Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA FLUIDA DINAMIS
BERBASIS PEMECAHAN MASALAH
SKRIPSI
OLEH
FATIMAH
105391109716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
i
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA FLUIDA DINAMIS
BERBASIS PEMECAHAN MASALAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendikan Pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
FATIMAH
105391109716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Allah tidak selalu memberikan yang kamu minta, tapi Allah akan
memberikan yang kamu butuhkan.
Tak ada kesuksesan yang diperoleh dengan mudah. Belajar dari
peangalaman serta mimpi yang dituangkan dalam sobekan kertas sehingga
taka da mimpi yang terlewatkan hingga sobekan itu akan menjadi pajangan
disaat mimpi yang tertulis itu telah menjadi nyata.
“ Saya memang seorang yang melangkah dengan lambat, tetapi saya tidak akan
pernah berjalan mundur kebelakang”
(Abraham Licoln)
Persembahan Skripsi ini untuk:
Ayahanda Muhammada. L dan Ibunda Nur Asia yang sangat kusayangi, taka da
yang dapat aku lalui dengan mudah tanpa tuturan doa yang selalu terucap.
Cucuran keringat yang tak henti dan tak pernah mengenal Lelah dalam
memberikan semua yang terbaik.
Dan juga untuk keluarga, sahabat, teman yang selalu hadir dalam setiap
kelukesah yang melanda disaat semangat mulai melemah. Semangat dan motivasi
tak henti mengalir dari mereka sehingga goyahku segera bangkit dalam untuk
menyelesaikan semuanya untuk masa depannku.
vii
ABSTRAK
Fatimah. 2021. Pengembangan Modul Fisika Fluida Dinamis Berbasis
Pemecahan Masalah SMA Negeri 1 Batuputih. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Nurlina. Pembimbing II Ma’ruf.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan
modul fisika fluida dinamis berbasis pemecahan masalah SMA Negeri 1
Batuputih. Penelitian bertujuan menghasilkan produk modul fisika fluida dinamis
berbasis pemecahan masalah SMA Negeri 1 Batuputih
Penelitian ini merupakan penelitian R&D dengan model pengembangan
ADDIE yang bertujuan untuk menghasilkan produk Modul fisika fluida dinamis
berbasis pemecahan masalah SMA Negeri 1 Batuputih. Subjek penelitian
merupakan siswa kelas XI IPA 1.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Modul fisika fluida dinamis
layak digunakan sebagai bahan ajar setelah melalui validasi dari tim validator ahli
dan dari persepsi peserta didik, Modul mendapat respon yang positif. Modul fisika
fluida dinamis berbasis pemecahan masalah saat di uji coba memiliki rata-rata
pada aspek isi mencapai 82,8 % dengan kategori sangat kuat, aspek bahasa 79 %
kategori kuat, aspek penyajian 78,5 % kategori kuat, dan aspek kegrafikan 48,9 %
kategori cukup. Rata-rata yang diperoleh sebesar 72,3 % kategori kuat.
Kata kunci: Modul, Fisika, Fluida Dinamis, Pemecahan Masalah
viii
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya
milik allah SWT sang penentu segalanya, atas ilmu limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Modul Fisika Fluida Dinamis Berbasis Pemecahan
Masalah”.
Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna mendapat
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga
kepada seluruh ummat beliau yang tetap istiqomah di jalan-Nya dalam
mengarungi bahtera kehidupan an melaksanakan tugas kemanusian ini hingga hari
akhir.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa
adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh sang
khalik untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi penulis. Oleh karena itu di samping rasa syukur
kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terimah kasih yang
tulus kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya
skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada
kedua orang tua tercinta, Ayahandaku Muhammad L dan Ibundaku Nur Asia atas
segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing dan mendoakan
ix
penulis dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga selesainya studi
(S1) penulis.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis
mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya dan setulusnya
kepada Ibunda Dr. Nurlina, S.Si.,M.Pd selaku pembimbing I dan Ayahanda
Ma’ruf, S.Pd.,M.Pd selaku pembibing II yang selaku bersedia meluangkan
waktunya dan membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan bijaksana
dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan ilmu dan
pengetahuan yang berharga dalam penelitian ini maupun selama menempuh
proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kehehatan
dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada
penulis selama ini.
Pada kesempatan ini, denga segala kerendahan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makasssar, Bapak Erwin Akib.,M.Pd.,Ph.d., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Nurlina,
S.Si.,M.Pd., dan Bapak Ma’ruf, S.Pd.,M.Pd., selaku Sekertaris Progras Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Ayahanda dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar atas segala ilmu dan perhatian yang
x
telah diberikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada pihak sekolah yang
telah mengizinkan penulis melakukan penelitian, kepada Bapak Andi Ahmad,
S.Pd.,M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 1 Batuputih, Ibu Aisyah, S.Pd., selaku
guru, dan kepada teman-teman Dispersi c terimah kasih atas tawa yang telah
kalian lantunkan untuk penulis yang menjadi penyemangat, semoga semua
kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar kehidupan kita.
Segala apa yang telah terjadi dan dilalui semoga selalu teringat dan tidak akan
pernah terganti oleh kenangan baru.
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tidak ada manusia
yang tidak luput dari dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat
berkarya yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Dengan harapan dan doa
penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan ilmu khususnya di bidang
pendiikan fisika.
Amin Yaa Rabbal Alamin
Wassalam
Makassar, Desember 2020
Penulis
xi
DAFTARISI
SAMPUL.................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN....................................... Error! Bookmark not defined.
SURAT PERJANJIAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO................................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL. ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR. .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN. ........................................................................................ xv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 7
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 7
A. Kajian Pustaka .......................................................................................... 7
1. Perangkat Pembelajaran ........................................................................ 7
xii
2. Modul .................................................................................................... 8
3. Pemecahan Masalah .............................................................................. 9
4. Fluida Dinamis .................................................................................... 14
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 22
BAB III.................................................................................................................. 24
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 24
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 24
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 24
C. Design Penelitian .................................................................................... 24
D. Instrument penelitian .............................................................................. 26
E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 27
F. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................................... 29
G. Tehnik Analisis Data .............................................................................. 30
BAB VI ................................................................................................................. 34
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................... 34
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 34
1. Tahap Analysis ................................................................................... 34
2. Tahap Design ...................................................................................... 35
3. Tahap Pengembangan ......................................................................... 36
4. Tahap Implementasi ................................................................................. 40
5. Tahap Evaluasi .................................................................................... 41
B. Pembahasan ............................................................................................ 41
BAB V ................................................................................................................... 45
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 45
A. Kesimpulan ............................................................................................. 45
xiii
B. Saran ....................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Model kesepakatan antar penilai untuk validasi konten. ................................. 30
3. 2 Kriteria Persentase Skor. ................................................................................. 32
4.1 Hasil validasi angket respon peserta didik. ...................................................... 36
4.2 Hasil validasi modul fisika fluida dinamis berbasis pemecahan masalah. ....... 38
4.3 Hasil uji coba modul fisika. .............................................................................. 40
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Diagram Pemecahan Masalah. ................................................................................ 10
2.2 Fluida Bergerak Dalam pipa yang ketinggian dan Luas penampang berbeda.
..................................................................................................................... 17
2.3 Penampang Pipa yang menyempit di A2 sehingga tekanan dibagian pipa
sempit lebih kecil dan fluida bergerak lebih lambat. .................................. 17
2.5 Prinsip Kerja Pipa Prandtl. ............................................................................. 19
2.6 PB < PA sehingga cairan obat nyamuk di B bisa memancar keluar. ............. 19
2.7 Tangki dengan lubang kecil didalamnya. ....................................................... 21
2.8 Kerangka pikir. .............................................................................................. 23
3.1 Tahapan Pengembangan. ............................................................................... 27
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Kisi-kisi angket, angket respon, Hasil persepsi. ............................................................
B. Lembar validasi, Hasil validasi. ........................................................................ 59
C. Dokumentasi. ..................................................................................................... 69
D. Modul. ....................................................................................................................... 77
E. Persuratan. ............................................................................................................... 121
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya
masyarakat bangsa dan negara.hal tersebut tercantum dalam pasal 1 Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,berahlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri, dan menjdi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Telah banyak ayat Al-Qur’an yang menyebutkan keutamaan-keutamaan
bagi setiap umat manusia untuk menuntut ilmu, salah satu firman Allah SWT
dalam Q.s Al-Mujadalah ayat 11 berbunyi:
ا ا ي ه ي ين أ نوا الذ ذا آم م قيل إ ك حوا ل فس س في ت ال ج م حوا ال س اف ف
ح س ف ي م الل ك ل ذا إ زوا قيل و ش زوا ان ش ان ع ف ف ير ين الل الذ
2
نوا م آم ك ن ين م ذ ال وا و وت م أ ل ع ات ال ج در الل ا و م لون ب م ع ت
ير ب خ
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu “Berlapang-
lapangnlah dalam majelis”, maka lapangkannlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu”, maka berdirilah
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran fisika adalah
motivasi dan minat peserta didik. Metode yang banyak dijumpai dalam
pembelajaran yang mengakibatkan peserta didik pasif adalah metode ceramah,
karena sebagian besar proses pembelajaran didominasi oleh guru, peserta didik
hanya mendengarkan dan mencatat pokok dari penyampaian guru sehingga
keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran kurang yang
mengakibatkan motivasi dan minat peserta didik menurun. Dalam pembelajaran
fisika diharapkan peserta didik benar-benar aktif, sehingga akan berdampak pada
ingatan peserta didik tentang yang dipelajari akan lebih lama bertahan. Suatu
konsep mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik bila konsep tersebut
disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas dan menarik.
Hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Batuputih
mengindikasikan, pertama dalam proses pembelajaran fisika mengacu pada buku
3
ajar yang dipinjam dari perpustakaan sekolah. Buku ajar yang dipinjam tidak
dapat digunakan untuk belajar madiri.Ketersedian buku ajar terbatas, sehingga
ketergantungan peserta didik terhadap buku ajar sangat tinggi.Kedua, hasil
wawancara terhadap beberapa peserta didik, materi dalam buku ajar tersebut
kurang lengkap karena belum adanya variasi soal serta contoh pengilustrasian
dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik merasa sulit untuk memahami
materi.Ketiga, banyak peserta didik yang kurang tertarik untuk belajar memahami
materi yang ada dikarenakan buku relatif tebal, tampilan bahan ajar kurang
menarik minat peserta didik untuk mempelajarinya. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran fisika yang terkesan sulit dan penuh dengan rumus menyebabkan
hasil belajar fisika rendah sehingga diperlukan strategi baru. Strategi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan mengembangkan
modul fisika yang dapat digunakan peserta didik selama proses pembelajaran dan
juga dapat digunakan secara mandiridi luar pembelajaran.
Media pembelajaran mempunyai peran yang sama penting dengan faktor-
faktor pendidikan yang lain, tetapi terkadang kurang mendapat perhatian dari
guru. Padahal pemilihan media yang tepat juga dapat menenentukan keberhasilan
proses belajar mengajar. Ada banyak media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran, salah satunya adalah modul.
Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran dan dianggap tepat untuk membantu
mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik. Dengan adanya modul, peserta
didik dapat lebih belajar terarah dirumah walaupun tidak ada guru. Modul yang
4
disertai gambar dan contoh dalam kehidupan sehari-hari diharapkan akan lebih
menambah motivasi peserta didik untuk belajar. Modul merupakan bahan ajar
yang memiliki struktur khas dan berbeda dengan bahan ajar lainnya, seperti buku
teks.Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan sistem modul pada dasarnya
menggunakan sistem belajar secara individual, namun dapat pula digunakan pada
sistem pembelajaran klasik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia cit. Prastowo (2012), mengemukakan
bahwa modul diartikan sebagai program belajar mengajar yang dapat dipelajari
oleh peserta didik dengan bantuan minimal dari guru, meliputi perencanaan tujuan
yang akan dicapai secara jelas, penyedian materi prmbelajaran, alat yang
dibutuhkan, dan alat untuk penilaian serta pengukuran keberhasilan peserta didik
dalam penyelesaian pembelajaran.
Merujuk pada karakteristiknya, modul ini dapat menjadi solusi untuk
membuat peserta didik termotivasi dalam belajar khususnya pada mata pelajaran
fisika. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ Pengembangan Modul Fisika Berbasis Pemecahan
Masalah Pada Materi Fluida Dinamis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka masalah
yang dapat dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana profil modul fisika berbasis pemecahan masalah pada materi
fluida dinamis di tingkat SMA?
5
2. Bagaimana validitas modul fisika berbasis pemecahan masalah pada materi
fluida dinamis di tingkat SMA?
3. Bagaimana peserta didik mengenai modul fisika berbasis pemecahan masalah
pada materi fluida dinamis di tingkat SMA?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menghasilkan profil modul fisika berbasis pemecahan masalah pada materi
fluida dinamis di tingkat SMA
2. Mendeskripsikan tingkat validitas modul berbasis pemecahan masalah pada
materi fluida dinamis di tingkat SMA
3. Mendeskripsikan persepsi guru dan peserta didik mengenai modul fisika
berbasis pemecahan masalah pada materi fluida dinamis di tingkat SMA
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sekolah, dalam hal ini kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam
pengelolaan proses pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai salah satu
alternative dalam usaha peningkatan kualitas sekolah.
2. Guru, dalam hal ini guru bidang studi fisika untuk menambah wawasan dalam
menggunakan bahan ajar yang dapat membantu tercapainya tujuan
pembelajaran.
6
3. Peserta didik, penelitian ini merupakan media peserta didik untuk lebih
memahami dan mendalami materi pelajaran fisika serta lebih aktif belajar,
bersikap positif, bertanggung jawab, dan senang belajar fisika
4. Peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam mengembangkan
bahan ajar yang tepat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran
sehingga menjadikan pembelajaran fisika yang menarik dan tidak
membosankan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran akan berjalan secara efektif,
efisien dan juga terstruktur karena adanya perangkat pembelajaran.selain itu,
bagi seorang guru perangkat pembelajaran merupakan perlengkapan untuk
melakukan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupan bagian
terpentig dari sebuah proses pembelajaran, namun tidak bisa dipungkiri masih
banyak guru yang tidak memiliki perangkat pembelajaran saat mengajar.
Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah perangkat pembelajaran
digunakan hanya sebatas administrasi dan formalitas, dalam artian bahwa
guru mengaplikasikan sesuatu yang berbeda dari perangkat mengajarnya
(Akbar,2012).
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa perangkat
pembelajaran adalah perlengkapan berupa sekumpulan bahan, alat, media
atau sarana yang digunakan oleh guru dan peserta didik sebagai petunjuk dan
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Selain itu,
perangkat pembelajaran juga dapat mengontrol terlaksananya proses
pembelajaran dengan lebih terstruktur dan terarah, namun kebanyakan guru
8
sekarang menjadikan perangkat pembelajaran hanya sebatas administrasi dan
formalitas semata.
2. Modul
a. Pengertian Modul
Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar
yang terkecil, yang dipelajari oleh peserta didik sendiri secara mandiri
(perorangan) atau diajarkan oleh peserta didik kepada dirinya sendiri
(self-instructional) (Winkel, 2009:472).Modul pembelajaran adalah
bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik mencakup isi
materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).
Menurut Goldschmid modul pembelajaran merupakan sejenis
satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu peserta
didik menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.Modul adalah semacam paket
program untuk keperluan belajar (Wijaya, 1988:128).Vembriarto
(1987:20) menyatakan bahwa modul pembelajaran merupakan suatu
paket pengajaran yang memuat satu unit bahan pealajaran sebelum
beralih ke unit sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa modul pembelajaran fisika adalah salah satu bentuk bahan ajar
fisika yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk
dipelajari secara mandiri.
9
b. Karakteristik Modul
Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan ajar yang dapat
dimanfaatkan peserta didik secara mandiri.Modul yang baik harus
disusun secara sistematis, menarik dan jelas.Modul dapat digunakan
kapanpun dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Anwar (2010), menyatakan bahwa karakteristik modul
pembelajaran sebagai berikut:
a. Self instructional, peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri,
tidak tergantung pada pihak lain.
b. Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit
kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul yang utuh.
c. Stand alone, moduk yang dikembangkan tidak tergantung pada
media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama media lain.
d. Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. User friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab
bersahabat/ akrab dengan pemakainya.
f. Konsistensi, konsisten dalam penggunaan font,spasi dan tata letak.
3. Pemecahan Masalah
a. Pengertian Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah proses terencana yang perlu
dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah
yang mungkin tidak didapat dengan segera (Saad & Ghani,2008:120).
10
Pendapat lainnya menyatakan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan (Polya,1973:3). Menurut
Goldstein dan Levin , pemecahan masalah didefenisikan sebagai proses
kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan control lebih dari
keterampilan rutin atau dasar (Rosdiana & Misu,2013:2).
Beberapa pengertian pemecahan masalah dapat disimpulkan
bahwa pemecahan masalah yaitu suatu proses terencana yang dilakukan
untuk mencari jalan keluar dari suatu permasalahan.
b. Tahapan Pemecahan Masalah
Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; (1) memahami
masalah, (2) merencanakan pemecahan, (3) melaksanakan rencana, (4)
memeriksa kembali (Polya,1973:5). Diagram pemecahan masalah Polya
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1. Diagram pemecahan masalah
11
Dari diagram pemecahan masalah diatas, dapat dirincikan
sebagai berikut (Polya,1973:17).
a) Memahami masalah (Understant the problem)
Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami
soal. Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada,
jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang mereka
sedang car. Beberapa saran yang dapat membantu siswa dalam
memahami masalah yang kompleks: (1) memberikan pertanyaan
mengenai apa yang diketahui dan dicari, (2) menjelaskan masalah sesuai
dengan kalimat sendiri, (3) menghubungkan dengan masalah lain yang
serupa, (4) fokus pada bagian yang penting dari masalah tersebut, (5)
mengembangkan model, dan (6) menggambar diagram.
b) Membuat rencana (Devise a plan)
Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini
bisa dilakukan siswa dengan cara seperti: (1) menebak, (2)
mengembangkan sebuah model, (3) mensketsa diagram, (4)
menyederhanakan masalah, (5) mengidentifikasi pola, (6) membuat tabel,
(7) eksperimen dan simulasi, (8) bekerja terbalik, (9) menguji semua
kemungkinan, (10) mengidentifikasi sub-tujuan, (11) membuat analogi,
dan (12) mengurutkan data/informasi.
c) Melaksanakan rencana (carry out the plan)
12
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah
direncanakan sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1)
mengartikan informasi yang diberikan kedalam bentuk matematika; dan
(2) melaksanakan strategi selama proses dan perhitungan berlangsung.
Secara umum pada tahap ini siswa perlu mempertahankan rencana yang
sudah dipilih. Jika semisal rencana tersebut tidak bisa terlaksana, mak
siswa dapat cara atau rencana lain.
d) Melihat kembali (Looking back)
Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek kembali
langkah-langkah yang sebelumnya terlibat dalam menyelesaikan
masalah, yaitu: (1) mengecek kembali semua informasi yang penting
yang telah teridentifikasi, (2) mengecek semua perhitungan yang sudah
terlibat, (3) mempertimbangkan apakah solusinya logis, (4) melihat
alternatif penyelesaian yang lain, dan (5) membaca pertanyaan kembali
dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-
benar terjawab.
Sementara itu, menurut Krulik dan Rudnick (Carson,2007:21-22),
ada lima tahap yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah yaitu
sebagai berikut:
1) Membaca (read). Aktivitas yang dilakukan siswa pada tahap ini
adalah mencatat kata kunci, bertanya pada siswa lain apa yang
13
sedang ditanyakan pada masalah, atau menyatakan kembali masalah
kedalam bahasa yang lebih mudah dipahami.
2) Mengeksplorasi (explore). Proses ini meliputi pencarian pola untuk
menentukan konsep atau prinsip dari masalah. Pada tahap ini siswa
mengidentifikasi masalah yang diberikan, menyajikan masalah
kedalam cara yang mudah dipahami. Pertanyaan yang digunakan
pada tahap ini adalah, “seperti apa masalah tersebut”?. Pada tahap ini
biasanya dilakukan kegiatan menggambar atau membuat tabel.
3) Memilih suatu strategi (select a strategy). Pada tahap ini, siswa
menarik kesimpulan atau membuat hipotesis mengenai bagaimana
cara menyelesaikan masalah yang ditemui berdasarkan apa yang
sudah diperoleh pada dua tahap pertama.
4) Menyelesaikan masalah (solve the problem). Pada tahap ini semua
keterampilan seperti menghitung dilakukan untuk menemukan suatu
jawaban.
5) Meninjau kembali dan mendiskusikan (review and extend). Pada
tahap ini, siswa mengecek kembali jawabannya dan melihat variasi
dari cara memecahkan masalah.
Sedangkan Dewey (Carson,2008:39) menyatakan tingkat
pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1) Menghadapi masalah (confront problem), yaitu merasakan suatu
kesulitan. Proses ini bisa meliputi menyadari hal yang belum
diketahui, frustasi pada ketidakjelasan situasi.
14
2) Pendefinisian masalah (define problem), yaitu mengklarifikasi
karakteristik-karakteristik situasi. Tahap ini meliputi kegiatan yang
mengkhususkan apa yang diketahui dan yang tidak diketahui,
menemukan tujuan-tujuan , dan mengidentifikasi kondisi-kondisi
yang standard an ekstrim.
3) Penemuan solusi (inventory several solution), yaitu mencari solusi.
Tahapan ini bisa meliputi kegiatan memperhatikan pola-pola,
mengidentifikasi langkah-langkah dalam perencanaan, dan memilih
atau menemukan fluida.
4) Konsekuensi dugaan solusi (conjecture consequence of solution),
yaitu melakukan rencana atas dugaan solusi. Seperti menggunakan
fluida yang ada, mengumpulkan data tambahan, melakukan analisis
kebutuhan, merumuskan kembali masalah, mencobakan situasi-
situasi yang serupa dan mendapatkan hasil (jawaban).
5) Menguji konsekuensi (test consequences), yaitu menguji apakah
definisi masalah yang cocok dengan situasinya. Tahap ini bisa
meliputi kegiatan mengevaluasi apakah hipotesi-hipotesisnya
sesuai?, apakah data yang digunakan tepat?, apakah analisis yang
digunakan tepat?, apakah analisis sesuai dengan tipe data yang ada?,
apakah hasilnya masuk akal?, dan apakah rencana yang digunakan
dapat diaplikasikan di soal yang lain?.
4. Fluida Dinamis
15
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan
gas.Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang
bergerak.Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap
steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.Contoh fluida
dinamis dalam kehidupan sehari-hari yaitu hujan, air sungai, limbah pabrik,
orang yang buang air kecil, dan lain sebagainya.
1. Persamaan kontuinitas
Suatu fluida dianggap sebagai fluida ideal apabila memiliki cirri-ciri
sebagai berikut:
a. Fluida tidak dapat dimampatkan (incompressible), yaitu volume dan
massa jenis fluida tidak berubah akibat tekanan yang diberikan
kepadanya.
b. Fluida tidak mengalami gesekan dengan dinding tempat fluida tersebut
mengalir.
c. Kecepatan aliran fluida bersifat laminar, yaitu kecepatan aliran
disembarang titik berubah terhadap waktu sehingga tidak ada fluida yang
memotong atau mendahului titik lain.
16
Debit aliran adalah besaran yang menunjukkan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang setiap satuan waktu. Secara matematis,
persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Q =debitaliran(m3/s)
V = volume fluida(m3)
A = Luas penampang (𝑚2)
t = waktu(s)
Untuk fluida sempurna (ideal) yaitu zat alir yang tidak dapat
dimampatkan atau tidak memiliki kekentalan (viskositas), hasil kali laju
aliran fluida dengan luas penampangnya selalu tetap. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
2. Persamaan Bernoulli
Perhatikan gambar 2.2.suatu fluida bergerak dari titik A yang
ketinggiannya ℎ1 dari pemukaan tanah ke titik ℎ2 dari permukaan tanah. Pada
pelajaran sebelumnya, kalian telah mempelajari hukum kekekalan energi
mekanik pada suatu benda.Misalnya, pada benda yang jatuh dari ketinggian
tertentu dan pada anak panah yang lepas dari busurnya.Hukum kekekalan
energy mekanik juga berlaku pada fluida yang bergerak seperti pada gambar
2.2.menurut penelitian Bernoulli, suatu fluida yang bergerak mengubah
energinya menjadi tekanan.
Q=𝑽
𝒕=Av
𝐴1 𝑉1= 𝐴2 𝑉2
17
Gambar 2.2.Fluida bergerak dalam pipa yang ketinggian dan
luas penampangnya yang berbeda. Fluida naik dari 𝒉𝟏 ke 𝒉𝟐 dan
kecepatannya berubah dari 𝒗𝟏ke 𝒗𝟐.
Pada zat cair yang dim, tekanan pada kedalaman yang sama adalah
tetap. Sedangkan untuk zat cair yang bergerak, tekanan pada kedalaman yang
sama berbeda. Menurut hukum Bernoulli bahwa fluida yang mengalir pada
pipa horizontal, tekanan yang paling kecil terdapat pada kelajuannya paling
besar, dan tekanan yang paling besar terdapat pada kelajuan yang paling
kecil.
Jika kamu perhatikan persamaan Bernoulli daitas, kamu mungkin
akan teringat dengan persamaan kekekalan energi. Memang benar, persamaan
ini didapat dari persamaan laju kekekalan energi.
𝐸1= 𝐸2
h2
P1,v1
h1
𝜌gℎ1+ 1
2𝜌𝑣1
2 = 𝜌gℎ2+ 1
2𝜌𝑣2
2
18
A1 P1,v1
ρ
A P2,v2
h
ρ’
𝐸1
𝑉 =
𝐸2
𝑉
𝑚
𝑣 gℎ1 +
1
2
𝑚
𝑣𝑣1
2= 𝑚
𝑣 gℎ2 +
1
2
𝑚
𝑣𝑣2
2
𝜌gℎ1+ 1
2𝜌𝑣1
2= 𝜌gℎ2+ 1
2𝜌𝑣2
2
3. Penerapan Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli diterapkan dari berbagai peralatan yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Berikut uraian mengenai cara kerja beberapa
alat yang menerapkan Hukum Bernoulli.
a. Alat Ukur Venturi
Alat ukur venture (venturimeter) dipasang dalam suatu pipa aliran
untuk mengukur laju aliran suatu zat cair.
Suatu zat cair dengan massa jenis 𝜌 mengalir dengan luas penampang
𝐴1 pada daerah (1). Pada daerah (2), luas penampang mengecil menjadi 𝐴2.
Suatu tabung manometer (pipa U) berisi zat cair lain (raksa) dengan
19
PB,v’ PA,v
ρ A
h
ρ’
massajenis 𝜌′ dipasang pada pipa. Perhatikan gambar 2.3.
Gambar 2.3.Penampang pipa menyempit di 𝑨𝟐 sehingga tekanan
dibagian pipa sempit, lebih kecil dan fluida bergerak lebih lambat.
Kecepatan aliran zat cair didalam pipa dapat diukur dengan persamaan
berikut.
b. Tabung Pitot ( pipa prandtl)
Tabung ptot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran suatu gas di
dalam sebuah pipa.Perhatikan gambar 2.4.
Gambar 2.4. Prinsip kerja pipa prandtl
Misalnya udara, mengalir melalui tabung A dengan kecepatan v.
kelajuan udara v didalam pipa dapat di tentukan dengan persamaan:
V= 𝐴2√2(𝜌′−𝜌)𝑔ℎ
𝜌 (𝐴12−𝐴2
2)
v= √2𝜌′𝑔ℎ
𝜌
20
c. Gaya angkat pada sayap pesawat terbang
Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian atasnya lebih melengkung daripada sisi bagian
bawahnya.Bentuk sayap tersebut menyebabkan kecepatan aliran udara bagian
atas lebih besar daripada bagian bawah sehingga tekanan udara dibawah
sayap lebih besar daripada diatas sayap.Hal ini menyebabkan timbulnya daya
angkat pada sayap pesawat.Agar daya angkat yang ditimbulkan pada pesawat
semakin besar, sayap pesawat dimiringkan sebesar sudut tertentu terhadap
arah aliran udara. Gaya angkat pesawat dirumuskan sebagai berikut:
Dengan:
𝐹1-𝐹2 = Gya angkat pesawat terbang (N)
𝐴 = Luas penampang sayap pesawat (𝑚2)
𝑣1= Kecepata udara di bagian bawah sayap (m/s)
𝑣2 = Kecepatan udara di bagian atas sayap (m/s)
𝜌 = Massa jenis fluida (udara)
d. Penyemprot Nyamuk
𝐹1-𝐹2= 1
2𝜌A (𝑣1
2-𝑣22)
21
Alat penyemprot nyamuk juga bekerja berdasarkn Hukum
Bernoulli.Tinjaulah alat penyemprot nyamuk pada gambar 2.6.
Gambar 2.6.𝑷𝑩 < 𝑷𝑨sehingga cairan obat nyamuk di B bisa memancar
keluar.
Jika pengisap dari pompa ditekan maka udara yang melewati pipa
sempit pada bagian A akan memiliki kelajuan besar dan kecil. Hal tersebut
menyebabkan cairan obat nyamuk yang ada pada bagian B akan naik dan ikut
terdorong keluar bersama udara yang tertekan oleh pengisap pompa.
e. Kebocoran pada dinding tangki
Jika air didalam tangki mengalami kebocoran akibat adanya lubang
di dinding tangki, seperti terlihat pada gambar 2.7.kelajuan air yang keluar
dari lubang tersebut dapat dihitung berdasarkan Hukum Toricelli.
Gambar 2.7.Tangki dengan sebuah lubang kecil di dindingmya.
Kecepatan aliran alir yang keluar dari tangki sama dengan kecepatan
benda yang jatuh bebas.
22
Menurut Hukum Toricelli, jika diameter lubang kebocoran pada
dimding tangki sangat kecil dibandingkan diameter tangki, kelajuan air yang
keluar dari lubang sama dengan kelajuan yang diperoleh jika air tersebut jatuh
bebas dari ketinggian h. perhatikan kembali gambar 2.7 dengan seksama.
Jarak permukaan air yang berada di dalam tangki ke lubang dinyatakan
sebagai ℎ1, sedangkan jarak lubang kebocoran ke dasar tangki dinyatakan ℎ2.
Kecepatan aliran air pada saat pertama keluar dari luabang adalah:
Jarak horizontal tibanya air di tanah adalah:
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran fisika dengan menggunakan modul fisika berbasis
pemecahan masalah sebagai salah satu media pembelajaran.Hal ini
dikarenakan modul dengan berbasis pemecahan masalah, dapat membantu
peserta didik belajar secara mandiri.Selain itu dengan menggunakan model
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap manfaat fisika dalam kehidupan sehar-hari.
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran guru dan peserta
didik memerlukan adanya media pembelajaran.Salah satu media yang paling
V = √2𝑔ℎ1
X = 2√ℎ1ℎ2
23
tepat adalah modul terutama modul untuk peserta didik.Dengan adanya
modul berbasis pemecahan masalah peserta didik dapat belajar secara
mandiri. Modul yang akan ditulis oleh penulis merupakan modul fisika
berbasis pemecahan masalah untuk peserta didik SMA/MAN. Dalam modul
ini, peneliti menyajikan berbagai soal dan contoh kasus dalam lingkungan
sekitar peserta didik dengan harapan peserta didik akan lebih terlatih dan
lebih kuat pemahamannya melalui pembelajaran kontekstual. Adapun
kerangka pikir penelitian ini disajikan dalam gambar 2.1
Gambar 2.8. Kerangka Pikir
Pentingnya modul sebagai perangkat
pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar peserta didik
Pengembangan modul kreatif dan
inovatif yang memfasilitasi kegiatan
belajar peserta didik.
Pengembangan modul berbasis
pemecahan masalah
Keterbatasan modul di sekolah dan
kurangnya minat guru untuk membuat
LKPD alternatif
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk Research and Development (penelitian dan
pengembangan) dengan model penelitian Fenomelogi (Mulyadi,
dkk:2019) untuk mereduksi persepsi individual dan model pengembangan
ADDIE yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan
Evaluation (Winarni, 2018:263).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah modul fisika, sedangkan subjek uji
coba peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batuputih.
C. Design Penelitian
Model ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu (A)nalysis,(D)esign,
(D)evelopment,(I)mplementation, dan (E)valuation. Model ini sistematis
sehingga tidak bisa diacak.
1) Analysis (Analisis)
Pengembangan modul fisika diawali dengan menganalisis
perlunya permasalahan dalam pembelajaran fisika, kondisi sekolah
dan kelengkapan media pembelajaran fisika untuk menguatkan rasa
ingin tahu peserta didik.
25
2) Design (Desain)
Pada tahap perancangan awal peneliti memilih perangkat
pembelajaran fisika yaitu modul pembelajaran fisika berbasis
pemecahan masalah peserta didik.
3) Development (Pengembangan)
Tahapan ini merupakan tahapan produksi modul
pembelajaran fisika berbasis pemecahan masalah peserta didik yang
telah dikembangkan.Selanjutnya dilakukan validasi ahli untuk
melihat kelayakan dari modul dan pemberian saran terhadap modul
sehingga diperoleh bahwa draf awal modul tidak valid sehingga
dihasilkan draf baru.
4) Implementation (Implementasi)
tahap implementasi modul fisika berbasis pemecahan
masalah yang telah dikembangkan dan divalidasi diuji cobakan
kepada peserta didik kelas XI IPA 1. Uji coba yang digunakan
adalah uji coba kelompok dengan mengambil satu kelas sebagai
subjek penelitian.Tahapan ini memberikan remponden untuk
memberikan penilaian terhadap modul.Penilaian responden
didasarkan atas kriteria yang ditetapkan untuk menguji suatu
perangkat pembelajaran modul.
5) Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil penilaian
responden terhadap kelayakan perangkat pembelajaran.Hasil
26
penilaian tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari uji kelayakan
oleh responden.Selanjutnya, data tersebut dianalisis sesuai dengan
kriteria yang diterapkan.Kritik dan saran dari responden terhadap
modul sangat diperlukan untuk mengevaluasi produk secara
keseluruhan.
D. Instrument penelitian
Instrument dilakukan untuk mengumpulkan data dari hasil
penelitian. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen Validasi
a. Instrumen responmodul. Instrumen responmodul ini terdiri atas
dua validator. Produk modul akan di validasi terlebih dahulu
oleh validator ahli sebelum di uji coba di lapangan.
b. Instrumen respon peserta didik terhadap produk modul.
Instrumen respon peserta didik terhadap produk modul
digunakan untuk memperoleh data yang valid menggunakan
persepsi peserta didik terhadap validator. Instrumen persepsi
peserta didik dilakukan untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap modul tersebut.
2. Uji coba modul
Setelah produk modul dinyatakan layak reviuw para validator,
maka dilakukan tahap penerapan modul atau uji coba dalam proses
belajar. Uji coba ini dilakukan pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMA
27
Negeri 1 Batuputih .uji coba dilakukan untuk mengetahui respon
peserta didik setelah menggunakan modul tersebut.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian dan pengembangan ini digunakan prosedur atau
tahapan penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017),
tetapi dalam penelitian ini dilakukan adaptasi sebagaimana yang disajikan
pada gambar sebagai berikut
Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan
Sumber: Sugiyono, 2017
1. Potensi masalah
Pada tahap ini dilakukan penelitian awal tentang potensi
dikembangkannya modul fisika berbasis pemecahan masalah,
mengobservasi masalah-masalah disekolah tersebut sehingga menjadi
penyebab dikembangkannya modul tersebut.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperoleh
dari observasi pendahuluan.
Potensi
Masalah
Pengumpulan
Data
Prototipe
(Draf I)
FGD Draf I Revisi
(Draf II)
Validasi Draf
Uji Coba
28
3. Prototipe (Draf I)
Prototype adalah kerangka dasar yang menjadi acuan
sementara untuk mengembangkan modul.Wujud modul berupa prototype
yang dibuat dengan berdasar analisis data penelitian pendahuluan.Prototype
awal yang dibuat adalah format modul.
4. Forum Guide Discussion (FGD)
Prototype modul yang telah dibuat, dibahas bersama rekan
mahasiswa atau dosen untuk memperbaiki prototype.Pada bagian ini
dilakukan perbaikan mengenai format penyajiannya sekaligus membahas
mengenai bahasa yang cocok untuk modul ini.
5. Revisi
Dari hasil FGD bersama mahasiswa atau dosen, maka
dilakukan revisi atau perbaikan prototype untuk melahirkan prototype acuan
tetap.Segala saran dan kritikan dalam FGD dijadikan acuan untuk merevisi
prototype.Prototype acuan tetap adalah kerangka dasar tetap yang dijadikan
dasar pembuatan modul yang dikembangkan.
6. Validasi Draf
Validasi modul dilakukan oleh dua orang validator yang ahli
dalam bidangnya masing-masing.Setelah validasi pakar dilakukan revisi.
Hasil validasi dari pakar akan dijadikan acuan memperbaiki draf dan
melahirkan draf modul. Adapun saran yang diberikan validator akan
ditindak lanjut untuk melahirkan modul yang siap diuji coba di lapangan.
7. Uji Coba
29
Modul draf diuji cobakan secara kelompok yakni menggunakan
subjek penelitian.Hal ini dilakukan untuk melihat kelayakan penggunaan
modul ini. Pada tahap ini uji coba dilakukan terhadap peserta didik.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh sejumlah data yang valid. Adapun tehnik
pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Data Validasi Ahli
Data validasi perangkat dari para ahli kemudian dianalisis secara
deskriptif dengan menelaah hasil penilaian para ahli terhadap perangkat
pembelajaran.Hasil telaah digunakan sebagai masukan untuk merevisi atau
menyempurnakan modul fisika berbasis pemecahan masalah yang
dikembangkan.
2. Data persepsi peserta didik terhadap modul fisika berbasis pemecahan
masalah pada materi fluida dinamis
Pada penelitian ini digunakan bentuk kuesioner tertutup yaitu
dengan menggunakan skala Likert yang dapat dipilih responden yaitu sangat
setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.Adapun pada
penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mendapatkan data respon peserta
30
didik fisika terhadap penugasan yang diberikan peserta didik berupa modul
fisika berbasis pemecahan masalah pada materi fluida dinamis.
G. Tehnik Analisis Data
1. Data Validitas Modul
Data validitas modul yang dilakukan oleh validator (pada aspek
yang sama) diperoleh melalui uji validitas dengan menggunakan uji Gregory
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Model kesepakatan antarpenilai untuk validitas konten
PENILAI I
PENILAI II
1-2
3-4
1-2 A B
3-4 C D
𝑉𝑐 =𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷 `
Keterangan:
𝑉𝑐 = Validasi Contruck
𝐴 = Kedua ahli tidak setuju
𝐵 = Ahli I setuju, Ahli II tidak setuju
𝐶 = Ahli I tidak setuju, Ahli II setuju
𝐷 = Kedua ahli setuju
Kriteria validasi isi:
0,80 – 1,00 : Validitas isi sangat tinggi
0,60 – 0,79 : Validitas isi tinggi
0,40 – 0,59 : Validitas isi sedang
31
0,20 – 0,39 : Validitas isi rendah
0,00 – 0,19 : Validitas isi sangat rendah
(Sumber: Retnawati, 2016)
Menurut Susetyo (2015), suatu perangkat dinyatakan valid
apabila harga validitas konten diatas 0,5.
2. Data Persepsi peserta didik Terhadap Modul
Data persepsi peserta didik terhadap modul fisika berbasis
pemecahan masalah pada materi fluida dinamis menggunakan analisis
instrument angket Skala Likert. Dalam Skala Likert, responden
menentukan tingkat persetujuan terhadap suatu pernyataan dengan
memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Pilihan jawaban yang
disediakan sangat layak, layak, kurang layak, dan sangat kurang
layak.Jawaban diisi dengan memberikan skor 1 s.d 4 pada setiap
pernyataan. Perhitungan persentase setiap pernyataan ditentukan
melalui persamaan berikut ini:
𝑓 =𝑝
𝑁𝑥 100%
Keterangan:
𝑓 = presentase
𝑝 = skor yang diperoleh
𝑁 = skor ideal
32
Adapun kriteria persentase skor dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut
ini.
T
a
tabel 3.2. Kriteria Persentase Skor
Gambaran kontinum tingkat gradiasi hasil skala persentase
adalah sebagai berikut.
Gambar 3.2. Tingkat Gradiasi Persentase Skor
(Sumber: Riduwan, 2003)
Berdasarkan rata-rata persentase yang dianalisis setiap
aspek maka akan dianalisis validitasnya. Pada tahap validasi yang
dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
instrument dan perangkat yang layak digunakan selama proses
penelitian berlangsung. Setelah draf pembuatan modul dinyatakan
final dan instrument yang telah diadaptasi ini divalidasi oleh dua
orang validator. Kemudian data hasil validasi dikumpulkan dan
Presentase (%) Kriteria
0-20 Tidak Layak
21-40 Kurang Layak
41-60 Cukup
61-80 Layak
81-100 Sangat Layak
0%
20%
40%
60%
80%
100
%
Sangat
Lemag
lemah
Lemah Cukup Layak Sangat
kuat
33
diolah untuk mengetahui kevalidan instrument dan perangkat yang
akan digunakan.
34
BAB VI
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilaksanakan, hasil
penelitian dirangkum secara deskriptif dengan mengikuti setiap proses dari model
ADDIE yang terdiri dari Analysis, Design, Depelopment,Implementation, dan
Evaluation. Berikut ini di deskripsikan hasil Pengembangan Modul Fisika Fluida
Dinamis Berbasis Pemecahan Masalah untuk setiap fase.
1. Tahap Analysis
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara langsung terhadap guru
dan peserta didik SMAN 1 Batuputih untuk melihat masalah yang terdapat di
sekolah serta pengembangan modul. Hasil wawancara terhadap guru fisika
dan peserta didik bahwa peserta didik sulit mengerjakan soal yang relatif
sulit sehingga berdampak pada nilai ulangan peserta didik pada materi Fluida
Dinamis
Berdasarkan angket respon peserta didik bahwa peserta didik sulit
menganalisis soal atau masalah dengan baik, sehingga penulis membuat
modul berbasis pemecahan masalah agar peserta didik dapat menganalisis
soal dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
yang mengajar pada kelas XI IPA 1 pada materi fluida dinamis dapat
disimpulkan sebagai berikut:
35
a) Rendahnya nilai peserta didik dari nilai rata-rata UAS dan UTS.
b) Kurangnya pemahaman konsep peserta didi pada materi fluida dinamis.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mengembangkn modul pembelajaran
fisika fluida dinamis berbasis pemecahan masalahagar peserta didik dapat
belajar lebih mudah memahami konsep fluida dinamis dan peserta didik
memahami fluida dinamis dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil evalusi menyatakan bahwa peserta didik SMA pada penerapan
materi fluida dinamis kelas XI IPA 1 memerlukan suatu pembaharuan dalam
proses pembelajaran. Diperlukan untuk mendesign sebuah modul
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kriteria pembelajaran yang
diterapkan disekolah tersebut.
2. Tahap Design
Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan rancangan awal dari produk yang
akan di kembangkan, dalam hal ini yaitu Modul fisika fluida dinmis berbasis
pemecahan masalah. Pada tahap ini dibuat cover, tata letak modul yang akan
dibuat semenarik mungkin. Pada tahap ini draf modul berisi materi tentang
fluida dinamis. Pada tahap ini draf 1 terdiri dari aspek instrument (instrument
penilaian pakar dan angket respon peserta didik).
Draf modul yang telah dibuat, dibahas bersama rekan mahasiswa dan
dosen untuk memperbaiki draf 1. Pada bagian ini dilakukan perbaikan
mengenai format penyajiannya yang dinilai masih sedikit abstrak untuk
disajikan kepada peserta didik dan warna yang cenderung menoton dinilai
36
kurang menarik, sekaligus menyesuaikan penggunaan bahasa untuk peserta
didik agar dapat memahami modul dengan baik.
3. Tahap Pengembangan
Pada tahap ini peneliti mulai menyusun modul dengan lebih menarik.
Modul berisi materi fluida dinamis, contoh dalam kehidupan sehari-sehari,
serta contoh soal. Penambahan gambar dan animasi dimaksudkan agar
mampu menarik peserta didik untuk membaca modul.
Setelah dilakukan revisi, selanjutnya validasi modul dilakukan oleh dua
validator ahli pakar modul dimana kedua ahli pakar tersebut adalah pakar
dalam bidang modul. Kedua validator menyelidiki kelayakan format, materi,
konten/isi dan bahasa dalam modul. Berikut hasil validasi ahli terhadap
modul dan angket respon peserta didik.
Tabel 4.1 Hasil validasi angket respon peserta didik
No. Aspek Butir Penilaian
Persentase
(%)
Pakar
I II
1. Format 1. Mencantumkan petunjuk pengisian
angket yang dinyatakan dengan
jelas
2. Mencantumkan judul angket
dengan jelas
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai
4. Pengaturan ruang/tata
4
4
4
4
4
4
4
4
100 %
37
letak/penomoran yang jelas
2. Isi 1. Pernyataan-pernyatan yang
disajikan dalam angket jelas dan
mudah dipahami
2. Menyediakan kolom penilaian
dengan jelas dan rapi
3. Pernyataan-pernyataan yang
disajikan dalam angket cukup
untuk mewakili persepsi peserta
didikterhadap modul yang telah
dikembangkan
4
4
4
3
4
3
91,6 %
3. Bahasa 1. Bahasa dan istilah yang digunakan
dalam angket respon peserta didik
mudah dipahami
2. Bahasa yang digunakan benar
sesuai EYD dan menggunakan
arahan/petunjuk yang jelas
sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda
3. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif dan sesuai untuk
peserta didik
4
4
4
3
4
4
95,8 %
Rata-rata 95,8 %
Berdasarkan penilaian validator terhadap angket respon peserta didik aspek
format diperoleh rata-rata persentase 100 % yang menunjukkan bahwa aspek
38
tersebut berada pada kategori sangat layak. Pada aspek isi diperoleh rata-rata
persentase 91,6 % yang menunjukkan bahwa pada aspek tersebut berada pada
kategori sangat layak. Begitupun pada aspek bahasa yang berada pada
kategori sangat layak dengan rata-rata persentase 95,8 %. Rata-rata dalam
semua aspek diperoleh 95,8 % yang menunjukkan bahwa aspek tersebut
berada dalam kategori sangat layak. Berdasarkan pernyataan dalam setiap
aspek maka diperoleh hasil uji validitas berdasarkan analisis Gregory
diperoleh koefisien validitas (r) yaitu 1,0 yang menunjukkan bahwa setiap
aspek dalam keseluruhan tersebut valid dan tergolong dalam kategori sangat
layak.
Tabel 4.2 Hasil validasi modul fisika fluida dinamis berbasis pemecahan
masalah
No.
Aspek
Butir
Penilaian
Persentase
(%)
Pakar
I II
1.
Format
1. Kejelasan pembagian materi
2. Sistem penomoran jelas
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai
4. Kesesuaian tata letak gambar,
grafik maupun tabel
5. Teks dan ilustrasi seimbang
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
90 %
2.
Isi
1. Kesesuaian bahan ajar
2. Isi modul mudah dipahami dan
konstektual
4
4
4
4
39
3. Aktvitas siswa di rumuskan
dengan jelas dan operasional
4. Kesesuaian isi materi dan tugas-
tugas dengan alokasi waktu yang
ada
4
4
4
4
100 %
3.
Bahasa
1. Bahasa dan istilah yang
digunakan dalam modul mudah
dipahami
2. Bahasa yang digunakan benar
sesuai EYD dan menggunakan
arahan/petunjuk yang jelas
sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda
4
4
3
3
87 %
4. Manfaat/
kegunaan
modul
1. Penggunaan modul sebagai baha
ajar bagi guru
2. Pengguanaan modul sebagai
pedoman belajar bagi peserta
didik
4
4
3
4
93,7 %
Rata-rata 92,6 %
Berdasarkan penilaian validator terhadap modul fisika berbasis
pemecahan masalah aspek format diperoleh rata-rata persentase 90 % yang
menunjukkan bahwa pada aspek tersebut berada pada kategori sangat layak.
Pada aspek isi diperoleh rat-rata persentase 100 % yang menunjukkan bahwa
aspek tersebut berada pada kategori sangat layak. Aspek bahasa diperoleh rata-
rata persentase 87 % yang menunjukkan bahwa aspek tersebut berada pada
40
kategori sangat layak. Begitupun aspek manfaat/ kegunaan modul berada pada
kategori sangat kuat dengan rata-rata persentase 93,7 %. Rata-rata dalam
semua aspek diperoleh 92,6 % yang menunjukkan bahwa tersebut berada
dalam kategori sangat layak. Berdasarkan pernyataan dalam setiap aspek maka
diperoleh hasil uji validitas berdasarkan analisis Gregory diperoleh koefisien
validitas (r) yitu 1,0 yang menunjukkan setiap aspek dalam keseluruhan
tersebut valid dan berada dalam kategori sangat layak.
4. Tahap Implementasi
Setelah melakukan validasi, dilakukan sedikit perbaikan pada konten
modul dan telah didapatkan modul yang siap untuk diuji cobakan yang
dilakukan pada penelitian ini adalah uji coba kelompok yang dilakukan pada
satu subjek yang dinilai memenuhi kriteria.
Adapun hasil uji coba modul fisika fluida dinamis berbasis pemecahan
masalah adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil uji coba modul fisika fluida dinamis berbasis pemecahan
masalah
NO. ASPEK RESPON (%) RATA-RATA
(%)
KATEGORI
POSITIF NEGATIF
1. Isi 84 % 87,5 % 82,8 % Sangat Layak
2. Bahasa 79 % 0 79 % Layak
3. Penyajian 80,2 % 76,8 % 78,5 % Layak
4. Kegrafikan 48,9 % 0 48,9 % Cukup
41
Rata-rata 72,3 % Layak
Berdasarkan tabel di atas penilaian peserta didik terhadap modul fisika
fluida dinamis berbasis pemecahan masalah diperoleh rata-rata persentase
untuk aspek isi sebesar 82,8 % yang menunjukkan bahwa aspek tersebut
berada pada kategori sangat layak. Untuk aspek bahasa memperoleh rata-rata
persentase sebesar 79 % yang menunjukkan bahwa aspek tersebut berada
dalam kategori layak. Aspek penyajian memperoleh rata-rata persentase
sebesar 78,5 % yang menunjukkan bahwa aspek tersebut berada dalam
kategori layak. Untuk aspek kegrafikan memperoleh rata-rata persentase
sebesar 48,9 % yang menunjukkan bahwa aspek tersebut berada dalam
kategori cukup. Dan dari semua aspek diperoleh rata-rata persentase sebesar
72,3 % yang menunjukkan bahwa pada aspek tersebut berada dalam kategori
layak.
5. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan evaluasi perbaikan terhadap modul berdasarkan
saran dan kritik yang diterima pada angket respon peserta didik.
B. Pembahasan
Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian yang meliputi
beberapa hal yaitu: (1) ketercapaian tujuan penelitian, (2) temuan khusus dan
(3) kendala dalam penelitian. Ketercapaian tujuan penelitian yang akan
diuraikan dalah seberapa jauh tujuan penelitian yang direncanakan tercapai.
Temuan khusus yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah temuan-
temuan yang diperoleh selama pelaksanaan uji coba modul, khususnya yang
42
terkait langsung dengan kondisi peserta didik yang menjadi subjek penelitian.
Sedangkan kendala-kendala yang dikemukakan pada bagian ini yaitu kendala
selama proses pengembangan modul. Pembahasan ketiga hal diatas
dikemukakan sebagai berikut.
1. Ketercapaian Tujuan Penelitian
a. Validasi modul peserta didik
Pada bagian ini, dikemukakan paparan hasil penilaian validator dan
uji coba modul. Berdasarkan oleh kedua validator, modul butuh
sedikit perbaikan dari segi isi. Setelah dilakukan perbaikan modul
dinyatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar.
b. Respon peserta didik terhadap modul peserta didik
Penilaian peserta didik terhadap modul fisika fluida dinamis berbasis
pemecahan masalah diperoleh dari angket respon peserta didik
terhadap modul setelah dilakukan uji coba. Secara keseluruhan
pesert didik menyukai penggunaan modul fisika fluida dinamis
berbasis pemecahan masalah dalam proses pembelajaran fisika. Hal
ini dibuktikan peserta didik sangat antusias saat menggunakan modul
fisika fluida dinamis berbasis pemecahan masalah. Setelah dilakukan
uji coba terbatas diperoleh besar persentase rata-rata 72,3 % dengan
kategori layak. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik setuju
dengan penggunaan modul fisika fluid dinamis berbasis pemecahan
masalah.
2. Kendala penelitian
43
Penelitian pengembangan modul fisika fluida dinamis berbasis
pemecahan masalah memiliki kendala dalam pelaksanaannya, khususnya
pada tahap protipe dan revisi. Peneliti menemukan kendala saat
mendesign modul fisika fluida dinamis berbasis pemecahan masalah,
namun kendala tersebut dapat teratasi.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Desain modul berbasis pemecahan masalah pada materi fluida dinamis
di tingkat SMA mengacu pada model ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation)
2. Pengembangan modul fisika fluida dinamis berbasis pemecahan
masalah dinyatakan valid setelah melalui tim validator ahli dengan
perolehan hasil uji coba validitas berdasarkan analisis Gregory
diperoleh koefisien validitas (r) yaitu 1,0.
3. Persepsi peserta didik terhadap modul berbasis pemecahan masalah
ditingkat SMA pada materi fluida dinamis diperoleh persetase yaitu
72,3 dengan kategori layak.
B. Saran
1. Modul fisika berbasis pemecahan masalah pada materi fluida dinamis
ditingkat SMA yang dikembangkan telah layak digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas.
2. Perlu dilakukan pengembangan modul fisika berbasis pemecahan
masalah pada materi fisika lainnya.
46
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Sa’dun. 2012. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Anggraini, R. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Keterampilan Proses Sains Di SMA 4 Jember.Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Jember: Universitas Jember.
Anggraini, SD. 2016. Pengembangan Modul Berbasis Mitigasi Bencana Tsunami
yang Terintegrasi pada Pembelajaran Fisika di SMA.Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Jember: Universitas Jember.
Anwar, I. (2010). Pengembangan bahan ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori
UPI. Bandung.
Branch, R. M. (2009). Instructional design: The ADDIE approach (Vol. 722).
Springer Science & Business Media.
Carson, R. T. (2000). Contingent valuation: a user's guide.
Daryanto & Dwicahyono, Aris. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta: Grava Media.
Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Giancoli, D. C. (2014). Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Kanginan, M. (2006).Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Polya, G.1980. On solving mathematical problems in high school. New Jersey:
Princeton University Press.
Retnawati, H. (2016). Analisis kuantitatif instrumen penelitian. Yogyakarta:
Parama Publishing.
Rosidah, N. 2013.Studi Tentang Penggunaan bahan Ajar Mata Pelajaran Ekonomi
Materi Akuntansi pada Kelas XI IPS SMAN 1 Kota Mojokerto.Jurnal
Pendidikan Ekonomi Universitas Surabaya. 1(3), 1-19.
47
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jpak/article/view/3682/6261
[onlineaccessed: 14-04-2020].
Saad, N. G., & NS, S. R. (2005). The Sources of Pedagogical Content Knowledge
(PCK) Used by Mathematics Teacher During Instructions: A Case
Study. Departement of Mathematics.Universiti Pendidikan Sultan Idris.
Saripudin, A. (2009). Praktis Belajar Fisika. PT Grafindo Media Pratama.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Utomo, T., & Ruijter, K. (1991). Peningkatan dan pengembangan pendidikan:
manajemen perkuliahan dan metoda perbaikan pendidikan. PT Gramedia
Pustaka Utama.
Vani Sugiyono. 2009. Jurus sakti menaklukkan fisika SMA 1, 2, & 3. Surabaya:
PT kawan pustaka.
Wijaya, C., Djadjuri, D., & Rusyan, A. T. (1991). Upaya pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran.PT Remaja Rosdakarya.
Winkel, W. S. (2009). Psikologi Pengajaran. Ed: 1.
48
LAMPIRAN A
1. KISI-KISI ANGKET PERSEPSI PESERTA DIDIK
2. ANGKET PERSEPSI PESERTA DIDIK
3. HASIL PERSEPSI PESERTA DIDIK
49
1. Kisi- kisi angket
No Indikator Pernyataan
Nomor
Soal/Pernyataan
Positif Negatif
1 Kelayakan isi
1. kebenaran substansi materi
pembelajaran
2. kesesuaian penggunaan contoh
3. manfaat untuk menambah
wawasan
4. Isi modul tersusun rapi dan
sistematis sehingga mudah
dipahami
5. Isi modul tersusun secara abstrak
sehingga sulit untuk dipahami
6. Isi modul teracak sehingga sulit
untuk dipahami
1, 2, 3, 4
5, 6
2 Kebahasaan
7. Keterbacaan
8. Kejelasan informasi
9. Kesesuaian dengan kaidah bahasa
Indonesia yng baik dan benar
(EYD)
10. Bahasa yang digunakan dalam
modul disesuaikan dengan tahap
perkembangan siswa
11. Penggunaan bahasa secara efektif
dan efisien
7, 8, 9,10,
11
3 Penyajian 12. Kejelasan dengan tujun yang
ingin dicapai
13. Daftar isi dan petunjuk
12, 13,14, 22
50
penggunaan modul mudah
dipelajari
14. Urutan sajian
15. Pemberian motivasi dan daya
tarik
16. Gambar yang di sajikan
berhubungan dan mendukung
kejelasan materi.
17. Kelengkapan informasi
18. Ilustrasi atau gambar yang
disajikan pada modul membantu
saya memahami materi
pembelajaran
19. Modul fluida dinamis berbasis
masalah dapat digunakan belajar
mandiri
20. Setelah membaca modul saya bisa
menyimpulkan materi fluida
dinamis
21. Modul membuat saya dapat
menjelaskan fluida dinamis dan
hal yang mempengaruhinya.
22. Tugas-tugas yang disajikan dlam
modul membut saya bingung
15, 16, 17,
18, 19, 20,
21
4 Kegrafikan
23. Penggunaan ukuran dan jenis
huruf
24. Ilustrasi sampul modul
menggambarkan isi / materi yang
disampaikan
25. Desain tampilan
23, 24, 25
51
2. Angket respon peserta didik
ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA FLUIDA DINAMIS BERBASIS
PEMECAHAN MASALAH
Nama:
NIS:
A. Petunjuk:
1. Berikut ini anda diminta memberikan penilaian terhadap Modul tersebut
dengan memberikan tanda ceklist (√) pada skala penilaian yang sesuai.
2. Keterangan skala penilaian
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS :Sangat Setuju
B. Aspek Yang Dinilai
No Pernyataan Pilihan Respon
STS TS S SS
1 Kebenaran substansi materi pembelajaran
2 Kesesuaian penggunaan contoh
3 Manfaat untuk menambah wawasan
4 Isi modul tersusun rapid an sistwematis
sehingga mudah dipahami
5 Isi modul tersusun secara abstrak
sehingga suit untuk dipahami
6 Isi modul teracak sehingga sulit untuk
dipahami
7 Keterbacaan
8 Kejelasan informasi
52
9 Kesesuaian dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar (EYD)
10
Bahasa yang digunakan dalam modul
disesuaikan dengan tahap perkembangan
siswa
11 Penggunaan bahasa secara efektif dan
efisien
12 Kejelasan dengan tujuan yang ingin
dicapai
13 Daftar isi dan petunjuk penggunaan
modul mudah dipelajari
14 Urutan sajian
15 Pemberian motivasi dan daya tarik
16 Gambar yang disajikan berhubungan dan
mendukung kejelasan materi
17 Kelengkapan informasi
18
Ilustrasi atau gambar yang disajikan pada
modul membantu saya memahmi materi
pembelajaran
19 Modul fluida dinamis berbasis masalah
dapat digunakan belajar mandiri
20 Setelah membaca modul saya dapat
menyimpulkan materi fluida dinamis
21
Modul membuat saya dapat menjelaskan
fluida dinamis dan hal yang
mempengaruhinya
22
Tugas-tugas yang disajikan dalam modul
membuat saya bingung
Penggunaan ukuran dan jenis huruf
53
23
24
Ilustrasi sampul modul menggambarkan
isi / materi yang disampaikan
25 Desain tampilan
C. Kritik dan Saran:
Peserta Didik,
( )
54
3.Hasil persepsi peserta dididik
55
56
57
LAMPIRAN B
1. Lembar Validasi
2. Hasil Validasi Ahli
58
1) Lembar validasi
59
60
61
62
63
64
65
66
2) Hasil validasi ahli
Hasil Uji Validas Angket Persepsi Peserta Didik
No. Komponen Pakar Keterangan
I II
I
Format
1 4 4 D
2 4 4 D
3 4 4 D
4 4 4 D
II
Isi
1 4 3 D
2 4 4 D
3 4 3 D
III
Bahasa
1 4 3 D
2 4 4 D
3 4 4 D
Kategori
A = 0
B = 0
C = 0
D = 1,0
Konsistensi Internal
1,0 sangat tinggi
67
Hasil Uji Validitas Modul
Kategori
A = 0
B = 0
C = 0
D = 1,0
Konsistens
i Internal
1,0 Sangat
Tinggi
No.
Komponen Pakar Tingkat Relevansi
I
Format
1 4 4 D
2 4 4 D
3 4 4 D
4 3 3 D
5 3 3 D
II
Isi
1 4 4 D
2 4 4 D
3 4 4 D
4 4 4 D
III
Bahasa
1 4 3 D
2 4 3 D
IV
Manfaat
1 4 3 D
2 4 4 D
68
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
69
70
71
72
LAMPIRAN D
MODUL
73
MODUL FISIKA
Untuk SMA
Nama :
Kelas :
Nis :
74
A. Deskpsi
Dalam modul ini anda mempelajari konsep dasar fluida dinamis yang didalamnya
dibahas: konsep fluida ideal, laju aliran fluida,tekanan, debit, konsep kontinuitas
pada aliran fluida, energy potensial, asas Bernoulli, aplikasi asas Bernoulli, hukum
Bermoulli dan penerapannya serta dilengkapi soal-soal sederhana untuk
mendukung pemahaman konsep terhadap materi fluida dinamis ini.
B. Prasyarat
Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar bisa mempelajari modul ini dengan baik,
mak aanda diharapkan sudah mempelajari: konsep hukum Newton, momentum,
tekanan, energy kinetik dan energy potensial, konsep kekekalan energy.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
a. Perhatikanlangkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk
mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan, agar diperoleh hasil
yang maksimum.
b. Pahami setiap konsep yang disajikan pada uraian materi yang disajikan pada
tiap kegiatan belajar dengan baik, dan ikuti contoh-contoh soal dengan cermat.
c. Jawablah pertanyaan yang disediakan pada kegiatan dengan baik dan benar
d. Catatlah semua kesulitan yang anda alami dalam mempelajari modul ini, dan
tanyakan kepada instruktur/ guru pada saat kegiatan tatap muka. Bila perlu
bacalah referensi lain yang dapat membantu anda dalam penguasaan materi
yang disajikan dalam modul.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
75
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan gas. Fluida
dinamis adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida dalam keadaan bergerak.
Fluida terdiri atas fluida ideal dan fluida sejati.
Sifat-sifatfluida ideal:
1) Tidak kompresibel (tak-termampatkan)
Artinya tidak mengalami perubahan volume atau massa jenis ketika ditekan
saat mengalir.
2) Tunak (steady)
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu titik mempunyai kelajuan yang
konstan
3) Tidak kental (non-viscous)
Artinya tidak mengalami gaya gesekan ketika mengalir
4) Aliran garis arus (streamline)
Artinya fluida mengalir dalam garis lurus lengkung yang jelas ujung dan
pangkalnya
Sifat-sifatfluidasejati:
1) Kompresibel (dapat termampatkan)
Artinya mengalami perubahan volume atau massa jenis ketika ditekan saat
mengalir.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
Fluida Ideal
76
1) Tak tunak (non-steady)
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu titik mempunyai kelajuan yang
berubah-ubah
2) Kental (viscous)
Artinya mengalami gaya gesekan saat mengalir
3) Aliran turbulen
Artinya fluida dapat mengalir secara berputar dengan arah gerak yang
berbeda
Sebelum kita belajar tentang persamaan kontuinitas, perhatikan pernyatan
ini “dirumah kamu punya kran air kan?” coba kamu buka kran air perlahan-lahan
sambil memperhatikan laju air yang keluar dari mulut kran. Setelah kran tidak
bisa diputarlagi, sumbat sebagian mulut kran dengan tangannmu. Sekarang
bandingkan, manakah laju aliran yang lebih besar.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
PersamaanKontinuitas
Gambar 1 menyirambunga
77
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menggunakan istilah “Debit”.
Debit itu menyatakan volume suatu fluida yang mengalir melalui penampang
tertentu dalam selang tertentu.
Untuk lebih jelasnya kitagunakan contoh, misalnya fluida mengalir melalui
sebuah pipa. Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang
tertentu. Pipa tersebut juga mempunyai panjang (lihat gambar di bawah)
debit
Debit = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢→ Q =
𝑉
𝑡
Q = A.v
L
Perhatikan gambar anak yang sedang menyiram tanaman
diatas!!Ketika sebagian mulut kran disumbat atau tidak disumbat?
Kemudian jika ada selang air untuk menyiram bunga, coba alirkan air
melalui selang tersebut. Jika sebagian ditutup, semakin deras air
menyembur keluar (laju aliran air makin besar). Sebaliknya, jika
mulut Selang tidak ditutup, aliran air menjadi seperti semula (kurang
deras). Mengapa bisa demikian?
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
1. MENGANALISI MASALAH
78
1.
V
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
DEBIT ALIRAN
B. ALAT
1. Pipa kaca
2. Selang
3. Mistar/penggaris
4. stopwatch
2. MEMBUAT RENCANA
A. BAHAN
Air
Daun kering
3. MELAKSANAKAN RENCANA
C. PROSEDUR KERJA
1. Pipa kaca dihubungkan dengan dengan selang mengalirkan air
kedalam saluran
2. Kran di buka dan air dibiarkan mengalir sampai aliran stabil
3. Tinggi dan lebar air dalam pipa kaca diukur
4. Potongan daun kering dialirkan dalam pipa kaca sejauh 1 meter
dan waktu yang ditempuh di catat. Percobaan diulang sampai 3
kali
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
79
Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh L misalnya, maka volume
fluida dalam pipa adalah
V = volume fluida
A = luas penampang
L = panjang pipa
Sekarang, mari kita belajar persamaan kontinuitas. Dibawah ini gambar sebuah
pipa yang mempunyai diameter berbeda.
Gambar 3. Pipa dengan diameter yang berbeda
Gambar ini menunjukkan aliran fluida dari kiri ke kanan mengalir dari pipa yang
(fluida diameternya besar menuju diameter yang kecil). Garis putus-putus
merupakan garis arus.
Keterangan gambar:
𝑐= Luas penampang bagian pipa yang berdiameter besar
𝐴2= Luas penampang bagian pipa yang berdiameter kecil
V = AL
PersamaanKontinuitas
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
80
𝑣2= Laju aliran pada bagian pipa yang berdiameter kecil
L = Jarak tempuh fluida
Pada aliran tunak, kecepatan aliran partikel fluida disuatu titik sama
dengan kecepatan aliran fluida lain yang melewati titik itu. Aliran fluida juga
tidak saling berpotongan (garis arusnya sejajar). Karenanya massa fluida yang
masuk ke salah satu ujung pipa harus sama dengan massa fluida yang keluar di
ujung lainnya. Jika fluida memiliki massa tertentu, maka pada pipa yang
diameternya besar, maka fluida tersebut akan keluar pada pipa yang diameternya
kecil dengan massa yang tetap. Sekarang, perhatikan kembali gambar pipa diatas.
Kita tinjau bagian pipa yang diameternya besar dan bagian pipa yang diameternya
kecil. Selama selang waktu tertentu, sejumlah fluida mengalir bagian pipa yang
diameternya besar (𝐴1)𝐿1
Volume fluida yang mengalir adalah:
Selama selang waktu yang sama, sejumlah fluida yang lain mengalir melalui
bagian pipa yang diameternya kecil (𝐴2) sejauh
Volume fluida yang mengalir adalah
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝐿1= 𝑉1t
𝐿2= 𝑉2t
𝑉2=𝐴2𝐿2= 𝐴2𝑉2𝑡
81
Siapakah pencetus asas Bernoulli?
Matematika yang diajarkan di Goningen, Belanda sekitar tahun 1700 bernama
Daniel Bernoulli. Ia adalah anaks eorang ahli matematika bernama Johan
Bernoulli, dua dari tiga turunan keluarga Bernoulli yang terkenal ahli matematika.
Hanya saja, Daniel Bernoulli memiliki minat yang sangat besar mengembangkan
aplikasi konsep matematika dibidang mekanika fluida sehingga lahirlah hukum
Bernoulli. Sebagai seorang ahli di bidang matematika, pada awalnya Daniel
Bernoulli kerap dipaksa oleh sang ayah untuk mempelajari bidang lain, seperti
bidang bisnis dan kedokteran, dengan anggapan bahwa profesi seorang ahli
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
Hukum Bernoulli
Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel
Bernoulli (1700-1782). Dalam ilmu fisika, dikenal salah
satu konsep mengenai mekanika fluida atau secara
sederhan adapat dikatakan sebagai konsep yang
membahas gerak (aliran) zat cair dan gas. Pada konsep
mekanika fluida terdapat salah satu hukum (konsep
dasar) yang dikenal dengan nama Hukum Bernoulli.
Hukum Bernoulli merupakan sebuah konsep dasar dalam
mekanika fluida yang disampaikan oleh
seorangahlimatematika
82
matematika tidak terlalu mendatangkan kemakmuran pribadi. Akan tetapi, minat
Daniel yang sangat besar terhadap bidang matematika,
tidak bisa membendungnya untuk meninggalkan bidang tersebut. Ia terap
Mempelajari matematika di sela-sela pendidikan bisnis dan kedokteran yang
ditekuninya, hingga akhirnya ia berkonsentrasi pada pembahasan aplikasi
matematika dalam bidang fisika mengenai aliran zatcair dan gas (mekanika
fluida). Ia pernah menerbitkan buku berisi hasil karyanya tersebut yang diberi
judul Hydrodinamica. Daniel Bernoulli adalah matematikawan termuda dari
keluarga Bernoulli. Dalam kertas kerjanya yaitu, Bernoulli menunjukkan bahwa
begitu kecepatan aliran dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.
Bagaimanakah definisi Asas Bernoulli?
Asas Bernoulli adalah tekanan fluida ditempat yang kecepatannya tinggi lebih
kecil daripada tempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar
kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya
makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa semakin besar tekanannya.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
83
Hukum Bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah
usaha, energi kinetik, energi potensial fluida persatuan volume fluida tersebut
mempunyai nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energi
kinetik persatuan volume, dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai
yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Pada pembahasan
mengenai persamaan kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju aliran fluida juga
dapat berubah-ubah tergantung luas penampang arus alir. Berdasarkan prinsip
Bernoulli yang dijelaskan diatas, tekanan fluida juga bisa berubah-ubah
tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pemabahasan mengenai
tekanan dalam fluida (fluida statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga
bisa berubah-ubah tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Nah hubungan
penting antara tekanan, laju aliran dan ketinggian aliran bisa kita peroleh dalam
persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli ini sangat penting karena bisa
digunakan untuk menganalisis penerbangan pesawat, pembangkit listrik tenaga
air, sistem perpipaan, dan lainnya.
Agar persamaan Bernoulli yang kita turunkan berlaku secara umum, maka kita
anggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak
sama dan ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar dibawah). Untuk menurunkan
persamaan Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi pada fluida dalam
daerah tabung alir (ingat kembali pembahasan mengenai usaha dan energi).
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
84
Selanjutnya, kita akan memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha yang
dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut.
Kontinuitas). Hal ini menyebabkan perbedaan tekananan pada penampang 2
(bagian kanan tabung alir) dan penampang 1 (bagian kiri tabung alir) – ingat
prinsip Bernoulli. Fluida yang berada di sebelah kiri penampang 1 memberikan
tekanan 𝑝1 pada fluida di sebelah kanannya dan melakukan usaha sebesar:
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
Warna buram dalam tabung alir pada gambar
menunjukkan aliran fluida sedangkan warna
putih menunjukkan tidak ada fluida. Fluida
pada luas penampang 1 (bagiankiri)
mengalirsejauh𝐿1 dan memaksa fluida pada
bagian 2 (bagian kanan) untuk berpindah
sejauh 𝐿2. Karena luas penampang 2 di bagian
kanan lebih kecil, maka laju alirn fluida pada
bagian kanan tabung alir lebih besar (ingat
persamaan
W = Fs → s = L
𝑊1= 𝐹1𝐿1
Karena p = 𝐹
𝐴→ F = pA maka persamaan 𝑊1 bisa ditulis menjadi:
𝑊1=𝑃1𝐴1𝐿1
85
Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida
adalah:
Tanda negative menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah
gerak. Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2. Disamping itu,
gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus diatas, sejumlah
massa fluida di pindahkan dari penampang 1 sejauh 𝐿1 ke penampang 2 sejauh 𝐿2,
dimana volume fluida pada penampang 1 (𝐴1𝐿1) = volume fluida pada
penampang 2 (𝐴2𝐿2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah:
Tanda negative disebabkan karena fluida mengalir keatas, berlawanan dengan
arah gaya gravitasi. Dengan demikian, usaha yang dilakukan pada fluida sesuai
dengan gambar diatas adalah:
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑊1=−𝑃2𝐴2𝐿2
𝑊3= -mg (ℎ2 − ℎ1)
𝑊3= -mgℎ2+ mgℎ1
𝑊3= mgℎ1 − mgℎ2
W = 𝑊1 + 𝑊2+𝑊3
W = 𝑃1𝐴1𝐿1 - 𝑃2𝐴2𝐿2 + mgℎ1- mgℎ2
86
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu
sistem sama dengan perubahan energy kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa
menggantikan usaha (W) dengan perubahan kinetik ( 𝐸𝐾2 − 𝐸𝐾1) . persamaan
diatas bisa kita tulis lagi menjadi:
Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh𝐿1 pada penampang 𝐴1= massa
fluida yang mengalir sejauh 𝐿2 (penampang 𝐴1). Sejumlah massa fluida itu sebut
saja m, mempunyai volume 𝐴1𝐿1 dan 𝐴2𝐿2, dimana 𝐴1𝐿1 = 𝐴2𝐿2 (𝐿2 lebih
pajang daripada 𝐿1).
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
W = 𝑃1𝐴1𝐿1 - 𝑃2𝐴2𝐿2 + mgℎ1- mgℎ2
𝐸𝐾2 − 𝐸𝐾1) = 𝑃1𝐴1𝐿1 - 𝑃2𝐴2𝐿2 + mgℎ1- mgℎ2
½ m𝑣22 −m𝑣12= 𝑃1𝐴1𝐿1 - 𝑃2𝐴2𝐿2 + mgℎ1- mgℎ2
87
1. Teorema Torricelli
Gambar 5. Evangelista Torricelli
Gambar 6. Tabung berlubang
Kita terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2
(permukaan lubang). Karena diameter kran/ lubang pada dasar wadah jauh lebih
kecil dari diameter wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap
nol (𝑣1= 0). Permukaan wadah dan permukaan lubang/ kran terbuka sehingga
tekanannya sama dengan tekanan atmosfir (𝑝1 = 𝑝2). Dengan demikian,
persamaan Bernoulli untuk kasus ini adalah:
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
Penerapanprinsip Bernoulli
Evangelista Torricelli
Lahir : 1608
Meninggal : 1647
Di Italia, ia adalah murid dari Galileo. Tahun
1644, ia menerbitkan karyanya yang pertama
yaitu menentukan cyloida sama dengan tiga kali
luas lingkaran yang menggelinding itu. Dengan
bukti metode kecil tak berhingga, atau sering
disebut dengan infinitesimal.
88
Jika ingin menghitung kecepatan aliran zatc air pada lubang di dasar wadah, maka
persamaan ini kita subsitusi lagi menjadi :
Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa laju aliran air pada lubang yang
berjarak h dari permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas
sejauh h (bandingkan gerak jatuh bebas).
Dinyatakan sebagai Teorema Torricelli yang menyatakan bahwa kecepatan aliran
zat cair pada lubang sama dengan kecepatan benda yang jatuh bebas dari
ketinggian yang sama.
Gambar 7. Lintasan fluida (air) pada wadah berlubang.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑝1 +½ 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑝2 +½ 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
𝜌𝑔ℎ1 = ½ 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
𝜌𝑔ℎ1 = ( ½𝑣22+gℎ2) 𝜌
Massa zatcair sama sehingga 𝜌 kita lenyapkan
gℎ1= ½ 𝑣22+ gℎ2
½ 𝑣22= gℎ1 − gℎ2
𝑣1= √2𝑔(ℎ1 − ℎ2
𝑣1= √2𝑔ℎ
V = √2𝑔ℎ
89
Jika air keluar dari lubang B dengan kelajuan v yang jatuh di titik D, maka
terlihat lintasan air dari titik B ke titik D berbentuk parabola. Berdasarkan
analisis gerak parabola, kecepatan awal fluida pada arah mendatar sebesar
Sedangkan kecepatan awal pada saat jatuh (sumbu Y) merupakan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) dengan percepatan ay = g, berdasarkan persamaan
jarak dengan
Maka diperoleh persamaan untuk menghitung waktu yang diperlukan dari titik B
ketitik D sebagai berikut:
gerak air (fluida) pada sumbu X merupakan gerak lurus beraturan (GLB) sehingga
berlaku persamaan:
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑣𝐵𝑋= v =√2𝑔ℎ
Y = 𝑣0𝑦t +1
2𝑎𝑦𝑡2
X = 𝑣0𝑥t
Karena 𝑣𝑎𝑥= 𝑣𝐵𝑥= v = √2𝑔ℎ maka:
R = X = √2𝑔ℎ√2 (𝐻−ℎ)
𝑔
= √4ℎ (𝐻 − ℎ)
R = 2√ℎ (𝐻 − ℎ)
H- h = 0 + 1
2 g𝑡2
t = √2 (𝐻−ℎ)
𝑔
90
2. Efek Venturi
Selain toerema Torricelli, persamaan Bernoulli juga bisa di terapkan pada
kasus lain yakni ketika fluida mengalir dalam bagian pipa yang ketinggiannya
hampir sama (perbedaan ketinggian kecil). Untuk memahami penjelasan ini,
amati gambar di bawah.
Pada gambar diatas tampak bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa yang
penampangnya besar maupun bagian pipa yang penampangnya kecil, hampir
sama sehingga di anggap ketinggian alias h sama. Jika diterapkan pada kasus
ini, maka persamaan Bernoulli berubah menjadi:
3. Venturimeter
Penerapan menarik dari efek venturi adalah venturimeter. Alat ini di pakai
untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju aliran air atau
minyak yang mengalir melalui pipa. Terdapat 2 jenis venturimeter, yakni
venturimeter tanpa manometer dan venturimeter yang menggunakan
manometer yang berisi cairan lain seperti air raksa. Prinsip kerjanya sama saja.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑝1+ ½ 𝜌𝑣12 +𝜌𝑔ℎ1= 𝑝1+ ½ 𝜌𝑣22 +𝜌𝑔ℎ2 → ℎ1 = ℎ2
𝑝1+ ½ 𝜌𝑣12 = 𝑝2+ ½ 𝜌𝑣22
91
a. Venturimeter Tanpa Manometer
Gambar dibawah menunjukkan sebuah venturimeter yang digunakan untuk
mengukur laju aliran zat cair dalam pipa.
Gambar 8. Venturimeter Tanpa Manometer
Amati gambar diatas, ketika zat cair melewati bagian pipa yang
penampangnya kecil (𝐴2), laju aliran meningkat. Menurut prinsipnya om
Bernoulli jika laju cairan meningkat, maka tekanan cairan menjadi kecil. Jadi
tekanan zat cair pada penampang besar lebih besar dari tekanan zat cair pada
penampang kecil (𝑝1 > 𝑝2) sebaliknya 𝑣2 > 𝑣1
karena 𝑝1 > 𝑝2 dan 𝑣2 > 𝑣1 maka persamaan ini bisa kita subsitusi menjadi
seperti dibawah:
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑝1+ ½ 𝜌𝑣12 = 𝑝2+ ½ 𝜌𝑣22
92
Kita gantikan𝑣2 pada persamaan 1 dengan 𝑣2 pada persamaan 2.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑝1-𝑝2= ½ 𝜌𝑣22-½ 𝜌𝑣12
𝑝1-𝑝2= ½ 𝜌(𝑣22 − 𝑣12)→ persamaan 1
Masi ingat persamaan kontinuitas kan?
Nah persamaannya……
𝐴1𝑣1= 𝐴2𝑣2
𝑣2= 𝐴1𝑣1
𝐴2
𝑝1 − 𝑝2 = ½ (𝑣22−𝑣12)
𝑝1 − 𝑝2 = ½ 𝜌 [(𝐴1𝑣1
𝐴2) - 𝑣22]
𝑝1 − 𝑝2 = ½ 𝜌 [(𝐴
12𝑣12
𝐴22) - 𝑣22]
𝑝1 − 𝑝2 = ½ 𝜌𝑣12[(𝐴
12
𝐴22) – 1] → Persamaan 3
93
Dalam pokok bahasan tekanan pada fluida, guru muda telah menjelaskan bahwa
untuk menghitung tekanan fluida pada suatu kedalaman tertentu, kita bisa
menggunakan persamaan:
Jika perbedaan massa jenis fluida sangat kecil, maka kita bisa menggunakan
persamaan ini untuk menentukan perbedaan tekanan pada ketinggian yang
berbeda (jika bingung, baca kembali pembahasan mengenai tekanan dalam fluida
– fluida statis). Dengan demikian persamaan bisa kita subsitusi menjadi:
Karena zat cairnya sama, maka massa jenisnya juga pasti sama. Kita lenyapkan
rho dari persamaan
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
∆p = 𝜌g∆h
Untuk kasus diatas, persamaan ini bisa dimodif menjadi:
𝑝1 − 𝑝2 = 𝜌gh→ persamaan b
Sekarang kitaganti 𝑝1 − 𝑝2 pada persamaan 3, dengan 𝑝1 − 𝑝2 pada persamaan b
𝑝1 − 𝑝2 = 1
2𝜌𝑣12[(
𝐴12
𝐴22)-1]
𝜌gh = 1
2𝜌𝑣12[(
𝐴12
𝐴22)-1]
P = 𝜌gh → persamaan a
94
Persamaan ini kita gunakan untuk menentukan laju zat cair yang mengalir dalam
pipa.
b. Venturimeter Dengan Manometer
Pada prinsipnya venturimeter dengan manometer hampir sama dengan
venturimeter tanpa manometer. Hanya saja dalam venturimeter ini ada tabung U
yang berisi air raksa. Perhatikan gambar di bawah! Berdasarkan penurunan rumus
yang sama pada venturimeter tanpa manometer, diperoleh kelajuan aliran
fluida 𝑣1 adalah sebagai berikut.
Gambar 9. Venturimeter dengan manometer
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
gh = 1
2𝑣12[(
𝐴12
𝐴22)-1]
2gh = 𝑣22 [(𝐴12
𝐴22)-1]
𝑣12 = 2𝑔ℎ
(𝐴
12
𝐴22
)−1
𝑣1 = √2𝑔ℎ
(𝐴
12
𝐴22
)−1
95
4. Tabung Pitot
Kalau venturimeter digunakan untuk mengukur laju aliran zat cair, maka
tabung pitot digunkan untuk mengukur laju aliran gas/ udara. Perhatikan
gambar di bawah ini.
Gambar 10. Tabung pitot
Pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup
jauh dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara diluar lubang
sama seperti laju dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini 𝑣1=
laju aliran udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan
pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir
bebas (𝑝1).
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑣1 = √2𝜌𝑟 𝑔ℎ
ρu(𝐴
12
𝐴22
)−1
Keterangan:
𝜌𝑟 = massa jenis raksa
𝜌𝑢= massa jenis udara
96
Lubang yang menujuke kaki kanan manometer, tegaklurusdenganaliranudara.
Karenanya, lajualiranudara yang lewat di lubangini (bagiantengah) berkurang dan
udaraberhentiketikatiba di titik 2. Dalamhalini, 𝑣2= 0. Tekanan pada kaki kanan
manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (𝑝2). Ketinggian titik 1 dan titik
2 hampirsama (perbedaannyatidakterlalubesar) sehinggabisadiabaikan. Ingatya,
tabung pitot juga dirancangmenggunakanprinsip efek venturi.
Miripsepertisiventurimeter, bedanyasitabung pitot ini di pakaiuntuk mengukur
laju gas alias udara. Karenanya kita tetap menggunakan persamaan efek
venturi.Sekarang kita subsitusi persamaannya menjadi:
Perbedaan tekanan (𝑝2 − 𝑝1) = tekanan hidrostatis zat cair dalam manometer
(warna hitam dalam manometer adalah zat cair, air raksa misalnya). Secara
matematis bisa di tulis sebagai berikut:
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑝1 + ½ 𝜌𝑣12 = 𝑝2+ ½ 𝜌𝑣22
𝑝1 + ½ 𝜌𝑣12 = 𝑝2
𝑝1 − 𝑝2 = ½ ½ 𝜌𝑣12 → persamaan 1
𝜌 = massa jenis udara
97
perhatikan persamaan 1 dan persamaan 2. Ruas kirinya sama (𝑝2 − 𝑝1).
Karenanya persamaan 1 dan 2 bisa di subsitusi menjadi seperti ini:
Persamaan ini digunakan untuk menghitung laju aliran gas alias udara
menggunakan tabung pitot.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝑝2 − 𝑝1= 𝜌’gh → persamaan 2
1
2𝜌𝑣12 = 𝜌′gh
𝜌𝑣12 = 2 𝜌′gh
𝑣12 = 2𝜌′gh
𝜌
𝑣1 = √2𝜌′gh
𝜌
v = √2𝜌′gh
𝜌
98
5. Alat Penyemprot
Pernah pakai parfum kah? Prinsip kerja penyemprot parfum dkk juga
menggunakan prinsip Bernoulli. Perhatikan gambar di bawah. Ini cuman
gambaran umum saja, bagaimana pun setiap pabrik punya rancangan yang
berbeda.
Gambar 11. Penyemprot parfum
Secara garis besar, prinsip kerja penyemprot parfum bisa di gambarkan
sebagai berikut (sambil melihat gambar).Ketika bola karet diremas, udara
yang ada dalam bola karet meluncur keluar melalui pipa 1.Karenanya,
udara dalam pipa 1 mempunyai laju yang
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
99
lebih tinggi. Karena laju udara tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi
rendah. Sebaliknya, udara dalam pipa 2 mempunyai laju yang lebih rendah.
Tekanan udara dalam pipa 2 lebih tinggi. Akibatnya, cairan parfum didorong
keatas. Ketika si cairan parfum tiba di pipa 1, udara yang menyembur membasahi
tubuh. Biasanya lubang berukuran kecil, sehingga parfum meluncur dengan cepat
ingat persamaan kontinuitas, kalau luas penampang kecil, maka fluida bergerak
pelan.
Gambar 12. Penyemprot nyamuk
Apabila penghisap ditekan, udara keluar dengan cepat melalui lubang sempit
pada ujung pompa. Berdasarkan hukum Bernoulli, pada tempat yang
kecepatannya besar tekanannya akan mengecil. Akibatnya, tekanan udara pada
bagian atas penampang lebih kecil dari pada tekanan udara pada permukaan cairan
dalam penampung. Karena perbedaan tekanan ini cairan akan bergerak naik dan
tersembur keluar dalam bentuk kabut bersama semburan udara pada ujung pompa.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
100
6. Pipet
Kamu pernah minum teh atau sirup menggunakan pipit atau penyedot kan? Cairan
apa pun kita minum bisa masuk kedalam mulut bukan karena kita nyedot. Prinsip
om Bernoulli berlaku juga untuk kasus ini…. Ketika kita mengisap alias
menyedot mengggunakan pipet,sebenarnya kita Membuat udara dalam pipet
bergerak lebih cepat. Dalam hal ini, udara dalam pipet yang nempel kemulut kita
mempunyai laju yang lebih tinggi. Akibatnya, tekanan udara dalam pipet itu
menjadi lebih kecil. Nah, udara dalam bagian pipet yang dekat dengan minuman
mempunyai laju yang lebih kecil. Karena lajunya kecil, maka minuman yang kita
minum mengalir masuk kedalam mulut kita. Dalam hal ini, cairan itu bergerak
dari bagian pipet yang tekanan udaranya tinggi menuju bagian pipet yang tekanan
udaranya rendah.
7. Cerobong Asap
Pernah lihat cerobong asap? Yang tinggal di kota, seperti surabaya, semarang,
Jakarta pasti pernah pernah lihat cerobong asap pabrik. Mengapa asap bisa
bergerak naik melalui cerobong? Pertama, asap hasil pembakaran memiliki suhu
tinggi alias panas. Karena suhu tinggi, maka massa jenis udara tersebut kecil.
Udara yang massa jenisnya kecil mudah terapung alias bergerak keatas.
Alasannya bukan cuman ini, prinsip Bernoulli juga terlibat dalam persoalan ini.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
101
Kedua, prinsip Bernoulli mengatakan bahwa jika laju aliran udara tinggi makat
ekanannya menjadi kecil, sebaliknya jika laju aliran udara rendah maka
tekanannya besar. Ingat bahwa bagian atas cerobong berada di luar ruangan. Ada
angin yang meniup di bagian atas cerobong, sehingga tekanan udara disekitarnya
lebih kecil. Di dalam ruangan tertutup tidak ada angin yang meniup, sehingga
tekanan udara lebih besar. Karenanya asap di giring keluar lewat cerobong (udara
bergerak dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ketempat yang tekanan
udaranya rendah).
8. Tikus Dan Prinsip Bernoulli
Perhatikan gambar di bawah. Ini gambar lubang tikus dalam tanah. Tikus juga
tahu prinsip om Bernoulli. Si tikus tidak mau mati karena sesak nafas, karenanya
tikus membuat 2 lubang pada ketinggian yang berbeda. Akibat perbedaan
ketinggian permukaan tanah, maka udara berdesak-desakan dengan temannya
(bagian kanan). Mirip seperti air yang mengalir dari pipa yang penampangnya
besar menuju pipa yang penampangnya kecil. Karena berdesak-desakan maka laju
udara meningkat (tekanan udara menurun).
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
102
Gambar 13. Jalan Tikus
Karena ada perbedaan tekanan udara, dipaksa mengalir masuk melalui lubang
tikus. Udara mengalir dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ketempat yang
udaranya rendah. Tikus Merasa lega ada hembusan angin sepoi-sepoi kering, yang
membuat tikus tidak kepanasan. Si tikus sudah di program sang pencipta alam
semesta dan seisinya demikian.
9. Gaya Angkat Pada Pesawat Terbang
Salah satu faktor yang menyebabkan bisa terbang adalah adanya sayap. Bentuk
sayap pesawat melengkung dan bagian depannya lebih tebal dari pada bagian
belakangnya. Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Ide ini ditiru dari sayap
burung. Bentuk sayap burung juga seperti itu (sayap burung melengkung dan
bagian depannya lebih tebal). Pernah lihat burung tidak? Bedanya sayap burung
bisa di kepakkan, sedangkan sayap pesawat tidak. Burung bisa terbang karena ia
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
103
mengepakkan sayapnya, sehingga ada aliran udara yang melewati kedua sisi
sayap. Agar udara bisa mengalir pada kedua sisi sayap pesawat, maka pesawat
harus digerakkan maju. Manusia menggunakan mesin untuk menggerakakkan
pesawat (mesin baling-baling atau mesin jet).
Gambar 14. Aerofil
Bagian depan sayap dirancang melengkung keatas. Udara yang mengalir dari
bawah berdesak-desakan dengan temannya yang ada di sebelah atas. Mirip seperti
air yang mengalir dari pipa yang penampangnya besar ke pipa yang
penampangnya kecil. Akibatnya, laju udara di sebelah atas sayap meningkat.
Karena laju udara meningkat, maka tekanan udara menjadi kecil. Sebaliknya, laju
aliran udara di sebelah bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak berdesak-
desakan (tekanan udaranya lebih besar). Adanya perbedaan tekanan ini, membuat
sayap pesawat didorong keatas. Karena sayapnya nempel dengan badan si
pesawat, karena si pesawat ikut terangkat. Prinsip om Bernoulli ini hanya salah
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
104
satu faktor yang menyebabkan pesawat terangkat. Penyebab lain adalah
momentum. Biasanya, sayap pesawat dimiringkan sedikit keatas. Pernah lihat
pesawat belum? Coba perhatikan sayap pesawat. Posisinya miring? Itu juga punya
tujuan, bukan asal miring. Udara yang mengenai permukaan bawah pesawat di
belokkan kebawah. Karena pesawat punya dua sayap, yakni di bagian kiri dan
kanan maka udara yang di belokkan kebawah tadi saling berciuman. Perubahan
momentum molekul udara yang berciuman alias bertumbukan menghasilkan gaya
angkat tambahan (ingat lagi momentum dan tumbukan). Masih ada lagi, coba
perhatikan gambar diatas. Bagian depannya melengkung keatas tujuannya biar
prinsip om Bernoulli bisa di manfaatkan habis-habisan (mengenai hal ini bisa
dijelaskan diatas). Bagian atas sayap itu melengkung kebawah lagi, sampai
kebuntuntutnya. Itu juga punya tujuan, karena bentuk sayapmelengkung kebawah
sampai ke buntutnya maka udara di paksa oleh sayap untuk mengalir lagi
kebawah. Menurut Newton dalam hukum III Newton, karena ada gaya aksi maka
ada gaya reaksi. Karena sayap memaksa udara turun, maka uadara
harus memaksa sayap naik. Dalam ini, udara memberikan gaya angkat pada
sayap. Jadi bukan Cuma prinsip Bernoulli saja yang bikin pesawat bisa terangkat.
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
105
Gambar 15. Aerofil 2
Dengan A sebagai luas penampang pesawat, maka besarnya gaya angkat dapat
diketahui dengan melalui persamaan berikut:
pesawat terbang dapat terangkat keatas jika gaya angkat lebih besar dari pada
berat pesawat. Jadi, suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat
pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat,
makin besar kecepatan udara. Hal ini berarti gaya angkat sayap pesawat makin
besar. Demikian pula, makin besar ukuran sayap makin besar gaya angkatnya.
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar dari pada berat
pesawat (𝐹1 − 𝐹2) >mg. jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan
pilot ingin mempertahankan ketinggiannya (melayang di udara), maka kelajuan
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
𝐹1 − 𝐹2 = (𝑝1 − 𝑝2) A
𝐹1 − 𝐹2 = 1
2𝜌 (𝑣1 − 𝑣2) A
106
pesawat harus diatur sedemikian rupas ehingga gaya angkat sama dengan
berat(𝐹1 − 𝐹2) = mg.
10. PerahuLayar
Dirimu pernah naik perahu layarkan? Perahu layar biasanya berlayar melawan
angin. Kok bisa lawan angin? Seharusnya angin meniup perahu dan sopirnya
kebelakang. Nelayan juga tahu prinsip Bernoulli. Cuman nelayan tidak tahu, kalau
cara menggerakkan perahu dengan memanfaatkan angin itu namanya prinsip
Bernoulli. Kapal layar merupakan penerapan dari prinsip Bernoulli yang
digunakan untuk menghitung gaya angkat pada airfoil. Airfoil??? Aifoil adalah
bentuk sayap atau pisau (dari baling-baling, rator atau turbin) .bagian-bagian
darikapal layar yaitu:
Gambar 16. KapalLayar
Hull :bagian dari kapal layar yang berisi semua komponen internal.
Tiller :bagian dari dalam Hull
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
107
Rudder :bagian yang melekat pada tiller (kemudi air)
Mainsail :layar yang menangkap sebagian besar angin untuk mendorong kapal
layar.
Mast :sisi vertikal yang menempel pada main sail untuk mengamankan sisi
horizontal pada boom
Boom :sejajar tiang panjang yang berguna untuk memanfaatkan angin sebaik
mungkin
Jib :layar segitiga kecil yang menambahkan kekuatan tambahan untuk mainsail.
Keel :menyeimbangkan kapal agar tidak terbalik
Bagaimana kapal layar bergerak dengan Hukum Bernoulli?
Ketika angin mengalir, di sisi lain kapal layar bergerak dengan cepat dan
mendorong dengan keras… dengan demikian layar menerima kekuatan yang
tegak lurus terhadap arah angin di dukung oleh keel kapal yang melakukan gerak
lateral sehingga kapal hanya bisa bergerak maju yang membuat kekuatan kapal
layar lebih besar dari pada kekuatan angin. Kapal layar dapat bergerak berlawanan
dengan arah angin memanfaatkan hukum Bernoulli. Untuk dapat bergerak kearah
yang di inginkan maka kapal layar harus mempunyai dua buah layar yang dapat
diatur-atur. Gaya Bernoulli (akibat perbedaan tekanan) mendorong kapal dengan
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
108
tegak lurus dengan arah angin. Namun, pada saat bersamaan air laut menarik sirip
kapal dalam arah yang hampir tegak lurus dengan sumbu kapal. Jadi, ada dua gaya
sekaligus yang bekerja pada kapal yaitu gaya Bernoulli yang bekerja pada layar
dan gaya oleh air pada sirip kapal. Dua gaya Tersebut Memiliki arah yang hampir
berlawanan dengan arah angin dan kapal layar bergerak dalam arah hampir
berlawanan dengan arah datangnya angin.
Tuliskan contoh penerapan hukum
Bernoulli dalam kehidupan sehari-
hari selain yang di jelaskan diatas!!!!!!
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
109
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri. Ari Damiri. 2009. Fisikauntuk SMA/MA . Jakarta: Pusat
Perbukua, Depdiknas
Haryadi, Bambang. 2009. Fisikauntuk SMA/MA. Jakarta: Pusat
PembukuanDepdiknas
Sarwono. Sunarroso. Suyatman. 2009. Fisikamudah dan sederhana. Jakarta: Pusat
Pembukuan, Depdiknas
Siswanto. Sukaryadi. 2009. KompetensiFisika. Jakarta: Pusat Pembukuan,
Depdiknas
www.gurumuda.com
http://amaliandini.wordpress.com/2011/03/08/penerapan-prinsip-bernoulli-
pada-kapal-layar/
www.fisikastudycenter.com
http://adiwarsito.wordpress.com
Modul FluidaDinamis SMAN 1 Batuputih
110
LAMPIRAN E
1. SURAT IZIN PENELITIAN
2. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
3. KETERANGAN TELAH MELAKUKAN VALIDASI
4. BERITA ACARA PROPOSAL
5. LEMBAR PERBAIKAN
111
1. Surat izin penelitian
112
2. Surat keterangan telah melakukan penelitian
113
3. Surat keterangan telah melakukan validasi
114
4. Berita acara proposal
115
116
5. Lembar perbaikan proposal
117
118
119
RIWAYAT HIDUP
Fatimah, seorang hamba Allah yang lahir di Mataleuno pada tanggal 14 mei
1998, anak kedua dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan
Muhammad.L dan Nur Asia. Penulis memulai jenjang pendidikan formal
sekolah dasar di SD Negeri 1 Mataleuno pada tahun 2004 dan selesai pada
tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 2 Pakue Tengah yang sekarang dan selesai pada tahun 2013. Kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Bantaeng yang sekarang telah berubah
nama menjadi SMA Negeri 1 Batuputih dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun yang sama pula
penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan tercatat sebagai mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.