83
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGSARI JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009/2010 Skripsi Oleh : NURUL ISLAMIAH NIM X7108725 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF INDEX CARD MATCH

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGSARI

JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2009/2010

Skripsi

Oleh :

NURUL ISLAMIAH

NIM X7108725

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

ii

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF INDEX CARD MATCH

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGSARI

JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2009/2010

Oleh :

NURUL ISLAMIAH

NIM X7108725

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : “Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran

Kooperatif Index Card Match Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Karangsari Jatiyoso

Kabupaten Karanganyar Tahun 2009/2010”.

Oleh :

Nama : Nurul Islamiah

NIM : X7108725

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 21 April 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Usada, M.Pd Drs. Sadiman, M.Pd NIP. 19510908 198003 1 002 NIP. 19540808 198103 1 004

Page 4: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui

Pembelajaran Kooperaatif Index Card Match Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03

Karangsari Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2009/2010.

Oleh :

Nama : Nurul Islamiah

NIM : X7108725

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 21 April 2010

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ………………………...

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd ………………………...

Anggota I : Drs. Usada, M.Pd ………………………...

Anggota II : Drs. Sadiman, M.Pd ………………………...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 196007271987021001

Page 5: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

v

ABSTRAK Nurul Islamiah, PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGSARI JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010

Tujuan penelitian dalam skripsi ini untuk mendeskripsikan bahwa pendekatan pembelajaran Kooperatif index card match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 03 Karangsari Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2009/2010.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan lembar

observasi. Instrumen angket dan lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda, Jaman Penjajahan Jepang, Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dan Tokoh-tokoh Penting yang Berperan dalam Proklamasi.

Prosedur dalam penelitian terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus meliputi

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian proses pembelajaran untuk mengetahui aspek motivasi belajar siswa, cara pemecahan masalah, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses

pembelajaran Kooperatif index card match tepat rencana sehingga meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari; (data motivasi siswa pra tindakan 38,25, Siklus I 48 Siklus II 55,8 Siklus III 65,95. saran untuk para guru: 1) seyogyanya guru dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan proses pembelajaran yang tepat rencana dan tepat sasaran serta situasi pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan pendekatan Kooperatif index card match; 2) pembelajaran secara kreatif dan variatif serta; 3) hendaknya guru aktif mengadakan penelitian tindakan kelas untuk menemukan strategi dan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2009/2010.

Page 6: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

vi

MOTTO

Sesungguhnya, Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk

orang-orang yang tidak berpengetahuan.

(QS. Hud : 46).

“Barang siapa yang keluar rumah untuk belajar satu bab ilmu pengetahuan,

maka ia telah berjalan fisabilillah sampai ia kembali kerumahnya.”

(HR. Tirmidzi dari Anas r.a)

Do’a adalah nyanyian hati yang selalu dapat membuka jalan terang ke

Singgasana Tuhan, meskipun terhimpit di dalam tangisan seribu jiwa.

(Khahlil Gibran)

Page 7: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Orang tuaku tercinta.

2. Suamiku yang tercinta (Anggar Pratama

S.Pd) yang selalu setia dan mendukung

setiap langkahku.

3. Almamater dan semua pihak yang

terkait.

Page 8: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,

hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

penelitian tindakan kelas dengan lancar.

Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF INDEX CARD MATCH PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGSARI JATIYOSO KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN 2009/2010” ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada

semua pihak, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberi ijin penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Usada, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan sabar

memberikan motivasi dan bimbingan sehingga penulis berhasil menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Drs Sadiman, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan sabar

mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Page 9: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

ix

6. Bapak Suwarto selaku Kepala Sekolah SDN 03 Karangsari Jatiyoso

Kabupaten Karanganyar yang telah memberi motivasi dan ijin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian.

7. Rekan-rekan di SDN 03 Karangsari yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi

penelitian tindakan kelas ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya

dan para pembaca pada umumnya. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat

pahala dari Allah Azza wa jalla.

Surakarta, April 2010

Penulis

Page 10: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ........................................................................................................... i

PENGAJUAN ................................................................................................ ii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRAC ..................................................................................................... vi

MOTTO ......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4

C. Perumusan Masalah ............................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6

A. Kajian Teori ........................................................................... 6

1. Motivasi Belajar ............................................................... 6

2. Pembelajaran IPS ............................................................. 13

3. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif .............................. 25

B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 32

C. Kerangka Pikir ...................................................................... 33

D. Hipotesis Tindakan ................................................................ 34

Page 11: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 35

1. Tempat Penelitian ............................................................ 35

2. Waktu Penelitian .............................................................. 35

B. Subjek Penelitian .................................................................... 36

C. Sumber Data .......................................................................... 36

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 36

E. Analisis Data ......................................................................... 37

F. Prosedur Penelitian ................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 46

A. Deskripsi Permasalahan Penelitian ....................................... 46

B. Temuan dan Pembahasan Masalah ........................................ 58

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................. 65

A. Simpulan ................................................................................ 65

B. Implikasi ................................................................................ 65

C. Saran ...................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67

LAMPIRAN ................................................................................................... 69

Page 12: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil observasi siklus I ................................................................. 43

Tabel 2. Scor motivasi belajar siswa siklus I ............................................. 43

Tabel 3. Hasil observasi siklus II ............................................................... 43

Tabel 4. Scor motivasi belajar siswa siklus II ............................................ 43

Tabel 5. Hasil observasi siklus III .............................................................. 43

Tabel 6. Scor motivasi belajar siswa siklus III ........................................... 43

Page 13: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 34

Gambar 2. Bagan Model Analisis Interaktif .................................................. 38

Gambar 3. Bagan Langkah-langkah Penelitian .............................................. 46

Gambar Grafik 1 Observasi siklus I ............................................................... 48

Gambar Grafik 2. Scor motivasi belajar siswa siklus I .................................. 49

Gambar Grafik 3 Observasi siklus II ............................................................. 52

Gambar Grafik 4. Scor motivasi belajar siswa siklus II ................................ 53

Gambar Grafik 5 Observasi siklus III ............................................................ 56

Gambar Grafik 6. Scor motivasi belajar siswa siklus III ............................... 57

Gambar Grafik 7. Motivasi belajar siswa Pra tindakan ................................. 59

Gambar Grafik 8. Motivasi belajar siswa Siklus I ......................................... 60

Gambar Grafik 9. Motivasi belajar siswa Siklus II ........................................ 60

Gambar Grafik 10. Motivasi belajar siswa Siklus III .................................... 61

Gambar Grafik 11. Perkembangan hasil penelitian ....................................... 62

Page 14: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanan Pembelajaran Pra tindakan ............... 69

b. Rencana Pelaksanan Pembelajaran Siklus I ........................ 72

c. Rencana Pelaksanan Pembelajaran Siklus II ...................... 75

d. Rencana Pelaksanan Pembelajaran Siklus III ..................... 78

Lampiran 2. Angket Motivasi

a. Kisi-kisi angket motivasi .................................................... 81

b. Motivasi belajar siswa pra tindakan .................................... 82

c. Motivasi belajar siswa siklus I ............................................ 84

d. Motivasi belajar siswa siklus II ........................................... 86

e. Motivasi belajar siswa siklus III ......................................... 88

f. Rekapitulasi scor angket motivasi belajar pra tindakan ...... 90

g. Rekapitulasi scor angket motivasi belajar siklus I .............. 91

h. Rekapitulasi scor angket motivasi belajar siklus II ............. 92

i. Rekapitulasi scor angket motivasi belajar siklus III ........... 93

j. Hasil komulatif data motivasi siswa ................................... 94

Lampiran 3. Penilaian Proses

a. Penilaian proses pembelajaran Pra Tindakan .................... 95

b. Penilaian proses pembelajaran siklus I ............................... 98

c. Penilaian proses pembelajaran siklus II .............................. 101

d. Penilaian proses pembelajaran siklus III ............................ 104

Lampiran 4. Observasi Terhadap Guru oleh Guru Mitra

a. Observasi Terhadap Guru oleh Guru Mitra Pra tindakan ... 107

b. Observasi Terhadap Guru oleh Guru Mitra Siklus I ........... 108

c. Observasi Terhadap Guru oleh Guru Mitra Siklus II .......... 109

d. Observasi Terhadap Guru oleh Guru Mitra Siklus III ........ 110

Page 15: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

xv

e. Hasil Kumulatif Observasi Terhadap Guru ........................ 111

f. Rekapitulasi Observasi Terhadap Guru .............................. 112

Lampiran 5. Kartu Soal dan Kartu Jawaban

a. Kartu Soal dan Kartu Jawaban Siklus I .............................. 113

b. Kartu Soal dan Kartu Jawaban Siklus II ............................. 115

c. Kartu Soal dan Kartu Jawaban Siklus III ............................ 117

Lampiran 5. Photo Proses Pembelajaran Kooperatif Learning Index Card

Match ......................................................................................... 119

Page 16: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru SD berperan sebagai

pengajar dan pembimbing, wajib melakukan layanan bimbingan belajar baik

secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar hasil

belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kreteria pencapaian tujuan

instruksional yang diharapkan.

Pada umumnya pembelajaran di SD masih belum memperoleh hasil yang

maksimal. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa kurang

berperan aktif sedangkan guru masih banyak yang menggunakan metode yang

konvensional. Selain itu kurikulum di SD kurang sesuai dengan tingkat

perkembangan anak, karena tingkat perkembangan anak SD dimulai dari hal-hal

yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak. Pada jenjang pendidikan

untuk SD menitikberatkan pada pendidikan dasar termasuk mata pelajaran IPS,

diukur dari sejauh mana penguasaan anak dalam mengenal sejarah dilingkungan

terdekat.

Banyak orang yang menganggap bahwa mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial sebagai bidang pelajaran yang membosankan. Meskipun

demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya berhitung,

bahasa, membaca, dan menulis. Kebosanan siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial harus diatasi. Maka kewajiban bagi guru untuk menanamkan berbagai cara

agar siswa senang terhadap materi IPS.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan dengan maksud untuk

meningkatkan dan mempertinggi kualitas atau mutu pengajaran dalam proses

belajar mengajar. Menurut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), Ilmu

Pengetahuan Sosial sebagai salah satu ilmu sosial, dewasa ini telah berkembang

sangat pesat seiring perjalanan waktu di era globalisasi sekarang ini.

Page 17: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

2

Pelajaran IPS di SD adalah mata pelajaran yang mengkaitkan

permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau sampai masa kini,

baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS

yang tertera pada silabus, materi mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang

pada masa penjajahan Belanda dan Jepang serta Persiapan Kemerdekaan

Indonesia menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah.

Indikator tersebut dapat dilihat dari sikap yang kurang antusias ketika pelajaran

sedang berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap

pertanyaan guru, kurangnya pemusatan perhatian siswa dan akhirnya ditunjukkan

pada nilai ulangan harian yang rendah.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas V, bertukar

pikiran dengan teman guru, diperoleh informasi bahwa faktor-faktor penyebab

rendahnya motivasi belajar IPS adalah : 1) Guru lebih menekankan pada

terselesainya sejumlah materi pembelajaran yang ditetapkan pada silabus dengan

alokasi waktu yang tersedia; 2) Siswa dijadikan objek seperti “vas bunga” yang

dituangkan air sampai penuh. Artinya siswa “dipaksa” menerima seluruh

informasi dari guru tanpa diberikan kesempatan untuk melakukan

refleksi/perenungan secara logis dan kritis; 3) Guru selalu mendominasi proses

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga kurang memberi

kesempatan pada siswa untuk aktif dan kreatif dalam menuangkan ide dan

mempertajam gagasannya; 4) Komunikasi pembelajaran hanya satu arah, kurang

adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dan antara siswa sendiri.

Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan materi

mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda

dan Jepang serta Persiapan Kemerdekaan Indonesia rendah, sebab mereka

menganggap pembelajaran dengan materi mendeskripsikan perjuangan para tokoh

pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang serta Persiapan Kemerdekaan

Indonesia “membosankan” atau kurang “fun”.

Rendahnya prestasi belajar IPS khususnya materi pokok mendeskripsikan

perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang serta

Page 18: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

3

Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah kurangnya motivasi siswa dalam belajar

IPS. Motivasi dapat di tingkatkan dengan berbagai cara, menurut penulis

penggunaan pembelajaran kooperatif index card match dapat meningkatkan

motivasi belajar. Salah satu strategi pembelajaran yang inovatif adalah

Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas (2002 : 6). Pembelajaran Pembelajaran

Kooperatif adalah suatu bentuk pendekatan pembelajaran dengan membagi siswa

dalam kelompok kecil, dimana siswa bekerja sama untuk memaksimalkan

pemahaman mereka tentang materi pembelajaran dan dalam menyelesaikan tugas-

tugas pelajaran.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan pondasi yang

baik untuk meningkatkan dorongan bagi siswa untuk berprestasi. Dengan

memiliki dorongan motivasi yang positif seorang siswa akan menunjukkan

minatnya. Salah satunya adalah Pembelajaran Kooperatif index card match.

Menurut Hisyam Zaini, dkk (2004 : 69) model index card match (mencari

pasangan) adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk

mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Di samping itu materi baru

pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan siswa diberi tugas

mempelajari topik yang diajarkan terlebih dahulu sehingga ketika masuk kelas

siswa sudah memiliki bekal pengetahuan. Untuk itu pembelajaran index card

match, dapat menciptakan suasana pembelajaran yang “fun”, lebih merangsang

siswa dalam melakukan aktivitas belajar individu ataupun kelompok, dapat

mengembangkan kreativitas, kemandirian siswa menciptakan komunikasi timbal

balik, serta dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih

dalam tentang peningkatan motivasi belajar IPS melalui Pembelajaran Kooperatif

Index Card Match pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangsari Kecamatan

Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.

Page 19: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi

permasalahan sebagai berikut :

1. Mata pelajaran IPS di anggap menjemukan sehingga motivasi belajar siswa

rendah

2. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPS di tinjau dari

penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat

3. Perhatian guru terhadap kemampuan individu kurang, sehingga motivasi

belajar siswa rendah

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Motivasi belajar dalam hal ini dibatasi motivasi belajar IPS dengan materi

mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan

Belanda dan Jepang serta Persiapan Kemerdekaan Indonesia

2. Pembelajaran Kooperatif dalam hal ini dibatasi Pembelajaran Kooperatif

dengan teknik Index Card Match

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian tindakan

kelas ini dirumuskan : Apakah pendekatan pembelajaran Kooperatif index card

match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 03

Karangsari ?

E. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang telah dirumuskan penelitian ini bertujuan sebagai

berikut : Untuk mendeskripsikan motivasi belajar IPS melalui pendekatan

pembelajaran Kooperatif index card match siswa kelas V SD Negeri 03

Karangsari.

Page 20: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

5

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan khususnya

tentang motivasi belajar IPS dan pendekatan pembelajaran Kooperatif

index card match.

b. Memberikan kontribusi bahwa motivasi belajar IPS pada siswa kelas V

dapat ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif index

card match.

c. Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Meningkatkan motivasi belajar IPS pada kelas V SD Negeri 03

Karangsari

2) Meningkatkan penguasaan IPS dan mengambil nilai-nilai untuk

diterapkan dalam kehidupan nyata khususnya mendeskripsikan

perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan

Jepang serta Persiapan Kemerdekaan Indonesia

3) Melatih siswa kelas V SD Negeri 03 Karangsari untuk berfikir kritis,

sistematis dan ilmiah.

b. Manfaat bagi guru

1) Memberikan gambaran kepada guru tentang pentingnya pendekatan

pembelajaran kooperatif model index card match terkait dengan

peningkatan motivasi belajar IPS.

2) Bahan refleksi guru sebagai salah satu alternatif pendekatan

pembelajaran kooperatif model index card match terkait dengan

peningkatan motivasi belajar siswa.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Meningkatkan motivasi belajar siswa

2) Meningkatkan kualitas kompetensi lulusan.

BAB II

Page 21: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Harold Koontz dalam Moekijat (2001: 5) menjelaskan “motivasi sebagai

suatu dorongan dan usaha untuk memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan atau

mencapai suatu tujuan”. motivasi merupakan kondisi yang menyebabkan atau

menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan

(persistence) pada tingkah laku tersebut. Karenanya motivasi belajar seseorang

akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai oleh seseorang. Hamzah B. Uno

(2006:3) “motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan

yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak

atau berbuat. Sedangkan Mc. Donald dalam Oemar Hamalik “Motivation isan

energy change within the person characterized by affactive arousal and

anticipatory goal reaction” Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujaun. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2004: 73) “motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.

Motivation is the inner power or energy that pushes toward acting,

performing actions and achieving. Motivation has much to do with desire and

ambition, and if they are absent, motivation is absent too.

Motivasi adalah kekuatan batin atau energi yang mendorong ke arah

bertindak, melakukan tindakan dan pencapaian. Motivasi memiliki banyak untuk

dilakukan dengan keinginan dan ambisi, dan jika mereka tidak hadir, tidak ada

motivasi juga. http://www.succesconsciousnes.com/strengthenmotivation.htm.

Dari beberapa batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

tenaga (power) yang berfungsi sebagai daya penggerak untuk melakukan suatu

tindakan demi mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi belajar adalah kondisi

psikologis yang merupakan tenaga penggerak dalam diri seseorang untuk memulai

Page 22: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

7

suatu kegiatan atau aktivitas belajar atas kemauannya sendiri sehingga tujuan

yang dikehendaki dapat tercapai. Djamarah (2002 : 123) menyatakan ada tiga

fungsi motivasi dalam belajar, yaitu : (1) motivasi mendorong manusia untuk

berbuat sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. (2) motivasi

menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, (3)

motivasi sebagai penyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang harus

dikerjakan untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian motivasi yang tinggi akan meningkatkan kesungguhan

dan ketekunan seseorang dalam mengerjakan sesuatu sehingga memungkinkan

peningkatkan prestasi atau hasil karyanya. Sehingga motivasi yang tinggi lebih

memungkinkan tujuan dapat dicapai.

b. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu,

dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena

berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Motivasi belajar

bergantung pada teori yang menjelaskan dan merupakan suatu konsekuensi dari

penguatan (reinforcement) suatu ukuran kebutuhan manusia suatu hasil dari

disonan atau ketidakcocokan suatu atribut dari suatu keberhasilan dan kegagalan

suatu harapan. Menurut W.S Winkel (1996 : 150) ”Motivasi belajar ialah

keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah

pada kegiatan belajar itu demi menjamin suatu tujuan”.

Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

mengupayakan keberhasilan dan memilih kegiatan yang berorientasi pada

keberhasilan. Siswa dapat termotivasi dengan orientasi ke arah tujuan dan

berusaha mendapatkan penilaian yang positif

(www.motivasibelajar.wordpress.com, 20 Mei 2009).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah

kecenderungan untuk aktif dan mempertahankan perilaku dalam upaya

keberhasilan siswa dengan orientasi ke arah tujuan yang positif.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dalam Belajar

Page 23: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

8

Menurut Crow dan Crow (1984: 73) mengemukakan ada tiga faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar, yaitu :

1) The factor inner urge (dorongan dari dalam), rangsangan yang datang

dari lingkungan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan

minat

2) The factor social motive (faktor motif sosial), minat sosial terhadap suatu

objek atau sesuatu hal agar dapat menyesuaikan diri dan diakui oleh

lingkungannya. Misalnya seseorang berminat mempunyai prestasi yang

tinggi agar mendapatkan status sosial yang tinggi pula.

3) The emotional factor (faktor emosional), merupakan faktor yang

berhubungan perasaan seseorang

Menurut Gagne (1984: 374) menjelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan, sikap, motif, nilai, aspirasi dan

insentif. Menurut Usman (2005: 29) dua faktor yang mempengaruhi motivasi

yaitu:

1) Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi belajar dari dalam diri

siswa meliputi minat dan perhatian, tanggapan kemauan, emosional,

idealisme, kesehatan dan keadaan fisik.

2) Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang

berasal dari luar diri siswa, meliputi lingkungan sekolah, lingkungan

keluarga, faktor geografis (cuaca, udara, waktu, tempat belajar).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah faktor intern meliputi kebutuhan, aspirasi

cita-cita siswa, minat, motif dan emosional, idealisme, tanggapan, keadaan fisik

dan faktor ekstern meliputi sosial, insentif, nilai, lingkungan, geografis dan

tempat.

d. Ciri-Ciri Individu Yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat diketahui melalui

aktivitas-aktivitas selama proses belajar, antara lain:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang sama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

Page 24: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

9

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya)

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4) Lebih senang belajar mandiri. 5) Cepat bosan terhadap tugas yang rutin. (hal-hal yang bersifat mekanis,

berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya. 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya begitu saja. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah (Sardiman, 2004: 83).

Disamping ciri-ciri seseorang memiliki motivasi belajar tinggi di atas

dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dapat diidentifikasi ciri-ciri

individu yang memiliki motivasi belajar sebagai berikut :

1) Adanya dorongan dari keluarga apabila lebih meningkat dalam belajar

akan mendapatkan hadiah

2) Ingin meningkatkan hasil belajar sehingga dengan adanya hal tersebut

motivasi belajar akan meningkat

3) Mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal

4) Menunjukkan tanggapan yang positif terhadap suatu masalah

5) Memiliki kemauan yang tinggi terhadap suatu hal yang diinginkan

6) Mempunyai lingkungan yang mendukung untuk tercapainya suatu hal

Siswa yang termotivasi dengan baik dalam pelajaran akan melakukan

lebih banyak aktivitas dan lebih cepat belajar jika dibandingkan dengan siswa

yang kurang atau tidak termotivasi semasa belajar. Ini menunjukkan, jika guru

dapat membangkitkan motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajar maka

diharapkan siswa akan senantiasa memusatkan perhatian mata pelajaran tersebut.

Sesungguhnya usaha memotivasi siswa dalam pendidikan adalah merupakan suatu

proses (1) membimbing siswa untuk memasuki berbagai pengalaman yakni proses

belajar sedang berlangsung; (2) proses menimbulkan semangat dan keaktifan pada

diri siswa sehingga siswa benar-benar bersedia untuk belajar; dan (3) proses yang

menyebabkan perhatian siswa tertumpu kepada satu arah atau tujuan pada satu

masa, yaitu tujuan belajar. Situasi kelas yang siswanya termotivasi dapat

mempengaruhi sikap belajar dan tingkah laku siswa. Siswa yang termotivasi

untuk belajar akan sangat tertarik dengan berbagai tugas belajar yang sedang

Page 25: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

10

mereka kerjakan; menunjukkan ketekunan yang tinggi; variasi aktivitas belajar

mereka pun akan lebih banyak.

e. Usaha-Usaha Meningkatkan Motivasi Belajar

Sardiman (2004: 35) mengemukakan usaha-usaha untuk meningkatkan

motivasi belajar antara lain :

1) Individu selalu mengusahakan adanya gairah belajar dan iklim yang

kondusif.

2) Mempertajam tujuan yang diharapkan siswa.

3) Mengusahakan dan mengorganisasi sebaik-baiknya sumber-sumber

belajar yang bermanfaat bagi siswa.

4) Peran orang tua yang dapat menempatkan diri sebagai salah satu

sumber belajar siswa.

5) Adanya dorongan eksternal.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dengan cara :

1) Individu memiliki perasaan yang senang terhadap objek.

2) Individu selalu berusaha memusatkan perhatian terhadap materi yang

diajarkan.

3) Individu memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan belajar.

4) Memiliki tanggapan positif terhadap objek

5) Selalu tertarik dengan tugas yang mereka kerjakan

6) Mempunyai semangat dan keaktifan untuk belajar

7) Dukungan dari pihak lain yang sifatnya positif

f. Motivasi di Dalam Kelas

Dengan memahami teori-teori yang termasyhur tentang motivasi, maka

guru dapat mengembangkan tujuh jenis motivasi di dalam kelas, yaitu:

1) Motivasi tugas

Motivasi tugas adalah motivasi yang ditimbulkan oleh tugas-tugas yang

ditetapkan oleh guru, siswa sendiri, maupun yang dirancangkan oleh

guru dan siswa secara bersama-sama. Siswa yang memiliki motivasi

tugas memperlihatkan keterlibatan dan ketekunan yang tinggi dalam

menyelesaikan tugas-tugas belajar. Motivasi tugas hendaklah dibangun

Page 26: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

11

di dalam diri siswa dan ini dapat dilakukan oleh guru kalau dia

mengetahui cara-caranya.

2) Motivasi aspirasi

Motivasi aspirasi yang tinggi tumbuh dengan subur kalau siswa

memiliki perasaan sukses. Perasaan gagal dapat menghancurkan

aspirasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru jangan menjadikan

siswa selalu gagal, walaupun ini bukan bermakna guru harus

menjadikan siswa sukses terus menerus. Suatu konsep yang harus

ditanam oleh guru kepada siswa agar ia memiliki aspirasi yang tinggi

adalah bahwa kesuksesan atau kegagalan ditentukan oleh 'usaha', bukan

oleh kemampuan atau kecerdasan.

3) Motivasi persaingan

Persaingan yang sehat dapat menjadi motivasi yang kuat dalam belajar.

Namun memupuk rasa persaingan yang berlebih-lebihan, di kalangan

siswa dalam belajar dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat,

karena siswa bukan menjadi giat belajar, tetapi dengan berbagai cara

berusaha mengalahkan siswa lain untuk mendapatkan status.

Membangun persaingan dengan diri sendiri pada setiap siswa akan

menimbulkan motivasi persaingan yang sehat dan berkesan dalam

belajar.

4) Motivasi afiliasi;

Motivasi afiliasi adalah dorongan untuk melaksanakan kegiatan belajar

dengan sebaik-baiknya, karena ingin diterima dan diakui oleh orang

lain. Siswa-siswa yang masih kecil berusaha meningkatkan usaha dan

prestasi dalam belajar agar dia dapat diterima dan diakui oleh orang

dewasa, yaitu guru dan ibu bapanya. Namun para remaja lebih

terdorong belajar untuk mendapatkan penerimaan dan pengakuan dari

rekan sebaya. Oleh karena itu, guru-guru yang mengajar siswa-siswa

yang masih kecil hendaknya memberikan perhatian dan penghargaan

yang penuh terhadap peningkatan usaha dan hasil belajar yang

ditampilkan oleh siswa. Bagi siswa remaja, guru hendaknya dapat

Page 27: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

12

memanfaatkan kelompok untuk meningkatkan usaha dan prestasi

belajar ahli kelompok.

5) Motivasi kecemasan

Kecemasan dapat mendorong usaha dan hasil belajar. Tetapi kecemasan

yang berlebihan dapat menurunkan kegairahan dan hasil belajar. Siswa

yang telah memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar jika mengalami

kecemasan dapat menurunkan motivasinya itu. Demikian juga dengan

siswa-siswa yang memiliki kecerdasan (IQ) rendah kalau mengalami

kecemasan menyebabkan usaha dan hasil belajar mereka menjadi

bertambah merosot. Tetapi kecemasan sangat berkesan untuk

meningkatkan usaha dan hasil belajar siswa yang bermotivasi rendah

dan yang memiliki kecerdasan tinggi.

6) Motivasi penguatan

Motivasi penguatan dapat ditimbulkan melalui diagram kemajuan

belajar murid, memberikan komentar pada setiap kertas tugas, ujian dan

pemeriksaan siswa dan memberikan penghargaan. Guru hendaklah

menjauhi pemahaman bahwa pemberian angka sebagai sumber utama

untuk menimbulkan motivasi penguatan, karena menitik-beratkan

pemberian angka dalam memotivasi siswa dapat menimbulkan

persaingan yang tidak sehat dan akan menimbulkan kecemasan di

dalam kelas.

7) Motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri

Motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri sangat berkesan dalam

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Siswa-siswa ini

menunjukkan tingkah laku yang mandiri dalam belajar dan mempunyai

sistem nilai yang baik yang melatarbelakangi tingkah laku mereka itu.

Pembentukan sistem nilai-nilai yang menjadi tanggung jawab guru pada

setiap siswa, sehingga siswa-siswa memiliki motivasi yang diarahkan

oleh diri sendiri adalah sangat penting. Bagi siswa-siswa yang telah

memiliki motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri, guru hanya perlu

memberikan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan aktivitas belajar

mereka.(www.geocities.com/usrafidi/motivasi.html.33k, 10 Mei 2009).

Page 28: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

13

2. Pembelajaran IPS

a. Pengertian IPS

Menurut Nursid Sumaatmaja (1997: 1.7) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya

mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari

kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian, geografi, ekonomi,

sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah (Depdikbud, 1995/1996 : 139).

Dari pendapat di atas, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pengetahuan yang

mengkaji seluruh kehidupan sosial meliputi dua bahan kajian pokok, yaitu:

pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup:

lingkungan sosial, alam, bumi, ekonomi dan pemerintah. Sedangkan bahan kajian

sejarah meliputi: perkembangan masyarakat Indonesia dari masa lampau hingga

masa kini.

Sebenarnya IPS yang disampaikan tidak bersifat keilmuan, bukan teori-

teori sosial atau ilmu-ilmu sosial melainkan hal-hal yang praktis yang berguna

bagi diri dan kehidupannya kini maupun kelak kemudian hari dalam berbagai

lingkungan serta aspek kehidupan. IPS lebih bersifat pengetahuan, sikap, dan

kemampuan mengenai “seni kehidupan” dalam berbagai aspek dan kurun waktu.

Pembelajaran IPS di kelas V meliputi pengetahuan sosial dan sejarah.

Pengetahuan sosial untuk anak Sekolah Dasar lebih banyak dititikberatkan pada

dunia siswa dan lingkungannya. Sedangkan konsep sejarah diajarkan dalam

rangka pembekalan pengetahuan dan penghayatan siswa mengenai kehidupan

masa lampau yang bermanfaat bagi diri siswa dalam kehidupan saat ini maupun

yang akan datang. Selain itu juga untuk menanamkan kesadaran cinta berbangsa

dan bernegara serta rasa bangga pada tanah airnya.

b. Karakteristik mata pelajaran IPS

Page 29: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

14

Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga

halnya dengan mata pelajaran IPS. Adapun karakteristik mata pelajaran IPS

adalah sebagai berikut :

1) Mata pelajaran IPS khususnya mendeskripsikan perjuangan para tokoh

pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang terkait dengan masa

lampau berisi peristiwa. Sementara materi pokok pembelajaran IPS

adalah produk masa kini berdasarkan sumber sejarah yang ada. Oleh

karena itu dalam pembelajaran IPS harus lebih cermat, kritis,

berdasarkan sumber-sumber dan tidak memihak menurut kehendak

sendiri dan kehendak pihak-pihak tertentu.

2) Dalam sejarah ada tiga unsur penting, yaitu manusia, ruang dan waktu.

Dengan demikian dalam mengembangkan pembelajaran sejarah harus

selalu diingat siapa pelaku, dimana dan kapan peristiwa itu terjadi.

3) Perspektif waktu meliputi masa lampau, masa sekarang dan masa yang

akan datang, sehingga dalam mendesain materi pokok pembelajaran

IPS dapat dikaitkan dengan persoalan masa kini dan masa depan.

4) Sejarah ada prinsip sebab akibat artinya peristiwa yang satu diakibatkan

oleh peristiwa lainnya.

5) Pada hakekatnya mata pelajaran IPS khususnya materi pokok

mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan

Belanda dan Jepang adalah suatu peristiwa sejarah dan perkembangan

masyarakat yang menyangkut berbagai aspek politik, ekonomi, sosial,

budaya, agama, dan keyakinan. Oleh karena itu dalam memahami

sejarah harus dengan multidimensional.

c. Fungsi IPS

Pengajaran pengetahuan sosial di SD berfungsi mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi

menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat

Indonesia sejak masa lalu hingga kini (Depdikbud, 1995 : 139). Berdasarkan

Page 30: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

15

fungsi IPS seperti tersebut diatas maka siswa dapat mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan untuk melihat kenyataan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan

menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

d. Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 162).

e. Ruang lingkup pembelajaran IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) manusia, tempat dan lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3)

sistem sosial dan budaya; 4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan (BSNP, 2006:

163).

Sedangkan ruang lingkup pengajaran sejarah meliputi: sejarah lokal,

kerajaan-kerajaan di Indonesia, tokoh dan peristiwa, bangunan bersejarah,

Indonesia pada zaman penjajahan Portugis, Spanyol, Belanda dan Jepang serta

beberapa peristiwa penting masa kemerdekaan (Depdikbud, 1995 : 151).

f. Materi pokok pembelajaran IPS

Untuk memperjelas materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di

kelas V semester II Sekolah Dasar berikut dikemukakan rincian berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 167) adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Page 31: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

16

2. Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para

tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda dan Jepang.

2.2 Menghargai jasa dan peranan

tokoh perjuangan dalam

mempersiapkan kemerdekaan

Indonesia.

2.3 Menghargai jasa dan peranan

tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan.

2.4 Menghargai perjuangan para

tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan.

Uraian lengkap materi IPS menurut Thayeb dkk (2006: 115-169) adalah

sebagai berikut :

1) Mendiskripsikan Perjuangan Para Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajah

Belanda dan Jepang

a) Penjajahan Belanda di Indonesia

(1) Jatuhnya Nusantara ke dalam Kekuasaan Pemerintah Belanda

Tahun 1596 bangsa Belanda di bawah pemimpin Cornelis de

Houtman berlabuh di Banten. Mereka datang untuk berdagang

rempah-rempah diantaranya di Kepulauan Maluku. Itulah

sebabnya pada tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang

yang disebut Yerenigde Oost lndische Compagnie (VOC),

artinya kongsi dagang Belanda di India Timur. VOC

memaksakan sistem monopoli. Tujuan VOC berdagang

mencari kekayaan, menunjukkan bahwa bangsa Belanda

terhormat, dan menyebarkan agama Nasrari.

Penyebab VOC dengan mudah dapat menguasai daerah-daerah

di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut.

Page 32: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

17

(a) Tidak ada persatuan antara raja-raja di Indonesia.

(b) Peralatan perang VOC lebih lengkap dan lebih baik.

(c) VOC menjalankan politik perang, perjanjian, adu domba,

dan memecah belah kekuatan raja-raja Indonesia.

(d) Dalam bidang ekonomi perdagangan, VOC menggunakan

sistem monopoli, verplichte leveranties (penjualan wajib),

dan contingenten (penyerahan wajib) dari para penguasa

Indonesia, khususnya di Jawa.

(2) Sistem Kerja Paksa dan Penarikan Pajak yang Memberatkan

Rakyat

Kompeni dapat menguasai Nusantara. Di Kepulauan Maluku

rakyat dipaksa dan dibatasi dalam menanam rempah-rempah.

(3) Perjuangan Para Tokoh Daerah dalam Upaya Mengusir

Penjajah Belanda

Penderitaan rakyat membangkitkan perlawanan terhadap

penjajahan di berbagai daerah di Indonesia. Berikut ini

beberapa contoh perlawanan rakyat tersebut.

(a) Perlawanan Pattimura atau Thomas Matulessi (1817),

terjadi di Saparua, Maluku. Perlawanan rakyat maluku

muncul karena tindakan sewenang-wenang belanda.

Dibawah pimpinan patimura, pada tanggal 16 mei 1817

rakyat maluku menyerbu Benteng Duurstede. Kekuatan

belanda dapat dilumpuhkan dan Van Den Berg mati

terbunuh. Peranjg semakin meluas ke berbagai daerah

seperti Ambon, Seram, Hitu, dan lain-lain. Karena

kekalahan itu belanda mengirim pasukan yang lebih besar

di bawah pimpinan Laksamana Buykes. Karena kekuatan

yang tidak seimbang akhirnya Patimura dan pejuang

lainnya dapat ditangkap. Dia dibantu oleh Srikandi

Maluku, Christina Martha Tiahahu. Namun perlawanan itu

Page 33: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

18

dapat dipadamkan dengan kejam oleh Van der Capellen,

pemimpin pasukan Belanda.

(b) Perlawanan Kaum Paderi (1821-1837), terjadi di

Minangkabau, Sumatera Barat. Perang Paderi terjadi

karena kaum adat meminta bantuan kepada belanda

sehingga belanda dapat menduduki beberapa daerah di

Sumatra Barat. Kedatangan belanda tidak di sambut baik

oleh kaum paderi. Akhirnya meletuslah pertempuran

antara kaum paderi dengan belanda. Pahlawan-pahlawan

perang Paderi adalah Imam Bonjol, Tuaku Nan Receh,

Tuanku Tambuse, dan Tuanku nan Cerdik. Namun karena

kalah dalam segala hal, Imam Bonjol menyerah pada

tanggal 28 Oktober 1837. Beliau dibuang ke Cianjur,

kemudian dipindahkan ke Ambon, kemudian dipindahkan

ke Minahasa, dan pada tanggal 6 November 1864

meninggal dunia.

(c) Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830), terjadi

di Jawa Tengah. Diponegoro adalah seorang bangsawan

Jawa, putra Imam Bonjol Sultan Hamengku Buwana II

(Sultan Sepuh). Perang meletus pada tanggal 20 Juli 1825

dan berakhir 28 Maret 1830, Diponegoro dapat ditangkap

di Magelang karena akal licik De Kock ketika sedang

mengadakan perundangan. Beliau kemudian dibuang ke

Manado lalu ditempatkan di Benteng Rotterdam di

Makassar, sampai meninggal dunia 8 Januari 1855.

(d) Perang Aceh (1873-1904), terjadi di daerah Aceh. Para

panglima perang Aceh yang terkenal adalah Teuku Umar,

Teuku Panglima Polem, Cut Meutiah, Cut Nya Dien (istri

Teuku Umar), dan Tengku Mohammad Dawod (Sultan

Aceh). Belanda melakukan serangan umum ke Aceh

Besar, Pidie, Samalanga, dan Meulaboh. Teuku Umar

gugur dalam pertempuran di Meulaboh (10 Februari

1899). Pertempuran dilanjutkan oleh istrinya, Cut Nya

Page 34: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

19

Dien, dan saudara sepupunya Cut Meutiah. Panglima

Polem akhirnya menyerah pada 6 September 1903 yang

diikuti oleh para pimpinan perang yang lain di

Lhokseumawe. Berakhirlah Perang Aceh yang menelan

banyak korban nyawa dan harta benda tersebut.

(e) Perlawanan di daerah lain. Di Banjarmasin, Belanda

menghadapi perlawanan Pangeran Antasari yang dibantu

oleh Surapati dari Jawa (1863). Kemudian, disusul

penguasaan atas pulau-pulau Sumbawa (1875), Seram

(1904), Flores (1908), serta Bone (1905-1908). Di

Tapanuli, Belanda harus menghadapi perlawanan Si

Singamangaraja. Namun, pada tahun 1907 pasukan Si

Singamangaraja dapat dihancurkan oleh pasukan

Christoffel. Nasib Si Singamangaraja tidak diketahui.

b) Pendudukan Jepang di Indonesia

Tanggal 8 Desember 1941 Perang Pasifik atau Perang Asia Timur

Raya pecah. Jepang menyerang Hawai, Amerika Serikat.

Selanjutnya, Jepang menyerbu ke Asia Timur dan Asia Tenggara.

Indonesia dapat dikuasai oleh Jepang pada tahun 1942. Pemerintah

Belanda yang sudah lemah dengan mudah dihancurkan oleh

pasukan Jepang. Jepang berkuasa di Indonesia. Harapan rakyat

Indonesia, Jepang lebih baik dari Belanda.

Kesempatan baik itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Jepang.

Jepang berpropaganda. Semboyan Jepang untuk menarik hati

rakyat Indonesia adalah Gerakan Tiga A yaitu Jepang Pelindung

Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia. Inilah

gerakan resmi (legal) Jepang. Pemimpin diambil dari orang

Indonesia, yaitu Mr. Syamsudin. Di samping itu dibentuk pula

Pemuda Asia Raya, di bawah Sukarjo Wiryopranoto. Pemuda Asia

Raya kemudian diganti menjadi Seinendan tanggal 29 April 1942.

Sebagai tenaga penggerak seluruh rakyat Indonesia diangkat Empat

Serangkai yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar De wantara,

Page 35: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

20

dan KH. Mas Mansyur. Empat Serangkai ini kemudian membentuk

Putera (Pusat Tenaga Rakyat) tanggal 3 Mei 1942, setelah gerakan

Tiga A dibubarkan.

Pengerahan tenaga rakyat untuk kepentingan perang ditingkatkan.

Banyak di antara mereka yang mati kelaparan, kepayahan,

penyakit, atau karena siksaan tentara Jepang. Selanjutnya, fujinkai

dibentuk tanggal 3 November 1943. Fujinkai terdiri dari para

wanita yang dipekerjakan di garis belakang, di dapur umum, dan

tenaga kesehatan (PPPK). Di sekolah, murid-murid dilatih olahraga

perang.

Atas permintaan para pemimpin Indonesia, seperti R. Gatot

Mangkupraja, K.H. Mas Mansyur, dan Ir. Sukarno, dibentuk

Tentara Pembela Tanah Air (Peta) pada tanggal dilatihlah calon-

calon daidantjo (kepala pasukan) dan sjodantjo (kepala regu) untuk

melatih calon-calon prajurit Peta di bawah pemimpin dan

pengawasan para opsir Jepang.

Di samping Peta, Jepang juga membentuk Heiho (pembantu

tentara). Bila Peta bertugas membela daerahnya masing-masing,

maka Heiho bertugas membantu Jepang bila dibutuhkan.

Menginjak tahun 1944, pihak Sekutu mulai mendapatkan

kemenangan-kemenangan terhadap Jepang. Dalam situasi gawat

ini, Jepang berusaha memperkuat garis belakang dengan

membentuk satu organisasi besar yang didukung oleh seluruh

rakyat Jawa. Dibentuklah Jawa Hoko Kai (Himpunan Kebaktian

Rakyat Jawa) pada 1 Maret 1944. Putera dilebur ke dalam badan

tersebut. Dari golongan Islam, Jepang membentuk Miai (Majelis

Islam ala Indonesia) pada 28 Oktober 1943, tetapi pada 22

November 1944 diganti menjadi Masyumi (Majelis Syura

Muslimin Indonesia). Dari Masyumi dibentuklah barisan Hisbullah

pada Desember 1944.

Page 36: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

21

Sejak 10 Desember 1944 diadakan gerakan pengumpulan emas

permata milik penduduk untuk kepentingan perang dan

kemenangan akhir.

Kaum muda revolusioner, seperti Adam Malik, Wikana, Darwis,

Sukarni, dan Chairul Saleh mengikuti jejak para pemimpin mereka

yaitu Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka menyebar dan

menyusup ke dalam jawatan dan instansi Jepang. Ada yang

menyusup sebagai pegawai domei (kantor berita) dan sendenbu

(jawatan propaganda) Jepang. Di sinilah para pemuda tadi menjadi

penuntun dan telinga bagi perjuangan nasional yang dipimpin oleh

Bung Karno dan Bung Hatta. Dari situlah para pemuda mendengar

Perang Pasifik, juga kedudukan Jepang semakin terjepit sejak 1944.

Jepang menjanjikan dokuritzu (kemerdekaan) kepada Indonesia di

kemudian hari. Sejak September 1944 lagu kebangsaan Indonesia

Raya boleh dikumandangkan di samping Kimigayo, lagu

kebangsaan Jepang. Sang Merah Putih boleh dikibarkan di samping

Hinomaru, bendera kebangsaan Jepang.

c) Akibat Romusa terhadap Penduduk Indonesia

Selama masa pendudukan Jepang, rakyat Indonesia sangat

menderita. Ternyata Jepang dan Belanda sama saja. Keduanya

adalah penjajah yang memeras dan menguras tenaga dan kekayaan

alam Indonesia. Ribuan rakyat Jawa dan Bali dikirim ke Malaya

dan Burma sebagai romusa untuk kerja paksa membuat benteng

dan jalan-jalan perang. Mereka banyak yang mati kelaparan,

kepayahan, karena siksaan, dan terkena penyakit.

Janji Jepang bahwa kemakmuran milik bersama hanya janji belaka.

Yang terjadi adalah rakyat kelaparan dan tanpa pakaian, sawah dan

ladang tidak terpelihara karena tenaga laki-laki dikerahkan untuk

romusa. Kekayaan penduduk diambil untuk kepentingan perang.

Apabila melawan, Jepang siap memberi hukuman berat. Akibatnya

ekonomi rakyat menjadi rusak berat. Tiga setengah tahun rakyat

Indonesia diisap habis-habisan oleh Jepang.

Page 37: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

22

2) Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia

Badan Penyelidik Usaha-Usahan Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Tugas

pokoknya ialah menyiapkan organisasi pemerintah yang akan

menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang. Ketua BPUPKI

ialah Widyodiningrat dan wakil ketua adalah Raden Panji Santoso.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, diumumkan pembentukan PPKI.

Ketuanya adalah Ir. Soekarno. Peristiwa Rengasdengklok pada

tanggal 16 Agustus 1945 terjadi karena adanya perbedaan pendapat

antara para pemuda dengan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta

untuk menentukan waktu Proklamasi kemerdekaan. Bunga Karno,

Bung Hatta, PKKI, dan para tokoh pemuda membicarakan

persiapan Proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Laksana

Muda Maeda, Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Proklamasi

kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus

1945 pukul 10 pagi, bertempat di Jl. Pegangsaan Timur No. 56,

Jakarta. Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi

oleh Bung Hatta.

3) Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan

a) Ir. Soekarno

Ir. Soekarno sangat berperan dalam usaha perjuangan

mempertahankan kemerdekaan yang antara lain sebagai

berikut:

(1) Pada tanggal 29 Agustus 1945, Presiden Soekarno

membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat). Tujuan

pembentukan BKR adalah untuk menjaga dan memelihara

keamanan serta ketertiban di daerah-daerah Republik

Indonesia. Anggota BKR terdiri dari bekas anggota PETA,

HEIHO, Barisan Pemuda, Polisi, dan sebagainya.

Page 38: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

23

(2) Pada tanggal 19 September 1945, Ir. Soekarno melakukan

pidato pada rapat raksasa yang diselenggarakan di

Lapangan IKADA (Ikatan Altetik Jakarta), sekarang

disebut Monas.

(3) Ketika Sekutu menduduki Indonesia, Ir. Soekarno berkala-

kali melakukan perundangan dengan mereka.

(4) Setelah Agresi Militer Belanda II, Ir. Soekarno sempat

memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran,

Syafrudin Prawiranegara, untuk mendirikan Pemerintah

Darurat Republik Indonesia (PDRI).

(5) Ketika Republik Indonesia menjadi negara serikat, Ir.

Soekarno dipercaya sebagai Presiden RIS. Kemudian ketika

Republik Indonesia Serikat kembali ke bentuk republik, Ir.

Soekarno dipercaya sebagai presiden Republik Indonesia.

b) Drs. Moh. Hatta

Drs. Moh. Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukit

Tinggi, Sumatera Barat. Jika Ir. Soekarno adalah insinyur

teknik, Drs. Moh. Hatta adalah seorang ahli ekonomi. Sebagai

ahli ekonomi, Drs. Moh. Hatta berhasil mendirikan koperasi di

Indonesia. Atas jasa-jasanya di bidang koperasi ini, beliau

diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Drs. Moh. Hatta sangat berperan dalam usaha perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah

sebagai berikut:

(1) Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dikenal sebagai Dwi

Tunggal. Mereka berdua selalu bersatu dalam perjuangan

mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

(2) Drs. Moh. Hatta diangkat menjadi wakil Presiden,

mendampingi Ir. Soekarno ketika Republik Indonesia

berbentuk serikat, Drs. Moh. Hatta menjabat sebagai

perdana Menteri Republik Indonesia Serikat. Kemudian

Page 39: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

24

ketika bentuk negara Indonesia berubah kembali menjadi

republik, ia dipercaya lagi menjadi wakil presiden Republik

Indonesia.

(3) Saat berlangsung Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den

Haag Belanda, Drs. Moh. Hatta menjadi pemimpin utusan

Indonesia. Kemudian pada bulan Desember 1949, ia

kembali ke Belanda untuk menandatangani naskah

pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

c) Mr. Ahmad Soebardjo

Mr. Ahmad Soebardjo termasuk tokoh penting dalam sejarah

perjuangan Indonesia dalam memproklamasikan kemerdekaan.

Ia terkenal sebagai konseptor naskah teks proklmasi dan

pembukaan UUD 1945. berikut adalah riwayat Mr. Ahmad

Soebardjo dalam peristiwa Proklamasi.

(1) Anggota Panitia Kecil atau Panitia Sembilan yang berhasil

merumuskan Piagam Jakarta dan juga sebagai anggota

PPKI.

(2) Mr. Ahmad Soebardjo berhasil menjembatani perbedaan

pendapat antara golongan muda dan golongan tua di

Rengasdengklok. Pada akhirnya, kedua golongan ini

bersatu untuk bersama-sama membahas persiapan

Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta, melalui

sidang PPKI yang anggotanya ditambah wakil dari para

Pemuda.

(3) Mr. Ahmad Soebardjo juga merupakan konseptor yang ikut

menyumbangkan pikirannya dalam penyusunan naskah

Proklamasi kemerdekaan, yaitu pada kalimat pertama

berbunyi: “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan

kemerdekaan Indonesia.

d) Fatmawati

Fatmawati adalah istri Presiden Soekarno. Ia lahir di Bengkulu

tahun 1923. Beliau wafat pada tahun 1980. Fatmawati selalu

Page 40: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

25

mendampingi Presiden Soekarno dalam banyak kegiatan

kenegaraan maupun kegiatan keluarga. Ia juga yang menjahit

bendera Merah Putih yang dikibarkan pada jam 10.00 WIB di

Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Untuk mengabdikan

jasa-jasanya, nama Fatmawati dijadikan rumah sakit di Jakarta

Selatan.

3. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Mohamad Nur (2005 :1) “pembelajaran kooperatif merupakan

teknis-teknis kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu

siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai

pemecahan masalah yang kompleks. Johnson dan Johnson (1996 : 4) “cooperative

learning adalah bekerja sama untuk mencapai tujuan”. Slavin (1997 : 5)

menjelaskan bahwa “pendekatan cooperative learning adalah suatu pendekatan

dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu

satu sama lain dalam belajar”. Sejalan dengan pendapat di atas Yakobs (1999 : 5)

menyatakan bahwa “cooperative learning adalah pendekatan dalam pengajaran

yang membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dan

saling membantu menyelesaikan tugas-tugas pelajaran”.

Cooperative learning is a strategy which involves students in established,

sustained learning groups or teams. The group work is an integral part of, not an

adjunct to, the achievement of the learning goals of the class.

Belajar Kooperatif adalah strategi yang melibatkan siswa di didirikan,

kelompok belajar berkelanjutan atau tim. Kerja kelompok merupakan bagian

integral dari, bukan tambahan bagi, pencapaian tujuan belajar kelas.

http://learning and teaching.dal.ca./taguide/what is coopertive learning.html

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa metode pembelajaran cooperative learning adalah suatu bentuk pendekatan

pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok kecil, dimana siswa

Page 41: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

26

bekerja sama untuk memaksimalkan pemahaman mereka tentang materi

pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas pelajaran.

b. Elemen-Elemen Pembelajaran Kooperatif

Menurut Abdurrahman (1997 : 5) terdapat 4 elemen dasar yang

memungkinkan terciptanya belajar kooperatif, yaitu :

1) Saling ketergantungan positif

Saling ketergantungan positif merupakan proses pembelajaran

kooperatif dimana guru menciptakan suasana yang mendorong siswa

merasa saling membutuhkan satu sama lain. Saling ketergantungan

positif dapat dicapai melalui saling ketergantungan: 1) tujuan; 2) bahan;

3) peran dan 4) hadiah.

2) Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka dengan melakukan dialog tidak hanya dengan guru

tetapi dengan sesama teman sehingga memungkinkan para siswa

menjadi sumber belajar. Interaksi tatap muka memungkinkan

terciptanya belajar yang bervariasi sehingga mengoptimalkan

pencapaian hasil belajar.

3) Akuntabilitas individu

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok kecil. Meskipun demikian penilaian diajukan untuk

mengetahui penguasaan materi pelajaran tiap-tiap individu/ anggota

kelompok.

4) Keterampilan menjalin hubungan interpersonal

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial berarti tenggang

rasa, kerja sama, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide, berani

mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri

dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan

interpersonal.

c. Manfaat Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Manfaat Pembelajaran Kooperatif adalah :

1) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

Page 42: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

27

2) Rasa harga diri lebih tinggi 3) Memperbaiki sikap terhadap tugas dan sekolah 4) Memperbaiki kehadiran 5) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar 6) Perilaku yang mengganggu lebih kecil 7) Konflik antar pribadi berkurang 8) Sikap apatis berkurang 9) Pemahaman lebih mendalam 10) Motivasi lebih besar 11) Hasil belajar lebih tinggi 12) Meningkatkan kebiasaan budi pekerti, kepekaan dan toleransi (Astuti

dan Supriyadi, 2003 : 8).

d. Jenis – jenis Pembelajaran Kooperatif

Ada empat metode yang biasa digunakan oleh guru, (Sugiyanto, 2008:42-

54) keempat metode tersebut adalah sebagai berikut:

1) Metode STAD (Student Teams Achievement Division)

Metode STAD dikembangkan oleh Robert Salvin dan Kawan-kawan

dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana

dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatatif. Para

guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi

akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian

verbal maupun tertulis.

2) Metode GI (Group Investigation)

Metode GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

investigasai. Metode ini menuntut siswa untuk kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun keterampilan proses memiliki kelompok

(group process skills).

3) Metode Jigsaw

Melalui metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang

anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang

heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks,

dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari

bahan akademik tersebut.

Page 43: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

28

4) Metode Stuktural

Metode Stuktural dikembangkan oleh Spencer Kagan dan

kawan-kawan. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan metode

lainnya, metode struktural menekankan pada struktural-struktur khusus

yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.

Berbagai struktur tersebut dikembangkan dengan maksud menjadi

alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih tradisional. Ada

struktur yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan

isi akademik dan ada pula stuktur tujuannya untuk mengajarkan

keterampilan sosial. Beberapa teknik dari metode stuktural antara lain

bertukar pasangan, berkirim salam dan soal bercerita berpasangan, dua

tinggal dua tamu, keliling kelompok, kancing gemerincing, dan index

card match (mencari pasangan). Pembelajaran kooperatif index card

match penulis bahas secara khusus karena pendekatan ini yang penulis

gunakan dalam penelitian.

e. Pembelajaran Kooperatif Index Card Match

Menurut Hisyam Zaini, dkk (2004 : 69) “model index card match

(mencari pasangan) adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan

untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya”. Namun demikian,

materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan siswa diberi

tugas mempelajari topik yang diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk

kelas siswa sudah memiliki bekal pengetahuan. Sedangkan menurut Lorna Curran

dalam Anita Lie (2002: 54) Teknik belajar mencari pasangan yaitu siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kooperatif index card

match adalah strategi pembelajaran yang menyenangkan dimana siswa dapat

belajar mengenai suatu konsep dengan cara mencari pasangan

Page 44: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

29

Adapun prosedur pembelajaran kooperatif index card match sebagai

berikut :

1) Membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada

dalam kelas

2) Kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama dan diberi kode

3) Pada separoh bagian, ditulis pertanyaan materi yang akan diajarkan.

Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4) Separoh kertas yang lain, ditulis jawaban dengan kata kunci saja dari

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat

5) Semua kertas dikocok, sehingga akan tercampur antara soal dan

jawaban

6) Setiap siswa diberi satu kertas. Pemberian penjelasan bahwa ini adalah

aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapat

soal dan separoh yang lain akan mendapat jawaban

7) Siswa diminta untuk menemukan pasangannya. Jika ada yang sudah

menemukan pasangan, mereka diminta duduk berdekatan dan

menganalisa soal serta jawaban dan tugas siswa mengembangkan

jawaban tersebut. Guru meminta agar mereka tidak diberitahu materi

yang mereka dapatkan kepada teman lain dengan tujuan agar siswa

fokus terhadap materinya masing-masing.

8) Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan lalu

mendiskusikan jawaban tersebut dengan pasangannya. Setiap pasangan

bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh, dengan kertas dan

dijawab oleh pasangannya dengan pengembangan jawaban hasil

diskusi. Siswa lain menanggapi hasil diskusi teman.

9) Diakhir proses pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru membuat

kesimpulan.

f. Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif index card match

1) Meningkatkan partisipasi anak

2) Cocok untuk tugas sederhana

Page 45: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

30

3) Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-Masing anggota

kelompok

4) Interaksi lebih mudah

5) Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompok

g. Kelemahan-kelemahan pembelajaran kooperatif index card match

1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor

2) Lebih sedikit ide yang muncul

3) Jika ada perselisihan tidak ada penengah

h. Pola pembelajaran index card match

yang peneliti gunakan secara operasional adalah sebagai berikut :

1) Membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada

dalam kelas

2) Kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama dan diberi kode

3) Pada separoh bagian, ditulis pertanyaan materi yang akan diajarkan.

Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4) Separoh kertas yang lain, ditulis jawaban dengan kata kunci saja dari

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat

5) Semua kertas dikocok, sehingga akan tercampur antara soal dan

jawaban

6) Guru mengajak siswa keluar kelas, setiap siswa diberi satu kertas.

Pemberian penjelasan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan

berpasangan. Separoh siswa akan mendapat soal dan separoh yang lain

akan mendapat jawaban

7) Siswa diminta untuk menemukan pasangannya. Jika ada yang sudah

menemukan pasangan, mereka diminta duduk berdekatan dan

menganalisa soal serta jawaban dan tugas siswa mengembangkan

jawaban tersebut.

8) Bagi siswa yang menemukan pasangan paling awal duduk deretan yang

paling depan.

9) Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan lalu

mendiskusikan jawaban tersebut dengan pasangannya. Setiap pasangan

Page 46: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

31

bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh, dengan kertas dan

dijawab oleh pasangannya dengan pengembangan jawaban hasil

diskusi. Siswa lain menanggapi hasil diskusi teman.

10) Diakhir proses pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru membuat

kesimpulan.

11) Guru memberikan pemantapan materi yang telah disampaikan pada saat

pembelajaran.

i. Langkah-langkah kooperatif index card match Step 1

Organize your sources by creating bibliography cards. You will want the usual biographical information (in a format like MLA), such as the name of the author and the name of the work. Include the library shelf number and the format of the item, such as book, video or audio tape. Complete cards for each work by a single author.

1. Step 2

Create note cards based on information garnered from the sources in your bibliography cards. These notes can contain items like quotes, paraphrases or your own comments regarding the material. Try to limit the scope of each card to a particular topic within the overall project. Cards that range too widely are of little use. The point is to create manageable bites that can be later merged into a paper or book.

2. Step 3

Add a keyword or nickname for a particular source to all the note cards that contain information covered by that source.

3. Step 4

Organize your note cards and create an outline for your project.

1. Langkah 1

Atur sumber dengan membuat kartu bibliografi. Anda akan ingin informasi

biografis biasa (dalam format seperti MLA), seperti nama penulis dan nama

pekerjaan. Sertakan nomor rak perpustakaan dan format item, seperti buku, video

atau rekaman audio. Lengkap kartu untuk setiap karya penulis tunggal.

Page 47: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

32

2. Langkah 2

Kartu Buat catatan berdasarkan informasi dari sumber dikumpulkan di kartu

bibliografi Anda. Catatan ini dapat berisi item seperti tanda kutip, parafrase atau

komentar Anda sendiri tentang materi. Cobalah untuk membatasi ruang lingkup

setiap kartu untuk topik tertentu dalam keseluruhan proyek. Kartu yang terlalu

luas rentang yang banyak gunanya. Intinya adalah untuk menciptakan gigitan

dikelola yang dapat kemudian bergabung ke dalam kertas atau buku.

3. Langkah 3

Tambahkan kata kunci atau nama panggilan untuk sumber tertentu untuk

semua kartu catatan yang berisi informasi yang tercakup oleh sumber itu.

4. Langkah 4

Mengatur kartu catatan Anda dan membuat garis besar untuk proyek Anda.

Http://www.ehow.com/how_60222498_format-index-cards.html

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Budi Utama, S.Pd dengan judul

“Motivasi Menambah Jam Belajar Untuk Menghadapi UAS pada SD

Negeri Potronayan 1 Nogosari Boyolali”, yang menunjukkan bahwa ada

hubungan yang positif antara motivasi menambah jam belajar siswa

dengan persiapan menghadapi UAS pada SD Negeri Potronayan 1

Nogosari Boyolali

2. Penelitian Puji Astuti dan Supriadi, tahun 2004 “ Peningkatan Prestasi

Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Ilmu Produksi Ternak Unggas

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning pada

Akademik Peternakan Karanganyar”, yang menunjukkan bahwa ada

peningkatan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Produksi

Ternak Unggas melalui model pembelajaran Cooperative Learning pada

Akademik Peternakan Karanganyar.

Page 48: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

33

C. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran IPS siswa memiliki motivasi belajar yang rendah.

Hal tersebut dikarenakan 1) Guru lebih menekankan pada terselesainya sejumlah

materi pembelajaran 2) Siswa dijadikan objek seperti “vas bunga” yang

dituangkan air sampai penuh. 3) Guru selalu mendominasi proses pembelajaran

dengan menggunakan metode ceramah, 4) Komunikasi pembelajaran hanya satu

arah, kurang adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa.

Pembelajaran Kooperatif index card match adalah strategi pembelajaran

yang menyenangkan dimana siswa dapat belajar mengenai suatu konsep dengan

cara berpasangan. Adapun kelebihan pembelajaran kooperatif index card match :

1) Meningkatkan partisipasi anak

2) Cocok untuk tugas sederhana

3) Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-Masing anggota

kelompok

4) Interaksi lebih mudah

5) Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompok

Dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif index card match maka

motivasi belajar IPS siswa dapat meningkat.

Page 49: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

34

Berdasarkan uraian di atas maka alur kerangka berpikir dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut : Proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif

index card match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kondisi Awal Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan metode konvensional

Motivasi belajar IPS siswa rendah.

Dalam pembelajaran, guru menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Index Card Match

Tindakan

Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS meningkat.

Kondisi Akhir

Page 50: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

35

1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan

obyek untuk memperoleh data-data yang berguna untuk mendukung tercapainya

tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 03 Karangsari dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Di SD Negeri 03 Karangsari terdapat sumber data yang diperlukan

peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi

penelitian, dan peneliti telah mengenal lingkungan sekolah tersebut

dengan baik.

b. Peneliti adalah guru kelas lima di SD Negeri 03 Karangsari, sehingga

tugas sebagai guru dan mahasiswa bisa saling menunjang, masalah yang

diteliti adalah masalah nyata yang dihadapi peneliti, serta meringankan

beban peneliti baik waktu, biaya maupun tenaga dalam melakukan

penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan meliputi

usulan judul penelitian dan proposal selama satu bulan, tahap pelaksanaan

penelitian selama satu bulan, dan tahap finalisasi selama dua bulan. Dengan

demikian keseluruhan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama

empat bulan. Penelitian diadakan pada semester II tahun pelajaran 2009 / 2010

dimulai pada bulan Januari 2010 sampai April 2010.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas (Class Action Research) dilakukan pada

siswa kelas V sejumlah 20 siswa di SD Negeri 03 Karangsari Semester II Tahun

Pelajaran 2009/2010. Yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.

Page 51: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

36

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Informan, yaitu dari guru mitra (observer), siswa siswi kelas V SD Negeri 03

Karangsari, serta teman guru sejawat.

2. Dokumentasi dan arsip berkaitan dengan proses tindakan berupa angket

motivasi siswa.

3. Lembar observasi hasil penilaian proses dan perilaku proses tindakan.

4. Perekaman dengan menggunakan kamera untuk mengetahui proses

pembelajaran IPS dengan pendekatan pembelajaran kooperatif Index Card

Match.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data menggunakan metode angket, observasi

dan wawancara, adapun metode angket, observasi dan wawancara digunakan

untuk :

Metode angket, observasi dan wawancara untuk mengetahui

peningkatan motivasi belajar IPS dengan pendekatan pembelajaran

pembelajaran kooperatif index card match.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

langsung yang dilakukan oleh guru observer dengan mengamati secara

langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti

menggunakan teman guru sebagai observer dengan maksud agar hasilnya

lebih objektif.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Jadi analisis data

Page 52: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

37

dalam penelitian ini dilaksanakan setelah data diperoleh dengan cara mengurutkan

data yang telah dikumpulkan ke dalam kelompok tertentu.

Sedangkan model analisis yang peneliti gunakan adalah model silang

terjalin atau interaktif. Pengumpulan data, pengolahan data lebih jelasnya dalam

model ini ada tiga komponen analisis yaitu reduksi data, pengajian data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan dalam bentuk interaktif dengan

proses siklus.

Dalam bentuk analisis ini, peneliti tetap bergerak dalam empat komponen

yaitu dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi, yang dilakukan selama proses pengumpulan data

berlangsung:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data menggunakan instrumen angket dan lembar

observasi adapun metode angket, observasi dan wawancara untuk

mengetahui peningkatan motivasi belajar IPS dengan pendekatan

pembelajaran pembelajaran kooperatif index card match.

2. Reduksi data

Reduksi data dengan memilih dan memilah data yang telah diperoleh di

lapangan mengenai motivasi belajar, dalam hal ini ditekankan pada hal-

hal pokok dan penting yang disusun secara sistematis. Data yang

direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan, hal ini mempermudah peneliti untuk mencari kembali data

yang diperlukan.

3. Sajian data

Sajian data dengan membuat tabel meliputi : Aspek keaktifan siswa,

cara pemecahan masalah dan data motivasi siswa

.

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian ini diambil setelah

melakukan analisis. Analisisnya dengan menggunakan analisis

Page 53: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

38

interaktif, kemudian disimpulkan. Kesimpulannya bahwa pembelajaran

kooperatif index card match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS.

Gambar 2. Bagan Analisis Interaktif

F. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi tiga siklus. Tiap siklus meliputi empat

kegiatan antara lain :

1. Siklus I, meliputi 4 tahap

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan tindakan meliputi:

1) Penyusunan rencana atau model pembelajaran dengan membuat

skenario pembelajaran dengan pendekatan Index Card Match

2) Membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa.

3) Membuat pertanyaan dan jawaban yang diketik pada potongan

kertas. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal dan jumlah jawaban

juga 10. Jawaban merupakan kata kunci.

4) Memberi label pada potongan kertas.

5) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: instrumen observasi

proses pembelajaran, angket siswa.

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran

siklus I yaitu:

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Kesimpulan / verifikasi

Page 54: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

39

1) Guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran Index Card

Match.

2) Membagi kertas menjadi 2 bagian yang merupakan suatu

pertanyaan dan jawaban.

3) Membagikan kertas yang sudah diberi label kepada siswa.

4) Siswa diminta untuk mencermati isinya dengan materi pokok

Jaman Penjajahan Jepang.

5) Kemudian siswa mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban.

Siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk deretan

paling depan berdekatan.

6) Siswa secara berpasangan mencatat soal dan jawaban yang mereka

peroleh.

7) Siswa mendiskusikan kartu yang mereka peroleh.

8) Terakhir siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka.

c. Observasi (Observing)

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara

kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan instrumen

observasi guru mitra terhadap guru dan observasi guru mitra terhadap

siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra (kolaborator), siswa dan

proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kehadiran siswa,

tingkat motivasi belajar siswa, situasi dan keaktifan siswa dengan

strategi index card match, kondisi proses pembelajaran secara umum.

Cara penggunaan instrumen dan pengumpulan data:

1) Data tentang motivasi belajar IPS siswa dan data tentang kondisi

proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi guru mitra

terhadap guru, lembar observasi guru mitra terhadap siswa,

wawancara dengan siswa, wawancara dengan guru mitra, dan

angket motivasi siswa.

d. Refleksi

Dari langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi atau

multi data. Tindakan (intervensi) dikatakan berhasil jika analisis data

Page 55: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

40

menunjukkan ketercapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan

dalam tujuan penelitian.

Kegiatan guru setelah proses pembelajaran (reflecting) adalah:

Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi

sudah dikuasai oleh siswa.

Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman observer

maupun dengan siswa menunjukkan motivasi siswa belum signifikan

sehingga peneliti melanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki

kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran siklus I.

2. Siklus II, meliputi 4 tahap, yaitu:

a. Perencanaan ulang (Re-planning)

Identifikasi masalah dalam siklus II sama dengan siklus I,

sedangkan intervensi pada siklus II merupakan penyempurnaan

intervensi siklus I, yaitu siswa secara berpasangan melakukan diskusi

kelompok. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana atau model pembelajaran dengan membuat

skenario pembelajaran dengan pendekatan Index Card Match

2) Membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa.

3) Membuat pertanyaan dan jawaban yang diketik pada potongan

kertas. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal dan jumlah jawaban

juga 10. Jawaban merupakan kata kunci. Dengan materi pokok

Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

4) Memberi label pada potongan kertas.

5) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: instrumen observasi

proses pembelajaran, angket siswa.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan implikasi dari rencana pembelajaran

siklus II yaitu:

Page 56: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

41

1) Guru menjelaskan aturan dalam pembelajaran Indeks Card Match.

2) Membagi kertas menjadi 2 bagian yang merupakan suatu

pertanyaan dan jawaban.

3) Membagikan kertas yang sudah diberi label kepada siswa.

4) Siswa diminta untuk mencermati isinya dengan materi pokok

Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

5) Kemudian siswa mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban

tentang Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Siswa yang sudah

menemukan pasangannya untuk duduk deretan paling depan

berdekatan.

6) Siswa secara berpasangan membicarakan antara kertas soal dan

jawaban yang mereka peroleh. Hasil diskusi dicatat dan

dikumpulkan.

7) Siswa mendiskusikan kartu yang mereka peroleh.

8) Terakhir siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka.

c. Observasi (observing)

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara

kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan instrumen

observasi guru mitra terhadap guru dan observasi guru mitra terhadap

siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra (kolaborator), siswa dan

proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kehadiran siswa,

tingkat motivasi belajar siswa, situasi dan keaktifan siswa dengan

strategi Index Card Match, kondisi proses pembelajaran secara umum.

Cara penggunaan instrumen dan pengumpulan data:

Data tentang motivasi belajar IPS siswa dan data tentang kondisi

proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi guru mitra

terhadap guru, lembar observasi guru mitra terhadap siswa,

wawancara dengan siswa, wawancara dengan guru mitra, angket

siswa.

Page 57: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

42

d. Refleksi

Dari langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi.

Tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan

ketercapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam tujuan

penelitian. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran diperoleh

peningkatan aktivitas sebagai berikut : 1) siswa aktif untuk

menemukan pasangan jawaban dan soal, 2) siswa sangat antusias

dalam proses pembelajaran terlihat dari partisipasi siswa ketika

memberi tanggapan kepada teman lain yang mempresentasikan hasil

diskusi, 3) siswa berusaha mengembangkan jawaban dari berbagai

sumber buku yang mereka persiapan dari rumah. Namun ada hal yang

perlu diperbaiki yaitu siswa kurang menggunakan waktu secara efisien

dan efektif.

Kegiatan guru setelah proses pembelajaran (reflecting) adalah:

Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi

sudah dikuasai oleh siswa.

Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman observer

maupun dengan siswa menunjukkan peningkatan motivasi namun

belum signifikan sehingga peneliti melanjutkan ke siklus III dengan

memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran

siklus II.

3. Siklus III, meliputi 4 tahap, yaitu:

a. Perencanaan ulang (Re-planning)

Identifikasi masalah dalam siklus III sama dengan siklus II,

sedangkan intervensi pada siklus III merupakan penyempurnaan

intervensi siklus II, yaitu siswa secara berpasangan melakukan diskusi

kelompok. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana atau model pembelajaran dengan membuat

skenario pembelajaran dengan pendekatan Index Card Match

Page 58: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

43

2) Membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa.

3) Membuat pertanyaan dan jawaban yang diketik pada potongan

kertas. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal dan jumlah jawaban

juga 10. Jawaban merupakan kata kunci tentang Tokoh Penting

yang Berperan dalam Proklamasi.

4) Memberi label pada potongan kertas.

5) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: instrumen observasi

proses pembelajaran, angket siswa.

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan implikasi dari rencana pembelajaran

siklus III. Pelaksanaan tindakan atau intervensi terdiri:

1) Guru menjelaskan aturan dalam pembelajaran Index Card Match

pada siklus III.

2) Membagi kertas menjadi 2 bagian yang merupakan suatu

pertanyaan dan jawaban.

3) Membagikan kertas yang sudah diberi label kepada siswa.

4) Siswa diminta untuk mencermati isinya dengan pokok materi

Tokoh Penting yang Berperan dalam Proklamasi.

5) Kemudian siswa mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban

dan jawaban tentang Tokoh Penting yang Berperan dalam

Proklamasi. Siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk deretan paling depan berdekatan.

6) Siswa secara berpasangan membicarakan antara kertas soal dan

jawaban yang mereka peroleh. Siswa mempresentasikan hasil

diskusinya.

7) Siswa mendiskusikan kartu soal dan jawaban yang mereka peroleh.

8) Terakhir siswa mempresentasikan hasil diskusi.

c. Observasi (observing)

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara

kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan instrumen

Page 59: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

44

observasi guru mitra terhadap guru dan observasi guru mitra terhadap

siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra (kolaborator), siswa dan

proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kehadiran siswa,

tingkat motivasi belajar siswa, situasi dan keaktifan siswa dengan

strategi Indek Card Match.

d. Refleksi

Dari langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi.

Tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan

ketercapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam tujuan

penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan

teman observer maupun siswa diperoleh data di lapangan sebagai

berikut : 1) siswa aktif untuk mengembangkan jawaban dan

membacakan hasil diskusi di depan kelas, 2) siswa aktif dan rasa ingin

tahu meningkat hal ini dilihat dalam menanggapi pendapat teman lain

dengan memberikan pertanyaan dan teman yang lain antusias untuk

menjawabnya, 3) siswa dapat menggunakan waktu secara efisien dan

efektif untuk mengembangkan jawaban, 4) kerjasama antar siswa

ketika berdiskusi semakin meningkat sehingga memupuk rasa

solidaritas dan kerukunan antar teman, 5) jawaban yang dikembangkan

sangat lengkap karena siswa mempersiapkan berbagai sumber, 6)

suasana belajar menyenangkan sehingga motivasi belajar meningkat,

7) dampak pengiring yang muncul siswa sangat kreatif karena dapat

menciptakan lagu dengan lirik nama-nama pahlawan dengan irama

lagu band terkenal sehingga siswa lain antusias untuk menyanyikan

lagu tersebut dan dapat menunjang pembelajaran karena isi dari lagu

itu tentang materi pembelajaran yang telah mereka terima.

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses pembelajaran

serta diskusi dengan teman observer dan siswa, maka peneliti

menyimpulkan bahwa suasana belajar menyenangkan dan terjadi

peningkatan motivasi belajar yang sangat signifikan sehingga

Page 60: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

45

penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan diakhiri pada

siklus III.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi dua tahap. Pertama:

tahap pra tindakan, kedua: tahap tindakan. Pada tahap tindakan terdiri tiga siklus.

Tiap siklus meliputi tiga kegiatan antara lain : 1) kegiatan perencanaan tindakan

(kegiatan guru sebelum proses pembelajaran); 2) kegiatan pelaksanaan tindakan

dan observasi (kegiatan guru selama proses pembelajaran); dan 3) hasil refleksi

Page 61: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

46

digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat

pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan. Jika indikator tidak tercapai,

maka siklus (tahap-tahap tersebut) dilakukan lagi dengan intervensi sesuai hasil

refleksi, sehingga terjadi pencapaian indikator yang signifikan. Desainnya terlihat

pada bagan di bawah ini.

Gambar 4. Bagan Langkah-langkah Penelitian Setiap Siklus

Adapun langkah dalam penelitian ini dilaksanakan 3 siklus, yaitu:

4. Siklus I, meliputi 4 tahap

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan tindakan meliputi:

6) Penyusunan rencana atau model pembelajaran dengan membuat

skenario pembelajaran dengan pendekatan Index Card Match

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada lampiran 1b)

7) Membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa.

8) Membuat pertanyaan dan jawaban yang diketik pada potongan

kertas. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal dan jumlah jawaban

juga 10. Jawaban merupakan kata kunci.

9) Memberi label pada potongan kertas.

10) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: instrumen observasi

proses pembelajaran (Lampiran 3b) , angket siswa. (Lampiran 2b)

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran

siklus I. Pelaksanaan tindakan atau intervensi terdiri dari 3 siklus,

yaitu:

9) Guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran Index Card

Match.

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

PERENCANAAN

Page 62: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

47

10) Membagi kertas menjadi 2 bagian yang merupakan suatu

pertanyaan dan jawaban.

11) Membagikan kertas yang sudah diberi label kepada siswa.

12) Siswa diminta untuk mencermati isinya dengan materi pokok

Jaman Penjajahan Jepang.

13) Kemudian siswa mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban.

Siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk deretan

paling depan berdekatan.

14) Siswa secara berpasangan mencatat soal dan jawaban yang mereka

peroleh.

15) Siswa mendiskusikan kartu yang mereka peroleh.

16) Terakhir siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka.

c. Observasi (Observing)

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara

kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan instrumen

observasi guru mitra terhadap guru. Sumber data diperoleh dari guru

mitra (kolaborator) dan proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati

meliputi kehadiran siswa, tingkat motivasi belajar siswa, situasi dan

keaktifan siswa dengan strategi index card match, kondisi proses

pembelajaran secara umum. Cara penggunaan instrumen dan

pengumpulan data:

Data tentang motivasi belajar IPS siswa dan data tentang kondisi

proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi guru mitra

terhadap guru (Lampiran 4 b ), wawancara dengan siswa, wawancara

dengan guru mitra, dan angket motivasi siswa.

Tabel 1. Hasil observasi siklus I

Aspek Penelitian Skala Jumlah

Aspek keaktifan siswa Baik

Sedang Kurang

2 10 8

Aspek pemecahan masalah Baik

Sedang 4 9

Page 63: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

48

Kurang 7

Observasi guru mitra Baik

Sedang Kurang

- 14 -

Berdasarkan tabel diatas disusun grafik observasi siklus I sebagai berikut

0

2

4

6

8

10

12

14

Aspek keaktifansiswa

Aspekpemecahan

masalah

Observasi gurumitra

Grafik 1 Observasi Siklus I

Baik

Sedang

Kurang

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui aspek keaktifan siswa baik 2,

sedang 10, kurang 3. Aspek pemecahan masalah baik 4, sedang 9, kurang 7.

Observasi guru mitra baik 0, sedang 14, kurang 0.

Tabel 2. Scor Motivasi belajar siswa siklus I

No Scor Jumlah 1 0 - 10 - 2 10 - 20 - 3 20 - 30 - 4 30 - 40 3 5 40 – 50 11 6 50 – 60 6 7 70 – 80 -

Berdasarkan tabel diatas disusun grafik scor motivasi siklus I sebagai berikut

Page 64: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

49

0

2

4

6

8

10

12

30 - 40 40 - 50 50 - 60

Grafik 2. Scor motivasi belajar siswa siklus I

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui scor motivasi belajar siswa

30–40 adalah 3, 40-50 adalah 11, 50-60 adalah 6.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi selama proses

pembelajaran berlangsung peneliti memperoleh skala pada siklus I

menunjukkan angka sedang. Hal tersebut dikarenakan: 1) siswa yang

aktif bertanya dan mengembangkan jawaban didominasi siswa tertentu

yang memang mempunyai prestasi diatas rata-rata sedang siswa

dibawah rata-rata terlihat kurang antusias, 2) siswa belum

menggunakan waktu secara aktif dan efisien dalam mengembangkan

jawaban, 3) jawaban yang dikembangkan masih sempit karena buku

sumber sangat terbatas yaitu buku sumber dari sekolah, 4) siswa

kurang berani mengeluarkan pendapat ketika presentasi di depan kelas.

Namun walaupun masih banyak kekurangan ada beberapa peningkatan

dalam proses pembelajaran antara lain 1) siswa sudah aktif

menemukan pasangan antara soal dan jawaban, 2) siswa sudah

berusaha mempelajari materi yang akan diberikan sejak dari rumah.

Selain itu peneliti juga mengadakan diskusi lanjutan dengan teman

observer dan ditemukan data adanya peningkatan aktivitas yang positif

Page 65: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

50

dari siswa dan suasana pembelajaran sangat menyenangkan bagi siswa.

Hasil wawancara dengan siswa, peneliti memperoleh informasi bahwa

pendekatan kooperatif index card match sangat menyenangkan karena

guru memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan dan

mengembangkan materi. Kegiatan guru setelah proses pembelajaran

adalah: Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana

kompetensi sudah dikuasai oleh siswa.

Dari hasil pengamatan dan diskusi lanjutan maka peneliti

mengambil keputusan untuk melanjutkan ke siklus II dengan

memperbaiki kekurangan yang ditemukan pada siklus I.

5. Siklus II, meliputi 4 tahap, yaitu:

a. Perencanaan ulang (Re-planning)

Identifikasi masalah dalam siklus II sama dengan siklus I,

sedangkan intervensi pada siklus II merupakan penyempurnaan

intervensi siklus I, yaitu siswa secara berpasangan melakukan diskusi

kelompok. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

6) Penyusunan rencana atau model pembelajaran dengan membuat

skenario pembelajaran dengan pendekatan Index Card Match

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada lampiran 1c).

7) Membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa.

8) Membuat pertanyaan dan jawaban yang diketik pada potongan

kertas. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal dan jumlah jawaban

juga 10. Jawaban merupakan kata kunci. Dengan materi pokok

Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

9) Memberi label pada potongan kertas.

10) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: instrumen observasi

proses pembelajaran (Lampiran 3c), angket siswa (Lampiran 2c).

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Page 66: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

51

Pelaksanaan tindakan merupakan implikasi dari rencana pembelajaran

siklus II. Pelaksanaan tindakan atau intervensi terdiri dari 3 siklus,

yaitu:

9) Guru menjelaskan aturan dalam pembelajaran Indeks Card Match.

10) Membagi kertas menjadi 2 bagian yang merupakan suatu

pertanyaan dan jawaban.

11) Membagikan kertas yang sudah diberi label kepada siswa.

12) Siswa diminta untuk mencermati isinya dengan materi pokok

Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

13) Kemudian siswa mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban

tentang Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Siswa yang sudah

menemukan pasangannya untuk duduk deretan paling depan

berdekatan.

14) Siswa secara berpasangan membicarakan antara kertas soal dan

jawaban yang mereka peroleh. Hasil diskusi dicatat dan

dikumpulkan.

15) Siswa mendiskusikan kartu yang mereka peroleh.

16) Terakhir siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka.

c. Observasi (observing)

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara

kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan instrumen

observasi guru mitra terhadap guru dan observasi guru mitra terhadap

siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra (kolaborator), siswa dan

proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kehadiran siswa,

tingkat motivasi belajar siswa, situasi dan keaktifan siswa dengan

strategi Index Card Match, kondisi proses pembelajaran secara umum.

Cara penggunaan instrumen dan pengumpulan data:

Data tentang motivasi belajar IPS siswa dan data tentang kondisi

proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi guru mitra

Page 67: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

52

terhadap guru (Lampiran 4 c), wawancara dengan siswa, wawancara

dengan guru mitra, angket siswa.

Tabel 3. Hasil observasi siklus II

Aspek Penelitian Skala Jumlah

Aspek keaktifan siswa Baik

Sedang Kurang

7 9 4

Aspek pemecahan masalah Baik

Sedang Kurang

7 10 3

Observasi guru mitra Baik

Sedang Kurang

4 10 -

Berdasarkan tabel diatas disusun grafik observasi siklus I sebagai berikut

0123456789

10

Aspekkeaktifan siswa

Aspekpemecahan

masalah

Observasi gurumitra

Grafik 3 Observasi Siklus II

Baik

Sedang

Kurang

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui aspek keaktifan siswa baik 7,

sedang 9, kurang 4. Aspek pemecahan masalah baik 7, sedang 10, kurang 3.

Observasi guru mitra baik 4, sedang 10, kurang 0.

Tabel 4. Scor Motivasi belajar siswa siklus II

No Scor Jumlah 1 0 - 10 - 2 10 - 20 - 3 20 - 30 -

Page 68: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

53

4 30 - 40 - 5 40 – 50 4 6 50 – 60 11 7 70 – 80 5

Berdasarkan tabel diatas disusun grafik scor motivasi siklus I sebagai berikut

0

2

4

6

8

10

12

40-50 50-60 70-80

Grafik 4. Scor motivasi belajar siswa siklus II

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui scor motivasi belajar siswa 40-

40-50 adalah 4, 50-60 adalah 11, 70-80 adalah 5.

d. Refleksi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran diperoleh

peningkatan aktivitas sebagai berikut : 1) siswa aktif untuk

menemukan pasangan jawaban dan soal, 2) siswa sangat antusias

dalam proses pembelajaran terlihat dari partisipasi siswa ketika

memberi tanggapan kepada teman lain yang mempresentasikan hasil

diskusi, 3) siswa berusaha mengembangkan jawaban dari berbagai

Page 69: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

54

sumber buku yang mereka persiapan dari rumah. Namun ada hal yang

perlu diperbaiki yaitu siswa kurang menggunakan waktu secara efisien

dan efektif.

Kegiatan guru setelah proses pembelajaran (reflecting) adalah:

Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi

sudah dikuasai oleh siswa.

Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman observer

maupun dengan siswa menunjukkan peningkatan motivasi namun

belum signifikan sehingga peneliti melanjutkan ke siklus III dengan

memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran

siklus II.

6. Siklus III, meliputi 4 tahap, yaitu:

a. Perencanaan ulang (Re-planning)

Identifikasi masalah dalam siklus III sama dengan siklus II,

sedangkan intervensi pada siklus III merupakan penyempurnaan

intervensi siklus II, yaitu siswa secara berpasangan melakukan diskusi

kelompok. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

6) Penyusunan rencana atau model pembelajaran dengan membuat

skenario pembelajaran dengan pendekatan Index Card Match

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada lampiran 1d).

7) Membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa.

8) Membuat pertanyaan dan jawaban yang diketik pada potongan

kertas. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal dan jumlah jawaban

juga 10. Jawaban merupakan kata kunci tentang Tokoh Penting

yang Berperan dalam Proklamasi.

9) Memberi label pada potongan kertas.

10) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: instrumen observasi

proses pembelajaran (Lampiran 3 d), angket siswa (Lampiran 2 d).

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan implikasi dari rencana pembelajaran

siklus III. Pelaksanaan tindakan atau intervensi terdiri:

Page 70: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

55

9) Guru menjelaskan aturan dalam pembelajaran Index Card Match

pada siklus III.

10) Membagi kertas menjadi 2 bagian yang merupakan suatu

pertanyaan dan jawaban.

11) Membagikan kertas yang sudah diberi label kepada siswa.

12) Siswa diminta untuk mencermati isinya dengan pokok materi

Tokoh Penting yang Berperan dalam Proklamasi.

13) Kemudian siswa mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban

dan jawaban tentang Tokoh Penting yang Berperan dalam

Proklamasi. Siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk deretan paling depan berdekatan.

14) Siswa secara berpasangan membicarakan antara kertas soal dan

jawaban yang mereka peroleh. Siswa mempresentasikan hasil

diskusinya.

15) Siswa mendiskusikan kartu soal dan jawaban yang mereka peroleh.

16) Terakhir siswa mempresentasikan hasil diskusi.

c. Observasi (observing)

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara

kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan instrumen

observasi guru mitra terhadap guru dan observasi guru mitra terhadap

siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra (kolaborator), siswa dan

proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kehadiran siswa,

tingkat motivasi belajar siswa, situasi dan keaktifan siswa dengan

strategi Indek Card Match, kondisi proses pembelajaran secara umum.

Cara penggunaan instrumen dan pengumpulan data:

Data tentang motivasi belajar IPS siswa dan data tentang kondisi

proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi guru mitra

terhadap guru (Lampiran 4 d), wawancara dengan siswa, wawancara

dengan guru mitra, angket siswa

Tabel 5. Hasil observasi siklus III

Page 71: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

56

Aspek Penelitian Skala Jumlah

Aspek keaktifan siswa Baik

Sedang Kurang

11 9 -

Aspek pemecahan masalah Baik

Sedang Kurang

13 7 -

Observasi guru mitra Baik

Sedang Kurang

14 - -

Berdasarkan tabel diatas disusun grafik observasi siklus I sebagai berikut

0

2

4

6

8

10

12

14

Aspekkeaktifan siswa

Aspekpemecahan

masalah

Observasi gurumitra

Grafik 5 Observasi Siklus III

Baik

Sedang

Kurang

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui aspek keaktifan siswa baik 11,

sedang 9, kurang 0. Aspek pemecahan masalah baik 13, sedang 7, kurang 0.

Observasi guru mitra baik 14, sedang 0, kurang 0.

Tabel 6. Scor Motivasi belajar siswa siklus II

No Scor Jumlah 1 0 - 10 - 2 10 - 20 - 3 20 - 30 - 4 30 - 40 - 5 40 – 50 - 6 50 – 60 1 7 70 – 80 19

Page 72: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

57

Berdasarkan tabel diatas disusun grafik scor motivasi siklus I sebagai berikut

0

2

4

6

8

10

12

50-60 70-80

Grafik 6. Scor motivasi belajar siswa siklus III

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui scor motivasi belajar siswa 40-

50-60 adalah 1, 70-80 adalah 19.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan teman

observer maupun siswa diperoleh data di lapangan sebagai berikut : 1)

siswa aktif untuk mengembangkan jawaban dan membacakan hasil

diskusi di depan kelas, 2) siswa aktif dan rasa ingin tahu meningkat hal

ini dilihat dalam menanggapi pendapat teman lain dengan memberikan

pertanyaan dan teman yang lain antusias untuk menjawabnya, 3) siswa

dapat menggunakan waktu secara efisien dan efektif untuk

mengembangkan jawaban, 4) kerjasama antar siswa ketika berdiskusi

semakin meningkat sehingga memupuk rasa solidaritas dan kerukunan

antar teman, 5) jawaban yang dikembangkan sangat lengkap karena

siswa mempersiapkan berbagai sumber, 6) suasana belajar

menyenangkan sehingga motivasi belajar meningkat, 7) dampak

pengiring yang muncul siswa sangat kreatif karena dapat menciptakan

Page 73: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

58

lagu dengan lirik nama-nama pahlawan dengan irama lagu band

terkenal sehingga siswa lain antusias untuk menyanyikan lagu tersebut

dan dapat menunjang pembelajaran karena isi dari lagu itu tentang

materi pembelajaran yang telah mereka terima.

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses pembelajaran

serta diskusi dengan teman observer dan siswa, maka peneliti

menyimpulkan bahwa suasana belajar menyenangkan dan terjadi

peningkatan motivasi belajar yang sangat signifikan sehingga

penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan diakhiri pada

siklus III.

B. Temuan dan Pembahasan Masalah

1. Penilaian Proses Pembelajaran Pra tindakan

Penelitian tindakan kelas tidak hanya menilai hasil pembelajaran, namun

juga menilai proses pembelajarannya. Penilaian proses pembelajaran dilakukan

untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa, cara pemecahan masalah,

keaktifan siswa dalam diskusi dan performance siswa dalam tahap pra tindakan

(Lampiran 3 a )

Berdasarkan hasil angket siswa diperoleh informasi, bahwa selama ini

pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 03 Karangsari Kecamatan Jatiyoso,

Kabupaten Karanganyar sering dilakukan secara konvensional. Guru lebih banyak

menerangkan sedangkan siswa hanya menjadi pendengar tanpa banyak latihan

untuk mengerjakan soal-soal. Lingkungan pembelajaran cenderung tetap

sepanjang tahun. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat dalam

mengikuti pelajaran. Kurang terlibatnya siswa dalam proses belajar mengajar

menyebabkan kurang terkaitnya siswa pada pelajaran. Dari hasil observasi

diperoleh rata-rata aspek keaktifan siswa adalah 55,00, aspek cara pemecahan

masalah materi IPS siswa adalah 58,33 dan rata-rata data motivasi belajar siswa

38,25. Dari hasil tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi

Page 74: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

59

belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas disusun grafik motivasi siswa pra

tindakan sebagai berikut :

010203040506070

Grafik 7. Motivasi Belajar Siswa Pra Tindakan

Asp

ek-a

spek

yan

g D

inila

i

AspekKeaktifanSiswaAspek CaraPemecahanMasalahData MotivasiBelajar

2. Penilaian Proses Pembelajaran Siklus I (Lampiran 3 b)

Dari data observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa adalah 56,66

aspek cara pemecahan masalah materi IPS siswa adalah 66,16 dan rata-rata data

motivasi belajar siswa 48,00. Dari hasil tersebut perlu adanya upaya untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas disusun grafik

motivasi siswa siklus I sebagai berikut :

Page 75: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

60

0

10

20

30

40

50

60

70

Grafik 8. Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Asp

ek-a

spek

yan

g D

inila

i

AspekKeaktifan Siswa

Aspek CaraPemecahanMasalahData MotivasiBelajar

3. Penilaian Proses Pembelajaran Siklus II (Lampiran 3 c)

Dari data observasi diperoleh rata-rata aspek keaktifan siswa adalah

71,66 aspek cara pemecahan masalah materi IPS siswa adalah 73,33 dan rata-rata

angket motivasi belajar siswa 55,80. Dari hasil tersebut perlu adanya upaya untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas disusun grafik

motivasi siswa siklus II sebagai berikut :

0

10203040

50

6070

80

Grafik 9. Motivasi Belajar Siswa Siklus II

Asp

ek-a

spek

yan

g D

inila

i AspekKeaktifanSiswaAspek CaraPemecahanMasalahData MotivasiBelajar

4. Penilaian Proses Pembelajaran Siklus III (Lampiran 3 d)

Page 76: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

61

Dari data observasi diperoleh rata-rata aspek keaktifan siswa adalah

86,66 aspek cara pemecahan masalah materi IPS siswa adalah 88,33 dan rata-rata

angket motivasi belajar siswa 65,95. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui

bahwa motivasi belajar siswa dianggap cukup dan tidak perlu dilanjutka pada

siklus berikutnya. Sehingga dapat disusun grafik motivasi siswa siklus III

sebagai berikut :

0

20

40

60

80

100

Grafik 10. Motivasi Belajar Siswa Siklus III

Aspe

k-as

pek

yang

Din

ilai Aspek

KeaktifanSiswaAspek CaraPemecahanMasalahDataMotivasiBelajar

Deskripsi data penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 7.

Deskripsi Data Penelitian

No Aspek Penelitian Pra

Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III

1 Observasi terhadap guru oleh

guru mitra. 57,12 66,64 90,44 99,96

2 Data motivasi siswa. 38,25 48 55,8 65,95

3 Aspek Keaktifan siswa 55,00 56,66 71,66 86,66

4 Aspek pemecahan masalah 58,33 61,66 73,33 88,33

Dari tabel 2 diatas disusun grafik perkembangan sebagai berikut :

Page 77: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

62

0102030405060708090

100

Siklus I Siklus II Siklus III

Grafik 11. Perkembangan Hasil Penelitian

Observasiterhdap guruoleh guru mitra

Data motivasisiswa

Aspek keaktifansiswa

aspekpemecahanmasalah

Dari deskripsi data pada tabel diatas dapat penulis paparkan sebagai berikut :

1. Hasil observasi yang dilakukan guru mitra terhadap guru IPS

menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan (57,12), siklus I

(66,64), siklus II sebesar (90,44), siklus III sebesar (99,96). Jadi dari pra

tindakan ke siklus III menunjukkan peningkatan sebesar (42,84)

2. Data motivasi siswa menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan

sebesar (38,25), siklus I sebesar (48), siklus II sebesar (55,8), siklus III

sebesar (65,95). Jadi dari pra tindakan ke siklus III menunjukkan

peningkatan sebesar (27,7)

3. Aspek keaktifan siswa menunjukkan adanya peningkatan rata-rata dari pra

tindakan sebesar (55,00), siklus I sebesar (56,66), siklus II sebesar (71,66),

dan siklus III sebesar (86,66). Jadi dari pra tindakan ke siklus III

menunjukkan peningkatan sebesar (31,66)

4. Aspek cara pemecahan masalah menunjukkan adanya peningkatan dari pra

tindakan sebesar (58,33), siklus I sebesar (61,66), siklus II sebesar (73,33),

Page 78: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

63

dan siklus III sebesar (88,33). Jadi dari pra tindakan ke siklus III

menunjukkan peningkatan sebesar (30,00)

Dari paparan hasil temuan studi selama mengadakan penelitian maka

dapat dituliskan hasil penelitian sebagai berikut

1. Pembelajaran Kooperatif Index Card Match dapat meningkatkan motivasi

belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari. Hal ini dapat dilihat dari

observasi dan angket yang mengalami peningkatan dari pra tindakan,

siklus I, siklus II, dan siklus III. Peningkatan motivasi belajar siswa yang

diperoleh dari instrumen angket mencapai 65,95%. Guru yang inovatif dan

kreatif akan menerapkan metode mengajar yang variatif, salah satunya

adalah pendekatan pembelajaran kooperatif index card match yang dapat

meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari. Hal

ini terlihat dari proses pembelajaran yang berjalan lancar sesuai dengan

perencanaan dan sasaran serta terjadi perubahan pada perilaku siswa.

Siswa lebih merespon kegiatan pembelajaran dengan perilaku siswa lebih

antusias mencari pasangan antara kartu soal dengan kartu jawaban,

mencari sumber buku lain untuk mengembangkan jawabannya, antusias

dalam diskusi dengan teman untuk saling melengkapi gagasannya. Siswa

tidak segan-segan bertanya kepada guru, apabila sesama temannya tidak

mengetahui. Antusias siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas sangat tinggi. Dengan penguatan dari guru menambah

motivasi siswa untuk tampil terbaik di kelasnya.

2. Pembelajaran Kooperatif index card match dapat menciptakan situasi

pembelajaran yang menyenangkan yang pada akhirnya dapat

meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari.

Pendekatan pembelajaran Kooperatif index card match merupakan

pendekatan pembelajaran dengan mencari pasangan antara soal dan

jawaban antara teman dan bekerja sama, sehingga tercipta suasana

menyenangkan. Suasana pembelajaran IPS lebih kondusif dibanding

sebelum dilakukan tindakan dengan pendekatan index card match. Hal ini

dirasakan baik oleh siswa maupun guru yang dipantau dari hasil observasi

Page 79: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

64

oleh guru mitra dan angket yang diisi siswa. Suasana pembelajaran materi

pokok Jaman Penjajahan Belanda Dan Jepang, Persiapan Kemerdekaan

Indonesia Dan Tokoh Yang Berperan Dalam Proklamasi dapat

menciptakan hubungan dan kerjasama antar personal siswa secara baik

belajar dalam pencarian kartu antara pertanyaan dan jawaban antara siswa.

Diskusi antara teman menambah wawasan dan penajaman analisis. Hal

yang dilakukan siswa dapat mengembangkan kemandirian dan tanggung

jawab dan melatih berbicara dalam forum ilmiah dalam diri siswa. Suasana

pembelajaran IPS yang kondusif menunjang terciptanya iklim belajar yang

representatif di lingkungan sekolah serta dapat memberikan motivasi pada

mitra guru lain untuk lebih terbuka dengan siswa, kreatif menciptakan

kegiatan pembelajaran. Perilaku antara siswa lebih bersahabat, perilaku

siswa tidak segan-segan mencari buku sumber di perpustakaan bahkan

siswa lebih berani meminjam buku-buku referensi IPS kepada guru IPS

tanpa meninggalkan wibawa guru. Motivasi belajar IPS siswa kelas V

SDN 03 Karangsari menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dengan

demikian pendekatan Pembelajaran Kooperatif Index Card Match dapat

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS pada khususnya dan

pelajaran lain pada umumnya.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pendekatan

pembelajaran Kooperatif index card match sebagai salah satu peningkatan

motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 03 Karangsari, maka peneliti

mengambil simpulan sebagai berikut :

Bahwa proses pembelajaran Kooperatif index card match dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya

data motivasi belajar siswa pra tindakan sebesar 38,25. Menunjukkan

Page 80: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

65

peningkatan yang signifikan pada pasca tindakan (Siklus III) sebesar 65,95.

Observasi terhadap siswa oleh guru mitra pada pra tindakan sebesar 57,12

menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pasca tindakan (Siklus III)

sebesar 99,96.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti pendekatan Kooperatif index

card match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sehubungan dengan

penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai

berikut :

1. Memberikan petunjuk perlunya guru menggunakan pendekatan Kooperatif

index card match sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar IPS

khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.

2. Menunjukkan pentingnya menggunakan metode pengajaran yang

bervariasi dan inovatif, salah satunya adalah pendekatan Kooperatif index

card match yang sudah terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan kreatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan hasil penelitian tersebut, maka dapat

disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk Guru Sekolah Dasar

Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi profesional dengan Mendesain

proses pembelajaran secara kreatif dan bervariatif, sehingga pembelajaran

lebih kondusif dan representatif, sehingga siswa tidak merasakan

kebosanan dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya motivasi

belajar siswa dapat meningkat.

2. Untuk Kepala Sekolah

Page 81: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

66

Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan pengawasan kepada guru-

guru kelas dalam menentukan strategi pembelajaran terutama dalam

memilih metode pengajaran yang tepat sesuai dengan materi bahan ajar

agar proses pembelajaran efisien dan efektif dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan.

3. Untuk Peneliti Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penelitian ini perlu diupayakan adanya

penelitian lain dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan

pendekatan Kooperatif sebagai salah satu alternatif meningkatkan motivasi

belajar yang belum tercakup dalam penelitian ini guna memperoleh hasil

penelitian yang lebih baik.

4. Untuk Siswa

Siswa harus lebih meningkatkan motivasi belajar, keaktifan dan

keberanian mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran untuk

menambah wawasan dan prestasi belajar meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M. 1997. Peranan Suasana Belajar Koperatif dan Kompetitif dalam Peningkatan Hasil Belajar. Jakarta : Lembaga Penelitian IKIP.

Anita Lie, 2002. Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Kelas V. Jakarta:

Depdiknas. Crow D dan Crow A. 1984. Psikologi Pendidikan. (Terjemahan Casiden Z.

Education Psychology) Surabaya : PT Bina Ilmu. Depdikbud. 1995/1996. Program Pengajaran IPS kelas V. Jakarta : Dirjen

Dikdasmen. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta. Gagne el et. 1984. Essentials of Learning for Instructions. Englewood : Cliffs,

New Jersy : Printice Hall, Inc.

Page 82: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

67

Hamalik Oemar. 2007. Proses belajar Mengajar. Jakartaa : Bumi Aksara Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, 2004. Strategi

Pembelajaran Aktif (Center of Teaching Staff Develompent). Yogyakarta : IAIN Sunan Kalikaga.

Indrastuti, dkk., 2007. Buana Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Kelas 5 Sekolah Dasar.

Jakarta : Yudhistira. Johnson dan Johnson. 1996. Cooperative Learning, Two Heads Learn Better

Than One. Http/www.convevs.org./elib/c.18/Johnson.htm. Lexy J. Moeleong. 2007.Metodologi Penelitian Kuantitatif.Bandung.PT Remaja

Rosdakarya

Moekijat. 2001. Dasar-dasar Motivasi. Bandung : Pioner Jaya. Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja

Rosdakarya. PP-19-2005-standar-nasional-pendidikan.wpdl. Tentang Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Puji Astuti dan Supriyadi. 2003. Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa dalam

Mata Kuliah Ilmu Produksi Ternak Unggas Melalui : Penerapan Mode Pembelajaran Cooperative Learning. Karanganyar: Akademi Perternakan Karanganyar.

Rochiati Wiraatmadja. 1997. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Sardiman A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rajawali. Slavin. R.E (1997). Cooperative Learning-Theory Research, and Practice, (2nd

edition). London : Allyand Bacon. Standar Isi Kelas V, 2006 Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia

Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 83: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI …...mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Karangsari pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda,

68

Sumaatmaja Nursid. 1997. Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Trbuka Suryabrata. Sumardi. 1983. Psikologi Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta. Thayeb dkk. 2006. IPS Terpadu. Jakarta : Erlangga Uno Hamzah B. 2006. Teori Motivasi &Pengukurannnya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Yakobs, E. 1999. Cooperative Learning in Context. An Educational Innovation in

Everyday Clasroom. New York : Albany, State University of New York Press.

http://www.ehow.com/how_60222498_format-index-cards.html http://www.succesconsciousnes.com/strengthenmotivation.htm http://learning and teaching.dal.ca./taguide/what is coopertive learning.html

www.geocities.com/usrafidi/motivasi/html.33k, 10 Mei 2009. www.motivasibelajar.wordpress.com, 20 Mei 2008.