Upload
kakak-pertama
View
2.735
Download
84
Embed Size (px)
Citation preview
PENGUJIAN SIFAT ALIR, KOMPAKTIBILITAS, DAN DAYA SERAP TERHADAP AIR
I. TUJUAN
Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang evaluasi sifat bahan yang
meliputi sifat alir, kompaktibilitas, dan daya serap air serta menganalisa profil campuran
biner yang menggunakan subyek bahan obat dari alam dengan mengaplikasikan simplex
lattice design.
II. DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa atau cetak dalam
bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung
satu atau lebih jenis obat, dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan menurut FI
edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat debgan atau tanpa bahan
pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang
digunakan untuk obat hewan besar.
Keuntungan tablet diantaranya yaitu mudah digunakan oleh pasien, memberikan
takaran dosis yang tepat, mudah dikemas, ditransport dan didistribusikan serta biaya
produksi yang lebih murah dibanding bentuk sediaan lain.
Pada desain tablet terlebih dahulu diperlukan tahap preformulasi yang salah satunya
bertujuan untuk mengetahui sifat fisika kimia bahan. Preformulasi tersebut diantaranya
meliputi sifat alir, kompaktibilitas, daya serap air, ukuran partikel, bentuk kristal,
kelarutan, disolusi secara in vitro maupun stabilitas terhadap cahaya, temperatur dan
kelembaban.
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan
SIFAT ALIR
Sifat alir massa komponen tablet ataupun campurannya penting untuk keseragaman pengisian
massa tablet ke dalam ruang kompresi/die ataupun untuk homogenitas massa tabletnya. Sifat
alir suatu massa dapat diketahui secara :
1. Langsung, yaitu dengan metode corong.
Metode ini merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan sifat alir suatu
massa, yaitu dengan mengukur waktu yang diperlukan sejumlah serbuk untuk mengalir
dari corong. Tidak langsung, dengan metode sudut diam (angle of repose) dan densitas
massa (bulk density).
2. Tidak langsung
Pengukuran sudut diam
Sudut diam (angle of repose) adalah sudut yang terbentuk setelah sejumlah serbuk/granul
mengalir dan tertahan pada bidang datar sehingga membentuk kerucut.
Sudut diam =tinggi kerucut
jari− jari kerucut
Pengukuran densitas massa
Pengukuran dilakukan dengan mengamati perubahan volume serbuk sebelum pengetapan,
yaitu volume awal (Vo) dan volume serbuk setelah pengetapan (Vk), yaitu volume serbuk
sudah konstan dengan alat volumeter.
KOMPAKTIBILITAS
Kompaktibilitas adalah kemampuan bahan untuk membentuk massa yang kompak setelah diberi
tekanan.Uji dilakukan dengan menguji kekerasan tablet hasil pengempaan suatu bahan dengan
volume dan tekanan tertentu.
DAYA SERAP BAHAN TERHADAP AIR
Daya serap bahan terhadap air dinyatakan dalam kecepatan/kapasitas penyerapan air.Kecepatan
dan jumlah air yang diserap diantaranya berpengaruh pada kelembaban massa tablet dan proses
hancurnya tablet dalam tubuh.
EKSIPIEN TABLET
Selain zat aktif tablet juga mengandung beberapa jenis eksipien yang ditambahkan untuk
menjamin bahwa proses penabletan berjalan dengan baik dan memenuhi persyaratan.
1. Bahan Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot
tablet sesuai dengan yang diharapkan
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang
banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
Contoh : Avicel (mikrokristalin selulosa),Kalsium sulfat trihidrat,Kalsium fosfat dibasic,
Laktosa Sukrosa, Dekstrosa, ManitolEmdex dan Celutab Starch 1500
2. Adsorben
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan
pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet
akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh : Avicel, Bolus alba,Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat,Aerosil
3. Bahan Pengikat
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa
Bisa dengan cara kering/basah.
4. Disintegran ( bahan penghancur )
Fungsi : untuk memecah tablet
Cara pakai : - saat granulasi
- sebelum dicetak (paling baik)
Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Sodium starch glycolate (primogel, explotab),
Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol), Gums (agar, pectin,
tragacant, guar gum), Clays, Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
5. Bahan pelican,dibedakan menjadi :
Glidan ,yaitu bahan untuk memperbaiki sifat alir serbuk/granul. Contohnya: silika,
magnesium stearat, talk.
Lubrikan, yaitu bahan yang mengurangi gesekan antara tablet pada punch dan die selama
proses penabletan. Contohnya: asam stearat, magnesium stearat, Na lauryl sulfat.
Antiadheren, yaitu bahan yang mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan die
selama proses penabletan. Contohnya: magnesium stearat, talk, selulosa.
6. Bahan pengering, untuk mengeringkan suatu cairan dalam formula seperti ekstrak,
minyak, dan bahan cair lain sehingga diperoleh massa yang kering dan dapat ditablet.
Contohnya: silika, mikrokristalin selulosa, magnesium karbonat, kaolin, bentonit, aerosil,
laktosa.
7. Perasa dan pewarna, untuk menutup rasa yang tidak enak dan menambah nilai estetika
sehingga diperoleh tablet yang acceptable
Metode Pembuatan Tablet
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan
dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas
atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
a. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya
dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr
dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah
untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara
umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan
kohesifitas dalam massa tablet.
b. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan
apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari
metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu
sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut
digranulasi.
c. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa
langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
· Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
· Zat aktif susah mengalir
· Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Skema Metode Pembuatan Tablet
KEMPA LANGSUNG GRANULASI KERING GRANULASI
BASAH
Penimbangan Penimbangan Penimbangan
Pencampuran Pencampuran Pencampuran
Pengempaan tablet Pengempaan (tek besar) Penambahan cairan pengikat
Slug/lempengan Pencampuran/pembuatan massa
granul
Penghancuran Pengayakan granul basah(6-12
mesh)
Pengayakan Pengeringan granul(40-60°C)
Penimbangan Pengayakan (14-20 mesh)
Pencampuran Penimbangan
(dengan pelicin & penghancur)
Pengempaan tablet Pencampuran
(dengan pelicin &
penghancur)
Pengempaan tab
III. EVALUASI UNTUK TABLET
A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk
formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi:
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran
granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan
berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak
dengan mesh yang makin kecil.
Timbang 100 gr granul
Letakkan granul pada pengayak paling atas
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran
Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran
granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.
2. Waktu Alir
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai.
Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
cara bebas
cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.
b. Metode sudut diam
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong)
Tampung granul di atas kertas grafik
Hitung x. Jika x = 25- 30 sangat mudah
30- 40 mudah mengalir
40- 45 mengalir
> 45 kurang mengalir
3. Kompaktibilitas.
Uji kompaktibilitas dilakukan pada volume dan tekanan yang sama, yaitu berturut-turut
posisi punch bawah pada kedalam 10 mm dan kedalaman punch atas 8,5 mm. Bahan yang
diuji dimasukkan kedalam ruang cetak dan diratakan, kemudian dikempa. Tablet yang
dihasilkan diukur kekerasannya (kg).
B. Evaluasi Tablet
Untuk memperoleh tablet yang berkualitas perlu dilakukan pemeriksaan terhadap tablet yang
dihasilkan, diantaranya meliputi penampilan tablet secara umum, keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan, waktu hancur, kadar zat aktif dan disolusi zat aktif.
Pemeriksaan keseragaman bobot
Sejumlah 20 tablet ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata-ratanya.Keseragaman
bobot dibandingkan dengan persyaratan yang ada pada farmakope serta dihitung CV-nya.
Pemeriksaan kekerasan tablet
Tablet diletakkan pada ujung alat hardness tester dengan posisi vertikal.Penekan diputar
perlahan-lahan sampai tablet pecah.Skala yang terbaca saat tablet pecah menunjukkan
kekerasan tablet dalam satuan kg.
Pemeriksaan kerapuhan tablet
Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan dan ditimbang, selanjutnya dimasukkan dalam
abrasive tester.Alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit selama 4 menit.Tablet
dibebasdebukan lagi dan ditimbang kembali.Kerapuhan tablet dinyatakan dalam selisih
berat tablet sebelum dan setelah pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100%.
Pemeriksaan waktu hancur tablet
Sejumlah 5 tablet dimasukkan kedalam disintegration tester .Setiap tabung diisii 1 tablet,
kemudian alat dimasukkan kedalam bejana yang berisi air dengan suhu 37±2°C.Pada
kedudukan yang tertinggi lempeng kasa tepat pada permukaan air dan pada permukaan
air.Alat dijalankan dan tablet dinyatakan hancur jika tidak ada lagi bagian yang tertinggal
diatas kasa.
IV. Metoda Simplex lattice design
Simplex lattice design merupakan desain untuk optimasi campuran pada berbagai
perbedaan jumlah komposisi bahan yang dinyatakan dalam berapa bagian dan jumlah totalnya
dibuat tetap yaitu sama dengan satu bagian
Prosedur dari simplex lattice design meliputi penyiapan variasi kombinasi dari bahan
tambahan yang akan dioptimasi. Hasil kombinasi formulasi dari simplex lattice design dapat
digunakan untuk menetapkan respon yang optimal dari variasi kombinasi bahan tambahan,
sehingga dapat digunakan untuk memproduksi suatu sediaan yang memenuhi persyaratan.
Persamaan yang digunakan adalah Y= a( A )+ b( B)+ ab( A )(B ) ........................ (1)
Keterangan :
Y = respon ( hasil percobaan )
(A),(B) = kadar komponen dimana (A) + (B) = 1
a,b,ab = koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan untuk mendapatkan nilai
koefisien, bila digunakan 2 faktor diperlukan 3 macam percobaan yaitu
menggunakan 100%A, 100%B dan campuran 50%A dan 50%B.
V. ALAT DAN BAHAN
ALAT
Corong pengukur sifat alir
Pengukur sudut diam
Tapping device
Hardness tester
Alat uji daya serap air
Stopwatch
Mesin tablet
BAHAN
100% granul amylum
100% granul laktosa
Campuran 50% granul amylum & 50% granul laktosa
VI. CARA KERJA
1) Membuat granul
Granul 100% amylum, yaitu menimbang 100 gram amylum masukkan dalam
mortir.Ukur air sebanyak 10 ml masukkan dalam cawan penguap,timbang gelatin
3 gram dan taburkan diatas air tersebut.Tunggu sampai mengembang, lalu
panaskan diatas penangas air sampai larut.Kemudian diangkat dan didiamkan
sampai setengah dingin.Tambahkan larutan gelatin pada amylum, aduk
homogen.Tambahkan air sedikit demi sedikit pada campuran tersebut sampai
terbentuk massa campuran yang baik untuk dibuat granul.Campuran diayak
dengan ayakan no 18, kemudian dikeringkan dalam oven Kemudian diayak lagi
dengan ayakan no 16 dan dikeringkan kembali dalam oven.
Granul 100% laktosa dibuat dengan cara yang sama dengan prosedur diatas,
laktosa yang ditimbang sebanyak 100 gram, gelatin 3 gram dan air 10 ml.
Granul 50% amylum dan 50% laktosa dibuat secara terpisah, yaitu menimbang
amylum 50 gram, gelatin 1,5 gram dan air ± 7 ml.campuran ini dibuat dengan
cara yang sama dengan diatas.Selanjutnya menimbang 50 gram laktosa, gelatin
1,5 gram dan air ± 7ml dan dibuat dengan cara yang sama.Setelah granul yang
diperoleh dalam keadaan kering, kedua campuran granul dicampur/dithumbling.
2) Masing-masing bahan uji yaitu 100% granul amylum; 100% granul laktosa dan campuran
50% granul amylum dan 50% granul laktosa dilakukan uji sifat alir, kompaktibilitas dan
daya serap air dengan cara sebagai berikut:
Uji Sifat alir
A. Metode langsung
Timbang 100 gram bahan.Tuangkan secara perlahan-lahan kedalam
corong pengukur yang tertutup bagian bawahnya lewat tepi corong.
Buka penutup corong secara pelan-pelan, biarkan bahan mengalir
keluar.Catat berapa lama waktu yang diperlukan (detik) agar semua
bahan keluar lewat corong dengan menggunakan alat pencatat waktu
(stopwatch).
Hitung kecepatan alirnya (gram/detik)
Ulangi percobaan sebanyak 3 kal, hitung harga puratanya.
B. Metode Sudut diam(pengukuran sudut diam)
Timbang bahan 100 gram, masukkan secara perlahan-lahan lewat lubang
bagian atas, sementara bagian bawah ditutup.
Buka penutupnya dan biarkan bahan keluar.
Ukur tinggi dan diameter kerucut yang terbentuk.
Hitung sudut diam bahan yang dievaluasi.
Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung berapa puratanya.
Uji kompaktibilitas
Punch bawah diatur dengan kedalaman 10 mm.Bahan yang akan diuji
dimasukkan kedalam ruang cetak dan diratakan.
Bahan dikempa dengan kedalaman punch atas waktu turun ke ruang die pada
skala 5 mm.
Tablet yang terjadi diukur kekerasannya.
Percobaan diulangi sebanyak 3 kali, hitung harga puratanya.
Ulangi langkah 1-4 diatas dengan kedalaman punch atas waktu turun ke ruang die
pada skala 6 mm;7mm.
Uji daya serap air
Alat uji daya serap dihubungkan dengan timbangan elektrik yang diatasnya
terdapat ampul.Posisinya diatur sedemikian rupa sehingga ampul dalam
timbangan tidak bersentuhan dengan kapiler yang disambung ke tempat bahan
yang diuji.
Ampul tersebut diisi air hingga permukaannya rata dengan permukaan air yang
ada dalam tabung pada alat uji daya serap (mengikuti prinsip tabung U).
Letakkan kertas saring pada tabung kemudian diatas kertas saring diletakkan
tempat/holder untuk serbuk yang akan diperiksa.
Timbangan kemudian disetel dalam posisi nol.
Bahan setelah ditimbang dan diketahui beratnya diletakkan diatas kertas saring
tersebut.Berkurangnya air yang terdapat pada ampul diatas timbangan
menunjukkan jumlah air yang terserap oleh bahan.
Pengamatan adanya pengurangan air dicatat tiap 0,5; 1; 2; 3; 5; 7; 10; 15 menit
hingga mendapatkan bobot yang konstan.
Hitung kecepatan penyerapan air dan kapasitas penyerapan air.
Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung harga puratanya.
VII. HASIL PERCOBAAN
A. Waktu alir
F1 = 10
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
10 = a (1) + b (0) + ab (1)(0)
a = 10
F2 = 8,33
Y = a (A) + b(B) + ab(AB)
8,33 = 10 (0,5) + 9,2 (0,5) + ab (0,5)(0,5)
ab = -5,08
F3 = 9,2
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
9,2 = a (0) + b (1) + ab (0)(1)
b = 9,2
Persamaan: Y = 10 (A) + 9,2 (B) – 5,08(AB)
Waktu alir
Y = 10 (A) + 9,2 (B) – 5,08(AB)
A = 0 , B = 1
Y = 10 (0) + 9,2 (1) – 5,08(0)(1)
Y = 9,2
A = 0,1 , B = 0,9
Y = 10 (0,1) + 9,2 (0,9) – 5,08 (0,1)(0,9)
Y = 8,823
A = 0,2 , B = 0,8
Y = 10 (0,2) + 9,2 (0,8) – 5,08 (0,2)(0,8)
Y = 8,55
A = 0,3 , B = 0,7
Y = 10 (0,3) + 9,2 (0,7) – 5,08 (0,3)(0,7)
Y = 8,373
A = 0,4 , B = 0,6
Y = 10 (0,4) + 9,2 (0,6) – 5,08 (0,4)(0,6)
Y = 8,3
A = 0,5 , B = 0,5
Y = 10 (0,5) + 9,2 (0,5) – 5,08 (0,5)(0,5)
Y = 8,33
A = 0,6 , B = 0,4
Y = 10 (0,6) + 9,2 (0,4) – 5,08 (0,6)(0,4)
Y = 8,461
A = 0,7 , B = 0,3
Y = 10 (0,7) + 9,2 (0,3) – 5,08 (0,7)(0,3)
Y = 8,693
A = 0,8 , B = 0,2
Y = 10 (0,8) + 9,2 (0,2) – 5,08 (0,8)(0,2)
Y = 9,027
A = 0,9 , B = 0,1
Y = 10(0,9) + 9,2 (0,1) – 5,08 (0,9)(0,1)
Y = 9,463
A = 1,0 , B = 0,0
Y = 10 (1) + 9,2 (0) – 3,56 (1)(0)
Y = 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110
2
4
6
8
10
12
Series1
B. Kompaktibilitas
Formula I;
Amylum100%
F1 = 4,942
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
4,942 = a (1) + b (0) +ab (1)(0)
a = 4,942
No Tekanan Tablet Kekerasan
1 0 + 1,1
2 0,5 + 1,25
3 1,0 + 1,5
4 1,5 + 3,1
5 2,0 + 7
6 2,5 + 15,7
Rata2 4,942
Formula II; Amylum 50%, Lactosa 50%
No Tekanan Tablet Kekerasan
1 0 + 1,4
2 0,5 + 2,0
3 1,0 + 2,05
4 1,5 + 2,1
5 2,0 + 5,25
6 2,5 + 9,6
Rata2 3,233
F2 = 3,233
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
3,233 =4,942(0,5)+3,092(0,5)+ab (0,5)
(0,5)
ab = - 3,136
Formula III; Lactosa 100%
NO tekanan tablet Kekerasan
1 0 - -
2 0,5 + 1,25
3 1,0 + 1,5
4 1,5 + 2,9
5 2,0 + 5,5
6 2,5 + 7,4
Rata2 3,092
F3 = 3,092
Y = a (A) + b (B) + ab (AB)
3,092 = a (0) + b (1) + ab (0)(1)
B = 3,092
Y = 4,942(A) + 3,092 (B) – 3,136 (AB)
Kompaktibilitas
Y = 4,942(A) + 3,092 (B) – 3,136 (AB)
A = 0,0 , B = 1
Y = 4,942(0) + 3,092(1) – 3,136(0)(1)
Y = 3,092
A = 0,1 , B = 0,9
Y = 4,942(0,1) + 3,092(0,9) – 3,136(0,1)(0,9)
Y =2,995
A = 0,2 , B = 0,8
Y = 4,942(0,2) + 3,092(0,8) – 3,136(0,2)(0,8)
Y = 2,960
A = 0,3 , B = 0,7
Y = 4,942(0,3) + 3,092(0,7) – 3,136(0,3)(0,7)
Y = 2,988
A = 0,4 , B = 0,6
Y = 4,942(0,4) + 3,092(0,6) – 3,136(0,4)(0,6)
Y = 3,079
A = 0,5 , B = 0,5
Y = 4,942(0,5) + 3,092(0,5) – 3,136(0,5)(0,5)
Y = 3,233
A = 0,6 , B = 0,4
Y = 4,942(0,6) + 3,092(0,4) – 3,136(0,6)(0,4)
Y = 3,450
A = 0,7 , B = 0,3
Y = 4,942(0,7) + 3,092(0,3) – 3,136(0,7)(0,3)
Y = 3,728
A = 0,8 , B = 0,2
Y = 4,942(0,8) + 3,092(0,2) – 3,136(0,8)(0,2)
Y = 4,070
A = 0,9 , B = 0,1
Y = 4,942(0,9) + 3,092(0,1) – 3,136(0,9)(0,1)
Y = 4,475
A = 1,0 , B = 0,0
Y = 4,942(1) + 3,092(0) – 3,136(1)(0)
Y = 4,942
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110
1
2
3
4
5
6
Series1
C. Daya Serap Air
Formula I Amylum 100%
F1 = 0,317
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
0,317 = a (1) + b (0) + ab (1)(0)
a = 0,317
Formula II Amylum 50%, Lactosa 50%
F2 =1,195
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
1,195 = 0,317 (0,5) + 3,488 (0,5) + ab (0,5)(0,5)
ab = -2,83
Formula III Lactosa 100%
F3 = 3,488
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
3,488= a (0) + b (1) + ab (0)(1)
b = 3,488
Persamaan: Y = 0,317 (A) + 3,488 (B) -2,83 (AB)
Daya serap air
Y = 0,317 (A) + 3,488 (B) -2,83 (AB)
A = 0,0 , B = 1,0
Y = 0,317 (0,0) + 3,488 (1,0) -2,83 (0)(1)
Y = 3,488
A = 0,1 , B = 0,9
Y = 0,317 (0,1) + 3,488 (0,9) -2,83 (0,1)(0,9)
Y = 2,916
A = 0,2 , B = 0,8
Y = 0,317 (0,2) + 3,488 (0,8) -2,83 (0,2)(0,8)
Y = 2,401
A = 0,3 , B = 0,7
Y = 0,317 (0,3) + 3,488 (0,7) -2,83 (0,3)(0,7)
Y = 1,942
A = 0,4 , B = 0,6
Y = 0,317 (0,4) + 3,488 (0,6) -2,83 (0,4)(0,6)
Y = 1,540
A = 0,5 , B = 0,5
Y = 0,317 (0,5) + 3,488 (0,5) -2,83 (0,5)(0,5)
Y = 1,195
A = 0,6 , B = 0,4
Y = 0,317 (0,6) + 3,488 (0,4) -2,83 (0,6)(0,4)
Y = 0,906
A = 0,7 , B = 0,3
Y = 0,317 (0,7) + 3,488 (0,3) -2,83 (0,7)(0,3)
Y = 0,674
A = 0,8 , B = 0,2
Y = 0,317 (0,8) + 3,488 (0,2) -2,83 (0,8)(0,2)
Y = 0,498
A = 0,9 , B = 0,1
Y = 0,317 (0,9) + 3,488 (0,1) -2,83 (0,9)(0,1)
Y = 0,379
A = 1,0 , B = 0,0
Y = 0,317 (1) + 3,488 (0) -2,83 (1)(0)
Y = 0,317
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Series1
VIII. PEMBAHASAN:
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat bahan yang meliputi sifat alir,
kompaktibilitas, dan daya serap air serta menganalisa profil campuran biner yang menggunakan
subyek bahan obat dari alam dengan mengaplikasikan simplex lattice design.
Dalam prakteknya kami melakukan evaluasi terhadap sifat alir dan daya serap dari sebuah
granul serta melakukan evaluasi atas kompaktibilitas dari tablet yang terbuat dari garanul tersebut.
Oleh karena itu, tahap pertama yang kami lakukan pada percobaan kali ini adalah pembuatan
granul lactose dan amylum sebanyak masing-masing 150 gram. Dalam hal ini kami membuat granul
dengan metode granulasi basah. Granulasi basah merupakan proses yang didalamnya terdapat tahap
pemberian cairan pengikat pada masa serbuk sehingga diperoleh masa granul yang baik, masa granul
ini kemudian di ayak dan dikeringkan, granul kering yang diperoleh diayak kembali dan kemudian
siap untuk dilakukan evaluasi sifatnya atau untuk ditablet. Adapun keuntungan dan kerugian dari
metode granulasi basah dan kering adalah sebagai berikut :
Keuntungan metode granulasi basah :
· Memperoleh aliran yang baik
· Meningkatkan kompresibilitas
· Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
· Mengontrol pelepasan
· Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
· Distribusi keseragaman kandungan
· Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
· Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
· Biaya cukup tinggi
· Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
· Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat
dan pengeringan yang memakan waktu
· Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
· Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
· Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
· Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
· Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
A. Sifat Alir Granul
Setelah granul lactose dan amylum siap, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi sifat
alir dari tiga formula yaitu granul lactose 100%, campuran granul lactose 50%;amylum 50%, serta
granul amylum 100%.
Sifat alir ini penting untuk dievalusi karena berperan penting dalam keseragaman pengisian
masa tablet kedalam ruang kompresi ataupun untuk homogenitas masa tabletnya. Pada percobaan ini
kami menggunakan metode corong untuk mengetahui sifat alir granul, yaitu dengan mengukur waktu
yang diperlukan sejumlah serbuk dari corong. Dan dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai
berikut;
Formula 1(Amylum 100%) → waktu alirnya adalah 10 detik
Formula 2(Amylum 50%, Lactosa 50%) → waktu alirnya adalah 8,33 detik
Formula 3(Lactosa 100%) → waktu alirnya adalah 9,2 detik
Dan setelah diperoleh data tersebut, dilanjutkan dengan menganalisa profil campuran biner
dengan mengaplikasikan simplex lattice design, yang menghasilkan persamaan sebagai berikut,
Y = 10 (A) + 9,2 (B) – 5,08(AB)
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa Lactosa memiliki sifat alir yang lebih baik dari pada
Amilum, dan campuran atau interaksi antara amylum dan lactose memberikan pengaruh yang cukup
besar, yaitu akan memperbaiki sifat alir granul sehingga akan diperoleh tablet dengan keseragaman
masa dan keseragaman dosis yang baik.
B. Kompaktibilitas
Kompaktibilitas merupakan parameter untuk mengetahui kekerasan dan kerapuhan suatu
tablet. Suatu tablet dikehendaki memiliki kekuatan yang cukup keras sehingga dapat tahan terhadap
guncangan selama proses pengangkutan dan penyimpanan hingga saat digunakan pasien. Semakin
besar tekanan yang diberikan semakin keras suatu tablet. Hasil profil yang diperoleh dari kurva
hubungan antara kompaktibilitas dengan formula, dapat diketahui bahwa tablet yang dibuat dengan
formula 100% Amylum mempunyai kompaktibilitas yang lebih baik daripada tablet yang dibuat
dengan formula 100% Lactosa. Interaksi antara kedua bahan yaitu 50% Amylum dengan 50% Lactosa
akan menurunkan kompaktibilitas tablet. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin besar kadar
Lactosa dalam tablet akan semakin memperbaiki kompaktibilitas, dan adanya Amylum akan
memperburuk atau mengurangi sifat kompaktibilitas tablet. Kompaktibilitas sangat erat kaitannya
dengan kemudahan suatu serbuk untuk dikempa sehingga dapat menghasilkan tablet yang keras.
C. Daya SerapAir
Daya serap air berkaitan dengan disintegrasi tablet, disintegrasi tablet tidak dapat terjadi jika
air tidak masuk kedalam tablet, dimana tergantung pada kompresi dan kemampuan penyerapan air
dari material yang dipakai. Air dapat berpenetrasi kedalam pori- pori tablet karena adanya aksi
kapiler. Bahan penghancur tablet mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi
kimia maupun scara enzimatis setelah air masuk kedalam tablet. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi daya serap air, semakin cepat tablet tersebut hancur didalam cairan lambung, sehingga
obat lebih mudah dan lebih cepat untuk diabsorbsi.
Hasil percobaan menunjukkan hasil bahwa 100% Lactosa sebanyak 2 gram yang ditimbang
dalam pigno kosong yang telah ditara, mempunyai kemampuan menyerap air lebih banyak yaitu
sebesar 3,488 gram/ menit. Sedangkan pada 100% Amylum sebanyak 2 gram mempunyai
kemampuan menyerap air sebanyak 0,317 gram/ menit. Sedangkan interaksi antara kedua bahan yaitu
50% Amylum dan 50% Lactosa, memberikan hasil 1,195 gram/ menit. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa adanya Lactosa dapat memperbaiki daya serap air suatu tablet.
IX. KESIMPULAN
1. Pengujian sifat fisik granul meliputi uji waktu alir, kompaktibilitas, dan daya serap air
2. Uji waktu alir 100% amilum = 10 detik
50% amilum,50% laktosa = 8,33 detik
100% laktosa = 9,2 detik
3. Kompaktibilitas 100% amilum = 4,942
50% amilum,50% laktosa = 3,233
100% laktosa = 3,690
4. Daya serap air 100% amilum = 0,317 g/menit
50% amilum,50% laktosa = 1,195 g/menit
100% laktosa = 3,488 g/menit
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan laktosa dalam tablet dapat
memperbaiki sifat alir, kompaktibilitas dan daya serap air meskipun tanpa ada interaksi
dengan amilum.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Kuncahyo,ilham.,2010,Petunjuk Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan
Padat,Fakultas Farmasi,Universitas Setia Budi,Surakarta.
2. www.nutwuri handayana pembuatan tablet.htm