1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

ii

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

MELALUI TEKNIK PEMODELAN BERKELOMPOK

PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUTOWINANGUN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ahmad Tambah Kurniadi

NIM 082110085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2013

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

iii

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

iv

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Ahmad Tambah Kurniadi

NIM : 082110085

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

judul skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi

melalui Teknik Pemodelan Berkelompok

pada Siswa Kelas X MA Negeri Kutowinangun

Tahun Pelajaran 2012/2013

pembimbing : 1. Drs. Mohammad Fakhrudin, M. Hum.

2. Umi Faizah, M. Pd.

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri,

bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya

bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 20 Maret 2013

Yang membuat pernyataan,

Ahmad Tambah Kurniadi

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

OTOM

“Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi

(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,

sedang kamu tidak mengetahui”. (QS, Al-Baqarah: 216)

Konsep dan sistem yang sempurna. Cirinya adalah jelas, menyeluruh, dan berpengaruh.

Keprajuritan yang sempurna. Cirinya adalah keimanan, kecintaan, dan rela berkorban.

Kepemimpinan yang sempurna. Ciriya adalah keikhlasan, kapabiliti, dan kebulatan

tekad. (Hasan Al- Banna)

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan dan kasih

sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian.

Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.

“Seluruh teman seperjuangan, Arek PBSI 2008”

Terimakasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

vii

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi

melalui Teknik Pemodelan Berkelompok pada Siswa Kelas X MA Negeri

Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Purworejo. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Sarjana.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis

mengadakan penelitian dan mengumpulkan data untuk penyusunan skripsi

ini.

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

viii

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas

Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan perhatian dan dorongan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Mohammad Fakhrudin, M. Hum. selaku dosen pembimbing I dan Ibu

Umi Faizah, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing,

mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah,

serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca umumnya.

Purworejo, 20 Maret 2013

Penulis,

Ahmad Tambah Kurniadi

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………....... i

PENGESAHAN………………………………………………………………….......ii

PERNYATAAN…………………………………………………………………......iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………..................iv

PRAKATA……………………………………………………………………….......v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………......vii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………...ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………........x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….......xi

ABSTRAK……………………………………………………………………….....xii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..................1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………1

B. Penegasan Istilah…………………………………………………….......6

C. Identifikasi Masalah……………………………………………………..8

D. Batasan Masalah…………………………………………………….... ...9

E. Rumusan Masalah……………………………………………..................9

F. Tujuan Penelitian……………………………………………………….10

G. Manfaat Penelitian……………………………………………................11

H. Sistematika Skripsi……………………………………………...............12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS…….....14

A. Tinjauan Pustaka …………………………………………………….. ..14

B. Kajian Teoretis………………………………………………….…........16

1. Membaca Puisi…………………………………………………........16

a. Pengertian Puisi………………………………………………….16

b. Pengertian Membaca Puisi……………………………………….18

c. Teknik Membaca Puisi…………………………………...............19

d. Faktor-faktor Penting dalan Membaca Puisi……………………...20

e. Kurikulum Materi Pembelajaran Puisi…………………………....21

2. Membaca Puisi dengan Teknik Berkelompok…………………..........23

a. Pemodelan……………………………………………………….23

b. Kelompok………………………………………………………..24

3. Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Pemodelan

Berkelompok…………………………………………………...........26

4. Kelebihan dan Kelemahan Membaca Puisi dengan Teknik

Pemodelan Berkelompok………………………………………........28

a. Kelebihan Teknik Pemodelan Berkelompok………………….......28

b. Kelemahan Teknik Pemodelan Berkelompok……………………28

c. Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pemodelan Berkelompok.......28

C. Kerangka Pikir……………………………………………………….. ..29

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

x

D. Hipotesis……………………………………………………………......30

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………….. ..31

A. Desain Penelitian……………………………………………………….31

B. Subjek Penelitian……………………………………………………….33

C. Objek Penelitian………………………………………………...............34

D. Rancangan Penelitian……………………………………………...........36

1. Tahap Awal/Prasiklus………………………………………………37

2. Tindakan Siklus I………………………………………………........38

3. Tindakan Siklus II……………………………………………...........41

E. Instrumen Penelitian……………………………………………………44

1. Instrumen Tes……………………………………………………….44

2. Instrument Nontes……………………………………………...........46

F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….......48

G. Teknik Analisis Data………………………………………………........52

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ……………………………..........54

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA PENELITIAN.…….………55

A. Penyajian Data Penelitian………………………………………….........55

B. Pembahasan Data Penelitian……………………………………….........72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………………….......141

A. Simpula..……………………………………………………………..141

B. Saran………………………………… ……………………………....143

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..144

LAMPIRAN……………………………………………………………………....

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Variabel Penilaian Membaca Puisi………………………………………....45

Penyajian Data

Tabel 2. Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik

Pemodelan berkelompok…………………………………………………. 58

Tabel 3. Hasil Observasi Siklus I…………………………………………………….63

Tabel 4. Hasil Jurnal Siswa Siklus I…………………………………………………64

Tabel 5. Hasil Observasi Siklus II…………………………………………………...65

Tabel 6. Hasil Jurnal Siswa Siklus II………………………………………………...65

Tabel 7. Skor Rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi Prasiklus……………...70

Tabel 8. Skor Rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi Siklus I………………..71

Tabel 9. Skor Rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi Siklus II………..……..72

Pembahasan Data

Tabel 10. Skor Rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi Prasiklus……….......118

Tabel 11. Perbandingan Skor Tindakan Prasiklus dan Siklus I……………………..121

Tabel 12. Skor Rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi Siklus II………........124

Tabel 13. Perbandingan Skor Tindakan Siklus I dan Siklus II……………………...127

Tabel 14. Nilai Rata-rata Tes Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II……………………..128

Tabel 15. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Membaca Puisi………………..........135

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………………………………...32

Gambar 2. Prosedur Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………………………37

Gambar 3. Proes Pembelajaran Membaca Puisi pada Prasiklus……………………...57

Gambar 4. Penyampaian Materi Membaca Puisi Siklus I…………………….............94

Gambar 5. Peneliti Memberi Contoh Pembacaan Puisi Siklus I………………............95

Gambar 6. Model dari Penggalan Video Pembacaan Puisi Siklus I………………….96

Gambar 7. Siswa Mengamati Model Video Pembacaan Puisi Siklus I………….…....96

Gambar 8. Model Memberikan Contoh Pembacaan Puisi Siklus I……………...........97

Gambar 9. Siswa Berlatih Membaca Puisi dengan Kelompok Siklus I………………98

Gambar 10-14. Siswa Membaca Puisi di Depan Kelas Siklus I……………………...99

Gambar 15. Awal Pembelajaran Siklus II…………………………………………..110

Gambar 16. Peneliti Menyampaikan Materi Membaca Puisi Siklus II……………...110

Gambar 17-18. Model Memberikan Contoh Membaca Puisi Siklus II…....................111

Gambar 19. Potongan Video Model Pembacaan Puisi Siklus II…………………….112

Gambar 20-24. Siswa Membaca Puisi di Depan Kelas Siklus II……………….........113

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 4 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Silabus Pembelajaran

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 8 Teks Naskah Puisi Padamu Jua

Lampiran 9 Teks Naskah Puisi Pahlawan Tak Dikenal

Lampiran 10 Lembar Observasi Siklus I

Lampiran 11 Lembar Observasi Siklus II

Lampiran 12 Skor Keterampilan Membaca Puisi Prasiklus

Lampiran 13 Skor Keterampilan Membaca Puisi Siklus I

Lampiran 14 Skor Keterampilan Membaca Puisi Siklus II

Lampiran 15 Jurnal Siswa Siklus I

Lampiran 16 Jurnal Siswa Siklus II

Lampiran 17 Jurnal Guru Siklus I

Lampiran 18 Jurnal Guru siklus II

Lampiran 19 Pertanyaan Wawancara Siklus I

Lampiran 20 Pertanyaan Wawancara Siklus II

Lampiran 21 Hasil Dokumentasi Prasiklus

Lampiran 22 Hasil Dokumentasi Siklus I

Lampiran 23 Hasil Dokumentasi Siklus II

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

xiv

ABSTRAK

Ahmad Tambah Kurniadi. 2013. “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi

melalui Teknik Pemodelan Berkelompok pada Siswa Kelas X MA Negeri Kutowinangun

Tahun Pelajaran 2012/2013”. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Pembelajaran sastra khusunya membaca puisi di kelas X MA Negeri Kutowinangun

selama ini kurang begitu disenangi, sebab siswa kurang termotivasi, kurang percaya diri saat

membaca puisi, dan guru kurang variatif dalam menerapkan teknik pembelajaran. Oleh

karena itu, sebagai upaya memperbaiki kondisi tersebut, peneliti melakukan penelitian

tindakan kelas dengan menerapkan teknik pemodelan berkelompok dalam pembelajaran

membaca puisi. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan proses pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok pada siswa kelas X MA Negeri

Kutowinangun, (2) mendeskripsikan pengaruhnya terhadap sikap dan motivasi siswa

dalam pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok, dan (3)

mengetahui peningkatan keterampilan membaca puisi setelah memperoleh pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanan,

observasi, dan refleksi. Data berasal dari siswa dan guru. Pengambilan data dilakukan

dengan teknik tes dan nontes. Alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman

observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik

analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis..

Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa (1) pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok diterapkan pada siklus I dan siklus II, dengan

proses pembelajaran yang meliputi, (a) penyampaian materi teknik membaca puisi, (b)

mendatangkan model untuk memberikan contoh pembacaan puisi, dan (c) siswa

membaca puisi secara berkelompok. (2) Proses pembelajaran tersebut terbukti dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran

membaca puisi menggunakan teknik pemodelan berkelompok. (3) Peningkatan motivasi

belajar siswa membaca puisi diikuti dengan peningkatan keterampilan siswa membaca

puisi. Hasil tes pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,23 (cukup). Pada siklus

I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 70,33 (cukup baik). Selanjutnya, pada siklus II

diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76,10 (baik). Hal ini menunjukkan peningkatan dari

prasiklus ke siklus II sebesar 10,87 poin atau sebesar 17%. Dengan demikian, terbukti

bahwa pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca puisi dan dapat mengubah motivasi

belajar serta sikap siswa kelas X-4 MA Negeri Kutowinangun. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan agar lebih kreatif

dalam pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan teknik pemodelan

berkelompok. Bagi siswa disarankan selalu berlatih membaca puisi serta lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran.

Kata kunci: keterampilan membaca puisi, teknik pemodelan berkelompok

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan enam hal pokok, yaitu latar belakang masalah,

penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sastra di Indonesia saat ini mengalami penurunan apabila

dibandingkan dengan pembelajaran sastra pada masa penjajahan. Menurut

Saparie (2006) pada masa penjajahan, pembelajaran sastra diperhatikan ketat

sejak di Hollandsch Inlandsche School (HIS) dan Meer Ultgedbried Laager

Onderwijs (MULO). Oleh sebab itu, siswa tamatan sekolah zaman kolonial ini

mampu menunjukkan kualitas yang luar biasa di bidang kesastraan, seperti

Chairil Anwar, Sanusi Pane, dan Amir Hamzah. Sementara itu, pada masa

sekarang pembelajaran sastra yang digelar di sekolah-sekolah saat ini dapat

dikatakan belum menyentuh substansi serta mampu mencapai tujuan utamanya,

yaitu memberikan pengalaman bersastra (apresiasi dan ekspresi) kepada siswa.

Akibatnya, pengertian dari puisi sebagai karya seni yang harus dihayati, telah

dikaburkan atau dibimbangkan dengan adanya berbagai istilah dan seribu satu

persoalan. Menurut Ismail (2005) pembelajaran sastra di SMA perlu

ditingkatkan. Pembelajaran sastra tidak hanya mengenalkan pengarang karya

sastra, tetapi juga mengenalkan karya sastra itu sendiri sampai pada apresiasi

sastra.

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

2

Pembelajaran sastra penting untuk memperkaya ruang batin siswa. Akan

tetapi, kerapkali pelajaran sastra dianggap sebagai pelajaran yang tidak penting

bagi masa depan sehingga pelajaran sastra terasa meletihkan (Hartanto: 2007).

Semua pelajaran harus ditujukan untuk memperkaya ruang dalam batin siswa.

Dengan memperkaya ruang batin siswa, sekolah tidak menjadi mesin pencetak

manusia yang tidak mempunyai nilai-nilai luhur dan tidak menghormati

lingkungannya. Akan tetapi, sekolah menjadi tempat bagi siswa untuk

berproses menjadi peribadi berkompeten dan tidak mengukur segala sesuatu

dengan materi.

Selain faktor pembelajaran sastra peranan membaca sangat besar

pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Dengan membaca manusia dapat

memperoleh pengetahuan yang sangat berguna, baik bagi dirinya sendiri

maupun orang lain.

Membaca tidak sekadar mengetahui isi teks saja, tetapi juga berpengaruh

terhadap pembacanya sendiri dan orang lain. Orang lain atau pendengar akan

mendapatkan informasi dari apa yang telah kita bacakan. Begitu pula dengan

membaca puisi, pembaca puisi mempunyai fungsi untuk menyampaikan

perasaan serta informasi kepada orang lain atau pendengar. Membaca puisi

dapat mempercepat tumbuhnya tafsiran dan apresiasi bagi pembaca sendiri

atau pendengarnya (Sukirno, 2000: 6).

Puisi merupakan bentuk paling tua dari peradaban manusia yang

merupakan karya sastra estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan

hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Horace (dalam Pradopo, 1995: 3)

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

3

mengatakan bahwa puisi itu indah dan berguna (dulce et utile). Indah dalam

arti puitis yang dapat membuat pembacanya terharu, sedih, semangat, atau

bahagia. Berguna memiliki arti mencerahkan pembacanya. Oleh karena itu,

membaca puisi mempunyai manfaat yang cukup besar dalam menanamkan

apresiasi yang tinggi pada siswa agar nilai-nilai luhur, agung, katarsis, dan

kontemplatif dapat dinikmati, dipahami, dan dihayati. Selain itu, membaca

puisi memiliki peran dalam pembentukan dan pengembangan karakter serta

moral siswa. Oleh karena itu, pembelajaran membaca puisi perlu mendapat

perhatian yang serius. Selain itu, diperlukan guru dan calon guru yang

memiliki keterampilan dalam membaca puisi.

Selain memiliki keterampilan dalam membaca puisi, guru juga harus

mempunyai teknik atau strategi dalam pembelajaran membaca puisi. Teknik

pembelajaran sangat berperan untuk mengatur proses pembelajaran. Khususnya

dalam pembelajaran membaca puisi, teknik mampu mengarahkan agar

pembelajaran membaca puisi tepat dan dapat dipahami oleh siswa. Salah satu

teknik yang dapat dipergunakan guru dalam proses pembelajaran membaca

puisi adalah teknik penyajian. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmanto (1996:

49) yang menyatakan bahwa salah satu teknik yang dapat dipergunakan dalam

pembelajaran sastra adalah teknik penyajian, sebab puisi pada dasarnya adalah

bentuk sastra lisan. Pesan dan kesan yang dibawakannya baru akan benar-benar

menyentuh gerak hati seorang apabila puisi itu dibacakan atau dikutip secara

lisan. Puisi bagaimanapun memiliki nilai-nilai iramatis dan dramatis yang

sangat menentukan kualitasnya.

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

4

Diperlukan keberanian dan kerendahan hati untuk mengakui

pembelajaran sastra yang dilakukan guru di sekolah dewasa ini masih bersifat

konvensional, dengan ciri utama pembelajaran yang lebih menekankan pada

teori tentang puisi. Dengan kata lain, masih kurangnya usaha dalam pemberian

petunjuk di atas membaca tingkat dasar bahkan ada guru yang menganggap

pemberian materi berupa teks puisi dirasakan sudah cukup untuk membekali

siswanya dalam melakukan pembacaan puisi.

Hanya sedikit latihan yang diberikan untuk membantu siswa beranjak ke

tingkat kemampuan yang lebih tinggi. Kondisi pembelajaran sastra yang

demikian menjadikan proses pembelajaran sastra membosankan dan kurang

membangkitkan kreativitas sehingga siswa kurang semangat dalam belajar

sastra. Kenyataan tersebut juga yang terjadi pada siswa kelas X MA Negeri

Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013.

Setelah melakukan survei awal pada hari Kamis, 27 September 2012,

peneliti datang ke sekolah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan

pembelajaran membaca puisi dengan melakukan wawancara terhadap Ibu Tuti

Kusniati, S. Pd. selaku guru bidang studi bahasa Indonesia kelas X MA Negeri

Kutowinangun didapatkan beberapa masalah sebagai berikut.

1. Alokasi waktu 4 x 45 menit dirasa kurang cukup untuk melaksanakan

pembelajaran membaca puisi yang maksimal jika dilakukan secara individu.

2. Jumlah siswa masih terlalu banyak dalam satu kelasnya.

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

5

3. Siswa cenderung kurang percaya diri jika harus mengikuti pembelajaran

yang bersifat praktik. Termasuk dalam membaca puisi di depan kelas

sehingga siswa hanya sekadar membaca.

4. Kurangnya pengetahuan siswa tentang teknik membaca puisi.

5. Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran membaca puisi.

6. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran membaca puisi.

Bertolak dari masalah di atas, guru atau calon guru harus memiliki

strategi dalam pembelajaran membaca puisi, agar pembelajaran membaca puisi

menjadi efektif dan menyenangkan.

Dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan teknik pemodelan

berkelompok sebagai setrategi untuk meningkatkan keterampilan membaca

puisi siswa. Senduk dan Nurhadi (2003: 50) berpendapat bahwa pemodelan

adalah salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksudnya,

dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model

yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang

dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk

belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan.

Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep

atau aktivitas belajar. Model pun tidak hanya terpaku pada guru dan siswa,

tetapi juga sesuatu dengan contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Dengan

kata lain, model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan

sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara

belajar.

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

6

Adanya model dalam pembelajaran membantu siswa untuk berpikir

kritis. Siswa terbantu dengan mengamati model yang disediakan, sehingga

siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa tidak hanya menerima

informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali informasi dari model

yang disediakan. Sementara itu, berkelompok terkait dengan teknik pemodelan

dapat diartikan sekelompok orang yang menjadi model (contoh) yang dicontoh

oleh siswa dalam membaca puisi secara berkelompok.

Atas dasar itulah dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan

teknik pemodelan berkelompok sebagai setrategi untuk meningkatkan

keterampilan membaca puisi siswa. Teknik pemodelan berkelompok dipilih

dengan asumsi bahwa teknik ini dapat membantu meningkatkan keterampilan

siswa membaca puisi di depan orang banyak, meliputi keberanian membaca

puisi, penghayatan atas puisi yang dibacanya, teknik vokal atau pelafalan, dan

sikap dalam membaca puisi secara berkelompok.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis melakukan

penelitian dengan judul, “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi melalui

Teknik Pemodelan Berkelompok pada Siswa Kelas X MA Negeri

Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013.”

B. Penegasan Istilah

Dalam skripsi ini penulis memilih judul “Peningkatan Keterampilan

Membaca Puisi melalui Teknik Pemodelan Berkelompok pada Siswa Kelas X

MA Negeri Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013”. Agar dalam

penelitian ini tidak terjadi salah pengertian antara penulis dengan pembaca

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

7

mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi, penulis perlu

menjelaskan arti istilah yang digunakan dalam judul skripsi tersebut. Beberapa

istilah tersebut antara lain.

1. Keterampilan Membaca Puisi

Keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran,

nalar, dan perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisisen.

Kemudian, pengertian membaca puisi adalah melisankan puisi sebagai

bentuk pengungkapan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan

disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan batin (Waluyo, 1991: 25).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan

membaca puisi adalah suatu kecakapan seseorang untuk mendapatkan pesan

dari suatu karya sastra dengan diungkapkan melalui bahasa yang

dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan

pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

2. Teknik Pemodelan Berkelompok

Teknik yang terkait dengan pembelajaran adalah cara yang dilakukan

guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran secara spesifik. Sementara

itu, menurut Nuryatin (2010 : 34) pemodelan dapat diartikan sebagai

pemberian model (contoh) yang berhubungan dengan materi dan aktivitas

pembelajaran yang dilakukan siswa.

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

8

Berkelompok terkait dengan pembelajaran membaca puisi dapat

diartikan juga sebagai paduan baca yang dilakukan sekelompok orang atau

siswa bersama-sama membacakan puisi (Rusyana, 1982 : 47).

Dari pengertian-pengertian tersebut penulis simpulkan bahwa teknik

pemodelan berkelompok dalam pembelajaran membaca puisi adalah cara

guru dalam mengimplementasikan pembelajaran dengan memberikan model

(contoh) yang dapat ditiru dalam pembacaan puisi yang dilakukan

sekelompok orang atau siswa bersama-sama membacakan puisi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maksud judul

“Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi melalu Teknik Pemodelan

Berkelompok pada Siswa Kelas X MA Negeri Kutowinangun Tahun

Pelajaran 2012/2013” dalam penelitian ini adalah penelaahan tentang usaha

yang dilakukan guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam membaca puisi dengan cara menampilkan model (contoh) yang

dilakukan secara berkelompok dalam membacakan puisi yang dapat ditiru

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran apresiasi sastra pada siswa kelas

X MA Negeri Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat diidentifikasi

beberapa masalah berikut ini:

1. Kurangnya teknik ataupun metode yang menarik dalam proses pembelajaran

membaca puisi.

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

9

2. Siswa cenderung kurang percaya diri jika harus mengikuti pembelajaran

yang bersifat praktik.

3. Kurangnya pengetahuan siswa tentang teknik membaca puisi.

4. Siswa kurang tertarik pada bahan ajar.

5. Kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya semua pembelajaran

sehingga ada beberapa siswa yang menyepelekan pembelajaran.

6. Alokasi waktu 4 x 45 menit dirasa kurang cukup untuk melaksanakan

pembelajaran membaca puisi yang maksimal jika dilakukan secara individu.

7. Jumlah siswa masih terlalu banyak dalam satu kelasnya.

D. Batasan Masalah

Agar kajian dalam penelitian ini tidak melebar dan tetap pada titik fokus

yang diharapkan, penulis membatasi masalah penelitian ini pada penggunaan

teknik pemodelan berkelompok dalam pembelajaran membaca puisi siswa

kelas X MA Negeri Kutowinangun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran

2012/2013.

E. Rumusan Masalah

Permasalahan merupakan rumusan masalah dalam sebuah penelitian.

Bedasar uraian latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses pembelajaran puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok pada siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun Tahun

Pelajaran 2012/2013?

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

10

2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok terhadap sikap dan motivasi siswa kelas X MA Negeri

Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 pada pembelajaran membaca

puisi?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X

MA Negeri Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 sesudah mengikuti

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok?

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan di atas, tujuan pokok penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok pada siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun

Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Mendeskripsikan pengaruh pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok terhadap sikap dan motivasi siswa kelas X MA

Negeri Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca puisi siswa kelas X

MA Negeri Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 sesudah

mengengikuti pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok.

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

11

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoretis dan

praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan dalam rangka

penambahan wawasan tentang media pembelajaran terutama dalam

pembelajaran membaca. Secara umum penelitian ini diharapkan mampu

memberikan sumbangan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terutama

aspek keterampilan membaca, khususnya keterampilan membaca sastra

pada puisi dengan teknik pemodelan berkelompok.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih termotivasi

mengembangkan keterampilan membaca puisi dengan menerapkan

sistem pembelajaran pemodelan dan berkelompok.

b. Bagi guru bahasa Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan alternatif dalam pembelajaran keterampilan membaca puisi

dan menciptakan suasana yang menarik dan tidak membosankan.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam meningkatkan prestasi sekolah tentang pembelajaran

sastra puisi serta kaitannya dengan pendidikan berkarakter.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

mengenai metode, teknik, dan media yang dapat digunakan dalam

meningkatkan keterampilan bersastra.

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

12

e. Bagi penelitian berikutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

acuan dalam mengembangkan peneltian berikutnya.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi melalui

Teknik Pemodelan Berkelompok pada Siswa Kelas X MA Negeri

Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013” yang terdiri dari tiga bagian, yaitu

(1) bagian awal, (2) bagian isi, dan (3) bagian akhir.

Pada bagian awal skripsi, penulis menyajiakan judul skripsi, pengesahan,

prakata, daftar isi, daftar lampiran, moto dan persembahan, serta abstrak. Pada

bagian isi, penulis menyajikan isi skripsi yang terdiri dari lima bab, yang

tersusun sebagai berikut.

Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, penegasan

istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta

sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka berisi

hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti oleh

penulis, antara lain (1) penelitian Dezy Aminurul (2009); (2) penelitian Sarjito

(2011); dan (3) penelitian Saeful Miftachudin Zuhri (2012). Kajian teoretis

berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian sebelum

melaksanakan penelitian, yang terdiri dari (1) membaca puisi; (2) membaca

puisi dengan teknik pemodelan berkelompok; (3) pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok; dan (4) kelebihan dan kelemahan

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok. Kajian teoretis tersebut

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

13

pada akhirnya dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pembahasan dan

hasil penelitian.

Bab III berisi desain penelitian, subjek penelitian, objek penelitian,

rancangan penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.

Bab IV adalah penyajian dan pembahasan data hasil penelitian. Dalam

bab ini penulis menguraikan data hasil pembelajaran membaca puisi pada

siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun tahun pelajaran 2012/2013 yang

diambil dari penelitian tindakan kelas (PTK) dalam pembelajaran membaca

puisi dengan menggunakan teknik pemodelan berkelompok.

Bab V berisi penutup. Dalam bab ini penulis menyajikan simpulan dari

pembahasan bab IV dan saran-saran yang relevan. Pada bagian akhir skripsi,

penulis menyajikan daftar pustaka dan melampirkan instrumen serta data-data

yang digunakan dan diperoleh dalam penelitian.

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Penulis dalam bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang berisi hasil

penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalah yang diteliti oleh penulis

dan kajian teoretis yang terdiri dari (1) membaca puisi; (2) membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok; (3) pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap penelitian

terhadap penelitian terdahulu sehingga dapat diketahui perbedaan yang khas

antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan. Penelitian

pembelajaran apresiasi sastra tentang “Peningkatan Keterampilan Membaca

Puisi melalui Teknik Pelatihan Dasar di Alam Terbuka Siswa Kelas X A SMA

Negeri Sumpiuh” dilakukan oleh Aminurul (2009), “Upaya Peningkatan

Kemampuan Membaca Puisi pada Siswa Kelas X SMA N 5 Purworejo dengan

Metode Pemodelan Tahun Pelajaran 2010/2011” dilakukan oleh Sarjito (2011),

dan penelitian yang dilakukan oleh Saeful Miftahudin Zuhri (2012) tentang

“Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi pada Siswa Kelas X SMA N 1

Petanahan Kebumen”.

Penelitian yang dilakukan oleh Aminurul (2009) tersebut, memiliki

kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Kesamaannya yaitu sama-sama meneliti pembelajaran membaca puisi dan

meniliti siswa kelas X sebagai subjek penelitiannya, sedangkan perbedaannya

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

15

yaitu Aminurul dalam penelitiannya menggunakan teknik pelatihan dasar di

alam terbuka, sementara penulis menggunakan teknik pemodelan

berkelompok.

Penelitian senada juga dilakukan oleh Sarjito (2011) dalam penelitiannya

yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi pada Siswa

Kelas X SMA N 5 Purworejo dengan Teknik Pemodelan Tahun Pelajaran

2010/2011”, dari penelitian tersebut ada kesamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kesamaannya yaitu sama-sama

meneliti tentang pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas X, sedangkan

perbedaannya terdapat pada penggunaan teknik pembelajaran membaca puisi,

pada penelitian yang dilakukan oleh Sarjito menggunakan teknik pemodelan,

sedangkan penulis menggunakan teknik pemodelan berkelompok.

Selain kedua contoh penelitian di atas, penulis juga mengambil contoh

dari penelitian yang dilakukan Saeful Miftahudin Zuhri yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode Pemodelan pada

Siswa Kelas X SMA N 1 Petanahan Kebumen”. Ada kesamaan dan perbedaan

antara penelitian yang dilakukan oleh Saeful dengan yang dilakukan oleh

penulis yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran membaca puisi siswa

kelas X, sedangkan perbedaannya terdapat pada penggunaan teknik atau

metode penelitiannya. Pada penelitian yang dilakukan Saeful menggunakan

metode pemodelan, sementara penulis menggunakan teknik pemodelan

berkelompok.

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

16

Penelitian yang penulis lakukan adalah peningkatan keterampilan

membaca puisi siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun tahun pelajaran

2012/2013. Kesamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian

sebelumnya adalah meneliti peningkatan keterampilan membaca puisi,

sedangkan perbedaannya adalah teknik atau metode yang digunakan oleh

peneliti dalam peningkatan keterampilan membaca puisi yaitu dengan

menggunakan teknik pemodelan berkelompok.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoretis merupakan penjabaran kerangka teori yang berisi

beberapa materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan

pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Dalam kajian teori ini

dipaparkan (1) membaca puisi, (2) membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok, (3) pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok, (4) kelebihan dan kelemahan membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok.

1. Membaca Puisi

Pada penelitian ini penulis membahas peningkatan keterampilan

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok. Akan tetapi,

sebelum itu penulis memaparkan terlebih dahulu pengertian puisi supaya

pengertian membaca puisi menjadi lebih jelas.

a. Pengertian Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang

indah dan sarat makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi,

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

17

majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Selain

itu, kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh

pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi

sangat berbeda dengan bahasa sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa

yang ringkas, namun sarat makna. Kata-kata yang digunakan adalah kata-

kata konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian bagi

pembacanya. Beberapa pendapat tentang puisi dikemukakan oleh para

ahli, antara lain.

Menurut Wirjosoedarmo (dalam Pradopo, 2010: 309), puisi adalah

karangan yang terikat pada banyak baris dalam tiap-tiap bait, banyak kata

yang berbentuk baris, serta banyak suku kata yang berbentuk larik. Selain

itu, puisi juga harus memiliki rima dan irama. Taylor (dalam Pradopo,

2010: 6) berpendapat bahwa puisi adalah kata terindah dalam susunan

terindah. Kemudian, Hadson (dalam Aminudin, 2010: 134) menyatakan

puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata

sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi.

Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, poeima

“membuat” atau poeistees “pembuatan”, dan dalam bahasa Inggris

disebut poem dan poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan”

karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu

dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-

suasan tertentu, baik fisik maupun batiniah (Aminuddin, 1910: 134).

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

18

Dari pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa puisi

adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai

media untuk menyampaikan ilusi dan imajinasi dengan menggunakan

medium bahasa, yang disusun dengan mempertimbangkan efek

keindahan bahasa yang penuh daya pikat, yang secara fisik terikat oleh

jumlah baris, jumlah kata dan jumlah bait.

b. Pengertian Membaca Puisi

Membaca puisi adalah melisankan puisi sebagai bentuk

pengungkapan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan

disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan batin (Waluyo, 1991: 25). Selain itu,

membaca puisi merupakan suatu proses yang dilakukan serta digunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh

penyair melalui media kata-kata atau bahasa tulis yang puitis.

Secara garis besar membaca puisi merupakan salah satu bentuk

apresiasi puisi. Dalam kegiatan membaca puisi secara tidak langsung

atau tanpa disadari, pembaca berusaha mengenali, memahami, memberi

penghargaan dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek yang terkandung

dalam puisi dipahami baik secara hakikat maupun metode. Pembaca

berusaha untuk menerjemahkan setiap bait untuk mengetahui makna atau

maksud dari puisi yang dibacanya. Setelah diperoleh pemahaman yang

dipandang cukup, pembaca dapat membacakan puisi tersebut kepada

pendengar.

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

19

Dalam membacakan puisi, seorang pembaca harus tampil sesuai

dengan puisi yang dibacakannnya baik dari segi pelafalan, penghayatan

penampilan maupun terhadap interpretasi puisi. Jika tidak demikian dapat

mengakibatkan puisi yang tadinya padat dan kaya makna akan terasa

hambar dan tidak bernilai bagus di mata penonton atau pendengar.

Masalah di atas, harus dihindari oleh seorang pembaca puisi. Agar

dapat membaca puisi dengan baik, pembaca juga harus memahami puisi

yang dibacanya serta mengusasi teknik membacanya. Sebagaimana yang

diungkapkan J.U. Nasution dalam Wilson Nadeak (1985: 57) bahwa

membaca sebuah sajak kita coba merasakan keharuan yang dapat

diberikan sajak itu. Kita coba merasakan buah pikiran yang dapat

dipantulkannya ke dalam batin kita.

c. Teknik Membaca Puisi

Aminudin (2010: 19), mengartikan membaca teknik adalah

membaca yang dilaksanakan dengan bersuara dengan aksentuasi, intonasi

dan irama yang benar, selaras dengan gagasan serta suasana penutur

dalam teks yang dibaca. Muchlison membedakan membaca teknik

menjadi dua, yaitu pembelajaran membaca dan pembelajaran

membacakan. Pembelajaran membaca yang dimaksudkan aktivitas

tersebut untuk keperluan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain, misalnya

guru atau teman lain. Kemudian, pembelajaran yang tergolong

membacakan, yaitu si pembaca melakukan aktivitas tersebut lebih

banyak ditunjukan kepada orang lain. Pembaca bertanggung jawab atas

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

20

lagu atau intonasi kalimat, lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan

suara dan sebagainya.

Dalam membaca puisi, siswa tersebut dituntut untuk membaca

puisi sesuai dengan teknik pembacaan yang tepat dan ditunjukan untuk

dirinya sendiri dan orang lain tapi dalam lingkup terbatas saja, misalnya

pada guru dan siswa lain.

Beberapa teknik yang harus dikuasai siswa dalam membacakan

puisi, antara lain penjiwaan (pemahaman dan penghayatan) terhadap isi

puisi, vokal yang baik (artikulasi, intonasi, karakter suara, tempo

pengucapan, dan kekuatan/power suara), dan aspek gerak (gerak muka

atau mimik, gerak tangan atau gesture, dan gerak seluruh tubuh atau

pantomimik) yang sesuai dengan puisi yang dibacanya.

d. Faktor-faktor Penting dalam Membaca Puisi

Setiap bentuk dan gaya baca puisi selalu menuntut adanya ekspresi

wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan gerakan badan. Keempat

ekspresi dan gerakan tersebut harus memperhatikan (1) jenis acara:

pertunjukkan, pembukaan acara resmi, performance-art, dll, (2)

pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan,

pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang,

dendam, keadilan, kemanusiaan, dll, (3) pemahaman puisi yang utuh, (4)

pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, (5) tempat acara: dalam ruangan

atau di luar ruangan, (6) pendengar, (7) kualitas komunikasi, (8) totalitas

performansi: penghayatan, ekspresi, (9) kualitas vokal, (10) kesesuaian

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

21

gerak, dan (11) jika menggunakan bentuk dan gaya bahasa teatrikal harus

memperhatikan (a) pemilihan kostum yang tepat, (b) penggunaan

property yang efektif dan efisien, (c) setting yang sesuai dan mendukung

tema puisi, (d) musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai

musikalisasi puisi.

e. Kurikulum Materi Pembelajaran Puisi

Standar kompetensi bidang studi bahasa Indonesia terbagi menjadi

dua, yaitu pembelajaran bahasa sebagai pembelajaran berkomunikasi dan

pembelajaran sastra sebagai pembelajaran menghargai manusia dan nilai-

nilai kemanusiaan. Pembelajaran sasatra menitik beratkan pada

kenyataan bahwa sastra merupakan satu bentuk seni yang harus

diapresiasi dan diekspresikan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

pembelajaran sastra meliputi mendengarkan (mengapresiasi), membaca,

dan menulis puisi, cerpen/novel, dan drama. Guru mengarahkan siswa

untuk membaca berbagai jenis karya sastra, baik itu puisi, cerpen, novel,

ataupun naskah drama.

Puisi merupakan salah satu dari pembelajaran sastra. Apresiasi

puisi meliputi mendengarkan pembacaan puisi, kemudia memahami

pikiran, perasaan dan imajinasi yang terkandung di dalamnya, juga

membaca dengan penuh pemahaman (Indrawati, 2008). Ekspresi puisi

meliputi melisankan atau membacakan puisi dan menulis puisi.

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

22

Kurikulum bidang studi bahasa Indonesia untuk kelas X,

kompentensi dasar dan hasil belajar yang harus dicapai siswa dalam

membacakan puisi adalah: (a) membaca puisi dengan lafal dan intonasi

yang tepat, (b) menentukan jeda, dan (c) menggunakan penekanan yang

tepat. Berdasarkan kurikulum tersebut, kompetensi yang harus

dimahirkan siswa dalam pembelajaran adalah mampu membacakan puisi

dengan teknik yang tepat. Untuk mendukung kelancaran pembelajaran,

pemilihan materi puisi juga perlu diperhatikan oleh guru. Hal tersebut

harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.

Untuk menentukan bahan pembelajaran puisi yang baik dapat

digunakan dengan kriteria yaitu: (a) kriteria keterbacaan dan (b) kriteria

kesesuaian. Kriteria keterbacaan adalah patokan tentang mudah tidaknya

suatu bahan pembelajaran bagi siswa. Hal yang termasuk dalam dalam

kriteria ini yaitu: (a) mudah tidaknya bahasa yang digunakan, (b) mudah

tidaknya pesan yang disampaikan. Kriteria kesesuaian adalah patokan

untuk menilai sesuai tidaknya suatu bahan materi dengan kelompok usia

tertentu. Hal yang termasuk dalam kriteria kesesuaian tersebut yaitu: (a)

kesesuaian dengan perkembangan jiwa usia anak dan (b) kesesuaian

dengan lingkungan tempat belajar anak.

Berikut ini contoh puisi yang akan disajikan pada siswa kelas X

MA Negeri Kutowinangun.

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

23

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Karya : Toto Sudarto Bakhtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar, di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bila mana dia datang

Kedua lengannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur, saying

Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi pandang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu

Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun

Orang-orang ingin kembali memandangnya

sambil merangkai karangan bunga

Tapi, yang Nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata : aku masih sangat muda

2. Membaca Puisi dengan Teknik Pemodelan Berkelompok

a. Pemodelan

Pemodelan adalah komponen pembelajaran kontekstual yang pada

dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

24

bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar, dan melakukan

apa yang guru inginkan agar siswa-siswanya melakukan (Nurhadi, dkk.

2006: 49). Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi atau pemberian

contoh tentang konsep atau aktifitas belajar. Dengan kata lain, model itu

bisa berupa cara mengoprasikan sesuatu, contoh karya tulis, cara

membaca puisi, cara bicara di depan umum, dan sebagainya. Bahkan,

guru dapat juga memberikan contoh tentang cara mengerjakan sesuatu,

sehingga dengan begitu guru member model tentang “bagaimana cara

belajar”. Dalam hal ini berarti guru menjadi modelnya, tetapi bisa juga

siswa itu sendiri yang menjadi modelnya.

Teknik pemodelan ini menjadi jalan bagi siswa untuk melihat dan

mengamati sebelum melakukan sesuatu. Selain itu, teknik ini

mempermudah siswa untuk mengetahui cara-cara yang benar mengenai

suatu hal atau cara melakukan sesuatu. Diharapkan dengan adanya teknik

pemodelan ini, siswa menjadi bersemangat dan aktif dalam belajar,

karena adanya referensi untuk dicontoh. Dengan memperhatikan model

siswa menjadi seperti apa dan bagaimana cara yang benar dalam

melakukan sesuatu. Khususnya dalam membaca puisi.

b. Kelompok

Kelompok adalah unit terkecil sosial yang terdiri dari sejumlah

individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu dengan

lainnya sesuai dengan status dan perannya yang mempunyai kemampuan

untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

25

persepsi. Selanjutnya, berkelompok dalam pembelajaran merupakan

suatu metode pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam kelas.

Berkelompok dalam pembelajaran membaca puisi adalah sama dengan

prinsip dasar untuk sebuah diskusi kelompok, yang membuat semua

anggota kelompok berperan aktif dalam pembelajaran (Slavin, 2011:

254). Kemudian, menurut Yasa (2008), kooperatif adalah model

pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan

keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan

memecahkan masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengertian

teknik membaca puisi secara berkelompok adalah pembelajaran

membaca puisi dengan cara membentuk siswa dalam kelas menjadi

beberapa kelompok, untuk kemudian setiap kelompok membacakan puisi

secara bersama-sama. Membaca puisi secara berkelompok dapat

diartikan juga dengan membaca puisi secara serempak atau secara padu

sehingga menimbulkan suara indah dan sesuai dengan isi dan karakter

puisi.

Teknik membaca puisi secara berkelompok yang dilakukan dengan

cara siswa membaca puisi secara bersama-sama atau secara bergantian

setiap bait atau setiap baris dengan teman sekelas atau teman

sekelompoknya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pemodelan membaca puisi yang dimaksudkan di sini adalah pemodelan

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

26

membaca puisi berkelompok secara deklamasi. Sesuai dengan bentuk

pengepresiasian puisi sebagai kesusastraan lisan.

3. Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Pemodelan Berkelompok

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

(http://id.wikipwikipedia.org/wiki/Pembelajaran).

Dalam penerapan pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok pada penelitian ini, penulis menggabungkan dua

jenis metode pembelajaran, yaitu pemodelan dan berkelompok. Pemodelan

dapat diartikan sebagai upaya pemberian model (contoh) yang berhubungan

dengan materi dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa (Nuryatin,

2010: 34). Kemudian, berkelompok merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam kelas. Berkelompok dalam

pembelajaran membaca puisi adalah sama dengan prinsip dasar untuk

sebuah diskusi kelompok, yaitu membuat semua anggota kelompok

berperan aktif dalam pembelajaran (Slavin, 2011: 254). Selanjutnya,

kooperatif menurut Yasa (2008), adalah sebuah model pembelajaran dengan

setting kelompok-kelompok kecil dengan keberagaman anggota kelompok

sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan masalah. Dengan

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

27

bekerjasama antar anggota kelompok dalam pembelajaran membaca puisi

diasumsikan akan meningkatkan motivasi dan pencapaian belajar siswa,

sebab dalam pembelajaran ini siswa akan mendiskusikan lafal, intonasi,

jeda, ekspresi, dan sikap yang tepat dalam membaca puisi bersama anggota

kelompoknya.

Teknik pemodelan dilakukan dengan mendatangkan model (seorang

yang ahli dibidangnya dan menayangkan video pembacaan puisi) untuk

memberikan contoh bagaimana cara membaca puisi, kemudian siswa

menirukannya dengan kelompoknya masing-masing. Tentang bagaimana

cara melagukan puisi, bagaimana cara berekspresi (wajah maupun anggota

tubuh lainnya), dan bagaimana cara mendeklamasikan puisi tersebut.

Dalam proses pembelajaran ini seorang guru membimbing siswanya

untuk memahami serta mendemonstrasikan langkah-langkah membaca puisi

secara deklamatoris berkelompok, untuk memperoleh pengetahuan dan

pengertian tentang sesuatu gejala atau masalah yang ditemui dalam puisi.

Meskipun demikian, tidak berarti bahwa guru menjadi lebih aktif daripada

siswa, tetapi karena tanggung jawab profesionalnya yang mangharuskan

guru berupaya untuk merangsang motivasi belajar siswa (Sahabuddin, 2007:

3). Oleh karena itu, dipilihlah membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok sebagai strategi untuk membuat siswa lebih aktif dengan

kelompoknya dalam pembelajaran membaca puisi, dengan tujuan akhir akan

membantu meningkatkan motivasi belajar sastra dan keterampilan membaca

puisi.

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

28

4. Kelebihan dan Kelemahan Membaca Puisi dengan Teknik Pemodelan

Berkelompok

a. Kelebihan Teknik Pemodelan Berkelompok

1) Memacu motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

2) Siswa yang mempunyai minat dan bakat lemah tentang membaca

puisi mendapat pengarahan dari teman sekelompoknya.

3) Menciptakan rasa kebersamaan saat pembelajaran membacakan puisi.

4) Menumbuhkan rasa percaya diri saat membaca puisi karena dilakukan

secara berkelompok.

5) Menciptakan suasana baru bagi siswa dalam pembelajaran membaca

puisi yang selama ini dilakukan secara individu.

6) Efisien waktu karena membaca puisi dilakukan secara berkelompok.

b. Kelemahan Teknik Pemodelan Berkelompok

1) Sulit membentuk kelompok yang homogen dari segi minat, bakat

dalam membaca puisi.

2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.

3) Muncul ketergantungan antara siswa satu dengan yang lainnya.

4) Membosankan bagi siswa yang merasa pandai dalam pembelajaran

membaca puisi.

c. Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pemodelan Berkelompok

Untuk mengatasi kekurangan pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok, maka sebelum pembelajaran guru

terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk kelompok-kelompok

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

29

belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan

akademis. Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu kelompk harus ada

siswa laki-laki dan perempuannya. Jika berdasarkan kemampuan

akademis maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang

berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang

dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.

Pembentukan kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk

saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan

pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan

akademis tinggi yang diharapkan bisa membantu anggota kelompok yang

lain. Selain itu, jumlah anggota dalam satu kelompok jangan terlalu

banyak dan jangan sampai memberikan motivasi dalam proses

pembelajaran yang justru menimbulkan persaingan antar kelompok yang

kurang sehat. Ciptakanlah situasi yang menyenangkan antaranggota

kelompok karena hal tersebut menentukan berhasil atau tidaknya

pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok.

C. Kerangka Pikir

Meningkatkan keterampilan membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok pada siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun tahun pelajaran

2012/2013 adalah salah satu tujuan penelitian tindakan kelas ini. Dengan

menerapkan teknik pemodelan berkelompok pada pembelajaran membaca puisi

siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun tahun pelajaran 2012/2013

diharapkan dpat membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

30

puisi. Di samping itu, dengan penerapan pembelajaran menggunakan teknik

pemodelan berkelompok diharapkan dapat mewujudkan taraf pembelajaran

dengan keberhasilan yang tinggi. Khususnya, pada pembelajaran apresiasi

sastra.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2006: 71). Hipotesis sebagai pendapat yang kebenarannya masih rendah atau

kadar kebenarannya masih belum meyakinkan sehingga perlu diuji atau

dibuktikan kebenarannya secara empiris.

Pada hakikatnya hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah.

Sebagai suatu jawaban sementara atau dugaan sementara, pasti jawaban

tersebut belum tentu benar dan kebenarannya masih perlu adanya pembuktian

atau diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terjadi

peningkatan keterampilan membaca puisi melalui teknik membaca puisi

berkelompok pada siswa MA Negeri Kutowinangun kelas X tahun pelajaran

2012/2013.

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menguraikan desain penelitian, subjek penelitian,

objek penelitian, rancangan penelitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis

data.

A. Desain Penelitian

Penelitian terhadap penggunaan teknik pemodelan berkelompok untuk

meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas X MA Negeri

Kutowinangun, menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK).

Wiriaatmadja (2012: 13) mendefinisikan penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah upaya guru untuk mengatur kondisi kegiatan pembelajaran, dengan

belajar dari pengalamannya selama mengajar. Guru dapat mencobakan suatu

gagasan perbaikan dalam proses pembelajaran, dan melihat pengaruh nyata

dari upaya itu terhadap pencapaian pembelajaran yang dilakukannya.

PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif

terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai

peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap

tindakan nyata dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu,

dilaksanakannya PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

diselenggarakan oleh guru atau peneliti itu sendiri, yang dampaknya

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

32

diharapkan tidak ada lagi masalah yang menghambat di kelas (Subyantoro,

2009:10).

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dua siklus, yaitu, siklus I

bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca puisi. Siklus II

bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam

membacakan puisi. Secara garis besar, terdapat empat tahapan yang lazim

dilalui dalam penelitian tindakan kelas (PTK) pada setiap siklusnya, yaitu

perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflection).

Keempat langkah tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Keempat langkah tersebut membentuk siklus yang dilakukan berulang-

ulang sesuai dengan tingkat kebutuhan dalam penelitian. Siklus berhenti jika

penelitian telah dianggap cukup berhasil memecahkan masalah penelitian

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Observing

Planning Acting

Reflection

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

33

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari dua

siklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan dan setiap pertemuan 2 x

45 menit atau 2 jam pelajaran (90 menit). Pengertian siklus pada penelitian ini

adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi. Untuk pelaksanaan pada pembelajaran jumlah siklus disesuaikan

dengan masalah yang perlu dipecahkan. Manfaat yang dapat diperoleh guru

dengan pendekatan PTK adalah guru dapat melakukan inovasi pembelajaran,

guru dapat meningkatkan refleksinya serta mampu memecahkan masalah

pembelajaran yang muncul di kelasnya dan dapat mengembangkan kurikulum

secara kreatif.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang berupa orang, benda, atau

lembaga, yang sifat keadaannya sebagai sasaran penelitian. Dengan kata lain,

subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalamnya terkandung objek penelitian.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun,

Kebumen tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas

X-4 yang berjumlah 39 siswa, yang terdiri dari 13 siswa putra dan 26 siswa

putri.

Alasan dipilihnya siswa kelas X-4 dalam penelitian keterampilan

membaca puisi adalah sebagai berikut.

1. Kelas X-4 bukan kelas unggulan.

2. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus

diajarkan secara seimbang seperti keterampilan bahasa lainnya.

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

34

3. Kemampuan membaca puisi yang dimiliki oleh siswa kelas X-4 masih

rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa tentang teknik

membaca puisi.

4. Masih rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang bersifat

praktik.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MA Negeri Kutowinangun,

Kebumen yang beralamat di jalan Pencil no. 47 Kutowinangun, Kebumen,

yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yang terdiri dari 3 siklus . Prasiklus

dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2012. Kemudian siklus I dilaksanakan

pada tanggal 12 Oktober 2012. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober

2012.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sifat keadaan dari sesuatu benda, orang, atau

keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Objek

penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam membaca puisi melalui

pembelajaran dengan teknik pemodelan berkelompok, dengan variabel sebagai

berikut.

1. Pelafalan

Pelafalan adalah cara seseorang atau kelompok orang untuk

mengungkapkan bunyi-bunyi bahasa, dalam bahasa tulis maupun bahasa

lisan. Namun berbeda dengan bahasa tulis yang pelafalannya tidak terlihat

dengan jelas, dalam bahasa lisan pelafalannya menjadi lebih jelas.

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

35

2. Intonasi

Intonasi adalah lagu kalimat. Intonasi dalam bahasa puisi tentu saja

berbeda dengan pembacaan prosa. Intonasi dalam pembacaan puisi lebih

berlagu karena kata-kata dalam sebuah puisi penuh dengan irama. Dengan

demikian, seorang pembaca puisi dituntut untuk dapat untuk

mengungkapkan irama dalam sebuah puisi lewat intonasinya agar

pembacaannya tidak monoton sehingga pendengar pun lebih tertarik.

Intonasi juga berguna dalam memperjelas dan membedakan maksud atau

pesan dari tiap larik.

3. Jeda

Jeda adalah perhentian sesaat, jeda yang umum dipergunakan dalam

pembacaan puisi adalah jeda antar bait yang satu dengan bait yang lain.

Selain itu, jeda juga dilakukan setelah mengucapkan larik atau bait puisi

yang dianggap penting, maksudnya adalah agar bait atau larik tersebut bisa

dicamkan oleh pendengar. Jeda juga berguna untuk menciptakan irama.

4. Ekspresi

Ekspresi dalam membaca puisi adalah penampilan emosi melalui

perubahan rona wajah dan gerak-gerik tubuh sesuai dengan isi puisi.

Ekspresi seseorang ketika membaca puisi akan menunjukkan tingkat

penghayatan pembaca terhadap puisi yang dibacanya. Jika puisi itu

bertemakan kedukaan, tentu ekspresi yang muncul adalah wajah kesedihan,

bahkan mungkin meneteskan air mata. Sebaliknya, apabila puisi bertemakan

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

36

kegembiraan, suka cita, tentu raut wajah yang tampak adalah wajah

kegembiraan ataupun senyuman.

5. Sikap

Sikap adalah perbuatan, garak-gerik tubuh, cara berdiri, duduk, dan

berjalan. Dalam membaca puisi, siswa dituntut untuk menyesuaikan sikap

dengan isi puisi, serta suasana pada puisi yang dibacanya. Hal tersebut

dilakukan untuk menekankan makna kata atau kalimat dalam lirik puisi.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas ketika pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu perhatian terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas dengan

tujuan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Tindakan tersebut diberikan

oleh guru atau dengan arahan dari guru sebagai peneliti yang dilakukan oleh

siswa (Arikunto, 2009: 3).

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus yang masing-

masing satu kali pertemuan. Prosedur penelitian ini adalah setiap siklus

dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah

didesain dalam faktor yang akan teliti. Penentuannya dilaksanakan pada siklus

I dan siklus II berdasarkan hasil refleksi. Untuk melihat keterampilan siswa

dalam membaca puisi serta tingkatan aktivitasnya dalam pembelajaran, maka

perlu diberikan tes yang berfungsi sebagai evaluasi awal dalam pemelajaran,

sementara observasi awal diadakan untuk dapat mengetahui tindakan yang

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

37

tepat untuk tindak lanjut penelitian selanjutnya. Berdasarkan evaluasi dan

observasi awal, maka dalam refleksi diterapkan teknik pemodelan

berkelompok untuk meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, yang masing-masing siklus

meliputi empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

Berikut model penelitian masing-masing tahap menurut Suharsimi

Arikunto (2010: 137).

Gambar 2. Prosedur Siklus Penelitian

Penulis memberikan gambaran rencana pelaksanaan masing-masing

tahap atau siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, sebagai berikut.

1. Tahap Awal/ Prasiklus

Sebelum masuk pada siklus I dan siklus II, guru melakukan tindakan

awal lebih dahulu. Tindakan awal yang dilakukan dengan pengamatan kelas.

Refleksi Pelaksanaan

Pelaksanaan Siklus II

Perencanaan

Pengamatan

Siklus I

Pengamatan

Refleksi

Berhasil

Perencanaan

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

38

Pengamatan kelas dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya di

dalam kelas, serta mengetahui bagaimana kemampuan membaca puisi siswa

kelas X dengan metode konvensional. Dari sini dapat dikatahui apa yang

dialami oleh para siswa, kemudian didiskusikan dengan guru untuk

menentukan langkah-langkah selanjutnya, yaitu pembelajaran membaca

puisi menggunakan teknik pemodelan berkelompok.

2. Tindakan Siklus I

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, pada setiap siklus harus

melalui empat tahapan. Dalam siklus I ini ada empat tahapan yang harus

dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan harus dilakukan dengan matang dan secermat

mungkin, agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya

akan sesuai dengan yang diinginkan. Perencanaan kegiatan yang

dilakukan adalah sebagai berikut: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), (2) menyiapkan materi tentang teknik membaca

puisi, (3) menyiapkan lembar pengamatan dan dokumen foto/ video, (4)

menyiapkan contoh/model pembacaan puisi yang baik atau membaca

puisi secara berkelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru hendaknya melaksanakan tindakan harus

sesuai dengan apa yang direncanakan atau yang telah disusun, yaitu

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

39

mengenai langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran kemampuan

membaca puisi dan instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan

data atau pengamatan.

Berikut langkah-langkah pelaksanaan tindakan.

1) Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan ini, dibuka dengan guru memberikan

salam pembuka, apersepsi motivasi, kemudian menjelaskan materi

mengenai hal yang harus diperhatikan saat membacakan puisi, yaitu

lafal, intonasi, jeda, sikap, dan penghayatan. Kemudian dilanjutkan

dengan pembentukan kelompok siswa untuk pembelajaran membaca

puisi berkelompok. Setiap kelompok terdiri 4-5 siswa.

2) Inti

Guru memberi penjelasan mengenai puisi dan teknik membaca puisi.

Guru memberikan materi tentang apa itu puisi, serta bagaimana cara

membaca atau membacakan puisi yang baik. Pada kesempatan ini

juga dilakukan tanya jawab yang mengarah pada materi. Pada

kesempatan ini guru menampilkan model pembacaan puisi

berkelompok yang baik. Siswa memperhatikan contoh tersebut.

Siswa diberi kesempatan untuk berlatih terlebih dahulu dengan

kelompoknya. Pada tahap selanjutnya siswa mencoba membaca puisi

di depan kelas berdasarkan pada teori-teori dan teknik yang telah

didapat dari penjelasan guru dan melihat model secara berkelompok.

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

40

3) Penutup

Pada tahap ini, guru mengomentari pembacaan puisi yang dilakukan

siswa. Guru juga melakukan evaluasi secara langsung pada

pembacaan puisi dan pemberian motivasi pada siswa.

c. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilakukan secara cermat terhadap setiap tindakan yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat

dilaksanakan dengan observasi secara langsung, wawancara atau

menggunakan jurnal. Guru mencatat siswa yang aktif, yang pasif, yang

meremehkan, atau yang bercakap-cakap sendiri ketika pembelajaran

tengah berlangsung. Pengambilan data melalui wawancara untuk

mengetahui minat dan kesan siswa terhadap pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok.

d. Evaluasi dan Refleksi

Hasil tes, observasi, wawancara, dan jurnal dalam siklus I

digunakan sebagai pembenahan dan perbaikan untuk tindakan pada

siklus II. Hal-hal positif yang mendukung peningkatan keterampilan

membaca puisi dalam siklus I dipertahankan dalam siklus II, sedangkan

faktor negatif yang kemungkinan diketahui menjadi penyebab kesulitan

siswa dalam membaca puisi diperbaiki.

Hasil evaluasi yang diperoleh dijadikan dasar untuk melakukan

refleksi. Refleksi dilakukan dengan pengungkapan hasil tes, pengamatan,

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

41

dan pengungkapan laporan hasil tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

guru pada siswa selama proses pembelajaran.

3. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II ini merupakan usaha peningkatan kemampuan

siswa dalam membaca puisi. Hasil siklus I menjadi dasar dalam pelaksanaan

siklus II. Sama dengan siklus I, siklus II juga dilakukan dalam empat

tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus II ini diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal.

a. Perencanaan

Rencana perbaikan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan

refleksi siklus I. Masalah dan kekurangan pada siklus I didiskusikan

untuk mencari solusi tindakan untuk perbaikan. Tindakan perbaikan

siklus II, pada dasarnya tahap perencanaan ini hampir sama dengan

perencanaan pada siklus I yaitu: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), (2) menyiapkan materi tentang teknik membaca

puisi, (3) menyiapkan lembar pengamatan dan dokumen foto/ video, (4)

menyiapkan contoh / model pembacaan puisi yang baik atau membaca

puisi secara berkelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus ini masih sama dengan siklus I

bedanya hanya pada model serta puisi yang dibaca yang berbeda dengan

puisi yang dibaca pada siklus I. Langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut.

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

42

1) Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dalam siklus ini diawali dengan guru memberi

salam, apersepsi motivasi, dan guru menggali memori hasil

pembacaan puisi pada siklus I dan siswa melakukan tanya jawab

tentang kesulitan membaca puisi pada pembelajaran kemarin.

2) Inti

Tahap selanjutnya, guru mengintruksikan siswa untuk berkumpul

dengan anggota kelompok yang sudah ditentukan pada pembelajaran

kemarin. Kemudian, guru menampilkan beberapa model untuk

memberikan contoh dan teknik dalam membaca puisi secara

berkelompok. Siswa mengamati model tersebut. Setiap kelompok

siswa diberi kesempatan berlatih lebih dahulu sebelum tampil di

depan kelas, selanjutnya siswa membaca puisi di depan kelas secara

bergiliran setiap kelompok.

3) Penutup

Pada kegiatan ini guru mengomentari pembacaan puisi yang telah

dilakukan siswa, kelebihan maupun kekurangan siswa dalam

membaca puisi juga disampaikan pada kesempatan ini. Pada tahap

selanjutnya guru dan siswa melakukan evaluasi pada pembacaan puisi

tadi, dilanjutkan dengan pemberian motovasi dan diakhiri dengan

salam penutup.

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

43

c. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap perubahan tindakan dan sikap

siswa selama dalam proses belajar mengajar dengan membuat catatan

yang dipakai untuk data penelitian. Pengambilan data dapat dilakukan

melalui pengamatan, wawancara, dan jurnal.

Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan

secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan yang

terjadi dalam siklus II. Selain melalui pengamatan, pengambilan data

juga dilakukan dengan wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk

mengambil data dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang sudah

disiapkan kepada siswa. Pertanyaan ini diberikan kepada beberapa siswa

yang kurang berhasil dan yang berhasil dalam kegiatan pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok. Cara berikutnya

adalah dengan membuat jurnal. Jurnal berguna untuk mengetahui sikap

siswa pada saat melakukan kegiatan pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok.

d. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi dilakukan pada akhir tindakan siklus kedua. Evaluasi ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan

dan perubahan siswa setelah dilakukan perubahan tindakan pada siklus

II. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan hasil tes dan nontes siswa.

Kegiatan refleksi siklus II tidak jauh berbeda dengan refleksi pada

siklus I. Setelah data terkumpul, data dikaji dan dievaluasi agar

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

44

mendapatkan simpulan mengenai kemampuan siswa dalam membaca

puisi dengan teknik pemodelan berkelompok. Perbedaan siklus II dengan

siklus I didapatkan pada hasil akhir siklus.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 192) instrumen adalah alat bantu yang

digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian. Instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian ini dibahas dari segi bentuk dan jenis instrumen.

Bentuk instrumen penelitian ini adalah tes dan nontes. Jenis instrumen tes

adalah membaca teks puisi, sedangkan jenis instrumen nontes adalah lembar

pengamatan atau observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi.

1. Instrumen Tes

Instrumen penelitian berupa media model langsung dan tak langsung.

Siswa diminta untuk memperhatikan model yang telah dipersiapkan peneliti.

Setelah itu, siswa membacakan puisi dengan berkelompok berdasarkan

penjelasan dari guru dan mengamati model. Tes berupa latihan membaca

puisi. Instrument ini yang nantinya menunjukkan data hasil belajar siswa

yang dapat memperlihatkan ada atau tidaknya peningkatan siswa membaca

puisi sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Hasil tes tersebut dugunakan

untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi.

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

45

Adapun skor penilaian pada instumen tes dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 1. Variabel Penilaian Membaca Puisi

No Variabel

Penilaian Indikator Skor

1. Pelafalan Melafalkan bunyi bahasa

dengan irama sesuai

dengan jiwa puisi

Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

Melafalkan kata-kata

sesuai hukum bunyi

bahasa

Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

2. Intonasi Kesesuaian nada Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

Kesesuaian dinamika Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

Kesesuaian tempo Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

3. Jeda Ketepatan perhentian

arus ujaran jeda pendek,

sedang, dan panjang

Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

4. Ekspresi Kesesuaian raut wajah

(mimik) dan pandangan

mata

Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

5. Sikap Pemosisian tubuh Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

Kesesuaian gerakan Baik = 8-11

Sedang = 4-7

Kurang = 1-3

Penyusunan variabel penilaian membaca puisi ini didasarkan pada

teori yang dipaparkan Sukirno (dalam Doyin, 2009: 106), Doyin (2009:

129), Sitomurang (1981: 52-56), dan Departemen Pendidikan Nasional

(2008).

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

46

2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah penilaian dengan cara mengadakan pengamatan

terhadap suatu hal secara langsung, teliti dan sistematis. Kegiatan

mengamati itu sendiri disertai dengan kegiatan pencatatan terhadap

seuatu yang diamati. Oleh karena itu, kegiatan pencatatan itu sendiri

sebenarnya hanya bagian (tuntutan) dari kegiatan pengamatan yang

dilakukant (Nurgiyantoro, 2009: 57).

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui

perilaku-perilaku siswa melalui pengamatan, misalnya pengamatan

kondisi dan interaksi belajar–mengajar, interaksi kelompok, tanggapan

siswa tentang tugas yang diberikan guru, sikap positif dan negatif siswa

terhadap keterampilan membaca .

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi dari responden (siswa, orang yang

diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak. Artinya, dalam

kegiatan wawancara itu pertanyaan hanya berasal dari pihak

pewawancara, sedangkan responden hanya menjawab pertanyaan-

pertanyaan saja (Nurgiyantoro, 2009: 55).

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk

mendapatkan informasi atau pendapat siswa secara langsung terhadap

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

47

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok.

Wawancara dilakukan dengan teknik terstruktur. Wawancara tidak

dilakukan terhadap semua siswa, tetapi hanya dilakukan pada siswa

yang mendapat nilai baik, sedang, dan kurang baik.

c. Jurnal

Jurnal adalah bentuk catatan yang digunakan untuk mengetahui

perubahan yang terjadi baik dari siswa ataupun kejadian–kejadian yang

menonjol selama penelitian. Peneliti membuat jurnal sebagai umpan

balik untuk mengetahui tingkat keberhasilan teknik yang digunakan.

Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal

untuk siswa dan jurnal untuk guru.

Jurnal yang diisi oleh siswa adalah ungkapan perasaan siswa,

yang berupa kesan dan pesan atau kritik terhadap pembelajaran. Hal-hal

yang diisikan dalam jurnal siswa meliputi: (1) ketertarikan siswa

terhadap pembelajaran membaca, (2) ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran membaca puisi, (3) kesulitan siswa dalam pembelajaran

membaca puisi, (4) perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan, (5) perasaan siswa setelah

mengikuti pembelajaran membaca puisi secara berkelompok, dan (6)

kesan dan pesan siswa terhadap proses pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok.

Jurnal yang diisi oleh guru meliputi pendapat mengenai seluruh

kejadian yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama pembelajaran

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

48

berlangsung. Hal-hal yang dicatat dalam jurnal guru meliputi: (1)

kesiapan siswa terhadap pembelajaran puisi, (2) respons siswa terhadap

pembelajaran, (3) respons siswa terhadap media pembelajaran yang

digunakan, (4) keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran, dan (5)

situasi atau suasana kelas ketika pembelajaran berlangsung.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang cukup penting sebagai bukti

terjadinya suatu kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi

foto dan video. Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh rekaman aktivitas siswa selama

mengikuti proses pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk gambar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data guna memperoleh keterangan secara lengkap. Di dalam

kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal sebagai metode

pengumpulan data.

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian ini adalah pengumpulan

data yang diperlukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik tes dan nontes. Data tes penelitian ini adalah dengan variabel pelafalan,

intonasi, jeda, ekspresi, dan sikap dalam membaca puisi, sementara data nontes

adalah berupa lembar pengamatan (observasi), wawancara, jurnal, dan

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

49

dokumentasi selama kegiatan pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok.

1. Tes

Teknik tes adalah salah satu bentuk pengukuran dan tes hanyalah

salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan,

keterampilan) yang dimiliki siswa (Arikunto, 2010: 105). Tes dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pengumpulan data

dengan teknik tes dimaksudkan untuk mengungkap pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran serta mengetahui ketercapaian indikator

keterampilan membaca puisi siswa. Pada siklus I siswa membaca puisi

“Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan pada siklus II siswa membaca puisi

“Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bachtiar. Dari hasil analisis tes

ini dapat diketahui peningkatan keterampilan membaca puisi siswa.

2. Nontes

Menurut Nurgiyantoro (2010: 90), instrumen nontes merupakan alat

penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan

kemampuan siswa tanpa melalui tes dengan alat tes. Teknik pengumpulan

nontes dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, jurnal, dan

dokumentasi. Selanjutnya, penjelasan masing-masing teknik sebagai

berikut.

a. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (Observasi) adalah penilaian dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti dan sistematis.

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

50

Kegiatan mengamati itu sendiri disertai dengan pencatatan terhadap

sesuatu yang diamati. Oleh karena itu, kegiatan pencatatan itu sendiri

sebenarnya hanya bagian dari kegiatan pengamatan yang dilakukan

(Nurgiyantoro, 2009: 57).

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui

perilaku-perilaku siswa melalui pengamatan yang difokuskan pada

keseriusan, perhatian, dan keaktifan untuk berpartisipasi dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Untuk lebih memudahkan pelaksanaan observasi,

peneliti mengamati keadaan siswa dengan memberi tanda check list pada

lembar panduan observasi yang telah disediakan. Pelaksanaan observasi

dalam penelitian ini, dibantu oleh guru pengampu mata pelajaran bahasa

dan sastra Indonesia pada kelas yang diteliti. Observasi dilakukan mulai

dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

mendapatkan informasi dari siswa (orang yang diwawancarai) dengan

melakukan tanya jawab sepihak. Artinya, dalam kegiatan wawancara itu

pertanyaan hanya berasal dari pihak pewawancara, sedang responden

yang menjawab pertanyaan-pertanyaan saja, dengan kata lain hanya

berlangsung satu arah saja (Nurgiyantoro, 2009: 55). Wawancara

bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan

responden yang berhasil dan yang kurang berhasil dalam pembelajran.

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

51

Wawancara dilakukan dengan teknik tersetruktur. Wawancara

dilakukan terhadap siswa yang berhasil dan siswa yang tidak berhasil

dalam membaca puisi. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui penyebab

berhasil atau tidak berhasilnya siswa dalam membaca puisi. Hasil

wawancara ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada

pembelajaran siklus berikutnya.

c. Jurnal

Jurnal adalah buku atau catatan yang dimiliki oleh siswa dan guru

selama pembelajaran membaca puisi berlangsung. Jurnal siswa berisi

mengenai kesulitan, daya tarik, kesan, dan pesan terhadap pembelajaran

membaca puisi dengan menggunakan teknik pemodelan berkelompok.

Jurnal pada siklus I diisi setelah selesai pembelajaran siklus I. Hasil dari

siklus ini kemudian dijadikan masukan untuk perbaikan pada siklus II.

Jurnal merupakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Jurnal yang diisi oleh siswa dikumpulkan saat berakhirnya

proses pembelajaran pada tiap siklus. Hasil dari jurnal dijadikan data oleh

peneliti untuk diolah dan dideskripsikan. Selain jurnal siswa, terdapat

pula jurnal guru. Jurnal ini dibuat oleh guru (peneliti) pada setiap akhir

siklus.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang cukup penting sebagai bukti

terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

52

foto dan video. Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh rekaman aktivitas siswa selama

mengikuti pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk gambar.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data deskriptif

kualitatif dan kuantitatif.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis data kualitatif adalah teknik penelitian yang

berlandaskan pada filasafat pospositifisme, yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek yang alamiah (Sugiono, 2009: 15). Teknik kualitatif

merupakan teknik yang dilakukan dengan cara menganalisis data yang

berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang

tingkat pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran, sikap siswa

terhadap metode belajar yang baru, aktivitas siswa ketika pembelajaran,

antusias siswa dalam belajar (Arikunto, 2009: 131).

Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif kualitatif yang didapat dari pengamatan, jurnal,

wawancara, dan mendokumentasikan kejadian-kejadian selama

pembelajaran dalam bentuk foto/video. Data yang diperoleh dianalisis

secara kualitatif dengan memadukan semua perilaku siswa selama

pembelajaran membaca puisi dari kegiatan awal sebelum tindakan hingga

siklus II. Melalui analisis data kualitatif ini dapat diketahui peningkatan

keterampilan membaca puisi melalui teknik pemodelan berkelompok dan

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

53

perubahan perilaku siswa setelah mendapatkan pembelajaran membaca

puisi.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitiann ini berupa hasil

pengamatan dan nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara

kuantitatif. Kuantitatif dapat digunakan untuk mengolah data yang

berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari presentase, dan

menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya

(grafik, tabel) (Arikunto, 2009: 131-132).

Data kuantitatif yang dikumpulkan yaitu hasil tes kemampuan

membaca puisi siswa, yang berupa skor kemampuan membaca baik yang

dilakukan sebelum tindakan (pre-test) maupun sesudah dilakukan tindakan

(post-test). Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran

membaca puisi di MA Negeri Kutowinangun adalah 75 sehingga siswa yang

mendapatkan nilai di bawah 75 dinyatakan belum dapat mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan.

Hasil analisis data tes secara kuantitatif dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan perhitungan mean (nilai rata-rata hitung).

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

54

Rumus nilai rata-rata hitung sebagai berikut.

Keterangan:

X = Nilai rata-rata hitung

∑f = Jumlah frekuensi skor atau nilai yang ada

N = Jumlah siswa

Untuk mengetahui terdapat peningkatan hasil pembelajaran membaca

puisi atau tidak maka hasil nilai siklus I dibandingkan dengan nilai siklus II.

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Dalam menyajikan hasil analisis, penulis menggunakan metode

informal, yaitu hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa,

sedangkan metode penyajian formal adalah perumusan dengan tanda-tanda

dan lambang-lambang. Pelaksanaan kedua metode tersebut dibantu dengan

teknik yang merupakan perpaduan dari kedua metode tersebut, yaitu

penggunaan kata-kata dan tanda-tanda atau lambang (Sudaryanto, 1993: 145).

Dengan metode ini, hasil analisis dipaparkan secara deskriptif verbal, yaitu

menyajikan hasil analisis dengan uraian atau kata-kata biasa.

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

55

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA PENELITIAN

Pada bab ini dibahas dua hasil pelaksanaan penelitian yaitu penyajian

data dan pembahasan data hasil penelitian.

A. Penyajian Data Penelitian

Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah

disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian dipaparkan, pada bab ini

diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal (prasiklus) proses

pembelajaran membaca puisi siswa kelas X.4 MA Negeri Kutowinangun.

Selanjutnya, pada penyajian data penelitian diuraikan tiga data pokok, yaitu(1)

proses pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok

pada siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun, Kebumen; (2) pengaruh

pembelajaran puisi dengan teknik pemodelan berkelompok pada siswa kelas X

MA Negeri Kutowinangun, Kebumen; (3) peningkatan keterampilan siswa

dalam pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok

pada siswa kelas X MA Negeri Kutowinangun, Kebumen. Penelitian tindakan

kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap

yaitu tindakan, pengamatan, wawancara, dan refleksi. Indikator keberhasilan

tindakan praktik membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok

terdapat peningkatan keterampilan siswa dan kualitas proses pembelajaran

membaca puisi.

Hasil penelitian dari prasiklus sampai akhir siklus II disajikan di sini.

Sebelum dideskripsikan hasil penelitian dan pembahasannya, terlebih dahulu

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

56

dideskripsikan kondisi awal pembelajaran membaca puisi sebelum tindakan.

Berikut uraian mengenai deskripsi awal pembelajaran membaca puisi siswa

kelas X-4 MA Negeri Kutowinangun.

1. Deskripsi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan survei awal yang

bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran membaca

puisi. Kondisi awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa yang

akan dilakukan pada pembelajaran dalam siklus selanjutnya. Survei awal

dilakukan pada hari Sabtu, 29 September 2012 pukul 10.30-12.00 WIB.

Kegiatan tindakan awal berupa pembelajaran membaca puisi dengan

menggunakan teknik ceramah. Peneliti membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, berkenalan, dan dilanjutkan dengan peneliti berusaha

membuka wawasan siswa dengan menjelaskan pengertian membaca dan

membaca puisi, serta memberikan pngetahuan pada siswa tentang teknik

membacakan puisi. Peneliti memberitahukan bahwa pada kesempatan

tersebut siswa diberi tugas untuk membacakan puisi di depan kelas.

Mendengar tugas yang diberikan sebagain besar siswa merasa keberatan.

Beberapa siswa mengeluh dan tampak enggan. Namun, ada beberapa siswa

yang merespons positif dengan menanyakan puisi apa dan ada juga siswa

yang meminta diberi contoh lebih dahulu. Meskipun banyak siswa yang

menyatakan keberatan jika harus membaca puisi di depan kelas. Tetapi,

dengan tegas peneliti menugaskan siswa untuk membacakan puisi satu per

satu di depan kelas dengan teks puisi yang sudah peneliti tentukan.

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

57

Saat proses pembelajaran dimulai, siswa terlihat pasif. Bahkan, tidak

sedikit pula siswa yang menguap, terlihat bosan, dan justru berbicara

dengan teman sebangku. Meskipun demikian, siswa tetap berusaha

memperhatikan penjelasan yang disampaikan peneliti. Sambil

mendengarkan penjelasan yang disampaikan peneliti, sebagian siswa

mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pada akhir penjelasan, peneliti

memberikan kesempatan pada siswa untuk meyampaikan pertanyaan yang

berhubungan dengan membaca puisi. Namun, kesempatan tersebut tidak

dimanfaatkan dengan baik oleh siswa, hanya ada beberapa siswa saja yang

berusaha bertanya. Peneliti mencoba menunjuk siswa untuk bertanya tetapi

siswa yang ditunjuk hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Dari

hasil pemantauan, siswa yang terlihat tertarik dengan pembelajaran

membaca puisi dengan siswa hanya menerima begitu saja materi tentang

membaca puisi dari peneliti hampir seimbang. Terlihat ada gairah belajar

yang tampak pada siswa, meskipun siswa kurang aktif.

Gambar 3. Pembelajaran Membaca Puisi pada Prasiklus

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

58

Jika dicermati, proses pembelajaran tersebut masih menggunakan

teknik konvensional karena kegiatan pembelajaran masih berpusat pada

peneliti, meskipun peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya. Ceramah masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga

teknik yang digunakan cenderung kurang bervariasi. Penugasan digunakan

peneliti sebagai kegiatan evaluasi pembelajaran. Selain menyebabkan

kejenuhan, teknik tersebut tidak memudahkan siswa untuk mengeksplorasi

kemampuan dan mental mereka dalam membaca puisi di depan teman

sekelasnya. Meskipun materi tentang keterampilan dan teknik membaca

puisi telah diajarkan dan diterima berulang-ulang.

2. Proses Pembelajaran Memebaca Puisi dengan Teknik Pemodelan

Berkelompok

Proses pembelajaran membaca puisi dengan metode pemodelan pada

siswa kelas X-4 MA Negeri Kutowinangun terdapat tiga tahapan

pelaksanaan yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Adapun langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Membaca Puisi

dengan Teknik Pemodelan Berkelompok

Tahap

Penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II

Perencanaan

a. Menentukan

jadwal

penelitian;

b. Penentuan

pembatasan

materi membaca

puisi yang

diajarakan;

c. Menyusun

a. Peneliti bersama

guru

mengindetifikas

i permasalahan

yang ada pada

diri siswa dalam

membaca puisi;

b. Menyusun

rencana

a. Memperbaiki

rencana

pelaksanaan

pembelajaran;

b. Menentukan

beberapa

masalah yang

berkaitan

dengan siswa;

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

59

rencana

pembelajaran;

d. Menyiapkan

materi yang

berkaitan

dengan

membaca puisi;

e. Menyiapkan

sumber belajar

yang akan

digunakan;

f. Menyusun

instrumen

penelitian

berupa jurnal,

wawancara, tes

membaca puisi,

dan

dokumentasi

(video dan foto).

g. Menyiapkan

teks puisi dan

lembar penilaian

membaca puisi

siswa.

pembelajaran;

c. Merumuskan

langkah

pemecahan

masalah dalam

pembelajaran

membaca puisi

dengan teknnik

pemodelan

berkelompok;

d. Menyiapkan

materi membaca

puisi dan

menentukan

model

pembacaan

puisi;

e. Menyusun

instrumen

penelitian

berupa lembar

observasi,

jurnal, tes

membaca, dan

dokumentasi.

f. Menyiapkan

teks puisi dan

lembar penilaian

membaca puisi

siswa.

c. Meningkatkan

keterlibatan

guru dalam

pembelarajan;

d. Menyiapkan

materi membaca

puisi dan

menentukan

model

pembacaan

puisi;

e. Menyusun

instrumen

penelitian

berupa jurnal,

wawancara, tes

membaca puisi,

dan

dokumentasi

(video dan foto).

Pelaksanaan a. Peneliti

memberikan

materi tentang

membaca puisi;

b. Peneliti dan

siswa beranya

jawab mengenai

materi membaca

puisi;

c. Siswa berlatih

membaca puisi

kemudian

dilanujtkan

membaca puisi

di depan kelas

secara individu.

a. Peneliti

memberikan

materi tentang

membaca puisi;

b. Peneliti

menjelaskan

tentang

pembelajaran

membaca puisi

dengan teknik

pemodelan

berkelompok;

c. Peneliti

menjelaskan

materi tentang

teknik membaca

a. Peneliti

mengulas

kembali materi

membaca puisi

dengan teknik

pemodelan

berkelompok

b. Peneliti

menjelaskan

materi tentang

teknik membaca

puisi yang baik;

c. Peneliti

mendatangkan

model

berkelompok

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

60

puisi;

d. Peneliti

mendatangkan

model untuk

memberi contoh

pembacaan

puisi.

e. Peneliti

menjelaskan

kriteria

penilaian

membaca puisi;

f. Siswa berlatih

membaca puisi

bersama

kelompoknya,

kemudian siswa

membaca puisi

secara

berkelompok.

untuk memberi

contoh

pembacaan

puisi.

d. Siswa berlatih

membaca puisi

bersama

kelompoknya,

dilanjutkan

membaca puisi

secara

berkelompok di

depan kelas.

Pengamatan

a. Peneliti dan

kolaborator

melakukan

penangamatan

dan wawncara

pada proses

pembelajaran;

a. Peneliti dan

kolaborator

melakukan

penangamatan

dan pada proses

pembelajaran;

b. Observasi

dilakukan

dengan mengisi

lembar

observasi dan

jurnal.

a. Peneliti dan

kolaborator

melakukan

penangamatan

dan pada proses

pembelajaran

membaca puisi;

b. Observasi

dilakukan

dengan mengisi

lembar

observasi dan

jurnal.

Refleksi

a. Peneliti bersama

kolaborator

melakukan

analisis dan

mamaknai hasil

perlakuan pada

prasiklus;

b. Peneliti dan

kolaborator

berusaha

mengindetifikas

i unsur intrinsik

dan ekstrinsik;

a. Peneliti bersama

kolaborator

melakukan

analisis dan

mamaknai hasil

perlakuan pada

siklus I;

b. Peneliti dan

kolaborator

berusaha

mengindetifikas

i permasalahan

yang ada pada

a. Peneliti bersama

kolaborator

melakukan

analisis dan

mamaknai hasil

perlakuan pada

siklus II;

b. Peneliti

menganalisis

hasil siklus II

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

61

c. Merumuskan

solusi pada

tindakan

selanjutnya

untuk perbaikan

hasil prasiklus.

diri siswa

membaca puisi;

c. Merumuskan

solusi pada

tindakan

selanjutnya

untuk perbaikan

hasil siklus I.

a. Prasiklus

Pada tahap ini, yang dialakukan peneliti adalah mempersiapkan

proses pembelajaran dengan menyusun rencana pembelajaran yang

berhubungan dengan keterampilan membaca puisi. Kemudian, peneliti

melakukan tindakan pembelajaran keterampilan membaca puisi sesuai

dengan perencanaan. Pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu,

tahap pendahuluan, tahap inti (pelaksanaan), dan tahap penutup. Peneliti

juga melakukan pengamatan atau observasi untuk mengumpulkan data.

Pengambilan data dilakukan melalui tes dan nontes, berdasarkan data

yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi atau refleksi guna

menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus I.

b. Siklus I

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran

dengan memperbaiki hasil refleksi pada tahap prasiklus, yaitu dengan

membuat rencana pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok. Pembelajaran dilaksanakan masih dalam tiga tahapan,

yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup. Peneliti juga

melakukan observasi atau pengamatan untuk mengumpulkan data tentang

penggunaan teknik pemodelan berkelompok selama pembelajaran

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

62

membaca puisi pada siklus I berlangsung. Pengambilan data dilakukan

dengan menggunakan teknik tes dan nontes. Setelah itu, peneliti

melakukan refleksi guna menyempurnakan tindakan selanjutnya pada

siklus II.

c. Siklus II

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan pembelajaran dengan

memperbaiki pembelajaran membaca puisi pada siklus I, yaitu dengan

mendatangkan model membaca puisi berkelompok secara langsung dan

memutarkan video pembacaan puisi. Pembelajaran dilaksanakan masih

dalam tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap

penutup. Peneliti juga melakukan observasi atau pengamatan untuk

mengumpulkan data selama prsoses pembelajaran membaca pusi dengan

teknik pemodelan berkelompok berlangsung pada pada siklus II.

Pengambilan data dilakukan melalui tes dan nontes. Setelah itu, peneliti

melakukan refleksi yang bertujuan untuk mengetahui hasil terhadap

pelaksanaan kegiatan selama proses pembelajaran pada siklus II.

3. Pengaruh Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Pemodelan

Berkelompok

Bagaimana kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca

puisi dinilai dari motivasi maupun keaktifannya dapat terlihat selama tiga

pertemuan, yaitu pada prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

63

a. Prasiklus

Pada kegiatan tindakan awal/prasiklus motivasi dan keaktifan siswa

cenderung masih rendah. Siswa hanya sebatas membaca sehingga siswa

nampak pasif dalam pembelajaran. Meskipun, sebenarnya siswa tertarik

dengan materi pembelajaran membaca puisi.

b. Siklus I

Pengaruh dan motivasi belajar siswa pada siklus I dalam

pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan teknik pemodelan

berkelompok dibahas dalam lima hal, yaitu; observasi, jurnal siswa,

jurnal guru, wawancara dan dokumentasi.

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan

secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan yang terjadi

dalam setiap siklus selama pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berlangsung.

Tabel 3. Hasil Observasi Siklus I

No Penilaian Siklus I

Baik Cukup Kurang

1 Perhatian 19 16 4

2 Sikap 19 17 3

3 Situasi Baik - -

2) Jurnal Siswa

Jurnal siswa adalah bentuk catatan yang digunakan untuk

mengetahui respons dan perubahan yang terjadi pada siswa ketika

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

64

harus mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok.

Tabel 4. Hasil Jurnal Siswa Siklus I

No Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah Anda tertarik dengan

pelajaran membaca?

34 5

2. Apakah Anda tertarik dengan

pembelajaran membaca puisi?

32 7

3. Apakah Anda mengalami

kesulitan dalam pembelajaran

membaca puisi?

15 24

4. Mana yang Anda sukai

pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan atau

konvensional?

Pemodelan

23

Konvensional

16

5. Mana yang Anda sukai

membaca puisi secara individu

atau berkelompok?

Berkelompok

33

Individu

6

6. Ungkapkan kesan dan pesan

Anda terhadap guru, materi,

dan proses pembelajaran

membaca puisi dengan

menggunakan teknik

pemodelan berkelompok, baik

yang positif maupun negatif!

Positif

30

Negatif

9

3) Jurnal Guru

Jurnal guru ini berupa segala hal yang dirasakan peneliti selama

melaksanakan pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok. Hasil jurnal guru disusun berdasarkan aspek-aspek yang

telah tercantum dalam jurnal guru, yaitu meliputi kesiapan siswa

terhadap pembelajaran membaca puisi, respons siswa terhadap materi

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

65

pembelajaran, respons siswa terhadap media pembelajaran yang

digunakan, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca

puisi, dan situasi atau suasana kelas selama proses pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok berlangsung.

4) Wawancara

Pada siklus ini wawancara dilakukan kepada siswa yang mendapat

nilai tinggi, sedang dan rendah. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran membaca

puisi khususnya terhadap pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok. Pertanyaan yang disusun dalam pedoman

wawancara meliputi;

(1) Apakah Anda pernah melakukan kegiatan membacakan puisi?

(2) Jenis puisi bertema apa yang Anda sukai? Apa alasannya!

(3) Apakah Anda senang belajar membaca puisi secara berkelompok?

(4) Apakah Anda senang dengan pembelajaran membaca puisi

menggunakan teknik pemodelan berkelompok?

(5) Apakah Anda merasa lebih mudah menerima dan memahami

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok? Mengapa?

(6) Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok?

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

66

5) Dokumentasi

Dokumentasi berupa gambar ini, digunakan sebagai bukti visual

proses pembelajaran membaca puisi selama penelitian dilaksanakan.

Pada siklus I ini, dokumentasi yang diambil meliputi kegiatan saat

penyampaian materi, pemodelan membaca puisi, dan pembacaan puisi

siswa.

c. Siklus II

Minat belajar siswa dalam pembelajaran membaca puisi pada siklus

II dibahas dalam lima hal, yaitu; observasi, jurnal siswa, jurnal guru,

wawancara dan dokumentasi sehingga tindakan yang dilakukan peneliti

pada siklus II masih sama dengan tindakan pada siklus I.

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan

secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan yang terjadi

dalam setiap siklus selama pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berlangsung.

Tabel 5. Hasil Observasi Siklus II

No Penilaian

Siklus II

Baik Cukup Kurang

1 Perhatian 24 13 2

2 Sikap 22 15 2

3 Situasi Baik - -

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

67

2) Jurnal Siswa

Jurnal siswa adalah bentuk catatan yang digunakan untuk

mengetahui respons dan perubahan yang terjadi pada siswa setelah

mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok.

Tabel 6. Hasil Jurnal Siswa Siklus II

No Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah Anda tertarik dengan

pelajaran membaca?

36 3

2. Apakah Anda tertarik dengan

pembelajaran membaca puisi?

34 5

3. Apakah Anda mengalami

kesulitan dalam pembelajaran

membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok?

10 29

4. Mana yang Anda sukai

membaca puisi secara individu

atau berkelompok?

Berkelompok

33

Individu

6

5. Mana yang Anda sukai dalam

pembelajaran membaca puisi?

Mengamati satu model atau

model berkelompok?

Berkelompok

28

Satu model

11

6. Ungkapkan kesan dan pesan

Anda terhadap guru, materi,

dan proses pembelajaran

membaca puisi dengan

menggunakan teknik

pemodelan berkelompok, baik

yang positif maupun negatif!

Positif

34

Negatif

5

3) Jurnal Guru

Jurnal guru ini berupa segala hal yang dirasakan peneliti selama

melaksanakan pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

68

berkelompok. Hasil jurnal guru disusun berdasarkan aspek-aspek yang

telah tercantum dalam jurnal guru, yaitu meliputi kesiapan siswa

terhadap pembelajaran membaca puisi, respons siswa terhadap materi

pembelajaran, respons siswa terhadap media pembelajaran yang

digunakan, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca

puisi, dan situasi atau suasana kelas selama proses pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok berlangsung

pada siklus II.

4) Wawancara

Pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I, yaitu

wawancara dilakukan kepada siswa yang mendapat nilai tinggi,

sedang dan rendah. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran membaca puisi

khususnya terhadap pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok. Pertanyaan yang disusun dalam pedoman

wawancara meliputi.

(1) Apakah Anda pernah melakukan kegiatan membaca puisi?

(2) Jenis puisi apa yang Anda sukai? Berikan alasannya!

(3) Apakah Anda senang belajar membaca puisi dengan teknik

berkelompok?

(4) Apakah Anda senang dengan pembelajaran membaca puisi melalui

teknik pemodelan berkelompok?

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

69

(5) Apakah Anda merasa lebih mudah menerima dan memahami

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok?

Mengapa?

(6) Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam membaca puisi dalam

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok?

5) Dokumentasi

Dokumentasi berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual

proses pembelajaran membaca puisi selama penelitian dilaksanakan.

Pada siklus II ini, dokumentasi yang diambil meliputi kegiatan saat

penyampaian materi, pemodelan membaca puisi, dan pembacaan puisi

siswa, sama seperti pada siklus I.

4. Peningkatan Pembelajaran Keterampilan Membaca Puisi dengan

Teknik Pemodelan Berkelompok

Peningkatan keterampilan dalam pembelajaran membaca puisi

dilaksanakan dalam tiga pertemuan, meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus

II.

a. Prasiklus

Hasil tes prasiklus berupa keterampilan membaca puisi sebelum

diterapkan tindakan pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok. Hasil tes prasiklus perlu dianalisis untuk

mengetahui keadaan awal keterampilan siswa dalam membaca puisi. Tes

yang dilakukan berupa pembacaan puisi “Padamu Jua” karya Amir

Hamzah. Dari hasil tes yang diperoleh pada tindakan prasiklus, peneliti

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

70

menghitung skor rata-rata siswa untuk setiap indikatornya ke dalam tabel

berikut.

Tabel 7. Skor rata-rata Keterampilan Awal Siswa Membaca Puisi

No Variabel

Penilaian Indikator Skor

1. Pelafalan Irama 8,52

Artikulasi 8,87

2. Intonasi Nada 7,92

Dinamika 6,94

Tempo 7,58

3. Jeda Ketepatan perhentian arus ujaran

jeda pendek, sedang, dan

panjang

8

4. Ekspresi Kesesuaian raut wajah (mimik)

dan mata

5,56

5. Sikap Pemosisian tubuh 6,38

Kesesuaian gerakan 5,43

Jumlah 65,2

Rata-rata 7,24

b. Siklus I

Pada siklus I ini, peneliti mendatangkan model dan menayangkan video

pembacaan puisi untuk memberikan contoh kepada siswa begaimana cara

membaca puisi yang baik dan bagaimana teknik membaca puisi. Pada

siklus I siswa membaca puisi yang sama dengan puisi pada prasiklus,

yaitu puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah. Puisi tersebut digunakan

untuk melaksanakan tes siklus I untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap teknik pembacaan puisi, meliputi pelafalan, intonasi, jeda,

ekspresi, dan sikap dalam membacakan puisi. Dari hasil tes yang

diperoleh pada tindakan siklus I, peneliti menghitung skor rata-rata siswa

untuk setiap indikatornya ke dalam tabel berikut.

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

71

Tabel 8. Skor rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi Siklus I

No Variabel

Penilaian Indikator Skor

1. Pelafalan Irama 9,05

Artikulasi 9,48

2. Intonasi Nada 8,41

Dinamika 7,69

Tempo 8,10

3. Jeda Ketepatan perhentian arus ujaran

jeda pendek, sedang, dan

panjang

8,74

4. Ekspresi Kesesuaian raut wajah (mimik)

dan mata

6,07

5. Sikap Pemosisian tubuh 6,94

Kesesuaian gerakan 5,82

Jumlah 70,3

Rata-rata 7,81

c. Siklus II

Pada siklus II peneliti selain mendatangkan model untuk contoh

pembacaan puisi secara berkelompok, peneliti juga menayangkan video

pembacaan puisi. Model yang didatangkan adalah orang-orang yang

sudah memiliki keterampilan membaca puisi yang baik. Model tersebut

didatangkan untuk memberikan contoh kepada siswa bagaimana cara

membaca puisi yang baik dan bagaimana teknik membacanya. Pada

siklus II siswa membaca puisi “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto

Sudarto Bachtiar. Puisi tersebut digunakan untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap teknik pembacaan puisi, meliputi pelafalan,

intonasi, jeda, ekspresi, dan sikap dalam membacakan puisi pada siklus

II. Dari hasil tes yang diperoleh pada tindakan siklus II, peneliti

menghitung skor rata-rata siswa untuk setiap indikatornya ke dalam tabel

berikut.

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

72

Tabel 9. Skor rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi Siklus II

No Variabel

Penilaian Indikator Skor

1. Pelafalan Irama 9,41

Artikulasi 10,05

2. Intonasi Nada 9,51

Dinamika 8,38

Tempo 8,87

3. Jeda Ketepatan perhentian arus ujaran

jeda pendek, sedang, dan

panjang

8,97

4. Ekspresi Kesesuaian raut wajah (mimik)

dan mata

6,89

5. Sikap Pemosisian tubuh 7,48

Kesesuaian gerakan 6,53

Jumlah 76,09

Rata-rata 8,45

B. Pembahasan Data Penelitian

Pada bagian ini dibahas tiga data yang sudah disajikan, yaitu (1) proses

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok pada siswa

kelas X MA Negeri Kutowinangun, Kebumen; (2) pengaruh pembelajaran puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok pada siswa kelas X MA Negeri

Kutowinangun, Kebumen; (3) peningkatan kemampuan pembelajaran membaca

puisi dengan teknik pemodelan berkelompok pada siswa kelas X MA Negeri

Kutowinangun, Kebumen.

1. Proses Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Pemodelan

Berkelompok

Dalam proses pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok terdapat tiga tahapan, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

73

a. Prasiklus

Pelaksanaan kegiatan awal meliputi rencana tindakan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan, dan refleksi.

1) Rencana Tindakan

Kegiatan perencanaan pada kegiatan awal yaitu, sebagai berikut:

a) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan

tindakan yang akan dilaksanakan.

b) menyiapkan materi pembelajaran membaca puisi.

c) menentukan puisi yang akan dibaca siswa.

d) menyiapkan lembar penlilaian.

e) menyiapkan lembar pengamatan dan alat dokumentasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Peneliti dan siswa melaksanakan tanya jawab tentang materi

pembelajaran puisi. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kepada

siswa tentang materi pembelajaran membaca puisi untuk membuka

wawasan siswa, dilanjutkan pemberian contoh bagaimana teknik

membaca puisi dengan dibacakan secara langsung oleh peneliti.

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, siswa diminta maju ke

depan kelas untuk membaca puisi di depan teman-teman secara

individu. Nilai rata-rata yang diperoleh pada pratindakan pembelajaran

membaca puisi, yaitu 65,2. Hasil tersebut menunjukkan pencapaian

nilai siswa masih di bawah rata-rata dan belum mencapai standar

ketuntasan minimum pembelajaran membaca puisi sebesar 75.

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

74

3) Pengamatan

Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran, keaktifan siswa, dan hasil kemampuan siswa dalam

membaca puisi. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa hanya sedikit

siswa yang menunjukkan minatnya dalam mengikuti pembelajaran

membaca puisi, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan respons siswa ketika

pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan didapatkan hasil bahwa dalam

proses pembelajaran, siswa yang aktif lebih sedikit dibandingkan yang

aktif dalam pembelajaran. Meskipun demikian, tidak berarti siswa tidak

tertarik dengan pembelajaran membaca puisi, hanya saja siswa masih

malu, sehingga siswa masih cenderung pasif. Hal tersebut ditunjukkan

dengan respon beberapa siswa yang menanyakan puisi apa yang harus

dibaca dan meminta guru untuk memberikan contoh pembacaan puisi

lebih dahulu ketika diminta untuk membaca puisi di depan kelas. Selain

itu, nilai hasil keterampilan siswa dalam membaca puisi masih banyak

yang di bawah rata-rata. Hal tersebut menjadi dasar untuk

menyelenggarakan tindakan perbaikan, yaitu dengan menggunakan

teknik pemodelan berkelompok untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran, keaktifan siswa, dan meningkatkan keterampilan siswa

dalam membaca puisi.

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

75

b. Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I meliputi perencanaan tindakan,

pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

1) Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, peneliti

melakukan koordinasi dengan guru bahasa dan sastra Indonesia

mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan. Koordinasi ini

berhubungan dengan waktu pelaksanaan penelitian, materi yang akan

diajarkan, dan bagaimana rencana pelaksanaan tindakan pembelajaran

yang dilakukan. Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

a) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan

tindakan yang akan dilaksanakan

b) menyiapkan materi pembelajaran membaca puisi

c) menentukan puisi yang akan dibaca siswa

d) menyiapkan lembar penlilaian

e) menyiapkan pedoman pengamatan dan alat dokumentasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I berbeda dangan pelaksanaan

tindakan pada prasiklus. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada

tindakan penelitian siklus I adalah.

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

76

a) Pendahuluan

Pada pelaksanaan tindakan pendahuluan siklus I ini peneliti

memberikan apersepsi pembelajaran membaca puisi dengan tujuan

untuk mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik. Kegiatan ini berupa pemberian ilustrasi mengenai

pembelajaran membaca puisi dan teknik yang digunakan dalam

pembelajaran. Dalam kegiatan ini sebagian siswa sudah mulai

merespons pertanyaan yang diberikan peneliti untuk membuka

wawasan siswa terkait pembelajaran membaca puisi.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap inti pembelajaran, peneliti menyampaikan materi

tentang teknik membaca puisi. Kemudian, siswa berkelompok dan

guru menayangkan video pembacaan puisi secara berkelompok dan

mendatangkan seorang model sebagai contoh langsung bagaimana

cara membaca puisi yang baik dan teknik dalam membaca puisi.

Siswa memperhatikan video pembacaan puisi dan model

membacakan puisi yang sudah disiapkan oleh peneliti. Setelah

siswa mendapat penjelasan dari peneliti mengenai teknik membaca

puisi dan melihat model, siswa secara berkelompok bergantian

maju membaca puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah.

c) Penutup

Dalam kegiatan penutup peneliti melakukan refleksi terhadap

hasil pembelajaran membaca puisi yang telah berlangsung, dengan

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

77

memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai

materi ataupun menyampaikan kesulitan yang dialami dalam

mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan.

Kegiatan ini bertujuan, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang

dihadapi siswa selama pembelajaran berlangsung.

3) Pengamatan

Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran, keaktifan siswa, dan hasil keterampilan siswa dalam

membaca puisi. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa proses

pembelajaran pada siklus I berjalan lebih baik dibandingan dengan

pembelajaran pada tindakan prasiklus. Hal ini dibuktikan dengan

respons dan sikap siswa yang lebih aktif selama pembelajaran

berlangsung.

4) Refleksi

Setelah melaksanakan tindakan, peneliti melakukan analisis

terhadap hasil tes, hasil observasi, hasil jurnal, dan hasil wawancara

yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa dalam proses

pembelajaran, keaktifan siswa sudah mulai terlihat ada peningkatan,

meskipun masih ada siswa yang bicara dengan teman sebangkunya.

Hasil keterampilan siswa dalam membaca puisi sudah menunjukkan

adanya peningkatan nilai rata-rata. Meskipun demikian, untuk

meningkatkan kembali nilai rata-rata keterampilan membaca puisi

siswa pada siklus I, dalam siklus II masih perlu adanya tindakan

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

78

perbaikan dan cara mengatasi masalah yang dihadapi. Tindakan yang

dapat dilakukan untuk perbaikan yaitu dengan menghadirkan model

langsung pembecaan puisi berkelompok dan mengganti puisi yang

dibaca siswa. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan proses

pembelajaran pada siklus II, yang sebelumnya pada siklus I masih

menggunakan satu model langsung. Dengan demikian, diharapkan ada

peningkatan hasil keterampilan siswa dalam membaca puisi menjadil

lebih baik dibandingkan pada siklus I.

c. Siklus II

Pelaksanaan siklus II melalui tahapan yang sama dengan siklus I,

yaitu meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Siklus II merupakan kelanjutan siklus I yang merupakan

tindakan perbaikan hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I.

Paparan tiap tahap siklus II diuraikan sebagai berikut.

1) Rencana Tindakan

Perencanaan kegiatan siklus II dibuat dengan mengacu pada

hasil kegiatan pembelajaran siklus I. Tahapan perencanaan siklus II

ini, salah satunya adalah menyempurnakan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) pada siklus I. Selain itu, pada tahap perencanaan

dalam tindakan kelas ini, peneliti menetapkan alternatif tindakan yang

dilakukan sebagai upaya meningkatkan keterampilan membaca puisi.

Upaya yang dilakukan oleh peneliti ialah memberikan apersepsi

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

79

tentang membaca puisi kepada siswa dan mendatangkan model

langsung secara berkelompok.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan skenario

pembelajaran sebagai tindakan perbaikan pada siklus I. Tindakan yang

dilakukan pada siklus II meliputi.

a) Pendahuluan

Pada tindakan siklus II ini, peneliti mengawali pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok dengan

memberikan salam dan mempresensi siswa serta mengkondisikan

siswa agar tidak ramai. Peneliti menyampaikan apersepsi

pembelajaran membaca puisi sama seperti pada siklus I. Kemudian,

peneliti bertanya pada siswa mengenai materi pertemuan kemarin

dan sebagian siswa merespons yang diberikan. Selanjutnya, peneliti

bersama siswa mengulas kembali sedikit materi pada pertemuan

yang lalu. Kegiatan itu dilakukan dengan tujuan untuk memancing

ingatan siswa mengenai materi membaca puisi yang telah diajarkan

oleh peneliti.

b) Kegiatan Inti

Ada beberapa perubahan tindakan pada tahap ini. Sebelum

siswa membaca puisi, peneliti terlebih dahulu menginstruksikan

siswa untuk berkelompok. Selanjutnya, peneliti menjelaskan

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

80

kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pembelajaran siklus I, yang

meliputi.

(1) Peneliti menjelaskan mengenai kriteria penilaian yang digunakan

dalam tes membaca puisi.

(2) Peneliti memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa agar

dalam tahap ini atau pada siklus II akan menjadi lebih baik.

(3) Peneliti menjelaskan kembali tentang bagaimana teknik membaca

puisi yang baik.

(4) Peneliti mendatangkan model berkelompok langsung selain

memutarkan video pembacaan puisi.

Setelah siswa mendapatkan penjelasan dari peneliti dan

mengamati model. Selanjutnya, peneliti memberikan kesempatan

kepada siswa yang merasa belum paham untuk bertanya.

Pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa lain, jika siswa lain

tidak bisa menjawab, peneliti memberikan pemecahannya atau

menjawab masalah yang dialami oleh siswa. Dengan demikian,

terjadilah tanya jawab dan kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi.

Kemudian, peneliti memberi kesempatan pada siswa untuk

mempersiapkan pembacaan puisi secara berkelompok, selanjutnya

peneliti menunjuk kelompok siswa secara acak untuk membacakan

puisi di depan kelas. Pada pembelajaran siklus II ini, siswa

membaca puisi “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto

Bachtiar.

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

81

c) Penutup

Kegiatan pembelajaran ditutup dengan peneliti bersama siswa

merefleksi hasil pembelajaran pada hari itu. Peneliti bertanya pada

siswa apakah masih ada kesulitan dalam membaca puisi. Peneliti

menyimpulkan kelebihan dan kekurangan siswa dalam membaca

puisi. Kemudian, peneliti memberikan semangat, motivasi, dan

dorongan kepada siswa untuk terus belajar membaca puisi. Hingga

akhirnya pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.

3) Pengamatan

Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran, keaktifan siswa, dan hasil tes keterampilan siswa dalam

membaca puisi. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa siswa

sudah menunjukkan tanda-tanda minatnya dalam belajar membaca

puisi. Setelah peneliti mendatangkan model berkelompok secara

langsung siswa memberikan respons yang baik selama mengikuti

pembelajaran. Secara keseluruhan, siswa mengikuti pembelajaran

dengan antusis dan aktif, termasuk saat model memberikan contoh

pembacaan puisi siswa memperhatikannya dengan kritis. Meskipun

demikian, masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya

ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi intensitasnya semakin

sedikit. Secara keseluruhan, proses pembelajaran pada siklus II lebih

baik dan nilai rata-rata hasil membaca puisi siswa mengalami

peningkatan.

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

82

4) Refleksi

Refleksi pada siklus II merupakan tahap akhir dalam penelitian

ini, dan pada prinsipnya refleksi pada siklus II sama dengan refleksi

pada siklus I, yaitu dengan menganalisis hasil tes keterampilan siswa

membaca puisi dan menganalisis hasil data nontes yang berupa hasil

lembar pengamatan, wawancara, jurnal, dan dokumentasi. Setelah

melaksanakan pengamatan, didapatkan hasil proses pembelajaran

membaca puisi, keaktifan siswa sudah memperlihatkan peningkatan.

Selain itu, keterampilan siswa dalam membaca puisi sudah

menunjukkan peningkatan hasil nilai rata-rata, artinya keterampilan

siswa dalam membaca puisi lebih baik dibandingkan sebelum

dilakukan tindakan. Setelah refleksi hasil siklus II selesai, selanjutnya

diadakan perbandingan dengan hasil refleksi pada siklus I yang

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat simpulan

penelitian.

2. Pengaruh Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Pemodelan

Berkelompok

Motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok meliputi tiga tahapan, yaitu

prasiklus, siklus I, dan siklus II.

a. Prasiklus

Pada kegiatan tindakan awal/prasiklus diketahui bahwa motivasi

dan keaktifan siswa cenderung masih rendah. Siswa cenderung pasif

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

83

dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa baru sebatas membaca saat

diminta membaca puisi di depan kelas.

b. Siklus I

Pengaruh/motivasi belajar siswa pada siklus I dalam pembelajaran

membaca puisi dibahas meliputi lima hal, yaitu: observasi, jurnal siswa,

jurnal guru, wawancara dan dokumentasi.

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan

secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan

yang terjadi dalam pembelajaran pada setiap siklus.

Hasil penilaian yang berupa pengamatan atau observasi pada

siklus I, antara lain pengamatan terhadap perhatian siswa pada saat

mengikuti kegiatan pembelajaran, sikap siswa selama pembelajaran

serta pada saat membaca puisi, dan situasi kelas selama pembelajaran

berlangsung. Hasil penilaian nontes pada siklus I yang diperoleh dari

hasil pengamatan terhadap perhatian siswa yang dilakukan guru

diperoleh data sebanyak 19 siswa atau sebesar 49% mempunyai

perhatian yang baik, 16 siswa atau sebesar 41% mempunyai perhatian

yang cukup, sedangkan 4 siswa atau sebesar 10% mempunyai

perhatian yang kurang selama mengikuti pembelajaran. Sementara itu,

jika dilihat dari sikap siswa pada saat membaca puisi, sebanyak 19

siswa, sebesar 49% dikategorikan baik, sebanyak 17 siswa atau

sebesar 43 % dikategorikan cukup, kemudian 3 siswa atau sebesar 8%

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

84

dikategorikan kurang. Dengan demikian, situasi proses pembelajaran

membaca puisi pada siklus I dapat dinilai berjalan dengan baik.

2) Jurnal siswa

Jurnal siswa adalah bentuk catatan yang digunakan untuk

mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa setelah mengikuti

pembelajaran. berdasarkan hasil jurnal siswa, pada umumnya siswa

merasa senang dan tertarik pada pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok. Hal ini dapat diketahui dari aspek-

aspek jurnal yang diisi oleh siswa. Data dari jurnal siswa pada siklus I

adalah sebagai berikut.

Aspek dalam jurnal yang pertama, yaitu tertarik atau tidaknya

siswa terhadap pelajaran membaca, 34 atau 87% siswa menyatakan

tertarik dan hanya 5 siswa atau sebesar 13 % yang menyatakan tidak

tertarik. Adapun alasan yang dikemukakan cukup beragam. Beberapa

alasan yang diutarakan siswa yang tertarik dengan pelajaran membaca

adalah, karena pelajaran membaca menarik, menyenangkan dan

menantang. Selain itu, dengan banyak membaca siswa mendapat

wawasan serta pengetahuan yang lebih luas, dan dengan membaca

dapat menambah motivasi belajar siswa. Sementara alasan yang

dikemukakan oleh siswa yang tidak tertarik terhadap pembelajaran

membaca antara lain, siswa tidak suka dengan membaca itu sendiri

sehingga membaca itu membosankan dan membuat jenuh. Alasan

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

85

berikutnya bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi

bacaan.

Pada aspek yang kedua, yaitu tertarik atau tidak dengan

pelajaran membaca puisi, 32 atau 82 % siswa menyatakan tertarik dan

7 atau 18 % siswa menyatakan tidak tertarik dengan pelajaran

membaca puisi. Hasil jurnal tersebut menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa tertarik terhadap pelajaran membaca puisi. Alasan yang

diutarakan di antaranya, membaca puisi menyenangkan dan dapat

melatih rasa percaya, dengan membaca puisi jadi lebih mudah

memahami makna yang terkandung dalam puisi. Selanjutnya, siswa

yang tidak tertarik terhadap pelajaran membaca puisi beralasan bahwa

membaca puisi butuh percaya diri yang tinggi, membaca puisi itu

susah untuk memahami isi yang ada di dalamnya, dan kesulitan

dengan cara membacanya.

Untuk aspek jurnal yang ketiga, 15 siswa atau sebesar 38%

menyatakan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

membaca puisi dengan pemodelan berkelompok, sementara 24 siswa

atau sebesar 62% mengungkapkan tidak mengalami kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran membaca puisi. Kesulitan yang dialami siswa

disebabkan sulit untuk memahami isi/makna puisi dan. Kemudian,

alasan yang dikemukakan siswa yang tidak mengalami kesulitan

dalam membaca puisi di antaranya, karena mudah memahami dan

menyenangkan, terlebih ada model yang dicontoh.

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

86

Aspek jurnal yang keempat, yaitu tertarik atau tidak dengan

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok

atau konvensional, 23 atau 59% siswa menyatakan tertarik dengan teknik

pemodelan berkelompok, sementara 16 atau 41% siswa menyatakan

tidak tertarik dengan pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok. Hasil tersebut menunjukkan siswa lebih senang

dengan teknik pemodelan berkelompok. Siswa tertarik terhadap

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok

karena, lebih mudah dipahami dan ada yang dijadikan contoh dalam

membaca puisi yang baik, serta menyenangkan. Kemudian, untuk siswa

yang lebih tertarik terhadap pembelajaran membaca puisi dengan teknik

konvensional, beranggapan teknik pemodelan sulit dipahami.

Aspek jurnal yang kelima, yaitu tertarik atau tidaknya siswa

dengan membaca puisi secara berkelompok atau individu, 33 atau

85% siswa menyatakan tertarik dengan membaca puisi secara

berkelompok, sementara 6 atau 15% siswa menyatakan lebih tertarik

dengan membaca puisi secara individu. Hasil jurnal tersebut

menunjukkan siswa lebih tertarik dengan membaca puisi secara

berkelompok. Alasan siswa tertarik terhadap pembelajaran membaca

puisi secara berkelompok karena membaca puisi secara berkelompok

lebih menyenangkan, lebih variatif, lebih mudah, dan menambah rasa

percaya diri. Selain itu, dengan berkelompok dapat melatih

kekompakkan. Sementara siswa yang tertarik terhadap pembelajaran

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

87

membaca puisi secara individu beralasan bahwa berkelompok sulit

sedangkan membaca puisi individu lebih bebas mengekspresikan diri.

Aspek jurnal yang terakhir yaitu, kesan dan pesan siswa

terhadap peneliti serta proses pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok, baik yang positif maupun negative.

Pada aspek jurnal ini, 30 atau sebanyak 77% siswa memberi kesan dan

pesan positif, sedangkan 9 atau sebanyak 23% siswa tidak

memberikan kesan dan pesannya.

Kesan dan pesan yang disampaikan siswa mayoritas siswa

merasa senang terhadap pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok, karena baru pertama kalinya mengikuti

pembelajaran yang ada model langsungnya. Namun, ada salah satu

siswa yang merasa jenuh jika harus membaca puisi berkelompok.

Berikut ini dipaparkan beberapa hasil jurnal siswa yang diambil

dari jurnal yang diisi oleh siswa yang memiliki nilai baik dan nilai

kurang baik. Untuk siswa yang memiliki nilai baik diwakili oleh

responden nomor 7 dan 37, sedangkan siswa yang memiliki nilai

kurang baik diantaranya responden nomor 13 dan 23.

Responden nomor 7 menyatakan bahwa ia tertarik dengan

pelajaran membaca, karena dengan membaca dapat menambah

wawasan. Selain itu, ia mengungkapkan ketertarikannya terhadap

pembelajaran membaca puisi karena pembelajaran membaca puisi

menyenangkan dan dengan membaca puisi dapat mengekspresikan

Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

88

diri. Ia tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok karena

penyampaiannya mudah dimengerti. Responden tersebut juga

mengungkapkan rasa senangnya terhadap pembelajaran membaca

puisi dengan teknik pemodelan karena dengan teknik ini ia bisa lebih

paham bagaimana cara mengekspresikan puisi yang dibaca. Kesan

yang diberikan yaitu senang belajar membaca puisi, materinya

menyenangkan dan menantang.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh responden nomor 37.

Responden ini menyatakan bahwa ia tertarik dengan pembelajaran

membaca karena dengan membaca dapat menambah pengetahuan.

Selain itu, ia juga tertarik dengan pembelajaran membaca puisi karena

membaca puisi adalah salah satu cara untuk mengapresiasikan dan

mengungkapkan makna/isi puisi. Responden ini mengalami kesulitan

dalam kegiatan membaca puisi berkelompok karena teman

sekelompoknya sulit untuk bekerjasama. Pada pembelajaran membaca

puisi ia lebih senang dengan teknik konvensional. Selanjutnya, pada

saat membaca puisi ia lebih senang dengan membaca berkelompok

karena dengan berkelompok pembacaan puisi menjadi lebih variatif.

Menurut responden ini proses pembelajarannya kreatif sehingga ia

mudah menangkap materi pembelajaran.

Responden nomor 13 memperoleh nilai kurang tetapi ternyata ia

tertarik dengan pembelajaran membaca. Alasan yang diberikan yaitu

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

89

membaca adalah belajar yang menjadikan bertambahnya ilmu,

khususnya pembelajaran membaca puisi. Responden ini juga

menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok karena dengan

pemodelan berkelompok selain ada model yang dicontoh juga dapat

berdiskusi dengan teman sekelompok jika ada kesulitan yang

dihadapi. Ia senang terhadap teknik pemodelan karena bisa belajar

membaca puisi secara langsung dari model yang didatangkan peneliti.

Selanjutnya, responden ini juga menyatakan tertarik dengan pembelajaran

membaca puisi secara berkelompok karena jadi lebih percaya diri saat

membaca puisi di depan kelas. Kesan dan pesan ia merasa senang

belajar membaca puisi dengan teknik pemodelan sehingga ia bisa

belajar membaca puisi yang baik dan jadi lebih percaya diri.

Pernyataan serupa diungkapkan oleh responden nomor 23 yang

menyatakan tertarik dengan pembelajaran membaca karena dapat

menambah pengetahuan. Kemudian, ia tertarik dengan pembelajaran

membaca puisi karena dengan membaca puisi kita dapat

mengungkapkan isi hati. Responden ini menyatakan tidak mengalami

kesulitan dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok karena ia dapat berdiskusi dengan

anggota kelompok jika menghadapi masalah dalam membaca puisi.

Selain itu, ia menyatakan tertarik dengan pembelajaran membaca puisi

dengan teknik pemodelan karena ada model yang bisa dicontoh dalam

Page 103: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

90

membaca puisi dan ia menyatakan lebih senang membaca puisi

dengan berkelompok karena selain lebih variatif, dengan berkelompok

bisa saling mengisi kekurangan yang terdapat saat membacakan puisi.

Responden ini memberikan kesan positif, ia merasa senang belajar

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok.

3) Jurnal guru

Aspek-aspek yang tercantum dalam jurnal guru meliputi

kesiapan siswa terhadap pembelajaran membaca puisi, respons siswa

terhadap materi pelajaran, respons siswa terhadap teknik pembelajaran

yang digunakan, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

membaca puisi, dan situasi atau suasana kelas selama proses

pembelajaran berlangsung. Berikut ini hasil jurnal guru pada siklus I.

Dari aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan bahwa pada awal

pembelajaran, siswa terlihat telah siap untuk mengikuti pembelajaran

membaca puisi terlihat dari siswa sudah duduk mengelompok. Hal ini

dikarenkan pada pertemuan sebelumnya telah diberitahukan bahwa akan

dibelajarkan membaca puisi dengan menggunakan teknik pemodelan

berkelompok.

Jurnal berikutnya adalah respons siswa terhadap materi

pembelajaran. Respons yang diberikan siswa sudah cukup baik,

terlihat dari keseriusan siswa mendengarkan dan antusiasme siswa

ketika peneliti menyampaikan materi ada siswa yang menimpali atau

menanggapinya.

Page 104: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

91

Respon siswa terhadap pembelajaran dengan teknik pemodelan

berkelompok yang digunakan lebih baik dan terlihat efektif. Hal ini

terlihat dari kepercayaan diri siswa ketika membaca puisi di depan

kelas secara berkelompok.

Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi

sudah terlihat. Siswa lebih antusias dan lebih bersemangat dalam

belajar membaca, siswa pun lebih rileks dan berani mengajukan

pertanyaan ketika ada hal yang belum dipahami. Namun, masih ada

beberapa siswa yang ramai saat pembelajaran berlangsung.

Dengan adanya respons positif dari siswa terhadap proses

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan, situasi kelas

lebih tenang dan menyenangkan. Meskipun masih ada sebagian siswa

yang berperilaku negatif, peneliti mudah untuk mengkondisikan agar

tenang kembali karena pembelajaran berlangsung secara berkelompok.

4) Wawancara

Wawancara pada siklus I dilakukan terhadap siswa yang

mendapatkan nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran

membaca, khususnya membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok. Pertanyaan yang disusun dalam pedoman wawancara

meliputi;

(1) Apakah Anda pernah melakukan kegiatan membacakan puisi?

(2) Jenis puisi bertema apa yang Anda sukai? Apa alasannya!

Page 105: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

92

(3) Apakah Anda senang belajar membaca puisi secara berkelompok?

(4) Apakah Anda senang dengan pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok?

(5) Apakah Anda merasa lebih mudah dalam menerima dan memahami

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok?

Mengapa?

(6) Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok?

Hasil wawancara dari tiga siswa yang memiliki nilai tinggi,

sedang, dan rendah ialah sebagai berikut.

(1) Semua siswa yang diwawancarai menyatakan pernah membaca

puisi.

(2) Siswa yang diwawancarai menyatakan lebih senang dengan puisi-

puisi bertemakan kepahlawanan atau perjuangan, karena selain

dapat memberikan semangat baru puisi perjuangan lebih mudah

dipahami isinya.

(3) Siswa yang memiliki nilai tertinggi mengungkapkan rasa kurang

senang jika harus membaca puisi dengan berkelompok. Sebaliknya,

siswa yang mempunyai nilai sedang dan rendah menyatakan senang

terhadap pembelajaran membaca puisi dengan teknik berkelompok

karena membaca puisi secara berkelompok menjadikan siswa lebih

percaya diri ketika di depan kelas.

Page 106: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

93

(4) Semua siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah

menyatakan rasa senangnya ketika mengikuti pembelajaran membaca

puisi dengan teknik pemodelan berkelompok karena pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami terlebih siswa

baru pertama kali mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan

didatangkan model pembacaan puisi langsung dan membaca puisi

dengan berkelompok.

(5) Semua siswa yang diwawancarai merasa lebih mudah menerima

dan memahami isi puisi dengan teknik pemodelan berkelompok

karena proses pembelajaran menyenangkan dan dapat melakukan

diskusi dengan anggota kelompoknya ketika mengalami kesulitan.

(6) Kesulitan yang dialami siswa yang memiliki nilai tinggi karena

sulit mengkompakkan anggota kelompoknya dan mengajari teman

sekelompoknya. Sementara itu, kesulitan yang dihadapi siswa yang

nilainya sedang dan rendah adalah dalam berekspresi dan dalam

melakukan gerakan penyerta.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa

telah memiliki pengetahuan awal tentang puisi dan merasa senang

dengan pembelajaran membaca puisi menggunakan teknik pemodelan

berkelompok. Siswa merasa senang karena pembelajaran mudah

dipahami, pembelajaran menyenangkan, dan menjadi pengalaman

pertama mengikuti pembelajaran dengan teknik pemodelan

berkelompok. Meskipun demikian, masih ada beberapa siswa yang

Page 107: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

94

mengalami kesulitan membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok, karena siswa kurang bisa memahami, dan ada siswa

yang kesulitan jika harus membaca puisi berkelompok. Oleh karena

itu, peneliti berusaha merencanakan perbaikan dalam pembelajaran

membaca puisi pada pertemuan berikutnya supaya jumlah siswa yang

mengalami kesulitan dan nilai rendah dapat berkurang.

(7)Dokumentasi

Data dokumentasi yang diambil dalam siklus I meliputi kegiatan

penyampaian dan tanya jawab tentang materi puisi, seorang model

yang sedang memberkan contoh membaca puisi, siswa bersama

kelompoknya mempelajari puisi, dan presentasi pembacaan puisi oleh

siswa. Deskripsi gambar pada siklus I adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Penyampaian materi membaca puisi

Page 108: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

95

Gambar 5. Peneliti memberi contoh pembacaan puisi

Gambar di atas menunjukkan situasi kelas X-4 saat peneliti

menyampaikan materi pembelajaran membaca puisi. Dalam kegiatan

tersebut, siswa terlihat antusias dan serius memperhatikan apa yang

tengah disampaikan oleh peneliti dan beberapa siswa memberi respons

terhadap materi pembelajaran dengan bertanya dan meminta peneliti

memberi contoh membaca puisi.

Page 109: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

96

Gambar 6. Model dari penggalan video pembacaan puisi

Gambar 7. Siswa mengamati model video pembacaan puisi

Setelah siswa mendapat materi pembacaan puisi, peneliti

memutar video pembacaan puisi sebagai model membaca puisi secara

berkelompok, dan siswa terlihat serius dalam memperhatikan video

pembacaan puisi tersebut. Kemudian, peneliti mendatangkan model

langsung untuk memberikan contoh pembacaan puisi yang baik.

Page 110: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

97

Gambar 8. Seorang model memberikan contoh membaca puisi

kepada siswa pada siklus I

Gambar di atas menunjukkan situasi saat model memberikan

contoh pembacaan puisi berjudul “Padamu Jua” karya Amir Hamzah

pada siklus I. Tampak dalam gambar, model memerikan contoh

dengan penuh ekspresif dan penghayatan.

Page 111: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

98

Gambar 9. Siswa berlatih dan mempelajari puisi bersama kelompok

sebelum membaca puisi di depan kelas

Gambar di atas menunjukkan situasi kelas saat siswa secara

berkelompok mempelajari puisi yang akan dibaca. Siswa terlihat

bersemangat dan serius dalam kelompoknya. Namun, ada siswa yang

kurang bersemangat jika harus membaca puisi secara berkelompok.

Dalam kegiatan tersebut, peneliti berusaha memantau kegiatan yang

sedang berlangsung. Peneliti berusaha menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh siswa berkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam

membaca puisi. Setelah mempelajari puisi siswa mempresentasikan

pembecaan puisi di depan kelas secara berkelompok, berikut ini

gambar saat siswa membaca puisi di depan kelas.

Page 112: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

99

Gambar 10. Yakutatul Chafidloh, kelompok 1 membaca puisi

di depan kelas siklus I

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 1 membaca

puisi di depan kelas pada siklus I. Tampak dalam gambar, Yakutatul

Chafidloh membaca puisi sudah disertai gerakan penyerta, ekspresi, dan

sikap yang cukup baik.

Gambar 11. Adesta Tri Pambudi, kelompok 4 membaca puisi

di depan kelas siklus I

Page 113: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

100

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 4 membaca

puisi di depan kelas pada siklus I. Tampak dalam gambar, Adesta Tri

Pambudi saat membaca puisi sudah disertai gerakan penyerta dan sikap

yang baik, hal ini dapat dikategorikan cukup baik, meskipun belum dapat

menyertakan ekspresi yang sesuai dengan isi puisi.

Gambar 12. Dini Nugraheni, kelompok 5 membaca puisi

di depan kelas siklus I

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 5 membaca

puisi di depan kelas. Tampak dalam gambar, saat Dini Nugraheni

membaca puisi terlihat dari adanya gerakan penyerta pada tangan dan

tubuh, perubahan pandangan mata, serta adanya perubahan pada mimik

wajahnya, hal ini menunjukkan bahwa ia sudah dapat membaca puisi

dengan penjiwaan yang cukup baik

Page 114: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

101

Gambar 13. Muhammad Arwani, kelompok 8 membaca puisi di depan

kelas pada siklus I

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 4 membaca

puisi di depan kelas pada siklus I. Tampak dalam gambar, Muhammad

Arwani saat membaca puisi sudah disertai gerakan penyerta dan

memposisikan tubuh dengan baik, tetapi ia belum dapat menyertakan

ekspresi yang sesuai dengan isi puisi karena pandangan matanya masih

terfokus pada teks puisi.

Page 115: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

102

Gambar 14. Fauzi Zein, kelompok 4 membaca puisi di depan kelas

pada siklus I

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 4 membaca

puisi di depan kelas. Tampak dalam gambar, Fauzi Zein saat membaca

puisi sudah disertai gerakan penyerta yang cukup baik dan cukup

ekspresif., tetapi masih kurang komunikasi dengan pendengar karena ia

lebih terfokus pada teks puisi saja.

Berdasarkan beberapa gambar pembacaan puisi di atas, siswa

mulai menunjukkan adanya peningkatan cukup baik pada variabel

sikap (pemosisian tubuh dan gerakan penyerta) dan variabel ekspresi,

meskipun masih banyak siswa yang belum mampu menjiwai isi puisi

dengan baik sehingga gerakan dan dan ekspresi yang dilakukan

tekesan canggung. Oleh karena itu, kedua variabel tersebut masih

perlu diolah kembali.

Page 116: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

103

c. Siklus II

Minat belajar siswa pada siklus II dalam pembelajaran membaca

puisi dibahas neliputi lima hal, yaitu; observasi, jurnal siswa, jurnal guru,

wawancara, dan dokumentasi.

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan

secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan

yang terjadi dalam setiap siklus.

Data hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan peningkatan

perhatian dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Data

diperoleh sebanyak 24 siswa atau sebesar 62% mempunyai perhatian

yang baik, sementara 13 siswa atau sebesar 33% mempunyai perhatian

yang cukup, sedangkan 2 siswa atau sebesar 5% siswa mempunyai

perhatian kurang ketika pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, jika

dilihat dari sikap siswa selama pembelajaran berlangsung sebanyak 22

siswa atau 56% dikategorikan bersikap baik, sebanyak 15 siswa atau

sebesar 39% dikategorikan cukup, sedangkan siswa yang

dikategorikan kurang berjumlah 2 siswa atau sebesar 5%. Situasi

pembelajaran pada siklus II dikategorikan berjalan dengan baik.

2) Jurnal siswa

Dari hasil analisis jurnal siswa pada siklus II diketahui bahwa

siswa lebih senang dan tertarik terhadap pembelajaran membaca puisi

Page 117: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

104

dengan teknik pemodelan berkelompok. Selain itu, tanggapan yang

mereka berikan masih bersifat positif.

Dari data jurnal di atas, aspek jurnal yang pertama, yaitu tertarik

atau tidaknya siswa terhadap pelajaran membaca, sebanyak 36 atau

90% siswa menyatakan tertarik dan hanya 3 siswa atau sebesar 10%

yang menyatakan tidak tertarik. Pada aspek jurnal yang kedua, yaitu

tertarik atau tidak dengan pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok, 34 atau 87% siswa menyatakan tertarik dan

5 siswa atau 13% siswa menyatakan tidak tertarik. Untuk aspek jurnal

yang ketiga, 10 siswa atau sebesar 26% menyatakan mengalami

kesulitan dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi, sedangkan

29 siswa atau sebesar 74% siswa mengatakan tidak mengalami

kesulitan dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi.

Pada aspek jurnal yang keempat, yaitu tertarik atau tidak dengan

pembelajaran membaca puisi secara berkelompok atau individu, 33

siswa atau 85% menyatakan tertarik dengan membaca puisi secara

berkelompok, sementara 6 siswa atau 15% menyatakan tertarik

dengan membaca puisi secara individu.

Aspek jurnal siswa yang kelima yaitu, tertarik atau tidak dengan

pembelajaran membaca puisi dengan mengamati satu model atau

model berkelompok, sebanyak 28 siswa atau 72% menyatakan tertarik

mengamati model berkelompok dan siswa yang tertarik mengamati

satu model sebanyak 11 siswa atau 28%. Selanjutnya, aspek jurnal

Page 118: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

105

siswa yang terakhir yaitu kesan dan pesan siswa terhadap peneliti,

materi, serta proses pembelajaran membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok baik yang positif maupun negatif. Pada

aspek ini 34 siswa atau sebesar 87% member kesan dan pesan,

sedangkan 5 siswa atau sebesar 13% tidak memberikan kesan dan

pesannya terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3) Jurnal guru

Aspek-aspek yang tercantum dalam jurnal guru meliputi, kesiapan

siswa terhadap pembelajaran membaca puisi, respons siswa terhadap

materi pembelajaran, respons siswa terhadap teknik pembelajaran yang

digunakan, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca

puisi, dan situasi atau suasana kelas selama proses pembelajaran

berlangsung. Hasil jurnal guru siklus II diantaranya sebagai berikut.

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

disimpulkan bahwa. Kesiapan siswa masih kurang jika dibandingkan

dengan kesiapan siswa pada siklus I, hal ini terjadi karena sebagian siswa

masih terfokus pada pelajaran sebelumnya. Respons siswa sudah baik hal

ini terlihat dari antusiasme siswa pada saat peneliti menyampaikan dan

memberi pertanyaan tentang materi yang diberikan pada pembelajaran

sebelumnya siswa menanggapinya dengan baik. Respons siswa

terhadap teknik pemodelan berkelompok sudah baik dan pembelajaran

berlangsung efektif. Hal ini terlihat dari keseriusan siswa ketika

mengamati model membacakan puisi, mereka menganggap

Page 119: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

106

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan sebagai hal

yang baru dalam belajar karena kebnyakan siswa baru pertama kali

mengikuti pembelajaran dengan teknik pemodelan berkelompok. Selain

itu, siswa lebih terlihat percaya diri ketika tampil membaca puisi secara

berkelompok.

Sebagian siswa mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan

penuh semangat, respons siswa terhadap pembelajaran cukup baik.

Mereka terlihat rileks dalam mengikuti pembelajaran sehingga

suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa dituntut untuk siap

dalam menampilkan pembacaan puisi secara berkelompok.

4) Wawancara

Wawancara yang dilakukan pada siklus II pada prinsipnya masih

sama dengan siklus I yang dilakukan kepada siswa yang mendapat nilai

tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran membaca

khususnya membaca puisi menggunakan teknik pemodelan berkelompok.

Pertanyaan yang disusun dalam pedoman wawancara meliputi.

(1) Apakah Anda pernah melakukan kegiatan membaca puisi?

(2) Jenis puisi apa yang Anda sukai? Berikan alasannya!

(3) Apakah Anda senang belajar membaca puisi dengan teknik

berkelompok?

(4) Apakah Anda senang dengan pembelajaran membaca puisi melalui

teknik pemodelan berkelompok?

Page 120: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

107

(5) Apakah Anda merasa lebih mudah menerima dan memahami

pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok?

Mengapa?

(6) Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam membaca puisi dalam

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok?

Hasil wawancara siklus II yang dilakukan pada 3 siswa yang

memiliki nilai tinggi, sedang, dan rendah adalah sebagai berikut.

(1) Semua siswa yang diwawancarai pernah membaca puisi.

(2) Semua siswa yang diwawancarai menyatakan lebih senang dengan

puisi bertema kepahlawanan atau patriotisme karena isinya lebih

mudah dipahami dan dapat memupuk rasa nasionalisme.

(3) Siswa yang memiliki nilai tertinggi megungkapkan rasa kurang

senang dengan belajar membaca puisi secara berkelompok karena

lebih sulit. Sementara itu, siswa yang memiliki nilai sedang dan

rendah mengungkapkan rasa senangnya karena pembelajaran

menjadi terasa menyenangkan dan dengan berkelompok dapat

menambah rasa percaya diri ketika harus membaca puisi di depan

kelas.

(4) Semua siswa yang diwawancarai mengungkapkan rasa senangnya

terhadap pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok karena mereka merasa lebih mudah memahami

materi pembelajaran. Selain itu, pembelajaran dengan teknik

Page 121: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

108

pemodelan berkelompok menjadi pengalaman pertama bagi

sebagian besar siswa.

(5) Siswa yang memiliki nilai tinggi justru merasa kesulitan dalam

menerima dan memahami pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok karena dia lebih suka peneliti yang

menjelaskan dan mempraktikkan pembacaan pusi dan merasa lebih

mudah jika harus membaca puisi secara individu. Sedangkan, siswa

yang memiliki nilai sedang dan rendah justru merasa lebih mudah

menerima dan memahami pembelajaran membaca pusi dengan

teknik pemodelan berkelompok karena ada contoh langsung dalam

membaca puisi dan pembacaan puisi jadi lebih variatif.

(6) Semua siswa yang diwawancarai mayoritas mengalami kesulitan

ketika harus mengekspresikan serta menyesuaikan gerakan saat

membaca puisi dan kompak dalam kelompok.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa telah

memiliki pengetahuan awal tentang pembelajaran membaca puisi dan

siswa merasa senang terhadap pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok. Siswa merasa senang karena lebih mudah

memahami cara membaca puisi dan memahami puisi, pembelajaran

menyenangkan, dan mereka merasa lebih nyaman dalam mengikuti

pembelajaran. Akan tetapi, masih ada bebrapa siswa yang megalami

kesulitan membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok.

Meskipun demikian, proses pembelajaran membaca pusi dengan teknik

Page 122: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

109

pemodelan berkelompok dapat dikatakan sudah mendapat respons yang

baik dari siswa.

Terlepas dari pedoman wawancara yang telah disusun, responden

yang diwawancarai juga mengungkapkan bahwa mereka agak bosan

karena harus membaca puisi secara berklompok berturut-turut.

(7)Dokumentasi

Dokumetasi pada siklus II ini pda prinsipnya sama dengan sikus I,

yaitu berupa gambar yang digunakan sebagai bukti visual proses

pembelajaran membaca puisi selama penelitian dilaksanakan.

Dokumetasi berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual proses

pembelajaran membaca puisi selama penelitian dilaksanakan. Pada siklus

II ini, dokumentasi yang diambil berupa gambar model yang sedang

memberikan contoh pembacaan puisi, siswa mempelajari puisi bersama

kelompoknya sebelum membaca puisi di depan kelas, dan gambar ketika

siswa membaca puisi di depan kelas. Deskripsi gambar pada siklus ini

adalah sebagai berikut.

Page 123: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

110

Gambar 15. Awal pembelajaran siklus II

Gambar di atas menunjukkan situasi kelas pada awal siklus II.

Tampak dalam gambar, siswa belum siap dengan kelompoknya, hal

ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang terfokus pada

pelajaran sebelumnya.

Gambar 16. Peneliti mengajak siswa mengingat kembali materi membaca

puisi sebelum model memberi contoh pembacaan puisi

Page 124: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

111

Gambar 17. Model memberikan contoh membaca puisi pada siklus II

Gambar 18. Model memberikan contoh membaca puisi pada siklus II

Page 125: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

112

Gambar 19. Potongan video pembacaan puisi sebagai model pada siklus

II

Setelah peneliti mengajak siswa untuk mengingat materi

pembelajaran pada pertemuan pembelajaran siklus I dengan tanya

jawab, dan memberi penjelasan tentang rencana pembelajaran

membaca puisi yang akan dilaksanakan pada siklus II, peneliti

mendatangkan model langsung dan menayangkan video pembacaan

puisi. Dalam kegiatan ini siswa diminta untuk lebih serius

memperhatikan model, dan menjaga ketenangan kelas saat model

membaca puisi. Kemudian, peneliti menginstruksikan siswa bersama

kelompoknya untuk mempelajari puisi yang akan dibaca di depan

kelas. Selesai mempelajari puisi siswa membaca puisi di depan kelas

bersama anggota kelompoknya, berikut ini gambar siswa membaca

puisi di depan kelas.

Page 126: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

113

Gambar 20. Yakutatul Chafidloh, kelompok 1 membaca puisi

di depan kelas siklus II

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 1 membaca

puisi di depan kelas. Tampak dalam gambar, saat Yakutatul Chafidloh

membaca puisi jika dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini ia

lebih menjiwai puisi dan lebih ekspresif. Hal ini terlihat dari mimik,

pandangan mata, pemosisian tubuh, dan gerakan penyerta yang dilakukan

menunjukkan seolah-olah ia sedang berkomunikasi dengan pendengar.

Page 127: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

114

Gambar 21. Adesta Tri Pambudi, kelompok 4 membaca puisi

di depan kelas siklus II

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 4 membaca

puisi di depan kelas. Tampak dalam gambar, Adesta Tri Pambudi saat

membaca puisi pada siklus II ini, ia lebih ekspresif terlihat dari mimik

wajahnya, sementara gerakan penyerta yang dilakukan pun semakin baik.

Gambar 22. Dini Nugraheni, kelompok 5 membaca puisi

di depan kelas pada siklus II

Page 128: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

115

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 5 membaca

puisi di depan kelas. Tampak dalam gambar, saat Dini Nugraheni

membaca puisi pada siklus II ini, gerakan penyerta pada tangan dan

tubuh semakin baik, sementara perubahan pandangan mata, serta adanya

perubahan pada raut wajahnya menunjukkan bahwa ia semakin ekspresif

dan percaya diri. Hal ini menunjukkan bahwa ia sudah dapat menjiwai isi

puisi dengan baik.

Gambar 23. Muhammad Arwani, kelompok 7 membaca puisi di depan

kelas pada siklus II

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 4 membaca

puisi di depan kelas pada siklus II. Tampak dalam gambar, pada siklus ini

Muhammad Arwani melakukan gerakan penyerta dan memposisikan

tubuh saat membaca puisi semakin baik. Selain itu, ia terlihat sudah dapat

mengekspresikan isi puisi dengan cukup baik dan lebih komunikatif

dengan pendengar terlihat dari arah pandangan matanya.

Page 129: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

116

Gambar 24. Fauzi Zein, kelompok 4 membaca puisi di depan kelas

pada siklus II

Gambar di atas menunjukkan situasi saat kelompok 4 membaca

puisi di depan kelas. Tampak dalam gambar, Fauzi Zein saat membaca

puisi pada siklus II ini, gerakan penyerta yang dilakukan bertambah baik

dan lebih ekspresif. Selain itu, ia lebih komunikasitif dengan pendengar

terlihat dari pandangan mata yang dilakukan sesuai dengan gerakan

tangannya.

Berdasarkan gambar-gambar pembacaan puisi di atas

menunjukkan situasi siswa pada siklus II saat membaca puisi di depan

kelas secara berkelompok. Siswa menunjukkan adanya peningkatan

dalam membaca puisi, baik dari ekspresi dan sikap (gerakan) saat

membacakan sebuah puisi siswa terlihat lebih percaya diri dan tidak

canggung lagi untuk melakukan gerakan penyerta dan megekspresikan

isi puisi.

Page 130: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

117

3. Peningkatan keterampilan membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok

Peningkatan keterampilan siswa membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok meliputi tiga tahapan, yaitu prsiklus, siklus I, dan

siklus II.

a. Prasiklus

Hasil tes prasiklus berupa keterampilan siswa membaca puisi

sebelum dilakukan penelitian perlu dianalisis untuk mengetahui keadaan

awal keterampilan siswa dalam membaca puisi untuk menentukan

tindakan penelitian. Tes yang dilakukan berupa pembacaan puisi

“Padamu Jua” karya Amir Hamzah.

Peneliti menilai siswa pada tahap awal berdasar lima variabel yang

telah ditetapkan, yaitu pelafalan, intonasi, penjedaan, ekspresi, dan sikap

yang disesuaikan dengan indikator setiap variabel. Dari hasil tes yang

diperoleh pada tindakan prasiklus, peneliti menghitung skor rata-rata

siswa untuk setiap indikatornya ke dalam tabel berikut.

Page 131: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

118

Tabel 10. Skor rata-rata Keterampilan Awal Siswa Membaca Puisi

No Variabel

Penilaian Indikator Skor

1. Pelafalan Irama 8,52

Artikulasi 8,87

2. Intonasi Nada 7,92

Dinamika 6,94

Tempo 7,58

3. Jeda Ketepatan perhentian arus ujaran

jeda pendek, sedang, dan

panjang

8

4. Ekspresi Kesesuaian raut wajah (mimik)

dan mata

5,56

5. Sikap Pemosisian tubuh 6,38

Kesesuaian gerakan 5,43

Jumlah 65,2

Rata-rata 7,24

Dari tabel di atas, peneliti mendeskripsikan skor rata-rata siswa tiap

indikator variabel untuk keterampilan membaca puisi siswa sebelum

dikenai tindakan sebagai berikut.

1) Pelafalan

Variabel ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pengucapan

bunyi bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dengan indikator,

irama dan artikulasi.

Dari data di atas, skor rata-rata untuk indikator irama mencapai 8,51

sedangkan dalam artikulasi memperoleh skor rata-rata 8,87. Skor rata-rata

tersebut dikategorikan baik, karena sudah mencapai standar ketuntasan,

karena irama dan artikulasi siswa dalam membaca puisi sudah jelas.

Meskipun demikian, setiap siswa harus berusaha meningkatkan indikator

artikulasi dan irama dengan berlatih vokal.

Page 132: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

119

2) Intonasi

Variabel ini mencakup beberapa indikator, yaitu nada, dinamika

(penekanan), dan tempo yang digunakan siswa ketika membaca puisi.

Skor rata-rata siswa dalam indikator penggunaan nada mencapai 7,92,

dalam penggunaan dinamika mencapai skor rata-rata 6,94, sedangkan

dalam penggunaan tempo pembacaan mencapai skor rata-rata 7,58.

Skor tersebut dikategorikan cukup baik, karena saat membaca puisi

siswa belum tepat dalam menggunakan nada, penekanan, dan tempo

yang sesuai dengan isi puisi.

3) Jeda

Variabel ketiga ini menitik beratkan pada ketepatan perhentian arus

ujaran jeda pendek, sedang, dan panjang. Pada variabel ini skor rata-rata

siswa dalam penjedaan mencapai 8. Skor tersebut dikategorikan baik,

meskipun masih ada beberapa siswa yang belum dapat menempatkan

pemberhentian ujaran yang sesui dengan isi puisi.

4) Ekspresi

Indikator dalam variabel ini adalah kesesuaian raut wajah

(mimik) dan mata. Skor rata-rata siswa dalam berekspresi mencapai

5,56. Skor tersebut dikategorikan cukup baik, karena dalam membaca

puisi siswa masih menundukkan kepala, menutupi wajahnya dengan

teks puisi, dan kurang komunikasi dengan pendengar sehingga

terkesan masih belum menghayati puisi.

Page 133: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

120

5) Sikap

Variabel ini memfokuskan pada pemosisian tubuh dan

kesesuaian gerakan yang dapat mempengaruhi keterlibatan pembaca

dengan pendengar. Skor rata-rata siswa dalam indikator pemosisian

tubuh mencapai 6,38, sementara skor rata-rata siswa dalam indikator

kesesuaian gerakan mencapai 5,43. Skor rata-rata dalam variabel ini

dikategorikan cukup baik, karena ketika membaca puisi, siswa belum

menyertakan gerakan yang sesuai dengan isi puisi untuk memperjelas

makna puisi yang hendak disampaikan.

b. Siklus I

Dari hasil tes siklus I diperoleh data bahwa pembelajaran membaca

puisi setelah dikenai tindakan penelitian dengan teknik pemodelan

berkelompok, keterampilan siswa dalam membaca puisi sesuai dengan

variabel keterampilan pelafalan, intonasi, penjedaan, ekspresi dan sikap

sudah menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pembelajaran tes

awal (prasiklus). Data selengkapnya dapat dilihat pada tebel berikut.

Page 134: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

121

Tabel 11. Perbandingan Skor Tindakan Prasiklus (awal) dan Siklus I

No Variabel

Penilaian

Indikator Skor

Prasikluss Siklus I Perbedaan

n 1. Pelafalan a 8,52 9,05 0,53

b 8,87 9,48 0,61

2. Intonasi a 7,92 8,41 0,49

b 6,94 7,69 0,75

c 7,58 8,10 0,52

3. Jeda a 8 8,74 0,74 4. Ekspresi a 5,56 6,07 0,51

5. Sikap a 6,38 6,94 0,56

b 5,43 5,82 0,39

Jumlah 65,2 70,3 5,1

Nilai rata-rata 7,24 7,81 0,57

Keterangan:

1 = Pelafalan

1a = Irama

1b = Artikulasi

2 = Intonasi

2a = Nada

2b = Dinamika

2c = Tempo

3 = Jeda

4 = Ekspresi

5 = Sikap

5a = Pemosisian tubuh

5b = Kesesuaian Gerak

Dari data yang disajikan pada tabel di atas dapat diperjelas bahwa

keterampilan siswa kelas X-4 MA Negeri Kutowinangun, Kebumen

menunjukkan peningkatan pada siklus I. Pada variabel pelafalan,

indikator irama mengalami peningkatan sebesar 0,53, pada indikator

artikulasi mengalami peningkatan sebesar 0,61. Pada variabel kedua

indikator nada mengalami peningkatan sebesar 0,49, pada indikator

dinamika mengalami peningkatan 0,75, dan pada indikator tempo

mengalami peningkatan sebesar 0,52. Pada variabel ketiga indikator

Page 135: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

122

ketepatan perhentian arus ujaran atau penjedaan mengalami peningkatan

sebesar 0,74. Selanjutnya, pada variabel ekspresi dengan indikator

kesesuaian raut wajah (mimik) dan mata mengalami peningkatan sebesar

0,51. Pada variabel terakhir, dengan indikator pemosisian tubuh

mengalami peningkatan sebesar 0,56, sedangkan indikator kesesuaian

gerakan mengalami peningkatan sebesar 0,39. Dari data di atas diketahui

peningkatan skor rata-rata setiap indikator variabel pada siklus I

mengalami peningkatan dari siklus awal sebesar 0,57.

1) Pelafalan

Hasil tes siklus I yang terkait dengan keterampilan pelafalan

siswa dalam indikator irama skor rata-rata mencapai 9,05 dan

indokator artikulasi saat membaca puisi mencapai 9,48. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan dari tes awal (prasiklus).

2) Intonasi

Keterampilan membaca puisi siswa pada variabel ini, dengan

indikator nada yang digunakan saat membaca puisi mencapai 8,41,

pada indikator ketepatan dinamika mencapai 7,69, dan pada indikator

ketepatan tempo mencapai 8,10. Dengan demikian, nilai rerata

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok dengan

variabel intonasi pada siklus I dapat dikategorikan baik.

3) Jeda

Ketepatan perhentian arus ujaran jeda pendek, sedang, dan

panjang saat siswa membaca puisi mencapai rata-rata 8,74.

Page 136: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

123

4) Ekspresi

Kemampuan siswa berekspresi dengan indikator kesesuaian raut

wajah (mimik) dan mata saat membaca puisi mencapai 6,07.

5) Sikap

Keterampilan bersikap saat membaca puisi dengan indikator

pemosisian tubuh skor rata-rata mencapai 6,94, sedangkan indikator

kesesuaian gerakan dapat mencapai skor rata-rata 5,82. Dengan

demikian, nilai rerata membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok pada siklus I secara keseluruhan belum dapat

dikategorikan baik. Oleh sebab itu, masih perlu adanya peningkatan

ke arah yang lebih baik lagi.

Berdasarkan hasil penilaian dan pengamatan beberapa siswa

masih ada yang belum mampu menjiwai perannya dengan baik

sehingga pelafalan, intonasi, penjedaan, ekspresi, dan sikap saat

membaca puisi, maka siswa masih perlu banyak belajar lagi.

c. Siklus II

Dari hasil tes siklus II diperoleh data bahwa pembelajaran

membaca puisi setelah dikenai tindakan penelitian, keterampilan siswa

dalam membaca puisi yang menyangkut pada beberapa variabel meliputi

pelafalan, intonasi, jeda, ekspresi, dan sikap dalam puisi yang dibaca

sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pembelajaran

pada prasiklus dan siklus I.

Page 137: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

124

Pada siklus II yang disiapkan oleh guru (peneliti) tidak hanya

menayangkan video pembacaan puisi dan seorang model untuk

memberikan contoh kepada siswa tentang bagaimana cara membaca puisi

yang baik dan bagaimana teknik membaca puisi. Guru (peneliti)

menghadirkan model pembacaan puisi secara berkelompok. Pada siklus

II siswa membaca puisi “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto

Bachtiar. Dari puisi tersebut dilakukan tes membaca puisi siklus II untuk

lebih mengetahui pemahaman siswa terhadap isi puisi yang dibaca. Nilai

komulatif indikator setiap variabel adalah sebagai berikut.

Tabel 12. Skor Rata-rata Keterampilan Siswa Membaca Puisi

Siklus II

No Variabel

Penilaian Indikator Skor

1. Pelafalan Irama 9,41

Artikulasi 10,05

2. Intonasi Nada 9,51

Dinamika 8,38

Tempo 8,87

3. Jeda Ketepatan perhentian arus ujaran

jeda pendek, sedang, dan

panjang

8,97

4. Ekspresi Kesesuaian raut wajah (mimik)

dan mata

6,89

5. Sikap Pemosisian tubuh 7,48

Kesesuaian gerakan 6,53

Jumlah 76,09

Rata-rata 8,45

Dari data tabel di atas, dideskripsikan hasil skor rata-rata setiap

variabel untuk keterampilan membaca puisi setelah diimplementasikan

dalam tindakan, yaitu dengan digunakannya teknik pemodelan

berkelompok dalam pembelajaran membaca puisi.

Page 138: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

125

1) Pelafalan

Variabel ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan

kesesuaian pengucapan bunyi bahasa menurut kaidah yang baku,

dengan indikator irama dan artikulasi. Dari data yang disajikan dalam

tabel, rata-rata skor pada indikator irama mencapai 9,41, sementara

pada indikator artikulasi memperoleh skor rata-rata sebesar 10,05.

Hasil pada variabel ini lebih tinggi dari variabel-variabel lain. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata siswa sudah mampu mengucapkan kata-

kata dalam puisi dengan lafal yang jelas dan baik.

2) Intonasi

Variabel ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan

kesesuaian lagu kalimat pada saat siswa membaca puisi yang terdiri

dari beberapa indikator, yaitu kesesuaian nada, kesesuaian dinamika,

dan kesesuaian tempo. Dari data yang disajikan dalam tabel, rata-rata

skor pada indikator kesesuaian nada sebesar 9,51, kesesuaian

dinamika memperoleh skor rata-rata sebesar 8,38, dan indikator

kesesuaian tempo memperoleh skor rata-rata sebesar 8,87.

Berdasarkan data tersebut terbukti bahwa rata-rata siswa sudah

mampu membaca puisi dengan intonasi yang baik.

3) Jeda

Pada variabel ini, dengan indikator ketepatan perhentian arus

ujaran jeda pendek, sedang, dan panjang skor rata-rata yang didapat

siswa mencapai 8,97.

Page 139: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

126

4) Ekspresi

Keterampilan siswa membaca puisi pada variabel ekspresi dengan

indikator kesesuaian raut wajah (mimik) dan mata saat membaca puisi

mencapai 6,89. Berdasarkan skor rata-rata yang dicapai menandakan

masih ada siswa yang mengalami kesulitan untuk mengekspresikan diri

sesuai dengan isi puisi yang dibacanya.

5) Sikap

Variabel sikap saat siswa membaca puisi dalam indikator

pemosisian tubuh mencapai 7,48, dan indikator kesesuaian gerakan

dengan isi puisi yang dibaca mencapai 6,53. Dengan demikian, nilai

rata-rata membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok pada

siklus II secara keseluruhan dapat dikategorikan cukup baik.

Meskipun demikian, usaha peningkatan ke arah yang lebih baik harus

dilakukan secara berkelanjutan. Dari hasil tes dan pengamatan, siswa

masih mengalami kesulitan dalam menjiwai isi puisi dengan baik

sehingga variabel pelafalan, intonasi, penjedaan, ekspresi, dan sikap

dapat dikategorikan cukup baik.

Page 140: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

127

Tabel 13. Perbandingan Skor Tindakan Siklus I dan Siklus II

No Variabel

Penilaian

Indikator Skor

Siklus I Siklus II Perbedaan

n 1. Pelafalan a 9,05 9,41 0,36

b 9,48 10,05 0,57

2. Intonasi a 8,41 9,51 1,1

b 7,69 8,38 0,69

c 8,10 8,87 0,77

3. Jeda a 8,74 8,97 0,23 4. Ekspresi a 6,07 6,89 0,82

5. Sikap a 6,94 7,48 0,54

b 5,82 6,53 0,71

Jumlah 70,3 76,09 5,79

Rata-rata 7,81 8,45 0,64

Keterangan:

1 = Pelafalan

1a = Irama

1b = Artikulasi

2 = Intonasi

2a = Nada

2b = Dinamika

2c = Tempo

3 = Jeda

4 = Ekspresi

5 = Sikap

5a = Pemosisian tubuh

5b = Kesesuaian Gerak

Dari data yang disajikan pada tabel di atas dapat diperjelas bahwa

keterampilan siswa kelas X-4 MA Negeri Kutowinangun, Kebumen

menunjukkan peningkatan pada siklus II. Pada variabel pelafalan,

indikator irama mengalami peningkatan sebesar 0,36, pada indikator

artikulasi mengalami peningkatan sebesar 0,57. Pada variabel kedua

indikator nada mengalami peningkatan sebesar 1,1, pada indikator

dinamika mengalami peningkatan 0,69, dan pada indikator tempo

mengalami peningkatan sebesar 0,77. Pada variabel ketiga indikator

Page 141: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

128

ketepatan perhentian arus ujaran atau penjedaan mengalami peningkatan

sebesar 0,23. Selanjutnya, pada variabel ekspresi dengan indikator

kesesuaian raut wajah (mimik) dan mata mengalami peningkatan sebesar

0,82. Pada variabel terakhir, dengan indikator pemosisian tubuh

mengalami peningkatan sebesar 0,54, sedangkan indikator kesesuaian

gerakan mengalami peningkatan sebesar 0,71. Dari data di atas diketahui

peningkatan skor rata-rata setiap variabel pada siklus I mengalami

peningkatan dari siklus awal sebesar 0,64.

Tabel 14. Nilai rata-rata tes prasiklus, siklus I, dan Siklus II

No Variabel Penilaian

Skor

Indikator Skor

Prasiklus Siklus I Siklus II

1. Pelafalan a 8,52 9,05 9,41

b 8,87 9,48 10,05

2. Intonasi a 7,92 8,41 9,51

b 6,94 7,69 8,38

c 7,58 8,10 8,87

3. Jeda a 8 8,74 8,97 4. Ekspresi a 5,56 6,07 6,89

5. Sikap a 6,38 6,94 7,48

b 5,43 5,82 6,53

Jumlah 65,2 70,3 76,09

Rata-rata 7,24 7,81 8,45

Keterangan:

1 = Pelafalan

1a = Irama

1b = Artikulasi

2 = Intonasi

2a = Nada

2b = Dinamika

2c = Tempo

3 = Jeda

4 = Ekspresi

5 = Sikap

5a = Pemosisian tubuh

5b = Kesesuaian Gerak

Page 142: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

129

Dari tebel yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan siswa dalam membaca puisi menggunakan teknik

pemodelan berekelompok dari prasiklus sampai siklus II mengalami

peningkatan pada setiap variabelnya, yaitu:

1) Pelafalan

Variabel penilaian ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan

pengucapan bunyi bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku

dan keindahan dengan indikator artikulasi dan irama. Perolehan skor

rata-rata pada kegiatan prasiklus untuk indikator irama mencapai 8,51

dan indikator artikulasi memperoleh skor rata-rata 8,87. Hasil tersebut

dikategorikan baik, karena siswa sudah mampu membaca puisi

dengan artikulasi yang jelas dan membaca dengan irama yang sesuai

dengan isi puisi.

Perolehan skor rata-rata pada siklus I dalam indikator irama skor

rata-rata mencapai 9,05 dan indikator artikulasi memperoleh skor rata-

rata 9,48. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan

siswa membaca puisi pada variabel artikulasi dari tes awal (prasiklus).

Selanjutnya, skor rata-rata siklus II dalam indikator irama mencapai

9,41dan indikator artikulasi skor rata-rata mencapai 10,05 mendekati

bobot maksimal setiap indikator yaitu 11 poin. Hasil ini menunjukkan

adanya peningkatan perolehan skor rata-rata dari prasiklus sampai

siklus II sebesar 0,89 poin untuk indikator irama dan 1,18 poin untuk

indikator artikulasi. Hasil skor rata-rata variabel ini lebih tinggi dari

Page 143: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

130

variabel-variabel yang lain, hal ini menandakan bahwa rata-rata siswa

sudah mampu membaca puisi dengan artikulasi disertai irama yang

baik dan jelas.

2) Intonasi

Variabel ini mencakup beberapa indikator, yaitu nada, dinamika

(penekanan), dan tempo yang digunakan siswa ketika membaca puisi.

Skor rata-rata siswa pada prasiklus dalam indikator penggunaan nada

mencapai 7,92, dalam penggunaan dinamika skor rata-rata mencapai

6,94, sedangkan dalam penggunaan tempo skor rata-rata mencapai

7,58. Skor tersebut dikategorikan cukup baik. Hal ini disebabkan, saat

membaca puisi pada prasiklus siswa belum dapat menggunakan nada,

penekanan, dan tempo yang sesuai dengan puisi dan baru sekadar

membaca saja.

Keterampilan membaca puisi siswa siklus I pada variabel ini,

dengan indikator nada skor rata-rata yang dicapai 8,41, pada indikator

ketepatan dinamika mencapai 7,69, dan pada indikator ketepatan

tempo mencapai 8,69. Dengan hasil tersebut menandakan bahwa

siswa sudah mulai mampu membaca puisi dengan intonasi yang baik

dan tidak hanya sekadar membaca. Kemudian, untuk perolehan skor

rata-rata siswa membaca puisi pada siklus II dalam indikator

kesesuaian nada mencapai 9,51, indikator kesesuaian dinamika

memperoleh sekor rata-rata 8,38, dan indikator kesesuaian tempo

memperoleh skor rata-rata 8,87. Hasil ini menunjukkan adanya

Page 144: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

131

peningkatan perolehan skor rata-rata variabel intonasi dari prasiklus

sampai siklus II sebesar 1,59 poin untuk indikator nada, 1,44 poin

untuk indikator kesesuaian dinamika, dan 1,29 poin untuk indikator

kesesuaian tempo. Dari data tersebut menandakan bahwa rata-rata

siswa sudah mampu membaca puisi dengan intonasi yang baik.

3) Jeda

Variabel ketiga dalam penilaian membaca puisi siswa ini

menitik beratkan pada ketepatan perhentian arus ujaran (jeda pendek,

sedang, dan panjang). Dalam variabel ini skor rata-rata siswa dalam

ketepatan penjedaan pada kegiatan prasiklus mencapai 8. Skor

tersebut dapat dikategorikan baik, meskipun masih ada beberapa siswa

yang belum tepat dalam menempatkan perhentian ujaran yang sesuai

dengan puisi, sementara pada siklus I skor rata-rata siswa dalam

indikator ketepatan penjedaan mencapai 8,74. Kemudian, pada siklus

II skor rata-rata siswa mencapai 8,97, hasil tersebut menunjukkan

adanya peningkatan keterampilan siswa membaca puisi dalam

variabel penjedaan dari prasiklus samapai siklus II sebesar 0,97 poin

setelah diterapkan pembelajaran dengan teknik pemodelan. Data

tersebut menandakan bahwa rata-rata siswa sudah mampu membaca

puisi dengan penjedaan yang baik sesuai dengan isi puisi.

4) Ekspresi

Indikator dalam variabel ini adalah kesesuaian raut wajah

(mimik) dan mata. Skor rata-rata siswa dalam berekspresi pada

Page 145: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

132

prasiklus mencapai 5,56. Skor tersebut dikategorikan cukup, karena

dalam membaca puisi rata-rata siswa masih merasa kurang percaya

diri sehingga sering menundukkan kepala, menutupi wajahnya dengan

teks puisi sehingga kurang komunikasi dengan pendengar saat di

depan kelas dan terkesan belum dapat menghayati isi puisi dengan

baik. Kemudian, keterampilan siswa membaca puisi dalam variabel

ekspresi pada siklus I memperoleh skor rata-rata 6,07, hasil ini masih

dikategorikan cukup karena rata-rata siswa masih banyak yang merasa

kurang percaya diri sehingga mengalami kelsulitan saat

mengekspresikan isi puisi di depan kelas.

Keterampilan siswa membaca puisi pada variabel ekspresi

dengan indikator kesesuaian raut wajah (mimik) dan gerakan mata

saat membaca puisi pada siklus II skor rata-rata yang dicapai 6,89,

hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan siswa

membaca puisi dalam variabel ekspresi dari prasiklus sampai siklus II

sebesar 1,33 poin. Akan tetapi, hasil tersebut baru dapat dikategorikan

cukup baik karena masih banyak siswa yang kurang percaya diri

sehingga kesulitan untuk mengekspresikan diri sesuai dengan isi puisi

yang dibacanya.

5) Sikap

Variabel ini memfokuskan pada pemosisian tubuh dan

kesesuaian gerakan saat membaca puisi yang dapat mempengaruhi

keterlibatan pendengar saat pembacaan puisi. Skor rata-rata yang

Page 146: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

133

diperoleh siswa pada prasiklus dalam indikator pemosisian tubuh

mencapai 6,38, sementara dalam indikator kesesuaian gerakan

mencapai 5,43. Skor rata-rata dalam variabel ini, pada prasiklus

dikategorikan cukup karena saat membaca puisi rata-rata siswa hanya

sekadar membaca dan belum menyertakan gerakan penyerta yang

sesuai dengan isi puisi. Kemudian, keterampilan siswa membaca puisi

pada siklus I dengan indikator pemosisian tubuh memperoleh skor

rata-rata 6,94, sedangkan indikator kesesuaian gerak memperoleh skor

rata-rata 5,82. Dengan demikian, hasil nilai rerata siswa membaca

puisi dengan teknik pemodelan berkelompok pada siklus I secara

keseleruhan belum dapat dikategorikan baik, karena siswa masih

mengalami kesulitan untuk menyertakan gerakan saat membaca puisi.

Variabel sikap saat siswa membaca puisi pada siklus II dalam

indikator pemosisian tubuh mencapai 7,48, dan indikator kesesuaian

gerakan dengan isi puisi yang dibaca mencapai 6,53, hasil tersebut

menunjukkan adanya peningkatan keterampilan siswa membaca puisi

dalam variabel sikap dari prasiklus sampai siklus II sebesar 1,1 poin

untuk indikator pemosisian tubuh dan 1,1 poin untuk indikator

kesesuaian gerakan. Dengan demikian, nilai rata-rata membaca puisi

dengan teknik pemodelan berkelompok sampai pada siklus II secara

keseluruhan dapat dikategorikan baik karena skor rata-rata mencapai

76,09 dengan skor rerata akhir 8,48, skor akhir ini sudah mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 7,5. Meskipun demikian,

Page 147: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

134

usaha peningkatan ke arah yang lebih baik harus dilakukan secara

berkelanjutan, karena berdasarkan hasil tes dan pengamatan, masih

ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca puisi

dengan memperhatikan variabel pelafalan, intonasi, penjedaan,

ekspresi, dan sikap yang baik dan sesuai dengan isi puisi yang

dibacanya.

Page 148: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Tabel 15. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Membaca Puisi

No Nama Siswa

Prasiklus Siklus I Siklus II Keterangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

a b a b c a a a b a b a b c a a a b a b a b c a a a b 0 I II

1 Adesta Tri Pambudi 10 9 9 8 9 8 5 6 6 10 10 9 8 9 9 6 7 7 11 10 10 9 9 9 7 8 8 70 75 81

2 Afifah Mahtardi 9 9 8 7 8 8 6 7 6 9 10 8 8 8 9 6 7 6 9 10 9 9 9 9 7 7 7 68 71 76

3 Amad Musafa 10 9 8 8 8 9 6 6 5 10 10 8 8 9 9 6 7 5 10 10 10 9 9 9 6 7 5 69 72 75

4 Ari Sulistyaningsih 8 9 8 6 8 7 6 7 6 9 9 8 8 8 8 6 7 6 9 10 9 9 9 9 7 7 7 65 69 76

5 Belawani Putra. P 9 9 7 7 7 8 5 6 5 9 9 7 8 7 8 5 7 5 9 10 8 8 9 9 6 7 5 63 65 71

6 Dessy Kurniati 8 9 8 7 7 9 6 6 5 8 9 8 8 9 9 6 7 5 9 10 9 9 9 9 7 7 6 65 69 75

7 Dini Nugraheni 9 9 9 8 8 9 6 7 7 9 10 9 9 9 9 7 8 7 10 10 10 9 10 9 9 9 8 72 77 84

8 Endah Hari Utami 8 8 8 7 8 8 5 6 5 8 9 8 8 8 9 5 7 5 9 10 10 9 9 9 6 7 6 63 67 75

9 Fauzi Zein 9 9 8 7 8 8 6 7 6 9 10 9 8 8 9 7 7 6 10 10 10 9 9 9 7 8 8 68 73 79

10 Felly Nurlindasari 9 9 9 7 8 8 7 7 6 9 10 9 8 9 9 7 7 7 9 10 10 9 9 9 8 9 8 70 75 81

11 Gustin Indrayani 8 9 8 7 8 8 5 7 6 9 9 9 8 8 9 6 7 6 9 10 10 8 9 9 7 7 8 66 71 77

12 Ikhfi Rizki Amelia 8 9 8 7 8 8 5 7 6 8 9 8 7 8 8 6 7 6 9 10 9 8 9 9 7 7 7 66 67 75

13 Khorij Muslim Mukhafid 8 8 7 6 7 7 5 6 5 9 8 7 7 8 9 5 6 5 9 10 9 8 8 9 6 6 5 59 64 70

Page 149: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

14 Khusnul Khotimah 9 9 7 6 7 7 5 6 5 10 9 8 7 8 9 5 6 5 10 10 10 8 9 9 6 6 5 61 67 73

15 Lulu Mauludatin Arifah 9 9 9 7 7 8 5 7 6 9 10 9 8 8 8 6 7 7 9 10 10 9 9 9 7 7 8 67 72 78

16 Merri Sofiana 8 10 8 7 8 8 6 6 5 9 10 9 8 8 9 6 7 5 9 10 10 9 9 9 7 7 5 66 71 75

17 Moh. Sulistiawan 9 9 8 7 8 8 6 7 6 9 10 9 8 9 8 6 7 7 10 10 10 8 8 9 7 8 8 68 73 78

18 Muhammad Arwani 9 9 8 8 8 8 6 6 6 10 9 9 8 8 9 7 7 7 9 10 10 8 9 9 7 8 8 68 74 78

19 Novan Aditya Pratama 9 9 8 7 8 8 6 7 5 10 10 8 8 8 9 5 7 5 10 11 9 8 9 9 6 8 5 67 70 75

20 Novitasari 9 9 8 8 8 8 5 7 5 8 9 9 8 8 9 6 7 6 9 10 9 9 9 9 7 7 6 67 70 75

21 Punung Pramesti 9 8 8 7 7 8 6 6 5 9 9 8 8 7 9 6 7 5 9 10 9 8 9 9 6 8 5 64 68 73

22 Qoriatul Hikmatil Ula 8 9 8 6 7 8 5 6 5 9 10 8 7 8 9 6 7 6 9 10 9 8 9 9 7 8 7 62 70 76

23 Rabbani Prayogo 8 9 7 6 7 8 5 6 5 9 9 9 7 8 8 6 7 6 10 10 9 8 8 9 7 7 8 61 69 76

24 Saniatul Fuadah 8 9 8 6 7 8 6 6 5 9 10 9 7 8 9 6 7 5 9 10 10 8 9 9 7 8 5 63 70 75

25 Siti Rakhanah 8 9 8 7 8 8 6 6 5 9 10 9 7 8 9 6 7 6 9 10 10 8 9 9 7 7 8 65 71 77

26 Sri Hidayah 8 9 7 6 7 8 6 6 5 8 9 8 7 8 8 6 6 5 9 9 9 8 8 9 6 7 5 62 65 70

27 Sukmo Arum 8 9 8 8 7 8 6 7 6 10 10 9 8 8 9 7 7 7 11 10 9 9 9 9 7 8 7 67 75 79

28 Titi Siva Fauziyah 7 9 8 6 8 8 6 6 5 8 10 8 7 8 8 6 7 5 9 10 9 8 8 9 6 7 7 63 67 73

29 Tuslianah 9 10 10 9 9 10 8 8 8 9 10 10 9 10 10 9 9 9 10 11 11 10 10 10 10 9 9 81 85 90

30 Ulfi Nurhikmah 9 9 7 6 7 8 5 6 5 9 9 8 7 8 9 6 7 5 9 10 10 8 9 9 7 7 6 62 68 75

Page 150: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

31 Vika Tiara Tami 9 8 8 7 7 8 5 6 5 9 9 8 7 8 8 6 7 5 9 10 9 8 8 8 6 7 5 63 67 70

32 Yakutatul Chafidloh 9 9 8 7 7 8 5 6 5 10 10 9 8 8 9 6 7 6 11 10 10 8 9 9 7 8 7 64 73 79

33 Ahmad Mustakim 8 9 8 7 7 8 5 6 5 9 10 8 7 8 9 6 7 5 9 10 10 8 9 9 7 8 7 63 69 77

34 Anggun Kuswandari 8 9 7 7 7 8 5 6 5 9 9 8 7 8 9 6 7 6 9 10 10 8 9 9 7 8 7 62 69 77

35 Aris Budiono 9 8 8 7 8 8 6 6 5 10 9 8 8 8 9 6 6 6 10 11 9 8 9 9 6 7 6 65 70 75

36 Ayuning Wulandari 8 9 8 7 7 7 5 6 5 9 9 8 8 7 8 6 7 5 9 11 9 8 9 9 7 8 5 62 67 75

37 Diana Zulfatun Nisa 8 8 7 7 8 8 5 7 6 9 10 9 8 8 9 7 7 7 9 10 10 9 9 9 8 8 8 64 74 80

38 Eka Septiany 8 9 8 7 8 8 5 6 5 9 10 9 8 8 9 6 7 5 9 10 10 8 9 9 7 8 5 64 71 75

39 Muhamad Syaeful Bahri 8 8 7 6 7 7 5 6 5 9 9 7 7 7 8 5 6 5 10 9 8 7 8 8 6 7 5 59 63 68

Jumlah 332 346 309 271 296 312 217 249 212 353 370 328 300 316 341 237 271 227 367 392 371 327 346 350 268 292 255 2544 2743 2968

Rata-rata 8,51 8,87 7,92 6,94 7,58 8 5,56 6,38 5,43 9,05 9,48 8,41 7,69 8,10 8,74 6,07 6,94 5,82 9,41 10,05 9,51 8,38 8,87 8,97 6,89 7,48 6,53 65,23 70,33 76,10

Keterangan: 5 baris yang berwana merah adalah 5 sampel hasil penilaian peningkatan keterampilan siswa dalam membaca puisi.

Keterangan: Keterangan:

1 = Pelafalan 2 = Intonasi 3 = Jeda 4 = Ekspresi 5 = Sikap 0 = Nilai Prasiklus

1a = Irama 2a = Nada 5a = Pemosisian tubuh I = Nilai Siklus I

1b = Artikulasi 2b = Dinamika 5b = Kesesuian gerakan II = Nilai Siklus II

2c = Tempo

Page 151: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

138

Dari tabel 11 ditunjukkan adanya peningkatan yang cukup berarti dari

beberapa indikator pada setiap variabel yang menjadi penilaian keterampilan

membaca puisi siswa. Diambil lima sampel siswa yang berhasil memperoleh

nilai yang dalam peningkatan keterampilan membaca puisi. Adapun kelima

siswa tersebut adalah sebagai berukut.

(1) Yakutatul Chafidloh dengan penilaian terhadap indikator setiap variabel

pada prasiklus memperoleh nilai 64. Pada siklus I mengalami peningkatan

menjadi 73 atau meningkat 9 poin dengan presentasi mencapai 14,1%.

Kemudian, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 79 atau

meningkat 6 poin dengan presentase 13%. Dengan demikian, peningkatan

yang terjadi dari prasiklus sampai siklus II sebesar 15 poin dengan

presentase 23, 6%.

(2) Adesta Tri Pambudi dengan penilaian terhadap indikator setiap variabel

pada prasiklus memperoleh nilai 70. Pada siklus I mengalami peningkatan

menjadi 75 atau meningkat 5 poin dengan presentasi mencapai 7,1%.

Kemudian, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81 atau

meningkat 6 poin dengan presentase 8,5%. Dengan demikian, peningkatan

yang terjadi dari prasiklus sampai siklus II sebesar 11 poin dengan

presentase 15,7%.

(3) Dini Nugraheni dengan penilaian terhadap indikator setiap variabel pada

prasiklus memperoleh nilai 72. Pada siklus I mengalami peningkatan

menjadi 77 atau meningkat 5 poin dengan presentasi mencapai 6,9%.

Kemudian, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 84 atau

Page 152: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

139

meningkat 7 poin dengan presentase 9,72%. Dengan demikian,

peningkatan yang terjadi dari prasiklus sampai siklus II sebesar 12 poin

dengan presentase 16, 6%.

(4) Muhammad Arwani dengan penilaian terhadap indikator setiap variabel

pada prasiklus memperoleh nilai 68. Pada siklus I mengalami peningkatan

menjadi 74 atau meningkat 6 poin dengan presentasi mencapai 8,8,1%.

Kemudian, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 78 atau

meningkat 4 poin dengan presentase 5,8%. Dengan demikian,

peningkatan yang terjadi dari prasiklus sampai siklus II sebesar 10 poin

dengan presentase 14,7%.

(5) Fauzi Zein dengan penilaian terhadap indikator setiap variabel pada

prasiklus memperoleh nilai 68. Pada siklus I mengalami peningkatan

menjadi 73 atau meningkat 5 poin dengan presentasi mencapai 7,3%.

Kemudian, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 79 atau

meningkat 6 poin dengan presentase 8,8%. Dengan demikian,

peningkatan yang terjadi dari prasiklus sampai siklus II sebesar 11 poin

dengan presentase 16,1%.

Dari perolehan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa sampai pada

siklus II ini nilai yang diperoleh mayoritas siswa sudah mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

yakni 75 dan hanya ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai

ketuntasan minimal. Meskipun demikian, siswa sudah dapat dikategorikan

mampu membaca puisi dengan baik.

Page 153: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

140

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan membaca puisi di atas, dapat

diketahui bahwa keterampilan siswa kelas X-4 MA Negeri Kutowinangun,

Kebumen dalam membaca puisi mengalami peningkatan sebesar 10,87

terhitung dari skor rata-rata nilai keterampilan membaca puisi siswa sebelum

dikenai tindakan sampai pada tindakan akhir siklus II.

Page 154: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

141

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil simpulan

sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok diterapkan pada siklus I dan siklus II, dengan proses

pembelajaran yang berlangsung meliputi, (a) penyampaian materi teknik

membaca puisi yang baik, (b) mendatangkan model dan menayangkan video

pembacaan puisi untuk memberikan contoh teknik membaca puisi yang baik,

dan (c) siswa membaca puisi secara berkelompok.

2. Sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran membaca

puisi yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik pemodelan berkelompok.

Hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I dan II. Pada siklus I, sebesar 49% siswa

mempunyai perhatian yang baik, 41% siswa mempunyai perhatian yang cukup,

dan 10% siswa mempunyai perhatian yang kurang. Sikap siswa pada saat

mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok

sebanyak 49% siswa dikategorikan baik, 43% siswa dikategorikan cukup, dan

sebanyak 8% siswa dikategorikan kurang dalam bersikap. Pada siklus II

sebanyak 62% siswa mempunyai perhatian yang baik, 33% siswa mempunyai

perhatian yang cukup, sedangkan 5% siswa mempunyai perhatian yang kurang.

Dilihat dari sikap siswa saat mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok maka sebesar 56% siswa dikategorikan baik,

Page 155: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

142

39% siswa dikategorikan cukup, sedangkan sebesar 5% siswa dikategorikan

kurang. Kemudian, jika dilihat dari situasi kelas selama pembelajaran

berlangsung pada tindakan prasiklus sampai siklus II dapat dikategorikan baik.

3. Keterampilan siswa membaca puisi pada proses pembelajaran kegiatan prasiklus

mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 7,24% (kurang), sementara nilai rata-

rata yang didapatkan pada siklus I mencapai 7,81% (cukup baik), nilai rata-rata

tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 7,5%, tetapi

pada siklus I ini masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu

75. Meskipun demikian, siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata dari

kegiatan prasiklus sebesar 0,57%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas yang dicapai

siswa adalah sebesar 8,45%, maka pada siklus II terjadi peningkatan sebesar

0,84% dari siklus I, dan hasil ini termasuk dalam kategori baik karena sudah

mencapai KKM dari sekolah pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

sebesar 75%.

Page 156: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

143

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, saran yang dapat diberikan peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Guru hendaknya lebih variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu

dengan penggunaan teknik pemodelan berkelompok dalam pembelajaran untuk

menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran yang bersifat

praktik khusunya pembelajaran membaca.

2. Pembelajaran dengan menggunakan teknik pemodelan berkelompok hendaknya

dapat dijadikan alternatif bagi guru bahasa Indonesia untuk melaksanakan

pembelajaran keterampilan membaca khususnya membaca puisi karena telah

terbukti mampu mengubah motivasi, perilaku, dan karakter siswa kearah positif.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan teknik pemodelan

berkelompok dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca puisi.

Oleh karena itu, teknik ini dapat dijadikan alternatif bagi guru bahasa Indonesia

khususunya untuk melaksanakan pembelajaran membaca puisi atau

pembelajaran lainnya yang bersifat praktik pada umumnya, karena penerapan

teknik pemodelan berkelompok telah terbukti mampu meningkatkan rasa

percaya diri siswa untuk mempraktikkan pembacaan puisi di depan kelas,

sehingga keterampilan siswa membaca puisi meningkat dan mampu mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia.. Dengan

demikian, tercapailah suatu pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

Page 157: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

144

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Aftarudin, Pesu. 1984. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arukunto, Suharsimi, Suhardjono, Sapardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.

Doyin, Mukh. 2009. Cara (Pengalaman) Saya Mengajarkan Sastra. Semarang:

Bandungan Institute.

Gani, Rizanur. 1981. Pengajaran Apresiasi Puisi. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Huda, dkk. (2009). Pengajaran Sastra : Metode Pengajaran dan Responden Siswa

di akses dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/642

pada 4 Desember 2012. 22: 58.

Indrawati, Dewi. 2008. Aktif Berbahasa Indonesia untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Nurhadi, dkk. 2006. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Nuryatin, Agus. 2010. Mengabadikan Pengalaman dalam Cerpen. Rembang:

Yayasan Adhigama.

Pradopo, Rachmad Djoko.1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan

Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.

Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. Makasar: Badan Penerbit UNM.

Page 158: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

145

Senduk dan Nurhadi. 2003. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and

Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Saparie, Gunoto. 2006. “Hikmah Pengajaran Sastra Era Kolonial” Surat Kabar

Harian Sinar Harapan Edisi 23 Agustus 2006.

Sarjito. 2011. “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi pada Siswa Kelas

X SMA 5 Purworejo Dengan Metode Pemodelan Tahun Pembelajaran

2010/2011”. Skripsi. Purworejo. Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Situmorang, B. P. 1981. Puisi dan Metode Pengajarannya. Medan: Nusa Indah.

Slavin, Robert E. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sukirno. 2000. Teori Membaca Nyaring. Purworejo: FKIP Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP

Press.

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

Maulana.

Tarigan, H.G. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa.

Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Wilson, Nadeak. 1985. Pengajaran Apresiasi Puisi. Bandung: Sinar Baru.

Wiriaatmadja, Rochiati, 2012. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Yasa, Doantara. (2008). Metode Pembelajaran Kooperatif. di akses dari

http://ipotes.coordpress.com pada 16 Desember 2012. 19: 00.

Zuhri, Saeful Miftachudin. 2012. “Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan

Metode Pemodelan pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Petanahan

Kebumen”. Skripsi FPBSID : UMP.

Page 159: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 160: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 161: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 162: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN

No Hari Tanggal

1. Sabtu 29 September 2012

2. Senin 8 Oktober 2012

3. Jumat 12 Oktober 2012

4. Senin 15 Oktober 2012

Keterangan:

Penelitian dilaksanakan di MA Negeri Kutowinangun, yang beralamat di jalan Pencil

no. 47, Kutowinangun, Kebumen. Penelitian dilaksanakan selama 3 pertemuan. Survei awal

dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 29 September 2012. Selanjutnya. Tindakan prasiklus

dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 8 Oktober 2012. Silus I dilaksanakan pada hari

Jumat, tanggal 12 Oktober 2012, sementara siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal

15 Oktober 2012.

Page 163: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 164: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 165: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 166: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 167: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 168: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 169: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 170: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 171: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 172: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 173: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Standar Kompetensi: Membaca

7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Karakter

Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

7.1 Membacakan

puisi dengan

lafal, nada,

tekanan, dan

intonasi yang

tepat

Puisi

Lafal

Tekanan

Intonasi

jeda

Membacakan puisi

dengan memperhatikan

lafal, tekanan, dan

intonasi yang sesuai

dengan isi puisi secara

kreatif dan mandiri

Membahas pembacaan

puisi berdasarkan lafal,

tekanan, dan intonasi

secara kritis dan logis

Memperbaiki pembacaan

puisi yang kurang tepat

secara kritis dan

menghargai prestasi

Membaca puisi dengan

memperhatikan lafal, tekanan,

dan intonasi yang sesuai

dengan isi puisi secara kreatif,

kritis, dan mandiri

Membahas pembacaan puisi

berdasarkan lafal, tekanan, dan

intonasi secara kritis dan logis

Memperbaiki pembacaan puisi

yang kurang tepat secara kritis

dan menghargai prestasi

Tes tertulis

PenilaianDiri

Tes unjuk

Kerja

Uraian

Lembar

Penilaian

Diri

Uji petik

kerja

prosedur

Sebutkan secara logis

dan kritis hal apa saja

yang harus di

perhatikan saat

membaca puisi.

LPD

Lakukan pembacaan

puisi di depan kelas

dengan

memperhatikan lafal,

tekanan, dan intonasi

secara kreatif, kritis

dan percaya diri.

4 x45'

Buku

kumpulan

puisi, rekaman,

Buku bahasa

Indonesia X

tim Edukatif:

Erlangga, Bhs

Negeriku 1 X,

Atep Tatang

Dkk: Platinum,

LKS.

Kreatif,

mandiri,

kritis,

logis,

mengharga

i prestasi,

7.2 Menganalisis

keterkaitan

unsur intrinsik

suatu cerpen

dengan

kehidupan

sehari-hari

Naskah cerpen

Unsur intrinsik

(tema, penokohan,

dan amanat)

Membaca cerpen secara

antusias dan gemar

membaca

Mengidentifikasi unsur

unsur (tema, penokohan,

dan amanat) cerita

pendek yang telah dibaca

secar kritis

Mengaitkan unsur

intrinsik (tema,

penokohan, dan amanat)

dengan kehidupan sehari-

hari secara kritis dan

peduli sosial

Menuliskan isi cerita

pendek secara ringkas

dengan logis

Mengidentifikasi unsur-unsur

(tema, penokohan, dan amanat)

cerita pendek yang telah dibaca

secara kritis

Mengaitkan unsur intrinsik

(tema, penokohan, dan amanat)

dengan kehidupan sehari-hari

secara kritis dan peduli sosial

Membuat ikhtisar cerpen yang

telah dibaca secara logis,

kreatif, dan mandiri

Tes tertulis

Penilaian

Diri

Tes unjuk

Kerja

Uraian

Lembar

Penilaian

Diri

Uji petik

kerja

prosedur

Sebutkan secara

kritis unsur intrinsik

pembentuk cerpen.

LPD

Carilah sebuah

cerpen kemudian

identifikasilah hal-hal

yang berhubungan

dengan unsur

intrinsik dalam

cerpen secara kritis,

logis dan percaya

diri.

4x45’

Buku

kumpulan

cerpen,

rekaman, Buku

bahasa

Indonesia X

tim Edukatif:

Erlangga, Bhs

Negeriku 1 X,

Atep Tatang

Dkk: Platinum,

LKS.

Antusias,

gemar

membaca,

kritis,

peduli

soaisl,

logis,

kreatif,

mandiri.

Page 174: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PRASIKLUS

Nama Sekolah : MA Negeri Kutowinangun

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X / I (satu)

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Membaca

7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen.

B. Kompetansi Dasar

7.1. Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat.

C. Indikator

Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan mampu:

1. Melafalkan kata-kata dalam puisi dengan tepat untuk mengembangkan

perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan kreatif.

2. Mengolah ekspresi wajah dengan dengan tepat sesuai isi puisi untuk

mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

3. Mengucapkan kalimat/larik puisi dengan intonasi yang tepat untuk

mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

4. Memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat untuk mengembangkan

perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis, logis, dan menghargai

prestasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu membaca puisi dengan penuh penghayatan, ekpresi, dan sikap

yang tepat dengan memperhatikan lafal, intonasi dan jeda yang tepat untuk

mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan kreatif.

E. Materi Pembelajaran

1. Teks puisi

2. Teori teknik dalam membacakan puisi (lafal, intonasi, jeda, ekspresi, dan

sikap)

3. Pembacaan puisi berdasar lafal, intonasi, ekspresi, jeda dan sikap yang tepat

F. Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab (rasa ingin tahu)

2. Ceramah (rasa ingin tahu)

3. Penugasan (tanggung jawab dan kreatif)

4. Demonstrasi (tanggung jawab dan kreatif)

Page 175: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru;

Alokasi

Waktu Metode

a. Apersepsi

Guru mengkondisikan peserta didik

sebelum melaksanakan pembelajaran

dengan pembacaan doa dan absensi

(religius dan disiplin)

Guru mengingatkan dan mengembangkan

pengetahuan siswa tentang puisi dan teknik

membaca puisi secara umum (rasa ingin

tahu)

b. Motivasi

Memberi informasi tentang materi, tujuan, dan

teknis pembelajaran yang akan dilakukan

(rasa ingin tahu dan semangat)

15 menit Ceramah

2. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, guru ;

Alokasi

Waktu Metode

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Melibatkan peserta didik dalam mencari

informasi tentang materi yang akan dipelajari.

(rasa ingin tahu)

Eleborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Membagikan contoh teks puisi (rasa ingin

tahu)

Membacakan contoh puisi kepada siswa

dengan teknik yang tepat (rasa ingin tahu)

Meminta siswa mempelajari puisi untuk

menentukan pelafalan, intonasi, jeda, ekspresi,

dan sikap dalam membaca puisi (kerja keras,

kreatif, kritis dan tanggung jawab)

Meminta setiap siswa membaca puisi di depan

kelas berdasar no urut absen (percaya diri,

kreatif, kritis, semangat, komuniktif, dan

tanggung jawab)

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Meminta siswa untuk memberi tanggapan

60

menit

Ceramah

Demonstrasi

Tanya jawab

Page 176: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

terhadap pembacaan puisi (tanggung jawab,

percaya diri dan toleransi,)

Peserta didik membuat kesimpulan terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

bimbingan guru. (kreatif, logis, dan percaya

diri)

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru ;

Alokasi

Waktu Metode

Guru dan peserta didik melakukan refleksi

(kreatif dan komunikatif)

Guru membuat kesimpulan materi pada

pertemuan tesebut (rasa ingin tahu)

Menyampaikan rencana pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya dan membentuk

kelompok siswa (rasa ingin tahu)

Meminta peserta didik untuk lebih mendalami

materi tentang membaca puisi. Dengan

meminta masing-masing peserta didik untuk

belajar membaca puisi (kerja keras, kreatif,

mandiri, dan tanggung jawab)

Guru dan peserta didik mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan membaca doa (religius)

15

menit

Ceramah

Penugasan

H. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran

1. Teks puisi

2. Laptop, LCD Proyektor, dll.

I. Penilaian

Teknik : Lisan

Bentuk Instrumen : Performansi dan format pengamatan

Kutowinangun, Oktober 2012

Guru Pamong Peneliti

Tuti Kusniati. S.Pd. Ahmad Tambah Kurniadi

Page 177: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Nama Sekolah : MA Negeri Kutowinangun

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X / I (satu)

Pertemuan ke : -

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

Membaca

7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen.

B. Kompetansi Dasar

7.1. Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat.

C. Indikator

Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan mampu:

1. Melafalkan kata-kata dalam puisi dengan tepat untuk mengembangkan

perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan kreatif.

2. Mengolah ekspresi wajah dengan dengan tepat sesuai isi puisi untuk

mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

3. Mengucapkan kalimat/larik puisi dengan intonasi yang tepat untuk

mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

4. Memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat untuk mengembangkan

perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis, logis, dan menghargai

prestasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu membaca puisi dengan penuh penghayatan, ekpresi, dan sikap

yang tepat dengan memperhatikan lafal, tekanan, intonasi dan jeda yang tepat

untuk mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

Page 178: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

E. Materi Pembelajaran

1. Teks puisi

2. Teori teknik dalam membacakan puisi (lafal, intonasi, jeda, ekspresi dan

sikap)

3. Pembacaan puisi berdasar lafal, intonasi, jeda, ekspresi dan sikap yang tepat.

F. Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab (rasa ingin tahu)

2. Ceramah (rasa ingin tahu)

3. Penugasan (tanggung jawab dan kreatif)

4. Demonstrasi (tanggung jawab dan kreatif)

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru;

Alokasi

Waktu

Metode

a. Apersepsi

Guru mengkondisikan peserta didik

sebelum melaksanakan pembelajaran

dengan pembacaan doa dan absensi

(religius dan disiplin)

Guru melakukan tanya jawab terhadap

siswa untuk membuka ingatan peserta

didik terhadap pembelajaran membaca

puisi. (rasa ingin tahu)

b. Motivasi

Memberi informasi tentang materi, tujuan, dan

teknis pembelajaran yang akan dilakukan

(rasa ingin tahu dan semangat)

15 menit Ceramah

2. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, guru ;

Alokasi

Waktu Metode

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Mengelompokkan siswa menjadi beberapa

60

menit

Page 179: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 3-4 siswa. (komuniktif, toleransi,

demokrasi, dan semangat)

Melibatkan peserta didik dalam mencari

informasi tentang materi yang dipelajari. (rasa

ingin tahu)

Eleborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Membagikan contoh teks puisi (rasa ingin

tahu)

Meminta model membaca puisi untuk contoh

siswa dengan teknik yang tepat dan meminta

siswa memperhatikan model membacakan

puisi. (rasa ingin tahu)

Meminta siswa mempelajari puisi untuk

menentukan pelafalan, intonasi, jeda, ekspresi

dan sikap yang tepat saat membacakan puisi

(kerja keras, kreatif, kritis dan tanggung

jawab)

Meminta setiap kelompok membaca puisi di

depan kelas sementara kelompok lain

memberikan penilaian terhadap pembacaan

puisi kelompok yang membacakan puisi.

(percaya diri, kreatif, kritis, semangat,

komuniktif, dan tanggung jawab)

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Meminta siswa untuk memberi tanggapan

terhadap pembacaan puisi (tanggung jawab,

percaya diri dan toleransi,)

Peserta didik membuat kesimpulan terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

Ceramah

Demonstrasi

Tanya jawab

Page 180: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

bimbingan guru. (kreatif, logis, dan percaya

diri)

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru ;

Alokasi

Waktu Metode

Guru dan peserta didik melakukan refleksi

(kreatif dan komunikatif)

Guru membuat kesimpulan materi pada

pertemuan tesebut (rasa ingin tahu)

Menyampaikan rencana pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya (rasa ingin tahu)

Meminta peserta didik untuk lebih mendalami

materi tentang membaca puisi. Dengan

meminta masing-masing peserta didik untuk

belajar membaca puisi (kerja keras, kreatif,

mandiri, dan tanggung jawab)

Guru dan peserta didik mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan membaca doa (religius)

15

menit

Ceramah

Penugasan

H. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran

1. Teks puisi

2. Laptop, LCD Proyektor.

3. Model pembacan puisi (Video dan Langsung)

I. Penilaian

Teknik : Lisan

Bentuk Instrumen : Performansi dan format pengamatan

Kutowinangun, Oktober 2012

Mengetahui,

Guru Pamong Peneliti

Tuti Kusniati. S.Pd. Ahmad Tambah Kurniadi

Page 181: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Nama Sekolah : MA Negeri Kutowinangun

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X / 1 (satu)

Pertemuan ke : 1 dan 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

Membaca

7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen.

B. Kompetansi Dasar

7.1. Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat.

C. Indikator

Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan mampu:

1. Melafalkan kata-kata dalam puisi dengan tepat untuk mengembangkan

perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan kreatif.

2. Mengolah ekspresi wajah dengan dengan tepat sesuai isi puisi untuk

mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

3. Mengucapkan kalimat/larik puisi dengan intonasi yang tepat untuk

mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

4. Memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat untuk mengembangkan

perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis, logis, dan menghargai

prestasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu membaca puisi dengan penuh penghayatan, ekpresi, dan sikap

yang tepat dengan memperhatikan lafal, tekanan, intonasi dan jeda yang tepat

untuk mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan karakter kritis dan

kreatif.

E. Materi Pembelajaran

1. Teks puisi

2. Teori teknik dalam membacakan puisi (lafal, intonasi, jeda, ekspresi dan

sikap)

3. Pembacaan puisi berdasar lafal, intonasi, jeda, ekspresi dan sikap yang tepat.

F. Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab (rasa ingin tahu)

2. Ceramah (rasa ingin tahu)

3. Penugasan (tanggung jawab dan kreatif)

4. Demonstrasi (tanggung jawab dan kreatif)

Page 182: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru;

Alokasi

Waktu Metode

a. Apersepsi

Guru mengkondisikan peserta didik

sebelum melaksanakan pembelajaran

dengan pembacaan doa dan absensi

(religius dan disiplin).

Guru melakukan tanya jawab terhadap

siswa untuk membuka ingatan peserta

didik terhadap pembelajaran membaca

puisi. (rasa ingin tahu).

b. Motivasi

Memberi informasi tentang materi, tujuan, dan

teknis pembelajaran yang akan dilakukan

(rasa ingin tahu dan semangat).

15 menit Ceramah

2. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, guru ;

Alokasi

Waktu Metode

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Mengelompokkan siswa menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 3-4 siswa. (komuniktif, toleransi,

demokrasi, dan semangat).

Melibatkan peserta didik dalam mencari

informasi tentang materi yang dipelajari. (rasa

ingin tahu).

Eleborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Membagikan teks puisi (rasa ingin tahu).

Meminta model membaca puisi untuk contoh

siswa dengan teknik yang tepat dan meminta

siswa memperhatikan model membacakan

puisi. (rasa ingin tahu).

Meminta siswa mempelajari puisi untuk

menentukan pelafalan, intonasi, jeda, ekspresi

dan sikap yang tepat saat membacakan puisi

(kerja keras, kreatif, kritis dan tanggung

jawab).

Meminta setiap kelompok membaca puisi di

60

menit

Ceramah

Demonstrasi

Page 183: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

depan kelas sementara kelompok lain

memberikan penilaian terhadap pembacaan

puisi kelompok yang membacakan puisi.

(percaya diri, kreatif, kritis, semangat,

komuniktif, dan tanggung jawab).

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Meminta siswa untuk memberi tanggapan

terhadap pembacaan puisi (tanggung jawab,

percaya diri dan toleransi,).

Peserta didik membuat kesimpulan terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

bimbingan guru. (kreatif, logis, dan percaya

diri).

Tanya jawab

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru ;

Alokasi

Waktu Metode

Guru dan peserta didik melakukan refleksi

(kreatif dan komunikatif).

Guru membuat kesimpulan materi pada

pertemuan tesebut (rasa ingin tahu).

Meminta peserta didik untuk lebih

mendalami materi membaca puisi. Dengan

meminta masing-masing peserta didik untuk

belajar membaca puisi (kerja keras, kreatif,

mandiri, dan tanggung jawab).

Guru dan peserta didik mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan membaca doa

(religius).

15

menit

Ceramah

Penugasan

H. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran

1. Teks puisi

2. Laptop, LCD Proyektor.

3. Model pembacan puisi (Video dan Langsung)

I. Penilaian

Teknik : Lisan

Bentuk Instrumen : Performansi dan format pengamatan

Kutowinangun, Oktober 2012

Mengetahui,

Guru Pamong Peneliti

Tuti Kusniati. S.Pd. Ahmad Tambah Kurniadi

Page 184: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

PADAMU JUA

Karya : Amir Hamzah

Habis kikis

Segala cintaku hilang terbang

Pulang kembali aku padamu

Seperti dahulu.

Kaulah kandil kemerlap

Pelita jendela di malam gelap

Melambai pulang perlahan

Sabar, setia selalu.

Satu kekasihku

Aku manusia

Rindu rasa

Rindu rupa.

Di mana engkau

Rupa tiada

Suara sayup

Hanya kata merangkai hati.

Engkau cemburu

Engkau ganas

Mangsa aku dalam cakarmu

Bertukar tangkap dengan lepas.

Nanar aku, gila sasar

Sayang berulang padamu jua

Engkau pelik menarik ingin

Serupa dara dibalik tirai.

Kasihmu sunyi

Menunggu seorang diri

Lalu waktu – bukan giliranku

Matahari – bukan kawanku.

Page 185: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Karya : Toto Sudarto Bakhtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar, di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bila mana dia datang

Kedua lengannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur, saying

Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi pandang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu

Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun

Orang-orang ingin kembali memandangnya

sambil merangkai karangan bunga

Tapi, yang Nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata : aku masih sangat muda

Page 186: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Hasil Observasi Siklus I

No Nama Siswa Perhatian Sikap

Situasi B C K B C K

1 Adesta Tri Pambudi

2 Afifah Mahtardi

3 Amad Musafa

4 Ari Sulistyaningsih

5 Belawani Purta Pamungkas

6 Dessy Kurniati

7 Dini Nugraheni

8 Endah Hari Utami

9 Fauzi Zein

10 Felly Nurlindasari

11 Gustin Indrayani

12 Ikhfi Rizki Amelia

13 Khorij Muslim Mukhafid

14 Khusnul Khotimah

15 Lulu Mauludatin Arifah

16 Merri Sofiana

17 Moh. Sulistiawan

18 Muhammad Arwani

19 Novan Aditya Pratama

20 Novitasari

21 Punung Pramesti

22 Qoriatul Hikmatil Ula

23 Rabbani Prayogo

24 Saniatul Fuadah

25 Siti Rakhanah

26 Sri Hidayah

27 Sukmo Arum

28 Titi Siva Fauziyah

29 Tuslianah

Page 187: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

30 Ulfi Nurhikmah

31 Vika Tiara Tami

32 Yakutatul Chafidloh

33 Ahmad Mustakim

34 Anggun Kuswandari

35 Aris Budiono

36 Ayuning Wulandari

37 Diana Zulfatun Nisa

38 Eka Septiany

39 Muhamad Syaeful Bahri

Jumlah 19 16 4 19 17 3 Baik

Keterangan:

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Page 188: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Hasil Observasi Siklus II

No Nama Siswa Perhatian Sikap

Situasi B C K B C K

1 Adesta Tri Pambudi

2 Afifah Mahtardi

3 Amad Musafa

4 Ari Sulistyaningsih

5 Belawani Purta Pamungkas

6 Dessy Kurniati

7 Dini Nugraheni

8 Endah Hari Utami

9 Fauzi Zein

10 Felly Nurlindasari

11 Gustin Indrayani

12 Ikhfi Rizki Amelia

13 Khorij Muslim Mukhafid

14 Khusnul Khotimah

15 Lulu Mauludatin Arifah

16 Merri Sofiana

17 Moh. Sulistiawan

18 Muhammad Arwani

19 Novan Aditya Pratama

20 Novitasari

21 Punung Pramesti

22 Qoriatul Hikmatil Ula

23 Rabbani Prayogo

24 Saniatul Fuadah

25 Siti Rakhanah

26 Sri Hidayah

27 Sukmo Arum

28 Titi Siva Fauziyah

29 Tuslianah

Page 189: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

30 Ulfi Nurhikmah

31 Vika Tiara Tami

32 Yakutatul Chafidloh

33 Ahmad Mustakim

34 Anggun Kuswandari

35 Aris Budiono

36 Ayuning Wulandari

37 Diana Zulfatun Nisa

38 Eka Septiany

39 Muhamad Syaeful Bahri

Jumlah 24 13 2 22 15 2 Baik

Keterangan:

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Page 190: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Hasil Tes Keterampilan Membaca Puisi Prasiklus

No Nama Siswa 1 2 3 4 5

Jumlah a b a b c a a a b

1 Adesta Tri Pambudi 10 9 9 8 9 8 5 6 6 70

2 Afifah Mahtardi 9 9 8 7 8 8 6 7 6 68

3 Amad Musafa 10 9 8 8 8 9 6 6 5 69

4 Ari Sulistyaningsih 8 9 8 6 8 7 6 7 6 65

5 Belawani Putra. P 9 9 7 7 7 8 5 6 5 63

6 Dessy Kurniati 8 9 8 7 7 9 6 6 5 65

7 Dini Nugraheni 9 9 9 8 8 9 6 7 7 72

8 Endah Hari Utami 8 8 8 7 8 8 5 6 5 63

9 Fauzi Zein 9 9 8 7 8 8 6 7 6 68

10 Felly Nurlindasari 9 9 9 7 8 8 7 7 6 70

11 Gustin Indrayani 8 9 8 7 8 8 5 7 6 66

12 Ikhfi Rizki Amelia 8 9 8 7 8 8 5 7 6 66

13 Khorij Muslim Mukhafid 8 8 7 6 7 7 5 6 5 59

14 Khusnul Khotimah 9 9 7 6 7 7 5 6 5 61

15 Lulu Mauludatin Arifah 9 9 9 7 7 8 5 7 6 67

16 Merri Sofiana 8 10 8 7 8 8 6 6 5 66

17 Moh. Sulistiawan 9 9 8 7 8 8 6 7 6 68

18 Muhammad Arwani 9 9 8 8 8 8 6 6 6 68

19 Novan Aditya Pratama 9 9 8 7 8 8 6 7 5 67

20 Novitasari 9 9 8 8 8 8 5 7 5 67

21 Punung Pramesti 9 8 8 7 7 8 6 6 5 64

22 Qoriatul Hikmatil Ula 8 9 8 6 7 8 5 6 5 62

23 Rabbani Prayogo 8 9 7 6 7 8 5 6 5 61

24 Saniatul Fuadah 8 9 8 6 7 8 6 6 5 63

25 Siti Rakhanah 8 9 8 7 8 8 6 6 5 65

26 Sri Hidayah 8 9 7 6 7 8 6 6 5 62

27 Sukmo Arum 8 9 8 8 7 8 6 7 6 67

28 Titi Siva Fauziyah 7 9 8 6 8 8 6 6 5 63

29 Tuslianah 9 10 10 9 9 10 8 8 8 81

Page 191: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

30 Ulfi Nurhikmah 9 9 7 6 7 8 5 6 5 62

31 Vika Tiara Tami 9 8 8 7 7 8 5 6 5 63

32 Yakutatul Chafidloh 9 9 8 7 7 8 5 6 5 64

33 Ahmad Mustakim 8 9 8 7 7 8 5 6 5 63

34 Anggun Kuswandari 8 9 7 7 7 8 5 6 5 62

35 Aris Budiono 9 8 8 7 8 8 6 6 5 65

36 Ayuning Wulandari 8 9 8 7 7 7 5 6 5 62

37 Diana Zulfatun Nisa 8 8 7 7 8 8 5 7 6 64

38 Eka Septiany 8 9 8 7 8 8 5 6 5 64

39 Muhamad Syaeful Bahri 8 8 7 6 7 7 5 6 5 59

Jumlah 332 346 309 271 296 312 217 249 212 2544

Rata-rata 8.51 8.87 7.92 6.94 7.58 8 5.56 6.38 5.43 65.23

Keterangan: Skor:

1 = Pelafalan Baik = 8-11

1a = Irama Cukup = 4-7

1b = Artikulasi Kurang = 1-3

2 = Intonasi

2a = Nada

2b = Dinamika

2c = Tempo

3 = Jeda

4 = Ekspresi

5 = Sikap

5a = Pemosisian tubuh

5b = Kesesuaian Gerak

Hasil Tes Keterampilan Membaca Puisi Siklus I

Page 192: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

No Nama Siswa 1 2 3 4 5

Jumlah a b a b c a a a b

1 Adesta Tri Pambudi 10 10 9 8 9 9 6 7 7 75

2 Afifah Mahtardi 9 10 8 8 8 9 6 7 6 71

3 Amad Musafa 10 10 8 8 9 9 6 7 5 72

4 Ari Sulistyaningsih 9 9 8 8 8 8 6 7 6 69

5 Belawani Putra. P 9 9 7 8 7 8 5 7 5 65

6 Dessy Kurniati 8 9 8 8 9 9 6 7 5 69

7 Dini Nugraheni 9 10 9 9 9 9 7 8 7 77

8 Endah Hari Utami 8 9 8 8 8 9 5 7 5 67

9 Fauzi Zein 9 10 9 8 8 9 7 7 6 73

10 Felly Nurlindasari 9 10 9 8 9 9 7 7 7 75

11 Gustin Indrayani 9 9 9 8 8 9 6 7 6 71

12 Ikhfi Rizki Amelia 8 9 8 7 8 8 6 7 6 67

13 Khorij Muslim Mukhafid 9 8 7 7 8 9 5 6 5 64

14 Khusnul Khotimah 10 9 8 7 8 9 5 6 5 67

15 Lulu Mauludatin Arifah 9 10 9 8 8 8 6 7 7 72

16 Merri Sofiana 9 10 9 8 8 9 6 7 5 71

17 Moh. Sulistiawan 9 10 9 8 9 8 6 7 7 73

18 Muhammad Arwani 10 9 9 8 8 9 7 7 7 74

19 Novan Aditya Pratama 10 10 8 8 8 9 5 7 5 70

20 Novitasari 8 9 9 8 8 9 6 7 6 70

21 Punung Pramesti 9 9 8 8 7 9 6 7 5 68

22 Qoriatul Hikmatil Ula 9 10 8 7 8 9 6 7 6 70

23 Rabbani Prayogo 9 9 9 7 8 8 6 7 6 69

24 Saniatul Fuadah 9 10 9 7 8 9 6 7 5 70

25 Siti Rakhanah 9 10 9 7 8 9 6 7 6 71

26 Sri Hidayah 8 9 8 7 8 8 6 6 5 65

27 Sukmo Arum 10 10 9 8 8 9 7 7 7 75

28 Titi Siva Fauziyah 8 10 8 7 8 8 6 7 5 67

29 Tuslianah 9 10 10 9 10 10 9 9 9 85

30 Ulfi Nurhikmah 9 9 8 7 8 9 6 7 5 68

31 Vika Tiara Tami 9 9 8 7 8 8 6 7 5 67

Page 193: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

32 Yakutatul Chafidloh 10 10 9 8 8 9 6 7 6 73

33 Ahmad Mustakim 9 10 8 7 8 9 6 7 5 69

34 Anggun Kuswandari 9 9 8 7 8 9 6 7 6 69

35 Aris Budiono 10 9 8 8 8 9 6 6 6 70

36 Ayuning Wulandari 9 9 8 8 7 8 6 7 5 67

37 Diana Zulfatun Nisa 9 10 9 8 8 9 7 7 7 74

38 Eka Septiany 9 10 9 8 8 9 6 7 5 71

39 Muhamad Syaeful Bahri 9 9 7 7 7 8 5 6 5 63

Jumlah 353 370 328 300 316 341 237 271 227 2743

Rata-tara 9.05 9.48 8.41 7.69 8.10 8.74 6.07 6.94 5.82 70.33

Keterangan: Skor:

1 = Pelafalan Baik = 8-11

1a = Irama Cukup = 4-7

1b = Artikulasi Kurang = 1-3

2 = Intonasi

2a = Nada

2b = Dinamika

2c = Tempo

3 = Jeda

4 = Ekspresi

5 = Sikap

5a = Pemosisian tubuh

5b = Kesesuaian Gerak

Page 194: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Hasil Tes Keterampilan Membaca Puisi Siklus II

No Nama Siswa 1 2 3 4 5

Jumlah a b a b c a a a b

1 Adesta Tri Pambudi 11 10 10 9 9 9 7 8 8 81

2 Afifah Mahtardi 9 10 9 9 9 9 7 7 7 76

3 Amad Musafa 10 10 10 9 9 9 6 7 5 75

4 Ari Sulistyaningsih 9 10 9 9 9 9 7 7 7 76

5 Belawani Putra P 9 10 8 8 9 9 6 7 5 71

6 Dessy Kurniati 9 10 9 9 9 9 7 7 6 75

7 Dini Nugraheni 10 10 10 9 10 9 9 9 8 84

8 Endah Hari Utami 9 10 10 9 9 9 6 7 6 75

9 Fauzi Zein 10 10 10 9 9 9 7 8 8 79

10 Felly Nurlindasari 9 10 10 9 9 9 8 9 8 81

11 Gustin Indrayani 9 10 10 8 9 9 7 7 8 77

12 Ikhfi Rizki Amelia 9 10 9 8 9 9 7 7 7 75

13 Khorij Muslim Mukhafid 9 10 9 8 8 9 6 6 5 70

14 Khusnul Khotimah 10 10 10 8 9 9 6 6 5 73

15 Lulu Mauludatin Arifah 9 10 10 9 9 9 7 7 8 78

16 Merri Sofiana 9 10 10 9 9 9 7 7 5 75

17 Moh. Sulistiawan 10 10 10 8 8 9 7 8 8 78

18 Muhammad Arwani 9 10 10 8 9 9 7 8 8 78

19 Novan Aditya Pratama 10 11 9 8 9 9 6 8 5 75

20 Novitasari 9 10 9 9 9 9 7 7 6 75

21 Punung Pramesti 9 10 9 8 9 9 6 8 5 73

22 Qoriatul Hikmatil Ula 9 10 9 8 9 9 7 8 7 76

23 Rabbani Prayogo 10 10 9 8 8 9 7 7 8 76

24 Saniatul Fuadah 9 10 10 8 9 9 7 8 5 75

25 Siti Rakhanah 9 10 10 8 9 9 7 7 8 77

26 Sri Hidayah 9 9 9 8 8 9 6 7 5 70

27 Sukmo Arum 11 10 9 9 9 9 7 8 7 79

28 Titi Siva Fauziyah 9 10 9 8 8 9 6 7 7 73

29 Tuslianah 10 11 11 10 10 10 10 9 9 90

Page 195: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

30 Ulfi Nurhikmah 9 10 10 8 9 9 7 7 6 75

31 Vika Tiara Tami 9 10 9 8 8 8 6 7 5 70

32 Yakutatul Chafidloh 11 10 10 8 9 9 7 8 7 79

33 Ahmad Mustakim 9 10 10 8 9 9 7 8 7 77

34 Anggun Kuswandari 9 10 10 8 9 9 7 8 7 77

35 Aris Budiono 10 11 9 8 9 9 6 7 6 75

36 Ayuning Wulandari 9 11 9 8 9 9 7 8 5 75

37 Diana Zulfatun Nisa 9 10 10 9 9 9 8 8 8 80

38 Eka Septiany 9 10 10 8 9 9 7 8 5 75

39 Muhamad Syaeful Bahri 10 9 8 7 8 8 6 7 5 68

Jumlah 367 392 371 327 346 350 268 292 255 2968

Rata-rata 9.41 10.05 9.51 8.38 8.87 8.97 6.89 7.48 6.53 76.10

Keterangan: Skor:

1 = Pelafalan Baik = 8-11

1a = Irama Cukup = 4-7

1b = Artikulasi Kurang = 1-3

2 = Intonasi

2a = Nada

2b = Dinamika

2c = Tempo

3 = Jeda

4 = Ekspresi

5 = Sikap

5a = Pemosisian tubuh

5b = Kesesuaian Gerak

Page 196: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

JURNAL PESERTA DIDIK SIKLUS I

Nama :

Kelas :

No. Responden :

Hari/ tanggal :

1. Apakah Anda tertarik dengan pembelajaran membaca? (ya/tidak) dan apa

alasannya?

2. Apakah Anda tertarik dengan pembelajaran membaca puisi? (ya/tidak) dan

alasannya?

3. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok? (ya/tidak) dan alasannya?

4. Mana yang Anda sukai dalam pembelajaran membaca puisi! Apakah dengan

dibacakan langsung oleh guru atau melalui teknik pemodelan? dan apa

alasannya?

5. Mana yang Anda sukai dalam pembelajaran membaca puisi! Apakah dengan

membaca puisi individu atau berkelompok? dan apa alasannya?

6. Ungkapkan kesan dan pesan Anda terhadap guru, materi dan proses

pembelajaran membaca puisi dengan dibacakan secara langsung baik yang

positif maupun negatif!

Page 197: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

JURNAL PESERTA DIDIK SIKLUS II

Nama :

Kelas :

No. Responden :

Hari/ tanggal :

1. Apakah Anda tertarik dengan pembelajaran membaca? (ya/tidak) dan apa

alasannya?

2. Apakah Anda tertarik dengan pembelajaran membaca puisi? (ya/tidak) dan

alasannya?

3. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca puisi dengan

teknik pemodelan berkelompok? (ya/tidak) dan alasannya?

4. Mana yang Anda sukai dalam pembelajaran membaca puisi! Apakah dengan

membaca puisi individu atau berkelompok? dan apa alasannya?

5. Mana yang Anda sukai dalam pembelajaran membaca puisi! Apakah dengan

mengamati satu model atau model berkelompok? dan apa alasannya?

6. Ungkapkan kesan dan pesan Anda terhadap guru, materi dan proses

pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan teknik pemodelan

berkelompok baik yang positif maupun negatif!

Page 198: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 199: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 200: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 201: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 202: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 203: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 204: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 205: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 206: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 207: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …
Page 208: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Jurnal Guru Siklus I dan II

Nama Guru :

Sekolah :

1. Kesiapan siswa terhadap pembelajaran puisi?

2. Respons siswa terhadap materi pembelajaran?

3. Respons siswa terhadap teknik pemodelan berkelompok yang digunakan?

4. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi?

5. Situasi/ suasana kelas?

Page 209: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

HASIL JURNAL GURU SIKLUS I

Sekolah : MA Negeri Kutowinangun

Kelas / Semester : X-4 / 1 (satu)

1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi sudah baik, hal

tersebut terlihat dari siswa yang sudah membentuk kelompok dan mengelompok

dengan anggota kelompoknya. Selain itu, siswa terlihat sudah mempelajari puisi

yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya, hal tersebut dikarenakan pada

pertemuan sebelumnya siswa telah diberitahu bahwa pada pertemuan berikutnya

akan dilaksanakan pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan teknik

pemodelana berkelompok.

2. Respons siswa terhadap materi pelajaran sudah lebih baik, karena pembelajaran

sudah menggunakan teknik pemodelan berkelompok, terlihat dari aktivitas siswa saat

guru menyampaikan materi siswa ada yang menanggapinya dan ketika ditayangkan

video pembacaan puisi dan didatangkan model siswa begitu senang dan

memperhatikannya dengan tenang.

3. Respons siswa terhadap teknik pemodelan berkelompok yang digunakan dalam

pembelajaran membaca puisi sudah cukup baik, terlihat dari sikap siswa yang lebih

antusias dan ceria selama pembelajaran berlangsung.

4. Siswa lebih aktif dan dan terkesan rileks mengikuti pembelajaran membaca puisi,

ketika penyampaian materi beberapa siswa berani bertanya dan ketika diminta

membacakan puisi di depan kelas bersama kelompoknya, siswa cepat untuk

melaksanakannya dan lebih terlihat percaya diri.

5. Situasi dan suasana kelas lebih hidup dan cukup menyenangkan. Namun, ketika

kegiatan membaca puisi berlangsung masih ditemukan ada beberapa siswa yang

berperilaku kurang baik.

Page 210: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

HASIL JURNAL GURU SIKLUS II

Sekolah : MA Negeri Kutowinangun

Kelas / Semester : X-4 / 1 (satu)

1. Kesiapan siswa masih kurang jika dibandingkan dengan kesiapan siswa pada siklus I,

hal ini dikarenakan sebagian siswa masih terfokus pada pembelajaran sebelumnya.

2. Siswa memperlihatkan respons yang positif terhadap materi pembelajaran, hal ini

terlihat dari antusiasme siswa saat guru menyampaikan dan memberi pertanyaan

tentang materi yang disampaikan pada pembelajaran sebelumnya siswa

menanggapinya dengan baik. selain itu, siswa menganggap pembelajaran membaca

puisi dengan teknik pemodelan berkelompok menjadi menyenangkan dan menarik

untuk dipelajari.

3. Respons siswa terhadap teknik pemodelan berkelompok sudah baik dan

pembelajaran berlangsung efektif. Hal ini dikarenakan siswa lebih percaya diri saat

tampil di depan kelas secara berkelompok. Siswa juga menyatakan pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok menyenangkan.

Pembelajaran dengan teknik seperti ini menjadi pengalaman pertama selama

mengikuti pembelajaran membaca puisi.

4. Siswa mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan seksama. Selain itu, siswa

cenderung lebih aktif dan rileks selama pembelajaran berlangsung.

5. Suasana kelas lebih hidup karena siswa dituntut untuk siap dalam menampilkan

pembacaan puisi secara berkelompok dengan baik.

Page 211: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Lembar Wawancara Siklus I

1. Apakah Anda pernah melakukan kegiatan membacakan puisi?

2. Jenis puisi bertema apa yang Anda sukai? Apa alasannya?

3. Apakah Anda senang belajar membaca puisi dengan teknik berkelompok?

4. Apakah Anda senang dengan pembelajaran membaca puisi melalui teknik

pemodelan berkelompok?

5. Apakah Anda merasa lebih mudah menerima dan memahami pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok? Mengapa?

6. Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok?

Jawaban:

Page 212: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

HASIL WAWANCARA SIKLUS I

No. Responden : 07

Kelas : X-4

1. Pernah di lingkungan sekolahan.

2. Puisi perjuangan karena sebagai salah satu wujud penghargaan atas jasa para

pahlawan dan puisi persahabatan karena dapat membantu saya mengungkapkan isi

hati kepada para sahabat.

3. Ya, lumayan senang suasana baru dalam belajar membaca puisi.

4. Ya, saya senang dengan pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

5. Ya. Saya menjadi mudah memahami isi puisi karena terbantu oleh model dan teman

sekelompok.

6. Kesulitan yang saya hadapi adalah ketika harus membantu memberikan bayangan

ekspresi teman kelompok, karena terkadang teman kelompok susah diajari dan

dikasih tau bagaimana cara memebaca puisi dengan ekspresi yang sesuai dengan isi

puisi tersebut.

No. Responden : 37

Kelas : X-4

1. Pernah saat pelajaran membaca puisi di sekolahan.

2. Puisi bertemakan kasih saying dan perjuangan karena pilihan katanya mudah untuk

dipahami dan dijiwai.

3. Ya, saya senang karena dapat menambah rasa percaya diri saat di depan kelas.

4. Ya, saya senang dengan pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan

berkelompok karena baru pertama kali melakukan pembelajaran dengan teknik ini.

5. Ya, saya menjadi lebih mudah menerima dan memahaminya karena selain mendapat

contoh dari model, kita dapat berdiskusi dengan anggota kelompok untuk

memahami.

6. Kesulitan yang saya hadapi saat membaca puisi yaitu, saat menyesuaikan gerakan

yang sesuai dengan isi puisi.

Page 213: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

No. Responden : 13

Kelas : X-4

1. Ya, saya pernah saat di sekolahan.

2. Puisi bertemakan kesunyian.

3. Senang karena dapat mengurangi rasa malu.

4. Ya, saya senang.

5. Ya, karena dapat berdiskusi bersama teman kelompok dan saat membaca puisi di

depan kelas jadi percaya diri.

6. Kesulitan yang saya hadapi adalah saat membaca puisi.

Page 214: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Lembar Wawancara Siklus II

1. Apakah Anda pernah melakukan kegiatan membacakan puisi?

2. Jenis puisi bertema apa yang Anda sukai? Apa alasannya?

3. Apakah Anda senang belajar membaca puisi dengan teknik berkelompok?

4. Apakah Anda senang dengan pembelajaran membaca puisi melalui teknik

pemodelan berkelompok?

5. Apakah Anda merasa lebih mudah menerima dan memahami pembelajaran

membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok? Mengapa?

6. Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam membaca puisi dengan teknik

pemodelan berkelompok?

Jawaban:

Page 215: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

HASIL WAWANCARA SIKLUS II

No. Responden : 01

Kelas : X-4

1. Pernah di sekolahan.

2. Puisi bertema kepahlawanan, untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan semangat

perjuangan ’45.

3. Ya, saya senang belajar membaca puisi dengan berkelompok.

4. Ya, saya senang karena pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak

menegangkan.

5. Ya, karena pembelajaran jadi lebih mudah dipahami dan tugaspun dapat didiskusikan

bersama.

6. Kesulitan yang saya hadapi adalah membentuk kerjasama dalam kelompok dengan

baik.

No. Responden : 14

Kelas : X-4

1. Pernah saat di sekolahan.

2. Puisi “Padamu Jua” karena bagus dan menarik saat dibaca.

3. Iya, saya senang belajar membaca puisi berkelompok.

4. Iya, saya senang karena pembalajaran berjalan menyenangkan dan pembelajaran

seperti ini baru pertama kali saya ikuti.

5. Iya, karean selain ada model yang dicontoh, kita juga bisa berdiskusi dengan teman

sekelompok.

6. Kesulitan saya adalah berekspresi saat membaca puisi.

No. Responden : 20

Kelas : X-4

1. Pernah di sekolah.

2. Puisi bertema kesedihan karena dapat membantu meluapkan perasaan hati.

3. Ya, saya senang karena dengan berkelompok jadi lebih semangat dan belajar

bersama.

4. Ya, senang karena dengan adanya model jadi mudah mengerti dan paham.

5. Ya, karena lebih cepat dimengerti dan dipahami.

6. Kesulitan yang saya hadapi saat membaca puisi di depan kelas.

Page 216: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

FOTO PELAKSANAAN TINDAKAN

1. Prasiklus

Gambar 1. Proses pembelajaran membaca puiiksi pada prasiklus

Gambar 2. Fauzi Zein membaca puisi

pada prasiklus. Gambar 3. Moh.Sulistiawan membaca

puisi pada prasiklus.

Page 217: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

2. Siklus I

Gambar 4. Penyampaian materi membaca puisi siklus I

Gambar 5. Peneliti memberi contoh pembacaan puisi

Page 218: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Gambar 4. Model dari penggalan video pembacaan puisi

Gambar 5. Siswa mengamati model video pembacaan puisi

Page 219: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Gambar 6. Seorang model memberikan contoh membaca puisi

kepada siswa pada siklus I

Page 220: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Gambar 7. Siswa berlatih dan mempelajari puisi bersama kelompok

sebelum membaca puisi di depan kelas

Gambar 8. Yakutatul Chafidloh, kelompok 1 membaca puisi

di depan kelas siklus I

Gambar 9. Fauzi Zein, kelompok 4 membaca puisi di depan kelas

pada siklus I

Page 221: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

3. Siklus II

Gambar 10 . Awal pembelajaran siklus II

Gambar 11. Peneliti mengajak siswa mengingat kembali materi membaca puisi

sebelum model memberi contoh pembacaan puisi

Page 222: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Gambar 12-13. Model memberikan contoh membaca puisi pada siklus II

Page 223: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MELALUI …

Gambar 14. Yakutatul Chafidloh, kelompok 1 membaca puisi

di depan kelas siklus II

Gambar 15. Fauzi Zein, kelompok 4 membaca puisi di depan kelas

pada siklus II