberikan

penjelasan yaitu untuk menciftakan

suasana pembelajaran yang aktif, maka

siswa dalam proses pembelajaran tidak

hanya mendengarkan, tetapi harus terjun

dalam aktivitas pembelajaran yang

disampaikan. Maka dari itu proses

pembelajaran harus didesain sedemikian

rupa agar supaya proses pembelajaran

dapat diterima dengan cepat oleh siswa.

Adapun tujuan pembelajaran

matematika disebutkan bahwa tujuan yang

hendak dicapai dari pembelajaran

matematika sekolah adalah:

Menumbuhkan dan mengembangkan

keterampilan berhitung (menggunakan

bilangan) sebagai alat dalam kehidupan

sehari-hari, menumbuhkan kemampuan

siswa yang dapat dialihgunakan melalui

kegiatan matematika, dan memahami

konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma,

secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah.

Strategi Belajar Mengajar

Secara umum strategi mempunyai

pengertian suatu garis-garis besar haluan

untuk bertindak dalam usaha mencapai

sasaran yang telah ditentukan.

Dihubungkan dengan belajar mengajar,

strategi bisa diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru dan anak didik dalam

mewujudkan kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan yang telah

digariskan.

Menurut Newman dan Logan, dalam

bukunya yang berjudul Strategy Policy

and Central Management (1971 : 8),

strategi dasar dari setiap usaha akan

mencakup keempat hal sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan

spesifikasi dan kualifikasi hasil seperti

apa yang harus dicapai dan menjadi

sasaran usaha itu yang sesuai dengan

aspirasi dan selera masyarakat.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan

pendekatan utama manakah yang

dipandang paling efektif guna

mencapai sasaran tersebut.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan

langkah-langkah apa saja yang akan

ditempuh untuk mencapai sasaran

tersebut.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan

kriteria dan patokan ukuran yang harus

Page 8: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

dipergunakan untuk mengukur dan

menilai taraf keberhasilan usaha

tersebut.

Melihat paparan tersebut di atas,

maka strategi belajar mengajar dapat

disimpulkan sebagi suatu proses upaya

untuk melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik. Dengan demikian tidak lepas

dari peran serta guru dan siswa dalam

proses belajar mengajar. Guru harus

mampu memberikan suatu metode yang

cepat dan tepat sehingga dengan cepat

siswa akan menangkap hasil pembelajaran

yang disampaikan.

METODE

Dalam penelitian ini kami

menggunakan metode diskusi kelompok.

Prosedur yang kami buat dimulai dari

menjelaskan terlebih dahulu mengenai

listing and counting setelah itu kami

membagi siswa kedalam kelompok dan

memintanya untuk masangkan serta

mengurutkan media yang kami sudah

siapkan berupa kancing dan boneka

beruang untuk menuntun siswa kaitan

antara keduanya lalu setelah itu baru

dibimbing untuk menuju ke pendahuluan

awal pembelajaran .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis, Refleksi dan Evaluasi Aktivitas

1 Mengurutkan dan menghitung

kancing

Siswa memahami konsep

pengureutan dan menuju ke

pengukuran dari proses tersebut

siswa dapat mengetahui materi

prasyarat menuju ke materi

selanjutnya

Mulai memahami dan mengurutkan

media berupa kancing dan boneka

beruang

Meminta siswa untuk aktif

menggunakan media yang sudah

dibuat

Memberikan Penjelasan tentang listing

and counting

Page 9: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

(Gambar 1. Siswa mengerjakan tes)

setelah mereka melakukan tes

Kepribadian mereka rnenyadari akan

tingkat kepribadian mereka masing-masing

dan berusaha untuk meningkatkan

kepribadian mereka. Dengan tips-tips yang

khusus untuk meningkatkan kepribadian

mereka dalam 10 aspek yaitu kepercayaan

pada diri sendiri, optimisme, kehati-hatian,

ketergantungan, ketakserakahan/

ketidakmementingkan diri sendiri,

pengenalan watak, daya tahan, toleransi,

ambisi dan empati.

(Gambar 2. Jawaban siswa yang benar)

Setelah siswa selesai melaksanakan

tes, mereka dapat menggambarkan profil

kepribadian mereka masing-rnasing,

menganalisis sendiri kepribadian mereka

masing-masing, mengoreksi kepribadian

diri mereka masingmasing dan dengan tip-

tip nasehat yang diberikan oleh dosen

pengajar mereka dapat memperbaiki

kekurangan-kekurangan mereka sehingga

setelah mereka menyadari dan melakukan

perubahan sikap akan meningkatkan

kepribadian mereka ke arah yang lebih

baik. Perubahan tingkat kepribadian ke

arah yang lebih baik inilah yang

mengakibatkan hasil belajar meningkat.

Analisis, Refleksi dan Evaluasi aktifitas

II (Boneka Beruang)

(Gambar 3. Hasil percobaan siswa yang

benar)

Page 10: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

Setelah siswa selesai melaksanakan

tes, mereka dapat menggambarkan profil

kepribadian mereka masing-rnasing,

menganalisis sendiri kepribadian mereka

masing-masing, mengoreksi kepribadian

diri mereka masingmasing dan dengan tip-

tip nasehat yang diberikan oleh dosen

pengajar mereka dapat memperbaiki

kekurangan-kekurangan mereka sehingga

setelah mereka menyadari dan melakukan

perubahan sikap akan meningkatkan

kepribadian mereka ke arah yang lebih

baik. Perubahan tingkat kepribadian ke

arah yang lebih baik inilah yang

mengakibatkan hasil belajar meningkat.

(Gambar 4. Kondisi siswa saat

mengerjakan LKS)

Setelah siswa selesai melaksanakan

tes, mereka dapat menggambarkan profil

kepribadian mereka masing-rnasing,

menganalisis sendiri kepribadian mereka

masing-masing, mengoreksi kepribadian

diri mereka masingmasing dan dengan tip-

tip nasehat yang diberikan oleh dosen

pengajar mereka dapat memperbaiki

kekurangan-kekurangan mereka sehingga

setelah mereka menyadari dan melakukan

perubahan sikap akan meningkatkan

kepribadian mereka ke arah yang lebih

baik. Perubahan tingkat kepribadian ke

arah yang lebih baik inilah yang

mengakibatkan hasil belajar meningkat.

PEMBAHASAN

Dari hasil kerja siswa diatas kami

mendapatkan hasil bahwa, siswa tidak

mengalami kesulitan dalam menganalisis

data yang ada. Karena dengan

menggunakan media kancing dan boneka

beruang siswa dengan mudah

menyelesaikan LKS dengan benar dan

tepat. Dari hasil observasi langsung yang

kami lakukan kami lakukan siswa juga

memiliki gaya belajar yang berbeda untuk

itu guru harus dapat lebih memahami

karakter dari masing-masing siswanya.

Beberapa alternatif pemecahan masalah

yang dapat diambil :

1. Siswa harus optimis bahwa dia bisa

seperti teman-temanya yang berhasil

2. Menambah waktu belajar

3. Belajar untuk membagi waktu

4. Guru harus selalu memberikan

dorongan/motivasi untuk belajar

5. Siswa bisa konsultasi masalahnya

dengan guru bidang studi atau guru

BK/BP

6. Siswa diharapkan untuk berbicara

langsung dengan orang tuanya

tentang masalah yang dihadapinnya

Page 11: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

Meskipun alternatif pemecahan

masalah belum dilaksanakan semuanya,

ada beberapa alternatif pemecahan

masalah yang dilaksanakan dan hasilnya

cukup efektif untuk mengatasi masalah

yang dihadapi siswa. Ini dapat dilihat dari

ungkapan siswa yang merasa beban

masalahnya agak berkurang dan sudah

mulai bisa belajar seperti dulu.

Adapun tindakan yang

dilakukan oleh penyusun untuk membantu

memecahkan masalah yang dimiliki siswa

dengan memberikan masukan – masukan

atau bimbingan kepada siswa.

KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini

berdasarkan data yang telah kami dapatkan

dari observasi secara langsung adalah

masih banyak siswa yang salah dalam

menganalisis data yang di berikan .gaya

belajar siswa dan kesulitan belajar siswa

yang berbeda disatukan menjadi beberapa

kelompok untuk mengetahui masalah

yang dihadapi oleh individual siswa. Kami

juga membuat LKS (Lembar Kerja Siswa)

yang menarik untuk memotivasi siswa

agar dapat lebih aktif saat pembelajaran.

Diharapkan dari penelitian ini kita sebagai

calon pengajar dapat menciptakan

pembelajaran yang lebih menarik dan

memotivasi siswa agar dapat lebih aktif

saat pembelajaran.

SARAN

Sebaiknya sebagai calon guru,

menumbuhkan rasa kreatifitas serta

pengajaran yang tidak monoton dan kaku,

sehingga matematika tidak ditakutkan lagi

oleh siswa dan tidak merasa bosan serta

terbebani dengan kata “matematika”.

Page 12: Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)

DAFTAR PUSTAKA

EllyE, 1996. Metoda Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jogjakarta:

PPPG JOGJAKARTA

Hart,Eric W. 2008. Navigating Through Discrete Mathematics in Pre-k until grade

2.America : National Council of Teachers of Mathematics (NCTM).

Karim Muchtar A, 1999. Metodologi Pembelajaran, Jakarta.

Oemar Hamalik,1980. Media Pendidikan, Jakarta

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/1490, diakses pada tanggal 01

Oktober 2016.

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/4694/4949, diakses pada tanggal

01 Oktober 2016.

.