58
1 1 Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran TTS (Teka- Teki Silang) Terhadap Peningkatan Imlak bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan ABDUL MUID, 1 AHMAD NURUL MUTTAQIN 2 ABSTRAK Madrasah MTs Al-Muhtadi Desa Sendangagung Paciran Lamongan adalahsalahsatu madrasah yang mengkolaborasikan IPTEK dan ilmu Agama kepadapeserta didiknyamulaidarikelas VII sampaikelas IX. Proses pembelajaran di madrasah tersebut masihsangattertumpupadabukupanduan dan media TTS, peserta didiklebihbanyakdiarahkanberpikirabstrak yang tidak distimulus olehhal-hal yang kongkrit terlebih dahulu, sehingga peserta didik kurang berkonsentrasi dalam pelajaran yang disampaikan oleh guru, jadiakan sangat rugi jika peserta didik tidak mampu memahami pembelajaran dengan baik. Apalagi bagi siswa yang pemula seperti di kelas VII disekolah tersebut, masih banyak dari mereka yang belum mengenal dan memahami betul tentang Agama Islam. Maka peneliti tergugah untuk melakukan penelitian bagaimana cara memanfaatkan media TTS dalam peningkatan pemahaman materi Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif. Adapun rumusan dari penelitian ini ialah:1) bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan 2) Bagaimana usaha peningkatan pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama Islam melalui pemanfaatan media Teka-Teki Silang di MTs Al-Muhtadi Sendang agung Paciran Lamongan. Hasil penelitian ini adalah: 1) awal dalam pembelajaran peningkatan pemahaman peserta didik pendidikan agama Islam (PAI) dalam pemanfaatan media teka-teki silang di MTs Al-Muhtadi itu di mulai pada tepat pukul 07.00 WIB yang diawali dengan apel bersama-sama serta do’a bersama dan dalam pelaksanaan 1 Dr.H.Abdul Muid,S.Ag.M.Pd.I adalah dosen dan Direktur Pascasarjana IAI Qomaruddin Bungah Gresik Jawa Timur, dosen STAI Arrosyid Surabaya, Ketua Dewan Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Maziyatul Ilmi Boboh Gresik, Wakil Ketua Tanfidiyah MWCNU Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Al-Furqon NU Driyorejo Gresik, Anggota LAKPESDAM NU Gresik,Anggota KOMNASDIK Jawa Timur, dan Wakil Ketua LPTNU Kabupaten Gresik Jawa Timur, anggota Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Gresik Komisi Pendidikan masa khidmah 2019-2024. 2 Adalah seorang Peneliti di Madrasah MTs Al-Muhtadi Desa Sendangagung Paciran Lamongan

Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

1

1

Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

Agama Islam (PAI) Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran TTS (Teka-

Teki Silang) Terhadap Peningkatan Imlak bahasa Arab Siswa Kelas VII

MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan ”

ABDUL MUID, 1AHMAD NURUL MUTTAQIN

2

ABSTRAK

Madrasah MTs Al-Muhtadi Desa Sendangagung Paciran Lamongan

adalahsalahsatu madrasah yang mengkolaborasikan IPTEK dan ilmu Agama

kepadapeserta didiknyamulaidarikelas VII sampaikelas IX. Proses pembelajaran di

madrasah tersebut masihsangattertumpupadabukupanduan dan media TTS, peserta

didiklebihbanyakdiarahkanberpikirabstrak yang tidak distimulus olehhal-hal yang

kongkrit terlebih dahulu, sehingga peserta didik kurang berkonsentrasi dalam

pelajaran yang disampaikan oleh guru, jadiakan sangat rugi jika peserta didik tidak

mampu memahami pembelajaran dengan baik.

Apalagi bagi siswa yang pemula seperti di kelas VII disekolah tersebut, masih

banyak dari mereka yang belum mengenal dan memahami betul tentang Agama

Islam. Maka peneliti tergugah untuk melakukan penelitian bagaimana cara

memanfaatkan media TTS dalam peningkatan pemahaman materi Pendidikan

Agama Islam.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif. Adapun rumusan

dari penelitian ini ialah:1) bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan 2) Bagaimana usaha

peningkatan pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama Islam melalui

pemanfaatan media Teka-Teki Silang di MTs Al-Muhtadi Sendang agung Paciran

Lamongan.

Hasil penelitian ini adalah: 1) awal dalam pembelajaran peningkatan

pemahaman peserta didik pendidikan agama Islam (PAI) dalam pemanfaatan media

teka-teki silang di MTs Al-Muhtadi itu di mulai pada tepat pukul 07.00 WIB yang

diawali dengan apel bersama-sama serta do’a bersama dan dalam pelaksanaan

1 Dr.H.Abdul Muid,S.Ag.M.Pd.I adalah dosen dan Direktur Pascasarjana IAI Qomaruddin Bungah

Gresik Jawa Timur, dosen STAI Arrosyid Surabaya, Ketua Dewan Pengasuh Yayasan Pondok

Pesantren Maziyatul Ilmi Boboh Gresik, Wakil Ketua Tanfidiyah MWCNU Kecamatan Menganti

Kabupaten Gresik, Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Al-Furqon NU Driyorejo Gresik, Anggota

LAKPESDAM NU Gresik,Anggota KOMNASDIK Jawa Timur, dan Wakil Ketua LPTNU Kabupaten

Gresik Jawa Timur, anggota Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Gresik Komisi Pendidikan masa

khidmah 2019-2024. 2 Adalah seorang Peneliti di Madrasah MTs Al-Muhtadi Desa Sendangagung Paciran Lamongan

Page 2: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

2

2

pembelajaran peningkatan pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama

Islam ini berjalan cukup baik karena didukung dengan fasilitas yang ada, selain itu

juga didukung dengan guru yang kompoten dalam bidangnya, terutama guru

pendidikan agama Islam (PAI) yang sudah ahli dan berpengalaman. 2) Sering diberi

motivasi, nasihat/ masukan agar semangat dalam proses pembelajaran, di beri tes

privat/les baik itu di sekolah/Madrasah maupun di luar sekolah/Madrasah seperti di

pondok Al-Muhtadi itu sendiriserta setiap pertemuan diberikan evaluasi, bimbingan

dan menanyakan sangat lembut, perhatian agar peserta didik lebih cinta dalam

pelajaran pendidikan agama Islam (PAI).

Kata Kunci : Peningkatan Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam, Media

Teka-Teki Silang

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakaan kegiatan

pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya

guna kepentingan pengajar.3

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.

Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan komunikasi antara guru dengan

peserta didik yang bertujuan untuk bertukar pikiran dalam mengembangkan

ide dan pengertian. Namun dalam komunikasi tersebutsering terjadi

penyimpangan - penyimpangan sehingga komunikasi edukatifmenjadi tidak

efektif dan efisien.

Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang

komunikasi. Penghambat tersebut biasa dikenal dengan istilah “barriers atau

3 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 2010), hal. 120.

Page 3: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

3

3

noises”.4 Pertama, adalah hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat,

kepercayaan, intelegensi dan pengetahuan. Kedua, hambatan fisik, seperti kelelahan,

sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh. Ketiga,adalah hambatan kultural seperti

perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan, dan nilai-nilai panutan. Dan

hambatan terakhir, keempat,hambatan lingkungan, yaitu hambatan yang ditimbulkan

situasi dan kondisi keadaan sekitar. Proses pembelajaran di tempat yang tenang, sejuk dan

nyaman tentu akan berbeda dengan proses pembelajaran yang dilakukan di kelas yang

bising, panas dan berjubel.5

Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme tentu akan sangat

membosankan. Sebaliknya pengajaran akan lebih menarik apabila siswa gembira atau

senang karena mereka merasa tertarik dengan pelajaran yang diterimanya. Karena

penggunaan metode atau media mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar

anak didik. Pada suatu kondisi tertentu anak didik merasa bosan dengan metode

ceramah, disebabkan mereka harus dengan setia dan tenang mendengarkan penjelasan

guru tentang suatu masalah. Kegiatan pengajaran seperti itu perlu guru alih dengan

suasana yang lain.6

Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.

Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan

media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi

sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat

digunakan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran7.

Di dalam al-qur’an juga disebutkan, bahwasannya suatu perantara itu sangat

penting, untuk itu kami disini menggunakan sebuah perantara yang melalui sebuah media

dalam hal apapun khususnya dalam proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran.

4 Arief S Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 13. 5 Ibid, hal. 14.

6 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hal. 158.

7 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hal. 120.

Page 4: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

4

4

Salah satu ayat al-qur’an yang menerangkan tentang sebuah perantara ini terdapat dalam

surat Al-Alaq ayat 4 yang berbunyi :

( 4الّذى علّم بالقلم )

Artinya : “ Yang Mengajar (manusia) dengan perantara kalam/pena “ (QS. Al-Alaq

: 4).8

Maksud kata kalam/pena dalam terjemah ayat di atas yaitu Allah SWT mengajar

manusia dengan perantaraan tulis baca.9 Menurut Quraish Shihab, dalam ayat ini, Allah

SWT menegaskan bahwa Dia mengajar manusia melalui pena, dalam arti yang ditulis

oleh pena tersebut. Penemuan pena serta tulis-menulis merupakan salah satu anugerah

terbesar Allah SWT sehingga satu generasi dapat mentransfer ilmu dan pengalaman

mereka pada generasi berikutya.10

Selain itu, dari wahyu pertama al-Quran diperoleh

isyarat bahwa ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu, yaitu Allah mengajar

dengan kalam/pena yang telah diketahui manusia lain sebelumnya dan mengajar manusia

(tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau

atas dasar usaha manusia. Cara kedua dengan mengajar tanpa alat atau usaha manusia.

Walau berbeda, keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT.11

Dua cara

perolehan tersebut merupakan dasar pembagian ilmu yang secara garis besar objek ilmu

dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu alam materi dan alam non-materi.12

Dalam ayat tersebut, tampak bahwa Allah menyediakan kalam sebagai alat untuk

menulis, sehingga tulisan itu berfungsi sebagai penghubung antar manusia walaupun

mereka berjauhan tempat. Dengan demikian, pemahaman mengenai ayat tersebut

merupakan dasar bagi pemanfaatan, penciptaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi manusia dalam segala bidang

kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan, media

yang digunakan dalam pembelajaran terus berkembang seiring perkembangan ilmu

8 Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Per Kata, (Jakarta: Magfiroh Pustaka, 2009), hal. 597.

9 Ibid, hal. 597.

10 M. Quraish Shihab, Tafsir al -Quran al -Karim: Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan

Turunnya Wahyu (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), hal. 99. 11

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maud}u’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:

Mizan, 1996), hal. 426. 12

Ibid, hal. 429.

Page 5: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

5

5

pengetahuan dan teknologi, baik teknologi komunikasi maupun informasi. Hal ini

disebabkan karena media merupakan bagian dari sistem pembelajaran. Sebagaimana yang

diungkapkan Muhaimin dkk bahwa, tiga komponen dalam strategi penyampaian

pembelajaran PAI adalah media pembelajaran, interaksi media pembelajaran dengan

peserta didik dan pola belajar-mengajar.13

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan

dapat dilakukan melalui media apa saja baik media masa seperti majalah, buku, surat

kabar atau juga lewat media elektronika seperti radio, televisi, internet dan yang lainnya.

Salah satu media yang belum begitu banyak digunakan dan dikembangkan di Indonesia

adalah media TTS .

Pertimbangan untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif dalam hal ini

melalui media TTS adalah peserta didik sangat memerlukannya untuk mendapatkan

peningkatan pemahaman pelajaran PAI, baik dari itu berupa materi dasar hingga lanjutan,

selain itu realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada

peserta didik yang lebih senang membaca, berdiskusi dan ada juga yang senang praktek

langsung. Dari sisi pengajar, sebagai penyampai materi, media TTS akan sangat

membantu dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian, karena dapat dipakai dengan

variasi yang tidak membosankan.

Teka-Teki Silang sudah biasa kita dengar dalam kehidupan di masyarakat. Teka-

Teki Silang ini berguna untuk mengasah otak bagi yang mengerjakannya. Ternyata Teka-

Teki Silang bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak dan remaja

juga bisa mengisi Teka-Teki Silang dengan materi pelajarannya. Hal ini menguntungkan

guru untuk melakukan metode pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang dalam

pembelajaran14

.

Telah banyak riset mengatakan, ketika seseorang dalam keadaan senang, ia akan

lebih banyak mempelajari sesuatu, ia akan lebih bisa mengkritik apa yang ia terima untuk

kemudian menyerap pengetahuan yang baru.

13

Muhaimin et.al, Paradigma Pendidikan Islam:Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.2012), hal. 152. 14

Nia Hidayati, Pendidikan Metode Pembelajaran”, dalam http//: /putranya permata.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 25 Mei 2015.

Page 6: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

6

6

Adapun pemilihan MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan

berdasarkan pengamatan peneliti dalam observasi dan wawancara kepada bapak Muallim

selaku kepala Madrasah Tsanawiyyah Al-Muhtadi yang dilakukan pada tanggal 11 Maret

2020 yaitu pembelajaran Agama Islam masih kurang diminati siswa karena cenderung

monoton dan menjenuhkan, apalagi dalam pembahasan lanjutan, misalnya bab zakat,

belum bisa sama sekali, jika dibandingkan dengan pelajaran lainnya15

. Permasalahan pada

pembelajaran Agama Islam yaitu kurangnya buku panduan, kitab, waktu pembelajaran

bagi anak - anak dalam pembelajaran Agama, rendahnya minat belajar siswa, kurangnya

media dan sarana yang mendukung siswa untuk belajar PAI termasuk kurangnya

kreativitas seorang guru Agama dalam memilih media pembelajaran yang digunakan, dari

dalam diri siswa sendiri yang menganggap bahwa PAI adalah pelajaran yang sulit, takut

mengungkapkan pikirannya dan kurang aktifnya siswa dalam berdiskusi atau

musyawaroh tentang PAI. Rendahnya minat belajar siswa terlihat pada banyaknya siswa

yang tidak mau mengerjakan PR dan tugas disekolah secara langsung yang diberikan

guru, selain itu banyak siswa yang terkesan tidak tertarik dan bosan dengan Agama, hal

ini karena pelajaran Agama sulit untuk dipahami dan belum pernah diterapkannya sistem

pembelajaran yang bersifat menarik minat siswa di dalam pengajaran Agama khususnya

dalam memahami yang lebih lanjut lagi, sehingga siswa menganggap Agama sebagai

pelajaran yang rumit serta membosankan. Hal tersebut akan berdampak pada siswa dalam

mengikuti pembelajaran, mereka dapat merasa bosan, jenuh dan tidak bersemangat, yang

akhirnya berakibat pada tidak disenanginya pelajaran Agama oleh siswa yang sulit

dipelajari.

Untuk itu perlu adanya suasana yang dapat menumbuhkan minat siswa yang lebih

akan belajar PAI. Salah satu cara untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan

dalam pembelajaran dan pemahaman PAI adalah dengan bermain, oleh karena itu

dibutuhkan suatu media yang dapat menarik minat dan mengaktifkan semua siswa dalam

proses belajar mengajar PAI.

15

Muallim, Wawancara, Lamongan: Selaku Kepala MTs Al-Muhtadi, Pada Tanggal 11 Maret 2020.

Page 7: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

7

7

Dari uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti penggunaan media

TTS di dalam pembelajaran peningkatan PAI. Dengan tujuan agar peserta didik bisa

memahami Agama Islam dengan secara lepas baik mulai dari segi dasar hingga pelajaran

lanjutan yang lebih sulit lagi.

Dengan demikian penulis memfokuskan penelitian ini pada “ Peningkatan

Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) Melalui

Pemanfaatan Media Pembelajaran TTS (Teka-Teki Silang) Terhadap Peningkatan

Imlak bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran

Lamongan ”

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Al-

Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan.

2. Untuk mengetahui Usaha Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada materi

Pendidikan Agama Islam melalui pemanfaatan media Teka-Teki Silang (TTS) di MTs

Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan.

C. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Untuk menambah wawasan atau khazanah keilmuan pendidikan dalam rangka

meningkatkan mutu pemahaman pendidikan agama Islam (PAI).

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

Meningkatkan daya kreasi guru dalam mengadakan penggayaan metode

pembelajaran khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang

nantinya akan sangat bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta karir guru itu

sendiri.

b. Bagi siswa

Untuk melatih siswa agar tidak bosan memperdalam ilmu agama Islam dan

menerapkan ilmu agama Islam apa yang telah dipelajarinya, terutama dalam

kehidupan sehari - hari.

Page 8: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

8

8

c. Bagi Sekolah atau Madrasah

Dari penelitian ini dapat memberikan inspirasi, motivasi, pengetahuan,

keterampilan dan masukan untuk peningkatan dan pengembangan di madrasah atau

di sekolah.

d. Bagi penulis atau peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga, diharapkan dapat

menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam menganalisa

permasalahan, terutama masalah - masalah dalam dunia pendidikan.

e. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini dapat menjadi inspirasi dan rujukan untuk mengkaji lebih

dalam dan mengembangkan pembelajaran lain yang masih terkait dengan

peningkatan pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama Islam melalui

pemanfaatan media Teka-Teki Silang (TTS) atau juga menggunakan media - media

lainnya.

D. Penelitian Terdahulu

1. Tesis Nur Hidayah, dalam studi eksperimen Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Lamongan 2015, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran TTS (Teka-Teki Silang) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X

MA Muhammadiyah 3 Godog Laren Lamongan ”.

Penelitian tersebut obyeknya pada kelas X MA Muhammadiyah 3 Godog

Laren Lamongan.

Persamaannya adalah sama - sama menggunakan media TTS (Teka-Teki

Silang).

Sedangkan dari segi perbedaan adalah pada sasaran yang diteliti, peneliti kali

ini meneliti peserta didik tingkat MTs atau setingkat SLTP dan tentang peningkatan

pemahaman, khususnya dalam pelajaran pendidikan agama Islam yang disebabkan

dengan penerapan media TTS (Teka-Teki Silang) tersebut, bukan tentang hasil

peningkatan prestasi belajar yang secara global peserta didik.

Page 9: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

9

9

2. Tesis Nun Syahriyani, dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Media Liquid Crystal

Display (LCD) terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ditinjau dari

Minat Belajar Siswa di SMA Negeri 15 Surabaya “.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penggunaan

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan dari segi perbedaan adalah terletak pada jenis media yang

dimanfaatkan, mata pelajaran metode penelitian dan lokasi penelitian. Berdasarkan hal

tersebut, maka penelitian ini melengkapi penelitian tentang penggunaan media

pembelajaran dengan fokus penelitian pada peningkatan pemahaman peserta didik

pada materi Pendidikan Agama Islam melalui pemanfaatan media Teka-Teki Silang

(TTS).

3. Tesis Ari Wibowo, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

Komputer Multimedia dan Digital Video Disc Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Wonogiri ”

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama - sama

tingkat SLTP.

Sedangkan dari segi perbedaan adalah terletak pada jenis media yang

dimanfaatkan, mata pelajaran metode penelitian dan lokasi penelitian. Berdasarkan hal

tersebut, maka penelitian ini melengkapi penelitian tentang penggunaan media

pembelajaran dengan fokus penelitian pada peningkatan pemahaman peserta didik

pada materi Pendidikan Agama Islam melalui pemanfaatan media Teka-Teki Silang

(TTS).

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi kegiatan penelitian yang dilakukan, penulis memuat uraian

singkat tentang tiga hal, pertama batasan judul penelitian, kedua batasan waktu penelitian,

ketiga batasan tempat penelitian.

1. Batasan Judul Penelitian

Di sini penulis memberikan batasan pembahasan judul penelitian hanya yang

terkait dengan rumusan masalah saja yaitu, bagaimana proses pembelajaran

pendidikan agama Islam (PAI) di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan

Page 10: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

10

10

dan Bagaimana usaha peningkatan pemahaman peserta didik pada materi pendidikan

agama Islam melalui pemanfaatan media Teka-Teki Silang (TTS) di MTs Al-Muhtadi

Sendangagung Paciran Lamongan.

2. Batasan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti memerlukan waktu kurang lebih

selama dua bulan lebih yaitu bulan pebuari dan april yang meliputi tahap persiapan,

pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian, penulisan laporan, yang kesemuanya

dibuat secara rinci dalam satuan waktu, yaitu bulan, minggu, bahkan hari.

3. Batasan Tempat Penelitian

Lembaga sekolah yang ada di Kota Lamongan terdapat berbagai macam-macam

lembaga sekolah, karena keterbatasan penulis, maka objek yang penelitian kali ini

dilakukan di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan Yang Terletak Di

Jalan Sendangagung Paciran Lamongan.

F. Originalitas Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif

kualitatif yang mempunyai tujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar

belakang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok lembaga atau

masyarakat.16

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dengan cara deskripsi oleh bentuk kata-kata dan bahasa.17

Pemilihan jenis penelitian ini dianggap lebih tepat karena fokus penelitian ini

lebih banyak menyangkut proses dan memerlukan pengamatan mendalam dengan

setting alami. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif diantaranya: 1)

penelitian kualitatif ini dapat menghasilkan teori, mengembangkan pemahaman, dan

menjelaskan realita yang kompleks, 2) bersifat induktif-deskriptif, 3) memerlukan

waktu yang panjang, 4) datanya berupa deskripsi, dokumen, catatan lapangan, foto,

16

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2010), hal. 295. 17

Ibid, hal. 6.

Page 11: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

11

11

dan gambar, 5) informannya “maximum variety”, 6) berorientasi pada proses, 7)

penelitiannya berkonteks mikro.18

Sedangkan strategi-strategi penelitian merupakan jenis-jenis rancangan

penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran yang menetapkan prosedur-

prosedur khusus dalam penelitian. Beberapa orang menyebut strategi penelitian

dengan istilah pendekatan penelitian atau metodologi penelitian. Jenis-jenis strategi

atau pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian partisipatoris, analisis wacana,

etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomenologi, dan naratif.19

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pola kualitatif yang bersifat

deskriptif, menurut Bodgan dan Taylor dalam mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. sehingga data yang akan

peneliti sajikan bukan terdiri dari angka-angka akan tetapi data berupa kata-kata. oleh

karenanya penelitian ini tidak ada istilah populasi dan sampel, tetapi oleh Spradley

dinamakan social situation yang terdiri atas 3 elemen yaitu: tempat (place), pelaku

(actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.20

2. Kehadiran Peneliti dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti melakukan penelitian lapangan yang

nantinya akan disusun dalam bentuk transkip wawancara dan dilakukan analisis

terhadap data yang telah diperoleh. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini merupakan

suatu keharusan. Kerena peneliti-lah yang menjadi instrumen utama dalam penelitian

kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono bahwa posisi manusia sebagai key

instrument.21

Peneliti merupakan pengumpul data utama (key instrument) karena jika

18

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal. 24. 19

John W. Creswell, Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches Terj. Achmad Fawaid,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 21. 20

Ibid, hal. 297. 21

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 223.

Page 12: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

12

12

menggunakan alat non manusia maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan

penyesuaian terhadap kenyataan yang ada di lapangan.22

Adapun tempat atau lokasi penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah Al-

Muhtadi Sendangagung Paciran yaitu salah satu Madrasah sekaligus Pondok Pesantren

yang berada di kawasan Lamongan Utara.

3. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis data

Jenis data itu ada dua macam :

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data

yang diteliti dalam penelitian ini, adapun datanya bersumber dari peningkatan

pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama Islam melalui

pemanfaatan media teka-teki silang di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran

Lamongan.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada (tersedia) dalam hal ini data

yang telah didokumentasikan oleh lembaga tersebut baik berupa angka atau

jumlah maupun mengenai fakta-fakta yang ada. Sedangkan bentuknya bisa

berupa sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah, struktur organisasi, serta

jumlah guru dan siswi yang ada.

b. Sumber Data

Untuk memperoleh sesuatu data, kita harus mengetahui dari mana sumber

data tersebut akan diambil, sedangkan pengertian sumber data itu sendiri adalah

subyek dimana data itu diperoleh.23

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini

adalah:

1) Lapangan, yaitu yaitu sumber data yang diperoleh dari penelitian baik secara

langsung maupun tidak langsung.

22

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 70. 23

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), hal. 102.

Page 13: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

13

13

2) Kepustakaan, yaitu sumber data yang berupa buku-buku literatur yang berkaitan

dengan topic pembahasan, yang terdiri dari : kepala MTs Al-Muhtadi, guru

Agama dan siswa MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk

mengumpulkan data dengan beberapa macam metode dalam pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses mencatat untuk penggalian data perilaku

objek dan subjek yang tengah di teliti. Menurut Nasution dalam Sugiyono

menyatakan bahwa obsevarsi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.24

Observasi dilakukan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,

tempat, benda, serta rekaman dan gambar.25

Sebagaimana halnya wawancara mendalam,

pengamatan juga merupakan salah satu metode pengumpulan data yang bersifat kualitatif.26

b. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah percakapan antara dua orang dengan maksud

tertentu dalam hal ini antara peneliti dan informan sebagai sumber pertama.27

Percakapan tidak hanya bermaksud untuk sekedar menjawab pertanyaan dan

menguji hipotesis melainkan suatu percakapan yang mendalam untuk mendalami

pengalaman dan makna dari pengalaman tersebut.

Langkah-langkah wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan urutan:

1) menetapkan siapa informan wawancara, 2) menyiapkan bahan untuk wawancara,

3) mengawali atau membuka wawancara, 4) melangsungkan wawancara, 5)

mengonfirmasi hasil wawancara, 6) menulis hasil wawancara, 7) mengidentifikasi

tindak lanjut hasil wawancara.28

24

Ibid, hal. 138 . 25

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 203. 26

Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 59. 27

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, hal. 227. 28

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, hal. 235.

Page 14: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

14

14

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda dan sebagainya.29

Dalam penelitian ini, peneliti juga akan memanfaatkan teknik dokumentasi

untuk merekam dokumen-dokumen penting maupun foto yang terkait secara

langsung dengan fokus penelitian. Data - data yang peneliti kumpulkan adalah

sesuai dengan jenis data seperti yang dipaparkan oleh Bogdan dan Biklen yakni

meliputi dokumen pribadi dan dokumen resmi.30

Dokumen pribadi berisi catatan-

catatan yang bersifat pribadi.31

Misalnya, buku harian, surat pribadi dan

otobiografi.32

Sedangkan dokumen resmi terdiri dari dokumen internal dan

eksternal.33

Dalam konteks penelitian ini, dokumen internal lembaga dapat berupa

data program tahunan, program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaan (RPP) dan laporan penilaian.

5. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, menyusun mana yang penting dan yang

akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.

Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari

deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empirik. Peneliti terjun ke lapangan,

mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang

ada di lapangan.34

Namun, analisis data dalam penelitian kualitatif juga dapat

29

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta), hal. 206. 30

Ibid, hal. 240. 31

Tanzeh, Pengantar Metode penelitian, hal. 66. 32

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal. 218. 33

Ibid, hal. 219. 34

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 38.

Page 15: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

15

15

dilakukan peneliti sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah

selesai di lapangan.35

Analisis data sebelum di lapangan masih bersifat sementara dan

akan berkembang sesuai keadaan di lapangan. Sedangkan analisis data di dalam

penelitian ini akan dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Terakhir

analisis setelah di lapangan, analisis yang dilakukan setelah data dari lapangan

terkumpul. Dengan demikian, temuan penelitian di lapangan kemudian dibentuk

menjadi teori, hukum, bukan dari teori yang telah ada melainkan dikembangkan dari

data di lapangan.36

Seperti telah dipaparkan di atas, penelitian ini dilakukan dengan rancangan

studi kasus sehingga dalam menganalisis menggunakan analisis kasus tunggal.

Analisis data kasus tunggal dilakukan pada MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran

Lamongan.

Analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data serta saat data sudah

terkumpul. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan teori analisis data

dari Miles dan Huberman sebagaimana dikutip Margono, yaitu:37

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah kegiatan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan

dan membuang data yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sedemikian rupa

sehingga diperoleh kesimpulan akhir dan diverifikasi. Reduksi data dilakukan

secara terus menerus selama penelitian berlangsung bahkan sebelum data benar-

benar terkumpul. Selanjutnya semua data yang telah terkumpul diberi kode. Semua

data yang telah dituangkan dalam catatan lapangan atau transkrip dibuat ringkasan

dalam kotak berdasarkan fokus penelitian. Setiap topik dibuat kode sehingga

potongan-potongan informasi dapat dengan mudah dikenali dan dikoordinasi.

b. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna

serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

35

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, hal. 336. 36

Ibid, hal. 336, 37

Margono, Metodologi Penelitian, hal. 39.

Page 16: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

16

16

tindakan. Data dalam penelitian ini berwujud kata-kata, kalimat-kalimat maupun

paragraf-paragraf. Penyajian data yang dilakukan adalah dalam bentuk teks naratif

dan dibantu dengan matriks, grafik, dan bagan. Merancang kolom untuk sebuah

matriks untuk data kualitatif dan merumuskan jenis serta bentuk data yang harus

dimasukkan ke dalam kotak matriks untuk kegiatan analisis.

c. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan analisis pada tahap ini adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.

Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data

digunakan untuk menarik kesimpulan sehingga dapat menemukan pola tentang

peristiwa yang terjadi. Dari kegiatan ini dibuat simpulan-simpulan yang sifatnya

masih terbuka, umum dan kemudian menjadi lebih spesifik dan rinci.

G. Definisi Istilah

Agar tidak dapat kesalahan pahaman dalam menafsirkan judul penelitian, maka

penulis atau peneliti akan menjelaskan tentang definisi operasional yang terdapat pada

judul penelitian :

1. Pemahaman

Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta

didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya

atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan

menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.38

Pemahaman menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah sesuatu hal

yang kita pahami dan kita megerti dengan benar.39

Menurut Sudirman adalah suatu

kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau

menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah

diterimanya. Menurut Arikunto pemahaman (Comprehention) siswa diminta untuk

membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta.40

38

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung :. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 24. 39

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta : mydyredzone, 2008), hal. 843. 40

Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 51.

Page 17: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

17

17

2. Pendidikan Agama Islam

Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut A. Nasir sebagaimana dikutip

Aat Syafaat Tb adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing

anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran

Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya.

Jadi, Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan

asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati

dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik

pribadi maupun masyarakat.41

Mata pelajaran PAI itu secara keseluruhannya mencakup dalam lingkup al-

Qur’an, al-Hadith, keimanan, akhlak, fiqh, dan sejarah, sekaligus menggambarkan

bahwa ruang lingkup PAI mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,

makhluk dan lingkungannya.42

3. Media Teka-Teki Silang

Media pembelajaran TTS merupakan suatu alat atau media reaksi dan hiburan

untuk meningkatkan proses dalam belajar-mengajar guru terhadap peserta didik

khususnya untuk meningkatkan imlak bahasa arab dengan cara mengunakan bentuk

media Teka-Teki Silang, dengan cara guru menyuruh atau memberi soal kosa-kata,

bentuk kalimat huruf terpisah maupun bersambung kepada peserta didik untuk

menjawab atau mengerjakan TTS secara individu maupun secara kelompok43

.

Media pembelajaran TTS merupakan sebuah permainan yang cara mainnya

yaitu mengisi ruang - ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf - huruf

sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk. Selain itu mengisi

teka-teki siang atau biasa disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasikan,

41

Aat Syafaat Tb, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta:

Rajawali Press, 2008), hal. 16. 42

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2012), hal. 13. 43

Tim Kreatif: M.Faisol, Dkk, 99 Permainan dalam Pembelajaran, (LinkMed Pro Jogjakarta: Lentera

Kreasindo: 2016), hal. 119.

Page 18: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

18

18

selain juga berguna untuk mengingat kosakata yang populer, selain itu juga berguna

untuk pengetahuan kita yang bersifat umum dengan sangat santai44

.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pemahaman Peserta Didik

1. Pengertian Pemahaman Peserta Didik

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam suatu

hal. Pemahaman merupakan proses perbuatan, cara memahami.45

Pemahaman

merupakan memahami sesuatu secara menyeluruh. Misalnya memahami ilmu apapun

itu dengan benar - benar paham, mulai dari dasaran ilmu itu dengan secara runtut

sampai mencapai batasnya.

Menurut Kelvin Seifert dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan menyatakan bahwa pemahaman adalah

kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diingat kurang lebih sama

dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya.46

Menurut Nana Sudjana dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar menyatakan bahwa pemahaman adalah tipe hasil belajar yang

setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan, misalnya menjelaskan dengan susunan

kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari

yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.47

Selain itu pemahaman menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah

sesuatu hal yang kita pahami dan kita megerti dengan benar.48

Menurut Sudirman

adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan,

atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah

44

Nia hidayati, Manfaat Teka-Teki Silang Sebagai Penambah Wawasan Dan Mengasah Kemampuan,”

dalam Hhtp://.net. Diakses pada tanggal 13 November 2009. 45

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 965 46

Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan, (Yogyakarta: Irasod, 2007), hal. 151 47

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 24 48

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia ( Jakarta : mydyredzone, 2008), hal. 843

Page 19: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

19

19

diterimanya. Menurut Arikunto pemahaman (Comprehention) siswa diminta untuk

membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta.49

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemahaman

terdapat karakteristik yang melekat yaitu adanya kemampuan untuk menangkap inti

dari materi dan adanya kemampuan untuk mengungkapkan kembali baik dalam bentuk

tulisan, perkataan maupun simbol. Adanya karakteristik tersebut maka memunculkan

pengertian pemahaman yaitu suatu kemampuan untuk menangkap inti serta

menyampaikan kembali baik dalam bentuk perkataan, tulisan maupun simbol dari

materi yang telah disampaikan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta Didik

Seperti yang telah diuraikan atau dipaparkan di atas, pemahaman merupakan

bagian dari pada tujuan pendidikan, sehingga pemahaman merupakan hasil dari proses

pembelajaran. Hal tersebur menggambarkan bahwa pemahaman merupakan salah satu

bagian dari hasil belajar sehingga faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar juga

sama dengan faktor - faktor yang mempengaruhi pemahaman.

Keberhasilan suatu pembelajaran bagi peserta didik tidak terlepas dari aktivitas

peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas dari masing - masing peserta

didik akan memberi kesan tersendiri serta berpengaruh pada cepat dan tidaknya

peserta didik dalam menangkap materi yang ada. Hal ini selaras dengan pendapat

Bobbi Deporter dalam bukunya yang berjudul Quantum Teaching yang mengutip

pendapat Veron A Magnesium yang menyatakan bahwa orang belajar 10% dari apa

yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa

yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang

dikatakan dan dilakukan.50

Selain itu Bobbi Deporter juga mengatakan bahwa keberhasilan belajar peserta

didik juga ditentukan oleh pengaruh suasana yang menyenangkan dan

menggembirakan.51

49

Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 51 50

Bobbi Deporter, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2000), hal. 57 51

Ibid, hal. 76

Page 20: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

20

20

Untuk memperjelas tentang beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman

peserta didik sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Faktor ini berasal dari diri dalam peserta didik itu sendiri, mulai dari faktor

psikologi peserta didik yang berhubungan dengan jiwa dan sebuah keinginan yang

meliputi intelegensi, minat dan perhatian, bakat, motif serta kematangan peserta

didik. Adapun penjelasan dari faktor - faktor tersebut sebagai berikut :

1) Intelegensi

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi

rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensi bagi pencapaian

hasil belajar maksudnya hasil belajar yang dicapai tidak akan bergantung pada

tingkat Intelegensi dan hasil belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat

Intelegensinya.52

Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa semakin tinggi tingkat

Intelegensi maka akan semakin meningkat pemahaman dan tinggi hasil belajar

yang akan dicapai.

2) Minat dan Perhatian

Minat merupakan kecenderungan seseorang terhadap sesuatu. Sedangkan

perhatian merupakan melihat dan mendengarkan dengan baik dan teliti terhadap

sesuatu.53

Perhatian bisa dipupuk dengan memberikan stimulus yang baru,

berakneka ragam atau berorientasi tingi.54

Dengan demikian jika seseorang peserta didik mempunyai minat dan

perhatian terhadap materi dalam mata pelajaran yang diterimanya khusunya

pelajaran pendidikan agama Islam maka akan memberikan hasil yang positif

terhadap peningkatan pemahaman dan hasil atau prestasi belajarnya.

3) Bakat

52

Mulyasa, Impelementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005), hal. 194 53

Abdul Wahib, “Menumbuhkan Bakat dan Minat Anak”, Dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI

di sekolah, Eksitensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000),

hal. 79 54

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 180

Page 21: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

21

21

Bakat atau aptitude merupakan kemapuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan

demikian, sebenarnya setiap orang pasti mempunyai bakat dalam arti berpotensi

untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

masing - masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah

anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very

superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.55

Dilihat dari pernyataan tersebut bakat sangat erat dengan hubungannya

dengan peningkatan pemahaman materi khususnya pelajaran PAI dan prestasi

belajar.

4) Motif

Motif merupakan dorongan yang membuat seseorang berbuat

sesuatu.56

Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Motif yang kuat akan

mempunyai pengaruh terhadap seberapa besar usaha dan kegiatan umtuk

mencapai tujuan belajar.

5) Kematangan

Kematangan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan seseorang anak

menjadi baik, dimana alat - alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru.57

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang timbul dari luar diri peserta

didik yakni faktor yang mendukung peningkatan pemahaman dan hasil belajar pada

diri peserta didik diantaranya faktor keluarga, kurikulum, metode mengajar, guru,

sarana dan fasilitas, serta lingkungan. Adapun dari penjelasan itu semua sebagai

berikut :

55

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 2000), hal. 135 56

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), hal. 60 57

Slameto, Pendidikan Anak, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 55.

Page 22: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

22

22

1) Faktor Keluarga

Keluarga adalah proses awal dari sebuah pembelajaran. Dalam hal ini

peran orang tua sangat mempengaruhi dan mewarnai peserta didik dalam proses

belajar mengajar di sekolah.

2) Kurikulum

Kurikulum adalah a plan of learning yang merupakan unsur substansial

dalam pendidikan.58

3) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam proses

mengajar. Metode mengajar ini sangat mempengaruhi dalam proses belajar

mengajar khususnya dalam proses peningkatan pemahaman materi terlebih

dalam materi PAI sangat dianjurkan menggunakan metode yang baik, agar

peserta didik bisa lebih memahami dan nyaman saat menyampaikan materi

pelajaran. Makanya guru itu harus kreatif dalam memilih metode mengajar agar

peserta didik bisa memahami dalam proses pembelajaran dengan baik.

4) Guru

Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi

peningkatan pemahaman materi pelajaran khususnya dalam PAI dan hasil

belajar peserta didik. Proses belajar tidak akan berlangsung satu arah (one way

system) melainkan terjadi secara timbale balik antara peserta didik dan pendidik.

Kedua belah pihak berperan secara aktif dalam kerangka kerja (frame work),

serta menggunakan cara dan kerangka berfikir (frame of reference).59

5) Sarana dan Fasilitas

Sarana yang memadai akan mempermudah pengelola dalam satu lembaga

pendidikan dan meningkatkan kenyamanan dari pengguna. Fasilitas juga sangat

mendukung proses pembelajaran yang ada. Semakin memadai fasilitasnya maka

pembelajaran akan semakin mudah.

6) Faktor Lingkungan

58

Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 180 59

Mulyasa, implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, hal. 194

Page 23: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

23

23

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan peserta didik yang tidak

dapat dipisahkan. Dalam hal proses belajar mengajar juga, lingkungan adalah hal

yang sangat penting sekali. Lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan

alam dan lingkungan sosial.

Lingkungan alam merupakan lingkungan tempat tinggal peserta didik

hidup dan berusaha didalamnya yang berkaitan dengan keadaan suhu dan

kelembapan udara.60

Lingkungan sosial merupakan lingkungan tempat tinggal peserta didik

yang ada dalam masyarakat.61

B. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut A. Nasir sebagaimana dikutip Aat

Syafaat Tb adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak

didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam

itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Jadi,

Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan

terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati dan

mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi

maupun masyarakat.62

Mata pelajaran PAI itu secara keseluruhannya mencakup dalam lingkup al-

Qur’an, al-Hadist, keimanan, akhlak, fiqih dan sejarah, sekaligus menggambarkan

bahwa ruang lingkup PAI mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan

keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,

makhluk lain dan lingkungannya.63

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT. Hubungan manusia

60

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hal. 176 61

Ibid, hal. 179 62

Aat Syafaat Tb, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, hal. 16. 63

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hal. 13.

Page 24: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

24

24

dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan

manusia dengan makhluk lain (lingkungannya).64

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek - aspek

pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan

perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama

Islam yang umum dilaksanakan di madrasah/sekolah sebagai berikut :

a. Pengajaran Keimanan

Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek

kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari

pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

b. Pengajaran Akhlak

Pengajaran ahklah adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada

pembetukkan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini

berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan

berahklak baik.

c. Pengajaran Ibadah

Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata

cara pelaksaannya, tujuan dari pengajaran ini agar peserta didik mampu

melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan

memahami arti dan tujuan pelaksaan ibadah.

d. Pengajaran Fiqih

Pengajaran Fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi

tentang segala bentuk - bentuk hukum Islam yang bersumber dari Al-qur’an,

Sunnah dan dalil - dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar peserta

didik mengetahui dan mengerti tentang hukum - hukum Islam dan

melaksanakannya dalam kehidupan sehari - hari.

e. Pengajaran Al-Qur’an

64

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hal. 16.

Page 25: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

25

25

Pengajaran Al-qur’an adalah pengajaran yang bertujuan agar peserta didik

dapat membaca Al-qur’an dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat

- ayat Al-qur’an. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat - ayat tertentu yang

dimasukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan

tingkat pendidikannya.

f. Pengajaran Sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar peserta didik dapat

mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awal sampai

zaman sekarang sehingga peserta didik dapat mengenal dan mencintai agama

Islam.65

3. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam belajar-mengajar itu pasti ada sebuah proses terlebih dahulu, nah untuk

itu kami akan membahas proses yang terjadi dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam. Menurut Nana Sudjana dalam bukunya yang berjudul Proses Belajar-Mengajar

mengemukakan bahwasannya ada 3 tahap yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik

terhadap peserta didik, tahapan tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Tahap Pra Intruksional

Tahap Pra Intruksional ini yakni tahap yang ditempuh pada saat akan memulai

sebuah pembelajaran antara pendidik dengan peserta didik, sebagai berikut :

1) Pendidik menanyakan/mengabsen kehadiran peserta didik.

2) Pendidik bertanya ke peserta didik sampai mana materi pelajaran PAI pada

pertemuan sebelumnya

3) Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

mengenai materi PAI sebelumnya

4) Pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi PAI

sebelumnya

65

Imam Al-Ghozali, Kumpulan Hadist Qudsi, (Solo: Pustaka Zawiyah, 2007), hal. 13.

Page 26: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

26

26

5) Mengulang bahan pelajaran yang telah disampaikan secara singkat tetapi

mencakup semuan bahan pelajaran.

b. Tahap Intruksional

Pada tahap ini, pendidik memberikan pelajaran PAI kepada peserta didik

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik.

2) Guru menjelaskan pokok materi pelajaran

3) Guru membahas pokok materi pembelajaran

4) Guru menggunakan alat peraga atau media yang memperjelas pembahasan

materi pelajaran

5) Guru mempersilahkan peserta didik untuk bertanya dan menyimpulkan materi

pelajaran.

c. Tahap Evaluasi

Yang terakhir yaitu tahap ini, dimana pada tahap ini bertujuan untuk

mengetahui tahap Intruksional yaitu sebagai berikut :

1) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan

2) Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi pelajaran

3) Guru memberikan soal atau tes untuk mengecek pemahaman peserta didik

terhadap materi pelajaran

4) Guru memberikan pekerjaan rumah atau disingkat dengan (PR).

5) Guru memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran

berikutnya.

C. Tinjauan Tentang Media Teka-Teki Silang

1. Pengertian dan Sejarah Media Teka-Teki Silang

Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara mainnya yaitu

mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga

membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk. Selain itu mengisi teka-teki

silang atau biasa disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasyikan, selain

juga berguna untuk mengingat kosakata yang populer, selain itu juga berguna untuk

pengetahuan kita yang bersifat umum dengan cara santai. Melihat karakteristik TTS

Page 27: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

27

27

yang santai dan lebih mengedepankan persamaan dan perbedaan kata, maka sangat

sesuai kalau misalnya dipergunakan sebagai sarana peserta didik untuk latihan

dikelas yang diberikan oleh guru yang tidak monoton hanya berupa pertanyaan-

pertanyaan baku saja. Teka-teki silang yang menjadi kegemaran lintas generasi ini,

sesungguhnya merupakan hal baru, tetapi tidak begitu baru. Artinya, hal ini sudah

berlangsung dari zaman ke zaman dengan format dan bentuk yang serupa tapi tak

sama. Catatan sejarah menyatakan bahwa format TTS seperti sekarang sudah ada

sejak zaman kuno. Bentuknya masih cukup sederhana, yaitu sebuah bujur sangkar

berisi kata-kata, huruf-huruf yang sama pada bujur sangkar itu menghubungkan kata-

kata secara vertikal dan horizontal. Hampir serupa dengan TTS yang kita kenal

sekarang.66

TTS pertama muncul di surat kabar New York World pada tanggal 21

Desember 1913. TTS pertama ini disusun oleh Arthur Winn dan diterbitkan pada

lembar tambahan edisi hari Minggu suratkabar tersebut. Selama beberapa waktu. Ia

kemudian teringat akan permaianan masa kecilnya Magic Square, sebuah permainan

kata-kata dimana sang pemain harus menyusun kata agar sama mendatar dan

menurun sehingga membentuk kotak. TTS ini menjadi ciri tetap surat kabar tersebut.

Bentuk dan formatnya sudah seperti TTS yang kita kenal sekarang. Pola kotak-kotak

hitam dan putih, dengan kata-kata berbeda yang saling bersilangan secara mendatar

dan menurun, serta terdapat panduan pertanyaan atau definisi untuk tiap kata sebagai

petunjuk pengisian. Hingga tahun 1924, yaitu ketika buku TTS pertama kali terbit,

TTS belum begitu populer. Namun, setelah buku-buku TTS menyebar, TTS sangat

digemari di seluruh Amerika, selanjutnya merambah ke Eropa dan seluruh dunia

termasuk kita di Indonesia.

Setelah TTS ini begitu digemari, para pegiat buku TTS mulai berkreasi

menciptakan teka-teki gambar dan kemudian dikenal dengan nama puzzle. Selain

untuk hiburan, fungsi teka-teki gambar atau puzzle lebih diarahkan kepada fungsi

edukasi, yakni untuk menstimulasi otak anak-anak. Baik TTS maupun teka-teki

66 Nia Hidayati, Manfaat Teka-Teki Silang Sebagai Penambah Wawasan Dan Mengasah Kemampuan,”

dalam Hhtp:/html.net. Diakses pada tanggal 13 November 2009.

Page 28: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

28

28

gambar/puzzle hingga saat ini masih sangat populer dan digemari. Biasanya untuk

mengisi waktu santai kita. Bersantai sambil mengasah otak.67

Permainan ini dapat

digunakan sebagai teknik untuk melatihkan pemahaman pikiran peserta didik,

penguasaan kosa kata, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

Media yang diperlukan untuk permainan ini adalah gambar yang di dalamnya

terdapat rangkaian kotak bujur sangkar atau persegi empat sama sisi. Kotak-kotak

tersebut sebagian berwarna putih dan yang lain berwarna hitam. Pada sebagian kotak

berwarna putih diberi nomor yang mengindikasikan nomor jawaban. Dalam

permainan, kotak berwarna putih itu harus diisi dengan huruf-huruf. Susunan huruf-

huruf tersebut baik secara horisontal maupun vertikal akan membentuk kata yang

merupakan jawaban dari pertanyaan yang ada. Pertanyaan terdiri dari dua macam,

yaitu pertanyaan untuk jawaban yang harus ditulis secara horisontal (mendatar) dan

pertanyaan untuk jawaban yang harus ditulis secara vertikal (menurun). Pertanyaan

biasanya ditulis di bawah atau di samping gambar.

Teka-teki silang melibatkan partisipasi peserta didik aktif sejak kegiatan

pembelajaran dimulai. Peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses

pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan ini

peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil

belajar dapat dimaksimalkan.

Selain itu, teka-teki silang adalah strategi pembelajaran untuk meninjau ulang

(review) materi-materi yang sudah disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk

memudahkan peserta didik dalam mengingat-ingat kembali materi apa yang telah

disampaikan. Sehingga, peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran baik

aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Fungsi kegunaan dari teka teki silang itu sendiri yaitu membangun saraf-saraf

otak yang memberi efek menyegarkan ingatan sehingga fungsi kerja otak kembali

optimal karena otak dibiasakan untuk terus menerus belajar dengan santai. Karena

belajar dengan santai inilah yang dapat membuat siswa menjadi lebih paham dan

67

Ibid, hal. 129.

Page 29: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

29

29

mudah masuk dalam ingatan siswa sehingga siswa tidak mudah lupa dengan materi

yang sudah diajarkan.68

2. Kelebihan dan Kekurangan Teka-Teki Silang

Media TTS dalam pembelajaran pendidikan agama Islam mempunyai

kelebihan dan kekurangan, antara lain:

a. Kelebihan

1) Permainan TTS dapat meningkatkan efektifitas dalam pemerolehan kosa

kata dalam menjawab pertanyaan.

2) Permainan TTS juga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

menyenagkan dan kompetitif.

3) Lebih simpel untuk diajarkan.

4) Dapat melatih ketelitian atau kejelian siswa dalam menjawab pertanyaan

dan mengasah otak.

5) Menemukan penulisan kata-kata pemahaman terdapat tehnik dalam sebuah

pertanyaan.

b. Kekurangan

1) Setiap jawaban teka-teki silang ada yang berkesinambungan.

2) Metode ini hanya bisa diberikan pada akhir pembelajaran untuk dijadikan

evaluasi oleh guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik

setelah melakukan pembelajaran khususnya di bidang pendidikan agama

Islam.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Media TTS

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran media TTS

adalah:

a. Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan dengan

materi kuliah yang telah anda berikan.

68

Erlina, Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle,”. Dalam http: www. Referensi makalah.com/html.

Diakses Pada Tanggal 04 April 2020.

Page 30: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

30

30

b. Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti

dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.

c. Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat

atau dapat juga hanya membuat pertanyaan-pertanyaan mengarah kepada kata-

kata tersebut.

d. Bagikan teka-teki ini kepada peserta didik. Bisa individu atau kelompok.

e. Batasi waktu mengerjakan.

f. Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan

benar.

g. Penggunaan media teka-teki silang sebagai cara penggunaan berbagai media

dalam pembelajaran. Meskipun sebagian guru menganggap teka-teki silang

sebagai metode pemalas, tetapi menurut penulis teka-teki silang dapat dijadikan

sebagai sarana untuk mengasah otak dan melatih kemampuan pemahaman siswa

dengan lebih baik dan benar. Caranya siswa disuruh belajar materi yang akan

diajarkan terlebih dahulu, kemudian penulis memberikan lembaran yang berisi

teka-teki silang yang berkaitan mata pelajaran. Tentunya penulis telah

mempersiapkan terlebih dahulu teka-teki silang tersebut. Ternyata dengan teka-

teki silang ini, siswa akan berusaha mencari jawaban yang tepat dari pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan sesuai dengan kolom yang disediakan. Dampak

positifnya, siswa akan belajar terlebih dahulu, mengasah kemampuan

pemahaman dan pikirannya terlebih dahulu dengan baik, benar dan akan

membaca pertanyaan-pertanyaan yang berisi materi pelajaran.69

D. Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan Agama Islam Melalui

Pemanfaatan Media Teka-Teki Silang

Pentingnya pemahaman peserta didik untuk menerima materi yang yang

disampaikan maka perlu dibuat inovasi pembelajaran yang baru yaitu dengan memakai

media pembelajaran. Dimana kegiatan mengajar tidak dominan menggunakan metode

ceramah yang kadang membuat suasana kelas terkesan monoton, jenuh dan pasif bahkan

69

Erwin, Penggunaan Teka-Teki Silang, dalam http//: net/geograf.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 04 April

2015.

Page 31: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

31

31

beberapa peserta didik ada yang mengantuk dan ramai. Karena itu, peneliti menerapkan

media pembelajaran teka-teki silang yang bertujuan agar peserta didik mampu

meningkatkan pemahaman pembelajaran materi khususnya pada materi pendidikan

agama Islam (PAI) agar focus dan aktif baik itu di kelas sekolah/madrasah maupun diluar

kelas sekolah/madrasah. Kegiatan ini peneliti lakukan di MTs AL-Muhtadi

Sendangagung Paciran Lamongan. Media teka-teki silang merupakan sebuah permainan

yang cara mainnya yaitu mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan

huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk.

Selain itu mengisi teka-teki silang atau biasa disebut dengan TTS memang

sungguh sangat mengasyikan, selain juga berguna untuk mengingat kosakata yang

populer, selain itu juga berguna untuk pengetahuan kita yang bersifat umum dengan cara

santai. Melihat karakteristik TTS yang santai dan lebih mengedepankan persamaan dan

perbedaan kata, maka sangat sesuai kalau misalnya dipergunakan sebagai sarana peserta

didik untuk latihan dikelas yang diberikan oleh guru yang tidak monoton hanya berupa

pertanyaan-pertanyaan baku saja. Cara mengaplikasikan media teka-teki silang ini

dengan menyediakan materi khususnya di pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dalam

bentuk soal tanya jawab yang sudah diberikan peneliti kepada yang diteliti, kemudian

peserta didik mengisi soal tanya jawab yang berbentuk teka-teki silang.

Page 32: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

32

32

III .GAMBARAN UMUM/PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum/Paparan Data Penelitian

Dalam penyajian data ini, peneliti mengumpulkan hasil data penelitian yang

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi yang diperoleh dari

pengumpulan data selama mengadakan penelitian di MTs Al-Muhtadi Sendangagung

Paciran Lamongan dengan uraian sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Letak Geografis

Madrasah Tsanawiyah Al-Muhtadi Sendangagung berada di jalan K.H. Ismail

No. 78 Suto Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur. MTs Al-Muhtadi

Sendangagung telah berdiri sekitar 45 Tahun yang dirintis oleh para tokoh NU Al-

Muhtadi atau seorang Ulama’/kyai Sendangagung.[o Madrasah ini sudah dikenal oleh

masyarakat sekitar, bahkan sampai keluar daerah tersebut, karena malihat kualitas

lulusannya yang bisa dihandalkan serta tak lepas dari letak geografisnya yang

strategis. Karena terletak diantara pegunungan yang indah dan juga bisa dicapai

dengan alat transportasi.

Dengan dukungan transportasi yang relatif mudah dan publikasi madrasah yang

relative meluas dan merata dimasyarakat sekitarnya, serta wujudnya pembinaan dan

penanaman nilai-nilai keagamaan semakin dipercaya orang tua siswa dan juga

dirasakan oleh siswa, maka madrasah ini diminati oleh anak-anak.Adanya kondisi

geografis yang cukup strategis ini menyebabkan para peminat semakin meningkat.

b. Sejarah Singkat Madrasah atau Sekolah

Berdirinya MTs. Al-Muhtadi berawal dari adanya MI Al-Muhtadi yang didirikan

oleh K.H. Muhtadi bin K.H. Musthofa Kranji. Pada tanggal 17-02-1946 sebelum

beliau ditangkap dan ditembak mati oleh Belanda pada 13 Ramadlan 1367 H/ 20 Juli

1948 M di desa Dagan.

Mengingat dari banyaknya lulusan dari MI Al-Muhtadi yang tidak melanjutkan

sekolah ke jenjang selanjutnya (Madrasah Tsanawiyah), karena Al-Muhtadi sendiri

masih belum punya Madrasah Tsanawiyah, sehingga lulus MI tersebut harus

melanjutkan keluar daerah seperti : Paciran, Kranji atau Tambak Beras Jombang (bagi

Page 33: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

33

33

peserta didik yang walinya mampu). Namun bagi peserta didik yang walinya kurang

mampu terpaksa harus berhenti sekolah hanya setelah tamat Madrasah Ibtidaiyah saja.

Dengan beberapa pertimbangan, maka para kyai dan para guru (KH. Zubeir

Umar, Ust. M. Baqir Hasan , dkk) MI Al-Muhtadi bermusyawarah bersama untuk

mewujudkan niat dan tekadnya mendirikan Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1975,

dengan dikepalai oleh Ust. M. Baqir Hasan dan saat itu diberi nama Madrasah

Muallimat Al-Muhtadi karena pada waktu itu seluruh muridnya perempuan. Dengan

tujuan menolong peserta didik yang ingin melanjutkan serta mencetak tenaga pendidik

utamanya di Taman Kanak-Kanak Muslimat Al-Muhtadi, demikian ini berjalan

dengan tertatih-tatih kembang-kempis sampai tahun 1979/1980.

Baru setelah adanya lulusan MI tahun pelajaran 1979/1980 Madrasah

Tsanawiyah Al-Muhtadi ini resmi menjadi Madrasah Tsanawiyah yang terdaftar di

Departemen Agama Kabupaten Lamongan dengan di kepalai oleh Bapak Ali

Muda,BA. Yang sekarang Drs. Ali Muda M.Ag anggota DPRD Jawa Timur dari

Fraksi PKB.

Setelah berjalan + 2 tahun kesibukan beliau semakin banyak dan domisili beliau

di Bojonegoro, maka segala urusan Madrasah Tsanawiyah yang menjadi

wewenangnya di limpahkan kepada Ustad M. Baqir Hasan, (sekarang H. M. Baqir

Hasan domisili di Malang).

Berjalan agak jauh lagi sampai pada tahun 1982 ustad M. Baqir Hasan menikah

dengan putri asal Gondanglegi Malang, mau tidak mau Ustad M. Baqir Hasan harus

pindah domisili di Malang.

Mulai tahun ajaran 1985 jabatan kepala diserahkan penuh kepada ustadz Ahmad

Muhdi Basa. Sejak dikelola oleh ustad Ahmad Muhdi Basa inilah Madrasah

Tsanawiyah Al-Muhtadi sedikit demi sedikit terus berkembang dengan baik, banyak

diminati masyarakat, sehinga murid Tsanawiyah Al-Muhtadi tidak hanya dari lulusan

MI-Almuhtadi saja, melainkan juga dari tamatan SDN Sendangagung, bahkan

tamatan-tamatan MI dari Desa tetangga, seperti Sendangduwur, Payaman, Solokuro,

Sugihan dan lain-lain pun juga masuk dan diterima di MTs-Almuhtadi. Minat

masyarakat ini timbul dengan sendirinya karena lulusan MTs-Almuhtadi ini ternyata

Page 34: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

34

34

tidak kalah dengan MTs-MTs lain di wilayah kecamatan Paciran, karena masyarakat

tahu kalau lulusan MTs-Almuhtadi ini banyak yang diterima di sekolah-sekolah maju

seperti MMA Tambak Beras Jombang, MAN Jombang, SMA Al-Khodijah Surabaya

dan lain-lain.

Pada tahun 1989 Ustad Ah. Muhdi Basya jatuh sakit sampai beberapa bulan

lamanya yang mengakibatkan beliau tidak dapat melaksanakan tugas sebagai kepala

madrasah, maka jabatan kepala MTs Almuhtadi diserahkan kepada pengurus bidang

Pendidikan yang waktu itu dijabat oleh Ustadz H.M. Ihsan Maulani, dengan status

MTs. Al-Muhtadi terdaftar.

Semakin jauh MTs Al-Muhtadi berjalan semakin tertib pula jalannya.Buktinya,

pergantian kepala sekolah tidak langsung dilimpahkan kepada seseorang yang

dianggap pantas dan mampu begitu saja melainkan harus melalui pemilihan yang

elibatkan semua guru MTs Al-Muhtadi beserta pengurusnya.

Mulai tahun ajaran 1990 Dengan melalui rapat besar, ustadz A. Nadjib Hasan,

BA terpilih menjadi kepala MTs Al-Muhtadi yang ke 5. Didukung dengan

kelengkapan sarana prasarana serta bagusnya pengelolaan/manajemen sekolah maka

preode pertama ustadz Ah. Nadjib Hasan mengajak kepada seluruh dewan guru

beserta pengurus untuk maju Akreditasi berkat kegigihan, kebersamaan, dan

kesungguhan kepala sekolah, dewan guru dan pengurus melakukan tugas masing-

masing, maka status MTs-Almuhtadi hasil akreditasi tahun pelajaran 1992 Naik

menjadi Diakui.

Sebelum mengakhiri jabatan kepala sekolah di tahun pelajaran 1994/1995 ustadz

Ah. Nadjib mengajak maju akreditasi lagi untuk memperoleh status Disamakan,

dengan kekompakan dari semua elemen MTs Almuhtadi ternyata tidak sia-sia dan

membuahkan hasil seperti harapan semula yaitu menjadi Disamakan.

Setelah maju akreditasi dua kali dalam satu preode jabatan Ustadz Ah.Nadjib

menyerahkan lagi jabatannya kepada pengurus, selanjutnya pengurus mengadakan

pemilihan kepala lagi.

Pesta pemilihan calon kepala MTs Al-Muhtadi diadakan lagi dengan begitu

meriah, sehingga memunculkan beberapa kandidat.Dengan persaingan begitu ketat,

Page 35: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

35

35

biidznillah ustadz Ah. Nadjib Hasan terpilih kembali menjadi kepala MTs Al-Muhtadi

ke-6 dengan masa bhakti 1996/1997 sampai dengan 2006/2007

Di tengah-tengah perjalanan ustadz Ah.Nadjib menjabat sebagai kepala tepatnya

pada tahun 2007. MTs Al-Muhtadi harus maju akreditasi lagi untuk mempertahankan

statusnya yang telah “Disamakan”.

Berkat dari kekompakan keluarga besar MTs Al-Muhtadi, proses akreditasi

berjalan dengan lancar tidak ada kendala apapun, dengan hasil yang sangat

memuaskan yaitu MTs Al_muhtadi berstatus “ Terakreditasi “A” Unggul, dengan

SK.No. A/KW.13.4.MTs/2020/2007, tanggal 9 Juli 2007. Untuk periode selanjutnya,

semoga Allah SWT selalu melimpahkan rohmatnya, sehinga tetap menjadi MTs Al-

Muhtadi yang bermanfaat bagi umat di dunia dan akhirat. Amin ya Robbal Alamin.

c. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MTs. Ma’arif Almuhtadi

Alamat Madrasah : Jl. K.H. Isma’il No. 78 Suto Sendangagung

Kode Pos/Phone : 62264/ (0322) 665339

Email : [email protected]

NSM : 121235240097

NPSN : 20582846

SK Ijin Operasional : Kd.13.24/4/PP.00.5/702.a/2010

Tanggal : 1 Juli 2010

Status : Terakreditasi A

Tahun Pendirian : 1975

Kepala Madrasah : MUALLIMIN, S.Ag

Nama Yayasan : BHPNU Almuhtadi

Ketua Yayasan : Drs. H. KHOIRUL ANWAR MM

Page 36: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

36

36

d. Visi dan Misi MTs Al-Muhtadi :

1) Visi MTs Al-Muhtadi

Ketaqwaan Tinggi, Unggul Prestasi, Akhlak Terpuji, Terampil Berinovasi.

Indikator-Indikatornya :

a) Ketaqwaan Tinggi

(1) Memiliki Ketaqwaan tinggi kepada Allah SWT

(2) Mampu melaksanakan ibadah dengan baik

b) Unggul Prestasi

(1) Tercapaiya Prestasi akademik tinggi.

(2) Tercapainya nilai UAN mata pelajaran sesuai yang ditetapkan BSNP.

(3) Diraihnya kejuaraan tingkat lokal, regional, nasional dan global.

(4) Tercapainya lulusan yang mampu bersaing dan berdaya saing di era global

(5) Dapat mengatasi masalah dengan cepat.

(6) Mampu bersaing di setiap kompetisi akademik.

(7) Mampu bersaing ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c) Akhlaq Terpuji

(1) Memliki ketaqwaan dan keimanan yang tinggi

(2) Memiliki penghayatan dan pengamalan ajaran Islam.

(3) Memiliki budaya Islami dalam kehidupan sehari-hari.

(4) Memiliki akhlak mulia terhadap guru, orang tua dan masyarakat.

d) Terampil berenovasi

(1) Memiliki keterampilan

2) Misi MTs Al-Muhtadi

Bertolak dari visi dan indikator-indikatornya tersebut di atas, maka misi

madrasah adalah sebagai beikut:

a) Melaksanakan pembelajaran dan pendidikan Agama Islam secara efektif,

sehingga setiap siswa mampu memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran Islam dengan baik dan sempurna serta berakhlak yang mulia.

Page 37: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

37

37

b) Mengembangkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi, dalam

rangka peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat

menumbuhkan semangat bersaing yang tinggi.

c) Menerapkan Manajemen partisipatif, terbuka dan berbasis Madrasah

dengan melibatkan seluruh warga Madrasah dan Masyarakat.

e. Struktur Organisasi Madrasah/Sekolah

Struktur Organisasi lembaga MTs Al-Muhtadi adalah Sebagai berikut :

1. Kepala sekolah : Muallimin, S.Ag.

2. Waka. Kurikulum : Edi Susianto, S.Ag.

3. Waka. Kesiswaan : Salamul Huda, SE.

4. Waka. Sarpras : H. Akhnan Afif, A., Ma.

5. Tata Usaha : Ahmad Khairul Anam, SE

6. Wali kelas : Kelas VIIA : Nur Aini, S.Pd

: Kelas VII B : Sutra Diana, SE

: Kelas VII C : Ah. Hasan Taufiq, S.Pd

: Kelas VIII A: Ali Muthohar, S.Pd

: Kelas VIII B : Akhmad Rifa’uddin, S.Pd

: Kelas VIII C :

: Kelas IX A : Sari, S.Pd

: Kelas IX B : Kasran, S.Pd.I

7. Guru BK/BP : Abd. Kholiq, S.Ag.

Page 38: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

38

38

f. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan

1) Keadaan siswa menurut jumlah

Tabel 4.1

Keadaan siswa menurut jumlah

TAHUN

AJARAN

Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah

Jml

Siswa

Jml

Rombe

l

Jml

Siswa

Jml

Rombe

l

Jml

Siswa

Jml

Romb

el

Jml

Siswa

Jml

Romb

el

2017/2018 54 2 68 3 62 2 184 7

2018/2019 70 3 56 2 63 3 189 8

2019/2020 63 3 68 3 56 2 187 8

2) Keadaan Guru dan karyawan

Tabel 4.2

Keadaan guru dan karyawan MTs Al-Muhtadi

No Nama Jabatan Tempat

Lahir

Tanggal

Lahir

L/P Jenjang

Tahun

Mulai

Tugas

Status

1 Muallimin

S.Ag

Kepala

Madrasah Lamongan 03/04/1966 L S1 1994 GTY

2

Edi

Susianto

S.Ag

PKM Ur.

Kurikulum Lamongan 31/03/1974 L S1 1997 GTY

3 Salamul

Huda SE

PKM Ur.

Kesiswaan Lamongan 20/09/1986 L S1 2012 GTY

4 Drs

Mas’ud Guru Lamongan 17/11/1961 L S1 1983 GTY

Page 39: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

39

39

Baraja

5

Wahid

Mahmudi

S.Ag

Guru Lamongan 02/09/1976 L S1 2009 GTY

6 Asyrofan

S.Pd.I

Kepala

Perpus Tuban 15/06/1962 L S1 1990 GTY

7 Kasran

S.Pd.I

Wali kelas

IX C Lamongan 26/11/1953 L S1 1982 GTY

8

Akhmad

Rifa'uddin

S.Si

Wali kelas

VIII B Lamongan 03/05/1985 L S1 2008 GTY

9

Ahmad

Nadjib

S.Pd.I

Guru Lamongan 29/08/1954 L S1 1987 GTY

10 Isma'aroh

S.Pd Guru Lamongan 19/01/1983 P S1 2004 GTY

11

Abd.

Kholiq

S.ag

BP/BK Lamongan 02/12/1967 L S1 1993 GTY

12 Hudori

S.pd Guru Lamongan 28/10/1973 L S1 1999 GTY

13 H. Akhnan

Afif A.Ma.

PKM Ur.

Sarana

Prasarana

Lamongan 06/10/1963 L D2 1988 GTY

14 Srimunis

S.Pd Guru Lamongan 05/03/1968 P S1 1997 GTY

15 Abdul

Salam Guru Lamongan 07/01/1964 L SMTA 1990 GTY

16 Ahmad Kepala Lamongan 23/01/1981 L S1 2000 GTY

Page 40: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

40

40

Khoirul

Anam SE

Tata Usaha

17 Sutra

Diana SE

Wali Kelas

VII B Lamongan 16/05/1984 P S1 2007 GTY

18

Fina

Sa'adah

S.Kom

Guru/TU Lamongan 03/07/1989 P S1 2009 GTY

19

Iftahun

Ni'mah

S.Si

Guru Lamongan 23/11/1972 P S1 1997 GTY

20

Syamsul

Huda

S.Pd.i

Guru Lamongan 19/04/1974 L S1 2003 GTY

21

Laili

Kalimatul

H. S.Sos

Guru Lamongan 23/08/1981 P S1 2010 GTY

22 Sari S.Pd Wali kelas

IX A Lamongan 20/04/1986 L S1 2010 GTY

23 Nur Aini

S.Pd

Wali kelas

VII A Lamongan 23/11/1986 P S1 1982 GTY

24

Ali

Muthohar

S.Pd

Wali kelas

VIII A Lamongan 07/04/1987 L S1 2012 GTY

25

Zaimah

Zubair

S.Pd.i

Guru Lamongan 01/11/1964 P S1 2013 GTY

26 Ah. Syauqi

Arif S.Pd.I Guru Lamongan 19/06/1986 L S1 2013 GTY

27 Ihtinakul Guru Lamongan 01/11/1991 P S1 2014 GTY

Page 41: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

41

41

Hanifiyati

S.pd

28 Avidda

Virlia S.Pd Guru Tuban 20/07/1992 P S1 2014 GTY

29

Ah. Hasan

Taufiq

S.Pd

Wali kelas

VII C Lamongan 27/03/1989 L S1 2015 GTY

30

Fakaruddin

Nabhan,

S.Pd

Guru Lamongan 30/08/1992 L S1 2016 GTY

31

Vita

Hidayatul

Istiqomah

S.Pd.I

TU Lamongan 29/05/1991 P S1 2012 PTY

32 Nina

Shelawati TU Lamongan 20/08/1998 P SMTA 2016 PTY

33 Fatimatus

Sa'adah Perpus Lamongan 14/05/1985 P SMTA 2012 PTY

34 Iswahyudi Pengemudi Lamongan 02/12/1967 L SMTA 2016 PTY

35

Jaka

Galang

Rambu

Anarki

Tukang

Kebun Lamongan 09/02/1995 L SMTA 2014 PTY

36 Maftuhul

Ali Naufal Keamanan Lamongan 12/11/1993 L SMTA 2014 PTY

37 Miftahul

Huda Kebersihan Lamongan 24/04/1989 L SMTA 2014 PTY

38 Abd. Pesuruh Lamongan 25/07/1983 L SMTA 2014 PTY

Page 42: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

42

42

Masazuli

g. Keadaan Tanah

Tanah merupakan hal yang sangat penting karena sebagai tempat untuk

mendirikan suatu lembaga atau bangunan. Tanah di MTs Al-Muhtadi sangat

mendukung peserta didik dalam menempati suatu proses belajar mengajar. Inilah

presentase kondisi semua tanah di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran

Lamongan.

Adapun uraian tanah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Keadaan Tanah

Sumber

Tanah

Sumber Sertifikat Penggunaan

Sudah Belum Sudah Belum

Pemerintah

Wakaf 1800 m2 - 1495 m

2 3805 m

2

Pinjam/Sewa

h. Keadaan Sarana Pra Sarana

Fasilitas merupakan hal yang sangat penting sebagai sarana untuk mencapai

suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Sarana dan prasarana di MTs Al-Muhtadi

sangat mendukung peserta didik dalam menggapai pendidikannya dan memperluas

wawasannya. Inilah presentase kondisi semua Sarana Pra Sarana di MTs Al-Muhtadi

Sendangagung Paciran Lamongan.

Adapun uraian dari sarana pra sarana sebagai berikut :

Tabel 4.4

1. Gedung dan Bangunan

No. Jenis Bangunan

Jumlah Ruang Menurut

Kondisi (Unit)

Baik Rusak Rusak

Page 43: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

43

43

Ringan Berat

1. Ruang Kelas 6 1

2. Ruang Kepala Madrasah 1

3. Ruang Guru 1

4. Ruang Tata Usaha 1

5. Laboratorium Fisika

6. Laboratorium Kimia

7. Laboratorium Biologi 1

8. Laboratorium Komputer 1

9. Laboratorium Bahasa

10. Ruang Perpustakaan 1

11. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah

(UKS)

12. Ruang Keterampilan

13. Ruang Kesenian 1

14. Toilet Guru 1

15. Toilet Siswa 3

16. Ruang Bimbingan Konseling (BK) 1

17. Gedung Serba Guna (Aula) 1

18. Ruang OSIS 1

19. Ruang Pramuka 1

20. Masjid/Musholla 1

2. Sarana Pendukung Pembelajaran

Tabel 4.5

Perlengkapan Laboratorium, perpustakaan dan alat ekstra

No. Jenis Sarana Prasarana

Jumlah Sarpras

Menurut Kondisi

(Unit)

Page 44: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

44

44

Baik Rusak

1. Laptop 1 1

2. Personal Komputer 4

3. Printer 2 1

4. Televisi 1

5. Mesin Fotocopy

6. Mesin Fax

7. Mesin Scanner 2

8. LCD Proyektor 2 2

9. Layar (Screen) 4 1

10. Meja Guru & Tenaga

Kependidikan 2

11. Kursi Guru & Tenaga

Kependidikan 12

12. Lemari Arsip 2

13. Kotak Obat (P3K) 2

14. Brankas

15. Pengeras Suara 2

16. Washtafel (Tempat Cuci Tangan) 1

17. Kendaraan Operasional (Motor) 1

18. Kendaraan Operasional (Mobil)

19. Mobil Ambulance

2. Kurikulum Pendidikan

Prinsip pengembangan kurikulum MTs Al-Muhtadi yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan sebagaimana

tertuang dalam PP. No 19 tahun 2005 terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian

Page 45: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

45

45

pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi

(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi MTs Al-

Muhtadi dalam mengembangkan kurikulum sebagaimana tertuang dalam Permen Diknas

No. 22 tahun 2006 tentang standar isi, No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi

lulusan dan No. 24 tahun 2006 tantang pelaksanaan standar isi.

Dalam proses belajar mengajar, MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran

Lamongan memadukan antara Kurikulum Nasional dan Kurikulum Gabungan Salaf

dengan kata lain MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan merupakan lembaga

pendidikan berciri khas Islami memasukkan seluruh kurikulum Ilmu pengetahuan umum

tanpa mengurangi porsi pendidikan agama sedikitpun.

Dan di dalam kurikulum gabungan Salaf MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran

Lamongan juga mengajari peserta didiknya untuk belajar lebih dalam hal memahami ilmu

agama Islam baik itu berupa masalah fiqih, akhlak, sejarah kebudayaan Islam, huruf-

huruf bahasa Arab dan kitab - kitab kuning, karena semuanya itu saling berkaitan dalam

hal memahami kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist. Peserta didik mendapatkan

pembinaan selama 24 jam sehari dalam berbagai aktifitas karena bernaung di pondok

pesantren mulai dari pengembangan diri, baik keagamaan, kegiatan ekstra-kurikuler,

kedisiplinan, kepemimpinan, kemandirian dan ukhuwah Islamiyah.

B. Temuan Penelitian

Setelah menjelaskan latar belakang objek yang ada pada MTs Al-Muhtadi

Sendangagung Paciran Lamongan, peneliti menemukan beberapa hal.

Dari hasil observasi yang di lakukan peneliti pada MTs Al-Muhtadi Sendangagung

Paciran Lamongan pada tanggal 17 Maret 2020. Peneliti menemukan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempersiapkan materi pembelajaran

b. Guru menerangkan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

c. Guru menghubungkan pembelajaran yang akan di mulai dengan pembelajaran yang

lalu.

d. Guru menghubungkan materi pembelajaran yang ada dengan lingkungan sehari-hari.

Page 46: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

46

46

2. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dalam kegiatan proses pembelajaran

peningkatan pemahaman pendidikan agama Islam sebagai berikut :

a. Guru menjelaskan tentang seputar pelajaran pendidikan agama Islam kepada peserta

didik dengan menggunakan media teka-teki silang.

b. Guru memberikan sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan menggunakan media teka-teki silang.

c. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan kata-kata

tertentu dalam media teka-teki silang yang belum jelas

d. Guru membacakan soal pertanyaan yang telah diberikan kepada peserta didik

sebelumnya dalam media teka-teki silang

e. Guru bertanya kepada peserta didik kalimat mana/pertanyaan mana yang belum bisa

dipahami

f. Kemudian guru membimbing/menuntun dan mengarahkan kepada peserta didik

bagaimana caranya meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam dengan media teka-teki silang dengan baik, teliti, cermat dan benar.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan tugas baik dikerjakan disekolah/madrasah maupun pekerjaan rumah

(PR) kepada peserta didik

b. Guru mengadakan evaluasi.

Dari observasi di atas dapat di tarik kesimpulan proses kegiatan peningkatan

pamahaman pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dengan menggunakan media teka-

teki silang yaitu peneliti menemukan beberapa peserta didik masih kesulitan dalam

memahami agama Islam dengan baik dan benar, adapun kesulitan tersebut meliputi sulitnya

menggabungkan kata-kata antara huruf satu dengan yang lain yang sesuai dengan jawaban

sebuah pertanyaan yang ada di media teka-teki silang tersebut.

Sedangkan dari hasil wawancara yang di lakukan peneliti di MTs Al-Muhtadi

Sendangagung Paciran Lamongan adalah sebagai berikut :

1. Hasil wawancara dengan bapak kepala yang bernama bapak Muallim, S.Ag dikantor MTs

Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan tentang kurikulum yang digunakan dalam

proses pembelajaran pendidikan agama Islam, beliau mengatakan sebagai berikut:

Page 47: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

47

47

”Kurikulum Terpisah - pisah merupakan kurikulum yang dimana difokuskan dalam

hal pembelajaran satu persatu, agar peserta didik lebih paham dalam hal berbagai

pelajaran khususnya dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam terkhusus dalam

hal meningkatkan pemahaman, karena kurikulum ini merupakan suatu kurikulum

yang cocok untuk murid yang baru belajar atau naik tingkat dari SD/MI menuju

tingkat SLTP/Madrasah”.70

2. Dari hasil wawancara Ahmad Syauqi Arif, S.Pd.I selaku guru pendidikan agama Islam

pada tanggal 17 Maret 2020 tentang proses pembelajaran pendidikan agama Islam dengan

menggunakan ceramah, beliau mengatakan sebagai berikut :

“Penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam pada peningkatan pemahaman ini

saya memakai media teka-teki silang, yakni saya memberikan lembaran permainan

teka-teki silang, kemudian peserta didik disuruh menjawab di bukunya masing –

masing, setelah itu peserta didik disuruh maju ke depan untuk menulis apa yang

telah ditulis didalam bukunya tersebut dipapan tulis agar peserta didik yang lainnya

tahu apakah sudah benar atau belum tulisan yang ada didalam bukunya masing -

masing ”.71

3. Hasil wawancara dengan Hilda Nur Azizah selaku peserta didik MTs Al-Muhtadi pada

tanggal 19 Maret 2020 tentang pembelajaran pendidikan agama Islam, ia mengatakan :

“Pembelajaran pendidikan agama Islam pada peningkatan pemahaman yang

diterapkan oleh bapak Arif itu memakai media teka-teki silang, dimana peserta didik

itu diberi sebuah permainan teka-teki silang terlebih dahulu, setelah itu peserta didik

disuruh untuk mengisi permainan teka-teki silang jawaban apa yang telah diucapkan

oleh bapak Arif, setelah itu peserta didik disuruh maju untuk menulis jawaban dari

pertanyaan yang ada dipermainan tersebut dipapan tulis.”72

70

Muallim, Wawancara, Lamongan: Kepala Sekolah Mts Al-Muhtadi pada tanggal 22 Maret 2020. 71

Ahmad Syauqi Arif, wawancara, Lamongan: Guru Mts Al-Muhtadi pada tanggal 17 Maret 2020. 72

Hilda Nur Azizah, wawancara, Lamongan: Peserta Didik MTs Al-Muhtadi, pada tanggal 19 Maret 2020.

Page 48: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

48

48

Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwasannya dalam proses kegiatan peningkatan pamahaman pembelajaran

pada materi pendidikan agama Islam dengan media teka-teki silang ada kelebihan dan

kekurangannya.

IV.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A.Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah menjelaskan latar belakang objek yang ada pada MTs Al-Muhtadi ini,

sekarang peneliti akan membahas hasil wawancara terkait pembelajaran peningkatan

pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama Islam dengan menggunakan media

teka-teki silang di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan.

1. Proses Pembelajaran Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi

Pendidikan Agama Islam Melalui Pemanfaatan Media Teka-Teki Silang Di MTs Al-

Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan

a. Kurikulum Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Al-Muhtadi

Kurikulum merupakan alat atau serangkaian rencana yang digunakan oleh

pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang optimal dan menyeluruh, baik

pada ranah efektif, kognitif maupun psikomotorik peserta didik. Kurikulum

pembelajaran merupakan salah satu komponen dari Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dasar dan menengah baik pada pendidikan umum, khusus dan kejuruan.

Dalam penerapan kurikulum pembelajaran ini dibimbing oleh guru atau pembimbing

dan tenaga yang kompoten dibidangnya.

Dalam penerapan kurikulum pembelajaran di MTs Al-Muhtadi adalah

kurikulum terpisah - pisah dan gabungan, di mana mata pelajarannya ini di rancang

untuk di berikan secara terpisah - pisah. Misalnya mata pelajaran tentang Pendidikan

Agama Islam diberikan terpisah dengan mata pelajaran MTK, Bahasa Indonesia dan

seterusnya serta juga melihat situasi dan kondisi yang ada pada Madrasah tersebut.

Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Bapak Kepala Sekolah/Madrasah :

”Kurikulum terpisah - pisah merupakan kurikulum yang dimana difokuskan

dalam hal pembelajaran satu persatu, agar peserta didik lebih paham dalam hal

berbagai pelajaran khususnya dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam,

Page 49: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

49

49

karena kurikulum ini merupakan suatu kurikulum yang cocok untuk murid

yang baru belajar atau naik tingkat dari SD/MI menuju tingkat

SLTP/Madrasah”.73

Berdasarkan pernyataan dan observasi di atas dapat dikatakan bahwa

pembelajaran peningkatan pemahaman pada materi pendidikan agama Islam dengan

media teka-teki silang di MTs Al-Muhtadi adalah terpisah - pisah karena menyikapi

untuk pelajar pemula yang belum bisa atau belum tahu tentang pembelajaran -

pembelajaran yang tingkat menengah khususnya dalam mata pelajaran pembelajaran

peningkatan pemahaman materi pendidikan agama Islam.

Dalam perkembangan dan penggunaan juga menggunakan kuikulum nasional

dan kurikulum sekolah/madrasah sendiri, dimana kurikulum ini disusun oleh tim

pengembang tingkat Nasional dan digunakan secara nasional serta kurikulum yang

disusun oleh satuan pendidikan sekolah/madrasah.

b. Proses Pembelajaran Peningkatan Pemahaman Pada Materi Pendidikan Agama

Islam (PAI) Melalui Pemanfaatan Media Teka-Teki Silang (TTS)

1) Di MTs Al-Muhtadi

Proses pembelajaran yang terjadi di kelas dalam peningkatan pemahaman

pada materi pendidikan agama Islam (PAI) melalui pemanfaatan media teka-teki

silang (TTS) Sesuai dengan observasi yang penulis lakukan, kegiatan belajar

mengajar yang berlangsung di kelas yakni :

Kegiatan pembelajaran dimulai tepat pukul 07.00 WIB tersebut diawali apel

bersama-sama melakukan do’a bersama, kemudian dilanjutkan dengan

pembelajaran di dalam kelas dengan melakukan tadris secara bersama-sama.74

Dalam pembelajaran peningkatan pemahaman pada materi pendidikan agama

Islam di MTs Al-Muhtadi terdapat satu guru materi agama untuk 3 kelas.

Sebagaimana pada kelas VII yang dibimbing oleh Bapak Arif yang sudah mengajar

pendidikan agama Islam di MTs Al-Muhtadi kurang lebih selama 7 tahun. Dalam

pembelajaran peningkatan pemahaman materi pendidikan agama Islam beliau

73

Muallim, Wawancara, Lamongan: Selaku Kepala MTs Al-Muhtadi pada tanggal 15 April 2020. 74

Observasi KBM di kelas pada tanggal 17 April 2020.

Page 50: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

50

50

memakai media teka-teki silang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak

Taufiq Afnani selaku guru agama Islam.

“Penerapan pembelajaran peningkatan pemahaman pada materi agama

Islam dengan ini saya memakai media teka-teki silang, yakni saya

memberikan sebuah permainan teka-teki silang, kemudian peserta didik

disuruh untuk mengisi permainan teka-teki silang, setelah itu peserta didik

disuruh maju ke depan untuk menulis apa yang telah ditulis didalam

bukunya tersebut dipapan tulis agar peserta didik yang lainnya tahu apakah

sudah benar atau belum jawaban yang ditulis di bukunya masing - masing

”75

Penjelasan dalam penerapan maharah kitabah ini diuji keabsahan dengan

menanyakan kepada responden yang lain yakni Hilda Nur Azizah selaku peserta

didik Mts Al-Muhtadi, ia mengatakan :

“Peningkatan pemahaman pada materi pendidikan agama Islam yang

diterapkan oleh bapak Arif itu memakai media teka-teki silang, dimana

peserta didik itu diberi sebuah permainan teka-teki silang terlebih dahulu,

setelah itu peserta didik disuruh untuk mengisi permainan teka-teki silang

jawaban apa yang telah diucapkan oleh bapak Arif, setelah itu peserta didik

disuruh maju untuk menulis jawaban dari pertanyaan yang ada dipermainan

tersebut dipapan tulis.”76

Adapun proses pembelajaran yang dilakukan Bapak Ahmad Syauqi Arif

adalah, sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

(1) Guru mempersiapkan materi pembelajaran.

(2) Guru menerangkan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.

(3) Guru menghubungkan pembelajaran yang akan di mulai dengan

pembelajaran yang lalu.

75

Ahmad Syauqi Arif, Wawancara, Lamongan: Guru Mts Al-Muhtadi pada tanggal 21 April 2020. 76

Hilda Nur Azizah, Wawancara, Lamongan: Peserta Didik MTs Al-Muhtadi, pada tanggal 19 Maret 2020.

Page 51: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

51

51

(4) Guru menghubungkan materi pembelajaran yang ada dengan lingkungan

sehari-hari.

b) Dari hasil observasi Kegiatan inti pada proses pembelajaran peningkatan

pemahaman materi pendidikan agama Islam dengan media teka-teki silang

adalah sebagai berikut :

(1) Guru menjelaskan tentang seputar pendidikan agama Islam dengan

menggunakan media teka-teki silang dalam proses peningkatan

pemahaman materi PAI.

(2) Guru memberikan sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan

pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan media teka-

teki silang.

(3) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan

kata-kata tertentu dalam media teka-teki silang yang belum jelas.

(4) Guru membacakan soal pertanyaan yang telah diberikan kepada peserta

didik sebelumnya dalam media teka-teki silang.

(5) Guru bertanya kepada peserta didik kalimat mana/pertanyaan mana yang

belum bisa dipahami.

(6) Kemudian guru membimbing/menuntun dan mengarahkan kepada peserta

didik bagaimana caranya meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan media teka-teki silang dengan baik, teliti,

cermat dan benar.

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru memberi tugas baik dikerjakan disekolah/madrasah maupun

pekerjaan rumah (PR) pada peserta didik.

(2) Guru mengadakan evaluasi.

Ketika peneliti mengobservasi proses kegiatan peningkatan pamahaman

pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dengan menggunakan media teka-teki

silang yaitu peneliti menemukan beberapa peserta didik masih banyak yang

kesulitan dalam memahami agama Islam dengan baik dan benar, adapun kesulitan

tersebut meliputi sulitnya menggabungkan kata-kata antara huruf satu dengan yang

Page 52: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

52

52

lain yang sesuai dengan jawaban sebuah pertanyaan yang ada di media teka-teki

silang tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka peneliti dapat menganalisa

atau menyimpulkan bahwasannya dalam proses kegiatan peningkatan pamahaman

pembelajaran pada materi pendidikan agama Islam dengan media teka-teki silang

ada kelebihan dan kekurangannya.

c. Kemampuan Peserta Didik Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Materi

Pendidikan Agama Islam Dengan Pemanfaatan Media Teka-Teki Silang Di MTs

AL-Muhtadi

Keberhasilan pemahaman adalah merupakan masalah yang sangat serius dan

sangat diperhatikan bagi setiap individu, sebab dari sini dapat dilihat kualitas individu

itu sendiri, lembaga yang mengelola pendidikan, guru dan sebagainya.

Begitu pula, dari keberhasilan pemahaman inilah kita dapat mengetahui tolak

ukur kemampuan peserta didik dalam memahami materi pendidikan agama Islam apa

sudah meningkat atau belum sama sekali.

Ketika peneliti menanyakan peningkatan pemahaman materi pendidikan agama

Islam pada peserta didik dengan menggunakan pemanfaatan media teka-teki silang,

bapak Ahmad Syauqi Arif mengatakan:

“Keberhasilan peningkatan pemahaman adalah hasil nyata yang dicapai setelah

proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan dalam pemanfaatan media

teka-teki silang yang diterapkan dalam bentuk peserta didik dapat mampu

memahami sudah sampai mana dalam hal memahami pembelajaran pendidikan

agama Islam, peserta didik juga dapat menerapkan dalam kesehariannya dalam

bentuk memahami lebih baik lagi dari pemahaman yang ada di dalam al-qur’an,

hadist serta kitab - kitab lainnya apakah sudah benar atau belum. Dapat diketahui

bahwa keberhasilan memahami agama Islam dalam pelaksanaan pembelajaran

itu sudah mulai baik dan benar, tidak kayak pertama kali masuk ke dalam

madrasah.”77

77

Ahmad Syauqi Arif, Wawancara, Lamongan: Guru MTs Al-Muhtadi pada tanggal 21 Maret 2020.

Page 53: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

53

53

Berdasarkan penjelasan diatas menyatakan bahwa kemampuan pemahaman

peserta didik di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan sudah ada

peningkatan atau kemajuan dengan baik dan benar dengan menggunakan media teka-

teki silang yang diterapkan oleh guru mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Jadi keberhasilan peningkatan pemahaman peserta didik pada materi

pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang

diterima dan bisa diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari, baik itu berada didalam

lingkungan sekolah/madrasah maupun diluar lingkungan sekolah/madrasah.

2. Usaha atau Langkah-Langkah Solusi Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada

Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Pemanfaatan Media Teka-Teki Silang

(TTS) Di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan

Dari beberapa ulasan tentang semua yang ada di MTs Al-Muhtadi diatas, ada

beberapa cara atau usaha yang dilakukan oleh pihak madrasah, guru dan juga peserta

didik dalam peningkatan pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama Islam

(PAI) pada pemanfaatan media teka-teki silang (TTS) mengenai permasalahan yang

mereka hadapi.

Disini peneliti mempunyai gagasan dalam mengatasi permasalahan atau

problematika yang ada di MTs Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan dalam

peningkatan pemahaman peserta didik pada materi pendidikan agama Islam (PAI)

melalui pemanfaatan media teka-teki silang (TTS) sebagai berikut :

a. Peserta didik disuruh untuk selalu praktek dalam hal memahami pendidikan agama

Islam baik itu berupa pemanfaatan media teka-teki silang atau selain menggunakan

media teka-teki silang, misalnya berupa sebuah pertanyaan-pertanyaan biasa yang ada

hubungannya dengan pembelajaran agama Islam.

b. Peserta didik yang sulit untuk menerima materi pembelajaran pendidikan agama Islam

khususnya dalam hal meningkatkan pemahaman diberikan bimbingan khusus seperti

diadakan les privat, baik itu setelah pulang dari sekolah/Madrasah baik itu tempatnya

didalam sekolah/Madrasah maupun di dalam pondok Al-Muhtadi sendiri.

Page 54: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

54

54

c. Seorang guru harus mempunyai beberapa cara/metode dan media dalam hal

pembelajaran khususnya dalam hal peningkatan pemahaman peserta didik pada materi

pendidikan agama Islam dengan pemanfaatan media teka-teki silang.

d. Sering kita memberi masukan/nasihat, motivasi yang lebih agar semangat dan

memberi tahu kepada peserta didik bahwa pelajaran pendidikan agama Islam itu

sangat penting sekali dalam hal kehidupan sehari-hari.

e. Memberikan peserta didik sebuah fasilitas dan kesukaan agar dia merasa enak,

nyaman dan baik.

f. Memberikan pengawasan yang ketat atau serius terhadap peserta didik

g. Memberikan evaluasi setiap pertemuan, bimbingan dan menanyakan dengan sangat

perhatian dan lembut, agar peserta didik lebih suka dan cinta dalam peningkatan

pemahaman pendidikan agama Islam.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses awal dalam pembelajaran peningkatan pemahaman peserta didik pendidikan

agama Islam (PAI) dalam pemanfaatan media teka-teki silang di MTs Al-Muhtadi itu di

mulai pada tepat pukul 07.00 WIB yang diawali dengan apel bersama-sama serta do’a

bersama dan dalam pelaksanaan pembelajaran peningkatan pemahaman peserta didik

pada materi pendidikan agama Islam ini berjalan cukup baik karena didukung dengan

fasilitas yang ada, selain itu juga didukung dengan guru yang kompoten dalam

bidangnya, terutama guru pendidikan agama Islam (PAI) yang sudah ahli dan

berpengalaman.

2. Usaha atau langkah-langkah dalam menangani peningkatan pemahaman peserta didik

pada materi pendidikan agama Islam (PAI) melalui pemanfaatan media teka-teki silang

(TTS) di MTs Al-Muhtadi sebagai berikut :

a. Peserta didik disuruh untuk selalu praktek dalam hal memahami pendidikan agama

Islam baik itu berupa pemanfaatan media teka-teki silang atau selain menggunakan

Page 55: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

55

55

media teka-teki silang, misalnya berupa sebuah pertanyaan-pertanyaan biasa yang ada

hubungannya dengan pembelajaran agama Islam.

b. Peserta didik yang sulit untuk menerima materi pembelajaran pendidikan agama Islam

khususnya dalam hal meningkatkan pemahaman diberikan bimbingan khusus seperti

diadakan les privat, baik itu setelah pulang dari sekolah/Madrasah baik itu tempatnya

didalam sekolah/Madrasah maupun di dalam pondok pesantren Al-Muhtadi sendiri.

c. Seorang guru harus mempunyai beberapa cara/metode dan media dalam hal

pembelajaran khususnya dalam hal peningkatan pemahaman peserta didik pada materi

pendidikan agama Islam dengan pemanfaatan media teka-teki silang.

d. Sering kita memberi masukan/nasihat, motivasi yang lebih agar semangat dan

memberi tahu kepada peserta didik bahwa pelajaran pendidikan agama Islam itu

sangat penting sekali dalam hal kehidupan sehari-hari.

e. Memberikan peserta didik sebuah fasilitas dan kesukaan agar dia merasa enak,

nyaman dan baik.

f. Memberikan pengawasan yang ketat atau serius terhadap peserta didik

g. Memberikan evaluasi setiap pertemuan, bimbingan dan menanyakan dengan sangat

perhatian dan lembut, agar peserta didik lebih suka dan cinta dalam peningkatan

pemahaman pendidikan agama Islam.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesuksesan suatu lembaga

pendidikan tak lepas dari output yang dihasilkan, karena proses pembelajaran nantinya akan

dapat menentukan hasil, bila prosesnya baik maka hasilnya akan baik, begitu pula

sebaliknya. Maka peneliti memandang penting untuk memberikan beberapa saran yang

bersifat membangun kepada pihak-pihak yang bersangkutan sebagai berikut:

1. Bagi Madrasah

Demi tercapainya Visi, Misi serta Tujuan pendidikan, maka suatu lembaga

pendidikan hendaknya :

a. Selalu meningkatkan kedisiplinan dalam hal apapun yang bersangkutan dengan

proses belajar mengajar kepada seluruh komponen lembaga.

Page 56: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

56

56

b. Selalu berusaha untuk mencari ide-ide baru untuk bisa menyelesaikan

problematika yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan mutu anak didik dan

lembaga pendidikan .

c. Selalu memperhatikan fasilitas lembaga yang akan dapat membantu kelancaran

proses belajar mengajar.

2. Bagi Kepala Sekolah

Untuk meningkatkan kualitas para peserta didik, maka kepala lembaga pendidikan

hendaknya selalu memperhatikan kualitas tenaga pengajarnya, yang nantinya

diharapkan memperoleh hasil yang maksimal pula.

3. Bagi Guru

Sebagai pengajar, guru seharusnya selalu mencari hal-hal yang inovatif dan

kreatif, sehingga para peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat

mereka, khususnya dalam minat belajar, agar para peserta didik tepat dalam

mempelajari ilmu, khususnya dalam meningkatkan pemahaman peserta didik pada

materi pendidikan agama Islam (PAI) dengan pemanfaatan media teka-teki silang

(TTS).

4. Bagi Peserta Didik

Kepada peserta didik disarankan agar meningkatkan motivasi belajar dan

meningkatkan penguasaan serta pemahaman terhadap semua mata pelajaran khususnya

pelajaran pendidikan agama Islam (PAI), agar terciptanya lembaga yang bernuansa

Islami yang kaffah, guna mencapai tujuan yang diinginkan sehingga dapat mewujudkan

cita-cita dan meraih kesuksesan.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya selalu mengkaji ulang terkait proses belajar

mengajar, mencari metode dan media yang tepat yang akan diterapkan kepada peserta

didik, supaya memiliki kemauan tinggi untuk belajar.

6. Bagi Orang Tua

Keberhasilan lembaga pendidikan tak lepas dari peran orang tua dirumah, karena

masih ada hubungan darah yang erat. Khususnya dalam pembelajaran peningkatan

Page 57: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

57

57

pemahaman anak pada materi pendidikan agama Islam. Karena pendidikan agama Islam

merupakan sebuah cara dalam hal memahami dan mengerti yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Hadist, untuk itu anak dituntut memahami setiap kalimat atau makna yang

ada didalamnya, karena anak sejak dini harus dibiasakan untuk memahamai dan

mengerti dasar - dasar Al Qur’an.

7. Bagi Masyarakat Umum

Kepada masyarakat umum tentunya agar selalu mengawasi anak-anaknya dalam hal

apapun, khususnya dalam pelajaran pendidikan agama Islam. Karena pendidikan agama

Islam itu sangat penting sekali dalam kehidupan sehari-hari, baik itu berupa pengucapan,

perbuatan maupun tingkah laku anak itu sendiri.

Page 58: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Pada Materi Pendidikan

58

58

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghozali Imam, Kumpulan Hadist Qudsi, Solo: Pustaka Zawiyah, 2007.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Bahri Djaramah Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : mydyredzone, 2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : mydyredzone, 2008.

Deporter Bobbi, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000.

Djamarah Syaiful Bahri, Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010.

Erlina, Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle,”. Dalam http: www. Referensi

makalah.com/html. Diakses Pada Tanggal 04 April 2020.

Erwin, Penggunaan Teka-Teki Silang, dalam http//: net/geograf.blogspot.com. Diakses Pada

Tanggal 04 April 2015.

Hadi Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Hatta Ahmad, Tafsir Qur’an Per Kata, Jakarta: Magfiroh Pustaka, 2009.

Hidayati Nia, Manfaat Teka-Teki Silang sebagai penambah wawasan dan mengasah

kemampuan, diakses pada tanggal 13 april 2014.