Upload
kesit-bayuwardhana
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
1/37
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD DI
KELAS IV SDN 2 SAMBIROBYONG KABUPATEN
TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN 2012/2013
Disusun Oleh:
MUSLIM, S.Pd I
NIP. 19610712 198504 1 003
ABSTRAK
Kata Kunci : PAI, Kooperatif model STAD, Prestasi Belajar
Kemampuan dalam memahami pokok bahasan tugas-tugas Malaikat Bidang Studi
PAI siswa, masih rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan rapot
sebelumnya. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode
ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan
guru tidak menggunakan metode yang tepat. Berpijak pada latar belakang masalah
tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : (1) Bagaimanakah
langkah-langkah yang ditempuh oleh kepala Guru dalam menerapkan metode belajar
kooperatif model STAD untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV pada bidang
studi PAI? (2) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PAI siswa kelas IV setelah
diterapkan metode kooperatif model STAD?. Berdasarkan pada rumusan masalah
penelitian tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut : (1)
Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran PAI di Kelas IVSemester II SDN 2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
(2) Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa, kelas IV pada mata pelajaran PAI
setelah diterapkannya metode kooperatif model STAD.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan, yang dicerminkan dalam
bentuk angka-angka. Metode Kooperatif STAD suatu metode dimana siswa dalam satu
kelas di pecah menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 orang. Setiap kelompok
harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, topik biasanya ditentukan guru,
menggunakan lembar kegiatan, penilaian dengan tes mingguan. Dengan pembentukan
kelompok secara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama,
komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa, mampu meningkatkan peran siswadalam pembelajaran. Dengan demikian melalui pembelajaran kooperatif STAD siswa
dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi
kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya
dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang
aktif.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian tindakan kelas, yang berlatar alami. Rancangan penelitian terdiri dari refleksi,
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, refleksi. Instrumen yang
digunakan terdiri dari rencana pembelajaran, lembar observasi, lembar evaluasi, dan
angket.
Metode kooperatif model yang diterapkan dalam penelitian ini, kelas dibagi dalam
6 kelompok yang heterogen. Proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
2/37
dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan inti terbagi dalam kegiatan diskusi kelompok dan
presentasi, sedangkan pada kegiatan akhir, guru senantiasa memberikan reward berupa
pujian dan pemberian koin. Peneliti selaku observer dalam proses pembelajaran
senantiasa mengamati segala aktivitas yang berlangsung.
Perkembangan prestasi belajar siswa menunjukkan perkembangan yang signifikan
yaitu aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang "cukup baik"
dengan prosentase aktivitas 42.50% yang meningkat menjadi "baik" pada siklus II
menjadi 70.00%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode
belajar kooperatif STAD. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan
prestasi yang "cukup baik" dengan prosentase aktivitas 48.75% meningkat menjadi "baik"
pads siklus II dengan prosentase aktivitas 7.75%. Artinya guru dapat menempkan metode
kooperatif STAD dengan baik pada pelajaran PAI di kelas IV. Hal ini berimbas pada
perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan
yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 72.21 dengan prosentase
ketunatasan sebesar 58.82% jauh lebih rendah dari siklus I yang memperoleh nilai rata-
rata 77.13 dengan prosentase ketuntasan belajar 76.47%. Prestasi belajar siswa dapat
tercapai secara maksimal pada alhir siklus II dengan nilai rata 85.83 dengan prosentase100%.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia yang semakin pesat membawa pengaruh yang
besar terhadap iklim pembangunan di tanah air. Meski terkadang
perkembangan pendidikan itu membawa pengaruh yang negatif terhadap
usaha-usaha pembangunan baik di bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan
pertahanan keamanan. Pembangunan di Indonesia akan terus dapat meningkat
apabila sarana dan prasarana, pendidikan terus diusahakan oleh pemerintah, di
samping dibutuhkannya unsurunsur lain yang sangat mendukung sekali
keberhasilan pembangunan di Indonesia.
Pemerintah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk meminimalis
dampak negative pendidikan melalui perbaikan sarana, dan prasarana
pendidikan agar pembangunan dapat bejalan secara baik. Akan tetapi usaha
yang dilakukan oleh pemerintah belum mampu mengatasi kendala yang
dialami oleh dunia pendidikan secara maksimal. Hal ini dibuktikan dari
tingkat pendidikan Indonesia masih jauh dari negara-negara luar. Ini bisa
dilihat dari penerapan metode-metode pembelajaran yang sangat berbeda
dengan negara luar contoh saja negara Amerika. Untuk Tahun Pelajaran 2003
menurut badan penilaian tingkat pendidikan dunia negara kita masih berada di
bawah Malaysia. Ini mempertegas asumsi kita untuk mewujudkan pendidikan
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
3/37
Indonesia yang maju demi menciptakan manusia-manusia yang berkualitas.
Untuk menciptakan pendidikan yang lebih maju kita seharusnya
memodernisasi metode pengajaran kita, yang sudah lama ditinggalkan oleh
negara-negara maju. Salah satunya dengan menerapkan Metode Kooperatif
STAD. Dengan teknik ini siswa dituntut untuk lebih aktif Pada saat ini dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran, guru sering menggunakan berbagai macam
metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-
metode tersebut merupakan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru
dan siswa. Oleh karena itu, kerjangkalan penerapan metode tersebut
menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering
melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam
pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini
adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk
menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang
akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan
pemahaman siswa tentang menyusun rencana kegiatan, sebagai suatu
komponen penting dalam pelajaran, sehingga kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran yang diberikan dapat tinggi/meningkat.
Kendala inilah yang dialami oleh siswa kelas IV SDN 2 Sambirobyong
dalam memahami pokok bahasan Menyebutkan Tugas-Tugas Malaikat
Bidang Studi PAI siswa masih rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan
harian siswa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa
secara klasikal. sebesar 58.82%. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru
yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar tidak
runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakanmetode yang tepat.
Metode kooperatif STAD yang telah dikembangkan di negara-negara
maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena metode
pembelajaran ini mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan karakter
pembelajaran PAI.
Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul : "Peningkatan Prestasi Belajar PAI
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
4/37
Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Di Kelas IV SDN 2
Sambirobyong Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun2012/2013.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berpijak pada latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan
beberapa, permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah langkah-langkah yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam
menerapkan metode belajar kooperatif model STAD untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV pada bidang studi PAI?
2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PAI siswa kelas IV setelah
diterapkan metode kooperatif model STAD?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian tersebut, dapat
dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran
PAI di Kelas IV Semester II SDN 2 Sambirobyong Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung dengan menerapkan model
belajar Kooperatif STAD.
2. Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran PAI setelah diterapkannya metode, kooperatif model STAD.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran dengan metodeKooperatif STAD pada mata pelajaran PAI pada siswa Kelas IV Semester II
SDN 2 Sambirobyong. Disisi lain diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan mata pelajaran PAI pada siswa Kelas IV Semester II SDN 2
Sambirobyong dengan menggunakan model belajar Kooperatif
STAD, dan pada sekolah pada umumnya.
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
5/37
2. Sekolah
a. Memberikan bahan masukan dalam rangka pengembangan kurikulum
sekolah agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan,
namum perlu disesuaikan dengan perubahan atau inovasi
penyelenggaraan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan
tuntutan perkembangan zaman.
b. Sebagai sarana untuk mengetahui atau menemukan hambatan dan
kelemahan penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya
memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah.
c. Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung
Sebagai masukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran agar
mengikuti, memperhatikan, dan menerapkan hasil yang diperoleh dari
penelitian ini, sehingga kelemahan pelaksanaan pembelajaran di
lapangan pendidikan dapat diperbaiki sesuai dengan saran dan
rekomendasi dari hasil-hasil penelitian tindakan kelas.
3. Literatur
Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain, yang melakukan penelitian
sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
E. Hipotesis Tindakan
Penelitian dengan judul : Peningkatan Prestasi Belajar PAI Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model STAD Di Kelas IV SDN 2 SambirobyongKecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, hipotesis tindakan
dirumuskan sebagai berikut: Jika dalam pembelajaran PAI pokok bahasan
Menyebutkan Tugas-Tugas Malaikat guru melalui bimbingan kepala sekolah
mampu menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD, maka
prestasi belajar siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Sambirobyong Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013 akan
mengalami peningkatan.
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
6/37
F. Penjelasan Istilah
Judul penelitian tindakan kelas ini adalah Peningkatan Prestasi
Belajar PAI Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Di Kelas IV SDN
2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Untuk
memudahkan dan menghindari salah penafsiran maka akan diuraikan sebagai
berikut:
Proses pembelajaran yang tidak lain adalah proses belajar mengajar,
merupakan aktivitas yang harus dilalui untuk mencapai suatu peningkatan
keberhasilan yang apabila didukung oleh berbagai aspek yang satu dengan
yang lain terkait, misalnya : siswa, guru, sarana dan situasi serta kondisi.
Metode kooperatif adalah pembelajaran yang mendasarkan pada
pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep
yang sulit dan mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya,
siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu
memecahkan masalah yang komplek. Penekanan pada hakekat sosial dalam
belajar dan menggunakan kelompok sejawat untuk memodelkan cara berfikir
yang sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan pengertian.
Metode kooperatif STAD adalah model pembelajaran yang
menggunakan cara sederhana dalam satu kelas dipecah menjadi kelompok
yang tiap kelompok berisi 5-6 siswa. Dalam pelaksanaan metode kooperatif
STAD menggunakan beberapa model, penataan kelas atau meja laboratorium,
meja berbaris dan lainnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
KAJIAN PUSTAKAKonsep sederhana dari metode kooperatif yaitu siswa lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Metode kooperatif adalah model pembelajaran yang mampu membatu
siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit tetapi juga mampu
menumbuhkan kerja sama, berfikir kritis, mau membantu teman dan sebagainya
(Meini Sondang S:2004).
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
7/37
A. Metode kooperatif
1. Pengertian
Metode kooperatif adalah pembelajaran yang berdasarkan pada
pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-
konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut
dengan temannya. Siswa rutin bekerja dalam kelompok 4 orang untuk
membantu memecahkan masalah yang komplek (Muhammad Nur: 2000).
2. Unsur-unsur Dasar Kooperatif
a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka "sehidup
sepenanggungan bersama".
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah mendapat tujuan dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
e. Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi atau
tugas yang menjadi tanggung jawabnya di dalam kelompok.
f. Siswa mendapat hadiah/penghargaan bukan untuk diri sendiri tetapi
untuk kelompoknya.
3. Ciri-ciri Metode kooperatif
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk memutuskan
materi belajamya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,sedang dan rendah.
c. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan ras, budaya, suku
dan jenis kelamin.
d. Kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa.
e. Menerima perbedaan individu menurut ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan atau ketidakmampuan.
f. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
8/37
4. Model Penerapan Metode kooperatif
a. Model STAD
b. Model Investivigasi Kelompok
c. Model Pendekatan Sftuktural
B. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa
dalam satu kelas di pecah menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5
orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan
berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
Model STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran
sehingga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang
pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri
pembelajaran STAD :
a. Kelompok belajar heterogen 5-6 siswa
b. Topik biasanya ditentukan guru
c. Menggunakan lembar kegiatan
d. Penilaian dengan tes mingguan
C. Pendekatan Metode kooperatif
Pendekatan ini sangat relevan dengan 4 pilah pendidikan seumur hidup
yang dirumuskan dalam konferensi Intemasional kemudian diratifikasi
UNESCO Tahun Pelajaran 1996.
a. Learn to Know : Belajar untuk berpengetahuanb. Learn How to Learn : Belajar bagaimana anak didik belajar dengan
baik dan benar
c. Learn to do : Belajar untuk berbuat
d. Learn to be : Berbuat untuk membentuk jadi diri
(kepribadian)
e. Learn to live together : Belajar untuk dengan hidup bersama
(Marsetio Dono Seputro : 2002).
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
9/37
Ada tiga tujuan (nilai penting) yang ingin dicapai dan perlu
ditanamkan yaitu siswa akan lebih sukses jika belajar dalam kelompok.
a. Hasil belajar secara akademik
b. Penerimaan terhadap keragaman
c. Pengembangan keterampilan sosial
(Masitah dkk : 2002).
D. Gambar Model Penataan Kelas/Meja
Tanda = Depan
a. Meja Kuda
b. Meja Panjang
c. Meja Tapal Kuda
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
10/37
d. Meja Kelompok
e. Meja Berbaris
f. Meja Individu
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
11/37
g. Meja Klasikal
h. Meja Laboratorium
E. Pengertian Minat dan Belajar
1. Minat
Para ahli mengemukakan definisi tentang minat namun seringkali
terdapat perbedaan di antara mereka. Walaupun minat didefinisikan secara
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
12/37
berbeda-beda, tetapi dalam definisi-definisi tidak nampak adanya
kontradiksi. Sedangkan pendapat tentang definisi minat diantaranya
adalah:
a. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu
(Syah, 1995 : 136).
b. Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek menetap, untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa
senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987: 105).
c. Doyles Fryer menyatakan minat adalah gejala psikis yang berkaitan
dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu (Nurkancana dan Sumanrtana, 1986: 229).
d. Minas diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
pada keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri (Sardinian,
1995:76).
Dengan bertitik tolak dari definisi di atas, maka minat secara
sederhana didefinisikan sebagai kecenderungan yang menetap dalam
subyek untuk merasa tertarik, suka ataupun senang pada obyek atau
aktivitas tertentu (dalam hal ini aktivitas belajar) yang dipilih secara bebas
oleh individu dan dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya
sendiri.
2. Belajar
Belajar dapat diartikan bermacam-macam, tergantung dari sudut
pandang mana definisi itu diberikan. Ada empat teori belajar yang dapatdigunakan sebagai sudut pandang dalam mendefinisikan belajar yaitu :
teori belajar tingkah laku (behavioristik), kognitif, humanistik dan
sibernetik. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka peneliti kemukakan
definisi belajar menurut teori belajar kognitif. Hal ini karena teori belajar
kognitif meningkatkan apa yang ada pada diri siswa dan mementingkan
peranan fungsi kognitif yang berarti melibatkan proses berfikir yang
sangat kompleks serta dalam pemecahan masalah (problem) ciri khasnya
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
13/37
adalah pemahaman.
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan
pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Proses belajar akan berjalan
baik bila materi pelajaran yang barn beradaptasi (berkesinambungan)
secara "klop" dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh siswa
(Irwan dkk, 1997).
F. Pengertian Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut WJS. Purwadarminta dalam "Kamus Umum Bahasa"
mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau
dilakukan (Poerwadarminta, 1976 : 768 ).
Tanpa disadari, sering diucapkan kata "prestasi" baik itu dalam
kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang
diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu
tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang
menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu
pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu
yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan
tingkah laku tersebut.
2. Bentuk Prestasi Belajar
Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang
diperoleh dari hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi
yang lain. Simon Bloom dalam buku "Supervisi Pendidikan" menjelaskanbahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu: kognifikan,
afektif dan psikomotorik (simon, 1987:68).
Prestasi belajar siswa dicerminkan oleh nilai yang diperoleh dalam
evaluasi. Cara penilaian pada umumnya dipergunakan dengan cara
kuantitatif, artinya hasil evaluasi itu diberikan dalam bentuk angka-angka.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
14/37
dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi
seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajamya
tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan
dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental,
dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi
Suryabrata, 1983 : 7).
a. Faktor Luar
Faktor lingkungan
Faktor-faktor Instrumental
Faktor-faktor lunak (software), seperti kurikulum, program,
pedoman - pedoman belajar dan sebagainya.
b. Faktor dalam
Kondisi fisiologis
Kondisi Psikologis
Minat
Kecerdasan
Bakat
Motivasi
Kemampuan Kognitif
G. Pengertian Ketuntasan Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar mengajar (Syah, 2001 : 150). Namun demikian pengungkapan
perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususunya ranah rasa murid sangat
sulit.
Untuk ukuran dan data hasil belajar sistem adalah mengetahui garis
besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dihubungkan dengan jenis
prestasi yang hendak diukur.
Menurut Syah (2001 : 152), setelah mengetahui indikator prestasi
belajar (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik) perlu mengetahui
bagaimana menetapkan batas minimum keberhasilan belajar pada
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
15/37
siswa/menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan
dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma
pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut adalah :
a. Normal skala angka dari 0 sampai 10. angka terendah yang menyatakan
kelulusan / keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5
atau 6.
b. Normal skala angka dari 0 sampai 100. angka terendah yang menyatakan
kelulusan / keberhasilan belajar(passing grade) skala 0-100 adalah 55
atau 60 (syah, 2001 : 153).
c. Sehingga dapat dikatakan bahwa target minimum keberhasilan belajar
siswa jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh togas
atau dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan
benar.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Sambirobyong pada siswa Kelas
IV Semester II bidang studi PAI pokok bahasan Menyebutkan tugas-tugas
Malaikat Tahun Pelajaran pelajaran 2012/2013. dengan jumlah siswa
sebanyak 31 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Mei
2013.
B. Rancangan PenelitianProsedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini
terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya
siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan
guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk
meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada
refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur :
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
16/37
a. Perencanaan (Planning)
b. Pelaksanaan (Action)
c. Observasi (Observation)
d. Refleksi (Reflection)
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Tindakan
Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya
kemampuan bertanya siswa Kelas IV SDN 2 Sambirobyong adapun
penyebab timbulnya masalah tersebut adalah :
a. Siswa takut untuk bertanya/mengemukakan pendapat
b. Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik
c. Siswa malu bertanya
d. Siswa tidak memahami konsep yang diajarkan
e. Pertanyaan guru tidak dimengerti siswa
f. Merasa kesulitan pada bidang studi PAI
g. Merasa takut ditertawakan oleh teman-temannya bila pertanyaan yang
diajukan salah/jelek
h. Siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan.
Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini
diperlukan alai bantu sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif STAD.
b. Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar
di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi yangdigunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar
observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan
untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi
dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh tim action research.
c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka
optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa
21
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
17/37
(LKS) dan juga alat peraga.
d. Lembaran Angket
Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa
terhadap model pembelajaran yang, dilakukan guru.
e. Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes
dilaksanakan tiap akhir siklus.
f. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas.
Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru
maupun siswa ketika melaksanakan penelitian.
2. Implementasi Tindakan
Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan,
berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur tindakan yang
digunakan dalam penelitian ini.
a. Deskripsi Tindakan
Deskripsi dan tindakan penelitian ini sebagai berikut :
Jumlah siswa Kelas IV sebanyak 31 siswa dibagi 6 kelompok
dengan kemampuan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin
maupun kemampuan siswa, masing-masing dengan jumlah anggota 5
siswa. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk
mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi
kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.
b. Skenario Kerja Tindakan
Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Langkah-langkah yang dilakukan guru Melaksanakan appresepsi / presepsi
Memberikan motivasi
Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan metode kooperatif STAD.
Melaksanakan diskusi kelompok
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
18/37
Melaksanakan diskusi kelas
Membantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam
kesulitan
Melatih meminta siswa membuat pertanyaan
Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain
Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan
Melaksanakan penilaian proses
Memberikan tugas pada akhir pelajaran
2. Langkah-langkah yang dilakukan siswa
Berdiskusi dalam kelompoknya
Diskusi kelas
Membuat pertanyaan
Mengajukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
Memberikan tanggapan
Minta bantuan guru bila mengalami kesulitan
Presentasi hasil Diskusi
Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan
Mengerjakan penilaian proses.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu :
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pengajaran
pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pengajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP
berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pengajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini adalah lembar kegiatan yang dipergunakan siswa dan
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
19/37
digunakan peneliti untuk membantu proses pengumpulan data hasil
eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode Kooperatif STAD untuk
mengamati kemampuan guru dalam mengelola pengajaran.
b. Lembar observasi aktivitas. siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru selama proses pengajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pengajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman PAI. Tes formatif ini
diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan
ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini telah diujicoba, kemudian
penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan
reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang
baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-
langkah analisis butir soal adalah sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk
mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga
dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat
kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
= ( )( )
{ ( ) }{ ( ) }
Suharsimi Arikunto, 2001:72 )
Dengan:rxy : koefisien korelasiproduct moment
N : jumlah peserta tes
Y : jumlah skor total
x : jumlah skor butir soal
x2 : jumlah kuadrat skor butir soal
XY :jumlah hasil kali skor butir soal
b. Reliabilitas
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
20/37
Realibilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah
dua sebagai berikut :
=2 / / /
1 + / / /
Suharsimi Arikunto, 2001:93 )
Dengan :
r11 : koefisiensi reliabilitas yang sudah disesuaikan
r 1/2/1/2 : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
criteria realibilitas tes jika harga dari perhitungan lebih besar dari
harga r pada table product moment maka tes tersebut reliable.
c. Taraf kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah
indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf
kesukaran adalah :
P =
Suharsimi Arikunto, 2001:208 )
Dengan :
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js : jumlahg seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai
berikut :
- Soal dengan P = 0.000 sampai 0.300 adalah sukar
- Soal dengan P = 0,700 adalah sedang
- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah soal kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut :
D = =
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
21/37
Suharsimi Arikunto, 2001:211)
Dimana :
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan
benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan
Benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JH : Jumlah peserta kelompok bawah
PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal
sebagai berikut :
- Indek dengan D = 0.000 sampai 0.200 adalah jelek
- Indek dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup
- Indek soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik- Indek soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik
E. Teknik Analisis Data
Analisa data untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam
kegiatan pengajaran perlu diadakan. Pada penelitian ini teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang
dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pengajaran serta aktivitas siswa selama proses pengajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
22/37
a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
=
Dengan
= Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
b. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas
belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas
belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap
lebih dari atau sama dengan 85%. Untuk menghitung presentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :
P =
100%
c. Untuk lembar observasi
1. Lembar observasi pengolahan metode kooperatif STAD untuk
menghitung lembar observasi pengolahan metode kooperatif STAD
digunakan rumus sebagai berikut :
=+
2Dimana : P1 = pengamat 1 dan P2 pengamatan 2
2. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa
digunakan rumus sebagai berikut :
% =
100%
Dengan :
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
23/37
=
=
+
2
Dimana % = Prosentase pengamatan
= Rata-rata
= Jumlah rata-rata
= Pengamat 1
= Pengamat
HASIL PENELITIAN
A . Siklus Pertama
1. Refleksi Awal
Peneliti sebagai observer dalam penelitian ini telah melakukan
kegiatan pra tindakan yang dimulai pada tanggal 1 April 2013. Hasil dari
refleksi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil monitoring kineda
guru yang dilakukan oleh peneliti sebagai kepala sekolah dan hasil kajian
studi dokumentasi pembelajaran guru kelas IV. Dari data kelas dan buku
hasil analisis evaluasi pembelajaran guru kelas IV diketahui bahwa
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI khususnya materiMenyebutkan tugas-tugas Malaikat sangat rendah. Dari hasil temuan ini
selanjutnya kepala sekolah melakukan observasi pembelajaran PAI di
kelas IV untuk mengetahui penyebab rendahnya prestasi belajar siswa.
Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dilakukan pada hari Rabu
tanggal 3 April pada jam ke 3 sesuai dengan jadwal pelajaran PAI di kelas
IV. Dari hasil obeservasi ini seperti yang tercantum dalam catatan
penelitian pada lampiran 1 diduga bahwa penyebab utama rendahnya
prestasi belajar siswa adalah penerapan metode pembelajaran yang tidak
tepat, sehingga tidak mampu merangsang aktivitas belajar siswa.
Setelah melakukan diskusi dengan guru kelas IV pada tanggal 4
April Kepala sekolah menyarankan guru kelas IV untuk mencoba
mengubah metode, pembelajaran yang biasa digunakan dengan metode,
lain yang lebih menarik siswa untuk beraktivitas secara aktif dalam
pembelajaran. Selanjutnya peneliti menawarkan kepada guru kelas IV
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
24/37
sebagai kolaborator penelitian untuk menerapkan model belajar kooperatif
STAD. Peneliti menjelaskan kepada kolaborator bahwa metode, ini
dianggap sesuai dengan karakter permasalahan pembelajaran di kelas IV,
yaitu untuk menghidupkan kembali model belajar kooperatif di kelas IV
yang terkesan pasif.
Selanjutnya peneliti meyusun jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
No. Tauggal Kegiatan
1 1-7 April 2013 Pra Tindakan
2 10-24 April 2013 Pelaksanaan Siklus I
2. Planning (Perencanaan)
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini
adalah :
a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif STAD
b. Menyusun petunjuk kegiatan siswa
c. Melaksanakan kegiatan penelitian
d. Penilaian hasil kegiatan penelitian
3. Action (Petaksanaan)
Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa
melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pertemuan 1
1 ) Kegiatan Awal
Guru meminta salah stau siswa untuk memimpin siswa lain
menyanyikan lagu"Rukun iman".
Guru mengingatkan siswa tentang pentingnya persatuan dan
kesatuan dengan melakukan pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa dan siapa yang dapat mengetahui Malaikat?
2 ) Kegiatan Inti
a. Penjelasan tentang peranan siswa dalam mengetahui tugas-tugas
Malaikat.
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
25/37
b. Guru membagikan lembar kerja kelompok. Secara kelompok siswa
mendiskusikan lembar kerja.
a) Siapa yang dapat menyebutkan nama-nama Malaikat?
b) Apa saja tugas-tugas Malaikat itu ?
c) Sebutkan Malaikat yang wajib kita imani?
c. Melaporkan hasil kerja diskusi
d. Secara klasikal membuat kesimpulan bersama.
3 ) Kegiatan Akhir
a. Pesan moral
Dengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam
sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari di rumah.
Pertemuan ke dua
1) Kegiatan Awal
Guru meminta salah stau siswa untuk memimpin siswa lain
menyanyikan lagu"Rukun Iman".
Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya pada
kegiatan diskusi kelompok tentang tugas-tugas Malaikat.
2) Kegiatan Inti
a. Guru meminta kelompok terpilih untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok. Kelompok terpilih dipilih secara undian.
b. Siswa melakukan kegiatan diskusi kelas melalui presentasi.
c. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok
memberikan tanggapan.
d. Kelompok terpilih membuat
e. Kesimpulan terhadap kegiatan presentasi yang dilakukan.3) Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi.
b. Guru dan siswa membuat kesimpulan.
c. Pesan moral
Dengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam
sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari di rumah.
4. Observation (Pengamatan)
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
26/37
Berdasarkan observasi di Kelas IV dapat direkam hal-hal sebagai
berikut.
a. Bagi Kelas IV SD Negeri 2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol
Kabupaten Tulungagung, siswa-siswa tampak lebih siap untuk
mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat.
Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan
tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi
frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa
yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih
sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman
sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh
prosentase rata-rata sebesar 42.50% dan termasuk dalam kategori
aktivitas cukup baik.
b. Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut.
Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak
terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya
memberikan penjelasan hal-hal yang pokok.
Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar.
Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator
secara merata, karena guru dalam penguasaan metode
pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan
dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu
yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata
aktivitas sebesar 48,75% dan termasuk dalam kriteria "cukupbaik".
Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama
kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model
belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa Kelas IV Semester II SD Negeri 2 Sambirobyong Kecamatan
Sumbergempol pada bidang studi PAI pokok bahasan tugas-tugas
Malaikat.
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
27/37
5. Refleksi
Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
a. Guru kurang dalam memotivasi siswa.
b. Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,
sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya
memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena
masih sangat rendah.
c. Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif
Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I,
maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya
mencapai ketuntasan belajar sebesar 74.19% masih jauh dari ketuntasan
belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk masih diperlukan tindakan
perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
B . Siklus Kedua
1. Planning (Perencanaan)
Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama
dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas
tentang tugas-tugas malaikat. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I,
maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi :
a. Memperbaiki teknik bertanya pada guru
b. Mengurangi dominasi guru
c. Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Selanjutnya
peneliti menyusun jadwal penelitian pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.3 Jadwal Penelitian Siklus II
No. Tauggal Kegiatan
1 26-30 April 2013 Persiapan Siklus II
2 1-15 Mei 2013 Pelaksanaan Siklus II
2. Action (Pelaksanaan)
Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama
dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru,
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
28/37
memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi.
Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal.
a. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin siswa lain
menyanyikan lagu Rukun Islam".
b. Guru melakukan apersepsi:
Sebagai siswa yang baik apa yang kamu lakukan setelah
mengetahui tugas-tugas Malaikat?
2) Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tugas-tugas Malaikat.
b. Guru membagikan lembar kerja kelompok.
c. Secara kelompok siswa mendiskusikan lembar kerja.
a) Sikap apa saja yang dibutuhkan setelah mengetahui tugas-tugas
Malaikat?
b) Apa yang dapat kamu lakukan setelah mengetahui tugas-tugas
Malaikat?
c) Apa tugas utama sebagai pelajar setelah mengetahui makluq
allah yang ghaib?
d) Dimana kita harus menanamkan semangat rela berkorban untuk
setelah mengetahui tugas-tugas malaikat?
e) Sebutkan 3 nama malaikat beserta tugasnya!
d. Melaporkan basil kerja diskusi.
3) Kegiatan Akhir
a. Pesan moralDengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam
sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari dirumah.
Pertemuan Ke Dua
1) Kegiatan Awal
a. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin siswa lain
menyanyikan lagu "Rukun Iman".
b. Guru melakukan apersepsi:
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
29/37
Sebagai siswa yang baik apa yang kamu lakukan elah mengetahui
tugas-tugas Malaikat?
2) Kegiatan Inti
a. Guru meminta kelompok terpilih untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
b. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusinya.
c. Kelompok lain memberikan tanggapan.
d. Kelompok terpilih membuat kesimpulan terhadap hasil diskusi.
e. Guru memberikan penguatan
3) Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi
b. Guru dan siswa membuat kesimpulan.
c. Siswa menger akan tugas mandiri.
d. Pecan moral
Dengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam
sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari di rumah.
3. Observasi (Pengamatan)
Berdasarkan observasi di Kelas IV dapat direkam hal-hal sebagai
berikut.
a. Pada siklus II aktivitas siswa mneunjukkan perubahan yang cukup
berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya. Frekuensi pertanyaan siswa merata tidak lagi
didominasi oleh kelompok tertentu. Komunkasi antar siswa sudah
berjalan secara, aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa
mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan konsdusif. Dariaktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-
rata sebesar 70.00% dan termasuk dalam kategori aktivitas "baik".
b. Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut.
Guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang
oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas
sebesar 73.75% dan termasuk dalam kriteria "baik".
Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama,
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
30/37
kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model
belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa Kelas IV Semester II SD Negeri 2 Sambirobyong Kecamatan
Sumbergempol pada bidang studi PAI pokok bahasan Menyebutkan tugas-
tugas Malaikat.
Refleksi
Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan
yaitu :
a. Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik.
b. Motivasi siswa dalam diskusi meningkat
c. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
Dengan demikian maka kendala, yang muncul pada siklus I dapat
teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada
perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan
belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100,00%. Sehingga,
penelitian ini berrakhir pada siklus II.
C . Interpretasi Data
1. Penerapan Metode Belajar Kooperatif Model STAD di Kelas IV SDN
2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung
Pada Mata Pelajaran PAI
Dalam menerapkan metode belajar kooperatif model STAD,
peneliti membagi siswa kelas IV yang bedumlah 31 siswa menjadi 6 setiap
kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan
hasil ulangan harian siswa. Jumlah kelompok juga disesuaikan denganlokasi belajar dan jumlah bangku yang tersedia.
Setelah kelompok terbentuk, peneliti berdiskusi dengan guru
kelas. Selanjutnya guru mengumumkan daftar kelompok belajar yang telah
dirancang oleh peneliti kepada siswa satu hari sebelum siklus I dimulai
agar siswa siap menerima metode pembelajaran yang baru.
Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin rekan yang lain menyanyikanlagu "Rukun Iman".
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
31/37
Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan
dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan
bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri
sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang
komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan
kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar
kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau
gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang
tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti selaku observer melakukan
pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada
siswa yang aktif
Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampak
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupa
koin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi
siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Aktivitas Belajar PAI di Kelas IV
Dengan diterapkannya metode belajar kooperatif model STAD
mampu menghidupkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2
Sambirobyong pada mata pelajaran PAI. Hal ini dapat dilihat dari hasil
obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan
yang signifikan yaitu prosentase aktivitas guru pada siklus I mencapai
48.75% termasuk dalam kriteria "cukup baik" meningkat menjadi 73.75%termasuk dalam kriteria "baik". Hal ini membuktikan bahwa langkah-
langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan
dilaksanakan dengan baik oleh guru kelas IV sebagai kolaborator
penelitian. Dengan meningkatkan aktivitas guru terntu berimbas pada
peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I prosentase aktivitas
siswa mencapai 42.50% dalam kriteria "cukup baik" meningkat menjadi
70.00% dalam kriteria "baik". Hal ini mebuktikan siswa mau dan mampu
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
32/37
menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik,
sehingga secara tidak langsung langkah-langkah yang direncanakan oleh
kepala sekolah mampu diapresiasikan dengan baik oleh siswa. Untuk
melihat perkembangan aktivitas belajar siswa peneliti tampilkan grafik
berikut ini:
Grafik 4.1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas IV SDN 2
Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol
(Sumber: Data Diolah Dari Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa)
3. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 72.21
siklus 1 : 77.12 siklus II : 85.83 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar
100% pada akhir siklus II.. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiapsiklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Untuk
dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau
peningkatan nilai pada grafik di bawah:
Grafik 4.2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 2
Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Siklus I
Siklus II
48.75
73.75
42.50
70.00
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
33/37
(Sumber: Data Diolah Dari Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)
4. Respons Siswa
Pada akhir siklus II, peneliti melalui guru kelas IV menyebarkan
angket yang berisi 10 butir pemyaataan untuk mengetahui respon siswa
setelah diterapkannya metode belajar kooperatif model STAD. Dari hasil
rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif
penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil
respon 0.96.
Setelah meganalisis data diatas maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu Jika dalam pembelajaran PAI pokok bahasan
Menyebutkan tugas-tugas Malaikat guru melalui bimbingan kepala
sekolah mampu menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Model
STAD, maka prestasi belajar siswa Kelas IV Semester II SDN 2
Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun
Pelajaran 2012/2013 akan mengalami peningkatan ", telah terbukti
kebenarannya. Maka penelitian yang dilakukan telah berhasil dan terbukti
secara meyakinkan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai
% Ketuntasan
72.21
55.65
77.1276.47
85.83
100
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
34/37
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan pembentukan kelompok secara, heterogen menumbuhkan rasa
tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang
diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan
interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa
dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pmbelajaran kooperatif
STAD siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide, atau gagasan dalam
setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran
lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian
pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang aktif.
2. Aktivitas belajar siswa pada, siklus I menunjukkan prestasi yang "cukup
baik" dengan prosentase aktivitas 42.50% yang meningkat menjadi "baik"
pada, siklus II menjadi 70.00%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik
setelah diterapkannya metode belajar kooperatif STAD. Sedangkan untuk
aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang "cukup baik"
dengan prosentase aktivitas 48.75% meningkat menjadi "baik" pada, siklus
II dengan prosentase aktivitas 7.75%. Artinya guru dapat menerapkan
metode kooperatif STAD dengan baik paad pelajaran PAI di kelas IV. Hal
ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan
perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus
diperoleh nilai rata-rata : 72.21 dengan prosentase ketunatasan sebesar58.82% jauh lebih rendah dari siklus I yang memperoleh nilai rata-rata
77.12 dengan prosentase ketuntasan belajar 74.19%. Prestasi belajar siswa
dapat teracapai secara maksimal pada alhir siklus II dengan nilai rata 85.83
dengan prosentase 100%.
B. Saran - saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
35/37
dikemukakan saran-saran sebagai berikut agar dalam menerapkan metode
Kooperatif STAD dapat mencapai hasil yang memuaskan :
a. Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar
yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok
bahasan dan sesuai dengan pelajaran.
b. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang
melibatkan kegiatan metode Kooperatif STAD.
c. Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan metode kooperatif
STAD.
d. Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau
input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.
e. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau
motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi
yang diajarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1994, GBPP SL TP Kurikulum 1994 edisi 99, Dikmenum, Jakarta.
Bimo Walgito, 1980, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Fakultas Psikologi
Unviersitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Cece Wijaya, 2000, Pendidikan Inkuiri Sarana Pengembangan Mutu Sumber
Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Dosen FIP IKIP Malang, 1980, Pengantar Dasar- Dasar Kependidikan Nasional.
Mohamad Ali, 1982, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa,
Bandung.
Moh. Uzer Usman, 2000 dan Lilis Setiawati, Upaya mengoptimalkan
Kegiatan Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Marsetia Dono Saputro, 2002 Pendidikan Menyongsong Globalisasi, Makalah
Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional
FIS Nasional.
Ngalim Purwanto, MP, .1997, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja,
Rosdakarya.
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
36/37
Pedomo Hadinoto, H, dkk, 1991, Kesulitan Belajar Dan Gangguan Bicara,
Semarang, Baridan Penerbit Universitas Diponegoro.
Pehardjono, 1995, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang
Pendidikan Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta,Depdikbud.
Prasodjo, Budi, dkk, 2003, Teori dan Aplikasi PKn Untuk kelas 1 SD, Jakarta :
Yudhistira.
WJS. Poerwadarminto, 1985, Kamus Umum PKn, Jakarta, PN Balai Pustaka.
7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)
37/37