39
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan OLEH RAHMI HIDAYATI 84138/2007 PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011

PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN

JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan

OLEH

RAHMI HIDAYATI

84138/2007

PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2011

Page 2: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

RINGKASAN

RAHMI HIDAYATI : PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE

HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI

STAKLIM SICINCIN

Penakar hujan tipe Hellman merupakan penakar hujan recording yang

mempunyai kemampuan untuk merekam data hujan yang terjadi lengkap dengan

waktu terjadinya hujan. Data hujan diperoleh dari pias hujan yang dipasang pada

selinder jam di dalam penakar hujan tipe Hellman.

Dari pembacaan pias hujan, diketahui hari-hari terjadinya hujan pada bulan

Juli dan bulan Agustus 2010.

Page 3: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah

memberikan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan praktek kerja lapangan ini yang berjudul “Pengolahan Penakar Hujan

Tipe Hellman Bulan Juli – Agustus 2010 di Staklim Sicincin”.

Laporan ini membahas tentang pengolah alat penakar hujan di Staklim

Sicincin yaitu penakar hujan jenis Hellman. Data yang di dapat berupa rekaman

data curah hujan pada pias Hellman. Data pada pias tersebut diolah sehingga

diketahui waktu-waktu hujan di Staklim Sicincin pada bulan Juli – Agustus.

Penulis membuat laporan ini guna memenuhi persyaratan dalam

melaksanakan praktek kerja lapangan dan sebagai pelaporan kegiatan-kegiatan

yang telah dilakukan selama praktek kerja lapangan serta hasil yang telah

diperoleh selama proses tersebut.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu

penulis dalam kelancaran penulisan laporan praktek kerja lapangan ini. Terima

kasih penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Drs. H. Asrul, M.A selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang.

2. Bapak Dr. Ahmad Fauzi, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA.

3. Bapak Drs. Mahrizal, M.Si selaku pembimbing penulis dalam mata kuliah

Praktek Kerja Lapangan.

4. Bapak Edi Siswantoro, S.Si selaku Kepala Staklim Sicincin.

5. Bapak Sayadi, SP selaku Kasi Observasi Staklim Sicincin yang telah

menjadi pengawas penulis selama Praktek Kerja Lapangan.

6. Bapak Rizky A Saputra, SP sebagai pembimbing penulis dalam

menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan.

7. Kedua orang tua penulis (mama dan papa) yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis dengan tidak henti-hentinya.

8. Seluruh Bapak dan fungsional Staklim Sicincin yang tidak bisa penulis

sebutkan namanya satu persatu, atas segala pengetahuannya dalam

Page 4: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

pengamatan, cara-cara membaca alat, mengirim data, mengolah data

sehingga data tersebut dapat disampaikan dan dimengerti oleh masyarakat.

9. Semua staff di Staklim Sicincin atas kerja sama dan bantuannya terhadap

penulis dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini.

10. Teman-teman seperjuang yang berjuang bersama-sama dalam

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini (Elsi dan Ises).

11. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Padang, Desember 2010

Rahmi Hidayati

84138

Page 5: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Prakter kerja lapangan merupakan salah satu dari mata kuliah fisika yang

termasuk mata kuliah perilaku berkarya. Dengan adanya praktek kerja lapangan

ini, kami sebagai mahasiswa diharapkan bisa mempraktekkan ilmu yang telah di

dapat di universitas salama masa kuliah. Selain itu, dengan adanya praktek kerja

lapangan ini, diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat belajar hal-hal baru dari

tempat mereka melaksanakan praktek kerja lapangan.

Banyak tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat PKL mahasiswa

Jurusan Fisika dengan bidang konsentrasi Geofisika, seperti dibeberapa BMKG.

Dalam hal ini penulis memilih tempat PKL di BMKG Sicincin atau lebih dikenal

dengan Stasiun Klimatologi (Staklim) Sicincin.

Kita sadari atau tidak, cuaca dan iklim sangat berpengaruh dalam

kehidupan kita. Kita telah mengetahui bahwa keadaan cuaca selalu berubah-ubah

dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, cuaca diartikan sebagai

keadaan atmosfer pada suatu wilayah yang sempit dalam kurun waktu yang

singkat. Sedangkan iklim adalah keadaan atmosfer pada suatu wilayah yang luas

dalam kurun waktu yang lama.

Dari beberapa tipe unsur cuaca, yang lebih sering kita perhatikan adalah

curah hujan. Di Staklim Sicincin ada dua jenis alat untuk menakar hujan yang

digunakan yaitu penakar hujan biasa dan penakar hujan Hellman. Setelah

melakukan PKL di Staklim Sicincin, penulis telah mengetahui bahwa penakar

hujan Hellman bisa merekam waktu hujan dan jumlah hujan. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk membahas tentang “Pengolahan Penakar Hujan Tipe

Hellman Bulan Juli – Agustus di Staklim Sicincin” ini. Adapun hasil dari

pengolahan penakar hujan tipe Hellman ini adalah waktu terjadinya hujan di

Staklim Sicincin.

Page 6: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

B. Deskripsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

BMKG adalah sebuah Lembaga Non Kementrian , dipimpin oleh seorang

Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di

bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika;

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika;

4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data

dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat

berkenaan dengan perubahan iklim;

7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak

terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika;

9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan

jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan

komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Page 7: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen

pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika;

14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan

BMKG;

16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

BMKG;

17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;

18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh

Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.

Adapun visi dan misi dari BMKG adalah sebagai berikut :

1. Visi

Terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan

meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal guna

mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan

aktif di tingkat internasional.

2. Misi

a. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas

udara dan Geofisika.

b. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara

dan Geofisika yang handal dan terpercaya

c. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang

Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

d. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi,

Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

Page 8: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

1. Sejarah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada

tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh

Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya

berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca

dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh

Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama

Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan

Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun

pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi

dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun

1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta,

sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.

Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan

menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk

penerangan pada tahun 1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945,

nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi

tersebut dipecah menjadi dua. Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang

berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk

melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi

dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih

oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en

Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika

yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi

tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Page 9: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik

Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi

Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan

Pekerjaan Umum.

Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai

anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau

WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent

Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya

menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan,

dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan

Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya

diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di

bawah Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya

menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di

bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan

menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan

Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun

2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan

Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga

Pemerintah Non Departemen.

Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh

Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Page 10: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Bentuk dan struktur BMKG sama halnya dengan yang digunakan pada

instansi lainnya. Dalam menjalankan tugasnya instansi ini dipimpin oleh seorang

KASLIM (Kepala Stasiun Klimatologi) yang bertanggung jawab terhadap seluruh

bidang yang ada pada instansi ini.

Seorang KASLIM dalam melaksanakan operasional instansi dibantu oleh

berberapa staf yang bertanggung jawab terhadap seksinya masing-masing yaitu :

a. Tata usaha yang bertanggung jawab terhadap administrasi kantor seperti

surat menyurat, keuangan, dan lain sebagainya.

b. Bagian analisa yang bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan

analisa data-data yang dikirim ke Balai Wilayah I.

c. Kelompok tenaga teknis yang bertanggung jawab terhadap data-data

klimatologi yang ada di Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Sicincin.

d. Kelompok pengamat yang bertanggung jawab terhadap pengaturan jadwal

pengamatan di Staklim BMKG Sicincin.

e. Kelompok komunikasi dan peralatan yang bertanggung jawab terhadap

pengiriman informasi data ke Balai Wilayah I melalui sistem komunikasi

yang ada dan bertanggung jawab terhadap kondisi peralatan yang ada di

Staklim tersebut.

3. Aktivitas di Staklim Sicincin

Pengamatan cuaca dan iklim sangat besar pengaruhnya dalam berbagai

sektor kehidupan, oleh karena itu setiap provinsi yang tersebar di Indonesia telah

memiliki suatu badan yang menangani masalah tersebut dalam hal ini adalah

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Ada 5 (lima) lokasi

BMKG yang terdapat di Sumatera Barat yaitu :

a. Stasiun Maritim Teluk Bayur

b. Stasiun Tabing Padang

c. Stasiun Sicincin (Staklim Sicincin)

d. Stasiun Geofisika Padang Panjang

e. GAW Koto Tabang Bukittinggi (stasiun pemantau atmosfer global)

Page 11: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

BMKG memiliki 5 (lima) Balai Besar yang masing-masing membawahi

sejumlah Stasiun BMKG yaitu :

a. Balai Besar Wilayah I Medan

b. Balai Besar Wilayah II Ciputat

c. Balai Besar Wilayah III Denpasar

d. Balai Besar Wilayah IV Makassar

e. Balai Besar Wilayah V Jayapura

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika merupakan badan yang

bertugas mengadakan penelitian dan pelayanan meteorologi dan meliputi masalah

iklim, cuaca, kualitas udara, dan lain sebagainya. Dalam Badan ini dikumpulkan

data yang berasal dari seluruh stasiun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

yang salah satunya adalah Staklim Sicincin untuk daerah Sumatera Barat.

Informasi ini didistribusikan melalui televisi dan juga media masa yang

dilengkapi dengan prakiraan cuaca perwilayah dan dikirim ke instansi-instansi

pengguna di provinsi tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Staklim Sicincin antara lain adalah

pengamatan unsur-unsur cuaca dan iklim. Agar tercapainya pelayanan yang

bermutu, maka diperlukan berbagai macam data unsur klimatologi yang akurat

dan tepat waktu dari pengamatan staklim. Hasil dari pengamatan tersebut

kemudian diubah kedalam sandi sinop untuk kemudian dikirim ke Balai Wilayah

I. Data-data yang telah diperoleh juga dikumpulkan untuk dianalisa oleh Staklim

Sicincin sendiri guna memberikan informasi kepada masyarakat dan instansi-

instansi yang membutuhkan. Dengan demikian, di instansi inilah data-data cuaca

dan iklim di proses, mulai dari pengamatan, pengumpulan data, pengolahan data,

dan analisanya.

Page 12: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

BAB II

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Mekanisme Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 5

Juli 2010 sampai 5 Agustus 2010 bertempat di Staklim Sicincin. Pada minggu

pertama, penulis diperkenalkan dengan alat-alat yang digunakan di Staklim

Sicincin, cara pembacaan alat, cara pengambilan data, dan cara pengiriman data

dengan menggunakan CMSS (Computer Message Switching System). Setelah

perkenalan dengan alat-alat obsevasi, penulis bertugas mendampingi petugas

observasi untuk bersama-sama melakukan obervasi pada setiap jamnya. Jam

operasi di BMKG Sicincin yaitu 15 jam, mulai dari jam 07.00 – 22.00 setiap

harinya.

Pada minggu kedua dan seterusnya, penulis masih diberi tugas untuk

mendampingi petugas observasi disamping diberi tugas-tugas lainnya, seperti

pengumpulan data observasi dan pengolahannya.

B. Jadwal Praktek Kerja Lapangan

Seperti yang telah penulis sebutkan sebelumnya, praktek kerja lapangan ini

dimulai pada tanggal 5 Juli 2010 sampai dengan tanggal 5 Agustus 2010, yaitu

pada masa liburan semester genap 2009 – 2010 dari hari Senin sampai hari Jum’at

(jadwal terlampir). Jika mendampingi petugas observasi, jam kerjanya mulai dari

pukul 07.00 sampai dengan 18.00 WIB. Jika bertugas di kantor, jam kerjanya

mulai dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB.

C. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, Hambatan, dan Penyelesaiannya

1. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Staklim Sicincin merupakan salah satu Badan Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika yang salah satu tugasnya yaitu mengamati unsur-unsur cuaca.

Pengamatan dilakukan setiap harinya dengan alat-alat yang terdapat dalam taman

Page 13: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

alat di staklim tersebut. Sebagai mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja

Lapangan di Staklim Sicincin, kami juga bertugas untuk mendampingi observer

dalam mengamati unsur-unsur cuaca dengan jam tugas yang telah diatur

sebelumnya.

a. Unsur-Unsur Cuaca yang Diamati dan Taman Alat di Staklim Sicincin

Unsur-unsur cuaca yang diamati di Staklim Sicincin antara lain adalah

sebagai berikut :

1) Keadaan cuaca

2) Penyinaran matahari

3) Intensitas matahari

4) Suhu udara

5) Kelembaban udara

6) Tekanan udara

7) Penguapan

8) Curah hujan

9) Kecepatan dan arah angin

Gambar 1. Taman alat di Staklim Sicincin

Seperti halnya disetiap BMKG, di Staklim Sicincin juga terdapat taman

alat yang ditunjukkan pada Gambar 1. Di taman alat inilah alat-alat untuk

mengamati unsur-unsur cuaca di atas di letakkan. Taman alat ini dikelilingi pagar

Page 14: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

untuk menjaga keamanan dari alat

yang terlihat pada Gambar 1, taman alat dilengkapi dengan lampu untuk

penerangan pengamatan di malam hari. Di dalam taman ditanami rumput

kemudian dibuat jalan setapak yang menghubungkan satu ala

Taman alat yang terdapat di Staklim Sicincin terdiri dari :

1) Sangkar meteorologi (sangkar Stevenson)

Sangkar meteorologi (sangkar Stevenson) berbentuk kotak, berkaki empat

dan terbuat dari kayu jati agar kuat. Sangkar diberi cat berwarna putih

untuk mencegah penyerapan cahaya matahari. Seperti yang terlihat pada

Gambar 2, sangkar diberi ventilasi sehingga

sirkulasi udara.

Gambar 3. Psychrometer

termometer bola basah, (C) termometer bola kering, (D)

termometer maksimum, (E)

nan dari alat-alat yang ada di dalam taman tersebut. Seperti

yang terlihat pada Gambar 1, taman alat dilengkapi dengan lampu untuk

penerangan pengamatan di malam hari. Di dalam taman ditanami rumput

kemudian dibuat jalan setapak yang menghubungkan satu alat dengan alat lainnya.

Taman alat yang terdapat di Staklim Sicincin terdiri dari :

Sangkar meteorologi (sangkar Stevenson)

Gambar 2. Sangkar meteorologi

Sangkar meteorologi (sangkar Stevenson) berbentuk kotak, berkaki empat

dan terbuat dari kayu jati agar kuat. Sangkar diberi cat berwarna putih

untuk mencegah penyerapan cahaya matahari. Seperti yang terlihat pada

Gambar 2, sangkar diberi ventilasi sehingga memunkinkan terjadinya

Psychrometer standard terdiri dari (A) piche evaporimeter, (B)

termometer bola basah, (C) termometer bola kering, (D)

termometer maksimum, (E) termometer minimum

alat yang ada di dalam taman tersebut. Seperti

yang terlihat pada Gambar 1, taman alat dilengkapi dengan lampu untuk

penerangan pengamatan di malam hari. Di dalam taman ditanami rumput

t dengan alat lainnya.

Sangkar meteorologi (sangkar Stevenson) berbentuk kotak, berkaki empat

dan terbuat dari kayu jati agar kuat. Sangkar diberi cat berwarna putih

untuk mencegah penyerapan cahaya matahari. Seperti yang terlihat pada

memunkinkan terjadinya

standard terdiri dari (A) piche evaporimeter, (B)

termometer bola basah, (C) termometer bola kering, (D)

Page 15: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Sangkar tersebut berfungsi untuk menem

seperti yang terlihat pada Gambar 3.

termometer bola kering, termometer bola basah, termometer maksimum,

termometer minimum, dan piche evaporimeter. Selain itu, sangkar juga

digunakan untuk me

dan kelembaman udara.

2) Cup counter anemometer

Cup counter anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata

rata serta arah angin. Cup counter anemometer yang terdapat di Staklim

Sicincin terdiri dari

dan dengan ketinggian 10 meter seperti yang terlihat pada Gambar 4. Cup

counter nemometer dengan ketinggian 2 meter hanya dapat mengukur

kecepatan angin, dilengkapi dengan layar untuk menampilkan kecepata

anginnya. Sedangkan cup counter anemometer dengan ketinggian 10 m

dapat mengukur berapa kecepatan angin dan besar arah angin tersebut.

Seperti yang diperlihatkan Gambar 4, cup counter anemometer tersebut

terdiri dari tiga mangkuk yang dipasang simetris y

ada angin.

Gambar 4. Cup counter anemometer dengan tinggi (a) 2 m dan (b) 10 m

Sangkar tersebut berfungsi untuk menempatkan psychrometer

seperti yang terlihat pada Gambar 3. Psychrometer tersebut terdiri dari

termometer bola kering, termometer bola basah, termometer maksimum,

termometer minimum, dan piche evaporimeter. Selain itu, sangkar juga

digunakan untuk menempatkan thermo hygrograph untuk mencatat suhu

dan kelembaman udara.

Cup counter anemometer

Cup counter anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata

rata serta arah angin. Cup counter anemometer yang terdapat di Staklim

Sicincin terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu dengan ketinggian 2 (dua) meter

dan dengan ketinggian 10 meter seperti yang terlihat pada Gambar 4. Cup

counter nemometer dengan ketinggian 2 meter hanya dapat mengukur

kecepatan angin, dilengkapi dengan layar untuk menampilkan kecepata

anginnya. Sedangkan cup counter anemometer dengan ketinggian 10 m

dapat mengukur berapa kecepatan angin dan besar arah angin tersebut.

Seperti yang diperlihatkan Gambar 4, cup counter anemometer tersebut

terdiri dari tiga mangkuk yang dipasang simetris yang akan berputar jika

a b

Gambar 4. Cup counter anemometer dengan tinggi (a) 2 m dan (b) 10 m

psychrometer standar,

tersebut terdiri dari

termometer bola kering, termometer bola basah, termometer maksimum,

termometer minimum, dan piche evaporimeter. Selain itu, sangkar juga

untuk mencatat suhu

Cup counter anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-

rata serta arah angin. Cup counter anemometer yang terdapat di Staklim

2 (dua) jenis yaitu dengan ketinggian 2 (dua) meter

dan dengan ketinggian 10 meter seperti yang terlihat pada Gambar 4. Cup

counter nemometer dengan ketinggian 2 meter hanya dapat mengukur

kecepatan angin, dilengkapi dengan layar untuk menampilkan kecepatan

anginnya. Sedangkan cup counter anemometer dengan ketinggian 10 m

dapat mengukur berapa kecepatan angin dan besar arah angin tersebut.

Seperti yang diperlihatkan Gambar 4, cup counter anemometer tersebut

ang akan berputar jika

Gambar 4. Cup counter anemometer dengan tinggi (a) 2 m dan (b) 10 m

Page 16: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

3) Panci penguapan

Panci penguapan berfungsi untuk menentukan besarnya penguapan. Panci

penguapan tersebut terbuat dari besi atau logam yang tahan

bagian dasar dari panci tersebut dibuat pondasi dari kayu sehingga posisi

panci kuat dan tidak mudah goyang.

Gambar 5. Panci penguapan

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa di dalam panci penguapan ini terdapat

still well (berbentuk selinder dan mempunyai 3 (tiga) kaki) yang berisi

hook gauge (berbentuk seperti kail pancing),

perubahan tinggi air di dalam panci. Selain itu, juga terdapat

thermometer untuk mengukur suhu maksimum dan minimum air kemudian

di dekat panci terdapat cup counter anemometer 2 meter.

4) Campbell Stokes

Pada Gambar 6 dapat dilihat gambar Campbell Stokes yang terbuat dari

bola kaca pejal yang di bawahnya diletakkan pias khusus. Cam

Stokes berfungsi untuk menentukan waktu dan lamanya penyinaran

matahari. Sinar yang melewati bola kaca menjadi terpusat atau terfokusnya

sehingga sinar matahari tersebut tepat mengenai pias khusus dan

meninggalkan jejak berupa pias yang terbakar. Pan

sinar matahari yang terfokus pada pias.

Panci penguapan

Panci penguapan berfungsi untuk menentukan besarnya penguapan. Panci

penguapan tersebut terbuat dari besi atau logam yang tahan karat. Pada

bagian dasar dari panci tersebut dibuat pondasi dari kayu sehingga posisi

panci kuat dan tidak mudah goyang.

Gambar 5. Panci penguapan

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa di dalam panci penguapan ini terdapat

(berbentuk selinder dan mempunyai 3 (tiga) kaki) yang berisi

(berbentuk seperti kail pancing), digunakan untuk mengukur

perubahan tinggi air di dalam panci. Selain itu, juga terdapat

untuk mengukur suhu maksimum dan minimum air kemudian

di dekat panci terdapat cup counter anemometer 2 meter.

Campbell Stokes

Pada Gambar 6 dapat dilihat gambar Campbell Stokes yang terbuat dari

bola kaca pejal yang di bawahnya diletakkan pias khusus. Cam

Stokes berfungsi untuk menentukan waktu dan lamanya penyinaran

matahari. Sinar yang melewati bola kaca menjadi terpusat atau terfokusnya

sehingga sinar matahari tersebut tepat mengenai pias khusus dan

meninggalkan jejak berupa pias yang terbakar. Panah C menunjukkan

sinar matahari yang terfokus pada pias.

Panci penguapan berfungsi untuk menentukan besarnya penguapan. Panci

karat. Pada

bagian dasar dari panci tersebut dibuat pondasi dari kayu sehingga posisi

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa di dalam panci penguapan ini terdapat

(berbentuk selinder dan mempunyai 3 (tiga) kaki) yang berisi

untuk mengukur

perubahan tinggi air di dalam panci. Selain itu, juga terdapat floating

untuk mengukur suhu maksimum dan minimum air kemudian

Pada Gambar 6 dapat dilihat gambar Campbell Stokes yang terbuat dari

bola kaca pejal yang di bawahnya diletakkan pias khusus. Campbell

Stokes berfungsi untuk menentukan waktu dan lamanya penyinaran

matahari. Sinar yang melewati bola kaca menjadi terpusat atau terfokusnya

sehingga sinar matahari tersebut tepat mengenai pias khusus dan

ah C menunjukkan

Page 17: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Gambar 6. Campbell Stokes (A) bola pejal (B) pias khusus (C) sinar

matahari yang terfokus pada pias khusus

Pias khusus untuk Campbell Stokes terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu pias

lengkung panjang

lurus (dipasang tanggal 1 Maret

Oktober), dan pias lengkung pendek (dipasang tanggal 11 April

Agustus).

5) Barograf dan barometer

Gambar 7. Alat pengu

Pada Staklim Sicincin, alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya

tekanan udara ada dua jenis yaitu barograph dan barometer seperti yang

terlihat pada Gambar 7. Barograf adalah alat pengukur tekanan udar

Gambar 6. Campbell Stokes (A) bola pejal (B) pias khusus (C) sinar

matahari yang terfokus pada pias khusus

Pias khusus untuk Campbell Stokes terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu pias

lengkung panjang (dipasang tanggal 11 Oktober – 28/29 Februari), pias

lurus (dipasang tanggal 1 Maret – 10 April dan tanggal 1 September

Oktober), dan pias lengkung pendek (dipasang tanggal 11 April

Barograf dan barometer

a b

Gambar 7. Alat pengukur tekanan udara (a) barograf dan (b) barometer

Pada Staklim Sicincin, alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya

tekanan udara ada dua jenis yaitu barograph dan barometer seperti yang

terlihat pada Gambar 7. Barograf adalah alat pengukur tekanan udar

Gambar 6. Campbell Stokes (A) bola pejal (B) pias khusus (C) sinar

Pias khusus untuk Campbell Stokes terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu pias

28/29 Februari), pias

10 April dan tanggal 1 September – 10

Oktober), dan pias lengkung pendek (dipasang tanggal 11 April – 31

kur tekanan udara (a) barograf dan (b) barometer

Pada Staklim Sicincin, alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya

tekanan udara ada dua jenis yaitu barograph dan barometer seperti yang

terlihat pada Gambar 7. Barograf adalah alat pengukur tekanan udara

Page 18: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

secara otomatis karena besar tekanan udara pada tempat itu akan langsung

tercatat pada pias. Pias barograf ini diganti setiap hari pada pagi harinya.

Sedangkan barometer merupakan alat pengukur tekanan udara yang juga

bisa sekaligus mengukur suhu tempat

6) Termometer tanah

Termometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah. Termometer

tanah ini terdiri dari termometer tanah berumput dan termometer tanah

gundul. Seperti yang terlihat pada Gambar 8, termometer tanah berumput

digunakan untuk mengukur su

tersebut sedangkan termometer tanah gundul digunakan untuk mengukur

suhu tanah dengan keadaan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman. Hasil

pengukuran suhu tanah pada kedua keaadaan ini berguna di dalam bidang

pertanian.

Gambar 8. Termometer tanah (a) berumput dan (b) gundul

Kedalaman pengukuran termometer tanah ini yaitu pada kedalaman 0, 2, 5,

10, 20, 50, dan 100 cm.

100 cm harus memakai sebuah tabung silinder

termometer agar mudah melakukan pembacaan

dilengkapi dengan parapin agar suhu tidak berubah ketika termometer

diangkat ke atas dan dibaca.

secara otomatis karena besar tekanan udara pada tempat itu akan langsung

tercatat pada pias. Pias barograf ini diganti setiap hari pada pagi harinya.

Sedangkan barometer merupakan alat pengukur tekanan udara yang juga

bisa sekaligus mengukur suhu tempat itu.

Termometer tanah

Termometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah. Termometer

tanah ini terdiri dari termometer tanah berumput dan termometer tanah

gundul. Seperti yang terlihat pada Gambar 8, termometer tanah berumput

digunakan untuk mengukur suhu tanah dengan terdapat rumput pada tanah

tersebut sedangkan termometer tanah gundul digunakan untuk mengukur

suhu tanah dengan keadaan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman. Hasil

pengukuran suhu tanah pada kedua keaadaan ini berguna di dalam bidang

a b

Gambar 8. Termometer tanah (a) berumput dan (b) gundul

Kedalaman pengukuran termometer tanah ini yaitu pada kedalaman 0, 2, 5,

10, 20, 50, dan 100 cm. Untuk pengukuran yang kedalamannya 50 dan

100 cm harus memakai sebuah tabung silinder untuk menempat

ermometer agar mudah melakukan pembacaan dan termometernya

dilengkapi dengan parapin agar suhu tidak berubah ketika termometer

diangkat ke atas dan dibaca.

secara otomatis karena besar tekanan udara pada tempat itu akan langsung

tercatat pada pias. Pias barograf ini diganti setiap hari pada pagi harinya.

Sedangkan barometer merupakan alat pengukur tekanan udara yang juga

Termometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah. Termometer

tanah ini terdiri dari termometer tanah berumput dan termometer tanah

gundul. Seperti yang terlihat pada Gambar 8, termometer tanah berumput

hu tanah dengan terdapat rumput pada tanah

tersebut sedangkan termometer tanah gundul digunakan untuk mengukur

suhu tanah dengan keadaan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman. Hasil

pengukuran suhu tanah pada kedua keaadaan ini berguna di dalam bidang

Gambar 8. Termometer tanah (a) berumput dan (b) gundul

Kedalaman pengukuran termometer tanah ini yaitu pada kedalaman 0, 2, 5,

Untuk pengukuran yang kedalamannya 50 dan

untuk menempatkan

dan termometernya

dilengkapi dengan parapin agar suhu tidak berubah ketika termometer

Page 19: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

7) Gun bellani

Gun bellani berfungsi untuk mengukur intensitas penyinaran matahari.

Pembacaannya dilakukan dua kali yaitu pada saat diangkat pertama kali

kemudian setelah dibalik dan dikembalikan.

a b

Gambar 9. Gun bellani (a) dilihat dari atas dan (b) dilihat dari samping

Pemasangan alat gun bellani ini adalah seperti yang terlihat pada Gambar

9. Sebagai pondasinya dibuat sebuah tabung selinder yang diletakkan

dalam tanah kemudian gun bellani tersebut ditempatkan di dalamnya.

8) Penakar hujan

Penakar hujan berfungsi untuk mengukur curah hujan yang turun

kepermukaan tanah. Penakar hujan yang dipakai di Staklim Sicincin yaitu

penakar hujan biasa (OBS) dan penakar hujan tipe Hellman seperti yang

dapat dilihat pada Gambar 10. Penakar hujan OBS adalah penakar hujan

non recording yang mana untuk mengetahui berapa curah hujannya kita

harus membuka keran penakar tersebut kemudian mengukurnya dengan

gelas ukur. Sedangkan penakar hujan tipe Hellman adalah penakar hujan

recording yang mana curah hujan langsung terekam pada pias yang

dipasang pada badan alat tersebut.

Page 20: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

a b

Gambar 10. Penakar hujan (a) tipe OBS dan (b) tipe Hellman

9) High Volume Air Sampler

Gambar 11. High volume air sample

High Volume Air Sampler (HVA Sampler) yang terlihat pada Gambar 11

berfungsi untuk pengambilan sampel partikel debu yang mengambang di

udara (alat kualitas udara). Melalui alat ini kita dapat mengetahui kualitas

udara di Staklim Sicincin sehingga kita dapat memantau kualitas udaranya.

Page 21: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

b. Pengamatan-Pengamatan di Staklim Sicincin

Pengamatan di Staklim Sicincin dilakukan setiap harinya mulai dari pukul

07.00 – 22.00 WIB yaitu selama 15 jam. Pengamatan-pengamatan yang dilakukan

ada yang dibukukan dan ada yang ditulis kedalam sandi sinop. Ada 4 buah buku

pengamatan yaitu buku penguapan, Fklim71, AGM 1A, dan AGM 1B.

Buku penguapan diisi pada pukul 07.17. Parameter yang dicatat pada buku

penguapan ini antara lain adalah penguapan pada panci penguapan, kecepatan

angin pada cup counter anemometer dekat panci, suhu air, curah hujan, intensitas

cahaya matahari pada gun bellani, penguapan pada piche, kemudian kecepatan

angin pada cup counter anemometer 2 meter.

Buku Fklim71 diisi pada pukul 07.17, 13.17, dan 18.17 WIB. Parameter-

parameter yang dicatat adalah temperatur minimum, temperatur maksimum,

temperatur bola basah dan bola kering, kelembaban, curah hujan (jika ada),

penyinaran matahari, tekanan permukaan, cup counter anemometer 2 meter, arah

dan kecepatan angin 10 meter, dan cuaca khusus (jika ada).

Buku AGM 1A diisi pada pukul 07.17, 13.17, dan 18.17 WIB. Parameter-

parameter yang dicatat di dalam buku ini adalah temperatur minimum, temperatur

maksimum, temperatur bola basah dan bola kering, kelembaban, cup counter

anemometer 2 meter, arah dan kecepatan angin 10 meter, penyinaran matahari,

hujan (jumlah hujan per waktu pengamatan dan total hujan), uji pengamatan

(termometer bola kering dengan termometer minimum dan maksimum), keadaan

cuaca (pada jam 07.00, 14.00, dan 24 jam yang lalu).

Buku terakhir adalah buku AGM 1B yang diisi pada pukul 07.47, 13.47,

dan 17.47 WIB. Buku ini diisi dengan temperatur bola basah dan bola kering,

kelembaban, temperatur air pada panci penguapan, cup counter anemometer 2

meter, arah dan kecepatan angin 10 meter, hujan, temperatur tanah gundul dan

temperatur tanah berumput.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain pengamatan yang

dibukukan ada juga pengamatan yang diubah kedalam sandi sinop. Pengamatan

yang dibukukan dilakukan pada waktu-waktu tertentu sedangnya pengamatan

sinop dilakukan setiap jam. Pengiriman data pengamatan sinop dilakukan pada

Page 22: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

jam-jam penting dimulai dari 07.00 WIB (± 10 menit) sampai pukul 22.00 WIB (±

10 menit) dengan selang waktu 3 jam.

Pada waktu serah terima tugas dari dinas operasional sebelumnya

(observer dibagi dua shif yaitu shif pagi dan shif sore), observer mencek semua

peralatan dan menandatangani log book (buku laporan). Jika ada alat dalam

kondisi rusak maka pengamatan dilakukan secara manual. Peralatan yang rusak

dilaporkan kepada atasan langsung pada kesempatan pertama. Langkah-langkah

yang dilakukan dalam pengamatan adalah sebagai berikut :

1) Mengamati keadaan cuaca (present weather).

2) Membaca termometer bola kering (BK) dan bola basah (BB).

3) Membaca termometer minimum.

4) Membaca termometer maksimum.

5) Mengamati panci penguapan.

6) Mengganti pias Campbell Stokes (pagi).

7) Membaca anemometer.

8) Membuat catatan khusus jika terjadi perubahan cuaca yang bermakna di

luar jam-jam pengamatan contohnya jika terjadi hujan dan perubahan arah

angin lebih dari 20 knot.

9) Memperhatikan pengisian pengenal data curah hujan.

10) Memperhatikan pengisian data jumlah curah hujan, hujan tersebut untuk 3

(tiga) jam yang lalu atau 6 (enam) jam yang lalu.

11) Memperhatikan jenis awan yang berpengaruh pada penyandian dan

banyaknya jenis dan tinggi dasar awan.

12) Membaca barometer atau barograf.

13) Menyandi keseluruhan unsur-unsur diatas kedalam buku penyandian.

14) Mencek kembali berita sinop yang telah disandi.

15) Mencek waktu pengiriman tepat pada jam pengiriman sinop dan harus

dikirim ke Balai Besar Wilayah I Medan.

16) Mengisi log book untuk menyerahkan tugas operasional pada petugas

berikutnya.

Page 23: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

2. Hambatan dalam Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan dan

Penyelesaiannya

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan yang telah dilakukan, tidak

selamanya berjalan dengan mulus tanpa hambatan. Dalam mendampingi observer

melakukan pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca sikap disiplin sangat

diutamakan. Pengamatan dilakukan pada ± 10 menit jam pengamatan, setelah itu

data dikirim. Data sinop tersebut sangat diharapkan dikirim tepat pada waktunya

dan tidak ada kesalahan dalam penulisan dan pengirimannya karena data tersebut

berisi informasi-informasi. Jika penulisan dari hasil pengamatan tersebut keliru

maka penafsirannya juga akan menjadi keliru.

Dalam melakukan apapun, pasti selalu ada pengalaman pertama. Penulis

pun juga demikian dalam pelaksaan praktek kerja lapangan ini. Saat pertama

mendampingi observer, penulis hanya mengamati dan mencatat apa yang

dilakukan observer. Kemudian penulis diberi tugas untuk melakukan pengamatan

dan pengiriman sendiri dengan tetap diawasi oleh observer yang bertugas.

Hal yang menjadi hambatan dalam pelaksaan praktek kerja lapangan ini

salah satunya adalah dalam pengamatan. Hambatannya yaitu dalam pengamatan

terhadap visibilitas, jumlah dan jenis awan, serta bagian awan yang menutupi

langit. Dalam melakukan penyandian, penulis juga kadang kala pernah keliru.

Kekeliruan-kekeliruan tersebut kemudian dapat diatasi berkat bantuan dari

pembimbing dan obsever yang telah menjelaskan kepada para penulis.

Page 24: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

BAB III

PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN

BULAN JULI – AGUSTUS DI STAKLIM SICINCIN

A. Tinjauan Kondisi Riil

Staklim Sicincin merupakan stasiun klimatologi yang lebih fokus dalam

menangani cuaca. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu unsur

cuaca tersebut adalah curah hujan. Untuk mengetahui curah hujan diperlukan alat

yang bisa menakar hujan tersebut.

Selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan, penakar hujan yang

digunakan di Staklim Sicincin ada dua jenis yaitu penakar hujan biasa (OBS) dan

penakar hujan tipe Hellman. Penakar hujan biasa ini bekerja dengan cara

menampung hujan kemudian pengukurannya dilakukan dengan mengukur

intensitas hujan yang tertampung dengan gelas ukur. Sedang penakar hujan tipe

Hellman mempunyai kelebihan dapat merekam data hujan yang tertampung

sehingga dapat diketahui kapan hujan dimulai dan kapan berhentinya serta

intensitasnya.

1. Prinsip Kerja Penakar Hujan Tipe Hellman

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penakar hujan tipe Hellman

berkerja dengan menggunakan prinsip pelampung. Jika hujan turun, air hujan

akan masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui corong yang ada di atas,

air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya

terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang

bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang

diletakkan/digulung pada jam berbentuk selinder. Penunjukkan pena pada pias

sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah

menunjuk angka 10 mm. maka air dalam tabung akan keluar melalui gelas siphon

yang bentuknya melengkung menuju tempat penampungan air yang berada di

dasar penakar hujan.

Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan

turunnya pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias

Page 25: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

berupa garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan

akan menunjuk pada posisi nol, yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan

turun.

2. Pengkalibrasian Penakar Hujan Tipe Hellman

Pengkalibrasian ini bertujuan untuk tidak terjadi kesalahan pengurukuran

oleh penakar hujan tersebut sehingga data curah hujan yang didapat tidak keliru.

Pengkallibrasian penakar hujan tipe Helllman tersebut dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

a. Setelah pias sebelumnya diambil dari selinder jam, pias yang baru dipasang

pada selinder jam tersebut dengan menjepitkan pias pada selinder jam. Jika

pada hari sebelumnya terjadi hujan, maka pena seharusnya tidak menunjuk

pada posisi nol.

b. Untuk mengembalikan posisi tangkai pena sehingga menunjuk pada posisi

nol, air dimasukkan secukupnya secara perlahan-lahan melalui corong

sehingga air keluar melalui gelas siphon.

c. Setelah diperoleh posisi tangkai pena tepat pada posisi nol, langkah

selanjutnya adalah memempatkan posisi tangkai pena pada posisi

maksimum yaitu 10 mm.

d. Hal ini dilakukan dengan cara menuangkan air sebanyak 10 mm ke dalam

corong penakar hujan secara perlahan-lahan sehingga jarum sampai pada

posisi maksimum pada pias.

e. Setelah posisi pena pas pada posisi mínimum dan maksimum, perlu dicoba

untuk menuangkan kembali air sebanyak 10 mm beberapa kali ke dalam

corong dan apabila hasilnya baik, maka alat siap dioperasikan.

f. Jika goresan tinta pada pena telah memudar di kertas pias, maka perlu

meneteskan tinta ke ujung pena tersebut.

Page 26: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

B. Tinjauan Literatur

1. Siklus Hidrologi

Menurut Hidayati, siklus hidrologi adalah siklus/daur air dalam berbagai

bentuk, meliputi proses evaporasi dari lautan dan badan-badan berair di daratan

(sungai, danau, vegetasi dan tanah lembab) ke udara sebagai reservoir uap air,

proses kondensasi ke dalam bentuk awan atau bentuk-bentuk pengembunan lain

(embun, frost/ibun putih, kabut), kemudian kembali lagi ke daratan dan lautan

dalam bentuk presipitasi (termasuk hujan). Selain proses evaporasi (termasuk

transpirasi), kondensasi dan presipitasi, siklus ini juga mencakup proses transfer

uap air, dan peresapan air tanah.

Gambar 12. Siklus hidrologi

Berdasarkan Gambar 12 di atas, dapat dilihat bahwa panas matahari

menyebabkan air dari laut, danau dan yang dikandung oleh tumbuh-tumbuhan

mengalami proses menguapan (panah ke atas). Setelah mengalami penguapan, uap

air tersebut oleh angin dibawa ke lembah dan ke puncak pengunungan yang

kemudian menurunkan hujan dan salju. Presipitasi yang turun di pegunungan

meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Air di permukan mengalir di sungai

Page 27: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

kembali ke laut, proses itu berulang secara terus-menerus sehingga menjadi suatu

siklus.

2. Hujan

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan

(wikipedia). Sebagian besar hujan dihasilkan oleh udara yang naik dan mengalami

penurunan suhu (Hidayati,1995:116). Hujan dapat dikelompokkan berdasarkan

sifat-sifatnya. Sifat-sifat hujan yang bisa dipakai sebagai dasar pengelompokkan

adalah:

a. Jumlah besarnya hujan yang dinyatakan dalam mm.

b. Waktu dan lamanya curah hujan yang dinyatakan dalam menit atau jam.

c. Intensitas curah hujan yang dinyatakan oleh besarnya curah hujan dalam

satu satuan waktu (mm/menit atau mm/jam). (Zawirman, 2006:64)

Curah hujan (dalam satuan mm) merupakan ketinggian air hujan yang

terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak

mengalir (Hartono, 2006). Berdasarkan intensitas curah hujan, hujan dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sifat curah hujan dan intensitas curah hujan

Sifat curah hujan Intensitas curah hujan

(mm/jam)

Hujan ringan < 0.5

Hujan sedang 0.5 – 4.0

Hujan lebat > 4.0

(Muhadi, 2010)

Pada Tabel 1 tersebut, intensitas curah hujan dibawah 0.5 mm/jam

merupakan kelompok hujan dengan sifat curah hujannya ringan. Untuk hujan

yang bersifat sedang, intensitas curah hujannya lebih tinggi daripada hujan ringan,

range intensitas curah hujannya 3.5 mm/jam mulai dari 0.5 mm/jam sampai 4.0

mm/jam. Intensitas dengan nilai lebih besar dari 4.0 mm/jam dikelompokkan ke

dalam sifat hujan yang lebat.

Page 28: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Kita telah mengetahui bahwa hujan dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok berdasarkan intensitas curah hujannya. Akan tetapi, bagaimana kita

mengetahui bahwa hujan tersebut termasuk hujan dengan sifat ringan, sedang atau

lebat. Dalam hal ini, penakar hujan (alat untuk menakar jumlah curah hujan)

sangat berperan.

Secara garis besar, penakar hujan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu

penakar hujan non recording dan penakar hujan recording. Penakar hujan yang

termasuk kedalam penakar hujan non recording adalah penakar hujan tipe

Observatorium (OBS). Penakar hujan tipe Hellman termasuk kedalam jenis

penakar hujan otomatis (recording). Prinsip kerja penakar hujan tipe ini

menggunakan prinsip pelampung. Jumlah hujan yang jatuh tercatat pada kertas

pias yang dipasang pada badan alat.

3. Deskripsi Penakar Hujan Tipe Hellman

Penakar hujan tipe Hellman memiliki bentuk badan berupa selinder, luas

permukaan corong penakarnya 200 cm2 dan beratnya ± 14 kg (Prasetyo, 2008)

dengan tingginya antara 100 - 120 cm (Hartono, 2006). Jika pintu penakar hujan

dalam keadaan terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti Gambar 13.

Pengamatan curah hujan dengan menggunakan penakar hujan Hellman

lebih mudah karena pengamat hanya perlu mengganti pias setiap hari pada pukul

07.00 WIB. Untuk pengamatan setiap jamnya, pengamat hanya perlu membuka

pintu penakar hujan dan melihat selisih goresan pena dalam satu jam tetapi hal ini

biasanya jarang dilakukan.

Gambar 13 di bawah merupakan gambar dari penakar hujan tipe Hellman

pada saat pintu dibuka. Dapat kita lihat pada bagian atas penakar, yang

ditunjukkan oleh panah A, terdapat mulut corong yang berfungsi sebagai jalan

masuk butiran hujan ke dalam penakar. Pias dijepitkan pada jam berbentuk

selinder pada setiap jam 07.00 WIB. Jika ada hujan turun, butir hujan akan masuk

melewati corong ke dalam tabung yang dilengkapi pelampung sehingga

menggerakkan tangkai pelampung yang juga terhubung dengan tangkai pena.

Page 29: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Gambar 13. Penakar hujan tipe

Hellman

4. Penempatan Penakar Hujan Tipe Hellman

Penempatan penakar hujan harus memperhatikan beberapa faktor. Secara

umum, hal-hal yang harus diperhatikan adalah (Prasetyo, 2008) :

a. Tempat terbuka, bebas dari hambatan seperti bangunan, pepohonan dan

lain-lain. Jarak ideal sebuah alat penakar hujan dari penghambat adalah 2x

ketinggian penghambat.

b. Efek angin, sebaiknya disekeliling alat dipasangkan penahan angi

data yang didapat

mengelilingi alat tetapi tidak boleh telalu dekat dan ketinggiannya tidak

boleh terlalu tinggi dari alat.

c. Ketinggian alat, b

bersangkutan. BMG menetapkan ketinggian alat

cm diatas permukaan tanah berumput tipis.

d. Cat, sebaiknya menggunakan warna putih/chrome untuk mengurangi efek

penguapan.

e. Pelindung alat, apabila alat dianggap perlu untuk dikelilingi pagar,

ketinggian pagar tidak boleh melebi

Gambar 13. Penakar hujan tipe

Hellman

Keterangan :

A. Mulut corong

B. Lebar corong

C. Jam berbentuk selinder tempat

meletakkan pias

D. Tangkai pelampung

E. Tangkai pena

F. Tabung berisi pelampung

G. Pintu penakar hujan

H. Ember penampung air hujan

Penempatan Penakar Hujan Tipe Hellman

Penempatan penakar hujan harus memperhatikan beberapa faktor. Secara

hal yang harus diperhatikan adalah (Prasetyo, 2008) :

Tempat terbuka, bebas dari hambatan seperti bangunan, pepohonan dan

Jarak ideal sebuah alat penakar hujan dari penghambat adalah 2x

ketinggian penghambat.

ebaiknya disekeliling alat dipasangkan penahan angi

data yang didapat lebih akurat. Penahan angin harus diletakkan

mengelilingi alat tetapi tidak boleh telalu dekat dan ketinggiannya tidak

boleh terlalu tinggi dari alat.

Ketinggian alat, biasanya disesuaikan dengan kebutuha n

BMG menetapkan ketinggian alat penakar hujan adalah 120

cm diatas permukaan tanah berumput tipis.

sebaiknya menggunakan warna putih/chrome untuk mengurangi efek

apabila alat dianggap perlu untuk dikelilingi pagar,

ketinggian pagar tidak boleh melebihi tinggi alat (biasanya cukup 1 m).

Jam berbentuk selinder tempat

Tabung berisi pelampung

Ember penampung air hujan

Penempatan penakar hujan harus memperhatikan beberapa faktor. Secara

Tempat terbuka, bebas dari hambatan seperti bangunan, pepohonan dan

Jarak ideal sebuah alat penakar hujan dari penghambat adalah 2x

ebaiknya disekeliling alat dipasangkan penahan angin agar

harus diletakkan

mengelilingi alat tetapi tidak boleh telalu dekat dan ketinggiannya tidak

ya disesuaikan dengan kebutuha negara

penakar hujan adalah 120

sebaiknya menggunakan warna putih/chrome untuk mengurangi efek

apabila alat dianggap perlu untuk dikelilingi pagar, maka

(biasanya cukup 1 m).

Page 30: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Penakar hujan juga tidak boleh dipasang pada lahan yang yang miring, di

puncak bukit, atau di atas atap. Letak permukaan corong penakar harus benar-

benar datar.

C. Hasil dan Analisa

Data curah hujan yang dihasilkan oleh penakar hujan tipe Hellman tecatat

pada kertas pias. Data yang tercatat pada kertas pias tersebut berupa goresan tinta

pena yang menunjukkan jumlah hujan dan waktu hujan. Pias hujan pada Gambar

14 di bawah merupakan sepenggal dari pias hujan yang tercatat pada tanggal 8

Agustus 2010 yang mana pada tanggal tersebut hujan terjadi pada malam hari

mulai dari pukul 21.00 WIB.

Gambar 14. Pias curah hujan tanggal 8 Agustus 2010

Dapat dilihat pada contoh pias di atas, angka-angka yang terletak pada

bagian atas menunjukkan waktu. Garis horizontal menunjukkan skala jumlah

hujan yang tercatat sedangkan goresan dengan tinta biru adalah jumlah hujan yang

tercatat tersebut.

1. Pengolahan Penakar Hujan Tipe Hellman pada Bulan Juli

Pada bulan Juli, terdapat 16 hari yang turun hujan dengan total jumlah

hujannya 338.2 mm. Dapat dilihat pada Gambar 15, dari 16 hari terjadinya hujan

Page 31: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

terdapat 2 hari yang curah hujannya menonjol yaitu pada tanggal 6 dan pada

tanggal 11 Juli.

Gambar 15. Grafik curah hujan bulan Juli 2010

Jika dilihat perbandingan curah hujan dari Gambar 15, rata-rata curah

hujannya rendah. Curah hujan yang paling tinggi pada bulan tersebut adalah pada

tanggal 6 Juli 2010 dengan curah hujan yang terekam pada pias adalah 106.4 mm

dan selanjutnya pada tanggal 11 Juli 2010 yaitu 83.5 mm. Pada tanggal 6 Juli

2010, hujan terjadi hampir pada setiap jam. Hujan dimulai dari pukul 08.00 WIB

kemudian behenti setelah dua jam. Hujan dimulai kembali pada jam 12.00 – 15.00

WIB dan sempat juga berhenti selama satu jam. Hujan pada jam berikutnya baru

berhenti setelah 12 jam yaitu berhenti pada jam 04.00 WIB pada tanggal 7 Juli.

Oleh karena pias Hellman dibuka dan dipasang setiap jam 07.00 WIB,

maka data yang terekam mulai dari pukul 00.00 WIB tercatat dalam pias tanggal

sebelumnya. Seperti data hujan tanggal 6 Juli 2010, data yang terekam lewat jam

00.00 WIB terkam sebagai data hujan tanggal 6 Juli 2010 bukan terekam sebagai

data tanggal 7 Juli 2010.

Untuk data hujan tanggal 11 Juli 2010, hujan terjadi hanya dalam beberapa

jam saja dengan curah hujan yang cukup besar. Hujan dimulai jam 13.00 WIB dan

berhenti pada jam 15.00 WIB dengan curah hujan 30.0 mm kemudian pada jam

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

Tanggal

Page 32: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

berikutnya 26.4 mm. Hujan kembali terjadi pada malam harinya dengan curah

hujan lebih rendah.

Pias dari penakar hujan tipe Hellman dapat merekam waktu terjadinya

hujan. Seperti yang terlihat pada Gambar 14, angka yang terdapat pada bagian

atas pias menunjukkan waktu terjadinya hujan. Intensitas curah hujan setiap jam

pada waktu terjadinya hujan diperoleh dengan menghitung selisih jumlah hujan

dalam selang waktu satu jam.

Gambar 16. Grafik waktu hujan pada bulan Juli

Waktu-waktu terjadinya hujan pada bulan Juli dan intensitas curah

hujannya dapat dilihat pada Gambar 16. Pada gambar di atas dapat diketahui

bahwa pada jam 13 – 14 WIB terjadi hujan dengan intensitas curah hujan paling

tinggi pada bulan Juli. Intensitas curah hujan pada waktu tersebut adalah 85.3

mm/jam yang mana hujan dengan intensitas ini tergolong jenis hujan lebat.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

07

-0

8

08

-0

9

09

-1

0

10

-1

1

11

-1

2

12

-1

3

13

-1

4

14

-1

5

15

-1

6

16

-1

7

17

-1

8

18

-1

9

19

-2

0

20

-2

1

21

-2

2

22

-2

3

23

-2

4

00

-0

1

01

-0

2

02

-0

3

03

-0

4

04

-0

5

05

-0

6

06

-0

7

Inte

nsi

tas

Cu

rah

Hu

jan

(m

m/j

am

)

Waktu Hujan

Page 33: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Gambar 17. Grafik waktu hujan dalam tiga periode waktu pada bulan Juli

Jika waktu hujan dikelompokkan menjadi tiga periode waktu yaitu jam 07

– 13, 13 – 18 dan 18 – 07 maka kita dapat mengetahui kapan hujan sering turun.

Hujan dapat turun pada pagi hari (07 – 13), siang dan sore hari (13 – 18) atau pada

malam hari (18 – 07). Dapat dilihat pada Gambar 17, hujan paling banyak turun

pada siang dan sore hari dibulan Juli dengan jumlah hujannya 150.8 mm dan

intensitas curah hujan pada sore itu adalah 30.16 mm/jam. Hujan dengan

intensitas curah hujan ini termasuk kedalam kategori hujan lebat. Pada pagi hari

intensitas curah hujan mencapai 16.2 mm/jam yang mana intensitas curah hujan

ini juga tegolong kedalam kategori hujan lebat. Di malam harinya, intensitas curah

hujan turun sampai 6.4 mm/jam tetapi intensitas curah hujan ini masih tergolong

kedalam hujan lebat.

97.2

150.8

90.2

16.230.16

6.442857143

0

20

40

60

80

100

120

140

160

07 - 13 13 - 18 18 - 07

Periode Waktu

Jumlah Hujan (mm) Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

Page 34: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Gambar 18. Grafik intensitas curah hujan maksimum dalam periode waktu pada

bulan Juli

Pada Gambar 18 digambarkan intensitas curah hujan maksimum pada

bulan Juli. Intensitas curah hujan maksimum paling tinggi terjadi pada 15 menit

pertama terjadinya hujan adalah 170 mm/jam kemudian pada 5 menit terjadinya

hujan adalah 120 mm/jam. Pada 10 menit pertama terjadinya hujan, intensitas

curah hujan maksimumnya 113.4 mm/jam dan dari 30 menit pertama terjadinya

hujan sampai pada 12 jam terjadinya hujan, intensitas curah hujan maksimum

pada bulan Juli terus menurun. Jika kita perhatikan, nilai intensitas curah hujan

maksimum pada bulan Juli 2010 ini semuanya tergolong kedalam hujan lebat

karena intensitas curah hujan maksimumnya lebih besar dari 4 mm/jam. Dalam

waktu 12 jam, nilai intensitas maksimum pada bulan Juli ini adalah 9.28 mm/jam.

2. Pengolahan Penakar Hujan Tipe Hellman pada Bulan Agustus

Pada bulan Agustus 2010, hujan turun selama 19 hari. Lebih banyak 3 hari

turun hujan pada bulan Agustus daripada bulan sebelumnya yaitu bulan Juli 2010.

Total jumlah hujan pada bulan Agustus ini adalah 344.3 mm.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

5 menit 10 menit 15 menit 30 menit 60 menit 120

menit

6 jam 12 jam

Inte

nsi

tas

Cu

rah

Hu

jan

(m

m/j

am

)

Periode Waktu

Page 35: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Gambar 19. Grafik curah hujan bulan Agustus 2010

Dapat dilihat pada grafik, curah hujan pada bulan Agustus cenderung

merata dibandingkan dengan pada bulan Juli dengan puncak curah hujan paling

tinggi pada tanggal 19 Agustus 2010. Curah hujan pada tanggal 19 Agustus

tersebut adalah 65.4 mm. Hujan pada tanggal ini terjadi selama 11 jam dimulai

pada jam 08.00 – 02.00 WIB.

Gambar 20. Grafik waktu hujan pada bulan Agustus

05

10152025303540455055606570

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

Tanggal

0

5

10

15

20

25

30

35

40

07

-0

8

08

-0

9

09

-1

0

10

-1

1

11

-1

2

12

-1

3

13

-1

4

14

-1

5

15

-1

6

16

-1

7

17

-1

8

18

-1

9

19

-2

0

20

-2

1

21

-2

2

22

-2

3

23

-2

4

00

-0

1

01

-0

2

02

-0

3

03

-0

4

04

-0

5

05

-0

6

06

-0

7

Inte

sita

s C

ura

h H

uja

n (

mm

/ja

m)

Waktu Hujan

Page 36: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

Waktu-waktu terjadinya hujan pada bulan Agustus 2010 ini dapat dilihat

pada Gambar 20. Pada gambar tersebut dapat dilihat dari intensitas curah

hujannya bahwa hujan terjadi hampir pada setiap jam pada bulan Agustus. Nilai

rata-rata intensitas curah hujan pada bulan ini adalah 14.3458 mm/jam. Intensitas

paling tinggi terjadi pada jam 00 – 01 WIB dengan nilai intensitas curah hujannya

35.1 mm/jam yang tergolong pada jenis hujan lebat. Intensitas ini lebih rendah

dari pada intensitas yang terjadi pada bulan Juli tetapi pada bulan Agustus ini

curah hujannya lebih merata dibandingkan dengan bulan Juli.

Gambar 21. Grafik waktu hujan dalam tiga periode waktu pada bulan Agustus

Waktu-waktu terjadinya hujan pada bulan Agustus ini juga bisa

dikelompokkan menjadi tiga periode waktu yaitu pagi hari (07 – 13), siang dan

sore hari (13 – 18) dan malam hari (18 – 07). Dari Gambar 21 dapat dilihat bahwa

hujan paling sering terjadi sore hari dan malam hari. Pada malam hari jumlah

hujannya adalah 177.35 mm dengan intensitas 12.6679 mm/jam sedangkan pada

siang dan sore hari jumlah hujan yang terekam adalah 108.85 dengan intensitas

21.77 mm/jam. Intensitas curah hujan yang terjadi pada siang dan sore hari lebih

besar dari pada yang terjadi pada malam hari. Berdasarkan ketiga periode waktu

58.1

108.85

177.35

9.68333333321.77

12.66785714

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

07 - 13 13 - 18 18 - 07

Jumlah Hujan (mm) Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

Page 37: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

tersebut, intensitas curah hujan pada bulan Agustus ini termasuk kedalam hujan

lebat.

Gambar 22. Grafik intensitas curah hujan maksimum dalam periode waktu pada

bulan Agustus

Pada Gambar 22 digambarkan intensitas curah hujan maksimum pada

bulan Agustus. Intensitas curah hujan maksimum paling tinggi pada 5 menit

pertama terjadinya hujan adalah 60 mm/jam kemudian pada 10 menit terjadinya

hujan adalah 57 mm/jam. Pada 15 menit berikutnya, intensitas curah hujan

maksimum paling tinggi adalah 42.8 mm/jam. Jika kita perhatikan, nilai intensitas

curah hujan maksimum pada bulan Agustus 2010 ini berkiras dari 5 – 60 mm/jam.

Pada gambar dapat juga kita lihat bahwa semakin ke kanan, harga intensitas curah

hujan maksimumnya semakin rendah. Dalam waktu 12 jam, intensitas curah hujan

maksimum paling tingginya adalah 4.97 mm/jam. Dengan demikian dapat kita

ketahui bahwa hujan yang terjadi pada bulan Agustus ini mempunyai intensitas

curah hujan maksimum pada 5 menit pertama terjadinya hujan.

0

10

20

30

40

50

60

70

5 menit 10 menit 15 menit 30 menit 60 menit 120 menit 6 jam 12 jam

Inte

nsi

tas

Cu

rah

Hu

jan

(m

m/j

am

)

Periode Waktu

Page 38: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari laporan ini dapat disempulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. Penakar hujan tipe Hellman merupakan penakar hujan otomatis

(recording) dengan pias sebagai alat rekamnya. Penakar hujan tipe

Hellman ini dapat merekan waktu terjadinya hujan dan jumlah hujan yang

turun. Penakar hujan ini berkerja dengan menggunakan prinsip pelampung.

2. Dari data hujan bulan Juli 2010 dapat disimpulkan bahwa hujan sering

terjadi pada bulan ini. Pada jan 13 – 14 WIB intensitas curah hujannya

merupakan intensitas paling tinggi pada bulan Juli yaitu 85.3 mm/jam

yang mana hujan dengan intensitas ini tergolong jenis hujan lebat. Hujan

paling sering terjadi pada waktu siang dan sore hari (13 -18 WIB).

Intensitas curah hujan maksimum paling tinggi terjadi pada 15 menit

pertama.

3. Dari data hujan bulan Agutus 2010 dapat disimpulkan bahwa hujan juga

sering terjadi pada bulan ini. Pada jan 00 – 01 WIB intensitas curah

hujannya merupakan intensitas paling tinggi pada bulan Agustus yaitu 35.1

mm/jam yang mana hujan dengan intensitas ini tergolong jenis hujan lebat.

Hujan paling sering terjadi pada waktu malam hari (18 -07 WIB).

Intensitas curah hujan maksimum paling tinggi terjadi pada 5 menit

pertama.

B. Saran

Dalam mengolah data curah hujan, Staklim Sicincin mengumpulkan data-

data hujan yang berasal dari pos-pos pengamatan hujan di berbagai daerah. Pada

pos-pos pengamatan hujan tersebut, penakar hujan yang digunakan umumnya

adalah penakar hujan tipe OBS. Untuk lebih memudahkan dan lebih telitinya

observer dalam mengambil data hujan, penulis menyarankan untuk menambah

penakar hujan tipe Hellman pada pos-pos pengamatan hujan.

Page 39: PENGOLAHAN PENAKAR HUJAN TIPE HELLMAN BULAN JULI – AGUSTUS 2010 DI STAKLIM SICINCIN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hartono.2006. Penakar Hujan. BMKG : Jakarta

Hidayati, Rini. 1995. Pembentukan Awan dan Hujan. IPB : Bogor

Muhadi. 2010. Meterologi Synoptik. AMG : Jakarta

Prasetyo, Budi.2008. Penakar Hujan Jenis Hellman. BMKG : Jakarta

Wikipedia. 2010. Hujan. http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan. Diakses tanggal 29

September 2010

Zawirman. 2006. Dasar-Dasar Meteorologi/Klimatologi. UNP : Padang