14
1 1. Pendahuluan Permasalahan pembelajaran sering kali dialami oleh pelaku pendidikan. Sebagai contoh permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMA Negeri 1 Pabelan. Permasalahan ini dialami oleh siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pada pembelajaran mata pelajaran Ekonomi siswa merasa bosan dikarenakan guru menyampaikan materi dengan cara tradisional, yaitu guru menyampaikan materi dengan ceramah dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Tidak sedikit siswa yang asyik bermain handphone dan tidak memperhatikan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ini ditunjukkan dengan adanya nilai tes yang didapatkan siswa kurang memuaskan. Dan tidak sedikit siswa yang mengikuti remidial. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan di atas, dengan adanya proses pembelajaran tradisional pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Pabelan, membuat siswa cepat merasa bosan dan tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sehingga banyak siswa tidak merasa nyaman saat belajar. Salah satu strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi kolaboratif karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Dalam pembelajaran kolaboratif diterapkan strategi belajar dengan siswa membentuk suatu kelompok dimana kelompok tersebut harus turut aktif dalam pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran [1]. Selain dengan strategi pembelajaran yang digunakan, media pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil pembelajaran. Media pembelajaran dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai, materi yang harus dipelajari dan dapat mempertinggi hasil belajar [2]. Berbagai macam media telah diciptakan, seperti media buku, modul, hingga media yang semakin canggih yaitu media komputer. Pembelajaran berbasis komputer berarti proses pembelajaran yang menggunakan alat bantu dan sumber belajar dengan sistem komputer atau berbasis mikroprosesor dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran berbasis computer ini telah terbukti bisa lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran [3]. Saat ini banyak aplikasi-aplikasi gratis yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Salah satunya adalah Facebook. Facebook merupakan situs jejaring sosial yang sangat cepat berkembang dan hingga saat ini pengguna di Indonesia sudah mencapai 42.000 lebih dan diperkirakan penggunanya akan terus bertambah [4]. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Facebook, diantaranya adalah Group, Clean Layout, No advertising, Network, Photo Album, Selling, Event, dan Status update [4]. Dengan adanya pembelajaran yang masih tradisional yang diterapkan di SMA Negeri 1 Pabelan, maka hal ini akan terasa sangat membosankan bagi siswa. Hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan masalah tersebut, munculah sebuah gagasan untuk mengembangkan penggunaan metode kolaboratif

Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

1

1. Pendahuluan

Permasalahan pembelajaran sering kali dialami oleh pelaku pendidikan.

Sebagai contoh permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMA Negeri 1

Pabelan. Permasalahan ini dialami oleh siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

pada pembelajaran mata pelajaran Ekonomi siswa merasa bosan dikarenakan guru

menyampaikan materi dengan cara tradisional, yaitu guru menyampaikan materi

dengan ceramah dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Tidak sedikit

siswa yang asyik bermain handphone dan tidak memperhatikan. Keadaan ini akan

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ini ditunjukkan dengan adanya

nilai tes yang didapatkan siswa kurang memuaskan. Dan tidak sedikit siswa yang

mengikuti remidial. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, dengan adanya proses pembelajaran

tradisional pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Pabelan, membuat

siswa cepat merasa bosan dan tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran

sehingga banyak siswa tidak merasa nyaman saat belajar.

Salah satu strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi kolaboratif

karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang untuk menuju pada

kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Dalam pembelajaran kolaboratif

diterapkan strategi belajar dengan siswa membentuk suatu kelompok dimana

kelompok tersebut harus turut aktif dalam pembelajaran demi tercapainya tujuan

pembelajaran [1]. Selain dengan strategi pembelajaran yang digunakan, media

pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil pembelajaran.

Media pembelajaran dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi

yang harus dikuasai, materi yang harus dipelajari dan dapat mempertinggi hasil

belajar [2]. Berbagai macam media telah diciptakan, seperti media buku, modul,

hingga media yang semakin canggih yaitu media komputer. Pembelajaran

berbasis komputer berarti proses pembelajaran yang menggunakan alat bantu dan

sumber belajar dengan sistem komputer atau berbasis mikroprosesor dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran berbasis computer ini telah terbukti

bisa lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran [3]. Saat ini

banyak aplikasi-aplikasi gratis yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Salah

satunya adalah Facebook. Facebook merupakan situs jejaring sosial yang sangat

cepat berkembang dan hingga saat ini pengguna di Indonesia sudah mencapai

42.000 lebih dan diperkirakan penggunanya akan terus bertambah [4]. Ada

beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Facebook, diantaranya adalah Group,

Clean Layout, No advertising, Network, Photo Album, Selling, Event, dan Status

update [4].

Dengan adanya pembelajaran yang masih tradisional yang diterapkan di

SMA Negeri 1 Pabelan, maka hal ini akan terasa sangat membosankan bagi siswa.

Hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan masalah tersebut,

munculah sebuah gagasan untuk mengembangkan penggunaan metode kolaboratif

Page 2: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

2

dengan memanfaatkan media Facebook dalam pembelajaran Ekonomi untuk

meningkatkan hasil belajar yang lebih maksimal.

2. Kajian Pustaka

Dalam penelitian Urip Widodo menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran kolaboratif berdampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa, baik itu dari hal kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Ini ditunjukkan

dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) setelah adanya penerapan pembelajaran kolaboratif ini. Perubahan ini

menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan metode kolaboratif dalam

pembelajaran membaca sketsa gambar memberikan dampak yang positif terhadap

prestasi siswa [5].

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Rahayuningsih menunjukkan

bahwa potensi Facebook untuk digunakan sebagai media pembelajaran sangatlah

tinggi. Facebook memberikan kebebasan waktu dan tempat sehingga para siswa

dapat berinteraksi kapanpun dan dimanapun. Dengan kebebasan ini siswa dapat

berkomunikasi setiap saat. Media Facebook membuat siswa lebih antusias dan

bersemangat, mengingat Facebook adalah media baru yang digunakan dalam

pembelajaran sehingga dapat menghilangkan rasa bosan dalam pembelajaran [6].

Dalam penelitian Fewkes dan McCabe yang dilakukan di SMA Ontario,

menunjukkan bahwa 73% responden menggunakan Facebook untuk tujuan

pembelajaran. Dan dalam kenyataannya banyak dari responden yang

menggunakan Facebook untuk tujuan pendidikan. Ada beberapa keuntungan

menggunakan Facebook, yaitu untuk berkolaborasi, diskusi pekerjaan rumah,

berpartisipasi, dan berkomunikasi [7].

Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dalam

kelompok, namun tujuannya bukan untuk mencapai kesatuan yang didapat

melalui kegiatan kelompok [8]. “Collaborative is an adjective that implies

working in a group of two or more to achieve a common goal, while respecting

each individual’s contribution to the whole” [9]. Dalam pembelajaran kolaboratif,

siswa dibentuk menjadi kelompok dimana dalam kelompok itu setiap individu

memberi kontribusi terhadap kelompok. Pembelajaran kolaboratif merupakan

usaha pendagogis untuk mencari dan mengembangkan kebenaran secara bersama-

sama [10]. Pembelajaran kolaboratif merujuk pada sebuah metode pembelajaran

di mana siswa dari berbagai tingkat kemampuan saling bekerjasama dalam

kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan [11]. Dalam pengertian Gokhale,

masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab pribadi dan sosial.

Keberhasilan siswa dianggap sebagai keberhasilan siswa yang lain. Siswa bisa

membantu siswa yang lain untuk meraih kesuksesan. Pembelajaran kolaborasi

memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi,

bertanggungjawab terhadap pembelajarannya sendiri dan menjadi pemikir yang

kritis [11].

Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar [12]. Keaktifan

siswa dalam kegiatan belajar tidak lain untuk mengkonstruksi pengetahuan

Page 3: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

3

mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala

sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa bukanlah

sebatas penerima pengetahuan pasif dari gurunya melainkan sebagai individu

yang aktif memproses segala informasi yang ditemukan dari lingkungan tidak

hanya dari guru untuk memperoleh pemahamannya sendiri [13]. Siswa dikatakan

memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri–ciri perilaku seperti: sering bertanya

kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

mampu menjawab pertanyaan, dan senang diberi tugas belajar. Semua ciri

perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan

dari segi hasil [12]. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan

menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan

siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan

kondusif, dimana masing–masing siswa dapat melibatkan kemampuannya

semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi.

Facebook merupakan aplikasi jejaring social online yang membuat

penggunanya dapat menampilkan diri mereka dalam profil online, menambah

teman yang dapat mem-posting komentar serta saling melihat profil satu sama

lain. Para anggotanya juga dapat bergabung dengan grup virtual berbasis

kesamaan minat, seperti kelas, hobi, minat, dan selera musik melalui profil

mereka. Facebook juga membantu penggunanya untuk berinteraksi dan

berkomunikasi dengan pengguna lainnya [4]. Dalam jejaring sosial Facebook

tidak hanya sekedar update status saja, melainkan berbagi informasi lebih

ditekankan sehingga tujuan dari e-learning benar-benar bisa dimanfaatkan untuk

pembelajaran. E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis

elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer baik

jaringan lokal maupun berbasis web. Informasi yang disajikan melalui e-learning

untuk pembelajaran biasanya disajikan secara up-todate atau real time sesuai

dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan [6].

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pabelan dengan mengambil

kelas X1 sebagai Treatment Class dan kelas X2 sebagai Control Class dengan

jumlah siswa adalah sama yaitu 20 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan

memperhatikan rekomendasi dari guru pengampu mata pelajaran Ekonomi yang

ada di SMA Negeri 1 Pabelan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

penelitian kuantitatif. Alasan penggunaan metode ini ialah data yang disajikan

bukan hanya diuji statistik saja tetapi disajikan untuk mendeskripsikan gejala yang

ditemukan. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui penggunaan metode

Page 4: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

4

kolaboratif dengan memanfaatkan media Facebook untuk meningkatkan keaktifan

dan hasil belajar siswa. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan :

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Tahap pertama ialah tahap pra penelitian. Pada tahap pra penelitian ini

dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan pembelajaran yang sudah berlangsung

selama ini. Untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, dilakukan

observasi dan wawancara yang bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana

proses pembelajaran yang selama ini terjadi serta perilaku siswa maupun guru

selama proses pembelajaran berlangsung. Daftar pertanyaan wawancara dapat

dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Daftar Pertanyaan wawancara guru dan siswa sebelum perlakuan

Narasumber Pertanyaan

Guru 1. Apakah kegiatan belajar mengajar Ekonomi yang

berlangsung sudah cukup baik?

2. Model pembelajaran apa yang digunakan?

Siswa

1. Apakah model pembelajaran yang dilakukan selama ini

bervariasi?

2. Bagaimana proses pembelajaran yang selama ini

berlangsung?

Tahap yang kedua ialah identifikasi sarana dan prasarana. Ini dilakukan

untuk mengetahui apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian. Adanya

fasilitas wi-fi kurang dioptimalkan kemanfaatannya. Dengan memanfaatkan

adanya wi-fi, maka akan sangat membantu dalam penerapan pembelajaran

kolaboratif dengan media Facebook karena pembelajaran ini menuntut siswa

untuk terhubung dengan internet. Selain itu, dengan memanfaatkan handphone

yang dimiliki oleh masing-masing siswa juga dapat membantu dalam penelitian

ini.

Tahap selanjutnya adalah mendesain strategi pelaksanaan. Desain strategi

pelaksanaan yang dibuat adalah dengan mendesain alur pembelajaran dan

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain alur pembelajaran yang

digunakan pada Treatment Class dapat dilihat pada Gambar 3.

Pra Penelitian

Penerapan

Evaluasi

Identifikasi Sarana dan Prasarana

Mendesain Strategi

Page 5: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

5

Gambar 2 Persiapan Proses Diskusi

Pada proses pembelajaran dengan memanfaatkan Facebook ini, yang

dilakukan ialah admin membuat grup Facebook yang kemudian siswa di

masukkan ke dalam grup yang telah dibuat. Grup yang dibuat berupa grup

kelompok kecil dan grup kelompok besar. Grup kelompok kecil berisi siswa

dalam satu kelompok, sedangkan grup kelompok besar berisi siswa dalam satu

kelas. Grup ini berfungsi sebagai media untuk mendiskusikan materi pelajaran.

Gambar 3 Aktivitas Peserta

Proses diskusi yang dilakukan meliputi materi tentang kebijakan

pemerintah dan permasalahan ekonomi. Kemudian dari diskusi tersebut dibahas di

dalam kelas supaya siswa lebih paham tentang materi. Siklus diskusi di grup

Facebook yang kemudian dibawa dalam pembelajaran di kelas terjadi dalam 2

siklus. Siklus pertama membahas tentang pengangguran dan inflasi. Dan pada

siklus kedua membahas tentang ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

Dari proses diskusi ini diharapkan memberikan kesan bagi siswa dalam

memahami materi yang telah didiskusikan dengan teman lainnya.

Penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran di sekolah dan diluar jam

pembelajaran di sekolah. Penelitian pada saat pembelajaran di kelas meliputi

observasi proses pembelajaran treatment class dan control class. Untuk kegiatan

belajar di luar jam pembelajaran di sekolah ialah peserta didik melakukan diskusi

dalam grup Facebook.

Page 6: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

6

Berikut adalah perbandingan desain pembelajaran pada Treatment Class

dan Control Class. Tabel 2 Perbandingan Desain Pembelajaran

No Kegiatan Belajar Control Class Kegiatan Belajar Treatment Class

1. Pendahuluan

a. Apersepsi

Ruang Kelas dipersiapkan seperti

absensi, kebersihan dan

ketenangan.

b. Memotivasi

Peserta didik diberi penjelasan

tentang pokok bahasan,

pengertian, contoh, pemahaman

materi yang akan dipelajari.

c. Rambu-rambu belajar

Peserta didik mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

akhir dari pembelajaran materi

pada hari itu.

Pendahuluan

a. Apersepsi

Ruang Kelas dipersiapkan seperti

absensi, kebersihan dan ketenangan.

b. Memotivasi

Peserta didik diberi penjelasan

tentang pokok bahasan, pengertian,

contoh, pemahaman materi yang

akan dipelajari.

Peserta didik diberi penjelasan

bahwa materi pembelajaran yang

akan disampaikan telah didiskusikan

di dalam grup Facebook.

c. Rambu-rambu belajar

Peserta didik mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan akhir

dari pembelajaran materi pada hari

itu.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Guru menjelaskan materi.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Guru meminta peserta didik

mengerjakan LKS materi

permasalahan ekonomi dan

kebijakan pemerintah.

Konfirmasi

Mengoreksi jawaban siswa.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Guru membahas materi yang telah

didiskusikan di grup Facebook

(pengangguran dan inflasi).

Guru memperjelas materi yang

didiskusikan di grup Facebook.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Guru meminta peserta didik untuk

mengerjakan LKS materi

permasalahan ekonomi dan

kebijakan pemerintah.

Konfirmasi

Mengoreksi jawaban siswa.

3. Penutup

Siswa menyimpulkan materi yang

telah dipelajari.

Penutup

Siswa menyimpulkan materi yang

telah dipelajari.

Proses pembelajaran yang dilakukan pada Treatment Class dan Control

Class diawali dengan persiapan untuk proses pembelajaran. Mempersiapkan

ruang kelas yang digunakan untuk pembelajaran. Dalam kegiatan memotivasi

Page 7: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

7

guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan. Pada Treatment Class

dijelaskan bahwa materi yang akan disampaikan adalah materi yang telah

didiskusikan di grup Facebook. Dalam kegiatan inti pada Treatment Class guru

menjelaskan materi yang telah dibahas pada waktu diskusi di grup Facebook.

Sehingga siswa sudah mempunyai bayangan tentang materi yang akan diberikan.

Berbeda dengan yang dilakukan dalam Control Class. Pada kegiatan inti guru

hanya menjelaskan materi dan meminta siswa untuk mempelajari LKS.

Langkah selanjutnya adalah mendesain grup Facebook yang digunakan

sebagai media diskusi. Diharapkan dengan penerapan diskusi melalui media

Facebook ini dapat lebih memahami materi yang disampaikan. Selanjutnya adalah

pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pabelan, dengan kelas X1

yang menjadi Treatment Class. Proses diskusi di grup Facebook tidak dilakukan

pada saat jam pelajaran. Melainkan dilakukan di luar jam pelajaran selama ada

koneksi internet. Untuk dapat mengetahui apakah pengembangan sistem

pembelajaran kolaboratif dengan media Facebook ini dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dapat diketahui dengan diadakannya tes. Tes ini digunakan untuk

dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan. Tes ini

juga digunakan sebagai pengukuran apakah ada perbedaan hasil belajar antara

siswa pada Treatment Class dan Control Class. Sehingga dengan diberikannya

soal tes ini dapat diketahui apakah pembelajaran dengan metode kolaboratif

dengan media Facebook dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Tahap penelitian selanjutnya adalah tahap eksperimen. Pada tahap

eksperimen ini digunakan dua kelompok kelas, yaitu Treatment Class dan Control

Class. Treatment Class adalah kelas yang di dalamnya diterapkan metode

pembelajaran kolaboratif dengan memanfaatkan media Facebook. Dan Control

Class adalah kelas yang digunakan sebagai pembanding, pada Control Class ini

digunakan metode pembelajaran dengan cara ceramah. Dengan menggunakan

metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode

kolaboratif dengan memanfaatkan Facebook dapat meningkatkan keaktifan siswa

yang kemudian berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Tahap penelitian yang terakhir adalah evaluasi. Hasil tes langsung

dievaluasi untuk dapat mengetahui bagaimana hasil pembelajaran siswa di SMA

Negeri 1 Pabelan pada mata pelajaran Ekonomi. Pengujian nilai tes dilakukan

dengan cara mengolah nilai hasil ulangan menggunakan aplikasi SPSS 11.5.

Setelah mengevaluasi hasil belajar siswa, dilakukan wawancara untuk mengetahui

bagaimana pendapat guru dan siswa setelah diterapkannya metode kolaboratif

yang memanfaatkan media Facebook. Daftar pertanyaan guru dan siswa dapat

dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Daftar Pertanyaan wawancara guru dan siswa

Nara sumber Pertanyaan

Guru 1. Bagaimana antusiasme siswa terhadap pembelajaran?

2. Bagaimana perilaku siswa selama proses pembelajaran?

Siswa 1. Bagaimana proses pembelajaran yang terjadi?

2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan

menyenangkan?

Page 8: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

8

4. Hasil dan Pembahasan

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan guru seputar

metode kolaboratif dan juga pengetahuan guru tentang media social Facebook.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pabelan dengan guru

mata pelajaran Ekonomi, mengungkapkan bahwa metode kolaboratif adalah suatu

proses pembelajaran dengan siswa dibuat secara berkelompok untuk dapat

berdiskusi satu sama lainnya. Pada proses pembelajaran yang selama ini

digunakan, guru pengampu lebih banyak menggunakan metode konvensional

yaitu dengan guru menjelaskan dan siswa sebagai pendengar. Hal ini disebabkan

di sekolah ini belum mempunyai cukup banyak fasilitas yang dapat menunjang

pembelajaran secara aktif dan kreatif. Guru pengampu pernah mencoba untuk

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode kolaboratif, yaitu dengan

mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang kemudian kelompok

tersebut ditugaskan untuk mendiskusikan tugas yang diberikan. Setelah

mendiskusikan tugas yang diberikan, kelompok siswa tersebut mempresentasikan

hasil diskusinya. Menurut guru pengampu, pada penggunaan metode

konvensional dan kolaboratif mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Dari pembelajaran konvensional ini, ada kelebihan yang dirasakan oleh

guru, yaitu guru bisa lebih mengawasi mana siswa yang benar-benar

memperhatikan dan mana-mana siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran.

Tetapi dengan metode konvensional ini tidak sedikit siswa yang merasa jenuh

dengan pembelajaran yang diterapkan. Sedangkan dengan menggunakan metode

kolaboratif, bisa mengurangi rasa bosan siswa dan siswa menjadi lebih semangat.

Selain pengetahuan tentang metode kolaboratif, peneliti juga

mengumpulkan informasi seputar pengetahuan guru tentang Facebook. Melalui

kuesioner yang diisi oleh guru, dapat diketahui bahwa pengetahuan guru tentang

Facebook cukup banyak. Dapat dibuktikan bahwa guru pengampu telah

mempunyai akun Facebook selama lebih dari 1 tahun. Dan guru pengampu biasa

mengakses Facebook menggunakan laptop pribadi dengan memanfaatkan fasilitas

wi-fi yang ada di sekolah. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk dapat

mengetahui informasi dari siswa tentang pengetahuan siswa mengenai Facebook.

Dari kuesioner yang dibagikan, didapatkan data bahwa seluruh siswa telah

memiliki akun Facebook dengan jangka waktu kepemilikan rata-rata lebih dari 1

tahun.

Observasi dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana metode

pembelajaran yang digunakan guru pengampu. Selama proses pembelajaran

Ekonomi berlangsung peneliti mengamati secara langsung bagaimana

penyampaian materi oleh guru dan bagaimana keadaan kelas. Dalam

menyampaikan materi, guru menggunakan metode konvensional dimana guru

menjelaskan dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Guru menggunakan

buku pegangan dan LKS sebagai panduan dalam menyampaikan materi. Proses

pembelajaran yang terjadi selalu seperti itu, guru belum pernah mencoba

menggunakan media untuk menyampaikan materi dengan alasan terlalu repot

untuk mempersiapkannya. Pada saat proses pembelajaran terdapat beberapa siswa

yang bercerita dengan siswa lainnya, terutama siswa yang duduk di bagian

Page 9: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

9

belakang. Ada siswa yang asyik menyanyi sendiri di saat guru menjelaskan, dan

bahkan ada juga siswa yang tidur di kelas.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru pengampu mata

pelajaran Ekonomi, didapatkan informasi bahwa pembelajaran yang selama ini

diterapkan sudah cukup baik. Selama ini guru pengampu menggunakan metode

konvensional dalam menyampaikan materi, namun dengan menggunakan metode

ini tidak sedikit membuat siswa merasa bosan. Selain itu guru pengampu juga

menambahkan, jika pembelajaran disampaikan secara lebih kreatif dan menarik

siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Selain melakukan

wawancara dengan guru, wawancara juga dilakukan dengan siswa. Dari

wawancara dengan siswa didapatkan informasi bahwa model pembelajaran yang

digunakan tidak bervariasi dan dirasa membosankan. Guru selalu menjelaskan

materi dengan berpedoman pada LKS dan setelah itu guru memberikan tugas

untuk dikerjakan. Proses pembelajaran selalu seperti itu tanpa ada variasi.

Proses pembelajaran dengan memanfaatkan Facebook ini dimulai dengan

admin memberikan tugas kelompok untuk didiskusi oleh kelompok yang

kemudian hasil dari tugas kelompok di share di grup Facebook. Selain itu proses

diskusi yang dilakukan ialah dengan admin memberikan pertanyaan dan siswa

menjawab dengan cara memberikan komentar pada pertanyaan yang telah

diberikan. Berikut adalah contoh diskusi yang dilakukan.

Gambar 4. Diskusi tentang pengangguran

Dalam gambar 4, siswa mendiskusikan tentang faktor penyebab

pengangguran. Dalam proses ini siswa dalam satu kelompok mendiskusikan

Page 10: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

10

tentang pengangguran dan cara mengatasi pengangguran. Dapat diketahui bahwa

pada proses diskusi ini siswa aktif dalam memberikan pendapat.

Gambar 5 Diskusi tentang inflasi

Gambar 5 adalah gambaran proses diskusi yang membahas tentang inflasi.

Siswa memberikan jawaban tentang pengertian inflasi serta faktor-faktor yang

menjadi penyebab inflasi itu terjadi.

Pada proses diskusi yang terjadi di grup Facebook ialah tentang materi

kebijakan pemerintah dan permasalahan ekonomi. Pembelajaran dengan

memanfaatkan Facebook dilakukan di dalam Treatment Class. Berbeda dengan

Treatment Class, pada Control Class tidak dilakukan diskusi di dalam grup

Facebook. Pembelajaran masih dilakukan seperti sebelumnya dengan cara yang

konvensional tanpa adanya diskusi terlebih dahulu.

Proses diskusi yang dilakukan di dalam grup Facebook kemudian dibahas di

dalam kelas. Dalam diskusi di grup Facebook materi yang diambil untuk

didiskusikan ialah tentang pertumbuhan ekonomi dan permasalahan ekonomi

yang ada, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran.

Dengan adanya diskusi yang dilakukan di grup Facebook sebelum

penyampaian materi pada Treatment Class, memberikan efek yang positif

terhadap keaktifan siswa. Jika sebelumnya siswa cenderung diam dan hanya

mendengarkan penjelasan dari guru saja, terlihat setelah adanya proses diskusi ini

siswa cenderung aktif bertanya kepada guru. Dengan adanya diskusi di grup

Facebook ini membuat siswa mempunyai gambaran tentang materi yang akan

Page 11: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

11

disampaikan. Sehingga membuat siswa lebih aktif dalam menyampaikan

pendapatnya. Berikut adalah tabel hasil wawancara dengan guru dan siswa.

Tabel 4 Hasil wawancara pada guru dan siswa Control Class

Narasumber Hasil Wawancara

Guru 1. Antusiasme siswa terhadap pembelajaran

tidak berubah dari sebelumnya.

2. Perilaku siswa tidak berubah, yaitu siswa

cenderung pasif selama proses pembelajaran.

Siswa 1 1. Siswa merasa proses pembelajaran yang

terjadi masih seperti biasanya, kurang

menarik.

2. Proses pembelajaran tidak menyenangkan,

tidak bervariasi.

Siswa 2 1. Proses pembelajaran tidak menarik karena

guru selalu menjelaskan materi dari LKS.

2. Pembelajaran kurang menyenangkan, guru

tidak bervariasi.

Siswa 3 1. Proses penyampaian materi selalu monoton,

tidak ada perubahan proses penyampaian

materi.

2. Pembelajaran tidak menyenangkan, karena

guru menyampaikan materi dengan membaca

LKS.

Siswa 4 1. Guru menjelaskan materi dengan ceramah di

depan kelas, tidak ada perubahan dalam

mengajar.

2. Pembelajaran tidak menyenangkan, karena

penyampaian materi oleh guru tidak menarik.

Siswa 5 1. Pembelajaran seperti biasanya dengan guru

menjelaskan di depan kelas.

2. Proses pembelajaran tidak menyenangkan,

cepat membuat bosan.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan informasi bahwa menurut guru

pengampu, antusiasme siswa pada Control Class tidak berubah dari pembelajaran

sebelumnya. Siswa tidak memperhatikan dan siswa cenderung pasif selama

pembelajaran berlangsung. Kemudian dari hasil wawancara dengan siswa Control

Class, kelima siswa pada Control Class menyatakan hal yang hampir sama,

bahwa guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi sehingga siswa

kurang tertarik dengan pembelajaran yang selama ini digunakan.

Selain melakukan wawancara guru dan siswa pada Control Class,

wawancara juga dilakukan pada guru dan siswa pada Treatment Class. Berikut

adalah tabel hasil wawancara guru dan siswa pada Treatment Class.

Page 12: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

12

Tabel 5 Hasil wawancara pada guru dan siswa Treatment Class

Narasumber Hasil Wawancara

Guru 1. Siswa lebih berantusias dalam mengikuti

pembelajaran dibandingkan sebelumnya.

2. Siswa cenderung lebih aktif baik dalam

bertanya maupun menyampaikan pendapat.

Siswa 1 1. Pembelajaran yang terjadi berbeda dengan

sebelumnya, ada diskusi kelompok terlebih

dahulu.

2. Diskusi di dalam grup Facebook

menyenangkan karena tidak cepat bosan.

Siswa 2 1. Siwa diajak berdiskusi dalam grup Facebook.

2. Pembelajaran lebih menyenangkan dibanding

sebelumnya, bisa belajar dirumah sambil

refreshing.

Siswa 3 1. Guru tidak lagi menjelaskan di depan kelas

dengan panjang lebar.

2. Pembelajaran sangat menyenangkan, karena

bisa berdiskusi dengan teman melalui

Facebook.

Siswa 4 1. Diberi pertanyaan dan berdiskusi dalam grup

Facebook dengan teman lain.

2. Pembelajaran sedikit menyenangkan, tidak

seperti biasanya yang membuat bosan.

Siswa 5 1. Pembelajaran menyenangkan, karena guru

tidak menjelaskan materi di depan kelas

seperti biasanya.

2. Pembelajaran menyenangkan, berdiskusi

dalam Facebook bisa sambil melihat timeline

Facebook.

Dari tabel di atas, didapatkan informasi bahwa proses diskusi dalam grup

Facebook yang dilakukan sebelum penyampaian materi lebih menyenangkan dan

tidak membuat bosan dalam belajar.

Hasil tes yang dilakukan di akhir materi terdapat perbedaan antara Control

Class dengan Treatment Class. Perbedaan hasil tersebut dapat dilihat dari hasil

rata-rata nilai kelas yang diperoleh. Control Class mendapatkan rata-rata nilai

kelas 71,00 sedangkan pada Treatment Class 79,60. Data yang didapatkan dari

hasil tes diuji untuk mengetahui apakah kedua rata-rata nilai kelas yaitu dari

Treatment Class dan Control Class berbeda secara signifikan. Hasil pengujian

yang dilakukan menggunakan pengujian Independent-Samples t test pada aplikasi

SPSS 11.5. Independent-Samples t test bertujuan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua

sampel [14]. Hipotesis yang digunakan adalah Ho : Tidak ada perbedaan antara

rata-rata nilai ujian kelas Treatment dengan rata-rata nilai ujian kelas Control. Ha

Page 13: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

13

: Ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas Treatment dengan rata-rata nilai

ujian kelas Control. Pada t-test for Equality of Means diketahui nilai sig (2-tailed)

= 0,006 yang lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut berarti bahwa Ho ditolak atau

Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara nilai rata-

rata Treatment Class dengan nilai rata-rata Control Class. Perbedaan rata-rata

(mean diference) sebesar 8,60 (79,60 – 71,00).

5. Simpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis penggunaan metode kolaboratif dengan

menggunakan media Facebook di SMA Negeri 1 Pabelan, maka dapat diambil

kesimpulan: (1) Penggunaan Facebook sebagai media diskusi dapat meningkatkan

keaktifan siswa, (2) Penggunaan media Facebook sebagai media diskusi dapat

membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ekonomi.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya

dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran yang

lebih kreatif. Penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, uji coba

dapat dilakukan di berbagai kelas sehingga dampak dari pembelajaran metode

kolaboratif dengan memanfaatkan media Facebook dapat lebih diketahui

keefektifannya. Selain itu media yang digunakan bisa mengikuti perkembangan

yang ada, media yang sedang digemari siswa lebih diutamakan.

6. Daftar Pustaka

[1] Barkley, Elizabeth E., Cross, K. Patricia & Major, Clair Howell. 2012.

Collaborative Learning Techniques : Teknik-teknik Pembelajaran

Kolaboratif. Penerjemah: Narulita Yusron. Bandung : Penerbit Nusa Media.

[2] Mulyanta, St dan Marlon Keong. 2009. Tutorial Membangun Multimedia

Interaktif Media Pembelajaran. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

[3] Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.

Jakarta:Prestasi Pustaka.

[4] Bharata, Adi Sukma. 2008. Ayo Buat Facebook-mu Menarik. Jakarta : PT

Elex Media Komputindo.

[5] Widodo, Urip. 2013. Penerapan Metode Kolaboratif Untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Membaca Gambar

Sketsa di SMK Negeri 2 Klaten. Juli 2013.

[6] Rahayuningsih, Sri. 2013. Potensi Pemanfaatan Facebook Sebagai Media

Pembelajaran Bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMA

Negeri 1 Salatiga). 2013

[7] Fewkes, Aaron M & Mike McCabe.2012. Facebook : Learning Tool or

Distraction?(Journal of Digital Learning in Teacher Education Volume 28

Number 3): 92-98.

[8] Sato, Manabu. 2007. Tantangan yang Harus Dihadapi Sekolah, makalah

dalam Bacaan Rujukan untuk Lesson Study-Berdasarkan Pengalaman Jepag

dan IMSTEP. Jakarta : Sisttems.

Page 14: Penggunaan Metode Kolaboratif dengan Memanfaatkan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8871/3/T1_702010160_Full... · karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang

14

[9] Roberts, Timothy S. 2004. Online Collaborative Learning : Theory and

practice. London : Idea Group Inc.

[10] Koesoema, Doni. 2009. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta :

Grasindo.

[11] Gokhale, A.A. 1995. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking.

Journal of technology Education.

[12] Supinah. __. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran?.

__. Widyaiswara PPPPTK Matematika.

[13] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu & Aplikasi

Pendidikan bagian 1. Jakarta:Grasindo.

[14] Santoso, Singgih. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik.

Jakarta. PT Elex Media Komputindo.