Upload
haquynh
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
POKOK BAHASAN CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK (VAK)
PADA SISWA KELAS V
MI KLERO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ZERA FEBRI ANORIA
NIM 11513063
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
POKOK BAHASAN CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK (VAK)
PADA SISWA KELAS V
MI KLERO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ZERA FEBRI ANORIA
NIM 11513063
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
POKOK BAHASAN CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK (VAK)
PADA SISWA KELAS V
MI KLERO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ZERA FEBRI ANORIA
NIM 11513063
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
iv
v
v
vi
vii
MOTTO
Orang yang kuat bukanlah orang yang pandai berkelahi, tetapi orang yang mampu
menguasai dirinya ketika marah.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Bapak Ibu tercinta yang telah membimbing, mendidik dan memotivasi untuk
terus maju dalam belajar, terimakasih atas doa restu dan kasih sayangnya.
2. Keluargaku yang senantiasa mendukung dan membantu dengan keiklasannya.
3. Calon pendamping hidupku yang tidak pernah letih membantu dan
memotivasiku sehingga skripsi ini selesai.
4. Muthia Ulfah, Eka Putri, Chintaro Bariy dan Surat Chulhuda, yang telah
meluangkan waktu menemani penulis menyusun skripsi ini.
5. Teman-teman seperjuangan PGMI yang telah banyak membantu.
6. Bapak ibu guru dan karyawan MI Klero atas bantuan dan ijinnya untuk
menggunakan fasilitas sekolah dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Uswah Khasanah Rasulullah
SAW.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menulis skripsi dengan judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) POKOK BAHASAN CAHAYA
DAN SIFAT-SIFATNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL,
AUDITORIAL DAN KINESTETIK (VAK) PADA SISWA KELAS V MI
KLERO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan yang sangat berharga, sehingga terwujudnya skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di bangku
kuliah.
5. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah rela berkorban baik material
maupun spiritual.
ix
6. Ibu Aynun Mardliyah, selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Klero serta para
guru dan karyawan yang telah membantu memberikan informasi atau data
penelitian tentang MI Klero.
7. Seluruh siswa kelas V Mi Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam penelitian.
8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa menginspirasi,
berjuang bersama-sama dan saling memberikan dukungan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Tidak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi penyempurnaan skripsi ini, hal ini disebabkan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.
Salatiga, 24 Mei 2017
Penulis
Zera Febri Anoria
NIM. 115-13-063
x
ABSTRAK
Anoria, Zera, Febri. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) Pokok Bahasan Cahaya dan Sifat-Sifatnya dengan Model
Pembelajaran Visual, Auditorial, dan Kinestetik (VAK) pada Siswa Kelas
V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Dosen Pembimbing: Peni Susapti, M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Model Pembelajaran Visual
Auditorial dan Kinestetik
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatan hasil belajar IPA
pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya melalui model pembelajaran VAK yang
diterapkan pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini digunakan untuk menjawab
permasalah, yaitu apakah penggunakan model pembelajaran VAK dapat
meningkatkan hasil belajar untuk mata pelajaran IPA pada siswa kelas V MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas. Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas adalah
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut
dilaksanakan dalam dua siklus penelitian dimana tiap siklus difokuskan pada
materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan model pembelajaran VAK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran VAK
dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya
pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran. Hal ini terbukti dari perolehan
hasil belajar siswa yang terus meningkat. Dari 28 siswa hasil tes pendahuluan
hanya mencapai 39,3% sedangkan yang diharapkan adalah 85% dari seluruh
siswa mencapai KKM (nilai 70). Pada siklus ke I hasil belajar meningkat menjadi
67,86% siswa yang tuntas dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 96,4% siswa
yang tuntas.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .............................................................................. ii
JUDUL ....................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................... 4
1. Hipotesis Tindakan.............................................................. 4
2. Indikator Keberhasilan ........................................................ 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
xii
F. Definisi Operasional.................................................................. 7
1. Hasil Belajar ........................................................................ 7
2. Ilmu Pengetahuan Alam ...................................................... 8
3. Kajian Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya ............................ 8
4. Model Pembelajaran VAK .................................................. 10
G. Metode Penelitian...................................................................... 13
1. Rancangan Penelitian .......................................................... 13
2. Subjek Penelitian ................................................................. 13
3. Langkah-Langkah Penelitian .............................................. 14
4. Instrumen Penelitian............................................................ 16
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 17
6. Analisis Data ....................................................................... 18
H. Sistematika Penulisan................................................................ 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ............................................................................. 21
1. Pengertian Belajar .............................................................. 21
2. Prinsip-prinsip Belajar........................................................ 22
3. Tujuan Belajar .................................................................... 23
4. Pengertian Hasil Belajar ..................................................... 25
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............. 27
B. Model Pembelajaran VAK ....................................................... 28
1. Pengertian Model Pembelajaran......................................... 28
2. Model Pembelajaran VAK ................................................. 29
xiii
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran VAK .................... 36
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran VAK .... 37
C. IPA ........................................................................................... 38
1. Pengertian IPA ................................................................... 38
2. Hakikat Pembelajaran IPA ................................................. 40
3. Tujuan Pembelajaran IPA .................................................. 41
D. Materi Cahaya dan Sifat-sifat ................................................... 42
E. Hubungan Model Pembelajaran VAK dengan IPA ................. 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Klero ..................................................... 50
1. Letak Geografis MI Klero .................................................. 50
2. Sejarah Singkat Berdirinya MI Klero................................. 50
3. Identitas Sekolah ................................................................ 51
4. Keadaan Gedung MI Klero ................................................ 51
5. Keadaan Guru MI Klero ..................................................... 52
6. Keadaan Siswa MI Klero ................................................... 52
7. Visi, dan Misi MI Klero ..................................................... 54
8. Kurikulum MI Klero .......................................................... 54
B. Subjek Penelitian ...................................................................... 55
C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 56
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .......................................... 56
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ......................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xiv
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per-Siklus ...................................... 75
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra-Siklus) ....................... 75
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ..................................... 77
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ................................... 86
B. Pembahasan ............................................................................. 92
1. Hasil Sebelum PTK ............................................................ 93
2. Hasil Penelitian Siklus I ..................................................... 94
3. Hasil Penelitian Siklus II .................................................... 95
4. Performa Guru Saat Pembelajaran ..................................... 98
5. Keaktifan Siswa Pada Proses Pembelajaran....................... 100
6. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ................................... 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 102
B. Saran ......................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 106
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru MI Klero Tahun Pelajaran 2016/2017 ....................... 52
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa MI Klero
Tahun Pelajaran 2016/2017 ........................................................ 52
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa Kelas V MI Klero...................................... 53
Tabel 3.4 Program Pengajaran Madrasah Ibtidaiyah .................................. 54
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ................................................................. 75
Tabel 4.2 Hasil Prosentase Nilai Siswa Pra Siklus ..................................... 76
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ............................................. 78
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ............................................ 80
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................... 82
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ............................................ 86
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II .......................................... 89
Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................. 90
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus ............................................ 93
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I ................................................ 95
Tabel 4.10 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ............................................. 95
Tabel 4.11 Rekapitulasi Gabungan Nilai Hasil Belajar .............................. 96
Tabel 4.12 Performa Guru Saat Pembelajaran Antar Siklus ....................... 99
Tabel 4.13 Keaktifan Siswa Pada Proses Pembelajaran ............................. 100
Tabel 4.14 Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan .......................................... 101
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 16
Gambar 2.1 Cahaya Dapat Merambat Lurus............................................... 43
Gambar 2.2 Cahaya Dapat Menembus Benda Bening ................................ 44
Gambar 2.3 Cahaya Dapat Dipantulkan...................................................... 45
Gambar 2.4 Cahaya Dapat Dibiaskan ......................................................... 47
Gambar 4.1 Hasil Presentase Nilai Siswa Pra Siklus .................................. 76
Gambar 4.2 Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II............................. 98
Gambar 4.3 Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar ....................................... 98
Gambar 4.4 Performa Guru Saat Pelajaran ................................................. 99
Gambar 4.5 Keaktifan Siswa....................................................................... 100
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I RPP Siklus I ............................................................................. 106
Lampiran II RPP Siklus II ........................................................................... 118
Lampiran III Lembar Observasi Siswa Siklus I .......................................... 131
Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus II ........................................ 132
Lampiran V Pedoman Lembar Observasi Siswa ........................................ 133
Lampiran VI Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................... 136
Lampiran VII Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................ 138
Lampiran VIII Foto Kegiatan...................................................................... 140
Lampiran IX Daftar Nilai Pra Siklus .......................................................... 143
Lampiran X Daftar Nilai Siklus I ................................................................ 144
Lampiran XI Daftar Nilai Siklus II ............................................................. 145
Lampiran XII Analisis Butir Soal ............................................................... 146
Lampiran XIII Biograffi Penulis ................................................................. 150
Lampiran XIV Daftar Satuan Kredit Kegiatan ........................................... 151
Lampiran XV Surat Tugas Pembimbing Skripsi ........................................ 154
Lampiran XVI Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................... 155
Lampiran XVII Surat Ijin Penelitian ........................................................... 156
Lampiran XVIII Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif .................. 157
Lampiran XIX Lembar Konsultasi Skripsi ................................................. 158
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang gejala alam. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
hari. IPA diajarkan kepada siswa, agar siswa mampu memahami gejala alam
secara mendalam. Pengalaman langsung sangat diperlukan dalam
pembelajaran IPA, dikarenakan agar siswa dapat menjelajahi dan memahami
lingkungan alam secara ilmiah. Pada pembelajaran IPA siswa harus mampu
memahami pelajaran IPA secara keseluruhan bukan hanya sebatas hafalan-
hafalan teori saja. Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA sangat diperlukan
sehingga seorang guru harus mampu memberikan kesempatan bagi siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran seperti mencari, menemukan,
menyimpulkan, mengkomunikasikan pengetahuan, sehingga pembelajaran
yang bermakna sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di MI Klero
khususnya kelas V, proses pembelajaran IPA masih berpusat pada guru. Pada
proses pembelajaran kurang adanya keterlibatan siswa secara penuh, karena
pada saat pembelajaran guru lebih banyak menerangkan sedangkan siswa
hanya menyimak. Pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan
2
pada kemampuan siswa untuk mengahafal informasi yang diperolehnya
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh dan
menghubungkannya dengan realitas kehidupan sehari-hari. Walaupun ada
yang menerapkan model pembelajaran tetapi masih jarang dilakukan. Guru
juga kurang menyadari bahwa gaya belajar siswa yang dihadapinya berbeda-
beda. Seorang guru lebih cenderung mengajar dengan gaya belajar yang
disukainya tanpa memperhatikan gaya belajar siswa yang berbeda. Hal ini
menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Permasalahan yang muncul karena hal tersebut adalah kurangnya
ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Ketika guru sedang
menerangkan ada siswa yang asyik sendiri, bercanda, dan ada juga yang
mengobrol dengan temannya. Berdasarkan hasil diskusi dengan siswa,
banyak siswa yang mengeluh karena proses pembelajaran yang hanya
mendengarkan dan mengerjakan tugas sehingga siswa merasa bosan. Model
pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa mengalami kesulitan
untuk memahami pelajaran, selain itu juga kurang memperhatikan
karakteristik siswa dan materi pelajaran yang diajarkan, sehingga sebagian
siswa kurang memahami mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dengan nilai
IPA yang masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu
dibawah nilai 70. Pada data pra siklus diketahui bahwa siswa yang dapat
mencapai KKM hanya ada 11 siswa dari 28 siswa dan terdapat 17 siswa yang
belum mencapai KKM.
3
Berdasarkan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa rendahnya
hasil belajar IPA dikarenakan pembelajaran yang kurang bermakna, model,
teknik dan sumber belajar yang digunakan oleh guru selama proses
pembelajaran kurang cocok digunakan dalam pembelajaran IPA sebetulnya
tidak hanya menekankan hafalan saja melainkan menekankan pada
pemahaman informasi yang diperolehnya. Seorang guru harus lebih kreatif
dalam memilih model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan mata pelajaran yang akan diajarkan agar tercipta suasana belajar
yang kondusif dan dapat tercapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran itu penting dalam proses pembelajaran. Menurut
Fathurrohman (2015:30) model pembelajaran adalah suatu rencana yang
berpijak dari teori psikologi yang digunakan sebagai pedoman bagi guru
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Model
pembelajaran akan membantu guru dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran, membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk memecahkan masalah yang terjadi salah satu solusi yang dapat
diambil adalah dengan menerapkan model pembelajaran VAK (Visual,
Auditory, dan Kinestetik). Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada
siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Model pembelajaran
VAK dapat memenuhi semua gaya belajar siswa yang dimilikinya dalam
proses pembelajaran. Hal ini akan memudahkan dalam memahami pelajaran
dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
4
Menyadari kenyataan di atas mendorong penulis untuk melakukan
penelitian tindakan kelas guna mengkaji peningkatan hasil belajar, dengan
judul: “Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) pokok
bahasan cahaya dan sifat-sifatnya dengan model pembelajaran visual,
auditorial dan kinestetik (VAK) pada siswa kelas V di MI klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017.”
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan model pembelajaran VAK dapat meningkatkan
hasil belajar IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V
di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan
cahaya dan sifat-sifatnya melalui penerapan model pembelajaran VAK pada
siswa kelas V di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berfikir serta
mempertimbangkan konsep yang ada, maka “ melalui penerapan model
5
pembelajaran VAK dalam pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan
sifat-sifatnya dapat meningkatkan hasil belajar”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran VAK dapat dikatakan efektif
apabila hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara individu
Adanya peningkatan hasil belajar IPA materi cahaya dan
sifat-sifatnya mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥70.
b. Secara klasikal
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi cahaya dan
sifat-sifatnya mencapai presentase nilai 85% siswa mencapai KKM
(Depdikbud dalam Daryanto, 2011: 191-192).
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di petik dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah ilmu pengetahuan tentang model pembelajaran VAK di
bidang keguruan, terutama mengenai pengelolaan proses
pembelajaran yang bermakna.
b. Menambah wacana pengetahuan di bidang penelitian tindakan kelas.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa.
1) Tumbuhnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA,
bahwa pembelajaran IPA terasa mudah dan sangat
menyenangkan.
2) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada
siswa.
3) Mengingkatkan penguasaan belajar siswa dalam pembelajaran
IPA.
4) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
5) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar IPA.
6) Mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi
masing-masing.
b. Bagi guru.
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan berinovasi
dalam pembelajaran IPA.
2) Guru dapat memahami tentang pentingnya penguasaan materi
yang akan di berikan kepada siswa.
3) Guru lebih efisien dalam menerangkan.
4) Memberikan alternatif pada guru tentang penggunaan model
pembelajaran yang tepat.
5) Guru dapat lebih teliti dalam menerapkan model pembelajaran
yang dapat mengatasi permasalahan pembelajaran IPA.
7
c. Bagi sekolah.
1) Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran IPA.
2) Menambah wawasan dan informasi yang terkait dengan
peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
VAK.
d. Bagi peneliti
1) Menambah pengamalan dalam melaksanakan tugas yang akan
datang.
2) Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan
model pembelajaran yang praktis dan menyenangkan bagi
siswa.
e. Bagi pengambil kebijakan
Mengembangkan peningkatan mutu guru lewat pembelajaran
dengan model pembelajaran VAK.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Menurut Rahman & Sofan (2014:31) tujuan penampilan
hasil adalah untuk memastikan bahwa pelajaran tetap melekat dan
berhasil diterapkan dan membantu peserta dan memperluas pengetahuan
atau keterampilan baru mereka. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku secara
8
keseluruhan baik yang meliputi segi kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Ahmadi (2000:2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas-
khusus yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya
kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. (Depdiknas
2006) bahwa “ IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan”. IPA adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang gejala alam. Dapat disimpulkan bahwa
pembalajaran IPA adalah proses menuangkan pengetahuan tentang gejala
alam yang diperoleh melalui obeservasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, mengaitkan antara cara yang satu dengan cara yang
lain.
3. Kajian Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya
Menurut Kusnin (2007:125) Cahaya merupakan bentuk
gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia.
Menurut Suroto (2010:94) terdapat dua macam cahaya yaitu cahaya
tampak dan cahaya tak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya putih yang
dapat ditangkap oleh mata, sedangkan cahaya tak tampak adalah cahaya
9
yang tidak dapat ditangkap oleh mata, misalnya sinar X, sinar ultraviole,
sinar gamma dan sinar inframerah. Cahaya memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
a. Cahaya merambat lurus
Cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan yang
menghalanginya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah lampu
mobil atau motor pada malam hari, cahaya senter yang diarahkan ke
tembok.
b. Cahaya menembus benda bening
Cahaya dapat menembus benda bening seperti air jernih,
gelas bening. Contohnya senter yang dinyalakan dan diarahkan ke
gelas bening maka cahaya akan menembus gelas bening.
c. Cahaya dapat dipantulkan
Contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa cahaya dapat
dipantulkan adalah kita bisa melihat wajah kita sendiri di cermin.
Jika cermin disinari oleh senter dan pantulan lampu mengenai mata
maka akan merasakan cahaya yang menyilaukan.
d. Cahaya dapat dibiaskan
Cahaya akan mengalami pembiasan jika merambat melalui
dua media yang kerapatannya berbeda. Pembiasan cahaya adalah
pembelokan arah rambat cahaya. Contoh cahaya dapat dibiaskan
adalah pensil yang dimasukkan di dalam gelas berisi air akan terlihat
patah.
10
e. Dispersi Cahaya
Menurut Suroto (2010:112) dispersi cahaya adalah peristiwa
penguraian cahaya putih menjadi cahaya berwarna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Contoh dispersi dalam kehidupan
sehari-hari adalah munculnya pelangi.
4. Model Pembelajaran VAK
Menurut Shoimin (2014:226) Model Pembelajaran Visual,
Auditori dan Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran yang
mengoptimalkan ketiga modalitas belajar untuk menjadikan si belajar
merasa nyaman. Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran
yang menggabungkan unsur visual, auditori, dan kinestetik. Menurut
Ghufron (2012: 42) gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang
menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang
ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses,
dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang
berbeda. Tiga modalitas yang dimiliki oleh siswa dalam proses
belajarnya yakni visual, auditorial ,dan kinestetik (VAK). Semua siswa
memiliki ketiga modalitas, ketika seseorang mampu mengkombinasikan
modalitas satu dengan yang lain maka kemampuan belajarnya akan
meningkat tetapi terdapat juga siswa yang cenderung pada salah satu
modalitas yang dimilikinya. Modalitas banyak digunakan dalam proses
pembelajaran dan komunikasi. Adapun macam-macam modalitas adalah
sebagai berikut:
11
a. Visual
Siswa yang memiliki modalitas visual akan cenderung lebih
suka membaca dari pada dibacakan, mereka akan lebih mudah
memahami sesuatu dengan melihat dan mengalami kesulitan dalam
merangkai kata ketika berbicara.
b. Auditorial
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang
diciptakan maupun diingat, seperti musik, nada, irama, rima, dialog
internal dan suara. Siswa akan lebih mudah belajar atau mengingat
sesuatu dengan mendengarkan.
c. Kinestetik
Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang
diciptakan maupun diingat, seperti gerakan, koordinasi, irama,
tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Siswa akan lebih
mudah belajar dengan melakukan atau bergerak.
Model pembelajaran VAK mencakup tiga kategori utama
pembelajaran antara lain:
a. Pembelajaran visual
Pembelajaran yang di dalamnya ide-ide, konsep- konsep, dan
informasi lain diasosiasikan dengan gambar-gambar dan teknik-
teknik. Mereka yang memiliki pola belajar visual biasanya mampu
memahami informasi dengan menggambarkannya secara nyata.
12
b. Pembelajaran auditorial
Pembelajaran yang di dalamnya seseorang sangat bergantung
pada pendengaran dan pembicaraan orang lain selama proses
belajarnya. Pembelajaran auditorial harus mendengar apa yang
dikatakan agar bisa memahami, dan sebaliknya mereka sering kali
kesulitan menghadapi instruksi-instruksi tertulis.
c. Pembelajaran kinestetik
Pembelajaran yang di dalamnya proses belajar dilakukan oleh
siswa yang melaksanakan aktivitas fisik, daripada mendengar
ceramah atau melihat pertunjukan. Mereka yang memiliki
kemampuan kinestetik biasanya belajar dengan cara
mempraktikkannya. Belajar kinestetik adalah cara belajar yang
melibatkan aktivitas fisik dan menggerakkan/ menggunakan tubuh
pada saat belajar. Menurut Deporter & Mike (2016:113) Kinestetik
adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Untuk
merangsang hubungan pikiran dan tubuh, maka harus diciptakan
suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari
tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Belajar
kinestetik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa aktif selama
proses pembelajaran.
13
G. METODELOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal
dengan sebutan PTK. Menurut Susilo (2010:16) PTK adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar,
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan
proses dalam pembelajaran. Menurut Supardi (2008:102) penelitian PTK
mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di
kelas dengan melihat kondisi siswa. Penelitian menggunakan PTK karena
penelitian ini memiliki manfaat yang banyak diantaranya sebagai inovasi
pembelajaran, peningkatan profesionalisme guru atau pendidik,
memperbaiki dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang, yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari
12 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Mereka berasal dari keluarga
yang berekonomi menengah ke bawah. Siswa kelas V MI Klero dipilih
sebagai subjek penelitan karena dinilai perlu adanya pembaharuan dalam
kegiatan pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dan hasil belajar
mereka dapat meningkat. Situasi kelas yang digunakan untuk penelitian
sangat memadai. Penelitian ini dikhususkan untuk pembelajaran IPA
14
pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya dengan menggunakan model
pembelajaran VAK (Visual, Auditorial, dan Kinestetik).
3. Langkah-langkah Penelitian
Peneliti menggunakan PTK guna mencari pemecahan masalah
yang ditemui di dalam kelas. Terdapat empat tahapan dalam PTK antara
lain sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu secara jelas
dapat dimengerti masalah yang akan diteliti.
2) Menetapkan alasan mengapa penelitan tersebut dilakukan, yang
akan melatar belakangi PTK.
3) Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya
maupun kalimat pernyataan.
4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan
jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan.
5) Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai
instrumen pengumpulan data yang dapat dipakai untuk
menganalisis indikator keberhasilan.
6) Membuat secara rinci rancangan tindakan. Pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan adalah:
15
a) Mengadakan pertemuan guru kelas dan guru pengamat untuk
berdiskusi tentang persiapan penelitian.
b) Menyiapkan materi
c) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
d) Membuat lembar soal
e) Memberi instrumen penilaian berupa lembar observasi
kegiatan guru.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah menerapkan
rancangan atau skenario pembelajaran yang sudah direncanakan pada
tahap satu. kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu
pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan merupakan tahap pengumpulan data yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses belajar
mengajar. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis, presentasi,
nilai tugas) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
antusias siswa selama proses pembelajaran
d. Refleksi
Reflesi merupakan tahap untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
16
dan dievaluasi. Hal ini dilakukan untuk menyempurna tindakan
berikutnya. Menurut Suyadi (2011:50) gambaran tahap penelitian
adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
4. Instrumen Penelitian
Instumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari:
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi ini digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran
IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya.
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan Siklus II
Pengamatan
?
17
b. Soal tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-
sifatnya dengan model pembelajaran VAK (Visual, Auditori dan
Kinestetik). Soal tes berisi pertanyaan-pertanyaan berupa lisan
maupun tulisan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
c. Dokumentasi
Menurut Mulyasa (2011:69) dokumentasi merupakan
instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-
kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan. Pedoman ini berupa
silabus, RPP, dan juga nilai siswa sebelum dilakukan tindakan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
a. Observasi
Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap
siswa untuk mengetahui hasil belajar dan kegiatan siswa terhadap
mata pelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengamati tingkat hasil belajar siswa
terhadap materi pelajaran IPA. Pada setiap siklus pendidik
memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman
siswa terhadap materi.
18
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
6. Analisis Data
Tahap penelitian yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis
tindakan keberhasilan atau keberhasilan siswa dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap siswa setiap akhir pertemuan.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai setiap
siklus dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 (sesuai dengan KKM
yang diberikan di MI Klero. Peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila
memperoleh nilai ≥ 70, dan sebaliknya siswa di katakan belum tuntas
belajar dan memerlukan apabila memperoleh nilai < 70. Penentuan akhir
perbaikan diamati melalui siklus-siklus menggunakan tolok ukur kriteria
ketuntasan klasikal. Menurut Depdikbud dalam Daryanto (2011: 191-192)
ketuntasan klasikal dikatakan tuntas belajar apabila dalam kelas terdapat
85% siswa tuntas belajar. Hasil penelitian akan dianalisis untuk
membuktikan hipotesis dengan cara sebagai berikut :
a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan
dengan rumus:
X=
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai siswa
19
∑N = Jumlah siswa (Daryanto, 2011: 191)
b. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan
rumus sebagai berikut:
P =
× 100 (Daryanto, 2011: 191)
H. Sistematikan Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian awal meliputi: Halaman sampul, lembar logo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar
lampiran.
2. Bagian inti meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,
penjelasan dan definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi pengertian belajar, hasil belajar, ilmu pengetahuan
alam, materi cahaya dan sifat-sifatnya, model pembelajaran
VAK, hubungan model pembelajaran VAK dengan IPA.
20
BAB III PELAKSANAAN DAN PENELITIAN
Berisi gambaran situasi umum MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang, subyek penelitian dan
karakteristik obyek penelitian, serta deskripsi per siklus.
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisikan deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus,
analisis data, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat
hidup penulis.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam prespektif agama islam, belajar merupakan kewajiban bagi
setiap orang agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka
meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surat
Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
... يز فع هللا الذ ين امنو منكم والذ ين أوتوا العلم د رجا ت
“ ...Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-
orang beriman dan berilmu”.
Menurut Ghufron (2012:7) belajar adalah suatu proses perubahan
yang cenderung menetap dan merupakan hasil dari pengalaman, serta
tidak termasuk perubahan fisiologis, namun perubahan psikologis yang
berupa perilaku dan representasi atau asosiasi mental. Menurut Susanto
(2013:4) belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,
merasa, maupun dalam bertindak. Belajar menurut teori behavioristik
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku, perubahan disebabkan
oleh seringnya interaksi antara stimulus dan respons. Teori belajar
22
behavioristik menjelaskan mengenai cara belajar organisme yang
terkait erat dengan faktor eksternal di luar diri individu. Menurut teori
kognitif belajar adalah proses untuk membangun persepsi seseorang dari
sebuah obyek yang dilihat. Menurut teori konstruktivisme belajar adalah
upaya untuk membangun pemahaman atau persepsi atas dasar
pengalaman yang dialami siswa. Belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan
kemampuan diri yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di
dalam proses belajar mengajar. Guru dapat mengajar dengan baik apabila
seorang guru dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip-
prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman (2009:24)
adalah sebagai berikut:
a. Belajar pada hakekatnya menyangkut potensi manusiawi dan
kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri
pada siswa.
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi.
d. Belajar merupakan proses percobaan dan atau pembiasaan.
e. Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam
rangka menentukan isi pelajaran.
23
f. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu diajarkan langsung, kontrol,
kontak, penghayatan, pengalaman langsung dan pengenalan dan/atau
peniruan.
g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis, dan
lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak memengaruhi
kemampuan belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik
untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.
j. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta
keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.
k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas,
sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau
mengalaminya sendiri.
3. Tujuan Belajar
Tujuan belajar akan tercapai jika terdapat sistem lingkungan atau
kondisi belajar yang lebih kondusif, karena lingkungan belajar yang
kondusif berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Sistem lingkungan
belajar juga dipengaruhi oleh berbagai komponen seperti tujuan
pembelajaran, materi yang diajarkan, guru dan siswa, sarana dan
prasarana, jenis kegiatan yang dilakukan dan lain-lain.
24
Menurut Sardiman (2009:26) tujuan belajar adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Pengetahuan dan kemampuan berpikir tidak dapat
dipisahkan. Pengetahuan dan kemampuan berpikir sangat
berhubungan karena kemampuan berpikir seseorang akan
berkembang jika terdapat bahan pengetahuan, dan sebaliknya dengan
kemampuan berpikir seseorang akan memperkaya pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan keterampilan. Keterampilan
yang diperlukan berupa keterampilan jasmani dan rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat
dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan
gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
Keterampilan rohani menyangkut persoalan-persoalan penghayatan,
dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
c. Pembentukan sikap
Dalam kegiatan belajar mengajar guru akan selalu diamati,
dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh siswa. Dalam
kegiatan belajar siswa mungkin juga menirukan perilaku gurunya.
Guru diharapkan memiliki perilaku yang baik agar bisa dicontoh dan
kemudian diamalkan oleh siswanya.
25
4. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Menurut Bloom hasil belajar adalah perubahan perilaku yang meliputi
tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif disebut juga dengan pemahaman konsep.
Pemahaman adalah kemampuan untuk menerima, menyerap dan
memahami materi yang dipelajari. Menurut Susanto (2013:8) konsep
adalah sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan
tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Ranah
kognitif meliputi tujuan belajar yang berhubungan dengan
pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual. Seseorang
yang memiliki pemahaman konsep akan mampu menjelaskan
kembali materi yang diterima, menafsirkan konsep sesuai keadaan
lingkungan sekitar, dan bahkan mampu menghubungkan
pengetahuan atau konsep dengan keadaan saat ini dan masa yang
akan datang. Dapat disimpulakan bahwa ranah kognitif adalah
kemampuan seseorang untuk menerima, menyerap, memahami
pengetahuan yang dipelajarinya, untuk mengembangkan kemampuan
intelektual.
26
b. Ranah afektif
Ranah afektif adalah perbuatan perilaku, atau tindakan
seseorang. Ranah afektif menyangkut emosional dalam diri
seseorang. Ranah afektif meliputi tujuan belajar yang berhubungan
dengan perubahan sikap, minat, nilai-nilai dan pengembangan
apresiasi serta penyesuaian. Keberhasilan belajar akan menjadikan
seseorang berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik meliputi tujuan belajar yang
berhubungan dengan keterampilan fisik dan keterampilan bertindak
seseorang. Menurut Susanto (2013:9) keterampilan adalah
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk
kreativitasnya. Ranah psikomotorik mampu merespon hal-hal yang
bersifat fisik, mampu menggabungkan dua keterampilan dan bahkan
dapat menggunakan pengalaman untuk melakukan keterampilan
yang komplek, sehingga siswa mampu menemukan dan
mengembangkan konsep, prinsip atau teori yang dimiliki.
Dalam proses pembelajaran terdapat tujuan belajar yang
harus dicapai oleh siswa, sehingga siswa yang berhasil dalam belajar
adalah siswa yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa dapat diketahui melalui
27
evaluasi. Evaluasi juga berfungsi untuk tindak lanjut atau bahkan
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam pembelajaran.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam
individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar
diri yang belajar. Keberhasilan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Menurut Susanto (2013:12) faktor internal merupakan faktor
yang bersumber dari dalam diri siswa, yang memengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi kondisi fisik,
kesehatan, kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, dan kebiasaan dalam belajar
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah kesulitan belajar yang berasal dari
luar diri individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan
faktor sosial. Menurut Sriyanti (2013: 25) faktor non sosial adalah
faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di
lingkungan belajar. Contoh faktor non sosial adalah kondisi sekolah,
lingkungan belajar, sarana dan prasarana, dan lain-lain. Sedangkan
faktor sosial adalah faktor di luar individu yang berupa manusia.
Contoh faktor sosial adalah kedekatan hubungan antara anak dengan
orang lain, kehadiran orang dalam belajar, keharmonisan keluarga,
28
gaya pengasuhan orang tua, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap
siswa dan sebagainya.
B. Model Pembelajaran VAK
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Fathurrohman (2015:29) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur
yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik
dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Kardi dan Nur
dalam Shoimin (2014:24) ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembelajaran yaitu sebagai pedoman bagi pengajar dan para guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus
29
disesuaikan dengan materi pelajaran, keadaan atau kondisi siswa serta
sumber belajar yang ada agar model pembelajaran dapat diterapkan
secara efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung siswa
untuk belajar. Terdapat model pembelajaran yang kurang baik untuk
diterapkan dalam pembelajaran tetapi juga terdapat model pembelajaran
yang baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Menurut
Fathurrohman (2015:31) ciri-ciri model pembelajaran yang baik
diterapkan dalam pembelajaran adalah
a. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa melalui kegiatan
mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap.
b. Adanya keikutsertaan siswa secara aktif dan kreatif selama
pelaksanaan model pembelajaran.
c. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan
motivator kegiatan belajar peserta diik.
d. Penggunaan berbagai metode, alat, dan media pembelajaran.
2. Model Pembelajaran VAK
Menurut Shoimin (2014:226) Model Pembelajaran Visual,
Auditori dan Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran yang
mengoptimalkan ketiga modalitas belajar untuk menjadikan si belajar
merasa nyaman. Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran
yang menggabungkan unsur visual, auditori, dan kinestetik. Menurut
Ghufron (2012: 42) gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang
menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang
30
ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses,
dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang
berbeda. Tiga modalitas yang dimiliki oleh siswa dalam proses
belajarnya yakni visual , auditorial, dan kinestetik (VAK). Semua siswa
memiliki ketiga modalitas, ketika seseorang mampu mengkombinasikan
modalitas satu dengan yang lain maka kemampuan belajarnya akan
meningkat tetapi terdapat juga siswa yang cenderung pada salah satu
modalitas yang dimilikinya. Modalitas banyak digunakan dalam proses
pembelajaran dan komunikasi. Adapun macam-macam modalitas adalah
sebagai berikut:
a. Visual
Menurut Deporter & Mike (2016:116) ciri-ciri orang visual
adalah sebagai berikut:
1) Rapi dan teratur
2) Berbicara dengan cepat
3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4) Teliti terhadap detail
5) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
presentasi
6) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka
7) Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
8) Mengingat dengan asosiasi visual
31
9) Biasanya tidak terganggu oleh keributan
10) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk
mengulanginya.
11) Pembaca cepat dan tekun
12) Lebih suka membaca daripada dibacakan
13) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan
bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang
suatu masalah atau proyek
14) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam
rapat
15) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau
tidak
17) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18) Lebih suka seni daripada musik.
19) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak
pandai memilih kata-kata
20) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan.
Siswa yang memiliki modalitas visual akan cenderung lebih
suka membaca dari pada dibacakan, mereka akan lebih mudah
32
memahami sesuatu dengan melihat dan mengalami kesulitan dalam
merangkai kata ketika berbicara.
b. Auditorial
Menurut Deporter & Mike (2016:118) ciri-ciri siswa yang
auditori adalah sebagai berikut:
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2) Mudah terganggu oleh keributan
3) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan
warna suara
6) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
7) Berbicara dalam irama yang berpola
8) Biasanya pembicara yang fasih
9) Lebih suka musik dari pada seni
10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat
11) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu
panjang lebar
12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan visualisasi
13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
33
14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
Seseorang dengan modalitas auditori akan cenderung mudah
menerima, mengingat, dan memproses informasi yang berupa bunyi
seperti musik, nada, irama, rima, dialog internal dan suara. Siswa
akan lebih mudah belajar atau mengingat sesuatu dengan
mendengarkan.
c. Kinestetik
Menurut Deporter & Mike (2016:118) ciri-ciri siswa yang
kinestetik adalah sebagai berikut:
1) Berbicara dengan perlahan
2) Menanggapi perhatian fisik
3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan oarng
5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
6) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7) Belajar melalui memanipulasi dan praktik
8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9) Menggunaan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10) Banyak menggunakan isyarat tubuh
11) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
Seseorang yang memiliki modalitas kinestetik akan
cenderung mudah menerima, mengingat, dan memproses informasi
berupa gerakan, koordinasi, tanggapan emosional, dan kenyamanan
34
fisik. Siswa akan lebih mudah belajar dengan melakukan atau
bergerak.
Model pembelajaran VAK bertujuan untuk memenuhi gaya
belajar siswa yang berbeda-beda. Menurut Sriyanti (2013:27) macam-
macam gaya belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Somatis artinya tubuh atau raga. Siswa dengan tipe ini akan belajar
dengan cepat bila dilakukan dengan memanfaatkan tubuh, baik
melalui aktivitas yang melibatkan tubuh, ataupun dengan
memperhatikan bagian-bagian tubuhnya.
b. Auditif artinya suara. Siswa tipe ini akan lebih mudah belajar dengan
cara mendengarkan.
c. Visual adalah gaya belajar siswa dengan melihat. Siswa tipe ini akan
mudah memahami pelajaran dengan melihat.
d. Intelektual, gaya belajar dengan perenungan.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa modalitas
atau gaya belajar siswa adalah visual, auditori, dan kinestetik. Siswa yang
visual dapat dilatih dengan meminta mereka mengamati situasi dunia
nyata lalu memikirkan, membicarakan situasi tersebut, menggambarkan
proses, prinsip. Siswa yang auditori dapat dilatih dengan mengajak
membaca dengan keras, mengajak aktif saat berdiskusi dalam
memecahkan masalah, meminta siswa untuk berbicara tentang apa yang
mereka ketahui.
35
Model pembelajaran VAK mencakup tiga kategori utama
pembelajaran antara lain:
a. Pembelajaran visual
Pembelajaran yang di dalamnya ide-ide, konsep- konsep, dan
informasi lain diasosiasikan dengan gambar-gambar dan teknik-
teknik. Mereka yang memiliki pola belajar visual biasanya mampu
memahami informasi dengan menggambarkannya secara nyata.
b. Pembelajaran auditorial
Pembelajaran yang di dalamnya seseorang sangat bergantung
pada pendengaran dan pembicaraan orang lain selama proses
belajarnya. Pembelajaran auditorial harus mendengar apa yang
dikatakan agar bisa memahami, dan sebaliknya mereka sering kali
kesulitan menghadapi instruksi-instruksi tertulis.
c. Pembelajaran kinestetik
Pembelajaran yang di dalamnya proses belajar dilakukan oleh
siswa yang melaksanakan aktivitas fisik, daripada mendengar
ceramah atau melihat pertunjukan. Mereka yang memiliki
kemampuan kinestetik biasanya belajar dengan cara
mempraktikkannya. Menurut Deporter & Mike (2016:113)
Kinestetik adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan
menyentuh. Untuk merangsang hubungan pikiran dan tubuh, maka
harus diciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit
dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke
36
waktu. Belajar kinestetik adalah pembelajaran yang melibatkan
siswa aktif selama proses pembelajaran, karena melibatkan aktivitas
fisik dan menggerakkan/ menggunakan tubuh pada saat belajar.
Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang multi
sensorik yang melibatkan tiga unsur gaya belajar, yaitu penglihatan,
pendengaran, dan gerakan. Gaya belajar multi sensorik membuat
pendidik untuk tidak hanya mendorong siswa untuk menggunakan satu
modalitas saja, tetapi berusaha mengkombinasikan semua modalitas
untuk memberi kemampuan yang lebih besar dan menutupi kekurangan
yang dimiliki masing-masing siswa.
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran VAK
Penerapan model pembelajaran VAK dalam proses pembelajaran
terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Langkah-langkah
model pembelajaran VAK menurut Shoimin (2014:227) adalah sebagai
berikut:
a. Tahap persiapan atau kegiatan pendahuluan
Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa
dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman
belajar yang akan datang kepada siswa dan menempatkan mereka
dalam situasi optimal untuk menjadikan siswa lebih siap dalam
menerima pelajaran.
37
b. Tahap penyampaian atau kegiatan inti pada eksplorasi
Guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi pelajaran
yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan
pancaindra, yang sesuai dengan gaya belajar VAK.
c. Tahap pelatihan atau kegiatan inti pada elaborasi
Guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap
pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan gaya belajar VAK.
d. Tahap penampilan hasil atau kegiatan inti pada konfirmasi
Guru membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas
pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada
kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran VAK
Penerapan model pembelajaran VAK dalam proses pembelajaran
memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipahami. Kelebihan dari
model pembelajaran VAK menurut Shoimin (2014:228) adalah
a. Pembelajaran akan lebih efektif karena mengkominasikan ketiga gaya
belajar.
b. Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah
dimiliki oleh pribadi masing-masing.
c. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
38
d. Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan
memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi,
percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
e. Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
f. Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Kelemahan dari model pembelajaran VAK adalah terdapat
beberapa orang yang tidak mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar
visual, auditori dan kinestetik. Seseorang yang hanya mampu
menggunakan satu gaya belajar akan menyerap informasi yang
disampaikan dengan menggunakan gaya belajar yang dicenderunginya.
C. IPA
1. Pengertian IPA
Menurut Rusmono (2012:6) pembelajaran merupakan suatu upaya
untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar
yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang
memadai. Menurut Rahman & Sofan (2014:41) pembelajaran adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu upaya yang diberikan pendidik kepada siswa
39
agar dapat belajar dengan baik dan tercapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Menurut Ahmadi (2000:2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas-
khusus yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya
kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Menurut
Trianto (2010:36) IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gelaja alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen
serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan
sebagainya. (Depdiknas 2006) bahwa “ IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Menurut
Susanto (2013:167) IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu
kesimpulan. Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014:22) IPA adalah
rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena
alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan
sebab akibatnya. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala
alam. Dapat disimpulkan bahwa pembalajaran IPA adalah proses
40
menuangkan pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui
observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, mengaitkan
antara cara yang satu dengan cara yang lain.
2. Hakikat Pembelajaran IPA
Secara umum IPA terbagi menjadi tiga ilmu dasar yaitu biologi,
fisika dan kimia. Pada jenjang SD/MI IPA diberikan sebagai integrative
science atau IPA terpadu. Menurut Susanto (2013:167) hakikat
pembelajaran IPA diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu
pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap.
Ilmu pengetahuan alam sebagai produk merupakan kumpulan
hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuan dan membentuk konsep yang
dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. IPA sebagai produk
berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah
ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. IPA
membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan
digeneralisasi oleh ilmuwan.
Ilmu pengetahuan Alam sebagai proses artinya semua kegiatan
ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. IPA membutuhkan proses dalam
menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan.
Adapun proses IPA disebut dengan keterampilan proses. Keterampilan
proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan
proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan,
41
mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta
keterampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan
eksperimen.
IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menumbuhkan sikap
ilmiah seperti seorang ilmuan. Contoh sikap ilmuan diantaranya adalah
ingin tahu, jujur, percaya diri, tidak tergesa-gesa, dan objektif terhadap
fakta. Sikap ini dapat dikembangkan di sekolah melalui kegiatan diskusi,
percobaan, simulasi dan kegiatan proyek di lapangan.
Dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga
komponen yaitu produk, proses dan sikap ilmiah. Dalam pembelajaran
tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal
tetapi juga terdapat kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran
dalam mempelajari rahasia gejala alam.
3. Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP:2006) dalam
Susanto (2013:171) tujuan pembelajaran IPA di sekolah adalah
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
42
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA adalah agar siswa mampu
memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta dapat
mengkaitkannya dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta
kekuasaan penciptanya.
D. Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya
Menurut Kusnin (2007:125) Cahaya merupakan bentuk gelombang
elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia. Cahaya
didefinisikan sebagai radiasi yang dapat mempengaruhi mata dan memiliki
kecepatan radiasi yang dapat mempengaruhi mata dan memiliki kecepatan
43
sebesar 299.792.458 meter per sekon (Yosaphat, 2008:10.3) Cahaya dapat
berasal dari matahari, lampu, senter, atau lainnya. Benda-benda yang dapat
meghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya terbesar di bumi
adalah matahari.
Menurut Suroto (2010:94) terdapat dua macam cahaya yaitu cahaya
tampak dan cahaya tak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya putih yang
dapat ditangkap oleh mata, sedangkan cahaya tak tampak adalah cahaya yang
tidak dapat ditangkap oleh mata, misalnya sinar X, sinar ultraviolet, sinar
gamma dan sinar inframerah. Cahaya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Cahaya merambat lurus
Cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan yang
menghalanginya. Cahaya merambat berdasarkan garis lurus. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari adalah lampu mobil atau motor saat membelok di
tikungan, cahaya dari lampu mobil tidak dapat membelok menyoroti jalan
yang menikung, cahaya senter yang diarahkan ke tembok.
Gambar 2.1 Cahaya dapat merambat lurus
44
2. Cahaya menembus benda bening
Benda-benda yang dapat meneruskan cahaya secara sempurna
disebut benda bening, seperti air jenih, dan gelas bening. Benda-benda
yang dapat meneruskan cahaya tetapi tidak sempurna disebut benda keruh
contohnya air sabun, air teh, dll. Selain benda bening dan benda keruh
terdapat juga benda gelap. Contoh benda gelap adalah papan, pohon, dan
tembok. Benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya akan membentuk
bayangan. Terdapat dua macam bayangan yaitu bayangan inti (umbra) dan
bayangan tambahan (penumbra). Menurut Wahyudi ( 2011:63) bayangan
umbra adalah bayangan yang sama sekali tidak dapat dilalui oleh cahaya
sehingga ruang itu menjadi benar-benar gelap. Bayangan penumbra adalah
bayangan yang masih dapat dilalui oleh cahaya sehingga ruangan yang
terhalang terlihat remang-remang.
Gambar 2.2 Cahaya dapat menembus benda bening
45
3. Cahaya dapat dipantulkan
Hukum pemantulan cahaya menyatakan sudut sinar datang sama
dengan sudut sinar pantul. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal
terletak pada sebuah bidang datar.
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya yaitu pemantulan teratur dan
pemantulan baur atau difus. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya
mengenai benda yang permukaannya datar dan licin misalnya cermin atau
kaca. Pemantulan baur atau difus terjadi jika cahaya mengenai benda yang
permukaannya tidak rata atau kasar. Berdasarkan bentuknya cermin dapat
dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut:
a. Cermin datar
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar adalah semu atau maya,
tegak seperti bendanya, sama besar dan jarak bayang ke cermin sama
dengan jarak benda ke cermin, dan posisi kanan dan kiri pada benda
berlawanan dengan bayangan pada cermin.
Gambar 2.3 Cahaya dapat dipantulkan
b. Cermin cekung
Sifat bayangan pada cermin cekung tergantung dari letak
bendanya. Jika benda diletakkan dekat dengan cermin, maka bayangan
46
yang terbentuk semu, tegak, dan lebih besar dari bendanya. Akan
tetapi, jika benda terletak di pusat lengkungan cermin, bayangan yang
terbentuk sejati, terbalik dan sama besar dengan bendanya. Jika benda
terletak jauh dari cermin maka bayangan yang terbentuk sejati,
terbalik, dan lebih kecil dari bendanya.
Contoh cermin cekung misalnya bagian dalam sendok, cermin
pada bagian dalam senter. Cermin tersebut akan memantulkan cahaya
lampu senter yang keluar. Hal itulah yang menyebabkan lampu senter
kecil dapat mengahasilkan cahaya yang cukup terang.
c. Cermin cembung
Bayangan pada cermin cembung lebih kecil dari bendanya,
tegak, dan semu atau maya. Bayangan semu atau maya adalah
bayangan yang tak dapat ditangkap oleh layar. Bayangan sejati atau
nyata adalah bayangan yang dapat ditangkap oleh layar.
4. Cahaya dapat dibiaskan
Cahaya akan mengalami pembiasan jika merambat melalui dua
media yang kerapatannya berbeda. Pembiasan cahaya adalah pembelokan
arah rambat cahaya. Akibat pembiasan, benda tidak terlihat seperti
keadaan sesungguhnya. Bentuk benda tampak berubah. Misalnya pensil
yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air akan terlihat patah jika kita
melihanya dari atas air, ini disebabkan karena cahaya bergerah di udara
lebih cepat dibandingkan saat melewati air.
47
Jika cahaya datang dari suatu zat yang kerapatannya kurang
(misalnya udara) menuju ke zat yang kerapatannya lebih besar (misalnya
air), cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, jika
cahaya datang dari zat yang kerapatannya lebih besar ke zat yang
kerapatannya kurang cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Gambar 2.4 Cahaya dapat dibiaskan
5. Dispersi Cahaya
Menurut Suroto (2010:112) dispersi cahaya adalah peristiwa
penguraian cahaya putih menjadi cahaya berwarna merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila dan ungu. Contoh dispersi dalam kehidupan sehari-hari
adalah munculnya pelangi. Warna pelangi yang sebenarnya merupakan
cahaya putih matahari yang dibiaskan oleh titik-titik air. Cahaya putih
merupakan gabungan dari beberapa cahaya warna dengan panjang
gelombang yang berbeda. Menurut Kusnin (2007: 129) Spektrum
merupakan bayangan berwana yang terjadi apabila sinar terang diuraikan
dengan kaca prisma. Jika cahaya putih datang dari udara ke prisma kaca
48
cahaya tersebut akan dibiaskan oleh prisma kaca hingga terurai menjadi
cahaya berwarna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
E. Hubungan Model Pembelajaran VAK dengan IPA
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala alam. Dalam
pembelajaran IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta
yang dihafal tetapi juga terdapat kegiatan atau proses aktif menggunakan
pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. Seorang guru harus mampu
memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
agar siswa mendapatkan pengalaman belajar secara langsung.
Namun pada kenyataannya pembelajaran IPA tidak selalu diajarkan
secara kongkrit dan hanya bersifat pengetahuan abstrak. Hal ini disebabkan
antara lain karena keterbatasan media, metode, model pembelajaran yang
digunakan dalam mengajar. Guru terkadang sulit untuk menemukan media
yang diperlukan atau sulit menemukan cara memberi pengalaman langsung
kepada siswa tentang materi yang akan diajarkannya.
Pembelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya akan sulit
dipahami oleh siswa jika guru hanya memberikan pengetahuan secara
abstrak, oleh sebab itu diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat
memberikan pengetahuan secara kongkrit. Salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran
VAK.
49
Model pembelajaran VAK dapat menjangkau setiap gaya belajar yang
dimiliki oleh siswa, dapat melatih dan mengembangkan potensi siswa yang
dimilikinya. Dengan terpenuhinya gaya belajar maka siswa akan mampu
menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik sehingga
mereka akan mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran.
Merujuk pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lestari (2011)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa kelas IIIA
sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IIIB sebagai kelompok
kontrol. Rata-rata nilai kemampuan akhir siswa kelompok eksperimen 85,21
lebih tinggi dari pada rata-rata nilai kemampuan akhir siswa kelompok
kontrol 76,63. Penelitian Kartikasari (2011) menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran VAK pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN Merjosari
I Malang dapat dilaksanakan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya hasil belajar siswa, sebelum diterapkan model VAK terdapat
45,16 % siswa yang belum memenuhi KKM dan pada siklus I mencapai rata-
rata 76,05 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 59%, sedangkan di
siklus II rata-rata meningkat menjadi 71,98 dengan persentase ketuntasan
sebesar 87,09%. Berdasarkan penjelasan diatas model pembelajaran VAK
pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi cahaya
dan sifat-sifatnya.
50
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Klero
1. Letak Geografis MI Klero
Madrasah Ibtidaiyah Klero terletak di Dusun Ngadirno, Desa
Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Adapun batasan-
batasannya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah timur dengan batas pekarangan rumah milik bapak Asmuri
b. Sebelah selatan dengan batas pekarangan rumah bapak Untung
c. Sebelah barat dengan batas jalan kampung
d. Sebelah utara dengan batas jalan utama Dusun Ngadirno
2. Sejarah Singkat Berdirinya MI Klero
Madrasah Ibtidaiyah Klero berdiri pada tahun 1980. Para tokoh
pendirinya adalah tokoh masyarakat setempat, diantaranya:
a. Bp. Asmuri
b. Bp. KH. Mahmudi
c. Bp. Darmo
Selanjutnya Madrasah Ibtidaiyah Klero adalah sebuah lembaga
pendidikan Islam yang mengajarkan ilmu-ilmu umum, sosial dan ilmu-
ilmu agama. Seperti pada lembaga pendidikan lainnya. Madrasah
Ibtidaiyah Klero setingkat dengan SD (Sekolah Dasar).
51
3. Identititas Sekolah
a. Nama Sekolah : MI Klero
b. Yayasan Penyelenggara : Lembaga YASPINAMAT
c. Nomor Statistik : 11123322011
d. Alamat : Dsn. Ngadirno Rt 17, Rw 04, Ds. Klero,
Kec. Tengaran, Kab. Semarang
e. Kode Pos : 50775
f. Status : Terakreditasi B
g. Waktu Pendidikan : Pagi
4. Keadaan Gedung MI Klero
Jumlah gedung MI Klero sudah layak dan memadahi sebagai
salah satu sarana pendidikan. MI Klero telah memiliki gedung yang
meliputi:
a. Tujuh lokal kelas untuk kelas 1-VI dengan ukuran 7 x 6 m2
b. Satu lokal ukuran 7 x 6 m2 terbagi menjadi ruang kepala sekolah dan
ruang guru
c. Satu ruang perpustakaan
d. Halaman sekolah
e. Tempat Ibadah
f. Dua lokal kelas RA dengan ukuran 7 x 6 m2
g. Dua lokal WC dan kamar mandi untuk siswa, dan 1 untuk guru
dengan ukuran 4 x 3 m2
h. Satu lokal tempat berwudlu dengan 10 kran air
52
i. Gudang
5. Keadaan Guru MI Klero
Jumlah guru yang mengajar di MI Klero seluruhnya ada 9 guru.
Selain bertugas secara aktif dalam kegiaan belajar mengajar para guru
juga bertanggungjawab terhadap program ekstrakurikuler.
Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Klero dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Data Guru MI Klero Tahun Pelajaran 2016/2017
No Nama Tempat Tanggal Lahir L/P Ijazah
1. Aynun Mardliyah Kab. Smg 31 Juli 1980 P S1/PAI
2. Budi Hartanto Kab. Smg 28-11-1979 L S1/PAI
3. Sri Martini Kab. Smg 23-03-1980 P S1/PAI
4. Siswanti Kab. Byl 23-09-1984 P S1/PAI
5. Rofik Anwari Kab. Smg 04-07-1976 L S1/PAI
6. Muhamad Safi’i Kab. Smg 26-09-1975 L S1/PAI
7. Siyamti Kab. Byl 12-06-1982 P S1/PAI
8. Arwidatul Rahmawati Kab. Smg 11-08-1987 P S1/PGMI
9. Afidatun Kab. Smg 30-04-1985 P S1/TBI
6. Keadaan Siswa MI Klero
Jumlah siswa MI Klero dari kelas I sampai kelas VI tahun
pelajaran 2016/2017 seluruhnya berjumlah 174 siswa yang terdiri dari 98
siswa laki-laki dan 76 siswa perempuan.
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa MI Klero Tahun Pelajaran
2016/2017.
Kelas Jumlah Siswa Jumlah
L P
I 13 15 28
II 24 14 38
III 18 14 32
53
IV 16 10 26
V 16 12 28
VI 11 10 21
Jumlah 98 76 174
Berikut penulis sajikan data tentang daftar nama siswa yang
menjadi subyek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas V yang berjumlah
28 siswa.
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa Kelas V MI Klero
No NIS Nama Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
L/P
1 1002 GWS Kab. Smg 24/03/2005 L
2 992 AS Boyolali 09/04/2004 L
3 987 WFS Salatiga 13/06/2003 L
4 1003 LR Boyolali 09/11/2004 L
5 1076 MRWF Kab. Smg 04/11/2003 L
6 1077 ARR Klaten 10/07/2004 L
7 1008 RDNA Kab. Smg 17/03/2005 L
8 1012 STM Kab. Smg 21/02/2005 P
9 1015 AYP Boyolali 23/05/2005 L
10 1016 ABP Boyolali 13/08/2005 L
11 1017 AAP Boyolai 19/09/2005 L
12 1018 AM Kab. Smg 01/07/2005 P
13 1021 AAZ Boyolali 23/02/2006 P
14 1023 DAH Kab. Smg 02/12/2005 P
15 1024 DI Kab. Smg 04/10/2006 P
16 1025 DA Kab. Smg 19/08/2005 L
17 1026 DS Boyolali 08/12/2005 L
18 1027 EW Boyolali 01/10/2005 P
19 1028 ENA Boyolali 17/08/2005 P
20 1029 IAN Kab. Smg 19/07/2005 P
21 1030 IDA Boyolali 04/03/2005 L
22 1031 IZ Kab. Smg 09/01/2006 L
23 1032 KTP Kab. Smg 09/08/2005 L
24 1034 PZ Boyolali 15/05/2005 P
25 1037 RM Salatiga 26/09/2005 L
26 1038 SC Kab. Smg 18/08/2005 P
27 1039 YB Boyolali 10/07/2005 P
28 1113 N Kab. Smg 30/12/2005 P
54
7. Visi dan Misi MI Klero
Visi Madrasah adalah unggul dalam prestasi, pelopor dalam imtaq
dan iptek serta teladan dalam bersikap dan berperilaku.
Misi Madrasah:
a. Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan
b. Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri, hormat dan santun
c. Membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif, dan cinta almamater
d. Meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi semangat kekeluargaan
e. Menciptakan keseimbangan intelektual dan emosional serta spiritual
dalam mewujudkan situasi kondusif ke arah terwujudnya tujuan
pendidikan nasional.
8. Kurikulum MI Klero
Kurikulum atau mata pelajaran yang diajarkan di MI Klero adalah
sebagai berikut:
a. Kurikulum yang memuat jenis-jenis mata pelajaran serta pembagian
waktu masing-masing mata pelajaran.
Tabel 3. 4 Program Pengajaran Madrasah Ibtidaiyah
No Mata Pelajaran Madrasah Ibtidaiyah
I II III IV V VI
1. Pendidikan Agama Islam 2 2 2 2 2 2
a. Qur’an Hadits 2 2 2 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan
Islam
0 0 2 2 2 2
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 5 5 5
4. Bahasa Arab 0 0 0 2 2 2
55
5. Matematika 4 5 5 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam 3 3 3 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 3 3 3
8. Seni Budaya dan
Keterampilan
4 4 4 4 4 4
9. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
4 4 4 4 4 4
10 Muatan Lokal
- BTA 1 1 1 0 0 0
- Bahasa Inggris 0 0 0 1 1 1
- Bahasa Jawa 1 1 1 1 1 1
Jumlah 34 35 37 42 42 42
b. Ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan di MI
Klero antara lain adalah kepramukaan dan olahraga.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Klero
yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 16 laki-laki dan 12 perempuan, yang
pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa kelas V MI Klero
kecamatan Tengaran kabupaten Semarang.
Mata pelajaran yang dijadikan obyek penelitian adalah mata pelajaran
IPA sesuai dengan kompetensi dasar atau silabus pada saat penelitian ini
dilaksanakan. Pokok bahasan yang diambil adalah cahaya dan sifat-sifatnya.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pra siklus untuk observasi awal pada tanggal 16 Maret 2017.
2. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2017.
3. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2017.
56
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA tahun pelajaran
2016/2017 dan dilaksanakan dengan menggunakan jam pelajaran IPA sesuai
dengan jadwal pelajaran IPA kelas V MI Klero. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap-tahap
tersebut sebagai berikut:
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Maret 2017
pada jam pertama setelah upacara bendera. Kegiatan ini berlangsung
selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit). Secara garis besar pelaksanaan
penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti
menggunakan model pembelajaran VAK pada mata pelajaran IPA
materi cahaya dan sifat-sifatnya. Adapun tahapan perencanaan
meliputi:
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran VAK pada mata pelajaran IPA
kelas V.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Senin
tanggal 27 Maret 2017.
57
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang kegiatan
siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi
digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai
jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya.
6) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus ini peneliti menggunakan model pembelajaran
VAK dengan mata pelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-
sifatnya. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengucapkan salam.
(2) Guru mengajak siswa berdoa dan mengabsen siswa.
(3) Guru mempersiapkan materi mengenai cahaya dan sifat-
sifatnya dan perangkat yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
(4) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
58
(5) Guru bertanya jawab tentang materi yang akan diajarkan
untuk memotivasi siswa.
(6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab salam.
(2) Siswa berdoa bersama.
(3) Siswa mempersiapkan bahan dan perangkat yang
digunakan dalam proses pembelajaran. (Kinestetik)
(4) Siswa menunjukkan sikap siap menerima pelajaran.
(Kinestetik)
(5) Siswa bertanya jawab tentang materi yang akan diajarkan
oleh guru. (Audio, Kinestetik)
(6) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. (Audio)
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru meminta siswa untuk membaca teks dan
melihat gambar yang ada di buku panduan dan
sumber belajar lain.
59
(b) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang gambar dan teks yang sudah
dibaca dan dirasa kurang dimengerti.
(c) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi tentang sifat-
sifat cahaya.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa membaca teks dan melihat gambar yang ada
di buku panduan dan sumber belajar lain. (Visual)
(b) Siswa bertanya jawab tentang gambar dan teks yang
sudah dibaca dan dirasa kurang dimengerti. (Audio,
Kinestetik)
(c) Siswa bernyanyi tentang sifat-sifat cahaya. (Audio,
Kinestetik)
b) Elaborasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
(b) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat merambat lurus.
(c) Guru membimbing siswa untuk mempraktikkan
bahwa cahaya dapat merambat lurus.
(d) Guru membimbing siswa untuk mengamati bahwa
cahaya dapat merambat lurus.
60
(e) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang cahaya dapat merambat lurus
yang telah diamati oleh siswa melalui kegiatan
praktikum.
(f) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa I.
(g) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat menembus benda bening.
(h) Guru membimbing siswa untuk mempraktikkan
bahwa cahaya dapat menembus benda bening.
(i) Guru membimbing siswa untuk mengamati bahwa
cahaya dapat menembus benda bening.
(j) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang cahaya dapat menembus
benda bening yang telah diamati oleh siswa melalui
kegiatan praktikum.
(k) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa II.
(l) Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang cahaya
dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus
benda bening di depan kelas.
61
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa membentuk kelompok belajar yang terdiri
dari 5 orang. (Kinestetik)
(b) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat merambat lurus. (Kinestetik)
(c) Sesuai petunjuk guru siswa mempraktikkan bahwa
cahaya dapat merambat lurus. (Visual, Audio, dan
Kinestetik)
(d) Siswa mengamati bahwa cahaya dapat merambat
lurus. (Visual)
(e) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya tentang
cahaya dapat merambat lurus yang telah diamatinya
melalui kegiatan praktikum. (Visual, Audio,
Kinestetik)
(f) Siswa mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa I.
(Visual, Kinestetik)
(g) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat menembus benda bening. (Kinestetik)
(h) Siswa mempraktikkan bahwa cahaya dapat
menembus benda beninng. (Visual, Audio,
Kinestetik)
62
(i) Siswa mengamati bahwa cahaya dapat menembus
benda bening. (Visual)
(j) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya tentang
cahaya dapat menembus benda bening yang telah
diamatinya melalui kegiatan praktikum. (Visual,
Audio, dan Kinestetik)
(k) Siswa mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa
II. (Visual, Kinestetik)
(l) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
tentang cahaya dapat merambat lurus dan dapat
menembus benda bening di depan kelas. (Visual,
Audio, dan Kinestetik)
c) Konfirmasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan
terhadap hasil kerja siswa.
(b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui.
(c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
evaluasi yang sudah disiapkan oleh guru.
63
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan klarifikasi dan penguatan
tentang hasil kerjanya yang diberikan guru. (Visual,
Audio)
(b) Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang
belum diketahuinya. (Audio, Kinestetik)
(c) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang sudah
disiapkan oleh guru. (Visual, Kinestetik)
3) Kegiatan penutup
a) Kegiatan guru
(1) Guru bersama-sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
(2) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan.
(3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengkaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah.
(4) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
(5) Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan salam.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa ikut serta dalam membuat rangkuman/simpulan
pelajaran. (Audio, Kinestetik)
64
(2) Siswa memperhatikan penilaian atau refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. (Audio)
(3) Siswa memperhatikan umpan balik dan hasil
pembelajaran yang guru kaitkan antara materi
pembelajaran dengan lingkungan sekitar dan kekuasaan
Allah. (Audio)
(4) Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru
tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. (Audio)
(5) Siswa berdoa untuk menutup pelajaran dan
mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan ini dilaksanakan untuk mengetahui sikap siswa
dan guru selama pelajaran berlangsung serta untuk memperoleh data
mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
melalui model pembelajaran VAK.
Pada tahap ini kegiatan yang diamati pada siswa adalah
kemampuan, perhatian, dan keaktifan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Aktifitas guru yang diamati adalah persiapan guru dalam
mengajar, ketepatan guru melakukan appersepsi, kemampuan guru
menguasai pelajaran, ketepatan guru menggunakan model
pembelajaran VAK, kemampuan guru melakukan evaluasi
pembelajaran, dan kemampuan guru menutup pelajaran.
65
d. Refleksi
Pada tahap ini hasil yang didapatkan dalam tahap pengamatan
dikumpulkan serta dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan pada siklus I serta mengadakan perbaikan dan
mempersiapkan perencanaan pada siklus II.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017
pada jam pertama setelah upacara bendera. Kegiatan ini berlangsung
selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Secara garis besar
pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan merumuskan perbaikan hasil
refleksi siklus I, membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Peneliti menggunakan model pembelajaran VAK pada mata
pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya. Adapun tahapan
perencanaan meliputi:
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran VAK pada mata pelajaran IPA
kelas V.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis
tanggal 30 Maret 2017.
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus II.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
66
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Lembar
observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar
bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses
pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya.
6) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus ini peneliti menggunakan model pembelajaran
VAK dengan mata pelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-
sifatnya. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengucapkan salam.
(2) Guru mengajak siswa berdoa dan mengabsen siswa.
(3) Guru mempersiapkan materi mengenai cahaya dan sifat-
sifatnya dan perangkat yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
(4) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
67
(5) Guru bertanya jawab tentang materi yang akan diajarkan
untuk memotivasi siswa.
(6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab salam.
(2) Siswa berdoa bersama.
(3) Siswa mempersiapkan bahan dan perangkat yang
digunakan dalam proses pembelajaran. (Kinestetik)
(4) Siswa menunjukkan sikap siap menerima pelajaran.
(Kinestetik)
(5) Siswa bertanya jawab tentang materi yang akan diajarkan
oleh guru. (Audio, Kinestetik)
(6) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. (Audio)
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru meminta siswa untuk membaca teks dan
melihat gambar yang ada di buku panduan dan
sumber belajar lain.
68
(b) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang gambar dan teks yang sudah
dibaca dan dirasa kurang dimengerti.
(c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain.
(d) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi tentang sifat-
sifat cahaya.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa membaca teks dan melihat gambar yang ada
di buku panduan dan sumber belajar lain. (Visual)
(b) Siswa bertanya jawab tentang gambar dan teks yang
sudah dibaca dan dirasa kurang dimengerti. (Audio,
Kinestetik)
(c) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
siswa lain sesuai pemahamannya. (Audio,
Kinestetik)
(d) Siswa bernyanyi tentang sifat-sifat cahaya. (Audio,
Kinestetik)
b) Elaborasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
69
(b) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat dipantulkan.
(c) Guru meminta siswa untuk mempraktikkan bahwa
cahaya dapat dipantulkan.
(d) Guru membimbing siswa untuk mengamati bahwa
cahaya dapat dipantulkan.
(e) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknnya tentang cahaya dapat dipantulkan
yang telah diamati oleh siswa melalui kegiatan
praktikum.
(f) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa I.
(g) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat dibiaskan.
(h) Guru meminta siswa untuk mempraktikkan bahwa
cahaya dapat dibiaskan.
(i) Guru membimbing siswa untuk mengamati bahwa
cahaya dapat dibiaskan.
(j) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang cahaya dapat dibiaskan yang
telah diamati oleh siswa melalui kegiatan praktikum.
70
(k) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa II.
(l) Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang cahaya
dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan di depan
kelas.
(m) Guru memberikan kesempatan kepada setiap
kelompok untuk mengomentari hasil diskusi
kelompok lain.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa membentuk kelompok belajar yang terdiri
dari 5 orang. (Kinestetik)
(b) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat dipantulkan. (Kinestetik)
(c) Sesuai petunjuk guru siswa mempraktikkan bahwa
cahaya dapat dipantulkan. (Visual, Audio, dan
Kinestetik)
(d) Siswa mengamati bahwa cahaya dapat dipantulkan.
(Visual)
(e) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya tentang
cahaya dapat dipantulkan yang telah diamatinya
71
melalui kegiatan praktikum. (Visual, Audio,
Kinestetik)
(f) Siswa mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa I.
(Visual, Kinestetik)
(g) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya
dapat dibiaskan. (Kinestetik)
(h) Siswa mempraktikkan bahwa cahaya dapat
dibiaskan. (Visual, Audio, dan Kinestetik)
(i) Siswa mengamati bahwa cahaya dapat dibiaskan.
(Visual)
(j) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya tentang
cahaya dapat dibiaskan yang telah diamatinya
melalui kegiatan praktikum. (Visual, Audio, dan
Kinestetik)
(k) Siswa mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa
II. (Visual, Kinestetik)
(l) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
tentang cahaya dapat dipantulkan dan dapat
dibiaskan di depan kelas. (Visual, Audio, dan
Kinestetik)
(m) Setiap kelompok mengomentari hasil diskusi
kelompok lain. (Audio, Kinestetik)
72
c) Konfirmasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan
terhadap hasil kerja siswa.
(b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
(c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
evaluasi yang sudah disiapkan oleh guru.
(3) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan klarifikasi dan penguatan
tentang hasil kerjanya yang diberikan guru. (Visual,
Audio)
(b) Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang
belum diketahuinya. (Audio, Kinestetik)
(c) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang sudah
disiapkan oleh guru. (Visual, Kinestetik)
3) Kegiatan penutup
a) Kegiatan guru
(1) Guru bersama-sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
(2) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan.
73
(3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengkaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah.
(4) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
(5) Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan salam.
c) Kegiatan siswa
(1) Siswa ikut serta dalam membuat rangkuman/simpulan
pelajaran. (Audio, Kinestetik)
(2) Siswa memperhatikan penilaian atau refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. (Audio)
(3) Siswa memperhatikan umpan balik dan hasil
pembelajaran yang guru kaitkan antara materi
pembelajaran dengan lingkungan sekitar dan kekuasaan
Allah. (Audio)
(4) Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru
tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. (Audio)
(5) Siswa berdoa untuk menutup pelajaran dan
mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan ini dilaksanakan untuk mengetahui sikap siswa
dan guru selama pelajaran berlangsung serta untuk memperoleh data
74
mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
melalui model pembelajaran VAK.
Aspek dalam penelitian siklus II ini sama dengan siklus I. Pada
tahap ini kegiatan yang diamati pada siswa adalah kemampuan,
perhatian, dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Aktifitas guru yang diamati adalah persiapan guru dalam mengajar,
ketepatan guru melakukan appersepsi, kemampuan guru menguasai
pelajaran, ketepatan guru menggunakan model pembelajaran VAK,
kemampuan guru melakukan evaluasi pembelajaran, dan kemampuan
guru menutup pelajaran.
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa
hasil belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I, karena
hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif
dengan menggunakan model pembelajaran VAK, selain itu hasil
observasi dan hasil nilai yang didapat juga menunjukkan perubahan
hasil yang sangat baik. Siswa juga terlihat lebih senang dan aktif
selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat menikmati
proses pembelajaran, maka peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus
berikutnya.
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per- Siklus
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, kondisi awal siswa
dapat dilihat dari kebiasaan siswa dalam belajar sehari-hari dan hasil
belajar siswa dari daftar nilai ulangan harian yang menunjukkan bahwa
kemampuan hasil belajar siswa masih rendah dan kurangnya ketertarikan
siswa dalam proses pembelajaran. Kondisi awal tersebut digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan pengamatan singkat terhadap sikap siswa sebelum
penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap
mata pelajaran IPA terutama dalam materi cahaya dan sifat-sifatnya. Hal
tersebut berakibat terhadap nilai ulangan harian pra siklus yang
menunjukkan rendahnya kemampuan siswa belajar IPA. Hasil nilai
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai Tuntas Belum Tuntas
1. GWS 70 √
2. AS 75 √
3. WFS 65 √
4. LR 55 √
5. MRWF 65 √
6. ARR 85 √
7. RDNA 75 √
8. STM 50 √
9. ATP 50 √
76
10. ABP 45 √
11. AAP 60 √
12. AM 55 √
13. AAZ 75 √
14. DAH 55 √
15. DI 80 √
16. DA 50 √
17. DS 40 √
18. EW 85 √
19. ENA 60 √
20. IAN 90 √
21. IDA 65 √
22. IZ 50 √
23. KTP 75 √
24. PZ 55 √
25. RM 65 √
26. SC 45 √
27. YB 70 √
28. N 80 √
Jumlah 1790 11 17
Rata-rata Nilai 63,93
Tabel 4.2 Hasil Prosentase Nilai Siswa Pra Siklus
No Katagori Frekuensi Prosentase Jumlah
Nilai
1. Tuntas 11 39,3 % 860
2. Belum Tuntas 17 60,7% 930
Jumlah 28 100 % 1790
Tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
Gambar 4:1 Hasil Prosentase Nilai Siswa Pra Siklus
0
10
20
tuntas
belum tuntas
77
Berdasarkan tabel dan diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa
siswa kelas V masih rendah hasil belajar mata pelajaran IPA terutama
dalam materi cahaya dan sifat-sifatnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil
nilai siswa pra siklus, dari 28 siswa hanya 11 siswa (39,3%) yang mampu
mendapatkan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70
dan 17 siswa (60,7%) yang masih di bawah KKM.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan
post-test dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut diperoleh data
tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
a. Deskripsi data hasil observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui
kesesuaian guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam
pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA materi cahaya
dan sifat-sifatnya dengan menggunakan model pembelajaran VAK.
Lembar observasi guru yang digunakan berjumlah 25 butir aktivitas
yang harus diamati oleh peneliti, dengan memberikan rentang skor 1
sampai 4 sehingga skor maksimum yang diperoleh adalah 100 dan
skor minimumnya adalah 25. Data ini diambil untuk mengetahui
seberapa besar aktivitas guru dalam pembelajaran IPA materi cahaya
dan sifat-sifatnya dengan menggunakan model pembelajaran VAK.
Jumlah skor aktivitas guru yang diperoleh adalah 74. Aktivitas
yang memperoleh skor 4 ada 4 butir, yang memperoleh skor 3 ada 16
78
butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 5 butir. Jika dihitung dalam
prosentase, aktivitas guru memperoleh prosentase sebesar 74%.
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1 Memeriksa kesiapan siswa. √
2 Memberikan motivasi awal. √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi).
√
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan.
√
5 Memberikan acuan bahan belajar yang
akan diberikan.
√
Sikap Guru Selama Proses
Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi. √
7 Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa.
√
8 Antusiasme dalam penampilan. √
9 Mobilitas posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi
Pelajaran)
10 Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP.
√
11 Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar.
√
12 Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar.
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13 Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan/indikator yang telah
ditetapkan.
√
14 Memiliki keterampilan dalam
menanggapi dan merespon pertanyaan
siswa.
√
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan.
√
Kemampuan Menerapkan Model
Pembelajaran
79
16 Menerapkan model pembelajaran VAK
dengan baik dan benar.
√
17 Melibatkan siswa dalam penerapan
model pembelajaran VAK.
√
18 Memberikan motivasi, pengarahan dan
bimbingan pada saat praktikum
kelompok
√
Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
√
20 Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP.
√
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
21 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan.
√
22 Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan.
√
23 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran.
√
Tindak Lanjut/ Follow Up
24 Menginformasikan materi/bahan
belajar yang akan diperlajari
berikutnya.
√
25 Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
√
Jumlah 16 48 10 -
Total 74
Prosentase 74 %
Kategori Baik
Keterangan
1) Skor Nilai
A = 4 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik)
C = 2 (Cukup)
D = 1 (Kurang)
2) Rentang Kategori:
Nilai 76% – 100% (Sangat Baik)
Nilai 51% – 75% (Baik)
Nilai 26% – 50% (Cukup)
Nilai 0% – 25% (Kurang)
Rumus =
X 100
80
b. Deskripsi data hasil observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui
kesesuaian sikap siswa terhadap indikator-indikator yang disusun
selama proses pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA
materi cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan menggunakan
model pembelajaran VAK. Lembar observasi siswa yang digunakan
berjumlah 18 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti terhadap
siswa kelas V MI Klero yang berjumlah 28 siswa, dengan rentang skor
1 sampai 4. Jadi skor maksimal yang diperoleh adalah 72 dan skor
minimumnya adalah 18. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa
besar aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi cahaya dan sifat-
sifatnya dengan menggunakan model pembelajaran VAK. Berikut ini
adalah hasil observasi aktivitas siswa selama siklus I berlangsung.
Jumlah skor aktivitas siswa yang diperoleh adalah 48.
Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 1 butir, yang memperoleh skor
3 ada 15 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 7 butir. Jika dihitung
dalam prosentase, aktivitas guru memperoleh prosentase sebesar
66,7%.
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa Yang Diamati Skor
A B C D
1 Ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran
IPA
√
2 Antusiasme siswa dalam mengikuti
pelajaran
√
81
3 Kepatuhan siswa dalam menerima
pembagian kelompok
√
4 Ketertarikan siswa terhadap model
pembelajaran VAK
√
5 Kerja sama siswa dengan kelompoknya √
6 Antusiasme dalam praktikum kelompok √
7 Keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru atas hal yang
belum dimengerti
√
8 Mempresentasikan laporan hasil
praktikum
√
9 Memperhatikan penjelasan guru √
10 Keberanian dalam mengemukaan pendapat √
11 Keseriusan siswa saat mengikuti
pembelajaran cahaya dan sifat-sifatnya
√
12 Kemampuan siswa dalam melakukan
praktikum tentang cahaya dapat merambat
lurus dan cahaya menembus benda bening
√
13 Mampu menyebutkan sifat-sifat cahaya √
14 Kejelasan siswa dengan materi yang
disampaikan dengan model pembelajaran
VAK
√
15 Antusiasme siswa saat melakukan refleksi
pembelajaran bersama guru
√
16 Antusiasme siswa saat menyimpulkan
materi pembelajaran bersama guru
√
17 Mengerjakan evaluasi secara mandiri √
18 Mengumpulkan evaluasi tepat waktu √
Jumlah 4 30 14
Total 48
Prosentase 66,7%
Kategori Baik
Keterangan
1) Skor Nilai
A = 4 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik)
C = 2 (Cukup)
D = 1 (Kurang)
2) Rentang Kategori:
Nilai 76% – 100% (Sangat Baik)
Nilai 51% – 75% (Baik)
Nilai 26% – 50% (Cukup)
Nilai 0% – 25% (Kurang)
Rumus =
X 100
82
c. Deskripsi hasil belajar siswa
Dari post-test yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I
menggunakan model pembelajaran VAK pada mata pelajaran IPA
materi cahaya dan sifat-sifatnya diperoleh nilai hasil belajar siswa
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama
Nilai
Evaluasi
Nilai
Praktik
Ketuntasan
Rata-
rata Tuntas
Tidak
Tuntas
1 GWS 90 78,9 84,45 √
2 AS 60 78,9 69,45
√
3 WFS 70 78,9 74,45 √
4 LR 50 78,9 64,45
√
5 MRWF 50 78,9 64,45
√
6 ARR 80 78,9 79,45 √
7 RDNA 80 77 78,5 √
8 STM 60 77 68,5
√
9 AYP 70 77 73,5 √
10 ABP 80 77 78,5 √
11 AAP 70 77 73,5 √
12 AM 70 77 73,5 √
13 AAZ 90 74,9 82,45 √
14 DAH 70 74,9 72,45 √
15 DI 80 74,9 77,45 √
16 DA 60 74,9 67,45
√
17 DS 50 74,9 62,45
√
18 EW 90 76,9 83,45 √
19 ENA 60 76,9 68,45
√
20 IAN 90 76,9 83,45 √
21 IDA 70 76,9 73,45 √
22 IZ 60 76,9 68,45
√
23 KTP 80 71 75,5 √
24 PZ 70 71 70,5 √
25 RM 80 71 75,5 √
26 SC 50 71 60,5
√
27 YB 70 71 70,5 √
83
28 N 80 71 75,5 √ Jumlah 1980 2120,4 2050,2 19 9
Rata-rata 70,71 75,73 73,22
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil
siklus I dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM ≥ 70
sebanyak 19 atau 67,86% dari 28 siswa. Dan yang belum tuntas
sebanyak 9 atau 32,14% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI
Klero Kecamatan Tengaran. Siswa yang belum tuntas KKM akan
diadakan perbaikan. Pada siklus I, nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 84,45 dan nilai terendahnya adalah 60,5. Nilai rata-rata kelas
yang diperoleh adalah 73,22. Dalam menentukan besarnya prosentase
peneliti menggunakan rumus P=
X100%.
Sedangkan untuk menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus rata-
rata=
.
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus I, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai
berikut :
1) Aktivitas guru
a) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat penggunaan
model pembelajaran VAK.
b) Guru kurang meninjau kembali materi yang telah diberikan
kepada siswa.
84
c) Kurang tepatnya mobilitas posisi mengajar guru.
d) Kurangnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut
serta dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa
lain.
e) Kurangnya pemberian motivasi, pengarahan, dan bimbingan
praktikum kelompok secara penuh.
f) Kurangnya perlibatan semua kelompok dalam diskusi kelas.
g) Belum dilakukannya kesimpulan pada proses pembelajaran
h) Persentase aktivitas guru yang diperoleh pada siklus I adalah
74%
2) Aktivitas Siswa
a) Kurangnya kepatuhan siswa dalam menerima pembagian
kelompok.
b) Kurangnya kerjasama siswa dengan kelompoknya.
c) Kurangnya keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan
kepada guru atas hal yang belum dimengerti.
d) Kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
e) Kurangnya antusiasme siswa saat melakukan refleksi
pembelajaran bersama guru.
f) Kurangnya antusias siswa saat menyimpulkan materi
pembelajaran.
g) Mengumpulkan tugas tidak tepat waktu.
85
h) Persentase aktivitas siswa terbanyak yang diperoleh pada siklus
I adalah 66,7% .
3) Nilai hasil belajar
a) Perolehan nilai rata-rata hasil belajar cahaya dan sifat-sifatnya
yang diperoleh pada siklus I adalah 73,22.
b) Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I
adalah 67,86%
Melihat masalah seperti di atas, peneliti segera melakukan
perbaikan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II, diantaranya
yaitu:
1) Guru lebih memperhatikan penggunaan waktu dalam proses
pembelajaran.
2) Guru meninjau kembali materi yang telah diberikan kepada siswa.
3) Guru lebih memperhatikan mobilitas posisi mengajar.
4) Guru lebih mengikutsertakan siswa dalam menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh siswa lain.
5) Guru memotivasi secara penuh agar siswa lebih aktif dan antusias
saat praktikum kelompok.
6) Guru memberi motivasi, pengarahan dan bimbingan sebaik
mungkin dalam praktikum kelompok.
7) Guru lebih aktif dan melibatkan semua kelompok saat diskusi
kelas.
86
8) Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran
bersama siswa atas materi yang telah dipelajari.
9) Penyimpulan materi hendaknya dilakukan dengan jalan
memancing pengetahuan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan
yang mengarah pada kesimpulan.
Melihat perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa materi
cahaya dan sifat-sifatnya dan persentase ketuntasan belajar pada siklus
I, maka indikator keberhasilan dinyatakan belum tercapai, sehingga
tindakan pada siklus I dilanjutkan ke siklus II.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Deskripsi data hasil observasi guru
Pada siklus II, jumlah skor aktivitas guru yang diperoleh adalah
85. Aktivitas guru yang memperoleh skor 4 ada 11 butir, yang
memperoleh skor 3 ada 13 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 1
butir. Jika dihitung dalam persentase, aktivitas guru pada siklus ini
adalah 85%.
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1 Memeriksa kesiapan siswa. √
2 Memberikan motivasi awal. √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi).
√
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan.
√
5 Memberikan acuan bahan belajar yang
akan diberikan.
√
Sikap Guru Selama Proses
87
Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi. √
7 Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa.
√
8 Antusiasme dalam penampilan. √
9 Mobilitas posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi
Pelajaran)
10 Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP.
√
11 Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar.
√
12 Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar.
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13 Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan/indikator yang telah
ditetapkan.
√
14 Memiliki keterampilan dalam
menanggapi dan merespon pertanyaan
siswa.
√
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan.
√
Kemampuan Menerapkan Model
Pembelajaran
16 Menerapkan model pembelajaran VAK
dengan baik dan benar.
√
17 Melibatkan siswa dalam penerapan
model pembelajaran VAK.
√
18 Memberikan motivasi, pengarahan dan
bimbingan pada saat praktikum
kelompok
√
Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
√
20 Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP.
√
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
21 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan.
√
22 Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan.
√
88
23 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran.
√
Tindak Lanjut/ Follow Up
24 Menginformasikan materi/bahan
belajar yang akan diperlajari
berikutnya.
√
25 Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
√
Jumlah 44 39 2 -
Total 85
Prosentase 85 %
Kategori Sangat Baik
Keterangan
1) Skor Nilai
A = 4 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik)
C = 2 (Cukup)
D = 1 (Kurang)
2) Rentang Kategori:
Nilai 76% – 100% (Sangat Baik)
Nilai 51% – 75% (Baik)
Nilai 26% – 50% (Cukup)
Nilai 0% – 25% (Kurang)
Rumus =
X 100
b. Deskripsi data hasil observasi siswa
Jumlah skor aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus II adalah
61. Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 8 butir, yang memperoleh
skor 3 ada 9 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 1 butir. Jika
dihitung dalam prosentase, aktivitas siswa memperoleh prosentase
sebesar 84,72%.
89
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No Aktivitas Siswa Yang Diamati Skor
A B C D
1 Ketertarikan siswa terhadap mata
pelajaran IPA
√
2 Antusiasme siswa dalam mengikuti
pelajaran
√
3 Kepatuhan siswa dalam menerima
pembagian kelompok
√
4 Ketertarikan siswa terhadap model
pembelajaran VAK
√
5 Kerja sama siswa dengan kelompoknya √
6 Antusiasme dalam praktikum kelompok √
7 Keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru atas hal yang
belum dimengerti
√
8 Mempresentasikan laporan hasil
praktikum
√
9 Memperhatikan penjelasan guru √
10 Keberanian dalam mengemukaan
pendapat
√
11 Keseriusan siswa saat mengikuti
pembelajaran cahaya dan sifat-sifatnya
√
12 Kemampuan siswa dalam melakukan
praktikum tentang cahaya dapat
merambat lurus dan cahaya menembus
benda bening
√
13 Mampu menyebutkan sifat-sifat cahaya √
14 Kejelasan siswa dengan materi yang
disampaikan dengan model pembelajaran
VAK
√
15 Antusiasme siswa saat melakukan refleksi
pembelajaran bersama guru
√
16 Antusiasme siswa saat menyimpulkan
materi pembelajaran bersama guru
√
17 Mengerjakan evaluasi secara mandiri √
18 Mengumpulkan evaluasi tepat waktu √
Jumlah 32 27 2
Total 61
Prosentase 84,72%
Kategori Sangat Baik
90
Keterangan
1) Skor Nilai
A = 4 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik)
C = 2 (Cukup)
D = 1 (Kurang)
2) Rentang Kategori:
Nilai 76% – 100% (Sangat Baik)
Nilai 51% – 75% (Baik)
Nilai 26% – 50% (Cukup)
Nilai 0% – 25% (Kurang)
Rumus =
X 100
c. Deskripsi hasil belajar siswa
Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama
Nilai
Evaluasi
Nilai
Praktik Rata-rata
Ketuntasan
Tuntas
Tidak
Tuntas
1 GWS 100 81,8 90,9 √
2 AS 90 81,8 85,9 √
3 WFS 80 81,8 80,9 √
4 LR 50 81,8 65,9
√
5 MRWF 80 81,8 80,9 √
6 ARR 90 81,8 85,9 √
7 RDNA 80 84,7 82,35 √
8 STM 70 84,7 77,35 √
9 AYP 100 84,7 92,35 √
10 ABP 90 84,7 87,35 √
11 AAP 80 84,7 82,35 √
12 AM 100 84,7 92,35 √
13 AAZ 100 86,2 93,1 √
14 DAH 80 86,2 83,1 √
15 DI 80 86,2 83,1 √
16 DA 70 86,2 78,1 √
17 DS 60 86,2 73,1 √
18 EW 100 84,7 92,35 √
19 ENA 70 84,7 77,35 √
20 IAN 100 84,7 92,35 √
21 IDA 80 84,7 82,35 √
22 IZ 70 84,7 77,35 √
91
23 KTP 80 83,2 81,6 √ 24 PZ 80 83,2 81,6 √
25 RM 90 83,2 86,6 √ 26 SC 70 83,2 76,6 √
27 YB 80 83,2 81,6 √ 28 N 90 83,2 86,6 √
Jumlah 2310 2352,7 2331,35 27 1
Rata-rata 82,5 84,03 83,26
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil
siklus I dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM ≥ 70 sebanyak
27 atau 96,43% dari 28 siswa. Dan yang belum tuntas sebanyak 1 atau
3,57% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran. Siswa yang belum tuntas KKM akan diadakan perbaikan. Pada
siklus I, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93,1 dan nilai
terendahnya adalah 65,9. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah
83,26. Dalam menentukan besarnya prosentase peneliti menggunakan
rumus P=
X100%. Sedangkan untuk
menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus rata-rata=
.
d. Refleksi siklus II
Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II, diperoleh hasil
bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran cahaya dan sifat-sifatnya
dengan menggunakan model pembelajaran VAK telah berjalan dengan
baik dibandingkan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus
I. Selama proses pembelajaran, terlihat bahwa hampir semua siswa terlibat
aktif dan antusias dalam segala kegiatan pembelajaran, seperti dalam
92
praktikum kelompok, diskusi kelas, tanya jawab dengan guru, dan
melakukan refleksi dan menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa terlihat
aktif dan bersemangat selama melakukan kegiatan pembelajaran cahaya
dan sifat-sifatnya melalui model pembelajaran VAK.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus II, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya
pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
berdampak positif pada:
1) Perolehan rata-rata hasil belajar siswa materi cahaya dan sifat-sifatnya
yang mencapai rata-rata 83,26.
2) Persentase siswa yang tuntas belajar yang mencapai 96,43%.
3) Persentase aktivitas guru dan siswa meningkat dari siklus I ke siklus
II.
Dengan demikian, pembelajaran IPA materi cahaya dan sifat-
sifatnya kelas V di MI Klero Kecamatan Tengaran dengan menggunakan
model pembelajaran VAK dikatakan telah berhasil, sehingga penelitian
dihentikan sampai siklus II.
B. Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum
dilaksanakannya tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil
perolehan nilai pada pra siklus dan hasil pengamatan peneliti untuk menilai
93
hasil belajar siswa. Hal ini diperoleh setelah pelaksanaan tindakan
menggunakan model pembelajaran VAK dengan pendekatan pembelajaran
berpusat pada siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, siklus I, dan siklus II
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Sebelum PTK
Sebelum pelaksanaan PTK, hasil ulangan harian siswa
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 17
siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM MI Klero Kecamatan
Tengaran untuk mata pelajaran IPA kelas V adalah 70. Siswa pada siklus I
yang belum mencapai KKM sebanyak 60,7%. Adapun data rekapitulasi
niai ketuntasan siswa dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel: 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus
Kategori Jumlah Siswa
Siswa Prosentase
Tuntas 11 39,3 %
Tidak Tuntas 17 60,7 %
Jumlah 28 100 %
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa guru jarang
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran
monoton dengan metode ceramah dan tanya jawab, selain itu seorang guru
juga kurang memperhatikan gaya belajar siswa. Berdasarkan diskusi
dengan siswa, proses pembelajaran yang berlangsung mengarakan siswa
untuk mendengarkan penjelasan dan mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru. Hal ini menjadi salah satu faktor kurangnya keaktifan siswa.
94
Maka dari itu perlu didesain model pembelajaran yang bisa meningkatkan
keaktifan siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dalam hal ini
peneliti mencoba melakukan tindakan dalam siklus I menggunakan model
pembelajaran VAK.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran IPA pokok
bahasan cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang melalui model pembelajaran VAK pada
siklus I berjalan lambat. Saat melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran dengan model pembelajaran VAK untuk menunjukan
cahaya dan sifat-sifatnya, siswa terlalu banyak menghabiskan waktu dalam
proses pembelajaran dikarenakan beberapa siswa memerlukan pembiasaan
diri untuk belajar aktif dengan memanfaatkan modalitas belajar yang
dimilikinya, selain itu pada proses praktikum siswa kurang dapat
menerima pembagian kelompok sehingga siswa kurang dapat bekerjasama
dengan kelompoknya.
Rata-rata perolehan nilai hasil belajar siswa adalah 73,22.
Ketuntasan siswa mencapai 67,86% atau 19 siswa tuntas, tapi masih ada 9
siswa yang nilainya masih dibawah KKM. Sedangkan pada aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung mencapai
kategori baik dengan total skor 48. Jika dihitung prosentase mencapai
66,7%. Adapun rekapitulasi nilai dapat dilihat dalam tabel berikut:
95
Tabel: 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus 1
Kategori Jumlah Siswa
Siswa Prosentase
Tuntas 19 67,86 %
Tidak Tuntas 9 32,14 %
Jumlah 28 100
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II, secara efektif dan efisien siswa telah mampu
memanfaatkan modalitas belajar yang dimilikinya untuk menemukan sifat-
sifat cahaya. Pada model pembelajaran VAK siswa melakukan
pengamatan, praktikum dan juga diskusi dengan tepat untuk menemukan
sifat-sifat cahaya.
Rata-rata nilai hasil belajar siswa 83,26 dengan ketuntasan
mencapai 96,43%. Sedangkan pada aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung mencapai predikat sangat baik. Adapun
rekapitulasi nilai dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel: 4.10 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II
Kategori Jumlah Siswa
Siswa Prosentase
Tuntas 27 96,43 %
Tidak Tuntas 1 3,57 %
Jumlah 28 100 %
Dari 28 siswa kelas V MI Klero, terdapat satu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar pada siswa tersebut muncul
dari manifestasi beberapa gejala yang dapat peneliti amati, diantaranya
siswa kurang lancar dalam membaca, lambat dalam menerima pelajaran,
96
lambat dalam mengerjakan tugas dan soal, lambat bekerja, daya tangkap
terhadap pelajaran rendah, kurang konsentrasi dan kurang komunikasi.
Kesulitan belajar dapat berasal dari dalam dan dari luar siswa.
Dikarenakan siswa tersebut kurang mampu mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, maka salah satu upaya penanganan dari guru untuk
mengatasi masalah yang dialami oleh siswa tersebut adalah melalui
pendekatan atau pelayanan yang sifatnya khusus secara intensif dengan
memberikan waktu belajar di luar jam pelajaran. Misalnya melalui
bimbingan belajar secara privat. Pendekatan khusus ini dilakukan agar
siswa mampu mengejar keterlambatan materi meskipun membutuhkan
waktu yang lebih lama bagi siswa tersebut untuk mencapai pemahaman
materi sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas,
pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya dengan
penerapan model pembelajaran VAK pada siswa kelas V MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang berdampak positif terhadap
peningkatan nilai tes hasil belajar siswa, ketuntasan belajar siswa, serta
aktivitas guru dan siswa. Peningkatan nilai hasil belajar siswa pada siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel: 4.11 Rekapitulasi Gabungan Nilai Hasil Belajar
No NAMA SISWA PRA
SIKLUS
SIKLUS I SIKLUS II
1. GWS 70 84,45 90,9
2. AS 75 69,45 85,9
3. WFS 65 74,45 80,9
4. LR 55 64,45 65,9
97
5. MRWF 65 64,45 80,9
6. ARR 85 79,45 85,9
7. RDNA 75 78,5 82,35
8. STM 50 68,5 77,35
9. AYP 50 73,5 92,35
10. ABP 45 78,5 87,35
11. AAP 60 73,5 82,35
12. AM 55 73,5 92,35
13. AAZ 75 82,45 93,1
14. DAH 55 72,45 83,1
15. DI 80 77,45 83,1
16. DA 50 67,45 78,1
17. DS 40 62,45 73,1
18. EW 85 83,45 92,35
19. ENA 60 68,45 77,35
20. IAN 90 83,45 92,35
21. IDA 65 73,45 82,35
22. IZ 50 68,45 77,35
23. KTP 75 75,5 81,6
24. PZ 55 70,5 81,6
25. RM 65 75,5 86,6
26. SC 45 60,5 76,6
27. YB 70 70,5 81,6
28. N 80 75,5 86,6
Nilai Rata-rata 63,93 73,22 83,26
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan
rata-rata nilai pada siklus I meningkat menjadi 73,22, jika dibandingkan
dengan nilai pra-siklus yang hanya 63,93. Pada siklus II meningkat lagi
menjadi 83,26. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan PTK dengan menggunakan model pembelajaran VAK
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil pra siklus,
post-test siklus I dan post-test siklus 2 dapat dilihat dalam diagram sebagai
berikut.
98
Gambar: 4.2 Diagram Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Adapun peningkatan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I
dan siklus 2 dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
Gambar: 4.3 Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar
4. Performa Guru Saat Pembelajaran
Berikut disajikan rekapitulasi data pengamatan aktivitas guru
selama melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
pra Siklus
Siklus I
Siklus II
0
20
40
60
80
100
Diagram rata-rata
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
99
menggunakan model pembelajaran VAK kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya.
Tabel: 4.12 Performa Guru Saat Pembelajaran Antar Siklus
No Predikat Siklus I Siklus II
1 Sangat baik 16 44
2 Baik 48 39
3 Cukup 10 2
4 Kurang 0 0
Total 74 85
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana
diagram berikut:
Gambar: 4.4 Performa Guru Saat Pembelajaran
Dari hasil pengamatan yang terlihat pada diagram diatas
membuktikan bahwa performa guru dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran VAK siklus II semakin baik
dibandingkan dengan siklus I.
60
70
80
90
Performa Guru Ketika Mengajar
Siklus I
Siklus II
100
5. Keaktifan siswa pada proses pembelajaran
Berikut disajikan rekapitulasi data pengamatan keaktifan siswa
selama melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
menggunakan model pembelajaran VAK kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya.
Tabel: 4.13 Keaktifan Siswa Pada Proses Pembelajaran
No Predikat Siklus I Siklus II
1 Sangat baik 4 32
2 Baik 30 27
3 Cukup 14 2
4 Kurang 0 0
Total 48 61
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana
diagram berikut:
Gambar: 4.4 Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan yang terlihat pada diagram diatas
membuktikan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti proses
0
20
40
60
80
Keaktifan Siswa
Siklus I
Siklus II
101
pembelajaran menggunakan model pembelajaran VAK siklus II semakin
baik dibandingkan dengan siklus I.
6. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
Tabel: 4.15 Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
Kategori Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 11 39,3% 19 67,86% 27 96,43%
Belum Tuntas 17 60,7% 9 32,14% 1 3,57%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan siswa
kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran dengan penerapan model
pembelajaran VAK meningkat. Berdasarkan data dari pra siklus, siswa
yang mencapai ketuntasan hanya 39,3% dari keseluruhan jumlah siswa.
Pada siklus I setelah penerapan model pembelajaran VAK ketuntasan hasil
belajar siswa meningkat menjadi 67,86% dan pada siklus II mencapai
96,43%. Jadi antara pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 28,56%, dan
siklus I ke siklus II 28,57%.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penggunaan model pembelajaran VAK dalam
pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya kelas V d MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dampak positif yang terjadi
adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Adapun peningkatan yang terjadi
adalah nilai ketuntasan yang diperoleh siklus I sebanyak 19 dari 28 siswa
yang tuntas KKM, yaitu KKM ≥ 70. Pada siklus II menjadi sebanyak 27
dari 28 siswa yang tuntas KKM. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus
I terdapat 67,86% dari jumlah siswa, dan 96,43% pada siklus II dari
jumlah siswa. Jadi antara pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 28,56%,
dan siklus I ke siklus II 28,57%. Dengan demikian disimpulkan bahwa
ketuntasan belajar siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran dalam
pembelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya ≥85%. Aktivitas guru
dan siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran dalam pembelajaran
IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya mengalami peningkatan.
103
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka
terdapat beberapa saran, antara lain:
1. Bagi guru
a. Guru menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran yang diajarkan.
b. Model pembelajaran yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan
guru sendiri, tetapi tidak mengurangi keberanian untuk mencoba dan
mengembangkan kreativitas.
c. Guru lebih menyadari bahwa gaya belajar siswa berbeda-beda,
sehingga tidak hanya mengajar dengan satu gaya belajar yang
disukainya.
2. Bagi siswa
a. Diharapkan siswa lebih menghargai guru dan teman.
b. Siswa lebih aktif dan produktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Sekolah memberikan sarana dan prasarana yang memadai agar hasil
belajar siswa meningkat.
104
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2015. Model-Model, Media dan, Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: YRAMA WIDYA.
Arikuno, Suharsimi., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Deporter, Bobbi & Mike. 1992. Quatum Learning. Terjemahan oleh Alwiyah
Eko Susanto, Suroto., Lukman, & Gordo. 2010. Science for Elementary School
Year V Semester 2. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif Alternatif
Desain Pembelajaran yang Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ghufron, Nur & Rini. 2012. Gaya belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas 5. Jakarta: Piranti
Darma Kalokatama.
Purwanto, Ngalim. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja rosdakarya Offset.
Rahman, Muhammat, & Sofan. 2014. Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Rustaman, Nuryani dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
105
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Ombak.
Sumardi, Yosapahat., dkk. 2008. Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Susilo. 2010.Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu:Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Akara.
Wahyudi. 2011. Energi, Cahaya & Bunyi. Jogjakarta: Javalitera.
Winantaputra, Udin S., dkk. 2011. Pembaruan Dalam Pembelajaran di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Wisudawati, Asih Widi & Sulistyowati, Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
NAMA MADRASAH : MI KLERO
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : V/ II
HARI/TANGGAL : Senin, 27 Maret 2017
ALOKASI WAKTU : 2 X 35 MENIT
PERTEMUAN KE : PERTAMA
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat – sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model.
B. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mendeskripsikan sifat – sifat cahaya
C. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya
2. Menjelaskan cahaya merambat lurus
3. Menunjukkan cahaya menembus benda bening
4. Menyebutkan benda-benda yang dapat menembus benda bening
5. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui membaca teks dan penjelasan guru, peserta didik dapat mengidentifikasi
sifat-sifat cahaya dengan benar.
2. Melalui praktikum, peserta didik dapat menjelaskan cahaya merambat lurus
dengan benar.
3. Melalui praktikum, peserta didik dapat menjelaskan cahaya menembus benda
bening dengan benar.
4. Melalui penugasan, peserta didik dapat menyebutkan benda-benda yang dapat
menembus benda bening dengan tepat.
5. Melalui diskusi dan penjelasan guru, peserta didik dapat menyimpulkan sifat-sifat
cahaya dengan benar.
Lampiran I
107
E. MATERI PEMBELAJARAN
Cahaya merupakan energi terbentuk gelombang dan membantu kita untuk
melihat. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, atau lainnya. Benda-benda
yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya terbesar di
bumi adalah matahari. Macam-macam cahaya:
1. Cahaya merambat lurus
Contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa cahaya merambat lurus adalah
lampu mobil atau motor pada malam hari. Cahaya senter yang diarahkan ke
tembok.
Gambar 1.1 cahaya merambat lurus.
2. Cahaya menembus benda bening
Benda-benda yang dapat meneruskan cahaya secara sempurna disebut
benda bening, seperti air jenih, dan gelas bening. Benda-benda yang dapat
meneruskan cahaya tetapi tidak sempurna disebut benda keruh contohnya air
sabun, air teh, dll. Selain benda bening dan benda keruh terdapat juga benda
gelap. Jika cahaya mengenai benda gelap, benda tersebut tidak dapat meneruskan
cahaya. Benda gelap hanya memantulkan kembali cahaya tersebut. dibelakang
benda gelap terbentuk banyangan. Contoh benda gelap adalah papan, pohon, dan
tembok.
Gambar 1.2 cahaya menembus benda bening
108
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, praktikum, penugasan.
2. Model Pembelajaran : Visual, Auditorial, dan Kinestetik (VAK)
G. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b. 3 lembar karton
c. Paku
d. Lilin
e. Korek api
f. Penjepit kertas
g. Senter
h. Gelas bening
i. Air sabun
j. Air jernih
k. Potongan papan / kertas
2. Sumber Belajar
a. Buku IPA/ SAINS Sd/MI 5.
b. Lingkungan sekitar.
c. Sumber belajar lain
H. LANGKAH-LANGKAH PEMEBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Kegiatan Guru
1) Guru mengucap salam.
2) Guru mengajak peserta didik berdo’a sebelum pelajaran
dimulai dan mengabsen peserta didik.
3) Guru mempersiapkan materi mengenai cahaya dan sifat-
sifatnya dan perangkat yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
4) Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
5) Guru bertanya jawab tentang materi yang akan diajarkan
untuk memotivasi peserta didik.
a) Mengapa pada siang hari meskipun tidak ada lampu,
keadaan sekitar terlihat terang?
b) Contoh benda apa saja yang menghasilkan cahaya?
c) Apa manfaat cahaya dalam kehidupan sehari-hari?
6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik menjawab salam.
2) Peserta didik berdoa bersama.
3) Peserta didik mempersiapkan bahan da perangkat yang
digunakan dalam proses pembelajaran. (Kinestetik)
4) Peserta didik menunjukkan sikap siap menerima pelajaran.
10 Menit
109
(Kinestetik) 5) Peserta didik bertanya jawab tentang materi yang akan
diajarkan oleh guru. (Audio, Kinestetik)
6) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. (Audio)
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Inti 1
Eksplorasi a. Kegiatan Guru
1) Guru meminta peserta didik untuk membaca teks dan melihat
gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain.
2) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya
jawab tentang gambar dan teks yang sudah dibaca dan dirasa
kurang dimengerti.
3) Guru mengajak peserta didik untuk bernyanyi tentang sifat-
sifat cahaya.
b. Kegiatan Peserta didik
1) Peserta didik membaca teks dan melihat gambar yang ada di
buku panduan dan sumber belajar lain. (Visual)
2) Peserta didik bertanya jawab tentang gambar dan teks yang
sudah dibaca dan dirasa kurang dimengerti. (Audio,
Kinestetik)
3) Peserta didik bernyanyi tentang sifat-sifat cahaya. (Audio,
Kinestetik)
Elaborasi
a. Kegiatan Guru
1) Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok.
2) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mempraktikkan bahwa cahaya dapat merambat lurus.
3) Guru membimbing peserta didik untuk mempraktikkan bahwa
cahaya dapat merambat lurus.
4) Guru membimbing peserta didik untuk mengamati bahwa
cahya dapat merambat lurus.
5) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang cahaya dapat merambat lurus yang
telah diamati oleh peserta didik melalui kegiatan praktikum.
6) Guru meminta peserta didik untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa I.
7) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mempraktikkan bahwa cahaya dapat menembus benda
bening.
8) Guru membimbing peserta didik untuk mempraktikkan bahwa
cahaya dapat menembus benda bening.
9) Guru membimbing peserta didik untuk mengamati bahwa
cahaya dapat menembus benda bening.
10) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang cahaya dapat menembus benda bening
yang telah diamati oleh peserta didik melalui kegiatan
praktikum.
11) Guru meminta peserta didik untuk mencatat hasil diskusi di
50 Menit
110
lembar kerja siswa II. 12) Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang cahaya dapat
merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening di
depan kelas.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5
orang. (Kinestetik)
2) Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya dapat
merambat lurus. (Kinestetik)
3) Sesuai petunjuk guru peserta didik mempraktikkan bahwa
cahaya dapat merambat lurus. (Visual, Audio, Kinestetik)
4) Peserta didik mengamati bahwa cahaya dapat merambat lurus.
(Visual)
5) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya tentang cahaya
dapat merambat lurus yang telah diamatinya melalui kegiatan
praktikum. (Visual, Audio, Kinestetik)
6) Peserta didik mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa I.
(Visual, Kinestetik)
7) Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempraktikkan bahwa cahaya dapat
menembus benda bening. (Kinestetik)
8) Peserta didik mempraktikkan bahwa cahaya dapat menembus
benda bening. (Visual, Audio, Kinestetik)
9) Peserta didik mengamati bahwa cahaya dapat menembus
benda bening. (Visual)
10) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya tentang cahaya
dapat menembus benda bening yang telah diamatinya melalui
kegiatan praktikum. (Visual, Audio, dan Kinestetik)
11) Peserta didik mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa II.
(Visual, Kinestetik)
12) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang
cahaya dapat merambat lurus dan dapat menembus benda
bening di depan kelas. (Visual, Audio, dan Kinestetik)
Konfirmasi
a. Kegiatan Guru
1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil
kerja peserta didik.
2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui.
3) Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik memperhatikan klarifikasi dan penguatan tentang
hasil kerjanya yang diberikan guru. (Visual, Audio)
2) Peserta didik bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum
diketahuinya. (Audio, Kinestetik)
3) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi yang sudah disiapkan
oleh guru. (Visual, Kinestetik)
111
3. Kegiatan Penutup
a. Kegiatan Guru
1) Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
2) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajarran serta mengkaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah.
4) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik ikut serta dalam membuat rangkuman/simpulan
pelajaran. (Audio, Kinestetik)
2) Peserta didik memperhatikan penilaian atau refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. (Audio)
3) Peserta didik memperhatikan umpan balik dan hasil
pembelajaran yang guru kaitkan antara materi pembelajaran
dengan lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah. (Audio)
4) Peserta didik mendengarkan informasi yang diberikan oleh
guru tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. (Audio)
5) Peserta didik berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucap
salam.
10 Menit
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian
a. Unjuk kerja/ Produk/Proyek.
b. Tes tertulis / Penugasan
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar kerja siswa (Terlampir)
b. Soal uraian singkat
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar
1. Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut....
2. Sumber energi cahaya terbesar bagi bumi adalah....
3. Cahaya putih yang dapat ditangkap oleh mata disebut cahaya ....
4. Contoh cahaya tak tampak adalah....
5. Cahaya dapat menembus pada benda....
6. Benda yang tidak dapat meneruskan cahaya disebut benda....
7. Contoh benda gelap adalah....
112
8. Cahaya yang dipancarkan oleh sinar laser menunjukkan cahaya memiliki
sifat yaitu ....
9. Jika cahaya senter diarahkan ke sebuah gelas yang berisi air teh, cahaya
akan....
10. Cahaya yang masuk melalui kaca jendela rumah menuntukkan bahwa
cahaya memiliki sifat...
Kunci Jawaban
1. Sumber cahaya
2. Matahari
3. Cahaya tampak
4. Sinar X, sinar ultraviolet, sinar inframerah, sinar gamma.
5. Benda bening
6. Benda gelap
7. Kayu, karton, buku, dll
8. Merambat lurus
9. Sebagian diteruskan
10. Cahaya menembus benda bening
Pensekoran =
Format penskoran
No Nama Skor Tiap Soal Jumlah
Skor
Ketuntasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tuntas Tidak
113
114
RUBRIK PENILAIAN I
SIKLUS I
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya dapat merambat lurus.
2. Buatlah laporan hasil percobaan.
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN
No Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Skor 4 3 2 1
1 Perlengkapan
alat dan bahan
yang digunakan
Menyebutkan
seluruh alat
dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
4 alat dari 5
alat dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
3 dari 5 alat
dan bahan
yang
digunakan.
Menyebutkan
kurang dari 2
alat dan
bahan yang
digunakan
2 Kelengkapan
dan keruntutan
langkah kerja
serta bahasa
yang tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
serta
menggunakan
bahasa yang
tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
tetapi tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
kurang
lengkap dan
runtut tetapi
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
tidak
lengkap,
tidak runtut
dan tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat.
3 Kesesuaian
kesimpulan
percobaan dan
kerapian tulisan
Simpulan
yang ditulis
sesuai dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan yang
dituliskan
sesuai dengan
tujuan
percobaan
namun
penulisannya
kurang rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
kurang sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
tidak sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan penulisan
kurang rapi.
115
RUBRIK PENILAIAN II
SIKLUS I
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya dapat menembus benda
bening.
2. Buatlah laporan hasil percobaan.
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN
No Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Skor 4 3 2 1
1 Perlengkapan
alat dan bahan
yang digunakan
Menyebutkan
seluruh alat
dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
4 alat dari 5
alat dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
3 dari 5 alat
dan bahan
yang
digunakan.
Menyebutkan
kurang dari 2
alat dan
bahan yang
digunakan
2 Kelengkapan
dan keruntutan
langkah kerja
serta bahasa
yang tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
serta
menggunakan
bahasa yang
tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
tetapi tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
kurang
lengkap dan
runtut tetapi
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
tidak
lengkap,
tidak runtut
dan tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat.
3 Kesesuaian
kesimpulan
percobaan dan
kerapian tulisan
Simpulan
yang ditulis
sesuai dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan yang
dituliskan
sesuai dengan
tujuan
percobaan
namun
penulisannya
kurang rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
kurang sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
tidak sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan penulisan
kurang rapi.
116
LEMBAR KERJA SISWA I
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester :V/ II
Tanggal :
Nama :
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan,
2. Diskusikanlah hasil percobaan tentang cahaya dapat merambat lurus dengan
kelompokmu,
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan hasil pengamatan,
4. Buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan.
Alat dan bahan:
1. 3 lembar karton berukuran 30 cm x 30 cm
2. 1 buah paku berukuran 10 cm
3. Lilin
4. Korek api
5. Penjepit kertas 3 buah untuk membantu meletakkan karton sehingga karton dapat berdiri
tegak.
Cara Kerja
1. Lubangi ketiga karton tersebut tepat dibagian tengah (titik pertemuan diagonal) dengan
paku secara bersamaan.
2. Jepit masing-masing karton dengan penjepit
3. Letakkan karton-karton tersebut lurus dan sejajar dengan jarak antar karton 10 cm
4. Kemudian, nyalakan lilin dengan korek api
5. Letakan lilik dibagian belakang karton
6. Lihatlah cahaya lilin melalui lubang karton yang paling depan
Pertanyaan
1. Dapatkah kamu melihat cahaya lilin tersebut?
2. Jika salah satu karton digeser ke samping sehingga ketiga lubang tidak berada dalam satu
garis lurus, dapatkah kamu melihat cahaya lilin?
3. Berilah kesimpulan!
117
LEMBAR KERJA SISWA II
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester :V/ II
Tanggal :
Nama :
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan,
2. Diskusikanlah hasil percobaan tentang cahaya dapat menembus benda bening,
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan hasil pengamatan,
4. Buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan.
Alat dan bahan:
1. Senter
2. Karton berkuran 30 cm x 30 cm
3. Gelas bening
4. Air sabun
5. Air jernih
Cara Kerja
1. Nyalakan senter dan arahkan pada gelas kosong. Perhatikan cahaya yang tampak pada
karton.
2. Setelah itu, tuangkan air sabun ke dalam gelas. Arahkan senter ke gelas itu. Amati pula
cahaya yang tampak pada karton.
Pertanyaan
1. Apa saja benda-benda yang dapat ditembus cahaya senter?
2. Apa saja benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter?
3. Berilah kesimpulan!
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
NAMA MADRASAH : MI KLERO
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : V/ II
HARI/TANGGAL : Kamis, 30 Maret 2017
ALOKASI WAKTU : 2 X 35 MENIT
PERTEMUAN KE : KEDUA
J. STANDAR KOMPETENSI
7. Menerapkan sifat – sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model.
K. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mendeskripsikan sifat – sifat cahaya
L. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya
2. Menjelaskan cahaya dapat dipantulkan
3. Menunjukkan cahaya dapat dibiaskan
4. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya
M. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui membaca teks dan penjelasan guru, peserta didik dapat mengidentifikasi
sifat-sifat cahaya dengan benar.
2. Melalui praktikum, peserta didik dapat menjelaskan cahaya dapat dipantulkann
dengan benar.
3. Melalui praktikum, peserta didik dapat menjelaskan cahaya dapat dibiaskan
dengan benar.
4. Melalui diskusi dan penjelasan guru, peserta didik dapat menyimpulkan sifat-sifat
cahaya dengan benar.
Lampiran II
119
N. MATERI PEMBELAJARAN
Manusia dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar apabila ada cahaya
yang mengenai benda tersebut. Benda akan memantulkan cahaya yang mengenainya
ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya.
Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, lilin menyala, dan bintang.
1. Cahaya dapat dipantulkan
Hukum pemantulan cahaya menyatakan sudut sinar datang sama dengan
sudut sinar pantul. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada
sebuah bidang datar. Terdapat dua jenis pemantulan cahaya yaitu pemantulan
teratur dan pemantulan baur atau difus. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya
mengenai benda yang permukaannya datar dan licin misalnya cermin atau kaca.
Pemantulan baur atau difus terjadi jika cahaya mengenai benda yang
permukaannya tidak rata atau kasar. Berdasarkan bentuknya cermin dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut:
a. Cermin datar
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar adalah semu atau maya, tegak seperti
bendanya, sama besar dan jarak bayang ke cermin sama dengan jarak benda
ke cermin, dan posisi kanan dan kiri pada benda berlawanan dengan
bayangan pada cermin.
b. Cermin cekung
Sifat bayangan pada cermin cekung tergantung dari letak bendanya. Jika
benda diletakkan dekat dengan cermin, maka bayangan yang terbentuk semu,
tegak, dan lebih besar dari bendanya. Akan tetapi, jika benda terletak di pusat
lengkungan cermin, bayangan yang terbentuk sejati, terbalik dan sama besar
dengan bendanya. Jika benda terletak jauh dari cermin maka bayangan yang
terbentuk sejati, terbalik, dan lebih kecil dari bendanya.
Contoh cermin cekung misalnya bagian dalam sendok, cermin pada bagian
dalam senter. Cermin tersebut akan memantulkan cahaya lampu senter yang
keluar. Hal itulah yang menyebabkan lampu senter kecil dapat
mengahasilkan cahaya yang cukup terang.
c. Cermin cembung
Bayangan pada cermin cembung lebih kecil dari bendanya, tegak, dan semu
atau maya. Bayangan semu atau maya adalah bayangan yang tak dapat
120
ditangkap oleh layar. Bayangan sejati atau nyata adalah bayangan yang dapat
ditangkap oleh layar.
Selain memiliki sifat-sifat diatas cahaya juga mengalami dispersi. Contoh
dispersi dalam kehidupan sehari-hari adalah munculnya pelangi. Pelangi
biasanya muncul saat hujan gerimis yang disertai dengan sinar matahari.
Pelangi memiliki macam-macam warna. Sebenarnya, warna pelangi yang
merupakan cahaya putih matahari yang dibiaskan oleh titik-titik air. Cahaya
putih sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa cahaya warna dengan
panjang gelombang yang berbeda. Jika cahaya putih datang dari udara ke
prisma kaca, cahaya tersebut akan dibiaskan oleh prisma kaca hingga terurai
menjadi cahaya berwarna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu. Peristiwa penguraian cahaya putih menjadi cahaya berwarna merah
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu disebut dengan dispersi cahaya.
Penggabungan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu dapat
menghasilkan warna putih. Salah satu contohnya adalah cakram warna yang
diputar dengan cepat akan terlihat berwarna putih. Ini membuktikan bahwa
cahaya putih tersusun oleh cahaya warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu. Cahaya-cahaya berwarna tersebut yang membentuk cahaya
putih disebut spektrum cahaya.
Gambar 1.3 (a) pemantulan teratur, (b) pemantulan baur
2. Cahaya dapat dibiaskan
Cahaya akan mengalami pembiasan jika merambat melalui dua media
yang kerapatannya berbeda. Pembiasan cahaya adalah pembelokan arah rambat
cahaya. Akibat pembiasan, benda tidak terlihat seperti keadaan sesungguhnya.
Bentuk benda tampak berubah. Misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam gelas
berisi air akan terlihat patah jika kita melihanya dari atas air.
121
Gambar 1.4 sedotan dalam gelas berisi air terlihat seperti bengkok.
O. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
3. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, praktikum, penugasan.
4. Model Pembelajaran : Visual, Auditorial, dan Kinestetik (VAK)
P. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR
3. Alat dan Bahan
a. Cermin
b. Sendok
c. Kaca spion
d. Gelas bening
e. Pensil
f. Air jernih
4. Sumber Belajar
a. Buku IPA/ SAINS Sd/MI 5.
b. Lingkungan sekitar
c. Sumber belajar lain.
Q. LANGKAH-LANGKAH PEMEBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran Siswa
4. Kegiatan Awal
c. Kegiatan Guru
1) Guru mengucapkan salam.
2) Guru mengajak peserta didik berdoa dan mengabsen peserta
didik.
3) Guru mempersiapkan materi mengenai cahaya dan sifat-
sifatnya dan perangkat yang digunakan dalam proses
10 Menit
122
pembelajaran. 4) Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran.
5) Guru bertanya jawab tentang materi yang akan diajarkan untuk
memotivasi peserta didik.
a) Siapa yang sebelum berangkat ke sekolah bercermin
dahulu?
b) Terlihat seperti apa kita di cermin?
6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik menjawab salam.
2) Peserta didik berdoa bersama.
3) Peserta didik mempersiapkan bahan dan perangkat yang
digunakan dalam proses pembelajaran. (Kinestetik)
4) Peserta didik menunjukkan sikap siap menerima
pembelajaran.
5) Peserta didik bertanya jawab tentang materi yang akan
diajarkan oleh guru. (Audio, Kinestetik)
6) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. (Audio)
5. Kegiatan Inti
Kegiatan Inti 1
Eksplorasi
a. Kegiatan Guru
1) Guru meminta peserta didik untuk membaca teks dan melihat
gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain.
2) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya
jawab tentang gambar dan teks yang sudah dibaca dan dirasa
kurang dimengerti.
3) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik lain.
4) Guru mengajak peserta didik untuk bernyanyi tentang sifat-
sifat cahaya.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik membaca teks dan melihat gambar yang ada di
buku panduan dan sumber belajar lain. (visual)
2) Peserta didik bertanya jawab tentang gambar dan teks yang
sudah dibaca dan dirasa kurang dimengerti. (Audio,
Kinestetik)
3) Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
peserta didik lain sesuai pemahamannya. (Audio, Kinestetik)
4) Peserta didik bernyanyi tentang sifat-sifat cahaya. (Audio,
Kinestetik)
Elaborasi
a. Kegiatan Guru
1) Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok.
2) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mempraktikkan bahwa cahaya dapat dipantulkan.
3) Guru meminta peserta didik untuk mempraktikkan bahwa
cahaya dapat dipantulkan.
50 Menit
123
4) Guru membimbing peserta didik untuk mengamati bahwa cahaya dapat dipantulkan.
5) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang cahaya dapat dipantulkan yang telah
diamati oleh peserta didik melalui kegiatan praktikum.
6) Guru meminta peserta didik untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa I.
7) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mempraktikkan bahwa cahaya dapat dibiaskan.
8) Guru meminta peserta didik untuk mempraktikkan bahwa
cahaya dapat dibiaskan.
9) Guru membimbing peserta didik untuk mengamati bahwa
cahaya dapat dibiaskan.
10) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang cahaya dapat dibiaskan yang telah
diamati oleh peserta didik melalui kegiatan praktikum.
11) Guru meminta peserta didik untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa II.
12) Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang cahaya dapat
dipantulkan dan dapat dibiaskan di depan kelas.
13) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mengomentari hasil diskusi kelompok lain.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5
orang. (Kinestetik)
2) Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk mempraktikkan bahwa cahaya dapat dipantulkan.
(Kinestetik)
3) Sesuai petunjuk guru peserta didik mempraktikkan bahwa
cahaya dapat dipantulkan. (Visual, Audio, Kinestetik)
4) Peserta didik mengamati bahwa cahaya dapat dipantulkan.
(Visual)
5) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya tentang cahaya
dapat dipantulkan yang telah diamatinya melalui kegiatan
praktikum. (Visual, Audio, Kinestetik)
6) Peserta didik mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa I.
(Visual, Kinestetik)
7) Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk mempraktikkan bahwa cahaya dapat dibiaskan.
(Kinestetik)
8) Peserta didik mempraktikkan bahwa cahaya dapat dibiaskan.
(Visual, Audio, Kinestetik)
9) Peserta didik mengamati bahwa cahaya dapat dibiaskan.
(Visual)
10) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya tentang cahaya
dapat dibiaskan yang telah diamatinya melalui kegiatan
praktikum. (Visual, Audio, dan Kinestetik)
11) Peserta didik mencatat hasil diskusi di lembar kerja siswa II.
(Visual, Kinestetik)
124
12) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang cahaya dapat dipantulkan dan dibiaskan di depan kelas.
(Visual, Audio, Kinestetik)
13) Setiap kelompok mengomentari hasil diskusi kelompok lain.
(Audio, Kinestetik)
Konfirmasi
a. Kegiatan Guru
1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil
kerja peserta didik.
2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang hal-hal yang berlum diketahui.
3) Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik memperhatikan klarifikasi dan penguatan tentang
hasil kerjanya yang diberikan guru. (Visual, Audio)
2) Peserta didik bertanya jawab kepada guru tentang hal-hal yang
belum diketahuinya. (Audio, Kinestetik)
3) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi yang sudah disiapkan
oleh guru. (Visual, Kinestetik)
6. Kegiatan Penutup
a. Kegiatan Guru
1) Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/ simpulan pelajaran.
2) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilakanakan.
3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengkaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah.
4) Guru menginformasikan rencana kegaitan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
5) Guru menutup pertemuan dengan berdoa dan salam.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik ikut serta dalam membuat rangkuman/simpulan
pelajaran. (Audio, Kinestetik)
2) Peserta didik memperhatikan penilaian atau refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. (Audio)
3) Peserta didik memperhatikan umpan balik dan hasil
pembelajaran yang guru kaitkan antara materi pembelajaran
dengan lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah. (Audio)
4) Peserta didik mendengarkan informasi yang diberikan oleh
guru tentang rencana kegaiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. (Audio)
5) Peserta didik berdoa untuk menutup pelajaran dan
mengucapkan salam.
10 Menit
125
R. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
3. Teknik Penilaian
a. Unjuk kerja/ Produk/Proyek
b. Tes tertulis/ Penugasan
4. Instrumen Penilaian
a. Lembar kerja siswa (Terlampir)
b. Soal uraian singkat
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Cermin yang biasa dipakai untuk berhias adalah ....
2. Pemantulan yang terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata
disebut ....
3. Bayangan tampak di cermin karena cahaya dapat ....
4. Sedotan yang disimpan di dalam gelas berair terlihat bengkok. Hal ini
menunjukkan salah satu sifat cahaya yaitu ....
5. Macam-macam cermin adalah....
6. Kaca spion kendaraan bermotor merupakan contoh cermin....
7. Permukaan bagian dalam sendok makan yang terbuat dari stainless steel
termasuk jenis cermin....
8. Benda yang mempunyai permukaan licin dan mengkilap adalah....
9. Pemantulan cahaya dibagi menjadi 2 yaitu ....
10. Sifat bayangan pada cermin datar adalah ....
Kunci Jawaban
1. Cermin datar
2. Pemantulan baur
3. Dipantulkan
4. Dapat dibiaskan
5. Cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung
6. Cermin cembung
7. Cermin cekung
8. Cermin
9. Pemantulan teratur dan pemantulan baur
10. Maya, tegak, sama besar
126
127
RUBRIK PENILAIAN I
SIKLUS II
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan.
2. Buatlah laporan hasil percobaan.
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN
No Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Skor 4 3 2 1
1 Perlengkapan
alat dan bahan
yang digunakan
Menyebutkan
seluruh alat
dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
2 alat dari 3
alat dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
1 dari 3 alat
dan bahan
yang
digunakan.
Tidak
menyebutkan
alat dan
bahan yang
digunakan
2 Kelengkapan
dan keruntutan
langkah kerja
serta bahasa
yang tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
serta
menggunakan
bahasa yang
tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
tetapi tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
kurang
lengkap dan
runtut tetapi
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
tidak
lengkap,
tidak runtut
dan tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat.
3 Kesesuaian
kesimpulan
percobaan dan
kerapian tulisan
Simpulan
yang ditulis
sesuai dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan yang
dituliskan
sesuai dengan
tujuan
percobaan
namun
penulisannya
kurang rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
kurang sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
tidak sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan penulisan
kurang rapi.
128
RUBRIK PENILAIAN II
SIKLUS II
Petunjuk:
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan.
2. Buatlah laporan hasil percobaan.
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN
No Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Skor 4 3 2 1
1 Perlengkapan
alat dan bahan
yang digunakan
Menyebutkan
seluruh alat
dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
2 alat dari 3
alat dan bahan
yang
digunakan
Menyebutkan
1 dari 3 alat
dan bahan
yang
digunakan.
Tidak
menyebutkan
alat dan
bahan yang
digunakan
2 Kelengkapan
dan keruntutan
langkah kerja
serta bahasa
yang tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
serta
menggunakan
bahasa yang
tepat
Menyebutkan
seluruh
langkah kerja
dengan runtut
dan lengkap
tetapi tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
kurang
lengkap dan
runtut tetapi
menggunakan
bahasa yang
tepat
Langkah
kerja yang
disebutkan
tidak
lengkap,
tidak runtut
dan tidak
menggunakan
bahasa yang
tepat.
3 Kesesuaian
kesimpulan
percobaan dan
kerapian tulisan
Simpulan
yang ditulis
sesuai dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan yang
dituliskan
sesuai dengan
tujuan
percobaan
namun
penulisannya
kurang rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
kurang sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan
penulisannya
rapi.
Simpulan
yang
dituliskan
tidak sesuai
dengan
tujuan
percobaan
dan penulisan
kurang rapi.
129
LEMBAR KERJA SISWA I
SIKLUS II
Pelajaran : IPA
Semester : II
Tanggal :
Nama :
Petunjuk:
1. Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang cahaya dapat dipantulkan.
2. Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan.
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan hasil pengamatan
4. Buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan.
Alat dan Bahan:
1. Cermin
2. Sendok makan stainless stell
3. Kaca spion
Cara kerja
1. Berdirila di depan cermin
2. Angkatlah tanganmu dan amati yang tampak pada cermin
3. Majulah lebih dekat ke arah cermin. Bandingkan tinggi badanmu dengan tinggi badan
bayangan pada cermin
4. Gunakan sendok makan dan dekatkanlah wajahmu ke permukaan sendok. Amatilah
bayangan pada permukaan sendok makan
5. Bercerminlah menggunakan kaca spion. Amatilah bayangan yang terjadi.
Pertanyaan
1. Bagaimana sifat bayangan tubuhmu pada cermin datar?
2. Apakah besar tubuhmu sama dengan besar bayangan pada cermin datar?
3. Apakah jarak tubuhmu ke cermin datar sama dengan jarak bayangan ke cermin datar?
4. Bagaimana bayangan wajahmu pada sendok?
5. Bagaimana besar bayanganmu yang terdapat pada sendok?
6. Bagaimana sifat bayangan yang terdapat pada kaca spion?
7. Berilah kesimpulan!
130
LEMBAR KERJA SISWA II
SIKLUS II
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tanggal :
Nama :
Petunjuk:
1. Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang cahaya dapat dibiaskan.
2. Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan.
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan hasil pengamatan.
4. Buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan.
Alat dan Bahan
1. Pensil 1 buah
2. Gelas bening
3. Air jernih
Cara kerja
1. Masukkan terlebih dahulu pensil ke dalam gelas kosong. Perhatikanlah dengan seksama
pensil tersebut dari luar gelas.
2. Kemudian, masukkan pensil ke dalam gelas yang berisi air jernih. Amatilah dan
perhatikan pula dari luar gelas.
Pertanyaan
1. Apakah pensil tampak jelas pada gelas kosong?
2. Apakah pensil tampak jelas pada gelas berisi air jernih?
3. Apakah ada perbedaan hasil antara keduanya?
4. Berilah kesimpulan!
131
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS I
No Aktifitas Peserta Didik Yang Diamati Skor
A B C D
1 Ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran
IPA
√
2 Antusiasme peserta didik dalam mengikuti pelajaran √
3 Kepatuhan peserta didik dalam menerima pembagian
kelompok
√
4 Ketertarikan peserta didik terhadap model
pembelajaran VAK
√
5 Kerja sama peserta didik dengan kelompoknya √
6 Antusiasme dalam praktikum kelompok √
7 Keberanian peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru atas hal yang belum
dimengerti
√
8 Mempresentasikan laporan hasil praktikum √
9 Memperhatikan penjelasan guru √
10 Keberanian dalam mengemukaan pendapat √
11 Keseriusan peserta didik saat mengikuti
pembelajaran cahaya dan sifat-sifatnya
√
12 Kemampuan peserta didik dalam melakukan
praktikum tentang cahaya dapat merambat lurus dan
cahaya menembus benda bening
√
13 Mampu menyebutkan sifat-sifat cahaya √
14 Kejelasan peserta didik dengan materi yang
disampaikan dengan model pembelajaran VAK
√
15 Antusiasme peserta didik saat melakukan refleksi
pembelajaran bersama guru
√
16 Antusiasme peserta didik saat menyimpulkan materi
pembelajaran bersama guru
√
17 Mengerjakan evaluasi secara mandiri √
18 Mengumpulkan evaluasi tepat waktu √
Jumlah 4 30 14
Total 48
Prosentase 66,7%
Kategori Baik
Salatiga, 27 Maret 2017
Observer
Zera Febri Anoria
Lampiran III
132
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS II
Salatiga, 30 Maret 2017
Observer
Zera Febri Anoria
No Aktifitas Peserta Didik Yang Diamati Skor
A B C D
1 Ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran IPA √
2 Antusiasme peserta didik dalam mengikuti pelajaran √
3 Kepatuhan peserta didik dalam menerima pembagian
kelompok
√
4 Ketertarikan peserta didik terhadap model
pembelajaran VAK
√
5 Kerja sama peserta didik dengan kelompoknya √
6 Antusiasme dalam praktikum kelompok √
7 Keberanian peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru atas hal yang belum
dimengerti
√
8 Mempresentasikan laporan hasil praktikum √
9 Memperhatikan penjelasan guru √
10 Keberanian dalam mengemukaan pendapat √
11 Keseriusan peserta didik saat mengikuti pembelajaran
cahaya dan sifat-sifatnya
√
12 Kemampuan peserta didik dalam melakukan
praktikum tentang cahaya dapat merambat lurus dan
cahaya menembus benda bening
√
13 Mampu menyebutkan sifat-sifat cahaya √
14 Kejelasan peserta didik dengan materi yang
disampaikan dengan model pembelajaran VAK
√
15 Antusiasme peserta didik saat melakukan refleksi
pembelajaran bersama guru
√
16 Antusiasme peserta didik saat menyimpulkan materi
pembelajaran bersama guru
√
17 Mengerjakan evaluasi secara mandiri √
18 Mengumpulkan evaluasi tepat waktu √
Jumlah 32 27 2
Total 61
Prosentase 84,72%
Kategori Sangat Baik
Lampiran IV
133
Pedoman
Lembar Observasi Peserta Didik
No Aktifitas Peserta Didik Yang Diamati Pedoman Penilaian
1 Ketertarikan peserta didik terhadap
mata pelajaran IPA
4= Jika peserta didik tertarik dengan mata
pelajaran IPA dan memiliki semangat belajar
yang tinggi.
3= Jika peserta didik tertarik dengan mata
pelajaran IPA dan tidak memiliki semangat
belajar yang tinggi.
2= Jika peserta didik tidak tertarik dengan mata
pelajaran IPA tetapi masih semanga belajar.
1= Jika peserta didik tidak tertarik dengan mata
pelajaran IPA dan tidak memiliki semangat
belajar.
2 Antusiasme peserta didik dalam
mengikuti pelajaran
4= Jika antusiasme peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran sangat baik
3= Jika antusiasme peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran baik
2= Jika antusiasme peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran cukup baik
1= Jika antusiasme peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran kurang baik
3 Kepatuhan peserta didik dalam
menerima pembagian kelompok
4= Jika peserta didik menerima pembagian
kelompok dengan senang hati dan langsung
bergabung dengan kelompoknya
3= Jika peserta didik menerima pembagian
kelompok tetapi mengeluhkan kehadiran teman
dikelompoknya
2= Jika peserta didik tidak mau menerima
pembagian kelompok dan ingin memilih
kelompok sendiri.
1= Jika peserta didik tidak mau menerima
pembagian kelompok dan mengeluh dengan
kelompoknya.
4 Ketertarikan peserta didik terhadap
model pembelajaran VAK
4= Jika peserta didik tertarik dan memiliki
semangat belajar tinggi
3= Jika peserta didik tertarik tetapi kurang
memiliki semangat belajar
2= Jika peserta didik tidak tertarik tetapi masih
memiliki semangat belajar
1= Jika peserta didik tidak tertarik dan tidak
semangat belajar
5 Kerja sama peserta didik dengan
kelompoknya
4= Jika kerja sama dengan kelompoknya sangat
baik
3= Jika kerja sama dengan kelompoknya baik
2= Jika kerja sama dengan kelompoknya cukup
baik
Lampiran V
134
1= Jika kerja sama dengan kelompoknya kurang baik
6 Antusiasme dalam praktikum
kelompok
4= Jika antusiasme peserta didik dalam
praktikum kelompok sangat baik
3= Jika antusiasme peserta didik dalam
praktikum kelompok baik
2= Jika antusiasme peserta didik dalam
praktikum kelompok cukup baik
1= Jika antusiasme peserta didik dalam
praktikum kelompok kurang baik
7 Keberanian peserta didik dalam
mengajukan pertanyaan kepada guru
atas hal yang belum dimengerti
4= Jika peserta didik sangat sering bertanya
kepada guru
3= Jika peserta didik cukup sering bertanya
kepada guru
2= Jika peserta didik kadang bertanya kepada
guru
1= Jika peserta didik tidak pernah bertanya
kepada guru
8 Mempresentasikan laporan hasil
praktikum
4= Jika peserta didik mempresentasikan dengan
sangat baik
3= Jika peserta didik mempresentasikan dengan
baik
2= Jika peserta didik mempresentasikan dengan
cukup baik
1= Jika peserta didik mempresentasikan dengan
kurang baik
9 Memperhatikan penjelasan guru 4= Jika peserta didik memperhatikan
penjelasan guru dengan sangat baik
3= Jika peserta didik memperhatikan
penjelasan guru dengan baik
2= Jika peserta didik memperhatikan
penjelasan guru dengan cukup baik
1= Jika peserta didik memperhatikan
penjelasan guru dengan kurag baik
10 Keberanian dalam mengemukaan
pendapat
4= Jika peserta didik mengacungkan jari
terlebih dahulu baru berpendapat
3= Jika peserta didik berpendapat tanpa
mengacungkan jari dahulu
2= Jika peserta didik ingin berpendapat tetapi
muncul keraguan
1= Jika peserta didik tidak memiliki keberanian
berpendapat
11 Keseriusan peserta didik saat
mengikuti pembelajaran cahaya dan
sifat-sifatnya
4= Jika peserta didik sangat serius belajar
3= Jika peserta didik cukup serius dalam
belajar
2= jika peserta didik kurang serius dalam
belajar
1= jika peserta didik tidak serius dalam belajar
12 Kemampuan peserta didik dalam
melakukan praktikum tentang cahaya
4= Jika peserta didik mampu melakukan
praktikum dengan sangat baik
135
dapat merambat lurus dan cahaya menembus benda bening
3= Jika peserta didik mampu melakukan praktikum dengan baik
2= Jika peserta didik mampu melakukan
praktikum dengan cukup baik
1= Jika peserta didik mampu melakukan
praktikum dengan kurang baik
13 Mampu menyebutkan sifat-sifat
cahaya
4= Jika peserta didik mampu menyebutkan
sifat-sifat cahaya dengan sangat baik
3= Jika peserta didik mampu menyebutkan
sifat-sifat cahaya dengan baik
2= Jika peserta didik mampu menyebutkan
sifat-sifat cahaya dengan cukup baik
1= Jika peserta didik mampu menyebutkan
sifat-sifat cahaya dengan kurang baik
14 Kejelasan peserta didik dengan
materi yang disampaikan dengan
model pembelajaran VAK
4= Jika peserta didik merasa sangat jelas
dengan materi yang disampaikan
3= Jika peserta didik merasa jelas dengan
materi yang disampaikan
2= Jika peserta didik merasa cukup jelas
dengan materi yang disampaikan
1= Jika peserta didik merasa kurang jelas
dengan materi yang disampaikan
15 Antusiasme peserta didik saat
melakukan refleksi pembelajaran
bersama guru
4= Jika antusiasme peserta didik sangat baik
3= Jika antusiasme peserta didik cukup baik
2= Jika antusiasme peserta didik kurang baik
1= Jika peserta didik tidak antusias
16 Antusiasme peserta didik saat
menyimpulkan materi pembelajaran
bersama guru
4= Jika antusiasme peserta didik sangat baik
3= Jika antusiasme peserta didik cukup baik
2= Jika antusiasme peserta didik kurang baik
1= Jika peserta didik tidak antusias
17 Mengerjakan evaluasi secara mandiri 4= Jika peserta didik mengerjakan evaluasi
secara mandiri tanpa bertanya
3= Jika peserta didik mengerjakan evaluasi
secara mandiri tetapi kadang bertanya
2= Jika peserta didik mengerjakan evaluasi
secara mandiri tetapi sering bertanya
1= Jika peserta didik mengerjakan evaluasi
secara mandiri dengan bertanya atau melihat
jawaban teman
18 Mengumpulkan evaluasi tepat waktu 4= jika peserta didik mengumpulkan evaluasi
tepat waktu
3= jika peserta didik mengumpulkan evaluasi
lebih 1 menit
2= jika peserta didik mengumpulkan evaluasi
lebih 3 menit
1= jika peserta didik mengumpulkan evaluasi
lebih 5 menit
136
Lembar Observasi Guru
Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1 Memeriksa kesiapan siswa. √
2 Memberikan motivasi awal. √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi). √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diberikan.
√
5 Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan. √
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi. √
7 Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa.
√
8 Antusiasme dalam penampilan. √
9 Mobilitas posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang direncanakan dalam RPP.
√
11 Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar. √
12 Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar.
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan/indikator yang telah ditetapkan.
√
14 Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan
merespon pertanyaan siswa.
√
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan.
√
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
16 Menerapkan model pembelajaran VAK dengan baik
dan benar.
√
17 Melibatkan peserta didik dalam penerapan model
pembelajaran VAK.
√
18 Memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan
pada saat praktikum kelompok
√
Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. √
20 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
21 Meninjau kembali materi yang telah diberikan. √
22 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan.
√
23 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran. √
Tindak Lanjut/ Follow Up
Lampiran VI
137
24 Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan diperlajari berikutnya.
√
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 16 48 10 -
Total 74
Prosentase 74 %
Kategori Baik
Keterangan
1) Skor Nilai
A = 4 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik)
C = 2 (Cukup)
D = 1 (Kurang)
2) Rentang Kategori:
Nilai 76% – 100% (Sangat Baik)
Nilai 51% – 75% (Baik)
Nilai 26% – 50% (Cukup)
Nilai 0% – 25% (Kurang)
Rumus =
X 100
Salatiga, 27 Maret 2017
Observer
Zera Febri Anoria
115-13-063
138
Lembar Observasi Guru
Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skor
A B C D
Kemampuan Membuaka Pelajaran
1 Memeriksa kesiapan siswa. √
2 Memberikan motivasi awal. √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi). √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. √
5 Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan. √
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi. √
7 Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa. √
8 Antusiasme dalam penampilan. √
9 Mobilitas posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang direncanakan dalam RPP.
√
11 Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar. √
12 Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan
belajar.
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan/indikator
yang telah ditetapkan.
√
14 Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon
pertanyaan siswa.
√
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan.
√
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
16 Menerapkan model pembelajaran VAK dengan baik dan
benar.
√
17 Melibatkan peserta didik dalam penerapan model
pembelajaran VAK.
√
18 Memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan pada
saat praktikum kelompok
√
Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. √
20 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
21 Meninjau kembali materi yang telah diberikan. √
22 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
√
23 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran. √
Tindak Lanjut/ Follow Up
24 Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan
diperlajari berikutnya.
√
Lampiran VII
139
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 44 39 2 -
Total 85
Prosentase 85 %
Kategori Sangat Baik
Keterangan
1) Skor Nilai
A = 4 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik)
C = 2 (Cukup)
D = 1 (Kurang)
2) Rentang Kategori:
Nilai 76% – 100% (Sangat Baik)
Nilai 51% – 75% (Baik)
Nilai 26% – 50% (Cukup)
Nilai 0% – 25% (Kurang)
Rumus =
X 100
Salatiga, 30 Maret 2017
Observer
Zera Febri Anoria
115-13-063
140
FOTO KEGIATAN
Gambar 1: Peserta didik bertanya jawab tentang gambar dan teks yang sudah dibaca.
Gambar 2: Peserta didik mempraktikkan bahwa cahaya dapat merambat lurus.
Lampiran VIII
141
Gambar 3: Peserta didik mempraktikkan bahwa cahaya dapat menembus benda bening.
Gambar 4: peserta didik mempraktikkan bahwa cahaya dapat dipantulkan.
142
Gambar 5: Peserta didik mempraktikkan bahwa cahaya dapat dibiaskan.
Gambar 6: Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
143
144
Lampiran X
145
Lampiran XI
146
146
ANALISIS BUTIR SOAL
SIKLUS I
No Nama
Skor Tiap Soal
Jumlah Skor
Ketuntasan Tindak
Lanjut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tuntas Tidak Tuntas
1 GWS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 90 √
Pengayaan
2 AS 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 60
√ Perbaikan
3 WFS 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 70 √
Pengayaan
4 LR 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 50
√ Perbaikan
5 MRWF 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 50
√ Perbaikan
6 ARR 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 80 √
Pengayaan
7 RDNA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 80 √
Pengayaan
8 STM 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 60
√ Perbaikan
9 AYP 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 70 √
Pengayaan
10 ABP 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 80 √
Pengayaan
11 AAP 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 70 √
Pengayaan
12 AM 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 70 √
Pengayaan
13 AAZ 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 90 √
Pengayaan
14 DAH 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 70 √
Pengayaan
15 DI 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 80 √
Pengayaan
16 DA 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 60
√ Perbaikan
17 DS 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 50
√ Perbaikan
18 EW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 90 √
Pengayaan
19 ENA 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 60
√ Perbaikan
20 IAN 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90 √
Pengayaan
21 IDA 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 70 √
Pengayaan
Lampiran XII
147
148
ANALISIS BUTIR SOAL
SIKLUS II
No
Nama Skor Tiap Soal
Jumlah Skor
Ketuntasan Tindak
Lanjut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tuntas
Tidak
Tuntas
1 GWS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 √
Pengayaan
2 AS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 90 √
Pengayaan
3 WFS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 80 √
Pengayaan
4 LR 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 50
√ Perbaikan
5 MRWF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 √
Pengayaan
6 ARR 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 90 √
Pengayaan
7 RDNA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 80 √
Pengayaan
8 STM 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 70 √
Pengayaan
9 AYP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 √
Pengayaan
10 ABP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 90 √
Pengayaan
11 AAP 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 80 √
Pengayaan
12 AM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 √
Pengayaan
13 AAZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 √
Pengayaan
14 DAH 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 80 √
Pengayaan
15 DI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 80 √
Pengayaan
16 DA 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 70 √
Pengayaan
17 DS 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 60
√ Perbaikan
18 EW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 √
Pengayaan
19 ENA 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 70 √
Pengayaan
149
150
BIOGRAFI PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Zera Febri Anoria
NIM : 115-13-063
Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 13 Februari 1995
Agama : Islam
Alamat : Kupang Pete (06/02) Kelurahan Kupang, Kec.
Ambarawa, Kab. Semarang
PENDIDIKAN
SD : SD Negeri Kupang 03 Tahun 2007
SMP : SMP Negeri 05 Ambarawa Tahun 2010
SMA : SMK Islam Sudirman 02 Ambarawa Tahun 2013
Melanjutkan : Masuk IAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2013
Demikian daftar riwayat hidup singkat ini dibuat dengan sesungguhnya,
dan agar dapat dipergunakan seperlunya.
Salatiga, 14 Mei 2017
Yang Menyatakan,
Zera Febri Anoria
Lampiran XIII
151
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
Nama : Zera Febri Anoria
Nim : 115-13-063
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1 Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK)
STAIN Salatiga 2013
26-27 Agustus 2013 Peserta 3
2 Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK)
Tarbiyah 2013
29 Agustus 2013 Peserta 3
3 Pelatihan Legal Drafting Senat
Mahasiswa STAIN Salatiga
dengan Tema “Implementasi UU
ORMAWA terhadap Mahasiswa
yang Antipati dengan Dunia
Politik Kampus”
24-25 September 2013 Peserta 2
4 Seminar Regional HMI dengan
Tema “Kepemudaan Tingkat
Regional Jateng-DIY dengan tema
“Membumikan Peran dan
Tantangan Pemuda dalam
Masyarakat Ekonomi ASEAN”.
22 April 2015 Peserta 4
5 Grand Opening Hijabers STAIN
Salatiga Comunity “Hijab &
Beauty Class”
27 November 2013 Peserta 2
6 Milad-XIII LDK Fathir Ar Rasyid
IAIN Salatiga dengan Tema:
Aktualisasi Dakwah dalam
Membentuk Generasi yang
Bertaqwa, Berilmu, dan
Berakhlak Mulia.
06 Mei 2015 Peserta 3
7 UPT Perpustakaan Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga
16 September 2013 Peserta 2
8 Festival Tari dan Musyawarah
Wilayah (MUSWIL) Ikatan
Mahasiswa Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (IMPI)
10 November 2016 Panitia 5
Lampiran XIV
152
Wilayah III Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (HMJ PGMI) Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga Tahun
2016
9 Seminar Nasional HMJ PGMI
dengan Tema “Indonesia
Budayaku Indonesia Warisanku
(Salatiga Kota Pusaka)”
02 Juni 2016 Panitia 8
10 Workshop Nasional Pasar Modal
Syariah “Peran Pasar Modal
Syari’ah Bagi Mahasiswa
Ekonomi untuk Menyongsong
Indonesia Sejahtera”
19 Oktober 2016 Peserta 8
11 Seminar Nasional HMJ DIII
Perbankan Syariah dengan Tema
“Optimaslisasi Sumber Daya
Insani dalam Menghadapi Dunia
Wirausaha”
29 September 2016 Peserta 8
12 Seminar Nasional Dewan
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
Dengan Tema “Budaya Sebagai
Attitude Pendidikan”.
31 Meni 2016 Peserta 8
13 Seminar Nasional HMJ PGMI
dengan Tema “Pendidikan
Karakter Untuk Melahirkan
Pemimpin Masa Depan”.
17 November 2015 Peserta 8
14 Seminar Nasional DEMA F
Fakultas Syariah dengan Tema
“Peran Mahasiswa Syari’ah dan
Hukum dalam Pembangunan
Bangsa”.
27 Juni 2015 Peserta 8
15 Musyawarah Wilayah Ikatan
Mahasiswa PGMI se-Indonesia
WIJAYATIRTA Ke-11 dengan
tema “ Menciptakan Suasana
Kekeluargaan untuk
Menumbuhkan Semangat dalam
Berdemokrasi”.
10-12 November 2016 Peserta 8
16 Seminar Nasional HMJ SKI
dengan tema “ Sejarah dan
Revitalisasi Identitas Bangsa”
08 November 2016 Peserta 8
17 Surat Keputusan Dekan FTIK
tentang Penyelenggara Seminar
Nasional Budaya Indonesia HMJ
PGMI
24 Mei 2016 Panitia 3
153
154
Lampiran XV
155
Lampiran XVI
156
Lampiran XVII
157
Lampiran XVIII
158
159
160
161
162
163