132
i PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MEDIA BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA SISWA KELAS X PEMASARAN SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: RIMA ISWANTI K 7408141 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

i

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

DENGAN MEDIA BERBASIS

INFORMATION COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA

SISWA KELAS X PEMASARAN

SMK NEGERI 6 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

RIMA ISWANTI

K 7408141

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Rima Iswanti

NIM : K7408141

Jurusan/ Program Studi : P.IPS/ Pendidikan Ekonomi/ BKK PTN

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGGUNAAN METODE

PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN

MEDIA BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION AND

TECHNOLOGY (ICT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA SISWA KELAS X

PEMASARAN DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Rima Iswanti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

iii

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

DENGAN MEDIA BERBASIS

INFORMATION COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA

SISWA KELAS X PEMASARAN

SMK NEGERI 6 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

RIMA ISWANTI

K 7408141

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd Leny Noviani, S.Pd, M.Si.

NIP. 19480713 197304 1 001 NIP. 1979 03 11 2005 01 2 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Ketua : Drs. Sunarto, MM 1. __________

Sekretaris : Jonet Ariyanto Nugroho, SE.,MM 2. __________

Anggota : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd 3. __________

Anggota : Leny Noviani, S.Pd, M.Si. 4. __________

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 1960 07 27 1987 02 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

vi

ABSTRAK Rima Iswanti. Penggunaan Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dengan Media Berbasis Information Communication Technology (ICT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pemasaran Di SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2011/ 2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan media berbasis Information Communication Technology (ICT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat melaksanakan pelayanan prima siswa kelas X Pemasaran di SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan pertisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d) dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interpretasi, dan (d) analisis dan refleksi. .

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan media berbasis Information Communication Technology (ICT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian pada hasil belajar ranah afektif siklus I indikator kinerja belum tercapai. Kurang dari 70% siswa yang mencapai kriteria tuntas yaitu baik dan baik sekali. Hasil penelitian pada hasil belajar ranah psikomotorik siklus I indikator kinerja belum tercapai. Kurang dari 70% siswa yang mencapai kriteria tuntas yaitu baik dan baik sekali. Hasil penelitian pada hasil belajar kognitif siklus I telah mencapai indikator kinerja, lebih dari 80% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 75. Nilai rata-rata kelas setelah penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan media berbasis Information Communication Technology (ICT) mengalami peningkatan sebesar 8,55 (nilai sebelum siklus 65,39 dan nilai siklus I 73,94). Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 36 siswa. Nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 81,89 dan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,95 (nilai siklus I 73,94 dan nilai siklus II 81,89). Bila dibandingkan dengan sebelum penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan media berbasis Information Communication Technology (ICT), nilai rata-rata siswa pada siklus II ini mengalami kenaikan sebesar 16,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan media berbasis Information Communication Technology (ICT) dapat meningkatkan hasil belajar melaksanakan pelayanan prima.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

vii

ABSTRACT Rima Iswanti. The Implementation Of Creative Problem Solving (CPS) Learning Method Using Information Communication Technology (ICT)-Based Media For Improving Students Learning Achievement On Implementing Excellence Service Subject At Tenth (X) Marketing Grade Of SMK 6 Surakarta In 2011/2012 Academic Year. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2012. The objective of this research is to know the description of the implementation Creative Problem Solving (CPS) learning method using information communication technology (ICT) based media for improving students learning achievement in implementing excellent service subject matter at tenth (X) marketing grade of SMK 6 Surakarta in 2011/2012 academic year. The research method that used by researcher was Classroom Action Research. This research was condungted collaborative among researcher, classroom teacher, and involveed the student’s participation. The subjects of this research were students of X Marketing SMK Negeri 6 Surakarta in 2011/2012 academic year, which consist of 38 students. The techniques for data’s collection were: (a) observation, (b) interview, (c) test, and (d) documentation. The research procedure covers of four steps such as: (a) planning the action, (b) action, (c) observation and interpretation, and (d) analysis and reflection. Based on the result of the research, it can be concluded that Creative Problem Solving learning method with information communication technology based media can improve student learning achievement. It can be seen from the improvement of the students learning score in cycle I. The learning achievement of the afective research on cycle I was not able to reach indicator, which is less than 70% student achieve good and very good criteria. The achievement of the psicomotoric research on cycle I is not able to reach indicator, less than 70% student achieve good and very good criteria. The learning achievement of the cognitive research in cycle I has achieved the indicator that is 80 % students have achieved the minimum passing grade that was 75. After the implementation of Creative Problem Solving-learning method with information communication technology -based media, the means score improves up to 8.55 (the score before the cycle was 65.39 and cycle I 73.94). In cycle II, 36 students or 94.73% students have achieved the minimum passing grade. The mean score in cycle II is 81.89 and the improvement of students mean score occurred from cycle I to cycle II in the amount of 7.95 (cycle I 73.94 and cycle II 81.89). Comparing between the condition before the implementation of Creative Problem Solving learning method with information communication technology based media, there is an improvement of students mean score in cycle II in the amount of 16.5. Thus, it can be concluded that the implementation of Creative Problem Solving learning method with information communication technology based media can improve the student implementing excellent service learning achievement.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

viii

MOTTO

“LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH”

(tiada daya dan upaya melainkan dengan izin Allah)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(Qs. Insyirah : 6-8)

“Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tak menyadari betapa dekatnya

mereka dengan titik sukses saat mereka memutuskan untuk meyerah”

(Thomas Alfa Edyson)

“Keyakinan yang ada dalam diri kita merupakan kunci utama untuk meraih suatu

cita-cita dan harapan, dengan keyakinan suatu hal yang tidak mungkin akan

menjadi mungkin”

(Peneliti)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

ix

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk:

Ibu, sosok yang pertama dari tujuan hidupku, terimakasih untuk semangat,

kasih sayang, doa, dan pengorbanannya yang tak pernah bertepi.

Bapak, sosok yang menjadi panutanku, yang selalu mengajarkanku arti hidup

Adikku tersayang, Siti Amiroh, terimakasih untuk keceriaan yang

membangkitkan senyum dan semangat

Seseorang yang sulit dibaca dan dipahami jalan fikirannya, Mas Fauzi

Khoirudin, terimakasih atas pencerahan dan semangat yang sangat berarti

Sahabat seperjuangan, Santi Fauzi Bruandari, Putri Tunjungsari,

terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini

Nurul, Kiki, Rosita, Widy, Tia, Novita, Indar, terimakasih untuk segala

inspirasi dalam menyusun skripsi ini

Teman-teman seperjuangan PTN ’08, semangat kawan, perjuangan kita

belum usai

Almamater

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

tulus dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu,

baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan

terima kasih dan penghargaan penulis haturkan kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi yang

telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

4. Dra. Sri Wahyuni selaku , M.M., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Tata Niaga yang telah memberikan bimbingan, pengarahan

dengan bijaksana.

5. M Sabandi, S.E, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat.

6. Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan

banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.

7. Leny Noviani, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Dra. Sri Supartini,M.M., selaku kepala sekolah SMK Negeri 6 Surakarta

terima kasih atas ijin dan kemudahan bagi peneliti dalam pelaksanaan

penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xi

9. Kusrin Susilowati, S.Pd., selaku guru mata diklat melaksanakan pelayanan

prima SMK Negeri 6 Surakarta yang telah banyak membantu peneliti dalam

penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan

juga doa yang selalu diberikan kepada peneliti.

10. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril,

materiil maupun sprirituil, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya

mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK PTN’08, terima

kasih buat motivasi, inspirasi dan doanya.

12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca

guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................

HALAMAN MOTTO ...............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

C. Tujuan dan Indikator Penelitian .....................................................

D. Manfaat Penelitian .........................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ...............................................................................

1. P

embelajaran ...........................................................................

2. Metode Pembelajaran Creative Problem Solving.....................

a. Pengertian Metode Pembelajaran ......................................

b. Pengertian Metode Pembelajaran Creative Problem

Solving ...............................................................................

c. Kelebihan Metode Pembelajaran Creative Problem

i

ii

iii

iv

v

vi

ix

x

xi

xiii

xvi

xvii

xviii

1

5

5

5

7

7

8

8

9

12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xiii

Solving ...............................................................................

d. Kelemahan Metode Pembelajaran Creative Problem

Solving ...............................................................................

3. Media Pembelajaran Berbasis Information Communication

Technology (ICT) ...................................................................

a. Pengertian Media Pembelajaran ........................................

b. Macam-Macam Media Pembelajaran ...............................

c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ........................

d. Manfaat Media Pembelajaran ...........................................

e. Fungsi Media Pembelajaran .............................................

f. Media Pembelajaran Information Communication

Technology ( ICT) Sebagai Salah Satu Media

Pembelajaran .....................................................................

4. Hasil Belajar ...........................................................................

a. Definisi Hasil Belajar ........................................................

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............

c. Pengukuran Hasil Belajar ..................................................

B. Penelitian yang Relevan ................................................................

C. Kerangka Berpikir .........................................................................

D. Hipotesis Tindakan ........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................

B. Subjek Penelitian ………………………………...........................

C. Sumber Data ..................................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................

E. Uji Validitas Data ..........................................................................

F. Teknik Analisis Data.....................................................................

G. Indikator Kinerja ...........................................................................

H. Prosedur Penelitian.........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan ………………….....................................

14

15

15

16

17

18

20

21

23

23

26

27

29

30

33

34

34

34

35

37

37

38

39

48

49

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xiv

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ..........................................

1. Siklus I .....................................................................................

2. Siklus II ....................................................................................

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ...................................

D. Pembahasan....................................................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Implikasi ........................................................................................

C. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................................

50

72

95

102 106

107

108

110

113

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Pre Test Melaksanakan Pelayanan Prima .....………......

Tabel 2.1 Skala Evaluasi Hasil Belajar Siswa ………...…………….....

Tabel 3.1 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa .……...……................

Tabel 4.1 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ......................................

Tabel 4.2 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I ............................

Tabel 4.3 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ....................................

Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II .....................................

Tabel 4.5 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II ...........................

Tabel 4.6 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II...................................

Tabel 4.7 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ................

Tabel 4.8 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I dan Siklus II ......

Tabel 4.9 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II ..............

Halaman

2

29

38

64

66

68

85

87

89

92

94

96

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ........................

Gambar 4.1 Profil Capaian Hasil Belajar Afektif Siklus I ......................

Gambar 4.2 Profil Capaian Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I ............

Gambar 4.3 Profil Capaian Hasil Belajar Kognitif Siklus I ....................

Gambar 4.4 Profil Capaian Hasil Belajar Afektif Siklus II ....................

Gambar 4.5 Profil Capaian Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II ..........

Gambar 4.6 Profil Capaian Hasil Belajar Kognitif Siklus II ..................

Gambar 4.7 Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II ........................

Gambar 4.8 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I dan Siklus II...............

Gambar 4.9 Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan Siklus II .....................

32

47

65

67

69

86

88

89

93

95

97

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Catatan Lapangan Observasi Awal ............................................... 113

2 Daftar Siswa Kelas X PM 1 SMK N 6 Surakarta ......................... 114

3 Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan ........................................ 115

4 Lembar Observasi Guru ................................................................ 117

5 Lembar Observasi Siswa ............................................................. 121

6 Pedoman Wawancara Observasi Awal ........................................ 128

7 Pedoman Wawancara Setelah Tindakan ....................................... 130

8 Hasil Wawancara dengan Guru Observasi Awal ......................... 133

9 Hasil Wawancara dengan Siswa Observasi Awal ........................ 135

10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................ 138

11 Silabus Siklus I ............................................................................. 145

12 Pembagian Kelompok Siswa Siklus I ........................................... 146

13 Catatan Lapangan Siklus I ............................................................ 147

14 Gambar Kegiatan Siklus I ............................................................. 154

15 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................... 157

16 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ......................................... 159

17 Soal Diskusi Kelompok Siklus I ................................................... 161

18 Hasil Presentasi Diskusi Kelomok Siklus I .................................. 167

19 Lembar Observasi Siswa Siklus I ................................................. 170

20 Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................. 174

21 Hasil Belajar Siklus I .................................................................... 176

22 Daftar Hadir Siswa Siklus I .......................................................... 180

23 Hasil Wawancara dengan Guru Siklus I ....................................... 181

24 Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ..................................... 183

25 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................. 186

26 Silabus Siklus II ............................................................................ 194

27 Pembagian Kelompok Siklus II .................................................... 195

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

xviii

28 Catatan Lapangan Siklus II ........................................................... 196

29 Gambar Kegiatan Siklus II ........................................................... 204

30 Soal Evaluasi Siklus II .................................................................. 206

31 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ........................................ 208

32 Soal Diskusi Kelompok Siklus II ................................................. 210

33 Hasil Presentasi Diskusi Kelompok Siklus II ............................... 218

34 Lembar Observasi Siswa Siklus II ................................................ 225

35 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................. 229

36 Hasil Belajar Siklus II ................................................................... 231

37 Daftar Hadir Siswa Siklus II ......................................................... 235

38 Hasil Wawancara dengan Guru Siklus II ..................................... 236

39 Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II .................................... 238

40 Perijinan ........................................................................................ 241

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan ujung tombak perbaikan kualitas SDM sehingga

diperlukan adanya suatu peningkatan perbaikan kualitas pendidikan. Usaha

peningkatan mutu pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan merupakan

suatu kebijakan dalam dunia pendidikan yang harus segera diupayakan. Melalui

pendidikan yang berkualitas diharapkan mampu menghasilkan generasi-generasi

yang unggul, cerdas dan kompetitif. Usaha perbaikan kualitas pendidikan harus

dilakukan secara menyeluruh oleh semua pihak baik pemerintah, guru, peserta

didik, maupun orangtua siswa. Salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas

pendidikan adalah metode serta media pembelajaran. Metode serta media

pembelajaran penting untuk diperhatikan karena dengan metode dan media

pembelajaran yang tepat dapat memberikan dampak positif dalam menciptakan

proses pembelajaran yang berkualitas dan hasil belajar yang optimal sehingga

tujuan perbaikan kualitas pendidikan yang lebih baik dapat tercapai.

Sejak disahkannya Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, peran guru dituntut harus berubah sesuai tuntutan kurikulum yang telah

diberlakukan. Dalam pasal 20b disebutkan bahwa: ”Guru berkewajiban

meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni”. Berdasarkan pasal tersebut, guru wajib meningkatkan kreatifitas supaya

mampu menciptakan suasana kelas dan pembelajaran yang aktif, nyaman,

menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa merasa belajar merupakan sesuatu

yang menarik dan ditunggu-tunggu.

SMK Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan

unggulan di kota Surakarta. Sekolah ini telah banyak melakukan upaya

peningkatan mutu pendidikan, antara lain melakukan penyediaan fasilitas kegiatan

pembelajaran yang baik meliputi laboratorium, perpustakaan, komputer, koneksi

internet, dan lain sebagainya, namun kelengkapan fasilitas ini belum memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

2

hasil belajar yang optimal sehingga diperlukan adanya perbaikan pada proses

pembelajaran yang berlangsung.

Hasil observasi peneliti di SMK Negeri 6 Surakarta di kelas X Pemasaran

pada Mata Diklat Melakukan Pelayanan Prima diketahui bahwa proses

pembelajaran yang berlangsung belum mencapai tujuan yang diharapkan. Tingkat

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar masih rendah, sehingga

hasil belajarnya juga masih rendah, prestasi belajar siswa banyak yang kurang

dari nilai ketuntasan minimal yaitu 75, seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.1

berikut :

Tabel 1.1 Nilai Pre Test Mata Diklat Melakukan Pelayanan Prima Kelas X SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012

KELAS

NILAI

RATA-RATA PROSENTASE KETUNTASAN

X PEMASARAN 1 65,39 18,4%

X PEMASARAN 2 66,375 25%

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa kelas X Pemasaran 1 merupakan

kelas yang nilai Mata Diklat Melakukan Pelayanan Prima belum mencapai batas

nilai ketuntasan minimal paling banyak, siswa yang belum tuntas di kelas X

Pemasaran 1 ini berjumlah 33 dari 38 siswa. Rendahnya hasil belajar siswa

tersebut sebagai akibat proses pembelajaran yang kurang sesuai. Kondisi

pembelajaran Mata Diklat Melakukan Pelayanan Prima di SMK NEGERI 6

Surakarta cenderung masih berpusat pada guru. Guru memberi penjelasan dan

siswa mencatat disertai tanya jawab seperlunya kemudian dilanjutkan dengan

latihan soal atau tugas. Dibandingkan dengan siswa kelas X PM 2, siswa kelas X

PM 1 cenderung kurang aktif dan kurang berminat terhadap proses pembelajaran.

Mereka terkesan kurang memperdulikan apa yang disampaikan oleh guru,

sehingga hasil belajarnya lebih rendah daripada siswa kelas X PM 2.

Berdasarkan permasalahan tersebut, supaya dapat menarik minat serta

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar khususnya Mata Diklat Melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

3

Pelayanan Prima diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

semangat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran

seharusnya mampu menciptakan lingkungan belajar yang dapat mengembangkan

potensi diri siswa secara optimal. Bentuk-bentuk metode pembelajaran yang dapat

diwujudkan antara lain metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab,

metode eksperimen, dan metode penyelesaian masalah (problem solving). Adanya

permasalahan hasil belajar tersebut diperlukan suatu metode pembelajaran yang

sesuai dengan Mata Diklat yang diajarkan supaya tercipta proses pembelajaran

yang bermakna dan menyenangkan.

Penggunaan metode dalam proses belajar mengajar dilakukan supaya terjadi

interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar-menukar

pengalaman, serta informasi untuk memecahkan masalah. Semua siswa aktif

terlibat dalam proses pembelajaran, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

Oleh karena itu dalam pembelajaran diperlukan adanya aktivitas yang melibatkan

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Selain itu motivasi dan

partisipasi dari siswa juga sangat diperlukan. Hal ini dilakukan supaya

pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai.

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan metode Creative Problem Solving (CPS) dengan media berbasis

Information Communication and Technology (ICT) yang dimungkinkan dapat

memperbaiki proses pembelajaran, aktivitas yang melibatkan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik juga akan meningkat sehingga hasil belajar dapat

meningkat. Metode dan media belajar merupakan dua unsur yang sangat penting

dan saling berkaitan pada suatu proses belajar mengajar. Pemilihan salah satu

metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang

sesuai. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut memotivasi, mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan

belajar yang diciptakan oleh guru. Kegiatan belajar Melakukan Pelayanan Prima

dengan memanfaatkan media berbasis Information Communication and

Technology (ICT) dapat memotivasi dan membantu peserta didik dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

4

menguasai materi pembelajaran serta meningkatkan keaktifan siswa dalam

pelaksanaan proses pembelajaran.

“Creative Problem Solving merupakan suatu proses, metode, atau sistem

untuk mendekati suatu masalah di(dalam) suatu jalan/cara imajinatif dan

menghasilkan tindakan efektif” (William E. Mitchell and Thomas F. Kowalik,

1999: 4). Pembelajaran di SMK sangatlah komplek dan berkaitan dengan dunia

kerja, sehingga siswa harus memahami akan pentingnya pembelajaran tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode CPS. Metode CPS memeliki

karakteristik mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan belajar yang potensial yaitu menstimulasi siswa dalam berpikir dan

membuat konsep melalui keterampilan memecahkan masalah. Pada umumnya

pembelajaran pemasaran hanya bersifat hafalan akan tetapi pada metode ini

peserta didik dihadapkan pada suatu persoalan yang belum ada penyelesaiannya.

Metode CPS mengharuskan siswa untuk aktif, berfikir logis serta kreatif dalam

pemecahan masalah, sehingga siswa mempunyai ingatan yang lebih kuat

dibandingkan apabila siswa hanya menghafal suatu materi pembelajaran. Ada

banyak kegiatan yang melibatkan kreatifitas dalam pemecahan masalah seperti

riset dokumen, pengamatan terhadap lingkungan sekitar, kegiatan yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan, dan penulisan yang kreatif. Dengan CPS, siswa dapat

memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Penerapan metode

pembelajaran CPS dapat mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan

bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah yang

ada di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan

keingintahuan siswa sebelum mempelajari suatu subjek. CPS menyiapkan siswa

untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk memperoleh serta

menggunakan secara tepat sumber-sumber serta materi pembelajaran.

Siswa juga dapat menggunakan teknologi informasi untuk dapat

memecahkan persoalan yang dihadapi atau yang lebih dikenal dengan media

berbasis ICT. Pembelajaran ini memberi kesempatan siswa untuk dapat menggali

informasi yang dapat dipertanggungjawabkan serta penggunaan teknologi

informasi untuk dapat memecahkan permasalahan. Dengan menggunakan metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

5

dan media diatas maka diharapkan dapat membantu peserta didik dalam

meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran, meningkatkan

keaktifan, mempunyai semangat belajar, serta mengasah daya kreativitas,

sehingga hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian

sebagai berikut: “Penggunaan Metode Pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) Dengan Media Berbasis Information Communication and

Technology (ICT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Melakukan Pelayanan

Prima Siswa Kelas X Pemasaran Di SMK Negeri 6 Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah penerapan metode

pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT pada Mata Diklat Melakukan

Pelayanan Prima dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran SMK

Negeri 6 Surakarta?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas X Pemasaran SMK Negeri 6 Surakarta melalui penerapan metode

pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT pada Mata Diklat Melakukan

Pelayanan Prima tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan suatu inovasi dalam dunia pendidikan khususnya dalam

pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang dapat dijadikan

dasar penelitian lebih lanjut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

6

c. Memberikan manfaat untuk mendukung teori-teori di bidang pendidikan

tentang penggunaan metode pembelajaran CPS dengan media berbasis

ICT.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa :

Siswa termotivasi untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam

kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.

Selain itu untuk melatih siswa supaya dapat berpikir secara kritis dan

analitis.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan metode pembelajaran

CPS dengan media berbasis ICT dalam proses belajar mengajar di kelas

sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

merealisasikan tujuan pembelajaran bagi siswa dan juga sebagai

bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

2) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan

peningkatan mutu proses pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penggunaan

metode pembelajaran CPS serta pengaruh terhadap perkembangan siswa

setelah penggunaan metode pembelajaran CPS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membelajarkan peserta

didik. Pembelajaran merupakan upaya yang diberikan pendidik supaya terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Sadiman dkk.

dalam Warsita mengungkapkan bahwa, “Pembelajaran adalah usaha usaha

yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses

belajar dalam diri peserta didik” (2008: 85). Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar”.

Dalam konsep pembelajaran terkandung dua kegiatan yaitu belajar dan

mengajar. Pembelajaran merupakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya

membelajarkan siswa supaya berkembang potensi intelektual yang ada pada

dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut terjadinya

komunikasi dua arah yang melibatkan dua pihak yaitu antara pihak yang

mengajar yakni guru yang mengajar dengan pihak yang belajar yakni siswa

sebagai peserta didik. Berdasar konsep tentang pembelajaran di atas, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah pada

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai

pengalaman sehingga tingkah laku siswa bertambah, baik kualitas maupun

kuantitasnya. Tingkah laku tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, dan

nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

Pembelajaran bertujuan mengubah siswa dari yang belum terdidik, menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

8

siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan akan sesuatu,

menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.

2. Metode Pembelajaran Creative Problem Solving

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh

metode pembelajaran yang digunakan. Metode secara umum dapat diartikan

sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya:

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan eksperimen, tugas

belajar dan resitasi, kerja kelompok, sosiodrama (role playing), pemecahan

masalah (problem solving), sistem regu, karyawisata, dan sebagainya.

Mengenai definisi metode pembelajaran, Hamdani berpendapat,

“Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada siswa” (2011: 80). Sutikno (2009) juga

berpendapat, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi

pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran

pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan” (hlm.88). Berdasarkan

uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode adalah cara yang

sistematis yang digunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan dengan

siswa saat proses belajar mengajar berlangsung dalam upaya untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran yang ditetapkan oleh guru hendaknya

memungkinkan siswa banyak belajar proses (learning by process), bukan

hanya belajar produk (learning by product). Belajar produk pada umumnya

hanya menekankan pada hasil belajar segi kognitif saja sedangkan belajar

proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

9

b. Pengertian Metode Pembelajaran Creative Problem Solving

Proses pembelajaran yang aktif dapat tercapai salah satunya dengan

cara guru harus menentukan metode pembelajaran yang tepat. Metode

pembelajaran yang digunakan harus menekankan pada proses belajar siswa

secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Metode

pembelajaran harus dapat membuat siswa dapat belajar lebih optimal.

Belajar optimal dapat dicapai jika siswa aktif di bawah bimbingan guru

yang aktif pula.

Metode Creative Problem Solving (CPS) pertama kali diperkenalkan

oleh Alex Osborn, seorang Creator of Brain Storming, pendiri dari The

Creative Education Foundation (CEF) dan Co-founder of a Highly

Successful New York Advertising Agency. Pada awalnya metode ini

banyak dipergunakan di perusahaan-perusahaan dengan tujuan agar para

karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut memiliki kreativitas yang

tinggi, baik dalam melaksanakan setiap tanggung jawab pekerjaannya

maupun dalam upaya membantu memecahkan setiap persoalan yang terjadi

di perusahaan, namun pada perkembangan selanjutnya metode ini juga

banyak diterapkan di dunia pendidikan.

Creative Problem Solving adalah suatu metode pembelajaran yang

melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan

masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan, dan ketika dihadapkan

dengan suatu pertanyaan siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan

masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya

dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah

memperluas proses berpikir (Pepkins, 2004).

Metode pembelajaran CPS merupakan metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil

belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

secara seimbang. Pembelajaran CPS memacu keterlibatan siswa baik secara

fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam setiap proses

pembelajaran. Pembelajaran pemecahan masalah mendorong siswa untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

10

memperoleh pengetahuan dari setiap sumber belajar yang tersedia yang

dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.

Ditinjau dari aspek psikologi belajar, metode CPS berdasar kepada

psikologi kognitif yang menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan

tingkah laku karena adanya pengalaman (Sanjaya, 2011). Belajar bukan

semata-mata proses menghafal sejumlah fakta dan teori melainkan suatu

proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui

proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh, yaitu

perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif tetapi juga

aspek afektif dan psikomotorik melalui pendalaman dari masalah yang

dihadapi.

Osborn mengemukakan bahwa metode Creative Problem Solving

mempunyai tiga macam prosedur, yaitu:

1) Menemukan fakta, meliputi proses merumuskan dan menjabarkan

masalah, mengumpulkan serta meneliti data dan informasi yang

relevan.

2) Menemukan gagasan, yaitu berkaitan dengan memunculkan dan

memodifikasi gagasan tentang strategi apa yang harus dilakukan untuk

memecahkan masalah.

3) Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak dari

pemecahan masalah. (Cahyono, 2007)

Langkah-langkah dalam metode pembelajaran Creative Problem

Solving juga dikemukakan oleh Pepkins yaitu sebagai berikut :

1) Klarifikasi Masalah

Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa

tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang

penyelesaian seperti apa yang diharapkan.

2) Pengungkapan Pendapat

Siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai

macam strategi penyelesaian masalah. Siswa diberi kesempatan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

11

bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap

untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari setiap ide yang

diungkapkan, siswa mampu untuk memberikan alasan.

3) Evaluasi dan Pemilihan

Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan

pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk

menyelesaikan masalah.

4) Implementasi

Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil

untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai

menemukan penyelesaian dari masalah tersebut (2004).

Dalam penelitian ini, langkah-langkah metode Creative Problem

solving yang digunakan adalah langkah-langkah metode CPS yang

dikemukakan oleh Pepkins. Pada tahap klarifikasi masalah, siswa dilatih

agar terampil dalam merumuskan suatu permasalahan. Perumusan suatu

masalah secara tepat dan akurat dapat dilakukan ketika siswa mampu

menemukan dan memahami situasi dan kondisi dari suatu permasalahan.

Selanjutnya, siswa memilih informasi-informasi yang relevan dan

mengabaikan informasi-informasi yang tidak relevan sehingga siswa dapat

menemukan kata kunci dari permasalahan tersebut. Dari informasi yang

diperoleh dalam soal, selanjutnya dapat dipikirkan mengenai data apa yang

diketahui dalam soal, apakah yang ditanyakan, adakah data yang harus

dicari terlebih dahulu dan sebagainya.

Pada tahap pengungkapan gagasan, siswa diharapkan menjadi mahir

dalam merepresentasikan masalah. Siswa diberi kesempatan untuk

menemukan dan mengungkapkan gagasan tentang berbagai strategi

pemecahan masalah dengan mempertimbangkan semua informasi dan kata

kunci permasalahan yang diperoleh dari tahap klarifikasi masalah,

selanjutnya untuk dapat merepresentasikan sebuah permasalahan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

12

baik, hal mendasar yang diperlukan oleh siswa adalah membangun

gambaran berpikir logis dan kreatif.

Pada tahap evaluasi dan seleksi, siswa dilatih supaya terampil dalam

memilih dan mengembangkan strategi penyelesaian yang paling efektif

dalam menyelesaikan masalah tersebut disertai dengan alasan-alasan yang

logis terhadap strategi pemecahan masalah yang dipilih. Dibantu dengan

bimbingan dan arahan dari guru, siswa mengevaluasi dan menyeleksi

berbagai gagasan tentang strategi pemecahan masalah sehingga pada

akhirnya dapat diperoleh suatu strategi yang tepat dan optimal untuk

menyelesaikan masalah. Pada tahap implementasi, siswa menentukan

strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian

menerapkannya sampai menemukan solusi dari permasalahan yang

diberikan dan menafsirkan jawaban dengan tepat.

c. Kelebihan Metode Pembelajaran Creative Problem Solving

Metode pembelajaran Creative Problem Solving memiliki beberapa

kelebihan antara lain sebagai berikut:

1) Merupakan metode yang cukup bagus untuk lebih memahami isi

pelajaran.

2) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4) Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi

sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6) Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada

dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti

oleh siswa, bukan sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

13

7) Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

8) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

mengembangkan kemampuan siswa untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru.

9) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

10) Mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus belajar sekalipun

belajar pada pendidikan formal telah berakhir (Sanjaya, 2011).

Keunggulan metode Creative Problem Solving juga dinyatakan oleh

Hamdani yaitu :

1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 2) Berpikir dan bertindak kreatif. 3) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. 4) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. 5) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. 6) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. 7) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan

kehidupan khususnya dunia kerja (2011: 84).

Berdasarkan uraian dan rangkuman di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran Creative Problem Solving memiliki beberapa

keuntungan, yaitu menjadikan pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan

dengan kehidupan nyata, khususnya dengan kondisi dunia kerja dan kondisi

di masyarakat. Penggunaan metode ini juga melatih dan membiasakan para

siswa supaya mampu menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil

dan merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif

dan menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak menyoroti

permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.

d. Kelemahan Metode Pembelajaran Creative Problem Solving

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

14

Metode pembelajaran Creative Problem Solving (metode pemecahan

masalah) selain memiliki banyak kelebihan juga terdapat kelemahan-

kelemahan, antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan

tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan

dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan

kemampuan dan keterampilan guru.

2) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering

memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil

waktu pelajaran.

3) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan

menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir

memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-

kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan

tersendiri bagi siswa (Djamarah & Zain, 2010).

Sanjaya juga berpendapat mengenai kelemahan metode Creative

Problem Solving yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang tidak memiliki minat atau merasa bahwa masalah yang

dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan

untuk mencobanya.

2) Keberhasilan metode pembelajaran pemecahan masalah membutuhkan

banyak waktu untuk melakukan persiapan.

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang

mereka ingin pelajari (2011).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kelemahan

metode pembelajaran Creative Problem Solving adalah memerlukan alokasi

waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang

lain. Beberapa keterbatasan, seperti terbatasnya alat atau media menyulitkan

siswa untuk melihat langsung dan mengamati sehingga siswa mengalami

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

15

kesulitan dalam menyimpulkan peristiwa/permasalahan tersebut, serta siswa

yang pasif dan malas akan tertinggal.

3. Media Pembelajaran Berbasis Information Communication and

Technology (ICT)

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak

dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah atau suatu

alat. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Media menurut

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Assosiation of Education

and Communication Technology (AECT) adalah segala bentuk yang

digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi (Sanaky, 2009). Media

pembelajaran merupakan salah satu alat atau wadah yang digunakan untuk

menyampaikan suatu pesan pembelajaran dalam proses interaksi antara

pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.

Briggs dalam Sanaky juga menyatakan “Media adalah segala wahana

atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar

untuk belajar” (2009: 3). Media pembelajaran adalah media yang dirancang

secara khusus untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan

peserta didik sehingga terjadi proses pembelajaran. Media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.

Berdasar beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran bukan hanya sekedar suatu alat atau wadah yang digunakan

untuk menyampaikan suatu pesan pembelajaran dalam proses interaksi

antara pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Akan tetapi juga sebagai alat yang dirancang guna

membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar serta memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

16

pengaruh psikologis terhadap siswa untuk belajar. Selain membangkitkan

motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan

terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Penggunaan media pembelajaran dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efisiensi dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

b. Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pengajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah

pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada peserta didik sehingga

peserta didik dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan

makna yang disampaikan itu. Macam- macam media pembelajaran dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media

yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung suara

3) Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung suara

juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat misalnya, rekaman

video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya (Saryulis,

2011).

Hamdani berpendapat bahwa secara garis besar media pembelajaran

terbagi atas:

1) Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar atau yang

memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak

mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

17

3) Media audio visual, yaitu media yang mengandung unsur suara dan

juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,

film, dan sebagainya.

4) Orang (people), yaitu orang yang menyimpan informasi.

5) Bahan (materials), yaitu suatu format yang digunakan untuk

menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga,

transparansi, film, slide, dan sebagainya.

6) Alat (device), yaitu benda-benda yang berbentuk fisik yang sering

disebut dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan

bahan pembelajaran, seperti komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan

sebagainya.

7) Teknik (technic), yaitu cara atau prosedur yang digunakan orang dalam

memberikan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, seperti

ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan, dan sejenisnya.

8) Latar (setting), yaitu lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun

di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara

khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio,

perpustakaan, aula, teman, pasar, toko, museum, kantor, dan sebagainya

(2011).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran bukan hanya berupa alat perantara seperti TV, radio, slide,

bahan cetakan. Media pembelajaran juga dapat berupa manusia sebagai

sumber belajar atau juga berupa kegiatan seperti diskusi, seminar, karya

wisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah

pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, menambah

keterampilan, serta meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut :

1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas.

2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

18

3) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar.

4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran (Sanaki,

2009).

Sumantri dan Permana berpendapat, secara khusus media

pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik supaya lebih memahami

konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan

media yang paling tepat sesuai dengan karakteristik bahan.

2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga

lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.

3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan khusus dalam teknologi karena

peserta didik tertarik untuk menggunakan serta mengoperasikan media

tersebut.

4) Menciptakan situasi belajar tak terlupakan bagi peserta didik (2001).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

penggunaan media adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam

kegiatan belajar mengajar serta meningkatkan motivasi belajar siswa. Media

pembelajaran juga memberi variasi metode pembelajaran dan meningkatkan

aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran harus mampu meningkatkan motivasi siswa

dalam belajar, merangsang siswa untuk mengingat apa yang sudah

dipelajari, serta mampu memberikan rangsangan belajar baru. Manfaat

media pembelajaran adalah:

1) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih

dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai

tujuan pembelajaran dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

19

3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar. Pembelajar tidak

bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

4) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar (Sanaky, 2009).

Secara lebih khusus, Kemp dan Dayton mengidentifikasikan manfaat

media pembelajaran sebagai berikut:

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. Dengan bantuan

media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat

dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi

di antara siswa dimanapun berada.

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik

secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk

menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan

tidak membosankan.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan

terjadi komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru

cenderung bicara satu arah.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media tujuan belajar akan

lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga

seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran

secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan

media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran dapat

membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh.

6) Memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan

saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih

leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

20

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses

belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga

mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar

mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8) Mengubah peran guru kearah yang lebih positif produktif. Guru dapat

berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu

untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,

seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,

memotivasi belajar, dan lain sebagainya (Hamdani, 2011).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

media memiliki manfaat untuk memperlancar interaksi antara guru dengan

siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif, dan

efisien. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa.

e. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

3) Menumbuhkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa

dengan sumber belajar.

4) Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan

menimbulkan persepsi yang sama (Hamdani, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

21

Sanaky juga berpendapat bahwa fungsi media pembelajaran adalah

untuk merangsang pembelajaran dengan:

1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka.

2) Membuat duplikasi dari objek sebenarnya.

3) Membuat konsep abstrak ke konsep konkrit.

4) Memberi kesamaan persepsi.

5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.

6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten.

7) Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran (2009).

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan

bahwa fungsi media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar adalah

mendorong terjadinya pemahaman yang lebih baik pada siswa. Siswa yang

belajar dengan mendengarkan saja akan memiliki tingkat pemahaman dan

lamanya ingatan bertahan yang kurang maksimal, dibandingkan dengan

siswa yang belajar dengan melihat atau mendengarkan dan melihat secara

bersamaan. Media pembelajaran mampu membangkitkan dan memberikan

suasana senang dan bahagia serta adanya keterlibatan mental dan emosional,

sehingga akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan kondisi

pembelajaran yang lebih hidup serta peningkatan pemahaman siswa

terhadap materi ajar.

f. Media Pembelajaran Information Communication and Technology

(ICT) Sebagai Salah Satu Media Pembelajaran

Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma pembelajaran dari teacher

centered menjadi student centered. Proses pembelajaran tidak lagi

didominasi oleh guru melainkan siswa dituntut untuk lebih aktif serta

berpartisipatif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dapat dirangsang melalui rancangan pembelajaran yang tepat

yang meliputi metode, model, maupun sumber dan media pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

22

yang digunakan. Supaya menarik perhatian siswa, guru dituntut untuk

pandai dalam memilih media pembelajaran yang menarik dan inovatif.

Salah satu inovasi tersebut adalah menggunakan media pembelajaran

berbasis Information Communication and Technology (ICT) / Teknologi

Informasi dan komunikasi (TIK).

Masyarakat dunia saat ini tengah berada dalam era informasi dan

komunikasi. Perkembangan TIK yang sangat pesat telah mempengaruhi

berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Kehadiran

Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran merupakan

tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Dengan adanya TIK dalam

pembelajaran dapat memperkaya suasana pembelajaran. Pemanfaatan TIK

tidak hanya sebatas pada pengoperasian komputer melainkan juga

bagaimana menggunakan teknologi untuk berkolaborasi, berkomunikasi,

melakukan penelitian, dan menyelesaikan masalah dalam proses

pembelajaran. Wardiana dalam Warsita mengungkapkan, “Teknologi

informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah,

memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data

dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas” (2008:

135). Sedangkan United Nation dalam Sutrisno menyatakan, “TIK

merupakan internet, telekomunikasi, peralatan teknologi informasi, media

dan penyiaran, perpustakaan dan pusat dokumen dan berbagai peralatan lain

yang berhubungan dengan aktivitas komunikasi” (2011: 57).

Pembelajaran berbasis TIK memiliki banyak keunggulan. Alessi dan

Trollip dalam Sutrisno memberi batasan yaitu penggunaan waktu yang

digunakan menjadi lebih efektif, bahan materi pelajaran menjadi lebih

mudah diakses, menarik, dan murah biayanya. Peserta didik juga dapat

belajar dengan lebih percaya diri sesuai dengan caranya sendiri, serta

peserta didik lebih banyak memiliki kesempatan bereksplorasi karena

termotivasi dengan hadirnya TIK dalam proses pembelajaran (2011).

Pembelajaran berbasis TIK dapat mendorong timbulnya komunikasi,

kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

23

oleh peserta didik. Webb dalam Sutrisno juga berpendapat bahwa iklim

pembelajaran yang menggunakan media TIK memberikan hasil antara lain:

1) Mempercepat pemahaman kognitif

2) Memperluas pengalaman belajar sehingga siswa dapat mempelajari

sains melalui pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari

3) Meningkatkan manajemen diri

4) Memfasilitasi pengumpulan data serta presentasinya (2011).

Di balik keandalan media TIK sebagai media pembelajaran, terdapat

beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat

yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan tertinggal zaman.

2) Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal

memerlukan pendamping guna menjelaskan penggunaannya

3) Perangkat keras dan lunak yang mahal dan cepat tertinggal zaman.

(Hamdani, 2011).

4. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang ketika ia

melakukan sebuah kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bukan

semata-mata transformasi pengetahuan, namun sebagai upaya pendidikan

untuk menghasilkan manusia seutuhnya. Oleh karena itu pengajar harus

memperhatikan hasil belajar. Hasil belajar merupakan puncak dari suatu

proses belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah

mengalami proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009).

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar ini merupakan penilaian yang dicapai seorang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

24

siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang

diajarkan dapat dipahami siswa.

Bloom memberi batasan mengenai hasil belajar yaitu bahwa hasil

belajar memiliki tiga ranah (domain) sebagai berikut:

1) Ranah kognitif

merupakan ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

evaluasi, dan kreasi (David R. Krathwohl dalam Miftah, 2012).

2) Ranah afektif

merupakan ranah yang berkenaan dengan sikap. Ranah afektif terdiri

dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotor

merupakan ranah yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ranah psikomotorik terdiri dari enam aspek

yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2009).

Penguasaan aspek kognitif dapat diukur dengan tes lisan atau tes

tertulis meliputi pilihan ganda, uraian bebas, unjuk kerja, atau pengumpulan

hasil kerja siswa. Ranah afektif dapat diukur dengan teknik angket dan

observasi secara langsung, yang diukur adalah sikap dan minat peserta didik

terhadap pelajaran. Ranah psikomotorik dapat diukur dengan teknik angket

dan observasi secara langsung yang dapat berupa tes identifikasi, tes

simulasi, dan tes unjuk kerja.

Hasil belajar menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar.

Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga

kecakapan dan keterampilan dalam melihat, mengamati, menganalisis dan

memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian. Hasil

belajar siswa adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

25

belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Oleh sebab itu dalam penilaian hasil belajar rumusan

kemampuan dan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa

(kompetensi) menjadi unsur penting sebagai dasar acuan penilaian.

Perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar tersebut dapat terlihat

menjadi bermacam-macam bentuk. Gagne mengungkapkan, ada lima bentuk

perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar yaitu:

1) Informasi verbal yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik

secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama

terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.

2) Kecakapan intelektual yaitu keterampilan individu dalam melakukan

interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol,

misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam

keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan

(discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan

hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi

pemecahan masalah.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan individu untuk melakukan

pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks

proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan

ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif.

Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran,

sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran.

4) Sikap yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk

memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain sikap

adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan

kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau peristiwa,

didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai

pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

5) Kecakapan motorik ialah hasil belajar yang berupa kecakapan

pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik (Sudjana, 2009).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

26

Jadi penilaian dilakukan terhadap proses pembelajaran yang

mencakup aktivitas dan hasil dari aktivitas belajar tersebut. Penilaian tidak

hanya dilakukan secara tertulis, tetapai juga secara lisan dan penilaian

perbuatan. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan

pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Hasil belajar akan

tersimpan dalam jangka waktu lama bahkan tidak akan pernah hilang. Hasil

belajar berperan serta dalam pembentukan pribadi individu sehingga akan

mengubah cara berfikir dan perilaku menjadi lebih baik. Jadi dapat

disimpulkan bahwa meningkatakan hasil belajar siswa dalam penelitian ini

ditekankan pada hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor yang

dilakukan siswa selama berlangsungnya proses belajar.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan. Slameto mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar digolongkan menjadi:

1) Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah (fisiologi), seperti

mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna;

faktor psikologis, seperti kecerdasan, bakat, sikap, kebiasaan, minat

kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri, serta faktor

kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)

Faktor eksternal meliputi: faktor sosial, seperti lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, dan kelompok; faktor budaya, seperti

adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian; faktor

lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar; serta faktor

lingkungan spiritual atau keagamaan (2003).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

27

c. Pengukuran Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar

memiliki sasaran yaitu berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan

pembelajaran. Ranah tujuan pembelajaran berdasarkan hasil belajar siswa

dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ranah afektif, kognitif, dan

psikomotorik.

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek yaitu: (1) ingatan; (2) pemahaman; (3) aplikasi; (4) analisis;

(5) evaluasi; (6) kreasi (David R. Krathwohl dalam Miftah, 2012). Ranah

afektif berkaitan dengan sikap yang meliputi lima aspek, yaitu: (1)

penerimaan; (2) jawaban atau reaksi; (3) penilaian; (4) organisasi, dan (5)

internalisasi. Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah

psikomotorik, yaitu: (1) gerakan refleks; (2) keterampilan gerakan dasar; (3)

kemampuan perseptual; (4) keharmonisan atau ketetapan; (5) gerakan

keterampilan kompleks, dan (6) gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana,

2009).

Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen

penilaian yang terdiri dari penilaian hasil belajar aspek kognitif, komponen

praktik yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang

berhubungan dengan kondisi afektif siswa. Berdasar pedoman tersebut, hasil

belajar yang hendak diteliti oleh peneliti adalah hasil belajar yang

berorientasi pada proses dan produk/ hasil pembelajaran. Proses merupakan

suatu kegiatan untuk menuju kepada hasil, sedangkan hasil merupakan

produk atau output dari suatu kegiatan. Penilaian proses dilakukan

bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran dengan cara

menilai langsung saat siswa melakukan diskusi, memecahkan masalah, dan

presentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

28

Penilaian hasil belajar afektif dilakukan dengan menilai aspek yang

berkenaan dengan sikap dan nilai yang tampak pada diri siswa selama

proses pembelajaran. Dalam penelitian ini aspek hasil belajar afektif yang

dinilai meliputi aspek kemampuan kerjasama dalam diskusi, aspek

kemampuan memecahkan masalah, aspek kemampuan bertanya/

mengeluarkan pendapat, dan aspek kemampuan menjelaskan dalam

presentasi. Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan dengan menilai

aspek yang berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak

siswa. Dalam penelitian ini aspek hasil belajar psikomotorik yang dinilai

meliputi aspek segera memasuki kelas pada saat guru datang, aspek

kecekatan bergabung dengan kelompok, aspek kesiapan dan keaktifan

melakukan presentasi, dan aspek mengacungkan tangan ketika bertanya/

mengeluarkan pendapat. Penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik

dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran dengan

cara menilai langsung saat siswa melakukan diskusi, memecahkan masalah,

dan presentasi.

Untuk melakukan penilaian proses, peneliti menggunakan penilaian

autentik (authenthic assessment). Menurut Mueller dalam Nuryani (2006),

penilaian autentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya

diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang

mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang

bermakna. Mueller (2006) juga menyatakan bahwa penilaian autentik

merupakan penilaian langsung dan ukuran langsung (Nuryani, 2006). Ketika

melakukan penilaian, banyak kegiatan yang akan lebih jelas apabila dinilai

secara langsung, seperti kemampuan berdiskusi, kemampuan memecahkan

masalah, kemampuan bertanya dan mengeluarkan pendapat, dan

kemampuan melakukan presentasi. Penilaian autentik juga digunakan untuk

menilai sikap atau perilaku siswa terhadap sesuatu atau pada saat melakukan

sesuatu. Bentuk penilaian autentik dapat berupa penilaian kinerja, penilaian

informal, observasi, penggunaan pertanyaan, presentasi, diskusi, proyek,

investigasi atau penyelidikan, portofolio, jurnal, wawancara, konferensi, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

29

evaluasi diri oleh siswa (Mertler, 2009). Penilaian autentik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja siswa saat melakukan diskusi,

tanya-jawab, dan presentasi.

Indikator yang digunakan dalam menilai proses pembelajaran adalah

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan ketepatan serta ketelitian

dalam menyelesaikan masalah yang mencakup aspek afektif dan

psikomotorik siswa, sedangkan indikator untuk menilai produk adalah

ketuntasan belajar melalui test tertulis. Untuk melakukan penilaian autentik

terhadap proses pembelajaran menggunakan sebuah kriteria penilaian

(rubrik). Andrade menyatakan, “Rubrik merupakan alat pemberi skor yang

berisi daftar kinerja untuk sebuah pekerjaan atau tudas” (Nuryani, 2006).

Untuk melakukan penilaian baik terhadap proses pembelajaran maupun

terhadap ketuntasan belajar, peneliti menggunakan skala evaluasi sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Skala Evaluasi Hasil Belajar Siswa

NILAI (%) KATEGORI 81 – 100 atau lebih Baik Sekali 61 – 80 Baik 41 – 60 Cukup 21 – 40 Kurang ≤ 20 Kurang Sekali

(Sumber: Mulyadi, 2010: 147)

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian sejenis yang penulis gunakan dalam referensi penelitian ini

adalah :

1. Penelitian tentang Creative Problem Solving terdahulu pernah dilakukan Ulis

Supriyana dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Creative

Problem Solving Berbasis Portofolio Ditinjau dari Aktivitas Siswa pada

Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo. Hasil penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

30

menunjukkan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa ditinjau dari aktivitas belajar siswa.

2. Penelitian tentang Creative Problem Solving terdahulu pernah dilakukan Dwi

Astuti Noviyanti dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Matematika dengan Pendekatan Creative

Problem Solving pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Creative Problem

Solving dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah subjek

penelitian ini di kelas X Pemasaran SMK Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012 dengan objek penelitian penerapan metode pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) dengan media berbasis Information Communication and

Technology (ICT) untuk meningkatkan hasil belajar pada Mata Diklat Melakukan

Pelayanan Prima.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran di SMK Negeri 6 Surakarta saat ini dirasakan kurang

memotivasi siswa dalam pembelajaran. Siswa kurang aktif dalam pelaksanaan

proses pembelajaran, sehingga hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik

siswa rendah. Siswa cenderung hanya menghafal materi pelajaran, kurang

memahami konsep pelajaran dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut

jika menemui masalah dalam kehidupan nyata. Siswa kurang mampu dalam

menentukan dan merumuskan masalah sehingga hasil belajar yang berkaitan

dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar menjadi kurang optimal.

Upaya peningkatan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa

perlu adanya perbaikan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yang menentukan keberhasilan

pembelajaran yakni meliputi input dan proses. Peran dari beberapa komponen

yang terdiri dari siswa, guru, kondisi atau situasi belajar, metode pembelajaran,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

31

dan media pembelajaran sangat penting dalam upaya mewujudkan keberhasilan

proses pembelajaran.

Pembelajaran di SMK sangatlah komplek dan berkaitan dengan dunia kerja,

sehingga siswa harus memahami akan pentingnya pembelajaran tersebut. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan metode CPS. Metode CPS memeliki

karakteristik mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan belajar yang potensial yaitu menstimulasi siswa dalam berpikir dan

membuat konsep melalui keterampilan memecahkan masalah. Cahyono (2007)

mengemukakan bahwa dalam CPS siswa tidak hanya belajar dengan cara

menghafal tanpa berfikir, melainkan juga dengan keterampilan memecahkan

masalah sehingga metode ini dapat memperluas proses berpikir siswa. Upaya

membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam

memecahkan masalah diharapkan tidak hanya menjadikan siswa seorang problem

solver yang lebih baik, melainkan siswa akan lebih menguasai kemampuan-

kemampuan yang lain daripada siswa yang hanya diarahkan untuk melakukan

latihan saja. Kemampuan siswa akan bertambah seiring dengan proses belajar

yang secara bertahap melibatkan kemampuan berfikir siswa dalam proses

penemuan, khususnya dalam merumuskan, merepresentasikan, dan menyelesaikan

masalah.

Langkah-langkah metode CPS meliputi mengklarifikasi masalah,

mengungkapkan gagasan, evaluasi dan pemilihan, dan implementasi. Pada tahap

klarifikasi masalah, siswa dilatih supaya terampil dalam merumuskan suatu

permasalahan. Selanjutnya, siswa memilih informasi-informasi yang relevan dan

mengabaikan informasi-informasi yang tidak relevan sehingga siswa dapat

menemukan kata kunci dari permasalahan tersebut. Dari informasi yang diperoleh

dalam soal, selanjutnya dapat dipikirkan mengenai data apa yang diketahui dalam

soal, apakah yang ditanyakan, adakah data yang harus dicari terlebih dahulu dan

sebagainya.

Pada tahap pengungkapan gagasan, siswa diharapkan menjadi mahir dalam

merepresentasikan masalah. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan

mengungkapkan gagasan tentang berbagai strategi pemecahan masalah dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

32

mempertimbangkan semua informasi dan kata kunci permasalahan yang diperoleh

dari tahap klarifikasi masalah, selanjutnya untuk dapat merepresentasikan sebuah

permasalahan dengan baik, hal mendasar yang diperlukan oleh siswa adalah

membangun gambaran berpikir logis dan kreatif.

Pada tahap evaluasi dan seleksi, siswa dilatih supaya terampil dalam

memilih dan mengembangkan strategi penyelesaian yang paling efektif dalam

menyelesaikan masalah tersebut disertai dengan alasan-alasan yang logis terhadap

strategi pemecahan masalah yang dipilih. Dengan bimbingan dan arahan dari

guru, siswa mengevaluasi dan menyeleksi berbagai gagasan tentang strategi

pemecahan masalah sehingga pada akhirnya dapat diperoleh suatu strategi yang

tepat dan optimal untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya pada tahap

implementasi, siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan

masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan solusi dari permasalahan

yang diberikan dan menafsirkan jawaban dengan tepat.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode CPS, siswa akan

membentuk kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah. Siswa kemudian

melakukan presentasi dari hasil pemecahan masalah yang telah didiskusikan

bersama teman satu kelompoknya. Masalah yang harus diselesaikan merupakan

permasalahan yang sering terjadi di dunia kerja, sehingga siswa akan berusaha

untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Dalam proses pembelajaran dengan

metode CPS terjadi suatu aktivitas siswa dalam mengatasi permasalahan yang

terdapat dalam mata diklat Melaksanakan Pelayanan Prima yang melibatkan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Aktivitas yang dilakukan siswa akan

berpengaruh terhadap hasil belajar sehingga dengan metode CPS diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Kerangka

berfikir tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

33

KONDISI AKHIR

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Dengan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan

media berbasis Information Communication Technology (ICT) melalui langkah-

langkah: (1) Klarifikasi masalah, kegiatan ini memberikan pengalaman belajar

kepada siswa mengembangkan mental melalui proses berfikir. Siswa akan

memiliki motivasi belajar yang tinggi saat dilibatkan dalam merumuskan suatu

permasalahan, (2) Pengungkapan gagasan, kegiatan ini melatih siswa untuk

berfikir logis dan kreatif, (3) Evaluasi dan seleksi, kegiatan ini melatih siswa

KONDISI AWAL

TINDAKAN

Hasil belajar siswa rendah

§ Kognitif belajar siswa masih dibawah KKM § Afektif siswa rendah § Psikomotor belajar siswa tidak optimal

Guru menggunakan metode konvensional (metode ceramah)

Peningkatan psikomotorik belajar siswa

Guru menggunakan metode Creative Problem Solving dengan media ICT

Peningkatan afektif belajar

siswa

Peningkatan kognitif belajar

siswa

- Hasil belajar kognitif siswa meningkat - Hasil belajar afektif siswa meningkat - Hasil belajar psikomotorik siswa meningkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

34

untuk menyusun hipotesis yang rasional dan logis, (4) Implementasi, kegiatan ini

melatih siswa untuk belajar membuat keputusan. Rangkaian kegiatan yang

terdapat dalam metode pembelajaran CPS melatih siswa untuk berfikir logis dan

kreatif melalui pembelajaran yang diarahkan untuk penyelesaian masalah. Dengan

metode CPS siswa tidak hanya sekedar mendengar, mencatat, kemudian

menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa dilatih untuk aktif berfikir,

berkomunikasi, mencari, menyeleksi, dan menyimpulkan data. Pembelajaran

dengan metode CPS yang diimplementasikan dalam kegiatan pemecahan masalah

melalui diskusi kelompok dan presentasi akan meningkatkan aktivitas belajar

siswa yang melibatkan aspek kognitif afektif dan psikomotorik sehingga proses

belajar mengajar menjadi lebih berkualitas. Keterlibatan siswa dalam merumuskan

masalah, mengungkapkan gagasan, menyusun hipotesis, dan membuat keputusan

terhadap pemecahan masalah pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata diklat melaksanakan pelayanan prima.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah: “ Penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

dengan media berbasis Information Communication Technology (ICT) dapat

meningkatkan hasil belajar mata diklat melaksanakan pelayanan prima siswa kelas

X Pemasaran di SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2011/2012”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Surakarta, yang beralamat

di Jl. LU Adisucipto 38 Surakarta. Alasan pemilihan SMK Negeri 6 Surakarta

karena :

a. SMK Negeri 6 Surakarta merupakan sekolah kejuruan kelompok bisnis

dan menejemen, hal ini sesuai dengan mata kuliah yang dipelajari yaitu

pemasaran.

b. Data yang dibutuhkan untuk penelitian tersedia dan mudah diperoleh.

c. SMK Negeri 6 Surakarta memberikan izin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian.

d. Terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 1

pada Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai

bulan Januari 2012. Kegiatan tersebut mulai dari persiapan sampai penyusunan

laporan penelitian.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 6

Surakarta yang terdiri dari 38 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara

kolaborasi dengan guru Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima dengan

metode pembelajaran Creative Problem Solving dan media berbasis ICT.

C. Sumber Data

Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Sugiyono (2009:

137) menyatakan bahwa “Data primer adalah data yang langsung diberikan

kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung

diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

36

dokumentasi”. Data primer penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan siswa

dan guru serta observasi tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas

pembelajaran. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen atau arsip, yang

antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar

observasi guru dan siswa, serta lembar penilaian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Syaodih (2009: 219), “Observasi atau pengamatan merupakan

suatu teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatat secara

langsung perilaku-perilaku siswa”. Observasi dalam penelitian ini dilakukan

oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran di kelas saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan dengan cara

mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan

dalam proses pembelajaran. Data yang terkumpul dari kegiatan observasi

berupa penilaian afektif dan psikomotorik siswa, catatan lapangan yang

menggambarkan proses pembelajaran saat observasi awal, proses penerapan

metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT pada tiap siklus, serta

catatan lapangan yang memuat refleksi yang dilakukan peneliti terhadap

pembelajaran.

2. Wawancara

Menurut Syaodih (2009: 222), “Wawancara atau interview merupakan

suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka, pertanyaan

diberikan secara lisan dan jawabannya pun diterima secara lisan pula”.

Iskandar (2009 : 72) mengklasifikasikan wawancara dalam 2 bentuk yaitu:

a. Wawancara terstruktur adalah seorang pewawancara atau peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti.

b. Wawancara tidak terstruktur merupakan seorang peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa, yaitu mengikut dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

37

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk wawancara tidak

terstruktur, yaitu wawancara dimana pewawancara memberikan pertanyaan

sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, tetapi cara menyampaikan

pertanyaan tersebut tergantung pada kebijakan interviewer. Data yang

dihasilkan dari kegiatan wawancara ini berupa informasi tentang berbagai hal

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, penentuan tindakan dan

respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

3. Tes

Tes pada umumnya bersifat mengukur, seperti yang diungkapkan oleh

Sudjana (2009), “Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur

hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan

pengajaran”(hlm.35). Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar

aspek kognitif siswa yang dilakukan setelah penerapan metode CPS. Tes

dilakukan dengan cara tes tertulis. Pemberian tes dimaksudkan untuk

mengukur seberapa jauh hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa setelah

pemberian tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah ditetapkan atau

belum. Data yang diperoleh dari kegiatan ini adalah tabel pengamatan berupa

nilai ujian siswa yang dipakai sebagai indikator ketercapaian hasil penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar, maupun elektronik (Nana Syaodih, 2009: 223). Data dokumentasi

dalam penelitian ini terdiri dari dokumen mengenai keadaan sekolah secara

umum, data siswa, rancangan pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi,

pedoman wawancara, lembar skor kelompok dan hasil evaluasi kognitif, afektif

dan psikomotorik dari setiap siklus. Disamping itu juga dilakukan pengambilan

gambar atau foto dari kegiatan proses belajar mengajar di kelas yang

berlangsung saat penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

38

E. Uji Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi.

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan

peneliti pada saat melakukan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data.

Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi

sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Moleong: 2009).

Hasil pengamatan dibandingkan dengan hasil wawancara, hasil observasi, dan

hasil tes tiap siklus sehingga kesimpulan yang diambil mengenai kualitas

pembelajaran merupakan kesimpulan yang benar.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari pengumpulan data perlu dilakukan analisis

menggunakan teknik analisis data sehingga data yang ada dapat dimanfaatkan

dengan baik. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

data sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif komparatif

Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara

kondisi awal sebelum adanya tindakan dengan hasil yang diperoleh pada

siklus I dan siklus selanjutnya sehingga dapat dilihat perbedaannya.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar kognitif

siswa yang diperoleh dari tes tertulis. Data kuantitatif yang digunakan adalah

kuantitatif sederhana yaitu berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi,

nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

39

3. Analisis kualitatif

Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan

lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif

diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan

membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan dengan

parameter atau teori tertentu.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pelaksanaan

tindakan kelas ini dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa

Permasalahan Indikator Kinerja Ukuran Keberhasilan

Cara Penilaian

Rendahnya hasil belajar kognitif siswa pada Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima, hal ini terlihat dari: Siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa (18,42 %) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 31 siswa (81,57 %)

Meningkatnya hasil belajar kognitif siswa pada Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima

80 % siswa memperoleh hasil belajar kognitif di atas batas ketuntasan ( ≥ 75)

Nilai rata–rata hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari skor yang dihitung dari

= ∑ nilai siswa ∑ jumlah siswa

Rendahnya hasil belajar afektif siswa pada Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima, hal ini terlihat dari: siswa yang hasil belajar afektifnya baik+baik sekali sebanyak 15 siswa (39,47%)

Meningkatnya hasil belajar afektif siswa pada Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima

70% siswa memperoleh hasil belajar afektif baik + baik sekali

Nilai rata–rata hasil belajar afektif siswa diperoleh dari skor yang dihitung dari

= ∑ nilai siswa ∑ jumlah siswa

Rendahnya hasil belajar psikomotorik siswa pada Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima, hal ini terlihat dari: siswa yang hasil belajar psikomotor nya baik + baik sekali sebanyak 17 siswa (44,73%)

Meningkatnya hasil belajar psikomotorik siswa pada Mata Diklat Melaksanakan Pelayanan Prima

70% siswa memperoleh hasil belajar psikomotorik baik + baik sekali

Nilai rata–rata hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari skor yang dihitung dari ∑ nilai siswa ∑ jumlah siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

40

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini disusun untuk dilaksanakan dalam

dua siklus. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yang meliputi: perencanaan

tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

1) Pada tahap perencanaan, dilakukan dialog awal / refleksi diri untuk

mengetahui permasalahan awal, dan digunakan sebagai landasan dalam

melakukan rencana perbaikan pembelajaran.

2) Setelah ditemukan permasalahan, peneliti bersama dengan guru

membuat rencana tindakan yang hendak dilakukan, yaitu meliputi

metode pembelajaran apa yang hendak diterapkan, dan waktu serta hari

pelaksanaan.

3) Membuat kesepakatan dengan guru Mata Diklat Melaksanakan

Pelayanan Prima untuk menetapkan materi yang akan diajarkan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga.

5) Menyusun soal-soal pemecahan masalah untuk pertemuan 1.

6) Menyusun soal test untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif.

7) Menyusun lembar pengamatan untuk siswa, sebagai berikut:

a) Hasil belajar ranah afektif

b) Hasil belajar ranah psikomotorik

8) Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan standar kompetensi

dan kompetensi dasar.

9) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.

10) Menetapkan indikator ketercapaian, seperti yang tercantum pada

tabel 3.1 di atas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

41

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I dilaksanakan selama 3X pertemuan dengan rincian

pelaksanaan sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama diisi dengan kegiatan penyampaian materi

dilanjutkan dengan pemberian contoh soal permasalahan. Kegiatan

berikutnya adalah pembentukan kelompok dan pembagian soal masalah

sesuai dengan materi pelajaran untuk dipecahkan melalui diskusi

kelompok. Rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:

a) Sebelum pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu guru

melakukan absensi dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran

serta metode pembelajaran yang akan digunakan. Guru memotivasi

siswa untuk menceritakan tentang hal-hal yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari.

b) Tahap-tahap pembelajaran Creative Problem Solving adalah

sebagai berikut:

(1) Klasifikasi masalah, meliputi:

(a) Guru bersama-sama dengan siswa mengklasifikasikan

permasalahan sehingga para siswa dapat mengetahui

bagaimana penyelesaian permasalahan tersebut.

(b) Guru membentuk kelompok belajar, dimana satu

kelompok terdiri dari 5-6orang. Jumlah siswa dalam satu

kelas berjumlah 38 orang, sehingga terbentuk 7 kelompok.

(c) Siswa diminta untuk duduk dengan teman satu

kelompoknya.

(d) Guru membagikan soal masalah yang harus dipecahkan

oleh masing-masing kelompok.

(e) Guru membagikan lembar jawab berupa kertas HVS

kepada masing-masing kelompok.

(2) Pengungkapan Gagasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

42

Siswa bekerjasama dan berdiskusi dengan teman satu

kelompoknya untuk menggali serta mengungkapkan pendapat

tentang strategi dan solusi pemecahan masalah yang sedang

dihadapi.

(3) Evaluasi dan Seleksi

Setelah masing-masing kelompok mendapat gagasan/hipotesa

mengenai pemecahan masalah selanjutnya mengevaluasi dan

menyeleksi berbagai gagasan tentang strategi pemecahan

masalah, sehingga diperoleh solusi yang tepat.

c) Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok

untuk memindahkan hasil diskusi ke dalam media slide powerpoint,

kemudian siswa diminta untuk mempresentasikannya pada

pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dimulai dengan konfirmasi bahwa hari ini akan

diadakan presentasi terhadap hasil diskusi pemecahan masalah yang

telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Rincian kegiatannya

adalah sebagai berikut:

a) Guru melakukan absensi dan menciptakan situasi pembelajaran

yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa.

b) Implementasi meliputi:

(1) Guru menjelaskan tatacara presentasi kelompok, satu

kelompok memperoleh kesempatan 15 menit untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

(2) Semua kelompok diminta untuk aktif mempresentasikan

tentang hasil diskusi kelompok.

(3) Kegiatan presentasi kelompok.

(4) Kegiatan tanya jawab antar kelompok.

(5) Guru memperikan tanggapan dan masukan terhadap presentasi

kelompok, serta memberi koreksi atas jawaban yang belum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

43

tepat dan memberi tambahan materi yang sekiranya belum

disampaikan dalam presentasi siswa.

c) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari jalannya presentasi

dan diskusi yang sudah dilaksanakan.

d) Guru menginformasikan kepada siswa pertemuan selanjutnya akan

diadakan ujian kompetensi secara individual.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dimulai dengan konfirmasi bahwa hari ini akan

diadakan test hasil belajar kognitif. Rincian kegiatannya adalah sebagai

berikut:

a) Guru melakukan absensi dan menciptakan situasi pembelajaran

yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa.

b) Implementasi meliputi:

(1) Guru bersama dengan peneliti membagikan soal dan meminta

siswa untuk mengerjakan secara individual supaya dapat

diketahui apa yang telah dipelajari siswa selama pembelajaran

berlangsung.

(2) Guru bersama dengan peneliti melakukan pengawasan selama

siswa mengerjakan soal supaya kegiatan evaluasi berjalan

tertib dan tenang dan tes hasil belajar benar-benar

menunjukkan kemampuan siswa.

(3) Guru bersama dengan peneliti mengumpulkan lembar jawab

siswa.

c. Observasi

Peneliti sebagai observer mengamati semua proses kegitan belajar

mengajar yang berlangsung. Peneliti mengamati kinerja guru dalam

pengelolaan pembelajaran, mengamati kegiatan belajar siswa dalam

pembelajaran CPS, mengamati kinerja siswa dalam pemecahan masalah,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

44

mengamati diskusi siswa dalam kelompok, dan mengamati kegiatan

presentasi siswa.

d. Refleksi

Hasil pengamatan yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dan

dievaluasi oleh peneliti. Hasil analisis dan evaluasi kemudian di refleksikan

untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran dengan

metode CPS yang telah dilakukan pada siklus I. Hasil refleksi digunakan

untuk menentukan langkah-langkah berikutnya pada pelaksanaan tindakan.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

1) Pada tahap perencanaan, dilakukan refleksi terhadap

kekurangan yang ada pada siklus I, selanjutnya peneliti bersama dengan

guru membuat rencana tindakan yang hendak dilakukan pada siklus II.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga dengan

mempraktikkan refleksi siklus I.

3) Menyiapkan tampilan slide powerpoint yang menarik untuk

penyampaian materi pelajaran.

4) Menyusun soal-soal pemecahan masalah untuk pertemuan 1.

5) Menyusun soal test untuk mengetahui hasil belajar ranah

kognitif.

6) Menyusun lembar pengamatan untuk siswa, sebagai berikut:

a) Hasil belajar ranah afektif

b) Hasil belajar ranah psikomotorik

7) Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan standar kompetensi

dan kompetensi dasar.

8) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

45

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari

siklus I yang telah dilakukan tetapi dengan materi yang berbeda. Pada siklus

II dilaksanakan selama 3X pertemuan dengan rincian pelaksanaan sebagai

berikut:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama diisi dengan kegiatan penyampaian materi

dilanjutkan dengan pemberian contoh soal permasalahan. Kegiatan

berikutnya adalah pembentukan kelompok dan pembagian soal masalah

sesuai dengan materi pelajaran untuk dipecahkan melalui diskusi

kelompok. Rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:

a) Sebelum pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu guru

melakukan absensi dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran

serta metode pembelajaran yang akan digunakan. Guru memotivasi

siswa untuk menceritakan tentang hal-hal yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari.

b) Tahap-tahap pembelajaran Creative Problem Solving adalah

sebagai berikut:

(1) Klasifikasi masalah, meliputi:

(a) Guru bersama-sama dengan siswa mengklasifikasikan

permasalahan sehingga para siswa dapat mengetahui

bagaimana penyelesaian permasalahan tersebut.

(b) Guru membentuk kelompok belajar, dimana satu

kelompok terdiri dari 5-6 orang. Jumlah siswa dalam satu

kelas berjumlah 38 orang, sehingga terbentuk 7 kelompok.

(c) Siswa diminta untuk duduk dengan teman satu

kelompoknya.

(d) Guru membagikan soal masalah yang harus dipecahkan

oleh masing-masing kelompok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

46

(e) Guru membagikan lembar jawab berupa kertas HVS

kepada masing-masing kelompok.

(2) Pengungkapan Gagasan

Siswa bekerjasama dan berdiskusi dengan teman satu

kelompoknya untuk menggali serta mengungkapkan pendapat

tentang strategi dan solusi pemecahan masalah yang sedang

dihadapi.

(3) Evaluasi dan Seleksi

Setelah masing-masing kelompok mendapat gagasan/hipotesa

mengenai pemecahan masalah selanjutnya mengevaluasi dan

menyeleksi berbagai gagasan tentang strategi pemecahan

masalah, sehingga diperoleh solusi yang tepat.

c) Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok

untuk memindahkan hasil diskusi ke dalam media slide

powerpoint, kemudian siswa diminta untuk mempresentasikannya

pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dimulai dengan konfirmasi bahwa hari ini akan

diadakan presentasi terhadap hasil diskusi pemecahan masalah yang

telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Rincian kegiatannya

adalah sebagai berikut:

a) Guru melakukan absensi dan menciptakan situasi pembelajaran

yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa.

b) Implementasi meliputi:

(1) Guru menjelaskan tatacara presentasi kelompok, satu

kelompok memperoleh kesempatan 15 menit untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

(2) Semua kelompok diminta untuk aktif mempresentasikan

tentang hasil diskusi kelompok.

(3) Kegiatan presentasi kelompok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

47

(4) Kegiatan tanya jawab antar kelompok.

(5) Guru memperikan tanggapan dan masukan terhadap

presentasi kelompok, serta memberi koreksi atas jawaban yang

belum tepat dan memberi tambahan materi yang sekiranya

belum disampaikan dalam presentasi siswa.

c) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari jalannya presentasi

dan diskusi yang sudah dilaksanakan.

d) Guru menginformasikan kepada siswa pertemuan selanjutnya akan

diadakan ujian kompetensi secara individual.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dimulai dengan konfirmasi bahwa hari ini akan

diadakan test hasil belajar kognitif. Rincian kegiatannya adalah sebagai

berikut:

a) Guru melakukan absensi dan menciptakan situasi pembelajaran

yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa.

b) Implementasi meliputi:

(1) Guru bersama dengan peneliti membagikan soal dan

meminta siswa untuk mengerjakan secara individual supaya

dapat diketahui apa yang telah dipelajari siswa selama

pembelajaran berlangsung.

(2) Guru bersama dengan peneliti melakukan pengawasan

selama siswa mengerjakan soal supaya kegiatan evaluasi

berjalan tertib dan tenang dan tes hasil belajar benar-benar

menunjukkan kemampuan siswa.

(3) Guru bersama dengan peneliti mengumpulkan lembar jawab

siswa.

c. Observasi

Peneliti sebagai observer mengamati semua proses kegitan belajar

mengajar yang berlangsung. Peneliti mengamati kinerja guru dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

48

pengelolaan pembelajaran, mengamati kegiatan belajar siswa dalam

pembelajaran CPS, mengamati kinerja siswa dalam pemecahan masalah,

mengamati diskusi siswa dalam kelompok, dan mengamati kegiatan

presentasi siswa.

d. Refleksi

Refleksi pada akhir siklus II dilakukan dengan melihat catatan hasil

observasi, wawancara, dan hasil test siswa. Refleksi yang dilakukan

meliputi refleksi siklus I dan siklus II. Refleksi ini dilakukan dengan

mendiskusikan hasil pengamatan, hasil wawancara dan hasil test untuk

mendapatkan kesimpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini pelaksanaan

pembelajaran dengan metode CPS dan media ICT dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mata diklat melaksanakan pelayanan prima, dan jika

indikator ketercapaian belum tercapai maka perlu dilakukan tindakan siklus

berikutnya.

Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat digambarkan dalam

bagan berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

49

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber : Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2007 : 74).

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Refleksi I

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

Pengamatan/ Pengumpulan data II Refleksi II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan proses penelitian, kegiatan awal yang dilakukan

adalah mengidentifikasi masalah yang timbul dalam pembelajaran mata diklat

melaksanakan pelayanan prima. Pelaksanaan identifikasi masalah dilakukan

melalui kegiatan wawancara terhadap guru dan siswa serta observasi awal pada

kelas X PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta. Kegiatan wawancara serta observasi

diperlukan guna mengetahui kondisi yang sebenarnya ada dilapangan terkait

dengan hal-hal yang dirasa perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam proses

pembelajaran. Wawancara dan observasi awal dilakukan pada tanggal 25 Januari

2012 di SMK Negeri 6 Surakarta. Berdasarkan hasil dari kegiatan wawancara

diketahui bahwa proses pembelajaran tidak optimal yang disebabkan metode

pembelajaran yang diterapkan hanya berpusat pada guru, penyampaian materi

oleh guru juga masih dominan menggunakan metode ceramah, hanya sesekali

diselingi dengan tanya jawab (lampiran 9). Dari hasil observasi sebelum

diterapkannya metode pembelajaran CPS peran serta siswa dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas belum optimal (lampiran 6). Kebanyakan dari siswa hanya

mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa kurang antusias

dalam mengikuti pelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa lebih

banyak diam. Hanya beberapa siswa yang serius mengikuti pembelajaran, hanya

sekitar 15-18 siswa yang mencatat penjelasan dari guru dan jarang sekali yang

bertanya kepada guru, dan umumnya siswa yang bertanya tersebut adalah siswa

yang pandai sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi kurang efektif sebab

pembelajaran hanya didominasi dengan pemberian materi oleh guru tanpa adanya

keaktifan siswa. Rendahnya keterlibatan aspek afektif dan psikomotorik selama

proses pembelajaran serta minimnya pemanfaatan media pembelajaran yang ada

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, terlihat dari persentase siswa yang

memperoleh nilai diatas KKM masih rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

51

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka timbul pemikiran untuk

menerapkan suatu metode yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

Metode yang dipilih untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode Creative

Problem Solving (CPS) dan untuk mengasah kreatifitas siswa maka dipilih media

pembelajaran berbasis Information Communication and Technology (ICT).

Penerapan metode CPS melalui langkah-langkah: (1) Klarifikasi Masalah, (2)

Pengungkapan Gagasan, (3) Evaluasi dan Seleksi, dan (4) Implementasi. Pada

metode CPS siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang belum ada

penyelesaiannya. Siswa diberi kebebasan untuk menggali informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan media

berbasis teknologi informasi untuk mencari data sebanyak-banyaknya dalam

memecahkan masalah. Penggunaan metode pembelajaran CPS juga disertai

dengan kegiatan diskusi dan presentasi. Kegiatan diskusi dilakukan untuk melatih

kerjasama di antara siswa, keberanian mengeluarkan pendapat, kemampuan

memecahkan masalah, dan dapat membantu siswa lain yang mengalami kesulitan

belajar. Kegiatan presentasi dilakukan untuk melatih keberanian siswa tampil di

muka umum dan mengemukakan pendapat baik melalui kemampuan bertanya

maupun menjelaskan (catatan lapangan 1, lampiran 23). Dengan menggunakan

metode dan media diatas diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran, membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran, serta

mengasah kreativitas sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yang

meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus

II dengan menerapkan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

dengan media berbasis Information Communication Tecnology (ICT) yang

masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan,

(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan

refleksi tindakan. Pengukuran peningkatan hasil belajar aspek afektif dan

psikomotorik siswa melalui penilaian autentik, yaitu melakukan penilaian secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

52

langsung dengan mengamati proses belajar yang sedang berlangsung, serta tes

hasil belajar aspek kognitif dalam bentuk pilihan ganda dan uraian.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin,

tanggal 5 Maret 2012 di ruang guru SMK Negeri 6 Surakarta. Guru bersama

peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa kualitas proses pembelajaran

mata diklat melaksanakan pelayanan prima dirasa masih kurang sehingga

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Kemudian disepakati bahwa

penelitian akan mulai dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Maret 2012. Siklus

pertama dengan materi memberikan bantuan kepada pelanggan

dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai

berikut :

1) Peneliti bersama guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang

meliputi: silabus mata diklat melaksanakan pelayanan prima, RPP, serta

soal masalah yang akan dicari pemecahan masalahnya oleh siswa.

2) Peneliti bersama guru menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun materi pokok yang

digunakan dalam penerapan metode pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) pada siklus I ini adalah Memberikan Bantuan Kepada

Pelanggan.

3) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario penerapan metode

pembelajaran Creative Problem Solving. Skenario pembelajaran yang

dibuat adalah sebagai berikut:

Pertemuan pertama (Rabu, 7 Maret 2012)

Alokasi waktu : 3 X 45 Menit

a) Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam.

b) Guru melakukan presensi kepada siswa dan melihat keadaan kelas

serta kesiapan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

53

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang harus dicapai

d) Guru menjelaskan tujuan dan pelaksanaan metode Creative

Problem solving, dengan alur pelaksanaan sebagai berikut:

(1) Klarifikasi Masalah:

(a) Guru menyampaikan materi pokok memberikan bantuan

kepada pelanggan yang disajikan dalam tayangan slide.

(b) Guru memberi contoh soal masalah dan cara

pemecahannya.

(c) Guru bersama peneliti membagi kelas menjadi 7 kelompok.

(d) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mencari data-

data terkait dengan pemecahan melalui laptop yang sudah

tersambung dengan internet.

(e) Guru bersama peneliti membagikan soal kasus masalah

yang harus dipecahkan kepada kelompok sesuai dengan

materi.

(f) Guru bersama peneliti membagikan lembar kerja untuk

menuliskan jawaban pemecahan masalah.

(2) Pengungkapan Gagasan

(a) Bersama dengan kelompok, siswa menggali dan

mengungkapkan jawaban yang paling tepat berkaitan

dengan masalah yang dihadapi tersebut.

(b) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi

kelompok dan melakukan penilaian proses pembelajaran

terhadap aspek afektif dan psikomotorik.

(3) Evaluasi dan Seleksi

Setelah diperoleh beberapa alternatif jawaban mengenai soal

diskusi, masing-masing kelompok mengevaluasi dan

menyeleksi berbagai jawaban yang diperoleh sehingga

diperoleh jawaban yang paling tepat berkaitan dengan soal

diskusi yang dihadapi tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

54

(4) Implementasi

Data yang telah dievaluasi dan diseleksi selanjutnya dipilih

untuk dijadikan jawaban dari soal pemecahan masalah.

e) Guru bersama peneliti dan siswa menyimpulkan pembelajaran pada

hari ini dan mengadakan refleksi.

f) Guru memberi tugas (pekerjaaan rumah) kepada masing-masing

kelompok untuk memindahkan hasil diskusi dari kertas ke dalam

bentuk slide yang akan dipresentasikan pada pertemuan

selanjutnya.

g) Guru menutup kelas dan mengucapkan salam.

Pertemuan Kedua (Rabu, 14 Maret 2012 )

Alokasi waktu 3 X 45 Menit

a) Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam.

b) Guru melakukan presensi kepada siswa dan melihat keadaan kelas

serta kesiapan siswa.

c) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan memberi

instruksi akan melaksanakan kegiatan presentasi dari hasil diskusi

kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok diberi

waktu 15 menit untuk presentasi

d) Guru menghimbau semua siswa untuk aktif dalam kegiatan

presentasi dan berpartisipasi dengan bertanya dan mengemukakan

pendapat masing-masing.

e) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dalam kelompoknya

masing-masing berdasar pembagian kelompok pada pertemuan

sebelumnya.

f) Guru meminta masing-masing kelompok mempersiapkan materi

yang akan dipresentasikan.

g) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi pemecahan masalah. Semua siswa bebas untuk bertanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

55

dan mengemukakan pendapat mengenai penjelasan dari kelompok

yang presentasi.

h) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan presentasi dan

melakukan penilaian proses yang meliputi aspek afektif dan

psikomotorik.

i) Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa, tanggapan

bisa berupa pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang tepat dan

tambahan materi dari apa yang siswa belum jelaskan.

j) Guru bersama peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari

jalannya presentasi yang sudah dilaksanakan.

k) Guru menginformasikan kepada siswa pertemuan selanjutnya akan

diadakan ujian kompetensi secara individual.

l) Guru menutup kelas dan mengucapkan salam.

Pertemuan Ketiga (Rabu, 21 Maret 2012)

Alokasi waktu : 3 X 45 Menit

(1) Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam.

(2) Guru melakukan presensi kepada siswa dan melihat keadaan kelas

serta kesiapan siswa.

(3) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan menanyakan

kesiapan siswa untuk melakukan ujian kompetensi.

(4) Guru membacakan tata cara ujian kompetensi yang telah

diberitahukan sebelumnya.

(5) Guru meminta siswa untuk duduk pada posisi yang benar dan tertip

untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan uji kompetensi.

(6) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa

mengerjakan uji kompetensi secara mandiri.

(7) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik jalannya uji

kompetensi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

56

(8) Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mengoreksi kembali

jawabannya supaya mendapatkan hasil yang maksimal dan

terhindar dari kesalahan akibat kurang teliti.

(9) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab siswa.

(10) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.

(11) Guru menutup kelas dan mengucapkan salam

4) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes.

Instrumen tes dari soal masalah ketika diskusi dan soal evaluasi akhir

siklus (uji kompetensi). Sedangkan instrumen non-tes dinilai

berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan peneliti dan guru

dengan mengamati capaian hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa

selama proses belajar siklus I.

5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan

skenario pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan supaya dapat menghasilkan suatu

peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa pembelajaran menjadi

lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis tindakan beserta

kelengkapannya telah direncanakan dengan baik oleh guru dan peneliti,

maka guru tinggal melaksanakan skenario tindakan yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan

rencana, maka selama guru melaksanakan tindakan peneliti melakukan

pemantauan terhadap proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan tindakan I

dilaksanakan selama 3 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu

tanggal 7, 14, dan 21 Maret 2012 di ruang kelas X PM 1. Pertemuan

dilaksanakan selama 9 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan

RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah jenis-jenis pelanggan

dan bagaimana cara memberikan bantuan kepada pelanggan berdasar

karakteristik berbagai jenis pelanggan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

57

Pada pertemuan pertama, terlebih dahulu diadakan apersepsi, yaitu

menanyakan kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan

sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan pengarahan tentang metode CPS

kepada siswa supaya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode CPS

dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan yang diberikan berupa pengertian

dari metode pembelajaran CPS serta cara pelaksanaan metode CPS yang

berupa tahap-tahap pelaksanaan pada metode pembelajaran CPS yang

meliputi: (1) Klarifikasi masalah. Klarifikasi masalah meliputi pemberian

penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat

memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. (2)

Pengungkapan gagasan. Pada tahap pengungkapan gagasan, siswa

dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam

strategi penyelesaian masalah. Siswa diberi kesempatan untuk bereksplorasi

mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan

masalah yang dihadapi. (3) Evaluasi dan seleksi. Pada tahap evaluasi dan

pemilihan ini setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau

strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. (4)

Implementasi. Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat

diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai

menemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Dengan adanya pengarahan

tersebut, siswa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai metode CPS

sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

pada tiap tahapan dengan baik. Selain menjelaskan tentang pengertian dan

bagaimana penerapan metode CPS, guru juga memberikan penjelasan

tentang aspek yang dinilai selama pelaksanaan pembelajaran. Aspek yang

dinilai meliputi aspek yang berkaitan dengan ranah afektif dan

psikomotorik. Setelah memberikan pengarahan, selanjutnya guru

menjelaskan pokok-pokok materi melalui tayangan slide, kemudian masing-

masing siswa bergabung ke kelompoknya untuk berdiskusi membahas soal

masalah yang telah diberikan yang difasilitasi dengan suatu media ICT (satu

laptop yang tersambung dengan koneksi internet untuk masing-masing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

58

kelompok) dan siswa diminta untuk menyusun hasil diskusi menjadi sebuah

laporan. Guru bersama peneliti melakukan bimbingan secara berkala pada

tiap-tiap kelompok.

Penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving melalui

langkah-langkah: (1) klarifikasi masalah, (2) pengungkapan gagasan, (3)

evaluasi dan seleksi, dan (4) implementasi dengan media berbasis ICT pada

pertemuan pertama ini cukup mampu meningkatkan kualitas proses

pembelajaran. Pada tahap klarifikasi masalah, siswa dibantu oleh guru

memahami cara penyelesaian masalah yang diharapkan sehingga dapat

mencari penyelesaian masalah sesuai dengan tujuannya. Materi pelajaran

pada siklus I ini adalah KD 3: Memberikan Bantuan Kepada Pelanggan,

dengan indikator: (1) Mendeskripsikan pengertian pelanggan, (2)

Mengidentifikasi jenis-jenis pelanggan, (3) Menganalisis perilaku

pelanggan, (4) Menganalisis kebutuhan pelanggan, dan (5) Menganalisis

kebutuhan pelanggan. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk

meencari dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi.

Kegiatan ini memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan

mental melalui proses berfikir melalui keterlibatan siswa dalam

merumuskan suatu masalah dan alternatif tindakan yang akan dipilih.

Kelompok 1 mengangkat masalah Akun @XLCare Tampung Keluhan

Pelanggan, kelompok 2 mengangkat masalah Honda Uji Kemampuan Staf

Purnajual, kelompok 3 mengangkat masalah Strategi Mie Sedap Menggaet

Konsumen, kelompok 4 mengangkat masalah Optimalkan Pelayanan

Pelanggan, XL Tangani Pengaduan Melalui Jejaring Sosial, kelompok 5

mengangkat masalah surat keluhan pelanggan terhadap PT LG, kelompok 6

mengangkat masalah surat keluhan pelanggan terhadap PT Tiki, dan

kelompok 7 mengangkat masalah Kronologi Penarikan Indomie di Taiwan.

Pada pertemuan pertama ini siswa telah cukup mampu dalam

merumuskan masalah dan alternatif tindakan pemecahan masalahnya.

Selama pelaksanaan klarifikasi masalah, siswa yang sebelumnya pasif

menjadi lebih aktif dalam menggali dan memahami materi supaya mampu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

59

menemukan masalah serta merumuskan alternatif pemecahan masalah yang

relevan dengan materi, tetapi masih ada beberapa kelompok yang

mengalami kesulitan, sehingga guru harus mengulangi penjelasan mengenai

permasalahan yang dimaksud kembali. Secara keseluruhan, melalui tahapan

klarifikasi masalah ini mental siswa menjadi berkembang melalui proses

berfikir. Siswa menjadi lebih terampil dalam merumuskan suatu

permasalahan. 5 dari 7 kelompok telah mampu menemukan dan memahami

situasi dan kondisi dari permasalahan. Siswa telah mampu memilih

informasi-informasi yang relevan dan mengabaikan informasi-informasi

yang tidak relevan sehingga diperoleh alternatif pemecahan masalah yang

sesuai.

Pada tahap pengungkapan gagasan, siswa bersama dengan

kelompoknya menggali dan mengungkapkan jawaban yang paling tepat

berkaitan dengan masalah yang dihadapi tersebut. Siswa telah cukup aktif

dalam mengungkapkan gagasannya. Siswa yang semula tidak berani

berpendapat menjadi lebih berani menyatakan pendapatnya. Gagasan yang

disampaikan oleh siswa cukup relevan dengan materi pelajaran. Kegiatan ini

melatih siswa untuk berfikir logis dan kreatif. Hal ini dapat dilihat dari

kemampuan siswa menghubungkan permasalahan dengan konsep materi.

Kelompok 1 yang mengangkat masalah tentang Akun @XLCare Tampung

Keluhan Pelanggan relevan dengan indikator menganalisis kebutuhan dan

kepuasan pelanggan. Duwi mngungkapkan gagasan bahwa saat ini harapan

pelanggan terhadap mutu pelayanan yang diberikan semakin meningkat,

sehingga banyak didapati pelanggan yang mengeluh. Sri Widodo

mengungkapkan gagasan bahwa setiap perusahaan ingin memberikan

kepuasan kepada pelanggan, tetapi dalam praktiknya tidak mudah untuk

memuaskan pelanggan. Nathasya juga mengungkapkan gagasannya bahwa

perusahaan harus menampung berbagai keluhan pelanggannya untuk

mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan oleh

pelanggan. Wika menambahkan bahwa dengan mengetahui keinginan dan

kebutuhan pelanggan perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

60

pelanggan. Pada siklus I ini sebagian besar siswa telah cukup logis dan

kreatif dalam menyampaikan gagasan yang berkenaan dengan pemecahan

masalah dari soal yang dihadapi, hanya ada beberapa siswa yang mengalami

kesulitan sehingga harus dibantu oleh guru.

Pada tahap evaluasi dan seleksi, setelah siswa memperoleh beberapa

daftar jawaban mengenai masalah yang dihadapi, masing-masing kelompok

mengevaluasi dan menyeleksi berbagai jawaban yang diperoleh mengenai

permasalahan tersebut. Siswa telah cukup mampu dalam memilih data yang

rasional dan logis sehingga sesuai untuk dijadikan jawaban. Kegiatan ini

melatih siswa untuk menyusun hipotesis yang rasional dan logis. Sebanyak

5 dari 7 kelompok telah mampu melakukan evaluasi dan seleksi dengan baik

mana gagasan yang dapat dijadikan alternatif jawaban dan mana yang tidak

sehingga mereka berhasil menyusun jawaban dari soal masalah yang mereka

hadapi, namun ada satu kelompok yakni kelompok 5 yang masih mengalami

kesulitan melakukan evaluasi dan seleksi dari data dan gagasan-gagasan

yang diungkapkan sehingga belum mampu memberikan jawaban yang tepat.

Pada tahap implementasi, siswa telah berhasil menemukan jawaban dari

permasalahan yang dihadapi. Jawaban siswa telah sesuai dengan

permasalahan dan relevan dengan materi yang diajarkan. Hal ini

ditunjukkan dari 6 kelompok dari 7 kelompok telah mampu memberikan

jawaban dari soal masalah dengan tepat. Hal ini berarti siswa telah cukup

mampu dalam membuat keputusan dari berbagai pilihan yang ada. Pada

pertemuan kedua, masing-masing kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil pemecahan masalah mereka dan dilanjutkan dengan

tanya jawab. Pertemuan yang ketiga dilakukan evaluasi belajar siswa dari

siklus pertama (catatan lapangan 1, lampiran 13).

Proses pelaksanaan pembelajaran sudah lebih baik dari pembelajaran

sebelum menggunakan metode CPS. Siswa sudah fokus memperhatikan

penjelasan dari guru. Pemanfaatan media ICT yang dilakukan oleh guru

dalam menyampaikan materi seperti tampilan slide yang bervariasi, disertai

dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran mampu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

61

menarik perhatian siswa. Pada pembelajaran siklus I masih ada beberapa

siswa yang kurang fokus terhadap pelajaran, yaitu siswa yang berada di

deretan belakang. Mereka cenderung acuh terhadap penjelasan guru, dan

asyik mengobrol dan bercanda dengan teman sebelahnya. Pada saat kegiatan

diskusi kelompok, siswa sudah terlihat antusias. Siswa mampu bekerjasama

dengan anggota kelompoknya dalam mencari data, mengungkapkan

gagasan, serta menyusun jawaban, tetapi masih ada beberapa kelompok

yang masih bingung dalam mencari data yang berhubungan dengan masalah

yang harus mereka pecahkan. Keaktifan siswa juga terlihat pada saat

kegiatan presentasi. Hampir semua siswa aktif dalam melakukan presentasi

dan tanya-jawab, hanya beberapa siswa saja yang masih pasif saat

presentasi.

Pelaksanaan metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT

pada siklus I ini dirasa mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran yang sebelumnya hanya berpusat kepada guru saja, dan

metode yang digunakan gurupun hanya monoton, yaitu dengan ceramah saja

menjadi lebih bervariasi dengan memanfaatkan media ICT. Siswa menjadi

lebih tertarik dan lebih termotivasi untuk memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh guru. Langkah-langkah metode CPS yang meliputi

kegiatan klarifikasi masalah, pengungkapan gagasan, evaluasi dan seleksi,

serta implementasi mampu meningkatkan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengar dan mencatat apa yang

dijelaskan oleh guru, melainkan siswa diarahkan supaya aktif berfikir,

mencari data, berkomunikasi dengan kelompok, menyeleksi, serta

menyimpulkan data. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya berfokus pada

pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif saja melainkan juga

melibatkan aspek afektif dan psikomotorik siswa.

Penggunaan metode CPS juga diisi dengan kegiatan diskusi, dan

presentasi. Kegiatan diskusi akan melatih kerjasama di antara siswa,

keberanian mengeluarkan pendapat, kemampuan memecahkan masalah, dan

dapat membantu siswa lain yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

62

presentasi yang dilakukan bermanfaat untuk melatih keberanian siswa

tampil di muka umum dan mengemukakan pendapat baik melalui

kemampuan bertanya maupun menjelaskan. Secara keseluruhan, metode

CPS yang diimplementasikan dengan kegiatan memecahkan soal masalah,

diskusi kelompok dan presentasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan penelitian. Peneliti mengamati proses pembelajaran

melaksanakan pelayanan prima dengan berpedoman pada lembar observasi

yang telah disusun. Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi

penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving dengan media

berbasis ICT. Pada saat observasi berlangsung, peneliti memantau

pelaksanaan metode pembelajaran Creative Problem Solving dengan media

berbasis ICT. Guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan metode

pembelajaran Creative Problem Solving dengan media berbasis ICT dan

menjelaskan materi tentang memberikan bantuan kepada pelanggan. Peneliti

juga melakukan penilaian terhadap proses kegiatan pembelajaran yang

meliputi aspek afektif dan psikomotorik siswa. Penilaian aspek afektif

dilakukan dengan mengamati kemampuan kerjasama dalam diskusi,

kemampuan memecahkan masalah, kemampuan bertanya/ mengeluarkan

pendapat, serta kemampuan menjelaskan pada saat presentasi. Penilaian

aspek psikomotorik dilakukan dengan mengamati kecepatan siswa untuk

segera memasuki kelas, kecekatan siswa bergabung dalam kelompok,

kesiapan dan keaktifan siswa melakukan presentasi, serta kemampuan siswa

untuk mengacungkan tangan terlebih dahulu ketika akan bertanya/

mengeluarkan pendapat (lampiran 19).

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Maret

2012. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan

penjelasan yang diberikan oleh guru, tetapi masih ada beberapa siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

63

duduk di deretan belakang kurang memperhatikan. Proses pembelajaran

pada pertemuan pertama di isi dengan kegiatan penjelasan materi oleh guru

dengan menggunakan slide dan diskusi kelompok memecahkan masalah.

Proses pembelajaran berjalan lancar. Siswa melaksanakan diskusi dengan

baik bersama anggota kelompoknya masing-masing. Kegiatan diskusi

didominasi dengan saling tukar pendapat antar anggota kelompok untuk

melakukan pemecahan masalah melalui langkah-langkah klarifikasi

masalah, pengungkapan gagasan, evaluasi dan seleksi, dan implementasi.

Sebagian besar siswa sudah dapat bekerjasama dengan anggota kelompok,

tetapi dalam mencari data yang berhubungan dengan soal pemecahan

masalah dan dalam menyusun jawaban masih ada yang mengalami

kesulitan. Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu, tanggal 14 Maret 2012,

guru bersama dengan peneliti meminta kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi mereka dan tanya jawab. Semua kelompok mendapat

kesempatan melakukan presentasi pada hari itu juga. Pada pertemuan kedua

ini keaktifan siswa semakin meningkat. Hal ini terlihat pada saat kegiatan

presentasi dan tanya jawab banyak siswa yang bersemangat untuk bertanya

dan memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain. Siswa yang

semula tidak berani mengeluarkan pendapat menjadi lebih berani

berpendapat. Kelompok yang presentasi juga mempresentasikan hasil

diskusi dengan baik dan memaksimalkan penggunaan media ICT. Suasana

kelas menjadi lebih hidup. Pada akhir kegiatan presentasi, guru memberikan

penguatan berupa tanggapan terhadap kegiatan presentasi yang telah

dilakukan siswa. Pada pertemuan ketiga, Rabu, 21 Maret 2012, digunakan

guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I berupa uji

kompetensi untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Uji kompetensi

berupa soal pilihan ganda dan esai untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Creative

Problem Solving dengan media berbasis ICT pada pertemuan sebelumnya

(catatan lapangan 1, lampiran 13). Rincian dari kegiatan tersebut, yaitu

deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran mata diklat melaksanakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

64

pelayanan prima dengan menggunakan metode Creative Problem Solving

dengan media berbasis ICT sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan

tindakan I.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar melaksanakan pelayanan prima di kelas X PM 1, diperoleh

gambaran tentang kualitas proses belajar siswa dan pencapaian hasil belajar

siswa pada mata diklat melaksanakan pelayanan prima materi memberikan

bantuan kepada pelanggan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung,

yaitu sebagai berikut:

1) Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I

Hasil belajar afektif siswa diperoleh melalui penilaian autentik,

yaitu dengan melakukan penilaian secara langsung berdasarkan pada

pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran siklus I

berlangsung. Penilaian terhadap hasil belajar afektif siswa dilakukan

pada aspek kemampuan kerjasama dalam diskusi, kemampuan

memecahkan masalah, kemampuan bertanya/mengeluarkan pendapat,

dan kemampuan menjelaskan dalam presentasi. Penilaian hasil belajar

afektif dalam penelitian ini menggunakan rubrik dan dalam pengambilan

nilainya menggunakan skala likert yakni 1 sampai 5 berdasar deskriptor

yang telah ditentukan. Hasil pengamatan terhadap hasil belajar afektif

siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

65

Tabel 4.1 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I

Aspek yang

diukur Indikator

Ketercapai an

Baik + Baik Sekali

(%)

Jumlah Siswa dan Persentase

Baik Sekali

Persen tase (%)

Baik Persen tase (%)

Cukup Persen tase (%)

Kurang Persen tase (%)

Kurang Sekali

Persentase (%)

Kemampuan kerjasama

dalam diskusi

70

3

7,89

21

55,26

6

15,78

5

13,15

3

7,89

Kemampuan memecah

kan masalah

70

2

5,26

18

47,36

7

18,42

5

13,15

6

15,78

Kemampuan bertanya/me ngeluarkan pendapat

70

2

5,26

19

50,00

8

21,05

4

10,52

5

13,15

Kemampuan menjelaskan

dalam presentasi

70

3

7,89

21

55,26

8

21,05

4

10,52

2

5,26

(Sumber : Data primer yang diolah,2012)

Berdasarkan tabel di atas dan hasil pengamatan terhadap hasil

belajar ranah afektif siswa dapat diidentifikasi bahwa sikap siswa selama

proses pembelajaran berlangsung, yaitu saat diskusi, presentasi dan

tanya- jawab masih kurang. Indikator ketercapaian yang ditetapkan yaitu

sebesar 70% masih belum tercapai pada semua aspek. Pada aspek

kemampuan kerjasama dalam diskusi yang diperoleh pada siklus I masih

belum mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan. Hanya 63,15%

(24 siswa) yang telah mencapai ketuntasan, dan 36,84% (14 siswa)

belum mencapai ketuntasan. Aspek kemampuan memecahkan masalah

pada siklus I juga belum mencapai indikator ketercapaian. Siswa yang

tuntas hanya sebesar 52,63% (20 siswa) dan yang lainnya belum

mencapai ketuntasan yaitu sebesar 47,36% (18 siswa). Aspek

kemampuan bertanya atau mengeluarkan pendapat pada siklus I juga

belum mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan. Siswa yang

telah tuntas hanya sebesar 55,26% (21 siswa) dan yang lainnya yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

66

sebesar 44,73% (17 siswa) belum mencapai ketuntasan. Aspek

kemampuan menjelaskan dalam presentasi hasil diskusi pada siklus I

juga belum mencapai indikator ketercapaian, siswa yang telah tuntas

hanya sebesar 63,15% (24 siswa) dan yang lainnya belum mencapai

ketuntasan yaitu sebesar 36,84% (14 siswa). Perolehan hasil

belajar ranah afektif siswa siklus I tersebut juga dapat dilihat pada grafik

4.1 berikut.

Gambar 4.1 Profil Capaian Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Siklus I

(Sumber : Data Hasil Penelitian)

2) Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I

Hasil belajar psikomotorik siswa dilakukan dengan melakukan

penilaian terhadap aspek siswa segera memasuki kelasa saat guru datang,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

67

kecekatan bergabung dalam kelompok, kesiapan dan keaktifan

melakukan presentasi, dan mengacungkan tangan saat bertanya atau

mengeluarkan pendapat secara langsung pada saat proses pembelajaran

siklus I berlangsung. Penilaian hasil belajar psikomotorik dalam

penelitian ini menggunakan rubrik dan dalam pengambilan nilainya

menggunakan skala likert. Hasil pengamatan terhadap hasil belajar

afektif siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I

Aspek yang diukur

Indikator Ketercapai

an Baik +

Baik Sekali (%)

Jumlah Siswa dan Persentase

Baik Sekali

Persen tase (%)

Baik Persen tase (%)

Cukup Persen tase (%)

Kurang Persen tase (%)

Kurang Sekali

Persentase (%)

Segera memasuki kelas pada waktu guru

datang

70

4

10,52

22

57,89

5

13,15

3

7,89

4

10,52

Kecekatan bergabung

dalam kelompok

70

3

7,89

21

55,26

7

18,42

4

10,52

3

7,89

Kesiapan dan

keaktifan melakukan presentasi

70

2

5,26

20

52,63

7

18,42

5

13,15

4

10,52

Mengacung kan tangan

ketika bertanya/me ngeluarkan pendapat

70

3

7,89

21

55,26

6

15,78

3

7,89

5

13,15

(Sumber: Data primer yang diolah, 2012)

Berdasarkan tabel di atas dan hasil pengamatan terhadap hasil

belajar ranah psikomotorik siswa dapat diidentifikasi bahwa keterampilan

siswa selama proses pembelajaran pada siklus I masih kurang. Semua

aspek yang diukur belum dapat mencapai indikator ketercapaian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

68

ditetapkan yaitu sebesar 70%. Pada aspek kesegeraan siswa untuk

memasuki kelas pada saat guru datang siklus I baru 68,42% (26 siswa)

yang telah mencapai ketuntasan dan yang lainnya dibawah KKM yaitu

31,57% (12 siswa). Pada aspek kecekatan siswa bergabung dalam

kelompok pada siklus I juga belum mencapai indikator ketuntasan, siswa

yang telah tuntas hanya 63,15% (24 siswa) dan yang lainnya belum

tuntas yaitu 36,84% (14 siswa). Aspek kesiapan dan keaktifan melakukan

presentasi pada siklus I juga masih kurang. 57,89% (22 siswa) telah

mencapai ketuntasan, sedangkan 42,10% (16 siswa) belum mencapai

kriteria ketuntasan. Demikian juga pada aspek mengacungkan tangan

ketika bertanya atau mengeluarkan pendapat pada siklus I juga belum

mencapai indikator ketuntasan. Siswa yang telah tuntas baru sebesar

63,15% (24 siswa) dan yang lainnya yaitu sebesar 36,84% (14 siswa)

belum tuntas. Perolehan hasil belajar ranah psikomotorik siswa

siklus I tersebut juga dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut.

Gambar 4.2 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

69

(Sumber : Data Hasil Penelitian)

3) Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat

bahwa penerapan metode CPS mampu meningkatkan hasil belajar ranah

kognitif siswa. Dengan metode CPS siswa menjadi lebih aktif selama

berlangsungnya proses pembelajaran. Siswa tidak hanya sekedar

mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran. Siswa lebih

aktif berfikir, berkomunikasi, mencari, menyeleksi, dan menyimpulkan

data selama proses pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok

memecahkan masalah dan diskusi sehingga siswa lebih memahami

materi pelajaran yang dipelajari dan hasil belajar siswa ranah kognitifpun

meningkat. Hal ini ditunjukkan dari meningkatnya nilai rata-rata kelas.

Sebelum penerapan metode pembelajaran CPS, nilai rata-rata kelas

adalah 65,39. Setelah pernerapan metode CPS nilai rata-rata kelas yang

dicapai meningkat menjadi 73,94. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai

diatas kriteria ketuntasan minimal 75 juga meningkat dari sebelumnya

yang hanya 7 siswa dengan persentase sebesar 18,42% menjadi 31 siswa

dengan persentase sebesar 81,57 %. Indikator ketuntasan yang ditetapkan

yaitu sebesar 80% telah tercapai. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I

Kriteria

Indikator Ketuntasan: 80% Ketuntasan Hasil Belajar

Jumlah Siswa Persentase Tuntas 31 siswa 81,57% Tidak Tuntas 7 siswa 18,42% Jumlah 38 siswa 100,00%

(Sumber : Data primer yang diolah, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

70

Ketercapaian hasil belajar kognitif siswa juga dapat dilihat pada

grafik berikut ini:

Gambar 4.3 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I

(Sumber : Data Hasil Penelitian)

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Dari segi guru, terdapat beberapa kebaikan dan kelemahan dalam siklus I

ini, antara lain sebagai berikut:

a) Beberapa kebaikan guru pada saat siklus I adalah:

(1) Penyampaian materi secara singkat mudah dipahami dan dapat

diterima siswa dengan baik.

(2) Interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran sudah

cukup baik walaupun belum maksimal.

(3) Penyampaian terhadap masalah yang hendak dipecahkan sudah

cukup baik.

(4) Penerapan metode pembelajaran telah cukup baik sesuai dengan

langkah-langkah yang tersusun dalam rancangan pelaksanaan

pembelajaran.

b) Beberapa kelemahan guru pada saat siklus I adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

71

(1) Guru kurang mampu menguasai kelas, hal ini terlihat dari posisi

guru menjelaskan yang selalu berada di depan kelas sehingga

siswa yang bagian belakang kurang diperhatikan. Hal ini

berdampak pada siswa yang duduk di bagian belakang kelas

kurang memperhatikan penjelasan guru dan cenderung

mengobrol dengan teman sebelah.

(2) Guru kurang mampu mengkondisikan siswa terutama saat

pembagian kelompok yang kurang kondusif serta kurang

mengelola waktu saat penjelasan materi.

(3) Pada saat evaluasi, guru lebih banyak berada di depan kelas

sehingga kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk

dibarisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk

dibelakang melakukan kecurangan dengan menanyakan jawaban

pada teman sebelahnya tanpa diketahui oleh guru.

2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu

sebagai berikut:

a) Beberapa kebaikan siswa pada saat siklus I adalah:

(1) Siswa tenang saat guru menjelaskan materi pelajaran.

(2) Aspek afektif dan psikomotorik siswa telah meningkat.

(3) Siswa cukup tertib pada saat mengerjakan tes evaluasi I.

b) Beberapa kekurangan siswa pada saat siklus I, adalah:

(1) Masih ada siswa yang terkesan acuh tak acuh pada saat guru

menjelaskan materi, khususnya para siswa yang duduk di

belakang.

(2) Beberapa siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti

kegiatan diskusi sehingga penyampaian pendapat kurang

maksimal

(3) Siswa masih bingung mengenai cara mendapatkan data yang

relevan dengan masalah yang ingin dipecahkan sehingga data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

72

yang mereka kumpulkan kurang sesuai dengan harapan dari

guru dan peneliti.

(4) Hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik kurang maksimal,

masih ada beberapa siswa yang nilainya dibawah batas tuntas

yaitu 70

(5) Pada saat kuis berlangsung, beberapa siswa yang duduk

dibarisan belakang kurang sportif dalam mengerjakan soal. Hal

ini terbukti dengan adanya siswa yang berbuat curang seperti

bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya.

Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah :

1) Saat mengajar, guru harus lebih mampu menguasai kelas dengan baik

sehingga pengajaran dan perhatian guru tidak terfokus pada satu posisi

saja namun bisa menata kepada seluruh siswa baik yang di depan,

tengah, maupun belakang. Sehingga siswa dapat fokus dan konsentrasi

terhadap penjelasan guru.

2) Guru harus lebih mampu mengalokasikan kegiatan diskusi supaya

kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan kekompakan siswa dalam

diskusi dapat dimunculkan.

3) Guru lebih rinci lagi dalam menjelaskan cara-cara pemecahan masalah

sehingga siswa mampu mendapatkan data-data serta pemecahan

masalah sesuai yang diharapkan.

4) Guru harus lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan

belakang pada saat evaluasi sehingga tidak memungkinkan bagi siswa

untuk berbuat curang.

5) Penerapan metode Crative Problem Solving untuk meningkatkan hasil

belajar kognitif siswa terlihat sudah melebihi indikator ketercapaian

yakni 80,00%. Sedangkan rata-rata hasil belajar ranah afektif dan

psikomotorik hanya mencapai 58,41 dan 63,15 dari indikator

ketercapaian yakni 70,00%. Maka secara umum hasil tersebut belum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

73

dapat mencapai target yang ditetapkan sehingga diperlukan perbaikan

pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, untuk memperbaiki kekurangan yang

terjadi dan lebih memantapkan hasil yang diperoleh pada siklus I maka

dilaksanakan siklus II.

2. Siklus II

Penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving dengan media

berbasis ICT berdasarkan refleksi pada Siklus I menunjukkan bahwa masih

terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi guru maupun dari segi siswa

sehingga proses dan hasil belajar kurang maksimal terutama hasil belajar ranah

afektif dan psikomotorik. Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I

diperlukan adanya perbaikan pada siklus II. Langkah-langkah penerapan

metode pembelajaran Creative Problem Solving dengan media berbasis ICT

pada Siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Proses kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada aktivitas

siswa dan guru seperti pada pelaksanaan siklus I. Kegiatan perencanaan

tindakan II dilaksanakan pada hari Sabtu 24 Maret 2012 di ruang guru

SMK Negeri 6 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti

mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I,

kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan

dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada setiap hari Rabu tanggal

28 Maret, 4 dan 11 April 2012 dengan rancangan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang

meliputi: silabus mata diklat memberikan bantuan kepada pelanggan,

RPP, serta soal masalah yang akan dicari pemecahan masalahnya oleh

siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

74

2) Peneliti bersama guru menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun materi pokok yang

digunakan dalam penerapan metode pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) pada siklus I ini adalah Melakukan Komunikasi dengan

Pelanggan.

3) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario penerapan metode

pembelajaran Creative Problem Solving. Skenario pembelajaran yang

dibuat adalah sebagai berikut:

Pertemuan pertama (Rabu, 7 Maret 2012)

Alokasi waktu : 3 X 45 Menit

a) Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam.

b) Guru melakukan presensi kepada siswa dan melihat keadaan kelas

serta kesiapan siswa.

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang harus dicapai

d) Guru menjelaskan tujuan dan pelaksanaan metode Creative

Problem solving, dengan alur pelaksanaan sebagai berikut:

(1) Klarifikasi Masalah:

(a) Guru menyampaikan materi pokok memberikan bantuan

kepada pelanggan yang disajikan dalam tayangan slide

disertai tanya jawab dengan siswa.

(b) Guru bersama peneliti membagi kelas menjadi 7

kelompok.

(c) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mencari

data-data terkait dengan pemecahan melalui laptop yang

sudah tersambung dengan internet.

(d) Guru bersama peneliti membagikan soal kasus masalah

yang harus dipecahkan kepada kelompok sesuai dengan

materi.

(e) Guru bersama peneliti membagikan lembar kerja untuk

menuliskan jawaban pemecahan masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

75

(2) Pengungkapan Gagasan

(a) Bersama dengan kelompok, siswa menggali dan

mengungkapkan jawaban yang paling tepat berkaitan

dengan masalah yang dihadapi tersebut.

(b) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi

kelompok dan melakukan penilaian proses pembelajaran

terhadap aspek afektif dan psikomotorik.

(3) Evaluasi dan Seleksi

Setelah diperoleh beberapa alternatif jawaban mengenai soal

diskusi, masing-masing kelompok mengevaluasi dan

menyeleksi berbagai jawaban yang diperoleh sehingga

diperoleh jawaban yang paling tepat berkaitan dengan soal

diskusi yang dihadapi tersebut.

(4) Implementasi

Data yang telah dievaluasi dan diseleksi selanjutnya dipilih

untuk dijadikan jawaban dari soal pemecahan masalah.

e) Guru bersama peneliti dan siswa menyimpulkan pembelajaran pada

hari ini dan mengadakan refleksi.

f) Guru memberi tugas (pekerjaaan rumah) kepada masing-masing

kelompok untuk memindahkan hasil diskusi dari kertas ke dalam

bentuk slide yang akan dipresentasikan pada pertemuan

selanjutnya.

g) Guru menutup kelas dan mengucapkan salam.

Pertemuan Kedua (Rabu, 14 Maret 2012 )

Alokasi waktu 3 X 45 Menit

a) Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam.

b) Guru melakukan presensi kepada siswa dan melihat keadaan kelas

serta kesiapan siswa.

c) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan memberi

instruksi akan melaksanakan kegiatan presentasi dari hasil diskusi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

76

kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok diberi

waktu 15 menit untuk presentasi

d) Guru menghimbau semua siswa untuk aktif dalam kegiatan

presentasi dan berpartisipasi dengan bertanya dan mengemukakan

pendapat masing-masing.

e) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dalam kelompoknya

masing-masing berdasar pembagian kelompok pada pertemuan

sebelumnya.

f) Guru meminta masing-masing kelompok mempersiapkan materi

yang akan dipresentasikan.

g) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi pemecahan masalah. Semua siswa bebas untuk bertanya

dan mengemukakan pendapat mengenai penjelasan dari kelompok

yang presentasi.

h) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan presentasi dan

melakukan penilaian proses yang meliputi aspek afektif dan

psikomotorik.

i) Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa berupa

pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang tepat dan tambahan

materi dari apa yang belum dijelaskan siswa.

j) Guru bersama peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari

jalannya presentasi yang sudah dilaksanakan.

k) Guru menginformasikan kepada siswa pertemuan selanjutnya akan

diadakan ujian kompetensi secara individual.

l) Guru menutup kelas dan mengucapkan salam.

Pertemuan Ketiga (Rabu, 21 Maret 2012)

Alokasi waktu : 3 X 45 Menit

a) Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam.

b) Guru melakukan presensi kepada siswa dan melihat keadaan kelas

serta kesiapan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

77

c) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan menanyakan

kesiapan siswa untuk melakukan ujian kompetensi.

d) Guru membacakan tata cara ujian kompetensi yang telah

diberitahukan sebelumnya.

e) Guru meminta siswa untuk duduk pada posisi yang benar dan tertip

untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan uji kompetensi.

f) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa

mengerjakan uji kompetensi secara mandiri.

g) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik jalannya uji

kompetensi.

h) Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mengoreksi

kembali jawabannya supaya mendapatkan hasil yang maksimal

dan terhindar dari kesalahan akibat kurang teliti.

i) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab siswa.

j) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi pertemuan

selanjutnya.

k) Guru menutup kelas dan mengucapkan salam

4) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes.

Instrumen tes dari soal masalah ketika diskusi dan soal evaluasi akhir

siklus (uji kompetensi). Sedangkan instrumen non-tes dinilai

berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan peneliti dan guru

dengan mengamati capaian hasil belajar afektif dan psikomotorik

siswa selama proses belajar siklus II.

5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan

skenario pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan supaya dapat menghasilkan

suatu peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa pembelajaran

menjadi lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

78

beserta kelengkapannya telah direncanakan dengan baik oleh guru dan

peneliti, selanjutnya guru tinggal melaksanakan skenario tindakan yang

telah ditetapkan. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh guru

sesuai dengan rencana, maka selama guru melaksanakan tindakan peneliti

melakukan pemantauan terhadap proses pembelajaran di kelas.

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan seperti

yang telah direncanakan yaitu tanggal 28 Maret, 4 dan 11 April 2012 di

ruang kelas X PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta. Pertemuan dilaksanakan

selama 9 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.

Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I,

hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih

diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan

tindakan II merupakan kelanjutan dari materi yang diajarkan pada siklus I.

Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah melakukan komunikasi

dengan pelanggan.

Pada pertemuan pertama, guru terlebih dahulu mengadakan

apersepsi, yaitu menanyakan kembali materi yang telah diajarkan pada

pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan pengarahan tentang

metode CPS kepada siswa supaya dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan metode CPS dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan yang

diberikan berupa perbaikan mengenai cara pelaksanaan metode CPS

seperti yang sudah dilaksanakan sebelumnya pada pembelajaran siklus I

yaitu meliputi tahap-tahap pelaksanaan pada metode pembelajaran CPS.

Dengan adanya pengarahan tersebut, siswa menjadi lebih paham mengenai

metode CPS sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan pada tiap tahapan di siklus II ini lebih baik dari siklus

sebelumnya. Selain menjelaskan tentang pengertian dan bagaimana

penerapan metode CPS, guru juga memberikan penjelasan tentang aspek

yang dinilai selama pelaksanaan pembelajaran. Aspek yang dinilai

meliputi aspek yang berkaitan dengan ranah afektif dan psikomotorik.

Setelah memberikan pengarahan, selanjutnya guru menjelaskan pokok-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

79

pokok materi melalui tayangan slide, kemudian masing-masing siswa

bergabung ke kelompoknya untuk berdiskusi membahas soal masalah yang

telah diberikan yang difasilitasi dengan suatu media ICT (satu laptop yang

tersambung dengan koneksi internet untuk masing-masing kelompok) dan

siswa diminta untuk menyusun hasil diskusi menjadi sebuah laporan.

Kegiatan diskusi kelompok pemecahan masalah dilaksanakan dengan

menggunakan metode pembelajaran CPS yakni: (1) Klarifikasi masalah.

Pada tahap klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada

siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang

penyelesaian seperti apa yang diharapkan. Kegiatan ini memberikan

pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan mental melalui proses

berfikir melalui keterlibatan siswa dalam merumuskan suatu masalah dan

alternatif tindakan yang akan dipilih. Pada siklus II ini siswa telah cukup

mampu dalam merumuskan masalah dan alternatif tindakan pemecahan

masalahnya, tetapi masih ada beberapa kelompok yang mengalami

kesulitan, sehingga guru harus mengulangi penjelasan mengenai

permasalahn yang dimaksud kembali (2) Pengungkapan gagasan. Pada

tahap pengungkapan gagasan, siswa dibebaskan untuk mengungkapkan

pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah. Siswa

diberi kesempatan untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis

data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pada

siklus II ini sebagian besar siswa telah cukup aktif dalam mengungkapkan

gagasannya. Siswa yang Pada siklus I belum berani berpendapat menjadi

lebih berani menyatakan pendapatnya. Gagasan yang disampaikan oleh

siswa cukup relevan dengan materi pelajaran. Kegiatan ini melatih siswa

untuk berfikir logis dan kreatif. (3) Evaluasi dan seleksi. Pada tahap

evaluasi dan pemilihan ini setiap kelompok mendiskusikan pendapat-

pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan

masalah. Pada siklus II ini siswa telah cukup mampu dalam memilih data

yang sesuai untuk dijadikan jawaban. Kegiatan ini melatih siswa untuk

menyusun hipotesis yang rasional dan logis (4) Implementasi. Pada tahap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

80

ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk

menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan

penyelesaian dari masalah tersebut. Jawaban siswa pada siklus II telah

sesuai dengan permasalahan dan relevan dengan materi yang diajarkan.

Kegiatan ini melatih siswa untuk membuat keputusan. Guru bersama

peneliti melakukan bimbingan secara berkala pada tiap-tiap kelompok.

Pada pertemuan kedua, masing-masing kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil pemecahan masalah mereka dan dilanjutkan

dengan tanya jawab. Pertemuan yang ketiga dilakukan evaluasi belajar

siswa dari siklus pertama (catatan lapangan 2, lampiran 27).

Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sudah lebih baik

dari pembelajaran sebelumnya pada siklus I. Siswa sudah fokus

memperhatikan penjelasan dari guru. Pemanfaatan media ICT yang

dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi seperti tampilan slide

yang bervariasi, disertai dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan

materi pelajaran mampu menarik perhatian siswa. Pada pembelajaran

siklus II sudah tidak ada lagi siswa yang kurang fokus terhadap pelajaran,

asyik mengobrol dan bercanda dengan teman sebelahnya. Mereka semua

konsentrasi terhadap penjelasan guru. Pada saat kegiatan diskusi

kelompok, keaktifan siswa semakin terlihat. Siswa telah mampu

bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam mencari data,

mengungkapkan gagasan, serta menyusun jawaban. Tidak terlihat lagi

siswa yang bingung dalam mencari data yang berhubungan dengan

masalah yang harus mereka pecahkan. Keaktifan siswa juga terlihat pada

saat kegiatan presentasi. Hampir semua siswa aktif dalam melakukan

presentasi dan tanya-jawab.

Pelaksanaan metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT

pada siklus II ini dirasa telah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran yang sebelumnya penerapan metode CPS hanya berpusat

kepada guru saja, dan metode yang digunakan gurupun hanya monoton,

yaitu dengan ceramah saja menjadi lebih bervariasi dengan memanfaatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

81

media ICT. Siswa menjadi lebih tertarik dan lebih termotivasi untuk

memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Langkah-langkah

metode CPS yang meliputi kegiatan klarifikasi masalah, pengungkapan

gagasan, evaluasi dan seleksi, serta implementasi mampu meningkatkan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengar

dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, melainkan siswa diarahkan

supaya aktif berfikir, mencari data, berkomunikasi dengan kelompok,

menyeleksi, serta menyimpulkan data. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak

hanya berfokus pada pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif saja

melainkan juga melibatkan aspek afektif dan psikomotorik siswa.

Penggunaan metode CPS juga diisi dengan kegiatan diskusi, dan

presentasi. Kegiatan diskusi akan melatih kerjasama di antara siswa,

keberanian mengeluarkan pendapat, kemampuan memecahkan masalah,

dan dapat membantu siswa lain yang mengalami kesulitan belajar.

Kegiatan presentasi yang dilakukan bermanfaat untuk melatih keberanian

siswa tampil di muka umum dan mengemukakan pendapat baik melalui

kemampuan bertanya maupun menjelaskan. Secara keseluruhan, metode

CPS yang diimplementasikan dengan kegiatan memecahkan soal masalah,

diskusi kelompok dan presentasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus I tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama (Rabu, 28 Maret 2012)

a) Guru membuka kelas dengan memberi salam, kemudian

melakukan presensi kepada siswa dan melihat keadaan kelas serta

kesiapan siswa. Pada hari tersebut ada satu siswa yang tidak

mengikuti pelajaran yaitu Anisa A.N karena mendapat jadwal

praktek di toko ViskaMart .

b) Guru menjelaskan tujuan belajar, standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa.

c) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini proses belajar

mengajar masih dilakukan dengan metode Creative Problem

Solving dengan media berbasis ICT.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

82

d) Guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan cara menanyakan

kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya dan bertanya kepada siswa apakah siswa sudah belajar

tentang materi yang akan dipelajari. Sebagian siswa secara aktif

merespon pertanyaan yang guru ajukan dengan berusaha menjawab

pertanyaan tersebut dengan baik. Pertanyaan tersebut dijawab oleh

tiga siswa yaitu Nathasya Bella P, Vicky Dwika P Y, dan Whina

Nursyah.

e) Guru menjelaskan garis besar materi yaitu mengenai cara

berkomunikasi dengan pelanggan serta hambatan-hambatan dalam

melakukan komunikasi dengan pelanggan melalui tayangan slide.

Pada saat guru menjelaskan materi, sebagian besar siswa

memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.

f) Setelah selesai menjelaskan materi, selanjutnya guru membagi

siswa menjadi 7 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari dari

5-6 orang. Pembagian kelompok dilakukan secara acak

berdasarkan tempat duduk.

g) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bergabung

dengan anggota kelompoknya masing-masing, tempat duduk ditata

sedemikian rupa sehingga siswa merasa nyaman dan proses diskusi

dapat berjalan dengan baik.

h) Guru bersama peneliti membagikan soal masalah kepada siswa dan

kertas HVS untuk lembar diskusi.

i) Guru memberikan penjelasan awal mengenai masalah yang akan

dipecahkan, sehingga siswa memahami cara penyelesaian masalah

yang diharapkan dan dapat mencari penyelesaian masalah sesuai

dengan tujuannya. (Klarifikasi Masalah)

j) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mencari strategi serta

data-data yang terkait dengan pemecahan masalah sebanyak-

banyaknya melalui laptop yang sudah tersambung dengan internet.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

83

k) Bersama dengan kelompok, siswa menggali dan mengungkapkan

jawaban yang paling tepat berkaitan dengan masalah yang

dihadapi tersebut. (Pengungkapan Gagasan)

l) Guru berjalan mengelilingi tiap kelompok untuk memberikan

pengarahan dan penilaian proses. Secara keseluruhan proses

diskusi berjalan lancar. Sebagian besar siswa aktif melakukan

diskusi.

m) Setelah siswa memperoleh beberapa daftar jawaban mengenai

masalah yang dihadapi, masing-masing kelompok mengevaluasi

dan menyeleksi berbagai jawaban yang diperoleh mengenai

permasalahan tersebut, sehingga pada akhirnya diperoleh jawaban

yang paling tepat dan optimal berkaitan dengan masalah yang

dihadapi tersebut. (Evaluasi dan Seleksi)

n) Siswa menyusun jawaban yang dianggap paling tepat kedalam

lembar jawab. (Implementasi)

o) Jam pelajaran hampir usai, Guru bersama peneliti dan siswa

membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari

p) Guru meminta siswa untuk melanjutkan diskusi dirumah dan

memindahkan hasil diskusi dalam bentuk slide. Pada pertemuan

mendatang siswa diminta untuk melakukan presentasi.

q) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

2) Pertemuan Kedua (Rabu, 4 April 2012)

a) Guru mengawalai kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan

salam, kemudian melakukan presensi siswa, dan semua siswa

hadir.

b) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan

mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam kelompoknya

masing-masing berdasarkan pembagian kelompok pada pertemuan

sebelumnya dan mempersiapkan kegiatan presentasi dan diskusi

kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

84

c) Guru menginstruksikan semua siswa supaya aktif berpartisipasi

dalam bertanya dan mengemukakan ide masing-masing.

d) Guru menjelaskan tata cara presentasi dimana kelompok yang maju

presentasi berdasarkan undian nomor yang diambil ketua masing-

masing tiap kelompok, hal ini dilakukan agar tidak terjadi gaduh

dalam menentukan urutan kelompok yang maju presentasi.

Terdapat 7 kelompok dengan soal masalah yang berbeda-beda

untuk setiap masing-masing kelompok.

e) Guru memberi masing-masing kelompok waktu presentasi dan

tanya jawab selama 15 menit. Semua kelompok akan

mempresentasikan hasil diskusinya. Kegiatan presentasi dimulai,

dan yang mendapat undian presentasi pertama kali adalah

kelompok 5, selanjutnya kelompok 7, 1, 2, 6, 4, dan terakhir

kelompok 4. Presentasi berjalan lancar, hali ini terlihat dari

banyaknya siswa yang mengacungkan tangan untuk bertanya.

Hampir seluruh siswa memperoleh kesempatan bertanya.

f) Guru mengawasi jalannya presentasi dengan baik dan memberikan

penilaian proses terhadap aspek afektif dan psikomotorik.

g) Pada akhir presentasi, guru memberikan tanggapan terhadap

presentasi, tanggapan berupa pelurusan dari penjelasan siswa yang

kurang tepat dan tambahan penjelasan dari apa yang siswa belum

jelaskan.

h) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang

sudah dipresentasikan dan menginformasikan bahwa pertemuan

berikutnya akan diadakan uji kompetensi siklus II. Suasana

pembelajaran terlihat tertib dari awal sampai akhir pelajaran.

i) Kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan guru mengucap salam

penutup.

3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 11 April 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

85

a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan

salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa untuk

memastikan jumlah siswa yang hadir dan mengikuti proses

pembelajaran, ternyata semua siswa hadir.

b) Guru membacakan tata cara ujian kompetensi yang telah

diberitahukan sebelumnya.

c) Guru membagikan soal uji kompetensi untuk materi memberikan

bantuan kepada pelanggan dan meminta siswa untuk mengerjakan

secara mandiri.

d) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya ujian agar hasil uji

kompetensi benar-benar menunjukkan kemampuan siswa. Pada

saat uji kompetensi berlangsung masih ada beberapa siswa yang

tolah toleh menanyakan jawaban kepada temannya, namun guru

langsung menegur siswa kemudian memperingatkan siswa untuk

mengerjakan soal secara mandiri.

e) Waktu yang ditetapkan untuk mengerjakan soal evaluasi selesai,

siswa kemudian diminta untuk mengumpulkan lembar jawab soal

yang sudah selesai dikerjakan.

f) Kemudian guru mengumumkan kelompok presentasi dan diskusi

kelas terbaik, dengan memberikan penghargaan dan menutup

pelajaran dengan salam dan meninggalkan kelas.

c. Observasi dan Evaluasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran melaksanakan pelayanan

prima dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun.

Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan metode

pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT. Pada saat observasi

berlangsung, peneliti memantau pelaksanaan metode pembelajaran CPS

dengan media berbasis ICT. Guru melakukan penyajian kelas

menggunakan metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT dan

menjelaskan materi tentang melakukan komunikasi dengan pelanggan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

86

Peneliti juga melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar

mengajar yang meliputi aspek afektif dan psikomotorik siswa. Penilaian

aspek afektif dan psikomotorik dilakukan menggunakan penilaian autentik

(authentic assessment) dengan menggunakan rubrik. Pemberian nilai

dilakukan dengan menggunakan skala likert, yakni nilai 1 sampai 5 sesuai

dengan deskriptor yang telah ditentukan.

Penilaian aspek afektif dilakukan dengan mengamati sikap siswa

selama proses pembelajaran yakni kemampuan kerjasama dalam diskusi,

kemampuan memecahkan masalah, kemampuan bertanya/ mengeluarkan

pendapat, serta kemampuan menjelaskan pada saat presentasi. Penilaian

aspek psikomotorik dilakukan dengan mengamati kecepatan siswa untuk

segera memasuki kelas, kecekatan siswa bergabung dalam kelompok,

kesiapan dan keaktifan siswa melakukan presentasi, serta kemampuan

siswa untuk mengacungkan tangan terlebih dahulu ketika akan bertanya/

mengeluarkan pendapat (lampiran 32).

Kualitas proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.

Siswa lebih aktif dan termotifasi dalam belajar. Kegiatan diskusi kelompok

juga lebih bersemangat dan kooperatif. Siswa lebih mampu dalam mencari

dan menyajikan data yang berhubungan dengan pemecahan masalah dari

soal yang dihadapi. Keaktifan siswa selama kegiatan presentasi dan tanya

jawab juga meningkat. Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan baik. Siswa juga sangat antusias dalam melakukan

kegiatan tanya jawab, hampir semua siswa bertanya atau menanggapi

presentasi kelompok lain. Guru juga lebih mampu dalam memotivasi siswa

untuk belajar. Pemanfaatan media ICT yang dilakukan guru dalam

menjelaskan materi menjadikan proses belajar menjadi lebih bervariasi dan

tidak membosankan. Pada siklus II ini guru lebih mampu dalam

melakukan klarifikasi masalah sehingga siswa mampu memecahkan

masalah dengan lebih baik.

Awal pembelajaran atau pertemuan pertama dimulai hari Rabu

tanggal 28 Maret 2012, pada saat guru menjelaskan, semua siswa sudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

87

fokus memperhatikan, kekurangan-kekurangan yang terdapat di siklus

pertama seperti guru yang kurang menguasai kelas dan sikap beberapa

siswa yang tidak aktif saat guru menjelaskan dan proses diskusi sudah

tidak terlihat lagi. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama di isi

dengan kegiatan penjelasan materi oleh guru dengan menggunakan slide

dan diskusi kelompok memecahkan masalah. Proses pembelajaran berjalan

lancar. Siswa melaksanakan diskusi dengan baik bersama anggota

kelompoknya masing-masing. Kegiatan diskusi didominasi dengan saling

tukar pendapat antar anggota kelompok. Sebagian besar siswa sudah dapat

bekerjasama dengan anggota kelompok, mereka juga sudah tidak

mengalami kesulitan lagi dalam mencari data yang berhubungan dengan

soal pemecahan masalah dan dalam menyusun jawaban. Pada pertemuan

kedua yaitu hari Rabu, tanggal 4 April 2012, guru, peneliti dan siswa

mengawali kegiatan presentasi. Semua kelompok akan mempresentasikan

hasil diskusinya, dan yang mendapat undian presentasi pertama kali adalah

kelompok 5, selanjutnya kelompok 7, 1, 2, 6, 4, dan terakhir kelompok 4.

Pada pertemuan kedua ini keaktifan siswa semakin meningkat. Hal ini

terlihat pada saat kegiatan presentasi dan tanya jawab semakin banyak

siswa yang antusias untuk bertanya dan memberikan tanggapan terhadap

presentasi kelompok lain. Siswa yang semula tidak berani mengeluarkan

pendapat menjadi lebih berani berpendapat. Kelompok yang presentasi

juga lebih baik dalam mempresentasikan hasil diskusi dan lebih

memaksimalkan penggunaan media ICT. Suasana kelas menjadi lebih

hidup. Pada akhir kegiatan presentasi, guru memberikan penguatan berupa

tanggapan terhadap kegiatan presentasi yang telah dilakukan siswa. Pada

pertemuan ketiga atau pertemuan terakhir pada hari Rabu, tanggal 11 April

2012 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari

siklus II berupa uji kompetensi agar hasil belajar siswa dapat diketahui.

Evaluasi berupa soal pilihan ganda dan esai untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa sebagai hasil dari pembelajaran dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

88

metode Creative Problem Solving dengan media berbasis ICT pada

pertemuan sebelumnya (catatan lapangan 2, lampiran 27).

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar melaksanakan pelayanan prima di kelas X PM 1, diperoleh

gambaran tentang kualitas proses belajar dan pencapaian hasil belajar

siswa selama kegiatan belajar mengajar siklus II berlangsung, yaitu

sebagai berikut:

1) Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II

Berdasarkan hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa penerapan metode CPS mampu meningkatkan hasil

belajar ranah afektif siswa. Siswa telah lebih memahami mengenai

penerapan metode CPS dan mulai terbiasa dengan metode yang

digunakan. Sikap siswa selama proses pembelajaran menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Sama seperti pada siklus I, hasil belajar afektif siswa

pada siklus II ini juga diperoleh melalui penilaian autentik, yaitu dengan

melakukan penilaian secara langsung berdasarkan pada pengamatan

terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran siklus II berlangsung.

Penilaian terhadap hasil belajar afektif siswa dilakukan pada aspek

kemampuan kerjasama dalam diskusi, kemampuan memecahkan

masalah, kemampuan bertanya/mengeluarkan pendapat, dan kemampuan

menjelaskan dalam presentasi. Hasil pengamatan terhadap hasil belajar

afektif siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

89

Aspek yang diukur

Indikator Ketercapai

an Baik+Baik Sekali (%)

Jumlah Siswa dan Presentase

Baik Sekali

Persen tase (%)

Baik Persen tase (%)

Cukup Persen tase (%)

Kurang Persen tase (%)

Kurang Sekali

Persentase (%)

Kemampuan kerjasama

dalam diskusi

70

5

13,15

25

65,78

4

10,52

2

5,26

2

5,26

Kemampuan memecahkan

masalah

70

4

10,52

23

60,52

5

13,15

2

5,26

3

7,89

Kemampuan bertanya /

mengeluarkan pendapat

70

5

13,15

24

63,15

4

10,52

3

7,89

2

5,26

Kemampuan menjelaskan

dalam presentasi

hasil diskusi

70

5

13,15

23

60,52

6

15,78

3

7,89

1

2,63

(Sumber : Data primer yang diolah, 2012)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar ranah

afektif siswa sudah lebih baik dari siklus sebelumnya. Indikator

ketercapaian yang ditetapkan yaitu sebesar 70% telah tercapai. Hal ini

terbukti dari aspek kemampuan kerjasama dalam diskusi pada siklus II

yaitu sebanyak 78,94% (30 siswa) telah mencapai kriteria ketuntasan dan

sisanya sebesar 21,05% (8 siswa) belum mencapai kriteria ketuntasan.

Aspek kemampuan memecahkan masalah pada siklus II juga telah

mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Sebanyak 71,05% (27

siswa) telah mencapai ketuntasan, dan yang belum tuntas sebanyak

28,94% (11 siswa). Aspek kemampuan bertanya/mengeluarkan pendapat

pada siklus II sebanyak 76,31% (29 siswa) telah mencapai ketuntasan

dan sisanya sebanyak 23,68% (9 siswa) masih belum mencapai

ketuntasan. Aspek kemampuan menjelaskan dalam presentasi hasil

diskusi pada siklus II juga telah mencapai indikator ketercapaian yang

ditetapkan, siswa yang telah tuntas sebanyak 73,68% (28 siswa) dan yang

masih belum tuntas sebanyak 26,31% (10 siswa). Hasil capaian hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

90

belajar afektif siswa pada siklus II untuk materi melakukan komunikasi

dengan pelanggan tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 4.4 Profil Capaian Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II

(Sumber : Data Hasil Penelitian)

2) Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II

Hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus II mengalami

peningkatan dari siklus sebelumnya. Siswa semakin aktif dalam kegiatan

diskusi, presentasi, dan tanya jawab. Hasil belajar psikomotorik siswa

dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap aspek siswa segera

memasuki kelasa saat guru datang, kecekatan bergabung dalam

kelompok, kesiapan dan keaktifan melakukan presentasi, dan

mengacungkan tangan saat bertanya atau mengeluarkan pendapat secara

langsung pada saat proses pembelajaran siklus II berlangsung. Penilaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

91

hasil belajar psikomotorik dalam penelitian ini menggunakan rubrik dan

dalam pengambilan nilainya menggunakan skala likert. Hasil

pengamatan terhadap hasil belajar afektif siswa pada siklus I dapat dilihat

pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II

Aspek yang

diukur

Indikator Ketercapai

an Baik +

Baik Sekali (%)

Jumlah Siswa dan Persentase

Baik Sekali

Persen tase (%)

Baik Persen tase (%)

Cukup Persen tase (%)

Kurang Persen tase (%)

Kurang Sekali

Persentase (%)

Segera memasuki kelas pada waktu guru

datang

70

5

13,15

24

63,15

6

15,78

2

5,26

1

2,63

Kecekatan bergabung

dalam kelompok

70

4

10,52

26

68,42

3

7,89

3

7,89

2

5,26

Kesiapan dan

keaktifan melakukan presentasi

70

5

13,15

27

71,05

2

5,26

2

5,26

2

5,26

Mengacung kan tangan

ketika bertanya/me ngeluarkan pendapat

70

6

15,78

22

57,89

6

15,78

3

7,89

1

2,63

(Sumber : Data primer yang diolah, 2012)

Berdasarkan pengamatan hasil belajar ranah psikomotorik siswa

dapat diidentifikasi bahwa siswa sudah sangat lebih baik dari siklus

sebelumnya. Indikator ketercapaian yang ditetapkan sebesar 70% telah

tercapai pada semua aspek yang diukur. Hal ini dapat diketahui dari

aspek kesegeraan siswa untuk memasuki kelas pada saat guru datang

siklus II yaitu sebanyak 76,31% (29 siswa) telah mencapai ketuntasan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

92

dan yang belum tuntas sebanyak 23,68% (9 siswa). Pada aspek kecekatan

siswa bergabung dalam kelompok pada siklus II juga telah mencapai

indikator ketercapaian yang ditetapkan. Sebanyak 78,94% (30 siswa)

telah mencapai ketuntasan, dan sisanya yaitu sebanyak 21,08% (8 siswa)

belum tuntas. Pada aspek kesiapan dan keaktifan siswa melakukan

presentasi pada siklus II sebanyak 84,21% (32 siswa) telah mencapai

kriteria ketuntasan dan yang lainnya masih belum tuntas yaitu sebanyak

15,78% (6 siswa). Pada aspek mengacungkan tangan ketika bertanya

atau mengeluarkan pendapat pada siklus II juga telah mencapai indikator

ketercapaian yang ditetapkan. Sebanyak 73,68% (28 siswa) telah

mencapai kriteria ketuntasan dan yang belum tuntas sebanyak 26,31%

(10 siswa). Perolehan hasil belajar ranah psikomotorik siswa siklus II

tersebut juga dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut.

Gambar 4.5 Profil Capaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II

(Sumber: Data Hasil Penelitian)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

93

3) Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi siklus II dapat diidentifikasi bahwa

siswa semakin mampu dalam pemahaman dan analisis pada materi

melakukan komunikasi dengan pelanggan. Nilai rata-rata kelas pada

siklus II mengalami peningkatan dari sebelumnya 73,94 menjadi 81,89.

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 75 sebesar 94,73%

atau 36 siswa. Meningkat dari siklus sebelumnya yang hanya 81,57%

atau 31 siswa. Hasil belajar kognitif siswa siklus II dapat dilihat pada

tabel 4. 6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II

Kriteria Indikator Keberhasilan 80%

Ketuntasan Hasi Belajar Kognitif

Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 36 siswa 94,73%

Tidak Tuntas 2 siswa 5,26%

Jumlah 38 siswa 100,00%

(Sumber: Data primer yang diolah, 2012)

Hasil belajar kognitif siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut

ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

94

Gambar 4.6 Profil Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II

(Sumber: Data Hasil Penelitian)

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat

dilihat bahwa penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving

dengan media berbasis ICT dapat meningkatkan hasil siswa pada mata

diklat melaksanakan pelayanan prima apabila dibandingkan dengan metode

konvensional. Rata-rata ulangan harian siswa kelas X PM 1 pada siklus II

mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Sebanyak 94,73%

siswa dinyatakan tuntas, karena pencapaian hasil belajar siswa diatas KKM,

yaitu 75, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 2,56%. Dari hasil

refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran

Creative Problem Solving dengan media berbasis ICT pada siklus II dinilai

hasil belajar lebih meningkat dibandingkan siklus I. Hasil belajar ranah

afektif dan psikomotorik sudah melampaui indikator ketercapaian 70% dan

hasil belajar ranah kognitif telah mencapai indikator ketercapaian 80%.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

95

1) Dilihat dari segi guru, terdapat beberapa kebaikan dan kelemahan antara

lain:

a) Beberapa kelebihan guru pada siklus II ini adalah:

(1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa

untuk lebih memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan

belajar mengajar sedang berlangsung.

(2) Guru lebih jelas dalam menyampaikan informasi dan

penjelasan kepada siswa daripada sebelumnya.

(3) Guru sudah lebih baik dalam mengkondisikan siswa untuk

bergabung dengan kelompoknya daripada sebelumnya. Selain

itu guru juga lebih mampu dalam mengkoordinir siswa yang

akan maju presentasi.

(4) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung

dan tidak hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk

mengawasi dengan ketat jalannya evaluasi. Hal tersebut

dilakukan agar siswa terutama siswa yang duduk dibarisan

belakang tidak mempunyai kesempatan untuk berbuat curang.

(2) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:

(1) Mengelola waktu saat penjelasan materi.

(2) Mengkondisikan anggota kelompok yang kurang aktif dalam

diskusi tetapi malah berdandan secara sembunyi-sembunyi.

2) Dilihat dari segi siswa, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan

antara lain:

a) Beberapa kelebihan siswa dalam siklus II ini adalah:

(1) Siswa lebih berani dalam menyampaikan gagasan

(2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

mengalami peningkatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

96

(3) Sebagian besar siswa aktif berperan serta dalam diskusi kelas

sehingga kelas nampak hidup, proses dan hasil belajar

meningkat.

(4) Siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran, terlihat dari

semua anggota kelompok yang mengangkat tangan pada saat

kelompok lain melakukan presentasi.

(5) Pada kegiatan evaluasi, siswa lebih tenang dan tertib dalam

mengerjakan soal.

b) Beberapa kekurangan siswa dalam siklus II ini adalah:

(1) Beberapa siswa masih bingung sehingga mengalami kesulitan

dalam mencari data-data yang relevan.

(2) Siswa terganggu saat kegiatan evaluasi yakni dalam hal saling

pinjam penghapus saat evaluasi.

Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah:

1) Guru masih harus berusaha untuk melakukan pendekatan dan motivasi

siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan teratasi,

siswa tetap bersemangat dan tidak mengalami kebosanan.

2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran

pada saat mengajar, sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti

pelajaran, peran siswa lebih dominan dan tidak cepat bosan.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, dan II dapat

dinyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar melaksanakan pelayanan

prima melalui penggunaan metode pembelajaran Creative Problem Solving

dengan media berbasis ICT dari siklus I ke siklus II. Hasil belajar tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

97

meliputi hasil belajar ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif. Hal tersebut dapat

dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II

Aspek yang diukur

Indikator ketercapaian

(%)

Hasil Belajar Afektif Siswa Baik Sekali + Baik

Siklus I Siklus II Baik

Sekali Baik Jumlah

Siswa Persen

tase Baik

Sekali Baik Jumlah

Siswa Persen

tase Kemampuan kerjasama dalam diskusi

70 3 21 24 63,15 5 25 30 78,94

Kemampuan memecahkan masalah

70 2 18 20 52,63 4 23 27 71,05

Kemampuan bertanya/me ngeluarkan pendapat

70 2 19 21 55,26 5 24 29 76,31

Kemampuan menjelaskan dalam presentasi

70 3 21 24 63,15 5 23 28 73,68

(Sumber: Data Hasil Penelitian)

Peningkatan hasil belajar afektif siswa mata diklat melaksanakan pelayanan

prima tersebut juga dapat dilihat pada grafik histogram berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

98

Gambar 4.7 Hasil Belajar Afektif Siklus I dan II

(Sumber : Data Hasil Penelitian)

Tabel 4.7 dan gambar 4.7 diatas menunjukkan hasil belajar afektif siswa

dalam proses belajar mengajar mata diklat melaksanakan pelayanan prima pada

siklus I dan II terus mengalami peningkatan. Pada aspek kemampuan kerjasama

dalam diskusi yang mengalami peningkatan sebesar 15,69% dari 63,15% pada

siklus I menjadi 78,94%. Aspek kemampuan memecahkan masalah juga

mengalami peningkatan sebesar 18,42% dari 52,63% menjadi 71,05%. Aspek

kemampuan bertanya/ mengeluarkan pendapat mengalami kenaikan cukup tinggi

yaitu sebesar 21,05% dari 55,26% menjadi 76,31%. Pada aspek kemampuan

menjelaskan dalam presentasi mengalami kenaikan sebesar 10,53% dari 63,15%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

99

menjadi 73,68%. Hasil belajar ranah afektif telah mencapai indikator ketercapaian

yang ditetapkan yaitu sebesar 70%.

Tabel 4.8 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Aspek yang diukur

Indikator ketercapaian

(%)

Hasil Belajar Afektif Siswa Baik Sekali + Baik

Siklus I Siklus II Baik

Sekali Baik Jumlah

Siswa Persen

tase Baik

Sekali Baik Jumlah

Siswa Persen Tase

Segera memasuki kelas pada waktu guru datang

70 4 22 26 68,42 5 24 29 76,31

Kecekatan bergabung dalam kelompok

70 3 21 24 63,15 4 26 30 78,94

Kesiapan dan keaktifan melakukan presentasi

70 2 20 22 57,89 5 27 32 84,21

Mengacung kan tangan saat bertanya/menge luarkan pendapat

70 3 21 24 63,15 6 22 28 73,68

(Sumber: Data Hasil Penelitian)

Peningkatan hasil belajar afektif siswa mata diklat melaksanakan pelayanan

prima tersebut juga dapat dilihat pada grafik histogram berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

100

Gambar 4.8 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I dan II

(Sumber : Data Hasil Penelitian)

Tabel 4.8 dan gambar 4.8 diatas menunjukkan hasil belajar psikomotorik

siswa dalam proses belajar mengajar mata diklat melaksanakan pelayanan prima

pada siklus I dan II terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari aspek

segera memasuki kelas pada waktu guru datang yang mengalami kenaikan sebesar

7,89% dari 68,42% menjadi 76,31%. Aspek kecekatan bergabung dalam

kelompok juga mengalami peningkatan sebesar 15,79% dari 63,15% menjadi

78,94%. Aspek kemampuan kesiapan dan keaktifan melakukan presentasi

mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu sebesar 26,32% dari 57,89% menjadi

84,21%, demikian juga pada aspek mengacungkan tangan ketika bertanya/

mengeluarkan pendapat mengalami kenaikan sebesar 10,53% dari 63,15%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

101

menjadi 73,68%. Secara keseluruhan hasil belajar psikomotorik siswa telah

mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan yaitu sebesar 70%.

Tabel 4.9 Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus, Siklus I dan II

Kriteria

Indikator Keberhasilan 80%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

Persen tase

Jumlah Siswa

Persen tase

Jumlah Siswa

Persen tase

Tuntas 6 15,78% 31 81,57% 36 94,73%

Tidak Tuntas

32 84,21% 7 18,42% 2 5,26%

Sumber : (Sumber : Data Hasil Penelitian)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa setiap siklus yang

diterapkan pada proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Sebelum penerapan metode CPS, siswa yang tuntas pada kompetensi dasar

pertama berjumlah 6 siswa dengan persentase 15,78% dan nilai rata-rata kelas

65,39. Pada siklus I, ketuntasan belajar yang tercapai adalah sebanyak 31 siswa

dengan persentase sebesar 81,57% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar

73,94. Pada siklus I ini ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 65,79% dan

nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 8,55 dari pembelajaran sebelum penerapan

metode CPS. Pada siklus I indikator ketercapaian yang ditetapkan yaitu sebesar

80% sudah tercapai. Pada siklus II hasil belajar kognitif semakin meningkat.

Ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak 35 siswa dengan persentase

sebesar 94,73%, meningkat sebesar 13,16% dari siklus sebelumnya dan nilai rata-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

102

rata kelas yang dicapai sebesar 81,89 meningkat sebesar 7,95 dari siklus

sebelumnya.

Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa juga bisa dilihat pada grafik

histogram berikut ini:

Gambar 4.9 Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus , Siklus I dan II

(Sumber : Data Hasil Penelitian

Tabel 4.9 dan gambar 4.9 diatas menunjukan bahwa setelah adanya

penerapan metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT berdampak

positif terhadap peningkatan proses dan hasil belajar mata diklat melaksanakan

pelayanan prima. Penerapan metode pembelajaran CPS menjadikan proses

pembelajaran lebih berkualitas. Metode CPS yang meliputi langkah-langkah

klarifikasi masalah, pengungkapan gagasan, evaluasi dan seleksi, serta

implementasi memberikan pembelajaran yang bervariasi. Dengan metode CPS

siswa tidak hanya sekedar mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi

pelajaran, akan tetapi siswa dilatih untuk aktif berfikir, berkomunikasi, mencari,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

103

menyeleksi dan menyimpulkan data. Pembelajaran dengan metode CPS juga

diimplementasikan dengan kegiatan diskusi kelompok, presentasi dan tanya

jawab. Siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga

siswa lebih mudah memahami materi. Dengan pembelajaran yang berpusat pada

siswa akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, meningkatkan

aktivitas siswa, sehingga hasil belajar siswa meningkat, tidak hanya hasil belajar

ranah kognitif, melainkan juga ranah afektif, dan psikomotorik.

D. Pembahasan

Penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving dengan media

berbasis ICT bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mencakup

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian Tindakan Kelas ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap,

yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan

evaluasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari

siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk

mengetahui kondisi / keadaan yang ada di kelas X Pemasaran SMK Negeri 6

Surakarta. Survei awal dilakukan pada bulan Januari 2012. Dari hasil survei ini,

peneliti menemukan bahwa hasil belajar memberikan bantuan kepada pelanggan

pada siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 6 Surakarta masih belum maksimal,

metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar masih monoton dan

berpusat pada guru. Kegiatan yang dilakukan siswa hanyalah mendengarkan

penjelasan dari guru dan mencatat (lampiran 9). Oleh karena itu, peneliti

mengadakan diskusi dengan guru mata diklat melaksanakan pelayanan prima dan

mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan

metode pembelajaran Creative Problem Solving dengan media berbasis ICT,

karena setelah diterapkannya metode pembelajaran Creative Problem Solving

dengan media berbasis ICT, siswa dituntut untuk kreatif dalam memecahkan

masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, aktif dalam diskusi kelompok

dan presentasi,serta lebih berani dalam tanya jawab dan mengungkapkan

pendapat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

104

Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti bersama

dengan guru mata diklat melaksanakan pelayanan prima menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan

kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru, maka materi pada

pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah memberikan bantuan kepada pelanggan.

Setelah guru menyampaikan materi dengan menggunakan slide, maka kegiatan

selanjutnya adalah diskusi kelompok. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok

dimana tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang (lampiran 12). Pembagian kelompok

dilakukan secara acak berdasarkan tempat duduk. Setelah itu guru

menginstruksikan kepada semua siswa untuk duduk bergabung dengan

kelompoknya. Guru membagikan soal masalah untuk didiskusikan dan dicari

pemecahan masalahnya kepada masing-masing kelompok dan kertas kerja, guru

mempersilahkan siswa untuk mencari data-data yang relevan dengan pemecahan

masalah sebanyak-banyaknya melalui laptop yang sudah tersambung dengan

internet. Dan selanjutnya siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok masing-masing (catatan lapangan 1, lampiran 13). Namun, dari hasil

pengamatan terhadap proses belajar mengajar melaksanakan pelayanan prima

pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi guru

maupun dari segi siswa, yaitu guru kurang menguasai kelas dan kurang

perhatiannya sebagian kecil siswa saat guru menyampaikan materi terutama siswa

yang duduk pada deretan belakang. Sebagian kecil siswa masih sering melakukan

kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran seperti

mengobrol dan bergurau dengan teman sebangkunya. Hal ini dikarenakan

terkadang suara guru kurang keras sehingga siswa yang ada dibelakang tidak

mendengarkan penjelasan guru. Pelaksanaan diskusi juga belum berjalan

maksimal, kegiatan diskusi masih didomonasi oleh beberapa siswa dan siswa

masih bingung dalam mencari data-data yang berhubungan dengan masalah yang

sedang dihadapi. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana

pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam

pembelajaran melaksanakan pelayanan prima pada siklus I.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

105

Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari materi siklus I yaitu

melakukan komunikasi dengan pelanggan. Pelaksanaan dalam siklus ke II ini

hampir sama seperti siklus I, guru menyampaikan materi dengan menggunakan

slide, dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan

didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Dari hasil pengamatan terhadap

proses belajar mengajar melaksanakan pelayanan prima pada siklus II ini guru

sudah dapat menguasai kelas mulai dari depan hingga ke belakang dan sebagian

besar siswa telah aktif berperan serta dalam diskusi kelompok, hal ini terlihat dari

banyaknya siswa yang berani mengungkapkan pendapat maupun bertanya pada

anggota kelompok masing-masing, dan siswa telah mampu mencari data yang

berkaitan dengan pemecahan masalah (catatan lapangan 2, lampiran 27). Kualitas

pembelajaran baik proses maupun hasil sudah semakin meningkat.

Pada saat dilakukan wawancara dengan siswa, diketahui bahwa siswa cukup

tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode Creative Problem Solving

dengan media berbasis ICT selain siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, siswa

juga merasa lebih memahami materi. Siswa juga diajarkan untuk bekerjasama

dalam mempelajari suatu materi pelajaran dan memecahkan soal masalah tentang

hal-hal yang berkaitan dengan dunia nyata sesuai materi yang diajarkan (lampiran

36).

Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran

melaksanakan pelayanan prima yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga

kualitas proses dan hasil belajar memberikan bantuan kepada pelanggan dapat

meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru

dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif, menarik, dan menyenangkan.

Keberhasilan pembelajaran memberikan bantuan kepada pelanggan dengan

menggunakan metode Creative Problem Solving dengan media berbasis ICT dapat

dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

1. Siswa terlihat antusias ketika akan memulai kegiatan belajar mengajar dan

selama proses kegiatan belajar mengajar siswa bersemangat serta aktif

berpartisipasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

106

2. Kegiatan belajar mengajar di kelas tidak lagi berpusat pada guru melainkan

menjadi berpusat pada siswa (student centered). Hal ini terlihat dari keaktifan

siswa selama proses pembelajaran baik saat diskusi kelompok, presentasi, dan

tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam bekerja sama dan

menumbuhkan kebersamaan di dalam kelompok belajar.

3. Siswa menjadi lebih bertanggungjawab karena dituntut untuk dapat

memecahkan masalah yang diberikan kepada mereka serta bertanggungjawab

dalam mencari data yang relevan yang mendukung atas jawaban mereka.

4. Penggunaan media oleh guru menjadikan siswa mudah dalam mengingat dan

memahami materi yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih

efektif. Penggunaan media juga menjadikan proses pencarian data yang

berhubungan dengan pemecahan masalah menjadi lebih efektif dan efisien.

5. Siswa menjadi lebih berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan

tugas yang diberikan guru. Hal ini terlihat pada saat presentasi hasil diskusi

siswa antusias melakukan tanya jawab, memberikan sanggahan, dan

memberikan tanggapan terhadap pendapat kelompok yang maju presentasi.

6. Siswa lebih tanggap terhadap masalah yang ada dan terampil serta kreatif

dalam menyelesaikan masalah yang ada.

7. Penerapkan metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT dalam

proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Hasil

belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil

belajar siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 75. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum siswa telah memahami materi yang

disajikan dengan baik pada proses belajar mengajar yang menggunakan

metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

107

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

108

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas penerapan metode pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) dengan media berbasis Information Communication and

Technology (ICT) yang dilaksanakan di kelas X PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta

ini telah dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) analisis dan

refleksi tindakan. Tiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, dimana

masing-masing pertemuan berlangsung selama 3 X 45 menit.

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan dapat diperoleh

simpulan hasil penelitian, yaitu bahwa penerapan metode pembelajaran CPS

dengan media berbasis ICT melalui langkah-langkah: klarifikasi masalah,

pengungkapan gagasan, evaluasi dan seleksi, serta implementasi telah dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta.

Penerapan metode pembelajaran CPS mampu meningkatkan kualitas proses

belajar siswa. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa diperoleh

keterangan bahwa siswa merasa senang dengan dilaksanakan metode

pembelajaran ini. Siswa merasa lebih menguasai materi karena siswa dilibatkan

secara langsung dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi

pelajaran. Metode pembelajaran CPS melatih siswa untuk berfikir logis dan

kreatif melalui pembelajaran yang diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Siswa

menjadi lebih aktif dalam berfikir, berkomunikasi, mencari, menyeleksi dan

menyimpulkan data. Siswa juga lebih termotivasi untuk belajar karena dilibatkan

dalam proses pencarian data, perumusan masalah, serta penggunaan media

pembelajaran ICT.

Pembelajaran dengan metode CPS yang di implementasikan dalam

kegiatan diskusi kelompok dan presentasi mampu meningkatkan hasil

belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Peningkatan aspek

afektif atau sikap selama proses pembelajaran terjadi pada tiap indikator,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

109

yaitu kemampuan kerjasama dalam diskusi, kemampuan memecahkan

masalah, kemampuan bertanya atau mengeluarkan pendapat, dan

kemampuan menjelaskan dalam presentasi. Indikator ketercapaian yang

telah ditentukan yaitu 70% siswa mencapai kriteria baik sekali dan baik

telah tercapai. Aspek psikomotorik juga mengalami peningkatan pada

semua indikator, yaitu dari segi segera memasuki kelas saat guru datang,

kecekatan bergabung dengan kelompok, kesiapan dan keaktifan

melakukan presentasi, dan mengacungkan tangan ketika bertanya atau

mengeluarkan pendapat. Aspek kognitif yang terlihat dari nilai evaluasi

siswa juga mengalami peningkatan, indikator ketercapaian yang telah

ditetapkan dapat terpenuhi, yaitu 80% siswa mampu memperoleh nilai di

atas KKM 75, tingkat ketuntasan belajar juga semakin membaik.

Berdasarkan data yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode pembelajaran CPS dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa melalui

penerapan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan media

berbasis Information Communication and Technology (ICT) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Siswa terlihat lebih antuias dan bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran karena dilibatkan langsung dalam proses berfikir mencari

penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Siswa juga lebih

aktif dalam kegiatan diskusi dan aktif bertanya atau mengeluarkan pendapat.

Penerapan metode pembelajaran CPS dengan media berbasis ICT mampu

meningkatkan hasil belajar siswa secara berturut-turut pada tiap-tiap siklus dapat

digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan metode

pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari disesuaikan dengan

materi dan kondisi siswa dalam rangka meningkatkan proses dan hasil belajar

siswa secara optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

110

C. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian, maka peneliti dapat mengajukan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru :

a. Melihat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, disarankan kepada guru

untuk dapat menerapkan metode pembelajaran CPS dengan langkah

klarifikasi masalah, pengungkapan gagasan, evaluasi dan seleksi, serta

implementasi sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa disesuaikan

dengan materi dan kondisi kelas.

b. Diharapkan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam

menyampaikan materi dan mengelola kelas sehingga pembelajaran tidak

monoton sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus meningkat

seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya

a. Diharapkan kepada guru untuk melakukan pendekatan kepada siswa supaya

siswa lebih fokus selama proses belajar mengajar terutama terhadap siswa

yang kurang memperhatikan pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan

adanya variasi saat menyampaikan materi pelajaran, sehingga menarik siswa

untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran

c. Diharapkan kepada guru supaya lebih aktif memotivasi siswa untuk lebih

berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara memberikan penguatan kepada siswa seperti

anggukan, senyuman, tepuk tangan, penghargaan, dan hadiah.

d. Diharapkan kepada guru untuk mengembangkan model dan metode

pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam

memahami materi pembelajaran.

e. Diharapkan kepada guru supaya lebih mengoptimalkan pemanfaatan media

pembelajaran yang sudah disediakan oleh pihak sekolah, seperti

pemanfaatan komputer dan LCD serta koneksi internet untuk menciptakan

pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menarik sehingga proses dan hasil

pembelajaran dapat terus meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

111

2. Bagi Siswa :

a. Diharapkan kepada siswa supaya lebih fleksibel ketika melaksanakan

diskusi dengan kelompok heterogen supaya hubungan sosial antar siswa

menjadi lebih baik.

b. Siswa diharapkan supaya lebih disiplin dan bertanggungjawab dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

c. Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok

serta lebih berani untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, dan menjelaskan

saat presentasi.

3. Bagi sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan kesempatan kepada guru

untuk mengikuti pelatihan dan seminar-seminar yang berkaitan dengan

model dan metode pembelajaran yang inovatif.

b. Sekolah hendaknya mengadakan rapat evaluasi tentang pelaksanaan

pembelajaran untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan proses

belajar mengajar, supaya dapat diketahui solusi yang tepat terhadap masalah

yang sedang terjadi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

112

DAFTAR PUSTAKA

Ayip Miftah. 2011. Kemampuan Kognitif Menurut Revisi Taksonomi Bloom. Diperoleh 22 Juni 2012, dari http://ayip7miftah.wordpress.com

Adi Nur Cahyono. 2007. Pengembangan Model Creative Problem Solving Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Matematika di SMA. Diperoleh 5 Maret 2012, dari http://adinegara.com/seminar-nasinal-matematika-v-2009.pdf

Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV Maulana.

Craig A. Mertler. 2009. Classroom Assessment : Overview Assessment Technique. Diperoleh 22 Juni 2012, dari http://ghoesstin_wannabe.htm

Dwi Astuti Noviyanti. 2009. Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Matematika dengan Pendekatan Creative Problem Solving pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Skripsi.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hujair.A.H.Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safira Insani Press.

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat : Gaung Persada.

Pepkins, K.L. 2004. Creative Problem Solving In Math. Artikel. Diperoleh 10 Januari 2012, dari www.uh.edu

Kasihani Kasbollah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang: UNM

Mitchell, William E.Kowalik, Thomas F. 1999. Creative Problem Solving. Jakarta: Genigraphics.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

113

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudjia Raharjo. 2009. Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif, Diperoleh 28 Mei 2012, dari http://mudjiaraharjo.com/ Met. Penelitian Pendidikan / triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.

Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nuryani Rustaman. 2006. Penilaian Otentik. Diperoleh 16 Juni 2012, dari http://file.upi.edu/direktori/penilaian_otentik_sgr'06.pdf

Oemar Hamalik. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rochiati Wiriatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Saryulis. 2011. Media Pembelajaran. Diperoleh 16 Mei 2012, dari http://education-all.blogspot.com/2011/07/media-pembelajaran.html

Slameto. 2003. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …

114

Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.

Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Cet IV. Jakarta: Rineka Cipta.

Ulis Supriyana. 2009. Penerapan Model Creative Problem Solving berbasis Portofolio Ditinjau dari Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo. Skripsi.

Undang-Undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. 2006. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user