148
i PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKAANAK MELALUI PERMAINAN GEOMETRI BOX DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS KARYA PADANGPANJANG SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan ROHIMA NIM 2008 / 08401 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi

Citation preview

Page 1: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

i

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKAANAK

MELALUI PERMAINAN GEOMETRI BOX

DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS KARYA

PADANGPANJANG

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

ROHIMA

NIM 2008 / 08401

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

Page 2: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak

Melalui Permainan Geometri Box

Di Taman Kanak-kanak Tunas Karya

Padangpanjang

Nama : Rohima

NIM : 2008/08401

Program Studi : Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan : PGPAUD

Fakultas : Ilmu Pendidikan

Padang, Januari 2012

Disetujui oleh :

Pembimbing I,

Drs. Amril Amir, M. Pd.

NIP. 196206071987031004

Pembimbing II,

Dra. Rivda Yetti

NIP. 196304141987032001

Ketua Jurusan

Dra. Hj. Yulsyofriend, M. Pd.

NIP. 196207301988032002

Page 3: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

ii

HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI

Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Skripsi

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak

Melalui Permainan Geometri Box

Di Taman Kanak-kanak Tunas Karya

Padangpanjang

Nama : Rohima

NIM : 2008 / 08401

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas : Ilmu Pendidikan

Padang, Januari 2012

Tim Penguji

Nama Tanda Tangan

1. Ketua : Drs. Amril Amir, M.Pd. 1.------------------------

2. Sekretaris : Dra. Rivda Yetti 2.------------------------

3. Anggota : Dr. Hj. Rakimahwati, M.Pd. 3.------------------------

4. Anggota : Asdi Wirman, S.Pd.I. 4.------------------------

5. Anggota : Dra. Hj. Yulsyofriend, M.Pd. 5.------------------------

ii

Page 4: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

iii

Dia memberi hikmah ( ilmu yang berguna ) kepada siapapun yang mendapatkan ilmu yang

berguna tersebut, sesungguhnya dia telah mendapatkan

kebijakan yang banyak ( Qs. Al-Baqarah ayat : 269 )

Siapa yang menginginkan kehidupan dunia,

maka dia harus berilmu siapa yang menginginkan kehidupan akhirat

maka dia harus berilmu Dan siapa yang menginginkan keduanya

Maka ia harus berilmu ( HR. Bukhari )

Aku tahu aku takkan berarti apa-apa

Tanpa-Mu, tanpa cinta-Mu dan Ridho-Mu Ya Allah, ya Rabbi…….

Setitik kebahagiaan dan keberhasilan, ku

persembahkan Kepada sentuhan cinta dan kasih sayang

untuk ayah St. Makmur dan ibu Hj. Rosmanidar Doaku selalu untukmu….

suamiku tercinta Islan Defri, serta saudara-saudaraku

yang selalu memberikan doa dan motivasi dalam menyelesaikan tugas ini….

Page 5: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, tugas akhir berupa skripsi dengan judul “Peningkatan

Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Permainan Geometri

Box di Taman Kanak-kanak Tunas Karya Padangpanjang” adalah asli

belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik

Universitas Negeri Padang maupun di Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri yang

dibantu dan diarahkan oleh pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang ditulis

atau yang dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas

dicantumkan sebagai acuan didalam naskah dengan menyebutkan

pengarang dan dicantumkan pada daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran didalam pernyataan ini,

saya bersedia menerima sangsi akademik dan sangsi lainnya sesuai dengan

norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Padang, Januari 2012

Yang menyatakan

Rohima

NIM 2008/08401

Page 6: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

v

ABSTRAK

Rohima, 2012. “Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui

Permainan Geometri Box di Taman Kanak-kanak Tunas

Karya Padangpanjang”. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Padang.

Kecerdasan Logika Matematika anak dalam mengenal lambang bilangan,

konsep bilangan, bentuk-bentuk geometri dan membedakan berbagai ukuran dan

warna masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peningkatan

Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Permainan Geometri Box di Taman

Kanak-kanak Tunas Karya Padangpanjang.

Jenis Penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan subjek

penelitian anak kelompok B1 TK Tunas Karya Padangpanjang yang berjumlah 14

orang anak. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, pencatatan

lapangan, dokumentasi dan wawancara. Penganalisisan data dilakukan dengan

teknik persentase. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri

dari tiga kali pertemuan.

Hasil penelitian disetiap siklus telah menunjukkan adanya peningkatan

kecerdasan logika matematika anak. Pada siklus I kecerdasan logika matematika

anak masih terlihat rendah, dilanjutkan pada siklus II peningkatan kecerdasan

logika matematika anak lebih meningkat serta menunjukkan hasil yang positif.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan hal-hal berikut. Pertama,

penerapan teknik terstruktur dalam dua siklus (enam kali pertemuan tatap muka)

dapat meningkatkan secara signifikan kecerdasan logika matematika anak TK

Tunas Karya Padangpanjang dengan rata-rata peningkatan 65,72%. Kedua, anak

kelompok B1 TK Tunas Karya Padangpanjang merasa senang dan aktif dalam

bermain geometri box untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika.

.

Page 7: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulisan skripsi ini telah diselesaikan. Skripsi ini diajukan

sebagai tugas akhir dalam mengikuti pendidikan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendididkan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang. Skripsi yang berbentuk Penelitian

Tindakan Kelas ini mencermati dan menganalisis Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Anak Melalui Permainan Geometri Box di TK Tunas Karya

Padangpanjang.

Penyusunan skripsi ini mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moral

maupun material. Untuk itu, diucapkan terima kasih yang tulus kepada Bapak Drs.

Amril Amir, M.Pd. dan Ibu Dra. Rivda Yetti sebagai pembimbing yang banyak

memberikan arahan, motivasi, dan kemudahan; Ibu Dra. Hj. Yulsyofriend, M.Pd.

dan Ibu Dr. Hj. Rakimahwati, M.Pd. sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini; Prof. Dr. H. Firman, M.S.,Kons.

sebagai Dekan FIP UNP yang telah memberikan berbagai fasilitas; Ibu Nurul

misbah sebagai Kepala Taman Kanak-kanak Tunas Karya Padangpanjang yang

telah memberi izin untuk melakukan PTK di sekolah yang dipimpinnya; Ibu

Gusnimar sebagai kolaborator dalam penelitian ini. Semoga segala budi baik

bapak, ibu, dan teman-teman menjadi amal di sisi Allah SWT.

Akhirnya dipersembahkan penelitian ini kepada tim penguji serta pembaca

yang budiman agar dapat memberikan saran-saran demi kesempurnaan penelitian

ini. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Januari 2012

Penulis

Page 8: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR BAGAN ............................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

C. Batasan Masalah ................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

G. Defenisi Operasional .......................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................................... 11

1. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini ............................................ 11

2. Kecerdasan .................................................................................. 16

3. Kecerdasan Logika Matematika .................................................. 20

4. Pentingnya Bermain dalam Mengoptimalkan PAUD ................. 26

5. Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif ....................................... 28

6. Permainan Geometri Box ............................................................. 30

B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 33

C. Kerangka Konseptual ........................................................................ 34

D. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 35

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 36

B. Subjek Penelitian .............................................................................. 36

C. Prosedur Penelitian ........................................................................... 37

D. Instrumentasi .................................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 45

F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian ............................................................................. 48

1. Deskripsi kondisi Awal ........................................................ 48

2. Deskripsi Siklus I ................................................................. 51

3. Deskripsi siklus II ................................................................ 75

B. Pembahasan ............................................................................ 102

Page 9: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

ix

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................... 105

B. Implikasi........................................................................................ 106

C. Saran .................................................................................................. 106

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 108

LAMPIRAN........................................................................................................ 110

Page 10: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Fotmat Kriteria hasil pembelajaran anak ............................................... 42

Tabel 2. Format observasi anak ........................................................................... 43

Tabel 3. Format wawancara ................................................................................. 44

Tabel 4. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box Pada kondisi

Awal ( Sebelum Tindakan ) .................................................................... 49

Tabel 5. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I (Setelah Tindakan)

Pertemuan I ............................................................................................ 59

Tabel 6. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box Pada siklus I

(Setelah Tindakan) Pertemuan II ............................................................ 62

Tabel 7. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I

(Setelah Tindakan) Pertemuan III ........................................................... 65

Tabel 8. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I (Setelah Tindakan) Pertemuan III ..................................... 68

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I Pertemuan I,II dan III ( Setelah Tindakan ) ...................... 73

Tabel 10. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Setelah Tindakan) Pertemuan I .................................. 83

Tabel 11. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Setelah Tindakan) Pertemuan II ................................. 87

Tabel 12. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Setelah Tindakan) Pertemuan III 90

Page 11: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

xi

Tabel 13. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Melalui

Permainan Geometri Box

Pada Siklus II (Setelah Tindakan) Pertemuan III ............................... 92

Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II Pertemuan I,II dan III ( Setelah Tindakan) ................... 97

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I dan II (Setelah Tindakan) ............................................. 100

Page 12: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Kondisi Awal ( Sebelum Tindakan) .......................................... 51

Grafik 2. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I (Setelah Tindakan) Pertemuan I .................................. 61

Grafik 3. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I (Setelah Tindakan) Pertemuan II ................................ 64

Grafik 4. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I (Setelah Tindakan) Pertemuan III ............................... 67

.

Grafik 5. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I (Setelah Tindakan) Pertemuan III ............................... 70

Grafik 6. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Setelah Tindakan) Pertemuan I ............................... 75

Grafik 7. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Setelah Tindakan) Pertemuan II .............................. 86

Grafik 8. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Setelah Tindakan) Pertemuan III ............................. 89

Grafik 9. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II (Setelah Tindakan) Pertemuan III .............................. 92

Grafik 10. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I Pertemuan I,II dan III ( Setelah Tindakan) .................. 95

Grafik 11. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Page 13: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

xiii

Matematika Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus II Pertemuan I,II dan III ( Setelah Tindakan) ............... 99

Grafik 12. Rekapitulasi Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Melalui Permainan Geometri Box

Pada Siklus I Dan II (Setelah Tindakan) ......................................... 102

Page 14: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

xiv

DAFTAR GAMBAR BAGAN

Halaman

GAMBAR I Bagan Skema Pesan ………………………………………. 29

GAMBAR II Kerangka Konseptual………………………………………. 35

GAMBAR III Siklus Suhardjono…………………...................................... 38

Page 15: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

I. Satuan Kegiatan Harian...................................................................... 110

II. Lembar Penilaian kecerdasan Logika Matematika anak..................... 117

III. Gambar kegiatan guru dan anak pada siklus I dan II......................... 124

Page 16: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mewujudkan semua itu perlu dilakukan berbagai strategi dan

integral yang menunjang penyelenggaraan pendidikan. Kesempatan

memperoleh pendidikan yang berkualitas berlaku untuk semua kalangan

masyarakat, mulai dari usia dini sampai jenjang pendidikan tinggi.

Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. sebagaimana ditetapkan

1

Page 17: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

2

dalam Undang - Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yang berbunyi :

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Usia dini merupakan masa keemasan ( Golden age ) seorang anak

manusia, masa peletakan pondasi kecerdasan manusia, masa

pengembangan dan pembentukan berbagai kemampuan. Anak adalah aset

bagi orang tua, bangsa dan Negara yang kelak akan berharga menjadi

sumber daya manusia. Masa keemasan ini tidak akan terjadi dua kali,

keberhasilan upaya pengembangan kecerdasan anak usia dini sangat

ditentukan oleh bagaimana kualitas lingkungan dan stimulasi dari

lingkungan anak.

Pendidikan anak usia dini khususnya Taman Kanak-kanak, pada

dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan seluruh aspek kepribadian

dan kemampuan anak, seperti moral dan nilai – nilai agama, sosial,

emosional, kemandirian, bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni.

Mencermati pentingnya pendidikan dan pembelajaran bagi anak

usia dini, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada

pendidikan anak usia dini, yakni: 1) materi pendidikan, dan 2) metode

pendidikan yang dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi

maupun metode pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak

Page 18: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

3

usia dini harus benar–benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka

dan prinsip–prinsip pembelajaran bagi anak usia dini.

Sesuai dengan prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak, yaitu

bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain adalah wadah yang

tepat untuk menambah perkembangan potensi yang ada pada anak.

Bermain adalah dunia anak dan merupakan cara yang paling baik untuk

mengembangkan kemampuan anak, khususnya anak usia dini. Sebelum

bersekolah bermain merupakan cara alamiah anak untuk mengenal

lingkungannya, orang lain dan dirinya. Pada prinsipnya bermain

mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses dari pada hasil.

Peran pendidik ( orang tua, guru dan orang dewasa lain ) sangat diperlukan

dalam upaya pengembangan anak, upaya pengembangan tersebut harus

dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya

bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi,

menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara

menyenangkan.

Untuk tercapainya perkembangan anak secara optimal sesuai

harapan kita semua, perlu kiranya guru membelajarkan anak melalui

kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menarik serta membangkitkan

rasa ingin tahu anak dan memotivasi anak untuk berpikir kritis, kreatif

dalam suasana yang menyenangkan.

Dalam rangka menghadapi era globalisasi, program pendidikan

harus mampu memberikan bekal pada peserta didik untuk memiliki daya

Page 19: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

4

saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tangguh dapat terwujud

jika peserta didik memiliki kreativitas, kemandirian, kemampuan dasar dan

mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan–perubahan yang terjadi

pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa usia prasekolah

merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi dan

kecerdasan yang dimiliki anak-anak, salah satu kecerdasan yang harus

dikembangkan adalah kecerdasan logika matematika anak. Pengembangan

kecerdasan logika matematika di TK diharapkan tidak hanya berkaitan

dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental social dan

emosional anak didik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus

dilakukan secara menarik dan bervariasi.

Menurut Campbell ( 2006:40 ) “Intelegensi logika matematika

melibatkan banyak komponen seperti: perhitungan secara sistematis,

berfikir logis, pemecahan masalah, ketajaman pola – pola dan hubungan”.

Optimalisasi perkembangan anak memerlukan pengkondisian yang

kondusif, guru perlu memfasilitasi anak agar dapat berkembang dengan

baik.

Matematika bisa dijadikan bagian yang integral dari semua kegiatan

belajar, anak-anak harus diberi kesempatan-kesempatan untuk

menghitung, menyortir, dan menggolongkan dalam berbagai konteks. Ini

akan mendukung perkembangan anak dalam berfikir matematis dan

bernalar. Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran

Page 20: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

5

matematika, guru harus menguasai materi dengan baik, menguasai teknik

pengajaran dan harus memahami karakter serta kemampuan anak didik.

Namun pada kenyataannya, di TK Tunas Karya Padangpanjang

guru kurang menekankan kegiatan pembelajaran matematika di kelasnya.

Kemampuan anak dalam logika matematika terlihat masih rendah seperti

anak belum mengenal angka 1- 10, anak tidak mengenal bentuk-bentuk

geometri, banyak yang belum bisa membedakan bermacam warna, belum

bisa menghitung benda 1-10 dan tidak bisa menyusun ukuran benda dari

yang kecil-besar atau sebaliknya.

Perberdayaan lingkungan dan pemanfaatan sumber belajar belum

secara optimal dalam memfasilitasi perkembangan anak terutama pada

kegiatan peningkatan kecerdasan logika matematika anak. Guru juga

mengajarkan kemampuan yang berkaitan dengan matematika dengan

mengadopsi pola – pola pembelajaran di sekolah dasar, tanpa

memperhatikan prinsip – prinsip pembelajaran anak usia dini serta tidak

sesuai dengan karakteristik dan kemampuan anak. Sehingga TK tidak lagi

menjadi taman yang indah dan tempat bermain bagi anak tetapi beralih

fungsi menjadi “sekolah” TK. sehingga kecerdasan logika matematika

pada diri anak menjadi kurang serta anak sulit belajar yang berkaitan

dengan logika matematika tersebut. Kegiatan pembelajaran yang

berhubungan dengan matematika menjadi sesuatu hal yang menakutkan

dan tidak menyenangkan bagi anak.

Page 21: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

6

Menurut Depdiknas 2005 kemampuan logika matematika anak usia

4 – 6 tahun mencakup beberapa indikator diantaranya:

1. Kemampuan dalam memahami bilangan dan konsep bilangan.

a. Kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan 1 – 10

b. Kemampuan anak dalam mengurutkan bilangan 1 – 10

c. Kemampuan anak dalam menghubungkan lambang bilangan

dengan konsep bilangan 1 – 10

2. Kemampuan anak dalam mengenal dan memahami bentuk geometri.

Keterampilan dalam mengelompokkan geometri pada usia 4 – 6 tahun

idealnya berjumlah 5 jenis bentuk geometri diantaranya bujur sangkar,

persegi panjang, segi tiga, lingkaran dan setengah lingkaran.

3. Kemampuan dalam mengelompokkan warna, bentuk/pola dan ukuran

benda.

Pengalaman penulis sebagai pendidik di TK Tunas Karya

Padangpanjang menemukan sebagian besar anak masih rendah

kemampuan logika matematikanya, karena masih banyak anak yang belum

mampu memahami konsep bilangan, mengenal bentuk geometri,

menyebutkan urutan bilangan dan mengenal beberapa warna. Kemampuan

dan kecerdasan logika matematika anak masih rendah diduga karena

kurang tersedianya dan kurang menariknya alat pembelajaran serta

kurangnya motivasi guru dalam mengajar, metode yang digunakan guru

juga kurang bervariasi.

Page 22: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

7

Berdasarkan hal diatas, maka dalam rangka memenuhi kebutuhan

dan masa peka anak pada aspek kecerdasan logika matematika ini perlu

dibuat dan dikembangkan suatu bentuk permainan yaitu “Permainan

Geometri Box” untuk memberikan dorongan dan rangsangan dalam

peningkatan kecerdasan logika matematika anak, sehingga menjadi hal

yang menyenangkan dan menarik bagi anak didik kita.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang dihadapi dalam peningkatan kecerdasan logika

matematika anak di TK Tunas Karya Padangpanjang sebagai berikut:

1. Kurangnya minat anak dalam kegiatan yang berkaitan dengan

pembelajaran logika matematika.

2. Kurangnya kemampuan anak dalam pembelajaran yang berkaitan

dengan logika matematika seperti anak belum mengenal angka 1-10,

anak tidak mengenal bentuk-bentuk geometri, banyak yang belum bisa

membedakan bermacam warna, belum bisa menghitung benda 1-10 dan

tidak bisa menyusun ukuran benda dari yang kecil-besar atau

sebaliknya.

3. Kurangnya guru dalam menggunakan Alat Permainan Edukatif / APE

4. Guru kurang memotivasi anak dalam kegiatan pembelajaran.

5. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan kurang sesuai

dengan taraf perkembangan anak usia dini.

Page 23: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

8

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, supaya penelitian ini lebih

terarah, mengingat waktu, kemampuan dan sarana yang terbatas, maka

penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Kemampuan anak dalam belajar tentang logika matematika.

2. Media, alat dan metode yang digunakan guru untuk mencapai

kecerdasan logika matematika di Taman Kanak-kanak Tunas Karya

Padangpanjang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian ini yaitu: bagaimana upaya peningkatkan kecerdasan logika

matematika anak melalui permainan Geometri Box di Taman Kanak-

kanak Tunas Karya Padangpanjang ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Memperbaiki proses pembelajaran dalam peningkatan kecerdasan

logika matematika anak.

2. Meningkatkan kecerdasan logika matematika anak melalui permainan

Geometri Box.

3. Mendeskripsikan upaya peningkatan kecerdasan logika matematika

anak melalui permainan Geometri Box di Taman Kanak-kanak Tunas

Karya Padangpanjang.

Page 24: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

9

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan

manfaat:

1. Bagi anak

Meningkatkan kecerdasan logika matematika anak sejak dini.

2. Bagi guru.

Memperkaya wawasan dan keterampilan guru dalam memperbaiki

proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang bervariasi

dalam pengembangan kecerdasan logika matematika anak.

3. Bagi sekolah.

Dapat meningkatkan mutu pendidikan di TK Tunas Karya

Padangpanjang.

4. Bagi penulis.

Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan

pembelajaran terutama dalam meningkatkan kecerdasan logika

matematika anak, dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG

– PAUD) FIP Universitas Negeri Padang.

G. Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan

agar kesamaan konsep dan pengertian serta menghindari kesalahpahaman

yaitu sebagai berikut:

1. Kecerdasan logika matematika

Page 25: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

10

Kecerdasan logika matematika adalah kecerdasan dalam hal angka dan

logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan

kemahiran menggunakan logika atau akal sehat.

2. Permainan Geometri Box

Permainan “Geometri Box“ adalah merupakan permainan anak berupa

kotak dengan bentuk – bentuk geometri yang dilubangi pada dinding

atau sisi – sisi kotak tersebut, yang disertai dengan kepingan –

kepingan bentuk geometri dan angka yang dapat dimainkan oleh

individu dan kelompok kecil.

Page 26: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam Undang-Undang Sisdiknas dinyatakan bahwa anak

Usia Dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun. Pada masa ini

anak sedang menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan

yang sangat pesat.

Menurut para ahli psikologi, usia dini ( 0-8 tahun ) sangat

menentukan bagi anak dalam mengembangkan potensinya, potensi

yang dimiliki pada usia dini sangat besar manfaatnya untuk

pengembangan kualitas manusia.

Osborn, dkk ( dalam Mutiah, 2010:2 ) menyatakan bahwa

perkembangan intelektual anak terjadi sangat besar pada tahun-

tahun awal kehidupan anak. Kehidupan pada masa anak-anak

dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat

penting khususnya yang berkaitan dengan diterimanya rangsangan

( stimulasi ) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya.

Menurut Reber ( dalam Mutiah, 2010:3 ) kehidupan masa

anak-anak merupakan suatu periode yang disebut periode kritis

atau periode sensitive yaitu saat dimana individu memperoleh

Page 27: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

12

rangsangan, perlakuan atau pengaruh dari lingkungan pada masa

atau saat yang tepat.

Kualitas perangsangan harus diatur sebaik-baiknya, tentunya

memerlukan intervensi baik dari guru maupun orang tua.

Perangsangan harus diberikan pada saat yang tepat supaya

memperoleh dampak yang positif bagi anak.

Dengan demikian sangatlah jelas bahwa Pendidikan anak usia

dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati

posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya

manusia, karena rentang anak usia dini merupakan rentangan usia

kritis dan strategis dalam proses pendidikan yang dapat

mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap

selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan

yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal,

dan informal.

Page 28: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

13

Anak merupakan pribadi yang unik, yang memiliki pola

serta irama perkembangan yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada

peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik,

kecerdasan, social-emosional, bahasa dan komunikasi sesuai

dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh

anak usia dini.

b. Ciri anak usia dini

Menurut Solehuddin ( dalam Rusdinal, 2008:13) ada

beberapa karakteristik anak usia dini yang menonjol dalam

kaitannya dengan aktivitas belajar. Karakteristik anak yang

dimaksud adalah

a) unik; b) mengekspresikan perilaku secara relative

spontan; c) bersifat aktif dan enerjik; d) egosentris; e)

memilikirasa ingin tahu yang kuat dan antusias; f)

eksploratif dan berjiwa petualang; g) kaya dengan

fantasi/khayalan; h) mudah frustrasi; i) kurang

pertimbangan dalam melakukan sesuatu; j) memiliki

daya perhatian yang masih pendek; k) usia belajar yang

potensial dan l) semakin menunjukkan minat terhadap

teman.

c. Cara Belajar Anak Usia Dini

Cara atau karakteristik belajar anak usia dini berbeda

dengan orang dewasa. Berkaitan dengan cara belajar bagi anak usia

dini Sujiono (2008:86) mengemukakan bahwa anak usia dini

memiliki ciri-ciri seperti berikut ini:

Page 29: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

14

1) Anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila

kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan

aman dan tentram secara psikologis.

2) Siklus belajar anak selalu berulang, dimulai dari

membangun kesadaran, melakukan penjelajahan

(eksplorasi), memperoleh penemuan untuk

selanjutnya anak dapat menggunakannya.

3) Anak belajar melalui interaksi social dengan orang

dewasa dan teman sebayanya.

4) Minat anak dan keingintahuannya memotivasi

belajarnya.

5) Perkembangan dan belajar anak harus

memperhatikan perbedaan individual

6) Anak belajar dengan cara sederhana ke rumit, dari

konkret ke abstrak, dari gerakan ke verbal dan dari

keakuan ke rasa sosial.

d. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

TK merupakan lembaga pendidikan formal, yang

menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun, yang

implementasinya lebih menekankan pada prinsip “bermain sambil

belajar atau belajar seraya bermain” dan bermain adalah bekerja

bagi anak. Kegiatan pembelajaran di TK akan lebih bermakna bagi

anak apabila dikemas dengan bermain.

Mayke (dalam Sudono 1995:3) menyatakan bahwa :

belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada

anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang,

menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan,

serta mendapatkan bermacam-macam konsep dan

pengertian yang tidak terkira banyaknya. Disinilah

proses pembelajaran terjadi.

Di usia 3 - 5 tahun kecerdasan anak sudah sangat maju dan

kompleks, sehingga diperlukan stimulasi yang lebih tepat untuk

mengembangkan kecerdasan mereka itu, salah satunya dengan

Page 30: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

15

bermain. Bermain merupakan sarana yang efektif dalam upaya

pengembangan kreativitas anak usia dini secara motorik, sosial dan

kognitif.

Untuk itulah, metode paling tepat memberikan stimulasi

pada anak-anak adalah dengan bermain, karena bermain adalah

dunia anak serta menyenangkan bagi anak-anak.

Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program

pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun.

Menurut Frobel ( dalam Masitoh, 2005:36 ) Pendidikan Taman

Kanak-kanak harus mengikuti sifat, karakteristik dan

perkembangan anak disekolah. Guru bertanggung jawab

membimbing dan mengarahkan anak didik, dengan memperhatikan

prinsip pembelajaran di TK.

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 27 tahun 1990 tentang

Pendidikan Pra Sekolah yang berbunyi “Pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

anak di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan

dasar. Jadi keberadaan TK sangat besar manfaatnya bagi anak usia

dini 4-6 tahun.

Tujuan TK adalah Membantu anak didik mengembangkan

berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan

Page 31: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

16

nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik,

kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.

Pelaksanaan pembelajaran di TK sesuai dengan kurikulum

(KBK 2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi, pembelajaran

berdasarkan minat memakai prinsip bermain sambil belajar dan

belajar seraya bermain. Jadi semua potensi yang ada pada anak

dikembangkan melalui permainan yang menyenangkan sesuai

minat anak.

2. Kecerdasan

a. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berfikir

seseorang yang dapat dijadikan modalitas belajar. Kecerdasan bagi

seseorang memiliki manfaat yang besar bagi diri sendiri dan bagi

pergaulannya dimasyarakat karena dengan tingkat kecerdasan yang

tinggi seseorang akan semakin dihargai di masyarakat apabila ia

mampu berkiprah dalam menciptakan hal-hal yang baru.

Gardner ( dalam Sujiono, 2008:176 ) menyatakan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah,

menciptakan produk yang berharga dibuat dalam satu atau

beberapa lingkungan budaya masyarakat.

Pada dasarnya setiap individu berbeda satu dengan

lainnya, masing-masing individu akan mempertahankan hidup dan

mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan cara

Page 32: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

17

yang berbeda pula. Setiap individu mrmiliki laju dan kecepatan

belajar yang berbeda beda, untuk itulah guru di sekolah ataupun

orang tua di rumah harus memperlakukan masing-masing anak

yang memang berbeda dengan memberikan kesempatan yang

berbeda pula.

Orang tua di rumah ataupun guru di sekolah pastilah

menghendaki anak didiknya menjadi anak yang cerdas baik dari

aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan tingkat

usianya. Tingkat kecerdasan yang dimiliki anak akan menentukan

masa depannya, baik cerdas dari aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Anak cerdas adalah harapan semua orang, akan tetapi

untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah. Tantangan bagi

guru dan pendidik adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang

kondusif untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai

dengan kadar kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak.

Binet ( dalam Musfiroh, 2008:1.3 ) mengatakan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen,

yaitu: 1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan;

2) kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan; dan

3) kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan sendiri.

Jadi seseorang anak bisa dikatakan cukup cerdas atau

tidak, dapat dinilai berdasarkan pengamatan terhadap cara dan

Page 33: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

18

kemampuan anak melakukan tindakan dan kemampuan mengubah

arah tindakan apabila diperlukan.

Sedangkan Piaget ( dalam Musfiroh, 2008:1.4 ) melihat

kecerdasan atau intelegensi secara kualitatif, berdasarkan aspek isi,

struktur dan fungsinya. Untuk menjelaskan ketiga aspek tersebut,

Piaget mengaitkan intelegensi atau kecerdasan dengan periodisasi

perkembangan biologis, meliputi sensorimotorik, praopersional,

konkret operasional dan abstrak operasional.

Jadi kecerdasan seorang anak berhubungan dengan

perkembangan biologisnya, semua tahapan perkembangan biologis

yang dilalui anak berpengaruh dari tahapan sejak usia lahir sampai

ia dewasa.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Anak

Menurut Gardner ( dalam Musfiroh, 2008:36 ) Setiap

kecerdasan didasarkan pada potensi biologis, yang kemudian

diekspresikan sebagai hasil dari faktor-faktor genetik dan lingkungan

yang saling mempengaruhi. Secara umum, individu normal mampu

menunjukkan bauran beberapa kecerdasan. Kecerdasan tidak pernah

dijumpai dalam bentuk murni. Sebaliknya, kecerdasan tertanam

berbagai sistem simbol, sepertti bahasa, gambar, peta, notasi musik

dan simbol matematika.

Dengan demikian kecerdasan anak dalam sesuatu bidang

didukung oleh kecerdasan bidang yang lainnya, seperti untuk

Page 34: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

19

menjadikan seorang arsitektur, seseorang perlu memiliki kecerdasan

visual-spasial, logika-matematika, kinestetik dan interpersonal yang

tinggi. Kecerdasan anak akan berkembang dengan baik dan

menonjol apabila diberi rangsangan dan bimbingan yang tepat sejak

usia dini oleh orang tua dan gurunya.

c. Karakteristik Kecerdasan Anak

Gardner ( dalam Musfiroh, 2008:37 ) menyatakan

kecerdasan anak mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

1) Semua intelegensi itu berbeda-beda, tetapi semuanya

sederajat. Tidak ada intelegensi yang lebih baik atau

lebih penting dari intelegensi yang lain.

2) Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang

tidak persisi sama. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi,

ditumbuhkan dan dikembangakan secara optimal.

3) Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap

kecerdasan.

4) Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut bekerja

sama untuk mewujudkan aktivitas yang diperbuat

manusia, satu kegiatan mungkin memerlukan lebih dari

satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat digunakan

dalam berbagai bidang.

5) Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan diseluruh

atau disemua lintas kebudayaan diseluruh dunia dan

kelompok usia.

6) Tahap-tahap alami dari setiap kecerdasan dimulai

dengan kemampuan membuat pola dasar.

7) Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan

melalui rentang pencapaian profesi dan hobi.

Kecerdasan logika matematika yang dimulai sebagai

kemampuan pola pada masa balita dan berkembang

menjadi penguasaan simbolik pada masa anak-anak.

8) Ada kemungkinan seorang anak berada pada kondisi

“beresiko” mereka akan mengalami kegagalan dalam

tugas-tugas tertentu yang melibatkan kecerdasan

tersebut apabila tidak memperoleh bantuan khusus dari

orang dewasa.

Page 35: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

20

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diartikan bahwa

kecerdasan anak akan berkembang apabila mendapat cukup fasilitas,

dukungan dari orang-orang disekitarnya dan memperoleh kesempatan-

kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya.

3. Kecerdasan logika matematika

a. Pengertian Kecerdasan Logika Matematika

Kecerdasan Logika Matematika adalah kecerdasan dalam

hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan

mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika atau akal sehat.

Armstrong ( dalam Musfiroh, 2008:3.3 ) mendefenisikan

Kecerdasan logika matematika sebagai kemampuan menggunakan

angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar.

Kemampuan ini meliputi kemampuan menyelesaikan masalah, dan

menciptakan sesuuatu dengan angka dan penalaran.

Pada tahun 1983, Howard Gardner mengemukakan teori

yang disebut sebagai multiple Intelligences dalam bukunya Frames

of Mind. Teori Gardner ( dalam Sujiono, 2008:6.4 ) mengatakan, ada

banyak cara belajar dan anak-anak dapat menggunakan

intelegensinya yang berbeda untuk mempelajari sebuah keterampilan

atau konsep.

Gardner mengemukakan definisi kecerdasan yang berbeda

untuk mengukur cakupan yang lebih luas tentang potensi manusia,

baik anak-anak maupun orang dewasa. Gardner membaginya dalam

Page 36: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

21

8 kecerdasan yang salah satunya adalah kecerdasan logika

matemaika ( Logic Smart ).

Menurut Gardner ( dalam Musfiroh, 2008:48 ) kecerdasan

matematika bersemayam diotak depan sebelah kiri dan pariental

kanak. Kecerdasan ini dilambangkan terutama dengan angka-angka

dan lambang matematika lain. Kecerdasan ini dikategorikan sebagai

kecerdasan akademik karena dukungannya yang tinggi terhadap

keberhasilan belajar seorang anak.

Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan

kemampuan-kemampuan menganalisis masalah secara logis,

menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola-pola

matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Orang dengan

logika matematis yang tinggi, akan menunjukkan proses menjawab

beragam pertanyaan atau bahkan bertanya dalam kecepatan yang

luar biasa.

b. Tujuan dan Manfaat Mengembangkan Kecerdasan Logika

Matematika Pada Anak

Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk

mengenalkan kegiatan matematika, karena usia TK sangat peka

terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahu

yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi atau

motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Apabila

kegiatan matematika diberikan melalui berbagai macam permainan

tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana

Page 37: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

22

belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih

berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan

minat, kebutuhan dan kemampuannya.

Menurut Hurlock ( dalam Depdiknas, 2000:6 ) bahwa lima

tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi

perkembangan selanjutnya. anak yang mengalami masa bahagia

berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis

diawal perkembangannya akan dapat melaksanakan tugas-tugas

perkembangan selanjutnya.

Piaget ( dalam Depdiknas, 2000:6 ) juga mengatakan bahwa

untuk meningkatkan perkembangan mental anak ketahap yang lebih

tinggi dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak

terutama pengalaman kongkrit, kareana dasar perkembangan mental

adalah melalui pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan

benda-benda disekitarnya.

Sujiono ( 2008:11.4 ) mengatakan bahwa tujuan yang ingin

dicapai dalam pengembangan kecerdasan logika matematika pada

anak adalah agar anak dapat memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Dapat berfikir logis dan sistimatis sejak dini

melalui pengamatan terhadap benda-benda

kongkrit, gambar-gambar ataupun angka-angka

yang terdapat disekitar anak.

2) Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam

kehidupan bermasyarakat yang dalam

kesehariannya memerlukan keterampilan

berhitung.

Page 38: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

23

3) Dapat memahami konsep ruang dan waktu serta

dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu

peristiwa yang terjadi disekitarnya.

4) Dapat melakukan suatu aktivitas melalui daya

abstraksi, apresiasi serta ketelitian yang tinggi.

5) Dapat berkreatifitas dan berimajinasi dalam

menciptakan sesuatu secara spontan.

Sujiono ( 2008:11.5 ) mengatakan bahwa pengembangan

kecerdasan logika matematika melalui permainan matematika yang

diberikan pada anak usia dini dalam kegiatan belajar di TK

bermanfaat antara lain:

1) Membelajarkan anak berdasarkan konsep

matematika yang benar, menarik dan

menyenangkan.

2) Menghindari ketakutan anak terhadap matematika

sejak awal

3) Membantu anak belajar matematika secara alami

melalui kegiatan bermain.

c. Materi Program Pengembangan Kecerdasan Logika

Matematika

Pembelajaran serta penguasaan konsep matematika tidak

datang dari buku kerja atau tugas-tugas dikertas, melainkan anak

mengalami perkembangan melalui penggunaan pengetahuan

matematika dan mengembangkan kompetensi matematika melalui

interaksi langsung dengan dunia sekitarnya. mereka menyerap dan

membangun kembali pengetahuan ini melalui pengalaman langsung

dengan kegiatan-kegiatan yang nyata.

Burns dalam bukunya Math Solution dan Baratta Lorton

dalam bukunya Math their Way keduanya mendasarkan pada teori

Page 39: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

24

Piaget yang menunjukkan bagaimana konsep matematika terbentuk

pada anak.

Burns ( dalam Mutiah, 2010:161 ) mengatakan kelompok

matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia tiga

tahun adalah kelompok bilangan ( Aritmatika, berhitung ), pola dan

fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi, probabilitas

dan pemecahan masalah.

Menurut Stolberg ( 2008:266 ) Materi program yang dapat

mengembangkan kecerdasan logika matematika anak antara lain

adalah:

1) Korespondensi adalah distribusi benda-benda yang

ada hubungan langsung antara satu dengan yang

lainnya

2) Pengurutan adalah kemampuan untuk

menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya

3) Menghitung adalah memperagakan sebuah

pemahaman tentang angka dan jumlah

4) Kalkulasi adalah proses penambahan dan

pengurangan, sejalan dengan dialaminya secara

kongkret

5) Klasifikasi adalah kemampuan untuk mengurutkan

benda-benda berdasarkan atributnya.

6) Pengukuran adalah proses menemukan angka dari

sebuah unit standar dari sebuah objek.

7) Perbandingan adalah menentukan besar dan kecil

sebuah benda atau sama dengan benda yang lain

melalui pengukuran.

8) Geometri adalah studi hubungan ruang. Termasuk

pendalaman benda-benda serta hubungan-

hubungannya, sekaligus pengakuan tentang bentuk

dan pola.

9) Pola adalah sebuah tema yang menghubungkan

topik-topik matematika.

Page 40: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

25

d. Cara Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika

Sujiono ( 2005:289 ) menjelaskan Cara mengembangkan

kecerdasan logika matematika pada anak adalah sebagai berikut:

1) Menyelesaikan puzzle, dapat juga dengan

permainan lain seperti ular tangga dan domino.

Permainan ini akan membantu anak dalam latihan

mengasah kemampuan memecahkan berbagai

masalah menggunakan logika.

2) Mengenal bentuk geometri, dapat dimulai dengan

kegiatan sederhana sejak anak masih bayi,

misalnya dengan menggantungkan berbagai

bentuk geometri berbagai warna.

3) Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan

lagu.

4) Eksplorasi fikiran melalui diskusi dan olah fikir

ringan, dengan obrolan ringan, misalnya

mengaitkan pola hubungan sebab akibat, bermain

tebak-tebakan.

5) Pengenalan pola, permainan menyusun pola

tertentu dengan menggunakan kancing warna

warni, pengamatan atas kejadian sehari-hari,

sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya

sebagai hubungan sebab akibat.

6) Eksperimen di alam, membawa anak berjalan-

jalan keluar rumah, biarkan anak bereksplorasi

dengan alam.

7) Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan

konsep matematika, dapat dengan cara

mengikutsertakan anak belanja.

8) Games penuh strategi dan eksperimen ( untuk anak

usia 0-5 tahun ) seperti: mengelompokkan benda

( 2-4 tahun ), bermain kartu ( 4-6 tahun ),

menyeimbangkan batang kayu dan gantungan

pakaian ( 3-6 tahun).

Jadi cara untuk mengembangkan kecerdasan logika

matematika anak dapat kita gunakan bermacam-macam kegiatan

yang bervariasi agar menarik bagi anak dan sesuai dengan tahap

perkembangan anak.

Page 41: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

26

Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan

diatas, Depdiknas ( 2000:7 ) menjadikan permainan matematika di

TK seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan yaitu :

1) Penguasaan konsep

Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu

dengan menggunakan benda dan peristiwa

kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan

menghitung bilangan.

2) Masa Transisi

Proses berfikir yang merupakan masa peralihan

dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan

lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu

masih ada dan mulai dikenalkan bentuk

lambangnya.

3) Lambang bilangan

Merupakan visualisasi dari berbagai konsep.

misalnya lambang 5 untuk menggambarkan

konsep bilangan lima, merah untuk melambangkan

konsep warna, besar untuk melambangkan konsep

ruang dan segi tiga untuk menggambarkan konsep

bentuk.

4. Pentingnya Bermain dalam Mengoptimalkan Pendidikan Anak

Usia Dini

Sesuai dengan salah satu prinsip pembelajaran di Taman Kanak-

kanak yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, maka

permainan dalam pembelajaran di TK adalah sebuah keniscayaan.

Bermain bagi anak adalah kebutuhan pokok sebagai mana

kebutuhan makanan bagi tubuh kita. Bermain adalah kebutuhan psikis

yang menyenangkan bagi anak. Dalam keadaan senang otak anak siap

untuk menerima stimulus dari manapun, sehingga potensi akan

berkembang secara maksimal.

Page 42: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

27

Sudono ( 1995:1 ) mendefinisikan bermain adalah ”suatu

kegiatan yang di lakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang

menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi

kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak”. Dengan

bermain anak dapat berekplorasi sehinga dapat mengenal konsep atau

pengetahuan dasar dengan lebih mudah.

Tujuan pendidikan TK dalam Depdiknas (2005:3) adalah

“Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis

maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial

emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk

siap memasuki pendidikan dasar”.

Untuk tercapainya tujuan tersebut maka pendekatan pembelajaran

yang tepat adalah dengan cara bermain sambil belajar atau belajar

melalui aktivitas bermain. Melalui bermain anak di ajak untuk

berekplorasi, menemukan dan memanfaatkan obyek-obyek yang dekat

dengan anak, sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi anak.

Seiring dengan hal tersebut Mayke ( dalam Sudono, 1995:3)

menyatakan:

”Bahwa belajar sambil bermain memberi kesempatan pada

anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan

sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan

bermacam-macam konsep serta pengetahuan yang tidak

terhitung banyaknya”.

Disinilah proses pembelajaran terjadi. Mereka mengambil

keputusan, memilih, menentukan, mencipta, memasang, membongkar,

Page 43: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

28

mengembalikan, mencoba mengeluarkan pendapat, dan memecahkan

masalah mengerjakan secara tuntas, bekejasama dengan teman, dan

mengalami berbagai macam perasaan.

Alat bermain mempunyai peran penting dalam mengembangkan

potensi anak, Sudono ( 1995:7 ) menyatakan bahwa:

“Alat bermain adalah semua alat bermain yang digunakan

oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki

bermacam sikap seperti bongkar pasang, pengelompokan,

memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk,

mengepak, menyempurnakan suatu disain atau menyusun

sesuai bentuk utuhnya.”

Dari uraian diatas maka peran guru sangat penting dalam

mengembangkan potensi anak melalui bermain, untuk itu dituntut

kreatifitas guru untuk menciptakan berbagai macam media permainan

atau alat peraga yang menyenangkan bagi anak.

Hampir semua program kegiatan pendidikan anak usia dini

menyelenggarakan kegiatan bermain dengan porsi besar bagi aanak

didiknya. Untuk hal tersebut para guru sebaiknya merencanakan secara

cermat kegiatan bermain tersebut dengan dukungan lingkungan sekolah

dan materi bermain yang dianggap sangat penting.

5. Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif ( APE )

Pengertian Alat Permainan Edukatif ( APE ) adalah alat

permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan

pendidikan. Menurut Sugianto, T. ( dalam Zaman, dkk, 2005:6.2 ) APE

untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan

meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK.

Page 44: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

29

APE adalah alat permainan yang digunakan dalam proses

pembelajaran yang mengandung unsur pendidikan bagi anak didik.

Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya dari

yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dari yang tidak dapat

diperbuatnya sampai mampu melakukannya.

Alat Permainan Edukatif ( APE ) termasuk dalam kategori

media dan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan

pembelajaran. APE memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan

sumber belajar yang lain karena APE mengandung nilai pendidikan,

dapat menumbuhkan kreativitas anak, menimbulkan daya imajinasi,

dapat dimainkan oleh anak sehingga menambah kesenangan bagi anak

serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.

Menurut Schramm ( dalam Eliyawati, 2005:105 ) bahwa media

pembelajaran adalah ”tekhnologi pembawa pesan yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”. Sebagaimana terlihat

pada gambar skema pesan.

Gambar 1. Skema pesan

Guru Siswa Media Pesan

Page 45: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

30

Ciri-ciri alat permaian edukatif adalah :

- Dirancang untuk mengembangkan aspek-aspek

perkembangan anak TK.

- Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk dan multi

guna.

- Aman bagi anak.

- Dapat mendorong aktifitas dan kretifitas anak.

- Bersifat konstruksif atau ada sesuatu yang dihasilkan.

Sebagai seorang guru yang akan melaksanakan proses

pembelajaran di TK hendaknya mampu membuat dan menciptakan

APE sebagai karya yang orisinil, kemampuan tersebut diperlukan

karena guru adalah pemegang kendali dalam proses pembelajaran anak

TK dan dengan alat permainan edukatif yang memadailah

pengembangan aspek kemampuan anak akan cepat berkembang.

6. Permainan Geometri Box

a. Pengertian Permainan Geometri Box

Permainan “Geometri Box“ adalah merupakan permainan anak

berupa kotak dengan bentuk – bentuk geometri yang dilubangi pada

dinding atau sisi – sisi kotak tersebut, yang disertai dengan kepingan

– kepingan bentuk geometri dan angka yang dapat dimainkan oleh

individu dan kelompok kecil.

Page 46: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

31

b. Tujuan Permainan Geometri Box

Melalui Permainan Geometri Box ini kita harapkan dapat

meningkatkan kecerdasan logika matematika anak, sehingga

meningkatnya aktivitas dan hasil pembelajaran logika matematika di

Taman Kanak-kanak.

Dengan permainan Geometri Box kecerdasan logika

matematika anak meningkat melalui pengalaman langsung dengan

benda-benda kongkrit yang bermakna dalam melakukan permainan.

Sebagaimana pendapat Dewey ( dalam Montolalu, 2005:1.6 )

“Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain yang

bermakna menggunakan benda-benda kongkrit, anak

mengembangkan kemampuan dan pengertian dalam memecahkan

masalah, sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui

interaksi teman sebaya”.

Berdasarkan Depdiknas ( 2005:22-23 ) indikator kemampuan

yang diharapkan dapat dicapai oleh anak melalui permainan

Geometri Box adalah:

1) mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri

tertentu.

2) Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya

3) Membilang/menyebutkan angka 1 - 10.

4) Membilang ( mengenal konsep bilangan dengan benda – benda).

Page 47: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

32

5) Mengelompokkan benda tiga dimensi ( benda sebenarnya )

yang berbentuk geometri ( lingkaran , segi tiga, segi empat )

6) Menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh.

c. Teknik Pelaksanaan Permainan Geometri Box

Adapun Langkah-langkah pelaksanaan Permainan Geometri

Box dalam pembelajaran untuk anak :

1) Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan oleh Anak.

2) Guru memperlihatkan alat permainan kepada anak.

3) Guru merangsang dan memotivasi anak untuk menyebutkan

nama dan kegunaan alat tersebut.

4) Anak dan guru menyanyikan lagu “aku pandai berhitung”

bersama – sama.

5) Anak mendengarkan guru memberi penjelasan tentang kegiatan

yang akan dilakukan dalam Permainan Geometri Box sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan / kemampuan yang

diharapkan dicapai.

6) Guru bersama anak - anak membuat aturan ( tata tertib ) dalam

melaksanakan kegiatan.

7) Guru mengajak anak untuk berdo’a sebelum memulai kegiatan.

8) Anak bermain dengan alat permainan Geometri Box dibawah

pengawasan dan bimbingan guru.

9) Bagi anak yang bisa diberikan pujian dan bagi anak yang belum

bisa dan tidak mau bermain diberikan motivasi dan bimbingan.

Page 48: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

33

10) Untuk menambah semangat anak, diadakan lomba

permainan Geometri Box. Bagi yang lama selesainya disuruh

menyanyi dan bertepuk tangan 10 x ( sebagai hukuman edukatif

dan menghibur temannya yang cepat selesai ).

11) Setelah selesai, anak dan guru mendiskusikan tentang

permainan yang sudah dilakukan.

12) Guru dan anak menutup kegiatan dengan mengucapkan

do’a bersama – sama.

B. Penelitian yang Relevan

Sebelum penelitian tentang peningkatan kecerdasan logika

matematika ini dilaksanakan, peneliti membaca penelitian yang relevan

dengan penelitian yang direncanakan ini. yakni oleh:

1. Marlina ( 2010 ) dengan judul “Peningkatan kemampuan logika

matematika anak melalui permainan Gambar Hewan Beruang Angka di

PAUD Islam Exelent Bukitinggi” dalam penelitian Silvi Marlina

memfokuskan penelitiannya untuk meningkatkan kemampuan logika

matematika anak dalam mengenal konsep angka, bentuk geometri dan

warna.

2. Yusni ( 2010 ) dengan judul “Meningkatkan kemampuan matematika

anak melalui permainan tabung dan pinang berwarna di TK Negeri

Pembina Payakumbuh”. Dalam hasil penelitian ini kemampuan berhitung

anak semakin meningkat.

Page 49: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

34

3. Putri ( 2011 ) dengan judul “Meningkatkan kreativitas anak melalui

permainan tabung angka transparan di TK Darul falah Padang”. Pada

penelitian ini juga menghasilkan kemampuan berhitung anak dapat

meningkat.

Sedangkan penelitian yang penulis buat memfokuskan tentang

peningkatan kecerdasan logika matematika anak dalam mengenal angka,

konsep bilangan, bentuk geometri, ukuran dan mengenal warna.

C. Kerangka Konseptual

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan

tentang peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran logika matematika

melalui permainan Geometri Box, maka kerangka konseptualnya dapat

dibagi dalam tiga hal berikut:

1. Masalah yang akan diselesaikan

2. Cara penyelesaian masalah

3. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan tindakan.

Permasalahan yang dihadapi anak-anak TK Tunas Karya

Padangpanjang adalah kurangnya minat anak dalam melakukan

pembelajaran logika matematika, sehingga berdampak hasil pembelajaran

logika matematika belum teroptimalkan, kecerdasan logika matematika

anak masih rendah terutama tentang pengenalan bentuk geometri, ukuran,

mengenal angka dan konsep bilangan 1-10, mengenal berbagai macam

warna dan menyusun puzel. Hal ini dikarenakan kurangnya penggunaan

Page 50: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

35

media pembelajaran yang menarik bagi anak dan metode pembelajaran

yang tidak bervariasi.

Solusi permasalahan diatas adalah penulis mencoba membuat

permainan dengan menggunakan alat permainan Geometri Box yang

diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran berkaitan

dengan logika matematika.

Kerangka konseptual dapat terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Kerangka konseptual

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori – teori yang ada dan setelah membaca teori – teori

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa “Permainan Geometri Box” dapat

meningkatkan aktivitas, hasil belajar dan kecerdasan logika matematika anak

di Taman Kanak – kanak Tunas Karya Padangpanjang. .

Page 51: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

36

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas

( Class Room Action Reasearch ). Dalam penelitian ini penulis

berkolaborasi dengan teman sejawat, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan cara atau prosedur baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dikelas.

Metode penelitian yang di gunakan untuk mendapatkan data guna

memperoleh kebenaran dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi,

sebagai mana menurut Arikunto dkk (2006:127) bahwa observasi adalah

“kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa

jauh efek tindakan telah mencapai sasaran“

Yang penulis lakukan dalam penelitian ini, pertama-tama adalah

pembuatan media pembelajaran dan menciptakan jenis permainannya,

kemudian mencobakannya didepan anak sambil menerangkan fungsi dari

media pembelajaran dan cara bermainnya, serta menyepakati aturan

perrmainannya. Setelah itu anak diajak mencobakan sesuai dengan aturan

main yang telah disepakati bersama.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah murid TK Tunas

Karya kecamatan Padangpanjang Barat kota Padangpanjang Sumatera

Barat, pada kelompok B1 dengan jumlah anak sebanyak 14 orang yang

terdiri dari 6 anak perempuan dan 8 anak laki-laki.

Page 52: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

37

Penelitian di lakukan mulai semester I ( ganjil ) tahun pelajaran

2011/2012. Pelaksanaan ini direncanakan 2 bulan yaitu dari Bulan

Desember Sampai bulan januari 2012. Setiap pertemuan terdiri dari 30

menit kegitan awal, 60 menit kegiatan inti pada sentra, dalam penelitian ini

penulis memanfaatkan sentra persiapan, 30 menit kegiatan istirahat dan 30

menit kegiatan penutup. Jumlah siklus penelitian tergantung dari hasil

analisis data yang menjadi acuan peneliti dalam proses refleksi penelitian

tindakan kelas.

C. Prosedur Penelitian

Kondisi awal sebelum peneliti melakukan tindakan, terlebih dahulu

peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran tentang

matematika di kelompok B1 TK Tunas Karya Padangpanjang. Masih

banyak anak yang rendah kemampuan logika matematikanya. Masih

banyak anak belum bisa mengenal bentuk – bentuk geometri, belum

mampu menyebutkan urutan bilangan, belum mampu mengenal konsep

bilangan dengan benda mengenal beberapa warna dan belum mampu

menyusun ukuran benda dari kecil-besar atau sebaliknya, itu mungkin

disebabkan kurangnya alat media pembelajaran yang dapat menarik minat

anak dan metode yang digunakan guru kurang bervariasi.

Setelah diamati, peneliti membuat perencanaan untuk siklus I

pertemuan I. Peneliti merancang pembelajaran yang menarik minat anak

dalam meningkatkan kecerdasan logika matematika anak melalui sebuah

permainan dengan menggunakan alat permainan yaitu Geometri Box,

Page 53: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

38

dimana dengan menggunakan Geometri Box ini diharapkan kecerdasan

logika matematika anak dapat meningkat secara optimal.

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang, sebagai

mana Suhardjono ( dalam Arikunto, 2006:74 ) menjelaskan empat

kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu ”Perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi”.

Keempat kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Skema prosedur penelitian Suhardjono

Siklus I

Siklus II

Permasalahan Perencanan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Refleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan /

Pengumpulan

DataII

Refleksi II

Permasalahan sudah selesai

Penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya karena kemampuan anak sudah mencapai KKM

Kondisi awal

Page 54: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

39

1. Perencanaan

a. Merancang bentuk permainan yang menarik bagi anak, kemudian

dituangkan dalam bentuk satuan kegiatan harian

b. Mendesain bentuk permainan Geometri Box

c. Menyusun instrumen penelitian

1) Format observasi hasil pembelajaran logika matematika

2) Format wawancara dengan anak

d. Menganalisa permainan yang akan dimainkan anak.

e. Mencobakan cara bermain yang akan dimainkan anak.

2. Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan dengan langkah

sebagai berikut:

a. Peneliti mencontohkan cara bermain Geometri Box yang akan

dimainkan anak.

b. Anak diberi kesempatan mencobakan permainan Geometri Box

untuk merangsang proses berfikir anak.

c. Apabila anak berhasil dalam memainkan alat sesuai petunjuk,

Peneliti dan Kolaborator memberikan pujian.

d. Apabila anak belum berhasil maka Peneliti dan Kolaborator

memberikan motivasi dan bimbingan.

e. Setelah semua anak selesai bermain dengan media Geometri Box,

Peneliti dan kolaborator melakukan analisis terhadap apa yang

mereka lakukan.

Page 55: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

40

f. Melakukan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai dengan

merencanakan tindakan selanjutnya.

3. Pengamatan

Observasi dilakukan untuk proses pengumpulan data dengan

mengisi instrumen penelitian yang telah disiapkan. Dengan bantuan

kolaborator, data kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan anak diisi

kedalam lembar observasi. Hal-hal yang diamati dalam aktivitas

pembelajaran logika matematika terkait bidang pengembangan sikap

perilaku adalah kemauan, perhatian dan kesabaran anak dalam

melakukan kegiatan. Sedangkan hal - hal yang diamati dalam hasil

pembelajaran logika matematika adalah sejauhmana ketercapaian

indikator bidang pengembangan kognitif yaitu: mengenal bentuk

geometri, mengenal warna, mengurutkan angka, mengurutkan

bentuk/pola, mengenal konsep bilangan dengan benda dan

mengelompokkan benda dengan berbagai cara.

4. Refleksi

Refleksi atau evaluasi adalah upaya untuk mengkaji apa yang

terjadi dan belum terjadi. Hasil refleksi digunakan untuk menetukan

langkah selanjutnya dalam rangka menghasilkan perbaikan, dengan

ketentuan bahwa ketuntasan minimal adalah apabila jumlah anak yang

berhasil tuntas berjumlah minimal 65%. Apabila jumlah anak yang

tuntas kurang dari 65% diartikan masih perlu perbaikan dan dapat

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Page 56: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

41

D. Instrumentasi

Alat pengumpul data yang digunakan adalah:

1. Pengamatan atau Observasi.

Lembar observasi hasil pembelajaran logika matematika

sesuai kurikulum berbasis kompetensi 2004 pada aspek

pengembangan kognitif dengan indikator sebagai berikut:

a) Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri

tertentu.

b) Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya

c) Membilang/menyebutkan angka 1 - 10.

d) Membilang ( mengenal konsep bilangan dengan benda –

benda).

e) Mengelompokkan benda tiga dimensi ( benda sebenarnya )

yang berbentuk geometri ( lingkaran, segi tiga, segi empat )

f) Menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh.

Adapun penilaian yang digunakan adalah: apabila hasil

pembelajaran sangat tinggi, maka diberi nilai bulat penuh

( ), apabila hasil pembelajaran tinggi maka diberi nilai tanda

cek (V) dan apabila hasil pembelajaran rendah maka diberi

nilai bulat kosong ( ) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

table 1.

Page 57: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

42

Tabel 1. Kriteria hasil pembelajaran

NO Komponen yang dinilai Criteria Indikator

1. Mengelompokkan

geometri yang sama

bentuk, ukran dan

warnanya

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Dapat mengelompokkan

dengan tepat

Hanya sebagian yang bisa

dikelompokkan

Hanya sebagian kecil yang

bisa mengelompokkan

2. Mengenal urutan

bilangan 1 – 10 Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Dapat menyebutkan

urutan bilangan

Hanya sebagian yang bisa

Hanya sebagian kecil

yang bisa menyebutkan

3. Mengenal konsep

bilangan dengan benda Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Dapat mengenal konsep

bilangan

Hanya sebagian yang bisa

mengenal konsep bilangan

Hanya sebagian kecil

yang bisa mengenal

konsep bilangan

4 Mengenal bentuk-bentuk

geometri Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Dapat mengenal semua

bentuk geometri

Hanya sebagian yang

dikenalnya/ada yang tidak

dikenal

Tidak ada yang dikenal

5 Mengenal warna Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Dapat mengenal semua

warna

hanya sebagian mengenal

warna / ada yang tidak

dikenal

Tidak kenal warna sama

sekali

Page 58: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

43

6

7

Menyusun ukuran benda

dari yang kecil ke yang

besar dan sebaliknya

Menyusun puzel menjadi

bentuk utuh

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

- Sangat Tinggi

- Tinggi

- Rendah

Dapat mengurutkan

dengan benar semuanya

Hanya sebagian yang

dapat diurutkan

Tidak bisa mengurutkan

sama sekali

- Dapat menyusun puzel

dengan utuh

- Menyusun sebagian puzel

- Tidak dapat menyusun

sama sekali

Tabel 2. Format Observasi Anak

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

4

5

6

7

Anak mampu mengenal bentuk-

bentuk Geometri

Anak mampu mengenal warna

Anak mampu mengelompokkan

kepingan geometri yang sama

bentuk, ukuran dan warnanya

Anak mampu menyusun ukuran

kepingan geometri dari yang kecil

sampai yang besar dan sebaliknya

Anak mampu mengenal angka 1-10

Anak mampu mengenal konsep

bilangan 1-10

Anak mampu menyusun kepingan

puzel menjadi bentuk utuh

Nilai Rata-rata

2. Dokumentasi.

Berupa kamera untuk mendokumentasikan pembelajaran yang

sedang berlangsung.

3. Wawancara

Page 59: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

44

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari anak.

Tabel 3. Format wawancara

No Pertanyaan Jawaban Alasan

1

Apakah kamu mampu

mengenal bentuk-bentuk

geometri ?

7 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

beberapa bentuk

geometri

7 anak menjawab

tidak tahu

Ragu dengan bentuk

geometri

2 Apakah kamu mampu

mengenal warna kepingan

geometri?

10 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

bentuk geometri

4 anak menjawab

dengan gelengan

kepala

Tidak tahu

3 Apakah kamu mampu

mengelompokkan kepingan

geometri menurut

bentu,ukuran dan

warnanya?

10 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

bentuk geometri

4 anak menjawab

dengan gelengan

kepala

Ragu, malu dan tidak

tahu dengan bentuk

geometri

4

5

6

7

Apakah kamu mampu

menyusun kepingan

geometri dari yang kecil-

besar atau sebaliknya?

Apakah kamu mampu

mengenal angka 1-10?

Apakah kamu mampu

menghitung jumlah

kepingan geometri?

Apakah kamu bisa

menyusul puzel geometri?

9 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

beberapa bentuk

geometri

5 anak menjawab

belum mampu

10 menjawab

mampu

4 anak menjawab

tidak tahu

10 anak menjawab

mampu

4 anak menjawab

tidak mampu

9 anak menjawab

mampu

Ragu dengan bentuk

geometri

Sudah tahu angka 1-

10

Ragu-ragu

Sudah mampu

menghitung 1-10

Ragu-ragu

Sudah tahu cara

menyusunnya

Page 60: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

45

5 anak menjawab

tidak mampu

Tidak mengerti

Nilai rata-rata Mampu

Tidak mampu

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi atau pengamatan, digunakan untuk memperoleh data tentang

perkembangan kemampuan logika matematika anak melalui permainan.

2. Unjuk kerja atau pencatatan lapangan adalah, merupakan hasil

peningkatan kecerdasan logika matematika anak yang ditulis guru

waktu kegiatan berlangsung.

3. Dokumentasi untuk melihat kegiatan perkembangan kemampuan logika

matematika anak melalui permainan Geometri Box.

4. Wawancara, digunakan memperoleh informasi langsung dari anak.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisa kuantitatif

Teknik analisa data yang dilakukan dengan analisa deskriptif

dengan menggunakan Rumus Presentase. Analisa deskriptif untuk

mendapatkan gambaran data yang menjelaskan perkembangan

kecerdasan logika matematika anak dengan menggunakan permainan

Geometri Box, sedangkan analisa presentase untuk mendapatkan

beberapa presentase peningkatan kecerdasan logika matematika anak

melalui permainan Geometri Box .

Page 61: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

46

Setelah data berhasil dikumpul kemudian diolah dengan

menggunakan teknik distribusi frekuensi atau statistik deskriptif

dikemukakan oleh Sudijono (2006: 43)

Dengan rumus : P = F x 100 %

N

Keterangan : P = angka presentase

F = frekuensi

N = jumlah sampel atau jumlah anak dalam satu

kelas.

Menurut Arikunto ( 2006:241 ) interprestasi aktifitas belajar

anak sebagai berikut:

a. Sangat Tinggi ( ST )

b. Tinggi ( T )

c. Rendah ( R )

d. Sangat Rendah ( SR )

e. Rendah Sekali ( RS )

2. Analisa kualitatif.

Sumber dalam menggali data penelitian ini sesuai dengan uraian

di atas adalah lembar observasi, buku catatan, dokumentasi dan

wawancara.

a. Lembar Observasi.

Lembar observasi yang digunakan adalah observasi

berstruktur dan teknik supervisi klinis. Dalam hal ini butir-butir

observasi dibuat berdasarkan indikator pengembangan kemampuan

Page 62: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

47

logika matematika dalam bidang pengembangan kognitif dalam

Standar Kurikulum Berbasis Kompetensi TK 2004.

Indikator-indikator tersebut antara lain:

1) mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri

tertentu.

2) Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya

3) Membilang/menyebutkan angka 1 - 10.

4) Membilang ( mengenal konsep bilangan dengan benda – benda).

5) Mengelompokkan benda tiga dimensi ( benda sebenarnya ) yang

berbentuk geometri ( lingkaran , segi tiga, segi empat )

6) Menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Instrumen ini diisi oleh guru yang bertujuan untuk

mengetahui aktifitas perkembangan anak dalam proses belajar

mengajar terkait dengan indikator-indikator pengembangan

kemampuan logika matematika anak.

b. Buku catatan

Buku catatan adalah catatan harian yang diisi selama proses

pembelajaran berlangsung

c. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pengembangan kemampuan

logika matematika melalui permainan Geometri Box.

d. wawancara langsung dengan anak didik

Page 63: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Pada kondisi awal sebelum penelitian dilakukan di TK Tunas Karya

Padang Panjang, kemampuan logika matematika sebagian besar anak di

kelompok B1 masih rendah. Anak-anak mengalami kesulitan saat

menjawab pertanyaan tentang nama-nama geometri, membedakan bentuk-

bentuk geometri, tidak mengenal lambang bilangan 1 – 10, kurang

memahami konsep bilangan, kurang mampu membedakan bermacam-

macam warna dan ukuran benda. Dampak yang ditimbulkan dari hal ini

adalah kurangnya kecerdasan anak dalam logika matematika karena

pembelajaran dan sarana yang diberikan tidak optimal.

Hasil observasi dalam pembelajaran kemampuan logika matematika

anak pada kondisi awal (sebelum tindakan), Lebih jelas dapat dilihat pada

tabel dan grafik dibawah ini:

48

Page 64: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

49

Tabel 4. Hasil Observasi Kemampuan Logika Matematika Anak dalam

Proses Pembelajaran pada Kondisi Awal ( Sebelum Tindakan)

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

4

5

6

7

Anak mampu mengenal

bentuk-bentuk Geometri

Anak mampu mengenal

warna

Anak mampu

mengelompokkan kepingan

geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

Anak mampu menyusun

ukuran kepingan geometri

dari yang kecil sampai yang

besar dan sebaliknya

Anak mampu mengenal

angka 1-10

Anak mampu mengenal

konsep bilangan 1-10

Anak mampu menyusun

kepingan puzel menjadi

bentuk utuh

1

2

2

2

2

2

2

7,15

14,28

14,28

14,28

14,28

14,28

14,28

2

2

2

2

2

2

2

14,28

14,28

14,28

14,28

14,28

14,28

14,28

11

10

10

10

10

10

10

78,57

71,44

71,44

71,44

71,44

71,44

71,44

Nilai Rata-rata 2 14,28 2 14,28 10 71,42

Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi kemampuan logika

matamatika anak sebelum tindakan Pada aspek 1 kemampuan anak dalam

mengenal bentuk-bentuk geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 1

orang dengan persentase 7,15%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang

dengan persentase 14,28%, anak yang rendah berjumlah 11 orang

persentase 78,57%.

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna, anak yang

sangat tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, anak yang

Page 65: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

50

tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, anak yang rendah

berjumlah 10 orang dengan persentase 71,44%.

Pada aspek 3 kemampuan anak dalam Anak mampu

mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk, ukuran dan

warnanya, anak yang sangat tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase

14,28%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%,

anak yang rendah berjumlah 10 orang dengan persentase 71,44%.

Pada aspek 4 kemampuan anak menyusun ukuran kepingan

geometri dari yang kecil sampai yang besar dan sebaliknya, anak yang

sangat tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, anak yang

tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, dan anak yang rendah

berjumlah 10 orang dengan persentase 71,44%.

Pada aspek 5 kemampuan anak mengenal angka 1-10, anak yang

sangat tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, anak yang

tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, dan anak yang rendah

berjumlah 10 orang dengan persentase 71,44%.

Pada aspek 6 kemampuan anak mengenal konsep bilangan 1-10,

anak yang sangat tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%,

anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, dan anak

yang rendah berjumlah 10 orang dengan persentase 71,44%.

Pada aspek 7 mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk

utuh, anak yang sangat tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase

Page 66: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

51

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6 7

sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

14,28%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%,

dan anak yang rendah berjumlah 10 orang dengan persentase 71,44%.

Grafik 1. Hasil Observasi Kemampuan Logika Matematika Anak

dalam Proses Pembelajaran pada Kondisi Awal ( Sebelum

Tindakan).

Uraian di atas menggambarkan kemampuan anak dalam logika

matematika pada kondisi awal. Dapat terlihat bahwa pada ke 7 aspek

masih sangat rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk

meningkatkan ke 7 aspek tersebut. Deskripsi data diuraikan dalam tahapan

yang berupa siklus- siklus. Pada penelitian ini, pembelajaran dilakukan

dalam dua siklus.

2. Deskripsi Siklus I

Siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pertemuan I dilaksanakan

Page 67: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

52

pada tanggal 8 Desember 2011, pertemuan II dilaksanakan pada tanggal

12 Desember 2011, dan pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 14

Desember 2011. Dibandingkan dari kondisi awal, pada hasil siklus I,

aspek yang dinilai dalam observasi mengalami peningkatan namun belum

mencapai target KKM sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan di

akhir siklus I menunjukkan bahwa anak belum optimal dalam kemampuan

logika matematika.

a. Perencanaan

Guru melaksanakan analisis kurikulum untuk menentukan

kompetensi dasar dan indikator yang akan dipakai dalam penelitian

kepada anak dalam kegiatan peningkatan kecerdasan logika

matematika anak melalaui permainan Geometri Box. Kompetensi

dasarnya adalah anak mampu memahami konsep sederhana,

memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator yang dipakai yaitu:

1) mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri- ciri

tertentu, misal menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dll

2) mengelompokkan benda- benda tiga dimensi ( benda-benda yang

sebenarnya) yang berbentuk geometri (lingkaran, segitiga,

segiempat).

3) Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya.

4) Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1-20

Page 68: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

53

5) Membilang ( mengenal konsep bilangan dengan benda-benda ) 1-

10

6) Menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Perencanaan yang dilakukan adalah membuat persiapan

pembelajaran yaitu SKH, menentukan tema yaitu tema Tanaman,

menentukan metode yang akan digunakan dalam peningkatan

kecerdasan logika matematika anak yaitu metode pemberian tugas

melalui permainan, mempersiapkan media pembelajaran yaitu

Geometri Box, mengembangkan format evaluasi dan menyiapkan

dokumentasi.

b. Tindakan

Guru melaksanakan proses pembelajaran untuk

mengoptimalkan kemampuan logika matematika anak sesuai satuan

kegiatan harian yang telah direncanakan (dapat dilihat pada lampiran

I). Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2011. Temanya

adalah Tanaman dengan sub tema Cara memelihara tanaman. Pada

pertemuan ini, ada peningkatan pada ke 7 aspek yang dinilai. Langkah-

langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan awal

a) Guru mengkondisikan tempat duduk anak

b) Guru membimbing anak membaca doa sebelum belajar

c) Guru memotivasi anak untuk berbagi cerita secara bergantian

d) Guru dan anak mempercakapkan tema dan sub tema

Page 69: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

54

2) Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan alat permainan Geometri Box kepada

anak.

b) Anak mengamati alat permainan Geometri Box

c) Guru tanya jawab dengan anak tentang Geometri Box

d) Guru menerangkan tentang permainan Geometri Box

e) Anak menyebutkan warna dan bentuk kepingan geometri dan

angka 1-10 yang ada pada alat permainan

f) Guru dan anak membaca doa sebelum memulai kegiatan

g) Anak mengambil 3 kepingan geometri yang berbeda sesuai yang

disebutkan guru dan menyebut perbedaannya

h) Anak mencari dan mengelompokkan kepingan geometri yang

sama bentuk dan warnanya, kemudian menghitung kepingan

geometri tersebut.

i) Anak mengelompokkan buah yang berbentuk lingkaran sesuai

warnanya

j) Guru memotivasi dan mengamati kegiatan anak selama

pembelajaran berlangsung dan kolaborator mencatat hasil

pengamatan.

k) Guru dan anak membaca doa sesudah kegiatan.

3) Kegiatan Istirahat ( bermain bebas dan makan bersama )

4) Kegiatan Akhir

Page 70: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

55

a) Guru melakukan Tanya jawab dengan anak untuk mengevaluasi

permainan yang telah dilakukan

b) Persiapan pulang

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2011.

Temanya adalah Tanaman dengan sub tema Fungsi tanaman. Pada

pertemuan ini terlihat ada beberapa anak yang berkembang dalam

melaksanakan kegiatan. Langkah-langkah kegiatannya sebagai

berikut:

1) Kegiatan awal

a) Guru mengkondisikan tempat duduk anak

b) Guru membimbing anak membaca doa sebelum belajar

c) Guru memotivasi anak untuk berbagi cerita secara bergantian

d) Guru dan anak mempercakapkan tema dan sub tema

2) Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan alat permainan Geometri Box kepada

anak.

b) Anak mengamati alat permainan Geometri Box

c) Guru tanya jawab dengan anak tentang Geometri Box

d) Guru menerangkan tentang permainan Geometri Box

e) Anak menyebutkan warna dan bentuk kepingan geometri dan

angka 1-10 yang ada pada alat permainan

f) Guru dan anak membaca doa sebelum memulai kegiatan

Page 71: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

56

g) Anak mengambil 3 kepingan geometri yang berbeda sesuai yang

disebutkan guru dan menyebut perbedaannya

h) Anak mencari dan mengelompokkan kepingan geometri yang

sama bentuk dan warnanya, kemudian menghitung kepingan

geometri tersebut.

i) Guru memotivasi dan mengamati kegiatan anak selama

pembelajaran berlangsung dan kolaborator mencatat hasil

pengamatan.

j) Guru dan anak membaca doa sesudah kegiatan.

3) Kegiatan Istirahat ( bermain bebas dan makan bersama )

4) Kegiatan Akhir

a) Guru melakukan Tanya jawab dengan anak untuk mengevaluasi

permainan yang telah dilakukan

b) Persiapan pulang

Langkah kegiatan sama dengan pertemuan I tetapi sesudah

anak mencari dan mengelompokkan kepingan geometri yang sama

bentuk dan warnanya, anak diminta memasukkan kepingan geometri

ke lobang alat Geometri Box sesuai bentuknya dan selanjutnya anak

disuruh menyusun kepingan geometri dari besar-kecil atau sebaliknya,

lalu meletakkan angka sesuai urutan kepingan geometri tersebut.

Setelah anak bermain geometri box, anak mengelompokkan buah yang

berbentuk lingkaran.

Page 72: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

57

Pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2011.

Temanya adalah Tanaman dengan sub tema Tanaman yang

bermanfaat untuk kesehatan. Pada pertemuan ini terlihat aspek yang

dinilai mengalami peningkatan namun belum mencapai target.

Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan awal

a) Guru mengkondisikan tempat duduk anak

b) Guru membimbing anak membaca doa sebelum belajar

c) Guru memotivasi anak untuk berbagi cerita secara bergantian

d) Guru dan anak mempercakapkan tema dan sub tema

2) Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan alat permainan Geometri Box kepada

anak.

b) Guru menerangkan tentang permainan Geometri Box

c) Guru dan anak membaca doa sebelum memulai kegiatan

d) Anak menyebutkan warna dan bentuk kepingan geometri dan

angka 1-10 yang ada pada alat permainan

e) Anak mengambil 3 kepingan geometri yang berbeda sesuai yang

disebutkan guru dan menyebut perbedaannya

f) Anak mencari dan mengelompokkan kepingan geometri yang

sama bentuk dan warnanya, kemudian menghitung kepingan

geometri tersebut.

Page 73: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

58

g) Anak menyusun kepingan geometri dari besar-kecil atau

sebaliknya

h) Anak menyusun puzel kepingan geometri.

i) Anak membentuk bunga dengan kepingan geometri.

j) Guru memotivasi dan mengamati kegiatan anak selama

pembelajaran berlangsung dan kolaborator mencatat hasil

pengamatan.

k) Guru dan anak membaca doa sesudah kegiatan.

3) Kegiatan Istirahat ( bermain bebas dan makan bersama )

4) Kegiatan Akhir

a) Guru melakukan Tanya jawab dengan anak untuk mengevaluasi

permainan yang telah dilakukan

b) Persiapan pulang

Diakhir siklus dilaksanakan wawancara kepada anak.

c. Pengamatan

Pengamatan yang peneliti lakukan dalam kegiatan

pembelajaran, menyimpulkan hasil sebagai berikut :

1. Anak merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran tentang

permainan Geometri Box.

2. Anak mampu menyebutkan warna dan bentuk kepingan geometri

yang ada pada Geometri Box.

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama

bentuk dan warnanya

Page 74: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

59

4. Anak mampu menyusun kepingan geometri dari kecil-besar atau

sebaliknya.

5. Anak mampu menyusun puzel kepingan geometri.

6. Masih ada anak yang belum mampu mengelompokkan bentuk

kepingan geometri, menyebutkan bentuk geometri, menyebutkan

ciri dan perbedaan bentuk geometri, mampu menyusun kepingan

geometri dari kecil-besar atau sebaliknya dan menyusun puzel

kepingan geometri, dan malas melakukan kegiatan. Sehingga guru

mempunyai strategi untuk membimbing anak dalam bermain

dengan mendampingi dan memotivasi anak dalam kegiatan

bermain Geometri Box.

Hasil pengamatan peningkatan kecerdasan logika matematika

anak melalui permainan Geometri Box pada Siklus I pertemuan I

dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini :

Tabel 5. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I (Setelah

Tindakan) Pertemuan I.

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

Anak mampu mengenal

bentuk-bentuk Geometri

pada Geometri Box

Anak mampu mengenal

warna pada Geometri Box

Anak mampu

mengelompokkan kepingan

geometri box yang sama

3

3

3

21,43

21,43

21,43

3

6

5

21,43

42,85

35,72

8

5

6

57,14

35,72

42,85

Page 75: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

60

4

5

bentuk, ukuran dan

warnanya

Anak mampu mengenal

angka 1-10 melalui

Geometri Box

Anak mampu mengenal

konsep bilangan 1-10

melalui Geometri Box

3

3

21,43

21,43

5

5

35,72

35,72

6

6

42,85

42,85

Nilai Rata-rata 3 21,43 4 28,57 7 50

Berdasarkan tabel di atas, hasil peningkatan kecerdasan logika

matematika anak pada siklus I pertemuan I, Pada aspek 1 kemampuan

anak dalam mengenal bentuk kepingan bentuk geometri anak yang sangat

tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak yang tinggi

berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak yang rendah berjumlah

8 orang persentase 57,14%.

Pada aspek 2 kemampuan anak mengenal warna, anak yang sangat

tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak yang tinggi

berjumlah 6 orang dengan persentase 42,85%, anak yang rendah berjumlah

5 orang dengan persentase 35,72%.

Pada aspek 3 kemampuan anak mengelompokkan kepingan

geometri yang sama bentuk ,ukuran dan warnanya, anak yang sangat tinggi

berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak yang tinggi

berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%, anak yang rendah

berjumlah 6 orang dengan persentase 42,85%.

Pada aspek 4 Anak mampu mengenal angka 1-10, anak yang sangat

tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak yang tinggi

Page 76: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

61

berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%, dan anak yang rendah

berjumlah 6 orang dengan persentase 42,85%.

Pada aspek 5 Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10, anak

yang sangat tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak

yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%, dan anak yang

rendah berjumlah 6 orang dengan persentase 42,85%.

Grafik 2. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I (Setelah

Tindakan) Pertemuan I

Uraian di atas menggambarkan perkembangan anak dalam

kemampuan logika matematika di siklus I pertemuan I sudah ada

peningkatan tetapi belum maksimal yang dapat dilihat melalui ke 5 aspek

tersebut. Oleh karena itu perlu dioptimalkan lagi dalam ke 5 aspek tersebut

pada pertemuan berikutnya. Hasil observasi kemampuan logika

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 Aspek yang

dinilai

4 5

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Page 77: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

62

matematika anak melalui permainan Geometri Box pada Siklus I

pertemuan II dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini :

Tabel 6. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I (Setelah

Tindakan) Pertemuan II

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

4

5

6

Anak mampu mengenal

bentuk-bentuk Geometri

pada Geometri Box

Anak mampu mengenal

warna pada Geometri Box

Anak mampu

mengelompokkan kepingan

geometri box yang sama

bentuk, ukuran dan

warnanya

Anak mampu menyusun

ukuran kepingan geometri

dari yang kecil sampai yang

besar dan sebaliknya pada

Geometri Box

Anak mampu mengenal

angka 1-10 melalui geometri

box

Anak mampu mengenal

konsep bilangan 1-10

geometri box

3

3

4

3

3

3

21,43

21,43

28,57

21,43

21,43

21,43

5

6

4

6

6

6

35,72

42,85

28,57

42,85

42,85

42,85

6

5

6

5

5

5

42,85

35,72

42,86

35,72

35,72

35,72

Nilai Rata-rata 3 21,43 6 42,85 5 35.72

Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi peningkatan kecerdasan

logika matematika anak melalui permainan Geometri Box pada siklus I

pertemuan II, Pada aspek 1 kemampuan anak dalam mengenal bentuk

bentuk geometri anak yang sangat tinggi berjumlah 3 orang dengan

Page 78: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

63

persentase 21,43%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase

35,72%, anak yang rendah berjumlah 6 orang persentase 42,85%.

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna, anak yang

sangat tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak yang

tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 42,85%, anak yang rendah

berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%.

Pada aspek 3 kemampuan anak dalam mengelompokkan kepingan

geometri yang sama bentuk, ukuran dan warnanya, anak yang sangat

tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, anak yang tinggi

berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, anak yang rendah

berjumlah 6 orang dengan persentase 42,86%.

Pada aspek 4 kemampuan anak menyusun kepingan geometri dari

yang kecil-besar atau sebaliknya, anak yang sangat tinggi berjumlah 3

orang dengan persentase 21,43%, anak yang tinggi berjumlah 6 orang

dengan persentase 42,85%, dan anak yang rendah berjumlah 5 orang

dengan persentase 35,72%.

Pada aspek 5 kemampuan anak mengenal angka 1-10, anak yang

sangat tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, anak yang

tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 42,85%, dan anak yang

rendah berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%.

Pada aspek 6 kemampuan anak mengenal konsep bilangan 1-10,

anak yang sangat tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%,

Page 79: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

64

anak yang tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 42,85%, dan anak

yang rendah berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%.

Grafik 3. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I (Setelah

Tindakan) Pertemuan II

Berdasarkan uraian di atas tergambarlah perkembangan anak dalam

kemampuan logika matematika di siklus I pertemuan II, sudah ada

peningkatan tetapi belum maksimal yang dapat dilihat melalui ke 6 aspek

tersebut. Oleh karena itu perlu dioptimalkan lagi kemampuan logika

matematika anak dalam ke 6 aspek tersebut pada pertemuan berikutnya.

Hasil observasi dan hasil wawancara kemampuan logika

amtematika anak melalui permainan Geometri Box pada Siklus I

pertemuan III dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Page 80: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

65

Tabel 7. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I ( Setelah

Tindakan) Pertemuan III

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

4

5

6

7

Anak mampu mengenal

bentuk-bentuk Geometri pada

geometri box

Anak mampu mengenal

warna pada geometri box

Anak mampu

mengelompokkan kepingan

geometri box yang sama

bentuk, ukuran dan warnanya

Anak mampu menyusun

ukuran kepingan geometri

dari yang kecil sampai yang

besar dan sebaliknya pada

geometri box

Anak mampu mengenal

angka 1-10 melalui geometri

box

Anak mampu mengenal

konsep bilangan 1-10 melalui

geometri box

Anak mampu menyusun

puzel menjadi bentuk utuh

pada geometri box

4

6

5

4

6

5

5

28,57

42,86

35,71

28,58

42,86

35,71

35,71

3

4

5

5

4

5

5

21,43

28,57

35,71

35,71

28,57

35,71

35,71

7

4

4

5

4

4

4

50

28,57

28,58

35,71

28,57

28,58

28,58

Nilai Rata-rata 5 35,71 4 28,58 5 35,71

Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi kemampuan logika

matematika anak melalui permainan Geometri Box pada siklus I

pertemuan III, Pada aspek 1 kemampuan anak dalam mengenal bentuk

kepingan geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 4 orang dengan

persentase 28,57%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase

21,43%, anak yang rendah berjumlah 7 orang persentase 50%.

Page 81: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

66

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna, anak yang

sangat tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 42,86%, anak yang

tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, anak yang rendah

berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%.

Pada aspek 3 kemampuan anak dalam mengelompokkan bentuk

geometri yang sama bentuk,ukuran dan warnanya, anak yang sangat tinggi

berjumlah 5 orang dengan persentase 35,71%, anak yang tinggi berjumlah

5 orang dengan persentase 35,71%, anak yang rendah berjumlah 4 orang

dengan persentase 28,58%.

Pada aspek 4 kemampuan anak dalam menyusun ukuran geometri

dari yang kecil-besar atau sebaliknya, anak yang sangat tinggi berjumlah 4

orang dengan 28,58%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan

persentase 35,71%, dan anak yang rendah berjumlah 5 orang dengan

persentase 35,71%.

Pada aspek 5 kemampuan anak mengenal angka 1-10, anak yang

sangat tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 42,86%, anak yang

tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, dan anak yang

rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%.

Pada aspek 6 kemampuan anak mengenal konsep bilangan 1-10,

anak yang sangat tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 35,71%,

anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 35,71%, dan anak

yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 28,58%.

Page 82: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

67

Pada aspek 7 kemampuan anak menyusun puzel kepingan

geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase

35,71%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 35,71%,

dan anak yang rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 28,58%.

Grafik 4. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I ( Setelah

Tindakan) Pertemuan III

Berdasarkan uraian di atas tergambarlah perkembangan anak dalam

kemampuan logika matematika di siklus I pertemuan III, sudah ada

peningkatan tetapi belum maksimal yang dapat dilihat melalui ke 7 aspek

tersebut. Oleh karena itu perlu dioptimalkan lagi kemampuan logika

matematika anak dalam ke 7 aspek tersebut pada siklus berikutnya.

Hasil wawancara yang dilaksanakan di akhir siklus dapat dilihat

pada tabel dan grafik berikut ini:

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6 7

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Page 83: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

68

Tabel 8. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak

melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I (Setelah Tindakan)

Pertemuan III

No Pertanyaan Jawaban Alasan % Jml

Anak

1

Apakah kamu

mengenal bentuk-

bentuk geometr ?

7 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

beberapa bentuk

geometri

50

7 anak menjawab tidak

tahu

Ragu dengan

bentuk geometri

50

2 Apakah kamu

mengenal warna

kepingan geometri?

10 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

warna geometri

71,42

4 anak menjawab

dengan gelengan kepala

Tidak tahu 28,57

3 Apakah kamu

mampu

mengelompokkan

kepingan geometri

menurut

bentu,ukuran dan

warnanya?

10 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

bentuk geometri

71,42

4 anak menjawab

dengan gelengan kepala

Ragu, malu dan

tidak tahu dengan

bentuk geometri

28,57

4

5

6

7

Apakah kamu

mampu menyusun

kepingan geometri

dari yang kecil-

besar atau

sebaliknya?

Apakah kamu

mampu mengenal

angka 1-10?

Apakah kamu

mampu menghitung

jumlah kepingan

geometri?

Apakah kamu bisa

menyusul puzel

geometri?

9 anak menjawab

mampu

Sudah tahu dengan

beberapa bentuk

geometri

64,28

5 anak menjawab

belum mampu

10 anak menjawab

mampu

4 anak tidak tahu

10 anak menjawab

mampu

4 anak tidak mampu

9 anak menjawab

mampu

5 anak menjawab tidak

mampu

Ragu dengan

bentuk geometri

Sudah tahu angka

1-10

Ragu-ragu

sudah mampu

menghitung 1-10

Ragu-ragu

Sudah tahu cara

menyusunnya

tidak mengerti

35,72

71,42

28,57

71,42

28,57

64,28

35,72

Nilai rata-rata Mampu 66,32%

Tidak mampu 33,68%

Page 84: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

69

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan anak dalam

kemampuan logika matematika di akhir siklus I. Pada pertanyaan 1 dalam

mengenal bentuk kepingan geometri 7 anak menjawab mampu dengan

persentase 50%, tidak mampu 7 anak dengan persentase 50%.

Pertanyaan 2 dalam mengenal warna kepingan geometri menjawab

mampu 10 anak dengan persentase 71,44%, tidak mampu 4 anak dengan

persentase 28,57%. Pada pertanyaan 3 mengelompokkan kepingan

geometri yang sama bentuk ,ukuran dan warnanya menjawab mampu 10

anak dengan persentase 71,44%, tidak mampu 4 anak dengan persentase

28,57%.

Pada pertanyaan 4 menyusun kepingan geometri dari yang kecil-

besar atau sebaliknya menjawab mampu 9 anak dengan persentase

64,28%, tidak mampu 5 anak dengan persentase 35,72%. Pertanyaan 5

mengenal angka 1-10, menjawab mampu 10 anak dengan persentase

71,42%, tidak mampu 4 anak dengan persentase 28,57%.

Pertanyaan 6 mengenal konsep bilangan atau bisa menghitung 1-

10, menjawab mampu 10 anak dengan persentase 71,42%, tidak mampu 4

anak dengan persentase 28,57%. Pertanyaan 7 menyusun puzel kepingan

geometri, menjawab mampu 9 anak dengan persentase 64,28%, tidak

mampu 5 anak dengan persentase 35,72%

Page 85: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

70

Grafik 5. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak

melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I (Setelah Tindakan)

Pertemuan III .

Uraian di atas menggambarkan perkembangan anak dalam

kemampuan logika matematika di siklus I pertemuan III sudah ada

peningkatan tetapi belum maksimal yang dapat dilihat melalui ke 7 aspek

tersebut dan hasil wawancara. Oleh karena itu perlu dioptimalkan lagi

kemampuan logika matematika anak dalam ke 7 aspek tersebut.

d. Refleksi

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan dalam kegiatan

pembelajaran, maka peneliti dengan guru yang berkolaborasi di kelas

dapat menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah

sesuai dengan rencana, berdasarkan hasil pengamatan dampak

pembelajaran sudah cukup berhasil, ini terlihat dari :

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6 7

Mampu

Tidak Mampu

Page 86: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

71

1. Perkembangan anak dalam kecerdasan logika matematika anak

melalui permainan Geometri Box sudah meningkat:

a. Kemampuan anak dalam mengenal bentuk kepingan geometri

yang ada pada Geometri Box, kondisi awal 14,28%, siklus I

pertemuan I dan II masih 21,43% dan meningkat menjadi

28,57% di pertemuan III.

b. Kemampuan anak dalam mengenal warna bentuk kepingan

geometri pada kondisi awal 14,28%, siklus I pertemuan I dan

pertemuan II masih 21,43% dan pertemuan III meningkat

menjadi 42,86%.

c. Kemampuan anak dalam mengelompokkan bentuk kepingan

geometri pada kondisi awal 14,28%, pada siklus I pertemuan I

masih 21,43%, pertemuan II menjadi 28,57 dan pertemuan III

meningkat menjadi 35,71%.

d. Kemampuan anak dalam menyusun geometri dari yang kecil-

besar atau sen\baliknya, kondisi awal 14,28%, pada siklus I

pertemuan I dan II masih 21,43% dan naik menjadi 28,58% di

pertemuan III.

e. Kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10, kondisi awal

14,28%, pada siklus I pertemuan I dan II masih 21,43% dan

naik menjadi 42,86% di pertemuan III.

Page 87: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

72

f. Kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan 1-10,

kondisi awal 14,28%, pada siklus I pertemuan II masih 21,43%

dan naik menjadi 35,71% di pertemuan III.

g. Kemampuan anak dalam menyusun puzel kepingan geometri,

kondisi awal 14,28%, pada siklus I naik 35,71% di pertemuan

III.

2. Dari hasil wawancara masih ditemui anak yang belum optimal

kemampuan logika matematika.

Untuk mengatasi hal di atas dapat dilakukan hal sebagai berikut:

a. Mendampingi dan selalu memberi arahan serta motivasi kepada

anak dalam bermain Geometri Box.

b. Membuat Geometri Box, angka 1-10 dan kepingan masing-

masing bentuk geometri dengan warna yang bervariasi dan

seimbang dengan jumlah anak yang akan bermain.

Berdasarkan deskripsi data, hasil dari data selama penelitian

dalam pembelajaran pada siklus I dianalisis dengan membuat

rekapitulasi hasil observasi dan wawancara. Rekapitulasi hasil observasi

Siklus I pertemuan I, II dan III dapat dilihat pada tabel dan grafik

berikut :

Page 88: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

73

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Siklus I

Pertemuan I, II dan III ( Setelah Tindakan)

N

O Aspek yang Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Jumlah anak 14 Jumlah anak 14 Jumlah anak 14

ST T R ST T R ST T R

1

Anak mampu

mengenal bentuk

geometri

Jml

anak

3 3 8 3 5 6 4 3 7

% 21,43 21,43 57,15 21,43 35,72 42,85 28,57 21,43 50

2

Anak mampu

mengenal warna

Jml

anak

3 6 5 3 6 5 6 4 4

% 21,43 42,85 35,72 21,43 42,85 35,72 42,85 28,57 28,57

3

Anak mampu

mengelpompokkan

geometri

berdasarkan warna

dan bentuknya

Jml

anak

3 5 6 4 4 6 5 5 4

% 21,43 35,72 42,85 28,57 28,57 42,85 35,72 35,72 28,57

4

5

6

7

Anak mampu

menyusun geometri

dari kecil –besar

atau sebaliknya

Anak mampu

mengenal angka 1-

10

Anak mampu

menghitung

kepingan geometri

Anak mampu

menyusun puzel

geometri

Jml

anak

3 5 6 3 6 5 4 5 5

%

Jlh

anak

%

Jlh

anak

%

Jlh

anak

%

21,43

3

21,42

3

21,42

2

14,28

35,72

5

35,71

5

35,71

3

21,43

42,85

6

42,85

6

42,85

9

64,28

21,43

3

21,43

3

21,43

3

21,43

42,85

6

42,85

6

42,85

6

42,85

35,72

5

35,71

5

35,71

5

35,71

28,57

6

42,65

5

35,71

5

35,71

35,72

4

28,57

5

35,71

5

35,71

35,72

4

28,57

4

28,57

4

28,57

nilai rata-rata Jlh

anak

3 5 6 4 5 5 5 4 5

%

21,43 35,72 42,85 28,56 35,72 35,72 35,72 28,56 35,72

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kecerdasan logika

matematika anak pada siklus I meningkat. Pada aspek 1 kemampuan

Page 89: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

74

anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri, siklus I pertemuan I dan

II masih 21,43% dan meningkat menjadi 28,57% di pertemuan III.

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna, pada

siklus I pertemuan I dan pertemuan II masih 21,43% dan pertemuan III

meningkat menjadi 42,85%.

Pada aspek 3 kemampuan anak dalam mengelompokkan bentuk

kepingan geometri, pada siklus I pertemuan I masih 21,43%,

pertemuan II menjadi 28,57 dan pertemuan III meningkat menjadi

35,72%.

Pada aspek 4 kemampuan anak dalam menyusun ukuran

geometri dari kecil-besar atau sebaliknya, pada siklus I pertemuan I dan

II masih 21,43% dan naik menjadi 28,57% di pertemuan III.

Pada aspek 5 kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10,

pada siklus I pertemuan I dan II masih 21,43% dan naik menjadi

42,85% di pertemuan III.

Pada aspek 6 kemampuan anak dalam menghitung kepingan

geometri, pada siklus I pertemuan I dan II masih 21,43% dan naik

menjadi 35,71% di pertemuan III.

Pada aspek 7 kemampuan anak dalam menyusun puzel

geometri, pada siklus I pertemuan I 14,28%, pertemuan II masih

21,43% dan naik menjadi 35,71% di pertemuan III.

Page 90: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

75

Grafik 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada

Siklus I Pertemuan I, II dan III ( Setelah Tindakan )

Hasil rekapitulasi siklus I menunjukkan peningkatan di tiap

pertemuannya, namun belum mencapai target KKM.

3. Deskripsi Siklus II

Hasil pelaksanaan Siklus I, ternyata tidak mencapai KKM. Maka

peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II yang dilakukan sebanyak 3 kali

pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2011,

pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2011, dan

pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2011.

Dibandingkan dari hasil siklus I, aspek yang dinilai dalam observasi

mengalami peningkatan yang signifikan dan sudah mencapai KKM

sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan di akhir siklus II

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6 7

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan III

Page 91: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

76

dibandingkan hasil siklus I menunjukkan bahwa kecerdasan logika

matematika anak sudah meningkat.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II sama seperti siklus I yaitu

guru melaksanakan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi

dasar dan indikator yang akan dipakai dalam penelitian kepada anak

dalam kegiatan peningkatan kecerdasan logika matematika anak

melalui permainan Geometri Box. Kompetensi dasarnya adalah anak

mampu memahami konsep sederhana, memecahkan masalah sederhana

dalam kehidupan sehari- hari.

Indikator yang dipakai adalah :

1) mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri- ciri

tertentu, misal menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dll

2) mengelompokkan benda- benda tiga dimensi ( benda-benda yang

sebenarnya) yang berbentuk geometri (lingkaran, segitiga,

segiempat).

3) Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya.

4) Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1-20

5) Membilang ( mengenal konsep bilangan dengan benda-benda ) 1-

10

6) Menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Perencanaan yang dilakukan adalah membuat persiapan

pembelajaran yaitu SKH, menentukan tema yaitu tema Tanaman,

Page 92: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

77

menentukan metode yang akan digunakan dalam mengoptimalkan

pengenalan bentuk geometri yaitu metode pemberian tugas dan

melakukan kegiatan perlombaan supaya lebih menarik bagi anak,

mempersiapkan media pembelajaran yaitu menambah jumlah Geometri

Box dengan warna kepingan geometri yang bervariasi ditiap

bentuknya, mengembangkan format evaluasi dan menyiapkan

dokumentasi.

b. Tindakan

Guru melaksanakan proses pembelajaran untuk peningkatan

kecerdasan logika matematiika anak sesuai satuan kegiatan harian

yang telah direncanakan (dapat dilihat pada lampiran I).

Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2011.

Temanya adalah Tanaman dengan sub tema Cara perkembangan dan

pertumbuhan tanaman dengan batang. Pada pertemuan ini terlihat ada

beberapa anak yang berkembang pesat dalam melaksanakan kegiatan

terlihat beberapa aspek sudah tidak ada yang berada pada kategori

rendah. Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan awal

a) Guru mengkondisikan tempat duduk anak

b) Guru membimbing anak membaca doa sebelum belajar

c) Guru memotivasi anak untuk berbagi cerita secara bergantian

d) Guru dan anak mempercakapkan tema dan sub tema

2) Kegiatan Inti

Page 93: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

78

a) Guru memperlihatkan alat permainan Geometri Box kepada

anak.

b) Guru menerangkan tentang permainan Geometri Box

c) Guru dan anak membaca doa sebelum memulai kegiatan

d) Anak menyebutkan warna dan bentuk kepingan geometri dan

angka 1-10 yang ada pada alat permainan

e) Anak mengambil 3 kepingan geometri yang berbeda sesuai yang

disebutkan guru dan menyebut perbedaannya

f) Anak mencari dan mengelompokkan kepingan geometri yang

sama bentuk dan warnanya, kemudian menghitung kepingan

geometri tersebut.

g) kemudian anak disuruh menghitung kepingan geometri lalu

memasukkan kedalam lobang Geometri Box sesuai bentuknya.

h) Anak menyusun kepingan geometri dari besar-kecil atau

sebaliknya

i) Anak menyusun puzel kepingan geometri.

j) Anak menghitung tanaman yang berbentuk geometri.

k) Guru memotivasi dan mengamati kegiatan anak selama

pembelajaran berlangsung dan kolaborator mencatat hasil

pengamatan.

l) Guru dan anak membaca doa sesudah kegiatan.

3) Kegiatan Istirahat ( bermain bebas dan makan bersama )

4) Kegiatan Akhir

Page 94: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

79

a) Guru melakukan Tanya jawab dengan anak untuk mengevaluasi

permainan yang telah dilakukan

b) Persiapan pulang

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2011.

Temanya adalah Tanaman dengan sub tema Cara perkembangan dan

pertumbuhan tanaman dengan anak. Pada pertemuan ini terlihat

peningkatan kecerdasan logika matematika anak semakin bagus.

Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

a) Guru mengkondisikan tempat duduk anak

b) Guru membimbing anak membaca doa sebelum belajar

c) Guru memotivasi anak untuk berbagi cerita secara bergantian

d) Guru dan anak mempercakapkan tema dan sub tema

2) Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan alat permainan Geometri Box kepada

anak.

b) Guru menerangkan tentang permainan Geometri Box

c) Guru dan anak membaca doa sebelum memulai kegiatan

d) Anak menyebutkan warna dan bentuk kepingan geometri dan

angka 1-10 yang ada pada alat permainan

e) Anak mengambil 3 kepingan geometri yang berbeda sesuai yang

disebutkan guru dan menyebut perbedaannya

Page 95: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

80

f) Anak mencari dan mengelompokkan kepingan geometri yang

sama bentuk dan warnanya, kemudian menghitung kepingan

geometri tersebut.

g) kemudian anak disuruh menghitung kepingan geometri lalu

memasukkan kedalam lobang Geometri Box sesuai bentuknya.

h) Anak menyusun kepingan geometri dari besar-kecil atau

sebaliknya

i) Anak menyusun puzel kepingan geometri.

j) Anak menyusun buah dari kecil-besar.

k) setelah anak melakukan semua kegiatan permainan Geometri

Box secara bergantian, kemudian anak-anak disuruh lomba

perkelompok kecil dalam melakukan permainan Geometri Box.

l) Guru memotivasi dan mengamati kegiatan anak selama

pembelajaran berlangsung dan kolaborator mencatat hasil

pengamatan.

m) Guru dan anak membaca doa sesudah kegiatan.

3) Kegiatan Istirahat ( bermain bebas dan makan bersama )

4) Kegiatan Akhir

a) Guru melakukan Tanya jawab dengan anak untuk mengevaluasi

permainan yang telah dilakukan

b) Persiapan pulang

Pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2011.

Temanya adalah Tanaman dengan sub tema Bagian-bagian Tanaman.

Page 96: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

81

Pada pertemuan ini terlihat aspek yang dinilai mengalami peningkatan

yang signifikan mencapai target KKM. Langkah-langkah kegiatannya

sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

a) Guru mengkondisikan tempat duduk anak

b) Guru membimbing anak membaca doa sebelum belajar

c) Guru memotivasi anak untuk berbagi cerita secara bergantian

d) Guru dan anak mempercakapkan tema dan sub tema

2) Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan alat permainan Geometri Box kepada

anak.

b) Guru menerangkan tentang permainan Geometri Box

c) Guru dan anak membaca doa sebelum memulai kegiatan

d) Anak menyebutkan warna dan bentuk kepingan geometri dan

angka 1-10 yang ada pada alat permainan

e) Anak mengambil 3 kepingan geometri yang berbeda sesuai yang

disebutkan guru dan menyebut perbedaannya

f) Anak mencari dan mengelompokkan kepingan geometri yang

sama bentuk dan warnanya, kemudian menghitung kepingan

geometri tersebut.

g) kemudian anak disuruh menghitung kepingan geometri lalu

memasukkan kedalam lobang Geometri Box sesuai bentuknya.

Page 97: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

82

h) Anak menyusun kepingan geometri dari besar-kecil atau

sebaliknya

i) Anak menyusun puzel kepingan geometri.

j) Mencari gambar bagian tanaman yang berbentuk lingkaran.

k) setelah anak melakukan semua kegiatan permainan Geometri

Box secara bergantian, kemudian anak-anak disuruh lomba

perindividu secara bergantian dalam melakukan permainan

Geometri Box.

l) Guru memotivasi dan mengamati kegiatan anak selama

pembelajaran berlangsung dan kolaborator mencatat hasil

pengamatan.

m) Guru dan anak membaca doa sesudah kegiatan.

3) Kegiatan Istirahat ( bermain bebas dan makan bersama )

4) Kegiatan Akhir

a) Guru melakukan Tanya jawab dengan anak untuk mengevaluasi

permainan yang telah dilakukan

b) Persiapan pulang

Di akhir siklus II dilakukan wawancara kepada anak.

c. Pengamatan

Pengamatan yang peneliti lakukan dalam kegiatan

pembelajaran pada siklus II mendapatkan hal-hal sebagai berikut :

1) Anak merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran tentang

permainan Geometri Box.

Page 98: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

83

2) Anak semakin mampu mengenal dan mengelompokkan kepingan

geometri yang sama bentuk dan warnanya

3) Anak mampu menyebutkan bentuk- bentuk geometri yang ada pada

Geometri Box.

4) Anak mampu menghitung kepingan geometri 1-20.

5) Anak mampu menyusun kepingan geometri dari kecil-besar atau

sebaliknya dan meletakkan angka sesuai urutannya

6) Anak mampu menyusun puzel geometri menjadi bentuk utuh.

Dalam pengamatan tersebut, terlihat bahwa hasil dari setiap

aspek mengalami peningkatan. Hasil pengamatan peningkatan

kecerdasan logika matematika anak melalui permainan Geometri Box

pada Siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah

ini :

Tabel 10. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

( Setelah Tindakan) Pertemuan I

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

4

Anak mampu mengenal

bentuk-bentuk Geometri pada

geometri box

Anak mampu mengenal warna

pada geometri box

Anak mampu

mengelompokkan kepingan

geometri box yang sama

bentuk, ukuran dan warnanya

Anak mampu menyusun

ukuran kepingan geometri dari

8

10

7

7

57,15

71,43

50

50

6

4

5

5

42,85

28,57

35,72

35,72

-

-

2

2

0

0

14,28

14,28

Page 99: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

84

5

6

7

yang kecil sampai yang besar

dan sebaliknya pada geometri

box

Anak mampu mengenal angka

1-10 melalui geometri box

Anak mampu mengenal konsep

bilangan 1-10 melalui geometri

box

Anak mampu menyusun

kepingan puzel menjadi bentuk

utuh pada geometri box

8

10

8

57,15

71,43

57,15

5

4

4

35,71

28,57

28,57

1

-

2

7,14

0

14,28

Nilai Rata-rata 8 57,14 5 35,72 1 7,14

Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi Peningkatan Kecerdasan

Logika Matematika Anak melalui Permainan Geometri Box pada siklus II

pertemuan I, Pada aspek 1 kemampuan anak dalam mengenal bentuk

kepingan bentuk geometri anak yang sangat tinggi berjumlah 8 orang

dengan persentase 57,15%, anak yang tinggi berjumlah 6 orang dengan

persentase 42,85%, anak yang rendah tidak ada lagi.

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna anak yang

sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan persentase 71,43%, anak yang

tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, anak yang rendah

tidak ada lagi. Pada aspek 3 kemampuan anak dalam mengelompokkan

kepingan bentuk geometri berdasarkan warna dan bentuk, anak yang

sangat tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 50%, anak yang tinggi

berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%, anak yang rendah berjumlah

2 orang dengan persentase 14,28%.

Pada aspek 4 kemampuan anak dalam menyusun kepingan

geometri dari kecil-besar atau sebaliknya, anak yang sangat tinggi

Page 100: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

85

berjumlah 7 orang dengan 50%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang

dengan persentase 35,72%, dan anak yang rendah berjumlah 2 orang

dengan persentase 14,28%.

Pada aspek 5 kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10, anak

yang sangat tinggi berjumlah 8 orang dengan 57,15%, anak yang tinggi

berjumlah 5 orang dengan persentase 35,71%, dan anak yang rendah

berjumlah 1 orang dengan persentase 7,14%.

Pada aspek 6 kemampuan anak dalam mengenal menghitung

kepingan geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan

71,43%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%,

dan anak yang rendah tidak ada lagi.

Pada aspek 7 kemampuan anak dalam menyusun puzel geometri,

anak yang sangat tinggi berjumlah 8 orang dengan 57,15%, anak yang

tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, dan anak yang

rendah berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%.

Page 101: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

86

Grafik 7. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

( Setelah Tindakan) Pertemuan I

Berdasarkan uraian di atas tergambarlah perkembangan anak dalam

mengenal bentuk geometri pada anak di siklus II pertemuan I sudah ada

peningkatan tetapi belum maksimal yang dapat dilihat melalui ke 7 aspek

tersebut. Oleh karena itu perlu dioptimalkan lagi peningkatan kecerdasan

logika matematika anak dalam ke 7 aspek tersebut pada pertemuan

berikutnya. Hasil observasi peningkatan kecerdasan logika matematika

anak pada Siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel dan grafik

dibawah ini

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6 7

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Page 102: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

87

Tabel 11. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

( Setelah Tindakan) Pertemuan II

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

4

5

6

7

Anak mampu mengenal

bentuk-bentuk Geometri pada

geometri box

Anak mampu mengenal warna

pada geometri box

Anak mampu

mengelompokkan kepingan

geometri box yang sama

bentuk, ukuran dan warnanya

Anak mampu menyusun

ukuran kepingan geometri dari

yang kecil sampai yang besar

dan sebaliknya pada geometri

box

Anak mampu mengenal angka

1-10 melalui geometri box

Anak mampu mengenal konsep

bilangan 1-10 melalui geometri

box

Anak mampu menyusun

kepingan puzel menjadi bentuk

utuh pada geometri box

9

12

9

10

10

10

10

64,28

85,72

64,28

71,43

71,43

71,43

71,43

5

2

4

3

4

4

4

35,72

14,28

28,58

21,43

28,57

28,57

28,57

-

-

1

1

-

-

-

0

0

7,14

7,14

0

0

0

Nilai Rata-rata 9 64,28 4 28,58 1 7,14

Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi peningkatan kecerdasan

logika matematika anak pada siklus II pertemuan II, Pada aspek 1

kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri anak, yang sangat

tinggi berjumlah 9 orang dengan persentase 64,28%, anak yang tinggi

Page 103: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

88

berjumlah 5 orang dengan persentase 35,72%, anak yang rendah tidak ada

lagi.

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna, anak yang

sangat tinggi berjumlah 12 orang dengan persentase 85,72%, anak yang

tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, anak yang rendah

tidak ada lagi.

Pada aspek 3 kemampuan anak dalam mengelompokkan kepingan

geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 9 orang dengan persentase

64,28%, anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,58%,

anak yang rendah berjumlah 1 orang dengan persentase 7,14%.

Pada aspek 4 kemampuan anak dalammenyusun kepingan geometri

dari kecil-besar atau sebaliknya, anak yang sangat tinggi berjumlah 10

orang dengan 71,43%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan

persentase 21,43%, dan anak yang rendah berjumlah 1 orang dengan

persentase 7,14%.

Pada aspek 5 kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10, anak

yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan 71,43%, anak yang tinggi

berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, dan anak yang rendah tidak

ada lagi.

Pada aspek 6 kemampuan anak dalam menghitung kepingan

geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan 71,43%,

anak yang tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, dan anak

yang rendah tidak ada lagi.

Page 104: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

89

Pada aspek 7 kemampuan anak dalam menyusun puzel geometri,

anak yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan 71,43%, anak yang

tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 28,57%, dan anak yang

rendah tidak ada lagi.

Grafik 8. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

( Setelah Tindakan) Pertemuan II

Uraian di atas menunjukkan bahwa perkembangan anak dalam

kecerdasan logika matematika di siklus II pertemuan II sudah ada

peningkatan tetapi belum maksimal baru mencapai 71,43%, yang

dapat dilihat melalui ke 7 aspek tersebut. Oleh karena itu perlu

dioptimalkan lagi peningkatan kecerdasan logika matematika anak

dalam ke 7 aspek tersebut pada pertemuan berikutnya.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6 7

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Page 105: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

90

Hasil observasi dan hasil wawancara peningkatan kecerdasan

logika matematika anak melalui permainan geometri box pada Siklus

II pertemuan III dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 12. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

( Setelah Tindakan) Pertemuan III

No Aspek yang Dinilai

NILAI

Sangat

Tinggi

Tinggi Rendah

F % F % F %

1

2

3

4

5

6

7

Anak mampu mengenal

bentuk-bentuk Geometri pada

geometri box

Anak mampu mengenal warna

pada geometri box

Anak mampu

mengelompokkan kepingan

geometri box yang sama

bentuk, ukuran dan warnanya

Anak mampu menyusun

ukuran kepingan geometri dari

yang kecil sampai yang besar

dan sebaliknya pada geometri

box

Anak mampu mengenal angka

1-10 melalui geometri box

Anak mampu mengenal konsep

bilangan 1-10 melalui geometri

box

Anak mampu menyusun

kepingan puzel menjadi bentuk

utuh pada geometri box.

11

12

11

11

12

11

11

78,57

85,72

78,57

78,57

85,72

78,57

78,57

3

2

3

3

2

3

3

21,43

14,28

21,43

21,43

14,28

21,43

21,43

-

-

-

-

-

-

-

0

0

0

0

0

0

0

Nilai Rata-rata 11 78,57 3 21,43 - 0

Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi kecerdasan logika

matematika anak pada siklus II pertemuan III, Pada aspek 1 kemampuan

anak dalam mengenal bentuk geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah

Page 106: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

91

11 orang dengan persentase 78,57%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang

dengan persentase 21,43%, anak yang rendah tidak ada lagi.

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna, anak yang

sangat tinggi berjumlah 12 orang dengan persentase 85,72%, anak yang

tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, anak yang rendah

tidak ada lagi. Pada aspek 3 kemampuan anak dalam mengelompokkan

kepingan bentuk geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 11 orang

dengan persentase 78,57%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan

persentase 21,43%, anak yang rendah tidak ada lagi.

Pada aspek 4 kemampuan anak dalam menyusun geometri dari

kecil-besar atau sebaliknya, anak yang sangat tinggi berjumlah 11 orang

dengan 78,57%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase

21,43%, dan anak yang rendah tidak ada lagi.

Pada aspek 5 kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10, anak

yang sangat tinggi berjumlah 12 orang dengan 85,72%, anak yang tinggi

berjumlah 2 orang dengan persentase 14,28%, dan anak yang rendah tidak

ada lagi.

Pada aspek 6 kemampuan anak dalam menghitung kepingan

geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 11 orang dengan 78,57%,

anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 21,43%, dan anak

yang rendah tidak ada lagi. Pada aspek 7 kemampuan anak dalam

menyusun puzel geometri, anak yang sangat tinggi berjumlah 11 orang

Page 107: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

92

dengan 78,57%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase

21,43%, dan anak yang rendah tidak ada lagi.

Grafik 9. Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

( Setelah Tindakan) Pertemuan III

Uraian di atas menggambarkan perkembangan anak dalam

kecerdasan logika matematika di siklus II pertemuan III terjadi

peningkatan yang signifikan dan sudah mencapai target yaitu 79%.

Hasil wawancara di akhir siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik

berikut ini:

Tabel 13. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

(Setelah Tindakan) Pertemuan III

No Pertanyaan Jawaban Alasan % Jml

Anak

1

Apakah kamu mampu

mengenal bentuk

12 anak

menjawab mampu

Sudah tahu dengan

bentuk geometri

85,71%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 aspek yang

dinilai

5 6 7

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Page 108: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

93

kepingan geometri?

2 anak menjawab

dengan ragu

Ragu dengan bentuk

geometri

14,28%

2 Apakah kamu mampu

mengenal warna?

12 anak

menjawab mampu

Sudah tahu dengan

bentuk geometri

85,71%

2 anak

menjawab belum

Ragu dengan bentuk

geometri

14,28%

3 Apakah kamu mampu

mengelompokkan

geometri berdasarkan

warna dan bentuknya?

11 anak

menjawab mampu

Sudah tahu dengan

bentuk geometri

78,57%

3 anak menjawab

tidak

malu menjawab

21,43%

4

5

6

7

Apakah kamu mampu

menyusun kepingan

geometri dari kecil-

besar atau sebaliknya?

Apakah kamu mampu

mengenal angka 1-10?

Apakah kamu mampu

menghitung kepingan

geometri?

Apakah kamu mampu

menyusun puzel

geometri?

11 anak

menjawab mampu

Sudah tahu dengan

beberapa bentuk

geometri

78,57%

3 anak menjawab

belum mampu

12 anak

menjawab mampu

2 anak menjawab

tidak mampu

12 anak

menjawab mampu

2 anak menjawab

tidak mampu

12 anak

menjawab mampu

2 anak menjawab

tidak mampu

Ragu dengan bentuk

geometri

Sudah tahu angka 1-

10

Ragu bentuk angka

Sudah bisa

Takut salah

Sudah tahu caranya

Ragu-ragu

21,43%

85,71

14,28

85,71

14,28

85,71

14,28

Nilai rata-rata Mampu 83,67%

Tidak mampu

16,32%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan anak dalam

mengenal bentuk geometri di akhir siklus I. Pada pertanyaan 1 dalam

menyebut bentuk kepingan geometri 12 anak menjawab mampu dengan

Page 109: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

94

persentase 85,71%, tidak mampu 2 anak dengan persentase 14,28%.

Pertanyaan 2 dalam menyebut perbedaan 2 bentuk kepingan geometri

menjawab mampu 12 anak dengan persentase 85,71%, tidak mampu 2

anak dengan persentase 14,28%.

Pada pertanyaan 3 menyebut ciri-ciri kepingan geometri menjawab

mampu 11 anak dengan persentase 78,57%, tidak mampu 3 anak dengan

persentase 21,43%. Pada pertanyaan 4 mengelompokkan kepingan

geometri yang sama bentuk dan warnanya menjawab mampu 11 anak

dengan persentase 78,57%, tidak mampu 3 anak dengan persentase

21,43%.

Pada pertanyaan 5 mengelompokkan kepingan geometri yang sama

bentuk dan warnanya menjawab mampu 12 anak dengan persentase

85,71%, tidak mampu 2 anak dengan persentase 14,28%. Pada pertanyaan

6 mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk dan warnanya

menjawab mampu 12 anak dengan persentase 85,71%, tidak mampu 2

anak dengan persentase 14,28%. Pada pertanyaan 7 mengelompokkan

kepingan geometri yang sama bentuk dan warnanya menjawab mampu 12

anak dengan persentase 81,71%, tidak mampu 2 anak dengan persentase

14,28%.

Page 110: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

95

Grafik 10. Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika

Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada Siklus II

(Setelah Tindakan) Pertemuan III

Uraian di atas menggambarkan perkembangan anak dalam

kecerdasan logika matematika di siklus II pertemuan III terjadi

peningkatan yang maksimal dan sudah mencapai target KKM yang

dapat dilihat melalui ke 7 aspek tersebut dan hasil wawancara.

d. Refleksi

Keberhasilan yang telah dicapai selama siklus terlihat sebagai

berikut :

1) Kecerdasan anak dalam logika matematika meningkat, dilihat dari:

a) Kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk kepingan

geometri yang ada pada Geometri Box, siklus II pertemuan

I 57,15%, pertemuan II menjadi 64,28% dan meningkat

menjadi 78,57% di pertemuan III.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 pertanyaan5 6 7

Mampu

tidak mampu

Page 111: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

96

b) Kemampuan anak dalam mengenal warna pada siklus II

pertemuan I 71,44% , pertemuan II dan pertemuan III

meningkat menjadi 85,71%.

c) Kemampuan anak dalam mengelompokkan kepingan

geometri berdasarkan warna dan bentuknya, pada kondisi

awal 21,43%, pada siklus II pertemuan I 50%, pertemuan

II menjadi 64,28 dan pertemuan III meningkat menjadi

78,57%.

d) Kemampuan anak dalam menyusun ukuran geometri dari

kecil-besar atau sebaliknya, pada siklus II pertemuan I

50% , pertemuan II naik menjadi 71,44% dan pertemuan III

naik menjadi 78,57%

e) Kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10, pada siklus

II pertemuan I 57,15% , pertemuan II naik menjadi 71,44%

dan pertemuan III naik menjadi 85,71%

f) Kemampuan anak dalam menghitung kepingan geometri,

pada siklus II pertemuan I 71,44% , pertemuan II naik

menjadi 71,44% dan pertemuan III naik menjadi 78,57%

g) Kemampuan anak dalam menyusun puzel geometri, pada

siklus II pertemuan I 57,15% , pertemuan II naik menjadi

71,44% dan pertemuan III naik menjadi 78,57%.

2. Dari hasil wawancara masih ditemui anak yang belum optimal

dalam kecerdasan logika matematikanya.

Page 112: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

97

3. Adanya upaya perbaikan yang dilakukan peneliti sehingga

pembelajaran pada siklus II menjadi lebih baik

4. Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran sangat membantu

guru dalam meningkatkan kecerdasan logika matematika anak.

Paparan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dilakukan pada siklus II mengalami peningkatan proses dan hasil

belajar yang sangat memuaskan. Dari pencapaian siklus I dan

siklus II, peneliti yakin bahwa Permainan Geometri Box dapat

meningkatkan kecerdasan logika matematika anak TK Tunas Karya

Padangpanjang.

Rekapitulasi hasil observasi Siklus II pertemuan I, II dan III dapat

dilihat pada tabel dan grafik berikut :

Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada

Siklus II Pertemuan I, II dan III ( Setelah Tindakan)

N

O Aspek yang Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Jumlah anak 14 Jumlah anak 14 Jumlah anak 14

ST T R ST T R ST T R

1

Anak mampu

mengenal bentuk

geometri

Jml

anak

8 6 - 9 5 - 11 3 -

% 57,15 42.85 0 64,28 35,72 0 78,57 21,43 0

2

Anak mampu

mengenal warna

Jml

anak

10 4 - 12 2 - 12 2 -

% 71,44 28,57 0 85,71 14,28 0 85,71 14,28 0

3

Anak mampu

mengelompokkan

kepingan

geometri yang

sama bentuk dan

warnanya

Jml

anak

7 5 2 9 4 1 11 3 -

% 50 35,72 14,28 64,28 28,57 7,14 78,57 21,43 0

4

Anak mampu

menyusun

Jml

anak

7 5 2 10 3 1 11 3 -

Page 113: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

98

5

6

7

geometri

darikecil-besar

atau sebaliknya

Anak mampu

mengenal angka

1-10

Anak mampu

menghitung

kepimgan

geometri

Anak mampu

menyusun puzel

geometri

%

Jlh

anak

%

Jlh

anak

%

Jlh

anak

%

50

8

57,15

10

71,44

8

57,15

35,72

5

35,72

4

28,57

4

28,57

14,28

1

7,14

0

-

2

14,28

71,44

10

71,44

10

71,44

10

71,44

21,43

4

28,57

4

28,57

4

28,57

7,14

0

0

0

-

0

-

78,57

12

85,71

11

78,57

11

78,57

21,43

2

14,28

3

21,43

3

21,43

0

0

-

0

-

0

-

nilai rata-rata Jlh

anak

8 5 1 10 3 1 11 3 -

% 57,15 35,72 7,14 71,44 21,43 7,14 78,57 21,43 0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan anak dalam

kecerdasan logika matematika mengalami peningkatan yang signifikan

pada siklus II. Pada aspek 1 kemampuan anak mengenal bentuk geometri,

siklus II pertemuan I 57,15%, pertemuan II menjadi 64,28% dan

meningkat menjadi 78,57% di pertemuan III.

Pada aspek 2 kemampuan anak dalam mengenal warna, pada siklus

II pertemuan I 71,44% , pertemuan II dan pertemuan III meningkat

menjadi 85,71%.

Pada aspek 3 kemampuan anak dalam mengelompokkan kepingan

geometri berdasarkan warna dan bentuknya, pada siklus II pertemuan I

50%, pertemuan II menjadi 64,28 dan pertemuan III meningkat menjadi

78,57%.

Page 114: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

99

Pada aspek 4 kemampuan anak dalam menyusun geometri dari

kecil-besar atau sebaliknya, pada siklus II pertemuan I 50% , pertemuan II

naik menjadi 71,44% dan pertemuan III naik menjadi 78,57%.

Pada aspek 5 kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10, pada

siklus II pertemuan I 57,15% , pertemuan II naik menjadi 71,44% dan

pertemuan III naik menjadi 85,71%.

Pada aspek 6 kemampuan anak dalam menghitung kepingan

geometri, pada siklus II pertemuan I 71,44% , pertemuan II naik menjadi

71,44% dan pertemuan III naik menjadi 78,57%.

Pada aspek 7 kemampuan anak dalam menyusun puzel menjadi

bentuk utuh, pada siklus II pertemuan I 57,15% , pertemuan II naik

menjadi 71,44% dan pertemuan III naik menjadi 78,57%.

Grafik 11. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada

Siklus II ( Setelah Tindakan) Pertemuan I, II dan III

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 Aspek yang

dinilai

5 6 7

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan III

Page 115: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

100

Hasil rekapitulasi pada siklus II menunjukkan perkembangan anak

dalam kecerdasan logika matematika mengalami peningkatan yang

signifikan dan sudah mencapai target KKM yaitu 75%.

Rekapitulasi dari hasil wawancara di akhir siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada

Siklus I dan II (Setelah Tindakan)

No Pertanyaan

Siklus I Siklus II

Mampu Tidak

mampu

Mampu Tidak

mampu

Jlh

anak %

Jlh

anak %

Jlh

anak

% Jlh

anak

%

1

Apakah kamu

mengenal bentuk

kepingan

geometri?

7 50 7 50 12 85,71 2 14,28

2 Apakah kamu

mampu mengenal

warna?

10 71,44 4 28,57 12 85,71 2 14,28

3 Apakah kamu

mampu

mengelompokkan

kepingan geometri

yang sama bentuk

dan warnanya?

10 71,44 4 28,57 11 78,57 3 21,43

4

5

6

7

Apakah kamu

mampu menyusun

geometri Dari

kecil-besar atau

sebaliknya?

Apakah kamu

mampu mngenal

angka 1-10?

Apakah kamu

mampu

menghitung

kepingan

9

10

11

10

64,28

71,44

78,57

71,44

5

4

3

4

35,72

28,57

21,43

28,57

11

11

12

11

78,57

78,57

85,71

78,57

3

3

2

3

21,43

21,43

14,28

21,43

Page 116: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

101

geometri?

Apakah kamu

mampu menyusun

puzel geometri?

Nilai rata-rata 9 64,28 5 35,72 11 78,57 3 21,43

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan anak dalam

kecerdasan logika matematika di siklus I dan siklus II. Pada pertanyaan 1

dalam mengenal bentuk kepingan geometri di siklus I anak menjawab

mampu 50% sedangkan di siklus II naik menjadi 85,71%.Pertanyaan 2

dalam mengenal warna di siklus I menjawab mampu 71,44%, di siklus II

naik menjadi 85,71%.

Pada pertanyaan 3 mengelompokkan kepingan geometri di siklus I

menjawab mampu 71,44%, di siklus II naik menjadi 78,57%. Pada

pertanyaan 4 menyusun ukuran geometri menjawab mampu 64,28%, di

siklus II naik menjadi 78,57%.

Pada pertanyaan 5 mengenal angka 1-10, menjawab mampu

71,44%, di siklus II naik menjadi 78,57%. Pada pertanyaan 6 menghitung

kepingan geometri menjawab mampu 78,57%, di siklus II naik menjadi

85,71%.

Pada pertanyaan 7 menyusun puzel geometri menjawab mampu

71,44%, di siklus II naik menjadi 78,57%.

Page 117: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

102

Grafik 12. Rekapitulasi Hasil Wawancara Peningkatan Kecerdasan Logika

Matematika Anak melalui Permainan Geometri Box Pada Pada

Siklus I dan II (Setelah Tindakan)

Hasil analisis di atas, dapat dilihat peningkatan sudah sesuai dengan

target KKM yaitu 75%, sehingga penelitian ini dihentikan sampai siklus II.

B. Pembahasan

Berdasarkan uraian diatas, ternyata setelah diadakan siklus I dan siklus

II, menunjukkan bahwa permainan Geometri Box dapat meningkatkan

kecerdasan logika matematika anak, dilihat dari tabel rata-rata pencapaian

kemampuan anak secara keseluruhan sudah mencapai KKM yaitu kategori

sangat tinggi lebih dari 75 %.

Rata-rata persentase perkembangan kecerdasan logika matematika anak

pada ke 7 aspek terlihat sangat tinggi, mengalami peningkatan yang signifikan

dimana yang pada awalnya anak tidak mengenal bentuk geometri, tidak bisa

dalam mengelompokkan bentuk geometri berdasarkan ukuran, warna dan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 Pertanyaan 5 6 7

Siklus I

Siklus II

Page 118: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

103

bentuknya dan tidak bisa menyusun ukuran geometri dari kecil-besar atau

sebaliknya, setelah dilakukan tindakan pada akhir siklus II semua anak sudah

mampu mengenal bentuk-bentuk geometri dan melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan bentuk-bentuk geometri.

Keberhasilan penelitian ini sesuai dengan teori Clements, Wilson &

Sarama ( dalam Seefeldt, 2008: 398 ) yang mengatakan bahwa membangun

konsep geometri pada anak-anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-

bentuk dan menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa

seperti segiempat, lingkaran dan segitiga.

Berk ( dalam Musfiroh, 2008:68 ) menunjukkan bahwa anak usia 4-6

tahun yang terbiasa dengan tugas berfikir logis seperti memilah-milah,

mengklasifikasi, dan menata dalam urutan lebih berhasil dalam tugas tersebut

dari pada yang tidak pernah.

Pada kemampuan anak dalam mengenal warna, awalnya masih

rendah, setelah dilakukan tindakan pada akhir siklus II semua anak sudah

mampu mengenal bermacam-macam warna.

Menurut Bredekamp dan coople ( dalam Msfiroh, 2008:81 ) dalam hal

klasifikasi dan penyerian ( menata benda secara urut dan berseri ), anak usia 5-

6 tahun mampu melakukan dengan menggunakan inklusi kelas, yakni kapasitas

objek untuk menjadi anggota lebih dari satu kelompok sekaligus. Anak dapat

memilah balok berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran.

Pada kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10 dan mengenal

konsep bilangan 1-10 dikondisi awal masih sangat rendah. Anak belum mampu

Page 119: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

104

mengenal angka 1-10 dan belum bisa membilang dengan benda 1-10, setelah

dilakukan tindakan pada akhir siklus II semua anak sudah mampu.

Keberhasilan ini sesuai dengan pendapat Sophian ( dalam Seefeldt,

2008:393 ) bahwa anak-anak usia lima tahun mengembangkan pengertian lebih

baik tentang bilangan dan nama bilangan.

Menurut Caufield ( dalam Seefeldt, 2008:393 ) mempelajari nama

yang sesuai dengan bilangan juga merupakan bagian dari belajar tata cara

berhitung.

Pada kemampuan anak dalam menyusun puzel kepingan geometri,

awalnya masih banyak anak yang belum bisa, ternyata setelah dilakukan

tindakan pada akhir siklus II semua anak sudah mampu.

Keberhasilan ini sesuai dengan standar-standar NCTM ( dalam

Seefeldt, 2008:403 ) pemecahan masalah adalah cirri khas kegiatan matematika

dan sebuah alat penting untuk mengembangkan pengetahuan matematika.

Dengan demikian melalui permainan Geometri Box anak dapat

berfikir logis, membangun tentang konsep geometri, konsep bilangan dan

mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung dalam suasana yang menarik,

aman dan menyenangkan sehingga diharapkan nantinya anak akan memiliki

kesiapan dalam mengikuti pembelajaran matematika yang sesungguhnya di

sekolah dasar.

Dapat dijelaskan bahwa penelitian ini mengoptimalkan kemampuan

matematika anak sebagai langkah awal dalam peningkatan kecerdasan logika

matematika pada anak usia dini.

Page 120: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

105

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Kemampuan anak dalam logika matematika perlu dikembangkan dalam

rangka mengembangkan salah satu kecerdasan anak.

2. Usia TK adalah usia bermain sehingga pembelajaran yang dilakukan di

TK dengan cara bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain

menjadi mutlak dilakukan pada anak usia dini

3. Alat permainan Geometri Box yang digunakan dengan metode bermain

dalam pembelajaran tentang logika matematika menjadi efektif untuk

mengoptimalkan kecerdasan logika matematika anak

4. Dengan menggunakan Geometri Box dapat memberikan pengaruh yang

cukup nyata untuk optimalisasi peningkatan kecerdasan logika matematika

anak terlihat adanya peningkatan persentase dari kondisi awal ke siklus I

sampai siklus II

5. Melalui permainan Geometri Box anak dapat mengenal bentuk-bentuk

geometri, mengenal angka 1-10, mengenal bermacam warna, mengenal

konsep bilangan 1-10, bisa mengelompokkan bentuk –bentuk geometri,

bisa menyusun ukuran geometri dari besar-kecil atau sebaliknya dan

mampu menyusun puzel geometri.

Page 121: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

106

6. Strategi guru yang membuat kepingan masing- masing bentuk geometri

dengan warna yang bervariasi dan melakukan perlombaan dalam

permainan memperlihatkan peningkatan yang baik pada siklus II dalam

optimalisasi peningkatan kecerdasan logika matematika anak melalui

permainan Geometri Box di TK Tunas Karya Padangpanjang

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, implikasi penelitian ini adalah:

1. Geometri Box menjadi alat peraga yang efektif dalam pembelajaran dalam

meningkatkan kecerdasan logika matematika pada anak usia dini

2. Geometri Box dapat menambah pengetahuan anak tentang bentuk geometri,

pengenalan warna, pengenalan angka dan konsep bilangan 1-10 serta untuk

mengenal ukuran benda, sehingga kecerdasan logika matematika anak

meningkat.

3. Geometri Box dengan metode bermain menjadi srategi guru yang tepat

dalam pembelajaran tentang logika matematika anak usia dini.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, diajukan saran sebagai

berikut :

1. Dalam menggunakan metode pembelajaran, guru hendaknya

menggunakan dan memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan anak

usia dini

2. Guru hendaknya lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang

disajikan melalui kegiatan bermain

Page 122: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

107

3. Guru hendaknya lebih memperhatikan suasana Pembelajaran yang Aktif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ( PAKEM ) bagi anak usia dini

4. Pihak sekolah hendaknya menyediakan alat-alat bermain yang efektif

dalam mengembangkan kecerdasan anak usia dini

5. Diharapkan orang tua agar selalu memberikan motivasi kepada anak

terutama dalam mengembangkan kecerdasan Logika Matematika anak usia

dini

6. Disarankan kepada peneliti-peneliti pada masa yang akan datang untuk

dapat mengeksplorasi lebih dalam tentang kecerdasan logika matematika

kepada anak TK.

Page 123: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

108

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Campbell, Linda dkk. 2006.Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple

Intelligences. Depok: Intuisi Press

Depdiknas, 2000. Permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Depdiknas

Depdiknas, 2003. Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan

Nasional, Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan

Raudlatul Athfal, Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen.

Eliyawati, Cucu 2005. Pemilihan dan pengembangan sumber belajar untuk anak

usia dini. Jakarta: Depdiknas

Kartono, Kartini 2007. Psikologi Anak ( Psikologi Perkembangan ). Bandung: CV

Mandar Maju

Maerzyda, Andi 2003. Multiple Intelligences Mengenal dan Merangsang Potensi

Kecerdasan Anak. Jakarta: PT Aspirasi Pemuda Seri Ayah Bunda

Montolalu, B.E.F dkk, 2005. Bermain dan Permainan Anak Usia dini. Jakarta:

Universitas Terbuka

Masitoh, dkk. 2005. Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Depdiknas

May Lwin, 2008. Cara mengembangkan berbagai komponen kecerdasan. Jakarta:

PT indeks

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas melalui bermain. Jakarta: PT. Gramedia

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Mutiah, Diana 2010. Psikologi Bermain anak usia dini. Jakarta: Prenada Media

Putri, Sri Silmarheni. 2011. Meningkatkan Kreatifitas Anak melalui Permainan

Tabung Angka transparan di TK Darul Falah Padang” Skripsi tidak

diterbitkan. FIP. UNP

Page 124: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

109

Rusdinal dan Elizar. 2008. Pengelolaan Kelas di Taman Kanak-kanak. Padang:

Sukabina Offset

Sudono, Anggani MA. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan kebudayaan

Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono, 2005. Pembelajaran Anak Usia

Dini, Jakarta: Yayasan Citra Pendidikan Indonesia

Sujiono, Yuliani Nurani 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:

Universitas terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani. 2008. Konsep Dasar pendidikan Anak Usia Dini,

Jakarta: PT Indeks

Seefeldt, Carol 2008. Pendidikan anak usia dini. Jakarta: PT Indeks

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Silvi Marlina, 2010 “Peningkatan kemampuan logika matemaitka anak melalui

permainan gambar beruang angka di PAUD Islam Exelent Bukittinggi”

Skripsi tidak diterbitkan. FIP. UNP

Tyas, Anik 2010. Hore aku bisa matematika Bermain juga sambil belajar

matematika. Jogjakarta: Hanggar Kreator

Zaman, Badru dkk, 2005. Media dan sumber belajar TK. Jakarta: Universitas

Terbuka

Yusni, Deli. 2010. “Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak melalui

Permainan Warna dan Angka melalui Tabung dan Pinang Berwarna di

TK negeri Pembina Payakumbuh” Skripsi tidak diterbitkan. FIP. UNP

Page 125: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

110

LAMPIRAN I

SATUAN KEGIATAN HARIAN PADA KONDISI AWAL

KELOMPOK B

Semester/Minggu : I / 14

Tema/Sub Tema : Binatang / bahaya binatang

Hari/Tanggal : Jumat / 2 Desember 2011

Indikator Kegiatan Pembelajaran Sumber

Belajar

Penilaian

Alat Perk. Anak

- Berdo’a sebelum dan sesudah

melaksanakan kegiatan dengan lebih

tertib ( P.1.1.1 )

- Melaksanakan kegiatan ibadah sesuai

aturan menurut keyakinan masing-masing

( P.1.2.1 )

- Berjalan mundur, berjalan kesamping

pada garis lurus sejauh 2-3 meter sambil

membawa beban

( F/M 1.3.2 )

I. Kegiatan Awal (+ 30 Menit)

- Berbaris, salam, ikrar, nyanyi dan

do’a

- Berbagi cerita

- Praktek Shalat

- Berjalan lurus sambil membawa

boneka binatang

Anak lansung

anak

Buku panduan

shalat

Anak lansung,

binatang

tiruan

Observasi

Unjuk kerja

Observasi

Unjuk kerja

- Menyusun dari besar ke kecil atau

sebaliknya ( K.1.1.8 )

- Mengelompokkan benda dengan berbagai

cara ( K.1.1.1 )

- Menyebut urutan 1-10 ( K.1.3.1 )

- Mengenal konsep bilangan dengan benda-

benda sampai 10

( K.1.3.2 )

- Menyusun kepingan puzel menjadi

bentuk utuh ( K.1.5.1 )

II. Kegiatan Inti (+ 60 Menit)

Sentra Persiapan

- Menyusun gambar binatang dari

kecil-besar

- Mengelompokkan binatang

sesuai warna

- Menghitung gambar binatang 1-

10

- Menyusun pusel binatang

Penugasan

- Berbicara dengan suara ramah dan teratur

III. Istirahat ( + 30 Menit )

- Bermain, cuci tangan, berdo’a

dan makan

IV. Kegiatan Akhir (+ 30 Menit)

- Diskusi

- Menyanyi

- Persiapan pulang

Kegiatan

observasi

Percakapan

Padangpanjang, 1 Desember 2011

Mengetahui,

Kepala TK

Nurul Misbah

Guru Kelompok B1

Rohima

Page 126: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

111

SATUAN KEGIATAN HARIAN PADA SIKLUS I PERTEMUAN I

KELOMPOK B

Semester/Minggu : I / 15

Tema/Sub Tema : Tanaman / cara memelihara tanaman

Hari/Tanggal : kamis / 8 Desember 2011

Indikator Kegiatan Pembelajaran Sumber

Belajar

Penilaian

Alat Perk. Anak

- Berdo’a sebelum dan sesudah

melaksanakan kegiatan dengan lebih

tertib ( P.1.1.1 )

- Mencari, menunjuk sebanyak-

banyaknya benda, hewan, tanaman

yang mempunyai warna, ukuran atau

menurut ciri-ciri tertentu

( K.1.1.2 )

I. Kegiatan Awal (+ 30 Menit)

- Berbaris, salam, ikrar, nyanyi dan

do’a

- Berbagi cerita

- Bercakap-cakap tentang cara

memelihara tanaman ciptaan

Allah

Anak

lansung

Anak

gambar

Observasi

Observasi

percakapan

- Menyusun dari besar ke kecil atau

sebaliknya ( K.1.1.8 )

- Mengelompokkan benda dengan

berbagai cara ( K.1.1.1 )

- Menyebut urutan 1-10 ( K.1.3.1 )

- Mengenal konsep bilangan dengan

benda-benda sampai 10

( K.1.3.2 )

- Mengelompokkan benda 3 dimensi

yang berbentuk geometri

( K.1.4.2 )

- Menyusun kepingan puzel menjadi

bentuk utuh ( K.1.5.1 )

II. Kegiatan Inti (+ 60 Menit)

Sentra Persiapan

- Permainan Geometri Box

- Mengelompokkan warna buah-

buahan yang berbentuk

lingkaran

Geometri

Box

Penugasan

- Mengucapkan sajak sederhana

( S.1.6.1 )

III. Istirahat ( + 30 Menit )

- Bermain, cuci tangan, berdo’a

dan makan

IV. Kegiatan Akhir (+ 30 Menit)

- Sajak 4 sehat 5 sempurna

- Diskusi

- Persiapan pulang

gambar

Kegiatan

observasi

unjuk kerja

Percakapan

Padangpanjang, 6 Desember 2011

Mengetahui,

Kepala TK

Nurul Misbah

Guru Kelompok B1

Rohima

Page 127: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

112

SATUAN KEGIATAN HARIAN PADA SIKLUS I PERTEMUAN II

KELOMPOK B

Semester/Minggu : I / 16

Tema/Sub Tema : tanaman / fungsi tanaman

Hari/Tanggal : senin / 12 Desember 2011

Indikator Kegiatan Pembelajaran Sumber

Belajar

Penilaian

Alat Perk.

Anak

- Mencari, menunjuk sebanyak-

banyaknya benda, hewan,

tanaman yang mempunyai

warna, ukuran atau menurut

ciri-ciri tertentu

( K.1.1.2 )

I. Kegiatan Awal (+ 30 Menit)

- Berbaris, salam, ikrar, nyanyi dan

do’a

- Berbagi cerita

- Bercakap-cakap tentang guna

buah-buahan

Anak

lansung

Observasi

unjuk kerja

percakapan

- Menyusun dari besar ke kecil

atau sebaliknya ( K.1.1.8 )

- Mengelompokkan benda

dengan berbagai cara (K.1.1.1)

- Menyebut urutan 1-10

( K.1.3.1 )

- Mengenal konsep bilangan

dengan benda-benda sampai

10 ( K.1.3.2 )

- Mengelompokkan benda 3

dimensi yang berbentuk

geometri

( K.1.4.2 )

II. Kegiatan Inti (+ 60 Menit)

Sentra Persiapan

- Permainan Geometri Box

- Mengelompokkan buah-buahan

yang berbentuk lingkaran

Geometri

box

Penugasan

- Menyanyi lebih dari 20 lagu

anak ( S.1.5.1 )

III. Istirahat ( + 30 Menit )

- Bermain, cuci tangan, berdo’a

dan makan

IV. Kegiatan Akhir (+ 30 Menit)

- Menyanyi buah tomat

- Diskusi

- Persiapan pulang

tomat

Kegiatan

observasi

unjuk kerja

Percakapan

Padangpanjang, 10 Desember 2011

Mengetahui,

Kepala TK

Nurul Misbah

Guru Kelompok B1

Rohima

Page 128: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

113

SATUAN KEGIATAN HARIAN PADA SIKLUS I PERTEMUAN III

KELOMPOK B

Semester/Minggu : I / 16

Tema/Sub Tema : Tanaman / tanaman untuk kesehatan

Hari/Tanggal : Rabu / 14 Desember 2011

Indikator Kegiatan Pembelajaran Sumber

Belajar

Penilaian

Alat Perk. Anak

- Membedakan ciptaan-ciptaan Tuhan

(P.1.2.1)

I. Kegiatan Awal (+ 30 Menit)

- Berbaris, salam, ikrar, nyanyi

dan do’a

- Berbagi cerita

- Bercakap-cakap tentang

tanaman untuk kesehatan mata

Anak

lansung

anak

gambar

Observasi

Unjuk kerja

percakapan

- Menyusun dari besar ke kecil atau

sebaliknya ( K.1.1.8 )

- Mengelompokkan benda dengan

berbagai cara ( K.1.1.1 )

- Menyebut urutan 1-10 ( K.1.3.1 )

- Mengenal konsep bilangan dengan

benda-benda sampai 10

( K.1.3.2 )

- Mengelompokkan benda 3 dimensi

yang berbentuk geometri

( K.1.4.2 )

- Menyusun kepingan puzel menjadi

bentuk utuh ( K.1.5.1 )

II. Kegiatan Inti (+ 60 Menit)

Sentra Persiapan

- Permainan Geometri Box

- Membentuk bunga dari

kepingan geometri

Geometri

box

Penugasan

-

III. Istirahat ( + 30 Menit )

- Bermain, cuci tangan,

berdo’a dan makan

IV. Kegiatan Akhir (+ 30 Menit)

- Diskusi

- Menyanyi

- Persiapan pulang

Kegiatan

observasi

Percakapan

Padangpanjang, 12 Desember 2011

Mengetahui,

Kepala TK

Nurul Misbah

Guru Kelompok B1

Rohima

Page 129: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

114

SATUAN KEGIATAN HARIAN PADA SIKLUS II PERTEMUAN I

KELOMPOK B

Semester/Minggu : I / 16

Tema/Sub Tema : tanaman / cara perk. dengan batang

Hari/Tanggal : Jumat / 16 Desember 2011

Indikator Kegiatan Pembelajaran Sumber

Belajar

Penilaian

Alat Perk.

Anak

- Berani bertanya secara sederhana

( P.1.10.1 )

I. Kegiatan Awal (+ 30 Menit)

- Berbaris, salam, ikrar, nyanyi

dan do’a

- Berbagi cerita

- Tanya jawab tentang ubi kayu

Anak

lansung

Anak

gambar

Observasi

Unjuk kerja

percakapan

- Menyusun dari besar ke kecil atau

sebaliknya ( K.1.1.8 )

- Mengelompokkan benda dengan

berbagai cara ( K.1.1.1 )

- Menyebut urutan 1-10 ( K.1.3.1 )

- Mengenal konsep bilangan

dengan benda-benda sampai 10

( K.1.3.2 )

- Mengelompokkan benda 3

dimensi yang berbentuk geometri

( K.1.4.2 )

- Menyusun kepingan puzel

menjadi bentuk utuh ( K.1.5.1 )

II. Kegiatan Inti (+ 60 Menit)

Sentra Persiapan

- Permainan Geometri Box

- Menghitung tanaman yang

berbentuk lingkaran

Penugasan

III. Istirahat ( + 30 Menit )

- Bermain, cuci tangan,

berdo’a dan makan

IV. Kegiatan Akhir (+ 30 Menit)

- Diskusi

- Menyanyi

- Persiapan pulang

Kegiatan

observasi

Percakapan

Padangpanjang, 14 Desember 2011

Mengetahui,

Kepala TK

Nurul Misbah

Guru Kelompok B1

Rohima

Page 130: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

115

SATUAN KEGIATAN HARIAN PADA SIKLUS II PERTEMUAN II

KELOMPOK B

Semester/Minggu : I / 17

Tema/Sub Tema : Tanaman / cara perk. dengan anak

Hari/Tanggal : senin / 19 Desember 2011

Indikator Kegiatan Pembelajaran Sumber

Belajar

Penilaian

Alat Perk. Anak

- Berbicara dengan suara ramah dan

teratur

I. Kegiatan Awal (+ 30 Menit)

- Berbaris, salam, ikrar, nyanyi

dan do’a

- Berbagi cerita

- Bercakap-cakap tentang pisang

Anak

lansung

Observasi

Unjuk kerja

percakapan

- Menyusun dari besar ke kecil atau

sebaliknya ( K.1.1.8 )

- Mengelompokkan benda dengan

berbagai cara ( K.1.1.1 )

- Menyebut urutan 1-10 ( K.1.3.1 )

- Mengenal konsep bilangan dengan

benda-benda sampai 10

( K.1.3.2 )

- Mengelompokkan benda 3 dimensi

yang berbentuk geometri

( K.1.4.2 )

- Menyusun kepingan puzel menjadi

bentuk utuh ( K.1.5.1 )

II. Kegiatan Inti (+ 60 Menit)

Sentra Persiapan

- Permainan Geometri Box

- Menyusun buah-buahan dari

kecil-besar

Penugasan

III. Istirahat ( + 30 Menit )

- Bermain, cuci tangan,

berdo’a dan makan

IV. Kegiatan Akhir (+ 30 Menit)

- Diskusi

- Menyanyi

- Persiapan pulang

Kegiatan

observasi

Percakapan

Padangpanjang, 17 Desember 2011

Mengetahui,

Kepala TK

Nurul Misbah

Guru Kelompok B1

Rohima

Page 131: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

116

SATUAN KEGIATAN HARIAN PADA SIKLUS II PERTEMUAN III

KELOMPOK B

Semester/Minggu : I / 17

Tema/Sub Tema : Tanaman / Bagian tanaman

Hari/Tanggal : Rabu / 21 Desember 2011

Indikator Kegiatan Pembelajaran Sumber

Belajar

Penilaian

Alat Perk. Anak

- Berdo’a sebelum dan sesudah

melaksanakan kegiatan dengan lebih

tertib ( P.1.1.1 )

- Menyanyi lebih dari 20 lagu anak

( S.1.5.1 )

I. Kegiatan Awal (+ 30 Menit)

- Berbaris, salam, ikrar, nyanyi

dan do’a

- Berbagi cerita

- Menyanyi kebunku

Anak

lansung

Anak

gambar

Observasi

Unjuk kerja

Unjuk kerja

- Menyusun dari besar ke kecil atau

sebaliknya ( K.1.1.8 )

- Mengelompokkan benda dengan

berbagai cara ( K.1.1.1 )

- Menyebut urutan 1-10 ( K.1.3.1 )

- Mengenal konsep bilangan dengan

benda-benda sampai 10

( K.1.3.2 )

- Mengelompokkan benda 3 dimensi

yang berbentuk geometri

( K.1.4.2 )

- Menyusun kepingan puzel menjadi

bentuk utuh ( K.1.5.1 )

II. Kegiatan Inti (+ 60 Menit)

Sentra Persiapan

- Permainan Geometri Box

- Mencari gambar bagian

tanaman yang berbentuk

lingkaran

Penugasan

- Bertepuk tangan dengan 3 pola

III. Istirahat ( + 30 Menit )

- Bermain, cuci tangan,

berdo’a dan makan

IV. Kegiatan Akhir (+ 30 Menit)

- Tepuk cabe

- Diskusi

- Persiapan pulang

Kegiatan

observasi

Percakapan

Padangpanjang, 20 Desember 2011

Mengetahui,

Kepala TK

Nurul Misbah

Guru Kelompok B1

Rohima

Page 132: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

117

LAMPIRAN II

Lembar Penilaian

Kecerdasan Logika matematika Anak dalam Proses Pembelajaran

Pada Kondisi Awal (Sebelum Tindakan)

No Nama Anak

Aspek Yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7

1 Aisyah Dwina Putri ST T T T T T T

2 Hanana R R R R R R R

3 Lailatul husna T ST ST ST ST ST ST

4 Rizka Baitul Rahman R T T T T T T

5 Sherli Ramadani R R R R R R R

6 Zahratul kharidah R R R R R R R

7 Gilang Ramadhan R R R R R R R

8 Fakhri Zaki R T ST R R R R R

9 Farhan Sulaiman R R R R R R R

10 Sahrul Ramadhani R R R R R R R

11 Ravi Eka Putra R R R R R R R

12 Rahmad Z R R R R R R R

13 Revan Hidayatullah R R R R R R R

14 Zaki R R R R R R R

Keterangan :

Aspek Yang Dinilai :

1. Anak mampu mengenal bentuk-bentuk Geometri

2. Anak mampu mengenal warna

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

4. Anak mampu menyusun ukuran kepingan geometri dari yang kecil sampai

yang besar dan sebaliknya

5. Anak mampu mengenal angka 1-10

6. Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10

7. Anak mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Kriteria Penilaian :

Sangat Tinggi (ST) Rendah ( R )

- Bekerja mandiri - Bekerja masih perlu bimbingan

- Tidak ada kesalahan - Masih banyak terdapat kesalahan

Tinggi (T)

- Bekerja mandiri

- Masih terdapat kesalahan

Page 133: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

118

Lembar Penilaian

Kecerrdasan Logika Matematika Anak Melalui permainan Geometri Box

Pada Siklus I ( Pertemuan I )

No Nama Anak

Aspek Yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7

1 Aisyah Dwina Putri ST ST T T T T T

2 Hanana R R T T T T R

3 Lailatul husna ST ST ST ST ST ST ST

4 Rizka Baitul Rahman R ST T T T T T

5 Sherli Ramadani T T T T T T R

6 Zahratul kharidah T T ST ST ST ST R

7 Gilang Ramadhan R T ST ST ST ST T

8 Fakhri Zaki R ST ST R R R R ST

9 Farhan Sulaiman R T R R R R R

10 Sahrul Ramadhani R T T T T T R

11 Ravi Eka Putra R T R R R R R

12 Rahmad Z R R R R R R R

13 Revan Hidayatullah R R R R R R R

14 Zaki R R R R R R R

Keterangan :

Aspek Yang Dinilai :

1. Anak mampu mengenal bentuk-bentuk Geometri

2. Anak mampu mengenal warna

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

4. Anak mampu menyusun ukuran kepingan geometri dari yang kecil sampai

yang besar dan sebaliknya

5. Anak mampu mengenal angka 1-10

6. Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10

7. Anak mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Kriteria Penilaian :

Sangat Tinggi (ST) Rendah ( R )

- Bekerja mandiri - Bekerja masih perlu bimbingan

- Tidak ada kesalahan - Masih banyak terdapat kesalahan

Tinggi (T)

- Bekerja mandiri

- Masih terdapat kesalahan

Page 134: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

119

Lembar Penilaian

Kecerrdasan Logika Matematika Anak Melalui permainan Geometri Box

Pada Siklus I ( Pertemuan II )

No Nama Anak

Aspek Yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7

1 Aisyah Dwina Putri ST ST ST ST ST ST ST

2 Hanana R R T R R R R

3 Lailatul husna ST ST ST ST ST ST ST

4 Rizka Baitul Rahman R T T T T T T

5 Sherli Ramadani T T T T T T T

6 Zahratul kharidah T T R T T T T

7 Gilang Ramadhan T T T ST ST ST ST

8 Fakhri Zaki R ST ST ST T T T T

9 Farhan Sulaiman R R R R R R R

10 Sahrul Ramadhani T T ST T T T T

11 Ravi Eka Putra T T R T T T T

12 Rahmad Z R R R R R R R

13 Revan Hidayatullah R R R R R R R

14 Zaki R R R R R R R

Keterangan :

Aspek Yang Dinilai :

1. Anak mampu mengenal bentuk-bentuk Geometri

2. Anak mampu mengenal warna

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

4. Anak mampu menyusun ukuran kepingan geometri dari yang kecil sampai

yang besar dan sebaliknya

5. Anak mampu mengenal angka 1-10

6. Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10

7. Anak mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Kriteria Penilaian :

Sangat Tinggi (ST) Rendah ( R )

- Bekerja mandiri - Bekerja masih perlu bimbingan

- Tidak ada kesalahan - Masih banyak terdapat kesalahan

Tinggi (T)

- Bekerja mandiri

- Masih terdapat kesalahan

Page 135: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

120

Lembar Penilaian

Kecerrdasan Logika Matematika Anak Melalui permainan Geometri Box

Pada Siklus I ( Pertemuan III )

No Nama Anak

Aspek Yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7

1 Aisyah Dwina Putri ST ST ST ST ST ST ST

2 Hanana T R R R R R R

3 Lailatul husna T ST ST ST ST ST ST

4 Rizka Baitul Rahman R T T T T T T

5 Sherli Ramadani R R T T R T T

6 Zahratul kharidah ST ST ST ST ST ST ST

7 Gilang Ramadhan ST ST ST ST ST ST ST

8 Fakhri Zaki R ST ST ST T ST ST ST

9 Farhan Sulaiman R R R R R R R

10 Sahrul Ramadhani T ST T ST ST T T

11 Ravi Eka Putra R R T T R T T

12 Rahmad Z R R R R R R R

13 Revan Hidayatullah R R T T R T T

14 Zaki R R R R R R R

Keterangan :

Aspek Yang Dinilai :

1. Anak mampu mengenal bentuk-bentuk Geometri

2. Anak mampu mengenal warna

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

4. Anak mampu menyusun ukuran kepingan geometri dari yang kecil

sampai yang besar dan sebaliknya

5. Anak mampu mengenal angka 1-10

6. Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10

7. Anak mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Kriteria Penilaian :

Sangat Tinggi (ST) Rendah ( R )

- Bekerja mandiri - Bekerja masih perlu bimbingan

- Tidak ada kesalahan - Masih banyak terdapat kesalahan

Tinggi (T)

- Bekerja mandiri

- Masih terdapat kesalahan

Page 136: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

121

Lembar Penilaian

Kecerrdasan Logika Matematika Anak Melalui permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Pertemuan I )

No Nama Anak

Aspek Yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7

1 Aisyah Dwina Putri ST ST ST ST ST ST ST

2 Hanana T T R R R T R

3 Lailatul husna ST ST ST ST ST ST T

4 Rizka Baitul Rahman T ST T T T ST T

5 Sherli Ramadani ST ST ST ST ST ST ST

6 Zahratul kharidah ST ST ST ST ST ST ST

7 Gilang Ramadhan ST ST ST ST ST ST ST

8 Fakhri Zaki R ST ST T T T ST ST

9 Farhan Sulaiman T T R R T T R

10 Sahrul Ramadhani ST ST T T ST ST ST

11 Ravi Eka Putra T ST T T ST ST ST

12 Rahmad Z T T T T T T T

13 Revan Hidayatullah ST ST T T ST ST ST

14 Zaki T T T T T T T

Keterangan :

Aspek Yang Dinilai :

1. Anak mampu mengenal bentuk-bentuk Geometri

2. Anak mampu mengenal warna

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

4. Anak mampu menyusun ukuran kepingan geometri dari yang kecil sampai

yang besar dan sebaliknya

5. Anak mampu mengenal angka 1-10

6. Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10

7. Anak mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Kriteria Penilaian :

Sangat Tinggi (ST) Rendah ( R )

- Bekerja mandiri - Bekerja masih perlu bimbingan

- Tidak ada kesalahan - Masih banyak terdapat kesalahan

Tinggi (T)

- Bekerja mandiri

- Masih terdapat kesalahan

Page 137: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

122

Lembar Penilaian

Kecerrdasan Logika Matematika Anak Melalui permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Pertemuan II )

No Nama Anak

Aspek Yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7

1 Aisyah Dwina Putri ST ST ST ST ST ST ST

2 Hanana T T R R T T T

3 Lailatul husna ST ST ST ST ST ST ST

4 Rizka Baitul Rahman ST ST ST ST ST ST ST

5 Sherli Ramadani ST ST ST ST ST ST ST

6 Zahratul kharidah ST ST ST ST ST ST ST

7 Gilang Ramadhan ST ST ST ST ST ST ST

8 Fakhri Zaki R ST ST ST ST ST ST ST

9 Farhan Sulaiman T T T T T T T

10 Sahrul Ramadhani ST ST ST ST ST ST ST

11 Ravi Eka Putra ST ST ST ST ST ST ST

12 Rahmad Z T ST T T T T T

13 Revan Hidayatullah T ST T ST ST ST ST

14 Zaki T ST T T T T T

Keterangan :

Aspek Yang Dinilai :

1. Anak mampu mengenal bentuk-bentuk Geometri

2. Anak mampu mengenal warna

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

4. Anak mampu menyusun ukuran kepingan geometri dari yang kecil sampai

yang besar dan sebaliknya

5. Anak mampu mengenal angka 1-10

6. Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10

7. Anak mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Kriteria Penilaian :

Sangat Tinggi (ST) Rendah ( R )

- Bekerja mandiri - Bekerja masih perlu bimbingan

- Tidak ada kesalahan - Masih banyak terdapat kesalahan

Tinggi (T)

- Bekerja mandiri

- Masih terdapat kesalahan

Page 138: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

123

Lembar Penilaian

Kecerrdasan Logika Matematika Anak Melalui permainan Geometri Box

Pada Siklus II ( Pertemuan III )

No Nama Anak

Aspek Yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7

1 Aisyah Dwina Putri ST ST ST ST ST ST ST

2 Hanana T T T T T T T

3 Lailatul husna ST ST ST ST ST ST ST

4 Rizka Baitul Rahman ST ST ST ST ST ST ST

5 Sherli Ramadani ST ST ST ST ST ST ST

6 Zahratul kharidah ST ST ST ST ST ST ST

7 Gilang Ramadhan ST ST ST ST ST ST ST

8 Fakhri Zaki R ST ST ST ST ST ST ST

9 Farhan Sulaiman T T T T T T T

10 Sahrul Ramadhani ST ST ST ST ST ST ST

11 Ravi Eka Putra ST ST ST ST ST ST ST

12 Rahmad Z ST ST ST ST ST T T

13 Revan Hidayatullah ST ST ST ST ST ST ST

14 Zaki T ST T T ST ST ST

Keterangan :

Aspek Yang Dinilai :

1. Anak mampu mengenal bentuk-bentuk Geometri

2. Anak mampu mengenal warna

3. Anak mampu mengelompokkan kepingan geometri yang sama bentuk,

ukuran dan warnanya

4. Anak mampu menyusun ukuran kepingan geometri dari yang kecil

sampai yang besar dan sebaliknya

5. Anak mampu mengenal angka 1-10

6. Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10

7. Anak mampu menyusun kepingan puzel menjadi bentuk utuh

Kriteria Penilaian :

Sangat Tinggi (ST) Rendah ( R )

- Bekerja mandiri - Bekerja masih perlu bimbingan

- Tidak ada kesalahan - Masih banyak terdapat kesalahan

Tinggi (T)

- Bekerja mandiri

- Masih terdapat kesalahan

LAMPIRAN III

Page 139: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

124

Gambar kegiatan guru dan anak pada Siklus I dan II

Guru memperlihatkan alat permainan Geometri Box pada anak

Guru memotivasi anak untuk menyebutkan apa saja yang dilihatnya pada

alatpermainan Geometri Box

Page 140: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

125

Guru memperlihatkan kepingan geometri untuk dimainkan pada alat

permainan Geometri Box

Guru menjelaskan kepada anak cara memainkan Geometri Box

Guru dan anak membaca doa sebelum bermain

Page 141: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

126

Anak mencari dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri

pada Geometri Box

Guru memberi motivasi kepada anak dalam bermain

Page 142: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

127

Anak menyusun geometri dari yang kecil-besar pada geometri box

Page 143: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

128

Guru memberi penjelasan kepada anak tentang permaian

yang akan dilakukan

Guru menyuruh anak menunjukkan bentuk geometri yang disebutkan

Anak bersemangat untuk melakukan permainan Geometri Box

Page 144: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

129

Anak disuruh lomba perkelompok dalam permainan Geometri Box

Anak bekerja sama dalam kelompoknya

Page 145: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

130

Guru dan anak membaca doa sesudah bermain

Page 146: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

95

Page 147: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

96

Page 148: Peningkatan Kecerdasan Logika Matematikaanak

97