11
I. Pengertian Stroke merupakan salah satu manifestasi neurologik yang umum yang timbul secara mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplay darah ke otak. Menurut Smeltzer & Bare (22! dan Price & "ilson (2#! tanda dan ge$ala penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh% hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran% penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata% pusing dan pingsan% nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang $elas% bicara tidak $elas (pelo!% sulit memikirkan atau mengucapkan kata kata yang tepat% tidak mampu mengenali bagian dari tubuh% ketidakseimbangan dan ter$atuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. Stroke merupakan sindrom klinis dengan ge$ala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 2' $am atau lebih yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 2' $am tanpa penyebab lain kecuali gangguan pembuluh darah otak (")% *+,-!. Stroke atau cedera cerebroaskular (/01! adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak ( Smeltzer & Bar e% 22!. Stroke adalah sindrom klinis yang aal timbulnya mendadak% progesi cepat%  berupa deficit neurologis fokal dan3 atau global% yang berlangsung 2' $am atau lebih atau langsung menimbulkan kematian% dan semata4mata disebabkan oleh gangguan  peredaran darah otak non traumatik (Mans$oer% 2!. II. 5tiologi Menurut Smeltzer & Bare (22! stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat ke$adian yaitu 6 *. 7hrombosis y aitu bek uan darah di dalam pembuluh darah otak a tau le her. 7rombosis serebri ini disebabkan karena adanya6 *! 1tero skler osti s 6 mengeras nya3ber kurangn ya kelentur an dan elastis itas dinding pembuluh darah. 2! iper koagul asi 6 da rah y ang bertambah kental yang akan me nyebabk an iskositas hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah cerebral. -! 1rt eri tis 6 ra dang p ada a rt eri 2. 5mbol isme s erebra l yait u bekuan dar ah atau materi al lai n yang di b aa ke otak dari bagian tubuh yang lain. -. Iskemia y aitu penurun an a liran darah ke ar ea ot ak. '. emor agi ser ebral yait u pecahny a pembul uh dara h sere bral dengan  perdarahan ke dalam $aringan otak atau ruang sekitar otak. 1kibat dari keempat ke$adian diatas maka ter$adi penghentian suplai darah ke otak% yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan% berpikir% memori%  bicara% atau sensasi.

Pengertian Stroke (NEW)

Embed Size (px)

Citation preview

Pengertian

I. Pengertian

Stroke merupakan salah satu manifestasi neurologik yang umum yang timbul secara mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplay darah ke otak. Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan pembuluh darah otak (WHO, 1983).

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002).

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa deficit neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan sematamata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000).II. Etiologi Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu :

1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher. Trombosis serebri ini disebabkan karena adanya:

1) Aterosklerostis : mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan elastisitas dinding pembuluh darah.

2) Hiperkoagulasi : darah yang bertambah kental yang akan menyebabkan viskositas hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah cerebral.

3) Arteritis : radang pada arteri

2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.

3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak.

4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.

Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu :

1. Hipertensidapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah cerebral.

2. Aneurisma pembuluh darah cerebralAdanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat yang diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah penipisan dengan maneuver tertentu dapat menimbulkan perdarahan.

3. Kelainan jantung / penyakit jantungPaling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. Disamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.

4. Diabetes mellitus (DM)

Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yaitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.

5. Usia lanjutPada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.

6. PolicitemiaPada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun.

7. Peningkatan kolesterol (lipid total)Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya embolus dari lemak.

8. ObesitasPada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh drah otak.

9. PerokokPada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis.

10. Kurang aktivitas fisikKurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah (embuluh darah menjadi kaku), salah satunya pembuluh darah otak.III. Patofisiologi

1. Klasifikasi ( Arief Mansoer, dkk, 2000) ,Berdasarkan Klinik :a. Stroke Hemoragik (SH)

b. Stroke yang terjadi karena perdarahan Sub arachnoid, mungkin disebabkan olehpecahnya pembuluh darah otak pada daerah tertentu, biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas atau saat aktif. Namun bisa juga terjadi saat istirahat, kesadaran pasien umumnya menurun.

c. Stroke Non Hemoragik (SNH)

Dapat berupa iskemia, emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi iskemi yang menyebabkanmhipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder, kesadaran pasien umumnya baik.

Berdasarkan Perjalanan Penyakit

a. Trancient Iskemik Attack (TIA) atau serangan iskemik sepintas

Merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan hilang dalam beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit) sampai beberapa jam (24 jam)

b. Stroke Involution atau Progresif

Adalah perjalanan penyakit stroke berlangsung perlahan meskipun akut. Munculnya gejala makin bertambah buruk, proses progresif beberapa jam sampai beberapa hari.

c. Stroke Complete

Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau permanen, maksimal sejak awal serangan dan sedikit memperlihatkan parbaikan dapat didahului dengan TIA yang berulang.

GEJALA-GEJALA UMUM DARI STROKE

Berikut 5 gejala stroke yang paling umum:

Kesemutan tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, khususnya jika hanya pada sebagian badan

Tiba-tiba kebingungan, kesulitan bicara atau memahami pembicaraan

Gangguan penglihatan tiba-tiba, baik pada satu atau kedua mata

Kesulitan berjalan tiba-tiba, pusing, kehilangan keseimbangan

Sakit kepala kronis tiba-tiba tanpa sebab yang jelas

Diketahui banyak gejala umum yang bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan. Meski demikian, perempuan lebih mungkin mengalami tanda-tanda peringatan yang mendadak seperti:

Nyeri dada

Wajah dan anggota tubuh sakit

Sesak napas

Jantung berdebar

Kelemahan secara umum

Cegukan dan mual

Gejala TS trombosis serebri, yaitu:

+ Terjadi pada waktu istirahat

+ Tidak ada kehilangan kesadaran.

+ Adanya faktor-faktor resiko, misalnya arteriosklerosis dan hiperlipidermia.

Gejala ES Emboli Serebri, yaitu:

+ Terjadi paling sering pada waktu ada atrial fibrilasi

+ Ada kehilangan kesadaran kurang 30 menit.

+ Ada faktor-faktor resiko, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan aneurisma.

Gejala HS Hemorragik Stroke, yaitu:

+ Terjadi pada waktu sedang beraktivitas.

+ Ada kehilangan kesadaran lebih 30 menit.

+ Ada faktor-faktor resiko, misalnya hipertensi.

V.PENGELOLAAN STROKE

1.Pengelolaan terdiri dari 3 bagian penting yaitu pencegahan, pengobatan, dan

rehabilitasi. \* MERGEFORMAT HYPERLINK "http://klikharry.files.wordpress.com/2012/08/gejalastrokepadapasien.jpg"

Pencegahan

1. Perilaku gaya hidup sehat

- aktivitas fisik

- berat badan

- pengaturan gizi

- berhenti merokok

- penyalahgunaan obat alkohol

2. Pengobatan faktor resiko, seperti hipertensi.

Pengobatan

Prinsip-prinsip pengobatannya yaitu:

Atasi etiologinya.

Jendela pengobatan penumbra (daerah di pinggir kerusakan dimana CBF-nya masih dapat dihitung, dan bisa dipengaruhi dengan meningkatkan CBF).

Atasi latar belakang patofisiologinya (CBF, TP, RJ)

Fisioterapi

Perawatan

Pemeriksaan Diagnostik

Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penyakit stroke adalah:

1. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.

2. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.

3. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan iskemia otak sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.

4. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.

5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.

6. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebral.

ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIANNama

: Ny. A

Temapat/tgl lahir

: Sidoarjo, 17 Mei 1959

Umur

: 55 tahun

Jenis kelamin

: Laki Laki

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Swasta

1. Keluhan utama:

Px mengatakan Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan kesadaran pasien.2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Px mengalami penurunan kesadaran keluarga klien mengatakan pasien sulit menggerakkan sebagian anggota badan sebelah kanan dan sulit berbicara.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit jantung (terutama aritmia), penggunaan obat-obatan anti koagulan, aspirin, vasodilator, obesitase.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes mellitus, atau adanya riwayat stroke pada generasi terdahulu.5. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Pasien bertempat tinggal di daerah yang cukup bersihB. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum :

Keadaan umum pasien kurang baik, tampak lemah pada anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan kesadaran pasien.Suhu

: 37 C

Nadi

: 80x/menit

Tekanan darah

: 140/90 mmHg

RR

: 26x/menit

b. Sistem Respirasi (Breathing) : di dapatkan adanya sesak nafas akibat kontraksi otot pernafasan,batuk, peningkatan produksi sputum, penggunaan otot bantu nafas, serta perubahan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Adanya ronchi akibat peningkatan produksi sekret dan penurunan kemampuan untuk batuk akibat penurunan kesadaran klien.

c. Sistem Cardiovaskuler (Blood) : jantung tidak ada gangguan, namun pasien mempunyai riwayat hipertensi.d. Sistem neurologi

1) Tingkat kesadaran: kesadaran komposmentis

Gasglow Coma Scale (GCS)

E=4

V = 3M= 4

2) Pemeriksaan saraf kranial

a) Saraf I: biasanya pada klien dengan stroke tidak ada kelainan pada fungsi penciuman

b) Saraf II: disfungsi persepsi visual karena gangguan jarak sensorik primer diantara sudut mata dan korteks visual. Gangguan hubungan visula-spasial sering terlihat pada klien dengan hemiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh.

c) Saraf III, IV dan VI apabila akibat stroke mengakibatkan paralisis seisi otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral disisi yang sakit

d) Saraf VII persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat

e) Saraf XII lidah asimetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi. Indera pengecapan normal.

4) Sistem perkemihan (Bladder) : terjadi inkontinensia urine

5) Sistem Gastrointestinal (Bowel) : adanya keluhan sulit menelan, nafsu makan menurun, mual dan muntah pada fase akut. Mungkin mengalami peristaltik usus.

Adanya gangguan pada saraf V yaitu pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf trigeminus, didapatkan penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah pada sisi ipsilateral dan kelumpuhan seisi otot-otot pterigoideus dan pada saraf IX dan X yaitu kemampuan menelan kurang baik, kesukaran membuka mulut.

8) Sistem muskuloskeletal dan integument : kehilangan kontrol volenter gerakan motorik. Terdapat hemiplegia atau hemiparesis atau hemiparese ekstremitas. Kaji adanya dekubitus akibat immobilisasi fisik.

C. ANALISIS DATANODATA (DS/DO)MASALAHETIOLOGI

1

2

3

4DS :

Keluarga Px mengatakan sulit bernafas

Keluarga Px mengatakan sering batuk

DO :

Px sering batuk tidak efektif

Terdengar suara tambahan ronchi

RR = 26x/menit

DS :

Keluarga px mengatakan, px tidak bisa beraktftas seperti biasanya

DO :

Px tampak lemah dan sulit dalam pergerakan

Kebutuhan px dibantu oleh keluarga

Tirah baring

DS :

Keluarga px mengatakan px sulit berkomunikasi

DO :

Px tampak sulit meekspresikan perasaanya

Px terlihat tidak memahami jika di ajak berkomunikasi

DS :

Keluarga px mengatakan px makannya susah dan nafsu makannya turun

DO :

Px terlihat kurus

Px tampak lemah dan pucat

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Gangguan mobilitas fisikGangguan komunikasi verbalgangguan nutrisi kurangLemah/hilangnya refleks batuk

Penumpukan sputum

Kelemahan otot otot

Kerusakan sentral bicara

Kelemahan otot menelan dan kebutuhan intake nutrisi kurang

D. RENCANA TINDAKANNODIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN DAN KRITERIA HASILINTERVENSI

1.Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. penumpukan sputum (karena kelemahan, hilangnya refleks batuk)Pasien mampu mempertahankan jalan nafas yang paten.

Kriteria hasil :

a. Bunyi nafas vesikuler

b. RR normal

c. Tidak ada tanda-tanda sianosis dan pucat

d. Tidak ada sputum1. Auskultasi bunyi nafas

2. Ukur tanda-tanda vital

3. Berikan posisi semi fowler sesuai dengan kebutuhan (tidak bertentangan dgn masalah keperawatan lain)

4. Lakukan penghisapan lender dan pasang OPA jika kesadaran menurun

5. Bila sudah memungkinkan lakukan fisioterapi dada dan latihan nafas dalam

6. Kolaborasi:

- Pemberian ogsigen

- Laboratorium: Analisa gas darah, darah lengkap dll

- Pemberian obat sesuai kebutuhan

2.Gangguan mobilitas fisik b.d. kerusakan neuromuskuler, kelemahan, hemiparese Pasien mendemonstrasikan mobilisasi aktif

Kriteria hasil :

a. tidak ada kontraktur atau foot drop

b. kontraksi otot membaik

c. mobilisasi bertahap1. Pantau tingkat kemampuan mobilisasi klien

2. Pantau kekuatan otot

3. Rubah posisi tiap 2 jan

4. Pasang trochanter roll pada daerah yang lemah

5. Lakukan ROM pasif atau aktif sesuai kemampuan dan jika TTV stabil

6. Libatkan keluarga dalam memobilisasi klien

7. Kolaborasi: fisioterapi

3. Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicaraKomunikasi dapat berjalan dengan baik

Kriteria hasil :

a. Klien dapat mengekspresikan perasaan

b. Memahami maksud dan pembicaraan orang lain

c. Pembicaraan pasien dapat dipahami1. Evaluasi sifat dan beratnya afasia pasien, jika berat hindari memberi isyarat non verbal

2. Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas, sederhana dan bila perlu diulang

3. Dengarkan dengan tekun jika pasien mulai berbicara

4. Berdiri di dalam lapang pandang pasien pada saat bicara

5. Latih otot bicara secara optimal

6. Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi verbal pada pasien

7. Kolaborasi dengan ahli terapi wicara

4.gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake nutrisi tidak adekuatKebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

a. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

b. Berat badan dalam batas normal

c. Conjungtiva ananemis

d. Tonus otot baik

e. Lab: albumin, Hb, BUN dalam batas normal1. Kaji factor penyebab yang mempengaruhi kemampuan menerima makan/minum

2. Hitung kebutuhan nutrisi perhari

3. Observasi tanda-tanda vital

4. Catat intake makanan

5. Timbang berat badan secara berkala

6. Beri latihan menelan

7. Beri makan via NGT

8. Kolaborasi : Pemeriksaan lab(Hb, Albumin, BUN), pemasangan NGT, konsul ahli gizi

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. salemba medika: jakarta.

Smeltzer, Suzanne.(1996). Keperawatan Medikal Bedah.(2002) alih bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC

Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.

Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic Edisi VI volume II. EGC:Jakarta