28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kebidanan di Indonesia mempunyai akar yang kuat sejak jaman Belanda, dan mengalami pasang surut sepanjang jaman kemerdekaan terutama ditinjau dari segi penyelengaraan sebagai institusi yang mempersiapkan bidan sebelum diterjunkan untuk memberikan pelayanan di masyarakat. Riwayat pendidikan bidan di Indonesia sangat fluktuaktif dan mengalami pasang surut, dengan sendirinya menghasilkan kinerja pelayanan bidan yang berfariasi. Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien. Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang berkuliatas dan sebagai tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat, khususnya keluarga sebagai unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi strategis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan paripurna), yang 1

Pengertian Mutu pelayanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengertian Mutu pelayanan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kebidanan di Indonesia mempunyai akar yang kuat sejak jaman Belanda, dan

mengalami pasang surut sepanjang jaman kemerdekaan terutama ditinjau dari segi

penyelengaraan sebagai institusi yang mempersiapkan bidan sebelum diterjunkan untuk

memberikan pelayanan di masyarakat. Riwayat pendidikan bidan di Indonesia sangat

fluktuaktif dan mengalami pasang surut, dengan sendirinya menghasilkan kinerja pelayanan

bidan yang berfariasi.

Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat

dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik

sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan

kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan bidan untuk berkomunikasi

secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien.

Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang berkuliatas dan sebagai

tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat, khususnya keluarga

sebagai unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi strategis untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang bersifat holistik komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan

paripurna), yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya

mencapai terwujudnya paradigma sehat.

Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang professional dan handal

memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya berhubungan dengan

nyawa manusia, disamping harus professional dalam pelayanan, professional berkomunikasi

dan juga bidan juga sabar (telaten) agar pasien merasa aman dan nyaman di saat melakukan

pelayanan kehamilan, persalinan, masa nifas, keluarga berencana dan lain sebagainya.

Untuk mendukung peningkatan keterampilan bidan dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas, Departemen kesehatan telah menyusun berbagai pedoman dan standar asuhan

kebidanan sehingga dapat digunakan sebagai acuan. Seiring dengan itu pula pemerintah dan

berbagai pihak di Indonesia terus mengembangkan pendidikan kebidanan yang berhubungan

1

Page 2: Pengertian Mutu pelayanan

dengan perkembangan pelayanan kebidanan baik pendidikan formal maupun non formal.

Dan sejak tahun 2000 telah dibentuk tim pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang

dikoordinasi oleh Maternal Neonatal Health (MNH) yang sampai saat ini telah melatih APN

di beberapa propinsi/kabupaten di Indonesia guna menjawab kebutuhan/tuntutan masyarakat

akan pelayanan kebidanan yang berkualitas (Depkes, 2005).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud mutu layanan?

2. Apa saja program-program yang ada di dalam pelayanan kebidanan?

3. Bagaimana cara menjaga mutu pelayanan kebidanan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui definisi mutu layanan

2. Mengetahui program-program dalam pelayanan kebidanan

3. Mengetahui dan dapat mempraktikkan cara menjaga mutu pelayanan kebidanan

2

Page 3: Pengertian Mutu pelayanan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutu pelayanan

Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar

pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan

pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya

adlah kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.

Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi

mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan

daftar wewenang yang sudah tertulis.

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus

memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk

pembangunan dalam negri, salah satunya dalam aspek kesehatan.

1. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidaup sehat bagi setiap warga negara Indonesia melalaui upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang

berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah satu focus utama agar mampu mempunyai

daya saing adalah bagaiamana peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber

daya manusia dibentuk sejak janin didalam kandugan, masa kelahiran dan masa bayi serta

masa tumbuh kembang balita. Hany asumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki

pengetahuan dankemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi

perubahan serta mampu bersaing.

2. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia.

Karena pelayanan bidan meliputi kesehatanreproduksi wanita, sejak remaja, masa calon

pengantin,masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan

menoupause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah.

3

Page 4: Pengertian Mutu pelayanan

3. Visi pembangunan kesehatan indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang optimal

dengan strategi: paradigma sehat, profesionlisme, JPKM dan desentralisasi.

Mutu dalam pelayanan kesehatan dapat dimaksudkan adalah dari aspek teknis medis

yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja, atau mutu

kesehatan dalam sudut pandang sosial dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan,

termasuk akibat-akibat manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan

lainnya.

Menilai mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses pelayanan,

yang berdasarkan tingkat dimana pelayanan memberikan kontribusi terhadap nilai outcomes.

Proses pelayanan dibagi dalam dua komponen utama, antata lain:

1. Proses interpersonal

Adalah wahana yang diperlukan untuk aplikasi dari pelayanan teknis, namun ia juga

penting dalam kaidah-kaidahnya sendiri, karena ia sendiri adalah mungkin sebagai

trapi atau penyembuh.

2. Pelayanan teknik(medis)

Adalah aplikasi ilmiah dan teknologi medis dan ilmu kesehatan lainnya, terhadap

persoalan kessehata seseorang. Manajemen pelayanan medis adalah gabungan atau

interaksi antara manajemen teknis medis dengan sosial psikologi antara klien dan

praktisioner.

Pelayanan kebidanan bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk dan

diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah

ditetapkan. Kode etik dan standar pelayanan profesi, pada dasarnya merupakan kesepakatan

di antara kalangan profesi sehingga wajib digunakan sebagai pedoman dalam

penyelenggaraan setiap kegiatan profesi.

Dimensi kepuasan pasien dapat dibedakan menjadi dua macam:

Pertama, kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayanan

profesi kebidanan. Kepuasan tersebut pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan

4

Page 5: Pengertian Mutu pelayanan

pasien mengenai hubungan bidan dengan pasien, kenyamanan pelayanan, kebebasan

melakukan pemulihan, pengetahuan dan kompetensi (scientific knowledge dan technical

skill) serta efektivitas pelayanan.

Kedua, kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kebidanan.

Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan pelauanan

kebidanan dapat memuaskan pasien. Ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu adalah

ketersediaan pelayanan kebidanan (acailable), kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate),

kesinambungan pelayanan kebidanan (continue), penerimaan jasa pelayanan kebidanan

(acceptable), keterjangkauan pelayanan kebidanan (affordable), efisiensi pelayanan

kebidanan (efficient), dan mutu pelayanan kebidanan (quality). Mutu pelayanan kebidanan

berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang

mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan. Tujuan akhir kedua

dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut adalah kepuasan pasien yang dilayani bidan.

B. Program-program dalam pelayanan kebidanan

1. JAMPERSAL (JAMinan PERSALinan)

Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang

meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk

pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.

Tujuan umum : jaminan persalinan mempunyai tujuan untuk menjamin akses

pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka

menurunkan AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi).

Tujuan khusus :

a) Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertologan persalinan, dan

pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan,

b) Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan,

c) Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan,

5

Page 6: Pengertian Mutu pelayanan

d) Meningkatkan cakupan penangan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan

bayi baru lahir,

e) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan

akuntabel.

Sasaran:

Yang dijamin oleh jaminan persalinan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari), dan bayi baru lahir (usia 0-28 hari).

Yang dapat memperoleh pelayanan jaminan persalinan adalah seluruh ibu

hamil yang belum mempunyai jaminan kesehatan.

 Kebijakan operasional :

a) Pengelolaan jaminan persalinan di setiap jenjang pemerintahan (pusat,

propinsi, dan kabupaten/ kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan

jamkesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

b) Pengelolaan kepesertaan jaminan persalinan merupakan perluasan

kepesertaan dari program jamkesmas yang mengikuti tata kelola kepesertaan

dan manajemen jamkesmas, namun dengan kekhususan dalam hal penetapan

pesertanya.

c) Peserta jaminan persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh

jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan

(rumah sakit) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan

tim pengelola jamkesmas dan BOK kabupaten/ kota

d) Pelaksanaan pelayanan jaminan persalinan mengacu pada standar pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

e) Pelayanan jaminan persalinan diselenggarakan dengan prinsip portabilitas,

pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan.

f) Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan

pemerintah (puskesmas dan jaringannya) didanai berdasarkan usulan POA

puskesmas.

6

Page 7: Pengertian Mutu pelayanan

g) Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan

swasta dibayarkan dengan mekaniskme klaim. Klaim persalinan didasarkan

atas tempat (lokasi wilayah) pelayanan persalinan dilakukan.

2. Program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival)

Dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN tersebut, pada tanggal 26

Januari 2012 Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita, MPHM

telah meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS).

Program EMAS merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia

dengan lembaga donor USAID, yang bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKN di

Indonesia sebesar 25%. Untuk mencapai target tersebut, program EMAS akan

dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian yang besar, yaitu

Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi

Selatan, dimana pada tahun pertama akan dilaksanakan pada 10 kabupaten.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena berdasarkan data Kementerian Kesehatan

sekitar 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam

provinsi tersebut. Demikian pula dengan kematian neonatal, sekitar 58,1% dari

jumlah total nasional juga “disumbangkan” oleh keenam provinsi tersebut. Dari hasil

analisis, diyakini bahwa percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia akan dapat diakselerasi apabila

kematian ibu dan kematian neonatal di enam provinsi tersebut dapat dikurangi secara

signifikan.

Upaya penurunan AKI dan AKN melalui program EMAS akan dilakukan dengan

cara:

Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal

di 150 Rumah Sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas (PONED)

Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah

Sakit

7

Page 8: Pengertian Mutu pelayanan

Dalam pelaksanaannya di lapangan, upaya tersebut dilakukan dengan pendekatan

“Vanguard”, yaitu:

Memilih dan memantapkan sekitar 30 RS dan 60 Puskesmas yang sudah cukup

kuat agar berjejaring dan dapat membimbing jaringan Kabupaten yang lain, dan

Melibatkan RS/RB swasta untuk memperkuat jejaring sistem rujukan di daerah

Pada peluncuran program EMAS yang diawali dengan keynote speech dari Utusan

Presiden RI Untuk MDGs Prof dr. Nila Moeloek dan dihadiri oleh perwakilan dari

Kemenko Kesra serta para peserta acara yang di antaranya berasal dari provinsi-

provinsi lokasi program, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan mengharapkan

agar program ini dapat berjalan dengan sukses dan pada akhirnya nanti benar-benar

dapat memberi dampak positif secara nasional dalam percepatan pencapaian target

MDGs 4 dan 5.

3. ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain

pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam

tahap ASI eksklusif ini.

Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia

menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah

yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu

cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

Bagaimana Mencapai ASI eksklusif?

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai

dan mencapai ASI eksklusif.

Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran

Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau

minuman lain, bahkan air putih sekalipun.

Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang

dan malam.

8

Page 9: Pengertian Mutu pelayanan

Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak

bersama anak.

Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

Manfaat ASI Eksklusif Enam Bulan daripada hanya empat bulan.

Untuk Bayi :

Melindungi dari infeksi gastrointestinal

Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan

yang ASI eksklusif hanya empat bulan.

ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi

Untuk Ibu :

Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga

Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan

berikutnya

Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat

besi sebanyak ketika mengalami menstruasi

Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam

bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

lebih ekonomis.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan selama menyusui :

Nutrisi

Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi

kuantitas dan bukan kualitas ASI-nya, ibu menyusui selayaknya tidak

membatasi konsumsi makanannya.

Istirahat

Bila laktasi tidak berlangsung baik, biasanya penyebab utamanya adalah

kelelahan pada ibu. Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan

kebutuhan yang harus dipenuhi.

9

Page 10: Pengertian Mutu pelayanan

Obat-obatan

Pemakaian obat-obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian,

apakah mempunyai efek positif atau negatif terhadap laktasi. Sebagai contoh,

beberapa obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang

mengandung hormon estrogen.

Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui

Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi menempel betul

pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi

membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi mengisap ASI

pelan-pelan dengan kuat, putting susu ibu tidak terasa sakit dan putting

terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.

Penilaian kecukupan ASI pada bayi

Bayi usia 0-4 bulan atau 6 bulan dapat dinilai cukup pemberian ASI nya bila

tercapai keadaan sebagai berikut : 1) berat badan lahir telah pulih kembali

setelah bayi berusia 2 minggu, 2) kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai

dengan kurva pertumbuhan normal, 3) bayi banyak ngompol, sampai 6 kali

atau lebih dalam sehari, 4) tiap menyusui, bayi menyusu dengan kuat (“rakus”)

tetapi kemudian melemah dan bayi tertidur, 5) payudara ibu terasa lunak

setelah disusukan dibandingkan sebelum disusukan.

Ibu bekerja

Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan

bayi menyusu dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus kembali

bekerja.

Pemberian makanan pendamping ASI

Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4-6 bulan.

Bila ibu bekerja, sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam

kerja, sehingga ASI apat tetap diberikan bila ibu berada di rumah.

Penyapihan

Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan

meningkatkan frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi

pemberian ASI secara bertahap dalam kurun waktu 2-3 bulan.

10

Page 11: Pengertian Mutu pelayanan

4. POSYANDU

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan

masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam

mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan

dan keluarga berencana. (Nasrul Effendi : 1998)

Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan

oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari

puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. (Nasrul Effendi : 1998)

Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola

dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari

petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKBBS. (Nasrul Effendi : 1998)

Tujuan posyandu :

a) Mempercepat penurunan angka kematian Ibu dan Anak

b) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

c) Mempercepat penerimaan NKBBS

d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan

kemampuan hidup sehat

e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

penduduk berdasarkan letak geografi

f) Meningkatkan pembinaan dan peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

Sasaran posyandu

Bayi berusia kurang dari 1 tahun

Anak balita berusia kurang dari 1 tahun

Anak balita berusia 1-5 tahun

11

Page 12: Pengertian Mutu pelayanan

Ibu hamil, ibu menyusu dan ibu nifas

Wanita usia subur

Kegiatan posyandu

Lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu) :

1) Kesehatan ibu dan anak

2) Keluarga berencana

3) Immunisasi

4) Peningkatan gizi

5) Penanggulangan diare

Tujuh kegiatan posyandu :

1) Kesehatann ibu dan anak

2) Keluarga berencana

3) Immunisasi

4) Peningkatan gizi

5) Penanggulangan diare

6) Sanitasi dasar

7) Penyediaan obat esensial

Pembentukan Posyandu

Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti

a) Pos penimbangan balita

b) Pos immunisasi

c) Pos keluarga berencana

d) Pos kesehatan

e) Pos lainnya yang bentuk baru

f) Persyaratan posyandu

g) Penduduk RW paling sedikit terdapat 100 orang balita

h) Terdiri dari 120 KK

i) Disesuaikan dengan kemampuan petugas (Bidan Desa)

j) Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dala satu tempat atau

kelompok tidak terlalu jauh.

Alasan pendirian posyandu:

12

Page 13: Pengertian Mutu pelayanan

Posyandu dapat memberika pelayanan kesehatan khususnya upaya

pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan Kb posyandu

dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga

menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang

kesehatan dan keluarga berencana.

5. TABULIN

Tabulin adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif karena

langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat social ini sangat membantu

warga, terutama yang ekonominya lemah. Program ini sangat tepat dan efektif dalam

upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani

dalam mendukungprogram tersebut karena penggalangan dana tabungan dilakukan

melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela).

Tabungan ini sifatnya incidental, keberadaannya terutama pada saat mulai

kehamilan dan berakhir ketika ibu sudah melahirkan. Tabungan ini akan sangat

membantu, terutama bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat menghadapi

persalinan karena masalah biaya dapat diatasi. Secara psikologis, ibu akan merasa

tenang menghadapi persalinan.

Tabulin ini biasanya dikoordinasi oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan

yang akan menjamin akses ibu ke pelayanan kesehatan. Perlindungan pembiayaan

kesehatan sendiri harusnya dimiliki setiap individu selama fase  kehidupannya.

Adapun tujuan dari diadakannya tabulin ini adalah sebagai berikut :

1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia

2) Meningkatkan derajat kesehatan masyrakat, terutama ibu hamil

3) Memotivasi masyarakat, terutama ibu hamil untuk menyisihkan sebagian

uangnua di tabung sebagai persiapan persalinan.Melalui tabulin bumil

diharapakan dapat menabung sehingga saat melahirkan, tidak mengalami

kesulitan biaya persalinan karena sudah adadana tabungan. Kegiatan ini

adalah upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu.

Meskipun demikian, cara ini belum menjamin 100% menjamin ibu

hamil selamat dari maut.

13

Page 14: Pengertian Mutu pelayanan

Adapun fasilitas TABULIN sebagai berikut berdasarkan paket yang ada :

Gold (kls vip, ia, ib)

1. Diskon kamar 15 %

2. Gratis senam hamil 5 x

3. Gratis senam nifas 2 x

4. Diskon 50 % USG non print 2 x

5. Diskon 15 % Akta kelahiran

6. Gimmick

7. Foto Memorial

Silver a (kls ii)

1. Diskon kamar 15 %

2. Gratis senam hamil 3 x

3. Gratis senam nifas 2 x

4. Diskon 50 % USG non print 2 x

5. Diskon 15 % Akta kelahiran

6. Gimmick

7. Foto Memorial

Silver b (kls iii)

1. Diskon kamar 15 %

2. Gratis senam hamil 2 x

3. Gratis senam nifas 1 x

4. Diskon 50 % USG non print 1 x

5. Diskon 15 % Akta kelahiran

6. Gimmick

7. Foto Memorial

14

Page 15: Pengertian Mutu pelayanan

C. Cara menjaga mutu pelayanan kebidanan

Menjaga mutu (quality assurance) adalah terminologi dimana pada umumnya

merujuk pada usaha-usaha profesional pelayanan kesehatan dan institusi-institusi

dalam menyediakan fakta/keterangan-keterangan/bukti dimana mutu dari utilisi

pelayanan medis diselenggarakan

Cara-caranya, sebagai berikut :

1) Berorientasi kedepan untuk mempertemukan kebutuhan dan harapan pasien

dan masyarakat

2) Meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.

Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat

diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang

benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat

diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan

dan pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar.

3) Meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.

Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan

dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang

dibawah standar. Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau

karena harus mengatasi berbagai efek samping karena pelayanan yang

dibawah standar akan dapat dicegah.

4) Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan

masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan

ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar dalam turut

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

5) Melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya

gugatan hukum.

Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan

sosial ekonomi masyarakat serta diberlakukannya berbagai kebijakan

15

Page 16: Pengertian Mutu pelayanan

perlindungan publik, tampak kesadaran hukum masyarakat makin meningkat

pula. Untuk melindungi kemungkinan munculnya gugatan hukum dari

masyarakat yang tidak puas terhadap pelayanan kesehatan, tidak ada pilihan

lain yang dapat dilakukan kecuali berupaya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang terjamin mutunya. Dalam kaitan itu peranan program menjaga

mutu jelas amat penting, karena apabila program menjaga mutu dapat

dilaksanakan dapatlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang

bermutu, yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan para pemakai jasa

pelayanan kesehatan.

6) Hubungan tenaga kesehatan/bidan-pasien (midwife-patient relationship).

Sebagai tenaga kesehatan kita harus memiliki hubungan yang dekat dengan

pasien. Hubungan di sini bukan hubungan yang dalam tanda kutip hubungan

yang khusus. Tenaga kesehatan harus melakukan pendekatan terhadap pasien

agar pasien dapat percaya terhadap kita. Dengan kepercayaan itulah kita dapat

dengan mudah melakukan tindakan-tindakan yang terbaik untuk pasien.

7) Kenyamanan pelayanan (Amenitis).

Kenyamanan pelayanan tidak hanya sekedar kenyaman lingkungan saja, tetapi

juga kenyamanan terhadap tingkah laku kita terhadap pasien. Buat pasien

merasa nyaman terhadap kita dengan cara tersenyum, berkomunikasi dengan

baik, ramah dan sopan.

8) Kebebasan melakukan pilihan (Choice).

Di dalam melakukan tindakan atau program, pasien diberikan kebebasan

untuk menentukan pilihan karena yang lebih tahu dirinya sendiri adalah pasien

itu sendiri. Bidan hanya akan mengarahkan mana yang baik dan mana yang

dapat berisiko untuk pasien. Biarkan pasien menentukan pilihan sendiri.

9) Pengetahuan dan kompetensi teknis (Scientifik knowledge and technical

skill).

Bidan atau tenaga kesehatan lainnya harus mempunyai Pengetahuan dan

kompetensi teknis supaya dalam melaksanakan tugas kita tidak melakukan

kesalahan yang fatal akibat ketidaktahuan kita akan sesuatu. Pengetahuan dan

kompetensi teknis ini juga harus selalu di update dan dikembangkan

16

Page 17: Pengertian Mutu pelayanan

mengikuti perkembangan jaman agar kita tidak melanggar aturan yang ada

pada saat itu.

10) Keamanan tindakan (Safety).

Dalam melakukan tindakan kita sebagai tenaga kesehatan harus berhati-hati

dalam menangani pasien. Buatlah rasa aman terhadap pasien agar pasien tidak

takut jika datang ke tempat kita. Lakukkan semua tindakan sesuai prosedur.

Kita tidak boleh membuat kesalahan sekecil apapun, jika tidak sengaja atau

diluar kesadaran minimalisir kesalahan tersebut.

17

Page 18: Pengertian Mutu pelayanan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang professional dan handal

memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya berhubungan dengan

nyawa manusia, disamping harus professional dalam pelayanan, professional

berkomunikasi dan juga bidan juga sabar (telaten) agar pasien merasa aman dan nyaman

di saat melakukan pelayanan kehamilan, persalinan, masa nifas, keluarga berencana dan

lain sebagainya.

Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan bidan juga harus mengikuti standar-standar

yang telah ada secara tepat dan benar. Selain itu, bidan juga harus memperhatikan mutu

pelayanan yang diberikan kepada pasien agar tidak ada keluhan dari pasien tentang

kinerja bidan yang tidak professional.

18

Page 19: Pengertian Mutu pelayanan

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/tabulin-tabungan-ibu-bersalin-

di.html#ixzz2NtCaeTc2

http://www.rszahirah.com/produk-tabungan-bersalin.html

mutu-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas.html

http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/berita-terbaru/154-jaminan-persalinan-

jampersal

http://duniaanak.org/makanan-anak/manfaat-asi-eksklusif-bagi-bayi-usia-0-6-

bulan.html

19